tingkat pengelolaan pajak hotel di dinas …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/tingkat pengelolaan...

198
TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh Melda Listiani NIM 6661120204 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYSA 2017

Upload: tranlien

Post on 09-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL

DI DINAS PENDAPATAN DAERAH

KABUPATEN PANDEGLANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada

Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh

Melda Listiani

NIM 6661120204

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYSA

2017

Page 2: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu
Page 3: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu
Page 4: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu
Page 5: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

“LOVE WHAT YOU DO AND DO WHAT YOU LOVE”

SKRIPSI INI KUERSEMBAHKAN UNTUK

KEDUA ORANG TUAKU, ADIK-ADIK,

DAN SAHABAT TERBAIK

Page 6: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

ABSTRAK

Melda Listiani. NIM. 6661120204. Tingkat Pengelolaan Pajak Hotel Di DinasPendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang. Program Studi IlmuAdministrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. UniversitasSultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I: Dr. Abdul Apip., M.Si danPembimbing II: Rahmawati., S.Sos., M. Si

Pada penelitian ini yang menjadi fokus penelitian yaitu Tingkat Pengelolaan PajakHotel Di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang. Penelitian inidilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya kontribusi pajak hotel terhadapPAD karena masih banyak wajib pajak hotel yang tidak membayar pajak,kurangnya pengawasan serta terbatasnya sarana dan prasarana guna menunjangkinerja pegawai di Dinas Pendapatan daerah Pandeglang. Adapun tujuan daripenelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengelolaan pajakhotel di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang. Metode penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan deskriptif kuantitatif.Instrumen penelitian dalam penelitian ini menggunakan teori dari Mahmudi(2010:17) yang terdiri dari 4 dimensi, yaitu perluasan basis penerimaan,pengendalian atas kebocoran pendapatan, peningkatan efisiensi administrasipajak, transparansi dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satusampel dimana hasil perhitungan t hitung -1,719 < t tabel 1,669 dan hasilperhitungan persentase diperoleh 62% dari nilai hipotesis 65% maka Ho diterimadan Ha ditolak. Sehingga hasil penelitian tingkat pengelolaan pajak hotel di DinasPendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang masih kurang baik. DiharapkanDispenda Pandeglang melakukan perluasan basis penerimaan dan terusmelakukan sosialisasi kepada wajib pajak guna memberikan kesadaran dalammembayar pajak.

Kata kunci: Pengelolaan, Pajak Hotel, Dinas Pendapatan Daerah

Page 7: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

ABSTRACT

Melda Listiani. NIM. 6661120204. The Level Management of Hotel Taxes InThe Department of Revenue Pandeglang. Study Public Administration. FacultyOf Social and Politic. University Of Sultan Ageng Tirtayasa. Supervisor I: Dr.Abdul Apip., M.Si and Supervisor II: Rahmawati., S. Sos., M. Si

In this research study focused namely Level Management of Taxes In theDepartment of Revenue Pandeglang. This research is motivated by the problemsin the low contribution of hotel tax to PAD because there are many taxpayers whodo not pay hotel taxes, lack of supervision and the limited facilities andinfrastructure to support the performance of employees in the department ofrevenue Pandeglang. The purpose of this study is to determine the extent of taxmanagement in the Department of Revenue Pandeglang. The method used in thisresearch is using quantitative descriptive. The research instrument in this studyusing the theory of Mahmudi consisting of four dimensions, namely the expansionof the revenue base, control over revenue leakage, increase the efficiency of taxadministration, transparency and accountability. In the data analysis using t-testone sample in which the calculation result t count -1,719 < t table 1,669 and thepercentage calculation results obtained 62% of the value of 65%, the hypothesisHo is accepted and Ha rejected. So that research results of tax management levelin the Department of Revenue Pandeglang still not good. Expected Dispenda toexpand the revenue base and continue to socialize to the taxpayer in order tobring awareness to the taxpayer for paying taxes.

Keywords: Management, Taxes, Department of Revenue

Page 8: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

pertolongannya maka skripsi ini dapat terselesaikan serta shalawat dan salam

dipanjatkan untuk Nabi Besar Muhammad SAW atas Rahmat-Nya sehingga

penelitian ini mudah-mudahan dapat bermanfaat. Adapun penyusunan skripsi

ini diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti ujian sarjana (S-1) dengan judul

: “Tingkat Pengelolaan Pajak Hotel Di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Pandeglang”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan banyak pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

Maka peneliti ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

3. Rahmawati, S.Sos, M.Si. Selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

4. Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si Selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

5. Kandung Sapto N., S.Sos, M.Si Selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Page 9: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

ii

6. Listyaningsih, S.Sos, M.Si Selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

7. Riswanda, Ph.D Selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

8. Dr. Abdul Apip, M.Si Selaku pembimbing I skripsi yang senantiasa dengan

sabar dan baik memberi kritik dan saran kepada peneliti

9. Rahmawati, S.Sos, M.Si Selaku pembimbing II skripsi yang senantiasa

ramah, sabar dan baik dalam memberi bimbingan, kritik dan saran kepada

peneliti

10. Semua Dosen dan Staff Program Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtaysa yang membekali

penulis dengan ilmu yang bermanfaat selama perkuliahan.

11. Pegawai Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Banten yang dengan sangat

amat baik membantu peneliti dalam melakukan observasi dan pencarian

data.

12. Seluruh Pegawai Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang

yang senatiasa membantu peneliti dalam melakukan observasi, pencarian

data, dan penelitian.

13. Kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan do’a, kasih sayang dan

perhatian yang tak terbalaskan. Terimakasih atas segala dukungan moril

dan materiilnya yang telah diberikan selama ini. semoga Allah selalu

memberikan kesehatan, keberkahan dan kebaikan-kebaikan kepada mamah

dan papap, Amin.

Page 10: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

iii

14. Adikku Dicky dan Linda yang selalu menghiburku serta pamanku Tery

yang selalu memberikan do’a serta dukungan. Semoga Allah selalu

memberikan kesehatan serta keberkahan kepada mereka. Amin.

15. Sahabat-sahabatku Fuji Lestari, Meuthia Reynaldi, Irma Fahmi, Epa

Enjella, Lisna Fajrianti, Aryadatul Radiyah, yang sampai sekarang selalu

memberikan semangat, motivasi dan pengertian dalam hidupku.

16. KKM 46, Crew Radio Paranti FM, Arcadia Famiglia, yang selalu

memberikan dukungan serta menghiburku saat proses mengerjakan skripsi.

17. Syahravi Dewanda yang memberikan semangat dan motivasi saat proses

mengerjakan skripsi. Semoga kebaikan selalu menyertai kita.

Selain itu penulis menyadari banyak kekurangan yang dipaparkan dalam

skripsi ini. oleh karena itu peneltii dengan segala kerendahan hati dan kelapangan

dada bersedia menerima segala masukan baik itu saran maupun kritik yang dapat

membangun dalam membuat karya lebih baik dan lebih bermanfaat lagi untuk

kemudian hari.

Serang, Januari 2016

Penulis

Melda Listiani

Page 11: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

iv

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ............................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... viii

DAFTAR DIAGRAM ............................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah .................................................................... … 16

1.3 Rumusan Masalah ............................................................................. 17

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 17

1.5 Sistematika Penelitian ..................................................................... 18

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori ............................................................................... 25

2.1.1 Teori Organisasi .................................................................... 25

Page 12: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

v

2.1.2 Manajemen Keuangan Daerah ................................................ 27

2.1.3 Konsep Pajak Daerah .............................................................. 36

2.1.3.1 Pengertian Pajak Hotel ......................................................... 39

2.1.3.2 Dasar Hukum Pemungutan Pajak ......................................... 40

2.1.3.3 Objek Pajak Hotel ................................................................ 41

2.1.3.4 Subjek Pajak dan Wajib Pajak Hotel ................................... 42

2.1.3.5 Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Hotel ............................... 43

2.1.3.6 Penetapan dan Cara Pemungutan Pajak Hotel ..................... 44

2.1.3.7 Klasifikasi Hotel ................................................................... 45

2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 49

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ....................................................... 51

2.4 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ............................................................................ 54

3.2 Instrumen Penelitian ........................................................................ 54

3.3 .................................................................................................... Popul

asi dan Sampel ................................................................................. 58

3.4 Tekhnik Pengolahan dan Analisa Data ........................................... 59

3.4.1 Uji Normalitas ....................................................................... 60

3.4.2 Uji Validitas .......................................................................... 61

3.4.3 Uji Reliabilitas ....................................................................... 62

3.4.4 Uji T-test ............................................................................... 63

3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian .......................................................... 64

Page 13: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

vi

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ................................................................ 65

4.1.1 Kedudukan Struktur dan Organisasi ....................................... 66

4.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Dispenda Pandeglang ..................... 67

4.1.3 Visi dan Misi Dispenda Pandeglang ....................................... 68

4.1.4 Indentitas Responden Penelitian ............................................ 69

4.2 Pengujian Statistik ............................................................................. 73

4.2.1 Uji Validitas Penelitian ........................................................... 73

4.2.2 Uji Reliabilitas Penelitian ........................................................ 76

4.2.3 Uji Normalitas Penelitian ........................................................ 77

4.3 Deskripsi Data ................................................................................... 78

4.4 pengujian Hipotesis Penelitian ........................................................ 118

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian ............................................................ 121

4.6 Pembahasan ..................................................................................... 127

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 136

5.2 Saran ................................................................................................ 136

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penerimaan Pajak Hotel Kabupaten Pandeglang ......................... 6

Tabel 1.2 Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah ........ 7

Tabel 1.3 Jumlah Wajib Pajak Hotel di Pandeglang .................................... 9

Tabel 1.4 Rata-rata Hunian Kamar Hotel Diana ......................................... 12

Tabel 1.5 Tarif Rata-rata Kamar Hotel Diana ............................................. 13

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen ..................................................................... 57

Tabel 3.2 Skor Pengikat Menggunakan Skala Likert ................................. 60

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian.......................................................................... 64

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas ....................................................................... 73

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................... 76

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ................................................................... 77

Tabe; 4.4 Nilai Kategori Dimensi ............................................................. 130

Page 15: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Manajemen Pendapatan Daerah .................................. 32

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ................................................................ 52

Gambar 4.1 Kategori Instrumen ................................................................. 120

Gambar 4.2 Kurva Penerimaan ................................................................. 120

Gambar 4.3 Kategori Instrumen Dimensi 1 .............................................. 122

Gambar 4.4 Kategori Instrumen Dimensi 2 .............................................. 123

Gambar 4.5 Kategori Instrumen Dimensi 3 .............................................. 124

Gambar 4.6 Kategori Instrumen Dimensi 4 .............................................. 125

Page 16: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

ix

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Responden Jenis Kelamin ................................................................ 70

Diagram 4.2 Responden Tingkat Pendidikan......................................................... 71

Diagram 4.3 Responden Status .............................................................................. 72

Diagram 4.4 Tanggapan Responden Tenrhadap Kesesuaian Hasil Penerimaan

Pajak dengan Potensi Pajak Hotel di Kabupaten Pandeglang .......... 79

Diagram 4.5 Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Penerimaan Pajak

Hotel dengan Target yang ditetapkan oleh Dispenda Pandeglang ... 80

Diagram 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak

Hotel di Dispenda Pandeglang ......................................................... 81

Diagram 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Pendataan yang Dilakukan kepada

Wajib Pajak Hotel Di Dispenda Pandeglang ................................... 82

Diagram 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Strategi Dispenda Pandeglang

Dalam Menjaring Wajib Pajak ......................................................... 83

Diagram 4.9 Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Tarif Pajak dengan

Perda Pajak Daerah Pandeglang....................................................... 85

Diagram 4.10 Tanggapan Responden Tentang Kesesuaian Wajib Pajak dalam

Membayar Pajak dengan Tarif Pajak yang Ditetapkan .................. 86

Diagram 4.11 Tanggapan Responden Tentang Proses Pelaksanaan Pengawasan

Terhadap Pegawai yang Ditugaskan ke Lapangan ....................... 87

Diagram 4.12 Tanggapan Responden Terhadap Upaya yang Dilakukan Dispenda

Pandeglang Dalam Peningkatan Pendapatan Bidang Pajak Hotel . 88

Page 17: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

x

Diagram 4.13 Tanggapan Responden Terhadap Perhitungan Potensi Pajak Hotel

yang Dilakukan Oleh Dispenda Pandeglang .................................. 89

Diagram 4.14 Tanggapan Responden Terhadap Inventarisasi Hotel yang

Dilakukan Oleh Dispenda Pandeglang .......................................... 90

Diagram 4.15 Tanggapan Responden Terhadap Pemeriksaan Jumlah Wajib Pajak

Hotel Di Pandeglang ....................................................................... 91

Diagram 4.16 Tanggapan Responden Terhadap Penyederhanaan Sistem Akuntansi

di Dispenda Pandeglang .................................................................. 92

Diagram 4.17 Tanggapan Responden Terhadap Kemudahan Sistem Akuntansi

Penerimaan Daerah yang Digunakan Dispenda Pandeglang ......... 93

Diagram 4.18 Tanggapan Responden Terhadap Pemahaman Sistem Akuntansi

yang Digunakan Oleh Dispenda Pandeglang .................................. 94

Diagram 4.19 Tanggapan Responden Terhadap Pemberian Penghargaan Untuk

Wajib Pajak Hotel yang Taat Membayar Pajak .............................. 95

Diagram 4.20 Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Sanksi yang

Diberikan Kepada Wajib Pajak yang Lalai Membayar Pajak ......... 96

Diagram 4.21 Tanggapan Responden Terhadap Upaya Dispenda Pandeglang

Dalam Melakukan Sosialisasi Pajak ............................................... 97

Diagram 4.22 Tanggapan Responden Terhadap Proses Pelaksanaan Pengawasan

Terkait dengan Pemberian Sanksi Kepada Wajib Pajak Yang Lalai

Membayar Pajak.............................................................................. 98

Diagram 4.23 Tanggapan Responden Terhadap Pengawasan yang Dilakukan

Page 18: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

xi

Aparatur Dispenda Pandeglang Terhadap Wajib Pajak Hotel Dalam

Melakukan Perhitungan Pajak Hotel ............................................... 99

Diagram 4.24 Tanggapan Responden Terhadap Proses Pemberian Sanksi Untuk

Wajib Pajak Yang Mangkir Dalam Tanggung Jawabnya Membayar

Pajak .............................................................................................. 100

Diagram 4.25 Tanggapan Responden Terhadap Sistem Pelatihan Pegawai

Dispenda Dalam Usaha Pengembangan Keahlian ....................... 101

Diagram 4.26 Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Program Pelatihan

yang Diberikan Kepada Pegawai Dispenda .................................. 102

Diagram 4.27 Tanggapan Responden Terhadap Proses Pelaksanaan Pengawasan

Terhadap Program Pelatihan Bagi Pegawai Dispenda .................. 103

Diagram 4.28 Tanggapan Responden Terhadap Pemberian Sanksi Kepada

Aparatur yang Tidak Mengikuti Program Pelatihan ..................... 104

Diagram 4.29 Tanggapan Responden Terhadap Usaha Dispenda Pandeglang

Dalam Memperbaiki Prosedur Administrasi Pembayaran Pajak .. 105

Diagram 4.30 Tanggapan Responden Tentang Sosialisasi yang Dilakukan

Dispenda Pandeglang Terhadap Wajib Pajak Perihal Tata Cara

Pemungutan Pajak ........................................................................ 106

Diagram 4.31 Tanggapan Responden Terhadap Cara Yang Dilakukan Dispenda

Pandeglang dalam Melakukan Penagihan Kepada Wajib Pajak

Hotel di Pandeglang ..................................................................... 107

Page 19: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

xii

Diagram 4.32 Tanggapan Responden Terhadap Strategi yang Dilakukan Dispenda

Pandeglang Dalam Melakukan Pengelolaan Pajak Hotel ............. 108

Diagram 4.33 Tanggapan Responden Tehadap Penggunaan Teknologi yang Dapat

Menunjang Dalam Pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Pajak Hotel

di Pandeglang ............................................................................... 109

Diagram 4.34 Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Sarana Teknologi yang

Tersedia Dalam Melaksanakan Tugas Pekerjaan di Dispenda

Kabupaten Pandeglang .................................................................. 110

Diagram 4.35 Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Jumlah Pegawai yang

Ada Dengan Kebutuhan Pekerjaan di Dispenda Pandeglang ...... 111

Diagram 4.36 Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Jabatan atau Bidang

Pekerjaan yang Di Emban Pegawai Dispenda Pandeglang Dengan

Keahlian yang Dimiliki ................................................................. 112

Diagram 4.37 Tanggapan Responden Terhadap Keahlian Pegawai Bidang

Pendapatan Pajak Dispenda Pandeglang dalam Menguasai Bidang

Pekerjaannya ................................................................................. 113

Diagram 4.38 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Pegawai Dibidang

Pendapatan Dispenda Pandeglang yang Menangani Pajak Hotel 114

Diagram 4.39 Tanggapan Responden Terhadap Kompensasi yang Diberikan

Kepada Aparatur Pemungut Pajak di Dalam Melaksanakan Sistem

Penilaian Kepuasan Wajib Pajak ................................................ 115

Diagram 4.40 Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Kompensasi yang

Page 20: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

xiii

Diberikan Kepada Aparatus Pajak Dengan Kinerja Pegawai ...... 116

Diagram 4.41 Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Penyetoran Pajak

Hotel Ke Kas Daerah Dengan Peraturan Yang Tertera Di dalam

Perda Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah...................... 117

Page 21: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Otonomi daerah dilaksanakan guna menjadikan penyelenggaraan

pemerintahaan di daerah lebih baik dan lebih terorganisir. Pelaksanaan otonomi

daerah menitik beratkan kepada daerah kabupaten dan daerah kota dimulai dengan

adanya penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah

untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahaan dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangan-undangan.

Dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah sebagai pengganti dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dan

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat

dan Daerah maka tentu saja mekanisme pengelolaan pemerintahaan khususnya

bagi daerah akan mengalami perubahan-perubahan yang mendasar. Pelaksanaan

otonomi daerah tentu saja menjadikan adanya penyerahan berbagai kewenangan

dari pusat ke daerah dan disertai pula dengan penyerahan dan pengalihan

pembiayaan. Sumber pembiayaan yang paling penting di setiap daerah tentunya

biasa dikenal dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dimana terdapat komponen

penerimaan yang berasal dari pajak daerah.

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang digunakan

untuk melaksanakan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan

nasional Indonesia pada dasarnya dilakukan oleh masyarakat bersama-sama

pemerintah. Oleh karena itu peran masyarakat dalam pembiayaan pembangunan

Page 22: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

2

harus terus ditumbuhkan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang

kewajibannya membayar pajak. Pemerintah daerah dapat menetapkan dan

memungut berbagai jenis pajak daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki di

daerah tersebut. Pemerintah daerah memiliki kemampuan untuk menetapkan jenis

pajak apa saja yang dapat dipungutnya. Namun tentu saja pemerintah daerah

harus benar-benar melakukan pengamatan terhadap daerahnya, dimana dalam

melakukan penentuan jenis pajak yang akan dipungut tentunya harus sesuai

dengan potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut.

Pemerintah daerah tentu saja terus berusaha dalam melakukan

pembangunan dengan cara mengumpulkan dana guna menunjang pembangunan

yang ingin dilakukan. Tentu saja dana yang dibutuhkan untuk melakukan

pembangunan tersebut ada yang berasal dari pemerintah pusat dan dari

masyarakat. Salah satu cara dalam mengumpulkan dana untuk melakukan

pengelolaan Negara dan melakukan pembangunan tentu saja dari pajak yang

dipungut dari para wajib pajak. Pajak merupakan salah satu cara yang potensial

untuk melakukan pembangunan dan harus terus dioptimalkan agar pendapatan

yang didapat terus meningkat dan dalam melakukan pendanaan untuk pengelolaan

Negara pun akan semakin lancar.

Tersedianya sumber-sumber pembiayaan yang memadai merupakan salah

satu faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan. Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang

diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran tertentu.

Page 23: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

3

Sumber pendapatan daerah bisa berasal dari pajak daerah, retribusi daerah,

hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli

daerah yang sah. Dilihat dari sumber-sumber pendapatan tersebut, pajak

merupakan sumber pendapatan yang memiliki potensi tinggi untuk menambah

pemasukan ke dalam pendapatan asli daerah. Jadi sebenarnya pemerintah daerah

lah yang seharusnya pintar dalam mengoptimalkan potensi-potensi yang ada di

daerahnya.

Secara keseluruhan mekanisme pendanaan atau pembiayaan untuk negara

melalui pembayaran pajak, mekanismenya terus berputar antara masyarakat yang

membayar pajak lalu dihimpun oleh pemerintah untuk digunakan sebagai sumber

pembiayaan keperluan pemerintahaan dan dipergunakan untuk memfasilitasi

sarana dan prasarana masyarakat. Jadi pajak yang dipungut oleh pemerintah

sebenarnya akan dikembalikan lagi ke masyarakat dalam bentuk pembangunan-

pembangunan, sarana untuk dipergunakan dan dinikmati oleh masyarakat. Semua

wajib pajak apabila taat membayar pajak tentunya akan mempermudah

pemerintah dalam melakukan pembangunan yang diperuntukkan untuk

kesajahteraan rakyat, karena apabila semua ikut berpartisipasi dana yang

dibutuhkan untuk melakukan pembangunan pun tentunya akan mudah terkumpul

khusunya dalam konteks ini dari sektor pajak, dimana pajak seharusnya memiliki

kontribusi yang besar dalam menambah pemasukan.

Pelaksanaan pemungutan pajak daerah dilaksanakan oleh Dinas

Pendapatan Daerah yang berpedoman pada peraturan daerahnya masing-masing.

Di Kabupaten Pandeglang pelaksanaan pemungutan pajak dilaksanakan oleh

Page 24: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

4

Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang yang diatur dalam peraturan

daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 1 Tahun 2011, dimana pemerintah daerah

Kabupaten Pandeglang mengelola 11 jenis pajak, yaitu:

1. Pajak Hotel

2. Pajak Restoran

3. Pajak Hiburan

4. Pajak Reklame

5. Pajak Penerangan Jalan

6. Pajak Parkir

7. Pajak Air Bawah Tanah

8. Pajak Sarang Burung Walet

9. Pajak Bumi dan Bangunan

10. Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

11. Pajak Pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan

Salah satu jenis pajak tersebut menjadi bahasan dalam penelitian ini, yakni

pajak hotel. Dilihat dari keadaan di Kabupaten Pandeglang tentunya tidak bisa

dipungkiri bahwa Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu daerah yang

memiliki potensi pariwisata yang sangat menarik. Potensi pariwisata yang sangat

bagus tersebut menjadikan banyaknya penginapan yang muncul berkembang di

Kabupaten Pandeglang seperti Hotel, Cottage, pondok, Motel, Wisma, Villa,

Losmen, dan rumah penginapan termasuk rumah kos dengan jumlah kamar 10

atau lebih yang menyediakan fasilitas seperti rumah penginapan. Beberapa tempat

penginapan tersebut tentunya berkontribusi dalam menambah pemasukan

Page 25: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

5

pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Pandeglang, dan dapat diketahui pula

bahwa pajak hotel merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting

guna membantu dalam menambah pemasukan pendapatan asli daerah dan

membiayai penyelenggaraan pemerintahaan daerah serta pembangunan daerah.

Pajak Hotel Kabupaten Pandeglang itu sendiri diatur dalam Peraturan

Daerah Kabupatan Pandeglang Nomor 1 Tahun 2011. Peraturan mengenai pajak

hotel ini dibuat agar dalam melakukan pemungutan pajak hotel menjadi lebih

jelas. Pajak hotel di Kabupaten Pandeglang tentunya menjadi salah satu

penyumbang kontribusi dana pembangunan dan keperluan lainnya di daerah

Pandeglang itu sendiri. Maka pajak hotel perlu benar-benar diperhatikan baik

dalam pendataan dari setiap hotel yang menjadi wajib pajaknya, dan juga harus

diperhatikan dari segi pengawasan dalam pemungutan pajak itu sendiri. Apabila

dalam pemungutan pajak hotel ini berjalan dengan baik, tidak ada wajib pajak

yang lalai dalam membayar pajak hotel maka tentu saja kontribusi pajak hotel ini

terhadap PAD akan semakin besar. Apabila kontribusi pajak hotel itu besar

dikarenakan kepatuhan para wajib pajak dalam membayar pajak, maka

pemerintah itu sendiri akan semakin mudah melakukan pembiayaan untuk

pembangunan, setidaknya kontribusi pajak hotel besar terhadap pendapatan

daerah maka tentunya akan sangat membantu dalam hal pendanaan untuk

pembangunan daerah Pandeglang itu sendiri.

Pada penelitian ini penulis akan membahas mengenai pajak hotel, maka

untuk semakin jelasnya mengenai fluktuatif pendapatan dari pajak hotel di

Kabupaten Pandeglang, berikut data yang dapat dilihat untuk membandingkan

Page 26: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

6

pendapatan pajak hotel di Kabupaten Pandeglang dari tahun 2011 sampai tahun

2015.

Tabel 1.1

Perkembangan Penerimaan Pajak Hotel Kabupaten Pandeglang

Tahun 2011 s/d 2015

Jenis Pajak Tahun Target Realisasi

Pajak Hotel

2011 472,384,000.00 498,660,420.00

2012 450,000,000.00 932,658,187.00

2013 543,860,394.00 587,036,014.00

2014 681,700,000.00 1,712,636,145.00

2015 2,022,500,000.00 2,843,148,211.00

Sumber: Dispenda Kabupaten Pandeglang, 2016

Data dalam tabel tersebut merupakan data perkembangan pajak hotel di

Kabupaten Pandeglang selama 5 tahun, yakni dari tahun 2011 sampai dengan

tahun 2014. Realisasi penerimaan pajak hotel di Kabupaten Pandeglang terlihat

mengalami fluktuasi, terbukti dengan adanya penurunan pendapatan dari tahun

2012 ke tahun 2013. Dapat dikatakan bahwa potensi pajak hotel di Kabupaten

Pandeglang itu sangat bagus, mengingat Kabupaten Pandeglang merupakan

daerah pariwisata, dimana banyak sekali tempat wisata yang tentunya berdampak

terhadap perkembangan tempat penginapan di sekitar daerah pariwisata tersebut.

Di Kabupaten Pandeglang itu sendiri, sudah banyak berdiri tempat penginapan

dari kelas menengah ke bawah sampai kelas menengah ke atas yang

Page 27: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

7

memungkinkan untuk dioptimalkan sehingga bisa menambah pendapatan untuk

daerah Pandeglang. Namun dari data yang di dapat ternyata kontribusi pajak hotel

tidak setiap tahun meningkat, namun ada kalanya di tahun tertentu pendapatan

dari pajak hotel itu menurun yang dapat dikatakan bahwa kontribusinya kurang

besar terhadap PAD. Untuk lebih jelasnya mengenai kontribusi pajak hotel

terhadap Pendapatan Asli Derah (PAD), maka berikut tabel kontribusi pajak hotel

terhadap Pendapatan Asli Daerah.

Tabel 1.2

Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Tahun 2011 s/d 2015

No Tahun Pendapatan Pajak

Hotel

PAD % Pajak Hotel

Terhadap PAD

1. 2011 498,660,420.00 56,189,197,538.00 0,88

2. 2012 932,658,187.00 54,048,393,635.00 1,72

3. 2013 587,036,014.00 80,584,075,435.00 0,72

4. 2014 1,712,636,145.00 140,046,902,014.00 1,22

5. 2015 2,843,148,211.00 163,921,272,579.00 1,73

Sumber: Dispenda Kabupaten Pandeglang, 2016

Setelah melakukan perhitungan dapat dilihat bahwa kontribusi pajak hotel

terhadap PAD memang tidak begitu besar. Namun seperti yang kita ketahui

bahwa potensi daerah Pandeglang sangatlah besar. Persentase yang didapat

Page 28: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

8

setelah melakukan perhitungan untuk melihat kontribusi pajak hotel terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) ternyata tidak pernah mencapai angka lebih dari

2%. Dapat dilihat bahwa penurunan konribusi terjadi dari tahun 2012 ke tahun

2013, dimana selisihnya setelah dihitung yakni sebesar 1%. Dispenda Kabupaten

Pandeglang sendiri berupaya agar pajak dapat memberikan kontribusi yang cukup

besar terhadap PAD. Namun, pada kenyataannya masih sulit untuk

memaksimalkan pendapatan khusunya dari sektor pajak hotel. Terdapat kendala

yang ditemui oleh Dispenda itu sendiri, seperti ada nya wajib pajak hotel yang

menunggak dan tidak membayar pajak sampai berbulan-bulan. Hal tersebut

mengakibatkan pendapatan yang di dapat khusunya dalam sektor pajak hotel

semakin minim. Padahal tempat pariwisata di daerah Pandeglang terbilang banyak

dimana di setiap tempat wisata tersebut terdapat penginapan yang masuk kategori

wajib pajak hotel yang tentunya memberikan kontribusi terhadap pendapatan di

Kabupaten Pandeglang.

Apabila pemerintah mau lebih menggali lagi potensi daerah Pandeglang

tentunya tidak bisa dipungkiri lagi bahwa pendapatan yang akan di dapat bisa

berkali kali lipat dari sebelumnya. Tentu saja peran Dispenda itu sendiri sangat

penting selaku aparatur pemerintah yang bertugas untuk memungut pajak

maupun retribusi daerah, dimana strategi yang Dispenda gunakan dan cara

Dispenda itu sendiri dalam menerapkan sanksi serta mengatur jalannya

pengelolaan dalam hal siklus pungutan baik pajak maupun retribusi, akan

berpengaruh besar terhadap penerimaan ke kas daerah. Banyaknya tempat

penginapan yang masuk kategori wajib pajak hotel semestinya menjadikan

Page 29: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

9

andalan bagi Kabupaten Pandeglang untuk memperoleh pendapatan yang nantinya

akan digunakan untuk membangun di daerah Pandeglang. Berikut ini merupakan

jumlah hotel yang terdata menjadi wajib pajak hotel di Kabupaten Pandeglang

sampai tahun 2015.

