tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur

30
Tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan bergulirnya zaman, kebudayaan terus berkembang, akan tetapi ada dua sisi yang timbul dari berkembangnya kebudayaan tersebut, yaitu sisi negatif dan sisi positif. Seperti yang kita lihat sekarang telah banyak terjadi permasalahan yang melanda negeri kita ini diantaranya meningkatnya tingkat kejahatan, hal tersebut merupakan suatu permasalahan yang harus kita selesaikan. Selain itu banyak juga permasalahan lain yang terjadi disekitar kita tidak hanya kejahatan saja. Penulis kuatir jika hal ini terus berlanjut akan mengakibatkan suatu dampak yang buruk bagi generasi selanjutnya. Berdasarkan hal tersebut penulis berusaha menyusun makalah ini dengan berdasarkan rujukan-rujukan yang didapat dari media cetak, media elektronik ( Internet ), akan tetapi 1

Upload: biozt

Post on 12-Jun-2015

1.169 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tinjauan Permasalahan Kebudayaan Cianjur

Tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan bergulirnya zaman, kebudayaan terus berkembang, akan tetapi ada

dua sisi yang timbul dari berkembangnya kebudayaan tersebut, yaitu sisi negatif dan sisi

positif.

Seperti yang kita lihat sekarang telah banyak terjadi permasalahan yang melanda

negeri kita ini diantaranya meningkatnya tingkat kejahatan, hal tersebut merupakan suatu

permasalahan yang harus kita selesaikan. Selain itu banyak juga permasalahan lain yang

terjadi disekitar kita tidak hanya kejahatan saja.

Penulis kuatir jika hal ini terus berlanjut akan mengakibatkan suatu dampak yang

buruk bagi generasi selanjutnya.

Berdasarkan hal tersebut penulis berusaha menyusun makalah ini dengan berdasarkan

rujukan-rujukan yang didapat dari media cetak, media elektronik ( Internet ), akan tetapi

penulisan makalah ini hanya berkisar pada masalah-masalah yang terjadi disatu daerah

yaitu daerah cianjur

1.2 Ruang Lingkup Permasalahan

Makalah ini mencakup tentang permasalahan-permasalahan yang terjadi didalam

kehidupan bermasyarakat didaerah cianjur, dampak dari permasalah tersebut dilihat dari

segi positif dan segi negatifnya, sebab-sebab munculnya permasalahan, jenis-jenis

permasalahan dan apa saja yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan

tersebut.

1

Page 2: Tinjauan Permasalahan Kebudayaan Cianjur

Tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penyusunan makalah ini adalah:

- Untuk memenuhi salah satu tugas akademik mata kuliah Ilmu sosial Dasar,

jurusan tekhnik elektro Sekolah Tinggi Sains dan Teknologi Indonesia (ST

INTEN)

- Mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi disekitar kita khususnya

dikota cianjur, sehingga dapat dicapai jalan keluar untuk memecahkan

permasalahan tersebut.

- Menambah wawasan dalam kehidupan bersosial disuatu daerah dan kebudayaan-

kebudayaan yang terdapat didaerah tersebut khususnya didaerah cianjur

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan makalah ini dibagi kedalam beberapa BAB dengan sistematika Sebagai

berikut:

- BAB I : Pendahuluan, dalam bab ini dibahas tentang latar belakang

masalah,ruang lingkup permasalahan, maksud dan tujuan penulisan,

dan sistematika penulisan.

- BAB II : Pengertian Kebudayaan, dalam bab ini dibahas tentang pengertian

budaya, budaya bangsa dan integrasi perkembangan budaya daerah

- BAB III: Permasalahan social budaya, pada bab ini dibahas tentang

permasalahan-permasalahan yang terjdi dimasyarakat dan cara

pemecahannya

2

Page 3: Tinjauan Permasalahan Kebudayaan Cianjur

Tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur

- BAB IV : Gerbang Marhamah, pembahasan dalam bab ini adalah berkisar

tentang gerbang marhamah, visi-misi, tujuan dan hambatan yang

dihadapi oleh masyarakat cianjur

- BAB V : Kesimpulan.

3

Page 4: Tinjauan Permasalahan Kebudayaan Cianjur

Tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur

BAB II

PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta budhayah yang artinya yakni bentuk

jamak dari budhi yang berarti akal, jadi kebudayaan adalah hasil budi atau akal manusia,

untuk mencapai kesempurnaan.

