tinjauan hukum islam terhadap praktik “ ngusum …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/bab i, v, daftar...

60
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “NGUSUM KOPI” DI DESA NGLOROG KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA 1 DISUSUN OLEH : MUHAMMAD SA’LI ROSID 11380092 PEMBIMBING : Drs. KHOLID ZULFA, M.Si NIP. 19660704 199403 1 002 MUAMALAT FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015

Upload: nguyendan

Post on 02-Jul-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM KOPI” DI DESA NGLOROG KECAMATAN PRINGSURAT

KABUPATEN TEMANGGUNG

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA 1

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD SA’LI ROSID 11380092

PEMBIMBING :

Drs. KHOLID ZULFA, M.Si NIP. 19660704 199403 1 002

MUAMALAT FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2015

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

ABSTRAK

Fikih (penuntun kehidupan paling praktis dalam Islam) membicarakan empat aspek pokok kehidupan manusia. Satu di antaranya adalah masalah „ubūdiyyah, yaitu mengurus langsung hubungan transcendental manusia dengan Penciptanya, sedangkan tiga yang lain mengurus aspek kehidupan yang mempunyai korelasi langsung dengan pengelolaan kehidupan materiil dan sosial yang bersifat duniawi, yaitu mu’āmalah (hubungan professional dan perdata), munākaḥ ah (pernikahan), dan jināyah (pidana).

Desa Nglorog merupakan sebuah desa yang terletak di ujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang subur dan dikelilingi oleh pegunungan mendukung para masyarakat setempat yang mayoritas berkarya sebagai petani. Tanaman kopi yang merupakan tanaman pokok di Desa tersebut yang bisa tumbuh dengan baik dan subur karena dukungan kondisi geografis. Tanaman ini bisa dipanen sekali dalam setahun. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani dengan penghasilan yang tidak menentu membuat mereka harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Utang-piutang merupakan salah satu cara untuk mendapatkan uang dengan cepat yang bisa dilakukan orang seketika itu juga. Hal inilah yang mendasari masyarakat di Desa Nglorog untuk melakukan kegiatan utang-piutang dengan menggunakan pohon kopi sebagai jaminannya, yaitu dengan menawarkan lahan pohon kopinya kepada orang yang selanjutnya dia akan mendapatkan uang pada saat awal dilakukannya perjanjian, sehingga uang tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. praktik ini dikenal masyarakat setempat dengan istilah “ngusum kopi”.

Dalam penelitian menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan mencari data langsung ke lapangan untuk mengetahui pokok-pokok masalah. Sifat yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif-penskriptif analisis, yaitu dengan menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan praktik ngusum kopi di Desa Nglorog kemudian dilanjutkan dengan analisis hukum Islam. Hukum Islam yang dimaksud adalah hukum yang sesuai dengan yang diajarkan oleh Islam yang bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadis Nabi serta Ijma‟ para ulama. Ada pun dalam pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan normatif, yaitu dengan mengacu kepada aturan-aturan dan kaidah hukum Islam untuk memperoleh kesimpulan. Analisis data

Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

menggunakan metode deduktif yaitu analisis dari data atau kesimpulan yang bersifat umum akan dianalisisn untuk mencari suatu kesimpulan yang bersifat khusus

Dari hasil penelitian dapat dikethui bahwa Praktik ngusum kopi yang terjadi di Desa Nglorog merupakan sebuah praktik utang piutang antara kedua belah pihak, yakni pihak yang sedang terdesak oleh kebutuhan dan membutuhkan uang dengan segera dan pihak yang mempunyai uang dan siap memberikan pinjaman dengan adanya lahan kopi yang akan dijadikan jaminan atas pinjaman uang tersebut. Pada praktiknya lahan yang dijadikan sebagai jaminan tersebut sudah pasti akan diambil buahnya ketika panen dengan perhitungan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Namun lahan tersebut bisa diambil kembali oleh pemilik lahan ketika sudah mengembalikan uang pinjamannya.

Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang
Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang
Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang
Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada: bapak dan ibu

yang senantiasa ada buat saya walaupun saya tidak selalu ada

untuk mereka berdua, serta untuk almamaterku tercinta UIN

suka tempat saya menuntut ilmu, semoga kita selalu terlimpahi

rahmat serta hidayah dari Allah SWT.

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

vii

MOTTO

Tidak ada mimpi yang terlalu besar dan tidak ada pemimpi“yang terlalu kecil”

“Jangan terlalu banyak kopi karena akan pahit, tapi jangan pula

terlalu banyak gula karena akan terlalu manis”

YOU CAN IF YOU THINK YOU CAN

DO something or DIE nothing

��� وا��� �ن ���� ا���� ا���� ���� و�� ا�� ا�� ��

“Yen tekun mesti tekan, senajan mung mlaku nggowo teken”

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

viii

KATA PENGANTAR

�� ا� ا��� ا�����

ا������!، � ��) و�"*���� و�"*(#�)، و��&ذ $�� �! ��ور ا�#"�� و�! ا� �� � رب

4 �57 �� و�! �567 4 ه�دي ��� �! �0��/�.ت أ+� � إ��9، وأ�0� أن 9إ�� ا

، أ�� 9 ��= و9 ر/&ل $��) ا� و;�) ���9: �� وأ�0� أن � ��ا +��) ور/&��

.��$

Tidak ada kata yang pantas diucapkan pada akhir penulisan skripsi ini kecuali

kata Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT, dengan limpahan rahmat, taufik serta

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Tidak

lupa sholawat serta salam semoga tetap selalu tercurahkan kepada junjungan kita

Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membukakan jalan yang terang yaitu

Islam, sehingga kita dapat berjalan pada jalan yang seharusnya.

Skripsi ini dapat selesai dan tersusun dengan baik atas bantuan dari beberapa

pihak yang bersangkutan, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. H. Akh. Minhaji, MA., Ph.D, selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

ix

2. Bapak Dr. H. Syafiq Mahmadah Hanafi, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah

dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Bapak Abdul Mughits, S.Ag., M.Ag, selaku Ketua Jurusan Muamalat Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

4. Bapak Drs.Mochamad Sodik, S.Sos, M.Si.., selaku dosen penasehat akademik

yang selalu mengarahkan dalam segala hal yang menyangkut perkuliahan.

5. Bapak Drs. Kholid Zulfa M.Si, selaku pembimbing yang telah sabar memberikan

bimbingan, dorongan dan masukan sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai

dengan baik.

6. Tim penguji skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga, sehingga

penulis dapat melaksanakan munaqasyah atau ujian skripsi guna menyelesaikan

studi di bangku kuliah.

7. Dosen Jurusan Muamalat Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat

menunjang dalam penelitian ini.

8. Bapak dan ibu yang senantiasa berjuang sepenuh hati agar anak-anaknya bisa

sekolah tinggi dan berprestasi serta selalu mendoakan penulis sehingga dapat

menyelesaikan kuliah.

9. Semua keluaga yang senantiasa meberikan doa dan nasehatnya selama ini.

10. Erlin Wiyandari Nafiatul Ummah S.Sos.I, yang selalu memotifasi dan

menyemangati sehingga skripsi ini dapat selesai dengan tepat waktu.

11. Teman-teman serta sahabat yang secara langsung atau tidak langsung telah

mengambil bagian dalam penyusunan skripsi ini.

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

x

12. Masyarakat Desa Nglorog Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung yang

telah mengizinkan dan memberikan informasi yang dibutuhkan, sehingga skripsi

ini dapat berjalan dengan lancar.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal ibadah Bapak, Ibu serta saudara dapat diterima dan

mendapat balasan dari Allah SWT. dan Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

para penyusun skripsi selanjutnya dalam hal yang berkaitan dengan penelitian ini

dan juga berguna bagi masyarakat khusunya Desa Nglorog dan masyarakat luas

pada umumnya.

