timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam seksi ini dibagi menjadi tiga jenis

80
http://civil-network.blogspot.com/2013/08/cara-cara-pemadatan-tanah-untuk- timbunan.html Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam seksi ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu timbunan biasa, timbunan pilihan, timbunan pilihan di atas tanah rawa biasa dan gambut. Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis perbaikan tanah dasar (improve subgrade) untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga digunakan di daerah saluran air dan lokasi serupa dimana bahan yang plastis sulit dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk meningkatkan kestabilan lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya dimana kestabilan timbunan adalah faktor yang kritis. Timbunan pilihan digunakan di atas tanah rawa atau dataran yang selalu tergenang oleh air, yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak dapat dialirkan atau dikeringkan dengan cara yang diatur dalam Spesifikasi ini. Ketentuan kepadatan untuk timbunan tanah : 1. Lapisan tanah yang lebih dalam dari 20 cm di bawah elevasi dasar perkerasan dan tanah dasar timbunan harus dipadatkan dalam lapisan-lapisan timbunan dengan ketebalan maksimum 20 cm dan tidak boleh kurang dari 10 cm, sampai 95% dari kepadatan kering maksimum sebagai ditentukan dalam SNI 03-1742- 1989. Untuk tanah yang mengandung lebih dari 5% bahan yang tertahan pada ayakan ¾ inci , kepadatan kering maksimum yang diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan yang berukuran lebih (oversize) sesuai SNI 03-1976-1990. Untuk ganular material harus dipadatkan sampai 93% dari kepadatan kering maksimum sebagai ditentukan dalam SNI 03-1743-1989. 2. Lapisan tanah pada kedalaman 20 cm dari elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai dengan 100% dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989. Untuk granular material kepadatan lapisan harus minimum mencapai 95% kepadatan kering maksimum sesuai SNI 03-1743-1989 3. Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang dipadatkan sesuai dengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan kepadatan kurang dari yang disyaratkan maka Penyedia Jasa harus memperbaiki pekerjaan sesuai dengan Butir 3.2.2.5) dari Seksi ini. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh pada lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Teknis, tetapi tidak boleh berselang lebih dari 50 m untuk setiap lebar hamparan. Untuk penimbunan kembali di sekitar struktur atau pada galian parit untuk gorong-gorong, paling sedikit harus

Upload: rizqi-narendra

Post on 22-Oct-2015

230 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

xfd

TRANSCRIPT

Page 1: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

http://civil-network.blogspot.com/2013/08/cara-cara-pemadatan-tanah-untuk-timbunan.html

Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam seksi ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu

timbunan biasa, timbunan pilihan, timbunan pilihan di atas tanah rawa biasa dan gambut.

Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis perbaikan tanah dasar (improve subgrade)

untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga digunakan di daerah saluran air dan

lokasi serupa dimana bahan yang plastis sulit dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan

dapat juga digunakan untuk meningkatkan kestabilan lereng atau pekerjaan pelebaran

timbunan jika diperlukan lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk

pekerjaan timbunan lainnya dimana kestabilan timbunan adalah faktor yang kritis.

Timbunan pilihan digunakan di atas tanah rawa atau dataran yang selalu tergenang oleh air,

yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak dapat dialirkan atau dikeringkan dengan

cara yang diatur dalam Spesifikasi ini.

Ketentuan kepadatan untuk timbunan tanah :

1. Lapisan tanah yang lebih dalam dari 20 cm di bawah elevasi dasar perkerasan dan tanah

dasar timbunan harus dipadatkan dalam lapisan-lapisan timbunan dengan ketebalan

maksimum 20 cm dan tidak boleh kurang dari 10 cm, sampai 95% dari kepadatan kering

maksimum sebagai ditentukan dalam SNI 03-1742-1989. Untuk tanah yang mengandung

lebih dari 5% bahan yang tertahan pada ayakan ¾ inci , kepadatan kering maksimum yang diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan yang berukuran lebih (oversize) sesuai

SNI 03-1976-1990. Untuk ganular material harus dipadatkan sampai 93% dari kepadatan

kering maksimum sebagai ditentukan dalam SNI 03-1743-1989.

2. Lapisan tanah pada kedalaman 20 cm dari elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai

dengan 100% dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan sesuai dengan SNI 03-

1742-1989. Untuk granular material kepadatan lapisan harus minimum mencapai 95%

kepadatan kering maksimum sesuai SNI 03-1743-1989

3. Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang dipadatkan sesuai

dengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan kepadatan

kurang dari yang disyaratkan maka Penyedia Jasa harus memperbaiki pekerjaan sesuai

dengan Butir 3.2.2.5) dari Seksi ini. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh

pada lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Teknis, tetapi tidak boleh berselang lebih dari

50 m untuk setiap lebar hamparan. Untuk penimbunan kembali di sekitar struktur atau

pada galian parit untuk gorong-gorong, paling sedikit harus dilaksanakan satu pengujian

untuk satu lapis penimbunan kembali yang telah selesai dikerjakan.

4.  Untuk setiap sumber bahan timbunan, satu rangkaian pengujian yang lengkap harus

dilakukan.

Persyaratan untuk Tolerasi Dimensi

Page 2: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

1. Setelah pemadatan lapis dasar perkerasan (subgrade), toleransi elevasi permukaan tidak

boleh lebih dari 20 mm dan toleransi kerataan maksimum 10 mm yang diukur dengan

mistar panjang 3 m secara memanjang dan melintang.

2. Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki

kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.

3. Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil

yang ditentukan.

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1

Persyaratan Khusus

1.1.Standar-standar yang Berlaku

Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi

persyaratan - persyaratan teknis yang tertera dalam Persyaratan Normalisasi Indonesia (NI)

dan peraturan-peraturan Nasional maupun peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku

atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan, yaitu :

1.1.1.SK.SNI.

1.1.2.ASTM

1.1.3.SII

1.1.4.AISC

1.1.5.AWS

1.1.6.Petunjuk-Petunjuk dari pihak Direksi

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang tersebut diatas

maupun standar-standar nasional lainnya maka diberlakukan standar-standar internasional

yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlakustandar-

standar persyaratan teknis dari negara-negara asal bahan pekerjaan yang bersangkutan.

Persyaratan lain yang mengikat adalah :

1.1.7.Dokumen Tender berupa gambar-gambar Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).

Page 3: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

1.1.8.Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan (aanwijzing)

1.1.9.Berita Acara Rapat Lapangan

1.1.10.Perintah tertulis Pihak Pertama/Direksi yang disampaikan pada Buku Harian Lapangan

atau Surat Resmi.

1.1.11.Pada prinsipnya semua material yang akan digunakan harus mendapatkan

izin/persetujuan tertulis dari Pihak Pertama/Direksi yang diaplikasikan dalam bentuk “Surat

Persetujuan Bahan”. Material yang masuk tanpa persetujuan Pihak Pertama/Direksi adalah

tanggung jawab kontraktor dan Pihak Pertama/Direksi berhak memerintahkan pembongkaran

dan tidak dapat diajukan sebagai kemajuan pekerjaan.

1.1.12.Semua material yang masuk kedalam areal proyek (digudang atau dilapangan terbuka)

tidak bisa dikeluarkan dari areal proyek tanpa ijin dari Pihak Pertama/Direksi.

1.1.13.Semua pekerjaan hanya bisa dilaksanakan atas ijin dari Pihak Pertama/Direksi yang

diaplikasikan dalam bentuk “Surat ijin Kerja” Pekerjaan yang dilaksanakan tanpa ijin Pihak

Pertama/Direksi adalah tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai progres.

1.1.14.Peraturan-Peraturan Pihak Pertama/Direksi.

1.1.15.Peraturan Keselamatan Kerja Pihak Pertama/Direksi.

Pasal 2

Pekerjaan Urugan Tanah & Pemadatan

2.1.Umum

2.1.1.Uraian

a.Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah

atau bahan berbutir yang disetujui untuk konstruksi timbunan atau untuk timbunan umum yang

diperlukan untuk membuat bentuk dimensi timbunan, antara lain ketinggian yang sesuai

dengan persyaratan atau penampang melintangnya.

b.Segala perubahan dari spesifikasi ini harus dikonsultasikan secara tertulis kepada Konsultan

dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan untuk memulai pekerjaan.

Spesifikasi Teknis Drainase 1

Page 4: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

c.Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam pasal ini harus dibagi menjadi dua jenis, yaitu

timbunan biasa dan timbunan pilihan. Timbunan pilihan akan digunakan di daerah berair dan

lokasi serupa dimana material yang plastis sulit untuk dipadatkan dengan baik. Timbunan

pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran jika diperlukan,

lereng yang curam karena keterbatasan ruang, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya dimana

kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.

d.Pekerjaan timbunan dengan material yang dipasang sebagai landasan pada saluran beton,

juga tidak termasuk material drainase berpori yang dipakai untuk maksud drainase bawah

permukaan atau untuk mencegah hanyutnya butir halus akibat filtrasi.

2.1.2.S u r v e i

a.Sebelum pekerjaan timbunan dimulai, harus dilakukan survei topografi. Level yang disepakati

harus dicatat dan ditandatangani oleh Konsultan dan Kontraktor.

b.Kontraktor harus membuat hasil survei dalam bentuk gambar tampak dan penampang

dengan skala yang disetujui oleh konsultan. Gambar penampang harus pada interval 10 m.

Konsultan harus memverifikasi dan memeriksa gambar tampak dan penampang.

2.1.3.Peralatan

a.Kontraktor harus mengajukan metoda kerja termasuk output kerja harian, jumlah, tipe dan

kapasitas peralatan yang akan dioperasikan kepada Konsultan.

b.Pemilihan peralatan harus mempertimbangkan kondisi lapangan dan lingkungan.

2.2.Pekerjaan Timbunan

2.2.1.Lingkup Pekerjaan

a.Pekerjaan ini terdiri dari pengambilan, pengangkutan, penempatan dan pemadatan tanah

atau bahan-bahan butiran yang disetujui untuk timbunan atau pengurugan kembali pada lokasi

yang akan ditimbun. Galian dan urugan atau timbunan, pada umumnya diperlukan sesuai garis

kelandaian dan ketinggian dari penampang melintang yang telah disetujui.

Page 5: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

b.Timbunan/urugan kering memakai material seperti yang disyaratkan dan memenuhi

kepadatan yang disyaratkan pada spesifikasi ini.

2.2.2.Toleransi Dimensi

a.Kelandaian dan ketinggian yang diselesaikan setelah pemadatan tidak akan melebihi tinggi

10 mm atau 20 mm lebih rendah dari yang ditentukan atau disetujui.

b.Semua permukaan timbunan akhir yang tidak terlindung harus cukup halus dan rata serta

mempunyai kemiringan yang cukup untuk menjamin pengaliran bebas dari air permukaan.

c.Permukaan lereng timbunan yang selesai tidak akan berbeda dari garis profil yang ditentukan

dengan melebihi 100 mm dari ketebalan yang dipadatkan.

d.Timbunan tidak boleh dihamparkan dalam ketebalan lapisan yang dipadatkan melebihi 300

mm.

