pencurian dan perampokan dalam islam dampak dan solusinya

21
Pencurian / Perampokan, Dampak dan Solusinya Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kaidah Hukum Islam dan melengkapi nilai semester Oleh Harist Siddiq 0903101010024 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Upload: haristtoteles

Post on 24-Oct-2015

1.458 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Pencurian Dan Perampokan Dalam Islam Dampak Dan Solusinya

TRANSCRIPT

Page 1: Pencurian Dan Perampokan Dalam Islam Dampak Dan Solusinya

Pencurian / Perampokan, Dampak dan Solusinya

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kaidah Hukum Islam

dan melengkapi nilai semester

Oleh

Harist Siddiq

0903101010024

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2011

Page 2: Pencurian Dan Perampokan Dalam Islam Dampak Dan Solusinya

KATA PENGANTAR

Segala puji kami hanturkan ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah sesuai

dengan kaidah-kaidah dan ketentuan yang berlaku.

Makalah tentang Pencurian/Perampokan, Dampak dan Solusinya ini merupakan salah

satu tugas dari mata kuliah Kaidah Hukum Islam.

Pada kesempatan ini penulis tak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada dosen sekaligus pembimbing kami yang telah memberikan konstribusi besar

dalam menyelesaikan makalah ini.

Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun

guna perbaikan dan kesempurnaan penulis dalam membuat makalah lainnya. Semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pihak lain yang

membutuhkannya.

Banda Aceh, 24 Maret 2011

Penulis

Page 3: Pencurian Dan Perampokan Dalam Islam Dampak Dan Solusinya

BAB I

PENDAHULUAN

Islam sebagai agama yang haq dan menyeru kepada kebenaran memiliki hokum

tersendiri (syariat) yang menjadi acuan dan landasan bagi muslim khususnya dan bagi seluruh

ummat manusia untuk hidup di muka bumi ini.

Hukum Islam atau dalam istilah lain syariat Islam yang di patuhi serta dilaksanakan

oleh manusia yang dalam hal ini muslim keseluruhannya mengacu dari apa yang tertulis di

dalam Al Quran dan As Sunnah serta beberapa tambahan dari hasil ijtihad dari para ulama

yang telah disepakati, disesuaikan dengan perkembangan zaman dan tidak bertentangan

dengan regulasi yang telah ditentukan Allah dan Rasulnya.

Al Quran dan As Sunnah, sebagai pokok panduan hokum Islam, terkandung

didalamnya aturan-aturan hidup, bagaimana harus bersikap yang sepantasnya sebagai

manusia, apa yang perlu didahulukan dan apa yang harus ditinggalkan dan lain sebagainya.

Selain itu, ketentuan-ketentuannya tidak hanya menyangkut masalah ibadah atau hubungan

manusia dengan Sang Pencipta alam semesta, melainkan terdapat pula aturan yang

menyangkut hubungan antara manusia dengan manusia itu sendiri, baik itu hubungan yang

menberi dampak positif maupun hubungan yang memberi dampak negatif atau korelasi antara

keduanya.

Tatanan moral Al Quran dan As Sunnah harus kita ikuti dan kita patuhi untuk

menciptakan suatu kehidupan yang hayati dan damai di bumi ini, sebab pada dasarnya Al

Quran itu merupakan sebuah kitab hidayah yakni petunjuk yang paling sempurna bagi

kehidupan umat manusia dan As Sunnah merupakan segala sesuatu ajaran yang terlontar dari

pola prilaku, perkataan, hingga impian dari utusan Allah, Muhammad SAW yang menjadi

teladan mulia dan sempurna bagi setiap yang mengamalkannya.

Al Quran menyebutkan tentang hak-hak perekonomian dengan memerintahkan kepada

kaum muslimin dalam Q.S. Adz-Dzariyaat ayat19 yang berbunyi, “Dan pada harta mereka

ada hak tertentu bagi orang miskin yang meminta dan orang membutuhkan yang tidak

meminta.” Inilah salah satu contoh bentuk regulasi sempurna yang menitik beratkan pada

moral dan pola sikap dalam hal penataan perekonomian yang baik dan Islami.

Page 4: Pencurian Dan Perampokan Dalam Islam Dampak Dan Solusinya

BAB II

URAIAN

Hukum pidana Islam adalah adalah merupakan terjemahan dari fiqh jinayah, fiqh

jinayah adalah segala ketentuan hukum mengenai tindakan pidana atau perbuatan kriminal

yang dilakukan orang-orang Mukallaf (orang yang dapat dibebani kewajiban). Hukum pidana

Islam merupakan syariat Allah yang mengandung kemaslahatan bagi kehidupan manusia baik

didunia dan akhirat.

