tindak pidana desersi yang dilakukan anggota tentara nasional indonesia...

89
TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI) DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA (Studi Kasus Putusan Pengadilan Militer III-16 Makassar Tahun 2011-2013) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Hukum (SH) Jurusan Ilmu Hukum Pada Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Oleh ARFAN EFFENDI NIM. 10500109020 FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2013

Upload: others

Post on 07-Mar-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI) DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

(Studi Kasus Putusan Pengadilan Militer III-16 Makassar Tahun 2011-2013)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Hukum (SH) Jurusan Ilmu Hukum Pada Fakultas Syari’ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

Oleh

ARFAN EFFENDI

NIM. 10500109020

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2013

Page 2: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kerendahan hati dan kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, 16 Desember 2013

Penyusun,

ARFAN EFFENDI NIM: 10500109020

Page 3: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

iv KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling mulia diucapkan selain puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat dan inayah-Nya sehingga penyusun selalu semangat dan kuat meyelesaikan karya ilmiah penulisan skripsi ini yang berjudul Tindak Pidana Desersi Yang Dilakukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Upaya Penanggulangannya (Studi Kasus Putusan Pengadilan Militer III-16 Makassar Tahun 2011-2013). Shalawat dan salam atas junjungan nabi Muhammad SAW serta keluarga yang tercinta dan orang-orang yang mengikuti jejak beliau.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk menguraikan latar belakang tindak pidana desersi yang dilakukan oleh anggota TNI beserta upaya yang dapat dilakukan sebagai langkah dalam menanggulangi terjadinya tindak pidana desersi.

Penyusunan skripsi ini juga dimaksudkan untuk melengkapi salah satu persyaratan untuk menempuh dan mendapatkan gelar Sarjana Hukum (SH) di Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Penyusun mengucapkan terima kasih yang tak terhingga pada ayahanda Drs. Effendi M., M.Hum dan ibunda tercinta yaitu Dra. Mardiati atas seluruh cinta dan kasih sayangnya, rindu, serta kesabaran dalam doa yang tak henti mengalir sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kepada kakakku Hafizh Effendi S.Pd dan Fachrul Effendi beserta adik-adikku Fiqri Effendi, Syifa Nurzahirah, dan Dian Alfiah yang selama ini telah memberikan semangat dan bantuan dalam banyak hal, serta selalu membuatku tersenyum ketika mengingatnya, tawa riangmu memberiku semangat untuk terus belajar, serta seluruh keluarga tanpa terkecuali.

Selesainya skripsi ini juga tak lepas bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan saran dan bimbingan yang sangat berarti bagi penulis. Pada kesempatan ini penyusun ucapkan rasa terima kasih yang tulus dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing HT., M.S selaku rektor UIN Alauddin Makassar, yang memberikan pencerahan, menjadi contoh pemimpin yang baik;

2. Bapak Prof. Dr. H. Ali Parman, M.Ag selaku dekan Fakultas Syariah dan Hukum dan juga sebagai pembimbing penulisan skripsi saya, serta para pembantu dekan

Page 4: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

v yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini;

3. Bapak Dr. Hamsir., SH., MH dan Ibu Istiqamah,SH.,MH, masing-masing selaku ketua dan sekretaris jurusan beserta stafnya yang telah banyak memberikan saran yang konstruktif kepada penulis;

4. Bapak Rahman Syamsuddin SH.,MH, selaku pembimbing penulis yang telah memberikan waktu luangnya dan memberikan banyak pelajaran berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

5. Seluruh dosen UIN Alauddin Alauddin terkhusus dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar yang telah membimbing dan mengajarkan saya tentang hukum dan kehidupan.

6. Seluruh staf akademik yang selalu memudahkan penulis dalam segala urusan khususnya yang berkaitan dengan akademik penulis;

7. Bapak Gatut Sulistyo S.H selaku kepala Dilmil III-16 Makassar beserta para staf dan jajarannya yang telah memberikan fasilitas selama melakukan penelitian dalam rangka membantu menyelesaikan skripsi ini;

8. Kepada sahabat penulis Andi Erwin, Fitrah Dzul Adha, Alif Lutfi, dan Ahmad Faisal yang selalu memberikan motivasi dan mendampingi penulis dalam segala urusan sehingga apa yang dilakukan dalam hal penyelesaian skripsi ini sesuai dengan harapan;

9. Kepada kawan-kawan penulis khususnya jurusan Ilmu Hukum angkatan 2009, dan kawan-kawan yang lain yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu, terima kasih, semoga gelar kesarjanaan ini tidak memisahkan kita;

10. Kepada anak-anak Marlosa yang saya cintai dan banggakan, terimakasih banyak atas ikatan persaudaraannya.

Akhir kata penyusun berharap kiranya tugas penulisan karya ilmiyah ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum khususnya hukum pidana, dan dapat dipakai sebagai masukan bagi pemerintah dalam hal sumbangan sumbangis pemikiran terhadap lembaga pendidikan yang terkait.

Amin yaa Robbal Aalamin……………………….

Page 5: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

vi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi ABSTRAK ............................................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7 C. Definisi Operasional Dan Ruang Lingkup Penelitian ........................ 8 D. Kajian Pustaka .................................................................................... 9 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian........................................................ 11 F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 14

A. Peran dan Kedudukan TNI ................................................................ 14 1. Peran TNI ............................................................................... 15 2. Kedudukan TNI ...................................................................... 17

B. Sistem Peradilan Militer di Indonesia ............................................... 18 C. Tindak Pidana Menurut KUHPM ...................................................... 22 D. Bela Negara Menurut Islam ............................................................... 23 E. Pembagian Tindak Pidana Menurut KUHPM .................................... 24 F. Desersi Anggota TNI ......................................................................... 26 G. Sanksi Hukum Desersi Dalam KUHPM ............................................ 33

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 36

A. Jenis Penelitian .................................................................................. 36 B. Lokasi dan Waktu penelitian ............................................................. 36 C. Jenis Dan Sumber Data ..................................................................... 36 D. Tenik Pengumpulan Data .................................................................. 37 E. Teknik Analisis Data ......................................................................... 37 F. Kerangka Out Line ............................................................................. 37

Page 6: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

vii BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 40

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 40 B. Faktor Penyebabkan Tindak Pidana Desersi Yang Dilakukan Anggota

Tentara Nasional Indonesia (TNI)...................................................... 66 C. Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Desersi Oleh Anggota TNI.. 74

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 78

A. Kesimpulan......................................................................................... 78 B. Saran .................................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 7: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

viii ABSTRAK

Nama Penyusun : Arfan Effendi NIM : 10500109020 Jurusan : Ilmu Hukum Judul :“Tindak Pidana Desersi Yang Dilakukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Upaya Penanggulangannya (Studi Kasus Putusan Pengadilan Militer III-16 Makassar Tahun 2011-2013)” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya tindak pidana desersi yang dilakukan oleh anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) beserta upaya penanggulangannya. Penelitian dilaksanakan di kota Makassar, Sulawesi Selatan yaitu pada instansi Pengadilan Militer III-16 Makassar, dimana penulis mengambil data yang diperoleh secara langsung berupa putusan pengadilan pada kasus desersi serta berupa data lainya yang diperoleh melalui kepusatakaan yang relevan yaitu literatur, dokumen-dokumen serta peraturan perundang – undangan yang berkaitan dengan masalah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pada dasarnya faktor yang melatarbelakangi dilakukannya tindak pidana desersi oleh anggota TNI yaitu faktor dari dalam diri pelaku sendiri seperti masalah keluarga, masalah ekonomi dan kedisplinan pelaku sendiri.

Page 8: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Republik Indonesia adalah negara yang memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Pasca kemerdekaannya, penjajah terdahulu berambisi untuk kembali menjajah Indonesia melalui kekerasan bersenjata. Pada saat itu, badan-badan perjuangan rakyat bersama tentara regular Indonesia yang disebut Tentara Republik Indonesia (TRI) bahu-membahu berjuang untuk tegaknya kedaulatan dan menjaga kemerdekaan bangsa. Untuk mempersatukan dua kekuatan bersenjata tersebut yaitu TRI sebagai tentara regular dan badan-badan perjuangan rakyat, maka pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden mengesahkan dengan resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI)1. Sebelum berpisah dengan Polisi Republik Indonesia (POLRI), TNI dulu adalah satu kesatuan dengan POLRI di bawah naungan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Kemudian dipisahkan, masing-masing berdiri sendiri dan diberi tugas dan wewenang yang berbeda. Polri bertugas secara khusus untuk pengamanan internal negara, sedangkan TNI secara khusus bertugas menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah 1 “Sejarah TNI,” Website Tentara Nasional Indonesia. http://www.tni.mil.id/pages-10-sejarah-tni.html (28 Mei 2013)

Page 9: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

2 darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Dalam Islam sendiri, TNI yang bertugas sebagai pertahanan negara ini mendapat legitimasi melalui ayat Al-Quran yang bersinggungan dengan bela negara. Allah SWT menegaskan hendaknya setiap muslim selalu berlomba-lomba dan tolong-menolong dalam melakukan kebaikan. Begitupun dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang mermanfaat bagi kebaikan bangsa dan negara adalah suatu kewajiban bagi setiap orang Islam. Termasuk kegiatan bela negara yang merupakan suatu keharusan bagi seorang Muslim. Bela negara bisa dilakukan dengan cara berperang ketika negara diserang pihak luar. Atau juga berjaga-jaga atau bersiap-siaga untuk mengantisipasi jika terjadi perang. Berjaga-jaga ini sangat penting untuk pertahanan negara. Allah swt dalam QS Al-Anfal ayat 60 berfirman: Allah (#ρ‘‰Ïã r&uρ Νßγs9 $̈Β Ο çF÷èsÜ tG ó™$# ÏiΒ ;ο §θè% ∅ÏΒ uρ ÅÞ$t/ Íh‘ È≅ ø‹y⇐ ø9 $# šχθç7 Ïδ ö�è? ϵÎ/ ¨ρ߉ tã «! $# öΝ à2̈ρ߉ tã uρ tÌ� yz# uuρ ÏΒ óΟÎγÏΡρߊ Ÿω ãΝßγtΡθßϑ n= ÷ès? ª! $# öΝßγßϑ n= ÷ètƒ 4 $tΒ uρ (#θà) Ï�Ζè? ÏΒ & ó x« †Îû È≅‹Î6y™

«! $# ¤∃uθムöΝ ä3ö‹ s9Î) óΟ çFΡ r&uρ Ÿω šχθßϑ n= ôà è? ∩∉⊃∪ Terjemahannya: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”2 2 Kementrian Agama R.I., Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya, edisi kedua (Semarang: P.T. Karya Toha Putra, 1996).

Page 10: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

3 Ayat diatas menjelaskan pentingnya bersiap-siaga atau mempersiapkan sesuatu untuk mengantisipasi serangan yang mungkin terjadi pada negeri kita sebagai wujud nyata kita sebagai warga negara untuk turut serta dalam upaya bela negara dan juga untuk menunaikan perintah Allah swt sebagai seorang Muslim. Kata “siapkanlah” dalam ayat diatas bisa kita artikan sebagai persiapan diri untuk menghadapi peperangan atau serangan yang mungkin terjadi kepada negara kita. Persiapan itu bisa berwujud pelatihan militer. TNI dibatasi oleh undang-undang dan peraturan militer sehingga semua tindak tanduk perbuatan yang dijalani juga harus berlandaskan pada undang-undang dan peraturan yang berlaku. Mengingat Republik Indonesia adalah negara hukum, maka setiap penduduk, pejabat penguasa, aparatur negara tanpa terkecuali termasuk anggota TNI harus tunduk dan taat pada hukum yang berlaku. Setiap anggota TNI harus tunduk dan taat terhadap ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku khusus bagi militer yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer (KUHPM), Kitab Undang-Undang Hukum Disiplin Militer (KUHDM), dan Peraturan Disiplin Militer (PDM) dan peraturan-peraturan lainnya. Peraturan hukum Militer inilah yang diterapkan kepada Tamtama, Bintara, maupun Perwira yang melakukan suatu tindakan yang merugikan kesatuan, masyarakat umum dan negara yang tidak terlepas dari peraturan lainnya yang berlaku juga bagi masyarakat umum. Di dalam melaksanakan segala tanggungjawab dan kewajibannya. terhadap negara, TNI pun tidak luput dengan segala permasalahannya. Salah satu

Page 11: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

4 bentuk permasalahan yang harus dihadapi itu adalah terjadinya perbuatan desersi yang dilakukan oleh anggota TNI, dimana anggota TNI tersebut melakukan perbuatan menarik dirinya dari pelaksanaan kewajiban dinas ketentaraan atau tidak hadir tanpa keterangan selama melaksakan tugas dan kewajibannya. Perbuatan desersi merupakan suatu perbuatan yang bisa dikatakan tidak menjaga amanat atau tidak menepati janji. Anggota TNI yang desersi sudah jelas melanggar sumpah prajurit TNI, yang berbunyi: Demi Allah saya bersumpah/ berjanji: 1. Bahwa saya akan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 2. Bahwa saya akan tunduk kepada hukum dan memegang teguh disiplin keprajuritan. 3. Bahwa saya akan taat kepada atasan dengan tidak membantah perintah atau putusan. 4. Bahwa saya akan menjalankan segala kewajiban dengan penuh rasa tanggung jawab kepada Tentara dan Negara Republik Indonesia. 5. Bahwa saya akan memegang segala rahasia Tentara sekeras-kerasnya. Menjaga amanat atau janji telah dijelaskan dalam Islam. Allah swt berfirman dalam Q.S.Al-Mu'minun ayat 8: tÏ% ©!$# uρ öΝèδ öΝÎγÏF≈ oΨ≈ tΒ L{ öΝÏδ ωôγtã uρ tβθãã≡u‘ ∩∇∪ Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.3 Ayat di atas berisi tentang pentingnya menjaga amanah/ janji. Secara bahasa amanah bermakna al-wafa (memenuhi/ menyampaikan) dan wadiah 3 Kementrian Agama R.I., Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya, edisi kedua (Semarang: P.T. Karya Toha Putra, 1996).

Page 12: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

5 (titipan) sedangkan secara definisi amanah berarti memenuhi apa yang dititipkankan kepadanya. Selain ayat tersebut di atas, dalam Q.S Al-Anfal ayat 45, Allah swt berfirman: $ y㕃 r'̄≈ tƒ šÏ% ©!$# (#þθãΖ tΒ# u #sŒ Î) óΟ çGŠ É) s9 Zπt⁄Ïù (#θçFç6øO$$ sù (#ρã�à2øŒ $# uρ ©!$# #Z��ÏW Ÿ2 öΝ ä3̄= yè©9 šχθßsÎ= ø� è? ∩⊆∈∪ Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), Maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.4 Ayat tersebut di atas menjelaskan perintah Allah swt kepada kaum Muslimin, bila mereka menjumpai segolongan dari pasukan musuh supaya meneguhkan hati dan selalu menyebut nama Allah dengan banyak berzikir agar mereka mencapai kejayaan, ketabahan hati dalam pertempuran dan tidak lari dari musuh. Jadi, ayat ini sangat berkaitan dengan larangan melakukan desersi (lari dari perang). Demikian pula dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 30 ayat (3) menyatakan bahwa Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara. Sehingga TNI harus selalu amanah dalam menjalankan tugas dan kewajibannya demi terciptanya keutuhan dan kedaulatan negara. 4 Kementrian Agama R.I., Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya, edisi kedua (Semarang: P.T. Karya Toha Putra, 1996).

