bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan teori a. posyandu ...repository.ump.ac.id/3659/3/gayuh dian...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
A. Posyandu Lansia
a. Pengertian Posyandu Lansia
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk
masyarakat lansia di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati,
yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan
pelayanan kesehatan (Fatma, 2008)
Erfandi (2008 dalam Khadijah, 2010) menjelaskan bahwa
posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia
lanjut disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang
digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan
pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari
kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang
penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan
peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi
sosial dalam penyelenggaraannya.
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya
pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Kegiatan posyandu
adalah perwujudan dari peran serta masyarakat dalam menjaga dan
meningkatkan derajat kesehatan mereka. Posyandu lansia adalah suatu
11
Hubungan Sikap dan Hubungan..., Gayuh Dian Mahardika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan oleh
masyarakat dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis
untuk pengembangan sumber daya manusia khususnya lanjut usia
(Depkes, 2000).
Posyandu juga merupakan wadah kegiatan berbasis
masyarakat untuk bersama-sama menghimpun seluruh kekuatan dan
kemampuan masyarakat untuk melaksanakan, memberikan serta
memperoleh informasi dan pelayanan sesuai kebutuhan dalam upaya
peningkatan status gizi masyarakat secara umum (Henniwati, 2008).
Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang
berada di desa-desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat khususnya bagi warga yang sudah berusia lanjut.
b. Tujuan Posyandu Lansia
Tujuan Posyandu Lansia secara garis besar menurut Efendi
(2008 dalam khadijah, 2010)
a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia dimasyarakat,
sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan lansia.
b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat
dan swasta dalam pelayanan kesehatan, disamping meningkatkan
komunikasi antara masyarakat usia lanjut.
Hubungan Sikap dan Hubungan..., Gayuh Dian Mahardika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Sedangkan menurut Azwar (1998), tujuan dari dibentuknya
posyandu lansia yaitu :
a. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas fisik sesuai
kemampuan dan aktifitas mental yang mendukung.
b. Memelihara kemandirian secara maksimal.
c. Melaksanakan diagnosa dini secara tepat dan memadai.
d. Melaksanakan pengobatan secara tepat.
e. Membina lansia dalam bidang kesehatan fisik spiritual.
f. Sebagai sarana untuk menyalurkan minat lansia.
g. Meningkatkan rasa kebersamaan diantara lansia.
h. Meningkatkan kemampuan lansia untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan kegiatan - kegiatan lain yang menunjang
sesuai dengan kebutuhan.
c. Manfaat posyandu lansia
Depkes RI (2000), menyatakan dari posyandu lansia adalah :
a. Kesehatan fisik usia lanjut dapat dipertahankan tetap bugar
b. Kesehatan rekreasi tetap terpelihara
c. Dapat menyalurkan minat dan bakat untuk mengisi waktu luang
d. Penyelenggaraan posyandu lansia
Penyelenggaraan posyandu lansia dilaksanakan oleh kader
kesehatan yang terlatih, tokoh dari PKK, tokoh masyarakat dibantu
oleh tenaga kesehatan dari puskesms setempat baik seorang dokter
bidan atau perawat Menurut Vendarani, Redhono dan Subijanto
Hubungan Sikap dan Hubungan..., Gayuh Dian Mahardika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
(2011) penyelengaraan posyandu lansia dilakukan dengan sistem 5
meja meliputi :
a). Meja satu untuk pendaftaran
Lansia mendaftar, kader mencatat biodata lansia tersebut setelah itu
lansia menuju meja berikutnya.
b). Meja dua untuk penimbangan, pengukuran tekanan darah dan
tinggi badan
Kader melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan dan
tekanan darah lansia.
c). Meja tiga untuk pengisian kartu menuju sehat (KMS) lanjut usia
Kader melakukan pencatatan kartu menuju sehat miliki lansia yang
berupa tekanan darah, berat badan, tinggi badan dan indeks masa
tubuh.
d). Meja empat untuk penyuluhan
Kader memberikan penyuluhan yang dilaksanakan secara
perorangan maupun secara kelompok berdasarkan catatan yang ada
di kartu menuju sehat dan pemberian makanan tambahan.
e). Meja lima untuk pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
profesional yaitu petugas kesehatan dari pusksemas maupun rumah
sakit, kegiatannya yang meliputi pemeriksaan dan pengobatan
ringan.
