tinjauan pustaka keadaan umum lokasi asal induk domba · keadaan umum lokasi asal induk domba ....

14
3 TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal peternakan domba milik Institut Pertanian Bogor (IPB) dibawah pengelola Fakultas Peternakan yang terletak di desa Singasari Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor. UP3J disamping dikelola untuk tujuan komersil juga digunakan sebagai sarana pendidikan dan penelitian terutama pada bidang peternakan, sebagai tempat praktek kerja lapang bagi mahasiswa. UP3J memiliki luas areal 169 hektar, terdiri atas 20% kondisi lahan datar, 60% bergelombang dan 20% curam dan lembab, dilengkapi dengan padang penggembalaan dengan tanaman utama Brachiaria Humidicola, kebun rumput, sarana dan prasarana di UP3J-IPB dalam penunjang kegiatan peternakan. Secara geografis UP3J terletak antara 60LU dan 106, 530BT pada ketinggian 70 m diatas permukaan laut. Kondisi iklim di UP3J secara umum dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu bulan basah dan bulan kering. Bulan kering terjadi antara Maret-Oktober dan bulan basah antara November-februari. Tabel 1. Kondisi iklim UP3J Kondisi iklim Bulan basah Bulan kering Curah hujan (mm/bulan) 457,33 182,22 Suhu maksimum ( 0 C) 30,77 33,63 Suhu minimum ( 0 C) 22,15 21,78 Suhu basah ( 0 C) 26,90 28,95 Suhu kering ( 0 C) 25,81 26,29 Kelembapan (%) 92,36 91,54 Kecepatan angin (m/jam) 3479,33 1848,89 Sumber : UP3J (2007) Domba ekor tipis yang terdapat di UP3 Jonggol sebanyak 670 ekor. Domba Jonggol diharapkan dapat dikembangkan menjadi domba lokal spesifik yang adaptif dengan lingkungan tropik. Selain itu UP3 Jonggol ditanami hijauan yaitu rumput

Upload: vuhanh

Post on 04-Mar-2019

252 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba · Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba . Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal ... Domba

3

TINJAUAN PUSTAKA

Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba

Unit Pendidikan Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal

peternakan domba milik Institut Pertanian Bogor (IPB) dibawah pengelola Fakultas

Peternakan yang terletak di desa Singasari Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor

UP3J disamping dikelola untuk tujuan komersil juga digunakan sebagai sarana

pendidikan dan penelitian terutama pada bidang peternakan sebagai tempat praktek

kerja lapang bagi mahasiswa UP3J memiliki luas areal 169 hektar terdiri atas 20

kondisi lahan datar 60 bergelombang dan 20 curam dan lembab dilengkapi

dengan padang penggembalaan dengan tanaman utama Brachiaria Humidicola

kebun rumput sarana dan prasarana di UP3J-IPB dalam penunjang kegiatan

peternakan

Secara geografis UP3J terletak antara 60LU dan 106 530BT pada ketinggian

70 m diatas permukaan laut Kondisi iklim di UP3J secara umum dapat dibedakan

menjadi dua kategori yaitu bulan basah dan bulan kering Bulan kering terjadi antara

Maret-Oktober dan bulan basah antara November-februari

Tabel 1 Kondisi iklim UP3J

Kondisi iklim Bulan basah Bulan kering

Curah hujan (mmbulan) 45733 18222

Suhu maksimum (0C) 3077 3363

Suhu minimum (0C) 2215 2178

Suhu basah (0C) 2690 2895

Suhu kering (0C) 2581 2629

Kelembapan () 9236 9154

Kecepatan angin (mjam) 347933 184889

Sumber UP3J (2007)

Domba ekor tipis yang terdapat di UP3 Jonggol sebanyak 670 ekor Domba

Jonggol diharapkan dapat dikembangkan menjadi domba lokal spesifik yang adaptif

dengan lingkungan tropik Selain itu UP3 Jonggol ditanami hijauan yaitu rumput

4

seperti rumput brachiaria humidicola dan legum dengan beraneka ragam spesies

yang berpotensi sebagai sumber pakan domba

Potensi Domba Lokal Indonesia

Domba Ekor Tipis merupakan domba umum di Propinsi Jawa Barat yang

telah beradaptasi dengan baik dengan kondisi panas dan kelembapan tinggi Biasanya

dipelihara secara tradisional oleh keluarga petani dengan skala pemeliharaan kecil

(Bradford dan Inounu 1996)

Di Indonesia domba ekor tipis memiliki keistimewaan umur pubertas dicapai

lebih awal (Sutama 1992) tidak mengenal sifat kawin musiman sehingga sangat

menguntungkan untuk kondisi tropis dan dapat beranak banyak (peridi) dan dapat

bunting kembali setelah sebulan melahirkan (Diwyanto dan Inounu 2001)

Ternak domba di Indonesia sebagian besar dipelihara di pedesaan Masalah

produksi ternak domba di pedesaan adalah rendahnya tingkat reproduksi induk

domba hal ini diduga karena rendahnya tingkat kelahiran per tahun panjangnya

selang beranak tipe kelahiran anak umumnya tunggal dan tingginya tingkat

kematian

Ternak yang memiliki mutu genetik tinggi baik untuk sifat produksi maupun

sifat reproduksi akan mempunyai tingkat produktivitas lebih tinggi dibandingkan

rataan populasi Domba ekor tipis ialah komoditas ternak yang akan ditingkatkan

mutu genetiknya karena domba ekor tipis mempunyai pertambahan bobot badan dan

sifat prolifik lebih rendah daripada domba ekor gemuk

Sumantri et al (2007) menyatakan bahwa domba lokal mempunyai posisi

yang sangat strategis di masyarakat karena mempunyai fungsi sosial ekonomis dan

budaya serta merupakan sumber gen yang khas untuk digunakan dalam perbaikan

bangsa domba di Indonesia melalui persilangan antar bangsa domba lokal dengan

domba impor Selain itu domba juga termasuk ternak penghasil daging yang sangat

potensial

Konsumsi

Menurut Tillman et al (1998) konsumsi adalah jumlah pakan yang dimakan

oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok

produksi dan reproduksi Konsumsi merupakan faktor yang penting dalam

5

menentukan produktifitas ruminansia dan ukuran tubuh ternak sangat mempengaruhi

konsumsi pakan (Aregheore 2000) karena dengan mengetahui tingkat konsumsi

pakan dapat ditentukan kadar suatu zat makanan dalam ransum untuk dapat

memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi (Parakkasi 1999) Semakin baik

kualitas makanannya semakin tinggi konsumsi ransum ternak (Parakkasi 1998)

Konsumsi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan

faktor eksternal Faktor internal berasal dari dalam ternak itu sendiri seperti jenis

kelamin bobot badan nafsu makan kesehatan dan kondisi ternak Faktor eksternal

berasal dari pakan dan lingkungan sekitar dimana ternak tersebut hidup konsumsi

pakan juga dipengaruhi oleh palatabilitas Menurut Parakkasi (1999) jumlah pakan

yang diberikan pada ternak sehari-hari harus lebih banyak dari kebutuhan hidup

pokok agar ternak tidak mengalami kesulitan produksi Kebutuhan bahan kering

untuk domba fase pertumbuhan atau dengan bobot badan sekitar 15-25 kg adalah 3

dari bobot badannya atau sekitar 400-500gekorhari (NRC 2006) Sitepu (2011)

dalam penelitiannya melaporkan pemberian rumput dan konsentrat secara terpisah

dengan rasio 4060 menghasilkan konsumsi bahan kering rumput berkisar 20757-

21681 geh dan konsumsi bahan kering konsentrat berkisar 31136-32521 geh

Sulistyowati (1999) dalam penelitiannya melaporkan bahwa ransum yang

terdiri dari hijauan dengan jumlah yang rendah dan konsentrat dengan jumlah yang

tinggi ternyata mampu meningkatan konsumsi bahan kering maupun bahan segar

konsentrat Konsumsi bahan kering rumput berbanding terbalik dengan konsumsi

bahan kering konsentrat Semakin tinggi konsumsi bahan kering konsentrat

menyebabkan konsumsi bahan kering rumput menurun Freer dan Dove (2002)

menyatakan bahwa konsumsi konsentrat melebihi 320 gh pada domba yang

digembalakan dapat menurunkan konsumsi hijauan Forbes (2007) menyatakan

bahwa tingginya propionat yang dihasilkan konsentrat dapat menurunkan kecernaan

rumput sehingga sulitnya rumput yang dicerna pada rumen menyebabkan konsumsi

bahan kering rumput rendah

Konversi Pakan

Konversi ransum adalah salah satu parameter untuk mengetahui efisiensi

penggunaan makanan Konversi pakan ialah banyak zat makanan yang dibutuhkan

untuk menghasilkan satu unit produk Konversi pakan merupakan jumlah pakan yang

6

dikonsumsi untuk mendapatkan kenaikan satu satuan bobot hidup (Parakkasi1998)

Efisiensi dari penggunaan pakan termasuk dalam program pemberian pakan yang

diukur dari konversi pakan atas bobot badan hidup domba Konversi pakan

ditentukan oleh beberapa faktor yaitu suhu lingkungan potensi genetik nutrisi

pakan kandungan energi dan penyakit (Parakkasi 1999) Konversi pakan juga

dipengaruhi oleh jumlah pakan yang dikonsumsi bobot badan gerak atau aktivitas

tubuh musim dan suhu dalam kandang

Kualitas pakan yang dikonsumsi oleh ternak semakin baik maka semakin

efisien dalam penggunaan pakan (Parakkasi 1999) Faktor-faktor yang berpengaruh

pada konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan juga berpengaruh terhadap

konversi ransum Semakin timggi nilai konversi ransum berarti efisiensi penggunaan

ransum semakin rendah dan semakin rendah nilai konversi ransum berarti ransum

yang dibutuhkan untuk menaikkan bobot badan persatuan berat semakin sedikit

Pertambahan Bobot Badan Harian

Salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan adalah

dengan pengukuran bobot badan Pertambahan bobot badan adalah kemampuan

ternak untuk mengubah zat-zat nutrisi yang terdapat dalam pakan menjadi daging

Pertambahan bobot badan merupakan salah satu peubah yang dapat digunakan untuk

menilai kualitas bahan makanan ternak Menurut NRC (2006) pertambahan bobot

badan harian domba sekitar 100 gekorhari sedangkan menurut Tomaszewska et al

(1993) pertambahan bobot badan harian domba untuk daerah tropis adalah 70

gekorhari

Pertumbuhan selanjutnya didefinisikan sebagai perubahan ukuran yang

meliputi perubahan bobot hidup bentuk dimensi linier dan komposisi tubuh

termasuk perubahaan organ-organ dan jaringan tersebut berlangsung secara gradual

hingga tercapai ukuran dan bentuk karakteristik masing-masing organ dan jaringan

tersebut (Soeparno1994) Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh kualitas dan

kuantitas ransum yang diberikan Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam laju

pertambahan bobot badan adalah genetik dan lingkungan Faktor genetik

berhubungan dengan kecepatan dan sifat tumbuh yang diwariskan oleh tetuanya dan

jenis ternak Faktor lingkungan diantaranya adalah manajemen pemeliharaan dan

pakan (Church 1991)

7

Bahan Pakan

Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna

sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya

(Tillman et al 1998) Adapun bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain

Rumput Lapang

Rumput lapang adalah campuran dari beberapa jenis rumput lokal yang

umumnya tumbuh secara alami dengan daya produksi dan kualitas nutrien yang

rendah Rumput lapang banyak terdapat di sekitar sawah pegunungan tepi jalan

dan semak-semak Wiradarya (1989) menyatakan bahwa rumput lapang mudah

diperiksa murah dan pengelolaannya mudah Pemberian rumput lapang segar

sebagai pakan cukup baik dalam produksi maupun reproduksi selama pemeliharaan

Jagung

Jagung adalah bahan makanan yang sangat baik untuk ternak Jagung sangat

disukai ternak dan pemakaiannya dalam ransum ternak tidak ada pembatasan kecuali

untuk ternak yang akan digunakan sebagai bibit Dalam peternakan jagung

digunakan sebagai bahan utama pembuat konsentrat Jagung digunakan sebagai

bahan makanan sumber energi karena mengandung TDN sebesar 8080 (Sutardi

1981) Jagung kaya energi dan rendah dalam serat dan serta mineral Jagung

merupakan sumber energi tercerna yang unggul tetapi jagung rendah protein dan

proteinnya berkualitas rendah (defisien lisin) protein jagung sekitar 85 (NRC

1994)

Bungkil Kelapa

Bungkil kelapa merupakan hasil ikutan yang didapat dari ekstraksi daging

buah kelapa segarkering (SNI 1996) Bungkil kelapa dapat digunakan untuk

mensuplai sebagian protein yang diperlukan untuk ternak (Pond et al 1995)

Tillman et al (1998) menyatakan bungkil kelapa memiliki komposisi kimia yang

bervariasi akan tetapi kandungan zat makanan yang utama adalah protein kasar

yaitu sebanyak 216 sehingga bungkil kelapa termasuk sumber protein untuk

ternak Kandungan serat kasar dari bungkil kelapa cukup tinggi yaitu sekitar 15

8

dan ini merupakan sifat dari bungkil kelapa atau ampas bahan makanan yang berasal

dari tumbuhan

Onggok

Onggok merupakan bahan pakan ternak berupa padatan hasil sampingan dari

proses pengolahan singkong atau ubi kayu menjadi tepung tapioka Sebanyak dua per

tiga singkong dikonsumsi oleh manusia dan sisanya digunakan untuk pakan ternak

(Nwokoro et al 2002) Ketersediaan onggok pun terus meningkat sejalan dengan

meningkatnya produksi ubi kayu (Supriyati 2003) Produksi singkong di Indonesia

pada tahun 2008 mencapai 21756991 (BPS 2009) Sebagai sumber energi onggok

lebih rendah dibandingkan dengan jagung dan ubi kayu akan tetapi lebih tinggi

daripada dedak Ditinjau dari komposisi zat makanannya onggok merupakan pakan

sumber energi dengan kandungan BETN 8633 namun kandungan protein yang

rendah (221) disertai dengan kandungan serat kasar yang tinggi (1116) (Lubis

et al 2007)

Molases

Molases merupakan hasil sampingan pada industri pengolahan gula dengan

wujud bentuk cair atau dengan kata lain limbah utama dalam industri pemurnian

gula (Cheeke 1999) Molases atau yang biasa dikenal dengan tetes dapat digunakan

sebagai bahan makanan ternak yang berenergi tinggi Disamping rasanya manis

keuntungan penggunaan molases untuk pakan ternak adalah kadar karbohidrat tinggi

(48-60 sebagai gula) kadar mineral cukup dan rasanya disukai ternak Kadar

kalium molases yang tinggi dapat menyebabkan diare jika konsumsinya terlalu

banyak (Rangkuti et al 1995)

Urea

Urea merupakan salah satu sumber nitrogen bukan protein (NBP) yang

berbentuk kristal putih bersifat mudah larut dalam air dan mengandung 45

nitrogen (Parakkasi 1995) Urea dalam proses fermentasi akan diuraikan kembali

oleh enzim urease menjadi amonia dan karbondioksida dan selanjutnya amonia akan

digunakan untuk menbentuk asam amino Dalam penggunaannya ada beberapa

syarat yang harus dipenuhi pada penambahan urea yaitu ketersediaan karbohidrat

9

yang mudah dicerna harus dicampur dengan baik dengan bahan pakan lain

diberikan pada waktu adaptasi dua sampai dengan tiga minggu serta pemberiaanya

disarankan disertai dengan penambahan mineral (Parakkasi 1995)

Mineral Mix

Menurut Parakkasi (1999) kebutuhan Ca dan P untuk ternak ruminansia

menjadi unsur yang sangat penting diperhatikan pada hampir semua kondisi

pemberian pakan Dari beberapa mineral makro yang dibutuhkan ternak hanya

garam (NaCl) kalsium (Ca) phospor (P) secara rutin ditambahkan ke ransum

ternak Garam merupakan salah satu bahan baku mikro yang dapat digunakan dalam

ransum ternak Garam paling umum terdapat dalam ransum berasal dari satu

sumber tidak mahal dan relatif mudah diuji Sifat fisik garam sebagai bahan uji

adalah lebih padat bentuk kubik dan lebih kecil dibanding partikel lain Pengujian

sampel yang mengandung garam dapat dilakukan dengan teknik pengujian Na+ atau

Cl- Garam dapur atau NaCl ini merupakan bahan alami yang di gunakan untuk

melengkapi mineral-mineral lainnaya yang dibutuhkan oleh ternak Dikalsium Fospat

(Dicalsium Phospate DCP) merupakan bahan untuk melengkapi kebutuhan kalsium

dan phosphate bagi ternak DCP yang dibutuhkan adalah 1-2

Income Over Feed Cost

Analisis ekonomi sangat penting dalam usaha penggemukan domba karena

tujuan akhir dari penggemukan adalah untuk mendapatkan keuntungan Salah satu

perhitungan yang dapat digunakan adalah Income Over Feed Cost (IOFC) yaitu

pendapatan dari pemeliharaan setelah dikurangi biaya pakan selama penggemukan

Faktor yang dapat berpengaruh penting dalam perhitungan IOFC adalah pertambahan

bobot badan selain pemeliharaan konsumsi pakan dan harga pakan (Mulyaningsih

2006) Pertumbuhan yang baik belum tentu menjamin keuntungan maksimum tapi

pertumbuhan yang baik dan diikuti dengan konversi pakan yang baik pada serta

biaya pakan yang minimal akan mendapatkan keuntungan yang maksimal

Sifat Reproduksi Domba Betina

Reproduksi merupakan proses perkembangbiakan suatu makhluk hidup

dimulai sejak bersatunya sel telur makhluk hidup betina dengan sel mani dari jantan

10

menjadi makhluk hidup baru yang disebut zigot disusul dengan kebuntingan dan

diakhiri dengan kelahiran anak Daya reproduksi kelompok ternak yang tinggi

disertai dengan pengelolaan ternak yang baik akan menghasilkan efisiensi reproduksi

yang tinggi pula (Hardjopranjoto 1995) Prinsip-prinsip reproduksi dan cara

pengendaliannya penyebab menurunnya efisiensi reproduksi serta cara-cara untuk

meningkatnya merupakan hal penting untuk meningkatkan efisiensi produksi dalam

usaha peternakan (Tomaszewska et al 1991)