Page 13: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

6 Pada dasarnya desersi merupakan kejahatan militer yang berat, serius, dan universal. Karena semua Angkatan bersenjata di semua negara mengatur desersi sebagai kejahatan militer yang berat. Di Indonesia desersi diatur dalam Pasal 87 KUHPM yang berbunyi : 1. Diancam karena desersi, Militer : Ke-1, yang pergi dengan maksud menarik diri untuk selamanya dari kewajiban-kewajiban dinasnya, dihindari bahaya perang, menyeberang ke musuh atau memasuki dinas militer pada suatu negara atau kekuasaan lain tanpa dibenarkan untuk itu; Ke-2, yang karena salahnya atau dengan sengaja melakukan ketidakhadiran tanpa ijin dalam waktu damai lebih lama dari tiga puluh hari, dalam waktu perang lebih lama dari empat hari; Ke-3, yang dengan sengaja melakukan ketidakhadiran tanpa ijin dan karena tidak ikut melaksanakan sebagian atau seluruhnya dari suatu perjalanan yang diperintah. 2. Desersi yang dilakukan dalam waktu damai, diancam dengan pidana penjara maksimum dua tahun delapan bulan. 3. Desersi yang dilakukan dalam waktu perang, diancam dengan pidana penjara maksimum delapan tahun enam bulan. Dalam perumusan pasal 87 KUHPM di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua macam jenis tindak pidana desersi yaitu : a. Tindak pidana desersi murni diatur dalam pasal 87 ayat (1) ke-1 KUHPM. b. Tindak pidana desersi sebagai peningkatan dari kejahatan ketidakhadiran tanpa izin, diatur dalam pasal 87 ayat (1) ke-2 dan ke-3 KUHPM. Tindakan desersi ternyata cukup banyak dilakukan oleh anggota TNI. Tahun lalu, total ada 1.123 kasus desersi di lingkungan TNI di Indonesia. Jumlah itu meningkat lebih besar 14 kasus dari 2011 yang tercatat 1.109 kasus.5 5 “Seribu Lebih Prajurit TNI Desersi,” Jawa Pos National Network, 17 Januari 2013. http://www.jpnn.com/read/2013/01/17/154689/Seribu-Lebih-Prajurit-TNI-Desersi- (29 Mei 2013)

Page 14: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

7 Di wilayah hukum Pengadilan Militer III-16 Makassar secara khusus, yang menjadi wilayah objek penelitian penulis, terdapat sebanyak 70 kasus desersi yang terjadi berdasarkan rekapitulasi kasus tahun 2012.6 Salah satu contohnya yaitu tindakan desersi yang dilakukan Serda Joni Yohana dari Kesatuan Deninteldam VII/Wrb pada tahun 2012. Serda Joni Yohana terbukti bersalah melakukan tindak pidana desersi dan djatuhi hukuman 4 (empat) bulan penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Militer III-16 Makassar. 7 Jumlah tindakan desersi yang lumayan besar tersebut, jelas sangat tidak baik bagi citra TNI sebagai institusi negara yang dipersenjatai guna menjaga kedaulatan negara. Anggota TNI yang diharapkan selalu siap siaga dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya ternyata ada yang lari atau tak hadir tanpa keterangan pada saat melaksanakan tugas. Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas, maka penyusun dalam penulisan skripsi ini memilih judul : “Tindak pidana desersi yang dilakukan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan upaya penanggulangannya (Studi kasus putusan Pengadilan Militer III-16 Makassar tahun 2011-2013)”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut : 6 “Rekapitulasi Perkara 2012,” Situs Resmi Pengadilan Militer III- 16 Makassar. http://www.dilmil-makassar.go.id/index.php/info-perkara/direktori-putusan ( 2 Juni 2013) 7 Republik Indonesia, “Putusan Pengadilan Militer III-16 Makassar Nomor 146-K/PM III-16/AD/IX/2012

Page 15: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

8 1. Faktor apa yang menyebabkan tindak pidana desersi yang dilakukan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI)? 2. Bagaimana upaya penanggulangan tindak pidana desersi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI)? C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian Untuk memperoleh gambaran tentang judul dalam penulisan skripsi ini, maka penulis akan memberikan pengertian dari beberapa kata yang terdapat dalam judul tersebut, yaitu: Tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa melanggar larangan tersebut.8 Dalam penulisan skripsi ini, tindak pidana diartikan perbuatan pidana atau tindak pidana yang merupakan suatu perbuatan yang tidak sesuai atau melanggar suatu aturan hukum atau perbuatan yang dilarang oleh aturan hukum yang disertai dengan sanksi pidana yang mana aturan tersebut ditujukan kepada perbuatan sedangkan ancamannya atau sanksi pidananya ditujukan kepada orang yang melakukan atau orang yang menimbulkan kejadian tersebut Desersi adalah tidak beradanya seorang militer tanpa izin atasannya langsung, pada suatu tempat dan waktu yang sudah ditentukan oleh dinas, dengan lari dari kesatuan dan meninggalkan dinas kemiliteran, atau keluar dengan dengan cara pergi, melarikan diri tanpa ijin. (www.googlesearch.com)9 8 Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), h. 54. 9 Robi Amu, “Kajian Hukum Pidana Militer Indonesia Terhadap Tindak Pidana Desersi”, Google Search. http://www.googlesearch.com (10 Juni 2013)

Page 16: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

9 Dalam penulisan skripsi ini, desersi diartikan perbuatan menarik diri dari pelaksanaan kewajiban dinas ketentaraan atau tidak hadir tanpa keterangan selama melaksakan tugas dan kewajibannya.10 Tentara Nasional Indonesia, yang terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara adalah alat negara yang berperan sebagai alat pertahanan negara.11 Dalam penulisan skripsi ini, Tentara Nasional Indonesia sebagaimana telah disebutkan pada paragaraf sebelumnya yaitu alat negara yang berperan sebagai alat pertahanan negara yang terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Adapun penelitian ini mengkaji tindak pidana desersi yang dilakukan anggota TNI di wilayah hukum Pengadilan Militer III-16 Makassar serta upaya penanggulangannya. D. Kajian Pustaka Tindak pidana desersi belum pernah secara khusus dibahas dalam sebuah buku. Sumber referensi selain buku juga masih tergolong sedikit yang membahas secara khusus tindak pidana desersi. Setelah menelusuri berbagai referensi yang berkaitan tentang pembahasan ini, penulis menemukan beberapa buku maupun artikel, yaitu: 10 Republik Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer, pasal 87. 11 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, bab Penjelasan.

Page 17: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

10 1. Moch. Faisal Salam, S.H., M.H., dalam bukunya Hukum Pidana Miiter di Indonesia. Buku ini merupakan uraian singkat kandungan pasal-pasal Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer dilengkapi dengan analisis singkat setiap pasalnya. Disalah satu bab dijelaskan penjabaran pasal 87 KUHPM tentang desersi. 2. Tambunan, A.S.S., dalam bukunya Pengantar Hukum Militer. Isi buku ini merupakan kompilasi dan sistemisasi dari bahan-bahan kuliah yang penulis pernah berikan sejak tahun 1958 di pelbagai lembaga pendidikan di lingkungan TNI. Menurut pengamatan penulis masih terdapat kekurang pengertian malahan dapat dikatakan kesimpangsiuran mengenai pengertian hukum militer dan fungsinya dalam rangka pembinaan TNI. 3. Anny Yuserlina dalam artikelnya Pertimbangan Hakim Dalam Penerapan Pidana Terhadap Anggota Tentara Nasional Indonesia Yang Melakukan Desersi (Studi Kasus Pengadilan Militer I-03 Padang) yang menjelaskan tentang pertimbangan hakim dalam memutus perkara pidana desersi. 4. Muhammad Fadhil Wijaya dalam skripsinya yang berjudul Peranan Polisi Militer (POM) Dalam Menangani Tindak Pidana Desersi Yang Dilakukan Oleh Anggota Militer (TNI AD) (Studi Di Detasemen Polisi Militer (Denpom) V/3 Brawijaya Malang) menjelaskan secara garis besar upaya yang dilakukan oleh Polisi Militer dalam menangani tindak pidana desersi. Di antara buku-buku atau artikel tersebut yang dikemukakan di atas, belum ada secara khusus membahas masalah ini. Namun relevansi dari latar belakang masalah tersebut sudah banyak yang membahas, oleh karena itu latar belakang

Page 18: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

11 masalah yang akan diteliti mempunyai relevansi yang sesuai dengan sejumlah teori yang telah ada. E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Adapun tujuan penelitian ialah 1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab tindak pidana desersi yang dilakukan anggota TNI. 2. Untuk mengetahui upaya penanggulangan tindak pidana desersi yang dilakukan anggota TNI. Adapun manfaat penelitian ialah : A. Manfaat ilmiah Diharapkan penyusunan skripsi ini dapat memberikan sumbangsi pemikiran terhadap hukum di Indonesia terkhusus dibidang hukum militer mengenai tindak pidana desersi yang dilakukan anggota TNI serta upaya yang bisa dilakukan untuk menanggulanginya. B. Manfaat praktis Diharapkan agar penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan Tentara Nasional Indonesia untuk menentukan upaya yang akan dilakukan dalam meminimalisir tindak pidana desersi yang dilakukan oleh prajuritnya. F. Sistematika Penulisan

Page 19: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

12 Sistematika adalah gambaran singkat secara menyeluruh dari suatu karya ilmiah dalam hal ini adalah penulisan skripsi. Bertujuan untuk membantu para pembaca dengan mudah memahami skripsi. Adapun skripsi ini terdiri dari sub-sub bab yang diuraikan secara terperinci dan disusun secara hierarki sehingga yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Adapun sub-sub bab ialah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, defenisi operasional dan ruang lingkup penelitian, kajian pustaka, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini berisi tentang peran dan kedudukan TNI, sistem peradilan militer, kajian umum mengenai desersi anggota TNI. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, tekhnik pengumpulan data, teknik analisis data, dan kerangka outline. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini membahas dan menjawab permasalahan yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu bagaimana tindak pidana desersi yang dilakukan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), faktor penyebab, serta upaya penanggulangannya. BAB V PENUTUP

Page 20: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

13 Dalam bab ini berisi kesimpulan dari jawaban permasalahan yang menjadi obyek penelitian dan saran-saran.

Page 21: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

14 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peran dan Kedudukan TNI TNI sesuai UU, memiliki jati diri sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang, Tentara Nasional, dan Tentara Profesional. Berdasarkan UU Nomor 34/2004 tentang TNI, jati diri TNI diatur dalam Bab II, Pasal 2. Berikut kutipan bunyi pasal 2: Jati diri Tentara Nasional Indonesia adalah: a. Tentara Rakyat, yaitu tentara yang anggotanya berasal dari warga negara Indonesia; b. Tentara Pejuang, yaitu tentara yang berjuang menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tidak mengenal menyerah dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya; c. Tentara Nasional, yaitu tentara kebangsaan Indonesia yang bertugas demi kepentingan negara di atas kepentingan daerah, suku, ras, dan golongan agama; d. Tentara Profesional, yaitu tentara yang terlatih, terdidik, diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional, dan hukum internasional yang telah diratifikasi. Pengertian atas 4 jati diri TNI itu diuraikan pada bagian penjelasan pasal-demi pasal UU 34/2004. Berikut kutipan bunyi utuhnya. Huruf a Yang dimaksud dengan Tentara Rakyat adalah tentara yang berasal dari rakyat bersenjata yang berjuang melawan penjajah untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan pada perang kemerdekaan tahun 1945-1949 dengan semboyan “merdeka atau mati”. Rakyat yang menjadi dasar terbentuknya TNI pada saat itu adalah bekas prajurit Hindia Belanda dan Jepang, antara lain Heiho, Kaigun Heiho, dan PETA serta yang berasal dari rakyat, yaitu Barisan Pemuda, Hisbullah, Sabililah, dan Pelopor, di samping laskar-laskar dan tentara pelajar yang tersebar di daerah-daerah lain, baik yang sudah maupun yang belum memperoleh latihan militer, yang keseluruhannya terhimpun dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR). Dalam proses perjalanan sejarah serta penataan untuk mendukung profesionalisme

Page 22: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

15 dan mengakomodasi potensi kekuatan perjuangan, maka dilakukanlah penyempurnaan organisasi. BKR berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang berubah lagi menjadi Tentara Keselamatan Rakyat (TKR), kemudian menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI), dan terakhir mulai tanggal 3 Juni tahun 1947 menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dalam perkembangannya, pada tanggal 21 Juni tahun 1962, TNI pernah berubah nama menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). ABRI terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pada tahun 2000 ABRI kembali berubah menjadi TNI setelah dikeluarkannya Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2000 tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Dalam jati dirinya TNI sebagai Tentara Rakyat berarti bahwa anggota TNI direkrut dari warga negara Indonesia. Huruf b Yang dimaksud dengan Tentara Pejuang adalah bahwa TNI dalam melaksanakan tugasnya berjuang menegakkan dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara moral, berjuang memiliki makna tidak mengenal menyerah terhadap setiap tantangan tugas yang dilaksanakan. Pemahaman “tidak mengenal menyerah” di sini berarti tidak menyerah kepada lawan dalam konteks taktik dan strategi perang. Tidak mengenal menyerah berarti bahwa setiap upaya untuk mencapai tujuan harus selalu diusahakan dengan terukur. Huruf c Yang dimaksud dengan TNI sebagai Tentara Nasional adalah bahwa TNI merupakan tentara kebangsaan, bukan tentara kedaerahan, suku, ras, atau golongan agama. TNI mengutamakan kepentingan nasional dan kepentingan bangsa di atas semua kepentingan daerah, suku, ras, dan golongan agama. Huruf d Yang dimaksud dengan Tentara Profesional adalah tentara yang mahir menggunakan peralatan militer, mahir bergerak, dan mahir menggunakan alat tempur, serta mampu melaksanakan tugas secara terukur dan memenuhi nilai-nilai akuntabilitas. Untuk itu, tentara perlu dilatih dalam menggunakan senjata dan peralatan militer lainnya dengan baik, dilatih manuver taktik secara baik, dididik dalam ilmu pengetahuan dan teknologi secara baik, dipersenjatai dan dilengkapi dengan baik, serta kesejahteraan prajuritnya dijamin oleh negara sehingga diharapkan mahir bertempur. Tentara tidak berpolitik praktis dalam arti bahwa tentara hanya mengikuti politik negara, dengan mengutamakan prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional, dan ketentuan hukum internasional yang telah diratifikasi. 1. Peran TNI

Page 23: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

16 Sesuai UU No. 34 Tahun 2004 pasal 5, TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara. TNI yang berperan sebagai alat pertahanan negara memiliki fungsi yang dijelaskan pada UU No. 34 Tahun 2004 pasal 6. Berikut bunyi pasal 6: 1) TNI, sebagai alat pertahanan negara, berfungsi sebagai: a. penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa; b. penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a; dan c. pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan. 2) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), TNI merupakan komponen utama sistem pertahanan negara. Untuk menjalankan fungsinya, maka TNI mempunyai tugas-tugas. Sesuai UU No 34 Tahun 2004, tugas pokok TNI ialah yang melingkupi tugas untuk “menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.”, selain dilakukan dengan operasi militer untuk perang, juga dilakukan melalui operasi militer selain perang (OMSP) yang dirinci ke dalam 14 jenis tugas. Ke 14 jenis tugas tersebut adalah: 1. Mengatasi gerakan separatisme bersenjata; 2. Mengatasi pemberontakan bersenjata; 3. Mengatasi aksi terorisme; 4. Mengamankan wilayah perbatasan;

Page 24: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

17 5. Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis; 6. Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri; 7. Mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya; 8. Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta; 9. Membantu tugas pemerintahan di daerah; 10. Membantu kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-undang; 11. Membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala dan perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di Indonesia; 12. Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan; 13. Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue); serta 14. Membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan, dan penyelundupan. 2. Kedudukan TNI Institusi TNI sebagai subsistem dari sistem nasional bukan merupakan organisasi yang berdiri sendiri. Kedudukan TNI sesuai Undang-Undang No. 34 tahun 2004 tentang TNI sebagai berikut :12 Bab III, Pasal 3 : 12 Undang-Undang Republik Indonesia No. 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional

Indonesia

Page 25: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

18 Ayat (1) Dalam pengerahan dan penggunaan kekuatan militer, TNI berkedudukan di bawah Presiden. Ayat (2) Dalam kebijakan dan strategi pertahanan serta dukungan administrasi, TNI di bawah koordinasi Departemen Pertahanan. Bab III, Pasal 4 : Ayat (1) TNI terdiri atas TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara yang melaksanakan tugasnya secara Matra atau gabungan di bawah pimpinan Panglima. Ayat (2) Tiap-tiap angkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat. Penjelasan Pasal 3 : Ayat (1) Yang dimaksud berkedudukan di bawah Presiden adalah bahwa keberadaan TNI di bawah kekuasaan Presiden. Ayat (2) Yang dimaksud dengan di bawah koordinasi Departemen Pertahanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan perencanaan strategis yang meliputi aspek pengelolaan Pertahanan Negara, kebijakan penganggaran, pengadaan, perekrutan, pengelolaan sumber daya nasional, serta pembinaan teknologi industri pertahanan yang diperlukan oleh TNI dan komponen pertahanan lainnya sedangkan pembinaan kekuatan TNI berkaitan dengan pendidikan, latihan, penyiapan kekuatan, doktrin militer berada pada Panglima TNI dengan dibantu para Kepala Staf Angkatan. Dalam rangka pencapaian efektivitas dan efesiensi pengelolaan pertahanan Negara, pada masa yang akan datang institusi TNI berada dalam Departemen Pertahanan. B. Sistem Peradilan Militer di Indonesia Konstitusi Negara Indonesia mengatakan bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada keculalinya (Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 amandemen keempat). Dengan demikian sebenarnya baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam menjalankan pemerintahan tidak boleh ada warga negara yang mempunyai keistimewaan di mata hukum. 13 Kita ketahui bersama, bahwa hukum pidana umum berlaku bagi setiap orang, dengan demikian hukum pidana umum tersebut berlaku juga bagi militer. 13 Edi Setiadi, Sebuah Makalah Pengantar, Artikel, Bandung: 23 Desember 2006.