Tabel 1.3

Jumlah Wajib Pajak Hotel Di Kabupaten Pandeglang

Tahun 2016

No Golongan Hotel Jumlah

1. Bintang 4 4

2. Bintang 3 1

3. Bintang 2 1

4. Melati 3 4

5. Melati 2 8

6. Melati 1 5

7. Melati 5

8. Cottage 2

9. Pondok 1

10. Wisma 1

11. Losmen 1

12. Penginapan 2

13. Vila 3

Jumlah keseluruhan wajib pajak hotel 38

Sumber: Dispenda Kabupaten Pandeglang, 2016

Page 30: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

10

Tabel 1.3 memperlihatkan jumlah wajib pajak hotel yang ada di

Kabupaten Pandeglang. Dari jumlah wajib pajak tersebut maka bisa diketahui

bahwa potensi pajak (wajib pajak) hotel di Kabupaten Pandeglang lumayan

banyak. Seharusnya kontribusi terhadap PAD pun besar, tapi pada kenyataan nya

ternyata masih banyak wajib pajak hotel yang tidak membayar pajak sebagaimana

mestinya. Hal itu bisa dibuktikan dari data rekapan pendapatan pajak hotel daerah

Pandeglang tahun 2015 yang peneliti dapatkan dari Dispenda Kabupaten

Pandeglang dan telah peneliti cantumkan dalam lampiran. Dilihat dari rekapan

pendapatan pajak hotel yang diterima pada tahun 2015, terdapat beberapa hotel

yang memang lalai membayar pajak dan menunggak sampai berbulan-bulan. Para

wajib pajak banyak yang lalai membayar pajak dan tidak takut dengan tindak

lanjut atau konsekuensi apabila wajib pajak tersebut tidak membayar pajak. Hal

ini disebabkan karena masih rendahnya pengawasan yang dilakukan terkait

pemungutan pajak di Kabupaten Pandeglang.

Berdasarkan wawancara dengan kepala bidang pendapatan Dispenda

Kabupaten Pandeglang (Selasa, 12 November 2015) dan hasil observasi awal,

peneliti menemukan beberapa masalah mengenai tingkat pengelolaan pajak hotel

di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang. Mulai dari sarana dan

prasarana yang ada di Dinas Pendapatan daerah kabupaten Pandeglang, hasil

pengamatan dari peneliti maka dapat dikatakan bahwa sarana penunjang kerja

seperti komputer ataupun laptop untuk dipergunakan pegawai di Dinas

Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang masih belum memadai dan masih

kurang. Begitupun dengan sistem informasi manajemen berbasis teknologi yang

Page 31: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

11

ternyata masih belum ada atau belum diterapkan di Dispenda Kabupaten

Pandeglang, padahal dengan adanya sistem komputerisasi yang terkoneksi

langsung dengan pihak hotel jelas akan sangat membantu sekali, mempermudah

dan mempercepat dalam pekerjaan pegawai di Dispenda Kabupaten Pandeglang.

Terkait dengan masih belum diterapkannya sistem informasi manajemen berbasis

teknologi di Dispenda Kabupaten Pandeglang, peneliti juga menemukan masih

adanya pegawai yang belum ahli dan kompeten dalam menggunakan perangkat

teknologi penunjang kerja pegawai. Selain itu pegawai di Dispenda tergolong

sedikit, dan jelas sekali bahwa kurangnya pegawai yang ditempatkan di bidang

pendapatan.

Pendataan wajib pajak hotel biasa dilakukan per-6 bulan sekali, biasanya

untuk meng cross check penginapan yang berdiri di daerah Pandeglang. Wajib

pajak hotel yang sudah terdata maka wajib membayar pajak setiap bulan. Sistem

yang digunakan dalam perhitungan pajak hotel di Kabupaten Pandeglang adalah

self assessment system dimana wajib pajak menghitung sendiri berapa pajak yang

harus dibayarkan setiap bulannya. Walau sistem yang digunakan dalam

pemungutan pajak hotel adalah self assessment system, Dispenda harus tetap

melakukan pengawasan. Setelah wajib pajak menyerahkan SPTPD atau surat

pemberitahuan pajak daerah maka Dispenda akan memeriksa kebenaran hasil

hitung dari wajib pajak terkait. Oleh karena itu, sebenarnya sistem komputerisasi

yang terkoneksi langsung ke setiap wajib pajak hotel sangat diperlukan sekali

untuk membantu dalam hal pengawasan. Terkait dengan hal pengawasan yang

dilakukan Dispenda Kabupaten Pandeglang khususnya terhadap wajib pajak hotel,

Page 32: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

12

peneliti menemukan bahwa ternyata setelah melakukan perhitungan potensi

penerimaan pajak dari beberapa hotel yang ada di Kabupaten Pandeglang,

hasilnya lumayan besar namun nominal yang didapat jika dibandingkan dengan

hasil rekapan penerimaan pajak hotel daerah Pandeglang tahun 2015 sangat jauh

sekali. Dimana terlihat dalam hasil rekapan penerimaan pajak hotel tahun 2015

bahwa nominal yang dibayar oleh beberapa wajib pajak hotel setiap bulannya

sama. Sehingga peneliti meragukan kontroling atau pengawasan dalam sistem

perhitungan dimana dalam hal ini sistem yang digunakan adalah self assessment

system. Lebih jelasnya peneliti sudah menghitung potensi dari 4 hotel yang ada di

Pandeglang, yakni hotel Diana, hotel Sejahtera, hotel Pandeglang Raya dan Hotel

Sofyan Inn Altama. Peneliti melakukan perhitungan agar mengetahui potensi

pajak hotel dari 4 hotel tersebut lalu peneliti nantinya akan dapat mengetahui

seberapa besar ketimpangan antara pendapatan yang diterima selama tahun 2015

dan potensi pajak dari hasil penghitungan yang dilakukan.

Tabel 1.4

Rata-Rata Hunian Kamar Hotel Diana

Situasi Jumlah Kamar

Terpakai

Keterangan

Ramai 10

(10+5+2) : 3 = 5,67

Dibulatkan menjadi 6

Normal 5

Sepi 2

Jumlah 17

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2016

Page 33: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

13

Setelah melakukan perhitungan dapat diketahui bahwa rata-rata hunian

kamar Hotel Diana sebesar 6. Peneliti mendapatkan sumber perkiraan situasi

jumlah kamar ketika ramai, normal, dan sepi dari pihak Hotel Diana langsung

dimana peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Rizky selaku manager

Hotel Diana (Sabtu, 24 September 2016). Selanjutnya peneliti menghitung tarif

rata-rata kamar yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.5

Tarif Rata-Rata Kamar Hotel Diana

Jenis Kamar Jumlah Tarif Kamar T x N

VIP 6 Rp. 240.000 Rp. 1.440.000

Standar 7 Rp. 170.000 Rp. 1.190.000

Jumlah 13 Rp. 2.630.000

Tarif Rata-rata per

Kamar

2.630.000 : 13 = 202.308

Sumber: Hotel Diana, 2016

Tabel 1.5 menunjukkan bahwa tarif rata-rata per kamar di Hotel Diana di

dapatkan sebesar Rp. 202.308 dimana jumlah kamar dan tarif kamar peneliti

dapatkan sumbernya langsung dari hasil wawancara dengan Bapak Rizky selaku

manager Hotel Diana. Selanjutnya peneliti akan menghitung potensi pajak Hotel

Diana dimana dilakukan dengan cara mengalikan rata-rata hunian kamar dengan

tarif kamar rata-rata kemudian dikalikan dengan jumlah hari dalam satu tahun dan

dengan tarif pajak hotel.

Page 34: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

14

Potensi pajak hotel Diana = 6 kamar x Rp. 202.308 x 360 hari x 10%

= Rp. 43.698.528 per tahun

Setelah melakukan perhitungan maka dapat diketahui bahwa potensi pajak

hotel Diana adalah sebesar Rp. 43.698.528 per tahun. Dapat dilihat pula dari data

rekapan penerimaan pajak hotel tahun 2015 nilai atau nominal yang dibayarkan

setiap bulannya oleh hotel Diana selalu sama yakni Rp. 100.000 per-bulan. Tentu

saja seperti yang kita ketahui bahwa tidak mungkin setiap bulan total pendapatan

yang didapat oleh hotel Diana selalu sama. Hal tersebut menjadikan bukti bahwa

pengawasan yang dilakukan terhadap perhitungan pajak masih kurang. Tidak ada

tindak lanjut dari Dispenda itu sendiri, dengan begitu beberapa wajib pajak terus

menerus membayar pajak dengan total nominal yang sama, padahal potensi yang

sebenarnya lumayan besar untuk menambah pendapatan PAD dari sektor pajak

hotel.

Peneliti juga melakukan perhitungan terhadap hotel Sejahtera, hotel

Pandeglang Raya dan hotel Sofyan Altama. Dimana hasil perhitungan nya peneliti

sudah cantumkan dalam lampiran dan hasil yang didapat tidak jauh berbeda

dengan hotel Diana dalam artian dimana penerimaan yang didapat masih jauh

dengan potensi hasil perhitungan. Hal tersebut sudah jelas sekali berkaitan dengan

pengawasan. Seharusnya ada tindak lanjut terhadap wajib pajak yang dicurigai

melakukan perhitungan pajak hotel yang selalu sama setiap bulannya. Walaupun

masih ada beberapa wajib pajak hotel yang menunggak membayar pajak hotel

namun ada juga wp hotel yang taat membayar pajak hotel, namun sayangnya

Page 35: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

15

sampai sekarang masih belum ada reward untuk wajib pajak hotel yang taat

membayar pajak. Padahal bila ada pemberian reward untuk wajib pajak hotel

yang taat membayar pajak tepat waktu hal itu akan menjadi suatu motivasi, bukan

hanya untuk wajib pajak hotel yang mendapat penghargaan tersebut akan

memegang amanah dari penghargaan yang didapat dan juga akan memotivasi

wajib pajak hotel lain untuk lebih giat lagi dalam membayar pajak. setidaknya

dengan usaha seperti itu pun dapat memberi perubahan untuk meningkatkan

pendapatan dari sektor pajak hotel.

Potensi pajak hotel di Kabupaten Pandeglang sebetulnya lumayan cukup

besar untuk menambah kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah, bila aparatur

pegawai yang bertugas di bidang yang bersangkutan dengan pajak hotel tersebut

benar-benar melakukan pengawasan dengan semaksimal mungkin. Selain itu,

untuk diberlakukannya sanksi yang seharusnya terhadap wajib pajak hotel yang

lalai membayar pajak tentunya harus di jalankan dengan semestinya sesuai dengan

peraturan yang telah dibuat. Selain itu peneliti melihat dari potensi wajib pajak di

Kabupaten Pandelang yang lumayan banyak, dan juga seperti yang kita tahu

bahwa Pandeglang merupakan daerah wisata yang disekitar tempat wisata tersebut

banyak berdiri penginapan dimana semestinya kontribusi dari sektor pajak hotel

terhadap PAD itu besar. Namun, apabila melihat laporan hasil pemeriksaan

Pandeglang dari Badan Pemeriksa Keuangan kita bisa melihat bahwa sektor pajak

hotel tidak begitu memberikan kontribusi yang besar, namun sektor pajak

penerangan jalan yang paling tinggi kontribusinya.

Page 36: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

16

Dari beberapa permasalahan tersebut tentu saja berdampak terhadap

pendapatan pajak hotel. Hal tersebut menjadikan kurangnya pendapatan asli

daerah di Kabupaten Pandeglang. Dengan melihat permasalahan tersebut, maka

peneliti akan membahas mengenai pengelolaan pajak hotel di Kabupaten

Pandeglang dari sudut pandang tingkat pengelolaannya. Jadi, berdasarkan

pemikiran tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

mengangkat judul “Tingkat Pengelolaan Pajak Hotel di Dinas Pendapatan

Daerah Kabupaten Pandeglang.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat

diidentifikasikan masalah yang penulis temukan dalam pengelolaan pajak hotel

oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang, diantaranya:

1. Terbatasnya sarana dan prasarana sebagai penunjang kerja pegawai.

2. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ahli dan kompeten di bidang

pendapatan.

3. Kontribusi pajak hotel terhadap PAD belum maksimal dikarenakan masih

banyaknya wajib pajak hotel yang mangkir membayar pajak.

4. Kurangnya pengawasan yang dilakukan aparatur dalam proses pemungutan

pajak hotel.

5. Belum adanya sistem komputerisasi yang terkoneksi langsung dengan pihak

hotel untuk mempermudah dalam proses pengawasan dalam sektor pajak hotel.

Page 37: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

17

1.3 Rumusan Masalah

Karena adanya keterbatasan penulis dari segi tenaga dan waktu, maka penulis

membatasi masalah ini dan hanya berfokus pada efektivitas pengelolaan pajak

hotel di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang, hal ini dilakukan agar

penelitian dapat dilaksanakan secara mendalam. Adapun rumusan masalahnya

adalah seberapa besar tingkat pengelolaan pajak hotel di Dinas Pendapatan

Daerah Kabupaten Pandeglang?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

efektifitas pengelolaan pajak hotel di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Pandeglang.

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dari segi keilmuan

maupun dari segi praktis, yaitu:

1. Dari segi keilmuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan

memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,

khususnya ilmu Administrasi Negara.

2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan

bagi Pemerintah Kabupaten Pandeglang, khususnya Dinas Pendapatan

Daerah Kabupaten Pandeglang dalam mengoptimalkan pajak daerah

khususnya pajak hotel.

Page 38: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

18

1.5 Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian ini menjelaskan:

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan

masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif,dari

lingkup yang paling umum sampai lingkup yang khusus dari masalah

yang diteliti. Materi dari uraian ini dapat bersumber dari hasil penelitian

yang sudah ada sebelumnya, hasil seminar ilmiah, hasil pengamatan,

pengalaman pribadi, dan intuisi logis. Latar belakang masalah perlu

diuraikan secara jelas, factual dan logis.

1.2 Identifikasi Masalah

Menjelaskan identifikasi peneliti terhadap permasalahan yang muncul dari

uraian pada latar belakang masalah. Identifikasi masalah dapat diajukan

dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.

1.3 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

Dari sejumlah masalah hasil identifikasi tersebut diatas, selanjutnya

dilakukan pembatasan masalah sesuai dengan fokus penelitian. Kemudian

ditetapkan masalah yang paling penting yang berkaitan dengan fokus

penelitian.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Page 39: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

19

Tujuan penelitian menjelaskan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan

dilaksanakannya penelitian terhadap masalah yang telah dirumuskan. Isi

dan rumusan penelitian sejalan dengan isi dan rumusan masalah

penelitian. Dan manfaat penelitian menjelaskan manfaat teoritis dan

praktis dari penelitian yang dilakukan.

1.5 Sistematika Penelitian

Menjelaskan isi bab perbab secara singkat dan jelas.

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Deskripsi teori memuat hasil kajian terhadap sejumlah teori yng relevan

dengan permasalahan dan variable penelitian. Kemudian menyusunnya

secara teratur dan rapi yang digunakan untuk merumuskan hipotesis.

Dengan mengkaji berbagai teori, maka kita akan memiliki konsep

penelitian yang jelas, dapat menyusun pertanyaan yang rinci untuk

penyelidikan. Serta dapat menemukan hubungan antar variable yang

diteliti. Hasil penting lainnya dari kajian teori adalah didapatnya kerangka

konseptual yang memadai yang didalamnya tergambar konstruk dari

variable yang diukur. Selain itu dari kajian teori akan diturunkan dalam

bentuk kisi-kisi instrument. Kajian teori harus factual dan up to date.

Untuk meningkatkan kualitas kajian teori dan pembahasannya harus

dikaitkan dengan hasil-hasil yang relevan.

2.2 Kerangka Berfikir

Page 40: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

20

Kerangka berfikir menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai

kelanjutan dari deskripsi teori untuk memberikan penjelasan kepada

pembaca, mengapa ia mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan

dalam hipotesis. Biasanya untuk memperjelas maksud peneliti, kerangka

berifikir dapat dilengkapi dengan sebuah bagan.

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap

permasalahan yang diteliti, dan akan diuji kebenarannya. Hipotesis

dirumuskan berdasarkan kajian teori atau kerangka berfikir. Rumusan

hipotesis mendeskripsikan kaitan antar dua variable atau lebih, baik

secara deskriptif, asosiatif, ataupun komparatif. Terdapat dua macam

hipotesis penelitian yaitu hipotesis kerja dan hiotesis nol. Hipotesis kerja

dinyatakan dalam kalimat positif dan hipotesis nol dinyatakan dalam

kalimat negatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian. Metode penelitian

pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu.

3.2 Instrumen Penelitian

Page 41: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

21

Menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpul data

yang digunakan, proses pengumpulan data, dan tehnik penentuan kualitas

instrument (validitas dan realibitas)

3.3 Populasi dan sampel penelitian

Menjelaskan wilayah generalisasi atau proses penelitian, penetapan besar

sampel, dan tehnik pengambilan sampel dan rasionalisasinya. Ide dasar

dari pengambilan sampel adalah bahwa dengan mengambil bagian-

bagian dari populasi, kesimpulan tentang keseluruhan populasi dapat

diperoleh. Tehnik pengambilan sampel merupakan suatu cara untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik

pengambilan sampel ada Probability Sampling dan Non Probability

Sampling.

3.4 Tekhnik pengolahan dan analisis data

Menjelaskan tekhnik anaslisis dan beserta rasionalisasinya. Tekhnik

analisis data harus sesuai dengan sifat data yang diteliti. Analisis yang

digunakan selain analisis statistic inferential, seperti analisis korelasi,

analisis regresi baik analisis regresi sederhana maupun analisis regresi

ganda, juga statistic deskriptif seperti menghitung rata-rata, median,

modus, standar deviasi, variasi.

3.5 Lokasi Penelitian

Page 42: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

22

Menjelaskan tempat penelitian tersebut dilaksanakan. Untuk lebih

lengkapnya dapat diberi deskripsi tentang tempat penelitian

dilaksanakan.

3.6 Jadwal Penelitian

Berisi runtutan jadwal penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

selama melakukan penelitian. Biasanya berbentuk tabel.

BAB IV HASIL PENELITIAN

1.1 Deskripsi Objek Penelitian

Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian

secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel yang telah

ditentukan serta hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian.

1.2 Deskripsi Data

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan

menggunakan tehnik analisis data yang relevan, baik data kualitatif

maupun data kuantitatif.

1.3 Pengujian Hipotesis

Melakukan pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan tehnik

analisis yang telah ditentukan semula, seperti korelasi atau regresi, baik

sederhana maupun ganda. Masing-masing hipotesis di uji dalam sub judul

sendiri. Hasil akhir dari analisis statistik itu adalah teruji tidaknya

hipotesis penelitian yang digunakan. Hasil perhitungan akhir dari uji

Page 43: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

23

statistik dilaporkan dalam batang tubuh, sedangkan perhitungan

selengkapnya ditempatkan dilampiran.

1.4 Interpretasi Hasil Penelitian

Melakukan penafsiran terhadap hasil akhir pengujian hipotesis.

Menjelaskan kembali hasil dari penelitian walaupun analisis statistik sudah

merupakan suatu kesimpulan namun akan lebih jelas bila di lengkapi

dengan interpretasi hasil penelitian. Hasil penelitian akan semakin jelas

karena dalam interpretasi ini dikaitkan dengan rumusan masalah dan

tujuan dari penelitian.

1.5 Pembahasan

Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data,

menjelaskan kembali hipotesis mana yang diterima dan hipotesis mana

yang ditolak. Pembahasan akan lebih mendalam jika didiskusikan dengan

hasil penelitian orang yang lebih relevan. Pada akhir pembahsan peneliti

dapat mengemukakan, berbagai keterbatasan yang mungkin terdapat

dalam pelaksanaan penelitiannya. Terutama sekali untuk penelitian

eksperimen (yang kadang sulit mengontrol pengaruh-pengaruh yang dapat

mengurangi validitas internal penelitian). Keterbatasan ini dapat dijadikan

rekomendasi terhadap penelitian lebih lanjut dalam bidang yang menjadi

objek penelitiannya demi pengembangan ilmu pengetahuan.

Page 44: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

24

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang dikemukakan secara singkat, jelas

dan mudah dipahami. Selain itu kesimpulan penelitian juga harus sejalan

dan sesuai dengan permasalahan serta hipotesis penelitian.

5.2 Saran

Berisi rekomendasi peneliti terhadap tindak lanjut dari sumbanagan

penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun secara

praktis.

Page 45: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

25

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

Landasan teori dalam penelitian berisi berbagai teori yang berkaitan dengan

apa yang sedang diteliti. Biasanya menjelaskan berbagai uraian tentang apa yang

sedang diteliti dengan acuan dari berbagai referensi. Teori adalah suatu

konseptualisasi yang umum, konseptulisasi atau sistem pengertian ini diperoleh

melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa istilah yang berkaitan dengan

masalah penelitian dengan mengklasifikasikan ke dalam teori yaitu teori

organisasi, teori manajemen keuangan daerah, konsep pajak daerah serta batasan

mengenai pajak hotel.

2.1.1 Teori Organisasi

Pada dasarnya organisasi digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-

orang untuk berkumpul, bekerja sama secara rasional, terencana dan juga

terkendali. Salah satu kajian dari teori organisasi yakni membahas tentang

bagaimana sebuah organisasi menjalankan fungsi dan mencapai visi dan misi

organisasi tersebut. Menurut Oliver Sheldon dalam Sutarto (2006:22) mengatakan

bahwa:

Page 46: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

26

“organization is the process of so combining the work individuals or groups

have to perform with the faculties necessary for it execution that the duties,

so formed, provide the best channels for the efficient, systematic, positive,

and co-ordinated appliacation of the available effort.” (organisasi adalah

proses penggabungan pekerjaan yang para individu atau kelompok-

kelompok harus melakukan dengan bakat-bakat yang diperlukan untuk

melakukan tugas-tugas, sedemikian rupa, memberikan saluran terbaik untuk

pemakaian yang efisien, sistematis, positif, dan terkoordinasi dari usaha

yang tersedia.)

Menurut Chester I Barnard dalam Sutarto (2006:22) mengatakan bahwa

organisasi adalah:

“organization is a system of cooperative activities of two or more person

something intangible and impersonal, largely a matter of relationship.”

(organisasi adalah suatu system tentang aktivitas-aktivitas kerja sama dari

dua orang atau lebih sesuatu yang tak berujud dan tak bersifat pribadi,

sebagian besar mengenai hal hubungan-hubungan.)

Dapat dilihat bahwa Chester memandang organisasi lebih kepada

menekankan bahwa organisasi merupakan aktivitas kerja sama yang tak bersifat

pribadi. Berbeda dengan Oliver dimana memandang bahwa organisasi merupakan

penggabungan pekerjaan dari setiap individu. Namun inti dari kedua pendapat

tersebut masih dalam lingkup kerja sama. Jadi organisasi memang dapat dikatakan

bahwa tidak dapat lepas dari kerja sama antar para individu untuk menggapai

suatu tujuan bersama.

Menurut Ernest Dale dalam Sutarto (2006:25) mengatakan bahwa organisasi

adalah:

“organization is planning process. It is concerned with setting up,

developing and maintaining a structure of pattern of working relationship of

the people within an enterprise.” (organisasi adalah suatu proses

perencanaan, ini bertalian dengan hal menyusun, mengembangkan dan

Page 47: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

27

memelihara suatu struktur atau pola hubungan-hubungan kerja dari orang-

orang dalam suatu badan usaha.)

Menurut John Price Jones dalam Sutarto (2006:26) mengatakan bahwa:

“organizing has been described as system. Organization is the huma and

material structure and machinery through wich a systematic planned effort

is carried out” (organisasi telah dilukiskan sebagai system. Organisasi

adalah struktur dan peralatan yang tersusun dari orang-orang dan benda-

benda dengan mana suatu usaha berencana yang teratur dijalankan.)

Dwight Waldo dalam Sutarto (2006:26) mengatakan bahwa organisasi

merupakan:

“organization is the structure of authoritative and habitual personal

interrelations in an administrative system” (organisasi adalah struktur

hubungan-hubungan di antara orang-orang berdasarkan wewenang dan

bersifat tetap dalam suatu system administrasi.)

Dari beberapa pandangan mengenai organisasi, dapat dikatakan bahwa

organisasi tidak dapat lepas dari hubungan keterkaitan antar individu karena jelas

sekali penekanan dalam organisasi itu sendiri adalah suatu kerja sama. Kerja sama

akan terjalin bila individu saling berkaitan dan membertuk suatu struktur

hubungan demi tercapainya tujuan dari organisasi itu sendiri.

2.1.2 Manajemen Keuangan Daerah

Definisi manajemen memang memiliki banyak persepsi, namun tujuan dan

visi nya tetaplah sama. Seringkali kita dengar jika pengertian manajemen itu

sejatinya bermakna mengenai seni mengatur atau mengelola.

Menurut George Terry (2012:1) memberikan pengertian manajmen adalah:

“Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan

bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-

tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.”

Page 48: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

28

Dalam Encylopedia Of The Social Science dikatakan bahwa manajemen

adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu

diselenggarakan dan diawasi.

Menuru Haiman dalam Manullang (2004:3) mengatakan bahwa:

“manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang

lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan bersama.”

George Terry dalam Manullang (2004:4) mengatakan bahwa:

“manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu

dengan mempergunakan kegiatan orang lain.”

Dari pengertian diatas terdapat tiga pokok penting dalam definisi-definisi

tersebut, yaitu pertama, adanya tujuan yang ingin dicapai; kedua, tujuan dicapai

dengan mempergunakan kegiatan orang-orang lain; dan ketiga, kegiatan-kegiatan

orang lain harus dibimbing dan diawasi. Chester I Bernard dalam bukunya The

Function of The Excecutive, mengakui bahwa manajemen itu adalah seni dan juga

sebagai ilmu. Demikian pula Henry Fayol,Alfin Brown, Harold Koontz dan Cyril

O’Donnel dan George R Terry beranggapan bahwa manajemen itu adalah ilmu

sekaligus seni.

Manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata

mendatangkan hasil atau manfaat,sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsi

menerangkan fenomena-fenomeana (gejala-gejala), kejadian-kejadian, keadaan-

keadaan, jadi memberikan penjelasan-penjelasan.

Page 49: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

29

Dilihat dari berbagai pengertian manajemen serta kenyataan bahwa manajamen itu

adalah ilmu dan seni, maka manajemen itu dapat diberi definisi sebagai

“manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,

pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah

ditetapkan.”

Manajemen keuangan daerah merupakan suatu perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian terhadap semua hak dan

kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat

dinilai dengan uang termaksud didalamnya segala bentuk kekayaan yang

berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah, dalam kerangka anggaran

pendapatan dan belanja daerah. Keuangan daerah adalah semua hak dan

kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat

dinilai dengan uang, termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang

berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah, dalam kerangka anggaran dan

pendapatan dan belanja daerah (APBD). Keterkaitan keuangan daerah yang

melekat dengan APBD merupakan pernyataan bahwa adanya hubungan antara

dana daerah dengan dana pusat atau dikenal dengan istilah perimbangan keuangan

pusat dan daerah. Dana tersebut terdiri dari dana dekonsentrasi dan dana

desentralisasi. Dana dekosentrasi berbentuk dana bagi hasil, dana alokasi umum,

dan dana alokasi khusus. Sedangkan yang dimaksud dana desentralisasi adalah

yang bersumber dari pendapatan asli daerah.

Page 50: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

30

Dalam Mahmudi, (2010:14) tahapan siklus manajemen pendapatan daerah

adalah identifikasi sumber, administrasi, koleksi, pencatatan atau akuntansi, dan

alokasi pendapatan.

Identifikasi Sumber Pendapatan

Pada tahap identifikasi kegiatan yang dilakukan berupa pendataan sumber-

sumber pendapatan termasuk menghitung potensi pendapatan. Identifikasi

pendapatan pemerintah, meliputi:

1. Pendataan objek pajak, subjek pajak, dan wajib pajak

2. Pendataan objek retribusi, subjek retribusi, dan wajib retribusi

3. Pendataan sumber penerimaan bukan pajak

4. Pendataan lain-lain pendapatan yang sah

5. Pendataan potensi pendapatan untuk masing-masing jenis pendapatan

Administrasi Pendapatan

Administrasi pendapatan sangat penting dalam siklus manajemen pendapatan

sebab tahap ini akan menjadi dasar untuk melakukan koleksi pendapatan. Pada

tahap administrasi pendapatan, kegiatan yang dilakukan meliputi:

1. Pendapatan wajib pajak dan retribusi

2. Penentuan jumlah pajak dan retribusi

3. Penetapan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah dan Nomor Pokok Wajib

Retribusi

4. Penetapan Surat Ketetapan Pajak Daerah dan Surat Ketetapan Retribusi

Koleksi Pendapatan

Tahap koleksi pendapatan meliputi penarikan, pemungutan, penagihan dan

pengumpulan pendapatan baik yang berasal dari wajib pajak daerah dan retribusi

daerah, dana perimbangan dari pemerintah pusat maupun sumber lainnya . khusus

untuk pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah dapat digunakan beberapa

system, antara lain:

1. Self assessment system

2. Official assessment system

3. Joint collection

Self assessment system adalah system pemungutan pajak daerah yang

dihitung, dilaporkan, dan dibayarkan sendiri oleh wajib pajak daerah. Dengan

system ini wajib pajak mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dan

membayarkan pajak terutangnya ke Kantor Pajak Derah (KPPD) atau unit kerja

yang ditetapkan pemerintah daerah. Official assessment system adalah system

pemungutan pajak yang nilai pajaknya ditetapkan oleh pemerintah dalam hl ini

ditetapkan oleh gubernur/bupati/walikota melalui penerbitan Surat Ketetapan

Pajak Daerah dan Surat Ketetapan Retribusi yang menunjukkan jumlah pajak

Page 51: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

31

atau retribusi daerah terutang. Wajib pajak atau Retribusi daerah selanjutnya

berdasarkan SKP-Daerah dan SKR tersebut membayarkan pajak/retribusi

terutangnya melalui bendahara penerimaan atau bendahara penerimaan pembantu

pada masing-masing instansi pemungut, atau bisa juga pembayaran dilakukan

melalui bank, kantor pos atau lembaga lain yang ditunjuk pemerintah daerah.

Sementara itu, Joint collection system adalah system pemungutan pajak daerah

yang diungut oleh pemungut pajak yang ditunjuk pemerintah daerah. Contoh joint

collection system adalah pemungutan pajak penerangan jalan oleh PLN, pajak

bahan bakar kendaraan bermotor oleh Pertamina, dan sebagainya.