Performans reproduksi ternak ruminansia pada daerah tropis umumnya

ditentukan oleh empat faktor yaitu genetik lingkungan fisik nutrisi dan manajemen

( Smith dan Akinbamijo 2000) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reproduksi

adalah dewasa kelamin dan perkawinan pertama masa dan tanda-tanda berahi serta

siklus berahi saat perkawinan yang tepat di waktu berahi lama bunting perkawinan

kembali setelah beranak cara perkawinan dan kegagalan reproduksi serta

penanggulangannya (Ginting dan Sitepu 1989)

Pubertas

Pubertas atau dewasa kelamin adalah umur atau waktu dimana organ-organ

reproduksi mulai berfungsi atau umur pada saat estrus pertama kali yang disertai

ovulasi Umur dewasa kelamin pada berbagai jenis ternak tercantum pada Tabel 2

Tabel 2 Umur Dewasa Kelamin pada Berbagai jenis ternak

Jenis Ternak Umur Pubertas Variasi

Sapi 12 bulan 6-24 bulan

Kuda 18 bulan 10-24 bulan

Domba 8 bulan 4-12 bulan

Kambing 8 bulan 4-12 bulan

Kerbau 24 bulan 12-40 bulan

Babi 6 bulan 4-8 bulan

Sumber Partodihardjo (1980)

Pubertas terjadi ketika gonadotropin dihasilkan oleh hypopysis anterior dalam

konsentrasi yang cukup tinggi untuk menginisiasi folikel dan ovulasi Pada hewan

jantan pubertas ditadai dengan kemampuan hewan untuk berkopulasi dan

menghasilkan sperma disamping perubahan-perubahan kelamin sekunder lain

11

Sedangkan pada hewan betina ditandai dengan terjadinya estrus dan ovulasi

(Toelihere 1993) Pubertas pada domba dapat dicapai pada umur bervariasi 6 ndash 12

bulan atau pada berat sekitar 55-60 dari berat badan dewasa (Sutama et al 1995)

Beberapa faktor yang mempengaruhi pubertas antara lain faktor ternak itu

sendiri dan lingkungan yaitu

a Nutrisi

Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama

dari hewan yaitu bobot badan pada saat pencapaian pubertas

b Musim

Musim sangat mempengaruhi pada alat reproduksi hewan Biasanya ternak

birahi pada musim semi karena untuk menjaga kesehatan serta ketersediaan

pakan yang sudah tercukupi

c Suhu

Masa pubertas juga dipengaruhi oleh suhu Suatu lingkungan dengan suhu

ideal akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan suatu

ternak terutama pada masa-masa pubertasnya Suhu yang terlalu dingin atau

terlalu panas (tidak normal) akan mengganggu hal tersebut

d Makanan

Pakan yang diberikan atau makanan yang diperoleh oleh ternak baik itu

jumlah maupun kualitasnya baik akan mempercepat pubertas

e Musim Kawin

Musim kawin juga mempengaruhi pubertas Ketika musim kawin terjadi

banyak ternak yang terangsang baik itu yang sudah dewasa maupun yang

belum dewasa sekalipun Sehingga kondisi tersebut dapat mempercepat

pubertas pada ternak yang belum dewasa terutama dewasa kelaminnya

Faktor yang mempengaruhi musim kawin antara lain lamanya siang hari

mekanisme hormonal

f Pengaruh Ternak Jantan

Stimulasi pejantan melalui kontak suara bau dan fisik terjadi pada sistem

hpotalamus dan menyebabkan terjadi sekresi LH dan ovulasi yang

menyebabkan terjadinya birahi (Tomaszewska 1991)

12

Pubertas yang lebih awal akan menguntungkan karena dapat mengurangi

masa tidak produktif dan memperpanjang masa hidup produktif ternak Selain itu

dapat terjadi peningkatan genetik lebih cepat karena interval generasi berkurang bila

dilakukan seleksi dengan baik dan program seleksi yang efektif (Tomaszewska et al

1991)

Siklus birahi

Hewan betina yang masih dara akan menunjukkan birahi pertama bila berat

badannya telah mencapai 55-60 dari berat badan dewasa serta didukung dengan

pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik

Tanda-tanda berahi yang paling penting adalah domba kelihatan tidak tenang

gelisah dan nafsu makan biasanya turun vulva tampak bengkak merah hangat dan

keluar cairan seperti lendir mirip putih telur dari vagina bulu dipangkal ekor rontok

dan akan diam bila dinaiki pejantan Kadang-kadang tanda tersebut tidak jelas dan

tipe berahi ini disebut ldquoberahi tenangrdquo atau silent heat (birahi tersembunyi) Tanda-

tanda berahi berakhir adalah keluar lendir berwarna kuning dan bercampur darah dari

vagina (Ginting dan Sitepu 1989)

Untuk memudahkan deteksi birahi dan efisiensi perkawinan dapat dilakukan

dengan rangsangan birahi (Direktur Jenderal Peternakan 1991) Cara pendeteksian

birahi di lapangan ada 2 (dua) cara yaitu Secara manual melihat langsung tanda-

tanda birahi pada ternak betina yang dilakukan oleh peternak Secara alami

digunakan pejantan pengusik (teaser) dengan cara memasukkan pejantan ke dalam

kandang induk Pejantan akan mendekati dan menaiki betina betina yang sewaktu

diam dinaiki dan menunjukkan tanda-tanda birahi maka domba betina tersebut

sedang birahi

Siklus berahi merupakan jarak waktu berahi periode pertama dengan berahi

periode berikutnya Jarak berahi terjadi sekitar 11-19 hari dengan rata-rata 167 hari

(Toelihere 1985) menurut Partodiharjo (1980) siklus birahi ternak bervarisai seperti

yang tercantum pada tabel 3 Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi siklus

berahi ialah umur ternak bangsa perubahan panjang siang dan panjang malam hari

suhu lingkungan kualitas makanan dan kehadiran pejantan (Tomaszewska et al

1991) Persentase kebuntingan yang tinggi dapat dicapai apabila dilakukan pada saat

yang tepat

13

Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak

Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi

Sapi 21 hari 18-24 hari

Kuda 21 hari 19-21 hari

Domba 165 hari 14-20 hari

Kambing 18 hari 19-21 hari

Babi 21 hari 18-24 hari

Anjing - 6-12 bulan

Sumber Partodihardjo (1980)

Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus

fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus

luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada

fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek

estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat

diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan

pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu

ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi

berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini

estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan

penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya

corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase

corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi

progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus

luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan

Umur dan bobot kawin Pertama

Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan

badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini

karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama

menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu

14

muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan

biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih

berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat

Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama

dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan

hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan

tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa

pubertas

Kebutuhan Zat Makanan Domba

Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup

pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat

dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan

vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi

susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)

Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan

makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang

dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi

1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis

kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto

1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama

yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut

diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak

Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat

menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi

yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan

lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan

pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein

mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas

dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk

domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan

konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh

terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)

15

Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi

secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang

lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak

membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi

cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses

metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin

dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi

hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya

birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir

(Freer dan Dove 2002)

Kebutuhan Energi

Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu

pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi

merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat

lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan

yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk

memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme

zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk

mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)

Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang

harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi

tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan

tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan

hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC

2006)

Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah

defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh

kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut

Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan

memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan

menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada

hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin

16

Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak

domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan

kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur

kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak

sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada

organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam

pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada

ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang

dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan

mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak

Kebutuhan Protein

Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus

untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)

pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk

proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi

dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya

Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa

pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh

dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok

bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan

karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul

daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika

kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak

Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan

ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi

perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan

melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan

kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al

1998)

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba · Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba . Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal ... Domba

4

seperti rumput brachiaria humidicola dan legum dengan beraneka ragam spesies

yang berpotensi sebagai sumber pakan domba

Potensi Domba Lokal Indonesia

Domba Ekor Tipis merupakan domba umum di Propinsi Jawa Barat yang

telah beradaptasi dengan baik dengan kondisi panas dan kelembapan tinggi Biasanya

dipelihara secara tradisional oleh keluarga petani dengan skala pemeliharaan kecil

(Bradford dan Inounu 1996)

Di Indonesia domba ekor tipis memiliki keistimewaan umur pubertas dicapai

lebih awal (Sutama 1992) tidak mengenal sifat kawin musiman sehingga sangat

menguntungkan untuk kondisi tropis dan dapat beranak banyak (peridi) dan dapat

bunting kembali setelah sebulan melahirkan (Diwyanto dan Inounu 2001)

Ternak domba di Indonesia sebagian besar dipelihara di pedesaan Masalah

produksi ternak domba di pedesaan adalah rendahnya tingkat reproduksi induk

domba hal ini diduga karena rendahnya tingkat kelahiran per tahun panjangnya

selang beranak tipe kelahiran anak umumnya tunggal dan tingginya tingkat

kematian

Ternak yang memiliki mutu genetik tinggi baik untuk sifat produksi maupun

sifat reproduksi akan mempunyai tingkat produktivitas lebih tinggi dibandingkan

rataan populasi Domba ekor tipis ialah komoditas ternak yang akan ditingkatkan

mutu genetiknya karena domba ekor tipis mempunyai pertambahan bobot badan dan

sifat prolifik lebih rendah daripada domba ekor gemuk

Sumantri et al (2007) menyatakan bahwa domba lokal mempunyai posisi

yang sangat strategis di masyarakat karena mempunyai fungsi sosial ekonomis dan

budaya serta merupakan sumber gen yang khas untuk digunakan dalam perbaikan

bangsa domba di Indonesia melalui persilangan antar bangsa domba lokal dengan

domba impor Selain itu domba juga termasuk ternak penghasil daging yang sangat

potensial

Konsumsi

Menurut Tillman et al (1998) konsumsi adalah jumlah pakan yang dimakan

oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok

produksi dan reproduksi Konsumsi merupakan faktor yang penting dalam

5

menentukan produktifitas ruminansia dan ukuran tubuh ternak sangat mempengaruhi

konsumsi pakan (Aregheore 2000) karena dengan mengetahui tingkat konsumsi

pakan dapat ditentukan kadar suatu zat makanan dalam ransum untuk dapat

memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi (Parakkasi 1999) Semakin baik

kualitas makanannya semakin tinggi konsumsi ransum ternak (Parakkasi 1998)

Konsumsi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan

faktor eksternal Faktor internal berasal dari dalam ternak itu sendiri seperti jenis

kelamin bobot badan nafsu makan kesehatan dan kondisi ternak Faktor eksternal

berasal dari pakan dan lingkungan sekitar dimana ternak tersebut hidup konsumsi

pakan juga dipengaruhi oleh palatabilitas Menurut Parakkasi (1999) jumlah pakan

yang diberikan pada ternak sehari-hari harus lebih banyak dari kebutuhan hidup

pokok agar ternak tidak mengalami kesulitan produksi Kebutuhan bahan kering

untuk domba fase pertumbuhan atau dengan bobot badan sekitar 15-25 kg adalah 3

dari bobot badannya atau sekitar 400-500gekorhari (NRC 2006) Sitepu (2011)

dalam penelitiannya melaporkan pemberian rumput dan konsentrat secara terpisah

dengan rasio 4060 menghasilkan konsumsi bahan kering rumput berkisar 20757-

21681 geh dan konsumsi bahan kering konsentrat berkisar 31136-32521 geh

Sulistyowati (1999) dalam penelitiannya melaporkan bahwa ransum yang

terdiri dari hijauan dengan jumlah yang rendah dan konsentrat dengan jumlah yang

tinggi ternyata mampu meningkatan konsumsi bahan kering maupun bahan segar

konsentrat Konsumsi bahan kering rumput berbanding terbalik dengan konsumsi

bahan kering konsentrat Semakin tinggi konsumsi bahan kering konsentrat

menyebabkan konsumsi bahan kering rumput menurun Freer dan Dove (2002)

menyatakan bahwa konsumsi konsentrat melebihi 320 gh pada domba yang

digembalakan dapat menurunkan konsumsi hijauan Forbes (2007) menyatakan

bahwa tingginya propionat yang dihasilkan konsentrat dapat menurunkan kecernaan

rumput sehingga sulitnya rumput yang dicerna pada rumen menyebabkan konsumsi

bahan kering rumput rendah

Konversi Pakan

Konversi ransum adalah salah satu parameter untuk mengetahui efisiensi

penggunaan makanan Konversi pakan ialah banyak zat makanan yang dibutuhkan

untuk menghasilkan satu unit produk Konversi pakan merupakan jumlah pakan yang

6

dikonsumsi untuk mendapatkan kenaikan satu satuan bobot hidup (Parakkasi1998)

Efisiensi dari penggunaan pakan termasuk dalam program pemberian pakan yang

diukur dari konversi pakan atas bobot badan hidup domba Konversi pakan

ditentukan oleh beberapa faktor yaitu suhu lingkungan potensi genetik nutrisi

pakan kandungan energi dan penyakit (Parakkasi 1999) Konversi pakan juga

dipengaruhi oleh jumlah pakan yang dikonsumsi bobot badan gerak atau aktivitas

tubuh musim dan suhu dalam kandang

Kualitas pakan yang dikonsumsi oleh ternak semakin baik maka semakin

efisien dalam penggunaan pakan (Parakkasi 1999) Faktor-faktor yang berpengaruh

pada konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan juga berpengaruh terhadap

konversi ransum Semakin timggi nilai konversi ransum berarti efisiensi penggunaan

ransum semakin rendah dan semakin rendah nilai konversi ransum berarti ransum

yang dibutuhkan untuk menaikkan bobot badan persatuan berat semakin sedikit

Pertambahan Bobot Badan Harian

Salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan adalah

dengan pengukuran bobot badan Pertambahan bobot badan adalah kemampuan

ternak untuk mengubah zat-zat nutrisi yang terdapat dalam pakan menjadi daging

Pertambahan bobot badan merupakan salah satu peubah yang dapat digunakan untuk

menilai kualitas bahan makanan ternak Menurut NRC (2006) pertambahan bobot

badan harian domba sekitar 100 gekorhari sedangkan menurut Tomaszewska et al

(1993) pertambahan bobot badan harian domba untuk daerah tropis adalah 70

gekorhari

Pertumbuhan selanjutnya didefinisikan sebagai perubahan ukuran yang

meliputi perubahan bobot hidup bentuk dimensi linier dan komposisi tubuh

termasuk perubahaan organ-organ dan jaringan tersebut berlangsung secara gradual

hingga tercapai ukuran dan bentuk karakteristik masing-masing organ dan jaringan

tersebut (Soeparno1994) Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh kualitas dan

kuantitas ransum yang diberikan Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam laju

pertambahan bobot badan adalah genetik dan lingkungan Faktor genetik

berhubungan dengan kecepatan dan sifat tumbuh yang diwariskan oleh tetuanya dan

jenis ternak Faktor lingkungan diantaranya adalah manajemen pemeliharaan dan

pakan (Church 1991)

7

Bahan Pakan

Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna

sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya

(Tillman et al 1998) Adapun bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain

Rumput Lapang

Rumput lapang adalah campuran dari beberapa jenis rumput lokal yang

umumnya tumbuh secara alami dengan daya produksi dan kualitas nutrien yang

rendah Rumput lapang banyak terdapat di sekitar sawah pegunungan tepi jalan

dan semak-semak Wiradarya (1989) menyatakan bahwa rumput lapang mudah

diperiksa murah dan pengelolaannya mudah Pemberian rumput lapang segar

sebagai pakan cukup baik dalam produksi maupun reproduksi selama pemeliharaan

Jagung

Jagung adalah bahan makanan yang sangat baik untuk ternak Jagung sangat

disukai ternak dan pemakaiannya dalam ransum ternak tidak ada pembatasan kecuali

untuk ternak yang akan digunakan sebagai bibit Dalam peternakan jagung

digunakan sebagai bahan utama pembuat konsentrat Jagung digunakan sebagai

bahan makanan sumber energi karena mengandung TDN sebesar 8080 (Sutardi

1981) Jagung kaya energi dan rendah dalam serat dan serta mineral Jagung

merupakan sumber energi tercerna yang unggul tetapi jagung rendah protein dan

proteinnya berkualitas rendah (defisien lisin) protein jagung sekitar 85 (NRC

1994)

Bungkil Kelapa

Bungkil kelapa merupakan hasil ikutan yang didapat dari ekstraksi daging

buah kelapa segarkering (SNI 1996) Bungkil kelapa dapat digunakan untuk

mensuplai sebagian protein yang diperlukan untuk ternak (Pond et al 1995)

Tillman et al (1998) menyatakan bungkil kelapa memiliki komposisi kimia yang

bervariasi akan tetapi kandungan zat makanan yang utama adalah protein kasar

yaitu sebanyak 216 sehingga bungkil kelapa termasuk sumber protein untuk

ternak Kandungan serat kasar dari bungkil kelapa cukup tinggi yaitu sekitar 15

8

dan ini merupakan sifat dari bungkil kelapa atau ampas bahan makanan yang berasal

dari tumbuhan

Onggok

Onggok merupakan bahan pakan ternak berupa padatan hasil sampingan dari

proses pengolahan singkong atau ubi kayu menjadi tepung tapioka Sebanyak dua per

tiga singkong dikonsumsi oleh manusia dan sisanya digunakan untuk pakan ternak

(Nwokoro et al 2002) Ketersediaan onggok pun terus meningkat sejalan dengan

meningkatnya produksi ubi kayu (Supriyati 2003) Produksi singkong di Indonesia

pada tahun 2008 mencapai 21756991 (BPS 2009) Sebagai sumber energi onggok

lebih rendah dibandingkan dengan jagung dan ubi kayu akan tetapi lebih tinggi

daripada dedak Ditinjau dari komposisi zat makanannya onggok merupakan pakan

sumber energi dengan kandungan BETN 8633 namun kandungan protein yang

rendah (221) disertai dengan kandungan serat kasar yang tinggi (1116) (Lubis

et al 2007)

