t'h.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-patriot irian... · /w*,/0”6373 p 3 wmktii...

414

Upload: others

Post on 25-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah
Page 2: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah
Page 3: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

t'H.

<^ a . t r i o t

m i a n

DAMAI*

c i c q . SDUP

OLEH

M. R. D A J O H

Dengan kata pendahulu-

PROF. Dr. PRIJC

Page 4: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

2 1 r\w*s

(H fN W

FAK-.- H U K U M dan P E N G . M A S I.

7«iig§»i ...He-. i fe iU to ..

Page 5: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Rp- 7 5 .—

^ C ata <~Pen dakuiuanPatrio t, Irian, D am ai.

Prof. Dr. PryonoT ig a buah kata jang d ipandang sepintas la lu ke lih atan n ja tak ad a

hubungannja batin satu sam a lain.T ap i d jik a k itab karan gan Sau d ara D ajoh in i m ulai k ita b a tja

dan k ita te lah tahu bahw a jang dim aksud dengan P atrio t itu ad a lah Bung Karno, m aka dengan send irin ja hubungan itu m endjad i d je las. Sebab k ita semua telah maklum bahw a Bung Karno itu bukan h an ja seorang patrio t sad ja , akan tetap i patriot jan g — untuk m em akai p erkataann ja s e n d ir i■—■ g a n d r u n g d juga kepada Irian B arat, patriot jang se la lu m engobar-ngobarkan sem angat k ita untuk berd juang terus sam pai saud ara-sau d ara k ita d i Irian B ara t beserta tanah m ereka m asuk kedalam w ila jah Republik Indonesia jan g berarti kebebasan m ereka dan tanah m ereka dari sega la m atjam pend ja- d jahan , dan kehidupan m ereka dalam suasana kem erdekaan bersam a- sam a dengan k ita sem ua bangsa Indonesia jan g la in -la in n ja . T ap i patriot Sukarno itu seorang jang tjin ta dam ai d ju ga . Bukan han ja tiap -tiap k a li dalam pidato-p idatonja dizam an Jo g jak a rta ia se la lu m en jatakan bahw a ia beserta seluruh ra k ja t Indonesia itu tjin ta dam ai, akan tetap i beberapa ka li dalam revolusi b ersend jata k ita, ia te lah m em erintahkan berhenti tembak-m enem bak pada saa t-saa t d im ana sem angat ten tara dan gerilja k ita sedang m eluap-luap oleh karena kehan tju ran musuh sudah m ereka lihat. Sungguhpun menurut ke jak inan ten tara dan g er ilja k ita keuntunaan sudah tentu akan d jatuh d itangan k ita b ila pertem puran boleh d iland ju tkan sebentar ag i, namun dengan pengaruh dan kekuatan kep ribad iann ja Bung Karno telah berhasil d ju ga m enghentikan pertem puran. B ahw a

3 x

Page 6: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

kehendak baik dari Bung Kamo dan rak jat jang berdisiplin itu terbukti tidak dihargai sama sekali oleh musuh, itu kita semua sudah tahu. Kehendak baik kita kemudian dibalas dengan aksi militer jang pertama dan aksi militer jang kedua jang dengan sangat lutju sekali mereka namakan ,,politionele actie”!

Dan setelah kemerdekaan kita terpaksa mereka akui, pekerdjaan sabot masih ter us dilakukan.............

T jinta damai dari Bung Karno itu kemudian dapat kita saksikan lagi pada waktu ia suka menerima utusan Kongres Nasional untuk Perdamaian jang diadakan di D jakarta dalam bulan D januari tahun 1954. Sepandjang pengetahuan kita, Bung Karno adalah Kepala Negara jang pertama diluar negera-negara sosialis jang sudi me­nerima utusan Kongres Perdamaian diistananja dan suka beramah- tamah dengan para tamu dari pergerakan perdamaian itu. H al ini boleh ditjatat dengan istimewa. Dan bukan hanja Kepala N egara sadja, akan tetapi pemerintah Indonesia jang sekarang ini, Kabinet Ali-Wongso, bersikap simpatik djuga terhadap pergerakan per­damaian itu. Dalam hal ini pemerintah adalah konsekwen. Politik pemerintah kita itu politik damai, djadi djika dari pihak rak ja t ada usaha kearah perdamaian, maka sambutan jang baik sekali dari pemerintah adalah sesuatu hal jang sewadjarnja jang menundjukkan djuga sikap jang konsekwen.

Perdjuangan kita untuk menjempurnakan kemerdekaan dengan segala isi daripada perkataan itu, kemerdekaan bulat jang merupakan sjarat mutlak untuk mentjapai perdamaian jang adil, belum selesai. Untuk menjelesaikan perdjuangan itu dengan hasil jang sebaik- baiknja, rakjat Indonesia harus bersatu, bagaimanapun perbedaan kita dalam soal agama atau ideologi. Persatuan jang tjukup kuat, jang mendjadikan kita kuat djuga, pernah kita perlihatkan pada zaman revolusi bersendjata waktu kita terpaksa mempertahankan kemerdekaan kita antara tahun 1945 dan 1950. Pada waktu itu ada bahaja jang terang sekali mengantjam keselamatan kita, ia lah bahaja jang berupa tentara penindas. Mudah-mudahan Patriot jang men- djadi tokoh daripada kitab Saudara Dajoh ini dan d juga pemimpin- pemimpin Indonesia lain-lainnja dapat membawa rak ja t k ita kearah keinsafan bahwa bahaja jang mengantjam bangsa dan tanah-air

/W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatn ja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah bahaja perpetjahan, bahaja kpnipsi, bahaja sabot, jang bersumber didalam dan d iluar negeri, bahaja Je th arg ie” atau sikap masa bodoh dan bahaja kesesatan

Page 7: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

jang bersumber didalam negeri, tidak kurang hebatnja, tidak kurang dahsjatnja, tidak kurang kedjamnja daripada bahaja jang mengan- tjam kita pada waktu antara tahun 1945 dan 1950. D jika Patriot ini dan pemimpin-pemimpin Indonesia lainnja dapat memberi ke~ insafan itu kepada seluruh rakjat Indonesia ■— sebaik-baiknja dengan memberikan tjontoh sendiri — mudah-mudahan persatuan jang tju- kup kuat jang pernah kita perlihatkan selama waktu revolusi ber- sendjata kita itu dapat kita tjiptakan lagi. Untuk keselamatan kita semua, bangsa, rakjat dan tanah-air Indonesia.

Mudah-mudahan djuga kitab Saudara Dajoh jang maksudnja membangunkan kembali semangat perdjuangan dengan kedjudjuran dan keberanian itu dibatja oleh sebanjak-banjaknja pembatja.

D jakarta, 2 Agustus 1954 Prof. Dr Prijono

Bung Karno dan Prof. Prtyono sedang berdjabatan tangan. Perkundjungan Presiden ke Universitaa Indonesia.

5

Page 8: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

SUMBANGSIH SAJA

Untuk memenuhi permintaan penulis naskah ini, maka dengan senang hati dan diliputi keichlasan jang tak terhingga ingin disini saja mengantar buku ini dengan beberapa kata:

Tiap usaha memperluas daerah KEM ANUSIAAN harus kita sokong, dorong dan perkuat. Hanja dengan dasar hidup jang de- mikianlah akan tertjipta sua sana damai , dimana tiap manusia, tiap umat, dapat mengembangkan bakatnja masing2 bebas dari tekanan, ketakutan dan kebimbangan. Akan tumbuhlah patriot2 nasional dan internasional. Patriot pembela Tanah Air dan pembela Kesela- matan Dunia.

Dengan demikian akan terachirlah penindasan dan penghisapan manusia terhadap sesama manusia. Akan terachirlah tjampurtangan sesuatu negara atas keadaan dalam negeri negara lain.

Akan berachirlah KOLONIALISME dan tidak mungkin timbul sengketa BELANDA — INDONESIA mengenai mas’alah IRIAN BARAT.

Achirnja dimana-mana akan kita djumpai suasana DAMAI, DAMAI dan sekali lagi DAMAI:

Baik isi maupun penulis kitab ini mempersembahkan kepada kita episode2 jang melukiskar. suasana jang saja gambarkan diatas.

Terlukis kesungguhan Patriot2 Indonesia, termasuk:Bung Karno, dalam memperdjuangkan c laim nas ionalnja . p e m b e -

basan Irian Barat, dengan melalui djalan Kemanus iaan dialan DAMAI. ' ’

Disamping „PANTJA-SILA" Negara dan „DASA SILA" A sia- Afrika, kitab ini akan menambah semangat dan kejak in an para pentjipta perdamaian dan pentjinta kemerdekaan.

HIDUP PERDAMAIAN DUNIA!

Merdeka, Bebas dan Damai:

Djakarta, 5-5-1956 K' W ERD OJO l)

') (Anggota Presidium Kongres R ak jat seluruh Indonesia Anggota Parlemen R.I.

P i t t-ndoncsia.

Centml . . s o b s i " . i^ n g .)

6

Page 9: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah
Page 10: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

7 <~Pic{ato <~&a.dio

K E N A N G - K E N A N G A NPADA dan DENGAN BUNG KARNO

SEBELUM PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

1*7 A G U S T U S 1 9 4 5

8

Page 11: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Hanali Hagung Barajang YVangsa, jang berumur 18 tahun, ketika melabrak tentera Hindia Bclanda, dalam „Perang Lombok”, kemudian ditawan dengan tipu-niuslihat seperti Diponegoro, lalu dibuang 50 tahun lamanja ke-mana2 di Indonesia.

Page 12: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

PIDATO RADIO I^(R.R.I. D jakarta)

KAMI, jalah pengarang ini berkelakar dengan saudara Achdyat K. Mihardja, pengarang buku ,,Atheis”. Didekat turut tertawa saudara Pramudya Ananta Toer, dan saudara M .A. Salmun bersa- ma sudara Utuy T. Sontani, semua pengarang2 ternama.

Dari djauh memandang kami saudara Tatang dan Modjoindo. Ja, orang jang tertawa tersedak-sedak tentu menarik perhatian: Turut tertawa saudara Saleh Sastrawinata dan saudara Saleh Sastra lain, ja kalau sudah ada nama ,,Sastra” tentulah tidak djauh kita dari ,,Kesusasteraan”, dan memang tidak djauh, malahan ada didalam ruang kesusasteraan jang terkenal, ialah Balai Pustaka.

,.Ketawa punja ketawa”, ja , sekali ketawa mau terus2 ketawasadja, dan ............ kepala Balai Pustaka, tuan K. St. Pamuntjakdatang turut tjampur ketawa, serta me-nepuk2 bahu penjusun sastera ini, jang ingin bersastera terus. ,

Tentulah pembitjaraan bersangkut-paut dengan naskah2 dan isinja, tetapi apa sebabnja kami tidak rela mentjeraikan kelakar, jang kami maksudkan, (meskipun pembatja atau pendengar mau turut ketawa dengan lelutjon sasterawan2), —■ nah, maksud memang tidak lain dari pada hendak membentangkan , ,k enan g -k enan gan d en gan Bung Karno".

Tetapi apa sebabnja, kami ketawa dulu? Apakah ketawa itu ada sangkut pautnja dengan kenang-kenangan tersebut?

Sama sekali tidak!Hanjalah ketawa tadi itu adalah seperti angin segar, pengusir

awan gelap untuk berpikir segar.Berpikir! Ja, berpikir segar dan bertjita-tjita segar. Saudara

Salmun, tukang kelakar, pendjual lelutjon me-ngorek2 peristiwa, Pen9aran9 ini bekerda di Pusat Kebudajaan (Keimin Bunka

Shidosho), serta mentjemooh kami halus-tadjam dengan mata dan mi ' ut Penu,h ^lutjon tentang siasat kerd ja sa m a dengan Djepang,pada tahun2 19j2 dan 1943

Minggu 19 Nopember 1950

iW

Page 13: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

/Kami menambah tjemohan itu dengan perkataan Djepang:

..Sayonara o jasumy nasai” , (selamat tinggal, selamat tidur). Dan begitu edan rupanja sikap penjusun ini, sehingga hadirin ke­tawa, — ------ d a n ...............lekas2 datang saudara R.P. Sunarto, temanseperdjuangan dari Makassar, sambil menanja: ,,Burg masih kenal sa ja?” Kami kaget-heran, karena kami kira saudara Sunarto sudah lama djadi pasir dikuburan, .— demikian kata kami.

Tertawa lagi. Dan ,,ketawa punja ketawa”, bitjara tentang per­djuangan di Sulawesi Selatan, tentang pekerdjaan dibawah tanah alias ,,Onderduikerscampagne” tentang peristiwa pengarang ini hampir dibunuh pemuda2, karena diberi tjap „ p e n g c h i a n a t tanahair”, •— — ■— dan ............ sekonjong-konjong saudara Sunarto me-nanja kami setjarik kertas, jang telah melindung djiwa pengarang ini dari pelor extremis2.

,,M au kertas apa Bung?” tanja kami.,Tentang peladjaran di Menteng 31 dengan Bung Karno, — di-

mana Bung turut beri peladjaran pada pemuda2 proklamasi 17 Agustus 1945”. —

Kami kurang mengerti akan pertanjaan ini. Sebab dari kelakar alias lelutjon lantas terus melontjat pada ,.proklamasi 17 Agustus 1945,” — ach berat untuk ditangkap kontaknja, tapi saudara R.P. Sunarto Kartonagoro, pandai „menjiar kata2”, untuk menerangkan maksudnja, ach maklumlah beliau dari Kementerian Penerangan,— djadi tentang memberi penerangan, dia ahli sudah.

D itanjanja, setjara kelakar: ,,Mana dompet, Bung?" D jawab: „Hai! M ana hubungan proklamasi dengan dompet saja, Bung?” Semua hadirin tertawa, tapi kami tjukup mengerti. Saudara Sunarto hendak meng-hangat2kan kenang2an pengarang ini t e n t a n g Bung Karno, d e n g a n Bung Karno dan pada Bung Karno.

Maklumlah, kenang2an itu tak dapat tiada akan menarik perhatian, ja, mudah2an demikian! Sungguh tjerdik saudara Sunarto ini, bukan sadja selaku kenalan baik, tetapi djuga selaku pegawai, jang tetap rela kerdja-sama dengan kami untuk Kebudajaan.

Kebudajaan? Ja, karena saudara Sunarto adalah pentjinta Bu~ daja, kamipun demikian.

Nah, dari kelakar bersama saudara Achdyat, jang kami namakan ,,Atheis” , (karena bukunja!), — lantas kedompet kami jang menjem- bunjikan kertas pusaka Menteng 31. — lalu melontjat pada pro­klamasi 17 Agustus 1945 — dan achirnja undangan saudara Sunarto, untuk membentangkan ,,Kenang-kenangan dengan Bung Karno”. in i.............

•11

Page 14: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

\Dan ............. ja ............. kalau tidak ada kelakar tadi, jang kami

namakan angin segar tadi, — barangkali tidak ada susunan ,,kenang- kenangan’’ ini. Apakah perlu hal2 ini diberitahukan kepada pen- dengar2? Ach, perlu atau tidak, kata2 ini sudah lahir, — nah mau dibuang kemana nanti?

Dan ............. kelakar perlu. Lelutjon perlu. Karena Bung Karnosendiri ketika kami bertukar-tukaran pikiran di Oranje Boulevard (sekarang Djalan Raya Diponegoro), ■— adalah orang jang suka pada kelakar, dengan kata asing: Humor.

Dan „humor" itu adalah obat jang amat mustadjab dalam perdjoangan.

Balik kita pada tempat semula, tempat lahirnja kelakar dan mak- sud melahirkan „kenang2an” ini, ja , Balai Pustaka adalah kami kundjungi pada tahun 1943; kami berdua bermobil dari rumah beliau di Oranje Boulevard, ke Balai Pustaka; lantas bertemu disana dengan Mr. Soemanang, Mr. Takdir Alisjahbana dan Sanoesi Pane. Tapi pembitjaraan kami berlima disana, jang berupa pertukaran pikiran ramah-tamah, nanti kami uraikan kemudian. /

Penting sekali diketahui chalajak ramai, karena pembitjaraan itu mengenai rupa2 soal perdjuangan politik, ekonomi, kebudajaan. Nah, nanti sebentar!

Balik lagi pada setjarik kertas tadi jang ada didompet pengarangini dan sampai sekarang masih ada didompet! ............. Dan buatapa kertas itu dirembet-rembet? Ach, kertas wasiat, kertas pusaka. Isinja selengkapnja segan kami beritahukan. Karena ingin kami membikin pendengar2 „ingin tahu”. Kertas dalam dompet! Bukan wang kertas, melainkan kertas guntingan dari koran Asia R aya. Kemis 25 Maret 1943, jang memuat nama2 guru^ dari p e l a d j a r 2 Asrama di Menteng 31 „Angkatan Baru I n d o n e s i a ” .

Guru2 itu ialah:/

Ir. SoekarnoH. Sjimizoe Drs. Moh. Hatta Mr. Soenarjo “M.R. DajohMr. Moh. Yamin danZain Djambek. /

Kertas guntingan ini, hanja set jarik kertas kotor sadja seperti telah dimamah, dan kertas inilah j a n g t d d h /nempertahankan d jiw a

«12

Page 15: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

pengarang ini di M akassar, pada tahun2 1945 sampai 27 Desember 1949, ja sam pai' pada proklamasi ,,N egara Kesa- tuan” ja sampai waktu kami menjusun kenang-kenangan ini. Dan mudah2an „isi s et jar ik ke r ta s” ini tetap melindungi kami. Ka­rena apa? Nama pengarang ini ada ,,disebut” di kertas ini, bukan? Orang bisa mengerti betapa sajang penjusun ini akan ,.kertas” ini, dan bisa merasa djuga betapa banjak ,,sinar” penanda tangan ini mendapat dari kertas setjarik ini.

Dan bukankah setjarik kertas ini sebagian ,,Kenang-kenangan dengan Bung Karno”, djuga? Oleh sebab itu, maka pertanjaan saudara Soenarto membikin „kenang2an” untuk disiarkan di Radio, ja pertanjaan ataupun undangan ini, kami djawab dengan gembira.

, ,Putjuk d i t j in ta u lam t iba!” Karena apa pula? Karena dengan djalan ini, mungkin kami bisa meniadakan salah paham dari fihak pedjoang2 jang memberikan kami tjap pengchianat selama 5 tahun.

Kami katakan ,,mungkin”, karena ada pepatah jang mengatakan bahwa barang siapa adakan pembelaan terhadap diri sendiri, adalah merasa bersalah. Terserah!

Tak usah pandjang2 diadakan ,,Oratio pro domo”, pembelaan .— apa gunanja? Tak usah diadakan apologie! Kalau orang mau mem- persalahkan, ja, apa2 sadja bisa salah, bukan?

Balik kita pada soal kertas tadi. Sangkut-pautnja dengan ke- nang2an ini banjak oleh nama Ir. Soekarno disitu, bukan?

Bung Karno datang pada waktu pendudukan Djepang di M a­kassar tahun 1944. Pidato jang ber-api2 diadakan beliau disana. Kami berdua bertemu muka sama muka digedung bioskop „Nanseiza”, sekarang bernama ,,Sirene”. Beliau mengedip mata sebelah selaku isjarat „ tahu sama tahu” pada pengarang ini. Kami mengangguk kepala dengan' tersenjum selaku djawaban pada se- njum beliau dengan kedipan mata itu. Opsir Djepang tidak menge- tahuinja, ah mungkin djuga tahu. Entah apa, ja entahlah, .— karena sedjak kedipan mata itu penjusun uraian ini ditjurigai oleh Tokke T ai, jang dikepalai oleh Kapten Sasaki.

Kedatangan Bung Karno menggemparkan M akassar chususnja dan seluruh Sulawesi umumnja. Dan Djepang pura2 gempar, tapi Sendenbu Sendenkatjo (Kepala Bagian Propaganda), H. Sjimizu, ketawa ter-pingkel2. Dimana Bung Karno ada, disitu ada Sjimizu. Opsir Djepang ini ,,mengekor” terus pada Bung Karno, tapi sikap- nja adalah sikap pelindung, pada hal ralcjat menganggapnja ad judan alias suruhan Bung Karno djua.

13

Page 16: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Tuan Azuma, penasehat besar tentara Djepang di M akassar, menjusun panitya penimbang (jury) *) untuk sajembara pidato bagi pemuda2. Tempat balapan, di-gedung bioskop Nanzeisa tsb.

Beberapa pemuda waktu itu, seperti saudara Nuruddin Sjahadat, sekarang Ketua Dewan Sulawesi Selatan, turut merebut piala. Jang berbahagia mendapat piala, jalah Sdr. Abdul Madjid, sekarang Redaktur ,,Menara” Menado dan Anggauta Dewan Minahasa. Paling achir berpidato, ialah Bung Karno. Gedung penuh sesak de­ngan pemuda. Pak Lanto Daeng Pasewang 2) jang duduk didekat kami, bisikkan perkataan:

,,Bukan buatan minat orang pada Bung, Karno!”Sdr. Lanto mengangguk. Ini pidato kedua dari Bung Karno, un­

tuk pemuda, pertama untuk umum.Dan ............ barusan beliau tampil didepan tjorong Radio, di-

panggung bioscop, maka seperti tempiaslah suara: ,,Hidup .............hidup Bung Karno”. Sungguh populer!

Dimana letaknja kepopuleran itu? Ach, siapa tidak tahu akan perdjuangan beliau? Tapi, bukan melulu disitu letaknja, melainkan dalam pidato, dalam tjara menggubah kalimat, dalam menjusun climax dan anti-climax, dalam mentjiptakan gelombang, ialah irama pertukaran gunung dan lembah tekanan kata2 jang disertai suara bariton, jang melahirkan bandjir kata penuh dinamik.

Api, air, susu, pahit, madu, dengan kata2 baru, istilah2 baru jang asli dari mulut achli pidato, jang belum pernah didengar, mengalir dari mulut beliau, seperti: hantjur lebur dan bukan hantjur-luluh, rapat raksasa, rapat samudera.

Isinja? Semangat! Mau paham mendalam? Rakjat mau jang • dapat ditangkap lekas. Dan barang siapa mengerti paham rakjat, maka djiwanja ada dalam tangannja. Kurnia berpidato sungguh ada pada beliau. Tapi kurnia itu akan sia2 sadja, djika pengorbanan tidak kentara.

Beliau tampil kemuka, dan gemuruhlah suara pemuda2, pemudi2 Makassar, tepuk tangan, qembira, ach sungguh populer.

Itu waktu pcndudukan Djepang, ingatlah! .— Dan orang populer di an g gap berbahaja! Benar berbahaja, karena ketika penjusun ini di Djakarta pada awal tahun 1943, maka ada desas-desus jang membisikkan bahwa Bung Karno dan Bung Hatta akan dibuang oleh Djepang ke Shonanto (Singapore) dan Taiwan (Form osa).

21 £ ngg°ta-2nja a-J- Pengarang- (M .R .D .)./ n.emudian, Gubemur Propinsi Sulawesi.

M

Page 17: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Kita masih ingat akan kerdja-sama „ em p a t s e r a n gk a i" ialah Bung Karno, Bung Hatta, Ki H adjar Dewantoro dan Kjai H adji Mansur. Nah, pengaruh beliau2 ini sebenarnja hendak dipakai Djepang se­laku alat untuk menundukkan rakjat Indonesia, tapi Djepang ,,ketjelik” , itupun kita telah tahu, •— tapi jang mungkin umum tidak dengar, ialah desas-desus jang mengkabarkan, bahwa Djepang ta- kut akan , , p emuda2 B a n t e n g ” jang dipimpin oleh Bung Karno, ialah jang siap memberontak untuk mengamblas tentara Djepang.

Pendengar2 jang terhormat.Sajang sekali waktu amat pendek untuk terus-menerus mengurai-

kan kenang2an ini, dengan meminta maaf terhadap kesalahan2 pendapat kami; kali ini kami undurkan diri sampai tiba waktunja

?kembali kami landjutkan kenang2an pada dan dengan Bung Karno.

15

Page 18: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

PIDATO RADIO II(R.R.I. D jakarta)

Para pendengar jang terhormat.

Dalam uraian lalu, telah kami perdengarkan sedikit tentang pidato, waktu pendudukan Djepang, tahun 1944.

Balik kita pada pidato tersebut tadi, waktu diadakan sajembara pidato untuk pemuda2 oleh Badan Propaganda di M akassar, suara Bung Karno se-olah2 ditelan pemuda bulat2, sedang sementara itu, menurut lapuran, kapal selam Sekutu dari Australia sibuk menang-. kap suara itu diselat Makassar, di-plat gramofoon.

Bung Karno jang k'emudian insjaf akan hal itu, tak mau memakai- tjorong Radio itu lagi, dan tjorong itu dikesampingkan beliau, tapi suaranja agak lebih keras lagi dengan tidak ada pengeras suara.

Sjimizu, opsir Djepang kepala propaganda, giat turut bertepuk tangan, djika pemuda2 gembira berkeplok tangan; gedung bioskop merupakan tong penuh ikan, dengan tangan pemuda-pemudi keatas- kebawah, seperti ikan me-leting2, tapi ada kalanja sunji rupanja, karena asjik orang mendengar.

Bung Karflo mendjelaskan pada pemuda-pemudi bagaimanakah djalan dan apakah rahasia sebenarnja untuk mendapat perhatian dari chalajak ramai djika berpidato. Pidato manakah, jang paling laku, jang dapat meresap pada hati dan djiwa pendengar?

Bukanlah pidato dengan kata jang muluk2, kata beliau, bukanlah pidato dengan kalinjat jang pandjang2, dan kata2 jang tinggi2, jang menjatakan tjendekianja tukang pidato, melainkan pidato jang memakai perkataan sederhana, pidato disertai dengan kejakinan, kesungguhan hati jang besar.

Djika berpidato, haruslah kita memberi diri, menjatakan djiwa djudjur, pikiran tetap dengan sikap tidak malu2, ialah sikap jang menjatakan keteguhan hati dan penuh pertjaja diri.

Pertjaja diri!Inilah sumber segala kekuatan batin, sumber segala kekajaan

tindakan, j an g berbuah kemakmuran.Penghargaan Bung Karno pada pemuda2 jang telah berpidato

dalam sajembara-pidato di Makassar itu, amatlah besar. Sebalik-

10 Desember 1950.

16i

Page 19: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

nja chalajak ramai, penonton, chususnja pemuda2 jang telah berpi­dato adalah seperti tertarik oleh besi-berani pada Bung Karno, malahan terpaku oleh mentera kata2 jang mengalir dari mulut beliau. Tapi kita maklum bahwa pada waktu pendudukan Djepang itu, Bung Karno adalah Ketua Dewan Perwakilan Rakjat di D jakarta (Tjuuo Sangi In) jang dulu bernama Volksraad. Hal ini dengan sendirinja menarik perhatian besar. Tapi jang terpenting, pengor- banan beliau dalam interniran oleh Pem. Hindia Belanda, dan hal ini adalah benar2 seperti besi-berani menarik hati umum, baik dari pemuda2 maupun dari jang tua2, bahkan dari Radja2 Sulawesi; isti- mewa Arumpone, Aru atau Radja Bone, ialah Andi Mappanjuki, jang dibuang oleh Nica, ketika Radja tersebut tidak mau tunduk lagi pada aturan2 Nica itu.

Inilah buah kejakinan terhadap pada paham kemerdekaan, jang di-tawar2 oleh pendjadjah, baik dari fihak Djepang, maupun dari fihak Belanda.

Tentang Andi Mappanjuki,^Arumpone ini, riwajat perdjoangan Sulawesi Selatan sedjak 17 Agustus 1945, akan mentjatatnja, ber- sama usaha almarhum Dr. G.S.S.J. Ratu Langie, selaku gubernur Sulawesi dalam Republik Indonesia. Tapi ini meminta penjeleng- garaan pembentang riwajat dalam naskah tersendiri, bukan?

Sungguhpun demikian, hal ini perlu dikemukakan selaku tjatatan untuk menjatakan pentingnja bibit2 perdjoangan, bibit2 kemerde­kaan jang ditanamkan oleh Bung Karno, sebelum proklamasi ke­merdekaan 17 Agustus 1945.

Bung Karno mengambil kesempatan baik2 pada waktu Djepang untuk menginsjafkan rakjat Indonesia terhadap pada perebutan kemerdekaan. Dan biarpun Bung Karno mengatakan, bahwa D je­pang akan memberi kemerdekaan itu, (dan inilah politik tinggi be­liau) tapi tiap2 putera Indonesia mengerti djuga, bahwa jang merebut kemerdekaan itu tidak lain tidak bukan, melainkan kita sendiri, dan tidak dengan bantuan pengasihan Djepang atau siapapun.

Mengertilah kita, bahwa bagaimanapun, tindakan Bung Karno ditjurigai djuga oleh Djepang.

Dan segala hadiah berupa kehormatan bintang ini dan itu dari pihak Djepang, hanja dianggap selaku siasat Djepang djuga untuk mengelabui mata rakjat.

Balik lagi kita pada sajembara pidato di M akassar, tahun 1944.Bom2 jang meletus, jang dihamburkan Sekutu disekitar M akassar

sebelum kedatangan Bung Karno, menginsjafkan rakjat, betapa sewenang-wenang perlakuan pada rak jat jang tak berdaja, tak ber-

17

Page 20: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

sendjata itu; tak lain tak bukan rakjat hanja budak belian wudjudnja, jang ditinggalkan oleh pendjadjah dalam kantjah peperangan, dan jang diambil oper begitu sadja oleh Djepang, dan jang diserahkan pula oleh Djepang pada pendjadjah lain,' ketika ia kalah.

Rakjat mengerti sari pidato Bung Karno, jang meminta supaja tiap2 putera Indonesia pertjaja diri dan menghargai kehormatannja selaku manusia, ialah manusia jang mesti merdeka.

Tentang pidato2 beberapa pemuda di M akassar tahun 1944, dalam sajembara, Bung Karno mengatakan mula2:

,,Saja merasa keok ............ ”, artinja merasa kalah terhadap lan-tjarnja pemuda2 menjusun pidato. Inilah benih, kata beliau, jang harus dipupuk untuk kemerdekaan negeri kita ialah benih ataupun pembawaan berpidato. Karena selain dari pada pidato itu memupuk semangat pertjaja diri dan berani, maka ia memupuk djuga d j i w a dan p e ranga i merdeka, dan jang menjuntik djuga pendengar2 untuk memahami tjita2 dan tudjuan pengutjap pidato.

Masih berdengung dalam telinga -kami seruan Bung Karno, jang berbunji — kira2:

,,Tiap2 tetes keringat Romusja (pekerdja) adalah ratjun untuk pendjadjahan, dan tiap2 kerikil jang diangkut saudara2 Romusja itu adalah pelor kemerdekaan jang menembus sasaran pendjadjahan”.— ,,Tiap2 bangsa jang tak mau memperdjoangkan kemerdekaan akan

tidak merdeka”.— ,,Biar seribu malaikat sekalipun turun untuk memberikan kemer­

dekaan, kita tidak akan merdeka djika kita tidak memperdjoang- kannja”.

—„Seribu karung menjan akan tidak memberi kemerdekaan, melain- kan perdjoangan, pergulatan dengan segala siasatn ja”.

■—,,1001 djalan menempuh djalan ke kemerdekaan”.— ..Berilah aku 7 pemuda bersemangat, dan aku akan runtuhkan

negara p e n a \aViau’’ ,berikan aku 7 X 7 pemuda bersemangat, dan aku akan robah bentuk seluruh dunia”.

—,.Pemuda2 mesti bertjita2 tinggi, djangan sadja hendak mendaki gunung, petiklah bintang2 gemerlapan dilangit”. lltjapan2 ini adalah vitamin2 untuk batin dan semangat pemuda2,

dan tiap2 kalimat (lisini menggerakkan hati pendengar, menggetarkan hadlirin, melahirkan tempik-sorak, sehingga dinding2 Nanseiza di Makassar hendak runtuh rasanja oleh letusan suara keplokan ta ­ngan dan seruan bahkan pekikan „h idup”.

18

Page 21: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dan ketika Bung Karno turun dari podium, dan pergi keluar, dengan pengiring2 beliau, maka tak ber-henti2 sorak dan seruan:

,,H i d u p H i d u p ! "

Dimanakah lagi letaknja kepopuleran itu?Dalam perdjoangan sadja?Dalam perkataan sadja?

Sikap, ja dalam sikap, dalam pantjaran djiwa, dalam ineletakkan tekanan kata, dan pada wadjah serta perawakan jang tampan per- wira, dengan kejakinan ber-api2, bersama kesungguhan, jang di- suguhkan dengan sepenuh hati.

Harga dan isi pidato? ^

Tiap2 pendengar, laki2, perempuan, tua-muda, merasa „ g e c h a r - m e e r d " (tertarik). Inilah rahasia sukses beliau.

Kata2 beliau adalah seperti samudera dengan arus jang penuh gelombang membawa pendengar, menjeret, menghanjutkan ketempat jang ditudjui beliau.

Perlukah lagi lukisan ini ditambah dengan gambaran orang lain? Sa ja kemukakan tulisan M r. Sutan Takdir A lisjahbana, disalah satu karangan dalam madjalah Pudjangga Baru (sebelum perang), jang menjatakan keahlian Bung Karno menjusun kata2 jang me- nangkap, menarik hati hadlirin.

Tapi agak tjukuplah kiranja gambaran kita ini, supaja uraian ini djangan terlalu pandjang nanti.

Pendengar2 jang terhormat,

Untuk kedua kalin ja, kami undurkan diri sampai tiba waktunja kembali kami landjutkan kenang-kenangan pada dan d e n g a n Bung Karno.

0

Selamat malam .— M e r d e k a !

19

Page 22: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

(R.R.I. D jakarta)PID ATO RADIO III _

Minggu 24 Desember 1950.

Para pendengar jang terhormat,

Dalam uraian pidato kami jang kedua, telah kami perdengarkan paham, pendapat dan penerimaan2 pemuda2 di M akassar tahun 1944 terhadap pada pembangunan semangat kemerdekaan oleh Bung Karno.

Balik kita pada dokumen , jang ditanjai semula pada kami oleh Sdr. Sunarto Kartonagoro, ialah untuk mengumumkannja di Radio. Dokumen tadi, jaitu setjarik kertas guntingan dari harian Asia Raya, tgl. 25 Maret 1943.

Djaman Djepang sungguh berkesan benar pada hati kita. Dan setjarik kertas tadi meninggalkan kesan2 jang banjak sekali pada kami, ialah jang memberikan kami riwajat chusus.

Seperti telah diuraikan, maka senjum Bung Karno dan pandangan jang mengandung pahaip , , tahu sama tahu” dari Bung Karno pada penjusun uraian ini di M akassar ada ditjurigai Djepang.

Dan ketjurigaan itu telah rdembawa pengarang ini dalam per- hatian Tokke Tai (Polisi M iliter Angkatan Laut D jepang), jang mengontrol hubungan kami dengan Bung Karno dan Dr. Ratu Langie (almarhum). Ja, bagaimanakah pengontrolan itu? Dengar^ - lah pertanjaan2 Kapten Sasaki, Kepala Tokke T ai:

,,Bagaimanakah timbangan tuan terhadap pidato2 tuan Ir. Soekarno?” y

W^ah, apakah maksud pertanjaan ini? ■— pikir kami.

Belum kami ketahui, bahwa opsir Djepang ini adalah Kepala Tokke Tai, karena ia datang mendadak dirumah kami. Sesudah bebetapa menit beramah-tamah, maka kami dipanggil oleh seorang murid Sekolah Pelajaran, saudara kami, jang membisikkan pada kami, bahwa opsir Djepang, tamu itu, adalah dari Tokke Tai.

H u ,.— apa maksudnja? — pikir kami. D an ............ dia bertandangdirumah kami, katanja. Ja, „katanja”! — Apa salah kami?

Orang makhrni, hahv/a Polisi Mil i t e r Djepang itu ,,main tangkap” ■sad/3 dengan kurang selidik, ataupun dengan mulai memukul dulu, barulah ia menjelidik.

20

Page 23: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

\

Tapi, untunglah kami tak merasa gugup, dengan paham: ,,Berani karena benar”. Ja, jang 'benar ialah, merasa tak bersalah'. Apakah jang akan ditakutkan? Kapten Sasaki bertanja:

,.Sudah berapa kali tuan mendengar pidato tuan Ir. Soekarno?” Djawab kami: ,,Sudah dua kali, di M akassar.”Kapten Sasaki: ,,Bagaimanakah kesan tuan tentang isi pidato Ir.

Soekarno?”Djawab kami: ,,Baik tuan”. —Kapten Sasaki: ,,Perkataan ,,baik” itu murah sekali. Dan tuan

barusan mendengar dua kali. Dan Ir. Soekarno sudah lima kali berpidato di M akassar, sampai sekarang. Tuan selalu diundang. Kenapa 3 X tidak datang?”

Djawab kami: ,,Saja selaku Kepala Kantor Radio, bagian Indo­nesia, mesti menerima perintah dari Kepala Umum Kantor Radio, tuan opsir Nippon. D jadi jang bertanggung djawab terhadap „tidak d a t a n g sa ja pa da rapa t B u n g K a r n o ”, adalah tuan opsir Nippon, Kepala Umum Kantor Radio, bukan?”

Kapten Sasaki: „Benarkah tuan anti Ir. Soekarno?"Kami: ,,Siapakah jang mentjeriterakan itu pada tuan?”Kapten Sasaki: ,,T idak usah saja katakan. Dan jang mentjerita-

kannja adalah orang kepertjajaan”.Kami: ,,Baiklah tuan saksikan sendiri. Dan tuan batja beberapa

surat dan dokumen”.M aka segera kami. pergi kekamar mengambil surat kolonel

Count Kodama, kenalan kami, pada kami. Dan ............. se-olah2 adabisikan sajup2 seperti angin sepoi2-basa mem-berani2kan dan me- nenangkan hati kami jang merasa ,,terdjual” oleh orang jang hendak mendjatuhkan kami, maka kami ulurkan tangan kami kepada dokumen penting, jang kelak m en d j a u h i kami dari labrakan, s iksaan Tokke Tai.

Dokumen itu, tak lain tak bukan setjarik kertas jang telah kita sebut semula.

Lebih dulu kami hundjukkan surat kolonel Count Kodama, de­ngan sampulnja, jang bertuliskan:

Toean Dajoh dari

M akassar Hosokyoku *) *) Kantor Radio Makassar.

dari D jakarta Kodama.

21

Page 24: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

/Kapten Sasaki meng~amat2inja, mem-balik2kan surat itu, meman-

dang kami, dari surat kekami, dari kami kesurat, tapi masih ia kurang pertjaja, katanja: ,,Surat ini belum bukti djelas, jang tuan tidak anti Ir. Soekarno”.

Dengan sedikit tersenjum kami berikannja setjarik kertas, doku­men, jaitu guntingan dari harian Asia Raya, tersebut tadi.

Sesudah membatjanja, dokumen itu dipulangkan kapten Sasak i pada kami, katanja: ,.Sekarang sa ja nasehatkan pada tuan, supaja lebih hati2 bergaul. Sajang, bangsa Indonesia suka mendjatuhkan satu sama jang lain. Untung saja datang sendiri untuk memeriksai perkara tuan. Tiap2 pemimpin saja kundjungi dulu, sebelum sajaambil tindakan. Dan ............. saja pertjaja tuan. Simpanlah dokumenini baik2”.

Djawab kami: ..Terima kasih tuan. Dan kalau ada orang Indo­nesia jang hendak mendjatuhkan orang lain, harap tuan nasehatkan dia banjak2, supaja persatuan tidak petjah. Selain dari itu sa ja minta supaja orang Indonesia jang melapurkan saja itu pada tuan, dimaafkan”.

Kapten Sasaki pulang sendirian, kami tidak usah turutinja ke- pendjara, berkat dokumen jang ada pada kami itu. M engertilah kami mengapakah teman2 sekerdja kami segan menghampiri kami beberapa hari sebelum kapten Sasaki mengundjungi kami. Dan masih berdengung dalam kuping kami perkataan kapten Sasaki tadi.

Tapi karena nama kami ada dalam dokumen itu bersama Bung Karno, selaku guru di Ashrama Menteng 31, maka loloslah kami dari labrakan Tokke Tai. Dan bagaimanakah delsas-desus tentang hal ini? Orang mendjauhi kami, karena Tokke T a i menganggap kami „mata-mata m u suh” dan seorang teman jang sehari sesudah kundjungan Kapten Sasaki pada kami, melihat kami dirumah de­ngan tidak kurang suatu apa, amat heran.

Dalam hati, kami katakan: „Sjukur, tidak djadi korban Tokke Tai".

Tertjantumnja nama Bung Karno dalam dokumen kami men- djamin nilainja dokumen tadi itu. Oleh pelolosan itu, maka datang- lah lagi teman2, jang menurut nasehat kapten Sasaki, harus disapa dengan perkataan, j a n g sangat hat i2 d i t im ban g du lu , ba ru lah d i - utjapkan.

Tegasnja, djanganlah pertjaja siapa2.

22

Page 25: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Ah, Djepang mengadjari kami mentjurigai teman2. T iap2 orang dianggap mata2 musuh .Pun Dr. Ratu Langie (almarhum) jang menolong banjak2 akan keluarga2 serdadu2 Knil dan orang2 lain jang terlantar, ditjurigai keras oleh Djepang.

Ja, Bung Karno sendiri; karena mengapakah opsir2 Djepang, Sjimizu dan lain2 selalu mengekor rapat2 pada Bung Karno? Dan di M akassar Mr. Tadjuddin Noor pun tidak dipertjajai Djepang.

Seorang teman menjebut nama kawan, jang melaporkan kami pada Tokke Tai. Si ,,teman” itupun tak boleh dipertjaja. D jangan2 teman ini si ,,pelapur’1 djua sendiri. Dan apakah tindakan?

Tidak! Djangan bertindak! Pembalasan terserah pada Jang M aha Kuasa, demikian paham kami.

Ja, paham sedemikian, memang telah kami pegang erat; ini di~ dikan sedjak ketjil; hasil didikan ini memupuk semangat keta’atan; djangan2 djiwa dikeruhkan oleh rasa dendam. Terhalang banjak2 nanti perdjoangan kemerdekaan kita. Perasaan dendam melemahkan batin kita sendiri, dan kita sendirilah jang kelak mendjadi korban.

Ah, tapi tentang membalas dendam dalam hal ini, bukankah teman kita bangsa Indonesia sendirilah jang ditimpanja? Pun terhadap Djepang sendiri, bukanlah dendam jang mendjadi dorongan kita berdjoang, melainkan paham memperdjoangkan kemerdekaan tanah air djua.

Pendengar2 jang terhormat,

Bukanlah maksud kami mengadakan filsafat dan pemandangan pandjang tentang soal ini. M asing2 menganut pahamnja sendiri, tapi pokok perdjoangan kemerdekaan kita, haruslah hidup terus, "melalui s e r ibu sa tu d j a l a n ”, (menurut istilah Bung Karno), dengan memakai siasat dan kebidjaksanaan aneka-warna.'

Pendengar2 jang terhormat.

W aktu sangat terbatas untuk menguraikan selandjutnja hasil kesan ini. Untuk ketiga kalin ja, kami undurkan diri sampai tiba waktunja kembali kami landjutkan kenang2an pada dan dengan Bung Karno.

