titik ekuivalen

7
Titik ekuivalen, sebagaimana kita ketahui, ialah titik pada saat sajumlah mol ion OH - yang ditambahkan ke larutan sama dengan jumlah mol ion H + yang semula ada. Jadi untuk menentukan titik ekuivalen dalam suatu titrasi, kita harus mengetahui dengan tepat berapa volume basa yang ditambahkan dari buret ke asam dalam labu. Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah dengan menambahkan beberapa tetes indikator asam-basa ke larutan asam saat awal titrasi (Raymond. 2004). Indikator biasanya ialah suatu asam atau basa organik lemah yang menunjukkan warna yang sangat berbeda antara bentuk tidak terionisasi dan bentuk terionisasinya. Kedua bentuk ini berikatan dengan pH larutan yang melarutkan indikator tersebut (Raymond. 2004). Titik akhir titrasi terjadi bila indikator berubah warna. Namun, tidak semua indikator berubah warna pada pH yang sama, jadi pilihan indikator untuk titrasi tertentu bergantung pada sifat asam dan basa yang digunakan dalam titrasi (dengan kata lain apkah mereka kuat atau lemah). Dengan demikian memilih indikator yang tepat untuk titrasi, kita dapat menggunakan titik akhir untuk menentukan titik ekuivalen (Raymond. 2004). >Dasar Teori Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu yang akan dianalisis. Contoh yang akan dianalisis dirujuk sebagai yang tak diketahui. Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan-larutan yang konsentrasinya diketahui disebut analisis volumetric (Keenan, 1980). Asidimetri adalah analisis volumetrik yang menggunakan larutan baku asam untuk menentukan jumlah basa yang ada. Alkalimetri adalah analisis volumetrik yang menggunakan larutan baku basa untuk menentukan jumlah asam yang ada (Daintith, 1997).

Upload: yuliana-purnamasari

Post on 24-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Titik ekuivalen

            Titik ekuivalen, sebagaimana kita ketahui, ialah titik pada saat sajumlah mol ion OH- yang ditambahkan ke larutan sama dengan jumlah mol ion H+ yang semula ada. Jadi untuk menentukan titik ekuivalen dalam suatu titrasi, kita harus mengetahui dengan tepat berapa volume basa yang ditambahkan dari buret ke asam dalam labu. Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah dengan menambahkan beberapa tetes indikator asam-basa ke larutan asam saat awal titrasi (Raymond. 2004).

            Indikator biasanya ialah suatu asam atau basa organik lemah yang menunjukkan warna yang sangat berbeda antara bentuk tidak terionisasi dan bentuk terionisasinya. Kedua bentuk ini berikatan dengan pH larutan yang melarutkan indikator tersebut (Raymond. 2004).

            Titik akhir titrasi terjadi bila indikator berubah warna. Namun, tidak semua indikator berubah warna pada pH yang sama, jadi pilihan indikator untuk titrasi tertentu bergantung pada sifat asam dan basa yang digunakan dalam titrasi (dengan kata lain apkah mereka kuat atau lemah). Dengan demikian memilih indikator yang tepat untuk titrasi, kita dapat menggunakan titik akhir untuk menentukan titik ekuivalen (Raymond. 2004).

>Dasar Teori

            Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi

yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh

tertentu yang akan dianalisis. Contoh yang akan dianalisis dirujuk sebagai yang tak

diketahui. Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan-larutan yang

konsentrasinya diketahui disebut analisis volumetric (Keenan, 1980).

            Asidimetri adalah analisis volumetrik yang menggunakan larutan baku asam

untuk menentukan jumlah basa yang ada. Alkalimetri adalah analisis volumetrik yang

menggunakan larutan baku basa untuk menentukan jumlah asam yang ada (Daintith,

1997).

            Titrasi adalah penambahan yang sangat hati-hati dari satu larutan ke yang lain

dengan cara buret. Buret secara akurat mengukur volume larutan yang dibutuhkan

untuk bereaksi dengan jumlah yang secara hati-hati diukur dari zat lain yang terlarut.