Yogyakarta, 27 Mei 2015

Penyusun

Muhammad Sa’li Rosid

NIM. 11380092

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... ii

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ...................................................... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................ iv

ABSTRAK .............................................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. vi

MOTTO .................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ........................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................... xi

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................. xv

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1

B. Pokok Masalah ...................................................................... 5

C. Tujuan dan Kegunaan .......................................................... 5

D. Telaah Pustaka ...................................................................... 6

E. Kerangka Teori ..................................................................... 8

F. Metode Penelitian ................................................................. 16

G. Sistematika Pembahasan ....................................................... 19

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

xii

BAB II. GAMBARAN UMUM TENTANG AKAD BERNAMA (AL-‘AQD AL-MUSAMMĀ) DAN AKAD TIDAK BERNAMA (AL-‘AQD GAIR AL-MUSAMMĀ) ................ 21

A. Gambaran Umum tentang Akad ........................................... 21

1. Pengertian Akad .............................................................. 21

2. Pembagian Akad ............................................................. 22

3. Asas-asas dalam Akad .................................................... 23

4. Rukun dan Syarat Akad .................................................. 24

B. Akad Bernama (al-‘Aqd al-Musammā)................................. 28

1. Akad Jual Beli (al-Bai’) .................................................. 29

a. Pengetian Jual Beli .................................................... 29

b. Dasar Hukum Jual Beli ............................................. 30

c. Rukun dan Syarat Jual Beli ....................................... 33

d. Pembagian Jual Beli .................................................. 35

e. Jual Beli yang Diperselisihkan .................................. 37

2. Akad Gadai (ar-Rahn) .................................................... 41

a. Pengertian Gadai ....................................................... 41

b. Dasar Hukum Gadai .................................................. 44

c. Rukun dan Syarat Gadai ........................................... 46

d. Status dan Jenis Barang Gadai .................................. 48

e. Pemanfaatan Barang Gadai ....................................... 50

f. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Gadai ........... 54

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

xiii

g. Berakhirnya Gadai .................................................... 56

3. Akad Utang Piutang (al-Qar�) ...................................... 57

a. Pengertian al-Qar� .................................................. 57

b. Dasar Hukum al-Qar� ............................................. 57

c. Rukun dan Syarat al-Qar� ....................................... 58

d. Pengambilan Manfaat dalam al-Qar� ...................... 59

C. Akad Tidak Bernama (al-‘Aqd Gair al- Musammā) ............ 60

BAB III. GAMBARAN UMUM PRAKTIK NGUSUM KOPI DI DESA NGLOROG KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG ........................................ 64

A. Deskripsi Wilayah ................................................................. 64

1. Keadaaan Geografis dan Demografis ............................. 64

2. Keadaan Sosial dan Ekonomi ......................................... 67

3. Pendidikan dan Kehidupan Keagamaan ......................... 68

B. Praktik Ngusum Kopi di Desa Nglorog .............................. 71

1. Sejarah Ngusum Kopi ...................................................... 71

2. Proses Terjadinya Akad Ngusum Kopi ........................... 74

3. Penentuan Harga dan Mulainya Akad ........................... 76

4. Hak dan Kewajiban Para Pihak ....................................... 77

5. Pemanfaatan Lahan Kopi ................................................ 79

6. Berakhirnya Akad Ngusum Kopi ................................... 80

7. Pandangan Para Pihak Terhadap Praktik Ngusum Kopi . 81

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

xiv

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK NGUSUM KOPI DI DESA NGLOROG KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG ................................................................. 83

A. Dilihat dari Jenis Akad ......................................................... 83

B. Dilihat dari Rukun dan Syarat ............................................... 85

C. Dilihat dari Asas-asas dalam Akad ....................................... 88

D. Dilihat dari Segi Penentuan Harga dan Pemanfaatan Lahan

Kopi ...................................................................................... 91

E. Dilihat dari Segi Manfaat dan Ma�ārāt ............................... 95

BAB V. PENUTUP ................................................................................ 98

A. Kesimpulan ........................................................................... 98

B. Saran .................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 103

LAMPIRAN

DAFTAR TERJEMAHAN

BIOGRAFI TOKOH

PEDOMAN WAWANCARA

SURAT BUKTI WAWANCARA

SURAT IZIN PENELITIAN

CURRICULUM VITAE

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

xv

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Pedoman Transliterasi Arab-Latin ini merujuk pada SKB Menteri Agama

dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, No : 158/1987 dan 0543b/U/1987,

tertanggal 22 Januari 1987.

A. Konsonan Tunggal

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan

dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lain lagi

dilambangkan dengan huruf dan tanda.

Di bawah ini daftar huruf Arab dan transliterasinya dengan huruf Latin.

Huruf

Arab Nama Huruf latin Nama

Alif اTidak

dilambangkan Tidak dilambangkan

Ba B Be ب

Ta T Te ت

S|a S| Es| (dengan titik di atas) ث

Jim J Je ج

H{a H{ H{a (dengan titik di bawah) ح

Kha Kh Ka dan ha خ

Dal D De د

Żal Ż Zet (dengan titik di atas) ذ

Ra R Er ر

Zai Z Zet ز

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

xvi

Sin S Es س

Syin Sy Es dan ye ش

S{ad S{ Es} (dengan titik di bawah) ص

D{ad} D{ D{e (dengan titik di bawah) ض

T{ T{ T{e (dengan titik di bawah) ط

Z{a Z{ Z{et (dengan titik di bawah) ظ

ain …῾… Koma terbalik di atas‘ ع

Gain G Ge غ

Fa F Ef ف

Qaf Q Ki ق

Kaf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em م

Nun N En ن

Wau W We و

Ha H Ha ه

Hamzah …… Apostrof ء

Ya Y Ye ى

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

xvii

B. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vocal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal

atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

1. Vokal Tunggal

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau

h}arakat, transliterasi sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fath}ah A A

Kasrah I I

D{ammah U U

Contoh : "#آ – Kataba

%&' – Fa’ala

Z|ukira – ذآ)

2. Vokal Rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara

Ḥarakat dan huruf, transliterasinya gabungan huruf, yaitu:

Tanda dan

huruf

Nama Gabungan Huruf Nama

ي..... Fath}ah dan ya Ai a dan i

و...... Fath}ah dan wau Au a dan u

Contoh : )+آ - Kaifa

Haula - ه,ل

C. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa h}arakat dan huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda yaitu :

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

xviii

Ḥarakat dan huruf Nama Huruf dan

tanda

Nama

ي.......ا.... Fath}ah dan alif atau

ya

Ā a dan garis di

atas

ي.... Kasrah dan ya Ī i dan garis di

atas

و..... D{ammah dan wau Ū u dan garis di

atas

D. Ta Marbu>Ḥah

Transliterasi untuk ta marbu>Ḥah ada dua, yaitu :

1. Ta marbu>t}ah hidup

Ta marbu>Ḥah yang hidup atau mendapat h}arakat fath}ah, kasrah, dan d}ammah,

transliterasinya adalah / t /.

2. Ta marbu>t}ah mati

Ta marbu>t}ah mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah /h/.

3. Kalau pada suatu kata yang akhir katanya ta marbu>t}ah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu terpisah maka ta

marbuḤah itu ditransliterasikan dengan ha / h /.

Contoh : 12ا34567ل رو - Raud}ah al-At}fa>l

Raud}atul At}fa>l

19:5 T{alh}ah

E. Syaddah (Tasydi>d)

Syaddah atau tasydi>d yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydi>d . Dalam transliterasi ini

tanda syaddah tersebut dilamangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan

huruf yang diberi tanda syaddah itu.

Contoh : 3;<=ر – Rabbanā

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

xix

F. Kata sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf,

yaitu : ال . namun, dalam transliterasinya kata sandang itu dibedakan antara kata

sandang yang diikuti oleh huruf syamsyiyyah dengan kata sandang yang diikuti

oleh huruf qamariyyah.

1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah ditransliterasikan

sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf / l / diganti dengan huruf yang sama

dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.

2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah ditransliterasikan

sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya.

Baik diikuti huruf syamsyiyyah maupun huruf qamariyyah, kata sandang

ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubung-kan dengan tanda

sambung / hubung.

Contoh : %><(7ا – ar-Rajul

?@<A7ا – asy-Syams

BCDE7ا – al-Badi>’

F:G7ا – al-Qalam

G. Hamzah

Dinyatakan di depan daftar transliterasi Arab-Latin bahwa hamzah

ditransliterasikan dengan apostrof. Namun, itu hanya terletak di tengah dan di

akhir kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena

dalam tulisan Arab berupa alif.

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

xx

1. Hamzah di awal :

umirtu – أH)ت

akala – أآ%

2. Hamzah di tengah :

JK6L - ta’khuz|u>nون

6L – ta’kulu>nآ:,ن

3. Hamzah di akhir :

MN – syai unء

’an-nau – ا7;>,ع

H. Huruf Kapital

Meskipun dalam tulisan Arab tidak mengenal huruf capital, namun dalam

transliterasi ini penulis menyamakannya dengan penggunaan dalam bahasa

Indonesia yang berpedoman pada EYD yakni penulisan huruf kapital pada awal

kalimat, nama diri, setelah kata sandang “al” dan lain-lain.

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kita hidup pada zaman dependensi (ketergantungan) di mana kita semua

semakin saling menaruh kepercayaan demi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan

ekonomi, sosial dan spiritual. Hal ini secara langsung bertentangan dengan situasi

yang terjadi beberapa waktu yang lalu ketika orang-orang pada umumnya

bersikap “cukupi diri” (self-sufficient), menyediakan makanan bagi dirinya

sendiri, membangun rumah sendiri, membuat pakaian sendiri, dan hidup terpisah

dari orang lain.1

Masyarakat kita yang semakin kompleks dan masalah-masalah tak

terhindarkan yang diakibatkannya cenderung meniadakan konsep independensi

tersebut.sekarang hanya sedikit orang yang mampu mencapai tujuannya tanpa

bantuan orang lain. Orang-orang bergantung pada para majikan untuk pekerjaan

dan upah; pada para pedagang bagi makanan dan pakaian; pada pemerintah untuk

usaha dan perlindungan; pada perkumpulan guna kepuasan sosial; pada gereja dan

masjid untuk bimbingan spiritual; dan bergantung pada orang-orang dan lembaga-

lembaga lainnya. Kebergantungan orang-orang pada pekerjaan serta kehidupan

1Frazier Moore, Hubungan Masyarakat: Prinsip, Kasus, dan Masalah Satu, alih bahasa oleh

Lilawati Trimo, Deddy Djamaludin Malik, (Bandung: Remadja Karya, 1988), hlm. 3.

