tian tugas psda

14
Lampiran : Pencemaran Teluk Jakarta Posted by enzim31 March 6, 2012 Republika Sabtu, 29 Mei 2004 Pencemaran Teluk Jakarta Oleh : Tridoyo Kusumastanto# Pasca kematian massal ikan di Teluk Jakarta, publik telah disuguhi berbagai macam analisis kemungkinan penyebabnya, mulai dari dugaan adanya industri yang nakal dengan menggelontorkan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dalam kuantitas besar, hingga akibat adanya fenomena Red tide (blooming/pertumbuhan pesat) fitoplankton di perairan. Namun pada 21 Mei 2004, pemerintah melalui konferensi pers menyatakan bahwa penyebab terjadinya kematian massal ikan di Teluk Jakarta ini adalah akibat ulah fitoplankton yang mengalami blooming. Kelimpahan fitoplankton saat itu mencapai kelimpahan 245,52 juta individu/liter mengakibatkan terjadinya deplesi oksigen di perairan, sehingga ikan mati karena kekurangan oksigen. Ditekankan pula bahwa matinya ikan bukan karena keracunan fitoplankton yang menghasilkan racun (toksin). Kesimpulan lainnya menyebutkan bahwa kandungan logam berat (Pb, Hg, dan Cd) yang terdapat dalam daging ikan masih berada dalam ambang baku mutu yang diperbolehkan untuk dikonsumsi manusia. Dengan keterangan pers tersebut bukan berarti masalah pencemaran Teluk Jakarta selesai karena kematian ikan tersebut baru pada bagian puncak gunung es. Permasalahan sebenarnya jauh lebih besar yang belum muncul ke permukaan dan seluruh stakeholder harus menyelesaikan tugas masing- masing termasuk para pencemar lingkungan laut yang menggelontorkan limbah khususnya limbah B3 ke Teluk Jakarta, kalau tidak maka petaka yang lebih besar bisa terjadi. Hasil penelitian Dr Ario Damar, Dr Tri Prartono, Dr Etty Riani, Dr Hefni Effendi, dan Ir Zulhamsyah Imran — peneliti PKSPL-IPB dan Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB yang diketuai Prof Dr Tridoyo Kusumastanto — menunjukkan terdapat berbagai faktor yang perlu segera ada langkah konkret dalam rangka penanganan komprehensif pencemaran Teluk Jakarta.

Upload: cristian-vatamorgana

Post on 02-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tian Tugas PSDA

Lampiran :Pencemaran Teluk Jakarta

Posted by enzim31March 6, 2012

RepublikaSabtu, 29 Mei 2004

Pencemaran Teluk JakartaOleh : Tridoyo Kusumastanto#

Pasca kematian massal ikan di Teluk Jakarta, publik telah disuguhi berbagai macam analisis kemungkinan penyebabnya, mulai dari dugaan adanya industri yang nakal dengan menggelontorkan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dalam kuantitas besar, hingga akibat adanya fenomena Red tide (blooming/pertumbuhan pesat) fitoplankton di perairan.Namun pada 21 Mei 2004, pemerintah melalui konferensi pers menyatakan bahwa penyebab terjadinya kematian massal ikan di Teluk Jakarta ini adalah akibat ulah fitoplankton yang mengalami blooming. Kelimpahan fitoplankton saat itu mencapai kelimpahan 245,52 juta individu/liter mengakibatkan terjadinya deplesi oksigen di perairan, sehingga ikan mati karena kekurangan oksigen.Ditekankan pula bahwa matinya ikan bukan karena keracunan fitoplankton yang menghasilkan racun (toksin). Kesimpulan lainnya menyebutkan bahwa kandungan logam berat (Pb, Hg, dan Cd) yang terdapat dalam daging ikan masih berada dalam ambang baku mutu yang diperbolehkan untuk dikonsumsi manusia. Dengan keterangan pers tersebut bukan berarti masalah pencemaran Teluk Jakarta selesai karena kematian ikan tersebut baru pada bagian puncak gunung es. Permasalahan sebenarnya jauh lebih besar yang belum muncul ke permukaan dan seluruh stakeholder harus menyelesaikan tugas masing-masing termasuk para pencemar lingkungan laut yang menggelontorkan limbah khususnya limbah B3 ke Teluk Jakarta, kalau tidak maka petaka yang lebih besar bisa terjadi.

