tingkat kebutuhan dan penyediaan es untuk … · 11 tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan...

79
TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK KEPERLUAN OPERASI PENANGKAPAN IKAN DI PPS CILACAP FATRA KURNIA MUDJARI MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Upload: vukhanh

Post on 07-Mar-2019

268 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

ix

ix

TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK

KEPERLUAN OPERASI PENANGKAPAN IKAN

DI PPS CILACAP

FATRA KURNIA MUDJARI

MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

Page 2: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

x

x

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi “Tingkat Kebutuhan dan Penyediaan

Es untuk Keperluan Operasi Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera

Cilacap” adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya ilmiah yang diterbitkan dari penulis

lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian

akhir skripsi ini.

Bogor, Desember 2010

Fatra Kurnia Mudjari

Page 3: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

xi

xi

ABSTRAK

FATRA KURNIA MUDJARI, C44062211. Tingkat Kebutuhan dan Penyediaan

Es untuk Keperluan Operasi Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera

Cilacap. Dibimbing oleh DINARWAN

Dalam operasi penangkapan ikan, ketersediaan jumlah es yang cukup sangat

mempengaruhi kelancarannya. Sebaliknya jumlah penyediaan es yang tidak

mencukupi dalam operasi penangkapan dapat menyebabkan mutu ikan hasil

tangkapan kurang baik. Hal ini mengakibatkan daya jual ikan menjadi rendah.

Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat kebutuhan es untuk operasi

penangkapan ikan berkaitan dengan upaya mempertahankan mutu hasil tangkapan

di PPS Cilacap, menentukan jumlah ketersediaan es di PPS Cilacap, serta

mengkaji mekanisme penyediaan dan pendistribusian es yang terkait untuk

keperluan penangkapan ikan di PPS Cilacap. Penelitian ini menggunakan metode

studi kasus, pengambilan data primer menggunakan kuisioner dengan jumlah

responden disesuaikan dengan keadaan lapangan. Hasil analisis kebutuhan es

untuk operasi penangkapan ikan di PPS Cilacap didapatkan nilai sebesar 24215.64

ton/tahun. Sedangkan jumlah penyediaan es dari Perusda Saripetojo dan CV Maju

Setia sebesar 23649.53 ton/tahun sehingga jumlah yang disediakan perusahaan

kurang mencukupi kebutuhan es untuk kapal ikan yang melakukan pengisian es di

PPS Cilacap. Kekurangannya yaitu sebesar 566.11 ton/tahun. Namun apabila

kebutuhan es bagi armada penangkapan ikan dengan ukuran 0-4 GT tidak dilayani

oleh PPS Cilacap, maka total kebutuhan es seharusnya menjadi 7 503 ton/tahun.

Jadi jumlah yang disediakan perusahaan es sudah dikatakan cukup untuk

memenuhi kebutuhan armada penangkapan. Dengan penjelasan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa seluruh kebutuhan es kapal ikan di PPS Cilacap kurang

mampu dipenuhi perusahaan sehingga pemilik kapal memesan dari luar Cilacap.

Kata Kunci: Kebutuhan es operasi penangkapan, kapasitas pabrik es

Page 4: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

xii

xii

© Hak cipta IPB, Tahun 2010

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

1) Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis tanpa mencantumkan atau

menyebutkan sumber:

a. Pengutip hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya

ilmiah, peyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah;

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

2) Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis

dalam bentuk apapun tanpa seizing IPB.

Page 5: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

xiii

xiii

TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK

KEPERLUAN OPERASI PENANGKAPAN IKAN

DI PPS CILACAP

FATRA KURNIA MUDJARI

Skripsi

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana perikanan pada

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

Page 6: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

xiv

xiv

Judul Skripsi : Tingkat Kebutuhan dan Penyediaan Es untuk Keperluan Operasi

Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap.

Nama : Fatra Kurnia Mudjari

NRP : C44062211

Mayor : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui:

Pembimbing

Ir. Dinarwan, MS

NIP 19630823 198803 1002

Diketahui:

Ketua Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Dr.Ir. Budy Wiryawan, M.Sc

NIP: 19621223 198703 1 001

Tanggal Lulus : 25 November 2010

Page 7: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

xv

xv

KATA PENGANTAR

Skripsi ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana pada

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Judul yang dipilih dalam penelitian yang

dilaksanakan pada Bulan Mei 2010 ini adalah Tingkat Kebutuhan dan Penyediaan

Es untuk Keperluan Operasi Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera

Cilacap.

Ucapan terimakasih disampaikan penulis kepada

1. Bapak Dinarwan sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan

bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

2. Bapak Dr. Muhammad Imron, M.Si sebagai Komisi Pendidikan Departemen

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan;

3. Bapak Mochammad Riyanto, S.Pi, M.Si sebagai Dosen Penguji

4. Bapak Ir. Mian Sahala Sitanggang, MBA. selaku Kepala Pelabuhan Perikanan

Samudera Cilacap, Bapak Beny Praktikta S.Kom selaku penanggung jawab

Perusda Saripetojo, dan Ibu Titin selaku Administrasi dan staf CV Maju Setia

yang telah memberikan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini;

5. Ayahanda (Mudjari), Ibunda (Marsidah), Mbah putriku, mba Ita, sulis, Mba

Nurul dan pacar tercinta (Henni Helmayanti) yang selalu memberikan

dorongan, dukungan serta doanya kepada penulis;

6. Sahabat-sahabat penulis Samsyul Arief, Heru Pratama, Firman Fajar Haluan,

Bayu Wiratama, Dedy Putra, Alfian Nur Ubay dan teman-teman seperjuangan

PSP angkatan 43 atas keceriaan dan kebersamaan di PSP. Dan pihak-pihak

yang tidak bisa disebutkan.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Bogor, Desember 2010

Fatra Kurnia Mudjari

Page 8: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

xvi

xvi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Manado pada tanggal 14

April 1988 sebagai anak kedua dari dua bersaudara

pasangan Bapak Mudjari dan Ibu Marsidah. Penulis lulus

dari SMA Negeri 3 Bogor pada tahun 2006 dan pada tahun

yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur SPMB.

Penulis memilih Mayor Teknologi dan Manajemen

Perikanan Tangkap, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis Selama mengikuti

program S1, aktif mengikuti organisasi Rohis se-Tingkat Persiapan Bersama

divisi Kesekretariatan dan Himpunan Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya

Perikanan (HIMAFARIN) 2008 divisi kewirausahaan.

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir, penulis melakukan penelitian

dan menyusun skripsi dengan judul ”Tingkat Kebutuhan dan Penyediaan Es untuk

Keperluan Operasi Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap”.

Page 9: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

ix

ix

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1

1.2 Tujuan ...................................................................................................... 2

1.3 Manfaat .................................................................................................... 2

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan.................................................................. 4

2.2 Fungsi dan Kriteria pelabuhan perikanan ................................................ 5

2.3 Fasilitas Pelabuhan Perikanan ................................................................. 6

2.3.1 Fasilitas pokok ............................................................................... 7

2.3.2 Fasilitas fungsional ........................................................................ 8

2.3.3 Fasilitas penunjang ......................................................................... 9

2.4 Operasional Pelabuhan perikanan ............................................................ 9

2.5 Penanganan Ikan Dengan Menggunakan Es ........................................... 11

2.6 Media Es ................................................................................................... 11

2.7 Penyediaan Es di Pelabuhan Perikanan .................................................... 12

2.8 Kebutuhan Es Untuk Penanganan Hasil Tangkapan ................................ 13

3 METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 14

3.2 Metode Penelitian ..................................................................................... 14

3.3 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 14

3.4 Analisis Data ............................................................................................ 15

3.4.1 Analisis kebutuhan es untuk keperluan penangkapan ikan di PPS

Cilacap .......................................................................................... 15

3.4.2 Analisis penyediaan untuk keperluan penangkapan ikan di PPS

Cilacap ........................................................................................... 16

3.4.3 Analisis distribusi es untuk keperluan penangkapan Ikan di PPS

Cilacap ........................................................................................... 16

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Lokasi, Sejarah dan Perkembangan PPS Cilacap ..................................... 18

4.2 Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap .............................. 19

4.2.1 Unit pelaksana teknis (UPT) ........................................................... 19

Page 10: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

x

x

4.2.2 Perusahaan umum (Perum) prasarana cabang Cilacap ................... 19

4.3 Keadaan Perikanan di PPS Cilacap ........................................................... 19

4.3.1 Unit penangkapan ikan................................................................... 19

4.4 Musim dan Daerah Operasi Penangkapan Ikan......................................... 27

4.5 Fasilitas Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap ..................................... 27

4.5.1 Fasilitas pokok ................................................................................ 28

4.5.2 Fasilitas fungsional ......................................................................... 28

4.5.3 Fasilitas penunjang .......................................................................... 29

5 TINGKAT KEBUTUHAN ES UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN

IKAN DI PPS CILACAP

5.1 Kapal-kapal yang Memanfaatkan PPS CILACAP .................................... 30

5.2 Kebutuhan Es Kapal Rawai Tuna (Longline) ............................................ 31

5.3 Kebutuhan Es Kapal Jaring Insang Dasar ................................................. 32

5.4 Kebutuhan Es Kapal Jaring Insang Hanyut ............................................... 33

5.5 Kebutuhan Es Kapal Jaring Klitik ............................................................. 34

5.6 Kebutuhan Es Jaring Insang Monofilamen ............................................... 34

5.7 Kebutuhan Es Jaring Insang Tiga Lapis .................................................... 35

5.8 Kebutuhan Es Kapal Payang ..................................................................... 36

5.9 Kebutuhan Es Kapal Arad ........................................................................ 37

5.10 Kebutuhan Es Kapal Bubu ...................................................................... 37

5.11 Kebutuhan Total Es untuk Keperluan Penangkapan Ikan ....................... 38

6 KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN JUMLAH ES DI PPS CILACAP

6.1 Penyediaan/Produksi Es Oleh Pabrik Es Perusda Saripetojo .................... 40

6.2 Jumlah Penyediaan/Produksi Es oleh Pabrik Es CV Maju Setia .............. 41

6.3 Jumlah Produksi Es di Perusda Saripetojo dan CV Maju Setia ................ 44

7 MEKANISME PENYEDIAAN DAN DISTRIBURI ES

7.1 Fasilitas Penyediaan Es ............................................................................. 46

7.2 Lembaga/Pihak Yang terkait ..................................................................... 47

7.2.1 Perusahaan Daerah Provinsi Jawa Tengah Saripetojo ...................... 47

7.2.2 CV Maju Setia .................................................................................. 49

7.2.3 Agen es ............................................................................................. 51

7.3 Harga Es yang di jual ................................................................................ 51

7.4 Peranan Pihak PPS Cilacap Terhadap Penyediaan dan Distribusi Es untuk

Keperluan Penangkapan Ikan .................................................................... 52

8 KESIMPULAN

8.1 Kesimpulan ................................................................................................ 53

8.2 Saran .......................................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 54

LAMPIRAN......................................................................................................... 56

Page 11: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

xi

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Formula perhitungan kebutuhan es untuk keperluan penangkapan ikan

di PPS Cilacap ........................................................................................... 16

2 Sumber dan data yang dikumpulkan ......................................................... 17

3 Frekuensi jumlah kapal berdasarkan ukuran kapal (GT)

di PPS Cilacap Tahun 2005-2009 ............................................................. 21

4 Jumlah unit penangkapan menurut alat penangkapan di PPS Cilacap...... 23

5 Jumlah nelayan berdasarkan alat tangkap yang diopersaikan

di PPS Cilacap ........................................................................................... 24

6 Produksi perikanan yang didaratkan di PPS Cilacap Tahun 2005-2009 .. 26

7 Fasilitas pokok di PPS Cilacap ................................................................. 28

8 Fasilitas fungsional di PPS Cilacap .......................................................... 29

9 Fasilitas penunjang di PPS Cilacap ........................................................... 29

10 Jumlah kapal yang menggunakan PPS Cilacap tahun 2005-2009 ............ 30

11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan

Kapal Longline di PPS Cilacap ................................................................. 32

12 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan

kapal jaring insang dasar di PPS Cilacap .................................................. 33

13 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan

kapal jaring insang hanyut di PPS Cilacap ............................................... 33

14 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan

kapal jaring insang klitik di PPS Cilacap .................................................. 34

15 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan

kapal jaring insang monofilamen di PPS Cilacap ..................................... 35

16 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan

ikan kapal jaring insang tiga lapis di PPS Cilacap .................................... 36

17 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan

ikan kapal payang di PPS Cilacap............................................................. 36

18 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan

ikan kapal Jaring Arad di PPS Cilacap ..................................................... 37

19 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan

ikan kapal bubu di PPS Cilacap ................................................................. 37

Page 12: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

xii

xii

20 Total kebutuhan pebekalan es untuk keperluan penangkapan ikan

di Cilacap tahun 2009 ................................................................................ 38

21 Tingkat produksi dan penjualan pabrik es Saripetojo

di PPS Cilacap tahun 2009 ......................................................................... 41

22 Penjualan es balok di CV Maju Setia tahun 2008-2009 ............................ 43

23 Jumlah produksi es Perusda Saripetojo dan CV Maju Setia ...................... 45

Page 13: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

xiii

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Grafik perkembangan jumlah kapal berdasarkan GT di PPS Cilacap

tahun 2005-2010 ......................................................................................... 22

2 Diagram produksi dan penjualan es balok di Perusda Saripetojo

tahun 2009 ................................................................................................... 42

3 Diagram penjualan es balok di CV Maju Setia ........................................... 44

4 Mekanisme pendistribusian es sampai ke kapal pada Perusda Saripetojo .. 48

5 Mekanisme pembayaran pemesanan es balok pada Perusda Saripetojo ..... 49

6 Mekanisme pendistribusian es sampai ke kapal pada CV Maju Setia ........ 50

7 Mekanisme pembayaran pemesanan es balok pada CV Maju Setia ........... 51

Page 14: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

xiv

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Foto udara PPS Cilacap............................................................................... .. 57

2 Peta Cilacap ................................................................................................ .. 58

3 Jumlah kapal berdasarkan penggunaan es per armada penangkapan

di PPS Cilacap ............................................................................................. .. 59

4 Dokumentasi lapangan ................................................................................ .. 60

5 Langkah-langkah perhitungan kebutuhan es untuk kapal ikan di PPS

Cilacap menurut ukuran GT ........................................................................ .. 62

Page 15: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

1

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelabuhan perikanan merupakan salah satu prasarana penting dalam

pengembangan perikanan khususnya perikanan tangkap sehingga akan lebih

meningkatkan pemanfaatan potensi perikanan laut agar optimal. Menurut Per.

16/MEN/2006 Pelabuhan perikanan merupakan tempat yang terdiri dari daratan

dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kapal

perikanan bersandar, berlabuh dan bongkar muat ikan yang di lengkapi dengan

fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan.

Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPS Cilacap) merupakan salah

satu pelabuhan tipe A yang ada di Indonesia. PPS Cilacap sebagai pelabuhan

samudera memiliki fasilitas yang cukup lengkap dibanding pelabuhan perikanan

tipe A lainnya. Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas dari

semua faktor penunjang yang ada di pelabuhan perikanan, salah satunya adalah

kelengkapan dan kinerja fasilitas yang tersedia. Fasilitas Pelabuhan Perikanan

yang digunakan sebagai sarana pelayanan bagi nelayan terdiri dari: pelayanan

bengkel, bongkar muat, perbekalan dan jenis fasilitas pelayanan lainnya.

Pelayanan penyediaan kebutuhan di PPS Cilacap disediakan oleh pelabuhan dan

swasta. PPS Cilacap mempunyai potensi untuk dikembangkan mengingat daerah

penangkapannya yang memiliki potensi sumberdaya ikan yang cukup besar

mencapai 6,995.43 ton pada tahun 2009. Kapal ikan yang beroperasi di PPS

Cilacap meningkat setiap tahunnya sehingga potensi yang besar tersebut harus

dapat dimanfaatkan dengan baik peningkatan jumlah kapal ini akan berdampak

pada peningkatan bahan perbekalan untuk melaut, diantaranya perbekalan es.

Penyediaan es adalah salah satu jasa yang mempunyai peran penting di

pelabuhan perikanan, hal ini dikarenakan es mempunyai peranan penting terhadap

kelangsungan produksi dan penanganan mutu hasil perikanan. (PPS) Cilacap

mendapatkan es dari pabrik es milik swasta dan pemerintah. Pensuplaian es untuk

kapal ikan bergantung dari jumlah hasil tangkapan yang ditangkap dan banyaknya

kapal yang melaut.