Page 26: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

19 Bagi militer yang melakukan tindak pidana berlaku ketentuan-ketentuan hukum pidana umum, selain itu juga terdapat ketentuan-ketentuan khusus yang diberlakukan di luar ketentuan-ketentuan yang diatur di dalam KUHP. Ketentuan-ketentuan yang khusus itu diatur di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana Militer (KUHPM). Bila ditinjau dari sudut justisiabel maka hukum pidana militer (dalam arti material dan formal) adalah bagian dari hukum positif, yang berlaku bagi justisiabel peradilan militer, yang menentukan dasar-dasar dan peraturan-peraturan tentang tindakan-tindakan yang merupakan larangan dan keharusan serta terhadap pelanggarnya diancam dengan pidana, yang menentukan dalam hal apa dan bilamana pelanggar dapat dipertanggungjawabkan atas tindakannya dan yang menentukan juga cara penuntutan, penjatuhan pidana dan pelaksanaan pidana, demi tercapainya keadilan dan ketertiban hukum.14 Untuk penyelesaian tindak pidana dalam lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) diperlukan adanya peraturan guna mencapai keterpaduan cara bertindak antara para pejabat yang diberi kewenangan dalam penyelesaian perkara pidana di lingkungan TNI. Oleh karena itu, dikeluarkan Surat Keputusan KASAD Nomor : SKEP/239/VII/1996 mengenai Petunjuk Penyelesaian Perkara Pidana di Lingkungan TNI AD, sebagai penjabaran dari Skep Pangab Nomor : Skep/71 l/X/1989 tentang penyelesaian perkara pidana di lingkungan ABRI. Pada tahun 1997 diundangkan UU No. 31 tahun 1997 tentang peradilan militer. Undang-undang ini lahir sebagai jawaban atas perlunya pembaruan aturan 14 Tomy Dwi Putra, “Penerapan Hukum Militer Terhadap Anggota Tni Yang Melakukan Tindak Pidana Desersi” Lex Crimen Vol.II/No.2 (2013): h. 6

Page 27: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

20 peradilan militer, mengingat aturan sebelumnya dipandang tidak sesuai lagi dengan jiwa dan semangat undang-undang No. 14 tahun 1970 tentang ketentuan pokok kekuasaan kehakiman. Undang-undang ini kemudian mengatur susunan peradilan militer yang terdiri dari; a. Pengadilan Militer b. Pengadilan Militer Tinggi c. Pengadilan Militer Utama d. Pengadilan Militer Pertempuran. Kewenangan pengadilan militer menurut pasal 7 UU NO.31/1997 :1. mengadili tindak pidana yang dilakukan seseorang prajurit atau anggota / badan yang dipersamakan sebagai prajurit atau menurut panglima diadili di lingkungan militer. 2.memeriksa, memutus & menyelesaikan sengketa tata usaha angkatan bersenjata. 3.menggabungkan perkara gugatan ganti rugi dalam perkara pidana yang bersangkutan atas permintaan pihak yang dirugikan sbg akibat yang ditimbulkan oleh tindak pidana yang menjadi dasar dakwaan & sekaligus memutus kedua perkara tersebut dalam satu putusan. Berdasarkan pasal 14 Undang-Undang Peradilan Militer, Pengadilan Militer Utama berkedudukan di tempat kedudukan di ibukota negara Republik Indonesia yang daerah hukumnya meliputi seluruh negara Republik Indonesia,

Page 28: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

21 sedangkan nama, tempat kedudukan dan daerah hukum pengadilan lainnya ditetapkan dengan keputusan panglima.15 Pengadilan militer bertugas dan berwenang mengadili perkara-perkara kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan oleh anggota militer yang berpangkat kapten ke bawah di daerah hukumnya dan termasuk suatu pasukan yang ada di dalam daerah hukumnya pada tingkat pertama. Untuk pengadilan militer tinggi kekuasaan dan kewenangannya meliputi : 1. Memutus dalam tingkat pertama perkara-perkara kejahatan dan pelanggaran oleh anggota perwira militer yang berpangkat mayor ke atas. 2. Memeriksa dan memutus dalam pengdilan tingkat banding segala perkara yang telah diputus oleh pengdilan militer dalam daerah hukumnya yang dimintakan banding. 3. Memeriksa dan memutus dalam tingkat pertama dan juga terakhir, perselisihan tentang kekuasaan mengadili antara beberapa pengadilan militer dalam daerah hukumnya. Sedangkan kekuasaan dan kewenangan pengadilan militer utama adalah memeriksa dan memutus pada tingkat banding perkara pidana dan sengketa tata usaha angkatan bersenjata yang telah diputus pada tingkat pertama oleh pengadilan militer tinggi yang dimintakan banding (pasal 42 UU No. 31 Tahun 1997). Berdasarkan pasal 45 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer, pengadilan militer pertempuran berwenang memeriksa dan 15 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia.Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, Pasal 14.

Page 29: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

22 memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara pidana yang dilakukan oleh prajurit di daerah pertempuran.16 C. Tindak Pidana Menurut KUHPM Tindak pidana pada umumnya baik itu berdasar KUHP ataupun KUHPM sama saja. Namun dalam KUHPM terdapat tindak pidana khusus yang disebut tindak pidana militer. Tindak pidana militer terbagi dua, yaitu tindak pidana militer murni dan tindak pidana militer campuran yang akan dijelaskan secara rinci pada sub bab berikutnya. Tindak pidana merupakan artian dari kata delictum. Delictum dapat diartikan sebagai perisiwa pidana, perbuatan pidana, serta beberapa pemaparan berbeda dari bebrrapa pakar hukum. Pengertian tindak pidana yang dimuat di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) oleh pembentuk undang-undang sering disebut dengan strafbaarfeit. Para pembentuk undang-undang tersebut tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai strafbaarfeit itu, maka dari itu terhadap maksud dan tujuan mengenai strafbaarfeit tersebut sering dipergunakan oleh pakar hukum pidana dengan istilah tindak pidana, perbuatan pidana, peristiwa pidana, serta delik. Menurut Moeljatno, tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa melanggar larangan tersebut.17 16 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer, Pasal 45.

Page 30: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

23 Sedangkan menurut Roeslan Saleh yang menggunakan istilah perbuatan pidana memberi pengertian sebagai berikut:18 Perbuatan pidana adalah perbuatan yang bertentangan dengan tata atau ketertiban yang dikehendaki oleh hukum, syarat utama dari adanya perbuatan pidana adalah kenyataan bahwa ada aturan yang dilanggar. Sarjana lain yang memberikan pengertian tindak pidana adalah J. E. Jonkers. Dia menggunakan istilah peristiwa pidana, yaitu suatu peristiwa yang dapat dikenakan pidana oleh undang-undang.19 Adapun unsur-unsur perbuatan pidana pada umumnya adalah sebagai berikut: a. Perbuatan aktif dan pasif yang dirumuskan dalam undang-undang pidana. b. Melawan hukum formil dan materil. c. Tidak adanya dasar pembenar. d. Unsur-unsur lain yang terdapar pada setiap Pasal Undang-Undang Pidana. D. Bela Negara Menurut Islam Fungsi pertahanan menurut Miriam Budiardjo (dalam Priyanto, 2008) yang merupakan salah satu fungsi negara yaitu untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar, sehingga negara harus diperlengkapi dengan alat-alat 17 Moeljatno, op. cit., h. 54. 18 Roeslan Saleh, Peraturan Pidana dan Tanggung Jawab Pidana, (Jakarta: Aksara Batu, 1981), h. 9. 19 J. E. Jonkers, Hukum Pidana Hindia Belanda, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), h. 37.

Page 31: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

24 pertahanan.20 Untuk mewujudkan hal tersebut, tentu diperlukan adanya upaya yang nyata. Salah satu bentuk pertahanan negara yaitu bela negara. Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut. Bela negara yang merupakan wujud pertahanan negara merupakan tugas pokok seorang anggota TNI. Hal ini dijelaskan dalam Undang-Undang No. 3 Tentang Pertahanan Negara pasal 10 ayat 1 “Tentara Nasional Indonesia berperan sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”21 Namun upaya bela negara tidak terbatas sebagai tugas seorang anggota TNI saja, tapi seluruh rakyat wajib melakukan upaya bela negara. E. Pembagian Tindak Pidana Menurut KUHPM Tindak pidana menurut KUHPM terdiri dari : a. Jenis tindak pidana/delik. Delik-delik dapat dibeda-bedakan. Lihatlah pembedaan tindak pidana/delik dalam ajaran umum. Salah satu pembagiannya ialah tindak pidana umum berhadapan dengan tindak pidana khusus. Salah satu kelompok tindak pidana khusus adalah tindak pidana militer. b. Tindak pidana militer. 20 P.N.H Simanjuntak, Pend. Kewarganegaraan SMP/MTs Kls IX (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007) h. 6. http://books.google.com/books?id= 7jvKA9RhUUUC&printsec=frontcove (1 Desember 2013) 21 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara, pasal 10 ayat 1.

Page 32: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

25 Tindak pidana militer yang pada umumnya terdapat dalam KUHPM dapat dibagi dua bagian yaitu : 2. Tindak pidana militer murni (zuivermilitairedelict) dan 3. tindak pidana militer campuran (gemengdemilitairedelict). 1) Tindak pidana militer murni adalah tindakan-tindakan terlarang/ diharuskan yang pada prinsipnya hanya mungkin dilanggar oleh seorang militer, karena keadaannya yang bersifat khusus atau karena suatu kepentingan militer menghendaki tindakan tersebut ditentukan sebagai tindak pidana. Disebutkan “pada prinsipnya”, karena seperti akan ternyata nanti dalam uraian-uraian tindak pidana-tindak pidana tersebut, ada perluasan subjek-militer tersebut. Contoh tindak pidana militer murni antara lain adalah : a) Seseorang militer yang dalam keadaan perang dengan sengaja menyerahkan seluruhnya atau sebahagian dari suatu pos yang diperkuat kepada musuh tanpa ada usaha mempertahankannya sebagaimana dituntut/diharuskan dari padanya (pasal 73 KUHPM); b) Kejahatan desersi (pasal 87 KUHPM); c) Meninggalkan pos penjagaan. Penjaga yang meninggalkan posnya dengan semaunya, tidak melaksanakan suatu tugas yang merupakan keharusan baginya, ataupun membuat atau membiarkan dirinya dalam keadaan dimana dia tidak mampu menjalankan tugasnya sebagai penjaga sebagaimana mestinya diancam dengan penjara maksimum empat tahun (pasal 118 KUHPM).

Page 33: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

26 2) Tindak pidana militer campuran adalah tindakan-tindakan terlarang atau diharuskan yang pada pokoknya sudah ditentukan dalam perundang-undangan lain, akan tetapi diatur lagi dalam KUHPM (atau dalam Undang-Undang Hukum Pidana Militer lainnya) karena adanya sesuatu keadaan yang khas militer atau karena adanya sesuatu sifat yang lain, sehingga diperlukan ancaman pidana yang lebih berat, bahkan mungkin lebih berat dari ancaman pidana pada kejahatan semula dengan pemberatan tersebut dalam pasal 52 KUHP. Alasan pemberatan tersebut, adalah karena ancaman pidana dalam Undang-Undang Hukum Pidana Umum itu dirasakan kurang memenuhi keadilan, mengingat hal-hal khusus yang melekat pada seseorang militer. Misalnya: seseorang militer sengaja dipersenjatai untuk menjagakeamanan, malahan justru dia mempergunakan senjata tersebut untuk memberontak; para militer ditempatkan dalam suatu chambre tanpa dibatasi oleh tembok/dinding karena pada mereka telah dipupukkan rasa korsa (corps geest) akan tetapi justru salah satu dari mereka melakukan pencurian di chambre tersebut; atau perkosaan yang dilakukan oleh seorang militer pada waktu perang. Jika perkosaan itu dilakukan pada waktu damai maka pemerkosa dikenakan ancaman hukuman yang berlaku di dalam KUHP. Tetapi jika dilakukan pada waktu perang maka akan dikenakan ketentuan-ketentuan dalam KUHPM. F. Desersi Anggota TNI

Page 34: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

27 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, desersi adalah 1 (perbuatan) lari meninggalkan dinas ketentaraan; 2 pembelotan kepada musuh; perbuatan lari dan memihak kepada musuh.22 Pengertian desersi menurut pasal 87 KUHPM, dapat disimpulkan bahwa desersi adalah tidak hadir dengan tidak sah lebih dari 30 hari pada waktu damai dan lebih dari 4 hari pada waktu perang. Ciri utama dari tindak pidana desersi ini adalah ketidakhadiran tanpa izin yang dilakukan oleh seorang militer pada suatu tempat dan waktu yang ditentukan baginya dimana dia seharusnya berada untuk melaksanakan kewajiban dinas. Dalam perumusan pasal 87 KUHPM dapat disimpulkan bahwa terdapat dua macam jenis tindak pidana desersi yaitu : 1. Tindak pidana desersi murni diatur dalam pasal 87 ayat (1) ke-1 KUHPM. 2. Tindak pidana desersi sebagai peningkatan dari kejahatan ketidakhadiran tanpa izin, diatur dalam pasal 87 ayat (1) ke-2 dan ke-3 KUHPM. Hakikat dari tindak pidana desersi harus dimaknai bahwa pada diri anggota TNI yang melakukan desersi harus tercermin sikap bahwa ia tidak ada lagi keinginanya untuk berada dalam dinas militer. Maksudnya bahwa seorang anggota militer yang karena salahnya atau dengan sengaja melakukan ketidakhadiran tanpa ijin dan tanpa ada suatu alasan untuk menghindari bahaya perang dan menyeberang ke wilayah musuh atau dalam keadaan damai tidak hadir 22 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Page 35: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

28 pada tempatnya yang telah ditentukan untuk melakukan tugas yang dibebankan kepadanya.23 Bentuk-bentuk desersi, disebutkan dalam buku Badan Pembinaan Hukum TNI berdasarkan pada ketentuan Pasal 87 KUHPM ada dua bentuk desersi yaitu: 1. Bentuk desersi murni, yaitu desersi karena tujuan antara lain: a. Pergi dengan maksud menarik diri untuk selama-lamanya dari kewajiban dinas. Arti dari untuk selamanya ialah tidak akan kembali lagi ke tempat tugasnya. Dari suatu kenyataan bahwa pelaku telah bekerja pada suatu jawatan atau perusahaan tertentu tanpa suatu perjanjian dengan kepala perusahaan tersebut bahwa pekerjaan itu bersifat sementara sebelum ia kembali ke kesatuannya. Bahkan jika si pelaku itu sebelum pergi sudah mengatakan tekadnya kepada seorang teman dekatnya tentang maksudnya itu, kemudian tidak lama setelah pergi ia ditangkap oleh petugas, maka kejadian tersebut sudah termasuk kejahatan desersi. Dari kewajiban-kewajiban dinasnya, maksudnya jika pelaku itu pergi dari kesatuannya, dengan maksud untuk selama-lamanya dan tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang militer, maka perbuatan itu adalah desersi. b. Pergi dengan maksud menghindari bahaya perang. Maksudnya seorang militer yang kepergiannya itu dengan maksud menghindari bahaya dalam pertempuran dengan cara melarikan diri, dalam waktu yang tidak ditentukan, tindakan yang demikian dapat dikatakan sebagai desersi dalam waktu perang. 23 Bisdan Sigalingging, “Tindak Pidana Desersi Menurut Hukum Pidana Militer,” Blog Bisdan Sigelingging S.H. http://bisdan-sigalingging.blogspot.com/2011/09/tindak-pidana-desersi-menurut-hukum.html, ( 11 Juni 2013)

Page 36: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

29 c. Pergi dengan maksud menyeberang ke musuh. Untuk menyeberang ke musuh adalah maksud atau tujuan dari pelaku untuk pergi dan memihak pada musuh yang tujuannya dapat dibuktikan (misalnya sebelum kepergiannya ia mengungkapkan kepada teman-teman dekatnya untuk pergi memihak musuh), maka pelaku telah melakukan desersi. d. Pergi dengan tidak sah memasuki dinas militer asing. Pengertian memasuki dinas militer apabila tujuan pelaku bermaksud memasuki kekuasaan lain pasukan, laskar, partisan dan lain sebagainya dari suatu organisasi pembrontak yang berkaitan dengan persoalan spionase, tindakan tersebut sudah termasuk melakukan kejahatan desersi. 2. Bentuk desersi karena waktu sebagai peningkatan kejahatan dari ketidakhadiran tanpa ijin, yaitu: a. Tidak hadir dengan tidak sah karena kesalahannya, lamanya melebihi 30 (tiga puluh) hari waktu damai, contoh: seorang anggota militer yang melakukan kejahatan ketidakhadiran yang disengaja atau dengan sengaja dalam waktu damai selama 30 hari berlanjut. b. Tidak hadir dengan tidak sah karena kesalahannya, lebih lama dari 4 (empat) hari dalam masa perang, contoh seorang militer yang melakukan kejahatan ketidakhadiran dengan sengaja disaat Negara dalam keadaan sedang perang atau militer tersebut sedang ditugaskan kesatuannya di daerah konflik. 3. Bentuk desersi karena sebagai akibat. Hal ini sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1) ke-3, umumnya termasuk dalam pengertian Pasal 85 ke-2 ditambah dengan adanya unsur kesengajaan dari si pelaku.

