tiket masuk praktikum i
TRANSCRIPT
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
1/28
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM
STERILISASI DAN TEKNIK ASEPTIS
SERTA MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA
KELOMPOK 1
Ahmad Soni
0810910002
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
2/28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu bagian yang penting dalam mikrobiologi adalah pengetahuan
tentang cara-cara mematikan, menyingkirkan, dan menghambat pertumbuhan
mikroorganisme (Block, 2002). Cara yang digunakan untuk menghancurkan,
menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan menyingkirkan
mikroorganisme berbeda-beda tergantung spesies yang dihadapi. Selain itu
lingkungan dan tempat mikroba ini pun berbeda-beda misalnya dalam darah,
makanan, air, sampah, roil, dan tanah. Hal tersebut juga dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk menentukan cara untuk menghancurkan
mikroorganisme yang digunakan tergantung pada pengetahuan, keterampilan
dan tujuan dari yang melaksanakannya, sebab tiap situasi yang dihadapi
merupakan kenyataan-kenyataan dasar yang dapat menuntun pada cara atau
prosedur yang harus dilakukan (Levine, 2000).
Tindakan untuk membebaskan alat atau media dari mikroba adalah dengan
sterilisasi. Secara umum, sterilisasi dapat dilakukan dengan cara mekanik, fisik
dan kimia. Teknik aseptis dibutuhkan untuk mencegah ataupun mengurangi
kontaminasi yang tidak diinginkan. Mikroba memiliki karakteristik serta ciri
yang berbeda dalam persyaratan pertumbuhannya. Karakteristik persyaratan
pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacam-macamnya media
penunjang pertumbuhan mikroba. Dalam melakukan kegiatan tersebut
diperlukan keahlian dan keterampilan khusus. Hal inilah yang melatar belakangi
dilaksanakannya praktikum ini.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui berbagai cara sterilisasi
ruang kerja atau laboratorium dan peralatan serta cara pembuatan media
pertumbuhan mikroorganisme serta mengetahui jenis-jenis media serta cara
pembuatan dan sterilisasinya.
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
3/28
1.3 Manfaat
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa akan mempunyai keterampilan
dalam mensterilkan peralatan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
dunia kerja khususnya dalam laboratorium mikrobiologi.
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
4/28
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau
substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi
dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan
setempat oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida atau
betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra
atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh
sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi (Curtis, 1999).
Macam-macam sterilisasi (Machmud, 2008):
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik dan kimiawi.
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas,misal nya larutan enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung,
contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering
cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air
lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
Penyinaran dengan UV
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
5/28
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet
dengan disinari lampu UV
3. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara
lain alkohol.
Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan
dengan suhu yang cukup tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak
mikrobia dan aktivitas enzim. Sebagai hasilnya, bahan yang disterilkan akan
memiliki daya simpan lebih dari enam bulan pada suhu ruang. Contoh proses
sterilisasi adalah produk olahan dalam kaleng seperti kornet, sarden dan sebagainya.
Perkembangan teknologi prosesing yang memiliki tujuan mengurangi kerusakan
nutrien dan konponen sensoris dan juga mengurangi waktu prosesing menjadikan
teknik serilisasi terus dikembangkan. Lamanya waktu sterilisasi yang dibutuhkan
bahan dipengaruhi oleh: resistensi mikroorganisme dan enzim terhadap panas,
kondisi pemanasan, pH bahan, ukuran wadah atau kemasan yang disterilkan,
keadaan fisik bahan (Machmud, 2008).
Sterilisasi5dengan udara kering, alat yang umum dikenal adalah oven. Alat
ini dipakai untuk mensterilkan alat-alat gelas seperti erlenmeyer, petridish, tabunng
reaksi dan alat gelas lainnya. bahan-bahan seperti kapas, kain dan kertas dapat
disterilkan dengan alat ini. pada umunhya suhu yang digunakan pada sterilisasi
secara kering adalah 170 - 180 C selama palinng sedikit 2 jam. Lama isterilisasi
tergantung pada alat dan jumlahnya (Machmud, 2008).
Sterilisasi dengan uap air panas,bahan yang mengandung cairan tidak dapat
didterilkan dengan oven sehingga digunakan alat ini. alat ini disebut Arnold steam
sterilizer dengan suhu 1000Cdalam keadaan lembab. Secara sederhana dapat pula
digunakan dandang. Mula-mula bahan disterilkan pada suhu 1000C selama 30 menit
untuk membunuh sel-sel vegetatif mikrobia. kemudian disimpan pada suhu kamr 24
jam untuk memberi kesempatan spora tumbuh menjadi sel vegetatif, lalu
dipanaskan lagi 1000C 30 menit. dan diinkubasi lagi 24 jam dan disterilkan lagi,
jadi ada 3 kali sterilisasi. Banyak bakteri berspora belum mati dengan cara ini
sehingga dikembangkan cara berikutnya yaitu uap air bertekanan (Machmud,
2008).