Pencatatan (Akuntansi) Pendapatan

Setelah dilakukan pengumpulan pendapatan, tahap berikutnya adalah

pencatatan pendapatan ke dalam system akuntansi. Pada prinsipnya setiap

penerimaan pendapatan harus segera disetor ke rekening kas umu daerah pada hari

itu juga atau paling lambat sehari setelah diterimanya pendapatan tersebut. Untuk

menampung seluruh sumber pendapatan perlu dibuat satu rekening tunggal

(treasury single account), dalam hal ini rekening kas umum daerah. Yujuan

pembuatan satu pintu utuk pemasukan pendapatan adalah untuk memudahkan

pengendalian dan pengawasan pendapatan. Selanjutnya penerimaan pendapatan

tersebut dibukukan dalam buku akuntansi, berupa jurnal penerimaan kas, buku

pembantu, buku besar kas, dan buku besar penerimaan per rincian objek

pendapatan. Kemudian buku catatan akuntansi tersebut akan diringkas dan

dilaporkan dalam laporan keuangan pemerintah daerah, yaitu Laporan Realisasi

Anggaran, Neraca, dan Laoran Arus Kas. Pemerintah daerah harus memastikan

bahwa pemda telah membangun system akuntansi pendapatan yang baik, sehingga

tidak ada pendapatan daerah yang tidak disatat dalam system akuntasi pemda.

Untuk itu, dengan system akuntansi pendapatan yang baik maka tidak perlu lagi

terdapata dana nonbudgeter yang dipermasalahkan transparansi dan

akuntabilitasnya.

Alokasi Pendapatan

Tahap terakhir siklus manajamen pendapatan adalah alokasi pendapatan,

yaitu pengambilan keputusan untuk menggunakan dana yang ada untuk

membiayai pengeluaran daerah yang dilakukan. Pengeluaran daerah meliputi

pengeluaran belanja, yaitu belanja operasi dan belanja modal, maupun untuk

pembiayaan pengeluaran yang meliputi pembentukan dana cadangan,penyertaan

modal daerah, pembayaran utang, dan pemberian pinjaman daerah.

Page 52: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

32

Gambar 2.1

Siklus Manajemen Pendapatan Daerah

Manajemen penerimaan daerah sangat erat kaitannya dengan kemampuan

pemerintah daerah dalam mengelola potensi fiskal daerah. Potensi fiskal daerah

adalah kemampuan daerah dalam menghimpun sumber-sumber pendapatan yang

sah. Berhasil tidaknya pemerintah daerah dalam memperoleh pendapatan daerah

sangat dipengaruhi oleh sistem manajemen pendapatan yang digunakan.

1. Identifikasi

sumber

pendapatan

2. Menghitung

basis

pendapatan

(revenue

basis)

3. pendapatan

objek,

subjek, dan

wajib

pajak/retribu

si

4. penhitungan

potensi

masing-

masing

sumber

pendapatan

1. Penentuan

dan

penetapan

wajib pajak

dan retribusi

2. Penetapan

nomor

pokok wajib

pajak daerah

dan nomor

pokok wajib

retribusi

3. Penerbitan

surat

ketetapan

pajak daerah

dan surat

keputusan

retribusi

1. Dihitung &

dipungut

oleh petugas

(official

assessment

system)

2. Dihitung &

dibayarkan

sendiri oleh

Wajib pajak/

retribusi

(self

assessment

system)

3. Dipungut

oleh pihak

ketiga yang

ditunjuk

pemda

1. Pengumpula

n

pendapatan

dalam

rekening kas

umum

daerah

2. Pencatatan

dalam

system

akuntansi

pemerintah

daerah

3. Pelaporan

pendapatan

dalam

laporan

keuangan

pemerintah

daerah

1. Penentuan

jumlah

alokasi

pendapatan

untuk

pengeluaran

belanja

daerah,melip

uti belanja

operasi dan

belanja

modal

2. Penentuan

jumlah

alokasi

pendapatan

untuk

pembiayan

daerah

Identifikasi

pendapatan

Administrasi

pendapatan

Koleksi

pendapatan

Akuntansi

pendapatan

Alokasi

pendapatan

Page 53: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

33

Dalam Mahmudi, (2010:17) mengatakan bahwa pada dasarnya terdapat

beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan pemerintah daerah dalam

membangun system manajemen penerimaan daerah, yaitu:

Perluasan basis penerimaan

Peningkatan pendapatan dapat dilakukan pada tataran kebijakan maupun

perbaikan administrasinya. Upaya melakukan perluasan basis penerimaan

merupakan salah satu bentuk peningkatan pendapatan melalui kebijakan. Yang

dimaksud perluasan basis penerimaan adalah memperluas sumber penerimaan.

Untuk memperluas basis penerimaan. Pemerintah daerah dapat melakukannya

dengan cara berikut:

1. Mengidentifikasi pembayar pajak/retribusi dan menjaring wajib

pajak/retribusi baru

2. Mengevaluasi tariff pajak/retribusi

3. Meningkatkan basis data objek pajak/retribusi

4. Melakukan penilaian kembali (appraisal) atas objek pajak/retribusi

Pengendalian atas kebocoran pendapatan

Untuk mengoptimalkan perolehan pendapatan, pemerintah daerah harus

melakukan pengawasan dan pengendalian yang memadai. Sumber-sumber

kebocoran harus diidentifikasi dan segera diatasi. Kebocoran pendapatan bisa

disebabkan karena penghindaran pajak (tax avoidance), penggelapan pajak (tax

evasion), pungutan liar, atau korupsi petugas. Untuk mengurangi kebocoran

pendapatan beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain.

1. Melakukan audit, baik rutin maupun incidental

2. Memperbaiki system akuntansi penerimaan daerah

3. Memberikan penghargaan yang memadai bagi masyarakat yang taat pajak

dan hukuman (sanksi) yang berat bagi yang tidak mematuhinya

4. Meningkatkan disiplin dan moralitas pegawai yang terlibat dalam

pemungutan pendapatan

Peningkatan efisiensi administrasi pajak

Efisiensi administrasi pajaksangat berpengaruh terhadap kinerja penerimaan

daerah. Masyarakat yang sebenarnya sudah memiliki kesadaran membayar pajak

bisa jadi enggan membayar pajak karena alasan rumitnya mengurus pajak.

demikian pula investor yang ingin berinvestasi di daerah seringkali enggan masuk

ke daerah karena hambatan birokrasi termasuk administrasi pajak yang berbelit-

belit dan berbagai pungutan di daerah. Terdapat beberapa cara yang dapat

dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan efisiensi administrasi pajak,

yaitu sebagai berikut:

1. Memperbaiki prosedur administrasi pajak sehingga lebih mudah dan

sederhana

2. Mengurangi biaya pemungutan pendapatan

Page 54: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

34

3. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti bank, kantor pos,

koperasi dan pihak ketiga lainnya untuk memberikan kemudahan dan

kenyamanan dalam membayar pajak

Transaparansi dan akuntabilitas

Aspek penting lainnya dalam system manajemen penerimaan daerah adalah

transparansi dan akuntabilitas. Dengan adanya transparansi dan akuntabilitas

maka pngawasan dan pengendalian manajemen pendapatan daerah akan semakin

baik. Selain itu, kebocoran pendapatan juga dapat lebih ditekan. Untuk

melaksanakan prinsip transparansi dan akuntabilitas ini memang membutuhkan

beberapa persyaratan.

1. Adanya dukungan Teknologi Informasi (TI) untuk membangun system

informasi manajemen pendapatan daerah

2. Adanya staf yang memiliki kompetensi dan keahlian yang memadai

3. Tidak adanya korupsi sistemik di lingkungan entitas pengelola pendapatan

daerah.

Secara umum pajak daerah memberikan kontribsi terbesar terhadap

penerimaan Pendapatan Asli Daerah. Peraturan perundangan mengenai pajak

daerah mengalami beberapa kali perubahan. Peraturan perundangan di bidang

pajak daerah antara lain UU No. 11 Drt Tahun 1957 tentang Peraturan Umum

Pajak Daerah, UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah, UU No. 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas UU No. 18 Tahun 1997

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Kemudian pada tahun 2009

pemerintah pusat mengeluarkan UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan

Retribusi Daerah menggantikan UU No. 34 Tahun 2000.

Manajemen pajak daerah juga terkait dengan pemenuhan prinsip-prinsip

umum perpajakan daerah yang baik. Prinsip pajak daerah tersebut adalah (Devas,

1989):

1. Prinsip Elastisitas. Pajak daerah harus memberikan pendapatan yang

cukup dan elastis, artinya mudah naik turun mengikuti naik/turunnya

tingkat pendapatan masyarakat. Implikasi prinsip elastisitas pajak ini

terhadap manajemen pajak daerah adalah perlunya pemerintah daerah

Page 55: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

35

meningkatkan pendapatan masyarakat terlebih dahulu sebelum menaikkan

pajak agar nantinya masyarakat tidak keberatan membayar pajak.

2. Prinsip keadilan. Pajak daerah harus memberikan keadilan, baik adil

secara vertical dalam arti sesuai dengan tingkatan social kelompok

masyarakat maupun adil secara horizontal dalam arti berlaku bagi setia

anggota kelompok masyarakat. Implikasi prinsip keadilan terhadap

manajemen pajak daerah adalah perlunya pemerintah daerah menetapkan

tariff pajak yang progresif untuk jenis pajak tertentu dan menerapkan

perlakukan hukum yang sama bagi seluruh wajib pajak sehingga tidak ada

yang kebal pajak.

3. Prinsip kemudahan administrasi. Administrasi pajak daerah harus

fleksibel, sederhana, mudah dihitung, dan memberikan pelayanan yang

memuaskan bagi wajib pajak. implikasi prinsip ini terhadap manajemen

pajak daerah adalah perlunya pemerintah daerah melakukan perbaikan

dalam system administrasi pajak daerah sehingga menjamin adanya

kesederhanaan, kemudahan, dan fleksibilitas bagi masyarakat dalam

membayar pajak.

4. Prinsip Keberhasilan Politis. Pajak daerah harus dapat diterima secara

politis oleh masyarakat, sehingga masyarakat sadar untuk membayar

pajak. Implikasi prinsip ini terhadap manajemen pajak daerah adalah

perlunya pemerintah bekerjasama dengan DPRD dan melibatkan

kelompok-kelompok masyarakat dlam menetapkan kebijakan pajak daerah

dan sosialisasi pajak daerah. Bahkan, jika dimungkinkan melibatkan

masyakarat dalam pemngutn pajak tertentu.

5. Prinsip Nondistorsi Terhadap Perekonomian. Pajak daerah tidak boleh

menimbulkan dampak negative terhadap perekenomian. Pada dasarnya

setiap pajak atau pungutan akan menimbulkan suatu beban baik bagi

konsumen maupun produsen. Namun diusahakan jangan sampai suatu

pajak atau pungutan menimbulkan beban tambahan yang berlebihan

sehingga merugikan masyarakat dan perekonomian daerah.

Terkait dengan prinsip-prinsip pajak tersebut, maka manajemen

perpajakan daerah harus mampu menciptakan sistem pemungutan yang ekonomis,

efisien, dan efektif. Pemerintah daerah harus memastikan bahwa penerimaan

pajak lebih besar dari biaya pemungutannya. Selain itu,pemerintah daerah perlu

menjaga stabilitas penerimaan pajak tersebut. Fluktuasi penerimaan pajak

hendaknya dijaga tidak terlalu besar, sebab jika sangat fluktuatif juga kurang baik

untuk perencanaan keuangan daerah. Pajak hotel dan pajak restoran mempunyai

karakteristik yang hampir sama. Sebelumnya kedua jenis pajak ini merupakan

Page 56: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

36

suatu kesatuan, tetapi berdasarkan UU 34/2000 kemudian dipisah. Keuntungan

dari pajak hotel dan restoran adalah keduanya bersifat mengambang (buoyant) dan

punya cukup kemampuan menghasilkan (vield) secara substansial. Pajak ini juga

dinilai cukup adil dan relative mudah untuk dihitung dan dikumpulkan.

Manajemen pajak hotel dan restoran yang perlu dilakukan pemerintah daerah

antara lain dengan memperbaiki data base wajib pajak. komputerisasi

administrasi pajak yang terkoneksi dengan sistem informasi pihak hotel,

melakukan sosialisasi pajak secara memadai, pemberian penghargaan kepada

wajib pajak yang taat membayar pajak, dan kemungkinan outsourcing dalam

pemungutan pajak.

2.1.3 Konsep Pajak Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan daerah dari hasil

pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan hasil

pegelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan, serta lain-lain PAD yang

sah, Tangkilisan (2005: 80). Pendapatan asli daerah sebagai sumber penerimaan

yang penting perlu terus ditingkatkan guna membiayai penyelenggaraan

pemerintahan daerah dan pembangunan daerah, sehingga kemandirian dan

otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab dapat dilaksanakan.

Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan

daerah yang termasuk kedalam sumber Pendapatan Asli Daerah adalah

pendapatan daerah dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan

Page 57: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

37

milik daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan,

serta lain-lain PAD yang sah. Hampir di daerah diseluruh Indonesia, diantara

kelima sumber tersebut, pajak daerah dan retribusi daerah adalah sumber andalan

dari pendapatan asli daerahnya.

Kebanyakan daerah-daerah di Indonesia menganggap bahwa pajak adalah

sumber penerimaan yang terbesar bagi sumber pembiayaan pembangunan daerah.

Pajak dianggap sebagai salah satu cara yang paling efektif untuk mendistribusikan

beban pemerintah kepada rakyatnya.

Dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan

retribusi daerah, yang termasuk pajak yang dipungut oleh pemerintah Provinsi dan

pemerintah Kabupaten atau Kota adalah:

1. Pajak Provinsi terdiri dari:

a. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air

b. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air

c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor

d. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air

permukiman.

2. Pajak Kabupaten atau Kota terdiri dari:

a. Pajak hotel

b. Pajak restoran

c. Pajak hiburan

d. Pajak reklame

Page 58: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

38

e. Pajak penerangan jalan

f. Pajak pengambilan bahan galian golongan C

g. Pajak parkir

Pajak dapat diartikan juga menetapkan, membebani atau mengenakan suatu

beban (pajak). Untuk lebih jelasnya berikut ini beberapa definisi atau pengertian

pajak menurut para ahli.

Menurut Prof, Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam Mardiasmo (2006:1)

mendefinisikan pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-

undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal

(kontrapretasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan

untukmembayar pengeluaran umum.

Sedangkan menurut Sommerfeld Ray M, dkk. Dalam Mohammad Zain

(2007:11) pajak adalah suatu pengalihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas

Negara untuk membiayai rutin dan surplusnya untuk public saving yang

merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.

Adriani dalam Mohammad Zain (2007:10) mengungkapkan bahwa pajak

adalah iuran rakyat kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh

yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang)

dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat dtunjuk dan yang

gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung

tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

Dari beberapa definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pajak

merupakan suatu pungutan atau penghasilan oleh pemerintah berdasarkan suatu

peraturan perundang-undangan. Dimana dari hasil pajak tersebut dipergunakan

untuk membiayai pembiayaan umum pemerintah, dan juga masyarakat.

Pemungutan tersebut pelaksanaannya dapat dilakukan secara paksa kepada wajib

pajak, dan pemerintah tidak dapat memberikan balas jasa secara langsung. Dari

uraian tersebut maka pajak memiliki unsur-unsur:

Page 59: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

39

1. Iuran dari rakyat kepada Negara

Yang berhak memungut pajak adalah Negara. Iuran tersebut berupa uang

(bukan barang).

2. Berdasarkan undang-undang

Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang atau

serta aturan pelaksanaannya.

3. Tanpa jasa timbal atau kontraorestasi dari Negara yang secara langsung

dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat dtunjukkan adanya

kontraprestasi individual oleh pemerintah.

4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaran-

pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

2.1.3.1 Pengertian Pajak Hotel

Pengenaan pajak hotel tidak mutlak ada pada setiap daerah Kabupaten atau

Kota yang ada di seluruh Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang

diberikan kepada pemerintah Kabupaten atau Kota. Oleh karena itu, untuk dapat

dipungut pada suatu daerah Kabupaten atau Kota, pemerintah daerah harus

terlebih dahulu menerbitkan peraturan daerah tentang pajak hotel. Peraturan itu

akan menjadi landasan hukum operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan

dan pemungutan pajak hotel di daerah Kabupaten atau Kota yang bersangkutan.

Menurut Marihor P. Siahaan (2005: 245) pajak hotel adalah pajak atas

pelayanan hotel, pengertian hotel disini juga termasuk rumah penginapan yang

memungut bayaran.

Page 60: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

40

Dalam pemungutan pajak hotel terdapat beberapa terminology yang perlu

diketahui. Terminology tersebut dapat dilihat berikut ini, Marihot P. Siahaan

(2005:246):

1. Hotel adalah bangunan khusus yang disediakan bagi orang untuk dapat

menginap/beristirahat, memperoleh pelayanan dan atau fasilitas lainnya

dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu,

dikelola dan dimiliki oleh pertokoan dan perkantoran.

2. Rumah penginapan adalah penginapan dalam bentuk dan klasifikasi

apapun beserta fasilitasnya yang digunakan untuk menginap dan

disewakan untuk umum.

3. Pengusaha hotel adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun

yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha

dalam bidang penginapan.

4. Pembayaran adalah jumlah yang diterima atau seharusnya diterima sebagai

imbalan atau penyerahan barang atau pelayanan sebagai pembayaran

kepada pemilik hotel.

5. Bon penjualan (bill) adalah bukti pembayaran, yang sekaligus sebagai

bukti pungutan pajak, yang dibuat oleh wajib pajak pada saat mengajukan

atas jasa pemakaian kamar atau tempat penginapan beserta fasilitas

penunjang lainnya kepada subjek pajak.

2.1.3.2 Dasar Hukum Pemungutan Pajak

Pemungutan pajak hotel di Indonesia saat ini didasarkan pada dasar hukum

yang jelas dan kuat sehingga harus dipenuhi oleh masyarakat dan pihak terkait.

Dasar hukum pemungutan pajak hotel pada suatu Kabupaten atau Kota adalah

sebagaimana dibawah ini:

1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 yang merupakan perubahan atas

undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi

daerah.

2. Peraturan pemerintah No.91 Tahun 2010 tentang jenis pajak daerah yang

dipungut berdasarkan penetapan kepala daerah atau dibayar sendiri oleh

wajib pajak.

Page 61: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

41

3. Peraturan daerah Kabupaten atau Kota yang mengatur pajak hotel

4. Keputusan Bupati atau walikota yang mengatur tentang pajak hotel

sebagai aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang pajak hotel pada

Kabupaten/Kota dimaksud.

2.1.3.3 Objek Pajak Hotel

Objek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan

pembayaran, termasuk pelayanan sebagaimana dibawah ini, Abdul Halim (2004:

165):

1. Fasilitas penginapan atau fasilitas jangka pendek. Dalam pengertian rumah

penginapan termasuk rumah kos dengan jumlah kamar sepuluh atau lebih

yang menyediakan fasilitas seperti rumah penginapan. Fasilitas

penginapan/ fasilitas jangka pendek antara lain, gubuk pariwisata, motel,

wisma pariwisata, pesanggrahan (hostel), losmen, dan rumah penginapan.

2. Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau

tempat tinggal jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan

kenyamanan. Pelayanan penunjang, antara lain telepon, facsimile,

fotocopy, pelayanan cuci, taksi dan pengangkutan lainnya, yang

disediakan atau dikelola hotel.

3. Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan khusus untuk tamu hotel,

bukan untuk umum. Fasilitas olahraga dan hiburan antara lain pusat

Page 62: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

42

keubugaran, kolam renang, tenis, golf, karaoke, diskotik, yang disediakan

atau dikelola hotel.

4. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel.

Adapun pelayanan-pelayanan yang dikecualikan atau bukan merupakan objek

pajak hotel, meliputi:

1. Penyewaan rumah atau kamar, apartemen dan fasilitas tempat tinggal

lainnya yang tidak menyatu dengan hotel.

2. Pelayanan tinggal diasrama dan pondok pesantren.

3. Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan dihotelyang digunakan

oleh bukan tamu hotel dengan pembayaran.

4. Pertokoan, perkantoran, perbankan, dan salon yang digunakan oleh umum

di hotel.

5. Pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hoteldan dapat

dimanfaatkan oleh umum.

2.1.3.4 Subjek Pajak dan Wajib Pajak Hotel

Pada pajak hotel yang menjadi subjek pajak adalah orang pribadi atau

badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan hotel. Secara sederhana yang

menjadi subjek pajak adalah konsumen yang menikmati dan membayar pelayanan

yang diberikan oleh pengusaha hotel. Sementara itu, yang menjadi wajib pajak

adalah pengusaha hotel, yaitu orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang

dalam lingkungan perusahaannya atau pekerjaannya melakukan usaha dibidang

Page 63: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

43

jasa penginapan. Dengan demikian, objek pajak dan subjek pajak pada pajak hotel

tidak sama. Konsumen yang menikmati pelayanan hotel merupakan subjek pajak

yang memabayar (menanggung) pajak sedangkan pengusaha hotel bertindak

sebagai wajib pajak yang diberi kewenangan untuk memungut pajak dari

konsumen (subjek pajak) dan melaksanakan kewajiban perpajakan lainnya.

Dalam menjalankan kewajiban perpajakannya wajib pajak dapat diwakili

oleh pihak tertentu yang diperkenankan oleh undang-undang dan peraturan daerah

tentang pajak hotel. Wakil wajib pajak bertanggung jawab secara pribadi atas

pembayaran pajak terutang. Selain itu, wajib pajak dapat menunjuk seorang kuasa

dengan surat kuasa khusus untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban

perpajakannya.

2.1.3.5 Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Hotel

Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran yang dilakukan

kepada hotel. Jika pembayaran dipengaruhi oleh hubungan istimewa, harga jual

atau penggantian dihitung atas dasar harga pasar yang wajar pada saat pemakaian

jasa hotel. Contoh hubungan istimewa adalah orang pribadi atau badan yang

menggunakan jasa hotel dengan pengusaha hotel baik langsung atau tidak

langsung, berada dibawah pemilikan atau penguasaan orang pribadi atau orang

yang sama.

Pembayaran adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh subjek pajak

kepada wajib pajak untuk harga jual baik jumlah uang yang dibayarkan maupun

Page 64: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

44

penggantian yang seharusnya diminta wajib pajak sebagai penukaran atas

pemakaian jasa penginapan dan fasilitas penunjang termasuk pula semua

tambahan dengan nama apapun juga dilakukan berkaitan dengan usaha hotel.

Tarif pajak hotel ditetapkan paling tinggi sepuluh persen dan ditetapkan

oleh peraturan daerah Kabupaten atau Kota yang bersangkutan. Hal ini

dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah Kabupaten atau

Kota untuk menetapkan tariff pajak yang sesuai dengan kondisi masing-masing

daerah Kabupaten atau Kota.

2.1.3.6 Penetapan dan Cara Pemungutan Pajak Hotel

Setiap pengusaha hotel (yang menjadi wajib pajak) wajib menghitung,

memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak hotel yang terutang

dengan menggunakan SPTPD. Ketentuan ini menunjukkan system pemungutan

pajak hotel pada dasarnya menggunakan system self assessment, yaitu wajib pajak

diberikan kepercayaan penuh utnuk menghitung, memperhitungkan,

membayar,dan melaporkan sendiri pajak hotel yang terutang. Dengan pelaksanaan

system pemungutan ini petugas Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten/ Kota, yang

ditunjuk oleh Bupati atau walikota menjadi fiskus, hanya bertugas mengawasi

pelaksanaan pemenuhan kewajiban pajak oleh wajib pajak.

Pada beberapa daerah penetapan pajak tidak diserahkan sepenuhnya

kepada wajib pajak tetapi ditetapkan oleh kepala daerah. Terhadap wajib pajak

yang pajaknya ditetapkan oleh Bupati/ walikota, jumlah pajak terutang ditetapkan

Page 65: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

45

dengan menerbitkan SKPD. Wajib pajak tetap memasukan SPTPD tetapi tanpa

perhitungan pajak. Umumnya SPTPD dimasukkan bersamaan dengan pendataan

yang dilakukan oleh petugas Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten atau Kota.

Berdasarkan SPTPD yang disampaikan oleh wajib pajak dan pendataan yang

dilakukan oleh petugas Dinas Pendapatan Daerah, Bupati/Walikota atau pejabat

yang ditunjuk oleh Bupati atau Walikota menetapkan pajak hotel yang terutang

dengan menerbitkan Surat Keputusan Pajak Daerah (SKPD), SKPD harus dilunasi

oleh wajib pajak paling lama tiga puluh hari. Sejak diterimanya SKPD oleh wajib

pajak atau jangka waktu lain yang ditetapkan oleh Bupati atau Walikota.

Pemungutan pajak hotel tidak dapat diborongkan. Artinya, seluruh proses

kegiatan pemungutan pajak hotel tidak dapat diserahkan kepada pihak ketiga.

Walaupun demikian, dimungkinkan adanya kerja sama dengan pihak ketiga dalam

proses pemungutan pajak, antara lain: pencetakan formulir perpajakan,

pengiriman surat-surat kepada wajib pajak, atau penghimpunan data objek san

subjek pajak. Kegiatan yang tidak dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga

adalah kegiatan penghotungan besarnya pajak yang terutang, pengawasan

penyetoran pajak, dan penagihan pajak.

2.1.3.7 Klasifikasi Hotel

Hotel bintang 1 merupakan hotel yang tergolong kecil karena dikelola oleh

pemiliknya langsung. Biasanya terletak dikawasan yang ramai dan memiliki

transportasi umum yang dekat serta hiburan dengan harga yang masuk akal.

Adapun kriterianya diantara lain:

Page 66: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

46

a. kamar mandi di dalam

b. luas kamar standar minimum 20m persegi

c. jumlah kamar standar minimum 15 kamar

Hotel bintang dua biasanya terletak dilokasi yang mudah dicapai artinya

akses menuju lokasi hotel tersebut sangat mudah. Bangunanya terawatt, bersih

dan rapi serta lokasinya bebas polusi. Adapun kiterianya:

a. kamar suite minimum 1 kamar, kamar standar minimum 20 kamar

b. kamar mandi di dalam

c. kamar memiliki telepon dan televisi

d. luas kamar standar minimum 22 meter persegi

e. luas kamar suite minimum 44 meter persegi

f. pintu kamar dilengkapi pengaman

g. harus ada loby

h. adanya AC atau ventilasi

i. kapasitas penerangan minimum 150 lux

j. terdapat sarana olahraga dan rekreasi

k. memiliki Bar

Hotel bintang tiga biasanya berlokasi didaerah tempat wisata atau di

perkotaan pusat bisnis, dan daerah perbelanjaan, dengan menawarkan pelayanan

Page 67: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

47

terbaik, kamar yang luas dan lobby yang penuh dekorasi, para karyawan hotel

yang bertugas terlihat rapi dan professional, berikut kriterianya:

a. terdapat minimum 2 kamar suite, jumlah kamar standar minimum 30

kamar

b. kamar mandi di dalam

c. luas kamar standar minimum 24 meter persegi

d. luas kamar suite minimum 48 meter persegi

e. kamar memiliki toilet sendiri

f. memiliki sarana rekreasi dan olahraga

g. kamar dilengkapi dengan pengatuan udara AC

h. tersedia restoran dengan menu diatas rata-rata

i. memiliki valet parking

Hotel bintang empat sudah termasuk hotel yang berkelas dengan para

karyawan dan staff yang lebih profesional dalam melayani tamu yang datang.

Mereka juga dibekali informasi mengenai pariwisata di sekitar hotel. Hotel ini

memiliki bangunan yang cukup besar dekat dengan pusat perbelanjaan, restoran

dan hiburan. pelayannya pun di atas rata-rata sehingga tamu akan puas bila

menginap. Berikut kriterianya:

a. memiliki minimum 3 kamar suite, minimum kamar standar 50 kamar

b. kamar mandi di dalam

Page 68: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

48

c. luas kamar standar 24 meter persegi

d. luas kamar suite 48 meter persegi

e. memiliki lobby dengan luas minimum 100 meter persegi

f. memiliki bar

g. memiliki sarana rekreasi dan olahraga

h. kamar mandi dilengkapi dengan instalasi air panas dan dingin

i. memiliki toilet umum

Hotel bintang lima merupakan hotel termewah dengan berbagai fasilitas

tambahan serta pelayanan multi bahasa yang tersedia. Hotel bintang lima

memegang prinsip tamu nomor satu sehingga ketika tamu datang disambut dipintu

masuk hotel, diberikan welcome drink dan ketika dikamar diberikan daftar anggur

yang bisa dipilih. Adapun kriteria hotelnya yaitu:

a. terdapat minimum 4 kamar suite, kamar standar minimum 100 kamar

b. memiliki kamar mandi di dalam kamar

c. luas kamar standar 26 meter persegi

d. luas kamar suite minimum 56 meter persegi

e. tempat tidur dan perabot didalam kamar kualitas nomor 1

f. terdapat restoran, dengan layanan antar kamar 24 jam

Page 69: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

49

g. terdapat pusat kebugaran, valet parking, service dari concierge dengan

pengalaman matang.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan peneliti dalam melakukan

penelitian, sehingga peneliti dapat memperkaya teori yang digunakan dalam

mengkaji penelitian yang dilakukan. Penelitian terdahulu, dapat dijadikan bahan

pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang dilakukan oleh

peneliti. Oleh karena itu, penting bagi peneliti untuk melihat penelitian yang

terdahulu. Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian

yang dilakukan oleh peneliti.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Irwan Syah, tahun 2014 mahasiswa

Universitas Diponegoro dengan judul skripsi: Efektivitas Dan Kontribusi Pajak

Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Semarang. Masalah yang

ditemukan dalam penelitian ini yakni belum optimalnya penerimaan dari pajak

hotel di Kota Semarang. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif

kuantitatif. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah

subjek penelitian nya dimana peneliti mengukur tingkat pengelolaan pajak hotel

bukan mengukur efektivitas nya.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Dian Indra Sulistyo, tahun 2013

mahasiswa Universitas Negeri Semarang dengan judul skripsi: Potensi Dan

Efektivitas Pajak Hotel Di Kabupaten Semarang. Masalah yang ditemukan dalam

Page 70: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

50

penelitian yakni masih adanya gap yang cukup besar antara target dan realisasi

penerimaan pajak hotel di Kabupaten Semarang yang menandakan adanya potensi

yang belum dimaksimalkan dengan baik. Metode yang digunakan adalah

kualitatif. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada

metode yang digunakan dimana peneliti menggunakan metode penelitian

kuantitatif.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Agus Rahmanto, tahun 2007

mahasiswa Universitas Negeri Semarang dengan judul skripsi: Efektivitas Pajak

Hotel Dan Kontribusinya Terhadap Pajak Daerah Di Kota Semarang. Masalah

yang ditemukan adalah terjadinya gap yang begitu besar antara target dan realisasi

penerimaan pajak hotel di Kota Semarang pada tahun 2003. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Perbedaan dengan penelitian

yang diteliti oleh peneliti adalah terletak pada locus yang diambil dimana peneliti

mengambil locus di Pandeglang,

Keempat, penelitian yang dilakukan Aidina Maulida, tahun 2012 mahasiswa

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan judul skripsi: Efektivitas Pengelolaan

Pajak Restoran Di Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Serang. Masalah

yang ditemukan adalah kurangnya pegawai di Dinas Pengelola Keuangan Daerah

Kota Serang lalu masih kurang tegasnya aparatur dalam memberikan sanksi

kepada wajib pajak yang mangkir membayar pajak. perbedaan dengan penelitian

yang diteliti oleh peneliti yakni dari teori yang digunakan, dimana dalam

penelitian ini teori yang digunakan adalah teori efektivitas dari Tampubolon

Page 71: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

51

sementara penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan teori manajemen

keuangan daerah dari Mahmudi.

