tinjauan pustaka kepala keluarga serta beberapa orang...

25
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga 2.1.1. Pengertian keluarga Menurut Departemen Kesehatan (1988), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Sudiharto, 2007). Menurut Friedman (1998), definisi keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian keluarga (Sudiharto, 2007). 2.1.2. Bentuk keluarga Beberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut: a. Keluarga inti (Nuclear family), adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi. b. Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang dilahirkan.

Upload: vannhan

Post on 07-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keluarga

2.1.1. Pengertian keluarga

Menurut Departemen Kesehatan (1988), keluarga

adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul

dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling

ketergantungan (Sudiharto, 2007).

Menurut Friedman (1998), definisi keluarga adalah

dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan

tertentu untuk saling membagi pengalaman dan

melakukan pendekatan emosional, serta

mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian keluarga

(Sudiharto, 2007).

2.1.2. Bentuk keluarga

Beberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut:

a. Keluarga inti (Nuclear family), adalah keluarga yang

dibentuk karena ikatan perkawinan yang

direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan

anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun

adopsi.

b. Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu

unit keluarga tempat asal seseorang dilahirkan.

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

13

c. Keluarga besar (extend family), keluarga inti

ditambah keluarga yang lain (karena hubungan

darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman,

sepupu, termasuk keluarga modern, seperti

orangtua tunggal, keluarga tanpa anak, serta

keluarga pasangan sejenis (guy/lesbian families).

d. Keluarga berantai (social family), keluarga yang

terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari

satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.

e. Keluarga duda atau janda, keluarga yang terbentuk

karena perceraian dan/atau kematian pasangan

yang dicintai.

f. Keluarga komposit (composite family), keluarga

dari perkawinan poligami dan hidup bersama.

g. Keluarga kohabitasi (cohabitation), dua orang

menjadi satu keluarga tanpa pernikahan, bisa

memiliki anak atau tidak. Di Indonesia bentuk

keluarga ini tidak lazim dan bertentangan dengan

budaya timur. Namun, lambat laun keluarga

kohabitasi ini mulai diterima

h. Keluarga inses (incest family), seiring dengan

masuknya nilai-nilai global dan pengaruh informasi

yang sangat dahsyat dijumpai bentuk keluarga

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

14

yang tidak lazim, misalnya anak perempuan

menikah dengan ayah kandungnya, ibu menikah

dengan anak kandung laki-laki, paman menikah

dengan keponakannya, kakak menikah dengan

adik dari satu ayah dan satu ibu, dan ayah menikah

dengan anak perempuan tirinya.

i. Keluarga tradisional dan nontradisional, dibedakan

berdasarkan ikatan perkawinan. Keluarga

tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan

keluarga nontradisional tidak diikat oleh

perkawinan.

(Sudiharto, 2007)

2.1.3. Fungsi keluarga

Menurut Friedman (1999), lima fungsi dasar keluarga

adalah sebagai berikut:

1. Fungsi afektif

Fungsi internal keluarga untuk pemenuhan

kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan

memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan

mendukung.

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

15

2. Fungsi sosialisasi

Proses perkembangan dan perubahan individu

keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi

social dan belajar peran lingkungan sosial.

3. Fungsi reproduksi

Fungsi keluarga meneruskan kelangsungan

keturunan dan menambah sumber daya manusia.

4. Fungsi ekonomi

Fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan

keluarga, seperti sandang, pangan dan papan

5. Fungsi perawatan kesehatan

Kemampuan keluarga untuk merawat anggota

keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

(Sudiharto, 2007)

Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai

apa yang dilakukan keluarga. Fungsi keluarga berfokus

pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk

mencapai tujuan keluarga tersebut. Tujuan keluarga

lebih mudah dicapai pada saat komunikasi jelas dan

langsung (Potter, 2005).