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
6/28
Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan, alat ini disebut autoklaf
(autoclave) untuk steriliasasi ini alat dilengkapi dengan katup pengaman. Alat diisi
dengan air kemudian bahan dimasukkan. Panaskan sampai mendidih dan dari katup
pengaman kelaur uap air dengan lancara lalu ditutup. Suhu akan naik sampai 1210C
dan biarkan selama 15 menit (untuk industri pengalengan ada perhitungan
tersendiri), lalu biarkan dingin sampai tekanan normal dan klep pengaman dibuka,
cara ini akan mematikan spora dengan cara penetrasi panas ke dalam sel atau spora
sehingga lebih cepat. Cara mana yang dipilih tergantung bahan, biaya dan
ketersediaan alat,untuk bahan yang tidak tahan panas, maka cara diatas tidak dapat
dipakai (Machmud, 2008).
Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:
a. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang
dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan
berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara
panas, dipergunakan alat bejana/ruang panas (oven dengan temperatur 170o
180oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk
peralatan gelas).
b. Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan
alkohol, larutan formalin).
c. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan
tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan
saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan
seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba)
(Suriawiria, 2005).
Macam-macam sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik dan kimiawi.
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas,
misalnya larutan enzim dan antibiotik.
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
7/28
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
Pemanasan :
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung,
contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering
cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air
lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet
dengan disinari lampu UV
3. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara
lain alkohol.
Gambar 2.1 Desinfeksi meja kerja (Machmud, 2008)
Saran-saran kerja aseptis :
http://lh5.ggpht.com/_kFz4vOoppxQ/SSPmPGGlplI/AAAAAAAAAew/lVnyv57EqOg/clip_image002%5B2%5D.gif -
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
8/28
1. Sebelum membuka ruangan atau bagian steril di dalam tabung/cawan/erlenmeyer
sebaiknya bagian mulut (bagian yang memungkinkan kontaminan masuk)
dibakar/dilewatkan api terlebih dahulu.
2. Pinset, batang L, dll dapat disemprot dengan alkohol terlebih dahulu lalu dibakar.
3. Ujung jarum inokulum yang sudah dipijarkan harus ditunggu dingin dahulu atau
dapat ditempelkan tutup cawan bagian dalam untuk mempercepat transfer panas
yang terjadi.
4. Usahakan bagian alat yang diharapkan dalam kondisi steril didekatkan ke bagian
api.
5. Jika kerja di SafetyCabinettidak perlu memakai pembakar bunsen tetapi jika di
luar Safety Cabinet maka semakin banyak sumber api maka semakin terjamin
kondisi aseptisnya
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-
molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga
memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Machmud, 2008).
Bahan-bahan media pertumbuhan
1. Bahan dasar (Machmud, 2008):
air (H2O) sebagai pelarut
Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit
didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45 oC.
Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer
asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyakjenis mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar (Machmud, 2008).
Silicagel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga
sebagai pemadat media. Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi
mikroorganisme autotrof obligat.
2. Nutrisi atau zat makanan (Machmud, 2008):
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
9/28
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme
sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg dan
unsur pelikan/trace element.
Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik
atau anorganik esuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber
karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein dan asam organic.
Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen
lain. Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
3. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan
tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk
indikator perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme. Antibiotik
ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba non-target/kontaminan
(Machmud, 2008).
4. Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media (Machmud, 2008):
Agar, agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan
terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat
(gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat
media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya
harus diasuk dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi
yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
Peptone,peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti
otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai. Komposisinya
tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya.Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak,
limpa, plasenta dan daging sapi.
Yeastextract. Yeastextractterbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat
alcohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B
complex).
Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan
asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunkan
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
10/28
dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dll. Konsentrasi yang
ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.
Macam-Macam Media Pertumbuhan (Machmud, 2008):
1. Medium berdasarkan sifat fisik
Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah
dingin media menjadi padat
Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4%
sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid
dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh
media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya
bakteri yang tumbuh pada media NfB (NitrogenfreeBromthymolBlue) semisolid
akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini
cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk
mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media NitrateBroth, kondisi
anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini
juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media (Machmud, 2008).
Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah
NB (NutrientBroth), LB (LactoseBroth) (Machmud, 2008).
2. Medium berdasarkan komposisi
Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis
dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar
(Machmud, 2008).
Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui
secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar,
dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapatmengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya (Machmud,
2008).
Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak
dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya,
misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract
(Machmud, 2008).
3. Medium berdasarkan tujuan
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
11/28
Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan
mikroba, misalnyaNutrient Broth, Blood Agar (Machmud, 2008).
Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu
sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang
pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium
yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan
menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl
4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam
(Machmud, 2008).
Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk
pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum,
kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri
yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana
untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnyaBlood
Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll (Machmud, 2008).
Media untuk peremajaan kultur
Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur
(Machmud, 2008).
Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme
suatu mikroba. Contohnya adalah Kosers Citratemedium, yang digunakan untuk
menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon(Machmud, 2008).
Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu
mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya
perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar
(Madigan, 2003).
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
12/28
Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya
berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA
(Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk,
warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni (Machmud,
2008).
