timbang terima

29
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektivitasnya adalah saat penggunaan shift ( timbang terima pasien). Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan saat perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jaawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan. (Nursalam, 2008) 1

Upload: dhilla-ethuw-pinpon

Post on 28-Oct-2015

576 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: Timbang terima

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan

mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri

perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi efektif

antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk

komunikasi yang harus ditingkatkan efektivitasnya adalah saat penggunaan

shift ( timbang terima pasien).

Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk

menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan

keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin

dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan

mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan

perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat

sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan

sempurna. Timbang terima dilakukan saat perawat primer keperawatan kepada

perawat primer (penanggung jaawab) dinas sore atau dinas malam secara

tertulis dan lisan. (Nursalam, 2008)

I.2 Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup masalah dalam makalah ini meliputi :

- Konsep Dasar Timbang Terima

I.3 Tujuan Penulisan

Secara umum tujuan penulisan makalah untuk memperoleh gambaran

yang jelas mengenai pengertian dan metode-metode dalam penatalaksanaan dan

juga menjelaskan mengenai Timbang Terima dalam keperawatan

I.4 Metode Penulisan

Dalam hal ini metode penulisan yang dipakai adalah metode kajian daftar

pustaka

1

Page 2: Timbang terima

BAB 2

KONSEP DASAR

2.1 Pengertian Timbang Terima

Timbang terima adalah satu cara dalam menyampaikan dan menerima

sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam, 2002).

Menurut Kim Alvarado (2006) timbang terima adalah penyampaian

informasi yang diberikan saat pergantian shift. Perncanaan asuhan

keperawatan pada pasien berfokus pada keamanan klien dan informasi yang

berkelanjutan. Ketidakhadiran atau ketidakakuratan dapat menimbulkan efek

yang merugikan pada asuhan keperawatan yang diberikan pada klien. Sesuai

dengan peneletian dari The Joint CommusionOn Accreditation Of Health

Care Organization (JCAHO, 2003), hampir 70% kesalahan pemberian

asuhan keperawatan saat jam kerja disebabkan oleh kurangnya komunikasi.

Masalah dan perhatian mengenai efektifitas timbang terima saat pergantian

shift perlu ditingkatkan oleh seluruh perawat. Dowding (2001) berpendapat

bahwa informasi yang diterima difokuskan dalam sebuah cara yang

diharapakan tidak hanya bertujuan pada askep yang diberikan.

Saat ini telah terjadi perubahan pada proses timbang terima yang dulu

hanya menggunakan laporan verbal, laporan tertulis ataupun rekaman tape

recorder menjadi pada kebutuhan dan masalah pasien serta lebih

melibatkan pasien dalam pemberian asuhan keperawatan (Anderson, 2006).

Laporan pertukaran tugas atau change of shift report (CSR) terjadi 3 kali

dalam sehari pada setiap unit keperawatan di semua tipe lingkungan

perawatan kesehatan. Setelah berakhirnya jam kerja, perawat melaporkan

informasi tentang klien pada perawatn shift berikutnya. Perawat

mengkomunikasikan informasi tentang klien sehingga semua anggota tim

dapat membuat keputusan terbaik tentnag klien dan perawatanya. Laporan

itu berisi tentang informasi penting yang berhubungan dengan proses

keperawatan secara holistik dan perawatan yang aman bagi klien (Pooter,

2005).

2

Page 3: Timbang terima

2.2 Tujuan Pelaksanaan Timbang Terima

Timbang terima yang dilaksanakn setiap pergantian shift bertujuan untuk

menyampaikan kondisi atau keadaan klien secara umum, menyampaikan

hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya dan tersusun

rencana kerja untuk dinas berikutnya (Nursalam, 2002). Selain itu bertujuan

dilaksanakannya timbang terima adalah adanya pemberian informasi pada

shift berikutnya tentang asuhan keperawatan pada shift sebelumnya dan

adanya fokus masalah klien serta penyampaian hal-hal penting untuk

pertukaran informasi (Andrea Mc. Cloughen, 2005).

2.3 Langkah-langkah Pelaksanaan Timbang Terima

1. kedua kelompok shift harus dalam keadaan sudah siap

2. shift yang akan menyerahkan laporan perlu mempersiapkan hal-hal apa

yang akan disampaikan

3. perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab shift tentang :

keadaan klien secara umum, tindak lanjut dinas yang menerima operan

dan rencana kerja yang menerima laporan (Nursalam, 2008).

