tinjauan yuridis terhadap perjanjian antara republik...

28
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK KOREA TENTANG BANTUAN HUKUM TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Bagian Studi Hukum dan Masalah-masalah Transnasional Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya OLEH : RINI TAMIA 02091001006 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2014

Upload: others

Post on 27-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA

REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK KOREA TENTANG

BANTUAN HUKUM TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Pada Bagian Studi Hukum dan Masalah-masalah Transnasional

Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya

OLEH :

RINI TAMIA

02091001006

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2014

Page 2: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

Nama : RINI TAMIA

NIM : 02091001006

JUDUL SKRIPSI

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA

REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK KOREA TENTANG

BANTUAN HUKUM TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA

Secara substansi telah disetujui dan dinyatakan siap untuk diuji

dalam ujian komprehensif

Disetujui oleh :

Indralaya, 3 Maret 2014

Pembimbing Pembantu Pembimbing Utama

Akhmad Idris, SH., MH H. Syahmin AK, SH., MH

NIP. 19740201200312001 NIP 195707291983121001

Lampiran : Halaman Persetujuan Skripsi

Page 3: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

Nama : RINI TAMIA

NIM : 02091001006

JUDUL SKRIPSI

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA

REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK KOREA TENTANG

BANTUAN HUKUM TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA

Secara substansi telah disetujui dan dinyatakan

Telah dipertahankan dalam ujian komprehensif bulan Maret 2014

Indralaya, Maret 2014

Disetujui oleh :

Pembimbing Pembantu Pembimbing Utama

Akhmad Idris, SH., MH H. Syahmin AK, SH., MH

NIP. 19740201200312001 NIP 195707291983121001

Dekan,

Prof.Amzulian Rifai S.H.,LL.M.,Ph.D

NIP. 196412021990031

Lampiran : Halaman Pengesahan Skripsi

Page 4: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Rini Tamia

Nomor Induk Mahasiswa : 02091001006

Tempat/ Tanggal Lahir : Indralaya, 11 Oktober 1991

Fakultas : Hukum

Strata Pendidikan : S1

Program Studi : Ilmu Hukum

Bagian/Program Khusus : Internasional/ Studi Hukum & Masalah-

masalah Transnasional

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini tidak memuat bahan-bahan yang

sebelumnya telah diajukan untuk memperoleh gelar di perguruan tinggi manapun

tanpa mencantumkan sumbernya. Skripsi ini juga tidak memuat bahan-bahan yang

sebelumnya telah dipublikasikan atau ditulis oleh siapapun tanpa mencantumkan

sumbernya dalam teks.

Demikianlah pernyataan ini telah saya buat dengan sebenarnya. Apabila terbukti saya

telah melakukan hal-hal yang bertentangan dengan pernyataan ini, saya bersedia

menanggung segala akibat timbul di kemudian hari sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Indralaya, 3 Maret 2014

Rini Tamia

NIM. 02091001006

Page 5: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

MOTTO & PERSEMBAHAN

“Manusia, adalah apa yang dipikirkannya. Jika Anda adalah seorang yang berani dan jujur, dan itu yang Anda pikirkan, tidak ada sesuatu pun yang bisa mengubahnya.” – Soe Hok Gie “I’m not afraid, I was born to do this.” – Joan of Arc “Veritas vos liberabit.” Kupersembahkan kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, adik-adikku tersayang,

dan keluarga besarku terkasih

2. Almamater kebanggaanku Fakultas Hukum

UNSRI Indralaya

Page 6: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa, atas berkat rahmat dan

penyertaanNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk

menyelesaikan program pendidikan Strata 1 dengan gelar S.H (Sarjana Hukum) pada

bagian Studi Hukum dan Masalah-masalah Transnasional Fakultas Hukum

Universitas Sriwjaya. Skripsi ini membahas judul mengenai Tinjauan Yuridis

Terhadap Perjanjian Antara Republik Indonesia dan Republik Korea tentang Bantuan

Hukum Timbal Balik dalam Masalah Pidana.

Pembahasan skripsi ini dengan menitikberatkan pada penelitian mengenai isi

dari Perjanjian Bantuan Hukum Timbal Balik antara Republik Indonesia dan

Republik Korea, membandingkannya dengan UU No. 1 Tahun 2006 dan United

Nations Model Treaty on MLA. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, sangat diharapkan saran dan kritik yang membangun

untuk penelitian di masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi rekan-rekan di Fakultas Hukum

Universitas Sriwijaya.