Hubungan Sikap dan Hubungan..., Gayuh Dian Mahardika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia di Posyandu
Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kunjungan lansia
ke posyandu lansia, antara lain:
a. Pengetahuan, merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
b. Jarak rumah dengan lokasi posyandu, jarak antara rumah tempat
tinggal dan tempat layanan kesehatan (dalam km) dan biaya
transport adalah biaya yang dikeluarkan dari rumah menuju ke
fasilitas pelayanan kesehatan (dalam rupiah).
c. Dukungan keluarga, dukungan sebagai informasi verbal atau non
verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku sosialnya atau
yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan
keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku
penerimanya.
d. Sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan posyandu, sarana
prasarana dapat diartikan sebagai suatu aktifitas maupun materi
yang berfungsi melayani kebutuhan individu atau kelompok di
dalam suatu lingkungan kehidupan.
e. Sikap dan perilaku lansia, sikap sebagai suatu pola perilaku terdensi
atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri
dalam situasi sosial, atau secara sederhana. Sikap adalah respon
terhadap stimuli sosial yang telah terkondisi.
Hubungan Sikap dan Hubungan..., Gayuh Dian Mahardika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
f. Penghasilan atau ekonomi, penghasilan menentukan tingkat hidup
seseorang terutama dalam kesehatan. Apabila penghasilan yang
didapat berlebih, maka seseorang lebih cenderung untuk
menggunakan fasilitas kesehatan yang lebih baik, contohnya seperti
rumah sakit dengan fasilitas yang ada di lingkungan tempat
tinggalnya (Ismawati, 2010 dalam Juniardi 2012).
Faktor yang berpengaruh terhadap keaktifan kunjungan lansia
ke posyanduMenurut Pranaka, Hadisaputro dan Lestari (2011) yaitu
umur > 71 tahun (OR:4,6), tidak bekerja(OR:8,1), sikap yang baik
(OR:3), fasilitas yang baik (OR:5,4), pelayanan kader dan petugas
kesehatan yang baik (OR:6,5), peran keluarga yang baik (OR:3,2).
Faktor yang tidak berpengaruhterhadap keaktifan kunjungan lansia ke
posyandu yaitu tingkatpendidikan, kondisi sosial ekonomi,
pengetahuan, akses dan peran sosial lansia. Hasanah (2009)
menambahkan dalam penelitiannya menyatakan bahwa status
pekerjaan dan pendapatan lansia memiliki pengaruh terhadap
kunjungan ke posyandu lansia.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jamalinah
(2013) menyatakan bahwa ada hubunganantara pengetahuan,
pelayanan petugas, dan dukungan keluarga dengan pemanfaatan
posyandu lansia di Desa Mon Ara Ujong Rimba.
Hubungan Sikap dan Hubungan..., Gayuh Dian Mahardika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
B. Lansia
a. Pengertian lanjut usia (lansia)
Pengertian lanjut usia dalam ilmu psikologi yang diperkenalkan
dengan istilah lain seperti Old Age dan Elderly. Lanjut usia adalah
istilah yang dipergunakan untuk menunjuk pada orang-orang yang
sudah menjadi tua. Dalam psikologi perkembangan masa tua atau
lanjut usia merupakan suatu harapan terakhir dari rentang kehidupan
manusia secara teoritis dimulai ketika seseorang memasuki usia 60
tahun sampai dengan meninggal (Santrock, 2002).
Lansia atau usia tua adalah suatu periode penutup dalam
rentang hidupseseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah
beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau
beranjak dari waktu yang penuh manfaat (Hurlock, 1999). Menurut
Budi (1999) menyatakan bahwa Lanjut usia adalah tahap akhir
perkembangan pada daur kehidupan manusia.
b. Karakteristik Lanjut Usia
Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai
batasan umurmenurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam
Nugroho (2000) lanjut usia meliputi:
a. Usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45 sampai 59
tahun.
b. Usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahun.
c. Usialanjut tua (old) antara 75-90 tahun.
Hubungan Sikap dan Hubungan..., Gayuh Dian Mahardika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
d. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun,
Maryam, dkk (2008) lansia dibagi dalam lima klasifikasi, meliputi :
1. Pralansia yaitu seseorang yang berusia antara 45–59 tahun.
2. Lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
3. Lansia resiko tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau
lebih
4. Lansia potensial yaitu lansia yang masih mampu melakukan
pekerjaan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa.