Page 16: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

2

2

Ketersediaan es dalam jumlah yang cukup sangat mempengaruhi

kelancaran kegiatan operasi penangkapan ikan. Sebaliknya jika penyediaan es

kurang terpenuhi maka akan menyebabkan mutu ikan hasil tangkapan menjadi

kurang baik. sehingga daya jual hasil produksi perikanan di dalam pelabuhan

perikanan menjadi rendah.

Sampai saat ini pihak pelabuhan kurang mengetahui jumlah es yang

seharusnya disediakan dalam aktifitas yang ada di PPS Cilacap saat ini. Selain itu

pihak PPS Cilacap juga kurang mengetahui berapa tepatnya jumlah es yang

digunakan untuk masing-masing unit armada penangkapan yang menggunakan es.

Hal tersebut merupakan salah satu permasalahan yang menarik. Oleh

karenanya, pihak pelabuhan perlu mengkaji seberapa besar tingkat penyediaan

dan kebutuhan es bagi operasi penangkapan ikan secara kuantitatif. Untuk itu

perlu dilakukan penelitian mengenai penyediaan dan jumlah es yang dibutuhkan

untuk penangkapan ikan di PPS Cilacap.

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis kebutuhan es yang dibutuhkan kapal untuk operasi

penangkapan ikan berkaitan dengan upaya mempertahankan mutu hasil

tangkapan di PPS Cilacap.

2. Menentukan jumlah ketersediaan es di PPS Cilacap.

3. Mengkaji mekanisme penyediaan dan pendistribusian es yang terkait untuk

keperluan penangkapan ikan di PPS Cilacap.

1.3 Manfaat

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

sebagai bahan pertimbangan kepada:

1. Pihak Perum Prasarana Perikanan Samudera Cilacap dalam meningkatkan

kinerjanya untuk memenuhi kebutuhan es yang berkualitas bagi kegiatan

perikanan khususnya keperluan penangkapan ikan;

Page 17: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

3

3

2. Seluruh pihak terkait di PPS Cilacap dalam mengantisipasi kemungkinan

meningkatnya kebutuhan es yang tidak mampu dipenuhi oleh pelabuhan,

serta untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya penurunan permintaan

es akibat semakin banyaknya kapal-kapal yang beralih menggunakan palkah

dengan sistem pendingin.

Page 18: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

4

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan

Berdasarkan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.16/MEN/2006, pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan

dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan

pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai

tempat kapal bersandar, berlabuh dan bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan

fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan perikanan.

Menurut peraturan terbaru berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor PER.16/MEN/2006 tentang Pelabuhan Perikanan, Pelabuhan

Perikanan dibagi menjadi 4 kategori utama yaitu:

1) PPS (Pelabuhan Perikanan Samudera)

2) PPN (Pelabuhan Perikanan Nusantara)

3) PPP (Pelabuhan Pendaratan Pantai)

4) PPI (Pelabuhan Pendaratan Ikan)

Pelabuhan tersebut dikategorikan menurut kapasitas dan kemampuan

masing-masing pelabuhan untuk menangani kapal yang dating dan pergi serta

letak dan posisi pelabuhan.

1) Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS), dengan kriteria:

(1) Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut

teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI), dan laut lepas;

(2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran

sekurang-kurangnya 60 GT;

(3) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 300 m, dengan kedalaman

kolam sekurang-kurangnya minus 3 m,

(4) Mampu menampung sekurang-kurangnya 100 kapal perikanan atau

jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 6000 GT kapal perikanan

sekaligus,

(5) Ikan yang didaratkan sebagian untuk tujuan ekspor,

(6) Terdapat industri perikanan.

Page 19: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

5

5

2) Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN), dengan kriteria:

(1) Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut

teritorial dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI);

(2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran

sekurang-kurangnya 30 GT;

(3) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 m, dengan kedalaman

kolam sekurang-kurangnya minus 3 m;

(4) Mampu menampung sekurang-kurangnya 75 kapal perikanan atau

jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 2.250 GT kapal perikanan

sekaligus;

(5) Terdapat industri perikanan.

3) Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP), dengan kriteria:

(1) Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di

perairan pedalaman, perairan kepulauan, dan laut teritorial;

(2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran

sekurang-kurangnya 10 GT;

(3) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 100 m, dengan kedalaman

kolam sekurang-kurangnya minum 2 m;

(4) Mampu menampung sekurang-kurangnya 30 kapal perikanan atau

jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 300 GT kapal perikanan.

4) Pangkalan Pendaratan ikan (PPI), dengan kriteria:

(1) Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di

perairan pedalaman, dan perairan kepulauan;

(2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran

sekurang-kurangnya 3 GT.

2.2 Fungsi dan Kriteria Pelabuhan Perikanan

Berdasarkan Undang–Undang Republik Indonesia No. 31 tahun 2004

pelabuhan perikanan berfungsi sebagai sarana penunjang untuk meningkatkan

produksi yang meliputi berbagai aspek, yaitu sebagai tempat tambat-labuh kapal

perikanan, tempat pendaratan ikan, tempat pemasaran dan distribusi ikan, tempat

pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan, tempat pengumpul data tangkapan,

Page 20: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

6

6

tempat pelaksanaan penyuluhan serta pengembangan masyarakat nelayan dan

tempat untuk memperlancar kegiatan operasional kapal perikanan.

Pelabuhan perikanan harus menjalankan fungsinya dengan baik

dikarenakan untuk memperlancar kegiatan kapal-kapal perikanan, salah satu

fungsi yang bisa dilakukan adalah penyediaan fasilitas darmaga dan kolam

pelabuhan serta penyediaan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan perbekalan untuk

menangkap ikan dan membongkar hasil tangkapan.

Menurut SK Menteri Kelautan dan Perikanan No: kep. 10/ MEN/ 2004,

kriteria Pelabuhan Perikanan Samudera adalah:

1) Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut

teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI), dan laut lepas;

2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-

kurangnya 60 GT;

3) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 300 m, dengan kedalaman kolam

sekurang-kurangnya minus 3 m;

4) Mampu menampung sekurang-kurangnya 6.000 GT kapal perikanan

sekaligus;

5) Ikan yang didaratkan sebagai untuk tujuan ekspor;

6) Terdapat industri perikanan.

2.3 Fasilitas Pelabuhan Perikanan

Pelabuhan perikanan adalah suatu kawasan kerja yang meliputi areal

daratan dan perairan yang dilengkapi dengan fasilitas yang dipergunakan untuk

memberikan pelayanan umum dan jasa guna mempelancar aktifitas kapal

perikanan, usaha perikanan dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan usaha

perikanan. Menurut Danoredjo (1981) diacu dalam Ashshiddiqi (2003), pelabuhan

perikanan harus mempunyai fasilitas yang dapat:

1) Mempelancar kegiatan produksi dan pemasaran hasil tangkapan;

2) Menimbulkan rasa aman bagi nelayan terhadap gangguan alam dan

manusia;

3) Mempermudah pembinaan serta menunjang pengorganisasiaan usaha

ekonomi nelayan.

Page 21: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

7

7

Pelabuhan perikanan agar dapat berfungsi sesuai dengan peranannya,

pelabuhan perikanan dilengkapi dengan berbagai fasilitas-fasilitas. Fasilitas-

fasilitas tersebut berupa fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas

penunjang.

2.3.1 Fasilitas pokok

Fasilitas ini berfungsi untuk menjamin keamanan dan kelancaran kapal

baik sewaktu berlayar keluar masuk pelabuhan maupun sewaktu berlabuh di

pelabuhan.

Fasilitas-fasilitas pokok tersebut antara lain:

1) Darmaga

Darmaga adalah suatu bangunan kelautan yang berfungsi sebagai tempat

labuh dan bertambatnya kapal, bongkar muat hasil tangkapan dan mengisi

bahan perbekalan untuk keperluan menangkap ikan di laut.

2) Kolam pelabuhan

Kolam pelabuhan adalah daerah perairan pelabuhan untuk keluar

masuknya kapal yang akan bersandar di darmaga. Kolam pelabuhan menurut

fungsinya terbagi dua yaitu berupa:

(1) Alur pelayaran yang merupakan pintu masuk kolam pelabuhan sampai

darmaga.

(2) Kolam putar yaitu daerah perairan untuk berputarnya kapal.

3) Alat Bantu navigasi

Alat Bantu nafigasi berfungsi untuk:

(1) Memberikan peringatan atau tanda-tanda terhadap bahaya yang

tersembunyi, misalnya batu karang di suatu perairan;

(2) Memberikan petunjuk agar kapal dapat berlayar dengan aman di

sepanjang pantai, sungai dan perairan lainnya;

(3) Memberikan petunjuj pada waktu kapal akan keluar masuk pelabuhan

atau ketika kapal akan merapat dan membuang jangkat.

Page 22: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

8

8

4) Breakwater atau pemecah gelombang

Pemecah gelombang adalah suatu struktur bangunan kelautan yang

berfungsi khusus untuk melindungi pantai atau daerah disekitar pantai

terhadap pengaruh gelombang laut (Lubis, 2010).

2.3.2 Fasilitas fungsional

Fasilitas fungsional adalah fasilitas yang berfungsi untuk meninggikan

nilai guna dari fasilitas pokok dengan cara diberikan pelayanan yang dapat

menunjang aktifitas di pelabuhan. Fasilitas ini diantaranya tidak harus di suatu

pelabuhan namun fasilitas ini disediakan sesuai dengan kebutuhan opersional

pelabuhan namun fasilitas ini disediakan sesuai dengan kebutuhan operasional

pelabuhan perikanan tersebut.

Fasilitas-fasilias fungsional ini dikelompokkan antara lain untuk: (Lubis,

2010).

1) Penanganan hasil tangkapan dan pemasarannya, yaitu:

(1) Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) adalah tempat untuk melelang ikan, dimana

terjadi pertemuan antara penjual dan pembeli.

(2) Fasilitas pemeliharaan dan pengolahan hasil tangkapan ikan, seperti

gedung pengolahan, tempat penjemuran ikan, dan lain-lain.

(3) Pabrik es

Es terutama dipergunakan untuk mengawetkan ikan pada saat operasi

penangkapan dan pengangkutan ke pasar atau pabrik. Pabrik es terdiri dari

ruang mesin, ruang kompresor, ruang produksi, ruang penyimpanan es dan

ruang operator.

(4) Gudang es

Bangunan Gudang es diperlukan apabila produksi kemungkinan tidak

terserap pasar secara keseluruhan, pabrik es jauh dari darmaga perbekalan

atau kemungkinan mendatangkan es dari luar.

(5) Fasilitas pendinginan, seperti cool room, cold strorage

Fasilitas ini berfungsi untuk tempat penyimpanan sementara produk-

produk perikanan yang tidak langsung dipasarkan yang disebabkan

Page 23: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

9

9

berbagai alasan, diantaranya menunggu harga yang baik, kelebihan

produksi atau tempat transit.

(6) Gedung-gedung pemasaran

Gedung pemasaran adalah tempat grosir memasarkan ikannya. Gedung ini

bisaanya dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti alat sortir, timbangan,

dan lain-lain.

2) Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan armada dan alat penangkapan ikan,

yaitu: lapangan perbaikan alat penangkapan ikan, ruangan mesin, tempat

penjemuran alat penangkapan ikan, bengkel, slipways dan gudang jaring.

3) Fasilitas perbekalan: tangki dan instalasi air minum, tangki bahan bakar.

4) Fasilitas komunikasi: stasiun jaringan telepon, radio SSB.

2.3.3 Fasilitas penunjang

Fasilitas penunjang adalah fasilitas yang secara tidak langsung

meningkatkan peranan pelabuhan atau para pelaku mendapatkan kenyamanan

melakukan aktifitas di pelabuhan.

1) Fasilitas kesejahteraan: MCK, poliklinik, mess, kantin/warung, musholla;

2) Fasilitas administrasi: kantor pengelola pelabuhan, ruang operator, kantor

syahbandar, kantor bea cukai.

Pada umumnya pembangunan suatu pelabuhan dilaksanakan secara

bertahap. Pada tahap awal pelabuhan dibangun dengan fasilitas pokok dan atau

sebagai fasilitas fungsional kemudian dilanjutkan pada tahapan berikut sesuai

dengan kebutuhannya (Lubis, 2010).

2.4 Operasional Pelabuhan Perikanan

Pelabuhan perikanan bisaa dikatakan berfungsi dengan baik jika

aktifitasnya berjalan dengan lancar mulai dari proses pendaratan hasil tangkapan,

pelelangan, pengolahan hingga pemasaran hasil tangkapan.

Direktorat Jenderal Perikanan (1985) dikutip dalam Ashshiddiqi (2003)

menetapkan suatu ukuran untuk menentukan tingkat operasional pelabuhan

perikanan dengan tinjauan teknis dan produktifitas serangkaian fasilitas-fasilitas

berikut:

Page 24: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

10

10

1) Kapal atau perahu telah melakukan kunjungan ke pelabuhan perikanan

untuk mendaratkan hasil tangkapan dan memperoleh perbekalan ke laut;

2) TPI telah dimanfaatkan minimal untuk menimbang dan mengepak ikan.

Sistem pelelangan diatur dengan peraturan daerah;

3) Telah melakukan pelayanan perbekalan es, solar, air, garam dan

sebagainnya;

4) Telah diberikan jasa penyimpanan ikan, reparasi mesin dan mekanik,

pemeliharaan kapal dan alat tangkapan.

Didalam suatu pengoperasian pelabuhan, hal-hal dalam pengorganisasian

dan pengelolaan sangatlah perlu diperhatikan. Keberhasilan suatu pengelolaan

pelabuhan antara lain banyak tergantung pada pelaku-pelaku yang ada di

pelabuhan, misalnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusinya, keterkaitan

dan keharmonisan hubungan staf pengelola pelabuhan antara lain kepala

pelabuhan dan pegawainya, pedagang, nelayan, pengolahan dan buruh (Lubis,

2002 dikutip dalam Christianti, 2005).

Adapun kegiatan operasional yang berlangsung di pelabuhan perikanan

adalah: (Permen No 16/MEN/2006)

1) Pendaratan ikan

Pendaratan ikan di pelabuhan perikanan sebagian besar berasal dari kapal

penangkapan ikan yang mendaratkan hasil tangkapannya di pelabuhan itu, hanya

sebagian kecil berasal dari pangkalan pendaratan ikan dan pelabuhan yang dibawa

kepelabuhan itu dengan menggunakan sarana transportasi darat.

2) Penanganan, pengelolahan dan pemasaran ikan

Sesuai dengan salah satu fungsinya sebagai tempat pembinaan dan

pengawasan mutu hasil perikanan, penanganan ikan segar di pelabuhan perikanan

dilakukan dengan metode pendinginan yang dapat dilakukan dengan

menggunakan es.

Pengolahan ikan dimaksudkan untuk mempertahankan mutu sehingga waktu

pemasaran menjadi lebih lama serta dapat meningkatkan nilai jual ikan. Kegiatan

pemasaran yang dilakukan di pelabuhan perikanan bersifat lokal, nasional dan

ekspor.

Page 25: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

11

11

Sistem rantai pemasaran yang terdapat di beberapa pelabuhan perikanan di

Indonesia, antara lain: Misran ( 1991)

(1) TPI pedagang besar pedagang lokal pengeceran konsumen

(2) TPI pedagang besar pedagang lokal konsumen

(3) TPI pengecer konsumen.

3) Penyaluran perbekalan

Penjualan atau pengisian perbekalan yang berkaitan dengan fasilitas

pelabuhan perikanan saat ini adalah penjualan es, penjualan air bersih, penyaluran

BBM dan suku cadang. Pelayanan perbekalan, BUMN dan pihak swasta.

2.5 Penanganan Ikan Dengan Menggunakan Es

Menurut Ilyas (1983) menyatakan bahwa praktek pendinginan ikan dapat

dikelompokan atas tiga metode. Metode tersebut adalah:

1) Metode pendinginan dengan es (icing);

2) Metode pendinginan dengan udara dingin (chiling in cold air);

3) Metode pendinginan dengan air yang didinginkan (chilling in water).

2.6 Media Es

Es adalah media pendingin ikan yang mempunyai kelebihan (Ilyas,1983)

antara lain :

1) Es mempunyai kapasitas yang sangat besar per satuan berat atau volume.