Indralaya, 3 Maret 2014

Rini Tamia

Page 7: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa Yang Maha Kasih, Pencipta

alam semesta. Atas berkat rahmat dan penyertaanNya, penulis diberikan kesempatan

boleh hidup dan berkarya dalam dan demi namaNya.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah menjadi bagian dari proses

pembelajaran Penulis selama menempuh pendidikan strata 1 di Fakultas Hukum

Universitas Sriwijaya, antara lain :

1. Bapak Prof. Amzulian Rifai S.H.,LL.M., Ph.D selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sriwijaya dan juga sebagai Dosen Pembimbing Akademik selama

menempuh pendidikan strata 1.

2. Bapak H. Fahmi Yoesmar S.H.,M.S selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Hukum Universitas Sriwijaya.

3. Ibu Meria Utama S.H.,M.H selaku Pembantu Dekan II Fakultas Hukum

Universitas Sriwijaya.

4. Bapak Rd. Muhammad Ihsan S.H.,M.H selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Hukum Universitas Sriwijaya.

5. Bapak H. Syahmin AK, SH., MH selaku Ketua Bagian Hukum Internasional

Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya dan juga sebagai Pembimbing Utama.

6. Bapak DR. H. Abdullah Ghofar S.H.,M.H selaku Ketua Laboratorium Hukum

Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya.

7. Bapak Akhmad Idris, SH., MH selaku Pembimbing Pembantu.

Page 8: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

8. Bapak-Ibu dosen staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, atas

ilmu yang diajarkan, sungguh mahal dan tak ternilai harganya.

9. Para staf karyawan bagian akademik, staf karyawan bagian kemahasiswaan,

dan staf karyawan bagian perpustakaan Fakultas Hukum Universitas

Sriwijaya Indralaya.

10. Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, atas kesempatan yang begitu

langka dan luar biasa, menjadi tempat pelaksanakan Kuliah Kerja

Lapangan/KKL.

11. Kedua orangtua tercinta Christoforus Frans Joseph dan Laurensia Linawati,

serta adik-adikku, Claudia Runela Juniarti, Robertus Renaldo, Nicholas

Christopher, terima kasih atas doa dan dukungan selama kuliah dan penulisan

skripsi ini.

12. Untuk keluarga besar, teristimewa untuk tanteku Rosa Linda dan om Zaini

Tan, terima kasih tak terhingga atas kesempatan boleh sekolah dan kuliah

hingga lulus.

13. Saudara-saudara seperjuangan selama menempuh pendidikan di Fakultas

Hukum Universitas Sriwijaya, Ranuh Dwi Sagita, Nilam Permata Putri,

Sesario Aulia, dan teman-teman lain yang selalu mengisi hari-hari di Kampus

Merah.

14. Saudara-saudara seperjuangan program kekhususan Hukum Internasional dan

semasa KKL, Sabar Silaban, Diky Rangga, Solideo, Vitus Vinando.

15. LSO Olympus Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya yang selalu saya

banggakan. Capailah apa yang akan selalu menjadi mimpi kita bersama,

Page 9: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

bawalah nama Olympus di kancah internasional. Teruslah bertambah baik.

One team, one vision, one goal!

16. GEMAPALA WIGWAM Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, yang telah

memberikan banyak ilmu hidup dan bertahan hidup, terima kasih dan salam

lestari!

17. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, rumah

pertama semasa menjadi mahasiswa. Baik dan burukmu biarlah menjadi

kenangan dan pembelajaran, bersih dan murnilah agar dapat dibanggakan

mahasiswa dan masyarakat!

Page 10: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

DAFTAR ISI

halaman

Halaman Judul ....................................................................................................... i

Halaman Persetujuan Skripsi ................................................................................ ii

Halaman Pengesahan Skripsi ................................................................................ iii

Surat Pernyataan.................................................................................................... iv

Halaman Motto dan Persembahan ........................................................................ v

Kata Pengantar ...................................................................................................... vi

Ucapan Terima Kasih ............................................................................................ vii

Daftar Isi................................................................................................................ x

Abstrak .................................................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 7

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................................... 8

D. Metode Penelitian ............................................................................................. 9

E. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Page 11: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

