woven (l g/b) terhadap kuat dukung timbunan …

16
1 ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN LEMBARAN GEOTEKSTIL NON WOVEN (L G /B) TERHADAP KUAT DUKUNG TIMBUNAN TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS Ulfa Jusi Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru Jalan Dirgantara No. 4 Arengka Raya Pekanbaru E-mail : [email protected] Abstrak Memperbaiki kondisi tanah adalah merupakan salah satu penyelesaian masalah dan sudah banyak dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, perbaikan tanah dapat dilakukan dengan memasang bahan sintetis seperti geotekstil. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model pondasi menerus yang diletakkan diatas kotak transparan yang diisi pasir dengan kondisi kepadatan relatif (Dr) 20% - 40% yang diberi perkuatan geotekstil jenis non woven dan diberi beban tegak lurus menggunakan dongkrak hidrolik. Penelitian dilakukan dengan pemasangan lembaran geotektil (L G /B) terhadap dasar pondasi menunjukkan bahwa kontribusi penambahan kuat dukung terbesar diperoleh pada penempatan L G /B = 3 (B = lebar pondasi). Kata kunci : geotekstil, kuat dukung tanah pasir, perkuatan geotektil. 1. Latar Belakang Suatu tanah yang mengalami pembebanan seperti beban pondasi, maka tanah akan mengalami distorsi atau penurunan. Jika beban ini berangsur-angsur bertambah, penurunan pun juga bertambah. Pada saat tertentu, terjadi kondisi dimana pada beban tetap, pondasi mengalami penurunan yang relatf besar. Kondisi ini menunjukkan bahwa keruntuhan kapasitas dukung yang terjadi. Sementara itu, tanah pasir lepas adalah suatu lapisan tanah yang memiliki kuat dukung yang kecil. Bila pembebanan dilakukan pada konstruksi melampaui kuat dukung tanah, maka akan terjadi kerusakan tanah pondasi, demikian pula meskipun intensitas beban yang terjadi kurang dari kuat dukung ultimit namun dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan penurunan 2. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh model geometrik pemasangan geotekstil yang paling efisien terhadap penambahan kuat dukung tanah pasir.

Upload: others

Post on 15-Nov-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: WOVEN (L G/B) TERHADAP KUAT DUKUNG TIMBUNAN …

1

ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN LEMBARAN GEOTEKSTIL NONWOVEN (LG/B) TERHADAP KUAT DUKUNG TIMBUNAN TANAH PASIR

PADA PONDASI MENERUS

Ulfa Jusi

Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi PekanbaruJalan Dirgantara No. 4 Arengka Raya Pekanbaru

E-mail : [email protected]

Abstrak

Memperbaiki kondisi tanah adalah merupakan salah satu penyelesaian masalah dansudah banyak dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, perbaikan tanah dapatdilakukan dengan memasang bahan sintetis seperti geotekstil.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model pondasi menerus yangdiletakkan diatas kotak transparan yang diisi pasir dengan kondisi kepadatan relatif (Dr)20% - 40% yang diberi perkuatan geotekstil jenis non woven dan diberi beban tegak lurusmenggunakan dongkrak hidrolik.

Penelitian dilakukan dengan pemasangan lembaran geotektil (LG/B) terhadap dasarpondasi menunjukkan bahwa kontribusi penambahan kuat dukung terbesar diperoleh padapenempatan LG/B = 3 (B = lebar pondasi).

Kata kunci : geotekstil, kuat dukung tanah pasir, perkuatan geotektil.

1. Latar Belakang

Suatu tanah yang mengalami

pembebanan seperti beban pondasi,

maka tanah akan mengalami distorsi

atau penurunan. Jika beban ini

berangsur-angsur bertambah,

penurunan pun juga bertambah. Pada

saat tertentu, terjadi kondisi dimana

pada beban tetap, pondasi mengalami

penurunan yang relatf besar. Kondisi

ini menunjukkan bahwa keruntuhan

kapasitas dukung yang terjadi.

Sementara itu, tanah pasir lepas

adalah suatu lapisan tanah yang

memiliki kuat dukung yang kecil. Bila

pembebanan dilakukan pada

konstruksi melampaui kuat dukung

tanah, maka akan terjadi kerusakan

tanah pondasi, demikian pula

meskipun intensitas beban yang

terjadi kurang dari kuat dukung

ultimit namun dalam jangka waktu

yang lama akan mengakibatkan

penurunan

2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk

menentukan pengaruh model

geometrik pemasangan geotekstil

yang paling efisien terhadap

penambahan kuat dukung tanah pasir.