Salah satu teknik dasar dalam analisa mikrobiologi adalah teknik transfer
aseptis (suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau mentransfer kultur
bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi
oleh mikroba lain ke dalam kultur). Teknik ini sangat esensial dan kunci
keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak
melakukan analisis mikrobiologi. Pengambilan sampel harus dilakukan secara
statistik agar tidak bias, jadi secara acak (random sampling). Selain itu, digunakan
teknik aseptis selama pengambilan sampel agar tidak terjadi pencemaran. Alat-alat
yang digunakan harus steril. Bahan makanan cair diambil dengan pipet steril,
makanan padat menggunakan pisau, garpu, sendok atau penjepit yang steril
(Rachdie, 2006).
Teknik transfer aseptis adalah suatu metode atau teknik di dalam
memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain
secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur.
Teknik transfer aseptis ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur
mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis
mikrobiologi (Pelczar, M. J., Chan, 2007).
Ada beberapa aturan yang harus diketahui dan dipenuhi di dalam teknik
transfer aseptis ini, sebagaimana terangkum dalam tabel di bawah (Rachdie,2006) :
Tabel 1: Aturan Teknik Transfer Aseptis
Sebelum Pelaksanaan :
- Singkirkan semua barang yang tidak diperlukan dari meja dan ruang kerja
- Kenakan pakaian atau jas laboratorium yang bersih dan higinis sebelum
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
13/28
masuk ke dalam laboratorium
- Dianjurkan untuk mengenakan masker yang bersih dan higinis
- Kenakan penutup rambut yang bersih dan higinis
- Jangan sekali-kali meletakkan tabung dan peralatan laboratorium lainnya di
luar laboratorium
Sebelum dan Setelah Pelaksanaan :
- Cuci tangan anda dengan bersih dan gunakan antiseptis
- Sanitasi dan desinfeksi ruang kerja (laboratorium dan sekitarnya) dengan
desinfektan yang memadai, termasuk Laminar Air Flow dan Inkubator
- Sterilisasi semua alat dan bahan sebelum digunakan
Ketika Pelaksanaan Kultur :
- Jangan berbicara
- Bekerjalah di dekat api (pembakar bunsen) dan di dalam Laminar Air Flow
- Bukalah tabung atau cawan di atas api dan jauhkan dari hidung dan mulut
anda
- Usahakan jangan meletakkan tutup (kapas penutup) tabung reaksi di atas
lantai/alas meja atau laminar
- Miringkan tutup cawan petri yang akan dibuka sebagai penghalang antara
kultur dengan mulut dan hidung anda
- Jangan buka tutup cawan petri terlalu lebar dan terlalu lama
- Bekerjalah dengan cepat
Setelah Pelaksanaan :
- Segera tutup semua tabung atau cawan yang masih terbuka
- Singkirkan segera semua peralatan atau bahan sisa yang sudah tidak
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
14/28
digunakan lagi
- Bersihkan dan keringkan segera tumpahan-tumpahan media yang ada
- Sanitasi dan desinfeksi ulang ruang kerja (laboratorium anda)
- Lepas pakaian kerja dan jas laboratorium anda sebelum meninggalkan ruang
kerja anda
Di dalam teknik transfer aseptis ada beberapa teknik yang perlu difahami,
yaitu :
1) Inoculating(inokulasi)dengan jarum ose
2) Pipetting(mentransfer dengan pipet)
3) Alcohol Flamming (mentransfer dengan forsep yang dibakar dengan
alkohol)
a) Inoculatingdengan jarum ose
a) Bakar jarum ose dari bagian pangkal dalam terus hingga ke bagian lup (ujung)
sampai berpijar merah.
b) Biarkan selama beberapa detik sampai pijar menghilang, kemudian segera ambil
tabung reaksi yang berisi kultur bakteri, buka penutupnya dengan ketiga jari tengah,
manis dan kelingking sedangkan jari telunjuk dan ibu jari memegang jarum ose.
c) Bakar bibir tabung reaksi dengan cara memutar tabung sehingga semua bagian
bibir tabung terkena api.
d) Segera masukkan jarum ose ke dalam tabung reaksi, lalu segera keluarkan.
Usahakan ketika memasukkan jarum ose jangan sampai menyentuh dinding tabung
dan lakukan di dekat pembakar bunsen.
e) Bakar kembali bibir tabung reaksi dan segera tutup. Ingat, jarum ose jangan
dibakar kembali karena akan membunuh bakteri yang akan diinokulasikan.
f) Ambil tabung reaksi lainnya yang akan diinokulasi, buka tutupnya dengan cara
yang sama dengan cara (b) dan bakar bibirnya dengan cara yang sama dengan cara
g) Segera masukkan jarum ose ke dalam tabung tadi sebagaimana cara (d).
