tinjauan hukum islam terhadap praktek sewa … · 2014. 12. 2. · tinjauan hukum islam . terhadap...
TRANSCRIPT
TINJAUAN HUKUM ISLAM
TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA HEWAN PEJANTAN
(STUDI KASUS DI FORTUNA PETSHOP JALAN GEJAYAN CT X / 12
YOGYAKARTA)
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SEBAGAI SYARAT- SYARAT
MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU
DALAM ILMU HUKUM ISLAM
Oleh :
HERMAWAN
09380051
Pembimbing :
Drs. KHOLID ZULFA, M.Si.
MUAMALAT
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
II
ABSTRAK
Sewa-menyewa hewan pejantan untuk proses perkawinan merupakan suatu hal yang
sudah lazim terjadi pada kalangan masyarakat, khususnya para pemilik kucing hias. Seperti
halnya sewa-menyewa hewan pejantan di Fortuna Petshop yang pada intinya penyewa
berharap akan memiliki keturunan yang sama seperti induknya yang mempunyai harga jual
tinggi. Tetapi sewa-menyewa hewan pejantan seperti ini merupakan isu kontroversi di
kalangan ulama, terutama oleh Imam Abu Daud, yang mana tidak diperbolehkan sewa-
menyewa hewan pejantan karena diharamkan. Oleh karena itulah menarik untuk dilakukan
penelitian di Fortuna Petshop jalan Gejayan CT X/12 Yogyakarta.
Permasalahan pokok yang menjadi titik fokus penelitian adalah bagaimanakah
praktek pelaksanaan sewa-menyewa hewan pejantan di Fortuna Petshop dan bagaimanakah
status hukum sewa-menyewa hewan tersebut ditinjau dari hukum Islam.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu riset yang
didasarkan pada data maupun informasi yang bersumber dari lapangan baik dari pemilik
Fortuna Petshop maupun dari para konsumen, dimulai dari observasi pengamatan langsung
ke Fortuna Petshop dan wawancara kepada pemilik Petshop maupun para konsumen tersebut.
Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yaitu menjelaskan pokok-pokok yang menjadi
permasalahan kemudian dianalisis menggunakan pendekatan normatif sesuai dengan hukum
Islam dengan teori yang ada, apakah sudah sesuai atau tidak.
Hasil penelitian menunjukan bahwa praktek sewa-menyewa tersebut ternyata sangat
bermanfaat dan sangat membantu kedua belah pihak. Sekalipun terdapat beberapa ulama,
seperti Imam Abu Daud yang tidak memperbolehkan sewa-menyewa hewan pejantan, namun
dilihat dari segi kemanfaatan, menghilangkan kemadaratan yang ada dan atas kesepakatan
bersama sewa-menyewa hewan pejantan seperti ini diperbolehkan karena banyak
mengandung kepentingan maslahat yang besar bagi kedua belah pihak baik dari penyewa
maupun dari pihak yang menyewakan.
V
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini
berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987. Secara
garis besar uraiannya sebagai berikut:
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf latin Keterangan
ا
ب
ت
ث
ج
ح
خ
د
ذ
ر
ز
س
ش
ص
ض
Alīf
Bā'
Tā'
Sā'
Jīm
Ḥā'
Khā'
Dāl
Żāl
Rā'
Zāi
Sīn
Syīn
Ṣād
Ḍād
Tidak dilambangkan
B
T
Ṡ
J
Ḥ
Kh
D
Ż
R
Z
S
Sy
Ṣ
Ḍ
Tidak dilambangkan
Be
Te
Es (dengan titik di atas)
Je
Ha (dengan titik di bawah)
Ka dan Ha
De
Zet (dengan titik di atas)
Er
Zet
Es
Es dan Ye
Es (dengan titik di bawah)
De (dengan titik di bawah)
VI
ط
ظ
ع
غ
ف
ق
ك
ل
م
ن
و
ه
ء
ي
Ṭā'
Ẓā'
'Ain
Gain
Fā'
Qāf
Kāf
Lām
Mīm
Nūn
Wāwū
Hā'
Hamzah
Yā'
Ṭ
Ẓ
...ʻ...
G
F
Q
K
L
M
N
W
H
...’...
Y
Te (dengan titik di bawah)
Zet (dengan titik di bawah)
Koma terbalik di atas
Ge
Ef
Qi
Ka
El
Em
En
We
Ha
Apostrof
Ye
B. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap yang disebabkan Syaddah ditulis rangkap.
Contoh : ولي ditulis waliyyun.
.ditulis uḥilla أحل
C. Vokal Pendek
VII
Fathah ) __ ( ditulis a, Kasrah ( _) ditulis i, Dammah) __ ( ditulis u.
Contoh: جعل ditulis ja’ala
ditulis ‘alima علن
ditulis ‘abgaḍu أبغض
D. Vokal Panjang
Bunyi a panjang ditulis ā, bunyi i panjang ditulis ī, u panjang ditulis ū.
1. Fathah + alif
ditulis fatāba فتاب
2. Kasrah + ya mati
ditulis tazwīj تزويج
3. Dammah + wawu mati
ditulis yajūz يجىز
E. Vokal Rangkap
1. Fathah + ya mati
ditulis ilaihā اليها
2. Fathah + wawu mati
ditulis zauj زوج
VIII
F. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan
Apostrof
Contoh: أأنتن ditulis a’antum
ditulis u’iddat أعد ت
G. Ta’ Marbutah di Akhir Kata
1. Bila dimatikan ditulis h. Kata ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang
sudah terserap dalam bahasa Indonesia, sepertisalat, zakat dan sebagainya,
kecuali bila dikehendaki lafaz aslinya.
Contoh: عل ة ditulis ‘illah
2. Bila diikuti kata sandang ‘al’ serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis
dengan h.
Contoh: بداية المجتهد ditulis bidāyah al-mujtahid.
H. Kata Sandang Alif + Lam
1. Bila diikuti huruf Qamariyyah ditulis ‘al’.
.ditulisal-maqāṣid المقاصد
2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya, dengan menghilangkan huruf ‘l’ (el) nya.
.ditulis an-nikāḥ النكاح
IX
MOTTO
Yang terpenting bukan masalah yang menimpa kita
Tetapi yang terpenting adalah bagaimana cara kita
menghadapi masalah.
