tksdl pendahuluan (3)_2
DESCRIPTION
tksdlTRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang
Sumberdaya lahan merupakan tumpuan kehidupan manusia dalam pemenuhan
kebutuhan pokok pangan dan kenyamanan lingkungan. Jumlah penduduk yang terus
berkembang sementara luas lahan tidak berkembang, menyebabkan tekanan penduduk
terhadap sumberdaya lahan semakin berat. Pada sisi lain, lapangan pekerjaan yang terbatas
mendorong masyarakat tidak memiliki banyak pilihan mata pencaharian kecuali bertani
dengan memanfaatkan lahan yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya. Akibat
pemanfaatan dan penggunaan yang demikian menjadikan lahan mengalami degradasi yang
kemudian disebut lahan kritis.
Sebagaimana diketahui bahwa Dusun Kekep Desa Tulungrejo Kecamatan Ngantang
Kota Batu merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang memiliki potensi sumberdaya
lahan pertanian yang cukup besar, dengan topografi bervariasi mulai daerah datar yang
didominasi oleh persawahan, berbukit sampai dengan pegunungan. Pemanfaatan potensi
sumberdaya lahan pertanian yang cukup besar ini, akan mengalami ancaman kerusakan yang
cukup serius jika dalam pengelolaannya tidak mengikuti kaidah-kaidah konservasi tanah dan
air yang benar.
Pengusahaan sumberdaya lahan potensial yang kurang mengindahkan aspek
lingkungan dan lebih mengutamakan hasil/keuntungan finansial sesaat yang disertai dengan
kurangnya pengetahuan petani dalam menerapkan teknik konservasi yang baik memberi
peluang yang besar berubahnya lahan potensial menjadi lahan-lahan kritis baru. Akibat
kurangnya upaya rehabilitasi pada lahan kritis dan upaya konservasi pada lahan potensial
kritis, jumlah lahan kritis tersebut tidak pernah menurun dan terus bertambah dari waktu ke
waktu. Pada praktikum lapang, yang kami amati adalah pada lahan yang bambu milik
perhutani. Kami memperoleh data bahwa tekstur tanahnya lempung berpasir, memiliki sedikit
bebatuan dengan kelerengannya 38°/84 dan tingkat erosinya sedang. Pada lahan tersebut
terdapat banyak seresah yang mampu menahan benturan air hujan langsung ke tanah apabila
hujan turun. Yang menjadi permasalahan adalah pada bagian tengah lahan tersebut tidak ada
tutupan yang menaungi lahan tersebut, jika hujan hanya mengandalkan seresah saja untuk
menahan benturan langsung terhadap tanah. Padahal terdapat disana erosi alur yang
kemungkinan membawa seresah-seresah tersebut terbawa oleh air.
Lahan pertanian khususnya lahan berlereng dalam keadaan alamiah memiliki kondisi
antara lain peka terhadap erosi, terutama bila keadaan tanahnya miring atau tidak tertutup
vegetasi, tingkat kesuburannya rendah, yang merupakan faktor pembatas adalah lereng dan
biasanya tergantung dari curah hujan serta lapisan olah.
Melihat fenomena di atas, maka dalam pemanfaatan sumberdaya lahan, dibutuhkan
suatu kearifan dan menjaga keseimbangan lingkungan dengan menerapkan teknik konservasi
yang tepat sehingga pemanfaatan sumberdaya lahan yang lestari dan berkelanjutan dapat
tercapai dalam rangka menfungsikan lahan untuk memenuhi kebutuhan sekarang maupun
generasi mendatang. Artinya bahwa dalam pemanfaatan lahan untuk pengembangan
pertanian diperlukan perencanaan dan penanganan yang tepat dan bertanggung jawab, agar
lahan tersebut tidak terdegradasi dan tetap memberikan keuntungan ekonomi. Abdurachman
(2008) mengemukakan bahwa salah satu bagian penting dari budi daya pertanian yang sering
terabaikan oleh para praktisi pertanian di Indonesia adalah konservasi tanah. Hal ini terjadi
antara lain karena dampak degradasi tanah tidak selalu segera terlihat di lapangan, atau tidak
secara drastis menurunkan hasil panen. Dampak erosi tanah dan pencemaran agrokimia,
misalnya, tidak segera dapat dilihat seperti halnya dampak tanah longsor atau banjir bandang.
Padahal tanpa tindakan konservasi tanah yang efektif, produktivitas lahan yang tinggi dan
usaha pertanian sulit terjamin keberlanjutannya.
Peran dan kebijakan pemerintah sangat penting dan menentukan keberhasilan upaya
konservasi tanah, guna mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan, yang dicirikan
dengan tingkat produktivitas tinggi dan penerapan kaidah-kaidah konservasi tanah. Upaya
konservasi tidak akan berhasil apabila dipercayakan hanya kepada pengguna lahan, karena
terkendala oleh berbagai keterbatasan, terutama lemahnya modal kerja.
Mengingat makin luas dan cepatnya laju degradasi tanah, dan masih lemahnya
implementasi konservasi tanah di Indonesia, maka perlu segera dilakukan upaya terobosan
yang efektif untuk menyelamatkan lahan-lahan pertanian. Upaya konservasi tanah harus
mengarah kepada terciptanya sistem pertanian berkelanjutan yang didukung oleh teknologi
dan kelembagaan serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melestarikan
sumber daya lahan dan lingkungan. Upaya ini selaras dengan program pemerintah khususnya
dinas pertanian tanaman pangan, dinas perkebunan, dinas perikanan, dinas peternakan, dinas
kehutanan dan dan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) dalam rangka
mendukung Revitalisasi Pertanian melalui pelestarian dan optimalisasi pemanfaatan lahan
pertanian dengan menerapkan pola-pola konservasi lahan yang baik.
I.2.Tujuan
1. Menghitung besarnya nilai Erosi Diperbolehkan (EDP)
2. Menentukan kelas kemampuan lahan
3. Menghitung besarnya erosi berdasarkan metode USLE
4. Menentukan tindakan konservasi (sipil vegetatif) guna mengurangi erosi
5. Menetapkan biaya yang dibutuhkan dalam rangka aplikasi metode konservasi yang
diusulkan.