Molases

Molases merupakan hasil sampingan pada industri pengolahan gula dengan

wujud bentuk cair atau dengan kata lain limbah utama dalam industri pemurnian

gula (Cheeke 1999) Molases atau yang biasa dikenal dengan tetes dapat digunakan

sebagai bahan makanan ternak yang berenergi tinggi Disamping rasanya manis

keuntungan penggunaan molases untuk pakan ternak adalah kadar karbohidrat tinggi

(48-60 sebagai gula) kadar mineral cukup dan rasanya disukai ternak Kadar

kalium molases yang tinggi dapat menyebabkan diare jika konsumsinya terlalu

banyak (Rangkuti et al 1995)

Urea

Urea merupakan salah satu sumber nitrogen bukan protein (NBP) yang

berbentuk kristal putih bersifat mudah larut dalam air dan mengandung 45

nitrogen (Parakkasi 1995) Urea dalam proses fermentasi akan diuraikan kembali

oleh enzim urease menjadi amonia dan karbondioksida dan selanjutnya amonia akan

digunakan untuk menbentuk asam amino Dalam penggunaannya ada beberapa

syarat yang harus dipenuhi pada penambahan urea yaitu ketersediaan karbohidrat

9

yang mudah dicerna harus dicampur dengan baik dengan bahan pakan lain

diberikan pada waktu adaptasi dua sampai dengan tiga minggu serta pemberiaanya

disarankan disertai dengan penambahan mineral (Parakkasi 1995)

Mineral Mix

Menurut Parakkasi (1999) kebutuhan Ca dan P untuk ternak ruminansia

menjadi unsur yang sangat penting diperhatikan pada hampir semua kondisi

pemberian pakan Dari beberapa mineral makro yang dibutuhkan ternak hanya

garam (NaCl) kalsium (Ca) phospor (P) secara rutin ditambahkan ke ransum

ternak Garam merupakan salah satu bahan baku mikro yang dapat digunakan dalam

ransum ternak Garam paling umum terdapat dalam ransum berasal dari satu

sumber tidak mahal dan relatif mudah diuji Sifat fisik garam sebagai bahan uji

adalah lebih padat bentuk kubik dan lebih kecil dibanding partikel lain Pengujian

sampel yang mengandung garam dapat dilakukan dengan teknik pengujian Na+ atau

Cl- Garam dapur atau NaCl ini merupakan bahan alami yang di gunakan untuk

melengkapi mineral-mineral lainnaya yang dibutuhkan oleh ternak Dikalsium Fospat

(Dicalsium Phospate DCP) merupakan bahan untuk melengkapi kebutuhan kalsium

dan phosphate bagi ternak DCP yang dibutuhkan adalah 1-2

Income Over Feed Cost

Analisis ekonomi sangat penting dalam usaha penggemukan domba karena

tujuan akhir dari penggemukan adalah untuk mendapatkan keuntungan Salah satu

perhitungan yang dapat digunakan adalah Income Over Feed Cost (IOFC) yaitu

pendapatan dari pemeliharaan setelah dikurangi biaya pakan selama penggemukan

Faktor yang dapat berpengaruh penting dalam perhitungan IOFC adalah pertambahan

bobot badan selain pemeliharaan konsumsi pakan dan harga pakan (Mulyaningsih

2006) Pertumbuhan yang baik belum tentu menjamin keuntungan maksimum tapi

pertumbuhan yang baik dan diikuti dengan konversi pakan yang baik pada serta

biaya pakan yang minimal akan mendapatkan keuntungan yang maksimal

Sifat Reproduksi Domba Betina

Reproduksi merupakan proses perkembangbiakan suatu makhluk hidup

dimulai sejak bersatunya sel telur makhluk hidup betina dengan sel mani dari jantan

10

menjadi makhluk hidup baru yang disebut zigot disusul dengan kebuntingan dan

diakhiri dengan kelahiran anak Daya reproduksi kelompok ternak yang tinggi

disertai dengan pengelolaan ternak yang baik akan menghasilkan efisiensi reproduksi

yang tinggi pula (Hardjopranjoto 1995) Prinsip-prinsip reproduksi dan cara

pengendaliannya penyebab menurunnya efisiensi reproduksi serta cara-cara untuk

meningkatnya merupakan hal penting untuk meningkatkan efisiensi produksi dalam

usaha peternakan (Tomaszewska et al 1991)

Performans reproduksi ternak ruminansia pada daerah tropis umumnya

ditentukan oleh empat faktor yaitu genetik lingkungan fisik nutrisi dan manajemen

( Smith dan Akinbamijo 2000) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reproduksi

adalah dewasa kelamin dan perkawinan pertama masa dan tanda-tanda berahi serta

siklus berahi saat perkawinan yang tepat di waktu berahi lama bunting perkawinan

kembali setelah beranak cara perkawinan dan kegagalan reproduksi serta

penanggulangannya (Ginting dan Sitepu 1989)

Pubertas

Pubertas atau dewasa kelamin adalah umur atau waktu dimana organ-organ

reproduksi mulai berfungsi atau umur pada saat estrus pertama kali yang disertai

ovulasi Umur dewasa kelamin pada berbagai jenis ternak tercantum pada Tabel 2

Tabel 2 Umur Dewasa Kelamin pada Berbagai jenis ternak

Jenis Ternak Umur Pubertas Variasi

Sapi 12 bulan 6-24 bulan

Kuda 18 bulan 10-24 bulan

Domba 8 bulan 4-12 bulan

Kambing 8 bulan 4-12 bulan

Kerbau 24 bulan 12-40 bulan

Babi 6 bulan 4-8 bulan

Sumber Partodihardjo (1980)

Pubertas terjadi ketika gonadotropin dihasilkan oleh hypopysis anterior dalam

konsentrasi yang cukup tinggi untuk menginisiasi folikel dan ovulasi Pada hewan

jantan pubertas ditadai dengan kemampuan hewan untuk berkopulasi dan

menghasilkan sperma disamping perubahan-perubahan kelamin sekunder lain

11

Sedangkan pada hewan betina ditandai dengan terjadinya estrus dan ovulasi

(Toelihere 1993) Pubertas pada domba dapat dicapai pada umur bervariasi 6 ndash 12

bulan atau pada berat sekitar 55-60 dari berat badan dewasa (Sutama et al 1995)

Beberapa faktor yang mempengaruhi pubertas antara lain faktor ternak itu

sendiri dan lingkungan yaitu

a Nutrisi

Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama

dari hewan yaitu bobot badan pada saat pencapaian pubertas

b Musim

Musim sangat mempengaruhi pada alat reproduksi hewan Biasanya ternak

birahi pada musim semi karena untuk menjaga kesehatan serta ketersediaan

pakan yang sudah tercukupi

c Suhu

Masa pubertas juga dipengaruhi oleh suhu Suatu lingkungan dengan suhu

ideal akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan suatu

ternak terutama pada masa-masa pubertasnya Suhu yang terlalu dingin atau

terlalu panas (tidak normal) akan mengganggu hal tersebut

d Makanan

Pakan yang diberikan atau makanan yang diperoleh oleh ternak baik itu

jumlah maupun kualitasnya baik akan mempercepat pubertas

e Musim Kawin

Musim kawin juga mempengaruhi pubertas Ketika musim kawin terjadi

banyak ternak yang terangsang baik itu yang sudah dewasa maupun yang

belum dewasa sekalipun Sehingga kondisi tersebut dapat mempercepat

pubertas pada ternak yang belum dewasa terutama dewasa kelaminnya

Faktor yang mempengaruhi musim kawin antara lain lamanya siang hari

mekanisme hormonal

f Pengaruh Ternak Jantan

Stimulasi pejantan melalui kontak suara bau dan fisik terjadi pada sistem

hpotalamus dan menyebabkan terjadi sekresi LH dan ovulasi yang

menyebabkan terjadinya birahi (Tomaszewska 1991)

12

Pubertas yang lebih awal akan menguntungkan karena dapat mengurangi

masa tidak produktif dan memperpanjang masa hidup produktif ternak Selain itu

dapat terjadi peningkatan genetik lebih cepat karena interval generasi berkurang bila

dilakukan seleksi dengan baik dan program seleksi yang efektif (Tomaszewska et al

1991)

Siklus birahi

Hewan betina yang masih dara akan menunjukkan birahi pertama bila berat

badannya telah mencapai 55-60 dari berat badan dewasa serta didukung dengan

pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik

Tanda-tanda berahi yang paling penting adalah domba kelihatan tidak tenang

gelisah dan nafsu makan biasanya turun vulva tampak bengkak merah hangat dan

keluar cairan seperti lendir mirip putih telur dari vagina bulu dipangkal ekor rontok

dan akan diam bila dinaiki pejantan Kadang-kadang tanda tersebut tidak jelas dan

tipe berahi ini disebut ldquoberahi tenangrdquo atau silent heat (birahi tersembunyi) Tanda-

tanda berahi berakhir adalah keluar lendir berwarna kuning dan bercampur darah dari

vagina (Ginting dan Sitepu 1989)

Untuk memudahkan deteksi birahi dan efisiensi perkawinan dapat dilakukan

dengan rangsangan birahi (Direktur Jenderal Peternakan 1991) Cara pendeteksian

birahi di lapangan ada 2 (dua) cara yaitu Secara manual melihat langsung tanda-

tanda birahi pada ternak betina yang dilakukan oleh peternak Secara alami

digunakan pejantan pengusik (teaser) dengan cara memasukkan pejantan ke dalam

kandang induk Pejantan akan mendekati dan menaiki betina betina yang sewaktu

diam dinaiki dan menunjukkan tanda-tanda birahi maka domba betina tersebut

sedang birahi

Siklus berahi merupakan jarak waktu berahi periode pertama dengan berahi

periode berikutnya Jarak berahi terjadi sekitar 11-19 hari dengan rata-rata 167 hari

(Toelihere 1985) menurut Partodiharjo (1980) siklus birahi ternak bervarisai seperti

yang tercantum pada tabel 3 Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi siklus

berahi ialah umur ternak bangsa perubahan panjang siang dan panjang malam hari

suhu lingkungan kualitas makanan dan kehadiran pejantan (Tomaszewska et al

1991) Persentase kebuntingan yang tinggi dapat dicapai apabila dilakukan pada saat

yang tepat

13

Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak

Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi

Sapi 21 hari 18-24 hari

Kuda 21 hari 19-21 hari

Domba 165 hari 14-20 hari

Kambing 18 hari 19-21 hari

Babi 21 hari 18-24 hari

Anjing - 6-12 bulan

Sumber Partodihardjo (1980)

Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus

fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus

luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada

fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek

estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat

diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan

pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu

ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi

berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini

estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan

penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya

corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase

corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi

progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus

luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan

Umur dan bobot kawin Pertama

Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan

badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini

karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama

menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu

14

muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan

biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih

berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat

Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama

dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan

hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan

tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa

pubertas

Kebutuhan Zat Makanan Domba

Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup

pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat

dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan

vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi

susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)

Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan

makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang

dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi

1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis

kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto

1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama

yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut

diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak

Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat

menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi

yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan

lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan

pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein

mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas

dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk

domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan

konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh

terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)

15

Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi

secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang

lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak

membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi

cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses

metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin

dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi

hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya

birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir

(Freer dan Dove 2002)

Kebutuhan Energi

Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu

pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi

merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat

lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan

yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk

memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme

zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk

mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)

Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang

harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi

tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan

tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan

hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC

2006)

Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah

defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh

kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut

Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan

memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan

menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada

hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin

16

Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak

domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan

kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur

kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak

sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada

organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam

pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada

ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang

dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan

mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak

Kebutuhan Protein

Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus

untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)

pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk

proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi

dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya

Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa

pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh

dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok

bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan

karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul

daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika

kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak

Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan

ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi

perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan

melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan

kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al

1998)

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba · Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba . Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal ... Domba

5

menentukan produktifitas ruminansia dan ukuran tubuh ternak sangat mempengaruhi

konsumsi pakan (Aregheore 2000) karena dengan mengetahui tingkat konsumsi

pakan dapat ditentukan kadar suatu zat makanan dalam ransum untuk dapat

memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi (Parakkasi 1999) Semakin baik

kualitas makanannya semakin tinggi konsumsi ransum ternak (Parakkasi 1998)

Konsumsi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan

faktor eksternal Faktor internal berasal dari dalam ternak itu sendiri seperti jenis

kelamin bobot badan nafsu makan kesehatan dan kondisi ternak Faktor eksternal

berasal dari pakan dan lingkungan sekitar dimana ternak tersebut hidup konsumsi

pakan juga dipengaruhi oleh palatabilitas Menurut Parakkasi (1999) jumlah pakan

yang diberikan pada ternak sehari-hari harus lebih banyak dari kebutuhan hidup

pokok agar ternak tidak mengalami kesulitan produksi Kebutuhan bahan kering

untuk domba fase pertumbuhan atau dengan bobot badan sekitar 15-25 kg adalah 3

dari bobot badannya atau sekitar 400-500gekorhari (NRC 2006) Sitepu (2011)

dalam penelitiannya melaporkan pemberian rumput dan konsentrat secara terpisah

dengan rasio 4060 menghasilkan konsumsi bahan kering rumput berkisar 20757-

21681 geh dan konsumsi bahan kering konsentrat berkisar 31136-32521 geh

Sulistyowati (1999) dalam penelitiannya melaporkan bahwa ransum yang

terdiri dari hijauan dengan jumlah yang rendah dan konsentrat dengan jumlah yang

tinggi ternyata mampu meningkatan konsumsi bahan kering maupun bahan segar

konsentrat Konsumsi bahan kering rumput berbanding terbalik dengan konsumsi

bahan kering konsentrat Semakin tinggi konsumsi bahan kering konsentrat

menyebabkan konsumsi bahan kering rumput menurun Freer dan Dove (2002)

menyatakan bahwa konsumsi konsentrat melebihi 320 gh pada domba yang

digembalakan dapat menurunkan konsumsi hijauan Forbes (2007) menyatakan

bahwa tingginya propionat yang dihasilkan konsentrat dapat menurunkan kecernaan

rumput sehingga sulitnya rumput yang dicerna pada rumen menyebabkan konsumsi

bahan kering rumput rendah

Konversi Pakan

Konversi ransum adalah salah satu parameter untuk mengetahui efisiensi

penggunaan makanan Konversi pakan ialah banyak zat makanan yang dibutuhkan

untuk menghasilkan satu unit produk Konversi pakan merupakan jumlah pakan yang

6

dikonsumsi untuk mendapatkan kenaikan satu satuan bobot hidup (Parakkasi1998)

Efisiensi dari penggunaan pakan termasuk dalam program pemberian pakan yang

diukur dari konversi pakan atas bobot badan hidup domba Konversi pakan

ditentukan oleh beberapa faktor yaitu suhu lingkungan potensi genetik nutrisi

pakan kandungan energi dan penyakit (Parakkasi 1999) Konversi pakan juga

dipengaruhi oleh jumlah pakan yang dikonsumsi bobot badan gerak atau aktivitas

tubuh musim dan suhu dalam kandang

Kualitas pakan yang dikonsumsi oleh ternak semakin baik maka semakin

efisien dalam penggunaan pakan (Parakkasi 1999) Faktor-faktor yang berpengaruh

pada konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan juga berpengaruh terhadap

konversi ransum Semakin timggi nilai konversi ransum berarti efisiensi penggunaan

ransum semakin rendah dan semakin rendah nilai konversi ransum berarti ransum

yang dibutuhkan untuk menaikkan bobot badan persatuan berat semakin sedikit

Pertambahan Bobot Badan Harian

Salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan adalah

dengan pengukuran bobot badan Pertambahan bobot badan adalah kemampuan

ternak untuk mengubah zat-zat nutrisi yang terdapat dalam pakan menjadi daging

Pertambahan bobot badan merupakan salah satu peubah yang dapat digunakan untuk

menilai kualitas bahan makanan ternak Menurut NRC (2006) pertambahan bobot

badan harian domba sekitar 100 gekorhari sedangkan menurut Tomaszewska et al

(1993) pertambahan bobot badan harian domba untuk daerah tropis adalah 70

gekorhari

Pertumbuhan selanjutnya didefinisikan sebagai perubahan ukuran yang

meliputi perubahan bobot hidup bentuk dimensi linier dan komposisi tubuh

termasuk perubahaan organ-organ dan jaringan tersebut berlangsung secara gradual

hingga tercapai ukuran dan bentuk karakteristik masing-masing organ dan jaringan

tersebut (Soeparno1994) Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh kualitas dan

kuantitas ransum yang diberikan Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam laju

pertambahan bobot badan adalah genetik dan lingkungan Faktor genetik

berhubungan dengan kecepatan dan sifat tumbuh yang diwariskan oleh tetuanya dan

jenis ternak Faktor lingkungan diantaranya adalah manajemen pemeliharaan dan

pakan (Church 1991)

7

Bahan Pakan

Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna

sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya

(Tillman et al 1998) Adapun bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain

Rumput Lapang

Rumput lapang adalah campuran dari beberapa jenis rumput lokal yang

umumnya tumbuh secara alami dengan daya produksi dan kualitas nutrien yang

rendah Rumput lapang banyak terdapat di sekitar sawah pegunungan tepi jalan

dan semak-semak Wiradarya (1989) menyatakan bahwa rumput lapang mudah

diperiksa murah dan pengelolaannya mudah Pemberian rumput lapang segar

sebagai pakan cukup baik dalam produksi maupun reproduksi selama pemeliharaan

Jagung

Jagung adalah bahan makanan yang sangat baik untuk ternak Jagung sangat

disukai ternak dan pemakaiannya dalam ransum ternak tidak ada pembatasan kecuali

untuk ternak yang akan digunakan sebagai bibit Dalam peternakan jagung

digunakan sebagai bahan utama pembuat konsentrat Jagung digunakan sebagai

bahan makanan sumber energi karena mengandung TDN sebesar 8080 (Sutardi

1981) Jagung kaya energi dan rendah dalam serat dan serta mineral Jagung

merupakan sumber energi tercerna yang unggul tetapi jagung rendah protein dan

proteinnya berkualitas rendah (defisien lisin) protein jagung sekitar 85 (NRC

1994)

Bungkil Kelapa

Bungkil kelapa merupakan hasil ikutan yang didapat dari ekstraksi daging

buah kelapa segarkering (SNI 1996) Bungkil kelapa dapat digunakan untuk

mensuplai sebagian protein yang diperlukan untuk ternak (Pond et al 1995)