X
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk almamaterku tercinta Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, kedua orang tua dan seluruh keluargaku
yang sudah membantu baik materil maupun spiritual, dan sebagai bukti
perjuanganku menuntut ilmu, dan tidak lupa kepada seluruh teman-temanku
khususnya anak-anak Muamalah.
XI
KATA PENGANTAR
بسم الله الر حمه الر حيم
الحمد لله رب العا لميه وبه وستعيه على امىر الدويا والديه
اشهد ان لا اله الاالله واشهد أن محمدا عبده ورسىله اللهم صل و سلم على محمد
وعلى اله واصحا به آجمعيه
Segala puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat
rahmat, hidayah, dan inayahNya, sehingga penyususn dapat menyelesaikan tugas
akhir skripsi yang berjul “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pratik Sewa-
menyewa Hewan Pejantan di Fortuna Petshop Jln Gejayan CTX/12 Yogyakarta”
untuk memperoleh gelar sarjana strata satu di bidang hukum Islam pada Fakultas
syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Shalawat srta salam supaya selalu tercurahkan pada Nabi besar kita Nabi
Muhammad SAW. Kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, tabiin-tabiin, sampai
kepada kita semua selaku umatnya yang selalu merindukanya.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak
dukungan dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu,
ijinkanlah penyusun menghaturkan banyak terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
XII
1. Kedua orang tua, bapak dan ibu yang selalu memberikan dukungan moril,
materil dan spiritualnya, terimakasih atas semua doa-doanya.
2. Prof. Dr. H. Musa Asy‟arie, selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
3. Bapak Prof. Noorhadi, M.A, M.,Phil, Ph.D selaku Dekan Fakultas
Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta serta seluruh staf
TU Fakultas Syariah dan Hukum
4. Bapak Abdul Mujib, S.Ag, M.Ag selaku ketua jurusan Muamalah.
5. Bapak Saifuddin, S.HI M.HI selaku sekertaris jurusan serta seluruh staf
jurusan Muamalat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
6. Bapak Gusnam Haris, S.Ag. M.Ag selaku pembimbing akademik
7. Bapak Drs. Kholid Zulfa, M.Si. selaku pembimbing skripsi
8. Seluruh dosen Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kaijaga
khususnya untuk seluruh dewan pengajar jurusan Muamalah.
9. Kepada Mba Disa selaku pimpinan sekaligus owner Fortuna Petshop dan
semua karyawanya terimakasih atas waktunya.
10. Kepada seluruh teman-teman Muamalah angkatan ‟09
11. Kepada anak-anak sumen yang sering mendaki gunung bareng, salam
lestari, mari jaga alam kita bersama
12. Kepada seluruh teaman-teman penghuni kontrakan pinggir kali yang selalu
memberikan dorongan dan motivasinya serta semua pihak yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu tersusunya skripsi ini.
XIII
Semoga amal baik tesebut mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah
SWT. Semoga skripsi ini mendapat ridho-Nya dan bermanfaat. Amin ya Rabbal
„alamin.
Yogyakarta, 7 Oktober 2014 M
12 Dulhijjah 1435 H
Penyusun
HERMAWAN
NIM : 09380051
XIV
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. I
ABSTRAK ............................................................................................... II
NOTA DINAS ..........................................................................................III
SURAT PERNYATAAN SKRIPSI....................................................... IV
PENGESAHAN ....................................................................................... V
PEDOMAN TRANSLITASI ................................................................. VI
MOTTO ................................................................................................... IX
PERSEMBAHAN .................................................................................... X
KATA PENGANTAR ............................................................................ XI
DAFTAR ISI ......................................................................................... XIV
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah.............................................................. 1
B. Pokok masalah ............................................................................ 5
C. Tujuan dan kegunaan penelitian.................................................. 5
D. Telaah pustaka............................................................................. 6
E. Kerangka teoritik......................................................................... 7
F. Metode penelitian....................................................................... 12
G. Sistematika pemahasan.............................................................. 14
BAB II : KETENTUAN UMUM SEWA-MENYEWA.
A. Pengertian Sewa-menyewa........................................................ 16
B. Dasar Hukum Sewa-menyewa................................................... 18
XV
C. Rukun dan Syarat Sewa-menyewa............................................. 20
D. Macam-macam Sewa-menyewa................................................. 27
E. Menyewakan barang sewaan...................................................... 28
F. Pembatalan dan berakhirnya barang sewaan.............................. 29
G. Pengembalian Barang Sewaan.................................................... 32
H. Perihal Risiko............................................................................. 32
BAB III : PELAKSANAAN PRAKTEK SEWA MENYEWA HEWAN
PEJANTAN DI FORTUNA PETSHOP
A. Gambaran Umum Tentang Fortuna Petshop................................... 34
B. Praktek Sewa-menyewa Hewan Pejantan di Fortuna Petshop......... 43
BAB IV : ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA
MENYEWA HEWAN PEJANTAN DI FORNUNA PETSHOP
1. Analisis dari segi akad transaksi .................................................. 48
2. Analisis dari segi alasan serta tujuan akad ................................... 50
3. Analisis dari segi resikonya dan manfaatnya................................. 52
4. Analisis Ditinjau dari masa waktu sewa........................................ 57
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 59
B. Saran-saran.................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Dalam realita kehidupan, manusia menggerakan daya, tenaga dan juga
fikiranya untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya seperti makanan,
