tinjauan pustaka dan landasan...

24
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS Bab ini memaparkan mengenai literatur-literatur yang dijadikan sebagai sumber kepustakaan yang sesuai dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi yang berjudul “Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun 1985-1998.” Kajian dalam tinjauan pustaka ini akan dibagi ke dalam sub judul yang sesuai dengan pokok permasalahan yaitu: 2.1 . Tinjauan Pustaka 2.1.1. Industri Rumah Tangga Buku yang dijadikan sumber referensi dalam membahas mengenai perkembangan industri rumah tangga ini adalah buku yang ditulis oleh Redaksi Agromedia Pustaka yang berjudul 22 Peluang Bisnis Makanan Untuk Home Industri (2007). Prolog yang terdapat dalam buku itu mendefinisikan mengenai pengertian usaha rumah tangga. Menurut Badan Pusat Stastistik, usaha rumah tangga adalah usaha yang dijalankan oleh satu sampai empat orang. Sedangkan menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengemukakan bahwa usaha rumah tangga adalah suatu perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi otomatis.

Upload: trinhkiet

Post on 23-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS

Bab ini memaparkan mengenai literatur-literatur yang dijadikan

sebagai sumber kepustakaan yang sesuai dengan permasalahan yang dibahas

dalam skripsi yang berjudul “Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan

Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun 1985-1998.” Kajian dalam tinjauan

pustaka ini akan dibagi ke dalam sub judul yang sesuai dengan pokok

permasalahan yaitu:

2.1 . Tinjauan Pustaka

2.1.1. Industri Rumah Tangga

Buku yang dijadikan sumber referensi dalam membahas mengenai

perkembangan industri rumah tangga ini adalah buku yang ditulis oleh Redaksi

Agromedia Pustaka yang berjudul 22 Peluang Bisnis Makanan Untuk Home

Industri (2007). Prolog yang terdapat dalam buku itu mendefinisikan mengenai

pengertian usaha rumah tangga. Menurut Badan Pusat Stastistik, usaha rumah

tangga adalah usaha yang dijalankan oleh satu sampai empat orang. Sedangkan

menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengemukakan bahwa

usaha rumah tangga adalah suatu perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha

di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi

otomatis.

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

17

Pada buku ini hanya memberikan berbagai macam alternatif usaha rumah

tangga dalam bidang pengolahan makanan yang dapat dijadikan usaha atau

peluang bisnis. Diantaranya mengenai pemilihan jenis usaha yang dianggap

sedang diminati oleh khalayak ramai disertai dengan cara pembuatan jenis-jenis

makanan seperti: kue-kue basah, dodol dan lainnya. Akan tetapi dalam buku ini

tidak dibahas secara mendalam mengenai seluk beluk usaha rumah tangga ini dan

bagaimana perkembangannya. Kontribusi buku ini dalam penelitian memberikan

pemahaman kepada peneliti mengenai pengertian usaha rumah tangga menurut

Badan Pusat Stastistik dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Buku kedua yang dijadikan sumber rujukan adalah buku mengenai Usaha

Kecil dan Menengah di Indonesia (Beberapa Isu Penting) yang ditulis oleh Dr.

Tulus T.H. Tambunan (2002). Salah satu bab dari buku ini membahas mengenai

profil Industri Kecil (IK) dan Industri Rumah Tangga (IRT) dengan melihat

perbedaan di antara kedua jenis usaha rakyat ini. Perbedaan tersebut terutama

dalam aspek organisasi, manajemen, metode atau pola produksi, teknologi dan

tenaga kerja produk, dan lokasi usaha. Industri rumah tangga pada umumnya

adalah unit-unit usaha yang sifatnya lebih tradisional, dalam arti menerapkan

sistem organisasi dan manajemen yang baik seperti lazimnya dalam suatu

perusahaan modern, tidak ada pembagian tugas kerja dan sistem pembukuan yang

jelas.

Proses produksi dilakukan di samping atau di dalam rumah dari pemilik

usaha, mereka tidak mempunyai tempat khusus. Teknologi yang digunakan sangat

sederhana yang pada umumnya manual dan sering kali direkayasa sendiri dan

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

18

banyak menggunakan tenaga kerja yang tidak dibayar (khususnya anggota

keluarga). Sebagaian besar industri rumah tangga terdapat di daerah pedesaan dan

kegiatan produksi pada umumnya musiman erat kaitannya dengan siklus kegiatan

di sektor pertanian. Pada saat musim tanam dan musim panen kegiatan di IRT

menurun tajam karena sebagian besar pengusaha dan pekerja di IRT kembali ke

sektor pertanian dan sebaliknya pada saat tidak ada kegiatan di sektor pertanian,

mereka kembali melakukan kegiatan IRT.

Adanya keterkaitan ekonomi yang erat ini antara sektor pertanian dan IRT

karena pada umumnya pemilik usaha dan sebagian besar tenaga kerja di IRT

berfrofesi sebagai petani atau buruh tani. Jadi dapat dikatakan bahwa pekerjaan

utama mereka adalah bertani, sementara kegiatan IRT hanyalah merupakan

kegiatan sambilan atau sebagai sumber tambahan bagi pendapatan keluartga.