2.4 Prosedur Timbang Terima

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana

Persiapan 1. Timbang terima dilaksanakan setiap

pergantian shift/operan

2. prinsip timbang terima, semua pasien

baru masuk dan pasien yang

dilakukan timbang terima khususnya

pasien yang memliki permasalahan

yang belum/dapat teratasi serta yang

membutuhkan observasi lebih lanjut.

3. PP menyampaikan timbang terima

pada PP berikutnya, hak yang perlu

disampaikan dalam timbang terima :

Jumlah

5 menit Ners

Station

PP dan PA

3

Page 4: Timbang terima

Identitas klien dan diagnosis

medis

Data (keluhan/subjektif dan

objektif)

Masalah keperawatan yang masih

muncul

Intervensi keperawatan yang

sudah dan belum dilaksanakan

(secara umum)

Internvensi kolaboratif dan

dependen

Rencana umum dan persiapan

yang perlu dilakukan (persiapan

operasi, pemeriksaan penunjang

dan lain-lain)

Pelaksana

an

1. Kedua kelompok dinas sudah siap

(shift jaga)

2. kelompok yang akan bertugas

menyiapkan buku catatan

3. kepala ruang membuka acara timbang

terima

4. perawat yang melakukan timbang

terima dapat melakukan klarifikasi,

tanya jawab dan melakukan validasi

terhadap hal-hal yang telah

ditimbangterimakan mengenai hal-hal

yang kurang jelas

5. kepala ruangan PP menanyakan

kebutuhan dasar pasien

6. penyampaian yang jelas, singkat dan

padat

20 menit Ners

Station

KARU, PP

dan PA

4

Page 5: Timbang terima

7. perawat yang melaksanakan timbang

terima mengkaji secara penuh

terhadap masalah keperawatan,

kebutuhan dan tindakan yang

telah/belum dilaksanakan serta hal-

hal penting lainnya selama masa

perawatan

8. hal-hal yang sifatnya khusus dan

memerlukan perincian yang matang

sebaiknya dicatat secara khusus untuk

kemudian diserahterimakan kepada

petugas berikutnya

9. lama timbang terima untuk tiap

pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali

pada kondisi khusus dan memerlukan

keterangan yang rumit

Ruang

Perawat

an

1. diskusi

2. pelaporan untuk timbang terima

dituliskan secara langsung pada

format timbang terima yang

ditandatangani oleh PP yang jaga saat

itu dan PP yang jaga berikutnya

diketahui oleh Kepala Ruangan

3. ditutup oleh kepala ruangan

5 menit Ners

Station

KARU, PP

dan PA

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift

2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab pasien (PP)

3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan tugas dinas

5

Page 6: Timbang terima

DIAGNOSA KEPERAWATAN

(didukung data)

DIAGNOSA MEDISMASALAH KOLABORATIF

RENCANA TINDAKAN

TELAH DILAKUKAN BELUM DILAKUKAN

PERKEMBANGAN / KEADAAN PASIEN

MASALAH :1. TERATASI2. BELUM TERATASI3. TERATASI SEBAGIAN4. MUNCUL MASALAH BARU

4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan

menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan

pasien

5. Timbang terima harus berorientsai pada permasalahan pasien

6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara

yang cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu

yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak

dibicarakan secara langsung di dekat pasien

7. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan shock sebaiknya

dibicarakan di nurse station.

2.5 Alur Timbang Terima

PASIEN

Gambar 2.1 Skema timbang terima pasien menurut Nursalam (2008)

6

Page 7: Timbang terima

2.6 Renstra Timbang Terima

a. Pelaksanaan

Hari/Tanggal :

Pukul :

Topik :

Tempat :

b. Metode

1. diskusi

2. tanya jawab

c. Media

1. status klien

2. buku timbang terima

3. alat tulis

4. leaflet

5. sarana dan prasarana perawatan

d. Pengorganisasian

Kepala ruangan :

Perawat primer (pagi) :

Perawat primer (sore) :

Perawat Associate (pagi) :

Perawat Associate (sore) :

Perawat Associate (mlm) :

Perawat Associate (libur) :