Untuk melelehkan 1 kg es diperlukan 80 kilo kalori (kkal) panas ;

2) Es tidak merusak ikan dan tidak membahayakan yang memakannya, es mudah

dibawa hargapun murah;

3) Hancur es dapat berkontrak erat dengan ikan, dengan demikian ikan cepat

sekali medingin;

4) Sentuhan dengan es menyebabkan ikan senantiasa dingin, basah dan

cemerlang. Sebaiknya, pada pendingin dengan udara dingin yang digunakan

refrigerasi mekanik, ikan akan mengalami pengeringan yang merugikan;

5) Es adalah thermostat sendiri, artinya es selalu dapat memelihara dan mengatur

suhu ikan sekitar suhu es meleleh pada 00

C;

Page 26: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

12

12

6) Saat es meleleh es menyerap panas dari ikan. Sambil mengalir ke bawah, air

lelehan itu membasahi permukaan dan bagian lain dari ikan sambil

menghanyutkan lendir dan sisa darah bersama bakteri dan kotoran yang

lainnya sehingga ikan selalu dibilas atau bermandi air dingin bersih;

7) Agar air lelehan lain dan kotoran lainnya itu tidak mengumpul dan

membusukan ikan yang terletak pada bagian bawah dari tumpukan atau

wadah, perlu cairan itu dialirkan keluar, antara lain melalui lobang penirisan

(drain) yang sengaja dibuat pada dasar atau alas tumpukan atau wadah ikan.

Beberapa hal di lapangan yang perlu diperhatikan mengenai es mencair;

1) Apabila terdapat campuran air dan es dalam suatu wadah, suhu campuran itu

tidak akan meningkat ke atas 00

C sebelum semua es mencair;

2) Campuran es dan air es janganlah disamakan perlakukan dengan nilainya

dengan es saja, meskipun beratnya sama. Kalau sebagian dari es, es balok

terhadap es itu hilang dan berubah menjadi air maka sebagian (besar) dari

nilainya sudah hilang;

3) Kalau perbandingan berbagai jenis es, misalnya es balok terhadap es curah,

haruslah atas dasar berat yang sama; jangan perbandingkan berdasarkan

volume;

4) Perbedaan antara nilai dan jenis es air tawar berasal dari lokasi, pabrik atau

pelabuhan yang berbeda, adalah kecil sekali, sehingga dapat diabaikan;

5) Es yang berusia lama (sudah disimpan 6 bulan misalnya) adalah sama

efektifnya dengan es yang baru saja dibuat;

6) Mutu air yang digunakan pabrik untuk pembuatan es bagi usaha perikanan,

haruslah memenuhi persyaratan kesehatan yang sama seperti yang

dipersyaratkan bagi mutu air perusahaan air minum;

2.7 Penyediaan Es di Pelabuhan Perikanan

Pengelolaan dan pengaturan dalam penyediaan sarana dan fasilitas untuk

memproduksi es di beberapa pelabuhan perikanan di Indonesia diserahkan pada

perum prasarana perikanan setempat (Direktorat Jenderal Perikanan, 1994) dalam

Christianti, (2005). Sedangkan pihak swasta dan KUD merupakan pihak ketiga

yang bisa mengajukan permohonan berupa permohonan sewa kepada pihak

Page 27: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

13

13

pelabuhan dalam hal ini perum prasaranan (Direktorat Jenderal Perikanan, 1993)

dikutip dalam Ashshiddiqi (2003).

Produsen dalam penyediaan es di suatu pelabuhan perikanan adalah pabrik

es, dimana pihak tersebut menjalankan perannya dengan menyuplai es untuk

kapal ikan yang akan melakukan operasi penangkapan. Penyuplaian es dimana

disesuaikan dengan permintaan pihak pelabuhan.

2.8 Kebutuhan Es Untuk Penanganan Hasil Tangkapan

Kebutuhan es bagi kapal penangkapan sangat penting dalam upaya

menjamin mutu ikan hasil tangkapan. Es merupakan media pendingin yang

banyak digunakan dalam penanganan ikan, baik di atas kapal maupun di darat

selama distribusi dan pemasaran. Sebagai media pendingin, es mempunyai

beberapa kelebihan sebagai berikut:

1) Tidak membahayakan konsumen;

2) Bersifat thermostatic, yaitu selalu menjaga suhu sekitar 00

C sehingga suhu

pendinginan ikan dapat terpelihara pada suhu tersebut;

3) Ekonomis karena harganya murah;

4) Relatif mudah dalam penggunaannya.

Jumlah es yang digunakan harus sesuaikan dengan jumlah ikan yang akan

ditangani sehingga akan ditangani sehingga akan diperoleh suhu pendinginan

yang optimal. Dalam praktiknya, perbandingan es dan ikan yang dipergunakan

selama pendinginan bervariasi antara 1:4 sampai 1:1. Perbandingan tersebut

sangat tergantung pada waktu penyimpanan yang diperkirakan, suhu udara diluar

kemasan, jenis wadah penyimpanan dan cara penyusunan ikan dalam wadah.

(Junianto, 2003 dikutip dalam Christianti, 2005).

Page 28: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

14

3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2010

di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa

Tengah.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus, adapun

kasus yang diangkat adalah tingkat kebutuhan es untuk keperluan operasi

penangkapan ikan di PPS Cilacap.

Menurut Nasir (1983), studi kasus adalah penelitian yang berkenaan

dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.

Pane (2003) menyebutkan ciri-ciri metode kasus adalah:

1) Mendeskripsikan sesuatu hal/kelompok manusia;

2) Aktual;

3) Ada kasus, keadaan khusus terjadi pada objek penelitian;

4) Unit penelitian kecil atau terbatas;

5) Memiliki kekhasan.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh dengan melakukan:

1) Pengamatan langsung di lapangan terhadap kondisi fisik pabrik es untuk

mengetahui kondisi dan kinerjanya dalam fungsi sebagai fasilitas penyediaan

es untuk keperluan penanganan hasil tangkapan.

2) Melakukan wawancara dan pengisian kuisioner kepada para responden.

Responden diambil secara purposive sampling yang dianggap dapat mewakili

kepentingan penelitian, terdiri dari; pihak pelabuhan perikanan (5 orang),

pihak pabrik es (5 orang) dan nelayan/ pemilik kapal/ pengurus kapal (90

orang). Data yang diambil, yaitu (1) Mengenai kondisi pengelolaan pelabuhan,

(2) bentuk pelayanan kepelabuhanaan yang diberikan oleh pihak pelabuhan

atau pihak lain (KUD, swasta), (3) Kendala dan permasalahan dalam

Page 29: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

15

15

menggunakan fasilitas dan melakukan aktifitas di pelabuhan, (4) lama melaut

per trip, (5) kebutuhan es selama melakukan operasi penangkapan setiap kali

trip.

Data sekunder diperoleh dari instansi/lembaga terkait antara lain:

1) Dinas Perikanan dan Kelautan, data yang diambil yaitu kondisi perikanan

tangkap (jumlah armada penangkapan dan alat tangkap), potensi perikanan,

konsumsi ikan masyarakat.

2) Pihak PPS Cilacap, data yang diambil yaitu jumlah dan ukuran kapal, fasilitas

dan kegiatan di pelabuhan, pengelolaan pabrik es di pelabuhan, tingkat

kebutuhan es yang diperlukan di pelabuhan, jumlah es yang diproduksi,

peranan es di pelabuhan, potensi sumberdaya ikan, produktifitas per jenis alat

tangkap, jumlah nelayan, jumlah pengusaha penangkapan, daerah

penangkapan ikan.

3) Badan Pusat Statistik Kota Cilacap, data yang diambil diantaranya yaitu

jumlah penduduk, keadaan penduduk, letak geografis dan luas wilayah serta

data-data lainnya yang diperlukan dalam penelitian ini.

4) Studi literatur sebagai pedoman penulis dalam menunjang serta melengkapi

data yang dibutuhkan.

3.4 Analisis Data

3.4.1 Analisis kebutuhan es untuk keperluan penangkapan ikan di PPS

Cilacap

Analisis kebutuhan es untuk keperluan penangkapan ikan di PPS Cilacap

diperoleh melalui wawancara dan kuesioner kepada nelayan/pemilik kapal.

Metode perhitungan kebutuhan es pertahun untuk keperluan ikan menurut

ukuran kapal (GT) di PPS Cilacap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Menghitung jumlah trip operasi penangkapan ikan yang dilakukan dalam

waktu 1 tahun (diasumsikan dalam satu tahun kapal penangkapan ikan selalu

melakukan operasi penangkapan).

2) Kebutuhan es per tahun, yaitu kebutuhan es per trip masing-masing ukuran

kapal dalam satu tahun.

Page 30: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

16

16

3) Total kebutuhan es pertahun, yaitu jumlah kebutuhan es pertahun masing-

masing ukuran kapal dikalikan dengan jumlah unit masing-masing ukuran

kapal, kemudian dijumlah.

Sebelum melakukan perhitungan di atas harus didapatkan data jumlah

kapal berdasarkan ukuran (GT), lama trip dan jumlah perbekalan es yang

dibutuhkan setiap kali trip adapun armada penangkapan ikan yang terdapat di PPS

Cilacap adalah: rawai tuna (longline), jaring insang dasar, jaring insang hanyut,

jaring insang klitik, jaring insang monofilament, jaring insang tiga lapis, jaring

arad, payang, dan bubu. Perhitungan kebutuhan es dapat dicari dengan

menggunakan formula sebagai berikut:

Tabel 1 Formula perhitungan kebutuhan es untuk keperluan penangkapan ikan di

PPS Cilacap

Ukuran

kapal

(GT)

Jumlah

Trip/tahun

Kebutuhan

es/trip (ton)

Kebutuhan

es/tahun

(ton) (D)

Jumlah

Kapal

(unit)

Total kebutuhan

es/tahun/GT

(ton)(X)

A1 B1 C1 B1 x C1 Y1 D1 x Y1

A2 B2 C2 B2 x C2 Y2 D2 x Y2

A3 B3 C3 B3 x C3 Y3 D3 x Y3

A4 B4 C4 B4 x C4 Y4 D4 x Y4

A5 B5 C5 B5 x C5 Y5 D5 x Y5

A6 B6 C6 B6 x C6 Y6 D6 x Y6

A7 B7 C7 B7 x C7 Y7 D7 x Y7

Total kebutuhan es/tahun di PPS Cilacap ∑ D… X Y…

3.4.2 Analisis penyediaan untuk keperluan penangkapan ikan di PPS Cilacap

Analisis penyediaan es dilakukan secara deskriptif melalui pengamatan

secara langsung fasilitas pabrik es. Hal ini dilakukan untuk mengetahui jumlah

produksi /penyediaan es bagi kegiatan perikanan di pelabuhan termasuk keperluan

penangkapan ikan.

Page 31: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

17

17

3.4.3 Analisis distribusi es untuk keperluan ienangkapan ikan di PPS Cilacap

Mekanisme distribusi es dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui

mekanisme pendistribusiannya. Dalam penelitian ini, parameter pendistribusian

yang baik adalah yang tepat waktu pendistribusian dan tepat jumlah. Tepat waktu

pendistibusian artinya pendistribusian dapat langsung dilakukan saat kapal sedang

membutuhkan es. Tepat jumlah artinya es yang diantar ke kapal sesuai dengan

jumlah pesanan pemilik/pengurus kapal.

Tabel 2 Sumber dan data yang dikumpulkan

Tujuan

Analisis

Informasi Sifat data Sumber Cara

pengumpulan

data

Kebutuhan es

untuk

keperluan

penangkapan

-jenis alat tangkap

menurut ukuran kapal

yang ada dipelabuhan

-jumlah kapal

-jumlah kebutuhan es

tiap trip

-lama trip

-frekuensi trip/tahun

Primer Nakhoda/

pengurus/

pemilik

kapal

Kuesioner dan

wawancara

Jumlah

penyediaan

es di PPS

Cilacap

-kapasitas pabrik es

-kondisi pabrik es

Primer Pabrik es

Saripetojo

dan CV

Maju Setia

Kuesioner dan

wawancara

Mekanisme

penyediaan

dan distibusi

es ke kapal

-kondisi pabrik es

-kualitas es yang

dihasilkan

-mekanisme distribusi

es sampai ke kapal

primer Pabrik es

Saripetojo

dan CV

Maju Setia

Kuesioner dan

wawancara

Data-data

penunjang

lainnya

-data realisasi

penjualan es balok di

pelabuhan

-data kapal yang

memanfaatkan

pelabuhan

-keadaaan umum

pelabuhan -laporan

statistik pelabuhan

Sekunder UPT, DKP,

BPS

Studi pustaka

Page 32: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

18

18

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Lokasi, Sejarah dan Perkembangan PPS Cilacap

Kabupaten Cilacap terletak di 109◦

01’ 18,4” BT sampai 7◦ 43’ 31,2” LS

(PPS Cilacap. 2009). Batas wilayah Kabupaten Cilacap adalah sebagai berikut:

1) Sebelah Utara : Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Brebes

2) Sebelah Timur : Kabupaten Kebumen

3) Sebelah Barat : Propinsi Jawa Barat

4) Sebelah Selatan : Samudera Hindia/Indonesia

Kabupaten Cilacap dengan luas wilayah 225.361 km, secara geografis

berada di selatan Pulau Jawa yang berhadapan langsung dengan perairan

Samudera Hindia. Panjang garis pantai keseluruhan 201,9 km, yang terdiri dari

garis pantai yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia ± 105 km, serta

garis pantai di perairan Segara Anakan ± 96,9 km. Kabupaten Cilacap terbagi atas

24 kecamatan dengan jumlah desa/kelurahannya mencapai 284 desa/kelurahan.

Kecamatan yang memiliki wilayah pantai mencapai 11 kecamatan dengan jumlah

desanya mencapai 72 desa/kelurahan. Melihat luas wilayah dan wilayah yang

memiliki daerah pantai maka Kabupaten Cilacap baik langsung maupun tidak

langsung memiliki potensi pengembangan yang cukup besar di bidang perikanan

tangkap maupun perikanan budidaya.

Kabupaten Cilacap adalah daerah di selatan Jawa yang ditunjang dengan

aksesibilitas yang mudah ke kota-kota besar di Jawa seperti Jakarta, Bogor,

Bandung, Yogyakarta, Semarang maupun Surabaya. Aksesibilitas tersebut

memudahkan dalam pemasaran produk-produk perikanannya.

Lahan di Kabupaten Cilacap terbagi atas lahan sawah dan bukan lahan

sawah. Lahan sawah lebih banyak yaitu 150.787,91 ha (70.50%) sedangkan lahan

bukan sawah sebesar 63.062,37 ha (21.50%). Lahan sawah sendiri terdiri atas

irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi sederhana, irigasi desa atau non

pekerjaan umum (PU), tadah hujan dan pasang surut serta lainnya. Lahan bukan

sawah terdiri atas pekarangan, kebun, ladang, padang rumput, hutan rakyat, hutan

Negara, perkebunan, sementara tidak diusahakan dan lain-lain (rawa, tambak dan

Page 33: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

19

19

kolam). Wilayah Kabupaten Cilacap memiliki ketinggian 0-198 m dari permukaan

laut.

Pembanguan PPS Cilacap berasal dari gagasan pembangunan PPI

Sentolokawat pada tahun 1980, namun gagasan ini menemui hambatan karena

lokasinya berdekatan dengan dermaga, dan lalu lintas kapal tangker Pertamina.

Kondisi ini mengakibatkan lokasi pembangunan Pelabuhan Perikanan Cilacap di

pindahkan ke Kelurahan Tegal Kamulyan, Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten

Cilacap, Jawa tengah (PPS Cilacap,2010).

Pembangunan Pelabuhan Perikanan Cilacap dimulai pada tahun

1991/1992 dan selesai pada tahun 1994. Uji coba operasional dilakukan pada

tanggal 20 Mei 1994 sampai dengan 24 Mei 1995. Pada 18 November 1996

Pelabuhan Perikanan Cilacap diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia.

Pelabuhan Perikanan Cilacap pada awalnya ditetapkan dengan status pelabuhan

tipe B sehingga namanya adalah Pelabuhan Perikanan Nusantara Cilacap (PPNC).

Sesuai dengan perkembangan PPN Cilacap maka pada tahun 2001 pelabuhan

perikanan ini meningkat statusnya menjadi pelabuhan tipe A sehingga namanya

menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPSC).

4.2 Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap

4.2.1 Unit pelaksana teknis (UPT)

Menurut SK Menteri Kelautan Perikanan No: Kep 261/MEN/2001,

pelabuhan perikanan dipimpin oleh seorang kepala pelabuhan yang membawahi

(Departemen Kelautan dan Perikanan, 2001):

1) Bagian Tata Usaha

2) Bidang Pengembangan

3) Bidang Tata Pelayanan

4) Kelompok Jabatan Fungsional

Jumlah karyawan yang bekerja di UPT PPSC tahun 2010 sebanyak 71

orang yang terbagi dalam beberapa bidang. Pengawas Perikanan merupakan

kelompok jabatan fungsional yang ada di PPSC. Kelompok jabatan fungsional

dipimpin oleh seorang pemangku jabatan fungsional senior yang ditunjuk oleh

Kepala Pelabuhan.