A. Pengaturan Hukum Mengenai Mutual Legal Assistance (MLA) di Indonesia

1. Pengertian MLA ........................................................................................... 13

2. Latar Belakang dan Perkembangan MLA .................................................... 18

3. Model MLA UNCAC .................................................................................. 22

4. Pengaturan Mengenai MLA di Indonesia .................................................... 25

B. Perspektif Hukum Perjanjian Internasional Mengenai Mutual Legal Assistance

(MLA) di Indonesia

1. Pengertian Perjanjian Internasional .............................................................. 35

2. Proses Pembentukan Perjanjian Internasional .............................................. 53

3. Tahap Pengesahan (Ratifikasi) dalam Sistem Hukum Internasional dan

Hukum Indonesia ......................................................................................... 59

4. Perspektif Hukum Perjanjian Internasional terhadap MLA di

Indonesia ...................................................................................................... 66

BAB III Perjanjian MLA antara Republik Indonesia dengan Republik Korea

Menurut UU No. 1 Tahun 2006 dan United Nations Model Treaty on Mutual

Assistance in Criminal Matters

A. Sejarah Pembentukan MLA RI-Korea ............................................................. 75

B. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Bantuan Hukum Timbal

Balik dalam Masalah Pidana ........................................................................... 80

C. United Nations Model Treaty on Mutual Legal Assistance in Criminal

Matters ............................................................................................................. 86

Page 12: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

D. Perjanjian MLA Antara Republik Indonesia dan Republik Korea Tentang

Bantuan Hukum Timbal Balik dalam Masalah Pidana ................................... 92

E. Perjanjian MLA Antara RI dengan Korea menurut UU RI No. 1 Tahun

2006 dan UN Model Treaty on MLA ............................................................. 97

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 101

B. Saran ................................................................................................................ 102

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 104

LAMPIRAN

Page 13: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

ABSTRAK

Judul Skripsi : Tinjauan Yudiris Terhadap Perjanjian Antara

Republik Indonesia dan Republik Korea Tentang

Bantuan Hukum Timbal Balik dalam Masalah Pidana

Nama : Rini Tamia

NIM : 02091001006

Kata Kunci : Kejahatan internasional, perjanjian, bantuan hukum

Perkembangan teknologi dan informasi dalam kehidupan manusia yang

mengalami kemajuan yang pesat, berdampak pada makin maraknya tindak kejahatan,

terlebih tindak kejahatan internasional/transnasional. Kejahatan tersebut memiliki

modus operandi dan sistem yang canggih, melampaui batas negara, dan sangat

terorganisir.

Kejahatan-kejahatan internasional tersebut mempunyai kecenderungan untuk

mengikuti perkembangan komunikasi, transportasi dan informatika. Hal ini berakibat

kemajuan teknologi akan diikuti oleh perkembangan kejahatan internasional.

Meningkatnya kejahatan internasional ini bahkan memunculkan jenis-jenis kejahatan

baru yang belum dikenal sebelumnya. Kejadian inilah yang lazim disebut dengan

Kejahatan Transnasional Terorganisasi (Transnational Organized Crime) seperti

tindak pidana korupsi, narkotika, terorisme, uang palsu, dan tindak pidana pencucian

uang.

Kerjasama internasional menjadi salah satu instrumen kerjasama antar negara

dalam pencegahan dan penyelidikan kejahatan transnasional. Kerjasama tersebut

dibuat atas dasar kesepakatan, dituangkan dalam bentuk perjanjian bantuan hukum

timbal balik/mutual legal assistance.

Perjanjian MLA RI-Korea memilki dasar hukum Undang-undang RI No. 1

Tahun 2006 Tentang Bantuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana dan UN Model

Treaty on MLA. Perjanjian ini tidak memiliki list of crime, dan diharapkan tidak

membatasi kerjasama penanganan kejahatan internasional di masa sekarang dan yang

akan datang. Melalui pendekatan yuridis normatif, penulis melakukan penelaahan

terhadap kaedah-kaedah hukum dan peraturan perundang-undangan untuk

mengetahui pengaturan hukum terhadap perjanjian MLA RI-Korea, sesuai dengan

hukum nasional dan hukum internasional.

Page 14: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin

mengglobal, telah mengubah pola kehidupan masyarakat yang semakin dinamis,

interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

saja, tetapi juga sudah meliputi pergaulan antar bangsa. Hubungan antar bangsa

sudah mencerminkan adanya hubungan saling ketergantungan sebagai bagian dari

masyarakat internasional1.

Adanya perkembangan bangsa yang cepat dalam bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi, telah mengakibatkan semakin tingginya mobilitas pergerakan manusia

melewati batas-batas negara dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Perkembangan era globalisasi di segala bidang kehidupan masyarakat di masa

kini tidak dapat terelakan dan sudah dirasakan pengaruhnya hampir di semua

negara.