Ruang lingkup hukum pidana Islam meliputi pencurian , perzinahan, meminum

khamar, membunuh dan melukai orang lain, merusak harta orang lain, dan kekacauan dan

semacamnya berkaitan dengan hukum kepidanaan.

Hukum kepidanaan disebut jarimah. Jarimah terbagi dua: Jarimah Hudud dan jarimah

ta’zir. Kata hudud berasal dari bahasa arab adalah jamak dari kata had .Had secara harfiah ada

beberapa kemungkinan arti antara lain batasan atau definisi, siksaan, ketentuan atau hukum.

Had dalam pembahasan fiqih (hukum Islam) terbagi beberapa jenis dalam syariat Islam , yaitu

rajam, jilid, atau dera, potong tangan, penjara atau kurungan seumur hidup, eksekusi bunuh,

pengasingan atau deportasi, dan salib.

Namun ta’zir dalam pengertian istilah dalam hukum Islam adalah hukuman yang

bersifat mendidik yang tidak mengharuskan pelakunya dikenai had dan tidak pula harus

membayar kaffah atau diat. Jenis hukuman yang termasuk jarimah ta’zir adalah penjara,

skorsing atau pemecatan, ganti rugi, pukulan, ganti rugi, teguran dengan kata-kata, dan jenis

hukuman lain yang dipandang sesuai dengan pelanggaran dari pelakunya.

Untuk menentukan suatu hukuman terhadap suatu tindak pidana dalam hukum Islam,

diperlukan unsur normative dan moral sebagai berikut.

1. Secara yuridis normative di satu aspek harus didasari oleh dalil. Aspek lainnya secara

yuridis normative mempunyai unsure materil, yaitu sikap yang dinilai sebagai suatu

pelanggaran terhadap sesuatu yang diperintah oleh Allah SWT.

2. Unsur moral, yaitu kesanggupan seseorang untuk menerima sesuatu yang secara nyata

mempunyai nilai yang dapat dipertanggung jawabkan.

Page 5: Pencurian Dan Perampokan Dalam Islam Dampak Dan Solusinya

Selain unsur-unsur pidana yang telah disebutkan perlu diungkapkan bahwa hukum

pidana Islam dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu:

1. Dari segi berat atau ringannya hukuman, maka dapat dibedakan menjadi, (a) jarimah

hudud, (b) jarimah qishash, dan (c) jarimah ta’zir.

2. Dari segi unsur niat yaitu, (a) yang disengaja, (b) dan yang tidak disengaja.

3. Dari segi cara mengerjakan, yaitu, (a) yang positif, (b) dan yang negatif.

4. Dri segi jumlah korban, yaitu, (a) yang bersifat perorangan, (b) kelompok.

Page 6: Pencurian Dan Perampokan Dalam Islam Dampak Dan Solusinya

BAB III

PEMBAHASAN

Perampokan

Perampokan (hirabah) berasal dari kata Harb yang artinya perang. Menurut buku Fiqh

Sunnah jilid 9 karya Sayyid Sabiq, Hirabah adalah keluarnya gerombolan bersenjata didaerah

islam untuk mengadakan kekacauan, penumpahan darah, perampasan harta, mengoyak

kehormatan, merusak tanaman, peternakan, citra agama, akhlak, ketertiban dan undang-

undang baik gerombolan tersebut dari orang islam sendiri maupun kafir Dzimmi atau kafir

Harbi.

Menurut buku yang berjudul Tindak Pidana dalam Syariat Islam karya Prof.Abdur

Rahman I Doi Ph.D, Hirabah adalah suatu tindak kejahatan yang dilakukan oleh satu

kelompok atau seorang bersenjata yang mungkin akan menyerang musafir atau orang yang

berjalan dijalan raya atau ditempat manapun dan mereka merampas harta korbannya dan

apabila korbannya berusaha lari dan mencari atau meminta pertolongan maka mereka akan

menggunakan kekerasan.

Sedangkan menurut buku Fiqh Jinayah (Upaya menanggulangi kejahatan dalam Islam)

karya Prof.Drs.H.A.Djazuli, Hirabah adalah suatu tindak kejahatan yang dilakukan secara

terang-terangan dan disertai dengan kekerasan. Jadi, Hirabah itu adalah suatu tindak kejahatan

ataupun pengerusakan dengan menggunakan senjata/alat yang dilakukan oleh manusia secara

terang-terangan dimana saja baik dilakukan oleh satu orang ataupun berkelompok tanpa

mempertimbangkan dan memikirkan siapa korbannya disertai dengan tindak kekerasan.