Implikasi dari adanya keterkaitan ini adalah bahwa distribusi pendapatan di

pedesaan atau di sektor pertanian pada khususnya sangat mempengaruhi

perkembangan IRT.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh Tambunan, ia kemudian

membedakan antara IK (demand-pull based SSIs) dan IRT (supply-push based

SSIs). Perbedaan tersebut didasarkan pada sejumlah aspek serperti tingkat

pendapatan, motivasi pengusaha melakukan kegiatan (tujuan usaha), tingkat

pendidikan pengusaha, jenis produk yang dibuat, nilai investasi awal, faktor

utama pendorong kegiatan dan laju pertumbuhan.

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

19

Secara keseluruhan buku ini memberikan informasi dan pemahaman

kepada peneliti mengenai perbedaan yang mendasar antara IRT dan IK, sehingga

relevan sekali apabila buku ini digunakan sebagai acuan sumber dan kerangka

berpikir peneliti dalam memahami lebih dalam permasalahan yang dikaji.

Artikel yang dijadikan sebagai sumber referensi dalam membahas

mengenai perkembangan industri rumah tangga adalah artikel yang ditulis oleh

Suzan Dwi Selawati yang berjudul Home Industri dan Koperasi; Mutualisme Dua

Kegiatan Ekonomi Sebagai Langkah Awal untuk Mengentaskan Kemiskinan

(2007). Pada pemaparan pertama artikel ini membahas mengenai pengertian home

industri yaitu, home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman.

Sedangkan industri (berdasarkan Kamus Ilmiah Populer yang diterbitkan oleh

ARKOLA Surabaya) dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang dan

perusahaan. Jadi Home Industry adalah rumah usaha produk barang atau juga

perusahaan kecil.

Home Industry dapat dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis

kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah. Pengertian usaha kecil secara jelas

tercantum dalam UU No. 9 Tahun 1995, yang menyebutkan bahwa usaha kecil

adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak Rp.200 juta (tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha) dengan hasil penjualan tahunan paling banyak

Rp 1.000.000.000,-. Kriteria lainnya dalam UU No. 9 Tahun 1995 adalah: milik

WNI, berdiri sendiri, berafiliasi langsung atau tidak langsung dengan usaha

menengah atau besar dan berbentuk badan usaha perorangan, baik berbadan

hukum maupun tidak.

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

20

Artikel ini juga membahas mengenai pelaku industri rumah tangga yaitu

keluarga sendiri ataupun salah satu dari anggota keluarga yang mengajak

beberapa orang sebagai karyawan yang berdomisili tidak jauh dari rumah

produksi tersebut untuk melakukan kegiatan ekonomi yang berbasis di rumah.

Industri rumah tangga juga pada umumnya merupakan usaha keluarga yang turun

menurun dengan skala yang tidak terlalu besar, namun kegiatan ekonomi ini

secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan untuk sanak saudara ataupun

tetangga di kampung halamannya. Namun isi dari artikel ini kurang membahas

secara mendalam mengenai seberapa besar pencapaian kesuksesan yang dapat

diraih oleh masyarakat yang berkecimpung di bidang industri rumah tangga ini.

Artikel ini memberikan kontribusi dalam penulisan peneliti dalam melihat

sudut pandang mengenai keberadaan industri rumah tangga yang dianggap kecil

dan tidak berguna ternyata mampu memberikan perubahan yang lebih baik bagi

kehidupan masyarakat sekitar.

2.1.2. Industri Kecil

Buku pertama yang dijadikan sumber referensi adalah buku yang ditulis

Mubyarto yang berjudul Politik Pertanian dan Pembangunan Pedesaan (1983).

Buku ini terlebih dahulu diuraikan mengenai definisi industri kecil. Industri kecil

adalah industri yang diusahakan terutama untuk menambah pendapatan keluarga.

Dalam buku ini juga dibahas mengenai peranan penting industri kecil bagi

pembangunan ekonomi pedesaan, usaha pemerataan dan memberikan lapangan

kerja bagi penduduk pedesaan yang umumnya tidak bekerja secara penuh,

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

21

memberikan tambahan pendapatan tidak saja bagi pekerja / kepala keluarga, tetapi

juga bagi anggota-anggota keluarga yang berada di daerah sekitar tempat

produksi.

Buku ini juga memaparkan mengenai masalah pokok industri kecil

pedesaan, yaitu, pemasaran, permodalan, keterampilan teknik dan manajeman

serta peranan pemerintah dalam usaha mengatasi permasalahan tersebut. Namun

dalam buku ini kurang memaparkan secara detail mengenai usaha-usaha apa saja

yang perlu dilakukan para pengusaha kecil dalam mengatasi hambatan-hambatan

utamanya yaitu mengenai permodalan, pemasaran, peningkatan keterampilan dan

manajemen serta perbaikan mutu dan design-design produknya. Secara

keseluruhan buku ini memberikan informasi kepada peneliti mengenai gambaran

industri kecil yang peneliti sisipkan dalam latar belakang permasahan skripsi

sebagai solusi dalam menciptakan lapangan pekerjaan.

Buku kedua berjudul Analisis Ekonomi Jawa Barat yang diedit oleh

Sutyastie Soemitro, Armida S. Alisjahbana, Rina Indiastuti, Ferry Hadiyanto

(2003). Buku ini memaparkan mengenai definisi industri kecil yang termasuk

ke dalam industri kerajinan dan rumah tangga yang telah dibina dan didorong

perkembangannya, terutama industri yang berorientasi pada pemanfaatan

potensi sumber daya alam dan tenaga kerja. Selain industri besar dan

menengah, kelompok industri kecil mempunyai peranan strategis dalam

peningkatan pendapatan, perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha

serta mengurangi kemiskinan. Di samping itu di dalam industri kecil pun

terdapat hambatan yang dihadapi yaitu masih banyaknya komoditas industri

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

22

yang kwalitasnya masih rendah sehingga kurang mempunyai daya saing di

pasar regional, nasional, maupun internasional.