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

Dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka penerimaan pajak akan semakin

meningkat. Peningkatan pajak ini disebabkan oleh dua hal, yaitu: pertama, karena

semakin meningkatnya dasar pajak dan kepatuhan masyarakat. Kedua,karena

adanya pemungutan pajak yang semakin baik dan perbaikan keahlian administrasi

aparat perpajakannya.

Pemerintah daerah dalam menjalankan tugasnya memerlukan sumber

pembiayaan yakni yang tertuang dalan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD). Salah satu sumber pendapatan yang memberikan kontribusi besar

terhadap APBD adalah pajak daerah yang pemungutannya dilakukan oleh Dinas

Pendapatan Daerah masing-masing. Dalam hal ini di Kabupaten Pandeglang

adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang.

Pada hakekatnya Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang sebagai

penyelenggara pemungutan pajak daerah di Kabupaten Pandeglang memiliki misi

dan tanggung jawab untuk menciptakan kepatuhan membayar atau kesadaran

memenuhi sebagai wajib pajak, sehingga diharapkan dapat meningkatkan

pendapatan asli daerah untuk mebiayai penyelenggaraan pembangunan daerah.

Penelitian ini diawali dengan melihat permasalahan-permasalahan yang

terdapat pada latar belakang masalah. Untuk mengukur apakah pemungutan pajak

hotel berjalan dengan baik maka ditentukan dengan mengetahui bagaimana

efektivitas pengelolaan pajak hotel di Dinas Pendapatan Kabupaten Pandeglang

Page 72: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

52

dengan menggunakan indikator manajemen keuangan daerah Mahmudi. Untuk

lebih jelasnya berikut ini akan ditunjukkan alur berfikir peneliti dalam melakukan

penelitian.

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Identifikasi Masalah

1. Terbatasnya sarana dan prasarana sebagai penunjang kerja

pegawai.

2. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ahli dan

kompeten di bidang pendapatan.

3. Kontribusi pajak hotel terhadap PAD belum maksimal

dikarenakan masih banyaknya wajib pajak hotel yang mangkir

membayar pajak.

4. Kurangnya pengawasan yang dilakukan aparatur dalam proses

pemungutan pajak hotel.

5. Belum adanya sistem komputerisasi yang terkoneksi langsung

dengan pihak hotel untuk mempermudah dalam proses

pengawasan dalam sektor pajak hotel.

Indikator Manajemen Keuangan

Daerah, Mahmudi (2010: 17)

1. Perluasan basis penerimaan

2. Pengendalian atas kebocoran

pendapatan

3. Peningkatan efisiensi administrasi

pajak

4. Transparansi dan akuntabiltas

Tingkat Pengelolaan Pajak Hotel di Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten Pandeglang

Page 73: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

53

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data. Pada penelitian ini, hipotesis yang

digunakan adalah hipotesis deskriptif, yaitu dugaan sementara terhadap nilai satu

variable mandiri. Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka hipotesis

yang dipakai adalah:

Tingkat pengelolaan pajak hotel di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Pandeglang ≤ 65% yang artinya tingkat pengelolaan pajak hotel yang dilakukan

oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang paling tinggi 65%.

Adapun pernyataan hipotesis dalam penelitian ini secara lebih jelas dirumuskan

sebagai berikut:

Hipotesis nol (Ho) ≤ 65%

Hal ini berarti hipotesis deskriptif atau hipotesis nol dari penelitian ini

adalah tingkat pengelolaan pajak hotel yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan

Daerah Kabupaten Pandeglang kurang dari atau tercapai paling tinggi 65%.

Hipotesis Kerja (Ha) > 65%

Hal ini berarti hipotesis deskriptif atau hipotesis kerja dari penelitian ini

yaitu tingkat pengelolaan pajak hotel yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan

Daerah Kabupaten Pandeglang lebih dari atau tercapai paling rendah 65%.

Page 74: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

54

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya, sedangkan instrument penelitian adalah alat

atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah, dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006:163).

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini berupaya untuk memahami fenomena sosial tentang Dinas

Pendapatan Daerah dalam mengelola pajak hotel di Kabupaten Pandeglang

dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif

dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringankan berbagai

kondisi, berbagai situasi dan berbagai variable yang timbul di masyarakat yang

menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Pada umumnya format

penelitian ini menggunakan statistic induktif untuk menganalisis data

penelitiannya. Format deskriptif ini dapat dilakukan pada penelitian studi kasus

dan survey (Bungin, 2005:36).

3.2 Instrument Penelitian

Sugiyono (2009:102) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan instrument

penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam

Page 75: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

55

maupun sosial yang diamati. Sementara Arikunto (2006:160) mengatakan bahwa

instrument penelitian adalah alat ukur atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik,dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Dari kedua pengertian tersebut memiliki persamaan bahwa instrument

penelitian merupakan alat ukur yang digunakan oleh peneliti untuk mempermudah

pekerjaannya dalam meneliti fenomena yang sedang diamati. Instrument-

instrument dalam bidang sosial walaupun telah teruji validitas dan reliabilitasnya,

tetapi bila digunakan untuk tempat tertentu belum tentu tepat dan mungkin tidak

valid dan reliable lagi. Hal ini perlu dimaklumi karena gejala atau fenomena sosial

itu cepat berubah dan sulit dicari kesamaannya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa

kuesioner, dokumentasi, studi kepustakaan, wawancara, dan observasi.

1. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mencari informasi yang berkaitan dengan

fenomena yang diamati, yang belum terungkap atau kesulitan untuk digali

secara mendalam melalui instrument kuesioner.

2. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan pengumpulan data yang diperoleh dari

berbagai referensi yang relevan mengenai penelitian ini berdasarkan teks

bookmaupun jurna ilmiah

3. Kuesioner

Kuesioner atau angket adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian

pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti.

Kuseioner yang akan dibuat oleh peneliti berisi beberapa pertanyaan yang

sesuai dengan objek penelitian yang nantinya akan disebarkan kepada

Page 76: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

56

responden yang telah ditentukan. Peneliti menggunakan skala likert dalam

proses pengukuran dan menggunakan metode wawancara langsung dalam

proses pengisian kuesioner.

4. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah tekhnik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-

gejala yang diselidiki. Dalam penelitian ini pengamatan observasi yang

dilakukan adalah nonpartisipan,dimana peneliti tidak terlihat dan hanya

sebagai pengamat independen.

Page 77: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

57

Adapun kisi-kisi instrument dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen

variabel Dimensi Indikator Item pertanyaan

Tingkat

Pengelolaan

Pajak Hotel Di

Dinas

Pendapatan

Daerah

Kabupaten

Pandeglang

Perluasan Basis

Penerimaan

1. Mengidentifikasi pembayar pajak/retribusi

dan menjaring wajib pajak/retribusi baru

2. Mengevaluasi tari pajak/retribusi

3. Meningkatkan basis data objek

pajak/retribusi

4. Melakukan penilaian kembali (appraisal)

atas objek pajak/retribusi

1,2

3,4,5

6,7

8,9

10,11

Pengendalian

Atas Kebocoran

Pendapatan

1. Melakukan audit, baik rutin maupun

incidental

2. Memperbaiki system akuntansi

penerimaan daerah

3. Memberikan penghargaan yang memadai

bagi masyarakat yang taat pajak dan

hukuman (sanksi) yang berat bagi yang

tidak mematuhinya

4. Meningkatkan disiplin dan moralitas

pegawai yang terlibat dalam pemungutan

pendapatan

12,13

14,15

16,17

18,19

20,21

22,23

24,25

Peningkatan

Efisiensi

Administrasi

Pajak

1. Memerbaiki prosedur administrasi pajak

sehingga lebih mudah dan sederhana

2. Mengurangi biaya pemungutan

pendapatan

3. Menjalin kerjasama dengan berbagai

pihak, seperti bank, kantor pos, koperasi,

dan pihak ketiga

26,27

28,29

30,31

Page 78: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

58

Transparansi dan

Akuntabilitas

1. Adanya dukungan Teknologi Informasi

(TI) untuk membangun Sistem Informasi

Manajemen

2. Adanya staf yang harus memiliki

kompetensi dan keahlian yang memadai

3. Tidak adanya korupsi sistemik di

lingkungan entitas pengelola pendapatan

daerah

32,33

34,35

36,37

38,39,40

Terdapat perbedaan antara penelitian kualitatif dengan kuantitatif, dimana

dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif maka peneliti itu

sendiri yang merupakan instrument penelitiannya. Sedangkan dalam penelitian

yang menggunakan pendekatan kuantitatif, peneliti menggunakan instrument

penelitian yaitu alat ukur untuk membantu dalam pengumpulan data.

3.3 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2009: 90) poupulasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek-obyek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Pandeglang dalam rangka untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengelolaan

pajak hotel yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Pandeglang. Maka dari itu yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah

aparatur pegawai di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang, khususnya

pegawai bidang pendapatan Pajak yang secara langsung terlibat dalam proses

pengelolaan pajak hotel di Kabupaten Pandeglang dan pegawai bidang lain

dengan total sebanyak 66 orang

Page 79: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

59

Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono 2009: 91). Adapun teknik sampling yang digunakan

untuk pengambilan sampel adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah tekhnik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini

digunakan jika jumlah populasi relatif kecil atau peneliti ingin membuat

generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah

sensus, dimana semua anggota pouplasi dijadikan sampel. Berdasarkan teknik

sampling yang digunakan di atas, maka peneliti menetapkan jumlah sampel yang

dibutuhkan adalah pegawai di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang.

3.4 Tekhnik Pengolahan dan Analisa Data

Tekhnik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui

tahapan sebagai berikut:

1. Editing

Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh

para pengumpul data. Tujuan dari editing adalah untuk mengurangi

kesalahan atau kekurangan yang ada didalam daftar pertanyaan yang sudah

diselesaikan sampai sejauh mungkin. Dalamediting akan diteliti kembali

hal-hal mengenai kelengkapan pengisian terhadap semua pertanyaan

dalam kuesioner.

Page 80: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

60

2. Koding dan scoring

Koding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden

ke dalam kategori-kategori. Klasifikasi dilakukan dengan cara memberi

tanda/kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban. Selanjtnya

diberikan skor dengan menggunakan skala likert.

Tabel 3.2

Skor Pengikat Menggunakan Skala Likert

Jawaban Alternative Skor

a

b

c

d

Sangat setuju

Setuju

Kurang setuju

Tidak setuju

4

3

2

1

3.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data

berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalotas digunakan rumus chi

kuadrat.

Page 81: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

61

Keterangan:

X² = Harga Chi kuadrat yang dicari

F˳ = Frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi sesuai dengan

keadaan)

Fₑ = Frekuensi yang diharapkan, sesuai dengan teori

Data dikatakan tersebar secara normal apabila harga chi kuadrat lebih kecil

dari harga chi kuadrat dalam tabel atau bisa ditulis (X² hitung < X² tabel) ada taraf

signifikansi 0,05.

Jika X² hitung ≥ X² tabel berarti distribusi tidak normal

Jika X² hitung ≤ X² tabel berarti distribusi normal

3.4.2 Uji Validitas

Instrument penelitian yang baik tentu saja instrument yang valid, sehingga

dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data. Pada

penelitian kali ini, peneliti melakukan pengujian validitas instrument dengan

menggunakan rumus korelasi product moment Sugiyono (2009: 212).

Rumus

Keterangan :

r = Korelasi Product Moment

X = Skor Pertanyaan

Page 82: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

62

Y = Skor Total Seluruh Pertanyaan

XY = Skor Pertanyaan Dikalikan Skor Total

n = Jumlah Responden

3.4.3 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrument dilakukan dengan internal konsistensi

dengan menggunakan tekhnik Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang

dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara butir-butir

pertanyaan kuesioner. Variable dikatakan reliable jika nilai alphanya lebih dari

0,70

Dengan dilakukan uji reliabilitas maka akan menghasilkan suatu

instrument yang benar-benar tepat atau akurat dan mantap. Apabila koefisien

realibitas yang dihasilkan lebih besar berarti instrmen tersebut memiliki

realibilitas yang cukup baik. Rumus alpha cronbach adalah sebagai berikut:

= ( (1- )

Dimana

n = jumlah butir

= variasi butir

= variasi total

Page 83: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

63

3.4.4 Uji t-test

Uji T-test digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif satu atau lebih

variable yang datanya berbentuk interval atau ratio, oleh karena itu data dalam

penelitian ini berbentuk interval maka digunakan uji t-test, dengan rumus sebagai

berikut:

t = X – µ˳

s

Keterangan:

t : nilai t yang dihitung

X : nilai rata-rata

µ˳ : nilai yang dihipotesiskan

s : simpangan baku sampel

n : jumlah anggota sampel

karena Hipotesis nol (Ho) dalam penelitian ini berbunyi efektifitas

pengelolaan pajak hotel di Dinas Pendapatan Daerah Kabupten Pandeglang paling

tinggi adalah 65% maka yang digunakan adalah uji pihak kanan dengan asumsi

sebagai berikut:

jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima Ha ditolak

jika t hitung ≥ t tabel, maka Ho ditolak Ha diterima

Page 84: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

64

3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Pandeglang Jl. Ahmad Yani Nomor 1. Telp (0253) 20054 Fax. 20105 Pandeglang

(42213). Penelitian ini dimulai dari bulan Oktober 2015 sampai dengan bulan Juni

2016.

Tabel 3.3

Jadwal Peneltian

Page 85: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

65

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Dinas pendapatan daerah Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu

perangkat daerah yang bertugas membantu kepala daerah. Dalam hal ini yakni

membantu Bupati dalam menjalankan tugasnya dalam mengelola potensi-potensi

yang bisa menghasilkan dan memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah

di Kabupaten Pandeglang. Dinas Pendapatan daerah Kabupaten Pandeglang

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 2 Tahun

2014 tentang pembentukan organisasi perangkat kerja daerah Kabupaten

Pandeglang.

Mengingat beban tugas yang semakin besar dengan pelimpahan kewenangan

dalam pengelolaan keuangan daerah, khususnya dalam hal pajak daerah dan

retribusi daerah, maka bidang pendapatan perlu ditunjang dengan jabatan

struktural yang relevan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya khususnya

dalam hal pengelolaan pajak dan retribusi daerah. Sejalan dengan ketentuan

tersebut, Dinas Pengelolaan Keangan Pendapatan dan Aset Kabupaten

Pandeglang selaku SKPD induk pecah menjadi Dinas Pengelolaan Keuangan dan

Aset dan Dinas Pendapatan Daerah.

Page 86: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

66

4.1.1 Kedudukan Struktur dan Organisasi

Berdasarkan Peraturan Bupati Pandeglang Nomor 33 Tahun 2014 Struktur

Organisasi Dinas pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang, dipimpin seorang

kepala dinas, 4 kepala bidang, dan 12 kepala seksi dengan rincian sebagai berikut:

1. Unsur pimpinan adalah Kepala Dinas Pendapatan Daerah

2. Unsur pembantu pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari:

a. Subbagian Umun dan Kepegawaian

b. Subbagian Keuangan

c. Subbagian Perencanaan,Evaluasi, dan Pelaporan

3. Bidang pendapatan pajak daerah

a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran Pajak Daerah

b. Seksi Pemeriksaan dan Penetapan Pendapatan Pajak Daerah

c. Seksi Penagihan dan Keberatan Pajak Daerah

4. Bidang pendapatan bukan pajak dan piutang daerah

a. Seksi Kekayaan Daerah dan Lain-lain PAD

b. Seksi Badan Usaha Milik Daerah

c. Seksi Piutang Daerah

5. Bidang pendapatan PBB-P2 dan BPHTB

a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran PBB-P2 dan BPHTB

b. Seksi Penilaian dan Penetapan PBB-P2 dan BPHTB

c. Seksi Penagihan dan Keberatan PBB-P2 dan BPHTB

6. Bidang program kebijakan dan pelaporan pendapatan daerah

a. Seksi Program dan Analisis Pendapatan Daerah

Page 87: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

67

b. Seksi Kebijakan dan Pembinaan Pendapatan Daerah

c. Seksi Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan Pendapatan Daerah

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Kepala dinas berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui sekretaris daerah, yang mempunyai tugas pokok memimpin, merumuskan,

mengkoordinasi, melakukan pembinaan, pengarahan dan evaluasi dibidang

administrasi pengelolaan keuangan daerah.

4.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Pandeglang

Berdasarkan peraturan Bupati Pandeglang Nomor 33 Tahun 2014 tentang

rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Pandeglang. Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang mempunyai tugas

melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan daerah

berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam melaksanakan

tugas,dinas pendapatan daerah menyelenggarakan fungsi:

1 Penyusunana perencanaan program kebijakan pembinaan, pengembangan

dan peningkatan dalam pelayanan umum di bidang pendaptan daerah;

2 Perumusan kebijakan teknis dibidang pendapatan daerah;

3 Pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan

bidang pendapatan daerah;

Page 88: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

68

4 Pelaksanaan pembukuan dan pelaporan atas pemungutan dan penyetoran

pajak daerah dan pendapatan lainnya;

5 Pelaksanaan kegiatan penatausahaan dinas;

6 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan

fungsinya.

4.1.3 Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang

Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang memiliki visi dan misi

untuk mencapai tujuan organisasi yang ingin dicapai. Berikut ini visi dan misi

Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang:

1. Visi

Visi merupakan gambaran masa depan yang hendak diwujudkan. Visi

harus bersifat praktis, realistis untuk dicapai, dan memberikan

tantangan serta menumbuhkan motivasi yang kuat bagi pegawai Dinas

Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang untuk mewujudkannya.

Visi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang adalah:

“Terwujudnya Optimalisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah

Guna Menunjang Penyelenggaraan Pemerintahan dan

Pembangunan Di Kabupaten Pandeglang”

2. Misi

Misi merupaka suatu yang harus dilaksanakan agar tujuan organisasi

dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi misi yang

Page 89: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

69

telah ditetapkan. Dengan adanya misi diharapkan, seluruh pegawai dan

pihak lain dapat mengetahui peran dan program serta mewujudkan visi

tersebut. Maka Misi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang

adalah:

a. Mewujudkan kebijakan teknis bidang pendapatan asli daerah

b. Meningkatkan kemampuan sumber daya aparatur pemerintah

dalam pengelolaan pendapatan asli daerah

c. Optimalisasi potensi sumber pendapatan asli daerah

d. Memberdayakan potensi sumber-sumber pendapatan asli

daerah

e. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat wajib pajak,

retribsi dan wajib pajak lainnya.

4.1.4 Identitas Responden Penelitian

Jumlah seluruh pegawai di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Pandeglang ada sebanyak 66 orang. Dalam penelitian ini, peneliti menentukan

sampel dengan menggunakan sampel jenuh, sehingga sampel yang digunakan

adalah seluruh pegawai yang ada di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Pandeglang yakni yang berjumlah 66 orang. Secara lebih jelas berikut akan

disajikan identitas responden yang disajikan dalam bentuk diagram berikut ini:

Page 90: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

70

Diagram 4.1

Responden Jenis Kelamin

Sumber: hasil peneltian lapangan, 2016

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pegawai Dinas Pendapatan

Daerah Kabupaten Pandeglang sebanyak 68% laki-laki yaitu berjumlah 45 orang.

Sedangkan pegawai perempuan sebanyak 32% yaitu berjumlah 21 orang. Hal ini

menunjukkan bahwa pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang di

dominasi oleh laki-laki. Sedangkan jumlah pegawai perempuan di Dinas Pendapatan

Daerah Kabupaten Pandeglang masih sangat terbatas. Sementara itu, ketidak seimbangan

pria dan wanita di suatu organisasi atau lingkungan pekerjaan akan menimbulkan dampak

terhadap hasil kerja. Menurut Robbins dalam buku Perilaku Organisasi (2006), analisis

terhadap data jenis kelamin responden perlu untuk dilakukan karena adanya perbedaan

penting antara pria dan wanita yang dapat mempengaruhi kinerja mereka. Perbedaan

tersebut berkaitan dengan kemampuan memecahkan masalah, keterampilan analisis,

pendorong persaingan, motivasi, sosiabilitas, dan kemampuan belajar.

Page 91: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

71

Diagram 4.2

Responden Tingkat Pendidikan

Sumber: hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pegawai di Dinas

Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang yang memiliki latar belakang

pendidikan S2 yakni sebesar 11% atau berjumlah 7 orang. Sementara pegawai

Dispenda Pandeglang yang memiliki latar belakang pendidikan S1 yakni sebesar

42% yaitu berjumlah 28 orang. Pegawai Dispenda Pandeglang yang memiliki

latar belakang D3 setelah dipersentasekan terdapat 6% yakni sebanyak 4 orang.

Dan pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan SMA yakni berjumlah 27

orang atau 41%. Dari hasil perhitungan tersebut maka dapat diketahui bahwa

pegawai di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang didominasi oleh

yang berlatar belakang pendidikan S1 yaitu sebanyak 28 orang. Dalam teori

kinerja menurut Kopelman dijelaskan bahwa tingkat pendidikan sangat

mempengaruhi terhadap hasil kerja atau (output). Apabila mayoritas pegawai

Page 92: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

72

dalam suatu organisasi semakin tinggi tingkat pendidikannya maka akan

mempengaruhi terhadap kinerja yang semakin bagus.

Diagram 4.3

Responden Status

Sumber: hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa pegawai Dinas

Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang sebanyak 57% berstatus PNS atau

pegawai negeri sipil yakni berjumlah 38 orang. Sebanyak 14% pegawai di

Dispenda Pandeglang berstatus TKK atau Tenaga Kerja Kontrak yakni berjumlah

9 orang. Sebanyak 29% pegawai Dispenda Pandeglang berstatus TKS atau tenaga

kerja sukarela yaitu berjumlah 19 orang. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa

jumlah pegawai di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang secara

keseluruhan berjumlah 66 orang dengan status pegawai negeri sipil sebanyak 38

orang. Tentu saja hal tersebut menunjukkan bahwa masih kurangnya pegawai di

Dispenda Pandeglang khususnya di bidang pendapatan, terlebih dengan tugas

yang di emban begitu banyak tentunya masih belum berimbang antara tugas yang

ada dengan pegawai yang tersedia.

Page 93: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

73

4.2 Pengujian Statistik

4.2.1 Uji Validitas Penelitian

Pengujian validitas menggunakan analisi item, dengan mengkorelasi skor

tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah secara keseluruhan dari tiap

butir. Uji validitas ini menggunakan rumus korelasi product moment dengan

bantuan SPSS statistic 21 Adapun hasil perhitungan dapat dilihat dari tabel di

bawah ini:

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas

Item Pertanyaan R Hitung R Tabel (5%) Taraf Signifikan

1 0,454 0,246 Valid

2 0,717 0,246 Valid

3 0,788 0,246 Valid

4 0,668 0,246 Valid

5 0,494 0,246 Valid

6 0,826 0,246 Valid

7 0,818 0,246 Valid

8 0,590 0,246 Valid

9 0,692 0,246 Valid

10 0,734 0,246 Valid

11 0,821 0,246 Valid

Page 94: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

74

12 0,723 0,246 Valid

13 0,762 0,246 Valid

14 0,669 0,246 Valid

15 0,828 0,246 Valid

16 0,025 0,246 Tidak Valid

17 0,559 0,246 Valid

18 0,825 0,246 Valid

19 0,770 0,246 Valid

20 0,689 0,246 Valid

21 0,596 0,246 Valid

22 0,729 0,246 Valid

23 0,441 0,246 Valid

24 0,736 0,246 Valid

25 0,608 0,246 Valid

26 0,447 0,246 Valid

27 0,715 0,246 Valid

28 0,587 0,246 Valid

29 0,701 0,246 Valid

30 0,186 0,246 Tidak Valid

31 0,112 0,246 Tidak Valid

32 0,447 0,246 Valid

33 0,587 0,246 Valid

Page 95: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

75

34 0,603 0,246 Valid

35 0,591 0,246 Valid

36 0,721 0,246 Valid

37 0,779 0,246 Valid

38 0,578 0,246 Valid

39 0,670 0,246 Valid

40 0,802 0,246 Valid

Sumber: Pengolahan Data, 2016

Adapun kriteria butir yang digunakan adalah jika r hitung lebih dari (>) r

tabel maka item atau butir pertanyaan bisa dikatakan valid. Apabila r hitung

kurang dari (<) r tabel maka dapat dinyatakan bahwa item atau butir pertanyaan

tidak valid. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa ada 3 item yang

dinyatakan tidak valid, yaitu item atau butir pertanyaan nomor 16, 30 dan nomor

31. Hal tersebut dapat dibandingkan dengan r tabel dimana item nomor 16 sebesar

0,025 dimana nilai tersebut kurang dari < r tabel yakni 0,246. Selain itu item

nomor 30 pun dinyatakan tidak valid karena r hitung 0,186 kurang dari < r tabel

yakni 0,246 dan item pertanyaan nomor 31 yakni dimana di dapat r hitung sebesar

0,112 kurang dari r tabel 0,246 maka dinyatakan tidak valid pada taraf signifikasi

5%.

Page 96: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

76

4.2.2 Uji Reliabilitas Penelitian

Peneliti melakukan uji reliabilitas untuk menjaga kehandalan dari sebuah

instrument atau alat ukur. Dalam penelitian ini butir item yang dilakukan uji

reliabilitas adalah item yang valid, sedangkan item atau butir pertanyaan yang

tidak valid tidak dapat dilakukan uji reliabilitas. Dalam pengukuran reliabilitas

menggunakan rumus Alpha Cronbach. Adapun hasil dari uji reliabilitas yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah nilai Alpha Cronbach sebesar 0,966.

Berdasarkan tingkat reliabilitas jika alpha cronbach > 0,70 maka dapat dikatakan

andal atau reliabel. Sehingga dalam penelitian ini instrument yang di uji

dinyatakan reliabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2

Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.966 37

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2016

Page 97: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

77

4.2.3 Uji Normalitas Penelitian

Uji normalitas merupakan salah satu bagian dari uji persyaratan analisis

data atau biasa disebut asumsi klasik. Uji Normalitas dilakukan sebelum data

diolah berdasarkan model penelitikan yang di ajukan. Tujuan uji Normalitas

adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati

distribusi normal, yakni distribusi data yang mempunyai pola seperti distribusi

normal. Uji Normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov smirnov dengan

bantuan SPSS statistic versi 21. Berikut adalah tabel hasil uji Normalitas:

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

VAR00041

N 66

Normal Parametersa,b

Mean 100.32

Std. Deviation 17.451

Most Extreme Differences

Absolute .083

Positive .083

Negative -.058

Kolmogorov-Smirnov Z .675

Asymp. Sig. (2-tailed) .752

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 98: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

78

Berdasarkan hasil tabel uji Normalitas diatas, dapat diketahui bahwa nilai

signifikasi menunjukkan angka sebesar 0,752. Setelah dilakukan uji Normalitas

dan didapat bahwa angka signifikasi adalah 0,752 maka dapat membuktikan

bahwa angka signifikasi lebih besar dari taraf signifikasi yang digunakan yaitu

0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa data pada penelitian ini berdistribusi

normal.

4.3 Deskripsi Data

Penelitian ini merupakan penelitian satu variabel dengan menggunakan teori

Mahmudi yang dalam teori tersebut terdapat 4 indikator. Setiap indikator dari

teori Mahmudi tersebut kemudian peneliti uraikan dalam bentuk kuesioner. Skala

yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert, dimana pilihan jawaban

dari kuesioner ada 4 item yang masing-masing mempunyai nilai, dimana a

bernilai 4 , b bernilai 3, c bernilai 2 dan d bernilai 1. Dengan asumsi bahwa

semakin tinggi nilai yang diperoleh maka semakin bagus tingkat pengelolaan

pajak hotel di Dispenda Pandeglang.

Uraian dari setiap item pertanyaan di deskripsikan dalam bentuk diagram,

disertai dengan pemaparan dan kesimpulan hasil jawaban dari pertanyaan yang

diajukan melalui kuesioner kepada responden. Berikut ini merupakan pemaparan

untuk pertanyaan-pertanyaan dari setiap indikator:

Page 99: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

79

Diagram 4.4

Tanggapan responden tentang kesesuaian hasil penerimaan pajak hotel yang

diterima Dispenda Pandeglang dengan potensi pajak hotel yang ada di

Kabupaten Pandeglang

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Dari diagram 4.4 diatas dapat dilihat bahwa 11% menjawab sangat sesuai

dengan jumlah 7 responden, lalu 30% menjawab sesuai yaitu sebanyak 20

responden dan 58% atau sebanyak 38 responden menjawab kurang sesuai sisanya

1% yaitu 1 responden menjawab tidak sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa

kesesuaian hasil penerimaan yang diterima oleh Dinas Pendapatan Daerah

Pandeglang kurang sesuai dengan potensi pajak hotel yang ada. Potensi pajak

hotel lumayan besar namun penerimaan yang didapat tidak sebanding dengan

perhitungan potensi yang seharusnya. Di Pandeglang terdapat 38 potensi wajib

pajak yang terdata namun dari hasil rekapan penerimaan yang sudah peneliti

lampirkan dapat diketahui bahwa tidak semua wajib pajak membayar pajak. selain

Page 100: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

80

itu peneliti juga melakukan perhitungan potensi pendapatan pertahun dari

beberapa hotel, sebagai contoh peneliti melakukan perhitungan terhadap Hotel

Diana dimana setelah dilihat dari data hasil rekapan pendapatan bahwa Hotel

Diana membayar pajak dengan nominal yang sama setiap bulannya.

