tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kesehatan …repository.utu.ac.id/481/1/bab i_v.pdf · 2017....

30
TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR ANGKATAN 2008 & 2009 TENTANG DAMPAK GANGGUAN KESEHATAN DARI PENGGUNAAN TELEPON SELULER S K R I P S I OLEH: SELA ORZELA NIM: 08C10104158 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH - ACEH BARAT 2 0 1 3

Upload: others

Post on 18-Dec-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS

KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR ANGKATAN 2008 & 2009 TENTANG DAMPAK

GANGGUAN KESEHATAN DARI PENGGUNAAN

TELEPON SELULER

S K R I P S I

OLEH:

SELA ORZELA NIM: 08C10104158

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH - ACEH BARAT 2 0 1 3

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS

KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR ANGKATAN 2008 & 2009 TENTANG DAMPAK

GANGGUAN KESEHATAN DARI PENGGUNAAN

TELEPON SELULER

S K R I P S I

Diajukan sebagi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Teuku Umar

OLEH:

SELA ORZELA

NIM: 08C10104158

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH - ACEH BARAT 2 0 1 3

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Telepon seluler merupakan salah satu alat komunikasi yang sudah tidak

asing lagi di kalangan masyarakat kita. Hampir semua orang memiliki sekurang-

kurangnya satu telepon seluler, tanpa mengira status ekonomi seseorang itu.

Dengan bertambahnya populasi dunia yang mengunakan telepon seluler, jumlah

operator seluler juga semakin bertambah. Berdasarkan dari survei yang dilakukan

oleh United Nation, 60% dari populasi dunia kini menggunakan telepon seluler

dengan kadar subskripsi 4,1 bilyar per tahun. Data menunjukkan peningkatan

pengguna telepon seluler kira-kira 1 milyar semenjak tahun 2002.

Suatu studi yang telah dilakukan oleh lembaga penelitian Research On

Asia Group (ROA) mengungkapkan perkembangan pasar telepon seluler

Indonesia yang terus tumbuh pesat. Diprediksikan juga angka pertumbuhan tahun

2007 sampai 2010. Disebutkan juga pengguna telepon seluler di Indonesia tercatat

sebanyak 68 juta pada akhir tahun 2006 dan akan tumbuh menjadi 94,7 juta pada

tahun 2007. Pada tahun 2010, angka pengguna telepon seluler di Indonesia pun

diprediksikan mencapai angka 133 juta. Dengan kata lain, sekitar separuh dari

seluruh populasi negeri ini yang diperkirakan mencapai 250 juta jiwa, merupakan

pengguna telepon seluler. Dengan demikian, Indonesia pun akan menempati

peringkat ketiga pasar telepon seluler terbesar di Asia setelah Cina dan India

(Kristo, 2007).

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

2

Terdapat beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat kemungkinan

efek dari penggunaan telepon seluler. Radiasi radiofrekuensi e lektromagnetik

(RF-EMR) yang terdapat dalam densitas kuasa dan julat frekuensi dari telepon

seluler meningkatkan generasi dari spesies oksigen reaktif dalam mitokondria

yang terdapat dalam spermatozoa manusia, menyebabkan menurunnya motilitas

dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia juga menstimulasi formasi

adduksi dari basis DNA dan akhirnya terjadi fragmentasi dari DNA. Temuan ini

telah menunjukkan implikasi yang jelas untuk keselamatan penggunaan telepon

seluler yang ekstensif oleh laki- laki pada usia reproduktif, di mana ini bisa

memberi dampak terhadap kesuburan mereka dan kesehatan zuriat mereka (De

Iuliis et al, 2009).

Kohli et al (2009) mengatakan beberapa teori tentang mekanisme

kerusakan non-termal telah menemukan bahwa kemungkinan pemaparan kepada

bidang magnetik berfrekuensi rendah mungkin bisa menghambat produksi bahan

kimia yang secara normalnya, bekerja untuk menghalang mutasi sel. Sebagai

contoh, beberapa studi telah mencadangkan bidang magnetik begitu bisa

mempengaruhi fungsi dari kelenjar pineal dan seterusnya mencegah produksi

melatonin yang merupakan sejenis antioksidan.

Mereka juga menyatakan bahwa penelitian yang lebih lanjut telah

menyatakan bahwa anak kera yang terpapar dengan radiasi radiofrekuensi (RFR)

2,45 GHz (tipe yang sama tetapi dalam kuantiti yang lebih tinggi daripada yang

dikeluarkan oleh telepon seluler) menyebabkan terjadinya perubahan struktur dan

genom di dalam otak dan testis (Sarkar, dkk, 1994) dan terdapat peningkatan

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

3

perpecahan dari untai tunggal dan ganda dari DNA di dalam otak (Lai dan Singh,

1996).

Pemaparan terhadap bidang magnetik yang terlampau rendah dikatakan

dapat meningkatkan apoptosis, di mana ini menunjukkan terdapat kemungkinan

meningkatnya kerusakan pada DNA disebabkan pemaparan kepada bidang

magnetik ini. Satu hipotesa dari Leszczynski et al (2002) menyatakan bahwa

radiofrekuensi dari telepon seluler dapat mengaktivasi heat shock protein 27

(hsp27), di mana seterusnya ini akan menghambat jalur apoptosis (memfasilitasi

perkembangan kanker otak) dan juga akan meningkatkan permeabilitas dari sawar

darah otak. Jika ini terjadi berulang kali dalam jangka masa yang panjang, bisa

menyebabkan kerosakan otak kumulatif (Kohli et al, 2009).