Dalam teknis operasional hirabah ini ada beberapa kemungkinan yaitu:

a. Seseorang pergi dengan niat untuk mengambil harta secara terang-terangan dan

mengadakan intimidasi, namun ia tidak jadi mengambil harta dan tidak membunuh,

b. Seseorang pergi dengan niat untuk mengambil harta secara terang-terangan dan

kemudian mengambil harta termaksud tetapi tidak membunuh,

c. Seseorang berangkat dengan niat merampok kemudian membunuh tetapi tidak

mengambil harta korban,

Page 7: Pencurian Dan Perampokan Dalam Islam Dampak Dan Solusinya

d. Seseorang berangkat untuk merampok kemudian pelaku mengambil harta dan

membunuh pemiliknya.

Al quran menjelaskan bahwa perampokan itu merupakan suatu dosa besar, dan dasar

hukum Hirabah adalah Q.S.Al-Maidah ayat 33 yang berbunyi, “Sesungguhna pembalasan

terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan dimuka

bumi, hanyalah (mereka) dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kakinya secara

silang, atau dibuang dari negeri tempat kediamannya. Yang demikian itu sebagai suatu

penghinaan untuk mereka didunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang berat.”

Selain dari itu Rasulullah SAW juga melaknat bahwa pelaku Hirabah tidak pantas

mengaku sebagai seorang Islam. Sabda Rasulullah SAW:

فليسمنا ح السال علينا حمل سن

“Barang siapa membawa senjata untuk mengacau kita, maka bukanlah mereka termasuk

umatku!” (H.R.Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar)

Untuk menjatuhi hukuman kepada pelaku Hirabah terdapat beberapa syarat, yaitu:

1. Pelaku Hirabah Adalah Orang Mukallaf

Mukallaf adalah syarat untuk dapat ditegakkan suatu hadd padanya. Kemudian

mukallaf adalah orang yang berakal dan dewasa. Anak kecil dan orang gila tidak tidak

bisa dianggap sebagai pelaku Hirabah yang harus di hadd, sesungguhnya ia terlibat dalam

sindikat hirabah. Karena anak kecil dan orang gila tidak bisa dibebani atau dihukum

menurut syara.

2. Pelaku Hirabah Membawa Senjata

Untuk dapat menjatuhkan hadd Hirabah disyaratkan pula bahwa dalam melancarkan

Hirabah pelakunya terbukti membawa senjata, karena senjata itulah yang merupakan

kekuatan yang diandalkan olehnya dalam melancarkan Hirabah. Bila pelaku tidak

menggunakan atau membawa senjata maka tindakannya tidak bisa dikatakan Hirabah.

Abu Hanifah mengatakan bahwasannya tindakan yang hanya bersenjatakan batu dan

tongkat itu tidak di hukumi sebagai tindakan hirabah.

Page 8: Pencurian Dan Perampokan Dalam Islam Dampak Dan Solusinya

3. Lokasi Hirabah Jauh Dari Keramaian

Sebagian ulama mengatakan bahwa lokasi Hirabah harus ditempat padang yang jauh

dari keramaian, sebab apabila terjadi tindak kejahatan dikeramaian maka korban bisa

meminta pertolongan sehingga kekuatan pelaku kejahatan dapat dipatahkan. Tetapi

sebagian ulama juga mengatakan bahwa tindak kejahatan di tempat padang dan di tempat

keramaian sama saja bernama Hirabah. Karena ayat mengenai Hirabah secara umum

menyangkut segala Hirabah baik ditempat padang ataupun ditempat keramaian.

4. Tindakan Hirabah secara terang-terangan

Tindakan Hirabah harus dilakukan secara terang-terangan sesungguhnya tidak dapat

dikatakan Hirabah apabila dilakukan secara sembunyi-sembunyi adapun suatu tindak

kejahatan secara sembunyi-sembunyi itu dinamakan dengan mencuri. Bila pelaku merebut

harta kemudian melarikan diri maka itu disebut dengan penjambret atau perampas.

Hukuman Hirabah yang ditentukan oleh ayat Al quran ada empat macam yaitu:

1. Dibunuh,

2. Disalib,

3. Dipotong tangan dan kakinya secara silang,

4. Dibuang dari negeri tempat kediamannya.

Adapun pengklasifikasian jenis sanksi atas perbuatan yang dilakukan oleh pelaku, para

ulama berbeda pendapat.