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

16

2.1.4. Tumbuh Kembang Keluarga

Menurut Duval (1977) dalam Sudiharto (2007)

membagi 8 tahap perkembangan keluarga antara lain :

• Tahap 1 pasangan baru menikah (keluarga baru)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini

adalah membina hubungan perkawinan yang saling

memuaskan, membina hubungan harmonis dengan

saudara dan kerabat, dan merencanakan keluarga

(termasuk merencanakan jumlah anak yang

diinginkan).

• Tahap 2 menanti kelahiran (child bearing family)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini

adalah menyiapkan anggota keluarga baru (bayi

dalam keluarga), membagi waktu untuk individu,

pasangan, dan keluarga.

• Tahap 3 keluarga dengan anak sekolah atau anak

tertua 2,5 tahun sampai dengan 6 tahun

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini

adalah menyatukan kebutuhan masing-masing

anggota keluarga antara lain ruang atau kamar

pribadi dan keamanan, mensosialisasikan anak-

anak, menyatukan keinginan anak-anak yang

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

17

berbeda, dan mempertahankan hubungan yang

sehat dalam keluarga.

• Tahap 4 keluarga dengan anak sekolah atau anak

tertua berusia 7 tahun sampai 12 tahun

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah

mensosialisasikan anak-anak termasuk membantu

anak-anak dalam mencapai prestasi baik disekolah,

membantu anak-anak membina hubungan dengan

teman sebaya, mempertahankan hubungan

perkawinan yang memuaskan dan memenuhi

kebutuhan kesehatan masing-masing anggota

keluarga.

• Tahap 5 keluarga dengan dewasa awal

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah

mengimbangi kebebasan anak dengan tanggung

jawab yang sejalan dengan maturitas anak dan

melakukan komunikasi yang terbuka di antara orang

tua dengan anak-anak.

• Tahap 6 keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah

menambah anggota keluarga dengan kehadiran

anggota kelurga yang baru melalui pernikahan anak-

anak yang telah dewasa, menata kembali hubungan

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

18

perkawinan, menyiapkan datangnya proses

penuaan, termasuk timbulnya masalah-masalah

kesehatan.

• Tahap 7 keluarga usia pertengahan

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah

mempertahankan kontak dengan anak dan cucu,

memperkuatkan hubungan perkawinan, dan

meningkatkan usaha promosi kesehatan.

• Tahap 8 keluarga usia lanjut

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah menata

kembali kehidupan yang memuaskan, menyesuaikan

kehidupan dengan penghasilan yang berkurang,

mempertahankan hubungan perkawinan, menerima

kehilangan pasangan, mempertahankan kontak

dengan masyarakat dan menemukan arti hidup.

2.1.5. Teori dukungan keluarga

Umumnya dukungan keluarga penting bagi psikologi

seseorang terutama dalam membentuk minat dan

motivasi seseorang. Teori menurut Hogue, 1977;

MacElveen, 1978 dukungan keluarga merupakan

sistem-sistem yang memberikan dukungan

pemeliharaan dan emosional bagi anggota keluarga

sehingga dapat memenuhi beberapa kebutuhan

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

19

psikososial anggota keluarga. Sistem-sistem dukungan

keluarga juga berhubungan dengan moral dan

kesejahteraan anggota keluarga sebagai sebuah

kelompok, dan sistem-sistem ini akan bekerja

memperbaiki moral kelompok dan motivasi positif bagi

anggota keluarga (Friedman, 1998).

Notoadmodjo (1993) mengatakan bahwa komponen

yang memungkinkan terjadinya perilaku yaitu dengan

adanya dukungan keluarga seperti sarana dalam

keluarga yaitu sumber daya ekonomi (besarnya

pendapatan keluarga, tabungan) (Maulana, 2009).

2.1.6. Komponen dukungan keluarga

Caplan (1976) menerangkan bahwa keluarga

memiliki 4 komponen jenis dukungan antara lain:

1) Dukungan informasi

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan

diseminator atau penyebar informasi

2) Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan

umpan balik, membimbing, menengahi, pemecahan

masalah, sebagai sumber dan validator identitas

keluarga.