Tillman et al (1998) menyatakan bungkil kelapa memiliki komposisi kimia yang

bervariasi akan tetapi kandungan zat makanan yang utama adalah protein kasar

yaitu sebanyak 216 sehingga bungkil kelapa termasuk sumber protein untuk

ternak Kandungan serat kasar dari bungkil kelapa cukup tinggi yaitu sekitar 15

8

dan ini merupakan sifat dari bungkil kelapa atau ampas bahan makanan yang berasal

dari tumbuhan

Onggok

Onggok merupakan bahan pakan ternak berupa padatan hasil sampingan dari

proses pengolahan singkong atau ubi kayu menjadi tepung tapioka Sebanyak dua per

tiga singkong dikonsumsi oleh manusia dan sisanya digunakan untuk pakan ternak

(Nwokoro et al 2002) Ketersediaan onggok pun terus meningkat sejalan dengan

meningkatnya produksi ubi kayu (Supriyati 2003) Produksi singkong di Indonesia

pada tahun 2008 mencapai 21756991 (BPS 2009) Sebagai sumber energi onggok

lebih rendah dibandingkan dengan jagung dan ubi kayu akan tetapi lebih tinggi

daripada dedak Ditinjau dari komposisi zat makanannya onggok merupakan pakan

sumber energi dengan kandungan BETN 8633 namun kandungan protein yang

rendah (221) disertai dengan kandungan serat kasar yang tinggi (1116) (Lubis

et al 2007)

Molases

Molases merupakan hasil sampingan pada industri pengolahan gula dengan

wujud bentuk cair atau dengan kata lain limbah utama dalam industri pemurnian

gula (Cheeke 1999) Molases atau yang biasa dikenal dengan tetes dapat digunakan

sebagai bahan makanan ternak yang berenergi tinggi Disamping rasanya manis

keuntungan penggunaan molases untuk pakan ternak adalah kadar karbohidrat tinggi

(48-60 sebagai gula) kadar mineral cukup dan rasanya disukai ternak Kadar

kalium molases yang tinggi dapat menyebabkan diare jika konsumsinya terlalu

banyak (Rangkuti et al 1995)

Urea

Urea merupakan salah satu sumber nitrogen bukan protein (NBP) yang

berbentuk kristal putih bersifat mudah larut dalam air dan mengandung 45

nitrogen (Parakkasi 1995) Urea dalam proses fermentasi akan diuraikan kembali

oleh enzim urease menjadi amonia dan karbondioksida dan selanjutnya amonia akan

digunakan untuk menbentuk asam amino Dalam penggunaannya ada beberapa

syarat yang harus dipenuhi pada penambahan urea yaitu ketersediaan karbohidrat

9

yang mudah dicerna harus dicampur dengan baik dengan bahan pakan lain

diberikan pada waktu adaptasi dua sampai dengan tiga minggu serta pemberiaanya

disarankan disertai dengan penambahan mineral (Parakkasi 1995)

Mineral Mix

Menurut Parakkasi (1999) kebutuhan Ca dan P untuk ternak ruminansia

menjadi unsur yang sangat penting diperhatikan pada hampir semua kondisi

pemberian pakan Dari beberapa mineral makro yang dibutuhkan ternak hanya

garam (NaCl) kalsium (Ca) phospor (P) secara rutin ditambahkan ke ransum

ternak Garam merupakan salah satu bahan baku mikro yang dapat digunakan dalam

ransum ternak Garam paling umum terdapat dalam ransum berasal dari satu

sumber tidak mahal dan relatif mudah diuji Sifat fisik garam sebagai bahan uji

adalah lebih padat bentuk kubik dan lebih kecil dibanding partikel lain Pengujian

sampel yang mengandung garam dapat dilakukan dengan teknik pengujian Na+ atau

Cl- Garam dapur atau NaCl ini merupakan bahan alami yang di gunakan untuk

melengkapi mineral-mineral lainnaya yang dibutuhkan oleh ternak Dikalsium Fospat

(Dicalsium Phospate DCP) merupakan bahan untuk melengkapi kebutuhan kalsium

dan phosphate bagi ternak DCP yang dibutuhkan adalah 1-2

Income Over Feed Cost

Analisis ekonomi sangat penting dalam usaha penggemukan domba karena

tujuan akhir dari penggemukan adalah untuk mendapatkan keuntungan Salah satu

perhitungan yang dapat digunakan adalah Income Over Feed Cost (IOFC) yaitu

pendapatan dari pemeliharaan setelah dikurangi biaya pakan selama penggemukan

Faktor yang dapat berpengaruh penting dalam perhitungan IOFC adalah pertambahan

bobot badan selain pemeliharaan konsumsi pakan dan harga pakan (Mulyaningsih

2006) Pertumbuhan yang baik belum tentu menjamin keuntungan maksimum tapi

pertumbuhan yang baik dan diikuti dengan konversi pakan yang baik pada serta

biaya pakan yang minimal akan mendapatkan keuntungan yang maksimal

Sifat Reproduksi Domba Betina

Reproduksi merupakan proses perkembangbiakan suatu makhluk hidup

dimulai sejak bersatunya sel telur makhluk hidup betina dengan sel mani dari jantan

10

menjadi makhluk hidup baru yang disebut zigot disusul dengan kebuntingan dan

diakhiri dengan kelahiran anak Daya reproduksi kelompok ternak yang tinggi

disertai dengan pengelolaan ternak yang baik akan menghasilkan efisiensi reproduksi

yang tinggi pula (Hardjopranjoto 1995) Prinsip-prinsip reproduksi dan cara

pengendaliannya penyebab menurunnya efisiensi reproduksi serta cara-cara untuk

meningkatnya merupakan hal penting untuk meningkatkan efisiensi produksi dalam

usaha peternakan (Tomaszewska et al 1991)

Performans reproduksi ternak ruminansia pada daerah tropis umumnya

ditentukan oleh empat faktor yaitu genetik lingkungan fisik nutrisi dan manajemen

( Smith dan Akinbamijo 2000) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reproduksi

adalah dewasa kelamin dan perkawinan pertama masa dan tanda-tanda berahi serta

siklus berahi saat perkawinan yang tepat di waktu berahi lama bunting perkawinan

kembali setelah beranak cara perkawinan dan kegagalan reproduksi serta

penanggulangannya (Ginting dan Sitepu 1989)

Pubertas

Pubertas atau dewasa kelamin adalah umur atau waktu dimana organ-organ

reproduksi mulai berfungsi atau umur pada saat estrus pertama kali yang disertai

ovulasi Umur dewasa kelamin pada berbagai jenis ternak tercantum pada Tabel 2

Tabel 2 Umur Dewasa Kelamin pada Berbagai jenis ternak

Jenis Ternak Umur Pubertas Variasi

Sapi 12 bulan 6-24 bulan

Kuda 18 bulan 10-24 bulan

Domba 8 bulan 4-12 bulan

Kambing 8 bulan 4-12 bulan

Kerbau 24 bulan 12-40 bulan

Babi 6 bulan 4-8 bulan

Sumber Partodihardjo (1980)

Pubertas terjadi ketika gonadotropin dihasilkan oleh hypopysis anterior dalam

konsentrasi yang cukup tinggi untuk menginisiasi folikel dan ovulasi Pada hewan

jantan pubertas ditadai dengan kemampuan hewan untuk berkopulasi dan

menghasilkan sperma disamping perubahan-perubahan kelamin sekunder lain

11

Sedangkan pada hewan betina ditandai dengan terjadinya estrus dan ovulasi

(Toelihere 1993) Pubertas pada domba dapat dicapai pada umur bervariasi 6 ndash 12

bulan atau pada berat sekitar 55-60 dari berat badan dewasa (Sutama et al 1995)

Beberapa faktor yang mempengaruhi pubertas antara lain faktor ternak itu

sendiri dan lingkungan yaitu

a Nutrisi

Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama

dari hewan yaitu bobot badan pada saat pencapaian pubertas

b Musim

Musim sangat mempengaruhi pada alat reproduksi hewan Biasanya ternak

birahi pada musim semi karena untuk menjaga kesehatan serta ketersediaan

pakan yang sudah tercukupi

c Suhu

Masa pubertas juga dipengaruhi oleh suhu Suatu lingkungan dengan suhu

ideal akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan suatu

ternak terutama pada masa-masa pubertasnya Suhu yang terlalu dingin atau

terlalu panas (tidak normal) akan mengganggu hal tersebut

d Makanan

Pakan yang diberikan atau makanan yang diperoleh oleh ternak baik itu

jumlah maupun kualitasnya baik akan mempercepat pubertas

e Musim Kawin

Musim kawin juga mempengaruhi pubertas Ketika musim kawin terjadi

banyak ternak yang terangsang baik itu yang sudah dewasa maupun yang

belum dewasa sekalipun Sehingga kondisi tersebut dapat mempercepat

pubertas pada ternak yang belum dewasa terutama dewasa kelaminnya

Faktor yang mempengaruhi musim kawin antara lain lamanya siang hari

mekanisme hormonal

f Pengaruh Ternak Jantan

Stimulasi pejantan melalui kontak suara bau dan fisik terjadi pada sistem

hpotalamus dan menyebabkan terjadi sekresi LH dan ovulasi yang

menyebabkan terjadinya birahi (Tomaszewska 1991)

12

Pubertas yang lebih awal akan menguntungkan karena dapat mengurangi

masa tidak produktif dan memperpanjang masa hidup produktif ternak Selain itu

dapat terjadi peningkatan genetik lebih cepat karena interval generasi berkurang bila

dilakukan seleksi dengan baik dan program seleksi yang efektif (Tomaszewska et al

1991)

Siklus birahi

Hewan betina yang masih dara akan menunjukkan birahi pertama bila berat

badannya telah mencapai 55-60 dari berat badan dewasa serta didukung dengan

pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik

Tanda-tanda berahi yang paling penting adalah domba kelihatan tidak tenang

gelisah dan nafsu makan biasanya turun vulva tampak bengkak merah hangat dan

keluar cairan seperti lendir mirip putih telur dari vagina bulu dipangkal ekor rontok

dan akan diam bila dinaiki pejantan Kadang-kadang tanda tersebut tidak jelas dan

tipe berahi ini disebut ldquoberahi tenangrdquo atau silent heat (birahi tersembunyi) Tanda-

tanda berahi berakhir adalah keluar lendir berwarna kuning dan bercampur darah dari

vagina (Ginting dan Sitepu 1989)

Untuk memudahkan deteksi birahi dan efisiensi perkawinan dapat dilakukan

dengan rangsangan birahi (Direktur Jenderal Peternakan 1991) Cara pendeteksian

birahi di lapangan ada 2 (dua) cara yaitu Secara manual melihat langsung tanda-

tanda birahi pada ternak betina yang dilakukan oleh peternak Secara alami

digunakan pejantan pengusik (teaser) dengan cara memasukkan pejantan ke dalam

kandang induk Pejantan akan mendekati dan menaiki betina betina yang sewaktu

diam dinaiki dan menunjukkan tanda-tanda birahi maka domba betina tersebut

sedang birahi

Siklus berahi merupakan jarak waktu berahi periode pertama dengan berahi

periode berikutnya Jarak berahi terjadi sekitar 11-19 hari dengan rata-rata 167 hari

(Toelihere 1985) menurut Partodiharjo (1980) siklus birahi ternak bervarisai seperti

yang tercantum pada tabel 3 Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi siklus

berahi ialah umur ternak bangsa perubahan panjang siang dan panjang malam hari

suhu lingkungan kualitas makanan dan kehadiran pejantan (Tomaszewska et al

1991) Persentase kebuntingan yang tinggi dapat dicapai apabila dilakukan pada saat

yang tepat

13

Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak

Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi

Sapi 21 hari 18-24 hari

Kuda 21 hari 19-21 hari

Domba 165 hari 14-20 hari

Kambing 18 hari 19-21 hari

Babi 21 hari 18-24 hari

Anjing - 6-12 bulan

Sumber Partodihardjo (1980)

Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus

fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus

luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada

fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek

estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat

diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan

pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu

ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi

berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini

estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan

penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya

corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase

corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi

progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus

luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan

Umur dan bobot kawin Pertama

Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan

badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini

karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama

menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu

14

muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan

biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih

berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat

Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama

dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan

hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan

tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa

pubertas

Kebutuhan Zat Makanan Domba

Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup

pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat

dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan

vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi

susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)

Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan

makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang

dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi

1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis

kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto

1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama

yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut

diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak

Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat

menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi

yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan

lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan

pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein

mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas

dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk

domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan

konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh

terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)

15

Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi

secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang

lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak

membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi

cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses

metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin

dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi

hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya

birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir

(Freer dan Dove 2002)

Kebutuhan Energi

Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu

pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi

merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat

lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan

yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk

memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme

zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk

mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)

Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang

harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi

tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan

tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan

hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC

2006)

Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah

defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh

kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut

Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan

memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan

menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada

hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin

16

Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak

domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan

kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur

kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak

sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada

organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam

pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada

ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang

dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan

mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak

Kebutuhan Protein

Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus

untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)

pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk

proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi

dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya

Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa

pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh

dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok

bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan

karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul

daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika

kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak

Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan

ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi

perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan

melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan

kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al

1998)

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba · Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba . Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal ... Domba

6

dikonsumsi untuk mendapatkan kenaikan satu satuan bobot hidup (Parakkasi1998)

Efisiensi dari penggunaan pakan termasuk dalam program pemberian pakan yang

diukur dari konversi pakan atas bobot badan hidup domba Konversi pakan

ditentukan oleh beberapa faktor yaitu suhu lingkungan potensi genetik nutrisi

pakan kandungan energi dan penyakit (Parakkasi 1999) Konversi pakan juga

dipengaruhi oleh jumlah pakan yang dikonsumsi bobot badan gerak atau aktivitas

tubuh musim dan suhu dalam kandang

Kualitas pakan yang dikonsumsi oleh ternak semakin baik maka semakin

efisien dalam penggunaan pakan (Parakkasi 1999) Faktor-faktor yang berpengaruh

pada konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan juga berpengaruh terhadap

konversi ransum Semakin timggi nilai konversi ransum berarti efisiensi penggunaan

ransum semakin rendah dan semakin rendah nilai konversi ransum berarti ransum

yang dibutuhkan untuk menaikkan bobot badan persatuan berat semakin sedikit

Pertambahan Bobot Badan Harian

Salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan adalah

dengan pengukuran bobot badan Pertambahan bobot badan adalah kemampuan

ternak untuk mengubah zat-zat nutrisi yang terdapat dalam pakan menjadi daging

Pertambahan bobot badan merupakan salah satu peubah yang dapat digunakan untuk

menilai kualitas bahan makanan ternak Menurut NRC (2006) pertambahan bobot

badan harian domba sekitar 100 gekorhari sedangkan menurut Tomaszewska et al

(1993) pertambahan bobot badan harian domba untuk daerah tropis adalah 70

gekorhari

Pertumbuhan selanjutnya didefinisikan sebagai perubahan ukuran yang

meliputi perubahan bobot hidup bentuk dimensi linier dan komposisi tubuh

termasuk perubahaan organ-organ dan jaringan tersebut berlangsung secara gradual

hingga tercapai ukuran dan bentuk karakteristik masing-masing organ dan jaringan

tersebut (Soeparno1994) Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh kualitas dan

kuantitas ransum yang diberikan Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam laju

pertambahan bobot badan adalah genetik dan lingkungan Faktor genetik

berhubungan dengan kecepatan dan sifat tumbuh yang diwariskan oleh tetuanya dan

jenis ternak Faktor lingkungan diantaranya adalah manajemen pemeliharaan dan

pakan (Church 1991)

7

Bahan Pakan

Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna

sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya

(Tillman et al 1998) Adapun bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain

Rumput Lapang

Rumput lapang adalah campuran dari beberapa jenis rumput lokal yang

umumnya tumbuh secara alami dengan daya produksi dan kualitas nutrien yang

rendah Rumput lapang banyak terdapat di sekitar sawah pegunungan tepi jalan

dan semak-semak Wiradarya (1989) menyatakan bahwa rumput lapang mudah

diperiksa murah dan pengelolaannya mudah Pemberian rumput lapang segar

sebagai pakan cukup baik dalam produksi maupun reproduksi selama pemeliharaan

Jagung

Jagung adalah bahan makanan yang sangat baik untuk ternak Jagung sangat

disukai ternak dan pemakaiannya dalam ransum ternak tidak ada pembatasan kecuali

untuk ternak yang akan digunakan sebagai bibit Dalam peternakan jagung

digunakan sebagai bahan utama pembuat konsentrat Jagung digunakan sebagai

bahan makanan sumber energi karena mengandung TDN sebesar 8080 (Sutardi

1981) Jagung kaya energi dan rendah dalam serat dan serta mineral Jagung

merupakan sumber energi tercerna yang unggul tetapi jagung rendah protein dan

proteinnya berkualitas rendah (defisien lisin) protein jagung sekitar 85 (NRC

1994)

Bungkil Kelapa

Bungkil kelapa merupakan hasil ikutan yang didapat dari ekstraksi daging

buah kelapa segarkering (SNI 1996) Bungkil kelapa dapat digunakan untuk

mensuplai sebagian protein yang diperlukan untuk ternak (Pond et al 1995)

Tillman et al (1998) menyatakan bungkil kelapa memiliki komposisi kimia yang

bervariasi akan tetapi kandungan zat makanan yang utama adalah protein kasar

yaitu sebanyak 216 sehingga bungkil kelapa termasuk sumber protein untuk

ternak Kandungan serat kasar dari bungkil kelapa cukup tinggi yaitu sekitar 15

8

dan ini merupakan sifat dari bungkil kelapa atau ampas bahan makanan yang berasal

dari tumbuhan

Onggok

Onggok merupakan bahan pakan ternak berupa padatan hasil sampingan dari

proses pengolahan singkong atau ubi kayu menjadi tepung tapioka Sebanyak dua per

tiga singkong dikonsumsi oleh manusia dan sisanya digunakan untuk pakan ternak

(Nwokoro et al 2002) Ketersediaan onggok pun terus meningkat sejalan dengan

meningkatnya produksi ubi kayu (Supriyati 2003) Produksi singkong di Indonesia

pada tahun 2008 mencapai 21756991 (BPS 2009) Sebagai sumber energi onggok

lebih rendah dibandingkan dengan jagung dan ubi kayu akan tetapi lebih tinggi

daripada dedak Ditinjau dari komposisi zat makanannya onggok merupakan pakan

sumber energi dengan kandungan BETN 8633 namun kandungan protein yang

rendah (221) disertai dengan kandungan serat kasar yang tinggi (1116) (Lubis

et al 2007)