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
15/28
h) Bakar bibir tabung reaksi dan tutup sebagaimana cara.
i) Bakar kembali jarum ose sebagaimana cara (a).
j) Lakukan kembali dengan cara yang sama apabila diperlukan dilusi atau
pengenceran.
b) Pipetting
a) Ambil pipet yang telah steril, buka pembungkusnya dan pasang katup karetnya.
b) Bakar ujungnya dibakar atas bunsen selama beberapa detik. Jangan terlalu lama
karena dapat merusak ujung pipet.
c) Ambil tabung reaksi yang berisi kultur bakteri, buka penutupnya dengan kedua
jari manis dan kelingking sedangkan jari telunjuk, jari tengah dan ibu jari memegang
pipet.
e) Segera masukkan pipet ke dalam tabung reaksi, tekan katup karet penghisap
tombol [S] (lihat gambar di bawah) lalu segera keluarkan. Usahakan ketika
memasukkan pipe t jangan sampai menyentuh dinding tabung dan lakukan di dekat
pembakar bunsen.
f) Bakar kembali bibir tabung reaksi dan segera tutup.
g) Ambil tabung reaksi lainnya yang akan diinokulasi, buka tutupnya dengan cara
yang sama dengan cara (b) dan bakar bibirnya dengan cara yang sama dengan cara.
h) Segera masukkan pipet ke dalam tabung tadi, kemudian keluarkan cairan yang
telah diinokulasi dari pipet dengan menekan tombol [E].
i) Bakar bibir tabung reaksi dan tutup sebagaimana cara.
j) Pindahkan pipet dan ganti dengan pipet baru apabila akan melakukan pipetting
kembali.
k) Lakukan kembali dengan cara yang sama apabila diperlukan dilusi atau
pengenceran.
c)Alcohol Flamming
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
16/28
Biasanya digunakan untuk meletakkan kertas cakram atau instrumen lain
ke dalam cawan petri yang berisi media.
a) Ambil forsep, celupkan ujungnya ke dalam alkohol, lalu segera bakar ujungnya di
atas bunsen selama beberapa detik secara mendatar. Ingat, jangan miring
sebagaimana gambar di bawah.
b) Ambil kertas cakram steril atau instrumen lainnya dengan forsep tadi.
c) Ambil tabung reaksi yang berisi zat antimikrobial, celupkan kertas cakram tadi ke
dalam cairan di dalam tabung reaksi.
d) Ambil cawan petri yang telah berisi biakan bakteri di dalam agar, buka
penutupnya dengan cara memiringkan beberapa derajat hingga hanya pada satu sisi
bagian saja yang terbuka. Ingat jangan terlalu lebar membukanya atau me mbuka
seluruh tutupnya dari cawan.
f) Segera masukkan kertas cakram steril atau instrumen lainnya dengan forsep secara
hati-hati agar tidak merusak permukaan agar. Lakukan di dekat pembakar bunsen.
g) Segera tutup dan bakar kembali bibir cawan.
h) Lakukan kembali dengan cara yang sama apabila diperlukan.
(Rachdie., 2006)
Teknik aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari
kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptis
digunakan sepanjang kegiatan berlangsung baik alat, bahan, lingkungan sekitar
maupun praktikannya, untuk alat dan bahan praktikum dapat diterapkan metode
sterilitas. Penguasaan teknik aseptic ini sangat diperlukan dalam keberhasilan
laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode permulaanyang dipelajari oleh ahli mikrobiologi (Oram, 2001).
Sementara itu menurut Pelczar & Chan (2007) teknik aseptis sangat penting
dalam pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan ketelitian dan keakuratan
disamping kesterilan yang harus selalu dijaga agar terbebas dari kontaminan yang
dapat mencemari. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan komplek.
Beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam
bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sekali bersin
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
17/28
terdapat beribu-ribu mikroorganisme sehingga diperlukan teknik yang dapat
meminimalisirnya seperti pengisolasian.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum mikrobiologi umum dengan judul Sterilisasi dan Teknik Aseptis
serta Medium Pertumbuhan Mikroba dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 25
Maret 2010, pukul 13.00-16.35 WIB dan bertempat di Laboratorium Mikrobiologi,
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Brawijaya, Malang.
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Sterilisasi dengan Pembakaran
Lampu Bunsen dinyalakan dan nyala apinya diatur hingga maksimal. Jarum
ose diambil dan dilakukan pembakaran dengan api bunsen mulai dari bagian
pangkal hingga bagian ujung kawat jarum ose. Pembakaran dilakukan hingga jarum
merah membara. Jarum ose yang dibakar dibiarkan beberapa saat hingga dingin.
Jarum ose siap digunakan untuk menginokulasi mikroba.
3.2.2 Sterilisasi dengan Panas Kering
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
18/28
Cawan petri ditangkupkan bagian bawah dan tutupnya. Kemudian cawan
dibungkus dengan kertas bungkus dan disusun sebanyak 5-10 buah, serta ditali
menggunakan benang kasur. Tabung reaksi yang telah ditutup kapas diambil,
kemudian 5-10 tabung diikat menjadi satu, dan dibungkus dengan kertas, serta
diikat kembali. Pipet ukur bagian atasnya disumbat dengan kapas (agak longgar),
kemudian dibungkus dengan kertas, dan diikat dengan benang kasur. Semua alat
tersebut dimasukkan dalam oven. Oven dinyalakan pada suhu 175C dan semua alat
disterilisasi selama 2 jam. Selanjutnya peralatan didinginkan dan siap digunakan.