Diagram 4.5

Tanggapan resonden tentang kesesuaian penerimaan pajak hotel dengan

target yang telah ditetapkan oleh Dispenda Kabupaten Pandeglang

Sumber : hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.5 dapat diketahui bahwa tanggapan responden

mengenai kesesuaian penerimaan pajak hotel dengan target yang ditetapkan

adalah sebanyak 15% menjawab sangat sesuai yaitu dengan total 10 responden,

55% menjawab sesuai yaitu sebanyak 36 responden, 26% menjawab kurang

sesuai yaitu sebanyak 17 responden, dan 3 responden atau 4% menjawab tidak

sesuai.

Page 101: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

81

Data tersebut menunjukkan bahwa penerimaan pajak hotel yang diterima

oleh Dispenda Pandeglang sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Setiap tahun realisasi penerimaan yang diterima oleh Dinas Pendapatan

Pandeglang selalu mencapai target yang telah ditentukan. Seharusnya dengan

selalu tercapainya target dari setiap penerimaan pajak hotel setiap tahunnya maka

seharusnya kontribusi dari pajak hotel ini terhadap kas daerah lumayan tinggi.

Diagram 4.6

Tanggapan responden terhadap peningkatan penerimaan pajak hotel di

Dinas Pendapatan Daerah Pandeglang

Sumber: Hasil penelitian lapangan,2016

Berdasarkan diagram 4.6 dapat diketahi bahwa tanggapan responden

terhadap peningkatan penerimaan pajak hotel yang diterima Dinas Pendapatan

Daerah Pandeglang setiap tahunnya adalah sebanyak 17% menjawab selalu yaitu

Page 102: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

82

sebanyak 11 responden, 54% menjawab sering yaitu sebanyak 36 responden lalu

sebanyak 26% menjawab kadang-kadang yaitu sebanyak 17 responden dan

sebanyak 3% menjawab tidak pernah yaitu dengan jumlah 2 responden.

Diagram 4.6 menunjukkan bahwa penerimaan pajak hotel di Dispenda

Pandeglang sering mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun bila melihat

fakta dari LHP Pandeglang tahun 2011 sampai tahun 2015 dapat diketahui bahwa

pernah ada penurunan pendapatan yang terjadi yaitu pada tahun 2013.

Diagram 4.7

Tanggapan responden terhadap pendataan yang dilakukan kepada wajib

pajak hotel di Dispenda Pandeglang

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.7 dapat diketahui bahwa sebanyak 2% atau 1

responden menyatakan bahwa Dispenda Pandeglang selalu melakukan pendataan

Page 103: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

83

terhadap wajib pajak hotel di Pandeglang. Sebanyak 21% atau 14 responden

menyatakan sering, 56% dengan jumlah 37 responden menyatakan kadang-

kadang, dan 21% atau sebanyak 14 responden menyatakan tidak pernah. Maka

dapat diketahui bahwa Dispenda Pandeglang tidak terlalu sering atau kadang-

kadang melakukan pendataan terhadap wajib pajak hotel yang ada di Pandeglang.

Dari hasil wawancara diketahui bahwa kendala dana untuk turun ke lapangan

dalam melakukan pendataan masih kurang mencukupi. Tentu saja hal tersebut

menjadikan kurangnya pengawasan terhadap munculnya wajib pajak baru di

pandeglang, sehingga memungkinkan tidak terdeteksinya tempat penginapan yang

baru muncul yang seharusnya menjadi wajib pajak hotel.

Diagram 4.8

Tanggapan responden terhadap strategi Dispenda Pandeglang dalam

menjaring wajib pajak

Sumber: Hasil Penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.8 dapat diketahui bahwa strategi Dispenda

Pandeglang dalam menjaring wajib pajak, responden menanggapi sebanyak 1%

Page 104: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

84

dengan jumlah 1 responden menyatakan bahwa sangat baik, 23% dengan jumlah

15 responden menyatakan baik lalu 55% berjumlah 36 responden menyatakan

kurang baik dan 21% dengan jumlah 14 responden menyatakan tidak baik. Maka

diketahui bahwa strategi yang digunakan oleh Dispenda Pandeglang dalam

menjaring wajib pajak baru masih kurang baik. Adapun strategi yang digunakan

hanyalah strategi biasa yakni dengan melakukan blusukan ke daerah-daerah

dengan rentang waktu yang jarang dilakukan karena kendala biaya. Oleh karena

itu banyak responden yang merasa bahwa strategi yang digunakan masih kurang

baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu karyawan hotel Sejahtera,

diketahui bahwa jarang adanya penagihan yang dilakukan oleh pihak Dispenda

Pandeglang secara langsung dengan cara datang ke hotel, setelah peneliti

mengkonfirmasi dengan pihak Dispenda berdasarkan penuturan Kabid

Pendapatan bahwa Dispenda berusaha menagih dengan cara mengirim pesan

elektronik atau pesan singkat lewat handphone.

Page 105: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

85

Diagram 4.9

Tanggapan responden terhadap kesesuaian tarif pajak hotel yang ditetapkan

dengan Perda Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Pandeglang

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.9 mengenai tanggapan responden terhadap kesesuaian

tariff pajak hotel dengan Perda pajak daerah yang berlaku di Pandeglang sebanyak

20% dengan jumlah responden 13 orang menjawab sangat sesuai, 56% dengan

jumlah responden 37% menjawab sesuai, 23% sebanyak 15 responden menjawab

kurang sesuai dan 1% dengan jumlah 1 responden menjawab tidak sesuai. Maka

dapat dikatakan bahwa tariff pajak yang diberlakukan sudah sesuai dengan Perda

Nomor 1 Tahun 2011 tentak pajak daerah Pandeglang, dimana tariff pajak hotel

yakni sebesar 10%, dan untuk denda sebesar 2%. Diharapkan bila semua wajib

pajak jujur dalam melakukan perhitungan maka pendapatan yang didapat bisa

besar kontribusinya terhadap PAD.

Page 106: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

86

Diagram 4.10

Tanggapan responden tentang keseuaian wajib pajak dalam membayar

pajak dengan tarif pajak yang telah ditetapkan

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.10 dapat diketahui bahwa 18% dengan jumlah 12

responden menjawab bahwa wajib pajak sudah sangat sesuai membayar

kewajibannya dengan tariff yang telah ditetapkan, 58% dengan jumlah 38

responden menjawab sesuai, 23% dengan jumlah responden 15 orang menjawab

kurang sesuai dan 1 % dengan jumlah responden 1 orang menjawab tidak sesuai.

Dapat diketahui bahwa mayoritas menjawab sesuai, maka dapat dikatakan bahwa

wajib pajak hotel sudah sesuai membayar kewajiban perpajakannya dengan tariff

yang telah ditetapkan. Dimana dalam peraturan daerah Pandeglang Nomor 1

Tahun 2011 dijelaskan bahwa tarif pajak hotel yaitu sebesar 10%, dan dalam UU

Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah bahwa tariff

Page 107: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

87

pajak hotel ditetapkan paling tinggi 10%, dengan begitu perda Pandeglang tidak

menyalahi aturan yang dibuat oleh pemerintah.

Diagram 4.11

Tanggapan responden tentang proses pelaksanaan pengawasan terhadap

pegawai bidang pendapatan yang ditugaskan ke lapangan

Sumber: Hasil Penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.11 sebanyak 3% menjawab sangat baik yaitu

dengan jumlah responden 2 orang, 23% menjawab baik dengan jumlah responden

15 orang, 56% menjawab kurang baik dengan jumlah responden 37 orang dan

18% menjawab tidak baik dengan jumlah responden 12 orang. Maka dapat

diketahui bahwa proses pelaksanaan pengawasan terhadap pegawai bidang

pendapatan yang ditugaskan ke lapangan masih kurang baik. Masih banyak hotel

yang tidak didatangi untuk ditegur langsung oleh aparatur yang bertugas. Pegawai

Page 108: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

88

yang bertugas pun tidak merasa takut dengan teguran dari atasan atas kelalaiannya

dalam bertugas. Karena hal ini sudah menjadi kebiasaan dan belum ada perubahan

mengenai pelaksanaan pengawasan terhadap aparatur yang bertugas ke lapangan.

Diagram 4.12

Tanggapan responden terhadap upaya yang dilakukan Dispenda Pandeglang

dalam peningkatan pendapatan di bidang pajak hotel

Sumber: Hasil penelitian lapangan,2016

Berdasarkan diagram 4.12 diketahui sebanyak 1% dengan jumlah

responden 1 orang menjawab sangat baik, 17% dengan jumlah responden 11

orang menjawab baik, 58% dengan jumlah responden 38 orang menjawab kurang

baik dan 24% dengan jumlah responden 16 orang menjawab tidak baik. Maka

dapat dikatakan bahwa upaya yang dilakukan Dispenda Pandeglang dalam

peningkatan pendapatan dibidang pajak masih kurang baik. Berdasarkan hasil

Page 109: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

89

penelitian bahwa Dispenda Pandeglang masih jarang melakukan pemeriksaan

langsung untuk pendataan wajib pajak yang belum terdaftar. Keterlambatan dalam

melakukan kerja sama dengan pihak ketiga yang sebenarnya dapat mempermudah

wajib pajak yang jauh untuk melakukan pembayaran. Maka dapat dikatakan

upaya yang dilakukan untuk meningkatkan peningkatan pendapatan di bidang

pajak masih kurang baik.

Diagram 4.13

Tanggapan responden terhadap perhitungan potensi pajak hotel yang

dilakukan oleh Dispenda Pandeglang

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.13 dapat diketahui bahwa 20% dengan jumlah

responden sebanyak 13 orang menjawab selalu, 53% dengan jumlah responden

sebanyak 35 orang menjawab sering, 26% dengan jumlah responden 17 orang

menjawab kadang-kadang dan 1% dengan jumlah responden 1 orang menjawab

Page 110: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

90

tidak pernah. Maka dapat diketahui bahwa Dinas Pendapatan Daerah Pandeglang

sering melakukan perhitungan potensi pajak Pandeglang. Namun seperti yang

dapat dilihat pada rekapan pendapatan pajak hotel yang sudah dilampirkan, maka

untuk pendapatan pajak hotel masih banyak wajib pajak yang membayar pajak

dengan nominal yang sama setiap bulannya, dan jauh dengan perhitungan potensi

yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa hotel. Setidaknya dengan

melakukan perhitungan terhadap potensi pajak maka tentunya akan mengetahui

berapa gap antara perhitungan yang dilakukan dengan fakta penerimaan yang

didapat.

Diagram 4.14

Tanggapan responden terhadap inventarisasi hotel yang dilakukan oleh

Dispenda Pandeglang

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.14 dapat diketahui bahwa 20% dengan jumlah

responden 13 orang menjawab selalu, 56% dengan jumlah responden 37 orang

Page 111: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

91

menjawab sering, 23% dengan jumlah responden 15 orang menjawab kadang-

kadang dan 1% dengan jumlah responden 1 orang menjawab tidak pernah. Maka

dapat diketahui bahwa Dispenda Pandeglang sering melakukan inventarisasi hotel

yang ada di Pandeglang. Petugas mengecek kebenaran jumlah kamar disetiap

hotel.

Diagram 4.15

Tanggapan responden terhadap pemeriksaan jumlah wajib pajak hotel di

Pandeglang

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.15 sebanyak 18% dengan jumlah responden 12

orang menjawab selalu, 56% dengan jumlah responden sebanyak 37 orang

menjawab sering, 23% dengan jumlah responden 15 orang menjawab kadang-

kadang dan 3% dengan jumlah responden 2 orang menjawab tidak pernah. Maka

dapat diketahui bahwa Dinas Pendapatan Daerah Pandeglang sering melakukan

Page 112: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

92

pemeriksaan terhadap jumlah wajib pajak yang ada di Pandeglang. Pemeriksaan

dilakukan untuk memastikan wajib pajak hotel yang mana saja yang masih

beroperasi dan yang sudah tidak beroperasi, sehingga dalam menentukan target

pendapatan bisa lebih sesuai.

Diagram 4.16

Tanggapan responden terhadap penyederhanaan sistem akuntansi

penerimaan atau sistem pembukuan di Dispenda Pandeglang

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan tabel 4.16 sebanyak 15% dengan jumlah responden 10 orang

menjawab sangat berusaha, 56% dengan jumlah responden 37 orang menjawab

berusaha, 27% dengan jumlah responden 18 orang menjawab kurang berusaha

dan 2% dengan jumlah responden 1 orang menjawab tidak berusaha. Maka dapat

diketahui bahwa Dispenda Pandeglang selalu berusaha dalam melakukan

penyederhanaan terhadap sistem akuntansi penerimaan di Dispenda Pandeglang.

Page 113: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

93

Penyederhaan pembukuan atau sistem akuntansi memang sangat diperlukan agar

pelaksanaan pekerjaan tidak menjadi rumit dan mudah dimengerti oleh aparatur

pegawai Dispenda. Namun dari hasil observasi dapat diketahui bahwa sistem

pembukuan yang digunakan untuk diloket pembayaran atau pendaftaran masih

tergolong manual jadi sangat riskan jika berkas itu hilang.

Diagram 4.17

Tanggapan responden terhadap kemudahan sistem akuntansi penerimaan

daerah yang digunakan di Dispenda Pandeglang

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahi bahwa sebanyak 1% dengan jumlah

responden 1 orang menjawab sangat mudah 18% dengan jumlah responden 12

orang menjawab mudah dan 58% dengan jumlah responden sebanyak 38 orang

menjawab kurang mudah dan 23% dengan jumlah responden 15 orang menjawab

tidak mudah. Maka dapat diketahui bahwa system akuntansi yang ada Dispenda

Page 114: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

94

Pandeglang kurang mudah digunakan oleh pegawai yang bersangkutan. Mayoritas

pegawai menganggap bahwa system akuntansi yang ada masih kurang mudah

untuk digunakan dalam melakukan pekerjaan secara cepat dan bisa terbilang

masih manual. Sehingga pekerjaan tidak bisa selesai dengan cepat.

Diagram 4.18

Tanggapan responden terhadap pemahaman sistem akuntansi penerimaan

daerah yang biasa digunakan di Dispenda Pandeglang

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.18 sebanyak 17 % dengan jumlah responden 11

orang menjawab sangat paham, sebanyak 59% dengan jumlah responden 39 orang

menjwab paham, 23% dengan jumlah responden 15 orang menjawab kurang

paham dan 1% dengan jumlah 1 responden menjawab tidak paham. Maka dapat

diketahui bahwa pegawai Dispenda Pandeglang paham dengan system akuntansi

yang digunakan. Sebagian besar pegawai dibidang pendapatan dapat memahami

Page 115: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

95

system pembukuan yang dipakai untuk melakukan pencatatan dan rekapan data

pemasukan dari wajib pajak.

Diagram 4.19

Tanggapan responden terhadap pemberian penghargaan untuk wajib pajak

hotel yang taat membayar pajak

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.19 dapat diketahui bawa 2% dengan jumlah

responden 1 orang menjawab selalu, 3% dengan jumlah responden 2 orang

menjawab sering, 33% dengan jumlah responeden 22 orang menjawab kadang-

kadang, dan sebanyak 62% dengan jumlah responden 41 orang menjawab tidak

pernah. Maka dapat dikaatkan bahwa Dispenda Pandeglang tidak pernah

memberikan penghargaan kepada wajib pajak yang selalu taat membayar

pajaknya tepat waktu. Padahal dengan melakukan pemberian penghargaan

setidaknya dapat memotivasi wajib pajak untuk lebih giat lagi dalam membayar

kewajibannya.

Page 116: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

96

Diagram 4.20

Tanggapan responden terhadap kesesuaian sanksi yang diberikan kepada

wajib pajak hotel yang lalai membayar pajak

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui bahwa sebanyak 3% dengan

jumlah responden 2 orang menjawab sangat sesuai, 17% dengan jumlah

responden 11 orang menjawab sesuai, 63% dengan jumlah responden 42 orang

menjawab kurang sesuai dan 17% dengan jumlah responden 11 orang menjawab

tidak sesuai. Maka dapat diketahui bahwa sanksi yang diberikan kepada wajib

pajak yang lalai membayar pajak masih kurang sesuai dengan perda yang berlaku.

Hal ini mengakibatkan semakin tidak jeranya wajib pajak yang tidak membayar

kewajibannya. Kurang tegasnya Dispenda dalam memberikan sanksi tentu saja

berdampak pada pendapatan yang didapat. Dilihat dari hasil rekapan pendapatan

tahun 2015 masih banyak wajib pajak hotel yang tidak membayar kewajibannya

dan sama sekali tidak takut dengan konsekuensi sanksi yang akan diterima karena

Page 117: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

97

sudah terbiasa dengan ketidaktegasan aparatur dalam menegakan sanksi yang

tertulis dalam perda yang berlaku.

Diagram 4.21

Tanggapan responden terhadap upaya Dispenda Pandeglang dalam

melakukan sosialisasi pajak

Sumber: Hasil penelitian lapangan,2016

Berdasarkan diagram 4.21 dapat diketahui bahwa 20% dengan jumlah

responden 13 orang menjawab sangat baik, 56% dengan jumlah responden 37%

menjawab baik, 23% dengan jumlah responden 15 orang menjawab kurang baik,

dan 1% dengan jumlah responden 1 orang menjawab tidak baik. Maka dapat

diketahui bahwa upaya Dispenda Pandeglang dalam melakukan sosialisasi pajak

yang tergolong baik. Dengan dilakukannya sosialisasi maka wajib pajak akan

mengerti pentingnya membayar pajak untuk membantu meningkatkan penerimaan

asli daerah sehingga bisa digunakan untuk pembangunan dalam mensejahterakan

masyarakat Pandeglang.

Page 118: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

98

Diagram 4.22

Tanggapan responden terhadap proses pelaksanaan pengawasan terkait

dengan pemberian sanksi kepada wajib pajak yang lalai membayar pajak

hotel

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.22 dapat diketahui bahwa sebanyak 20% dengan

jumlah responden 13 orang menjawab sangat baik, 58% dengan jumlah responden

38 orang menjawab baik, 21% dengan jumlah responden 14 orang menjawab

kurang baik dan 1% dengan jumlah responden 1 orang menjawab tidak baik.

Maka dapat diketahui bahwa proses pelaksanaan pengawasan terkait pemberian

sanksi kepada wajib pajak yang mangkir membayar pajak sudah baik. Pemberian

sanksi berupa bunga 2% terhadap wajib pajak hotel yang menunggak sudah

dijalankan sesuai dengan Perda yang berlaku.

Page 119: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

99

Diagram 4.23

Tanggapan responden terhadap proses pengawasan yang dilakukan

aparatur Dispenda terhadap wajib pajak hotel dalam melakukan

perhitungan pajak hotel

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.23 dapat diketahui bahwa 1% dengan jumlah

responden 1 orang menjawab sangat baik, 18% dengan jumlah responden 12

orang menjawab baik, 58% dengan jumlah responden 38 orang menjawab kurang

baik dan 23% dengan jumlah responden 15 orang menjawab tidak baik. Maka

dapat dikatakan bahwa proses pengawasan yang dilakukan Dispenda Pandeglang

terhadap perhitungan yang dilakukan oleh wajib pajak masih kurang baik.

Berdasarkan hasil observasi bahwa pendapatan yang didapat sangat jauh sekali

dengan nilai potensi pendapatan dari pajak hotel, dan tidak ada peringatan atau

pengawasan khusus terkait perhitungan yang dilakukan oleh wajib pajak. sehingga

ada beberapa wajib pajak yang membayar kewajibannya dengan nominal yang

Page 120: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

100

sama setiap bulannya. Tentu saja hal tersebut tidak mungkin karena pemasukan

terhadap hotel setiap bulannya pasti tidak akan sama.

Diagram 4.24

Tanggapan responden terhadap proses pemberian sanksi yang diberlakukan

untuk wajib pajak yang mangkir dalam tanggung jawabnya didalam

membayar pajak hotel

Sumber: Hasil penelitian lapangan,2016

Berdasarkan diagram 4.24 dapat diketahui bahwa sebanyak 3% dengan

jumlah responden 2 orang menjawab sangat sesuai, 23% dengan jumlah

responden 15 orang menjawab sesuai, 54% dengan jumlah responden 36 orang

menjawab kurang sesuai dan 20% dengan jumlah responden sebanyak 13 orang

menjawab tidak sesuai. Maka dapat diketahui bahwa proses pemberian sanksi

kepada wajib pajak yang mangkir membayar pajak masih kurang sesuai. Untuk

sanksi keterlambatan dari tanggal jatuh tempo Dispenda memberlakukan bunga

2% sesuai dengan yang tertulis di Perda yang berlaku, namun untuk sanksi

Page 121: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

101

lainnya seperti penjabutan ijin usaha Dispenda tidak berani melakukan tindakan

tersebut. Sehingga masih ada beberapa sanksi lanjutan yang tidak dijalankan oleh

Dispenda terkait mangkirnya beberapa wajib pajak yang ada. Sehingga hal

tersebut tidak memberikan efek jera kepada wajib pajak yang mangkir membayar

pajak.

Diagram 4.25

Tanggapan responden terhadap sistem pelatihan bagi para pegawai

Dispenda dalam usaha pengembangan keahlian dalam mendukung proses

pekerjaan

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.25 dapat diketahi bahwa sebanyak 18% dengan

jumlah responden 12 orang menjawab sangat baik, 53% dengan jumlah responden

35 orang menjawab baik, 27% dengan jumlah responden 18 orang menjawab

kurang baik dan 2% dengan dengan jumlah responden 1 orang menjawab tidak

baik. Maka dapat diketahui bahwa system pelatihan bagi ara pegawai Dispenda

Page 122: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

102

Pandeglang berjalan dengan baik. Dengan berjalan nya system diklat tersebut

diharapkan pegawai semakin kompeten dalam menjalankan pekerjaannya.

Diagram 4.26

Tanggapan responden terhadap keseuaian program pelatihan yang

diberikan kepada pegawai Dispenda Pandeglang

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.26 dapat diketahui bahwa 56% dengan jumlah

responden 37 orang menjawab sangat sesuai, 35% dengan jumlah responden

sebanyak 23 orang menjawab sesuai, 9% dengan jumlah responden sebanyak 6

orang menjawab kurang sesuai dan 0% dengan jumlah 0 responden menjawab

tidak sesuai. Maka dapat dikatakan bahwa kesesuaian program pelatihan yang

diberikan kepada pegawai Dispenda Pandeglang sudah sesuai dengan kebutuhan.

Page 123: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

103

Diagram 4.27

Tanggapan responden terhadap proses pelaksanaan pengawasan terhadap

program pelatihan bagi pegawai Disenda

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.27 dapat diketahui bahwa 18% dengan jumlah

responden sebanyak 12 orang menjawab sangat baik, 55% dengan jumlah

responden 36 orang menjawab baik, 26% dengan jumlah responden sebanyak 17

orang menjawab kurang baik dan 1% dengan jumlah responden sebanyak 1 orang

menjawab tidak baik. Maka dapat dikatakan bahwa proses pelaksanaan

pengawasan terhadap program pelatihan bagi pegawai Dispenda Pandeglang

berjalan dengan baik. Program pelatihan yang diberikan kepada pegawai tentunya

harus diawasi proses pelaksanaan nya karena hal tersebut penting untuk dilakukan

evaluasi. Bila semua pegawai patuh dan selalu mengikuti pelatihan yang

diadakan, diharapkan kualitas kinerja dari pegawai dapat meningkat dan

berdampak pada hasil kerja yang semakin meningkat dan berkualitas.

Page 124: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

104

Diagram 4.28

Tanggapan responden terhadap pemberian sanksi kepada aparatur yang

tidak mengikuti program pelatihan

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan tabel 4.28 dapat diketahui bahwa sebanyak 3% dengan

jumlah responden 2 orang menjawab sangat sesuai, 17% dengan jumlah

responden 11 orang menjawab sesuai, 57% dengan jumlah responden 38 orang

menjawab kurang sesuai, dan sebanyak 23% dengan jumlah responden 15 orang

menjawab tidak sesuai. Maka dapat diketahui bahwa sanksi yang diberikan

kepada aparatur pegawai yang tidak mengikuti program pelatihan masih kurang

sesuai. Masih adanya pegawai Dispenda Pandeglang yang tidak mengikuti

pelatihan, namun hal tersebut hanya sebatas teguran biasa saja. Belum adanya

sanksi yang tegas untuk aparatur pajak yang tidak mengikuti pelatihan. Sehingga

hal tersebut menjadikan pegawai tidak takut terhadap konsekuensinya dan tidak

jera atas ketidak ikutsertaan dalam pelatihan.

Page 125: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

105

Diagram 4.29

Tanggapan responden terhadap usaha Dispenda Pandeglang dalam

memperbaiki prosedur administrasi pembayaran pajak

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.29 dapat diketahui bahwa 58% dengan jumlah

responden 38 orang menjawab sangat berusaha, 33% dengan jumlah responden 22

orang menjawab berusaha, 9% dengan jumlah responden 6 orang menjawab

kurang berusana dan 0% menjawab tidak berusaha. Maka dapat dikatakan bahwa

Dinas pendapatan daerah Pandeglang sudah sangat berusaha untuk memperbaiki

prosedur administrasi pembayaran pajak. prosedur administrasi pembayaran pajak

yang sekarang dijalankan masih manual belum efektif karena dari beberapa wajib

pajak hotel menjelaskan bahwa dengan pembayaran cara manual tersebut tentunya

dirasa kurang efisien.

Page 126: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

106

Diaram 4.30

Tanggapan responden tentang penyampaian informasi (sosialisasi) yang

dilakukan Dispenda Kabupaten Pandeglang terhadap wajib pajak perihal

perencanaan tata cara pemungutan pajak hotel

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.30 dapat diketahui bahwa 17% dengan jumlah

responden sebanyak 11 orang menjawab sangat baik, 55% dengan jumlah

responden sebanyak 36 orang menjawab baik, 27% dengan jumlah responden 18

orang menjawab kurang baik dan 1% dengan jumlah responden sebanyak 1 orang

menjawab tidak baik. Maka dapat dikatakan bahwa sosialisasi yang dilakukan

Dispenda Pandeglang terkait perencanaan tata cara pemungutan pajak hotel

berjalan baik. Sosialisasi dilakukan guna memberitahukan pada wajib pajak tata

cara pembayaran pajak, dan hal lainnya yang berkaitan dengan pajak. sehingga

wajib pajak akan semakin paham mengenai tata cara pembayaran pajak dan

paham bahwa penting sekali membayar pajak karena akan bersangkutan dengan

pembangunan demi kesejahteraan masyarakat.

Page 127: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

107

Diagram 4.31

Tanggapan responden terhadap cara yang dilakukan Dispenda Pandgelang

dalam melakukan penagihan kepada wajib pajak hotel

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan tabel 4.31 maka diketahui bahwa 1% atau sebanyak 1

responden menjawab sangat efektif, 20% atau sama dengan 13 responden

menjawab efektif, 56% dengan jumlah responden sebanyak 37 orang menjawab

kurang efekti dan 23% dengan jumlah responden sebanyak 15 orang menjawab

tidak efektif. Maka dapat diketahui bahwa cara yang dilaukan Dispenda

Pandeglang dalam melakukan penagihan kepada wajib pajak yang lalai membayar

pajak masih kurang efektif. Masih banyak wajib pajak yang sudah ditagih pun

tidak membayar kewajibannya. Tentu saja hal tersebut menjadikan kurangnya

pemasukan ke Kas Daerah. Pegawai yang ditugaskan ke lapangan untuk

melakukan penagihan seharusnya bisa terus mengawasi beberapa wajib pajak

hotel yang mangkir membayar pajak namun karena keterbatasan dana. hal tersebut

jadi jarang dilakukan.

Page 128: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

108

Diagram 4.32

Tanggapan responden terhadap strategi yang dilakukan Dispenda

Pandeglang dalam melakukan pengelolaan pajak hotel

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan tabel 4.32 diketahui bahwa 20% dengan jumlah responden 13

orang menjawab sangat baik, 55% dengan jumlah responden 36 orang menjawab

baik, 24% dengan jumlah responden 16 orang menjawab kurang baik dan 1%

dengan jumlah responden 1 menjawab tidak baik. Maka dapat diketahui bahwa

strategi yang dilakukan Dispenda dalam melakukan pengelolaan pajak hotel sudah

baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bidang pendapatan diketahui

bahwa dalam hal penjaringan wajib pajak hotel pihak Dispenda sendiri masih

kurang maksimal karena keterbatasan biaya untuk ke lapangan, sementara dalam

hal pengelolaan pihak Dispenda sudah berusaha dengan semaksimal mungkin

melakukan yang terbaik.

Page 129: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

109

Diagram 4.33

Tanggapan resonden terhadap penggunaan teknologi yang dapat menunjang

dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan pajak hotel

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan tabel 4.33 dapat diketahui bahwa 58% dengan jumlah

responden 38 orang menjawab sangat menunjang, 35% dengan jumlah responden

23 orang menjawab menunjang, 7% dengan jumlah responden 5 orang menjawab

kurang menunjang dan sisanya 0% menjawab tidak menunjang. Maka dapat

diketahui bahwa penggunaan teknologi dalam pelaksanaan peningkatan pajak

hotel sangat menunjang terhadap pekerjaan. Teknologi tentu saja sangat

dibutuhkan karena dengan adanya system yang berbasis teknologi maka pekerjaan

akan semakin mudah diselesaikan.

Page 130: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

110

Diagram 4.34

Tanggapan responden terhadap kualitas sarana teknologi yang tersedia

dalam melaksanakan tugas pekerjaan di Dispenda Kabupaten Pandeglang

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.34 dapat diketahui sebanyak 1% dengan jumlah

responden 1 orang menjawab sangat baik, 18% dengan jumlah responden 12

orang menjawab baik, 58% dengan jumlah responden 38 orang menjawab kurang

baik, dan 23% dengan jumlah responden 15 orang menjawab tidak baik. Maka

dapat diketahui bahwa kulaitas sarana teknologi yang tersedia di Dispenda guna

menunjang dalam melaksankaan tugas pekerjaan di Dispenda Pandeglang masih

kurang baik. Hasil observasi dapat dikatakan bahwa masih kurangnya peralatan

seperti laptop atau computer dan lemari penyimpanan arsip di Dispenda

Pandeglang. Sehingga masih ada pekerjaan yang dikerjakan dengan cara manual

dan banyak pula arsip yang tercecer karena masih kurangnya tempat penyimpanan

arsip yang ada Dispenda Pandeglang.

