tindak pidana pengania yaan -...
TRANSCRIPT
TINDAK PIDANA PENGANIA YAAN
MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSTIF
Studi kasus Pengadilan Negcri Jakarta Selatan
OLEH:
SITI BADRIYAH
KONSENTRASI PIDANA ISLAM
PROGRAM STUD I JINA YAH SIYASAH
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM
UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
1428 H/2007 M
TINDAK PIDANA PENG ANIA YAAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF
Studi Kasus Pengadilan Negeri Jakarta Selatau
SKRIP SI
Diajukan kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Saijana Hukum !slain
O!eh: SIT! BADRIY AH
NIM: 102045125119
Di Bawah Bimbingan
< =&.~ . Dedy Ntrr::M.~
NIP. 150 264 001
KONSENTRASI PIDANA ISLAM PROGRAM STUD I JINA YAH SIY ASAH FAKULTAS SYARl'AH DAN HUKUM
UIN SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H/2007
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "TINDAK PIDANA PENGANIA Y AAN MENURUT
HUKUM ISLAM DAN I-IUKUM POSITIF (Studi Kasus PN Jakarta Selatan)"
telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syari'ah Dan I-Iukum
UIN Syarifl-Iidayatullah Jakarta, pada tanggal 14 Maret 2007. Skripsi
ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Hukum Islam pada Program Studi Jinayah Siyasah
Jakarta, 14 Maret 2007 Mengesahkan Dekan,
Prof. r. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422
P ANITIA UJIAN
Ketua : Asmawi, M. Ag
Sekretaris
NIP. 150 282 394
: Sri Hidayati, M. Ag NIP. 150 282 403
Pembimbing : Dedy Nur Syamsi. SH, M. Hum NIP.150261 001
Penguji I
Penguji II
: Drs. Ahmad Y ani, M. Ag NIP. 150 269 678
: Burhanuddin, SH, MH NIP. 130 770 738
( ..................................... )
(.~£~ G
( ..................................... )
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini penulis susun dengan maksud untuk mt.;menuhi
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (SI) jurusan Pidana Islam, Program
Studi Jinayah Siyasah Fakultas Syari'ah pada Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakaiia. Dengan judul shipsi"TINDAK PIDANA PENGANIA Y AAN
MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF"
Terlebih dahulu penulis haturkan sembah bakti kepada ayahanda H.
Muhammad Tohir (almrhum) dan ibunda Hj. Muhaya yang telah mendidik,
mengai·ahkan dan mengajarkan penulis yang telah berjasa dalam mengasuh dan
memberi motivasi, juga dalam memberikan dukungan moril maupun materil serta
selalu mendoakan dengan penuh keikhlasan, kesabaran dan kasih sayang semoga
Allah SWT selalu mengampuni dan menempatkannya pada derajat yang tinggi.
Mudah-mudahan ini menjadi langkah awal mengimbai1gi segala kebaikan yang tak
mungkin terbalaskan. Oleh karena itulah, ucapan terima kasih sedalam-dalamnya
penulis sainpaikan kepada yang terhormat, antara lain:
!. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan
Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakaiia.
2. Bapak Drs, H. Afifi Fauzi Abbas, MA selaku ketua Jurusan dan Bapak Abu
Thamrin, M.Hum selaku sehetaris Jurusai1 Pidana Islam periode terdahulu.
3. Bapak Asmawi M.Ag selaku ketua jurusai1 dan Ibu Sri Hidayati, M.Ag selaku
sekretaris jurusan periode sekarang.
4. Bapak Dedy Nursamsi, SH. M,Hum selaku dosen pembimbing yang tidak pernah
bosan memberikan arahan dan bimbingan dari awal hingga akhirnya skripsi dapat
terselesaikan.
5. Staf perpustakaan umum dan Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis untuk
mendapatkan buku-buku yang berkaitan dengan skripsi ini.
6. Kepada Pegawai Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, yang telah memberikan dan
mencarikan data-data yang berkaitan dengan mated skripsi ini.
7. Untul( Kakak-kakakku tercinta Encung, Ani, Yakub,Erna, dan untuk keponakan
keponakanku yang lucu-lucu Faiz, Pue!, Kiki, Ria, Maya, Mui.
8. Untuk orang yang kusayangi Aby, yang selalu menberikan support dan menemani
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Untuk sahabat-sahabatku yang selalu bersama dalam menyelesaikan skripsi ini
Nia, Pipih, Irma, zulfa, dan untuk teman-teman Pidana Islam angkatan 2002 yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
10. Untuk sahabatku Neha dan Ank Miss U
Akhirnya penulis berdoa semoga Allah selalu memberikan pahala kepada para
pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penulisan skripsi ini. Harapan
penulis semoga skipsi ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi
penulis.
Jakarta 14 Maret 2007
Penulis
DAFTARISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ..
DAFT AR ISI ........................................................................................................ iii
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.. .. . ... .. .. .. ... ... .. .... . . .. .. ... .. ... ... . . ... .. ... .. .... .. . . I
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 6
D. Metode Penelitian... .. . .. . . . . . .. . .. . .. . ... .. . .. . . . ... . . . .. .. ... . . .. . .. . .. .. ... . .. . .. ... . . . 7
E. Sistematika Penulisan................................................................... 8
BAB II TINDAK PIDANA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM
POSITIF
A. Pengertian Hukum Pidana.. .. ... . .. . ... . .... ... . .. .. .. . .. .. ... ... .. .. . .. ... ... . .. . . .. I 0
B. Pengertian Tindak Pidana............................................................. 12
C. Unsur-Unsur Tindak Pidana......................................................... 18
D. Pembagian Tindak Pidana............................................................ 20
E. Sistem Pemidanaan ...................................................................... 25
F. T1\juan Pemidanaan ...................................................................... 31
".
BAB III TINDAK PIDAN PENGANIA Y AAN MENURUT HUKUM ISLAM
DAN HUKUM POSITIF
A. Pengertian Penganiayaan.............................................................. 35
B. Hukuman tindak Pidana Penganiayaan ........................................ 43
C. Persamaan dan Perbedaan Tindak Pidana Penganiayaan............. 53
BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI
JAKARTA SELA TAN TENT ANG PERKARA PENG ANIA Y AAN
A. Perkara Penganiayaan Di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan...... 56
B. Putusan Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Tentang
Perkara Penganiayaan .................................................................. 57
C. Analisis Hukum Islam dan Hukum PositifTerhadap Putusan Hakim
Pengadilan Negeri Jakarta Seiatan. .............................................. 59
BABY PENUTUP
A. Kesimpulan.... .. . .. . . . . .. . ... . .. . .. . .. . . .. . .. . .. . .. . . . . . . . . .. .. . .. . . . . . .. . .. . . . . . . .. . . . . ... .. 63
B. Saran ........................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
'"
A. Latar Belakang Masalah
BABI
PENDAHULUAN
Islam adalah agama suci (hanif) yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW sebagai agama yang rahmatan Iii alamin, untuk memberi petunjuk dan
pelajaran kepada manusia. Setiap mahluk hidup mempunyai hak untuk
menikmati indahnya sebuah kehidupan. Oleh karena itu Islam sangat
mementingkan pemeliharaan terhadap lima ha!, yaitu, agama, jiwa, aka!,
keturunan, dan harta.
Memelihara jiwa dan melindunginya dari berbagai ancaman berarti
memelihara serta melindungi eksistensi kehidupan manusia yang damai dan
sejahtera. Oleh karenanya Islam sangat menghargai jiwa terlebih-lebih terhadap
jiwa manusia, sebagai agama yang universal Islam juga mengatur kehidupan
manusia dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia akhirat
Di dalam hukum islam diatur perbuatan pidana baik secara formal
maupun materiel yang berisikan norma, aturan dan sanksi berkaitan dengan
pencurian, perzinaan, perampokan, minum-minuman keras, tuduhan perzinaan,
tindak pidana pembunuhan dan kekerasan fisik lainnya.
Di era reformasi sekarang ini tindakan !criminal serta pelanggaran pidana
semakin variatif dan canggih. Bahkan khusus di Indonesia berbagai bentuk
kekerasan semakin berkembang sehingga ada kecenderungan (trend)
2
masyarakat semakin mengabaikan aturan yang berlaku. Selain itu dengan
melihat perkambangan makro dapat diprediksikan bahwa kejahatan-kejahatan
semakin marak yang ditunjang oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sehingga berbagai kejahatan dan pelanggaran pidana semakin marak dengan
berbagai modus operandinya.
Tindakan kekerasan baik yang dilakukan perseorangan maupun
dilakukan secara bersama-sama atau berkelompok seperti tawuran pelajar,
sangat menggangu ketertiban masyarakat bahkan dapat meresahkan masyarakat.
Kekerasan tersebut dapat pula menyebabkan perampasan jiwa seseorang dengan
jalan membunuh maupun berbagai macam bentuk penganiayaan terhadap tubuh
seseorang, hal demikian membuat masyarakat semakin resah karena
terabaikannya payung hukum yang melindungi masyarakat, tampaknya
kesadaran akan menghargai hak asasi seseorang dan rasa mencintai sesama
umat semakin menipis atau pertumbuhannya tidak sebagaimana yang
diharapkan sehingga perilaku berbuat baik untuk sesama atau terhadap orang
lain sudah semakin tidak kelihatan lagi.
Guna terciptanya kemaslahatan, ketentraman dalam masyarakat dan
menjaga manusia dari hal-hal yang mafsadah maka diadakanlah pembalasan
atas kejahatan ataupun pelanggaran yang telah dilakukan seseorang agar merasa
jera dan berfikir untuk tidak mengulangu perbuatan yang sama. Sebagaimana
maksud diadakannya hukum dalam Islam, contoh tindak pidana alas sehin jiwa
yang didefinisi oleh Abdul Qodir Audah sebagai perbuatan yang mc:nyakiti
3
anggota tubuh orang lain, 1 dalam istilah pidana Indonesia disebut sebagai
perbuatan penganiayaan, salah satu hukumnya dalam pidana Islam adalah
berupa hukuman qishas.
Sanksi yang telah ditetapkan Allah tersebut antara lain untuk melindungi
jiwa atau pertumpahan darah manusia beserta haknya. Manusia sebagai mahluk
ciptaan Allah dimuka bumi ini memeliki hak-hak tertentu yang harus dihormati,
firman Allah:
Artinya: "Dan sesungguhnya kami telah memuliakan anak-anak Adam. "
Hak yang paling utama yang dijamin oleh Allah adalah hak hidup, hale
kepemilikan, hak memelihara kehormatan, hak kemerdekaan, hak persamaan,
dan hak menuntut ilmu pengetahuan.
Hak yang palig penting dan perlu mendapat perhatian diantara hak-hak
tersebut ialah hak hidup, karena hal ini adalah hak yang paling suci, tidak
dibenarkan secara hukum dilanggar kemuliaannya dan tidak boleh dianggap
remeh eksistensinya. 2
Dalam setiap kasus kejahatan di negara ini memang mendapatkan
perhatian yang cukup baik, dan ini dapat di lihat dari hukum yang ada dalam
KUHP. Hal ini membuktikan bahwa penegakkan keadilan kita tetap berjalan
1 Wardi muslih, hukum pidana Islam (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada 2002) h.91
2 Sayid Sabiq, Fiqih Sunah (Bandung Al-maarif 1990) h.13
4
meskipun sering terhambat, serta didukung oleh penyiaran dari med,a massa
dan beberapa televisi swasta misalnya banyak menayangkan beberapa berita
aktual dan transparan dari kasus-kasus kejahatan yang ada pada masyarakat.
Pada awalnya pembunuhan itu di dahului dengan penganiayaan atau pelukaan,
seperti halnya perkelahian baik antar warga ataupun lainnya, yang dapat
mengakibatkan kerusakan fisik (Iuka-Iuka) ataupun mengakibatkan kematian.
Sehingga masyarakat selalu akan waspada terhadap dirinya masing-masing
beserta keluarganya.
Tindak pidana penganiayaan yang aturan serta hukumannya telah jelas
terdapat dalam sistematika hukum pidana Indonesia, bahkan tindak pidana ini
disimpan dalam bab khusus yaitu bab XX yang terdapat dalam pasal 3 51
sampai dengan pasal 358.3
Berdasarkan hal-hal di atas maim penulis bermaksud untuk menulis dan
menyusun skripsi dengan judul "Tindak Pidana Pcnganiayaan Mcnurut
Hukum Islam dan Hukum Positif " (Studi Kasus di Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan). Dengan harapan skripsi ini dapat membantu kapadulian dan
kepekaan terhadap hak-hak seseorang untuk hidup tanpa mengabaikan aturan
aturan hukum baikyang terdapat dalam KUHP maupun yang telah diatur dalam
pidana Islam, sehinga dapat diketahui perbandingan antara hukum pidana Islam
dan hukum Pidana Positif yang berlaku di Indonesia dalam menegakan dan
3 Satochid Karta negara, huk1u11 pidana k1011pulan kuliah bagian I, balai Jektur maha sis\va
5
menciptakan keadilan di masyarakat khususnya yang menyangkut tindak pidana
penganiayaan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengabaikan norma
norma hukum.
B. Pembatasan dan Pernmnsan Masalah
Berangkat dari luasnya permasalahan yang ada tentang penganiayaan
seperti yang telah diw-aikan diatas, maka penulis membatasi ruang lingkup
penulisan skripsi ini hanya pada masalah tindak pidana penganiayaan yang
terjadi antara tahun 2003-2005 di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menurut
hukum islam dan hukum positif. Untuk mencapai pengupasan dan hasil yang
mendalam, setidaknya mendekati kesempurnaan terhadap perumusan yang akan
di balms sebagai berikut:
I. Bagaimana penganiayaan menurut tinjauan hukum islam dan hukum positif?
2. Bagaimana ketentuan pidana terhadap pelaku penganiayaan menurut hukum
Islam dan hukum positif?.
3. Bagaimana persamaan dan perbedaan antara hukum islam dan hukum
positif tentang tindak pidana penganiayaan.?
4. Bagaimana putusan hakim pengadilan negeri Jakarta Selatan tentang pelaku
tindak pidana penganiayaan?
5. Bagaimana pandangan hukum Islam dan hukum positif terhadap putusan
hakim pengadilan negeri jakarta tentang pelaku tindak pidana penganiayaan?
/"
6
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan di
atas maka dapat diketahui bahwa tujuan umum penulisan ini adalah:
I. Untuk mengetahui serta memberikan wawasan tentang tindak pidana
penganiayaan menurut tinjauan hukum Islam dan hukum positif
2. Untuk mengetahui hukuman apa yang dijatuhkan bagi pelaku tindak pidana
penganiayaan menurut hukum Islam dan hukum positif
3. Untuk melihat antara persamaan dan perbedaan terhadap tindak pidana
pengamayaan
4. untuk mengetahui putusan hakim pengadilan negeri Jakarta Selatan terhadap
pelaku tindak pidana penganiayaan.
5. untuk mengetahui pandangan hukum islam dan lmkum positif terhadap
putusan Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tentang pelaku tindak
pidana penganiayaan
Sedangkan manfaat yang diambil dalam penulisan skripsi ini adalah:
I. Dapat diketalmi antara perbandingan hukum pidana positif dalam
menerapkan aturan dan hukuman bagi pelaku tindak pidana penganiayaan
sehingga dapat diketahui pula keadilan yang diciptakan oleh normu hukum
terse but.
2. Untuk memperkaya khasanah perpustakaan agar dapat menambah wawasan
dan menjadi bacaan yang berguna bagi masyarakat pada umumnya dan bagi
mahasiswa yang ingin memperdalam studi tentang hukum pidana Islam
7
D. Metode Penelitian
Adapun jenis penelitian yang penulis pergunakan dalam skripsi ini
adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan dan
menjelaskan kejadian yang sebenamya guna menjawab permasalahan yang akan
dibahas. Penelitian ini adalah analisis dokumen (conyent analisis) yaitu
penyelidikan kita meliputi pengumpulan informasi melalui dokumen yang akan
dianalisis terhadap perkara penganiayaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Teknik pengumpulan data berupa studi dokumentasi(kepustakaan) yang
mengumpulkan data-data yang diperoleh dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
No. 14 /PID.B 2005/PN. Jak.Sel tentang penganiayaan, buku-buku, media cetak
yang berkaitan dengan skripsi ini.
Adapun jenis data yang digunakan meliputi data yang bersifat primer
meliputi perundang-undangan, yakni dokumentasi putusan Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan, KUHP dan KUHAP serta dalil-dalil yang terdapat dalam Al
qu 'ran dan hadits, dan ketentuan-ketentuan fiqih yang mengatur permasalahan
yang ada. Sedangkan data sekunder adalah bahan hukum primer yaitu buku
buku hukum yang ada korelasinya dengan materi yang menjadi pokok masalah
yang akan dibahas dalam skripsi ini.Sedangkan sumber data yang bersifat
tersier adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan
hukum primer dan sekunder.
Adapun cara menganalisis datanya adalah deskriptif kualitatif yaitu
penelitian yang mengambarkan secennat mungkin tentang ha! yang diteliti
8
dengan jalan mengumpulkan data-data atau informasi yang terkaitan dengan
yang diteliti dengan cara menganalisis putusan menurut hukum islam dan
hukum positif.
Tekhnik penulisan ini menggunakan"pedoman penulisan skripsi fakultas
Syari'ah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2005". Dengan beberapa
pengecualian yaitu ayat-ayat Al-Qur'an dan hadist ditulis tanpa memandang
sedikit atau banyaknya baris. Penulisan ayat-ayat Al-Qur'an tidak dicantumkan
catatan kaki karena langsung ditulis dari ayatnya pada akhor ayat tersebut
E. Sistematika Penulisan
Penulisan penehtian ini terdiri dari lima bab, yang perinciannya sebagai
berikut:
Bab pertama, yaitu pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian dan sistematika penulisan.
Bab kedua, yaitu tindak pidana menurut hukum pidana Islam dan hukum
positif meliputi tentang hukum pidana, tujuan hukum pidana, pengertian tindak
pidana, unsur-unsur tindak pidana, jenis tindak pidana dan sistim pemidanaan.
Bab ketiga, yaitu tindak pidan penganiayaan menurut hukum pidana
Islam dan hukum positif yang meliputi tentang pengertian penganiayaan, sanksi
hukuman bagi pelaku tindak pidana penganiayaan dan, serta analisis persaman
dan perbedaan.
9
Bab keempat, yaitu tentang putusan hakim Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan yang meliputi: perkara penganiayaan di Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan, putusan hakim Pengadilan Negeri Jakm1a Selatan terhadap tindak
pidana penganiayaan dan analisis hukum Islam dan hukum positif terhadap
putusan hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Bab kelima, yaim berisi kesimpulan dan saran-saran
BAB II
TINDAK PIDANA MENURUT HlJKUM ISLAM
DAN HUKUM POSITIF
A. Pengertian Pidana Dan Tujuan Hukum Pidana
21.
750.
Dalam The Penguin Conside Columbia Ensyclopedia sebagaimana
dikutip oleh Topo Santoso disebutkan bahwa hukum (Law) adalah aturan-aturan
dari tingkah laku masyarakat yang terorganisir, ditegakkan dengan ancaman
hukuman. 1 Sedang kata "pidana" menurut bahasa berarti kejahatan atau
kriminal 2 sedangkan menurut Wiljono hukum pidana adalah peraturan
peraturan mengenai pidana. 3 Prof. Moeljatno mendefinisikan hokum pidana
adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku disuatu negara yang
mengadakan dasar - dasar dan aturan-aturan untuk4 :
1. Menentukan perbuatan- perbuatan mana yang yang tidak boleh dilakukan,
yang dilarang, yang disertai ancaman atau sanksi pidana tertentu bagi siapa
yang melanggarnya.
i ; .. ,
1 Topo Santoso, Menggagas Hukum Pidana Islam, (Bandung,: Asy-Syamil, 200 I), cet ke-1, h
2 W.J.S. Poerwadanninta, Kan1us u1t1u111 bahasa Indonesia, (Jakarta: balai Pustaka, 1976), h
3 Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Pidana Indonesia, (Bandung, Eresco, 1986), h. l
4 Suharto RM, Hukum Pidana Materiil, (Jakarta : Sinar Grafika, 2002), cet ke- 2, h 4.
11
2. Menentukan kapan dan dalam hal apa kepada mereka yang telah melakukan
Jarangan -Jarangan itu dapat dikenai atau dijatuhi pidana sebagaimana yang
telah diancamkan.
3. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana dapat dilaLsanakan
apabila orang yang diduga telah melanggar ketentuan tersebut.
Kalau diperhatikan secara umum dari pandangan para ahli hukum, maka
hukum pidana itu mengatur tentang kejahatan dan pelanggaran terhadap
kepentingan umum. Dimana perbuatan itu adalah melanggar hukum dan
merugikan tata aturan masyarakat serta meresahkan kehidupan anggota
masyarakat, karenanya perlu diterapkan sanksi yang dapat menjerakan pelaku
kejahatan dan memenuhi rasa keadilan.
Hukum Islam menentukan hukuman yang tegas dan berat serta
memenuhi rasa keadilan terhadap pelaku kejahatan yang melanggar hak-hak
masyarakat. Hukuman yang diterapkan bersifat meajerakan pelaku kejahatan
untuk mengurangi perbuatan haramnya, dan juga bersifat pendidikan pada
masyarakat Juas untuk tidak meniru perbuatan jahat.
Demikian pula yang dituju oleh hukum Indonesia yang secara umum
adalah untuk memberi rasa keadilan warga serta untuk memperbaiki kepuasan
masyarakat akibat terjadinya kejahatan dan untuk mencegah kejahatan dengan
memberikan ancaman hukuman serta pelaksanaan terhadap penjahat, memberi
12
pendidikan pada masyarakat dan melenyapkan pelaku kejahatan dari pergaulan
masyarakat. 5
Dengan demikian untuk menentukan suatu perbuatan masuk dalam
kejahatan yang harus dihukum bagi orang yang melanggarnya harus ada
ketentuan yang menetapkan bahwa perbuatan itu memang dilarang atau
diwajibkan dan terhadap pelanggarnya diancam dengan suatu hukuman yang
telah ditentukan, ini berarti dalam melaksanakan aturan hukum pidana harus
jelas dasar hukumnya, dan sesuai dengan ketentuan yang telah diatur.
B. Pcngertian Tindak Pidana
I. Menurut Hukum Islam
Dalam hukum Islam pengertian tindak pidana dikenal dengan istilah
''.jarimah", pengertian jarimah tersebut oleh Abdul Qadir Audah diterangkan
sebagai berikut: 6
Artinya: "Jarimah menurut Syari 'at Islam yaitu larangan-larangan syara' yang diancam oleh Allah dengan hukuman had atau ta 'zir. "
5 Satochid Kertanegara, Hukum Pidana, (Jakarta: Balai Lektur Mahasiswa ), vol I, h 60.
6 Abdul Qadir Audah, Tasyri al-jinai-al islami, Beirut Dar-al kutub al-arabi, vol.2 h.67
13
Larangan-larangan tersebut adakalanya berupa mengerjakan
perbuatan yang dilarang atau meninggalkan perbuatan yang diperintahkan.
Kata-kata "syara" pada pengertian di atas, yang dimaksud adalah suatu
perbuatan baru dianggap jarimah apabila dilarang oleh syara', juga berbuat
atau tidak berbuat dianggap sebagai jarimah, kecuali apabila diancamkan
hukuman terhadapnya.
Ada istilah lain yang dipakai dalam oleh ulama fiqih yang harnpir
sama dengan istilah "jarimah" yaitu "jinayat"yang merupakan bentuk
masdar dari kata 4,iU;.. - ~ - c.;4 yang mengandung arti berbuat dosa atau
berbuat jahat. Kata jinayah dapat pula diartikan dengan memetik, memotong,
mengambil, memungut. 7
Menurut istilah syara' jinayah adalah perbuatan yang dilarang oleh
syara' baik perbuatan itu merugikan jiwa atau harta benda ataupun yang
lainnya.8 Adapun kebanyakan fuqaha menggunakan kata-katajinayah hanya
untuk perbuatan yang mengenai jiwa atau anggota badan, seperti membunuh,
melukai, memukul, menggugurkan kandungan, dan sebagainya. Dan juga
diartikan pelanggaran yang dibuat manusia selaku memperkosa hak Allah
SWT, hak manusia, dan hak lainnya, yang berkehendak kepada perrbalasan,
atau hukuman yang setimpal di dunia dan di akhirat mendapat hukuman dari
Allah SWT yang amat berat.
7 Sayid Sabiq, Fiqih sunnah, ( Beirut : Daar Al- Fikr, 1983 ), j ilid 2, h 426.
8 Ahmad Hanafi, Op cit, h 27.
14
Kemudian Sayid Sabiq dalam bukunya Fiqih sunah memberikan
suatu batasan tentang jinayah :9
~1 jl ~:U1 ~ ~13 ;'> ~ ~ w_ ~ ~) t-/~~1 ;~ ~ /0 ,, 0 ,, 0 ,..
