tinjauan yuridis tentang tindak pidana perampokan/tinjauan... · penelitian hukum ini termasuk...

94
TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN DISERTAI PEMBUNUHAN (Studi Putusan Hakim Pengadilan Negeri Surakarta No. 99/PID B/1990/PN.Ska. dan Putusan No. 98/PID B/1990/PN.Ska). Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : SUTIYONO NIM.E. 1105138 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: phamngoc

Post on 12-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN

DISERTAI PEMBUNUHAN (Studi Putusan Hakim Pengadilan Negeri

Surakarta No. 99/PID B/1990/PN.Ska. dan Putusan No. 98/PID B/1990/PN.Ska).

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan diajukan untuk

Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum

Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

SUTIYONO

NIM.E. 1105138

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN

DISERTAI PEMBUNUHAN (Studi Putusan Hakim Pengadilan Negeri

Surakarta No. 99/PID B/1990/PN. Ska dan Putusan No. 98/PID B/1990/PN. Ska).

Disusun Oleh :

SUTIYONO

NIM.E.1105138

Disetujui untuk Dipertahankan

Pembimbing I Pembimbing II

WINARNO BUDYATMOJO, S.H., M.S SITI WARSINI, S.H., M.H

NIP.196005251987021002 NIP. 130814587

Page 3: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi)

TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN

DISERTAI PEMBUNUHAN (Studi Putusan Hakim Pengadilan Negeri

Surakarta No. 99/PID B/1990/PN. Ska dan Putusan No. 98/PID B/1990/PN. Ska).

Disusun Oleh :

SUTIYONO

NIM : E. 1105138

Telah diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada :

Hari :

Tanggal :

TIM PENGUJI

1. : ……………………….

2. : ……………………….

3. : ……………………….

MENGETAHUI

Dekan,

(Mohammad Jamin, S.H., M.Hum.)

NIP. 196109301986011001

Page 4: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

HALAMAN MOTTO

”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,maka apabila kamu telah

selesai(dari suatu urusan),kerjakanlah dengan sungguh-sungguh(urusan) yang lain”.

(QS. Al Insyirah:6-7)

”Di dalam ketakutan ada kebenaran sejati,bahwa cara untuk mengatasi ketakutan itu

adalah dengan menghadapinya”.

(puccino)

”Sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia

lainnya”.

(Al-Hadist)

’’Rasa percaya diri adalah kunci rahasia pertama dari sukses seseorang’’.

(Ralph.W.Emerson)

Page 5: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

HALAMAN PERSEMBAHAN

LAPORAN SKRIPSI INI, PENULIS

PERSEMBAHKAN KEPADA :

· ALLAH S.W.T YANG MEMBERIKAN RIDHO-NYA

· AYAHANDA DAN IBUNDA TERCINTA YANG SENANTIASA

MENDIDIK,MENGASIHI,MENYAYANGI,DAN

MENDOAKAN KU

· KAKAKKU TERSAYANG RUBIYATUN,RAIHLAH YANG

KAMU INGINKAN DAN TERBAIK UNTUKMU.SEMOGA

TERCAPAI CITA-CITA MU DAN KEBAHAGIAAN SELALU

BARSAMA MU

· MAS EDI SUNARTO,THANK’S ATAS SEMANGAT DAN

PENGERTIANNYA

· SELURUH DOSEN DAN STAF FAKULTAS HUKUM UNS · ALMAMATERKU

Page 6: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

ABSTRAK SUTIYONO,2010.TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA

PERAMPOKAN DISERTAI PEMBUNUHAN (Studi Putusan Hakim

Pengadilan Negeri Surakarta No. 99/1990/PID B/PN SKA dan Putusan No.

98/1990/PID B/PN Surakarta).FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS

SEBELAS MARET SURAKARTA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dalam perkara tindak pidana perampokan di sertai pembunuhan dan kendala yang di alami hakim dalam mengadili perkara tindak pidana perampokan di sertai pembunuhan.

Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat analisis yaitu dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder tentang pertimbangan hakim dalam menjatukan pidana terhadap tindak pidana perampokan di sertai pembunuhan dan kendala yang di alami hakim dalam mengadili perkara tindak pidana perampokan di sertai pembunuhan.Lokasi penelitian di lakukan di pengadilan negeri surakarta.Sumber data yang di gunakan meliputi data primer dan hasil wawancara dengan hakim pengadilan negeri surakarta, serta data sekunder berupa bahan pustaka. Teknik pengumpulan data dengan mempelajari,membaca,dan mencatat buku-buku, literatur,peraturan per undang-undangan dan dokumen.Teknik analisa data menggunakan teknik analisis (contentanalysis) dengan model memanfaatkan buku dan dokumen untuk ditarik kesimpulan yang sahih.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap tindak pidana perampokan di sertai pembunuhan di dasari oleh dua aspek yaitu aspek yuridis dan aspek sosiologis. Aspek yuridis meliputi perangkat peraturan per undang-undangan yang mengaturnya seperti surat dakwaan,alat bukti yang sah, dan pertimbangan. Sedangkan sosiologis meliputi hal-hal yang sifatnya sosial kemasyarakatan dari si terdakwa seperti hal-hal yang meringankan terdakwa dan hal-hal yang memberatkan terdakwa. Kendala yang di alami oleh hakim dalam mengadili perkara tindak pidana perampokan di sertai pembunuhan dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hukum, kurangnya kesadaran hukum di kalangan masyarakat itu sendiri,kurang profesionalnya aparat penegak hukum dan minimnya tingkat pendidikan masyarakat yang dapat menyita waktu lama pada saat pemeriksaan di sidang pengadilan. Misalnya pelaku atau saksi tidak dapat berbahasa Indonesia, sehingga ketua hakim harus menunjuk seorang guru bahasa sehingga pemeriksaan juga memakan waktu yang tidak sedikit. Kata Kunci: Kajian Yuridis, terhadap tindak pidana perampokan disertai pembunuhan.

Page 7: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta karunia dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan penulisan hukum ini dengan baik.

Penulisan hukum ini membahas tentang TINJAUAN YURIDIS TENTANG

TINDAK PIDANA PERAMPOKAN DISERTAI PEMBUNUHAN (Studi

Putusan Hakim Pengadilan Negeri Surakarta No. 99/1990/PID B/PN SKA dan

Putusan No. 98/1990/PID B/PN Surakarta)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan hukum ini tidak luput dari

kekurangan, baik dari segi materi yang disajikan maupun dari segi analisisnya.

Namun penulis berharap bahwa penulisan hukum ini mampu memberikan manfaat

baik bagi penulis sendiri maupun bagi pembacanya.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu baik material maupun non material

sehingga penulisan hukum ini dapat diselesaikan, terutama kepada :

1. Bapak Mohammad Jamin, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum UNS.

2. Bapak Winarno Budyatmojo, S.H.,M.S. selaku pembimbing I dan ibu Situ

Warsini S.H Selaku pembimbing II penulisan hukum (skripsi), yang telah

Page 8: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

menyediakan waktu, arahan dan pikirannya untuk memberikan bimbingan bagi

tersusunnya penulisan hukum (skripsi) ini.

3. Bapak Munawar Kholil S.H., M.Hum, selaku pembimbing akademis.

4. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan Fakultas Hukum UNS.

5. Bapak Ketua Pengadilan Negeri Surakarta yang telah memberikan ijin kepada

penulis untuk mengadakan penelitian di Pengadilan Negeri Surakarta.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta’’Bapak dan Ibu adalah kaki tangan ALLAH yang

di ciptakan untuk ku,yang telah memberikan doa,dorongan,perhatian,dan

kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.

7. Kakakku tersayang Mas Edy dan mbak Rubi terima kasih atas semangat dan

doanya.

8. Keponaanku Arif,Novi,Aan,Andika.

9. My LOVELY’’ thank’s for eferything.

10. Sahabatku dan teman-teman Kartiko : Wisnu Seno Kartiko, Denny Wahyu

Hidayat, Arifianto Nugroho,Alfian Sanjaya,S.H,ilham yosmiardi SH Dodi Tri

Hari, Ari Kristanto,S.H, Rani Dwi Wati,S.H, Prasasti Dewi Yuliarti,S.H, Siti

Munawaroh,S.H, Rahmat Wibisono,S.H, Denanda Septiana, Fitha Erdhina,S.H,

Danang Jaya Prahara, Karuniawan Arif Kuncoro, Sandy Seno KartiKo, Adi Surya

Wijaya, Yoga Itut, Ronggo, S.H yang telah mememani dan memberi doa serta

semangat.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penyusunan skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Januari 2010

Penulis

Page 9: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii

HALAMAN MOTTO.......................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... v

ABSTRAK........................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................

A. Latar Belakang.................................................................................

B. Perumusan Masalah........................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian............................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 6

E. Metode Penelitian........................................................................... 7

F. Sistematika Skripsi......................................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 15

A. Kerangka Teori ........................................................................... . 15

I. Tujuan Umum Tentang Pidana……………………………

A. Pengertian Pidana ……………………………………..

B. Jenis-Jenis Pidana ……………………………………….

C. Sifat Hukum Pidana …………………………………….

D. Tujuan Hukum Pidana ……………………………………

II. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana...................................

Page 10: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

1. Pengertian Tindak Pidana...........................................................

2. Unsur-Unsur Tindak Pidana .....................................................

3. Jenis-Jenis Tindak Pidana.........................................................

C. Tinjauan Umum Tentang Perampokan............................................

1 Pengertian Perampokan .............................................................

D. Tinjauan Umum Tentang Pembunuhan ..........................................

1.PengertianTindak Pidana Pembunuhan..........................

2.Jenis-Jenis Tindak Pidana Pembunuhan............................

E.Tinjauan Umum Tentang Putusan .................................................

1.Pengertian Putusan Hakim...................................................

2.Macam Putusan Hakim.......................................................

A. Putusan Bebas........................................................................

B. Putusan Pelepasan Dari Segala Tuntutan Hukum

..............................................................................................

C. Putusan Pemidanaan .........................................................

D. putusan Tidak Berwenang Mengadili .....................................

E. Putusan Yang Menyatakan Dakwaan Tidak Dapat

Diterima................................................................................

F. Putusan Yang Menyatakan Batal Demi Hukum ..................

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................

A. Apakah dasar pertimbangan hakim Pengadilan Negeri Surakarta

dalam menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa tindak pidana

perampokan disertai pembunuhan?................................................

B Kendala-kendala apa yang dialami hakim dalam mengadili perkara

tindak pidana perampokan disertai pembunuhan?.........................

BAB IV PENUTUP.......................................................................................

Page 11: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

A. KESIMPULAN...............................................................

B. SARAN...........................................................................

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..

LAMPIRAN ……………………………………………………………………….

Page 12: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan pada hukum, atau

rechstaat bukan negara yang berdasarkan atas kekuasaan atau Republik Indonesia

tahun 1945. Dalam skala yang lebih luas, hukum merupakan kebutuhan bagi

semua umat manusia yang beradab, manusia merupakan makhluk sosial yang

hidup berkelompok untuk melangsungkan kehidupannya. Ketika manusia terlibat

konflik kepentingan satu degan yang lainnya, maka diperlukan norma yang dapat

menyelesaikannya, salah satunya adalah hukum. Dalam konteks negara, maka

Indonesia mempunyai mekanisme sendiri untuk menengahi konflik yang terjadi di

dalam masyarakat, maka berlakulah hukum positif.

Untuk mencapai tujuan, bangsa Indonesia dihadapkan pada berbagai

tantangan dan hambatanyang harus disingkirkan, karena hambatan dan tantangan

tersebut dapat menjadi penghambat bagi tercapainya suatu tujuan hukum (das

sein). Di antara tantangan dan hambatan yang timbul, khususnya menyangkut

suasana kehidupan yang aman, tenteram, tetib dan damai yaitu berkenaan dengan

tindak pidana yang terjadi di dalam masyarakat, karena tindak pidana dapat

mengganggu keamanan, ketentraman dan ketertiban bangsa dan negara pada

umumnya dan masyarakat pada khususnya. Berbagai bentuk dari tindak pidana

yang timbul di dalam masyarakat dirumuskan dan tercantum diantaranya adalah

di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, yang diatur di dalam buku ke II

yang memuat tentang kejahatan dan Buku ke III yang memuat tentang

pelanggaran.

Page 13: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Di antara berbagai bentuk kejahatan yang sering terjadi di dalam

masyarakat, kejahatan pembunuhan adalah klasik atau dapat dikatakan sampai

detik ini pun tetap saja ada dimana pun, termasuk di negara kita Indonesia ini. Hal

inilah yang menjadikan kejahatan ini tetap perlu untuk mendapatkan perhatian.

Hal ini juga dapat dilihat bahwa di dalam negara Indonesia sangat menghormati

dan menjunjung tinggi hak asasi manusia, tetapi kejahatan ini tetap saja ada,

bahwa dengan banyaknya kejahatan pembunuhan belakangan ini, semakin

menariklah kejahatan pembunuhan ini untuk kembali dibicarakan dari segi

yuridis. Kejahatan atau tindak pidana jelas tidak hanya merugikan negara, tetapi

juga meresahkan masyarakat. Semakin meningkatnya tindak pidana juga para

penegak hukum harus bekerja keras tanpa ada pengecualiannya, baik polisi, jaksa,

maupun para hakim di dalam tulisan ini penulis menitikberatkan pada hakim

sebagai salah satu penegak hukum, dengan harapan supaya kasus-kasus seperti ini

tidak berkelanjutan dan memakan korban yang lebih banyak, maka menjadi salah

satu tugas dari para penegak hukumlah untuk kemudian menanggulanginya

melalui hukum positif, yang dalam hal ini menunjukkan pada pemidanaan yang

tegas dari penegak hukum, khususnya hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana

terhadap pelaku tindak pidana yang mengakibatkan hilangnya nyawa si korban.

Di dalam mengambil keputusan seorang hakim tentunya harus

menggunakan dasar pertimbangan agar putusan yang dihasilkan dapat

mencerminkan rasa keadilan kepastian hukum, serta dapat menghindari atau

setidaknya mengurangi dampak buruk terhadap hukum itu sendiri. apa saja yang

menjadi pertimbangannya, mengingat tugas dan kewajiban hakim adalah

menegakkan hukum dan kebenaran di negara Indonesia, sehingga hakim dapat

menjatuhkan hukum, seadil-adilnya bagi para pelaku tindak pidana dengan

bijaksana dan bertanggungjawab.

Page 14: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih

lanjut mengenai pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana di Pengadilan

Negeri Surakarta dan mengambil judul : TINJAUAN YURIDIS TENTANG

TINDAK PIDANA PERAMPOKAN DISERTAI PEMBUNUHAN (Studi

Putusan Hakim Pengadilan Negeri Surakarta NO. 99/1990/PID B/PN SKA

dan Putusan NO. 98/1990/PID B/PN Surakarta)

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam suatu penelitian digunakan untuk memperjelas

agar penelitian dapat dibahas lebih terarah dan sesuai dengan sasaran yang

diharapkan. Rumusan masalah merupakan acuan dalam penelitian agar hasilnya

yang diharapkan sesuai pokok permasalahan yang sedang dibahas.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana Pengaturan terhadap masalah perampokan disertai pembunuhan

dalam KUHP?

2. Apakah dasar pertimbangan hakim Pengadilan Negeri Surakarta dalam

menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa tindak pidana perampokan disertai

pembunuhan?

3. Kendala-kendala apa yang dialami hakim dalam mengadili perkara tindak

pidana perampokan disertai pembunuhan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan dapat memberikan suatu

manfaat dan untuk menemukan intisari hukum dari gejala hukum yang

terkandung dalam objek yang diteliti melalui suatu kegiatan ilmiah. Tujuan

Page 15: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

merupakan target yang ingin dicapai sebagai hasil dari pemecahan permasalahan

yang dihadapi.

Adapun tujuan dari penulisan penelitian ini adalah :

1. Tujuan Objektif

Tujuan objektif penelitian yang direncanakan ini ialah :

a. Untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam penjatuhan pidana terhadap

tindak pidana perampokan disertai pembunuhan

b. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dialami hakim dalam mengadili

perkara tindak pidana perampokan disertai pembunuhan

2. Tujuan Subjektif

Tujuan subjektif penelitian yang direncanakan ini ialah :

a. Untuk memperoleh pengetahuan yang lengkap dan jelas dalam menyusun

penulisan hukum, sebagai syarat dalam mencapai gelar kesarjanaan di

bidang ilmu hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Memberikan gambaran dan sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan

di bidang ilmu hukum, khususnya hukum pidana.

c. Untuk melatih kemampuan dan keterampilan penulis dalam penulisan

ilmiah di bidang ilmu hukum.

D. Manfaat Penelitian

Setiap penulisan penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dan

kegunaan. Berdasarkan hal tersebut di atas, manfaat yang hendak dicapai penulis

adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini adalah :

Page 16: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan

serta pemikiran yang bermanfaat terhadap perkembangan ilmu hukum

pada umumnya.

b. Hasil penelitianini diharapkan mampu memberikan masukan bagi

penelitian-penelitian sejenis untuk tahap berikutnya.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini adalah :

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak-pihak yang terkait

dengan masalah yang diteliti

b. Untuk mengembangkan daya pikir dan analisis yang akan membentuk

pola pikir dinamis, sekaligus untuk menerapkan ilmu yang selama ini

diperoleh dalam teori dan praktek.

E. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu

pengetahuan maupun teknologi.Hal ini di sebabkan,oleh karena penelitian

bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis,metodologis dan

konsisten.Melalui proses penelitian tersebut di adakan analisa dan konstruksi

terhadap data yang telah di kumpulkan dan di olah (Soerjono Soekanto,1990 : 1).

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu upaya pencarian dan bukan

sekedar mengamati dengan teliti terhadap suatu obyek yang mudah terpegang di

tangan.Penelitian merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu research,yang

berasal dari kata re (kembali)dan search (mencari).Dengan demikian artinya

’’mencari kembali’’ (Bambang Sunggono,1997:27).

Di dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai

berikut :

Page 17: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah normatif.

Penelitian normatif menggunakan sumber data sekunder sebagai sumber data

yang utama.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan oleh penulis dalam mencari data adalah di

Pengadilan Negeri Surakarta.

3. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang

diperoleh dari study kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah

yang diteliti, data tersebut berupa dokumen-dokumen resmi dalam hal ini

diambil dari putusan perkara pidana di Pengadilan Negeri Surakarta dan

Peraturan perundang-undangan yang terkait.

4. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data

sekunder, terdiri dari :

a. Bahan hukum primer yang berupa :

1) KUHP

2) KUHAP

3) Undang-undang no. 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman

b. Bahan hukum sekunder berupa

Putusan hakim No. 99/pid B/1990 PN.Ska dan putusan no. 98/pid

B/1990/PN Ska

Page 18: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan oleh penulis dalam

penelitian ini adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari, membaca

dan mencatat buku, dokumen-dokumen, literatur-literatur, peraturan

perundang-undangan dan lain sebagainya yang berhubungan dengan obyek

penelitian. Penulis juga menggunakan penelitian lapangan yang berupa

interview atau wawancara yang artinya tehnik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara tanya jawab langsung dengan narasumber yang

diperlukan. Dengan demikian narasumber yang akan diwawancara dalam

penelitian ini adalah Hakim Pengadilan Negeri Surakarta, terutama yang

pernah mengadili kasus perampokan disertai pembunuhan.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah

teknik analisis (contentanalysis). Menurut Webber analisis adalah metodologi

penelitian yang memanfaatkan perangkat prosedur untuk menarik kesimpulan

yang sahih dari buku,dokumen,wawancara dan pendapat hakim.

F. Sistematika Skripsi

Agar penelitian ini dapat tersusun secara teratur dan berurutan sesuai apa

yang hendak dimaksud dengan judul skripsi, maka dalam sub bab ini penulis akan

membuat sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan penulis akan mengemukakan mengenai latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metode penelitian, sistematika.

Page 19: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab kedua akan berisi dua sub bab, yaitu kerangka teori dan

kerangka pemikiran. Kerangka teori meliputi :

A. Tujuan Umum Tentang Pidana

1. Pengertian Pidana

2. Jenis-Jenis Pidana

3. Sifat Hukum Pidana

4. Tujuan Hukum Pidana

B. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana

1. Pengertian Tindak Pidana

2. Unsur-Unsur Tindak Pidana

3. Jenis-Jenis Tindak Pidana

C. Tinjauan Umum Tentang Perampokan

1. Pengertian Perampokan

D. Tinjauan Umum Tentang Pembunuhan

1. Pengertian Pembunuhan

2. Jenis-jenis tindak pidana pembunuhan

E. Tinjauan Umum Tentang Putusan

1. Pengertian putusan hakim

2. Macam-macam putusan hakim

a. Putusan Bebas

b. Putusan Pelepasan Dari Segala Tuntutan Hukum

c. Putusan Pemidanaan

d. putusan Tidak Berwenang Mengadili

e. Putusan Yang Menyatakan Dakwaan Tidak Dapat Diterima

f. Putusan Yang Menyatakan Batal Demi Hukum

Page 20: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab tiga akan berisi tentang pokok-pokok permasalahan yang

ingin dikemukakan berdasarkan rumusan masalah.

BAB IV PENUTUP

Bab empat ini merupakan bagian akhir dari penelitian yang akan berisi

kesimpulan-kesimpulan yang didapat dan diambil dari penelitian serta

berisi saran-saran tindak lanjut dari kesimpulan-kesimpulan yang telah

didapat.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 21: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Kerangka Teori

a. Tinjauan Umum Tentang Pidana

1) Pengertian Pidana

Pada dasarnya pidana adalah sama dengan penderitaan.

Perbedaannya hanya terletak, penderitaan pada tindakan lebih kecil

atau ringan dari pada penderitaan yang dijatuhi oleh pidana.

Pidana berasal dari kata straf (Belanda) yang adakalanya

disebut sebagai hukuman. Mencantumkan pidana pada setiap larangan

dalam hukum pidana, disamping bertujuan untuk kepastian hukum dan

dalam rangka membatasi kekuasaan negara, juga bertujuan untuk

mencegah bagi orang yang berniat untuk melanggar hukum pidana.

Pidana didefinisikan sebagai suatu penderitaan yang sengaja

dijatuhkan/diberikan oleh negara pada seseorang atau beberapa orang

sebagai akibat hukum (sanksi) baginya atas perbuatannya yang telah

melanggar aturan hukum pidana (Adami Chazawi,2002:24).

2) Jenis-jenis Pidana

KUHP sebagai induk pidana telah merinci jenis-jenis pidana,

sebagaimana yang dirumuskan dalam pasal 10 KUHP, dimana dibedakan

adanya pidana pokok dan pidana tambahan.

Page 22: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

a) Pidana pokok terdiri dari:

(1) Pidana Mati

Berdasarkan pasal 69 KUHP maupun berdasarkan hak

yang tertinggi bagi manusia, pidana mati adalah pidana yang

terberat, yang pelaksanaanya berupa penyelenggaraan terhadap

hak hidup manusia, yang sesungguhnya hak itu hanya mutlak

milik Tuhan.

Kejahatan-kejahatan yang diancam dengan pidana mati

hanyalah kejahatan-kejahatan yang dianggap sangat berat saja,

seperti:

(a) Kejahatan-kejahatan yang mengancam keamanan negara

(pasal 104,111 ayat (2), 124 ayat 3 jo 129)

(b) Kejahatan-kejahatan pembunuhan terhadap orang-orang

tertentu dan atau dilakukan dengan faktor-faktor pemberat,

misalnya (pasal 140 (3), 340)

(c) Kejahatan terhadap harta benda yang disertai unsur/faktor

yang sangat memberatkan (pasal 365 ayat (4), 368 ayat (2))

(d) Kejahatan-kejahatan pembajakan laut, sungai dan pantai.

Tindak pidana mati tidak dengan mudah dijatuhkan,

menggunakan upaya pidana mati selalu diancamkan juga

alternatifnya, yaitu pidana penjara seumur hidup atau pidana

penjara setinggi-tingginya 20 tahun.

(2) Pidana penjara

Pidana penjara adalah bentuk pidana yang berupa

kehilangan kemerdekaan. Batas waktu. pidana penjara minimal

1 hari sampai pidana penjara seumur hidup. Namun pada

umumnya pidana penjara maksimum adalah lima belas tahun.

Page 23: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Seseorang yang dipidana penjara akan kehilangan hak-

hak tertentu:

(a) hak untuk memilih dan dipilih dalam pemilu

(b) hak untuk memangku jabatan politik

(c) hak mendapatkan ijin tertentu

(d) hak untuk bekerja pada perusahaan-perusahaan

(e) hak untuk meugadakan asuransi hidup

(f) hak untuk tetap dalam ikatan perkawinan

(g) hak untuk kawin

(h) beberapa hak sipil lainnya

(3) Pidana kurungan

Pidana kurungan relatif sama dengan pidana penjara

namun pada pidana kurungan batas waktu minimal satu hari

dan maksimal satu tahun. Pidana kurungan diancamkan pada

tindak pidana yang dianggap ringan seperti tindak pidana

penjara adalah pelaksanaan pidana kurungan lebih ringan dari

pada pelaksanaan pidana penjara.

(4) Pidana denda

Pidana denda banyak diancamkan pada banyak

pelanggaran baik sebagai alternatif dari pidana kurungan

maupun berdiri sendiri. Begitu juga bagi kejahatan-kejahatan

ringan maupun culpa, pidana denda sering dijadikan alternatif

dari pidana kurungan.

(5) Pidana tutupan

Pidana tutupan ini ditambahkan kedalam Pasal 10

berdasarkan UU No.20 Tahun 1946, yang maksudnya

Page 24: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

sebagaimana tertuang dalam Pasal 2 ayat 1 yang menyatakan

bahwa, dalam mengadili orang yang melakukan kejahatan,

yang diancam dengan pidana penjara, karena terdorong oleh

maksud yang patut dihormati, hakim tidak boleh menjatuhkan

pidana tutupan.

Tempat dakun menjalani pidana tutupan dan segaja

sesuatu yang perlu untuk menjalani UU No.20 Tahun 1946

diatur lebih lanjut dalam PP tahun 1948, yang dikenal dengan

PP rumah tutupan.

b) Pidana tambahan terdiri dari:

Ada 3 jenis pidana tambahan:

(1) Pidana pencabutan hak-hak tertentu

(2) Pidana perampasan barang-barang tertentu

(3) Pidana pengumuman keputusan hakim

3) Sifat Hukum Pidana

Ditinjau dari sifatnya, hukum pidana merupakan hukum publik

yaitu mengatur hubungan antara individu dengan suatu masyarakat

hukum umum, yakni negara atau daerah-daerah di dalam negara.

sifatnya sebagai hukum publik nampak jelas dari kenyataannya (P.A F

Lamintang,1990:13-14).

a. Bahwa sifatnya yang dapat dihukum dari seseorang yang telah

melakukan suatu tindak pidana itu tetap ada, walaupun

tindakannya itu telah mendapat persetujuan terlebih dahuku dari

korbannya.

Page 25: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

b. Bahwa penuntutan menurut hukum pidana itu tidak digantungkan

pada keinginan dari orang yang telah dirugikan oleh suatu tindak

pidana yang telah dilakukan oleh orang lain.

Sifat hukum pidana sebagai hukum publik tidak serta merta

melekat begitu saja. Dahulu, hukum pidana lebih bersifat privat (sipil),

karena apabila seseorang melakukan suatu kejahatan terhadap orang

lain, maka orang atau keluarga ataupun suku bangsa orang yang

menjadi korban ini diperkenankan membalas dendam kepada orang

yang telah merugikannya itu. Prinsip yang dipakai adalah “darah

dibalas dengan darah” sehingga tidak dapat dielakkan bahwa pada saat

itu banyak terjadi pembunuhan besar-besaran di antara suku bangsa

satu dengan yang lain. Belum adanya organisasi kenegaraan seperti

yang dikenal sekarang, adalah penyebab hal-hal tersebut sering terjadi.

Lambat laun oleh karena diketahui bahwa hal tersebut sangat

merugikan suku-suku bangsa itu sendiri, maka seiring dengan

perkembangan terbentuknya organisasi masyarakat berupa negara,

kepentingan-kepentingan yang dianggap sebagai kepentingan bersama

harus pula diatur oleh negara sehingga apabila terjadi pelanggaran

terhadap kepentingan perorangan yang merugikan kepentingan

individu itu sendiri, maka pelanggaran tersebut juga merupakan

pelanggaran yang merugikan kepentingan masyarakat, dan hanya

negara lah yang diberi kekuasaan untuk menuntut dan menjatuhkan

hukuman kepada orang-orang yang telah berbuat pelanggaran-

pelanggaran itu. Demikianlah maka hukum pidana yang tadinya

bersifat privat (sipil) sekarang menjadi bersifat umum dan menjadi

hukum publik (Winarno B,2008;12-13).

Page 26: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

4) Tujuan Hukum Pidana

Pada dasarnya semua hukum bertujuan untuk menciptakan

suatu keadaan dalam pergaulan hidup masyarakat, baik dalam

lingkungan yang kecil maupun dalam lingkungan yang lebih besar,

agar di dalamnya terdapat keserasian, suatu ketertiban, suatu kepastian

hukum dan lain sebagainya. Pun dengan hukum pidana yang

merupakan salah satu bagian dari hukum pidana pada umumnya, yaitu

bahwa semua hukum tersebut memuat sejumlah ketentuan-ketentuan.

Ketentuan-ketentuan tersebut dibuat untuk menjamin agar norma-

norma yang diakui di dalam hukum itu benar-benar akan ditaati orang.

Akan tetapi di dalam satu hal hukum pidana itu menunjukkan

adanya suatu perbedaan dari hukum-hukum yang lain pada umumnya,

yaitu bahwa di dalamnya orang mengenal adanya suatu kesenjangan

untuk memberikan suatu akibat hukum berupa suatu bijzondere leed

atau suatu penderitaan yang bersifat khusus dalam bentuk suatu

hukuman kepada mereka yang telah melakukan suatu pelanggaran

terhadap keharusan-keharusan atau larangan-larangan yang telah

ditemukan di dalamnya. (P.A.F. Lamintang,1990:15).

Adanya penderitaan yang bersifat khusus dalam bentuk

hukuman itu sudah pasti ada did alam bagian-bagian yang lain dari

hukum pada umumnya, yaitu agar norma-norma yang terdapat di

dalamnya benar-benar akan ditaati. Namun, penderitaan yang bersifat

khusus di dalam hukum pidana sifatnya sangat berbeda hukum-hukum

lain tersebut, karena di dalam hukum pidana orang mengenal adanya

perampasan kemerdekaan atau pembatasan kemerdekaan yang telah

melanggar norma-norma yang telah diatur dalam hukum pidana.

Page 27: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Bahkan, orang juga mengenal perampasan nyawa dalam bentuk

hukuman mati, yang secara nyata memang tidak dikenal dalam

hukum-hukum lain pada umumnya.

Menurut ahli-ahli filsafat Jerman pada akhir abad ke-18, bahwa

tujuan dibentuknya hukuman adalah mutlak untuk menghukum atau

membalas perbuatan jahat seseorang. Orang-orang yang jahat harus

diberi hukuman dan hukuman yang adil adalah hukuman yang

setimpal dengan perbuatannya. Demikian tujuan hukum pidana adalah

pembalasan.

Berbeda dengan apa yang dikemukakan Franz Von Lizt, Van

Hamel, dan Simons, bahwa tujuan hukum pidana atau hukuman adalah

bukan sebagai pembalasan, tetapi lebih melihat pada tujuan hukuman

itu, yaitu :

a. Menghindarkan masyarakat dari perbuatan yang jahat

b. Berkaitan dengan pelaksanaan hukuman yang dilakukan ditempat

umum, dimaksudkan agar masyarakat umum mengetaahui proses

penjatuhan hukuman terhadap suatu perbuatan jahat, sehingga jika

masyarakat mengetahui kejamnya hukuman itu diharapkan

perbuatan jahat itu tidak akan terulang lagi atau dilakukan oleh

orang lain lagi (menakut-nakuti serta memperbaiki)

c. Membinasakan orang yang melakukan kejahatan dan pergaulan

masyarakat

d. Mencapai ketertiban hukum

Kemudian, seiring perkembangan pola pikir masyarakat timbul

pendapat bahwa tujuan hukuman sebagai pembalasan sama sekali

tidak memberi kepuasan hukum bagi kepentingan masyarakat. Begitu

Page 28: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

pula apabila tujuan hukuman itu hanya untuk menakut-nakuti umum

dan membinasakan penjahat. Juga tidak memberikan kepuasan hukum

bagi masyarakat, sehingga kedua tujuan hukuman tersebut harus

berjalan beriringan, yaitu :

a. Mengutamakan pembalasan, tetapi pembalasan itu tidak boleh

melampaui batas dari apa yang perlu dan cukup untuk dapat

dipertahankannya tata tertib masyarakat

b. Mengutamakan perlindungan tata tertib masyarakat, tetapi

penderitaan atas dijatuhinya pidana tidak boleh lebih berat

daripada perbuatan yang dilakukan terpidana.

b. Tinjauan Umum tentang Tindak Pidana.

1) Pengertian Tindak Pidana

Tindak pidana merupakan suatu istilah yang mengandung

suatu pengertian dasar dalam ilmu hukum pidana sebagai istilah yang

dibentuk dengan kesadaran dalam memberikan ciri tertentu pada

perbuatan manusia. Istilah tindak pidana berasal dari istilah yang

dikenal dalam hukum pidana Belanda strafbaarfeit yang sebenarnya

merupakan istilah resmi dalam strafwetboek atau Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana yang sekarang berlaku di Indonesia. Walaupun

istilah ini terdapat dalam WvS belanda tetapi tidak ada penjelasan

resmi tentang apa yang dimaksud strafbaarfeit itu. Karena itu para ahli

hukum berusaha untuk memberikan terjemahan dan pengertian yang

berbeda-beda mengenai istilah tersebut seperti tindak pidana, peristiwa

pidana, delik, pelanggaran pidana, perbuatan yang lain (Adami

Chazawi,2002:67)

Page 29: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Berikut ini pendapat beberapa ahli dalam menterjemahkan

istilah “strafbaarfeit” ke dalam bahasa Indonesia.

a) Moeljatno

Menterjemahkan "strafbaarfeit" ke dalam bahasa Indonesia dengan

"Perbuatan Pidana"

Perbuatan pidana diartikan sebagai perbuatan yang oleh

aturan hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana, barang

siapa yang melanggar larangan itu. (Moeljatno,193:54)

b) P.A.F. Lamintang menterjemahkan istilah "strafbaarfeit" dengan

"tindak pidana". Selanjutnya dikatakan tindak pidana sebagai suatu

tindakan melanggar hak dengan sengaja telah dilakukan oleh orang

yang dapat dipertanggungjawabkan atas tindakannya yang

dinyatakan sebagai dapat dilakukan (P.A.F. Lamintang,1981:127)

c) Wirjono Prodjodikoro menterjemahkan istilah “strafbaarfeit” ke

dalam bahasa Indonesia menjadi istilah "tindak pidana". Menurut

pendapatnya "tindak pidana" adalah suatu perbuatan yang

pelakunya dapat dikenakan pidana (Wirjono

Prodjodikoro,1986:32).

