tinjauan pustaka posyandu
DESCRIPTION
kes masTRANSCRIPT
![Page 1: tinjauan pustaka posyandu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082507/5695d1371a28ab9b029599c5/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa inggris yaitu effective yang berarti
berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah
populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna
atau menunjang tujuan.
Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran
yang telah ditentukan dalam setiap organisasi, kegiatan atau pun program.
Disebut efektif apabila tercapai tujuan atau pun sasaran seperti yang telah
ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat H.Emerson yang dikutip Soewarno
Handayaningrat S.(1994:16) yang menyatakan bahwa “efektivitas adalah
pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Steers (1985:87) mengemukakan bahwa “efektivitas adalah jangkauan
usaha suatu program sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana
tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan
sumber daya itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap
pelaksanaannya”.
Menurut Agung Kurniawan dalam bukunya yang berjudul Transformasi
Pelayanan Publik mendefinisikan efektivitas sebagai kemampuan
melaksanakan tugas, fungsi dari suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak
ada tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya (Kurniawan, 2005:109)
Dari beberapa pendapat mengenai pengertian efektivitas maka dapat
disimpulakn bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa
jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen,
yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Upaya
mengevaluasi jalanya suatu organisasi dapat dilakukan melalui konsep
efektivitas. Konsep ini adalah salah satu faktor untuk menentukan apakah perlu
![Page 2: tinjauan pustaka posyandu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082507/5695d1371a28ab9b029599c5/html5/thumbnails/2.jpg)
dilakukan perubahan secara signifikan terhadap bentuk dan manajemen suatu
organisasi atau tidak. Suatu kegiatan dikatakan efisien apabila dikerjakan
sesuai dengan prosedur, sedangkan dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut
dilaksanakan dengan benar untuk mencapai tujuan organisasi melalui sumber
daya yang dimiliki seperti anggota, sarana dan prasarana serta metode yang
digunakan secara efisien, ditinjau dari sisi masukan (input), proses, dan
keluaran (output) sehingga memberikan hasil yang bermanfaat.
Tingkat efektivitas dapat diukur dengan membandingkan antara rencana
yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Hal ini dapat
diukur dengan tiga kriteria pendekatan, seperti yang dikemukakan oleh Martini
dan Lubis (1987:55), yaitu pendekatan sumber, pendekatan proses, dan
pendekatan sasaran. Pendekatan sumber (resource approach) yaitu mengukur
efektivitas dari input dengan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi
untuk memperoleh sumber daya, baik fisik maupun non fisik yang sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Pendekatan proses (process approach) yaitu
mengukur efektivitas dengan melihat sejauh mana pelaksanaan program dari
semua kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi. Pendekatan sasaran
(goal approach) yaitu mengukur efektivitas dengan menitikberatkan perhatian
pada output, mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil yang
sesuai dengan rencana.
2.2 Posyandu
2.2.1 Pengertian posyandu
Posyandu merupakan salah santu bentuk Upaya Kesehatab
bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelila dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mepercepat penurunan angka kematian
ibu dan bayi.
![Page 3: tinjauan pustaka posyandu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082507/5695d1371a28ab9b029599c5/html5/thumbnails/3.jpg)
Posyandu adalah suatu forum komunikasi dan pelayanan
kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini (Shakira 2009).
Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan
yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan
dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian
NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).
Pos pelayanan terpadu yang dikenal dengan istilah posyandu
adalah suatu tempat yang kegiatannya dilakukan minimal setiap satu
bulan sekali yang diberikan petugas pelayanan kesehatan. Kegiatan
pelayanan kesehatan di poyandu terdiri dari pelayanan pemantauan
pertumbuhan balita, pelayanan imunisasi, pelayanan kesehatan ibu dan
anak meliputi ANC (Antenatal Care), kunjungan pasca persalinan atau
nifas, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang balita, pencegahan
dan penanggulangan diare dan pelayanan kesehatan lainnya. (Arali 2008)
Berdasarkan pelayanan yang diberikan, sasaran posyandu terdiri
atas pasangan usia subur, ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.
