tindakan pemeliharaan gigi tiruan pada pasien di klinik gigi drg mustam
DESCRIPTION
Tindakan Pemeliharaan Gigi Tiruan Pada Pasien Di Klinik Gigi Drg MustamTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi
fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan
bagian yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah
cermin dari kesehatan gigi karena banyak penyakit umum. Ketua Umum Pengurus
Besar Persatuan Dokter GigiIndonesia (PDGI), drg H Emmyr F Moeis, MARS
mengatakan, kondisi gigi dan mulut bias mengungkapkan gejala-gejala awal
penyakit berbahaya bahkan sampai memprediksi kelahiran prematur.
Berdasarkan alasan-alasan diatas, penulis tertarik untuk meneliti suatu
permasalahan yaitu hubungan pengetahuan tentang penyakit gigi dan mulut
terhadap gejala awal penyakit yang berbahaya.
Gigi yang berlubang bukanlah disebabkan ulat seperti anggapan orang pada
zaman dahulu. Teori ini bertahan hingga tahun 1700-an hingga Willoughby Miller
seorang dokter gigi Amerika yang bekerja di Universitas Berlin menemukan
penyebab pembusukan gigi. Ia menemukan bahwa lubang gigi disebabkan oleh
pertemuan antara bakteri dan gula. Bakteri akan mengubah gula dari sisa makanan
menjadi asam yang menyebabkan lingkungan gigi menjadi asam (lingkungan alami
gigi seharusnya adalah basa) dan asam inilah yang akhirnya membuat lubang kecil
pada email gigi. Saat lubang terjadi pada email gigi, kita belum merasakan sakit
gigi. Tetapi, lubang kecil pada email selanjutnya dapat menjadi celah sisa makanan
2
dan adanya bakteri akan membuat lubang semakin besar yang melubangi dentin.
Pada saat ini kita akan merasakan linu pada gigi saat makan. Bila dibiarkan, lubang
akan sampai pada lubang saraf sehingga kita akan mulai merasakan sakit gigi.
Proses ini tidak akan berhenti sampai akhirnya gigi menjadi habis dan hanya tersisa
akar gigi.
Sakit gigi tidak dapat dipandang sebelah mata seperti anggapan beberapa
orang, karena bila didiamkan, dapat membuat gigimenjadi bengkak dan meradang.
Selain itu gigi berlubang dapat menjadi sarana saluran masuknya kuman penyakit
menuju saluran darah yang dapat menyebabkan penyakit ginjal, paru-paru, jantung
maupun penyakit lainnya. Agar tidak semakin bertambah parah, maka bila Anda
memiliki gigi berlubang sebaiknya Anda segera mengunjungi dokter gigi untuk
mengobatinya. Walaupun banyak orang tidak suka pergi ke dokter gigi dengan
alasan tidak peduli dengan keadaan gigi, khawatir biayanya mahal, takut atau malu
diejek karena gigi yang rusak, namun pergi ke dokter gigi adalah solusi terbaik
untuk mengatasi sakit gigi. Gigi berlubang tidak dapat sembuh dengan sendirinya.
Walaupun, mungkin setelah menderita sakit gigi, rasa sakitnya dapat hilang tetapi
tidak memperbaiki keadaan gigi. Gigi akan tetap berlubang,bahkan lubangnya akan
terus semakin membesar.
Pendekatan yang digunakan pada abad 21, sehat di pandang dengan
perspktif yang luas, Luasnya meliputi rasa sayang, semanagat hidup, jaringan
dukung social yang kuat, rasa berarti dalam hidup, atau tingkat kemandirian
tertentu. (Heber, 1994).
3
Definis WHO tentang sehat, mempunyai krakteristik berikut yang dapat
meningkatkan konsep sehat yang positif(Edelmen dan Manle, 1994)
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah system yang menyeluruh
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan external
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Undang-undang kesehatan masyarakat bahwa: kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan ini maka kesehatan harus
dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsure-unsur fisik, mental dan
sosial dan di dalamnya esehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
Gambaran Indonesia di masa depan yang ingin di capai melalui pembangunan
kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan Negara yang d tandai oleh penduduknya
hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan
untuk menjankau pelayanan kesehata yang bermutu secara adil dan merta, serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tinggi di seluruh wilayah republic
Indonesia.Pemerintah rupanya cukup serius dalam perancangan tujuan ini, bahkan
departemen kesehatan Indonesia telah merancang 50 indikator sebagai acuan yang
meski bukan sebagai harga mati dapat di jadikan sebagai ukuran pencapaian
program tersebut.
