tindakan pemeliharaan gigi tiruan pada pasien di klinik gigi drg mustam

36
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan bagian yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari kesehatan gigi karena banyak penyakit umum. Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Dokter GigiIndonesia (PDGI), drg H Emmyr F Moeis, MARS mengatakan, kondisi gigi dan mulut bias mengungkapkan gejala-gejala awal penyakit berbahaya bahkan sampai memprediksi kelahiran prematur. Berdasarkan alasan-alasan diatas, penulis tertarik untuk meneliti suatu permasalahan yaitu hubungan pengetahuan tentang penyakit gigi dan mulut terhadap gejala awal penyakit yang berbahaya.

Upload: riyan-melgiansah

Post on 27-Dec-2015

76 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tindakan Pemeliharaan Gigi Tiruan Pada Pasien Di Klinik Gigi Drg Mustam

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi

fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan

bagian yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah

cermin dari kesehatan gigi karena banyak penyakit umum. Ketua Umum Pengurus

Besar Persatuan Dokter GigiIndonesia (PDGI), drg H Emmyr F Moeis, MARS

mengatakan, kondisi gigi dan mulut bias mengungkapkan gejala-gejala awal

penyakit berbahaya bahkan sampai memprediksi kelahiran prematur.

Berdasarkan alasan-alasan diatas, penulis tertarik untuk meneliti suatu

permasalahan yaitu hubungan pengetahuan tentang penyakit gigi dan mulut

terhadap gejala awal penyakit yang berbahaya.

Gigi yang berlubang bukanlah disebabkan ulat seperti anggapan orang pada

zaman dahulu. Teori ini bertahan hingga tahun 1700-an hingga Willoughby Miller

seorang dokter gigi Amerika yang bekerja di Universitas Berlin menemukan

penyebab pembusukan gigi. Ia menemukan bahwa lubang gigi disebabkan oleh

pertemuan antara bakteri dan gula. Bakteri akan mengubah gula dari sisa makanan

menjadi asam yang menyebabkan lingkungan gigi menjadi asam (lingkungan alami

gigi seharusnya adalah basa) dan asam inilah yang akhirnya membuat lubang kecil

pada email gigi. Saat lubang terjadi pada email gigi, kita belum merasakan sakit

gigi. Tetapi, lubang kecil pada email selanjutnya dapat menjadi celah sisa makanan

2

dan adanya bakteri akan membuat lubang semakin besar yang melubangi dentin.

Pada saat ini kita akan merasakan linu pada gigi saat makan. Bila dibiarkan, lubang

akan sampai pada lubang saraf sehingga kita akan mulai merasakan sakit gigi.

Proses ini tidak akan berhenti sampai akhirnya gigi menjadi habis dan hanya tersisa

akar gigi.

Sakit gigi tidak dapat dipandang sebelah mata seperti anggapan beberapa

orang, karena bila didiamkan, dapat membuat gigimenjadi bengkak dan meradang.

Selain itu gigi berlubang dapat menjadi sarana saluran masuknya kuman penyakit

menuju saluran darah yang dapat menyebabkan penyakit ginjal, paru-paru, jantung

maupun penyakit lainnya. Agar tidak semakin bertambah parah, maka bila Anda

memiliki gigi berlubang sebaiknya Anda segera mengunjungi dokter gigi untuk

mengobatinya. Walaupun banyak orang tidak suka pergi ke dokter gigi dengan

alasan tidak peduli dengan keadaan gigi, khawatir biayanya mahal, takut atau malu

diejek karena gigi yang rusak, namun pergi ke dokter gigi adalah solusi terbaik

untuk mengatasi sakit gigi. Gigi berlubang tidak dapat sembuh dengan sendirinya.

Walaupun, mungkin setelah menderita sakit gigi, rasa sakitnya dapat hilang tetapi

tidak memperbaiki keadaan gigi. Gigi akan tetap berlubang,bahkan lubangnya akan

terus semakin membesar.

Pendekatan yang digunakan pada abad 21, sehat di pandang dengan

perspktif yang luas, Luasnya meliputi rasa sayang, semanagat hidup, jaringan

dukung social yang kuat, rasa berarti dalam hidup, atau tingkat kemandirian

tertentu. (Heber, 1994).