Selamat pagi. M e r d e k a !

23

Page 26: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

(R .R.I. D jakarta)PID ATO RAD IO IV

31 Desember 1950.

Pendengar2 jang terhormat,Kami merasa asjik menguraikan kenang-kenangan ini, pun karena

kami mendapat banjak2 minat dari teman2, dengan ber-bagai2 kata penghargaan.

Kami amat berterima kasih terhadap penghargaan2 itu, se-rasa2 kami hendak menguraikan kenang-kenangan ini terus-menerus.

Ada jang menanja ini dan itu pada kami, dan jang paling banjak ditanja, ialah bagaimanakah perkenalan kami dengan Bung Karno semula, dan bagaimanakah selandjutnja. Dan ideologic apakah, dan ,,nasib” apakah jang ,,menemukan” kami „muka sama m uka”.

Pertanjaan2 ini lutju, tapi menggembirakan kami; hal ini m enjata- kan bahwa perhatian pada Bapak Negara kita, sungguh besar.

Kami sekedar hanja menggambarkan kesan. Dan gambaran jang dipesan atau ditanjakan itu, kami akan usahakan pelaksanaannja.

Para pendengar jang terhormat,Dalam uraian lalu telah kita dengar urusan pemeriksaan Tokke

Tai (Polisi Militer Tentara Laut, D jepai;g) terhadap pada kami, jang dianggapnja mata-mata musuh.

Tapi berkat ,,dokumen” jang memuat nama kami disamping nama Bung Karno dan lain2 guru2 di Asrama Menteng 31 D jakarta, maka loloslah kami dari labrakan Tokke Tai, Polisi M iliter D jepang itu. 1)

Betapa anehnja sebenarnja, djalannja riwajat! Tjoba tilik!Asrama Menteng 31, D jakarta,'—’ adalah balai untuk ,,melahir~

kan” dan ,,memahirkan” djurnalis2 Indonesia, untuk m e m p r o p a g a n - dakan kepentingan2 Djepang, tapi kemudian, ■— peladjaran2nja dengan pimpinan Bung Karno dan Bung Hatta ,,melahirkan” prok- lamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Dan ............ ja, revolusi lahir, — tenaga pemuda2 berkobar, apisemangat jang di-tiup2kan Diepang untuk kepentingannja, untuk ..kemenangannja" terachir, memakan Djepang itu sendiri. Tetapi bukanlah api revolusi ini, jang kami hendak gambarkan disini; ini soal kemudian.

M PenguJangan2 herjta jni dengan sengad ja dilakukan, karena .pidato2 sem ulavelum tentu tfrdengar oleh jang ,,kini m endengar”. M.R.D. t ja ta tan Pebr. 1957.

24

Page 27: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Peranan „dokumen” tersebut, masih banjak, belum selesai, dan kenang2an jang kami lukiskan ini, bertalian erat dengan dokumen itif,

T idak terlalu pintjang kiranja djuga, bila nama uraian ini kita sebut:

„P e ra n an d ok um en .,. d e n g a n ” B u n g K a r n o ” atau: . .P e ranan d o ­kumen Asrama M e n t e n g 31 Djaka rta” .

Pendengar2 jang terhormat.

M arilah kita teru^skan gambaran kenang2an dan kesan terhadap pidato Bung Karno di M akassar tahun 1944, selaku penanaman bibit perdjuangan kemerdekaan, jang sekarang telah berbuah.

Sebentar kita akan melontjat dan sedikit menjimpang pada be- berapa kesan jang lahir dari usaha beberapa pemimpin, ialah dari Dr. Ratu Langie (almarhum) dan Mr. Tadjuddin Noor dan lain2- nja; maksud, ialah mendjalin kenang2an tugas nasional, jang ber- usaha meruntuhkan segala djenis pendjadjahan.

Semuanja bertalian djuga dengan kenang2an, uraian kita ini.Demikianlah:Bung Karno meninggalkan Kota M akassar, tahun 1944, dengan

membawa bingkisan hati rad ja2 Sulawesi Selatan, pemuda2, pemudi2, —• dan belum tentu membawa hati Djepang, karena „anak2 dewa” itu tenang sadja, tak menjatakan pro dan contra dalam rapat. Diam sadja seperti patung.

Kita mengerti. T iap2 Djepang merasa tuan, merasa lebih dari tiQp2 orang Indonesia, jang bergelar ,,gendjumin”, alias ..Inlander”.

Dan demonstrasi itu kami saksikan dikapal, ketika M r. Tadjuddin Noor menentang seorang Djepang, jang amat pendek, hampir se- tengah badan M r. Tadjuddin Noor, sadja pandjangnja; — dan ka- limat pendek jang dimuntahkan Djepang itu lutju sekali:

,.Orangu Nipponno tinggi-tinggi sekari. Ini kaparu Nipponno radja desu. Orangu Indonesia turutu, turutu. Nipponno radja, desu.* W akkarim astaka?”

Artinja: ,.Orang Nippon tinggi-tinggi sekali, Ini kapal Nippon j'"ing radja. Orang Indonesia turut, turut. Orang Nippon rad ja .”

Perdebatan antara Mr. Tadjuddin Noor dengan orang Djepang ini sungguh lutju sekali.

Bahasa jang dipakai pertama-tama ialah bahasa Djepang, jang kurang dipahami M r. Noor. Dengan sikap dewa, si Djepang itu

25

Page 28: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

membelalakkan matanja; kaki bengkoknja jang kelihatan, karena ia bertjelana pendek tidak memakai kaos kaki, — adalah seperti tongkat dua jang berdjauhan, kaki penuh rambut sampai dipaha; dan tangan keduanja ditekan pada pinggang, dan sianak dewa~ini berpidato pada Mr. Tadjuddin Noor dalam bahasanja begitu lan tjar, begitu marah, sehingga ngilernja lebih dulu keluar menggerimis dari mulutnja dari pada kalimat2 Nippongo-nja.

Lutjunja, ialah sipendek memarahi sipandjang jang memandanxji- nja dengan sikap kurang peduli.

Inilah jang menimbulkan amarah si-pendek ini, bukan main.Duduknja perkara ialah, bahwa pada rombongan Dr. Ratu Langie,

jang dari D jakarta pergi ke M akassar, didjandjikan, bahwa mereka masing2 dapat penginapan kelas satu dikapal.

Tapi, jang didapat hanjalah dek kelas 4, dengan makanan ,,kutjingV, artinja makanan jang kurang dalam se-gala2nja.

Dr. Ratu Langie sendiri telah lebih dulu bertolak ke M akassar, sedangkan keluarga beliau menjusul.

Mr. Tadjuddin Noor memadjukan keberatan tentang perlakuan sewenang-wenang ini.

Tentang perdebatan ini tak seorangpun dari kalangan Indonesia jang mengertinja. Maklumlah ,,gerimis kemarahan”, lebih dulu ke­luar dari pada ,,Nippongo”, dan ah, siapakah jang sudah pandai berdebat dengan orang Djepang dalam bahasanja pada waktu itu?

Ini sekedar untuk menggambarkan perasaan Djepang terhadap ,,gendjumin”. Dan sedjak perdebatan itu nasib kami, terus buruk, kemudian sampai2 kapal jang kami tumpangi hampir2 kena torpedo waktu malam kira2 djam 8, bulan M ei 1943.

Tapi hal ini adalah kedjadian s e b e l um d okum en tadi memulai riwajatnja dan hanja untuk menghiasi lakon ,.hidup” dokumen itu, jang bersangkut paut dengan penjelidikan Kepala Tokke T ai pada kami jang disangka ,,mata-mata musuh”, dan djuga untuk m enja­takan deradjat penghargaan Djepang pada tjita2 Bung Karno, jang sangat di-tawar2-i oteh putera2 dewa itu, jang sama sadja dengan me-nawar2kan kemerdekaan Indonesia. Ja, gendjumin tetap geu- djumin, pada mata Djepang, biar dia pendekar kita sekalipun. Dan. Mr. Tadjuddin Noor tahu benar2 akan hal itu, ataupun telah merasa ,,perlakuan Djepang sedemikian.

si"Pengetjut Djepang tadi itu, Jari, ketika Mr. Tadjuddin Noor menjatakan, bahwa ia penasehat tentara, dan pangkat itu t i n gg i sekali.

26

Page 29: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

W ah , si kaki-bengkok tadi, lari teratur, bcrhenti bergerimis de-ngan Nippongonja: ,,watakushi wa sarah desu ............. ma’afu,ma’afu. Sajonara .............

Artinja: ,,Saja salah. M a’af, M a ’af. Selamat tinggal”.Tapi tidak bisa disangkal bahwa putera2 Djepang sendiri, ketika

bertemu dengan Bung Karno kentara ,,kalah mata” djuga ataupun „kalah gertak”.

Barangkali hal ini adalah sesuatu jang chusus, jang mengenai peribadi atau watak kuat dari Bung Karno sendiri, selaku perse- orangan, jang gampang mempengaruhi sekitarnja.

S iasat2 Djepang untuk meng-gendjumin-kan bangsa Indonesia hanja berbuah pemberontakan besar2an di-mana2.

Perlakuan sewenang-wenang adalah seperti kaladjengking jang menjengat bangsa Indonesia; oleh sengatan ini pemuda2 bangkit me- mekik menuntut hak kemanusiaan, mengulurkan tindju pertarungan kemerdekaan dengan memakai ber-bagai2 akal untuk mengadakan perhitungan dengan tiap2 pendjadjah. Keinsjafan kemerdekaan, kesungguhan untuk bergulat mempertahankan kehormatan bangsa mungkin tidak lahir, djika Djepang begitu manis, begitu memen- tingkan kehalusan dan peri kemanusiaan.

Ditilik dari pihak perebutan kemerdekaan, maka sesungguhnja pemimpin2 besar kita memakai politik tinggi, membikin rakjat begitu merasa teraniaja oleh kekedjaman pendjadjahan, sehingga ia ber- satu memberontak, mengambelas pendjadjahan siapapun.

Pendjadjah! Ja, pendjadjah! Bangsa Indonesia menghendaki na- ma: negara merdeka, merdeka ekonomi, sosial, kebudajaan, merdeka dalam se-gala2nja seperti tertjantum dalam s ja ’ir lagu Indonesia Raya.

Tegasnja, bukan sadja mau merdeka dalam arti ketatanegaraan, bukan sadja merdeka terhadap bangsa2 Asing, melainkan merdeka terhadap segala paham. Paham jang merugikan kemerdekaan ne­gara, merugikan djiwa, menjinggung semangat bangsa Indonesia harus dihantjurkan, .— dan untuk menegaskan tjara2 berdjuang, maka lahirlah bibit2 kerakjatan, kesosialan, kebangsaan, ketuhanan, peri kemanusiaan.

Putera-puteri Indonesia (putera-puteri, ialah istilah Bung Karno) merasa tidak kalah dibanding dengan dewa-dewi Djepang. merasa bukan gendjumin, dan bukan ,,Inlander” dari sikulit putih, melain­kan merasa betul2 anak2 Indonesia terhormat, jang harus menje- lenggarakan negerinja sendiri dengan segala tanggung djawabnja.

27

Page 30: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Paham „hormati diri” untuk dihormat, banjak sangkut-pautnja dengan paham merdeka djiwa, semangat, badan, pikiran.

Rakjat djelata, miskin-melarat, jang menanggung nasib sengsara, dengan penjakit kelaparan (hongeroedeem), sedjak tahun 1933, meradjalela di D jawa Timur dan Djawa Tengah, — ja, rak jat d je­lata pada waktu itu mengerti benar2 betapa kedjam urusan peme- rintah, jang hanja mementingi untung pada rakjat, dengan tidak mempedulikan nasibnja.

Dalam hal ini, kira2 pada tahun tersebut tadi, maka nama Bung Karno dan Pa’ Tomo (Dr. Soetomo almarhum) telah mendjadi lambang perdjuangan, dan lama sebelum tahun tersebut ketika kami melihat dan mendengar Bung Karno berpidato digedung bioskop di Malang, dan menjaksikan pemimpin ,,banteng” itu dengan mata me-njala2 mengupas soal pendjadjahan dengan alat2 kapitalisme dan imperialisme, — maka mulai saat itu tak bisa tenteram lag i hati kami. Biola, gitar dilepaskan; gagang pena mendjadi kesajangan, untuk didjadikan sendjata — dan dosa pertama jang penjusun ka- rangan ini lakukan, ialah perkenalan dengan polisi di M alang, tengah tahun 1931, kemudian dengan assistent-residen ber-kali2; jang pertama-tama mengantjam, kemudian membudjuk dengan ber-bagai2 ragamnja, dan mengantjam pula. — Akibat segalanja ialah ber-kali2 pindah dari suatu tempat ketempat jang lain.

Inilah kenang-kenangan ,kami selaku pemuda.Dan djika pemuda2 di M akassar tahun 1944 — dengan sekaligus

tertarik oleh pidato Bung Karno, — maka mengertilah kami, oleh pengalaman tadi terhadap diri kami, betapa djitu djiwa pemuda tertarik bulat2 oleh Bung Karno.

Para pendengar,

Untuk keempat kalinja, kami undurkan diri sampai tiba waktunja kembali, kami landjutkan kenang2an pada dan dengan Bung Karno.

Selamat pagi. M e r d e k a .

28

Page 31: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

PIDATO RADIO V(R.R.I. D jakarta)

7 Djanuari 1951

Para pendengar jang terhormat,

Sebenarnja kami chawatir ber-kali2, menguraikan kenang-kenang- an ini. Chawatir, kalau2 membosankan para pendengar. Ber-kali2 kami hendak hentikan, tapi saban habis uraian kami, ada2 sadja kenalan2 jang menjatakan perhatiannja pada gambaran kami ini.

Ber-kali2 kami utjapkan terimakasih, ditelepon, dipertemuan, di-pesta, dimana sadja, — dan ............. ja , ada lagi, jang mengandjur-kan, supaja kenang2an ini dibukukan.

Sa ja tanjai saudara Sunarto Kartonagoro, Kepala Siaran Kata djawatan Radio R.I. ini, apa hak pengarang tidak terborong oleh djawatan tersebut.

„Boleh dibukukan”, — djawab sdr. Sunarto.Tapi kami masih pertimbangkannja dengan selidikan dan tilikan

teliti. Paham ketimuran kita menegahkan kami menggembar-gem- borkan sesuatu. Kami amat merasa, betapa besar tanggung-djawab kami mengadakan ,,pembukuan” kenang2an ini.

Baiklah, djangan dulu kami d jand jikan ,.— nanti kalau chalajak ramai begitu m en d e s a k membukukan kesan2 kami ini, — barulah kami usahakan tugas itu, ialah dengan paham, bahwa usaha itu, adalah tugas nas iona l d j u g a . Segalanja, nasiorial , dan Bung Karno sendiri, sering mengatakannja. Kita tidak mengemukakan siapa2, melainkan mengutarakan t j o n t o h2, p e r d j u a n g a n nas ional , selaku pendid ikan m a s j a r ak a t , .— pendidikan nas ional , untuk membulatkan kemerd ekaan kita, kemerdekaan n e g a r a dan d j iw a kita.

Sekali lagi, — kami pentingkan t j o n t o h p e r d j u a n g a n nas ional , ■— ialah untuk diteladani, untuk memupuk semangat perdjuangan kita. Untuk memperbanjak pedjuang2, pemimpin2, -—■ tua-muda, laki- perempuan, chususnja dari kalangan pemuda-pemudi, jang kelak memegang kendali negara.

Para pendengar jang terhormat,

Dengan kejakinan inilah, dengan kesungguhan inilah, — maka kami melepaskan rasa kechawatiran dan keseganan kami mendje- lang para pendengar didepan tjorong Radio ini.

29

Page 32: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dalam uraian jang keempat, telah kami paparkan sedikit tentang pertanjaan beberapa saudara, mengenai i d e o l o g i e jang meng- gembleng djiwa Bung Karno dan djiwa kami, — ataupun ideologie jang mengobarkan semangat kami untuk mengadakan perhitungan dengan pendjadjah. Istilah2 „perhitungan” ini agak besar suaran ja, agak keliwat besar artinja untuk „ o r a n g ke t j i l” s e p e r t i kami , jang bukan pemimpin.

Tapi untuk pemuda2 pedjoang, chususnja jang telah gugur selaku pahlawan, — ataupun jang belum gugur, tapi berdjasa dalam per­djuangan, maka istilah ini tepat. Tepat sekali, dan h a n g a t lag i pada masa belakangan ini.

Kami berdjabatan tangan dengan Bung Kamo, sehari sesudah beliau mengindjak tanah di Djakarta, barusan tiba dari Bengkulen, tempat intemiran beliau, jang ditundjuk pemerintah Hindia Belanda, untuk melumpuhkan pengaruh beliau pada rakjat Indonesia.

Kami serumah semula dengan Mr. R. Samsuddin almarhum, ex. Menteri Penerangan R.I. Djokja, jang kemudian mendjadi D uta Besar Pakistan, dan jang amat menarik kami sedjak tahun 1938, kegelanggang politik, contra kolonialisme Belanda bersama alm ar hum Moh. Husni Thamrin dan almarhum Dr. Ratu Langie dan la in2 pemimpin jang terkenal.

Djabatan tangan dengan Bung Karno ini didahului penerangan dari fihak Mr. Samsuddin, bahwa kami adalah kenalan baik da r i dan ber-kirim2an surat d e n g a n Dr. Sutomo almarhum, pemimpin Parindra Partai Indonesia R aya), selandjutnja penganut ideologie, jang dikobarkan oleh pudjangga Dr. H. Roland Holst —• van der Schalk ditanah Belanda chususnja dan Eropah umumnja, .— ialah dengan mengupas soal2 keked jaman imperialisme, kapitalisme, ko­lonialisme, jang dilakukan pemerintah Hindia Belanda ditanah air kita, Nusantara ini.

Kami tjeritakan usaha kita tahun 1940 meruntuhkan kedudukan Minister W elter, (Minister van Kolonien = Menteri T anah2 D ja- djahan), dengan mengadakan aksi, pidato2 jang menggambarkan kelaparan di Indonesia, akibat pemer in tahan s e m b e r o n o d i b a w a h b e nd e r a Be landa dan jang kemudian diperbintjangkan hangat di Volksraad (Pedjambon) oleh almarhum Thamrin, dengan kaw an2 beliau j an g dmamakan ,,partai kiri”.

Pendengar2 jang terhormat,Riwajat jang kami sadjikan ini, lahir sebelum riw ajat dokumen,

30

Page 33: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

pada kita telah perdengarkan dalam 4 uraian semula. D jadi, kita puter djam lontjeng kebelakang dulu, ialah waktu, sedjak Peme­rintah Hindia Belanda menjerah kalah dengan tidak bersjarat pada Balatentara Djepang.

Bung Karno lolos dari interniran Bengkulen, dan penuh dengan persediaan rentjana perdjuangan nasional dengan segala siasatnja.

Pertemuan kami, digedung 3 A , pusat propaganda Djepang, di Gambir Barat D jakarta, pendek sahadja, tapi tjukup meninggalkan kesan2 jang mendalam, ialah bahwa anutan ideologie, jang samalah jang menggembleng djiwa kita.

Seorang seniman, pelukis terkenal, Basuki Abdullah, mentjetus- kan kesan ini dikertas dengan skets Bung Karno, potret, jang menjatakan semangat ber-api2, dengan garis2 kuat dan pasti, ialah: d a g u tadjam, h idunq tadjam, mata tadjam , dan o t o t t e g a n g pada leher pandjang: — kesan seluruhnja ialah: „ b a n t e n g j a n g s e d i a m e n a n d u k memperingatkan terang2 lambang gambar kita, ialah , , b a n t e n g na s i o n a l”, jang mengembuskan nafas ber-kepul2 dengan ekor jang berraga m en g a d j a k lawan berkelahi.

Teringat kita akan lukisan Raden Saleh, ialah banteng jang me­nanduk harimau2, hingga mereka tampias, dengan perut t er rabik dan u su s m e l e t u s , dan bukanlah harimau2 itu lambang imperialisme pengetjut?

Dan, inikah, — demikian bisikan dalam hati kami, banteng inikah jang hendak didjinakkan Djepang untuk menarik gerobak impe­rialisme?

Apakah ,.banteng” ini inginkan perhiasan dan harum bau bunga ,,Sakura” , lambang kekuasaan Djepang? — Kami tak pertjaja, Banteng tak bisa hidup dalam pendjinakan, Banteng tetap banteng. Ia mesti tetap merdeka.

Tidak merdeka, ia mati, — dan mengertilah kita akan arti dan isi istilah perdjoangan, jang dikumandangkan sesudah 17 Agustus 1945, jang berbunji:

„ M erd ek a atau ma t i”.„Sekali m e r d eka t e t a p m e r d ek a ” .

Para pendengar jang terhormat.

Pertemuan kami dengan Bung Karno di Gambir Barat, (beliau tetap dikelilingi D jepang) hanja pendek sad ja lamanja, tapi jang kemudian disusul oleh beberapa pertemuan tjara perseorangan, di

31

Page 34: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Oranje Boulevard (Djalan Diponegoro), bersama Putera M ahkota Lombok, Hanak Hagung Barajang W angsa, jang dibuang Peme- rintah Hindia Belanda 50 tahun lamanja.

Pertemuan2 ini kami tjatat selaku bagian ketjil dari r iw a ja t per- djuangan nasional, jang biar hanja sedikitpun, biar hanja setitik sahadja, -— memberi sinar kejakinan, sinar paham -pertjaja-diri, sinar keberanian dan ketetapan hati pada kami.

Ilham Bung Karno, tjara beliau menginsjafkan kami b e r d j n a n g tetap, tjara beliau memberi semangat pada kami, jang masih am at hidjau dalam perdjuangan, pun jang masih pitjik dalam m engada- kan siasat, jang sering serba salah, .— (ja kami mengaku ini sampai sekarang!),.— amatlah begitu menarik; dan segala sisa2 kegelapan ke-ragu2an dalam mengusahakan tjita2 nasional, hindar sekali gus. Tegasnja Bung Karno memegang erat djiwa kami, kami berdua bermobil keliling kota, hingga sampai di Balai Pustaka, memperbin- tjangkan manfa’at lagu2 dan sja ’ir2 jang bersifat perdjuangan, dan jang harusnja dibimbing i rama j a n g ber~app, hingga b u n g a ap i t emp ia s - t e r ban g olehnja, — hingga pendengar2nja kena ap in ja, hingga semangat pendengar terbakar, dengan n jala jang meliputi seluruh djiwanja.- Bung Karno menggerakkan kami menggubah sja ir dan lagu sedemikian, ja, jang begini, jang begitu, kata beliau, disusul dengan istilah Belanda: „Een l i ed , zo kra ch t i g , d a t d e v o n - ken e r van a f v l i e g e n ”.

Lagu2, sjair2 Djerman, — demikian udjar Bung Karno, — u m u m - nja kuat, iramanja tetap, — tjontohilah!

Dan dalam ingatan djiwa kami tertjiptalah njanjian, jang s a n g g u p mendorongkan seluruh rakjat Indonesia kedalam gelanggang per- golakan merebut bulat kemerdekaan Indonesia. Salah satu gubahan jang kami sediakan untuk pemuda, mulai begini s ja ’irnja:

Mari kita pemuda Indonesia Bergembira mendjundjung bakti T jita kita menudju bahagia Dalam tugas tetap sehati M ari kawan bentangkan persatuan Pembentuk negara djaja Ajo turut, pandji pemuda Untuk Indonesia Raya. i )

1) Lagu ini sedikit dirobah, dengan „melody” sdr. Masno, waktu Die-PanS> di Makassar, populer dikalangan pemuda.

32

Page 35: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

r

Dan njanjian jang lain:

Musuh terbang la ri hantjur W aktu kita masuk kubu Musuh takut kotjar-katjir Lalu terbang, hilang, musna Sang pradjurit Indonesia Dan pahlawan Nusantara M adju gagah bela negara Hundjuk korban bakti sutji

R e f r e in:

Ajo kembang nusa bangsa Putera-puteri Indonesia Kita angkat langkah tepat Susun djasa penuh semangat.

Kami tidak bisa tjeritakan harga gubahan tadi itu, pun karena kami belum, malahan tidak puas dengan isi dan iramanja, karena kami tahu bahwa semangat s ja ’ir dari ,,Lagu Indonesia R aya”, ■— adalah djauh lebih kuat, lebih m enda l am dan m e r e s a p daripada jang kami karangkan tadi itu.

Bagaimanapun, kami merasa djuga, bahwa t j inta pada Ibu Pertiwi (inipun istilah Bung Karno!) kami usahakan terus-menerus mem- buktikannja.

Pendengar2 jang terhormat,

W aktu sangat terbatas untuk menguraikan selandjutnja kesan2 kami ini, dan untuk kelima kalin ja, kami undurkan diri sampai tiba waktunja kembali kami landjutkan kenang2an ini, pada dan d e n g a n Bung Karno.

Selamat pagi. M e r d e k a .

33

Page 36: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

PIDATO RADIO VI(R.R.I. D jakarta)

Para pendengar jang terhormat,

Sebelum kami langsungkan uraian kami ini, maka terlebih dahulu kami balas dahulu surat sdr. Paulus W . dari D jokjakarta, jang ditudjukan kepada Radio Republik Indonesia di D jakarta, tgl.31-12-’50. ..........................

Adapun bunji surat itu, adalah sebagai berikut:

—Merdeka,

Mengharapkan pertolongan untuk meneruskan pertanjaan saja kepada Sdr. M. Dajoh.

—Adakah niat Sdr. untuk mendjadikan buku ,,Kenang2an p a da dan d e n g a n Bung Karno?”Saja kira Sdr.2 jang tidak dapat mengikuti siaran2 tentang hal itu ingin djuga mengetahuinja. Demikianlah dan terima kasih.

Merdeka...............

Demikianlah isi surat itu.P end e n ga r2 jang terhormat chususnja sdr. pengirim surat, sdr.

Paulus W ................ pertanjaan tadi itu................ seperti kami telahuraikan pada tgl. 7 Djanuari 1951, ............ kami djawab dengangembira, bahwa memanglah ,,ada niat kami untuk m end jad ikan „buku" K enan g2an pada dan d e n g a n B u n g Karno .

Dan seperti telah dikatakan, niat itu akan kami laksanakan, djika chalajak ramai begitu mendesak memintanja. Jaitu, dengan banjak permintaan atau kiriman surat pada kami untuk mengerdjakannja.

Maksud, ialah membentangkan kesan2............... mengemukakantjontoh2 seorang nasionalis ulung, memperdjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan segala pengorbanan harta-benda, nama, p.erasaan,pikiran, dengan ber-bagai2 siasat............... seperti kami telah terang-ican tgl. 7 Djanuari 1951.

14 Djanuari 1951.

34

Page 37: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Para pendengar jang terhormat,

M arilah kita landjutkan gambaran ,,kenang2an pada dan dengan Bung Karno” ini.

Dalam uraian nomor 5, telah kami perdengarkan, bahwa Bung Karno dengan kami sesudah bertemu di Gambir Barat, di Gedung T iga A, Pusat Propaganda Djepang, .— adalah pesiar ke Balai Pustaka, lalu berdjumpa dengan pudjangga2 Sanusi Pane, Mr. Takdir Alisjahbana, Mr. Sumanang.

Pertemun kami ber l ima ini, adalah sekedar untuk kenal-mengenali paham masing2 terhadap pembentangan tugas nasional kita, dalam politik dan dalam kebudajaan.

Tetapi tentang pertemuan ini, — baiklah kita urungkan dulu uraian perundingan itu, — karena peranan ketjil jang lebih duluan berlaku dalam lakon sederhana kita ini, adalah mengenai riwajat Putera Mahkota Lombok, Hanak Hagung Barajang W angsa, jang seperti kita telah ketahui, .— diinternir oleh Pemerintah Hindia Belanda, 50 tahun lamanja, sesudah keradjaan Lombok berperang dengan pemerintah Hindia Belanda tersebut.

Kepentingan Putera Mahkota tersebut membawa kami pada be- berapa instansi:

le pada Bung Karno,2e pada Bung Hattta,3e pada Aim. Dr. Ratu Langie,■4e pada Aim. Mr. R, Samsuddinkemudian pada instansi Djepang.

Adapun pertemuan kami ber t i ga , ialah Bung Karno, Putera Mahkota Lombok dan penjusun uraian ini, — menggambarkan hangat2 betapa consequent paham kedaulatan rakjat Bung Karno, jang memberi penegasan pada kami, bahwa pada masa abad ke-20 ini, tidak ada paham ra d ja - ra d jaan lagi, .'— melainkan rakjat lah jang penting, jang n o m o r satu, jang primair, jang r n e m e g a n g peranan.

Segala f e o d aP an sudahlah tammat riwajatnja -— dan dengan mata jang penuh semangat kejakinan, Bung Karno menjatakan kewadjiban tiap2 pemimpin untuk mempelopori rakjat dengan segala kedjudjuran, — dengan peri kemanusiaan jang b e r g i a t mengenteng- kan penderitaan rakjat, untuk memerde.kakan djiwanja dari tjengke-

35

Page 38: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

raman pendjadjah, dalam ekonomi. dalam kebudajaan, — dan achir- nja, malahan jang terpenting merd eka n e ga ra , bu la t 100%.

Putera Mahkota Lombok, Hanak Hagung Barajang W an gsa , — memang telah insjaf akan kepentingan rakjat itu, karena beliau telah mengusahakan pimpinan pertanian di Parigi (Sulaw esi) pada rakjat disana, ■— tapi maklumlah dalam interniran disitu, pemerintah Hindia Belanda mengikat erat2 segala pengaruh tiap2 pemberontak.

Selain dari pada itu, beliau tersebut, Barajang W an gsa , telah banjak mengobati dengan pertjuma rakjat di Bogor dan sekitarn ja, pun di Pelabuhan Ratu, di Periangan Selatan, ketika beliau bertapa disana. Bertapa dengan arti betul2 bertapa, — bersembahjang me- menuhi sjarat2 agamanja, — demikian kata beliau dalam interpiu kami.

Ber-kali2 Barajang W angsa didesak Pemerintah Hindia Belanda, tunduk, minta ampun, agar didjadikan radja lagi, — tapi beliau tetap pada pendiriannja, — lebih baik diinternir daripada d jad i ..boneka” Belanda.

Dalam hal ini beliau bertemu haluan dengan Bung Karno, — dan untuk menghindarkan segala ke-ragu2an, maka ditekankan Bung Karno se-berat2nja, pahamnja, — ialah bahwa tidak bisa diharapkan setitikpun p emban gunan atau land'utan, ataupun pemupukan sesua- tu keradjaan di Indonesia. — Indonesia untuk rakjat, kedaulatan Rakjat, — habis perkara.

Benarlah, bahwa Djepang ada Tenno Heika-nja, — jang diper- dewakan rakjat Djepang, —■ tetapi dengan penerangan jang me- ngandung siasat bidjaksana, dengan tidak menjinggung kehormatan Djepang, — maka Bung Karno dapat melantjarkan bahtera tjita2n ja di-tcngah2 lautan pentjurigaan imperialisme Djepang.

Rakjat tak bisa dikelabui matanja, — dan tahun 1942 telah timbul edjekan rakjat pada Djepang mulai dari. Bogor, menjemooh t jita 2 Djepang dengan propagandanja: ..Asia Raya , kemakmuran ber- sama”.

Tukang2 betjak berpantun:

..Asia Raya

Nippon kaja

Indonesia pajah”.

36

Page 39: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Para pendengar jang terhormat,

Kami bertiga. Bung Karno, Putera Mahkota Lombok, jang men- dapat djulukan „Tagore”, (karena mukanja, djanggutnja, perawak- annja hampir sama dengan Pudjangga Besar India, Dr. Rabindra­nath T agore), — ja kami bertiga, bersama penjusun uraian ini, — memperbintjangkan hangat akan i d e o l o g i e perdjoangan!

Ja, hangat perundingan itu, karena mula2 contact paham Bung Karno dengan paham Putera Mahkota tadi, bersifat me-raba2 pen- dapat masing2, — maklumlah, Bung Karno adalah berkorban, me- ngalam i penderitaan diinterniran karena hendak meruntuhkan ko- lonialisme Belanda dengan sangkut-pautnja, jang memakai kaum feodal selaku alat.

Dan Putera M ahkota tersebut tadi, dengan sendirinja, adalah type feodal, —■ dan mau tidak mau contact jang penjusun karangan ini (selaku pengantara), adakan antara kedua djagoan perdjoangan ini, ■— adalah merupai pertjaturan.

Bung Karno tidak belok2 dengan paham jang telah dianut semula; beliau menudju sasaran tepat dengan debat jang tak di-tawar2 hangatnja, ideologie kerakjatan dibulatkan beliau dalam kata2 jang seperti tukul, martil besar, meremuk segala harapan untuk memu- langkan feodalisme.

Kita mengerti, tidak bisa disangkal, bahwa feodalisme, a lat im- perialisme Belanda di Nusantara, -— alat kedjam untuk mengadu- dombakan rakjat Indonesia, ■— ja feodalisme inilah satu2n ja sasaran perdjuangan Bung Karno dengan kawan2 beliau untuk mengambelas- kan imperialisme Belanda ataupun Djepang, ja siapapun.

M engerti pulalah kita, bahwa feodalisme dalam negara merdeka- pun, berbahaja untuk rakjat berbahaja untuk kemerdekaan djiwa.

Kami terpaku menjaksikan uraian Bung Karno, — kami kira beliau marah, tapi ketika beliau kemudian tersenjum dengan mengatakan, bahwa kami dianggap beliau selaku pedjuang ideologie kerakjatan jang wadjib memberi pengorbanan untuk paham tersebut, maka legalah dada kami.

Bung Karno hanja sekedar, .— demikian kata beliau, hanja sekedar membuktikan kejakinannja.

Hanak Hagung Barajang W angsa, Putera M ahkota Lombok itu, sangat tertarik hatinja pada uraian2 Bung Karno, — dan selaku tan- da mata Bung Karno diberikannja (disuruhnja p ilih), beberapa batu, untuk perhiasan tjintjin.. Bung Karno memiljh jang put ih

37

Page 40: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

bevsih, sebesar dan serupa felur tjetjak. Bung.Karno menanja cha- siatnja batu itu.

Dan Hanak Hagung Barajang W angsa mendjawab, bahwa Bung Karno akan mendapat ilham lebih besar lagi, untuk berdjoang, de­ngan memakai permata itu dalam tjintjin, — dengan paham bahwa putih bersih itu adalah lambang kesutjian perdjuangan, sehingga dengan sendirinja rezeki djasa perdjuangan bertambah.

Penjusun karangan ini terharu melihat kedua pedjuang ini. Bung Karno merupakan Ardjuna, dan Barajang W angsa dengan d jang- gut-pandjang putih lajak orang sihir-sakti, pertapa, jang menuang- kan berkat pada jang ditjintainja, pada pahlawan jang dianggapnja tn enang nanti dalam perdjuangan. Kami teringat akan lakon „Ardjuna Wiwaha" , tjiptaan Mpu Kanwa.

Penjusun uraian inipun mendapat banjak djenis permata seperti tadi dari Barajang W angsa — tapi jang kemudian diminta oleh opsir2 Djepang, usaha mana kami namakan: „dit juri d e n g a n h o r m a t ” .

Bagaimana nasib permata2 itu — jang mendjadi kenjataan, (d ja - ngan2 pendengar2 jang terhormat mengira hal ini tach ju l!), — ja bagaimanapun, kita telah tahu kenjataan, bahwa perdjuangan Bung Karno, amatlah besar hasilnja. Bukan karena batu wasiat tadi itu, melainkan karena ketabahan hati beliau.

Perlu diberitahukan disini bahwa sepulangnja Putera M ahkota Lombok dari rumah Bung Karno, didjalan Oranje Boulevard (D j. Diponegoro) maka ia b e r s embah jan g ditempat pertapaan di Bogor meminta d o a untuk kesempurnaan p e rd ju an gan B u n g K a rn o , de- mikian berita jang disampaikan pada kami, ketika Putera M ahkota tersebut menginap dirumah pengarang uraian ini di D jakarta.

Para pendengar jang terhormat,

Seperti biasa tiap2 uraian didepan tjorong radio in, hanja pendek sadja, waktu sangat terbatas, — oleh karena itu kami undurkan dir! untuk keenam kalinja, hingga tiba waktunja kembali, kami land ju t- kan gambaran kesan2 kami ini, ialah: Kenang2an pada dan d e n g a n Bung Karno, sebelum 17 Agustus 1945. Sekian pendengar2 jang terhormat. Selamat pagi.

M e r d e k a.

3S

Page 41: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

PIDATO RADIO VII(R.R.I. D jakarta)

21 D januari 1951.

Pendengar2 jang terhormat,

Jang telah kami sentilkan pada pidato keenam ialah pertemuan antara Bung Karno, pudjangga Sanusi Pane, M r. T akd ir Alisjah- bana, M r. Sumanang dan penjusun uraian ini digedung Balai Pus- taka. Pertemuan itu benar2 mengandung benih2 ideologie, jang kelak menghasilkan buah kemerdekaan kita sedjak proklamasi kemerde­kaan 17 Agustus 1945.

Pertemuan ini pada tahun 1943, — berlaku dikamar tempat kerdja pudjangga Sanusi Pane, dimana kebetulan berunding Mr. Suma­nang, M r. Takdir Alisjahbana dan Sanusi Pane, sebelum Bung Karno dan pengarang uraian ini, tiba di Balai Pustaka. Dan kun- djungan kami b e rdua ini, sebenarnja hanja sekedar untuk bertemu, bersilaturrahmi dengan saudara2 pudjangga2, redaktur2, pekerdja2 di Balai Pustaka. Bung Karno meng-angguk2 kepala menghormati saudara2 di Balai Pustaka, langsung ke kamar tempat pudjangga Sanusi Pane.

Takdir Alisjahbana menanja pengarang ini, sepintas lalu katanja: ,,Dimanakah kau kenal Bung Karno?”

Djawab: ,,Sedjak tibanja Bung Karno di D jakarta dari Benkulen. Dan lebih duluan lagi di M alang, ketika beliau adakan pidato tentang imperialisme”.

Pertjakapan ramah-tamah dimulaikan oleh Sanusi Pane, tuan ru- mah dari kamarnja, jang hanja berkursi satu, sehingga kami dengan suka rela berbitjara tinggal berdiri sadja. Dan pembitjaraan dengan segera bersemangat.

Sanusi Pane mengemukakan paham jang meliputi kebathinan, tjotjok dengan isi rangkaian sjair2nja dalam „M adah K e l a n a ”.

Dengan sikap se-olah2 beliau mentjari, me-raba2, dengan mata jang memandang djauh2, menindjau hari2 jang akan datang, maka kata2 jang terbit dari mulut beliau adalah seperti burung2 merpati jang me-lajang2 mentjari sarangnja, barusan pulang mengembara. (s ja ’ir H. Roland H olst).

Paham beliau ini, terang2 terdapat dalam buku , .Po lemik K e b u ­d a j a an”; jang disusun oleh Sdr. Achdyat K. M ihardja.

39

Page 42: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

!

Buku Polemik kebudajaan itu, mengandung paham M r. T akdir Alisjahbana djuga, jang mementingkan kebudajaan universeel.

Djika pendengar hendakkan pendjelasan paham2 kedua pu- djangga ini, Sanusi Pane dan Takdir Alisjahbana, — kami persi- lahkan membatja buku tersebut.

Hanja selajang pandang sadjalah kami utarakan paham2 jang kami berl ima dalam kamar Balai Pustaka itu, paparkan, — sekedar untuk membajangkan usaha kami, mengabdi pada tanah air dengan kebulatan tenaga masing-masing.

Sanusi Pane dengan dasar pikirannja jang tjinta pada paham 2 dan usaha2, jang lahir dari filsuf2 timur, (beliau amat dekat pada pudjangga besar India Dr. Rabindranath Tagore) menghendaki supaja pengaruh Barat dalam kebudajaan kita, disingkirkan d jauh2.

Hal ini, pendapat ini, menimbulkan perdebatan, jang dimulai oleh Mr. Takdir Alisjahbana, jang mati2an mempertahankan pendapat, bahwa djiwa manusia tak ada timurnja, tak ada baratnja.

Djiwa manusia, adalah universeel, adalah umum, tapi politik membawa perpetjahan, jang mem-beda2kan timur dan barat, dengan ber-bagai2 sengketanja. Penjusun karangan ini, memotong b itjara pendebat2 tadi, dengan perkataan, bahwa realiteit ataupun ken ja- taan menundjukkan ber-bagai2 perbedaan, berupa2 ragam selisih, dengan ber-bagai2 tjorak politik dan siasatnja, untuk mempertahan­kan paham masing2. Mr. Sumanang meng-angguk2 kepalanja, Bung Karno memandang dengan mata jang me-nindjau2.

Teramat berbahaja mengemukakan paham jang agak mirip pada sesuatu jang tak disukai Djepang. Sikap awas dan w aspada ter- batja pada roman muka Bung Kamo dan M r. Sumanang.

Pertjakapan jang bersemangat tadi adalah seperti lilin jang ber- angsur2 menjala sampai habis lilin itu, karena momok atau gendru- wo ataupun gergasi Djepang terasa me-lajang2 disekitar kami. Dan pada tempatnjalsVii — karena siapa tiada merasa ngeri m endengar

kekedjaman Ken Pei Tai, Polisi M iliter Djepang?Siapakah bisa leluasa ber-tjakap2 tentang politik dan kebudajaan?

M asih njata dalam pemandangan kami kedjadian jang berlaku pada Mr. Sumanang, jang menempatkan potret Tenno Heika sa lah , me- nurut KenPei Tai, .—■ diharian Pemandangan, jang dipimpin M r. Sumanang tsb. Seperti umum telah ketahui Mr. Sumanang ditahan Ken Pei Tai dengan alasan menghina Tenno Heika, R ad ja D jepang. , Adapun penempatan potret Tenno Heika itu adalah atas keke- liruan fcelaka, tetapi Militer Djepang teramat marah; menuntut

40

Page 43: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

njaw a M r. Sumanang. Dengan susah-pajah pembesar2 Indonesia, pun kenalan2 bangsa Djepang jang berpengaruh seperti Sjimizu dan Itjiki, .— menginsjafkan Ken Pei T ai, bahwa usaha M r. Su­manang tersebut adalah karena kekeliruan sahadja, lain tidak.

Paham2 jang terang2 diutjapkan pudjangga Takdir seperti tadi, memang membahajakan beliau tersebut.

Beliau telah berkenalan kemudian dengan segala kepahitan per- kenalan itu dengan Ken Pei Tai, demikian kami batja pada suatu buku tentang M r. Takdir tersebut tadi.

Benar2 tak ada kemerdekaan dalam ,,kerdja-sama” dengan Dje­pang, dan kami ulangi: kerdja-sama sedemikian dengan sembojan ,,kemakmuran bersama”, hanja berarti makmur untuk Djepang sa­hadja. Dan kerdja-sama dengan Djepang menurut edjekan rakjat, adalah kerdja-sam a antara kusic dengan kuda.