(Shakira 2009)
2.2.2 Penyelenggaraan posyandu
Penyelenggaraan posyandu dilakukan oleh kader yang telah
dilatih di bidang kesehatan dan KB dan keanggotaannya berasal dari
PKK, tokoh masyarakat serta pemuda dan pemudi. Pengelola posyandu
sendiri adalah pengurus yang dibentuk oleh ketue RW yang berasal dari
kader PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan
yang ada di wilayah tersebut. (Effendy 1998)
Kader kesehatan adalah kader-kader yang dipilih masyarakat
menjadi penyelenggara posyandu. Menurut Gunawan dalam Hasdi
(2007), kader kesehatan dinamakan juga promotor kesehatan desa
(prokes) adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh dan dari masyarakat
dan bertugas mengembangkan masyarakat. Tujuan pembentukan kader
adalah untuk mengikutsertakan masyarakat secara aktif dan bertanggung
![Page 4: tinjauan pustaka posyandu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082507/5695d1371a28ab9b029599c5/html5/thumbnails/4.jpg)
jawab shingga dapat meningkatkan efisiensi pelayanan dengan
memandaatkan sumber daya yang ada di masyarakat secara optimal.
2.2.3 Pelayanan posyandu
Beberapa kegiatan di posyandu diantaranya terdiri dari lima
kegiatan, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi,
peningkatan gizi dan penanggulangan diare. (Hasdi 2007) Lima kegiatan
posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh kegiatan posyandu
(Sapta Krida Posyandu), yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga
berencana, imunisasi, peningkatan gizi, penanggulangan diare, sanitasi
dasar, dan penyediaan obat essensial. (Shakira 2009)
1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
1) Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang
dilakukan oleh kader kesehatan. Jika ada petugas Puskesmas
ditambah dengan pengukuran tekanan darah dan pemberian
imunisasi Tetanus Toksoid.Bila tersedia ruang pemeriksaan,
ditambah dengan pemeriksaan tinggi fundus/usia kehamilan.
Apabila ditemkan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas; 2)
Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu
diselenggarakan Kelompok Ibu Hamil pada setiap hari buka
Posyandu atau pada hari lain sesuaidengan kesepakatan. Kegiatan
kelompok Ibu Hamil antara lain sebagai berikut:
a. Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan
persalinan, persiapan menyusui, KB dan gizi
b. Perawatan payudara dan pemberian ASI
c. Peragaan pola makanan ibu hamil
d. Peragaan perawatan bayi baru lahir
e. Senam ibu hamil
![Page 5: tinjauan pustaka posyandu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082507/5695d1371a28ab9b029599c5/html5/thumbnails/5.jpg)
b. Ibu Nifas dan Ibu Menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui
mencakup:
1. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan
kebersihan jalan lahir (vagina)
2. Pemberian vitamin A dan tablet besi
3. Perawatan payudara
4. Senam ibu nifas
5. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan tersedia ruangan,
dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan
payudara, pemeriksaan tinggi fundus dan pemeriksaan lochia.
Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
c. Bayi dan Anak Balita
Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara
menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembang anak.
Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran
pelayanan, anak balita sebaiknya tidak digendong melainkan
dilepas bermain sesama balita dengan pengawasan orang tua di
bawah bimbingan kader.
Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan
umur balita. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan
Posyandu untuk balita mencakup:
1. Penimbangan berat badan
2. Penentuan status pertumbuhan
3. Penyuluhan
4. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang.
Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
2) Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader
adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga
![Page 6: tinjauan pustaka posyandu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082507/5695d1371a28ab9b029599c5/html5/thumbnails/6.jpg)
kesehatan Puskesmas dilakukan suntukan KB, dan konseling KB.
Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang dilakukan
pemasangan IUD.
3) Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada
petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan
dengan program, baikterhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu
hamil.
4) Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah
bayi, balita, ibu hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan
meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan
pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin
A dan pemberian sirup Fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas
ditambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul Yodium untuk
yang bertempat tinggal di daerah gondok endemik. Apabila setelah 2
kali penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera dirujuk ke
Puskesmas.
5) Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan
penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan antara lain penyuluhan,
pemberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri oleh
masyarakat atau pemberian Oralit yang disediakan.
Pelayanan Posyandu yang diberikan kepada masyarakat pada saat
kegiatan Posyandu adalah :
a. Jenis pelayanan minimal, meliputi: penimbangan untuk memantau
pertumbuhan anak, pemberian makana pendamping ASI dan vit A dua
kali setahun, pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup
pertumbuhannya, memantau atau melakukan pelayanan imunisasi,
![Page 7: tinjauan pustaka posyandu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082507/5695d1371a28ab9b029599c5/html5/thumbnails/7.jpg)
memantau kejadian ISPA dan Diare, serta melakukan rujukan bila
diperlukan.
b. Paket pengembangan atau pilihan, adalah peket layanan yang dapat
ditambahkan atau dikembangkan bagi Posyandu yang telah mapan.
Paket kegiatan pilihan ini merupakan perluasan kegiatan Posyandu
yang disesuaikann dengan kebutuhan masyarakat/kelompok sasaran
di daerah, yang meiputi tambahan berbagai program, antara lain : a)
Program pengembangan Anak Dini Usia (PADU) yang diintegrasikan
dengan program Bina Keluarga Balita (BKB) dan kelompok bermain
lainnya; b) Program Dana Sehat/ atau JPKM dan sejenisnya, seperti
TABULIN, TAUMAS dan sebagainya; c) Program penyuluhan
penanggulangan penyakit endemis setempat seperti malaria, demam
berdarah dengue (DBD), gondok endemic dan lainnya; d) Penyediaan
air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLP); e)
Usaha kesehatan Gizi masyarakat Desa (UKGMD); f) Program
iversifikasi Pertanian Tanaman Pangan; g) Program saran air minum
dan jamban keluarga (SAMIJAGA) dan perbaikan lingkungan
pemukiman; h) Pemanfaatan pekarangan; i) Kegiatan Ekonomi
produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lain-lain; j) Dan kegiatan
lainnya seperti : TPA, Pengajian, Tman bermain, Arisan, Peragaan
Teknologi tepat guan dan sejenisnya.
c. Pelayanan Ibu Hamil dan Ibu menyusui. Bagi ibu hamil dan
menyusui, pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan baik oleh bidan
Desa maupun tenaga kesehatan dari Puskesmas di meja V saat
Posyandu dibuka, berupa : a) tambahan bagi ibu hamil yang
mengalami KEK, pemberian tablet Ibu hamil, meliputi: Pemeriksaan
kehamilan, pemberian makanan tambahan darah, penyuluhan gizi dan
kesehatan reproduksi; b) Ibu menyusui, meliputi: Pemberian vitamin
A, pemberian makanan tambahan, pelayanan nifas dan pembeian
tablet tambahan darah, penyuluhan tentang pemenuhan gizi selama
![Page 8: tinjauan pustaka posyandu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082507/5695d1371a28ab9b029599c5/html5/thumbnails/8.jpg)
menyusui, pemberian ASI ekslusif, perawatan nifas dan perawatan
nifas bayi baru lahir, pelayanan KB.
Posyandu dilaksanakan minimal satu bulan sekali yang
ditentukan oleh kader, tim penggerak PKK Desa/Kelurahan dan petugas
kesehatan dari Puskesmas. Kegiatan pelayanan masyarakat dilakukan
dengan sistem 5 meja, yaitu meja pertama atau meja pendaftaran, meja
kedua atau meja penimbangan balita, meja ketiga atau meja pengisian
KMS, meja keempat atau meja pemberian paket pertolongan gizi (PMT),
dan meja kelima atau meja penyuluhan kesehatan. Untuk meja satu
sampai empat dilakukan oleh kader kesehatan dan meja lima
dilaksanakan oleh petugas kesehatan seperti dokter, bidan, perawat, juru
imunisasi dan sebagainya. (Arali 2008)
2.3 Tugas dan tanggung jawab pelaksana posyandu
Terselenggaranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak
pihak.Adapun tugas dan tanggungjawab masing-masing pihak dalam
menyelenggarakan Posyandu adalah sebagai berikut.
