tipe-tipe termokopel web viewtermokopel yang sederhana dapat ... pada objek pengukuran. contoh, ......
TRANSCRIPT
TERMOKOPEL TIPE KLaporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Komponen Sistem Kontrol
Disusun oleh :
Harry Persea Americana ( 0722039 )
Muhammad Noor Hassanal ( 0722075 )
Yudi Setiawan (0722095)
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas Kristen Maranatha
Bandung
2011
I. Tujuan
Untuk mengetahui cara kerja dan karakteristik dari Termokopel Tipe K
Untuk mengetahui nilai perbandingan antara tegangan dengan suhu
II. Alat-alat
1. Termokopel tipe K 4. Sumber tegangan DC 12V
2. Kompor listrik 5. IC LM-747
3. Labu Erlemeyer 6. Resistor : 100Ω, 1 KΩ, 100 KΩ
III. Dasar Teori
Pada tahun 1822, Seebeck melakukan percobaan dengan menghubungkan plat
bismut diantara kawat-kawat tembaga. Hubungan tersebut diberi suhu yang berbeda.
Ternyata pada rangkaian tersebut akan mucul arus listrik. Muculnya arus listrik
mengindikasikan adanya beda potensial antara ujung-ujung kedua sambungan.
Dari percobaan Seebeck tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa adanya
perbedaan suhu antara kedua sambungan logam tersebut akan menyebabkan munculnya
gaya gerak listrik antara ujung-ujung sambungan. Gaya gerak listrik yang muncul ini
disebut dengan gaya listrik termo dan sumbernya disebut termokopel.
Termokopel merupakan sambungan (junction) dua jenis logam atau
campuran yang salah satu sambungan logam tadi diberi perlakuan suhu yang berbeda
dengan sambungan lainnya. Sambungan logam pada termokopel terdiri dari dua
sambungan, yaitu :
Reference junction ( cold junction ), merupakan sambungan acuan yang suhunya
dijaga konstan dan biasanya diberi suhu yang dingin.
Measuring junction ( hot junction ), merupakan sambungan yang dipakai untuk
mengukur suhu.
Pada dunia elektronika, termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan
untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik
(voltase). Termokopel yang sederhana dapat dipasang, dan memiliki jenis konektor
standar yang sama, serta dapat mengukur temperatur dalam jangkauan suhu yang cukup
besar dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1 °C. Pada banyak aplikasi, salah
satu sambungan (sambungan yang dingin) dijaga sebagai temperatur referensi, sedang
yang lain dihubungkan pada objek pengukuran. contoh, pada gambar di atas, hubungan
dingin akan ditempatkan pada tembaga pada papan sirkuit. Sensor suhu yang lain akan
mengukur suhu pada titik ini, sehingga suhu pada ujung benda yang diperiksa dapat
dihitung. Termokopel dapat dihubungkan secara seri satu sama lain untuk membuat
termopile, dimana tiap sambungan yang panas diarahkan ke suhu yang lebih tinggi dan
semua sambungan dingin ke suhu yang lebih rendah. Dengan begitu, tegangan pada
setiap termokopel menjadi naik, yang memungkinkan untuk digunakan pada tegangan
yang lebih tinggi. Dengan adanya suhu tetapan pada sambungan dingin, yang berguna
untuk pengukuran di laboratorium, secara sederhana termokopel tidak mudah dipakai
untuk kebanyakan indikasi sambungan lansung dan instrumen kontrol. Mereka
menambahkan sambungan dingin tiruan ke sirkuit mereka yaitu peralatan lain yang
sensitif terhadap suhu (seperti termistor atau dioda) untuk mengukur suhu sambungan
input pada peralatan, dengan tujuan khusus untuk mengurangi gradiasi suhu di antara
ujung-ujungnya. Di sini, tegangan yang berasal dari hubungan dingin yang diketahui
dapat disimulasikan, dan koreksi yang baik dapat diaplikasikan. Hal ini dikenal dengan
kompensasi hubungan dingin.
Biasanya termokopel dihubungkan dengan alat indikasi oleh kawat yang disebut
kabel ekstensi atau kompensasi. Tujuannya sudah jelas. Kabel ekstensi menggunakan
kawat-kawat dengan jumlah yang sama dengan kondoktur yang dipakai pada Termokopel
itu sendiri. Kabel-kabel ini lebih murah daripada kabel termokopel, walaupun tidak
terlalu murah, dan biasanya diproduksi pada bentuk yang tepat untuk pengangkutan jarak
jauh - umumnya sebagai kawat tertutup fleksibel atau kabel multi inti. Kabel-kabel ini
biasanya memiliki spesifikasi untuk rentang suhu yang lebih besar dari kabel termokopel.