Masih dalam buku yang sama diungkapkan mengenai apa itu Usaha

Kecil menengah (UKM), kriteria, peran dan fungsinya. UKM adalah jenis

usaha yang paling banyak jumlahnya di Indonesia, memiliki asset antara

Rp.1-5 miliyar (definisi BPPN), dan mampu menyerap tenaga kerja dalam

jumlah yang cukup besar. Krisis moneter yang terjadi tersebut menimbulkan

banyaknya UKM yang gulung tikar atau mengalami kesulitan dalam mencicil

atau melunasi kreditnya. Kriteria usaha kecil dan menengah sampai saat ini

batasan mengenai usaha kecil di Indonesia beragam.

Berdasarkan hal yang dikemukakan di atas dapat peneliti pahami

bahwa keberadaan UKM sangat membantu jutaan rakyat kecil yang sebagian

besar bertumpu dari sektor ini. Artinya UKM ini menjadi sumber mata

pencaharian yang menyangkut hajat hidup orang banyak yang menyediakan

lapangan kerja bagi mereka yang kurang terdidik dan memiliki keterampilan

rendah. Sektor ini telah menjadi sumber tambahan pendapatan bagi golongan

masyarakat miskin dan berperan mengurangi beban kemiskinan di desa-desa.

Buku ketiga yang dijadikan kajian pustaka adalah buku yang berjudul

Industri Kecil Sebuah Tinjauan dan Perbandingan, karya Irsan Azhary Saleh

(1991). Buku ini menjelaskan kegiatan industri yang mayoritas dikelola oleh

pengusaha lokal dan proses produksinya dilakukan dengan porsi rendah dan

sederhana, yang sebagian kegiatannya berlokasi di daerah pedesaan. Metode

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

23

produksi yang tradisional masih menjadi sifat dasar dari industri kecil, pada

umumnya bersifat informal, dan tidak terorganisir dengan baik.

Buku tersebut juga menjelaskan tentang 2 (dua) pola pengelolaan usaha

oleh para pemilik usaha industri kecil, yaitu: sebagian besar pengusaha industri

kecil hanya sekedar bekerja tanpa berprestasi untuk mengembangkan usaha

mereka lebih jauh. Pola keduanya adalah bahwa pemilik usaha industri kecil yang

memliki motivasi yang cukup tinggi untuk berkembang dan berprestasi. Buku ini

menjelaskan juga mengenai beberapa kendala dalam perkembangan industri kecil

dan kerajinan home industri. Namun, buku tersebut kurang membahas mengenai

langkah-langkah apa yang seharusnya dilakukan oleh pengusaha kecil untuk

meningkatkan etos kerja dirinya juga tenaga kerjanya sehingga dapat

menghasilkan produk atau komoditi yang berkwalitas.

Sumber referensi berikutnya adalah artikel yang berjudul Faktor-Faktor

Persaingan dalam Industri Mebel dan Pengaruhnya terhadap Strategi Pemasaran

Pada Sentra Kerajinan Mebel Dikelurahan Bukir, Kecamatan Gadingrejo Kota

Pasuruan yang ditulis oleh Agus Sobari (2007). Pada umumnya artikel ini

menjelaskan bahwa dalam menjalankan usaha baik industri rumah tangga, industri

kecil dan menengah di Indonesia ini tengah menghadapi persaingan dari berbagai

pihak. Tidak hanya dengan sesama industriawan yang mempunyai skala yang

sama tetapi juga dengan pengusaha-pengusaha besar. Artikel ini juga memaparkan

mengenai perubahan dari proteksi ke liberalisasi yang cepat bisa mengakibatkan

banyak Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang mengalami penurunan pangsa

pasar dikarenakan produk mereka tidak mampu bersaing dengan barang-barang

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

24

impor yang harganya relatif lebih murah dan kwalitasnya lebih baik. Selain itu

dibahas pula mengenai upaya dalam menghadapi tantangan-tantangan yang

dihadapi oleh industri rumah tangga, industri kecil dan menengah tersebut melalui

berbagai terobosan pasar baru, penetapan strategi pasar yang jitu, peningkatan

kwalitas produk, dan daya saing produk yang dihasilkan. Artikel ini memberikan

inspirasi bagi peneliti dalam mengatasi permasalahan dalam industri kecil.

Artikel kedua ditulis oleh Mudrajad Kuncoro dengan judul Usaha Kecil di

Indonesia: Profil, Masalah dan Strategi Pemberdayaan (2000). Pada artikel ini

akan dibahas mengenai dua definisi usaha kecil yang dikenal di Indonesia.

Pertama, definisi usaha kecil menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1995 tentang

Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan

tahunan maksimal Rp 1 milyar dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp 200 juta (Sudisman & Sari,

1996: 5). Kedua, menurut kategori Biro Pusat Statistik (BPS), usaha kecil identik

dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri

berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu: (1) industri rumah tangga dengan pekerja

1-4 orang; (2) industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; (3) industri menengah

dengan pekerja 20-99 orang; (4) industri besar dengan pekerja 100 orang atau

lebih (BPS, 1999:250).