Budaya dapat juga diartikan sebagai budi yang berarti akal sehat yang selalu

mengeluarkan ide-ide baru ataupun pikiran-pikiran baru untuk berkarya, dan daya yang

berarti kekuatan untuk mendorong akal, mengeluarkan ide-ide yang membawa karya-

karyanya dari manusia itu sendiri.

Pada hakekatnya kebudayaan harus mengandung sifat-sifat keluhuran dan

kehalusan, dimana sifat tersebut merupakan salah satu unsur yang menentukan tinggi

rendahnya nilai-nilai hakiki dari kebudayaan tersebut. Manusia sebagaimana

rendahnyapun peradabannya, tetap merupakan makhluk budaya, karena tata lakunya

sebagian besar diatur oleh akal pikiran (budi), sebaliknya makhluk-makhluk budaya,

karena ketinggian nalurinya tidak akan bisa menggunakan daya ciptanya. Manusia

mempunyai unsur-unsur yang tumbuh dalam diri manusia yaitu yang menjadi penggerak

jiwanya yaitu Geest (semangat), Will (kemauan), daad (tindakan) atau disebut juga

ectacorporal yaitu penemuan-penemuan manusia yang diberikan oleh tuhan.

Budaya suatu bangsa dapat diukur pula dari besar kuatnya ketiga daya penggerak

tadi, karena pada intinya kebudayaan merupakan totalitas pikiran, karsa dan hasil karya

manusia maka ruang lingkupnya hampir-hampir tak terbatas meliputi bidang-bidang seni,

bahasa, kesehatan, ekonomi, hukum, pendidikan teknologi dan sebagainya.

4

Page 5: Tinjauan Permasalahan Kebudayaan Cianjur

Tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur

2.1 Kebudayaan Bangsa

Kebangsaan kita adalah Indonesia dan kebudayaan kita kebudayaan Indonesia.

Kebudayaan bukan saja ciri atau identitas dari bangsa melainkan menjadi sumber dari

ketahanan bangsa itu dan lagipula budayalah yang membentuk bangsa ini.

Kalau kita jabarkan kebudayaan itu menyangkut bidang-bidang:

1. Religi : bermoral agama, bermental takwa,menghormati kesucian.

2. Rohaniah : bersifat etis (susila), berkeprimanusiaan atau halus perasaan.

3. Spiritual : memperdalam rasa seni ( estetis ) cinta kebenaran, keadilan, jujur,

kreatif, patriotik dan democratik.

4. Intelektual : berilmu pengetahuan tinggi, cerdas, terampil dapat hidup berdiri

sendiri.

5. Material : cukup sandang pangan dan mempunyai tempat tinggal.

6. Fisik : sehat jasmani dan tajam panca indera.

Itulah gambaran manusia Indonesia yang terbentuk oleh pengembangan

budayanya. Bagaimanakah cara pengembangan kebudayaan Indonesia agar tersentuh

hakekat kehidupan bangsa yang sejati.

Sebagaimana sudah disepakati bersama tujuan pembangunan kita ialah

membangun manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Dalam upaya

merealisasi cita-cita kehidupan bersama berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Dari

segi manusianya, peningkatan kualitas kehidupan hanya akan terjadi bilamana ia

mampu mengembangkan kapasitasnya, meningkatkan mutu dirinya. Proses

peningkatan mutu bisa terhambat bilamana sistem-sistem kemasyarakatan yang

5

Page 6: Tinjauan Permasalahan Kebudayaan Cianjur

Tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur

berlaku, seperti sistem politik dan sistem ekonomi, menghalang-halanginya.

Sebaliknya proses peningkatan mutu dan kapasitas sistem-sistem kemasyarakatan

juga bisa terhambat bilamana mutu dan kapasitas manusia-manusia yang menjadi

anggotanya tidak mampu berkembang. Manusia adalah titik sentral dari

pembangunan. Oleh karena itu persoalan manusia erat kaitannya dengan sosial

budaya, antara lain dalam hubungan sistem nilai yang mempengaruhi sikap dan

tingkah lakunya, dari situ muncullah relevansi dari sosial budaya sebagai suatu aspek

yang sangat essensi pula sifatnya dalam proses pembangunan.