Hasil penelitian Dr Ario Damar, Dr Tri Prartono, Dr Etty Riani, Dr Hefni Effendi, dan Ir Zulhamsyah Imran — peneliti PKSPL-IPB dan Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB yang diketuai Prof Dr Tridoyo Kusumastanto — menunjukkan terdapat berbagai faktor yang perlu segera ada langkah konkret dalam rangka penanganan komprehensif pencemaran Teluk Jakarta.

Blooming fitoplankton atau limbah? Dalam upaya untuk mencari dugaan terhadap faktor penyebab kematian massal ikan ini, tim PKSPL-IPB pada tanggal 13 Mei 2004 telah melakukan pengambilan sampel plankton, ikan, dan air dekat dasar perairan teluk (jarak dari pantai sekitar 1 km dengan kedalaman 1,5 – 2,0 m) di lokasi-lokasi yang mengalami kematian massal biota air (Ancol dan Dadap). Berikut ini dipaparkan hasil penelitian Tim PKSPL-IPB: Pertama, berdasarkan hasil analisis komunitas fitoplankton di Ancol, Dadap, dan Muara Baru, pada saat tersebut tidak dijumpai adanya indikasi blooming fitoplankton, walaupun telah ditemukan komunitas fitoplankton dominan yaitu: Lauderia sp. (6.800-43.480 individu/liter), Chaetoceros sp. (15.820-135.640 ind/l), dan Skeletonema costatum (0-36.860 ind/l), yang merupakan fitoplankton dari kelompok Diatom dan bukan penghasil toksin (racun). Di samping itu juga ditemukan jenis fitoplankton penghasil toksin dari kelompok Dinoflagellata seperti: Peridinium sp. (1.820-6.960 ind/l), Protoperidinium sp. (0-10 ind/l), Prorocentrum sp. (0-10 ind/l), dan Dinophysis caudata (40-630 ind/l), namun dalam jumlah yang relatif sedikit. Kondisi ini menggambarkan keadaan keseharian (tidak blooming) untuk perairan Teluk Jakarta.Perairan dikatakan blooming jika kepadatan salah satu jenis fitoplankton mencapai jutaan

Page 2: Tian Tugas PSDA

individu per liter.  Blooming dapat diindikasikan oleh pertumbuhan yang sangat pesat (eksponensial) dan berlangsung dalam kurun waktu 1-2 minggu. Di samping itu proses kematian fitoplankton pada saat blooming tidak terjadi dalam jangka waktu yang singkat, sehingga fenomena blooming pada umumnya berlangsung dalam jangka waktu 1-2 minggu. Pasca terjadinya blooming biasanya masih ditemukan adanya sisa-sisa scum (agregat fitoplankton mati) di permukaan perairan yang terdampar di pantai. Pada saat tim PKSPL-IPB melakukan sampling (4 hari setelah kematian massal ikan), tak menemukan adanya indikasi fitoplankton blooming. Oleh karena itu, kemungkinan matinya secara massal ikan di kedua lokasi tersebut akibat blooming fitoplankton perlu disimpulkan secara hati-hati.