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

20

3) Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan

praktis dan konkret

4) Dukungan emosional

Keluarga sebagai sebuah tempat untuk membantu

penguasaan terhadap emosi

Dalam hal ini, penelitian yang hendak diteliti sangat

berkaitan erat dengan 4 komponen keluarga karena

tanpa komponen tersebut dukungan keluarga tidak

dapat terbentuk (Friedman, 1998).

2.2 Minat

2.2.1. Pengertian Minat

Minat merupakan dorongan perhatian terhadap

sesuatu yang disertai dengan perasaan dan pikiran

(Habsari, 2005).

Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan

dengan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan

bagian dari prasangka dan minat juga penting dalam

pengambilan keputusan. Minat dapat menyebabkan

seseorang giat melakukan suatu kegiatan menuju ke

sesuatu yang telah menarik minatnya (Gunarsa, 2008).

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

21

Menurut Walgito (2004) mengatakan bahwa minat

adalah suatu keadaan perhatian seseorang terhadap

objek, yang disertai rasa ingin tahu, ingin membuktikan

lebih lanjut tentang hal yang diketahuinya. HC

Witherington yang dikutip oleh Suharsimi (2006),

mengemukakan bahwa minat adalah kesadaran

seseorang terhadap suatu objek, suatu masalah atau

situasi yang mengandung kaitan dengan dirinya.

Pada umumnya minat dapat menentukan sebuah

sikap seseorang dalam mengambil tindakan. Dalam

keperawatan, sikap baik merupakan hal yang dituntut

dalam setiap individu sebab, perawat merupakan role

model bagi setiap pasien dan masyarakat umum

lainnya yang harus dimiliki oleh seorang perawat demi

mensejahterakan manusia (Gunarsa, 2008).

2.2.2. Kriteria Minat

Kriteria Minat Menurut Nursalam (2003), minat

seseorang dapat digolongkan menjadi

a. Rendah

Jika seseorang tidak menginginkan obyek minat

b. Sedang

Jika seseorang menginginkan obyek minat akan

tetapi tidak dalam waktu segera.

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

22

c. Tinggi

Jika seseorang sangat menginginkan obyek minat

dalam waktu segera.

2.2.3. Aspek Minat

Minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu: (Hurlock, 1995)

a) Aspek Kognitif

Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang

pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan

masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.

b) Aspek Afektif

Konsep yang membangun aspek kognitif, minat

dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang

ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman

pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua,

guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang

berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang

dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk

media massa terhadap kegiatan itu.

c) Aspek Psikomotor

Pada aspek psikomotor, minat dapat berjalan

dengan lancar jika seseorang menyukai suatu

kegiatan. Tetapi meskipun seseorang tidak memiliki

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

23

minat terhadap suatu kegiatan, minat tersebut akan

tetap meningkat walaupun prosesnya lambat.

2.2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat

Minat tentunya tidak akan timbul begitu saja, tetapi

ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan

timbulnya minat. Menurut Crow and Crow yang dikutip

oleh Widodo (1989), membagi faktor-faktor yang dapat

menyebabkan timbulnya minat menjadi tiga yaitu :

1. Faktor dorongan dari dalam (The factor of inner

urges)

Faktor yang berasal dari dalam individu yang

mendorong dilaksanakannya suatu kegiatan

2. Faktor motif sosial (The factor social motive)

Faktor yang membangkitkan minat untuk

melaksanakan kegiatan, agar dapat memenuhi

kebutuhan diri sendiri dan orang lain.

3. Faktor emosional (The emotional factor)

Yang mendasari timbulnya minat yaitu yang ada

setelah dirasakan emosi menyenangkan pada

suatu peristiwa sebelumnya.

Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Wijandi (2000), bahwa faktor-faktor

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

24

yang menimbulkan minat dapat digolongkan sebagai

berikut :

1. Faktor kebutuhan diri

Dalam kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang

berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.

2. Faktor-faktor sosial

Faktor sosial yaitu timbul karena minat dalam diri

seseorang dapat didorong oleh motif sosial, yaitu

kebutuhan untuk mendapat pengakuan dan harga

diri lingkungan dimana ia berada.

3. Faktor emosional

Merupakan ukuran intensitas seseorang dalam

menaruh perhatian terhadap sesuatu kegiatan atau

objek tertentu.

2.3 Motivasi

2.3.1. Pengertian Motivasi

Motif atau motivasi berasal dari kata Latin moreve

yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk

bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi tidak

terlepas dari kata kebutuhan atau needs atau want.

Banyak batasan pengertian tentang motivasi

diantaranya yaitu:

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

25

1. Pengertian motivasi seperti yang dirumuskan oleh

Terry G. (1986) adalah keinginan yang terdapat pada

diri seseorang individu yang mendorongnya untuk

melakukan perbuatan-perbuatan, tindakan, tingkah

laku atau perilaku.

2. Sedangkan Stooner (1992) mendefinisikan bahwa

motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan

mendukung tindakan atau perilaku seseorang.

3. Knootz (1972) merumuskan bahwa motivasi

mengacu pada dorongan atau usaha untuk

memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan (motivation

refers to the drive and efford to satisfy a want or

goal)

4. Berbeda dengan Hasibuan (1995) yang merumuskan

bahwa motivasi adalah suatu perangsang keinginan

(want) dan daya penggerak kemauan yang akhirnya

seseorang bertindak atau berperilaku. Ia

menambahkan bahwa setiap motif mempunya tujuan

tertentu yang ingin dicapai.

(Notoatmodjo, 2010)

Menurut Nancy Stevenson (2001), motivasi adalah

semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat

seseorang melakukan sesuatu sebagai respon

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

26

(Sunaryo, 2004). Sedangkan Sortell dan Kaluzny (1994)

mengartikan motivasi sebagai perasaan atau pikiran

yang mendorong seseorang melakukan atau

menjalankan kekuasaan, terutama dalam berperilaku

(Suarli, 2009).

Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan

sebagai dorongan internal dan eksternal dari dalam diri

seseorang yang diindikasikan dengan adanya:

1. Hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan

2. Dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan

3. Harapan dan cita-cita

4. Penghargaan dan penghormatan atas diri

5. Lingkungan yang baik

6. Kegiatan yang menarik

(Nursalam, 2008).

2.3.2. Bentuk-bentuk motivasi

Menurut Elliot et al. (2000); Sue Howard (1999)

dalam Nursalam (2008) motivasi seseorang dapat timbul

dan tumbuh berkembang melalui dirinya sendiri

(instrinsik) dan dari lingkungan (ekstrinsik). Motivasi

instrinsik bermakna sebagai keinginan dari diri sendiri

untuk bertindak tanpa adanya rangsangan dari luar.

Sedangkan motivasi ekstrinsik dijabarkan sebagai

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

27

motivasi yang datang dari luar individu dan tidak dapat

dikendalikan oleh individu tersebut. Elliot et al. (2000)

dalam Nursalam (2008), mencontohkan dengan nilai,

hadiah, dan/atau penghargaan yang digunakan untuk

merangsang motivasi seseorang.

Memotivasi adalah proses manajemen untuk

mempengaruhi tingkah laku manusia berdasarkan

pengetahuan mengenai “apa yang membuat orang

tergerak” (Stoner & Freeman, 1995). Menurut bentuknya,

motivasi terdiri atas:

1. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang datang dari

dalam diri individu.

2. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang datang

dari luar diri individu.

3. Motivasi terdesak, yaitu motivasi yang muncul

dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak

serta menghentak dan cepat sekali.