Pendapat para ahli hukum dalam menterjemahkan istilah

“strafbaarfeit” ke dalam bahasa Indonesia, apabila dikaitkan dengan

teori dalam ilmu hukum pidana yakni teori monistis dan teori dualistis

maka dapat dikatakan sebagai berikut:

Moeljatno dikelompokkan ke dalam aliran dualistis. Dikatakan

demikian oleh karena aliran ini membedakan antara "perbuatan", dan

"orang yang melakukan perbuatan pidana", atau dikatakan pemisahan

Page 30: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

antara "criminal act dan "criminal responsibility". Menurut aliran

dualistis seseorang yang telah melakukan perbuatan yang memenuhi

unsur-unsur tindak pidana belum tentu terhadapnya dikenakan pidana.

Oleh karena masih harus dilihat dan ada tidaknya kemampuan

bertanggung jawab dari pelaku.

P.A.F. Lamintang dan Wirjono Prodjodikoro, dapat dikatakan

sebagai aliran "monastis" yaitu aliran yang berpandangan apabila

unsur-unsur tindak pidana telah dipenuhi maka terhadapnya dapat

dipidana.

2) Unsur-unsur Tindak Pidana

Unsur tindak pidana adalah unsur-unsur yang ada pada suatu

tindak pidana yang dilakukan oleh pelaku tindak pidana. Jika unsur-

unsur tersebut terpenuhi, maka dapat dikenakan pemindanaan pada

pelaku tindan pidana tersebut, tetapi jika salah satu unsur tindak

pidana tidak terpenuhi, maka pelaku tindak pidana tersebut tidak dapat

dihukum.

Dalam setiap tindak pidana yang terdapat di dalam Kitab

Undang-Undang Pidana itu pada umumnya dapat kita jabarkan ke

dalam unsur-unsur yang pada dasarnya dapat kita bagi menjadi dua

macam unsur, yaitu unsur-unsur subjektif dan unsur-unsur objektif.

Yang dimaksud dengan unsur-unsur subjektif itu adalah unsur-

unsur yang melekat pada diri si pelaku atau yang berhubungan dengan

diri si pelaku, dan termasuk ke dalamnya yaitu segala sesuatu yang

terkandung di dalam hatinya. Unsur-unsur subjektif dari suatu tindak

pidana itu adalah:

Page 31: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

a) Kesengajaan atau ketidaksengajaan (dolus atau culpa);

b) Maksud atau voornemen pada suatu percobaan atau poging seperti

yang dimaksud di dalam Pasal 53 ayat 1 KUHP;

c) Macam-macam maksud atau oogmerk seperti yang terdapat

misalnya di dalam kejahatan-kejanatan pencurian, penipuan,

pemerasan, pemalsuan dan lain-lain.

d) Merencanakan terlebih dahulu atau voorbedachie road seperti

misalnya yang terdapat di dalam kejahatan pembunuhan menurut

Pasal 340 KUHP;

Perasaan takut atau vress seperti yang antara lain terdapat di

dalam rumusan tindak pidana menurut Pasal 308 KUHP. Golongan

subyektif antara lain :

a) Mampu bertanggungjawab

b) Kesalahan : sengaja atau alpa

c) Tidak ada alasan pemaaf

Yang dimaksud dengan unsur-unsur objektif itu dalam unsur-

unsur yang ada hubungannya dengan keadaan-keadaan, yaitu di dalam

keadaan-keadaan dan si pelaku itu harus dilakukan. Unsur-unsur

objektif dari sesuatu tindak pidana itu adalah:

a) Sifat melanggar hukum atau wederechtlijkheid;

b) Kualitas dari si pelaku, misalnya "keadaan sebagai seorang pegawai

negeri" di dalam kejahatan jabatan menurut Pasal 415 KUHP atau

"keadaan sebagai pengurus atau komisaris dari suatu perseroan

terbatas" di dalam kejahatan menurut Pasal 398 KUHP:

c) Kausalitas, yaitu hubungan antara sesuatu tindakan sebagai

penyebab dengan suatu kenyataan sebagai akibat

Page 32: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Yang termasuk golongan obyectif antara lain:

a) Melawan Hukum

b) Tidak ada alasan pembenar

Konsekuensinya jika yang tidak terbukti unsur obyektif, maka

amar putusannya adalah bebas. Namun jika yang tidak terbukti adalah

unsur subyektif, maka amar putusannya dilepas dan tuntutan. Jika

semua unsur terbukti, maka pelaku dipidana. Maka dari itu apabila

yang terbukti adalah unsur obyektif yaitu unsur melawan hukum

namun pelaku tidak mampu dipertanggungjawabkan, maka ia harus

dilepaskan dari tuntutan. Dengan kata lain, perbuatannya itu tetap

melawan hukum tetapi pelaku menderita penyakit jiwa seperti yang

terdapat dalam Pasal 44 KUHP, karena itu ia tidak dapat

dipertanggungjawabkan (Martiman Prodjohamidjojo,1997:15-17).

3) Jenis-jenis tindak pidana

Tindak pidana dapat digolongkan antara lain sebagai berikut :

a) Tindak pidana kejahatan dan tindak pidana pelanggaran

Untuk membedakan antara kejahatan dengan pelanggaran,

dipakai ukuran kualitatif dan kuantitatif. Secara kaulitatif, bahwa

kejahatan (recht deliet) dirasakan oleh masyarakat sebagai

perbuatan yang bertentangan dengan keadilan dan pelanggaran

(wets deliet) adalah perbuatan yang merupakan tindak pidana

karena dalam undang-undang menyebutkan sebagai delik,

Page 33: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

sedangkan secara kualitatif, bahwa kejahatan dipidana lebih berat

daripada pelanggaran.

b) Tindak pidana formil dan tindak pidana materiil

Tindak pidana formil merupakan tindak pidana yang

perumusannya menitikberatkan pada perbuatan yang dilarang

bukan pada akibat dari perbuatan itu, contohnya penghasutan

(pasal 160 KUHP) dan penghinaan (pasal 315 KUHP), tindak

pidana materiil yaitu tindak pidana yang perumusannya

menitikberatkan pada akibat dari perbuatan itu, contohnya

pembunuhan (pasal 338 KUHP).

c) Tindak pidana dengan kesengajaan dan tindak pidana dengan

kealpaan.

Tindak pidana dengan unsur kesengajaan (deliet dolus)

merupakan tindak pidana yang terjadi karena pelaku memang

menghendaki untuk melakukan tindak pidana tersebut, termasuk

mengetahui timbulnya akibat dari perbuatan tersebut, misalnya

pembunuhan berencana (pasal 340 KUHP).

Sedangkan tindak pidana dengan unsur kealpaan (deliet

culpa) merupakan tindak pidana yang terjadi sementara sebenarnya

pelaku tidak berkeinginan untuk melakukan perbuatan itu,

demikian pula dengan akibat yang ditimbulkannya atau tidak

adanya penduga-dugaan yang diharuskan oleh hukum dan

penghati-hatian oleh hukum, misalnya : karena kealpaannya

menyebabkan matinya orang (pasal 359 KUHP)

Page 34: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

d) Tindak pidana aduan dan tindak pidana biasa

Tindak pidana aduan yaitu tindak pidana yang hanya dapat

dituntut, diproses dan diadili berdasarkan pengaduan dari korban,

anggota keluarga, dan atau orang yang dirugikan. Tindak pidana

biasa yaitu tindak pidana yang dapat dituntut, diproses dan diadili

walaupun tidak ada pengaduan.

e) Tindak pidana berlangsung terus dan tindak pidana tidak

berlangsung terus

Tindak pidana berlangsung terus dan merupakan tindak

pidana yang terjadinya berlangsung terus menerus, misalnya :

merampas kemerdekaan seseorang (pasal 333 KUHP). Tindak

pidana tidak berlangsung terus menerus atau tindak pidana yang

berjalan habis, yaitu tindak pidana yang selesai pada suatu saat,

misalnya : pembunuhan (pasal 338 KUHP).

f) Tindak pidana sederhana dan tindak pidana dengan pemberatan

Tindak pidana sederhana adalah tindak pidana dalam

bentuk pokok tetapi tidak ada keadaan yang memberatkan,

misalnya : penganiayaan (pasal 351 KUHP). Tindak pidana dengan

pemberatan merupakan tindak pidana dalam bentuk pokok tetapi

ada keadaan yang memberatkan, misalnya : pencurian pada waktu

malam (pasal 363 KUHP)

Page 35: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

g) Tindak pidana tunggal dan tindak pidana berganda

Tindak pidana tunggal yaitu tindak pidana yang terjadi

cukup dengan satu kali perbuatan, misalnya : pembunuhan (pasal

338 KUHP). Tindak pidana berganda yaitu tindak pidana yang

baru dianggap terjadi bila dilakukan berkali-kali, misalnya :

penadahan (pasal 481 KUHP)

h) Tindak pidana commisionis, tindak pidana ommisionis dan tindak

pidana commisionis per ommisionis commisa

Tindak pidana commisionis merupakan tindak pidana yang

berupa pelanggaran terhadap larangan yang diadakan undang-

undang, misalnya penipuan (pasal 378 KUHP). Tindak pidana

ommisionis merupakan pelanggaran terhadap keharusan yang

diadakan oleh undang-undang, misalnya : tidak menolong orang

dalam keadaan bahaya (pasal 351 KUHP). Kemudian yang

dimaksud dengan tindak pidana commisionis per ommisionis

commisa yaitu pelanggaran terhadap larangan yang diadakan

undang-undang tetapi dilakukan dengan jalan tidak berbuat atau

tidak melakukan sesuatu yang merupakan kewajibannya, misalnya

: seorang ibu yang membunuh bayinya dengan tidak memberi susu

(pasal 338 dan pasal 340 KUHP)

i) Tindak pidana umum dan tindak pidana khusus

Tindak pidana umum merupakan tindak pidana yang

perumusannya yang diatur dalam kitab undang-undang hukum

pidana. Tindak pidana khusus merupakan tindak pidana yang

Page 36: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

diatur secara khusus dalam undang-undang lain, misalnya : tindak

pidana korupsi.

c. Tinjauan Umum tentang Perampokan

Di antara kejahatan yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah

pencurian, yang dinamakan pencurian menurut pasal 362 KUHP adalah

’’Barang siapa mengambil barang sesuatu,yang seluruhnya atau sebagian

kepunyaan orang lain,dengan maksud untuk di miliki secara melawan

hukum,di ancam karena pencurian,dengan pidana penjara paling lama lima

tahun,atau pidana denda paling banyak sembilan ratus

rupiah’’.(KUHP;1991:221). Unsur-unsur yang dapat

di tarik dari pasal 362 adalah sebagai berikut :

1) Perbuatan “mengambil”

2) Yang diambil adalah suatu “barang”

3) Barang itu harus “seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain”

4) Pengambilan itu harus dilakukan “dengan maksud hendak memiliki

barang itu dengan melawan hukum”

Pencurian merupakan kejahatan terhadap harta benda yang diatur

dalam buku II KUHP dalam bab XXI, kejahatan tersebut merupakan

tindak pidana formil yang berarti perbuatannya yang dilarang dan diancam

dengan hukuman dan undang-undang.

Menurut undang-undang pencurian itu di bedakan atas lima macam

pencurian yaitu;

1. Pencurian Biasa (pasal 362 KUHP).

2. Pencurian dengan pemberatan (pasal 363 KUHP).

Page 37: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

3. Pencurian dengan kekerasan (pasal 365 KUHP).

4. Pencurian ringan (pasal 364 KUHP).

5. Pencurian dalam kalangan keluarga (pasal 367 KUHP).

Dari macam-macam pencurian di atas dapat di tarik kesimpulan

bahwa sesuai dengan rumusan pencurian ini termasuk pencurian dengan

kekerasan pasal 365 KUHP.Pencurian dengan kekerasan adalah pencurian

yang didahului, disertai atau diiringi dengan kekerasan atau ancaman

kekerasan terhadap orang-orang dengan tujuan untuk mempersipakan atau

mempermudah pencurian itu, atau pada keadaan tertangkap tangan supaya

mempunyai kesempatan bagi diri sendiri atau orang lain yang turut serta

melakukan kejahatan itu untuk melarikan diri atau supaya barang yang

dicuri tetap dalam kekuasaannya.

d. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Pembunuhan

1. Pengertian tentang tindak pidana pembunuhan

Tindak pidana pembunuhan oleh pasal 338 KUHP dirumuskan

sebagai barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain,

diancam karena pembunuhan dengan penjara paling lama 15

tahun.(KUHP;1991:207).

Hal ini merupakan suatu rumusan secara materiil yaitu

“menyebabkan sesuatu tertentu” tanpa menyebutkan ujud dari tindak

pidana. Unsur-unsur yang dapat ditarik dari pasal 338 KUHP adalah :

a) Perbuatan itu harus disengaja, dengan kesengajaan itu harus timbul

seketika itu juga, ditujukan maksud supaya orang itu mati

Page 38: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

b) Melenyapkan nyawa orang lain itu harus merupakan yang “positif”

walaupun dengan perbuatan yang kecil sekalipun.

c) Perbuatan itu harus menyebabkan matinya orang, disini harus ada

hubungan kausal di antara perbuatan yang dilakukan itu dengan

kematian orang tersebut.

Dari unsur-unsur pasal 338 KUHP di atas dapat disimpulkan

sebagai berikut :

a) Dengan sengaja

Dalam KUHP tidak dijelaskan apa arti kesengajaan, tetapi

didalam MvT (memorie van Toelieting) disebutkan “pidana pada

umumnya hendaknya dijatuhkan hanya pada barang siapa yang

melakukan perbuatan yang dilarang yang dikehendaki dan diketahui”.

Terwujudnya perbuatan seperti yang dirumuskan dalam undang-

undang berpangkal tekad adalah azaz dari perbuatan kesengajaan.

Teori berpangkal tekad karena akibat itu hanya dapat dibayangkan dan

dicita-citakan saja oleh orang yang melakukan suatu perbuatan.

Kesengajaan adalah kehendak untuk berbuat dengan mengetahui

unsur-unsur yang diperlukan menurut perumusan undang-undang.

Dalam ilmu hukum pidana dibedakan dalam 3 corak

kesengajaan, yaitu :

(a) Kesengajaan sebagai tujuan

Kesengajaan ada, apabila si pelaku benar-benar

menghendaki mencapai akibat yang menjadi pokok alasan

diadakannya ancaman hukum pidana.

(b) Kesengajaan sebagai kepastian

Kesengajaan semacam ini ada, apabila si pelaku tahu benar

bahwa suatu akibat pasti ada dari perbuatan itu.

Page 39: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

(c) Kesengajaan sebagai kemungkinan

Kesengajaan ada, apabila dalam pemikiran si pelaku hanya

suatu kemungkinan belaka akibat yang akan terjadi dari suatu

perbuatan.

2) Menghilangkan nyawa orang lain

Unsur-unsur tindak pidana yang menyebabkan hilangnya

nyawa korban adalah sebagai berikut :

a) Adanya suatu perbuatan yang menyebabkan matinya orang lain

b) Adanya kesengajaan yang tertuju pada terlaksananya kematian

orang lain

c) Kesengajaan merampas nyawa dilakukan segera setelah timbulnya

niat untuk membunuh

d) Orang lain merupakan unsur yang menunjukkan bahwa merampas

nyawa orang lain merupakan perbuatan positif sekalipun dengan

perbuatan kecil.

Delik ini mengandung unsur dan kualifikasi yaitu pembunuhan

dan sanksi pidana. Delik ini juga dirumuskan secara materiil artinya

menitik beratkan pada akibat hilangnya nyawa, tentang bagaimana

cara menghilangkan nyawa itu.

2. Jenis-jenis tindak pidana pembunuhan

Kejahatan terhadap nyawa (misdrijven tegen bet leveri) adalah

berupa penyerangan terhadap nyawa orang lain. Kepentingan hukum

Page 40: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

yang dilindungi dan yang merupakan obyek kejahatan ini adalah

nyawa (leven) manusia. Pembunuhan ini termasuk tindak pidana

materiil (materiale delict), artinya untuk kesempurnaan tindak pidana

ini tidak cukup dengan dilakukannya perbuatan itu, akan tetapi

menjadi syarat juga adanya akibat dari perbuatan itu. Kejahatan

terhadap nyawa dalam KUHP dibedakan atas dua dasar, yaitu atas

dasar unsur kesalahannya dan atas dasar obyeknya (nyawa). Kejahatan

terhadap nyawa atas dasar kesalahannya, dibedakan menjadi dua,

yaitu:

a) Kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan sengaja (dolus

misdrijven), adalah kejahatan yang dimuat dalam Bab XIX KUHP,

Pasal 338 s/d Pasal 350.

b) Kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan tidak dengan sengaja

(culpose misdrijven), adalah kejahatan yang dimuat dalam Bab

XXI (khusus Pasal 359).