2.2 Integrasi Kebudayaan Daerah dan Pertumbuhan Dalam Perkembangan Budaya

Nasional

Tiap-tiap daerah mempunyai corak dan warna kebudayaan sendiri tetapi didalam

persatuan nasional kepentingan itu diintegrasikan kedalam budaya nasional. Pertumbuhan

budaya daerah harus mempunyai arti memupuk dan meningkatkan nilainya yang harus

terus dipertahankan sehingga merupakan akar kuat didalam pengintegrasian kedalam

tubuh budaya nasional. Karena itu adalah wajar masing-masing daerah hidup dalam

budayanya. Misalnya ditiap daerah dikembangkan bahasa daerah, karena bahasa daerah

itu bahasa yang paling efektif yang digunakan sebagai sarana komunikasi diantara

sesama daerah. Tetapi mereka juga harus paham dengan bahasa nasional karena mereka

tidak terpisahkan dari kesatuan dan persatuan bangsa.

Rasa nasionalisme adalah cermin dari solidaritas, sedangkan integrasi berdasarkan

solidaritas adalah sarat utama. Kita tidak boleh mengklaim suatu kebudayaan daerah

6

Page 7: Tinjauan Permasalahan Kebudayaan Cianjur

Tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur

menjadi kebudayaan nasional, karena dianggap tinggi nilainya. Karena tinggi rendahnya

budaya daerah mempunyai aturan dan norma sendiri-sendiri.

7

Page 8: Tinjauan Permasalahan Kebudayaan Cianjur

Tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur

BAB III

PERMASALAHAN SOSIAL BUDAYA

Sebelum kita menelaah lebih lanjut permasalahan sosial budaya, barang kali ada

baiknya kalau kita memahami perkaitan antara pembangunan dan ketahanan nasional.

“ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yag merupakan integrasi dari tiap-

tiap aspek kehidupan bangsa dan negara. Ketahanan nasional paada hakekatnya

adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin

kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara.”

Perkaitan antara pembangunan dan ketahanan nasional diungkapkan sebagai berikut :

“dalam pandangan ini maka ketahanan nasional perlu dipupuk terus menerus

untuk tetap memungkinkan jalannya pembangunan nasional dan agar dapat

secara efektif dielakan hambatan-hambatan, tantangan-tantangan, ancaman-

ancaman dan gangguan yang timbul baik dari luar maupun dari dalam”

bertambah maju manusia maka bertambah meningkat pula kualitas dan mutu

sistem-sistem kemasyarakatannya diperkirakan akan menambah kuat rasa solidaritas

nasionalnya sebagai satu bangsa. Salah satu faktor yang banyak menentukan

pengembangan rasa solidaritas ialah rasa keadilan. Rasa keadilan itu tidak hanya

menyangkut masalah materi atau kebendaan. Sikap yang mau benar sendiri, sok pintar

sendiri, apalagi kalau sampai mematikan pendapat orang lain secara paksa juga akan

melukai rasa keadilan, apabila rasa keadilan terluka maka akan menghasilkan sikap yang

saling tidak percaya, sikap tertutup, saling curiga dan saling bermusuhan yang kalau

dibiarkan akan menghasilkan kerunyaman. Rasa solidaritas kita nasioanal kita akan bisa

8

Page 9: Tinjauan Permasalahan Kebudayaan Cianjur

Tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur

ditingkatkan bilamana kita bisa mengembangkan rasa keadilan secara merata didalam

berbagai aspek kehidupan bangsa kita yang dilandasi oleh sikap saling keterbukaan dan

kepercayaan.

Sebenarnya rasa keadilan ini sudah tercantum didalam pancasila, jadi kualitas

beragama kita, kemanusiaan kita, persatuan atau integrasi nasional kita, demokrasi politik

kita demokrasi ekonomi dan sosial kita, antara lain dapat diukur dari kualitas keadilan

yang mampu kita ciptakan dan kembangkan.

Permasalahan seperti peningkatan mutu rasa keadilan hanya mungkin dipecahkan

kalau bangsa kita berhasil mengembangkan pemikiran-pemikiran baru. Pengembangan

pemikiran antara lain berkaitan dengan sistem nilai budaya yang berlaku yang

mempengaruhi pola berpikir, sikap dan tingkah laku. Sistem nilai budaya itu sendiri lahir

dari kondisi sosial budaya yang berlaku. Jadi kalau kita berbicara tentang pengembangan

social budaya itu juga berarti pengembangan sistem nilai budaya. Dalam proses

pengembangan sistem nilai budaya tentu terjadi perubahan-perubahan. Sebagian dari

nilai-nilai lama mungkin ditinggalkan, sedangkan sejumlah nilai-nilai baru dimasukan.