1. Kader
Sebelum hari buka Posyandu, antara lain: a) Menyebarluaskan hari
buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat; b) Mempersiapkan
tempat pelaksanaan Posyandu; c. Mempersiapkan sarana Posyandu; d.
Melakukan pembagian tugas antar kader; e. Berkoordinasi dengan petugas
kesehatan dan petugas lainnya; f) Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan.
Pada hari buka Posyandu, antara lain: a) Melaksanakan pendaftaran
pengunjung Posyandu; b) Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil
yang berkunjung ke Posyandu; c) Mencatat hasil penimbangan di buku KIA
atau KMS dan mengisi buku register Posyandu. d) Pengukuran LILA pada
ibu hamil dan WUS. e) Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling
kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan serta memberikan
PMT; f) Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan
dan KB sesuai kewenangannya; g) Setelah pelayanan Posyandu selesai,
![Page 9: tinjauan pustaka posyandu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082507/5695d1371a28ab9b029599c5/html5/thumbnails/9.jpg)
kader bersama petugas kesehatan melengkapi pencatatan dan membahas
hasil kegiatan serta tindak lanjut.
Di luar hari buka Posyandu, antara lain: a) Mengadakan pemutakhiran
data sasaran Posyandu: ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui serta bayi dan
anak balita; b) Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah
Semua balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu, jumlah
balita yang mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA, jumlah
balita yang Datang pada hari buka Posyandu dan jumlah balita yang
timbangan berat badannya Naik; c) Melakukan tindak lanjut terhadap: 1)
Sasaran yang tidak datang; 2) Sasaran yang memerlukan penyuluhan
lanjutan; d) Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke
Posyandu saat hari buka; e)Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh
masyarakat, dan menghadiri pertemuan rutin kelompok masyarakat atau
organisasi keagamaan.
2. Petugas Puskesmas
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di Posyandu
satu kali dalam sebulan. Dengan perkataan lain kehadiran tenaga kesehatan
Puskesmastidak pada setiap hari buka Posyandu (untuk Posyandu yang
buka lebih dari 1 kali dalam sebulan). Peran petugas Puskesmas pada hari
buka Posyandu antara lain sebagai berikut:
a. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di
langkah 5 (lima). Sesuai dengan kehadiran wajib petugas Puskesmas,
pelayanan kesehatan dan KB oleh petugas Puskesmas hanya
diselenggarakan satu kali sebulan. Dengan perkataan lain jika hari buka
Posyandu lebih dari satu kali dalam sebulan, pelayanan tersebut
diselenggarakan hanya oleh kader Posyandu sesuai dengan
kewenangannya.
c. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi
kepada pengunjung Posyandu dan masyarakat luas.
![Page 10: tinjauan pustaka posyandu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082507/5695d1371a28ab9b029599c5/html5/thumbnails/10.jpg)
d. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada
Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya
perbaikan sesuai dengan kebutuhan Posyandu.
e. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi
dan anak balita serta melakukan rujukan ke Puskesmas apabila
dibutuhkan.