3

Definis WHO tentang sehat, mempunyai krakteristik berikut yang dapat

meningkatkan konsep sehat yang positif(Edelmen dan Manle, 1994)

1. Memperhatikan individu sebagai sebuah system yang menyeluruh

2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan external

3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Undang-undang kesehatan masyarakat bahwa: kesehatan adalah keadaan

sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan ini maka kesehatan harus

dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsure-unsur fisik, mental dan

sosial dan di dalamnya esehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.

Gambaran Indonesia di masa depan yang ingin di capai melalui pembangunan

kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan Negara yang d tandai oleh penduduknya

hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan

untuk menjankau pelayanan kesehata yang bermutu secara adil dan merta, serta

memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tinggi di seluruh wilayah republic

Indonesia.Pemerintah rupanya cukup serius dalam perancangan tujuan ini, bahkan

departemen kesehatan Indonesia telah merancang 50 indikator sebagai acuan yang

meski bukan sebagai harga mati dapat di jadikan sebagai ukuran pencapaian

program tersebut.

Pembangunan kesehatan gigi untuk Indonesia sehat 2013 bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang optimal melalui tercipatanya

masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang di tandai oleh penduduk yang

hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat, serta memiliki kemampuan

4

untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang bermutu secara adil dan

merata di seluruh wilayah republic Indonesia dan dapat mewujudkan bangsa yang

mandiri maju dan sejahterah. Derajad kesehata masyarakat dapat di lihat dengan

mengukur angka kelahiran angka kesakitan,dan angka harapan hidup.

Usaha mewujudkan pembangunan di bidang kesehatan Indonesia sehat 2013

yang bertujuan untuk meningkatka derajat kesehatan masyarakat Indonesia salah

satunya adalah pembangunan di bidang kesehatan gigi. Salah satunya keriteria

yang memegang peran penting dalam mempengaruhi status kesehatan gigi dan

mulut adalah perilaku. Perilaku di pengaruhi oleh lingkungan dan pengetahuan.

Masalah gigi dan mulut di Indonesia samapai pada saat ini masih

memerlukan perhatian yang cukup besar. Berdasarkan survey kesehatan Rumah

Tangga (SKRT) tahun 2004 lalu, dewasa ini penyakit karies gigi dan periodontal

telah di alami oleh sekitar 90% masyarakat Indonesia. Hal ini terjadi karena

kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat

minim. Penyakit gigi dan mulut tersebut adalah penyakit jaringan periondontal dan

karies gigi, yang mempunyai sifat progresif yang bila tidak di rawat atau tidak di

obatain akan makin parah, dan bersifat irreversible yaitu jaringan yang rusak dan

tidak dapat utuh kembali atau pulih seperti semula. Penyakit tersebut memiliki

hubungan yang erat dengan keadaan kebersihan mulut yang terabaikan, sehingga

terbentuk lapisan yang melekat erat pada permukaan gigi dan mengandung bakteri

yang di sebut dengan plak.

Status kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu indicator yang dapat

digunakan untuk mewujudkan Indonesia sehat 2013. Menurut blomm, status

5

kesehatan seseorang di pengaruhi oleh empat factor penting, antara lain keturunan,

lingkungan, fisik maupun social budaya, perilaku dan pelayanan kesehatan gigi.

Perilaku merupakan salah satu factor terpenting yang dapat mempengaruhi status

kesehatan gigi dan mulut. Menurut Blomm (1908, cit.Notoatmodjo, 2003).

Kesehatan gigi ternyata bukan hanya monopoli literatur teknisi gigi modern.

Kesehatan menjadi sangat berharga ketika terasa ada gangguan gejala awal dalam

pemeliharaan gigi tiruan harus di perhatiakan atau di anggap tidak terlalu penting .

Kecendrungan ini juga terjadi pada penyakit gigi tiruan. Oleh karena itu pentingnya

masalah pemeliharaan gigi tiruan maka penulis tertarik mengambil judul

“TINDAKAN PEMELIHARAAN GIGI TIRUAN PADA PASIEN YANG

MEMAKAI GIGI TIRUAN DI KLINIK GIGI Drg. MUSTAM E, BA, MM,

Dts

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan di sini

adalah tindakan pemeliharaan gigi tiruan pasien di klinik gigi.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

6

Untuk mengetahui lebih dalam tentang tindakan pemeliharaan gigi tiruan

pada pasien .

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui kesehatan gigi tiruan.