Terdapat keprihatinan terhadap kemungkinan-kemungkinan efek radiasi

radiofrekuensi terhadap kesehatan. Beberapa penelitian yang telah dipublikasi

menyatakan bahwa radiasi EMF tidak berbahaya. Ada pula yang menyatakan

bahwa telepon seluler dan base station adalah aman karena mereka menepati ciri-

ciri keselamatan yang telah ditetapkan oleh International Commission for Non-

Ionising Radiation Protection (ICNIRP). Ada juga yang percaya bahwa efek

samping terhadap kesehatan muncul dari efek penghangatan dari radiasi tersebut.

Selain itu, beberapa pendapat mengatakan bahwa EMF tidak mempunyai tenaga

yang cukup untuk memecahkan ikatan kimiawi (maka tidak dapat menghasilkan

ion yang bercaj). Seperti yang kita sedia maklum, penggunaan telepon seluler

dilarang di dalam pesawat dan di rumah sakit. Ini karena pancaran radiasi dari

telepon seluler tersebut dapat mengganggu pemakaian peralatan elektronik yang

sensitif (Das, 2003).

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

4

Radiasi dari telepon seluler juga mempunyai efek penghapus pada

peralatan personal contohnya pace makers, defibrillator dan pompa insulin. Ini

bukan disebabkan efek penghangatan dari radiasi tetapi dari efek non-termalnya.

Maka, efek non-termal dapat memberi impak terhadap sistem biologis. Radiasi

radiofrekuensi elektromagnetik (RF-EMR) juga dikatakan bisa meningkatkan

permeabilitas substansi terhadap sawar darah otak. Ini bisa terjadi pada intensitas

yang rendah. RF-EMR juga telah dilaporkan dapat menyebabkan perubahan

morfologi pada sistem saraf pusat. Perubahan-perubahan lain yang dilaporkan

termasuklah perpecahan dari untaian DNA, aberasi kromosom, perubahan pada

aktivitas otak, perubahan tekanan darah dan penurunan sekresi dari melatonin.

Juga terdapat laporan bahwa ia dapat meningkatkan insidensi beberapa jenis

kanker di kalangan orang yang tinggal di sekitar base station (Das, 2003).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Trosic dan Pavicic (2009), selepas

diradisi dengan RF/MW sebanyak 935MHz selama 72 jam, terdapat penurunan

dalam proliferasi sel pada sel yang telah diradiasi selama 3 jam. Sel-sel ini juga

menunjukkan terdapatnya gangguan pada struktur mikrotubul segera setelah

paparan. Didapati, proliferasi sel yang signifikan rendah setelah paparan selama 3

jam ditemui pada hari ke-3 pasca radiasi merupakan impak dari kerusakan

struktur mikrotubul yang diobservasi segera setelah diradiasi dengan RF/MW.

Ada yang berpendapat bahwa penggunaan telepon seluler dapat

meningkatkan resiko untuk mendapat neuroma akustik, glioma, melanoma uveal,

kanker dan perubahan respon auditorik pada batang otak. Maka, beberapa

penelitian telah dijalankan. Hasilnya, tidak terdapat hubungan antara penggunaan

telepon seluler dengan glioma (Hepworth et al, 2006) dan perubahan respon

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

5

auditorik pada batang otak (Stefanics et al., 2007). Didapati juga, penggunaan

telepon seluler tidak meningkatkan resiko untuk mendapat neuroma akustik

(Takebayashi et al, 2006) dan melanoma uveal (Stang et al, 2009). Mereka

berpendapat mungkin karena penelitian mereka tidak dilakukan dalam jangka

masa yang panjang (> 10 tahun). Pada masa sekarang, kejadian kanker otak yang

disebabkan oleh penggunaan telepon seluler masih tergantung kepada

epidemiologi, tetapi masih tidak terdapat argumentasi yang valid dan tidak

terdapat bukti yang kukuh untuk menyokong pendapat tersebut (Kundi, 2008).

Terdapat banyak spekulasi tentang efek negatif penggunaan telepon seluler

terhadap kesehatan. Ada yang berpendapat penggunaan jangka masa panjang dari

telepon seluler bisa menyebabkan kanker otak, nyeri kepala, gangguan pada ritma

jantung dan lain- lain. Karena itulah para saintis dan ilmuwan terus-menerus

meneliti tentang gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan

telepon seluler. Masyarakat pula nampaknya semakin prihatin terhadap masalah

ini.

Berdasarkan kenyataan diatas, peneliti ingin melakukan penelitian ini

mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa FKM-UTU angkatan 2008 dan 2009

tentang gangguan-gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan

telepon seluler. Penelitian ini mengkhususkan pada mahasiswa FKM-UTU

Meulaboh karena peneliti berpendapat bahwa calon-calon Sarjana ini seharusnya

lebih tahu mengenai gangguan-gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari

penggunaan telepon seluler agar dapat mengupayakan usaha untuk

meminimalisasi efek-efek tersebut terhadap kesehatan.

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

6

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat

pengetahuan mahasiswa FKM-UTU angkatan 2008 dan 2009 tentang dampak

gangguan kesehatan dari penggunaan telepon seluler? Tahun 2013.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa FKM-UTU angkatan

2008 dan 2009 tentang dampak gangguan kesehatan dari pengguna telepon seluler

Tahun 2013.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Tingkat pengetahuan tentang lama pemakaian telepon seluler yang dapat

mengakibatkan dampak gangguan kesehatan.

2. Tingkat pengetahuan apa saja dari telepon seluler yang dapat

menyebabkan terjadinya dampak gangguan kesehatan.