Pembibing/Supervisor :

e. Uraian Kesehatan

1. Prolog

Pada hari ....... jam ......... seluruh perawat (PP dan PA) shift

pagi dan sore serta kepala ruangan berkumpul di nurse station

untuk melakukan timbang terima

2. Sesi I di nurse station

7

Page 8: Timbang terima

Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului

dengan do’a dan kemudian mempersilahkan PP dinas pagi

untuk melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama

bertugas kepada PP yang akan berdinas selanjutnya (sore). PP

dan PA shift sore memberikan klarifikasi keluhan, intervensi

keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara

umum), intervensi kolaboratif dan dependen, rencana umum

dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi,

pemeriksaan penunjang dan lain-lain), hal yang belum jelas

atas laporan yang telah disampaikan. Setelah melakukan

timbang terima di nurse station berupa laporan tertulis dan

lisan, kemudian di ruang perawatan pasien

3. sesi II di ruang perawatan pasien

seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-bersama melihat

ke tempat pasien. PP dinas selanjutnya mengklarufikasi dan

memvalidasi data langsung kepada pasien atau keluarga yang

mengalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak

mengalami masalah khusus, kunjungan tetap dilaksanakan.

Lama kunjungan tidak lebih dari 5 menit per pasien. Bila

terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga

perlu diklarifikasi, maka dapat dilakukan di nurse station

setelah knjungan ke pasien terakhir.

4. epilog

kembali ke nurse station. Diskusi tentang keadaan pasien yang

bersifat rahasia. Setelah proses timbang terima selesai

dilakukan, maka kedua PP menandatangani laporan timbang

terima dengan diketahui oleh kepala ruangan

f. Evaluasi

1. struktur (input)

pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang

telah tersedia antara lain: catatan timbang terima, status klien

8

Page 9: Timbang terima

dan kelompok shift timbang terima. Kepala ruang selalu

memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada

pergantian shift, yaitu malam ke pagi dan pagi ke sore.

Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin

oleh perawat primer yang bertugas saat itu.

2. proses

proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan

dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang

akan mengganti shift. Perawat primer mengoperkan ke perawat

primer selanjutnya yang mengganti shift. Timbang terima

pertama dilakukan di nurse station kemudian ke ruang

perawatan pasien dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang

terima mencakup jumlah pasien, diagnosis keperawatn dan

intervensi yang sudah/belum dilaksanakan. Waktu untuk setiap

pasien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi pasien.

3. hasil

timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergatian shift. Setiap

perawat dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi

antar perawat berjalan dengan baik (Nursalam, 2008)

2.7 Macam Metode Timbang Terima

Ada 4 cara timbang terima yang telah diidentifikasi seluruh dunia

dengan berbagai macam kelebihan dan kekurangannya. Timbang terima bisa

dilaksanakan dengan menggunakan laporan tertulis dan tape recorder atau

rekaman (keuntungannya lebih efesien bagi staf, kerugiaanya tidak dapat

bertanya meminta penjelasan lebih lanjut), timbang terima dengan

berkunjung langsung ke tempat tidur pasien dan timbang terima secara lisan

atau laporan verbal (Miller C, 1998).

Laporan tertulis dilakukan di nurse station dan anggota staf dari kedua

kelompok menghadirinya. Jenis pelaporan degan audiotape diberikan oleh

perawat yang telah menyelesikan perawatan klien dan ditinggal untuk

9

Page 10: Timbang terima

perawat pada giliran tugas berikutnya untuk ditinjau ulang. Pelaporan yang

direkam dapat meningkatkan efeiensi dengan memungkinkan staf untuk

melaporkan ketika ada waktu. Kerugian dari pelaporan yang direkam adalah

tidak memungkinanya staf untuk mengajukan pertanyaan atau meminta

klarifikasi penjelasan. Sedangkan laporan yang diberikan secara langsung,

membuat klien dan keluarga klien mempunyai kesempatan untuk ikut serta

dalam segala diskusi mengenai perawatan klien. Seperti halnya perawat

dapat bersama klien untuk melakukan pengkajian yang diperlukan,

mengevaluasi kemajuan dan menentukan intervensi terbaik yang sesuai

dengan kebutuhan klien. Karena banyak tanggung jawab perawat yang harus

ditanggung, ada baiknya jika pelaporan dilakukan dengan cepat dan efisien.