2.2.3.Standar Rujukan

a.Kontraktor harus menyelesaikan semua pengujian di bawah pengawasan Konsultan dan

harus mengajukan laporan dalam waktu 1 (satu) minggu setelah masing-masing pengujian

dilaksanakan.

b.Pengujian mencakup:

Analisis Saringan : AASHTO T 88 - 78, ASTM D422

Pemadatan Lapangan : AASHTO T 99 - 74, ASTM D698, D1557

Penetapan Batas Cair Tanah : AASHTO T 89 - 68, ASTM D423

Penetapan Batas Plastis dan Index Plastisitas Tanah : AASHTO T 90 - 70, ASTM D424

CBR.: AASHTO T 193-72, ASTM D1883-73

Sand cone.: ASTM D-1556

Test Mineralogi

Spesifikasi Teknis Drainase 2

2.2.4.Pengajuan Persetujuan Pekerjaan

Page 6: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

a.Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut kepada Konsultan sebelum suatu persetujuan

untuk memulai pekerjaan dapat diberikan oleh Konsultan, yakni :

Gambar penampang melintang terinci yang menunjukkan permukaan yang dipersiapkan bagi

timbunan yang akan ditempatkan.

Hasil pengujian kepadatan yang memberikan hasil pemadatan yang baik dari permukaan

yang dipersiapkan dimana timbunan itu akan ditempatkan.

b.Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut pada konsultan sekurang-kurangnya 14 (empat

belas) hari sebelum tanggal yang diusulkan dari penggunaan bahan-bahan yang diajukan

untuk digunakan sebagai timbunan, yang meliputi :

Dua contoh masing-masing seberat 50 kg dari bahan-bahan, salah satu akan ditahan oleh

konsultan untuk rujukan selama periode kontrak.

Pernyataan tentang asal dan komposisi dari setiap bahan-bahan yang diusulkan untuk

digunakan sebagai timbunan bersama dengan data pengujian laboratorium yang membuktikan

bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi sifat yang ditentukan.

c.Kontraktor harus mengajukan hal berikut secara tertulis kepada Konsultan segera setelah

penyelesaian setiap bagian pekerjaan dan sebelum setiap persetujuan diberikan untuk

penempatan bahan-bahan lain di atas timbunan, yakni :

Hasil pengujian kepadatan.

Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data pengukuran membuktikan bahwa

permukaan berada dalam toleransi yang ditentukan.

2.2.5.Kondisi Tempat Kerja

a.Kontraktor harus menjamin lahan pekerjaan selalu kering sebelum dan selama pekerjaan

pemadatan.

b.Timbunan harus mempunyai kemiringan yang cukup untuk menunjang sistem drainase dari

aliran air hujan dan pekerjaan yang diselesaikan mempunyai drainase yang baik. Air dari

tempat kerja harus dikeluarkan ke dalam sistem drainase permanen. Penjebak lumpur harus

disediakan pada sistem drainase sementara yang mengalirkan ke dalam sistem drainase

permanen.

Page 7: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

c.Kontraktor harus menjamin pada tempat kerja suatu persediaan air yang cukup untuk

pengendalian kelembaban timbunan selama operasi pemadatan.

2.2.6.Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Syarat

a.Timbunan akhir yang tidak sesuai dengan penampang melintang yang ditentukan atau

disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan, harus diperbaiki dengan

menggaruk permukaan tersebut dan membuang atau menambahbahan-bahan sebagaimana

diperlukan, disusul dengan pembentukan pemadatan kembali.

b.Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan dalam batas kadar air yang ditentukan atau

sebagaimana diarahkan oleh konsultan, harus dikoreksi dengan menggaruk bahan-

bahan disusul dengan penyiraman dengan jumlah air secukupnya dan mencampur secara

keseluruhan dengan sebuah mesin perata (grader) atau peralatan lain yang disetujui.

c.Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan dalam batas kadar air yang ditetapkan atau

sebagaimana diarahkan oleh Konsultan, harus dikoreksi dengan menggaruk bahan-

bahan disusul dengan pengerjaan dengan mesin perataberulang-ulang atau peralatan lainnya

yang disetujui, dengan selang istirahat antara pekerjaan, di bawah kondisi cuaca kering. Kalau

tidak atau bila pengeringan yang cukup tak dapat dicapai dengan pengerjaan dan membiarkan

bahan terlepas, maka Konsultan dapat memerintahkan agar bahan-bahan tersebut dikeluarkan

dari pekerjaan dan diganti dengan bahan-bahan kering yang memadai.

d.Timbunan yang menjadi jenuh karena hujan atau banjir atau sebaliknya setelah dipadatkan

secara memuaskan sesuai dengan spesifikasi ini, pada umumnya tak akan memerlukan

pekerjaan perbaikan asalkan sifat bahan-bahan dan kerataan permukaan masih memenuhi

persyaratan dari spesifikasi ini.

e.Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi persyaratan sifat atau kepadatan bahan-

bahan dari spesifikasi ini sebagaimana yang diarahkan oleh Konsultan, harus dilakukan

pemadatan tambahan, penggarukan kemudian disusul dengan pengaturan kadar air dan

pemadatan kembali atau pembuangan dan penggantian bahan-bahan.

2.2.7.Pemulihan Pekerjaan Setelah Pengujian

Page 8: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Semua lubang pada pekerjaan akhir yang dibuat oleh pengujian kepadatan atau lainnya harus

ditimbun kembali oleh Kontraktor tanpa penundaan dan dipadatkan sampai persyaratan

toleransi permukaan dan kepadatan dari spesifikasi ini.

Spesifikasi Teknis Drainase 3

2.2.8.Pembatasan Cuaca

Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan turun, dan tak

ada pemadatan yang boleh dilakukan setelah hujan atau sebaliknya bila kadar air bahan-

bahan material berada di luar batas yang ditentukan.

2.2.9.Royalti Bahan-Bahan

Bila bahan-bahan timbunan didapat dari luar daerah milik, Kontraktor harus membuat semua

pengaturan yang diperlukan dan membayar semua biaya dan royalti kepada pemilik tanah dan

pejabat sebelum mengeluarkan bahan-bahan.

2.2.10.Bahan-Bahan

1.Sumber Bahan-Bahan

Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui.

2.Bahan Timbunan

a.Bahan timbunan terdiri dari timbunan tanah yang digali dan disetujui oleh Konsultan

sebagai bahan-bahan yang memenuhi syarat untuk penggunaan dalam pekerjaan permanen.

Material yang digunakan adalah material silty clayyang memenuhi klasifikasi USCS sebagai

material CL, ML, atau SM (khusus untuk timbunan di bawah muka air tanah). Clay fraction (<

0.002 mm) bahan-bahan timbunan harus memenuhi minimal 25% yang ditunjukkan dari hasil

analisis saringan.

b.Tanah yang mempunyai sifat mengembang (shrinkage) sangat tinggi yang mempunyai suatu

nilai aktivitas lebih besar daripada 1,0 atau suatu derajat pengembangan yang digolongkan

oleh AASHTO T 258 sebagai sangat tinggi atau ekstra tinggi, tidak akan digunakan sebagai

bahan timbunan. Nilai Aktivitas harus diukur sebagai Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dan

Persentase Ukuran Tanah Liat (AASHTO T88).

Page 9: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

c.Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dari material timbunan harus lebih kecil dari 15 % dan

batas cair, LL harus lebih kecil dari 45% (AASHTO T90).

d.Bahan-bahan timbunan tidak mengandung mineral Montmorillonite yang ditunjukkan dari

hasil test mineralogi.

e.Material yang telah dipadatkan menurut Modified Proctor, harus memiliki:

Undrained Shear Strength (Cu) untuk sample tanah yang dijenuhkan lebih besar dari 60 kPa

atau sample tanah kering setelah dipadatkan > 120 kPa.

Specific Grafity (Gs) lebih besar dari 2,6

Kepadatan kering minimum harus mencapai kepadatan minimal 95 % Modified

Proctor maximum density untuk bahan timbunan umum, dan 98 % Modified Proctor maximum 

density untuk bahan timbunan subgrade jalan.

2.2.11.Penempatan dan Pemadatan Timbunan

1.Persiapan Tempat Kerja

A) Sebelum menempatkan timbunan pada suatu daerah maka semua operasi pembersihan

dan pembongkaran, termasuk penimbunan lubang yang tertinggal pada waktu pembongkaran

akar pohon harus telah diselesaikan danbahan-bahan yang tidak memenuhi syarat harus telah

dikeluarkan sebagaimana telah diperintahkan oleh Konsultan. Seluruh areal harus diratakan

secukupnya sebelum penimbunan dimulai.

B) Di mana ukuran tinggi timbunan adalah satu meter atau kurang, maka daerah pondasi

timbunan tersebut harus dipadatkan secara penuh (termasuk penggarukan dan pengeringan

atau pembasahan bila diperlukan) sampai lapisan atas 150 mm dari tanah memenuhi

persyaratan kepadatan yang ditentukan untuk timbunan yang akan ditempatkan di atasnya.

C) Bila timbunan tersebut akan dibangun di atas tepi bukit atau ditempatkan pada timbunan

yang ada, maka lereng- lereng yang ada harus dipotong untuk membentuk terasering dengan

ukuran lebar yang cukup untuk menampung peralatan pemadatan sewaktu timbunan

ditempatkan dalam lapisan horisontal.

2.Penempatan Timbunan

Page 10: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

A) Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan disebarkan merata

serta bila dipadatkan akan memenuhi toleransi ketebalan lapisan yang diberikan. Di mana lebih

dari satu lapisan yang akan ditempatkan, maka lapisan tersebut harus sedapat mungkin sama

tebalnya.

Spesifikasi Teknis Drainase 4

B) Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian tambahan ke permukaan

yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering. Penumpukan tanah timbunan tidak akan

diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu lainnya hanya dengan izin tertulis dari

Konsultan.

C) Dalam penempatan timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan-bahan drainase

porous lainnya, maka harus diperhatikan untuk menghindari pencampuran adukan dari

kedua bahan-bahan tersebut. Dalam hal pembentukan drainase vertikal, maka suatu pemisah

yang luas antara kedua bahan-bahan tersebut harus dijamin dengan menggunakan acuan

sementara dari lembaran baja tipis yang secara bertahap akan ditarik sewaktu penempatan

timbunan dan bahan drainase porous dilaksanakan.

