tinjauan hukum ekonomi islam terhadap jaminan …digilib.unila.ac.id/59743/3/skripsi tanpa bab...

58
` TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN DALAM AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI INDONESIA Oleh DEVI SAHID S TRIENDY SKRIPSI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 02-Nov-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

`

TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN DALAM

AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI INDONESIA

Oleh

DEVI SAHID S TRIENDY

SKRIPSI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

ABSTRAK

TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN DALAMPEMBIAYAAN MUDHARABAH DI INDONESIA

Oleh

Devi Sahid

Akad Mudharabah telah diatur dalam FATWA DEWAN SYARI’AHNASIONAL Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah(Qiradh). Didalamnya dijelaskan bahwa dalam rangka mengembangkan danmeningkatkan dana lembaga keuangan syariah (LKS), pihak LKS dapatmenyalurkan dananya kepada pihak lain dengan cara mudharabah dan di dalamakad tersebut terdapat jaminan. Adapun yang menjadi permasalahan dalampenulisan ini adalah: Apa sajakah bentuk-bentuk jaminan pada akad pembiayaanmudharabah? Dan Bagaimanakah pandangan hukum Ekonomi Islam terhadapjaminan dalam akad pembiayaan mudharabah?

Penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif dengan tipe deskriptif.Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukumprimer,sekunder dan tersier. Pengumpulan data dengan studi pustaka dan studidokumen. Pengolahan data dilakukan dengan cara seleksi data, pemeriksaan data,klasifikasi data dan penyusunan data. Data yang telah diolah kemudian dianalisisdengan menggunakan cara analisis deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diketahui bahwa :Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi tersebutdijelaskan ketentuan ketentuan mengenai jaminan dalam akad mudharabah,Islam memberikan kebebasan dalam mendisain transaksi (jaminan) itu, biasdengan barang, saham, harta benda/ surat berharga, dan lain lain. Namundemikian kebebasan tersebut tidaklah mutlak. Islam memberikan batasan bagimanusia dalam bertransaksi yakni tetap dalam koridor Tauhid. Artinya, segalamacam usaha manusia harus mengedepankan nilai-nilai syariat yang telahditentukan Kebolehan adanya jaminan yang kemudian dalam praktik Mudharabahmenjadi kewajiban sebagai dasar pemberian fasilitas dalam akad Mudharabah inimenurut pandangan penulis bukan dikarenakan Islam mengadopsi prinsipkedudukan kreditur-debitur sebagaimana dimaknai dalam hukum perikatan.

Page 3: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

Devi SahidBerdasarkan uraian diatas maka yang menjadi saran penulis adalah: Prinsip utamadalam setiap transaksi tentunya harus tetap menjaga asas-asas dalam bermuamalatseperti keadilan, keseimbangan, menghindari mudharat dan mengedepankanmaslahat serta menghindari memakan harta sesamanya dengan cara yang bathildan cara- cara mencari keuntungan yang tidak sah dan melanggar syari’at sepertiriba, perjudian dan yang serupa dengan itu. Dalam hal jaminan pada transaksimudharabah kiranya lebih dilihat pada terjaganya asas-asas dalam bermuamalat.

Kata Kunci : Pembiayaan, Mudharabah, Jaminan

Page 4: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN DALAM

AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI INDONESIA

Oleh

DEVI SAHID S TRIENDY

Skripsi

Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Keperdataan

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019

Page 5: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi
Page 6: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi
Page 7: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi
Page 8: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Devi Sahid S Triendy. Penulis

dilahirkan di Wonosobo pada tanggal 6 Agustus 1995 dan

merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan

Bapak Sutan Agus Triendy dan Ibu Dayu Soneta.

Penulis mengawali pendidikan di TK Al Azhar 4 Way Halim Permai Bandar

Lampung yang diselesaikan pada tahun 2001, SDN 1 Tanjung Bintang Lampung

Selatan yang diselesaikan pada tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama

menempuh pendidikan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung yang diselesaikan

pada tahun 2010, dan menyelesaikan pendidikan Madrasah Aliyah di Darunnajah

2 Cipining, Bogor, Jawa Barat pada tahun 2014.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung

melalui jalur SBMPTN pada tahun 2014 dan penulis mengikuti Kuliah Kerja

Nyata (KKN) selama 40 hari di Desa Negeri Agung, Kecamatan Selagai Lingga,

Kabupaten Lampung Tengah.

Page 9: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif organisasi kemahasiswaan pada

Fakultas Hukum Universitas Lampung yaitu sebagai anggota Persikusi

Universitas Lampung.

Page 10: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

MOTO

“Dan Dia Mendapatimu Sebagai Seorang Yang Kekurangan,Lalu Dia Memberikan

Kecukupan”

(Q.S : 93:8)

Page 11: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

sPERSEMBAHAN

Atas Ridho Allah SWT dan dengan segala kerendahan hati kupersembahkan

skripsiku ini kepada:

Kedua orang tuaku tersayang Ayah Sutan Agus Triendy dan Bunda

Dayu Soneta, yang selama ini telah membesarkan aku dengan penuh

cinta, kasih sayang, perhatian, kebahagiaan, doa, motivasi, semangat serta

pengorbanannya selama ini untuk keberhasilanku.

Page 12: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

x

SANWACANA

Dengan mengucapkan syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan berkat dan kasih karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Tinjauan Hukum Ekonomi

Islam Terhadap Jaminan Dalam Akad Pembiayaan Mudharabah di

Indonesia”.

Penulis banyak mendapat ilmu pengetahuan, bimbingan dan masukan yang

bersifat membangun dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Maroni S.H., M.H. selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Sunaryo S.H., M.Hum. selaku Ketua Bagian Hukum Keperdataan

Fakultas Hukum Universitas Lampung;

3. Ibu Dr. Dra. Nunung Rodliyah, MA. selaku Pembimbing I yang telah banyak

membantu penulis dengan penuh kesabaran, bersedia meluangkan waktunya,

mencurahkan segenap pemikirannya, serta memberikan bimbingan, kritik,

dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini;

Page 13: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

xi

4. Ibu Elly Nurlaili, S.H., M.H. selaku Pembimbing II yang telah banyak

membantu penulis dengan penuh kesabaran, bersedia meluangkan waktunya,

mencurahkan segenap pemikirannya, serta memberikan bimbingan, kritik,

dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Wati Rahmi Ria, S.H., M.H. selaku Pembahas I yang telah memberikan

kritik, saran dan masukan yang sangat membangun terhadap skripsi ini.

6. Bapak M. Wendy Trijaya, S.H., M.H. selaku Pembahas II yang telah

memberikan kritik, saran dan masukan yang sangat membangun terhadap

skripsi ini.

7. Seluruh Dosen, staff administrasi dan karyawan Fakultas Hukum Universitas

Lampung, atas jasa-jasa kalian penulis dapat menyelesaikan studi.

8. Teristimewa kedua orang tua tercinta, Ayah Sutan Agus Triendy dan Bunda

Dayu Soneta Meitawati serta Kakakku Fitri Sri mulyati dan adik-adikku Ghea

Meydi dan Chika Meisya, terima kasih atas segala doa, limpahan cinta dan

kasih sayang yang tulus dan ikhlas dalam mendidik penulis dengan penuh

kesabaran serta segala dukungan untuk meraih kesuksesan di masa depan.

9. Para Sabahat-sahabatku Randika, Faldi, Rico, Adji, Akbar, Dirta, Erik,

Leonardo, Pako, Rega, Yudi terima kasih untuk dukungan semangat dan

doanya selama ini.

10. Teman-Temanku Rio, Aldino, Imam, Dirgantara, Adit, Hengki terima kasih

untuk dukungannya.

11. Teman-Teman Persikusi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terima

kasih untuk dukungan semangat dan doanya.

Page 14: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

xii

12. Teman-Teman HIMA Perdata yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu

persatu, terima kasih atas dukungannya.

13. Teman-teman KKN Desa Negeri Agung, Kecamatan Selagai Lingga,

Kabupaten Lampung Tengah., Bapak Ibu Induk Semang, Bapak Lurah,

Bapak Camat, Warga Desa Negeri Agung terima kasih untuk 40 hari

kebersamaannya.

14. Almamater Tercinta, Fakultas Hukum Universitas Lampung.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu hingga terselesainya penulisan skripsi ini, semoga Allah SWT

membalas semua kebaikan kalian selama ini.

