tinjauan terhadap pandangan thirj) wave
TRANSCRIPT
TINJAUAN TERHADAP PANDANGAN THIRJ) WAVE
TENTANG JABATAN KERASULAN
Skripsi
Diajukan KepadaSekolah Tinggi Teologi Âmanat AgungUntuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoieh Gelar Sarjana Teologi (S.Th.)
Oleh:
MADALA SURYANI HAREFA
1010412016
S >I o
1»^
L"2ijâ
SEKOLAH TINGGï TEOLOGI AMANAT AGUNGJAKARTA
2010
1997
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI
AMANAT AGUNG
Ketua Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung menyatakan bahwa skripsi yang
beijudul:
TINJAUAN TERHADAP PANDANGAN THIRD WA VE
TENTANG JABATAN KERASULAN
Telah lulus diuji oleh Tim Penguji pada tanggal 2 Juni 2010.
Dosen Penguji:
1. Jonly Joihin, M. Th.
ngan
2. Paulus Kurnia, M. Th., D. Min.
3. Casthelia Kartika, M. Th.
^ H
Ketua
DAFTARISI
UCAPAN TERIMA KASIH i
DAFTARISI iv
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang Peraïasalahan 1
Pokok Peraïasalahan 2
Tujuan Penulisan 6
Pembatasan Penulisan 6
Metodologi Penulisan 6
Sistematika Penulisan 7
BAB I PENGERTIAN JABATAN KERASULAN MENURUT
PANDANGAN THIRD WA VE g
Sejarah Munculnya Gerakan Third Wave g
Gerakan Gelombang Pertama (Pentakosta) 9
Gerakan Gelombang Kedua (Kharismatik) 13
Gerakan Gelombang Ketiga {Third Wave) 1 g
Tokoh Penting Dalam Gerakan Third Wave 1 g
JohnWimber
C. Peter Wagner 20
Jabatan Kerasulan Menurut Pandangan Third Wave 23
Definisi Jabatan Rasul 25
Jumlah Rasul dalam Peijanjian Baru 27
Kesinambungan Jabatan Kerasulan 29
iv
Yoel2:28,29 29
Kîsah Para Rasul 2:15-40 30
I Korintus 12:28 31
Efesus 4:11-17 33
Tugas dan Tanggung Jawab Rasul 33
Ciri-ciri atau Tanda-tanda Rasul 38
Bab II PENGERTIAN KERASULAN DALAM PERJANJIAN BARU 44
Asal Mula Konsep Rasul 44
Konsep Syaliah dari Yudaisme Rabinik 45
Konsep Rasul Berasal dari Gnostik 47
Kata dan Konsep Apostolos dalam Yunani Klasik 48
Identitas Rasul dalam Peijanjian Baru 50
Kedua Bêlas Murid 50
Paulus dan Rasul-rasul Lain 57
Asal Mula Rasul dalam Peganjian Baru 66
Kerasulan Tuhan Yesus 69
Jabatan Kerasulan dalam Peijanjian Baru 70
1 Korintus 12:28 72
Efesus 4:11 75
Keunikan Jabatan Rasul 79
Otoritas yang Langsung Diterima dari Kristus 79
Rasul adalah Saksi Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus 80
Bab III EVALUASITERHADAP PANDANGAN THIRD WA VE
TENTANG JABATAN KERASULAN 83
Kerasuian: Jabatan, Fungsi, atau Kanmia? 83
Kesinambimgan Jabatan Kerasuian 88
Yoel 2:28-29 88
Kisah Para Rasul 2:15-40 91
1 Korintus 12:28 94
Efesus4:ll 95
PENUTUP 99
DAFTARPUSTAKA IO4
VI
PENDAHULUAN
Latar Belakang Permasalahan
Latar belakang penulisan skripsi ini ialah dari suatu pergumulan yang
dihadapi penulis ketika sedang berada di ladang praktek satu tahun. Saat itu penulis
bertemu dengan seorang jemaat yang mengakui dirinya sebagai rasul sekaligus nabi
yang di sinode gerejanya terdahulu hal itu diakui. Bahkan hingga ini jemaat yang
mengaku rasul dan nabi tersebut sekali-kali diundang di pertemuan raya sinodenya
untuk menyampaikan wahyu dan nubutan-nubuatan baik terkait dengan gereja, hamba
Tuhan, maupun jemaat.