Masih dalam artikel yang sama memaparkan mengenai tantangan yang

dihadapi pengusaha kecil yaitu: pertama, bagi pengusaha kecil dengan omzet

kurang dari Rp 50 juta umumnya tantangan yang dihadapi adalah bagaimana

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

25

menjaga kelangsungan hidup usahanya. Mereka umumnya tidak membutuhkan

modal yang besar untuk ekspansi produksi. Bisa dipahami bila kredit dari BPR

dan TPSP (Tempat Pelayanan Simpan Pinjam-KUD) amat membantu modal kerja

mereka. Kedua, bagi pengusaha kecil dengan omzet antara Rp 50 juta hingga Rp 1

milyar, tantangan yang dihadapi jauh lebih kompleks. Umumnya mereka mulai

memikirkan untuk melakukan ekspansi usaha lebih lanjut.

Berdasarkan pemaparan tersebut dapat dipahami bahwa usaha di

bidang industri kecil selain banyak memberikan kontribusi terhadap

masyarakat yang memiliki ekonomi lemah dalam memberikan lapangan

pekerjaan, industri kecil pun dalam pertumbuhan usahanya tidak selalu

berjalan mulus. Untuk itu diperlukan suatu solusi yang tepat untuk

mempertahankan kelangsungan usahanya tersebut. Dalam artikel ini kurang

dibahas secara mendalam mengenai solusi yang tepat untuk menghadapi

tantangan ataupun hambatan yang dapat menghancurkan usaha yang sudah

dibangun dengan susah payah.

Artikel ini pun sedikitnya memberikan kontribusi kepada peneliti dalam

menjelaskan latar belakang permasalahan dalam skripsi ini dimulai dari

pengertian industri kecil dan peranannya dalam membuka lapangan pekerjaan

bagi masyarakat sekitar.

2.1.3. Ekonomi Kerakyatan

Buku pertama yang dijadikan sumber referensi adalah buku yang

ditulis oleh Mubyarto yang berjudul Ekonomi Rakyat, Program IDT dan

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

26

Demokrasi Ekonomi Indonesia (1997). Buku tersebut memberikan informasi

mengenai pengembangan ekonomi kerakyatan. Buku ini mengemukakan

usaha yang bersifat mandiri adalah ciri khas usaha sektor ekonomi rakyat.

Apabila kita ingin mengembangkan perekonomian rakyat, kita perlu meneliti

di mana kekuatan dan kelemahannya agar ditemukan cara-cara atau metode

yang paling tepat untuk mengembangkannya. Ekonomi rakyat yang tidak

didukung oleh modal kuat dan teknologi yang maju, yang dengan sendirinya

merupakan ekonomi lemah, akan tetapi bisa bertahan meskipun harus

bersaing secara keras dengan ekonomi modern yang ”efisien” dan

mengglobal.

Kekuatan dan daya tahan ekonomi rakyat terletak pada

kemampuannya untuk berswadaya, yaitu mengandalkan pada kekuatan

”modal sendiri”. Artinya ”pengusaha” ekonomi rakyat atau ekonomi lemah

tidak membayar bunga modal dan upah buruh yang tinggi kepada pihak

ketiga. Bagaimanapun ekonomi rakyat adalah ”strategi berorganisasi

ekonomi” bagi rakyat miskin. Orang miskin tidak akan menetapkan ”target

keuntungan” yang ingin diraih dalam setiap kegiatannya. Yang ingin dicapai

adalah pemenuhan kebutuhan dasar bagi dirinya dan keluarganya.

Pembahasan yang terdapat dalam buku tersebut sayangnya belum begitu

menguraikan mengenai macam-macam usaha apa saja yang termasuk ke

dalam ekonomi kerakyatan yang dianggap memberikan sumbangsih bagi

masyarakat kecil.

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

27

Buku kedua yang dijadikan referensi adalah buku yang ditulis oleh

Prof. Dr. Cornelis Rintuh yang berjudul Kelembagaan dan Ekonomi rakyat

(2003). Buku ini terlebih dahulu mengemukakan mengenai pengertian

ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat adalah segala kegiatan dan upaya rakyat untuk

memenuhi segala kebutuhan hidupnya, yaitu sandang, pangan, papan, pendidikan

dan kesehatan. Dengan perkataan lain, ekonomi rakyat adalah kegiatan ekonomi

yang dilakukan oleh rakyat dengan secara swadaya mengelola sumber daya apa

saja yang dapat dikuasainya setempat, dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

dasarnya beserta keluarganya. Dalam konteks permasalahan yang sederhana,

ekonomi rakyat adalah strategi bertahan hidup (survival) dari rakyat miskin.

Menurut Mubyarto (1996), ekonomi rakyat atau perekonomian rakyat

mempunyai ciri-ciri :

1. Dilakukan oleh rakyat tanpa modal besar,

2. Dikelola dengan cara-cara swadaya,

3. Bersifat mandiri sebagai ciri khasnya,

4. Tidak ada buruh dan tidak ada majikan,

5. Tidak mengejar keuntungan.

Pemberdayaan ekonomi rakyat pedesaan berarti juga pembangunan

pedesaan tetapi lebih sulit ditekankan pada upaya meningkatan pendapatan petani.

Pembangunan ekonomi rakyat karena sebagian besar rakyat hidup di sektor

pertanian yang berarti juga pembangunan pertanian yang sekaligus merupakan

upaya peningkatan pendapatan rakyat di pedesaan.

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

28

Dalam hal pemerataan, ekonomi rakyat mempunyai peluang yang lebih

besar karena mampu menjangkau masyarakat sehingga tingkat paling bawah.