Itulah suasana transisi.

Akan tetapi, suasan transisi, seperti yang kini sedang kita alami dalam proses

pembangunan ini, biasanya penuh persoalan, godaan dan cobaan, oleh karena itu

sebagian nilai-nilai dianggap tidak relevan, sedangkan nilai-nilai baru yang muncul

belum dihayati betul, hal itu bisa menggoyahkan dan merapuhkan mental orang. Rasa

kehawatiran yang berlebihan juga bisa mendorong orang untuk mencari tempat

perlindungan atau sesuatu yang dapat dijadikan sebagai gantungan. Rasa kekhawatiran

yang berlebihan juga bisa mendorong orang untuk mencari tempat perlindungan pada

9

Page 10: Tinjauan Permasalahan Kebudayaan Cianjur

Tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur

kejayaan masa lampau. Ia berupaya mengembalikan pemikirannya kedalam lubang-

lubang tradisional, dan melalui itu ia menutup dirinya terhadap segala hal yang datangnya

dari luar. Hal inilah yang akan mengakibatkan munculnya permasalahan-permasalahan

baru, yang memerlukan solusi ekstra.

3.1 Permasalahan Sosial Budaya Di Cianjur

Jumlah peristiwa kejahatan yang mencakup pencurian kendaran bermotor,

pencurian dengan kekerasan, penipuan, penggelapan uang dan penyalah gunaan obat-

obatan terlarang menunjukan peningkatan, hal tersebut terungkap dalam laporan akhir

tahun 2001 yang disampaikan kepala kepolisian wilayah (polwil) bogor komisaris besar

Nanan Sukarna kepada Pers.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka pemerintah kabupaten cianjur berusaha

menerapkan syariat islam, dengan menerapkan suatu gerakan yang dinamakan dengan

gerakan pembangunan masyarakat yang berakhlakul karimah ( Gerbang Marhamah )

Dalam hal ini bupati cianjur Ir H Wasidi Swastomo Msi, menyerukan kapada seluruh

pejabat dan pegawai dilingkungan pemerintah dikabupaten cianjur agar mengenakan

pakaian islami dan diminta mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk

mengikutinya.

Imbauan seperti itu belum pernah dilakukan bupati sebelumnya. Itu adalah salah

satu strategi untuk membangun sisi spiritual di daerah cianjur. Wasidi mengatakan,

pembangunan spiritual bidang agama akan berdampak terhadap peningkatan kualitas

sumber daya manusia (SDM). Gerakan itu mendorong dan mengajak orang yang

beragama Islam menjadi Islam yang sungguh-sungguh. Melalui Gerbang Marhamah

10

Page 11: Tinjauan Permasalahan Kebudayaan Cianjur

Tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur

(gerakan pembangunan masyarakat ber-ahlaqul karimah), kata Wasidi, kualitas SDM

bisa ditingkatkan. Karyawan diharapkan bekerja sungguh-sungguh, tidak berbohong, dan

tentu saja tidak korupsi. Selain itu, Wasidi juga minta perhatian seluruh pegawai di

lingkungan kerjanya memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat dan terus

menyosialisasikan gerakan ahlaqul karimah dalam berbagai kesempatan. Gebrakan

peningkatan keberagamaan itu hanya ditujukan untuk yang beragama Islam. Menurut

Wasidi, hal itu sudah dibicarakan dengan tokoh agama non-Islam dan mereka tidak

berkeberatan.

Kesan yang kemudian muncul adalah warna Islam lebih dominan. Apalagi

Cianjur sebelumnya sudah mendapat julukan "Kota Santri", sebuah nama yang

menggambarkan banyak santri (pelajar pondok pesantren). Tanpa melihat angka statistik,

orang bisa menebak bahwa mayoritas penduduk Cianjur beragama Islam.

Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cianjur berdasarkan sensus

penduduk tahun 2000, 99,23 persen dari 1.946.405 penduduk Kabupaten Cianjur

beragama Islam. Sisanya, Katolik 0,18 persen, Protestan 0,34 persen, Hindu 0,11 persen,

Buddha 0,13 persen, dan lain-lainya 0,01 persen. Gaung penerapan syariat Islam di

daerah ini sempat menyebar ke seluruh Nusantara. Menteri Dalam Negeri sempat ber-

komentar, perempuan dilarang keluar malam di Cianjur. Namun, komentar itu diluruskan

Bupati Wasidi, "Tidak benar, kalau dikatakan perempuan tidak boleh keluar malam."