.JUI JI ,_;.:,JI JI J.AJI jl ,, ,, ,, / ,, ,.. ,,.
Artinya: "Yang dimaksud dengan jinayat menurut istilah syara adalah setiap perbuatan yang diharamkan, dan perbuatavt yang diharamkan itu adalah setiap perbuatan yang diancam dan dicegah o/eh syara ', karena perbuatan tersebut dapat mendatangkan kemudharatan atau kerusakan pada agama, jiwa, aka!, kehormatan, dan harta. "
2. Menurut Hukum Positif
Dalam hukum Pidana Positif tindak pidana biasanya dikenal dengan
kata" Het strafbaarfeil" yang berasal dari bahasa Belanda dan mempunyai
arti tindakan yang dapat dihukum, peristiwa pidana atau tindak pidana itu
sendiri. Dan kata "het strafbaar feit" juga mempunyai beberapa arti lain
yaitu perbuatan pidana, peristiwa pidana, perbuatan yang dapat atau boleh
dilakukan, dan delik. Hal ini menunjukkan bahwa tindak pidana merupakan
perbuatan yang pelakunya dikenakan lmkuman pidana. Arti kata ini merujuk
'Opcit h.427 .
15
kepada istilah pemidanaan yang bera1ii penghukuman yang kemudian
melahirkan istilah pidana. 10
Sementara R. Tresna mengemukakan bahwa tidak mudah
memberikan definisi yang tepat tentang istilah "het strafbaar feit" tersebut,
ia memilih peristiwa pidana yang mempunyai arti suatu perbuatan atau
rangkaian perbuatan manusia, yang bertentangan dengan undang-undang
atau peraturan lainnya terhadap perbuatan yang diadakan tindakan
penghukuman. 11
Sedangkan Moeljatno merumuskan istilah tersebut sebagai
perbuatan yang clilarang dan cliancam dengan pidana apabila melanggar
suatu larangan, dan perbuatan tersebut hams benar-benar dirasakan
masyarakat. Sebagai perbuatan yang ticlak boleh atau menghambat alcan
tercapainya tata pergaulan masyarakat yang clicita-citakan oleh masyarakat
itu.
Dari uraian tentang pengertian tindak pidana clari para ahli hukum
bahwa tindak piclana adalah suatu perbuatan yang bertentangan dengan
unclang-undang dimana pelakunya dapat clipertanggungjawabkan atas
perbuatannya. Maka untuk menentukan apakah perbuatan seseorang
termasuk tindak piclana atau ticlak, ha! ini untuk rnengetahui rumusnya.
10 Djoko Prakoso dan Nurwadina, Pidana A!fati di Indonesia De1vasa ini, ( Jakarta : Graha Indonesia, 1985), cet ke 2, h I 3.
11 R. Tresna, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta : PT Tiara Lirniten, 1959 ), h 27.
16
Untuk tiap-tiap unclang-undang merumuskan bahwa tiap tindakan terdapat
unsur-unsurnya yaitu unsur obyektif dan unsur subyektif:
a. Unsur-unsur obyektif adalah unsur-unsur yang terdapat di luar dari
manusia, yaitu berupa :
I) Suatu tindak-tanduk,jadi suatu tindakan
2) Suatu akibat tertentu
3) Keadaan
Yang kesemuanya ini dilarang dan diancam dengan hukuman oleh
undang-undang.:
a) Suatu tindak-tanduk atau tindakan yang dilarang dan diancam dengan
hukmnan oleh undang-undang, seperti sumpah palsu dalam pasal 242.
Dalam perbuatan ini yang merupakan unsur obyektif dan yang dilarang
dan diancam dengan hukuman adalah memberikan keterangan palsu
dalam sumpah, memalsnkan surat pasal 263 (unsur obyektif pemalsuan)
pasal 362 unsur obyektif, mengambil (wegnemen).
b) Suatu akibat tertentu yang dilarang dan diancam dengan hukmnan oleh
undang-undang seperti diantaranya : pembunuhan pasal 338, didalam
perbuatan ini yang merupakan unsur obyektif adalah akibat (gevolg)
perbuatan seseorang yaitu matinya orang lain. Dan penganiayaan pasal
351 yang dimaksud dengan perbuatan ini adalah yang mengakibatkan
17
sakit pada badan atau cidera pada orang lain, unsur obyektifnya
mengakibatkan sakit dan cidera pacla orang lain.
c) Hal-ha! khusus yang clilarang dan diancam dengan hukuman dan
undang-undang, misalnya menghasut pasal 160, unsur obyektifnya
adalah dilakukannya perbuatan itu di depan orang banyak (umum).
Melanggar kesusilaan umum pasal 281, unsur obyektifnya clalam pasal
ini adalal1 apabila perbuatan ini dilakukan didepan unmm.
d) Unsur- unsur subyektif yakni berupa diantaranya :
1) Dapat dipertanggungjawabkan
2) Kesalahan 12
Dari penjelasan diatas dapat diambil secara ringkas tentang unsur
unsur tindak pidana, yaitu :
a) Subyek
b) Kesalahan
c) Besifat melawan hukum
d) Suatu tindakan aktif atau pasif yang dilarang atau diharuskan oleh
undang-undang dan terhadap pelanggarnya diancam dengan pidana
e) Waktu, tempat, dan keadaan
12 Satochid Kertanegara, Op cit, h 73-75.
18
C. Unsur - Unsur Tindak Pidana
I. Menurut Hukum Islam
Menurut Ahmad Hanafi bahwa unsur-unsur tindak pidana (,'arimah)
adalah bahwa tiap-tiap jarimah harus mempunyai unsur-unsur umum yang
l d. I . · 13 rnrus 1penu 11, yaitu :
a. Nash yang melarang perbuatan dan mengancamkan hukuman
terhadapnya, dan unsur ini disebut unsur "formil" (rukun syar 'i).
b. Adanya tingkah laku yang membentuk jarimah baik berupa perbuatan-
perbuatan ataupun sikap tidak berbuat, unsur ini disebut dengan unsur
"materiil" ( rukun maddi).
c. Pembuat adalah orang mukallaf, yaitu orang yang dapat dimintai
pertanggung jawaban terhadap jarimah (tindak pidana) yang
diperbuatnya, dan unsur ini disebut dengan unsur "moril"( rukun adabi).
Ketiga unsur tersebut merupakan bukti seseorang dianggap
melakukan dan dikenai hukuman. Dan apabila tidal< memenuhi unsur-unsur
umum diatas, maka orang yang melakukan tindak pidana itu tidak dapat
diadili dan dihukum.
2. Menurut Hukum Positif
Sebagaimana penulis jelaskan diatas tentang tindak pidana ( delict),
bahwa suatu peristiwa hukum dapat dinyatakan sebagai peristiwa pidana
13 Ahmad Hanafi, Op cit, h 6.
19
kalau sudah memenuhi unsur- unsur pidananya. Dan unsur-unsur itu tediri
dari:
a. Obyektif, yaitu suatu tindakan (perbuatan) yang bertentangan dengan
hukum dan mengabaikan akibat yang oleh hukum dilarang dengan
ancaman hukum,
b. Subyektif, yaitu suatu perbuatan seseorang yang berakibat tidak
dikehendaki oleh undang-undang.
Kemudian yang dijadikan sebagai titik utama dari unsure obyektif
adalah tindakannya. Sedangkan unsure subyektif adalah adanya pelaku baik
seseorang ataupun beberapa orang. Dari kedua unsur tersebut dapat
diketahui apabila seseorang telah memenuhi syarat melakukan tindak pidana
atau belum. Dan adapun syarat-syarat tindak pidana adalah:
a. Harus ada perbuatan
b. Perbuatan tersebut sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam ketentuan
urn um
c. Adanya bukti tentang kesalahan yang dapat dipertanggung jawabkan
d. Melanggar hukum, kecuali bila ada pembenaran
e. Harus tersedianya ancaman hukuman.
Sedangkan unsur- unsur kumulatif tindak pidana menurut Simons
adalah:
a) Perbuatannya adalah perbuatan manusia, baik perbuatan itu aktif
(sengaja) maupun pasif (kelalaian)
20
b) Perbuatan tersebut diancam dengan hukuman yang dimuat oleh undang
undang.
c) Perbuatan itu dilakukan oleh orang yang dapat mempe1ianggung
jawabkannya.
D. Pembagian Tindak Pidana
I. Menurut Hukurn Pidana Islam
Kalau dilihal dari segi hukuman yang diancamkan dalam hukum
Pidana Islam terdapat beberapa jenis tindak pidana atau jarimah. Dirnana
jarimah tersebut diancarnankan kepada pelakunya berdasarkan berat
ringannya hukuman. Jenis- jenis tersebut sebagai berikut:
a. Jarimah Hudud
Jarimah hudud, yaitu jarimah yang diancamkan hukuman had
yaitu hukuman yang telah ditentukan dan telah menjadi hak Allah. Dan
yang dirnaksud dengan hak Allah adalah hukuman tersebut tidak bias
dihapuskan oleh perorangan ataupun masyarakat yang diwakili oleh
negara. Adapun tindak pidana yang diancamkan hukuman had salah
satunya adalah perzinahan yaitu ulama Hanafiyah mendefinisikan zina
adalah hubungan senggama yang dilakukan laki-laki terhadap
perempuan dari depan yang bukan miliknya (haknya). St'dangkan
menurut Malikiyah yang dimaksudkan dengan zina adalah senggama
seorang laki-laki kepada fa1ji perempuan yang bukan haknya dengan
21
sengaJa. Menurut Dzahiri zma adalah hubungan senggama yang
diharamkan. Ancaman tersebut tersebut telah termaktub dalam Al
Qur'an.14
b. Jarimah Qishas dan Diyat
Qishas menurut bahasa adalah memotong, sedang qishas
menurut istilah adalah jarimah yang dijatuhi hukuman setimpal dengan
perbuatannya.
Diyat adalah hukuman pokok bagi pembunuhan dan
penganiayaan semi sengaja dan tidak sengaja. Sedang menurut Ahmad
Hanafi dalam bukunya Asas-asas Hukum Pidana Islam bahwa diyat itu
adalah campuran dari hukuman ganti kerugian bersama.
c. Jarimah Ta'zir
Ta'zir berasal dari "azara " yang memuut bahasa mencela.
Sedangkan menurut istilah adalah peraturan-peraturan larangan yang
perbuatan pidana dan ancaman hukumannya tidak secara tegas
disebutkan dalam al-Qur'an, tetapi diserahkan sepenuhnya kepada
kebijaksanaan hakim.
2. Menurut Hukum Pidana Positif
Kalau dilihat dari segi system Kitab Undang- Undang Hukum
Pidana berlaku di Indonesia, tindak pidana ini terdiri dari dua jenis tindak
14 Abdul qadir Audah, op cit, 349
22
pidana yaitu "kejahatan" (misdrijven) dan "pelanggaran" ( oventredingen).
Pembagian dua jenis ini tidak secara jelas ditegaskan oleh KUHP melainkan
masalah kedua jenis tersebut masing-masing buku II dan buku III KUHP
yang mana tentang kejahatan disimpan dalam buku II, sedangkan
pelanggaran diatur dalam buku Ill K UHP. 15
Selain dibedakan dalam kejahatan dan pelanggaran, perbuatan
pidana biasanya dalam teori dan praktek dibedakan pula antara lain dalam :
a. Delik dolus dan delik Julpa
Bagi delik dolus diperlukan adanya kesengajaan : misalkan yang
terdapat pada pasal 338 KUHP, yang mana "sengaja merampas nyawa
orang lain". Sedangkan dalam delik culpa, orang sudah dapat dipidana
bila kesalahannya itu berbentuk kealpaan, misalnya terdapat dalam pasal
359 KUHP, yang mana "yang menyebabkan matinya orang lain karena
kealpaan.
b. Delik commisionis dan delikta ommisionnis.
Delik yang pertama adalah delik yang terdiri dari melakukan
sesuatu perbuatan yang dilarang oleh aturan-aturan pidana, misalnya
mencuri, menggelapkan dan menipu, sebagaimruia yang terdapat dalam
pasal 362, 372, dan 378. yang kedua adalah delik yang terdiri dari tidak
berbuat atau melakukan sesuatu padahal mestinya berbuat. Seperti yang
15 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, Stelsel Pidana, Tindak Pidana,(Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2002) ed. I h.3
23
terdapat pada pasal 164, yaitu mengetahui sesuatu pemufakatan jahat
dan tidak berbuat apa-apa.
Selain itu, adapula yang dinamakan dengan delikta
peromissionem commisa, yaitu delik-delik yang umumnya terdiri dari
berbuat sesuatu, tetapi dapat pula dilakukan dengan tidak berbuat,
seperti seorang ibu yang merampas nyawa anaknya dengan cara tidak
memberi makan pada anak itu.
c. Delik Biasa dan Delik yang dikualifisir ( dikhususkan).
Delik yang dikualifisir adalah delik biasa ditambah dengan
unsur-unsur lain yang memberatkan ancaman pidana. Adakalanya unsur
unsur lain itu mengenai cara yang khas dalam melakukan delik biasa
tadi, misalkan yang terdapat dalam pasal 362 adalah pencurian biasa,
dan pasal 363 adalah pencurian yang dikualifisir.
d. Delik seketika dan delik yang berlangsung terns menerns.
Delik seketika dinamakan juga dengan akipionde delict, dan
del;ik yang berlangsung terns menerns dinamakan juga voortadurrende
delict, dalam delik yang berlangsung terus menerus, perbuatan yang
dilarang itu menimbulkan keadan yang berlangsung terns, sepertu
contoh yang terdapat dalam pasal 333 KUHP.Dan delik seketika adalah
sebaimana yang terdapat dalam pasal 250 KUHP, yaitu barang siapa
yang membuat atau mempunyai persediaan atu benda yang diketahui
24
bahwa itu meniru, memalsu, atau mengurangkan nilai mata uang serta
untuk meniru atau memalsukan uang negara atau bank.
e. Delik formal dan delik materil.
Pada delik formal, yang clirumuskan aclalah tinclakan yang
dilarang, clan ticlak mempersoalkan akibat dari tinclakan itu, seperti yang
terdapat dalam pasal 160 penghasutan, pasal 209 penyuapan, 2·'12
sumpah palsu clan 362 pencurian.
Seclangkan pacla delik materil aclalah selain clari pacla tinclakan
yang clilarang itu clilakukan. Masih harus acla akibat karena tinclakan itu,
barn clikatakan telah te1jacli tinclakan piclana tersebut secara utuh clan
sepenuhnya. Sebagai contoh pacla pasal 187 ,338, clan 3 78
yaitubpembakaran clan sebagainya.
f. Gabungan Perbuatan Piclana.
Ada tiga macam gabungan tindak piclana, yaitu:
1) Eencloasche samenloop(gabungan berupa satu perbuatan).
Y aitu seseorang clengan satu perbuatan melakukan beberapa
tindak piclana dinamakan juga clengan concursus iclealis sebaimana
cliatur clalam pasal 63 ayat 1 KUHP, bahwa:"jika suatu perbuatan
masuk clalam satu aturan piclan, maka yang clikenakan hanya salah
satu cliantara aturan-aturan itu,jika berbecla-becla yang clikenakan
memuat ancaman pokok yang paling berat".
25
2) Voortgezette Handeling
Y aitu seseorang melakukan beberapa perbuatan yang
masing-masing merupakan tindak pidana, tetapi dengan adanya
hubungan dengan antara satu dengan yang lain dianggap sebagai
satu perbuatan yang dilanjutkan, sebaimana yang diatur dalmn pasal
64 ayat I KUHP, 3) Meerdadsche Sameenloop( gabungan beberapa
perbuatan).
Yaitu seseorang melakukan beberapa perbuatan yang tidak
ada hubungan satu sama lain, dan masing-masing merupakan tindak
pidana atau dinamakan juga dengan concorsus rea!is, sebaimana
diatur dalam pasal 65 dan 66 KUHP
E. Sistem Pemidanaan.
I. Menurut Hukum pidana islam.
Menurut prof.Drs I-l.A.Dzajuli bahwa maksud dari pokok hukuman
adalah memelihara dan menciptakan kemaslahatan manusia dan menjaga
dari hal-hal yang mafsadah, serta memberi petunjuk dan pelajaran kepada
manusia, begitu juga menurut A, Hanafi, MA bahwa tujuan daripada
penjatuhan hukuman menurrut syariat islam adalah pencegahan dan
pengajaran serta pendidikan. 16
16 Prof. Drs. I-I.A. Dzajuli, Fiqih Jinayah upaya menanggulangi kejahatan Dalam !slam, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2000 h. 25
26
Hukum pidana islam yang merupakan aturan-aturan yang bersumber
dari syariat islam yang memiliki tujuan yamg luhur dan baik untuk
kepentingan pelaku tindak pidana maupun masyarakat pada umumnya.
Oleh karena itu menurut keduanya bahwa hukuman dibagi menjadi
bebrapa macam sesuai dengan tindak pidananya yaitu:
a. Hukuman dari segi terdapat atau tidaknya terdapat nashnya dalam Al
Qur'an dan al-hadist, yaitu:
I) Hukuman yang ada nashnya, yaitu hudud,qishas,diyat kifarat.
Misalnya hukuman bagi pezina, pencuri,perampok,pemberontak
pembunuh, dan orang yang mendzihar istrinya.
2) Hukuman yan g tidak ada nashnya, hukuman ini disebut dengan
hukuman ta'zir, seperti percobaan melakukan tinclak piclana, ticlak
melaksanakan amanah, saksi palsu, clan melanggar aturan lalu lintas.
b. Hukuman clari segi hubungan antara satu hukuman clengan hukuman lain,
yaitu:
I) Hulrnman pokok (al-uqubat al-ashliyah), yaitu hukuman yang asal
bagi satu kej aha tan, seperti hukuman mati bagi pembunuh clan
hukuman jilicl seratus kali bagi pezina ghairu muhsan.
2) Hukuman pengganti (al-uqubat al abadaliyah), yaitu hukuman yang
menempati tempat hukuman pokok apabila hukuman pokok itu ticlak
clapat clilaksanakan karena suatu alasan hukum, seperti hukuman
cliyat atau clencla bagi pembunuh sengaja yang climaafkan qishasnya
27
oleh kekuarga korban atanu hukuman tazir apbila suatu alasan
hukum pokok yang berupa had tidak dapat dilaksanakan.
3) Hukuman tambahan (al-uqubat at tabaiyah), yaitu hukuman yang
dijatuhkan kepada pelaku atas dasar mengikuti hukuman pokok,
seperti terhalangnya seorang pembunuh.
4) Hukuman pelengkap (al-uqubat al takmiliyah), yaitu hukuman yang
dijatuhkan sebagai pelengkap trehadap hukuman yang dijatuhkan,
seperti menggalungkan tangan pencuri yang telah dipotong lehernya
(harus berdasarkan keputusan hakim tersendiri ).
c. Hukuman dari segi kekuasaan hakim yang menjatuhkan hukuman, yaitu:
I) Hukuman yang memiliki satu batas tertentu, dimana hakim tidak
dapat menambah atau mengurangi batas itu, seperti hukuman had.
2) Hukuman yang memiliki dua batas, yaitu batas tertinggi dan
terendah dimana hakim dapat memilih hukuman yang paling adil
dijatuhkan kepada terdakwa, seperti dalam kasus maksiat yang
diancam dengan ta'zir.
d. Hukuman dari segi sasaran hukum yaitu:
I) Hukuman badan, yaitu hukuman yang dikenakan kepada badan
manusia seperti hukuman jilid.
2) Hukuman yang dikenakan kepadajiwa, seperti hukuman mati.
28
3) Hukuman yang dikenakan kepada kemerdekaan manusia, sepe1ti
hukuman penjara atau pengasingan.
4) Hukuman yang dikenakan kepada harta seperti diyat, denda, dan
perampokan.
2. Menurut Hukum Pidana Positif
Dalam titel 11 buku 1 KUHP yang be1judul"Hukuman "(sraffen)
tergambar sistem hukuman pidana yang ada dilndonesia. Sistem ini
sederrhana hanya disebutkan dalam pasal 10 empat macam lmkuman
pokok: 17
a. Hukuman Mati.
b. I-I ukuman penj ara.
c. Hukuman kurungan.
d. Denda.
Sedangkan hukuman tambahannya terdiri atas tiga macam:
a. Pencabutan hak-hak te1tentu.
b. Perampasan barang-barang tertentu.
c. Pengumuman putusan hak
17 Prof. Dr. Wirjono Prodjodikiro, S.H. Asas-asas hukum pidana di Indonesia (Bandung, PT
Eresco, I 989)
29
1. Hukuman pokok
a) Hukuman mati
Hukuman mati adalah hukuman yang dilakukan dengan
mengambil jiwanya pelaku yang melanggar undang-undang pidana,
seperti kejahatan berat terhadap keamanan negara, kejahatan
pmbunuhan terhadap orang tertentu, pembunuhan berencana,
kejahatan-kejahatan terhadap harta benda yang disertai unsur yang
sangat memberatkan, seperti kejahatan pembajakan laut. 18
Hukurnan mati biasanya dugelar dilapangan yang luas dan
dapat dilihat oleh masyarakat dari berbagai tempat. Hal ini dilakukan
agar masyarakat yang melihat hukuman mati tidak melakukan
perbuatan kejam yang mengakibatkan dijatuhkannya hukuman mati.
b) Hukuman penjara dan kurungan.
Kedua hukmnan ini sama-sama menghilangkan kemerdekaan
seseorang untuk sementara waktu atau seumur hidup. Salah satu
perbedaan yang sangat jelas adalah hukuman penjara dijatuhkan
pada tindak pidana berat, sedangkan hukuman pidana kurungan
dijatuhkan pada tindak pidana ringan.
18 Drs. Adami Chazawi, S.I-1. Pelajaran Hukum Pidana Bagian I Ste/sel Pidana, Teori-teori pemidanaan dan batas berlakunya Hukum Pidana,(Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2002)h. 25
30
c) Hukuman denda.
Hukuman denda m1 kebanyakan dijatuhkan kepada
pelanggaran, hukuman denda dijatuhkan sebagai alternatif dari
hukuman kurungan. Dan menurut pasal 30 ayat I KUHP, jumlah
denda sekurang-kurangnya dua puluh lima sen.kini tidak diadakan
maksimum umum, maka tiap-tiap pasal yang mengancam dengan
hukuman denda, tidak terbatas dalam menentukan maksimum denda
untuk tindak pidana tertentu.
Undang-undang No 20 yang termuat dalam berita republik
Indonesia mengadakan suatu hukuman pidana baru yang dinamakan
"Hukuman tutupan". Undang-undang tersebut terdiri dari dari
6(enam) pasal dan berdasarkan pasal 2 ayat I PP No.8 tahun 1948
bahwa hukuman tutupan bukan hukuman yang berdiri sendiri
melainkan sama dengan hukuman penjara juga perbedaannya
hanyalah terletak pada orang yang melakukan tindak pidana karena
maksud yang pa tut dihormati.
2. Hulrnman Tambahan
Pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang-barang tertentu
dan pengumuman putusan hakim. Sifat hukuman tambahan ini hanya
sebagai penambah dari hukuman pokok kalau dalam putusan hakim
ditetapkan hukuman tambahan. Misalnya seseorang melakukan tindak
pidana tertentu oleh hakim diputuskan dengan hukuman penjara dan
dicabut hak pilih maupun memilih dalam pemilihan umum.
31
F. Tujuan Pemidanaan
I. Menurut Hukum Pidana Islam
Hukum pidana islam, sebagai realisasi dari hukum islam itu sendiri
menerapkan hukuman dengan tujuan untuk menciptakan ketentraman
individu dan masyarakatserta mencegah perbuatan-perbuatan yang bisa
menimbulkan kerugian terhadap masyarakat, yag berkenaan dengan jiwa,
harta, maupun kehormatan.tujuan pemberian hukuman dalam islam sesuai
dengan konsep tujuan umum di syariatkannya hukum, yaitu untuk
merealisasikan kemaslahatan umat dan sekaligus menegakkan keadilan.
Hukuman yang ditegakkan dalam syariat Islam mempunyai dua aspek,
preventif (pencegahan) dan refresif (pendidikan). Dengan ditegakkan kedua
aspek tersebut akan dihasilkan satu aspek kemaslahatan, yaitu terbentuknya
moral yang baik, maka akan menjadikan masyarakat menjadi arnan tentram
damai dan penuh dengan keadilan, karena moral yang dilandasi agama akan
membawa prilaku manusia sesuai dengan tuntutan agama. 19
Menurut Andi hamzah dan Simanglipu, merumuskan tujuan
pemidanaan menj adi em pat bagian yaitu:
a. Pembalasan(revenge ), seseorang yang telah menyebabkan kerusakan
dan malapetaka pada orang lain.
b. Penghapusan dosa ( eksiation)
19 Drs. Makhrus Munajat, M.Hum, Dekontruksi Hukum Pidana Islam, Qogjakarta, Logung
Pustaka, 2004) h.53
32
c. Menjerakan
d. Memperbaiki pelaku tindak kejahatan (rehabilition of the criminal)
pidana ini diterapkan sebagai usaha untuk mengubah sikap dan prilaku
jarimah agar tidak mengulangi kejahatnnya. 20
2. Menurut Hukum Pidana Positif
Bagian penting dalam sistem pemidanaan adalah menetapkan sanksi.