2. Untuk mengetahui tentang tindakan pemeliharaan gigi tiruan pasien

di klinik gigi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan untuk menambah ilmu pengetahuan dan

wawasan yang berarti bagi peneliti sendiri dan sebagai sarana latihan bagi peneliti

dalam membuat proposal karya tulis ilmiah yang sesuai dengan bidang

keteknikeran gigi berpengalaman.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan masyarakat khususnya

bagi pemakai gigi tiruan terutama dapat mengetahui tentang tindakan pemeliharaan

gigi tiruan pada pasien di klinik gigi.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengetahui tindakan pemeliharaan

gigi tiruan.pada pasien di klinik.

7

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gigi

2.1.1 Pengertian

Gigi adalah bagian keras yang terdapat dari mulut dari banyak vetebrata

dengan struktur yang bervariasi yang memukan untuk melakukan banyak tugas.

8

Gigi dari luar ke dalam merupakan lapisan-lapisan dengan kekerasan dengan

yang berbeda-beda satu sama lain, baik yang berada di krown maupun di radix.

Incisivus dan caninus di sebut dengan ANTERIOR TEETH (gigi depan),

sedangkan premolar dan molar di sebut dengan POSTERIOR TEETH (gigi

belakang).

Lapisan-lapisan gigi sebagai berikut :

1. Mhkota (crown) :

a. Enamel atau email

b. Dentin

c. Pulpa dentis

2. Radix

a. Camentum

b. Dentin (e)

c. Pulp canal

Enamel merupakan subtansi berkrifikasi (mengapur) yang menutupi seluruh

crown gigi. Enamel terbentuk dari epithelial cell yang kehilangan fungsinya

sewaktu gigi menjadi komplit. Enamel dewasa tidak akan tumbuh lagi atau

memperbaiki dirinya sendiri.

Dentil merupakan jaringan keras dan padat berwarna kuning terang dan

membantu body dari gigi. Semua dental yang terbentuk pada gigi baru di sebut

primary dentin sesaat sudah erupsi, sesuatu lapisan dentin terbentuk dekat pulp

cacity.

9

Dental pulpa adalah jaringan lunak pada gigi yang terbentuk dari connective

tissue (jaringan ikatan) dari dental papilla. Pada gigi orang muda pulpa berisi

pembuluh darah dan pada gigi orang yang lebih tua beberapa pembuluh darah di

gantikan dengan jaringan lain. Fungsi utama dental pulpa adalah berbentuk dentin,

menyalurkan makanan ke dentin, dan menyalurkan rangsangan gigi pada memberi

respon iritasi atau inflamasi untuk pembentukan dentin secondair.

Comentum adalah jaringan seperti tulang yang meliputi akar gigi sebagian

lepasan yang tipis. Letaknya berfariasi tergantung pada ujung enamel. Fungsi

utama cementum adalah mekanis, meleketkan gigi pada dinding gigi pada dinding

tulang dari socket.

2.1.2 Gigi Tiruan

Gigi tiruan adalah suatu alat tiruan yang di pasang di dalam mulut untuk

menggantikan alat tubuh manusia yang hilang atau untuk menggantikan gigi yang

yang ompong.

Pada tahun 150 SM dan seterusnya, tulang masih di pakai untuk bahan

pembuatan gigi tiruan, akan tetapi mulai di ikat dengan tali yang terbuat dari

10

benang sutera. Pada masa itu, sutera juga di pakai untuk menutupi gigi yang

ompong, terutama oleh tokoh terkenal di era tersebut seperti ratu Elizabeth I dari

inggris dan persiden George Washington dari Amerika Serikat. Selain

menggunakan tulang, gigi tiruan pada masa itu juga sudah mulai menggunakan

bahan-bahan seperti perak, emas atau batu akik. Selain itu ada juga beberapa gigi

tiruan yang terbuat dari gigi asli, yang biasanya di ambil dari mayat korban perang

atau orang miskin yang menjual giginya.

Gigi tiruan yang murah dan nyaman baru mulai di ciptakan padan tahun

1839 oleh Nelson Goodyear di Amerika Serikat. Bahannya berupa karet yang keras

di sebut vulcanite. Selain itu hingga bahan akrilik di temukan pada awal 1940-an

bahan vulcanite masih terus di gunakan sebagai bahan gigi tiruan. Pada saat ini

bahan gigi palsu biasanya di buat dari bahan akrilik atau metal, bahkan bisa di buat

permanen jika diinginkan oleh sang pasien.