Pertjakapan kami, Bung Karno dengan kawan2 tersebut tadi, boleh kita anggap selaku ichtisar i d e o l o g i e perdjuangan kita bangsa Indonesia, baik sebelum proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, maupun sesudahnja, demikian kata kami semula.

Bukanlah maksud kami menegaskan segala paham politik dan kebudajaan dalam pertjakapan itu, — umum tjukuplah tahu akan paham2 beliau2 tadi dalam perdjuangan mereka, membentuk kemer­dekaan Indonesia.

Kata2 tegas tak dapat dilahirkan; bahtera politik Bung Karno dikerumuni djin-djin Ken Pei T ai dan Tokke T ai, polisi M iliter, mata2 Djepang, Lagu ,.Indonesia R aya” dilarang keras, istilah In­donesia R aya diganti dengan A sia Raya. Pembelengguan djiwa te- rasa benar2, pun dalam kesusasteraan kita. Sdr. H.B. Jassin telah membajangkan pembelengguan itu dalam kumpulan Farangan2 jang lahir dimasa Djepang, dimana sasterawan2 muda kita mengeluar- kan sindiran2nja dengan segala siasatnja melalui sensur Djepang.

S ja 'ir2 pemberontakan jang penjusun uraian ini sering pertjakap- kan dalam tjeramah didepan peladjar2 Angkatan Baru Indonesia, di Asrama Menteng 31 D jakarta, — pun di Panti Pengetahuan Umum dari Pusat Kebudajaan, — sangat ditjurigai, ditjela Djepang.

Oleh karena itu pertjakapan tentang politik dan kebudajaan an­tara Bung Karno dengan kami, meskipun bersemangat, hanjalah berwudjud ichtisar2 ideologie perdjuangan Indonesia Merdeka sa­dja dengan liputan dan palutan sembojan Asia Raya, kemakmuran bersama. Bung Karno melihat djamnja, hendak melandjutkan per- djalanannja, memberi isjarat pada penjusun karangan ini, meminta

41

Page 44: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

d ir i,.— lalu kami berdua pulang kerumah beliau di Oranje Boulevard (Djalan Diponegoro).

Disana menginap pudjangga Ipih Hadi, tcrkcnal dengan nam aH.R. dikalangan Pudjangga Baru.

Pertjakapan tak diteruskan, karena Bung Karno m endapat te~ lepon. Banjak tugas.

Pendengar2 jang terhormat, untuk membalas pertanjaan beberapa saudara, tentang uraian2 jang mengenai perdjuangan bapak2 nasional jang telah wafat, maka bisa kami kemukakan beliau2 jang kami kenal dari dekat, ialah Pak Tomo, Pak Thamrin, Om Sam (D r. R atu Langie), Mr. Samsuddin.

Perkenalan kami dengan bapak2 ini nanti kami uraikan kemudian.Pendengar2 jang terhormat, untuk ketudjuh kalin ja kami undur-

kan diri dari tjorong Radio ini, hingga tiba waktunja lag i kam i landjutkan uraian:

Kenang-kenangan pada dan dengan Bung Karno, sebelum pro- klamasi kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Selam at pagi.

M e r d e k a !

42

Page 45: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

BUNG KARNO DAN „DAMAI”

29 Januari 1954, djam 09.30.

Atjara K o n g r e s : ,,Silaturahmi antara Utusan2 Kongres denganBapak Presiden, di Istana N egara”.

,.Rakjat Indonesia adalah rakjat jang penuh semangat hidup!” demikian kira2 perkataan Bung Karno dalam bahasa Inggeris, ketika sasterawan Inggeris, Ivor Montagu, memperkenalkan diri pada beliau, selaku wakil Inggeris buat Kongres Nasional untuk Per­damaian.

Ivor Montagu, dengan badan seperti raksasa begitu besar, tapi dengan tingkah laku lemah-lembut lunak memandang pada Bung Karno, penuh hormat. Selandjutnja Bung Karno, dengan ramah- tamahnja, dengan senjum damai, — ja ,,Damai”, — sedang ,,me- ladeni” tiap22 pengundjung Kongres tersebut di Istana.

Seperti biasa, tiap2 tangan jang mendjabat tangan beliau, merasa tertarik djiwanja, begitu spontaan (dengan tidak sengadja).

,,Damai”! teriak anggota2 Kongres semuanja. ,,Hidup Bung Karno!”,demikian sorak sesudah masing2 merasakan „listrik” sym- pathie atau ,.besi berani” silaturahmi beliau.

Ah, ia tetap Presiden, bukan? Dan ingin kami, anggota2 Kongres melihat, apa Bung Karno „bersitegang” pada sikap Presiden atau tidak, — sebab, djika demikian, memang itulah haknja, — dan akan tak ada orang jang mengganggu-gugat beliau, bahwa Presi­den tetap Presiden.

Tapi, seperti pada tiap2 „permainan”, selalu ada anak-nakal, demikianlah pula perkundjungan di Istana ini, adalah orang2 jang suka sekali „menggoda mengganggu” Bung Karno.

Ja, menggoda mengganggu! Gangguan lutju! Ja, lutju mestinja, sebab maksud pertemuan haruslah ,,ramah-tamah — Damai” , —• demikian sembojan beberapa seniman dan utusan dari ber-bagai2 daerah.

43

Page 46: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Siapakah mereka itu?

Baik kita sebut ,,anak2-nakal” itu: Sudjojono, Hendra, Soegardo, Ibu Salawati Daud, dll.

Dan mereka tidak melihat Presiden, melainkan merasa bertemu dengan „kawan”, sobat kental atau „kontjo law as”.

Ada-ada sadja si seniman! Ia mau sadja: Sama rasa, sam a rata . Semua orang, kawannja, sobatnja! Ditambah lagi dengan suasana dan maksud dan tudjuan „Damai”!

W ah Bung Karno, djadi Bung Karno seperti dulu lagi, — m erasa tertarik, dialam rakjat djelata, — jah betul, sebagian besar pengun- djung Kongres, adalah wakil2 dari Rakjat D jelata — M arhaen , —■dan............ dan............. hahaha ............. Bung Karno didesak, supaja„ngibing” alias ,,menari”. Astaga!

Sungguh terlalu ini wakil2 Marhaen, Rakjat D jelata, jang begitu suka „Damai” ini!

Ketegangan sikap-bordjuis tak ada, kesombongan atau sifa t2feodalis, tak ada, •—■ dan............. ha, sebelum kita m elihat BungKarno dan Bu Karno ngibing, .— kita dengar dulu ,,k a ta” atau wedjangan Presiden. Ja, Presiden berbitjara dulu! Ialah a tas an - djuran Ibu Salawati Daud, selaku wakil dari utusan2 Kongres N a­sional untuk Perdamaian, jang ditugaskan mempersembahkan hadiah dan resolusi2 Kongres itu pada Presiden R.I.

„Bitjara, bitjara!” seru Ibu Salawati Daud, jang b iasan ja begitu berani mengadjak, maklumlah sobat sama sobat bertemu. D an, Bung Karno terpaksa berbitjara, tapi dengan memasang telundjuk keatas ter-senjum2 mengamang2 Ibu Salawati Daud, ,,anak-nakal itu.

Ja, karena amangan telundjuk itu berarti: ,,Hm, Bu S a law ati Daud, kau nakal amat, tapi aku setudju dengan kau !”

Rasa persaudaraan tertjipta sekaligus, suasana ram ah-tam ah bersinarkan kegembiraan.

„Saudara2 kata Bung Karno sekali lagi, ,,aku didesak berb itjara ,meskiputv aku tak perlu berbitjara. T ap i.............. apa boleh buat!(beliau terus mengamang dengan telundjuk pada Ibu S a law a ti Daud sambil ter-senjum2, dan jang lain2 pun turut tersenjum ), ,,ja apa boleh buat”, .— (dan dengan ,,apa boleh buat” sedem ikian, orang2 memasang kupingnja dekat2, datang mengerumuni Bung Karno dan Bu Karno), ja ............ Kongres Nasional untuk P er­damaian berarti banjak, dan aku pertjaja akan segala kesutjian , dan keluhuran tudjuannja, ja apa jang aku hendak katakan lag i?

44

Page 47: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Jang datang ber-Kongres ini, adalah utusan2 dari seluruh Indone- \ sia dan dari negara2 lain, ■— dan semuanja penuh diliputi semangat ,,Damai” , .— ja apalagi tudjuan manusia umumnja, selain daripada ,,Damai”?

Lepas dari itu, ataupun bertalian dengan itu, ingin sa ja menja- takan hal2, suara2 dari orang jang suka membusukkan nama saja, ialah, bahwa sa ja suka feodal2an; tak mau bergaul lagi dengan rakjat, mau menjendiri............. Itu tidak betul.............

(Seorang utusan Kongres berseru: ,.Memang tidak betul” ).Pidato (wedjangan) tak lama, — Bung Kamo mengadjak be-

ramah-tamah, dan............. dengan sendirinja muntjullah ,,anak2-na-kal” tersebut tadi, jang memaksakan Bung Kamo „masuk” dalam gelanggang kebiasaan rakjat djelata, jaitu ..ngibing” (m enari).

Dalam Kongres telah berkali2 turut, Radja A1 Alam U gar Sekar, Mahmud Rumagesang, Radja Irian, dengan maksud supaja Irian Barat dengan ,,tjara Damai”, dapat dimerdekakan dan masuk dalam w ilajah kekuasaan Republik Indonesia. Ja, R ad ja Irian ini insjaf akan usaha Kongres Nasional untuk Perdamaian umumnja, dan perdjuangan Bung Karno chususnja, ja seluruh rak jat Indonesia, bukan)? untuk mengembalikan Irian Barat kedalam pangkuan Ibu Pertiwi Indonesia R aya jang merdeka dan berdaulat. Tapi pendje- lasan tentang ..pengembalian” Irian Barat ini, sebentar kita papar- kan melulu pada ruangan tertentu.

Pokok uraian ini, menggambarkan peranan Bung Kamo dalampenerimaan beliau pada pengundjung2 Kongres tersebut, dan.............sesuai dengan idam2an beliau untuk selekas mungkin mengemba­likan Irian Barat pada kekuasaan Republik Indonesia, maka dengan sendirinja perhatian beliau tertumpah banjak2 djuga pada pedjoang Irian Barat, ialah Radja A1 Alam, Radja Irian tersebut tadi.

Lihatlah djago-tua Irian, jang sudah berumur 66 tahun itu! Ia ngibing sambil menjanji dengan selorohnja dengan Bung Karno, Bu Karno, Salawati Daud, — sedangkan jang disekitar, jang mengerumuni mereka, ber-tepuk2 tangan, tertawa, menjanji, me- ningkah lagu jang dinjanjikan.

Dan begitu asjik Radja A1 Alam (Irian) itu menari-menjanji, hingga ia lupa akan „kepresidenan” Bung Karno, ia ..mengibingi” Bung Kamo begitu rupa, se-olah2 mereka kakak-adik djua adania.

Dapatkah ini kita anggap selaku perdjoangan bersama mengem-

45

Page 48: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

halikan Irian Barat kedalam alam merdeka N egara Kesatuan k ita, N egara Republik Indonesia?

Sesungguhnjalah, — dan pengundjung2 Kongres jang seperti d i- ka takan tadi, w ak il2 dari ber-bagai2 lapisan R akjat Indonesia, — m elihat lambang itu, selaku penegasan tugas kewadjiban seluruh bangsa Indonesia.

N gibing sadja? M enjanji sadja?Kita berusaha, bergiat, berdjoang untuk melepaskan saud ara2

suku Irian Barat dari belenggu pendjadjahan, — dan bukankah maksud ini adalah inti-sari pidato2 Bung Karno mengenai Irian Barat?

Sesudah ngibing, menjanji, didahului oleh suara2 dari Roos So- m abrata — Poppeck, Hendra, Sudjojono, Prof. Ir. S . Purbodining- ra t ialah atas desakan, (lebih djelas atas tarikan, dorongan dan tolakan dari hadlirin), •— maka Bung dan Bu Karno m enjanji. Ja , menjanji!

Sungguh lutju, ah memang ,,nakal” benar2 seniman2 Sudjojono (pelukis) Hendra (pelukis), Sugardo (w artaw an ),—m ereka betu l2 ,,pentjipta” ramah-tamah, dengan kelakar mereka; mereka m enge- tahui betul2, bahwa Bung Karno gemar sekali humor (k e la k a r ) , gemar kebiasaan rakjat, sehingga Hendra memperdengarkan fan - tasi sandiwara-lutju. Ia menjatakan, bahwa ia memegang peranan ,,gadis tjantik”, lalu ia menjuguhkan perkataan lutju pada Bung Karno, dengan suara me-raju2 dalam tembang Sunda jang m erdu, kira2 begini:

,,Kutjinta padamu, aduh.............. aduh............. !”

Banjak wanita ketawa ter-pingkeP, ada jang memegang peru tn ja, ada jang memukul 'temannja disampingnja, ada jang ter-kekeh2 mengeluarkan iler (a ir h u t ) , sedangkan Bung Karno dan Bu K arno

a.tmata-ketawanja, melihat Hendra m e-raju2 (ham pir menangis lakunja!) menjanji dengan penuh semangat kelu tjuan , mem-banting2 diri, membungkuk, merangkak dan la in2, — dan se- muJ ^ a ^ as tjintanja selaku ,,gadis” pada Bung Karno.

Uibelakang penjusun karangan ini ada jang berseru (m engata- kan) : ,,Djangan terima dia, Bung Karno, dia bantji!”

Lebih k e t awa lagi orang2! Ada jang menjembur ilern ja begitu rupa, hingga basah badju kawannja didekatnja. Bung W erdojo^

46

Page 49: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

anggota Parlemen, ketawa seperti kutjing jang di-belai2 punggung- nja, sehingga hanipir tak kelihatan bidji2 mataqja.

Sekarang orang mendesak: ,,Bu Karno menjanji!”.,,M aaf", kata Bu Karno, ,,suara saja parau. Kerongkongan sakit.

Kena angin.”S ia2 belaka. A lasan tak diterima. Orang mendesak terus. W ah ,

bisa ,,kedjam” djuga pengundjung2 Kongres Nasional untuk Per­damaian ini!

Orang parau diminta menjanji! Terlalu! Tapi Bung Karno me- nundjang suara2 ,,pendesak” itu, — sehingga Bu Karno berdiri djuga untuk memenuhi ,,desakan” itu. Memang desakan telah mem- bandjir, atau ,,bandjir” mendesak!

Keplokan tangan menderu, selaku terimakasih atas kerelaan Bu Karno.

Sungguh w anita Indonesia, dengan sikap lemah-lembut tenang- aman, jang begitu halus, sehingga hadirin terdiam.

Bu Karno masih batuk2, maklumlah parau, se-olah meng-urut2 otot2 suara.

D an.............. ah kukira hanja suara jang kebiasaan sadja! Orangtidak me-njangka2, bahwa suara Bu Karno lebih halus lag i dari- pada semua jang telah menjanji tadi. Dan inipun dari orang jang kena-angin! Sekitar sunji.

Beberapa bait dinjanjikan Bu Karno, „contra” Bung Karno, jang harus membalas njanjian Bu Karno. * (lihat saduran pantun) hal. 50.

Kita mengerti, se-bagus2, se-halus2 suara lelaki, tak law an djuga ia akan suara wanita. Hadlirin terharu mendengar njanjian Bu Karno.

Dari seorang guru dari Sumatera Selatan, penjusun ini mende- ngar, bahwa Bu Karno selaku gadis, memang telah terkenal dise- kitar Benkulen, akan bagus-halusnja suaranja.

Orang „keringetan” (ber-peluh2) oleh ngibingan, njanjian, kela­kar, penganan, minuman diruangan tengah tempat resepsi (perte- muan) dengan muka jang ber-seri2.

Kiri-kanan sibuk orang me-njapu2 (seka) keringat atau me-ngi- pas2 diri dengan saputangan.

Bung Karno dan Bu Karno mengerti, bahwa udara lebih luas dan segar dibawah „kolong langit”. (ruangan pertemuan tjukup segar,

47

Page 50: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

luas, besar djuga buat puluhan pengundjung Kongres tsb); — oleh sebab itu mereka berdiri, mengundang hadlirin untuk melandjutkan ,,ramah-tamah” dihalaman tengah, jang beralaskan „permadani” rumput segar jang telah diratakan.

Tapi sajang, hudjan rintik2 tak mengizinkannja, — oleh karena itu, „perdjalanan” diteruskan keruangan lain, sebelah utara, de­ngan lukisan2 besar didalamnja, diantar oleh Bung Karno dan Bu Karno.

T ibalah Saudara Tampenawas, utusan Sulawesi U tara untuk Kongres, lalu meng-amat2i sebuah lukisan besar, tjiptaan H enk Ngantung. T jiptaan itu menggambarkan seorang jang memegang panah, membidik kedepan, dengan hanja memakai sarung sepeng- gal dibadan tengahnja, sehingga kelihatan benar2 seluruh badan atasnja, mulai dari pusarnja, pahanja sampai pada seluruh kepa- lanja. Disamping si pembidik panah dilukis seorang jang bersa- maan dengan dia, samar2 nampaknja, dan seorang lagi, jang lebih samar2, Semua tokoh jang dilukiskan Henk Ngantung itu, berpa- danan wadjahnja: ada jang tenang, a'da jang tersenjum, ada jang ber-pikir2. Maksud pelukis ialah lambang:

Hari jang akan datang Hari Sekarang Hari jang silam.

Penggubah ini katakan pada Sdr. Tampenawas, bahw a ia akan tak bisa terka, siapakah jang mendja'di „model” dari tokoh2 jang dilukis Sdr. Henk Ngantung itu.

Ah, pertanjaan kami itu kurang diplomatis dan mengandung ,,pengchianatan” diri sendiri, karena dengan segera Sdr. Tam pe­nawas berkata: ,,Kalau begitu, saudaralah jang mendjadi modelitu!”

Dan dengan kontan Sdr. Tampenawas memberi-tahukannja pada Bung Karno. Bung Karno dengan segera datang memandang meng-amat2i muka kami, dengan sikap ramah-tamah kelakar, ter-tawa2, katanja: „Apa betul? Apa betul?”

Aduhai, kalau kami kadang ke-malu2an, kali ini kami teram at malu-kutjing dilihat-diselidiki begitu lutju, hingga kami m erasa bangga-senaiig djuga, di-belai2 didepan umum. Ja, memang kam i djadi malu-kutjing, — sebab tjara Bung Karno menilik ada lah be­gitu mengandung arti „kita sama k ita”, arti „dari hati kehati” , se-

48

Page 51: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

hingga mau tidak mau kami mengaku, bahwa pada saat itu Bung Karno komplit mentjaplok hati kami, — seperti beliau telah meng- genggam djiwa kami selaku pemuda di M alang, dalam pidatonja jang ber-api2 itu lihat pidato Radio IV ).

Katakanlah, bahwa penggubah karangan ini sentimentil (berpe- rasaan ber-lebih2a n ) , hal itu kami tak bantah, dan kalau demi­kian, bukan sad ja pengarang ini jang berperasaan begitu, melain- kan pengundjung2 1 Istana waktu itu, anggota2 Kongres Nasional untuk Perdamaian Dunia seluruhnja. Akan tetapi djika dibanding ramah-tamah anggota2 Delegasi ke Kongres Sedunia untuk Perda­maian jang dari W ien a berlangsung ke Praha (Tsjecho S lovakia), maka perasaan persaudaraan sedemikian masih „sedang”, karena kawan2 se-Kongres di Praha, dengan kami ada jang ber-peluk-an2 tjara persaudaraan, ber-dansa2 gembira ria, dengan pelbagai ra- gamnja. Inggeris, Swedia, Mexico, Canada, Indonesia dll. adalah ,,se-kaw an”

Nah, apa salahnja djika kita mementingkan persaudaraan persa- habatan dalam usaha perdamaian dengan tjara bergaul dari hati kehati, biarpun sampai berkundjung dimahligai dewa asmara?

Tapi, lihatlah! Perhatian Bung Kamo, tidak berat sebelah, pada semua anggota2 Kongres; — hanja jang sedikit di-istimewakan, ia ­lah jang paling tua dari semua, jaitu Radja A1 Alam U gar Sekar, Mahmud Rumagesan, dari Irian tsb. tadi .— dan ketika berdjalan pulang kedepan Istana, Bung Kamo membimbing ,,Bapak Radja Irian” itu dengan kasih sajangnja.

Ramah-tamah berachir. D an............. lutjunja lagi, ialah sebagianbesar utusan2telah pamitan pada Bung dan Bu Karno, dan mereka telah tiba dipintu gerbang Istana dekat pengawal2nja, Polisi M ili­ter, — sudah ditepi djalan ra ja (Dj. M erdeka U tara), dan.............seruan: ,,Pulang, kemari! Pulang!”

Orang2 heran. Apalagi ini? Apakah jang terdjadi? Ketika giliran pamitan tiba pada Ibu Salawati Daud, beliau mendesak pada Ba­pak Presiden, supaja semua utusan Kongres dipotret di Istana. Dan di-tengah2nja Bung Karno dan Bu Karno, •— wah, sibuk orang men­tjari tempat, ditangga, didepan.

„Klik!” K ilat............. sinar sedetik dari pesawat pemotret, selakusaat penghabisan pertemuan, — dan saat sedemikian mendjadi „abadi”, bahan kenang2an jang tak bisa pudar dalam rangkaian usaha Nasional untuk Perdamaian.

49

Page 52: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

*) Saduran pantun Bti Karno, buat Bung K arno

AKU SETIA

Aku setia padamu,Sedjak saat djalinan Hidup kita bersama, Nasib penuh harapan.

Aku setia padamu,Dalam saat gelombang Hebat letjut negara,Kau ditengah gelanggang.

Aku setia padamu,Tetap dekat disamping Topan penuh gelora, Tjinta djadi pembimbing.

Aku setia padamu,Kiamat menderu,Aku tetap dekatmu Mentjinta dan membantu.

Aku setia padamu Dalam nasib tersurat Tjinta, damai, untukmu Sampai pada achirat.

x r •*

D jakarta, Rabu 17 M aret 1954 djam 12.30

Page 53: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Bung Karno dengan Bu Fatmawati raenghadapi santapan.

Page 54: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

„ L A G U D A M A I ”

2/4C = do Moderato.

S ja ’ir : M .R. Dajoh. Lagu : Sudharnoto.

mf3 pTo o i f~To o / T 7 3~J l~5~o

1. Damai, damai, Sang Damai !2. Damai, damai. Sang Damai !3. Damai, damai. Sang Damai !

\ T T j T 7 6 I 5 . I 0 5 5 I1. nja-nji lagu damai. Halang2. ang-kat swara ramai. Hingga3. tun-tut Bah'gia Damai. Terbang

5 5 I Kita Kita Rakjat

I 6 4 0 / 0 4 4 / 5 3 0 / 0 3 1 /1. la - rang Penghasut P ’rang. Jang me2. glo-ra hati dunia. Sambut3. ri - a Sang Merpati. Duta

j 2 2 I 2 3 1 / 5 . I 01. ra - dang dan menggarang2. ri - a B’rita Bah’gia3. da - mai Rakjat S'hati

1 . 2 / 3 (3) IJang memus-na Lari dja - Kini Rakjat

1.2 .3.

I 3 4 5 / 6 -bah'gia Rakjat uh Iblis P’rang

I 0

Bebas

1 7 - 1 01. rat )2. nang )3. sa )

Kwasa

F ? I i

4 5 / 6 6 I Hingga Rakjat Dengar lagu Susun djasa

5 / 3 - I 2 3

6 5 6 I djatuh m’la - Damai me - - Nusa Bang -

4 5 / 6 . 0 /

Jo, ajo. kawan, njanji ramai

1 7 . 6 / 6 5 / 0 5 6 7 / 1 0 / 0 0 //Hi -dup Damai! Hidup Damai !

Djakarta. 7 Djanuar i 1954.

52

Page 55: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Bung- Karno dan pengarang- (dalam audiensi) merundingkan kenang2an dulu, untuk melandjutkan pelaksanaan ideologic kerakjatan, berdasarkaii paham Pantja Sila dan Bliiimeka Tunggal Ika.

„Djago-tua” pedjoang Irian Barat M. Rumagesan, Radja al Alam TJgar Sekar Kolias, di-tengali2 wartawana R.R.I., diiringi oleh seorang letnan P.M. (kedua dari kiri) dan Sekretarisnja (paling kanan), untuk mengu- tjapkan „interpiu” didepan tjorong R.R.I.

Page 56: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

BUNG KARNO DENGAN PENGARANG JANG BERSIFAT „MALU-MALU KUTJING”

„Kongres Nasional untuk Perdamaian” bagi penggubah karangan ini masih ada buntutnja. ,,Buntut” itu mulai dari pertemuan kembali dengan Bung Karno, sedjak tahun 1944,— dan sekarang sudah tahun 1954, — djadi kira2 10 tahun, penjusun ini tak ketemu dengan beliau. 1)

Oleh sebab itu, ketika giliran berdjabatan tangan tiba pada kami, kami katakan:

..Barangkali Bapak Presiden sudah lupa........ hm........ s a ja .........— lalu kami sebut nama kami.

B u n g Karno : ,,Penja’ir Bung ........ bukan?” (dengan menekankanpada istilah „penjair”, disertai dengan gontjangan tangan jang mengandung „setia-kawan”, sehingga kami gugup-m alu-riang- bingung (malu-kutjing) dekat kawan2 se-,.Perdamaian”, jan g se- muanja gembong2 (wakil2) dari daerah seluruh Indonesia.

,,M alu-kutjing” inilah memang penjakit pengarang ini, dengan kata lain „pura? tidak mau, be lum di tan ja su d ah m e n j a h u t ” (lagu Ambon ,,Goro2ne” ).

Dan kami, penggubah ini tertawa — tersenjum dengan muka seperti kera menjeringai.

Jah, pengarang ini merasa betul2 seperti monjet tertawa binaung- gugup kegirangan. Sungguh sentimentil! Impulsif-spontan.

Dan selaku reaksi berupa terima kasih atas penghargaan Bung Karno pada kami, kami segera berkata:

,,Ingin saja memberi tandamata berupa buku kanak2 buah-tangan saja pada ananda Guntur”.

Bung Karno dengan wadjah ber-seri2, pun spontaan (usaha- segera) menjambutnja dengan utjapan ramah ,,terim a-kasih” tapi dengan gegas menundjuk pada Bu Karno sambil m elandjutkankalimat: ,,Bung... silahkan berurusan langsung dengan Ibunja........ ” ,lalu beliau menerangkan sedikit pada Bu Karno tentang diri kami.

i) Permulaan ,,SiIaturahmi antara utusan-’ Kongres dengan Bapak Presiden, di Istana Negara.”

54

Page 57: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Bung Karno menundjuk pada Bu Karno demikian, .—- ialah de­ngan pengertian, bahwa anak ketjil lebih ,,dekat” pada ibunja dari­pada ajahnja. Memang, menurut adat-istiadat kita, sedemikianlah wudjudnja dan mestinja, bukan?

Selain daripada itu, kita mengerti, bahwa tugas penuh tanggung d jawab seorang Presiden, •— apalagi pada djaman ruwet ini, dari N egara Republik Indonesia jang masih amat muda ini, amatlah berat adanja.

D jadi, pembagian pekerdjaan, harus dilaksanakan dengan teliti. Hak Bu Karno selaku ibu, tak la jak ,,direbuti”, malahan istilah „perebutan” hak oleh seorang ajah dari seorang ibu, tak ada dalam ,,kamus” urusan Bung Karno. (lihat buku: Sar inah ) . Hal Itu n jata dalam sikap Bung Karno jang menjerahkan sebagian besar pendi­dikan putera-puterinja itu pada Bu Karno.

M ungkin ada jang menganggap uraian ketjil tentang asuhan anak ketjil ini, soal remeh sadja, — tapi hal ini kami pandang selaku soal amat penting bagi seorang pemimpin besar, jang dalam urusan- n ja jang begitu luas, terpaksa melepaskan sebagian urusan „tjinta- n ja” selaku ajah , pada orang lain. Dan untunglah „orang lain” ini, tak lain tak bukan ibu dari putera-puterinja sendiri, Bu Karno sendiri. Bu Karno pernah berkata: „Guntur dan M egaw ati serta adik2nja, mereka harus diasuh. Aku sudah mendjadi teman karib dari anak2-ku jang kadang2 djuga nakal itu. Oleh sebab itulah, bila bepergian agak djauh, aku merasa agak kurang enak didalam hati. Dan djika mereka turut, wah se-akan2 satu bataljon tentara jang harus bergerak djadinja. Oleh sebab itulah sering2 dari tempat2 djauh aku terkenang akan anak2-ku djika mereka ditinggalkan”. ■—• (m adjalah: „Keluarga” Djanuari 1954 tentang „Fa tmawa t i S o ek a rn o Bakti kepada Tuhan, M asjarakat, Suami, Putera2” sebagaimana dikisahkan kepada: M . S. Ashar.)

W a ld o E m e r s o n , pengarang besar, pernah menulis dalam ka- rangannja berkepala ,,Persamaan” (kami batja itu dalam bahasa Belanda jang berkepala ,,Verevening", ja barangkali lebih baik „Perataan” terdjemahannja, dengan pengertian „ sama rasa, s am a rata", atau „ p e r im ban g a n" , jang berarti: sama b e r a t atau s ama e n t e n g ) , bahwa bahagia-kekeluargaan seorang buruh biasa-seder- hana, lebih besar dari seorang Presiden, jang mau tidak mau harus mengorbankan waktu dan tjintanja lebih untuk kepentingan negara daripada untuk keluarganja sendiri.

Page 58: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

W aldo Emerson dengan essaynja jang terkenal itu m enerangkan, bahwa kelebihan atau keuntungan seorang dalam suatu hal ,,d i- imbangi” dengan kekurangannja atau kerugiannja pada h a l2 la in . Segalanja didunia adalah seimbang, sama berat, harmonis. A d a laba ada ruginja, dan sebaliknja. Terang sama lam anja dengan gelap, dan seterusnja. Demikian sari karangan itu.

Dan dengan kejakinan beserta ,,pengetahuan” ini, kami m erasa, bahwa kami ja seluruh rak jat Indonesia harus menjumbang sesuatu pada Bapak Presiden Republik Indonesia, untuk m eringankan be- bannja demi paham nasional chususnja dan usaha ,,D am ai” umum- nja. Ja, dorongan jang menggerakkan kami kedjurusan usaha. peringanan beban ini adalah per-tama2 berdasarkan tjita2 nasional beserta sympathie atau perkawanan (kameraadschap) dari seorang jang jakin mendjadi anggota Komite ,,Perdam aian” untuk Indonesia.

Inipun bisa menimbulkan salah paham, se-olah2 dengan u ra ian tersebut diatas, Bung Karno mementingkan sumbangan dari kam i untuk putera-puterinja. Bukan demikian maksud kami. Bung Karno tak memintanja dan kami pun tak hendak menjodorkannja, karena beliau adalah ajah jang jakin akan keajahannja, demikian kesan kami. Pun bukan maksud kami hendak menjumbangkan sesuatu , jang mungkin merugikan beliau atau jang djauh lebih kurang n ila i- nja daripada jang sedang dilaksanakan oleh pendidik2, pengasuh2, putera-puteri Bung Karno.

Sekali lagi, kami hanja hendak mempersembahkan buku2 kam i, dengan pengertian, bahwa segalanja hanja berupa tanda-m ata sad ja berdasarkan ketjintaan; oleh karena itu terang2an kami t ja ta t d i­depan buku2 itu:

Kepada Adik - Guntur jang tertjinta

di Istana D jakarta.

Lagi pula, seperti Bu Karno sendiri njatakan dalam karan gan dimadjalah „Keluarga” tadi:

— ,,bagi kam i, hadiah jang betapapun djuga ketjiln ja m endapat ukuran sama dengan hadiah2 lainnja, karena pern jataan pe- rasaan jang sama jang dibawanja, dan ini did jundjung tin gg i oleh M as Karno dan aku sendiri”. —

Balik kita pada saat ketika Bung Karno menundjuk pada Bu Karno, tentang sesuatu jang bersangkutan dengan pu tera-su lung, Guntur.

56

Page 59: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Bu Karno dengan ramah-tamahnja, riang-senang dalam suasana ,,Damai” di-tengah2 pengundjung2 Kongres, memanggil saudara Toekimin, perwira-pengawal Presiden dengan pertanjaan, kapankah penjusun uraian ini, bisa berkiindjung ke Istana.

Saudara Toekimin dengan ichlas menemui pengarang ini, me- ngadjak kami ber-tjakap2 disuatu ruangan terpentjil, lalu menanja:

— ,,Pernahkah saudara tinggal di Bondowoso?”

D jawab : ,,Pernah”.

Sdr . Toekimin:

Djawab :Sdr . Toekimin:

D jawab :

Sdr . Toekimin:

D jawab :

Sdr . Toekimin:

D jawab :

„Pernahkah Sdr. bekerdja selaku guru disana”?

„Ja, Guru Ambonsche School”...Dengan Kepala Sekolah, Tuan Schmidt, bukan? Dia seorang Komunis.”„Ja, itu......... tuan Schmidt......... baik sekali.........ia Komunis, pengeritik pendjadjah Hindia Belandadan........ amat dibentji oleh banjak orang Belandadi Bondowoso.”,,Ja, ja ........ itu ........ tuan Schmidt, tjotjok........Kalau begitu, saja bekas murid Bung, e ........ e ........Pak”.„Terimakasih........ dan djangan saja disebut Pak.baiknja Bung atau saudara. Dan saja bangga ber- temu dengan seorang pedjuang, bekas murid sa ja jang rela, mengakui saja bekas gurunja. Dan Bung sudah lebih dari saja. M urid2 saja dulu telah melebihi sa ja”.„Sering saja mendengar pidato radio Bung. Dan tetap saja ikuti utjapan2 Sdr: K e n a n g 2an p a da dan d e n g a n B u n g Karno . Sa ja ragu2, jang mengutjap- kan itu apa betul2 bekas guru saja dulu jang sama namanja. Dan sekarang ternjata benar. Apa tidak baik djika buku „Kenang2an” itu diterbitkan?”,.Memang andjuran sedemikian itu telah diberi- tahukan pada saja oleh Sdr. R.P. Sunarto, Kepala Siaran Kata R.R.I., berupa surat dari beberapa daerah.

57

Page 60: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Sdr. Toekimin: „Nah, kenapa sampai sekarang belum terbit?”

Djawab: ,,Saja ragu2 apa Bung Karno bisa izinkan itu.Maksud saja beraudiensi minta izin tentang itu .

Sdr. Toekimin: ,,Saja kira Bapak Presiden sebaiknja mengorban-kan perasaan memberi izin itu, 7karena hal itu adalah untuk kepentingan sedjarah, perdjuangan dan....^__”

Djawab: ,,Ja, ja, saja insjaf........ ”.

Pertjakapan ini, masih berbuntut, asjik kami m e - n g e n a n g 2k a n kedjadian dulu, ditempat aman terpentjil di Istana itu, sedikit djauh dari teman2 pengundjung2 Kongres.

Ja, pertjakapan ini, berbuntut lebih pandjang lagi, karena Bung Karno ternjata menaruh minat pada pertemuan kami (Sdr. Toekimin dan pengarang) jang bertalian dengan kontak kami dengan tuan Schmidt, Komunis tersebut tadi.

Tapi hal ini, baik diuraikan ber-sama2 dengan karangan ten­tang audiensi (perkundjungan resmi) di Istana, pada tgl. 11 Pebruari 1954, mulai djam 11 pagi. karena Bung Karno mentjeritakan sendiri perkenalan beliau dengan Schmidt tersebut.

58

Page 61: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Railja A1 Alam Ugar SeUar, Mahmud Rumagesang, sewaktu bertemu muka dengan Presiden, bersama Sdr. M. R. Dajoli.

Page 62: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

RADJA AL- ALAM UGAR SEKAR DARI IRIAN B A R A T TENTANG BUNG KARNO

Sebelum berkundjung ke Istana, kami beritahukan pertemuan kami dengan Bung Karno dan Bu Karno mengenai buku2 kanak2 untuk G untur,■— pada kenalan baik kami Bapak R ad ja Irian, ..Radja A1 Alam Ugar Sekar, Mahmud Rum agesan” , tersebut semula.

„Putjuk ditjinta ulam tiba!” kata Bapak Radja itu. „A nak sa ja , Amir, telah saja persembahkan pada Bapak Presiden selaku putera beliau ketika Bapak Presiden waktu sa ja beraudiensi, m enanjakan saja tentang diri dan anak sa ja”.

Rad ja Al Alam: „Suara tjinta anak, selaku a jah ! Dan sa jakatakan: Saja serahkan anak sa ja pada Bapak Presiden. Itulahlambang perdjuangan............. memulangkan kembali Irian B aratdipangkuan Negara Republik Indonesia”.

Kam i : .,Saja senang mendengarnja. Dan ken jataann ja?'Rad ja Al Alam: „Saja minta saudara membawa anak sa ja , Am ir,

kepada Bapak Presiden; sebab Bapak Presiden telah memesankan, supaja Amir itu menghadap pada beliau. S a ja mau turut d juga , dengan Sekretaris sa ja A .W . Rambitan, tapi tidak resmi. T jukup diluar ruangan Istana, dihalaman sadja. Dan kalau Bapak P residen tnau djuga menerima saja, dengan gampang nanti sa ja akan m eng- gabungkan diri dengan saudara dan Amir.”

Kami tersenjum: „W ah, Bapak Radja, d jangan2 d ik ira in i kom-plotan halus”.

Rad ja Al Alam tertawa riang: „BarangkaIi, tapi m aksud k itabaik, bukan? Bukankah ini untuk kepentingan negara d juga? Sesua i dengan perdjuangan saja, sedjak dulu, mati2an m em pertahankan hak Irian, hak kita bangsa Indonesia, sesuai dengan pidato2 sa ja didepan umum, pun di Kongres Nasional untuk Perdam aian j.b .l.,pun di R.R.I. belum lama berselang, dan ............. sa ja kira B apakPresiden akan tidak gusar terhadap usaha dan tjara dem ikian m e-

60

Page 63: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

njerahkan anak sa ja pada beliau. Dan, betul2 dengan segala ke-ichlasan saja. Lagipula ini lambang.............. d jika anak sa ja dananak Bapak Presiden, Guntur, dipotret ber-sama2, itu berarti: Irian Barat mesti berada dalam N egara Republik Indonesia.

Pun itu sa ja anggap lambang perdjuangan tiap2 pemuda untuk mengembalikan hak2 kita, dalam pangkuan kita, hak putera-puteri Indonesia jang merdeka dan berdaulat. Djangan mau merdeka sen­diri. Kita semua mesti merdeka bersama.

Irian Barat didjadjah, saja sedih, dan semua bangsa Indonesia hendaknja sedih djuga seperti saja, dan berdjoang bersama, ber- usaha bersama, selama sebagian daerah kita, Irian Barat itu, masih d id jad jah”.

Kami mendengar dengan penuh hormat dan kasih akan utjapan2 Radja A1 Alam itu, jang begitu penuh semangat iramanja, sehingga kata2 beliau dibarenginja dengan beberapa pukulan dimedja ketjil ditempat penginapan kami, .— se-olah2 Bapak itu memukul musuh- nja. M ata beliau kelihatan ber-api2; ,,api” keluar dari hati jang masih luka, tembus oleh hukuman2 jang tak adil oleh pendjadjah, berdarah oleh siksaan jang kedjam, oleh „pengadilan” pendjadjah dengan hukuman mati karena berdjuang untuk rakjatt; — hati luka parah karena merasa bahwa semangat pedjuang2 dulu agak me- rosot, — ah kami terharu melihat Bapak pedjuang ini, jang ham- pir meleleh air-matanja mengutjapkan kata2 jang penuh „listrik” itu. Listtrik, api, darah, — bagaimanakah kami dapat menggambar- kan perasaan Bapak Radja itu?

Sudah tua, 66 tahun, seperti telah diterangkan semula, tapi ,,Bapak Radja Irian” itu masih tegap djalannja, dengan sikap terus2an mau meruntuhkan segala usaha dan pohon kekedjaman pendjadjah daerahnja.

Kami katakan: ,,Bung Karno akan lebih menghargai usaha dan tjara Bapak Radja A1 Alam itu, djika Bapak datang tidak resmi; karena datang tidak resmi itu ternjata benar2 keichlasan Bapak! Resmi2an belum tentu menjatakan keichlasan. Dan djustru tjara dan usaha Bapak Radja sedemikian, jaitu tunggu dihalaman, di- mobil, memberi arti: Dari hati ke-hati, sehaluan, sehati, sekawan, dengan Bung Karno. Resmi2~an sering agak kering, tegang wudjud- nja, bukan? Kurang bumbu!”

Radja A1 Alam tertawa gembira lagi: katanja: „Tuhan akan memberkati usaha saudara!”

Kami: „Terima kasih, Bapak Radja, tapi sa ja tjuma mendjalan-kan tugas kita bersama. Jaitu tugas tiap2 putera-puteri Indonesia,

Page 64: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

untuk melepaskan saudara2 kita di Irian itu dari belenggu pen- djadjah, bukan? M alahan tugas tiap2 umat manusia, jang betul2 manusia, dan bukan budak atau pendjadjah, bukan?

Dan kiranja Tuhan memberkati usaha kita bersama itu” .Rad ja Al Alam: ,,Bapak Presiden tentu mengerti s a ja ”.Kami: „Dan tentu, djuga semua bangsa Indonesia. Semua bang­

sa jang waras, akan mengerti dan memihak pada Bapak R ad ja , jang menuntut keadilan, kemerdekaan. Ja, seluruh dunia mesti merdeka. Itulah sjarat mutlak perdamaian”.

Radja Al Alam terharu: ,,Terima kasih ............. ”Kami: „Silakan Bapak Radja dengar seruan umum (reso lusi)

dari Kongres Nasional untuk Perdamaian:

Setiap orang, dimanapun dia berada, dimasa manapun dia hidup, dapat merasakan dan mengerti sifat, isi dan m anfaat perdamaian serta tjara bagaimana memilikinja.Pada hakekatnja perdamaian adalah milik jang w adjib dibina sebagai sjarat mutlak untuk mewudjudkan hidup dan kehi- dupan umat manusia jang la jak dalam segala lapangan , se­perti agama, kebudajaan, ekonomi, sosial dsb., baik sebagai perseorangan, maupun dalam ikatan keluarga, m asjarakat, negara dan bangsa2.Atas dasar kejakinan, maka pada tgl. 24 s/d 29 D januari 1954 mendjelmalah di D jakarta Kongres. Nasional untuk P erd a­maian jang pertama di Indonesia jang diikuti oleh utusan2 dari segenap lapisan, golongan dan aliran ..............................”,

Radja Al Alam:„Saja, telah ikuti hari2 Kongres itu, bukan?Hm, selaku putera Irian, wakil Irian............. hahaha!”

Kami:,,Baik saja batjakan terus S eruan umum ,,Damai” itu:

— Untuk mentjapai perdamaian dan persahabatan harus d iada- kan usaha2 bersama dari kita semua untuk m elaksanakann ja” .

Radja Al Aalam:„Bagus! Adakah djuga seruan untuk Irian?”