Page 131: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

111

Diagram 4.35

Tanggapan responden terhadap kesesuaian jumlah pegawai yang ada dengan

kebutuhan pekerjaan di Dispenda Kabupaten Pandeglang

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.35 dapat diketahui bahwa 3% dengan jumlah

responden 2 orang menjawab sangat sesuai, 18% dengan jumlah responden 12

orang menjawab sesuai, 59% dengan jumlah responden 39 orang menjawab

kurang sesuai dan 20% dengan jumlah responden 13 orang menjawab tidak

sesuai. Maka dapat diketahui bahwa kesesuaian jumlah pegawai yang ada di

Dispenda Pandeglan masih kurang sesuai dengan kebutuhan yang seharusnya.

Banyak pekerjaan yang dipegang oleh beberapa orang saja, hal tersebut

menjadikan pekerjaan tidak mudah selesai. Banyak pekerjaan yang terbengkalai

karena kurangnya pegawai yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan di

Dispenda Pandeglang.sejauh ini Dispenda sudah berupaya untuk meminta

tambahan pegawai namun sampai tahun 2016 masih belum ada penambahan

pegawai.

Page 132: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

112

Diagram 4.36

Tanggapan responden terhadap kesesuaian jabatan/bidang pekerjaan yang

di emban pegawai Dispenda Pandeglang dengan keahlian yang dimiliki

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan tabel 4.36 dapat diketahui bahwa 1% dengan jumlah

responden 1 orang menjawab sangat sesuai, 14% dengan jumlah responden 9

orang menjawab sesuai, 65% dengan jumlah responden 43 orang menjawab

kurang sesuai, 20% dengan jumlah responden 13 orang menjawab tidak sesuai.

Maka dapat dikatakan bahwa kesesuaian jabatan yang dipegang oleh pegawai

Dispenda masih kurang sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Masih adanya

pegawai yang merasa tidak sesuai dengan jabatan yang ia pegang, dan

berdasarkan hasil observasi sebagian besar pegawai dibidang pendapatan

mempelajari kembali tata cara pengelolaan dan pemungutan pajak setelah

ditempatkan dibidang tersebut. Jadi masih banyak pegawai yang merasa bahwa

pekerjaan yang diemban masih belum sesuai dengan keahlian yang dimiliki.

Page 133: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

113

Diagram 4.37

Tanggapan responden terhadap keahlian pegawai Bidang Pendapatan Pajak

Dispenda Pandeglang dalam menguasai bidang pekerjaannya

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan tabel 4.37 dapat diketahui bahwa 21% dengan jumlah

responden 14 orang menjawab sangat menguasai, 56% dengan jumlah responden

37 orang menjawab menguasai, 21% dengan jumlah responden 14 orang

menjawab kurang menguasai, dan 2% dengan jumlah responden 1 orang

menjawab tidak menguasai. Maka dapat diketahui bahwa pegawai Dispenda

menguasai bidang pekerjaannya.

Page 134: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

114

Diagram 4.38

Tanggapan responden terhadap kinerja pegawai dibidang pendapatan

Dispenda Pandeglang yang menangani pajak hotel

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan tabel 4.38 dapat diketahui bahwa 20% dengan jumlah

responden 13 orang menjawab sangat baik, 55% dengan jumlah responden 36

orang menjawab baik, 24% dengan jumlah responden sebanyak 16 orang

menjawab kurang baik dan 1% dengan jumlah responden 1 orang menjawab tidak

baik. Maka dapat diketahui bahwa kinerja pegawa Dispenda yang menangani

pajak hotel sudah baik. Pegawai Dispenda bekerja sesuai dengan perintah dari

atasan dan dengan tanggung jawab yang semestinya.

Page 135: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

115

Diagram 4.39

Tanggapan responden terhadap kompensasi yang diberikan kepada

aparatur pemungut pajak di dalam melaksanakan sistem penilaian kepuasan

wajib pajak

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan tabel 4.39 dapat diketahui bahwa 20% dengan jumlah

responden 13 orang menjawab sesuai, 60% dengan jumlah responden sebanyak 40

orang menjawab kurang sesuai dan 20% dengan jumlah responden 13 orang

menjawab tidak sesuai. Maka dapat diketahui bahwa kompensasi yang diberikan

kepada aparatur pemungut pajak dalam melaksanakan system penilaian kepuasan

wajib pajak masih kurang sesuai. Dana dan kompensasi yang dibutuhkan oleh

pegawai masih kurang, sehingga pegawai yang turun kelapangan merasa masih

butuh biaya untuk menjalankan tugasnya.

Page 136: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

116

Diagram 4.40

Tanggapan responden terhadap kesesuaian kompensasi yang diberikan

kepada aparatur pajak dengan kinerja aparatur

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.40 dapat diketahui bahwa 0% menjawab sangat

sesuai, 17% dengan jumlah responden 11 orang menjawab sesuai, 56% dengan

jumlah responden sebanyak 37 orang menjawab kurang sesuai dan 27% dengan

jumlah responden 18 orang menjawab tidak sesuai. Maka dapat dikatakan bahwa

kompensasi yang diberikan kepada pegawai masih kurang sesuai dengan kinerja

pegawai Dispenda. Pegawai kurang termotivasi dalam melakukan pekerjaannya

karena kompensasi yang diterima menurut mereka masih kurang sesuai. Tentu

saja hal tersebut menjadi hambatan terhadap pekerjaan yang semestinya cepat

terselesaikan.

Page 137: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

117

Diagram 4.41

Tanggapan responden terhadap kesesuaian penyetoran pendapatan pajak

hotel ke kas daerah dengan peraturan yang tertera di dalam Perda Nomor 1

Tahun 2011 tentang Pajak Daerah

Sumber: Hasil penelitian lapangan, 2016

Berdasarkan tabel 4.41 dapat diketahui bahwa 21% dengan jumlah

responden 14 orang menjawab sangat sesuai, 55% dengan jumlah responden

sebanyak 36 orang menjawab sesuai, 23% dengan jumlah responden 15 orang

menjawab kurang sesuai dan 1% dengan jumlah responden 1 orang menjawab

tidak sesuai. Maka data diketahui bahwa penyetoran pendapatan pajak hotel ke

kas daerah sudah sesuai dengan perda Nomor 1 Tahun 2011 tentang pajak daerah.

Dimana dari setiap penerimaan harus disetorkan langsung pada hari yang sama

atau paling lambat 1 hari dari jangka waktu penerimaan dari wajib pajak dan harus

disetorkan ke kas daerah.

Page 138: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

118

4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menetapkan hipotesis sebagai berikut “Tingkat

pengelolaan pajak hotel di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang ≤

65% yang artinya tingkat pengelolaan pajak hotel yang dilakukan oleh Dinas

Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang kurang dari 65%.” Dilakukannya

pengujian hipotesis untuk mengetahui tingkat signifikasi dari hipotesis yang

diajukan. Berdasarkan metode penelitian, pada pengujian hipotesis penelitian ini

menggunakan rumus t-test satu sampel.

Skor ideal untuk tingkat pengelolaan pajak hotel di Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten Pandeglang adalah 4 x 40 x 66 = 10.560 ( 4 = nilai tertinggi dari setiap

jawaban berdasarkan kriteria skor skala likert, 40 = jumlah pertanyaan yang

ditanyakan kepada responden, 66 = jumlah responden). Nilai mean atau nilai rata-

ratanya adalah 10.560 : 66 = 160

Sehingga untuk tingkat pengelolaan pajak hotel di Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten Pandeglang, nilai yang dihipotesiskan adalah 65% ini berarti bahwa

65% = 0,65 x 10.560 : 66 = 104 Hipotesis statistik dapat dirumuskan sebagai

berikut: Hₒ untuk memprediksi μ lebih kecil atau sama dengan (≤ 65%) dari skor

ideal. Sedangkan Hₐ lebih besar dari 65% (>65%) dari skor ideal. Atau dapat

dituliskan dengan rumus:

Hₒ = μ ≤ 65% ≤ 0,65 x 10.560 : 66 = 104

Hₐ = μ > 65% > 0,65 x 10.560 : 66 = 104

Page 139: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

119

Diketahui :

X = Σx : 66 = 6621 : 66 = 100,32

μₒ = 65% = 0,65 x 10.560 : 66 = 104

s = 17,451

n = 66

maka:

t = = = = -1,719

maka t = - 1,719

Selanjutnya harga t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel, dengan

derajat kebebasan dk = n – 1 = 66 – 1 = 65 dan taraf kesalahan α = 5% untuk uji

satu pihak one tail test uji pihak kanan. Dalam Sugiyono (2009:180) dijelaskan

jika harga t hitung lebih kecil dari t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak setelah

melakukan perhitunga didapatkan hasil t hitung – 1,719 < t tabel 1,669 dapat

dinyatakan bahwa Hₒ diterima Hₐ ditolak. Dari perhitungan populasi ditemukan

bahwa tingkat pengelolaan pajak hotel di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Pandeglang: x 100% = 62%

Page 140: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

120

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada indikator standar sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini:

Gambar 4.1

Kategori Instrumen

Jadi dapat diketahui bahwa nilai 6621 berada dalam kategori kurang baik,

dan setelah dilakukan perhitungan kedalam bentuk persen didapat bahwa Tingkat

Pengelolaan Pajak Hotel di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang

adalah sebesar 62%. Berikut adalah gambar kurva penerimaannya:

Gambar 4.2

Kurva Penerimaan

Sumber : Hasil penelitian lapangan, 2016

Page 141: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

121

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian

Peneliti berusaha untuk menjawab rumusan masalah deskriptif yang

sebelumnya telah dirumuskan. Rumusan masalah telah terjawab dengan

menggunakan perhitungan rumus t-test one sampel. Berdasarkan pada

perhitungan yang telah dilakukan terhadap perhitungan pengujian t-test one

sampel ternyata dapat diketahui bahwa t hitung lebih kecil dari t tabel, dan hal itu

dapat diartikan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ho tidak mencapai 65%.

Selanjutnya mengenai jawaban atas rumusan masalah seberapa besar tingkat

pengelolaan pajak hotel di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang,

setelah melakukan perhitungan didapat bahwa sebesar 62%. Kemudian analisis

berikutnya dilihat dari indikator dalam teori yang digunakan pada penelitian ini.

pertama, yaitu perluasan basis penerimaan adalah 4 x 11 x 66 = 2904 (4 = nilai

dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan kepada responden, 11 = jumlah

pertanyaan yang diajukan kepada responden, 66 = jumlah resonden). Sedangkan

nilai skor dari hasil penelitian adalah 1853. Dengan demikian nilai dari tingkat

pengeolaan pajak hotel di Dispenda Pandeglang dalam perluasan basis

penerimaan adalah 1853 : 2904 = 0,63 atau 63%. Hal ini menunjukan bahwa

perluasan basis penerimaan yang dilakukan oleh Dispenda Pandeglang masih

belum maksimal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari indikator standar

sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini:

Page 142: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

122

Gambar 4.3

Kategori Instrumen Indikator 1

Kemudian untuk indikator yang kedua dalam tingkat pengelolaan pajak

hotel di Dispenda Pandeglang yaitu pengendalian atas kebocoran pendapatan

adalah 4x 14 x 66 = 3696 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan

kepada responden, 14 = jumlah pertanyaan yang diajukan keada responden, 66 =

jumlah resonden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah 2332. Dengan

demikian nilai dari tingkat pengelolaan pajak hotel di Dispenda Pandeglang dalam

pengendalian atas kebocoran pendapatan adalah 2332 : 3693 = 0,630 atau 63%.

Hal ini menunjukkan bahwa pengendalian atas kebocoran pendapatan yang

dilakukan oleh Dispenda Pandeglang belum mencapai nilai yang diharapkan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari indikator standar sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini:

Page 143: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

123

Gambar 4.4

Kategori Instrumen Indikator 2

Indikator yang ketiga dalam tingkat pengelolaan pajak hotel di Dispenda

Pandeglang yaitu peningkatan efisiensi administrasi pajak adalah 4 x 6 x 66 =

1584 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan kepada responden, 6

= jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden, 66 = jumlah resonden).

Sedangkan nilai skot dari hasil penelitian adalah 970. Dengan demikian nilai dari

tingkat pengelolaan pajak hotel di Dispenda Pandeglang adalah 970 : 1584 =

0,612 atau 61%. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan efisiensi administrasi

pajak yang telah diupayakan oleh Dispenda Pandeglang masih belum mencapai

nilai yang diharapkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari indikator standar

sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini:

Page 144: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

124

Gambar 4.5

Kategori Instrumen Indikator 3

Untuk Indikator yang ke-empat dalam tingkat pengelolaan pajak hotel di

Dispenda Pandeglang yaitu transparansi dan akuntabilitas adalah 4 x 9 x 66 =

2376 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan kepada responden, 9

= jumlah pertanyaan yang diajukan keada responden, 66 = jumlah resonden).

Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah 1466. Dengan demikian nilai dari

tingkai pengelolaan pajak hotel di Dispenda Pandeglang adalah 1466 : 2376 =

0,617 atau 61%. Hal ini menunjukkan bahwa transparansi dan akuntabilitas di

Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang belum mencapai nilai yang

diharapkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari indikator standar sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini:

Page 145: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

125

Gambar 4.6

Kategori Instrumen Indikator 4

Jadi secara umum hasil perhitungan setiap indikator dalam penelitian

Tingkat pengelolaan pajak hotel di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Pandeglang dapat dikatakan sesuai dengan dugaan dari peneliti. Dimana peneliti

menetapkan nilai tolak ukur dari penelitian ini sebesar 65% dan setelah

melakukan perhitungan dari setiap dimensi dapat diketahui dari semua dimensi

tidak ada yang mecapai 65% dan hal tersebut membuktikan bahwa hipotesis Ho

dapat diterima.

Bila dilihat dari potensi pajak hotel yang ada di Kabupaten Pandeglang

sebenarnya lumayan besar. Terdapat 38 hotel dengan potensi yang bagus

seharusnya memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan daerah

Kabupaten Pandeglang. Banyaknya wajib pajak hotel yang mangkir membayar

pajak menjadikan salah satu alasan pendapatan dari sektor pajak hotel kurang

maksimal.

Page 146: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

126

Selain itu dalam hal pelaksanaan sanksi terhadap wajib pajak yang

mangkir membayar pajak masih belum dijalankan dengan maksimal. Belum

adanya tindak lanjut dalam hal pemberian sanksi secara tegas kepada wajib pajak

yang mangkir membayar pajak. Dispenda Pandeglang baru menerapkan sanksi

sebatas pemberian denda sebesar 2%, namun untuk wajib pajak hotel yang terus

mangkir dan tidak membayar sampai berbulan-bulan belm ditindak lanjuti secara

tegas sesuai dengan peraturan daerah Nomor 1 Tahun 2011 yang telah ditetapkan.

Jika dilihat dari definisi wajib pajak hotel dalam perda pajak hotel yang

berlaku di Kabupaten Pandeglang dimana wajib pajak hotel merupakan tempat

penginapan yang lebih dari 10 kamar ternyata masih ada potensi pajak hotel yag

tidak terdata oleh Dispenda Pandeglang. Seperti hotel mawar di daerah ciekek

kecamatan Pandeglang, hotel tersebut belum tercatat dalam daftar wajib pajak,

padahal jika potensi pajak hotel tersebut menjadi wajib pajak akan menambah

pendapatan daerah Pandeglang. Dengan demikian hal tersebut menunjukkan

bahwa sesungguhnya masih ada potensi pajak hotel yang belum terdata di

Kabupaten Pandeglang, namun kurangnya sosialisasi dan juga pengawasan di

lapangan menjadikan masih ada potensi pajak hotel yang belum terjaring oleh

Dispenda Pandeglang. Penyuluhan kepada wajib pajak tentunya sangat

dibutuhkan dan hal tersebut merupakan tugas dari Dispenda dalam memberikan

pemahaman tentang kewajiban membayar pajak. Dari hasil perhitungan setiap

dimensi yang telah dilakukan dan dari hasil observasi dari setiap permasalahan

dapat diketahui bahwa tingkat pengelolaan pajak hotel di Dinas Pendapatan

Daerah Kabupaten Pandeglang belum berjalan dengan baik.

Page 147: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

127

4.6 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan dengan

menggunakan perhitungan t-test uji pihak kanan yang menunjukkan bahwa Ho

diterima dan Ha ditolak, maka dapat diketahui bahwa jawaban dari rumusan

masalah deskriptif yang diajukan yaitu tingkat pengelolaan pajak hotel di Dinas

Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang sebesar 62%, hal ini menunjukkan

bahwa hasil perhitungan tidak mencapai nilai hipotesis yang telah ditetapkan.

Peneliti menggunakan teori dari Mahmudi (2010:17), dimana dalam teori tersebut

terdapat 4 indikator untuk mengukur tingkat pengelolaan pajak hotel di Dinas

Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang, 4 indikator tersebut yaitu perluasan

basis penerimaan, pengendalian atas kebocoran pendapatan, peningkatan efisiensi

administrasi pajak, transparansi dan akuntabilitas.

Selanjutnya dari hasil penelitian yang telah di olah melalui pertanyaan

yang telah diajukan kepada 66 responden, dapat disimpulkan bahwa tingkat

pengelolaan pajak hotel di Dinas Pendapatan Daerah Pandeglang masih belum

mencapai nilai ideal yang telah di tetapkan. Seperti yang telah peneliti uji dalam

perhitungan menggunakan rumus t-test one tail test uji pihak kanan, dimana dalam

hipotesis peneliti menetapkan bahwa tingkat pengelolaan pajak hotel di Dinas

Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang paling tinggi tercapai 65%, dan

terbukti setelah melakukan perhitungan dengan uji t-test didapat bahwa tingkat

pengelolaan pajak hotel di Dispenda Pandeglang hanya tercapai 62%. Berarti

dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang telah ditetapkan dapat diterima, karena

hasil perhitungan menunjukkan bahwa tidak mencapai 65%. Sehingga dapat

Page 148: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

128

diartikan bahwa tingkat pengelolaan pajak hotel di Dispenda Pandeglang masih

belum berjalan dengan baik karena masih belum tercapai dari nilai ideal yang

telah ditetapkan.

Oleh karena itu, diperlukan strategi yang sangat baik dalam mengelola

pajak khusunya pajak hotel yang semakin kian berkembang seiring dengan

bertambahnya kawasan pariwisata di daerah Pandeglang. Tentunya apabila semua

wajib pajak hotel menjalankan kewajibannya dalam membayar pajak sesuai

dengan perhitungan semestinya maka kontribusi dari sektor pajak hotel akan

memberikan pemasukan yang lumayan besar terhadap pendapatan asli daerah

Pandeglang.

Sistem pengelolaan pajak hotel yang baik juga harus ditunjang dengan

keahlian dari sumber daya manusia (SDM) yang terlibat sebagai pengelola di

organisasi tersebut. Sehingga sangat diperlukan perekrutan pegawai yang

kompeten di bidang tersebut dan tentunya memiliki kualitas yang baik. Pegawai

yang ahli dan memiliki kualitas yang bagus tentu saja akan memberikan hasil

pekerjaan yang maksimal. Kualitas serta kelengkapan sarana dan prasarana pun

sangat dibutuhkan guna menunjang kinerja dari pegawai. Seperti komputer,

printer, scanner, kendaraan dinas bahkan tempat penyimpanan arsip semestinya

harus tersedia dengan layak. Apabila sarana dan prasarana sudah lengkap maka

akan sangat membantu dalam pekerjaan pegawai di Dispenda Pandeglang.

Pekerjaan akan semakin cepat selesai apabila ditunjang dengan peralatan modern

sehingga waktu yang digunakan semakin efektif.

Page 149: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

129

Kemudian peneliti juga mencoba meninjau kembali mengenai potensi

pajak hotel yang ada di daerah Pandeglang. Masih ada tempat yang semestinya

menjadi wajib pajak ternyata belum terdata di Dispenda sebagai wajib pajak.

sangat disayangkan karena potensi pajak hotel tersebut semestinya bisa

menambah kontribusi pendapatan. Diketahui bahwa di daerah Ciekek Pandeglang

ada hotel mawar yang sudah beroperasi dari tahun 2015, namun ternyata masih

belum terdata oleh Dispenda Pandeglang. Selain itu setelah peneliti melihat data

rekapan pendapatan dari sektor pajak hotel pada tahun 2015, diketahui dari 38

wajib pajak yang terdata ternyata masih banyak wajib pajak hotel yang

menunggak bahkan ada pula yang perhitungan pembayarannya sangat tidak sesuai

bahkan tidak mendekati dengan potensi perhitungan yang seharusnya. Penting

adanya Sistem Informasi Manajemen berbasis teknologi dimana semestinya

Dispenda bisa memantau setiap perhitungan dari hotel atau tempat penginapan

yang menjadi wajib pajak, namun karena minimnya fasilitas serta sarana dan

prasarana hal ini pun menjadi salah satu faktor lemahnya pengawasan terhadap

wajib pajak dalam melakukan perhitungan pembayaran pajak.

Hal ini menunjukkan bahwa potensi pajak hotel di Kabupaten Pandeglang

sebenarnya bagus, namun karena kurangnya sosialisasi serta penyuluhan kepada

wajib pajak oleh Dispenda Pandeglang menjadikan penerimaan yang didapat tidak

berjalan dengan baik, masih banyak yang mangkir membayar pajak bahkan ada

pula potensi pajak hotel yang tidak terdata. Oleh karena itu diperlukan sosialisasi

secara terus menerus kepada wajib pajak terkait pentingnya membayar pajak, agar

mereka sadar bahwa hasil dari penerimaan yang nantinya diterima oleh Dispenda

Page 150: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

130

akan digunakan untuk kepentingan umum. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan 4 indikator dalam mengukur tingkat pengelolaan pajak hotel di

Dispenda Pandeglang. Berikut ini nilai persentase yang didapat dari setiap

indikator yang digunakan peneliti dalam melakukan pengukuran:

Tabel 4.4

Nilai Kategori Indikator

No Kategori Nilai

1. Perluasan basis penerimaan

63%

2. Pengendalian atas kebocoran

pendapatan

63%

3. Peningkatan efisiensi administrasi

pajak

61%

4. Transparansi dan akuntabiltas

61%

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2016

Dapat dilihat bahwa indikator pertama yaitu perluasan basis penerimaan

hanya mencapai 63%, indikator kedua yaitu pengendalian atas kebocoran

pendapatan tercapai 63%, indikator ketiga peningkatan efisiensi administrasi

pajak tercapai 61% dan indikator ke empat transparansi dan akuntabilitas hanya

tercapai 61%. Dari ke-empat indikator tidak satupun yang mencapai nilai yang

Page 151: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

131

dihipotesiskan yakni sebesar 65%. Maka dapat dikatakan bahwa semua indikator

yang dijadikan patokan dalam mengukur tingkat pengelolaan pajak hotel di Dinas

Pendapatan Daerah Pandeglang masih belum baik karena belum mencapai nilai

ideal yang dihipotesiskan.

Indikator pertama yakni perluasan basis penerimaan, terbukti hanya

tercapai sebesar 63% sesuai dengan fakta dilapangan bahwa Dispenda Pandeglang

memang masih belum maksimal dalam memperluas basis penerimaan khusunya

di sektor pajak hotel. Tidak ada strategi khusus dari Dispenda sendiri untuk

memperluas basis penerimaan, dispenda bertindak pasif contohnya di sektor pajak

hotel Dispenda hanya menunggu dari wajib pajak hotel untuk membayar

kewajibannya. Sementara dalam hal pengawasannya masih minim dan dari segi

usaha mencari potensi yang semestinya menjadi wajib pajak pun kurang

dilakukan. Terbukti dengan ditemukannya hotel yang tidak terdata di Dispenda.

Hotel Mawar yang berlokasi di Ciekek Keraton tidak terdata dalam pendataan

wajib pajak hotel oleh Dispenda Pandeglang. Padahal hal tersebut akan

memberikan dampak terhadap perubahan pendapatan yang nantinya akan didapat.

Dispenda Pandeglang kurang melakukan gerakan atau turun ke lapangan secara

langsung untuk menjaring wajib pajak baru, sehingga apabila ada hotel atau

tempat penginapan baru yang berdiri kurang diketahui oleh Dispenda. Selain

dengan cara menjaring wajib pajak baru, perluasan basis penerimaan pun bisa

dilakukan dengan cara melakukan penilaian kembali atas objek pajak. walaupun

asas yang di anut adalah asas self assessment system namun Dispenda harus tetap

melakukan perhitungan guna mengawasi dan memeriksa hasil perhitungan yang

Page 152: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

132

telah dilakukan oleh wajib pajak. selain itu mengevaluasi tarif pajak pun harus

dilakukan, karena terbukti dengan melihat data hasil rekapan pendapatan, bahwa

masih banyak wajib pajak hotel yang membayar pajak dengan nominal yang sama

setiap bulannya. Bukan hanya itu, namun hampir semua wajib pajak hotel di

Pandeglang membayar pajak dengan nominal yang jauh dari potensi yang

semestinya. Terjadi gap yang sangat besar antara perhitungan potensi yang telah

peneliti lakukan terhadap 4 sampel hotel dengan penerimaan yang didapat dalam

data rekapan yang diterima peneliti dari Dispenda Pandeglang.

Setelah melakukan observasi dan wawancara langsung di Dispenda

Pandeglang, peneliti mendapat jawaban dari kabid pendapatan bahwa alasan

mengapa pegawai Dispenda jarang turun ke lapangan untuk survey dan menjaring

wajib pajak baru adalah karena kurangnya dana untuk pegawai yang menjalankan

tugas ke lapangan. Padahal dana tersebut semestinya ada dan sudah dituliskan

dalam APBD yang telah dibuat. Setiap pegawai yang akan bertugas maka dana

khusus untuk turun melakukan survey langsung ke lapangan sudah dipersiapkan.

Sehingga tidak ada alasan untuk tidak survey guna menjaring wajib pajak baru.

Penting sekali melakukan pendataan terhadap potensi pajak hotel karena akan

berdampak terhadap pendapatan yang nantinya akan diterima.

Indikator yang ke-dua adalah pengendalian atas kebocoran pendapatan

dimana setelah melakukan perhitungan hanya mencapai 63% dan kurang dari nilai

yang telah di hipotesiskan. Untuk mengoptimalkan pendapatan pemerintah daerah

harus melakukan pengawasan dan pengendalian yang memadai. Apabila ada

kebocoran pendapatan harus segera diatasi. Tentunya hal yang paling utama

Page 153: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

133

adalah mengetahi terlebih dahulu dengan cara mengidentifikasi agar bisa

mengetahui sumber kebocoran pendapatan tersebut. Dalam hal ini seluruh

pegawai Dispenda harus turut andil dalam mencari dan mengidentifikasi

penyebab dari kebocoran pendapatan. Untuk mengurangi kebocoran pendapatan

bisa dengan langkan melakukan audit secara rutin.

Selain melakukan audit Dispenda juga harus berusaha memperbaiki sistem

akuntansi penerimaan daerah, bila sistem akuntansi atau sistem pembukuannya

sudah benar dan mudah digunakan maka akan membantu pekerjaan pegawai

dalam memeriksa hasil penerimaan sekaligus mengetahui status wajib pajak hotel

yang sudah membayar maupun yang masih menunggak. Apabila di Dispenda

sendiri sistem akuntansi dan sistem administrasinya sudah terorganisir maka

setidaknya dapat mengetahui wajib pajak hotel mana saja yang sudah melakukan

pembayaran kewajibannya secara rutin atau bisa juga disebut dengan wajib pajak

yang taat membayar pajak sehingga bisa diberikan reward atas kepatuhan mereka

dalam membayar pajak. meningkatkan disiplin dan moralitas dari pegawai

Dispenda juga harus dilakukan karena salah satu sumber kebocoran pendapatan

bisa saja dari korupsi petugas. Apabila moral pegawai yang terkait bagus maka

hal-hal bebau korupsi tentunya tidak akan terjadi.

Indikator yang ke-tiga adalah peningkatan efisiensi administrasi pajak

dimana hanya tercapai sebesar 61%. Efisiensi administrasi pajak tentu saja sangat

berpengaruh terhadap peningkatan kinerja penerimaan daerah. Dari hasil

observasi peneliti melakukan wawancara dengan pegawai hotel sejahtera yang

mengatakan bahwa sistem administrasi dalam membayar pajak hotel di

Page 154: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

134

Pandeglang masih sangat rumit dan belum merambah kepada sistem pembayaran

secara online. SPT yang di isi oleh wajib pajak masih manual dan harus diambil

ke Dispenda Pandeglang. Sementara wajib pajak menginginkan bahwa pengisian

SPT dan pembayaran dapat dilakukan secara online. Namun Dispenda Pandeglang

sendiri belum menerapkan sistem pembayaran secara online bahkan belum

melakukan kerja sama dengan pihak ketiga dalam hal mempermudah wajib pajak

melakukan pembayaran atas kewajibannya. Hal tersebut menjadikan wajib pajak

enggan dan malas dalam membayar pajak.

Seharusnya Dispenda sudah mulai menerapkan sistem administrasi

pembayaran pajak secara online ataupun melakukan kerja sama dengan pihak

ketiga agar wajib pajak merasa nyaman dan mempermudah pekerjaan dari

pegawai Dispenda itu sendiri. Dengan adanya sistem pembayaran secara online

maka setidaknya untuk wajib pajak yang jauh dari Kantor Dispenda bisa dengan

mudah membayar kewajibannya. Dan wajib pajak pun tidak malas dalam

memenuhi kewajibannya. Hal tersebut tentu saja akan memberikan dampak yang

bagus terhadap hasil penerimaan yang nantinya akan berkontribusi terhadap

pendapatan asli daerah Pandeglang.

Indikator ke-empat adalah transparansi dan akuntabilitas dimana hanya

mencapai 61%. Transparansi dan akuntabilitas merupakan salah satu aspek

penting dalam sistem manajemen penerimaan daerah. Pengawasan dan

pengendalian tentunya harus dilakukan baik terhadap jalannya proses pengelolaan

pajak hotel itu sendiri, terhadap pegawai yang bersangkutan, ataupun terhadap

wajib pajak yang memang semestinya membayar kewajibannya. Untuk

Page 155: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

135

melaksanakan prinsip transparansi dan akuntabilitas ini dibutuhkan beberapa

syarat diantaranya dukungan teknologi informasi guna membangun sistem

informasi manajemen berbasis teknologi. dengan adanya dukungan sistem

informasi manajemen berbasis teknologi tentu saja transparansi dari setiap

pembayaran yang dilakukan oleh wajib pajak hotel dapat terlihat dan terawasi.