Page 37: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

30 Pasal 87 ayat (1) ke-2 menegaskan bahwa yang karena salahnya atau dengan sengaja melakukan ketidakhadiran tanpa izin dalam waktu damai lebih lama dari 30 (tiga puluh) hari, dalam waktu perang lebih lama dari 4 (empat) hari. Berdasarkan pasal ini dapat dipahami bahwa sebagai batas tindak pidana desersi dari segi waktu adalah tiga puluh hari. Desersi yang dilakukan sesuai dengan Pasal 87 KUHPM sanksinya adalah penjara dan pemecatan dari anggota militer, karena terdapat ancaman pidana dalam pasal tersebut. Jika ketidakhadiran dilakukan kurang dari 30 (tiga puluh) hari atau setidak-tidaknya satu hari maka belum bisa dikatakan sebagai tindak pidana desersi tetapi disebut tidak hadir tanpa ijin yang dapat diselesaikan secara hukum disiplin militer (misalnya karena keterlambatan hadir dalam kesatuan militer). Tidak hadir tanpa ijin selama satu hari di sini adalah selama 1 x 24 jam. Sebagai patokan untuk menentukan ketidakhadiran itu dihitung mulai tidak hadir saat apel, atau pada saat dibutuhkan/penting tidak hadir pada tempatnya yang telah ditentukan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Desersi yang dimaksud dalam Pasal 87 KUHPM merupakan suatu tindak pidana militer murni dan bukan merupakan pelanggaran disiplin sehingga untuk penyelesaian tidak bisa diselesaikan melalui hukum disiplin militer melainkan harus diselesaikan melalui sidang pengadilan. Oleh karena itu yang berhak mengadili tindak pidana desersi adalah Hakim Militer dalam Sistem Peradilan Pidana Militer, dimana bentuk penjatuhan pidana militernya terdapat di dalam Pasal 6 KUHPM yaitu berupa pidana pokok (yakni: pidana mati; penjara; kurungan; pidana tutupan) sampai dengan pidana tambahan (yakni: pemecatan

Page 38: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

31 dari dinas militer dengan atau tanpa pencabutan haknya untuk memasuki TNI; penurunan pangkat; dan pencabutan hak-hak yang disebutkan dalam Pasal 35 KUHPM). Unsur-unsur tindak pidana desersi dalam ketentuan Pasal 87 ayat (1) ke-2 KUHPM yang ditegaskan berikut: “yang karena salahnya atau dengan sengaja melakukan ketidakhadiran tanpa ijin dalam waktu damai lebih lama dari tiga puluh hari”. Berdasarkan pada Pasal 87 ayat (1) ke-2, maka ada 5 (lima) unsur tindak pidana desersi, yaitu: 1. Militer; 2. Dengan sengaja; 3. Melakukan ketidakhadiran tanpa ijin; 4. Dalam masa damai; dan 5. Lebih lama dari tiga puluh hari. Terhadap unsur-unsur tersebut di atas terdapat pengertian bahwa unsur: 1. Militer a. Menurut Pasal 46 KUHPM ialah mereka yang berkaitan dinas secara sukarela pada Angkatan Perang yang diwajibkan berada dalam dinas secara terus menerus dalam tenggang waktu dinas tersebut (disebut militer) ataupun semua sukarelawan lainnya pada angkatan perang dan para wajib militer selama mereka berada dalam dinas.24 b. Baik militer sukarela maupun militer wajib adalah merupakan yustisiabel peradilan militer yang berarti kepada mereka dapat dikenakan atau 24 Republik Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer, pasal 46.

Page 39: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

32 diterapkan ketentuan-ketentuan hukum pidana militer di samping ketentuan-ketentuan hukum pidana umum, termasuk di sini terdakwa sebagai anggota militer/TNI. c. Bahwa di Indonesia yang dimaksud dengan militer adalah kekuatan angkatan perang dari suatu Negara. d. Bahwa seorang militer ditandai dengan mempunyai: Pangkat, NRP (Nomor Registrasi Pusat), Jabatan, Kesatuan didalam melaksanakan tugasnya atau berdinas memakai pakaian seragam sesuai dengan Matranya lengkap dangan tanda Pangkat, Lokasi Kesatuan dan Atribut lainnya. A. Dengan sengaja. Bahwa yang dimaksud dengan sengaja (dolus) di dalam KUH Pidana tidak ada pengertian maupun penafsirannya secara khusus, tetapi penafsiran “Dengan sengaja atau kesengajaan” disesuaikan dengan perkembangan dan kesadaran hukum masyarakat oleh karena itu terdapat banyak ajaran, pendapat dan pembahasan mengenai istilah kesengajaan ini. B. Melakukan ketidakhadiran tanpa ijin. Bahwa melakukan ketidakhadiran tanpa ijin berarti tidak hadir di kesatuan sebagaimana lazimnya seorang anggota TNI antara lain didahului dengan apel pagi, melaksanakan tugastugas yang dibebankan atau yang menjadi tanggung jawabnya, kemudian apel siang. Sedangkan yang dimaksud tanpa ijin artinya ketidakhadiran tanpa sepengetahuan atau seijin yang sah dari Komandan atau Kesatuannya atau kewajibannya sebagai anggota TNI. C. Dalam waktu damai. Bahwa yang dimaksud dimasa damai berarti bahwa terdakwa atau seorang anggota TNI melakukan ketidakhadiran tanpa ijin itu

Page 40: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

33 Negara Republik Indonesia dalam keadaan damai atau kesatuannya tidak melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 KUHPM yaitu perluasan dari keadaan perang. D. Lebih lama dari tiga puluh hari. Bahwa melakukan ketidakhadiran lebih lama dari tiga puluh hari berarti terdakwa tidak hadir tanpa ijin secara berturutturut lebih dari waktu tiga puluh hari. Desersi kepada musuh merupakan pengertian dengan maksud menyebarang kepada musuh, ancaman pidananya yaitu pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana maksimum dua puluh tahun. Ketentuannya diatur dalam Pasal 89 KUHPM yaitu: Diancam dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup atau sementara maksimum dua puluh tahun: 1. Desersi ke musuh; 2. (Diubah dengan UU No.39 Tahun 1947). Desersi dalam waktu perang, dari satuan pasukan, perahu laut, atau pesawat terbang yang ditugaskan untuk dinas pengamanan, ataupun dari suatu tempat atau pos yang diserang atau terancam serangan oleh musuh. G. Sanksi Hukum Desersi Dalam KUHPM Sanksi hukum untuk perbuatan desersi dibagi menurut waktu dan tujuannya. Sanksi pidana untuk tindakan desersi berupa pidana pokok dan pidana tambahan.

Page 41: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

34 Desersi berdasarkan waktu dilakukannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 ayat 1 nomor 2, dibagi menjadi desersi dalam waktu damai dan desersi dalam waktu perang. Pasal 87 ayat 2 menyebutkan bahwa desersi yang dilakukan dalam waktu damai diancam dengan pidana penjara maksimum dua tahun delapan bulan. Pasal 87 ayat 3 menyebutkan bahwa desersi dalam waktu perang diancam dengan pidana penjara maksimum delapan tahun 6 bulan. Desersi karena tujuan contohnya desersi kepada musuh atau dengan maksud menyebarang kepada musuh, ancaman pidananya yaitu pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana maksimum dua puluh tahun. Ketentuannya diatur dalam Pasal 89 KUHPM yaitu: Diancam dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup atau sementara maksimum dua puluh tahun: 1. Desersi ke musuh; 2. (Diubah dengan UU No.39 Tahun 1947). Desersi dalam waktu perang, dari satuan pasukan, perahu laut, atau pesawat terbang yang ditugaskan untuk dinas pengamanan, ataupun dari suatu tempat atau pos yang diserang atau terancam serangan oleh musuh. Berlaku pula pemberatan hukuman desersi yang dijelaskan dalam Pasal 88 KUHPM: i. Maksimum diancam pidana yang diteapkan dalam Pasal 86 dan 87 diduakalikan: 1. Apabila ketika melakukan kejahatan itu belum lewat lima tahun, sejak petindak telah menjalani seluruhnya atau sebahagian dari pidana yang

Page 42: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

35 dijatuhkan kepadanya dnegan putusan karena melakukan desersi atau dengan sengaja melakukan ketidakhadiran dengan tanpa ijin atau sejak pidana itu seluruhnya dihapuskan baginya, atau apabila ketika melakukan kejahatan itu hak untuk menjalankan pidana tersebut belum kadaluarsa. 2. Apabila dua orang atau lebih, masing-masing untuk diri sendiri dalam melakukan salah satu kejahatan-kejahatan tersebut dalam Pasal 86 dan 87, pergi secara bersama-sama atau sebagai kelanjutan dari pemufakatan jahat. 3. Apabila petindak adalah militer pemegang komando. 4. Apabila dia melakukan kejahatan itu sedang dalam menjalankan dinas. 5. Apabial dia pergi ke atau di luar negeri. 6. Apabila dia melakukan kejahatan itu dengan menggunakan suatu perahu laut, pesawat terbang, atau kenderaan yang termasuk pada angkatan perang. 7. Apabila dia melakukan kejahatan itu dengan membawa serta suatu binatang yang digunakan untuk kebutuhan angkatan perang, senjata, atau amunisi. ii. Apabila kejahatan tersebut dalam Pasal 86 atau kejahatan desersi dalam keadaan damai dibarengi dengan dua atau lebih keadaan-keadaan dalam ayat (1) nomor 1 s/d 7, maka maksimum ancaman pidana yang ditentukan pada ayat tersebut ditambah dengan setengahnya.

Page 43: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

36 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan dengan pendekatan Yuridis Sosiologis (Sociologys Legal Research). Secara yuridis dengan mengkaji peraturan perundangan-undangan serta putusan pengadilan yang berkaitan dengan tindak pidana desersi. Secara sosiologi dengan cara melihat kenyataan yang ada di lapangan berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kantor Pengadilan Militer III-16 Makassar. Waktu penelitian kurang lebih dua minggu. C. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data Primer, adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan (Field Research) yang di peroleh dari putusan majelis hakim Pengadilan Militer III-16 Makassar dalam perkara tindak pidana desersi serta wawancara dengan personel Pengadilan Militer III-16 Makassar. 2. Data Sekunder, yaitu data yang mendukung data primer, yaitu artikel-artikel serta buku-buku yang berkaitan dengan skripsi ini. Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kantor Pengadilan Militer III-16 Makassar. b. Literatur-literatur yang didapatkan yang mendukung penelitian ini.

Page 44: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

37 D. Teknik Pengumpulan Data Keseluruhan Data-data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik sebagai berikut: 1. Data Primer Teknik pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan studi dokumentasi, yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara mencatat dokumen-dokumen (arsip) yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji serta melakukan wawancara. 2. Data Sekunder Teknik pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan, yaitu studi dengan cara mengumpulkan, mempelajari dan mengutip data dari berbagai sumber seperti berbagai literatur, peraturan perundangan-undangan, artikel, makalah, hasil penelitian berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Studi ini dimaksudkan untuk mendapatkan landasan teori yang cukup kuat untuk mendukung analisis dalam penelitian ini.

E. Teknik Analisis Data Data yang terkumpul, baik data primer maupun sekunder diolah dan dianalisa dengan menggunakan analisa kualitatif, sehingga hasilnya dapat disajikan secara deskriptif. F. Kerangka Out Line

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Page 45: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

38 B. Rumusan Masalah C. Defenisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian E. Kajian Pustaka F. Sistematika Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Kedudukan TNI B. Sistem Peradilan Militer di Indonesia C. Tindak Pidana Menurut KUHPM D. Bela Negara Menurut Islam E. Pembagian Tindak Pidana Menurut KUHPM F. Desersi Anggota TNI G. Sanksi Hukum Desersi Dalam KUHPM BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Populasi dan Sampel D. Jenis dan Sumber Data E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik analisis data G. Kerangka Outline BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 46: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

39 A. Faktor penyebab tindak pidana desersi yang dilakukan anggota TNI B. Upaya penanggulangan tindak pidana desersi anggota TNI BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

Page 47: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Pengadilan Militer III-16 Makassar adalah peradilan yang memeriksa dan memutus perkara pidana bagi prajurit TNI berpangkat prajurit dua sampai dengan prajurit yang berpangkat kapten, yang wilayah hukumnya mencakup tiga provinsi yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara. Pengadilan Militer III-16 Makassar atau yang disingkat Dilmil III-16 Makassar terletak di Jalan Batara Bira Km. 16 No.5 Baddoka, Makassar. Adapun struktur organisasi dari Dilmil III-16 Makassar adalah sebagai berikut:

Page 48: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

41 Selama penyusun melakukan penelitian di Dilmil III-16 Makassar, dapat diketahui bahwa terjadi berbagai jenis tindak pidana yang dilakukan oleh anggota TNI selama tahun 2011-2013. Berikut penyusun sajikan data tindak pidana anggota TNI pada tahun 2011 dan 2012 dalam bentuk tabel. Untuk tahun 2013, belum ada data yang dibukukan oleh pihak Dilmil III-16 Makassar secara keseluruhan jadi belum bisa penyusun berikan. Tabel 1

Tindak Pidana Yang Dilakukan Anggota TNI Periode Tahun 2011

No. Klasifikasi Perkara Sisa Awal Masuk Putus Dikembalikan Sisa Akhir 1 Disersi 10 83 80 2 11 2 Mangkir - 8 7 - 1 3 Penganiyaan - 17 10 - 7 4 Kawin Ganda 2 7 6 1 2 5 Penipuan 2 9 7 - 4 6 Karena kealpaannya menyebabkan orang lain luka - 2 1 - 1 7 Karena kealpaannya menyebabkan orang lain mati - - - - - 8 Pemalsuan Surat - 2 1 1 - 9 Menghilangkan barang keperluan perang - 1 1 - - 10 Asusila 1 6 4 - 3 11 Perzinahan 2 8 7 - 3 12 Pembunuhan - - - - - 13 Senjata Api - 1 1 - - 14 Penggelapan 1 2 3 - 1 15 Pengrusakan Barang - 1 1 - - 16 Insurbornasi - 5 3 - 2 17 Perbuatan tidak menyenangkan - - - - - 18 Penghasutan - - - - - 19 Pencurian - 7 7 - - 20 Kekerasan dalam - 16 16 - -