Pembangunan kesehatan gigi untuk Indonesia sehat 2013 bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang optimal melalui tercipatanya
masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang di tandai oleh penduduk yang
hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat, serta memiliki kemampuan
4
untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata di seluruh wilayah republic Indonesia dan dapat mewujudkan bangsa yang
mandiri maju dan sejahterah. Derajad kesehata masyarakat dapat di lihat dengan
mengukur angka kelahiran angka kesakitan,dan angka harapan hidup.
Usaha mewujudkan pembangunan di bidang kesehatan Indonesia sehat 2013
yang bertujuan untuk meningkatka derajat kesehatan masyarakat Indonesia salah
satunya adalah pembangunan di bidang kesehatan gigi. Salah satunya keriteria
yang memegang peran penting dalam mempengaruhi status kesehatan gigi dan
mulut adalah perilaku. Perilaku di pengaruhi oleh lingkungan dan pengetahuan.
Masalah gigi dan mulut di Indonesia samapai pada saat ini masih
memerlukan perhatian yang cukup besar. Berdasarkan survey kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 2004 lalu, dewasa ini penyakit karies gigi dan periodontal
telah di alami oleh sekitar 90% masyarakat Indonesia. Hal ini terjadi karena
kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat
minim. Penyakit gigi dan mulut tersebut adalah penyakit jaringan periondontal dan
karies gigi, yang mempunyai sifat progresif yang bila tidak di rawat atau tidak di
obatain akan makin parah, dan bersifat irreversible yaitu jaringan yang rusak dan
tidak dapat utuh kembali atau pulih seperti semula. Penyakit tersebut memiliki
hubungan yang erat dengan keadaan kebersihan mulut yang terabaikan, sehingga
terbentuk lapisan yang melekat erat pada permukaan gigi dan mengandung bakteri
yang di sebut dengan plak.
Status kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu indicator yang dapat
digunakan untuk mewujudkan Indonesia sehat 2013. Menurut blomm, status
5
kesehatan seseorang di pengaruhi oleh empat factor penting, antara lain keturunan,
lingkungan, fisik maupun social budaya, perilaku dan pelayanan kesehatan gigi.
Perilaku merupakan salah satu factor terpenting yang dapat mempengaruhi status
kesehatan gigi dan mulut. Menurut Blomm (1908, cit.Notoatmodjo, 2003).
Kesehatan gigi ternyata bukan hanya monopoli literatur teknisi gigi modern.
Kesehatan menjadi sangat berharga ketika terasa ada gangguan gejala awal dalam
pemeliharaan gigi tiruan harus di perhatiakan atau di anggap tidak terlalu penting .
Kecendrungan ini juga terjadi pada penyakit gigi tiruan. Oleh karena itu pentingnya
masalah pemeliharaan gigi tiruan maka penulis tertarik mengambil judul
“TINDAKAN PEMELIHARAAN GIGI TIRUAN PADA PASIEN YANG
MEMAKAI GIGI TIRUAN DI KLINIK GIGI Drg. MUSTAM E, BA, MM,
Dts
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan di sini
adalah tindakan pemeliharaan gigi tiruan pasien di klinik gigi.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
6
Untuk mengetahui lebih dalam tentang tindakan pemeliharaan gigi tiruan
pada pasien .
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kesehatan gigi tiruan.
2. Untuk mengetahui tentang tindakan pemeliharaan gigi tiruan pasien
di klinik gigi.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan untuk menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan yang berarti bagi peneliti sendiri dan sebagai sarana latihan bagi peneliti
dalam membuat proposal karya tulis ilmiah yang sesuai dengan bidang
keteknikeran gigi berpengalaman.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan masyarakat khususnya
bagi pemakai gigi tiruan terutama dapat mengetahui tentang tindakan pemeliharaan
gigi tiruan pada pasien di klinik gigi.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengetahui tindakan pemeliharaan
gigi tiruan.pada pasien di klinik.