Akhir kata Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan

perlindungan dan kebaikan bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, September 2019

Penulis

Devi Sahid S Triendy

Page 15: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

69

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 9

C. Tujuan Peneltian ............................................................................................ 9

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Ekonomi Islam….…………………………………..……………….10

B. Lembaga Keuangan Syari‟ah.……………………………………..………...11

C. Jaminan……………………………………………..……………………….14

D. Pengertian Mudharabah……………………….……………………………16

E. Landasan Hukum Mudharabah ..................................................................... 19

F. Rukun dan Syarat Mudharabah ..................................................................... 24

1. Rukun Mudharabah .................................................................................. 24

2. Syarat Mudharabah ................................................................................... 24

3. Jenis-jenis Mudharabah ............................................................................. 28

D. Kerangka Berfikir .......................................................................................... 30

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .............................................................................................. 31

B. Tipe Penelitian ............................................................................................... 21

C. Pendekatan Masalah ....................................................................................... 32

D. Data dan Sumber Data ................................................................................... 32

E. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 33

F. Pengolahan Data ............................................................................................ 34

G. Analisis Data .................................................................................................. 34

Page 16: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

70

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Bentuk-bentuk jaminan pada akad pembiayaan mudharabah ditinjau dari

sistem Ekonomi Islam indonesia ...................................................................... 36

1. Konsep dan Nilai Dasar dalam transaksi mudharabah ................................ 36

2. Jaminan dalam transaksi mudharabah ......................................................... 44

3. Jaminan/Agunan dalam perjanjian pembiayaan Bank Syari‟ah ................... 48

B. Pandangan Hukum Ekonomi Islam terhadap jaminan yang ada di dalam akad

pembiayaan mudharabah ................................................................................. 56

1. Praktik Ekonomi Islam dari masa ke masa .................................................. 56

2. Norma Jaminan dan Agunan dalam UU Perbankan Syari‟ah ...................... 63

V. PENUTUP

A. Simpulan .......................................................................................................... 69

Page 17: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam sangat menekankan bahwa kegiatan ekonomi manusia merupakan salah satu

perwujudan dari pertanggungjawaban manusia sebagai khalifah di bumi agar

keseimbangan dalam kehidupan dapat terus terjaga. Dalam konteks ajaran Islam,

ekonomi Islam atau yang juga dikenal dengan ekonomi Syariah merupakan nilai-

nilai sistem ekonomi yang dibangun berdasarkan ajaran Islam, sebagaimana

Muhammad bin Abdullah Al-Arabi mendefinisikan: “Ekonomi Islam adalah

kumpulan prinsip-prinsip umum tentang ekonomi yang diambil dari Al-Qur‟an

dan Sunnah, dan pondasi ekonomi yang dibangun diatas dasar pokok-pokok

tersebut dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan dan waktu”.1

Ekonomi Islam adalah sebuah sistem ilmu pengetahuan yang menyoroti masalah

perekonomian. Sama seperti konsep ekonomi konvensional lainnya. Hanya dalam

sistem ekonomi ini, nilai-nilai Islam menjadi landasan dan dasar dalam setiap

aktifitasnya. Beberapa ahli mendefinisikan ekonomi Islam sebagai suatu ilmu

yang mempelajari perilaku manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan

dengan alat pemenuhan kebutuhan yang terbatas dalam kerangka syariah. Namun,

definisi tersebut mengandung kelemahan karena menghasilkan konsep yang tidak

kompatibel dan tidak universal. Karena dari definisi tersebut mendorong

1 Abdullah Abd al-Husain Al-Tariqi, Ekonomi Islam: Prinsip, Dasar dan Tujuan,

Terjemahan,(Yogyakarta: Magistra Insania Press, 2004), hlm. 14.

Page 18: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

2

seseorang terperangkap dalam keputusan yang apriori (apriory judgement) benar

atau salah tetap harus diterima.2

Perekonomian yang berbasis pada nilai nilai dan prinsip Syariah yang

mengedepankan keIslaman, keadilan serta tidak terdapat unsur Riba sudah cukup

lama dinantikan ummat Islam di Indonesia maupun dari belahan dunia lainnya.

Penerapan nilai – nilai dan prinsip Syariah dalam segala aspek kehidupan dan

aktivitas transaksi antar ummat didasarkan pada aturan – aturan Syariah sudah

cukup lama diperjuangkan dan diharapkan eksis dalam pembangunan ekonomi.

Tujuan ekonomi Islam adalah untuk mewujudkan perekonomian jangka panjang

dan memaksimalkan kesejahteraan manusia3. Di Indonesia ekonomi Islam

memiliki fungsi sebagai pelengkap atau sebagai kontrol terhadap sistem ekonomi

konvensianal, karena ekonomi yang berjalaan saat ini kurang bisa memunculkan

keadilan dan belum efektif mengentaskan kemiskinan, oleh karena itu sudah

selayaknya ekonomi Islam memberikan perubahan untuk umatnya sebagai

alternatif atau solusi perkembangan ekonomi yang sudah berjalan saat ini Saat Ini

Indonesia telah memiliki regulasi yang mengatur tentang perbankan Syariah yaitu

Undang-Undang No. 21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

Dalam Undang-Undang No. 21 tahun 2008 diterangkan bahwa yang dimaksud

dengan perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank

Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta

cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dari definisi perbankan

2 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2011), h. 14. 3 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari‟ah, Yogyakarta: Ekonisia,2004, hlm. 1.

Page 19: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

3

syariah di atas ada dua kelembagaan yang terdapat pada perbankan syariah yaitu

Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. Munculnya dua kelembagaan ini pada

perbankan syariah di Indonesia terkait dengan dual banking sistem yang dianut

pada sistem perbankan di Indonesia.4

Bank Syariah adalah suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan

hukum Islam (syariah). Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan

dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan

mengenakan bunga pinjaman (riba)5.Serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-

usaha berkategori terlarang (haram). Sistem perbankan konvensional tidak dapat

menjamin absennya hal-hal tersebut dalam investasinya, misalnya dalam usaha

yang berkaitan dengan produksi makanan atau minuman haram, usaha media atau

hiburan yang tidak Islami, dan lain-lain. Meskipun prinsip-prinsip tersebut

mungkin saja telah diterapkan dalam sejarah perekonomian Islam, namun baru

pada akhir abad ke-20 mulai berdiri bank-bank Islam yang menerapkannya bagi

lembaga-lembaga komersial swasta atau semi-swasta dalam komunitas muslim di

dunia.

Indonesia memiliki keunggulan struktur pengembangan keuangan syariah adalah

regulasinya dimana kewenangan mengeluarkan fatwa yang terpusat pada satu

lembaga independen yaitu Dewan Syariah Nasional dari Majelis Ulama Indonesia

(MUI) berbeda dengan di negara lain fatwa dapat dikeluarkan oleh perorangan

ulama sehingga kemungkinan terjadinya perbedaan regulasi satu sama lain lebih

4 Ibid, hlm. 8

5 Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah: Konsep, Produk

dan Implementasi Operasional, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2001 hal 21

Page 20: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

4

besar. Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dibentuk

dalam rangka mewujudkan aspirasi umat Islam mengenai masalah perekonomian

dan mendorong penerapan ajaran Islam dalam bidang perekonomian/keuangan

yang dilaksanakan sesuai dengan tuntunan syariat Islam.

Bank syariah secara umum adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya

memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran

uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu,

usaha bank akan selalu berkaitan dengan masalah uang sebagai dagangan

utamanya.

Awal mula bank syariah berkembang, baik tanah air maupun di mancanegara,

sering kali dikatakan bahwa bank syariah adalah bank bagi hasil. Hal ini

dilakukan untuk membedakan bank syariah dengan bank konvensional yang

beroperasi dengan sistem bunga atau riba. Bagi hasil merupakan bagian dari

sistem operasi bank syariah. Bagi hasil adalah bentuk return dari kontrak

investasi, yakni yang termasuk ke dalam natural uncertainty contract6. Fiqih

Islam juga mengenal natural certainty contract. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa sistem bagi hasil merupakan salah satu praktik perbankan

syariah. Namum sebaliknya,praktik perbankan syariah belum tentu seluruhnya

menggunakan sistem bagi hasil.Oleh karena itu, sistem bagi hasil masih ada

sistem jual beli dan sewa menyewa yang digunakan dalam sistem operasi bank

syariah. Bank syariah mempunyai ruang yang lebih luas dari pada sistem bagi

hasil. Bank syariah memiliki banyak alternatif yang terbuka, maka diharapkan

6 Karim Adiwarman, Bank Islam,Jakarta:Raja Grafindo.2014.hlm 203

Page 21: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

5

praktik bank syariah dapat menjadi lebih fleksibel dan sesuai dengan konteks

kebutuhan dan keadaan spesifik yang di hadapi di lapangan.7

Pada bank syariah, sistem perbankan yang diterapkan dinilai akan saling

menguntungkan untuk nasabah dan bank, menekankan aspek keadilan, investasi

yang beretika, memegang nilai kebersamaan dan persaudaraan, serta menghindari

hal-hal yang spekulatif dalam transaksi keuangan. Beberapa sistem yang di

terapkan pada bank syariah antara lain adanya sistem akad yang di mana transaksi

pada bank syariah mengacu pada kaidah dan aturan yang berlaku pada akad

syariah Islam yang sumbernya berdasarkan Al-Quran dan Hadist,serta sudah

difatwakan oleh Majelis ulama Indonesia (MUI). Sistem imbalan yang pendekatan

pada bank syariah ialah sistem bagi hasil. Dana yang diterima bank akan

disalurkan untuk pembiayaan, lalu keuntungan dari pembiayaan akan dibagi dua

yakni untuk nasabah dan bank sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati.

Dan sasaran kredit yaitu pembiayaan pada bank syariah dibatasi, dimana nasabah

yang sesuai dengan kriteria syariah saja yang diterima, seperti kredit untuk bisnis

yang halal.