Pemaparan jemaat tersebut mengingatkan penulis pada kelas Tafsir PB II yang
pemah membahas bahwa jabatan rasul pada masa sekarang sudah tidak ada lagi,
hanya fungsi seorang rasul yang saat ini masih ada. Ini hal pertama yang membuat
penulis tertarik untuk membahas topik ini dan mulai mencari bahan-bahan berkisar
topik ini. Penulis mulai mencari-cari buku tentang rasul-rasul masa kini di toko-toko
buku. Dalam pencarian itu penulis melihat sendiri bahwa buku-buku tentang rasul-
rasul masa kini sedang menjadi bestseller. Dan pengakuan para pramuniaga toko-toko
buku yang penulis datangi adalah bahwa buku-buku yang penulis cari stoknya habis
tidak dalam sebelum penulis datang. Ini hal kedua yang meyakinkan penulis bahwa
penulis harus menulis tentang hal ini.
Alasan ketiga yang melatar belakangi penulisan topik ini ialah adanya sumber
yang penulis dapatkan dari dua orang hamba Tuhan yang sedang studi lanjut di dua
seminari yang berbeda. Hamba Tuhan yang pertama sedang membuat laporan baca
dari sebuah buku yang ditulis oleh tokoh Third Wave yang sangat menekankan
kesinambimgan rasul pada masa kini. Hamba Tuhan ini bersaksi bahwa dalam mata
kulîah yang membahas rasul-rasul masa kini ia harus berdebat dengan dosen dan juga
teman-teman yang lain, karena ia tidak setuju dengan isi buku yang sangat
kesinambungan jabatan rasul. Sedangkan teman-temannya yang lain dan dosen yang
menugaskan tugas itu menekankan kesinambungan dan keutamaan jabatan kerasulan
di gereja-gereja dimana mereka melayani. Hamba Tuhan yang kedua sedang
membuat tesis tentang isu Sîgns and Wonders yang dikembangkan John Wimber dan
dalam pembelajarannya ia melihat salah satu isu yang mulai dan sedang
dikembangkan oleh Third Wave selain signs and wonders adalah kesinambungan dan
keutamaan jabatan kerasulan dalam gereja masa kini. Dari sharing-sharing dengan
kedua hamba Tuhan di atas, penulis semakin yakin dan semangat untuk mencari
jawaban atas pertanyaan apakah jabatan rasul masih ada pada saat ini.
Pokok Permasalahan
Dalam pembelajaran pribadi, penulis menemukan fakta bahwa sebenamya
sejak zaman rasul Paulus menuliskan surat 1 Korintus pada abad pertama, munculnya
pengajaran sesat dari Montanisme pada abad ke dua dengan isu yang sama, hingga
pada abad kedua puluh, sekitar ZBuasjxpentacostal, neopentacostalism, dan berbagai
aliran yang disebut "Kharismatik"Vineyard", dan "Signs and Wonders," hingga
masa kini, perdebatan tentang karunia-karunia rohani tetap ada.' Mewakili pandangan
masa kini, ada kelompok yang menyebut dirinya sebagai gerakan Third Wave.
1. F. David Famell, "The Current Debate about New Testament Prophecy" dalam Is The GiftofProphecyfor Today? Parti. (Bibliotfaeca Sacra, Jnly-September 1992), 277.
Walaupiin pada dasamya doktrin yang dianut dan dîkembangkan oleh pengajaran
Third Wave banyak kesamaan dengan Pentakosta dan Kharismatik, tetapi tokoh-tokoh
Third Wave tîdak mau disamakan dengan gerakan Pentakosta ataupun Kharismatik?
Salah satu topik yang menjadi penekanan kelompok Third Wave ini adalah
hakekat dan aplikasi praktis karunia rohani dalam tubuh Kristus. Karena bagi mereka
semua karunia yang disebutkan di dalam 1 Korintus 12 dan Efesus 4 masih terus
berlanjut di dalam gereja hingga kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali.
Salah satu karunia sekaligus jabatan yang harus ada saat ini adalah jabatan seorang
rasul dalam gereja masa kini. Bagi pandangan ini jabatan kerasulan adalah sebuah
karunia. Oleh karena jabatan rasul sama seperti karunia yang lain, maka jabatan rasul
harus ada pada saat ini. Melalui seorang rasul-lah, Allah bisa berkarya. Sebagaimana
di dalam Peijanjian Baru Allah memakai para rasul untuk melakukan dan
menggenapi pekeqaan Allah di muka bumi ini, demikianlah seharusnya sekarang ini
para rasul harus melayani. Rasul memegang peranan penting dalam gereja, sehmgga
ketika seorang rasul tidak ada, maka gereja itu tidak akan pemah bisa melayani sesuai
dengan maksud Allah.