Keberadaannya akan memberikan arah dan pertimbangan mengenai apa
yang yang seharusnya dijadikan sanksi dalam suatu tindak pidana untuk
menegakkan berlakunya norma. Di sisi lain, pemidanaan itu sendiri
merupakan proses paling kompleks dalam sistem peradilan pidana karena
melibatkan banyak oprang dan intitusi yang berbeda.
Pemidanaan dapat diartikan sebagai tahap penetapan sanksi dan juga
tahap pemberian sanksi dalam hukum pidana. Hal ini dapat disimaJ( dalam
pendapat Sudarto21 yang menyatakan bahwa pemberian pidana in abstracto
adalah menetapkan stelsel sanksi hukum pidanan yang menyamgkut
pembentukan undang-undang. Sedangkan pemberian m concreto
menyangkut berbagai badan yang kesemuanya mendukung dan
melaksanalrnn stelsel hukum pidana itu.
20 Andi Hamzah dan Simanglipu, Pidana Mali di Indonesia di masa /alu, masa kini dan masa yang akan datang, cet. 2, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 1985), h.15
21 Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana,( Alumni, Bandung, 1986), h.42
33
Di Indonesia hukum pidana positif belum pernah merumuskan tujuan
pemidanaan. Selama ini wacana tentang tujuan pemidanaan tersebut masih
dalam tataran yang bersifat teoritis, namun Rancangan KUHP Nasional
telah menetapkan tujuan pemiclanaan pacla buku kesatu ketentuan umum
clal;am Bab 111 clengan juclul: pemiclanaan, piclana, clan tinclakan.
Rancangan KUHP Nasional talmn 1968 clalam pasal 50 ayat I nya
telah ditetapkan empat tujuan pemiclanaan sebagai berikut:22
a. Mencegah clilakukannya tinclak pidana dengan menegakkan norma
humum demi pengayoman masyarakat.
b. Memasyarakatkan terpiclana clengan mengaclakan pembinaan sehingga
menjacli orang yang baik clan berguna
c. Menyelesaikan konflik yang clitimbulakan oieh tinclak piclana,
memulihkan keseimbangan dan menclatangkan rasa damai dalam
masyarakat, clan
cl. Membebaskan rasa bersalah pada terpiclana
Menurut Barela Nawawi Arief yang juga sebagai salah satu anggota
Tim Penyusunan Rancangan KUHP Nasional itu bahwa perumusan tujuan
pemidanaan di dalam konsep (Rancangan KUHP Nasional, pen.) bertolak
clari pokok-pokok pemikiran antara lain:
a. Pacla hakikatnya undang-undang merupakan sistem hukum yang
bertujuan (purposive system) sehingga clirumuskannya piclana clan aturan
22 Prof. Bambang Purnomo, Asas-asas Hukum Pidana, (ghalia Indonesia) h.68
34
pemidanaan dalam undang-undang, pada hakikatnya hanya merupakan
sarana untuk mencapaii tujuan.
b. Dilihat secara fungsional, pemidanaan merupakan suatu rangakaian
proses kebijakan yang konkretisasinya sengaja direncakanakan melalui
tiga tahap. Agar ada keterjalinan dan keterpaduan antara ketia tahap itu
sebagai satu kesatuan sistem pemidanaan, maka diperlukan perumusan
tujuan pemidanaan.
Perumusan tujuan pemidanaan dimaksudkan sebagai 'fungsi
pengendali/ kontrol' dan sekaligus memberikan dasar filosofis, dasar
rasionalitas dan motivasi pemidanaan yang jelas dan terarah.
Karena di Indonesia rumusan tentang tujuan pemidanaan dalam
hukum pidana positif belum pernah ada. Jadi pembahasan mengenai apa,
kenapa dan untuk apa pemidanaan itu, selama ini lebih banyajk bersifat
teoritis. Sebagai akibat dari ketiadaan rumusan tujuan pemidanaan secara
formal (terutama dalam hukum pidana induk), maka banyak sekali rumusan
jenis dan bentuk sanksi dalam perundang-undangan pidana di Indonesia
yang tidak konsisten dan tumpang tindih. Hal seperti ini merupakan indikasi
bahwa terjadi keseremawutan atau keragu-rauan dalam memilih jenis dan
bentuk sanksi sehingga ditetapkan secara begitu saja atau serta merta.
BAB IIJ
PENGANIA Y AAN SEBAGAI TINDAKAN MENURUT HUKUM ISLAM
DAN HUKUM POSITIF
A. Pengertian Penganiayaan
I. Menurut Hukum Pidana Islam
Berbicara mengenai penganiayaan sebagai suatu kejabatan atau tindak
pidana, secara otomatis dapat dipahami sebagai suatu kerangka persoalan
yang sangat kompleks.
Menurut Madjloes, yang dimaksud dengan penganiayaan dalam
hukum Islam adalah: dengan sengaja melakukan perbuatan sehingga
menimbulkan cidera atau cacat pada seseorang yang terkena perbuatan itu. 1•
Penganiayaan sebagai bentuk kejahatan (jarimah) oleh fuqaha di bawa
dalam satu bab (kitab) khusus yang dimasukan dalan1 kitab jinayat,
termasuk dalam pembahasan mengenai masalah pembunuhan, pencurian,
prostitusi, penganiayaan, perampokan dan bentuk !criminal lainnya.
Penganiayaan diindetikan dengan melukai, yang dalam bahasa arab
disebut dengan istilah jirahah yang artinya pelukaan Istilah jirab ini
dipergunakan dalam lapangan ilmu fiqih pada perbuatan yang melukai
badan, menghilangkan nyawa, baik disertai dengan Iuka atau tidak, seperti
1 Madjloes, Pengantar Hukum Pidana !slam,(Jakarta, CV.Amelia, 1980) h.35
36
membunuh dengan racun, serta tindakan-tindakan lain yang menghilangkan
manfaat alat tubuh manusia, seperti menjadi buta, tuli dan laim1ya.
Kejahatan atas fisik tetapi tidak dimenimbulkan kematian, dalam
litertur fiqih jinayah disebut dengan ...,...ill\ uJJI.. ~ ;\,;~I baik dilakukan
secara sengaja atau tidak sengaja. 2
Ada dua klasifikasi dalam menentukan pembagian tindak pidana
penganiayaan, yaitu:
!. Ditinjau dari segi niatnya
Ditinjau dari segi niat pelaku, tindak pidana Penganiayaan
dibagi kepada dua bagian:
a. Penganiayaan sengaja
Perbuatan sengaja adalah setiap perbuatan dimana pelaku
sengaja melakukan perbuatan dengan maksud melawan hukum.
Dari definisi tersebut dapat diambil asumsi bahwa tindak
pidanapenganiayaan dengan sengaja, pelaku sengaja melakukan
perbuatan yang dilarang dengan maksud supaya perbuatannya itu
mengenai dan menyakiti orang lain
b. Penga11iayam1 tidak sengaja
Penganiayaan sengaja dan tidak sengaja dalam tindak pidana
penganiayaan, masih diperselisihkan oleh para fuqaha. Sepe1ii
halnya dalam tindak pidana ini, syafi 'iyah dan Hanabilah
2 Prof. Dr. Amir Syarifuddin,Garis-garis besar fiqih, (Bogor, Kencana 2003), h. 269
37
berpendapat bahwa tindak pidana penganiayaan 1111 juga ada
pembagian yang ketiga, yaitu syibhul amd atau menyerupai sengaja.
2. Ditinjau dari segi objek (sasarannya)
Ditinjau dari segi objek atau sasarannya, tindak pidana
penganiayaan, baik sengaja maupun tidak sengaja dapat dibagi kepada
lima bagian:
a. Penganiayaan atas anggota badan dan semacamnya
Adapun yang dimaksud dengan jenis yang pertama ini ada!ah
tindakan perusakan terhadap anggota badan dan anggota lainnya
yang disetarakan dengan anggota badan baik berupa pemotongan
maupun pelukaan. Dalam kelompok ini termasuk pemotongan
tangan, kaki, jari, kuku, hidung, zakar, biji pelir,telinga, bibir,
pencongkelan mata, merontokkan gigi, pemotongan rambut, alis
bulu mata, jenggot, kumis, bibir kemaluan perempuan, dan lidah.
b. Menghilangkan manfaat anggota badan sedangkan jenisnya masih
tetap utuh.
Maksud dari jenis yang kedua ini adalah tindakan yang
merusak manfaat dari anggota badan, sedangkan jenis anggota
badannya masih utuh.
38
c. Asy-syajaj
Yang dimaksud asy-syajaj adalah pelukaan khusus pada
bagian muka dan kepala. Sedangkan pelukaan atas badan selain
muka dan kepala termasuk kelompok keempat, yaitu jirah.
Imam abu Hanifah berpendapat bahwa syajaj adalah
pelukaan pada bagian muka dan kepala, tetapi khusus dibagian
tulang, seperti dahi. Sedangkan pipi yang banyak dagingnya tidak
termasuk syajaj, tetapi ulama lain berpendapat bahwa syajaj adalah
pelukaan pada bagian muka dan kepala secara mutlak
d. Al- Jirah
Al- jirah adalah pelukaan pada anggota badan se\ain wajah,
kepala, dan athraf. Anggota badan yang pelukaannya termasuk jirah
in meliputi leher, dada, perut, sampai batas pinggul.
e. Tindakan selain yang telah disebutkan diatas
Adapun yang termasuk kedalam kelmpok ini adaluh setiap
tindakan pelanggaran, atau menyakiti yang tidak sampai merusak
athraf atau menghilangkan manfaatnya, dan tidak pula menimbulkan
Iuka syajaj atau jirah
39
2. Menurut Hukum Pidana Positif
Penganiayaan adalah tindak kejahatan/delict yang merupakan
perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang disertai
ancaman, yang berupa pidana tertentu bagi siapa yang melanggar larangan
tersebut.3
Menurut prof Lamintang dalam bukunya mendefinisikan
penganiayaan sebagai kesengajaan yang menimbulkan rasa sakit dan
menimbulan Iuka pada orang lain.4.
Penganiayaan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia dimuat artinya
sebagai "perlakuan yang sewenang-wenang" Pengertian penganiayaan yang
dimuat kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengertian dalam arti luas:
yakni yang menyangkut "perasaan" atau "batiniah". Penganiayaan yang
dimaksud dalam ilmu lrnkum pidana adalah yang berkenaan dengan tubuh
manusia.
Mr. M.H Tirtamidjaja membuat pengartian penganiayaan sebagai
perbuatan atau tindakan yang dengan sengaja menyebabkan sakit atau Iuka
pada orang lain. Akan tetapi, suatu perbuatan yang menyebabkan sakit atau
3 Prof. Hermin Hadiati Koeswadji, Kejahatan terhadap Nyawa Serta Penyelesaiannya,
(Bandung, Sinar Wijaya, 1984) eet ke-1 h. 9
4 Lamintang, Delik-Delk Khusus, (Bandung, Bina Cipta, 1986)
40
Iuka pada orang lain tidak dianggap sebagai penganiayaan kalau perbuatan
itu dilakukan untuk menambah keselamatan badan.5
Berbicara tentang pasal 351 KUHP kita harus talm apa yang
dimaksud dengan perbuatan penganiayaan yang menurut istilal1 KUHP
adalah "Mishandeling" tetapi dalam BAB IX buku I KUHP" tidak ada aiii
penganiayaan. Untuk mengetahui perbuatan penganiayaan harus kita lihat
pada.6
a. Pada sumbernya
b. Dalam praktek peradilan, dan
c. Dalam ilmu pengetahuan
Menurut yurisprudensi maupun ilmu pengetahuai1 memberi
pengertian pengai1iayaan adalah setiap perbuatan ya11g dilalrnka11 dengan
sengaja untuk menimbulkan rasa sakit atau Iuka kepada ora11g lain.
Dalam ha! ini Hoge Raad dalam menafsirkan perbuata11
penganiayaan meneka11kan kepada perbuatan "sengaja" (opzet).
Dal am pasal 3 51, yang merupakan inti dari bab xx ini, tidak ada
uraiai1 unsur-unsur selain hanya disebut penganiayaan saja, karenanya jika
kita menguraikan unsur-unsurnya maka sebaliknya istila penga11iayaan itu
diuraikan sehingga berbunyi"Barang siapa yang dengan sengaja da11 tanpa
hak menyakiti atau melukai badan orang lain karena penganiayaa11, diancam
5 M. Tirtaamidjaja, Pokok-Pokok Hukum Pidana, (Jakarta, Fresco, 1955), h. 74
6 Sudarto, Hukum Pidana Materiil, (Jakarta, Sinar Grafika, 2002), h. 70
41
dengan pidana penjara maksimum dua tahun delapan bulan atau denda tiga
. l 7 ratus rupia 1.
Chaidir Ali, mengemukakan dalam bukunya yang berjudul"Responsi
Hukum Pidana" penyertaan dan gabungan tindak pidana disebutkan bahwa
KUHP tidak merumuskan elemen-elemen/unsur-unsue dari penganiayaan,
melainkan hanya menyebutkan qualifikasinya saja, yaitu penganiayaan
(Mishandeling). 8
Oleh karena pasal 351 KUHP tidak menyebutkan tentang
penganiayaan dan hanya menyebutkan kualifikasinya saja, malca kita dapat
mengetahui apa perbuatan penganiayaan itu maka kita harus
mempergunakan penafsiran.d alam KUHP sendiri, didalam buku liltle IX
dikenal penafsiran resmi/interprestasi autentik daripada beberapa kata-kata
yang dipergunakan dalam KUHP.
Tetapi bila kita cari maka istilah penganiayaan tidak terdapat dalam
title 1 X tersebut hingga belum diketahui apa yang dimaksud dengan
mishandeling.
Perumusan penganiayaan didalam rencana undang-undang pasal 351
yang disusun oleh mentri kehakiman, maka perbuatan penganiayaan itu
dirum uskan se bagai:
7 Andi Hamzah, KUHP dan KUHAP serta Pelaksanaannya, (Jakarta, Balai Aksara), h.501
8 Ali Chaidir, Responsi dan Gabungan Tindak Pidana, (Bandung, Armico, 1985)
42
a. Setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk memberikan
penderitaan kepada orang Ian, atau.,
b. Setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk merugikan
kesehatan badan orang lain.
Dalam tafsiran doktrin pasal 351 itu ditafsirkan sebagai"perbuatan
yang dilakukan dengan sengaja untuk menimbulkan rasa sakit atau Iuka
kepada orang lain.Sedangkan menurut penafsiran Hoge Raad, penganiayaan
yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaj a untuk menimbulkan
rasa sakit atau Iuka semata-mata menjadi tujuan dari perbuatan itu dan
merupakan suatu alat untuk mencapai suatu tujuan yang di inginkan 9
Dan yang dimaksud dengan rasa sakit atau pijn dalam pasal 351
KUHP yaitu, dimana seseorang cukup merasa sakit akibat perbuatan orang
lain, dan perubahan badan tidaklah menjadi syarat mutlak.
Misalnya: kalau dipukul itu akan menimbulkan rasa sakit.
Sedangkan yang dimaksud dengan Iuka dalam pasal 351 KUHP diartikan
setiap perubahan dari sebagian bentuk baclan manusia yang tidak merupakan
bentuknya semula. Dalam ha! ini bisa saja misalnya jika seseorang dengan
menikam itu akan menimbulkan perubahan pada bentuk badan manusia.
Kemuclian tentang perbuatan penganiayaan yang dilakukan
seseorang karena kealpaan atau culpose mishandeling atau clapat dilihat
dalam pasal 360 KUHP.sedangkan perbedaan antara pasal 351 clengan pasal
'Satochid Kartanegara,Op cit, h. 40 I
43
360 adalah,dalam pasal 351 dilakukan dengan sengaJa, sedag pasal 360
dilakukan dengan keaalpaan.
Kejahatan penganiayaan yang terdapat dalam pasal 360 KUHP
merupakan delik materiel, karena dalam ha! ini yang dipentingkan adalah
akibatnya, yaitu menimbulkan akibat;
a. Luka parah kepada orang lain, atau
b. Sakit yang disebabkan oleh sesuatu Iuka yang di derita, atau
c. Halangan untuk menge1jakan peke1jaan atau jabatannya sehari-hari
B. Hukuman Tindak Pidana Penganiayaan
1. Menurut Hulmm Islam
Pembahasan mengenai hukuman pelaku penganiayaan dibagi
menjadi dua bagian, yaitu penganiayaan yang dikenakan qisas dan
penganiayaan yang dikenakan diyat.
a. Hukuman pokok, yaitu qishas atau balasan setimpal. Hal ini
diberlakukan qishas atau balasan setimpal itu memang dapat
dilaksanakan tidak melebihi dan mengurangi. 10
Apabila seseorang memotong anggota badan manusia, tidak
diperselisihkan bahwa ia dikenakan q1sas, suatu penganiayaan
adakalanya membinasakan salah satu anggota badan orang yang
dianiaya atau tidak membinasakannya. Apabila termasuk penganiayaan
'0 Prof. Dr. Amir Syarifuddin, Op cit, 270
44
yang membinaskan anggota badan malrn kesengajaan padanya ialah
apabila sengaja memukul korban dengan disertai arah dan dengan
memakai alat yang dapat melukai pada ghalibnya.
Tetapi apabila penganiayaan itu karena main-main atau dengan
memakai alat yang tidak melukai pada ghalibnya atau karena untulc
memberikan pengajaran, maka perbedaan pendapat fuqaha dalam hal ini
mirip clcngan perbcdaan pcndapal lcnang pembunuhan, sebagian
mengatakan diqisas clan sebagian lagi tidak diqisas.
Jadi penganiayaan sengaja apabila te1jacli menurut syara yang telah
clitentukan masa hukumannya aclalah qisas, sebagaimana firman Allah
SWT clalam surat al-Maiclah ayat 45.
Artinya: Dan kami Telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan Iuka Iuka (pun) ada kisasnya. barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, Maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.(QS. alMaiclah: 45)
45
Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa hukuman pembalasan yang
terkesan sangat kejam terdapat pada syari'at terdahulu sebelum
datangnya Islam, tetapi setelah datang Islam yang dibawa oleh nabi
Muhammad saw bahwa hukurnan yang ditetapkan adalah rahmat dan
penuh keadilan.
Dan di dalam surat al-Baqarah ayat 194 dinyatakan:
Artinya; Barangsiapa yang menganiaya kamu, maka balaslah sebagaimana ia menganiaya kamu. (QS. al-Baqa.rah; 194)
b. Hukurnan diyat
Hukuman diyat merupakan hukuman pengganti untuk qishas
apabila hukuman qishas terhalang karena suatu sebab. Diyat sebagai
hukurnan pengganti berlaku dalarn tindak pidana penganiayaan sengaja.
Disarnping itu juga diyat merupakan hukuman poko apabila
kejahatannya menyerupai sengaja atau kesalahan.
Diyat, baik sebagai hukuman pokok maupun sebagai ht1kurnan
pengganti digunakan untuk diat kamilah.
Diat kamilah atau diat sempurna berlaku apabila manfaat jenis
anggota badan hiiang seluruhnya.
Pada penganiayaan ini banyak ha! yang perlu diperhatikan dalam
menjatuhkan hukuman diyat antara lain dari jenis perbuatannya sendiri
ada yang berat ada yang ringan.
46
1) Diyat bagi luka berat, yaitu:
Luka sampai kelihatan tulang, dendanya 5 ekor unta, Iuka
sampai pecah tulang dendanya 10 ekor unta, Iuka sampai beralih
tulang dendanya 15 ekor unta, luka sampai membukus tcngkorak
dendanya 1/3 dari 100 ekor unta, luka yang sampai kc benak,
dendanya seperti denda luka yang sampai ke kulit kepala yaitu 1/3
diyat penuh. Apabila seorang Iuka sampai kelihatan tulang,
kemudian datang lagi yang kedua, dilukainya pula sampai pecah
tulang, kemudian datang lagi yang ketiga dipukulinya sampai beralih
tulang, kemudian datang lagi yang keempat lalu dipukulinya pula
sampai kulit tengkorak kepala, maka yang pertama didenda 5 ekor
unta, yang kedua didenda 5 ekor unta, yang ketiga didenda 5 ekor
unta, dan yang ke empat didenda 18 ekor unta ditambah lagi 1/3 dari
diyat penuh.
a) Luka perut: Iuka berat sampai ke dalam perut dengan melalui
pernt, pungung dada dan leher, maka dendanya 1/3 dari l 00 ekor
unta.
b) Luka mata: merusak atau menghilangkan manfaatnya, misalnya
merusakkan biji mata, dendanya I 00 ekor unta, satu biji mata 50
ekor unta,
c) Luka telinga: apabila merusakkan dua buah telinga maka
dendanya I 00 ekor unta, satu telinga 50 ekor unta
47
d) Luka hidung: apabila merusakkan batang hidung diyatnya penuh
e) Luka bibir: apabila merusakaan dua belah bibir dengan denda
lengkap, jika sebelah saja Yi dari I 00 ekor unta.
f) Luka lidah: apabila merusakan lidah diyatnya penuh jika
terpotong setengalmya maka dityatnya Yi jika terpotongnya Y.
maka diyatnya Y. pula.
g) Luka gigi tiap-tiap sebuah gigi diyatnya 5 ekor unta, jika
merusakan semua gigi maka diayatnya mengalikan jumlah gigi
yang dirusak dengan seekor unta. Misalnya jika semnua gigi
yang dirusakkan 32 biji maka dendanya 32 x 5 ekor unta = 160
ekor unta.
h) Luka tangan: merusakkan tangan diyatnya 50 ekor unta untuk
satu tangan dan I 00 ekor unta untuk dua tangan.
i) Luka kaki: merusakkan dua kaki diyatnya penuh Yi untuk satu
kaki dan tiap-tiap jari yang dirusak di denda 1/10 diyat yakni I 0
ekor unta.
j) Luka zakar: merusak zakar orang lain yang masih berfungsi dan
sehat diyatnya 2 penuh, karena merusak manfaat dan
memutuskan lahirnya keturunan.
k) Luka pelir: merusakkan dua belah pelir maka diyatnya penuh
jika satu maka Yi dari diyat penuh.
48
I) Luka payudara: merusak payudara perempuan berarti merusak
keindahan dari wanita maka diyatnya penuh yakni I 00 ekor unta
jika dirusakan keduanya, Y, diyat jika jika yang dirusakan satu
buah saja.
m) Bibir kemaluan: merusakan farj wanita yang bermanfaat untuk
membuat keturunan maka dendanya I 00 ekor unta karena
menghilangkan manfaat dan kindahannya.
2) Diyat bagi Iuka ringan yaitu:
Luka terkelupas kulit, berdarah, Iuka terguris daging, Iuka
dalam sampai ke daging dan dan Iuka sampai ke lapis tulang, maim
lmkum dendanya diukur menurut dangkalnya Iuka, kemudian
diperbandingkan dengan Iuka kelihatan tulang sampai dijatuhi denda
Y,, 113, \'4, dari Iuka tulang, tergantung atas kebijaksanaan hakim
yang memutuskan dan menurut pertimbangan hakim.
Adapun jarimah ta'zir yang berhubungan dengan pelukaan
atau penganiayaan sebagai berikut: 11
a) Imam Malik mengatakan boleh digabuingkan antara ta 'zir
dengan qisas dalam tindak pidana penganiayaan dengan alasan
bahwa qisas itu suatu hak alami. Sedangkan ta 'zir adalah sanksi
yang bersifat mendidik dan memberikan pelajaran yang
berkaitan dengan hak jama'ah. Beliau juga berpendapat ta 'zir
11 Dzajuli, Op cit, h.178
49
dapat dikenakan terhadap jarimah pelukaan yang qisasnya dapat
dihapuskan atau tidak dapat dilaksanakan karena suatu sebao
hukum.
b) Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'l dan Imam Hambali
mengatakan boleh dilakukan terhadap orang yang berualangkali
dijatuhi hukuman. Bahkan mereka diperbolehkan menyatakan
sanksi ta 'zir terhadap sanksi had untuk residivis, karena dengan
mengulangi perbuatan jarimah menunjukkan bahwa 1'.ukum yang
telah diberikan kepadanya tidak menjadikannya jera, oleh karnna
itu sanksinya harus ditambah.
c) Sebagian ulama lain mengatakan bahwa pelukaan dengan yang
kosong , tongkat ataaupun cambuk, itu diancam dengan
hukuman ta 'zir.