Molases

Molases merupakan hasil sampingan pada industri pengolahan gula dengan

wujud bentuk cair atau dengan kata lain limbah utama dalam industri pemurnian

gula (Cheeke 1999) Molases atau yang biasa dikenal dengan tetes dapat digunakan

sebagai bahan makanan ternak yang berenergi tinggi Disamping rasanya manis

keuntungan penggunaan molases untuk pakan ternak adalah kadar karbohidrat tinggi

(48-60 sebagai gula) kadar mineral cukup dan rasanya disukai ternak Kadar

kalium molases yang tinggi dapat menyebabkan diare jika konsumsinya terlalu

banyak (Rangkuti et al 1995)

Urea

Urea merupakan salah satu sumber nitrogen bukan protein (NBP) yang

berbentuk kristal putih bersifat mudah larut dalam air dan mengandung 45

nitrogen (Parakkasi 1995) Urea dalam proses fermentasi akan diuraikan kembali

oleh enzim urease menjadi amonia dan karbondioksida dan selanjutnya amonia akan

digunakan untuk menbentuk asam amino Dalam penggunaannya ada beberapa

syarat yang harus dipenuhi pada penambahan urea yaitu ketersediaan karbohidrat

9

yang mudah dicerna harus dicampur dengan baik dengan bahan pakan lain

diberikan pada waktu adaptasi dua sampai dengan tiga minggu serta pemberiaanya

disarankan disertai dengan penambahan mineral (Parakkasi 1995)

Mineral Mix

Menurut Parakkasi (1999) kebutuhan Ca dan P untuk ternak ruminansia

menjadi unsur yang sangat penting diperhatikan pada hampir semua kondisi

pemberian pakan Dari beberapa mineral makro yang dibutuhkan ternak hanya

garam (NaCl) kalsium (Ca) phospor (P) secara rutin ditambahkan ke ransum

ternak Garam merupakan salah satu bahan baku mikro yang dapat digunakan dalam

ransum ternak Garam paling umum terdapat dalam ransum berasal dari satu

sumber tidak mahal dan relatif mudah diuji Sifat fisik garam sebagai bahan uji

adalah lebih padat bentuk kubik dan lebih kecil dibanding partikel lain Pengujian

sampel yang mengandung garam dapat dilakukan dengan teknik pengujian Na+ atau

Cl- Garam dapur atau NaCl ini merupakan bahan alami yang di gunakan untuk

melengkapi mineral-mineral lainnaya yang dibutuhkan oleh ternak Dikalsium Fospat

(Dicalsium Phospate DCP) merupakan bahan untuk melengkapi kebutuhan kalsium

dan phosphate bagi ternak DCP yang dibutuhkan adalah 1-2

Income Over Feed Cost

Analisis ekonomi sangat penting dalam usaha penggemukan domba karena

tujuan akhir dari penggemukan adalah untuk mendapatkan keuntungan Salah satu

perhitungan yang dapat digunakan adalah Income Over Feed Cost (IOFC) yaitu

pendapatan dari pemeliharaan setelah dikurangi biaya pakan selama penggemukan

Faktor yang dapat berpengaruh penting dalam perhitungan IOFC adalah pertambahan

bobot badan selain pemeliharaan konsumsi pakan dan harga pakan (Mulyaningsih

2006) Pertumbuhan yang baik belum tentu menjamin keuntungan maksimum tapi

pertumbuhan yang baik dan diikuti dengan konversi pakan yang baik pada serta

biaya pakan yang minimal akan mendapatkan keuntungan yang maksimal

Sifat Reproduksi Domba Betina

Reproduksi merupakan proses perkembangbiakan suatu makhluk hidup

dimulai sejak bersatunya sel telur makhluk hidup betina dengan sel mani dari jantan

10

menjadi makhluk hidup baru yang disebut zigot disusul dengan kebuntingan dan

diakhiri dengan kelahiran anak Daya reproduksi kelompok ternak yang tinggi

disertai dengan pengelolaan ternak yang baik akan menghasilkan efisiensi reproduksi

yang tinggi pula (Hardjopranjoto 1995) Prinsip-prinsip reproduksi dan cara

pengendaliannya penyebab menurunnya efisiensi reproduksi serta cara-cara untuk

meningkatnya merupakan hal penting untuk meningkatkan efisiensi produksi dalam

usaha peternakan (Tomaszewska et al 1991)

Performans reproduksi ternak ruminansia pada daerah tropis umumnya

ditentukan oleh empat faktor yaitu genetik lingkungan fisik nutrisi dan manajemen

( Smith dan Akinbamijo 2000) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reproduksi

adalah dewasa kelamin dan perkawinan pertama masa dan tanda-tanda berahi serta

siklus berahi saat perkawinan yang tepat di waktu berahi lama bunting perkawinan

kembali setelah beranak cara perkawinan dan kegagalan reproduksi serta

penanggulangannya (Ginting dan Sitepu 1989)

Pubertas

Pubertas atau dewasa kelamin adalah umur atau waktu dimana organ-organ

reproduksi mulai berfungsi atau umur pada saat estrus pertama kali yang disertai

ovulasi Umur dewasa kelamin pada berbagai jenis ternak tercantum pada Tabel 2

Tabel 2 Umur Dewasa Kelamin pada Berbagai jenis ternak

Jenis Ternak Umur Pubertas Variasi

Sapi 12 bulan 6-24 bulan

Kuda 18 bulan 10-24 bulan

Domba 8 bulan 4-12 bulan

Kambing 8 bulan 4-12 bulan

Kerbau 24 bulan 12-40 bulan

Babi 6 bulan 4-8 bulan

Sumber Partodihardjo (1980)

Pubertas terjadi ketika gonadotropin dihasilkan oleh hypopysis anterior dalam

konsentrasi yang cukup tinggi untuk menginisiasi folikel dan ovulasi Pada hewan

jantan pubertas ditadai dengan kemampuan hewan untuk berkopulasi dan

menghasilkan sperma disamping perubahan-perubahan kelamin sekunder lain

11

Sedangkan pada hewan betina ditandai dengan terjadinya estrus dan ovulasi

(Toelihere 1993) Pubertas pada domba dapat dicapai pada umur bervariasi 6 ndash 12

bulan atau pada berat sekitar 55-60 dari berat badan dewasa (Sutama et al 1995)

Beberapa faktor yang mempengaruhi pubertas antara lain faktor ternak itu

sendiri dan lingkungan yaitu

a Nutrisi

Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama

dari hewan yaitu bobot badan pada saat pencapaian pubertas

b Musim

Musim sangat mempengaruhi pada alat reproduksi hewan Biasanya ternak

birahi pada musim semi karena untuk menjaga kesehatan serta ketersediaan

pakan yang sudah tercukupi

c Suhu

Masa pubertas juga dipengaruhi oleh suhu Suatu lingkungan dengan suhu

ideal akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan suatu

ternak terutama pada masa-masa pubertasnya Suhu yang terlalu dingin atau

terlalu panas (tidak normal) akan mengganggu hal tersebut

d Makanan

Pakan yang diberikan atau makanan yang diperoleh oleh ternak baik itu

jumlah maupun kualitasnya baik akan mempercepat pubertas

e Musim Kawin

Musim kawin juga mempengaruhi pubertas Ketika musim kawin terjadi

banyak ternak yang terangsang baik itu yang sudah dewasa maupun yang

belum dewasa sekalipun Sehingga kondisi tersebut dapat mempercepat

pubertas pada ternak yang belum dewasa terutama dewasa kelaminnya

Faktor yang mempengaruhi musim kawin antara lain lamanya siang hari

mekanisme hormonal

f Pengaruh Ternak Jantan

Stimulasi pejantan melalui kontak suara bau dan fisik terjadi pada sistem

hpotalamus dan menyebabkan terjadi sekresi LH dan ovulasi yang

menyebabkan terjadinya birahi (Tomaszewska 1991)

12

Pubertas yang lebih awal akan menguntungkan karena dapat mengurangi

masa tidak produktif dan memperpanjang masa hidup produktif ternak Selain itu

dapat terjadi peningkatan genetik lebih cepat karena interval generasi berkurang bila

dilakukan seleksi dengan baik dan program seleksi yang efektif (Tomaszewska et al

1991)

Siklus birahi

Hewan betina yang masih dara akan menunjukkan birahi pertama bila berat

badannya telah mencapai 55-60 dari berat badan dewasa serta didukung dengan

pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik

Tanda-tanda berahi yang paling penting adalah domba kelihatan tidak tenang

gelisah dan nafsu makan biasanya turun vulva tampak bengkak merah hangat dan

keluar cairan seperti lendir mirip putih telur dari vagina bulu dipangkal ekor rontok

dan akan diam bila dinaiki pejantan Kadang-kadang tanda tersebut tidak jelas dan

tipe berahi ini disebut ldquoberahi tenangrdquo atau silent heat (birahi tersembunyi) Tanda-

tanda berahi berakhir adalah keluar lendir berwarna kuning dan bercampur darah dari

vagina (Ginting dan Sitepu 1989)

Untuk memudahkan deteksi birahi dan efisiensi perkawinan dapat dilakukan

dengan rangsangan birahi (Direktur Jenderal Peternakan 1991) Cara pendeteksian

birahi di lapangan ada 2 (dua) cara yaitu Secara manual melihat langsung tanda-

tanda birahi pada ternak betina yang dilakukan oleh peternak Secara alami

digunakan pejantan pengusik (teaser) dengan cara memasukkan pejantan ke dalam

kandang induk Pejantan akan mendekati dan menaiki betina betina yang sewaktu

diam dinaiki dan menunjukkan tanda-tanda birahi maka domba betina tersebut

sedang birahi

Siklus berahi merupakan jarak waktu berahi periode pertama dengan berahi

periode berikutnya Jarak berahi terjadi sekitar 11-19 hari dengan rata-rata 167 hari

(Toelihere 1985) menurut Partodiharjo (1980) siklus birahi ternak bervarisai seperti

yang tercantum pada tabel 3 Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi siklus

berahi ialah umur ternak bangsa perubahan panjang siang dan panjang malam hari

suhu lingkungan kualitas makanan dan kehadiran pejantan (Tomaszewska et al

1991) Persentase kebuntingan yang tinggi dapat dicapai apabila dilakukan pada saat

yang tepat

13

Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak

Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi

Sapi 21 hari 18-24 hari

Kuda 21 hari 19-21 hari

Domba 165 hari 14-20 hari

Kambing 18 hari 19-21 hari

Babi 21 hari 18-24 hari

Anjing - 6-12 bulan

Sumber Partodihardjo (1980)

Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus

fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus

luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada

fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek

estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat

diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan

pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu

ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi

berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini

estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan

penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya

corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase

corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi

progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus

luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan

Umur dan bobot kawin Pertama

Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan

badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini

karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama

menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu

14

muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan

biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih

berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat

Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama

dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan

hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan

tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa

pubertas

Kebutuhan Zat Makanan Domba

Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup

pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat

dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan

vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi

susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)

Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan

makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang

dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi

1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis

kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto

1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama

yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut

diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak

Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat

menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi

yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan

lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan

pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein

mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas

dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk

domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan

konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh

terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)

15

Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi

secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang

lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak

membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi

cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses

metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin

dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi

hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya

birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir

(Freer dan Dove 2002)

Kebutuhan Energi

Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu

pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi

merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat

lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan

yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk

memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme

zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk

mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)

Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang

harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi

tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan

tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan

hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC

2006)

Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah

defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh

kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut

Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan

memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan

menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada

hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin

16

Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak

domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan

kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur

kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak

sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada

organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam

pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada

ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang

dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan

mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak

Kebutuhan Protein

Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus

untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)

pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk

proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi

dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya

Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa

pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh

dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok

bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan

karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul

daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika

kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak

Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan

ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi

perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan

melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan

kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al

1998)

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba · Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba . Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal ... Domba

7

Bahan Pakan

Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna

sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya

(Tillman et al 1998) Adapun bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain

Rumput Lapang

Rumput lapang adalah campuran dari beberapa jenis rumput lokal yang

umumnya tumbuh secara alami dengan daya produksi dan kualitas nutrien yang

rendah Rumput lapang banyak terdapat di sekitar sawah pegunungan tepi jalan

dan semak-semak Wiradarya (1989) menyatakan bahwa rumput lapang mudah

diperiksa murah dan pengelolaannya mudah Pemberian rumput lapang segar

sebagai pakan cukup baik dalam produksi maupun reproduksi selama pemeliharaan

Jagung

Jagung adalah bahan makanan yang sangat baik untuk ternak Jagung sangat

disukai ternak dan pemakaiannya dalam ransum ternak tidak ada pembatasan kecuali

untuk ternak yang akan digunakan sebagai bibit Dalam peternakan jagung

digunakan sebagai bahan utama pembuat konsentrat Jagung digunakan sebagai

bahan makanan sumber energi karena mengandung TDN sebesar 8080 (Sutardi

1981) Jagung kaya energi dan rendah dalam serat dan serta mineral Jagung

merupakan sumber energi tercerna yang unggul tetapi jagung rendah protein dan

proteinnya berkualitas rendah (defisien lisin) protein jagung sekitar 85 (NRC

1994)

Bungkil Kelapa

Bungkil kelapa merupakan hasil ikutan yang didapat dari ekstraksi daging

buah kelapa segarkering (SNI 1996) Bungkil kelapa dapat digunakan untuk

mensuplai sebagian protein yang diperlukan untuk ternak (Pond et al 1995)

Tillman et al (1998) menyatakan bungkil kelapa memiliki komposisi kimia yang

bervariasi akan tetapi kandungan zat makanan yang utama adalah protein kasar

yaitu sebanyak 216 sehingga bungkil kelapa termasuk sumber protein untuk

ternak Kandungan serat kasar dari bungkil kelapa cukup tinggi yaitu sekitar 15

8

dan ini merupakan sifat dari bungkil kelapa atau ampas bahan makanan yang berasal

dari tumbuhan

Onggok

Onggok merupakan bahan pakan ternak berupa padatan hasil sampingan dari

proses pengolahan singkong atau ubi kayu menjadi tepung tapioka Sebanyak dua per

tiga singkong dikonsumsi oleh manusia dan sisanya digunakan untuk pakan ternak

(Nwokoro et al 2002) Ketersediaan onggok pun terus meningkat sejalan dengan

meningkatnya produksi ubi kayu (Supriyati 2003) Produksi singkong di Indonesia

pada tahun 2008 mencapai 21756991 (BPS 2009) Sebagai sumber energi onggok

lebih rendah dibandingkan dengan jagung dan ubi kayu akan tetapi lebih tinggi

daripada dedak Ditinjau dari komposisi zat makanannya onggok merupakan pakan

sumber energi dengan kandungan BETN 8633 namun kandungan protein yang

rendah (221) disertai dengan kandungan serat kasar yang tinggi (1116) (Lubis

et al 2007)

Molases

Molases merupakan hasil sampingan pada industri pengolahan gula dengan

wujud bentuk cair atau dengan kata lain limbah utama dalam industri pemurnian

gula (Cheeke 1999) Molases atau yang biasa dikenal dengan tetes dapat digunakan

sebagai bahan makanan ternak yang berenergi tinggi Disamping rasanya manis

keuntungan penggunaan molases untuk pakan ternak adalah kadar karbohidrat tinggi

(48-60 sebagai gula) kadar mineral cukup dan rasanya disukai ternak Kadar

kalium molases yang tinggi dapat menyebabkan diare jika konsumsinya terlalu

banyak (Rangkuti et al 1995)

Urea

Urea merupakan salah satu sumber nitrogen bukan protein (NBP) yang

berbentuk kristal putih bersifat mudah larut dalam air dan mengandung 45

nitrogen (Parakkasi 1995) Urea dalam proses fermentasi akan diuraikan kembali

oleh enzim urease menjadi amonia dan karbondioksida dan selanjutnya amonia akan

digunakan untuk menbentuk asam amino Dalam penggunaannya ada beberapa

syarat yang harus dipenuhi pada penambahan urea yaitu ketersediaan karbohidrat

9

yang mudah dicerna harus dicampur dengan baik dengan bahan pakan lain

diberikan pada waktu adaptasi dua sampai dengan tiga minggu serta pemberiaanya

disarankan disertai dengan penambahan mineral (Parakkasi 1995)

Mineral Mix

Menurut Parakkasi (1999) kebutuhan Ca dan P untuk ternak ruminansia

menjadi unsur yang sangat penting diperhatikan pada hampir semua kondisi

pemberian pakan Dari beberapa mineral makro yang dibutuhkan ternak hanya

garam (NaCl) kalsium (Ca) phospor (P) secara rutin ditambahkan ke ransum

ternak Garam merupakan salah satu bahan baku mikro yang dapat digunakan dalam

ransum ternak Garam paling umum terdapat dalam ransum berasal dari satu

sumber tidak mahal dan relatif mudah diuji Sifat fisik garam sebagai bahan uji

adalah lebih padat bentuk kubik dan lebih kecil dibanding partikel lain Pengujian

sampel yang mengandung garam dapat dilakukan dengan teknik pengujian Na+ atau

Cl- Garam dapur atau NaCl ini merupakan bahan alami yang di gunakan untuk

melengkapi mineral-mineral lainnaya yang dibutuhkan oleh ternak Dikalsium Fospat

(Dicalsium Phospate DCP) merupakan bahan untuk melengkapi kebutuhan kalsium

dan phosphate bagi ternak DCP yang dibutuhkan adalah 1-2

Income Over Feed Cost

Analisis ekonomi sangat penting dalam usaha penggemukan domba karena

tujuan akhir dari penggemukan adalah untuk mendapatkan keuntungan Salah satu

perhitungan yang dapat digunakan adalah Income Over Feed Cost (IOFC) yaitu

pendapatan dari pemeliharaan setelah dikurangi biaya pakan selama penggemukan

Faktor yang dapat berpengaruh penting dalam perhitungan IOFC adalah pertambahan

bobot badan selain pemeliharaan konsumsi pakan dan harga pakan (Mulyaningsih

2006) Pertumbuhan yang baik belum tentu menjamin keuntungan maksimum tapi

pertumbuhan yang baik dan diikuti dengan konversi pakan yang baik pada serta

biaya pakan yang minimal akan mendapatkan keuntungan yang maksimal

Sifat Reproduksi Domba Betina

Reproduksi merupakan proses perkembangbiakan suatu makhluk hidup

dimulai sejak bersatunya sel telur makhluk hidup betina dengan sel mani dari jantan