7
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gigi
2.1.1 Pengertian
Gigi adalah bagian keras yang terdapat dari mulut dari banyak vetebrata
dengan struktur yang bervariasi yang memukan untuk melakukan banyak tugas.
8
Gigi dari luar ke dalam merupakan lapisan-lapisan dengan kekerasan dengan
yang berbeda-beda satu sama lain, baik yang berada di krown maupun di radix.
Incisivus dan caninus di sebut dengan ANTERIOR TEETH (gigi depan),
sedangkan premolar dan molar di sebut dengan POSTERIOR TEETH (gigi
belakang).
Lapisan-lapisan gigi sebagai berikut :
1. Mhkota (crown) :
a. Enamel atau email
b. Dentin
c. Pulpa dentis
2. Radix
a. Camentum
b. Dentin (e)
c. Pulp canal
Enamel merupakan subtansi berkrifikasi (mengapur) yang menutupi seluruh
crown gigi. Enamel terbentuk dari epithelial cell yang kehilangan fungsinya
sewaktu gigi menjadi komplit. Enamel dewasa tidak akan tumbuh lagi atau
memperbaiki dirinya sendiri.
Dentil merupakan jaringan keras dan padat berwarna kuning terang dan
membantu body dari gigi. Semua dental yang terbentuk pada gigi baru di sebut
primary dentin sesaat sudah erupsi, sesuatu lapisan dentin terbentuk dekat pulp
cacity.
9
Dental pulpa adalah jaringan lunak pada gigi yang terbentuk dari connective
tissue (jaringan ikatan) dari dental papilla. Pada gigi orang muda pulpa berisi
pembuluh darah dan pada gigi orang yang lebih tua beberapa pembuluh darah di
gantikan dengan jaringan lain. Fungsi utama dental pulpa adalah berbentuk dentin,
menyalurkan makanan ke dentin, dan menyalurkan rangsangan gigi pada memberi
respon iritasi atau inflamasi untuk pembentukan dentin secondair.
Comentum adalah jaringan seperti tulang yang meliputi akar gigi sebagian
lepasan yang tipis. Letaknya berfariasi tergantung pada ujung enamel. Fungsi
utama cementum adalah mekanis, meleketkan gigi pada dinding gigi pada dinding
tulang dari socket.
2.1.2 Gigi Tiruan
Gigi tiruan adalah suatu alat tiruan yang di pasang di dalam mulut untuk
menggantikan alat tubuh manusia yang hilang atau untuk menggantikan gigi yang
yang ompong.
Pada tahun 150 SM dan seterusnya, tulang masih di pakai untuk bahan
pembuatan gigi tiruan, akan tetapi mulai di ikat dengan tali yang terbuat dari
10
benang sutera. Pada masa itu, sutera juga di pakai untuk menutupi gigi yang
ompong, terutama oleh tokoh terkenal di era tersebut seperti ratu Elizabeth I dari
inggris dan persiden George Washington dari Amerika Serikat. Selain
menggunakan tulang, gigi tiruan pada masa itu juga sudah mulai menggunakan
bahan-bahan seperti perak, emas atau batu akik. Selain itu ada juga beberapa gigi
tiruan yang terbuat dari gigi asli, yang biasanya di ambil dari mayat korban perang
atau orang miskin yang menjual giginya.
Gigi tiruan yang murah dan nyaman baru mulai di ciptakan padan tahun
1839 oleh Nelson Goodyear di Amerika Serikat. Bahannya berupa karet yang keras
di sebut vulcanite. Selain itu hingga bahan akrilik di temukan pada awal 1940-an
bahan vulcanite masih terus di gunakan sebagai bahan gigi tiruan. Pada saat ini
bahan gigi palsu biasanya di buat dari bahan akrilik atau metal, bahkan bisa di buat
permanen jika diinginkan oleh sang pasien.
Banyak gigi tiruan pengganti atau gigi tiruan yang di tawarkan dokter gigi
ada yang bisa di lepas dan di pasang oleh pasien, ada pula yang tidak dapat di lepas
atau di pasang oleh pasien. Masing-masing jenis gigi memiliki kelebihan dan
kekurangan setiap gigi tiruan.