5. Lansia tidak potensial yaitu lansia yang tidak berdaya mencari
nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
Pengelompokkan lanjut usia dewasa muda (elderly adulthood)
antara 18-25 tahun, Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas
antara 25-65 tahun, Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65-70 tahun.
terbagi untuk umur 70-75 tahun (young old) 76-80 tahun (old) dan
lebih dari 80 tahun (very old) (Setyonegoro dalam Nugroho, 2000).
c. Perubahan pada lansia
Nugroho (2000) menyatakan, perubahan yang terjadi pada
lansia yaitu berupa
1) Perubahan ataukemunduran biologis.
(1) Kulit yaitu kulit menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastis
lagi. Fungsi kulit sebagai penyekat suhu tubuh lingkungan dan
perisai terhadap masuknya kuman terganggu.
Hubungan Sikap dan Hubungan..., Gayuh Dian Mahardika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
(2) Rambut yaitu rontok berwarna putih kering dan tidak
mengkilat. Hal ini berkaitan dengan perubahan degeneratif
kulit dan Gigi mulai habis.
(3) Penglihatan dan pendengaran berkurang.
(4) Mudah lelah, gerakan menjadi gambaran lamban dan kurang
lincah.
(5) Kerampingan tubuh menghilang disana-sini terjadi timbunan
lemak terutama dibagian perut dan panggul.
(6) Otot yaitu jumlah sel otot berkurang mengalami atrofi
sementara jumlah jaringan ikat bertambah, volume otot secara
keseluruhan menyusut, fungsinya menurun dan kekuatannya
berkurang.
(7) Jantung dan pembuluh darah yaitu berbagai pembuluh darah
penting khusus yang di jantung dan otak mengalami kekakuan.
Lapisan intim menjadi kasar akibat merokok, hipertensi,
diabetes melitus, kadar kolestrol tinggi dan lain-lain yang
memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan trombosis
(8) Tulang pada proses menua kadar kapur (kalsium) menurun
akibat tulang menjadi keropos dan mudah patah.
(9) Seks yaitu produksi hormon testoteron pada pria dan hormon
progesteron dan estrogen wanita menurun dengan bertambahnya
umur
Hubungan Sikap dan Hubungan..., Gayuh Dian Mahardika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
2) Perubahan atau kemunduruan kognitif
(1) Mudah lupa karena ingatan tidak berfungsi dengan baik
(2) Ingatan kepada hal-hal dimasa muda lebih baik dari pada yang
terjadi pada masa tuanya yang pertama dilupakan adalah nama-
nama
(3) Orientasi umum dan persepsi terhadap waktu dan ruang atau
tempat juga mundur, erat hubungannya dengan daya ingat
yang sudah mundur dan juga karena pandangan yang sudah
menyempit
(4) Meskipun telah mempunyai banyak pengalaman skor yang
dicapai dalam test-test intelegensi menjadi lebih rendah
sehingga lansia tidak mudah untuk menerima hal-hal yang baru
3) Perubahan-perubahan psikososial
(1) Pensiun, nilai seseorang sering diukur oleh produktifitasnya
selain itu identitas pensiun dikaitkan dengan peranan dalam
pekerjaan.
(2) Merasakan atau sadar akan kematian.
(3) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan
bergerak lebih sempit.
(4) Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan 5) Penyakit kronis
dan ketidakmampuan.
(5) Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial.
(6) Gangguan saraf panca indera.
Hubungan Sikap dan Hubungan..., Gayuh Dian Mahardika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
(7) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
(8) Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan
teman dan famili.
(9) Hilangnya kemampuan dan ketegapan fisik.
C. Dukungan Keluarga
a. Pengertian dukungan keluarga .
Dukungan adalah suatu upaya yang diberikan untuk orang lain
meliputi moral dan material agar orang yang diberikan dukungan
menjadi termotivasi dalam melakukan kegiatan (Sarwono, 2003).
Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang perannyasangat
penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Darikeluarga inilah
pendidikan kepada individu dimulai dari keluarga inilah akan tecipta
tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membagun suatu
kebudayan maka seyogyanya di mulai dari keluarga (Setiadi, 2008).