Keberadaan para rasul yang penuh dengan karunia sangat krusial. Krusialnya
jabatan rasul ini karena terkait erat dengan perkembangan gereja, pertumbuhan rohani
jemaat, dan lebih penting lagi, bahwa pemahaman inilah pemahaman yang benar
yang berlandaskan kepada ajaran Alkitab, sehingga jika ada gereja atau pengajaran
yang tidak mengaplikasikannya saat ini, maka gereja tersebut tidaklah alkitabiah.
2. http://www.believershome.coiii/html/pentecostal charismatic thir.html, diakses tanggal 9Januari2010.
Menurut tokoh-tokoh dari pandangan ini, saat setelah kematian para rasul
kekristenan sedang-sedang dan biasa-biasa saja dan berstatus quo. Oleh karena itu
sekarang (masa kini) adalah saatnya Allah memanggil gereja-Nya imtuk melangkah
keluar dari keadaan biasa-biasa menuju kepenuhan panggilan dan warisan-Nya, yaitu
bahwa Amanat Agung pada akhimya akan digenapi dan kedatangan Kristus kembali
dengan segenap kemuliaan, akan direalisasikan. Namun, hal ini hanya akan tegadi
melalui pemulihan pelayanan kerasulan dan penempatan yang tepat dari karunia-
karunia itu di dalam Gereja di zaman akhir.^
Akan tetapi, di sisi lain ada pandangan yang beipendapat bahwa jabatan
kerasulan sudah berhenti. Jabatan rasul tidak sama seperti karunia yang lain yang
memiliki kesinambungan hingga masa sekarang ini. Jabatan rasul adalah jabatan yang
khusus dan memiliki fungsi serta otoritas yang tidak dapat diteruskan hingga masa
sekarang. Sebagaimana dikatakan oleh MacArthur bahwa para rasul adalah fondasi
bagi pertumbuhan dan perkembangan gereja mula-mula (Ef. 2:20). Fondasi itu telah
selesai dibangun dan tidak dapat diletakkan lagi, sehingga di zaman modem ini
(sekarang ini), jabatan rasul sudah tidak ada lagi,"* dan adanya bukti bahwa setelah
gereja lahir pada saat Pentakosta, tidak pemah lagi teijadi mujizat (mujizat yang sama
persis seperti yang dilakukan Tuhan Yesus atau para rasul) di dalam keseluruhan
Peijanjian Baru, kecuali pada saat para rasul hadir atau ketika ada tugas yang secara
langsung ditugaskan oleh rasul, misalnya Kis. 6.
Oleh karena itu, penulis akan mencoba meninjau pandangan Third Wave
tentang jabatan kerasulan secara menyeluruh berdasarkan Alkitab, karena jika
3. John Eckhardt, Bergerak Dijalur Kerasulan: Rencana Allah dalam Memimpin Gereja-NyaMenuju Kemenangan Akhir, teij. Vonny Sijabat (Jakaita: Nafiri Gabriel, 2002), 22.
4. John F. McAithur, Jr, Charismatic Chaos (Michigan: Zondervan, 1992), 145.
dibîarkan dan mewamai pikiran dan pergumulan jemaat-jemaat Tuhan, maka akan
ada bahaya-bahaya. Sebab sekarang ini buku-buku mengenai pentingnya rasul sedang
menjadi bestseller di toko-toko buku, dan pelayanan orang-orang yang menyebut
dirinya rasul sedang marak. Bahaya-bahaya yang akan muncul itu antara lain:
- Akan timbul kerancuan dalam menilai suara Tuhan. Karena tiap-tiap rasul
bisa saja mengklaim perkataannya adalah berasal dari Tuhan, sehingga
muncul kebingungan yang mana yang benar-benar suara Tuhan dan mana
yang rekayasa orang-orang yang menyebut dirinya sebagai rasul
- Pikiran manusia akan lebih fokus pada hal-hal fenomena (kesembuhan,
mujizat, bahasa Roh, dsb), daripada mendengarkan suara Tuhan melalui
Firman Tuhan,
- Memberi ruang kepada pemikiian bahwa akan ada wahyu-wahyu baru selain
dari Alkitab.