1

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

2

sosial dan spiritualnya telah meningkatkan hubungan manusia dalam

kehidupannya masa kini.2

Islam merumuskan bahwa kehidupan adalah amanat yang harus digunakan

untuk pencapaian sa’ādah ad-dārain (kesejahteraan dunia dan akhirat).

Pemenuhan kebutuhan spiritualitas jelas menjadi tujuan utama, karena

kebahagiaan akhirat yang bersifat permanen dapat diwujudkan hanya bila

manusia mampu memenuhi kebutuhan spiritualnya. Bersamaan dengan itu,

manusia dihadapkan pada kenyataan bahwa ia harus tunduk pada hukum-hukum

yang mengikat kehidupan dunianya saat ini. Maka kehidupan dunia yang

sepenuhnya bersifat temporer dan maya berhubungan secara integratif dan kausif

dengan kebahagiaan ukhrawi yang kekal dan hakiki. Meskipun selintas tampak

kontradiktif, sebetulnya tidak ada yang aneh dalam hal ini, karena akhirat hanya

menyediakan satu-satunya jalan bagi pencapaiannya, yaitu kehidupan dunia.3

Sehubungan dengan itu, kita mendapati fikih (penuntun kehidupan paling

praktis dalam Islam) membicarakan empat aspek pokok kehidupan manusia.satu

di antaranya adalah masalah „ubūdiyyah, yaitu mengurus langsung hubungan

transcendental manusia dengan Penciptanya, sedangkan tiga yang lain mengurus

aspek kehidupan yang mempunyai korelasi langsung dengan pengelolaan

2Ibid., hlm. 3.

3 Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqh Sosial,Cet. II, (Yogyakarta: PT LKiS Printing Cemerlang

Yogyakarta, 2012), hlm. Xxvii.

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

3

kehidupan materiil dan sosial yang bersifat duniawi, yaitu mu’āmalah (hubungan

professional dan perdata), munākaḥ ah (pernikahan), dan jināyah (pidana).

Desa Nglorog merupakan sebuah desa yang terletak di ujung sebelah timur

dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang subur dan dikelilingi oleh

pegunungan mendukung para masyarakat setempat yang mayoritas berkarya

sebagai petani. Salah satunya adalah tanaman kopi yang merupakan tanaman

pokok di Desa tersebut yang bisa tumbuh dengan baik dan subur karena dukungan

kondisi geografis. Tanaman ini bisa dipanen sekali dalam setahun dan dengan

perawatan yang benar akan menghasilkan kopi yang baik pula.

Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani

dengan penghasilan yang tidak menentu membuat mereka harus memutar otak

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Belum lagi ketika di hadapkan dengan

masalah-masalah yang bersifat mendesak seperti membayar kebutuhan sekolah,

membiayai keluarga yang sedang sakit, mengurus pemakaman keluarga yang

meninggal dan lain sebagainya.

Utang-piutang merupakan salah satu cara untuk mendapatkan uang dengan

cepat yang bisa dilakukan orang seketika itu juga. Hal inilah yang mendasari

masyarakat di Desa Nglorog untuk melakukan kegiatan utang-piutang dengan

menggunakan pohon kopi sebagai jaminannya, yaitu dengan menawarkan lahan

pohon kopinya kepada orang yang selanjutnya dia akan mendapatkan uang pada

saatawal dilakukannya perjanjian, sehingga uang tersebut dapat digunakan untuk

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

4

memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. praktik ini dikenal masyarakat

setempat dengan istilah “ngusum kopi”.

Sifat gotong-royong, saling tolong-menolong, toleransi dan kekeluargaan

sangat melekat di masyarakat pedesaan. Kebiasaan tersebut juga berlaku di

masyarakat Desa Nglorog, sehingga akad perjanjian yang dilakukan hanya

berlandaskan atas rasa kepercayaan dan kekeluargaan antara kedua belah pihak,

bahkan akad tersebut kadang hanya dilakukan secara lisan dan bahkan tanpa

adanya saksi ketika akad itu dilakukan yang kemudian sangat rentan terjadinya

kecurangan di dalamnya yang akan merugikan sebelah pihak.

Hasil panen kopi yang mengalami fluktuasi karena fator yang

mempengaruhinya membuat praktik ini lebih cenderung kepada spekulasi, artinya

hasil panen yang nantinya akan diperoleh belum bisa diketahui besarannya

sehingga bisa dikatakan masih abu-abu. Praktik ini juga cenderung pada jual beli

dengan tenggat waktu dan juga jual beli spekulasi. Seperti yang terjadi pada jual

beli ijon dan dalam hal jual beli ini Nabi bersabda :

Sejauh yang penyusun amati dari praktik ini, memang sudah ada yang benar-

benar mengenai sasaran dan tujuan, akan tetapi masih ada sebagian pihak yang

dirugikan yang mayoritas adalah orang yang berutang, karena pihak pemberi

4Abdurrahim Anir al-Miṣ r al-Tahtawī, Hidāyah al-Bārī ilā Tartībi Ahādīṡ i al-Bukhārī,

(Beirūt: Dār al-Fikr, 1988), juz. 1-2, hlm. 170.

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

5

utang terkesan mencari keuntungan dan memanfaatkan kondisi orang berutang

yang sedang terdesak kebutuhan sehingga terdapat hal-hal yang merugikan

sebelah pihak. Status dari praktik ini yang belum jelas apakah dia bagian dari

akad bernama dalam hal ini yang paling mendekati adalah jual beli dan gadai atau

praktik ini termasuk akad tidak bernama.Hal ini pula yang melandasi penyusun

untuk melakukan penelitian tentang praktik tersebut dengan pendekatan hukum

Islam.

B. Pokok Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun akan mengemukakan

pokok masalah yang akan menjadi bahan pembahasan agar memudahkan dalam

penyusunan skripsi ini. Adapun pokok masalah tersebut adalah :

1. Bagaimana praktik “Ngusum Kopi” yang terjadi di Desa Nglorog, Kecamatan

Pringsurat, Kabupaten Temanggung?

2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktik “Ngusum Kopi” di Desa

Nglorog, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten temanggung?

C. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai penyusun dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

6

a. Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan praktik ngusum kopi di Desa

Nglorog, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung.

b. Untuk menjelaskan pandangan Hukum Islam terhadap praktik ngusum

kopi di Desa Nglorog, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung.

2. Kegunaan

a. Sebagai sumbangan pemikiran dalam bidang muamalat, khususnya

mengenai gadai pohon dalam perspektif Hukum Islam.

b. Sebagai tambahan informasi kepada masyarakat di Desa Nglorog,

Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung khususnya dan tempat

lainnya dalam masalah gadai yang sesuai dengan syariat Islam.

D. Telaah Pustaka

Sejauh ini telah terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

dengan masalah yang akan ditiliti, seperti pada penelitian yang dilakukan oleh

Ahmad Yunus yang berjudul “Praktik Gadai Pohon Cengkih di Desa Bedono,

Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang (Sebuah Kajian Perspektif Sosiologi

Hukum Islam)”. Skripsi ini membahas tentang praktik utang-piutang dengan

jaminan berupa pohon cengkih dan menyimpulkan bahwa praktik tersebut tidak

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

7

diperbolehkan menurut hukum Islam karena madharat yang ditimbulkan sangat

besar.5

Skripsi yang berjudul “Praktik Gadai Tanah Sawah Ditinjau dari Hukum

Islam (Studi di Desa Harjawinangun Kec. Balapulang Kab. Tegal)”, disusun oleh

Isti‟anah yang membahas tentang gadai dengan sawah yang menjadi barang

jaminan, dan selama berada di pihak penerima gadai sawah tersebut dikelola dan

dimanfaatkan oleh penerima gadai.Penulis menyimpulkan bahwa hal tersebut

telah sah menurut ketentuan hukum Islam.6

Skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam terhadap Gadai Tanaman

Keras dalam Adat Minangkabau (Studi di Desa Padang Gantiang)” karya Desy

Hayu Astuti yang fokus membahas tentang waktu dan pemanfaatan barang gadai

dalam adat minangkabau yang lebih dominan menguntungkan pihak penerima

gadai.7

Skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan

Penanggungan Resiko atas Barang Jaminan di Pegadaian Pertanahan Cabang

Kebumen” disusun oleh Ngasyiqotul Azizah yang memibahas adanya biaya

5Ahmad Yunus, “Praktik Gadai Pohon Cengkih di Desa Bedono, Kecamatan Jambu,

Kabupaten Semarang (Sebuah Kajian Perspektif Sosiologi Hukum Islam)”, Skripsi tidak diterbitkan,

Fakultas Syari‟ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2011).