2. Menurut Hukum Positif
Menurut hukum pidana Indonesia, tindak pidana yang diatur KUHP
terdiri dari penganiayaan biasa (pasal 351) penganiayaan ringan (pasal 352)
penganiayaan yang direncanakan lebih dahulu(pasal 353) penganiayaan
sengaja melukai berat (pasal 354) penganiayaan berat yang dilakukan
dengan rencana lebih dahulu (pasal 355) penganiayaan terhadap orang
orang tertentu dan dengan mengguanakan benda-benda yang
membahayakan orang (pasal 356) Dalam pemidanaan karena salah satu
50
kejahatan yang diterangkan dalam pasal 353 dan 355, dapat dijatuhkan
pencabutan hak tersebut dalam pasal 35 No. 1-4 penyerangan atau
perkelahian (pasal 358).
Hukuman bagi pelaku penganiayaan menurut hukum positif telah
tertera pada pasal-pasal dalam KUHP sebagai berikut: 12
a. Penganiayaan biasa diatur di dalam pasal 351 KUHP diancam dengan
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun 8 (delapan) bulan atau didenda
paling banyak 300 (tiga ratus) rupiah. Apabila penganiayaan biasa
berakibat luka berat yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama
lima tahunJika mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara paling
lama tujuh tahun, dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak
kesehatan, percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana ..
Luka berat atau mati disini, harus merupakan akibat yang tidak
dimaksud oleh si pembuat. Apabila Iuka berat itu dimaksud maka
dikenakan pasal 355 dan kematian yang dimaksud maka perbuatan itu
termasuk pembunuhan (pasal 338) ..
b. Penganiayaan Ringan diatur dalam pasal 352 KUHP, tindak pidana ini
termasuk kejahatan ringan. Penganiayaan yang tidak mengakibatkan
rasa sakit atau terhalangnya orang di dalam melakukan jabatannya atau
mata pencahariannya. Ancaman hukumannya yaitu hukuman penjara
12 M. Sudrajat Bassar, SH, Tindak Pidana Tertentu Dalam K U f/P,(Bandung, CV, Remaja Karya. 1986), cet ke-2 h. 134
51
paling lama 3 (tiga) bulan atau didenda paling besar 300 (tiga ratus)
rupiah.
Hukuman ini dapat ditambah dengan sepe1iiga bagi yang bersalah
melakukan perbuatan itu terhadap orang yang beke1ja padanya atau yang
berada dibawah kekuasaannya.
c. Penganiayaan direncanakan terlebih dahulu.
Di atur dalam pasal 353 KUHP diancam dengan hukuman penJara
paling lama 4 tahun. Apabila perbuatan itu membawa Iuka berat pada
tubuh, dihukum dengan hukuman penjara 7 tahun. Apabila
penganiayaan itu mengakibatkan matinya orang, dihukum dengan
hukuman penjara paling lama 9 tahun.
d. Penganiayaan yang disengaj a untuk melukai berat
Diatur dalam pasal 354 KUHP diancam dengan hukuman penjara paling
lama 8 tahun. Daiam penganiayaan ini, niat sipembuat harus ditunjukan
pada "meiukai berat" a11inya Iuka berat itu harus dimaksud oleh si
pembuat. Jika mengakibatkan mati korbannya, maka dikenakan pidana
penjara paling lama I 0 (sepuluh) tahun.
e. Penganiayaan yang disengaja untuk melukai berat
Diatur daian1 pasal 355 KUHP, diancan1 dengan hukuman penjara
paling lama I2 (dua belas) tahun. Apabila perbuatan ini menyebabkan
kematian orangnya, hukumannya dinaikan menjadi 15 tahm1.
52
f. Penganiayaan terhadap orang-orang tertentu dan dengan menggunakan
benda-benda yang membahayakan kesehatan orang.
Diatur dalam pasal 356 KUHP. Ancaman hukuman yang ditentukan
dalam pasal 351, 353, 354, dan 355 dapat ditambah dengan
sepertiganya.
1) Apabila kejahatan dilakukan terhadap ibunya, bapaknya yang sah,
isterinya, atau suaminya atau analmya.
2) Apabila kejahatan seorang pejabat ketika atau karena menjalankan
tugasnya yang sah.
3) Apabila kejahatan dilakukan dengan memberikan bahan yang
berbahaya bagi nyawa atau kesehatan untuk dimakan atau diminum.
g. Dalam pemidanaan karena salah satu kejahatan yang diterangkan dalam
pasal 353 dan 355, dapat dijatuhkan pencabutan hak tersebut dalam
pasal 35 no 1-4
h. Mereka yang sengaja turut serta dalam penyerangan atau pe;kelahian,
dimana terlibat beberapa orang, selain tanggung jawab masing-masing
terhadap apa yang khusus dilakukan olehnya diancam:
Ke-! Dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan, jika
akibat penyerangan atau perkelahian itu ada yang Iuka-Iuka berat;
Ke-2 Dengan pidana penjara paling empat tahun, jika akibatnya ada
yang mati.
53
Subyeknya adalah barang siapa. Jadi perlu di perhatikan
kemungkinan subyek itu di pandang berhak, berwenang untuk melakukan
sesuatu yang membuat objek yang besangkutan sakit/luka. Denikian juga
perlu di perhatikan ada tidaknya hubungan tertentu antara subyek da objek
sebaimana diatur atau tersirat dalam pasal 356.
Unsur kesalahan di sini harus sengaja apabila tidak dengan sengaja,
lebih tepat di terapkan dalam pasal 360 atau pasal 359. dengan demikian
petindak menghendaki atau mengetahui tindakan yang dilakukannya dan
menghendaki sakit atau lukanya objek tersebut. Bahkan dapat juga di
katakan bahwa tujuan dari si petindak/subyek melakukan suatu tindakan
(misalnya memukul, memotong, membedah)
C. Persamaan dan Perbedaan
Penulis akan meninjauanya melalui analisis perbandingan hukum antara
persamaan dan perbedaan.
1. Persamaan
Untuk menghindari te1jadinya kesewenang-wenangan dalam
melaksanakan ketentuan sanksi serta untuk menjaga jangan sampai terjadi
tindakan balas dendam pada pelaku pembunuhan dan penganiayaan, hukum
Islam menetapkan bahwa yang berhak melaksanakan hukuman adalah
penguasa atau instansi yang diberi oleh kewenangan oleh penguasa untuk
tugas itu.
54
Dikalangan para fuqaha telah sepakat, keluarga korban dapat
melaksankan qirns dalam perkara pembunuhan dan penganiayaan dengan
izin penguasa, sebab pelaksanaan qisas memerlukan keteian agar terhindar
melampaui batas. Jika dilaksanakan tanpa restu dari petugas negara, maka
tidak akan terjadi qisas, karena ia dianggap menghianati kekuasaan negara.
Begitu pula dalam KUHP sama dengan hukum Islam memandang
perbuatan penganiayaan sebagai perbuatan yang tidak pernah akan diterima
masyarakat. Dan yang berhak melaksanakan sanksi terhadap pelaku tindak
pidana Adalah pemerintah. Dalam ha! ini instansi byang ditunjuk untuk
menjadi pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap adalah pihak kejaksaan, sebagaimana diatur dalan1 KUHP pasal
270. dari sini dapat dipertegas bahwa hukum Islam dan KUHP memiliki
beberapa persamaan-persamaan itu adalah: melarang tindak pidana
penganiayaan, memberikan sanksi yang berat terhadap pelaku, memberikan
sanksi tambahan, dan menyerahkan pelaksanaan hukum pada penguasa.
2. Perbedaan
Dalam tindak pidana penganiayaan, hukum islam memberikan pada
keluarga korban kedudukan yang bijak dalam hukum untuk menentukan
kebijaksanaan terhadap pelaku penganiayaan dengan memberikan pada
mereka kesempatan menentukan qishas atau diyat atau memberinya maaf
secara mutlak.
55
Adapun KUHP hanyalah sebuah karya sekelompok manusia yang
dianggap ahli dalam bidang hukum, sehingga kebenarannya tidaldah bersifat
mutlak dan akan berubah mengikuti perkembangan zaman dan terikat pada
masa serta tempat tertentu saja. KUHP di ciptakan hanya untuk ketertiban
dan ketentranmn dalam kehidupan bermasyaralmt, melaksanakannya
hanyalah suatu kepatuhan pada hukum atau pemerintah, bukan tennasuk
ibadal1 karena tidak berpengaruh pada kehidupan alchirat. Dan dalam KUHP
dengan segala ketentuannya mengenai tindak pidana penganiayaan, tidak
pernah melibatkan keluarga korban untuk menentukan hukuman, padahal
mereka pihak secara langsung yang di rugikan dengan terbunuhnya
seseorang dari anggota keluarga mereka.
Dan di lihat dari segi sanksi yang di ancamkan kepada si ter~alah
juga hukum islam lebih berat, sebab dalam lmkum islam mengenal tingkatan
sanksi yang justru berbeda sekali, karena macam lmkuman yang di
ancamkan sudah tertera dalam Al-Qur'an. Sedangkan pedoman dalam
penetapan sanksi yang alcan di jatuhkan dalam hukum pidana
mempergunakan hasil pemikian manusia atau keyakinan hakim.
BAB IV
ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI
JAKARTA SELATAN TERHADAP PELAKU
TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN
A. Perkara Penganiayaan Di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Seperti diuraikan sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan tindak pidana
penganiayaan yang dianalisis ini adalah perkara NO. 14/PID B/2005/PN. Jak.Sel
dipengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tahun 2005, dengan terdkwa Teuku
Syauki Markam, yang berusia 46 tahun,beralamat di jl. Bakti no 48 lt 03 Rw 07
kelurahan Cilandak Timur Kecamatan Pasar Minggu Kota Madya Jakarta Selatan
Adapun sebab terjadinya penganiayaan itu disebabkan karena pada waktu
korban bersama-sama dengan temannya mendapat perintah untuk melakukan
pengembokan gudang yang ternyata milik tersangka dan perintah itu akhirnya
dijalankan oleh korban yang mana perintah itu dari PT.WIRAJA YA PERKASA.
Dan PT. WIRAJA YA PERKASA mendapat perintah dari Bank Bukopin, dan
tersangka tidak mau kalau gudang itu miliknya digembok, setelah itu te1jadi
percekcokan antara kedunya. Lalu tersangka masuk kedalam rumah untuk
mengambil parang dan mengejar korban untuk menyabetkan parangnya
itukeleher korban, akibat sabetan parang itu akhirnya korban mengalami Iuka
robek dilehernya dan banyak mengeluarkan darah lalu korban dibawa kerumah
sakit Cilandak Marinir dan mendapatkan jahitan sebanyak 16 jahitan dilehernya.
57
Dengan jumlah perkara penganiayaan tersebut diatas dapat dikatakan bahwa
perkara penganiayaan mempunyai angka yang cukup tinggi, antara tahun 2003-
2005 terjadi angka kenaikan. Maka penganiayaan yang terjadi diwilayah Jakarta
Selatan semakin meningkat.
B. Putusan hakim Pcngadilan Negeri Jakarta sclatan terhadap pelaku tindak
penganiayaan.
Berdasarkan urman sebelumnya dalam kasus ini jaksa penuntut umum
menuntut 4( empat) tahun penjara, karena majelis hakim menimbang oleh karena
dakwaan primair telah dinyatakan terbukti bersalah dan selama persidangan
perkara ini berlangsung majelis hakim hal-hal ataupun keadaan yang dapat
menghilangkan atau menghapuskan pertanggung jawaban pidana dalam diri
terdakwa, sehingga dengan demikian terdakwa harus tetap dinyatakan bersalah
melakukan tindak pidana, sebagaimana yang didakwakan pada dakwaan primair
telah terbukti.
Maj el is hakim juga menimbm1g dan menyatakan terdakwa terbukti bersalah
karena telah melakukan kejahatan atau pelanggaran, yaitu sebagaimana yang
diatur dan diancam dalam pasal 351. Adapun terhadap terdakwa terdapat hal-hal
yang memberatkan dan meringankan.
Hal-ha! yang meringankan
l. Terdakwa terns terang mengakui perbuatannya sehingga memperlancar
jalannya persidangan.
58
2. Terdakwa sudah mempunyai tanggungan keluarga yaitu anak dan istri.
3. Terdakwa belum pernah dihukum sebelumnya.
Dengan adanya hal-hal tersebut diatas maka jaksa penuntut unrnm menuntut
terdakwa dengan hukuman penjara 4 (empat) bulan. Berclasarkan keterangan
saksi-saksi clan alat-alat bukti serta tuntutan jaksa penuntut umum. 1 Maka majelis
hakim menmutuskan.
Majelis Hakim menyatakan terclakwa dengan piclana penjara 4 ( empat)
bulan penjara clengan clakwaan jaksa penuntut umum yang menintut Teuku
Syauki Markam sesuai clengan pasal 351 ayat(l) KUHP.serta sesuai dengan bukti
yang cliajukan clalam persidangan.
Berdasarkan surat pelimpahan perkara acara biasa Kejaksaan Negeri Jakarta
Selatan tanggal 28 Oktober 2004 Nomor ; B-2208 /APB/Ep.l /12 /2004. Surat
Penetapan Hakim Pengaclilan Negeri Jakarta Selatan Nomor : 14/Pen.Picl
12005/PN. Jakarta Selatan tanggal 11 Januari 2005, terclakwa clihadapkan kedepan
persiclangan clengan dakwaan sebagai berikut:
Perbuatan terclakwa sebagaimana tersebut diatas, cliatur dan diancam piclana
clalam pasal 351 ayat (!).
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap clalam persidangan Pengaclilan
Negeri Jakarta Selatan, maka sampai pada pembuktian mengenai unsur-unsur
tindak pidana yang cliclakwakan yaitu dengan dakwaan tunggal, sebagaimana
diatur clan diancam piclana dalam pasal 351 ayat (!) KUHP clengan unsur-
1 Lampiran Dakwaan
59
unsurnya sebagai berikut"Barang siapa melakukan penganiayaan I merusak
kesehatan orang lain, mengakibatkan rasa sakit. Dilakukan dimuka umum,
dilakukan dengan sengaja melawan hukum.
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili perkara
PIDANA dengan cara singkat /biasa pada tingkat pertama telah menjatuhkan
putusan dalam perkara atas nama terdakwa Teuku Syauki Markam telah terbukti
bersalah secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
penganiayaan. Menghukum terdakwa tersebut dengan pidana penjara 4 ( empat )
Bulan, dan membebankan pula terdakwa untuk membyar ongkos perkara sebesar
Rp. l 000 (seribu Rupiah).
Demikian diputuskan dan diucapkan dalam persidangan yang terbuka
untuk umum pada hari Rabu, tanggal 25 Desember 2005.
C. Analisis Hukum Islam dan Hukum Positif terhadap putusan hakim
Pengadilan Negcri Jakarta Selatan.
1. Menurut Hukum Islam
Berdasarkan pemaparan kasus diatas, maka penulis berpendapat dalam
kasus Teuku Syauki Markam dapatlah disimpulkan hukuman yang ditetapkan
oleh hakim menurut hukum pidana islam dalam konsep hukum islam
termasuk dalam kategori jarimah hudud, yaitu jarimah atau kejahatan yang
60
hukumannya telah ditentukan macam dan bentuk hukumannya menjadi hak
Allah.
Dalam kasus tindak kejahatan penganiayaan masuk dalam jarimah
hudud, karena Teuku Syauku Markam selaku tersngka secara jelas dan telah
terbukti melakukan tindak pidana penganiayaan dengan melihac pasal 351
yaitu tentang tindak pidana penganiayaan.
Dalam hukum Islam penganiayaan adalah suatu perbuatan yang dapat
merugikan orang lain, yang mana perbuatan itu dapat menyebabkan hilangnya
kenikmatan yang telah Allah berikan kepada orang yang dilukainya.
Memang kalau hukuman tersebut dilaksanakan dapat menimbulkan efek
jera dalam mencegah te1jadinya kejahatan tersebut, apalagi pelaku sudah
memenuhi syarat untuk dilakukan hukuman qishas tersebut yaitu sudah
dewasa, dalam keadaan sehat, tidak dipaksa pula dalam melakukan kejahatan
terse but.
Karena itu berdasarkan pemaparan diatas, penulis berpandangan bahwa
hukmnan yang diberikan oleh majelis hakim dalam kasus ini belum sesuai
dengan ketentuan pidana dalam hukum Islam, karena jarimah yang
dilaksanakan termasuk dalan1 kategori jarimah hudud dan berdasarkan
ketentuan dalam Al-qur'an surat Al-maidah ayat 45
61
2. Menurut Hukum Positif
Dalam hukum positif, putusan yang dijatuhkan oleh Maje!is Hakim
sebagaimana disebutkan diatas kepada pelaku penganiayaan adalah tidak
memberikan keadilan yang berarti tidak sesuai dengan apa yang te!ah
ditetapkan oleh undang-undang.
Hukuman yang ditetapkan Majelis Hakim terhadap perkara No. 14/PID
B 2005/PN JAKSEL, atas nama Teuku Sauki Markam, sebagai pelaku dari
tindak pidana penganiayaan, maka hakim menjatuhkan hukuman empat bulan
penjara saja, sedangkan dalam hukum positif pelaku penganiayaan itu
dihukum dengan hukuman 2 (dua) tahun penjara dan dikenakan denda tiga
ratus rupiah seperti yang tertera dalam pasal 351 ayat (I)
Tetapi Majelis Hakim hanya membuktikan dengan dakwaan tunggal,
sebagaimana diatur dalam pasal 351 ayat ( I) KUHP dengan unsur-unsurnya
sebagai berikut:"Barang siapa melakukan penganiayaan/ merusak kesehatan
orang lain. Mengakibatkan rasa sakit, dilakukan dimuka umum, dilakukan
dengan sengaja dan melawan hukum, diancam dengan pidana penjara paling
lama dua taun delapan bulan.
Di lihat dari pasal peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar
pemidanaan atau tindakan dan pasal peraturan perundang-undangan yang
menjadi dasar hukum dari putusan disertai keadaan yang memberatkan dan
meringankan, maka hakim hanya menjatuhkan hukuman empat bulan penjara
62
saJa, dimana orang itu belum pernah melakukan kejahatan malrn hakim
meringankan hukuman terhadap Teuku Sauku Markam.hal ini berdasarkan
fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, jadi walaupun didalam KUHP
disebutkan hukuman yang tetapkan sangat memberatkan, tetapi didalam
prakteknya hukuman itu sangat meringankan pelaku dan itu terbukti dari
contoh putusan hakim dalam perkara penganiayaan diatas dan akibat hukuman
yang sangat ringan itu maka tidak meninggalkan efek jera bagi para pelaku
peganiayaan maupun tindak pidana lainnya dan ini bentuk ketidak tergasan
aparat penegak hukum dalam memutuskan suatu perkara.
A. Kesimpulau
BABV
PENUTUP
I. Penganiayaan adalah perbuatan yang melukai badan, menghilangkan nyawa
atau tidak,sehingga menimbulkan cacat pada orang yang teraniaya.
penganiayaan dalam hukum Islam disebut juga dengan jirah. Yang mana
akibat dari penganiayaan itu bisa menyebabkan hilangnya kenikmatan yang
Allah berikan kepada manusia.seperti membunuh dengan racun, serta
tindakan-tindakan lain yang menghilangkan manfaat alat tubuh manusia,
misalnya buta, tuli dan lainnya.sedang penganiayaan yang dirumuskan dalam
undang-undang adalah dengan sengaja memberikan penderitaan badan pada
orang lain dan dengan sengaja merugikan kesehatan orang lain. Tindak
kejahatan terhadap tubuh/ badan manusia merupakan tindak pidana materiil,
dimana tindak pidana tersebut dianggap telah selesai <lilaksanakan oleh
pelakunya.tindak pidana ini tidak ditentukan unsure-unsurnya hanya
kwalifikasinya saja yang ditentukan
2. Dalam Hukum pidana Islam, penganiayaan termasuk kategori jarimah yang
diartikan sebagai larangan-larangan syara, yang diancam Allah dengan
hukuman had atau ta'zir.dan hukuman pelaku penganiayaan dalan1 hukum
Islam ada dua tingkatan yaitu hukuman pokoknya adalah qishas, sedangkan
64
hukuman penggantinya adalah diyat.Dan hukuman pelaku penganiayaan
dalam hokum positif yaitu:
a. Penganiayaan biasa diancam dengan pidana penJara paling lama dua
tahun delapan bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah.jika
mengakibatkan Iuka-Iuka berat yang bersalah dikenakan penjara paling
lama lima tahun, jiak mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara
paling lama tujuh tahun, dengan penganiayaan ini disamakan sengaja
merusak kesehatan orang lain.
b. Penganiayaan ringan Penganiayaan yang mengakibatl;an rasa sakit atau
terhalangnya orang dalam melakukan jabatan atau mata pencaharian
ancaman humannya yaitu hukuman penjara paling lama tiga bulan atau
didenda paling besar tiga ratus rupiah. pidana ini dapat ditambah sepertiga
bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yrn1g bekerja
padanya, atau menjadi bawahannya.
c. Penganiayaan direncanakan terlebih dahulu.diancam dengan hukum
penjara paling lama 4 ( empat) tahun. Apabila perbuatan itu
mengakibatkan Iuka-Iuka berat pada tubuh, yang bersalah dihukum
dengan hukuman penjara tujuh tahun. Apabila penganiaayaan itu
mengakibatkan matinya orang dihukum dengan hukuman penjara paling
lama sembilan tahun.
65
d. Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam dengan pidana
penjara delapan tahun. Jika perbuatan mengakibatkan mati yang bersalah
dikenai pidana penjara paling lama sepuluh talmn.
e. Penganiayaan berat yang direncanakan dalmlu, diancam dengan hukuman
penjara paling lama dua belas tahun dan apabila menyebabkan kematian,
hukumannya dinaikkan menjadi lima belas tahun.
f. Dalam pemidanaan karena salah satu kejahatan yang diterangkan dalam
pasal 353 dan 355 dapat dijatuhkan pencabutan hak tersebut dalam pasal
35 No. l-4.
g. Barang siapa dengan sengaja turut serta dalan1 penyerangan atau
perkelahian yang dilakukan oleh beberapa orang maka selain tanggungannya
sendiri bagi perbuatannya yang khusus ia dihukum dengan hukuman penjara
selama-lamanya dua tahun delapan bulan, jika penyerangan atau perkelahian
itu hanya berakibat Iuka berat.
3. Persamaan dalam hukum Islam dan hukum positif memandang perbuatan
penganiayaan sebagai perbuatan yang tidal< pernah akan diterima oleh
masyarakat, persamaannya itu itu adalah: melarang tindak pidana
penganiayaan, memberikan sanksi yang berat terhadap pelalrn, memberikan
sanksi tambahan, dan menyerahkan pelaksanaan hukum pada penguasa.
Sedangkan perbedaanya dalah dilihat dari sanksi yang diancamkan kepada
pelakunya, dalam hukum Islam hukuman yang diterima lebih berat sebab
dalam hukum Islam mengenal tingkatan sanksi, karena macam hukuman yang
66
diancamkan sudah tertera dalan Al-Qur'an. Dalam hukum positif dalam
menetapkan sanksi yang akan dijatuhakan mempergunakan hasil pemikiran
manusia.
4. Putusan hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan terhadap perkara No. 14/
PID B/ 2005 /PN JAKSEL menjatuhkan hukuman kepada pelaku tindak
pidana penganiayaan dijatuhkan dengan hukuman selama empat bulan
penjara. Sedang dalam hukum positif dalam pasal 351 ayat (1) hukwnan bagi
pelaku penganiayaan itu dua talrnn delapan bulan atau denda tiga ratus rupiah,
5. Putusan terhadap pelaku penganiayaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
itu tidak sesuai dengan hukum Islam, karena hukuman yang diberikan tidal(
membuat jera pelalrn apabila dengan hukuman penjara saja, sedang dalam
hukum Islam hukuman bagi pelaku penganiayaan dikenakan hukuman qishas.
Dan menurut hukum positif putusan Hakim yang diberikan terhadap pelaku
penganiayaan dengan nomor 14 /PID.B /2005. dengan nama terdal(wa Teuku
Syauki Markam hukuman yang diberikan itu tidak sesuai dengan ketetapan
dalam undang-undang. Dalam pasal 351 ayat (I) itu penganiayaan diancam
dengan hukuman dua tahun delapan bulan, sedangkan hakim hanya
memberikan hukuman empat bulan penjara saja.
B. Saran-saran
1. Agar tidak banyak terjadi kasus penganiayaan Di Indonesia diharapkan
Majelis Hakim dalam memutuskan hukuman yang akan dijatuhkan kepada
67
pelaku harus sesuai dengan apa yang diatur dalam KUHP dan lebih tegas
dalam memutuskan perkara baik itu perkara ringan maupun berat.