62

Page 65: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Kami:„Ada! Begini:

•— Irian Barat jang merupakan daerah persengketaan, dan pe- njelesaiannja atas dasar perundingan, harus dikembalikan kepada Republik Indonesia, masih sadja dikuasai oleh kera- djaan dan tentera Belanda dan diperlakukan sebagai daerah d jadjahannja”.

Rad ja Al Alam:,,Apa Bapak Presiden sudah tahu ini seruan?”

Kami: ,,Sudah lama tahu! Tadinja, ketika kita berkundjung diIstana sesudah Kongres, seruan2 selengkapnja telah diserahkan oleh wakil Kongres, Ibu Salawati Daud, pada Bapak Presiden, bukan?Rad ja Al Alam:

,,Bagus/ Terima kasih, dan lebih dekat lagi saja pada Bung Karno, dan ............. Irian harus kembali, kembali, harus dikembali­kan, pendjadjahan adalah usaha biadab. Rakjat Irian tidak perlu sipendjadjah, rakjat saja kasihan, ■— masih bodoh, tapi ia setia, biar dia disogok, dibudjuk, dengan mentega berdjuta kilo, — ia tetap setia pada pemimpinnja, pada bapaknja. Biar Rakjat Irian dipukul, disiksa, dibunuh, dia tetap setia, setia, Dia bangsa Indonesia, diatahu benderanja, merah-putih, dia tahu negaranja........ dia tahu..........kasihan, dia masih bodoh......... tolong tuan......... rakjat daerah kami,mari sama2 berdjuang, sama2......... djangan suara Presiden sia2 sadja,djangan suara kita sia2 sadja, a jo ........ tuan, saudara........ Bung..........Irian Barat harus........ kembali!”

Demikian suara Radja al Alam, se-olah2 ia berpidato didepan umum. Demikian pun sari suaranja didepan Kongres Nasional untuk Perdamaian di Gedung Pertemuan Umum, D jakarta.

63

Page 66: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

MENGAPA DAN SIAPA M. RUMAGESANG? i)

M. Rumagesang A1 Alam Ugar Sekar, demikian nama lengkap- nja, adalah Radja asli Irian Barat.

Beliau dilahirkan di Kokas Irian Barat pada tahun 1885. Putera dari Pipi Sjaban A1 Alam Ugar Sekar. Pada tahun 1906, d jadi da­lam usia 21 tahun, beliau telah mendapat beslit untuk membantu bapanja mendjadi radja muda. Kemudian pada tahun 1909, kekua- saan penuh sebagai Radja telah diserahkan oleh Bapaknja. Beliau mempunjai sifat jang tegas dan keras. Sehingga menimbulkan ke- tjintaan rakjat padanja.

Pada tahun 1934, maskapy Koleyn datang ke Kokas untuk mem- buka tambang minjak tanah. Dan beliaulah jang banjak memberi- kan bantuan sehingga pekerdjaan itu terlaksana, dan dibantu oleh rakjatnja.

Tidak heran pembajaran dari maskapy Koleyn diserahkan pada beliau, dan tiaak pada Bestuur Hukum jang sangat memintanja agar pembajaran itu diserahkan pada dirinja. R adja S ekar adil, uang jang diperolehnja itu, dibahagikan kepada rak ja t jang beker- dja setelah dipotong belastingnja. Hal itu berlaku selam a 2 a 3 bulan. Jang menjebabkan Bestuur Hukum sangat marah, dan me- ngadukan hal jtu kepada Kontroler Van Cen Terw ijk. Kemudian Kontroler tersebut marah pada Radja Sekar.

,,Kenapa kamu tidak memberikan uang itu kepada Bestuur Hu- kum] i . Terwijk. Dan didjawab oleh beliau denganpendek dan tegas: „Uang itu adalah rak jat jang punja. Dan tiap2 orang mempun)ai kwitansi tanda bukti. Oleh sebab itu, kuserah- kan kepada jang berhak Tentu sadja dengan d jaw aban itu V . C. Terwijk b e r t ambah marah. Dan terdjadilah pertengkaran . M e n ­dengar peri s t iwa ini, rakjat turut marah pula dan berkehendak membunuh Kontroler tersebut, dengan Bestuur Hukumnja seka li.

l ) T ja tatan : Nama2 Rumagesang dan Rum agesan, sering m untju l d a r i suratkabar2.

64

Page 67: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Keadaan mana oleh Bestuur Hukum bersama-sama dengan Radja Rumbati Abu B akar, dilaporkan ke Fak2. Dan pada malam itu dju­ga, k ira2 pada djam 8.00 sebuah kapal jang memuat tentara, men- darat d i Kokas langsung mengepung rumah R adja Sekar, jang pada malam itu djuga telah ditawan terus didjebloskan dalam pen- d jara di F ak2. T iga hari kemudian, rak jat jang akan membunuh Kontroler, telah pula dikumpulkan, jang mana semuanja ada ber- djumlah 73 orang, d iantaran ja terdapat 5 orang Kepala Kampung.Dengan mendapat siksaan, mereka djuga dimasukkan kedalam pen- d jara. M ereka mendapat hukuman jang berbeda-beda. Dari dua sampai sepuluh tahun. Sedang Radja Sekar sendiri mendapat 15 tahun. Beliau dikirim ke Saparua atas putusan dari Landschap Rabahan di Fak2. D isana beliau mengirim surat kepada Thamrin di V olksraad Betawi, meminta tolong agar dibuatkan rekes kepada Hoofd-Djaksa Tantua, dan mendapat balasan. Beliau menang se- bab diluar surat tertulis nama Abu Bakar Tan. D jadi bukan nama- nja. Terpaksa A. R. Jansen memberikan perintah supaja D jaksa berangkat ke Ambon guna menghitung ongkos2 dan gad ji Radja Sekar selama dalam tahanan. Jang ternjata kemudian berdjumlah kurang lebih Rp. 17.000..— (tudjuh belas ribu rupiah).

Beberapa lama sebelum Djepang mendarat Radja Sekar telah di- bebaskan. Setelah Djepang mendarat, dan mengadakan pengope- ran Pemerinfcahan, Djepang melihat, tertjantum nama Radja Se­kar. Beliau segera di'tjari oleh Djepang, dan setelah diketemukan oleh Djepang nama beliau lalu diganti dengan nama „Minami To­kyo” dan beliau diserahi satu surat kuasa untuk Irian. Beliau ke­mudian menumpang perahu jang dibelinja dari Radja Asilolo Illi pulang ke Kokas. Tetapi tidak lama datang lagi Djepang jang mem- bawa berita bahwa Indonesia harus turut dengan Djepang. Beliau kemudian menjampaikan berita itu pada rakjatnja. Pada tahun 1945, ketika Djepang bertekuk lutut, mendaratlah A ustralia di Ko­kas, jang memerintahkan agar segenap rad ja2 berkumpul di Kokas dan menaikkan bendera Belanda. Beliau turut, meskipun sangat bertentangan dengan djiwanja.

Pada tgl. 1 M aret 1946, beliau memerintahkan agar segenap Bendera Belanda diturunkan. Dan terdjadilah pertempuran antara rak jat dengan Belanda. Tetapi malang, bantuan Belanda datang dari Sorong. dan beliau sendiri ditawan. terus dibawa ke Sorong. Disanapun beliau mempunjai pengaruh besar. sehingga Rakjat

65

Page 68: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

ingin berontak pula terhadap Belanda; tapi beliau sendiri jang m enjabarkannja. Tetapi rupanja semangat untuk m erdeka tetap meluap-luap dalam dada beliau dengan rakjat. sehingga beliau sen­diri bermusjawarat dengan Tipan dan Sangad ji Sorong untuk m engadakan pemberontakan.

Rantjangan telah siap semuanja. 3 hari lag i Sorong harus di- bakar. Beliau telah berhasil mengumpulkan senapan seban jak -40 putjuk. Semua persiapan telah dilakukan dengan beres untuk m eng- hadapi waktu jang telah ditentukan.

Pada saat rantjangan itu akan didjalankan. k ira2 djam 5.00 pag i R ad ja Sekar pergi sembahjang di mesdjid. Disana beliau te rtan g- kap.

Rantjangan gagal. Belanda rupanja telah mentjium ,,b au” lebih dahulu. Beliau kemudian dikirim ke M anokw ari d itahan dalam tangsi komandan Irian. Semangat beliau tidak padam . B eliau mengatur siasat lagi.

Pemuda2 Irian jang masuk mendjadi tentara Belanda d ihasu tn ja dengan tjita2 kemerdekaan dan tjinta tanah air. Berhasil. Pem uda2 insjaf akan pentingnja kemerdekaan, dan negara bangsa. A n ta ran ja H awai, Kawab dan Nihkawi. M ereka re la membuka uniform h i- djau jang melekat dibadjunja untuk bersama-sama dengan ra d ja n ja membela Tanah Air. Bersama-sama dengan rad ja S ek a r, m ereka bermaksud membakar Tangsi M onokwari. R antjangan g ag a l la g i . Musuh lebih tahu. Dan pemuda2 tadi dimasukkan dalam p en d jara . R adja Sekar sendiri dikirim ke Hollandia. D ari sana beliau d ik irim ke Kampung Baru. Dan dimasukkan kedalam pendjara sek a li. D i­dalam pendjara beliau diangkat mendjadi Ketua dari o rang2 ta h a - nan. Disanapun beliau memasukkan rasa tjinta terhadap kem erde-' kaan bangsa. Beliau berpidato dalam bahasa daerah jan g an ta ra lain maksudnja begini:

,,Djika kamu telah keluar dari tempat ini kelak, sam paikan k e ­pada teman seperdjuangan jang tjinta akan kem erdekaan a g a r te tap awas dan waspada. Lawan Belanda terus! W alaupun engkau ak an musnah karenanja. Berdjuang terus sampai k ita m erdeka b ersam a- sama dengan Indonesia . Seruan mana telah d iketahui oleh R es i­dent di Hollandia, akibat dari pada usaha Fatimah jang turu t d ju g a mendengar seruan beliau. Beliau kemudian disel selam a 6 bu lan . Orang Juar tidak boleh berhubungan dengan beliau. Sete lah tjukup

66

Page 69: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

tempohnja, beliau dikeluarkan. Dan dengan surat tgl. 2 M ei 1949 No. 125/49, oleh Hakim Pemerintah Belanda beliau didjatuhi huku­man mati. Kemudian rak jat Irian jang berada didalam pendjara dan diluar pendjara memadjukan surat permohonan kepada Presi­den Landraad supaja Radjanja djangan ditembak mati dimuka mereka dan supaja hukuman mati diubah dengan hukuman lain. Sudah itu Presiden Landraad mendjawab bahwa perkara itu se- raentara dalam urusan. Dalam hubungan ini, hukuman mati diubah mendjadi hukuman feeumur hidup, pada tanggal 5 Desember 1949, djuga atas pembelaan Adpokat Laparan jang datang dari Sura­baja, dengan mendapat bajaran Rp. 14.000 pembajaran mana di- tangguiig sendiri oleli Rakjat Irian, kemudian beliau diantar ke- kapal dengan kedua belah tangan dirantai untuk dipindahkan ke M akassar.

Kemudian dengan surat keputusan Pemerintah Agung Republik Indonesia tgl. 2 M ei 1950 No. 44/A beliau dibebaskan.

Pada tan gga l'24 Djuni 1950 dengan diantar oleh A . B. Karabuy, Radja A1 Alam U gar Sekar telah berada diistana menghadap P.J.M . Presiden Sukarno. Dihadapan Presiden Sukarno beliau an- tara lain berkata: *■

1. Sa ja menghadap P.J.M . Presiden, supaja P .J.M . mengenal saja, bahwa sajalah Radja Asli Irian Barat. M . Rumagesang.

2. Sa ja mengutjapkan banjak terima kasih kepada P.J.M . punja politik sehingga seluruh rakjat Indonesia M erdeka.

3. Sa ja membawa suara seluruh rakjat Irian beserta Radja2nja, kami menjesal sebab semula pidato Paduka Jang M ulia ter- dengar oleh seluruh rakjat dari Sabang sampai M erauke. T eta­pi setelah masuk 1950, hanja terdengar dari Sabang sampai Dobo sadja.

4. Kami tetap berdiri dibelakang Republik Indonesia.

5. Akan tetapi dengan dada terbuka, kami tunduk pada perdjan- djian antara Indonesia dan Belanda di Den H aag, dimana di-

67

Page 70: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

putuskan bahwa setauun kemudian kami kembali bersam a-sam a. .Tetapi sampai pada saat ini sudah kl. 2 setengah tahun, masih sadja kami didjadjah oleh Kolonialisme Belanda.

(Diserahkan pada pengarang sdr. M .R . D ajoh)

a.n. Radja A l Alam U gar Sekar Irian B arat. 1) —

Sekretaris,

(A . W . Rambitan.)

d.a. Kementerian Dalam N egeri R .I.

D jakarta

Kini anggota. „Dewan Nasional” selaku „Wakil daerah” Irian, (tjatatan 15 Djuni 1957. M.R.D.).

Page 71: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

11 PEBRUARI 1954

Surat dari Istana tiba tgl. 10 Pebruari 1954, diantar oleh seorang pradjurit dari Istana, dipenginapan kami. Dengan segera kami memperlihatkannja pada Radja A1 Alam dan Sekretarisnja, ditempat beliau, Hotel Jacatra, Djl. Hajam W uruk. Muka Bapak Radja A1 Alam ber-seri2. dasar suka riang, lalu katanja: „Terima kasih atas kedatangan saudara! D jadi besok kita pergi ke Istana ber-sama2.tapi — : — hahaha ............. sa ja diluar, dihalaman sadja, bukan?Dan Amir saudara bawa ber-sama2, maklumlah Bapak Presiden minta melihat dia. Aduh, Tuhan sadjalah jang mengetahui kegi- rangan saja, kalau anak saja bisa bertemu dengan Bapak Presiden, agar perdjuangan saja lebih kentara pada Bapak Presiden — jaitu, bahwa anak sa ja djadi lambang pelangsungan perdjuangan saja.

Saudara, sa ja ulang2kan permintaan saja, buat kebahagiaan rakjat Irian, jang saja djundjung, pikul, malahan mesti angkat keatas kepala saja, menurut amanat orang tua saja, sebelum mereka wa- fat, — aduh saudara, tanggungdjawab pemimpin2, rad ja2 Irian Barat, ■— mengenai sumpah leluhur2 kami.

Rakjat harus dilindung, dibela, dipimpin, didukung, dididik, — ja, ja saja mengerti maksud paham kerakjatan dari Bapak Presiden. Sa ja mengerti haluan sekarang, — dulu rad ja2 menganggap rakjat rumput sadja, — sekarang kita mesti naikkan dia dikursi kita. Kita sama2 rakjat. Duduk sama2. Betul atau tidak?”Kami: „Betul ............. Bapak!”Bapak R ad j a Al Alam:

,,Saja sudah suruh Amir tulis surat permohonan pada Bapak Presiden.”

Kami: ,,M aksudnja?"Bapak: ,,Bahwa ia amat senang, kalau Bapak Presiden meng­

anggap dia selaku anak beliau.Irian harus dikembalikan pada Bapak Presiden. Irian, anak Indonesia. Amir, anak Irian, anak Indonesia, anak Bapak Presiden djuga, hahaha”.

Kami: ,,Oh, tak usah Bapak ulang2i itu lagi. Irian pasti merdeka”.Bapak: ,,Memang. Tapi selekas mungkin”.Kami: ,,Sabar Bapak!

W ak il Presiden, Bung Hatta sudah djuga katakan itu, ketika kita ber-audiensi pada beliau, bukan?

69

Page 72: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Bapak: ,,Benar! Ini soal dan urusan internasional, bukan? DanAmir........mesti tahu itu, meskipun dia masih am at m uda.”

Keesokan harinja.

Bapak Radja A l Alam, Sekretarisnja A. W . Ram bitan, Amir datang mendjemput kami.

Hari tjemerlang, penuh sinar. Audiensi mulai djam 11 di Istana, tapi kami semua telah siap djam 9 pagi, .— m alahan se-m alam 2an, kami me-njiap2kan kata2 jang akan dipergunakan untuk d ip ertja - kapkan dengan Presiden. T ak ubah tingkah laku kam i dengan an ak2sekolah jang harus menempuh udjian pertama kali. T ap i, j a h ..............tfdjian demikian belum seberat usaha jang bersangkut-paut dengan pembebasan Irian, bukan? Kami tak mau ,,salah b it ja ra” dalam waktu seperempat djam jang disediakan untuk kam i. S jukur, A m ir kelihatan tenang sadja, — hanja pipinja sebelah kiri a tau kanan , ada kalanja ber-gerak2. Bapak Radja ter-senjum2 terus, tap i harus sering „bajar padjak” alias buang „air~ketjil”.

Mungkin karena riangnja. Kami semua, memakai dasi, -—• m ak- lumlah audiensi, istimewa netjis! dan Bapak R ad ja kelihatan ..gentleman”, bukan seperti biasa tak berdasi, dengan pakaian pe- djuang jang tak pedulikan ..parlente”, solek2an.

Amir, kelihatan pantas memakai dasi kupu2, d a n ..............h a ................pukul 10.15, — masih % djam la g i ;—’ tapi kami perh itungkan kemungkinan alangan2 didjalanan jang begitu ram ai •—• ribut ■—■ ruwet itu. Mobil pemerintah, dari Kementerian Dalam N egeri, jang berdinas saban hari untuk Bapak Radja A l Alam, — m elan tjar ke Istana.

Dengan tidak di-sangka2, alangan didjalan tak ad a sam a sekali.„W ah, Bapak Radja, segala usaha kita berd jalan lan tja r , tap i

teramat lantjar”, kata pengarang ini, karena kami tiba d ihalam an Istana 30 menit sebelum waktu jang ditentukan.

,,Baik terdahulu daripada terlambat, bukan?” d jaw ab B apak R a ­dja A l Alam tersenjum.Kami: „Ja, ja , kita tak berpenjakit — djam — karet, h ah ah a !” •

Pendjaga Istana dari P .M ., mula2 mengangkat tan gan n ja untuk menjetop mobil kami, tapi kemudian ia berisjarat ag ar kam i terus masuk ke Istana sadjalah.

,,Eh, eh, sudah kenal, sobat!” senjum kami semua. 1 •

70

Page 73: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Tiba disudut halaman, dibawah sombar pohon2an, kami belum hendak keluar dari mobil, maklumlah, niasih djauh waktu audiensi.Pendjaga dekat tangga Istana datang menemui kami: „S ilakan ........mari, tak apa”.

D jabatan tangan ramah-tamah dengan pengawal2, jang begitu sopan dan penuh hormat, menerima kami.

In t e rm ezzo :

Ai, ai, dalam kami menjusun karangan ini, — tak henti2nja me- nari, mengepak kesana-kemari, tjapung sederhana, begitu bagus, hinggap pada lampu-medja kami, pergi lagi, — lalu hinggap lagi, berkali2, se-olah2 hendak melihat membatja karangan kami ini. Ha. sekali lag i menari, lalu diam, tenang.

Lihatlah, ■— kepalanja ber-putar2 kekiri-kekanan, elok benar, — dan — .. . . . sudah barang sedjam tjapung itu ,,m enjaksikan”deretan2 kata2 kami ini tentang audiensi, — dan ............. apa makna-nja? Apa maksudnja, artinja?

Hai, tjapung, aku terharu melihat engkau, begitu tenang ten-teram, damai, didepan mataku, begitu dekat dan ............. sekali pe-gang, dapat aku menangkap engkau, — demikian gatal2 tanganku jang serakah, gemas pada ketjantikanmu, ai, ai, tjapung, aku se- dang menulis, menjusun kalimat2 tentang ..pengembalian” Irian, tentang ,,damai”, tentang Istana D jakarta, tentang kekedjamanpendjadjah, ai, ai, tjapung, kau mengganggu aku................wah, wah,kutjing dekatmu, hitunglah, satu, dua, t i g a , k u t j i n g dekatmu!

Ajo, lari kau tjapung, .— kutjing; kutjing............. ah a ..............kutjing tak melihat engkau............. dan kau tenang sadja, hinggapsenang-tenang pada lampu-medja, dan kau terus menerus menarik ,.mengganggu” perhatianku, .— hai tjapung, tahukah engkau benar2, bahwa aku sedang mem-baris2kan kata2 tentang audiensi? — tak pentingkah itu untukmu?

Tadi, aku tjatat bahwa aku sudah ada dihalaman Istana, hai tjapung molek tjantik — indah — elok — murni — sutji! W ah , wah, tjapung, baik kuberikan sadja perhatian sepenuhnja kepadamu, — wahai kulihat engkau selaku lambang, kau lebih dari seekor tjapungbiasa, lebih............. lebih.............. hm kau adalah gadis rupawan, kaugadis jang kutjintai, jang meng-angguk2 kepalanja dengan senjum damai, jah, jah ,,Damai”, wah, kau lebih dari seorang gadis jang kusajangi, .— kau mendjelma mendjadi utusan „Damai”, — kau

71

Page 74: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Sang Damai, ■— ja, Sang Damai, damai, damai, dan ............. sesung-guhnjalah ............. kau turut ............. turut beraudiensi ke Istana,turut berbitjara, turut berunding, ja ja ja , kau: ,,Lambang ilham p e ­nuh bakti!”

Benar, nah •— kau tak hendak lari, begitu berani, meskipun an - tjaman kiri-kanan hendak mengusik-menghantam-menghantjurkan engkau?

Ai, ai, begitu tenang ............. ja ja ja . d jiwa kita m elajang tenangdari Istana ke Istana, berbitjara dari Audiensi ke audiensi, — hahaha agak ke-gila2anlah aku ini olehmu, — orang akan m enertaw akan aku, oleh gangguanmu; mana boleh, dalam kota ribut -— ruw et —■ ramai panas penuh demonstrasi dan transpirasi seperti kota D ja ­karta, — aku masih ke-gila2an hendak memberi perhatian padam u, hai tjapiing!?!

Tapi bagaimanapun, aku hendak berikan kenang2an padam u, berupa sadjak sederhana, jang samasekali tidak bagus, tapi jang lahir dari hatiku:

T ja p u n g

Tjapung, indah sederhana Dengan sajap bagai katja Hinggap pada lampu-medja Dekat padaku, membatja.

Kata kutulis, kukadji Dan kau, sekali menari,

, Lalu diam, tenang sunji,Aman, bebas, segan lari.

Tak kau tahu sifat kedjam,Dekat padamu mengantjam Hendak mengusik menghantam?

*Tidak, tidak, tjapung sutji!Kau utusan ,,Damai” murni,Lambang ilham penuh bakti!

D jakarta 8 M aret 1954

djam 21.00

72

Page 75: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

■ Ah, tjapung, hanja inilah ..tandamata”. Atau tandahati? Atautandadjiwa? Tanda silaturrahim? A tau ............. ah, djanganlah kitaterus mengelamun. Baik kubawa engkau ketempat jang aman. Djangan dekat kutjing, jang meng-endap2 hendak memakan engkau.

H a............. terbanglah............. ! Terbang.............. utusan „Damai” ,terbanglah membawa tjita2 pentjipta semangat, pentjipta ilham buat seluruh w arganegara Indonesia, seluruh umat manusia didunia ini, untuk memulangkan Irian kepada pangkuan Ibu Pertiwi, Ibu Indonesia__. . . . .

Ai, tjapung, pun kau lambang Ibu Pertiwi? Ja, ja , ja ! Terbanglah dengan selamat! Hidup Indonesia! Hidup Ibu Pertiw i! Damai, damai, Sang Damai!!!

Lontjeng membunjikan pukul 11 pagi. Amir, anak Radja Al Alam, dan pengarang ini, telah duduk diserambi ruangan tempat tamu menunggu, .— dan kami telah siap mentjatatkan nama kami dibuku tamu, jang besar dan tebal.

M elalui kami, barusan selesai beraudiensi, pengarang terkenal -— Hamka. -—

Tapi sebelum kami diundang masuk, kami landjutkan pertjakapan kami dengan saudara Toekimin, salah satu adjudan dari Presiden, ialah jang telah disebut semula.Kami: ,,Untuk mendjelaskan riwajat pertemuan kita di Bondo­

woso dengan Komunis Schmidt, jang memberi sedikit tjorak atas djalannja tjita2 kita, relakah saudara meng- gabungkan diri dengan kami dalam audiensi? A gar supaja Bapak Presiden dapat menjaksikan kebenaran djalannja „nasib” kita, hingga kita djadi pemberontak? (terhadap pendjadjah).

Sdr . Tukimin:„Dengan segala senang hati, tapi............. jah ............. giliransaudara2 telah tiba, dan............."

Kami masuk ruangan penerimaan tamu, dan............. Bung Kamodari djauh telah mengulurkan tangannja untuk bersalaman dengan kami.

Seperti biasa, tetap ramah-tamah, tapi senantiasa mulia (waar- dig) , jang lajak, dengan pengertian, bahwa tiap2 jang berbau feodal2an disingkirkan. Beliau berpakaian Panglima Tertinggi, jang sungguh tampan (passend) baginja. (

73

Page 76: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Kami memandang beliau dengan perasaan bertemu dengan „guru- sahabat”, tapi hati kami membisik: „Djangan kau tarik lcebawah j

deradjat Presiden kita!” jMemang, maksud, ialah dengan hormat sepenuhnja, kami mene- !

mui beliau. Beliau menerima. kami, seperti waktu ramah-tamah j‘dengan utusan2 Kongres National untuk Perdamaian. 1

Bung Karno memulai audiensi dengan „kata pembukaan” jang membikin kami merasakan seolah2 kami dirumah sendiri: ,,Sebenar- nja jang hendak menerima saudara djuga, berhubung dengan soal buku kanak2 itu, isteri saja, — tapi sajang, berhalangan, karena sa- kit. Djad, sajalah jang menerima saudara. Pun, anakanda Guntur, saat ini ada disekolah, ‘ja , ja , harus kesekolah, bukan? — seperti anak2 lain”.Kami: „Terus teranglah kami njatakan pada Bapak Presiden:perasaan kami berdua ini, ialah kam i.— Amir dan saja lebih dekat pada seorang Bapak daripada seorang Presiden. Dan djulukan Bapak Presiden, memang mempunjai tekanan „Bapak” lebih duluan daripada kata atau istilah „Presiden”, bukan? Dan djika Bapak berada dalam usaha atau tugas lain, Bapak Presiden tetap Bapak rakjat, bukan?

Bapak P r e s i d en : t . . . . . . .„Tcrima kasih, terima kasih! 1

Kami:..Bapak Presiden, sebenamja saja pemohon audiensi telah ber-

dosa, tidak lebih dahulu mengundjungi Bapak Presiden, karena scsudah kelantjangan saja mengutjapkan pidato2 Radio tentang Bapak, jang berkepala: K en a n g 2an pada dan d e n g a n B u n g K a r n o ,— maka menurut kesopanan, saja harus menghadap pada Bapak Presiden, ialah dua tahun lalu.

Dan atas keteledoran ini, sa ja minta maaf. Kedatangan sa ja , bukari sadja minta maaf tentang kelantjangan tersebut tadi, melain- kan -hendak mempersembahkaa djuga buku kanak* untuk Guntur, ialah:

1. Koobangan (Pustaka Rakjat D jakarta).2. P atna Rakjat I dan II (P.T. Pembangunan D jakarta)3. Tutur Leluhur (P.T. Pembangunan D jakarta)

semuanja atas usaha saja dan teman, Sdr. E. Karundeng K epala Urusan Risalah Stenografia, Parlemen.

n

Page 77: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dan per-tam a2 sa ja undjukkan buku2 ini selaku kenang2an bacji anakanda Guntur melalui Bapak Presiden jang sa ja selain amat hargai, pun am at hormati selaku pemimpin pedjuang” .— demikian kata kami.

Nampak Bung Karno terharu, beliau lebih suka menerima se- butan bersifat kekeluargaan, persaudaraan daripada jang resmi selaku Presiden.

Kami m erasa lebih tertarik lagi, karena diberanikan beliau dengan sikap persahabatan:

,,Selain daripada itu, atas desakan orang2 jang telah mendengar pidato2 Radio sa ja tersebut tadi itu, sa ja minta izin dari Bapak Presiden, untuk m enerbitkannja”.B u n g K a r n o :

,,Principieel tidak keberatan. T ap i lebih baik naskah diperlihatkan dahulu pada sa ja ” .

Kami:„M emang maksud sedemikian. Dan atas keichlasan dan kemu- rahan hati Bapak Presiden memberi izin itu, sa ja utjapkan di~ perbanjak terima kasih. . .Selain daripada itu audiensi sa ja bermaksud memperkenalkan d juga pada Bapak Presiden, putera dari R ad ja A l Alam U gar

^ Sekar, M ahmud, dari Irian Barat, .— atas permintaan ajahn ja ;’**Sendiri.

M aaf, Bapak Presiden, sa ja sudah meluari batas protocol atau maksud dan tudjuan kedatangan sa ja semula. Dan bukankah, menurut a jahn ja , pemuda Amir ini, harus dibawa pada Bapak Presiden?Dan sa ja mendapat kehormatan dari ajahn ja, R ad ja A l Alam, melakukan tugas ini. Dan untuk menundjukkan isi hati sanubari pemuda Amir ini pada Bapak Presiden, maka ia telah siapkan surat jang ditulisn ja sendiri”.Amir menjerahkan suratnja dengan penuh chidmat pada Bapak

Presiden. Kami mempeladjari airmuka Bung Karno sedang beliau membatja surat Amir itu. Kentara benar perasaan seorang Bapak, bertjampur rasa-pedjuang, pentjita-tjita; roman Bung Karno ber- seri2, ' jakiA, ichlas, sementara membatja surat pemuda Irian, anak ,,djago-tua” R ad ja A l Alam itu.

M arilah kita batja bersama surat itu, jang begitu memikat hati Bung Karno itu:

75

Page 78: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

D jakarta, 11 Pebruari 1954.Kehadapan

Bapak dan Ibu Presiden di

I s t ana N e g a r a D jakarta

Sa ja bernama Amir Rumagessan, dan sa ja ada datang bersam a Engku Dajoh, untuk turut berkenalan dengan Guntur, terlebih la g i dengan Bapak dan Ibu Presiden, karena ajah sa ja M achmud R um a­gessan, Radja AI Alam Ugar Sekar Irian Barat, m enerangkan p ad a saja, bahwa Ibu dan Bapak Presiden ada menanja tentang diri s a ja .

Sa ja sekarang atas kemurahan hati dan tjinta Bapak dan Ibu Presiden, sedang melandjutkan peladjaran saja di D jakarta dan barusan pulang dari Palembang dengan kapal terbang.

Ingin sekali saja melihat Bapak dan Ibu Presiden, pun karena ajah saja sudah bilang pada saja, bahwa sa ja sudah diserahkan oleh ajah saja kepada Bapak dan Ibu Presiden.

Saja senang sekali kalau bisa djadi diterima selaku anak d a r i Bapak dan Ibu Presiden, sebab sa ja tahu Bapak dan Ibu amat tjinta pada Irian.

Berhubung dengan itu saja berusaha baik2 buat berdjuang me- mulangkan kembali Irian Barat masuk w ilajah kekuasaan Indone­sia, seperti sering saja dengar dalam pidato Bapak Presiden ja n g men’atakan bahwa Irian Barat harus dipulangkan pada n egara k ita

T jita2 saja memang tidak lain dan tidak bukan d jad i anak d a r i Bapak dan Ibu Presiden.

Saja tahu bahwa Bapak dan Ibu Presiden didik Guntur mendjadi pahlawan dan saja ingin sekali berdjuang bersama-sama Guntur

Oteh sebab itu saja minta dengan hormat kemurahan hati Bapak dan Ibu Presiden, supaja saja dan Guntur diportret bersama-sama selaku Putra2 dari Bapak dan Ibu Presiden.

Foto ini akan saja djadikan kenang2an jang berhubungan d en gan . tjita2 sa,a untuk merebut kembali Irian Barat masuk dalam panq-

kuan dan bimbmgan bapak Presiden.

Hormat banjak pada Bapak dan Ibu Presiden Guntur dan adik2 lain,

ttd.Amir Rumagessan

Page 79: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Kami tidak menunggu hingga Bung Karno selesai membatja surat Amir itu.

„M aaf, Bapak Presiden, ■— untuk menegaskan keichlasan Amir dan kebenaran isi-suratn ja, maka dengan sengadja ajahnja turut datang kemari, tapi karena tak resmi kedatangan beliau, maka ajah Am ir itu menunggu d iluar dihalaman Istana, bersama sekretarisnja.

Bung Karno:„Ajah Amir? Bagus! M inta datang, masuk!"Dan dengan segera beliau berdiri, berdjalan kedjendela, kepintu

melambai dengan ram ah-tam ahnja pada Radja Al Alam, jang se- dikit gugup karena g irangn ja, kurang lebih melontjat dari tempatnja berdiri, lalu ber-gegas2 naik tangga, disongsong oleh Bung Karno.

Hati R ad ja Al A lam begitu tertarik, betapa sajang-hormat ia pada Bung Karno! Dan perlakuan jang begitu menempatkan beliau pada penghargaan tinggi dan istimewa demikian, menambahkan semangatnja untuk lebih g iat berdjuang!

Usia 66 tahun tak terasa lagi ,,pandjang-beratnja”. Seperti pe­muda la jakn ja sikap R ad ja A l Alam, mendjabat, meng-gontjang2 tangan Bung Karno dengan kedua belah tangannja, sedangkan Bapak Presiden itu me-ncpuk2 bahunja dengan kasiih-sajangnja, ah dua teman, telah bertemu, demikian kesan jang kami tangkap.

„Irian mesti kembali!” seru R adja A l Alam dengan air mata kegirangan dan terimakasih atas kesajangan Bung Karno padanja.

,,Hm, dan ini .......... Amir .......... sudah besar! .......... Umur? ..........bagus .......... muda ......... pemuda, bersemangat .......... hahaha ..........seperti a jahn ja” ; demikian Bung Karno, sambil ter-senjum2.

„Amir .......... ini .......... d jad i anak Bapak Presiden, sa ja ichlasmempersembahkannja pada Bapak Presiden ........rak jat Irian ............adalah rak ja t Indonesia .......... kami ichlas .......... turut BapakP residen ......... mulai dari Amir............ saja ........... keluarga sa ja ..........seluruh rak jat Irian .......... sa ja ulang2 itu, itu, itu ......... Irian, Irian,harus kembali demi A llah jang M aha Adil dan M aha Pemurah,ja ......... Irian, merdeka .......... mesti merdeka, hahaha .......... terimakasih!” kata R ad ja A l Alam, dengan gerak-gerik segar-muda se- olah2 hendak menari atau terbang kegirangan.

„Terima kasih !” kata Bung Karno, sambil membatja terus surat Amir, jang diserahkan pemuda itu tadi.

77

Page 80: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

1

Begitu asjik Bapak Presiden membatja, sambil meng-angguk2 kepalanja, tanda setudju terhadap usaha dan maksud baik dari „keluarga Irian” tersebut.

Jah, untuk menjingkatkan sebutan2 keluarga Radja A l Alam U gar Sekar, Mahmud Rumagesan dari Irian Barat itu, baiklah kita pakai sadja istilah jang pendek-sederhana, ialah „sekeluarga Irian”.

Nah, ..keluarga Irian” ini, ■— kemudian bergabung pada ajah , puteri kelima, Salha barusan tiba di Djakarta, datang dari Balik- papan, — semuanja memusatkan perhatiannja pada usaha: ,,Iriah harus kembali pada Negara Republik Indonesia”.

Int e rmezzo II:

Untuk mendjelaskan usaha ini, jang mendjadi titik penting per- hatian Bapak Presiden, maka kiranja tak ada salahnja, d jika d i- sentilkan disini, sekali lagi sebuah intermezzo, mengenai ,,perd ju­angan” Irian.

Maunja „keluarga Irian”, ialah bahwa perdjuangan, bukan sad ja kewadjiban lelaki, melainkan wanita djua. Dan untuk membuktikan- njn, maka seorang Putri dari Radja Al Alam berpidato; jah didesak oleh rakjat di Balikpapan, dan diminta oleh pembesar2 disana, untuk berpidato, sekedar buat dikenal oleh rakjat.

Pidato dari Putri Irian, Boke Salha Rumagesan dimuka umumpada tgl. 26 Djanuari 1951 di Balikpapan.

Bapak2, Ibu2 dan Saudara-Saudari,Sambutlah salam kebangsaan kita! M e r d e k a ! !Bapak2, Ibu2, saudara-saudari sebelum saja langsungkan ka ta2

saja ini, terlebih dahulu saja utjapkan diperbanjak terima kasih kepada ketua pemimpin rapat ini.

Kemudian Bapak2 Ibu2 saudara-saudari sa ja perkenalkan nama saja, Boke Salha Rumagesan berasal dari Irian.

Beberapa hari jang telah liwat saja telah mendengar kabar dari radio bahwa perundingan Indonesia dengan Belanda telah gaga l, jaitu Belanda tidak mau menjerahkan Irian Barat kepada Republik Indonesia; ini memang Belanda djusta, seribu kali djusta.

Saja selaku Putri Irian, saja melihat dan saja merasai bagaim ana-

78

Page 81: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

kah perasaan saudara2 kita disana! Dari Sabang sampai M arauke kita adalah w arga-negara Indonesia saudara2!!!

Sa ja mengingat, dalam tahun 1936, ajah saja sendiri berontak dan bertindak tidak mau didjadjah oleh kolonial Belanda.

M aka dengan itu, sa ja tidak dapat tahan-menahan hati saja, saja terpisah dengan ajah saja, saja terus merantau kemana-mana sehingga ke Kalimantan ini.

M aka saja berseru: ,,Oh Irian, Irian tanah tempat tumpah da- • rahku, aku wadjib memperdjuangkan nasib Irian! Ah, aku hanja sebagai wanita, hanja bisa memberi suara sebagai wanita pula, akan tetapi aku merasa lebih berani dan kuat karena telah men­dengar kabar dari mulut-kemulut, bahwa putra-putri kita dari Djawa, Sumatera, Sulawesi, Maluku, Kalimantan, Nusa Tengga- ra, semua sama2 memperdjuangkan Irian. M aka saja bergembira mendengar suara saudara2 ini.

M aka dengan itu saja berseru: Oh Irian, Irian tanah tempat tum­pah darahku, merdekalah dengan segera, kami pasti menarikmu keharibaan Ibu Pertiw i Indonesia. • p

Berkibarlah dengan segera Sang D wi-W arna di Irian Barat!Sekianlah.

***Pembitjaraan dengan Bapak Presiden, begitu lantjar — bcr-

semangat hingga tak terasa waktu seperempat djam telah lalu, jang disediakan untuk audiensi kami, — tapi Bung Karno tak menjatakannja.

Balik lagi pada pertjakapan sebelum penggubah karangan ini diundang masuk menemui Bapak Presiden, — kami telah adakan rentjana untuk meminta pada Bapak Presiden buat mengadjak saudara Toekimin (praw ira) pengawal Istana, guna mempertjakap- kart hal-ichwal pertemuan kami berdua di Bondowoso dengan Schmidt, seorang Komunis, bangsa Belanda, kepala sekoiah „Ambonsche School” di Bondowoso, — seperti telih digambarkan semula.Kami (pengarang):

„M aaf, Bapak Presiden, ada sesuatu jang terkandung dalam hati saja, menjatakan peristiwa jang penting sekali bagi saja, ialah pertemuan saja dengan Komunis Schmidt, bangsa Belanda, jang mengandjurkan sa ja untuk berkontak dengan pudjangga besar Belanda, Dr. Henriette Roland Holst-van der Schalk, ialah se-

79

Page 82: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

orang pengarang jang Bapak Presiden, tjintai, bukan? Dan untuk mendjelaskan riwajat „nasib” saja mendjadi orang jang tjin ta pada kemerdekaan, pada djaman kolonial dulu itu, — maka perlu sa ja minta datang disini, Sdr. prawira Toekimin, diruangan sebelah dari Istana ini.

Bolehkah ............ e ............. !”„Boleh, boleh .............. silakan ............. panggil ............. !” kata

Bung Karno penuh minat.Kami berdiri dengan lekas, berdjalan memanggil Sdr. Toekimin,

jang sebenarnja tak usah dipanggil lagi, maklumlah Sdr. itu penga- wal Bapak Presiden jang taat-patuh, dan ketika sdr. praw ira itu memperlihatkan mukanja, maka Bapak Presiden menundjukkan tempat baginja. Nampak benar Bung Karno jang sediakala peramah seperti dulu, memang tak ada -sikap feodal2an, seperti d in jatakan beliau djua, pada Hari Ramah-tamah dengan Pengundjung2 Kong­res Nasional untuk Perdamaian.

Sifat dan suasana kekeluargaan rakjat Indonesia tak djemu2n ja „bergerak” sekitar kami, dan praw ira Toekimin berkata:

,,Memang sesungguhnjalah, kami di Bondowoso k ira2 tahun 1934, oleh guru-kepala, „komunis” Schmidt, diberi peladjaran ten­tang sedjarah Indonesia, — dan ■— katanja, apa jang kamu batja di- buku, bohong semuanja jang hanja me-mudji2 usaha Belanda. Demikianlah maka kami, murid2, dan Sdr. Dajoh, waktu itu guru kami djuga, — mendjadi amat kritis terhadap karangan2 orang Belanda jang hanja mem-besar2kan djasa mereka dengan m engela- bui mata rakjat Indonesia”.

B u n g K a rn o :,,Sesungguhnjalah. Dan saja kenal akan kawan Schmidt, jang

dibuang bersama saja di Bengkulen. Orangnja memang tegas, ber- peribadi, energik penuh semangat berusaha”.

Mengertilah kami, bahwa penghargaan jang dititik beratkan Bung Karno pada tuan Schmidt tersebut, terletak pada w atak orang seorang, lepas dari kewarganegaraannja, kebangsaannja, — ah s e - orang Komunis Belanda, jang begitu berperi-kemanusiaan adalah kawan, — ataupun siapa2 sadja, adalah kawan.

Kita tidak berperang dengan orang2 Belanda umumnja, melainkan chususnja menentang paham kolonialisme (pendjadjahan), dan rakjat Belanda jang djudjur, jang tak ada sifat kolonialnja adalah kawan kita.

80

Page 83: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

)

Penghargaan Bung Karno pada komunis Schmidt, pada pudjang ga Dr. H.R. Holst- van der Schalk, pada Multatuli, pada „djiwa- besar2” Belanda, memberi tjontoh pada kita, jang mengandung peladjaran: ..Bentjilah, marahlah akan kedjahatan2, tapi djanganlah bentji dan marah pada orang jang melakukannja” (Jan Lighthart)

Ini berarti selandjutnja:Kita bentji dan marah akan kedjahatan2 pendjadjahan, jang

dilakukan oleh Belanda selama lebih dari 300 tahun, tapi kita tak boleh bentji dan marah pada rakjat Belanda. Teringatlah kami lagi akan segala perpestaan ,,W orld Peace Congress”, — Kongres Se- dunia untuk Perdamaian —, sewaktu anggota2 delegasi Belanda memeluk-mentjium delegasi Indonesia tanda setia-kawan di W iena tahun 1952 bulan Desember; langsung ke Praha dengan rasa per- satuan-persaudaraan, dan jang selalu diulang-ulangi oleh Njonja Koung, anggota delegasi Canada; waktu kami ber-tjakap2 di Hotel Flora, pun dengan anggota2 delegasi lain2 negara, waktu mengun- djungi Opera2 atau berdarmawisata disekitar kota, dan tetap men­djadi buah mulut pengundjung Kongres tanda ,,setia kawan” rakjat Iridonesia-Belanda.