Ketika volume yang tepat telah tercapai, indikator perubahan warna dan operator

menghentikan aliran dari buret tersebut. Fenolftalein adalah indikator khas untuk titrasi

asam-basa, tidak berwarna dalam larutan asam dan merah muda dalam larutan basa

(Peters, 1990).            Proses titrasi digunakan dalam penentuan analitis banyak, termasuk

melibatkan reaksi asam-basa. Indikator adalah zat yang digunakan untuk sinyal ketika

titrasi tiba di titik dimana reaktan kimia sama, seperti yang didefinisikan oleh persamaan

reaksi. Larutan standar

Page 2: Titik ekuivalen

Dalam alkalimetri kita menggunakan larutan standar untuk menentukan konsentrasinya.

Larutan standar adalah larutan yang dengan tepat dapat diketahui konsentrasinya dan dipakai

sebagai pereaksi.

Larutan standar dapat digolongkan menjadi:

a.      Larutan standar primer

larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dengan pasti untuk menstandarkan suatu larutan.

Syarat-syarat larutan standar primer:

        Memiliki kemurnian yang tinggi

        Mudah diperoleh dan dikeringkan

        Mudah diperiksa kemurniannya

        Tidak bersifat higroskopis, tidak mudah teroksidasi oleh udara

Contoh larutan standar primer

Asam: H2SO4, H2C2O4, C6H5COOH, (COOH) (COOK) C6H4.

Basa: Na2CO3, MgO, Na2B4O7.

b.      Larutan standar sekunder

Larutan standar yang konsentrasinya dapat diketahui dengan menggunakan larutan standar

primer sebagai pembanding.

Contoh: NaOH, KOH, KMnO4.

c.       Larutan standar tersier

Larutan standar yang konsentrasinya dapat diketahui dengan menggunakan larutan standar

sekunder sebagai pembanding.

(Weiner, 2010).

>Data/Pengamatan dan Hasil Percobaan :

         Membuat larutan standar

Setelah dilakukan penimbangan, berat asam oksalat yang digunakan ialah 0,627 gram.

Normalitas larutan asam oksalat = g/Mr x 1000/100 = 0,627/126 x 1000/100 = 0,049 M

                                                     = M x valensi = 0,049 x 2 = 0,098 N

Titrasi

Titrasi 1                                                                                              

Page 3: Titik ekuivalen

Volume NaOH(ml) = 10                                                                     

Vol asam oksalat  = 10,850 ml                                                          

Normalitas NaOH : V1.N1 = V2.N2                                        

                             10.N1 = 10,85.0,098                                              

                             N1      = 0,106 N

Titrasi 2

Volume NaOH(ml) = 10

Vol asam oksalat  = 11 ml

Normalitas NaOH : V1.N1 = V2.N2

10.N1 = 11.0,098

N2      = 0,107 N

Titrasi 3

Volume NaOH(ml) = 10

Vol asam oksalat  = 10,250 ml

Normalitas NaOH : V1.N1 = V2.N2

                             10.N1 = 10,25.0,098

                             N1      = 0,100 N

N. NaOH rata-rata = 0,104 N

Pengamatan, Persamaan Reaksi dan Perhitungan :

H2C2O4.2H2O(S) + 2NaOH(aq)          Na2C2O4 (aq) + 4H2O(l)

NaOH ketika diteteskan dengan PP akan berubah warna menjadi warna pink.

Ketika di titrasi dengan larutan asam oksalat dihidrat berubah warna menjadi putih

bening.

         Menentukan kadar asam asetat dalam cuka perdagangan:

Titrasi

Titrasi 1

Vol.larutan cuka = 10 ml

Vol.NaOH           = 7,2 ml

Kadar asam asetat :

Page 4: Titik ekuivalen

 V.NaOH x N.NaOH x BE CH3COOH      

------------------------------------------      X FP X 100%

1000 x V.CH3COOH yang diambil

=   7,2 x 0,104 x 60/1    

  ---------------------      X 50/5 X 100/25 X 100%

      1000 x 10

=  17,971 % b/v

Titrasi 2

Vol.larutan cuka = 10 ml

Vol.NaOH           = 6,9 ml

Kadar asam asetat :