Banyak gigi tiruan pengganti atau gigi tiruan yang di tawarkan dokter gigi

ada yang bisa di lepas dan di pasang oleh pasien, ada pula yang tidak dapat di lepas

atau di pasang oleh pasien. Masing-masing jenis gigi memiliki kelebihan dan

kekurangan setiap gigi tiruan.

Gigi tiruan di kenal sebagai denture. Alat menggantikan gigi yang hilang. Gigi

tiruan tergantung pada tulang rahang dari gigi bersebelahan.

a. Kegunaan gigi palsu :

1. Menambah baik paras wajah

2. Mengunyah makan dengan baik

3. Berbicara dengan jelas

4. Mengurangi sakit di sendi rahang

11

5. Mencegah gigi bersebelahan condong keruang kosong karena kehilangan gigi

6. Meningkatkan keyakinan diri

b. Memakai gigi tiruan pada saat penyesuaian mengalami :

1. Perubahan berbicara

2. Kejanggalan mengunyah makanan

3. Pengeluaran air liur yang bertambah

4. Kelaianan pada wajah

5. Membaca dengan keras untuk beberapa hari karena membantu berbicara,

berbicara akan bertambah baik lidah dan otot mulut serasi dengan gigi tiruan.

Gigi tiruan perlu di cuci setiap hari untuk mengeluarkan kotoran, plak

makanan yang terletak padanya. Pencucian perosida adalah bahan kimia yang

paling banyank di gunakan. Proses pencucian yang bermakna di peroleh jika gigi

tiruan di rendam 4-8 jm, selain itu dapat juga di gunakan hipoklori. Namun

pencucian jenis ini mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat mengeluarkan

kalkulus.

Akibat kehilangan gigi tanpa penggantian adalah :

1. Migrasi dan rotasi gigi

Hilang keseimbangan pada lengkung gigi dapat menyebabkan pergeseran,

miring atau berputarnya gigi.karena gigi ini tidak ge menepati posisi yang normal

untuk menerima beban yang terjadi pada dasar pengunyahan, maka akan

mengakibatkan keruskan struktur periondontal.

2. Erupsi berlebih

Bila gigi tidak memiliki antagonis lagi, maka akan terjadi erupsi berlebih

12

( over eruption). Erupsi berlebihan dapat terjadi tanpa atau di sertai pertumbuhan

tulang alveolar. Bila hal ini di sertai pertumbhan tulang alveolar, maka sturktur

periodontal mengalami kemunduran sehingga gigi mulai extusi,

3. Penurunan efesiens kunyah

Mereka yang sudah kehilangan gigi, apa lagi belakang, akan merasakan betap

efesien kenyahan menurun. Pada kelompok yang dietnya cukup lunak, hal ini

mungkin tidak terlalu terpengaruh, mkalum pada masa kini banyak jenis makanan

yang dapat dicerna hanya dengan sedikit proses pengunahan saja.

4. Gangguan pada sendi Temporo-mandibula

Kebiasaan mengunyah yang buruk, penutupan berlebih (over closure) rahang yang

eksentrik akibat kehilangan gigi, dapat menyebabkan gangguan pada struktur sendi

rahang.

5. Beban berlebih pada jaringan pendukung

Bila penderita sudah kehilangan sebagai gigi aslinya, maka gigi yang masing ada

akan menerima tekanan mastikasi lebih besar sehingga terjadi pembebanan

terlebih. Hal ini mengakibatkan kerusakan membara akhirnya terpaksa di cabut.

6. Kelainan bicara

Kehilangan gigi depan atas dan bawah sering kali menyebabkan kelainan bicara,

karena gigi khususnya depan termasuk bagian organ fonetik

7. Memburuknya penampilan

Menjadi buruknya penampilan karena kehilngan gigi depan akan mengurangi daya

tarik wajah seseorang, apa lagi segi pandang manusia modern

8. Terganggunya kebersihan mulut

13

Migrasi dan rotasi gigi menyebabkan gigi kehilangan kontak dengan tetengganya,

demikian pula gigi yang kehilangan lawan gigitnya. Adanya ruang interproksimal

tidak wajar ini, mengakibatkan celah antar gigi mudah di sisipin makanan

9. Atrisi

Pada kasus tersebut dimana membrane periodontal gigi asli masih menerima beban

berlebihan, tidak akan mengalami keruskan, malahan tetap sehat. Toleransi

terhadap beban ini bias berwujud atrisi pada gigi-gigi tadi, sehingga dalam waktu

panjang akan terjadi pengrangan di mensi vertical wajah pada saat keadaan gigi

beroklusi sentrik.