10

menjadi makhluk hidup baru yang disebut zigot disusul dengan kebuntingan dan

diakhiri dengan kelahiran anak Daya reproduksi kelompok ternak yang tinggi

disertai dengan pengelolaan ternak yang baik akan menghasilkan efisiensi reproduksi

yang tinggi pula (Hardjopranjoto 1995) Prinsip-prinsip reproduksi dan cara

pengendaliannya penyebab menurunnya efisiensi reproduksi serta cara-cara untuk

meningkatnya merupakan hal penting untuk meningkatkan efisiensi produksi dalam

usaha peternakan (Tomaszewska et al 1991)

Performans reproduksi ternak ruminansia pada daerah tropis umumnya

ditentukan oleh empat faktor yaitu genetik lingkungan fisik nutrisi dan manajemen

( Smith dan Akinbamijo 2000) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reproduksi

adalah dewasa kelamin dan perkawinan pertama masa dan tanda-tanda berahi serta

siklus berahi saat perkawinan yang tepat di waktu berahi lama bunting perkawinan

kembali setelah beranak cara perkawinan dan kegagalan reproduksi serta

penanggulangannya (Ginting dan Sitepu 1989)

Pubertas

Pubertas atau dewasa kelamin adalah umur atau waktu dimana organ-organ

reproduksi mulai berfungsi atau umur pada saat estrus pertama kali yang disertai

ovulasi Umur dewasa kelamin pada berbagai jenis ternak tercantum pada Tabel 2

Tabel 2 Umur Dewasa Kelamin pada Berbagai jenis ternak

Jenis Ternak Umur Pubertas Variasi

Sapi 12 bulan 6-24 bulan

Kuda 18 bulan 10-24 bulan

Domba 8 bulan 4-12 bulan

Kambing 8 bulan 4-12 bulan

Kerbau 24 bulan 12-40 bulan

Babi 6 bulan 4-8 bulan

Sumber Partodihardjo (1980)

Pubertas terjadi ketika gonadotropin dihasilkan oleh hypopysis anterior dalam

konsentrasi yang cukup tinggi untuk menginisiasi folikel dan ovulasi Pada hewan

jantan pubertas ditadai dengan kemampuan hewan untuk berkopulasi dan

menghasilkan sperma disamping perubahan-perubahan kelamin sekunder lain

11

Sedangkan pada hewan betina ditandai dengan terjadinya estrus dan ovulasi

(Toelihere 1993) Pubertas pada domba dapat dicapai pada umur bervariasi 6 ndash 12

bulan atau pada berat sekitar 55-60 dari berat badan dewasa (Sutama et al 1995)

Beberapa faktor yang mempengaruhi pubertas antara lain faktor ternak itu

sendiri dan lingkungan yaitu

a Nutrisi

Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama

dari hewan yaitu bobot badan pada saat pencapaian pubertas

b Musim

Musim sangat mempengaruhi pada alat reproduksi hewan Biasanya ternak

birahi pada musim semi karena untuk menjaga kesehatan serta ketersediaan

pakan yang sudah tercukupi

c Suhu

Masa pubertas juga dipengaruhi oleh suhu Suatu lingkungan dengan suhu

ideal akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan suatu

ternak terutama pada masa-masa pubertasnya Suhu yang terlalu dingin atau

terlalu panas (tidak normal) akan mengganggu hal tersebut

d Makanan

Pakan yang diberikan atau makanan yang diperoleh oleh ternak baik itu

jumlah maupun kualitasnya baik akan mempercepat pubertas

e Musim Kawin

Musim kawin juga mempengaruhi pubertas Ketika musim kawin terjadi

banyak ternak yang terangsang baik itu yang sudah dewasa maupun yang

belum dewasa sekalipun Sehingga kondisi tersebut dapat mempercepat

pubertas pada ternak yang belum dewasa terutama dewasa kelaminnya

Faktor yang mempengaruhi musim kawin antara lain lamanya siang hari

mekanisme hormonal

f Pengaruh Ternak Jantan

Stimulasi pejantan melalui kontak suara bau dan fisik terjadi pada sistem

hpotalamus dan menyebabkan terjadi sekresi LH dan ovulasi yang

menyebabkan terjadinya birahi (Tomaszewska 1991)

12

Pubertas yang lebih awal akan menguntungkan karena dapat mengurangi

masa tidak produktif dan memperpanjang masa hidup produktif ternak Selain itu

dapat terjadi peningkatan genetik lebih cepat karena interval generasi berkurang bila

dilakukan seleksi dengan baik dan program seleksi yang efektif (Tomaszewska et al

1991)

Siklus birahi

Hewan betina yang masih dara akan menunjukkan birahi pertama bila berat

badannya telah mencapai 55-60 dari berat badan dewasa serta didukung dengan

pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik

Tanda-tanda berahi yang paling penting adalah domba kelihatan tidak tenang

gelisah dan nafsu makan biasanya turun vulva tampak bengkak merah hangat dan

keluar cairan seperti lendir mirip putih telur dari vagina bulu dipangkal ekor rontok

dan akan diam bila dinaiki pejantan Kadang-kadang tanda tersebut tidak jelas dan

tipe berahi ini disebut ldquoberahi tenangrdquo atau silent heat (birahi tersembunyi) Tanda-

tanda berahi berakhir adalah keluar lendir berwarna kuning dan bercampur darah dari

vagina (Ginting dan Sitepu 1989)

Untuk memudahkan deteksi birahi dan efisiensi perkawinan dapat dilakukan

dengan rangsangan birahi (Direktur Jenderal Peternakan 1991) Cara pendeteksian

birahi di lapangan ada 2 (dua) cara yaitu Secara manual melihat langsung tanda-

tanda birahi pada ternak betina yang dilakukan oleh peternak Secara alami

digunakan pejantan pengusik (teaser) dengan cara memasukkan pejantan ke dalam

kandang induk Pejantan akan mendekati dan menaiki betina betina yang sewaktu

diam dinaiki dan menunjukkan tanda-tanda birahi maka domba betina tersebut

sedang birahi

Siklus berahi merupakan jarak waktu berahi periode pertama dengan berahi

periode berikutnya Jarak berahi terjadi sekitar 11-19 hari dengan rata-rata 167 hari

(Toelihere 1985) menurut Partodiharjo (1980) siklus birahi ternak bervarisai seperti

yang tercantum pada tabel 3 Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi siklus

berahi ialah umur ternak bangsa perubahan panjang siang dan panjang malam hari

suhu lingkungan kualitas makanan dan kehadiran pejantan (Tomaszewska et al

1991) Persentase kebuntingan yang tinggi dapat dicapai apabila dilakukan pada saat

yang tepat

13

Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak

Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi

Sapi 21 hari 18-24 hari

Kuda 21 hari 19-21 hari

Domba 165 hari 14-20 hari

Kambing 18 hari 19-21 hari

Babi 21 hari 18-24 hari

Anjing - 6-12 bulan

Sumber Partodihardjo (1980)

Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus

fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus

luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada

fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek

estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat

diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan

pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu

ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi

berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini

estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan

penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya

corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase

corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi

progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus

luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan

Umur dan bobot kawin Pertama

Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan

badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini

karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama

menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu

14

muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan

biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih

berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat

Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama

dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan

hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan

tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa

pubertas

Kebutuhan Zat Makanan Domba

Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup

pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat

dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan

vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi

susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)

Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan

makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang

dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi

1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis

kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto

1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama

yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut

diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak

Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat

menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi

yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan

lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan

pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein

mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas

dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk

domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan

konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh

terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)

15

Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi

secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang

lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak

membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi

cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses

metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin

dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi

hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya

birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir

(Freer dan Dove 2002)

Kebutuhan Energi

Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu

pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi

merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat

lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan

yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk

memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme

zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk

mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)

Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang

harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi

tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan

tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan

hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC

2006)

Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah

defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh

kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut

Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan

memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan

menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada

hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin

16

Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak

domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan

kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur

kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak

sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada

organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam

pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada

ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang

dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan

mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak

Kebutuhan Protein

Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus

untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)

pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk

proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi

dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya

Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa

pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh

dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok

bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan

karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul

daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika

kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak

Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan

ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi

perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan

melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan

kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al

1998)

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba · Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba . Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal ... Domba

8

dan ini merupakan sifat dari bungkil kelapa atau ampas bahan makanan yang berasal

dari tumbuhan

Onggok

Onggok merupakan bahan pakan ternak berupa padatan hasil sampingan dari

proses pengolahan singkong atau ubi kayu menjadi tepung tapioka Sebanyak dua per

tiga singkong dikonsumsi oleh manusia dan sisanya digunakan untuk pakan ternak

(Nwokoro et al 2002) Ketersediaan onggok pun terus meningkat sejalan dengan

meningkatnya produksi ubi kayu (Supriyati 2003) Produksi singkong di Indonesia

pada tahun 2008 mencapai 21756991 (BPS 2009) Sebagai sumber energi onggok

lebih rendah dibandingkan dengan jagung dan ubi kayu akan tetapi lebih tinggi

daripada dedak Ditinjau dari komposisi zat makanannya onggok merupakan pakan

sumber energi dengan kandungan BETN 8633 namun kandungan protein yang

rendah (221) disertai dengan kandungan serat kasar yang tinggi (1116) (Lubis

et al 2007)

Molases

Molases merupakan hasil sampingan pada industri pengolahan gula dengan

wujud bentuk cair atau dengan kata lain limbah utama dalam industri pemurnian

gula (Cheeke 1999) Molases atau yang biasa dikenal dengan tetes dapat digunakan

sebagai bahan makanan ternak yang berenergi tinggi Disamping rasanya manis

keuntungan penggunaan molases untuk pakan ternak adalah kadar karbohidrat tinggi

(48-60 sebagai gula) kadar mineral cukup dan rasanya disukai ternak Kadar

kalium molases yang tinggi dapat menyebabkan diare jika konsumsinya terlalu

banyak (Rangkuti et al 1995)

Urea

Urea merupakan salah satu sumber nitrogen bukan protein (NBP) yang

berbentuk kristal putih bersifat mudah larut dalam air dan mengandung 45

nitrogen (Parakkasi 1995) Urea dalam proses fermentasi akan diuraikan kembali

oleh enzim urease menjadi amonia dan karbondioksida dan selanjutnya amonia akan

digunakan untuk menbentuk asam amino Dalam penggunaannya ada beberapa

syarat yang harus dipenuhi pada penambahan urea yaitu ketersediaan karbohidrat

9

yang mudah dicerna harus dicampur dengan baik dengan bahan pakan lain

diberikan pada waktu adaptasi dua sampai dengan tiga minggu serta pemberiaanya

disarankan disertai dengan penambahan mineral (Parakkasi 1995)

Mineral Mix

Menurut Parakkasi (1999) kebutuhan Ca dan P untuk ternak ruminansia

menjadi unsur yang sangat penting diperhatikan pada hampir semua kondisi

pemberian pakan Dari beberapa mineral makro yang dibutuhkan ternak hanya

garam (NaCl) kalsium (Ca) phospor (P) secara rutin ditambahkan ke ransum

ternak Garam merupakan salah satu bahan baku mikro yang dapat digunakan dalam

ransum ternak Garam paling umum terdapat dalam ransum berasal dari satu

sumber tidak mahal dan relatif mudah diuji Sifat fisik garam sebagai bahan uji

adalah lebih padat bentuk kubik dan lebih kecil dibanding partikel lain Pengujian

sampel yang mengandung garam dapat dilakukan dengan teknik pengujian Na+ atau

Cl- Garam dapur atau NaCl ini merupakan bahan alami yang di gunakan untuk

melengkapi mineral-mineral lainnaya yang dibutuhkan oleh ternak Dikalsium Fospat

(Dicalsium Phospate DCP) merupakan bahan untuk melengkapi kebutuhan kalsium

dan phosphate bagi ternak DCP yang dibutuhkan adalah 1-2

Income Over Feed Cost

Analisis ekonomi sangat penting dalam usaha penggemukan domba karena

tujuan akhir dari penggemukan adalah untuk mendapatkan keuntungan Salah satu

perhitungan yang dapat digunakan adalah Income Over Feed Cost (IOFC) yaitu

pendapatan dari pemeliharaan setelah dikurangi biaya pakan selama penggemukan

Faktor yang dapat berpengaruh penting dalam perhitungan IOFC adalah pertambahan

bobot badan selain pemeliharaan konsumsi pakan dan harga pakan (Mulyaningsih

2006) Pertumbuhan yang baik belum tentu menjamin keuntungan maksimum tapi

pertumbuhan yang baik dan diikuti dengan konversi pakan yang baik pada serta

biaya pakan yang minimal akan mendapatkan keuntungan yang maksimal

Sifat Reproduksi Domba Betina

Reproduksi merupakan proses perkembangbiakan suatu makhluk hidup

dimulai sejak bersatunya sel telur makhluk hidup betina dengan sel mani dari jantan

10

menjadi makhluk hidup baru yang disebut zigot disusul dengan kebuntingan dan

diakhiri dengan kelahiran anak Daya reproduksi kelompok ternak yang tinggi

disertai dengan pengelolaan ternak yang baik akan menghasilkan efisiensi reproduksi

yang tinggi pula (Hardjopranjoto 1995) Prinsip-prinsip reproduksi dan cara

pengendaliannya penyebab menurunnya efisiensi reproduksi serta cara-cara untuk

meningkatnya merupakan hal penting untuk meningkatkan efisiensi produksi dalam

usaha peternakan (Tomaszewska et al 1991)

Performans reproduksi ternak ruminansia pada daerah tropis umumnya

ditentukan oleh empat faktor yaitu genetik lingkungan fisik nutrisi dan manajemen

( Smith dan Akinbamijo 2000) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reproduksi

adalah dewasa kelamin dan perkawinan pertama masa dan tanda-tanda berahi serta

siklus berahi saat perkawinan yang tepat di waktu berahi lama bunting perkawinan

kembali setelah beranak cara perkawinan dan kegagalan reproduksi serta

penanggulangannya (Ginting dan Sitepu 1989)

Pubertas

Pubertas atau dewasa kelamin adalah umur atau waktu dimana organ-organ

reproduksi mulai berfungsi atau umur pada saat estrus pertama kali yang disertai

ovulasi Umur dewasa kelamin pada berbagai jenis ternak tercantum pada Tabel 2

Tabel 2 Umur Dewasa Kelamin pada Berbagai jenis ternak

Jenis Ternak Umur Pubertas Variasi

Sapi 12 bulan 6-24 bulan

Kuda 18 bulan 10-24 bulan

Domba 8 bulan 4-12 bulan

Kambing 8 bulan 4-12 bulan

Kerbau 24 bulan 12-40 bulan

Babi 6 bulan 4-8 bulan

Sumber Partodihardjo (1980)

Pubertas terjadi ketika gonadotropin dihasilkan oleh hypopysis anterior dalam

konsentrasi yang cukup tinggi untuk menginisiasi folikel dan ovulasi Pada hewan

jantan pubertas ditadai dengan kemampuan hewan untuk berkopulasi dan

menghasilkan sperma disamping perubahan-perubahan kelamin sekunder lain

11

Sedangkan pada hewan betina ditandai dengan terjadinya estrus dan ovulasi

(Toelihere 1993) Pubertas pada domba dapat dicapai pada umur bervariasi 6 ndash 12

bulan atau pada berat sekitar 55-60 dari berat badan dewasa (Sutama et al 1995)

Beberapa faktor yang mempengaruhi pubertas antara lain faktor ternak itu

sendiri dan lingkungan yaitu

a Nutrisi

Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama

dari hewan yaitu bobot badan pada saat pencapaian pubertas

b Musim

Musim sangat mempengaruhi pada alat reproduksi hewan Biasanya ternak

birahi pada musim semi karena untuk menjaga kesehatan serta ketersediaan

pakan yang sudah tercukupi

c Suhu

Masa pubertas juga dipengaruhi oleh suhu Suatu lingkungan dengan suhu

ideal akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan suatu

ternak terutama pada masa-masa pubertasnya Suhu yang terlalu dingin atau

terlalu panas (tidak normal) akan mengganggu hal tersebut

d Makanan

Pakan yang diberikan atau makanan yang diperoleh oleh ternak baik itu

jumlah maupun kualitasnya baik akan mempercepat pubertas

e Musim Kawin

Musim kawin juga mempengaruhi pubertas Ketika musim kawin terjadi

banyak ternak yang terangsang baik itu yang sudah dewasa maupun yang

belum dewasa sekalipun Sehingga kondisi tersebut dapat mempercepat

pubertas pada ternak yang belum dewasa terutama dewasa kelaminnya

Faktor yang mempengaruhi musim kawin antara lain lamanya siang hari

mekanisme hormonal

f Pengaruh Ternak Jantan

Stimulasi pejantan melalui kontak suara bau dan fisik terjadi pada sistem

hpotalamus dan menyebabkan terjadi sekresi LH dan ovulasi yang

menyebabkan terjadinya birahi (Tomaszewska 1991)

12

Pubertas yang lebih awal akan menguntungkan karena dapat mengurangi

masa tidak produktif dan memperpanjang masa hidup produktif ternak Selain itu

dapat terjadi peningkatan genetik lebih cepat karena interval generasi berkurang bila

dilakukan seleksi dengan baik dan program seleksi yang efektif (Tomaszewska et al

1991)