2. Penulis mengharapkan adanya korelasi antara hukum Islam dengan hukum
positif agar aturan-aturan dan hukumannya yang ada dapat berjalan sesuai
dengan keadaan bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTA}0\
Jamali, Ahmad, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo, 2000
~ziri, Abdun-ahman, Al-Fiqh Al-Maszhab Arba 'ah, Juz V, Beirut: Dar Al-Fikr
Audah, Abdul Qadir, Tasyr al Jinai, al- Islami, Beirut: Dar ak Kutub Arabi
Bassar, Muhammad .Sudrajat, Tindak Pidana tertentu didalam KUHP, Bandung: CV. Remja Karya, 1986
Cahzawi, Adami Drs, SH, Pelajaran Hukum Pidana, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2002
Departemen Agama, Al-Qur 'an & Te1:femah, Jakarta
Dzajuli A, Fiqih Jinayah, Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997
Hanafi, A, MA., Asas-asas Hukum Pidana Islam, Jakarta: Bulan Bintang I 976
Kartanegara, Satochid, Prof., SH, Hukum Pidana Kumpulan Kuliah bagian 1, Balai Lektur Mahasiswa
Lamintang, PAF, Delik-delik Khusus Tindak Pidana
Madjloes, Pengantar Hukum Pidana Islam, Jakarta: CV. Amelia, 1980
Mulyatno, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Bumi Aksara: Jakarta, 1999
Muslich, Ahmad Wardi, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2005 R,
Sabiq, Sayid, Te1jemah Fiqh Sunnah, Bandung: Al-Ma'arif, 1990
Santoso Topo, Mengagas Hukum Piadana Islam, Bandung: As-Syamil, 2001
7Ll
75
Sudarto, Hukum Pidana Jvfa/eriil, Jakarta: Sinar Grafika, 2002
Syarifuddin, Amir, Prof., Dr., Garis-garis Besar Fiqih, Bogor: Kencana, 2003
Tengku Muhammad Hasbi As Shiddiqy, Koleksi Hadils-hadits Hukum, Semarang: PT. Pustaka Rizky Putra edisi ke-2, 2001
Wirjono Prodjodikoro, SH, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, Bandung: PT. Eresco, 1989
Zuhaili, Wahbah, Al-Fiq Al-lslami wa 'Adillaluhu, Juz IV. Damaskus: Dar Al-Fikr, 1989
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAl(ULT AS SY ARI' AH DAN HUI(UM
Telp. (021) 747115'.17 Fax. (021) 7491821 JI. Ir H.Juanda No.95 Ciputat 15412 Website: wv,_}\o1li!liJ5Jae.id. Email: syar-hul<[email protected]
Nomor Lampi ran Hal
: ES/PP.042.2/ "-.'.) "3 /IX/2006 : I Bunde!
Jakarta, 18 September 2006
Kepada Yth.
: Mohon kesediaan untuk menjadi pembimbing skripsi
Dedy Nursarnsi, SH. Hurn. Dosen Fakultas Syari'ah dan Hukum UJN SyarifHidayatullah Jakarta
Assa/amu 'alaikum Wr. Wb.
Pimpinan Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif l-lidayatullah Jakarta mengharapkan kesediaan saudara untuk mcnjadi pembimbing skripsi mahasiswa :
Nama NomorPokok Jurusan/Program st;idi Jud! Skripsi ·.
: Siti Badriah : 102045125119 : Jinayah Siyasah/Pidana Islam : Tinjauan Hukum Islam dan Mukum Positif
Dalam Tindak Pidana Penganiayaan
berapa yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut: I. Topik Bahasan dan out line di mana perlu dapat diadakan perubahan dan
penyempumaan
...
2. Teknik penulisan supaya merujuk kepada buku "Pedoman Penulisan Karya llmiah di UJN SyarifHidayatullah Jakarta".
Demikianlah atas kesediaan saudara kami ucapkan terima kasih.
Wassalamua/aikum Wr. Wb.
Tembusan Disarnpaikan dengan hormat kepada :
I. Kasubag Akadernik & Kemahasiswaan Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Sekretaris Jurusan SJS Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
u1~1·1\t{ 11~1\'ll~J'< i\l.rAll'lA l{J
UNIYERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS SYARl'AI-1 DAN HUKUM
Jin. lr.H.Juandn No.95 C'iputnt ,Jnknrta 15-112 Tclp. (62-21) 747115.17 Fax. (62-21) 7491821
\Vcbs'1tc: .ll'W~nik.L.lli:JJ.!. Email: syar hukujn®Yll!.l.n.lli~
NomOI' l .'1n1piran I I ,1 J
: F1. 4'.\/ KM. oo. 02; -'.>J 7,4 I 2006
; ~,tnhon ~ /VV,l\'\'dnc,1r;1
Kcpada Yth. Ketua J>cngzidilan Negen J.1k<1!'ln sl~]<ll'i!!l
di-
Assnlan111'rilnik11111 Wr. Wl1.
Jabria, \ 7 Oktolwr 2006
Dengan l .. lorn1al, 1
Pimpinan l'<1kull<1S SvMi<1h dan I Jukum UIN Syarif Hidayatullah Jnkarta n1enerangk,1n bcd1wa :
Nan1a : Siti Jladriyah : 102045125119 Nomor Pokok
Tempat/Tanggal Lahir Semester
: Jakarta, 14 April 1981 : IX ( Sembilan) : SJS/ l'idana Islam ) u rusa n/ Prod i
1\lan1i1t
l'el"pon : JI.Cu rug J<alimalang Rt 01/08 No 50 Jaktim : - o9131Gr?0300
Adalah bcnar n1ahasisvva Fakultas Syari'nh dar' I··Jukun1 1·1idnyatullah Jakarta ynng scdang n1enyelesaikan skripsinya topik/judul:
UIN Syarif dengan
" 'l'injauan l·fukun1 !slain dan I !uku1n Posilif 'l'indak Pidana Penganiayaan (Stut J<asus di f'N Jaksd) "
Untuk 111clcngkapi bnhan/dala yang bcrkaitan dcngan oenuli.san /pembahasan topik / judul di alas, dirnohon kiranya saudara dapat membantu / menerima yang bersangkutan untuk n1elakuknn observasi / wawancara
l\tns kcscdiaan bantuan Saudara diucapkan bnnyak terin1fi kasih.
TELAH DITERIMA SU8, 8AGIAN UMLJM ' PENGAOILAN N6GERI JAKARTA SELATA.N
TGL.:2l_ 0ftl6J,Y! THN o"!C/l;L
/lt~?_)
VVilssnl n 11111' nl 11ilr11 m VVr. VVb. an.DEKAN f>cmbantu D"knn, llld.Akndcmik
h. ~~ Dr. MuJarJbu:f'Syanf, M. Ag.(lNl P,,1-E@S 5091l..
PENGADILAN NEGERI JAKAIHA SELATA1\ Jal<ln Ampcra R.:iya No. IJ:t Ragunan
JAKARTA SELATAN
PETlKAN Nonl(1r : 1'1· /PIO, .U
P1ts1.1\
PllTl/SAN enos 1rN. Jak.Scl.
\\' ·; ·,,. ·1'
"DEMI KEA DILAN BEllllASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA~.;i '.~·". ·,~ •. { <{.\:. ~;:;/,' ; '~ .
Pc11gadiku1 Ncgcri J~1karta Scb1;1n yang nicn1criksa dan mcngndili rcrkara PIDANA. qqiigiU.1 aCara 3lflt!kat I biasn pad11 tingkat pcrt<lnm :~~ah 1nc11j:ituhkan. putusan da!ain pcrkara atas nrun1};tcrdak\v~~··.: 1i1t-.uk11 1·1Yct1J1Q M~~EJ:l n.Ln_Jt!... __ ~~!.... ___ tc111pat laJur :Madan , un1ur :4 ___ tahUJ1:, jcnis kclrunin : !nki~lakil.Jmrmrprrnn. kcbangsatu1 : !JltioneloiiU: . a~ama : !ol.M :, :-1. pckcrjaan : 1•1::,;;1,·:~ ___ , tcmpat tinggnl Jl. i'Ji;.h.tl No 48 Rt 003/ •'7 Kel• C.i.ln.n.ilalL...:.iwi.u:_,__l~" ..... ,.:.t.~~u ... Jattu-t~~-;.:,J-1.i :· ::..;.
Tcrd.'.lkwa di1ahan scjak tn.11gga! : a7~!_1.G~ ~·;_·;~r~·f~··~-
Pcngadilan '.'-Jcgcri tcrscbut ·--·-··----·- -·-.. -----------···--Sctc!ah 1nc1nbnca s11rnt-s11r:11 pcrknrn -··---- ------··---·-Sctd.'.lh rncndt.:ngar kdcr.'.lng.'.ln saksi-saksi d.'.ln tcrd.'.lkwa : ________ ----------------i\·h:ni1nhllng dan scb:ig.'.linya 1"-.h:mpcrh:uikan 11k.'.\11 p:1s.'.\I
---·---·· ---------- ··--· ·-··-;~~ ;_ ~·-- ·_;'._;·~.L:!J __ .:.~!i'.Y:..~~?.-
M E N G ,\ D I I. I
\·,~· .:.:£ :;· ,, :\.itl .1oJ'"1 1 •. t.·C~:.:; ·;<:;1.r-~~nn\ 1. i\·1cn\i1t:1k;111 b;1Jl\\.'.\ !L'rd:ik\\;1 dL'ngan idi.:ntitns tcrscbut dint;is,
tcbh. h:rbukti s~·c:ir<i sail d;1;; -~11~~·;1.:;~;(;;1;·-i;~·~~;G;ii--~l,e1akt~k"71.1l .. \i;;('];~·k pida11n . UL ,; .•. ~ I j 1:~:::..
2. ~1c~;;h~~;1~1; '"01~h·k;{;.~;,;i·i~;1~:~z1~J;~~ ;· t~~·;~·b·~i .. JC;{g;;i-P1danUPen}n~ns~1~·;1~Z1--:··-i;.\- - ~- 1 ';» ·. J:nr'rr;rJJ:,
:; i''>'lc1~i;[;k·;r~··1,~;1~~\~i· b~;·1~~;~~;· ·;;1;;~;;·1~~1171i.1:-;1·1-;;·;·-;·:1nii~l;h-~i~J:;;-;-;-1...:-;~~;i,;;·~~n. dikurangkan scluruhny;i d:irT pid;in;""t ) ru1g clij:it u l1ka11 kcp;1d;"Jn~ :1 . ·--··· -·----·-··--·-----······-··· ····--·--·------·---·------·-------------· -------
4. 1\1c1ncr!n1:1hk:in sur:1~:1 ti.::nklk\\;"J !i:tap bt:r;1da J;d;"Jll) tahann11: ··---·-··-··---······--------------------------------5. tvfc1ncrin!;ihk;"J11 ag;1r bar:111g bllkt1 dal:uu p.:rk:1r;1 in1 bcruµa: --~·-··--· ... •.:: .... ··-
I. iC.·,
2. l .. .:...; I. ;·.. ...... ''ll
1.,.1.11.~~-·
Kcputu «lit tcrscbut te!nh/b...:lum 1n...:111JH1ny:1i kl.'.ku;1t:rn hu\..11111 ~ ang µasti tanggal ..... -··--· Pctikan µutusan tcrscbut dib...:rik:u1 kcpn.da/atns pcnllintaan tcrdnk\\·n/saksl/Jaksa P...:nuntut Un1t1n1 pada Kcjaksnnn Ncgcri Jakart;:i Sdatan. guna mcmcnnhi pcmlintna.nny;1 dcng:in lisan/surat tcrt:inggnl : . u ntu k di pc rg u nn k an si.:bag:i i m ;i n:i n1cs1 i 11 }:.'.\ . • -· --· ·--• --•.. -- ----· -- ------- •••• -------···-- --- ..•• ----- ·-------·-------------·.
AN~~l·:~~t~GANTI. __ ·· r~t~--~1·-·---·
Kcputusn11 ini tdnl1 dijalJn'._~~'.~'._'.~'.'.~.~-~~'.'.'.''.'.'.'._~'.~~'.'.'~'._'.'.~'.~~-~~~;~~~'.~¥{~'.;~;J'.;'.~-~I'.~~::~-~~~;-:; _
•'::.
lEJAKSAAN NEGERI JAKARTA SELA TAN iALAN RAMBAI NO. 1 KEBAYORAN BARU I JAKARTA
" UNTUK KEADILAN"
SLJIL\'I' TLJN'J'UTAN Mlil!OR IU'.G.PF.Rl(.: !'Dill - 2153/ JKTSJ./12/ 2004
l\.fajclis I rakiin Ynng 'l'crhonnilt, J;iksa Pcnuntut Umum p;iJn J(cjaksann Ncgcri Jakarta Sclatnn dcngan
hasil pcn1criks<1an :-:idnng dnkun pcrknra attts n11ma tcrclak\va: mcmpcrha~kan
Narna lcngkrip
'l'c.:rnpat l:1hir
Un1ur I "J'ang_gal !;ihir
.Jcnis kcl<11nin /(cbang:-:nat\ / l<c\'·,..·11rg11ncgarann
'J'crnpnt !inµ.c;al
J\g;Hll:1
Pckcrj:l;in
Pcndidik;1n
~· ,·
'J'EUKU SYAUI<I M,\fU<AM bin 11. 'I'EUKU MARl<AM
ivfcd11n
46 th I 27 September 1958
J.aki-hki r ndoncsin
JI. llhakti NO. 48 Rt.003/07 Kcl. Cilandak 'I'imur, f(cc. J>ag;1r ivfing_~u)Jnkarta Scl:itan.
Islam
S\\'<1St'1
Sarjrina
•':
Bcrd:1sark;1n Sur<Jt Pcliinp:lh;in Pcrkara t\cnra Biasa l<cjaks11an Ncgcri Jakarta Sc!atan tnng~;i! 2R i)<·:-:cinbcr 200,1 Noinnr : B~2208/ APB/Ep.1/Sl•:L/12/2004, Surat Pcnct'1p!ln I l11ki1n Pcn;.;:idil:111 Ncgcri .J:ik11rt11 Scbt;1n No1nor : 14/Pcn.Pid/2005/PNjllk.Sc! tangi..,Tfll 1 I .J:111u11ri 20/lS, 1crd;1k\\':i dih:1d:ipk11n kc dcpnn pcrsidnni...,14111 dcngan d:ik\~'!l:ln ::cbngni bcrikut:
Pcrburll:111 H.:rtbkw:i scbngllin1an:i tcrscbut dintn:-: 1 Ji:itur dan dinncnm pidana dalam Pas<ll 351 ayat (1) !<UI IP.
l•'akt<l-f:1kt:i yang tcrungknp dn!an1 pcmcrik$'1n Jipcrsidangno sccar:i. bcrtunit~turut bcrup:i. kctcr:i.11g;111 ~aksi-s:tksi, a!at bukti surat, pctunjuk, kctcr:lll!-,"110 tcrdnk\va, dan barang- bukti, yaitu:
J<l\'I'J\lt,\N(;1\N Si\J<Sl-SAl<SI: Sak:-:i i'>!LH lt\i\lt\I) J\RJ•'AN, snksi 1\fJ\Rl<US l)/\f(()S'l'i\ 1 dan saksi Y()N(Jf(f, yang kctcrang:innya p;id:i pokoknya scsu:ii dcngnn kctcrangan yang ada di IL\ P <limanfl kctcrangan pnr:i saksi tcrsdnn saling bcrscsuairin yang mcmpcrkuat pcrbll:'t<lll 1crd:ik\va, kctcr;i,ngnn pnrn snksi tcn;cbut dbtns scluruhnya dibcnnrknn olch tcrdflk\va.
Kln'lm 1\NC:,\N 'J'liRDAl(\Xli\ J\ah\\'a hl'llar pada hari Sclnsn tnnggnl 26 Oklober 2004 sckira pukul 09.30 Wib, bcrtempat di JI. llhakti NO. 48 Rt.003/07 kcl. Cilaodak Timur, Kee. Pasar Minggu, Jakarta Scln!nn, terdak\va 1nclakukan penganiayaanflnen1sak kcschatan orang lain, 1ncngakibatknn rasa sakit, dilrtkukan din1uka umum dcngan cara 111cnyabctkan sebilah parang kc arah snnksi korbrln MOHAMAD ARFAN.
Pli'l'UNllll< r\dnnyn pcrs(:_su:ii:in nnrnrn krtcrnngnn ~:1ksi.saksi ynng sntu Jcngan lninnya scrta surat dan barang bukti y;111g d!ajuk:1n di pcrsid:in.i:vin yang poknknya mcnguatkftn pcrbuatni1 yflng: dilakukan olch tcrdnk\V<l.
!\Alt1\NC; lllll<'J'I Ni hi I
/k:rdas:-trkan fnkta - fnktn yang tcrungknp dn!am pcr:>ida1Jg:in Pcng:idilan Ncgcri Jakarta Schitan, mnk;i sarnpnilnh kami pnda pcn1buktinn tncngcnai unsur - llnsur tindak pidnna yang kntni c.h1k\\·nknn, yaitu dnk\v·,11111 '!'ungg:il, · scbng<lin1nna diatur dnn' dinnc:11n pidnna d<llam Pas:'!! 1t:.I '.11"'' fl\ 1...:1 !I Ill 1!1•11""" '"h'••~-''"'"'" ,.,,!,.,,~ .. : f,,.~:1. ....
.... /· ·'
'(
; 1 ::, ·l
·1
i I i.
I i I
KE!AKSAAN NEGERl JAKARTA SELATAN "UNTUK KEADILAN"
P-29
I.
II.
SURAT DAKWAAN No. llcg. l'crkarn: l'D~I- !2/S-1 /JKTSL/Ep. I /12/21104
IDENT!T AS TERDAKWA:
Nflma lcngkar
'l'c1npnt lahir
Umur / 'rnnggal bhir
Jcnif> kclan1in
J(cbnngsnnn I !(C\\'argnncbtarnnn
'I'cmpr1t tin,u,.c;nl
J\h"P,"tn1n
Pckcrj:lan
Pcndidik<"ln
PENAHANAN: 1. l)it:ih:tn Pcnyidik ~cjak tangg:al
2. l)it:ih:in r--:cjaksann scjak. tilngg:i!
'l'EUKU SYAUKI MARKAM bin II. TEUKU MARKAM
Medan v 46 th / 27 September 1958 ti Laki-laki
Indonesia
JI. Ilhakti NO. 48 Rt.003/07 Kc!. Cilandak '('imur) f(cc. Pasar tvfinggu,Jakarta Sclatan.
l:dam ·
S\vflsta
Snrjanil
3. l)it;ihnn PctHintut Un1um scj:-ik tanggnl
:27 Oktobcr 2004 ,.d. 15 November 2004 : 1 (r No\'cmbcr2004 <.d.25 Dcscmbcr 2004
: .:>~ Dc,cmbcr2004 s.d. )\ Januari 2004
lll. DAK\\'IAAN:
llah\\'a in 1mlakwa'J'F,Ul<LI SYAUKI MARK1\M bin If. 'ITcUKLI MAP.KAM p:ld:l hnri Sclasa ranggrd 26 ()ktobcr 2004 sckira pukul 09.30 \Xlib <\tau sctidak-tidaknya padn !>uatu \\';1ktu lain di bul:ln ()ktnbcr tahun 20041 bcrtcmpat di .JI. !\hakti NO. 48 Rt.003/07 r--:el. <:ilnndak 'f'imur\ !<cc. I"asnr l\1iny,,_~u, Jakirta Scl:ltan atau l\ctidakR tic.laknya rnda ~11:Hu tcinrnt !;i.in yang n1:lsih tcrmasuk dalan1 dncrah huku1n Pcni-,t/l.<lilan Ncgcri .J:1k:lrl:i Sdatnn yang bi.:n\·cnang n1c1ncriksn dan n1cngadili, 1nc!akukan pcng:lninynan/1ncn1sak kcschatan orang l:lin, n-1cn1,takibatkan rnsn :-;akit, dilakukan <limuka unntm, dilakukan <lcnj..,ttln scngaja <lan mcla\van ht1ku1n, yang di!akukan tcn.lak\\'a denga11 cnr11 :-;cbagni bcrikut:
o Pnc.!:l \\':lktu c.bn tc1npnt scbagain1ana tcrscbut <liat<lS, tcrdak\va 'l'l•:Ul<U S'\'AUf<J MARl<rli\1 bin II. TELJl(LJ MrlllJ<A~! tclnh mcnyabctkan 1 (<atu) bilah parang parang kcpada saksi korban i\!Lll IAMAD 1\RJIAN yang scdnng mclaksanakan tugns pcnycgclan/mcngp;cmbok gudllng atas pcrintah dari P'J', \Virnjflya Pcrkasn :ltn:-; pcrintnh c.l11ri Bank Bukopin;
o Akihat tlnri s11bctan pllrang tcr<lllk\Vll saksi korban mcnc.lcrita luk l robck akibat bcndn tlljn1n scbllnyak 2 (c.lua) buah pada c.lacrnh lchcr kiri scbagai1nnna c.liscbutkan dalam Visum ct Rcpcrtum dari Rumah Sakit (Rumkital) Marinir Cilandak, Jakarta Sclntan tnnggal 26 Oktobcr 2004 Nomor: No.Vcr/077 /X/2004 yang c.litnndntnng:i.ni o\ch l)ok.tcr lfcnry f,i!isantosa) Sp.BU
B:i.ll\v:1 pcrbu:lt:l11 tcrdak\\'a tcrscbut scbllgaimana diatur dan ttiancam pidana tncnurut kcrcntu:1n Pasal 351 :l}'at (1) f(LJJ fPic.lana.
j:lkart:l1 07 l)c!>c1nbcr 2004
PENUN T UMUM,
HENNY HAR ~N IH H Ajun Jok<a Modyo NII'. 2~0024420
. "1.
I
POLRI RESORT METRO JAKARTA SllLAT AN SEKTOR MllTRO PASARMINGGU
UNTUK KEADILAN.
RESUME
I. DASAR:
1. Lnpornn polisi No.Pol : LP / 957 I KI X / 2004 /Sek Psm. ---------------------Tnnggal 26 Oktober 2004 . -----------------------------------------------
2. Surat .Perinlah Penyidikftll No Pol : Sprin I 323 IX I 2004 I Sek Pam. ------·---·-··· Tangghl 26 Oktober 2004. ·---------·-···-------··-·-··-·----------·------
II. PERKARA:
-------- Pndn hnri selosa tanggal 26 Oktober 2004 ,sekitnr jam: 10.00 Wib,tepatnya di Jl.Bhakti No.48 Rt.003/07 Ke.!.Cilnndak Timur,Kec.Pasnr Minggu,JakartaSelatan. ·····---··-- Tel ah lerjadi suatu tindak pidnna penganiaynan yang dilnkukan oleh tersangka TEUKU SY A UK! MARKAM ,dan penganiayann tersebut di! akukan dongan earn menynbetknn sebilah pnrang dan mengenai snksi MUHAMAD Al\FAN sehingga enkei mengafami Iuka di bagian leher sehingga Iuka yang dialruni snksi hnrus mendapat 16 j ah ilan . ------------------------------··-·-·-·-------------·- ··-·-------·-·----···--·- Tersangka menyabetkan parang pada saat itu sebanyak snh kali ,dan kemudian tersangka berhnsil dirunankan dan kemudian di bawa ke polsek pasar minggu guna di dengnr kr lernngftllya . -------- -----------------------------------------------·-····----
ill. FAKTA-FAKTA
1. remangl!ilan :
Dalnm perkara ini saksi tidnk dilnkukan pemanggilan melainkan datang sendiri kc pol•ek pasnr minggu guna didengar keleranganya. ··------------·--·
2. Pcnangkapan:
n,mJasnrkan surat perintah Penangkapan No.Pol : SPRIN I 351 IX I 2004 I SekPsm langgal 26 Oktober 2004 ,telah dilnlrnkan penangkapan terhadap seornng tersangkn yang bernruna: TEUKU SYA UKI MARKAM. --·----·--Dnn juga lefal1 dibtrntkan berita ncara penangkapannya tanggal 26 Oktober 2 0 04 .• --- ------------------·----------------------------------·-· --------------
3 . Penyitaan :
13erdasarlrnn surnt perinlnh Peyitaan No.Pol : S/ 199 IX /2004 /Sek Psm,lang gal 26 Oktober 20M ,lelah dilnkuknn penyitan bnrang bukti berupa: 1 (satu) bi I ah Parang, nmm111 sebilnh pnrang tersebut be I um ditemukan di TKP. ------ _,,
4. Ptnf!elerlahan :
Bechrnarsnrkan s11rnl perintah pengeledahnn No.Pol : G /1961X/2004/Sek Psm,tnnggnl 26 Oliober 2004 telnh dilnlrnkan pengeledahan badnn dnn pakninn tersangkn: TRUKU SYAUKI MARKAM. -------------------··-·-----Dan lelah dibtrn!bn herita acarn pengeledahannya tanggal 26 Oktober 2004.
i
I i
Hnl -2 • 5. Pen•h•nan :
Bordasarkm1 Suntl Peri11l11J1 Penahanan No.Pol : Sp-Han I 220 I XI 2004 /Sek. P•ni ,Tang,(711 27 Okic•l•<.-r 2.0o-1,tduli dilakukan penahanan ataa nama. tersangka::, : TJ<:llKlf SYAlJKl MAR KAM tm1egnl 27 Oktober 2004 di Rutan Polaek. ~1ch·o Pi!iHn· ~-finr,311,Jnkarta Se1ntan -----·----------------------------Dan tobl1 dih11atkru1 lk,.iht A.earn Penahanan tanggnl 27 Oktober 2004 -.:;·-- .