D) Di mana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada harus dipersiapkan

dengan mengeluarkan semua tumbuhan permukaan dan harus dibuat terasering sebagaimana

diperlukan sehingga timbunan yang baru terikat pada timbunan yang ada hingga disetujui oleh

Konsultan. Timbunan yang diperlebar kemudian harus dibangun dalam lapisan horisontal

sampai pada ketinggian tanah dasar. Tanah dasar harus ditutup dengan sepraktis dan secepat

mungkin dengan lapis pondasi bawah sampai ketinggian permukaan jalan yang ada untuk

mencegah pengeringan dan kemungkinan peretakan permukaan.

E) Sebelum sebuah timbunan ditempatkan, seluruh rumput dan tumbuhan harus dibuang dari

permukaan atas di mana timbunan tersebut ditempatkan dan permukaan yang sudah

dibersihkan dihancurkan dengan pembajakan atau pengupasan sampai kedalaman minimum

20 cm.

3.Pemadatan

Page 11: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

a.Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap lapisan harus

dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan layak serta disetujui oleh

Konsultan sampai suatu kepadatan yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.

b.Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahan-bahan berada dalam

batas antara 2 % lebih daripada kadar air optimum (wet  of  optimum). Kadar air optimum

tersebut harus ditentukan sebagai kadar air di mana kepadatan kering maksimum diperoleh

bila tanah tersebut dipadatkan sesuai dengan AASHTO T-180.

c.Semua timbunan batuan harus ditutup dengan lapisan dengan tebal 200 mm dari bahan-

bahan yang bergradasi baik yang berisi batu-batu tidak lebih besar dari 50 mm dan mampu

mengisi semua sela-sela bagian atas timbunan batuan. Lapisan penutup ini harus dibangun

sesuai dengan persyaratan untuk timbunan tanah.

d.Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus dipadatkan sebagaimana ditentukan, diuji

untuk kepadatan dan diterima oleh Konsultan sebelum lapisan berikutnya ditempatkan.

e.Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan ke arah sumbu areal

reklamasi dengan suatu cara yang sedemikian rupa sehingga setiap bagian menerima jumlah

pemadatan yang sama.

f.Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki oleh alat pemadat biasa, harus

ditempatkan dalam lapisan horisontal dari bahan-bahan lepas tidak lebih dari 150 mm tebal

dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat tangan mekanis (mechanical 

tamper) yang disetujui. Perhatian khusus harus diberikan guna menjamin pemadatan yang

memuaskan di bawah dan di tepi pipa untuk menghindari rongga- rongga dan guna menjamin

bahwa pipa ditunjang sepenuhnya.

4.Perlindungan Timbunan Yang Sudah Dipadatkan

a.Kontraktor harus menjaga dan melindungi timbunan yang sudah dipadatkan dari segala

pengaruh yang merusak mutu timbunan.

b.Kontraktor harus memelihara talud dan timbunan terhadap terjadinya longsoran lokal pada

talud. Apabila terjadi kelongsoran lokal pada talud, maka Kontraktor harus memperbaikinya

dalam waktu 24 jam setelah ada instruksi dari Direksi Teknik/Konsultan. Semua biaya

perbaikan talud yang diperlukan menjadi tanggungan Kontraktor.

Page 12: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

c.Apabila Direksi Teknik memandang perlu, maka Direksi Teknik berhak memerintahkan

pengujian tambahan pada sebagian atau keseluruhan timbunan yang sudah diuji dan diterima.

Apabila terbukti bahwa timbunan tersebut mengalami penurunan mutu sehingga tidak

memenuhi Spesifikasi Teknik ini, maka Kontraktor wajib atas biayanya sendiri memperbaiki

timbunan tersebut sampai memenuhi Spesifikasi Teknik ini, maka Kontraktor wajib atas

biayanya sendiri memperbaiki timbunan tersebut sampai memenuhi Spesifikasi Teknik ini dan

menanggung biaya pengujian yang diperintahkan Direksi Teknik.

Spesifikasi Teknis Drainase 5

2.2.12.Jaminan Kualitas

1.Pengawasan Kualitas Bahan

a.Jumlah data penunjang untuk hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal

kualitas bahan-bahan harus sebagaimana diarahkan oleh Konsultan, tetapi harus termasuk

semua pengujian yang relevan yang telah ditentukan,sekurang-kurangnya tiga contoh yang

mewakili sumber bahan-bahan yang diajukan yang terpilih untuk mewakili serangkaian

kualitas bahan-bahan yang akan diperoleh dari sumber tersebut.

b.Menyusul persetujuan mengenai kualitas bahan-bahan timbunan yang diajukan, maka

pengujian kualitas bahan- bahan tersebut harus diulangi lagi atas kebijaksanaan tenaga

Konsultan, dalam hal mengenai perubahan yang diamati pada bahan-bahan tersebut atau

pada sumbernya.

c.Suatu program rutin pengujian pengawasan mutu bahan-bahan harus dilaksanakan untuk

mengendalikan keanekaragaman bahan yang dibawa ke tempat proyek. Jangkauan pengujian

tersebut harus sebagaimana diarahkan oleh Konsultan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik

timbunan yang diperoleh dari setiap sumber.

2.Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan Tanah

Ketebalan hamparan untuk setiap lapisan yang akan dipadatkan adalah 300 mm.

Pemadatan setiap lapis (lift) yang telah ditentukan harus mencapai kepadatan minimal 95 %

Modified Proctor maximum density pada kadar air optimum + 2%.

Page 13: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Lapisan yang lebih dari 300 mm di atas ketinggian elevasi muka air rata-rata harus dipadatkan

sampai 95 % dari standar maksimum kepadatan kering yang ditentukan sesuai dengan

AASHTO T-180. Untuk tanah yang mengandung lebih dari 10 % bahan-bahan yang tertahan

pada ayakan 3/4 inch, kepadatan kering maksimum yang dipadatkan harus disesuaikan

untuk bahan-bahan yang berukuran lebih besar sebagaimana diarahkan oleh Tenaga

Ahli/Insinyur.

Pengujian kepadatan dengan uji sand cone harus dilaksanakan untuk setiap 500 m2 pada

setiap lapisan timbunan yang dipadatkan sesuai dengan ASTM D-1556 dan bila hasil setiap

pengujian menunjukkan bahwa kepadatan kurang dari kepadatan yang disyaratkan maka

Kontraktor harus membetulkan pekerjaan tersebut.

3.Percobaan Pemadatan

a.Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan peralatan dan metoda untuk mencapai

tingkat pemadatan yang ditentukan. Dalam hal bahwa Kontraktor tidak mampu untuk mencapai

kepadatan yang disyaratkan, maka pemadatan berikutnya belum boleh dilaksanakan, kecuali

dengan seizin Konsultan Pengawas.

b.Suatu percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan jumlah lintasan alat pemadat dan

kadar air harus diubah- ubah sampai kepadatan yang ditentukan tercapai dan disetujui

Konsultan. Hasil percobaan lapangan ini kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah

lintasan yang disyaratkan, jenis alat pemadat dan kadar air untuk semua pemadatan yang

selanjutnya.

2.2.13.Pengukuran

1.Timbunan akan diukur sebagai jumlah meter kubik bahan-bahan yang dipadatkan yang

diterima lengkap di tempat. Volume yang diukur harus didasarkan pada gambar penampang

melintang yang disetujui dari profil tanah atau profil galian sebelum suatu timbunan

ditempatkan serta pada garis, kelandaian dan ketinggian dari pekerjaan timbunan akhir yang

ditentukan dan disetujui. Metoda perhitungan volume bahan-bahan harus merupakan metoda

luas bidang ujung rata-rata, dengan menggunakan penampang melintang dari pekerjaan yang

berjarak tidak lebih dari 25 meter.

Page 14: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

2.Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang disetujui, termasuk

setiap tambahan timbunan yang diperlukan sebagai akibat pekerjaan terasiring atau

pengikatan timbunan pada lereng yang ada atau sebagai akibat penurunan pondasi, tidak akan

diukur untuk pembayaran, kecuali:

Timbunan diperlukan untuk mengganti bahan-bahan yang kurang sesuai atau lunak atau

untuk menggantibahan-bahan batuan atau keras lainnya.

Tambahan timbunan diperlukan untuk membetulkan pekerjaan yang kurang memuaskan atau

kurang stabil atau gagal dalam hal bahwa Kontraktor tidak dianggap bertanggung jawab.

3.Pekerjaan timbunan kecil yang menggunakan timbunan biasa dinyatakan sebagai bagian

dari pos pekerjaan tanah tidak akan diukur untuk pembayaran sebagai timbunan di bawah bab

ini.

4.Timbunan yang digunakan di luar batas kontrak dari konstruksi timbunan atau untuk

mengubur bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat atau tidak terpakai, tidak akan

dimasukkan dalam pengukuran timbunan.

Spesifikasi Teknis Drainase 6

5.Bila bahan-bahan galian yang digunakan untuk timbunan, maka bahan-bahan ini akan

dibayar sebagai timbunan di bawah bab ini.

6.Jumlah hasil kerja yang diukur dengan cara di atas akan dibayarkan berdasarkan mata

pembiayaan di bawah ini. Biaya tersebut sudah termasuk pekerjaan persiapan, penyelesaian

dan penempatan material, keuntungan jasa kontraktor serta semua kegiatan untuk mencapai

hasil kerja yang sebaik-baiknya.

7.Jumlah timbunan yang diukur akan dibayar untuk setiap meter kubik timbunan.

8.Timbunan yang telah disetujui dan diterima oleh Konsultan sebagi drainase porous akan

diukur dan tidak akan dimasukkan ke dalam pengukuran timbunan di dalam bab ini.

Pasal 3

Pekerjaan Beton Bertulang

3.1.Lingkup Pekerjaan.

Page 15: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Pekerjaan beton bertulang dilaksanakan untuk pekerjaan atau pemasangan box culvert, bak

kontrol dan bangunan lain yang ditunjukkan dsalam gambar.

3.2.Persyaratan Material

3.2.1.Referensi

SKBI-2.3.53.1987SNI 03-1727-1989SNI 03-1728-1989SNI 03-1736-1989SNI 03-1750-

1990SNI 03-1756-1990SNI 03-2461-1991SNI 03-2495-1991SNI 03-2834-1992SNI 03-2847-

1992SNI 03-2854-1992SNI 03-2914-1992SNI 03-3976-1995

SK SNI S-36–1990–03SK SNI T-28-1991-03SK SNI T-15-1992-03

3.2.2.Persyaratan Material

Portland Cement (PC)

Semua PC yang digunakan harus PC dengan merk standar yang disetujui oleh badan yang

berwenang dan memenuhi persyaratan PC tipe I sesuai spesifikasi yang termuat dalam SNI

dan harus sesuai dengan kondisi di lapangan. Semua pekerjaan harus menggunakan satu

macam merk PC, PC harus disimpan dengan baik, dihindarkan dari kelembaban sampai tiba

saatnya untuk dipakai. PC yang telah mengeras atau membatu tidak boleh digunakan, PC

harus disimpan sedemikan rupa sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil contohnya.

