tiket masuk botani

6
FITOPLANKTON Fitoplankton adalah tumbuhan renik yang bebas bergerak dan mampu berfotosintesis. Fitoplankton merupakan nama umum untuk plankton tumbuhan atau nabati yang terdiri dari beberapa kelas. Beberapa kelas fitoplankton yang sering dijumpai dalam lingkungan perairan adalah kelas Diatom (Bacillariophyceae), Dinoflagelata (Dinophyceae) dan ganggang hijau (Chlorophyceae). Sedangkan semua fila hewan mulai dari filum Protozoa hingga Chordata terwakili dalam kelompok zooplankton. Faktor fisika-kimia seperti suhu, intensitas cahaya, salinitas, pH, dan zat pencemar memegang peranan penting dalam menentukan kelimpahan dari jenis plankton di perairan. Faktor lain seperti faktor biotik (tersedianya pakan, banyaknya predator dan pesaing yang ada) dapat mempengaruhi komposisi spesies (Asmara, 2005). Sumber: Asmara, Anjas. 2005. Hubungan Struktur Komunitas Plankton dengan Kondisi Fisika-Kimia Perairan Pulau Pramuka dan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. Institut Pertanian Bogor: Bogor MIKROSKOP Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan mata. Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda (Wheeler, 1988). Sumber: Wheeler, J. A. 1988. Mikroskop. Erlangga: Jakarta PIPET TETES

Upload: ekatiyas

Post on 24-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tiket Masuk Botani

TRANSCRIPT

Page 1: Tiket Masuk Botani

FITOPLANKTON

Fitoplankton adalah tumbuhan renik yang bebas bergerak dan mampu berfotosintesis.

Fitoplankton merupakan nama umum untuk plankton tumbuhan atau nabati yang terdiri dari

beberapa kelas. Beberapa kelas fitoplankton yang sering dijumpai dalam lingkungan perairan

adalah kelas Diatom (Bacillariophyceae), Dinoflagelata (Dinophyceae) dan ganggang hijau

(Chlorophyceae). Sedangkan semua fila hewan mulai dari filum Protozoa hingga Chordata

terwakili dalam kelompok zooplankton. Faktor fisika-kimia seperti suhu, intensitas cahaya,

salinitas, pH, dan zat pencemar memegang peranan penting dalam menentukan kelimpahan

dari jenis plankton di perairan. Faktor lain seperti faktor biotik (tersedianya pakan, banyaknya

predator dan pesaing yang ada) dapat mempengaruhi komposisi spesies (Asmara, 2005).

Sumber: Asmara, Anjas. 2005. Hubungan Struktur Komunitas Plankton dengan Kondisi Fisika-

Kimia Perairan Pulau Pramuka dan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. Institut

Pertanian Bogor: Bogor

MIKROSKOP

Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan

mata telanjang. Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan mata.

Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat

dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang

untuk perbesaran yang berbeda (Wheeler, 1988).

Sumber: Wheeler, J. A. 1988. Mikroskop. Erlangga: Jakarta

PIPET TETES

Pipet tetes adalah jenis pipet yang berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau

kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Pipet tetes

berfungsi untuk membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain

dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes. Pemindahan cairan dengan

menggunakan pipet tetes memang memakan waktu yang lama. tapi demi keakuratan

percobaan, biasanya hal tersebut memang terpaksa di lakukan. Pipet tetes terdiri dari berbagai

ukuran. Semakin besar ukuran pipet tetes, maka semakin besar juga jumlah cairan yang

diteteskan (Hastuti, 2008).

Sumber: Hastuti, P. W. 2008. Tools and Techniques Basic Laboratory. Universitas Negeri

Yogyakarta: Yogyakarta

Page 2: Tiket Masuk Botani

pH METER

 pH meter adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH (keasaman atau

alkalinitas) dari cairan (meskipun probe khusus terkadang digunakan untuk mengukur pH zat

semi-padat). Sebuah pH meter khas terdiri dari probe pengukuran khusus atau elektroda yang

terhubung ke meteran elektronik yang mengukur dan menampilkan pembacaan pH. pH meter

harus dikalibrasi sebelum setiap pengukuran. Untuk penggunaan kalibrasi normal harus

dilakukan pada awal setiap hari. Kalibrasi harus dilakukan dengan setidaknya dua larutan buffer

standar yang menjangkau rentang nilai pH yang akan diukur.

Sumber: Hastuti, P. W. 2008. Tools and Techniques Basic Laboratory. Universitas Negeri

Yogyakarta: Yogyakarta

OBJECT GLASS & COVER GLASS

Menurut Hastuti (2008), objek dan cover glass adalah alat yang dalam laboratorium

mikrobiologi untuk meletakkan objek yang akan diamati.

Objek glass digunakan untuk meletakkan obyek yang akan diamati, sedangkan cover glass

berfungsi untuk menutup objek glass dengan sudut kemiringan 45°.

Mekanisme Kerja :

- Setetes air ditempatkan pada object glass.

- Objek/spesimen diletakkan pada air tersebut.

- Cover glass ditempatkan pada bagian atasnya denga cara miring dan turunkan

secara perlahan serta diusahakan agar tidak terbentuk gelembung udara.

Pembentukkan gelembung udara dapat menyebabkan kualitas gambar menjadi

kurang bagus atau tidak jelas.

- Air harus mengisi ruang antara object glass dan cover glass; jika air tersebar ke

bagian lain dari object glass, kelebihan ini harus dikeringkan (misal dengan tisu)

dengan hati-hati.

- Jika objek sudah terdapat dalam bentuk suspense cairan, tetesan suspense dapat

digunakan tanpa harus meneteskan air terlebih dahulu pada permukaan object

glass.

Sumber: Hastuti, P. W. 2008. Tools and Techniques Basic Laboratory. Universitas Negeri

Yogyakarta: Yogyakarta

Page 3: Tiket Masuk Botani

SALINOMETER

Salinometer menurut Hastuti (2008), adalah alat untuk mengukur salinitas dengan cara

mengukur kepadatan dari air yang akan dihitung salinitasnya. Bekerjanya berdasarkan daya

hantar listrik, semakin besar salinitas semakin besar pula daya hantar listriknya. 

Cara penggunaan:

- Ambil air sampel menggunakan pipet tetes

- Teteskan pada sensor salinometer dan nyalakan salinometer

- Salinitas akan terbaca pada skalanya

Sumber: Hastuti, P. W. 2008. Tools and Techniques Basic Laboratory. Universitas Negeri

Yogyakarta: Yogyakarta

PLANKTON NET

Plankton net merupakan jaring dengan mesh size yang disesuaikan dengan plankton.

Penggunaan jaring plankton selain praktis juga sampel yang diperoleh cukup banyak. Jaring

plankton net biasa terbuat dari nilon, umumnya berbentuk kerucut dengan berbagai ukuran,

tetapi rata-rata panjang jaring adalah 4-5 kali diameter mulutnya. Jaring berfungsi untuk

menyaring air serta plakton yang berada didalamnya. Karena itu plankton yang tertangkap

sangat bergantung pada ukuran mesh size, maka ukuran mesh size yang digunakan harus

disesuaikan dengan jenis atau ukuran plankton yang akan diamati. Metode pengambilan

plankton dilakukan secara horizontal dan vertikal. Pengambilan horizontal ini dimaksudkan

untuk mengetahui sebaran plankton horizontal. Plankton net pada suatu titik di laut, ditarik kapal

menuju ke titik lain, pengambilan sampel seiring pergerakan kapal secara perlahan, plankton

net ditarik untuk jarak dan waktu tertentu. Sedangkan pengambilan secara vertikal merupakan

cara termudah untuk mengambil sampel dari seluruh kolom air. Ketika kapal berhenti, plankton

net diturunkan sampai ke kedalaman yang diinginkan dengan pemberat dibawahnya. Setelah

itu plankton net ditariknya keatas dengan kecepatan konstan (Romimohtarto dan Juwana,

2009).

Sumber: Romimohtarto, Kasijan dan Sri Juwana. 2009. Biologi Laut. Penerbit Djambatan:

Jakarta

BOTANI

Botani adalah Ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan dan peran tumbuhan bagi

kehidupan, klasifikasi dan tata nama tumbuhan. Ruang lingkup Botani sangat luas terutama

dalam kegiatan kehutanan, meliputi disiplin ilmu antara lain ilmu budidaya, morfologi, anatomi,

Page 4: Tiket Masuk Botani

ekologi, taksonomi, genetika, palaebotani, fitogeografi, dan cabang ilmu sejenis lainnya (Kalima,

2013).

Sumber: Kalima, Titi. 2013. Sinergi Litbang Botani dan Anatomi Kayu. Puslitbang Konservasi

dan Rehabilitasi: Jakarta

DO METER

DO meter adalah alat untuk mengukur kadar oksigen dalam air. DO Meter adalah

singkatan dari  "Dissolve Oxygen Meter". Nilai DO dalam air itu sangat tergantung pada jumlah

zat organik dalam air dan juga tergantung suhu air dimana semakin tinggi suhu air maka

semakin rendah nilai DO nya. Prinsip kerja dari alat DO meter ini adalah menggunakan

elektroda atau probe oksigen yang terdiri dari katoda dan anoda yang direndam dalam larutan

elektrolit. Pada alat DO meter, biasanya menggunakan katoda perak (Ag) dan anoda timbal

(Pb). Secara keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan membran plastik yang bersifat semi

permeable terhadap oksigen. Reaksi kimia yang akan terjadi pada elektroda tersebut adalah O2

+ 2H2O + 4eà 4 HO- pada katoda dan Pb + 2 HO- à PbO + H2O + 2e pada anoda. Aliran reaksi

yang terjadi tersebut tergantung dari aliran oksigen pada katoda. Difusi oksigen dari sampel ke

elektroda berbanding lurus terhadap konsentrasi oksigen terlarut (Hastuti, 2008).

Sumber: Hastuti, P. W. 2008. Tools and Techniques Basic Laboratory. Universitas Negeri

Yogyakarta: Yogyakarta

1.mikroskop 2.do meter 3.fito 4.cover glass 5.salinometer 6.salino 7.plankton net 8.ph meter

9.pipet

Page 5: Tiket Masuk Botani