tm 4 semantik, hubungan makna, dan pergeseran makna

Upload: chitranurmasari

Post on 05-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 TM 4 Semantik, Hubungan Makna, Dan Pergeseran Makna

    1/4

    SEMANTIK

    Kajian tentang makna kata dibahas dalam ilmu bahasa yang bernama semantik. Dalam

    semantic dibahas tentang hal-hal sebagai berikut :1. Sinonim, yaitu kata-kata yang memiliki makna sama atau hampir sama. Contoh:

    mati bersinonim dengan meninggal, wafat, gugur

    2. Antonim, yaitu kata-kata yang memiliki makna berlawanan. Contoh: besar x kecil,

    tinggi x rendah

    3. Hipernim, yaitu makna umum yang masih bisa dirinci dalam makna khusus.

    Misalnya melihat merupakan hipernim, sedangkan menonton, melirik, mengintip, dan

    mengamati merupakan makna khusus dari melihat.

    4. Hiponim, yaitu makna khusus yang merupakan rincian dari hipernim. Misalnya,

    mobil, sepeda motor, becak, kereta api, dan bus merupakan hiponim dari kendaraan.

    5. Homonim, yaitu kata-kata yang ejaan dan lafal sama, tetapi maknanya berbeda.

    Contoh : tanggal, bisa, buku, kikir, roman, dan ketam.

    6. Homograf, yaitu kata-kata yang sama ejaannya, tetapi lafal dan maknanya berbeda.

    Contoh: apel, teras, mental, seret, seri, serang.

    7. Homofon, yaitu kata-kata yang sama lafalnya, tetapi ejaan dan maknanya berbeda.

    Contoh : massa & masa, sanksi & sangsi, bank & bang, tank & tang, babad & babat

    8. Polisemi, yaitu satu kata yang mempunyai makna ganda dan makna tersebut masih

    dapat dirasakan hubungannya dengan makna dasarnya. Misalnya :

    a. Ia jatuh dari pohon.

    b. Ia jatuh sakit.

    c. Ujiannya jatuh

    d. Kota itu jatuh ke tangan musuh.

    e. Harga minyak di pasaran jatuh.

    f. Karena perbuatan anaknya, orang tua itu jatuh namanya.

    Perbedaan antara polisemi dengan homonim adalah :

    1. Polisemi bersumber pada satu kata dan maknanya masih berkaitan

    2. Homonim bersumber pada dua kata atau lebih dan maknanya tidak berkaitan.

    Perhatikan bagan berikut ini !

  • 7/31/2019 TM 4 Semantik, Hubungan Makna, Dan Pergeseran Makna

    2/4

    Istilah Ejaan Lafal Makna

    Homonim = = #

    homograf = # #

    Homofon # = #

    9. Ambiguitas / Ketaksaan, yaitu kata yang bermakna ganda yang berasal dari satuan

    gramatikal yang lebih besar dari frase atau kalimat dan terjadi sebagai akibat penafsiran

    struktur gramatikal yang berbeda. Contoh:

    a. Buku sejarah baru

    i. Buku sejarah itu baru terbit

    ii. Buku itu berisi sejarah zaman baru.

    b. Orang malas lewat di sana

    i. Jarang ada orang yang mau lewat di sana.

    ii. Orang yang lewat di sana adalah oran g malas.c. Istri guru yang baru itu cantik.

    i. Yang baru adalah istri guru.

    ii. Yang baru adalah gurunya, sedangkan istrinya tetap istri yang dulu.

    PERGESERAN MAKNA

    Pada umumnya bahasa bersifat dinamis, artinya bisa mengikuti sesuai

    perkembangan zaman. Bentuk penyesuaian tersebuat adalah adanya pergeseran makna.

    Penyebab perubahan tersebut adalah karena perkembangan teknologi, social, dan budaya,

    serta pertukarantanggapan indra, asosiasi, dan pemakai bahasa itu sendiri. Ada beberapa

    jenis pergeseran makan, antara lain:

    1. Meluas, yaitu kata yang cakupan makna sekarang lebih luas dibandingkan dengan

    cakupan makna dahulu, misalnya: bapak, ibu, saudara, berlayar, dsb.

    2. Menyempit, yaitu kata yang cakupan makna sekarang lebih sempit dibandingklan

    dengan cakupan makna dahulu, contoh: sarjana, pendeta, bau

    3. Amelioratif, yaitu kata yang makna sekarang dirasakan nilainya lebih tinggi, sopan,

    dan lebih halus dibandingklan makna dahulu, contoh : wanita, pramuwisma,

    pramuniaga, tunawisma, dsb.

  • 7/31/2019 TM 4 Semantik, Hubungan Makna, Dan Pergeseran Makna

    3/4

    4. Peyoratif, yaitu kata yang makna sekarang dirasakan nilainya lebih rendah, kurang

    sopan, dan kasar dibandingkan dengan makna dahulu, contoh : hostes, bau, laki, bini,

    bunting, dsb.

    5. Sinestesia, yaitu pegeseran makna yang disebabkan karena pertukaran tanggapan

    antara dua indra yang berbeda. Misalnya:

    a. Bujukan halus Pak Lurah mampu mengajak penduduk untuk mengungsi ke

    tempat yang lebih aman. (Kata halus seharusnya untuk indra perasa, tetapi

    digunakan untuk indra pendengaran)

    b. Pemandangan pahit terhampar di wajahnya karena rumahnyayang nyaman

    ternyata rata dengan tanah. (Kata pahit biasanya untuk indra perasa tetapi

    digunakan untuk indra penglihatan)

    6. Asosiasi, yaitu peerubahan makna yang memiliki persamaan sifat dengan makna

    semula. Contoh :

    a. Masukkan suratmu ke dalam amplop dan kirimkan ke kantor pos !

    b. Pejabat yang suka menerima amplop itu akhirnya dipindahkan ke daerah

    terpencil.

    KATA BERMAKNA KONOTASI

    Makna sebuah kata dapat dibedakan atas 2 makna, yaitu:

    a. Makna denotasi

    Makna denotasi disebut juga makna harfiah, makna lugas, makna sebenarnya, atau

    makna tersurat. Makna denotasi yakni makna yang menunjuk langsung pada makna

    sebenarnya. Kata bunga dalam kalimat berikut mengandung makna denotatif .

    Contoh: Bunga melati harum baunya

    Untuk ulang tahunnya, saya mengirimi bunga waktu itu.

    b. Makna konotasi

    Makna konotasi disebut juga makna tersirat. Makna konotasi adalah makna

    tambahan terhadap makna dasarnya yang berupa nilai rasa atau gambaran tertentu.

    Makna konotasi adalah makna tambahan yang mengarahkan tautan pikiran

    pada nilai rasa seseorang. Makna konotasi dibedakan atas konotasi positif dan konotasi

  • 7/31/2019 TM 4 Semantik, Hubungan Makna, Dan Pergeseran Makna

    4/4

    negatif. Konotasi positif adalah makna tambahan yang mengarahkan tautan pikiran pada

    nilai rasa yang lebih tinggi, sedangkan konotasi negatif adalah mengarahkan tautan

    pikiran pada nilai rasa yang lebih rendah.

    Contoh:

    Karyawan (+) - buruh (-)

    Suami istri (+) - laki bini (-)

    Pengemudi (+) sopir (-)

    Tunawisma (+) - gelandangan (-)