Gottlieb (1998 dalam Kuncoro, 2002) menurut dukungan
keluarga merupakan komunikasi verbal dan non verbal, saran, bantuan,
yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang–orang yang
dekat dengan subyek dalam lingkungan sosialnya, hal tersebut seperti
kehadiran atau segala sesuatu yang dapat memberikan keuntungan
emosional pada tingkah laku penerimanya.
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan
keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa
orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan
Hubungan Sikap dan Hubungan..., Gayuh Dian Mahardika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
dan bantuan jika diperlukan (Friedman, 1998) Soetjiningsih (1995)
mengungkapkan bahwa hubungan kasih sayang dalam keluarga
merupakan suatu rumah tangga yang bahagia. Dalam kehidupan yang
diwarnai oleh rasa kasih sayang maka semua pihak dituntut agar
memiliki tanggung jawab, pengorbanan, saling tolong menolong,
kejujuran, saling mempercayai, saling membina pengertian dan damai
dalam rumah tangga.
Hasil penelitian yang dilakukan Handayani (2012) menunjukan
bahwa responden yang tidak memanfaatkan Posbindu lansia lebih
besar proposinya pada lansia yang tidak mendapatkan dukungan
keluarga (97,6%) dibandingkan dengan lansia yang ada dukungan
keluarga (0%). Dari hasil statistik juga menunjukan bahwa dukungan
keluarga memiliki pengaruh terhadap pemanfaatan Posbindu lansia.
Juniardi (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
dukungan keluarga juga sangat berperan dalam mendorong minat dan
kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan Posyandu Lansia. Keluarga
bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan
diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu,
mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu dan berusaha
membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia. Keluarga
juga merupakan suport sistem dalam menjaga dan mempertahankan
kesehatan lansia.
Hubungan Sikap dan Hubungan..., Gayuh Dian Mahardika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
b. Jenis dukungan keluarga
Caplan (1964 dalam Friedman, 1998) menjelaskan bahwa keluarga
memiliki beberapa jenis dukungan yaitu:
a) Dukungan informasional
Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator
(penyebar) informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian
saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu
masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya
suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan
aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan
ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi.
b) Dukungan penilaian
Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,
membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan
validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan support,
penghargaan, perhatian.
c) Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit,
diantaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan
minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan.
d) Dukungan emosional
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek
Hubungan Sikap dan Hubungan..., Gayuh Dian Mahardika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam
bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan
didengarkan.
c. Sumber dukungan keluarga
Sumber dukungan keluarga menurut Rook dan Dooley (1997)
dalam Kuncoro (2002), ada dua yaitu sumber natural dan sumber artifisial.
Dukungan keluarga yang natural diterima seseorang melalui interaksi
sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan orang-orang yang
berada di sekitarnya misalnya anggota keluarga (anak, istri, suami, dan
kerabat) teman dekat atau relasi. Dukungan keluarga ini bersifat non
formal sementara itu dukungan keluarga artifisial adalah dukungan sosial
yang dirancang kedalam kebutuhan primer seseorang misalnya dukungan
keluargaakibat bencana alam melalui berbagai sumbangan sosial.
Sehingga sumberdukungan keluarga natural memiliki berbagai perbedaan
jika dibandingkandengan dukungan keluarga artifisial perbedaan tersebut
terletak pada:
a) Keberadaan sumber dukungan keluarga natural bersifat apa
adanyatanpa dibuat-buat sehingga lebih mudah diperoleh dan bersifat
spontan.
b) Sumber dukungan keluarga yang natural memiliki kesesuaian
dengannama yang berlaku tentang kapan sesuatu harus diberikan.
c) Sumber dukungan keluarga yang natural berakar dari hubungan
yangtelah berakar lama.
Hubungan Sikap dan Hubungan..., Gayuh Dian Mahardika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
d) Sumber dukungan keluarga yang natural memiki keragaman
dalampenyampaian dukungan sosial, mulai dari pemberian barang
nyatahingga sekedar menemui seseorang dengan menyampaikan salam.
e) Sumber dukungan keluarga yang natural terbebas dari bebas dan
labelpsikologis.
d. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut model Friedman (1998) sebagai berikut :
a) Fungsi afektif
Fungsi afektif (fungsi pemeliharaan kepribadian): untu stabilitas
kepribadian kaum dewasa, untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para
anggota keluarga, uuntuk memiliki dan dimiliki dalam keluarga, untuk
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain,untuk saling
menghargai dan kehanngatan didalam keluaraga.
b) Fungsi sosialisasi
Merupakan interaksi atau hubungan dalam keluarga bagaimana
keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi bertujuan untuk menjaga kelangsungan generasi dan
juga untuk kelangsungan hidup masyarakat.
d) Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi bertujuan untuk mengadakan sumber-sumber ekonomi
yang memadai dan pengalokasian sumber-sumber tersebut secara
efektif.
