tipus kebiasaan jajan di sekolah

Upload: bagus-kurniawan

Post on 01-Mar-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Kebiasaan Makan Jajan Subyek di Sekolah

Makanan jajanan adalah makanan atau minuman yang siap dikonsumsi, yang dijual di tempat umum dan terlebih dahulu telah dipersiapkan atau dimasak di tempat produksi (rumah) atau di tempat penjualan (Winarno, 1993). Beberapa keunggulan makanan jajanan adalah harganya yang murah, mudah didapat, cita rasanya yang enak dan cocok dengan selera kebanyakan masyarakat. Kebiasaan jajan atau mengkonsumsi makanan jajanan yang salah di masa kanak-kanak dapat membawa dampak berupa timbulnya penyakit yang sifatnya akut atau kronis tidak terkecuali anak sekolah dasar (Tampubolon et al, 2000).Jenis Jajanan

Kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan sangat populer dikalangan anak-anak sekolah. Kebiasaan jajan tersebut sangat sulit untuk dihilangkan. Biasanya makanan jajanan yang mereka sukai adalah makanan dengan warna, penampilan, tekstur, aroma dan rasa yang menarik. Mereka juga pada umumnya membeli jenis makanan jajanan yang kandungan zat gizinya kurang beragam yaitu hanya terdiri dari karbohidrat saja atau karbohidrat dan lemak (minyak). Kegemaran anak-anak akan hal yang manis dan gurih dan sering dimanfaatkan oleh para penjual untuk menarik perhatian anak-anak. Makanan jajanan yang ditawarkan belum tentu menyehatkan, karena kebanyakan dari penjual makanan jajanan belum sepenuhnya memperhatikan kebersihan, keamanan dan kandungan gizi makanan yang dijajakan. Makanan makanan karbohidrat yang mengandung gula tambahan dapat menyebabkan karies gigi (Nuryanto, 2008).

Karbohidrat dalam bentuk tepung atau cairan yang bersifat lengket serta mudah hancur di dalam mulut lebih memudahkan timbulnya karies dibanding bentuk fisik lain, karbohidrat seperti ini misalnya kue-kue, roti, es krim, susu, permen dan lain-lain. Maliderou (1980) membuktikan dalam percobaanin vitrobahwa susu kental lebih menyebabkan demineralisasi dibandingkan dengan susu kering. Susu coklat lebih merusak dibandingkan susu saja. Sebaliknya makanan yang kasar dan berserat menyebabkan makanan lebih lama dikunyah. Gerakan mengunyah sangat menguntungkan bagi kesehatan gigi dan gusi. Mengunyah akan merangsang pengaliran air liur yang membasuh gigi dan mengencerkan serta menetralisasi zat-zat asam yang ada. Makanan berserat menimbulkan efek seperti sikat dan tidak melekat pada gigi. Frekuensi Makan Makanan di Sekolah

Anak sekolah membutuhkan makanan yang cukup secara kuantitas dan kualitas agar memiliki keadaan atau status gizi yang baik. Salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia golongan anak sekolah adalah dengan menyediakan makanan jajanan yang bergizi guna memenuhi kebutuhan tubuh selama mengikuti pelajaran di sekolah. Anak sekolah merupakan konsumen makanan yang telah aktif dan mandiri dalam menentukan makanan yang dikehendakinya, baik makanan jajanan di sekolah maupun di tempat penjualan lainnya. Anak sekolah umumnya setiap hari menghabiskan sepertiga waktunya di sekolah. Pada tahap ini, anak mendapat peluang yang lebih banyak untuk memperoleh makanan, terutama yang diperolehnya di luar rumah sebagai makanan jajanan. Mereka memiliki kebebasan untuk menggunakan uang jajan mereka untuk makanan dan minuman sesuai dengan selera mereka sendiri. Ketersediaan makanan di tempat-tempat umum memungkinkan anak untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan jajanan (Siswanti, 2004).