(Suarli, 2009).

2.3.3. Teori motivasi

Motivasi untuk menampilkan suatu perilaku tertentu,

dilandasi oleh adanya keinginan untuk mencapai sesuatu

yang diinginkan. Motif merupakan suatu dorongan atau

suatu kehendak yang mendasari munculnya suatu

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

28

tingkah laku. Jadi, motivasi dapat diartikan sebagai suatu

kekuatan atau tenaga pendorong untuk melakukan suatu

hal atau menampilkan sesuatu perilaku tertentu

(Gunarsa, 2008).

Menurut Gibson teori-teori motivasi dikelompokan

menjadi dua kelompok besar yaitu teori kepuasan dan

teori proses. Menurut Gibson, teori proses motivasi

berusaha menerangkan dan menguraikan bagaimana

perilaku seseorang digerakkan, diarahkan, didukung dan

dihentikan. Teori proses motivasi terdiri atas teori

penguat, teori pengharapan, teori keadilan, dan teori

penetapan tujuan.

a. Teori penguatan (Skinner’s reinforcement theory)

Skinner mengemukakan suatu teori proses motivasi

yang disebut operant conditioning. Pembelajaran

timbul sebagai akibat dari perilaku, yang juga

disebut modifikasi perilaku. Perilaku merupakan

operant, yang dapat dikendalikan dan diubah

melalui penghargaan dan hukuman. Perilaku positif

yang diinginkan harus dihargai atau diperkuat,

karena penguat akan memberikan motivasi,

meningkatkan kekuatan dari suatu respons atau

menyebabkan pengulangan.

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

29

b. Teori pengharapan (Victor H. Vroom’s expectancy

theory)

Teori harapan dikembangkan oleh Vroom yang

diperluas oleh Porter dan Lawler. Inti dari teori

harapan terletak pada pendapat yang

mengemukakan bahwa kuatnya kecenderungan

seseorang bertindak bergantung pada harapan

bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu

hasil tertentu dan terdapat daya tarik pada hasil

tersebut bagi orang yang bersangkutan (Siagian,

2004)

c. Teori keadilan (Adam’s equity theory)

Teori keadilan yang dikembangkan oleh Adam

didasari pada asumsi bahwa puas atau tidaknya

seseorang terhadap apa yang dikerjakannya

merupakan hasil dari membandingkan antara input

usaha, pengalaman, skill, pendidikan dan jam

kerjanya dengan output atau hasil yang didapatkan

dari pekerjaan tersebut (Mangkunegara, 2005)

d. Teori penerapan tujuan (Edwin Locke’s theory)

Dalam teori ini, Edwin Locke mengemukakan

kesimpulan bahwa penetapan suatu tujuan tidak

hanya berpengaruh terhadap pekerjaan saja, tetapi

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

30

juga memengaruhi orang tersebut untuk mencari

cara yang efektif dalam mengerjakannya

(Mangkunegara, 2005). Kejelasan tujuan yang

hendak dicapai oleh seseorang dalam

melaksanakan tugasnya akan menumbuhkan

motivasi yang tinggi. Tujuan yang sulit sekalipun

apabila ditetapkan sendiri oleh orang yang

bersangkutan atau organisasi yang membawahinya

akan membuat prestasi yang meningkat, asalkan

dapat diterima sebagai tujuan yang pantas dan

layak dicapai (Siagian, 2004) (Nursalam, 2008).

2.4 Masa Usia Mahasiswa

Pada segi umur, kelompok mahasiswa terdiri dari pemuda-

pemudi yang berumur sekitar umur 18 sampai 25 tahun. Masa

umur antara 18 sampai 25 tahun inilah masa usia mahasiswa

sebenarnya. Mereka dapat digolongkan pada masa remaja

akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya (Ahmad

HA., Munawar S., 2005).

Dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada

usia mahasiswa ini merupakan pemantapan pendirian hidup.