Pembiayaan merupakan penyediaan dana yang diproses dengan transaksi bagi

hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah, transaksi sewa menyewa dalam

bentuk Ijarah muntahiya bittamlik, transaksi jual beli dalam bentuk piutang

Mudharabah, Salam, dan Istisna8. Lembaga keuangan syariah seperti

bank syariah, asuransi syariah, pembiayaan syariah merupakan aplikasi dari

sistem ekonomi syariah yang merupakan bagian dari nilai-nilai dari ajaran Islam

7 Ibid, hlm 214

8 Fatwa DSN_MUI Nomor:07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh),

hlm. 3.

Page 22: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

6

yang mengatur bidang perkonomian umat dan tidak terpisahkan dari aspek-aspek

lain ajaran Islam yang komprehensif dan universal. Komprehensif berarti ajaran

Islam merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual maupun sosial

kemasyarakatan termasuk bidang universal. Universal bermakna bahwa syariah

Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tetmpat tampa melihat ras, suku,

golongan, dan agama sesuai prisip Islam sebagai “rahmatan lil alamin”9

Mudharabah10

adalah akad yang dikenal oleh umat muslim sejak zaman nabi ,

bahkan telah dipraktikan oleh bangsa arab sebelum turunnya Islam. Mudharabah

berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau

berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukul kakinya dalam

menjalankan usaha. Secara terminologi, para Ulama Fiqh mendefinisikan

Mudharabah atau Qiradh dengan Pemilik modal (investor) menyerahkan

modalnya kepada pekerja (pedagang) untuk diperdagangkan, sedangkan

keuntungan dagang itu menjadi milik bersama dan dibagi menurut kesepakatan.

Mudharib menyumbangkan tenaga dan waktunya dan mengelola kongsi mereka

sesuai dengan syarat-syarat kontrak11

. Salah satu ciri utama dari kontrak ini adalah

bahwa keuntungan jika ada akan dibagi antara investor dan mudharib berdasarkan

proporsi yang telah disepakati sebelumnya. Jika ada kerugian, maka akan

ditanggung sendiri oleh si investor.

9 Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta,

2001 10

Mudharabah disebut juga qiradh. Makna keduanya sama. Mudharabah adalah istilah yang

digunakan di irak, sedangkn istilah qiradh digunakan oleh masyarakat hijaz. 11

http://www.ilmuekonomi.net/2015/12/pengertian-mudharabah-dan-bagi-hasil.html di akses

pada tanggal 20 november 2018

Page 23: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

7

Dalam praktiknya dalam transaksi Mudharabah kbususnya di Indonesia, seorang

mudharib akan dibebani dengan jaminan. Hal ini sebagaimana diatur dalam

ketentuan bank Indonesia sebagaimana yang dituangkan dalam Peraturan bank

Indonesia Nomor: 7/46/PBI/2005 pasal 6 huruf (o) yang menjelaskan bahwa:

“Bank dapat meminta jaminan atau agunan untuk mengantisipasi risiko

apabila nasabah tidak dapat memenuhi kewajiban sebagaimana dimuat dalam

akad karena kelalaian dan/atau kecurangan.”

Berikut adalah contoh pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh BMT

Bismillah dengan mitra/nasabah:

Pembiayaan yang diajukan oleh nasabah Ibu Ena mengajukan pembiayaan

tambahan modal usaha kepada BMT Bismillah sebesar Rp. 50.000.000,- dengan

tempo 3 tahun dan dengan jenis pembayaran angsuran bulanan dan pencairan

pembiayaan tertanggal 23 Mei 2015.

Setiap bulannya ibu Ena berkewajiban membayar angsuran sebelum tanggal jatuh

tempo yaitu tanggal 23 dengan membayar sebesar Rp. 2.289.000,- kepada BMT

Bismillah dengan perincian pengembalian modal sebesar Rp. 1.389.000,- dan

nisbah keuntungan Rp. 900.000,-. Ibu Ena dalam pengajuan pembiayaannya

menggunakan Jaminan berupa BPKB.12

Ditetapkannya jaminan dalam transaksi mudharabah lebih didasarkan pada

penerapan metode ijtihad yang tidak dalam maksud mengasampinkan dari hukum

asalnya namun lebih disarkan pada prinsi penggunaan metode istihsan. Metode ini

12

http://www.bmtbismillah.com/akad-mudharabah.html, di akses tanggal 30 maret 2019.

Page 24: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

8

pada prinsipnya mengutamakan tujuan untuk mewujudkan kemaslahatan-

kemaslahatan atau menolak bahaya secara khusus sebab dalil umum menghendaki

dicegahnya bahaya itu.13

Akad Mudharabah telah diatur dalam FATWA DEWAN SYARI‟AH

NASIONAL Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah

(Qiradh). Didalamnya dijelaskan bahwa dalam rangka mengembangkan dan

meningkatkan dana lembaga keuangan syariah (LKS), pihak LKS dapat

menyalurkan dananya kepada pihak lain dengan cara mudharabah, yaitu akad

kerjasama suatu usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (malik, shahib al-

mal, LKS) menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua („amil, mudharib,

nasabah) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di antara

mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. bahwa agar cara

tersebut dilakukan sesuai dengan syariah Islam, DSN memandang perlu

menetapkan fatwa tentang mudharabah untuk dijadikan pedoman oleh LKS.

Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untuk menganalisis praktek jaminan dalam

pembiayan mudharabah dalam suatu lembaga keuangan syariah, apakah sudah

sesuai dengan kaidah-kaidah fiqih dan sesuai dan sesuai dengan fatwa DSN MUI.

Disini penulis akan menganalisis dengan judul “Tinjauan Hukum Ekonomi Islam

Terhadap Jaminan Dalam Pembiayaan Mudharabah”

13

Iskandar Usman, Istihsan dan Pembaharuan Hukum Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta,

1994, hlm 20.

Page 25: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan kajian latar belakang diatas memunculkan adanya suatu pokok

permasalahan dalam akad pembiayaan Mudharabah.

Adapun penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa sajakah bentuk-bentuk jaminan pada akad pembiayaan mudharabah ?

2. Bagaimanakah pandangan hukum Ekonomi Islam terhadap jaminan dalam akad

pembiayaan mudharabah?

C. Tujuan Peneltian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memahami apa sajakah yang bentuk-bentuk jaminan pada akad

pembiayaan mudharabah.

2. Untuk memahami bagaimana pandangan hukum Ekonomi Islam terhadap

jaminan yang ada di dalam akad pembiayaan mudharabah.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan khususnya Hukum Islam

terkait dengan penggunaan jaminan pada akad mudharabah.

2. Kegunaan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat

umum tentang prosedur dan pelaksanaan tentang penerapan akad mudharabah

berdasarkan hukum Islam.

Page 26: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Ekonomi Islam

Sistem ekonomi menurut Islam ada tiga prinsip dasar yaitu Tawhid, Khilafah, dan

„Adalah. Dalam Sistem Ekonomi Syariah, ada landasan etika dan moral dalam

melaksanakan semua kegiatan termasuk kegiatan ekonomi, selain harus adanya

keseimbangan antara peran pemerintah, swasta, kepentingan dunia dan

kepentingan akhirat dalam aktivitas ekonomi yang dilakukan, jika kapitalisme

menonjolkan sifat individualisme dari manusia, dan sosialisme pada kolektivisme,

maka Islam menekankan empat sifat sekaligus yaitu: kesatuan (unity),

keseimbangan (equilibrium), kebebasan (free will) dan tanggungjawab

(responsibility).14

Sistem Ekonomi dalam Islam ditegakkan di atas tiga tiang utama, yakni konsep

kepemilikan (al-milkiyah), pemanfaatan kepemilikan (al-thasharruf fi al-milkiyah)

dan distribute kekayaan diantara manusia (tauzi‟u tsarwah bayna al-naas).

Kepemilikan ini dibagi tiga, yakni (1) kepemilikan individu (milkiyatu al-

fardiyah), yaitu kepemilikan atas izin syar‟i pada seseorang untuk memanfaatkan

harta itu kerana sebab-sebab kepemilikan harta yang diakui oleh syara‟; (2)

kepemilikan umum (milkiyatul al-„amah), adalah harta yang mutlak diperlukan

manusia dalam kehidupan sehari-hari (api, padang rumput, sungai, danau, jalan,

lautan, mesjid, udara, emas, perak dan minyak wangi.dsb) yang dimanfaatkan

secara bersama-sama. Pengelolaan milik umum ini hanya dilakukan oleh negara

14

Chapra dalam Imamudin Yuliadi. Ekonomi Islam, Yogyakarta: LPII, 2001, hlm. 12

Page 27: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

11

untuk seluruh rakyat, dengan diberikan percuma atau dengan harga murah hanya

mengambil sedikit upah perkhidmat; dan (3) kepemilikan negara (milkiyatul al-

daulah), harta yang pemanfaatannya berada ditangan seorang pemimpin sebagai

kepala negara. Misalnya harta ghanimah, fa‟I, khumus, kharaf, jizyah, 1/5 harta

rikaz, ushr, harta orang murtad, harta orang yang tak memiliki ahli waris dan

tanah hak milik negara. Milik negara digunakan untuk berbagai keperluan yang

menjadi kewajiban negara, seperti menggaji pegawai negara, keperluan jihad dan

sebagainya. Kepemilikan individu adalah izin dari syara‟ (Allah SWT) yang

memungkinkan siapa saja untuk memanfaatkan dzat maupun kegunaan (utility)

suatu barang serta memperoleh kompensasi baik karena barangnya diambil

kegunaannya oleh orang lain seperti disewa, ataupun karena dikonsumsi untuk

dihabiskan zatnya seperti dibeli dari barang tersebut.15

Setiap orang bisa memiliki

barang atau harta melalui cara-cara tertentu, yang disebut sebab-sebab

kepemilikan (asbabu al-tamalluk).