3. Stakeholder (Unsur Pembina dan Penggerak Terkait)
a. Camat, selaku penanggung jawab Kelompok Kerja Operasional
(Pokjanal) Posyandu kecamatan: 1) Mengkoordinasikan hasil kegiatan
dan tindak lanjut kegiatan Posyandu; 2) Memberikan dukungan dalam
upaya meningkatkan kinerja Posyandu; 3) Melakukan pembinaan untuk
terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur.
b. Lurah/Kepala Desa atau sebutan lain, selaku penanggung jawab Pokja
Posyandu desa/kelurahan: 1) Memberikan dukungan kebijakan, sarana
dan dana untuk penyelenggaraan Posyandu. 2) Mengkoordinasikan
penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari buka Posyandu;
3) Mengkoordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan
tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan
Posyandu; 4) Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lembaga
Kemasyarakatan atau sebutan lainnya. 5) Melakukan pembinaan untuk
terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur.
c. Instansi/Lembaga Terkait:
1) Badan / Kantor / Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa (BPMPD) berperan dalam fungsi koordinasi
penyelenggaraan pembinaan, penggerakan peran serta masyarakat,
pengembangan jaringan kemitraan, pengembangan metode
pendampingan masyarakat, teknis advokasi, fasilitasi, pemantauan
dan sebagainya.
![Page 11: tinjauan pustaka posyandu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082507/5695d1371a28ab9b029599c5/html5/thumbnails/11.jpg)
2) Dinas Kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan
sarana dan prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan,distribusi
Buku KIA atau KMS, obat-obatan dan vitamin) serta dukungan
bimbingan tenaga teknis kesehatan.
3) SKPD KB di Provinsi dan Kabupaten/Kota, berperan dalam
penyuluhan, penggerakan peran serta masyarakat melalui BKB dan
BKL.
4) BAPPEDA, berperan dalam koordinasi perencanaan umum,
dukungan program dan anggaran serta evaluasi.
5) Kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian,
Dinas Perindustrian dan UKM, Dinas Perdagangan dan sebagainya,
berperan dalam mendukung teknis operasional Posyandu sesuai
dengan peran dan fungsinya masing-masing, misalnya:
a) Kantor Kementerian Agama, berperan dalam penyuluhan melalui
jalur agama, persiapan imunisasi bagi calon pengantin,
penyuluhan di pondok-pondok pesantren dan lembaga
pendidikan keagamaan, mobilisasi dana-dana keagamaan, dsb;
b) Dinas Pertanian, berperan dalam hal pendayagunaan tenaga
penyuluh lapangan, koordinasi program P4K, dsb;
c) Dinas Perindustrian dan UKM, Dinas Perdagangan, berperan
dalam hal penyuluhan gizi, khususnya penggunaan garam
beryodium, dsb.
d) Dinas Pendidikan, berperan dalam penggerakan peran serta
masyarakat sekolah dan pendidikan luar sekolah, misalkan
melalui jalur program Upaya Kesehatan Sekolah (UKS), PAUD,
dsb;
e) Dinas Sosial, berperan dalam hal penyuluhan dan pendayagunaan
Karang Taruna, Taman Anak Sejahtera (TAS), penyaluran
berbagai bantuan sosial, dsb; f) Lembaga Profesi, misalkan Ikatan
Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI),
Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Ahli Gizi (PERSAGI),
![Page 12: tinjauan pustaka posyandu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082507/5695d1371a28ab9b029599c5/html5/thumbnails/12.jpg)
Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini
Indonesia(HIMPAUDI) dan tenaga layanan sosial terkait yang
dapat berperan dalam pelayanan kesehatan dan sosial.
Selain dinas/institusi/lembaga tersebut diatas, kemungkinan
masih terdapat beberapa unsur dinas/instansi/lembaga yang dapat
melakukan peran dan fungsinya dalam Posyandu namun untuk daerah-
daerah tertentu mungkin tidak terdapat unsur dinas / instansi / lembaga
sebagaimana tersebut diatas, karena struktur organisasi pada jajaran
Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten / Kota saat ini cukup
bervariasi. apabila dinas /instansi/lembaga sebagaimana tersebut di atas
tidak terdapat di daerah, maka perlu dipertimbangkan fungsi yang
sesuai dalam organisasi Pokjanal Posyandu setempat.
d. Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu:
1) Mengelola berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan
kegiatan Posyandu.
2) Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya
sumber-sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan pembinaan
Posyandu.