6 Isti‟anah, “Praktik Gadai Tanah Sawah Ditinjau Dari Hukum Islam (Studi di Desa

Harjawinangun Kec. Balapulang Kab. Tegal”, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari‟ah UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta (2009).

7 Desy Hayu Astuti, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Gadai Tanaman Keras Dalam Adat

Minangkabau (Studi di Desa Padang Gantiang)”, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari‟ah UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta (2004).

Page 29: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

8

pemeliharaan asuransi yang ditentukan oleh pegadaian terhadap barang jaminan

dan disimpulkan bahwa hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang menjunjung

tinggi prinsip keadilan.8

Dari beberapa penelitian di atas terdapat satu penelitian yang hampir sama

dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu penelitian yang ditulis oleh

oleh Ahmad Yunus yang berjudul “Praktik Gadai Pohon Cengkih di Desa

Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang (Sebuah Kajian Perspektif

Sosiologi Hukum Islam)”. Skripsi ini membahas tentang praktik utang-piutang

dengan jaminan berupa pohon cengkih namun dengan tinjauan sosiologi hukum

Islam..

Maka dari pada itu peneliti akan melakukan penelitian dengan media yang

hampir sama yaitu tentang gadai pohon kopi namun di wilayah sosial masyarakat

yang berbeda dan dengan perspektif hukum Islam.

E. Kerangka Teori

Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang berkodrat hidup dalam

masyarakat.Sebagai makhluk sosial, dalam hidupnya manusia memerlukan

adanya manusia-manusia lain yang bersama-sama hidup dalam masyarakat.

Dalam hidup bermasyarakat, manusia selalu berhubungan satu sama lain, disadari

8Ngasyiqotel Azizah, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penanggungan Resiko

atas Barang Jaminan di Pegadaian Pertanahan Cabang Kebumen”, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas

Syari‟ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2006).

Page 30: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

9

atau tidak, untuk mencukupkan kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Pergaulan hidup

tempat setiap orang melakukan perbuatan dalam hubungannya dengan orang-

orang lain disebut mu’āmalah.9

Prinsip-prinsip hukum muamalat :

1. Pada dasarnya segala bentuk muamalat adalah mubah, kecuali yang

ditentukan lain oleh Al-Qur‟an dan Sunnah Rasul.

2. Muamalat dilakukan atas dasar suka rela, tanpa mengandung unsure paksaan.

3. Muamalat dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan

menghindarkan madharat dalam hidup masyarakat.

4. Muamalat dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan, menghindari

unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan.

Dalam hubungan muamalah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih akan

melahirkan akad atau perjanjian yang merupakan keterkaitan atau pertemuan

antara ijab dan kabul yang berpengaruh terhadap munculnya akibat hukum baru.

Persoalan akad adalah persoalan antara pihak yang sedang menjalin ikatan,

sehingga perlu diperhatikan akan terpenuhinya hak dan kewajiban masing-masing

pihak sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Jumhur ulama perpendapat bahwa

rukun akad terdiri dari :

1. Al-‘āqidain (pihak-pihak yang berakad)

2. Objek akad

9 Ahmad Azhar Basjir, Asas-asas Hukum Mu’amalat (Hukum Perdata Islam), (Yogyakarta :

Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, 1993), hlm. 7.

Page 31: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

10

3. Ṣ īgah al-‘aqd (pernyataan untuk mengikat diri)

4. Tujuan akad10

Dilihat dari sisi ditentukan nama atau tidak, akad dibedakan menjadi dua

yaitu:11

a. Akad bernama (al-‘aqd al-musammā)

Adalah akad yang tujuan dan namanya sudah ditentukan oleh

pembuat hukum dan ditentukan pula ketentuan-ketentuan khusus yang

berlaku terhadap terhadapnya dan tidak berlaku terhadap akad lain.

Wahbah az-Zuhaily membagi akad bernama ini menjadi 13 jenis

yaitu: al-ijārah (sewa-menyewa), al-bai’ (jual beli), al-kafālah

(penanggungan), al-ḥ awālah (pemindahan hutang), al-wakālah

(pemberian kuasa), aṣ -ṣ ulh (perdamaian), asy-syirkah (persekutuan),

al-hibah (hibah), al-waḍ ī’ah (penitipan), ar-rahn (gadai), al-i’ārah

(pinjam pakai), al-ju’ālah (janji imbalan/sayembara), al-qarḍ (pinjam

mengganti).12

b. Akad tidak bernama

Ialah akad yang namanya tidak ditentukan oleh pembuat

hukum yang khusus serta tidak ada pengaturan tersendiri

10

Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syari’ah Studi tentang Teori Akad dalam Fikih

Mu’āmalāt, (Jakarta: Rajawali Press, 2007), hlm. 68-69.

11

Yazid Afandi, Fiqh Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga Keuangan Syari’ah,

(Yogyakarta: Logung Pustaka, 2009), hlm. 38-42.

12

Wahbah Az-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islāmī wa Adillatuh, (Damaskus: Dar al-Fikr, 1989), IV:

84.

Page 32: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

11

mengenainya.Terhadapnya berlaku ketentuan-ketentuan hukum umum

akad.

Kejelasan akad pada praktik ngusum kopi yang menjadi objek penelitian

ini masih belum jelas, apakan dia termasuk dalam kategori akad bernama atau

akad tidak bernama. Dari uraian di atas yang paling mendekati dari akad bernama

yaitu al-bai’ (jual beli) dan ar-rahn (utang berjaminan). Maka dari pada itu

kerangka teori yang dipakai oleh peneliti yaitu tentang kedua akad tersebut

sehingga nantinya akan diketahui apakah masalah yang diangkat termasuk dalam

jual beli atau gadai bahkan dia mungkin termasuk dalam akad tidak bernama.

Teori perrtama yaitu al-bai’ (jual beli) yang makna dasarnya menjual,

mengganti dan menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. Ulama Madzhab

Maliki, Syafi‟i dan Hanbali memberikan pengertian, jual beli adalah saling

menukar harta dengan harta dalam bentuk pemindahan milik dan pemilikan.

Islam memandang jual beli sebagai sarana tolong menolong dan tidak melihat

orang yang sedang bertransaksi jual beli sebagai orang yang hanya mencari

keuntungan semata.13

Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 275 :

13

Yazid Afandi, Fiqh Muamalah…, hlm. 33-56.

14

QS Al Baqarah (2): 275.

Page 33: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

12

Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan dari Ahmad Ibn Sinan dari Katsir

IbnHisyam dari Kultsum Ibn Jausyan Al-Qusyairy dari Ayyub dari Nafi‟ Ibn

Umar.:

Jual beli memiliki beberapa hal yang harus ada terlebih dahulu agar

akadnya dianggap sah dan mengikat yang kemudian disebut rukun jual beli.

Menurut jumhur Ulama rukun jual beli ada 4 yaitu :16

1. Orang yang berakad (penjual dan pembeli)

2. Ṣ īgah (lafal ijab dan kabul)

3. Barang yang dibeli

4. Nilai tukar pengganti barang

Menurut jumhur ulama jual beli dari segi sah dan tidaknya dibagi menjadi

dua bentuk yaitu sebagai berikut:

1. Jual beli yang sahih

Yaitu apabila jual beli tersebut disyariatkan, memenuhi rukun dan syarat

yang ditentukan; bukan milik orang lain, tidak tergantung pada hak

khiyār lagi.

15

Abu Abdillah Muhammad Bin Yazid Al-Qazwainy, Sunan Ibnu Majah, Maktabah

Syamilah, VI: 356.

16

Yazid Afandi, Fiqh Muamalah dan…, hlm. 37.

Page 34: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

13

2. Jual beli yang batal

Yaitu apabila salah satu atau seluruh rukunnya tidak terpenuhi, atau jual

beli itu pada dasar dan sifatnya tidak disyariatkan, seperti jual beli yang

dilakukan oleh anak-anak, orang gila, atau barang yang dijadikan objek

adalah barang yang diharamkan seperti minuman keras, babi dan lain

sebagainya. Ada beberapa jenis jual beli yang masuk dalam kategori jual

beli yang batil di antaranya adalah: jual beli sesuatu yang tidak ada, jual

beli yang mengandung unsur penipuan, jual beli barang najis dan lain

sebagainya.

Teori kedua yaitu ar-rahn (gadai) menurut bahasa berarti aṡ -ṡ ubūt dan al-

habs yaitu penetapan dan penahanan. Ada pula yang menjelaskan bahwa rahn

adalah terkurung atau terjerat, di samping itu rahn diartikan pula secara bahasa

dengan tetap, kekeal, dan jaminan.17

Adapun definisi rahn dalam istilah syari‟at, dijelaskan para ulama dengan

ungkapan menjadikan harta benda sebagai jaminan utang untuk dilunasi dengan

jaminan tersebut ketika tidak mampu melunasinya, atau harta benda yang

dijadikan jaminan utang untuk dilunasi (utang tersebut) dari nilai barang jaminan

tersebut apabila tidak mampu melunasinya dari orang yang berutang.Sedangkan

Syeikh Al-Basaam mendifinisikan rahn sebagai jaminan utang dengan barang

17

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, cet. i, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hlm.

105.

Page 35: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

14

yang memungkinkan pelunasan utang dengan barang tersebut atau dari nilai

barang tersebut apabila orang yang berutang tidak mampu melunasinya.

Ulama fiqih berbeda pendapat dalam mendefinisikan rahn (gadai) :18

1. Menurut ulama Syafi‟iyah

“menjadikan suatu benda sebagai jaminan utang yang dapat dijadikan

pembayaran ketika berhalangan dalam membayar utang”.

2. Menurut ulama Hanabilah

“harta yang dijadikan jaminan utang sebagai pembayar harga (nilai) utang

ketika yang berutang berhalangan (tidak mampu) membayar utangnya

kepada pemberi pinjaman”.

Berdasarkan pengertian dari yang dikemukakan di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan rahn (gadai) adalah menahan barang

jaminan yang bersifat materi milik si peminjam (rāhin) sebagai jaminan atau

pinjaman yang diterimanya, dan barang yang diterima tersebut bernilai ekonomi

sehingga pihak yang menahan (murtahin) memperoleh jaminan untuk mengambil

kembali seluruh atau sebagian utangnya dari barang gadai dimaksud bila pihak

yang menggadaikan tidak dapat membayar utang pada waktu yang telah

ditentukan.19

18

Adrian Sutedi, Hukum Gadai Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm..23.

19

Ibid., hlm. 22-23.

Page 36: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

15

Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 283 dan QS Al-Muddatstsir

ayat 38 yang berbunyi :

20

21

Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh As-Syafii, Al-Baihaqi,

Al-Hakim, Ibn Hibban dan Ad-Daraquthni :

Dari beberapa landasan hukum mengenai gadai di atas, maka terdapat

beberapa rukun dan syarat yang berlaku dalam gadai agar gadai tersebut sesuai

dengan hukum islam. Adapun rukun gadai yang dimaksud yaitu :

1. Ar-Rāhin (yang menggadaikan)

2. Al-Murtahin (yang menerima gadai)

3. Al-Marhūn (barang yang digadaikan)

4. Al-Marhūn bih (utang)

5. Ṣ īgah (ijab kabul)

20

QS Al-Baqarah (1) : 283.

21

QS Al-Muddatstsir (74) :38.

22

Imam Abi Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughiran bin bardizbah Al-

Bukhari Al-Juf‟fiy, Shahih Al-Bukhari, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1983), juz 3, hlm. 116.

Page 37: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

16

Menurut Sayyid Sabiq, bahwa gadai itu dianggap sah apabila memenuhi

empat syarat yaitu :

1. Orangnya sudah dewasa

2. Berfikiran sehat

3. Barang yang digadaikan sudah ada saat terjadi akad gadai

4. Barang gadaian dapat diserahkan atau dipegang oleh penggadai barang23

Secara umum rahn (gadai) dikategorikan sebagai akad yang bersifat derma

sebab apa yang diberikan penggadai (rāhin) kepada penerima gadai (murtahin)

tidak ditukar dengan sesuatu. Yang diberikan murtahin kepada rahin adalah utang,

bukan penukar atas barang yang diigadaikan.Rahn juga termasuk akad ainiyah,

yaitu dikatakan sempurna sesudah menyerahkan benda yang dijadikan akad,

seperti hibah, pinjam-meminjam, titipan dan qirāḍ . Semua termasuk akad

tabarru’ (derma) yang dikatakan sempurna setelah memegang(al-qabḍ ).24

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penyusun menggunakan jenis penelitian lapangan

(field research) dengan mencari data langsung ke lapangan untuk mengetahui

pokok-pokok masalah dalam skripsi ini secara jelas dan valid.Adapun tempat

23

Adrian Sutedi, Hukum Gadai Syariah..., hlm. 27-28.

24

Ibid., hlm. 24.

Page 38: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

17

yang dijadikan objek dalam skripsi ini adalah di Desa Nglorog, Kecamatan

Pringsurat, Kabupaten Temanggung.

2. Sifat Penelitian

Sifat yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif-penskriptif

analisis, yaitu dengan menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan praktik

ngusum kopi di Desa Nglorog kemudian dilanjutkan dengan analisis hukum

Islam.Hukum Islam yang dimaksud adalah hukum yang sesuai dengan yang

diajarkan oleh Islam yang bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadis Nabi serta

Ijma‟ para ulama.

3. Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi merupakan suatu studi kesengajaan dan dilakukan secara

sistematis berencana, melalui proses pengamatan atas gejala-gejala yang

terjadi pada saat itu.25

Yaitu dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatat terhadap

fenomena-fenomena di lapangan yang berhubungan dengan praktik

ngusum kopi di Desa Nglorog, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten

Temanggung.

25

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

1992), hlm. 132.

Page 39: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

18

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang

dilakukan oleh pihak pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai

(interviewee), dan maksud dari wawancara ini adalah mengkonstruksi

mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi dan maksud-

maksud lain yang mengarahkan pada titik akhir yaitu mendapatkan data

atau informasi yang dibutuhkan.26

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang

terkait dengan praktek “ngusum kopi” yang terjadi di Desa Nglorog,

Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung yang terdiri dari Bapak

Suryadi selaku Kepala Desa yang merupakan aparatur pemerintahan,

Bapak Dukut Sri Widayat selaku ulama, dan pemilik lahan kopi yaitu Ibu

Murtopiah, Ibu Istikomah dan Bapak Supriyadi serta para pemberi

pinjaman uang yaitu Bapak Fauzan, Bapak Tafrikhan, Bapak Suyatno dan

Ibu Suyati.

c. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang

tertulis, di dalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, cacatan

26

Lexy. J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2006), hlm. 186.

Page 40: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

19

harian.27

Pada penelitian terhadap praktik ngusum kopi penelitin

mendapatkan sumber dari dokumen dan catatan kantor Desa Nglorog.

4. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang penyusun gunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan normatif, yaitu dengan mengacu kepada aturan-aturan dan kaidah

hukum Islam untuk memperoleh kesimpulan bahwa praktik ngusum kopi

yang terjadi di Desa Nglorog sesuai atau tidak dengan hukum Islam.

5. Metode Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu data yang

diperoleh di lapangan selanjutnya akan diklarifikasi dan dikritisi dengan

seksama berdasarkan referensi yang ada. Analisis data menggunakan metode

deduktif yaitu analisis dari data atau kesimpulan yang bersifat umum akan

dianalisisn untuk mencari suatu kesimpulan yang bersifat khusus.28

G. Sistematika Pembahasan

Agar pembahasan masalah lebih terarah dan dipahami secara mudah, maka

penulisan skripsi ini dilakukan secara sistematis sesuai dengan tata urutan yang

ada yaitu sebagai berikut :

27

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,

2010), hlm. 201.

28

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, cet. ke-22, (Yogyakarta: Andi Offset, 1990), hlm. 32.

Page 41: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

20

Bab Pertama, merupakan pendahuluan yang menjelaskan tentang latar

belakang masalah, pokok masalah, tujuan dan kegunaan, telaah pustaka, kerangka

teoritik, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab Kedua, membahas tentang akad bernama dan akad tidak bernama. Akad

bernama terdiri dari akad jual beli dan akad gadai.Akad jual beli meliputi

pengertian, landasan, syarat dan rukun, pembagian juga jual beli yang

diperselisihkan.Sedangkan akad gadai meliputi pengertian, landasan hukum,

syarat dan rukun, status dan jenis barang, pemanfaatan barang, hak dan kewajiban

serta berakhirnya gadai.

Bab Ketiga merupakan pemaparan data yang diperoleh di lapangan. Dalam

bab ini membahas tentang : gambaran umum Desa Nglorog mulai dari kondisi

geografis, kondisi demografis, kondisi social ekonomi, dan kondisi pendidikan

dan keagamaan. Kemudian dijelaskan tentang praktik ngusum kopi yang terjadi di

desa tersebut mulai dari sejarah, proses terjadinya akad, hak dan kewajiban para

pihak, pemanfaatan lahan kopi serta pandangan para pihak yang terkait praktik

ini.

Bab Keempat merupakan analisa tentang praktik ngusum kopi dengan

pendekatan hukum Islam dan korelasinya dengan data yang telah peneliti

dapatkan di lapangan.

Bab Kelima yaitu penutup yang berisi kesimpulan dan saran.Merupakan

jawaban dari pokok masalah yang diangkat oleh penyusun.

Page 42: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

98

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Praktik ngusum kopi yang terjadi di Desa Nglorog merupakan sebuah praktik

utang piutang antara kedua belah pihak, yakni pihak yang sedang terdesak

oleh kebutuhan dan membutuhkan uang dengan segera dan pihak yang

mempunyai uang dan siap memberikan pinjaman dengan adanya lahan kopi

yang akan dijadikan jaminan atas pinjaman uang tersebut. Pada praktiknya

lahan yang dijadikan sebagai jaminan tersebut sudah pasti akan diambil

buahnya ketika panen dengan perhitungan yang telah disepakati oleh kedua

belah pihak. Namun lahan tersebut bisa diambil kembali oleh pemilik lahan

ketika sudah mengembalikan uang pinjamannya.

Praktik ini sebenarnya dilakukan untuk menghindari dari menjual

tanah yang merupakan sumber mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Perjanjian yang dilakukan oleh para pihak hanya secara lisan dan

didasari atas saling percara satu dengan yang lainnya sehingga ketika terjadi

konflik atau sengketa mereka akan menyelesaikannya dengan jalan

kekeluargaan pula. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penyusun

kepada para pihak dalam praktik ngusum kopi ini, hamper semuanya

Page 43: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

99

mengatakan bahwa kedua belah pihak sama-sama diuntungkan dengan adanya

praktik ini.

2. Islam selalu mengatur hubungan seseorang dengan orang lain agar tercipta

kedamaian dan keamanan serta yang paling penting adalah keselamatan. Hal

ini untuk menghindarkan dari adanya kecurangan yang berakibat pada

kerugian. Sehingga Islam membuat aturan-aturan yang harus dijalani oleh

manusia agar apa yang dilakukannya berada pada jalan keselamatan.

Praktik ngusum kopi yang terjadi di Desa Nglorog menurut hasil

penelitian penyusun termasuk dalam kategori jual beli sebagaimana yang

telah dipaparkan panjang lebar pada bab-bab sebelumnya, hal ini diperkuat

dengan hasil wawancara yang semuanya mengatakan bahwa ini praktik ini

memang jual beli. Itulah kenapa penyusun memakai beberapa teori untuk

mengungkap praktik ngusum kopi ini karena memang disini ada unsur gadai

sebab awalnya adalah untuk meminjam utang. Akan tetapi unsur jual belinya

juga ada walaupun tidak sedominan unsur gadai. Sehingga penyusun

menyimpulkan bahwa praktik ngusum kopi termasuk ke dalam kategori jenis

akad jual beli, yaitu jual beli tenggat waktu (al-bai’ al-wafa’).

Para ualama masih memperdebatkan tentang jenis akad jual beli

dengan tenggat waktu ini, ada yang memperbolehkannya dan ada pula yang

melarangnya. Dalam hal ini penyusun mempunyai dua pandangan dari hukum

atas praktik ngusum kopi ini. Semua itu berdasarkan atas motif dari para pihak

Page 44: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

100

yang melakukan akad sebagaimana bisa dilihat pada lampirang tentang hasil

wawancara.

Pertama, praktik ngusum kopi ini sah dan diperbolehkan. Hal ini

berdasarkan bahwa akad yang dilakukan tersebut sudah memenuhi rukun dan

syarat. Dan yang paling utama adalah bahwa yang melandasi kedua belah

pihak untuk melakukan praktik ngusum kopi ini adalah saling tolong

menolong sehingga berapapun nanti hasilnya dan berapaun harganya yang

para pihak akan memakluminya sesuai pada perjanjian awal. Jika ada

kelebihan itu juga atas inisiatif dari pemilik lahan sebagai rasa terima kasih

atas pertolongan yang diberikan kepadanya, dikarenakan selama ini pihak

penerima lahan selalu akan mendapatkan kelebihan dan kelebihan tersebut

juga dimaksudkan sebagai biaya perawatan selama lahan kopi berada di pihak

penerimanya.

Kedua, tidak sah atau tidak diperbolehkan. Hal ini karena ada

beberapa syarat yang belum terpenuhi. Seperti yang sudah dikemukakan di

atas bahwa perbedaan motiflah yang menjadikan penyusun untuk

menyimpulkan pandangan ini. Sebagaimana yang dikemukakan di atas

landasan tolong menolong harus menjadi yang utama. Namun masih ada

sebgian orang yang benar-benar memandang ini sebagai lahan bisnis sehingga

dia akan mencari orang yang sedang membutuhkan pinjaman uang dengan

memanfaatkan lahan kopinya. Biasanya dalam penentuan harga orang

Page 45: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

101

semacam ini lebih dominan daripada pemilik lahan itu sendiri. Sehingga dia

akan mendapatkan keuntungan atau kelebihan yang sangat besar dari praktik

ini. Hal seperti inilah yang mengandung unsur riba sehingga praktik ini tidak

sah atau dilarang oleh Islam.

B. Saran

Setelah penyusun melakukan penelitian terhadap praktik ngusum kopi yang

terjadi di Desa Nglorog Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung dan

menyimpulkan sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, maka ada

beberapa saran yang ingin penyusun sampaikan khususnya kepada masyarakat

Desa Nglorog dan masyarakat sekitar pada umumnya agar praktik ngusum kopi

tersebut dapat berjalan baik dan benar sehingga tidak ada lagi pihak yang akan

dirugikan.

1. Akad atau perjanjian pada praktik ngusum kopi ini sebaiknya selain

dilakukan secara lisan alangkah baiknya dilakukan secara tertulis juga dan

atas sepengetahuan pemerintah setempat agar menghindari hal-hal yang

tidak diinginkan. Sehingga ketika terjadi sengketa antara para pihak yang

melakukan perjanjian akan lebih mudah dalam penyelesaiannya.

2. Pada waktu akad atau perjanjian dilakukan para pihak harus

menyampaikan pendapatnya sehingga keputusan yang nantinya akan

Page 46: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

102

disepakati oleh kedua belah pihak benar-benar hasil dari kesepakatan

bersama.

3. Praktik ngusum kopi ini merupakan alternatif bagi masyarakat untuk

mendapatkan pinjaman uang guna memenuhi kebutuhan yang bersifat

mendadak. Oleh karena itu alangkah lebih baiknya bila pada waktu panen

menyisihkan sebagian hasil panennya untuk digunakan pada saat

munculnya kebutuhan mendesak tersebut.

4. Kepada beberapa pihak yang melakukan praktik ini untuk mencari

keuntungan semata supaya kembali kepada tujuan awal dari praktik ini

yaitu tolong-menolong sesame agar tidak merugikan sebelah pihak.

5. Dalam penaksiran harga benar-benar dilakukan secara teliti karna harga

dan hasil kopi yang mengalami fluktuasi rentan merugikan sebelah pihak,

oleh karena itu kejujuran dari masing-masing pihak sangat dibutuhkan.

6. Akad ngusum kopi ini akan lebih baik lagi apabila akad awalnya adalah

sewa-menyewa, pinjam mengganti atau gadai bukan jual beli. Karena

unsur-unsur yang terkandung di dalam praktik ini lebih menuju kepada

gadai atau sewa-menyewa.

Page 47: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

103

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an

Agama RI, Departemen, Al-Qur’ān dan Terjemahnya, Depok: Cahaya Qur’an, 2008.

Hadis

Abdullah Muhammad, Imam Abi bin Ismail bin Ibrahim bin Mughiran bin bardizbah Al-Bukhari Al-Ju’fiy, Ṣahīh al-Bukhārī, juz 3, Beirūt: Dar al-Fikr, 1983.

Abi Husain, Imam Muslim bin Hajjaj Al-Kusyairy An-Naisaburi, Ṣaīih al-Muslim, juz 2 , Beirūt: Dar al-Fikr, 1993.

Fiqh dan Usul al-fiqh

Abi Muhammad Abdullah bin Muhammad bin Ibnu Qudamah, al-Mugnī ‘alā MukhtaṢar al-Kharqī, jld 4,Beirūt: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1994.

Abu Abdillah Muhammad Bin Yazid Al-Qazwainy, Sunan Ibnu Mājah, Maktabah Syamilah, VI: 356.

Afandi, Yazid, Fiqh Muamalah Dan Implementasinya Dalam Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: Logung Pustaka, 2009.

Al-Fath, Abu, Ahmad, Kitab al-Mu’āmalāt fī asy-Syarī’ah al-Islāmiyyah wa al-Qawānīn al-MiṢriyah, Mesir: Matba’ah al-Busfir, 1913.

Ali, Zainuddin, Hukum Gadai syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Antonio, Syafi’i, Muhammad, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani Press, 2001.

Anwar, Syamsul, Hukum Perjanjian Syari’ah Studi Tentang Teori Akad Dalam Fikih Muamalat, Jakarta: Rajawali Press , 2007.

Page 48: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

104

ash-shawi, Shalah, dan al-Muslih, Abdullah, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, (terj), cet. 1, Jakarta: Darul haq, 2004.

Az-Zarqa, Ahmad, Musthofa, al-Fiqh al-Islāmī fī Ṣaubihi al-Jadīd, Damaskus: Matabi’ Alifba’ al-Adīb, 1967-1968.

Az-Zuhaily, Wahbah, al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuh, Beirūt: Dār al-Fikr, 2002.

Basjir, Ahmad, Azhar, Asas-asas Hukum Mu’amalat (Hukum Perdata Islam), Yogyakarta : Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, 1993.

Basyir, Ahmad, Azhar, Hukum Islam tentang Riba, Utang-Piutang Gadai, Bandung: Al-Maarif, 2001.

Haroen, Nasrun, Fiqh Muamalah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007.

Ibn Basyir, Maqatil Ibn Sulaiman, Tafsīr Maqātil, Maktabah Syamilah, I: 119.

Mahfudh, Sahal, Nuansa Fiqh Sosial, cet. Ke-2, Yogyakarta: PT LKis Printing Cemerlang Yogyakarta, 2012.

Muhammad dan Solikhul Hadi, Pegadaian Syariah: Suatu Alternatif Konstruksi

Pegadaian Nasional, edisi 1, Jakarta: Salemba Diniyah, 2003.

Muslich, Wardi, Ahmad, Fiqh Muamalat, Jakarta: Amzah, 2010.

Nujaim, Ibnu, al-Asybāh wa an-Nazāir, Beirūt: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1985.

Sabiq, Sayid, Al-Fiqh As-Sunnah, Juz 12, cet. Ke-1, Bandung : PT. Al-Ma’arif, 1987. Sabiq, Sayyid, Al-Fiqh As-Sunnah, jld 3, Beirut: Dar Al-Fikr, 1995.

Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, cet. 1, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001. Sutedi, Adrian, Hukum Gadai Syariah, Bandung: Alfabeta, 2011.

Taymiyah, Ibnu, Majmu’ Al-F atawa, (Beirut: Dar Al-Fikr), xxi.

Yanggo, T Chuzaimah dan Anshari, Hafiz, Problematika Hukum Islam Kontemporer, edisi ke-3, Jakarta: LSIK, 1997.

Page 49: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

105

Lain-Lain

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Astuti, Hayu, Desy, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Gadai Tanaman Keras dalam

Adat Minangkabau (Studi di Desa Padang Gantiang)”, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2004.

Azizah, Ngasyiqotel, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penanggungan Resiko atas Barang Jaminan di Pegadaian Pertanahan Cabang Kebumen”, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006.

Gardjito, Murdijati dan Rahadian, Dimas, Kopi, cet 1, Yogyakarta: Kanisius, 2011.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, cet. Ke-22. Yogyakarta: Andi Offset, 1990.

Isti’anah, “Praktik Gadai Tanah Sawah Ditinjau dari Hukum Islam (Studi di Desa Harjawinangun Kec. Balapulang Kab. Tegal”, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009.

J Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006. Moore, Frazier, Hubungan Masyarakat: Prinsip, Kasus, dan Masalah Satu, alih

bahasa oleh Lilawati Trimo, Deddy Djamaludin Malik, Bandung: Remadja Karya, 1988.

Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, cet. Ke-5, Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1995.

Soekanto, Soerjono, Pengantar Sosiologi Hukum, Jakarta : Bhratara Karya Aksara, 1977.

Yunus, Ahmad, “Praktik Gadai Pohon Cengkih di Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang (Sebuah Kajian Perspektif Sosiologi Hukum Islam)”, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011.

Page 50: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

Lampiran 1

DAFTAR TERJEMAHAN

BAB I

Nomor

Foot Note Halaman Terjemahan

4 4 Rasulullah SAW melarang jual beli bakal

kurma dengan kurma.

14 11 …dan Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba…

15 12

Seorang pedagang yang dapat dipercaya, jujur

dan muslim di akhirat akan bersama-sama

para syuhada.

20 15

Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu

tidak mendapatkan seorang penulis, maka

hendaklah ada barang jaminan yang dipegang.

Tetapi, jika sebagian kamu mempercayai

sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai

itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan

hendaklah dia bertakwa kepada Allah,

Tuhannya. Dan janganlah kamu

menyembunyikan kesaksian, karena barang

siapa menyembunyikannya, sungguh, hatinya

kotor (berdosa). Allah Maha Mengetahui apa

yang kamu kerjakan.

21 15 Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang

Page 51: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

telah dilakukannnya.

22 15

Agunan itu tidak boleh dihalangi dari

pemiliknya yang telah mengagunkannya. Ia

berhak atas kelebihan (manfaat)-nya dan wajib

menanggung kerugian (penyusutan)-nya.

BAB II

41 31 …dan Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba…

42 31

Bukanlah suatu dosa bagimu mencari karunia

dari Tuhanmu. Maka apabila kamu bertolak

dari Arafah, berzikirlah kepada Allah di

Masy’arilharam dan berzikirlah kepada-Nya

sebagaimana Dia telah member petunjuk

kepadamu, sekalipun sebelumnya kamu benar-

benar termasuk orang yang tidak tahu.

44 32

Seorang pedagang yang dapat dipercaya, jujur

dan muslim di akhirat akan bersama-sama

para syuhada.

61 45

Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu

tidak mendapatkan seorang penulis, maka

hendaklah ada barang jaminan yang dipegang.

Tetapi, jika sebagian kamu mempercayai

sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai

itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan

hendaklah dia bertakwa kepada Allah,

Tuhannya. Dan janganlah kamu

menyembunyikan kesaksian, karena barang

Page 52: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

siapa menyembunyikannya, sungguh, hatinya

kotor (berdosa). Allah Maha Mengetahui apa

yang kamu kerjakan.

62 45 Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang

telah dilakukannnya.

63 45

Rasulullah SAW pernah membeli makanan

dari seorang Yahudi dengan cara

membayarnya di akhir, kemudian beliau

memberikan jaminan baju besi.

64 45

Agunan itu tidak boleh dihalangi dari

pemiliknya yang telah mengagunkannya. Ia

berhak atas kelebihan (manfaat)-nya dan wajib

menanggung kerugian (penyusutan)-nya.

71 50

Barang jaminan utang dapat ditunggangi dan

diperah, serta atas dasar menunggangi dan

memerah susunya wajib menafkahi.

75 52

Barang jaminan utang dapat ditunggangi dan

diperah, serta atas dasar menunggangi dan

memerah susunya wajib menafkahi.

81 57

Siapakah yang mau meminjamkan kepada

Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan

melipatgandakan (balasan) pinjaman itu

untuknya, dan ia akan memperoleh pahala

yang banyak.

82 57

Tidak ada seorang muslim yang memberi

pinjaman kepada muslim yang lain dua kali

kecuali seperti sedekah satu kali.

Page 53: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

84 59 Semua utang yang menarik manfaat maka ia

termasuk riba.

85 59

Rasulullah SAW berutang seekor unta,

kemudian beliau membayarnya dengan seekor

unta yang lebih baik daripada unta yang

diutangnya, dan beliau bersabda: “sebaik-baik

kamu sekalian adalah orang yang paling baik

dalam membayar utang”.

Page 54: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

Lampiran 2

BIOGRAFI TOKOH

1. AS-SAYYID SABIQ

Beliau adalah ulama dan guru besar di Universita Al-Azhar Kairo, Mesir

pada tahun 1945. Semua pemikiran beliau selalu berpedoman pada Al-Qur’an

dan As-Sunnah, sehingga beliau terkenal sebagai orang yang menentang kepada

orang-orang yang berkeyakinan bahwa pintu ijtihad the tertutup. Di antara karya

beliau yang terkenal yaitu: “Fiqh As-Sunnah dan Kitab Qa’idatul Fiqhiyyah”.

2. WAHBAH AZ-ZUHAILI

Beliau mempunyai nama lengkap Wahbah Mustafa Az-Zuhaili. Beliau

lahir di kota Dayn’atiyah bagian damaskus pada tahun 1932. .Mendapatkan

ijazah tertinggi pada peringkat pertama di Fakultas Syari’ah Universitas Al-

Azhar Kairo, Mesir pada tahun 1956, dan kemudian mendapatkan gelar diploma

Mazhab Asy-Syari’ah (MA) di Fakultas Hukum Universitas Al-Qahirah pada

tahun 1959 dan mendapatkan gelar Doktoral Hukum pada tahun 1963. Pada

tahun yang sama beliau dinobatkan sebagai dosen di delapan Universitas di

Damaskus. Di antara karya beliau adalah al-Wasit fi Ushul al-Fiqh al-Islami wa

Adillatuhu dan Tafsir Al-Munir fi al-Aqilah wa Asy-Syari’ah wal Manhaj.

3. HASBI ASH-SHIDDIEQY

Nama lengkap beliau adalah Tengku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqie,

lahir di Lhokseumawe, Aceh Utara pada tanggal 10 Maret 1904 dan wafat pada

tanggal 9 Desember 1975. Beliau belajar di Pondok Pesantren di Sumatera Utara

selama 15 tahun kemudian melanjutkan studinya di Madrasah Aliyah al-Irsyad

Surabaya.

Page 55: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

Beliau pernah memegang jabatan sebagai dosen di PTAIN Yogyakarta pada

tahun 1950. Kemudian pada tahun 1960-1970 beliau menjabat sebagai Dekan

Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan dikukuhkan menjadi

Guru Besar Ilmu Syari’ah pada tahun 1972. Beliau dianugerahi gelar Doktor

Honoris dari Universitas Islam Bandung tahun 1975 dan juga mendapatkan gelar

serupa dari IAIN Sunan Kalijaga pada tahun yang sama. Selain sebagai akademisi

beliau juga aktif menulis buku, di antaranya adalah Tafsir An-Nur, 2000 Mutiara

Hadis, Pokok-pokok Pedoman Zakat dan masih banyak yang lainnya.

4. AHMAD AZHAR BASYIR

Beliau lahir pada tanggal 25 Nopember 1928 dan merupakan alumnus

dari perguruan tinggi IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 1956.

Kemudian beliau memperdalam bahasa Arab di Universitas Baghdad pada tahun

1957-1958 dan memperoleh gelar Magister di Universitas Kairo Mesir dalam

bidang Dirasah Islamiyah pada tahun 1965. Beliau juga mengikuti pendidikan

purna sarjana filsafat di Universitas Gadjah Mada pada tahun 1971-1972 yang

kemudian menjadi dosen luar biasa di UGM, UMY, UII dan IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta. Beliau juga berkarya dengan menulis buku yang di

antaranya adalah Falsafah Ibadah dalam Islam, Hukum Waris Islam, Asas-asas

Mu’amalah dan lain sebagainya.

5. SYAMSUL ANWAR

Syamsul Anwar lahir tahun 1956 di Midai, Natuna, Kepulauan Riau.

Pendidikan terakhir adalah S3 IAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga tahun 2001,

Yogyakarta. Tahun 1989-1990 kuliah di Universitas Leiden dan tahun 1997 di

Hartford Seminary, Hartford, USA. Sehari-hari bekerja sebagai dosen tetap

Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, sejak tahun 1983 hingga

sekarang dan tahun 2004 diangkat sebagai guru besar. Selain itu beliau juga

Page 56: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

memberi kuliah pada sejumlah Perguruan Tinggi, seperti UMY, UMP, Program

S3 Ilmu Hukum UII, PPS IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, di samping PPS UIN

Sunan Kalijaga sendiri. Pernah menjabat Sekertaris Prodi Hukum Islam PPS

IAIN Sunan Kalijaga (1999), Dekan Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga

(1999-2003). Sering mengikuti kegiatan seminar dan penelitian termasuk di

manca negara, antara lain tahun 2003 di Leiden disponsori oleh International

Institute for Asian Studies (IIAS) dan di Kairo 2007 dalam Program Visiting

Professor Award disponsori oleh UIN Sunan Kalijaga. Tentang kegiatan sosial,

pernah mengikuti Youth Religious Service di Spanyol tahun 1987, World

Religion Day di New York tahun 1997, dan sekarang aktif di Pimpinan Pusat

Muhammadiyah dengan jabatan terakhir Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid periode

2000-2005 dan 2005-2010. Karya ilmiah antara lain adalah buku Islam, Negara

dan Hukum (terjemahan, 1993), Studi Hukum Islam Kontemporer (2006 dan

2007), serta artikel-artikel ilmiah tentang hukum islam di beberapa jurnal seperti

Islam Futura, Profetika, Mukaddimah, Al-Jami’ah, Islamic Law and Society

(Leiden) dan lain-lain.

Page 57: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA

A. Pertanyaan yang ditujukan kepada pemerintah setempat

1. Apakah pihak pemerintah dalam hal ini pemerintah Desa Nglorog mengetahui

tentang adanya praktik ngusum kopi?

2. Sudah berapa lama praktik ini berjalan di desa Nglorog?

3. Apakah para pihak yang melakukan akad melaporkan dan dicatat di dalam

agenda desa?

4. Apakah pernah ada sengketa yang kemudian diselesaikan dengan melibatkan

pemerintah desa?

5. Bagaimanakah pandangan pemerintah terhadap praktik ngusum kopi ?

B. Pertanyaan yang ditujukan kepada pihak pemilik lahan kopi

1. Apakah bapak/ibu/saudara/i mengetahui tentang sejarah ngusum kopi?

2. Apakah bapak/ibu/saudara/I mengetahui berapa lama praktik ngusum kopi

berlangsung?

3. Apakah yang mendasari bapak/ibu/saudara/i meminjam uang dengan

menawarkan lahan kopinya sebagai jaminan?

4. Berapa kalai bapak/ibu/saudara/i melakukan praktik ngusum kopi ini?

5. Bagaimana proses akad dilangsungkan?

6. Apakah bapak/ibu/saudara/i langsung bertemu dengan pihak yang akan

menerima lahan kopi?

7. Kapan bapak/ibu/saudara/i melakukan akad ngusum kopi ini?

8. Berapa jumlah uang yang bapak/ibu/saudara/i pinjam?

9. Berapa musim lahan pohon kopi diserahkan pemanfaatannya kepada penerima

gadai?

Page 58: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

10. Bagaimana proses penghitungan atas lahan kopi yang akan menjadi objek

akad?

11. Pihak mana yang menentukan batas waktu pemanfaatan lahan kopi?

12. Apa yang akan bapak/ibu/saudara/i lakukan apabila tidak menemukan

kesepakatan dengan calon penerima lahan kopi ?

13. Apakah bapak/ibu/saudara/i sutuju dengan adanya praktik ngusum kopi ini?

14. Apakah bapak/ibu/saudara/i merasa diuntungkan dengan praktik ini?

15. Apakah akad yang dilakukan bapak/ibu/saudara/i dengan pihak penerima

lahan kopi dicatat dan ada saksi ketika disepakati?

C. Pertanyaa yang ditujukan kepada penerima lahan kopi

1. Apakah bapak/ibu/saudara/i mengetahui tentang sejarah ngusum kopi?

2. Apakah bapak/ibu/saudara/I mengetahui berapa lama praktik ngusum kopi

berlangsung?

16. Apakah yang mendasari bapak/ibu/saudara/i memberikan pinjaman uang

dengan lahan kopinya sebagai jaminan?

17. Berapa kalai bapak/ibu/saudara/i melakukan praktik ngusum kopi ini?

18. Bagaimana proses akad dilangsungkan?

19. Apakah bapak/ibu/saudara/i langsung bertemu dengan pihak yang akan

menerima lahan kopi?

20. Kapan bapak/ibu/saudara/i melakukan akad ngusum kopi ini?

21. Berapa jumlah uang yang bapak/ibu/saudara/i pinjamkan?

22. Berapa musim lahan pohon kopi diserahkan pemanfaatannya kepada

bapak/ibu/saudara/i?

23. Bagaimana proses penghitungan atas lahan kopi yang akan menjadi objek

akad?

24. Pihak mana yang menentukan batas waktu pemanfaatan lahan kopi?

Page 59: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

25. Apa yang akan bapak/ibu/saudara/i lakukan apabila tidak menemukan

kesepakatan dengan calon penerima lahan kopi ?

26. Apakah bapak/ibu/saudara/i sutuju dengan adanya praktik ngusum kopi ini?

27. Apakah bapak/ibu/saudara/i merasa diuntungkan dengan praktik ini?

28. Apakah akad yang dilakukan bapak/ibu/saudara/i dengan pihak penerima

lahan kopi dicatat dan ada saksi ketika disepakati?

Page 60: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK “ NGUSUM …digilib.uin-suka.ac.id/17357/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfujung sebelah timur dari Kabupaten Temanggung. Kondisi geografis yang

I

CURRICULUM VITAE

Nama : Muhammad Sa’li Rosid

NIM : 11380092

TTL : Temanggung, 13 November 1989

Alamat : Desa Nglorog Rt.03/05 Kecamatan Pringsurat

Kabupaten Temanggung

Nama Orangtua

Bapak : Ismun

Ibu : Suyati

Alamat Rumah : Desa Nglorog Rt.03/05 Kecamatan Pringsurat

Kabupaten Temanggung

Pendidikan :

1. TK Merdisiwi 2 Nglorog, Lulus Tahun 1996.

2. Sekolah Dasar Negeri Tuksongo 2, Desa Nglorog, Lulus Tahun 2002.

3. MTs Al-Abror, Lulus Tahun 2005.

4. PM Darussalam Gontor, Lulus Tahun 2009.

5. Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Masuk

Tahun 2011.