Batu split/krikil dan Pasir

Batu split/krikil dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta tidak mengandung bahan

yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang cukup banyak, yang dapat memperlemah

kekuatan beton.

Split/krikil harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada SNI 1734-1989, atau daftar

berikut ini:

Split/Krikil Pasir

Ayakan % Lewat Ayakan Ayakan % Lewat Ayakan

(Berat Kering) (Berat Kering)

Page 16: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

30 mm 100 10 mm 100

25 mm 90 – 100 5 mm 90 – 100

15 mm 25 – 60 2.5 mm 80 – 100

5 mm 0 – 10 1.2 mm 50 – 90

2.5 mm 0 – 5 0.6 mm 25 – 60

Spesifikasi Teknis Drainase 7

0.3 mm 10 – 30

0.15 mm 2 – 10

Air.

Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam, asam dan sebaiknya air tersebut

dapat diminum.

Bahan Pembantu (Admixture).

Atas pilihan Kontraktor atau permintaan Direksi/Konsultan Pengawas, bahan pembantu boleh

ditambahkan pada campuran beton untuk mengatur pengerasan beton, efek penggunaan air

atau penambahan mutu beton, biaya penambahan bahan pembantu ditanggung oleh

Kontraktor.

Bahan pembantu yang digunakan harus berkualitas baik dan dapat diterima dan disetujui oleh

Direksi/Konsultan Pengawas, dan penggunaannya sesuai dengan petunjuk penggunaan dari

produk tersebut dan yang disyaratkan dalam “BAHAN PEMBANTU” sesuai dengan SNI 03-

2495-1991.

Jumlah penggunaan PC dalam adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada atau tidak

adanya penggunaan bahan pembantu dan pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk

dari pabrik.

Tulangan Baja

Page 17: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Tulangan baja harus mempunyai diameter yang sesuai dengan gambar rencana dan bebas

dari karat. Untuk tulangan baja dengan diamater 13 mm menggunakan Baja Tulangan

Deform/ulir (BjTD 39), dan untuk tulangan baja dengan diamater < 13 mm menggunakan Baja

Tulangan Polos (BjTP 24), atau sesuai persyaratan yang di tunjukkan pada gambar dan

dokumen lainnya dan dapat ditunjukkan dengan sertifikasi dari pabrik.

Harus dilakukan pengujian minimum 2 sampel untuk tiap macam diameter dari setiap 20 ton

besi. Pengujian ini dilakukan pada laboratorium yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas

atas biaya Kontraktor.

Semua pembengkokan, penyambungan dan panjang penyaluran harus sesuai dengan SK

SNI T-15-1992-03.

3.2.3.Kualitas beton yang diinginkan.

Mutu beton/kuat tekan beton yang diinginkan adalah K-225 dan K-300. Dengan persetujuan

tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan cor beton

dengan menggunakan sistem beton siap pakai (ready  mix   concrete) yang terlebih dahulu

memberikan data spesifikasi mutu beton yang dikehendaki kepada Konsultan Pengawas

sebelum pekerjaan pengecoran dilaksanakan.

3.3.Syarat Pelaksanaan dan Pengecoran.

Semua persyaratan bahan dan pelaksanaan harus memenuhi standar yang berlaku di

Indonesia dan merupakan pemilihan bahan yang terbaik dengan pengawasan yang ketat dari

Direksi/Konsultan Pengawas. Pemilihan bahan dan pelaksanaan pekerjaan yang sesuai

dengan standar pelaksanaan akan mendapatkan hasil yang sempurna.

3.3.1.Rencana Kerja, Metode Pelaksanaan dan Ijin Pengecoran.

Kontraktor harus menyerahkan secara tertulis rencana kerja dan metode pelaksanaan

pengecoran caping beam kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan tertulis,

sebelum pekerjaan pengecoran dimulai. Sebelum dilaksanakan pengecoran, dilaksanakan

pemeriksaan bersama Kontraktor dan Konsultan Pengawas dan apabila telah memenuhi

syarat ijin pengecoran dapat dikeluarkan.

3.3.2.Trial Mix Design dan Perbandingan Adukan

Page 18: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Sebelum dilaksanakan pekerjaan pengecoran, Kontraktor harus melaksanakan rencana

pengadukan beton/trial mix designuntuk mendapatkan mutu beton yang dikehendaki. Untuk itu

Kontraktor perlu melakukan pengujian material di laboratorium yang telah disetujui oleh

Konsultan Pengawas untuk semua material beton. Berdasarkan analisa dan hasil tes sampel

tersebut, laboratorium akan merencanakan suatu campuran beton (mix   design)

dengan slump yang telah disyaratkan.

Sebagai kontrol suatu campuran beton, data-data yang harus tertulis dalam laporan mix 

design mencakup:

-Tipe dan gradasi material agregat

-Asal agregat

-Hasil pengujian material air dan agregat (berat jenis dan berat isi agregat, modulus halus butir

pasir, kadar lumpur, dll.

-Tipe dan merk PC

-Tipe, merk dan komposisi bahan additives (apabila digunakan)

-Komposisi takaran beton dan takaran dalam 1 m3

-Keterangan tentang beton(kemudahan pekerjaan, segregasi kohesi dan lain-lain

-Hasil tes silinder beton

Spesifikasi Teknis Drainase 8

Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang terhisap oleh agregat) tidak boleh

melampaui 0.50 (perbandingan berat). Perbandingan campuran tersebut dapat diubah jika

diperlukan untuk mendapatkan mutu beton yang dikehendaki dengan kepadatan, kekedapan,

keawetan dan kekuatan yang lebih baik dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Kontraktor tidak berhak atas penambahan kompensasi yang disebabkan oleh perubahan

tersebut di atas.

Page 19: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Percobaan kekuatan beton di lapangan dalam N/mm2 (MPa) dibuat dengan percobaan beton

silinder (15 cm tinggi 30 cm). Jumlah silinder percobaan yang dibuat harus sesuai dengan

SNI 03-2834-1992. Copy hasil tes harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas.

Percobaan yang dilakukan di lapangan, pengambilan contoh campuran dan pengujian harus

mengundang dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas.

Suatu kali jika kekuatan beton umur 7 hari kekuatannya kurang dari 70% dari beton umur 28

hari, maka Konsultan Pengawas berhak untuk memerintahkan Kontraktor untuk menambah PC

ke dalam campuran beton. Dan apabila terdapat beton dengan umur 28 hari yang tidak

mencapai mutu beton yang dikehendaki, maka pengecoran selanjutnya harus dihentikan

sampai persoalan tersebut dapat diselesaikan oleh Kontraktor dan Konsultan Pengawas.

Banyaknya air yang digunakan dalam adukan beton harus cukup. Waktu pengadukan beton

harus tetap dan normal sehingga menghasilkan beton yang homogen tanpa adanya bahan-

bahan yang terpisah satu dengan yang lainnya. Jumlah air dapat diubah sesuai dengan

keperluannya dengan melihat perubahan keadaan cuaca atau kelembaban bahan adukan

(agregat) untuk mempertahankan hasil yang homogen, kekentalan dan kekuatan beton yang

dikehendaki.

Pengujian kekentalan adukan beton (slump) dan pelaksanaannya sesuai dengan SNI-3976-

1995. Slump yang digunakan dalam proyek ini adalah 8 – 12 cm sesuai yang ditetapkan oleh

Konsultan Pengawas. Untuk maksud dan alasan tertentu, dengan persetujuan Konsultan

Pengawas dapat dipakai nilai slump yang menyimpang dari ketentuan di atas asal

dipenuhi hal-halsebagai berikut:

-Mutu beton yang disyaratkan tetap terpenuhi

-Tidak terjadi pemisahan dari adukan

-Beton yang dapat dikerjakan dengan baik (workability)

3.3.3Persyaratan Bekisting

Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan beton dan

membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan yang diinginkan. Kontraktor harus

bertanggungjawab atas perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting.

Page 20: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Pada bagian tertentu Konsultan Pengawas akan memerintahkan Kontraktor untuk

membuat shop drawing dari bekisting. Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus

mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Papan bekisting harus terbuat dari plywood, papan yang diserut/diketam rata dan halus, dalam

keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang sempurna

seperti terperinci dalam spesifikasi ini.

Toleransi yang diijinkan adalah 3 mm untuk garis dan permukaan. Bekisting harus demikian

kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan adukan beton yang masih basah dan getaran

terhadap beban konstruksi. Bekisting harus tetap menurut garis dan permukaan yang disetujui

oleh Konsultan Pengawas sebelum pengecoran.

Bekisting harus kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan kelur dari

sambungan.

Pembongkaran dilakukan setelah beton telah mencapai kekuatan setara dengan umur beton

28 hari dan harus dengan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Pembongkaran

dilaksanakan dengan statis, tanpa goncangan atau kerusakan pada beton.

3.3.4.Pengecoran Beton

Pengecoran harus dengan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas dan dilaksanakan pada waktu

Konsultan Pengawas atau wakilnya yang ditunjuk serta pengawas Kontraktor yang setaraf ada

di tempat kerja.

Beton tidak boleh dicor bilamana keadaan cuaca buruk, panas yang dapat menggagalkan

pengecoran dan pengerasan yang baik, seperti ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke dalam papan bekisting yang

tinggi/dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya split/krikil dari adukan beton. Beton juga

tidak boleh dicor dalam bekisting yang dapat mengakibatkan penimbunan adukan pada

permukaan bekisting di atas beton yang sudah dicor.

Spesifikasi Teknis Drainase 9

3.3.5.Peralatan Ready Mix.

Page 21: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Kontraktor dapat menggunakan beton ready mix setelah mendapat persetujuan tertulis dari

Konsultan Pengawas. Semua data spesifikasi dan peralatan yang akan digunakan harus

diserahkan kepada Konsultan Pengawas.

Peralatan yang digunakan seperti truk molen, concrete   pump dan lain lain harus dalam

keadaan baik, terawat dan berfungsi dengan baik apabila digunakan.

3.3.6.Pemadatan dan Penggetaran

Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum sehingga

bebas dari kantong/sarang krikil dan menutup rapat pada semua permukaan dari cetakan dan

material yang melekat.

Semua beton harus dipadatkan dengan vibrator dengan kekecepatan minimum 7000 rpm yang

bergetar pada bagian dalam (dari jenis alat “tenggelam”) dalam waktu maksimal 10 detik setiap

kali dibenamkan. Pada waktu yang sama dilakukan pengetukan pada dinding bekisting

sampai betul-betul mengisi pada bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh

permukaan bekisting.

Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk dari Konsultan

Pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun penulangan.

3.3.7.Perawatan Beton

Beton yang selesai dicetak harus dijaga dalam keadaan basah selama sekurang-kurangnya 14

hari setelah dicor, yaitu dengan cara penyiraman air, karung goni basah, atau cara-cara lain

yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

Air yang yang digunakan dalam perawatan harus memenuhi spesifikasi air untuk campuran

beton.