Gigi tiruan di kenal sebagai denture. Alat menggantikan gigi yang hilang. Gigi
tiruan tergantung pada tulang rahang dari gigi bersebelahan.
a. Kegunaan gigi palsu :
1. Menambah baik paras wajah
2. Mengunyah makan dengan baik
3. Berbicara dengan jelas
4. Mengurangi sakit di sendi rahang
11
5. Mencegah gigi bersebelahan condong keruang kosong karena kehilangan gigi
6. Meningkatkan keyakinan diri
b. Memakai gigi tiruan pada saat penyesuaian mengalami :
1. Perubahan berbicara
2. Kejanggalan mengunyah makanan
3. Pengeluaran air liur yang bertambah
4. Kelaianan pada wajah
5. Membaca dengan keras untuk beberapa hari karena membantu berbicara,
berbicara akan bertambah baik lidah dan otot mulut serasi dengan gigi tiruan.
Gigi tiruan perlu di cuci setiap hari untuk mengeluarkan kotoran, plak
makanan yang terletak padanya. Pencucian perosida adalah bahan kimia yang
paling banyank di gunakan. Proses pencucian yang bermakna di peroleh jika gigi
tiruan di rendam 4-8 jm, selain itu dapat juga di gunakan hipoklori. Namun
pencucian jenis ini mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat mengeluarkan
kalkulus.
Akibat kehilangan gigi tanpa penggantian adalah :
1. Migrasi dan rotasi gigi
Hilang keseimbangan pada lengkung gigi dapat menyebabkan pergeseran,
miring atau berputarnya gigi.karena gigi ini tidak ge menepati posisi yang normal
untuk menerima beban yang terjadi pada dasar pengunyahan, maka akan
mengakibatkan keruskan struktur periondontal.
2. Erupsi berlebih
Bila gigi tidak memiliki antagonis lagi, maka akan terjadi erupsi berlebih
12
( over eruption). Erupsi berlebihan dapat terjadi tanpa atau di sertai pertumbuhan
tulang alveolar. Bila hal ini di sertai pertumbhan tulang alveolar, maka sturktur
periodontal mengalami kemunduran sehingga gigi mulai extusi,
3. Penurunan efesiens kunyah
Mereka yang sudah kehilangan gigi, apa lagi belakang, akan merasakan betap
efesien kenyahan menurun. Pada kelompok yang dietnya cukup lunak, hal ini
mungkin tidak terlalu terpengaruh, mkalum pada masa kini banyak jenis makanan
yang dapat dicerna hanya dengan sedikit proses pengunahan saja.
4. Gangguan pada sendi Temporo-mandibula
Kebiasaan mengunyah yang buruk, penutupan berlebih (over closure) rahang yang
eksentrik akibat kehilangan gigi, dapat menyebabkan gangguan pada struktur sendi
rahang.
5. Beban berlebih pada jaringan pendukung
Bila penderita sudah kehilangan sebagai gigi aslinya, maka gigi yang masing ada
akan menerima tekanan mastikasi lebih besar sehingga terjadi pembebanan
terlebih. Hal ini mengakibatkan kerusakan membara akhirnya terpaksa di cabut.
6. Kelainan bicara
Kehilangan gigi depan atas dan bawah sering kali menyebabkan kelainan bicara,
karena gigi khususnya depan termasuk bagian organ fonetik
7. Memburuknya penampilan
Menjadi buruknya penampilan karena kehilngan gigi depan akan mengurangi daya
tarik wajah seseorang, apa lagi segi pandang manusia modern
8. Terganggunya kebersihan mulut
13
Migrasi dan rotasi gigi menyebabkan gigi kehilangan kontak dengan tetengganya,
demikian pula gigi yang kehilangan lawan gigitnya. Adanya ruang interproksimal
tidak wajar ini, mengakibatkan celah antar gigi mudah di sisipin makanan
9. Atrisi
Pada kasus tersebut dimana membrane periodontal gigi asli masih menerima beban
berlebihan, tidak akan mengalami keruskan, malahan tetap sehat. Toleransi
terhadap beban ini bias berwujud atrisi pada gigi-gigi tadi, sehingga dalam waktu
panjang akan terjadi pengrangan di mensi vertical wajah pada saat keadaan gigi
beroklusi sentrik.