Page 34: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

20

20

4.2.2 Perusahaan umum (Perum) prasaranacCabang Cilacap

Kegiatan pelayanan kepada masyarakat dilakukan oleh Pelabuhan Perikanan

Samudera Cilacap melalui salah satu instansi yaitu Perum Prasarana Perikanan

Samudera Cabang Cilacap. Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Cilacap

mempunyai wewenang dan tanggung jawab melaksanakan pelayanan barang atau

jasa dan pengusahaan secara komersial pelabuhan perikanan (PPS Cilacap, 2009).

Perum Prasarana Perikanan Samudera merupakan sebuah BUMN di

lingkungan pelabuhan perikanan yang ditetapkan dengan PP No.2 Tahun 1990

dan mempunyai tugas pokok untuk menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan

melalui penyediaan fasilitas, barang dan jasa yang diberikan kepada masyarakat di

dalam kawasan pelabuhan perikanan serta sebagai stabilisator dan dinamisator

dalam melaksanakan fungsi pelayanan umum bersama sektor KUD dan swasta

lainnya (Direktorat Jenderal Perikanan, 1994 diacu dalam Christianti, 2005).

Peraturan pemerintah selanjutnya diatur kembali dengan PP No.23 Tahun 2000

untuk menyesuaikan dengan PP No.13 Tahun 1998 tentang perusahaan umum.

Perum Prasarana Perikanan Samudera berpusat di Jakarta, yaitu didalam kawasan

Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta, Muara Baru, Jakarta.

Perum pusat ini membawahi kantor-kantor cabang yaitu, PPS Nizam Zachman

Jakarta, PPS Cilacap, PPN Pekalongan, PPN Belawan, PPN Palabuhanratu, PPN

Berondong, PPN Lampulo, PPP Banjarmasin, PPP Pemangkat dan PPP Perigi.

4.3 Keadaan Perikanan di PPS Cilacap

4.3.1 Unit penangkapan ikan

Unit penangkapan ikan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat di

pisahkan dalam keberhasilan suatu operasi penangkapan ikan, meliputi kapal, alat

tangkap dan nelayan.

1) Kapal

Kapal-kapal yang memanfaatkan Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap

meliputi berbagai macam kapal perikanan kayu maupun besi, serta kapal riset.

Pada umumnya armada penangkapan ikan adalah kapal motor. Kapal dengan

ukuran 0-5 GT disebut kapal motor tempel (tradisional) dan kapal yang berukuran

5 – 200 GT tergolong kapal motor. Kapal ini sudah termasuk kapal modern karena

Page 35: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

21

21

motornya diletakkan di dalam kapal dan memiliki alat navigasi yang baik. Kapal

ini terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu 5-10 GT, 10-20 GT, 20-30 GT, 30-

50 GT, 50 -100 GT. Frekuensi jumlah kapal masuk dan grafik perkembangan

jumlah kapal masuk periode 2005-2009 disajikan pada Tabel 3 dan Gambar 1.

Tabel 3 Frekuensi jumlah kapal berdasarkan ukuran kapal (GT) di PPS Cilacap

Tahun 2005-2009.

KATEGORI DAN

UKURAN KAPAL

TAHUN

2005 2006 2007 2008 2009

Motor

Tempel

Sub Jumlah 299 308 324 325 341

Kap

al M

oto

r

Ukura

n k

apal

Moto

r

Sub Jumlah

381

366

360

393

456

5 - 10 GT

4

2

5

5

2

10 - 20 GT

69

71

53

62

53

20 - 30 GT

161

198

209

225

285

30 - 50 GT

50

31

26

28

54

50 - 200 GT

97

64

67

73

62

JUMLAH 680 674 684 718 797 (Sumber : UPT PPS Cilacap, 2009)

Tabel 3 menggambarkan dengan jelas komposisi kapal yang masuk ke areal

PPS Cilacap pada kurun waktu tahun 2005-2009. Jumlah kapal masuk yang

terbanyak adalah pada tahun 2009 sebesar 797 kapal. Dari Tabel 3 diketahui

bahwa jumlah kapal yang masuk tahun 2005 yaitu sebanyak 680 unit dan tahun

2006 yaitu sebanyak 674 unit. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar

0,89%. Penurunan beberapa aktifitas operasional di PPS Cilacap ini diakibatkan

oleh perpindahan kapal-kapal ke pelabuhan lain karena pelabuhan di Cilacap

belum lengkap fasilitasnya. Namun, pada tahun 2007, jumlah kapal sudah

mengalami kenaikan. Kenaikan drastis terjadi pada tahun 2008 ke tahun 2009,

yaitu sebesar 9.9%. Hal ini disebabkan karena PPS Cilacap sudah mengalami

perbaikan infrastruktur. Jumlah kapal terbanyak pada tahun 2009, yaitu sebanyak

797 unit.

Page 36: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

22

22

(Sumber : UPT PPS Cilacap, 2009)

Gambar 1 Grafik perkembangan jumlah kapal berdasarkan GT di PPS Cilacap

tahun 2005-2010

Pada gambar 1 terlihat bahwa kapal yang paling banyak frekuensi

penggunaanya pada setiap tahunnya adalah kapal dengan ukuran 0-5 GT. Kapal

ini sering digunakan oleh nelayan untuk melakukan penangkapan ikan setiap

harinya. Untuk kapal modern yang jumlahnya sedikit adalah kapal dengan ukuran

5-10 GT dan kapal yang paling banyak frekuensi penggunaanya adalah dengan

ukuran 20-10 GT. Kapal-kapal besar (≥20 GT) di PPS Cilacap cenderung lebih

banyak jumlahnya dibandingkan kapal-kapal tradisional ukuran ≤ 20 GT. Kondisi

ini sesuai dengan pernyataan bahwa kapal tradisional terbuat dari kayu dan

beroperasi di daerah penangkapan yang relatif dekat dan hasil tangkapannya

dipasarkan secara lokal, sedangkan kapal-kapal besar terbuat dari kayu atau besi

dengan daerah penangkapan yang jauh hingga mencapai wilayah ZEEI,

dilengkapi sistem komunikasi dan peralatan penangkapan cukup modern, hasil

penangkapan dipasarkan regional dan ekspor (Darmawan, 2006).

Armada penangkapan yang berukuran ≥ 20 GT paling sering masuk ke PPS

Cilacap karena merupakan kapal-kapal industri penangkapan ikan, sedangkan

armada penangkapan berukuran < 5 GT merupakan kapal-kapal tradisional yang

intensitas rata-rata masuk ke pelabuhan juga tergolong sedikit. Terdapat beberapa

alasan armada penangkapan berukuran ≥ 20 GT lebih banyak masuk yaitu karena

Page 37: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

23

23

letak PPS Cilacap strategis, serta mudah untuk memenuhi perbekalan, suku

cadang kapal, dan yang tersedianya sarana dan prasarana di PPS Cilacap yang

lengkap untuk menangani hasil tangkapan maupun perbaikan kapal. Armada

penangkapan berukuran < 20 GT yang masuk PPS Cilacap semakin berkurang

karena armada tersebut tidak memanfaatkan pelabuhan ini untuk mendaratkan

hasil tangkapan yang akan dipasarkan secara lokal dengan mempertimbangkan

penghematan bahan bakar dan bahan makanan (Darmawan, 2006).

2) Alat Tangkap

Berdasarkan Tabel 4, kapal-kapal yang terdapat di PPS Cilacap

mengoperasikan berbagai alat tangkap antara lain Rawai Tuna, Jaring Insang

dasar, Jaring Insang Hanyut, Jaring Insang Monofilament, Jaring Klitik, Jaring

Tiga Lapis, Payang, Arad dan Bubu.

Tabel 4 Jumlah unit penangkapan menurut alat penangkapan di PPS Cilacap

(Sumber: UPT PPS Cilacap, 2009)

Pada Tabel 4 terlihat bahwa pada tahun 2009 jumlah alat penangkap ikan

yang digunakan mencapai 797 unit. Angka tersebut paling tinggi dibandingkan

tahun-tahun sebelumnya. Jumlah armada longline terus mengalami kenaikan

dalam kurun waktu 2006-2009. Begitu pula dengan kapal tradisional yang

JENIS ALAT PENANGKAP IKAN

TAHUN

2005 2006 2007 2008 2009

JUMLAH - TOTAL 680 674 684 718 797

Rawai Tuna - Tuna Long Line 161 128 156 170 188

Ja

rin

g I

nsa

ng

-

Gil

lnet

s

Jaring Insang Dasar - Bottom Set Gill nets 14 14 15 12 17

Jaring Insang Hanyut - Drift Gill nets 63 196 184 183 213

Jaring Klitik - Entangling Set Gill nets 21 27 30 33 35

Jaring Insang Monofilamen -

Monofilament Drift Gill nets

49 62 60 87 98

Jaring Tiga Lapis - Trammel net 327 199 115 178 192

Pu

ka

t K

an

ton

g

- S

ein

e N

et Payang - Pelagic Danish Seine 6 8 10 4 4

Arad - Demersal Danish Seine 39 40 50 38 38

Bubu - Portabel Trap - - 64 13 12

Page 38: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

24

24

mengalami perkembangan, termasuk alat tangkap jaring insang dasar, jaring

insang hanyut, Jaring klitik, dan jaring insang monofilamen yang mengalami

kenaikan secara perlahan-lahan pada tahun 2008 dan alat tangkap jaring tiga lapis

mengalami kenaikan pada tahun 2007. Sedangkan, pada alat tangkap payang, arad

dan bubu mengalami penurunan pada kurun waktu 2007-2009, bahkan alat

tangkap bubu baru digunakan pada tahun 2007.

Disebabkan banyak armada yang tidak beroperasi karena umur teknis

sudah tua sedangkan peremajaan armada baru sangat terbatas. Selain itu, nelayan

beralih menggunakan alat tangkap lain yang lebih optimal dalam penangkapan.

3) Nelayan

Nelayan dalam sistem perikanan tangkap termasuk elemen penting dari

sebuah unit penangkapan disamping kapal penangkapan ikan dan alat tangkap

yang digunakan. Semakin berkembangnya industri perikanan di PPS Cilacap

merupakan suatu indikator terhadap peningkatan permintaan produk perikanan

baik pasar lokal maupun tujuan ekspor. Hal ini turut mendorong perkembangan

jumlah nelayan di PPS Cilacap.

Tabel 5 Jumlah nelayan penuh berdasarkan alat tangkap yang diopersaikan di PPS

Cilacap

(Sumber: UPT PPS Cilacap, 2009)

KATEGORI NELAYAN

TAHUN

2005 2006 2007 2008 2009

JUMLAH 7,006

7,120

6,879

6,476

7,084

Rawai Tuna - Tuna Long Line 2,254

1,792

2,184

2,550

2,660

Jari

ng

Insa

ng

-

Gill

net

s

Jaring Insang Dasar - Bottom Set Gill nets 168

168

180

156

204

Jaring Insang Hanyut - Drift Gill nets 1,704

2,352

2,208

2,379

2,616

Jaring Klitik - Entangling Set Gill nets 225

243

270

116

158

Jaring Insang Monofilamen - Monofilament Drift Gill nets

603

558

540

261

196

Jaring Tiga Lapis - Trammel net 1,863

1,791

1,035

760

1,020

Pu

kat

Kan

ton

g -

Sei

ne

Net

Payang - Pelagic Danish Seine 72

96

120

40

60

Arad - Demersal Danish Seine 117

120

150

152

114

Bubu - Portabel Trap - - 192

62

56

Page 39: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

25

25

Tabel 5 menunjukkan bahwa berdasarkan alat tangkap yang dioperasikan

di PPS Cilacap, jumlah nelayan yang paling banyak mengoperasikan alat tangkap

longline terdapat pada tahun 2006 yang berjumlah 2 660 orang, selanjutnya

armada jaring insang hanyut (drift gill nets) sebesar 2 616 orang dan armada

jaring tiga lapis (trammel Net) sebesar 1.020 orang. Alat tangkap Payang paling

sedikit dioperasikan oleh nelayan pada setiap tahunnya. Jumlah nelayan bisaanya

berfluktuasi sesuai dengan alat tangkap yang dioperasikan. Kapal dengan alat

tangkap longline ≥ 30 GT dalam pengoperasianya membutuhkan nelayan sekitar

15 orang, alat tangkap gill net ≥ 20 GT membutuhkan nelayan sebanyak 10 orang,

alat tangkap pukat kantong sekitar 7 orang, dan alat tangkap bubu sebanyak 3

orang.

4) Produksi Hasil Tangkapan

Jenis ikan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap

sangat bervariasi baik dilihat dari jenis spesies maupun daerah asal. Produksi ikan

di PPS Cilacap berasal dari dua sumber yaitu darat dan laut. Bersumber dari laut

merupakan jenis ikan yang tercatat secara harian melalui pelelangan ikan. Adapun

ikan yang berasal dari darat merupakan jenis ikan yang masuk wilayah PPS

Cilacap melalui jalur darat. Data ini terekam secara kontinyu dalam setiap

harianya di pos masuk. Perkembangan produksi ikan yang didaratkan dari laut dan

darat disajikan pada Tabel 6.

Ikan yang didaratkan dari laut merupakan ikan hasil tangkapan oleh kapal-

kapal penangkapan ikan yang beroperasi di perairan Samudera Hindia bagi kapal-

kapal besar dan sekitar wilayah perairan teritorial Indonesia bagi kapal-kapal

tradisional. Kelompok jenis ikan tuna tujuan pemasarannya sebagian besar untuk

ekspor terdiri dari ikan tuna, marlin, meka, cakalang, cucut. Kelompok ikan dari

jenis non tuna dengan tujuan pemasarannya untuk ekspor dan lokal, terdiri dari

ikan tenggiri, bawal, cumi-cumi, kakap.

Ikan yang didaratkan melalui darat merupakan ikan yang disengaja

didatangkan dari daerah pesisir pantai selatan dan utara pulau Jawa seperti

Batang, Kendal, Pekalongan, Binuangen, Indramayu, Tuban, Gresik. Ikan tersebut

diangkut ke luar daerah dan wilayah Jakarta dengan menggunakan truk yang

Page 40: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

26

26

dikemas dalam kotak kayu atau drum plastik. Jenis ikan yang dibongkar terdiri

dari ikan air tawar dan sebagian lagi jenis udang hasil budidaya tambak.

Tabel 6 Produksi perikanan yang didaratkan di PPS Cilacap Tahun 2005-2009

(Sumber: UPT PPS Cilacap, 2009)

Jenis Ikan TAHUN

2005 2006 2007 2008 2009

JUMLAH (Ton) 2,176.26 6,475.15 5,880.46 9,172.18 6,995.43

Sub Total 1,575.61 5,883.60 5,026.13 4,908.91 4,114.72

1 Tuna Albakor / Albacore 116.05 136.08 105.85 180.79 72.51

2 Tuna kecil madidihang / Yellowfin

baby tuna

36.86 12.04 172.82 19.64 9.76

3 Tuna kecil mata besar / Big eye

baby tuna

61.84 186.78 149.61 253.07 49.18

4 Tuna Madidihang / Yellowfin tuna 160.67 87.15 231.56 165.54 217.51

5 Tuna Mata Besar / Big eye tuna 123.09 260.14 612.95 1,013.71 1,295.05

6 Tuna Sirip Biru Selatan /South tern

bluefin tuna

- 9.07 1.07 15.31 13.84

7 Setuhuk Hitam / Black marlin 56.39 102.23 112.51 164.05 145.62

8 Setuhuk Loreng / Indo facific blue

marlin

18.94 7.42 9.72 13.36 19.16

9 Setuhuk Putih / Striped marlin 21.11 49.01 69.56 98.36 77.42

10 Layaran / Sailfish 44.17 44.93 45.27 33.88 48.45

11 Ikan Pedang / Swordfish 35.13 33.25 59.56 100.44 81.33

12 Ikan Tumbuk / Layaran Jarum /

Short bill spearfish

4.81 9.07 4.11 5.92 1.59

13 Alu-alu / Military seapike 1.99 - - - -

14 Bawal Hitam / Black pomfret 0.02 - - - -

15 Bawal Putih / Silver pomfret 0.11 - 2.48 181.87 89.10

16 Bilis / Hamilton anchovy 0.01 - - 121.83 117.29

17 Cakalang / Skipjack tuna 876.07 4,652.54 3,269.17 2,272.35 1,835.76

18 Lisong/tongkol / Bullet tuna 15.14 270.65 161.68 239.75 9.24

19 Lurik / Eastern little tuna 15.93 8.82 11.44 4.80

20 Cucut Botol / Crocodille shark - 0.08 0.34 1.11 20.38

21 Cucut Buas / Tiger Shark 0.38 0.43 0.67 0.35 0.14

22 Cucut Cakilan / Shortfin mako 2.55 6.17 7.08 8.84 4.57

23 Cucut Coboy / Oceanic whitetip

shark

0.03 0.13 1.26 0.26 0.54

24 Cucut Depok / Shark ray 0.17 0.51 - - -

25 Cucut Gabel / Black fin ghost shark 0.07 - 0.07 7.04 1.48

26 Cucut Hiu / Shark - - - - -

Page 41: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

27

27

4.4 Musim dan Daerah Operasi Penangkapan Ikan

Musim penangkapan memegang peranan penting dalam aktifitas

penangkapan ikan. Musim penangkapan tersebut diperngaruhi oleh faktor alam.