3) Melakukan analisis masalah pelaksanaan program berdasarkan
alternatif pemecahan masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan
desa/kelurahan.
4) Melakukan bimbingan dan pembinaan, fasilitasi, pamantauan dan
evaluasi terhadap pengelolaan kegiatan dan kinerja kader Posyandu
secara berkesinambungan.
5) Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan
swadaya masyarakat dalam mengembangkan Posyandu.
6) Mengembangkan kegiatan lain sesuaidengan kebutuhan.
7) Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Posyandu kepada Kepala
Desa/Lurah dan Ketua Pokjanal Posyandu Kecamatan.
![Page 13: tinjauan pustaka posyandu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082507/5695d1371a28ab9b029599c5/html5/thumbnails/13.jpg)
e. Tim Penggerak PKK:
1) Berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu.
2) Penggerakkan peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu.
3) Penyuluhan, baik di Posyandu maupun di luar Posyandu.
4) Melengkapi data sesuai dengan Sistim Informasi Posyandu (SIP)
atau Sistim Informasi Manajemen (SIM).
f. Tokoh Masyarakat/Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (apabila telah
terbentuk):
1) Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan
Posyandu.
2) Menaungi dan membina kegiatan Posyandu.
3) Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif
dalam kegiatan Posyandu.
g. Organisasi Kemasyarakatan/LSM:
1) Bersama petugas Puskesmas berperan aktif dalam kegiatan
Posyandu, antara lain: pelayanan kesehatan masyarakat,
penyuluhan, penggerakan kader sesuai dengan minat dan misi
organisasi.
2) Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan
Posyandu.
h. Swasta/Dunia Usaha:
1) Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan
kegiatan Posyandu.
2) Berperan aktif sebagai sukarelawan dalam pelaksanaan kegiatan
Posyandu
![Page 14: tinjauan pustaka posyandu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082507/5695d1371a28ab9b029599c5/html5/thumbnails/14.jpg)
2.4 Peningkatan kesehatan masyarakat melalui posyandu
Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang kompleks. Mulai
dari ilmu yang digunakan dalam penyelesaian merupakan multidisiplin, sektor
yang terkait pun multisektoral, serta subjek yang melaksanankannya pun
berasal dari berbagai pihak. Masyarakat memiliki porsi yang perlu
diperhitungkan dalam penyelesaian masalah kesehatan dan peningkatan derajat
kesehatan. Membicarakan kesehatan masyarakat tidak bisa dilepaskan dari
fungsi pelayanan kesehatan daerah setempat sebagai fasilitator masyarakat
untuk memainkan perannya dalam pembangunan kesehatan di daerahnya
sendiri. Selain itu, masalah kesehatan masyarakat masyarakat menjadi hal yang
harus dicermati oleh pemerintah mengingat mulai dikembangkannya
paradigma sehat di Indonesia.
Penerapan paradigma sehat merupakan model pembangunan kesehatan
dalam jangka panjang agar mampu mendorong masyarakat untuk bersikap
mandiri dalam memelihara kesehatan, melalui peningkatan pelayanan promotif
dan preventif disamping kuratif dan rehabilitatif untuk mewujudkan Indonesia
Sehat (Castro, 2008).
Pelayanan kesehatan merupakan setiap bentuk pelayanan atau program
kesehatan yang ditujukan pada perseorangan atau masyarakat dan dilaksanakan
secara perseorangan atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi, dengan
tujuan untuk memelihara ataupun meningkatkan derajat kesehatan yang
dipunyai. Selain itu terdapat lima fungsi utama pelayanan kesehatan di
antaranya adalah; 1) mendorong masyarakat melaksanakan kegiatan-kegiatan
untuk menyelesaikan persoalan mereka sendiri, 2) memberi petunjuk kepada
masyarakat tentang cara-cara menggali dan menggunakan sarana yang ada
secara efektif dan efisien, 3) memberi pelayanan kesehatan langsung kepada
masyarakat, 4) memberi bantuan yang bersifat teknis, bahan-bahan serta
rujukan, 5) bekerja sama dengan sektor lain dalam melaksanakan program
kerja Posyandu.