B. Lembaga Keuangan Syari’ah

Lembaga keuangan syariah (Islam) pada saat ini tumbuh dengan cepat dan

menjadi bagian dari kehidupan di dunia Islam. Lembaga keuangan syariah ini

tidak hanya terdapat di negara-negara Islam, tetapi juga terdapat di negara-negara

yang ada masyarakat muslimnya. Kerangka dasar dari Lembaga keuangan Islam

yaitu serangkaian aturan main dan hukum secara keseluruhan berdasarkan syariah,

yang mengatur bidang ekonomi, sosial, politik dan aspek budaya. Jenis usaha dan

produk lembaga keuangan pada dasarnya sama dengan lembaga keuangan

konvensional yaitu, Lembaga Keuangan Bank (LKB) dan Lembaga Keuangan

15

Muhammad Ismail Yusanto, Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas bisnis Islami,

Gema Insani, 1998, hlm. 25.

Page 28: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

12

Bukan Bank (LKBB).16

Pertama, LKB seperti Bank Syariah, Unit Usaha Syariah

(UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Kedua, LKBB seperti

Asuransi Takaful, Asuransi Sosial dan Kesehatan, Dana Pensiun, Koperasi dan

Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) serta Pasar Modal Syariah.

Sesuai dengan sistem keuangan yang ada di Indonesia, maka dalam

operasionalnya lembaga keuangan dapat berbentuk lembaga keuangan

konvensional dan lembaga keuangan syariah. Menurut SK Menkeu RI No. 792,

lembaga keuangan adalah semua badan yang kegiatannya bidang keuangan,

melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna

membiayai investasi perusahaan. Lembaga keuangan menurut Dahlan Siamat

adalah “badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan

atau tagihan (claims) dibandingkan dengan aset nonfinansial atau aset riil. Dengan

demikian, lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang kegiatan usahanya

berkaitan dengan bidang keuangan.17

Prinsip utama yang membedakan dengan lembaga keuangan konvensional adalah

lembaga keuangan syariah “bebas bunga” yang tercermin dalam produk-produk

yang dihasilkannya. Misalnya Murabahah (pembiayaan dengan laba), Bai‟ As-

Salam (pesanan dibayar tunai), Bai‟ Al-Istishna (pesanan dibayar dengan cicilan),

Mudharabah (usaha dengan bagi hasil), Musyarakah (penyertaan modal), Al-

Hawalah (perpindahaan piutang), Al- Wakalah (pendeledasian) Al-qardhul Hasan

(pembiayan kebajikan), Ijarah (sewa-menyewa), Al-Kafalah (jaminan), Al-

16

M. Sholahuddin, Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam, Surakarta: MU Press, 2006, hlm. 4 17

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana, 2010, hlm 29

Page 29: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

13

Wadi‟ah (simpanan deposito), Al- Rahn (gadai), saham, Sekuritas, dan Intrumen

dalam Kebijakan Moneter Pemerintah tetap didasarkan pada prinsip Syariah.

Lembaga keuangan dalam melakukan kegiatan usahanya mempunyai perbedaan

fungsi kelembagaan, deviasi-deviasi menurut fungsi dan tujuannya sehingga dapat

digolongkan ke dalam dua lembaga, yaitu Lembaga Keuangan Bank (LKB) dan

Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Namun Abdulkadir Muhammad

mengemukakan bahwa lembaga keuangan terdiri dari 3 kelompok besar, yaitu

Lembaga Keuangan Bank (LKB), Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), dan

Lembaga Pembiayaan.18

a. Lembaga Keuangan Bank (LKB)

Salah satu institusi yang memiliki peranan penting dalam dunia bisnis adalah

lembaga keuangan perbankan. Institusi perbankan merupakan subsistem dari

keberadaan lembaga keuangan (financial instutiton). Menurut hukum perbankan

yang berlaku saat ini, Indonesia adalah negara yang menganut konsep perbankan

nasional dengan system ganda (dual banking system). Artinya bahwa selain ada

perbankan konvensional yang beroperasi berdasarkan sistem “bunga”, juga ada

perbankan lain yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip

syariah. Meskipun keduanya sama-sama lembaga perbankan, namun baik secara

konsep maupun implementasinya tetap berbeda antara satu dengan lainnya. Dalam

hukum bisnis syariah, penegasan adanya perbedaan diantara keduannya sangat

18

Abdulkadir Muhammad, Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Citra Aditya Bhakti, Bandung,

2004, hlm. 8

Page 30: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

14

diperlukan, terutama dimaksudkan untuk mengetahui sebab halal-haramnya, serta

akibat maslahat-mudharatnya.19

b. Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)

Lembaga keuangan bukan bank adalah lembaga keuangan selain dari bank yang

dalam kegiatan usahanya tidak diperkenankan menghimpun dana secara langsung

dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Lembaga keuangan bukan bank disebut

non depository financial institutions.20

Di bawah ini

C. Jaminan

Jaminan secara sederhana dimaknai sebagai tanggungan atas pinjaman yang

diterima.21

Jaminan dalam nomenklatur hukum perdata di Indonesia ditemukan

dalam Pasal 1131 KHUPer dan Penjelasan Pasal 8 UU No. 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan. Hanya saja, kedua peraturan tersebut tidak mendefinisikan secara jelas

apa yang dimaksud dengan jaminan, kedua aturan ini menyatakan jaminan

berkaitan erat dengam masalah utang piutang. Sehingga, Jaminan dapat

didefinisikan sebagai suatu perjanjian antara kreditur dengan debitur, di mana

debitur memperjanjikan sejumlah hartanya untuk kepentingan pelunasan utang

menurut ketentuan peraturan yang berlaku, apabila dalam waktu yang telah

ditentukan terjadi kemacetan pembayaran utang debitur.22

Lembaga keuangan

bank terdiri atas Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.

19

Burhanuddin S, Hukum Bisnis Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2011, hlm. 110. 20

Burhanuddin S , Ibid. hlm 39 21

A. WangSAWidjaja Z., Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012),

hal. 285. 22

Gatot Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit: Suatu Tinjauan di Bidang Yuridis, (Jakarta:

Renika Cipta, 2009), hal. 196.

Page 31: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

15

b. Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)

Lembaga keuangan bukan bank adalah lembaga keuangan selain dari bank yang

dalam kegiatan usahanya tidak diperkenankan menghimpun dana secara langsung

dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Lembaga keuangan bukan bank disebut

non depository financial institutions.

Baitul Mal wat Tamwil (BMT) atau Balai Usaha Mandiri Terpadu, adalah

lembaga keuangan bukan bank mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil,

menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat dan

martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas

prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan

berlandaskan sistem ekonomi yang salaam: keselamatan (berintikan keadilan),

kedamaian, dan kesejahteraan.23

Baitul Mal wa Tamwil adalah lembaga ekonomi atau keuangan Syariah non

perbankan yang sifatnya informal. Disebut informal karena lembaga ini didirikan

oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang berbeda dengan lembaga

keuangan perbankan dan lembaga keuangan formal lainnya.24

Baitul Maal Wat

Tamwil (BMT) sebenarnya adalah lembaga swadaya masyarakat, dalam

pengertian didirikan dan dikembangkan oleh masyarakat.25

23

M. Nur Rianto, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis, CV Pustaka Setia,

Bandung, 2012, hlm. 317. 24

H.A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan),

PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm.183. 25

Awalil Rizky, BMT Fakta dan Prospek Baitul Maal Wat Tamwil, UCY Press, Yogyakarta, 2007,

hlm. 3.

Page 32: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

16

Dari pengertian itu dapat dipahami bahwa pola pengembangan institusi keuangan

ini diadopsi dari bayt al-mal yang pernah dan sempat tumbuh dan berkembang

pada masa Nabi SAW dan Khulafa al-Rasyidin. Oleh karena itu, keberadaan BMT

selain bisa dianggap sebagai media penyalur pendayagunaan harta ibadah seperti

zakat, infaq dan shadaqah, juga bisa dianggap sebagai institusi yang bergerak di

bidang investasi yang bersifat produktif seperti layaknya bank.26

D. Pengertian Mudharabah

Salah satu bentuk kerja sama dalam menggerakkan antara pemilik modal dan

seseorang adalah bagi hasil, yang dilandasi oleh rasa tolong menolong. Sebab ada

orang yang mempunyai modal, tetapi tidak mempunyai keahlian dalam

menjalankan roda perusahaan. Ada juga orang yang mempunyai modal dan

keahlian, tetapi tidak mempunyai waktu. Sebaliknya ada orang yang mempunyai

keahlian dan waktu, tetapi tidak mempunyai modal. Dengan demikian, apabila ada

kerja sama dalam menggerakkan roda perekonomian, maka kedua belah pihak

akan mendapatkan keuntungan modal dan skill (keahlian) dipadukan menjadi

satu.27

Mudharabah merupakan salah satu akad yang banyak digunakan dalam lembaga

keuangan syariah. Mudharabah secara bahasa berasal dari kata al-dharb (الضزب)

yang berarti bepergian atau berjalan. Selain al-dharb disebut juga qiradh (القزاض)

dari al-qardhu ( القزض) yang berarti pinjaman atau pemberian modal untuk

26

Ibid. Awalil Rizky 27

M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada, 2003, hlm. 169.