Kedua, hasil analisis sampel air dekat dasar perairan yang dilakukan oleh PKSPL IPB pada tanggal 13 Mei 2004 didapatkan nilai konsentrasi beberapa logam berat relatif tinggi, bahkan sudah melebihi baku mutu air laut untukbiota laut seperti yang tertuang dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 51 Tahun 2004 berikut ini: Walaupun kadar keempat jenis logam berat sudah melebihi baku mutu, namun mengingat biota air memiliki sistem homeostasis dalam mengatasi suatu lingkungan abiotik yang fluktuatif, sehingga ikan-ikan di Teluk Jakarta tetap dapat melaksanakan siklus hidupnya berupa tumbuh, berkembang, dan bereproduksi secara tuntas, meskipun barangkali tak senyaman seperti di lingkungan perairan laut lainnya. Oleh karena itu, dugaan logam berat menjadi penyebab kematian mendadak dan massal ikan di Teluk Jakarta menjadi relatif kecil. Namun demikian tidak berarti keberadaan logam berat di perairan dikesampingkan sebagai biang keladi kematian massal ikan. Apabila pada 8-9 Mei 2004 terjadi peningkatan konsentrasi logam berat dan limbah B3 lainnya di perairan yang sangat tinggi, maka akan mengakibatkan kematian ikan secara massal. Dalam kondisi perairan Teluk Jakarta maka pembuangan limbah B3 secara terus menerus akan menyebabkan kematian biota air apabila melewati dosis mematikan (lethal dosage) dan akan berdampak kepada manusia seperti Kasus Minamata di Jepang.

Ketiga, jika dalam perairan terdapat logam berat, yang harus diwaspadai adalah kemungkinan terjadinya akumulasi di dalam tubuh biota air. Karena logam berat yang terakumulasi dalam tubuh biota air ini walaupun tidak sampai mematikan (lethal), tetapi dapat berakibat buruk pada paramater sub-lethal seperti kesehatan biota air berupa kemampuannya dalam menghasilkan anakan (menurunkan produksi) dan kualitas anakannya.  Dan hal lain yang sangat perlu diantisipasi adalah jangan sampai bioakumulasi logam berat pada biota air sampai pada suatu ambang yang dapat mengganggu kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.

Walaupun blooming sebagai fenomena alam, tapi hal ini tak akan terjadi begitu saja kalau tak ada pemicunya. Salah satu pemicunya berupa peningkatan kadar nutrien yang mengakibatkan terjadinya eutrofikasi (penyuburan) di perairan, yang berasal dari limbah industri, domestik, perkotaan, pertanian, dan budidaya perikanan. Jadi sebetulnya aktivitas anthropogenik maupun pembuangan limbah B3 yang kurang mengindahkan kaidah-kaidah pelestarian lingkunganlah yang dapat dituding sebagai biang keladi terjadinya pencemaran Teluk Jakarta.  Pelajaran yang dapat diambil dari kejadian matinya secara massal ikan di Teluk Jakarta ini, yang disebabkan oleh blooming fitoplankton atau limbah industri, pada dasarnya merefleksikan potret buruk pengelolaan Teluk Jakarta dan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mengalir ke Teluk.

Upaya antisipatif dan preventif 

Kesimpulan blooming fitoplankton sebagai penyebab kematian massal ikan di Teluk Jakarta oleh pemerintah dan pernyataan tentang kadar logam berat di tubuh ikan yang masih di bawah baku mutu, barangkali memang dapat menjadi

Page 3: Tian Tugas PSDA

penawar yang mujarab bagi khalayak ramai pada umumnya, dalam rangka meredakan efek domino sosial ekonomi yang ditimbulkan oleh kematian massal ikan ini.

Tetapi bagi masyarakat yang sangat sadar (aware) akan buruknya kualitas air Teluk Jakarta dan sungai-sungai yang mengalir ke teluk, masyarakat yang mengerti tidak hanya toksisitas akut tetapi juga toksisitas kronis, masyarakat yang mengerti tak hanya lethal (kematian) sebagai tolok ukur dampak pencemaran tetapi juga sub-lethal (terganggunya proses fisiologi seperti: pertumbuhan dan reproduksi), dan masyarakat yang paham akan adanya mekanisme biokonsentrasi, bioakumulasi, biomagnifikasi dari limbah B3 di dalam tubuh biota akuatik, mungkin kesimpulan blooming fitoplankton sebagai biang keladi kematian massal ikan ini, bukanlah menjadi semacam panacea yang manjur, bagi meredam kegundah-gulanaan masyarakat.