Siklus birahi

Hewan betina yang masih dara akan menunjukkan birahi pertama bila berat

badannya telah mencapai 55-60 dari berat badan dewasa serta didukung dengan

pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik

Tanda-tanda berahi yang paling penting adalah domba kelihatan tidak tenang

gelisah dan nafsu makan biasanya turun vulva tampak bengkak merah hangat dan

keluar cairan seperti lendir mirip putih telur dari vagina bulu dipangkal ekor rontok

dan akan diam bila dinaiki pejantan Kadang-kadang tanda tersebut tidak jelas dan

tipe berahi ini disebut ldquoberahi tenangrdquo atau silent heat (birahi tersembunyi) Tanda-

tanda berahi berakhir adalah keluar lendir berwarna kuning dan bercampur darah dari

vagina (Ginting dan Sitepu 1989)

Untuk memudahkan deteksi birahi dan efisiensi perkawinan dapat dilakukan

dengan rangsangan birahi (Direktur Jenderal Peternakan 1991) Cara pendeteksian

birahi di lapangan ada 2 (dua) cara yaitu Secara manual melihat langsung tanda-

tanda birahi pada ternak betina yang dilakukan oleh peternak Secara alami

digunakan pejantan pengusik (teaser) dengan cara memasukkan pejantan ke dalam

kandang induk Pejantan akan mendekati dan menaiki betina betina yang sewaktu

diam dinaiki dan menunjukkan tanda-tanda birahi maka domba betina tersebut

sedang birahi

Siklus berahi merupakan jarak waktu berahi periode pertama dengan berahi

periode berikutnya Jarak berahi terjadi sekitar 11-19 hari dengan rata-rata 167 hari

(Toelihere 1985) menurut Partodiharjo (1980) siklus birahi ternak bervarisai seperti

yang tercantum pada tabel 3 Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi siklus

berahi ialah umur ternak bangsa perubahan panjang siang dan panjang malam hari

suhu lingkungan kualitas makanan dan kehadiran pejantan (Tomaszewska et al

1991) Persentase kebuntingan yang tinggi dapat dicapai apabila dilakukan pada saat

yang tepat

13

Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak

Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi

Sapi 21 hari 18-24 hari

Kuda 21 hari 19-21 hari

Domba 165 hari 14-20 hari

Kambing 18 hari 19-21 hari

Babi 21 hari 18-24 hari

Anjing - 6-12 bulan

Sumber Partodihardjo (1980)

Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus

fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus

luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada

fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek

estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat

diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan

pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu

ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi

berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini

estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan

penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya

corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase

corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi

progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus

luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan

Umur dan bobot kawin Pertama

Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan

badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini

karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama

menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu

14

muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan

biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih

berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat

Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama

dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan

hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan

tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa

pubertas

Kebutuhan Zat Makanan Domba

Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup

pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat

dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan

vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi

susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)

Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan

makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang

dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi

1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis

kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto

1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama

yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut

diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak

Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat

menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi

yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan

lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan

pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein

mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas

dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk

domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan

konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh

terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)

15

Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi

secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang

lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak

membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi

cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses

metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin

dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi

hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya

birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir

(Freer dan Dove 2002)

Kebutuhan Energi

Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu

pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi

merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat

lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan

yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk

memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme

zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk

mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)

Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang

harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi

tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan

tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan

hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC

2006)

Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah

defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh

kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut

Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan

memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan

menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada

hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin

16

Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak

domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan

kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur

kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak

sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada

organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam

pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada

ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang

dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan

mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak

Kebutuhan Protein

Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus

untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)

pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk

proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi

dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya

Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa

pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh

dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok

bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan

karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul

daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika

kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak

Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan

ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi

perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan

melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan

kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al

1998)

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba · Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba . Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal ... Domba

9

yang mudah dicerna harus dicampur dengan baik dengan bahan pakan lain

diberikan pada waktu adaptasi dua sampai dengan tiga minggu serta pemberiaanya

disarankan disertai dengan penambahan mineral (Parakkasi 1995)

Mineral Mix

Menurut Parakkasi (1999) kebutuhan Ca dan P untuk ternak ruminansia

menjadi unsur yang sangat penting diperhatikan pada hampir semua kondisi

pemberian pakan Dari beberapa mineral makro yang dibutuhkan ternak hanya

garam (NaCl) kalsium (Ca) phospor (P) secara rutin ditambahkan ke ransum

ternak Garam merupakan salah satu bahan baku mikro yang dapat digunakan dalam

ransum ternak Garam paling umum terdapat dalam ransum berasal dari satu

sumber tidak mahal dan relatif mudah diuji Sifat fisik garam sebagai bahan uji

adalah lebih padat bentuk kubik dan lebih kecil dibanding partikel lain Pengujian

sampel yang mengandung garam dapat dilakukan dengan teknik pengujian Na+ atau

Cl- Garam dapur atau NaCl ini merupakan bahan alami yang di gunakan untuk

melengkapi mineral-mineral lainnaya yang dibutuhkan oleh ternak Dikalsium Fospat

(Dicalsium Phospate DCP) merupakan bahan untuk melengkapi kebutuhan kalsium

dan phosphate bagi ternak DCP yang dibutuhkan adalah 1-2

Income Over Feed Cost

Analisis ekonomi sangat penting dalam usaha penggemukan domba karena

tujuan akhir dari penggemukan adalah untuk mendapatkan keuntungan Salah satu

perhitungan yang dapat digunakan adalah Income Over Feed Cost (IOFC) yaitu

pendapatan dari pemeliharaan setelah dikurangi biaya pakan selama penggemukan

Faktor yang dapat berpengaruh penting dalam perhitungan IOFC adalah pertambahan

bobot badan selain pemeliharaan konsumsi pakan dan harga pakan (Mulyaningsih

2006) Pertumbuhan yang baik belum tentu menjamin keuntungan maksimum tapi

pertumbuhan yang baik dan diikuti dengan konversi pakan yang baik pada serta

biaya pakan yang minimal akan mendapatkan keuntungan yang maksimal

Sifat Reproduksi Domba Betina

Reproduksi merupakan proses perkembangbiakan suatu makhluk hidup

dimulai sejak bersatunya sel telur makhluk hidup betina dengan sel mani dari jantan

10

menjadi makhluk hidup baru yang disebut zigot disusul dengan kebuntingan dan

diakhiri dengan kelahiran anak Daya reproduksi kelompok ternak yang tinggi

disertai dengan pengelolaan ternak yang baik akan menghasilkan efisiensi reproduksi

yang tinggi pula (Hardjopranjoto 1995) Prinsip-prinsip reproduksi dan cara

pengendaliannya penyebab menurunnya efisiensi reproduksi serta cara-cara untuk

meningkatnya merupakan hal penting untuk meningkatkan efisiensi produksi dalam

usaha peternakan (Tomaszewska et al 1991)

Performans reproduksi ternak ruminansia pada daerah tropis umumnya

ditentukan oleh empat faktor yaitu genetik lingkungan fisik nutrisi dan manajemen

( Smith dan Akinbamijo 2000) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reproduksi

adalah dewasa kelamin dan perkawinan pertama masa dan tanda-tanda berahi serta

siklus berahi saat perkawinan yang tepat di waktu berahi lama bunting perkawinan

kembali setelah beranak cara perkawinan dan kegagalan reproduksi serta

penanggulangannya (Ginting dan Sitepu 1989)

Pubertas

Pubertas atau dewasa kelamin adalah umur atau waktu dimana organ-organ

reproduksi mulai berfungsi atau umur pada saat estrus pertama kali yang disertai

ovulasi Umur dewasa kelamin pada berbagai jenis ternak tercantum pada Tabel 2

Tabel 2 Umur Dewasa Kelamin pada Berbagai jenis ternak

Jenis Ternak Umur Pubertas Variasi

Sapi 12 bulan 6-24 bulan

Kuda 18 bulan 10-24 bulan

Domba 8 bulan 4-12 bulan

Kambing 8 bulan 4-12 bulan

Kerbau 24 bulan 12-40 bulan

Babi 6 bulan 4-8 bulan

Sumber Partodihardjo (1980)

Pubertas terjadi ketika gonadotropin dihasilkan oleh hypopysis anterior dalam

konsentrasi yang cukup tinggi untuk menginisiasi folikel dan ovulasi Pada hewan

jantan pubertas ditadai dengan kemampuan hewan untuk berkopulasi dan

menghasilkan sperma disamping perubahan-perubahan kelamin sekunder lain

11

Sedangkan pada hewan betina ditandai dengan terjadinya estrus dan ovulasi

(Toelihere 1993) Pubertas pada domba dapat dicapai pada umur bervariasi 6 ndash 12

bulan atau pada berat sekitar 55-60 dari berat badan dewasa (Sutama et al 1995)

Beberapa faktor yang mempengaruhi pubertas antara lain faktor ternak itu

sendiri dan lingkungan yaitu

a Nutrisi

Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama

dari hewan yaitu bobot badan pada saat pencapaian pubertas

b Musim

Musim sangat mempengaruhi pada alat reproduksi hewan Biasanya ternak

birahi pada musim semi karena untuk menjaga kesehatan serta ketersediaan

pakan yang sudah tercukupi

c Suhu

Masa pubertas juga dipengaruhi oleh suhu Suatu lingkungan dengan suhu

ideal akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan suatu

ternak terutama pada masa-masa pubertasnya Suhu yang terlalu dingin atau

terlalu panas (tidak normal) akan mengganggu hal tersebut

d Makanan

Pakan yang diberikan atau makanan yang diperoleh oleh ternak baik itu

jumlah maupun kualitasnya baik akan mempercepat pubertas

e Musim Kawin

Musim kawin juga mempengaruhi pubertas Ketika musim kawin terjadi

banyak ternak yang terangsang baik itu yang sudah dewasa maupun yang

belum dewasa sekalipun Sehingga kondisi tersebut dapat mempercepat

pubertas pada ternak yang belum dewasa terutama dewasa kelaminnya

Faktor yang mempengaruhi musim kawin antara lain lamanya siang hari

mekanisme hormonal

f Pengaruh Ternak Jantan

Stimulasi pejantan melalui kontak suara bau dan fisik terjadi pada sistem

hpotalamus dan menyebabkan terjadi sekresi LH dan ovulasi yang

menyebabkan terjadinya birahi (Tomaszewska 1991)

12

Pubertas yang lebih awal akan menguntungkan karena dapat mengurangi

masa tidak produktif dan memperpanjang masa hidup produktif ternak Selain itu

dapat terjadi peningkatan genetik lebih cepat karena interval generasi berkurang bila

dilakukan seleksi dengan baik dan program seleksi yang efektif (Tomaszewska et al

1991)

Siklus birahi

Hewan betina yang masih dara akan menunjukkan birahi pertama bila berat

badannya telah mencapai 55-60 dari berat badan dewasa serta didukung dengan

pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik

Tanda-tanda berahi yang paling penting adalah domba kelihatan tidak tenang

gelisah dan nafsu makan biasanya turun vulva tampak bengkak merah hangat dan

keluar cairan seperti lendir mirip putih telur dari vagina bulu dipangkal ekor rontok

dan akan diam bila dinaiki pejantan Kadang-kadang tanda tersebut tidak jelas dan

tipe berahi ini disebut ldquoberahi tenangrdquo atau silent heat (birahi tersembunyi) Tanda-

tanda berahi berakhir adalah keluar lendir berwarna kuning dan bercampur darah dari

vagina (Ginting dan Sitepu 1989)

Untuk memudahkan deteksi birahi dan efisiensi perkawinan dapat dilakukan

dengan rangsangan birahi (Direktur Jenderal Peternakan 1991) Cara pendeteksian

birahi di lapangan ada 2 (dua) cara yaitu Secara manual melihat langsung tanda-

tanda birahi pada ternak betina yang dilakukan oleh peternak Secara alami

digunakan pejantan pengusik (teaser) dengan cara memasukkan pejantan ke dalam

kandang induk Pejantan akan mendekati dan menaiki betina betina yang sewaktu

diam dinaiki dan menunjukkan tanda-tanda birahi maka domba betina tersebut

sedang birahi

Siklus berahi merupakan jarak waktu berahi periode pertama dengan berahi

periode berikutnya Jarak berahi terjadi sekitar 11-19 hari dengan rata-rata 167 hari

(Toelihere 1985) menurut Partodiharjo (1980) siklus birahi ternak bervarisai seperti

yang tercantum pada tabel 3 Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi siklus

berahi ialah umur ternak bangsa perubahan panjang siang dan panjang malam hari

suhu lingkungan kualitas makanan dan kehadiran pejantan (Tomaszewska et al

1991) Persentase kebuntingan yang tinggi dapat dicapai apabila dilakukan pada saat

yang tepat

13

Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak

Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi

Sapi 21 hari 18-24 hari

Kuda 21 hari 19-21 hari

Domba 165 hari 14-20 hari

Kambing 18 hari 19-21 hari

Babi 21 hari 18-24 hari

Anjing - 6-12 bulan

Sumber Partodihardjo (1980)

Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus

fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus

luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada

fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek

estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat

diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan

pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu

ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi

berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini

estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan

penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya

corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase

corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi

progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus

luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan

Umur dan bobot kawin Pertama

Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan

badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini

karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama

menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu

14

muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan

biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih

berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat

Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama

dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan

hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan

tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa

pubertas

Kebutuhan Zat Makanan Domba

Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup

pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat

dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan

vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi

susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)

Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan

makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang

dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi

1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis

kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto

1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama

yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut

diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak

Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat

menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi

yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan

lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan

pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein

mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas

dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk

domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan

konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh

terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)

15

Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi

secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang

lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak

membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi

cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses

metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin

dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi

hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya

birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir

(Freer dan Dove 2002)

Kebutuhan Energi

Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu

pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi

merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat

lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan

yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk

memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme

zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk

mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)

Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang

harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi

tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan

tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan

hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC

2006)

Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah

defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh

kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut

Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan

memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan

menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada

hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin

16

Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak

domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan

kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur

kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak

sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada

organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam

pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada

ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang

dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan

mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak

Kebutuhan Protein

Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus

untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)

pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk

proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi

dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya

Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa

pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh

dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok

bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan

karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul

daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika

kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak

Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan

ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi

perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan

melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan

kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al

1998)

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba · Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba . Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal ... Domba

10

menjadi makhluk hidup baru yang disebut zigot disusul dengan kebuntingan dan

diakhiri dengan kelahiran anak Daya reproduksi kelompok ternak yang tinggi

disertai dengan pengelolaan ternak yang baik akan menghasilkan efisiensi reproduksi

yang tinggi pula (Hardjopranjoto 1995) Prinsip-prinsip reproduksi dan cara

pengendaliannya penyebab menurunnya efisiensi reproduksi serta cara-cara untuk

meningkatnya merupakan hal penting untuk meningkatkan efisiensi produksi dalam

usaha peternakan (Tomaszewska et al 1991)

Performans reproduksi ternak ruminansia pada daerah tropis umumnya

ditentukan oleh empat faktor yaitu genetik lingkungan fisik nutrisi dan manajemen

( Smith dan Akinbamijo 2000) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reproduksi

adalah dewasa kelamin dan perkawinan pertama masa dan tanda-tanda berahi serta

siklus berahi saat perkawinan yang tepat di waktu berahi lama bunting perkawinan

kembali setelah beranak cara perkawinan dan kegagalan reproduksi serta

penanggulangannya (Ginting dan Sitepu 1989)

Pubertas

Pubertas atau dewasa kelamin adalah umur atau waktu dimana organ-organ

reproduksi mulai berfungsi atau umur pada saat estrus pertama kali yang disertai

ovulasi Umur dewasa kelamin pada berbagai jenis ternak tercantum pada Tabel 2

Tabel 2 Umur Dewasa Kelamin pada Berbagai jenis ternak

Jenis Ternak Umur Pubertas Variasi

Sapi 12 bulan 6-24 bulan

Kuda 18 bulan 10-24 bulan

Domba 8 bulan 4-12 bulan

Kambing 8 bulan 4-12 bulan

Kerbau 24 bulan 12-40 bulan

Babi 6 bulan 4-8 bulan

Sumber Partodihardjo (1980)

Pubertas terjadi ketika gonadotropin dihasilkan oleh hypopysis anterior dalam

konsentrasi yang cukup tinggi untuk menginisiasi folikel dan ovulasi Pada hewan

jantan pubertas ditadai dengan kemampuan hewan untuk berkopulasi dan

menghasilkan sperma disamping perubahan-perubahan kelamin sekunder lain

11

Sedangkan pada hewan betina ditandai dengan terjadinya estrus dan ovulasi

(Toelihere 1993) Pubertas pada domba dapat dicapai pada umur bervariasi 6 ndash 12

bulan atau pada berat sekitar 55-60 dari berat badan dewasa (Sutama et al 1995)

Beberapa faktor yang mempengaruhi pubertas antara lain faktor ternak itu

sendiri dan lingkungan yaitu

a Nutrisi

Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama

dari hewan yaitu bobot badan pada saat pencapaian pubertas

b Musim

Musim sangat mempengaruhi pada alat reproduksi hewan Biasanya ternak

birahi pada musim semi karena untuk menjaga kesehatan serta ketersediaan

pakan yang sudah tercukupi

c Suhu

Masa pubertas juga dipengaruhi oleh suhu Suatu lingkungan dengan suhu

ideal akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan suatu

ternak terutama pada masa-masa pubertasnya Suhu yang terlalu dingin atau

terlalu panas (tidak normal) akan mengganggu hal tersebut

d Makanan

Pakan yang diberikan atau makanan yang diperoleh oleh ternak baik itu

jumlah maupun kualitasnya baik akan mempercepat pubertas

e Musim Kawin

Musim kawin juga mempengaruhi pubertas Ketika musim kawin terjadi

banyak ternak yang terangsang baik itu yang sudah dewasa maupun yang

belum dewasa sekalipun Sehingga kondisi tersebut dapat mempercepat

pubertas pada ternak yang belum dewasa terutama dewasa kelaminnya

Faktor yang mempengaruhi musim kawin antara lain lamanya siang hari

mekanisme hormonal

f Pengaruh Ternak Jantan

Stimulasi pejantan melalui kontak suara bau dan fisik terjadi pada sistem

hpotalamus dan menyebabkan terjadi sekresi LH dan ovulasi yang

menyebabkan terjadinya birahi (Tomaszewska 1991)