Page 33: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

17

berdagang dengan memperoleh laba.28

Ulama Mazhab Hanafi memberikan

definisi bahwa mudharabah merupakan akad perjanjian untuk bersama-sama

dalam membagi keuntungan dengan lantaran modal dari satu pihak dan pekerjaan

dari pihak lain.29

Muhammad Syafi‟I Antonio dalam bukunya Bank Syariah dari

Teori Ke Praktek, menuliskan bahwa pengertian berjalan lebih tepatnya adalah

proses seseorang dalam menjalankan usaha.30

Menurut The New Encyclopedia of

Islam: Mudarabah is a business partnership where one partner puts up the capital

and the other puts up the labour.31

Mudarabah disebut juga dengan qiradh, ulama hijaz menyebutkan dengan qiradh

yaitu berasal dari kata qard yang berarti al-qath atau pemotongan. Hal ini karena

pemilik harta memotong dari sebagian hartanya sebagai modal dan menyerahkan

hak pengurusannya kepada orang yang mengelolanya dan pengelola memotong

untuk pemilik bagian dari keuntungan sebagian hasil dari usaha dan

kerjanya.Mudharabah bisa juga di ambil dari kata muqaradah yang berarti

muSAWa (kesamaan) sebab pemilik modal dan pengusaha memiliki hak yang

sama terhadap laba. Ulama Hanafiyah mendefinisikan mudharabah adalah suatu

perjanjian untuk berkongsi di dalam keuntungan dengan modal dari salah satu

pihak dan kerja (usaha) dari pihak lain.

Sedangkan ulama Malikiyah menamai mudharabah sebagai Penyerahan uang di

muka oleh pemilik modal dalam jumlah uang yang ditentukan kepada seorang

28

Adib Bisri dan Munawwir, Al-Bisri Kamus Arab – Indonesia Indonesia –Arab, Surabaya

:Pustaka Progressif, 1999, hlm. 592 29

Abdurrahman al-Jaziri, Fiqh „ala Madzahib al-Arba‟ah, Juz III, Beirut: Dar al-Qalam, tanpa

tahun, hlm. 35. 30

Muhammad Syafi‟í Antonio, “Bank Syari‟ah dari Teori ke Praktek”, Gema Insani, Jakarta,

2001, hlm. 95. 31

Huston Smith, The new Encyclopedia of Islam, North America: Altamira Press, Revised Edition,

2001, hlm. 319.

Page 34: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

18

yang akan menjalankan usaha dengan uang itu dengan imbalan sebagian dari

keuntungannya. Ulama Syafi‟iyah mendefinisikan mudharabah bahwa pemilik

modal menyerahkan sejumlah uang kepada pengusaha untuk dijalankan dalam

suatu usaha dagang dengan keuntungan menjadi milik bersama antara keduanya.

Sedangkan menurut ulama Hambali mendefinisikan mudharabah dengan

pengertian penyerahan suatu barang atau sejenisnya dalam jumlah yang jelas dan

tertentu kepada orang yang mengusahakannya dengan mendapatkan bagian

tertentu dari keuntungannya. Menurut Sayyid Sabiq, dalam bukunya yang

berjudul “Fiqh al-Sunnah”, menjelaskan bahwa mudharabah adalah akad antara

kedua belah pihak untuk salah seorangnya (salah satu pihak) mengeluarkan

sejumlah uang kepada pihak lain untuk diperdagangkan dan keuntungannya dibagi

bersama sesuai dengan kesepakatan.32

Menurut fatwa DSN NO:07/DSN-MUI/IV/2000 bahwa mudharabah adalah

pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan Syariah kepada pihak lain

untuk membuka suatu usaha yang produktif. Dalam pembiayaan ini posisi

lembaga keuangan sebagai sohibul maal dan membiayai 100% atas usaha

pengelola, sedangkan posisi pengelola sebagai mudharib.

Definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mudharabah adalah suatu akad

yang memuat penyerahan modal dari seorang pemilik modal (shahibul maal)

kepada pengelola (mudharib) untuk dipergunakan sebagai usaha dengan ketentuan

jika usaha tersebut mendatangkan hasil maka hasil (laba) tersebut dibagi

32

Sabiq Sayyid, Fiqih Sunnah, diterjemahkan oleh Abdurrahim dan Masrukhin dalam “Fiqh al-

Sunnah”, Juz 3, Beirut: Darul-Falah al-Arabiyah, t.th,.hlm. 297.

Page 35: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

19

berdasarkan kesepakatan sebelumnya, namun jika usaha tersebut tidak

mendatangkan hasil atau bangkrut maka kerugian materi sepenuhnya ditanggung

oleh pemilik modal dengan syarat dan rukun-rukun tertentu. Jika kerugian itu

diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, maka si pengelola

harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.

E. Landasan Hukum Mudharabah

Para ulama mazhab sepakat bahwa mudharabah hukumnya di bolehkan

berdasarkan al-Quran, sunnah, ijma dan qiyas walaupun di dalam al Qur‟an tidak

menyebutkan secara khusus tentang mudharabah. Hal ini dikarenakan akad

mudharabah bertujuan untuk saling membantu dan tolong menolong antara

pemilik modal dengan seseorang yang ahli dalam memutarkan uang. Atas dasar

saling menolong dalam pengelolaan modal itu, Islam memberikan kesempatan

untuk saling bekerjasama antara pemilik modal dengan seseorang yang terampil

dalam mengelola dan memproduktifkan modal itu.

Secara umum landasan dasar syariah mudharabah lebih mencerminkan anjuran

untuk melakukan usaha, hal ini terlihat dalam ayat-ayat dan hadist-hadist berikut

ini:

a. Al-Qur‟an

1) Surat An-Nisa ayat 29:

…”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”…

Page 36: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

20

2) Surat Al-Maidah ayat 1

…”Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan

bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang

demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang

mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut

yang dikehendaki-Nya.”…

3) Surat Al-Baqarah ayat 283

…”Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang

kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang

tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian

kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu

menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah

Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan

barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang

yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu

kerjakan.”…

4) Surat al-Muzzamil ayat 20:

…“Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia

Allah”.33

Dalam ayat di atas dasar dilakukannya akad mudharabah adalah kata

“yadhribun” yang sama dengan akar kata mudharabah yang memiliki makna

melakukan suatu perjalanan usaha.

33

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Bandung: Syaamil Qur‟an, 2012, hlm.

575.

Page 37: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

21

5) Al-Jumu‟ah ayat 10:

…“Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi;

dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu

beruntung”.34

6) Al-Baqarah 198:

…“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari

Tuhanmu”. 35

Kedua ayat di atas, secara umum mengandung kebolehan akad mudharabah,

yang menjelaskan bahwa mudharib adalah sebagian dari orang-orang yang

melakukan perjalanan (dharb) untuk mencari karunia Allah SWT.

b. Al-Hadits

Menurut pendapat Ibn Hajar yang dikutip Hendi Suhendi dalam bukunya Fiqh

Muamalah berkata, Qirad atau mudarabah telah ada sejak zaman Rasulullah,

beliau tahu dan mengakuinya. Bahkan sebelum diangkat menjadi Rasul,

Muhammad telah melakukan qiradh yaitu Muhammad mengadakan perjalanan

ke Syam untuk menjual barang-barang milik Khodijah ra yang kemudian

menjadi istri beliau.

Hadist yang diriwayatkan oleh Ibn Majah dari Suhaib bahwa nabi Muhammad

SAW bersabda: Dari Suhaib bahwa Nabi bersabda: Ada tiga perkara yang

didalamnya mengandung keberkahan adalah jual beli tempo, muqaraḍah dan

34

Ibid, hlm. 555. 35

Ibid, hlm. 31.

Page 38: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

22

mencampur gandum dengan jagung untuk makanan dirumah, bukan untuk

diperjualbelikan. (HR. Ibn Majah).

c. Ijma‟

Mudharabah telah ada sejak masa Jahiliah dan pada masa Islam tetap

dibenarkan sebagai praktek. Ibnu Hajar berkata, “Yang kita pastikan adalah

bahwa mudharabah telah ada pada masa Nabi SAW. Beliau mengetahui dan

mengakuinya. Seandainya tidak demikian, niscaya ia sama sekali tidak boleh.”

Para sahabat banyak melakukan akad mudharabah dengan cara memberikan

harta anak yatim sebagai modal kepada pihak lain, dan tidak ada riwayat yang

menyatakan bahwa para sahabat yang lain mengingkarinya. Oleh karena itu,

hal ini dapat dijadikan sebagai Ijma.36

d. Qiyas

Menurut Wahbah Zuhaili yang menjadi dasar dalil qiyas adalah bahwa

mudharabah diqiyaskan pada musaqah (menyuruh seseorang untuk mengelola

kebun) karena sangat dibutuhkan di masyarakat. Hal tersebut di karenakan

dalam kehidupan nyata manusia ada yang kaya dan ada yang miskin. Kadang-

kadang ada orang kaya yang tidak memiliki keahlian berdagang, sedangkan

dipihak lain ada orang yang memiliki keahlian tetapi tidak memiliki harta yang

cukup untuk usaha. Dengan adanya kerjasama antara keduanya maka

36

Wahbah Zuhaily, Fiqih Islam 7, diterjemahkan oleh Abdul Hayyie al- Kattani, dkk dalam “al-

Fiqh al-Islam wa Adilatuhu”, Damaskus, Darul Fikr, jilid IV, 1989.hlm. 838.