Oleh karena itu, usaha mencapai tujuan ekonomi rakyat dan swasta harus berjalan

seimbang sehingga pada akhirnya tercapai masyarakat yang adil dan makmur.

Namun pembahasan ini belum banyak memaparkan mengenai kelemahan-

kelemahan dari ekonomi kerakyatan. Hanya sebatas memaparkan kekuatan dari

ekonomi kerakyatan.

Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti memperoleh pemahaman bahwa

ekonomi kerakyatan merupakan kegiatan ekonomi yang tumbuh dalam

lingkungan keluarga dalam masyarakat kecil. Kegiatan ekonomi ini merupakan

kegiatan ekonomi sederhana yang hanya bertumpu pada modal sendiri. Dalam

pemaparannya buku ini memberikan kontribusi kepada peneliti dalam

menjelaskan latar belakang permasalahan dalam skripsi ini mengenai peranan

ekonomi kerakyatan bagi masyarakat menegah ke bawah.

Buku ketiga adalah buku yang ditulis oleh Ahmad Erani Yustika

dengan judul Pembangunan dan Krisis, Memetakan Perekonomian Indonesia.

Pada buku ini dikemukakan mengenai pengembangan ekonomi kerakyatan yang

dipicu oleh realitas bahwa sebagian besar pelaku ekonomi di Indonesia bergerak

pada usaha berskala kecil. Dilihat dari kacamata ekonomi, pembangunan berbasis

kerakyatan berarti pembangunan ekonomi yang berorientasi kepada kesejahteraan

rakyat dengan bertumpu kepada pemberian kesempatan kerja yang sama dan

seluas-luasnya bagi masyarakat untuk beraktivitas di bidang ekonomi (demokrasi

ekonomi). Jika sebagian besar kegiatan ekonomi suatu negara disumbang oleh

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

29

usaha menengah dan kecil yang banyak menampung tenaga kerja, maka sudah

selayaknya apabila keduanya mendapatkan perhatian yang lebih besar. Salah satu

pilar dari ekonomi kerakyatan adalah keberadaan usaha ekonomi skala kecil dan

menengah (UKM) yang selama ini menjadi tumpuan sebagian besar tenaga kerja

di Indonesia. Akan tetapi dalam buku ini tidak dibahas mengenai bentuk perhatian

yang besar dari pemerintah seperti apa untuk menyejahterakan usaha kecil

menengah yang merupakan tumpuan sebagian besar masyarakat Indonesia. Buku

ini juga memberikan kontribusi mengenai deskripsi ekonomi kerakyatan yang

peneliti bahas dalam latar belakang permasalahan skripsi.

Artikel yang dijadikan sumber referensi dalam membahas mengenai

ekonomi kerakyatan adalah artikel yang ditulis oleh Abdul Madjid Sallatu dan

Sultan Suhab dengan judul Pemberdayaan Ekonomi Rakyat: Pergulatan

Mewujudkan Keadilan Sosial di Era Destoda. Pembahasan awal dalam artikel ini

memaparkan mengenai komunitas ekonomi rakyat sebagai salah satu sel

penyusun tubuh ekonomi negara dan merupakan sumber kekuatan bagi

perekonomian nasional secara keseluruhan. Untuk itu pemberdayaan ekonomi

rakyat perlu memperoleh prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional,

sehingga ekonomi rakyat (pengusaha kecil, menengah dan koperasi) dapat

menjadi pelaku utama dalam perekonomian nasional.

Pemberdayaan ekonomi rakyat pun harusnya mampu mengatasi dan

mengurangi kendala dan hambatan yang dihadapi oleh pengusaha kecil,

menengah, dan koperasi pada sektor industri pengolahan serta pedagang kecil di

sektor perdagangan dan jasa. Keterbatasan dan hambatan-hambatan tersebut

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

30

antara lain keterbatasan sumberdaya manusia (norma dan organisasi),

keterbatasan akses modal dan sumber-sumber pembiayaan aktivitas ekonominya

sehari-hari.

Hal ini memungkinkan melalui upaya perbaikan dan pengembangan dalam

pendidikan kewirausahaan dan manajemen usaha serta penataan sistem

pendidikan nasional. Selain itu diperlukan peningkatan produktivitas dan

penguasaan pasar agar mampu menguasai, mengelola dan mengembangkan pasar

dalam negeri. Di samping itu, upaya mendorong pembentukan kelembagaan

swadaya ekonomi rakyat seperti kelompok pra-koperasi dan koperasi menjadi

wahana meningkatkan efisiensi, produktivitas dan daya saing pelaku usaha kecil

yang bukan hanya tinggal di pedesaan, tetapi juga tersebar dan termarginalisasi

dalam kehidupan perkotaan.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat dipahami oleh peneliti bahwa

kemampuan profesionalisme pelaku usaha kecil tersebut perlu dikembangkannya

secara berkesinambungan, agar mampu mengelola dan mengembangkan usahanya

secara berdaya guna dan berhasil guna, sehingga dapat mewujudkan peran

utamanya dalam segala bidang yang mendukung pengembangan ekonomi

kerakyatan. Dalam pemaparannya buku ini memberikan kontribusi kepada

peneliti dalam menjelaskan latar belakang permasalahan dalam skripsi ini

mengenai upaya ekonomi kerakyatan dalam mengatasi permasalahan ekonomi

masyarakat menegah ke bawah.