- Akan timbul kekacauan dalam tubuh Kristus, karena masing-masing orang
akan meninggikan orang-orang yang mereka sebut sebagai rasul.
Dengan demikian, penulis akan merangkumkan semua pembahasan dengan
sebuah pertanyaan yang mendasar yaitu; apakah jabatan kerasulan masih ada pada
saat ini ?
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:
1. Menguraikan pandangan Third Wave tentang pengertian jabatan kerasulan,
serta alasan keharusan eksistensi atau kesinambungan jabatan rasul dalam
gereja masa kini.
2. Memaparkan tentang pengertian dan konsep rasul berdasarkan Alkitab,
sehingga dapat menjadi dasar dan pandangan untuk meninjau pandangan
Third Wave tentang jabatan kerasulan masa kini.
3. Meninjau pandangan ITiird Wave tentang jabatan kerasulan masa kini,
berdasarkan pengajaran Alkitab.
Fembatasan Penulisan
Penulis akan membatasi pemaparan topik dengan tidak membahas seluruh
doktnn-doktnn yang dianut oleh Third Wave, tetapi dibatasi pada topik jabatan
kerasulan masa kini. Karena bukan studi eksegesis, penulis akan membatasi
pemaparan topik dengan hanya menggunakan tafsiran para ahli ketika menjelaskan
konsep rasul yang terdapat di dalam Peijanjian Baru.
Metodologi Penulisan
Sknpsi mi membahas isu teologi biblika,maka pembahasan akan didasarkan
atas Peijanjian Lama dan Peijanjian Baru (66 Kitab). Dan karena latar belakang isu
tentang jabatan kerasulan ini sifatnya faktual, terus berkembang, fenomenal serta
berhubungan langsung dengan kehidupan manusia dan pengetahuannya tentang
kebenaran Allah, maka penulis menggunakan Metode sistematis-reflektif. Untuk
merealisasikannya maka penulis menggunakan studi pustaka meMui buku-buku
teologi, jumal-jumal teologi, kamus teologi, ensiklopedi, tafsiran-tafsiran, serta
informasî dari intemet.
Sistematika Penulisan
Untuk memaparkan topik ini, penulis akan membaginya ke dalam tiga bagian
besar, yang diapit dengan bagian pendahuluan di awal dan terakhir dengan bagian
penutup. Fada bagian pertama, penulis akan membahas pandangan Third Wave
tentang jabatan kerasulan. Fembahasan akan mencakup topik tentang sejarah singkat
munculnya gerakan Third Wave, menunjukkan dua tokoh utama dalam gerakan Third
Wave yang cukup beipengaruh, dan kemudian membahas definisi dan kesinambungan
jabatan rasul pada masa kini berdasarkan ayat-ayat Alkitab yang digunakan Third
Wave.
Fada bagian kedua penulis akan memaparkan pengertian kerasulan
berdasarkan Alkitab yang terdapat di dalam Feijanjian Baru. Dalam pembahasan ini,
penulis akan menguraikan asal mula konsep kata rasul secara umum, identitas rasul di
dalam Feijanjian Baru, jabatan kerasulan di dalam Feijanjian Baru, dan keunikan
jabatan rasul di dalam Feijanjian Baru.
Fada bagian ketiga, penulis akan mengevaluasi pandangan Third Wave
tentang jabatan kerasulan berdasarkan pengajaran Alkitab. Fembahasan bab tiga ini
tercakup dalam dua topik, yaitu "kerasulan: Jabatan, Fungsi, atau Karunia? dan
kesinambungan Jabatan Kerasulan."
PENUTUP
Berdasarkan selunih pembahasan yang telah penulîs uraikan maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa pandangan Third Wave tentang jabatan kerasulan tidak
sesuai dengan Alkitab. Baik definisi mereka tentang jabatan kerasulan, demikian pula
dengan penggunaan ayat-ayat Alkitab sebagai dasar argumentasi kesinambungan
jabatan kerasulan masa kini tidak berdasarkan Alkitab.