Berdasar atas obyeknya (kepentingan hukum yang dilindungi),

maka kejahatan terhadap nyawa dengan sengaja dibedakan menjadi

tiga macam, yaitu :

a) Kejahatan terhadap nyawa orang pada umumnya, dimuat dalam

Pasal 338,339, 340, 344, dan 345 KUHP.

b) Kejahatan terhadap nyawa bayi pada saat atau tidak lama setelah

dilahirkan, dimuat dalam Pasal 341, 342, dan 343 KUHP.

Page 41: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

c) Kejahatan terhadap nyawa bayi yang masih ada dalam kandungan

ibu (janin), dimuat dalam Pasal 346, 347,348, dan 349 KUHP.

(Adami Chazawi, 2001: 55).

Tindak pidana pembunuhan yang merupakan kejahatan

terhadap nyawa yang dilakukan dengan sengaja atas dasar obyeknya,

terbagi atas beberapa jenis, yaitu:

1) Pembunuhan Biasa dalam Bentuk Pokok/ Doodslag (Pasal 338

KUHP)

Kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan sengaja

(pembunuhan) dalam bentuk pokok, dimuat dalam Pasal 338

KUHP, yang rumusannya adalah sebagai berikut:

“Barangsiapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang

lain dipidana karena pembunuhan dengan pidana penjara paling

lama lima belas tahun”.

Dari rumusan tersebut, dapat diketahui unsur-unsur

pembunuhan, yaitu:

a) Unsur obyektif

(1) Perbuatan : menghilangkan nyawa.

(2) Obyeknya : nyawa orang lain.

b) Unsur subyektif : dengan sengaja

Dalam perbuatan menghilangkan nyawa (orang lain)

terdapat tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

Page 42: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

a) Adanya wujud perbuatan;

b) Adanya suatu kematian (orang lain);

c) Adanya hubungan sebab dan akibat (causal verband) antara

perbuatan dan akibat kematian (orang lain).

Tiga syarat yang ada dalam unsur perbuatan menghilangkan

nyawa tersebut, harus dibuktikan. Walaupun antara satu dengan

yang lain dapat dibedakan, akan tetapi tidak dapat dipisahkan,

merupakan suatu kebulatan. Apabila tidak terdapat salah satu

diantara tiga syarat, maka perbuatan menghilangkan nyawa tidak

terjadi.

Antara unsur subyektif sengaja dengan unsur obyektif

mengenai wujud perbuatan menghilangkan nyawa, terdapat syarat

yang juga harus dibuktikan, yaitu pelaksanaan perbuatan

menghilangkan nyawa (orang lain) harus seketika itu juga atau

tidak lama setelah timbulnya kehendak (niat) untuk

menghilangkan nyawa orang lain itu. Apabila terdapat tenggang

waktu yang cukup lama sejak timbulnya kehendak untuk

membunuh dengan pelaksanaannya, di mana dalam tenggang

waktu yang cukup lama itu pelaku dapat memikirkan tentang

berbagai hal, misalnya memikirkan apakah kehendaknya akan

diwujudkan dalam pelaksanaan atau tidak, dengan cara apa

kehendak itu akan diwujudkan dan sebagainya, maka

pembunuhan itu telah masuk ke dalam pembunuhan berencana

(Pasal 340), dan bukan lagi pembunuhan biasa.

Perbuatan menghilangkan nyawa orang lain itu harus

merupakan perbuatan "positif walaupun dengan perbuatan yang

Page 43: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

sekecil apapun. Unsur tingkah laku "menghilangkan nyawa"

orang lain, menunjukkan bahwa kejahatan pembunuhan adalah

suatu tindak pidana materiil, yaitu suatu tindak pidana yang

melarang menimbulkan akibat tertentu (akibat yang dilarang atau

akibat konstitutif / constitutief gevolg). Dalam tindak pidana

pembunuhan harus ada hubungan diantara perbuatan yang

dilakukan itu dengan kematian orang tersebut. Pada saat timbul

akibat hilangnya nyawa tidaklah harus seketika atau tak lama

setelah perbuatan, melainkan dapat timbul beberapa lama

kemudian. Jadi kematian atau akibat itu harus disebabkan oleh

perbuatan itu.

2) Pembunuhan yang Diikuti, Disertai, atau Didahului oleh tindak

Pidana Lain (Pasal 339 KUHP)

Pembunuhan yang dimaksud ini adalah sebagaimana yang

dirumuskan dalam Pasal 339 KUHP, yang berbunyi:

“Pembunuhan yang diikuti, disertai, atau didahului oleh

sesuatu perbuatan pidana yang dilakukan dengan maksud untuk

mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atau untuk

melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana

dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan

penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum,

diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu

tertentu, paling lama dua juluh tahun”.

Page 44: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Dari rumusan tersebut, dapat diketahui unsur-unsurnya,

sebagai berikut:

a) Semua unsur pembunuhan (obyektif dan subyektif) Pasal 338.

b) Yang diikuti, disenai, atau didahului oleh tindak pidana lain.

c) Pembunuhan itu dilakukan dengan maksud:

(1) Untuk mempersiapkan tindak pidana lain yang dilakukan

sesudah pembunuhan itu. Sengaja membunuh sebagai

persiapan untuk perbuatan pidana lain. Pembunuhan itu

diikuti oleh perbuatan pidana lain.

(2) Untuk mempermudah pelaksanaan tindak pidana lain.

Pembunuhan itu bersamaan atau disertai dengan perbuatan

pidana lain. Sengaja membunuh untuk memudahkan

perbuatan pidana lain.

(3) Dalam hal tertangkap tangan ditujukan untuk

menghindarkan diri sendiri maupun peserta lainya dari

pidana atau untuk memastikan penguasaan benda yang

diperolehnya secara melawan hukum atau supaya apa yang

didapat dari perbuatan itu tetap akan ada di tangannya.

Kejahatan pokok yang terdapat dalam Pasal 339 KUHP

adalah pembunuhan yang diperberat (gequlificeerde doodslag).

Sifat yang memberatkan pidana dalam bentuk pembunuhan

khusus ini terletak pada unsur b) dan c).

Dalam pembunuhan yang diperberat ini terdapat dua tindak

pidana sekaligus, yaitu tindak pidana pembunuhan dalam bentuk

pokok (Pasal 338 KUHP) dan tindak pidana lain (selain

pembunuhan). Tindak pidana lain itu tidak boleh baru percobaan,

Page 45: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

namun harus terjadi. Adanya unsur diikuti, disertai, atau

didahului oleh tindak pidana lain, menunjukkan bahwa tindak

pidana lain itu harus sudah terjadi. Apabila tindak pidana lain itu

baru merupakan percobaannya, sedangkan pembunuhannya telah

terjadi, maka yang terjadi adalah percobaan pembunuhan.

Kata "diikuti" dimaksudkan, diikuti kejahatan lain.

Pembunuhan itu dimaksudkan untuk mempersiapkan

dilakukannya kejahatan lain. Kata "disertai" dimaksudkan,

disertai kejahatan lain. Pembunuhan itu dimaksudkan untuk

mempermudah terlaksananya kejahatan lain itu. Kata "didahului"

dimaksudkan, didahului kejahatan lainnya atau menjamin agar

pelaku kejahatan tetap dapat menguasai barang-barang yang

diperoleh dari kejahatan.

Dalam Pasal 339 terdapat hubungan yang erat (yang bersifat

subyektif) antara pembunuhan dengan tindak pidana lain itu. Hal

ini tampak dari adanya kalimat "dengan maksud untuk

mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya". Artinya

pembunuhan itu dimaksudkan untuk mempermudah atau

mempersiapkan tindak pidana lain. Unsur maksud itu

menghubungkan antara pembunuhan itu dengan tindak pidana

lain (subyektif). Secara obyektif, apakah pembunuhan yang

dilakukan itu benar-benar memberi kemudahan dalam

melaksanakan tindak pidana lain, dan itu merupakan hal yang

tidak penting.

Unsur obyektif dalam Pasal 339 KUHP terdapat pada unsur/

perkataan diikuti, disertai, atau didahului, yang ditempatkan

Page 46: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

antara unsur pembunuhan dengan tindak pidana (lain). Hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan (obyektif) yang erat antara

pembunuhan dengan tindak pidana lain. Dari sudut obyektif,

perkataan mempersiapkan menunjukkan bahwa pembunuhan itu

adalah sebagai langkah awal untuk melakukan tindak pidana lain,

artinya pembunuhan itu dilakukan terlebih dahulu. Kenyataan

dilakukannya pembunuhan itu sebelum melakukan tindak pidana

lain ini bersifat obyektif dan harus dibuktikan. Mempersiapkan

adalah dituju oleh unsur maksud, dan dalam hal ini yang harus

dibuktikan adalah:

a) Secara obyektif, bahwa pembunuhan itu dilakukan terlebih

dahulu dari tindak pidana lain.

b) Secara subyektif . maksud yang terkandung dalam batin

terdakwa adalah sebagai maksud untuk mempersiapkan

tindak pidana lain. Walaupun keduanya bisa dibedakan,

namun tidak bisa dipisahkan.

Unsur subyektif dalam Pasal 339 KUHP terdapat pada

unsur/ perkataan dengan maksud. Hal ini menunjukkan bahwa

ada hubungan yang bersifat subyektif (hubungan alam batin

pelaku) antara pembunuhan dengan tindak pidana lain tersebut.

Adanya hubungan obyektif maupun hubungan subyektif antara

pembunuhan dengan tindak pidana lain, dapat dilihat dari

perkataan atau unsur-unsur: dikuti, disertai, atau didahului dan

dengan maksud untuk mempersiapkan dan seterusnya.

a) Dari unsur diikuti dan maksud mempersiapkan

Page 47: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Apabila pembunuhan itu diikuti (gevolgd) oleh tindak

pidana lain, yang artinya pembunuhan itu dilakukan terlebih

dahulu, baru kemudian tindak pidana lain, maka maksud

untuk melakukan pembunuhan itu adalah untuk

mempersiapkan tindak pidana lain itu.

b) Dari unsur disertai dan maksud mempermudah

Apabila pembunuhan itu disertai (vergezeld) oleh tindak

pidana lain, yang artinya bahwa pelaksanaan pembunuhan

dengan pelaksanaan tindak pidana lain terjadi secara

berbarengan/serentak, maka maksud melakukan pembunuhan

itu ditujukan pada hal mempermudah atau memperlancar

pelaksanaan tindak pidana lain. Unsur/perkataan disertai,

menunjukkan bahwa ada hubungan yang bersifat obyektif

antara pembunuhan dengan tindak pidana lain. Membuktikan

hubungan ini adalah membuktikan bahwa pelaksanaan kedua

kejahatan itu secara berbarengan.

Unsur perkataan maksud (untuk mempermudah),

menunjukkan adanya hubungan yang bersifat subyektif antara

pembunuhan dengan tindak pidana lain. Dilakukannya

pembunuhan dimaksudkan untuk memudahkan dalam

melakukan tindak pidana lain itu. Apabila pembunuhan itu

benar-benar secara obyektif berperan untuk mempermudah

atau memperlancar pelaksanaan tindak pidana lain itu, dalam

hal ini tidaklah penting dan tidak perlu untuk dibuktikan.

Sebab keadaan obyektif itu bukan merupakan syarat atau

unsur, yang merupakan syarat adalah maksudnya saja yaitu

maksud untuk mempermudah.

c) Dari unsur didahului dan maksud melepaskan diri dan

seterusnya

Page 48: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Apabila pembunuhan itu didahului (voorafgegaan) oleh

tindak pidana lain, dalam hal ini tindak pidana lain itu

dilakukan lebih dahulu daripada pembunuhan, maka maksud

melakukan pembunuhan itu adalah dalam hal tertangkap

tangan ditujukan:

(1) untuk menghindari dirinya sendiri maupun peserta lainnya

dari pidana;

(2) untuk memastikan penguasaan benda yang diperolehnya

dari tindak pidana lain.

Adanya hubungan yang bersifat obyektif, adalah bahwa

pembunuhan itu didahului oleh tindak pidana lain, artinya

dilakukan setelah melakukan tindak pidana lain, dan keadaan

inilah yang harus dibuktikan. Sedangkan apa peranan

pembunuhan itu terhadap tindak pidana lain, tidak ada, karena

tindak pidana lain itu sudah selesai dilaksanakan. Di sini tidak

ada hubungan secara obyektif. Hubungan subyektif terdapat

dalam perkataan unsur dengan maksud untuk melepaskan diri

sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dan seterusnya, dan

unsur ini harus dibuktikan.

Perkataan melepaskan diri dari pidana mempunyai arti

bahwa maksud pelaku membunuh ditujukan agar ia maupun

peserta lainnya tidak dapat ditangkap, diadili, dan dijatuhi pidana

karena melakukan tindak pidana lain itu. Timbulnya maksud

yang demikian tersebut harus:

(1) sebelum atau setidak-tidaknya pada saat mewujudkan

perbuatan menghilangkan nyawa;

(2) pada saat berada dalam hal tertangkap tangan (obyektif).

Page 49: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Peserta lain yang dimaksud adalah orang lain yang ikut

terlibat bersama (dengan dirinya) dalam hal melakukan tindak

pidana lain, bukan terlibat dalam pembunuhan. Mereka hanya

dipersalahkan atas perbuatan pidana yang lainnya saja. Yang

dimaksud tertangkap tangan menurut Pasal 339 KUHP adalah

pada saat seseorang sedang dalam melakukan tindak pidana ia

diketahui oleh orang lain sebagai yang melakukan tindak pidana

itu.

Dalam Pasal 339 KUHP terdapat hubungan antara unsur

maksud (kesalahan) dengan unsur tertangkap tangan, yaitu bahwa

dalam hal pembunuhan yang didahului oleh tindak pidana lain,

dan dalam melakukan tindak pidana lain itu tertangkap tangan, ia

melakukan pembunuhan, maka pembunuhan itu dilakukan

dengan maksud yang ditujukan untuk memastikan penguasaan

benda yang diperolehnya secara melawan hukum. Maksud dari

memastikan adalah agar ia tetap dapat menguasai benda yang

diperoleh secara melawan hukum. Diperoleh secara melawan

hukum artinya benda itu didapatnya dari melakukan tindak

pidana lain itu, dalam hal ini adalah tindak pidana mengenai harta

benda, misalnya pencurian, pemerasan, dan sebagainya.

Tindak pidana yang ada dalam Pasal 339 KUHP ada dua,

yaitu pembunuhan dan tindak pidana lain selain pembunuhan.

Orang yang dipertanggungjawabkan atas pembunuhan (339)

adalah hanya bagi orang yang melaksanakan pembunuhan itu

atau orang yang perbuatannya mempunyai andil (misalnya pelaku

peserta atau pelaku pembantu) terhadap pembunuhan ketika

pembunuhan itu berlangsung. Sedangkan bagi orang lain yang

Page 50: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

tidak ikut terlibat secara aktif atau fisik dengan pembunuhan itu,

ia hanya dipertanggungjawabkan atas tindak pidana lain yang

dilakukannya saja.

3) Pembunuhan Berencana (moord)

Pembunuhan berencana adalah pembunuhan yang paling

berat ancaman pidananya dari seluruh bentuk kejahatan terhadap

nyawa manusia. Pembunuhan berencana diatur dalam Pasal 340

KUHP, yang rumusannya adalah:

"Barangsiapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih

dahulu menghilangkan nyawa orang lain, dipidana karena

pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana

penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama

dua puluh tahun".

Dari rumusan tersebut dapat diketahui unsur-unsurnya

sebagai berikut:

a) Unsur subyektif

(1) Dengan sengaja, yaitu kesengajaan yang harus disertai

dengan suatu perencanaan terlebih dahulu;

(2) Dengan rencana terlebih dahulu.

b) Unsur obyektif

(1) Perbuatan menghilangkan nyawa;

(2) Obyeknya: nyawa orang lain.

Page 51: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Pembunuhan yang terdapat dalam Pasal 340 KUHP ini

adalah pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja dan

direncanakan terlebih dahulu dalam keadaan tenang untuk

menghilangkan nyawa orang lain. Berencana disini meliputi

bagaimana cara pelaksanaan pembunuhan, alat atau sarana yang

akan digunakan, tempat atau lokasi akan dilaksanakannya

pembunuhan, waktu pelaksanaannya, atau bahkan cara pelaku

pembunuhan berencana untuk meghilangkan jejak, misalnya:

dengan membuang alat atau sarana yang digunakan untuk

melakukan kejahatan, memakai sarung tangan agar tidak

meninggalkan sidik jari pelaku ataupun dengan membuang mayat

korban di tempat yang dirasakan aman.

Para perancang KUHP (WvS) menganggap bahwa

pembunuhan berencana adalah kejahatan yang sangat

menyinggung asas-asas kemanusiaan yang adil dan beradab.

Dalam pembunuhan berencana ini diperlukan suatu akal licik atau

niat yang sangat jahat, alat atau sarana yang memadai, waktu

yang tepat serta motif yang kuat untuk menggerakkan seseorang

untuk melakukan pembunuhan yang keji. Oleh karena itu,

ancaman pidana pada pembunuhan berencana, lebih berat

dibandingkan dengan pembunuhan dalam Pasal 338 maupun 339.

Hal ini diletakkan pada adanya unsur dengan rencana terlebih

dahulu. Pembunuhan berencana diancam dengan pidana mati

untuk melindungi ketemtaman dan kesejahteraan umum.