3.2.3 Sterilisasi dengan Panas Basah Bertekanan Tinggi (Autoklaf)
Tabung Reaksi berisi PDA atau NA ditutup dengan kapas, diikat beberapa
tabung menjadi satu, dan bagian tutupnya dibungkus dengan kertas payung. Tabung
disisakan satu buah untuk tidak disterilkan. Autoklaf diisi dengan aquades sampai
batas permukaan air di bawah angsang. Autoklaf disambungkan pada sumber
tegangan dan dinyalakan. dimasukkan ke dalam angsang autoklaf. Autoklaf ditutup
dan penutupnya dikencangkan. Suhu, tekanan, dan waktu pada autoklaf diatur
sesuai dengan keperluan sterilisasi (pada umumnya 121C, 1 atm, 15 menit). Tanda
digital pada autoklaf akan menyala saat sterilisasi dan akan menunjukkan complete
apabila sterilisasi berakhir secara otomatis. Tutup autoklaf dibuka apabila suhu
telah turun sekitar 60C dan tekanan 0. Media yang telah steril diambil, untuk
media agar dengan kemiringan 30, sedangkan media dalam erlemeyer sebelum
dituang didinginkan hingga 45 terlebih dahulu.
3.2.4 Pasteurisasi
Bahan yang tidak tahan panas dilakukan pasteurisasi pada suhu 70-80C
selama 15- 20 menit
6.... 3.2.5 Pembuatan Media Nutrien Cair (NB)
500g daging sapi tanpa lemak dicuci bersih dan dipotong kecil-kecil.
Dimasak dalam 1000 ml akuades dan dibiarkan mendidih selama 25 menit.
Disaring kaldu yang diperoleh dengan kapas atau kain kasa. Dilarutkan pepton ke
dalam air kaldu hingga rata dan diatur media pada pH 7. Dimasukkan media yang
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
19/28
telah siap ke dalam tabung reaksi atau Erlenmeyer sesuai penggunaannya.
Disumbat dengan kapas tabung dan Erlenmeyer tersebut dan sumbat kapas tidak
boleh terlalu padat atau terlalu longgar. Dibungkus bagian tutupnya dengan kertas
dan diikat dengan benang kasur. Disterilisasi dalam Autoklaf dengan suhu 121C,
tekanan 1 atm, selama 15 menit.
3.2.6 Pembuatan Media Agar Nutrient (NA) Konvensional
Air Kaldu 1000 ml dicampur dengan pepton hingga homogen dan diatur
pada pH 7. Ditambah agar dan dipanaskan hingga mendididh, serta diaduk terus
menerus hingga semua agar larut. Dimasukkan dalam tabung reaksi. Dikondisikan
tegak (10ml) atau miring (4-6ml) dalam tabung reaksi. Disumbat kapas tabung
reaksi, dan disterilisasi dalam Autoklaf pada suhu 121C, tekanan 1 atm, selama 15
menit. Pada agar miring , tabung reaksi dimiringkan hingga agar beku, dan
kemiringan diatur dengan batas bawah kemiringan media sekitar 1 cm dari dasar
tabung dan tidak melebihi tinggi tabung reaksi ukuran 15 cm.
3.2.7 Pembuatan Media Agar Nutrient (NA) Instant
23g NA serbuk dilarutkan dalam 1 liter akuades dan didihkan. Kemudian,larutan tersebut dituang dalam tabung reaksi. Selanjutnya dilakukan sterilisasi
menggunakan autoklaf.
3.2.8 Pembuatan Media Potato Dextrose Agar (PDA) Konvensional
Kentang 200 g dikupas, dicuci bersih, dan dipotong kecil-kecil. Direbus
dalam I L aquades, volume dijaga agar tetap konstan dengan penambahan aquades.
Ekstrak kentang disaring dengan kapas dan kertas saring. Diatur pada pH 6-6,5 dan
ditambahakan agar dan dekstrosa. Dipanaskan hingga mendidih dan semua agar
larut. Dimasukkan dalam tabung reaksi. Disterilisasi dalam Autoklaf pada suhu
121C, teksnsn 1 atm, selama 15 menit.
3.2.9 Pembuatan Media Potato Dextrose Agar (PDA) Instant
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
20/28
39g PDA Serbuk dilarutkan dalam 1 liter akuades dan didihkan. Kemudian,
larutan tersebut dituang dalam tabung reaksi. Selanjutnya dilakukan sterilisasi
menggunakan autoklaf.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Prosedur
4.1.1. Pembuatan Media
4.1.1.1. Media Agar Nutrient ( Nutrien Agar / NA)
Nutrien agar bubuk dilarutkan sebanyak 23 gram dalam 1000 ml akuades,
dipanaskan dengan penangas air hingga mendidih, diaduk terus hingga semua larut.
Pemanasan dengan penangas air agar serbuk nutrient agar cepat larut dengan
adanya panas yang dihasilkan dari penangas dan pengadukan dilakukan agar
larutnya serbuk agar merata dan tidak terjadi gumpalan ataupu larutan agar menjadihangus. Kemudian media dalam keadaan cair dimasukkan tabung reaksi, dibuat
media tegak dan miring. Pemasukan agar pada tabung dalam keadaan cair bertujuan
agar larutan agar yang dimasukkan belum mulai mengenyal, dapat menempati
wadah dan terbentuk agar yang baik. Tabung disumbat dengan kapas, hal ini
dilakukan agar media yang di dalam tabung tidak terkontaminasi oleh mikroba.