Kabel ini direkomendasikan untuk keakuratan tinggi. Kabel kompensasi pada sisi lain,
kurang presisi, tetapi murah. Mereka memakai perbedaan kecil, biasanya campuran
material konduktor yang murah yang memiliki koefisien termoelektrik yang sama dengan
termokopel (bekerja pada rentang suhu terbatas), dengan hasil yang tidak seakurat kabel
ekstensi. Kombinasi ini menghasilkan output yang mirip dengan termokopel, tetapi
operasi rentang suhu pada kabel kompensasi dibatasi untuk menjaga agar kesalahan yang
diperoleh kecil. Kabel ekstensi atau kompensasi harus dipilih sesuai kebutuhan
termokopel. Pemilihan ini menghasilkan tegangan yang proporsional terhadap beda suhu
antara sambungan panas dan dingin, dan kutub harus dihubungkan dengan benar
sehingga tegangan tambahan ditambahkan pada tegangan termokopel, menggantikan
perbedaan suhu antara sambungan panas dan dingin.
Hubungan Tegangan dan Suhu
Hubungan antara perbedaan suhu dengan tegangan yang dihasilkan termokopel bukan
merupakan fungsi linier melainkan fungsi interpolasi polinomial
Koefisien an memiliki n antara 5 dan 9. Agar diperoleh hasil pengukuran yang akurat,
persamaan biasanya diimplementasikan pada kontroler digital atau disimpan dalam
sebuah tabel pengamatan. Beberapa peralatan yang lebih tua menggunakan filter analog.
Tipe-Tipe Termokopel
Tersedia beberapa jenis termokopel, tergantung aplikasi penggunaannya
Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy) / Alumel (Ni-Al alloy))
Termokopel untuk tujuan umum. Lebih murah. Tersedia untuk rentang suhu −200 °C
hingga +1200 °C.
Tipe E (Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy))
Tipe E memiliki output yang besar (68 µV/°C) membuatnya cocok digunakan pada
temperatur rendah. Properti lainnya tipe E adalah tipe non magnetik.
Tipe J (Iron / Constantan)
Rentangnya terbatas (−40 hingga +750 °C) membuatnya kurang populer dibanding tipe K
Tipe J memiliki sensitivitas sekitar ~52 µV/°C
Tipe N (Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy) / Nisil (Ni-Si alloy))
Stabil dan tahanan yang tinggi terhadap oksidasi membuat tipe N cocok untuk
pengukuran suhu yang tinggi tanpa platinum. Dapat mengukur suhu di atas 1200 °C.
Sensitifitasnya sekitar 39 µV/°C pada 900 °C, sedikit di bawah tipe K. Tipe N merupakan
perbaikan tipe K
Termokopel tipe B, R, dan S adalah termokopel logam mulia yang memiliki karakteristik
yang hampir sama. Mereka adalah termokopel yang paling stabil, tetapi karena
sensitifitasnya rendah (sekitar 10 µV/°C) mereka biasanya hanya digunakan untuk
mengukur temperatur tinggi (>300 °C).
Type B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh)
Cocok mengukur suhu di atas 1800 °C. Tipe B memberi output yang sama pada suhu
0 °C hingga 42 °C sehingga tidak dapat dipakai di bawah suhu 50 °C.
Type R (Platinum /Platinum with 7% Rhodium)
Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10 µV/°C) dan biaya tinggi
membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum.
Type S (Platinum /Platinum with 10% Rhodium)
Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10 µV/°C) dan biaya tinggi
membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum. Karena stabilitasnya yang
tinggi Tipe S digunakan untuk standar pengukuran titik leleh emas (1064.43 °C).
Type T (Copper / Constantan)
Cocok untuk pengukuran antara −200 to 350 °C. Konduktor positif terbuat dari tembaga,
dan yang negatif terbuat dari constantan. Sering dipakai sebagai alat pengukur alternatif
sejak penelitian kawat tembaga. Type T memiliki sensitifitas ~43 µV/°C
Penggunaan Termokopel
Termokopel paling cocok digunakan untuk mengukur rentangan suhu yang luas, hingga
2300°C. Sebaliknya, kurang cocok untuk pengukuran dimana perbedaan suhu yang kecil
harus diukur dengan akurasi tingkat tinggi, contohnya rentang suhu 0--100 °C dengan
keakuratan 0.1 °C. Untuk aplikasi ini, Termistor dan RTD lebih cocok. Contoh
Penggunaan Termokopel yang umum antara lain :
Industri besi dan baja
Pengaman pada alat-alat pemanas
Untuk termopile sensor radiasi
Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop, salah satu aplikasi termopile.