Menurut M. Sudrajat Bassar, unsur-unsur yang terdapat

dalam kejahatan pembunuhan berencana ini adalah sebagai

berikut:

Page 52: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

a) Adanya kesengajaan (dolus premidilalus), yaitu kesengajaan

yang harus disertai dengan suatu perencanaan terlebih dahulu;

b) Yang bersalah di dalam keadaan tenang memikirkan untuk

melakukan pembunuhan itu dan kemudian melakukan

maksudnya dan tidak menjadi soal berapa lama waktunya;

c) Di antara saat timbulnya pikiran untuk membunuh dan saat

melakukan pembunuhan itu, ada waktu ketenangan pikiran.

Pembunuhan berencana berbeda dengan pembunuhan biasa

(Pasal 338). Dalam pembunuhan biasa, pelaku mempunyai

pikiran untuk membunuh itu timbul dalam keadaan marah, dan

keharuan itu berlangsung terus sampai ia melaksanakan

pembunuhan itu, maka dalam hal ini tidak ada perencanaan yang

dipikirkan dalam hati yang tenang (M. Sudrajat Bassar, 1986:

124):

Unsur dengan rencana terlebih dahulu pada dasarnya

mengandung tiga syarat/unsur, yaitu:

a) Memutuskan kehendak dalam suasana tenang;

b) Tersedia waktu yang cukup sejak timbulnya kehendak sampai

dengan pelaksanaan kehendak;

c) Pelaksanaan kehendak (perbuatan) dalam suasana tenang.

Tiga unsur tersebut bersifat kumulatif, saling berhubungan,

dan merupakan suatu kebulatan yang tidak terpisahkan. Apabila

sudah terpisah/terputus, maka sudah tidak ada lagi dengan

rencana terlebih dahulu. Untuk dapat diterimanya suatu rencana

terlebih dahulu, maka perlu adanya suatu tenggang waktu pendek

atau panjang dalam mana dilakukan pertimbangan dan pemikiran

Page 53: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

yang tenang. Pelaku harus dapat memperhitungkan makna dan

akibat-akibat perbuatannya, dalam suatu suasana kejiwaan yang

memungkinkan untuk berfikir.

Memutuskan kehendak dalam suasana tenang adalah pada

saat memutuskan kehendak untuk membunuh itu dilakukan

dalam suasana (batin) yang tenang. Suasana (batin) yang tenang

adalah suasana tidak tergesa-gesa atau tiba-tiba, tidak dalam

keadaan terpaksa dan emosi yang tinggi. Tanda-tandanya adalah

sebelum memutuskan kehendak untuk membunuh itu, telah

dipikir dan dipertimbangkan, telah dikaji untung dan ruginya.

Pemikiran dan pertimbangan seperti ini hanya dapat dilakukan

apabila ada dalam suasana tenang sebagaimana waktu ia

memikirkan dan mempertimbangkan dengan mendalam itulah ia

akhiraya memutuskan kehendak untuk berbuat. Sedangkan

perbuatannya tidak diwujudkan ketika itu.

Pembunuhan berencana adalah pembunuhan yang dilakukan

dengan direncanakan terlebih dahulu secara tenang. Unsur

perancangan ini tidak perlu ada tenggang waktu lama antara

waktu merancangkan dan waktu melakukan perbuatan

pembunuhan. Sebaliknya, walaupun ada tenggang waktu yang

tidak begitu pendek, belum tentu dapat dikatakan ada rancangan

lebih dahulu secara tenang. Semua tergantung dari keadaan

konkret dan setiap peristiwa.

Antara timbulnya niat untuk membunuh dengan

pelaksanaannya itu harus masih ada waktu si pembuat untuk

dengan tenang memikirkan, misalnya dengan cara bagaimana

Page 54: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

pembunuhan itu akan dilakukan. Unsur waktu dalam

pembunuhan berencana ini tidak boleh terlalu sempit, akan tetapi

sebaliknya juga tidak perlu terlalu lama. Yang penting disini

adalah apakah di dalam waktu itu si pembuat dengan tenang

masih dapat berfikir-fikir, yang sebenarnya ia masih ada

kesempatan untuk membatalkan niatnya akan membunuh itu,

akan tetapi ia tidak mempergunakannya.

Unsur yang berupa pelaksanaan pembunuhan dilakukan

dalam suasana (batin) tenang merupakan unsur yang terpenting.

Maksudnya suasana hati pada saat melaksanakan pembunuhan itu

tidak dalam suasana yang tergesa-gesa, amarah tinggi, rasa takut

yang berlebihan, dan lain sebagainya.

4) Pembunuhan Oleh Ibu Terhadap Bayinya Pada Saat Atau Tidak

Lama Setelah Dilahirkan

Bentuk pembunuhan yang dilakukan oleh ibu terhadap

bayinya pada saat dan tidak lama setelah dilahirkan, yang dalam

praktik hukum sering disebut dengan pembunuhan bayi, ada dua

macam, yang dirumuskan dalam Pasal 341 dan Pasal 342 KUHP.

a) Pembunuhan biasa oleh ibu terhadap bayinya pada saat atau

tidak lama setelah dilahirkan (kinderdoodslag)

Pembunuhan biasa oleh ibu terhadap bayinya diatur

dalam Pasal 341 KUHP, yang rumusannya sebagai berikut:

"Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan

bayi pada saat bayi dilahirkan atau tidak lama kemudian,

Page 55: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

dengan sengaja menghilangkan nyawa anaknya dipidana

karena membunuh bayinya sendiri dengan pidana penjara

paling lama tujuh tahun".

Dari rumusan tersebut dapat diketahui unsur-unsumya

sebagai berikut:

(1) Unsur obyektif

(a) Pelakunya : seorang ibu;

(b) Perbuatannya : menghilangkan nyawa;

(c) Obyeknya : nyawa bayinya;

(d) Waktunya : pada saat bayi dilahirkan, tidak

lama setelah bayi dilahirkan;

(e) Motif : karena takut diketahui melahirkan

(2) Unsur subyektif : dengan sengaja.

Pelakunya harus seorang ibu, yaitu ibu dari bayi (korban)

yang dilahirkan. Dengan demikian ada hubungan antara ibu

dengan anak. Adanya ibu yang merupakan syarat yang harus ada

pada subyek hukumnya, menandakan bahwa kejahatan ini tidak

dapat dilakukan oleh setiap orang. Ditinjau dari motifnya karena

takut diketahui melahirkan bayi, sesungguhnya kejahatan ini

berlatar belakang pada bahwa bayi tersebut diperolehnya dari

hubungan kelamin diluar pernikahan yang sah.

Unsur takut diketahui merupakan unsur subyektif yang

diobyektifkan, artinya selain menyangkut masalah batin yaitu

takut diketahui, juga menyangkut alam nyata (obyektif) yaitu

alasan timbulnya perasaan takut tersebut. Perasaan takut begitu

Page 56: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

menekan dan meliputi seluruh pikiran si ibu, sampai pada

mengalahkan rasa cinta sebagai ibu terhadap anaknya. Faktor ini

yang menggerakan pembuat undang-undang menetapkan

ancaman hukuman yang lebih ringan daripada pembunuhan biasa.

Ancaman pidana terhadap pembunuhan ibu atas bayinya ini

lebih ringan dibanding dengan pembunuhan biasa (Pasal 338

KUHP). Hal ini terletak bahwa dalam keadaan sedang melahirkan

, didorong oleh perasaan takut diketahui oleh orang lain yang

menguasai jiwa ibu. Keadaan jiwa ini dinilai sebagi faktor yang

mengurangi kesalahan bagi ibu atas perbuatan menghilangkan

nyawa bayinya.

b) Pembunuhan ibu terhadap bayinya pada saat atau tidak lama

setelah dilahirkan dengan direncanakan lebih dahulu

(kindermoord)

Pembunuhan bayi berencana ini diatur dalam Pasal 342

KUHP yang rumusannya sebagai berikut:

" Seorang ibu yang untuk melaksanakan keputusan kehendak

yang telah diambilnya karena takut akan ketahuan bahwa ia

akan melahirkan bayi, pada saat bayi dilahirkan atau tidak

lama kemudian dengan sengaja menghilangkan nyawa

bayinya itu, dipidana karena pembunuhan bayinya sendiri

dengan rencana dengan pidana penjara paling lama sembilan

tahun".

Page 57: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Dari rumusan tersebut, dapat diketahui bahwa

pembunuhan bayi berencana tersebut mempunyai unsur-unsur

sebagai berikut:

(1) Pelaku : Seorang ibu;

(2) Adanya putusan kehendak yang telah diambil

sebelumnya;

(3) Perbuatan: menghilangkan nyawa;

(4) Obyek : nyawa bayinya sendiri;

(5) Waktu : (a) pada saat bayi dilahirkan;

(b) tidak lama setelah bayi dilahirkan;

(6) Karena takut akan diketahui melahirkan bayi;

(7) Dengan sengaja.

Unsur keputusan kehendak yang telah diambilnya adalah

keputusan kehendak untuk menghilangkan nyawa bayi yang akan

dilahirkannya, dan terbentuknya kehendak ini adalah harus

sebelum bayi dilahirkan. Ada hubungan kausal antara motif

dengan putusan kehendak, yaitu motif sebagai penyebab dan

putusan kehendak sebagai akibat. Kehendak timbul pada saat

keadaan batin pelaku tidak tenang, karena dalam keadaan batin

yang ketakutan akan diketahui bahwa dia melahirkan bayi.

Pelaksanaan kehendak juga dilakukan dalam keadaan batin yang

tidak tenang.

Dalam Pasal 343 KUHP dijelaskan mengenai pelaku peserta

yang merupakan orang-orang yang ikut terlibat secara aktif dalam

pembunuhan bayi. Perbuatan orang lain tersebut harus sedikit

Page 58: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

atau banyak mempunyai andil/peranan secara obyektif terhadap

matinya bayi.

5) Pembunuhan Atas Permintaan Korban

Pembunuhan atas permintaan korban sendiri disebut sebagai

euthanasia (mercy killing). Bentuk pembunuhan ini diatur dalam

Pasal 344 KUHP, yang rumusannya sebagai berikut:

"Barang siapa menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan

orang itu sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati,

dipidana dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun

penjara".

Dan rumusan tersebut diatas dapat diketahui unsur-unsurnya

adalah sebagai berikut:

a) Perbuatan : menghilangkan nyawa;

b) Obyek : nyawa orang lain;

c) Atas permintaan orang itu sendiri;

d) Yang jelas dinyatakan dengan sungguh-sungguh.

Perbedaan antara pembunuhan 344 dengan 338 ialah terletak

bahwa pada pembunuhan 344 terdapat unsur: (1) atas permintaan

korban sendiri, (2) jelas dinyatakan dengan sungguh-sunguh, dan

(3) tidak dicantumkannya unsur kesengajaan seperti dalam

rumusan Pasal 338 KUHP. Faktor penyebab lebih ringannya

pidana dibanding dalam Pasal 338 adalah terletak pada unsur

bahwa pembunuhan (Pasal 344) dilakukan atas permintaan

korban itu sendiri. Permintaan adalah berupa pernyataan

Page 59: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

kehendak yang ditujukan pada orang lain, agar orang lain itu

melakukan perbuatan tertentu bagi kepentingan orang yang

meminta. Orang yang diminta, mempunyai kebebasan untuk

memutuskan kehendaknya.

Pasal 344 KUHP ini menunjuk pada bentuk euthanasia aktif.

Meskipun ada kata-kata "atas permintaan orang itu sendiri yang

jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati", namun perbuatan itu

tetap diancam dengan pidana. Hal ini untuk mencegah

kemungkinan yang tidak dikehendaki. Misalnya, oleh si pelaku

justru diciptakan suatu keadaan yang demikian rupa sehingga

timbul permintaan untuk merampas nyawa dari yang

bersangkutan. Ancaman pidana disini ditujukan terhadap

penghormatan kehidupan manusia pada umumnya, meskipun

dalam hal ini, orang tersebut sangatlah menderita baik secara fisik

maupun rohani.

6) Penganjuran dan Pertolongan Bunuh Diri

Kejahatan ini diatur dalam Pasal 3.45 KUHP yang

rumusannya adalah sebagai berikut:

"Barangsiapa sengaja mendorong orang lain untuk bunuh diri,

menolongnya dalam perbuatan itu atau memberi sarana

kepadanya untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama

empat tahun kalau orang itu jadi bunuh diri".

Dari rumusan tersebut dapat diketahui bahwa unsur-unsur

dari kejahatan ini adalah sebagai berikut:

Page 60: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

a) Unsur obyektif

(1) Perbuatan : mendorong, menolong, memberikan

sarana;

(2) pada orang untuk bunuh diri;

(3) orang tersebut jadi bunuh diri.

b) Unsur Subyektif : dengan sengaja.

Perbuatan bunuh diri dilakukan sendiri oleh korban.

Perbuatan ini dirumuskan secara materiil, artinya untuk dapat

terwujudnya secara sempurna tidak hanya dari telah nyata-nyata

terwujudnya perbuatan, tetapi tergantung pada apakah dari wujud

perbuatan itu telah timbulnya suatu akibat kematian korban.

Dalam Pasal 345 ini dicantumkan unsur kesengajaan, dimana

pelaku menghendaki perbuatan mendorong, menolong, dan

memberi sarana terhadap orang yang diketahuinya akan bunuh

diri.

Kesengajaan terhadap perbuatan mendorong adalah

kesengajaan dengan maksud, yang ditujukan pada terbentuknya

kehendak, yaitu agar orang berkehendak untuk bunuh diri.

Sedangkan kesengajaan terhadap perbuatan menolong dan

memberi sarana adalah ditujukan pada maksud mempermudah

atau memperlancar pelaksanaan dari bunuh diri.

7) Pengguguran dan Pembunuhan Kandungan

Kejahatan pengguguran dan pembunuhan kandungan diatur

dalam 4 pasal, yaitu: 346, 347, 348, 349 KUHP. Obyek dari

kejahatan ini adalah kandungan, yang berupa sudah berbentuk

makhluk yaitu manusia dan dapat juga belum berbentuk manusia.

Page 61: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Ditinjau dari subyek hukumnya, kejahatan pengguguran dan

pembunuhan kandungan ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a) Yang dilakukan sendiri (346);

b) Yang dilakukan oleh orang lain,yang dibedakan menjadi dua:

(1) atas persetujuannya (347);

(2) tanpa persetujuannya (348).

Ada pengguguran dan pembunuhan kandungan yang

dilakukan oleh orang lain, baik atas persetujuannya maupun

tidak, dan orang lain itu adalah orang yang mempunyai kualitas

pribadi tertentu, yaitu dokter, bidan, dan juru obat (349).

a) Pengguguran dan Pembunuhan Kandungan Olehnya Sendiri

Kejahatan ini diatur dalam Pasal 346 KUHP yang

rumusannya adalah sebagai berikut:

"Seorang perempuan yang sengaja meggugurkan atau

mematikan kandungan atau menyuruh orang lain untuk itu,

dipidana dengan pidana penjara paling lama empat tahun".

Dari rumusan tersebut, dapat diketahui bahwa unsur-

unsur dari kejahatan ini adalah sebagai berikut:

(1) Unsur obyektif

(a) Pelaku : seorang wanita;

(b) Perbuatannya: menggugurkan, mematikan, menyuruh

orang lain menggugurkan, menyuruh orang lain

mematikan.

(c) Obyek : kandungannya sendiri.

Page 62: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

(2) Unsur subyektif: dengan sengaja.

Dalam rumusan Pasal 346, subyek hukumnya adalah

seorang perempuan, karena dalam pasal ini tidak disyaratkan

kandungan tersebut sudah berwujud sebagai bayi sempurna

dan belum ada proses kelahiran bayi maupun kelahiran bayi

seperti pada Pasal 341 dan 342.

b) Pengguguran dan Pembunuhan Kandungan Tanpa

Persetujuan Perempuan yang Mengandung

Kejahatan ini diatur dalam Pasal 347 KUHP yang

rumusannya adalah sebagai berikut:

(1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau

mematikan kandungan seorang perempuan tanpa

persetujuannya, dipidana dengan pidana penjara paling

lama dua belas tahun.

(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya perempuan

tersebut, dipidana dengan pidana penjara paling lama lima

belas tahun.

Dari rumusan tersebut dapat diketahui bahwa unsur-

unsur dari kejahatan ini adalah sebagai berikut:

(1) Unsur obyektif

(a) Perbuatan : menggugurkan, mematikan;

(b) Obyek : kandungan seorang perempuan;

(c) Tanpa persetujuan perempuan itu.

(2) Unsur subyektif: dengan sengaja.

Antara Pasal 346 dan 347 terdapat persamaan dan

perbedaan. Persamaannya adalah (1) pada kedua perbuatan,

yaitu menggugurkan dan mematikan, (2) obyeknya yaitu

Page 63: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

kandungan seorang perempuan. Perbedaannya adalah dalam

Pasal 346 terdapat perbuatan menyuruh! (orang lain)

menggugurkan atau menyuruh (orang lain) mematikan. Pada

Pasal 347 ada unsur tanpa persetujuannya (perempuan yang

mengandung). Pelaku dalam Pasal 346 adalah perempuan

yang mengandung, sedangkan pelaku menurut Pasal 347

adalah orang lain (bukan perempuan yang mengandung).

Ancaman pidana dalam Pasal 347 ini adalah terberat. Faktor

yang memperberat pidananya adalah adanya akibat kematian.

c) Pengguguran dan Pembunuhan Kandungan atas Persetujuan

Perempuan yang Mengandung

Kejahatan ini diatur dalam Pasal 346 KUHP yang

rumusannya adalah sebagai berikut:

(1) Barangsiapa dengan sengaja mengugurkan atau

mematikan kandungan seorang perempuan dengan

persetujuannya, dipidana dengan pidana penjara selama-

lamanya 5 tahun 6 bulan.