Kondisi alam sangat berdanpak pada aspek oseanografi sehingga musim

berpengaruh dalam hal perolehan sumberdaya ikan. Di bidang perikanan, nelayan

mengenal dua musim penangkapan yaitu musim barat dan musim timur. Kedua

jenis musim ini memiliki karakteristik sendiri dalam kejadiannya.

Musim barat ditandai dengan cuaca yang buruk, seperti angin yang bertiup

sangat kencang diiringi oleh gelombang besar dan terjadi hujan lebat bahkan

badai sehingga nelayan enggan pergi melaut. Musim timur ditandai dengan relatif

tenangnya perairan, serta tidak begitu kecangnya tiupan angin. Musim timur

merupakan waktu yang baik bagi nelayan untuk melaut. Datangnya musim barat

bisaanya bersamaan dengan datangnya musim penghujan, sedangkan musim timur

bersamaan dengan datangnya musim kemarau (Gredorio, 2004 dalam Nuramin,

2005). Musim barat terjadi pada bulan Desember sampai Februari. Musim barat

merupakan waktu yang sulit bagi kapal-kapal perikanan mendapatkan hasil

tangkapan. Musim timur yang terjadi antara bulan Juni sampai Oktober, adalah

kebalikan dari musim barat. Saat inilah alam bersahabat dengan kapal perikanan

sehingga mampu melakukan operasi penangkapan dengan aman karena cuaca

yang baik. Namun kedua musim tersebut sudah dapat diatasi oleh nelayan karena

pengalaman melaut nelayan yang banyak sehingga dapat membantu dalam proses

penangkapan ikan.

4.5 Fasilitas Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap

Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap merupakan pelabuhan yang

memiliki fasilitas memadai di Indonesia. Keberadaan fasilitas-fasilitas tersebut

mampu mempermudah segala kegiatan atau aktifitas yang berada dalam kawasan

pelabuhan. Salah satu strategi kebijakan yang ditempuh PPS Cilacap yaitu berupa

pelayanan jasa dengan menyediakan berbagai fasilitas. Fasilitas-fasilitas tersebut

terbagi dalam tiga klasifikasi yaitu fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan

fasilitas tambahan. Ketiga klasifikasi ini berada pada kondisi fisik yang cukup

baik namun dalam pemanfaatannya perlu dioptimalkan sesuai fungsinya.

Page 42: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

28

28

4.5.1 Fasilitas pokok

Fasilitas pokok dapat dikatakan sebagai fasilitas fisik yang utama di

pelabuhan perikanan, guna melindungi tempat dari gangguan alam, tempat tambat

labuh dan bongkar muat sehingga kapal dapat keluar masuk pelabuhan dengan

aman. PPS Cilacap memiliki fasilitas pokok dapat di lihat pada tabel 7

Tabel 7 Fasilitas pokok di PPS Cilacap

No Nama Fasilitas Ukuran Jumlah/

Unit

Kapasitas

Keterangan

1 Alur masuk

(Panjang/Lebar/Dalam)

757 m/90 m/-3 s/d -

6 m

1 -

2 Kolam pelabuhan

(Luas/Kedalaman)

19,2 ha/-2 s/d -3

luwas

1 -

3 Dermaga 1632,8 m2 13 110 kapal

4 Breakwater 1127,57 m 2 -

5 Revertment 3032,38 m - -

6 Lahan industry 12,73 ha - -

7 Lahan yang telah dimanfaatkan 5,17 ha - -

8 Jalan 1637 m - -

9 Jembatan 30 m - -

10 Drainase 244 m - - (Sumber: UPT PPS Cilacap, 2009)

4.5.2 Fasilitas fungsional

Fasilitas fungsional yaitu fasilitas untuk meninggikan nilai guna fasilitas

pokok dengan cara memberikan pelayanan yang diperlukan. Dapat pula dairtikan

sebagai fasilitas yang berfungsi untuk menjalankan kegiatan operasional

pelabuhan perikanan. Tanpa adanya fasilitas fungsional kegiatan operasional

pelabuhan perikanan seperti bongkar muat, operasi kapal-kapal nelayan,

penanganan hasil tangkapan tidak akan berjalan. Fasilitas fungsional di PPS

Cilacap diantaranya dapat dilihat pada Tabel 8.

Page 43: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

29

29

Tabel 8 Fasilitas fungsional di PPS Cilacap

No Nama Fasilitas Ukuran Jumlah/

Unit

Kapasitas/

Keterangan

1 Kantor administrasi 993 m2 1 75 pegawai

2 TPI 1684 m2 2 -

3 Bengkel dan Dock 5 rel 3195 m2 2 -/500 GT

4 Tangki air & instalasi 89 m3 1 Beton

5 Jaringan listrik :- genset 100 kva 3 Insidentil used

- PLN 75,5 kva 1 -

6 Line Telepon - 7 -

7 SPBU/SPBB milik KUD :

- Luas Lahan

5000 m2

1

-

- Tangki Solar - 2 95 Kapal (solar)

- Tangki Bensin - 1 16 Kapal (bensin)

8 Pengolahan Ikan 120 m2 - -

(Sumber: UPT PPS Cilacap, 2009)

4.5.3 Fasilitas penunjang

Fasilitas penunjang merupakan fasilitas yang secara tidak langsung dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan dan memberikan kemudahan

bagi masyarakat. Fasilitas ini mendukung kegiatan operasional pelabuhan

perikanan. PPS Cilacap memiliki fasilitas tambahan/fasilitas pendukung dapat

dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Fasilitas penunjang di PPS Cilacap

No Nama Fasilitas Ukuran Jumlah/

Unit

Kapasitas/

Keterangan

1 Pos penjagaan 64 m2 2 -

2 Pagar keliling 3632,5 m - -

3 Gerbang - 2 -

4 Balai pertemuan dan shelter

nelayan

400 m2 1 -

5 Shelter nelayan 120 m2 1 -

6 Kantor waskan 200 m2 1 8 Orang

7 Pos Pemeriksaan Terpadu Kapal 96 m2 1 -

8 Mushola 26 m2 1 14 Orang

9 Mess pelabuhan - 17 -

10 Kendaraan operasional - 17 -

11 Kapal Pengawasan - 1 -

12 Kapal kebersihan kolam - 1 -

13 Tempat Parkir 196 m2 1 Roda dua

(Sumber: UPT PPS Cilacap, 2009)

Page 44: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

30

5 TINGKAT KEBUTUHAN ES UNTUK KEPERLUAN

PENANGKAPAN IKAN DI PPS CILACAP

5.1 Kapal-kapal Yang Memanfaatkan PPS Cilacap

Kapal-kapal penangkapan ikan yang melakukan pendaratan seperti

membongkar muatan ataupun tambat labuh di areal PPS Cilacap antara lain

longline, gillnet, purse seine, mouroami, bubu yang bersandar di PPS Cilacap.

Tabel 10 adalah data jumlah kapal yang memanfaatkan PPS Cilacap tahun 2005-

2009. Pada tahun 2005, menurut petugas tata kapal pelabuhan, jumlah kapal yang

ada tidak banyak perubahan dibandingkan dengan tahun 2007.

Kapal-kapal tersebut bila dilihat dari jenis alat tangkap yang dioperasikan

didominasikan oleh alat tangkap Jaring Insang/Gillnet (Jaring Insang Dasar,

Jaring Insang Hanyut, Jaring Klitik, Jaring Insang Monofilamen dan Jaring Tiga

Lapis) , Rawai Tuna, Pukat Kantong (Payang dan Arad) dan Bubu. Tiap kapal

yang ada membutuhkan perbekalan es selama melaut. Kebutuhan es bagi kapal

ikan dapat diperkirakan berdasarkan kapasitas palkah (hasil tangkapan), ukuran

kapal dan lama trip.

Tabel 10 Jumlah kapal yang menggunakan PPS Cilacap tahun 2005-2009

(Sumber: UPT PPS Cilacap, 2010)

JENIS ALAT PENANGKAP IKAN

TAHUN

2005 2006 2007 2008 2009

JUMLAH – TOTAL 680 674 684 718 797

Rawai Tuna - Tuna Long Line 161 128 156 170 188

Jari

ng

In

san

g -

Gil

lnet

s

Jaring Insang Dasar - Bottom Set Gill

nets

14 14 15 12 17

Jaring Insang Hanyut - Drift Gill nets 63 196 184 183 213

Jaring Klitik - Entangling Set Gill nets 21 27 30 33 35

Jaring Insang Monofilamen -

Monofilament Drift Gill nets

49 62 60 87 98

Jaring Tiga Lapis - Trammel net 327 199 115 178 192

Pu

kat

Kan

ton

g -

Sei

ne

Net

Payang - Pelagic Danish Seine 6 8 10 4 4

Arad - Demersal Danish Seine 39 40 50 38 38

Bubu - Portabel Trap - - 64 13 12

Page 45: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

31

31

5.2 Kebutuhan Es Kapal Rawai Tuna (Longline)

Kapal longline atau bisaa disebut kapal tuna merupakan jenis kapal yang

paling banyak keberadaannya di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap. Jumlah

kapal longline sebanyak 188 unit pada tahun 2009. Ukuran kapal longline yang

relatif besar yaitu mencapai lebih dari 200 GT, memiliki kawasan tersendiri untuk

mendaratkan ikan hasil tangkapannya yaitu ikan tuna. Selain ikan tuna, kapal

longline juga menangkap jenis ikan marlin, meka dan cucut. Pada kapal longline

sistem penanganan ikannya di atas kapalnya dapat dikelompokan menjadi dua

yaitu longline dengan menggunakan es dan longline dengan sistem refrigerasi

pendingin/pembeku (non-es). Kapal dengan alat tangkap ini memerlukan waktu

perjalanan/trip sekitar 3-6 bulan. Lamanya trip diantaranya bergantung pada

ukuran kapal, daerah fishing ground dan jumlah perbekalan yang dibawa untuk

melaut. Fishing ground dari kapal-kapal longline adalah sekitar perairan

Samudera Hindia.

Mutu ikan tuna baik untuk tujuan ekspor maupun lokal adalah yang

memiliki tingkat kesegaran tinggi sesuai standar pemasarannya. Oleh karena itu,

penerapan teknologi pada palkah kapal longline telah dilakukan para pengusaha

dengan cara pembekuan sehingga ikan hasil tangkapan lebih terjaga kualitasnya.

Berdasarkan hasil penelitian, kapal longline yang menggunakan es untuk

penanganan hasil tangkapan selama operasi penangkapan jumlahnya 20 unit.

Penggunaan es dalam penanganan saat melakukan kegiatan penangkapan ikan

tetap dipertahankan oleh pengusaha/pemilik kapal dengan pertimbangan ikan hasil

tangkapan tetap segar dan harga jual menjadi lebih baik. Penggunaan es tersebut

didukung oleh adanya teknik insulasi pada palkah kapal sehingga mampu

mengawetkan es dan melindungi tubuh ikan dari panas yang berasal dari luar

palkah.

Kebutuhan es untuk tiap kapal tuna longline yang ada di PPS Cilacap

berbeda-beda tergantung pada ukuran kapal (kapal palkah) dan lama trip-nya.

Secara non-teknis, besarnya biaya operasional yang dibutuhkan untuk tiap

melakukan operasi penangkapan juga berpengaruh terhadap jumlah kebutuhan es

yang dibawa kapal tersebut. Kapal longline dengan ukuran besar walaupun

memiliki kapasitas palkah lebih besar belum tentu memerlukan es dalam jumlah

Page 46: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

32

32

banyak dibandingkan kapal berukuran kecil jika pemilik kapal tersebut tidak dapat

menyediakan dana operasional yang cukup untuk membeli bahan kebutuhan

perbekalan.

Tabel 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan

kapal Longline di PPS Cilacap

Ukuran

(GT)

Jumlah

trip/tahun

Kebutuhan es/trip

(ton)

Jumlah kapal

(unit)

Total

kebutuhan

es/tahun (ton)

20-29 2 9 6 108

30-49 2 12 14 336

50-200 2 48 - -

Jumlah 444 Sumber : Hasil wawancara dengan pemilik/pengurus kapal

Keterangan : Kapal ≥ 50 GT seluruhnya menggunakan palkah refrigerasi pendingin/pembeku

Kapal longline berukuran 20-29 GT membutuhkan 108 ton es/tahun atau

1 800 balok es/trip dan kapal longline berukuran 30-49 GT membutuhkan 336 ton

es/tahun atau 5 600 balok es/trip. Sedangkan kapal longline ≥ 50 GT telah

menggunakan palkah refrigerasi mekanik pendingin/pembeku sehingga tidak

membutuhkan es. Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa total

kebutuhan es untuk kapal longline yaitu sebesar 444 ton/tahun atau 7 400

Balok/tahun. Banyaknya kapal Longline non-es di PPS Cilacap merupakan salah

satu faktor terjadinya penurunan permintaan terhadap es di pelabuhan. Apabila

penggunaan kapal longline non-es ini terus bertambah, mungkin saja di waktu

yang akan datang kapal longline di PPS Cilacap sama sekali tidak membutuhkan

es untuk operasi penangkapan ikan.

5.3 Kebutuhan Es Kapal Jaring Insang Dasar

Jaring insang dasar merupakan alat tangkap yang termasuk dalam

klasifikasi alat tangkap gillnet. Kapal jaring insang dasar yang berada di PPS

Cilacap berjumlah 17 kapal yang terdiri dari tiga macam ukuran kapal yaitu 0-4

GT, 5-9 GT, 10-20 GT. Jenis hasil tangkapan jaring insang dasar adalah ikan

tongkol, tenggiri dan bawal. Es merupakan salah satu bahan perbekalan yang

utama karena sebagian besar palkah armada jaring insang dasar belum

menggunakan sistem refrigerasi pendingin/pembeku mekanik.

Page 47: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

33

33

Tabel 12 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan

kapal jaring insang dasar di PPS Cilacap

Ukuran

(GT)

Jumlah

trip/tahun

Kebutuhan es/trip

(ton)

Jumlah kapal

(unit)

Total kebutuhan

es/tahun (ton)

0-4 GT 24 3 14 1 008

5-9 GT 3 6 1 18

10- 19 GT 3 8 2 48

Jumlah 1 074

Sumber : Hasil wawancara dengan pemilik/pengurus kapal

Tabel 12 menunjukkan bahwa kapal jaring insang dasar berukuran 0-4 GT

membutuhkan 1 008 ton es/tahun atau 16 800 balok es/trip, ukuran 5-9 GT

membutuhkan 18 ton es/tahun atau 300 balok es/trip, dan ukuran 10-19 GT

membutuhkan 48 ton es/tahun atau 800 balok es/trip. Melalui hasil perhitungan,

total kebutuhan es armada jaring insang dasar yaitu sebesar 1074 ton/tahun.

Kebutuhan es terbesar untuk keperluan penangkapan ikan dengan menggunakan

kapal jaring insang dasar adalah dengan ukuran kapal 0-4 GT.