Page 49: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

42 rumah tangga 21 Perlindungan anak - 2 2 - - 22 Narkotika 1 13 12 - - 23 Penyerobotan Tanah - - - - - 24 Membiarkan orang lain melakukan kekerasan - - - - - 25 Tidak menaati perintah dinas - 4 3 - 1 26 Penadahan 2 1 3 - - 27 Pemalsuan Uang - - - - - 28 Pemalsuan Merk - - - - - 29 Pemerasan - 3 3 - - 30 Memaksa memasuki Rumah Orang Lain - - - - - 31 Memberikan Keterangan Palsu - - - - - 32 Penyalahgunaan Senjata Api - 3 3 - - 33 Karena kelalainnya menyebabkan orang lain meninggal dunia - 7 6 1 - 34 Memukul Bawahannya - - - - - JUMLAH 21 208 187 5 36 (Sumber Data: Dilmil III-16 Makassar) Tabel 2

Tindak Pidana Yang Dilakukan Anggota TNI Periode Tahun 2012

No. Klasifikasi Perkara Sisa Awal Masuk Putus Dikembalikan Sisa Akhir 1 Disersi 11 70 67 4 10 2 Mangkir 1 14 15 - - 3 Penganiyaan 7 17 22 2 - 4 Kawin Ganda 2 7 6 1 2 5 Penipuan 4 11 12 - 3 6 Karena kealpaannya menyebabkan orang lain luka 1 1 2 - - 7 Karena kealpaannya menyebabkan orang lainmati - 3 3 - - 8 Pemalsuan Surat - 2 1 - 1

Page 50: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

43 9 Menghilangkan barang keperluan perang - 2 2 - 1 10 Asusila 3 10 13 - 2 11 Perzinahan 3 5 7 1 - 12 Pembunuhan - - - - - 13 Senjata Api - 1 1 - - 14 Penggelapan 1 2 3 - - 15 Pengrusakan Barang - 1 1 - - 16 Insurbornasi 2 1 3 - - 17 Perbuatan tidak menyenangkan - - - - - 18 Penghasutan - - - - - 19 Pencurian - 7 7 - - 20 Kekerasan dalam rumah tangga - 12 11 - 1 21 Perlindungan anak - 5 5 - - 22 Narkotika - 10 9 - 1 23 Penyerobotan Tanah - 1 1 - - 24 Membiarkan orang lain melakukan kekerasan - - - - - 25 Tidak menaati perintah dinas 1 2 2 - 1 26 Penadahan - 3 2 - 1 27 Pemalsuan Uang - - - - - 28 Pemalsuan Merk - - - - - 29 Pemerasan - - - - - 30 Memaksa memasuki Rumah Orang Lain - 2 2 - - 31 Memberikan Keterangan Palsu - 1 1 - - 32 Penyalahgunaan Senjata Api - 2 2 - - 33 Karena kelalainnya menyebabkan orang lain meninggal dunia - 4 2 2 - 34 Memukul Bawahannya - 1 1 - - JUMLAH 36 197 203 8 22 (Sumber Data: Dilmil III-16 Makassar)

Page 51: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

44 Sangat jelas dari data di atas tindak pidana yang paling banyak dilakukan oleh anggota TNI di wilayah hukum Dilmil III-16 Makassar adalah tindak pidana desersi. a. Kasus Pertama Kasus pertama dengan terdakwa bernama Rabin Pasang Lolok pangkat Kopda dengan NRP 31970312911076 dari kesatuan Yonif Linud 432/Wsj. Dalam persidangan terdakwa telah terbukti melakukan tindak pidana desersi berdasarkan putusan Pengadilan Militer III-16 Makassar dengan nomor putusan 130-K/PM III-16/AD/VIII/2011. Terdakwa dihukum dengan pidana dipenjara selama 12 (dua belas) bulan.. Berikut biodata lengkap terdakwa: Nama : Rabin Pasang Lolok Pangkat/ NRP : Kopda/ 31970312911076 Jabatan : Ta Penggud Ang Kima Kesatuan : Yonif Linud 432/Wsj TTL : Tana Toraja, 21 Oktober 1976 Jenis kelamin : Laki-Laki Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Islam Tempat tinggal : Asrama Yonif Linud 432/Swj Kostrad Kariango Kab.Maros. Dalam putusan nomor 130-K/PM III-16/AD/VIII/2011, Rabin Pasang Lolok didakwa dengan dakwaan pokok sebagai berikut :

Page 52: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

45 Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat tersebut di bawah ini, yaitu pada tanggal sepuluh bulan Januari tahun 2000 sebelas sampai dengan tanggal Sembilan bulan Nopember tahun 2000 sebelas, atau setidak-tidaknya dalam tahun 2011 di Ma Yonif Linud 432/Swj Kar ango Kab. Maros, atau setidak-tidaknya di tempat-tempat lain yang termasuk daerah hukum Pengadilan Militer III-16 Makassar telah melakukan tindak pidana: “Militer ,yang karena salahnya atau dengan sengaja melakukan ketidakhadiran tanpa ijin dalam waktu damai lebih lama dari tiga puluh hari , apabila ketika melakukan kejahatan itu belum lewat lima tahun sejak petindak telah menjalani seluruhnya atau sebagian dari pidana yang dijatuhkan kepadanya dengan putusan karena melakukan desersi, atau dengan sengaja melakukan ketidakhadiran tanpa ijin atau sejak pidana itu seluruhnya dihapuskan baginya atau apabila ketika melakukan kejahatan itu hak menjalankan pidana itu belum kadaluarsa”, perbuatan tersebut dilakukan dengan cara- cara sebagai berikut: 1. Bahwa Terdakwa Rabin Pasang Lolok merupakan Prajurit TNI AD dan pada saat ini melakukan perbuatan yang menjadikan perkara ini masih dinas aktif di kesatuan Yonif Linud 432/Wsj dengan Pangkat Kopka NRP. 31970312011076, jabatan Ta Penggud Ang Kima, Yoni f 432/Wsj. 2. Bahwa Terdakwa sejak tanggal 10 Januari 2011 sampai dengan tanggal 9 Nopember 2011 meninggalkan kesatuan Yonif Linud 432/Wsj tanpa ijin dar Danyonif Linud 432/Wsj atau atasan lain yang berwenang. 3. Bahwa penyebab Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijin Dan Yonif Linud 432/Wsj atau atasan lain yang berwenang karena Terdakwa

Page 53: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

46 mempunyai permasalahan dalam rumah tangganya dimana isteri Terdakwa atas nama Sdri. Agustina Pagirik telah berselingkuh dengan Serka Suardi anggota Yoni f 406/BR Kodam IV Diponegoro namun setelah Terdakwa melaporkan kepada pihak kesatuan tempat Terdakwa berdinas saat itu pihak kesatuan tidak menyelesaikan permasalahan Terdakwa sehingga Terdakwa mengambil inisiatif untuk pergi meninggalkan kesatuan. 4. Bahwa selama Terdakwa meninggalkan kesatuan Yonif Linud 432/Wsj tanpa ijin dari Danyonif Linud 432/Wsj atau atasan lain yang berwenang Terdakwa berada di Kab. Toraja di rumah nenek dan aktifitas yang Terdakwa lakukan adalah berkebun serta mengurus ternak babi milik nenek Terdakwa. 5. Bahwa pada saat Terdakwa meninggalkan kesatuan Yonif Linud 432/Wsj tanpa ijin pernah kembali ke kesatuan menghadap kepada Dan Kima Kapten Inf Arifuddin namun saat itu Terdakwa diperintahkan untuk meninggalkan kesatuan karena Terdakwa dianggap sudah bukan anggotanya lagi sehingga Terdakwa meninggalkan kesatuan dan selama Terdakwa meninggalkan kesatuan pernah menghubungi kesatuan dengan cara menelpon. 6. Bahwa pada hari Rabu tanggal 9 Nopember 2011 Terdakwa menyerahkan diri ke Kodim 1414/Tator dimana yang menerima Terdakwa saat itu Sertu Pardis anggota staf Intel Kodim 1414/Tator selanjutnya pada tanggal 11 Nopember 2011 Terdakwa dijemput oleh anggota Staf 1 Yonif Linud 432/Wsj An. Sertu Ramli selanjutnya Terdakwa dibawa ke Staltahmil Pomdam VII/Wrb untuk dilakukan penahanan.

Page 54: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

47 7. Bahwa dengan demikian Terdakwa meninggalkan kesatuan Yonif Linud 432/Wsj tanpa ijin yang sah dari Danyonif Linud 432/Wsj atau Atasan lain yang berwenang sejak tanggal 10 Januari 2011 sampai dengan tanggal 8 Nopember 2011 atau selama 272 (dua ratus tuju puluh dua) hari secara berturut - turut yang berarti lebih lama dari 30 (tiga puluh) hari. 8. Bahwa selama Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijin yang sah dari Danyonif Linud 432/Wsj tersebut, seluruh wilayah Negara Kesatuan RI dalam keadaan aman dan damai serta kesatuan Terdakwa Yonif Linud 432/wsj tidak sedang dipersiapkan untuk melaksanakan tugas operasi militer. 9. Bahwa Terdakwa sebelumnya pernah melakukan tindak pidana Desersi dan perkara tersebut telah disidangkan di Pengadilan Militer III-16 Makassar dan memperoleh hukuman penjara selama 1 (satu) bulan berdasarkan putusan Pengadilan Militer III-16 Makassar Nomor PUT/95- K/PM III-16/AD/VI/2008 tanggal 19 Juni 2008 dan pidana tersebut telah Terdakwa jalani di Masmil Makassar selama 1 (satu) bulan. Atas dakwaan tersebut Terdakwa membenarkan seluruhnya. Para saksi dihadapkan dipersidangan menerangkan di bawah sumpah sebagai berikut: Saksi- 1 Nama : Eko Wahyu Widyatmoko Pangkat/ NRP : Serka/21980132740377 Jabatan : Ba Ang Kima Kesatuan : Yonif Linud 432/Wsj

Page 55: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

48 TTL : Kulon Progo, 22 Maret 1977 Jenis kelamin : Laki-Laki Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Kristen Katolik Tempat tinggal : Asmil Yonif Linud 432/Wsj Karingo Kab.Maros. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak tahun 2005 namun tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa pada tanggal 5 Januari 2011 sekira pukul 09.00 wita Terdakwa mendapat ijin secara lisan dari Dankima Yonif Linud 432/Wsj untuk berobat di Kab. Maros sampai dengan tanggal 8 Januari 2011 karena Terdakwa sakit perut, namun pada tanggal 9 Januari 2011 Terdakwa pergi meninggalkan kesatuan tanpa ijin dan tanpa keterangan sehingga pada tanggal 10 Januari 2011 Terdakwa dinyatakan THTI sampai dengan tanggal 10 Pebruari 2011. 3. Bahwa Saksi mengetahui Terdakwa iji n berobat kab.Maros karena Terdakwa menderita sakit pada perutnya , dan telah berobat di Rs. Pelamonia namun tidak ada perubahan.. 4. Bahwa pada tanggal 10 Nopember 2011 Terdakwa menyerahkan diri ke Kodim 1414/Tator. 5. Bahwa penyebab Terdakwa tidak masuk dinas tanpa ijin Dansat karena isteri Terdakwa tidak mau diajak tinggal di Makassar. 6. Bahwa istri Terdakwa kerja sebagai bidan di Papua.

Page 56: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

49 7. Bahwa sebelum kasus ini Terdakwa pernah melakukan tindak pidana Desersi yang perkaranya sudah diputus oleh Dilmil III-16 Makassar sesuai Putusan Nomor PUT/95- K/PM III-16/AD/VI/2008 tanggal 19 Juni 2008 dan telah menjalani pidananya di Masmil Makassar selama 1 (satu) bulan. Atas keterangan Saksi 1 tersebut diatas, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi- 2 Nama : Pardis Pangkat/ NRP : Serda/620630 Jabatan : Ba Unit Intel Kesatuan : Kodim 1414/Tator TTL : Palopo 4 Mei 1967 Jenis kelamin : Laki-Laki Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Islam Tempat tinggal : Jl. Pongtiku Rantepao Kab. Toraja Utara. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa namun tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa pada hari Rabu tanggal 9 Nopember 2011 pukul 10.00 Wita Saksi bertemu dengan Terdakwa di Bengkel motor Jl Poros Palopo-Rantepao kemudian Saksi bertanya kepada Terdakwa “Kamu belum pulang?” lalu dijawab oleh Terdakwa “Sudah tapi Danki saya (Kapten Arifuddin, S.Ag) mengusirnya dan dikatakan tidak diterima lagi di kesatuan”, selanjutnya Saksi

Page 57: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

50 menghubungi Serda Abbas Ruddin Danru Pimu Yonif Linud 432/Wsj dan menanyakan apakah Rabin sudah pulang?” lalu dijawab “Belum”. 3. Bahwa kemudian Saksi kembali ke Bengkel menemui Terdakwa lalu membujuk Terdakwa agar pulang sekarang ke kesatuan lalu dijawab Terdakwa “Nanti bang, biar saya pulang juga tidak diterima di kesatuan”, selanjutnya Saksi membawa Terdakwa masuk ke Makodim 1414/Tator dan menyerahkan Terdakwa ke Bamin Intel An. Serka Esron untuk dimintai keterangan. 4. Bahwa Saksi mengetahui Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijin sejak tanggal 9 Pebruari 2011 sampai dengan Terdakwa ditangkap pada tanggal 9 Nopember 2011 di Rantepao Tator. 5. Bahwa Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijin karena pusing dengan urusan rumah tangganya yaitu proses perceraian dengan isterinya di Papua sudah berjalan 5 (lima) tahun tetapi belum ada keputusan dari kesatuannya. Atas keterangan Saksi 2 tersebut diatas, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi- 3 Nama : Ali Akbar Pangkat/ NRP : Prada/31000679860480 Jabatan : Taban Mortir Kesatuan : Yonif Linud 432/Kostrad TTL : Ujung Pandang, 7 April 1980 Jenis kelamin : Laki-Laki

Page 58: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

51 Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Islam Tempat tinggal : Asmil Yonif Linud 432/Kostrad. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa namun tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa pada tanggal 5 Januari 2011 Terdakwa sedang melaksanakan tugas dinas dalam (piket) kemudian Terdakwa minta ijin kepada Kapten Inf Arifuddin selaku Dankima Yonif Linud 432/Wsj untuk berobat kampung karena perut Terdakwa sakit dan pada saat itu Danki memberikan ij n dengan mengatakan setelah berobat harus kembali lagi. 3. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 8 Januari 2011 Terdakwa meminta ijin kembali kepada Kapten Inf Arifuddin (Dankima) untuk melanjutkan berobat kampung di Kab.Tana Toraja (Kampung halaman Terdakwa), Dankima pada saat itu member ikan izin secara lisan selama 2 (dua) hari kepada Terdakwa, namun dengan catatan bahwa Terdakwa harus kembali melaksanakan apel pagi pada hari Senin tanggal 10 Januari 2011 akan tetapi Terdakwa tidak kembali sesuai dengan perintah yang diberikan oleh Kapten Inf Arifuddin (Dankima Yonif Linud 432/Wsj). 4. Bahwa Saksi tidak mengetahui keberadaan Terdakwa dan Saksi tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh Terdakwa selama meninggalkan satuan serta pada saat meninggalkan satuan Terdakwat idak membawa barang-barang Inventaris satuan.