Posyandu sebagai unit pelayanan kesehatan mempunyai kewenangan
yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan kesehatan di
![Page 15: tinjauan pustaka posyandu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082507/5695d1371a28ab9b029599c5/html5/thumbnails/15.jpg)
masyarakat. Artinya, Posyandu memiliki satu peran strategis untuk
mengorganisir masyarakat dalam mengupayakan kesehatan masyarakat. Hal
ini pun telah tertuang di dalam Sistem Kesehatan Nasional, dalam bab
keempat: subsistem upaya kesehatan, disebutkan di dalamnya bahwa subsistem
upaya kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan (UKP) secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Tujuan dari upaya kesehatan yang saling mendukung ini adalah
terselenggaranya upaya kesehatan yang tercapai (accessible), terjangkau
(afforrdable), dan bermutu (quality) untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Dengan demikian, pemerintah maupun penyelenggara pelayanan
kesehatan tidak dapat bekerja sendiri untuk membangun kesehatan masyarakat.
Baik masyarakat maupun individu dari masyarakat itu sendiri juga harus
memiliki pemahaman yang sama dengan pemerintah. Oleh karena itulah, sudah
menjadi konsekuensi pemerintah atau petugas pelayanan kesehatan (Posyandu)
untuk memberdayakan dan mengorganisasikan masyarakat. Seperti yang telah
disebutkan pada paragraf sebelumnya, Posyandu memiliki peran untuk
memberdayakan masyarakat, dengan tujuan untuk memberikan pemahaman
dalam membangun kesehatan masyarakat.
Telah disebutkan pula pada paragraf awal bahwa masalah kesehatan
masyarakat ini pun muncul akibat tercetusnya paradigma sehat demi
meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat. Pentingnya pemberdayaan
masyarakat pun disebutkan Winslow (1920) dalam teorinya tentang kesehatan
masyarakat.
Pengertian dan fungsi pengorganisasian dan kesehatan masyarakat,
sebagai bentuk upaya peningkatan fungsi Posyandu. Pengorganisasian
masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan kesehatan masyarakat,
pada hakikatnya adalah menghimpun potensi masyarakat atau sumber daya
![Page 16: tinjauan pustaka posyandu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082507/5695d1371a28ab9b029599c5/html5/thumbnails/16.jpg)
(resources) yang ada di dalam masyarakat itu sendiri untuk upaya-upaya, yaitu:
preventif, kuratif, promotif, dan rehabilitatif kesehatan mereka sendiri. Dari
sumber lain, pengorganisasian dan pengembangan masyarakt diartikan sebagai
teknologi yangdigunakan untuk melakukan intervensi pada faktor pendukung
(enabling factors) sebagai salah satu prasyarakat untuk terjadinya proses
perubahan perilaku. Dengan teknologi pengorganisasian dan pengembangan
sumber daya yang ada pada masyarakat sehingga mampu mandiri untuk
meningkatkan derajat kesehatannya (Sasongko, 2000).
Pengorganisasian masyarakat bertujuan untuk mendorong secara
efektif modal sosial masyarakat agar mempunyai kekuatan untuk
menyelesaikan permasalahan dalam hal kesehatan secara mandiri. Melalui
proses pengorganisasian, masyarakat diharapkan mampu belajar untuk
menyelesaikan ketidakberdayaannya dan mengembangkan potensinya dalam
mengontrol kesehatan lingkungannya dan memulai untuk menentukan sendiri
upaya-upaya strategis di masa depan; Memperkokoh kekuatan komunitas
basis: Pengorganisasian masyarakat bertujuan untuk membangun dan menjaga
keberlanjutan kelompok-kelompok kesehatan (Posyandu, Polindes, Dokter
Kecil dan lainnya).