pakaian dan tempat tinggal. Pengerahan tenaga dan pikiran inilah yang
penting untuk menyempurnakan kehidupan sebagai individu dan sebagai
anggota sebuah masyarakat. Segala kegiatan yang bersangkutan dengan
usaha-usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam berbagai
literatur yang ada baik berupa barang dan jasa, itu semua demi mencapai
kesejahteraan. Manusia selalu berkeinginan untuk mendapatkan kebahagiaan
dalam hidupnya dan untuk mencapai hal itu akhirnya manusia memutuskan
untuk berjuang dengan segala cara demi mendapatkan dan mencapai tujuan
tersebut.1
Dengan pembawaan sikap pribadinya tersebut, tanpa mengingat
kepentingan orang lain, kepentingan itu kadang-kadang sama tetapi tidak
jarang terjadinya kepentingan yang saling bertentangan untuk saling
memenuhi kebutuhan hidupnya.2 Berdasarkan kehidupan tersebut dan
konteks kehidupan pribadi dan sosial manusia, maka seorang muslim dapat
melakukan kegiatan yang akan selalu memperhatikan ajaran Islam yang
1 Johan Arifin, Etika Bisnis Islam, (Semarang: Walisongo Pres, 2009).hlm. 35.
2 Budi Ruhyatudin, Pengantar Ilmu Hukum, (Yogyakarta: Teras, 2009).hlm. 9.
2
berkaitan dengan aspek-aspek pencapaian kehidupan dunia dan akhirat. Dalam
hubungan inilah, maka setiap seorang muslim akan selalu berhati-hati dalam
melakukan suatu kegiatanya.3
Dalam persoalan muãmãlah Syariãh Islam lebih banyak memberikan pola,
prinsip dan kaidah-kaidah umum dibandingkan memberikan jenis dan
muãmãlah secara terperinci. Hukum asal dalam bermuamalah adalah boleh
sampai ada dalil yang melarangnya.4 Salah satu kegiatan muãmãlah adalah
sewa-menyewa yang berawal dari keterbatasan kebutuhan manusia. Sewa
menyewa mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari dan dapat
kita bayangkan beberapa kesulitan yang timbul apabila sewa menyewa tidak
diperbolehkan dalam hukum .
Ijãrah diambil dari kata “Al-Ajr” yang artinya „iwad (imbalan), dari
pengertian ini pahala (tsawab) dinamakan ajr (upah/pahala).5 Al ijãrah dalam
dalam bentuk sewa menyewa maupun dalam bentuk upah mengupah
merupakan bentuk muamalah yang telah di syariatkan dalam Islam. Menurut
Sayyid Sabiq, Al-ijãrah adalah suatu jenis akad atau transaksi untuk
mengambil manfaat dengan jalan mengambil manfaat dengan jalan memberi
pengganti. Menurut ulama Safi‟iyah, ijãrah adalah suatu jenis akad atau
transaksi terhadap suatu manfaat yang dituju, tertentu bersifat mubah dan
3 Muhammad, Etika Bisnis, (Yogyakarta : UPP-AMP YKPN, 2004) hlm. 21
4 Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah, (Jakarta : Prenada Media Grup, 2012,) hlm.6.
5 Ahmad Wardi muslich, Fiqih Muamalat, (Jakarta : Amzah, 2010),hlm. 316.
3
boleh dimanfaatkan, dengan cara membeli imbalan tertentu.6 Menurut
Hanafiyah ijãrah adalah akad atas manfaat dengan imbalan berupa harta.
Menurut Malikiyah ijãrah adalah suatu akad yang memberikan hak milik atas
manfaat suatu barang yang mubah untuk masa tertentu dengan imbalan yang
bukan berasal dari manfaat. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa
pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip diantara para ulama dalam
mengartikan ijãrah atau sewa-menyewa. Dari kesimpulan tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa ijãrah atau sewa-menyewa adalah akad atas
manfaat dengan imbalan. Dengan demikian objek dari manfaat adalah manfaat
dari suatu barang tersebut. 7
Kegiatan sewa-menyewa merupakan kegiatan yang bukan asing lagi, pada
umumnya masyarakat menyewa atau menyewakan barang untuk dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari hari seperti mobil, motor dan lainya. Pada umumnya,
dalam praktik sewa menyewa yang berpindah adalah manfaat dari barang
yang disewakan tersebut, sehingga manfaat barang tersebut dapat dinikmati
oleh penyewa. Dalam hal ini bendanya tidak berkurang sedikitpun. Seiring
dengan kemajuan zaman dan semakin terbatasnya kebutuhan manusia maka
dengan kreatifitas dan keuletanya manusia berfikir untuk berusaha melakukan
kegiatan usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
6 Abdul Rahman Ghazali, Fiqih Muamalah, (Jakarta : Prenada Media Grup,
2010), hlm. 227
7 Ahmad Wardi muslich, Fiqih Muamalat, (Jakarta : Amzah, 2010), hlm. 317.
4
Salah satu usaha yang telah berdiri adalah Fortuna Petshop yang bergerak
dalam berbagai jasa maupun penjualan makanan hewan peliharaan. Salah satu
yang menarik dalam usaha ini adalah jasa dalam menyewakan hewan dalam
perkawinan dengan tujuan untuk menghasilkan keturunan sesuai yang
diinginkan. Pada umumnya, dalam usaha ini Petshop menyediakan dua hewan
peliharaan yaitu anjing dan kucing. Berbeda dengan fortuna Petshop, fortuna
petshop hanya menyediakan sejenis hewan yaitu kucing. Dalam
pelaksanaanya, penyewa membawa kucing betina yang sudah birahi dan sudah
diimunisasi untuk dikawinkan. Dalam praktiknya penyewa memilih pejantan
yang sesuai diinginkan dan ditinggal atau dikarantinakan dalam Petshop
tersebut dalam beberapa hari. Kemudian pembayaran terjadi di akhir
penyewaan setelah proses perkawinan tersebut terjadi sesuai kesepakatan
diawal perjanjian.
Kemudian di dalam sebuah hadis yang di riwayat oleh Abu Daud :
عن ابن عمرقال : نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن عسب 8الفحل
Berdasarkan dari hadist di atas maka, Rasullullah Melarang sewa-
menyewa hewan pejantan, karena dalam hal ini yang menjadi objek akad adalah
manfaat dari air mani tersebut yang masih diragukan.