 V.NaOH x N.NaOH x BE CH3COOH      

------------------------------------------     X FP X 100%

1000 x V.CH3COOH yang diambil

=   6,9 x 0,104 x 60/1 

     ---------------------     X 50/5 X 100/25 X 100%

      1000 x 10

=  17,222 % b/v

Titrasi 3

Vol.larutan cuka = 10 ml

Vol.NaOH           = 6,9 ml

Kadar asam asetat :

 V.NaOH x N.NaOH x BE CH3COOH      

------------------------------------------     X FP X 100%

1000 x V.CH3COOH yang diambil

=   6,9 x 0,104 x 60/1 

     ---------------------       X 50/5 X 100/25 X 100%

      1000 x 10

=  17,222 % b/v

Page 5: Titik ekuivalen

Rata-rata = 17, 471 % b/v

Pengamatan, Persamaan Reaksi dan Perhitungan :

CH3COOH (aq) + NaOH(aq)          NaCH3COOH (aq) + H2O(l)

Ketika asam asetat dalam cuka perdagangan diteteskan PP, warna tetap putih, bening.

Ketika dititrasi dengan larutan NaOH, warna berubah ,menjadi pink.

>Pembahasan

            Pada praktikum kali ini, praktikan membuat larutan standar dan menentukan

kadar asam asetat dalam cuka perdagangan. Titik akhir titrasi ialah titik dimana setelah

penambahan setetes demi setetes larutan ke larutan lain, tepat berubah warna ketika

diaduk/digoyang-goyangkan.

NaOH merupakan larutan baku sekunder sehingga peru distandarisasi dengan

asam oksalat dihidrat yang merupakan larutan baku primer. Ini dikarenakan NaOH

bersifat higroskopis dan tidak stabil. Syarat senyawa dapat dijadikan standar primer :

kemurnian 100%, bersifat stabil pada suhu kamar dan suhu pemanasan karena

biasanya standar primer dipanaskan dahuu sebelum ditimbang, tersedia di mana-mana,

memiliki berat molekul (Mr) yang tinggi, hal ini untuk menghindari kesalahan relative

pada saat menimbang.

Perlu diperhatikan, saat meneteskan PP, larutan yang telah diteteskan harus

segera dititrasikan, karena jika terlalu lama didiamkan, maka larutan itu akan

terkontaminasi dengan udara, warna yang semula oink ketika dteteskan PP akan

menjadi pudar. Asam oksalat dihidrat dan asam asetat dalam cuka perdagangan perlu

diencerkan dahulu agar titrannya tidak terlalu banyak dan tidak terlalu pekat.

Reaksi dalam pembuatan larutan standar :

H2C2O4.2H2O(S) + 2NaOH(aq)          Na2C2O4 (aq) + 4H2O(l)

Reaksi dalam penentuan kadar asam cuka :

CH3COOH (aq) + NaOH(aq)          NaCH3COOH (aq) + H2O(l)

            Percobaan 1 merupakan asidimetri, menggunakan larutan baku asam untuk

menentukan jumlah basa yang ada. Percobaan 2 merupakan alkalimetri, menggunakan

larutan baku basa untuk menentukan jumlah asam yang ada.

Page 6: Titik ekuivalen

>Kesimpulan

Normalitas NaOH = 0,104 N

Kadar asam asetat = 17,471 % b/v

Indikator PP memiliki trayek pH 8,3 – 10

Percobaan 1 (pembuatan larutan standar) = asidimetri

Percobaan 2 (penentuan kadar asam cuka) = alkalimetri

>Pustaka

Daintith, J.,1997, Kamus Lengkap Kimia, 7, 17, Erlangga, Jakarta

Keenan, Charles W., 1980, Ilmu Kimia untuk Universitas, Edisi VI,  422, Erlangga,

Jakarta

Peters, Edward I., 1990,  Introduction to Chemical Principles, 5 th edition, 394, Saunders

College  Publishing, USA

Weiner, Susan A., 2010, ,  Introduction to Chemical Principles, 7 th edition, 268, Cengage

Learning, USA