3. Tingkat pengetahuan sistem tubuh yang bisa terganggu akibat dari

penggunaan telepon seluler.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Meningkatkan pengetahuan baik mahasiswa FKM-UTU ataupun

masyarakat mengenai gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari

penggunaan telepon seluler.

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

7

2. Membuat masyarakat lebih peduli tentang efek-efek terhadap kesehatan

yang dapat ditimbulkan dari pemakaian telepon seluler jangka masa

panjang.

3. Menyadarkan masyarakat khususnya mahasiswa mahasiswa FKM-UTU

untuk mengubah cara pemakaian telepon seluler supaya dapat

meminimalisasi efek-efek dari penggunaan telepon seluler terhadap

kesehatan.

4. Memberi peluang kepada mahasiswa mahasiswa FKM-UTU lainnya untuk

memanfaatkan penelitian ini sebagai dasar pertimbangan atau stimulus

untuk meneliti dari sudut pandang yang berbeda.

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Telepon Seluler

2.1.1. Gelombang Elektromagnetik

Telepon seluler bekerja dengan cara memancarkan sejenis radiasi

elektromagnetik yaitu radiasi radiofrekuensi. Bidang elektromagnetik merupakan

gabungan antara bidang listrik dan bidang magnetik. Bidang listrik terhasil dari

perbedaan pada voltase: semakin tinggi voltase, semakin kuat bidang yang

terhasil. Bidang magnetik pula terhasil apabila arus listrik mengalir: semakin

besar arus, semakin kuat bidang magnetik tersebut. Bidang listrik bisa wujud

walaupun tidak terdapat arus yang mengalir. Jika terdapat arus yang mengalir,

kekuatan bidang magnetik akan berbeda dengan tenaga yang digunakan tetapi

kekuatan bidang listrik akan konstan (WHO, 2010).

Frekuensi dan panjang gelombang merupakan karakteristik utama dari

bidang elektromagnetik ini. Pada gelombang elektromagnetik, kedua-dua

karakteristik ini saling berhubungan antara satu dengan lain: semakin tinggi

frekuensi, semakin pendek panjang gelombangnya. Pada frekuensi radio dan

gelombang mikro, bidang listrik dan magnetik merupakan dua komponen dari

gelombang elektromagnetik. Densitas tenaga yang diukur dalam Watts per meter

kuadrat (W/m2), menerangkan intensitas dari bidang ini (Serway dan Vuille,

2007).

Gelombang elektromagnetik diprediksikan oleh James Clerk Maxweel dan

dikonfirmasi secara eksperimental oleh Heinrich Hertz. Gelombang ini dihasilkan

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

9

dari percepatan muatan listrik dan mempunyai ciri-ciri berikut. Gelombang

elektromagnetik merupakan gelombang melintang, karena bidang listrik dan

magnetik bersilang secara tegak lurus dengan arah propagasi gelombang tersebut.

Gelombang elektromagnetik bergerak dengan kelajuan cahaya. Terdapat 7 jenis

gelombang elektromagnetik. Gelombang radio merupakan hasil dari percepatan

muatan melalui wayar yang mengkonduksi. Ini digunakan pada radio dan sistem

komunikasi televisi.

Gelombang mikro mempunyai panjang gelombang yang berjulat di antara

1 mm dan 30 cm dan dihasilkan oleh alat elektronik. Gelombang infrared

diproduksi oleh objek dan molekul yang panas, mempunyai panjang gelombang

kira-kira 1 mm - 7 x 10-7 m. Cahaya tampak yang merupakan bentuk gelombang

elektromagnetik yang paling umum merupakan sebagian dari spectrum yang dapat

dideteksi oleh mata manusia. Yang tergolong sebagai sinar ultraviolet (UV)

adalah gelombang yang mempunyai panjang gelombang kira-kira 4 x 10-7 m – 6

x 10-10 m. Sumber utama dari sinar UV ini adalah matahari. Sinar X merupakan

gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 10-8 m – 10-13 m. Sinar

gamma merupakan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh nuklei

radioaktif dan mempunyai panjang gelombang kira-kira 10-10 m – 10-14 m

(Serway dan Vuille, 2007).

Radiasi merupakan tenaga yang dipancarkan sebagai gelombang

elektromagnetik atau partikel subatomik. Radiasi elektromagnetik pula merupakan

sejenis radiasi yang termasuk cahaya tampak, gelombang radio, sinar gamma dan

sinar X. Gelombang radio adalah sejenis gelombang elektromagnetik dari

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

10

radiofrekuensi. Radiofrekuensi pula merupakan frekuensi yang berjulat dari 104 –

1011 atau 1012 Hertz dan digunakan pada alat telekomunikasi.

2.1.2. Gangguan-gangguan Kesehatan yang dapat Ditimbulkan

2.1.2.1. Gangguan Proliferasi Sel

Menurut penelitian saintifik yang dijalankan oleh Trosic dan Pavicic,

2009, didapati selepas diradisi dengan RF/MW sebanyak 935MHz selama 72 jam,

terdapat penurunan dalam proliferasi sel pada sel yang telah diradiasi selama 3

jam (p<0.05). Sel-sel ini juga menunjukkan terdapatnya gangguan pada stuktur

mikrotubul segera setelah paparan. Didapati, proliferasi sel yang signifikan

rendah setelah paparan selama 3 jam ditemui pada hari ke-3 pasca radiasi

merupakan impak dari kerusakan struktur mikrotubul yang diobservasi segera

setelah diradiasi dengan RF/MW. Mereka juga mendapati terdapat perubahan

pada serat mikrotubul setelah terpapar kepada radiasi RF/MW selama 1, 2 dan 3

jam berbanding dengan kontrol negatif dan positif dari sampel sel. Irregularitas

juga didapati pada morfologi sel dan struktur protein mikrotubul.