Page 59: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

52 5. Bahwa sebelum kasus ini Terdakwa pernah melakukan tindak pidana Desersi yang perkaranya sudah putus oleh Dilmil III - 16 Makassar sesuai putusan Nomor: PUT/95-K/PM III-16/AD/VI/2008 tanggal 19 Juni 2008 dan telah menjalani pidanyanya di Masmil Makassar selama1 (satu) bulan. Atas keterangan Saksi 3 tersebut diatas, Terdakwa membenarkan seluruhnya. b. Kasus Kedua Dalam kasus kedua dimana terdakwa yang bernama Ramli pangkat Pratu dari kesatuan Yonif 726/Tml Korem 141/Tp Dimana terdakwa telah terbukti melakukan tindak pidana desersi berdasarkan putusan Pengadilan Militer III-16 Makassar dengan nomor putusan PUT/110-K/PM III-16/AD/VI/2011. Terdakwa dihukum dengan pidana penjara selama 6 (enam) bulan. Berikut biodata lengkap terdakwa: Nama : Ramli Pangkat/ NRP : Pratu/ 31030291570383. Jabatan : Ta Kibant Kesatuan : Yonif 726/Tml Korem 141/Tp TTL : Kab.Bone, 6 Juli 1981 Jenis kelamin : Laki-Laki Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Islam Tempat tinggal : Asrama Yonif 726/Tml Bulujaya Kabupaten Takalar.

Page 60: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

53 Dalam putusan nomor PUT/110-K/PM III-16/AD/VI/2011 tersebut, Ramli didakwa dengan dakwaan pokok sebagai berikut: Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan tempat-tempat tersebut dibawah ini yaitu sejak tanggal 2 bulan Nopember tahun 2010 sampai dengan tanggal 7 bulan Januari tahun 2011 atau setidak-tidaknya dalam tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 di Asrama Yonif 726/Tml Bulujaya Kab.Takalar atau setidak-tidaknya di tempat-tempat lain yang termasuk daerah hukum Pengadilan Militer III-16 Makassar, telah melakukan tindak pidana “Militer, yang karena salahnya atau dengan sengaja melakukan ketidakhadiran tanpa ijin dalam waktu damai lebih lama dari tiga puluh hari apabila ketika melakukan kejahatan itu belum lewat lima tahun, sejak petindak telah menjalankan seluruhnya atau sebagian dari pidanaya dijatuhkan kepadanya dengan putusan, karena melakukan desersi atau dengan sengaja melakukan ketidakhadiran tanpa izin, atau sejak pidana itu seluruhnya dihapuskan baginya, atau apabila ketika melakukan kejahatan itu hak untuk menjalankan pidana tersebut belum kadaluarsa,” yang dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: 1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD pada tahun 2003 melalui pendidikan Secata TNI AD di Dodiklat Malino lulus pendidikan dilanti k dengan pangkat Prada kemudian dilanjutkan Kejuruan Infantri di Puslatpur Bancee, selanjutnya ditugaskan di Yonif 726/Tml sampai dengan sekarang dengan pangkat Pratu Nrp. 31030291570383. 2. Bahwa Terdakwa sebelumnya pernah 2 kali dijatuhi pidana penjara selama 1 bulan 10 hari oleh Pengadilan Militer III-16 Makassar berdasarkan Putusan

Page 61: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

54 nomor Put/84-K/PM III-16/AD/VI/2008 tanggal 11 Juni 2008 dalam perkara Mangkir dan pidananya telah dijalani Terdakwa di Masmil Makassar serta yang kedua dijatuhi pidana penjara selama 3 bulan 20 hari berdasarkan putusan nomor PUT/06-K/PMIII-16/AD/I/2011 tanggal 16 Februari 2011 dalam perkara Mangkir dan Akte Putusan Telah Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap Nomor AMKHT/06-K/PMIII-16/AD/II/2011 tanggal 24 Februari 2011. 3. Bahwa Terdakwa meninggalkan Kesatuan Yonif 726/Tml Bulu jaya Kab. Takalar Propinsi Sulawesi Selatan tanpa ijin yang syah dari Danyonif 726/Tml atau atasan lain yang berwenang sejak tanggal 2 Nopember 2010 sampai dengan tangga l7 Januari 2011. 4. Bahwa selama Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijin dari atasan yang berwenang Terdakwa tidak pernah memberitahukan keberadaannya ke Kesatuan baik melalui surat maupun berita telepon dan pihak Kesatuan sudah berusaha mencari keberadaan Terdakwa namun tidak diketemukan. 5. Bahwa selama Terdakwa meninggalkan Kesatuan tanpa ijin dari atasan yang berwenang, Terdakwa berada di Makassar, Kab. Sengkang, dan Kota Balikpapan Kalimantan Timur dan aktivitas yang dil akukan oleh Terdakwa adalah jalan-jalan dengan merental beberapa jenis kendaraan. 6. Bahwa penyebab Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijin dari atasan yang berwenang karena Terdakwa mempunyai masalah utang piutang dengan beberapa anggota Yonif 726/Tml diantaranya kepada Praka Syamsul Rijal

Page 62: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

55 sebesar Rp.4.000.000, - (empat juta rupiah) dan Pratu Buljayadi sebesar Rp.1.500.000, - (satu juta lima ratus ribu rupiah). 7. Bahwa pada tanggal 7 Januari 2011 Terdakwa ditangkap di Pelabuhan Pare-Pare saat Terdakwa turun dari kapal laut oleh Denpom VII/4 Pare-pare kemudian diserahkan ke Denpom VII/3 Bone. 8. Bahwa dengan demikian Terdakwa telah meninggalkan Kesatuan Yonif 726/Tml di Bulujaya Kab.Takalar Propinsi Sulawesi Selatan tanpa ijin yang syah dari Danyonif 726/Tml atau atasan lain yang berwenang sejak tanggal 2 Nopember 2010 sampai dengan tanggal 7 Januari 2011 atau selama 66 (enam puluh enam) hari secara berturut-turut atau lebih lama dari 30 (tiga puluh) hari. 9. Bahwa selama Terdakwa meninggalkan Kesatuan Yonif 726/Tml tanpa ijin yang syah dari atasan yang berwenang, seluruh wilayah NKRI dalam keadaan aman dan damai serta Kesatuan Terdakwa tidak sedang dipersiapkan untuk melaksanakan tugas operasi militer Terdakwa Ramli dalam persidangan menyatakan mengerti atas isi surat dakwaan atas perbuatan yang didakwakan kepadanya dan membenarkan isi dakwaan. Para saksi dihadapkan dipersidangan menerangkan di bawah sumpah sebagai berikut: Saksi- 1 Nama : Rusdi Pangkat/ NRP : Serka/21010190610179

Page 63: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

56 Jabatan : Batih Kibant Kesatuan : Yonif 726/Tml TTL : Soppeng, 29 Januari 1979 Jenis kelamin : Laki-Laki Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Kristen Katolik Tempat tinggal : Asrama Militer Yonif 726/Tml di Bulujaya Kab. Takalar. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak bulan Oktober 2010 sejak Terdakwa bertugas di Yonif 726/Tml tetapi tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa saksi mengetahui Terdakwa meninggalkan kesatuan Kiban Yonif 726/Tml tanpa ijin yang syah dari komandan satuan sejak tanggal 2 Nopember 2010 sampai dengan tanggal 7 Januari 2011. 3. Bahwa saksi mengetahui Terdakwa kembali ke kesatuan dijemput oleh Pasi I Batalyon dan Kopda Ilham anggota Kibant pada tanggal 7 Januari 2011 malam setelah Terdakwa ditangkap oleh petugas Denpom VII/4 pare-pare. 4. Bahwa saksi mengetahui dari informasi teman-teman di Batalyon bahwa Terdakwa sebelumnya sudah dua kali melakukan THTI yaitu pada tahun 2007 dan tahun 2010. 5. Bahwa pada saat Terdakwa tertangkap di Parepare Saksi hanya mendengar dari Danki bahwa Terdakwa sudah tertangkap. Atas keterangan Saksi 1 tersebut diatas, Terdakwa membenarkan seluruhnya.

Page 64: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

57 Saksi- 2: Nama : Laode Saifuddin Pangkat/ NRP : Serda/31940608141172. Jabatan : Bajaupan Ton Morse Kibant Kesatuan : Yonif 726/Tml TTL : Raha, 8 Nopember 1972 Jenis kelamin : Laki-Laki Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Islam Tempat tinggal : Asrama Militer Yonif 726/Tml di Bulujaya Kab. Takalar Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak bulan September 2010 sejak Terdakwa bertugas di Yonif 726/Tml tetapi tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa saksi mengetahui Terdakwa meninggalkan kesatuan Kiban Yonif 726/Tml tanpa ijin yang syah dari komandan satuan sejak tanggal 2 Nopember 2010 sampai dengan tanggal 7 Januari 2011 3. Bahwa saksi saksi mengetahui yang menyebabkan Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijin dari atasan yang berwenang karena Terdakwa mengambil 2 (dua) unit sepeda motor dari dealer yang ada di Makassar tetapi kedua sepeda motor tersebut menunggak selama 5 (lima) bulan sehingga pemilik dealer melapor ke Pom dan Terdakwa dipanggil ke kompi dan di tanya oleh Dankian. Kapten Inf. Israkkar im apa betul mengambil dua unit sepeda motor dari dealer dan dijawab betuloleh Terdakwa tetapi motor tersebut ada di

Page 65: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

58 daerah Kab.Kolaka Sulawesi Tenggara, selan jutnya Danki menanyakan kapan kira-kira kedua sepeda motor tersebut bisa dikembalikan dan dijawab dua hari lagi, namun setelah dua hari sepeda motor tersebut tidak ada akhirnya Terdakwa pergi meninggalkan kesatuan tanpa ijin dari Komandan satuan 4. Bahwa saksi mengetahui Terdakwa kembali ke kesatuan cara ditangkap oleh Denpom VII/4 di Kodya pare- pare pada tangga l 7 Januar i 2011 kemudian dibawa ke Yonif 726/Tml dan keesokan harinya dibawa ke Denpom VII/3 Bone. 5. Bahwa menurut Saksi semua anggota yang berdinas di Yonif 726 sudah mengetahui prosedur yang berlaku apabila akan meninggalkan kesatuan yaitu harus ijin secara hirarki Atas keterangan saksi 2 tersebut di atas, terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi- 3: Nama : Ilham Jabbar Pangkat/ NRP : Kopda/31960711081077. Jabatan : Taban Pokton Morse Kiban Kesatuan : Yonif 726/Tml TTL : Bantaeng, 1 Oktober 1977 Jenis kelamin : Laki-Laki Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Islam

Page 66: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

59 Tempat tinggal : Asrama Militer Yonif 726/Tml di Bulujaya Kab. Takalar Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak Terdakwa bertugas di Yonif 726/Tml tetapi tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa saks i mengetahui Terdakwa meninggalkan kesatuan Kiban Yonif 726/Tml tanpa ijin yang syah dari Komandan satuan pada tanggal 2 Nopember 2010 saat dilakukan pengecekan apel pagi. 3. Bahwa saksi mengetahui pada hari Sabtu tanggal 30 Oktober 2010 Terdakwa melaksanakan ijin bermalam (IB) dan keesokan harinya Terdakwa ijin lagi untuk menyelesaikan masalah keluarga namun sampai hari Senin tanggal 1 Nopember 2010 Terdakwa tidak kembali ke kesatuan sehingga pada hari Selasa tanggal 2 Nopember 2010 dimasukkan TK didaftar absensi Terdakwa. 4. Bahwa saksi mengetahui Terdakwa meninggalkan kesatuan karena adanya permasalahan hutang piutang baik dengan masyarakat maupun dikesatuan. 5. Bahwa menurut informasi yang saksi ketahui kegiatan yang dilakukan oleh Terdakwa selama meninggalkan kesatuan salah satunya adalah menjual beberapa unit kendaraan/mobil masyarakat yang disewa/dirental. 6. Bahwa pada tanggal 7 Januar i 2011 saksi, Lettu Inf Nuryadi (Pasi Intel Yonif 726/Tml ) Sertu Ismail dan Praka M.Yusuf menjemput Terdakwa di Denpom VII/4 dan membawa Terdakwa kembali ke kesatuan Yonif 726/Tml selanjutnya keesokan harinya Terdakwa dibawa ke Denpom VII/3 Bone Atas keterangan saksi 3 tersebut di atas, terdakwa membenarkan seluruhnya.

Page 67: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

60 c. Kasus Ketiga Kasus ketiga terjadi pada tahun 2010 dengan terdakwa bernama Muh. Alias pangkat Kopka dari kesatuan Kodim 1409/ Gowa. Dimana terdakwa telah terbukti melakukan tindak pidana desersi berdasarkan putusan Pengadilan Militer III-16 Makassar tahun 2011 dengan nomor putusan 137-K/PM III-16/AD/IX/2011 dan dihukum dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan serta membebankan biaya perkara sebesar Rp 5.0000,- (lima ribu rupiah) kepadanya. Berikut biodata lengkap Terdakwa : Nama lengkap : Muh. Alias Pangkat/ NRP : Kopka/ 3910306730671 Jabatan : Ta Kodim 1409 Kesatuan : Kodim 1409/ Gowa TTL : Gowa, 17 Juni 1971 Jenis kelamin : Laki-Laki Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Islam Tempat tinggal : Jl. Barombong Ds. Kanjilo Kec. Barombong Kab. Gowa Muh. Alias didakwa dengan dakwaan pokok sebagai berikut: Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan ditempat-tempat tersebut di bawah ini, yaitu pada tanggal 24 Februari tahun 2010 sampai dengan tanggal 2 Mei tahun 2010, atau setidak-tidaknya dalam tahun 2010 di markas Koramil 1301-08/Tapteng Kodim 1031/Satal Kab. Sangihe Provinsi Sulut, setidak-tidaknya ditempat lain yang termasuk daerah Hukum Pengadilan Militer III-17

Page 68: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

61 Manadoyang berdasarkan Penetapan Kepala Pengadilan Militer III-17 Manado Nomor : TAP/05/PM III-17/AD/VII/2011 tanggal 7 Juli 2011 perkaranya dilimpahkan ke Pengadilan Militer III-16 Makassar, telah melakukan tindak pidana : “Militer, yang karena salahnya atau dengan sengaja melakukan ketidakhadiran tanpa ijin dalam waktu damai lebih lama dari tiga puluh hari”. Yang dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: 1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD pada tahun 1990/1991 melalui pendidikan secata di Malino Rindam VII/Wrrb, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada selanjutnya mengikuti pendidikan kejuruan Kavaleri di Pusdik Kav Padalarang Bandung Jawa Barat dan setelah selesai selanjutnya ditempatkan di Yon Kav 3/ Serbu kemudian setelah mengalami beberapa kali alih tugas dan jabatan, terakhir Terdakwa ditempatkan di Kodim 1301/Satal Rem 131/Stg sampai saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini Terdakwa masih berstatus dinas aktif dengan pangkat Kpotu NRP 391030673071. 2. Bahwa Terdakwa telah meninggalkan kesatuan Koramil 1301-08/Tapteng Kodim 1301/Satal tanpa ijin yang sah dari Dandim 1031/Satal atau atasan lain yang berwenang pada tanggal 24 Februari 2010. 3. Bahwa Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijn dikarenakan merasa kecewa kepada Pasimin Kodim 1301/Satal an. Kapten Inf. Dadi M. Sutrisno yang tidak memberikan jin cuti tahunan kepada terdakwa untuk menjenguk anak istrinya yang sakit di kampung Cilalang Desa Kanjilo Kecamatan

Page 69: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

62 Barombong Kabupaten Gowa Sulsel dengan alasan Terdakwa belum 1 (satu) tahun berdinas di Kodim 1301/Satal. 4. Bahwa Terdakwa selama meninggalkan kesatuan tanpa ijin, Terdakwa berada di kampung Cilalang Desa Kanjilo Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa Sulsel dan Terdakwa tidak pernah menghubungi kesatuan untuk memberitahukan keberadaan Terdakwa baik melalui surat maupun telepon. 5. Bahwa atas perbuatan Terdakwa yang meninggalkan kesatuan tanpa ijin selanjutnya pihak kesatuan telah melakukan pencarian terhadap Terdakwa ke rumah Terdakwa di Kantor Koramil 1301-08/Tapteng Kodim 1301/Satal Kec. Tabukan Tengah Kabupaten Sangihe dan di tempat-tempat yang diduga dikunjungi oleh Terdakwa tetapi Terdakwa tidak dapat diketemukan. 6. Bahwa pada tanggal 21 Mei 2010, terdakwa menyerahkan diri ke Makodam VII/Wrb dengan menghadap kepada Pabandya Kumtatib an. Letkol Chk. Saifu Bachri, SH selanjutnya Terdakwa diserahkan ke Pondam VII/Wrb untuk dilakukan penahanan dan diproses perkaranya. 7. Bahwa pada saat dan selama Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijin yang menjadi perkara ini, seluruh wilayah Negara Kesatuan RI tidak dalam keadaan darurat perang yang ditentukan oleh penguasa yang berwenang (Presiden) atau dalam waktu damai dan terdakwa maupun kesatuan Kodim 1301/Satal tidak sedang dalam keadaan siaga atau dipersiapkan untuk melaksanakan tugas operasi militer. 8. Bahwa dengan demikian Terdakwa telah meninggalkan kesatuan tanpa ijin yang sah dari Dandim 1301/Satal atau atasan lain yang berwenang sejak