Pasal 4

Pekerjaan Batu Bata , Batu Gunung dan Plesteran

4.1.Umum.

Page 22: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Sebelum mengadakan pembelian / pengiriman / pemasangan, Kontraktor harus menyerahkan

contoh bahan kepada Direksi lapangan untuk memperoleh persetujuan. contoh harus

mencerminkan mutu, texture, warna dan kekuatan yang akan digunakan dalam pekerjaan.

4.2.Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi namun tidak terbatas :

-Pekerjaan pasangan batu kali

-Pekerjaan plesteran

-Pekerjaan pasangan cansteen

-Pekerjaan lain seperti yang tercantum pada gambar

4.3Persyaratan Bahan.

Semua bahan harus dari texture dan ukuran seperti contoh yang diajukan, serta memenuhi

syarat :

4.2.1.Batu Gunung/Kali.

Batu yang dipakai adalah batu gunung atau batu kali yang dibelah, keras, tidak porous, bersih

dan besarnya tidak lebih dari 30 cm. Sama sekali tidak diperkenankan memakai batu dalam

bentuk bulat atau batu endapan. Pembelahan batu harus dilakukan diluar daerah pekerjaan

(diluar bouwplank).

4.2.2.Bahan Perekat.

Semen, pasir (agregat halus) dan air harus memenuhi ketentuan dalam pekerjaan beton

menurut SNI.T-12-1991-03.

4.4.Pasangan Batu Gunung/Kali.

4.4.1.Galian tanah harus dilakukan menurut ukuran-ukuran dalam, lebar dan sesuai

dengan peil-peil yang tercantum dalam gambar.

Spesifikasi Teknis Drainase 10

Page 23: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

4.4.2.Apabila ternyata terdapat pipa-pipa air, gas, pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon

dan lain-lain yang masih digunakan, maka Kontraktor harus secepatnya memberitahukan hal

ini kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan petunjuk-petunjukseperlunya.

Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari

pekerjaan galian tersebut.

4.4.3.Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas

dari longsoran-longsoran tanah dari kiri kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat penahan tanah

dan bebas dari genangan air, bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan pasangan batu gunung

dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi.

4.4.4.Sebelum pasangan dilaksanakan, tanah dasar galian harus diberi lapisan pasir urug

dengan tebal sesuai gambar, dibuat secara rata (tidak turun naik) dan selebar pasangan batu

gunung yang akan dipasang.

4.4.5.Batu gunung/kali harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a.Batu yang sudah dibelah adalah sejenis batu yang kasar, berat dan berwarna kehitam-

hitaman.

b.Tidak ringan dan porous.

c.Bahan asal adalah batu gunung/kali yang besar kemudian dibelah atau dipecah-

pecah menjadi ukuran normal menurut tata cara pekerjaan yang bersangkutan.

d.Memenuhi Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982).

e.Adukan Pondasi batu kali 1pc : 4 ps, lapisan paling bawah digelar diatas pasir urug.

f.Pemasangan sesuai dengan ukuran-ukuran didalam gambar atau atas petunjuk-petunjuk dari

Direksi Lapangan.

g.Batu harus dipasang saling mengisi masing-masing dengan adukan lapis demi lapis,

sehingga tidak ada rongga diantarabatu-batu tersebut dan mencapai masa yang kuat dan

integral.

4.5.Plesteran.

4.5.1.Bahan.

Page 24: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Semen.

Semen harus Portland Cement (PC) dengan merk standar yang telah disetujui oleh badan

yang berwenang dan memenuhi persyaratan Portland Cement klas I.

Pasir.

Agregat halus (pasir) harus bersih, keras dan awet, bebas dari minyak, bahan organis dan

unsur lain yang merusak dan harus sesuai dengan ketentuan pasal pekerjaan beton.

Air.

Air untuk mencampur harus bersih, segar dan bebas dari bahan yang merusak, seperti minyak,

alkali, asam atau bahan nabati.

4.5.2.Campuran dan Tebal.

Campuran.

Adukan plesteran harus dicampur dengan perbandingan sesuai ketentuan yang telah

ditentukan dalam tebal tersebut dibawah ini.

Tebal.

Semua plesteran harus dipasang menurut tebal seperti tabel dibawah ini. Tebal tambahan

diperlukan menutup bagian yang tidak rata pada beton atau permukaan pekerjaan pasangan.

Tebal standar dari ukuran yang dipasang pada dinding luar adalah 20 mm.

T E B A L

(MM)

LPS LPS LPS TEBAL

KASAR SEDANG HALUS SELURUHNYA

Dinding

Dalam 10 7 3 20

Dinding Luar 10 7 3 20

Page 25: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Bagian Lain 10 7 3 20

4.5.3. Penggunaan.

Spesifikasi Teknis Drainase 11

Lapisan Kasar.

Lapisan kasar harus menutupi seluruh bidang dinding. Sebelum lapisan kasar mengeras, harus

dibuat goresan melintang untuk memperoleh ikatan mekanis bagian lapisan sedang. Lapisan

ini harus dibasahi selama tidak kurang dari 24 jam dan dibiarkan jenuh sebelum lapisan

sedang dipasang. Lapisan kasar harus dipasang merata dan dengan cukup tekanan untuk

menghasilkan ikatan yang baik.

Lapisan Sedang.

Sebelum mulai memasang lapisan sedang, permukaan dari lapisan kasar harus dibasahi.

Lapisan sedang harus dibentuk menjadi suatu permukaan yang betul-betul rata, kemudian

dibuat kasar dengan mistar kayu atau dibuat goresan melintang untuk meperoleh letakan

lapisan halus. Lapisan ini harus tetap basah selama 48 jam dan dibiarkan agar mengering.

Lapisan halus.

Lapisan halus tidak boleh dipasang sebelum lapisan sedang menyesuaikan diri selama 7

(tujuh) hari. Sesaat sebelum lapisan halus dipasang, lapisan sedang harus dibasahi lagi secara

merata.

Kemudian disendok sedemikian rupa, sehingga butir pasir terpaksa masuk kedalam plesteran

dan dengan penyendokan terakhir diperoleh permukaan yang licin dan bebas dari bidang yang

kasar, tanpa bekas sendok atau noda lainnya.

Lapisan halus dibasahi sekurang-kurangnya 2 (dua) hari dan selanjutnya harus dilindungi

terhadap pengeringan yang cepat sampai mengeras dengan seksama dan sempurna.

Pasal 5

Pekerjaan Kayu

5.1.Lingkup Pekerjaan.

Page 26: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

5.1.1.Pekerjaan pancang kayu ulin.

5.1.2.Dan semua pekerjaan kayu yang diperlihatkan pada gambar rencana.

5.2.Persyaratan Bahan.

5.2.1.Kayu cukup kuat dan tua.

5.2.2.Kayu harus mempunyai texture yang sama, serat-serat lurus.

5.2.3.Kayu bersih dari retakan-retakan, serangan jamur,pelapukan dan cacat-cacat lain (mata

bolong, bengkok, melintir dan sebagainya).

5.2.4.Kayu dipotong menurut ukuran ,tegak lurus sesamanya menurut gambar.

5.2.5.Kayu harus sesuai SNI 03 – 3527 – 1994, SNI 03 – 3233 – 1992, SNI 03 – 3528 - 1994

5.3.Syarat Pelaksanaan.

5.3.1.U m u m.

Semua permukaan kayu yang akan terlihat oleh pandangan mata langsung, harus rata sudut-

sudutnya yang tajam dan tidakpecah-pecah dan tidak dibenarkan menambal bagian-

bagian yang pecah.

Sambungan/pertemuan harus rapih dan kokoh, dibuat dengan konstruksi mur baut.

5.3.2.Cerucuk kayu ulin.

-Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga yang cukup ahli dan berpengalaman dalam bidang

tersebut.

-Pemancangan harus menggunakan mesin pancang dengan berat hammer minimal 800 kg

dan tinggi jatuh hammerrata-rata 4 meter. Pada akhir pemancangan untuk setiap titik pancang

diharuskan dipancang dengan tinggi jatuh hammer maximal (tinggi layar yang ada).

-Selama pemancangan bagian kayu yang ditumbuk harus dilindungi dengan topi besi.

-Tiap layar untuk mesin pancang harus benar-benar tegak lurus.

Pasal 6

Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat

Page 27: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

6.1.Uraian

Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, pembasahan

dan pemadatan agregat (batu pecah) yang telah digradasi diatas permukaan yang telah

disiapkan dan telah diterima sesuai dengan perincian yang ditunjukkan dalam

Spesifikasi Teknis Drainase 12

gambar atau sesuai dengan perintah Direksi, dan memelihara lapis pondasi yang telah selesai

sesuai dengan yang disyaratkan. Pemrosesan harus meliputi, bila perlu pemecahan,

pengayakan, pemisahan, pencampuran dan operasi lain yang perlu untuk menghasilkan suatu

bahan yang memenuhi persyaratan ini.

6.2.Toleransi Dimensi.

Permukaan lapis akhir harus sesuai dengan gambar rencana, dengan toleransi dibawah ini :

Material dan Lapisan Pondasi Agregat

Toleransi tinggi

permukaan

Agregat Klas B digunakan sebagai Lapis

Pondasi Bawah + 0 cm

(Permukaan dari Lapis Pondasi Bawah saja) - 2 cm

Permukaan-permukaan agregat Klas A untuk

Lapis Resap Pengikat + 1 cm

atau Pelaburan (Perkerasan atau bahu) - 1 cm

Bahu tanpa penutup dari agregat Klas B (Lapis

atas saja) + 1,5 cm

- 1 cm

Page 28: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Permukaan-permukaan lapis pondasi agregat dari semua konstruksi tidak boleh ada yang tidak

rata yang dapat menampung air dan semua punggung permukaan itu harus sesuai dengan

yang tercantum di Gambar rencana.

Tebal total minimal untuk lapis Pondasi Agregat tidak boleh kurang dari tebal yang disyaratkan

kurang satu sentimeter.

Tebal total minimum untuk lapis Pondasi Agregat Klas A tidak boleh kurang dari tebal yang

disyaratkan kurang satu sentimeter.

Untuk permukaan lapis Pondasi Agregat Klas A untuk lapisan resap pengikat atau pelaburan

permukaan, apabila semua bahan yang terlepas dibuang dengan penyikat keras, deviasi

maksimum yang diijinkan untuk kerataan permukaan harus satu sentimeter dengan mistar

penyipat berukuran 3 meter, diletakkan paralel atau melintang as jalan.