Peran Posyandu bukan saja persoalan teknis medis tetapi juga
bagaimana keterampilan sumber daya manusia yang mampu mengorganisir
modal sosial yang ada di masyarakat. Program-program Posyandu yang
berbasis atu diantarnya adalah upaya perbaikan gizi masyarakat: pembinaan
pengembangan UPGK dan pelayanan gizi. Pembinaan UPGK merupakan
kegiatan kunjungan petugas Puskesmas ke tiap Posyandu desa atau RW.Selain
itu, Kegiatan ini meliputi penyuluhan, pemberian nasehat pada masyarakat
ataupun kader atau volunter di desa/RW tersebut. Tindak lanjut dari
penyuluhan ini biasanya diterapkan para kader kesehatan di desa atau RW
setempat dalam kegiatan Posyandu, misalnya saja dengan pemberian makanan
tambahan pada masyarakat yang menimbang anaknya ke Posyandu serta
transfer ilmu dari kader kesehatan pada masyarakat setempat.
![Page 17: tinjauan pustaka posyandu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082507/5695d1371a28ab9b029599c5/html5/thumbnails/17.jpg)
Dengan demikian, harapan dari adanya penyuluhan sekaligus
pemberian makanan yang memenuhi gizi ini dapat menjadi awal dari tindakan
masing-masing keluarga untuk menggalakkan peningkatan gizi kesehatan.
Dengan begitu, kita kembali menyimpulakan bahwa Posyandu perlu
memberdayakan dan mengorganisir masyarakat, paling tidak kader kesehatan
di tiap daerah, untuk ikut serta dalam pembangunan kesehatan di lingkungan
tempat tinggal mereka karena pemerintah kita pun memiliki keterbatasan
petugas kesehatan profesional dan pendanaan yang kurang optimal untuk
mendukung semua program kesehatan daerah. Dari contoh-contoh program
kesehatan Posyandu yang melibatkan pemberdayaan masyarakat, kita dapat
lihat bahwa keterlibatan masyarakat dalam upaya-upaya kesehatan ternyata
cukup besar, mulai dari sebagai sumber informasi dan data, tataran pelaksanaan
termasuk pendanaan, sampai penilaian program itu sendiri.
Meskipun sekarang ini sudah muncul banyak Posyandu di tiap desa atau
RW namun peran Puskesmas tetap dibutuhkan sebab penyelenggara Posyandu
merupakan masyarakat setempat yang masih membutuhkan pengarahan dari
petugas kesehatan, dalam hal ini adalah petugas Posyandu. Pemberdayaan
masyarakat dalam program-program kesehatan berbasis masyarakat bukan
merupakan upaya lepas tangan seperti yang dilakukan pemerintah mulai
darikurangnya sumber daya manusia profesional, dana, kurangnya kemampuan
pemerintah pusat dalam memantau masalah kesehatan di daerah-daerah
Pelayanan Posyandu merupakan setiap bentuk pelayanan atau program
kesehatan yang ditujukan pada perseorangan atau masyarakat dan dilaksanakan
secara perseorangan atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi, dengan
tujuan untuk memelihara ataupun meningkatkan derajat kesehatan yang
dipunyai. Selain itu terdapat lima fungsi utama pelayanan Posyandu di
antaranya adalah; 1) mendorong masyarakat melaksanakan kegiatan-kegiatan
untuk menyelesaikan persoalan mereka sendiri, 2) memberi petunjuk kepada
masyarakat tentang cara-cara menggali dan menggunakan sarana yang ada
secara efektif dan efisien, 3) memberi pelayanan kesehatan langsung kepada
masyarakat, 4) memberi bantuan yang bersifat teknis, bahan-bahan serta
![Page 18: tinjauan pustaka posyandu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082507/5695d1371a28ab9b029599c5/html5/thumbnails/18.jpg)
rujukan, 5) bekerja sama dengan sektor lain dalam melaksanakan program
kerja Posyandu. Dengan demikian, pemerintah maupun penyelenggara
pelayanan kesehatan tidak dapat bekerja sendiri untuk membangun kesehatan
masyarakat.