Page 70: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

63 tanggal 24 februari 2010 sampai dengan tanggal 20 Mei 2010 atau selama 85 (delapan puluh lima) hari secara berturut-turut yang berarti lebih lama dari tiga puluh hari. Muh. Alias dalam persidangan menyatakan mengerti atas isi surat dakwaan atas perbuatan yang didakwakan kepadanya dan membenarkan isi dakwaan. Para saksi dalam persidangan Muh. Alias berhalangan hadir maka keterangannya dalam Berita Acara Pemeriksaan Permulaan yang diberikan di bawah sumpah dibacakan oleh Oditur Militer di persidangan yang pada pokonya sebagai berikut : Saksi- 1: Nama lengkap : Gromoko Mendome Pangkat/ NRP : Pelda/ 539166 Jabatan : Bati Tuud Koramil 1301-8/ Tabeng Kesatuan : Kodim 1301/ Satal TTL : Sanger, 5 Juli 1959 Jenis kelamin : Laki-Laki Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Kristen Protestan Tempat tinggal : Asrama Kodim 1301/ Satal Pada Pokoknya menerangkan sebagai berikut:

Page 71: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

64 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak bulan Oktober 2009 pada saat Terdakwa bertugas di Koramil 1301-08/Tabteng tetapi tidak ada hubungan keluarga 2. Bahwa Terdakwa telah meninggalkan dinas tanpa ijin yang sah dari Dandim 1031/Satal maupun dari Danramil 1301-08/Tabteng awalnya pada saat Terdakwa mengajukan cuti tahunan ke Kodim 1301/Satal namun oleh Pasimin Kosim 1301/Satal (Kapten Inf Dedi M. Sutrisno) Terdakwa belum bisa mengambil cuti karena baru empat bulan bertugas di Kodim 1301/Satal dan hanya diberi ijin 3 (tiga) hari di tempat namun karena waktu yang diberikan pendek Terdakwa tidak mengambil ijin tersebut karena Terdakwa kecewa sehingga pada tanggal 25 Februari 2010 Terdakwa sudah tiduk ikut apel pagi dan pergi meninggalkan satuan. 3. Bahwa sebelum meninggalkan satuan Terdakwa pernah bercerita bahwa Terdakwa akan membuat syukuran gunting rambut untuk anaknya, namun Terdakwa selama meninggalkan kesatuan tidak pernah memberitahukan tentang keberadaannya kepada satuan. 4. Bahwa selama Terdakwa meninggalkan dinas tanpa ijin, pihak Kodim 1301/Satal maupun Koramil 1301-08/Tabteng telah melakukan pencarian namun Terdakwa tidak diketemukan. 5. Bahwa Saksi mengetahui terdakwa kembali ke kesatuan dari Bati Intel Kodim 1301/Satal Pelda Makawala dengan cara Terdakwa menyerahkan diri ke Kodam VII/Wrb namun Saksi tidak mengetahui kapan Terdakwa menyerahkan diri ke kesatuan

Page 72: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

65 Atas keterangan Saksi 1 tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya dalam persidangan. Saksi- 2 Nama lengkap : Muslida Tasman Pangkat/ NRP : Serka/21000102510181 Jabatan : Baurdal Kesatuan : Kodim 1301/ Satal TTL : Buton, 1 Januari 1981 Jenis kelamin : Laki-Laki Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Islam Tempat tinggal : Asrama Kodim 1301/ Satal Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak bulan April 2009 saat bertugas di Kodim 1301/Satal dan tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa Saksi mengetahui Terdakwa meninggalkan Kesatuan tanpa ijin dari Komandan satuan Kodim 1301/Satal sejak tanggal 25 Februari 2010 setelah adanya laporan dari Batuud 1301-08/Tabteng yaitu Pelda G Mendome 3. Bahwa pada hari Senin tanggal 22 Februari 2010 Terdakwa telah mengajukan cuti ke Pasimin Kodim 1301/Satal namun Terdakwa belum bisa diberikan cuti karena Terdakwa belum ada 1 (satu) tahun berdinas di Kodim 1301/Satal sehingga Terdakwa hanya diberi ijin 3 (tiga) hari di tempat namun ijin tersebut tidak diambil oleh Terdakwa dan karena merasa kecewa, pada

Page 73: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

66 tanggal 25 Februari 2010 Terdakwa sudah tidak ikut apel pagi dan pergi meninggalkan satuan tanpa ijin. 4. Bahwa selama meninggalkan kesatuan tanpa ijin Terdakwa tidak pernah memberitahukan keberadaannya kepada kesatuan sehingga kesatuan Kodim 1301/Satal telah berupaya melakukan pencarian namun Terdakwa tidak diketemukan. 5. Bahwa Saksi tidak mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh Terdakwa selama meninggalkan kesatuan karena tidak pernah menghubungi kesatuan baik secara lisan maupun tulisan untuk memberikan keberadaannya. Atas keterangan Saksi 2 tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya dalam persidangan. B. Faktor Penyebabkan Tindak Pidana Desersi Yang Dilakukan Anggota

Tentara Nasional Indonesia (TNI) Hasil penelitian penyusun pada kasus pidana yang terjadi di wilayah hukum Dilmil III-16 Makassar menjelaskan telah terjadi tindak pidana desersi yang dilakukan anggota TNI karena beberapa faktor, antara lain: 1. Faktor ketidakharmonisan dalam rumah tangga. Hal ini terdapat pada kasus pertama yang dimana dalam fakta yang terungkap dalam persidangan dengan nomor putusan 130-K/PMIII-16/AD/VIII/2011 menyatakan bahwa Terdakwa melakukan desersi karena mempunyai masalah keluarga dimana istrinya selingkuh dengan Serka Suardi anggota Yonif 401/BR. Berikut kutipan putusan yang menjelaskan hal tersebut tersebut, ”Bahwa benar penyebab Terdakwa meninggalkan Kesatuan tanpa ijin karena

Page 74: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

67 permasalahan keluarga dimana istri Terdakwa An. Agustina Parigik telah berselingkuh dengan Serka Suardi anggota Yonif 401/BR dan Terdakwa sudah melaporkan kepada Komandan Satuan tetapi tidak ada penyelesaian dengan alasan dalam agama Kristen yang Terdakwa anut tidak boleh bercerai, sehingga Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijin.” 2. Faktor kemampuan ekonomi lemah (mempunyai banyak hutang). Hal ini terdapat pada kasus kedua dimana dalam putusan PUT/110-K/PMIII-16/AD/VI/2011 terdakwa menjelaskan bahwa dirinya melakukan desersi karena masalah kemampuan ekonomi dalam hal ini Terdakwa memiliki hutang kepada temannya. Berikut kutipan dari putusan yang menjelaskan hal itu, ”Bahwa benar penyebab Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijin dari atasan yang berwenang karena Terdakwa mempunyai masalah utang piutang dengan beberapa anggota Yoni F726/Tml diantaranya kepada Praka Syamsul Rijal sebesar Rp.4.000.000,- (empat juta rupiah) dan Pratu Buljayadi sebesar Rp.1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah).” 3. Faktor ketidakdisiplinan. Dalam kasus ketiga, dengan nomor putusan 137-K/PM III-16/AD/IX/2011 penyusun menemukan sikap tidak disiplin Terdakwa. Terdakwa dengan sengaja tidak mentaati hukum yang berlaku dalam tubuh TNI karena alasan kecewa tidak diberi izin cuti tahunan. Tardakwa yang kecewa dengan atasannya yang hanya memberikan izin cuti 3 hari untuk pulang menjenguk anak istrinya yang sakit di kampung, pergi tanpa izin dari atasannya. Jelas ini menunjukkan sikap tidak disiplin Terdakwa yang berani melawan hukum

Page 75: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

68 yang berlaku di tubuh TNI. Berikut kutipan putusan yang menjelaskan hal tersebut, “Bahwa Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijn dikarenakan merasa kecewa kepada Pasimin Kodim 1301/Satal an. Kapten Inf. Dadi M. Sutrisno yang tidak memberikan jin cuti tahunan kepada terdakwa untuk menjenguk anak istrinya yang sakit di kampung Cilalang Desa Kanjilo Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa Sulsel dengan alasan Terdakwa belum 1 (satu) tahun berdinas di Kodim 1301/Satal.” Setelah melihat faktor-faktor terjadinya tindak pidana desersi di atas, penyusun berkesimpulan bahwa tindak pidana desersi yang dilakukan anggota TNI di atas semua faktor murni berasal dari dalam diri pelaku. Hal ini berbeda dengan yang disebutkan Andi Hamzah dalam bukunya ”Bunga Rampai Hukum Pidana dan Acara Pidana” yang mengatakan bahwa faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi seseorang melakukan kejahatan secara garis besar dapat dibagi menjadi dua faktor. Faktor pertama ialah faktor-faktor yang terdapat di dalam diri sipelaku dan faktor kedua ialah faktor-faktor yang terletak di luar diri pribadi si pelaku, yaitu anggota masyarakat atau manusia-manusia yang mengelilinginya (faktor lingkungan).25 Mengingat sekarang Indonesia tidak dalam keadaan perang, tindak pidana desersi anggota TNI yang terjadi berdasarkan penelitian penyusun semuanya karena melanggar Pasal 87 KUHPM ayat 1 poin 2 yaitu karena salahnya atau dengan sengaja melakukan ketidakhadiran tanpa ijin dalam waktu damai lebih lama dari tiga puluh hari. Dalam hal ini disebut “Desersi dalam waktu damai”. 25 Andi Hamzah, Bunga Rampai Hukum Pidana dan Acara Pidana, (Jakarta; Ghalia Indonesia, 1986), h. 51.

Page 76: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

69 Berikut penyusun jabarkan faktor penyebab terjadinya tindak pidana desersi yang dilakukan anggota TNI di wilayah hukum Dilmil III-16 Makassar: 1. Faktor ketidakharmonisan dalam rumah tangga Hasil penelitian penyusun pada kasus pertama dimana pelaku tindak pidana desersi yang bernama Rabin Pasang Lolok pangkat Kopda dari kesatuan Yonif Linud 432/Wsj mengakui semua dakwaan yang didakwakan kepadanya dalam persidangan. Salah satu dakwaan yang dibenarkan oleh Terdakwa dalam persidangan yang berbunyi, “Bahwa penyebab Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijin Dan Yonif Linud 432/Wsj atau atasan lain yang berwenang karena Terdakwa mempunyai permasalahan dalam rumah tangganya dimana isteri Terdakwa atas nama Sdri. Agustina Pagirik telah berselingkuh dengan Serka Suardi anggota Yonif 406/BR Kodam IV Diponegoro namun setelah Terdakwa melaporkan kepada pihak kesatuan tempat Terdakwa berdinas saat itu pihak kesatuan tidak menyelesaikan permasalahan Terdakwa sehingga Terdakwa mengambil inisiatif untuk pergi meninggalkan kesatuan”. Keterangan saksi dalam persidangan juga dibenarkan oleh Terdakwa, dimana saksi 1 yang intinya menjelaskan bahwa terdakwa memang pergi meninggalkan kesatuan tanpa izin atasannya karena masalah yang terjadi dalam keluarganya dimana isteri terdakwa berselingkuh dengan Serka Suardi anggota Yoni f 406/BR Kodam IV Diponegoro dan tidak ada penyelesaian yang dilakukan oleh kesatuannya sehingga Terdakwa pusing lalu pergi meninggalkan kesatuan. Majelis hakim yang memeriksa juga mengatakan dalam putusan bahwa fakta yang ditemukan dalam persidangan setelah menghubungankan antara

Page 77: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

70 keterangan Terdakaw dengan keterangan para saksi yaitu “Bahwa benar penyebab Terdakwa meninggalkan Kesatuan tanpa ijin karena permasalahan dengan istri Terdakwa An. Agustina Parigik yang telah berselingkuh dengan Serka Suardi anggota Yonifn401/BR dan Terdakwa sudah melaporkan kepada Komandan Satuan tetapi tidak ada penyelesaian dengan alasan dalam agama Kristen yang Terdakwa anut tidak boleh bercerai ,sehingga Terdakwa bingung lalu meninggalkan kesatuan tanpa ijin”. Berdasarkan hal di atas, penyusun berkesimpulan bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya tindak pidana desersi adalah faktor keluarga, dimana pelaku tindak pidana desersi mempunyai masalah dalam keluarganya. 2. Faktor kemampuan ekonomi yang lemah Dalam kasus kedua dimana terdakwa yang bernama Ramli pangkat Pratu dari kesatuan Yonif 726/Tml Korem 141/Tp berdasarkan pengakuan terdakwa dalam persidangan bahwa Terdakwa malakukan tindak pidana desersi disebabkan oleh masalah utang piutang dengan anggota TNI lainnya. Hal ini bisa dilihat dalam putusan yang bunyinya, “Bahwa penyebab Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijin yang syah dari atasan yang berwenang karena Terdakwa memiliki hutang kepada Praka Syamsul Rijal Ta Kipan A Yonif 726/Tmlsebesar Rp.4.000.000,- (empat juta rupiah) dan Pratu Buljayadi Ta kima Yonif 726/Tmlsebesar Rp.1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah)”. Selain itu, kesaksian saksi 2 yang dihadirkan dalam persidangan yang menyatakan, ”Bahwa saksi saksi mengetahui yang menyebabkan Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijin dari atasan yang berwenang karena Terdakwa

Page 78: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

71 mengambil 2 (dua) unit sepeda motor dari dealer yang ada di Makassar tetapi kedua sepeda motor tersebu t menunggak selama 5 (lima) bulan sehingga pemilik dealer melapor ke Pom dan Terdakwa dipanggil ke kompi dan di tanya oleh Dankian. Kapten Inf. Israkkar im apa betul mengambil dua unit sepeda motor dari dealer dan dijawab betuloleh Terdakwa tetapi motor tersebut ada di daerah Kab.Kolaka Sulawesi Tenggara, selan jutnya Danki menanyakan kapan kira-kira kedua sepeda motor tersebut bisa dikembalikan dan dijawab dua hari lagi, namun setelah dua hari sepeda motor tersebut tidak ada akhirnya Terdakwa pergi meninggalkan kesatuan tanpa ijin dari Komandan satuan”. Saksi 3 sendiri dalam persidangan memberikan kesaksian, “Bahwa saksi mengetahui Terdakwa meninggalkan kesatuan karena adanya permasalahan hutang piutang baik dengan masyarakat maupun dikesatuan.” Atas pengakuan Terdakwa dan keterangan para saksi dalam pesidangan, majelis hakim menyimpulkan dalam kasus desersi tersebut yang menjadi faktor penyebab pelaku melakukan tindak pidana desersi berdasarkan putusan yang bunyinya sebagai berikut, “Bahwa benar penyebab Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijin dari atasan yang berwenang karena Terdakwa mempunyai masalah utang piutang dengan beberapa anggota Yonif 726/Tml diantaranya kepada Praka Syamsul Rijal sebesar Rp.4.000.000, - (empat juta rupiah) dan Pratu Buljayadi sebesar Rp.1.500.000, - (satu juta lima ratus ribu rupiah).” Berdasarkan hal tersebut di atas, penyusun menyimpulkan salah satu penyebab terjadinya tindak pidana desersi adalah faktor ekonomi yang lemah