Artikel kedua yang dijadikan kajian pustaka adalah artikel yang ditulis

oleh Coki Ahmad Syahwier dengan judul Ekonomi Kerakyatan, Ekonomi

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

31

Pertanian. Artikel ini mengemukakan bahwa sebenarnya hampir 90% barang dan

jasa yang dihasilkan dari kapasitas ekonomi nasional, berasal dari ekonomi rakyat.

Bahkan, usaha-usaha ekonomi rakyat yang direpresentasikan usaha mikro, kecil,

dan menengah telah mampu menyerap tenaga kerja cukup banyak yang berpotensi

menjadi pendorong permintaan efektif konsumsi masyarakat. Keadaan ini,

seharusnya menjadi pertimbangan utama dalam merumuskan dan menjalankan

semua kebijakan ekonomi nasional maupun daerah.

Artikel ini juga membahas mengenai ekonomi rakyat yang berpotensi

sangat besar untuk menggerakkan perekonomian nasional dilihat dari karakteristik

alam dan tatanan sosiologis penduduknya. Pasar dalam negeri saja sudah menjadi

potensi mengingat jumlah penduduknya melebihi 200 juta jiwa. Apalagi kalau

usaha-usaha ekonomi rakyat dikembangkan dengan teknologi yang membuat

proses produksi menjadi efisien dan akses permodalan yang mudah. Tentu usaha

ekonomi rakyat akan berkembang sejalan dengan penguatan manajemen makro

ekonomi yang dirancang untuk mengurangi kemiskinan dan peningkatan

kesejahteraan rakyat.

Artikel tersebut lebih menekankan pembahasan mengenai kontribusi

ekonomi kerakyatan bagi kemajuan perekonomian nasional. Oleh karena itu

peranan ekonomi kerakyatan harus ditingkatkan dan didukung oleh berbagai

pihak agar keberadaannya berkesinambungan dan mampu memberikan kontribusi

yang lebih baik lagi bagi perekonomian nasional. Dalam pemaparannya artikel ini

memberikan kontribusi kepada peneliti dalam menjelaskan latar belakang

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

32

permasalahan dalam skripsi ini mengenai peranan ekonomi kerakyatan bagi

mayoritas masyarakat Indonesia yaitu masyarakat menengah ke bawah.

Artikel selanjutnya adalah Ekonomi Kerakyatan dalam Dinamika

Perubahan yang ditulis oleh Adi Sasono. Artikel ini mengemukakan mengenai

pokok-pokok pikiran ekonomi kerakyatan yaitu: pertama, mengenai fokus

kebijaksanaan ekonomi adalah usaha kecil/menengah. Kedua, terjebaknya usaha

kecil dan menengah di dalam kelumpuhan sumberdaya serta keadaan mereka yang

miskin, ketidakpastian dan resiko yang tinggi praktis telah mengasingkan mereka

dari sumber-sumber modal, keahlian, informasi dan peluang bisnis yang

merupakan komoditi ekonomi yang senantiasa bergerak menuju lokasi dengan

potensi keuntungan tertinggi. Selama kebijakan tidak memberi manfaat kepada

UKM, semua sumberdaya itu hanya akan bergerak ke arah usaha besar. Hanya

dengan memberi manfaat kepada UKM maka kesenjangan dapat dijembatani.

Ketiga, fokus kebijaksanaan ekonomi kepada Usaha Kecil Menengah

merupakan suatu keharusan apabila kita memperhatikan mereka adalah mayoritas

pelaku usaha di Indonesia. Berdasarkan data BPS Desember 1998 menunjukkan

bahwa terdapat 39,8 juta pengusaha di Indonesia, dimana 99,8% adalah

pengusaha kecil dan hanya 0,2% pengusaha besar dan menengah. Dari jumlah

39,8 juta diatas, komposisi sektoral adalah pertanian 62,7%, perdagangan,

perhotelan dan restauran 22,67%, Industri 5,7% dan Jasa sebesar 3,9%. Dari

komposisi volume usaha sejumlah 99,85% volume usahanya dibawah 1 miliar,

0,14% diantara 1-50 miliar, dan 0,01% yang diatas 50 miliar. Dari komposisi

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

33

penyerapan tenaga kerja, kelompok pertama tersebut menyerap 88,66%,

kelompok kedua menyerap 10,78% dan yang ketiga menyerap 0,56%.

Artikel ini membantu peneliti dalam memberikan kontribusi kepada

peneliti dalam menjelaskan latar belakang permasalahan dalam skripsi ini

mengenai pokok-pokok pikiran ekonomi rakyat yang harus lebih diperhatikan

pemerintah karena merupakan tumpuan mayoritas masyarakat Indonesia.

2.2. Landasan Teoritis

2.2.1. Pengertian Perubahan Sosial

Perubahan sosial merupakan suatu gejala yang akan selalu ada dalam

masyarakat, karena masyarakat selalu berubah dalam aspek terkecil sekalipun.

Oleh karena itu kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan

gejala wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia. Hakikat manusia yang

selalu dinamis membawa manusia kepada sesuatu yang baru dalam kehidupannya,

sehingga akan berimplikasi kepada adanya suatu perubahan ataupun pergantian

dalam unsur-unsur tersebut. Perubahan ini terkait dengan lokasi, manusia, serta

sisi fungsional dari unsur-unsur lama dan unsur-unsur baru, serta kondisi

lingkungan yang ada, sehingga menimbulkan fenomena-fenomena yang menarik

dari sebuah perubahan sosial yang terjadi (Saripudin, 2005 : 131).