Di era teknologi informasi ini, bentuk-bentuk kejahatan mengalami banyak

perkembangan, baik dari segi kuantitas ataupun kualitas. Jenis kejahatan yang

berkembang adalah sebagai akibat dari perkembangan teknologi informasi dan

1 Yudi Pratikno, Analisis dan Evaluasi Undang-Undang No.1 Tahun 2006 Tentang Hubungan

Timbal Balik dalam Masalah Pidana, Program Pasca Sarjana Univ.Padjadjaran, Bandung, 2007,

hlm.1.

Page 15: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

sudah melibatkan jaringan internasional yang didukung oleh infrastruktur yang

canggih2.

Sampai saat ini belum ada suatu definisi yang akurat tentang kejahatan

internasional, akan tetapi terdapat pengertian tentang kejahatan internasional yang

telah diterima secara universal dan merupakan pengertian yang bersifat umum.

Pengertian tersebut yaitu bahwa kejahatan internasional adalah kejahatan yang

telah disepakati dalam konvensi-konvensi internasional serta kejahatan yang

beraspek internasional3.

Dalam beberapa tahun ini, muncul kejahatan-kejahatan yang beraspek

internasional yang lebih sering disebut sebagai kejahatan transnasional4. Istilah

transnasional dalam kepustakaan hukum internasional diperkenalkan oleh Philip

C. Jessup. Philip menjelaskan bahwa selain istilah hukum internasional atau

international law, digunakan juga istilah hukum transnasional atau transnational

law yaitu semua hukum yang mengatur semua tindakan atau kejadian yang

melampaui batas teritorial suatu negara5.

2 Elisatris Gultom, “Mutual Legal Assistance dalam Kejahatan Transnasional Terorganisasi”.

elisatris.wordpress.com, terakhir kali diakses pada 15 Oktober 2013.

3 Sardjono, Kerjasama Internasional di Bidang Kepolisian, Jakarta: NCB Indonesia, 1996, hlm.

132.

4 Pengertian istilah transnational crime digunakan dalam Keputusan Kongres PBB ke VIII, tentang

Pencegahan Kejahatan dan Perlakuan terhadap para Pelanggar Hukum tahun 1990, dan digunakan

dalam Konvensi Wina tentang Pencegahan dan Pemberantasan Lalu Lintas Ilegal Narkotika dan

Psikotropika tahun 1988. Pengertian istilah tersebut terakhir digunakan dalam Konvensi PBB Anti

Kejahatan Transnasional Terorganisasi tahun 2000. yang diartikan, sebagai kejahatan yang memiliki

karakteristik (1) melibatkan dua negara atau lebih; (2) pelakunya atau korban adalah warga negara

asing; (3) sarana melampaui batas teritorial satu atau dua negara.

5 Romli Atmasasmita, Tindak Pidana Narkotika Transnasional dalam Sistem Hukum Pidana

Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bhakti, 1997, hlm. 27.

Page 16: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

Kejahatan-kejahatan internasional tersebut mempunyai kecenderungan untuk

mengikuti perkembangan komunikasi, transportasi dan informatika. Hal ini

berakibat kemajuan teknologi akan diikuti oleh perkembangan kejahatan

internasional. Meningkatnya kejahatan internasional ini bahkan memunculkan

jenis-jenis kejahatan baru yang belum dikenal sebelumnya. Kejadian inilah yang

lazim disebut dengan Kejahatan Transnasional Terorganisasi (Transnational

Organized Crime) seperti tindak pidana korupsi, narkotika, terorisme, uang palsu,

dan tindak pidana pencucian uang.

Menurut Romli Atmasasmita, kejahatan transnasional: “Karakteristik yang

sangat menonjol dari kejahatan ini ialah memiliki mobilitas tinggi dengan

jaringan organisasi yang sangat tertutup didukung manajemen operasional dan

keuangan yang canggih. Modus operandi seperti itu hanya bisa dilaksanakan

dengan baik oleh suatu organisasi kejahatan (organized crime)”6.

Dengan semakin luas dan canggihnya jaringan kejahatan yang dibentuk

tentunya berdampak pula pada semakin sukarnya melakukan upaya pencegahan

dan pemberantasan kejahatan transnasional. Maka dari itu, dalam upaya

mencegah dan memberantas kejahatan transnasional terorganisasi, kerjasama di

antara negara-negara, baik yang sifatnya kerjasama antar dua negara (bilateral)

maupun kerjasama antar negara-negara (multilateral) merupakan hal yang sangat

penting untuk segera direalisasikan7.