6. Keterangan Para Sakrl:
(n). N a 11\ a
Men erangkan:
: MARKUS DAKOSTA,Jakruta, 6 Maret 1968,Agruna Khatol ik,Pekerjnnn Socuriti Pl Wirajaya Perkaa'a,Indori-. osin, Alamu!: Jl.Tegnl Clede Rt.003/02 Kel.Pa8ir.aiiri ·,- .< Koc.Lomal1 llL-:i;:g,Bekasi. ________ .,:.,_:.:.. • .:...-..: • ..: ___ c •· ·
--·- J3nhwa benar pada hnri selaaa tanggnl 26 Oktober 2004,sekitar jam :' 10.00 Wib,lepntnya di aronl pergndangan Jl.Bhakti No.48 Rl003/07 Kel.Cilandak Timnr,Kec.Paaar Minggu,Jakarta aolatan . -·-------------------------------····Tel ah terjadi suan1 tindak pidana penganiaynan yang dilakukan oloh teraangka TEUKU SY AUK! MARKAM ,dan yang menjadi aalali korban adnlah temaa sakai yang bemama : MUHAMAD ARFAN ,daa earn teraangka melnliukan penganinyaan adalah dengnn earn menyabetkan aatu bilnh parang aebanynk I knli dnn mengenni leher saksi MUHAMAD ARF AN dan etas kejadiaa tersebut saksi MUHAMAD ARF AN mengnlami Iuka robek di leher dnn banyak mengeluarkan darnh dan ankai :MUHAMAD ARP AN langsung di bawa ke RS.Cilandnk marinir, ----- Saksi pada anal itu melihat sakai MUHAMAD ARF AN di bacok dari jarak kurnng Jobih 1 meter. ---------·-·--------------·---·------------·-----·----- Yang menjadi sebab sampai eaksi MUHAMAD ARF AN di bacok oleh tersangka adnlnh karena pndn aaat itu SAKS! MUHAMAD ARF AN daajugn snksi telah mendnpat perintah untuk melakuknn pengemboknn terhadap gudnng,dan perintah terse but dari PT. WJRAJAY A PERKASA,dnn Pl WlRAJAY A PERK.ASA nwn<lupat perintah dari bank Bukopin,dan teraangka tidak mau gudang teraebut di gcmbok karenn gudnng teraebut maaih milik ternaagka clan kemtidiait 'terjadi cckcok mulul dengnn saksi clan kemudian teraangka niasuk kednlam niniah clan· membnwa pnrang dan kemudinn mengejar saksi,dan saksi MUHAMAD ARP AN bernsnha untuk melerai namun tersangka langsung membacokan parnng tersebut ke arah leher snkai MUHAMAD ARFAN dan leher aakai MUHAMAD ARFAN Iuka ynng kemudian aakai MUHAMAD ARFAN dibawake rum ah sakit. ···------------- Sakai kotika diperlihntkan tersangka TEUKU SY A UKl MARKAM saksi membenarkan bahwa ternangka itulah ymig telah melakukan pembacokan ter!mdnp saksi MUHAMAD ARFAN. ------------·--------------------------------
(b).Namn
MenerangJ:an:
: YONGK1,Kupaag6Januari 1979,AgamaKris ten Protestan,Pekerjnan Securiti Pt Wirajaya -Perkaaa ,Indonesia,Alnmat: Grahn Cikarang .JJ.Knlimnlang No.62 Beknsi barat. --··------
..•• Bnhwa bennr padn hari selrum tanggai 26 Oktober 2004,sekitar jam : 10.00 Wib,lepntnya di arettl pcrgudnngnn Jl.Bhakti No.48 Rl003/07 Kel.Cilnndnk Tirn11r,Kcc.Pnnnr Mingg11 1Jnknrla selntnn . .......... ---·-·-···~---·-··-·- .. -·--·-···· ---- Telnh terjndi mrntu tindnk pidana penganinynan yang dilakukan oleh teraangkn TEUKU SYAUKI MARKAM ,dan yang menjadi snkai korbnn adnlnh temnn snkai y1u1g bcmama : MUllAMAD ARFAN ,clan cnra ternmigka melnkuknn
I I ' !
Hal -3 •
d•n rncngenni leher saksi MUHAMAD ARFAN dan atns kojadinn tersobut aaksi MlJ If,\ Mi\l.l A RJIAN rnengalami Iuka robek di leher dnn banyak mengelunrkan. . . dnnih d"" a"k"i MUHAMAD ARFAN lnngaung di bawa ke RS.Cilnndak' miirinir. , ... · ..... Snk.oi f>H<hr """t ih1 rnelibat' eakei MUHAMAD ARFAN 'di bacok .dari jarak k11ra11g lcbil1 l 1nctor. ----------------- .. -----------.. ---------------..'...·----- , ·••· Ynng rnonjndi aobnb eampai eakei MUHAMAD ARP AN di bacok oleh tersangkn adnlnh knrena pad a saat itu SAKSI MUHAMAD ARFAN dnnjuga sakei teloh Menrlnpnt perintnh nntnk mel•knkRn pengembokan terhadap gudang,dan 1><'ri11t;d1 teisel>ut dru·i 1'T.WTRATAY A PERKASA,dan Pt. WJRAJAYA PERKAsA r11t•.11cl11p;Jf pc1 i11f11!1 d~" i linuk Bukopin)dan tersangka tidnk mau gudang tersebut di geml"1k krironn gmtrnr. lernebut masih milik teranngka dnn kemudinn terjadi cckc<'k n\llh1t dengan •>ahi rhrn kemudinn tersangka mnsuk kedalrun rumnh dan mc1nl>nwn p11rnng dnn b'J1111dinn mengejnr saksi,dan eakei MUHAMAD ARFAN b'"""""'' 11111 "k rnelenu nnnrnn tersangka langaung membacokan pnrang tersebut ke urnh klier ·'"k"i MTIHllMAD ARFAN dnn leher aakei MUHAMAD ARFAN Iuka yru1,~ kumudinn •al:Ri 11111TTAMAD ARFAN dibawake rumah eakit. ·····-·--·-·· .' ··••. Snksi kolika diperlihatkan tereangka TEUKU SYAUKI MARKAM 'saksi membenarkan bnhwa teraangka ih1lah yang telnh melakukan pembacokan te'rhadnp · saksi MUHAMAD ARF AN . ·······-·-·-·-·-·-·-·-·-···-·-·-·-·-·-·-·-·-··.
(c). N a m a
MenerangkaTJ.:
: MUHAMAD AkFAN ,Temanggung 6 Oktober 1978,Agama Ielam,Pekerjann Pt Wirajaya Perk asa,Indonesia,Alamnt: Pl WirajayaPerkasa ,Or nhn CiklU1lllg Club House Lemah nbang Bekaei .
••·• Bn11wa bennr padn hnri selasa tanggnl 26 Oktober 2004,sekitnr jam : 10.00 Wib,tepntnya di nreal pergudnngan Jl.Bhakti No.48 Rl003/07 Kel.Cilnndak Tirnur,Kec.Pruinr Minggu,Jaknrta aelatan, ·····-····-·---·-·-·-·-·-·-·--·---· ····Tel ah terjadi suntu tindak pidana penganiayaan yang dilakukan oleb tersangka TEUKU SYAUKI MARKAM ,dnn yang menjadi eakei korban adnlnh aaksi sendiri dan earn tersangka melakukan pengnniayann rulalnh dengan cnra menyabetkan entu bilnh pnrang sebnnyak l kali dnn mengenai leher eakei dan atns kejadinn tersebut srurni mengalnmi Iuka robek di leher dan bnnyak mengelunrknn dnrnh dan aakei langsung di bnwn ke RS.Cilandak mnrinir. ····-···-·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-·--·· •••• Alas kejadinn penganiayaan terhadap sakei,sakai tidak dapnt melaksnnakan pekerjann eehari·hnri. ······-·-·-·-·-·-·-·-·-·--·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-····Yang menjadi aebnb eampai sakei di bacok oleh fersangka udalnh karena pada sant ih1 sakai teln11 mendnpat perintnh untuk melakukan pengembokan terhadap gudang,dRn perintnh teraebut dnri PT. WIRA.TA YA PERKASA,dnn Pt W!RAJA YA PERKASA mendnpat perintah dnri bank Bukopin,dan tcrnnngkn tidak mnu gudang tor"ehrrt rli gembok knrenn ~udnng tersebut masih milik tersangka clan kemudirut torjndi cekcok mulut dengnn eakei dan kemudinn tersangka mnsuk kedalam rumnh don membnwn pnrang dnn kemudian mengejnr saksi MARKUS DAKOSTA ,dan suksi benmruia untuk melerai namun fe~sangka langeung membacokan pnrang tersebut ke nrah leher aakei dnn leher saksi mengalami Iuka yang kemudian eaksi dibawa ke rumnh aakit. ·······-·-·-·-·-····..;-·-·-·-·--···-·-·---·-·-·--·-· ···- Saksi ketikn dipcrlihatkan tersangka TEUKU SY AUKI MARK.AM saksi mernbennrkan bahwn tersnngka itulah yang telnh melakukan pembacoknn terhadap saksi . ······-····--·-·-·-·-····-·-·-·-·------·-·-····-·-·-·-·-·-·-·--··
7. Keterangan tersanf!.lli
(a). N a m a : TllUKU SYAUKIMARKAM,Mednn,27September· 1958,Agamalslam,Pekerjann Swnsta,Pendidiknn terak • hir Sm:iann ,Alnmnt: Jl.Bhnkti No.43 Rl03/07 Ket.Cit· -··,J-1. i!---- ,,..._ .,..._ • .,. • .
Hal-4 -
Mene l'mJJJJ:ari_;_
·-·· n,,1 ....... '"""~ ;· .. ,+, ... ,,., __ , __ , tMggal 26 Oktober 2004,sekitnr jam : '!o.oo Wib,di J!.:Hn1l:fi ~.Jn .1\l ll,\ C.103:'07 Ket.Cilandnk Timur,Paaar minggu,Jekarta Sel;\li1n . ··· -·------------·----.. - .. ---·-·---------------------·-.. - .. --••• - Tcrn11•glni !·hill <1: 1 '"cch•l' :okh petugns polisi y!lllg menjndi eebabnya snmpai · tcrsa11,::o,k:1 1~;: ·:n~',_;ip :1l\,1it1i1 J..ru '-'uu. lcraangka telah melakukan penganiayaan tcrl1ntl;111 ·:~1!:~i. --··-- 0
• ···------------·-------·----------------·-·-
··· C:"''' k"'"ngkn 11Jelalrnlrnn penganiayaan adalah dengnn cara menyabetlam salu · bilah p~11·11i~~ :i~·t1·,11·y·,th 1 kuli i.hm mengenni leher saksi. -------------------·---··-·· Tc1 """;).;i n•oloknl:an perbuatnn penganiayaan seorang diri,dan ters!lllgka dal~1n 111Jl11kuk:.tn p.:n.~anhniy}um secara apontan karena tersangka pada saat itu Rlrn11 dihornyok oloh 8alrni dcngan jumlah sekitnr 40 orang . -----------·-·---·------·. y,,,,S "'"'\indi uebnbnyn •ampai ters!lllgka melakukan pengnniayan terhadsp · Bnhi Hd•lah pada saat ih1 saksi clatang ke rumah tersangka sebanyak 40 orang dan' sabi l:cmodirn1 melakuknn penyegelan atau pengembokan terhadap guclang-gudang dR11 f.'rnanglm mengctnhui clan kemudinn tersangka bilang kepada saksi ag1lr jangan mclalrnkw1 pengembokan knrena masalah pergudangan ini bnru di ~aftarkan di pengndil!lll negri jakartn selnt!lll dnn saksi telllp Baja melakukan penyhege!!lll clan kemudinn tersangkn. akan disernng oleh saksi clan kemudi!lll ters!lllgka mengambil pnrang dnn kemudian mcnebnskruJ pnrang tersebut dan mengenai leher saksi d!lll kemudinn lernangka clitarik oleh istri tersangka untuk dibawa masuk ke dalam. ·-····- Kctcrngnn yang diberikan saksi ndnlah yang sebonnrnyn dan keterangnn yang loin ternnngkn rns sudnl1 cukup. --·····-·-·---·-·---------------------------·
8. B•ran.i: Bnlttl:
llnrnng -bnlcti tidak ado ynng disitn.. ·····-····-·-···-··········-····-··-···-·-·--··
IV. PE Mn A IT AS AN:
---. Pnda hnri RclnsR tnnggnl 26 Olctober 2004 ,sekitar jam: 10.00 Wib,di Jl.Bhakti NoA8 Rt.003/07 Kel.Cilsndnk timur,Kec.Pasnr minggu,Jnknrta Selatan. -------·--••••• Telnh terjadi suntu tindak pidana yang masih di ruang lingkup wilayah hukum pol•ck rnelro prutnr minggn,ndnpun tindak pidana tcrsebut ndalah tindak pidnna Pcngnninynnn. --···-··------·-------·---·-·-·-----····--·-····---------·-· --· Arlapun yang menjadi tersangka ndalah seorang laki-laki yang mengaku bernomn: TEUKU SYAUKI MARKAM . --·------·-----·-···--------·----·-··-· Cura tersnngka melnkuknn penganiayaan adalah dengnn cnra menyabetkan l ( soh1) bilnh parang ke nrnh snksi d!lll mengenlli leher sebelnh kiri sehingga saksi mengnlnmi Iuka robek . ·····--------------·-------------·-····----·-·----------· --- Ters•ngka melnkukan penganiayaan hanya seorsng diri , dan ala! yang digunakan terssngka pnda snat itu adalah 1 ( satu) bilah pnrang . ----------------••• Alas kejadian penganiaynan tersebut saksi mengalami Iuka sehingga saksi tidak dHpat melnkuknn pekerjannnyn sehnri-hnri . ··-----------------·-----·-·---·-·· --- M11ks11cJ <lnn htiuan tcrsnngka melakukan penganiaynan ndnlah agar supaya saksi tichik melnlcuknn pengemboknn tcrhn<lsp gudang milik tersangkn . ···-----------···Atos kejndion pengnniaaynnn tersebut sakei mengalami Iuka sehinggn eakai perlu monrlopnt jnhitnn aebnnyak 16 jnhitan. ---------------------------------·----· --- I (snh1 bilnh pnrnng ternebut di snbetknn oleh tersangka eebnnyak eatu knli,dRn porong ternebut snmplli snnl ini belum dnpnt ditemuknn di sekitar TKP . ---··-----·
\
V. KRSIMPULAN:
.... Dcrdasnrk!lll pembahasRn tersebut diatas aertn keterangan para saksi dsn pc11i:nk1mn dori tersangkn , maka penyidik berpendnpat bahwa perkara ini cukup kunt , .. .I. I. .1:1-1 ... 1. .. - -·-··-1..L- .L- L .. l._.L • I
.;.
Hal - 5 -
P11!11! clid11ga keraa telnh melakukan tindak pidana Penganiayaan,sebagnimana . dinrnksud ""'""' 111mtrnM pasnl: ------------·--------------------------------- .
P~'YIDIK
su~I mu'~/""'"'
RESORT MJl.'llWPOLffANA ,JAKARTA SELATAN SEICTOR Ml\'ffiOl'OL!TAN l'ASARM1NGGU
.. ' .. , •. ,,,~'!Jlllf.ftli'"
·::!. ~·,1.~1~it?--'. JUS A.
TIMBANGAN
AS A R
0 AR
.··:;.J '.:·;/ .~:.'fi~r_;;·J.~'.~.:; .. ;f~ ·,_.·:-''· •.i\t'"·~.f:• 1.~~'·'.~~ 1·~· H .)~";:1 ··,
'.;,'i·~t ·'~~
SURAT PERINTAH PENAHANAN No. Pol. ; SP.HAN/ t,-v:> fXJ 2004 I Sek.Psm.
:r.-: il 1.'~: ,ij_,, .:J·-~
~.r~~
·1t~ Untnk k'~cntingnn Pcmcriksann d•lnm rangkn Pcrryidlk•n tindnk pld~na. ber?•~ar)j$ ·~,), kon bukll ynng cnknp. Tmangka duduga kcras telah melakukan tindak_p,1dlip.~;. "'' . i! dnp::t dikennknn pennhanan, oleh brcna tersangka dikhnwatirkan nkan nielafikan:;ffi;:i;.;. ,1,':' atau af.:an mcrusak/mcnghilnnr,kan barang bukti clan atau akan men~angi · th\f ' '" i. piclann. maka perlu dilakukan Pcnalrnnan,untuk itu dikeluarknn Surat Perlntnlfini:''
:.,: 0'1{~t·1,~1:,~
; l. Pasnl 7 (!) huruf d,Pasal !1,Pasal 20 (l),Pasal 21,Pasal 22 dan Pasal 24 (1) 2. U11d:u1g-~clang Nomor : 2 Tahun 2002, tentnng Kepolisian Neg1!!'~~~P,;
Jndoncs1~. ------·-·-----------------------------------~----------------------------~~.:~~!':-~-~.:f~ J. Lnpornn Polisi No. Pol. ; 957/KJXJ20-°4/Sek.Psm. tertanggal 26 Oktober"-._2004 ..
Tersangka: MEMERIITTAHKAN ' :'. :"<1;1.w;J;!'. N a m a TEUKU SYAUKI .MARKAM bin II.TllUJ(IT MARKAM)<Pl.;<,~;:_;c; Trn1pat/Igl.lnhir Medan/ 27 September 1958, .. •_ ':.'.~{£'.c~Y:: Jeni> kel•min Lnki-laki .. -' ·:,,-,(i'\",X',::,;.:·. ·
~~~;;j'.:~~n ~:;~~~· · If7~1: :/; AK~~%g~ncr,arnan ~l~~csia }:';/\}":
A I am al .Ti.Dhakti No.48 Rt.003/07 Kel.Cilandak Timur. Kec.Pasarming"'•:. · gi1, Jakarta Selatan.···· .. ······················: .. ····-·---·--
Knren:t did11ga keras tdnh melakuknn tindnk pidana Ptng:l'lniaya1tn, scbngnimMa rlimaksud dnlam po>al J 51 oyat (2) K.U.H.Pidana, yang terjadi pnda hari Selasa t'nggal 26 Oktoher 2001, sekitnr Jnm 10.00.Wih. di ll.Bhnkti No.48 Rt.003107 Ke!.
Cil:uulak Timlll'. Kec.rasamlinggu, Jnkmta Selat:ui. ........................................... .
lh1!11k n1rn,jatani prn<tluunut di : 1. Rurna.h Tnhannn Nct,ara di: Pol . ..-ek 1\'.Ietro P;1sarn1ingg..11.----···--···---------~-------
2. Run1:1h 1c1np:1t linr;.gjillke<llnrnnn tersangka cli; -- · 3. Kot a ternpat tu1gr.al/kedin111an tmnnr.lrn di : •.
llnink selnma 20 (dun puluh) lmri, tcrhitung tm~ni tan~gal : 27 Oktohcr 2004, S:nnpai clrJ\t!::ttl tanI;gaJ : 15 Nopt"tnber 2004.--------------------------------------------- -
l2;·TJ( JR, )'[if :11 :1
:rl Hhu'l. I Otl £-11 l
'······-·
11j/" 'n;I? r;::n·;id~
>'! . f •
v .f ....
rt • P.lli? 11.f.f-' '/' '.P. .£ •.. T
'J •)1 fl r/r;/~
ll \-1 ....
u"1· ·•·· 111:11 .... :h'I ·-· f A ....
) 11i:g11<;
~ . I
···-·· .... . i ....
··~-. ··-···
r/1 :J)/1((
: '"'"''(
l'i /' ..
11 r;~,. Iii,
T
I RESORT METROPOLITAN JAKARTA SEL.ATAN SEKTOR METRDPOLI TAN PASAl<MINGliU
JUST!T IA.
SERITA ACARA PENAHANAN
F';,\c::.'.( hdr·.i .. i .. n.i. Rabu + .. :::~rlc;_i9<A1 t.::i.hun Dua ribu empat (~7--10-2004)
AGUS NUF:VANTD
F'anlJk.~1t.: P•Jt_in Tn,:;~:~~--_,1.·+:•..i1· .. r·,, -~-·::;·i T .. (\l···p .. dc1.l'"i !.,:·u1·:1.:i;" 1< 1.''i.:J0~.~--=« . .-:.!--1 !·_,., .... :\·:1bu!·. d:.• .... \~'.,:,\~:>,
Su:-,~~: f"'.:-:1·j_r; L~·;!·· r '..'')fl,\ih.-.1n,,·1n :-Ir::·. ~le~ k • \:.~-: r· ~:c.-,l r-1 '.:! L! a. :i :..: '/ !.,; l·· t·. o th-.~ r :,·.~ 00 11 . • ··- ...
38·)81059. JabAAlar1 i.;r-:'1-·d ;;;.i !:~d 1··k ,,_;\n
·······---···-··--·- "
Ti.-;rnp/T~;-1. l,:ii·· . .:.~ ~:'t:< k.I: \'" .J ,'.\:-!I l
TEUK:U SVAUKI MAF:KAM bin H.TEUKU MARKAM l~0!(1an/ ~; September 1958
r:1 r:1 ;11 :•
!:3H.:;lfi [-:a ,}'J .• 1-;lh,-,\l:.i::L h!o,.,'.ffl 1~::t.OO::S/O"l !<'E'l.C:i.lande.~k
T.f.mui--·!1 !<Fe .P.:.1f;_~,.-;;·1:i .. :.n~!q~ .. 1 .• ,Ja'.~.a;-t·_.-,:-1 S;;.1J.,::\1tan. -"[ ndr·.n1o-'.:·; :~:ct
\t•.
V;;i.nc;J b<''-·~-·~::.:.niJLul:ru1 d i.!''.'-.-11·1,-.>1 .•'.in _i<:-:·nj_~-> r::t·:-:n ... hdr .. oin cli Rumah Taha.nan
Negara Polsek Metro Pasarmirggu, Jakarta Selatan~ yang ditet~pkan mul,.Ai 1.--\r"•_.__,\~~;;.t:I ... :, 01«.:.u:·;,:· ?·~ 1 ::·'.; 1 , u: .. 1·:_-i_11-~ ~:.t~J,·,\m,,;, '.~'.O (Dur-\ ~·Ju;.uh) h;,:-11".i.·-·-·
.-, ! .11.-:•!;_:i_i·.·:i. 11 !-._i_ .. ·,(-;,:.1: p'.d,_·.11";•,,1 F'e:ng.s.niayaan~
,., ' -1 ~· ·.~:1~,1 ··~""" ,;~· "·\ ('.:'.) l<,,i../ .. H .. F':i_d;:·1na.. yr..~nq
\:r. .. 11(.1.'.;!,·l ';·.~-;' \:!!.;::.0!~:~•1- :?()(.).<."~:• ::;:.1 k.J.t;,\I'" ji~fl.\
lO.OO .. l1i.;.I:.•, i).1. -"1 l .l'~l\:;k: .i '.:·; .. 'J.:";:. F:·:-... (;(_.1.")/C'7.1 l':r:·'.I .C.i.J,:·.1:";ci<o.•.l: T:imur~, l<tc~c:.
Pai:;;::,1'"111·i.·1•_J 'J~' ,) ·' i .,, I I:_._\ '::;·"' ·• I .-.1:·1 ~ -·
~~r1dci,=" .;•\ k. t:·:~i i' 1 _,,·;
;";: <:.' .: : ,,:·.
,,
11. y.: Lt.- ·:._,"···
j".
· 1 1f,_.n ;n .:r·1 i::,'.'. ]. <t; • Z•A i ~ Dt1t~ 3EH1;T,
; . .. ,,_, .i;: ·c.1_r.1j:.i.'.' ·) :.
":.
., .:,) .! f'. -; ,; '.i
';; if f !J 1' ,,,_ '.':'; '· /.: (, -.' 1. 'j :;·; :::i :i. 11; (~ ~;;; u k k ~~"\il
r .. i i. ~ ',\ '.;L-.D
'·'-'.'Pl::.>I'" LJ.
,, y
dj.·~;;:;1ndr.;. ·_1h·
LRIRESORT METRO JAKARTA SRLATAN ~n1:rn I~ Sl!IITOR METRO PASARMINGGU ·(,.t~-! :·r;.:
'/, 011 A ;./ <J O JUSTITIA. ·-- . -~ .. ··- .