Penyebab perubahan itu antara lain terselenggaranya pendidikan modern

(literacy), pembangunan ekonomi, kehadiran media massa, perubahan pekerjaan

dari sektor pertanian ke sektor industri, hadirnya barang-barang konsumen, mesin

modern dan gedung, serta pencanggihan organisasi militer. Semakin dalam

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

34

perubahan unsur-unsur di atas, semakin besar efeknya kepada masyarakat

setempat.

Menurut Gilin dan Gilin perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-

cara hidup yang telah diterima baik karena perubahan-perubahan kondisi

geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, idelogi maupun karena

adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat tersebut

(Saripudin, 2005:131).

Perubahan sosial menurut Soekanto adalah memberikan tekanan akan

pentingnya pembangunan pada gejala-gejala sosial yang dihubungkan dengan

suatu proses yaitu pertumbuhan dan perkembangan teknologi, pertumbuhan dan

perkembangan manusia dalam mengendalikan alam (Saripudin, 2005: 132).

William F. Ogburn mengemukakan bahwa perubahan-perubahan sosial

meliputi unsur-unsur kebudayaan baik material maupun yang immaterial, yang

ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap

unsur-unsur immaterial (Saripudin, 2005: 132).

Menurut Mac Iver, perubahan sosial adalah perubahan-perubahan dalam

hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.

(Saripudin, 2005 : 133). Jadi dapat dikatakan bahwa perubahan sosial terjadi

karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan

keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur-unsur

geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan. (Soekanto, 2005: 305).

Jadi dengan demikian perubahan sosial yaitu suatu perubahan dalam suatu

kehidupan masyarakat baik dikarenakan adanya perkembangan dalam aspek

Page 20: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

35

teknologi, perubahan dalam aspek geografi, kebudayaan, ekonomis maupun

biologis yang bergerak secara dinamis.

2.2.2. Teori –teori Perubahan Sosial

Herbert Spencer, August Comte, Oswald Spengler, Wilfred Pareto, Karl

Mark, Max Weber, dan Ferdinand Tonnies merupakan para sosiolog yang

memberikan pemikiran mengenai teori-teori perubahan sosial. Pemikiran para

sosiolog ini saling mempengaruhi satu sama lain, walaupun terdapat pertentangan

pendapat diantara mereka sendiri (Saripudin, 2005: 134).

Teori yang digunakan peneliti adalah teori perubahan sosial menurut

Ferdinand Tonnies. Teoti tersebut didasarkan atas perkembangan masyarakat atau

sistem sosial sebagai garis linier dari mulai kecil sampai menjadi besar. Tonnies

mengatakan bahwa suatu masyarakat mengalami fase gemeinschaft atau fase

gesellschaft. Sifat khas dari masyarakat gemeinschaft ialah adanya keterikatan

yang bersifat emosional dibandingkan yang lebih bersifat rasional lugas.

Berkembangnya manusia dari gemeinschaft ke gesellschaft mengakibatkan

perubahan sosial dan sebagai akibat penyesuaian diri terhadap perubahan situasi

obyektif atau di luar diri (Saripudin, 2005 : 135).

Teori Tonnies tentang Gemeinschaft dan Geselschaft merupakan teori

penting yang akhirnya berhasil membedakan konsep tradisional dan modern

dalam suatu organisasi sosial, yaitu Gemeinschaft (yang diartikan sebagai

kelompok atau asosiasi) dan Gesellschaft (yang diartikan sebagai masyarakat atau

masyarakat modern). Gemeinschaft adalah sebagai situasi yang berorientasi nilai-

Page 21: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

36

nilai, aspiratif, memiliki peran, dan terkadang sebagai kebiasaan asal yang

mendominasi kekuatan sosial (Aji Hertantyo, 2007: http://adjhee.wordpress

.com/2007/ 12/12/teori-perubahan masyarakat-ferdinand-tonnies/).

Jadi secara tidak langsung Gemeinschaft timbul dari dalam individu dan

adanya keinginan untuk memiliki hubungan atau relasi yang didasarkan atas

kesamaan dalam keinginan dan tindakan. Individu dalam hal ini diartikan sebagai

pelekat/perekat dan pendukung dari kekuatan sosial yang terhubung dengan teman

dan kerabatnya (keluarganya), yang dengannya mereka membangun hubungan

emosional dan interaksi satu individu dengan individu yang lain. Status dianggap

berdasarkan atas kelahiran, dan batasan mobilisasi juga kesatuan individu yang

diketahui terhadap tempatnya di masyarakat.

Gesellschaft sebagai sesuatu yang kontras, menandakan terhadap

perubahan yang berkembang, berperilaku rasional dalam suatu individu dalam

kesehariannya, hubungan individu yang bersifat superficial (lemah, rendah,

dangkal), tidak menyangkut orang tertentu, dan sering kali antar individu tak

mengenal, seperti tergambar dalam berkurangnya peran dan bagian dalam tataran

nilai, latar belakang, norma, dan sikap, bahkan peran pekerja tidak terakomodasi

dengan baik seiring dengan bertambahnya arus urbanisasi dan migrasi juga

mobilisasi.