M arilah kita tegaskan perasaan dan pendapat Bung Karno dengan perkataan beliau sendiri dalam: P ida to P r e s id e n Republik In d on e s ia pada tg l . 17 A gu s tu s 1949.

„Saja bukan p em b e n t j i B e landa .S a ja in g in b e r sa ha ba t d e n g a n s em ua manusia .T jin ta k epada s e s a m a manusia ada lah leb ih m end eka t i pem~

bawaan~djiwaku, da r ipada ben tji" .(dikutip dari 8 X 17 Agustus; disusun oleh Kempen bag. Dokumentasi Djkt)

Sementara ber-tjakap2 tentang ini-itu, Bung Karno mem-balik2 kan halaman2 dari buku2 kanak2 jang kami persembahkan, dengan tjatatan didepan:

Kepada Jang Tertjinta Adik Guntur

— Supaja mendjadi pahlawan seperti jang dibuku ini. —(tanda tangan kami)

81

Page 84: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Bung Karno meng-angguk2 kepalanja, menjatakan setudjunja, lalu kami katakan, bahwa kami bersedia untuk membatjakan atau mentjeritakan pada Guntur akan tiap2 riwajat dan d jasa pahlawan2 jang kami karangkan dalam buku2- itu.

Untuk kesekian kalinja Bung Karno menjatakan hak2 pengasuh, hak guru2, seperti djuga beliau menghormati hak ibu putera-puteri­nja itu. Bung Karno mengatakan, bahwa ,,kesediaan” kami tersebut tadi akan dirundingkan beliau dengan pendidik2 Guntur.

Tjontoh penghormatan terhadap hak2 masing2 ini, kita djundjung tinggi, ■— dan bukankah hal ini satu2nja dasar jang amat penting untuk Perdamaian?

Seiain daripada itu dapat kami menangkap kesan, bahwa Bung Karno mengerti benar2, bahasa kedatangan kami kurang lebih ber- sangkut-paut dengan hal kenegaraan, oleh sebab itu kami anggap djitulah usaha Bung Karno chususnja, jang ..dialirkan” pada usaha Bapak Presiden, untuk menjambut kami. Tegasnja oknum Bung Karno selaku seorang Bapak menjal'urkan pertemuan jang bersang- kut paut dengan keluarga beliau ini, kepada soal kerakjatan, lam a- kelamaan pada usaha kebangsaan, kemudian bulat2 pada perdju­angan, chususnja tentang Irian. Betul2 ada climax pertjakapan beliau dengan kami. Seperti pidato2 beliau djua!

Terhadap hal ini kami utjapkan banjak2 terimakasih, karena memang demikianlah maksud dan tudjuan kami, jaitu ke ,,Irian” !

Hal2 jang bersangkut-paut dengan Irian, memang bukanlah kompetensi anandn Guntur jang masih ketjil itu, dan m asalah sedemikian tak boleh dan tak lajak djuga memusingkan kepala Bu Karno, jang sudah begitu banjak tanggung-djawabnia itu. T am - bahan lagi Bu Karno sakit, — sungguh lebih mengerti kita akan kesibukan beliau. Meskipun demikian, kami tak ragu2 akan kerelaan Bu Karno menjambut kami dan „keluarga Irian", djika Bu Karno itusehat2 sadja waktu itu, — dan ............. memang sedjak ,,Ram ah-tamah dengan utusan2 Kongres Nasional untuk Perdam aian” Bu Karno sudah „kena angin” .

(lihat karangan depan B u n g K a rn o dan . .Damai" ) .

In t e rmezzo IIIUntuk mendjelaskan kesibukan Bu Kamo, baik din jatakan di-

sini ..kesaksian dari orang lain jang merasakannja djuga, ia lah

82

Page 85: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Bu H atta (S iti Rachmiati M cutia), dalam uraian di xnadjallah „Keluarga” M arct 1954, Taliun II No. 3 (oleh: H erawati D iah).

„Memang pada umumnja kewadjiban2 sebagai isteri Presiden atau W ak il Presiden dapat dikatakan diatur oleh negara. Sering kewa­djiban2 itu mendjemukan, tidak ada batas waktunja, dan sama sekali tidak boleh di-pilih2. Technis, isteri seorang Presiden atau W ak il Presiden bukan suatu ,,job". Isteri Presiden atau W ak il Presiden tidak mendapat gadji, dan apa jang diharapkan daripadanja tidak pula ditulis dalam suatu peraturan pemerintah misalnja. Tetapi ke- wadjibannja ber-matjam2, dan bervariasi antara penerimaan tamu, pengguntingan pita, pembukaan sekolah dan djembatan, dan banjak lagi.

Sedikit sekali waktu, pendeknja untuk diri sendiri. Dan seringlah Njonja Hatta merasa kekurangan pada dirinja, melihat wanita2 lain pergi bertamu dirumah kawan, pergi piknik pada hari Minggu, atau djalan2 dengan anak2nja kepasar pada hari b iasa.............".

Kami ulangi sekali lagi kalimat: , ,Sedikit sekali waktu, p e n d ekn ja untuk di ri s e n d i r i ” .

Tadi, perkataan Bu Hatta, tentang kesibukan beliau, jang ber- padanan dengan banjaknja usaha Bu Karno, jang ber-tumpuk2 itu.

Berbitjara tentang asuhan anak2, tentang sesuatu jang bersang- kut-paut dengan Bu Karno dan Bung Karno, maka rasanja ada baiknja kita paparkan hal2 itu dengan kesaksian orang lain; tentang Bu K am c; Fatm awati Soekarno Bakti kepada Tuhan, M asjarakat, Suami, Putera2. (Sebagaim ana dikisahkan kepada: M .S. A shar).

■— T idak benar pendapat jang menjatakan bahwa aku senang karena Guntur, Megawati, dan adik2nja tidak perlu kudjaga; ma­kanan pagi suami tidak perlu kuatir. Jang benar ialah bahwa aku djustru senang mengasuh annk2ku sendiri dan mendjadi kawan se-hari2 dari suami didalam suka dan dukanja.

Selandjutnja:— Ada orang jang menanjakan kepadaku sampai berapa djauh

pengaruhku pada M as Karno dan sampai berapa djauh pula pe- ngaruhnja M as Karno pada diriku? Ah, aku hanja sering berkata dan berpendapat, bahwa wanita haruslah mendjadi teman suami jang setia dan sedjati.

la harus mengurus soal2 dari jang besar sampai jang ketjil untuk memberikan bantuan disegala lapangan jang dikuasainja.

Disamping itu aku djuga berpendapat, bahwa wanita haruslah mendjadi teman sedjati, guru dan ibu anak2nja, membimbing anak2-

Page 86: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

nja kepada djalan jang men-tjita2kan kebersihan rohani dan ke- besaran pribadi.

Dan disamping kaum laki2, wanita haruslah pula mendjadi se­orang anggota masjarakat jang berharga dan la jak”.

(Keluarga, madjalah Bulanan untuk Ibu Bapa dan Anak) D januari 1954

*• *

Landjutan Audiensi:

Pembitjaraan sudah berlangsung 2 X 1 5 menit, sudah mengambil tempo banjak2 dari Bapak Presiden, jang sama2 asjik d juga ber-tjakap2 dengan kami, ja ............. begitu menarik Radja A l Alammembitjarakan, mentjeritakan perdjuangannja; menguraikan segalatindakannja; dan ............. pcnghormatan Bung Karno pada seorang-tua, (adat Indonesia, bukan? — ,,hormatilah orang tua !” ) am at menambah kegembiraan pada Bapak Radja tsb., dan mentjiptakan suasana kekeluargaan, sehingga pertjakapan mendjadi intern; ar- tinja, „berbi t jara dar i hat i k eha t i” .

Ja, kami lupa tempo, lupa, dan merasa se-olah2 Istana telah men- diadi rumah kami. Terlalu! Mungkin! Mungkin sudah kurang sopan!Dan............ kelakar sedikit! Lupa, diri kami! Lupa ..keresm ian”audiensi pengarang ini. Lupa djuga minum dan makan sedap2an jang dihidangkan bagi kami. Bapak Radja Al Alam, dengan pe- robahan airmuka se-waktu2, menurut isi d3n irama pem bitjaraan, tertawa, jakin, tersenjum, sedih; sekali2 Bung Karno pun tergelak, apalagi ketika mendengar nama Djepang, jang ..dihadiahkan” pada Bapak Radja A l Alam itu.

„Ja, ......... sa ja sa ja ......... waktu itu ......... mendapat nama ..........bagus sekali ......... Minami Tokyo, hahaha”. Bukan maksud BungKarno menggelakkan usaha Djepang., atau menertawakan gelaran pada Bapak Radja A l Alam itu, melainkan sekedar m enjatakan keichlasan beliau untuk menghargai humor, jang terkandung dalam tjara Radja Al Alam itu menjufiihkan tieritanja.

..Minami Tokyo ataupun ..Tokyo Selatan”, dewasa ini mem- bentangkan pikiran2 t e r t en tu dalam politik terhadap Irian.

Seluruh bangsa Indonesia adalah amat menderita waktu pen­djadjahan Djepang dan penderitaan jang pun dirasai oleh Bapak

84

Page 87: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

R adja A l Alam, kini menghasilkan lelutjon jang sehat. Dengan pengertian, bahwa gelaran apapun jang diberikan padanja, Bapak Radja tetap pada pendiriannja ialah „merdeka’\

..M erdeka atau mati”, benar, tapi merdeka dulu, lantas hidup terus membangun, mengisi kemerdekaan, berdjasa dulu untuk tanah air, barulah ,,boleh” mati.

„Minami Tokyo” untuk Bapak Radja, gelaran jang sungguh menggelakkan karena menjatakan terang2an sentimen Djepang jang mirip pada orang jang masih butahuruf. Hanja seorang jang bodoh dapat menerima gelaran jang menertawakan itu, dan inipun me­njatakan gedjala, bagaimana perasaan Djepang terhadap bangsa Indonesia waktu itu, biar dia „Radja” atau pemimpin rak jat sekali- pun. Dan bagaimanakah Djepang bisa mendapat simpati rak jat dengan gelaran jang „berlebih2an" itu. sehingga berbau menghina? Bukanlah maksud kami meneropong kekurang-bidjaksanaan Djen- deral Djepang jang memberi gelaran itu pada Radja A l Alam, melainkan sekedar untuk menarik perhatian terhadap usaha2 Djepang dewasa ini untuk ..membcli” Irian! Membeli Irian! Apakah ini masuk bagian „lelutjon” djuga jang hendak didjual Djepang, mendjadikan Irian, — Minami Tokyo?

D jangan2 lelutjon ini laku lagi, djika bangsa Indonesia teledor mentjegah berlakunja. Dan tak dapat tiada „lelutjon” sedih nanti! Dan seperti pernah Lt. Kolonel ln d ra D. P o n to a n (Ketua Ga- bungan Organisasi Pedjuang Bekas Bersendjata R .I.), katakan: „Bukan sa lahn ja B u n g K arn o , kalau Irian b e lum m erd eka . Itu sa lah kita s e n d i r i , rakjat Indon es ia , dan s iapa2 sa d ja j a n g t e l e d o r" . — semuanja itu adalah peringatan pedas terhadap repolusi kita jang mula2 berdjalan penuh njala, tapi jang dewasa ini, aw al tahun 1954 bergerak seperti seorang lumpuh.

Jah. repolusi si lumpuh, — mudah2an, semangat 17/8-1945 bang- kit kembali dengan suara halilintar dengan tindakan kilat seperti semula.

„Minami T o k y o .............h ah ah a ............... gelaran saja begitu besarwaktu itu, hahahaha!” gelak Radja A l Alam, begitu seloroh-lutju, hingga Bung Karno hampir tersedak tertawa karenanja. Sungguh tahu berkelakar djuga ,,djago-tua” ini, jang njawanja telah sering tergantung pada beriang tipis, — demikian pepatah Belanda. .— dan dalam bertjerita itu beliau hanja tcrsenjum tapi senantiasa dengan mata penuh sinar humor.

..Saja ............. tidak kontrak dengan siapa2.............1” kata BapakRadja Al Alam, „saja tidak berurusan dengan Belanda, tidak

85

Page 88: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

I

dengan Amerika, tidak dengan D jepang.............. bendera jang telahkukibarkan adalah Sang Merah Putih. Sa ja turunkan S i T igaw arna,naikkan Dwiwarna, wah............. Belanda m arah............. sa ja di-tangkap.............

Sementara menjusun karangan ini, kami mendapat dokumen ber- harga dari Bapak Radja AI Alam tentang sesuatu jang amat buruk, jaitu jang mengenai taktik musuh Negara Republik Indonesia, ia lah surat beliau pada J.M . Perdana Menteri R.I. No. 00180/1.B./l954/ Rahasia. D jakarta 2 M aret 1954.

Kami kutip sadja jang tak berwudjud rahasia:A chirn ja sa ja kemukakan d e n g a n t e r a n g - t e r a n g a n , b a h w a a d a

b eb e ra pa N ega ra A sin g in g in b e r sa haba t da n m em b u d ju k sa ja , a ga r supa ja sa ja b e r sahaba t d e n g a n m erek a dan m erek a akan m e m - berikan apa j a n g sa ja k ehendak i asa l s a d ja sa ja m e n j e t u d ju i I r ian l ep a s da ri Indon es ia , akan te tap i sa ja m eno lakn ja , karena s a ja m a t i - matian tidak mau b crp isah d e n g a n sa u d a ra - s a u d a ra - s e b a n g sa k u Indon es ia , s eb a b kalau tidak P em er in ta h In d on e s ia sa ja s u d a h m e - n in g g a l dunia , akibat dari hukuman mati j a n g d id ja tu hk an o l e h P em er in tah B e landa atas d ir i sa ja dan k emud ian hukum an m a t i d irobah d e n g a n hukuman kurungan s eu m u r hidup,\ d a n k em u d ia n dari pada itu ata s keputusan Djaksa A gu n g R epubl ik I n d o n e s i a s a ja dibebaskan.

D jad i wa laupun baga imana sa ja dan s e lu ruh rak ja t I r ian B a ra t t e ta p b e rd ir i d ib e lakan g Republik In d on e s ia .

Selandjutnja untuk kelengkapan perkenalan beliau ini pada Bapak Presiden jang tadi diulangi oleh Bapak Radja Alam tsb., m aka sebaiknjalah disuguhkan disini surat beliau jang din jatakannja pada Bapak Presiden dengan kepala:

„RAKJAT INDONESIA SUKU IRIAN B A R A T SEMANGKIN GELISAH”

Saja. Mahmud Rumagessan, Radja AI Alam U gar Sekar, R ad ja Asli Irian Barat sekarang berada dikota ini (D jakarta) jang ter- utama bcrtudjuan untuk mcmbitjarakaa dengan Pemerintah Pusat mengenai pembentukan Pemerintah Irian Barat jang akan berke- dudukan disalah suatu tempat di Indonesia dimana dianggap perlu, menjatakan sebagai berikut:

„Rakjat Indonesia Suku Irian Barat dengan dada terbuka men- taati akan keputusan K.M.B. jaitu sesudahnja penjeirahan kedau- latan, lagi satu tahun Rakjat Indonesia Suku Irian B arat harus

86

Page 89: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

meringkuk dahulu didalam genggaman pendjadjahan Belanda, karena menurut rantjangan Piagam Penjerahan kedaulatan Pasal 2 a ja t a, bahwa persesuaian antara pendirian mssing2 pihak tentang Irian belum dapat ditjapai sehingga soal itu masih mendjadi pokok pertikaian.

Oleh karena itu maka Belanda dalam waktu satu tahun dari tgl. 29 Desember 1949 sampai tgl. 29 Desember 1950, terus men- djalankan kekuasaannja atas Irian Barat, walaupun ia mendjalankan kekuasaan itu dengan siasat leluasa dalam mendjalankan politik kolonialnja, tetapi R akjat Indonesia Suku Irian tetap, patuh dan taat akan keputusan tersebut

W aktu setahun itu adalah kesempatan jang baik bagi Pendja- djahan Belanda untuk mengatur siasat tipu muslihat dalam mentjari rupa2 alasan, agar supaja Irian Barat tetap mendjadi djadjahannja.

Sekarang tahhun 1953 sudah berachir, berarti dalam tempo 3 tahun Belanda tetap mempertahankan Irian Barat mendjadi daerah djadjahannja.

Hal ini Indonesia tak dapat menbiarkan terus begini, karena bangsa Indonesia Suku Irian Barat adalah djuga manusia dan tidak menghendaki didjadjah dan diperbudak oleh sesamanja manusia, djuga akan tetap menuntut kemerdekaannja bersama sebangsanja Indonesia.

Semangkin lama Pendjadjah Belanda menumpang dirumah Irian Barat, selama itu pula harus dituntut kcpadanja segala kerugian2 Irian Barat jaitu segala hasil2 bumi Irian Barat jang diangkutnja ke Nederland jakni mulai dari kemudian satu tahun sesudah penjerahan kedaulatan tgl. 29 Desember 1949.

Terlebih-lebih oleh karena Belanda dengan terang-terangan telah berulang-ulang kali melanggar K.M.B. dan telah menggagalkan K.M.B. antara lain dengan memasukkan status Irian Barat kedalam U UD nja, hal ini tak dapat tiada sangat merenggangkan perhubung- an jang harmonis antara Indonesia-Belanda.

Kami bangsa Indonesia Suku Irian Barat melihat sebangsanja Indonesia dari Sabang sampai Dobo sudah merdeka memekik-mekik kemerdekaan dengan riang gembira, akan tetapi kami selama tahun itu hingga sekarang masih tetap menderita dalam belenggu pen- djadjahan.

Belanda jang berlaku diri dan bersifat serta mentjari daja upaja untuk mendjadjah Irian Barat sampai achir zaman, mendjadikan kami Bangsa Indonesia Suku Irian Barat semangkin gellsah, akan tetapi penuntutan kemerdekaaa ini terus tetap beidjalan.

8-7

Page 90: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Pemerintah Indonesia dengan tidak menjimpang dari keputusan2 K.M.B., telah mengadakan rupa2 usaha antara lain, m engadakan konperensi Menteri2 UNI Indonesia-Belanda, Panitia tehnis Irian, Komisi Parlemen ke Nederland dan ke Negara2 lain, dan lain-lain sebagainja, walaupun untuk usaha ini tidak sedikit perongkosannja, tetapi Pemerintah tidak menghiraukannja, karena Pemerintah tidak akan membiarkan Rakjat Indonesia Suku Irian Barat tetap d id jad jah oleh Belanda.

Dalam sidang Dewan Menteri pada tgl. 1 Desember 1953 Pe­merintah telah memutuskan untuk membentuk Biro Irian B arat jang dikctuai oleh Perdana Menteri, ini berarti bahwa Pemerintah A li- W ongso djuga tidak ketinggalan dalam mentjari-tjari d ja lan untuk memperdjuangkan pengembalian Irian Barat kedalam pangkuan Republik Indonesia, sungguh hal ini sangat menghilangkan kege- lisahan kami bahwa Pemerintah A li-W ongso turut pula gelisah djika kami tetap meringkuk ditangan pendjadjah Belanda.

Berhubung karena status Irian Barat telah dimasukkan oleh Belanda kedalam UUDnja, jang terang-terangan telah m enggagal- kan K.M.B., maka sudah pada tempatnja Pemerintah dengan terang-terangan pula nienanam kekuasaannja di Irian B arat ja itu disamping Biro Kordinasi Irian Barat, Pemerintah membentuk Pe- merintahan Irian Barat jang harus dipimpin oleh seorang Putera Irian Asli jang besar pengaruhnja di Irian Barat dan dimana tempat kedudukan Pemerintah Irian Barat tsb. dapat ditempatkan dimana sadja di Indonesia menurut pertimbangan baik dari Pemerintah Irian tsb. djauh atau dekat dari Irian Barat tidak mendjadi per- soalan dan dengan adanja pembentukan Pemerintah tsb. dapat membajangkan kepada dunia bahwa Irian Barat adalah w ila jah Indonesia.

D jakarta, 4 D januari 1954.

RADJA AL ALAM U G A R SEK AR IRIAN BA RA T

(M AH M UD R U M A G E SSA N ). .

Demikian isi hati Radja Al Alam terhadap masalah Irian.Audiensi berachir.Kami ulangi:Audiensi jang hanja 15 menit mestinja, mendjadi 2 X 1 5 menit,

83

Page 91: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

jah lebih lama lagi, — men'djadi kira2 empat puluh menif., djika di- hitung djuga pembitjaraan pada saat pamitan antara Bung Karno dengan Bapak R adja A l Alam, dengan djabatan tangan sekian lamanja, jang ,,ter-gontjang”, dengan salam, serta utjapan selamat berdjuang, kelakar sedikit lagi tentang „Minami Tokyo”, dengan achir kata: Kami orang Irian, mati2an dengan Bung Karno!

Indonesia belum merdeka 100%. Irian masih didjadjah!

,.Sampai ketemu lagi. Irian! M erdeka!”.

89

Page 92: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

r

bahak! Sebab dengan ,,mission sacred” jang bagaimana muluknja- pun, — feit bahwa Nederland masih duduk di Irian itu, membukti- kan bahwa Nederland masih satu negara kolonial. Djangan me- ngemukakan bahwa kekuasaan Nedeland harus tetap berada di Irian ,,terw ille van de democratic”, sebab sesuatu bangsa hanja dapat mendjalankan demokrasi sadja zonder kolonialisme, atau kolonialisme sadja zonder demokrasi, tetapi tidak kedua-duanja sekaligus! Kalau benar-benar Nederland adalah satu bangsa jang pertjaja kepada kemerdekaan, kalau benar-benar Nederland adalah satu bangsa jang ,,gelooft in de heilige rechten van mens en volk” maka Nederland harus memerdekakan Irian sekarang djuga, sebab orang tidak dapat pertjaja kepada kemerdekaan tetapi menolak ke­merdekaan kepada orang lain.

Lihat, semua alasan-alasan jang saja kemukakan ini tidak me- njinggung-njinggung soal tjerdas-atau-tidak tjerdas. Irian-sedarah- dengan-kita-atau-Irian-tidak-sedarah-dengan-kita, Irian-sudah- akilbalig-atau-Irian-belum -akilbalig, melainkan melulu berdasarkan atas dasar pendjadjahan atau tidak-pendjadjahan, kemerdekaan atau tidak-kemerdekaan. Seluruh ,. — sekali lagi seluruh — bekas Hindia-Belanda itu, dari Sabang sampai ke Merauke, harus di- merdekakan dalam liiigkungan N egara Indonesia! Ini adalah kewa- djiban moril B elandasjang mengatakan menjerahkan kedaulatan kepada kita dengan setjara mutlak, ini adalah kewadjiban nasional kita jang tidak boleh d itaw ar-tawar! Sebab kita telah bersumpah: sampai kelebur-kiamat, kita akan tetap berdjoang manakala masih ada satu bagian tanah-air kita — meski satu pulau ketjilpun, meski selebar pajungpun! .— jang belum merdeka!

M asih kita mengharap jang Irian-Barat dikembalikan kepada kita dalam tahun ini, M asih kita djundjung tinggi ketentuan dalam K.M.B., bahwa soal Irian-Barat itu harus diselesaikan dalam tahun ini djuga dengan djalan perundingan. Liwat tahun ini, kedua belah fihak tidak terikat lagi kepada ketentuan K.M.B. itu. Sekarang ini sudah pertengahan Agustus, dan tanda-tanda Belanda merobah sikap, belum ada tampak. M asih hanja empat-setengah bulan lagi memisah kita-sekarang, dengan terbitnja matahari ditahun 1951. Rakjat Indonesia, pemuda, pemudi, buruh, tani, — semua! — tjam- kanlah dalam kalbumu apa artinja ini. Didalam Undang-undang Dasar kita jang sekarang ini, dengan tegas dituliskan bahwa luas- nja daerah N egara kita ialah seluruh Hindia-Belanda dahulu, dus: dari Sabang sampai ke Merauke.

/ 91

Page 93: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Menurut Undang-undang D asar kita itu dus Irian-Barat adalah daerah Negara kita djuga, daerah Republik Indonesia, — bukan besok, bukan lusa, tetapi sekarang, sekarang, pun sudah. K ekuasa- an de facto Belanda atas Irian-Barat itu diakui selama tahun ini sadja. Apabila penjelesaian dengan djalan perundingan dalam tahun ini tidak tertjapai, maka timbullah persengketaan besar tentang siapa jang berkuasa sesuda'h itu diatas pulau itu. Sebab sekali lag i saja katakan: kita tidak akan berhenti berdjoang, kita akan ber­djoang terns, kita akan berdjoang sampai ke jang bagaim anapun, sampai Irian-Barat itu dikembalikan lagi kepangkuan Ibu Pertiw i. Dan saja ada harapan besar, saja tahu, bahwa Irian-B arat akan kembali kepangkuan Ibu Pertiwi. Sebab. sendjata k ita ia lah sen- djata Adji Pantja Sena Kebangunan Nasional, jang Belanda sen­diri telah pernah berulang-ulang menentangnja, tetapi jang ia sen­diri achirnja harus mengakui tak dapat menundukkannja, meski dengan bedil dan dengan meriam sekalipun.

Tudjuh puluh lima miljun orang berdiri dibelakang sa ja didalam urusan ini.

Li'hat, saja bitjara disini dihadapan lautan orang-orang bangsa Indonesia jang tidak seorangpun dari mereka itu tidak menuntut d i- kembalikannja Irian Barat kepangkuan Ibu Pertiw i. D ihadapan saja berdirilah ratusan ribu rakjat dari segala lapisan dan sega la golongan. Dikursi-kursi sana itu duduklah para perw ira A ngkatan Perang, utusan dari Angkatan Perang kita jang beratus ribu, an g­katan perang gemblengan dalam masa Revolusi. D isana djuga duduklah berpuluh-puluh invaliden, w akil-w akil dari invaliden tentara kita jang masih hidup dan dari pahlawan-pahlaw an k ita jang rdbuan jang telah beristirahat dialam barzah.

Mereka adalah lambangnja kesediaan bangsa kita untuk berkor- ban, berkorban untuk kebesaran Negara, berkorban untuk tertja- painja tjita-tjita, dengan bersembojan lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup bertjermin bangkai. Disebelah sana itu ad a ­lah duduk wakil-wakil polisi, — djuga lambang kebesaran dan keteguhan Negara. Dan disebelah sini ini duduklah w ak il-w ak il organrsasi rakjat jang mewakili djumlah bukan puluhan ribu tetapi ratusan ribu rakjat. Disana adalah golongan pegawai jang satu per- satu hanja bertekad sutji mengabdi, mengabdi kepada N egara dan tjita2. Dan disana lagi wakil-wakil .guru dan mahaguru, pelo.por daripada kehidupan intellek bangsa. Disebelah itu w ak il pemuda dan pemudi, wakil-wakil daripada djiwa jang m enjala-n jala. —

92

Page 94: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

pentjita-tjita dan pedjoang jang mati-matian, pentjetus, pembakar, pengkobar Api Indonesia, pendinamik Revolusi jang sehebat-he- batnja. Dan dibelakang saja ini duduklah pemimpin-pemimpin In­donesia jang telah beruban dalam perdjoangan bangsa kita, dan duduklah pula segenap anggauta-anggauta parlemen, jang mendja­di w akiln ja segenap bangsa kita didalam legislatifnja ketata-nega- raan. Semua mereka jang saja sebutkan itu menuntut dikembali- kannja Irian Barat. Dan miljunan rakjatpun mendengarkan pidato saja ini dengan penuh persetudjuan.

M anakala sa ja pada saat sekarang ini berdiri dan berpidato disaksikan oleh semua-mereka itu, berhaklah saja berkata bahwa saja berbitjara diatas namanja Bangsa. Bukan Soekarno sini jang berbitjara, tetapi Bangsa Indonesialah jang berbitjara. Karena itu saja harap, supaja perkataan-perkataan saja mengenai tuntutaon pengembalian Irian-Barat itu diperhatikan benar-benar, baik oleh Nederland, maupun oleh negara-negara lain jang bergoodwill ke­pada kita.

Ja, sa ja minta goodwillnja seluruh dunia atas segala apa jang kita kerdjakan disini diwaktu jang achir-achir ini dan diwaktu jang akan datang. Pemuasan aspirasi-nasional kita itu bukan sadja ber- manfaat bagi bangsa Indonesia sendiri tetapi djuga memanfaatkan kepada negeri Belanda, dan memanfaatkan kepada seluruh dunia. Sebab hanja dengan pemuasan aspirasi-nasional kita itulah disini dapat datang stabiliteit politik dan stabiliteit politik itu bermanafaat kepada Indonesia, kepada Belanda, kepada dunia. Djanganlah pe­muasan aspirasi-nasional kita itu ditentang-tentang, sebab penen- tangan itu achirnja toch akan sia-sia belaka. Djalannja sedjarah- dunia menudju kepada pemenu-han aspirasi-nasionalnja bangsa- bangsa, dan djarumnja sedjara'h tak dapat dibalikkan lagi oleh siapapun djuga. „W e cannot escape history’', — demikianlah Abra­ham Lincoln berkata, dan sa ja kira tidak seorangpun akan dapat „escape history”, bahwa Indonesia achirnja toch akan mentjapai segala apa jang di-tjita2-kan dalam aspirasi-nasionalnja. Djangan­lah melihat dalam penjerahan kedaulatan pada tanggal 27 Desem­ber tahun jang lalu itu sekadar satu kebaikan-budi Belanda sadja,— lihallah dalam kedjadian itu adanja satu realiteit hukum sedja- rah, bahwa kolonialisme pasti mati dan aspirasi-nasional sesuatu bangsa pasti terselenggara! Sebagflimana kita dalam djatuhnja buah mangga harus mengarti adanja satu realitet hukum zwaarte- kracht, — jang tak dapat diingkari tak dapat dikurangi, tak dapat

93

Page 95: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

PIDATO P.J.M. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA TG. 17 AGUSTUS 1950

(jang chusus mengenai Irian)

Saudara-saudara!

Sekarang seal Irian !.............

Ini bukanlah soal ketjil, ini adalah soal jang am at besar. S a ja chawatir, bahwa fihak Belanda tidak mengerti atau belum m enger­ti, bahwa soal Irian itu buat kita adalah soal jang am at besar.

Soal Irian bukan soal ethnologi; iapun bukan soal k ita ini sudah masak atau tidak. Alasan masak atau tidak itu memang se la lu d i- kemukakan oleh kaum imperialis, dan selalu alasan itu tidak kena.

Soal Irian adalah soal pendjadjahan atau tidak pendjad jahan , soal pendjadjahan atau kemerdekaan. Sebagian dari tanah -a ir k ita masih didjadjah oleh Belanda, ini adalah kenjataan, dan in i k ita tidak mau. Kita menghendaki seluruh tanah-air k ita m erdeka, se lu ­ruh tanah tumpah darah kita „dari Sabang sam pai ke M erau k e”, zonder ketjuali, — zonder mengetjualikan daerah Kubu. zonder mengetjualikan daerah Dajak, zonder m engetjualikan daerah T o- radja, zonder mengetjualikan Irian. A lasan ketjerdasan atau tid ak - ketjerdasan sama sekali tidak mempan. Sa ja harap fihak B elanda suka ingat, bahwa alasan ketjerdasan-atau-tidak-ketjerdasan itu- pun telah mereka pakai terhadap kepada kita, berpuluh-puluh ta ­hun, beribu-ribu kali, — zonder resultaat. Achirnja k ita toch mer­deka, tjerdas-atau-tidak-, ialah karena djiwa-nasional k ita telah berkobar-kobar, kemauan-nasional kita telah bangkit, am al-nasio- nal kita telah menggempa. Sekali lag i saja harap fihak B elanda suka ingat akan hal ini!

Djangan mengemukakan lagi alasan ..mission sacred”! Itu a lasan sudah berkarat, sudah basi, dan akan ditertawakan orang bahak-

90

Page 96: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

ditentang, tak dapat dibalik, — maka penjerahan kedaulatan pada 27 Desember itupun adalah satu simptom daripada adan ja satu hukum-sedjarah, bahwa aspirasi-nasional sesuatu bangsa tak dapat dibendung dan ditentang. bahkan akan menang dan d ja ja dan akan terpenuhi penuh samasekali! Demikian pula maka digulungnja ne- gara-negara-bagian sekadar adalah satu simptom dari pada bex- djalannja aspirasi-nasional itu, dan terdjadinja Kfegara Kesatuan inipun sekadar adalah satu simptom daripada berdjalannja asp irasi- nasional itu. Karena itu maka digulungnja negara-negara bagian itu tak dapat ditentang dan dilawan, dan terdjadinja N egara Ke­satuan inipun tak dapat ditentang dan dilawan! Dan karena itu pula maka saja berkata dengan tegas dan dengan jak in : satu hari pasti akan datang, jang Irian-Barat-pun kembali kepangkuan Ibu Pertiwi! Sebab kembalinja Irian-Barat itu adalah tuntutan asp irasi- nasional, jang sebagai saja katakan tadi, tak dapat d itentang dan tak dapat dilawan,. tapi tak dapat dipadamkan dan tak dapat dima- tikan, sebaliknja akan djaja dan pasti akan djaja! M arilah kita sem u a, segenap kemanusiaan, mengarti akan hal ini! M arilah k ita semua djangan mentjoba „escape history”, — marilah k ita semua menghormati dan membantu djalannja sedjarah itu!

Saudara-saudara! Agak dengan tjara tandas saja m em bitjarakan soal jang amat besar. Kita rasakan soal Irian itu sebagai satu keti- dakadilan kepada kita, sebagai satu onrecht jang belum diperbaiki. Segenap djiwa kita tidak tenteram oleh karenanja, segenap d jiw a kita laksana hendak mendidih oleh karenanja. Kita sekarang dalam persahabatan dan perdamaian dengan Belanda, tetapi „peace without justice is not peace" — ,.Perdamaian jang tidak berisi keadilan bukanlah perdamaian", demikianlah seorang pudjangga telah berkata. Karena itu marilah kita mendo’a moga-moga mata rakjat Belanda akan terbuka melihat kebenaran tuntutan k ita itu, agar persahabatan dan perdamaian kita dengan Belanda m akin subur.

Nah, saudara-saudara! sesudah mendengarkan semua uraian- uraian saja diatas itu, lebih djelaslah bagi saudara-saudara bahw a perdjoangan kita masih djauh belum selesai, dan bahw a pekerd ja- an pembangunanpun bertimbun-'timbun menungggu pelajanan kita. Karena itu, saja minta kepada saudara-saudara, supaja <— ketjuali menentang tenaga-tenaga-penentang jang datangnja dari luar, li- njapkanlah pertentangan jang bersarang didalam kalbu k ita sendiri.

Page 97: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Rapatkanlah barisan, peganglah tangan satu-sama-lain, gem- blengkanlah-kembali Persatuan Nasional! Kuburkanlah sekarang pertentangan-pertentangan antara Non dan Co, kobar-kobarkanlah semangat kerdja-sam a antara kita dengan kita, luaskanlah hati, bukalah hati untuk mudah harga-menghargai satu sama lain. Ingat, kita harus menjempurnakan kemerdekaan kita, dan ketahuilah bah­wa kemerdekaan barulah sempurna, bilamana bukan sadja politik kita merdeka, dan bukan sadja ekonomi kita merdeka, tetapi dida- lam hatipun k ita merdeka. M erdekakanlah hatimu satu-sama-lain, djambarkanlah, besarkanlah,' luaskanlah hatimu .satu-sama-lain, agar supaja mudah dilupakan pertentangan antara Non dan Co itu! T idak ada bangsa dapat mendjadi bangsa jang besar, jang rakjatnja adalah ketjil plan sempit dalam Hati dan dalam tindakan! Besarkanlah dalam hatimu, dan besarlah dalam segala tindakanmu, agar supaja bangsamu mendjadi Bangsa jang sungguh-sungguh Besar! ■ ; .

Dan kepada saudara-saudara kaum buruhpun s.-ja minta supaja ingat bahwa k ita ini masih harus menjelesaikan perdjoangan-per- djoangan jang besar. D iwaktu jang achir-achir ini, falsafah-per- tentangan dan falsafah-perbed.aan kadang2 menerobos pagarnja Persatuan B an gsa .. PadahaJ sjarat mutlak untuk berhasilnja Revo- lusi Nasional ia lah Persatuan Nasional jang mutlak pula. Bibit api perdjoangan-kelas memang objektif selalu ada disepandjang masa dan dimanapun djuga, tetapi didalam Revolusi Nasional djanganlah bibit api itu dikobar-koSarkan sehingga mendjadi kobaran perten­tangan-pertentangan ■ jang reeel menghapuskan pertahanan kita. Baik sekali buruh dan tani berorganisasi, berserikat, berkumpul, beraksi untuk mentjari perbaikan nn.sib dan meninggikan kesedaran kelas, tetapi djanganlah kesedaran kelas itu dalam Revolusi Nasio­nal diruritjing-runtjingkan dan dipertadjam-tadjamkan mendjadi perdjoangan kelas jang merugikun potensi Bangsa dan potensi Ne­gara. T idakkah N egara kita ini, — N egara jang sedang dirundung seribu satu bahaja! .— diwaktu jang achir-achir ini kadang-kadang terlalu didjadikan sasaran dan bulan-bulanan bagi tuntutan-tun- tutan jang bermatjam-matjam? Saudara-saudara kaum buruh, Ibu Pertiwi mengharap jang .kita masih banjak memberi! Ibu Pertiwi mengharap jang kita mengarti, bahwa tidak ada hak zonder kewa- djiban, dan bahw a penuntutan hak hanjalah benar djika kewadji- banpun kita tunaikan. Hak dan kewadjiban adalah. dua muka dari satu hal, — jang satu tak dapat benar zonder jang lain, jang lain

95

Page 98: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

tak dapat benar zonder jang satu. M arilah kita sedar akan hal ini, dan marilah kita djuga membangun, membina, mendjelmakan segala sjarat-sjarat untuk kebanagiaan hidup kita dan hidup anak tjutju kita.

Didalam masa pertempuran, maka saudara-saudara banjak jang memberikan darahnja, —* wahai, dimasa sekarang, berikanlah seba- njak keringat jang ada disaudara punja badan! Bangsa jang tak segan menumpahkan darahnja dimasa pertempuran, tak akan segan mengutjurkan keringatnja dimasa pembangunan!

Dan sekarang, segenap bangsaku, bangkitlah terus. berdjoanglah terus dalam Neijara Kesatuan jang telah berdiri lag i sekarang ini. Berdjoanglah terus, dan bekerdjalah lebi'h giat, sebab sega la-segala memang masih harus kita kerdjakan. Djangan ada seorangpun di- antara saudara-saudara jang'm engira, bahwa dengan berdirin ja- kembali Negara Kesatuan ini hari, segala hal telah mendjadi beres ini hari pula. Djangan ada seorangpun mengira, bahw a dengan adanja Negara Kesatuan terbukalah kuntji-wasiat-papat-gulipat untuk membuka peti-wasiat kemakmuran rakjat. N egara Kesatuan hanjalah sjarat-sjarat! — untuk memudahkan persatuan tenaga. Hanja dengan pengerahan tenaga jang bersatu-padu itulah, penge- rahan tenaga habis-habisan, pengerahan tenaga mati-matian, jang dipergunakan setjara rasionil untuk pembangunan produksi, beser­ta dengan kegembiraan bekerdja jang segem bira-gem biranja, maka dapatlah kita merintis djalan jang menudju kekemakmuran rakjat.

Karena itu sekali lagi, berdjoanglah terus dengan mengutjurkan sebanjak-banjak keringat.

Berdjoanglah terus dalam Persatuan Nasional jang sebulat-bulat- nja! Benar kita dalam tahun jang lalu itu mengalami kesulitan-kesu- litan; benar kita dalam tahun jang lalu itu mengalami kesedihan- kesedihan seperti meninggalnja W olter Mongisidi dan Panglim a Besar ooedirman jang moga-moga Tuhan memberkati arw ah-ar- wahnja; benar kita dalam tahun jang lalu itu kadang-kadang terlalu berpanas-panasan hati satu sama lain; tetapi dari seluruh pertum- buhan seperti jang saja lukiskan diatas tadi njatalah dengan sen ja- ta~njatanja, bahwa kita akan benar-benar bersatu kembali, karena kita kuat. Dan sebaliknja, kita Insjah Allah akan tetap kuat, karena kita telah menundjukkan dapat bersatu. „Dharma eva hato h an ti” ,— bersatu karena kuat, kuat karena bersatu, — itulah kalim at jang saja tidak bosan-bosan mengulanginja selama Revolusi k ita ini.

Page 99: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Sebab, memang itulah rahasianja kemenangan, itulah W ah ju Tja- kraningratnja sesuatu bangsa jang ingin mendjadi besar dan ingin mendjadi d jaja. M aka itu bersatulah! Dan, benar kita dalam tahun jang lalu ini kadang-kadang mendapat tamparan^tamparan dan hantaman jang pedih, tetapi djanganlah hal itu mendatangkan rasa putus-asa, sebaliknja haruslah malahan mendjadi tjambuk untuk menggigitkan gigi, — untuk berdjalan terus, berichtiar terus, ber­djoang terus. Sebab, tiap-tiap tjatjing dapat mengatakan bahwa manis adalah manis, tetapi sedjarah hanjalah mentjobakan hanta- man-hantamannja kepada machluk-inachluk jang kuat dan bangsa- bangsa jang kuat. B iar hantaman-hantaman itu datangnja bertalu- talu, anggaplah itu sebagai tempaan-tempaan. dan gemblengan sedjarah sadja, — apa jang tidak menghantjur-leburkan kita men­djadi pudar samasekali, itulah membuat kita makin kuat, makin keras, makin menggumpal, makin membadja. Demikianlah besarnja hati bangsa jang ingin mendjadi kuat, demikianlah besarnja hati bangsa jang berani berdjoang dan mengarti bahwa dalam tiap-tiap perdjoangan adalah menghantam dan di'hantam, —■ demikianlah besarnja hati satu „fighfcing nation" jang mengerti bahwa baginja tidak akan lekas datang ,.journey’s end”.

Ja, belum ada ,,journey’s end’’ bagi kita, .— perdjoangan kita djauh belum selesai, pembangunanpun menunggu bertimbun-tim- bun, — hai bangkitlah kembali bangsaku, njalakanlah kembali dalam djiwamu apa jang kita namakan „semangat proklamasi”.

Apa jang dinamakan ,,semangat proklamasi”?,,Semangat proklamasi” adalah semangat rela berdjoang, berdjo­

ang mati-matian dengan penuh idealisme dan dengan mengesam- pingkan segala kepentingan diri sendiri. „Semangat proklamasi” adalah semangat persatuan, persatuan jang bulat-mutlak dengan tidak mengetjualikan sesu&tu golongan dan lapisan. ,.Semangat proklamasi” adalah semangat membentuk dan membangun, mem­bentuk dan membangun N egara dari ketiadaan. Ingatkanlah kem­bali, saudara-saudara, bahwa dari ketiadaanlah kita telah memben­tuk N egara, — dari ketiadaan, dari kenihilan — tak lain tak bukan ialah karena kita ichlas berdjoang dan berkorban, karena kita mutlak bersatu, karena kita tak segan mengutjurkan keringat untuk membentuk dan membangun. Dan manakala sekarang tampak tanda-tanda kelunturan dan degenerasi, ■— kikislah bersih semua kuman-kuman kelunturan dan degenerasi itu, hidupkanlah kembali ,,semangat proklamasi”.

97

Page 100: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Hanja dengan demikianlah kita pantas bernama satu bangsa jang bertradisi proklamasi, hanja dengan demikianlah kita tidak harus malu kepada diri sendiri manakala kita pada ini hari m erajakan proklamasi.

„Dua kali Revolusi telah menjelamatkan k ita”, demikianlah sa ja tuliskan dalam surat-selebaran jang disiarkan ini hari, „dua ka li Djiwa — Revolusi telah menjelamatkan bangsa kita, pertama ka li- nja pada waktu proklamasi, kedua kalinja pada waktu gerilja . Ke- dua-dua kalinja terbentuklah penjelamatan itu satu persatuan an ­tara kita dengan kita, dengan tiada perpetjahan dan tiada perten-tangan antara kita dengan k ita ............ Bangkitkanlah d jiwa-revo-lusi itu buat ketiga kalin ja”!

Ja bangkitkanlah Djiwa-Revolusi itu buat ketiga kalin ja.Bangkitkanlah ia sehebat-hebatnja, bangkitla’h ia sebergelora-bergeloranja!Hidup Negara Kesatuan!Hidup Proklamasi!Hidup Djiwa-Revolusi!Hidup Djiwa-Revolusi buat ketiga kalinja!M erdeka! Sekali Merdeka tetap M erdeka!

98

Page 101: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

„BANDJIR” CHALAJAK RAMAI DI ISTANA MERDEKA

T anggal 6 Djuni 1954, hari Minggu.

Saban hari Sabtu, dimanapun memberi perasaan „istimewa” pada tiap2 buruh.

Jang „istimewanja” ialah, harapan ,,enaknja” hari M inggu ke­mudian, dengan ,,malampandjang” penuh dengan rentjana pelesir ini-itu.

Ah, ini sudah lumrah, bukan? Dan ,,kelumrahan” perasaan-enak- dalam-harapan ini, jang masih di-kobar2kan oleh hari2 Lebaran, —- maklumlah tanggal 2 dan 3 Djuni 1954 itu masih „berbuntut” enak2an, — ditambah lagi dengan pengumuman perajaan hari ulang tahun Bapak Presiden.

Perajaan untuk umum di Istana, dengan tak usah ada undangan pada orang2 istimewa, perajaan „terbuka” untuk siapa2 sadja. Inilah ,,istimewanja” pula, sungguh berlipat ganda istimewa, karena djustru tidak boleh ada orang jang „diistimewakan”. Karena bukan- kah, sudah terlalu „biasa” segala perajaan di istana, djika jang „istimewa” sad ja diundang?

Sebentar kita akan menjaksikan effek undangan jang tidak pakai kartu-undangan ini! Effek jang kita namakan lagi „serba-istimewa'\ Ini sekedar pendahuluan „effek” perajaan!

„B aw ahan" j a n g in g in d ja d i P r e s id en .Tapi jang dimaksudkan semula, ialah effek pembitjaraan2, ko-

mentar2 orang tentang hari ulang-tahun Bapak Presiden itu, jang memberikan kesempatan pada chalajak ramai untuk bersilaturahmi pada beliau.

Kami adalah buruh bawahan dari salah satu instansi Pemerintah. Dan „bawahan” ini bersama „bawahan2” lain dengan sendirinja mendapat kesempatan djuga untuk mendjabat tangan Bapak Presiden. Ja, orang ,,bawahan” demikian bisa merasakan „keisti- mewaan” djuga dengan ,,pengharapan” turut merasa berbahagia

99

Page 102: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

dapat berkenalan amat dekat dengan Bapak Presiden. Gedjala ini lumrah, seperti telah ternjata di Sulawesi empat tahun jang lalu, ketika seorang Hadji, dengan tak mempedulikan protocol dan per- aturan, menjerbu-mendekati lalu memegang dengan kedua belah tangannja tangankanan Bapak Presiden, lalu berkata: ,,Alhamdulil- lah, biar saja sebentar mati, asal saja sudah mendjabattangan Bapak Presiden”.

Demikianlah hal sedemikian diperbintjangkan. Dan gedjala usaha Hadji tersebut, tentulah berlaku di-mana2 tempat, dan kenjataan jang pengarang ini alami, ialah dikalangannja sendiri.

Lebih dahulu terdengar bangga2an dari fihak seorang, katanja: „Sajang, aku ini lahir tanggal 4 Djuni, seperti hari ini, dan.............”

„Dan............ apa?” tanja jang kedua.Sahut jang pertama itu: „Dan............ ja ............ kalau aku lahir

tanggal 6 Djuni seperti Bapak Presiden............. maka aku.............„Maka apa?” tanja jang kedua dengan sjaknja, tapi tersenjum

melihat jang pertama.„Ja, kalau aku lahir tanggal 6 Djuni.............. tentulah aku .............

d juga............ bisa............ d jadi............ Presiden”.,,Hahaha!” gelak jang lain, sambil memandang dengan selidik

akan pengobrol pertama itu, tapi jang sama sekali tak mau ketawa. Mungkin merasa tersinggung, entahlah, tapi dengan segera ia mendjauhkan diri. Dan jang ditinggalkannja tertawa-tawa dengan perkataan: „Hm, kalau dia lahir tanggal 6 Djuni, pasti dia merasa istimewa djuga. Merasa Presiden djuga, tapi sekarang ia lah ir „ter~ g e s a 2”, sebab itu, pun „lari” ter-gesa2. Hahaha! A da-ada-sad ja !”

Kita bisa mengerti betapa ,,menarik” tanggal 6 Djuni ini, jang aneka-warna gelagatnja.

Gelagatnja?Marilah kita tindjau selandjutnja! Suasana ingin ke-Istana, makin

hangat rupanja. Mendjadi ramai perbintjangan.Hari Sabtu lalulah dengan malam-pandjangnja, jang lebih pan-

djang daripada jang lain, karena selain hari Minggu, pun hari Senin, ,,pre” (vrij) djuga. Dua hari ber-turut2 pre dengan menghormatihari Pantekosta, tanggal 7 Djuni itu, .— dan............. perajaan hariulangtahun Bapak Presiden mendjadi ,,malampandjang” djuga, dan dengan sendirinja pasti dipandjang2kan oleh kami buruh- bawahan.

Buruh-bawahan!Dan meskipun kenjataan pekerdjaan dan deradjat adalah ,,ba-

100 \

Page 103: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

wahan”, namun perasaan „samarasa, samabahagia” mendjalar ke- dalam hatiketjil kami dengan tidak ada pengistimewaan undangan, jaitu ,,sonderkartuundangan” ke Istana itu.

Dan perasaan kerakjatan bertambah. Pun kebangsaan, dan............sungguh adil undangan-sonder-kartu ini, ah komentar apa lagi, jang kami adakan? .— djangan2 dianggap bahwa sentimen penghargaan kami me-luap2, ■— tapi bagaimanapun, suasana ingin-ke-Istana ini makin hangat adanja.

M inggu sore, kira2 djam 3.Seorang gadis ketjil, murid S.M .P ., kenalan baik kami, di Tanah

Abang Barat, sedang mentjungkil buah sherry masak-mengkal; kami hendak menolongnja, tapi rupanja perhatian gadis-ketjil itu tidakmelulu tertudju pada buah2 itu, melainkan............. ja ............. dengarsadjalah andjurannja: „Oom, bawa saja dong, ke Istana!”

Ke Istana?Buat apa?—■ Buat apa? *— Buat salaman. Aku djuga mau............ !—■ M au apa-in?— D jabattangan............. ini kesempatan, baik sekali.■— Aku bukan orang istimewa, dik! Tak ada undangan.............— Ah, Oom pura2 tidak tahu! Kan ini, untuk umum! Untuk

siapa2 sadja. N ah............. kalo Oom nggak pertjaja........ tunggu........saja ambil koran2 ,,Pedoman”, ,.Merdeka”........ !

Gadis ketjil-mungil itu dengan tidak menunggu djawaban berlari kekamarnja mengambil dua koran itu, lalu menundjukkan isi berita ,.undangan buat umum” itu.

— Nah, ini, Oom, kok terus pura2 nggak tahu.— Nah, dik, sekarang aku sudah tahu betul. Dan akupun ingin

ke Istana. D an.............— Nah, sama2 Oom!— Dan ajah? Ibu?— Ajah, Ibu kurang sehat.— Dan teman?— Teman ada alangan. Apa Oom djuga ada alangan? Buat

bawa aku? D jangan2 aku mengganggu Oom!— Tidak mengganggu, hahaha! Dan tidak ada alangan, — tegas-

nja, silakan adik bersiap-sedia djam 7.30 malam, — bukankah upa- tjara mulai djam 8.00 malam?

101

Page 104: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

— Terimakasik, Oom!— Beritahukan pada ajah-ibu, d jangan2 salahpaham, Iho! Ini

kota D jakarta, penuh tjuriga. Kan adik, gad is ............. , dan ..............— Ichlas, Oom.— Tapi aku nggak ada mobil!.— Djalankaki, bisa, Oom..— Baiklah!Demikianlah tepat djam 7.30 malam penjusun ini mendjemput

gadisketjilmungil dari ajahbundanja. Untung ajahbundanja pertja- jakan pendjagaan terhadap anaknja itu pada kami, jang telah sering menolongnja menggubah beberapa karangan jang berwudjud sastera.

— Ja, dengan betjak sadja, dik! kata kami selaku permintaan „maaf” terhadap kemiskinan pengarang ini, pada ajahbunda gadis itu.

Betjak .berdesir menudju istana. Gadisketjil, H aerani terdiam, rupanja penuh dengan angan2 tentang kedjadian2 j.a.d .

— Sudah berapa kali adik, ke Istana?— Belum sekali Oom! Baru kali ini.— Nanti kuperkenalkan pada Bapak2 pemimpin2, kenalan2 jang

akan datang ke Istana. Nanti adik lihat, betapa sederhana bapak2 pemimpin2 bergerak. Lain sekali dengan gerak kolonial2an dulu!

Kami tiba didepan Istana. Kami mengira, bahwa jang masuk dari depan hanja orang-istimewa, pembesar2, diplomat2, karena kami melihat mobil2 mentereng pelan2 meluntjur masuk pintu-gerbang, berhenti dekat tangga, pergi lagi langsung, sesudah ,,m engeluarkan” tamu-agung2 itu.

Kami berdua tak berani masuk. M alu dan tak mau m eluari batas peraturan dan pemberian prioriteit alias, keistimewaan buat jang „istimewa2” itu!

— Kita mesti djalan dari belakang, Oom!Tanja dulu, pada bapak Polisi! Lebih bagus dari depan,

bukan? Ternjata, semua diperbolehkan masuk dari depan.Dan karena ,,boleh , kami riang seperti anakketjil, dan membajar

Bung Betjak, lebih daripada jang dimintanja.Rojal, bukan? Hm, sekali setahun! Buat Lebaran djuga!

Menjenangkan teman seburuh! demikian pikiran kami. Ja , kami buruh Pemerintah dapat hadiah Lebaran, dan Bung Betjak, harus „memburuh” hadiah itu pada penumpang2, bukan?

102

Page 105: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Kl. 4000 b ers i la tu rahm i.

Kami masuk halaman Istana, didahului oleh saudara2 pradjurit2dari Angkatan Laut, Darat, U dara ............. dan dari Polisi.............dan............. wah aneka warna pengundjung2, ada djuga marhaendjembel, proletar, j a ............. sebut sadjalah nama2 orang jang miskin,melarat, — dan kali ini mengetjap perasaan ,,samahak”. Mobil ber- deret2, keluar-masuk, pengundjung2 „umum” ber-djedjal2 dihalaman, ah bukan, berkumpul-berdiri disisi djalan dekat tangga Istana, menunggu panggilan untuk naik. Bukan kepalang banjaknja „umum"ini! D an............. semuanja akan mendjabattangan Bung Karno danBu Karno. Dan semua „menuntut” kesajangan, — demikian djalan pikiran kami buruh bawahan.

Kami hitung banjaknja ,,umum”, dan lamanja serta djumlahnja djabatan2 tangan, serta sekian lamanja Bapak Presiden dan Ibu Karno berdiri ditempat; — wah, tidak gampang dan bukan „tidur2- an” sad jalah djadi Presiden, belum terhitung segala gerak pene- rimaan jang senantiasa dilakukan dengan ramahtamah dan senjum sehat. Dan menurut berita, beliau saban2 terganggu kesehatannja; tapi tuntutan rak ja t untuk melihat-menemui-mendjabat-tangan beliau, meminta banjak2 tenaga dari beliau.

Tuntutan ini menandakan kesajangan, — dan inilah beratnja........kesajangan itu tak boleh ,,diketjewakan”.

R akjat menuntut!Tuntutan rak ja t itu dua rupa: Amat b e cb aha g ia ataupun amat

b e rbaha ja . Ialah jang telah dialami nabi2, jakni:— Sekarang: „Hidup! Hosannah!”■— Besok: „Salibkan d ia !”Ah, pikiran kami m eng-awang2! Kami gentar akan kebalikan ke­

sajangan rak ja t itu.Gandhi telah menjatakannja. Dan Bung Karno?Dewasa ini?Kesajangan rak ja t tak boleh diketjewakan, dan ............. dengan

pengorbanan kesehatan. Sungguh taruhan mahal!T aruhan?Kesajangan sering, senantiasa tidak ambil perhitungan. Dan djika

ini disebut taruhan, sungguh tidak tepat.Perasaan sebegini, memberi, selalu memberi, dan amat kurang

memperhitungkan balasan. Tapi balasan kesajangan, bukankah hal itu jang termahal ataupun jang tak ternilai djua?

103

Page 106: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

■— Dik, djangan kesana-kesini, djangan berdjauhan, nanti kalau kita terpisah, bagaimana bitjaranja ajah dan ibu, nanti?

— Tidak, Oom!W ah, siapakah jang me-manggil2 dari sebelah kiri?Didekat!— Kebetulan! Kita sama2! Tetap bersama! D jangan kita ber-

pisahan, Sama2 berdekatan mendjabat tangan Bapak Presiden nanti, ja?

— Baiklah, Bapak Radja! demikian djawab kami pada Radja Al Alam, Radja Irian, Mahmud Rumagesan, jang terkenal itu jang tadi menegur kami. ■

(Tentang beliau ini, batjalah kiranja karangan2 berkepala, 11 Pebruari 1954 dll. dalam susunan kami ini.)

Tepat djam 8.00 malam! Pengeras suara: .— Perhatian! Perhatian! Tamu2 dipersilakan naik tangga Istana.Baji turut , .b eraud ien s i” .

Seperti bandjir bergeraknja orang2, masing2 mau lebih duluan; benar2 inilah „massa” jang bergerak. Disini dipakai be-rupa2 ,,sia- sat” untuk madju, madju, madju.

„Sajap kiri” dan ,,sajap kanan" disebelah-menjebelah pintu untuk masuk melalui panitya penerimaan, rupanja pandai berdesak, se~ hingga „kedjepit” jang tengah, dan jang mengakibatkan berteriak- nja seorang ba ji jang dibawa oleh ajahnja. Akibat selandjutnja, selain daripada oleh lamanja menunggu dengan kaki jang makin „kesel”, pun bertambahnja panas-pendesakan-kiri-kanan-depan- belakang maka baji tadi. tersebut kentjing.

Kritik pada ajah kiri-kanan-<depan-belakang, terhadap kurang bidjaksananja membawa bajinja terdengar, tapi ada d juga jang amat menghargainja, dengan perkataan:

— Silakan, madju sadja, lebih duluan, dengan baji, itu tanda ichlas!

Dan ajah ini dengan bangga mengangkat bajin ja tinggi2 diatas kepalanja, diatas kepala semua ,,hadlirin”; baji itu „ditelandjangi~ n ja” karena sudah kepanasan, basah oleh keringat dan kentjingnja. Orang2 dengan sendirinja terharu. Baji jang ditondjolkan ini, tampan-sehat-terpelihara, sungguh bisa dibanggakan oleh ajahn ja.

Dalam „tumult”, keributan, ■—■ ja, kentara bangsa Indonesia, besar djuga peri kemanusiaannja, karena a jah dan ba ji ini mendapat prio- riteit ,,madju” teratur dari ,,chalajak ramai”. Ataupun terletak di­sini kebidjaksanaan pengurus2 pertamuan? Tapi jang tak bisa di-

104

Page 107: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

sangkal ialah ,,kebidjaksanaan” hadlirin tadi itu djuga jang tjintabaji, tjinta ............. ja , ah masih hidup adat, djiwa ,,gotong-rojong”Indonesia!

Dan............. hidup, salut gotong-rojong!Satu persatu, se-akan2 tetes demi tetes air dari gelombang-massa,

jang membandjir itu, .— ,,menembus" ja, istilah „menembus” kami pakai disini, ialah kata jang ,.menjatakan” suasana ingin-madjunja pengundjung2, .—■ masuk melalui ■— membersit kedalam ruang jang merupakan terusan ataupun pipa sempit, jang ..ditjiptakan” oleh pengurus2 penerimaan — tamu, ialah pengawal2, penjelenggara ketenteraman, pengatur protocol1).

,,Pipa sempit” ! Ja, tiap2 ,.tetes" mengalir , pasti-teratur-gegas- dibarengi dengan sambutan ramah-tamah, untuk menemui Bapak dan Ibu Presiden, jang ke-dua2-nja merupakan djuga „djantung” pengaliran darah dalam tubuh manusia.

Perumpamaan ini, kiran ja tidak di-lebih2kan maknanja, karena bukankah maksud salaman ini berpusat ,,djantung” pada Bapak dan Ibu Presiden djua?

Kira2 4000 pengundjung ,,menetes” demikian, nah kira2kanlah lamanja dan sekian banjaknja djabattangan dengan „gelombang” sebesar ’.tu.

Dalam hati-ketjil kami tumbuh perasaan: ,,W ah-wah, kalau be­gitu, terimakasihlah buat djadi Presiden! Berat-berat! Aku lebih suka enak2-an tak berarti daripada „berolahraga” berat2 mendjabat tangan ,,sebandjir” itu, selaku Presiden. Nah, bersjukurlah djuga hatiku dengan keadaanku selaku p e g a w a i bawahan sadja , jang tak usah mendjadi sasaran segala matjam kedjadian, jang menjajang dan ,,menjerang” Presiden.

Tersenjum kami memikirkan hal sedemikian, dan tentulah tak gilalah kami ,,melamar” mendjadi Presiden, jang memang amat mustahil terdjadi, bukan?

Dan fantasia kami me-leting2, meng-awang2 terus, mengenangkan peristiwa pertjobaan c o u p d ’etat, ( p e r ebu tan kuasa) jang kami lihat di D jakarta dengan mata sendiri, betapa ngerinja montjong2 meriam mengamang Presiden, dari djurusan depan Istana, di Taman Amir Hamzah.

Peristiwa 17 Oktober 1952........Berlainan dengan 17 Agustus! Ja, tapi, djika 17 Oktober itu

terwudjud djua, dengan sendirinja hari2 raja 17 Agustus itu,

i) Pimpinan, Adjudan Presiden, Luit. Kolonel Sugandi. (tjt. 11/57).

105

Page 108: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

diganti dengan 17 Oktober, selaku hari ra ja coup d ’etat (perebutan kuasa) tadi.

Lamunan:Kami ,,ngelamun” terus dan „melihat” montjong2 meriam meng-

antjam Presiden; dan mengetahui, betapa djitu Bung Karno m e n e - mui lalu b e rp ida to p a da p e n g u s a h a 2 c o u p d ' e t a t itu dengan mene- rangkan djelas-tepat tentang harga demokrasi, lalu memerintahkan selekas mungkinnja pelaksanaan P em i l ih an Umum.

Pem ilihan Umum se~djud jur2n ja , j a n g m em ast ik an p e m im p in 2 m a- nakah j a n g disukai, d ik eh endak i rakja t In d on e s ia . Pemimpin jang dikehendaki rakjat Indonesia!

Siapakah? Dimapakah?Bukankah djabatan Presiden ini, terhadap Bung Karno, adalah

sesuatu jang „disodorkan” pada beliau?Tegasnja, bukan melulu kemauan sendiri! Kalau tidak!Ah, ini tugas ahli sedjarah melukiskannja. Bukan soal kami hal

ini, kami hanja pentjatat kenang2an sadja, jang berdasarkan s u b - j e c t i v i t e i t kami. Dan s u b j e c t i v i t e i t ini hanja memilih ..gam baran2” jang kami anggap dan rasa „m ena r ik ”. ,,Lain tidak”! Dan ,,jang menarik" itu hanja „pilihan” hasil subjectiviteit djua. Tentu lah tiap2 orang ada subjectiviteitnja. Dan subjectiviteit kami ini tak dapat tiada mendapat bantahan dari subjectiviteit jang berwarna lain dari pada kami.

Meskipun demikian „subjectiviteit” kami ini mendjalin terus kenang-an penting dari peristiwa 17 Oktober 1952 itu. B ajangkan lah , montjong2 meriam2 di Tam an Amir Hamzah, depan Istana, M erde­ka U tara!

Hem............. meriam dilapangan Taman Amir Hamzah, dengannama pudjangga kita, jang dinamakan ,,Radja S ja ir P ud jangga Baru”!

Adakah kiranja, maksud arwah ,,Radja S ja ir Pud jangga Baru" itu memakai „tamannja” untuk kepentingan penumpahan darah? Dan achir hidup pudjangga itu sendiri! Jang ngeri d jua! U h, hu, Pudjangga itu wafat dengan perlakuan kedjam dalam m asa revolusi, jang hampir2 tak mengenal lawan dan kawan, dari kalangan orang jang penuh sentimen, berdjoang.

Sentimen! Bagaimanapun wudjudnja, tetap ada hargan ja , karena hasil perdjuangan kita ini, meskipun dianggap belum selesai, (revolusi belum se lesa i),.— jang pokok, ialah m en e g a k k a n d w i -

106

Page 109: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

wavna. Dan sentimen p e m e g a n g 2 mer iam2 tadi buat c o u p d ’e t a t menghormati djuga sentimen lain, ialah „ m en gh a r g a i d j a sa2 pedju~ a n g p r i b a d i -P r e s i d e n ”.

Nah, kami jakin, bahwa kami masuk dalam gelanggang jang bersangkut-paut dengan politik, jang kami anggap amat „lint j ir" itu, kata a.i. Tan Malaka dalam bukunja „Dari P e n d j a r a ke P en d j a r a " ■

„Pol it ik t i n g g i ” jang kami raba dalam peristiwa 17 Oktober 1952 ini, menundjukkan dinamik b e sa r bangsa Indonesia, dan amat ber- harga untuk penjedarkan warga negara Indonesia terhadap kemer- dekaannja. Tegasnja, kami tidak turut „memukul” p e r i s t iw a 17 O k tob e r 1952 itu, — malahan m e n g a n g g a p n j a s e sua tu j a n g m e l e - kaskan u saha P em i l ih an Umum d e w a s a ini. (T jatat Juni 1954). Dan p r i n c i p e „Dama i” kami tak mau memandang siapapun selaku pengchianat, (meskipun kami sendiri telah sering mendapat ,,pan- dangan” sedemikian), dengan paham: ,,mari lah b e r u n d i n g h i n g g a t e r t j apa i p e r s e i u d j u a n !"

Dan dengan paham ini, maka amat berarti dan pentinglah udjud demokrasi, jang mengakui adanja sa ja p kiri dan s a ja p kanan dalam negara jang s e h a t ; pun p emer in tah dan oppos i s i .

Disamping kami bergerak, pun selaku „tetes” dalam bandjiran pengundjung, kenalan kami Njonja Anto in e t t e W aroh , anggota Parlemen, ketjil-mungil, puteri Sulawesi, wanita pertama anggota Parlemen N egara Indonesia Timur di M akassar. — pun wanita pertama dari Indonesia Timur di Dewan Perwakilan Rakjat R.I. di D jakarta.

Dalam sarong-kebajanja, a la Minahasa , kebajaputih berenda, dan sarung batik berwarna nila, ia bergerak selangkah semenit, dengan mengipas-ngipas mukanja jang kepanasan oleh embusan nafas2 ,,bandjir” tsb. sambil mengeluh:

,,Aduh, hebatnja!” dengan senjum jang berarti „apa boleh buat’’.Didepan kami dengan ikat kepala putih besar2 dari India ber­

gerak, (ah dia tak bergerak, hanja berdiri, menunggu kesempatan bergerak), s e o r a n g buta, pun ingin mendjabat tangan Presiden, •— sama haknja dengan kami selaku ,,tetes” bandjir pengundjung- chalajak ramai-umum, sama haknja dengan anggota Parlemen, Njonja A. W aroh tersebut tadi. Pun sama haknja dengan Radja Al Alam, didekat kami. Radja jang dibuang-dikedjar oleh Pem. Be­landa di Irian Barat, jang turut ,,membandjir” ke Istana itu.

Rupanja, N jonja A. W aroh, lebih tjerdik-pandai ,,'bersiasat membersit” madju kedepan daripada kami bersama Radja A l Alam,— karena Njonja W aroh itu jang berada di ,,sajap kiri” dari ge-

107

Page 110: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

lombang itu, berhasil melangkah kedalam pintu, d iantara pendjaga- pengawal-pengurus-penerimaan tamu.

Apakah „gambaran” ini ada gunanja?Ini hanja sekadar melukiskan gerak ,,bandjir” di Istana itu. Dan

„gerak” itu, mengandung „warna-warni”.P en ga t ja u ? Kam i ku ran g bid jaksana.

Sebentar kami akan saksikan sendiri wudjud w arna-w arn i itu, dengan k a g e t -k e t j ew a - g u g u p pengarang ini, jang v a sa n ja dikira p en ga t ja u ataupun se-tidak2nja dianggap anggota golongan o p p o s i s i .

Anggapan ini hidup-timbul dalam pikiran pengarang ini sad ja, menurut gedjala2 jang dialaminja: Ketika kami berhasil melalui pintu, kami ter-senjum2 riang melihat seorang saudara pengurus ketenteraman, teman dan pedjuang dari Menteng 31, jang terkenal dengan pemuda proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 itu, de­ngan menundjukkan pada saku kami jang berisi kitab-tulis m e ra h - putih , tapi jang kelihatan diatasnja hanja merah. Kami lupa sama sekali akan tata-tertib Istana, jang dinamakan Protocol itu.

Suasana dewasa ini, dengan Darul Islam-nja, Bam bu-Runtjingnja, dll., sesungguhnja membikin pengurus2 p en e r im a a n - ta m u Presiden, awas-waspada.

Dan djika usaha kami memperlihatkan bukutulis merah-putih (jang putihnja tak kelihatan!) disaku kami itu, d ianggap tindakan ,.opposisi” , maka jang sa lah , bukanlah sipengurus ketentram an, me- lainkan kami jang tak tahu-menahu, dan k u ran g b id jak sana m e n g a ­dakan tindakan d ip lom asi , karena kami adalah seperti anakketjil hendak memperlihatkan sesuatu dengan gembira pada B apak P re­siden, jang akan kami temui sebentar. Adapun buku-tulis merah- putih itu hanja „ p em bu n gk u s” tjatatan kami untuk d ip e r s em b a h k a n kepada Bapak P r e s id e n .

„Keliwat” riang, terlalu im pu ls ie f , artin ja penuh sentimen, ■— un­tuk menundjukkan sesuatu, selaku kenang2an, tapi dengan kurang memperhitungkan paham2 orang dari dekat dan sekitar, jang tak menghendaki subjectiviteit dari pihak perseorangan.

Subjectiviteit apakah jang kami hendak ,,sodorkan” p ad a B apak Presiden?

Untuk hariulangtahun beliau?Kami lupa keadaan sekitar! Kami lupa adanja orang2 jan g sama

hak dengan kami untuk berdjabatantangan dengan Presiden.Dan............. kami, sementara mendjabattangan Bapak Presidenmemperlihatkan Buku-tu lis M erah -P u t ih itu, —■ dan untunglah de-

108

Page 111: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

ngan penuh diplomasi, Bung Karno, berkata dengan senjum: ,,Naiiti sebentar” . Dan istilah ,,nanti sebentar” itu mengandung pernjataan jang bidjaksana-waspada djuga, ialah: jang kami artikan sendiri dengan perkataan kira2 seperti berikut: ,,W aspadalah saudara, ten­tang kritik kiri-kanan, terhadap Sdr! Ingatlah akan suasana!”

M aka sadarlah kami akan diri kami oleh perhitungan, perkiraan, rabaan dan perasaan kami tadi itu, lalu mengoreksi akan kesalahan kami, meskipun dengan banjak ,,guntjangan” batin. Dan apakah jang kami hendak persembahkan tadi?

T idak lain dan tidak bukan, isi tjatatan kami, berupa naskah, tentang:

IrianH arus

B ebas .Lekas B eba s . dsb.

Sesudah bersalaman dengan Bapak Presiden, kami mendjabat- tangan Bu Karno, jang senantiasa dengan senjum-menarik me- nerima tiap2 tamu, kemudian kami masuk ruangan dalam kepresi- denan, menggabungkan diri dengan Radja Al Alam.

R ibu t la g i ! Jaitu dalam kalangan rombongan ketjil kami sadja, jang tak ,,kentara” antara kesibukan seluruhnja dalam Istana.

Dua pengurus ketenteraman, (siapa nama mereka kami tak tahu, pun dengan menanja nama mereka, mereka tak mau njatakan nama mereka,) — datang menanja tegas-tangkas pada Radja A l Alam (sekitar kam i), siapakah tadi membawa „kitabtulis m e ra h " .

R ad ja al Alam membantah: ,,Saja tidak!” dengan suara bimbang, dengan perasaan se-olah2 ada jang mentjurigai beliau. Dua „pena- n ja” tadi ber sikap mendesak supaja Bapak Radja al Alam , ,m en gak u” mempunjai kitabtulis m erah jang dimaksudkan tadi itu. Tapi Bapak Radja itu tak mengaku, karena memang tak mempunjai buku tsb., — dan inipun bukan salahnja pihak jang menanja.

Untuk memendekkan „penjelidikan” pengarang ini berkata: ,,Barangkali sdr2 maksudkan bukutulis merahputih, bukan jangmerah sadja! Inilah. D an........ apa maksud sdr2 memintanja?” ,,Ja,tad i............. ad a ............. menarik perhatian. D jangan2 ada kritikwartaw an2 nanti!”

Djawab kami: ,.W artaw an2? Kritik? Kebarijakannja sahabat2 kami!”

Kemudian kami perkenalkan diri kami dengan menjebut nama kami, pekerdjaan kami, dan usaha kami.

109

Page 112: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

„Ja, ja, benar!” djawab sdr2 itu. — Kemudian datang seorang kawan-pemuda, jang mengatakan:

„Ja, ja, saja kenal saudara!”Maka ramah-tamahlah suasana. Tapi gadisketjil-m ungil jang

kami bawa, pun Bapak Radja Al Alam nampak terharu oleh ,,pe- njelidikan” tadi, karena dengan kontan kami dibawa untuk ,,diha- dapkan” pada Ketua pengawas2 tadi, — sementara Bapak Presiden dan Ibu masih sibuk menerima tamu.

Ketua pengurus ini, kami terangkan tentang usaha kami, dan dengan demikian maka senjum^ dengan ,.u n d e r s t a n d in g " timbul, beserta perasaan persahabatan.

Ketua itu mengatakan bahwa ia akan usahakan a u d i e n s i kami pada Bapak Presiden, untuk sesuatu jang bersangkut paut dengan tjita2 kami guna mengetahui tjara2 dan djalan2 bagaim anakah tenaga kami bisa lebih efficient disumbangkan pada tanahair. Inipun ten­tulah menimbulkan kesan jang mengandung soal: •— Apakah kamu tidak bisa pilih dan pastikan sendiri djalan2 dan tjara2 jang efficient itu guna pengabdian pada nusa dan bangsa”. Soal sedemikian kami terima, tapi dengan pengertian, bahwa kami per tukan k orek s i dari siapapun. Kesalahan2, tjatjat2 kami, kami tidak bisa lihat lekas. Maklumlah, ^pepatah: „Kum an d i s e b e r a n g lautan tampak, g a d j a h dipelupuk mata tiada tampak”. Inti pepatah inilah jang m ewaspada- kan kami, dalam segala usaha, tapi betapa waspadapun, kami jakin hasil usaha kami ini, banjak t ja t ja tn ja dan sa lahn ja . Dan hal jang kami anggap baik, dan barangkali betul2 baik, m ungk in kami t e la h amat per~besar2kan d e n g a n t e r o p o n g raksasa.

Ria~gembira, kerakjatan.Sesudah ,,penjelidikan’' tadi, kami gabungkan diri dengan Radja

Al Alam Ugar Sekar Irian Barat, Mahmud Rumagesan, •— pun de­ngan Dr. D. S. Diapari, Ketua Biro Irian.

Kemudian dengan Dr. F. Lumban Tobing, M enteri Penerangan dan Mr. Soenarjo, Menteri Luar Negeri, — dengan ram a h ta m a h l an92 *-ak in em andan g k edudukan apa2, sesuai dengan usaha dan tjita perdjuangan pelaksanaan kerakjatan-gotong-rojong (batja Pantjasila) kita.

Sementara itu kami memandang pada Radja A l Alam , tsb. tadijang mendjadi pusat perhatian perigundjung2, karena Bung Karnomemperkenalkan djagotua ini dengan perkataan: ,,Nah, inilah Bapaki ifi ° uma9esan, djago Irian Barat, ini, Sdr2 w artaw an2, lihat- lah! Hahahaha!”

1 1 0

Page 113: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Kenalan2 ketemu, dan seperti biasa Dr. J. Leimena x) ex Menteri Kesehatan, menanja dengan penuh minat akan keadaan kami kena­lan sedjak turutnja beliau dalam Redaksi Indisch W eekblad (M ing- guan di Bandung, sebelum perang), dan sama2 amat menghargai perdjuangan dan tjita2 pudjangga almarhum Dr. H en c i e t t e R o land H ols t - v an d e r Scha lk , pemimpin wanita Belanda jang progressip, jang tjinta pada usaha perdjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, seperti pudjangga Multatuli.

Dr. H .R.H. berdjuang dengan dasar sosial-agama (religieus- sosial). Dr. Leimena beraliran keagamaan Kristen, dengan pandji Parkindo (Partai Kristen Indonesia). Beliau adalah pemimpin Umum partai tsb. bersama Mr. Tambunan, wakilketua parlemen dewasa ini. (D .P .R .S .).

Perhatian Bung Karno dan chalajak ramai begitu tertudju pada soal Irian, sehingga dengan sendirinja Bapak Radja Al Alam men- djadi pusat perhatian djua.

Soal Irian, —- kita paparkan perkara ini, pada ruangan spesial, ■— dan ini hanja sekedar untuk menjatakan, bahwa dalam Hari-uiang- tahun Bung Karno sekalipun, ,,pokok” Irian itu tetap mengambil tempat jang istimewa dalam hati beliau.

Ramahtamah, silaturrahmi, pertemuan, di Istana 6 Djuni 1954, meriah terus djalannja, dan pengarang ini jang „ditugaskan” untuk mengantar gadisketjil ke Istana, dan pulang kerumah ajah-bundanja pada djam jang dipastikan, ialah djam 10.30 malam — terpaksa meninggalkan ,,keriahan” di Istana tersebut, ja, ja , „dengan rasa menjesal”, — tak dapat ,,beriah'' bersama terus, — akan tetapi de- ngan puashati djua 99%; 1% buat memenuhi tugas kewadjiban kesopanan terhadap orangtua dari gadisketjil-mungil itu, jang ingin benar mendjabat tangan Bung Karno dan jang tjinta pada Irian, dan pada sastera.

Dan sesungguhnja 1% itu bermanfaat djua, dan kiranja ada ,,d jasanja” kelak, djika gadisketjil tadi ,,mendjelma” mendjadi pengarang jang akan menggunakan bakatnja untuk tanah-air.

T anggal 6 Djuni 1954, djam 22.30 dengan utjapan gadis tadi:,,Hidup Bung Karno”.,,Hidup N egara Republik Indonesia”.

1) Kini: Wakil Perdana Menteri III(tjatatan Djuni 1957).

I l l

Page 114: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

KANAK2, GADIS2 BERD EM O N STRASI „IRTAN BARAT H ARUS M ERDEKA”

Panitia Taman Kanak2 Dj. D jawa 16, Gb. 2767

Djakarta.Kepada Jth:

TuanNjonja .................................................................Nona

U ndangan .Dengan ini kami atas nama Panitia Pekan. Kanak2 mengundang

Tuan dan Njonja untuk menghadiri pawai jang akan diselengga- rakan di Istana Merdeka pada tanggal 3 Djuli ’54 djam 16.00.

Kedatangan Tuan dan Njonja kami sangat nantikan.

Panitia Pekan Kanak2 D jakarta-R aya.

Ketua: Penulis:Nj. Arudji Kartawinata Nj. R .T . Soemitro.

„Ha, ini kebetulan, Oom!” demikian kata Ahmad Samsudin pada penggubah ini, tanggal 2 Djuli 1954, malam, ditempat penginapan kami.

— ,,Kenapa, kebetulan Oom?” gelak penulis ini.Ahmad, putera almarhum Mr. Samsudin, pentolan dalam per­

djuangan nasional baik sebelum perang dunia II, maupun selama pendudukan Djepang, langsung revolusi sedjak 17 Agustus 1945,

dan tentang pedjuang jang pernah memegang tampuk pimpinan ®?j.aku W k. Perdana Menteri merangkap Menteri Penerangan (Kabinet Mr. Amir Sjarifudin) di Djokja, kemudian Duta B esar di

akistan, untuk beliau Mr. S. ini lajak kita luangkan paparan

112

Page 115: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dan Ahmad? Ibunja duduk dalam „Panitia Taman Kanak2”, seperti dulu aktif dalam perdjuangan mentjerdaskan rakjat; sedjak dulu dalam usaha ,,Isteri Sedar" bersama Njonja Soewarni Pring- godigdo. Dan inipun, tentang Njonja Samsudin tsb. jang mengenai perdjuangan di Eropah, (belakangan ini, melawat di Russia, Barat dan T im ur), lajaklah suatu paparan spesial djuga.

Pokok, ialah Taman Kanak2”, dan Bung Ahmad Samsudin, pu- tera dari M r. Samsudin tersebut tadi, — bukanlah melulu ,,ditugas- kan” untuk membawa undangan pada kami, .— melainkan untuk sama2 mempeladjari sastera.

T api tidak melulu ,,sastera2~an” melainkan sesuatu jang bersang- kut-paut dengan djiwa revolusi.

Revolusi! W ah , mana hubungan revolusi dengan Taman Kanak2? Sampai2 pada ,,Taman” Pak Kasur, penjelenggara terkenal akan taman kanak2 itu!

Dan Ahmad Samsudin, jang bergiat dalam ,,olahan” seni-sastera, mana sangkut-pautnja dengan ,.Taman Kanak2”

Dan seluruh keluarga Mr. Samsudin, apakah peranan mereka jang penting dalam ,,Taman Kanak2”?

Jang penting, ialah tjinta pada pembangunan Negara, ialah pen- tjerdasan Rakjat; dan dalam hal ini pentjerdasan kanak2 ja harapan bangsa kita, — untuk mentjegah pengulangan pendjadjahan, serta melandjutkan usaha pemugaran ketjerdasan nusa dan bangsa. Dan dengan kejakinan, keinsjafan sepenuhnja undangan itu, ja, sjukur alhamdulillah, akan m en ggam ba rk an sua sana dinamik da r i kalbu „ha rapan b a n g sa " In d on es ia , dan jang disaksikan dengan mata kepala sendiri oleh Bung Karno, dalam pawai itu.P a w a i.

Kami kira seluruh pawai itu gagal nanti, karena hudjan terus- menerus menggerimis se-olah2 mentjemooh segala usaha Panitia Taman Kanak2 itu.

Se-olah2 memberi petundjuk supaja anak2 ketjil tak usah ,,ber- pawai” ke Istana.

Di Istana mundar-mandirlah Ibu2, Bapak2, a.i. Bapak Hutasoit, Sekretaris-D jenderal P.P. dan K., Ibu Subardjo (isteri M r. Su- bardjo, ex. M enteri Luar N egeri), Ibu Artinah Samsudin, IbuHamdani, ■— dan .............. kedengaran suara2 rasa kurang senangterhadap ,,gedjala-alam ” (hudjan rintik2) pemetjah-belah rentjana pawai. Beberapa menit, seperempat djam, setengah djam berselang,— dan hudjan tetap mentjemooh, mengedjek.

113

Page 116: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

/

Dan ada jang berkata: ,,Nah, ini bukfln ged jala alam biasa lagi. Ini soal dan akibat peledakan2 bom atom, bom zat-air dari Bikini. Ih, lebih pandai orang, lebih mengatjau. Gara2 experiment jang tak kenal peri-kemanusiaan”. Djawab seorang anggota Komite Pembela Perdamaian Dunia: ,,Oh, bukan soal pintar jang salah , bukan ka­rena pengetahuan besar orang berdosa, — tapi karena moral bobrok si-penghasut perang dan si-kapitalis mengerok kekajaan dari darah ,,perang”, jang berdosa.

Dosa timbul karena keserakahan orang”.,,Hahaha!” gelak orang dekat, ,,wah ini suara filsuf dan nabi

tempelan”.Dan............ kebetulan hudjan berhenti, — hanja titik2 ketjil, jang

tadinja merupakan djarum pendek2 menjundjam halam an Istana, bermain2, lalu terbang menguap, melambai, ja betul2 melambai de­ngan ramahnja, se-olah2 mengaku kesalahannja dan meminta maaf kepada chalajak ramai: „Bukan aku pembikin, peledakbom-atom atau bom zat-air, bukan aku jang berdosa, akupun hanja alat dan hanja korban. D janganlah kutuk aku, kutuklah sikutu pengerok hasil derita2 dari darah-perang penghisap darah rak ja t,kutuklah, si Iblis dan............. si setan, si keparat, si d jahanam , •—dan............. djangan chawatir aku belum mendjadi rad io-aktif, tidakmembahajakan kesehatan kanak2.............!”

Dari djauh, se-olah2 malu, berdjalan lambat2, bergerak setapakdemi setapak, .— Paw ai............. jah, paling depan anak ketjil 3 tahun,dengan Ibunja mudabelia, atau kakaknja, — masuk pintugerbang,dan........... sesungguhnjalah, bukan soal ,,malu” jang melambatkandjalannja Pawai, — melainkan awas2nja Ibu- berdjalan disamping anak-ketjil itu, jang ber-djenis2 badjunja, menurut kemauan ,,kepa- waiannja”.

Ini rombongan depan, — dan.............. kemudian ber-dengung2lahsuara ramai* musik, sorak, orkes suling, keplokan tangan. Semen- tara itu telah me-nunggu2 ditangga, paling depan Bapak Presiden dan Bu Karno.

Panitia Taman Kanak2 berdiri dibelakang, disamping, sem uanja ditangga me-lambai2 pada anak2 jang melaluinja memberi salam dengan sorak2 ria gembira, melupakan segala antjaman hudjan tadi, berdjalan dihalaman jang masih basah, tapi jang sam asekali tak ..memberatkan” kanak2 itu.

Kanak2? Dasar kanak2 ialah mau g em b ir a sa d ja . T ap i berlainan kegembiraan jang disuguhkan kanak2 ini! Berlainan dengan kegem- biraan biasa.

114

Page 117: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Serombongan selaku tani, selaku pradjurit, selaku tukang, selakupenari, ja ............. apa sadja, dan............ sampai2 pada jang darizaman putbakala , dengan mempertundjukkan Sang Radja jang di- usung, ataupun Permaisuri jang mengerling dari tandunja, ■— ke­mudian dari jang m od ern , seperti cowboy, dari film2 Amerika, .— hm sungguh tak kalah kanak2 itu dalam meng-imitasi! — sudah itu,rombongan............. pedjuang.............dari zaman r e v o lu s i ................wah,wah, gegap-gempita diatas lantai kendaraan-luas-besar-jang-terbu- ka, ber-londjak2 dengan pakaian, ah hampir tak ada pakaian lagi mereka, hampir telandjang, hitam semua, p enuh arang , bersendjata- kan panah , tombak, p i sau , ............. aduh............. sungguh menakutkan!

M enakutkan? Ah, daripada orang2, penonton2, takut atau lari, mereka ber - t e r iak2 s e tu d ju , ber-seru2 berkeplok-tangan penuh se­mangat, dengan pekik: I r ian ............

..Bebas............. Gempur............. Hajo............Kita telah melihat di-film2, pun di gambar2 akan wadjah orang2

,,tukang-makan-orang” jang mengedjar ,,mangsa” mereka, dan w a­djah sedemikian , ,ter lukis” betul2 pada kanak2 p en d em on s t ra s i „ Irian B eb a s" ini, dan semangatnja begitu mengharukan, sehingga B u n g K arn o m e- lam ba i2 te r sen jum -ter ta r ik , meskipun ,,pertundjukan” ini hanja . . t em p e la n " perdjuangan ,,pengembalian” Irian sadja. Hanja t em p e la n ?

Kiranja agak membosankan gubahan2 jang mempersoalkan Irian itu, — tapi, apakah soal kemerdekaan se lu ruh In d on e s ia membosan­kan?

Apakah kemerdekaan bulat, kedaulatan penuh Indonesia, m em ­bosankan?

Apakah kemelaratan jang bersangkut-paut dengan p en d ja d ja h an ba n g sa a s in g p a da kita, membosankan?

Membosankan! Membosankan!Apakah da rah jang diminta revolusi, jang telah tertumpah dari

rakjat Indonesia, membosankan?Apakah semangat kemerdekaan penuh jang ,,dibajangkan” kanak2

itu membosankan? Membosankan? ■— Hanja pengchianat jang ter- lalu amat keparat, jang bosan, bosan bosan!

Dan............. ah ............. bukan salah orang lain, djika hal inimembosankan.

Pengarang tak kuasa , ,m en j en ga t” s em a n ga t saudara2.Hari-ulang-tahun Bung Karno di-alirkan kesoal Irian. Taman

Kanak2, Paw ai2nja, pun dialirkan pada ,,pokok” Irian.

115

Page 118: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Oh, Irian, Irian, Irian, Irian!

Kerandjingan! Aknpun ,,kerandjingan”, kata penulis. •— Aku te­lah mendapat t jap In land er , t r a g e In land er , in d o l en t e I n la n d e r , akuInlander malas aku in lan jer gob lok , dan............. tetap............. biadab ,gob lok , malas, tetap In lander , — In land er , In la je r , — sebelum Irian merdeka. Dan bukan sadja aku demikian, — melainkan s e lu ru hbangsa Indones ia , j a n g 80 d ju ta itu. T rrrang............ trtang.............tang-tang, rebana gadis2 dari Sekolah Guru Akademi-Vak, D jalan Sabang No. 35. •— dari Jajasan Perguruan Sedjati, dipelopori oleh Nona Corry Pinontoan, (D irektrice).............trang............ tang-tang............. berbaris............. jakin — tenang ■—penuh tekad............ trang-tang-tang-tang............. „beri~salam .............dan Bapak Presiden membalas salaman.............. Pawai berdjalanterus, — berkesan, berbekas, mengharukan, dan .............dalam diri kita?bagaimana?Kanak2 tak lupa Irian! Bebas!Gadis2 berbaris berdemonstrasi

m enun tu tkemerdekaan Irian, dan .............

pemuda2?

R e s o l u s i :Selama Irian be lum bebas,selama itu .............siapa

Inlander?Inlanjer?Inlajer?

Siapamalas?goblok?biadab?

116

Page 119: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

I R I A N K E P. B. B.

(Sari politik humanity Burtg Karno).

Kini, sesudah bubar' Uni,Hapus Uni Indonesia Belanda,M asih djuga Irian d ib e l e n g g u ,

- Menunggu hum an ity P.B.B.Contra, pro, siapa? siapa?Si contra-kemerdekaan-Irian.........

Gelap-gulita pendjara pendjadjah,Hasil bumi, kekajaanmu Irian, mendjadi rebutan p em od a l p e ran g .Daerah sengketa, Korea, Vietnam, itukah maksud p e n g h a su t p e ran g?

M aka kukerahkan suara njawa Kuserukan amanat R oo s e v e l t ,Bersama linuhung Abraham Lincoln, O ra n je , J o z e Rizal, K em a l, Lenin, Gandhi, segala pelopor kemerdekaan, <— hah, belumkah tjukup banjaknja?

M aka kukerahkan suara njawa, para pahlawan jang telah melajang, su p a ja s em a n g a tn ja turun kebumi, turun pada setiap rakjat, turun pada setiap anggota, setiap pedjoang, penganut humanity .

M aka kusembur api ilham pada segala penegak susila, pada segala pemuka fa lsa fah , pada para penghantar agam a , ■— pada para p em im p in -p en to la n , •— pada jang mengakui diri Manusia, diseluruh mukabumi ini.

117

Page 120: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dan djika segalanja belum tjukup, -— maka kudo'a, bubungkan sembahjang. ampun, beribu, berdjuta, biljun, untuk segala umat jang be rd o sa , kesinggasana Tuhan j a n g M aha Adil. —

Supaja, supaja, — kiranja, kiranja, dunia d ja n gan dikutuk-dimusna, seperti lajaknja djaman nabi Nuh, dengan segala derita am puhan ; seperti hantjurnja S od om dan G omora , pada djaman nabi Ibrahim , . . . . karena, bukan azas Manusia m embik in -m en tjip ta dunia neraka.Tapi, tapi, P.B.B. masih u tuh kokoh,T ena ga Damai makin b e sa r Dan I r ian■......... w ad jib m erd eka !

Djakarta 15 Agustus 1954.

Hari ,jg. silam.

Hari sekarang

Hari j.a.d.

(liliat lialaman

liiuig Karno

dan „Damal”).

PUTBA IBIAJV-SIAP SEDIA?!I Lukisan Henk Ngantung"] (Koleksi Bung Kamo).

118

Page 121: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Machmud Rumagesang', Bung Kamo dan sdr. M.R. Dajoli mempersoalkan „Irian Barat” dengan penuh humor.

Page 122: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

MASALAH IRIAN BARAT DAN AGRESSI KOLONIAL.

P idato radio f .M . M en t e r i P e n e r a n g a n S ud ib jo pada ta n g ga l 8 N op em b e r 1956 da lam rangka Pekan Irian Barat.

Saudara2 pendengar jang terhormat, sebangsa dan setanah air. Merdeka!!

Dalam menjongsong pembukaan resmi Persidangan Umum Per- serikatan Bangsa2 pada pertengahan bulan ini, ingin sa ja mengu- tjapkan sepatah dua patah kata jang bertalian dengan Pekan Irian Barat.

Oleh 15 negara Asia Afrika telah diadjukan persoalan Irian Barat untuk ditjantumkan dalam atjara Persidangan Umum P.B.B. Buat seekian kalinja, masalah Irian Barat dipexdebatkan dalam organisasi dunia ini, dan masalah tsb. akan tetap dipersoalkan selama bagian tanah air kita ini belum masuk dalam wilajah kekuasaan Negara Republik Indonesia. Masalah Irian Barat merupakan bentuk dan sifat kolonialisme jang masih bernafsu ingin tetap menguasai dunia.

Berbarengan dengan sengketa mengenai Terusar Suez, maka mendjadi lebih hangatlah persoalan Irian Barat ini. Apa jang kini berlaku terhadap Mesir dengan agressor Israel, Inggeris dan Perantjis, sama sadja halnja dengan kolonialisme Belanda jang masih tetap menduduki sebagian wilajah negara kita, jaitu Irian Barat.

Saudara2 pendengar jang terhormat.Dunia telah maklum akan pengakuan kedaulatan dari fihak Ke~

radjaan Belanda kepada fihak Indonesia jang menjatakan dengan tegas, bahwa wilajah Hindia Belanda dahulu dari Sabang sampai

120

Page 123: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

M erauke diserahkan seluruhnja kepada kita, sedjak tgl. 27 Desember 1949. T etap i ken jataann ja Belanda tetap menduduki Irian Barat dengan berbagai alasan jang d itjari-tjari. M alahan dengan tidak kenal malu mereka terus-menerus mempersoalkan apa jang dinama- kan hutang dari Indonesia kepada Belanda, sedangkan pada ha- kekatn ja pengeluaran2 jang dilakukan oleh Belanda ditanah air kita, dibelandjakan semata-mata untuk memperkaja diri sendiri, dan untuk menindas serta menghantjurkan negara kita, a.i. dengan aksi-aksi m iliternja, dsb.

P .M . Belanda, Dr. Drees dalam sidang parlemen Belanda tgl. 23 Oktober 1956 mengatakan, bahwa Belanda akan memadjukan daerah Irian B arat atas dasar: ,,ketertiban dan tata-hukum” jang ada sekarang ini. Dalam sanggahannja P.M . kita M r. A li Sastro- amidjojo m enegaskan bahwa Belanda mendjalankan ,,onwettige rechtsorde", jaitu tata-hukum jang tidak sjah, ialah dalam usaha jang disebutnja pembangunan Irian Barat.

D itilik dari segala fihak, hukum manapun, susila manapun, tak ada seorangpun jang dapat membenarkan kolonialisme dan impe- rialisme. T ak ad a hukum atau susila manapun jang dapat mem­benarkan pembangunan untuk suatu bangsa oleh fihak pendjadjah. Pendjadjah adalah tetap pendjadjah, dan bagaim ana tebalnja kedok sekalipun serta bagaim ana bagusnja kedok itu untuk menjebut-njebut pembangunan oleh Belanda terhadap Irian Barat, usaha2 pendjadjah sama n ilain ja. Kepentingan usaha2 Belanda ini, k iran ja kita fahami sedalam -dalam nja.

Saudara2 pendengar jang terhormat.

Selam a Irian Barat masih diduduki oleh Belanda, maka bahaja kolonialisme dan imperialisme mengantjam keselamatan negara dan bangsa kita. Dan ini merupakan pula bahan kegentingan dunia, sama ha ln ja dengan kegentingan2 dibeberapa bagian dunia jang merupakan bahaja tetap bagi perdamaian dunia.

Berkali-kali k ita usahakan tjara2 damai untuk menghindarkan kegentingan2 didunia ini, tetapi senantiasa nafsu si klonialis dan imperialis berusaha mengkandaskan tjara2 kita itu. T ja ra2 damai kita itu didjerum uskannja dalam lubang kekerasannja, berupa ber- matjam-matjam aksi jang dilantjarkan dari luar ataupun dari dalam negeri. Sega la tindakannja terhadap tjara2 damai kita, berbau pro- vokasi. Dan provokasi jang kini merupakan agressi, terang2 berlaku belakangan ini di M esir. M aka dengan sendirinja bergolaklah se-

121

Page 124: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

luruh Timur Tengah, jang kini merebut keseluruh Asia-Afrika. dan mungkin keseluruh dunia. Segala jang dialami M esir kini, kita rasakan djuga di Indonesia, malahan oleh seluruh rak ja t Asia- Afrika jang masih menderita sisa2 tekanan kolonialisme dan im- perialisme. Hendaknja kedjadian di Timur Tengah selalu mendjadi peringatan bagi kita sekalian, bahwa bahaja kolonialisme dapat mendjelma mendjadi bahaja agressi.

Saudara2 pendengar jang terhormat.

Usui resolusi 15 negara Asia-Afrika mengenai m asalah Irian Barat, didasarkan atas proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tgl. 17 Agustus 1945, dengan mengemukakan pengertian kemerde­kaan tsb., ja itu bahwa seluruh rak jat Indonesia menghendaki kemerdekaan untuk seluruh tanah air, jang dahulunja terkenal sebagai Hindia Belanda. Selandjutnja resolusi Konperensi A .A . di Bandung, mengenai bangsa2 terdjadjah djuga disebutkan untuk memberi dorongan kepada keinginan Asia-A frika, supaja kolonia­lisme dihapuskan. Oleh sebab itu tuntutan k ita adalah untuk menjatakan, bahwa adanja kekuasaan Belanda di Irian B arat, me- rupakan landjutan dari kolonialisme jang harus ditiadakan.

Demikianlah masalah Irian Barat jang diadjukan kepada Per­sidangan Umum P.B.B. dan dalam usaha itu, maka hendaknja Pekan Irian Barat kini mendjadi titik perhubungan an tara k ita semua bangsa Indonesia guna merealisir keadaan kita sekarang ini, dan guna memastikan nasib kita sendiri dalam alam merdeka diseluruh w ilajah kita ini.

Tuhan memberi petundjuk dan kekuatan kepada kita, dengan kurnia rahmatnja guna mentjapai tjita2 kita: ..Indonesia R aya jang M erdeka bulat, bersama Irian Barat.” Insja Allah.

Sekian.

M e r d e k a ! ! !

122

Page 125: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

BUNG KARNO DAN BIRO *) IRIAN

Djakarta, Mei 1954.

Sdr. Penjusun ..Patriot Irian, Damai.”

Saudara!Aku dengar bahwa sdr. sedang menjusun naskah jang bersang-

kut paut dengan usaha pembebasan ..Irian Barat”.Aku bukan pedjoang dan se-kali2 bukan pahlawan, tapi aku ingin

menjumbangkan tenaga, sesudah mendengar pidato Bung Karno tentang ..pemulangan” Irian.

Aku amat malu terhadap keadaan revolusi kita, jang sudah buntu rupanja d jalannja ini.

Buntu!Salah siapa?Banjak sudah jang ,,hilang” dari padaku. Ajahku, kekasihku,

kawanku, hartaku, — semuanja untuk kepentingan kemerdekaan kita. '

Dan sekarang?Berdosa kita, kalau segala amanat Pemimpin kita, masuk dite-

linga kiri lari keluar telinga kanan,Saudara!Aku masih ingat akan pemuda W olter Mongisidi didepan kita.

Dia tidak ragu2 berdjoang. Berdjoang untuk kita semua, dan bukan untuk pemodal2 palsu, jang disogok pendjadjah, jang mengchianati rakjat. Aku ini' dari R akjat Djelata, dari Marhaen, aku ini dari keluarga Djembel, .— salahkah aku djika aku suka pada orang2 jang sajang pada Djembel?

Bapak Presiden telah kudjabat tangannja, tangan besi rupanja. tapi beliau tak suka memukul si tjurang. Sajang!

1) D engan terbentuknja Propinsi Ieian B arat, maka lebih „hangatlah" soalIrian” in i. (11/57 D .)

Page 126: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dasar, penjajang!Tapi semua mesti ada batasnja. Djangan2 ibarat nila (si tjurang)

setitik merusakkan susu sebelanga.Aku mau pindjam tangan Bung Karno. kalau bisa. Tapi, jah,

Tuhan telah memberi padaku tanganku sendiri, jang ketjil — jang lemah jang tjuma tahu patjul — tapi sebentar kalau patjul itu djadi pena seperti pena Rizal dari Philipina, atau djadi pasupati Ardju­na, nah aku akan labrak kebuntuan revolusi kita.

Tangan besi Bung Karno kuharap diajun beliau banjak2 pada dewasa ini, untuk menjapu bersih tempat2 kita jang kotor, chususnja menjapu bersih Irian, lepas dari lintah darat, buaja darat, buaja udara, jang memblokkade Irian dengan ,,atom”, jang „ m em p e r d o m " rakjat Irian dengan ganasnja, kedjamnja, lalimnja. Tapi tangan Bung Karno itu harus kita t em pa b ersam a djadi bad ja , kita, oleh kita SO djuta bangsa Indonesia.

Tangan beliau itu, harus djadi tangan kita sendiri, bukan tangan pindjaman lagi.

Aku tahu, kita tidak boleh main pindjam sadja!Apalagi dalam soal semangat!Ja, semangat, dan bukan semangat2an.M anakah api pemuda? M anakah api rak jat Indonesia?Aku tidak mau sandjung-menjandjung siapa2. Kelemahan kita

terletak pada padamnja ,,api” kita. Nasi belum masak, api sudah padam. Kemerdekaan belum tertjapai komplit, api semangat sudahpadam. Dan dengan demikian............., nasi belum masak, api sudahpadam.............. berarti tidak makan, kelaparan, melarat, did jadjahlagi!

Revolusi belum selesai, kata Bung Karno, .— Irian belum merde­ka. wah, pada siapa kita mesti bersandar?

Bersandar?Tidak! Kita mesti berdjoang, putar otak, olah tenaga, dan patjul

tebang segala rimba keteiedoran, ketjerobohan dan kesemberonoan kita.

Darahku bisa mengalir deras, bisa gegap gempita berlistrik mem- bentangkan semangat, demikian perasaanku, tapi aku perlukan bantuan semua pemuda jang djudjur — tjinta kemerdekaan Indo­nesia 100%.

Perkataan djudjur, tjinta, kemerdekaan sudah djadi basi, jang dinamakan „cliche'\ Kata apakah jang harus dipakai untuk men- d/elang teman2ku ,. kakak2, adik2, bapak2, ibu2, untuk m enjatakan keichlasanku?

124

Page 127: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Semua pemuda? Tjukupkah? 80 djuta rakjat Indonesia, — kata Bung Karno di Ambon, M ei 1954, — tapi aku mula2 berseru pada pemuda2, seperti dulu dari Menteng 31, — seperti dulu jang sedjak 17'-8-’45, berdjuang ,,mengisi” proklamasi kemerdekaan itu.

Irian, Irian harus pulang, harus merdeka, dan pendjadjahan itu adalah penghinaan terhadap seluruh bangsa Indoneisa, seluruh umat manusia dewasa ini, dengan segala tjita hum an ity -n ja . Benar2, humanity! Peri Kemanusiaan!

Aku tidak mau berpandjang lebar dengan kata2 jang mungkin sdr. hendak tertawakan! Memang, perkataanku, masih ke-kanak2an tetapi jang penting tjinta dan usaha, bukan? Ialah tjinta kenasio- nalan, dan tjinta pada susila2 kita, dan tjinta pada segala usaha kemerdekaan.

Saudara!D jangan tertawakan kata2ku, — betapa miskin kataku untuk

menjatakan tjinta dan usahaku ini. Aku bukan pentjipta-kata jang berapi ilham, jang dapat mentjetuskan semangat pahlawan dalam kalbu pemuda, — aku hanja pentjinta kemerdekaan seperti djutaan orang lain lagi jang be lum kentara tjin tan ja itu dalam arena pere- butan Irian Barat dari genggaman pendjadjah,

Belum kentara, dan aku minta, aku berseru, supaja itu kentara.Aku telah berkenalan dengan Bapak Radja Al Alam, Radja

Irian, Bapak Mahmud Rumagesan, dan orang jang sudah 66 tahun umurnja itu, masih penuh semangat berdjuang.

Dan kita? Jang djauh Jebih muda? Nah, saudara, pukul gende- rang: „Irian! Harus M erdeka!”

W assalam Abd. Saleh.

T ambahan :Kiranja sdr. timbang sadjakku ini.K atanja pintjang, tapi ia lahir dari hatiku.

IRIAN DIPERDOM SIAPA?

Kepada: Biro Irian(untuk B u n g K a rn o ) .

M atadunia melihat Irian!Dan ipatarakjat-tertindas-kandas,Jang djatuh dalam hinaan-chianat,Bernama K.M.B. jang ganas.

125

Page 128: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Ganasnja?! — Bergclimpangan korban! T ak dihiraukan para pemodal,M alah mereka bersundal terus, Membohong! „Rakjat Irian bebal!”

Bebal?! — Pemodal menjihir kita! Dengan ,,k erta s" Bank p en d ja d ja h , Lalu memborong rakjat kita,Keliang algodju, didjurang lelap.

Lelap?! ■— Obat bius pemodal.A gar hantjur negara kita.Irian kita tetap digenggam,Tetap mendjerit diperas lintah.

Lintah?! — Bersama buaja darat,Buaja udara, bom-atom,Buaja laut — blokkade Irian .............Aduhai, kita kena „ p e r d o m ”.

P e r d om ? ! — alias ..Godverdomme”, W arisan Pemerintah Hindia Belanda, W asia t Nica, berlangsung di Irian, Merembes, menerobos disumsum kita.

Disumsum kita? Godverdomme? — Hajo, rakjat, saudara seluruh, M untahkan ra t jun ,,Godverdomme”! Dengar! Gempita! Guruh gemuruh!

Gemuruh?! — Gemuruh! Irian! Irian!! Pulang, pulang, pulangkan Irian,Hajo pahlawan Indonesia!Dendang digelanggang tariprang Irian!

I

Tari-perang?! — untuk Damai!Tidak an ti rakjat Belanda!Tapi anti s e g a l a p e n d ja d ja h .Anti p em er in ta h ■— ch iana t — laknatl

126

Page 129: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Pemerintah — Chianat?! K.M.B.?!P ertja ja kertas ■— si-chianat?P ertja ja katasepakat — chianat?Hajo, pemuda, lihatlah kilat!

K ila t? ! Kilat mendobrak mendung,Lihat kilat merabik awan,Dengar guntur menggegar sekitar,Itu pahlawan! Pembina kebenaran.

Pembina Kebenaran? Siapa? Mana? M anakah pelopor proklamasi,17-8-45 — ?M ana pedjuang? Demokrasi?

Demokrasi?! — Demo ,,dikerasi"!R akjat „d ip e ra s i" ! ■— Atasan diemasi, D i-Emas-i? = disoGoki, digoSoki, dikorupsi. Dan hasil-keringat Proklamasi?

Hasil?! — Darah revolusi?Gedor! Aduhai adikku, sajang!Adikku, dialam ,,Taman Bahagia",Untuk si chianatkah, kau berdjuang?

Berdjuang?! — Aduhai, marhumku semua! Aduhai, tulang — belulang pedjuang, Aduhai, derainja airmata!Segala korban „perdom” perang!

Perang?! — Kita „ d ip e rd om " si pemetjah, Kita d ip e t ja h si-perdom kita. Si-perdom-chianat pengobral djiwa,D jiwa pemuda taruhan si serakah.

Serakah?! Itu, Angkara Murka,Si Buto Terang, kata Bung Karno.Aku telan air mataku,Sedihkan Irian, korban tjeroboh.

Page 130: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Tjeroboh?! — kita berlaku sembrono, terhadap azas revolusi,Kini berlaku masa-bodoh Terhadap api korbanan pemuda.

Korbanan pemuda?! .— Buat siapa?Buat siapa, njawanja melajang?Buat siapa darahnja tempias?Buat siapa semangatnja terbang?

Semangat terbang?! Kemana? Keneraka? Apakah makna „Taman Bahagia”? Chianat! Sekali lagi Chianat!Diperdom ,,Chianat” Bangsa sendiri!

Bangsa sendiri?! .— Dibeli pemodal,Untuk mengobral sundalan achlaknja,Jang meng-ilah barang dagangan, Mengobral Irian, sesenang hatinja.

Sesenang hatinja?! — Diserongkan modal, Inginkan tjahaja, sinaran dikulit,Biarpun hampa didjiwa, a sa l.............Menggondol duit ber-bukit2.

Duit ber-bukit?! — Tjukup?Masakan tjukup ber-bukit2!Ber-gunung2, Buto Terong!Dan Irian? Dianggap hanja sekelumit!

Sekelumit?! ■— Hanja sekelumit, bukit? Akan tak puas si Chianat, mendjilat, Hingga kering tandus dunia,Terus dikerok, hingga kiamat.

Kiam-at?! — Perduli apa, kiamat!Pedjuang dianggap sekeping daging, Seperti ajam disembelih .—• ditelan.Apa diperhitungkan? Ajam, Kambing?

Page 131: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Ajam, Kambing?! — semua daging!Pun manusia, sama sadja,Dalam alam pikiran pemodal,Ideal? Omong kosong semua.

Semua?! — Omong kosong belaka?Inilah hasil pendapat Chianat.W a i, bising telingaku mendengar,Irian, Irian! Ditangan Keparat.

Keparat?! ■— D jangan salahkan si Lain!T ja r i dosa dikalangan kita!Selid iki arti revolusi kita.T elaah arti proklamasi kita!

Proklam asi!? Bosan?! Terlalu bosan?!Saban tahun, itu, itu ........... :?Aduhai, tu linja, pekaknja, butanja!Kasihan Pemimpin, revolusi buntu!

Buntu?! — Siapa buntukan djalan?T ja ri, tjarilah , adinda pemuda!Selid iki pembuntu segala djalan,Teropong segala kelemahan kita!

Kita, kita, kita, kita!Irian, Irian, Irian, Irian!Kita, Irian, satu, satu!M erdeka! Bukan budak belian!

Budak belian?! Rakjat Irian?Tahukah adikku pahlawan Irian?Tahukah adikku semangat Irian?Tahukah adikku pedjuang Irian?

Tahukah adikku pelawan Kompeni? Pemberontak, pemusna, pengatjau si kolonial? Dia, dia, putera Irian,Jang lari kegunung, sesudah mendjagal!

Page 132: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Sesudah mendjagal pemodal2!Sesudah membegal barang rampokan, Jang dirampas ditanah kita.Irian bebal? Rombengan?

Siapa rombengan? Budakkah dia?Masa tiri = naik gunung,Sembojan Irian: kepung, sabung!Biar gagal, mengadu untung!

Mengadu untung?! Putera Irian? Berdjuang sendirian putera Irian?Bukan adikku! Kita semua,Tanggungan bersama: Bebasfcan Ir ian !

,,Bebaskan Irian!” Tugas semua,Tugas seluruh umat manusia,Seluruh dunia jang enggan sengketa, Pentjinta damai, pentjipta bahgia.

Bahgia! Demi „Taman Bahagia”,Demi pedjuang jang telah gugur,Demi arwah jang hendak bahgia,Demi Pentjipta Manusia Djudjur!

Demi segala sabda Nabi,Demi segala ilham firman,Demi segala Rasul, Pemimpin,Demi segala Nabi dan Tuhan.

Demi segala pedjoang pahlawan,Demi segala derita kemerdekaan,Demi segala peri-kemanusiaan,Demi, — Bhinneka Tunggal Ika.

Irian! Irian Barat harus Merdeka!

Page 133: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

SU RATKepadaSdr. Abdul Saleh

D jakarta, 5 Djuni 1954.Sdr!

Ingin kutempatkan kata2 sdr. dalam naskahku, jang membentang- kan „haluan sam a” (dalam bahasa Bugis-M akassar, Samalona = sama haluan! ingat akan pulau ,,Samalona” didepan bandar M a­kassar!)

Sengad ja kupakai ,,Samalona”, karena kata itu amat tjotjok dengan ,,haluan” dewasa ini. Tahukah saudara, bahwa pulau ketjil Samalona tersebut, adalah pusat pertemuan nelajan2 Indonesia, jang sama ,,haluannja” , ,,sama-alonanja” untuk merundingkan hal2 musjkil jang berlaku dalam pelajaran mereka? Dan bukan sad ja soal jang bersangkut-paut dengan pelajaran jang diperbintjangkan, melainkan pula m asalah2 politik, sampai pada usaha jang berwudjud kebudajaan. Dengan demikian, maka Samalona merupakan D je- newa, tempat delegasi2 bangsa2 seluruh dunia berunding, (sebelum perang), dan merupakan kini W ashington, tempat delegasi2 P.B.B. berm usjawarat.

A gak pandjang-lebar d juga kupaparkan ,.Samalona” dengan tjita2 persahabatan (sam a haluan) bangsa2, sebab soal jang saudara utarakan, tentang Irian ini, adalah djuga soal Bangsa2 seluruh dunia, seperti sdr. tulis d juga dalam sadjak sdr.

Jang amat menarik perhatianku, ialah seruan sdr. pada 80 djuta bangsa Indonesia, chususnja pada pemuda2 untuk merebut kembali Irian B arat dari genggaman pendjadjah.

Dalam hal ini, kita betul2 „Samalona”, sama-haluan. Akupun sekadar han ja hendak menunaikan kewadjiban tiap2 putera Indo­nesia, untuk mengkomplitkan kemerdekaan Indonesia. Tanpa Irian Barat, memang belum kita merdeka. Rakjat Irian adalah bangsa Indonesia, saudarakandung-senegara kita. Dan segala penderitaan mereka, k ita rasa benar2, se-olah2 kita sendiri tersajat. Tersajat, ter- potong, tersembelih! Kasihan, rakjat Irian, ah, bukan .kasihan kita bangsa Indonesia! Kasihan? Bukan! Kita tidak boleh ,,berkasihan” menangis demikian, ah aku turuti styl (paramasastera) dan irama

131

Page 134: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

hati saudara dalam surat dan sadjak sdr.Tapi, ada sedikit andjuranku pada sdr!Djanganlah kita berdjuang dengan rasa bentji!Ingat baik2! Bung Karno berkata begitu djuga. Kita berdjuang

bukan anti rakjat Belanda, — ja, ja , ja , aku tahu — itupun t e r - tjantum dalam sadjak sdr, — ja, ja, kita berdjuang melawan im­perial, kolonial, pemodal dan ............. pensundal.

Aduh, sdr, perkataan pensundal itu, segan kupakai, tapi se- konjong2 kata itu sudah mengalir dari penaku, — oh jang penting dan pokok, ialah kita tjinta-damai dan djuga tjinta rak ja t Belanda, jang diketjoh oleh pemerintahnja jang reaksioner.

Selandjutnja tentang baris2, bait ke 20:— Semangat terbang? — Kemana? Keneraka?— Apakah makna ,,Taman Bahagia”?— Chianat! Sekali lagi Chianat!— Diperdom „Chianat” bangsa sendiri!Sungguh aku agak gentar membatjanja. Adakah betul2 dari

„bangsa sendiri” jang mengchianati kita dewasa ini? M engchianati ,,Taman Bahagia” berarti mengchianati pahlawan2 jang telah gu­gur, bukan? Sungguh berat saudara tekankan arti chianat pada K.M.B. dan ............ pada bangsa kita sendiri.

Tapi siapa sebenarnja pengchianat?

Bait ke 21:— Bangsa sendiri?! — Dibeli pemodal,— Untuk mengobral sundalan achlaknja,.— Jang meng-ilah barang dagangan,— Mengobral Irian, se-senang hatinja.Gemetar aku merasakan kata2 keras seperti batu itu jang di-

lontarkan pada hatiku. Dan aku chawatir kalau2 jang betul2 ber- chianat dengan „sundalan achlaknja”, djustru akan lebih berse- mangat lagi melakukan ,,chianatnja” dengan segala kelitjinan, ke- mahiran dengan berbagai tipu-muslihat, untuk melumpuhkan usaha pembebasan Irian, — ialah karena sdr. mulai meneropongnja, me- njorotnja.

Apa tidak baik, kalau kita pakai kata2 ,,manis”? Ah, aku pun bukan pedjuang, ■— pahlawan, penakupun lemah, tapi m ungk in s a ­djak sdr. dapa t sambtitan da r i pihak p em u d a 2, ■—■ aku tak berani pastikan apa2, hal itu terserah pada pemuda2 sendiri.

Pemuda dewasa ini, amat progressief, tidak kurang semangatnja daripada sdr., dan pengchianat2 jang sdr. maksudkan, mereka akan

132

Page 135: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

dapati, biar dia litjin seperti belut sekalipun, dan mereka akan tjari dia biar dia bersembunji dibawah tanah sekalipun, karena mereka- pun tidak buta terhadap hal si chianat itu; pada bait ke 22:

■— Se-serong hatinja?! Diserongkan modal,— Inginkan tjahaja , sinaran dikulit,— Biarpun hampa didjiwa, asal .............— Menggondol duit ber-bukit2.

W ah a i, saudara, ged jala sedemikian teramat banjak terdjadi di- negara jang masih amat muda seperti Republik kita ini, pun karena kita teramat ,,manis” terhadap pada orang2 jang suka dan ingin ,.diserongkan modal”, dan kita tetap mempertahankan ,.negara hukum” jang djustru amat „dihukumkan” oleh pemodal2 jang pandai ..memodalkan” orang2 jang tak-ada-modalnja.

Aku tak kuasa menerangkan segalanja; sdr. mempunjai tjukup teman dan bapak untuk menerangkan hal2 sedemikian pada sdr;dan ............. d jika sudah dapat keterangan se-baik2nja, silahkan sdr.bertindak dengan teman2 dan bapak2; lantas bikin „ ta n gan b e s t ' jang „ sa h " , tempa itu djadi badja, pegang si-chianat dan si-pemodal, bawa dia kepengadilan-rakjat, dan semuanja itupun adalah sum- bangan buat membebaskan Irian. Usaha sedemikianpun, adalah usaha-pahlawan! Kata Bung Karno a.i.

Bait ke 23:■— Duit ber-bukit2?! Tjukup?

M asakan tjukup ber-bukit2!.— Ber-gunung2, Buto Terong!— Dan Irian? Dianggap hanja sekelumit!

Bait ke 24:■— Sekelumit?! — H anja sekelumit, bukit?■— Akan tak puas si Chianat, mendjilat,— H ingga kering tandus dunia,-—■ Terus dikerok, hingga kiamat.

Bait k e 25:■— Kiamat?! Perduli apa, kiamat!.— Pedjuang dianggap sekeping daging,— Seperti ajam disembelih-ditelan,.— Apa diperhitungkan? A jam ............. kambing?

133

Page 136: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Bait ke 26:■— Ajam, kambing? semua daging!— Pun manusia, sama sadja,— Dalam alam pikiran pemodal.— Ideal? Omongkosong semua!

Saudara!Aku tak usah tjatat bait2 berikut. Seperti telah kunjatakan semula,

kita „sama-aloma”, sama haluan „Samalona”. Tjuma dalam menge-luarkan perkataan sdr. lebih bersemangat, lebih keras, lebih.............ah apa hendak kukatakan? Saudara agak kasar! D an kekasaran demikian m end jauhkan usahabuda ja . D en ga n kata2 s e b e g i n i kita leb ih d jauh la g i daripada titik tud juan kita. S em a n g a t tidak sam a d en ga n kasar! ,,Si~pemodal” tahu benar hal itu. K ek a sa ran d ju s t v u menundjukkan kelemahan. Dan aku tak mau akui, b a h w a b a n g s a Indones ia , lemah adanja. I a o r a n g beradab , bukan tu k a n g - s em a n g a t - kasar, bukan pemaki.

Aku tidak katakan, bahwa sdr. memaki! Bukan! Tapi kalau sd r . hendak m endapa t paha la tjita2, pakailah kata2 s e d e r h a n a — biasa— kuat — d ju d ju r — sopan .

Sdr. maaf! Aku sudah lantjang bersikap-guru terhadap sdr. Tetapi hal ini, terpaksa. Soal Irian, bukan sadja soal kita, melainkan soal seluruh umat manusia beradab.

Dan dengan demikian, maka kata2 kitapun harus ,.beradab”. Tidak usah keras2. Djangan2 si pendjadjah membalikkan ,,kekeras- an” itu pada kita dengan perkataan:

— ,,Uah, inilah bukti! Bangsa Indonesia belum berhak meme-rintah negerinja sendiri. Dia belum ,,beradab”. Orang Irian, ............ hm............ pantas!”

Pendjadjah amat mahir memutar-balikkan perkataan. Pengala- mannja adalah lebih dari 300 tahun. Pengalaman ,,hebat-dahsjat” bukan? Kemahiran luar biasa. Tapi kehalusan kebenaran menang djuga achirnja. Alasan2nja jang sudah basi itu di-ulang2n ja ber- ragam2, sehingga dikira tetap baru.

Soal ,.beradab” itu banjak penerangannja. Tentang itu, nanti kuperlihatkan pada sdr. kutipan selengk3pnja tentang Irian dari pidato Bung Karno.

Hm, Irian, kata pendjadjah, belum ada adabnja!Tapi aku tahu, alasan perkataan diatas lemah, amat lemah. Tapi

jang kokoh, ialah berdjuang dengan penuh tjinta pada kemerdekaan.

134

Page 137: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dan jang sdr. sebut ,,Godverdomme” adalah kata2 Belanda-kolonial- pemabok!

Benarlah, bahwa kata itu sdr. hanja kutip dan tcrangkan, arti-n ja, -— ............. dan inilah kata jang telah bersarang djuga padaxnulut orang ke-Belanda2an, jang tiru-meniru sikap kolonial-Belanda; ah aku tahu, bukan maksud sdr. untuk „melampiaskan” kata itu, melainkan untuk membuktikan betapa djelek kekolonialan itu.

Itu aku pertjaja.Sdr! Sudah terlalu pandjang komentarku ini. Dan ............. seperti

sdr. maklumi, .— bukan melulu untuk sdr. sadja, aku utarakan ini, melainkan pun untuk adik2, kawan2 sdr, sekitar sdr. jang menjaksi- kan ,,pertemuan” k ita ini. D jangan lupa, kitapun, gerak-gerik kita, diteropong, disoroti d juga oleh orang lain.

Oleh sebab itu, pelihara mulut, sikap, kata, muka, — segalanja,d jika k ita ............... ah, ah, kulihat dalam ingatanku sdr. tertawa, ter-senjum, mengatakan: ,,Hm, saudara takut kritik, takut d itjela”.

Sdr!H al sedemikian memang beralasan, artinja, kita tidak usah

banjak2 hiraukan pendapat2 jang meng-halang2i usaha kita, tapi ingatlah: sekarang ada dua blok dalam kalangan kita ,,memper- rebut” Irian, ialah, jang satu mau bawa Irian ke blok kiri, dan jang lain ke blok kanan.

Hm, dalam kalangan kita sendiri, masih ada blok2-an. Sekarang kita tjari ,,Sam a-haluan’', Samalona, •— blok kiri kekanan b lok - kanan kekiri, h ingga mereka bertemu di ,,Samalona”, sama haluan,— dan untuk itu haru s lah k edua be lah fihak tukar m enukar „ bah an ” p e r sa u d a ra a n d e n g a n kata2 ,,saudara" , jang djauh dari ,,perdom dan Godverdomme”.

Tentang sad jak Sdr? 'Aku tidak tolak. Aku mau bersahabat dengan sdr. Dan aku akan

perlihatkannja pada Bapak Presiden., dengan keterangan, bahwa perasaan sdr. dalam sadjak ini, adalah hasil ,,ingin berdjuang buat Irian”, dan d juga ged jala sekarang dari pihak pemuda jang sudah lama me-nunggu2 komando dari pihak tertinggi untuk menunaikan kewadjiban melepaskan Irian dari indjakkan pendjadjah.

Dan aku akan tjeritakan djuga, bahwa suara sdr. ini minta per­hatian se la jakn ja dari Bapak Presiden chususnja dan pada 80 djuta rak jat Indonesia umumnja.

Sebab, seperti kata sdr, sdr djuga „keranajingan” Irian, bukan? Ja. Dan ............. semua pemuda!

135

Page 138: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Ah., bangsa Indonesia manakah jang tidak kerandjingan Irian? Kalau rakjat Australia, jah Belanda sendiri, seluruh sekitar Republik kita, malahan seluruh dunia merdeka beradab „kerandjingan” Irian, .—■ wah sudah t er la lu s ia l kita b a n g sa I n d o n e s ia , kalau m asih ada o r a n g In d o n e s ia j a n g tak hiraukan, tak in g inkan k em erd ek aan Irian !

Sekali lagi: Tentang sadjak sdr, tak berani aku memberi tim- bangan terhadap sasteranja atau seninja. H anja is in ja jang kuper- hatikan, hanja isi — hati sdr. jang kuhiraukan. Aku pun bukan pudjangga, bukan kritikus, melainkan pentjinta tanahair seperti saudara djuga.

Tapi pentjinta tanah-air sadja belum tjukup, dan sdr. memakai kata ..humanity”, oh itu sudah amat banjak isin ja dan artin ja.

T jinta tanah-air djangan terlalu meluap sehingga m enganggap tanah-air orang lain kurang nanti, oh itu berbau ,,fa s is”, berbau perang, berbau mau tjaplok negeri lain, tapi dengan pengertian kiranja semangat sdr. tetap ber-api2 seperti sedjak 17-8-45.

D an ............ Seperti kata semula, kita „Sam alona” , jan g ber-tjita2dan mentjinta perdamaian, peri kemanusiaan. D engan demikian m en d ja d ja h Irian Barat, adalah an ti p e rd am a ian , a n t i p e r i -k em a - nusiaan, tegasnja „ d o sa b esar" .

Sekian sad ja sdr., dan aku utjapkan terima kasih a tas sum bangan sdr. untuk „Irian Bebas!” .

Ingin aku djadikan ini sembojan:— „Irian Bebas!”]a, sumbangan pada ,,Irian Bebas”, dari sdr, -—■ siapa lagi?Siapa turut! H ajo sdr., tarik teman2, untuk:—- ,,Irian Bebas!” ’.

Hormat banjak

Sdr. D.

136

Page 139: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

PA N T JA SILA M ENUNTUT

Djakarta, 7 Djuni 1954

KepadaSdr. Penjusun ..Patriot Irian, Damai.”

Saudara!Kehangatan soal Irian dewasa ini, membikin aku hangat djuga.

Ditjampur lag i dengan kehangatan lain, ialah soal Pemilihan Umum. Aku am at chaw atir tentang kehangatan dua matjam ini. Jang pertama soal kita semua. Jang kedua soal kita semua djuga, tapi ditambah dengan persaingan, jang berbau tengik.

M alahan sudah berbau darah, kata Bung Karno, tempo hari.Apakah soal Irian pun berbau darah?Aku tahu, bahw a djika soal Irian itu berbau darah nanti, maka

hal itu bukanlah jang kita ingini, melainkan dikehendaki oleh mag- naat2 dan „renegaat2” (pengchianat).

Aku tak mau darah-2an, aku djuga mau damai, tapi kalau hak2 manusia begitu dinindjak2, begitu di-kojak2, -— maka aku terpaksa ..memaklumkan” perang-sutji djika aku berkuasa, berpengaruh.