Maka dari itu penting sekali adanya sistem komputerisasi yang terkoneksi

langsung kepada sejumlah wajib pajak hotel yang ada di Pandeglang.

Selain itu adanya staf yang ahli dan kompeten pun sangat berdampak

terhadap keberlangsungan pekerjaan yang dikerjakan. Apabila pegawai yang ada

di Dispenda menguasai bidang pekerjaannya maka hasil pekerjaan pun akan

selesai dengan cepat dan hasil dari pekerjaannya akan maksimal. Maka dari itu

sangat dibutuhkan pelatihan-pelatihan khusus guna meningkatkan kemampuan

dari pegawai yang ada di Dispenda Pandeglang. Bukan hanya keahlian dari

pegawai saja tapi moral dari pegawai itu sendiri merupakan salah satu faktor

penentu keberhasilan Dispenda dalam mengelola di sektor penerimaan daerah,

tidak adanya korupsi dilingkungan entitas pendapatan daerah tentu saja

berdampak terhadap hasil pendapatan yang nantinya di setor ke kas daerah.

Page 156: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

136

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada penelitian ini menggunakan teori manajemen penerimaan daerah

menurut Mahmudi (2010:17). Dimana dalam teori tersebut terdapat empat

kategori yang digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan pajak daerah di

Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang. Berdasarkan hasil perhitungan

nilai yang tercapai dari masing-masing ke-empat katgeori tersebut diantaranya,

perluasan basis penerimaan 63%, pengendalian atas kebocoran pendapatan 63%,

peningkatan efisiensi administrasi pajak 61%, transparansi dan akuntabilitas 61%.

Setelah melakukan perhitungan secara keseluruhan diketahui bahwa tingkat

pengelolaan pajak hotel di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang

tercapai 62%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Tingkat Pengelolaan Pajak Hotel di

Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang”, juga hasil wawancara dan

observasi serta tanggapan dari responden dari hasil kuesioner yang di sebar, maka

peneliti memberikan saran sebagai masukan kepada Dinas Pendapatan Daerah

Kabupatan Pandeglang sebagai berikut:

1. Dinas Pendapatan Daerah Pandeglang perlu melakukan perluasan basis

penerimaan dengan cara pendataan ulang terkait subjek pajak yang

Page 157: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

137

seharusnya menjadi wajib pajak. dengan pendataan ulang secara rinci

diharapkan potensi pajak hotel di daerah Pandeglang semakin banyak

sehingga terjadi peningkatan dan memberikan kontribusi penerimaan yang

besar terhadap PAD. Selain itu perlu juga melakukan evaluasi terkait

tariff pajak, sehingga setiap bulannya dapat diketahui besarnya persentase

pembayaran pajak yang dibayar oleh wajib pajak.

2. Dinas Pendapatan Daerah Pandeglang perlu kiranya melakukan sosialisasi

secara teratur kepada subjek pajak, guna memberikan kesadaran terhadap

wajib pajak agar tidak mangkir dalam membayar pajak. selain itu

pemberian penyuluhan pun dibutuhkan untuk memberikan pemahaman

kepada wajib pajak bahwa hasil penerimaan dari pajak akan dipergunakan

untuk kepentingan umum, untuk pembangunan dalam mensejahterakan

warga di daerah Pandeglang.

3. Dinas Pendapatan Daerah Pandeglang tentunya perlu melakukan audit

secara rutin untuk pengendalian ataupun guna mengurangi kebocoran

pendapatan. Selain itu perlu juga memperbaiki sistem akuntansi

penerimaan daerah agar lebih efektif dan membantu petugas dalam

mengerjakan pekerjaannya. Diharapkan Dispenda mulai peduli terhadap

pemberian reward kepada wajib pajak yang selalu rutin dan tepat waktu

dalam membayar pajak, karena hal tersebut bisa memotivasi para wajib

pajak untuk lebih giat lagi dalam membayar kewajibannya.

4. Dinas Pendapatan Daerah Pandeglang perlu sekiranya melakukan

peningkatan efisiensi administrasi pajak, dengan cara menjalin kerja sama

Page 158: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

138

dengan berbagai pihak seperti bank untuk mempermudah wajib pajak

dalam membayar pajak. selain itu penambahan staf yang ahli dan

kompeten pun sangat dibutuhkan di Dispenda Pandeglang, agar pekerjaan

yang dikerjakan selesai dengan baik apabila dikerjakan oleh orang yang

ahli dan kompeten di bidangnya.

5. Dinas Pendapatan Daerah Pandeglang sekiranya perlu meningkatkan hasil

penerimaan yang didapat sekaligus meningkatkan performa kerja tentunya

dengan menambah sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Dengan

lengkapnya media yang menunjang dan membantu pekerjaan pegawai

Dispenda seperti komputer, printer, akses internet sekaligus sistem

informasi manajemen berbasis teknologi, kendaraan dinas, dan tempat

penyimpanan arsip, dengan begitu pekerjaan yang dikerjakan akan

terselesaikan secara lebih cepat, efektif dan efisien.

6. Diharapkan Dispenda Pandeglang selalu meng-update website yang

dikelola dengan per-tahun nya mencantumkan dokumen pendapatan agar

seluruh masyarakat dapat mengetahui dan data dengan mudah

mengaksesnya. Transparansi tentu saja harus dilakukan memberikan

informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat

berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk

mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung jawaban

pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada

pemerintah.

Page 159: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana

Halim, Abdul, 2004. Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP AMN

YKPN

Hasibuan, Malayu, 2009. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT

Bumi Aksara

Irwansyah. 2014. Efektivitas dan Kontribsi Pajak Hotel Terhadap Pendapatan

Asli

Daerah Kota Semarang. Skripsi. FEB, Akuntansi, Universitas

Diponegoro.

Mahmudi, 2010. Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta: Erlangga

Manulang, 2004. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Mardiasmo, 2006. Perajakan. Yogyakarta: Andi

Martono, Nanang, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Raja Grapindo

Persada

Maulida, Aidina. 2012. Efektivitas Pengelolaan Pajak Restoran Di Dinas

Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Serang. Skripsi. FISIP. Administrasi

Negara. UNTIRTA. Serang

Rahmanto, Agus. 2007. Efektivitas Pajak Hotel Dan Kontribusinya Terhadap

Pajak Daerah Di Kotas Semarang. Skripsi. FE UNES. Semarang

Ronny, Kountur, 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit PPM

Rue, Lesslie, 2010. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara

Siagian, Sondang, 2005. Fungsi-fungsi Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara

Siahaan, Marihot, 2005. Pajak dan Retribusi Daerah. Jakarta: Rajawali Pers

Page 160: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kulaitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sulistyo, Dian Indra. 2013. Potensi Dan Efektivitas Pajak Hotel Di Kabupaten

Semarang. Skripsi. FE UNES. Semarang

Sutarto, 2006. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Pers

Tampubolon, Manahan, P, 2008. Perilaku Organisasi: Perspektif Organisasi

Bisnis, Bogor: Ghalia Indonesia

Tangkilisan, Nogi Hessel, 2005. Manajemen Publik. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka

Terry, Goerge, 2012. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta: PT Buni Aksara

Waluyo, 2007. Manajemen Publik (Konsep, Aplikasi dan Implementasinya dalam

Pelayanan Ptonomi Daerah). Bandung: Mandar Maju

Winardi, 2006. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Zain, Mohammad, 2008. Manajemen Perpajakan Edisi 3. Jakarta: Salemba

Empat

Page 161: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

Dokumen:

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Pemerintah Pusat

dan Daerah

Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Pajak

Hotel

Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 Tentang Jenis Pajak Daerah yang

Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib

Pajak

Page 162: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

KUESIONER

I. Petunjuk

1. Mohon Bapak/ibu membaca pertanyaan-pertanyaan dengan seksama.

2. Pilih salah satu jawaban yang sesuai dengan memberikan tanda silang (x)

pada jawaban yang Bapak/ibu pilih.

3. Jawaban yang Bapak/ibu berikan skor dijaga kerahasiaannya.

4. Kejujuran dan objektivitas jawaban Bapak/ibu sangat saya harapkan dan

saya ucapkan terimakasih atas waktu dan partisipasinya.

II. Identifikasi Responden

1. Nomor Responden (Di isi peneliti) :

2. Jenis Kelamin : laki-laki perempuan

3. Usia :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Jabatan :

6. Lama Bekerja :

7. Status Pekerjaan : PNS TKK Sukarela

III. Keterangan atau Skoring

A. Skor : 4

B. Skor : 3

C. Skor : 2

D. Skor : 1

Page 163: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

Berilah Tanda Silang (x) Pada Jawaban Yang Anda Pilih

1. Apakah hasil penerimaan pajak hotel yang diterima Dispenda Pandeglang

sudah sesuai dengan potensi pajak hotel yang ada di Kabupaten Pandeglang ?

a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai

b. Sesuai d. Tidak sesuai

2. Apakah selama ini penerimaan pajak hotel sudah sesuai dengan target yang

telah ditetapkan oleh Dispenda Kabupaten Pandeglang?

a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai

b. Sesuai d. Tidak sesuai

3. Apakah terdapat peningkatan penerimaan pajak hotel setiap tahun nya?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

4. Apakah Dispenda Kabupaten Pandeglang selalu melakukan pendataan terhadap

wajib pajak hotel?

a. Selalu c. kadang-kadang

b. Sering d. tidak pernah

5. Apakah terdapat strategi dalam menjaring wajib pajak? strategi yang dilakukan

oleh Dispenda dalam menjaring wajib pajak hotel sudah berjalan dengan baik?

a. Sangat baik c. kurang baik

b. Baik d. tidak baik

Apa saja strategi yang dilakukan Dispenda?

6. Apakah tarif pajak hotel yang ditetapkan kepada wajib pajak hotel sudah sesuai

dengan Perda Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah?

a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai

b. sesuai d. tidak sesuai

7. Apakah wajib pajak hotel membayar pajak sesuai dengan tarif pajak yang telah

ditetapkan?

a. Sangat sesuai c. kurang sesuai

b. Sesuai d. Tidak sesuai

Page 164: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

8. Bagaimana proses pelaksanaan pengawasan terhadap pegawai bidang

pendapatan yang ditugaskan ke lapangan untuk melakukan penagihan?

a. Sangat baik c. kurang baik

b. Baik d. Tidak baik

9. Apakah upaya yang telah dilakukan Dispenda Kabupaten Pandeglang dalam

peningkatan pendapatan di bidang pajak hotel berjalan dengan baik?

a. Sangat baik c. kurang baik

b. Baik d. Tidak baik

Apa saja upaya yang sudah dilakukan?

10. Apakah Dispenda Kabupaten Pandeglang melakukan perhitungan potensi

pajak hotel?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

11. Apakah Dispenda Pandeglang melakukan inventarisasi hotel yang ada di

Pandeglang?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

12. Apakah Dispenda Pandeglang melakukan pemeriksaan terhadap jumlah wajib

pajak hotel di Pandeglang?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Berapa kali dalam setahun Dispenda melakukan pengecekan terhadap

wajib pajak hotel?

13. Apakah Dispenda Kabupaten Pandeglang berusaha untuk melakukan

penyederhanaan sistem akuntansi penerimaan atau sistem pembukuan di

Dispenda agar mempermudah dalam melakukan pekerjaan?

a. Sangat berusaha c. Kurang Berusaha

b. Berusaha d.Tidak Berusaha

Page 165: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

14. Apakah sistem akuntansi penerimaan daerah yang biasa digunakan di

Dispenda Kabupaten Pandeglang sangat mudah digunakan oleh pegawai?

a. Sangat mudah c. kurang mudah

b. Mudah d. Tidak mudah

15. Apakah sistem akuntansi penerimaan daerah yang biasa digunakan di

Dispenda Kabupaten Pandeglang mudah dipahami oleh pegawai?

a. Sangat paham c. kurang paham

b. Paham d. Tidak paham

16. Apakah ada pemberian penghargaan untuk wajib pajak hotel yang taat

membayar pajak ?

a. Selalu c. kadang-kadang

b. Sering d. tidak pernah

17. Apakah sanksi yang diberikan kepada wajib pajak hotel yang lalai membayar

pajak sudah sesuai dengan perda yang berlaku?

a. Sangat sesuai c. kurang sesuai

b. Sesuai d. Tidak sesuai

18. Bagaimanakah upaya Dispenda Pandeglang dalam melakukan sosialisasi

pajak?

a. Sangat baik c. kurang baik

b. Baik d. Tidak baik

19. Bagaimana proses pelaksanaan pengawasan terkait dengan pemberian sanksi

kepada wajib pajak yang lalai membayar pajak hotel?

a. Sangat baik c. Kurang baik

b. Baik d. Tidak baik

20. Apakah proses pengawasan yang dilakukan aparatur Dispenda terhadap wajib

pajak hotel dalam melakukan perhitungan pajak hotel berjalan dengan baik?

a. Sangat baik c. Kurang baik

b. Baik d. Tidak baik

Page 166: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

21. Bagaimanakah proses pemberian sanksi yang diberlakukan untuk wajib pajak

yang mangkir dalam tanggung jawabnya didalam membayar pajak hotel?

a. Sangat Sesuai c. Kurang Sesuai

b. Sesuai d. Tidak Sesuai

Apa saja bentuk sanksi yang diberikan?

22. Apakah system pelatihan bagi para pegawai Dispenda dalam usaha

pengembangan keahlian dalam mendukung proses pekerjaan berjalan dengan

baik?

a. Sangat baik c. kurang baik

b. Baik d. Tidak baik

23. Apakah program pelatihan yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan

aparatur di Dispenda Kabupaten Pandeglang?

a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai

b. Sesuai d. Tidak sesuai

24. Bagaimana proses pelaksanaan pengawasan terhadap program pelatihan bagi

aparatur pajak?

a. Sangat baik c. Kurang baik

b. Baik d. Tidak baik

25. Bagaimana pemberian sanksi kepada aparatur yang tidak mengikuti program

pelatihan?

a. Sangat Sesuai c. Kurang Sesuai

b. Sesuai d. Tidak Sesuai

26. Apakah Dispenda Kabupaten Pandeglang selalu berusaha memperbaiki

prosedur administrasi pembayaran pajak ?

a. Sangat berusaha c. kurang berusaha

b. Berusaha d. Tidak berusaha

Page 167: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

27. Bagaimana cara penyampaian informasi (sosialisasi) yang dilakukan

Dispenda Kabupaten Pandeglang terhadap wajib pajak perihal perencanaan

tata cara pemungutan pajak hotel?

a. Sangat baik c. kurang baik

b. Baik d. Tidak baik

28. Apakah cara yang dilakukan Dispenda Kabupaten Pandgelang dalam

melakukan penagihan kepada wajib pajak hotel sudah efektif?

a. Sangat efektif c. kurang efektif

b. Efektif d. Tidak efektif

29. Apakah strategi yang dilakukan Dispenda Pandeglang dalam melakukan

pengelolaan pajak hotel berjalan dengan baik ?

a. Sangat baik c. Kurang baik

b. Baik d. Tidak baik

30. Apakah Dispenda Pandeglang melakukan kerja sama dengan pihak ketiga

(bank, kantor pos ataupun koperasi) dalam melakukan pemungutan pajak?

a. selalu c. kadang-kadang

b. sering d. Tidak pernah

31. Apakah kerja sama yang dilakukan oleh Dispenda Kabupaten Pandeglang

dengan pihak ketiga (bank, koperasi, kantor pos) berjalan dengan baik ?

a. Sangat baik c. kurang baik

b. Baik d. Tidak baik

32. Menurut bapak/ibu apakah penggunaan teknologi dapat menunjang dalam

pelaksanaan kegiatan peningkatan pajak hotel?

a. Sangat menunjang c. Kurang menunjang

b. Menunjang d. Tidak menunjang

33. Menurut bapak/ibu bagaimana kualitas sarana teknologi yang tersedia dalam

melaksanakan tugas pekerjaan di Dispenda Kabupaten Pandeglang?

a. Sangat baik c. Kurang baik

b. Baik d. Tidak baik

Page 168: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

34. Apakah jumlah pegawai yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan pekerjaan

di Dispenda Kabupaten Pandeglang?

a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai

b. Sesuai d. Tidak sesuai

35. Apakah jabatan/bidang pekerjaan yang bapak.ibu emban sudah sesuai dengan

keahlian yang dimiliki?

a. Sangat sesuai c. kurang sesuai

b. Sesuai d. tidak sesuai

36. Menurut anda apakah pegawai Bidang Pendapatan Pajak Dispenda

Kabupaten Pandeglang telah menguasai bidang pekerjaannya sekarang?

a. Sangat menguasai c. Kurang menguasai

b. Menguasai d. Tidak menguasai

37. Bagaimana kinerja pegawai dibidang pendapatan Dispenda Pandeglang yang

menangani pajak hotel?

a. Sangat baik c. Kurang baik

b. Baik d. Tidak baik

38. Apakah kompensasi yang diberikan kepada aparatur pemungut pajak di dalam

melaksanakan system penilaian kepuasan wajib pajak tersebut telah

mencukupi?

a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai

b. Sesuai d. Tidak sesuai

39. Apakah kompensasi yang diberikan kepada aparatur pajak sudah sesuai

dengan kinerja aparatur itu sendiri?

a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai

b. Sesuai d. Tidak sesuai

40. Apakah penyetoran pendapatan pajak hotel ke kas daerah sudah sesuai

dengan peraturan yang tertera di dalam Perda Nomor 1 Tahun 2011 tentang

Pajak Daerah?

a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai

b. Sesuai d. Tidak sesuai

Page 169: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu
Page 170: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu
Page 171: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu
Page 172: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu
Page 173: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

DAFTAR WAJIB PAJAK HOTEL TAHUN 2016

NO N A M A A L A M A T GOL. HOTEL JML KAMAR NPWPD

1 2 3 4 5 6

1 MUTIARA HOTEL Jalan Raya Carita Km 7 Pasar Carita Kecamatan Carita Bintang Empat 59 P 2 0000001 28 002

Kabupaten Pandegalng

2 KHARISMA HOTEL Jalan Raya Panimbang Kecamatan Pagelaran Bintang Empat 159 P 2 0000002 13 007

Kabupaten Pandeglang

3 WIRA CARITA HOTEL Jalan Raya Labuan Km 9 Desa Sukajadi Kecamatan Melati Tiga 92 P 2 0000003 28 007

Carita Kabupaten Pandeglang

4 DESIANA COTTAGE Jl. Raya Carita Km.10 Desa Suka Rame Kecamatan Melati Dua 17 P 1 0000004 28 003

Carita Kabupaten Pandeglang

5 CARITA BAKA BAKA Jl. Raya Carita Labuan Ds. Suka Jadi Kecamatan Cottage 12 P 2 0000006 28 007

Carita Kabupaten Pandeglang

6 PESANGGRAHAN PERHUTANI/EKOWISATA Jl. Raya Carita Km.9 Labuan Ds Suka Rame Kecamatan Pondok 14 P 2 0000007 28 003

Carita Kabupaten Pandeglang

7 HOTEL RAKATA CARITA Jl. Raya Carita Labuan Ds. Suka Jadi Kecamatan Melati Dua 28 P 1 0000008 28 007

Carita Kab. Pandeglang

8 WISMA PKPRI Jl. Raya Labuan Km.3 Seruni Pandeglang Kecamatan Wisma 35 P 1 0000009 34 003

Majasari Kabupaten Pandeglang

9 BAY VILLAS HOTEL Jl. Raya Panimbang Kecamatan Panimbang Bintang Empat 12 P 2 0000010 06 012

Kabupaten Pandeglang

10 SAMBOLO BUNGALOWS/PONDOK SAMRITA Jl. Raya Carita Km. 14 Kampung Mataram Melati Tiga 26 P 1 0000011 28 003

Kecamatan Carita Pandeglang

11 HOTEL CIPUTIH SUMUR Kec. Sumur Ds. Kerta Mukti Kecamatan Sumur Melati Satu 60 P 2 0000012 01 003

Kabupaten Pandeglang

Page 174: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

12 HOTEL GUNA SANGHIYANG Jl. Raya Carita Labuan Km. 10 Labuan Ds.Suka Rame Melati 20 P 1 0000013 28 003

Kec. Carita Pandeglang

13 HOTEL PARAMESTHI Jl. Raya Carita Km.11 Labuan Ds. Suka Rame Melati Satu 11 P 1 0000014 28 003

Kecamatan Carita Pandeglang

14 HOTEL SEJAHTERA Jl. Letnan Bolang Pandeglang Kel. Pandeglang Melati 25 P 1 0000015 24 004

Kec. Pandeglang

15 PANDEGLANG RAYA HOTEL Jl. Jend. Sudirman No. 7 Kelurahan Pandegalng Melati Dua 41 P 1 0000016 24 004

Kecamatan Pandegalng

16 NIGUA DHARMA Jl. Raya Carita Labuan Ds. Suka Rame Kec. Carita Bintang Tiga 45 P 1 0000017 28 003

17 LUCIANA KOTTAGE CARITA Jl. Raya Carita labuan Ds. Suka Rame Kec. Carita Melati Dua 16 P 1 0000018 28 003

18 LAGUNDI COTTAGE Jl. Raya Carita Labuan Ds. Suka Jadi Kec. Carita Cottage 6 P 1 0000020 28 007

19 HOTEL DIANA Jl. Curug Sawer Pandeglang Kel. Pandeglang Melati Tiga 13 P 1 0000021 24 004

Kec. Pandeglang

20 PONDOK PAULA Jl. Raya Carita Labuan Ds. Suka Rame Kec. Carita Losmen 8 P 1 0000022 28 003

21 YUSSI IN HOTEL Jl. Raya carita Kampung Karawang Legon Desa Melati Dua 39 P 1 0000023 28 003

Sukareme Kecamatan Carita

22 CITRA AYU HOTEL Jl. Perintis Kemerdekaan No. 27 Kampung Masjid Melati satu 12 P 1 0000024 15 002

Kecamatan Labuan Pandeglang

23 HOTEL PARANTI Jl. Mayor Widagdo Pandeglang Kel. Kabayan Melati satu 24 P 1 0000025 24 003

Kec. Pandeglang

24 HOTEL CARINGIN LABUAN Jl. Raya Perintis Kemerdekaan No. 9 Desa Teluk Melati Dua 19 P 1 0000026 15 005

Kecamatan Labuan Pandeglang

25 WISMA KERATON Jl. Raya Labuan Pandeglang Kecamatan Majasari Penginapan 11 P 1 0000027 34 002

Page 175: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

26 PENGINAPAN JANUR KUNING Jl. Soge Panimbang Ds. Panimbang Jaya Melati satu 8 P 1 0000028 06 001

Kecamatan Panimbang

27 SUNSET VIEW/CV. SURYA SURUP INDAH Jl. Raya Carita Labuan Kampung Karawang Desa Melati Dua 29 P 2 0000029 28 002

Carita Kecamatan Carita Pandeglang

28 PENGINAPAN SAUNG KURING Ds. Suka Jadi Cibaliung Kec. Cibaliung Penginapan 17 P 1 0000030 03 005

29 PT. CARITA PRANADAYA ( BINTANG LAUT ) Jl. Raya Pasuruan Km 172,5 Kampung Bengras Desa Melati Tiga 17 P 2 0000031 28 004

Sukanegara Kecamatan Carita

30 BERKAH RESORT Jl. Raya Cikeusik Ds. Cikeuruh Wetan Kec. Cikeusik Villa 2 P 1 0000032 04 014

31 HOTEL RAWAYANA Jl. Perintis Kemerdekaan Desa Caringin Kecamatan Melati Dua 25 P 1 0000033 15 004

Labuan Pandeglang

32 PULAU UMANG RESORT Kec. Sumur Ds. Sumber Jaya Kec. Sumur Melati 13 P 2 0000034 01 001

33 ANDRIAN COTTAGE Jl. Raya Carita Ds. Suka Rame Kec. Carita Villa 8 P 1 0000035 28 003

34 CARITA ASRI VILLAS AND RESORT Jl. Raya Labuan Km 12 Carita Desa Sukarame Villa 39 P 1 0000036 28 003

Kecamatan Carita Pandeglang

35 RIZ HOTEL Jl. Raya Serang Kecamatan Pandeglang Melati 35 P 1 0000037 24 004

36 PT KRAKATAU SURF CARITA Jl. Raya Carita Km 165 Rt 01/04 Desa Sukajadi Kecamatan Melati 23 P 1 0000038 15 002

Carita

37 PT. ALTAMA (SOFYAN IN) Jl. Raya Serang Kecamatan Karangtanjung Bintang Dua 57 P 2 0000039 26 002

38 KALICAAH VILLA Jl. Raya Panimbang Kecamatan Panimbang Bintang Empat 16 P 2 0000296 06 012

Kabupaten Pandeglang

Page 176: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

Perhitungan Potensi Pajak Hotel Sofyan Inn Altama

Rata-Rata Hunian Kamar Hotel Sofyan Inn Altama

Situasi Jumlah Kamar Terpakai Keterangan

Ramai 28 (28+14+3) : 3 = 15

Normal 14

Sepi 3

Jumlah 45

Tarif Rata-Rata Kamar Hotel Sofyan Inn Altama

Jenis Kamar Jumlah Tarif Kamar T X N

Standar 1 Rp. 496.000 Rp. 496.000

Superior 48 Rp. 538.000 Rp. 25.824.000

Executive 2 Rp. 744.000 Rp. 1.488.000

Deluxe Plus 3 Rp. 807.000 Rp. 2.421.000

Family 2 Rp. 927.000 Rp. 1.854.000

Suite 1 Rp. 1.222.000 Rp. 1.222.000

Jumlah 57 Rp. 33.307.000

Tarif Rata-rata

per Kamar

33.307.000 : 57 = 584.333

Potensi pajak Sofyan Inn Altama = 15 kamar x Rp. 584.333 x 360 hari x

10%

= Rp. 315.539.820 per tahun

Page 177: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

Perhitungan Potensi Pajak Hotel Sejahtera

Rata-rata Hunian Kamar Hotel Sejahtera

Situasi Jumlah Kamar Terpakai Keterangan

Ramai 24 (24+14+10) : 3 = 16

Normal 14

Sepi 10

Jumlah 48

Tarif Rata-Rata Kamar Hotel Sofyan Inn Altama

Jenis Kamar Jumlah Tarif Kamar T X N

VIP 11 Rp. 250.000 Rp. 2.750.000

Deluxe 6 Rp. 160.000 Rp. 960.000

Standar 7 Rp. 120.000 Rp. 840.000

Jumlah 24 Rp 4.550.000

Tarif Rata-rata

per Kamar

4.550.000 : 24 = 189.583

Potensi pajak Hotel Sejahtera = 16 kamar x Rp. 189.583 x 360 hari x

10%

= Rp. 109.199.808 per tahun

Page 178: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

Perhitungan Potensi Pajak Hotel Pandeglang Raya

Rata-rata Hunian Kamar Hotel Pandeglang Raya

Situasi Jumlah Kamar Terpakai Keterangan

Ramai 27 (27+19+7) : 3 = 17

Normal 19

Sepi 7

Jumlah 53

Tarif Rata-Rata Kamar Hotel Pandeglang Raya

Jenis Kamar Jumlah Tarif Kamar T X N

VIP 15 Rp. 200.000 Rp. 3.000.000

Standar 12 Rp. 150.000 Rp. 1.800.000

Economy 11 Rp. 120.000 Rp. 1.320.000

Jumlah 38 Rp. 6.120.000

Tarif Rata-rata

per Kamar

6.120.000 : 38 = 161.052

Potensi pajak Hotel Pandeglang Raya = 17 x Rp. 161.052 x 360 hari x 10%

= Rp. 98.563.824 per tahun

Page 179: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu
Page 180: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu
Page 181: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu
Page 182: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

CORRELATIONS VAR

0000

1

VAR

0000

2

VAR

0000

3

VAR

0000

4

VAR

0000

5

VAR

0000

6

VAR

0000

7

VAR

0000

8

VAR

0000

9

VAR

0001

0

VAR

0001

1

VAR

0001

2

VAR

0001

3

VAR

0001

4

VAR

0001

5

VAR

0001

6

VAR

0001

7

VAR

0001

8

VAR

0001

9

VAR

0002

0

VAR

0002

1

VAR

0002

2

VAR0

0023

V

A

R

00

00

1

Pearson

Correlation

1 .540** .567

*

*

-.031 .076 .623** .618

** .015 .016 .516

** .591

*

*

.494*

*

.540*

*

-.047 .646*

*

-.257* -.032 .591

*

*

.616** .016 .029 .549

** .181

Sig. (2-tailed) .000 .000 .805 .542 .000 .000 .905 .900 .000 .000 .000 .000 .706 .000 .037 .798 .000 .000 .900 .814 .000 .146

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

00

2

Pearson

Correlation

.540** 1 .806

*

*

.138 .078 .848** .793

** .126 .181 .786

** .784

*

*

.772*

*

.967*

*

.125 .837*

*

-.127 .087 .752*

*

.800** .190 .119 .939

** .227

Sig. (2-tailed) .000 .000 .270 .536 .000 .000 .315 .146 .000 .000 .000 .000 .316 .000 .308 .490 .000 .000 .126 .342 .000 .066

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

00

3

Pearson

Correlation

.567** .806

** 1 .198 .137 .940

** .889

** .179 .247

* .971

** .877

*

*

.833*

*

.838*

*

.190 .869*

*

-.157 .148 .877*

*

.828** .254

* .173 .813

** .227

Sig. (2-tailed) .000 .000 .110 .274 .000 .000 .150 .046 .000 .000 .000 .000 .127 .000 .208 .237 .000 .000 .040 .166 .000 .066

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

00

4

Pearson

Correlation

-.031 .138 .198 1 .584*

*

.255* .261

* .689

*

*

.895** .159 .286

* .188 .170 .923

*

*

.234 .246* .645

** .286

* .226 .891

** .708

** .161 .301

*

Sig. (2-tailed) .805 .270 .110 .000 .039 .035 .000 .000 .204 .020 .131 .172 .000 .058 .047 .000 .020 .068 .000 .000 .195 .014

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

Page 183: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

V

A

R

00

00

5

Pearson

Correlation

.076 .078 .137 .584*

*

1 .160 .133 .855*

*

.538** .069 .129 .158 .109 .628

*

*

.202 .091 .794** .160 .161 .503

** .871

** .102 .248

*

Sig. (2-tailed) .542 .536 .274 .000 .198 .286 .000 .000 .584 .300 .204 .383 .000 .105 .466 .000 .198 .196 .000 .000 .415 .044

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

00

6

Pearson

Correlation

.623** .848

** .940

*

*

.255* .160 1 .920

** .195 .282

* .909

** .906

*

*

.866*

*

.880*

*

.221 .904*

*

-.147 .171 .906*

*

.889** .285

* .190 .880

** .229

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .039 .198 .000 .117 .022 .000 .000 .000 .000 .074 .000 .239 .171 .000 .000 .020 .127 .000 .065

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

00

7

Pearson

Correlation

.618** .793

** .889

*

*

.261* .133 .920

** 1 .171 .318

** .861

** .984

*

*

.786*

*

.826*

*

.257* .950

*

*

-.205 .109 .984*

*

.903** .322

** .166 .798

** .215

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .035 .286 .000 .170 .009 .000 .000 .000 .000 .037 .000 .099 .382 .000 .000 .008 .184 .000 .083

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

00

8

Pearson

Correlation

.015 .126 .179 .689*

*

.855*

*

.195 .171 1 .686** .107 .195 .168 .157 .771

*

*

.240 .164 .926** .195 .164 .648

** .986

** .114 .279

*

Sig. (2-tailed) .905 .315 .150 .000 .000 .117 .170 .000 .391 .117 .179 .209 .000 .052 .188 .000 .117 .189 .000 .000 .360 .023

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

Pearson

Correlation

.016 .181 .247* .895

*

*

.538*

*

.282* .318

** .686

*

*

1 .209 .346*

*

.236 .213 .904*

*

.289* .187 .633

** .346

*

*

.255* .969

** .704

** .177 .318

*

*

Sig. (2-tailed) .900 .146 .046 .000 .000 .022 .009 .000 .092 .004 .056 .085 .000 .018 .133 .000 .004 .039 .000 .000 .156 .009

Page 184: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

00

00

9

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

01

0

Pearson

Correlation

.516** .786

** .971

*

*

.159 .069 .909** .861

** .107 .209 1 .848

*

*

.808*

*

.817*

*

.121 .843*

*

-.181 .075 .848*

*

.832** .215 .103 .790

** .189

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .204 .584 .000 .000 .391 .092 .000 .000 .000 .331 .000 .146 .550 .000 .000 .084 .411 .000 .129

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

01

1

Pearson

Correlation

.591** .784

** .877

*

*

.286* .129 .906

** .984

** .195 .346

** .848

** 1 .775

*

*

.816*

*

.285* .936

*

*

-.182 .105 .969*

*

.889** .349

** .190 .788

** .229

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .020 .300 .000 .000 .117 .004 .000 .000 .000 .020 .000 .145 .399 .000 .000 .004 .127 .000 .065

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

01

2

Pearson

Correlation

.494** .772

** .833

*

*

.188 .158 .866** .786

** .168 .236 .808

** .775

*

*

1 .803*

*

.181 .798*

*

-.198 .139 .775*

*

.759** .242

* .162 .777

** .169

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .131 .204 .000 .000 .179 .056 .000 .000 .000 .146 .000 .112 .267 .000 .000 .050 .195 .000 .174

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

01

3

Pearson

Correlation

.540** .967

** .838

*

*

.170 .109 .880** .826

** .157 .213 .817

** .816

*

*

.803*

*

1 .158 .871*

*

-.127 .120 .816*

*

.833** .223 .149 .970

** .261

*

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .172 .383 .000 .000 .209 .085 .000 .000 .000 .206 .000 .308 .338 .000 .000 .072 .231 .000 .034

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

Page 185: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

V

A

R

00

01

4

Pearson

Correlation

-.047 .125 .190 .923*

*

.628*

*

.221 .257* .771

*

*

.904** .121 .285

* .181 .158 1 .229 .296

* .727

** .285

* .160 .871

** .787

** .121 .252

*

Sig. (2-tailed) .706 .316 .127 .000 .000 .074 .037 .000 .000 .331 .020 .146 .206 .065 .016 .000 .020 .199 .000 .000 .332 .042

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

01

5

Pearson

Correlation

.646** .837

** .869

*

*

.234 .202 .904** .950

** .240 .289

* .843

** .936

*

*

.798*

*

.871*

*

.229 1 -.229 .181 .936*

*

.953** .295

* .233 .842

** .270

*

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .058 .105 .000 .000 .052 .018 .000 .000 .000 .000 .065 .065 .145 .000 .000 .016 .059 .000 .028

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

01

6

Pearson

Correlation

-.257* -.127 -.15

7

.246* .091 -.147 -.205 .164 .187 -.181 -.182 -.198 -.127 .296

* -.229 1 .152 -.182 -.235 .191 .176 -.118 -.096

Sig. (2-tailed) .037 .308 .208 .047 .466 .239 .099 .188 .133 .146 .145 .112 .308 .016 .065 .224 .145 .058 .125 .158 .344 .444

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

01

7

Pearson

Correlation

-.032 .087 .148 .645*

*

.794*

*

.171 .109 .926*

*

.633** .075 .105 .139 .120 .727

*

*

.181 .152 1 .138 .105 .595** .912

** .079 .314

*

Sig. (2-tailed) .798 .490 .237 .000 .000 .171 .382 .000 .000 .550 .399 .267 .338 .000 .145 .224 .269 .401 .000 .000 .527 .010

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

Pearson

Correlation

.591** .752

** .877

*

*

.286* .160 .906

** .984

** .195 .346

** .848

** .969

*

*

.775*

*

.816*

*

.285* .936

*

*

-.182 .138 1 .889** .349

** .190 .788

** .229

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .020 .198 .000 .000 .117 .004 .000 .000 .000 .000 .020 .000 .145 .269 .000 .004 .127 .000 .065

Page 186: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

00

01

8

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

01

9

Pearson

Correlation

.616** .800

** .828

*

*

.226 .161 .889** .903

** .164 .255

* .832

** .889

*

*

.759*

*

.833*

*

.160 .953*

*

-.235 .105 .889*

*

1 .257* .159 .834

** .250

*

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .068 .196 .000 .000 .189 .039 .000 .000 .000 .000 .199 .000 .058 .401 .000 .037 .201 .000 .043

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

02

0

Pearson

Correlation

.016 .190 .254* .891

*

*

.503*

*

.285* .322

** .648

*

*

.969** .215 .349

*

*

.242* .223 .871

*

*

.295* .191 .595

** .349

*

*

.257* 1 .667

** .184 .319

*

*

Sig. (2-tailed) .900 .126 .040 .000 .000 .020 .008 .000 .000 .084 .004 .050 .072 .000 .016 .125 .000 .004 .037 .000 .140 .009

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

02

1

Pearson

Correlation

.029 .119 .173 .708*

*

.871*

*

.190 .166 .986*

*

.704** .103 .190 .162 .149 .787

*

*

.233 .176 .912** .190 .159 .667

** 1 .109 .289

*

Sig. (2-tailed) .814 .342 .166 .000 .000 .127 .184 .000 .000 .411 .127 .195 .231 .000 .059 .158 .000 .127 .201 .000 .384 .019

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

02

2

Pearson

Correlation

.549** .939

** .813

*

*

.161 .102 .880** .798

** .114 .177 .790

** .788

*

*

.777*

*

.970*

*

.121 .842*

*

-.118 .079 .788*

*

.834** .184 .109 1 .253

*

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .195 .415 .000 .000 .360 .156 .000 .000 .000 .000 .332 .000 .344 .527 .000 .000 .140 .384 .040

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

Page 187: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

V

A

R

00

02

3

Pearson

Correlation

.181 .227 .227 .301* .248

* .229 .215 .279

* .318

** .189 .229 .169 .261

* .252

* .270

* -.096 .314

* .229 .250

* .319

** .289

* .253

* 1

Sig. (2-tailed) .146 .066 .066 .014 .044 .065 .083 .023 .009 .129 .065 .174 .034 .042 .028 .444 .010 .065 .043 .009 .019 .040

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

02

4

Pearson

Correlation

.510** .763

** .890

*

*

.162 .102 .893** .842

** .143 .212 .863

** .830

*

*

.790*

*

.795*

*

.155 .823*

*

-.169 .175 .830*

*

.782** .218 .137 .771

** .175

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .193 .416 .000 .000 .253 .088 .000 .000 .000 .000 .215 .000 .174 .160 .000 .000 .079 .272 .000 .161

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

02

5

Pearson

Correlation

-.047 .060 .093 .827*

*

.534*

*

.126 .192 .679*

*

.807** .028 .221 .089 .093 .903

*

*

.196 .261* .694

** .221 .128 .774

** .697

** .059 .319

*

*

Sig. (2-tailed) .706 .631 .458 .000 .000 .315 .122 .000 .000 .822 .074 .478 .459 .000 .115 .034 .000 .074 .306 .000 .000 .639 .009

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

02

6

Pearson

Correlation

.164 .232 .231 .299* .247

* .231 .218 .275

* .319

** .191 .231 .173 .266

* .252

* .273

* -.075 .311

* .231 .251

* .353

** .286

* .257

* .983

*

*

Sig. (2-tailed) .187 .060 .062 .015 .046 .062 .079 .025 .009 .124 .062 .166 .031 .041 .027 .548 .011 .062 .042 .004 .020 .037 .000

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

Pearson

Correlation

.545** .984

** .793

*

*

.166 .075 .864** .780

** .120 .179 .772

** .770

*

*

.759*

*

.952*

*

.123 .823*

*

-.105 .083 .738*

*

.817** .187 .114 .954

** .240

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .184 .552 .000 .000 .338 .151 .000 .000 .000 .000 .325 .000 .399 .509 .000 .000 .133 .363 .000 .052

Page 188: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

00

02

7

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

02

8

Pearson

Correlation

-.093 .064 .127 .845*

*

.493*

*

.157 .160 .634*

*

.796** .061 .188 .121 .096 .889

*

*

.130 .241 .681** .188 .064 .762

** .653

** .062 .265

*

Sig. (2-tailed) .458 .609 .310 .000 .000 .209 .200 .000 .000 .626 .130 .334 .443 .000 .297 .051 .000 .130 .612 .000 .000 .624 .031

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

02

9

Pearson

Correlation

.476** .737

** .861

*

*

.129 .037 .861** .811

** .076 .182 .864

** .798

*

*

.762*

*

.769*

*

.092 .792*

*

-.198 .138 .798*

*

.781** .186 .072 .743

** .176

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .303 .765 .000 .000 .546 .144 .000 .000 .000 .000 .463 .000 .111 .269 .000 .000 .134 .565 .000 .158

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

03

0

Pearson

Correlation

-.039 .154 .164 .064 -.086 .186 .237 -.061 .008 .170 .213 .238 .234 .021 .208 .046 -.030 .291* .168 .074 -.066 .185 -.110

Sig. (2-tailed) .756 .218 .187 .608 .494 .134 .055 .627 .946 .173 .087 .054 .059 .870 .093 .714 .813 .018 .176 .556 .601 .137 .380

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

03

1

Pearson

Correlation

.282* .108 .189 .021 .060 .228 .130 -.045 -.062 .202 .108 .218 .108 -.102 .153 -.095 -.050 .108 .212 -.041 -.026 .183 -.038

Sig. (2-tailed) .022 .390 .129 .868 .630 .065 .298 .719 .620 .104 .387 .078 .390 .416 .220 .446 .691 .387 .088 .744 .837 .142 .762

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

Page 189: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

V

A

R

00

03

2

Pearson

Correlation

.164 .232 .231 .299* .247

* .231 .218 .275

* .319

** .191 .231 .173 .266

* .252

* .273

* -.075 .311

* .231 .251

* .353

** .286

* .257

* .983

*

*

Sig. (2-tailed) .187 .060 .062 .015 .046 .062 .079 .025 .009 .124 .062 .166 .031 .041 .027 .548 .011 .062 .042 .004 .020 .037 .000

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

03

3

Pearson

Correlation

-.016 .060 .093 .796*

*

.503*

*

.126 .192 .617*

*

.807** .028 .221 .058 .093 .839

*

*

.196 .296* .628

** .221 .128 .774

** .636

** .059 .319

*

*

Sig. (2-tailed) .900 .631 .458 .000 .000 .315 .122 .000 .000 .822 .074 .643 .459 .000 .115 .016 .000 .074 .306 .000 .000 .639 .009

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

03

4

Pearson

Correlation

-.076 .046 .105 .831*

*

.604*

*

.129 .133 .765*

*

.821** .038 .160 .099 .078 .910

*

*

.137 .227 .794** .160 .067 .785

** .783

** .041 .314

*

Sig. (2-tailed) .542 .714 .400 .000 .000 .300 .286 .000 .000 .760 .198 .430 .536 .000 .272 .066 .000 .198 .593 .000 .000 .741 .010

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

03

5

Pearson

Correlation

-.069 .096 .097 .836*

*

.483*

*

.135 .208 .678*

*

.774** .028 .240 .094 .096 .881

*

*

.210 .225 .688** .205 .138 .775

** .665

** .060 .292

*

Sig. (2-tailed) .583 .444 .438 .000 .000 .279 .095 .000 .000 .825 .053 .455 .444 .000 .090 .069 .000 .099 .269 .000 .000 .632 .017

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

Pearson

Correlation

.559** .791

** .882

*

*

.127 .065 .907** .859

** .097 .188 .882

** .844

*

*

.810*

*

.824*

*

.126 .842*

*

-.073 .069 .844*

*

.793** .190 .095 .793

** .164

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .309 .607 .000 .000 .438 .130 .000 .000 .000 .000 .313 .000 .559 .583 .000 .000 .127 .450 .000 .189

Page 190: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

00

03

6

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

03

7

Pearson

Correlation

.540** .795

** .985

*

*

.194 .133 .924** .874

** .173 .243

* .955

** .862

*

*

.820*

*

.827*

*

.186 .855*

*

-.135 .143 .862*

*

.814** .281

* .167 .801

** .208

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .119 .288 .000 .000 .165 .049 .000 .000 .000 .000 .134 .000 .280 .253 .000 .000 .022 .181 .000 .094

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

03

8

Pearson

Correlation

-.049 .039 .071 .788*

*

.485*

*

.101 .170 .631*

*

.804** .003 .200 .067 .072 .868

*

*

.174 .310* .645

** .200 .102 .768

** .652

** .036 .332

*

*

Sig. (2-tailed) .697 .757 .573 .000 .000 .420 .171 .000 .000 .981 .108 .594 .564 .000 .162 .011 .000 .108 .416 .000 .000 .773 .006

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

03

9

Pearson

Correlation

.049 .236 .275* .806

*

*

.535*

*

.320** .356

** .635

*

*

.802** .239 .353

*

*

.265* .236 .841

*

*

.325*

*

.186 .601** .353

*

*

.294* .774

** .652

** .201 .257

*

Sig. (2-tailed) .693 .056 .025 .000 .000 .009 .003 .000 .000 .053 .004 .031 .056 .000 .008 .134 .000 .004 .017 .000 .000 .105 .037

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

V

A

R

00

04

0

Pearson

Correlation

.566** .744

** .865

*

*

.281* .126 .892

** .970

** .158 .341

** .866

** .954

*

*

.765*

*

.807*

*

.249* .923

*

*

-.193 .102 .985*

*

.906** .343

** .154 .778

** .210

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .022 .314 .000 .000 .204 .005 .000 .000 .000 .000 .044 .000 .120 .416 .000 .000 .005 .216 .000 .091

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

Page 191: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

V

A

R

00

04

1

Pearson

Correlation

.454** .717

** .788

*

*

.668*

*

.494*

*

.826** .818

** .590

*

*

.692** .734

** .821

*

*

.723*

*

.762*

*

.669*

*

.828*

*

.025 .559** .825

*

*

.770** .689

** .596

** .729

** .441

*

*

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .844 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N

66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

Correlations

VAR0

0024

VAR00

025

VAR0

0026

VAR00

027

VAR00

028

VAR00

029

VAR0

0030

VAR0

0031

VAR0

0032

VAR0

0033

VAR0

0034

VAR0

0035

VAR0

0036

VAR00

037

VAR00

038

VAR00

039

VAR0

0040

VAR00

041

VA

R0

00

01

Pearson

Correlation

.510 -.047** .164

** .545 -.093 .476

** -.039

** .282 .164 -.016

** -.076

** -.069

** .559

** .540 -.049

** .049

* .566 .454

**

Sig. (2-tailed) .000 .706 .187 .000 .458 .000 .756 .022 .187 .900 .542 .583 .000 .000 .697 .693 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

02

Pearson

Correlation

.763** .060 .232

** .984 .064 .737

** .154

** .108 .232 .060

** .046

** .096

** .791

** .795 .039

** .236 .744 .717

**

Sig. (2-tailed) .000 .631 .060 .000 .609 .000 .218 .390 .060 .631 .714 .444 .000 .000 .757 .056 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

03

Pearson

Correlation

.890** .093

** .231 .793 .127 .861

** .164

** .189 .231

* .093

** .105

** .097

** .882

** .985 .071

** .275 .865 .788

**

Sig. (2-tailed) .000 .458 .062 .000 .310 .000 .187 .129 .062 .458 .400 .438 .000 .000 .573 .025 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

04

Pearson

Correlation

.162 .827 .299 .166 .845** .129

* .064

* .021

** .299

** .796 .831

* .836 .127 .194

** .788 .806

* .281

** .668

*

Sig. (2-tailed) .193 .000 .015 .184 .000 .303 .608 .868 .015 .000 .000 .000 .309 .119 .000 .000 .022 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

Page 192: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

VA

R0

00

05

Pearson

Correlation

.102 .534 .247 .075** .493 .037 -.086 .060

** .247

** .503 .604 .483 .065 .133

** .485 .535 .126

** .494

Sig. (2-tailed) .416 .000 .046 .552 .000 .765 .494 .630 .046 .000 .000 .000 .607 .288 .000 .000 .314 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

06

Pearson

Correlation

.893** .126

** .231

** .864

* .157 .861 .186

** .228 .231

* .126

** .129

** .135

** .907

** .924 .101

** .320 .892 .826

**

Sig. (2-tailed) .000 .315 .062 .000 .209 .000 .134 .065 .062 .315 .300 .279 .000 .000 .420 .009 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

07

Pearson

Correlation

.842** .192

** .218

** .780

* .160 .811

** .237 .130 .218

** .192

** .133

** .208

** .859

** .874

* .170

** .356 .970 .818

**

Sig. (2-tailed) .000 .122 .079 .000 .200 .000 .055 .298 .079 .122 .286 .095 .000 .000 .171 .003 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

08

Pearson

Correlation

.143 .679 .275 .120** .634

** .076 -.061 -.045 .275

** .617 .765 .678 .097 .173

** .631 .635 .158

** .590

Sig. (2-tailed) .253 .000 .025 .338 .000 .546 .627 .719 .025 .000 .000 .000 .438 .165 .000 .000 .204 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

09

Pearson

Correlation

.212 .807 .319* .179

** .796

** .182

* .008

** -.062

** .319 .807 .821

** .774 .188 .243

** .804

* .802 .341

** .692

**

Sig. (2-tailed) .088 .000 .009 .151 .000 .144 .946 .620 .009 .000 .000 .000 .130 .049 .000 .000 .005 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

10

Pearson

Correlation

.863** .028

** .191

** .772 .061 .864

** .170

** .202 .191 .028 .038

** .028

** .882

** .955 .003

** .239 .866 .734

**

Sig. (2-tailed) .000 .822 .124 .000 .626 .000 .173 .104 .124 .822 .760 .825 .000 .000 .981 .053 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

11

Pearson

Correlation

.830** .221

** .231

** .770

* .188 .798

** .213

** .108 .231

** .221

** .160 .240

** .844

** .862

* .200

** .353 .954 .821

**

Sig. (2-tailed) .000 .074 .062 .000 .130 .000 .087 .387 .062 .074 .198 .053 .000 .000 .108 .004 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

Page 193: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

VA

R0

00

12

Pearson

Correlation

.790** .089

** .173

** .759 .121 .762

** .238

** .218 .173 .058

** .099

** .094 .810

** .820 .067

** .265 .765 .723

**

Sig. (2-tailed) .000 .478 .166 .000 .334 .000 .054 .078 .166 .643 .430 .455 .000 .000 .594 .031 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

13

Pearson

Correlation

.795** .093

** .266

** .952 .096 .769

** .234

** .108 .266 .093

** .078

** .096

** .824 .827 .072

** .236 .807 .762

**

Sig. (2-tailed) .000 .459 .031 .000 .443 .000 .059 .390 .031 .459 .536 .444 .000 .000 .564 .056 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

14

Pearson

Correlation

.155 .903 .252 .123** .889

** .092 .021

* -.102

** .252

** .839 .910

* .881 .126 .186 .868 .841

* .249

** .669

*

Sig. (2-tailed) .215 .000 .041 .325 .000 .463 .870 .416 .041 .000 .000 .000 .313 .134 .000 .000 .044 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

15

Pearson

Correlation

.823** .196

** .273

** .823 .130 .792

** .208

** .153 .273

* .196

** .137

** .210

** .842

** .855 .174 .325 .923 .828

**

Sig. (2-tailed) .000 .115 .027 .000 .297 .000 .093 .220 .027 .115 .272 .090 .000 .000 .162 .008 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

16

Pearson

Correlation

-.169* .261 -.075 -.105

* .241 -.198 .046 -.095 -.075 .296 .227 .225 -.073 -.135

* .310 .186 -.193 .025

Sig. (2-tailed) .174 .034 .548 .399 .051 .111 .714 .446 .548 .016 .066 .069 .559 .280 .011 .134 .120 .844

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

17

Pearson

Correlation

.175 .694 .311 .083** .681

** .138 -.030 -.050

** .311

** .628 .794 .688 .069 .143

** .645 .601 .102 .559

Sig. (2-tailed) .160 .000 .011 .509 .000 .269 .813 .691 .011 .000 .000 .000 .583 .253 .000 .000 .416 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

18

Pearson

Correlation

.830** .221

** .231

** .738

* .188 .798

** .291

** .108 .231

** .221

** .160

** .205

** .844

** .862

* .200

** .353 .985 .825

Sig. (2-tailed) .000 .074 .062 .000 .130 .000 .018 .387 .062 .074 .198 .099 .000 .000 .108 .004 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

Page 194: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

VA

R0

00

19

Pearson

Correlation

.782** .128

** .251

** .817 .064 .781

** .168

** .212 .251

* .128

** .067

** .138

** .793

** .814 .102

** .294 .906 .770

**

Sig. (2-tailed) .000 .306 .042 .000 .612 .000 .176 .088 .042 .306 .593 .269 .000 .000 .416 .017 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

20

Pearson

Correlation

.218 .774 .353* .187

** .762

** .186

* .074

** -.041

** .353

** .774 .785

** .775

* .190 .281

** .768

* .774 .343

** .689

**

Sig. (2-tailed) .079 .000 .004 .133 .000 .134 .556 .744 .004 .000 .000 .000 .127 .022 .000 .000 .005 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

21

Pearson

Correlation

.137 .697 .286 .114** .653

** .072 -.066 -.026

** .286

** .636 .783 .665 .095 .167

** .652 .652 .154

** .596

Sig. (2-tailed) .272 .000 .020 .363 .000 .565 .601 .837 .020 .000 .000 .000 .450 .181 .000 .000 .216 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

22

Pearson

Correlation

.771** .059

** .257

** .954 .062 .743

** .185

** .183 .257 .059

** .041

** .060

** .793

** .801 .036

** .201 .778 .729

**

Sig. (2-tailed) .000 .639 .037 .000 .624 .000 .137 .142 .037 .639 .741 .632 .000 .000 .773 .105 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

23

Pearson

Correlation

.175 .319 .983 .240* .265

* .176 -.110 -.038

* .983

** .319 .314 .292 .164

* .208

* .332

* .257 .210

* .441

Sig. (2-tailed) .161 .009 .000 .052 .031 .158 .380 .762 .000 .009 .010 .017 .189 .094 .006 .037 .091 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

24

Pearson

Correlation

1** .060

** .178

** .751 .093 .970

** .141

** .225 .178 .060

** .071

** .131

** .835

** .876 .036

** .240 .819 .736

**

Sig. (2-tailed) .633 .153 .000 .456 .000 .259 .069 .153 .633 .570 .295 .000 .000 .773 .052 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

25

Pearson

Correlation

.060 1 .319 .059** .921

** .061 .074 -.162

** .319

** .935 .942 .916 .031 .092

** .968 .740

* .187

** .608

Sig. (2-tailed) .633 .009 .636 .000 .629 .556 .193 .009 .000 .000 .000 .806 .465 .000 .000 .134 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

Page 195: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

VA

R0

00

26

Pearson

Correlation

.178 .319 1 .245* .265

* .178 -.076 -.059

* 1.000

** .319 .312 .293 .165

* .244

* .331

* .261 .211

* .447

Sig. (2-tailed) .153 .009 .048 .032 .153 .546 .640 .000 .009 .011 .017 .186 .048 .007 .035 .089 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

27

Pearson

Correlation

.751** .059

** .245

** 1 .063 .724

** .130

** .146 .245 .059

** .044

** .095

** .776

** .782 .037

** .235 .730 .715

**

Sig. (2-tailed) .000 .636 .048 .617 .000 .298 .243 .048 .636 .728 .448 .000 .000 .765 .057 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

28

Pearson

Correlation

.093 .921 .265 .063** 1

** .093 .079 -.120

** .265

** .857 .925 .833 .063 .124

** .887 .732 .154

** .586

Sig. (2-tailed) .456 .000 .032 .617 .458 .531 .339 .032 .000 .000 .000 .618 .319 .000 .000 .216 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

29

Pearson

Correlation

.970** .061

** .178

** .724 .093 1

** .178

** .215 .178 .061

** .068

** .098

** .801

** .847 .035

** .213 .818 .701

**

Sig. (2-tailed) .000 .629 .153 .000 .458 .153 .083 .153 .629 .587 .434 .000 .000 .780 .086 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

30

Pearson

Correlation

.141 .074 -.076 .130 .079 .178 1 -.081 -.076 .074 .069 .016 .172 .193 .034 -.044 .292 .186*

Sig. (2-tailed) .259 .556 .546 .298 .531 .153 .519 .546 .556 .580 .899 .168 .120 .788 .724 .017 .135

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

31

Pearson

Correlation

.225* -.162 -.059 .146 -.120 .215 -.081 1 -.059 -.223 -.117 -.123 .159 .166 -.209 -.014 .117 .112

Sig. (2-tailed) .069 .193 .640 .243 .339 .083 .519 .640 .072 .351 .326 .203 .184 .092 .911 .351 .370

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

32

Pearson

Correlation

.178 .319 1.000 .245* .265

* .178 -.076 -.059

* 1

** .319 .312 .293 .165

* .244

* .331

* .261 .211

* .447

Sig. (2-tailed) .153 .009 .000 .048 .032 .153 .546 .640 .009 .011 .017 .186 .048 .007 .035 .089 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

Page 196: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

VA

R0

00

33

Pearson

Correlation

.060 .935 .319 .059** .857

** .061 .074 -.223

** .319

** 1 .879 .845 .094 .092

** .968 .672

* .187

** .587

Sig. (2-tailed) .633 .000 .009 .636 .000 .629 .556 .072 .009 .000 .000 .451 .465 .000 .000 .134 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

34

Pearson

Correlation

.071 .942 .312 .044** .925

** .068 .069 -.117

** .312

** .879 1 .859 .034 .102

** .906 .765 .126

** .603

Sig. (2-tailed) .570 .000 .011 .728 .000 .587 .580 .351 .011 .000 .000 .788 .416 .000 .000 .314 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

35

Pearson

Correlation

.131 .916 .293 .095** .833

** .098 .016 -.123

** .293

** .845 .859 1 .033 .096

** .876 .731 .168

** .591

Sig. (2-tailed) .295 .000 .017 .448 .000 .434 .899 .326 .017 .000 .000 .795 .441 .000 .000 .177 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

36

Pearson

Correlation

.835** .031

** .165

** .776 .063 .801

** .172

** .159 .165 .094

** .034

** .033

** 1

** .866 .067

** .226 .831 .721

**

Sig. (2-tailed) .000 .806 .186 .000 .618 .000 .168 .203 .186 .451 .788 .795 .000 .594 .068 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

37

Pearson

Correlation

.876** .092

** .244

** .782 .124 .847

** .193

** .166 .244

* .092

** .102

** .096

** .866

** 1 .069

** .274 .850 .779

**

Sig. (2-tailed) .000 .465 .048 .000 .319 .000 .120 .184 .048 .465 .416 .441 .000 .583 .026 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

38

Pearson

Correlation

.036 .968 .331 .037** .887

** .035 .034 -.209

** .331

** .968 .906 .876 .067 .069

** 1 .703

* .163

** .578

Sig. (2-tailed) .773 .000 .007 .765 .000 .780 .788 .092 .007 .000 .000 .000 .594 .583 .000 .190 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

39

Pearson

Correlation

.240 .740 .261* .235

** .732

** .213

** -.044

** -.014

** .261

** .672 .765

** .731

* .226 .274

** .703

** 1 .351

** .670

**

Sig. (2-tailed) .052 .000 .035 .057 .000 .086 .724 .911 .035 .000 .000 .000 .068 .026 .000 .004 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

Page 197: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

VA

R0

00

40

Pearson

Correlation

.819** .187

** .211

** .730

* .154 .818

** .292

** .117 .211

** .187

** .126

** .168

** .831

** .850

* .163

** .351 1 .802

**

Sig. (2-tailed) .000 .134 .089 .000 .216 .000 .017 .351 .089 .134 .314 .177 .000 .000 .190 .004 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

VA

R0

00

41

Pearson

Correlation

.736** .608

** .447

** .715

** .586

** .701

** .186

** .112

** .447

** .587

** .603

** .591

** .721

** .779

** .578

** .670 .802

** 1

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .135 .370 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 198: TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS …repository.fisip-untirta.ac.id/777/1/TINGKAT PENGELOLAAN PAJAK... · ... dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

Nama : Melda Listiani

Tempat, Tanggal Lahir : Pandeglang, 12 Juli 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Kadu Peusing RT/RW 01/09 Pandeglang - Banten

E-mail : [email protected]

Pendidikan Formal

2000 – 2006 : SDN Kabayan 1

2006 – 2009 : SMP Negeri 2 Pandeglang

2009 – 2012 : SMA Negeri 2 Pandeglang

2012 – 2016 : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa