tm 4 semantik, hubungan makna, dan pergeseran makna
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 TM 4 Semantik, Hubungan Makna, Dan Pergeseran Makna
1/4
SEMANTIK
Kajian tentang makna kata dibahas dalam ilmu bahasa yang bernama semantik. Dalam
semantic dibahas tentang hal-hal sebagai berikut :1. Sinonim, yaitu kata-kata yang memiliki makna sama atau hampir sama. Contoh:
mati bersinonim dengan meninggal, wafat, gugur
2. Antonim, yaitu kata-kata yang memiliki makna berlawanan. Contoh: besar x kecil,
tinggi x rendah
3. Hipernim, yaitu makna umum yang masih bisa dirinci dalam makna khusus.
Misalnya melihat merupakan hipernim, sedangkan menonton, melirik, mengintip, dan
mengamati merupakan makna khusus dari melihat.
4. Hiponim, yaitu makna khusus yang merupakan rincian dari hipernim. Misalnya,
mobil, sepeda motor, becak, kereta api, dan bus merupakan hiponim dari kendaraan.
5. Homonim, yaitu kata-kata yang ejaan dan lafal sama, tetapi maknanya berbeda.
Contoh : tanggal, bisa, buku, kikir, roman, dan ketam.
6. Homograf, yaitu kata-kata yang sama ejaannya, tetapi lafal dan maknanya berbeda.
Contoh: apel, teras, mental, seret, seri, serang.
7. Homofon, yaitu kata-kata yang sama lafalnya, tetapi ejaan dan maknanya berbeda.
Contoh : massa & masa, sanksi & sangsi, bank & bang, tank & tang, babad & babat
8. Polisemi, yaitu satu kata yang mempunyai makna ganda dan makna tersebut masih
dapat dirasakan hubungannya dengan makna dasarnya. Misalnya :
a. Ia jatuh dari pohon.
b. Ia jatuh sakit.
c. Ujiannya jatuh
d. Kota itu jatuh ke tangan musuh.
e. Harga minyak di pasaran jatuh.
f. Karena perbuatan anaknya, orang tua itu jatuh namanya.
Perbedaan antara polisemi dengan homonim adalah :
1. Polisemi bersumber pada satu kata dan maknanya masih berkaitan
2. Homonim bersumber pada dua kata atau lebih dan maknanya tidak berkaitan.
Perhatikan bagan berikut ini !
-
7/31/2019 TM 4 Semantik, Hubungan Makna, Dan Pergeseran Makna
2/4
Istilah Ejaan Lafal Makna
Homonim = = #
homograf = # #
Homofon # = #
9. Ambiguitas / Ketaksaan, yaitu kata yang bermakna ganda yang berasal dari satuan
gramatikal yang lebih besar dari frase atau kalimat dan terjadi sebagai akibat penafsiran
struktur gramatikal yang berbeda. Contoh:
a. Buku sejarah baru
i. Buku sejarah itu baru terbit
ii. Buku itu berisi sejarah zaman baru.
b. Orang malas lewat di sana
i. Jarang ada orang yang mau lewat di sana.
ii. Orang yang lewat di sana adalah oran g malas.c. Istri guru yang baru itu cantik.
i. Yang baru adalah istri guru.
ii. Yang baru adalah gurunya, sedangkan istrinya tetap istri yang dulu.
PERGESERAN MAKNA
Pada umumnya bahasa bersifat dinamis, artinya bisa mengikuti sesuai
perkembangan zaman. Bentuk penyesuaian tersebuat adalah adanya pergeseran makna.
Penyebab perubahan tersebut adalah karena perkembangan teknologi, social, dan budaya,
serta pertukarantanggapan indra, asosiasi, dan pemakai bahasa itu sendiri. Ada beberapa
jenis pergeseran makan, antara lain:
1. Meluas, yaitu kata yang cakupan makna sekarang lebih luas dibandingkan dengan
cakupan makna dahulu, misalnya: bapak, ibu, saudara, berlayar, dsb.
2. Menyempit, yaitu kata yang cakupan makna sekarang lebih sempit dibandingklan
dengan cakupan makna dahulu, contoh: sarjana, pendeta, bau
3. Amelioratif, yaitu kata yang makna sekarang dirasakan nilainya lebih tinggi, sopan,
dan lebih halus dibandingklan makna dahulu, contoh : wanita, pramuwisma,
pramuniaga, tunawisma, dsb.
-
7/31/2019 TM 4 Semantik, Hubungan Makna, Dan Pergeseran Makna
3/4
4. Peyoratif, yaitu kata yang makna sekarang dirasakan nilainya lebih rendah, kurang
sopan, dan kasar dibandingkan dengan makna dahulu, contoh : hostes, bau, laki, bini,
bunting, dsb.
5. Sinestesia, yaitu pegeseran makna yang disebabkan karena pertukaran tanggapan
antara dua indra yang berbeda. Misalnya:
a. Bujukan halus Pak Lurah mampu mengajak penduduk untuk mengungsi ke
tempat yang lebih aman. (Kata halus seharusnya untuk indra perasa, tetapi
digunakan untuk indra pendengaran)
b. Pemandangan pahit terhampar di wajahnya karena rumahnyayang nyaman
ternyata rata dengan tanah. (Kata pahit biasanya untuk indra perasa tetapi
digunakan untuk indra penglihatan)
6. Asosiasi, yaitu peerubahan makna yang memiliki persamaan sifat dengan makna
semula. Contoh :
a. Masukkan suratmu ke dalam amplop dan kirimkan ke kantor pos !
b. Pejabat yang suka menerima amplop itu akhirnya dipindahkan ke daerah
terpencil.
KATA BERMAKNA KONOTASI
Makna sebuah kata dapat dibedakan atas 2 makna, yaitu:
a. Makna denotasi
Makna denotasi disebut juga makna harfiah, makna lugas, makna sebenarnya, atau
makna tersurat. Makna denotasi yakni makna yang menunjuk langsung pada makna
sebenarnya. Kata bunga dalam kalimat berikut mengandung makna denotatif .
Contoh: Bunga melati harum baunya
Untuk ulang tahunnya, saya mengirimi bunga waktu itu.
b. Makna konotasi
Makna konotasi disebut juga makna tersirat. Makna konotasi adalah makna
tambahan terhadap makna dasarnya yang berupa nilai rasa atau gambaran tertentu.
Makna konotasi adalah makna tambahan yang mengarahkan tautan pikiran
pada nilai rasa seseorang. Makna konotasi dibedakan atas konotasi positif dan konotasi
-
7/31/2019 TM 4 Semantik, Hubungan Makna, Dan Pergeseran Makna
4/4
negatif. Konotasi positif adalah makna tambahan yang mengarahkan tautan pikiran pada
nilai rasa yang lebih tinggi, sedangkan konotasi negatif adalah mengarahkan tautan
pikiran pada nilai rasa yang lebih rendah.
Contoh:
Karyawan (+) - buruh (-)
Suami istri (+) - laki bini (-)
Pengemudi (+) sopir (-)
Tunawisma (+) - gelandangan (-)