Meski menjadi bahan perbincangan, bupati cianjur Wasidi Swastomo yang

mendapat dukungan Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Islam (LPPI) dan Majelis

Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Cianjur tetap meneruskan program ini. Gebrakan

11

Page 12: Tinjauan Permasalahan Kebudayaan Cianjur

Tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur

Wasidi secara diam-diam dikembangkan di daerah lain. Kabupaten Bandung yang sama-

sama berada di Jawa Barat menginstruksikan seluruh perempuan pegawai yang beragama

Islam di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung untuk mengenakan jilbab.

Penerapan syariat islam ini sudah dimulai sejak tanggal 26 maret 2002, selain

masalah anjuran pemakain jilbab, larangan judi, prostitusi dan persoalan tempat makan-

hiburan di bulan ramadhan juga akan dibangun suatu proyek percontohan sebuah

“perkampungan islam” yang menerapkan “syariat islam” berdasarkan alqur’an dan

hadist.

Menurut Nur Khalik Ridwan penulis buku Islam borjuis islam ploretal dan

pluralisme borjuis, sensitivitas kepada rakyat dengan menerapkan syariat islam tidak

produktif ditinjau dari dua segi.

Kedua segi itu ialah:

Pertama, justru membodohkan rakyat dengan kredo-kredo atas nama Islam. Padahal,

rakyat tidak diberi ruang untuk memperdebatkan hakikat persoalan jilbab, prostitusi, dan

hiburan malam dengan "perkampungan Islam", serta "syariat Islam" itu sendiri secara

cerdas.

Kedua, dikatakan tidak produktif karena akan mengalihkan persoalan-persoalan nyata

yang dihadapi daerah dan pemerintah daerah berkait dengan otonomi. Masyarakat di

daerah-daerah ini akan dialihkan untuk tidak memperdebatkan bagaimana mandulnya

kinerja hokum, lambannya instansi pemerintah yang melayani kepentingan sipil, tidak

12

Page 13: Tinjauan Permasalahan Kebudayaan Cianjur

Tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur

trengginasnya kinerja kepolisian daerah, dan seterusnya. Tentu saja, pengalihan persoalan

ini menjadi sebuah tragedi bagi rakyat.

Sedangkan maksud dari bupati cianjur dengan diadakannya gerakan

pembangunan masyarakat yang berakhlakul karimah ialah agar tatanan kehidupan

masyarakat cianjur dapat lebih baik dari sekarang, dan jumlah angka kejahatan yang

terjadi di daerah cianjur dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan.

13

Page 14: Tinjauan Permasalahan Kebudayaan Cianjur

Tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur

BAB IV

GERBANG MARHAMAH

4.1 Potensi dan Peluang Gerbang Marhamah

Menurut sensus penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Cianjur telah mencapai

angka hampir 1.946.405 jiwa tersebar di 26 kecamatan. Menurut agama yang dianut

sebanyak 1.931.394 jiwa memeluk agama Islam, Protestan sebanyak 6.693 jiwa, Katolik

sebanyak 3.592 jiwa, Hindu sebanyak 2.109 jiwa, Budha sebanyak 2.463 jiwa dan

lainnya sebanyak 154 jiwa.

Secara kuantitatif, besarnya jumlah penduduk yang beragama Islam sekaligus

merupakan potensi yang diharapkan akan banyak menunjang pelaksanaan Gerbang

Marhamah. Banyaknya sarana keagamaan tercatat tidak kurang dari 4.462 mesjid jami,

13.850 mushola dan langgar dan 663 Pondok Pesantren adalah potensi besar yang mesti

diperhitungkan dalam memobilisasi dukungan pelaksanaan Gerbang Marhamah di

Kabupaten Cianjur.

Selain itu di Kabupaten Cianjur tercatat tidak kurang 1.668 Taman Pendidikan Al-

Qur'an, 473 Taman Kanak-kanak Al-Qur'an, 59 Raudhatul Athfal dan 4.099 Majelis

Taklim disamping sejumlah lembaga pendidikan lainnya. Juga tercatat tidak kurang dari

4.169 Ulama, 4.046 Juru Da'wah, 9.965 Khotib Jum'at dan 510 penyuluh penerangan

agama Islam, kesemuanya merupakan unsun atau potensi yang dapat mendukung

pelaksanaan Gerbang Marhamah. Termasuk potensi penting lainnya di Kabupaten

14

Page 15: Tinjauan Permasalahan Kebudayaan Cianjur

Tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur

Cianjur telah hadir sejumlah lembaga pendidikan dasar, menengah sampai pendidikan

tinggi, disamping telah hadir sejumlah LSM.