Salah satu struktur yang paling penting yang melibatkan mikrotubul

adalah spindel mitosis pada sel yang membagi. Mikrotubul merupakan suatu

struktur yang dinamik di mana fungsinya tergantung dengan ketidakstabilan

dinamik yang diinduksi oleh kekuatan elektromagnetik interna. Tetapi dalam

penelitian ini tidak didapati bahwa radiasi bisa mempengaruhi indeks mitosis.

Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa kinetik dari proliferasi sel

mungkin tergantung dengan kerusakan mikrotubul yang diobservasi segera setelah

pemaparan terhadap radiasi pada frekuensi telepon seluler.

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

11

Terdapat satu lagi penelitian yang dilakukan oleh Sekijima et al., 2010, di

mana mereka mengkaji bagaimana aktivitas dari bidang radiofrekuensi terhadap

perubahan pada proliferasi sel dan profil ekspresi gen pada sel manus ia, yaitu

A172 (glioblastoma), H4 (neuroglioma), and IMR-90 (fibroblas dari paru fetal

normal) selepas dipaparkan kepada continuous wave (CW) 2.1425 GHz dan

bidang RF Wideband Code Division Multiple Access (W-CDMA) pada 3 tahapan.

Pada fase inkubasi, sel dipaparkan pada specific absorption rates (SARs) 80, 250,

atau 800 mW/kg dengan kedua-dua CW dan bidang RF W-CDMA selama 96 jam.

Hasilnya, didapati paparan terhadap RF pada batas SAR yang telah ditetapkan

oleh ICNIRP tidak mungkin menimbulkan respon stres secara umum pada sel

yang dikaji.

Selain itu, Kim TH et al., 2008, telah melakukan penelitian di mana

mereka memaparkan kepala mencit C57BL yang diletakkan di dalam ruang

paparan seperti korsel dengan radiasi RF telepon seluler sebanyak 849 MHz atau

1763. Di dalam ruang ini, hewan dipaparkan dengan radiasi sebanyak 7,8 W/kg

secara intermiten selama 12 bulan. Hasil didapati bahwa paparan yang kronis

terhadap radiasi RF 849 MHz dan 1763 MHz pada jumlah 7.8 W/kg SAR tidak

dapat menginduksi perubahan sel seperti proliferasi, kamtian dan gliosis reaktif.

2.1.2.2. Infertilitas yang Disebabkan oleh Penginduksian Spesies Oksigen

Reaktif dan Kerusakan pada DNA di dalam Nukleus Sperma

Infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mendapat anak

setelah setahun melakukan hubungan seks tanpa proteksi. Infertilitas

kebanyakannya dialami oleh kira-kira 15% pasangan. Secara kasar, 40% kasus

penyebabnya adalah dari laki- laki, 40% perempuan dan selebihnya adalah dari

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

12

kedua-dua jenis kelamin. Dalam kebanyakan kasus, laki- laki tidak mampu untuk

memproduksi spermatozoa dalam jumlah yang adekuat untuk mencapai fertilisasi

tetapi juga terdapat kerusakan fungsional pada sel ini yang sekaligus menghalang

terjadinya pembuahan (De Iuliis et al, 2009).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh De Iuliis et al, 2009, didapati

bahwa RF-EMR yang terdapat dalam densitas kuasa dan julat frekuensi dari

telepon seluler meningkatkan generasi dari spesies oksigen reaktif dalam

mitokondria yang terdapat dalam spermatozoa manusia, menyebabkan

menurunnya motilitas dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia juga

menstimulasi formasi adduksi dari basis DNA dan akhirnya terjadi fragmentasi

dari DNA. Temuan ini telah menunjukkan implikasi yang jelas untuk keselamatan

penggunaan telepon seluler yang ekstensif oleh laki- laki pada usia reproduktif, di

mana ini bisa memberi dampak terhadap kesuburan mereka dan kesehatan zuriat

mereka.

Studi ini secara jelasnya menunjukkan bahwa RF-EMR bisa merusakkan

fungsi sperma melalui mekanisme yang melibatkan kebocoran dari elektron dari

mitokondria dan pembentukan dari stress oksidatif. Selain itu, fakta tentang

kerusakan DNA pada sperma oleh radiasi jenis ini mempunyai implikasi

tambahan kepada kesehatan anak yang dilahirkan dari bapa-bapa yang mengalami

tingkat paparan kepada RF-EMR yang tinggi di tempat kerja atau lingkungan

sekitar masa pembuahan.

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

13

2.1.2.3. Nyeri Kepala dan Pusing

Nyeri kepala dan pusing merupakan gejala yang sering dilaporkan yang

berkaitan dengan penggunaan telepon seluler dan bukti tentang gejala ini

disebabkan oleh paparan terhadap RF-EMF adalah lemah (Schuz et al., 2009).