Hukuman Hirabah dapat hapus karena tobat sebelum berhasil dibekuk dan sebab-

sebab yang menghapuskan hukuman pada kasus pencurian yakni:

1. Terbukti bahwa dua orang saksinya itu dusta dalam persaksiannya,

2. Pelaku menarik kembali pengakuannya,

3. Mengembalikan harta yang dicuri sebelum diajukan ke sidang, (Menurut Imam Abu

Hanifah)

Page 9: Pencurian Dan Perampokan Dalam Islam Dampak Dan Solusinya

4. Dimilikinya harta yang dicuri itu dengan sah oleh pencuri sebelum diajukan ke

pengadilan. (Menurut Imam Abu Hanifah)

Sebagaimana firman Allah SWT tentang sindikat Hirabah yang mengadakan

pengerusakan diatas bumi kemudian mereka bertobat sebelum sindikat itu dibekuk maka

Allah SWT sesungguhnya akan mengampuni atas apa yang telah dilakukan oleh sindikat itu

dan mereka tidak akan dijatuhi hukuman Hirabah. Firman Allah SWT Q.S.Al-Maidah ayat

33-34 yang berbunyi, “Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi

Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan diatas bumi, hanyalah mereka dibunuh atau

salib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bersilang atau dibuang dari negeri

tempat kediamannya. Yang demikian itu sebagai penghinaan untuk mereka didunia dan

diakhirat mereka beroleh siksaan yang besar, kecuali orang-orang yang tobat (diantara

mereka) sebelum kamu dapat menguasai (menangkap) mereka, maka ketahuilah

bahwasannya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Tobatnya sindikat Hirabah sebelum mereka dapat dibekuk adalah merupakan suatu

pertanda mereka mulai sadar, insyaf, dan memiliki maksud hendak memperbaiki hidupnya

menjadi bersih, dan menjauhi pengerusakan diatas bumi dengan jalan Hirabah.

Mengenai masalah tobatnya para pelaku Hirabah ini, Ibnu Rusyd dalam kitab Bidayah

Al Mujtahid memberi ulasan akan apa yang dapat digugurkan oleh tobat, para ulama masih

berbeda pendapat satu sama lain dan perbedaan itu dikategorikan menjadi empat kelompok

yaitu:

1. Tobat hanya dapat menggugurkan hadd hirabah saja. Sedangkan hak-hak Allah SWT

dan manusia lainnya tetap dituntut. (Pendapat Malik)

2. Tobat dapat menggugurkan hadd Hirabah dan semua hak Allah SWT, seperti hak dan

tuntutan terhadap perbuatan zina, meminum minuman keras, dan sebagainya.

Sedangkan hak manusia tetap dituntut kecuali bila pihak korban telah memaafkan.

3. Tobat menggugurkan semua hak Allah, tetapi tetap dituntut hak manusia dalam kasus

pembunuhan dan perampasan harta yang masih ada pada pelaku Hirabah.

4. Tobat menggugurkan semua hak manusia, baik dalam kasus pembunuhan maupun

perampasan harta, kecuali harta yang masih ada pada pelaku Hirabah.

Page 10: Pencurian Dan Perampokan Dalam Islam Dampak Dan Solusinya

Adapun syarat-syarat bertobat adalah harus tobat lahir dan batin. Fiqh hanya dapat

menyoroti lahirnya saja. Karena tidak ada yang mengetahui batin kecuali Allah SWT dan bila

pelaku Hirabah bertobat sebelum dibekuk maka tobatnya akan diterima. Dan wajiblah atas

imam untuk menerima kedatangan pelaku hirabah yang bertobat sebelum dibekuk.

Pencurian

Pencurian adalah orang yang mengambil benda atau barang milik orang lain secara

diam-diam untuk dimiliki. Hal ini, tidka ada salahnya bila dikemukakan, yaitu :

1. Menipu: yaitu mengambil hak orang lain secara licik sehingga orang lain menderita

kerugian ;

2. Korupsi: yaitu mengambil hak orang lain, bik perorangan atau masyaarakat, dengan

menggunakan kewenangan atasjabatan atau kekuasaannya sehingga merugikan orang

lain ;

3. Menyuap: yaitu sesorang memberikan sesuatu baik berupa barang ataupun uang

maupaun lainnya kepada orang lain agar pemberi memperoleh keuntungan baik

materil maupun moril, sedangkan pemberianna itu ada pihak lain yang dirugikan.