Frekuensi makan dan minuman tidak hanya menentukan timbulnya erosi tetapi juga kerusakan karies. Dari penelitian Slayton(2002) menyatakan banyaknyaintakegula harian lebih besar korelasinya dibanding dengan frekuensi makan gula. Hubungan gula dalamsnackdengan karies lebih besar dari total diet karenasnacklebih sering dimakan dalam frekuensi tinggi. Dalam studi Vipeholm dijelaskan bahwa karies didasarkan oleh frekuensi yang tinggi makan makanan kecil. Dari beberapa penelitian lain ditemukan hal-hal sebagai berikut (Silverstone, 1981) :1. Komposisi gula yang meningkat akan meningkatkan aktivitas karies.

2. Kemampuan gula dalam menimbulkan karies akan bertambah jika dikonsumsi dalam bentuk yang lengket.3. Aktivitas karies juga meningkat jika jumlah konsumsi makan makanan yang manis dan lengket ditingkatkan.4. Aktivitas karies akan menurun jika ada variasi makanan.5. Karies akan menurun jika menghilangkan kebiasaan makan-makanan manis yang lengket dari bahan makanan..

Keadaan ini menunjukkan bahwa makanan yang bersifat kariogenik terutama karbohidrat jesis sukrosa sangat berpengaruh terhadap karies gigi.Kebiasaan Minum Air PutihAir putih merupakan substansi cair yang netral, air merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik (Sosrodarsono, 1976). Air putih merupakan kebutuhan vital bagi kesehatan tubuh manusia. Bahkan 2/3 tubuh manusia berisikan cairan. Setelah makan, setelah minum susu, atau bahkan setelah minum manis dan makan-makanan yang merusak gigi, air putih adalah solusi termudah untuk membantu menetralkan keadaan asam di dalam mulut akibat fermentasi makanan di dalam gigi dan mulut oleh kuman. Kebiasaan minum air putih sejak anak-anak akan membantu gigi selalu bersih setelah makan atau minum manis.Mengkonsumsi air putih dapat melindungi kebersihan serta kesehatan gigi di dalam rongga mulut karena dapat membantu mengurangi sisa makanan yang tertinggal oleh karena sifatnya yang melarutkan zat-zat seperti karbohidrat dan gula dalam rongga mulut. Tiga belas penelitian dari 23 negara menunjukkan bahwa dalam waktu 60 tahun terakhir air minum berfluoride mengurangj karies hingga 50%. Tingkat kandungan fluoride pada air kemasan adalah 0-2 ppm dan di beberapa negara mencapai 10- 13 ppm (Welbury 2012).

DAFTAR PUSTAKAMaliderou M, Reeves S, Noble C. 2006. The effect of social demographic factors, snack comsumption and vending machine use on oral health of children living in London. British Dent J. pp. 201.

Nuryanto. 2008. Bahaya makanan jajanan. Dalam: Bunga rampai topik gizi. Edisi 1. Semarang:Badan Penerbit UNDIP. hal. 83-85.

Siswanti AI. 2004. Perilaku jajan pada anak sekolah (studi kualitatif pada siswa kelas VI SDN Muktiharjo Lor 01-04, Kecamatan Genuk, Semarang) [skripsi]. Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.Slayton R, Kanellis M, Levy S, Warren J, Islam M. 2002. Frequency of reported dental visits and professional fluoride applications in a cohort of children followed from birth to age 10 years. Pediatric Dentistry. 24:1. p. 64.Sosrodarsono S, Takeda K. 1976. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: Pradnya Paramita Ruth Nirmala, 2014, Manfaat Air Putih untuk Gigi, Available at http://www.formulaoralcare.com/manfaat-air-putih-untuk-gigi/.Tampubolon RHM, Hardinsyah, Tanziha I. 2000. Kebiasaan makan pagi dan jajanan anak sekolah peserta program makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS) di Kabupaten Bogor. Media Gizi dan Keluarga. xxiv(1):23-29.Welbury R, Duggal M, Hosey M. 2012. Paediatric Dentistry 4th edition. Oxford University Press. p. 96.Winarno FG. 1997. Potensi dan masalah makanan jajanan. Dalam: Keamanan pangan. Naskah akademis. Bogor: Institut Pertanian Bogor. hal. 98.