(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya perempuan

tersebut, dipidana dengan pidana penjara paling lama

tujuh tahun.

Dari rumusan tersebut dapat diketahui bahwa unsur-

unsur dari kejahatan ini adalah sebagai berikut:

(1) Unsur obyektif

(a) Perbuatan : menggugurkan, mematikan;

(b) Obyek : kandungan seorang perempuan;

(c) Dengan persetujuannya.

Page 64: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

(2) Unsur subyektif : dengan sengaja.

Persetujuan artinya dikehendaki bersama dengan orang

lain, dalam hal ini ada dua orang atau lebih yang mempunyai

kehendak yang sama terhadap gugur atau matinya kandungan

itu. Syarat terjadi persetujuan adalah harus ada dua pihak

yang mempunyai kehendak yang sama.

d) Pengguguran atau Pembunuhan Kandungan oleh Dokter,

Bidan, atau Juru Obat

Kejahatan ini diatur dalam Pasal 349 KUHP yang

rumusannya adalah sebagai berikut:

"Jika seorang dokter, bidan, atau juru obat membantu

melakukan kejahatan berdasarkan Pasal 346, ataupun

melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan

yang diterangkan dalam Pasal 347 dan 348, maka pidana yang

ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga

dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalam

mana kejahatan itu dilakukan".

Perbuatan melakukan adalah berupa perbuatan

melaksanakan dari kejahatan itu, dimana ia sebagai pelaku,

baik sebagai petindaknya ataupun pelaku pelaksananya. Dia

berkualitas sebagai petindak (dader) apabila dia sendirilah

yang melaksanakan kejahatan itu, tanpa ada orang lain yang

ikut terlibat dalam kejahatan. Dia berkualitas sebagai pelaku

pelaksananya apabila dalam melaksanakan kejahatan itu ada

Page 65: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

orang lain yang terlibat selain dia, baik itu perempuan yang

mengandung itu sendiri maupun orang lain.

Membantu melaksanakan adalah berupa perbuatan yang

wujud dan sifatnya sebagai perbuatan yang mempermudah

atau memperlancar pelaksanaan kajahatan itu. Dasar

pemberatan pidananya adalah (1) sebagai orang yang ahli

yang seharusnya ilmu tersebut digunakan untuk kemanfaatan

bagi kehidupan dan kesehatan manusia, justru keahlian itu

disalahgunakannya, (2) karena keahlian mereka itu akan

memperlancar dan memudahkan terlaksananya kejahatan itu.

e. Tinjauan Umum tentang Putusan Hakim

1. Pengertian Putusan Hakim

Putusan pengadilan sangat diperlukan untuk menyelesaikan perkara

pidana. Dengan adanya putusan hakim ini diharapkan para pihak dalam

perkara pidana khususnya bagi terdakwa dapat memperoleh kepastian

hukum tentang statusnya dan sekaligus dapat mempersiapkan langkah

berikutnya antara lain berupa menerima putusan, melakukan upaya

hukum banding/kasasi, melakukan grasi dan sebagainya. Sedangkan

ditinjau dari optik hakim yang mengadili perkara pidana tersebut,

putusan hakim merupakan “mahkota” sekaligus “puncak” pencerminan

nilai-nilai kebenaran, kebenaran hakiki, hak asasi, penguasaan hukum

atau fakta, secara mapan dan fuktual serta visualisasi etika beserta moral

dari hakim yang bersangkutan (Lilik Mulyadi, 2007 : 201).

Page 66: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Menurut Pasal 1 butir 11 KUHAP Putusan Pengadilan adalah

“pernyataan hakim yang diucapkan dalam sidang pengadilan yang

terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari segala

tuntutan hukum dalam hal serta merta menurut cara yang diatur dalam

Undang-Undang ini”.

Menurut ketentuan dalam Pasal 182 ayat (4) KUHAP proses

pengambilan putusan oleh majelis hakim dilakukan dengan musyawarah

yang didasarkan atas surat dakwaan dan segala sesuatu yang terbukti

dalam pemeriksaan di persidangan. Dalam musyawarah tersebut hakim

ketua majelis mengajukan pertanyaan mulai dari hakim yang termuda

sampai hakim yang tertua, sedangkan hakim ketua terakhir sekali

memberikan pendapatnya. Semua pendapat harus disertai pertimbangan

dan alasan-alasannya. Dalam Pasal 182 ayat (6) KUHAP pada asasnya

putusan dalam musyawarah majelis merupakan hasil permufakatan bulat,

kecuali setelah diusahakan dengan sungguh-sungguh tidak dapat dicapai,

maka berlakulah ketentuan :

a) Putusan diambil dengan suara terbanyak;

b) Jika tidak diperoleh suara terbanyak, maka di ambillah pendapat

hakim yang paling menguntungkan terdakwa.

2. Macam Putusan Hakim

Bentuk putusan yang akan dijatuhan oleh pengadilan tergantung

hasil musyawarah yang bertitik tolak dari surat dakwaan dengan segala

sesuatu yang terbukti dalam pemeriksaan di sidang pengadilan. Adapun

bentuk-bentuk putusan menurut Yahya Harahap adalah sebagai berikut:

a) Putusan Bebas

Page 67: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Adapun dasar putusan yang berbentuk bebas adalah ketentuan

Pasal 191 ayat (1) KUHAP, yaitu “jika pengadilan berpendapat

bahwa dari hasil pemeriksaan di sidang, kesalahan terdakwa atas

perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan

meyakinkan, maka terdakwa diputus bebas”.

Dalam putusan bebas, pembuktian yang diperoleh

dipersidangan tidak cukup membuktikan kesalahan terdakwa dan

kesalahan tersebut tidak diyakini oleh hakim. Dalam putusan bebas

tidak memenuhi asas minimum pembuktian.

b) Putusan Pelepasan Dari Segala Tuntutan Hukum

Putusan pelepasan dari segala tuntutan hukum berdasar pada

Pasal 191 ayat (2) KUHAP, yaitu : “jika pengadilan berpendapat

bahwa perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi

perbuatan itu tidak merupakan sesuatu tindak pidana, maka terdakwa

diputus lepas dari segala tuntutan hukum”.

Bahwa hal yang mendasari putusan pelepasan dari segala

tuntutan hukum, terletak pada kenyataan apa yang didakwakan dan

yang telah terbukti tersebut tidak merupakan tindak pidana, tetapi

termasuk dalam ruang lingkup hukum perdata atau hukum adat.

c) Putusan Pemidanaan

Bentuk putusan pemidanaan diatur dalam Pasal 193 KUHAP,

yaitu bahwa terdakwa dijatuhi hukuman pidana sesuai dengan

ancaman yang ditentukan dalam pasal tindak pidana yang

didakwakan kepada terdakwa.

Page 68: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

d) Putusan Tidak Berwenang Mengadili

Ketua Pengadilan Negeri berpendapat bahwa suatu perkara

tidak termasuk wewenangnya seperti yang ditentukan dalam Pasal 84

KUHAP, yaitu : karena tindak pidana yang terjadi tidak dilakukan

dalam daerah hukum Pengadilan Negeri yang bersangkutan, atau

sekalipun terdakwa bertempat tinggal, berdiam terakhir, diketemukan

atau ditahan berada di wilayah Pengadilan Negeri tersebut, tapi

tindak pidananya dilakukan di wilayah hukum Pengadilan Negeri

lain, sedang saksi-saksi yang dipanggil pun lebih dekat dengan

Pengadilan Negeri Tempat dimana tindak pidana dilakukan.

e) Putusan yang Menyatakan Dakwaan Tidak Dapat Diterima

Penjatuhan putusan yang menyatakan dakwaan penuntut umum

tidak dapat diterima, berpedoman kepada Pasal 156 ayat (1) KUHAP,

yaitu : "dalam hal terdakwa atau penasehat hukum mengajukan

keberatan bahwa pengadilan tidak berwenang mengadili perkara-

perkara atau dakwaan tidak dapat diterima/surat dakwaan harus

dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan kepada penuntut umum

untuk menyatakan pendapatnya, hakim mempertimbangkan

keberatan tersebut untuk selanjutnya mengambil keputusan”.

f) Putusan Yang Menyatakan Batal Demi Hukum

Page 69: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Putusan pengadilan yang berupa pernyataan dakwaan penuntut

umum batal atau batal demi hukum didasarkan pada pasal 143 ayat

(3) dan pasal 156 ayat (1) KUHAP (Yahya Harahap, 2000 : 247-359

Page 70: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

2. Kerangka Pemikiran

Keterangan :

Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, maka

segala perbuatan, tindakan, maupun tingkah laku harus berdasarkan atas

ketentuan hukum atau perundang-undangan yang berlaku. Hal ini sangat

penting bagi negara Indonesia yang saat ini mengalami krisis multi dimensi

pasca tumbangnya rezim orde baru. Salah satu bidang yang terkena krisis

multi dimensi adalah hukum, yaitu menurunnya kesadaran hukum dari

masyarakat, salah satu fenomenanya terlihat di dalam kehidupan sehari-hari.

Khususnya yang berkaitan dengan kekerasan yang dalam hal ini menunjuk

kepada perampokan disertai pembunuhan yang dilakukan oleh si pelaku

sehingga hilangnya nyawa seseorang yang menjadi korbannya. Sekarang

tugas para penegak hukum untuk menerapkan hukum meresahkan masyarakat

tentunya dengan berbagai dasar pertimbangan.

Tindak pidana perampokan disertai pembunuhan

Terdakwa

Permohonan di Pengadilan Negeri

Pertimbangan hakim Hambatan hakim

Putusan

Page 71: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Dalam suatu tindak pidana ada beberapa unsur-unsur tindak pidana

dalam diri seorang pelaku, yaitu melawan hukum, mampu bertanggungjawab,

tidak alasan pembenar, tidak ada alasan pemaaf dan kesalahan (sengaja atau

alpa). Dalam hal ini pelaku telah terbukti melakukan kejahatan yang

mengakibatkan matinya korban dengan perbuatannya tersebut pelaku dapat

dikenai pidana, maka hakim selaku penegak hukum yang paling berperan

dalam pengambilan putusan di sidang pengadilan dengan menggunakan

berbagai pertimbangan yang tidak hanya pada keyakinan hakim itu sendiri,

tetapi juga mendasarkan pada keterangan saksi ahli dalam pengambilan

putusan yang seadil-adilnya bagi terdakwa.

Dalam perkaranya hakim tentunya masih ada hambatan-hambatan

dalam memproses terdakwa, sehingga harus ada berbagai solusi yang dapat

digunakan untuk mengatasi berbagai hambatan-hambatan tersebut, sehingga

hukum yang diharapkan tepat dan terlaksana dengan baik.

Page 72: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KASUS

A. Penyajian Hasil Penelitian

A.1 Perkara No : 98 / 1990 / PID B / PN. SKA

1. Identitas

Nama Lengkap : Karta Cahyadi Bin Yongki

Tempat lahir : Jakarta

Umur/Tanggal Lahir : 27 Tahun

Jenis Kelamin : laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat Tingga : Karang Anyar Jl. C. No 12 Rt 007/3 sawah Besar,

Jakpus

Agama : Katolik

Pekerjaan : Wiraswasta

2. Posisi Kasus

Bahwa ia terdakwa Karta Cahyadi baik secara bersama-sama

bersekutu dengan Tugiman Bin Sikin telah melakukan tindak pidana dengan

sengaja dan direncanakan terlebih dahulu merampas nyawa orang lain pada

februari 1990 bersama dengan Fandy, Haryanto alias gundul dan Tugiman bin

Sikin telah merencanakan pembunuhan. Sekitar pukul 06.00 terdakwa

bersama Tugiman bin Sikin mulai menuju tempat sasaran dan sebagai

persiapan maka telah mencari alat-alat yang dapat digunakan untuk

melaksanakan niatnya yaitu pelepah pisang, kawat, silet, jugil ban mobil dan

terdakwa memakai topi sebagai penyamaran agar tidak dikenal oleh penghuni

rumah yang dijadikan sasaran. Terdakwa dan Tugiman bin Sikin

melaksanakan niatya dimana langkah pertama berpura-pura bertamu,

Page 73: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

kemudian terdakwa masuk dengan cara menekan bel listrik dan salah satu

penghuni membukakan pintu karena merasa sudah kenal maka terdakwa dan

Tugiman bin Sikin dipersilahkan masuk. Setelah terdakwa diruang tamu maka

terdakwa bertemu dengan Shaw Swie Song adik dari Utomo Kasidi. Setelah

berbincang-bincang dengan korban, terdakwa mengajak korban ke teras,

terdakwa langsung memberikan isyarat kepada Tugiman bin Sikin setelah itu

korban langsung dijerat lehernya dengan tali plastik hitam yang telah

dipersiapkan, kemudian mulutnya di sumbat dengan kain sandaran kursi,

kemudian secara bergantian terdakwa dan Tugiman bin Sikin menyetrum

korban karena masih hidup. Terdakwa langsung memukul leher korban

dengan sepotong besi/jugil ban sehingga korban meninggal dunia. Untuk

meanjutkan rencana pembunuhan berikutnya terdakwa kemudian memanggil

Denny Kasidi yang berada di loteng dan mendengar panggilan terdakwa,

maka korban turun. Setelah itu terdakwa berpura-pura bersikap manis

kemudian korban diajak ke ruang tamu. Dalam perjalanannya tersebut

Tugiman bin Sikin langsung menjerat leher korban dengan kabel warna putih

kemudian terdakwa menyumbat mulut Denny Kasidi/korban dengan kain

penutup sandaran kursi, kemudian terdakwa menikam leher korban dengan

pisau, dengan seketika itu juga korban langsung meninggal dunia.

Selanjutnya terdakwa masuk ke dalam rumah dan memanggil pembantu yang

bernama Lasiyem, setelah didekatnya terdakwa langsung menarik rambut dan

Tugiman bin Sikin menjerat leher Lasiyem dengan kabel serta membenturkan

ke lantai, belum selesai itu juga korban ditikam lehernya dengan

menggunakan gunting taman dan tak lama kemudian korban meninggal

dunia. Setelah itu ketiga penghuni rumah utomo Kasidi meninggal dunia,

maka terdakwa bersama Tugiman bin Sikin mengambil barang-barang

kepunyaan Utomo Kasidi.

3. Tuntutan, dakwaan

Page 74: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Menimbang, bahwa pada bagian dakwaan primair ini, terdakwa oleh

Jaksa Penuntut Umum telah di dakwa melakukan tindak pidana yaitu:

Primair : Pasal 340 Jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP

Subsidair : Melanggar Pasal 339 Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP

Lebih Subsidair : Melanggar pasal 365 ayat (1) dan (3) Jo pasal 55 ayat (1)

ke-1 KUHP.

4. Putusan

Hakim Tingkat Pertama yang memeriksa dan mengadili perkara

tersebut diatas yang terdiri dari Nasril, SH sebagai Hakim Ketua, Soetarjo,

SH Hakim anggota dan M.T. SIABULUN, SH sebagai Hakim anggota serta

Lely Poerwani, SH sebagai Panitera Pengganti. Mempertimbangkan keadaan

yang memberatkan dan meringankan terdakwa :

a. Yang Memberatkan : bahwa terdakwa telah berkali-kali di hukum, tetapi

tidak memperlihatkan kesadaran, namun malah

sebaliknya. Dimana terdakwa melakukan

kejahatan lagi yang lebih berat. Terdakwa telah

merencanakan kejahatan dengan rapi dan matang.

Tanpa belas kasihan terdakwa merencanakan

kejahatan terhadap orang yang telah dikenal

dengan baik, bahkan terdakwa telah sempat

menikmati uluran tangan kebaikan pemilik rumah

di saat terdakwa tidak mempunyai tempat tinggal.

Perbuatan terdakwa telah merenggut tiga nyawa

sekaligus, Terdakwa memberi keterangan berbelit-

belit dan melemparkan semua tanggung jawab

pada orang lain (Tugiman). Terdakwa telah

mengabaikan undang-undang negara terutama

undang-undang yang menyangkut perlindungan

anak dan orang cacat.

Page 75: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

b. Yang Meringankan : bahwa tidak satupun unsur-unsur yang dapat

meringankan terdakwa

Mengadili, menyatakan terdakwa Karta Cahyadi Bin Yongki terbukti

secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana : Pembunuhan

Berencana disertai pencurian yang di lakukan 2 (dua) orang atau lebih dengan

jalan merusak. Menghukum terdakwa dengan pidana mati, memerintahkan

supaya terdakwa tetap dalam tahanan, menetapkan barang bukti,

membebankan biaya perkara sebesar Rp 1000 ( Seribu Rupiah) kepada

terdakwa.