Hubungan Sikap dan Hubungan..., Gayuh Dian Mahardika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
D. Sikap
a. Pengertian Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek (Notoatmodjo, 2003).
Newcomb (1997) dalam Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu
tindakan atau aktifitas, akan tetapi adalah merupakan “pre-disposisi”
tindakan atau perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan
merupakan reaksi terbuka.
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi / reaksi terhadap suatu
obyek, memihak / tidak memihak yang merupakan keteraturan tertentu
dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi
tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan
sekitarnya (Azwar, 2005).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2012)
menunjukan bahwa ada perbedaan proporsi sikap negatif (85,2%) yang
dimiliki responden yang tidak memanfaatkan posyandu lansia dan
(70,3%) memiliki sikap positif yang memanfaatkan Posyandu lansia.
Dari hasil statistik juga diperoleh nilai p value 0,018 yang artinya ada
hubungan yang signifikan antara sikap dengan pemanfaatan Posyandu
lansia.
Hubungan Sikap dan Hubungan..., Gayuh Dian Mahardika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Sumiati Suriah dan Ramdan (2012) dalam penelitiannya
menyatakan bahwasikap seorang lansia terbentuk daripengetahuan dan
pengalaman selama proses aktif di posyandu lansia sehingga lansia
mampu menyatakan dan memutuskan bahwa posyandu lansia sangat
bermanfaat bagilansia itu sendiri sehingga perlu didirikan dan
didayagunakan.
b. Komponen Sikap
Komponen-komponen sikap, menurut Azwar (2005) adalah :
1. kognitif
Kognitif terbentuk dari pengetahuan dan informasi yang diterima
yang selanjutnya diproses menghasilkan suatu keputusan untuk
bertindak.
2. afektif
Menyangkut masalah emosional subyektif sosial terhadap suatu
obyek, secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan
yang dimiliki terhadap suatu obyek.
3. konatif
Menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku
yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang
dihadapinya.
Hubungan Sikap dan Hubungan..., Gayuh Dian Mahardika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
c. Tingkatan Sikap
Berbagai tingkatan sikap menurut Notoatmodjo (2003) tediri dari :
1. menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).
2. merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan sesuatu dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap.
3. menghargai (valuting)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan/mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap.
4. bertanggung jawab (responsile)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.
Hubungan Sikap dan Hubungan..., Gayuh Dian Mahardika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Faktor-faktor yang mendukung Posyandu 1. Fasilitas tersedia 2.Sikap 3.Dukungan keluarga 3.Peran kader posyandu 4.Partisipasi warga
Faktor-faktor yang menghambat Posyandu 1. Fasilitas tidak tersedia 2.Partisipasi lansia itu sendiri 3.Tempat tinggal yang jauh dengan posyandu lansia 4.Tidak ada dukungan dari anggota keluarga
Manfaat Posyandu a. Kesehatan fisik usia lanjut
dapat dipertahankan tetap bugar
b.Kesehatan rekreasi tetap terpelihara
c.Dapat menyalurkan minat dan bakat untuk mengisi waktu luang
Kunjungan Posyandu lansia
E. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Pranaka, Hadisaputro dan Lestari (2011), Ismawati, 2010 dalam Juniardi
2012dan Depkes (2000)
Hubungan Sikap dan Hubungan..., Gayuh Dian Mahardika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
F. Kerangka Konsep
Variable independen Variable dependen
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Keterangan :
: : Diteliti
G. Hipotesa
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Ada Hubungan antara sikap dan dukungan keluarga dengan kunjungan
Lansia diPosyandu Desa Tlaga Kecamatan Gumelar”.
Sikap dan dukungan keluarga
Kunjungan Posyandu Lansia
Hubungan Sikap dan Hubungan..., Gayuh Dian Mahardika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014