Toshiba
Text Box
37
Page 2: WOVEN (L G/B) TERHADAP KUAT DUKUNG TIMBUNAN …

2

3. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu tentang

penempatan lembaran geotektil

sebagai perkuatan pada pondasi

dangkal dilakukan oleh Yetimoglu

(1998) yang menyatakan bahwa

diperoleh kuat dukung maksimal

dengan pemasangan lembaran

geotekstil pada jarak s = 0,25B (untuk

jumlah perkuatan N=4). Sementara

pada penelitian yang dilakukan

Atkinmusuru dan Akinbolade (1981)

diperoleh jarak antara s = 0,5B.

Sementara itu Fragaszy and Lawton

(1984), melakukan penelitian dengan

pemasangan perkuatan dari jenis strip

aluminium, mendapatkan hasil kuat

dukung yang besar dengan LG = 2B-

3B dan penambahan ukuran

selanjutnya memberikan penambahan

kuat dukung yang relatif kecil.

Penelitian ini menggunakan beban uji

menerus dan beban statik dengan

bidang kontak beban secara vertikal

dengan menggunakan alat Hydraulic

Pump yang dimodifikasi, dilengkapi

dengan dial pengukur. Tanah pasir

yang digunakan adalah homogen

dengan nilai kerapatan relatif (Dr)

yang digunakan sebesar 20-40 %

dalam kondisi loose (lepas).dan

geotekstil yang dipakai sebagai

perkuatan dari tipe non woven jenis

Polyfelt TS Non woven Geotekstiles

dengan spesifikasi berat 105 gr/m2,

dengan Tensile Strenght 7,5 kN/m

yang diproduksi oleh Tencate,.

4. Landasan Teori

A. Pondasi Dangkal

Pondasi adalah bagian terendah dari

bangunan yang meneruskan beban

bangunan ke tanah atau batuan yang

ada dibawahnya, sementara pondasi

dangkal didefenisikan sebagai pondasi

yang mendukung bebannya secara

langsung. (Hardiyatmo, 2002)

Type pondasi ini sering dikenal

dengan pondasi langsung atau pondasi

telapak, dikatakan dangkal karena

letak dasar pondasi cukup dangkal

terhadap permukaan tanah, jenis ini

digunakan apabila letak tanah dasar

pondasi dengan kuat dukung yang

Toshiba
Text Box
38
Page 3: WOVEN (L G/B) TERHADAP KUAT DUKUNG TIMBUNAN …

3

Failurefooting

Settlement

Load/unit area-q

Load/unit area-q

Settlement

Settlement

Load/unit area-q

FailureSurface

(c)

B

B

B

(b)

(a)

FailureSurface insoil

FailureSurface insoil

q u

q ult

q u

q ult

q u q u

tinggi terletak cukup dangkal (< 2.00

meter) terhadap muka tanah setempat,

dan tanah mampu menerima beban

yang bekerja diatasnya (Suryolelono,

2004).

B. Kapasitas Kuat dukung Tanah

Hubungan beban persatuan luas

pondasi (q) terhadap penurunan

pondasi juga terlihat pada Gambar 1

maka pada titik tertentu saat beban

persatuan luas sebesar qu terjadi

keruntuhan pada tanah yang

menopang pondasi dan keruntuhan

akan meluas sampai ke permukaan

tanah. Beban persatuan luas qu

disebut sebagai kapasitas kuat dukung

ultimit dari pondasi.

Sebaliknya, jika pondasi terletak di

atas permukaan pasir atau tanah

lempung dengan kerapatan relatif

medium, maka garis runtuh dari dasar

pondasi hanya meluas pada suatu titik

didalam tanah tidak

sampai

kepermukaan dan sedikit

penggelembungan pada permukaan

tanah (Gambar 1). Ketika beban

persatuan luas pada pondasi sebesar

qu(1) maka terjadi penurunan pondasi

yang disertai sentakan. Kemudian

diperlukan penurunan yang lebih

besar supaya garis runtuh sampai pada

permukaan tanah saat beban mencapai

besar qu. Beban persatuan luas

dimana hal ini terjadi adalah kapasitas

kuat dukung ultimit dari pondasi.

Model keruntuhan ini disebut

keruntuhan geser lokal

Jika pondasi ini didukung oleh tanah

yang lepas, maka hubungan beban

dengan penurunan seperti

digambarkan pada Gambar 1c. Pola

garis runtuh sulit diketahui dan

dengan penambahan beban

mengakibatkan pemampatan tanah

pada bagian bawah dasar pondasi.

Pada permukaan tanah bagian luar

yang dibebani relatif tidak mengalami

pergerakan. Model keruntuhan ini

disebut

keruntuhan

geser pons

Toshiba
Text Box
39
Page 4: WOVEN (L G/B) TERHADAP KUAT DUKUNG TIMBUNAN …

4

Gambar 1 Ragam Model Keruntuhan Geser Pondasi (a) Keruntuhan GeserUmum (b) Geser Lokal (c) Geser Pons

Sumber : Das, B.M (1990)

Didasarkan atas hasil percobaan Vesic(1973) telah diperoleh hubunganmodel keruntuhan geser pondasidiatas tanah pasir. Untuk pondasi yangberada pada kedalaman yang dangkaldan keruntuhan geser umum, makabeban ultimit terjadi saat penurunanpondasi 4-10% dari lebar pondasi (B).Dalam kasus keruntuhan geser lokalatau pons, maka beban ultimit terjadipada penurunan pondasi 15-25% darilebar pondasi.

C. Teori Kuat dukung Terzaghi

Terzaghi (1943) merupakan pertamakali yang memperkenalkan teori untukmengevaluasi kapasitas kuat dukungultimait pondasi dangkal. Menurutteorinya, pondasi dangkal adalah jikakedalaman, Df dari pondasi lebih kecilatau sama dengan lebar dari pondasi.Penelitian sebelumnya,mengemukakan bahwa pondasidengan Df sama dengan 3-4 kali darilebar pondasi didefinisikan sebagaipondasi dangkal.

Dengan memakai analisakesetimbangan, Terzaghi menyatakankapasitas kuat dukung ultimit dalambentuk :

qu=cNc+qNq+ BN (pondasi

menerus)(1)

Untuk memperkirakan kapasitas kuatdukung dari pondasi bujur sangkaratau lingkaran, dapat dihitung denganpersamaan :

qu =1,3cNc+qNq+0.4BNr (pondasi bujur sangkar) (2)qu = 1,3cNc+qNq+0,3BN (pondasi lingkaran) (3)

dimana B pada persamaan 2 adalahsisi dari pondasi dan pada persamaan 3adalah diameter dari pondasi.

Untuk pondasi yang memperlihatkanmodel keruntuhan geser lokal padatanah, Terzaghi menyatakanmodifikasi dari persamaan (1), (2) dan(3) menjadi persamaan :

qu = cN’c+qN’q+ BN’r (pondasi menerus) (4)

qu =o,867cN’c+qN’q+0.4BN’r (pondasi bujursangkar) (5)qu =o,867cN’c+qN’q+0.3BN’r (pondasi lingkaran) (6)

N’c, N'q dan N’ adalah modifikasifaktor kapasitas kuat dukung yangdapat dihitung dari persamaan faktorkapasitas kuat dukung diatas dengan

Toshiba
Text Box
40
Page 5: WOVEN (L G/B) TERHADAP KUAT DUKUNG TIMBUNAN …

5

mengganti nilai menjadi ’ = tan-1

(2/3 tan ).

D. Perkuatan Tanah

Pemanfaatan tanah yang sudahdiperkuat adalah metode yang barudikembangkan dalam mendisainpondasi dan struktur penahantanah. Tanah yang sudah diperkuatadalah bahan konstruksi yang terdiridari tanah yang telah diperkuat denganmemasukan bahan tahan tarikanseperti batangan logam atau striplogam, serat yang tidak mudah teruraioleh biologis maupun sejenisnya.Gagasan dasar dari perkuatan tanahbukanlah hal yang baru. Konsep yangmenggambarkan analisa sistematis dandisain diawali oleh insinyur Perancisbernama Vidal (1966) Laboratoriumpenelitian jalan raya Perancis telahmelakukan sejumlah penelitian tentangpemakaian dan manfaat daripenggunaan tanah yang diperkuat inisebagai bahan konstruksi.

Manfaat dari perkuatan tanah inimemberikan (a) peningkatan kekuatantarik dan (b) peningkatan kekuatangeser yang berasal dari gesekan antaratanah dengan bahan perkuatan. Aspekpenting yang menunjang kesuksesandari sistem perkuatan tanah adalahbahwa kedua material tersebut dapatmembentuk suatu geometrik tertentuyang memungkinkan transfer bebandari material yang satu kepada yanglain.