Dasar sangsi dalam al-quran yatiu allah berfirman didalam surat al-maidah ayat 38

yang artinya, “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan

keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari

allah. Dan Allah maha perkasa lagi maha bijaksana.”

Dasar sangsi dalam hadits yang artinya, “dari Ibnu Umar r.a katanya : Rasulullah

pernah memotong tangan seorang yang mencuri sebuah perisai yang bernilai sebayak tiga

dirham” (HR. Bukhori Muslim)

Berdasarkan ayat alquran yang secara tegas mengungkapakan bahwa sanksi hokum

terhadap pelanggaran pidana pencurian, yaitu potong tangan dengan syarat sebagi berikut:

1. Nilai harta yang dicuri jumlahnya mencapai satu nisab, yaitu kadar harta tertentu

yang ditetapkan sesuai dengan undang-undang.

2. Barang curian itu dapat diperjual belikan.

3. Barang atau uang yang dicuri bukan milik baitul mal.

Page 11: Pencurian Dan Perampokan Dalam Islam Dampak Dan Solusinya

4. Pencuri sudah baligh

5. Perbuatan dilakukan atas kehendaknya bukan atas paksaan orang lain.

6. Tidak dalam kondisi dilandas krisis ekonomi.

7. Pencuri melakukan perbuatannya bukan untuk memenuhi kebutuhan pokok.

8. Korban pencuri bukan orang tua sendiri dan bukan pula keluarga dekatnya.

9. Pencuri bukan pembantu korbannya.

10. Ketentuan potong tangan Apabila ia mencuri untuk yang pertama kalinya maka

dipotong tangannya yang kanan (dari pergelangan tangan sampai telapak tangan) bila

mencuri kedua kalinya di potong kaki kirinya (dari ruas tumit), mencuri yang ketiga

dipotong tangannya yang kiri, dan yang keempat, dipotong kakinya yang kanan,

kalau ia masih juga mencuri untuk kelima kalinya maka ia harus dipenjarakan sampai

tobat dan dihukum mati.

11. Ketentuan diatas tidak berlaku apabila orang yang mencuri harta bapaknya sendiri

tidak dipotong tangannya begitu juga sebaliknya. Demikian pula bila salah seorang

suami istri mencuri harta yang lain, orang miskin yang mencuri dari baitul mal dan

sebagainya tidak dipotong.

Hukuman pencurian dapat terhapus karena tobat sebelum berhasil dibekuk dan sebab-

sebab yang menghapuskan hukuman pada kasus pencurian sama seperti terhapusnya hukuman

perampokan, yakni :

1. Pelaku menarik kembali pengakuannya,

2. Mengembalikan harta yang dicuri sebelum diajukan ke sidang, (Menurut Imam Abu

Hanifah)

3. Terbukti bahwa saksi mata dusta dalam persaksiannya,

4. Dimilikinya harta yang dicuri itu dengan sah oleh pencuri sebelum diajukan ke

pengadilan. (Menurut Imam Abu Hanifah)

Dampak, Solusi dan Pencegahannya

Page 12: Pencurian Dan Perampokan Dalam Islam Dampak Dan Solusinya

Salah satu yang dibanggakan oleh manusia adalah harta. Ajaran islam bukan

materialisme, melainkan islam mengajarkan kepada umat islam untuk berusaha sekuat tenaga

sesuai kemampuan untuk mencari harta. Syari’at islam yang ditetapkan oleh allah swt. dan

nabi Muhammad saw. Memuat seperangkat aturan dalam hal memperoleh harta. Memperoleh

harta dengan cara haram seperti berbuat curang, merugikan orang lain, mencari keuntungan

yang berlebihan, dan lain-lain yang harus dihindari oleh umat islam. Mengganggu dan

merusak harta berarti mengganggu dan merusak system nilai yang berkaitan dengan bidang

ekonomi. Asas-asas pembinaan dan perkembangan perekonomian yang ditetapkan oleh

syariat Islam berlandaskan atas prinsip suka sama suka, tidak merugikan sepihak, jujur,

transparan, dan lain-lain. Sebagai konsekuensi dari system dan tata aturan bagaimana cara

memperoleh atau mendapatkan harta, maka syariat islam menetapkan aturannya.