Pada tugas proyek ini, kami menggunakan Termokopel Tipe K. Termokopel ini
sendiri mempunyai slope yang besar dan memiliki sensitivitas yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan termokopel yang lainnya. Hal ini menyebabkan termokopel ini
dapat mengukur dalam range suhu yang besar termasuk suhu yang tinggi.
Termokopel Tipe K terbuat dari bahan chromel pada bagian kaki positifnya dan
alumel (nickel / 5% aluminium dan silicon) pada bagian kaki negatifnya. Rentang
suhunya -190º C - 1260º C.
Karakteristik Thermocouple
Karakteristik serbaguna termokopel dikombinasikan dengan sifat mereka yang relatif
murah membuat mereka ideal untuk digunakan dalam aplikasi industri, terutama pada
suhu ekstrim di mana menggunakan peralatan yang lebih sensitif dapat menyebabkan
merusak sensor yang lebih kompleks dan berharga. Sebuah platinum rhodium
termokopel, misalnya, memiliki kapasitas untuk mengambil pembacaan jangka pendek
dalam suhu -58 derajat mulai dari Fahrenheitto 3092 derajat Fahrenheit, membuat ini
bahkan alat praktis untuk mengukur suhu logam cair untuk keperluan analisis metalurgi.
Bahkan termokopel dibangun dari bahan eksotis kurang memiliki kemampuan untuk
mengambil bacaan akurat dalam lingkungan suhu yang lebih umum.
Konstruksi Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembangunan setiap elemen termal adalah sangat penting
dengan akurasi dan daya tahan dari probe sensor termokopel. Bahan juga harus ditambah
berpasangan dengan daya tahan yang sama, karena jika elemen termal memiliki titik leleh
sangat berbeda poin kegunaan keseluruhan probe berkurang. Elemen termal tidak perlu
menjadi unsur murni; mereka sering dibangun dari bahan paduan, seperti tembaga kelas
umum dan tembaga nikel paduan gaya probe yang digunakan dalam eksperimen panas
rendah. Bahan elemen termal 'juga memainkan peran dalam apa yang rentang temperatur
dapat dibaca secara akurat, misalnya, platinum rhodium termokopel tidak terlalu efektif
untuk mengukur suhu di bawah nol, sedangkan tembaga yang rendah hati dan tembaga
nikel paduan termokopel melakukan mengagumkan dalam peran ini dan mampu secara
akurat mengukur suhu rendah ketika dalam konfigurasi penyelidikan yang cocok.
Kalibrasi dan Mempertahankan sebuah Thermocouple
Kalibrasi termokopel Hanya membutuhkan pengguna mengambil serangkaian
pembacaan yang membentuk dasar untuk suhu bahan yang dikenal menggunakan
perangkat pengukuran sekunder seperti termometer kaca. Setelah pengukuran sekunder
telah diambil, membandingkan hasil pembacaan terhadap bahwa Anda yang sebenarnya
termokopel. Menggunakan data, Anda kemudian dapat mengubah persamaan aljabar
Anda untuk melawan setiap perbedaan yang disebabkan oleh kerusakan probe sampai
titik tertentu. Sayangnya, semua probe akhirnya menurunkan dalam hal akurasi sebagai
isolasi dan setiap kawat setiap elemen termal menurunkan. Sebuah termokopel jelas
terdegradasi seluruhnya harus diganti untuk mempertahankan hasil yang akurat.
Konektor Termokopel
Omega SMPW termokopel kawat konektor 2 pin mini TC datar ukuran konektor
dirancang untuk menghubungkan instrumentasi sensor suhu dengan pengontrol suhu atau
proses otomatisasi panel kontrol HMI. Kompatibel dengan 2 ukuran pin mini lainnya TC
konektor, 2 tiang laki termokopel konektor sekop atau wanita 2 cabang termokopel jack.
Termokopel Connector Plug sekop dan Jack dengan Kode Warna per ANSI, ASTM dan
IEC dengan paduan kompensasi termokopel yang digunakan adalah tipe K (-AL + CH)
Kuning, Tipe J (-CO + IR) Hitam, Type T (-CO + CP) biru, Tipe E (-CO + CH) Ungu,
Tipe N (-NN + NP) Orange, Type R / S (-11 + CP) Hijau, Tipe C (-CNX + CPX) Merah
dan U Tipe terkompensasi (-CP + CP) Putih termokopel konektor.
Konektor ini Termokopel Ultimate desain SMPW-CC adalah ideal untuk koneksi cepat
dan mudah dari TC kabel atau kawat termokopel melalui perakitan kabel penjepit TC.