Justru kekhawatiran mereka akan berlanjutnya degradasi lingkungan perairan Teluk Jakarta akan semakin mengemuka, karena orang awam pun akan bisa menilai secara visual bahwa kualitas perairan yang masuk ke Teluk Jakarta secara kasat mata telah tercemar. Mudah-mudahan tragedi Minamata (Itai-itai) di Jepang berupa keracunan Merkuri (Hg) yang mengakibatkan cacat bawaan terhadap bayi-bayi yang dilahirkan pada periode kasus Minamata ini tidak akan pernah terjadi di Tanah Air kita.

Dengan mencermati kesimpulan pemerintah dan realita yang ditemukan sendiri maka PKSPL-IPB menyarankan beberapa langkah yang perlu segera ditangani dalam jangka pendek, yakni: Pertama, mengusut secara tuntas kasus matinya ribuan ikan tersebut dengan cara melakukan penelitian secara komprehensif dan melibatkan stakeholder terkait. Kedua, mengusut tuntas dugaan adanya pembuangan limbah beracun (B3) dari berbagai industri ke perairan Teluk Jakarta. Ketiga, melakukan kajian tentang kesehatan biota air ditinjau dari kandungan limbah B3-nya. Keempat, melakukan kajian tentang pengelompokan komoditi perikanan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Jakarta berdasarkan asal daerah tangkapan. Karena sebagian besar ikan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Jakarta berasal dari luar perairan Teluk Jakarta seperti Perairan Bangka Belitung, Laut Cina Selatan, Laut Hindia, dan sebagainya.

Adapun langkah jangka panjang yang harus dilakukan adalah Penerapan Pengelolaan Pesisir dan DAS Terpadu (Integrated Coastal Area and River Basin Management) melalui langkah nyata di lapangan sehingga indikator-indikatordapat dimonitor secara transparan oleh masyarakat luas. Diharapkan dengan langkah komprehensif dan terintegrasi serta dilaksanakan secara konsisten maka pencemaran Teluk Jakarta dapat diatasi sekaligus dapat menarik berbagai investasi karena kebersihan dan keindahan Teluk Jakarta yang manfaatnya dapat menyejahterakan masyarakat maupun meningkatnya citra Indonesia di mata internasional karena Jakarta adalah Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.

#Kepala Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB

Sumber : http://zulhamsyahim.staff.ipb.ac.id/2012/03/06/pencemaran-teluk-jakarta/

Page 4: Tian Tugas PSDA

Abstrak

Air merupakan sumber kehidupan di muka bumi ini, kita semua bergantung pada air. Untuk itu diperlukan air yang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Tapi pada akhir-akhir ini, persoalan penyediaan air yang memenuhi syarat menjadi masalah seluruh umat manusia. Dari segi kualitas dan kuantitas air telah berkurang yang disebabkan oleh pencemaran.

Makalah ini membahas mengenai pencemaran air yang ditinjau dari sumber pencemaran, dampak serta penanggulangan pencemaran tersebut. Selain itu juga dijelaskan mengenai indikator pencemaran air dan pengertian pencemaran air. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi bagi kita semua, sehingga akan dapat mengurangi pencemaran yang terjadi dan akan didapat air yang aman, bersih dan sehat.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup di muka bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air yang relatif 2 bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya.

Dewasa ini, air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Untuk mendapat air yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal, karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.

Dari hari ke hari bila diperhatikan, makin banyak berita-berita mengenai pencemaran air. Pencemaran air ini terjadi dimana-mana. Di Teluk Jakarta terjadi pencemaran yang sangat merugikan bagi petambak. Tidak saja udang dan bandeng yang mati, tapi kerang hijaupun turut mati pula, beberapa jenis spesies ikan telah hilang. Secara kimiawi, pencemaran yang terjadi di Teluk Jakarta tersebut telah sangat parah. Indikasinya populasi kerang hijau berkembang lebih cepat dan semakin banyak, padahal hewan ini merupakan indicator pecemar. Kadar logam antara lain seng, tembaga dan timbal telah mencapai ambang batas normal. Kondisi ini sangat berbahaya, karena logam berat dapat diserap oleh manusia atau hewan yang memakannya dan akan terjadi akumulasi (Republika, 17/02/03).

Pencemaran air di banyak terjadi wilayah di Indonesia, seperti contoh di atas, telah mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Lemahnya pengawasan pemerintah serta keengganannya untuk melakukan penegakan hukum secara benar menjadikan problem pencemaran air menjadi hal yang kronis yang makin lama makin parah.

Page 5: Tian Tugas PSDA

1.2 Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tulisan ini bertujuan untuk mengupas mengenai pencemaran air. Secara khusus, akan dibahas sumber, dampak dan penganggulangan pencemaran air yang tidak lepas dari pengertian dan persfektif hukum dari pencemaran air serta indikator pencemaran tersebut. Diharapkan dengan adanya penjelasan mengenai dampak pencemaran air beserta penanggulangannya, maka akan timbul kesadaran dari kita semua. Yang pada akhirnya pencemaran dapat dikurangi dan akan didapat sumber air yang aman.

1.3. Manfaat

Penulisan ini kiranya dapat bermanfaat dalam memberikan informasi tentang pencemaran air, sumber, dampak dan penanggulangannya, terutama bagi kita semua yang sangat membutuhkan air yang aman, bersih dan sehat.

1.4. Rumusan masalah

Bagaimana tingkat pencemaran air yang terjadi di teluk jakarta ? Apa penyebab utama dari terjadinya pencemaran tersebut ? Kandungan apa saja yang terkandung dalam pencemaran tersebut dan berbahayakah bagi

makhluk hidup sekitarnya ? Bagaimana cara menangani masalah tersebut agar tidak terulang lagi ??

Page 6: Tian Tugas PSDA

II. PEMBAHASAN

Perairan Teluk Jakarta merupakan peraiaran yang dimanfaatkan manusia u n t u k b e b e r a p a m a c a m k e g i a t a n n y a . P e r a i r a n i n i c u k u p s u b u r d a n h a s i l  perikanannya tidak saja dikonsumsi oleh penduduk Jakarta saja, melainkan juga oleh sebagian penduduk Jawa Barat (Sandi. 2008).

Perairan Teluk Jakarta juga merupakan tempat lalu lintas kapal laut karena pelabuhan Tanjung Priok merupakan pintu gerbang Indonesia yang terbesar. Lalu lintas kapal makin hari makin meningkat dengan segala macam pengaruh danakibatnya. Selain itu wisata di lingkungan laut makin hari makin bertambah dengan meningkatnya perhatian orang untuk berekreasi di laut. Dari pantai wisatawanm e n j a l a r k e a r a h l a u t d a n m e n c a o a i p u l a u - p u l a u d i g u g u s p u l a u - p u l a u s e r i b u . Disamping industri, pariwisata maritim, berkembang pula industri-industri lain. Melalui sungai-sungai yang bermuara di Teluk Jakarta atau di daerah sekitarnya m e n g a l i r l a h a i r s u n g a i k e d a l a m p e r a i r a n i n i . A i r s u n g a i b a n y a k s e k a l i m e n g a n g k u t c e m a r a n - c e m a r a n h a s i l b e r b a g a i a k t i v i t a s m a n u s i a d i d a r a t . C e m a r a n - c e m a r a n i n i t e r u t a m a t e r k a n d u n g d i d a l a m a i r s u n g a i y a n g m e l a l u i daerah industri dan daerah pemukiman.