10. Efek terhadap jaringan lunak mulut

Bila ada gigi yang hilang, ruang yang di tinggalkan akan di tempati jaringan lunak

pipi dan lidah. Jika berlangsung lama, hal ini menyebabkan kesukaran adaptasi

terhadap geligi tiruan yang kemudian di buat, karena terdesaknya jaringan lunak

tadi dari tempat yang di tempati protesis. Dalam hal ini, pemakaian geligi tiriuan

akan di rasakan sebagai suatu benda asing yang cukup mengganggu.

2.2 Pemeliharaan

2.1.2 pengertian pemeliharan

Pemeliharaan secara umum adalah : Tindakan atau perbuatan

terhadap efektif jarak untuk menjaga tindakan dan fungsi sebagai dapat di

14

gunakan dalam waktu yg relative panjang. Giligi tiruan yang mengantikan satu atau

lebih gigi yang hilang dan tidak semua gigi serta jaringan dan sekitarnya. Bagian

gigi tiruan yang sulit di bersihkan dengan sikat gigi biasa dapat di bersihkan

dengan sikat gigi interdental. Permukaan dan dalam dari lengan cengkram dapat di

bersihkan dengan mudah di kerjakan.

Tindakan Pemeliharaan Gigi Tiruan Pada pasien

1. Memasang benang katum yang di kaitkan ke keran

2. Olesi benang dengan pasta gigi

3. Gosok cangkram dengan menggerakan benang ke atas ke bawah dengan hati-hati

4. Perhatikan bahwa wastafel harus berisi air selama prosedur ini, agar saat gigi

terjatuh-jatuhnya kedalam air dan tidak rusak.

5. Setelah pembersihan menyeluruh dari gigi tiruan, larutan discoling di gunakan

kembali untuk memeriksa daerah yang terlewatkan.

6. Jika menemukan daerah yang sulit di bersihkan pasien di minta untuk segera

datang kembali pada dokter gigi atau tekniker gigi.

2.2.2 Pengertian Gigi

Gigi adalah bagian keras yang terhadap dalam mulut dari banyak

vetebrata dengan struktur yang berfariasi yang memungkan untuk melakukan

banyak tugas

15

Macam-macam gigi dan fungsinya :

1. Gigi Incisivus fungsinya : Untuk memotong makanan

2. Gigi Caninus fungsinya : Untuk merobek-robek makanan

3. Gigi Premolar fungsinya : Untuk membantu engunyahan

4. Gigi Molar fungsinya : Untuk menghaluskan makanan.

Gigi incisivus dan caninus termasuk gigi anterior ( gigi depan ), dan gigi premolar

dan molar termasuk gigi posterior ( gigi belakang ).

2.3 Pengertian gigi tiruan

Gigi tiruan adalah : geligi tiruan yang menggantikan satu atau lebih gigi

serta jaringan dan sekitarnya.

Macam-macam gigi tiruan seperti :

1. Jaket crown

2. Crown dan bridge

3. Parsial

4. Gigi tiruan sebagian lepasan

5. Full Protehsa

2.3.1 Fungsi gigi tiruan

Sebagai alat tiruan yang di mulai di rasakan kepentingan untuk dapat

menyempurnakan fungsi rongga mulut yang mulai terganggu akibat kehilangan

gigi, sehingga pembicaraan dan pengunyahan maupun pemeliharaan terhadap

kesehatan jaringan mulut dan sekitarnya serta kesehatan secara umum. Hal ini

merupakan tantangan bagi dokter gigi untuk dapat menghasilkan gigi tiruan yang

dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan perkembangan kemajuan

bahan dan teknologi ilmu kedoteran gigi.

2.3.2 Cara Pemeliharaan Gigi Tiruan

16

Gigi tiruan saat tidak di gunakan hendaknya di letakkan di dalam wadah

yang berisi air setelah gigi tiruan di bersihakan terlebih dahulu, Hal ini bertujuan

untuk sbb.