10. Efek terhadap jaringan lunak mulut
Bila ada gigi yang hilang, ruang yang di tinggalkan akan di tempati jaringan lunak
pipi dan lidah. Jika berlangsung lama, hal ini menyebabkan kesukaran adaptasi
terhadap geligi tiruan yang kemudian di buat, karena terdesaknya jaringan lunak
tadi dari tempat yang di tempati protesis. Dalam hal ini, pemakaian geligi tiriuan
akan di rasakan sebagai suatu benda asing yang cukup mengganggu.
2.2 Pemeliharaan
2.1.2 pengertian pemeliharan
Pemeliharaan secara umum adalah : Tindakan atau perbuatan
terhadap efektif jarak untuk menjaga tindakan dan fungsi sebagai dapat di
14
gunakan dalam waktu yg relative panjang. Giligi tiruan yang mengantikan satu atau
lebih gigi yang hilang dan tidak semua gigi serta jaringan dan sekitarnya. Bagian
gigi tiruan yang sulit di bersihkan dengan sikat gigi biasa dapat di bersihkan
dengan sikat gigi interdental. Permukaan dan dalam dari lengan cengkram dapat di
bersihkan dengan mudah di kerjakan.
Tindakan Pemeliharaan Gigi Tiruan Pada pasien
1. Memasang benang katum yang di kaitkan ke keran
2. Olesi benang dengan pasta gigi
3. Gosok cangkram dengan menggerakan benang ke atas ke bawah dengan hati-hati
4. Perhatikan bahwa wastafel harus berisi air selama prosedur ini, agar saat gigi
terjatuh-jatuhnya kedalam air dan tidak rusak.
5. Setelah pembersihan menyeluruh dari gigi tiruan, larutan discoling di gunakan
kembali untuk memeriksa daerah yang terlewatkan.
6. Jika menemukan daerah yang sulit di bersihkan pasien di minta untuk segera
datang kembali pada dokter gigi atau tekniker gigi.
2.2.2 Pengertian Gigi
Gigi adalah bagian keras yang terhadap dalam mulut dari banyak
vetebrata dengan struktur yang berfariasi yang memungkan untuk melakukan
banyak tugas
15
Macam-macam gigi dan fungsinya :
1. Gigi Incisivus fungsinya : Untuk memotong makanan
2. Gigi Caninus fungsinya : Untuk merobek-robek makanan
3. Gigi Premolar fungsinya : Untuk membantu engunyahan
4. Gigi Molar fungsinya : Untuk menghaluskan makanan.
Gigi incisivus dan caninus termasuk gigi anterior ( gigi depan ), dan gigi premolar
dan molar termasuk gigi posterior ( gigi belakang ).
2.3 Pengertian gigi tiruan
Gigi tiruan adalah : geligi tiruan yang menggantikan satu atau lebih gigi
serta jaringan dan sekitarnya.
Macam-macam gigi tiruan seperti :
1. Jaket crown
2. Crown dan bridge
3. Parsial
4. Gigi tiruan sebagian lepasan
5. Full Protehsa
2.3.1 Fungsi gigi tiruan
Sebagai alat tiruan yang di mulai di rasakan kepentingan untuk dapat
menyempurnakan fungsi rongga mulut yang mulai terganggu akibat kehilangan
gigi, sehingga pembicaraan dan pengunyahan maupun pemeliharaan terhadap
kesehatan jaringan mulut dan sekitarnya serta kesehatan secara umum. Hal ini
merupakan tantangan bagi dokter gigi untuk dapat menghasilkan gigi tiruan yang
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan perkembangan kemajuan
bahan dan teknologi ilmu kedoteran gigi.
2.3.2 Cara Pemeliharaan Gigi Tiruan
16
Gigi tiruan saat tidak di gunakan hendaknya di letakkan di dalam wadah
yang berisi air setelah gigi tiruan di bersihakan terlebih dahulu, Hal ini bertujuan
untuk sbb.