Melalui kiprah dan gerakan mereka pulalah, misi pelaksanaan Gerbang

Marhamah di Kabupaten Cianjur diharapkan dapat dengan mudah dikembangkan dan

dibudayakan. Memperkuat potensi yang ada, terdapat pula sejumlah peluang besar yang

diharapkan akan banyak memberikan kontribusi besar terhadap kelancaran pelaksanaan

Gerbang Marhamah di Kabupaten Cianjur. Peluang itu antara lain meliputi :

1. Komitmen masyarakat Cianjur yang ditandai dengan lahirnya deklarasi Umat

Islam Cianjur untuk meningkatkan pengamalan syariat islam pada tanggal 1

Muharam 1422 Hijriah tahun 2001.

2. Iklim dan spirit Otonomi Daerah yang memungkinkan setiap daerah merumuskan

sendiri kebijakan pembangunan yang akan dilakukan di daerahnya.

3. Lahirnya paradigma pemerintahan baru yang lebih banyak menempatkan rakyat

didaerah bukan hanya sebagai subjek atau pelaku pembangunan, tetapi juga

sebagai sumber informasi tempat banyak gagasan-gagasan pembangunan lahir.

Sesungguhnya masih begitu banyak potensi dan peluang lain yang bisa diinventarisir dan

didayagunakan dalam rangka mendukung pelaksanaan Gerbang Marhamah, baik itu

potensi yang berkait dengan sumber-sumber material atau non material resources.

Intinya, bagaimana seluruh potensi dan peluang yang ada itu dimobilisasi dan

didayagunakan mendukung sekaligus meminimalkan hambatan dan tantangan yang

dihadapi

15

Page 16: Tinjauan Permasalahan Kebudayaan Cianjur

Tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur

4.2 Visi, Misi Kebijakan dan Strategi (Gerbang Marhamah )

4.2.1 Visi

Mewujudkan Masyarakat Cianjur yang berakhlakul Karimah sebagai landasan bagi

terwujudnya Cianjur Sugih Mukti yang Islami. Landasan visi ini adalah Firman Allah

SWT dalam al'quran (surat An-Nahl ayat 182).

4.2.2 Misi

Guna mewujudkan visi tersebut, dirumuskan tiga misi pokok Gerakan

Pembangunan Masyarakat Berakhlakul Karimah sebagai berikut :

1. Melakukan upaya dan langkah untuk mewujudkan pribadi atau individu

berakhlakul karimah sebagai landasan bagi terwujudnya keluarga sakinah.

2. Melakukan upaya dan langkah untuk membangun keluarga sakinah

sebagai landasan bagi terwujudnya masyarakat Marhamah.

3. Melakukan upaya dan langkah untuk mewujudkan masyarakat Marhamah,

masyarakat yang penuh kasih sayang.

4.2.3 Kebijakan

Pembangunan sumber daya manusia Islami sebagai modal utama yang

dipersiapkan mendukung kelancaran pembangunan untuk kesejahteraan umat.

4.2.4 Strategi

16

Page 17: Tinjauan Permasalahan Kebudayaan Cianjur

Tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur

Sebuah strategi merupakan rencana yang berkaitan dengan cara bagaimana

sebuah kegiatan akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi, misi dan kebijakan yang

telah ditetapkan. Dalam rangka pelaksanaan Gerbang Marhamah, telah dirumuskan tujuh

strategi pokok :

1. Membangun situasi dan lingkungan yang kondusif bagi terciptanya

perilaku akhlakul karimah dilingkungan aparat dan masyarakat

2. Membangun motivasi dan kesadaran setiap individu muslim akan

pentingnya sikap dan perilaku akhlakul karimah

3. Memadukan kebijakan dan pelaksanaan Gerbang Marhamah kedalam

kebijakan dan pelaksanaan program pembangunan Kabupaten Cianjur

4. Membangun kelompok pelopor (penteladana) sebagai penggerak akhlakul

karimah dari kalangan aparatur pemerintah, ulama, mubaligh dan

masyarakat.