Waktu yang digunakan selama pelaporan untuk menguraikan status

kesehatan klien dan memungkinkan staf giliran tugas berikutnya mengetahui

dengan tepat jenis perawatan yang dibutuhkan klien, harus diperhitungkan

dengan baik (Potter, 2005). Selain keuntungan dari metode laporan dengan

berkunjung langsung ke pasien adalah meningkatkan hubungan kerjasama

antara anggota staf, meningkatkan kepuasan pasien karena dapat secara

langsung mengungkapkan keluhan.

Pada saat timbang terima diperlukan suatu komunikasi yang jelas

tentang kebutuhan klien terhadap intervensi apa yang sudah dilakukan dan

yang belum, serta respon pasien yang terjadi. Perawat melakukan timbang

terima dengan berjalan bersama perawat lainnya dan menyampaikan kondisi

pasien secara akurat di dekat pasien. Cara ini akan lebih efektif dari pada

harus menghabiskan waktu membaca dan membantu perawat dalam

menerima timbang terima secara nyata. Cara yang dapat membantu timbang

terima jadi lebih efesien maliputi laporan tertulis pada shift sebelumnya,

petunjuk (prosedur tetap) timbang terima dan penggunaan lembar timbang

terima yang telah disiapkan sebelum proses (Miller.C, 2008).

10

Page 11: Timbang terima

Laporan pertukaran shift berisi tentang :

1.Latar belakang informasi misal keadaan klien secara umum

2. Pengkajian, berisi tentang keadaan klien yang sekarang, keluhan

yang dirasakan

3. Diagnosa keperawatan, berisi masalah keperawatan yang dihadapi

oleh klien saat ini

4. Rencana intervensi, berisi rencana tindakan yang akan dilakukan,

misalnya penjelasan tentang prosedur operasi, persiapan pre

operasi dan rutinitas aktivitas post operasi

5. Implementasi, berisi tindakan yang telah dilakukan pada klien

6. Informasi keluarga berisi tentang dukungan dari keluarga pada

klien

7. Rencana pemulangan, aktivitas yang bisa dilakukan klien dirumah

8. Prioritas kebutuhan, hal yang sangat diperlukan oleh klien saat ini

2.8 Keuntungan Timbang Terima

1. Consistensy

2. Continuity

3. Personal

4. Informative

5. Excellent source of information

6. Collaborative caring

7. Empowers the patient

11

Page 12: Timbang terima

BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Timbang terima adalah satu cara dalam menyampaikan dan menerima

sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam, 2002).

Menurut Kim Alvarado (2006) timbang terima adalah penyampaian

informasi yang diberikan saat pergantian shift. Perncanaan asuhan

keperawatan pada pasien berfokus pada keamanan klien dan informasi yang

berkelanjutan. Ketidakhadiran atau ketidakakuratan dapat menimbulkan efek

yang merugikan pada asuhan keperawatan yang diberikan pada klien. Sesuai

dengan peneletian dari The Joint CommusionOn Accreditation Of Health

Care Organization (JCAHO, 2003), hampir 70% kesalahan pemberian

asuhan keperawatan saat jam kerja disebabkan oleh kurangnya komunikasi.

Masalah dan perhatian mengenai efektifitas timbang terima saat pergantian

shift perlu ditingkatkan oleh seluruh perawat. Dowding (2001) berpendapat

bahwa informasi yang diterima difokuskan dalam sebuah cara yang

diharapakan tidak hanya bertujuan pada askep yang diberikan.

Saran

Bagi dosen adalah mampu memberikan referensi lain selain mengenai

timbang terima secara lebih detail dan mendasar untuk dapat menjadi bahan

pembelajaran yang lebih kompleks bagi mahasiwa. Bagi mahasiswa lain

tetaplah mencari bahan referensi lain mengenai timbang terima sebagai

pelengkap sajian makalah ini.

12

Page 13: Timbang terima

DAFTAR PUSTAKA

Alvarado, Kim.2006. Transfer of Accountability Transforming Shift Handover To Patient Safety.Http://www.longwoods.com/pruduct.php.3oktober2011

Anderson .2006. Nurse Shift Report : Who Says You Can’t Talk In Front of Patient ? Http://www.nebi.nim.nih.gov/pubmed.3 0ktober 2011

Clougen, Andrea.2005. Nursing.clinical.handover.Http://www.sydneyarea health services/ahs.3 oktober 2011.