Mengambil hak orang lain berarti merugikan sepihak. Ketentuan menunjukan bahwa

perampokan/pencurian yang di kenai sanksi hukum adalah suatu hal yang bukan pura-pura

ataupun karena keterpaksaan. Sanksi hukuman diberikan bertujuan antara lain sebagai berikut:

1. Tindakan preventif yaitu menakut-nakuti, agar tidak terjadi kejahatan, mengingat

hukumannya yang berat.

2. Membuat para perampok/pencuri timbul rasa jera, sehingga ia tidak melakukan untuk

kali berikutnya.

3. Menimbulkan kesadaran kepada setiap orang agar menghargai dan menghormati

hasil jeri payah orang lain.

4. Menimbulkan semangat produktivitas melalui persaingan sehat.

5. Memberikan arahan agar para orang kaya melihat kondisi masyarakat, sehingga tidak

hanya mementingkan diri sendiri.

Sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan dilakukan oleh

khulafaurrasyidin setelah Rasulullah SAW tiada, mewujudkan ketertiban dan keamanan

adalah tanggung jawab bersama antara masyarakat itu sendiri dan hakim. Jadi, bila ada

seseorang maupun sindikat yang mengganggu stabilitas keamanan dan kenyamanan

masyarakat, maka hakim wajib bertindak segera. Manfaat dari kerjasama antara masyarakat

dan hakim salah satunya adalah situasi menjadi tentram dan aman terkendali. Dengan

Page 13: Pencurian Dan Perampokan Dalam Islam Dampak Dan Solusinya

demikian masyarakat dapat menghirup nikmatnya ketentraman dan menekuni pekerjaannya

dengan baik yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Penanggulangan tindak pidana perampokan dan pencurian dalam perspektif Islam

dapat diwujudkan dengan tujuan yang terarah dan dapat memberikan kontribusi yang sesuai

dalam ajaran agama dan aturan yang ada misalnya :

1. Mengurangi pengangguran agar fikiran dari pada tuna karya ini tidak kebabblasan

sampai pada akhirnya memutuskan untuk mencuri atau merampok.

2. Menambah lapangan pekerjaan yang layak sehingga dapat mengasilkan sesuatu

misalnya uang atau yang lainya.

3. Menumbuhkan semangat produktivitas melalui persaingan sehat.

4. Menumbuhkan kesadaran kepada setiap orang agar menghargai dan menghormati

hasil jerih payah orang lain.

5. Memberikan arahan agar para orang kaya melihat kondisi masyarakat, sehingga tidak

hanya memikirkan diri sendiri. Dengan demikian kecemburuan sosial, yaitu

penumpukan harta pada orang-orang tertentu dapat dihindari.

BAB IV

Page 14: Pencurian Dan Perampokan Dalam Islam Dampak Dan Solusinya

PENUTUP

Perampokan dan pencurian merupakan dua dari sekian banyak jinayah atau tindak

pidana yang terdapat pengaturan dan penjelasannya di dalam Al Quran dan As Sunnah.

Maraknya kasus pencurian maupun perampokan dikalangan masyarakat dikarenakan

degradasi moral, kurangnya pengetahuan tentang agama, kemiskinan, lemahnya system

perekonomian Negara, lapangan pekerjaan yang kurang memadai, dan kurangnya kepedulian

dari masyarakat level atas serta pemerintah sehingga menimbulkan kecemburuan social yang

berlebihan pada masyarakat level bawah.

Hukuman-hukuman yang tampaknya berat yang diberikan pada kasus jinayah

perampokan dan pencurian ini bukanlah suatu bentuk kekejaman Islam atau bentuk

pelanggaran HAM. Hukuman-hukuman ini diberikan tidak lebih untuk memberikan efek jera

dan sebagai tindakan menakut-nakuti masyarakat agar kejahatan ini tidak semestinya

dilakukan.

Pencegahan tindak pidana perampokan dan pencurian dapat diwujudkan dengan tujuan

yang terarah dan dapat memberikan kontribusi yang sesuai dalam ajaran agama dan aturan

yang ada seperti menambah lapangan pekerjaan, memberikan pendidikan moral dan

keagamaan kepada masyarakat, dan lain sebagainya sehingga tercipta masyarakat yang aman,

tertib, damai, dan sejahtera.

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: Pencurian Dan Perampokan Dalam Islam Dampak Dan Solusinya

Rasjid, Sulaiman. 1998. Fiqih Islam. Bandung : PT. Sinar Baru Algensindo.

Ali, Zainudin. 2007. Hukum Pidana Islam. Jakarta : Sinar Grafika.

Syarifudin, Amir. 1999. Fiqh Sunnah II. Jakarta : Logos Wacana Ilmu.