5. Penggalian dan penggalangan potensi sumber-sumber yang dibutuhkan

untuk mendukung pelaksanaan kegiatan, baik sumber-sumber material

(material resources) maupun sumber-sumber non material (non-material

resources)

6. Menggalang kerjasama dan kemitraan dengan berbagai lembaga yang ada,

baik lembaga pemerintah maupun lembaga masyarakat.

17

Page 18: Tinjauan Permasalahan Kebudayaan Cianjur

Tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur

7. Melembagakan dan membudayakan sikap dan perilaku akhlakul karimah

dalam seluruh aspek hidup dan kehidupan.

4.3 Tantangan dan Hambatan Gerbang Marhamah

Secara jujur harus diakui, disamping banyak sekali potensi dan peluang yang bisa

digali dalam rangka membumikan pelaksanaan Gerbang Marhamah, namun juga tidak

sedikit tantangan dan hambatan yang harus dihadapi dan diperhitungkan

Diantanranya belum ada komitmen kuat yang didukung oleh seluruh komponen

masyarakat. Inti dalam sebuah gerakan adalah keterlibatan dan kebersamaan diantara

banyak pihak. Kondisi ini diperburuk oleh masih adanya penilaian dan kecurigaan

berlebihan pihak luar yang muncul akibat masih adanya kekeliruan mereka dalam

mempersepsi konsep pelaksanaan syariat Islam yang akan dilaksanakan di Kabupaten

Cianjur.

Diluar tantangan itu secara jujur harus diakui pula masih banyak hambatan yang ada

dan melekat pada (Umat Islam) Cianjur sendiri. Secara umum, hambatan itu antara lain

meliputi :

1. Secara kualitatif, potensi umat yang ada di Kabupaten Cianjur masih berada pada

posisi yang secara umum masih lemah. Masih rendahnya rata-rata angka

melanjutkan pendidikan, rendahnya derajat kesehatan serta rendahnya rata-rata

angka pendapatan adalah merupakan tantangan berat tersendiri yang perlu

mendapatkan perhatian utama.

18

Page 19: Tinjauan Permasalahan Kebudayaan Cianjur

Tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur

2. Kualitas keberagamaan sebagai umat Islam di Cianjur belum sepenuhnya

memenuhi, kalaupun tidak layak disebut masih jauh dari yang diharapkan. Masih

banyaknya muncul sikap dan perilaku sebagian umat yang kadang-kadang

berseberangan dengan nilai-nilai lihur Islam yang dianutnya, adalah merupakan

tantangan berat lain yang harus diperhitungkan.

Sesungguhnya masih banyak tantangan lain yang akan dihadapi dalam proses

pelaksanaan Gerbang Marhamah di Kabupaten Cianjur. Namun intinya, bagaimana setiap

hambatan dan tantangan itu mampu diperhitungkan dalam setiap gerak pelaksanaannya.

Lebih jauh lagi, bagaimana hambatan dan tantangan itu justru dirubah dijadikan sebagai

sebuah peluang untuk memperkuat tekad dan semangat.

19

Page 20: Tinjauan Permasalahan Kebudayaan Cianjur

Tinjauan permasalahan kebudayaan cianjur

BAB V

KESIMPULAN

Dalam kehidupan bermasyarakat tidak akan lepas dari berbagai permasalahan

sosial dan budaya yang muncul baik dari dalam maupun dari luar. Kita tidak dapat

menghindar dari suatu permasalahan yang dapat kita lakukan adalah hadapi dan pikirkan

bagaimana cara pemecahan dari permasalahan tersebut.

Seperti yang telah saya uraikan sebelumnya permasalahan yang terdapat di

cianjur, yaitu semakin tingginya tingkat kejahatan yang terjadi. Hal tersebut terjadi

karena terlukanya keadilan. Pemecahan dari permasalahan itu ada dalam diri kita sendiri.

Oleh karena itu daerah cianjur berusaha membina kembali akhlak-akhlak masyarakat

secara perlahan-lahan.

Gerbang marhamah itulah salah satu jalan yang ditempuh oleh bupati cianjur

untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi didaerah cianjur. Dengan

menerapkan nilai-nilai islami dimasyarakat diharapkan keadaan masyarakat yang

membaik dan berkurangnya angka kejahatan, sehingga akan tercapainya kehidupan

masyarakat yang berakhlakul karimah.

20