Lalu, disterilkan dengan autoklaf pada suhu 1210 C, tekanan 1 atm selama 15
menit. Pensterilan media agar ini dilakukan untuk membunuh mikroba yang
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
21/28
berpotensi untuk mengkontaminasi. Agar miring, setelah disterilkan dimiringkan
hingga beku. Kemiringan diatur dengan batas bawah kemiringan media 1 cm dari
dasar tabung dan batas atas tidak lebih dari tinggi tabung reaksi. Kemiringan
diatur untuk mempermudah pengkulturan mikroba, tapi tidak boleh terlalu
mendekati mulut tabung untuk meminimalisir kontaminasi mikroba yang tidak
diinginkan. Agar siap digunakan.
Metode di atas menggunakan serbuk agar. Untuk pembuatan agar nutrient
dengan cara konvensional adalah menambahkan komponen (agar 12g, pepton 5g,
ekstrak daging 500 g) ditambahkan pada 1 L akuades, dicampur dengan diaduk dan
dipanaskan. pembuatan agar ini dilakukan dengan pH 7,0 0,2 pada 25 C. Setelah
larut, dimasukkan ke dalam tabung selama cair, disterilkan dengan dimasukkan
autoklaf selama 15 menit pada 15 psi dengan suhu 121 0C. dituangkan pada cawan
petri yang steril.
4.1.1.2 Media Agar Kentang Dekstrosa ( Potato Dextrose Agar / PDA )
Agar kentang dekstrosa bubuk dilarutkan sebanyak 23 gram dalam 1000 ml
akuades, dipanaskan dengan penangas air hingga mendidih, diaduk terus hingga
semua larut. Pemanasan dengan penangas air agar serbuk agar kentang dekstrosa
cepat larut dengan adanya panas yang dihasilkan dari penangas dan pengadukan
dilakukan agar larutnya serbuk agar merata dan tidak terjadi gumpalan ataupu
larutan agar menjadi hangus. Kemudian media dalam keadaan cair dimasukkan
tabung reaksi, dibuat media tegak dan miring. Pemasukan agar pada tabung dalam
keadaan cair bertujuan agar larutan agar yang dimasukkan belum mulai mengenyal,
dapat menempati wadah dan terbentuk agar yang baik. Tabung disumbat dengan
kapas, hal ini dilakukan agar media yang di dalam tabung tidak terkontaminasi oleh
mikroba. Lalu, disterilkan dengan autoklaf pada suhu 1210 C, tekanan 1 atm selama
15 menit. Pensterilan media agar ini dilakukan untuk membunuh mikroba yang
berpotensi untuk mengkontaminasi. Agar miring, setelah disterilkan dimiringkan
hingga beku. Kemiringan diatur dengan batas bawah kemiringan media 1 cm dari
dasar tabung dan batas atas tidak lebih dari tinggi tabung reaksi. Kemiringan
diatur untuk mempermudah pengkulturan mikroba, tapi tidak boleh terlalu
mendekati mulut tabung untuk meminimalisir kontaminasi mikroba yang tidak
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
22/28
diinginkan. Agar siap digunakan. Metode tersebut menggunakan serbuk agar. Dan
untuk pembuatan agar kentang dekstrosa dengan cara konvensional adalah
menambahkan komponen (Kentang infusi 4,0g (pemasukan dari 200 g kentang), D
(+) glukosa 20.0g, agar-agar 15.0g) ditambahkan pada 1 L akuades, dicampur
dengan diaduk dan dipanaskan. pembuatan agar ini dilakukan dengan pH 5.6 0,2
pada 25 C. Setelah larut, dimasukkan ke dalam tabung selama cair, disterilkan
dengan dimasukkan autoklaf selama 15 menit pada 15 psi dengan suhu 121 0C.
dituangkan pada cawan petri yang steril.
4.1.2 Sterilisasi
4.1.2.1 Sterilisasi Dengan Filtrasi
Alat filtrasi dan botol filtrasi disterilkan terlebih dahulu dan kemudian
rangkai dengan pompa vakum, agar alat dapat digunakan. Selanjutnya membran
filter diletakkan secara aseptis dengan menggunakan pinset steril pada dasar
penopang filter. Bahan yang difiltrasi dituang, kemudian pompa vakum dihidupkan.
Selanjutnya filter yang telah tertampung di dalam botol penampung siap digunakan
untuk perlakuan selanjutnya. Sterilisai dengan filtrasi menggunakan suatu saringan
yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba
tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang
peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotic (Indra, 2008).
4.1.2.2 Sterilisasi Dengan Pembakaran
Lampu Bunsen dinyalakan dan diatur nyala apinya secara maksimal,
kemudian dilakukan pembakaran pada jarum ose dari bagian pangkal menuju ujung
kawat jarum ose (pembakaran dilakukan hingga kawat merah membara), agar panas
pada ujung jarum ose terjadi secara kontinu. Selanjutnya jarum ose dibiarkan dingin
dan siap digunakan untuk mengambil/menginokulasi mikrobia, agar saat
mengambil mikroba, mikroba tidak mati. Sterilisasi dengan lampu bunsen
merupakan pem,bakaran secara langsung menggunakan api (Indra, 2008).
4.1.2.3 Sterilisasi Dengan Panas Kering
Cawan petri bagian bawah dan tutupnya ditangkupkan, kemudian bungkus
dengan kertas bungkus dan susun cawan petri (5-10 buah) dan ditali dengan benang
kasur, agar saat pengaturan lebih mudah. Tabung reaksi diambil dan masing-masing
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
23/28
ditutup dengan kapas, beberapa tabung (5-10 buah) diikat menjadi satu dan
dibungkus kertas yang kemudian diikat dengan benang kasur. Semua alat
dimasukkan ke dalam oven, oven dinyalakan pada suhu 175C (agar peralatan
benar-benar menjadi steril) dan setelah suhu tercapai, sterilisasi dilakukan selama 2
jam. Setelah sterilisasi selesai peralatan didinginkan dan pada hari berikutnya
peralatan dapat digunakan. Sterilisasi dengan oven dilakukan kira-kira 60-1800C,
sterilisasi panas kering ini digunakan untuk alat yang terbuat dari kaca (Indra,
2008).
4.1.2.4 Sterilisasi Dengan Panas Basah Bertekanan Tinggi (autoklaf)
Tutup tabung reaksi yang berisi media PDA atau NA dengan kapas,
beberapa tabung diikat menjadi satu dan bagian tutupnya dibungkus dengan kertas
paying (agar mudah dalam penataannya), sisakan satu tabung berisi media namun
tidak disterilkan. Autoklaf diisi dengan akuades sampai permukaan air dibawah
ansang/keranjang autoklaf dan sambungkan autoklaf dengan sumber listrik dan
nyalakan autoklaf. Tabung reaksi berisi media dimasukkan ke dalam
ansang/keranjang autoklaf, kemudian tutup autoklaf dan kencangkan penutupnya
dengan kuat. Suhu, tekanan dan waktu yang diperlukan untuk sterilisasi diatur,
umumnya 127C, 1 atm selama 15 menit. Tanda digital pada autoklaf menunjukkan
proses selama sterilisasi berlangsung dan akan berakhir secara otomatis. Saat akan
membuka tutup autoklaf, pastikan suhu telah turun sekitar 60C dan tekanan sudah
nol, agar saat pengambilan, peralatan telah benar-benar siap untuk di ambil. Tutup
autoklaf dibuka dan ambil media yang telah disterilkan, untuk media agar miring
memerlukan serbet sebagai alasnya dan miringkan tabung hingga 30 dan untuk
Erlenmeyer, sebelum dituang, ditunggu hingga suhu menjadi 45C. Sterilisasi
dengan menggunakan autoklaf merupakan sterilisasi menggunakan uap air panasbertekanan (Indra, 2008).
4.1.2.5 Pasteurisasi
Dilakukan untuk bahan-bahan tidak tahan panas dan dapat mengalami
kerusakan pada suhu tinggi. Pasteurisasi dilakukan pada suhu 70-80C selama 15-
20 menit. Pasteurisasi ini akan berakibat buruk (rusak) untuk medium atau bahan
yang tidak tahan panas (Indra, 2008).
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
24/28
4.2 Analisis Hasil
Sterilisasi dan teknik aseptis sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi
yang memerlukan ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu
dijaga agar terbebas dari kontaminan yang dapat mencemari. Populasi mikroba di
alam sekitar kita sangat besar dan komplek. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba
biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran
pencernaan, dan kulit. Sekali bersin terdapat beribu-ribu mikroorganisme sehingga
diperlukan teknik yang dapat meminimalisirnya seperti pengisolasian (Pelczar, M.
J., Chan, 2007).
Kegunaan dari nutrient agar adalah untuk kultivasi dan perawatan sebagian
besar dari mikroorganisme. Komposisi dari nutrient agar adalah agar sebanyak 15
gram, pepton sebanyak 5 gram, NaCl sebanyak 5 gram, ekstrak yeast sebanyak 2
gram dan ekstrak kaldu sebanyak 1 gram. Potato dextrose agar adalah untuk
kultivasi dan perawatan sebagian besar dari jamur. Komposisi dari potato dextrose
agar adalah kentang sebanyak 300 gram, glukosa sebanyak 20 gram dan agar
sebanyak 15 gram. Kegunaan dari Yeast Malt Extract Agar (YMEA) adalah untuk
kultivasi dari jamur, termasuk yeast dan mikroorganisme dari aciduric, seperti
spesies Actinoplanes, spesies Streptomyces, spesies Streptoverticillium dan spesies
Nocardia. Komposisi dari Yeast Malt Extract Agar (YMEA) adalah agar sebanyak
20 gram, glukosa sebanyak 10 gram, peptone sebanyak 5 gram, ekstrak yeast
sebanyak 3 gram dan ekstrak malt sebanyak 3 gram. Sedangkan garam fisiologi
digunakan untuk menjaga fungsi fisiologis dari media agar bakteri yang ingin
dibiakkan tidak rusak dan terjaga kondisinya. Pembuatan garam fisiologi dengan
melarutkan NaCl ke aquades dan diaduk merata tanpa direbus (Atlas, 1946).Nutrisi yang diperlukan oleh bakteri, kapang atau yeast adalah unsur-unsur
berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg, Ca, Na, S, K
dan unsur pelikan/trace element. Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh
berupa senyawa organik atau anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad
heterotrof memerlukan sumber karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak,
protein, asam organik dan vitamin. Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
25/28
atau senyawa bernitrogen lain. Sejumlah mikroba bahkan dapat menggunakan
sumber N anorganik seperti urea untuk metabolismenya (Indra, 2008).
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
26/28
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yagn
mudah rusak jika terkena panas atu mudah menguap (volatile). Teknik aseptis
pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan ketelitian dan keakuratan disamping
kesterilan yang harus selalu dijaga agar terbebas dari kontaminan yang dapat
mencemari. Sedangkan, keduanya diperlukan untuk ketelitian , keakuratan dan
kesterilan dari kontaminan dari suatu perlakuan. Media pertumbuhan
mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan
(nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Macam-macam
media berdasarkan sifat fisik dibagi tiga, yaitu medium padat, setengah padat dan
cair. Menurut komposisinya dibagi menjadi tiga, yaitu medium sintesis, semi
sintesis dan non sintesis. Menurut tujuannya dibagi menjadi tujuh, yaitu media
untuk isolasi, media penghambat, media diperkaya, media untuk peremajaan kultur,
media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik, media untuk karakterisasi
bakteri dan media diferensial. Nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme adalah
unsur-unsur berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg,
Ca, Na, S, K dan unsur pelikan/trace element. Sumber karbon berupa senyawa
organik atau, lemak, protein, asam organik dan vitamin.
5.2 Saran
Hendaknya para praktikan sangat berhati-hati dalam melakukan sterilisasi,
teknik aseptis dan cara pembuatan media pertumbuhan mikroba agar tidak terjadikontaminasi. Sebaiknya para praktikan memakai masker untuk meminimalisir
terjadinya kontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA
-
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
27/28
Atlas,R.M.1946.Handbook Of Microbiological Media 3th Edition.CRC Press:
AmerikaCurtis, Helena, Barnes, N. Sue. 1999. Biology 5th edition. Worth Publisher Inc.
New York
Indra.2008.Media Pertumbuhan. http://ekmonsaurus.com/data/media.PDF. Diakses
pada tanggal 8 April 2010
Machmud, M. 2008. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba. Balai
Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor.
http://anekaplanta.wordpress.com/2008 /03/02/teknik-penyimpanan-dan-
pemeliharaan-mikroba/. Diakses pada tanggal 8 April 2010
Madigan, M.T.2003.Brock Biology Of Microorganism. Pearson Education, Inc:
Amerika
Oram, R.F. S., Paul. J. Hummer, Jr.2001. Biology Living System. Glencoe Division
Mc Millan Company. Waterville.
Pelczar, M. J., Chan, E.C.S. 2007. Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book
Company. New York.
Rachdie. 2006. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba. http://rachdie
.blogsome.com/2006/10/14/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-
mikroba/. Diakses pada tanggal 8 April 2010
Jawab pertanyaan:
http://ekmonsaurus.com/data/media.PDFhttp://anekaplanta.wordpress.com/2008%20/03/02/teknik-penyimpanan-dan-pemeliharaan-mikroba/http://anekaplanta.wordpress.com/2008%20/03/02/teknik-penyimpanan-dan-pemeliharaan-mikroba/http://ekmonsaurus.com/data/media.PDFhttp://anekaplanta.wordpress.com/2008%20/03/02/teknik-penyimpanan-dan-pemeliharaan-mikroba/http://anekaplanta.wordpress.com/2008%20/03/02/teknik-penyimpanan-dan-pemeliharaan-mikroba/ -
8/2/2019 Tiket Masuk Praktikum i
28/28
(sterilisasi, teknik aseptis)
1. Agar bakteri dapat tersaring dan tidak ikut terbuang.
2. Agar sisa-sisa mikroba dapat terbakar semua (jarum ose menjadi benar-
benar steril).
3. Karena pada oven selain melakukan sterilisasi juga melakukan pengeringan
setelah peralatan dimasukkan di autoklaf.
4. Karena pada pasteurisasi akan dilakukan untuk bahan-bahan tidak tahan
panas dan dapat mengalami kerusakan pada suhu tinggi.
(media pertumbuhan mikroba)
1. Agar media yang akan dihasilkan benar-benar memiliki kepadatan yang
tepat untuk suatu mikroorganisme (tidak terlalu padat atau encer).
2. Karena jika tidak sesuai, saat memiringkannya media akan terlalu dekat
dengan jauh atau dekat dengan tepi tabung.
3. Agar jamur yang terdapat dalam media PDA tersebut dapat terjaga
kelembapannya dan lingkungan yang sesuainya.
4. a.untuk membuat media nutrient cair
b.untuk komposisi pembuatan media dari media agar nutrient dan media
nutrient cair.
c.untuk komposisi pembuatan media PDA.
d.untuk komposisi utama pembuatan media agar.
e.digunakan sebagai pelarut untuk pembuatan media.