1. Agar gigi tiruan tidak mengalami kekeringan
2. Agar gigi tiruan saat di gunakan kembali tetap nyaman/sesuai
3. Agar kebersihan terjaga
4. Gigi tiruan di bersihkan dengan sikat
5. Mengaplikasikan larutan disclosing pada gigi tiruan
6. Mencuci gigi tiruan dengan air bersih
7. Memeriksa daerah-daerah yang masih belum dari bersih dari plaque.
Tahap-Tahap Pemeliharaan Gigi Tiruan Pada pasien
a. Gigi tiruan yang dapat di lepas harus di bersihkan setiap hari menggunakan
pemberish khusus untuk gigi tiruan
b. Gigi tiruan pun harus di lepas setiap malam sebelum tidur. Hal ini di
lakukan karena jaringan yang terletakan, oleh gigi tiruan itupun juga
membutuhkan waktu istrahat
c. Gigi palsu cukup di sikat dengan sikat gigi dan air matang, tanpa pasta gigi.
Bila ingin menggunakan pembersih gunakan pembersih khusus. Pembersih
gigi tiruan khusus gigi tiruan yang baik adalah yang mengandung sodium.
d. Polyphosphate yang bekerja sebagai deterjen, dapat memecah dan
membersihkan kotoran.
e. Malam hari, usai gigi tiruan di bersihkan rendam gigi dengan air bersih agar
keesokan paginya bias di pakai lagi
17
f. Pengguana gigi tiruanpun harus memeriksa giginya setiap enam bulan skali,
Bagi penderita penyakit sistemik seperti diabetes mellitus dan osteoporosi,
di sarankan untuk memeriksakan gigi setiap tiga bulan sekali.
Akibat tidak di lakukan pemeliharan gigi tiruan adalah Menimbulkan :
1. Peningkatan akibat akumulasi gigi tiruan
Banyak hasil penelitian atau study literature yang berkaitan dengan
meningkatkan hubungan pemakai gigi tiruan dengan meningkatkan akumulasi gigi
dalam segi kualitas ( David M. Watt, 1992).
2. Perubahan ekstisik pada warna gigi tiruan
Karena gigi tiruan yang jarang di bersihkan maka dapat terjadi peleketan
Zat-zat dari makan yang di makan seperti pada kopi atau merokok sehingga Zat-zat
yang telah meleket pada gigi tiruan tsbt semakin tebal dan akhirnya Sukar untuk di
bersihkan ( Frenddy suryateggara, 1991).
BAB III
METODEOLOGI PENELITIAN
3.1 Penelitian
18
Jenis penelitian yang di gunakan adalah deskriptif yaitu metode
penelitian yang di lakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
objektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tindakan pemeliharaan gigi
tiruan pada pasien yang memakai gigi tiruan di klinik gigi Drg.MUSTAM,E
BA.MM.Dts.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek peneliti atau objek yang di teliti
(Notoadtmodjo, 2003
Dalam penelitian ini objek yang di teliti adalah seluruh pasien di klink gigi yang
memakai gigi tiruan. Yang di tinjau dari tahap pemeliharaannya.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti atau
sebagian jumlah dari krakteristik yang di miliki oleh populasi
(A.Azis,2003). Sampel penelitian ini adalah dalam bentuk total
sampling dengan kriteeia :
1. Bersedia menjadi responden
2. Bisa baca tulis
3. Memakai gigi tiruan
4. Pasien di klinik gigi Drg. Mustam, E.BA.MM.Dts
3.3 Tempat dan waktu penelitian
19
Tempat penelitian di lakukan di klinik gigi Drg.Mustam,E.BA.MM.Dts
pada bulan mei 2014
3.4 Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti meminta izin kepada di
rektur klinik gigi. Sebelum penelitian di lakukan peneliti terlebih dahulu
menjelaskan tujuan penelitian dan memberikan informed consent kepada
responden.Hal ini merupakan tanda persetujuan dari keterlibatan dan
perlinduangan terhadap kerahasiaan responden dengan menandatangani
persetujuan responden di damping dengan pengisian koesioner
3.5 Alat dan Bahan Pengumpulan Data
Alat yang digunakan digunakan koesioner yang terdiri dari
pertanyaan di mana pengisian di lakukan sendiri oleh responden dan di
damping oleh peneliti dengan jumlah pertanyaan 10 buah di mana untuk
pengetahuan 5 pertanyaan dan sikap 5 pertanyaan.