5.4 Kebutuhan Es Kapal Jaring Insang Hanyut

Jaring insang hanyut merupakan alat tangkap yang termasuk dalam

klasifikasi alat tangkap tangkap gillnet. Armada jaring insang hanyut di PPS

Cilacap berjumlah 213 kapal terdiri dari empat macam ukuran kapal yaitu 0-4 GT,

5-9 GT, 10-19 GT, 20-29 GT. Jenis hasil tangkapan jaring insang hanyut adalah

ikan tongkol, tenggiri dan bawal. Kebutuhan es yang diperlukan untuk operasi

penangkapan ikan dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan

kapal jaring insang hanyut di PPS Cilacap

Sumber : Hasil wawancara dengan pemilik/pengurus kapal

Keterangan : Kapal ≥ 5-9 GT tidak ada di PPS Cilacap

Ukuran

(GT)

Jumlah

trip/tahun

Kebutuhan es/trip

(ton)

Jumlah kapal

(unit)

Total kebutuhan

es/tahun (ton)

0-4 GT 36 2 83 5 976

5-9 GT 3 6 - -

10- 19 GT 3 8 20 480

20-29 GT 3 9 110 2 970

Jumlah 9 426

Page 48: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

34

34

Tabel 13 menunjukkan bahwa kapal jaring insang hanyut berukuran 0-4

GT membutuhkan 5 976 ton es/tahun atau 99 600 balok es/trip, ukuran 4-9 GT

kapal tidak ada, ukuran 10-19 GT membutuhkan 480 ton es/tahun atau 8 000

balok es/trip, ukuran 20-29 GT membutuhkan 2 970 ton es/tahun atau 49 500

balok es/trip. Melalui hasil perhitungan, total kebutuhan es armada jaring insang

hanyut adalah sebesar 9 426 ton/tahun.

5.5 Kebutuhan Es Kapal Jaring Klitik

Jaring klitik merupakan alat tangkap yang termasuk dalam klasifikasi alat

tangkap tangkap gillnet. Kapal jaring klitik di PPS Cilacap berjumlah 35 kapal,

terdiri dari tiga macam ukuran kapal yaitu 0-4 GT, 5-9 GT, 10-19 GT. Hasil

tangkapan jaring klitik adalah tongkol, bawal dan tenggiri. Kebutuhan es yang

diperlukan untuk operasi penangkapan ikan pada kapal jaring klitik dapat dilihat

pada tabel 14.

Tabel 14 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan

kapal jaring klitik di PPS Cilacap

Sumber : Hasil wawancara dengan pemilik/pengurus kapal

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa kapal jaring klitik berukuran 0-4

GT membutuhkan 2 700 ton es/tahun atau 45 000 balok es/trip, ukuran 5-9 GT

membutuhkan 18 ton es/tahun atau 300 balok es/trip, ukuran 10-19 GT

membutuhkan 216 ton es/tahun atau 3 600 balok es/trip. Melalui hasil

perhitungan, total kebutuhan es armada jaring klitik adalah sebesar 2 934

ton/tahun.

5.6 Kebutuhan Es Jaring Insang Monofilamen

Jaring insang monofilamen merupakan alat tangkap yang termasuk dalam

klasifikasi alat tangkap gillnet. Kapal jaring insang monofilamen di PPS Cilacap

Ukuran

(GT)

Jumlah

trip/tahun

Kebutuhan es/trip

(ton)

Jumlah kapal

(unit)

Total kebutuhan

es/tahun (ton)

0-4 GT 36 3 25 2 700

5-9 GT 3 6 1 18

10- 19 GT 3 8 9 216

Jumlah 2 934

Page 49: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

35

35

berjumlah 98 kapal yang mempunyai empat macam ukuran kapal yaitu 0-4 GT, 5-

9 GT, 10-19 GT, 20-29 GT. Jenis hasil tangkapan jaring insang monofilamen

yaitu tongkol, tenggiri dan bawal. Kebutuhan es yang dibutuhkan dalam operasi

penangkapan ikan pada kapal jaring insang monogfilamen dapat dilihat pada

Tabel 15.

Tabel 15 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan

kapal jaring insang monofilamen di PPS Cilacap

Ukuran

(GT)

Jumlah

trip/tahun

Kebutuhan es/trip

(ton)

Jumlah kapal

(unit)

Total kebutuhan

es/tahun (ton)

0-4 GT 36 1 85 3 060

5-9 GT 3 6 - -

10- 19 GT 3 8 8 192

20-29 GT 3 9 5 135

Jumlah 3 387 Sumber : Hasil wawancara dengan pemilik/pengurus kapal

Keterangan : Kapal ≥ 5-9 GT tidak ada di PPS Cilacap

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa kapal jaring insang

monofilamen berukuran 0-4 GT membutuhkan 3 060 ton es/tahun atau 51 000

balok es/trip, ukuran 4-9 GT kapal tidak ada, ukuran 10-19 GT membutuhkan 192

ton es/tahun atau 3 200 balok es/trip, ukuran 20-29 GT membutuhkan 135 ton

es/tahun atau 2 250 balok es/trip. Melalui hasil perhitungan ini, total kebutuhan es

armada jaring insang monofilamen yaitu sebesar 3 387 ton/tahun.

5.7 Kebutuhan Es Jaring Insang Tiga Lapis

Jaring insang tiga lapis atau bisaa disebut trammel net merupakan alat

tangkap yang termasuk dalam klasifikasi alat tangkap gillnet. Kapal jaring insang

tiga lapis di PPS Cilacap berjumlah 192 kapal yang terdiri dari empat macam

ukuran kapal yaitu 0-4 GT, 5-9 GT, 10-19 GT, 20-29 GT. Jenis tangkapan jaring

insang tiga lapis yaitu tongkol, bawal, udang dan tenggiri. Kebutuhan es yang

dibutuhkan dalam operasi penangkapan ikan pada kapal jaring insang tiga lapis

dapat dilihat pada Tabel 16.

Page 50: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

36

36

Tabel 16 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan

kapal jaring insang tiga lapis di PPS Cilacap

Sumber : Hasil wawancara dengan pemilik/pengurus kapal

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kapal jaring insang tiga

lapis berukuran 0-4 GT membutuhkan 48 000 balok es/trip atau 2 880 ton

es/tahun, ukuran 5-9 GT kapal tidak ada, ukuran 10-19 GT membutuhkan 5 600

balok es/trip atau 336 ton es/tahun, ukuran 20-29 GT membutuhkan 44 100 balok

es/trip atau 2 646 ton es/tahun. Melalui hasil perhitungan total kebutuhan es untuk

armada jaring insang tiga lapis yaitu sebesar 5 862 ton/tahun.

5.8 Kebutuhan Es Kapal Payang

kapal payang di PPS Cilacap berjumlah empat kapal yang hanya

mempunyai satu macam ukuran kapal yaitu 0-4 GT. Jenis hasil tangkapannya

berupa udang. Kebutuhan es yang dibutuhkan dalam operasi penangkapan ikan

pada kapal armada payang dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan

kapal payang di PPS Cilacap

Sumber : Hasil wawancara dengan pemilik/pengurus kapal

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kapal payang ukuran 0-4

GT membutuhkan es sebanyak 80 640 balok es/tahun atau 80,64 ton/tahun.

Ukuran

(GT)

Jumlah

trip/tahun

Kebutuhan es/trip

(ton)

Jumlah kapal

(unit)

Total kebutuhan

es/tahun (ton)

0-4 GT 36 2 80 2 880

5-9 GT 3 6 - -

10- 19 GT 3 8 14 336

20-29 GT 3 9 98 2 646

Jumlah 5 862

Ukuran

(GT)

Jumlah

trip/tahun

Kebutuhan

es/trip

(balok)

Jumlah

kapal

(unit)

Total

kebutuhan

es/tahun

(balok)

Total

kebutuhan

es/tahun

(ton)

0-4 GT 336 1 4 80 640 80,64

Page 51: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

37

37

5.9 Kebutuhan Es Kapal Arad

Kapal arad di PPS Cilacap berjumlah 38 kapal yang hanya mempunyai

satu macam ukuran kapal yaitu 0-4 GT. Jenis hasil tangkapannya berupa udang.

Kebutuhan es yang dibutuhkan dalam operasi penangkapan ikan pada armada arad

dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan

ikan kapal jaring arad di PPS Cilacap

Ukuran

(GT)

Jumlah

trip/tahun

Kebutuhan

es/trip

(balok)

Jumlah

kapal

(unit)

Total

kebutuhan

es/tahun

(balok)

Total

kebutuhan

es/tahun

(ton)

0-4 GT 336 1 38 766 080 766,08 Sumber : Hasil wawancara dengan pemilik/pengurus kapal

Berdasarkan Tabel 18 dapat dilihat bahwa kapal arad ukuran 0-4 GT

membutuhkan es sebanyak 766 080 balok es/tahun atau 766,08ton/tahun.

5.10 Kebutuhan Es Kapal Bubu

Kapal bubu di PPS Cilacap berjumlah 12 kapal yang hanya mempunyai

satu macam ukuran kapal yaitu 0-4 GT. Jenis hasil tangkapannya berupa rajungan,

kepiting, keong. Kebutuhan es yang dibutuhkan dalam operasi penangkapan ikan

pada armda bubu dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan

ikan kapal bubu di PPS Cilacap

Sumber : Hasil wawancara dengan pemilik/pengurus kapal

Berdasarkan Tabel 19 di atas terlihat bahwa kapal bubu ukuran 0-4 GT

membutuhkan es sebesar 241 920 balok es/tahun atau 241,92 ton/tahun.

Ukuran

(GT)

Jumlah

trip/tahun

Kebutuhan

es/trip

(balok)

Jumlah

kapal

(unit)

Total

kebutuhan

es/tahun

(balok)

Total

kebutuhan

es/tahun

(ton)

0-4 GT 336 1 12 241 920 241,92

Page 52: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

38

38

5.11 Kebutuhan Total Es Untuk Keperluan Penangkapan Ikan

Total kebutuhan es balok yang dibutuhkan oleh kapal-kapal di PPS

Cilacap untuk aktifitas penangkapan ikan yaitu sebanyak 31 6470 balok/tahun

atau 24 215,64 ton/tahun (Tabel 20).

Tabel 20 Total kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan di

PPS Cilacap tahun 2009

Jenis kapal Kebutuhan es (ton/tahun)

Rawai Tuna 444,00

Jaring

insang

(Gillnet)

Jaring insang dasar 1 074,00

Jaring insang hanyut 9 426,00

Jaring klitik 2 934,00

Jaring insang monofilamen 3 387,00

Jaring tiga lapis 5 862,00

Pukat

Kantong

Payang 80,64

Arad 766,08

Bubu 241,92

Kebutuhan Total Es 24 215,64

Sumber: Hasil wawancara nelayan

Dari data di atas terlihat bahwa urutan armada kapal penangkapan ikan

yang membutuhkan perbekalan es paling banyak hingga paling sedikit adalah

kapal jaring insang hanyut sebesar 9 426 ton/tahun, kapal jaring insang tiga lapis

sebesar 5 862 ton/tahun, kapal jaring insang monofilamen sebesar 3 387

ton/tahun, kapal jaring klitik sebesar 2 934 ton/tahun, kapal jaring insang dasar

sebesar 1 074 ton/tahun, kapal jaring arad sebesar 766,08 ton/tahun, kapal rawai

tuna sebesar 444 ton/tahun, kapal bubu sebesar 241,92 ton/tahun dan kapal

payang sebesar 80,64 ton/tahun. Jenis armada gillnet adalah jenis kapal tradisional

yang pemasaran hasil tangkapan ditujukan ke pasar lokal dan tingkat konsumsi

esnya adalah terbanyak yaitu terhadap 555 unit kapal jaring insang yang hampir

seluruhnya menggunakan es.

Armada kapal pukat kantong cukup banyak menyerap kebutuhan es balok

untuk kegiatan penangkapan ikan karena banyaknya jumlah trip melaut yang

dilakukan armada kapal pukat kantong dalam 1 bulan sehingga dalam satu tahun

Page 53: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

39

39

frekuensi jenis kapal pukat kantong melakukan kegiatan melaut yaitu sebanyak

336 kali.

Jumlah kebutuhan es pada kapal rawai tuna selama kegiatan penangkapan

ikan cenderung semakin berkurang karena banyak yang beralih menggunakan

sistem refrigerasi pendingin/pembeku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

jumlah kapal rawai tuna yang menggunakan es hanya sekitar 20 unit kapal, lebih

sedikit dibandingkan dengan kapal rawai tuna non es.

Jumlah kebutuhan es armada kapal bubu dalam operasi penangkapan ikan

adalah relatif sedikit yaitu sebesar 241,92 ton/tahun hal tersebut disebabkan oleh

jumlah kapal bubu di PPS Cilacap hanya sebanyak 12 kapal. Tabel 20

menyajikan jumlah es yang dibutuhkan oleh kapal ikan untuk perbekalan operasi

penangkapan ikan di PPS Cilacap. Total kebutuhan es untuk perbekalan operasi

penangkapan ikan adalah 24 215.64ton/tahun.

Page 54: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

40

6 KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN JUMLAH ES DI

PPS CILACAP

Fasilitas pabrik es merupakan bentuk pelayanan yang disediakan oleh

Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap. Keberadaan fasilitas ini beserta

pelayanan didalamnya turut mendorong peningkatan aktifitas penangkapan ikan

sehingga dihasilkan produk perikanan dalam keadaan baik. Penyediaan es di PPS

Cilacap dipasok oleh dua pabrik es. Kedua pabrik es yaitu pabrik es Perusda

Saripetojo dan CV Maju Setia.

6.1 Penyediaan/Produksi Es Oleh Pabrik Es Perusda Saripetojo

Perusda Saripetojo Cilacap merupakan salah satu bagian dari beberapa

unit pabrik es yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Es Saripetojo Provinsi Jawa

Tengah dengan kantor direksi berpusat di Semarang. Pabrik es ini berdiri pada

tahun 1923 oleh NV IJS MAATCHAPSHIJ kemudian pada tahun 1957

perusahaan ini diambil alih oleh pemerintah dan kemudian dikenal dengan nama

Pabrik Es Saripetojo Cilacap. Produk pabrik es ini pemasarannya ditujukan untuk

operasi keperluan penangkapan ikan. Peranan penting penyediaan es balok dalam

kaitannya dengan aktifitas penangkapan ikan adalah sangat besar dimana kapal-

kapal penangkapan dapat menjaga kualitas hasil tangkapannya.

Dalam pengamatan selama melakukan penelitian di PPS Cilacap, dapat

diperhatikan bahwa kegiatan produksi pabrik es Perusda Saripetojo telah

dikoordinasikan dengan cukup baik dalam tahapan-tahapan produksinya maupun

pelayanannya. Es balok Saripetojo diproduksi dengan bahan baku utama yaitu air

sumur dan telah diuji di laboratorium. Ilyas, (1983) dikutip dalam Christianti,

(2005) mengatakan bahwa mutu air yang akan digunakan pabrik untuk membuat

es bagi usaha perikanan, haruslah memenuhi persayaratan kesehatan sama seperti

yang dipersyaratkan bagi mutu air perusahaan air minum. Kapasitas Produksi es

dari pabrik es Perusda Saripetojo sebesar 42,4 ton/hari dari dua bak pendingin.

Untuk mengetahui kemampuan Perusda Saripetojo dalam menyediakan es

balok yang dibutuhkan konsumen, khususnya bagi keperluan penangkapan ikan,

perlu dilihat perkembangan produksi dan penjualan es balok Perusda Saripetojo.

Berikut kondisi produksi dan penjualan es balok Perusda Saripetojo pada tahun

2009.

Page 55: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

41

41

Tabel 21 Tingkat produksi dan penjualan pabrik es Saripetojo di PPS

Cilacap tahun 2009

Bulan Produksi Es (kg) Penjualan es (kg)

Januari 950 660 942 600

Februari 792 600 764 400

Maret 1 084 000 1 078 900

April 895 200 885 850

Mei 1 190 100 1 150 650

Juni 1 036 800 1 015 000

Juli 1 281 200 1 254 100

Agustus 1 435 800 1 417 250

September 1 355 700 1 327 200

Oktober 1 418 900 1 397 700

November 1 328 000 1 258 350

Desember 1 024 200 1 019 750

Jumlah es (kg) 13 793 160 13 511 750

Jumlah es (ton) 13 793,16 13 511,75

Sumber : Perusda Saripetojo Cilacap

Dari data Tabel 21 dan Gambar 2 dapat dilihat bahwa tingkat produksi dan

penjualan es tertinggi terjadi pada bulan Agustus yakni sebesar 1 435 800 kg dan

1 417 250 kg. Menurut nelayan pada Bulan Agustus aktifitas penangkapan ikan

meningkat karena pada bulan tersebut merupakan musim ikan di laut sehingga

jumlah produksi dan penjualan es pun meningkat bahkan berada pada jumlah

tertinggi dibandingkan pada bulan-bulan lainnya. Sedangkan tingkat produksi dan

penjualan es terendah terjadi pada Bulan Februari yaitu masing-masing sebesar

792 600 kg dan 764 400 kg. Hal ini dikarenakan hasil penangkapan ikan

menurun.