5. Analisis Kasus

Pertimbangan hakim dalam perkara tindak pidana pembunuhan

berencana diserai pencurian yang dilakukan oleh 2 (dua) orang atau lebih

dengan jalan merusak yang pertama ialah surat dakwaan. Dalam surat

dakwaan tunggalnya jaksa penuntut umum mendakwanya dengan dakwaan

pasal Pasal 340 Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, 339 Jo Pasal 55 ayat (1) ke-

1 KUHP, Pasal 365 ayat (1) dan (3) Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Unsur

yang kedua adalah dua alat bukti yang sah, dalam hal ini alat buktinya adalah

sebilah pisau dan gunting taman, juga visum et revertum No : 10/MF/II/1990

tertanggal 6 februari 1990 yang di buat olah Dokter Kahakiman Universitas

Sebelas Maret Surakarta dan saksi Utomo Kasidi, Sotia Kasidi, Tugiman Bin

Sikin, mbok Karto alias Suparsi, sutarno, Fatimah Harjo Sugito, Setyo

Kuswanto, Anwar Sanusi, I.K. Suladra, Hadi Siswanto, S. Hutabarat, Soni

Ibrahim, Royke, Ny. Agustini, Ny. Nanik Susanti. Terdakwa berada dalam

keadaan sehat secara jasmani maupun rohani yang dengan kata lain

mempunyai kemampuan untuk bertanggung jawab atas perbuatannya. Unsur

terakhir adalah hal-hal yang memberatkan terdakwa adalah bahwa terdakwa

telah berkali-kali dihukum tetapi tidak memperlihatkan kesadaran, namun

malah sebaliknya. Dimana terdakwa melakukan kejahatan lagi yang lebih

berat, terdakwa telah merencanakan kejahatan dengan rapi dan tenang. Bahwa

Page 76: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

tanpa belas kasihan, perbuatan terdakwa telah merenggut tiga nyawa

sekaligus, terdakwa telah mengabaikan undang-undang negara terutama

undang-undang yang menyangkut perlindungan anak dan orang cacat.

Terdakwa memberi keterangan berbelit-belit dan melemparkan tanggung

jawab pada orang lain (Tugiman). Dan hal yang meringankannya adalah tidak

ada satupun unsur-unsur yang dapat meringankan terdakwa.

A.2 Perkara No : 99 / 1990 / PID B / PN. SKA

1. Identitas

Nama Lengkap : Tugiman Bin Sikin

Tempat lahir : Semarang

Umur/Tanggal Lahir : 37 Tahun

Jenis Kelamin : laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat Tingga : Karang Anyar Jl. D gg VII Rt 01/02 Kel. Sawah

Besar, Jakpus

Agama : Islam

Pekerjaan : Sopir

2. Posisi Kasus

Bahwa ia terdakwa Tugiman bin Sikin bersama-sama dan bersekutu

dengan karta Cahyadi (dalam perkara tersendiri) telah sengaja dan di

rencanakan terlebih dahulu merampas nyawa 3 orang yang masing-masing di

kenal dengan nama Shaw Swie Song, Denny Kasidi, dan Siyem. Pada

februari 1990 terdakwa bersama Karta Cahyadi merencanakan perampokan di

Solo, tepatnya di rumah Kasidi (orang yang telah dikenal/teman Karta

Cahyadi) karena merasa Utomo Kasidi sudah dikenal olah Karta Cahyadi,

maka di rencanakan akan di lakukan pembunuhan terlebih dahulu 2 pembantu

rumah tangga Kasidi dan seorang laki-laki buta (adik Utomo Kasidi/Sha Swie

Page 77: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Song) atau siapa saja yang ada di rumah tersebut agar perampokan berjalan

lancar.

Dalam perundingan merencanakan pembunuhan tersebut terdakwa

dan saksi Karta Cahyadi sepakat mempersiapkan alat-alat yang akan

digunakan untuk melakukan pembunuhan sekaligus malakukan perampokan

dengan mempersiapkan segulung pelepah pisang dan kawat, 2 buah jugil ban

serta sebuah pisau atau silet. Setelah pasti pemilik rumah sudah pergi ke

tokonya, terdakwa dan Karta Cahyadi melaksanakan niatnya yang telah di

rencanakan yang sebelumnya berpura-pura sebagai tamu, maka ketika Karta

Cahyadi dan korban Shaw Swie Song berjalan menuju keluar rumah terdakwa

terus menjerat leher korban dengan tali plastik warna hitam dan kemudian

mulut korban ditutup dengan kain alas kursi agar tidak menjerit/bersuara

minta tolong. Hingga akhirnya korban di setrum secara bergantian karena

merasa korban masih hidup atau bergerak maka terdakwa memukul kepala

bagian belakang berkali-kali dengan jugil ban hingga akhirnya korban tidak

berdaya dan tewas. Untuk melanjutkan rencana pembunuhan berikutnya

Karta Cahyadi memanggil korban Denny Kasidi yang baru berumur 11 tahun

yang ketika itu berada di loteng. Atas panggilan itu korban Denny Kasidi

turun menemui saksi Karta Cahyadi kemudian diajak ke depan rumah dan

bercanda sebagai siasat untuk mempermudah pelaksanaan niat pembunuhan.

Sesampainya didepan pintu rumah, leher korban Denny Kasidi di jerat dari

belakang oleh terdakwa dengan kabel kemudian saksi Karta Cahyadi menutup

leher korban dengan kain sandaran kursi ketika korban jatuh terlentang

sehingga tidak dapat berteriak kemudian terdakwa dan saksi Karta Cahyadi

menusukkan pisau ke leher korban, sehingga korban meninggal dunia.

Setelah menghabisi/merampas nyawa korban Shaw Swie Song dan

Denny Kasidi terdakwa dan saksi Karta Cahyadi mendatangi Siyem

(pembantu rumah tangga) yang kala itu sedang di loteng. Ketika Siyem

sedang di ajak berbicara dengan saksi Karta Cahyadi, terdakwa langsung

Page 78: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

menjerat leher korban dengan kabel akan tetapi kabel tersebut putus sehingga

korban berteriak, kemudian mulut Siyem di bungkam dengan tangan, dan

kemudian kepala korban dibenturkan ke lantai sambil dipukuli dengan jugil

ban. Setelah dipukuli terdakwa menusuk leher korban hingga akhirnya tewas.

Setelah ketiga penghuni rumak Kasidi tersebut di habisi nyawanya maka

terdakwa bersama Karta Cahyadi mengambil barang-barang kepunyaan

Utomo Kasidi.

3. Tuntutan, Dakwaan

Menimbang, bahwa pada bagian dakwaan primer ini, terdakwa oleh

jaksa penuntut umum teah di dakwa melakukan tindak pidana yaitu :

Primair : Melanggar pasal 363 ayat (1) ke-4 dan 5 KUHP

Subsidair : Melanggar pasal 339 Jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP

Lebih Subsidair : Melanggar pasal 365 ayat (1) dan ayat (3) Jo Pasal 55 ayat

(1) ke-1 KUHP

4. Putusan

Hakim Tingkat Pertama yang memeriksa dan mengadili perkara

tersebut di atas yang terdiri dari Nasril, SH sebagai Ketua Majelis, Suhardjo,

SH. Sebagai Hakim anggota, Lukito mangkuatmojo, SH. sebagai hakim

anggota dan Siti Hartati sebagai panitera pengganti menyatakan bahwa

terdakwa Tugiman bin Sikin terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah

melakukan tindak pidana pembunuhan berencana dan pencurian yang

dilakukan 2 (dua) orang dengan jalan merusak.

Menjatuhkan pidana kepada terdakwa tersebut dengan pidana mati,

memerintahkan supaya terdakwa tetap dalam tahanan, menetapkan barang

bukti sesuai dengan daftar barang bukti yang terlampir dalam berkas lain,

membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp

1000 (seribu rupiah). Demikian di jatuhkan putusan ini pada hari : Kamis,

tanggal 20 september 1990 dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hukum

Pengadilan Negeri Surakarta.

Page 79: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

5. Analisis kasus

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa pertimbangan Hakim dalam

perkara tindak pidana pembunuhan berencana disertai pencurian yang

dilakukan oleh 2 (dua) orang dengan jalan merusak yang pertama adalah

dakwaan. Dalam surat dakwaan terdakwa di dakwa dengan dakwaan pokok

pasal 363 ayat (1) ke-4 dan 5 KUHP, dan dakwaan subsidair pasal 339 Jo

pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Dan dakwaan lebih subsidair pasal 365 ayat (1)

dan ayat (3) Jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Unsur kedua adalah dua alat

bukti yang sah, dalam hal ini alat buktinya adalah sebuah pisau, silet, dan juga

visum et repertum tertanggal 6 februari 1990 No : 09/MF/II/1990 dan saksi

Sofia Kasidi, Utomo Kasidi. Terdakwa berada dalam keadaan sehat secara

jasmani maupun rohani yang dengan kata lain mempunyai kemampuan untuk

mempertanggung jawabkan perbuatannya. Unsur terakhir adalah hal-hal yang

memberatkan dan meringankan terdakwa, hal-hal yang memberatkan

terdakwa adalah bahwa terdakwa telah merencanakan kejahatan dengan rapi

dan tenang, bahwa korban pembunuhan yang dilakukan terdakwa adalah

orang-orang lemah yang harus dilindungi karena korban Denny Kasidi adalah

anak-anak yang berumur 11 tahun yang belum mengerti apa tentang dunia ini,

korban Shaw Swie Song adalah orang cacat/tuna netra yang tidak berdaya

sama sekali dan korban lasiyem pembantu rumah tangga, terdakwa telah

mengabaikan undang-undang terutama undang-undang yang menyangkut

perlindungan anak dan orang cacat, terdakwa memberi keterangan berbelit-

belit sehingga mempersulit jalannya sidang. Dan yang meringankannya

adalah terdakwa belum pernah dihukum, terdakwa menyesali perbuatannya.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

B.1 Pengaturan Terhadap Masalah Perampokan Disertai Pembunuhan Dalam

KUHP.

Page 80: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Di dalam penerapannya tindak pidana perampokan disertai

pembunuhan perbuatannya di lakukan secara berbarengan sehingga dalam hal

ini di katakan sebagai concursus realis yaitu apabila orang melakukan

beberapa perbuatan yang dapat di pandang sebagai perbuatan yang berdiri

sendiri dan masing-masing merupakan tindak pidana berupa kejahatan dan

atau pelanggaran.Sehingga harus ada seorang pembuat,serentetan tindak

pidana yang di lakukan olehnya,tindak pidana itu sejenis atau berhubungan

satu sama lain,di antara tindak pidana itu tidak terdapat keputusan hakim.

Dari kesimpulan di atas dapat di ketahui bahwa pengaturan masalah

perapokan disertai pembunuhan dalam KUHP, diatur di dalam pasal 65 ayat

(1) dan (2) yang berbunyi:

1. Dalam hal berbarengan beberapa perbuatan yang harus di pandang sebagai

perbuatan yang berdiri sendiri, sehingga merupakan beberapa kejahatan

yang di ancam dengan pidana pokok yang sejenis maka di jatuhkan satu

pidana.

2. Maximum pidana yang di jatuhkan ialah jumlah maximum pidana yang di

ancam terhadap perbuatan itu, tetapi tidak boleh lebih dari maximum

pidana yang terberat di tambah 1/3.

B.2 Pertimbangan Hakim dalam Penjatuhan Pidana Terhadap Pelaku Tindak

Pidana Perampokan disertai Pembunuhan

Hasil wawancara terhadap hakim yang menangani kasus perampokan di

sertai Pembunuhan di pengadilan Negeri Surakarta sebagai berikut :

Menurut M. Najib Sholeh, bahwa "Hakim sebagai pejabat peradilan yang

diberi wewenang oleh Undang-undang untuk melaksanakan tugas pokok badan

peradilan tersebut, maka hakim mempunyai tugas untuk menerima, memeriksa

dan mengadili serta menyelesaikan perkara yang diajukan kepadanya.”

Page 81: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Oleh karena itu, hakim sebagai penegak hukum dan keadilan tidak boleh

menolak untuk memeriksa dan mengadili perkara yang diberikan kepadanya.

Sebagaimana yang diatur di dalam Pasal 16 (ayat 1) Undang-undang No. 4 tahun

1004, yang berbunyi: “Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa dan

mengadili suatu perkara yang diajukan, dengan dalih bahwa hukum tidak atau

kurang jelas, melainkan untuk memeriksa dan mengadili.”(Wawancara Tanggal

11 Desember 2009).

Jadi hakim sebagai penegak hukum yang dianggap memahami hukum

seandainya tidak menemukan hukum tertulis, maka hakim tersebut wajib untuk

menggali hukum yang tidak tertulis untuk memutus berdasarkan hukum sebagai

seorang yang bijaksana dan bertanggungjawab kepada Tuhan Yang Maha Esa,

diri sendiri, bangsa dan negara.

Menurut M. Najib Sholeh, SH, bahwa: “Di dalam melaksanakan tugas tersebut,

hakim mempunyai wewenang untuk mengadili segala perkara yang dilakukan di

daerah hukumnya, yang diajukan kepadanya serta berwenang mengadili di daerah

mana terdakwa bertempat tinggal, berdiam terakhir, tempat diketemukan atau

ditahan, dengan syarat apabila tempat sebagian besar saksi yang dipanggil lebih

dekat pada tempat Pengadilan Negeri itu daripada tempat kedudukan Pengadilan

Negeri yang dalam daerahnya tindak pidana dilakukan.”(Wawancara Tanggal 11

Desember 2009).

Hal ini sesuai dengan Pasal 84 (ayat 2) KUHAP yang antara lain

menyatakan, bahwa pengadilan negeri yang di dalam daerah hukumnya terdakwa

bertempat tinggal berdiam, terakhir, ditempat ia diketemukan atau ditahan, hanya

berwenang mengadili perkara terdakwa tersebut, apabila tempat kediaman

sebagian besar saksi yang dipanggil lebih dekat pada pengadilan negeri itu

daripada tempat kedudukan pengadilan negeri yang di dalam daerahnya tindak

pidana itu dilakukan.

Page 82: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Menurut M. Najib Sholeh, SH, ada beberapa teori untuk menjatuhkan

hukuman yang dapat digunakan oleh hakim, yaitu antara lain: (1) Teori Mutlak

membalaskan sengsara dengan sengsara. (2) Teori Nisbi mempertahankan

ketertiban umum. (3) Teori Gabungan membalas dengan melindungi.

1. Teori Mutlak dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

a. Teori Pembalasan Objektif

Tujuan hukuman, perbuatan pembuat mesti dibalas sehingga ia merasakan

penderitaan yang sama besar dengan kesengsaraan yang diadakan olehnya.

b. Teori Pembalasan Subjektif

Hanya kesalahan pembuat mesti dibalas. Jika sesuatu kesengsaraan besar

diadakan oleh kesalahan enteng (misalnya, pembuat merupakan

psychopat/yang masih sangat muda), maka pembuat harus di hukum

enteng.

2. Teori Nisbi mempertahankan ketertiban umum.

a. Teori Prepensi General

Tujuan hukuman, menakuti orang banyak, supaya mereka jangan berani

melakukan delik di hukum, dengan cara:

1) Menjalankan hukuman-hukuman bengis dihadapan orang banyak

(Bentham).

2) Desakan psychologis: kodifikasi hukum pidana dengan ancaman

hukuman yang berat (von Feurbach).

3) Menjatuhkan hukuman yang lebih berat daripada kesalahan pembuat.

b. Teori Prevensi Spesial

Tujuan hukuman adalah supaya si tersalah sendiri jangan lagi melakukan

sesuatu delik, dengan cara:

1) Menakuti si tersalah.

2) Memperbaiki si tersalah.

Page 83: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

3) Membuat si tersalah tidak berbahaya lagi.

3. Teori Gabungan membalas dan melindungi.

a. Teori gabungan yang mengutamakan pembalasan.

Tujuan hukuman adalah membalaskan, akan tetapi tidak lebih berat

daripada perlu untuk melindungi masyarakat (Pompe).

b. Teori gabungan yang mengutamakan melindungi masyarakat.

Tujuan hukuman adalah melindungi masyarakat, akan tetapi tidak boleh

dihukum lebih berat dan pada perlu untuk membalas kesalahan

(perbuatan) pembuat.(Wawancara Tanggal 11 Desember 2009).

Kemudian M Najib Shaleh, SH mengatakan bahwa:

“Hakim dalam mengadili suatu perkara yang diajukan kepadanya, dalam

membuktikan bahwa seseorang telah bersalah melakukan suatu tindak pidana

harus ada sekurang-kurangnya 2 alat bukti yang sah dan hakim harus yakin bahwa

terdakwalah yang melakukannya dan bersalah atas perbuatan itu serta mampu

bertanggung jawab atas perbuatannya, baru kemudian hakim menjatuhkan

pidana.”(Wawancara Tanggal 11 Desember 2009).

Jadi hakim sebagai penegak hukum yang dianggap memahami hukum di

mengadili perkara pidana khususnya mengenai pertimbangan hakim dalam

menjatuhkan pidana terhadap pelaku tindak pidana perampokan disertai

pembunuhan, perbuatan pertimbangan hakim tersebut bertujuan dan berintikan

memberikan suatu keadilan.

Dalam mengadili perkara pidana M. Najib Sholeh mengatakan

sebagaimana di bawah ini : “Hakim sebagai penegak hukum dan keadilan wajib

mengadili, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum yang hidup dalam

masyarakat.” Hal tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan hakim

Page 84: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

dalam menjatuhkan pidana terhadap pelaku tindak pidana.(Wawancara Tanggal

11 Desember 2009).

Di samping hal yang telah dijelaskan di atas, M Najib Shaleh, SH juga

mengatakan sebagai berikut: “Yang wajib juga diperhatikan adalah sifat yang

baik dan yang jelek dan terdakwa atau hal-hal yang meringankan dan

memberatkan terdakwa.” Apabila terdakwa pada akhir pemeriksaan sidang oleh

hakim, yaitu sudah sampai pada penjatuhan putusan yang berupa penjatuhan

pidana terhadap terdakwa, hakim narus bersikap tegas dan bijaksana dalam

mencapai suatu keadilan di dalam menjatuhkan putusannya. Untuk mencapai.

suatu keadilan di dalam proses mengadili, hal ini memerlukan suatu kesungguhan

dari aparat yang terkait dalam proses peradilan pidana.(Wawancara Tanggal 11

Desember 2009).