BERITA A CARA PEMERIKSAAN (Saks!)
u.d ""'"I ·· Pnda bnri ini Sel3sa tanggal 26 Oktober tnhun Duaribu Empat Jam : 12.10 Wib saya: If :rrmj. i/· ·• < '
·--------------------------: llAYMOND.CY : -------·---·----·-·--·-·-:-·:-··
gkat Brigndir Polisi Nrp: 76010097, Penyidik Pembantu pnda Kantor Polisi tersebut diatiln ; '1·i/" 111~3. melakukan Pemeriksean terhedap seoreng laki·leki BangRa Indonesia yang mengli.ku s(Jo·:,,1·11 i~il a :-...... _,, _________ .. _____ ,. ___ .. _____ ,, ___ ,. ___________ ., ___________________ ...; ___ _
ll ;.; . J .•.
1: v1· .. \ ••
HVi,F ...
-·------·-·-·-·-·-·-·-; MARKUS DAKOSTA : ····-·-·-·--·-----··--·-·--
' di Jaknrtn padn tanggal 6 Maret 1968 , Agama Kbatolik, Pekerjaan Security Pl Wirajayn a, Kewnrgnnegaraan Indonesia, Alamat di Jl.Tegal Gede Rl003/02 Kel.Pasir · eari
10.Lemah Abang, Beknsi , .hilua1x:eSa411imi .Pt Wirajaya Perknsa Komplek Grnha Ciknrang :m ·· _g;nfar.
•r1:.f . I ··i '1'
.Telp.8904911. ···-·-·---·-·--·-·-·-·-·-·-·-·-·-·---·--·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-
Sdr. MARKUS DAKOSTA diperiksa sebngai Saksi dalam Perknra Penganinyaan
l/ (:! .i -;'I'
ubungan dengan Lnporan Polisi No.Pol : LP I 951 I K I X I 2004 I SekPsm tanggal 26 ober 2004, ntns pertanyann pemeriksa yang diperiksa memberikan jawabnn sobngai berikut sweh ini. ··-·---·-····---·-·-·-·--·-·-·-·---·-·-·-·-·---·--·-·-·-·-·-·-·-·-·-
I) 1lr:h'f .. PRRT ANYA AN: JAWABAN; ·r. if> ftfl/:JJ.
J.Apakah pndn saal ini sauadrn dalam kaedann sehat jMmani dan rohani dan akankah '1tfr:f,;., · mberikan keternngan ynng sebenarnyn pnda poliai ? ·-·-·-·-·-·-·-·-·--·-·-·-·---·-·,.,,,, ;/11111 ---·--· 1. Ya,pada snnt ini saya dalam keadaan sehat jnsmani dan rohnni dan aknn memberik
--·-····· nn kctcrnngan yang aebenarnya peda polisi . -·-·-·-----·-·----·-·-·-·---·-·n/·-.,J·J:.-~ ...
,,,.,,,,en,. l Mengertikah snnadrn pnda aaat ini didengnr keterangannyn aehubungan dalam perkara apa? •• luJ (lllt:>) ----·-·· 2. Ya,seya mengerti schubungan dalam perkara Penganiayaan. ·····-·-·-·-·-·---
:( i ........ J.Kapan clan dimana terjadinyn Ponganiayaan,serta siapakah yang menjndi korbannya,dan siapn '"'
11 •n>i1I iulayang monjadi pelakunyn? ····--·-·-·-·-·------·---·-·-·-·-·-·-·--·-·-·-·-·-·-·· '•n! '".1,1 ··-·-·-·· 3. Padn hrui aelrum tnnggal 26 Oktober 2004,aekitnr jam : 10.00 Wib,di areal pergud •
··-·-·-·· nngan Jl.Bhnkti No.48 Rl003/07 Kel.Cilandak Timur ,Kec.Pnsnr Minggu,Jak-sel. ·····-·-·-·· Dflll yang monjadi korbannya adaleh teman saya yang bemama: MUHAMAD AR·-· -·-·-·--- FAN. ··--·---·-·-·-·---·-·-·-·--·-·-·---·-·-·-·-·-·-·-·--·-·-·-·-·-· ···----·--·Dan yang menjndi pelakunya ndalnh TEUKU SYAUKI MARKAM. ·····-·-·-·-·-
4. Bagaimana earn pelaku pnda snnt itu melnkukan penganinayaan terhndnp teman snudara,sertn · !lat apakah yang digunakan pelaku peda saat itu? ····.--·---·-·--·-·-·-·-·-·-·-·-·---·-···-·-·-·· 4. Jadi pelalrn pnda saat itu mengejnr saya sambi! membawa pnrang dan komudinn ••• ···-·-·-·· anya lari dnn datang teman aaya MUHAMAD ARFAN untuk menghalnu si pelaku •• ···-·-·-·· dan langaung aaja polaku menebnskan pnrang torsebut h leher MUHAMAD A.RF--· ···-----··AN dan kemudinn Jamrung knmi lerai dnn kemudian korban di bawa ke rumah saklt •• ···-·-·--· Mruinir Cilnndnk ,clan pelnku kemudian mnsuk kedalrun rumah . ·····-·-·-·-·-·-····---··--- Alnt yang digunnkan pelnku pada aaat itu ndalah seblleh parang. ·······-·-·-·-·-·-
l. Bernpa kali pnda snat itu pelaku melnkukan pembncokan terhndap korban,aorta kena dibaginn mana,dan apnkah korban mnngalnmi Iuka ? -----·---·-·-·-·------------·---·-·-·-·----
l,'(.,ijffj/, tnTn"D<tnTl'T'"l.,t"t>'l'Tll'"\ TAV.t.TI'l'A ('VT ATA?J
'OTA .~l Hnl-2.
\ ·n n111.1 -·'-· 5. Korbnn pndn Bllllt itu mengalami Iuka.······-·-·-·--·-·-·-·-·-·-·-·-·--::-: . .. .
!.Uka dibagian mann,•erta bagaimana Iuka korban pada Baal itu,dan juga pada srurt itn B!lahl\'.'~, .. 1in melakuknn perlawanan? ······-·-·-·-·-·-·-·---·-·-·--·:...·--·-·-·-·---:-~.':;.::.;, ;.:. '-:-· 6. Luka dibaginn leher eebolah kiri bagian belakang,dan Iuka di lehar korban adalnh.;;',.''': --·-·Iuka robek sekitnr 16 jahitan yang Baya tnhu ,dan banynk mengelunrkan dnrah,dan. •··~ ,. ;· ·-·-· pad a Baat ilu korban tidak melakukan perlawanan. ·····--·-·-·-·-·---·--·-·.:.... ··
..........
h:/ Jn;/~, .1,,1 ... 11 1k ~< llfflf:n
..... ---····
11, iii 'Jir/
r ·"'·"''' 1'111·;1.J .:)'1.
'X.c;hTo
Apa yang menjadi Bebabnya eampai korban di bacok oleh ei pelaku coba Baudarajelaskan ?. ••• .. ·-·-· 7. Yang menjndi sebnbnya adnlah knrena seya danjuga korban dan berikut teman-te '·
-·-·man denganjumlah Bekitnr 30 orang ,kami disumb untuk molakuknn pengombokiin'.···. --•-· gudang yang adn di jl.Bhakti No.48 Rt003/07 Kel.Cilandak timur,pasar mingguJaka·· ·-·-· rtn selntan,dnn snyn berikut teman-teman bekerja di Pt Wirajnya porknsa dan karni ••• ·-·-·di suruh oleh pimpinan kami yaitu B!!Il.nk YUDI SABANG untuk melakukan pengem· --·-· bokan gudnng dan kemudinn pelaku tidak tenma dan milll!h mnrnh -mnrnh dan polaku --·-· langsung mengambil parang dan kemudian dengan membabi buta menebaskan parang ·-·-· ke arah Bayn namnn Baya berlnri menhindar dan kemudian teman Bayn MTJHAMAD •
-·-···· ARl'AN bt•rnsnha unlt1k meL,rni poh1kn nam1111 oieh pe!akt1 langst1ng korban dibacok • -······· dnn ke11a di lehe111ya. ·······················-·-········-···························-·-·-·--
Dnri jarak bernpa meler snudara pada Baal itu melihat MUHAMAD ARFAN di bacok dengan . 11 ,;: •.. nggunakan pnrang,Berta Betelah terjadi pembacokan tersebut parang tersebut ditamh dimana
0111 ,,11111 1/eh pelaku npak.nh saudara.mengetahui?ya? ·-::-·-·-·-·----,-------···-·-:-·-·-·---:--···-1,.:1,.,1,, ··-·-···· 8. Jadi pnda saat 1h1 saya mehhat dan Jarak kurang Jeb1h 1 meter,Jad1 pada saat 1tu pa •
I ''.. 1'.,--····-· rang forsebul mnsih ada di tnngnn Bi pelaku yang tak lama pelaku meBuk kednlam ru -· •1 1 11//:1 /,
'··-······· mnh . ···············-·-·-··-·-·-····-·-·-·-·--····-····-·-·-·-·-····-·-·--·-···
9. Apaknh sebel111n lorjndi pembacokan lerhadnp Bnua<lra MUHAMAD ARFAN apakah dari , .. ,i,,. /.I pihnk Pt WJRAJAYA PERKASA lelah melakukan penyernngan,serta Budah bernpa lama Baudnra ,, ,1/,.;, danjugn temnn·temnn di lugaslrnn untuk mengnmankan gudang yang berndn di jl.Bhakti No.48 ....... Rt003/07 Kel.Cilm1dnk limur,Kec.Pasar Minggt~Jnk-sel ? ·:·-·-·----·-·-·-----·-·-·-·-··· . ··-·-·-· 9. Jruli dHl'i pihak PT. WIRAJA YA PER.KASA tidak ada yang melakukan peyerangan ······· ··-·-·-· terhadap peiaku,dan Bayn danjuga teman-teman ditugaskan B11dah eda Bekitar 1 bulan •
J ··-·-·--September 2004 ····-·-·-····-···---·-·-·-----·-·-····----·-·-·---·-·-·-·-· ·n ,, I ~ .
.. ··-·· JO. Apakah benar orang ini yang lelah melnlrukan pembacokan terhadnp teman Baudnra
, .. . 1 { MUHAMAD ARFAN ( Pemeriksa memperlihatkan Beorang lnki·laki yang mengnlru bernama: .1··:, . !EUKU SY A UKI MARKAM kepadn yang diperiksa) ? ··-·-·-·-·-·-·-·--·-·-·---·-·-·· ' I I· 1/I') •
. : ... : -·-·-·-· I 0. Yn,benar orang 1tulah yang telah melakuknn pembncokan terhadap teman Bayn ........ ···-·-·-· MUHAMAD ARFAN Bayn masih mongennlinya. ···········-·---·-·-·-·--·-·-·-·
11. Apakah kelernngnn yang snudarn beriknn ndnlnh yang Bebenarnya dan adakah keterangnn yang lainnya yang akan Baudnra tambahkan ? ······-·-···---·-··-·-·-·-·-····-·--·-·-·-·--· ···-·-·-· 11 . Keterangan yang Bayn berikan adalnh yang Bebenarnya dan keterangnn yang lai·--
n 1 ···-····-· nya snya rasa sudnh cukup . -·······-----·---·-·-·-·---·-·-·----·-·-·-·-'·-·-·
: 11i 11.
{ ,/,
l!l/I
···- Setelnh berita ncnra pcmeriksann ini Bolesni dibuatkan untuk aelanjulnya diauruh membaca kembnli dengan yang diperiksn, Betelnh dibaca yang diperiksa membenarkan untuk menguatkan keteranganya yruig diporiksa membubuhi lnnda tangan dibawah ini. ···········-···-·-····-·-·-·
ir11n(J •
1:1. tlr:qr ..... ·.HGJ
RI RESORT MEmorou TAN JAKARTA SELATAN SEKTOR METHOPCIL I TAN f'A!iARM [ NGGU
0 JUSTITIA. ======-~.-
r.:.;c1(;'.,7:1. ii;: •. 1··.i.
DERITA ACARA PEt1ERIKSAAN_ ( Ter·s£i.ngka
Oktob1.2r~ I :'·\i1! .. ::
S.:.<.·/~'-;
AGUS NURYANTO ---··-···-·-·-·-··-·--·---·- -·--------~~
i::·,~;n1~;\_;,;,1: Ajun In'ei!.3r:)!·:.·:·(·1-· F'oi.i.!::;;i_ 1 ~· hlt'*P• :.\Br)Ol.0~:59. y;:.:1£.1 d.ipe-:·:.c;.'1'"J,:,\.'.O:.\!'I [l.\l,J :t, k.<.'u'l ·.et· l<9poJ .i.~~.ian tc:-r·!:">ebut di.E~t~.i?~:i Selak"iJ.;:.r,.• .... f"'i:.'ny .. d:i.k. ,:1· 1 i•1 11·;:.:: J..;o.1kuk.::.in p~·tmi.:.;ir·il.;~:;.~.:.u1 t(·?t'"'h,:.\d,::,~· seH:iraril;j!.;51. 1,,_1k.'i.··:!..:\L:.i.. ·11:.1:·11.:.l l:JF_1J.urn d.i.!·.:E1nr.'\i. ni::'\11i,:·:, d,·.:i,n i1l.;;,matn)··"' menc.ia·r~.\'.F·\·.
bil I' I i.>.IH ,\ ~~:,:~ ··~~~~i:'.~·-::: ::t; • :~:···-:,::~::::--:::::~1··::====~~~' ,. ' :.J11;t.:r 1!·(.- ;7.<':<"1:_;;-·, ~ la.h.i 1·· di t"iud.0).n ~ 2'7 Dc:~p·;:f:~mb0:;'" .19!JD, l<eW<tll'"t;.f\:i~: n 1 ""r1 '1·11<:.111 .lnd1J1\l.:1 3.i.;.\:· ()p.:;im·:1. J~s·1'-"r;1:i F'f:i!kf::!rja;;\n 31t11dt:'5ta~ Pend"j;Li.l ;_ d"ii.~::,~n ·i:1;~r·,-;ckl'· .. l1" ::··.-::\1"".i/.\1'1,;::"t;'l . ..:.\!~;~·t ~;(.,~l:;:;,;'"L'Hit;) 1:fl .Bh.:.,kt.i Rt.03/07.,/ i\!~·,i.,4;.:l i<f.•] ... c·· .. 1:,1n'.Jdi-:. i:.i.111u~, l<et;: .F'r~~"''"'r·m.in1J<;JU~ .J,;,1kE~1,.·ta Sral.atnn. · ·r r:·;. , .. pr:in i\·:on10 ! • OC J ::~r::.!'?77 ;L r._;1r._;1 • · ·-·---.. -· ......... ,..--........ ,. ........... -··-············-····-··--·-··········--" .. _.
h•:! L:c- 1 u1r. p(::u:=; 1- .i. i· .. ~'>a~: .. n c:i .l. mu:,;;, :i ki·:':'pi::i.d .-,1 ·[:1.:1 r·~:.•.~1n q k ,;1 y <J.n g ·J.i.p .. :;··.i.\-.:!:i,..\ t;.·J .. 1.i1 ,-!:\.:.J('l"i.t;1hul·>.-,1n he:1.k ... ···l·1,:iknyo" tt-..'l'"'l.tl:,;:H~1,c\ yt."\.ng me-· i"1/•·.1nr,i!"i.'."! f1.~11·!·,:11":•~1 h,';.1·1-L.u,;1n hukum ddn ,:1t.to:1~·; !51C .. HJic1la f .. E~rt,::i.nyae:1n
P~-·n '/ .1 • ·! .:. :... ·'·~nu il1l" 1 :1:~· ;·· ;~. k '._-.·.~.~-·.', •,'_.,,.,,_,_.,),·.·,".l~il r_r~ .. -... d .i. I,":)!~' r i k se. f\·1r..?mb1;,i1"' i kan k.1.''l.,~:'".·:,l"J·:J,',1.:--1 ;;i.;;1 •!IC.'!l;·:\1.~,,\ , <r·,lku{'; cl:.LbiJl•.',,:.,J1 :i.r·i;i
:-':r> .. ;" -.,,,rci;:.1.. ··::-1.id ·:;;~,,; .. . ir•i i: .. ;,,J,:.i.:n l-.1:?i:'•c.1 •. 1.:u1 s:.c!";.it _-i,;\~""5m.:-.i.·~
i"1. ,,. 1:. :1 ·-.:~.\·, l':.11·\ i . .11:1· ""• .. l'i.i.,'.".d 1h '.3:-u.1..-J,11··,1 ·:·J:i.r:--.1.·i\~:.-,;.:1 dr.u1 ; 1::. ·; · .. ! ·_..1 · i.;:1 !:· q ,,\,'l\} . ._\,,ny:· .,.,,::-:,;:,:--, ·.r·.,;·. :.n .i. ~:>G.'I" t;;1 :::1:.:•; ~.-.t::·1d.i..:::d,_:,:.\h
· 1.' :_ u· r1' 1.i: ..... >1.<:i. !". • L1,·1···;_,: .. ,,_~·.1;·, if• ·~·.;d ,,;:,p,::1r 01 ...... " .. ···---- ------~ 1"·,:,1-i '. '.1 .,1.. :.i.r-._i. !'·'·t';·· cJ. o.":·ll :. >,•i:~.C:; E·. ~'lf.t )<'.'.~O>IT\1~··· nJ w .. -.;.11-:t n uh;,;1.i"i:.i ":;:.\11 .. ::,-;;1,z.~ 1~c·:·· 1 • c:•c;i<t di.pe.>l'":Lk~;;a d~·1. r.·: '"'.:•lq/Ji""' 1 .. 1~1 1.:i-:.•1-,:n_.•,:,1r1v<;'. ~~c 1 r .. ·(·r1 ::;,c~y,'..<. hl·?.!'"~;(;::dia IH;.t:;<•I .;,:·i"U'") h'.-"'!;:_•:·i:l'H)di ·.·.:1.·1(:4 103".o~bC'!'l".\ ~'
•.:I \•.J' -.. i i.h ':tr.r .:.i.r;ir:::: :.!·:'.;;.-.:: ~1\1.i;'!"llj•.;.'!' i: ·i
c.: .. \: · d .L~:.if . .-;··:9r,1r .. ;._-:,, ·1 ... 1c1un(]r:1.11 k,.· :·.r: ·,;; .; 1:i1V•,
;:.; l ' .. ; '·~ !'' .1< ·"fl:. ;'\ v i ;_ i.:. ·.' ,.1 r .. 3 .. d <: r·1 \.'.:_l <'Jr·
:;;\\,, .. ,_ .. ,. "'' '"·'-' ·,_,1, d~,·~n9.-,1n
'.;: ...
. i '·. : ...
.. ,:i .'( .. ,[,; l•\,:i. --- .. 1 .. :·. r.:; '-:: _, d n
; I': ,_\ 1:·; i ;: ~]\[•[>!::'(' (.l<.l(i,",•I.,."\'" :·:':\<" ,·}, ~1 /"!,r .,,\ .n'.-.i (l.!<o·.1h- f .. 1 : .. ; •. :·ch~.:t i-1 ; .. ,_,_1;, ·"; < •
. q:
·•'.c'· , ... ,c,, ..
•: "';,::'.! 1 r: :.:.," t: ~· . ·11· ,:J(:'' · i-:. ,.> :'" ·
t.ln :: I \I .. ·c: ~:. ,.:1i""i,ll""l(_I ) .. l""i .i ..
· "i ;:u: ··1 ;; .. · =1i:;· 1 i.r <.:: ;1 : .....
'l•l:;
''· "o); !··' ·I . "" ! ••
.·:» i:Jip1;;-1•":i.k .. =·~r•r.Fc!>l i<':1·
'"' ·: / ,-....: - i:v::; 1. urn !-·!: .. '!:um
. ' .....
" ;·,1, L::' .. ~''-\k :·: .. '1pr.\;·1~ .,.(rn,c<.r:,,;\. cir:;n .. _,1,:.-:·"1 ·.J .. :::r:,a fl,:;i...(di··.r·,.,; d.i.t,=ingkap.:,:
;·: .i. 1'"\ o ~J ti. i':. ·0:1mu1.i .~ , .. _, -~ ;:1 ·i pt·:~ r· :i. : .. :ti> Di ~':;'.,.~;.(, .. , ; ·,;:,!·1 ·:.J in .i. d ,:,-1·1 : , pr..1 ~:;e ba bn ya'!:;:.~·.· .-:;:t";;h:i. 1·ic1oc.< ~J:-.iu::!,.ir ,) d .1. \:.r..l.r•<":.1 k,-:· p ;·~.:'I" 'L.;,) p,::i.c::, .. \ 'l'!<·Ak. tu c.ii tangkap. f:.~;: .:'.p·.1k;,(oi··.:,_,·:; !·~-L~i .,,·; b 1 .. 1l·«.t..\. y,.~:1 1:J ! ':;i.·:;,;.-.1 d.-..;1'"i Si!.uc:.-:\1'"<.:I ?.----->?.:·•
i·(i.··11.;1 dttJ·'·:-.:.1· ··.·,) •.::,1.:•f·:.0.r·;._\l"l~] .i.r·.\ !'~~-.E~bElumr1y1!\;··
;,.,-;'·.·d d i.~ .. i;,\.·~G;io::,. na,11Un !:l~·~da ·,,;:~rJ. St-::·li:1Si?. L-'~:11 .; '.:?,,:i '.:J/...·!·.:c·!;i:,,:·!~ '.J.!,'.:~..:-::kLt,;.,1'· j_,,.;;; 21.~)Q.Wib·
:1 ~d'/··.•. ':;•?i' ::1(;, .. \ d5.rumt,1h, dal,:::ni:~ r:;etugas :::'<:,.!..:.~· t;1:?r·qi3i·.,,-,;;,,Jn c::i:1,0:1:::;~ k8mud_..:.1"n r1]<=.1h f:lr.~pak.
'( ,:!· .... .. .... ,\ di1:1• .. ····l'd 1 .. 'nl:uk d1c1t.;v1u 10".ri~.' 1<dntot'"
\:::,; :~· i. \ I. '·. ;:: ;·::: '';'; ~:,,;:: ; .. ~:~:;:~·~I ;):; .. 1• . ~ ·: ·.: ·: :'.; ~ :; ~~~ ~j'~: ::; :·~~ ~·.~ -~· ·::\ '.;~;~1 -~:ff!~::~~~ i ~~ '..' <.1 C: :·: ;·\!:! iJn ~.) · .. ! l: :,.\ r··::;· lo ·-:! "-' ::;.E·1 (;,: bt-:=.'!'"t'• ,;.\fll ,;.1_· .. ·s;...:.1ma c:I Hn gn ~:-. __ ,;,_ v.'"1."i.:1: :·:~c~!< :··.1 . .-H.J :-:. ;.11·:1.qJi"'=•n ''""'\y,,;1 d.i.pt·}l'"iksa da11 c!.i ._i.o•i-,_;:i.:'.f"" i· .. ctG.1 r·;,i.q9::1.:· !'iay,,1 ~O'it':.'k!;.\!'"i:\rl(j ini clan .i::,1'" .\'/,·" !.:i.d,.·.1:· ·:If:::;::•. !":l<:ll"'"L-'l.nrJ bukt:.i. y2u1'.~ d.i.sita.;
·r ::: ~·1,~• .i.,·:v,).E·.n ~o;12ba9.n.1.m<:'.1n,::1 E;;;~ud,:.\ra ·:,·;'. ~·. ',r 1u•.: .. 1.d:i. , . .1 :Iika bE.1 n,'11'"~ k<;;i.pan
:;i -11 (i :F: ;r·1,_i_,-, "".•.-'rj.-,1cl:i.ri·/·~\ s·:,~r ··.,1 ~:;;.i.a.p<:"d·.".dh pc-~l<-.1kuny.B. d!!tn
::ir.·1·1.-·:: \ , \::;,, :· 1:.:. ·I· . .i \•' :-J p(·'.-!J'l<_,!,J n :i. ·.':t.Yi::\:~1n <;>E~l":Jd!Ji'.l.:i.man;;i yang ·'"·";'/." ·:• .. ·1 ·;,1ngk :.tP Lc:~r •o;,·1iJu l: tc~i.:"h \:.;.;n,-j adi. d~-:;1.n
i.•·.'1-,j,· i-~f:i.d;.1 i·1;:'r·_i_ f\,:.;,\,:.i£:1i::\ tanc1c.a.:~ ::2f:i Okt.CJtH.:.11~· '.~'C•(i 1.. ..;h'\i·!·.ci jt-11n OtJ.::::o.tV.i.b. c:!.i. d1'·:p;:1n rumah ~AY~ .1ln0t1~!~~J. No.~8 Rt.003/07 K~l.Cil~ndak
.:,;r.11.:·· i=::,:·c:.Pt.•.~3i-\!""lol.i.n\JQl\r. Jc:i'k.,::ir·t.;.-,: ~:ic.!.1<Jt21n. Yang ! : ' i. ;<.1 rn~;-.1. :=:1 kuk,,·~n f."il'.'nqan .i.•"' y,;,i.;,,n tf-.il""~::Ebu t ;,1da 1 ah '"''l<·( ·-.,-.•.,:nrl.i.r:,(. d·.c11 h.nrt.ic:;nny<J 0€-?t:;r·1cln1.,:: J.o'.\k.i.·-.l~"l.ki ,· .. :;:) :···cl; ... ! .. '',i.J\··<'."\ !.:':.'!r·1···1.." .... __ ...... -.,.... ·--·-·····'"""---·-·
'·:;.·1! /;,;:· !i·Jai1 •;1F.·l•':ii·.ui-:.<.1n r:.1ro•1'·fJuat,·:n·1 ci,°'.(i.,':\ln pfZ!r-i.€',···
'' :·\ 1' .tr ;., .. ,. ····:""···'i•:bu:. ,J.ik-~ br:-~r1,~H'.!• pi·:-:t·bc.u:-.tc.1n ;:~pc1
.::i:.1 i·_,. l "l f;,·.u .. cJ :;r,:• J.,:.1i·.:' .. d·:i.\1'1 d,:~u1 S;:.H.td;"11'·""" .lakukr?.n
,'»_:;;.,, /,·,.";':; Cri.1.1.j,;. r· .. i ::.c :i;· -,:~: l'.J
f"
!. 1,": •: 1n:-;,;1,::1 c::n.n 1,1,:,1rpc•r·~;t.u·i;::tki:1n ,,:1l,;:1t .,.-,1p.3. '?. ·--·-···· \'-''!"<'.\\ ";':''y'd ·'.·.e}.~1l~ iill.".'°1i:.1h.uk.~:1n p;:·:11'"i::J1_\i:'l-i::C:Hi diillam r1: .J •.·:,,., pc:;:_~ :·\r· .i ~,1y;,1,":.n .L tu d.:clr; y.-:;1.nq ~;;,;:.ya 1.:1kt.1 ',_,:•; r·_;,-.,\j ,\!\ : ...... ,~·1,"'1. i.:.-: .. 'l '"'h m1-::nyii:l.:"'.)(;•·!·."""'n F'~J.l,..f.:\l1tl
,.,l;).;1·,,_,,,.(1. '.::·,,.:t:. .. 1:- ·,;:!; .. ;. tn(;~n(p.·?n~·,1.t ~1,~'dr1 b.::HJi.c:1t1 ~-'·' n::· '•.!.'\!' "'f->~;J "di"1(~ ~ .·\k i.····l,~lkJ. v.-~ifH.:J ti.di:.'lk ~3<:iya
.. , .i11,; kc t:.~'.hu \ .. ·.k • b J ! c;i~r· .i. :::;db!?t<:.1.1 p•·_u-r:ig yt.'\n~ :,c;;".t.l•· -.1r· d;.,n llF.<""lt,(-,;;";;~1:i 2.1,~hE1r ~:c·:•b·:·:•l'.th k::.r'"·J. darJ,
,J "' ,".\ l:.t:~l'"' .. :;l"_'bi:.1.t r' •,:;.:;~l~".\~3-kdfl • - .. ·••••••·· ••••••-·-•-"""'"~-·-~:;(.:'.\i)I,]() 1(],'tn r:~!:~'n~!;,1n ,:'.\\i·"l\'y'i·~ !:;..;.1b!-,.>t.;,i.1·1 p,-::.r· ... :~n9 yang ,. ,-1· .. 1 ; • .; -:.;_1:,:d.·: tc•r";.;;f.;!bu+ d;:,1n mf:~ll~JC.1 t1a.i. ] €~he1'· t";!;:.>b<·;? ;1.;·!, !· ,·•.···.i c!,J.;-·_;. '-">CO! .. <Jt!C! :ia!,;i·· l.:-:i,k,:. t:(.·'l'"!::,c01bL1t: y~1ng
-~"''. ..,, , 1 i-. .... · ·~: i.'. hu :i 11ic-:•rH;J . .J k { !.i;:.~ 1: !.: :·:\n i '-! !-.: '-'i , r, ;:Hn\.\n !;;a y "'' : l"i" ' 11:~
1.'.·.· ,·I .. ·,",· .1 1,1;;.cr:i p1 .. '\ 1· · !-;,-,, ·l·. ;i k ."'1n b,::~~,1,;;\ .'·. m,:1.r.·.'.''.·,',· .. i•.'.·.·,: !-l::.<:1d .~an·-·
I•. ",;··.•!"• '.".,di.;;(" I '.1.;; pBi- !l""l•J !;.·'..:.'! :;;nyr.·:\ r·:· dC'.,' '·,., ·;,,r:,1 !:n:i .... l,:·~.,··!. rnfndr:·1 -~\ ::.uk<:.1.--··-
11,,1· l •.1!:,;1.·h
''
"' . 'Li '· :·. irv:::1 m .:1rH:J t''C''"dPq :.ak.i
.··~,, 1•,· .. 1:;: .. ' 1.'.I ;_;:i p·.o:· ... ·n "!:1·.r!:uJ: .. 1.1'!.. h.,'J'•\·;:1 ~,;r;c;,::\!'"t~
·:!-'."! "·'\ ... ·.,~ di:•tl :ll,.\i' •1.I 5 .. ·1/<1 i.'.·,) .. · ... -,'.··i;\ ·.•.:·1!:1..tk tn!'-?tn•··· ... , .\ ·:>) ·/.:'.\ !'''. j ,.;. : .. · ·"' :·· "1r: ,. r.. __ _ ;,,,,,,!: t.u :i. ::.u. !:;,3
'/i 1.·,I .:.1.i.l..l'·l'y' .i; d \:! .·,._:_;,:.\!! ii'lt:!i"l\t ··:·.!)· ':li.\"!·A l:Jc:i.h r.;.·:o1:1' ,;u "~, ... \; .. ~.1 >: 1.•·,.:11:;;,>. cio:-.. 1p,;,.:·: ;··· .t11.,:,1F,~, k."u···•:H1C;Zl
. r';
'
r11i0\ .I 11Ho-.'d!_.;C':''• ·:" ~;;,-,;1y,_;\
u·c .;.- ;:;•.:!. ·.,,,, ,:.h i'l·.•r·;1J,·..i.·,:::.1 i. ·.;_;-···,;\;'!!]
, "' 1·;,\ m, ... '.'···· 1,, · '.,.,, · 1··· .. ::i11ok us~; j::;,,v,:. ~·<:·1 t.k,:.in
. ; I , , • : I <c : l <·i ' :
''
_,,
l!iE:l.J·:.,;:\ d,;u1
;.·;,:;1.y{;l,
d<:ll'l
.! '.~ " ,<, 1·,;:;. ,"\C<
.i_ "Ii -. ~: _, ,u,
.1 c
l•i•<· '..I'"
' ,, ! ... :
,:;.,.:;1y .... 1i.1,-;1::i ;,,;,,:1·: ..• q1)'~1_ E;,:\t..<.dd1-·r,1 mnle:\k.ukan di\i'\ ,:,;p,;_~k,::1\·1 , .. 1::.:'::1"11:,:,11'"",;;1. Giiii.Ltda
\-',\lnq t.ci·"l-:.c"~'"' ~;;;,\b~~'tetn ~···1-):"r·d:1 ,-,~::;-.\ :n< 1 ~:;:.1.}.::.1h "" 1:::0: ... ~,::1. Gaudara ·, 1.r1ql-·.;.: ~
i .. (~ 1· ~==·'-"~bu c! ;:,;: '.-::id~'> !:;;~;:hubun~:,.\n di::-~nCJ1'an
··'-'·,. •. i::(i .,.·,-,i. •:;;~,: h .~. r: :l q :.:i ,.... mi.' l <·::.k r . .>. '.·: ,:.1 :· pt·.:: 1·· l:.iva tan • ;.·.·· ;;· .1 .. ; t: ;/d:i. tu" ll-1,,•1 ·t dc:n(:,:-H·1 n~1-_•. ·;-1r:·:·q· ir· .'\k ::\!.,
i,.~:-· .. '!ir- iii· .. <·.\!" ·1 1·1,:i::.:;n "· :\ ',:.1 mr:t"i::;;;,d le; ~:;1~;k~•:; •· 1j~r; u11·L.1.1 ni·XmlJr.1 ].,.,~ ·)J. t '-~ ,.,, .. , ::n,-·c:·i;~ ·~·:·1';J wc1,u cJJ.!u::.1-·
') J_ ! h 'Oi ·;·:! .:'' . \. i .- ·'· : i::J d I;~_,,"
".:;) 01·.,,r;~3 y·dnJ n;· '1.1: _ _.,",\.•!i,1 pr,:n
,·'.cJ,~,1 ,_.;.::i\tu \--; i_:G~!··i:Ju;,;\ t '.c;<Jya k.("1 nc.-tl :··: ;:i. !>: p ~2I'"11 ct h
r:.ii:l!' ·. -HlibL· •:.l<:.\;l ifit1£:-- .. i""1(_:! ... Pi c\~~J.1H.:; :. :.i..c;,c_;: ·'.'f:_\·~.,.1 ,. ... ,.-.-·":,:.~t.= .. u;'/'°' -:'.f.-:1.r: ;,:1,:,,t ':·-o:·id.: .. ;--_i. .: ... :,,_
) :- ~ ;·· i ;\ ,·::o. ,;; ;.·, i '··" ;· ; ·:i ''\
'/:' :,.11--: <.:::·1 ,;,; 1 -:·i..i.Oiq·:'.1."i.
••( )t""" -:\'"':1 -\'<''·' !. '·-·i.J-_.1·t k<:Jt'f?··· r:, ·· ., ::. : .. ; ;~,· t·1 " . ;
1
• •• 1 ;,··.·.' 1' I r:-11·1 ·• J '1 v "1 r "· ' '- c. •• "~ · • 1 '" ,
~ dari. aw,~lri~12 clap2t sa ·ikut ··--·--------
,,:.i_ • ,,. :r:- •. : '/ i·). .:.: _i nc; .-_; ;:.1 J d ;. ···1 m::·.~n f;0m ;J,;·:. t-. :!. •:! .i. a f"f;Jl'~] l CJ
.1.:.i'.·'= ':;·\n .. 1i· .. , '_1-il!l~.1 .lt'd'-"'r·.y;:;, l-.u1'-;:?tr•!_;-! .l. ":i:i.h .t. Ha :~~·.1. (1i ;v1:.7;:·. 't'.i-.•r-·J·~·!t;i!,;. c!i .JJ .[.-hDl .. t.L l\lo,.48
r;_t.(:·':> Cl:-· :<~·'"L"'.:.~.i.i.ru1·:.i<::i.>.: T.i.mul'-, :1·,_~c.::·1~::;d1~mJr1qgu ,:; .lk--.. ,, t.r: ::Ji;!l,::\t·.,.,1r1 .. O,L_'.,oka';;:i. t:.<~~n,;\!"·1 tct H::ibut: tr~r
... ,,.~:J,~·! b·;u·;qur:,·;\,1 ::1'.·:,b,:::ir·t:1p.;,\ (3Ltd,·:\rlq 1:n.i .. ;,.i,k, . ~:>e:\y!E'I y,:.:•l<J •,;;6':-'i~\ ~~r.02v·l-J.!-.:c.\1l ~;.c-:p<:;ida umum un"l'.:t.!r•. Dl"'1ny.1mpan ;·1.,111 \,.,1'· '111(_: .. ·LJa1-·;·:•n9 rldr·: ::;,Hba!]~j.ar1 dar.i. b-i::\ngunan
'.·;.i ~-:·;::: '/1 .. .; L<i.:.i.;·: ; .. :: .:~ ~' b;:=:.~-~/~' a;_:'.,::'~:,.:~:~'.;~~ ~j~.~:~r,i P~~1'.~: ~~a;~a y~:n j:~:~~ r:1<.\ i:i: _•(··;;1-,,:rnpa I.: l:.i nq1,J,.,, J d :i. t:::t'?buah b.r:1n9: .. 1nan rum ah 1' tit,) L'•'i'"ddd '.Ji, J,;.J;'-:c~~'>.i (H!1i:\~'I \"f·')i'""SC1 ~•: •. (t.,·-----·-··-·--·-
,Hi< i ldl" .i .. ~:iH I·.~.''''''' ·t:<"-_1nco·::~] "~f.) Ok ·1.-ohe_>!... ~:~004 ~ ·'('!· •I j,:,;.Jl l)'.}.,\);"\,l1;:i,'W,, 1,:,l':"i:..Jl<_;,\ CC•d)t;;~ bc.•l'"e:td.;,1 di
•, ·i " i. " •' l.\'i;,, h ~=,i .. ).·ci~ -1;:1·.~'l'·i E;,'Jyt:\ f"i(i·;1;,;:Jrc•r·.i. 1.:~:;,hu ._l ... 1;_,·l=l1) ::i·--1r·· ,.,,.,;,- or-t,.nJ \.-"!I': c:-: k.t:)~-10;1],
r: :')l , .. ,--1,_J 1:·,,.,'."'j ·1·p_ ···m,,_,-:;;i.nq nir~rw··• J,:,1n~J t·.r:·nq· .. · r·• ... 1 .J ·1;·.:11f.·' .. i cli.:\fl ,,l'J,J i·.J.'J<J. v~:tnq
iJ :·1,. ,J: i_..,,,._, '- dr1 01· .. ,1r·1 1_J···or··,::1;·19 t.<,~;'-~;:•,;·but.. L'..=.·ra-1· r .. ,,, i:· ·,1_1 ,,.·;1·1 •lc:·kr.\t i-:.··i.r.t1.i q(.'~\'"bdn';J,
r1.:!:;1::·, <rJ';;,-; +· r'i,,\-., bF:l"..1d(-·._~·;;j. i;\f.V;~-·-;c_\j'.)c\'. C1.i,1,f1 1.(;,~~y,a
~-:i_,-•1 1 !'.· ;•·1 ~: •• 0 1 ,-. r:-,..J,-~,, 'C-t' .1.1."11,·· J;·:\lll or.1.:_'.),,VJ:i.b.i;;;:1ya ;;_".;\t~ \! l·r ,._t! <•!"! ,:,-\!I '.:·;,,1],:1.h \:'J~t.'Jr·.·.;:i:i l(i-.\l'"'Vi.I
·,: .. :·1·1 ,~·· .,,,J. ,:! ·.:d· .. ('.,l::in:"iUi .J '.1r-i ·:::!dJ,·.\'n :.-;,,].:;1h '.;:;;::1tu
:;1:;:,: . .i·1r·~ de·,-·11.1,:.n ~:r::•1···'i_1: .. l:.,:~n '.!EE::., .. Jr:~f-_![)(I\; DJGEJ""IHDI< :·"J!·Jri,,:::;'l','t~,. - ·: .. , , :-..::.11··.-::n:_i c·>fi~,_:\ P':.!l"-:,,.,i,...·,_1k.-.:1:--1 r.J1'··,:,1n9-.:<1 -u:1_. !::-)r":;;,·,L·u-! rn1.;11 __ , u·d;:.• 1~:EqE1l 9cC:1.1n9 gud<:J.ng .·;i;:.1 i·j :.i.l"i n-;1..:r1 (.~-11.;F~ nit-.. :J !-: p .i. ri L• .. trl'/ i:\ m.::d<. d ·;,;"' '! i'.I l:.E'. ru r:;,
l,·,_1.-:1r -!''\!":~·- r-1_,:_m'.·:~h ,d,~1n rn1 .. .:_l:Lhe1l: kr.::-1'"umundn cir·;:1nu ··: ·' "• . .,_,i p.d!':·.L'. i.:JdC:cO:HH;J ~~ .. O.'J.C.\f1JUi:lly<=1 ~,:;,:\';/d. fTH?l"\da-·
i(I I /"JI ,;.1r;q·-·o!' ·1r\l..j l.-.• ~l""':;:;(-:-;)btJ''.: dt':.'!"'H]--'H": mc::k.sLld
·: i . ! '1 .i·H·;·;;:,\.'i::'.'.;-~;.: .. -~;:~~:;.;(J ·~/~~:,'.~:;;_~·;,,1_ni'l~.~~~;'.:.:;c~:;~('2)k('i0.';:;~~;~;~1 :, ;: '•c·\ 1;<"-"·.].:!1:cl. "·"I ."' p.L11t,_u, rJt.t1.!<=.11'1(i y.:;1ng
;i.1J<:Jf'll.):;·_1i· hd·\_ .-ce;;i-~·,co~bu-'c ' r:::.,::i.v~·=, Ct·.·~qr:th
":.":; : : :':' :;;·:: '," ;;~;::: 1: i'~:;:~:~:i,,IE::: i,::r::·; ! :';"' ': :.:~;;~;: k ~;~~~1!~ k~' 1 r:·::,;·11:1-:id-i .. lc-;r1 hk-'(~ICr~i ,";",;\k<o1·-I: !:~t-:];:,1.L'.c:U~
.-:1.,.,r••:.J ciic,1T;.11;1 p1··".J:: '; pF::1··:-.;1,da;1..J,:'.!1··· .. n.::t.mun ,·,·:\· ::'.\'
.:11' -.i1 ·1]--· PJ -~·i;·H ~""~'bu;· t.:i d~:1k. m;:u.1 n:£-::. -.cJ<.. i·--L:i dc.tri •!~-~ ( ;;1r·;;>/,:1··,-,r1c.·J ;-\·/n ~JC'•1C!i:L1 f)-:-int:un1.;J,·,1n/
"'· r" , n __ , ,_ ·::i <J. ,,- • ' l : d L•.1-.. ir- :,1 m ~;; u .~r, '.;': ',:·~ ':,:HJ ,'·.·.·.' ,::..• .. :~.' 1c,l ··'J'.'' 'p····' 1'.i1 1! )L. l· e·,d 1·i·.\ ;:)( n ,-'i'O'.I ,_;,i\"''I Li-..-'.\ -i _
l -__ <I'• I! ·i' ;1,
·1 _.1• 1 ,1; :11j:\ f:.(' ~··1,1w,,ii· ··,,,·-1·;.:<. C:i~!-1 U!""drl(,!''f..l'"'i::\r1•J :·;GI'"
-i! !.iu, '.! .;·, .. J.:\\;
, 1;; l· .i.r i '. ":;·l .... '"'· 'r ,::
L\1: i:'IJ.0-1' ~:1;' .i:1,_·ri1JL-.! ,;\J" :;i..:.:y .. o-. iiJ!_~:'" c:i.f:,;,·J J:c.'.:1 cid 'l ... r.~· u~; in~,1.1::;uk
,_·1<J iJ,.1·1 :,\/d !•.c_ '· :.;;t'" 12'.CJ.i. _. O';i·.'I:· 11 ~,;;•.\ti.-~f; ;~(':r"ddd di
1•\_.:• ,t.''..11 :\,.' \l·Ji\ I, l
( ·' (I\" l.i·,'.} •.'•\
. ),•. r \', 'l_l
ha!O\rnan.W.
··j
lie\• •.'_i:
:,.\ ·11-
1 .1 : ' ~ '
·.:i'ii)
,:
. ) :·ii, , ; I
l. '-;·
:-:,,_-. i:
' ; ~ii;
~-; i" i ' .
:_1 :_
'.:·,1 -~!l:i.td ,._.._,,.,
t; .. ' .~::: J1.' \.
'I"•
1.!· 1-· .>11
. i" ,_\I' i! \ '!
i. !10• :1;1 b:_ -' :-·l:i1.:: l:!-.,'.:'<!"I
.,.· UL1 I d _··n -••• 1 L:i.-..i.•].: ,-,;·-1
i l'J .t ,_-,
'ur,.J;. Cl~
d.l.l
L_t_:·-11::·9,;_, .l .;11•-_i ..... ,-:·r .. <.'ln•._1
~-,,,)_y.::·1 m,:,; !:.
('_;
;··
_;r;9 1.o.n9\;un -: :'JU 1.: ;_:,;1-:;1:;.l1<J
r: '·-'-~ ,:·1PiJ t(-21"us;
~~: 1.~ i:i ·. '_/ ·;.: ;_;~ ! 1 c I ~; ~:.-: ~:~ ;.;: iJ cl ~:, ~-: ~.:.:: >,'. : l ~~'. ::;~ ~; ~~ ~·I ~~ ~:
J. 1 ._,\1 =-;,·hc;lfah ~:; ,.L·.\l'l --,1~·1u--
>'l.ir-iJ'-.. : ··:-·,::; 1·1 ~ __ 1r· ··1q-- ;.;.· ,.,. 11'.FH'l':·'i:.-~; .. ,;\ng
i.:.r::,1 ,"·'.;,;;,-:!i::JU-J.:
i'd-''n;11d i. '.l.n :\· \_1 .. ; :·;. ·.n--.· .\ n t c_!.1!:-_ 1,•;;.--:.-.1 . ··-,'i ~ l: . ; \ .~· • -:'-\ : ;1 l l .
'-'f.';• ,,, ::)!' Jrl ,.,,, Et,:: i '\J' 'i:< :_1,n :::;ut .. l::'.,io.n
•·;
,, 'I•')•. v, '- r,
./:.)!. [i,f I;
-~ l • I ~~ ;_ -1
di-.. -.(i.i»i
'.J ~..I ' i <'.' ! \ ".! "t[l l-.i_di-'.l!-:.
1: .• ;-,_,
1·;.:,;.r_:_1i.:\il
_,_ 1-1 \/_ .\n \'
i -11 .:::11· ... ,; ~<"I' :Ju ·1,:.: .. nq ';; .·;-,",\; . '01 _I I" I, .,:1 ~;;
';;1.-i·; 1.!' 1; .·
··._; I · ·.I ."-,:,:,I Z:\i'\ if\,;\ ~:.~d -'.!-•i:\i-·1 i·a:"· !. H,;t
:.i.J kt.<t iJ,_:;·,nqLt ·:.cm). ;.i ,:.\1: -y:;-,n~_i o,;.:,1,'/:C.\
:._J.;.: ··idJ,:tiE ,:,icn9u,:·.:·;3,c<n ,:·1i:;! t:,.-,\ ''.l-3'/.'.I •\':i-,::.:; th :Jc.i,;:·, !:10•::" 111 Pf'l!'li<": c'..i.pc-~;·-ju;':\l
=r1•_111 i\;, 1 n;:.~ ~'l.dd pihi3k 1--, I i ,_,_I . ;':\'_,:; !-.di-~,,\ ·~·-.1,~I"''.: c-but :•
i;·11· r:.1;,_-Ji"'Thl:, '.:">1 .. 1 h.i.:1·:.J<J<::i p . .l.hr.;tk 1:-,~:ic1' .. 11; .•'.c--~l.:-:·1hk.·:.\n ·t<-':1r1t,;h ddn b;,,\nqu i:.1...n!..:,,;;;: C:J"d11(! _,-1,·i .'.ic-,tdfi()
c '::T-9 )1"'1 :"i'l'.:'Cn~::n;JC'ml.:Ji.:)I·:. \ :" i nL:H"U:t 1 -. ;-' d -1.-~ i cL:;i k
. r·-)p ;-:1_ k ,;\ l'"(;!n ,:;:\ I''.' 1 ";'·:1': Cl·· C '' i-· 9 l:.(::J'"~"O-E·( 1 •. ·.-~n·1,,1· i-·:1-;.·1,·,1J ka:\ d L1 ,_, 1_n ;")·;\_hl:-:::n
i- d
'O(
'"\ilt<-.\ ":=ul-:,;,,l i ...
[~,,;,:'.\!"\ E)ur:l,0:1'·d. b·:"· );--,, ... iYd de·.,: .. \ .-,(·:-. l., 1:
·:.;;1.n -- !'"
e-l_-(·.Cf"ii.ii'•';:1
,, 11-d; j_:\ ,:,./, :-:(__ L·'' ·,_:.11·,;:Jd' 'i ~ .. ~_I"\ c:;i ,:.\I·-'. :.1, r\ .,,...-c.1 _tJ""~ .~;nl ·,:i.h
,,
cl i. :., .:.1n
,,,_\
;; 1·'
: ") r_~
i'.'c'
/•
;:;r.1 n1: i<1 u-~-.---· 1.- i'!'i 'l':. ,1 ,. J ,.\ i l \· "-! · L:
j -; 1.i it. ;,,.
_';;;I ... l.:
'i'·
i.1; , ... :·1 .. ,I ·'" 'I ·-1-q;..j
_;. " :; ; )
!· '1'1
.::;-1 ____ .. "'·Y \ i.i:-:' i.i·:,-;,·--, :j,·_1 ' • .'-I 'r·
ci "~'' n ·-J -.. n ( .i. p·-:-~ (" i 1. ''"
c::..:
'-.\·:.-,-."' I,.
ddd :·1ny.,
'. ·,,c:c..,:_\ / ,_.;\f'l(J :n• :1d:li.C•l'i<."ll k.dn
0·;u·1 i··t;,-,, / . .:t:-·,(J buhl.:u . .-·1 (..,, . , rJ i" (·_.::.<1 ·,u,c\nr·,y.~1
Yang~
:.u;;JFI.' 3YAUU MARK;\11 bin fl. TEUr'.U MAR<'.Al1.
,, ,r. ,_; 1, L;,:,0.\ l , __ \ ::;-., : r:"'- ., J.·:.i.r·:
,,._;, '.:U' .I <..i. .. H!
: :1
AGUS ,1u · , Al·· , o • ;~I F15A:--fJRF·. 5s )81059 s -