1. Agar gigi tiruan tidak mengalami kekeringan

2. Agar gigi tiruan saat di gunakan kembali tetap nyaman/sesuai

3. Agar kebersihan terjaga

4. Gigi tiruan di bersihkan dengan sikat

5. Mengaplikasikan larutan disclosing pada gigi tiruan

6. Mencuci gigi tiruan dengan air bersih

7. Memeriksa daerah-daerah yang masih belum dari bersih dari plaque.

Tahap-Tahap Pemeliharaan Gigi Tiruan Pada pasien

a. Gigi tiruan yang dapat di lepas harus di bersihkan setiap hari menggunakan

pemberish khusus untuk gigi tiruan

b. Gigi tiruan pun harus di lepas setiap malam sebelum tidur. Hal ini di

lakukan karena jaringan yang terletakan, oleh gigi tiruan itupun juga

membutuhkan waktu istrahat

c. Gigi palsu cukup di sikat dengan sikat gigi dan air matang, tanpa pasta gigi.

Bila ingin menggunakan pembersih gunakan pembersih khusus. Pembersih

gigi tiruan khusus gigi tiruan yang baik adalah yang mengandung sodium.

d. Polyphosphate yang bekerja sebagai deterjen, dapat memecah dan

membersihkan kotoran.

e. Malam hari, usai gigi tiruan di bersihkan rendam gigi dengan air bersih agar

keesokan paginya bias di pakai lagi

17

f. Pengguana gigi tiruanpun harus memeriksa giginya setiap enam bulan skali,

Bagi penderita penyakit sistemik seperti diabetes mellitus dan osteoporosi,

di sarankan untuk memeriksakan gigi setiap tiga bulan sekali.

Akibat tidak di lakukan pemeliharan gigi tiruan adalah Menimbulkan :

1. Peningkatan akibat akumulasi gigi tiruan

Banyak hasil penelitian atau study literature yang berkaitan dengan

meningkatkan hubungan pemakai gigi tiruan dengan meningkatkan akumulasi gigi

dalam segi kualitas ( David M. Watt, 1992).

2. Perubahan ekstisik pada warna gigi tiruan

Karena gigi tiruan yang jarang di bersihkan maka dapat terjadi peleketan

Zat-zat dari makan yang di makan seperti pada kopi atau merokok sehingga Zat-zat

yang telah meleket pada gigi tiruan tsbt semakin tebal dan akhirnya Sukar untuk di

bersihkan ( Frenddy suryateggara, 1991).

BAB III

METODEOLOGI PENELITIAN

3.1 Penelitian

18

Jenis penelitian yang di gunakan adalah deskriptif yaitu metode

penelitian yang di lakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

objektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tindakan pemeliharaan gigi

tiruan pada pasien yang memakai gigi tiruan di klinik gigi Drg.MUSTAM,E

BA.MM.Dts.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek peneliti atau objek yang di teliti

(Notoadtmodjo, 2003

Dalam penelitian ini objek yang di teliti adalah seluruh pasien di klink gigi yang

memakai gigi tiruan. Yang di tinjau dari tahap pemeliharaannya.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti atau

sebagian jumlah dari krakteristik yang di miliki oleh populasi

(A.Azis,2003). Sampel penelitian ini adalah dalam bentuk total

sampling dengan kriteeia :

1. Bersedia menjadi responden

2. Bisa baca tulis

3. Memakai gigi tiruan

4. Pasien di klinik gigi Drg. Mustam, E.BA.MM.Dts

3.3 Tempat dan waktu penelitian

19

Tempat penelitian di lakukan di klinik gigi Drg.Mustam,E.BA.MM.Dts

pada bulan mei 2014

3.4 Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti meminta izin kepada di

rektur klinik gigi. Sebelum penelitian di lakukan peneliti terlebih dahulu

menjelaskan tujuan penelitian dan memberikan informed consent kepada

responden.Hal ini merupakan tanda persetujuan dari keterlibatan dan

perlinduangan terhadap kerahasiaan responden dengan menandatangani

persetujuan responden di damping dengan pengisian koesioner

3.5 Alat dan Bahan Pengumpulan Data

Alat yang digunakan digunakan koesioner yang terdiri dari

pertanyaan di mana pengisian di lakukan sendiri oleh responden dan di

damping oleh peneliti dengan jumlah pertanyaan 10 buah di mana untuk

pengetahuan 5 pertanyaan dan sikap 5 pertanyaan.