6.3.Pelaporan

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi hal-hal sebagai berikut paling sedikit 21 hari

sebelum tanggal yang diusulkan untuk penggunaan yang pertama kalinya dari material yang

diusulkan untuk digunakan sebagai lapis Pondasi Agregat. Dua contoh masing- masing 50 kg

dari bahan , satu ditahan oleh Direksi sebagai rujukan selama masa kontrak. Pernyataan

perihal asal dan komposisi dari bahan yang diusulkan , bersama dengan hasil pengujian

laboratorium yang membuktikan bahwa sifat bahan yang ditentukan terpenuhi.

Kontraktor harus mengirim hal berikut dalam bentuk tertulis kepada Direksi segera setelah

selesainya bagian dari pekerjaan dan sebelum persetujuan diberikan untuk penempatan bahan

lain diatas lapis Pondasi Agregat.

6.4.Pembatasan oleh cuaca

Lapis pondasi Agregat tidak boleh dipasang, dihampar atau dipadatkan sewaktu turun hujan

dan pemadatan tidak boleh dilakukan setelah hujan atau bila kadar air dari bahan tidak berada

dalam rentang yang ditentukan.

6.5.Perbaikan dari Lapis Pondasi Agregat yang tak memuaskan.

a.Tempat dengan tebal atau kerataan permukaan yang tidak memuaskan toleransi yang

disyaratkan atau yang permukaannya berkembang menjadi tidak rata baik selama konstruksi

Page 29: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

atau setelah konstruksi, harus diperbaiki dengan menggarpu permukaan dan membuang atau

menambah bahan sebagaimana diperlukan, yang selanjutnya dibentuk dan dipadatkan

kembali.

b.Lapis pondasi Agregat yang terlalu kering untuk pemadatan dalam hal batas kadar airnya

seperti disyaratkan atau seperti yang diperintahkan Direksi, harus diperbaiki dengan menggaru

bahan tersebut yang dilanjutkan dengan penyiraman sejumlah air yang cukup dan

mencampurnya dengan baik.

c.Lapis Pondasi Agregat yang terlalu basah untuk pemadatan, harus diperbaiki dengan

menggaru bahan tersebut yang dilanjutkan dengan pengerjaan berulang-ulang peralatan yang

disetujui dengan selang waktu istirahat dalam cuaca kering. Cara lain bila pengeringan yang

memaday tidak dapat diperoleh dengan cara tersebut diatas, Direksi dapat memerintah bahan

tersebut dibuang dan diganti seperti bahan kering yang memenuhi.

d.Perbaikan dari Lapis Pondasi Agregat yang tidak memenuhi kepadatan atau sifat bahan yang

dibutuhkan dalam spesifikasi ini harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi dan dapat

meliputi pemadatan tambahan , penggaruan yang dilanjutkan oleh pengaturan kadar air dan

pemadatan kembali, pemindahan dan penggantian bahan atau menambah tebal bahan itu.

Spesifikasi Teknis Drainase 13

6.6.Pengembalian bentuk menyusul pengujian

Seluruh lubang pada pekerjaan yang telah selesai yang diakibatkan oleh

Page 30: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

pengujian kepadatan atau yang lainnya harus segera diurug kembali dengan bahan Lapis

Pondasi Agregat oleh Kontraktor setelah diperiksa Direksi dan dipadatkan sehingga

persyaratan kepadatan dan toleransi permukaan memenuhi spesifikasi ini.

6.7.M a t e r i a l

Gradasi Lapis Pondasi Agregat :

Macam Ayakan

(mm)

Persen

Berat Lolos

Klas A Klas B

63 100 100

37.5 100 67 - 100

19 65 – 81 40 – 100

9.5 42 – 60 25 – 80

4.75 27 – 45 16 – 66

2.36 18 – 33 10 – 55

1.18 11 – 25 6 – 45

0.425 6 – 16 3 – 33

0.075 0 - 8 0 – 20

Sifat Pondasi Agregat

Sifat Klas A Klas B

Abrasi dari Agregat kasar (AASHTO

T 96 – 74) 0 – 40% 0 – 50%

Indek Plastisitas 0 – 6 4 – 10

Page 31: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

( AASHTO T 90 – 70)

Hasil kali Indek Plastisitas dengan

persentase 25 mak -

lolos 75 mikron

Batas Cair ( AASHTO T89 – 68) 0 – 35 -

Bagian yang lunak (AASHTO T112 –

78) 0 – 5 % -

CBR (AASHTO T193) 80 min 35 min

Rongga dalam Agregat mineral pada

kepada 14 min 10 min

maksimum

Pencampuran Material Lapis Pondasi

Agregat

Pencampuran material untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan harus dikerjakan di unit

pemecah atau di unit pencampur yang disetujui, menggunakan pengumpan mekanis yang

telah dikalibrasi dengan aliran menerus dari komponen campuran dengan proporsi yang benar.

Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran dilapangan.

6.8.Pemasangan dan Pemadatan Lapis Pondasi Agregata. Penyiapan Formasi untuk lapis

pondasi :

Apabila lapis Pondasi Agregat akan dipasang pada perkerasan atau bahu yang ada semula

kerusakan pada perkerasan atau bahu harus diperbaiki.

Apabila lapis pondasi agregat akan dipasang pada permukaan tanah dasar atau pondasi

bawah yang ada atau yang baru disiapkan, lapisan harus selesai sepenuhnya.

Page 32: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Pada tempat yang sudah disediakan untuk pekerjaan bahan lapis pondasi agregat, harus

disiapkan dan mendapatkan persetujuan dari Direksi untuk sekurang-kurangnya 100 meter

kedepan dari pemasangan lapis pondasi. Untuk perbaikan tempat-tempat yang kurang dari 100

meter panjangnya, seluruh formasi itu harus disiapkan dan disetujui sebelum pondasi baru

dipasang

Dimana lapis pondasi agregat dipasang langsung diatas perkerasan jalan aspal yang ada,

maka penggarukan biasanya tak diperlukan atau diperkenankan.

Penghamparan :

Spesifikasi Teknis Drainase 14

Page 33: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ketempat pada badan jalan sebagai campuran yang

merata dan harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan. Kelembaban

dalam bahan harus tersebar secara merata.

masing-masing lapisan harus dihampar pada satu operasi pada tingkat yang merata yang akan

menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bila lebih dari

satu lapis akan dipasang, lapis-lapis tersebut harus diuasakan sama tebalnya.

Lapis pondasi agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metoda yang disetujui

yang tidak menyebabkan segregasi dari partikel agregat kasar dan partikel agregat halus.

Material yang disegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahan yang

bergradasi baik.

Tebal minimum lapisan gembur yang untuk setiap lapisan konstruksi harus dua kali lipa ukuran

terbesar agregat lapis pondasi. Tebal maksimum lapisan gembur tidak boleh melebihi 15 cm,

kecuali diperintahkan lain oleh Direksi.

Pemadatan :

Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, masing-masing lapis harus dipadatkan

menyeluruh dengan peralatan pemadat yang cocok dan memadai yang disetujui oleh Direksi,

hingga kepadatan paling sedikit 100% dari kepadatan kering maksimum “modified” seperti

yang ditentukan oleh AASHTO T180.

Direksi boleh memerintahkan bahwa mesin gilas beroda karet digunakan untuk pemadatan

lapisan akhir, bila mesin gilas static beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau

degradasi berlebihan dari pondasi agregat.

Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3% kurang

dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air optimum, dimana kadar air optimum

adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maximum “modified” yang ditentukan

oleh AASHTO T180 , metoda D.

Operasi penggilasan harus dimulai sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit kearah

sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber”super elevasi” penggilasan harus

dimulai pada bagian rendah dan bergerak sedikit demi sedikit kearah bagian yang tinggi.

Page 34: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas mesin gilas menjadi tak tampak

dan lapis tersebut terpadatkan merata.

material sepanjang kerb, batu tepi, tembok dan pada tempat-tempat yang tak terjangkau mesin

gilas harus dipadatkan dengan timbres mekanis atau pemadat lainnya yang disetujui.

Pasal 7

Lapisan Aspal Beton

7.1.Uraian

Lapisan aspal beton (Laston) merupakan suatu lapis permukaan konstruksi jalan terdiri dari

campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi menerus, dicampur, dihampar

dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.

Sifat-sifat, sebagai lapis permukaan perkerasan

jalan,LASTON mempunyai

sifat-

sifat

:

-mempunyai nilai structural

-kedap air

-mempunyai stabilitas tinggi

-peka terhadap penyimpangan perencanaan dan pelaksanaan.

7.2.Komposisi Umum Campuran

Campuran LASTON terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filler dan aspal.Agregat yang

terdiri dari beberapa fraksi harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai sehingga

didapatkan gradasi campuran yang dipersyaratkan dalam spesifikasi. Terhadap agregat ini

ditambahkan aspal dalam jumlah tertentu sebagaimana ditentukan dalam spesifikasi ini.

7.3.Penentuan Jumlah Aspal

Jumlah aspal dalam presentase berat, yang harus ditambahkan pada agregat biasanya

berkisar antara 4 sampai 7 persen berat agregat kering. Presentase pasti untuk pelaksanaan

Page 35: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

harus ditetapkan oleh Direksi atas dasar percobaan laboratorium dan analisa saringan agregat

yang akan digunakan.

7.4.Penerapan Rumusan Perbandingan Campuran dan Toleransi

Spesifikasi Teknis Drainase 15

Semua campuran yang dihasilkan harus sesuai

dengan rumusan perbandingan

campuran yang telah

ditetapkan oleh Direksi

dengan toleransi sebagai berikut :

Butir yang lolos saringan Toleransi

No. B dan yang lebih besar 5

No. 40 3

No. 200 1

Toleransi jumlah aspal 0,3

Campuran keluar dari alat

pencampur 10 C

Campuran tiba dilapangan 10 C

Setiap hari Direksi dapat mengambil contoh bahan dan campuran sebayak yang

dikehendakinya untuk keperluan pengujian campuran. Apabila ternyata campuran yang

dihasilkan kurang memuaskan atau oleh karena suatu sebab tertentu maka Direksi dapat

menetapkan rumusan perbandingan campuran yang baru.

Apabila terjadi perubahan bahan atau perubahan sumber bahan, sebelum campuran

didatangkan kelapangan. Kontraktor harus

mengajukan Direksi rumusan perbandingan campuran

Page 36: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

kepada baru.

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata bahan tersebut

membutuhkan

jumlah aspal yang lebih besar

atau lebih

kecil dari batas-

batas yang telah

ditetapkan, maka Direksi dapat menolak penggunaan bahan

tersebut.

7.5.Bahan-Bahan

a. Agregat Kasar

Kehilangan berat akibat abrasi sesudah putaran-

putaran (PB.0206 – 76) Maks. 40 %

Kelekatan terhadap aspal (PB 0205 – 76) Maks. 95 %

Bila digunakan kerikil pecah, berat agregat yang tertahan

saringan no. 4 yang Min. 50 %

mempunyai paling sedikit 1 bidang pecah

Indeks kepipihan (BS) Maks. 25 %

Persesapan terhadap air (PB.0202 – 76) Maks. 3 %

Berat jenis semu/apparent (PB.0202 – 76) Maks. 2,5 %

Gumpalan-gumpalan lempung (AASHTO T 112)

Maks. 0,25

%

b. Agregat Halus

Nilai Sand Eqivalent (AASHTO T 176) Min. 50 %

Berat jenis semu (Apparent PB.0203 – 76) Min. 2,5 %

Page 37: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Batas Atterberg (PB.0109 – 76 dan 0101 – 76)

Non

Plastis

Peresapan agregat terhadap air (PB.0202 – 76) Maks. 3 %

c. Filler

Ukuran saringan

Berat

Lolos

No. 30 ( 0,590 m ) 100

No. 50 ( 0,279 mm ) 95 - 100

No. 100 ( 0,149 mm ) 90 – 100

No. 200 ( 0,074 mm ) 70 - 100

d.Agregat Campuran

Apabila diperiksa sesuai dengan cara PB.0201-76, Agregat campuran harus membpunyai

gradasi sebagai berikut :

No. I II III IV V VI VII VIII IX X XI

Campur

an

Gradasi

Kas

ar

Kas

ar

Rap

at

Rap

at

Rap

at

Rap

at

Rap

at

Rap

at

Rap

at

Rap

at

Rap

at

Tebal

Padat 20 25 20 25 40 50 40 20 40 40 40

(mm) 40 50 40 40 65 75 50 40 65 65 50

Ukuran

Page 38: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Saringa

n

BERAT YANG LEWAT

SARINGAN

(mm)

38,1

mm - - - - - 100 - - - - -

Spesifik

asi

Teknis

Drainas

e 16

25,4

mm - - - -

10

0

90

10

0 - -

10

0

10

0 -

19,1

mm -

10

0 -

10

0 80-

82-

10

0

10

0 -

85-

10

0

96-

10

0

10

0

10

0

12,7

mm 100

75-

10

0

10

0 80- -

72-

90 80-

10

0 - - -

10

0

10

0

9,52 7 – 10 60- 80- 70- 60- - - - 65- 56- 74-

Page 39: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

mm 5 0 85 90 80 86 78 92

10

0

4,76

mm 35 – 55

55-

75

50-

70

50-

70

40-

65

52-

70

54-

72

62-

80

45-

65

38-

60

48-

70

2,38

mm 30 – 15

20-

35

35-

50

35-

50

35-

50

40-

56

42-

58

44-

60

34-

54

27-

47

33-

53

0,59

mm 10 – 22

10-

22

18-

29

18-

29

19-

30

24-

36

26-

38

28-

40

20-

15

13-

28

15-

10

0,27

9

mm 6 – 16

6-

16

13-

28

13-

23

13-

23

16-

26

18-

28

20-

30

16-

26

9-

20

10-

20

0,14

9

mm 4 – 12

4-

12

8-

16

8-

16

7-

15

10-

18

12-

20

12-

20

10-

18 - -

0,07

4

mm 2 – 8 2-8

4-

10

4-

10

4-

10

6-

12

6-

12

6-

12

5-

10 4-8 4-9

-No. Campuran : I,III,IV,VI,VII,VIII,IX,X dan XI digunakan untuk lapis permukaan

-No. Campuran : II digunakan untuk lapis permukaan,levelling dan lapis antara

-No. Campuran : V, digunakan untuk lapis permukaan dan lapis antara

-Pemilihan nomor campuran harus mendapat persetujuan Direksi.

-Nilai sand eqivalent (AASHTO T176) agregat campuran : min 50.

e. Aspal Keras

Page 40: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Jenis

Pemeriksaa

n Cara

Persyarata

n

Satua

n

Pemeriksaa

n

Pen 60

Pe

n

80

Mi

n Max

Mi

n

Ma

x

Penetrasi

125 C

PA. 0301 –

76 60 79 80 99 0,1 cm

Titik lembek

PA. 0302 –

76 48 58 46 54 0 C

Titik nyala

(calv. Open

up)

PA. 0303 –

76

20

0 -

22

5 - 0 C

Kehilangan

berat

PA. 0304 –

76 - 0,4 - 0,6

%

berat

Kehalusan

CCI 4 atau

CCI 2

PA.

0305

76 99 - 99 -

%

berat

Dektilitas

125 C 5

cm/dtk

PA.

0306

76

10

0 -

10

0 - cm

Page 41: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Penetrasi

setelah

kehilangan

PA.

0304

76 75 - 75 -

semul

a

berat

Berat jenis

25 C

PA.

0307

-

76 1 - 1 - ql/cc

f.Aspal cair

Apabila Direksi tidak menentukan lain untuk keperluan lapis resap pengikat (prime coat) dapat

digunakan aspal cair jenis MC 30, MC 70, MC 250 atau aspal emulsi jenis CMS,MS sedangkan

untuk keperluan lapis pengikat (tack coat) dapat digunakan aspal cair jenisRC-70, RC 250 atau

aspal emulsi jenis : CRS,RS.

g.Karaktiristik Campuran

Perbandingan fraksi-fraksi agregat dalam campuran harus ditetapkan berdasarkan percobaan

dilaboratorium sehingga diperoleh gradasi campuran yang disyaratkan.

Apabila campuran diperiksa dengan cara Marshall (PC 0201 – 76) maka campuran tersebut

harus memenuhi syarat sebagai berikut :

Jumlah Lalu Lintas

Jenis Pemeriksaan

Diatas 3000

30

0

300

Dibawah

300

(padat) (sedang) (sedikit)

Stabilitas (Kg) Min 750 Min. 650 Min. 460

Kelelehan (mm) 2 – 4 2 – 4,5 2 – 5

Rongga dalam campuran 3 – 5 3 – 5 3 – 5

Page 42: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

(%)

Rongga terisi aspal (%) 75 – 82 75 – 85 75 – 85

Jumlah tumbukan 2 x 75 2 x 50 2 x 35

Spesifikasi Teknis Drainase 17

7.6.Pelaksanaan

a.Cuaca

Campuran boleh dihampar apabila jalan benar-benar kering, cuaca tidak berkabut atau hujan

serta apabila permukaan jalan dalam keadaan memuaskan.

b.Kecepatan Kerja

Pekerjaan tidak boleh diselenggarakan apabila peralatan pengangkutan, mesin penghampar

atau mesin gilas atau buruh tidak memungkinkan untuk menjamin unit pencampur dapat

bekerja dengan kecepatan produksi minimum 60% kapasitasnya.

c.Peralatan

Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Mesin Pencampur

Semua peralatan produksi campuran harus dari jenis yang tepat,dikoordinasikan sebaik-

baiknya dan dijalankan sesuai dengan aturan yang seharusnya agar selalu memberikan hasil

campuran yang mempunyai mutu dalam batas-batas ijin yang telah ditetapkan. Mesin

pencampur, baik tipe batch atau tipe kontinu, harus mempunyai kemampuan produksi yang

cukup untuk melayani mesin penghampar agar pada kecepatan normal dapat secara menerus

menghampar dengan tebal yang dikehendaki.

Feeder

Alat-alat feeder untuk agregat harus memadai dalam mutu dan jumlah agar agregat yang

dimasukkan kedalam pengering mencapai keseragaman dalam jumlah dan suhu yang

disyaratkan.

Page 43: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

-Pengering

Suatu pengering yang berputar harus bekerja sempurna dan telah dipelihara dengan baik dan

dapat memberikan suhu yang disyaratkan.

-Saringan

Saringan yang dapat menghasilkan agregat dengan ukuran yang sesuai dengan yang

disyaratkan harus disediakan dan dipelihara dengan baik. Alat ini harus memberikan hasil

saringan dengan variasi ukuran butir tidak lebih dari 10% lebih besar atau lebih kecil dari yang

seharusnya.

-Bin

Bin harus mempunyai kapasitas yang cukup melayani pengaduk pada saat bekerja maksimum.

Bin paling tidak harus terdiri dari 3 kamar terpisah. Tiap kamar harus dilengkapi dengan alat

pembuang yang bekerja dengan baik bila bin telah penuh tanpa menimbulkan tercampurnya

agregat dari macam-macam ukuran.

-Unit Kontrol Aspal

Alat yang bekerja dengan sistem timbangan atau meteran harus disediakan untuk menakar

jumlah aspal yang perlu untuk campuran. Pada tiap saat alat tersebut harus diperiksa agar

kecepatan pengaliran atau jumlah aspal tetap dalam batas- batas yang diijinkan.

-Termometer

Termometer yang dapat mengukur suhu dari 38C, harus ditempatkan pada pipa penyalur

aspal didekat kran keluar. Termometer lainnya baik dari macam dial, mercury,pyrometer atau

lainnya masing-masing ditempatkan pada pengering, pencampur dan bagian-bagian lain yang

memerlukan kecepatan suhu.

-Penampung Debu

Mesin pencampur aspal harus dilengkapi dengan penampung debu yang dipasang sedemikian

rupa untuk membuang atau mengembalikan bahan-bahan lebih dalam proses pencampuran.

-Alat Kontrol Waktu Pencampuran

Page 44: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Mesin pencampur aspal harus dilengkapi dengan alat untuk mengontrol waktu pencampuran

yang dapat diatur sesuai dengan petunjuk Direksi.

-Laboratorium lapangan

Kontraktor harus menyediakan dan memelihara laboratorium lapangan sesuai dengan

ketentuan. Letak laboratorium tersebut harus sedemikian agar mudah terlihat semua bagian-

bagiannya, mesin-mesin yang bergerak harus terlindung agar tidak membahayakan petugas.

-Perlengkapan Keselamatan

Tangga yang baik kelantai mesin pencampur yang dilengkapi dengan sandaran-sandaran yang

kokoh harus dipasang menghubungkan tempat-tempat yang dperlukan kemudahan operasi

mesin.

Spesifikasi Teknis Drainase 18

Semua bagian-bagian mesin yang bergerak harus terlindung agar tidak membahayakan

petugas.

d.Persiapan Aspal

Aspal harus dipanaskan dalam ketel atau tangki temperatur yang disyaratkan (pen 60 : 130C -

165C, pen 80 : 124C - 162C) dan harus dihindarkan pemanasan terpusat pada tempat-

tempat tertentu.

e.Persiapan Agregat

Sebelum pengadukan, agregat yang akan digunakan dalam campuran harus dikeringkan dan

dipanaskan. Bunga api untuk pengeringan dan

pemanasan hendaknya harus diatur sedemikian rupa agar agregat tidak rusak atau terselimuti

jelaga. Setelah dipanaskan agregat disaring menjadi 3 fraksi atau lebih dan diangkut ke bin-

bin yang terpisah dan siap dicampur dengan aspal.

Pencampuran hendaknya dilakukan pada temperatur yang disyaratkan dan bagaimanapun

temperatur agregat harus lebih tinggi (perbedaan maksimum 15C) temperatur aspal filler , bila

diperlukan dapat ditakar tersendiri atau bersama- sama dengan agregat halus lainnya. Filler

tidak diijinkan untuk disebarkan atau dijatuhkan dari tempat ketinggian.

Page 45: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

f.Persiapan Pengadukan

Agregat yang telah disiapkan seperti diatas , ditakar sesuai rumusan pencampuran . Bahan

aspal ditakar dalam jumlah yang tepat yang ditetapkan oleh Direksi dan dimasukkan kedalam

campuran.

g.Pengangkutan Campuran

Campuran harus diangkut dengan kendaran yang beroda karet (pneumatic tired vehieles) dan

mempunyai konstruksi yang kokoh, tidak banyak bergetar dan sebelum digunakan baknya

harus selalu dibersihkan dari kotoran atau bahan- bahan lepas lainnya.

Pada saat campuran tiba ditempat pekerjaan, campuran tersebut harus mempunyai temperatur

dalam batas-batas yang diijinkan untuk tiap macam aspal yang digunakan (untuk aspal keras

pe 60 – pen, min 115C).

h.Penghamparan dan Perataan

-Persiapan Penghamparan.

Menjelang penghamparan, permukaan jalan harus dibersihkan dari bahan-bahan lepas dan

kotoran lainnya. Penghamparan hendaknya dimulai dari posisi yang terjauh dari kedudukan

unit pencampur dan maju kearah unit pencampur tersebut, kecuali ada pengaturan khusus

yang dikehendaki oleh Direksi.

-Mesin Penghampar dan Perata

Penempatan dan perataan campuran harus dikerjakan pada potongan-potongan jalan yang

mempunyai panjang tidak lebih dari 1 Km. Mesin penghampar harus bekerja sebagaimana

yang dianjurkan oleh pabrik pembuatnya dalam kecepatan maupun prosedurnya.

-Perataan secara Manual

Pada tempat-tempat dimana mesin penghampar tidak mungkin secara sempurna atas

persetujuan Direksi,penghamparan dan perataan dapat dikerjakan secara manual. Dalam hal

ini alat-alat pembantu untuk mencapai tebal yang seragam dan kerataan permukaan harus

disediakan dan dipelihara dengan baik.

i.Pemadatan

Page 46: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Setelah campuran dihampar, permukaan harus segera diperiksa untuk mengontrol kerataan,

bentuk dan ketebalannya, dimana bila perlu harus segera diperbaiki. Pemadatan dapat

dilaksanakan apabila hamparan benar-benar dalam kondisi yang dikehendaki serta apabila

Direksi berpendapat bahwa pemadatan tidak akan menyebabkan lendutan, retak-retak atau

bergelombang. Pemadatan awal dikerjakan dengan temperatur 110C ( 10C) dengan mesin

gilas tandem 2 atau 3 as, yang bekerja dibealakang alat penghampar dan yang mempunyai

berat sedemikian agar adukan tidak melendut atau menggelombang. Setelah pemadatan awal

selesai (temperatur kira-kira 70C), lapisan tadi dipadatkan dengan mesin gilas roda karet.

,kPemadatan akhir harus dikerjakan dengan mesin gilas tandem (berat minimum 8 ton) pada

temperatur kira-kira 60C. Pemadatan hendaknya dimulai dari tepi , berangsur bergeser

ketengah (pada tikungan , pemadatan dilakukan mulai dari bagian yang rendah menuju bagian

yang tinggi), dengan arah sejajar as jalan dan jejak roda harus saling menutup pada lebar yang

cukup (overlapping). Perubahan, kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi harus segera

diperbaiki. Untuk mencegahbutir-butir campuran melekat pada roda mesin gilas, roda tersebut

harus selalu dibasahi dengan air. Pada tempat-tempatdimana roller tidak dapat bekerja karena

sempitnya ruangan atau adanya rintangan-rintangan, maka lapisan campuran harus

dipadatkan dengan alat pemadat tangan (manual atau machinal) berat minimum 10 kg dan

luas bidang kota minimal 300 cm2. Pemadatan hendaknya berjalan terus menerus untuk

mencapai kepadatan yang merata selama campuran masih dalambatas-batas temperatur

pelaksanaan dan sedemikian rupa sehingga garis-garis/tanda- tanda akibat pemadatan tidak

terlihat lagi. Permukaan lapisan sesudah penggilasan hendaknya halus dan rata, berbentuk

sesuai dengan kemiringan yang diisyaratkan. Bagian lapisan yang ternyata menjadi lepas-

lepas (tidak nampak gejala pelekatan), tercampur dengan debu atau kotoran atau rusak

oleh sebab-sebab lain, harus segera dibuang dan diganti

Spesifikasi Teknis Drainase 19

dengan campuran yang baru, dan harus segera dipadatkan agar menjadi satu kesatuan

dengan lapisan sekelilingnya. Bagian permukaan dengan luas lebih dari 0,25 m2 yang

menunjukkan kekurangan atau kelebihan aspal harus dibongkar dan diganti. Bagian yang

bergelombang, melendut atau berongga harus segera diperbaiki.

Page 47: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Kepadatan lapisan bila diperiksa dengan cara AASHTO T 66, harus tidak kurang dari 95 %

kepadatan yang dicapai di laboratorium dengan bahan dan perbandingan yang sama (ASTM D

1883).

Pada waktu pemadatan Kontraktor hendaknya membentuk, pinggiran sedemikian rupa

sehingga tampak rapih dan sesuai gambar rencana.

j.Sambungan

Penghamparan dan pemadatan sejauh mungkin diusahakan agar berlangsung kontinyu dan

tidak nampak sambungan- sambungan. Mesin gilas hanya boleh menginjak garis akhir

penghamparan apabila atas persetujuan Direksi Teknik sambungan harus harus diadakan,

hendaknya diperhatikan agar dicapai pelekatan yang sempurna pada seluruh tebal lapisan.

Penempatan campuran yang baru berdampingan dengan lapisan yang telah dipadatkan

hendaknya mempertahankan bidang kotak agar tegak/vertikal (antara lain dengan cara

memotong tegak lapisan terdahulu). Untuk menambah pelekatan pada bidang kotak

sambungan, hendaknya bidang kotak tersebut diberi lapisan pengikat.

k.Tebal Yang Diisyaratkan

Tebal lapisan padat, harus sesuai dengan yang tercantum dalam gambar rencana dengan

toleransi 5 mm atau sebagaimana yang ditetapkan Direksi Teknik. Pengukuran tebal lapisan,

hendaknya dilakukan sebelum dan sesudah lapisan digilas, agar diperoleh gambaran

hubungan antara tebal penghamparan dan tebal akhir lapisan.

Tebal lapisan kemudian dikontrol dengan pengukuran tebal lapisan yang harus dihampar

dibelakang mesin penghampar.

l.Pemeriksaan Permukaan

Setelah pemadatan awal, permukaan harus segera diperiksa dengan mal lengkung (template)

dan mal datar (straigh tedges) – 4 mm yang harus disediakan oleh Kontraktor, masing-

masing untuk memeriksa kerataan permukaan arah melintang dan arah memanjang.

Perbedaan dalam hal harus tidak lebih dari 3 mm atau sesuai dengan perunjuk Direksi Teknik.

Permukaan ini harus segera ditambah atau dipotong sesuai kebutuhannya, kemudian

pemadatan dilanjutkan hingga selesai. Permukaan akhir harus juga diperiksa dengan cara

Page 48: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

tersebut. Bila masih terjadi perbaikan-perbaikan, maka cara dan pelaksanaan harus sesuai

dengan petunjuk Direksi

Pasal 8

Pekerjaan Paving

8.1.Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan paving, terdiri dan meliputi :

8.1.1.Pekerjaan pavement yang meliputi :

a.Pekerjaan pemasangan paving block.

b.Pekerjaan pemasangan cansteen

8.2.Pekerjaan Jalan/Parkir Paving Block.

8.2.1.Persyaratan Bahan.

a.Bahan paving block atau Interblok dari produk yang bermutu baik.

b.Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3 pasal 14 ayat 2.

c.Paving block harus memenuhi syarat kekuatan tekan karakteristik 225 kg/cm².

8.2.2.Syarat-syarat Pelaksanaan.

a.Seluruh permukaan tanah dasar (Sub Grade) dan lapisan sub base dari hamparan pasir,

harus dipadatkan hingga tercapai hasil struktur lapisan yang homogen dan kepadatan yang

maksimal.

b.Lapisan paving block dipasang diatas lapisan pasir urug yang telah dipadatkan serta telah

disiram dengan air bersih.

c.Jarak pemasangan block yang satu dengan yang lain dibuat maksimum 8 mm, selanjutnya

nad atau sela-sela tersebut diisi dengan pasir beton yang diayak dengan mata ayakan

maksimum 2 mm.

d.Setelah paving block terpasang dengan teratur, seluruh permukaannya diratakan dengan

menggunakan mesin penggilas kapasitas 1 ton atau sesuai yang disyaratkan dalam pekerjaan

ini.

Page 49: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Spesifikasi Teknis Drainase 20

e.Tidak diperkenankan memasang bahan paving block yang patah, retak atau ada cacat-

cacat lain.

f.Hasil pemasangan harus cermat, tidak bergelombang pada permukaan lapisan paving block

serta tidak terjadi genangaî air.

g.

Bahan dari mutu terbaik

tanpa

cacat/retak/rengat pada

permukaannya.

Hasil pemasangan

harua rata

dengan

kelandaian/kemiringan

sesuai yang disyaratkan/ ditentukan dalam detail gambar.

Pad

a

dasarnya pemasangan paving stone harus disesuaikan

dengan peraturan

pemasangan dari

pabrik yang

bersangkutan.

Pasal 9

P e n u t u p

9.1.Semua sisa-sisa bahan bangunan dan sampah lainnya serta alat-alat bantu harus

dikeluarkan dari lokasi pekerjaan segera setelah pekerjaan selesai atas biaya Kontraktor.

Untuk itu Kontraktor harus memperhitungkannya dalam penawaran khusus mengenai

mobilisasi/demobilisasi peralatan serta pembersihan seluruh lokasi sebelum dan setelah

pekerjaan selesai.

9.2.Bila terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam RKS ini dan memerlukan penyelesaian di

lapangan, maka akan diatur/dibicarakan kemudian dalam rapat-rapat koordinasi lapangan oleh

Konsultan Pengawas, Kontraktor, Konsultan Perencana dan atas persetujuan

PemimpinProyek.

Spesifikasi Teknis Drainase 21

Page 50: Timbunan Yang Dicakup Oleh Ketentuan Dalam Seksi Ini Dibagi Menjadi Tiga Jenis

Convert PDF to HTML