Tutup / klem berisi 4 baut mati dan menghilangkan sekrup longgar kecil khas dengan
termokopel logam penjepit kabel tradisional. Termasuk penjepit pelat logam, saring
bantuan dan grommet
Untuk sangat mengurangi waktu perakitan menggunakan bagian # SMP-CC-ALAT alat
perlengkapan perakitan memegang dengan konektor SMPW-CC dan klem kabel
terpisahkan. Kombinasi ini menghasilkan sehubungan TC cepat, handal.
Termokopel yang di gunakan :
-Tipe K-Type Thermocouple-
Kategori : Peralatan Uji
Kabel Isolasi : Poli-Vinyl Chloride (PVC)
Panjang Kabel : 48,000 "(1219.20mm)
Penggunaan : Air, Gas
Tips - Air Jenis : Dikurung
Plug :Warna Kuning
Plug Tipe :Sub-Mini (Plug Termokopel)
Probe Panjang :8,450 "(214.63mm)
Probe Bahan :Stainless Steel
Probe Rentang Suhu :-320 ° F ~ 1500 (-196 ~ 815 ° C)
RoHS Status :RoHS Compliant
Nama Lain :6374
Tipe Bahan Kisaran Normal
J
T
K
E
S
R
Iron-konstantan
Copper-kostantan
Chromel-alumel
Chromel-konstantan
90% platinum+10% rhodium-platinum
87% platinum + 13% rhodium - platinum
-190 – 760 oC
-200 – 371 oC
-190 – 1260 oC
-100 – 1260 oC
0 -1482 oC
0 -1482 oC
Termokopel bekerja berdasarkan pembangkitan tenaga listrik pada titik sambung
dua buah logam yang tidak sama (titik panas/titk ukur). Ujung lain dari logam tersebut
sering disebut titik referensi (titik dingin) dimana temperaturnya konstan.
Umumnya, termokopel digunakan untuk mengukur temperatur berdasarkan
perubahan temperatur menjadi sinyal listrik. Bila antara titik referensi dan titik ukur
terdapat perbedaan temperatur, maka akan timbul GGL yang menyebabkan adanya arus
pada rangkaian. Bila titik referensi ditutup dengan cara menghubungkannya dengan
sebuah alat pencatat maka penunjukan alat ukur akan sebanding dengan selisih
temperatur antara ujung panas (titik ukur) dan ujung dingin (titik referensi).
Kelebihan dan Kelemahan
Kelemahan: Termokopel tidak dapat mengukur suhu awal dari suatu termometer pada
suhu awal dari suatu termometer pada umumnya karena alat ini tidak
dapat dikalibrasi. Sehinnga ketika termokopel pada posisi ON, langsung
muncul suhu ruangan.
Kelebihan : Termokopel paling cocok digunakan untuk mampu mengukur suhu yang
sangat tinggi dan juga suhu rendah dari -200 hingga 1800⁰C.
IV. Data Pengamatan
Data percobaan ini diambil saat suhu ruangan 26º C dan kelembaban 95%.
Suhu (⁰ C) Tegangan (mV)
38 0.40
40 0.41
52 0.54
55 1.58
60 1.63
70 1.69
70 1.73
79 1.79
79 1.78
79 2.20
V. Analisa Data
Inverting Instrumentation Amplifier
Jika R1=1KΩ, maka R2=100KΩ.
Rgain = 4.5 KΩ, maka R = 4K7Ω.
Tabel pengamatan setelah digunakan penguat 100 x dan instrument amplifier.
Suhu (⁰ C) Tegangan (V)
38 0.2
40 0.4
52 0.9
55 1.3
60 1.8
70 2.3
70 2.3
79 2.3
79 2.7
79 3.2
VI. Kesimpulan
1. Thermocouple adalah suatu rangkaian yang tersusun dari dua buah logam yang masing-masing mempunyai koefisien muai panjang berbeda yang dihubungkan satu denngan yang lain pada ujung-ujungnya
2. Thermocouple banyak digunakan untuk mengubah perbedaan panas dalam benda yang
diukur temperaturnya menjadi perubahan potensial/tegangan listrik (voltase).
3. Terdapat berbagai tipe dari thermocouple, antara lain tipe K, tipe J, tipe N, tipe E, tipe B,
tipe R, tipe S dan tipe T.
4. Penggunaan thermocouple antara lain Industri besi dan baja; Pengaman pada alat-alat
pemanas; Untuk termopile sensor radiasi; Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop.
5. Thermocouple banyak digunakan sebagai alat ukur suhu di dunia industri, salah satu
keuntungannya yaitu mampu mengukur suhu yang sangat tinggi dan juga suhu rendah.
6. Ketelitian dari thermocouple bergantung pada tipe thermocouple yang digunakan.