Page 79: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

72 sehingga terdakwa mempunyai banyak hutang dan tidak bisa melunasinya sehingga memilih pergi dari kesatuan tanpa ijin. Senada dengan hal di atas, Menurut Yunif Effendi dalam artikelnya “Kondisi Jiwa Juang Prajurit AD Dihadapkan Dengan Krisis Ekonomi Global”, dampak dari krisis ekonomi global, secara tidak langsung, sedikit banyak berpengaruh bagi kehidupan Prajurit TNI. Hal ini lebih kepada semakin mahalnya harga barang-barang kebutuhan rumah tangga, sehingga gaji yang diperoleh seakan tidak dapat menutupi kebutuhan keluarga. Kurangnya kemampuan untuk dapat hidup sederhana tersebut, pada beberapa kasus merupakan pemicu bagi terjadinya keretakan dalam rumah tangga yang berujung pada terjadinya tindak kekerasan dan juga menjadi alasan terjadinya tindak pelanggaran lainnya.26 3. Faktor ketidakdisiplinan Pada kasus ketiga dengan Terdakwa bernama Muh. Alias pangkat Kopka dari kesatuan Kodim 1409/Gowa melakukan tindak pidana desersi yang disebabkan dikarena tidak adanya kedisiplinan terdakwa dalam menjalankan peraturan yang berlaku dalam tubuh TNI. Berikut pernyataan terdakwa dalam persidangan berdasarkan putusan yang bunyinya, “Bahwa Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijn dikarenakan merasa kecewa kepada Pasimin Kodim 1301/Satal an. Kapten Inf. Dadi M. Sutrisno yang tidak memberikan jin cuti tahunan kepada terdakwa untuk menjenguk anak istrinya yang sakit di kampung Cilalang Desa Kanjilo Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa Sulsel dengan alasan Terdakwa belum 1 (satu) tahun berdinas di Kodim 1301/Satal”. 26 Yunif Effendi, “Kondisi Jiwa Juang Prajurit AD Dihadapkan Dengan Krisis Ekonomi Global”Yudhagama 83 (2009): h. 28

Page 80: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

73 Saksi 1 yang memberikan kesaksian dipersidangan menyatakan, “Bahwa Terdakwa telah meninggalkan dinas tanpa ijin yang sah dari Dandim 1031/Satal maupun dari Danramil 1301-08/Tabteng awalnya pada saat Terdakwa mengajukan cuti tahunan ke Kodim 1301/Satal namun oleh Pasimin Kosim 1301/Satal (Kapten Inf Dedi M. Sutrisno) Terdakwa belum bisa mengambil cuti karena baru empat bulan bertugas di Kodim 1301/Satal dan hanya diberi ijin 3 (tiga) hari di tempat namun karena waktu yang diberikan pendek Terdakwa tidak mengambil ijin tersebut karena Terdakwa kecewa sehingga pada tanggal 25 Februari 2010 Terdakwa sudah tiduk ikut apel pagi dan pergi meninggalkan satuan”. Kesaksian saksi 1 dibenarkan oleh terdakwa dalam persidangan. Saksi 2 juga memberikan kesaksian dalam persidangan dan mengatakan, “Bahwa pada hari Senin tanggal 22 Februari 2010 Terdakwa telah mengajukan cuti ke Pasimin Kodim 1301/Satal namun Terdakwa belum bisa diberikan cuti karena Terdakwa belum ada 1 (satu) tahun berdinas di Kodim 1301/Satal sehingga Terdakwa hanya diberi ijin 3 (tiga) hari di tempat namun ijin tersebut tidak diambil oleh Terdakwa dank karena merasa kecewa, pada tanggal 25 Februari 2010 Terdakwa sudah tidak ikut apel pagi dan pergi meninggalkan satuan tanpa ijin”. Kesaksian saksi 2 juga dibenarkan oleh terdakwa dalam persidangan Majelis hakim sendiri memutuskan bahwa fakta yang terungkap dalam persidangan berdasarkan putusan yang bunyinya, “Bahwa benar penyebab Terdakwa meninggalkan dinas tanpa ijn dikarenakan merasa kecewa kepada Pasimin Kodim 1301/Satal an. Kapten Inf. Dadi M. Sutrisno yang tidak memberikan ijin cuti tahunan kepada terdakwa untuk menjenguk anak istrinya

Page 81: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

74 yang sakit di kampung Cilalang Desa Kanjilo Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa Sulsel dengan alasan Terdakwa belum 1 (satu) tahun berdinas di Kodim 1301/Satal.” Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penyusun berpendapat bahwa hal yang melatarbelakangi terdakwa melakukan tindak pidana yaitu karena kecewa dengan Pasimin Kodim 1301/Satal yang hanya memberi ijin 3 (tiga) hari untuk menjenguk istrinya karena Terdakwa belum cukup 1 (satu) tahun berdinas di Kodim 1301/Satal sehingga tidak bisa diberikan ijin cuti tahunan seperti yang terdakwa inginkan. Kekecewaan terdakwa yang berujung pada tindakan desersinya menunjukkan sikap terdakwa yang tidak disiplin dalam mematuhi peraturan yang ada dalam tubuh TNI. Karena jelas di dalam aturan yang Terdakwa langgar menyebutkan bahwa Terdakwa tidak diberi izin cuti tahunan karena belum cukup 1 (saatu) tahun bertugas dikesatuannya, namun terdakwa yang tidak disiplin dalam menajalankan aturan yang berlaku memilih untuk pulang kekampung tapa ijin atasannya. Dalam kasus tersebut, penyusun menyimpulkan faktor penyebab terdakwa melakukan desersi adalah karena faktor ketidakdisiplinan. C. Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Desersi Oleh Anggota TNI Setelah mengetahui faktor penyebab yang melatarbelakangi anggota TNI melakukan tindak pidana desersi, maka penyusun memberikan beberapa upaya penanggulangan yang bisa dilakukan oleh TNI untuk meminimaisir terjadinya tindak pidana desersi oleh prajuritnya.

Page 82: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

75 Upaya pencegahan dini ini bertujuan agar faktor penyebab desersi tidak timbul dan akan sangat berguna dalam meminimalisir terjadinya tindak pidana desersi. Upaya ini penyusun ambil dari evaluasi terhadap faktor penyebab tindak pidana desersi itu sendiri. Berikut upaya penanggulan tindak pidana desersi yang penyusun dapatkan dari hasil telaah penyebab terjadinya tindak pidana desersi. 1. Melaksanakan bimbingan mental secara rutin Berdasarkan hasil penelitian penyusun, faktor terjadinya tindak pidana desersi adalah faktor keluarga, faktor ekonomi yang lemah, dan faktor kedisiplinan. Dari 3 (tiga) faktor tersebut, ada 2 (dua) faktor yang menurut penyusun bisa diselesaikan melalui pembinaan mental, yaitu faktor keluarga dan faktor kedisiplinan. Penyusun menyarankan agar TNI melaksanakan pembinaan mental secara rutin agar bisa memupuk jiwa kedisiplinan dan kerohanian prajurit, sehingga akan berdampak kepada mental prajurit yang stabil. Sebenarnya TNI sudah melaksanakan program pembinaan mental dan diserahkan ke kesatuan masing-masing untuk melaksanakannya. Namun, masih ada kesatuan yang malas melaksanakan bintal. Hal ini biasa terjadi pada kesatuan yang mempunyai komandan yang sibuk. Padahal pembinaan mental sangat penting untuk menjaga mental dan rohani prajurit sehingga akan terus memupuk kedisiplinan dan kestabilan jiwa prajurit dalam menjalankan dinas militernya.27 Pembinaan mental ini bisa berupa: 27 Wawancara dengan Bapak Patta Imang, Kataud Dilmil III-16 makassar, di Pengadilan Militer III-16, Makassar.

Page 83: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

76 a. Ceramah. Kegiatan ini dalam rangka penyampaian informasi, keterangan, penjelasan, uraian tentang suatu materi atau masalah yang mungkin berkaitan langsung dengan persoalan kedisiplinan dan masalah keluarga, baik secara tertulis maupun lisan. b. Bimbingan dan konseling. Kegiatan ini sebagai petunjuk, pengasuhan serta upaya pemecahan masalah bagi prajurit yang sedang bertugas guna menumbuhkan kembali kesadaran para prajurit dalam pengabdian kepada negara. c. Dialog. Suatu kegiatan berupa percakapan secara terbuka dan komunikatif dengan tema kedisiplinan dan keluarga. Dari kegiatan ini pembinaan mental ini diharapkan dapat menggugah dan lebih menyadarkan para prajurit untuk tidak melakukan suatu perbuatan yang melanggar hukum yang berlaku serta mengasah mental para prajurit dan memberikan suntikan rohani sehingga dalam melaksanakan tanggung jawab dan kewajibannya dapat mereka lakukan dengan baik dan profesional serta penuh kedisiplinan. 2. Mengupayakan penerimaan hak-hak prajurit tepat pada waktunya. Salah satu faktor penyebab tejadinya tindak pidana desersi yaitu faktor kemampuan ekonomi yang lemah dimana pelaku tindak pidana desersi mempunyai hutang yang tidak bisa dilunasi.Untuk mengatasi hal itu, penyusun memberikan saran agar supaya TNI lebih melihat lagi kondisi ekonomi prajuritnya.

Page 84: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

77 Penyusun berfikir disini langkah kongkrit yang bisa dilakukan TNI untuk sementara ini melihat kondisi ekonomi Indonesia yang masih dalam tingkatan negara berkembang sehingga tidak bisa serta merta menaikkan gaji prajurit, mungkin pemberian hak prajurit (gaji) bisa dilaksanakan tepat pada waktunya merupakan langkah yang paling manjur menurut penyusun. Lancarnya hak itu diterima oleh prajurit, sedikit banyaknya akan meningkatkan kemampuan ekonomi dan kesejahteraan para prajurit dan keluarganya. Penyusun juga menyarankan agar TNI memberikan reward dan punishment bagi prajurit yang berprestasi dan berdedikasi tinggi bagi kesatuannya, reward itu bisa berupa penaikan pangkat dan penambahan gaji. Dengan adanya hal ini, penyusun yakin akan menjadikan ekonomi prajurit yang bersangkutan bisa lebih terbantu dan juga akan memberikan dampak bagi prajurit lainnya untuk bisa lebih disiplin lagi dan berusaha memberikan yang terbaik buat TNI secara khusus dan negara secara umumnya. Sebagai balas jasa dari apa yang telah dilakukan oleh prajurit TNI untuk negara ini, maka sudah sepatutnya mereka untuk menerima apa yang menjadi hak-haknya, serta hak-hak itu harus diberikan tepat pada waktunya. Pemenuhan hak-hak prajurit akan sangat mempengaruhi kinerja seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewjibannya serta menjaga kesejahteraan diri dan keluarganya.28

28 Yunif Effendi, “Kondisi Jiwa Juang Prajurit AD Dihadapkan Dengan Krisis Ekonomi Global”Yudhagama 83 (2009): h. 33

Page 85: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

78 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Setelah melihat uraian-uraian di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tindak pidana desersi oleh anggota TNI, yaitu: 1. Faktor Ketidakharmonisan Dalam Rumah Tangga 2. Faktor Kemampuan Ekonomi Yang Lemah 3. Faktor Ketidakdisiplinan 2. Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka penanggulangan tindak pidana desersi yang dilakukan anggota TNI yaitu: 1. Melaksanakan bimbingan mental secara rutin 2. Mengupayakan penerimaan hak-hak prajurit tepat pada waktunya. B. Saran Berdasarkan pemaparan penulis uraikan sebelumnya, penulis memberikan beberapa saran dalam menyikapi permasalahan tersebut, yaitu: 1. Dengan memperhatikan berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya tindak pidana desersi yang dilakukan anggota TNI tersebut, maka sangat diharapkan peranan seluruh anggota dikesatuannya masing-masing untuk lebih mengerti kehidupan setiap prajurit, baik yang berada dalam kesatuan maupun yang

Page 86: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

79 berada diluar kesatuan. Dan juga agar kiranya penguasa dalam hal ini pemerintah lebih memperhatikan lagi ekomoni prajurit TNI. 2. Dalam upaya mencegah terjadinya tindak pidana desersi, maka perlu semakin diintensifkan bimbingan mental terkhusus masalah tentang kedisiplinan. Pembinaan mental akan berguna meningkatkan moral dan disiplin prajurit, sehingga para prajurit lebih berpikir-pikir lagi untuk melakukan tindakan yang bersifat negatif.

Page 87: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

DAFTAR PUSTAKA Andi Hamzah. Bunga Rampai Hukum Pidana dan Acara Pidana. Jakarta; Ghalia Indonesia, 1986. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1996 Effendi, Yunif. “Kondisi Jiwa Juang Prajurit AD Dihadapkan Dengan Krisis Ekonomi Global.” Yudhagama 83 (2009): h. 28-34 Jawa Pos National Network. “Seribu Lebih Prajurit TNI Desersi.” Situs Resmi Jawa Pos National Network, 17 Januari 2013. http://www.jpnn.com/read/2013/01/17/154689/Seribu-Lebih-Prajurit-TNI-Desersi- (29 Mei 2013) Jonkers J.E. Hukum Pidana Hindia Belanda. Jakarta: Bina Aksara, 1987. Kementrian Agama R.I., Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya, edisi kedua (Semarang: P.T. Karya Toha Putra, 1996). Mardani, Jumeiri, “Tindak Pidana Desersi Dari Proses Penyidikan Sampai Ke Pengadilan Dalam Lingkungan TNI-AD” Skripsi Sarjana, Fakultas Hukum USU Medan, Medan, 2006. Moeljatno. Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta: Bina Aksara, 1987. Pengadilan Militer III- 16 Makassar. “Rekapitulasi Perkara 2012.” Situs Resmi Pengadilan Militer III- 16 Makassar. http://www.dilmil-makassar.go.id/index.php/info-perkara/direktori-putusan ( 2 Juni 2013). Republik Indonesia. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer. Republik Indonesia. Putusan Pengadilan Militer III-16 Makassar Nomor 146-K/PM III-16/AD/IX/2012. Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia No. 34 tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia. Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia.Nomor 31 Tahun 1997 tentang. Peradilan Militer. Saleh, Roeslan. Peraturan Pidana dan Tanggung Jawab Pidana. Jakarta: Aksara Batu, 1981. Setiadi, Edi. Sebuah Makalah Pengantar. Artikel, Bandung: 23 Desember 2006.

Page 88: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

Sigalingging, Bisdan. “Tindak Pidana Desersi Menurut Hukum Pidana Militer.” Blog Bisdan Sigelingging S.H. http://bisdan-sigalingging.blogspot.com/2011/09/tindak-pidana-desersi-menurut hukum.html ( 11 Juni 2013) Simanjuntak P.N.H. Pend. Kewarganegaraan SMP/MTs Kls IX. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007. http://books.google.com/books?id=7jvKA9RhUUUC&printsec= frontcove (1 Desember 2013) Sukidjo, Aruan dan Bambang Poermono. Hukum Pidana (Dasar Aturan Umum). Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990. Tentara Nasional Indonesia. “Sejarah TNI.” Website Tentara Nasional Indonesia. http://www.tni.mil.id/pages-10-sejarah-tni.html (28 Mei 2013)

Page 89: TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI…repositori.uin-alauddin.ac.id/9736/1/Arfan Effendi.pdf · 2018. 5. 30. · Desersi Yang Dilakukan Tentara

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Arfan Effendi, lahir di Bulukumba, Sulawesi Selatan tanggal

15 Juli 1991 merupakan anak ketiga dari enam bersaudara

pasangan Drs. Effendi M.,M.Hum, dengan Dra. Mardiati.

Jenjang pendidikannya ditempuh mulai dari SD Negeri 2

Terang-Terang Kabupaten Bulukumba pada tahun 1998 kemudian

melanjutkannya pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada SMP

Negeri 1 Bulukumba pada tahun 2004, lalu kemudian melanjutkan pada jenjang

Sekolah Menengah Atas pada SMA 2 Bulukumba pada tahun 2007, ia kemudian

melanjutkan pada jenjang Strata satu (S1) pada tahun 2009 di Universitas Islam

Negeri (UIN) Alauddin Makassar Fakultas Syariah Jurusan Ilmu Hukum, pada

jenjang tersebut disamping aktifitas kuliah juga aktif pada beberapa organisasi

salah satunya sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan juga

anggota Kerukunan Keluarga Mahasiswa Bulukumba (KKMB) komisariat UIN

Alauddin Makassar.