Beberapa hal yang tidak sesuai tersebut adalah: pertama, penggunaan ayat 1
Korintus 12.28 untuk menegaskan keutamaan jabatan rasul dengan landasan kata
proton sebagai kata yang bermakna berada di urutan pertama, penting, di atas
segalanya, dsb. Berdasarkan konteks 1 Korintus 12:28 bahwa ayat ini bukan semata-
mata berbicara tentang keutamaan dan kesinambungan jabatan kerasulan pada masa
kini. Oleh karena secara konteks luas ayat ini sebenamya sedang menekankan bahwa
tubuh Knstus harus bersatu. Sebab baik karunia maupun jabatan berasal dari Allah
yang satu, yaitu Allah yang berdaulat atas seluruh ciptaan-Nya, Dia berdaulat
memanggil para rasul yakm ke-12 murid dan rasul Paulus, berdaulat memberikan
tugas dan jabatan rasul yang sangat imik kepada mereka, dan Dia juga Allah yang
berdaulat yang memberikan karunia-karunia rohani kepada jemaat dengan limpahnya
agar masing-masing jemaat saling membangun, saling menguatkan, dan bersatu untuk
membangun tubuh Kristus.
Penggunaan VaAa.proton juga tidak mengingkari pesan utama teks. Kata
proton tidak digunakan untuk menekankan bahwa rasul utama, penting, dan di atas
segalanya. Jika dimengerti demikian, maka ayat ini kontradiksi dalam dirinya sendiri.
Maka seperti penafsiran para ahli yang telah dipaparkan dalam bab tiga, bahwa
seharusnya kata proton dimengerti dalam kaitannya dengan panggilan dan tugas rasul
untuk membangun tubuh Kristus, haïus dipahami dari sudut pandang bahwa rasul
adalah fondas! gereja yang mula-mula, dan keutamaan mereka adalah karena mereka
adalah crang-orang yang diberi anugerah menjadi orang-orang yang berada pada
urutan pertama dalam hal melihat langsimg peristiwa kebangkitan Kristus. Haï ini
merupakan kualifikasi yang meneguhkan kerasulan mereka. MacAithur
menambahkan bahwa penekanan kata proton ialah karena rasul orang pertama yang
menerima dan mendeklaraslkan wahyu Allah, dan mereka yang pertama sekali
menerima konfimiasi perkataan Allah (firman Allah) melalui tanda-tanda dan
mujizat-mujizat dan keajaiban-keajaiban.'
Kedua: penafsiran Third Wave yang menekankan kesinambungan jabatan
rasul karena melihat bahwa rasul adalah karunia yang sama dengan karunia yang lain,
dimana semua karunia rohani tersebut masih terus berlanjut hingga saat ini bahkan
hingga kedatangan Tuhan Yesus kedua kali (Ef. 4:11). Menanggapi hal ini, beberapa
pendapat dari para ahli yang cukup baik dalam menafsirkan Efesus 4:11 memberikan
penjelasan bahwa sebenamya karunia dan jabatan merupakan dua hal yang berbeda.
Misalnya pend^at Bruce dan Liefeld yang menjelaskan penggunaan kata "gave"
dalam ayat 11 yang berarti pemberian yang berasal dari Kristus, bukan sebagai "gifts"
(kharismata) yang berarti sebuah kemampuan. Kata "gave" ini berarti satu pribadi
atau person yang telah dipenuhi anugerah Allah dan telah menerima karunia, yang
kemudian di dalam anugerah Allah person tersebut ditetapkan untuk melayani di
1. John MacArthur, Jr. The First Corinihians (The MacAithur New Testament Commentary;Chicago: Moody Press, 1984), 322-323.
gereja.^ Demikian juga Hoehner menegaskan perbedaan kaninia dan jabatan dengan
menjelaskan bahwa dalam ayat 7 rasuJ Paulus sedang menyebutkan "gifts" atau
kaninia-karunia rohani, yang mana karunia-karunia itu diberikan kepada masing-
masing orang. Akan tetapi tetapi ketika masuk ke ayat 11, rasul Paulus bukan lagi
merujuk pada ''gifts " kanmia tetapi kepada "gave " yang berarti pribadi yang
menerima karunia.^ Demikian juga dari relasi ayat 7 dan 8b, memperlihatkan bahwa
Allah bukan hanya memberikan kanmia kepada manusia tetapi juga Dia memberikan
orang-orang yang khusus untuk melayani jemaat yang lain.'' Inilah yang dimaksud
dengan jabatan yaitu orang-orang yang telah dipilih oleh Allah dan didelegasikan
sebuah Tugas. Jadi rasul bukanlah sebuah kanmia rohani tetapi jabatan khusus yang
diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang Allah telah tetapkan sendiri.