Page 39: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

23

kebutuhan masing-masing pihak akan terpenuhi sehingga menghasilkan

keuntungan.37

Mudarabah juga dapat diqiyaskan sebagai bentuk interaksi antar sesama manusia

sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial kebutuhan akan kerja sama antara

satu pihak dengan pihak lain guna meningkatkan taraf perekonomian dan

kebutuhan hidup atau keperluan keperluan lain tidak bisa diabaikan. Dengan

demikian, adanya mudarabah ditunjukkan antara lain untuk kemaslahatan umat

manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka, yakni pemenuhan kebutuhan

kedua golongan di atas.

Menurut fatwa DSN NO:07/DSN-MUI/IV/2000 bahwa ketentuan hukum dalam

pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut:

1) Mudharabah boleh dibatasi pada waktu tertentu.

2) Kontrak tidak boleh dikaitkan dengan kejadian di masa depan yang tidak tentu

terjadi.

3) Pada dasarnya mudharabah tidak ada ganti rugi karena akad ini Bersifat

amanah, kecuali akibat dari kesalahan atau kelalaian yang disengaja maka

diperbolehkan adanya ganti rugi.

4) Apabila terjadi perselisihan maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan

Arbitrase Syariah.

37

Ibid.

Page 40: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

24

F. Rukun dan Syarat Mudharabah

1. Rukun Mudharabah

Menurut ulama Syafi‟iyah rukun mudharabah ada lima yaitu: Pemilik barang,

orang yang bhaliq, akad, mal, amal, keuntungan. Sedangkan menurut jumhur

ulama rukun mudharabah ada tiga yaitu: pertama: aqaid yaitu pemilik modal

dan pengelola, kedua: maqud alaih yaitu modal, tenaga (pekerjaan), dan

keuntungan, ketiga: shighot yaitu ijab dan qabul. Sedangkan Adiwarman A.

Karim membagi rukun mudharabah sebagai berikut:

a. Pemodal (shahibul maal)

b. Pengelola (mudharib)

c. Modal

d. Pekerjaan

e. Nisbah keuntungan

f. Ada ijab dan qabul

2. Syarat Mudharabah

Syarat-syarat sah mudharabah berhubungan dengan rukun rukun mudharabah

itu sendiri. Adapun syarat-syaratnya adalah sebagai berikut :

a. Orang yang berakad

Orang-orang yang berakad atau melakukan transaksi disyaratkan orang yang

cakap bertindak hukum dalam hal ini adalah mampu mempertanggung

jawabkan dan menanggung segala akibat hukum yang timbul akibat akad atau

transaksi tersebut. Seperti kewajiban yang harus dilaksanakan dan hak-hak

yang menjadi miliknya. Bagi mudharib, selain syarat di atas juga harus cakap

Page 41: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

25

dan diangkat sebagai wakil dalam hal ini disebabkan karena posisi orang yang

mengelola modal adalah wakil pemilik modal atau orang yang diberi amanat.

Para ulama fiqih mensyaratkan tiga hal dalam melakukan ijab dan kabul agar

memiliki akibat hukum, yaitu: pertama, Jala‟ul ma‟na, yaitu tujuan yang

terkandung dalam pernyataan itu jelas, sehingga dapat dipahami jenis akad

yang dikehendaki; kedua, Tawafud, yaitu adanya kesesuaian antara ijab dan

qabul; ketiga, Jazmul Iradataini, yaitu antara ijab dan kabul menunjukkan

kehendak para pihak secara pasti, tidak ragu, dan tidak terpaksa.38

b. Modal

Yang terkait dengan modal disyaratkan:

a). Berbentuk uang, Sayid Sabiq dalam fiqh sunnahnya mengatakan bahwa

meskipun modal itu berbentuk emas batangan maka tetap tidak sah karena

sulit menentukan keuntungannya.

b). Jelas jumlahnya, hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui modal pokok

dan keuntungan yang diperoleh dan yang akan dibagikan.

c). Tunai, modal yang berbentuk hutang tidak boleh dijadikan modal

mudarabah akan tetapi jika modal itu berupa wadiah (titipan) pemilik

modal kepada pedagang boleh dijadikan modal mudharabah.

d). Diserahkan sepenuhnya kepada pedagang / pengelola modal. Menurut

ulama Malikiyah, Syafi‟iyah dan Hanafiyah apabila modal tersebut tidak

diserahkan sepenuhnya kepada pengelola modal, akad mudharabah itu

tidak sah. Sedangkan ulama Hanabilah membolehkan modal tersebut

38

Gemala Dewi, dkk. Hukum Perikatan Islam di Indonesia, Fakultas hukum Universitas

Indonesia, 2006, hlm .48.

Page 42: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

26

sebagiannya di tangan pemilik modal asal tidak mengganggu kelancaran

usahanya.

e). Keuntungan

Presentase keuntungan dan periode pembagian keuntungan harus

dinyatakan secara jelas berdasarkan kesepakatan bersama. Sebelum

dilakukan pembagian seluruh keuntungan menjadi milik bersama. Seperti

setengah (1/2), seperti (1/3) atau seperempat (1/4).

f). Pekerjaan

Pengusaha berhak sepenuhnya atas pengelolaan modal tanpa campur

tangan pihak pemodal sekalipun demikian pada awal transaksi pihak

pemodal berhak menetapkan garis garis besar kebijakan pengelolaan

modal.

g). Sighot

Shighot aqad terdiri dari ijab (ungkapan penyerahan modal dari

pemiliknya) dan qabul (ungkapan menerima modal dan persetujuan

pengelola modal dari mudharib). Sighot mudarabah merupakan

konsekuensi prinsip antaraddin minkum (samasama rela) sehingga kedua

belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam

akad mudarabah si pemilik dana setuju dengan kerananya untuk

mengkontribusikan dana Sementara si pelaksana usaha pun setuju dengan

peranannya untuk mengkontribusikan kerja.

Sedangkan menurut fatwa DSN NO:07/DSN-MUI/IV/2000 bahwa rukun dan

syarat mudharabah adalah sebagai berikut:

1) Sohibul maal dan mudharib harus cakap

Page 43: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

27

2) Ijab dan qabul harus dinyatakan oleh kedua pihak untuk menunjukkan

kehendak mereka dalam mengadakan akad, dengan memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

a) Penawaran dan permintaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan akad.

b) Penawaran dan permintaan dilaksanakan pada akad.

c) Akad dituangkan secara tertulis dengan menggunakan caracara komunikasi

modern.

3) Modal adalah sejumlah uang atau aset yang diberikan oleh penyedia dana

kepada mudharib untuk usaha dengan syarat modal harus diketahui jumlah dan

jenisnya, modal dapat berbentuk uang atau barang yang bernilai. Jika modal

tersebut berupa aset maka aset tersebut harus dinilai pada waktu akad.

Kemudian modal tidak boleh berupa piutang dan dinyatakan dengan jelas

dalam bentuk tunai.

4) Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat dari kelebihan modal.

Syarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

a) Keuntungan harus diperuntukkan bagi kedua pihak tidak disyaratkan untuk

satu pihak.

b) Keuntungan ditentukan dalam bentuk prosentasi (nisbah) dari keuntungan

sesuai dengan kesepakatan saat terjadinya kontrak. Salah satu segi penting

dalam mudharabah adalah pembagian keuntungan diantara dua pihak harus

secara proporsional dan tidak dapat memberikan keuntungan sekaligus atau

yang pasti kepada pemilik modal (shahibul maal).39

39

Mervyn K. Lewis dan Lativa M. Algaoud, Perbankan Syariah, diterjemahkan oleh Burhan

Wirasubrata dari “Islamic Banking”, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2004, hlm. 66.

Page 44: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

28

c) Shahibul maal menanggung semua kerugian akibat mudharabah kecuali jika

mudharib melakukan kelalaian maka kerugian ditanggung mudharib.

5) Kegiatan usaha merupakan hak eksklusif mudharib tanpa ada campur tangan

dari sohibul maal. Sohibul maal tidak boleh membatasi usaha mudharib.

3. Jenis-jenis Mudharabah

Pada prinsipnya mudharabah bersifat mutlak. Artinya shahibul maal tidak

menetapkan syarat-syarat tertentu kepada mudharib. Hal ini disebabkan karena

ciri khas mudharabah pada zaman dulu yang berdasarkan hubungan langsung

dan personal yang melibatkan kepercayaan atau amanah yang tinggi. Ulama

fiqih, membagi akad mudharabah ke dalam dua bentuk berdasarkan transaksi

yang dilakukan antara pemilik modal dengan pekerja.

a. Mudharabah Muthlaqah

Mudharabah mutlaqah (investasi tidak terikat) yaitu pihak pengusaha diberi

kuasa penuh untuk menjalankan proyek tanpa larangan atau gangguan

apapun urusan yang berkaitan dengan proyek itu dan tidak terkait dengan

waktu, tempat, jenis, perusahaan dan pelanggan. Investasi tidak terkait ini

pada Bank Syari‟ah diaplikasikan pada produk tabungan dan deposito.40

b. Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah muqayyadah adalah suatu akad mudharabah di mana pemilik

modal memberikan ketentuan atau batasanbatasan yang berkaitan dengan

tempat kegiatan usaha, jenis usaha, barang yang menjadi objek usaha,

waktu, dan dari siapa barang tersebut dibeli.

40

Wiroso, Penghimpunan Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syari‟ah, Jakarta: PT Grasindo

2005, hlm. 35.

Page 45: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

29

Adapun jenis mudharabah muqayyadah terbagi menjadi dua, yaitu:

1) Mudharabah muqayyadah on balance sheet

Mudharabah muqayyadah on balance sheet (investasi terikat)yaitu

pemilik dana (shahibul maal) membatasi atau memberi syarat kepada

mudharib dalam pengelolaan dana seperti misalnya hanya melakukan

mudharabah bidang tertentu, cara, waktu dan tempat tertentu saja.

2) Mudharabah muqayyadah of balance sheet

Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus dimana pemilik dana

dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank.

Misalnya, disyaratkan untuk bisnis tertentu, atau disyaratkan untuk

nasabah tertentu.41

41

Ibid

Page 46: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

30

D. Kerangka Pikir

BANK

SYARIAH

PEMBIAYAAN

BANK

BANK

KONVENSIONAL

IJARAH

MURABAHAH

RESIKO

PEMBIAYAAN

MUDHARABAH

MUSYARAKAH

MUDHARABA

H

ISTHISNA

Page 47: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

31

III. METODE PENELITIAN

Penelitian Hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari

satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisisnya.42

A. Jenis Penelitian

Penelitian hukum normatif (normative law research) menggunakan studi kasus

normatif berupa produk perilaku hukum, misalnya mengkaji undang-undang.

Pokok kajiannya adalah hukum yang dikonsepkan sebagi norma atau kaidah yang

berlaku dalam masyarakat dan menjadi acuan perilaku setiap orang. Sehingga

penelitian hukum normatif berfokus pada inventarisasi hukum positif, asas-asas

dan doktrin hukum, penemuan hukum, sistematik hukum, taraf sinkronisasi,

perbandingan hukum dan sejarah hukum.43

B. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif. Menurut

Abdulkadir Muhammad, penelitian hukum deskriptif bersifat pemaparan dan

bertujuan untuk memperoleh gambaran (deskripsi) lengkap tentang keadaan

hukum yang berlaku di tempat tertentu dan pada saat tertentu yang terjadi dalam

masyarakat. Dalam skripsi ini, penulis akan memberikan pemaparan dan

menjelaskan serta memberikan informasi mengenai Analisis Hukum Islam

Terhadap akad mudharabah.

42

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta: Rajawali Pers,

1990), hlm.1. 43

Abdulkadir Muhammad. “Hukum dan Penelitian Hukum.” Cet. 1. Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti. 2004, Hal. 52

Page 48: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

32

Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kepustakaan juga Perundang-

Undangan (statue approach).44

Mengenai penelitian semacam ini lazimnya juga

disebut “legal Research” atau “Legal Research Instruction”. Penelitian hukum

semacam ini tidak mengenal penelitian lapangan (field research) karena yang

diteliti adalah bahan-bahan hukum sehingga dapat dikatakan sebagai “library

based, focusing on reading and analysis of the primary and secondary

materials”.

C. Pendekatan Masalah

Penelitian Hukum Normatif adalah penelitian hukum yang mengkaji hukum

tertulis dari berbagai aspek, yaitu aspek teori, sejarah, filosofi, perbandingan,

struktur dan komposisi, lingkup dan materi, konsistensi, penjelasan umum pasal

demi pasal, formalitas dan kekuatan mengikat suatu undang-undang, serta Bahasa

hukum yang digunakan, tetapi tidak mengkaji aspek terapan atau

implementasinya.45

Sesuai dengan rumusan masalah yang hendak dibahas dalam penelitian ini,

pendekatan masalah yang dilakukan adalah pendekatan normatif. Pendekatan

Normatif adalah pendekatan masalah yang didasarkan pada peraturan perundang-

undangan, teori-teori, dan konsep-konsep yang berhubungan dengan penulisan

penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa, dan menelaah

berbagai peraturan perundang-undangan serta dokumen yang berhubungan dengan

44

Peter Mahmud Marzuki. 2008.Penelitian Hukum. Cet 2. Jakarta: Kencana. Hal. 29 45

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op.cit. hlm 132

Page 49: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

33

masalah dalam penelitian ini.46

D. Data dan Sumber Data

Jenis data dapat dilihat dari sumbernya, dapat dibedakan antara data yang

diperoleh langsung dari masyarakat dan data yang diperoleh dari bahan pustaka.

Adapun dalam mendapatkan data atau jawaban yang tepat dalam membahas

skripsi ini, serta sesuai dengan pendekatan masalah yang digunakan dalam

penelitian ini maka jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan

bahan-bahan hukum, jenis data sekunder yang dipergunakan dalam penulisan ini

terdiri dari:

1. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum yang

mengikat, terdapat dalam peraturan perundang-undangan:

1) Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan Syariah;

2) Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan;

3) Peraturan Bank Indonesia No. 10/17/PBI/2008 tentang Produk Bank

Syariah dan Unit Usaha Syariah.

4) Fatwa DSN NO:07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Mudharabah.

5) Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah buku,

skripsi, jurnal yang berkaitan dengan Mudharabah pada bank syariah.

46

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op.cit. hlm 164

Page 50: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

34

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier pada penelitian ini yaitu kamus dan referensi internet.

Kamus digunakan untuk mencari pengertian-pengertian yang berkaitan

dengan penelitian. Referensi internet digunakan untuk menambah wawasan

terkait dengan penelitian yang dilakukan.

E. Metode Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan dengan menggunakan metode pengumpulan data:

1. Studi Pustaka suatu pengkajian informasi yang tertulis mengenai hukum yang

berasal dari berbagai sumber dan dipublikasikan secara luas serta dibutuhkan

dalam penelitian hukum normatif. Studi kepustakaan dilakukan untuk

memperoleh data sekunder yaitu melakukan serangkaian kegiatan studi

dokumentasi dengan cara membaca dan mengutip literatur, mengkaji peraturan

perundang-undangan yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.

2. Studi Dokumen, studi dokumen ialah suatu pengkajian informasi yang tertulis

mengenai hukum yang tidak dipublikasikan secara umum dan terbuka, tetapi

dapat diketahui oleh pihak-pihak tertentu. Pengkajian dan sebuah analisis

informasi tertulis mengenai hukum yang tidak dipublikasikan secara umum

berupa dokumen yang berkaitan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini.

3. Wawancara dilakukan secara langsung dengan pihak yang terlibat dengan

permasalahan yang sedang diteliti

F. Pengolahan Data

Langkah selanjutnya setelah data terkumpul baik data primer maupun data

sekunder dilakukan pengolahan data dilakukan dengan cara :

Page 51: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

35

1. Seleksi Data, yaitu dengan memilih data yang sesuai dengan pokok-pokok

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini.

2. Pemeriksaan data, yaitu meneliti kembali suatu data yang diperoleh mengenai

suatu kelengkapannya dan serta kejelasan sumbernya.

3. Klasifikasi data, yaitu pengelompokan data yang menurut pokok bahasannya

agar memudahkan dalam mendeskripsikannya.

4. Penyusunan data, yaitu data yang disusun menurut aturan – aturan yang

sistematis sebagai hasil suatu penelitian yang telah disesuaikan dengan jawaban

permasalahan yang akan di ajukan.

G. Analisis Data

Pengertian analisis secara kualitatif dapat diartikan sebagai suatu penjelasan dan

interpretasi secara logis, sistematis dan konsisten. Sehubungan dengan hal

tersebut, maka teknik yang dipakai dan sifat dari data yang diperoleh dari hasil

pengumpulanya, dapat dianalisis dengan menggunakan analisis taksonomi.

Sedangkan untuk mengecek keandalan dan keakuratan data yang telah terkumpul

maka digunakan analisis dan kualitatif. Dalam pengecekan ini, data atau informasi

yang diperoleh dari pihak kesatu, dicek kebenarannya dengan data dari pihak

kedua atau sebagai pembanding dengan data yang diperoleh.

Page 52: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

68

V. PENUTUP

A. Simpulan

1. Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

tersebut dijelaskan ketentuan ketentuan mengenai jaminan dalam akad

mudharabah, Islam memberikan kebebasan dalam mendisain transaksi

(jaminan) itu, bias dengan barang, saham, harta benda/ surat berharga, dan

lain lain. Namun demikian kebebasan tersebut tidaklah mutlak. Islam

memberikan batasan bagi manusia dalam bertransaksi yakni tetap dalam

koridor Tauhid. Artinya, segala macam usaha manusia harus

mengedepankan nilai-nilai syariat yang telah ditentukan

2. Kebolehan adanya jaminan yang kemudian dalam praktik Mudharabah

menjadi kewajiban sebagai dasar pemberian fasilitas dalam akad

Mudharabah ini menurut pandangan penulis bukan dikarenakan Islam

mengadopsi prinsip kedudukan kreditur-debitur sebagaimana dimaknai

dalam hukum perikatan. Kebolehan jaminan dalam praktik Mudharabah

ini lebih pada kesadaraan akan resiko munculnya moralhazard di samping

melihat praktik dan tafsiran atas dalil-dalil naqli dalam konsep jaminan

Mudharabah.