Page 56: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

42

42

Gambar 2 Diagram Produksi dan Penjualan Es Balok di Perusda Saripetojo,

tahun 2009

Pada Gambar 2 terlihat bahwa terjadi perbedaan jumlah antara produksi es

dan penjualan es tiap bulannya. Jumlah produksi es cenderung lebih banyak

dibandingkan jumlah penjualan es karena setelah diproduksi tidak semua es dalam

kondisi baik untuk dipasarkan sehingga akan terjadi pengurangan jumlah saat

akan dijual. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihak perusahaan memproduksi es

dalam jumlah yang sedikit lebih banyak dari jumlah es yang dipesan. Es dalam

kondisi tidak baik akan langsung dibuang. Namun, untuk es-es yang sudah

dibuang tersebut tetap dihitung sebagai hasil produksi meskipun tidak dipasarkan.

6.2 Jumlah Penyediaan Es Oleh Pabrik Es CV Maju Setia

CV Maju Setia merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang

penyediaan kebutuhan melaut terutama es. Permintaan es yang semakin

meningkat memicu berdirinya perusahaan ini. Pemasaran es yang diproduksi oleh

CV Maju Setia ditujukan untuk keperluan penangkapan ikan.

Dari hasil pengamatan terlihat bahwa kegiatan penjualan es telah

dikoordinasikan dengan cukup baik dalam tahapan-tahapan produksinya maupun

pelayanannya. Kapasitas Produksi es dari pabrik es CV Maju Setia sebesar 24,2

ton/hari dari dua bak pendingin. CV Maju Setia dalam menyediakan es balok

yang dibutuhkan konsumen, khususnya bagi keperluan penangkapan ikan maka

Page 57: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

43

43

perlu dilihat perkembangan penjualan es balok di CV Maju Setia. Berikut ini

merupakan data penjualan es balok CV Maju Setia yang disajikan pada Tabel 22.

Tabel 22 Penjualan Es balok di CV Maju Setia tahun 2008-2009

Bulan

2008

(balok)

2009

(balok)

Januari 7 150 6 983

Februari 9 126 6 474

Maret 13 182 9 100

April 8 268 8 606

Mei 14 268 11 466

Juni 19 936 10 816

Juli 19 266 23 114

Agustus 25 116 23 400

September 17 862 23 738

Oktober 27 586 20 592

November 7 968 16 848

Desember 7 046 7 826

Jumlah Balok 176 774 168 963

Keterangan: 1 balok = 60 kg

Sumber: Arsip CV Maju Setia

Pada Tabel 22 dapat diketahui bahwa total penjualan es balok CV Maju

Setia pada tahun 2008 sebesar 176 774 balok dan pada tahun 2009 sebesar 168

963 balok. Di CV Maju Setia, satu balok sama dengan 60 kg sehingga total

produksi CV Maju Setia pada tahun 2008 menjadi sebesar 10 606,44 ton dan

pada tahun 2009 sebesar 10 137,78 ton. Terjadi penurunan jumlah penjualan dari

tahun 2008 ke 2009 karena diduga hasil tangkapan ikan menurun (Tabel 6).

Page 58: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

44

44

Gambar 3 Diagram Penjualan Es Balok di CV Maju Setia

Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa tingkat penjualan pada masing-masing

tahun berfluktuatif, artinya penjualan es mengalami naik turun pada setiap

bulannya. Namun, pada tahun 2008 produksi yang paling tinggi terletak pada

Bulan Oktober, yaitu sebesar 27 586 balok dan Bulan April merupakan produksi

yang paling terendah, yaitu sebesar 8 268 balok. Terjadi peningkatan penjualan

yang drastis dari bulan April hingga bulan Juni, dan penurunan sangat drastis dari

Bulan Oktober ke Bulan November. Sedangkan pada tahun 2009, penjualan

tertinggi terjadi pada Bulan September yakni sebesar 23 738 balok dan penjualan

terendah pada Bulan Februari yakni sebesar 6 474 balok. Peningkatan drastis yang

dialami CV Maju Setia pada tahun 2009 adalah dari Bulan Juni hingga Juli.

Namun sejak Bulan September, jumlah penjualan es mengalami penurunan.

6.3 Jumlah Produksi Es di Perusda Saripetojo dan CV Maju Setia

Dari data yang sudah disebutkan di awal, diketahui bahwa jumlah

produksi es Perusda Saripetojo sebesar 13 511,75 ton/tahun dan jumlah produksi

es dari CV Maju Setia yaitu sebesar 10 137,78 ton/tahun. Jadi total produksi es

dari kedua perusahaan adalah sebesar 23 649,53 ton/tahun. Kondisi jumlah

penyediaan es tersebut merupakan jumlah es balok yang dapat diproduksi oleh

kedua pabrik es seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 59: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

45

45

Tabel 23 Jumlah produksi es Perusda Saripetojo dan CV Maju Setia

Nama perusahaan pabrik es Jumlah produksi es (ton/tahun)

Perusahaan daerah provinsi Jawa

Tengah (Saripetojo)

13 511,75

Perusahaan swasta (Maju Setia) 10 137,78

Total 23 649,53

Sumber: Perusda Saripetojo dan CV Maju Setia

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa besarnya kebutuhan es pada kapal

ikan yang ada di PPS Cilacap yaitu sebesar 24 215,64 ton/tahun, sehingga dengan

hasil produksi es yang hanya sebesar 23 649,53 ton/tahun, maka kebutuhan es

kapal-kapal ikan belum terpenuhi dengan baik. Selisih antara kedua nilai tersebut

sebesar 566.11 ton/tahun. Es tersebut dipenuhi kekurangan kebutuhan dari pabrik

es di luar daerah Cilacap. Dengan demikian, peranan pihak Pelabuhan Perikanan

Samudera Cilacap dalam mendukung penyediaan es dapat dikatakan kurang.

Diharapkan tingkat produksi es baik di Perusahaan Daerah Provinsi Jawa Tengah

(Saripetojo) maupun di CV Maju Setia dapat ditingkatkan sehingga kebutuhan es

nelayan dapat terpenuhi.

Namun apabila kebutuhan es bagi armada penangkapan ikan dengan

ukuran 0-4 GT tidak di layani oleh PPS Cilacap, karena pelayanan yang diberikan

PPS Cilacap diprioritaskan untuk armada ukuran besar maka total kebutuhan es

seharusnya bagi armada penangkapan ikan menjadi 7 503 ton/tahun. Jadi peranan

pihak Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap dalam mendukung penyediaan es

sudah dikatakan cukup.

Page 60: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

46

7 MEKANISME PENYEDIAAN DAN DISTRIBUSI ES

Pembahasan mengenai Mekanisme penyediaan dan pendistribusi es adalah

untuk mengetahui bagaimana suatu pabrik es sebagai fasilitas penyediaan es

berjalan sesuai fungsinya serta bagaimana pendistribusian es yang ada di PPS

Cilacap apakah sudah berjalan dengan baik atau tidak. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pembahasan ini adalah lembaga yang terkait dan perananya,

fasilitas penyediaan es, jalur/distribusi es serta harga es yang di jual.

7.1 Fasilitas Penyediaan Es

Pabrik es di pelabuhan perikanan merupakan fasilitas yang digunakan

untuk memproduksi dan menyuplai es untuk kegiatan penangkapan ikan. Fasilitas

penyediaan es berupa pabrik es di dalam kawasan pelabuhan merupakan kriteria

bagi suatu pelabuhan perikanan yang baik dalam mendukung kualitas hasil

tangkapan ikan.

Proses produksi pembentukan es balok adalah dari air sumur yang diambil

menggunakan pompa dengan debit pengambilan 20 m3/hari, disaring, ditampung

dalam tower berkapasitas 2 m3, dimasukan kedalam bak pengendap I (Kapasitas

10 m3) selama satu hari. Sebelum dimasukan ke dalam cetakan, air dimasukan ke

dalam bak pengendap II terlebih dahulu. Setiap 26 cetakan es dirakit dalam satu

line/crane. Jumlah crane pada satu tempat produksi adalah 37 line/crane. Proses

pendinginan dilakukan selama 8 jam pada suhu -10 OC sampai -14

OC.

Proses pembuatan es dilakukan dengan cara cetakan yang berisi air

dimasukan pada bak yang di dalamnya diisi air garam dengan salinitas 18-20

ppm. Fungsi air garam adalah sebagai media pendingin yang menghantarkan

dingin dari plat pendingin kedalam cetakan sehingga terjadi proses pindah panas.

Air garam yang digunakan sebagai media pendingin tidak dibuang namun

dilakukan penambahan apabila jumlahnya berkurang. Pendingin yang digunakan

adalah amoniak dengan pemakaian pada awal operasional mesin 800 kg

selanjutnya penambahan 50 kg/bulan (Arsip Perusahaan CV Maju Setia, 2009).

Page 61: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

47

47

7.2 Lembaga/Pihak Yang Terkait

Penyediaan kebutuhan es untuk kebutuhan melaut di PPS Cilacap

melibatkan 2 pihak yakni perusahaan daerah provinsi Jawa Tengah Saripetojo,

CV Maju Setia dan agen es.

7.2.1 Perusahaan Daerah Provinsi Jawa Tengah Saripetojo

Unit Perusda es Saripetojo Cilacap merupakan salah satu bagian dari

beberapa unit pabrik es yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Es Saripetojo

Provinsi Jawa Tengah. Perusda Saripetojo melakukan kerjasama kemitraan

dengan pihak pelabuhan dalam penjualan perbekalan es. Setiap harinya terdapat

laporan mengenai jumlah es yang dikeluarkan dari Perusda Saripetojo sehingga

pihak pelabuhan dapat mengetahui besar penerimaan yang harus diterimanya atas

peredaran es di pelabuhan sebagai kompensasinya.

7.2.1.1 Jalur distribusi es sampai ke kapal

Mengkaji jalur distribusi es merupakan cara menganalisis bentuk suatu

pendistribusian yang diberikan oleh pihak pelabuhan dalam memenuhi kebutuhan

es kapal-kapal ikan. Pengurusan pendistribusian pengadaan es balok di PPS

Cilacap sampai ke kapal dilakukan melalui jasa agen es yang ada di kawasan

pelabuhan. Perusda Saripetojo mempunyai agen es sendiri di pelabuhan dimana

berfungsi sebagai penyalur dan perantara antara pemilik/pengurus kapal dengan

pihak Perusda Saripetojo. Pemilik/pengurus kapal tidak perlu mengurus langsung

ke pabrik es namun hanya menunggu pesanan es balok diantar ke kapal. Untuk

lebih jelasnya mekanisme pemesanan es balok di pelabuhan dapat dilihat pada

gambar 4 dibawah ini.

Page 62: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

48

48

Keterangan:

: Pemesanan dan pengiriman es

: Proses penyaluran es

Gambar 4 Mekanisme pendistribusian es sampai ke Kapal pada pabrik es

Saripetojo

Mekanisme pendistribusian es pada gambar di atas dapat dideskripsikan

sebagai berikut:

1. Pemilik/pengurus kapal menghubungi agen untuk memesan es balok sesuai

kebutuhan kapalnya. Pemesanan ini secara langsung atau lewat telepon.

2. Agen es dalam memenuhi kebutuhan pemesanan es balok, mengambil

langsung dari perusahaan pabrik es (Perusda Saripetojo). Dalam proses

pemesanan, para agen es harus melaporkan jumlah es yang dibutuhkan kepada

pihak pabrik es. Pabrik es menyiapkan sejumlah permintaan es dan mengirim

es-es tersebut. Setelah pemesanan dan pengiriman es sudah selesai maka

proses distribusi ke kapal dapat dilakukan. Proses distribusi es ke kapal

sepenuhnya menjadi tanggung jawab agen. Es yang dikirim berbentuk balok

namun jika es sudah berada di kapal maka es tersebut dihancurkan dengan

penghancur es (ice crusher) menjadi es berukuran kecil.

Menurut agen es, waktu pemesanan es lebih baik pada sore hari karena

saat sore hari es balok Perusda Saripetojo selesai diproduksi sehingga pada

keesokan paginya es balok sudah siap diantar. Tetapi jika pemilik/pengurus kapal

tidak memesan pada sore hari, agen tidak menjamin ketersediaan es. Masing-

masing agen memiliki pelanggan tetap sehingga tidak ada persaingan diantara

meraka. Hal ini ditandai dari adanya kesepakatan yang dilakukan para agen

mengenai harga es balok yang mereka jual ke pemilik/pengurus kapal yaitu Rp

Perusda Saripetojo

Kapal Pemilik/pengurus

kapal Agen Es

Page 63: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

49

49

12.000,00/balok (harga tersebut sudah temasuk biaya angkut, dan jasa

penggilingan es ke kapal).

Mekanisme pembayaran dalam rangkaian distribusi es balok sampai ke

kapal melibatkan beberapa pelaku yaitu pihak Perusda Saripetojo, agen es, dan

pemilik/pengurus kapal sebagai konsumen. Untuk pembelian es Perusda

Saripetojo, agen membayarkan hasil penjualan es para pemilik kapal kepada

pabrik es setiap per 10 hari misalnya setiap tanggal 10, 20 atau 30 tiap bulannya.

Prosedur pembayaran ini juga merupakan suatu kesepakatan yang berdasarkan

kepercayaan dari kedua belah pihak. Berikut merupakan gambaran proses

pembayaran es balok di PPS Cilacap.

Gambar 5 Mekanisme pembayaran pemesanan es balok pabrik Saripetojo

7.2.2 CV Maju Setia

CV Maju Setia merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam

produksi dan pendistribusian es di PPS Cilacap. CV Maju Setia melakukan

kerjasama dengan pihak pelabuhan dalam penjualan perbekalan es. Setiap harinya

terdapat laporan mengenai jumlah es yang dikeluarkan dari CV Maju Setia

sehingga pihak pelabuhan dapat mengetahui besar penerimaan yang harus

diterimanya atas peredaran es di pelabuhan sebagai kompensasinya.

7.2.2.1 Jalur distribusi es sampai ke kapal

CV Maju Setia mempunyai agen es sendiri di pelabuhan. Perusahaan ini

sebagai penyalur dan perantara antara pemilik/pengurus kapal dengan pihak

pabrik es sendiri. Pemilik/pengurus kapal tidak perlu mengurus langsung ke

pabrik es, namun hanya menunggu pesanan es balok diantar ke kapal. Untuk lebih

jelasnya mekanisme pemesanan es balok di pelabuhan perikanan melalui CV

Maju Setia dapat dilihat pada Gambar 6.

Pemilik/pengurus kapal Agen Es Perusda Saripetojo

Page 64: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

50

50

Keterangan:

: Pemesanan dan pengiriman es

: Proses penyaluran es

Gambar 6 Mekanisme pendistribusian es sampai ke Kapal pada CV Maju

Setia

Mekanisme distribusi es pada gambar di atas dapat dideskripsikan sebagai

berikut:

1. Pemilik/pengurus kapal menghubungi agen untuk memesan es balok sesuai

kebutuhan kapalnya. Pemesanan ini secara langsung atau lewat telepon.

2. Agen es dalam memenuhi kebutuhan pemesanan es balok, mengambil

langsung dari perusahaan pabrik es (CV Maju Setia). Dalam proses

pemesanan, para agen es harus melaporkan jumlah es yang dibutuhkan kepada

pihak pabrik es. Pabrik es menyiapkan sejumlah permintaan es dan mengirim

es-es tersebut. Setelah pemesanan dan pengiriman es sudah selesai maka

proses distribusi ke kapal dapat dilakukan. Proses distribusi es ke kapal

sepenuhnya menjadi tanggung jawab agen. Es yang dikirim berbentuk balok

namun jika es sudah berada di kapal maka es tersebut dihancurkan dengan

penghancur es (ice crusher) menjadi es berukuran kecil.

Menurut agen es, waktu pemesanan es lebih baik pada sore hari karena saat

sore hari es balok CV Maju Setia selesai diproduksi sehingga pada keesokan

paginya es balok sudah siap diantar. Tetapi jika pemilik/pengurus kapal tidak

memesan pada sore hari, agen tidak menjamin ketersediaan es. Masing-masing

agen memiliki pelanggan tetap sehingga tidak ada persaingan diantara meraka.

Hal ini ditandai dari adanya kesepakatan yang dilakukan para agen mengenai

harga es balok yang mereka jual ke pemilik/pengurus kapal yaitu

CV Maju Setia

Kapal Agen Es Pemilik/pengurus

kapal

Page 65: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

51

51

Rp 12.000,00/balok (harga tersebut sudah temasuk biaya angkut, dan jasa

penggilingan es ke kapal).