8 Sunan Abi Da‟ud, Kitab Al Buyu’: Bab al-ijarah (Beirut: Dar al-fikr, t.t. ), jilid III Hlm:
267 hadis no 3429 Hadis diriwayatkan oleh Ibnu Umar
5
Berangkat dari latar belakang di atas dan dengan maksud mengkaji
tentang praktik penyewaan hewan kucing pada khususnya dari sudut
pandang hukum Islam, maka penulis melakukan penelitian dan menyusun
skripsi dengan judul “Tinjaun Hukum Islam Terhadap Praktik Sewa
Menyewa Hewan Pejantan (Studi Kasus di Fortuna Petshop Jln Gejayan
CTX/12 Yogyakarta)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
permasalahannya adalah “bagaimanakah tinjaun hukum Islam terhadap sewa
menyewa hewan pejantan di Fortuna Petshop Jln Gejayan CTX/12
Yogyakarta” ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui dengan jelas tentang prosedur dan praktik sewa
menyewa hewan pejantan di Fortuna Petshop.
b. Untuk menjelaskan tinjaun hukum Islam terhadap sewa menyewa
hewan pejantan di Fortuna Petshop
2. Kegunaan Penelitian
a. Membawa khasanah ilmu pengetahuan Islam tentang sewa
menyewa, bagi pihak-pihak yang terlibat hususnya dan bagi siapa
saja yang mempelajari hukum islam pada umumnya
6
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan
literature kepustakaan terkait dengan kajian mengenai sewa
menyewa serta hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan
terhadap penelitian sejenis untk tahap berikutnya.
D. Telaah Pustaka
Setelah penulis melakukan telaah kepustakaan, ternyata belum banyak
ditemukan adanya karya ilmiah yang khusus membahas persewaan hewan
pejantan. Sejauh ini penyusun banyak menemukan beberapa skripsi yang
berkaitan dengan sewa-menyewa, seperti sekripsi yang disusun Athik
Mukharomah yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem
Persewaan Pohon Durian” dalam skripsi tersebut disebutkan sewa
menyewa jangka panjang yaitu menunggu pohon durian tersebut berbuah,
dan objek akadnya belum ada, dan adanya ketidak pastian produktivitas
dari pohon durian belum dapat diketahui dengan jelas9.
“Praktik sewa menyewa VCD di Rental VCD AL-Gani Sapen
yogyakarta (Persepektif Sosioligi Hukum Islam) “ yang disusun oleh saiful
yahya, dalam penelitian tersebut dijelaskan sewa menyewa dalam bentuk
Video Campact Dist (VCD) dan Digital Compact Dist (DVD) yang
9 Atik Mukaromah. “Tinjauan hukum Islam Terhadap Sistem Persewaan Pohon Durian
(Studi Kasus di Desa Jangkringan, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo)”, skripsi Fakultas
Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta( 2010).
7
menyalahi aturan Islam. karena mempersewakan VCD dan DVD bajakan
yang jelas jelas diharamkan dalam Islam. Karena Penelitian Tersebut
menggunakan persepektif Sosiologi Hukum Islam maka penyusun
penelitian tersebut memaparkan perilaku tentang konsumen, kenapa lebih
memilih menyewa VCD dan DVD di rental tersebut.10
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Sperma Hewan Ternak di
Desa Bigiran Borobudur Magelang” yang disusun oleh Ahmad Barozah.
Dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa jual beli sperma beku atau
strow dalam IB yang terjadi di desa Bigaran menurut hukum islam adalah
diperbolehkan, karena adanya kejelasan serta jaminan kepastian terhadap
sperma dalam keberhasilan inseminasi buatan.11
Dari beberapa literatur yang ada sejauh pengetahuan penyusun belum
ada penelitian lapangan atau field risearch yang membahas tentang sewa-
menyewa hewan pejantan. Pada dasarnya Jual beli dengan sewa menyewa
memang hampir mirip sehingga dari salah satu skripsi diatas menjadi
inspirasi sehingga penyusun sangat tertarik untuk meneliti masalah
tersebut guna menambah khazanah ilmu keislaman
10 Syaiful Yahya. “Praktik Sewa-Menyewa VCD di Rental VCD Al Gani Sapen
Yogyakarta (Persepektif Sosiologi Hukum Islam)”, skripsi Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta (2009).
11 Ahmad Barozah, “Tinjaun Hukum Islam Terhadap Jual Beli Sperma Hewan Ternak di
Desa Bigaran Borobudur Magelang, (skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
,2010).
8
E. Kerangka Teoritik.
Salah satu kegiatan manusia dalam lapangan muamalah adalah
ijarah. Menurut bahasa ijãrah adalah “upah” atau “ganti” atau “imbala”.
Karena itu lafalz ijãrah mempunyai pengertian umum yang meliputi upah
atas pemanfaatan suatu benda atau imbalan suatu kegiatan, atau upah
karena melakukan suatu aktivitas. Kalau sekiranya kitab-kitab fiqih selalu
menerjemahkan kata ijãrah dengan “sewa-menyewa” , maka hal tersebut
janganlah diartikan menyewa barang untuk diambil manfaatnya saja ,
tetapi harus dipahami dalam arti luas. Dalam arti luas, ijarah bermakna
suatu akad yag berisi penukaran manfaat suatu dengan jalan memberikan
imbalan dalam jumlah tertentu. Hal ini sama artinya dengan menjual
manfaat suatu benda, bukan menjual ‘ain dari benda itu sendiri.12
Dalam pengertian istilah, terdapat perbedaan pendapat di kalangan
Ulama.
1. Menurut Hanafiah, ijãrah adalah akad atas manfaat dengan imbalan
berupa harta
2. Menurut Malikiah, ijãrah adalah suatu akad yang memberikan hak
milik atas manfaat suatu barang yang mubah untuk masa terttentu
dengan imbalan yang bukan berasal dari manfaat.
12
Helmi Karim, Fiqih Muamalah, (Jakarta : PT Grafindo Persada, 1993).hlm 29
9
3. Menurut Syafi‟iyah, ijãrah adalah suatu akad atas manfaat yang
dimaksud dan tertentu yang bisa diberikan dan dibolehkan dengan
imbalan tertentu.
4. Menurut Hanabilah ijãrah adalah suatu akad atas manfaat yang bisa
sah dengan lafal ijãrah dan kara‟ dan semacamnya.13
Dari beberapa pengertian di atas terlihat bahwa yang dimaksud dengan
sewa-menyewa adalah pengambilan manfaat suatu benda, jadi dalam hal ini
bendanya tidak berkurang sama sekali, dengan perkataan lain, dengan
terjadinya sewa-menyewa, yang berpindah hanyalah manfaat dari benda yang
disewakan tersebut.
Di dalam hukum Islam orang yang menyewakan disebut dengan “mu‟ajjir
sedangkan orang yang menyewa disebut dengan “mus ta‟jir” sedangkan
barang yang disewakan diistilahkan dengan “ma‟jur” dan uang sewa atau
imbalan atas pemakaian manfaat barang tersebut disebut dengan “ajaran atau
ujrah”.14
Hukum asalnya menurut jumhur ulama adalah mubah atau boleh bila
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan syara’ berdasarkan
ayat al Quran dan hadis, hadis hadist Nabi, dan ketetapan ijma‟ ulama.15
13
Ahmad Wardi muslich, Fiqih Muamalat,( Jakarta : Amzah, 2010), hlm.317
14 Chiruman Pasaribu, Suhrawardi k. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam, (Jakarta:
Sinar Grafika,1993), hlm.52.
15 Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqih Muamalah (jakarta : Prenada media Grup, 2010)
hlm.227
10
Adapun dasar hukum tentang kebolehan al-ijãrah dalam al Quran sebagai
berikut :
16رهن تو هن ا جو أفإن ارضعن لكم ف
Seperti halnya dalam bermuamalah, agama menghendaki agar dalam ijarah
itu senantiasa diperhatikan ketentuan ketentuan yang dapat menjamin
pelaksanaanya yang tidak merugikan salah satu pihak pun serta terpelihara
pula maksud maksud dan mulia yang diinginkan agama.
Menurut Hanafiyah, rukun ijãrah hanya ada satu yaitu ijab dan qabul
dari kedua belah pihak yang bertransaksi. Adapun menurut jumhur ulama ada
empat , yaitu :
1. Dua orang yang berakad
2. Sighat (ijab qabul)
3. Imbalan
4. Manfaat dari benda tersebut.
Dalam kerangka ini, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian
dalam melaksanakan aktifitas ijãrah, adapun syarat al ijãrah sebagai mana
yang ditulis Nasrun Haroen sebagai berikut :
16
At Thalaq (65):6
11
1. Yang terkait dengan dua orang yang berakad. Menurut ulama syafiiyah
dan Hanabalah disyaratkan telah baligh dan berakal. Oleh sebab itu,
orang yang belum atau tidak berakal seperti anak kecil dan orang gila
ijarahnya tidaklah sah. Akan tetapi, ulama Hanafiyah dan Malikiyah
berpendapat bahwa kedua orang yang berakad itu tidak harus
mencapai usia balig. Oleh karenanya, anak yang baru mumayyiz pun
boleh melakukan akad ijarah hanya pengesahanya perlu persetujuan
walinya.
2. Kedua belah pihak yang berakad menyatakan kerelaanya melakukan
akad al ijãrah. Apabila salah seorang diantaranya terpaksa melakukan
akad ini, maka akad al ijãrah nya tidak sah.
3. Manfaat yang menjadi objek al ijãrah harus diketahui, sehingga tidak
muncul perselisihan di kemudian hari. Apabila manfaat yang menjadi
objek tidak jelas, maka akadnya tidak sah. Kejelasan manfaat itu dapat
dilakukan dengan menjelaskan jenis manfaatnya dan penjelasan
berapa lama manfaat itu ditangan penyewa.
4. Objek ijãrah itu boleh diserahkan dan dan digunakan secara langsung
dan tidak ada cacatnya. Oleh sebab itu, para ulama fiqih sepakat,
bahwa tidak boleh menyewakan sesuatu yang tidak boleh diserahkan
dan dimanfaatkan langsung oleh penyewa.
5. Objek Al ijãrah itu sesuatu yang dihalalkan oleh syara’. Oleh sebab
itu, para ulama fiqih sepakat mengatakan tidak boleh menyewa
seseorang untuk menyantet orang lain, menyewa seorang untuk
12
membunuh orang lain, demikian juga tidak boleh menyewakan rumah
untuk maksiat.
6. Yang disewakan itu bukan suatu kewajiban bagi penyewa, misalnya
menyewa orang untuk melaksanakan shalat untuk diri penyewa atau
menyewa orang yang belum berhaji untuk menggantikan haji
penyewa. Para ulama fiqih sepakat menyatakan bahwaakad sewa-
menyewa seperti ini tidaklah sah, karena shalat dan haji merupakan
kewajiban penyewa itu sendiri.
7. Objek al ijãrah itu merupakan suatu yang bisa disewakan seperti,
rumah, kendaraan, dan alat alat perkantoran. Oleh sebab itu, tidak
boleh dilakukan akad sewa terhadap batang pohon yang dimanfaatkan
untuk sarana penjemuran pakaian.
8. Upah atau sewa dalam al ijãrah harus jelas, tertentu dan sesuatu yang
memiliki nilai ekonomi.17
F. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian.
Jenis penelitian yang penyusun gunakan adalah jenis penelitian
lapangan (field research) yaitu penelitian langsung pada masyarakat
dengan pengambilan data dan wawancara secara langsung pada pihak
pengelola Fortuna Petshop maupun pada masyarakat pelanggan Fortuna
Petshops
17
Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqih muamalah, ( jakarta : Prenada media Grup, 2010),
hlm.280.
13
2. Sifat penelitian.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, yaitu suatu penelitian
yang meliputi proses pengumpulan data penyusun dan menjelaskan atas
data-data yang terkumpul kemudian dianalisis dan diinterprestasikan,
sehingga ini sering disebut metode analitik.
3. Pengumpulan Data
Adapun proses pengumpulan data yang digunakan penyusun
adalah sebagai berikut :
a. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, dengan bertatap muka
antara penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau
responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview
guide (Panduan wawancar). Wawancara terhadap pihak pengelola
dan pemilik maupun dengan para pengguna jasa mengenai segala
hal yang berkaitan dengan praktik sewa-menyewa secara lesan
tatap muka.18
b. Dokumentasi
Yaitu mengumulkan data dengan cara menelusuri
dokumen , catatan, arsip-arsip dan laporan yang dibutuhkan untuk
18
Moh. Natsir, Metode Penelitian, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 193.
14
membantu dan menyempurnakan analisis terhadap sewa menyewa.
Dalam penelitian ini metode dekumentasi digunakan sebagaio
pelengkap data yang telah diperoleh dari dua metode diatas jika
dibutuhkan.
4. Pendekatan penelitian
Dalam pembahasan skripsi ini penyusun menggunakan
pendekatan normative yaitu pendekatan yang bertolak ukur dengan
hukum Islam untuk memperoleh kesimpulan bahwa sesuatu itu sesuai
atau tidak dengan ketentuan syara‟.
5. Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam
metode ilmiah, karena dengan analisislah data tersebut dapat diberi arti
dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. 19
Setelah data tersusun dalam kelompok-kelompok serta hubungan
hubungan yang terjadi dianalisis, perlu pula dibuat penafsiran-
penafsiran terhadap hubungan antara fenomena yang terjadi dan
membandingkan dengan fenomena-fenomena lain di luar penelitian
tersebut.
G. Sistematika Pembahasan
19
Moh. Natsir, Metode Penelitian, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 346
15
Untuk memudahkan pemahaman tentang isi dari skripsi ini, serta
mencakup pembahasan yang sistematis, maka penulis menyajikan pembahsan
skripsi ini menjadi lima bab, yaitu :
Bab pertama : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah yang
memuat alas an penulis terhadan skripsi ini, pokok masalah penelitian sebagai
cakupan penelitian, dan tujuan dan kegunaan, telaah pustaka, kerangka
teoritik, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua: bagian ini secara deskriptif membahas mengenai semua teori
yang berkaitan dengan hukum Islam, khususnya yang berhubungan dengan
sewa menyewa.
Bab ketiga: membahas tentang gambaran umum pelaksanaan sewa
menyewa hewan pejantan di Fortuna petshop.
Bab keempat: membahas inti dari penelitian tentang sewa menyewa hewan
pejantan dalam tinjauan hukum islam
Bab kelima yaitu penutup yang berisi kesimpulan dari penelitian yang
telah dilakukan serta saran saran.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan Petshop dewasa ini, tak lepas dari meningkatnya keinginan
masyarakat yang mempunyai hewan peliharaan baik sebagai penjaga rumah
maupun hobi. Kesenangan itu membuat banyak dari mereka tidak ragu untuk
mengeluarkan biaya demi perawatan juga pengembangbiakan hewan peliharaan
tersebut. Menyewakan pejantan dengan kualitas baik, merupakan dasar dari usaha
Petshop yang diperuntukan bagi para pecinta hewan peliharaan. Namun dalam hal
ini, tidak sedikit yang ragu perihal keabsahan transaksi pejantan tersebut.
Dalam kaitannya dengan muamalat, umumnya transaksi sewa-menyewa
dilakukan dengan dua cara, yakni pelafalan dan tulisan. Lafal atau ucapan
merupakan cara alamiyah yang mengungkapkan kehendak yang terkandung dalam
hati yang banyak digunakan oleh manusia karena mudah dan jelas. Sedang tulisan
digunakan sebagai salah satu cara untuk mengungkapkan niat dan kehendak,
sebagai pengganti ucapan dan lisan. Oleh karena itu akad yang dilakukan tulisan
hukumnya sah, seperti halnya akad dengan lisan, dengan syarat tulisan harus jelas
dan tampak dan dapat dipahami oleh keduanya.
Dari penelitian yang penulis lakukan, akad yang dilakukan di Fortuna Petshop
memang sudah sah dan memenuhi syarat. Dalam prakteknya pihak Fortuna
Petshop menggunakan lisan saat menawarkan atau menjelaskan produknya, yang
64
kemudian diperkuat dengan tulisan berupa nota jual beli sebagai bukti sewa-
menyewa hewan pejantan saat transaksi mencapai kesepakatan.
Dalam bertransaksi, Fortuna petshop memberi garansi kawin kepada para
konsumen agar tidak merugikan salah satu pihak dan juga terbebas dari uang sewa
apabila tidak terjadi proses perkawinan. Jaminan tersebut membangun
kepercayaan konsumen yang notabene merupakan faktor penting bagi
kenyamanan konsumen dalam bertransaksi. Selain itu, penyewa dapat memilih
beberapa jenis pejantan yang sesuai dengan keinginan yang mempunyai keunikan
dan keindahan tersendiri sehingga melahirkan bibit yang sesuai dengan induknya
pula. Petshop memberikan ruang pada konsumen dalam memilih sehingga
kesepakatan tidak terjadi sepihak.
Dalam praktik sewa menyewa hewan pejantan di Fortuna petshop, yang
menjadi objek pemanfaatanya adalah sperma pejantan sebagai bagian dari
pembuahan secara alami. Manfaat dari praktik sewa-menyewa hewan pejantan di
Fortuna petshop adalah menghasilkan sperma pada proses perkawinan. Meskipun
hal ini mengandung spekulasi akan tetapi dengan ketelitian, kecermatan dan
pengalaman dalam memprediksi akan memerkecil kemungkinan garar. Unsur
garar ini disiasati oleh pihak petshop kepada para konsumen diberikan waktu
yaitu maksimal tujuh hari atau satu minggu untuk melihat apakah perkawinan
berhasil atau tidak. Apabila dalam proses penyewaan pejantan tersebut selama
tujuh hari tidak terjadi proses perkawinan sesuai kesepakatan diawal waktu akad
maka penyewa tidak dibebankan untuk membayar uang sewa sehingga ini tidak
merugikan penyewa.
65
Dari pemaparan di atas, penulis menyimpulkan diperbolehkannya proses
sewa-menyewa pejantan selama itu memiliki maksud yang jelas serta terjadi
kesepakatan pada proses transaksi dan tidak merugikan salah satu pihak.
B. SARAN-SARAN
Bersamaan dengan mahalnya imbalan atau harga sewa yang telah
ditentukan oleh pet shop, bagi para konsumen sebelum melakukan akad sewa ada
baiknya untuk meminjam atau kerjasama kepada teman-teman yang dianggap telah
akrab agar tidak terlalu membebani pengeluaran ekonominya.
Kepada pemilik petshop diharapkan agar memperlakukan hewan
sebagaimana mestinya yaitu tidak mengekplorasi secara berlebihan karena hewan
juga memiliki hak asasi hewan yaitu bebas dari: kebebasan dari rasa haus dan lapar,
rasa tidak nyaman, mengekspersikan tingkah laku alami, stres dan takut, serta dilukai
dan sakit.
65
DAFTAR PUSTAKA
A. Al-Quran dan Tafsir
Departemen agama RI, Al-Quran al-karim dan terjemahanya, yayasan
penyelenggara penerjemah/tafsir al quran revisi terjemah oleh
lajnah pentafsih mushaf al qur’an, Bandung.
B. Al-Hadits
Abi Daud, Sunan Abi Da’ud, Kitab Al Buyu’ bab:al-ijarah (beirut: Dar al-
fikr,tt), jilid III hlm 267 hadist no 3429 hadis Ibnu Umar
Asqalani, Ibnu Hajar, Fathul Bahri, Jakarta : Pustaka Azzam, 2010.
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, kitab Al buyu’ bab ajr al ujra’ (beirut: Dar
al-fikr,tt) hadis no 2483 riwayat ibnu majah dari Abdullah ibnu
Umar.
C. Fiqih
Abdullah, Ru’far dan Sahrani, Sohari, Fiqih Muamalah, Bogor : Ghalia
Indonesia, 2011.
Afandi, M. Yazid. Fiqih Muamalah, Yogyakarta : Logung Pustaka 2009
Al-Bugha, Mustafa Dib, Buku Pintar Transaksi Syariah, Jakarta : PT
Mizan Publik
Anwar, Moh, Fiqih Islam, Subang : PT AL-Ma’arif Offset.
Anwar, Syamsul, Hukum Perjanjian Syariah, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2007.
Arifin, Johar, Etika Bisnis Islam, Semarang : Walisongo pres, 2009.
Azzam, Abdul Aziz Muhammad, Fiqih Muamalah, Jakarta : Azam 2010
Azzam, Abdul Aziz Muhammad dan Washil, Nashr Farid Muhammad,
Qawa’id Fiqiyyah, Jakarta : Sinar grafika Offest, 2013.
Djuwainu, Dimyauddin. Pengantar Fiqih Muamalah, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2008.
Farid dan Suhrawardi, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika,
2012.
66
Ghazali, Abdul Rahman. Fiqih Muamalah, Jakarta: Prenada Media Grup,
2010.
K.Lubis, Suhrawardi dan Pasaribu, khairuman, Hukum Perjanjian dalam
Islam, Jakarta : Sinar Grafika, 1993.
Karim, Helmi. Fiqih Muamalah, Jakarta : Rajawali Press 1993.
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah, Jakarta : Prenada Media Grup, 2012.
Muslich, Ahmad Wardi. Fiqih Muamalat, jakarta : Amzah, 2010
Sabiq, As Sayyid, Fiqih Sunnah. III : 1998.
Suhendi, H.Hendi, Fiqih Muamalah, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
2010.
Usman, Suparman, Hukum Islam, Jakarta : Gaya Media Pratama, 200
D. Lain – lain
.
Muhammad, Etika Bisnis, Yogyakarta : Upp-Amk Ykpn, 2004.
Natsir. Muhammad, Metode Penelitian, Bogor : Ghalia Indonesia, 2011.
Ruhyatudin, Budi, Pengantar Ilmu Hukum, Yogyakarta : Teras, 2009.
Subekti, R, KUHper, Jakarta : PT Pradnya Paramitra 2004.
Nadya Isnaeni. Hak Asasi Hewan. (liputan6online) dapat diakses di
http://news.liputan6.com/read/2119535/hari-hak-asasi-hewan-
soroti-kekejaman-di-kebun-binatang-sirkus
Cahaya Purnama, Definisi Kucing-Kucing. (online) dapat diakses di
http://www.academia.edu/8047500/Definisi_Kucing_Kucing
diakses 23 Oktober 2014
Pulat. (2012). Jenis dan Tipe Kucing Persia dan Anggora. (online) dapat
diakses di http://kerockan.blogspot.com/2012/09/jenis-dan-tipe-
kucing-persia-dan- anggora.html, diakses 7 Juli 2014
Wawancara dengan Fredy pemilik fortuna petshop tanggal 29 april 2014
Wawancara dengan Dewi konsumen petshop tanggal, 3 mei 2014
Wawancara dengan Disa pemilik petshop tanggal 10 mei 2014
67
Wawancara dengan Kartika pengguna jasa, 1 mei 2014
Wawancara dengan Farid pemilik kucing tanggal 5 mei 2014.
Wawancara dengan bapak Sarmin Peternak Sapi, 12 Mei 2014
Wawancara dengan Satrya Utama, 2 Oktober 2014
Wawancara dengan Komojoyo Ragil DY, 20 April 2014.
Wawancara dengan Bagus pemilik kucing, 2 Oktober 2014
TERJEMAHAN
NO Fn Hlm Terjemah
BAB I
1 8 4 Dari ibnu Umah Berkata Rasullullah melarang
penyewaan mani hewan pejantan
2 13 9 Kemudian jika mereka telah menyusukan anakmu,
maka berilah upah mereka.
No Fn Hlm Terjemah
BAB II
1 11 19 Kemudian jika mereka menyusukan anak-anakmu
untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya.
2 12 19 Salah satu dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku
ambillah ia sebagai orang yang bekerja pada kita,
karena sesungguhnya orang yang paling baik yang
kamu ambil untuk bekerja pada kita ialah orang yang
kuat lagi dapat dipercaya. Berkatalah dia (syu’aib)
“Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dari
salah satu kedua anakku ini, atas dasar kamu bekerja
denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan
sepuluh tahun maka itu adalah suatu kebaikan dari
kamu
3 13 20 Berilah imbalan sebelum kering keringatnya
4 17 23 Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu
memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil
(tidak benar). Kecuali dengan perdagangan yang
berlaku atas dasar suka sama suka diantara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh Allah
maha penyayang kepadamu
No Fn Hal Terjemah
BAB IV
1 2 48 Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu
memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil
(tidak benar). Kecuali dengan perdagangan yang
berlaku atas dasar suka sama suka diantara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu.