Tonnies memaparkan Gemeinschaft adalah bentuk-bentuk kehendak, baik

dalam arti positif maupun negatif, yang berakar pada manusia dan diperkuat oleh

agama dan kepercayaan, yang berlaku di dalam bagian tubuh dan perilaku atau

kekuatan naluriah. Tonnies membedakan Gemeinschaft menjadi tiga jenis, yaitu :

Page 22: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

37

1. Gemeinschaft by blood, yaitu Gemeinschaft yang mendasarkan diri pada

ikatan darah atau keturunan. Di dalam pertumbuhannya masyarakat yang

semacam ini makin lama makin menipis, contoh: Kekerabatan,

masyarakat-masyarakat daerah yang terdapat di DI. Yogyakarta, Solo, dan

sebagainya.

2. Gemeinschaft of place (locality), yaitu Gemeinschaft yang mendasarkan

diri pada tempat tinggal yang saling berdekatan sehingga dimungkinkan

untuk saling tolong-menolong, contoh : RT dan RW.

3. Gemeinschaft of mind, yaitu Gemeinschaft yang mendasarkan diri pada

ideologi atau pikiran yang sama.

Ketiga bentuk ini dapat ditemui pada masyarakat yang berada di kota

maupun yang berada di desa (Aji Hertantyo, 2007:http://adjhee

.wordpress.com/2007/12/12/teori-perubahan masyarakat-ferdinand-tonnies/).

Gemeinschaft (komunitas) ditandai oleh ikatan sosial bersifat pribadi,

akrab,dan tatap muka (primer). Ciri-ciri ikatan sosial ini seperti yang

dikemukakan sebelumnya ialah berubah menjadi impersonal, termediasi, dan

sekunder dalam masyarakat modern (Gesellschaft). Keunikan pendekatan Tonnies

terlihat dari sikap kritisnya terhadap masyarakat modern (Gesellschaft), terutama

nostalgianya mengenai kehidupan tipe komunitas/ kelompok/ asosiasi

(Gemeinschaft) yang lenyap.

Tonnies adalah contoh langka penganut evolusionisme yang tak

menganggap evolusi identik dengan kemajuan. Menurutnya, evolusi terjadi secara

berlawanan dengan kebutuhan manusia, lebih menuju kearah memperburuk

Page 23: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

38

ketimbang meningkatkan kondisi kehidupan manusia. Menurut Tonies faktor-

faktor yang mempengaruhi perubahan masyarakat dimana prinsip evolusi yang ia

miliki hampir sama dan senada dengan prinsip evolusi ahli lain seperti Max

Weber begitu juga dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Diantara

penyebab terjadi perubahan itu adalah adanya kecenderungan berfikir secara

rasional, perubahan orientasi hidup, proses pandangan terhadap suatu aturan dan

sistem organisasi.

Perubahan sosial dapat berupa perubahan dalam struktur sosial. Menurut

Linton struktur sosial yaitu status dan peran. Status merupakan suatu kumpulan

hak dan kewajiban, sedangkan peran adalah aspek dinamis dari sebuah status..

Linton berpendapat bahwa seseorang menjalankan peran ketika ia menjalankan

hak dan kewajiban yang merupakan statusnya. Tipologi lain yang dikenalkan oleh

Linton adalah pembagian status menjadi status yang diperoleh (ascribed status)

dan status yang diraih (achieved status). Status yang diperoleh adalah status yang

diberikan kepada individu tanpa memandang kemampuan atau perbedaan antar

individu yang dibawa sejak lahir. Sedangkan status yang diraih didefinisikan

sebagai status yang memerlukan kwalitas tertentu. Status seperti ini tidak

diberikan pada individu sejak ia lahir, melainkan harus diraih melalui persaingan

atau usaha pribadi (Widodo, 2008: http://learningof.slametwidodo.com

/2008/02/01/proses-proses-perubahan-sosial-perubahan-stratifikasi-dan-struktur-

sosial/).

Terdapat tiga dimensi dimana suatu masyarakat terbagi dalam suatu

susunan atau stratifikasi, yaitu kelas, status dan kekuasaan. Konsep kelas, status

Page 24: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITISa-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_040057_bab_2.pdfpendidikan pengusaha, ... home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman

39

dan kekuasaan merupakan pandangan yang disampaikan oleh Max Weber.

Pandangan Weber melengkapi pandangan Marx yang menyatakan kelas hanya

didasarkan pada penguasaan modal, namun juga meliputi kesempatan dalam

meraih keuntungan dalam pasar komoditas dan tenaga kerja. Keduanya

menyatakan kelas sebagai kedudukan seseorang dalam hierarkhi ekonomi.

Sedangkan status oleh Weber lebih ditekankan pada gaya hidup atau pola

konsumsi. Namun demikian status juga dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti

ras,usia dan agama (Widodo,2008: http://learningofslametwidodo.com/2008/02/

01/ proses -proses-perubahan-sosial-perubahanperubahan-stratifikasi-danstruktur-

sosial/).

Teori inkonsistensi status telah mencoba menelaah tentang adanya

inkonsistensi dalam individu sebagai akibat berbagai status yang diperolehnya.

Konsep ini memberikan gambaran bagaimana tentang proses kemunculan kelas-

kelas baru dalam masyarakat sehingga menimbulkan perubahan stratifikasi sosial

yang tentu saja mempengaruhi struktur sosial yang telah ada.

Apabila dilihat lebih jauh, kemunculan kelas baru ini akan menyebabkan

semakin ketatnya kompetisi antar individu dalam masyarakat baik dalam

perebutan kekuasaan atau upaya melanggengkan status yang telah diraih.

Fenomena kompetisi dan konflik yang muncul dapat dipahami sebagai sebuah

mekanisme interaksional yang memunculkan perubahan sosial dalam masyarakat.