Mekanisme pembayaran dalam rangkaian distribusi es balok sampai ke kapal

melibatkan beberapa pelaku yaitu pihak CV Maju Setia, agen es dan

pemilik/pengurus kapal sebagai konsumen. Untuk pembelian es CV Maju Setia

agen membayarkan hasil penjualan es para pemilik kapal kepada pabrik es setiap

per 10 hari misalnya setiap tanggal 10, 20 atau 30 tiap bulannya. Prosedur

pembayaran ini juga merupakan suatu kesepakatan yang berdasarkan kepercayaan

dari kedua belah pihak. Berikut merupakan gambaran proses pembayaran es balok

di PPS Cilacap.

Gambar 7 Mekanisme pembayaran pemesanan es balok pada CV Maju Setia

7.2.3 Agen es

Terdapat dua agen di dalam kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera

Cilacap yang mengurusi perbekalan es bagi kapal-kapal penangkapan ikan.

Keberadaan para agen es ini mempermudah proses distribusi es karena pihak

pelabuhan tidak terlibat langsung dalam proses distribusi. Kedua agen tersebut

adalah Saripetojo dan Maju Setia. Agen es merupakan perwakilan perusahaan di

pelabuhan sehingga seluruh harga dan kebijakan yang ditentukan perusahaan akan

sama dengan agen.

7.3 Harga Penjualan Es

Harga jual es balok ukuran (60 kg) adalah Rp 12.000,00 (harga sudah

termasuk PPN 10%). PPN adalah pajak yang dikenakan untuk tiap balok es yang

dibeli dari pabrik es Perusda Saripetojo. Harga es di agen sama dengan harga yang

diberikan oleh Perusda Saripetojo karena agen tersebut merupakan bagian dari

perusahaan.

Pemilik/pengurus kapal Agen Es Perusda Saripetojo

Page 66: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

52

52

CV Maju Setia juga memproduksi es balok yang berukuran 60 Kg. Harga

yang ditawarkan CV Maju Setia sama dengan Perusda Saripetojo yaitu sebesar

12.000,00 (sudah termasuk PPN 10%). Harga es tersebut sama dengan harga yang

diberikan agen es karena merupakan bagian dari perusahaan.

7.4 Peranan Pihak PPS Cilacap Dalam Penyediaan dan Distribusi Es

untuk Keperluan Penangkapan Ikan

Untuk menghasilkan produk perikanan yang berkualitas tinggi perlu

adanya ketersediaan es sebagai bahan pengawet ikan yang baik. Ketersediaan es

dapat didukung dengan adanya suatu pabrik es di kawasan pelabuhan sebagai

fasilitas penting yang dibutuhkan untuk menjamin pasokan es yang cukup bagi

kegiatan perikanan khususnya aktifitas penangkapan ikan. Dalam fungsinya,

pihak pelabuhan sebagai pelaksana pelayanan barang dan jasa, fungsi terhadap

adanya pabrik es adalah mempertahankan, mengoptimalkan dan meningkatkan

volume produksi. Untuk mengusahakan ketersediaan pasokan es dalam jumlah

cukup bagi kegiatan penangkapan, pihak pelabuhan memberikan izin

pembangunan pabrik es swasta untuk mendukung ketersediaan es jika

kekurangan.

Adanya perantara agen dalam kegiatan distribusi es ke kapal ikan yang

secara langsung menunjukkan bahwa rantai/jalur distribusi es yang ada

berlangsung dengan baik karena merupakan suatu pendistribusian barang yang

cepat dan sederhana. Alasan yang dapat menunjang pernyataan tersebut antara

lain:

1. Terlihat bahwa jarak (waktu) antara waktu pemesanan dengan proses

pengiriman es terjadi secara singkat (tepat waktu)

2. Ketepatan jumlah pesanan, artinya es yang dipesan diantar tanpa ada

kekurangan

3. Keberadaan agen-agen es mempermudah pendistribusian es karena pihak

pelabuhan tidak ikut terlibat dalam pendistribusian es tersebut.

Page 67: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

53

53

8 KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil perhitungan, kebutuhan es untuk rangkaian aktivitas

penangkapan ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap pada tahun 2009

adalah sebesar 24 215,64 ton/tahun. Penyerapan kebutuhan es masing-masing

kapal untuk kegiatan penangkapan yaitu kapal rawai tuna (longline) sebesar

444 ton, kapal jaring insang dasar sebesar 1 074 ton, kapal jaring insang hanyut

sebesar 9 426 ton, kapal jaring klitik sebesar 2 934 ton, kapal jaring insang

monofilamen sebesar 3 387 ton, kapal jaring insang tiga lapis 5 862 kapal

jaring arad sebesar 80,64 ton, kapal payang sebesar 766,08 ton, kapal bubu

sebesar 241,92 ton.

2. Jumlah kebutuhan es untuk kegiatan penangkapan ikan pada tahun 2009

tercatat dalam data penjualan es balok dari kedua perusahaan (Perusda

Saripetojo dan CV Maju Setia) yaitu sebesar 23 649,53 ton/tahun. Jumlah

kebutuhan es untuk kapal-kapal penangkapan ikan sebesar 24 215,64

ton/tahun. Jumlah yang disediakan perusahaan kurang mencukupi kebutuhan

es untuk kapal ikan yang melakukan pengisian es di PPS Cilacap.

Kekurangannya sebesar 566,11 ton/tahun dipenuhi dari luar Cilacap.

3. Apabila kebutuhan es bagi armada penangkapan ikan dengan ukuran 0-4 GT

tidak di layani oleh PPS Cilacap, maka total kebutuhan es seharusnya menjadi

7 503 ton/tahun. Jadi jumlah yang disediakan perusahaan es sudah dikatakan

cukup untuk memenuhi armada penangkapan.

4. Mekanisme penyediaan dan distribusi es yang ada di PPS Cilacap sudah

berlangsung dengan baik yaitu belum pernah terjadi kesulitan dalam

mendapatkan es, jumlah es yang didistribusikan sesuai dengan pesanan dan

waktu antara pemesanan dan pendistribusian relatif cepat.

8.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang tingkat kebutuhan es secara

menyeluruh selain untuk kapal ikan di dalam suatu pelabuhan perikanan.

Page 68: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

54

54

DAFTAR PUSTAKA

Ashshiddiqi AF. 2003. Peran Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta Dalam

Penyediaan Solar untuk Keperluan Operasi Penangkapan Bagi Kapal Ikan.

[Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Hal 6-11.

Christanti, N. 2005. Tingkat Penyediaan dan Kebutuhan Es Untuk Kapal Ikan di

PPN Pekalongan. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya

Perikanan. Hal 9-15.

CV. Maju Setia, 2009. Arsip Perusahaan. Cilacap.

[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2001. Surat Keputusan Menteri

Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 261/MEN/2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan Perikanan. Jakarta: DKP.

. 2004. Surat Keputusan Menteri

Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 10/MEN/2004 tentang

Pelabuhan Perikanan. Jakarta.

. 2006. Surat Keputusan Menteri

Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 16/MEN/2006 tentang

Pelabuhan Perikanan. Jakarta.

Direktorat Jenderal Perikanan. 1994. Petunjuk Teknis Pengelolaan Pelabuhan

Perikanan. Jakarta.

Darmawan, 2006. Distribusi Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Samudera

Nizam Zachman Jakarta. [Skripsi]. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya

Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor: Institut Pertanian

Bogor. Hal 32-33.

Ilyas, 1983. Teknologi Refrigerasi HasilPerikanan. Jilid 1. Teknik Pendinginan

Ikan.

Lubis,2010. Diktat Pelabuhan Perikanan. Jilid 1. Laboratorium Perikanan.

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan.

Misran. 1991. Studi Orientasi Terhadap Pangkalan Pendaratan Ikan di Silboga dan

kemungkinan Pengembangannya. [skripsi]. Institut Pertanian Bogor,

Fakultas Perikanan. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Hal

42.

Nazir. 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Hal 43-52.

Page 69: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

55

55

Nuramin. 2005. Prospek Pengembangan Perikanan Tuna di Sendangbiru,

Kabupaten Malang, Jawa Timur. [Skripsi]. Departemen Pemanfaatan

Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor:

Institut Pertanian Bogor.

Pane. 2003. Metode Penelitian. Bahan Kuliah. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya

Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor: Institut Pertanian

Bogor.

[PPSC] PPS Cilacap. 2009. Profil Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap.

[PPSC] PPS Cilacap. 2009. Laporan Tahunan Pelabuhan Perikanan Samudera

Cilacap Tahun 2009. Cilacap.

Page 70: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

58

58

LAMPIRAN

Page 71: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

59

59

Lampiran 1 Foto udara PPS Cilacap

Keterangan :

Arsip UPT PPS Cilacap

Page 72: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

59

Lampiran 2 Peta Cilacap

Keterangan:

Sumber: http:servimg.com

58

Page 73: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

59

Lampiran 3 Jumlah kapal berdasarkan penggunaan es per armada

penangkapan di PPS Cilacap tahun 2009

Alat tangkap Ukurang Kapal

0-5 GT 5-10 GT 10-20 GT 20-30 GT 30-50 GT

Rawai Tuna

- - - 6 14

Jaring Insang

Dasar

14 1 2 - -

Jaring Insang

Hanyut

83 - 20 110 -

Jaring Klitik

25 1 9 - -

Jaring Insang

Monofilamen

85 - 8 5 -

Jaring Tiga Lapis

80 - 14 98 -

Payang 4 - - - -

Arad 38 - - - -

Bubu

12 - - - -

Sumber: UPT PPS Cilacap, 2009 dan hasil wawancara.

Page 74: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

60

60

Lampiran 4 Dokumentasi Lapangan

Pabrik es Saripetojo

Alat temperatur

Bak penampungan air

Es balok yang sudah jadi

Tempat pengisian es

Garam yang di pakai

Kaleng tempat pencetakan es

Kendaraan operasional perusda

Saripetojo

Pembuangan panas/radiator

Truck pengangkut es

Page 75: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

61

61

Penurunan es dari truck

Alat yang digunakan untuk membuat

es balok menjadi curah

Pengangkutan es ke kapal

Kapal rawai tuna

Kapal rawai tuna

Pabrik es CV Maju Setia

Pemasukan es ke kapal

Kantor pelabuhan perikanan

samudera cilacap

Page 76: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

62

62

Lampiran 5 Langkah-langkah perhitungan kebutuhan es untuk kapal ikan

di PPS Cilacap menurut ukuran GT

1) Armada Rawai Tuna

(1) Kapal dengan ukuran 20-29 GT (pengambilan sample 1 orang responden)

Kebutuhan es/tahun = kebutuhan es/trip x jumlah trip dalam 1 tahun

x jumlah kapal

= 9 x 2 x 6

= 108 ton es/tahun

(2) Kapal dengan ukuran 30-49 GT (pengambilan sample 2 orang responden)

Kebutuhan es/tahun = kebutuhan es/trip x jumlah trip dalam 1 tahun

x jumlah kapal

= 12 x 2 x 14

= 336 ton es/tahun

2) Armada jaring insang dasar

(1) Kapal dengan ukuran 0 - 4 GT (pengambilan sample 2 orang responden)

Kebutuhan es/tahun = kebutuhan es/trip x jumlah trip dalam 1 tahun

x jumlah kapal

= 3 x 24 x 14

= 1008 ton es/tahun

(2) Kapal dengan ukuran 5 – 9 GT (pengambilan sample 1 orang responden)

Kebutuhan es/tahun = kebutuhan es/trip x jumlah trip dalam 1 tahun

x jumlah kapal

= 6 x 3 x 1

= 18 ton es/tahun

(3) Kapal dengan ukuran 10-19 GT (pengambilan sample 1 orang responden)

Kebutuhan es/tahun = kebutuhan es/trip x jumlah trip dalam 1 tahun

x jumlah kapal

= 3 x 8 x 2

= 48 ton es/tahun

Page 77: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

63

63

3) Armada jaring insang hanyut

(1) Kapal dengan ukuran 0-4 GT (pengambilan sample 9 orang responden)

Kebutuhan es/tahun = kebutuhan es/trip x jumlah trip dalam 1 tahun

x jumlah kapal

= 2 x 36 x 83

= 5976 ton es/tahun

(2) Kapal dengan ukuran 10-19 GT (pengambilan sample 2 orang responden)

Kebutuhan es/tahun = kebutuhan es/trip x jumlah trip dalam 1 tahun

x jumlah kapal

= 8 x 3 x 20

= 480 ton es/tahun

(3) Kapal dengan ukuran 20-29 GT (pengambilan sample 11 orang responden)

Kebutuhan es/tahun = kebutuhan es/trip x jumlah trip dalam 1 tahun

x jumlah kapal

= 9 x 3 x 110

= 2970 ton es/tahun

4) Armada jaring klitik

1) Kapal dengan ukuran 0 - 4 GT (pengambilan sample 3 orang responden)

Kebutuhan es/tahun = kebutuhan es/trip x jumlah trip dalam 1 tahun

x jumlah kapal

= 3 x 36 x 25

= 2700 ton es/tahun

2) Kapal dengan ukuran 5 – 9 GT (pengambilan sample 1 orang responden)

Kebutuhan es/tahun = kebutuhan es/trip x jumlah trip dalam 1 tahun

x jumlah kapal

= 6 x 3 x 1

= 18 ton es/tahun

3) Kapal dengan ukuran 10-19 GT (pengambilan sample 1 orang responden)

Kebutuhan es/tahun = kebutuhan es/trip x jumlah trip dalam 1 tahun

x jumlah kapal

= 3 x 8 x 9

= 216 ton es/tahun

Page 78: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

64

64

5) Armada jaring insang monofilamen

1) Kapal dengan ukuran 0 - 4 GT (pengambilan sample 9 orang responden)

Kebutuhan es/tahun = kebutuhan es/trip x jumlah trip dalam 1 tahun

x jumlah kapal

= 1 x 36 x 85

= 3060 ton es/tahun

2) Kapal dengan ukuran 10–19 GT (pengambilan sample 1 orang responden)

Kebutuhan es/tahun = kebutuhan es/trip x jumlah trip dalam 1 tahun

x jumlah kapal

= 8 x 3 x 8

= 192 ton es/tahun

3) Kapal dengan ukuran 20-29 GT (pengambilan sample 5 orang responden)

Kebutuhan es/tahun = kebutuhan es/trip x jumlah trip dalam 1 tahun

x jumlah kapal

= 9 x 3 x 5

= 135 ton es/tahun

6) Armada jaring insang tiga lapis

1) Kapal dengan ukuran 0 - 4 GT (pengambilan sample 8 orang responden)

Kebutuhan es/tahun = kebutuhan es/trip x jumlah trip dalam 1 tahun

x jumlah kapal

= 2 x 36 x 80

= 2880 ton es/tahun

2) Kapal dengan ukuran 10–19 GT (pengambilan sample 2 orang responden)

Kebutuhan es/tahun = kebutuhan es/trip x jumlah trip dalam 1 tahun

x jumlah kapal

= 8 x 3 x 14

= 336 ton es/tahun

3) Kapal dengan ukuran 20-29 GT (pengambilan sample 10 orang responden)

Kebutuhan es/tahun = kebutuhan es/trip x jumlah trip dalam 1 tahun

x jumlah kapal

= 9 x 3 x 98

= 5862 ton es/tahun

Page 79: TINGKAT KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN ES UNTUK … · 11 Tingkat kebutuhan perbekalan es untuk keperluan penangkapan ikan ... Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas

65

65

7) Armada payang

1) Kapal dengan ukuran 0 - 4 GT (pengambilan sample 4 orang responden)

Kebutuhan es/tahun = kebutuhan es/trip x jumlah trip dalam 1 tahun

x jumlah kapal

= 1 x 336 x 4

= 80,64 ton es/tahun

8) Armada arad

1) Kapal dengan ukuran 0 - 4 GT (pengambilan sample 4 orang responden)

Kebutuhan es/tahun = kebutuhan es/trip x jumlah trip dalam 1 tahun

x jumlah kapal

= 1 x 336 x 38

= 766,08 ton es/tahun

9) Armada bubu

4) Kapal dengan ukuran 0 - 4 GT (pengambilan sample 12 orang responden)

Kebutuhan es/tahun = kebutuhan es/trip x jumlah trip dalam 1 tahun

x jumlah kapal

= 1 x 336 x 12

= 241,92 ton es/tahun

Total kebutuhan es dalam 1 tahun = (108+336)+(1008+18+48)+(5976+480+2970)

+(2700+18+216)+(3060+192+135)

+(2880+336+2646)+(80,64)+(766,08)

+(241,92)

= 24 215,64 ton/tahun