Kebanyakan pasien yang mengalami nyeri kepala yang tergolong dalam

tipe tensi atau migrain. Walau bagaimanapun, nyeri kepala juga bisa sekunder dari

kelainan-kelainan lain pada kepala dan leher, dan kadang-kadang ia merupakan

gejala predominan dari penyakit intrakranial yang serius, contohnya tumor, infeksi

SSP atau pendarahan subaraknoid (Turner, 2009).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Chia et al., 2000, yang dilakukan di

Singapura, menyatakan bahwa, menurut kriteria dari International Headache

Society's, nyeri kepala merupakan gejala yang paling prevalen di kalangan

pengguna telepon seluler berbanding dengan mereka yang tidak menggunakan

telepon seluler, dengan prevalensi rate ratio 1,31. Terdapat peningkatan yang

signifikan pada prevalensi dari nyeri kepala dengan peningkatan durasi

penggunaan (menit/hari) (P = 0,038). Prevalensi nyeri kepala berkurang di

kalangan mereka yang menggunakan peralatan hands-free berbanding dengan

mereka yang tidak menggunakan peralatan tersebut (42% vs 65%).

2.1.2.4. Perubahan Konsentrasi Serum Transthyretin pada Sawar Darah-

Cairan Serebrospinal

Ada pendapat mengatakan bahwa penggunaan telepon seluler bisa

menyebabkan disfungsi dari sawar darah-otak (BBB). Sawar darah-cairan

serebrospinal (BCSFB) kurang mendapat perhatian, walaupun ia berperan untuk

menjaga homeostasis otak dengan memisahkan sistem saraf pusat dari aliran

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

14

darah. Seharusnya, kedua-dua sawar otak ini harus dititikberatkan secara sama

rata karena kedua-duanya bisa terlibat dalam penyakit otak neurodegeneratif yang

kronik. BBB memisahkan molekul dari darah dari masuk ke cairan serebrospinal

(CSF), manakala BCSFB memisahkan darah didalam otak dari cairan

serebrospinal. BBB terdiri dari sel endotel manakala BCSFB terdiri dari sel epitel

(Söderqvist, et al, 2009).

Transthyretin (TTR), juga dikenali sebagai prealbumin, merupakan

transport bagi tiroksin dan retinol dalam plasma dan CSF. Tempat utama

sintesanya adalah di hati, pleksus koroid (CP) dan epitel pigmen retinal. TTR

digunakan dalam praktis klinis sebagai marker bagi beberapa kondisi, contohnya

pada penyakit Alzheimer, amiloidosis, inflamasi dan malnutrisi. TTR majoritinya

diproduksi oleh sel epitel pada CP yang terletak di dalam keempat-empat

ventrikel, mewakili kira-kira 25% dari protein dalam CSF. CP akan meluas untuk

mengisi hampir kesemua ventrikel dan mempunyai brush-type borders, mikrovili,

pada bagian apikal. Apabila difiltrasi oleh berus mikrovili ini, CSF akan mengalir

dari ventrikel lateral, melalui ventrikel ketiga dan keempat ke ruang subaraknoid.

Dari situ, cairan tersebut akan menyebar ke seluruh bagian otak dan saraf spinal

(Söderqvist, et al, 2009).

Di dalam studi ini didapati terdapatnya kaitan yang signifikan antara

penggunaan telepon seluler dengan peningkatan kadar TTR tanpa mengira berapa

banyak penggunaannya. Berdasarkan penggunaan jangka masa pendek,

konsentrasi TTR yang signifikan tinggi didapati pada wanita di mana jarak masa

antara pengambilan darah dengan panggilan telepon yang paling akhir lebih

singkat (Söderqvist, et al, 2009, 2009).

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

15

2.1.2.5. Perubahan Variabilitas Denyut Jantung (HRV)

Analisa frekuensi dari HRV atau nama lainnya variabilitas panjang siklus,

variabilitas R-R dan variabilitas periode jantung merupakan representasi dari

tonus simpatetik dan parasimpatetik dari jantung. Keseimbangan fisiologis yang

normal dari aktivitas simpatetik dan parasimpatetik bisa bermanifestasi dalam

komponen frekuensi variabilitas R-R yang tinggi (0,15-0,40 Hz) dan rendah

(0,04-0,15 Hz). Tonus parasimpatetik bermanifestasi pada frekuensi analisa

spektral yang tinggi (HF) manakala frekuensi rendah (LF) bisa mencerminkan

tonus simpatetik dan parasimpatetik. Rasio LF:HF dianggap sebagai suatu cara

untuk mengukur keseimbangan simpatovagal dan mencerminkan modulasi

simpatetik (Salukhe dan Francis, 2005).

HRV merupakan indikator yang penting untuk resiliency fisiologis dan

fleksibiliti kelakuan, yang mana akan mencerminkan kapasitas individu itu untuk

beradaptasi dengan efektif terhadap stress kebutuhan lingkungan. Variabilitas

denyut jantung yang normal disebabkan oleh aksi sinergis dari dua cabang dari

Sistem Saraf Autonom (SSA), di mana mereka bertindak dalam keseimbangan

melalui neural, mekanikal, humoral dan mekanisme fisiologis yang lain untuk

mempertahankan parameter kardiovaskular dan untuk melakukan reaksi yang

betul akibat dari perubahan kondisi eksterna atau interna. Pada individu yang

sehat, estimasi dari denyut jantung pada suatu masa menunjukkan efek bersih dari

saraf parasimpatetik (vagus), yang berfungsi untuk menurunkan denyut jantung,

dan saraf simpatetik, berfungsi untuk meningkatkan denyut jantung. Perubahan-

perubahan ini dipengaruhi oleh emosi, pikiran dan olahraga. Perubahan ritma

jantung tidak hanya mempengaruhi jantung tetapi juga kemampuan otak untuk

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

16

memproses informasi, termasuk pengambilan keputusan, penyelasaian masalah

dan kreativiti. Ia juga secara langsung bisa mempengaruhi perasaan kita (Institute

of HeartMath, 2010).