Beberapa ahli menggambarkan penemuan atau penentuan

pendirian hidup itu sebagai proses penemuan identitas diri (self

Page 20: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

31

identify), yaitu diri sebagai pendukung dan pelaksanaan nilai-

nilai tertentu (Ahmad HA., Munawar S., 2005).

2.5 Masa Usia Orang tua

Menurut tugas perkembangan Erikson, tugas

perkembangan usia baya adalah mencapai generativitas.

Generativitas adalah keinginan untuk merawat dan

membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat mencapai

generativitas dengan anak-anaknya. Menurut Edelman dan

Mandle (1994) pada umumnya masa dewasa tengah dimulai

sekitar umur 30-an dan berakhir pada 60-an, biasanya pada

dewasa tengah menemukan kesenangan istimewa dalam

membantu anak-anaknya agar menjadi dewasa yang produktif

dan bertanggung jawab (Potter, 2005).

2.6 Konsep Keperawatan

Definisi perawat menurut Internasional Council of Nurses

(1973), fungsi unik dari perawat adalah membantu seorang

individu sakit atau sehat dalam pencapaian semua aktivitas

yang mendukung kesehatan dan kesembuhannya (atau

meninggal dengan damai) agar ia dapat melaksanakan tugas

jika ia memiliki kebutuhan yang kuat. Berdasarkan Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

647/Menkes/SK/IV/2000 tentang Registrasi dan Praktik

Page 21: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

32

Keperawatan, yang kemudian diperbarui dengan Kepmenkes

RI No. 1239/Menkes/SK/XI/2001, dijelaskan bahwa perawat

adalah orang yang telah lulus dari pendidikan perawat, baik di

dalam maupun di luar negeri, sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku (Asmadi, 2008). Perawat

adalah profesi yang sifat pekerjaannya selalu berada dalam

situasi yang menyangkut hubungan antar manusia, terjadi

proses interaksi serta saling mempengaruhi dan dapat

memberikan dampak terhadap individu-individu yang

bersangkutan (Suhaemi, 2004).

Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan

profesional yang merupakan bagian integral dari layanan

kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan

(Asmadi, 2008). Menurut Murwani (2008) keperawatan sebagai

profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam

menentukan tindakannya didasarkan pada ilmu pengetahuan

dan keahliannya. Keperawatan ada sejak manusia di muka

bumi. Awalnya keperawatan bukanlah suatu profesi, melainkan

aktivitas yang dilakukan oleh manusia karena adanya

kepedulian terhadap orang lain, kepedulian terhadap

penderitaan orang lain, dan kepedulian untuk membantu orang

yang tidak mampu atas dasar dorongan naluri. McDougall,

1933 dalam McGhie, 1996 menyatakan setiap manusia

Page 22: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

33

mempunyai naluri yang menjadi pendorong utama bagi mereka

untuk bertindak atau berperilaku (Asmadi, 2008).

Keperawatan dikenal pula dengan istilah “mother instinct”,

sebab berawal dari suatu dorongan naluriah. Naluri yang

berperan adalah naluri keibuan, naluri untuk memberikan

perlindungan, dan naluri sosial. Terdapat perbedaan yang

signifikan antara ibu/perempuan dengan bapak/laki-laki, baik

secara fisik maupun psikis. Kelebihan perempuan atas laki-laki

secara kodrati adalah kepekaan dan emosi mereka. Menurut

Inayat Khan (2000), perempuan secara tabiat lebih intuitif

(lebih peka) daripada pria. Dengan demikian, sebagai suatu

pekerjaan yang didasarkan atas naluri, keperawatan banyak

dilakukan oleh perempuan. Akan tetapi, jika menimbang

perkembangan keperawatan saat ini sebagai suatu profesi

yang didasarkan atas keilmuan dan seni (science and art),

tidak sembarang orang menjadi perawat apalagi menjalankan

tugas-tugas keperawatan (Asmadi, 2008).