2 11 53 Dari ibnu Umah Berkata Rasullullah melarang
penyewaan mani hewan pejantan
3 55 Kemadharatan harus dihilangkan
4 15 56 Tidak boleh memberi mudharat dan membalas
kemudharatan
BIOGRAFI ULAMA
1. IMAM ABU DAUD
Nama lengkapnya adalah Abu Daud Sulaiman Bin Al Asy ‘ats As
Sijistani. Beliau lahir di Basrah (817/202 H dan meninggal pada usia 70-71
tahun 888/16 syawal 275 H. Beliau adalah perawi hadis yang mengumpulkan
sekitar 50.000 hadis lalu memilih dan menuliskan 4.800 diantaranya adalah
Sunan Abu Daud. Untuk mengumpulkan hadis beliau pergi ke Arab Saudi,
Irak, Khurasan, Mesir, Suriah dan tempat tempat lainya. Ayah beliau adalah
Al Asy’ats bis Ishaq adalah seorang perawi hadis yang meriwayatkan dari
Hamad bin Zaid, dan demikian saudaranya Muhammad bin Al Asy ats
termasuk seorang yang menekuni dan menuntut hadis dari para ulama ahli
hadis. Abu Daud sudah berkecimpungan dalam bidang hadis sejak berusia
belasan tahun. Hal ini diketahui mengingat pada tahun 221 H beliau sudah
berada di Bagdad, dan disana menemukan kematian Imam Muslim
sebagaimana yang beliau katakan “Aku menyaksikan jenazahnya dan aku
menshalatkanya.
2. IMAM IBNU MAJAH
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad Ibn Yazid
Majah. Beliau dilahirkan di Qazwin, Iraq tahun 209 H, dan meninggal
pada tahun 273 H. Beliau belajar hadis sejak umur 15 tahun pada seorang
guru yang bernama Ali Ibn Muhammmad At Tanafasi. Pada usia ke-21
tahun beliau mengadakan perjalanan untuk mengumpulkan hadis- hadis
diantaranya ke Basrah, Kuffah, Baghdad, Khurasan, Suriah, Mesir dan
lain-lain. Disamping beliau menulis kitab sunnan, beliau juga menulis
kitab bidang Tafsir al Quran. Beliau juga menulis kitab Tarikh, sedangkan
kitab hadisnya hadisnya, Sunan Ibn Majah termasuk dalam kitab as sittah.
Kitab terdiri dari 32 bab, 150 pasal dan 4000 hadis.
3. AS-SAYYID SABIQ
Beliau adalah seorang ulama dan mujtahid terkenal dari universitas
al-azhar, kairo, mesir sekitar tahun 1356 H. Beliau merupakan teman
seperjuangan Hasan Al-Banna, pemimpin gerakan ikhwanul muslimin.
Banyak hasil karya ilmiyah beliau termasuk pejuang revolusi islam dalam
bidang pemikiran dan pembaharuan islam dengan menghidupkan kembali
ruh-ruh ijtihad serta memurnikan ajaran-ajaran islam sesuai dengan
tuntunan al quran dan as sunah. Pada athun 1350 H, beliau diangkat
menjadi guru besar dalam bidang ilmu hukum islam pada Universitas
Foud I, karya besar beliau dalam hukukm islam adalah Fiqih As Sunnah
yang merupakan kitab fiqih sangat moderat dalam menghapus segala
permasalahan, tidak pernah memihak salah satu pendapat imam madzhab
yang sifatnya mengkultus individukan seorang idola. Beliao selalu
memihak pada rasio dan penalaran yang objektif. Di samping itu beliau
juga menyususn sebuah kitab yang tak kalah pentingnya yakni, Qawai’id
Al-Islamiyah.
4. Drs. H. RACHMAT SYAFI’I
Lahir di limbangan, Garut pada tanggal 3 Januari 1952 dari ibu Siti
Maesyaroh dan ayah H. O. Zakaria. Menamatkan sekolah Dasar Negeri
(SDN) di Garut Tahun 1965, SLTP Garut tahun 1968, MA AIN Bandung
tahun 1969, IAIN Gunung Djati tahun 1972, Al-Azhar Kairo tahun 1977-
1979, Cairo University (Jami’ah Al-Qahirah) dan Darul Ulum jurusan
Syari’ah Islamiyah tahun 1977-1979. Sempat mengikuti kursus
international Language Institue (ILI) Kairo dan International Idioms
Course (IIC) Kairo. Gelar sarjana S1 diperoleh di Al-Azhar tahun 1974
dan IAIN Sunan Gunung Djati Bandung tahun 1984, gelar Master (S2) dan
Doktor (S3) diperoleh di IAIN Syarif Hidayatulloh Jakarta tahun 198.
LAMPIRAN
DAFTAR PEDOMAN WAWANCARA
A. Wawancara Dengan Pemilik Fortuna Petshop.
1. Sejak kapan Fortuna petshop ini berdiri ?
2. Bagaimanakah modal awalnya ?
3. Berapa omset rata-rata per bulanya ?
4. Bagaimanakah cara memasarkanya ?
5. Bagaimanakah resiko atau kendala bisnis pet shop ?
6. Layanan apa saja yang tersedia di Fortuna petshop ini ?
7. Bagaimanakah proses sewa menyewa hewan pejantan dilakukan ?
8. Jaminan apa yang diberikan bagi para pelanggan ?
9. Jenis pejantan apa saja yang disewakan ?
10. Berapa lama batas waktu sewanya ?
DAFTAR PEDOMAN WAWANCARA
B. Wawancara Dengan Pelanggan Pengguna Jasa
1. Apakah anda mengenal fortuna petshop ?
2. Mengapa anda memilih fortuna petshop ?
3. Pernahkah anda menggunakan jasa di fortuna petshop ?
4. Sebelum anda menyewa pejantan apakah ada kesepakatan antara anda
dan pihak petshop ?
5. Ketentuan apa saja yang harus dipenuhi ?
6. Bagaimanakah jika ternyata kucing anda tidak terjadi proses
kehamilan ?
CURRICULUM VITAE
Data Pribadi
Nama : HERMAWAN
Tempat tanggal lahir : Kebumen, 19 juni 1989
Alamat rumah : Jogopaten, RT : I / VI , Kec: Buluspesantren, Kab:
Kebumen
Alamat yogyakarta : Condong Catur Depok Sleman yogyakarta
Data Orang Tua
Nama Ayah : SADIMUN
Nama Ibu : SOPIYAH
Alamat rumah : Jogopaten, RT : I / VI , Kec: Buluspesantren, Kab:
Kebumen
Pekerjaan : Petani
Riwayat Pendidikan :
1. TK Panti Harapan Kebumen
2. SD N Jogopaten II
3. MTs N Triwarno Kutowinangun
4. MAN II Kebumen
5. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta