timbang terima
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri
perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi efektif
antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk
komunikasi yang harus ditingkatkan efektivitasnya adalah saat penggunaan
shift ( timbang terima pasien).
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin
dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna. Timbang terima dilakukan saat perawat primer keperawatan kepada
perawat primer (penanggung jaawab) dinas sore atau dinas malam secara
tertulis dan lisan. (Nursalam, 2008)
I.2 Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup masalah dalam makalah ini meliputi :
- Konsep Dasar Timbang Terima
I.3 Tujuan Penulisan
Secara umum tujuan penulisan makalah untuk memperoleh gambaran
yang jelas mengenai pengertian dan metode-metode dalam penatalaksanaan dan
juga menjelaskan mengenai Timbang Terima dalam keperawatan
I.4 Metode Penulisan
Dalam hal ini metode penulisan yang dipakai adalah metode kajian daftar
pustaka
1
BAB 2
KONSEP DASAR
2.1 Pengertian Timbang Terima
Timbang terima adalah satu cara dalam menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam, 2002).
Menurut Kim Alvarado (2006) timbang terima adalah penyampaian
informasi yang diberikan saat pergantian shift. Perncanaan asuhan
keperawatan pada pasien berfokus pada keamanan klien dan informasi yang
berkelanjutan. Ketidakhadiran atau ketidakakuratan dapat menimbulkan efek
yang merugikan pada asuhan keperawatan yang diberikan pada klien. Sesuai
dengan peneletian dari The Joint CommusionOn Accreditation Of Health
Care Organization (JCAHO, 2003), hampir 70% kesalahan pemberian
asuhan keperawatan saat jam kerja disebabkan oleh kurangnya komunikasi.
Masalah dan perhatian mengenai efektifitas timbang terima saat pergantian
shift perlu ditingkatkan oleh seluruh perawat. Dowding (2001) berpendapat
bahwa informasi yang diterima difokuskan dalam sebuah cara yang
diharapakan tidak hanya bertujuan pada askep yang diberikan.
Saat ini telah terjadi perubahan pada proses timbang terima yang dulu
hanya menggunakan laporan verbal, laporan tertulis ataupun rekaman tape
recorder menjadi pada kebutuhan dan masalah pasien serta lebih
melibatkan pasien dalam pemberian asuhan keperawatan (Anderson, 2006).
Laporan pertukaran tugas atau change of shift report (CSR) terjadi 3 kali
dalam sehari pada setiap unit keperawatan di semua tipe lingkungan
perawatan kesehatan. Setelah berakhirnya jam kerja, perawat melaporkan
informasi tentang klien pada perawatn shift berikutnya. Perawat
mengkomunikasikan informasi tentang klien sehingga semua anggota tim
dapat membuat keputusan terbaik tentnag klien dan perawatanya. Laporan
itu berisi tentang informasi penting yang berhubungan dengan proses
keperawatan secara holistik dan perawatan yang aman bagi klien (Pooter,
2005).
2
2.2 Tujuan Pelaksanaan Timbang Terima
Timbang terima yang dilaksanakn setiap pergantian shift bertujuan untuk
menyampaikan kondisi atau keadaan klien secara umum, menyampaikan
hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya dan tersusun
rencana kerja untuk dinas berikutnya (Nursalam, 2002). Selain itu bertujuan
dilaksanakannya timbang terima adalah adanya pemberian informasi pada
shift berikutnya tentang asuhan keperawatan pada shift sebelumnya dan
adanya fokus masalah klien serta penyampaian hal-hal penting untuk
pertukaran informasi (Andrea Mc. Cloughen, 2005).
2.3 Langkah-langkah Pelaksanaan Timbang Terima
1. kedua kelompok shift harus dalam keadaan sudah siap
2. shift yang akan menyerahkan laporan perlu mempersiapkan hal-hal apa
yang akan disampaikan
3. perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab shift tentang :
keadaan klien secara umum, tindak lanjut dinas yang menerima operan
dan rencana kerja yang menerima laporan (Nursalam, 2008).
2.4 Prosedur Timbang Terima
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. Timbang terima dilaksanakan setiap
pergantian shift/operan
2. prinsip timbang terima, semua pasien
baru masuk dan pasien yang
dilakukan timbang terima khususnya
pasien yang memliki permasalahan
yang belum/dapat teratasi serta yang
membutuhkan observasi lebih lanjut.
3. PP menyampaikan timbang terima
pada PP berikutnya, hak yang perlu
disampaikan dalam timbang terima :
Jumlah
5 menit Ners
Station
PP dan PA
3
Identitas klien dan diagnosis
medis
Data (keluhan/subjektif dan
objektif)
Masalah keperawatan yang masih
muncul
Intervensi keperawatan yang
sudah dan belum dilaksanakan
(secara umum)
Internvensi kolaboratif dan
dependen
Rencana umum dan persiapan
yang perlu dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan penunjang
dan lain-lain)
Pelaksana
an
1. Kedua kelompok dinas sudah siap
(shift jaga)
2. kelompok yang akan bertugas
menyiapkan buku catatan
3. kepala ruang membuka acara timbang
terima
4. perawat yang melakukan timbang
terima dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan validasi
terhadap hal-hal yang telah
ditimbangterimakan mengenai hal-hal
yang kurang jelas
5. kepala ruangan PP menanyakan
kebutuhan dasar pasien
6. penyampaian yang jelas, singkat dan
padat
20 menit Ners
Station
KARU, PP
dan PA
4
7. perawat yang melaksanakan timbang
terima mengkaji secara penuh
terhadap masalah keperawatan,
kebutuhan dan tindakan yang
telah/belum dilaksanakan serta hal-
hal penting lainnya selama masa
perawatan
8. hal-hal yang sifatnya khusus dan
memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicatat secara khusus untuk
kemudian diserahterimakan kepada
petugas berikutnya
9. lama timbang terima untuk tiap
pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali
pada kondisi khusus dan memerlukan
keterangan yang rumit
Ruang
Perawat
an
1. diskusi
2. pelaporan untuk timbang terima
dituliskan secara langsung pada
format timbang terima yang
ditandatangani oleh PP yang jaga saat
itu dan PP yang jaga berikutnya
diketahui oleh Kepala Ruangan
3. ditutup oleh kepala ruangan
5 menit Ners
Station
KARU, PP
dan PA
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift
2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab pasien (PP)
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan tugas dinas
5
DIAGNOSA KEPERAWATAN
(didukung data)
DIAGNOSA MEDISMASALAH KOLABORATIF
RENCANA TINDAKAN
TELAH DILAKUKAN BELUM DILAKUKAN
PERKEMBANGAN / KEADAAN PASIEN
MASALAH :1. TERATASI2. BELUM TERATASI3. TERATASI SEBAGIAN4. MUNCUL MASALAH BARU
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan
pasien
5. Timbang terima harus berorientsai pada permasalahan pasien
6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara
yang cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu
yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak
dibicarakan secara langsung di dekat pasien
7. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan shock sebaiknya
dibicarakan di nurse station.
2.5 Alur Timbang Terima
PASIEN
Gambar 2.1 Skema timbang terima pasien menurut Nursalam (2008)
6
2.6 Renstra Timbang Terima
a. Pelaksanaan
Hari/Tanggal :
Pukul :
Topik :
Tempat :
b. Metode
1. diskusi
2. tanya jawab
c. Media
1. status klien
2. buku timbang terima
3. alat tulis
4. leaflet
5. sarana dan prasarana perawatan
d. Pengorganisasian
Kepala ruangan :
Perawat primer (pagi) :
Perawat primer (sore) :
Perawat Associate (pagi) :
Perawat Associate (sore) :
Perawat Associate (mlm) :
Perawat Associate (libur) :
Pembibing/Supervisor :
e. Uraian Kesehatan
1. Prolog
Pada hari ....... jam ......... seluruh perawat (PP dan PA) shift
pagi dan sore serta kepala ruangan berkumpul di nurse station
untuk melakukan timbang terima
2. Sesi I di nurse station
7
Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului
dengan do’a dan kemudian mempersilahkan PP dinas pagi
untuk melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama
bertugas kepada PP yang akan berdinas selanjutnya (sore). PP
dan PA shift sore memberikan klarifikasi keluhan, intervensi
keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara
umum), intervensi kolaboratif dan dependen, rencana umum
dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang dan lain-lain), hal yang belum jelas
atas laporan yang telah disampaikan. Setelah melakukan
timbang terima di nurse station berupa laporan tertulis dan
lisan, kemudian di ruang perawatan pasien
3. sesi II di ruang perawatan pasien
seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-bersama melihat
ke tempat pasien. PP dinas selanjutnya mengklarufikasi dan
memvalidasi data langsung kepada pasien atau keluarga yang
mengalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak
mengalami masalah khusus, kunjungan tetap dilaksanakan.
Lama kunjungan tidak lebih dari 5 menit per pasien. Bila
terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga
perlu diklarifikasi, maka dapat dilakukan di nurse station
setelah knjungan ke pasien terakhir.
4. epilog
kembali ke nurse station. Diskusi tentang keadaan pasien yang
bersifat rahasia. Setelah proses timbang terima selesai
dilakukan, maka kedua PP menandatangani laporan timbang
terima dengan diketahui oleh kepala ruangan
f. Evaluasi
1. struktur (input)
pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang
telah tersedia antara lain: catatan timbang terima, status klien
8
dan kelompok shift timbang terima. Kepala ruang selalu
memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada
pergantian shift, yaitu malam ke pagi dan pagi ke sore.
Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin
oleh perawat primer yang bertugas saat itu.
2. proses
proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan
dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang
akan mengganti shift. Perawat primer mengoperkan ke perawat
primer selanjutnya yang mengganti shift. Timbang terima
pertama dilakukan di nurse station kemudian ke ruang
perawatan pasien dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang
terima mencakup jumlah pasien, diagnosis keperawatn dan
intervensi yang sudah/belum dilaksanakan. Waktu untuk setiap
pasien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi pasien.
3. hasil
timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergatian shift. Setiap
perawat dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi
antar perawat berjalan dengan baik (Nursalam, 2008)
2.7 Macam Metode Timbang Terima
Ada 4 cara timbang terima yang telah diidentifikasi seluruh dunia
dengan berbagai macam kelebihan dan kekurangannya. Timbang terima bisa
dilaksanakan dengan menggunakan laporan tertulis dan tape recorder atau
rekaman (keuntungannya lebih efesien bagi staf, kerugiaanya tidak dapat
bertanya meminta penjelasan lebih lanjut), timbang terima dengan
berkunjung langsung ke tempat tidur pasien dan timbang terima secara lisan
atau laporan verbal (Miller C, 1998).
Laporan tertulis dilakukan di nurse station dan anggota staf dari kedua
kelompok menghadirinya. Jenis pelaporan degan audiotape diberikan oleh
perawat yang telah menyelesikan perawatan klien dan ditinggal untuk
9
perawat pada giliran tugas berikutnya untuk ditinjau ulang. Pelaporan yang
direkam dapat meningkatkan efeiensi dengan memungkinkan staf untuk
melaporkan ketika ada waktu. Kerugian dari pelaporan yang direkam adalah
tidak memungkinanya staf untuk mengajukan pertanyaan atau meminta
klarifikasi penjelasan. Sedangkan laporan yang diberikan secara langsung,
membuat klien dan keluarga klien mempunyai kesempatan untuk ikut serta
dalam segala diskusi mengenai perawatan klien. Seperti halnya perawat
dapat bersama klien untuk melakukan pengkajian yang diperlukan,
mengevaluasi kemajuan dan menentukan intervensi terbaik yang sesuai
dengan kebutuhan klien. Karena banyak tanggung jawab perawat yang harus
ditanggung, ada baiknya jika pelaporan dilakukan dengan cepat dan efisien.
Waktu yang digunakan selama pelaporan untuk menguraikan status
kesehatan klien dan memungkinkan staf giliran tugas berikutnya mengetahui
dengan tepat jenis perawatan yang dibutuhkan klien, harus diperhitungkan
dengan baik (Potter, 2005). Selain keuntungan dari metode laporan dengan
berkunjung langsung ke pasien adalah meningkatkan hubungan kerjasama
antara anggota staf, meningkatkan kepuasan pasien karena dapat secara
langsung mengungkapkan keluhan.
Pada saat timbang terima diperlukan suatu komunikasi yang jelas
tentang kebutuhan klien terhadap intervensi apa yang sudah dilakukan dan
yang belum, serta respon pasien yang terjadi. Perawat melakukan timbang
terima dengan berjalan bersama perawat lainnya dan menyampaikan kondisi
pasien secara akurat di dekat pasien. Cara ini akan lebih efektif dari pada
harus menghabiskan waktu membaca dan membantu perawat dalam
menerima timbang terima secara nyata. Cara yang dapat membantu timbang
terima jadi lebih efesien maliputi laporan tertulis pada shift sebelumnya,
petunjuk (prosedur tetap) timbang terima dan penggunaan lembar timbang
terima yang telah disiapkan sebelum proses (Miller.C, 2008).
10
Laporan pertukaran shift berisi tentang :
1.Latar belakang informasi misal keadaan klien secara umum
2. Pengkajian, berisi tentang keadaan klien yang sekarang, keluhan
yang dirasakan
3. Diagnosa keperawatan, berisi masalah keperawatan yang dihadapi
oleh klien saat ini
4. Rencana intervensi, berisi rencana tindakan yang akan dilakukan,
misalnya penjelasan tentang prosedur operasi, persiapan pre
operasi dan rutinitas aktivitas post operasi
5. Implementasi, berisi tindakan yang telah dilakukan pada klien
6. Informasi keluarga berisi tentang dukungan dari keluarga pada
klien
7. Rencana pemulangan, aktivitas yang bisa dilakukan klien dirumah
8. Prioritas kebutuhan, hal yang sangat diperlukan oleh klien saat ini
2.8 Keuntungan Timbang Terima
1. Consistensy
2. Continuity
3. Personal
4. Informative
5. Excellent source of information
6. Collaborative caring
7. Empowers the patient
11
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Timbang terima adalah satu cara dalam menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam, 2002).
Menurut Kim Alvarado (2006) timbang terima adalah penyampaian
informasi yang diberikan saat pergantian shift. Perncanaan asuhan
keperawatan pada pasien berfokus pada keamanan klien dan informasi yang
berkelanjutan. Ketidakhadiran atau ketidakakuratan dapat menimbulkan efek
yang merugikan pada asuhan keperawatan yang diberikan pada klien. Sesuai
dengan peneletian dari The Joint CommusionOn Accreditation Of Health
Care Organization (JCAHO, 2003), hampir 70% kesalahan pemberian
asuhan keperawatan saat jam kerja disebabkan oleh kurangnya komunikasi.
Masalah dan perhatian mengenai efektifitas timbang terima saat pergantian
shift perlu ditingkatkan oleh seluruh perawat. Dowding (2001) berpendapat
bahwa informasi yang diterima difokuskan dalam sebuah cara yang
diharapakan tidak hanya bertujuan pada askep yang diberikan.
Saran
Bagi dosen adalah mampu memberikan referensi lain selain mengenai
timbang terima secara lebih detail dan mendasar untuk dapat menjadi bahan
pembelajaran yang lebih kompleks bagi mahasiwa. Bagi mahasiswa lain
tetaplah mencari bahan referensi lain mengenai timbang terima sebagai
pelengkap sajian makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
Alvarado, Kim.2006. Transfer of Accountability Transforming Shift Handover To Patient Safety.Http://www.longwoods.com/pruduct.php.3oktober2011
Anderson .2006. Nurse Shift Report : Who Says You Can’t Talk In Front of Patient ? Http://www.nebi.nim.nih.gov/pubmed.3 0ktober 2011
Clougen, Andrea.2005. Nursing.clinical.handover.Http://www.sydneyarea health services/ahs.3 oktober 2011.
Miller, C. Ensuring Continuiting care: styles and Efficiency of the Handover Process. http://www.nui.nim.nih.giv/pubmed. 3 Oktober 2001
Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktik keperawatan profesional. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktik keperawatan profesional Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Potter, Patricia. 2005. Fundamental Keperawata Konsep, Proses dan Praktek. Jakarta: EGC
Pratiwi, C. Janes. 2009. Skripsi: Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Perawat dengan Pelaksanaan Timbang Terima di Ruang Dhoho, Kahuripan, Majapahit dan Mataram di BRSD Prof. Dr. Soekandar Mojosari Mojokerto.
13
Pelaksanaan timbang terima
1. EKA sebagai kepala ruangan :
Tugas membuka dan menutup timbang terima ,memimpin,
2. wanda sebagai PP pagi:
Tugasnya menyampaikan timbang terima kepada PP siang
3. aci sebagai PP sore
4.wildan sebagai PA pagi
5.widodo sebagai PA pagi
6.imam sebagai PA sore
7 yalla sebagai pasien
8.zainap sebagai PA pagi
9. Yeti sebagai narator
1. Pelaksanaan timbang terima
1. Periapan Timbang terima
Tempat : Nurse station ,Ruang Ortopedi
Kepala ruangan membuka acara , memimpin, berdoa, menetapkan kegiatan dan
tujuan yang akan dilakukan pada timbang terima serta sebagai koordinator PP
pagi dalam menyampaikan timbang terima kepada PP siang.
KARU : “Selamat siang semuanya”.
Sebelumnya kegiatan kita mulai mari kita berdoa menurut agama dan
keyakinan masing-masing “.
“Siang ini kita akan melaksanakan Timbang terima dari sift pagi sampai
sift siang,untuk selanjutnya saya serahkan langsung kepada PP pagi
untuk menyampaikan timbang terimanya.
PP pagi:”Selamat siang”.
Diruang Ortopedi,hari ini pada tanggal 5 oktober 2011
Dari timbang terima PP malam kepagi, jumlah pasien senbanyak 5 orang
“hari ini saat shitf pagi, ada penambahan paesian 1 orang, total pasiean
hari inin 6 orang
14
- total bed yang kita miliki di ruang ortopedi sebanyak 10 bed, terisi 6
bed, sisa tinggal 4 bed
-keteranga masing-masing pasien sebagai berikut:
1.pasien A dengan diangnosa medis A, masalah keperawatan yang
muncul A B C D ..... dengan intervensi sebagai berikut: . . . . . . . . .
tindakan yang sudah di berikan 1 2 3 . . . . . tindakan yang belum di
berikan : 1 2 3 . . . .
PRE MEMORI
Pasien atas nama bapak H
Diagnosa midis : open faktur cruris 1/3 distal dextra
Saat ini pasien
- kondisi sadar
- terbaring
- terpasang infus
- pasien mengeluh nyeri dan kaki tidak bisa di gerakkan
- kondisi luka :
Open fraktur
Odema
Telah mengalami pendarah banyak
Diagnosa keperawatan yang muncul :
a) Nyeri berhubungan dengan gerakan frakmen tulang, edema,
dan cedera pada jaringan lunak di tandai dengan pasien
menjerit kesakitan saat bagian faktur dibersihkan
Intervesi
Mandiri
1) Pertahakan imobilisasi dengan tirah baring, traksi
R/ mehilangkan nyeri dan mencegah kesalah posisi
tulang / tegangan jaringan yang cedera.
Kolaborasi
15
1) Berikan obat sesuai indikasi : analgesik, NSAID injeksi
(contoh: ketorolak) atau relaksan otot (contoh:
siklobenzopin)
R/ untuk menurunkan nyeri / spasme otot
Laporan : semuan intrvensi telah dilaksankan, namun
nyari belum berkung . . . . . intervensi dilanjutkan
b) Disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan
penurunan aliran darah akibat cedera
Intervensi:
Mandiri
1) Evaluasi nadi perifer dengan palpasi, bandingkan
dengan ekstremitas yang sakit.
R/ penurunan dapat menggambarkan cedera
faskuler dan perlu evaluasi medis segera terhadap
status sirkulasi.
Kolaborasi
1) Awas Hb/Ht, pemeriksaan koagulasi (kadar
protombin)
R/ Membantu kalkulasi kehilangan darah dan untuk
merencanakan keefektifan terapi.
2) Siapkan untuk intervensi bedah
R/ Kegagalan untuk memperbaiki kompartemen
sindrom selama 4-6 jam mengakibatkan kontraktur,
kecacatan/perlu amputasi.
Laporan: - intervensi secara mandiri telah dilakukan,
dengan menghitung nadi perifer . . . /menit
- Planning: evaluasi nadi perifer perlu
dilakukan lagi
- Intervensi kolaborasi poin 1 telah
dilaksanakan
16
Hasil dari pemeriksaan lab menunjukkan
. . .
Planning: Perlu ditinjau ulang.
- Intervensi kolaborasi poin 2 belum
dilaksanakan
Planning: persiapan operasi pasien . . .
Mempersiapkan inform consent pasien
untuk tindakan operasi.
KARU :”Bagaimana untuk PP siang yang perlu ditanyakan/ masih belum jelas? . .
. “
“Kalau sudah jelas mari kita langsung menuju ruang perawatan pasien”
Narator: KARU beserta PP dan PA shift pagi dan shift sore menuju ruang
perawatan pasien.
PP Pagi: “Selamat siang bapak, bagaimana kondisinya saat ini? . . . Apa yang
dirasakan saat ini?
Pasien Bapak H: “Kaki saya sakit suster dan tidak bisa digerakkan, sakit kalau
pinggir lukanya dibersihkan. Saya ingin cepat sembuh sus.”
PP Pagi: “Iya pak, kami akan mengusahakan yang terbaik agar bapak segera
sembuh . . . yang sabar ya!”
PP Siang: “Bagaimana keadaan Ibu “X” saat ini? Apa sakitnya sudah berkurang
bu?
Pasien Ibu X: “Iya sus. Setelah dirawat 3 hari di sini saya sudah merasa lebih baik
walaupun masih pakai gips . . . Tetapi rasanya sudah tidak terlalu sakit
lagi, kadang-kadang saja muncul nyerinya sus.”
PP Siang: “Obatnya tetap diminum secara teratur supaya nyerinya hilang”
Pasien Ibu X: “Iya sus. Terima kasih banyak sudah dikasih tahu”
PP Siang: “Keadaan Ibu X bagaimana pak? Apa masih sering terbangun di malam
hari karena nyeri?”
Keluarga pasien Ibu X: “Sudah tidak lagi pak. Sepertinya tidurnya sudah lebih
baik.”
17
PP Siang: “ Kalau begitu tolong tetap dipantau minum obatnya ya pak agar tepat
waktu”
Keluarga pasien Ibu X: “ Iya pak, pasti saya awasi . . . Terima kasih”
Narator: Setelah inspeksi pasien satu per satu di ruang perawatan, KARU, PP Pagi
dan Siang, serta PA Pagi dan Siang menuju Nurse Station kembali.
KARU: “ Demikian inspeksi kita di ruangan perawatan.
Untuk selanjutnya ada yang perlu didiskusikan?”
PP Pagi: “Mengingat operasi yang akan dilakukan bapak H, kita memanggil
keluarga pasien untuk diberikan penjelasan dan penandatanganan
informed consent.”
KARU:”Baik, kalau begitu tugas ini kita operkan ke PP shift siang, agar setelah
timbang terima segera memanggil keluarga pasien.”
Bagaimana PP siang? . . . . bisa dilaksanakan?”
PP Siang: “Iya bu, segera saya laksanakan”
KARU: “Karena semua sudah jelas dan tahu tugas masing-masing, maka silahkan
format timbang terima ditandatangani oleh masing-masing PP.”
“Demikian acara timbang terima ini, terima kasih atas perhatiannya,
mohon maaf apabila ada kekurangan. Selamat siang, wassalam . . .”
18
FORMAT TIMBANG TERIMA
DATAINTERVENSI IMPLEMENTASI KETERANGAN
SUBJEKTIF OBJEKTIF
19