Pasca kematian massal ikan di Teluk Jakarta, publik telah disuguhi berbagai macam analisis kemungkinan penyebabnya, mulai dari dugaan adanya industri yang nakal dengan menggelontorkan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dalam kuantitas besar, hingga akibat adanya fenomena Red tide (blooming/pertumbuhan pesat) fitoplankton di perairan.Namun pada 21 Mei 2004, pemerintah melalui konferensi pers menyatakan bahwa penyebab terjadinya kematian massal ikan di Teluk Jakarta ini adalah akibat ulah fitoplankton yang mengalami blooming. Kelimpahan fitoplankton saat itu mencapai kelimpahan 245,52 juta individu/liter mengakibatkan terjadinya deplesi oksigen di perairan, sehingga ikan mati. Ditekankan pula bahwa matinya ikan bukan karena keracunan fitoplankton yang menghasilkan racun (toksin). Kesimpulan lainnya menyebutkan bahwa kandungan logam berat (Pb, Hg, dan Cd) yang terdapat dalam daging ikan masih berada dalam ambang baku mutu yang diperbolehkan untuk dikonsumsi manusia. Dengan keterangan pers tersebut bukan berarti masalah pencemaran Teluk Jakarta selesai karena kematian ikan tersebut baru pada bagian puncak gunung es. Permasalahan sebenarnya jauh lebih besar yang belum muncul ke permukaan dan seluruh stakeholder harus menyelesaikan tugas masing-masing termasuk para pencemar lingkungan laut yang menggelontorkan limbah khususnya limbah B3 ke Teluk Jakarta, kalau tidak maka petaka yang lebih besar bisa terjadi.

Dampak apa saja yang terjadi pada logam berat yang terkandung dalam pencemaran diteluk Jakarta ?Masing-masing logam berat memiliki dampak negatif terhadap manusia   j i k a d i k o n s u m s i d a l a m j u m l a h y a n g b e s a r d a n w a k t u y a n g l a m a . D a m p a k   tersebut antar lain :1. Timbal (Pb)Dalam peredaran darah dan otak dapat menyebabkan gangguan sintesishemoglobin darah, gangguan neurologi (susunan syaraf), gangguan pada ginjal,s i s t e m r e p r o d u k s i , p e n y a k i t a k u t a t a u k r o n i k s i s t e m s y a r a f , d a n g a n g g u a n Pencemaran Logam

Page 7: Tian Tugas PSDA

Berat fungsi paru-paru. Selain itu, dapat menurunkan IQ pada anak kecil jika terdapat10-20 myugram/dl dalam darah.2. Kadmium (Cd)Jika berakumulasi dalam waktu lama akan menghambat kerja paru-paru, bahkan mengakibatkan kanker paru-paru, mual,muntah, diare, kram, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan ginjaldan hati, dan gangguan kardiovaskuler. Kadmium dapat pula merusak tulang(osteomalacia, osteoporosis) dan meningkatkan tekanan darah. Gejala umumkeracunan Kadmium adalah sakit di dada, nafas sesak (pendek), batuk – batuk,dan lemah.3. Merkuri (Hg)D a p a t b e r a k u m u l a s i d a n t e r b a w a k e o r g a n - o r g a n t u b u h l a i n n y a , m e n y e b a b k a n b r o n c h i t i s , s a m p a i r u s a k n y a p a r u - p a r u . G e j a l a K e r a c u n a n M e r k u r i t i n g k a t a w a l , p a s i e n m e r a s a m u l u t n y a k e b a l s e h i n g g a t i d a k p e k a t e r h a d a p r a s a d a n s u h u , h i d u n g t i d a k p e k a b a u , m u d a h l e l a h , g a n g g u a n  psikologi (rasa cemas dan sifat agresif), dan sering sakit kepala. Jika terjadiakumulasi yang tinggi mengakibatkan kerusakan sel-sel saraf di otak kecil,gangguan pada luas pandang, kerusakan sarung selaput saraf dan bagian dario t a k k e c i l . T u r u n a n o l e h M e r k u r i ( b i a s a n y a e t i l m e r k u r i ) p a d a p r o s e s kehamilan akan nampak setelah bayi lahir yang dapat berupa cerebral palsym a u p u n g a n g g u a n m e n t a l . S e d a n g k a n k e r a c u n a n M e r k u r i y a n g a k u t d a p a t m e n y e b a b k a n k e r u s a k a n s a l u r a n p e n c e r n a a n , g a n g g u a n k a r d i o v a s k u l e r , kegagalan ginjal akut maupun shock.4. Arsenik (As)D a l a m t u b u h d a p a t m e n g g a n g g u d a y a p a n d a n g m a t a , h i p e r p i g m e n t a s i ( k u l i t m e n j a d i b e r w a r n a g e l a p ) , h i p e r k e r a t o s i s ( p e n e b a l a n k u l i t ) , p e n c e t u s kanker, infeksi kulit (dermatitis). Selain itu, dapat menyebabkan kegagalanfungsi sumsum tulang, menurunnya sel darah, gangguan fungsi hati, kerusakanginjal, gangguan pernafasan, kerusakan pembuluh darah, varises, gangguans i s t e m r e p r o d u k s i , m e n u r u n n y a d a y a t a h a n t u b u h , d a n g a n g g u a n s a l u r a n  pencernaan. Pencemaran Logam Berat5 . K r o m i u m ( C r )D a l a m t u b u h d a p a t b e r a k i b a t b u r u k t e r h a d a p s i s t e m s a l u r a n  pernafasan, kulit, pembuluh darah, dan ginjal. Dampak kandungan logam berat memang sangat berbahaya bagi kesehatan. Namun, kita dapat mencegahnyadengan meningkatkan kesadaran untuk ikut serta melestarikan sumber dayahayati serta menjaga kesehatan baik untuk diri sendiri maupun keluarga. Salahs a t u c a r a s e d e r h a n a u n t u k m e n j a g a k e s e h a t a n a d a l a h d e n g a n m e n d e t e k s i kondisi air yang kita gunakan sehari-hari, terutama kebutuhan untuk minum. Jika kondisi air Anda sudah terdeteksi, maka akumulasi logam berat dalam tubuh dapat kita cegah.