12

Pubertas yang lebih awal akan menguntungkan karena dapat mengurangi

masa tidak produktif dan memperpanjang masa hidup produktif ternak Selain itu

dapat terjadi peningkatan genetik lebih cepat karena interval generasi berkurang bila

dilakukan seleksi dengan baik dan program seleksi yang efektif (Tomaszewska et al

1991)

Siklus birahi

Hewan betina yang masih dara akan menunjukkan birahi pertama bila berat

badannya telah mencapai 55-60 dari berat badan dewasa serta didukung dengan

pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik

Tanda-tanda berahi yang paling penting adalah domba kelihatan tidak tenang

gelisah dan nafsu makan biasanya turun vulva tampak bengkak merah hangat dan

keluar cairan seperti lendir mirip putih telur dari vagina bulu dipangkal ekor rontok

dan akan diam bila dinaiki pejantan Kadang-kadang tanda tersebut tidak jelas dan

tipe berahi ini disebut ldquoberahi tenangrdquo atau silent heat (birahi tersembunyi) Tanda-

tanda berahi berakhir adalah keluar lendir berwarna kuning dan bercampur darah dari

vagina (Ginting dan Sitepu 1989)

Untuk memudahkan deteksi birahi dan efisiensi perkawinan dapat dilakukan

dengan rangsangan birahi (Direktur Jenderal Peternakan 1991) Cara pendeteksian

birahi di lapangan ada 2 (dua) cara yaitu Secara manual melihat langsung tanda-

tanda birahi pada ternak betina yang dilakukan oleh peternak Secara alami

digunakan pejantan pengusik (teaser) dengan cara memasukkan pejantan ke dalam

kandang induk Pejantan akan mendekati dan menaiki betina betina yang sewaktu

diam dinaiki dan menunjukkan tanda-tanda birahi maka domba betina tersebut

sedang birahi

Siklus berahi merupakan jarak waktu berahi periode pertama dengan berahi

periode berikutnya Jarak berahi terjadi sekitar 11-19 hari dengan rata-rata 167 hari

(Toelihere 1985) menurut Partodiharjo (1980) siklus birahi ternak bervarisai seperti

yang tercantum pada tabel 3 Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi siklus

berahi ialah umur ternak bangsa perubahan panjang siang dan panjang malam hari

suhu lingkungan kualitas makanan dan kehadiran pejantan (Tomaszewska et al

1991) Persentase kebuntingan yang tinggi dapat dicapai apabila dilakukan pada saat

yang tepat

13

Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak

Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi

Sapi 21 hari 18-24 hari

Kuda 21 hari 19-21 hari

Domba 165 hari 14-20 hari

Kambing 18 hari 19-21 hari

Babi 21 hari 18-24 hari

Anjing - 6-12 bulan

Sumber Partodihardjo (1980)

Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus

fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus

luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada

fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek

estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat

diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan

pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu

ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi

berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini

estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan

penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya

corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase

corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi

progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus

luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan

Umur dan bobot kawin Pertama

Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan

badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini

karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama

menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu

14

muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan

biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih

berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat

Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama

dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan

hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan

tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa

pubertas

Kebutuhan Zat Makanan Domba

Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup

pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat

dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan

vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi

susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)

Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan

makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang

dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi

1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis

kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto

1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama

yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut

diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak

Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat

menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi

yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan

lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan

pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein

mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas

dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk

domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan

konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh

terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)

15

Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi

secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang

lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak

membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi

cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses

metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin

dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi

hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya

birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir

(Freer dan Dove 2002)

Kebutuhan Energi

Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu

pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi

merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat

lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan

yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk

memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme

zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk

mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)

Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang

harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi

tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan

tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan

hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC

2006)

Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah

defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh

kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut

Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan

memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan

menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada

hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin

16

Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak

domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan

kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur

kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak

sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada

organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam

pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada

ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang

dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan

mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak

Kebutuhan Protein

Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus

untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)

pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk

proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi

dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya

Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa

pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh

dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok

bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan

karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul

daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika

kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak

Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan

ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi

perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan

melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan

kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al

1998)

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba · Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba . Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal ... Domba

11

Sedangkan pada hewan betina ditandai dengan terjadinya estrus dan ovulasi

(Toelihere 1993) Pubertas pada domba dapat dicapai pada umur bervariasi 6 ndash 12

bulan atau pada berat sekitar 55-60 dari berat badan dewasa (Sutama et al 1995)

Beberapa faktor yang mempengaruhi pubertas antara lain faktor ternak itu

sendiri dan lingkungan yaitu

a Nutrisi

Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama

dari hewan yaitu bobot badan pada saat pencapaian pubertas

b Musim

Musim sangat mempengaruhi pada alat reproduksi hewan Biasanya ternak

birahi pada musim semi karena untuk menjaga kesehatan serta ketersediaan

pakan yang sudah tercukupi

c Suhu

Masa pubertas juga dipengaruhi oleh suhu Suatu lingkungan dengan suhu

ideal akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan suatu

ternak terutama pada masa-masa pubertasnya Suhu yang terlalu dingin atau

terlalu panas (tidak normal) akan mengganggu hal tersebut

d Makanan

Pakan yang diberikan atau makanan yang diperoleh oleh ternak baik itu

jumlah maupun kualitasnya baik akan mempercepat pubertas

e Musim Kawin

Musim kawin juga mempengaruhi pubertas Ketika musim kawin terjadi

banyak ternak yang terangsang baik itu yang sudah dewasa maupun yang

belum dewasa sekalipun Sehingga kondisi tersebut dapat mempercepat

pubertas pada ternak yang belum dewasa terutama dewasa kelaminnya

Faktor yang mempengaruhi musim kawin antara lain lamanya siang hari

mekanisme hormonal

f Pengaruh Ternak Jantan

Stimulasi pejantan melalui kontak suara bau dan fisik terjadi pada sistem

hpotalamus dan menyebabkan terjadi sekresi LH dan ovulasi yang

menyebabkan terjadinya birahi (Tomaszewska 1991)

12

Pubertas yang lebih awal akan menguntungkan karena dapat mengurangi

masa tidak produktif dan memperpanjang masa hidup produktif ternak Selain itu

dapat terjadi peningkatan genetik lebih cepat karena interval generasi berkurang bila

dilakukan seleksi dengan baik dan program seleksi yang efektif (Tomaszewska et al

1991)

Siklus birahi

Hewan betina yang masih dara akan menunjukkan birahi pertama bila berat

badannya telah mencapai 55-60 dari berat badan dewasa serta didukung dengan

pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik

Tanda-tanda berahi yang paling penting adalah domba kelihatan tidak tenang

gelisah dan nafsu makan biasanya turun vulva tampak bengkak merah hangat dan

keluar cairan seperti lendir mirip putih telur dari vagina bulu dipangkal ekor rontok

dan akan diam bila dinaiki pejantan Kadang-kadang tanda tersebut tidak jelas dan

tipe berahi ini disebut ldquoberahi tenangrdquo atau silent heat (birahi tersembunyi) Tanda-

tanda berahi berakhir adalah keluar lendir berwarna kuning dan bercampur darah dari

vagina (Ginting dan Sitepu 1989)

Untuk memudahkan deteksi birahi dan efisiensi perkawinan dapat dilakukan

dengan rangsangan birahi (Direktur Jenderal Peternakan 1991) Cara pendeteksian

birahi di lapangan ada 2 (dua) cara yaitu Secara manual melihat langsung tanda-

tanda birahi pada ternak betina yang dilakukan oleh peternak Secara alami

digunakan pejantan pengusik (teaser) dengan cara memasukkan pejantan ke dalam

kandang induk Pejantan akan mendekati dan menaiki betina betina yang sewaktu

diam dinaiki dan menunjukkan tanda-tanda birahi maka domba betina tersebut

sedang birahi

Siklus berahi merupakan jarak waktu berahi periode pertama dengan berahi

periode berikutnya Jarak berahi terjadi sekitar 11-19 hari dengan rata-rata 167 hari

(Toelihere 1985) menurut Partodiharjo (1980) siklus birahi ternak bervarisai seperti

yang tercantum pada tabel 3 Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi siklus

berahi ialah umur ternak bangsa perubahan panjang siang dan panjang malam hari

suhu lingkungan kualitas makanan dan kehadiran pejantan (Tomaszewska et al

1991) Persentase kebuntingan yang tinggi dapat dicapai apabila dilakukan pada saat

yang tepat

13

Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak

Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi

Sapi 21 hari 18-24 hari

Kuda 21 hari 19-21 hari

Domba 165 hari 14-20 hari

Kambing 18 hari 19-21 hari

Babi 21 hari 18-24 hari

Anjing - 6-12 bulan

Sumber Partodihardjo (1980)

Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus

fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus

luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada

fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek

estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat

diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan

pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu

ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi

berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini

estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan

penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya

corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase

corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi

progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus

luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan

Umur dan bobot kawin Pertama

Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan

badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini

karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama

menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu

14

muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan

biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih

berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat

Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama

dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan

hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan

tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa

pubertas

Kebutuhan Zat Makanan Domba

Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup

pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat

dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan

vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi

susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)

Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan

makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang

dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi

1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis

kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto

1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama

yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut

diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak

Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat

menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi

yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan

lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan

pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein

mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas

dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk

domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan

konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh

terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)

15

Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi

secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang

lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak

membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi

cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses

metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin

dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi

hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya

birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir

(Freer dan Dove 2002)

Kebutuhan Energi

Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu

pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi

merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat

lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan

yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk

memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme

zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk

mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)

Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang

harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi

tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan

tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan

hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC

2006)

Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah

defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh

kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut

Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan

memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan

menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada

hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin

16

Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak

domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan

kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur

kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak

sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada

organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam

pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada

ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang

dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan

mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak

Kebutuhan Protein

Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus

untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)

pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk

proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi

dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya

Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa

pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh

dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok

bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan

karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul

daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika

kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak

Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan

ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi

perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan

melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan

kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al

1998)

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba · Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba . Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal ... Domba

12

Pubertas yang lebih awal akan menguntungkan karena dapat mengurangi

masa tidak produktif dan memperpanjang masa hidup produktif ternak Selain itu

dapat terjadi peningkatan genetik lebih cepat karena interval generasi berkurang bila

dilakukan seleksi dengan baik dan program seleksi yang efektif (Tomaszewska et al

1991)

Siklus birahi

Hewan betina yang masih dara akan menunjukkan birahi pertama bila berat

badannya telah mencapai 55-60 dari berat badan dewasa serta didukung dengan

pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik

Tanda-tanda berahi yang paling penting adalah domba kelihatan tidak tenang

gelisah dan nafsu makan biasanya turun vulva tampak bengkak merah hangat dan

keluar cairan seperti lendir mirip putih telur dari vagina bulu dipangkal ekor rontok

dan akan diam bila dinaiki pejantan Kadang-kadang tanda tersebut tidak jelas dan

tipe berahi ini disebut ldquoberahi tenangrdquo atau silent heat (birahi tersembunyi) Tanda-

tanda berahi berakhir adalah keluar lendir berwarna kuning dan bercampur darah dari

vagina (Ginting dan Sitepu 1989)

Untuk memudahkan deteksi birahi dan efisiensi perkawinan dapat dilakukan

dengan rangsangan birahi (Direktur Jenderal Peternakan 1991) Cara pendeteksian

birahi di lapangan ada 2 (dua) cara yaitu Secara manual melihat langsung tanda-

tanda birahi pada ternak betina yang dilakukan oleh peternak Secara alami

digunakan pejantan pengusik (teaser) dengan cara memasukkan pejantan ke dalam

kandang induk Pejantan akan mendekati dan menaiki betina betina yang sewaktu

diam dinaiki dan menunjukkan tanda-tanda birahi maka domba betina tersebut

sedang birahi

Siklus berahi merupakan jarak waktu berahi periode pertama dengan berahi

periode berikutnya Jarak berahi terjadi sekitar 11-19 hari dengan rata-rata 167 hari

(Toelihere 1985) menurut Partodiharjo (1980) siklus birahi ternak bervarisai seperti

yang tercantum pada tabel 3 Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi siklus

berahi ialah umur ternak bangsa perubahan panjang siang dan panjang malam hari

suhu lingkungan kualitas makanan dan kehadiran pejantan (Tomaszewska et al

1991) Persentase kebuntingan yang tinggi dapat dicapai apabila dilakukan pada saat

yang tepat

13

Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak

Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi

Sapi 21 hari 18-24 hari

Kuda 21 hari 19-21 hari

Domba 165 hari 14-20 hari

Kambing 18 hari 19-21 hari

Babi 21 hari 18-24 hari

Anjing - 6-12 bulan

Sumber Partodihardjo (1980)

Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus

fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus

luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada

fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek

estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat

diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan

pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu

ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi

berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini

estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan

penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya

corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase

corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi

progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus

luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan

Umur dan bobot kawin Pertama

Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan

badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini

karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama

menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu

14

muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan

biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih

berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat

Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama

dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan

hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan

tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa

pubertas

Kebutuhan Zat Makanan Domba

Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup

pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat

dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan

vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi

susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)

Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan

makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang

dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi

1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis

kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto

1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama

yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut

diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak

Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat

menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi

yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan

lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan

pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein

mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas

dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk

domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan

konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh

terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)

15

Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi

secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang

lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak

membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi

cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses

metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin

dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi

hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya

birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir

(Freer dan Dove 2002)

Kebutuhan Energi

Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu

pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi

merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat

lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan

yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk

memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme

zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk

mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)

Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang

harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi

tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan

tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan

hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC

2006)

Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah

defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh

kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut

Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan

memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan

menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada

hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin

16

Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak

domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan

kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur

kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak

sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada

organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam

pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada

ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang

dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan

mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak

Kebutuhan Protein

Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus

untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)

pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk

proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi

dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya

Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa

pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh

dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok

bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan

karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul

daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika

kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak

Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan

ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi

perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan

melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan

kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al

1998)

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba · Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba . Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal ... Domba

13

Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak

Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi

Sapi 21 hari 18-24 hari

Kuda 21 hari 19-21 hari

Domba 165 hari 14-20 hari

Kambing 18 hari 19-21 hari

Babi 21 hari 18-24 hari

Anjing - 6-12 bulan

Sumber Partodihardjo (1980)

Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus

fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus

luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada

fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek

estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat

diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan

pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu

ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi

berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini

estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan

penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya

corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase

corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi

progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus

luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan

Umur dan bobot kawin Pertama

Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan

badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini

karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama

menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu

14

muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan

biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih

berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat

Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama

dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan

hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan

tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa

pubertas

Kebutuhan Zat Makanan Domba

Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup

pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat

dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan

vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi

susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)

Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan

makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang

dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi

1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis

kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto

1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama

yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut

diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak

Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat

menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi

yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan

lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan

pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein

mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas

dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk

domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan

konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh

terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)

15

Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi

secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang

lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak

membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi

cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses

metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin

dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi

hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya

birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir

(Freer dan Dove 2002)

Kebutuhan Energi

Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu

pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi

merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat

lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan

yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk

memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme

zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk

mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)

Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang

harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi

tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan

tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan

hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC

2006)

Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah

defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh

kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut

Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan

memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan

menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada

hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin

16

Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak

domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan

kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur

kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak

sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada

organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam

pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada

ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang

dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan

mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak

Kebutuhan Protein

Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus

untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)

pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk

proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi

dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya

Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa

pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh

dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok

bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan

karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul

daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika

kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak

Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan

ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi

perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan

melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan

kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al

1998)

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba · Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba . Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal ... Domba

14

muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan

biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih

berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat

Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama

dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan

hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan

tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa

pubertas

Kebutuhan Zat Makanan Domba

Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup

pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat

dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan

vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi

susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)

Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan

makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang

dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi

1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis

kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto

1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama

yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut

diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak

Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat

menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi

yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan

lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan

pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein

mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas

dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk

domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan

konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh

terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)

15

Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi

secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang

lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak

membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi

cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses

metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin

dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi

hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya

birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir

(Freer dan Dove 2002)

Kebutuhan Energi

Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu

pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi

merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat

lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan

yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk

memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme

zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk

mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)

Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang

harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi

tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan

tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan

hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC

2006)

Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah

defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh

kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut

Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan

memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan

menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada

hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin

16

Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak

domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan

kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur

kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak

sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada

organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam

pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada

ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang

dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan

mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak

Kebutuhan Protein

Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus

untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)

pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk

proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi

dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya

Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa

pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh

dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok

bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan

karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul

daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika

kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak

Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan

ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi

perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan

melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan

kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al

1998)

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba · Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba . Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal ... Domba

15

Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi

secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang

lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak

membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi

cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses

metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin

dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi

hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya

birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir

(Freer dan Dove 2002)

Kebutuhan Energi

Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu

pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi

merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat

lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan

yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk

memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme

zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk

mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)

Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang

harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi

tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan

tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan

hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC

2006)

Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah

defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh

kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut

Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan

memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan

menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada

hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin

16

Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak

domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan

kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur

kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak

sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada

organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam

pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada

ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang

dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan

mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak

Kebutuhan Protein

Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus

untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)

pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk

proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi

dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya

Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa

pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh

dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok

bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan

karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul

daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika

kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak

Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan

ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi

perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan

melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan

kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al

1998)

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba · Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba . Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal ... Domba

16

Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak

domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan

kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur

kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak

sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada

organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam

pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada

ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang

dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan

mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak

Kebutuhan Protein

Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus

untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)

pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk

proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi

dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya

Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa

pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh

dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok

bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan

karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul

daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika

kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak

Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan

ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi

perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan

melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan

kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al

1998)