Ada yang telah menunjukkan bahwa eksposisi EMF di tempat kerja bisa

menyebabkan fluktuasi pada denyut jantung dan HRV. Bidang elektromagnetik

yang dipancarkan dari telepon seluler juga bisa mempengaruhi tonus autonomik,

sekaligus memodifikasi fungsi dari sistem sirkulatorik. Dari penelitian ini,

didapati penggunaan telepon seluler bisa mempengaruhi HRV dan mengubah

keseimbangan autonomik. Selain itu, peningkatan tonus parasimpatetik dan

penurunan tonus simpatetik telah diobservasi dari analisa HRV ketika sedang

menggunakan telepon seluler. Dikatakan juga, perubahan HRV ketika

penggunaan bisa dipengaruhi oleh bidang elektromagnetik tetapi pengaruh dari

percakapan juga tidak bisa diabaikan. (Andrzejak et al. 2008).

2.2. Kerangka Konsep Penelitian

Pada penelitian ini, kerangka konsep mengenai tingkat pengetahuan

terhadap gangguan-gangguan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon

seluler diuraikan seperti berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

Tingkat Pengetahuan

Mahasiswa FKM-UTU

Angkatan 2008 & 2009

Dampak Gangguan

Kesehatan dari Penggunaan

Telepon Seluler

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan cross-sectional. Dengan satu kali pengamatan pada rentang waktu

tertentu, peneliti mendeskripsikan bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswa

FKM-UTU angkatan 2008 dan 2009 tentang dampak gangguan kesehatan dari

penggunaan telepon seluler.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Teuku Umar Desa Alue Peunyareng Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh

Barat.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan dari tanggal 10 Maret sampai 02 April Tahun

2013.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2005). Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FKM-

UTU angkatan 2008 dan 2009 berjumlah 360 mahasiswa.

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

18

3.3.2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti dan dianggap mewaliki keseluruhan populasi (Notoatmodjo, 2005).

Sampel pada penelitian ini adalah sebagaian mahasiswa FKM-UTU angkatan

2008 dan 2009, dengan menggunakan teknik Systematic Random Sampling

(pengambilan sampel secara sistematis) yaitu dengan memilih mahasiswa yang

akan menjadi sampel dari Nomor Induk Mahasiswa (NIM). Jumlah sampel

ditentukan berdasarkan rumus (Notoatmodjo, 2005) :

2,78

6,4

360

6,31

360

)1,0(3601

360

)(1

2

2

n

n

n

n

dN

Nn

Jadi sampel (n) = 78 orang mahasiswa

Keterangan :

n : Jumlah sampel minimal

N: Jumlah Populasi yaitu 360 orang.

d : Persentasi kelonggaran ketidaktelitian adalah 10% = 0,1

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan peneliti yaitu data primer dan sekunder. Data primer

diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner yang disebarkan, sedangkan

data sekunder diperoleh dari bagian akademik FKM-UTU.

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

19

Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara sebagai berikut :

1. Peneliti menyerahkan lembar kuesioner kepada responden dengan terlebih

dahulu meminta persetujuan (informed consent) apakah bersedia untuk

dijadikan sebagai responden dengan menanda tangani surat persetujuan

penelitian.

2. Agar pengumpulan data berjalan dengan cermat dan teliti peneliti mengawasi

dan mendampingi responden saat mengisi kuesioner.

3. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan, selanjutnya

peneliti mengumpulkan kuesioner kembali dengan terlebih dahulu

memeriksakan jawaban responden apakah sudah terisi seluruhnya sehingga

dalam pengolahan data tidak terjadi kesalahan.

3.5. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.1. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel : Tingkat Pengetahuan

Definisi

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur

:

:

:

:

:

Segala sesuatu yang diketahui tentang telepon seluler dan gangguan-gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkannya. Antaranya mencakupi lama pemakaian

telepon seluler yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, apa saja dari telepon seluler yang dapat

menimbulkan gangguan kesehatan dan sistem tubuh yang bisa terganggu akibat dari penggunaan telepon seluler.

Wawancara dan Checklist. Kuesioner. 1. Baik.

2. Sedang. 3. Kurang

Ordinal.

2. Variabel : Dampak gangguan Kesehatan dari Pengguna Telepon

Seluler

Definisi

:

Akibat buruk bagi kesehatan yang timbul karena

penggunaan telepon seluler. Dampak tersebut berupa infertilitas, gangguan sistem persarafan dan perubahan pada sistem micro tubuh

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

20

Cara Ukur Alat Ukur

Hasil Ukur

Skala Ukur

:

:

:

:

Wawancara Kuesioner

1. Permanen 2. Sementara

Ordinal.

3.6. Aspek Pengukuran Variabel

Di dalam kuesioner diajukan sebanyak 17 soal. Soal no.1 sampai no.6 dan

no.8 sampai no.17 merupakan soal yang memerlukan responden untuk menjawab

cuma 1 jawaban yang paling benar. Soal no.7 merupakan checklist. Pertanyaan

yang ditanyakan pada soal no.8 sampai no.17 merupakan lanjutan dari soal no.7.

Skor total tertinggi adalah 20. Soal no.1 tidak diberi markah karena

dianggap sebagai screening. Pada soal no.7, responden bisa memilih lebih dari 1

jawaban.

1. Jawaban yang benar diberi skor 1.

2. Jawaban yang salah diberi skor 0.

Hasil Ukur, dikategorikan dengan baik, sedang dan kurang dengan definisi

sebagai berikut (Pratomo, 1986) :

1. Pengetahuan yang baik apabila responden mengetahui sebagian besar atau

seluruhnya tentang gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari

penggunaan telepon seluler (skor jawaban > 75% dari nilai tertinggi yaitu

>15).

2. Pengetahuan yang sedang apabila responden mengetahui sebagian tentang

gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon

seluler (skor jawaban 40% - 75% dari nilai tertinggi yaitu 8-15).

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

21

3. Pengetahuan yang kurang apabila responden mengetahui sebagian kecil

tentang gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan

telepon seluler (skor jawaban < 40% dari nilai tertinggi yaitu <8).

3.7. Tehnik Analisis Data

Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif. Data-data yang

didapati akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dari masing-

masing variabel yang diteliti.

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

32

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dibuat beberapa kesimpulan antara lain

sebagai berikut :

1. Pengetahuan mahasiswa yang menjawab paling betul adalah mengenai efek

signifikan yang akan dialami pengguna telepon seluler setelah

menggunakannya dalam durasi yang panjang yaitu sebanyak 56 orang

(71,8%).

2. Pengetahuan mahasiswa yang paling kurang adalah mengenai efek radiasi

telepon seluler terhadap produksi hormon tertentu pada tubuh manusia yaitu

sebanyak 1 orang (1,3%).

3. Seorang (1,3%) berpengetahuan baik terdapat pada jenis kelamin laki- laki.

4. 44 orang (56,4%) berpengetahuan sedang didominasi oleh perempuan 25

orang (48,1%).

5. 33 orang (42,3%) berpengetahuan kurang didominasi oleh perempuan 27

orang (51,9%).

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

33

5.2. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian maka penulis ingin memberikan saran antara

lain :

1. Mahasiswa dan Masyarakat.

a. Perbanyak tentang pengetahuan dan info- info tentang dunia kesehatan

khususnya yang berkaitan dengan telepon seluler.

b. Menggunakan hands-free ketika menggunakan telepon seluler dalam

durasi yang panjang.

c. Tidak meletakkan telepon seluler berdekatan ketika tidur.

d. Menggunakan speaker ketika bertelepon untuk mengurangkan kontak

langsung radiasi ke otak.

2. Menambahkan jumlah sampel penelitian supaya mendapat hasil yang lebih

akurat.

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

DAFTAR PUSTAKA

Andrzejak, R. et al. 2008. The Influence of The Call with a Mobile Phone on

Heart Rate Variability Parameters in Healthy Volunteers

(Terjemahan). Dikutip dari www.ncbi.nlm.gov/pubmed/ [Diakses

tanggal 5 Januari 2013].

Chia, S., Chia, H., Tan, J., and Vlassov, V. 2000. Health Hazards of Mobile

Phones. British Medical Journal (Terjemahan). Dikutip dari:

http://findarticles.com/ [Diakses tanggal 19 Februari 2013].

Das, P. 2003. Health Effects of Radiofrequency Radiaton. (Terjemahan). Dikutip

dari http://www.uniten.edu.my/newhome/ [Diakses tanggal 19

Desember 2012].

De Iuliis, G., Newey, R., King, B., and Aitken R. 2009. Mobile Phone Radiation

Induces Reactive Oxygen Species Production and DNA Damage in

Human Spermatozoa In Vitro. (Terjemahan) Dikutip dari:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/. [Diakses tanggal 18

Januari 2013].

Fallows, D., 2005. How Women and Men Use the Internet. (Terjemahan). Dikutip

dari: http://www.pewinternet.org/Reports/2005/How-Women-and-

Men-Use-the-Internet.aspx [Diaskses tanggal 11 Januari 2013].

Hepworth, S., Schoemaker, M., Muir, K., Swerdlow, A., Van Tongeren, M., and

McKinney, P. 2006. Mobile Phone Use and Risk of Glioma in

Adults: Case-Control Study. British Medical Journal Group. .

(Terjemahan). Dikutip dari: http://www.nature.com/bjc/journal.

[Diaskses tanggal 3 April 2012].

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

Hidayat, N., 2009. Bahaya-bahaya Penggunaan Ponsel. Dikutip dari:

http://www.antibanbocor.com/page.php?hp [Diaskses tanggal 20

Desember 2012].

[Institute of HeartMath]. 2010. Heart Rate Variability: An Indicator of

Autonomic Function and Physiological Coherence. (Terjemahan).

Dikutip dari: http://www.heartmath.org/research/science-of-the-

heart-variability.html [Diaskses tanggal 6 Januari 2013].

Kim, T.H. et al. 2008. Local Exposure of 849 MHz and 1763 MHz

Radiofrequency Radiation to Mouse Heads Does Not Induce Cell

Death or Cell Proliferation in Brain. (Terjemahan). Dikutip dari:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/. Diaskses tanggal 4

Desember 2012].

Kohli, D.R., Sachdev, A., and Vats, H.S. 2009. Cell Phones and Tumor: Still in

no Man’s Land. (Terjemahan). Dikutip dari :

http://www.indianjcancer.com/. [Diaskses tanggal 18 Februari 2013]

Kristo, F. 2007. Pengguna Ponsel Indonesia Capai Separuh Populasi. Dikutip

dari :http://www.detikinet.com/. [Diakses tanggal 23 Februari 2013].

Kundi, M. 2008. The Controversy About a Possible Relationship Between

Mobile Phone Use and Cancer. Dikutip dari :

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/. [Diakses tanggal 17 Desember 2012].

Kurnianastiti, 2009. Bahaya Radiasi Handphone Bagi Kesehatan Kita. Dikutip

dari : http://kurnianastiti.blog.uns.ac.id/2009/09/29/bahaya-radiasi-

handphone-bagi-kesehatan-kita/ [Diakses tanggal 14 November

2012]

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

Lai, H. and Singh, N.P. 1996. Single- and Double-Strand DNA Breaks in Rat

Brain Cells After Acute Exposure to Radiofrequency

Electromagnetic Radiation. In: Kohli, D.R., Sachdev, A., and Vats,

H.S., 2009. Cell Phones and Tumor: Still in no Man’s Land.

(Termahan). Dikutip dari : http://www.indianjcancer.com/. [Diakses

tanggal 18 Februari 2013].

Leszczynski, D., Joenvaara, S., Reivinen, J., and Kuokka, R. 2002. Non-Thermal

Activation of hsp27/p38MAPK Stress Pathway by Mobile Phone

Radiation I Human Endothelial Cells: Molecular Mechanism for

Cancer- and Blood-Brain Barrier-Related Effects. In: Kohli, D.R.,

Sachdev, A., and Vats, H.S., 2009. Cell Phones and Tumor: Still in

no Man’s Land. (Termahan).

Notoadmodjo, S. 2005. Konsep Penilaian Kesehatan. Dalam : Notoadmodjo, S.,

2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta.

______________. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Pratomo, H. dan Sudarti, 1986. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan

Masyarakat dan Keluarga Berencana. Depdikbud. Jakarta.

Salukhe, T. and Francis, D. 2005. Specialized Cardiac Investigations. In:

Purcell, H. and Kalra, P., 2005. Specialist Training in Cardiology.

(Terjemahan). Elsevier. USA.

Sarkar, S., Ali, S., and Behari, J. 1994. Effect of Low Power Microwave on the

Mouse Genome: A Direct DNA Analysis. In: Kohli, D.R., Sachdev,

A., and Vats, H.S., 2009. Cell Phones and Tumor: Still in no Man’s

Land. (Terjemahan). Dikutip dari : http://www.indianjcancer.com.

[Diakses tanggal 18 November 2012.

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

Schuz, J., Waldemar, G., Olsen, J., and Johansen, C. 2009. Risks for Central

Nervous System Diseases among Mobile Phone Subscribers: A

Danish Retrospective Cohort Study. (Terjemahan). Dikutip dari :

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ [Diakses tanggal 17 Desember 2012].

Sekijima, M. et al., 2010. 2-GHz Band CW and W-CDMA Modulated

Radiofrequency Fields Have No Significant Effect on Cell

Proliferation and Gene Expression Profile in Human

Cells.(Terjemahan). Dikutip dari : http://www.jstage.jst.go.jp/

[Diakses tanggal 14 Desember 2012]

Serway, R. and Vuille, C. 2007. Alternating Current Circuits and

Electromagnetic Waves. In: Serway, R. and Vuille, C., 2007.

Serway’s Essentials of College Physics. (Terjemahan). Thomson.

USA.

Soderqvist, F., Carlberg, M., and Hardell, L. 2009. Mobile and Cordless

Telephones, Serum Transthyretin and the Blood-Cerebrospinal

Fluid Barrier: A Cross-Sectional Study. (Terjemahan). Dikutip dari:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/. [Diakses tanggal 18 September 2012]

Stang, A. et al. 2009. Mobile Phone Use and Risk of Uveal Melanoma: Results

of the Risk Factors for Uveal Melanoma Case-Control Study.

Oxford Journals. (Terjemahan). Dikutip dari :

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ [Diakses tanggal 21 Desember 2012].

Stefanics, G., Kellényi, L., Molnár, F., Kubinyi, G., Thuróczy, G., and Hernádi, I.

2007. Short GSM Mobile Phone Exposure does not Alter Human

Auditory Brainstem Response. BioMed Central. (Terjemahan).

Dikutip dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov [Diakses tanggal 27

November 2012].

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN …repository.utu.ac.id/481/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · dan vitalitas dari spermatozoa. Di samping itu, ia ... Kohli et al (2009)

Takebayashi, T. el al. 2006. Mobile Phone Use and Acoustic Neuroma Risk in

Japan. British Medical Journal Group. (Terjemahan). Dikutip dari:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/. [Diakses tanggal 27 November 2012].

Trosic, I. and Pavicic, I. 2009. Disturbance of Cell Proliferation in Response to

Mobile Phone Frequency Radiation. (Terjemahan). Dikutip dari :

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ [Diakses tanggal 20 November 2012].

Turek, P., 2008. Male Infertility. In: Tanagho, E. and McAninch, J., 2008. Smith’s

General Urology 17th Edition. (Terjemahan). United States of

America: McGraw-Hill. 684-706.

Turner, C. 2009. Headache. In: Turner, C. 2009. Crash Course Neurology 3rd

Edition. (Terjemahan)Elsevier. Philadelphia.

________. 2009. Headache and Craniofacial Pain. In: Turner, C. 2009. Crash

Course Neurology 3rd Edition. (Terjemahan). Elsevier.

Philadelphia.

World Health Organization, 2010. About Electromagnetic Fields. (Terjemahan).

Dikutip dari : http://www.who.int/ [Diakses tanggal 2 Januari 2013].

______________________, 2010. Electromagnetic Fields. (Terjemahan). Dikutip

dari : http://www.who.int/ [Diakses tanggal 19 Desember 2012].

______________________, 2010. What are Electromagnetic Fields?.

(Terjemahan). Dikutip dari : http://www.who.int/. [Diakses tanggal

29 November 2012].