Cara Penanggulangan Pencemaran AirPengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui Peraturan

Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas danPengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik olehinstansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintahdalam pengendalian pencemaran air adalah melalui

Page 8: Tian Tugas PSDA

Program Kali Bersih (PROKASIH).Program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta dilakukan secara bwertahapuntuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber lainnya. Program ini juga berusaha untuk menata pemukiman di bantaran sungai dengan melibatkan masyarakatsetempat (KLH, 2004).

Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non-teknisyaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatanindustri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasankegiatan dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya denganmengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran.

Sebenarnya penanggulangan pencemaran air dapat dimulai dari diri kita sendiri.Dalam keseharian, kita dapat mengurangi pencemaran air dengan cara mengurangi produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan setiap hari. Selain itu, kita dapat pulamendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai (reuse) sampah tersebut.

Kitapun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari rumah kita. Karenasaat ini kita telah menjadi masyarakat kimia, yang menggunakan ratusan jenis zat kimiadalam keseharian kita, seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya. Kita harus bertanggung jawab terhadap berbagai sampah seperti makanan dalam kemasan kaleng, minuman dalam botol dan sebagainya, yang memuatunsur pewarna pada kemasannya dan kemudian terserap oleh air tanah pada tempat pembuangan akhir. Bahkan pilihan kita untuk bermobil atau berjalan kaki, turutmenyumbangkan emisi asam atu hidrokarbon ke dalam atmosfir yang akhirnya berdampak  pada siklus air alam.

Menjadi konsumen yang bertanggung jawab merupakan tindakan yang bijaksana.Sebagai contoh, kritis terhadap barang yang dikonsumsi, apakah nantinya akan menjadisumber bencana yang persisten, eksplosif, korosif dan beracun ataudegradable (dapatdidegradasi alam)? Apakah barang yang kita konsumsi nantinya dapat meracuni manusia,hewan, dan tumbuhan aman bagi makhluk hidup dan lingkungan ?

Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik, mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar. Dari segi kebijakanatau peraturanpun mengenai pencemaran air ini telah ada. Bila kita ingin benar-benar haltersebut dapat dilaksanakan, maka penegakan hukumnya harus dilaksanakan pula. Padaakhirnya, banyak pilihan baik secara pribadi ataupun social (kolektif) yang harusditetapkan, secara sadar maupun tidak, yang akan mempengaruhi tingkat pencemarandimanapun kita berada. Walaupun demikian, langkah pencegahan lebih efektif dan bijaksana.

Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa pencemaran akan berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga akan didapatsumber air yang aman, bersih dan sehat

Page 9: Tian Tugas PSDA

III. PENUTUP

1. KesimpulanPencemaran air dapat berdampak pada kesehatan, keselamatan dan akhirnya berakibat

pada pembangunan ekonomi. Bencana krisis air dapat merupakan ancaman bagi keberlangsungan generasi yang akan datang. Ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas, kondisi sumber air makin menurun dan berkembangnya berbagai sumber penyakit.Tingginya pencemaran air disebabkan limbah industri yang tidak diolah dahulu serta limbah rumah tangga pada pemukiman yang dibuang ke badan sungai.

Terbatasnya upaya pengendalian pencemaran air diperparah dengan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan serta kurangnya penegakan hukum bagi pelanggar pencemaran lingkungan. Diperlukan pendekatan yang komprehensif dan holistic bagi penanggulangan pencemaran air, agar dapat dipertahankan kualitas lingkungan yang baik. Pemerintah juga hendaknya mengeluarkan kebijakan yang pada dasarnya merangsang pengguna air untuk melakukan efisiensi dengan menganggap bahwa air merupakan sumberdaya yang terbatas.

2. SaranInsinyur yang mendesain bangunan fasilitas proyek-proyek sumber daya air haruslah orang

yang mahir dibidang teknik sipil. Karena keahliannya sangat berpengaruh pada bangunan sumber daya air. Bentuk dan ukuran bangunan seringkali tergantung pada sipat hidrolik yang harus dimiki, sehingga harus ditetapkan melalui penerapan asas mekanika fluida.

Page 10: Tian Tugas PSDA

DAFTAR PUSTAKA

1. Achmadi, Umar Fachmi, Prof. Dr.MPH, Ph.D, Peranan Air Dalam Peningkatan Kesehatan Masyarakat,http://www.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/berita/200104/lap-perananair.pdf., dikunjungi 5/3/2004.

2. Air Kita Diracuni, http://www.walhi.or.id/Indonesia/kampanye/Air/airdiracuni.htm, dikunjungi 21/3/2004.

3. Bali Post, 14 Agustus 2003, Penggunaan Pestisida Pengaruhi Air,http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2003/8/14/nt1hl.htm, dikunjungi 5/3/2004.

4. Effendi, Hefni, 2003, Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya danLingkungan Perairan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

5. Kementerian Lingkungan Hidup, 2004, Pengendalian Pencemaran Air, Jakarta.6. Pencemaran Lingkungan Online, Pencemaran Air, http://www.tlitb.org/plo/air.html, dikunjungi 5/3/2004.

7. Pikiran Rakyat, 8 Juni 2003, Kemarau Tiba Saguling Makin Tercemar,http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0603/08/0106.htm, dikunjungi 21/3/2004.

8. Pikiran Rakyat, 25 Agustus 2003, Penambangan Emas Ciherang Cemari Lingkungan Warga, http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0803/25/0301.htm, dikunjungi 14/3/2004.

9. Republika Online, 17 Peb. 2003, Penelitian KIRJU: Pencemaran, Kerugian Bagi Nelayan dan Petambak,http://www.forek.or.id/detail.php?rubrik=pendidikan&beritaID=1207, dikunjungi 21/3/2004.

10. Setiawan, Hendra, Agustus 2001, Pengertian Pencemaran Air Dari Perspektif Hukum,http://www.menlh.go.id/airnet/Artikel01.htm, dikunjungi 7/3/2004.

11. Wardhana, Wisnu Aria, 1995, Dampak Pencemaran Lingkungan, Penerbit Andi OffsetJogyakarta, Jogyakarta.

12. Warlina, Lina, 1985, Pengaruh Waktu Inkubasi BOD Pada Berbagai Limbah, FMIPA Universitas Indonesia, Jakarta.