3.6 Teknik Pengolohan Data
1. Pemeriksaan data (editing)
Memeriksa setiap pedoman koesioner berkaitan dengan kelengkapan
pengisian konsistensi jawaban dan kejelasan hasil penelitian
2. Pengkodean data (coding)
Memberi kode pada setiapinformasi yang telah terkumpul pada setiap
jawaban lembaran pedoman kuesioner untuk memudahkan dalam
mengelolah data.
3. Pemasukan data (entry)
20
Memasukan data pada table induk (master table) dari setiap jawaban
yang telah di beri kode
4. Pembersih data (cleaning)
Membersihkan data yang dimasukan kedalam tabel atau entri dalam
computer apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut
dimungkinkan terjadi pada saat kita memindahkan data tersebut atau
mengentri data kekomputer.
5. Pentabulasian semua data dibersihkan, maka data merupakan
ditabulasikan disajikan dalam bentuk variable distribusi frekuensi data
yang telah diolah kemudian akan dianalisa secara univariat.
3.7 Teknik Analisa Data
Data yang disajikan kemudian dianalisa dengan teknik analisa. Hasil
perhitungan persentase dimasukan kedalam criteria standar pbjektif yaitu
berdasarkan criteria teori dari setiap aspek dan kriteria standar kualitatif
sebagai berikut :
Baik : Bila didapatkan hasil 76%-100%
Cukup : Bila didapatkan 60%-75%
Kurang : Bila didapatkan hasil < 60% (Arikunto
2002:313)
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terlebih dahulu di
buat kunci jawaban pada setiap item pertanyaan jawaban di mana
2 = Jawaban yang benar
1 = Mendekati benar
21
0 = Jawaban salah
Skala pengukuran sikap oleh libert di buat dengan pilihan jawaban
sangat setuju terhadap sesuatu jawaban dan sangat tidak setuju.Menurut
(Neil Niven), 2002 : 43 sebagai berikut :
Positif Negatif
- Sangat Setuju = 5 - Sangat Setuju = 1
- Setuju = 4 - Setuju = 2
- Kurang Setuju = 3 - Kurang Setuju = 3
- Tidak Setuju = 2 - Tidak Setuju = 4
- Sangat Tidak Setuju = 1 - Sangat Tidak Setuju = 5
Dengan Rumus:
Median = Min + Mak 2
Keterangan : Min = ∑ Item kali 1
Maks = ∑ Item kali 5
Selanjutnya hasil skor total responden dibandingkan (X) dengan skor
median dengan interprestasi berikut :
X > Mean = Sikap Positif (Favorable)
X < Mean = Sikap Negatif (Unfavorable) (Al-Rasyid, 1994)
Untuk menentukan persentase variable digunakan rumus sebagai berikut :
22
P = F x 100% N
P = Persentase data yang dicari
F = Frekuensi
N = Skor
3.8 Kerangka Konseptual
Pemeliharaan gigi tiruan merupakan suatu cara yang di lakukan
untuk menjaga gigi tiruan selalu bersih. Menurut (Notoatmodjo.2003)
bahwa perilaku seseorang di pengaruhi oleh pengetahuan, sikap, kehendak,
motivasi dan niat. Disini dapat di lihat pengetahuan memegang peranan
penting bagai mana seseorang berperilaku. Jika seseorang memahami dan
mengetahui sesuatu maka dia bias mengambil sikap sesuai dengan apa yang
diketahuinya.Ulebih jelasnya dapat di lihat dalam kerangka konsep di
bawah ini :
Variable independent Variable Dependent
Pengetahuan Pasien
Tentang pemeliharaan
Gigi Tiruan
23
Sikap Pasien Tentang
Pemeliharaan Gigi Tirua
3.9 Defenisi Operasional
Variabel Devenisi
Operasional
Cara
Ukur
Alat Ukur Skala
Ukur
Hasil Ukur
Pemeliharaan
Gigi Tiruan
pada pasien
di klinik gigi
Pengetahuan
adalah
segala
sesuatu atau
hasil
pemikiran
antara lain
pengertian
gigi tiruan,
cara
memelihar
gigi tiruan
pada pasien
di klinik
gigi
Angket Koesione Ordinal
Baik
( 70-100%)
Cukup
(60-75%)
Kurang
(<60%)
Tindakan Pemeliharaan
Gigi Tiruan oleh Pasien di
Klinik Gigi