E. Material Tanah Pasir

Tanah berbutir kasar dapatdiidentifikasikan berdasarkan ukuranbutiran. Butiran-butiran yangberdiameter lebih besar dari 2 mm,dikalasifikasikan sebagai kerikil. Jikabutiran dapat dilihat oleh mata, tetapi

ukurannnya kurang dari 2 mm, disebutpasir. Tanah pasir disebut pasir kasarjika diameter butiran berkisar antara 2– 0,6 mm, pasir sedang jikadiameternya antara 0,6 – 0,2 mm, danpasir halus bila diameternya antara 0,2– 0,6 mm.

F. Geotekstil

Geotekstil merupakan material yanglolos air atau material tekstil bikinanpabrik yang dibuat dari bahan-bahansintetis (polyester, polyolefins, nilon,dll). Seluruh material ini adalahthermoplastic.

Menurut American Society of TestingMaterials (ASTM), geotekstildidefenisikan sebagai bahan tekstilyang permeable, yang dipergunakanpada pondasi, tanah, batuan, lerengatau bahan yang berkaitan denganrekayasa geoteknik, sebagai bagianyang terintegrasi pada proyek yangdibangun oleh manusia, struktur atausistem.

Sifat-sifat geotekstil sangatdipengaruhi oleh bahan-bahan yangdigunakan dan dan struktur yangbagaimana tergantung pada prosespembuatannya. Oleh karena itu secaraumum geotekstil dapat dikatakanberkenaan atas 3 (tiga) hal yaitu: tipepolymer. tipe serat dan strukturnya{fabric style).

Berbagai macam bentuk geotekstil :1. Geotekstil anyam (woven), yang

dibuat dari serat-serat (fibers)seperti kawat memanjang tunggal.

2. Geotekstil anyam (woven), yangdibuat dari serat-serat pipih yangtipis memanjang.

3. Geotekstil nir-anyam (non woven)yang dibuat dari serat-serat serabutmekanis disusun seperti benangkusut (seperti bakmi) sehingga

Toshiba
Text Box
41
Page 6: WOVEN (L G/B) TERHADAP KUAT DUKUNG TIMBUNAN …

6

terbentuk material berbulu yangrelatif tebal.

4. Geotekstil nir-anyam (non woven),yang terbuat dari serat-serta yangdibuat pola acak dan kemudiandigabung-gabungkan pada titikseberangnya melalui prosespemanasan atau ikatan kimia danditekan dengan penggilas sampaitebalnya relatif tipis.

Beberapa pemakaian geotektil padapondasi adalah :1. Drainase : Serat yang dengan cepat

menyalurkan air dari tanah keluardan dengan demikian dapatmemberikan kekuatan geser tanahdan juga mempertahankanstabilitasnya.

2. Filtrasi : Penempatan diantara dualapisan tanah, dengan salah satubutiran kasar dan yang lain halus,maka serat memungkinkan kondisitidak terjadi kebocoran dari satulapisan ke lapisan yang lain.

3. Pemisah: geotekstil ini berfungsimemisahkan berbagai lapisantanah setelah pelaksanaankonstruksi dan selama masapelayanan konstruksi. Misalnya,didalam konstruksi jalan raya,tanah dasar lempung perludipisahkan dari agregat lapispondasi bawah.

4. Perkuatan: kekuatan tarik darigeotekstil dapat meningkatkanbeban yang bekerja danmeningkatkan kapasitas kuatdukung tanah.

5. Metodelogi Penelitian

Penelitian dilakukan sebagai berikut :

1. Pengujian PendahuluanPengujian pendahuluan adalahpengujian material tanah pasir denganmengambil sampel tanah pasir yang

akan digunakan sesuai keperluanpengujian, yaitu terdiri dari:a. Pengujian sifat-sifat fisik, yaitu

pengujian analisa ukuran butirdengan analisa saringan (sieveanalysis) dan pengujian untukmenentukan specific gravity (Gs)

sesuai standar.b. Pengujian sifat-sifat mekanis,

yaitu pengujian untuk menentukanberat volume kering (d)maksimum dan minimum danpengujian geser langsung (directshear) sesuai standar.

c. Pengujian untuk menentukankerapatan relatif (Dr)

2. Pengujian UtamaPengujian utama dilakukan denganlangkah-langkah :

a. Mempersiapkan kotak uji danalat uji beban dari HydraulicPump yang dimodifikasi

b. Persiapan benda uji berupapasir lepas yang sudahdisiapkan

c. Pasir dimasukkan kedalamkotak uji dengan caraperlahan-lahan sesuai denganpercobaan awal untukmendapatkan density relatifsebesar 20-40 %

d. Geotekstil dimasukkankedalam lapisan pasir sesuaidengan variasi yangdirencanakan.

e. Alat uji beban dari HydraulicPump yang dimodifikasidiletakkan diatas kotak uji dandipersiapkan sehingga kotaktidak bergeser.

f. Alat uji beban diturunkanperlahan-lahan denganmenggunakan dongkrakkearah kotak uji sehinggamenyentuh bidang kontakmodel pembebanan yang telahdisiapkan pada alat, sehingga

Toshiba
Text Box
42
Page 7: WOVEN (L G/B) TERHADAP KUAT DUKUNG TIMBUNAN …

7

mencapai penurunan sebesar30 mm pada dial pengukur danpenurunan dicatat permm.

g. Pengujian tersebut diatasdilakukan berulang-ulang

sesuai dengan variasipermodelan yangdirencanakan.

Gambar 2 : Skema pengujian yang dilakukan

Gambar 3. Alat Uji Pembebanan

6. Hasil Penelitian

1. Pengujian PendahuluanDalam penelitian ini pasir yangdigunakan adalah pasir yang diambildari danau Bingkuang dengan sifat

fisik berdasarkan hasil ujipendahuluan adalah sebagai berikut :a. jenis pasir yang diuji memiliki Cu

< 6 dan Cc < 1, sesuai klasifikasiASTM, 2000 (Unified soilclasifikation) adalah termasuk

Toshiba
Text Box
43
Page 8: WOVEN (L G/B) TERHADAP KUAT DUKUNG TIMBUNAN …

8

dalam klasifikasi SP (poorlygraded sand) atau pasir denganpembagian ukuran butiran yangburuk.

b. nilai d(min) = 1,165 ton/m3 dand(max) = 1,632 ton/m3. Sudut geserdalam () berdasarkan pengujiangeser langsung (direct shear)diperoleh besar sudut geser ()sebesar 43,91o

2. Pengujian Utama

Hasil Pengujian Dengan PerkuatanModel Variasi Penembatan lembarangeotekstil (LG/B)

Secara keseluruhan dari hasilpenelitian untuk variasi bentanganpanjang LG/B dapat dilihat terjadinyaperubahan kuat dukung pada grafikberikut ini.

Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian Variasi Nilai LG/B

Dari hasil pengujian pembebanandengan model geometrik pemasanganperkuatan lembaran geotekstildivariasikan untuk ukuran lebarlembaran geotekstil yang dipasang(LG) dengan jarak lapisan teratas,

jarak antara (spasi) (z) = 0,3 danjumlah lapisan (N) = 1, diperoleh hasilbahwa kontribusi geotekstil dalammeningkatkan kuat dukung terbesaradalah pada LG = 3B (B = lebarpondasi). Diperoleh hasil penambahan

0

5

10

15

20

25

30

0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Penu

runa

n (%

)

Daya Dukung (kg/cm2)

0

1B

2B

3B

4B

5B

6B

7B

Toshiba
Text Box
44
Page 9: WOVEN (L G/B) TERHADAP KUAT DUKUNG TIMBUNAN …

9

sebesar Pada penempatan LG = 1Bsampai dengan LG = 7B relatifberbeda kecil yaitu berkisar 2-13%.Maka dengan ukuran LG = 3Bkontribusi kuat dukung adalah sudahmencukupi. Setelah dilakukanpenambahan sebesar 4B, 5B, 6B, dan7B terjadi penambahan yang kecil dancenderung tidak menunjukkan

kenaikkan yang signifikan. Danpenelitian ini untuk semua ukuranlebar lembaran geotekstil (1B – 7B),keruntuhan terjadi denganmelemahnya ikatan antara geotekstildengan lapisan tanah pasir.

A. Pengaruh Variasi LG TerhadapKuat dukung (q ult)

Tabel 1. Kuat dukung ultimit secara grafis dengan variasi percobaan nilai LG

No LG/B q Ult.

1 Tanpa Perkuatan 0,2152 1 0,2753 2 0,3154 3 0,3705 4 0,3806 5 0,3857 6 0,4158 7 0,415

Gambar 5. Grafik Perubahan qult Berdasarkan Hasil Pengujian Pembebanan

Dari grafik hasil percobaan denganvariasi LG = 1B sampai dengan LG =7B diperoleh kuat dukung sebesardiatas diperoleh 0,275 kg/cm2 sampaidengan 0,42 kg/cm2. Pemasangan

lembar geotekstil 3B menunjukkanpenambahan kuat dukung terbesar.

Dari grafik tersebut dibuat garispendekatan hubungan antara kuatdukung dengan LG yang

qult= -0,004LG2 + 0,066LG + 0,156

0,00

0,05

0,10

0,15

0,20

0,25

0,30

0,35

0,40

0,45

Tanpa perkuatan 2 4 6

Panjang Lembaran Geotekstil (LG/B)

qul

t.(K

g/cm

2 )

Toshiba
Text Box
45
Page 10: WOVEN (L G/B) TERHADAP KUAT DUKUNG TIMBUNAN …

10

menggunakan regresi polinomialsehingga diperoleh suatu persamaan

hubungan atau korelasi antara panjangbentangan geotekstil (LG) denganpenambahan kuat dukung tanah pasiradalah sebagai berikut:

qult (kg/cm2) = -0,004LG2 + 0,066LG +

0,156

dengan batasan nilai LG = 1B s/d LG =7B.

B. Pengaruh Variasi LG TerhadapPeningkatan Kuat dukung

Tabel 2. Peningkatan kuat dukung secara grafis dengan variasi percobaan nilai LG

No LG/B Peningkatan Kuatdukung (%)

1 Tanpa Perkuatan 0,0002 1 27,9073 2 46,5124 3 72,0935 4 76,7446 5 79,0707 6 93,0238 7 93,023

Gambar 6. Grafik Peningkatan Kuat dukung Berdasarkan Hasil PengujianPembebanan Variasi Nilai LG

Dari grafik diatas terlihat denganpenambahan LG pada lembaran

geotektil terjadi peningkatan kuatdukung timbunan tanah pasir, dan

q = -2,076LG2 + 31,53LG - 27,90

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Tanpa perkuatan 1 2 3 4 5 6 7

Panjang Lembaran Geotekstil (LG/B)

Peni

ngka

tan

Day

aD

ukun

g(%

)

Toshiba
Text Box
46
Page 11: WOVEN (L G/B) TERHADAP KUAT DUKUNG TIMBUNAN …

11

mengurangi terjadinya penurunan.Pada LG = 1B sampai dengan LG = 7Bterjadi peningkatan kuat dukungsebesar 2,326%.sampai dengan27,907%.

Dari grafik tersebut dibuat garispendekatan hubungan antarapeningkatan kuat dukung dengan LG

yang menggunakan regresi polinomialsehingga diperoleh suatu persamaanhubungan atau korelasi antara panjang

bentangan geotekstil (LG) denganpersentase peningkatan kuat dukungtanah pasir adalah sebagai berikut:

q (%) = -2,076LG2 + 31,53LG –

27,90

dengan batasan nilai LG = 1B s/d LG =7B.

C. Pengaruh Variasi LG Terhadap Bearing Capacity Ratio (BCR)

Tabel 3. Bearing capacity ratio (BCR) secara grafis dengan variasi percobaan nilaiLG

No LG/B BCR1 Tanpa Perkuatan 1,02 1 1,33 2 1,54 3 1,75 4 1,86 5 1,87 6 1,98 7 1,9

Gambar 7 menerangkan hasilpercobaan penempatan lembarangeotekstil LG = 1B sampai dengam 7Bdiperoleh besar penambahan kuatdukung dibandingkan dengan tanpaperkuatan atau Bearing Capacity Ratio(BCR) sebesar 1,3 sampai dengan 1,9Penempatan geotekstil pada LG = 3Bmemperlihatkan penambahan terhadapkuat dukung dengan persentase yangpaling maksimal.

Dari hasil percobaan dengan variasipanjang bentangan geotekstil, dan darihasil penggambaran dalam bentukgrafik dapat disimpulkan bahwahubungan dari panjang bentangangeotekstil (LG) terhadap penambahan

kuat dukung tanah pasir pada pondasimenerus dapat dilihat pada Gambar 7.Dari grafik tersebut dibuat garispendekatan hubungan antara BCRdengan LG menggunakan regresipolinomial sehingga diperoleh suatupersamaan hubungan atau korelasiantara panjang bentangan geotekstil(LG) dengan persentase penambahankuat dukung tanah pasir (BCR) adalahsebagai berikut:

BCR = -0,020LG2 + 0,315 LG + 0,720

dengan batasan nilai LG = 1B s/d LG =7B.

Toshiba
Text Box
47
Page 12: WOVEN (L G/B) TERHADAP KUAT DUKUNG TIMBUNAN …

12

Gambar 7. Grafik Hasil Penelitian Nilai BCR Berrdasarkan Hasil PengujianPembebanan Variasi Nilai LG

D. Analisa Hasil Pengujian denganPerkuatan Variasi Nilai LG/BBerdasarkan PengaruhTerhadap Kuat dukung,Peningkatan Dukung dan BCR.

Berdasarkan hasil analisa pengujiandengan menggunakan perkuatan

geotekstil, perlu juga ditinjauperbandingan antara nilai BCRdengan kuat dukung (qult), BCRdengan peningkatan kuat dukung(q), serta perbandingan antara kuatdukung (qult) dengan peningkatan kuatdukung (q).

Gambar 8 Grafik Hasil Perbandingan Nilai BCR dengan qult BerdasarkanPengujian Pembebanan Variasi Nilai LG

Dari Gambar 8 diatas dapatdisimpulkan terjadinya kenaikan yangsignifikan pada LG/B = 3, sedangkanpada LG/B = 4 sampai dengan LG/B = 7

kenaikan yang terjadi tidak terlalutajam sehingga diperkirakanpenempatan LG/B = 3 sudahmencukupi, ada kesamaan kenaikan

BCR= -0,020LG2 + 0,315LG + 0,720

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

Tanpa perkuatan 1 2 3 4 5 6 7Panjang Lembaran Geotekstil (LG/B)

BC

R

0,00

0,05

0,10

0,15

0,20

0,25

0,30

0,35

0,40

0,45

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

0 1 2 3 4 5 6 7 8

BCR

q. Ult (Kg/cm²)

Panjang Lembaran Geotekstil (LG/B)

BC

R

q ult.(K

g/cm2)

Toshiba
Text Box
48
Page 13: WOVEN (L G/B) TERHADAP KUAT DUKUNG TIMBUNAN …

13

yang signifikan pada grafik BCRdengan nilai 1,7 dan grafik qult = 0,370

kg/cm2.

Gambar 9 Grafik Hasil Perbandingan Nilai BCR dengan q BerdasarkanPengujian Pembebanan Variasi Nilai LG

Gambar 9 diatas menunjukkan bahwapeningkatan kuat dukung sebesar27,907% terjadi pada LG/B = 3. Dan

perbedaan nilai BCR yang terbesarterdapat pada LG/B = 3 sebesar 0,2.

Gambar 10. Grafik Hasil Perbandingan Nilai q dengan qult BerdasarkanPengujian Pembebanan Variasi Nilai LG

Gambar 10 menerangkan hasilpercobaan penempatan geotekstilLG/B = 3 memperlihatkanpenambahan kuat dukung yang palingmaksimal = 27,907% yang

dibandingkan dengan grafik qult =0,370 kg/cm2.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

0 1 2 3 4 5 6 7 8

BCR

Peningkatan DayaDukung (%)

Panjang Lembaran Geotekstil (LG/B)

BC

R

Peningkatan D

ayaD

ukung(%)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

0,00

0,05

0,10

0,15

0,20

0,25

0,30

0,35

0,40

0,45

0 1 2 3 4 5 6 7 8

q. Ult (Kg/cm²)

Peningkatan DayaDukung (%)

Panjang Lembaran Geotekstil (LG/B)

q ul

t.(K

g/cm

2 )

Peningkatan D

ayaD

ukung(%)

Toshiba
Text Box
49
Page 14: WOVEN (L G/B) TERHADAP KUAT DUKUNG TIMBUNAN …

14

7. Kesimpulan

Setelah dilakukan pengujianpembebanan terhadap pondasidangkal menerus pada deposit pasiryang diperkuat dengan pemakaiangeotekstil tipe non woven jenisPolyfelt TS Non woven Geotekstilesdengan spesifikasi berat 105 gr/m2,dengan Tensile Strenght 7,5 kN/myang diproduksi oleh Tencate, makadengan pemasangan lembarangeoteksti didapat kesimpulan sebagaiberikut :a. Model keruntuhan adalah

keruntuhan local shear dimanasaat keruntuhan lembarangeotekstil yang dipasangmengalami tarikan sekeliling padalokasi tepat dibawah tapak pondasidan tidak terdapatnyapengelembungan pada permukaantanah pasir disekitar pondasi.

b. Lembaran geotekstil setelahruntuh mengalami tarikansekeliling pada lokasi sekitardibawah tapak pondasi dan tidaksampai terputus. Dari pengamatanbahwa keruntuhan diakibatkanmelemahnya ikatan antara lapisantanah pasir dengan permukaanlembaran geotekstil sebelumgeotekstil terputus yang terlihatdengan adanya garis retak padapermukaan lapis tanah pasir. Halini disebabkan kekuatan tarikgeotekstil lebih besar dari ikatanantara lapisan tanah pasir dengangeotekstil. Model tarikan padalembaran geotekstil terlihat bahwapada lapisan teratas dan lapisankedua mengalami tarikan yanglebih panjang dan mengecil padalapisan berikutnya.

c. Pada pengujian tanpa perkuatandiperoleh beban yang terbaca padaalat Pressure Gauge dibandingkandengan perhitungan secara teoritisdengan menggunakan teori kuat

dukung Terzaghi untuk pondasimenerus, diperoleh hasil antarakeduanya masih dalam range yangmemenuhi persyaratan.

d. Model geometrik variasi lebarlembaran geotekstil (LG), denganjarak antara spasi (z) = 0,3 danjumlah lapisan (N) = 1, denganukuran antara LG = 1B - 7B (B=lebar pondasi), diperoleh hasilbahwa kontribusi geotekstil dalammeningkatkan kuat dukungterbesar adalah pada LG = 3B (B =lebar pondasi). Pada penempatanLG = 1B sampai dengan LG = 7Brelatif berbeda kecil yaitu berkisar5-10%. Maka dengan ukuran LG =3B kontribusi kuat dukung adalahsudah mencukupi.

8. DAFTAR PUSTAKA

Akinmusuru, J.O., and Akinbolade,J.A., (1981). “Stability of loadedfooting on reinforced soil.”Journal ofGeotechnical Engineering, ASCE,Vol. 107, No.6, pp. 819-827.

Das, B.M (1990), " Principles ofFoundation Engineering", FouthEdition, Boston : PWS-KENTPublishing Company.

Das, B.M., and Omar, M.T., (1994)“The effects of foundation width onmodel tests for the bearing capacity ofsand with geogrid reinforcement.”Geotechnical and GeologicalEngineering, Vol. 12, pp. 133-141.

Das, B.M, (1995), "Mekanika TanahI", Edisi Keempat, Jakarta : PenerbitErlangga."Principles of GeotecnicalEnginering", Alih Bahasa : Mochtar,N.E, Mochtar, I.B, Fakultas TeknikSipil ITS

Fragaszy, J.R., and Lawton, E.,(1984). “Bearing capacity of

Toshiba
Text Box
50
Page 15: WOVEN (L G/B) TERHADAP KUAT DUKUNG TIMBUNAN …

15

reinforced sand subgrades.” Journalof Geotechnical Engineering, ASCE,Vol. 110, No.10, pp. 1500-1507.

Hardiyatmo, H.C (2006), "MekanikaTanah 1", Yokyakarta : GadjahMadaUniversity Press.Hardiyatmo, H.C (2008),"Geosintetik Untuk Rekayasa JalanRaya, Perancangan dan Aplikasi",Yokyakarta : GadjahMada UniversityPress.

Hardiyatmo, H.C (2002), "TeknikFondasi 1", Edisi Kedua, Yokyakarta: Beta Offset.

Bowles, Joseph E.(1998), “Analisisdan Desain Pondasi” Edisi Keempat,Jakarta; Penerbit Erlangga.

Koerner, R.M, "Designing withGeosynthetics", Second Edition,Drexel University, Philadelpia :PRENTICE HALL, EnglewoodCliffs, N.J. 07632.

Simorangkir, M (2004), " AnalisisKuat dukung Pondasi DangkalBujursangkar Dengan PerkuatanGeotekstil " Thesis, hal 47-49 : USUMedanSuryolelono, K.B (2004),"Perancangan Fondasi", Yokyakarta: Penerbit Nafiri.

Suryolelono, K.B (2000),"Geosintetik Teknik", Yokyakarta :Penerbit Nafiri.

Utomo, Pontjo (2004), “Kuat dukungUltimit Pondasi Dangkal DiatasTanah Pasir Yang DiperkuatGeogrid”, Civil engineeringdimension,Vol 6, No.1, pp 15-20,March 2004

Yetimoglu,T., (1998),“Discussion:large model spread footing load testson geosynthetic reinforced soilfoundations.” Journal of Geotechnicaland Geoenvironmental Engineering,ASCE, Vol. 124, No.11, pp. 1157-1158.

LAMPIRAN

Gambar 1. Kondisi Sebelum Pembebanan

Toshiba
Text Box
51
Page 16: WOVEN (L G/B) TERHADAP KUAT DUKUNG TIMBUNAN …

16

Gambar 2. Kondisi Sesudah Pembebanan

Toshiba
Text Box
52