Oleh karena itu, pandangan Third Wave tentang kesinambungan jabatan
kerasulan faerdasarkan pengertian bahwa semua kanmia atau jabatan harus
difungsikan pada saat ini termasuk rasul tidak sesuai dengan penjelasan konteks
keseluruhan bagian Alkitab Efesus 4:11. Third Wave tidak melihat perbedaan
penekanan dan penggunaan kata karena mereka memahamî bagian ini dengan
terpaku pada Efesus 4:11 tanpa melihat keseluruhan teks dan latar belakang teks yang
digimakan oleh rasul Paulus.
Ketiga: pemberian jabatan rasul kepada para rasul masa kini, tidak seperti
pemberian jabatan rasul kepada para rasul yang terdapat di dalam Peqanjian Baru.
Jabatan rasul masa kim penekanaimya lebih kepada orang yang akan diberikan
2. F.F. Bruce, 77ie Epistle to the Ephesians (London: Pickering & Inglis LTD, 1968), 84.3. Harold W. Hoehner, Ephesians (An Exegetical Commentary; Grand Rapids, Michigan:
Baker Académie, 2006), 541.4. Andrew T. Lincoln, Ephesians, gen.ed. Bruce M. Metzger (Word Biblical Commentary vol
42; Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1990), 249.
jabatan. Ketika ia tahu bahwa ia memiliki karunia dan sadar bahwa ia dipanggil untuk
pelayanan rasuli, dan kemudian diteguhkan atau dihargai oleh jemat, maka seseorang
layak disebut rasul.
Sedangkan di dalam Alkitab, pemberian jabatan rasuli kepada para rasul sama
sekali tidak didasarkan pada orang yang diberikan jabatan, tetapi berdasarkan atas
inisiatif Allah, yang dalam kedauIatan-Nya menganugerahkan jabatan rasul kepada
manusia. Anugerah adalah pemberian semata yang datangnya dari atas, yaitu dari
Allah yang mahatinggi. Hal ini terlihat di dalam panggilan dan penyebutan rasul pada
ke-12 murid dan juga dalam panggilan rasul Paulus ketika peristiwa Damaskus.
Sehingga kesimpulannya adalah jabatan rasuli secara tekhnikal tidak ada pada
saat ini. Tidak ada penekanan keharusan otoritas seperti yang ada pada masa ke-12
rasul dan rasul Paulus. Jabatan ini tidak dapat diulangi atau diteruskan, sama seperti
pengalaman rasuli tidak dapat diteruskan kepada orang yang tidak mengenal Kristus
sebagai manusia atau melihat Dia seusai kebangkitan-Nya. Tidak ada tanda atau bukti
sama sekali yang menimjukkan bahwa tugas rasuli ini diteruskan kepada pelayan
setempat pada masa itu.^
Dengan demikian, pandangan Third Wave tentang kesinambungan jabatan
rasul pada masa kini tidak dapat diterima karena tidak sesuai dengan pengajaran
Alkitab. Dengan adanya kesimpulan yang demikian, maka bahaya-bahaya yang akan
muncul akibat pengajaran Third Wave seperti yang disinggung penulis dalam
pendahuluan, misalnya: timbul kerancuan dalam menilai suaia Tuhan karena tiap-tiap
rasul bisa saja mengklaim perkataannya adalah berasal dari Tuhan, sehingga muncul
5. A.F. Walls, dkk. "'BASIRT àA^mEnsiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid IIYayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1996), 309.
kebmgimgan: mana yang benar-benar suara Tuhan dan mana yang merupakan
rekayasa orang-orang yang menyebut dirinya sebagai rasul, fokus jemaat yang akan
lebih tercurah kepada fenomena (kesembuhan, mujizat, bahasa Roh, dsb), daripada
mendengarkan suara Tuhan melalui firman Tuhan, dan adanya ruang pada pemikiran
bahwa akan ada wahyu-wahyu baru selain dari Alkitab, sudah tentu dapat dihindari
ataupaling tidak dampak bahaya ini dapat diminimaliskan dalam kehidupan jemaat.
Dengan begitu jemaat tetap teijaga dalam pengajaran yang sehat berdasarkan Alkitab.