Sebagaimana dikatakan oleh M. Najib Sholeh, bahwa:

“Tugas hakim adalah berat tetapi mulia, hakim di dalam mengadili suatu perkara harus memberikan suatu putusan yang adil yang sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku dan memenuhi rasa keadilan masyarakat, putusan itu kelak akan dipertanggungjawabkan bukan hanya kepada masyarakat, diri sendiri, tetapi juga kepada Tuhan, sebagaimana putusan yang berkepala demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”(Wawancara Tanggal 11 Desember 2009).

Menurut M. Najib Sholeh, sehubungan dengan pertimbangan hakim dalam

menjatuhkan pidana (vonis) khususnya tindak pidana perampokan disertai

pembunuhan dapat dijelaskan sebagai berikut:

“Bahwa sebagaimana telah disinggung sebelumnya suatu perkara pidana dengan dakwaan perampokan disertai pembunuhan umumnya dakwaannya selalu disusun secara subsidair yang maksudnya untuk menjaga jarak jangan sampai terdakwa bebas dengan begitu saja. Dakwaan mana dalam hal ini dimulai dari dakwaan primair, subsidair, subsidair lagi dan seterusnya yang dimulai dengan dakwaan yang ancaman pidananya lebih berat, misalnya primair Pasal 340

Page 85: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

KUHP, subsidair Pasal 339 KUHP, subsidair lagi Pasal 365 ayat (1) dan (3) jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.(Wawancara Tanggal 11 Desember 2009).

Suatu perkara yang dakwaannya disusun secara subsidair, pertimbangan

hukumnya dimulai dari dakwaan primair, semua unsur-unsur dari pasal Undang-

undang, misalnya pasal KUHP yang didakwakan dalam dakwaan primair harus

dibuktikan, apabila salah satu unsurnya tidak terbukti maka terdakwa harus

dibebaskan dari dakwaan.

Apabila dakwaan primair sudah terbukti maka dakwaan subsidair tidak

perlu dipertimbangkan, dakwaan subsidair baru dipertimbangkan jika dakwaan

primair tidak terbukti dan begitu seterusnya terhadap dakwaan berikutnya.

Untuk membuktikan bahwa terdakwa telah melakukan perbuatan yang

didakwakan kepadanya berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan

telah memperoleh keyakinan bahwa terdakwalah pelakunya yang bersalah dan

yang dapat dipertanggung jawabkan atas perbuatannya berdasarkan sekurang-

kurangnya dua (2) alat bukti yang sah.

Menurut M. Najib Sholeh, seperti halnya perkara pidana umumnya, maka

pada kasus perampokan disertai pembunuhan terdapat 3 kemungkinan putusan

yang bisa diambil oleh hakim, yaitu:

1. Putusan yang mengandung pembebasan terdakwa (Vrijspraak).

2. Putusan yang mengandung pelepasan terdakwa dari segala tuntutan (Ontslag

van Rechtsvervolging).

3. Putusan yang mengandung penghukuman terdakwa

(Veroordeling).(Wawancara Tanggal 11 Desember 2009).

Adapun keterangan dari ketiga macam putusan di atas akan diterangkan

oleh penulis sebagai benkut:

1. Putusan yang mengandung pembebasan terdakwa.

Page 86: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Putusan ini diambil jika peristiwa-peristiwa yang tersebut dalam surat

dakwaan seluruhnya atau sebagian oleh hakim dianggap tidak terbukti.

2. Putusan yang mengandung pelepasan terdakwa dari segala tuntutan.

Apabila hakim berpendapat bahwa peristiwa-peristiwa yang dimuat dalam

surat dakwaan yang didakwakan terhadap terdakwa, adalah terbukti, akan

tetapi yang terbukti itu tidak merupakan suatu kejahatan atau pelanggaran.

3. Putusan yang mengandung penghukuman terdakwa.

Putusan ini diambil apabila oleh hakim dipandang bahwa apa yang

didakwakan kepada terdakwa terbukti dan merupakan suatu kejahatan atau

pelanggaran.

Sesudah pemeriksaan dinyatakan ditutup, maka hakim mengadakan

musyawarah terakhir untuk mengambil keputusan dan apabila perlu musyawarah

dilakukan setelah terdakwa, saksi, penasehat hukum, penuntut umum dan hadirin

meninggalkan ruang sidang. Untuk lebih jelasnya musyawarah terakhir ini dapat

dilihat dalam Pasal 182 (ayat 5) KUHAP dan Pasal 182 (ayat 6) KUHAP.

Di dalam Pasal 182 (ayat 5) KUHAP, bahwa dalam musyawarah majelis

mengajukan pertanyaan mulai dari hakim termuda sampai dengan hakim yang

tertua, sedangkan yang terakhir mengemukakan pendapatnya adalah hakim ketua

majelis dan semua pendapat harus disertai pertimbangan-pertimbangan beserta

alasannya.

Di dalam Pasal 182 (ayat 6) KUHAP, juga diatur bahwa sedapat mungkin

musyawarah majelis merupakan pemufakatan bulat, kecuali jika hal itu telah

diusahakan sungguh-sungguh tidak dapat dicapai, maka ditempuh dua cara, yaitu:

1. Putusan diambil dengan suara terbanyak.

2. Jika yang disebut pada nomor 1 tidak dapat diperoleh, maka yang dipakai

ialah pendapat hakim yang paling menguntungkan bagi terdakwa.

Jadi, apa yang telah disebutkan di atas adalah pertimbangan yuridis hakim

sebelum menjatuhkan putusan terlebih dahulu dan di pertimbangkan pula faktor

sosiologis yang dalam praktek dijabarkan dengan istilah:

Page 87: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

1. Hal yang memberatkan

Hal yang memberatkan antara lain.

Bahwa terdakwa telah berkali-kali di hukum, tetapi tidak memperlihatkan

kesadaran, namun malah sebaliknya. Dimana terdakwa melakukan kejahatan

lagi yang lebih berat. Terdakwa telah merencanakan kejahatan dengan rapi

dan matang. Tanpa belas kasihan terdakwa merencanakan kejahatan terhadap

orang yang telah dikenal dengan baik, bahkan terdakwa telah sempat

menikmati uluran tangan kebaikan pemilik rumah di saat terdakwa tidak

mempunyai tempat tinggal. Perbuatan terdakwa telah merenggut tiga nyawa

sekaligus, Terdakwa memberi keterangan berbelit-belit dan melemparkan

semua tanggung jawab pada orang lain (Tugiman). Terdakwa telah

mengabaikan undang-undang negara terutama undang-undang yang

menyangkut perlindungan anak dan orang cacat.

2. Hal yang meringankan

Hal yang meringankan antara lain : bahwa tidak satu pun unsur-unsur yang

dapat meringankan terdakwa

Barulah kemudian putusan diucapkan disidang terbuka untuk umum

sebagai syarat putusan pengadilan yang sah dan mempunyai kekuatan hukum. Hal

ini sesuai dengan Pasal 195 KUHAP, yang antara lain menyatakan bahwa semua

putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum apabila

diucapkan di sidang terbuka untuk umum.

Setelah kita telaah di atas, maka pertimbangan hakim dalam penjatuhan

pidana terhadap pelaku tindak pidana perampokan disertai pembunuhan

didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1. Surat dakwaan dari jaksa penuntut umum;

2. Dua alat bukti yang sah;

3. Kemampuan untuk bertanggungjawab;

4. Hal-hal yang meringankan dan memberatkan terdakwa.

Page 88: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

B.3 Kendala Yang Dihadapi Hakim Dalam Penjatuhan Pidana Terhadap

Pelaku Tindak Pidana Perampokan Disertai Pembunuhan

Mengenai kendala-kendala yang dihadapi oleh hakim dalam menangani

tindak pidana perampokan disertai pembunuhan, menurut M. Najib Shaleh, SH,

adalah:

1. Segi hukum.

2. Segi aparat penegak hukum.

3. Segi Masyarakat

Maka dari segi-segi yang telah disebutkan di atas oleh penulis, ada

baiknya jika kita menerangkan segi-segi tersebut:

1. Segi Hukum

Penerapan pasal-pasal hukum pidana yang diterapkan tidak selalu

dirasakan sebagai suatu keadilan oleh masyarakat, dengan demikian dapat

dikatakan keadilan menurut hukum pidana tidak sama dengan keadilan yang

dirasakan oleh masyarakat, khususnya bagi terdakwa. Karena keadilan

menurut hukum pidana dimana ancaman pidananya harus setimpal dengan

perbuatannya. Dengan demikian tidaklah mudah bagi hakim untuk

menjatuhkan putusan yang dapat dirasakan suatu keadilan bagi masyarakat,

karena dalam hal ini diperlukan kemampuan dan kecakapan seorang hakim di

dalam mengadili.

2. Segi Aparat Penegak Hukum

Kurang profesionalnya aparat penegak hukum misalnya ditingkat

penyidikan dalam rangka untuk mencari dan mengumpulkan bukti dan dengan

bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi, dan guna

menemukan tersangkanya. Letak kurang profesionalnya penyidik dapat dilihat

dari adanya perbedaan antara hasil pemeriksaan dalam tingkatan penyidikan

dengan keterangan terdakwa di sidang pengadilan. Hal ini mengharuskan

hakim untuk mencari tahu serta meminta keterangan mengenai perbedaan

Page 89: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

tersebut. Jadi, seandainya pihak penyidik profesional dalam menangani

perkara, maka di dalam mengadili tidak akan membutuhkan waktu yang

cukup lama.

3. Segi Masyarakat

Di antara segi hambatan yang terdapat di dalam masyarakat adalah

sebagai berikut

a. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hukum.

Hal ini membuat masyarakat kurang mengerti dan memahami pentingnya

aparat penegak hukum, khususnya pertimbangan-pertimbangan yang

diambil oleh hakim di dalam mengadili, sehingga masyarakat kurang

menghargai tugas hakim yang diberikan undang-undang.

b. Kurangnya kesadaran hukum dikalangan masyarakat

Misalnya, orang yang telah ditunjuk atau dibutuhkan untuk memberi

kesaksian, walaupun orang tersebut sudah dipanggil dengan surat

panggilan yang sah, dia tidak mau datang. Hal ini dapat mengulur waktu

pemeriksaan disidang pengadilan.

c. Minimnya tingkat pendidikan masyarakat yang dapat menyita waktu lama

pada saat pemeriksaan disidang pengadilan. Misalnya pelaku/saksi tidak

dapat berbahasa Indonesia, sehingga ketua hakim harus menunjuk seorang

guru bahasa sehingga pemeriksaan juga memakan waktu yang tidak

sedikit.

Demikianlah antara lain kendala-kendala yang dihadapi oleh hakim

dalam penjatuhan pidana terhadap pelaku tindak pidana perampokan

disertai pembunuhan.

Page 90: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian permasalahan menyangkut pertimbangan hakim dalam

penjatuhan pidana terhadap pelaku tindak pidana perampokan disertai

pembunuhan mengakibatkan hilangnya nyawa korban di atas, maka untuk

selanjutnya penulis mencoba menarik kesimpulan dari permasalahan, yaitu:

1. Pengaturan Terhadap Masalah Perampokan Disertai Pembunuhan Dalam

KUHP.

Di dalam penerapannya tindak pidana perampokan disertai

pembunuhan perbuatannya di lakukan secara berbarengan sehingga dalam hal

ini di katakan sebagai concursus realis yaitu apabila orang melakukan

beberapa perbuatan yang dapat di pandang sebagai perbuatan yang berdiri

sendiri dan masing-masing merupakan tindak pidana berupa kejahatan dan

atau pelanggaran.Sehingga harus ada seorang pembuat,serentetan tindak

pidana yang di lakukan olehnya,tindak pidana itu sejenis atau berhubungan

satu sama lain,di antara tindak pidana itu tidak terdapat keputusan hakim.

Dari kesimpulan di atas dapat di ketahui bahwa pengaturan masalah

perapokan disertai pembunuhan dalam KUHP,diatur di dalam pasal 65 ayat

(1) dan (2) yang berbunyi:

a. Dalam hal berbarengan beberapa perbuatan yang harus di pandang sebagai

perbuatan yang berdiri sendiri,sehingga merupakan beberapa kejahatan

yang di ancam dengan pidana pokok yang sejenis maka di jatuhkan satu

pidana.

b. Maximum pidana yang di jatuhkan ialah jumlah maximum pidana yang di

ancam terhadap perbuatan itu,tetapi tidak boleh lebih dari maximum pidana

yang terberat di tambah 1/3.

Page 91: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

2. Pertimbangan hakim dalam penjatuhan pidana terhadap pelaku tindak pidana

perampokan disertai pembunuhan didasarkan pada pertimbangan (1) yuridis

atau perangkat perundang-undangan yang mengaturnya seperti surat dakwaan,

alat bukti, dan pertimbangan (2) sosiologis atau hal-hal yang sifatnya sosial

kemasyarakatan dari si terdakwa seperti hal-hal yang meringankan terdakwa

dan hal-hal yang memberatkan terdakwa. Hal ini akan dirasa cukup adil,

meskipun tidak selalu memenuhi rasa keadilan semua pihak.

3. Kendala-kendala yang dihadapi oleh hakim dalam mengadili perkara tindak

pidana perampokan disertai pembunuhan dapat terjadi karena:

a. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hukum.

Hal ini membuat masyarakat kurang mengerti dan memahami pentingnya

aparat penegak hukum, khususnya pertimbangan-pertimbangan yang

diambil oleh hakim di dalam mengadili, sehingga masyarakat kurang

menghargai tugas hakim yang diberikan undang-undang.

b. Kurangnya kesadaran hukum dikalangan masyarakat itu sendiri.

Misalnya, orang yang telah ditunjuk atau dibutuhkan untuk memberi

kesaksian, walaupun orang tersebut sudah dipanggil dengan surat

panggilan yang sah, dia tidak mau datang. Hal ini dapat mengulur waktu

pemeriksaan disidang pengadilan.

c. Minimnya tingkat pendidikan masyarakat yang dapat menyita waktu lama

pada saat pemeriksaan disidang pengadilan. Misalnya pelaku/saksi tidak

dapat berbahasa Indonesia, sehingga ketua hakim harus menunjuk seorang

guru bahasa sehingga pemeriksaan juga memakan waktu yang tidak

sedikit.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis ajukan atas judul penulis ini adalah sebagai

berikut:

Page 92: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

1. Di dalam penerapannya tindak pidana perampokan disertai pembunuhan

perbuatannya di lakukan secara berbarengan sehingga dalam hal ini di katakan

sebagai concursus realis yaitu apabila orang melakukan beberapa perbuatan

yang dapat di pandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri dan masing-

masing merupakan tindak pidana berupa kejahatan dan atau

pelanggaran.Sehingga harus ada seorang pembuat,serentetan tindak pidana

yang di lakukan olehnya,tindak pidana itu sejenis atau berhubungan satu sama

lain,di antara tindak pidana itu tidak terdapat keputusan hakim

2. Hendaknya hakim dalam mengadili perkara tindak pidana perampokan

disertai pembunuhan dengan mempertimbangkan aspek yuridis dan sosiologi

secara teliti, cermat, tepat dan bijaksana, agar putusan yang dikeluarkan

mendekati rasa keadilan masyarakat.

3. Kendala-kendala yang dihadapi oleh hakim dalam mengadili perkara tindak

pidana perampokan disertai pembunuhan dapat terjadi karena kurangnya

pengetahuan masyarakat tentang hukum, kurangnya kesadaran hukum di

kalangan masyarakat itu sendiri, kurang professionalnya penegak hukum,

Minimnya tingkat pendidikan masyarakat yang dapat menyita waktu lama

pada saat pemeriksaan disidang pengadilan. Misalnya pelaku/saksi tidak dapat

berbahasa Indonesia, sehingga ketua hakim harus menunjuk seorang guru

bahasa sehingga pemeriksaan juga memakan waktu yang tidak sedikit.

4. Perlunya peningkatan Sumber Daya Manusia dalam penegak hukum,

umumnya penegak hukum dalam lingkungan pidana, seperti polisi, jaksa,

hakim dalam penyidikan.

Page 93: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

DAFTAR PUSTAKA

Adami Chazawi. 2002. Pelajaran Hukum Pidana Bagian Dua. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada.

Bambang Sunggono.1997. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Lilik Mulyadi. 2007.Hukum Acara Pidana Normtif,Teoritis,Praktik,Dan

Permasalahannya.Bandung:PT.Alumni.

Martiman Prodjodikoro. 1997. Memahami Dasar-Dasar Hukum Pidana 2. Jakarta :

PT. Pradiya Paramita

M.Sudrajat Bassar,1986.Tindak-Tindak Pidana Tertentu.Bandung:Remaja Karya

Moeljatno. 1993. Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta : Bineka Cipta.

Soerjono Soekanto.1990. Penelitian Hukum Normatif. jakarta: Rajawali Pers

P.A.F. Lamintang dan C.Djasman Samosir. 1990. Detik-detik khusus. Bandung :

Tarsito.

Winarno Budyatmojo.2009. Hukum Pidana Kodifikasi. Surakarta: UNS Press

Wirjono Prodjodikoro. 1986. Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia. Bandung : PT.

Eresco.

Yahaya Harahap. 2000. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP. Jakarta

: Sinar Grafika.

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

Page 94: TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PERAMPOKAN/Tinjauan... · Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif yang bersifat ... pelanggaran. Di antara berbagai bentuk

Undang-Undang no 4 tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman