tips menggoreng yang sehat
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 Tips Menggoreng Yang Sehat
1/1
nopember 2011 9mimbar
Trik Menggoreng
Oleh : E. Saptorini
Menggoreng merupakan cara masak yang paling
tidak dianjurkan oleh sebagian besar ahli gizi
karena menambah kandungan lemak ke dalam
makanan. Lalu, apa lantas kita harus berhenti
menyantap gorengan yang garing, renyah, dan gurih itu ?
Rasanya mustahil bagi kebanyakan dari kita, apalagi lidahnya
masih asli Indonesia. Biar tak terlalu merasa bersalah, mari kitaikuti berbagai trik ini. Jadi kita bisa menggigit gorengan yang
kemripik, tanpa menumpuk lemak jahat dan kalori berlebih di
dalam tubuh. Kriuuukkk .
Produk gorengan tidak sepenuhnya "jahat" bagi tubuh
kita karena masih mengandung zat gizi. Bahkan, gizl dalam
makanan yang digoreng mengalami kerusakan Iebih minimal
daripada makanan yang direbus, dibakar, dikukus, dan metode
pengolahan lainnya. Kandungan protein pada gorengan juga
relatif utuh karena hampir sama dengan bahan mentahnya.
"Tetapi, kadar minyak atau lemak gorengan Iebih tinggi
ketimbang bahan mentahnya," Ungkap Dr. Ir. Nuri Andarwulan,
MSi., ahli teknologi pangan dan gizi dari Institut Pertanian
Bogor. Itu sebabnya kita dianjurkan tidak sering makan
gorengan, supaya kadar kolesterol darah tidak meningkat. la
menyarankan agar kita memilih minyak goreng yang bercita
rasa gurih, stabil atau tidak gampang tengik, dan bernilai gizi,
misalnya mengandung asam lemak tak jenuh yang tinggi.
Namun, diingatkan bahwa lemak tak jenuh akan rusak pada
temperatur tinggi dan bisa berubah menjadi lemak trans, yang
dapat menyebabkan naiknya kadar koesterol darah.
Hampir semua jenis minyak mengandung lemak jenuh
maupun tak jenuh, hanva kadarnya berlainan. Menurut data dari
POS Pilot Plant Corporation, Kanada, minyak kelapa mengandung
asam lemak jenuh sekitar 91 persen, sedangkan asam lemak tak
jenuh 9 persen; minyak sawit lemak jenuhnya 51 persen, lemak
tak jenuhnya 49 persen; minyak kacang tanah 19:81), minyak
kedelai (15:85), minyak zaitun (15:85), minyak jagung (13:87),minyak bunga matahari (12:88), minyak kanola (7:93).
Titik Asap Tinggi
Minyak dengan titik asap tinggi (pada temperatur tinggi
tidak mudah berasap), menunjukkan kualitas minyak yang baik.
Titik asap adalah temperatur ketika minyak dipanaskan sebelum
keluar asap dan berubah warna, yang merupakan indikasi
berubahnya komposisi dalam minyak. Bila sudah berasap
minyak akan mengeluarkan bau tak sedap dan membuat cita
rasa makanan jadi tidak enak.
Temperatur saat menggoreng harus tepat. Jika minyak
belum panas, makanan sudah dicelupkan, akan menyebabkan
makanan menyerap terlalu banyak minyak. Jika terlalu panas,
makanan akan cepat gosong sementara bagian dalamnya belummatang. Usai menggoreng, makanan sebaiknya ditiriskan (bisa
dengan kertas khusus) untuk mengurangi kadar minyaknya.
Ada beberapa cara menggoreng, yaitu shallow frying atau
menggoreng dengan sedikit minyak yang cocok untuk daging
atau bahan pangan yang disayat tipis. Semi deep frying yang
menggunakan minyak dengan tinggi setengah dari bahan yang
digoreng, cocok untuk potongan yang Iebih tebal, misalnya
perkedel. Menggoreng dengan banyak minyak (deep frying)cocok untuk ikan, ayam, kroket, dan lainnya, sedangkan
menumis (stir frying) menggunakan sedikit sekali minyak.
Ini tip dari Dr. Nuri, supaya minyak goreng awet :
P
G
tembaga.
K
pangan yang akan digoreng.
P
setelah minyak panas.
P
menyerap minyak terlalu banyak.
B
penggorengan.
T
adalah 6 : 1.
S
S
dan sejuk.
J
J
racun, dan harus dibuang.
Ganti Minyak Baru
Tahu, tempe, ubi goreng, juga ayam dan ikan goreng
yang dijual di kaki lima, rata-rata tidak sehat karena minyakgorengnya sudah berwarna kehitaman, berbuih, dan masih
terus digunakan. Supaya gorengan yang kita buat di rumah
tetap sehat, jangan segan mengganti minyaknya.
Kapan minyak goreng harus diganti dengan yang baru ?
J
B
M
M
digoreng.
Sumber : Tabloid Gaya Hidup Sehat, Tahun XII, No. 17/22-28 Juli 2011, hal. 16
Yang Sehat