Miller, C. Ensuring Continuiting care: styles and Efficiency of the Handover Process. http://www.nui.nim.nih.giv/pubmed. 3 Oktober 2001

Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktik keperawatan profesional. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktik keperawatan profesional Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Potter, Patricia. 2005. Fundamental Keperawata Konsep, Proses dan Praktek. Jakarta: EGC

Pratiwi, C. Janes. 2009. Skripsi: Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Perawat dengan Pelaksanaan Timbang Terima di Ruang Dhoho, Kahuripan, Majapahit dan Mataram di BRSD Prof. Dr. Soekandar Mojosari Mojokerto.

13

Page 14: Timbang terima

Pelaksanaan timbang terima

1. EKA sebagai kepala ruangan :

Tugas membuka dan menutup timbang terima ,memimpin,

2. wanda sebagai PP pagi:

Tugasnya menyampaikan timbang terima kepada PP siang

3. aci sebagai PP sore

4.wildan sebagai PA pagi

5.widodo sebagai PA pagi

6.imam sebagai PA sore

7 yalla sebagai pasien

8.zainap sebagai PA pagi

9. Yeti sebagai narator

1. Pelaksanaan timbang terima

1. Periapan Timbang terima

Tempat : Nurse station ,Ruang Ortopedi

Kepala ruangan membuka acara , memimpin, berdoa, menetapkan kegiatan dan

tujuan yang akan dilakukan pada timbang terima serta sebagai koordinator PP

pagi dalam menyampaikan timbang terima kepada PP siang.

KARU : “Selamat siang semuanya”.

Sebelumnya kegiatan kita mulai mari kita berdoa menurut agama dan

keyakinan masing-masing “.

“Siang ini kita akan melaksanakan Timbang terima dari sift pagi sampai

sift siang,untuk selanjutnya saya serahkan langsung kepada PP pagi

untuk menyampaikan timbang terimanya.

PP pagi:”Selamat siang”.

Diruang Ortopedi,hari ini pada tanggal 5 oktober 2011

Dari timbang terima PP malam kepagi, jumlah pasien senbanyak 5 orang

“hari ini saat shitf pagi, ada penambahan paesian 1 orang, total pasiean

hari inin 6 orang

14

Page 15: Timbang terima

- total bed yang kita miliki di ruang ortopedi sebanyak 10 bed, terisi 6

bed, sisa tinggal 4 bed

-keteranga masing-masing pasien sebagai berikut:

1.pasien A dengan diangnosa medis A, masalah keperawatan yang

muncul A B C D ..... dengan intervensi sebagai berikut: . . . . . . . . .

tindakan yang sudah di berikan 1 2 3 . . . . . tindakan yang belum di

berikan : 1 2 3 . . . .

PRE MEMORI

Pasien atas nama bapak H

Diagnosa midis : open faktur cruris 1/3 distal dextra

Saat ini pasien

- kondisi sadar

- terbaring

- terpasang infus

- pasien mengeluh nyeri dan kaki tidak bisa di gerakkan

- kondisi luka :

Open fraktur

Odema

Telah mengalami pendarah banyak

Diagnosa keperawatan yang muncul :

a) Nyeri berhubungan dengan gerakan frakmen tulang, edema,

dan cedera pada jaringan lunak di tandai dengan pasien

menjerit kesakitan saat bagian faktur dibersihkan

Intervesi

Mandiri

1) Pertahakan imobilisasi dengan tirah baring, traksi

R/ mehilangkan nyeri dan mencegah kesalah posisi

tulang / tegangan jaringan yang cedera.

Kolaborasi

15

Page 16: Timbang terima

1) Berikan obat sesuai indikasi : analgesik, NSAID injeksi

(contoh: ketorolak) atau relaksan otot (contoh:

siklobenzopin)

R/ untuk menurunkan nyeri / spasme otot

Laporan : semuan intrvensi telah dilaksankan, namun

nyari belum berkung . . . . . intervensi dilanjutkan

b) Disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan

penurunan aliran darah akibat cedera

Intervensi:

Mandiri

1) Evaluasi nadi perifer dengan palpasi, bandingkan

dengan ekstremitas yang sakit.

R/ penurunan dapat menggambarkan cedera

faskuler dan perlu evaluasi medis segera terhadap

status sirkulasi.

Kolaborasi

1) Awas Hb/Ht, pemeriksaan koagulasi (kadar

protombin)

R/ Membantu kalkulasi kehilangan darah dan untuk

merencanakan keefektifan terapi.

2) Siapkan untuk intervensi bedah

R/ Kegagalan untuk memperbaiki kompartemen

sindrom selama 4-6 jam mengakibatkan kontraktur,

kecacatan/perlu amputasi.

Laporan: - intervensi secara mandiri telah dilakukan,

dengan menghitung nadi perifer . . . /menit

- Planning: evaluasi nadi perifer perlu

dilakukan lagi

- Intervensi kolaborasi poin 1 telah

dilaksanakan

16

Page 17: Timbang terima

Hasil dari pemeriksaan lab menunjukkan

. . .

Planning: Perlu ditinjau ulang.

- Intervensi kolaborasi poin 2 belum

dilaksanakan

Planning: persiapan operasi pasien . . .

Mempersiapkan inform consent pasien

untuk tindakan operasi.

KARU :”Bagaimana untuk PP siang yang perlu ditanyakan/ masih belum jelas? . .

. “

“Kalau sudah jelas mari kita langsung menuju ruang perawatan pasien”

Narator: KARU beserta PP dan PA shift pagi dan shift sore menuju ruang

perawatan pasien.

PP Pagi: “Selamat siang bapak, bagaimana kondisinya saat ini? . . . Apa yang

dirasakan saat ini?

Pasien Bapak H: “Kaki saya sakit suster dan tidak bisa digerakkan, sakit kalau

pinggir lukanya dibersihkan. Saya ingin cepat sembuh sus.”

PP Pagi: “Iya pak, kami akan mengusahakan yang terbaik agar bapak segera

sembuh . . . yang sabar ya!”

PP Siang: “Bagaimana keadaan Ibu “X” saat ini? Apa sakitnya sudah berkurang

bu?

Pasien Ibu X: “Iya sus. Setelah dirawat 3 hari di sini saya sudah merasa lebih baik

walaupun masih pakai gips . . . Tetapi rasanya sudah tidak terlalu sakit

lagi, kadang-kadang saja muncul nyerinya sus.”

PP Siang: “Obatnya tetap diminum secara teratur supaya nyerinya hilang”

Pasien Ibu X: “Iya sus. Terima kasih banyak sudah dikasih tahu”

PP Siang: “Keadaan Ibu X bagaimana pak? Apa masih sering terbangun di malam

hari karena nyeri?”

Keluarga pasien Ibu X: “Sudah tidak lagi pak. Sepertinya tidurnya sudah lebih

baik.”

17

Page 18: Timbang terima

PP Siang: “ Kalau begitu tolong tetap dipantau minum obatnya ya pak agar tepat

waktu”

Keluarga pasien Ibu X: “ Iya pak, pasti saya awasi . . . Terima kasih”

Narator: Setelah inspeksi pasien satu per satu di ruang perawatan, KARU, PP Pagi

dan Siang, serta PA Pagi dan Siang menuju Nurse Station kembali.

KARU: “ Demikian inspeksi kita di ruangan perawatan.

Untuk selanjutnya ada yang perlu didiskusikan?”

PP Pagi: “Mengingat operasi yang akan dilakukan bapak H, kita memanggil

keluarga pasien untuk diberikan penjelasan dan penandatanganan

informed consent.”

KARU:”Baik, kalau begitu tugas ini kita operkan ke PP shift siang, agar setelah

timbang terima segera memanggil keluarga pasien.”

Bagaimana PP siang? . . . . bisa dilaksanakan?”

PP Siang: “Iya bu, segera saya laksanakan”

KARU: “Karena semua sudah jelas dan tahu tugas masing-masing, maka silahkan

format timbang terima ditandatangani oleh masing-masing PP.”

“Demikian acara timbang terima ini, terima kasih atas perhatiannya,

mohon maaf apabila ada kekurangan. Selamat siang, wassalam . . .”

18

Page 19: Timbang terima

FORMAT TIMBANG TERIMA

DATAINTERVENSI IMPLEMENTASI KETERANGAN

SUBJEKTIF OBJEKTIF

19