Page 53: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

DAFTAR PUSTAKA

Al-Hamdani, Khalid Ismail, 2000, Al Nizam al Mashrafi fi Al Dawlah Al Islamiyyah, Islamiyah

Al Ma’rifah, Winter.

Ali Hasan, M.2003 Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada

Al-Jaziri, Abdurrahman, tanpa tahun, Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah, Juz III, Beirut: Dar al-

Qalam

Anshori, Abdul Ghafur, 2010. Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah, Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Antoni, Syafi’i, 1999, Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendikiawan, Tazkia Institute, Jakarta.

Arifin, Zainul. 2002, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Alvabet,

At-Tariqi, Abdullah Abdul Husain, 2004, Eko- nomi Islam Prinsip, Dasar, dan Tujuan, Magistra

Insania Press, Yogyakarta.

At-Tariqi, Abdullah Abdul Husain, 2004, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar, dan Tujuan, Magistra

Insania Press, Yogyakarta.

Az-Zuhaily, Wahbah, Al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, Dar. Al-Fkir, Mesir.

Bisri, Adib, dan Munawwir, 1999, Al-Bisri Kamus Arab – Indonesia Indonesia –Arab, Surabaya

:Pustaka Progressif

Chapra dalam Imamudin Yuliadi. , 2001, Ekonomi Islam, Yogyakarta: LPII

Page 54: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

Chapra, M. Umer and Habib Ahmed, 2008, Corporate Governance Lembaga Keuangan Syariah,

(pen. Ihkwan Abidin Basri), Bumi Aksara, Jakarta.

Chapra, M. Umer, Toward a Just Monetary System, The Islamic Foundation, Leichester.

Departemen Agama RI, 2012, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Syaamil Qur’an

Dewi, Ni Made Trisna, 2011. “Tanggung Jawab Debitur Terhadap Musnahnya Benda Jaminan

Fidusia dalam Perjanjian Kredit Bank”, Tesis, Program Pascasarjana Universitas

Udayana, Denpasar.

Djazuli, A., 2006. Kaidah-Kaidah Fikih: Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan

Masalah-Masalah yang Praktis, Jakarta: Kencana.

-------------dan Yadi Janwari, , 2002 Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah

Pengenalan), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Fuadi, Munir, 2013. Hukum Jaminan Hutang, Jakarta: Erlangga.

Gemala, Dewi dkk, 2006, Hukum Perikatan Islam di Indonesia, Prenada Media Group, Jakarta.

Haroen, Nasrun, 2000, Perdagangan Saham di Bursa Efek: Tinjauan Hukum Islam, Yayasan

Kalimah, Jakarta.

Huda, Nurul. 2010. Lembaga Keuangan Islam. Jakarta : Prena Media Group.

ibn Katsier, 1990, Tafsir Ibnu Katsier (penj. H. Salim Bahreisy dkk.), Bina Ilmu, Surabaya.

ibn Qudamah, 1981, Al Mugghni, Maktabat al Riyadh al Haditsah, Riyad

ibn Rusyd, Bidayah al-Mujathid, Dar. Al- Fkir, Mesir.

Page 55: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

ibn Taimiyah, Majmu’ Fatwa Syaikh al-Islam XXIX.

Iskandar Usman, 1994, Istihsan dan Pembaharuan Hukum Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Ismail Yusanto, Muhammad. Muhammad Karebet Widjajakusuma, , 1998, Menggagas bisnis

Islami, Gema Insani

K. Lewis, Mervyn dan Lativa M. Algaoud, 2004, Perbankan Syariah, diterjemahkan oleh

Burhan Wirasubrata dari “Islamic Banking”, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta

Karim, Adiwarman. 2016. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Khaf, Monzer, 1995, Ekonomi Islam: Telaah Analitik terhadap Fungsi Ekonomi Islam (terj.

Machnun Husein, Cet. 1), Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Luth, Thohir. 2005. Bank Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mahmud Marzuki, Peter. 2008.Penelitian Hukum. Cet 2. Jakarta: Kencana

Majelis Ulama Indonesia, 2007, Himpunan Fatwa Majelis Ulama, Jakarta.

Maktabah al-Ruysd, 1422H/2001M.

Mervyn, K. Lewis dan Latifa M. Al-Qaoud, 2005, Perbankan Syari’ah: Prinsip, Praktik,

Prospek, Serambi, Jakarta.

Muhamad, 2000, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, UII Press, Yogyakarta.

Muhammad, Abdulkadir. 2004, Hukum dan Penelitian Hukum. Cet. 1. Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti.

Page 56: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

Murti, Indah Antari, 2010. “Perjanjian Kredit dengan Jaminan Fidusia Atas Kendaraan Bermotor

Yang Dijual Pada Pihak Ketiga Pada PT. Bank Danamon (Persero) Tbk Unit DSP

Pracimantoro Wonogiri”, Tesis, Program Studi Magister Kenotariatan, Universita

Diponogoro Semarang.

Nur Rianto, M. Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis, CV Pustaka Setia,

Bandung, 2012

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) , 2011, Ekonomi Islam, Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada

Qardawi, Yusuf, 1997, Fiqh Peradaban: Sunnah sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan (terj.

Faizah Firdaus, Cet. 1), Rabani Pers, Jakarta.

Rizky, Awalil, BMT Fakta dan Prospek Baitul Maal Wat Tamwil, UCY Press, Yogyakarta, 2007

S. Burhanuddin. 2010. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

-------------------, 2011 Hukum Bisnis Syariah, UII Press, Yogyakarta

Saeed ,Abdullah. 1996, Islamic Banking and Interest: A Study of the Prohibition of Riba and its

Contemporary Interpretation, Leiden: EJ Brill

Sayyid, Sabiq,Tanpa tahun Fiqih Sunnah, diterjemahkan oleh Abdurrahim dan Masrukhin dalam

“Fiqh al-Sunnah”, Juz 3, Beirut: Darul-Falah al-Arabiyah

Shiddiqi, Nourouzaman, 1997. Fiqh Indonesia: Penggagas dan Gagasannya, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Page 57: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

Smith, Huston, 2001, The new Encyclopedia of Islam, North America: Altamira Press, Revised

Edition

Soehino, Hukum Tatanegara: Teknik Perundang-Undangan,Yogyakarta:Liberty,

1996.

Sudarsono, Heri. 2003, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi,

Yogyakarta:Ekonisia

-----------. 1992. Pokok Pokok Hukum Islam. Jakarta: Rineka Cipta.

Suhendi, Hendi, 2002, Fiqih Muamalah, Rajagrafindo Persada, Jakarta.

-------------------, 2014. Fiqh Muamalah, Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Sumantri, Maman H, “Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia”, dalam Bangunan

Ekonomi yang Berkeadilan Teori, Praktek, dan Realitas Ekonomi Islam, 2004,

Magistra Insania Press kerjasama dengan MSI UII, Yogyakarta

Sumar’in. 2012. Konsep Kelembagaan Bank Syariah, Yogyakarta: Graha Ilmu.

________. 2013. Ekonomi Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Supramono, Gatot. 2009,Perbankan dan Masalah Kredit: Suatu Tinjauan di Bidang Yuridis,

Jakarta: Renika Cipta,

Syafi’i Antonio, Muhammad, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta

Syarif, Chaudry Muhammad. 2012. Sistem Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Taimiyah, Ibnu, Al-Qawa’id al-Nuraniyah al-Fiqhiyah, Juz II, Riyadah:

Usman, Achmadi, Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama:

Jakarta, 2001.

Page 58: TINJAUAN HUKUM EKONOMI ISLAM TERHADAP JAMINAN …digilib.unila.ac.id/59743/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi, di dalam transaksi

Usman, Iskandar, 1994, Istihsan dan Pembaharuan Hukum Islam, Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Vogel, Frank E. dan Samuel L. Hayes III, 2007, Hukum Keuangan Islam Konsep, Teori, dan

Praktik, (pen. M. Sobirin Asnawi, Siwi Purwandari dan Waluyati Handayani),

Nusamedia, Bandung.

Wangsawidjaja Z. A.,2002, Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Wiroso, 2005, Penghimpunan Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syari’ah, Jakarta: PT

Grasindo

Yusuf, Muhammad. 2011. Bisnis Syariah Edisi II . Jakarta: Mitra Wacana Media.

Z., A. Wangsawidjaja, 2012. Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Zuhaily, Wahbah, 1989. Fiqih Islam 7, diterjemahkan oleh Abdul Hayyie al- Kattani, dkk dalam

“al-Fiqh al-Islam wa Adilatuhu”, Damaskus, Darul Fikr, jilid IV

Sumber-Sumber Lain

http://www.bmtbismillah.com/akad-mudharabah.html

Pandomo, Agus, “Diktat Kuliah: Sistem Hukum Lembaga Keuangan Konvensional Bank dan

Non Bank Jilid I dan II”, Program Studi Hukum Bisnis Syariah, UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta Tahun 2016.