tiket masuk botani
DESCRIPTION
Tiket Masuk BotaniTRANSCRIPT
FITOPLANKTON
Fitoplankton adalah tumbuhan renik yang bebas bergerak dan mampu berfotosintesis.
Fitoplankton merupakan nama umum untuk plankton tumbuhan atau nabati yang terdiri dari
beberapa kelas. Beberapa kelas fitoplankton yang sering dijumpai dalam lingkungan perairan
adalah kelas Diatom (Bacillariophyceae), Dinoflagelata (Dinophyceae) dan ganggang hijau
(Chlorophyceae). Sedangkan semua fila hewan mulai dari filum Protozoa hingga Chordata
terwakili dalam kelompok zooplankton. Faktor fisika-kimia seperti suhu, intensitas cahaya,
salinitas, pH, dan zat pencemar memegang peranan penting dalam menentukan kelimpahan
dari jenis plankton di perairan. Faktor lain seperti faktor biotik (tersedianya pakan, banyaknya
predator dan pesaing yang ada) dapat mempengaruhi komposisi spesies (Asmara, 2005).
Sumber: Asmara, Anjas. 2005. Hubungan Struktur Komunitas Plankton dengan Kondisi Fisika-
Kimia Perairan Pulau Pramuka dan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. Institut
Pertanian Bogor: Bogor
MIKROSKOP
Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan
mata telanjang. Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan mata.
Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat
dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang
untuk perbesaran yang berbeda (Wheeler, 1988).
Sumber: Wheeler, J. A. 1988. Mikroskop. Erlangga: Jakarta
PIPET TETES
Pipet tetes adalah jenis pipet yang berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau
kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Pipet tetes
berfungsi untuk membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain
dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes. Pemindahan cairan dengan
menggunakan pipet tetes memang memakan waktu yang lama. tapi demi keakuratan
percobaan, biasanya hal tersebut memang terpaksa di lakukan. Pipet tetes terdiri dari berbagai
ukuran. Semakin besar ukuran pipet tetes, maka semakin besar juga jumlah cairan yang
diteteskan (Hastuti, 2008).
Sumber: Hastuti, P. W. 2008. Tools and Techniques Basic Laboratory. Universitas Negeri
Yogyakarta: Yogyakarta
pH METER
pH meter adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH (keasaman atau
alkalinitas) dari cairan (meskipun probe khusus terkadang digunakan untuk mengukur pH zat
semi-padat). Sebuah pH meter khas terdiri dari probe pengukuran khusus atau elektroda yang
terhubung ke meteran elektronik yang mengukur dan menampilkan pembacaan pH. pH meter
harus dikalibrasi sebelum setiap pengukuran. Untuk penggunaan kalibrasi normal harus
dilakukan pada awal setiap hari. Kalibrasi harus dilakukan dengan setidaknya dua larutan buffer
standar yang menjangkau rentang nilai pH yang akan diukur.
Sumber: Hastuti, P. W. 2008. Tools and Techniques Basic Laboratory. Universitas Negeri
Yogyakarta: Yogyakarta
OBJECT GLASS & COVER GLASS
Menurut Hastuti (2008), objek dan cover glass adalah alat yang dalam laboratorium
mikrobiologi untuk meletakkan objek yang akan diamati.
Objek glass digunakan untuk meletakkan obyek yang akan diamati, sedangkan cover glass
berfungsi untuk menutup objek glass dengan sudut kemiringan 45°.
Mekanisme Kerja :
- Setetes air ditempatkan pada object glass.
- Objek/spesimen diletakkan pada air tersebut.
- Cover glass ditempatkan pada bagian atasnya denga cara miring dan turunkan
secara perlahan serta diusahakan agar tidak terbentuk gelembung udara.
Pembentukkan gelembung udara dapat menyebabkan kualitas gambar menjadi
kurang bagus atau tidak jelas.
- Air harus mengisi ruang antara object glass dan cover glass; jika air tersebar ke
bagian lain dari object glass, kelebihan ini harus dikeringkan (misal dengan tisu)
dengan hati-hati.
- Jika objek sudah terdapat dalam bentuk suspense cairan, tetesan suspense dapat
digunakan tanpa harus meneteskan air terlebih dahulu pada permukaan object
glass.
Sumber: Hastuti, P. W. 2008. Tools and Techniques Basic Laboratory. Universitas Negeri
Yogyakarta: Yogyakarta
SALINOMETER
Salinometer menurut Hastuti (2008), adalah alat untuk mengukur salinitas dengan cara
mengukur kepadatan dari air yang akan dihitung salinitasnya. Bekerjanya berdasarkan daya
hantar listrik, semakin besar salinitas semakin besar pula daya hantar listriknya.
Cara penggunaan:
- Ambil air sampel menggunakan pipet tetes
- Teteskan pada sensor salinometer dan nyalakan salinometer
- Salinitas akan terbaca pada skalanya
Sumber: Hastuti, P. W. 2008. Tools and Techniques Basic Laboratory. Universitas Negeri
Yogyakarta: Yogyakarta
PLANKTON NET
Plankton net merupakan jaring dengan mesh size yang disesuaikan dengan plankton.
Penggunaan jaring plankton selain praktis juga sampel yang diperoleh cukup banyak. Jaring
plankton net biasa terbuat dari nilon, umumnya berbentuk kerucut dengan berbagai ukuran,
tetapi rata-rata panjang jaring adalah 4-5 kali diameter mulutnya. Jaring berfungsi untuk
menyaring air serta plakton yang berada didalamnya. Karena itu plankton yang tertangkap
sangat bergantung pada ukuran mesh size, maka ukuran mesh size yang digunakan harus
disesuaikan dengan jenis atau ukuran plankton yang akan diamati. Metode pengambilan
plankton dilakukan secara horizontal dan vertikal. Pengambilan horizontal ini dimaksudkan
untuk mengetahui sebaran plankton horizontal. Plankton net pada suatu titik di laut, ditarik kapal
menuju ke titik lain, pengambilan sampel seiring pergerakan kapal secara perlahan, plankton
net ditarik untuk jarak dan waktu tertentu. Sedangkan pengambilan secara vertikal merupakan
cara termudah untuk mengambil sampel dari seluruh kolom air. Ketika kapal berhenti, plankton
net diturunkan sampai ke kedalaman yang diinginkan dengan pemberat dibawahnya. Setelah
itu plankton net ditariknya keatas dengan kecepatan konstan (Romimohtarto dan Juwana,
2009).
Sumber: Romimohtarto, Kasijan dan Sri Juwana. 2009. Biologi Laut. Penerbit Djambatan:
Jakarta
BOTANI
Botani adalah Ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan dan peran tumbuhan bagi
kehidupan, klasifikasi dan tata nama tumbuhan. Ruang lingkup Botani sangat luas terutama
dalam kegiatan kehutanan, meliputi disiplin ilmu antara lain ilmu budidaya, morfologi, anatomi,
ekologi, taksonomi, genetika, palaebotani, fitogeografi, dan cabang ilmu sejenis lainnya (Kalima,
2013).
Sumber: Kalima, Titi. 2013. Sinergi Litbang Botani dan Anatomi Kayu. Puslitbang Konservasi
dan Rehabilitasi: Jakarta
DO METER
DO meter adalah alat untuk mengukur kadar oksigen dalam air. DO Meter adalah
singkatan dari "Dissolve Oxygen Meter". Nilai DO dalam air itu sangat tergantung pada jumlah
zat organik dalam air dan juga tergantung suhu air dimana semakin tinggi suhu air maka
semakin rendah nilai DO nya. Prinsip kerja dari alat DO meter ini adalah menggunakan
elektroda atau probe oksigen yang terdiri dari katoda dan anoda yang direndam dalam larutan
elektrolit. Pada alat DO meter, biasanya menggunakan katoda perak (Ag) dan anoda timbal
(Pb). Secara keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan membran plastik yang bersifat semi
permeable terhadap oksigen. Reaksi kimia yang akan terjadi pada elektroda tersebut adalah O2
+ 2H2O + 4eà 4 HO- pada katoda dan Pb + 2 HO- à PbO + H2O + 2e pada anoda. Aliran reaksi
yang terjadi tersebut tergantung dari aliran oksigen pada katoda. Difusi oksigen dari sampel ke
elektroda berbanding lurus terhadap konsentrasi oksigen terlarut (Hastuti, 2008).
Sumber: Hastuti, P. W. 2008. Tools and Techniques Basic Laboratory. Universitas Negeri
Yogyakarta: Yogyakarta
1.mikroskop 2.do meter 3.fito 4.cover glass 5.salinometer 6.salino 7.plankton net 8.ph meter
9.pipet