tingkat daya pikir anak didik

Upload: jefry-juventini

Post on 08-Jan-2016

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tingkatan daya pikir anak

TRANSCRIPT

Tingkat Daya Pikir Anak Didik

Guru nan bijak harus dapat memahami perkembangan daya pikir anak didik. Dengan mengetauhinya, guru dapat dengan mudah nantinya menyusun teori belajar seperti apa nan layak diberikan kepada murid berdasarkan kemampuan berpikirnya dan topik pelajaran nan akan diajarkan. Dalam kajian psikologi pendidikan, ada empat tahapan perkembangan kognitif anak.

1. Sensory motor. Ini terjadi pada anak nan baru lahir hingga usia 2 tahun. Daya pikirnya cenderung berkutat pada belajar bagaimana menghasilkan apa nan dia mau dan belajar menimbulkan imbas tanpa memahami apa nan diperbuatnya. Makanya, pada anak usia seperti ini menangis menjadi cara belajar andalannya. Ia menangis ketika pipis. Menangis ketika lapar. Menangis juga ketika ngantuk dan kepanasan. Ia hanya cenderung berpikir dengan rasa.

2. Praoperasional. Ini terjadi pada anak usia 2-7 tahun. Gaya berpikirnya sudah mulai berkembang. Ia sudah dapat meminta dan mengingat apa nan dimilikinya. Ia sudah belajar merasa mempunyai. Hal ini tampak ketika dia memiliki mainan sudah hafal nama, rona dan bentuknya

3. Konkret-Operasional. Ini terjadi pada anak usia 7 hingga 11 tahun. Gaya berpikirnya makin berkembang dan mulai kreatif. Ia sudah mengenal dan mengetauhi bahwa benda padat tak akan berubah jenis. Misal, kelereng nan dimilikinya sudah diyakini bentuknya bulat dan tidak akan pernah berubah lagi.

4. Formal-Operasional. Ini terjadi pada anak usia 11 hingga 15 tahun. Gaya berpikirnya sudah dapat menganalisis. Ia sudah mengenal malu. Sudah ada rasa tertarik pada versus jenis. Bahkan sudah ada nan berpikir kritis. Dan inilah nan menyebabkan mereka sudah disebut awal memasuki masa remaja.

Macam-Macam teori belajar

Dengan memahami tahapan-tahapan berpikir anak didik, maka guru harus dapat memilih teori belajar apa nan layak diberikan kepada mereka. Menurut Drs. Sumardi Suryabrta dalam buku Psikologi Pendidikan bahwa teori belajar itu ada tiga:

1. Teori belajar Behavorisme. Teori belajar nan mengarahkan kepada perubahan tingkah laku. Sifat teori belajar ini cenderung stimulus-respon. Maka anak didik dianggap telah belajar sesuatu bila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku dari apa nan diajarkan.

2. Teori belajar Kognitivisme. Teori belajar nan bukan hanya berdasarkan stimulus-respon, tapi sudah meningkat pada proses kognitif nan mencakup ingatan, pengolahan, peniruan dsb.

3. Teori belajar Humanistik. Teori belajar nan memanusiakan manusia. Karena proses belajar baru dikatakan sukses jika anak didik telah memahami lingkungan dan dirinya sendiri.

Intinya, dengan mempelajari psikologi pendidikan guru, diyakini akan dapat mengajarkan teori belajar apa nan layak buat anak didik berdasarkan usia dan tingkah pemahaman atau daya pikirnya..