6 Romli Atmasasmita, “Prospek Kerjasama Regional/Internasional dalam Pemberantasan Money

Laundering di Indonesia”, artikel dalam Jurnal Padjadjaran, No. 1 Tahun 1997, hlm. 65.

7 Elisatris Gultom, Loc.Cit.

Page 17: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

Model kerjasama internasional dalam ruang lingkup pencegahan dan

pemberantasan kejahatan transnasional terorganisasi memiliki banyak bentuk,

yaitu Bantuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana (Mutual Legal

Assistance/MLA), Ekstradisi, Perjanjian Pemindahan Terpidana (Transfer of

Sentenced Person), dan Perjanjian Pertukaran Informasi (Memorandum of

Understanding on Exchange Information/MoU).

Hal yang membedakan satu sama lain adalah bahwa dalam perjanjian

pertukaran informasi (MoU), yang menjadi objek kerjasama atau yang

dipertukarkan adalah informasi dalam rangka penyelidikan atau penyidikan tindak

pidana. Sedangkan dalam MLA, ruang lingkup kerjasamanya meliputi tahap

penyelidikan, penyidikan, pemeriksaan di muka persidangan sampai pelaksanaan

putusan pengadilan. Di lain pihak, perjanjian ekstradisi lebih fokus kepada upaya

menangkap seorang tersangka atau terdakwa yang berada pada yuridiksi negara

lain. Kemudian, perjanjian Transfer of Sentenced Person meliputi pemindahan

orang yang sudah menjalani sebagian hukuman ke negara asalnya untuk

menjalani sisa masa hukuman yang belum dijalaninya di negaranya8.

Dari antara model-model perjanjian tersebut diatas, perjanjian ekstradisi9 dan

perjanjian bantuan timbal balik dalam masalah pidana merupakan perjanjian yang

sangat penting dalam pengungkapan kejahatan transnasional terorganisasi karena

8 Yunus Husein, “Perspektif dan Upaya yang Dilakukan dalam Perjanjian Bantuan Timbal Balik

Mengenai Tindak Pidana Pencucian Uang”, Makalah disampaikan pada Seminar Tentang Bantuan

Timbal Balik dalam Masalah Pidana yang diselenggarakan oleh BPHN pada tanggal 29-30 Agustus

2006, di Bandung.

9 Menurut pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1979 tentang Ekstradisi adalah penyerahan oleh

suatu negara kepada negara yang meminta penyerahan seseorang yang disangka atau dipidana karena

melakukan suatu kejahatan di luar wilayah negara yang menyerahkan dan di dalam yurisdiksi wilayah

negara yang meminta penyerahan tersebut, karena berwenang untuk mengadili dan memidananya.

Page 18: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

terbukti efektif sebagai cara untuk mencegah, menangkap, dan menjatuhi pidana

terhadap pelaku kejahatan transnasional.

Mutual Legal Assistance atau Bantuan Hukum Timbal Balik merupakan

mekanisme pemberian bantuan hukum berdasarkan sebuah dasar hukum formil

dalam pengumpulan dan penyerahan bukti, yang dilakukan oleh satu otoritas

(penegak hukum) dari satu negara ke otoritas (penegak hukum) di negara lain

sebagai respons atas permintaan bantuan. Frase “timbal balik” mengindikasikan

bahwa bantuan hukum tersebut diberikan dengan harapan bahwa akan ada timbal

balik bantuan dalam suatu kondisi tertentu. Pada intinya, MLA dapat dibuat

secara bilateral atau multilateral. MLA bilateral ini didasarkan pada

perjanjian atau atas dasar hubungan baik timbal balik (resiprositas) dua negara.

MLA muncul sebagai salah satu upaya dalam mengatasi dan memberantas

berbagai kejahatan yang bersifat lintas batas (transnasional)10

.

Bantuan hukum timbal balik ini berjalan efektif dalam hal pelacakan,

pembekuan, penyitaan, pengambilalihan, dan pengembalian aset. Hal tersebut

didasarkan pada konvensi atau perjanjian internasional yang memungkinkan

terjadinya bantuan hukum timbal balik. Hal ini mengakibatkan negara agar

mengikatkan diri pada suatu perjanjian dan/atau melakukan perjanjian

regional/bilateral.

10 Kejahatan transnasional yaitu kejahatan yang memenuhi unsur-unsur (a) tindakan yang

berdampak terhadap lebih dari satu negara; (b) tindakan yang melibatkan warga negara dari lebih satu

negara, dan (c) menggunakan sarana dan metoda yang melampaui batas teritorial. Romli Atmasasmita

dalam Tindak Pidana Narkotika Transnasional dalam Sistem Hukum Pidana Indonesia, Citra Aditya

Bhakti, Bandung, 1997.

Page 19: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

Langkah produktif yang ditempuh untuk dilaksanakan guna mengatasi

kejahatan transnasional adalah dengan meratifikasi berbagai ketentuan hukum

pidana internasional11

.

Prinsip kerja sama internasional ini telah digariskan dalam Konstitusi Hukum

Internasional, yaitu Piagam PBB 1945. Article 1 para. (3) menegaskan perlunya

prinsip kerja sama internasional ini "to achieve international cooperation in

solving international problemss of an economic, social, cultural, or humanitarian

scharacter, and in promoting, encouraging respect for human rights and for

fundamental freedoms for all without distinction to race, sex, language, or

religion” dan Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Tahun

2000 (No. 55/2) tentang Deklarasi Milenium PBB menegaskan akan perlunya

memperkuat kaidah hukum internasional untuk mendukung kepentingan nasional:

“to strengthen respect for the rule of law in international as in national affair

and, in particular, to ensure compliance by Member States with the decisions of

the International Courts of Justice, in compliances with the Charter of the United

Nations, in case to whichs they are parties”, dan meningkatkan upaya bersama

untuk memerangi kejahatan lintas negara dalam segala aspek dan dimensinya “to

intensify our efforts, to fights transnational crimesin all its dimensions, iincluding

trafficking as well as smugglings in human beings and money laundering”.

Pemerintah Indonesia telah memiliki “payung hukum” untuk ekstradisi dengan

Undang-undang No. 1 Tahun 1979 tentang Ekstradisi. Untuk kerjasama

11 Dadang Siswanto, “Tindak Pidana Pencucian Uang sebagai Bentuk Kejahatan Transnasional

Terorganisir”, Jurnal Hukum Republica Vol.4 No.1 Tahun 2004, hlm. 27.

Page 20: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

penyidikan dan penuntutan, termasuk pembekuan dan penyitaan aset, dengan

Undang-Undang No. 1 Tahun 2006 tentang Bantuan Timbal Balik dalam Masalah

Pidana (mutual legal assistance in criminal matters)12

.

Namun kedua produk hukum ini harus saling melengkapi. Hal ini berarti

permintaan ekstradisi harus dilengkapi dengan permintaan bantuan timbal balik

dalam masalah pidana.

Melihat pentingnya MLA untuk diterapkan dalam kegiatan pemberantasan

kejahatan transnasional yang semakin marak akhir-akhir ini, maka penting untuk

dibahas mengenai MLA di Indonesia dan pandangan dari Hukum Perjanjian

Internasional.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perspektif Hukum Perjanjian Internasional terhadap MLA di

Indonesia?

2. Bagaimana perjanjian MLA antara Republik Indonesia dengan Republik

Korea menurut UU No. 1 Tahun 2006 dan United Nations Model Treaty

on Mutual Assistance in Criminal Matters?

12 Siswanto Sunarso, Ekstradisi dan Bantuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana: Instrumen

Penegakan Hukum Pidana Internasional, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm. 146.

Page 21: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini,

maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perspektif Hukum Perjanjian Internasional terhadap

MLA di Indonesia.

2. Untuk mengetahui perjanjian MLA antara Republik Indonesia dengan

Republik Korea menurut UU No. 1 Tahun 2006 dan United Nations

Model Treaty on Mutual Assistance in Criminal Matters.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diperoleh dalam penulisan skripsi ini mencakup

kegunaan teoritis dan kegunaan praktis adalah:

1. Kegunaan Teoritis

Pada umumnya, memberikan sumbangan akademis bagi

perkembangan ilmu hukum, dan hukum internasional pada khususnya.

Selain itu, penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan gambaran

umum mengenai perjanjian bantuan hukum timbal balik.

2. Kegunaan Praktis

Penulisan ini diharapkan nantinya untuk menjadi suatu bahan

referensi pada perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya

secara khusus dan pembaca pada umumnya serta dapat dijadikan kajian

Page 22: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

bagi para pihak akademisi dalam menambah pengetahuan terutama di

bidang hukum internasional.

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam menjawab permasalahan-

permasalahan dalam penelitian ini memiliki tipe pendekatan hukum

normatif13

. Pendekatan hukum normatif selain mengacu kepada norma-

norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan

putusan-putusan pengadilan serta norma-norma hukum yang ada dalam

masyarakat14

.

Pendekatan hukum normatif digunakan penelitian ini untuk

menganalisa norma-norma hukum yang berlaku, yang terdapat dalam

peraturan perundang-undangan nasional, maupun dalam berbagai

perjanjian internasional yang mengatur tentang Mutual Legal Assistance.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diterapkan dengan cara Penelitian

Kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan

pustaka baik untuk memperoleh bahan hukum primer, bahan hukum

sekunder maupun bahan hukum tersier.

13 Soerjono Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum¸ Jakarta: UI-Press, Cetakan Ketiga, 1986,

hlm. 51.

14

Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hlm. 105.

Page 23: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

3. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Data sekunder, yaitu data yang bersumber dari bahan hukum

maupun data yang telah diolah terlebih dahulu. Data yang terdiri dari

bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum ter-

sier15

.

b. Sumber Data

1) Bahan Hukum Primer dalam penulisan ini bahan hukum primer

yang digunakan adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2006

Tentang Bantuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana, Undang-

undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan perundang-

undangan, Undang–Undang Nomor 24 Tahun 2000 Tentang

Perjanjian Internasional, Vienna Convention on the Law of Treaties

1969, United Nations Conventions Against Transnational

Organized Crime 2000, United Nations Model Treaty on Mutual

Assistance in Criminal Matters 1990, dan perjanjian lainnya serta

peraturan peraturan lain yang relevan.

2) Bahan Hukum Sekunder, yakni bahan yang memberikan

penjelasan mengenai bahan hukum primer, dengan cara menelusuri

bahan-bahan literatur yang relevan dengan penelitian seperti hasil-

hasil penelitian atau pendapat para pakar hukum baik yang berupa

15 Amiruddin dan H.Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2004.

Page 24: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

buku-buku hukum, jurnal, artikel-artikel dan juga berasal dari

perpustakaan Universitas Sriwijaya, Perpustakaan Fakultas Hukum

Universitas Sriwijaya, dan Perpustakaan Daerah Sumatera Selatan,

dan juga data-data yang berasal dari berbagai situs internet.

3) Bahan Hukum Tersier, yakni bahan yang memberikan petunjuk

maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan

hukum sekunder, seperti kamus hukum.

4. Analisa Data

Data sekunder yang telah disusun secara sistematis kemudian dianalisis

secara perspektif dengan menggunakan metode deduktif. Metode deduktif

dilakukan dengan cara mengumpulkan data, melakukan analisis, dan pada

akhirnya melakukan penarikan kesimpulan terhadap data.

E. Sistematika Penulisan

Dalam menghasilkan karya ilmiah, maka pembahasannya harus diuraikan

secara sistematis. Untuk mempermudah penelitian ini maka diperlukan adanya

sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab per-bab yang saling

berangkaian satu sama lain. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah:16

BAB I : berisikan Pendahuluan yang merupakan pengantar yang di dalamnya

terurai mengenai Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan dan

16 Ferd. N. Kerlinger, Asas-Asas Penelitian Behavioral, Cetakan Kelima, Yogyakarta: Gajahmada

University Press, 1996, hlm. 770.

Page 25: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian, yang kemudian diakhiri oleh

Sistematika Penulisan.

BAB II : merupakan bab yang membahas pengaturan hukum mengenai Mutual

Legal Assistance (MLA) di Indonesia: Pengertian MLA, Latar Belakang dan

Perkembangan MLA, Pengaturan Hukum Mengenai MLA di Indonesia;

Perspektif Hukum Perjanjian Internasional terhadap MLA di Indonesia:

Pengertian dan Bentuk Perjanjian Internasional, Proses Pembentukan Perjanjian

Internasional, Tahap Pengesahan (Ratifikasi) dalam Sistem Hukum Internasional

dan Hukum Indonesia, dan Perspektif Hukum Perjanjian Internasional terhadap

MLA di Indonesia.

BAB III : membahas perjanjian MLA antara Republik Indonesia dan Republik

Korea menurut UU RI No. 1 Tahun 2006 dan United Nations Model Treaty on

Mutual Assistance in Criminal Matters, di dalamnya diuraikan mengenai Sejarah

Pembentukan MLA RI-Korea, Model MLA antara RI dan Korea, United Nations

Model Treaty on Mutual Assistance in Criminal Matters, dan perjanjian MLA

antara RI dengan Korea menurut UU RI No. 1 Tahun 2006 dan United Nations

Model Treaty on Mutual Assistance in Criminal Matters.

BAB IV : Bab ini berisikan rangkuman kesimpulan dari bab-bab yang telah

dibahas sebelumnya dan saran-saran yang mungkin berguna bagi penerapan MLA

antara Indonesia dengan negara-negara lain di dunia.

Page 26: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Amiruddin dan Zainal Asikin. 2004. Pengantar Metode Penelitian Hukum. PT

Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Boer Mauna. 2005. Hukum Internasional: Pengertian, Peranan, dan Fungsi

dalam Era Dinamika Global. Alumni. Bandung.

Encyclopedia Britannica. 1960. Volume 13, Chicago: Encyclopedia

Britannica Inc. Chicago.

Ferd. N. Kerlinger. 1996. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Gajahmada

University Press. Yogyakarta.

I Wayan Parthiana. 2003. Pengantar Hukum Internasional. CV. Mandar

Maju. Bandung.

Romli Atmasasmita. 1997. Tindak Pidana Narkotika Transnasional dalam

Sistem Hukum Pidana Indonesia. Citra Aditya Bhakti. Bandung.

Sardjono. 1996. Kerjasama Internasional di Bidang Kepolisian, NCB

Indonesia. Jakarta.

Siswanto Sunarso. 2009. Ekstradisi dan Bantuan Timbal Balik dalam

Masalah Pidana: Instrumen Penegakan Hukum Pidana Internasional. Rineka Cipta,

Jakarta.

Soerjono Soekamto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. UI-Press. Jakarta.

Sumaryo Suryokusumo. 2008. Hukum Perjanjian Internasional. Tata Nusa.

Jakarta.

Page 27: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

Syahmin AK. 2011. Hukum Perjanjian Internasional. Universitas Sriwijaya

Palembang.

Zainuddin Ali. 2009. Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.

B. Jurnal, Artikel, dan Laporan Hukum

Badan Pembinaan Hukum Nasional. 2010. Analisis dan Evaluasi Hukum

Terhadap UU No 1 tahun 2006 tentang Bantuan Timbal Balik dalam Masalah

Pidana.

Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM Republik

Indonesia. 2012. Laporan Penelitian Hukum: Central Authority dan Mekanisme

Koordinasi dalam Pelaksanaan Bantuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana,

Jakarta.

Dadang Siswanto. 2004. Tindak Pidana Pencucian Uang sebagai Bentuk

Kejahatan Transnasional Terorganisir. Jurnal Hukum Republica Vol. 4 No.1.

Elisatris Gultom. Mutual Legal Assistance dalam Kejahatan Transnasional

Terorganisasi. elisatris.wordpress.com.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Hukum Nasional Badan

Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia. 2012. Laporan Penelitian Hukum: Perbandingan Hak dan Kewajiban

Negara dalam Pemberian Bantuan Timbal Balik. Jakarta.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Hukum Nasional Badan

Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Page 28: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK ...repository.unsri.ac.id/15368/1/RAMA_7420... · interaksi antar masyarakat tidak terbatas hanya pada ruang lingkup antar negara

Indonesia. 2012. Laporan Penelitian Hukum: Efektivitas Perjanjian Kerjasama

Timbal Balik Dalam Rangka Kepentingan Nasional. Jakarta.

Romli Atmasasmita. 1997. Prospek Kerjasama Regional/Internasional dalam

Pemberantasan Money Laundering di Indonesia. Jurnal Padjadjaran No. 1.

Yudi Pratikno. 2007. Analisis dan Evaluasi Undang-Undang No.1 Tahun

2006 Tentang Hubungan Timbal Balik dalam Masalah Pidana. Program Pasca

Sarjana Univ.Padjadjaran. Bandung.

Yunus Husein. 2006. Perspektif dan Upaya yang Dilakukan dalam Perjanjian

Bantuan Timbal Balik Mengenai Tindak Pidana Pencucian Uang. Bandung.

C. Undang-undang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2000.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2006.

United Nation Model Treaty on Mutual Assistance in Criminal Matters.

The Mutual Assistance in Criminal Matters Act 1987.

Treaty Between The Republic of Indonesia and The Republic of Korea on

Mutual Legal Assistance in Criminal Matters.