Tidak banyak literatur yang membahas sejarah

perkembangan keperawatan di Indonesia. Akan tetapi,

sebagaimana sejarah perkembangan pada umumnya, sejarah

perkembangan keperawatan di Indonesia juga dipengaruhi

oleh latar belakang sejarah bangsa Indonesia. Hal ini berkaitan

erat dengan hegemoni yang diterapkan bangsa Eropa dan

Page 23: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

34

Jepang terhadap Indonesia. Peran penjajah berpengaruh

besar terhadap perkembangan keperawatan di Indonesia

(Asmadi, 2008).

2.7 Kerangka Konseptual

Pada penelitian ini sesuai dengan teori dukungan keluarga,

minat dan motivasi menjadi perawat yang dinyatakan dalam

teori Friedman, 1998 sesuai dengan pernyataannya bahwa

dukungan keluarga juga berhubungan dengan moral dan

kesejahteraan anggota keluarga yang akan bekerja

memperbaiki motivasi positif. Dikaitkan juga pada teori Hurlock,

1995 menyatakan bahwa minat dinyatakan dengan sikap

terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat dan pengalaman

pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua dan teori

motivasi dalam Nursalam, 2008 yang menyatakan bahwa

pentingnya pengaruh motivasi bagi seseorang sehingga bisa

meningkatkan perkembangan seseorang terhadap sesuatu dan

Menurut Dirgagunarsa, 1978 bahwa motivasi adalah dorongan

untuk bertindak atau disebut dengan bertingkah laku.

Profesi sebagai perawat bukanlah hal yang mudah untuk

dilakukan dan dibutuhkan orang yang sungguh-sunggguh siap

dan matang dalam melakukan profesi tersebut. Dibawah ini

terdapat kerangka teori yang digunakan dalam penelitian.

Page 24: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

35

Kerangka teori digunakan sebagai acuan dalam membuat

definisi operasional pada penelitian yaitu:

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Keterangan:

Area yang diteliti

Area yang tidak diteliti

Menurut Friedman, 1998 Dukungan keluarga:

1) Dukungan informasi

2) Dukungan penilaian

3) Dukungan instrumental

4) Dukungan emosional

Menurut Hurlock, 1995 Aspek Minat :

a) Aspek Kognitif

b) Aspek Afektif

c) Aspek Psikomotor

Menurut Gibson teori motivasi

dibagi menjadi dua yaitu:

1) Teori kepuasan

• teori hierarki

kebutuhan

• teori ERG

• teori dua faktor

• teori kebutuhan yang

dipelajari

• teori pengharapan

• teori keadilan

• teori penerapan

tujuan

2) Teori proses • teori penguatan

Page 25: TINJAUAN PUSTAKA kepala keluarga serta beberapa orang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2751/3/T1_462008023_BAB II.pdf · Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya

36

2.8 Hipotesis

Menurut Sugiono (2010), hipotesis diartikan sebagai

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.

Terdapat 2 macam hipotesis, yaitu hipotesis hipotesis nol dan

hipotesis alternatif. Hipotesis nol diartikan sebagai tidak

adanya hubungan antara parameter dengan statistic, atau tidak

adanya hubungan antara ukuran populasi dan ukuran sampel.

Hipotesis alternative merupakan lawan dari hipotesis nol.

Dalam penelitian ini, hipotesis yang ditetapkan adalah

sebagai berikut:

2.5.1. Hipotesis nol (H0): tidak ada hubungan antara

dukungan keluarga dengan minat dan motivasi menjadi

perawat pada mahasiswa keperawatan Program Studi

Ilmu keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan,

Universitas Kristen Satya Wacana

2.5.2. Hipotesis alternatif (H1) : ada hubungan antara

dukungan keluarga dengan minat dan motivasi menjadi

perawat pada mahasiswa keperawatan Program Studi

Ilmu keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan,

Universitas Kristen Satya Wacana