3.6 Teknik Pengolohan Data

1. Pemeriksaan data (editing)

Memeriksa setiap pedoman koesioner berkaitan dengan kelengkapan

pengisian konsistensi jawaban dan kejelasan hasil penelitian

2. Pengkodean data (coding)

Memberi kode pada setiapinformasi yang telah terkumpul pada setiap

jawaban lembaran pedoman kuesioner untuk memudahkan dalam

mengelolah data.

3. Pemasukan data (entry)

20

Memasukan data pada table induk (master table) dari setiap jawaban

yang telah di beri kode

4. Pembersih data (cleaning)

Membersihkan data yang dimasukan kedalam tabel atau entri dalam

computer apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut

dimungkinkan terjadi pada saat kita memindahkan data tersebut atau

mengentri data kekomputer.

5. Pentabulasian semua data dibersihkan, maka data merupakan

ditabulasikan disajikan dalam bentuk variable distribusi frekuensi data

yang telah diolah kemudian akan dianalisa secara univariat.

3.7 Teknik Analisa Data

Data yang disajikan kemudian dianalisa dengan teknik analisa. Hasil

perhitungan persentase dimasukan kedalam criteria standar pbjektif yaitu

berdasarkan criteria teori dari setiap aspek dan kriteria standar kualitatif

sebagai berikut :

Baik : Bila didapatkan hasil 76%-100%

Cukup : Bila didapatkan 60%-75%

Kurang : Bila didapatkan hasil < 60% (Arikunto

2002:313)

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terlebih dahulu di

buat kunci jawaban pada setiap item pertanyaan jawaban di mana

2 = Jawaban yang benar

1 = Mendekati benar

21

0 = Jawaban salah

Skala pengukuran sikap oleh libert di buat dengan pilihan jawaban

sangat setuju terhadap sesuatu jawaban dan sangat tidak setuju.Menurut

(Neil Niven), 2002 : 43 sebagai berikut :

Positif Negatif

- Sangat Setuju = 5 - Sangat Setuju = 1

- Setuju = 4 - Setuju = 2

- Kurang Setuju = 3 - Kurang Setuju = 3

- Tidak Setuju = 2 - Tidak Setuju = 4

- Sangat Tidak Setuju = 1 - Sangat Tidak Setuju = 5

Dengan Rumus:

Median = Min + Mak 2

Keterangan : Min = ∑ Item kali 1

Maks = ∑ Item kali 5

Selanjutnya hasil skor total responden dibandingkan (X) dengan skor

median dengan interprestasi berikut :

X > Mean = Sikap Positif (Favorable)

X < Mean = Sikap Negatif (Unfavorable) (Al-Rasyid, 1994)

Untuk menentukan persentase variable digunakan rumus sebagai berikut :

22

P = F x 100% N

P = Persentase data yang dicari

F = Frekuensi

N = Skor

3.8 Kerangka Konseptual

Pemeliharaan gigi tiruan merupakan suatu cara yang di lakukan

untuk menjaga gigi tiruan selalu bersih. Menurut (Notoatmodjo.2003)

bahwa perilaku seseorang di pengaruhi oleh pengetahuan, sikap, kehendak,

motivasi dan niat. Disini dapat di lihat pengetahuan memegang peranan

penting bagai mana seseorang berperilaku. Jika seseorang memahami dan

mengetahui sesuatu maka dia bias mengambil sikap sesuai dengan apa yang

diketahuinya.Ulebih jelasnya dapat di lihat dalam kerangka konsep di

bawah ini :

Variable independent Variable Dependent

Pengetahuan Pasien

Tentang pemeliharaan

Gigi Tiruan

23

Sikap Pasien Tentang

Pemeliharaan Gigi Tirua

3.9 Defenisi Operasional

Variabel Devenisi

Operasional

Cara

Ukur

Alat Ukur Skala

Ukur

Hasil Ukur

Pemeliharaan

Gigi Tiruan

pada pasien

di klinik gigi

Pengetahuan

adalah

segala

sesuatu atau

hasil

pemikiran

antara lain

pengertian

gigi tiruan,

cara

memelihar

gigi tiruan

pada pasien

di klinik

gigi

Angket Koesione Ordinal

Baik

( 70-100%)

Cukup

(60-75%)

Kurang

(<60%)

Tindakan Pemeliharaan

Gigi Tiruan oleh Pasien di

Klinik Gigi

24

Sikap Tindakan

atau sikap

tentang

pemeliharaa

gigi tiruan

Angket Kuesioner Ordinal Sikap

Positif

(+)>mean

Sikap

Negatif

(-)<mean