Pantja S ila mentjantumkan peri kemanusiaan, dan djika Pantja S ila mau selama't, maka mendjadi ..hangatlah” baginja mendjalan- kan kewadjibannja, jang terang2 mengemukakan „Sila” perikema- nusiaan itu.

Ke •—’ Tuhanan-Jang-M aha-Esa — pun tidak mengizinkan Irian didjadjah.

Keadilan-sosial — pun tidak!Kebangsaan, se-kali2 tidak!Kerakjatan, .— wah itu lagi!Dari sega la sudut susila, pendjadjah tidak bisa mempertahankan

keadaan perbudakan perkolonialan Irian itu.Aku belum me~rembet2~kan K.M.B. banjak2.Dan K.M .B., Konperensi M edja Bundar, katanja!, telah didjadi-

kan „Kita M abuk Belanda”, dan jang „kita” itu kena ketjoh-tipu dalam „kemabukannja”.

137

Page 140: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Sungguh pandai, mahir orang2 seperti Kapten W esterlin g , KaptenV an Kleef, Kapten Bos, hm............. kapten mana lagi, —■ jang kitasebut? — sungguh pandai benar m ad jikan2 mereka mengatjaukan tanah-air kita.

Saudara!

Aku mau pakai kata2 budaja, tapi apakah si „buaja” bisa me­ngerti kata2 it.u?

Apakah kata2 budaja itu bisa tembus pada kulit buaja?Pelor saudara! Pelor dum-dum, bom atom, atau hydrogenium alias

bom-zat-air, atau bom cobalt, semuanja adalah baik sekali buat si buaja.

Tapi aku tahu benar2 bahwa segala alat-perang itu dipunjai ba­njak2 oleh si-buaja itu.

Kalau alat2 itu tidak ada d i Irian, tidak ditangan pendjadjah di- sana, tentulah alat itu disembunjikan oleh kaw an2-nja ditem pat lain.

Pertjajalah sdr. buaja tetap buaja. Buaja tak bisa dib ikin djadi merpati. Paling banjak „disunglapkan”, seperti djuga buaja me- njunglapkan diri mendjadi merpati dengan ber-bagai2 a la t penja- mar.

Saudara! /’

Aku tahu bahwa sdr. akan mengatakan, kita tak ada bom-atom. kita tak ada bom-zat-air atau bom-cobalt, wah, wah, bukan kepa- lang ngerinja nama2 itu, uh bom-a, bom-h, bom-c, bom ber-bagai3 huruf, mungkin bom dari seluruh abdjad, dari a,b, c, d,' e sampai z, tapi aku tak gentar; sepandjang pengetahuanku pada tahun2 revo­lusi berkobar, pada mula2 pertarungan sesudah proklam asi kemer- dekaan 17-8-1945, pada bulan2 kemudian, maka dengan segala kedjantanan pemuda2 menjerbu masuk benteng2 jang d ikaw al de­ngan bom2 jang me-nganga2 hendak menelan n jaw a.

„M e-nganga2” hendak menelan, — tapi pemuda2 kita m e-nga­nga2 djuga dengan tekad hendak menelan „Buto T erong”, menelan segala alat keserakahannja, menelan segala alat pertahanannja.

Saudara! yApakah modal perdjoangan kita waktu itu?

138

Page 141: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Apakah alat perang kita waktu itu?

Hanja ,,darah penuh aliran listrik semangat ’. Dan itu lebih kuat, lebih tadjam, lebih atom, lebih cobalt, lebih ,,zat~air” lagi dari segala bom2 jang dimuntahkan oleh pendjadjah jang beraneka warna itu, jang hendak meng'hantjurkan kita.

D an............. apakah kita semua sudah hantjur? Berapakah jangdihantjurkan oleh bom2 itu? Sudah lupakah sdr., bahwa kita djus- tru menantang imperial2 jang menduduki kota2 kita, menantang dia melepaskan bom-atomnja didaerah kita? Sudah lupakah sdr. per- tarungan sengit di Surabaja, — dan tak insjafkah sdr. akan arti 10 Nopember, hari Pahlawan?

M anakah modal perang kita? Perang?Kita tidak berperang, melainkan hanja mempertahankan tanah

air kita. Kita tidak mau berperang melawan musuh diluar tanah- air kita. T ap i Irian adalah sebagian tanah-air Indonesia kita. Dan salahkah aku, mentjintai Irian begitu rupa, hingga aku hendak mengorbankan djiwaku guna kehormatan ke-Indonesia-anku?

Salahkah aku, d jika aku memukul genderang untuk menghan- tjurkan agressor2 ditanah-air kita?

Salahkah aku, djika aku menjerukan „alarm”, djika musuh sudah ada dibumi k ita ini, lengkap dengan sendjatanja, meng-obrak-abrik rakjat kita dengan se-wenang2-nja?

Salahkah aku, djika kupanggil pemuda2, pedjoang2, bapak2, ibu2 untuk menunaikan kewadjibannja selaku putera-puteri Indonesia untuk hak2 kita bersama selaku rakjat jang merdeka, dan jang ber- daulat atas negaranja?

Saudara!

Kata budaja, akupun amat suka memakainja. Tapi agak gam- pang sdr. m engutarakannja padaku. Agak gampang sdr. melepas­kan diri dari segala tancjgung-djawab semangat pertempuran guna kenasionalan. A gak gampang sdr. meloloskan diri dari segala usaha pemusnaan musuh, sehingga aku mengira dan merasa, kalau2 sdr.sudah lumpulv takut berdjoang,............ ah, maaf sdr., aku mulaikasar lagi, seperti sdr. katakan dalam surat sdr., — tapi aku tak akan paksa sdr. berdjoang, bertempur didepan kalau sdr. takut pelor, takut dumdum, takut bom.

139

Page 142: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Akupun sedia masuk liang kubur, jaitu kubur perd joangan jang dinam akan „Taman B ahag ia” . Aku siap sedia untuk ,,m elajang-kan” n jaw aku untuk kepentingan kita bersama, dan .............. dengansendirin ja kepentingan saudara djuga.

Aku akan bangga, sesudah Irian direbut kembali, datang pada sdr, dengan tjatja t2, bekas pelor, bekas terdjangan imperial-kolonial, bekas sajatan-potongan pendjadjah, — dan aku akan perlihatkan semuanja pada sdr. d jika aku s e la m a t bisa bertahan.

Dan djika tidak, maka tjukuplah sudah sdr. m elawat ke ,,Taman B ahag ia” mentjari nama2 pedjoang, dan tidak apa sdr. m elalui ni- sanku, — tidak mendjadi soal sdr. melupa namaku, asa l tanah-air kita selamat.

Itulah baktiku.Itulah hadiah padaku, ialah hantjur seperti lilin, m enerangi seki-

tar, dan sesudah habis tugasnja, raiblah ia, — demikian tu lis se­orang pudjangga.

Itu, tjukup bagiku.Dan arwahku, mungkin bisa tenteram, bisa lega dengan meman-

dang pada sdr.2 jang kutinggalkan, begitu aman, sentosa, bahagia, makmur.

Dengan pupukan darahku, dengan do’a arwahku, dengan sakti perdjoangan bersama dari kawan jang telah gugur, ■— arwahku, memandang sdr.2 sepeninggalku, sehat2, beria-gembira, dengan mengetjap segala peri-kemanusiaan jang tegu'h, kerak jatan jang kokoh, kebangsaan jang kompak, ke-Tuhanan-Jang-M aha-E sa jang luhur-murni-sutji dengan kesempurnaan keadilan sosial. Jang tak ada djembel-djelatanja lagi seperti aku marhaen — miskin-tertin- das-kandas-kempis-kempos.

Saudara!

Sekian!

Irian Bebas!Hormat banjak

Sdr. Abd. Saleh.

HO

Page 143: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

BAN TEN G TANDUK M ATJAN

. D jakarta, 9 Djuni 1954.

Kepada Sdr. Abdul Saleh.

Sdr. Abd.Sebenarnja aku amat tjemburu terhadap sdr. jang mempunjai

sem angat sedem ikian. Sem angat begitu memberi kesan padaku bah­w a sdr. selain daripada sehat badan, pun djudjur terhadap tjita2 nasional k ita.

D asar pemuda! Sesungguhnja pemuda adalah demikian achlak- n ja umumnja. M ereka tidak digiling roda „krisis achlak”. Tentu sdr. sudah tahu betul2 akan arti „krisis achlak” itu, bukan?

Sdr!B alik k ita pada soal Irian, jang tetap hangat itu. Aku tak gusar

akan ,,kehangatan” sdr. jang sdr. namakan ,,kekerasan”, malahan am at aku bergem bira dan berterima kasih pada sdr. terhadap pela- d jaran ,,penghangatan” demikian.

Tentulah maksud sdr. dengan bom-atom, bom-h, bom-c, dan lain2 itu, semangat-pemuda djuga, malahan semangat seluruh 80 djuta bangsa Indonesia, bukan?

Aku sudah ,,lumpuh”, dan „takut berdjuang”, menurut k iraan dan perasaan sdr., ah hal itu tak dapat tiada timbul dalam alam pikiran tiap2 orang jang penuli dinamik seperti sdr.

T ap i sega lan ja ada tetapinja.T etap in ja , ia lah : bahwa kita harus berusaha dengan penuh „k e-

h a n g a ta n " sem angat-kerdja, tetapi............. pula dengan penuh„ k ed in g in a n " fikiran.

,,T jita2 k ita” , seperti Bung Karno katakan, „kita g a n tu n gk a n p a d a b i n t a n g 1” .

Betul, betul, ber-ganda2 betul sdr; tapi beliau berkata djuga, bahwa kaki kita h a r u s t e t a p m em id jak bum i Ibu P er t iw i .

Sdr. agak melupakan „kaki" kita itu, jang m em baya k ita ke- mana2; jang m enggerakkan kita kegelanggang, jang harus tegak-

141

L

Page 144: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

tegas-tegap-tepat berpidjak berpegang-berkeras-bertakik-bertjokol dibumi untuk mempertahankan diri.

Kalau aku suka „Damai” bukanlah berarti, bahwa aku mau tidur, mau terima sadja segala pukulan pendjadjah, dan mau terima begitu sadja segala perlakuannja pada kita!

Bukan se-kali2, Sdr.Ber-ganda2, ber-timbun2, ber-bakul2, ber-bukit-, ber-gunung2 dan

bersamudera, malahan bersemesta bukan, sdr.Damai berarti bagiku, harga-menghargai.Irian............ . ja, Biro Irian-pun, mau damai.Bangsa Indonesia seluruhnja mau damai.Tapi „Damai” jang posi t ip !Bukan damai n ega t ip -n er im o !Bukan damai m en jerah .Bukan damai „apa b o leh buat".Bukan damai „aduh2, m en a n g i s ”.Melainkan:

Damai merdeka, sama hak,sama harga , sama aman,sama sen to sa , sama bahagia ,sama manusia, sam a makmur, dan s e t e r u sn ja !

Dan djika Irian, tetap dikerok, dikerojok, dibobrok, digolok, ditja- plok dan ditjap goblok, — nah sdr., maka bangkitlah kita, terbu- kalah segala saluran semangat; meletuslah gunung-api amarah- sutji dari kita; meluaplah lahar pembalasan-pembinaan-pemusnaan terhadap imperial-kolonial; dan bandjirlah daja-tjipta perdjoangan segala pemuda. Kita sungguh dalam pihak jang benar. Irian adalah hak kita, betul2; dan hal itu membikin kita kuat dalam tuntutan kita.

Dan tuntutan sdr, bukan sadja diperkuatkan teman2, bukan sadja diperkokohkan Bapak Presiden, tapi oleh s e lu ruh dun ia -ad i l .

Komentar apa lagi jang hendak kuberikan pada Sdr?Irian adalah da erah sengketa .Sengketa bikinan s iapa?Bukan bikinan kita. Tentulah kita boleh djuga menubruk a la t2

kekuatan si imperial-kolonial di Irian, ah tapi gojanglah nanti selu­ruh sekitarnja dan puingnja menimpa anak2 ketjil, orang2 tua lemah, gadis2 halus, djanda2 melarat, jatim piatu sebatangkara, jah semua, sdr. saja, semua, semua, dan............ tak dapat tiada negara2 lain tu­rut tjampur ,,gojang”; tegasnja, perang dunia lagi.

142

Page 145: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

T ap i.............. ja t^pi, dulu............. betul, ja betul sdr., perdjoangankita semula, demikian halnja.

Seperti di Vietnam dewasa ini, seperti di Korea, belum lama berselang, dan............. siapakah jang menderita?

Ah, djangan sdr. kira aku hendak melemahkan semangat-perta- rungan sdr!

T idak!Aku hanja djustru hendak membikinnja lebih ,,badja” lagi. Lebih

tahan-api , tahan-dingin, tahan-pukul, tahan air, tahan-gentjetmusuh, tahan ketjoh musuh, ja ............ ja ............. pendeknja tahan-udji.

Sdr!Kita semua kehilangan sesuatu jang kita sajangi.Sdr. kehilangan ajah, kekasih, harta, betapa ,,pintjang” keadaan

demikian, betapa sedih sdr., bukan? dan betapa gojang sekitar sdr., betapa menderita keluarga, masjarakat, suku bangsa, daerah, jah negara saudara, dan ............. aku hormati korbanan sdr. itu.

Tapi banjak2 sdr. lain djuga jang demikian.Djangan mengeluh!Djangan menghamparkan pengorbanan jang sama kita derita.

T ap i............. aku mengerti, bahwa sdr. menjatakannja sekedar un­tuk membuktikan keichlasan sdr.

Oleh karena itu kuterima ..pembuktian” itu.Irian! Irian! hangat, hangat, dan akupun agak kurang sabar lagi

seperti sdr. me-nunggu2 pembebasannja. Tapi tahukah sdr., bahwa tiap2 djiwa jang kita madjukan kedepan pertaruhan, adalah roch ketjintaan kita semuanja, dan bahwa jang dihadapinja atau meng- hadapinja adalah dari pihak rakjat, jang diketjoh-ditipu-ditindas oleh si-imperial-kolonial djuga?

Rakjat contra rakjat!Serdadu contra 'serdadu!Jang satu disewa, jang lain ksatria. Ksatria membunuh jang di-

sewa. W ah berdosa djuga.K en ap a tidak d iam b la s s i-imperia l-kolon ial?Diatah j a n g kita tjari!Dan............. si-penipu-pengerok-penggaruk-hasil keringat rakjat.

Dialah jang dimaksud Bung Karno. Si-pendj’adjah, si-pemutar

143

Page 146: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

„kertas2” K.M.B., dan bukan rakjat B e landa atau Amerika atau Australia atau rakjat manapun, j a n g d i s ew a atau d i su ruh !

S i p en ju ruh itulah j a n g kita tjari.Kita memerangi jang djaihat, dan bukan untuk menghantam rak­

jat. Dunia ini adalah untuk manusia dan bukan untuk si Iblis, peng- adu domba. Bukan untuk si Djahat jang hanja tahu-menjuruh kita berkelahi sadja, untuk menggemukkan kantongnja, jang tak puas2 ,.,gemuknja” itu.

Dan djika rakjat, seluruh manusia bersatu, bersatu, bersatu, untuk menundukkan si ,,Pengadu-domba” itu, maka dengan sendirinja tak ada sengketa apa2 lagi.

Djanganlah seperti seekor sapi didalam arena di Spanjol, jang marah pada kain merah jang tak ..berotak” dan tak „bernjawa” itu!

Marah pada si ,,kain merah", tapi jang me-nusuk2 sisapi itu ialah si ,,djahat”, dan jang disewa lagi oleh tukang2 pelesir-pemboros-peng- hambur-pembuang duit. Dan oleh mereka, maka si „sap i” jang bodoh tak berdaja itu dianiaja untuk menggelakkan menjenangkan ,,si foja2” itu.

Si sapi! Sapi Spanjol!Dan kita, wah, lambang Banteng, Banteng Indonesia!Banteng, lain lagi dengan Sapi Spanjol, jang dipakai untuk ke-

pelesiran tuan2-njonja2-tukang-pelesir disekitar arena d iatas pang- gung, memandang t o r e ro sepelesir hatinja, me-mudji2 pengetjoh- pengusik-penganiaja-pembunuh sapi itu, dengan tak merasakan kelaliman dan „kebinatangan” dalam ,,permainan” itu. Kita tak mau melihat permainan kedjam itu. M erasa kasihan akan sapi- Spanjol itu! Tapi Banteng Indonesia lain! Bukan Sapi Spanjol!

Banteng Indonesia, adalah Banteng merdeka, jang tidak gam- pang didjinakkan. Dia, Banteng „Liar”, Banteng berakal.

Dia, B a n t en g prok lamasi kemerdekaan 17~8~’45,Dia. Banteng turunan Radja Hutan, Radja Rimba, R ad ja Belu-

kar. Dia tidak mau berkelahi d e n g a n kain m erah sa d ja .Dia tidak mau menanduk jang Jhampa2 sadja.Banteng kita, ia lah Banteng tjiptaan pelukis masjhur Raden S a ­

leh. Itulah Banteng jang menghantjurkan, menampiaskan, mere- mukkan, me-ngojak2an usus2 matjan2.

144

Page 147: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Itulah Banteng jang me-rabik2-kan rusuk harimau2, sehingga sembur-debur darah matjan2 itu. Satu Banteng contra matjan2. Itu­lah Banteng, pahlawan kita contra matjan2, kolonial-imperial.D an............. achlak matjan, kolonial-imperial? Adhlak matjan me-njerang-mengintip dari belakang, dan............. tetap palsu-chianat-keparat-terlaknat. Achlak Banteng terang2-an. Tanduk-tandak di­depan. Tanduk-tindak terang2an. Tunduk-tandak-tanduk-tindak mati2an. M ati atau menang!!

Kuatkah?

Jakinkah sdr. akan keberanian, kepahlawanan, kebidjaksanaan, ketjerdikan, keagungan achlak Banteng? Pertjajakah sdr. akan akal Banteng berkela'hi?

Ah, bukan dengan kain merah sadja!Bukan dengan lambaian kain setjarik sadja!

Banteng tahu, siapa lawannja. Banteng akan tidak mau berkelahi dengan kambing. Dan akan tak mau menjakiti kambing itu djuga. Dan akan tak mau diper-main2kan dengan kain sadja! Dan akan tak m au d i su ru h ind jak si-kain dan si -kambing b e g i tu sad ja .

Banteng! Dia tjari si-matjan. S'ilaknat, sitipu-daja, situkang ka- tjau, si-serong-mentjong-djalan. Dia tjari siharimau rakjat, si-pe- rampok-perampas hak2 sekitarnja, jang tak puas2 menjembelih, me­nelan, mentjekau, mentjengkeram, menerkam se-wenang2.

Sem angat Banteng!Akal Banteng Hidup Banteng!L awann ja? M a t ja n 2 g e d e !Sdr., dengan achlak Banteng, kita berdjoang!M erdeka!

Irian Barat! Pasti Bebas!Merdeka!

Irian Bebas............. lekas!!!Tetap sdr.-mu,

D.

145

Page 148: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

KE GESER, DEKAT IRIAN — PENDJADJAH MESTI „GESER”

Djakarta, 15 Djuni 1954. Kepada

Sdr. Penjusun ,,Patriot Irian, Damai.”

Sdr.Baru2 ini Bapak Presiden telah berpidato di Ambon, di Geser

(Seram Timur), suatu pulau ketjil, tapi jang penduduknja penuh semangat dinamik.

Geser, — sudah amat dekat Irian, letaknja, dengan nama jang ada simbolik alias lambang.

Salah satu dari dua. Geser, m en g g e s e rk a n pendjadjah dari Irian, atau pendjadjah menggeserkan kita dari kemerdekaan. Jah, g e s e r artinja so ron g -d o ron g -u s ir - la r i -h inda r .

Artinja banjak, bukan?Jang telah pasti, ialah kemerdekaan sebagian rakjat Indonesia

di Irian sudah „d ig e s e rk an”.Dan............ djangan2 dia, si-pendjadjah „menggeser” kita terus.

Bung Tomo dan Papare (dua2 dari Biro Irian, bukan?) telah ber­pidato djuga disana. Dan Bung Tomo mengatakan tentang bahaja Irian j a n g merupakan p e s t o l pa da dada Republik In d on e s ia .

Hi, lihat si-pendjadjah dengan pestolnja! Pestol-atom? Dia siap melontjat dari Irian! Dari Irian, dia sudah melirik langsung ke Kalimantan, Sumatera melalui Sulawesi, rupanja. Hm, Sulawesi dianggap sepi, — ataupun dipandang selaku „ sudah miliknja, su d ah . . t e r g e s e r ”.

Apakah putera-puteri Sulawesi tidak merasa „tergeser” djuga? Dan Djawa? Ja, seluruh penduduk Indonesia?,.Ada apa in i!” tanja rakjat Djakarta, „hajo krojok adja, dong!” Sdr!Geser sudah mulai beriwajat, sudah mulai ambil peranan. P em uda2 j a n g m en g a w a l P r e s id en dan r om b on ga n n ja , d e n g a n

bambu run tjin g , itupun simbolik besar.

146

Page 149: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Tanda bagus! Hangat!

Kita mulai dengan Bambu-runtjing, langsung dengan Bumbu- runding, dan ..................geser, geser itu pendjadjah”. Sdr. tahu akandialect-M aluku?

Tidak?Dengar!— Beta geser dari Geser.— Beta geser si pendjadjah.— Katong 1) labrak— Katong potong.

Apa, katong tako 2)? Katong perdom,Sikat!Lia 3) beta skop 4)Lia beta 5) torana 6)Ajo, ale, 7) mari!Katong njanji Lagu Irian. Katong maso 8) liang pen­

djadjah!Hajo, hajo, dari Geser. Katong, lego, lego 9) Sampe 10) antjor 11) Sambunja, 12)Lari parasetang 13)Lari, dia lari,Katong dusu 14)Katong dapa 15)Katong telang 16)Dia lari,Tabera-bera 17)M inta ampung 18)Kalu seng, 9)T jintjang panggal2 20) Dong, 21) tahu,Katong Alifuru?Pemakang 22) orang Irian, dong bilang biadab? Dong pung 23) lidah

1) = kita orang. •

2) = takut.

3) = lihat. 4) = terdjang. 5) = saja 6) = hantam.7) = teman.

8) = masuk.

9) = lemparkan.10) = sampai 11) hantjur12) = semuanja.13) = persetan.

14) = kedjar.15) = dapat.16) = telan.

17) = ter-berak2.18) = ampun.19) = tidak.20) = penggal.21) = dia orang mereka.

22) = pemakan,

23) = punja.

147

Page 150: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Baik, katong makang 22a) 22a)Katong inga 24) Pattimura, 24) Itu Bapak, Matulessy,Saparua, Ambon, Banda.Geser, Buru..............Irian!Semua,........ M aluku........Indonesia............ madju!

madju!Hajo............ inga kora2 25) 25) -W aktu tjengke,Kong 26) Kompeni potong 26) =

katong!Tigaratus taong 27) 27) =Dibunuh ditjeke 28) 28) =Tjengke habis,Orang habis.Tinggal melaratTinqqal.............. mati perse-

ke 29) 29) =Beta. geser,Dari Geser.Beta geser sipendjadjah.Katong lubrak Katong potong.Hajo............ Irian, Irian.Beta mardika!Irian............. Irian.............Katong M ardika.M ari! Mari!Dari Geser ke Irian!Irian musti 30) 30) =Mardika!M ardika!

M a r a d e k a !Sdr!Semangat sebegini?Semangat Maluku!Maluku merasa terantjam.Maluku sadja?

= makan.= ingat.

r perahu besar.

: lantas.

: tahun. ditjekik.

sekalian.

mesti

148

Page 151: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dia kepanasan.Dan Sdr.Semangat Banteng? Aku terima!Pattimura hidup terus.Diponegoro hidup terus.Sultan H assan Udin, Sarapung, dari Sulawesi,Imam Bondjol,Teuku Umar,

apa perlu lagi aku sebut semua nama pahlawan untuk . .m en j e n g a t ” s em a n g a t sdr, supaja kita sama2 hangat?

Sapi-Spanjol?Sapinjapun sudah pernah menanduk kita, — dan bukan sadja

kain-merah! Tentara Spanjol pun pernah mendjadjah kita. Ja, kita mungkin dianggap kain -m erah sadja, dan ten tara S pan jo l itulah sap i-S pan jo l .

Begitukah maksud sdr?Ah, aku tak mau banjak2 tjakap lagi dengan sdr., tentang soal

semangat. Aku bukan tukang-runding. Aku bukan diplomat. Aku bukan pemimpin. Aku hanja ,,peminta, pentjari semangat”, dan kalau bisa „penjebar semangat” seperti djuga sebuah madjalah sebelum perang jang dikemudikan oleh seorang nasionalis.

Sdr. gentar ke Geser?Bersama sdr.2 M aluku?Untuk „geser” ke Irian? „menggeser” pendjadjah?Pestol pendjadjah! Dari Irian!Pelomjapun akan mengena saudara!Artinja, mungkin sekali, djika sdr. me-nahan2 semangat pemuda

dengan kata?~budaja jang tak dapat menghindarkan bahaja.

Aku bukan seniman, bukan pengarang, bukan penjair, bukan tukang sadjak.Hanja tukang rudjak, gado2-kata2, lotek, petjel, bubur, semuanja pedas, penuh tjabek-raw it.

149

Page 152: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Kaiaku tak lajak mendekati budaja,hanja kutahu,kata2 terus terang,sonder sunglaptanpa putar,biarpun kasar.

Kataku? Berlainan, amat berbedaan, bertentangan dengan kata2 sdr. dan kawan2 sdr. dan jang sedjenis dengn sdr. Kesanku pada orang2 matjam sdr., ialah salon-nasionalis, alias pura2-pedjoang, segalanja hanja pura2.

Hem, kasar bukan? Baiklah, aku teruskan, kekasaranku, jang terus-terang wudjudnja.

Orong2 seperti sdr. adalah merupakan Kaisar Nero jang gila itu, jang hanja ingat diri sendiri, jang menurut riw ajat, menjuruh bakar rumah2 dikota Roma, hanja melulu untuk seninja, untuk

-,,Lagu kebakaran” jang hendak ditjiptanja,Amboi! Betapa gila seniman demikian! Dan adalcah demikian

pula seniman2 Indonesia? Adakah mereka seperti Kaisar Nero-gila itu djustru menghendaki pendjadjahan „kebakaran” Irian, untuk dibikinnja bahan-seninja, melulu untuk menerbitkan ilhamnja jang bobrok itu?

Djika demikian, maka aku putar-balikkan seruanku:— Bakarlah dulu s en im an2 Indon es ia , untuk k ep en t in g a n pem~

bebasan Irian.■— Bakarlah du lu sen im an In d on es ia untuk k ep en t in g a n K e m e r ­

dekaan rakjat Indon es ia .— Gantunglah mereka, bakar hidup2, demi kepentingan perda­

maian!Nah, gila bukan? Dan o r a n g g i la s e p e r t i K a is a r N e r o h a ru s d i -

basmi.Dan segala sastera sdr. jang melemahkan semangat, bakarlah

habis. atau silakan sdr. masukkan dalam Gedung Kesenian, jang d in g in : dan djangan disodorkan kedalam gelanggang Pembebasan

Djangan salah paham! Akupun tjinta seniman, tapi bukan jang Irian, jang hangat.dingin, melainkan jang hanga t , jang bisa menggelegakkan semangat, jang bisa menegakkan ked jantanan dalam segala usaha, ■— jang bisa memetjahkan segala masalah hangat2, dengan tindakan hangat. — Itulah. seniman. seniman jang kutjintai.

150i

Page 153: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Karena d ia ............. betul2 seniman, dan jang lain jang dingin itu,hanja seniman2an jang s e n iw e n 2 jang perlu dibakar. M aaf, aku kasar lagi! Ah, aku tidak mau maaf2an.

Tegasnja, tidak m aa f!Sdr!Kewadjibanku memanggil teman2 pemuda.Dan Sdr.?Senimankah? Panggil mereka!Pengarang? Penjair? Pudjangga? Peiukis? Komponis? Ahli

pidato? Ahli ini-itu, wah, wah, semuanja tjap-kolonial djuga banjak- nja, karena tak ada suaranja, tak ada geraknja, tak ada usahanja sama sekali untuk kepentingan kemerdekaan, ketjuali untuk kemer­dekaan s end ir i .

E go i s ! Ind iv idua l is t Imperiatis , Nihilis. s em ua riol besa r , ■— d e ­mikian s en im a n -s en im an kita d ew a sa ini.

Dan sdr? M ulailah bakar send ir i ! Dan adjak jang lainpun „bakat diri!"

Jang hanja kutahu dan kuhafal, sedjak 17~8-’45;— M erdeka atau mati,J a n g tidak mau m erd ek a , bakar! Habis perkara.Dan apabila Bung Karno menggembleng semangat rakjat 80 djuta

itu, jang disertai dengan api jang me-nari2, lantas sdr. siram itu dengan air-budaja jang dingin, maka sdr. b e rd o sa t e rhadap rakjat Irian, p un b e r d o s a t e r h a dap se lu ruh rakjat Indones ia .

Kata sdr., sdr. akan berikan sumbanganku ini pada Bapak Pre­siden, — bukan maksudku m en on d jo l dan m enun tu t p erha tian pada beliau banjak2, melainkan hanja hendak mengikuti beliau!

Soal pemberi-tahuan karangan ini pada Bung Karno, akan tak ,,menjentuh” namaku ini, jang dipakai oleh banjak2 orang. Puluhan djutaan rak jat Indonesia bernama seperti aku ,.Abdul Saleh”.

Jang penting, hasil.Hasilnja?Untuk kesekian kalinja.Untuk Irian B eba s , B eba s , B ebas,L e k a s !

151

Page 154: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dan untuk sdr. sendiri, jang kuanggap pengetjut-penakut, tukang- sembunji dibelakang-lajar, d jauh dari f r o n t p e r d ju a n ga n dan jang kemudian banjak rewel minta upah-djasa dari d ja sa j a n g tak ada, — — — dan untuk t em an2~budaja saudara jang t jum a banjak bitjara tak berbuat, penuh omong-kosong, melompong dan untuk semua seniman-koloniaUimperial, sa lon -na s ion ia li s - ind iv idua li s - ego is - im per ia l is -n ih i l i s - co r rup to r -a l iga to r - co l labo ra to r , •—■ ja , .— un­tuk semua pengind jak-rak jat, p e n g e t j o h -p en ip u -p em e ra s -p e ra m p ok - pem bunuh rakjat Indinesia , s eb e lum mereka dibakar rakjat aku so- dorkan sekali lagi, — sekali la g i fragmen sadjak Maluku, — sadjak tadi dari Geser, sadjak p e r tgaw a l Presiden dan rombongannja di G eser , sadjak ..Alifuru”, ja „Alifuru”, — sadjak tukang potong kepala, sadjak tukang „tjintjang panggal2”, sadjak ,,pamakang orang”, nah, batja, dengar sekali lagi, sebaiknja ber-kali2!, biarpun kasar-biadab s e p e r t i aku, tapi amat d jantan:

,,Hajo, hajo, dari Geser Katong lego, lego Sambunja Sampe antjor Lari parasetang

Lari, dia lari,Katong dusu Katong dapa Katong telang

Dia lari Tabera-bera Minta ampung

Kalu seng,Tjintjang panggal-panggal

Presiden memberikan amanat dalam rapat umum dl Geser

Page 155: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dong, tahu Katong Alifuru?

Pamakang orang,Irian, dong bilang biadab?

Baik katong makang Dong pung lidah.”

Nah Sdr., —■ jakin-pertjaja-insjafkah sdr. akan kekasaranku? Bukan ,,agak” kasar sadja, lagi, tapi betu l2 kasar, dan aku lebih hormati putera M aluku dari Geser itu daripada sdr. dan t em an2- buda ja -bua ja sd r .

Kata2~kasarku ini jang amat biadab djustru menundjukkan se~ djelas2nja, bahwa kakiku d j e l a s2 berpid jak pa da bumi Ibu P e r t iw i . Bukan matjam sdr. dan teman2 sdr. jang n g e lam un d i -b in tan g2 sadja, saban hari!

Dan dengan kata2ku ini, aku bulatkan tekad (istilah Bung Karno), dengan memakai djuga kata2 sdr., ialah melangkahkan, „mengge~ rakkan kakiku k e g e l a n g g a n g , j a n g harus t e g a k - t e g a s - t e g a p - t e p a t b e rp id jak -b e rp e gan g -b e rk e ra s -b e r tak ik b er t jok o l d ibum i untuk m em pertakankan d ir i”.

Nah, kata2 sdr. sendiri ini perlu koreksi diri sdr. sendiri!Selamat tinggal; aku ke G ese r , d ekat Irian!Untuk kesekian kalin ja, pa l in g achir :,,Irian B eb a s ,B eba s ,B eba s ,L e k a s l ! I

Dari Sdr: Abd. Saleh.

T am bahan :Sdr. tak usah balas suratku ini. Tak perlu!Aku tak usah bertukar pikiran lagi dengan pen get ju t-buda ja~ tu -

kang m impi.B e rb ua t lHabis!

153

Page 156: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

GETAH'KOLONIAL-IMPERIAL.

Djakarta, 17-Djuni 1954.

KepadaSahabat2, teman2, saudara2. kenalan2, handai-tolan Sdr. Abd. Saleh.

Sdr2.

Se-konjong? sdr. Abd. Saleh putuskan pertukaran pikiran kami jang ramai hangat itu.

jangan kiranja dikira, bahwa saja berketjil-hati ataupun gusar atau mara padanja. Malahan amatlah saja bangga, bahwa api revo usi, api-mau-merdeka 100% giat berkobar-menjala lag i pada sdr2 ialah jang dibuktikan oleh Sdr. Abd. Saleh tsb,, meskipun baru kata2 sadja.

Abd. Saleh, djadi guru saja, meskipun ia tak mau. Dan amatlah malu saja ketika saja lantjang bersikap guru terhadapnja. Sa ja mengaku salah.

Daripada saja dibakar Sdr. Abd. Saleh bersama rakjat, lebih baik saja turut dia membakar musuh2 rakjat Indonesia. Sa ja l em ah , b e n a r !

umpu a c a a uat, tak b eran i berbuat. B en a r s e g a la n ja .Dan oleh karena itu kawan2 saia Wna m>tah” crlr,

kJdiCII.

Page 157: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Demikianlah Bung- Karno berlajar ke „daratan„ pulau- di Maluku, dengan di-elu2kanoleli rakjat di-peraliu®.

Sebelum rak jat njembakar kita hidup2, saja berdjandji mulai detik ini „membakar diri” , ialah membakar ,,getah~kolonial-imperial” alias krisis a ch lak itu.

Sdr. Abd. Saleh benar, dan sungguh hangat-panas 100%. Dengan kepanasan demikian tjair djugalah segala ,,getah”. W ahai, saja „dinginkan” lagi kehangatan sdr. Abdul itu dengan Komentar ini.

Sdr.2 sekian dulu, tak berani saja pandjang-lebarkan „kata” ini.

Selamat berdjuang!

Irian B eb a s !

Page 158: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

BAKAR DIRI.

K R IT IK TADJAMP A D A S E N IM A N 2

S E N IW E N jang „kekambingan”.

olehP em u d a A hm ad S a id dkk.

D jakarta, 20 D juni 1954.Kepada

Sdr. Penjusun ,,Patriot, Irian, Damai”.

Sdr.,Sesudah membatja surat2 sdr. pada sdr. Abd. Saleh, dan tem-

busan2 surat2nja pada sdr., ■— maka jakinlah aku, bahwa sdr. masih ragu2 dan bingung2 terhadap „pembebasan Irian”.

Mengapakah sdr., dari perkataan ,,aku” dalam surat-m enjurat dengan sdr. Abdul, se-konjong2 melontjat pada sebutan ,,sa ja”, jang dengan sekaligus mendjauhkan diri sdr. dari kami?

Ichlaskah sdr., dengan teman2 sdr., jang dinamakan sasterawan? (ja , terus terang saja pun ragu2i djulukan sasterawan itu pada sdr. dan teman sdr!), ichlaskah sdr. akan isi dan ,,m aksud” Irian Bebas 1

Djanganlah sdr. t juma tahu sunglap kata sadja! D ewasa ini sudah er a u anjak „ tukang oba t j a n g b e r s a r a n g d i - t em p a t2 p e n t i n g ,

di-instansi2 pemerintah. a r r oKami dari golongan pemuda sudah tahu betul2 akan n ilai2 (?)

bapak2 atau orang2 matjam sdr. jang pandai bersembunji dibelakang kata2 jang muluk2.

Sdr. bersikap guru pada Abd. Saleh, — amboi, betapa ,,p in tjang” sikap sdr itu! M emang betul2, sdr. harus ..membakar diri” dulu bersih2, sebelum kamiJ e r p a k s a m embakar sd r . betul2an, dan bukan sad ja „getah-kolonial sdr. Revolusi belum selesai, kata Bung Kar-

156

Page 159: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

r

no, -— dan itu kami pegang erat2, — r e v o lu s i itu kami hendak, akan, harus , m es t i , w a d j ib land jutkan. Djanganlah sdr. memakai kata2 si pentjuri jang ber-teriak2 „M aling! M aling!”, -— ialah untuk melolos- kan diri dari perhatian chalajak ramai! Ini siasat jang sudah amat basi!

Sdr. betul2 ketinggalan bis. Apa perlu kami angkut sdr. dengan kawan2 sdr. dalam bis? Ataupun biarkan sadja ngelamun, enak2 lantas rriengaku diri seniman masjarakat, jang djustru djauh dari pada m asjarakat? Hm, marah??

Kamipun tidak marah pada sdr. Djangan dikira kami sep it j ik sdr. Kami bukan lagi pemuda2 jang di-suruh2 bapak2 buat angkat kursi di-rapat2 lagi, kata Bung Karno, Dengar, aku kutip:

—■ D ja n ga n kiranja p em u d a m en g a n g g a p bahw a p em u d a han ja h id u p s e b a g a i p e la ja n tamu, t juma m en d ja d i p e n d ja g a rapa t da n la in2 la g i j a n g tidak berarti. T e tap i h endakn ja lah melan~ d ju tk an p ek e rd ja a n n en ek -m o ja n g kita dan p em im p in2 s e p e r t i Dr. W ah id in , T jok roam ino to , Dr. S o e t om o dan banjak lagi.

(Asia Raya 25 M aret 1943).

Aku harap sdr. tjantumkan pendapat ini baik2, supaja sdr. tidak lupa dan tidak ragu2 lagi akan nilai pemuda. Berlainan sekali pemudasebelum 25/3-43 dengan pemuda sekarang! Dan............ rupanja sdr.sendiri perlukan penerangan banjak2 tentang kami pemuda.

Sudah terlalu banjak perobahan djiwa kami dalam djaman revo­lusi sedjak proklamasi kemerdekaan. Ah, betapa ketinggalan bis, sdr! Dan orang matjam sdr. dinamakan ,,sasterawan!!!

Dan dimana jang muda2 djuga, jang sdr. keruhkan ialah pemuda dari golongan kami jang sdr. adjak bersastera, ataupun jang dulu angkatan ’45 bersastera, tapi jang kemudian sudah djadi perlente —- bantji? Karangan mereka? Katjau! Mereka bukan pemuda ’54. J a n g du lu '45 su d ah tua, om p on g , k o son g , tukang b a n g g a , tukang tiru Chairi l A nwar ; d e n g a n s em a n ga t pa lsu m ereka ber-kaok2 b e - ra gam 2.

Sebut nama? T idak! Lebih baik aku muntah pada muka mereka. Mereka? Sasterawan? Dan Sdr.? Dan jang hendak memproklamir- kan ,,Irian Bebas” lagi! Aduh! Aduh!

Sampai dimana pena tumpul sdr. bisa berpengaruh?Sampai dimana kemiskinan achlak sdr. bisa menggerakkan kami,

jang djustru mau menggerakkan sdr. dan kawan2 sdr., sedjenis sdr.?

157

I

Page 160: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Tahukan sdr., bahwa kawan2 sdr. dalam seni2annja am at djauh dari masjarakat? Dan dengan sikap perlentenja, jang katanja, meng- abdi pada masjarakat, maka mereka memberi tjontoh jang tak di- sukai oleh masjarakat.

Tjontoh! Tjontoh! Tjontoh sedjuta kali tjontoh!Sdr. agak membangga2kan diri tentang pengetahuan sdr. dari

hal kesusasteraan.Ambil sekali lagi pemuda Chairil Anwar!Sdr. mengenalnja, bukan?Tapi kenal bagaimana?

Aku ini binatang djalang Dari kumpulannja terbuang.

Mengertikah sdr. akan paradox disini?Chairil A nwar menundjukkan k ebobrokan m as ja raka t d e n g a n

sadjaknja ini, d e n g a n m en gorbankan diri b ers ikap „ b in a ta n g d ja ­lang ' ’.

Mengertikah sdr., bahwa si „binatang d ja lang” ini, djustru manusia besar, j a n g b e rd j iw a besar?

Tapi, tjelakanja, Chairil Anwar itu, aku ulangi ini hal ber-tubi2, sikapnja di-tiru2 oleh s e n iw en 2 (bukan seniman2!) seperti sdr. Dan sikap „binatang djalang Chairil Anwar jang ,,besar” itu mendjadi sikap „kurangad jar dari pihak masjarakat sdr. Apakah sdr. ang- gota ,,masjarakat seniman”? atau seniman-masjarakat?

Hm, kata sunglap!M asjarakat mana bisa mengerti sadjak angkatan '45 ompong-

kosong itu? Dan sadjak2 pemuda2 Angkatan 54 djuga, tidak ter- ketjuali. Sama sadja, sami mawon! Apa mereka ingat akan si m asja­rakat Buta Huruf? Dengan sadjak2 mereka jang tak mudah ditelaah oleh seorang sasterawan sekalipun?

Kosong! Bohong! Ompong!Seniman2 kakus! Hm kasar lagi! M asjarakat seniman atau seni­

man masjarakat, <— beranikah mereka mengaku kesalahan mereka? Tundjukkan sedikit usaha pembebasan Irian •— mereka padaku. Dan sdr. sendiri!

Begini! Sdr2 ingat diri sendiri sadja! Dan aku ulangi, usaha sdr2: Djauh, d jauh da ri masjarakat, d jauh dari s i -d j em b e l , m a rh a en , d j e -lata s ep e r t i kami. Dan............ tetap sikap pu ra2, b e r d ju i s aliasp engch iana t .

Betapa pitjik dan ,,kodok sdr. mengira, bahwa s en im a n - s en im an b ina tang -d ja lan g dewasa ini, jang sikapnja ,.mengchianati” Chairil

158i

Page 161: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Anwar, bisa menghangatkan kami, pemuda2 dengan moral betul2 djalang garang-pedjuang.

Dapatkah sdr. dengan kawan2 sdr. melihat sikap sdr2?Aku jakin , tidak!M elihat sikap „d jalang” hasil tiruan2 pada kolonial-pemabok, ■—■

ah lebih baik aku potret sdr, •—■ barulah sdr. bisa melihat diri sendiri, bersama kaw an2, teman2 matjam sdr.

Potret mungkin tidak djelas, baik aku bawa tjermin besar2. Nah, lihatlah sendiri! Pakaian semberono, jang sengadja disemberonokan untuk menarik perhatian. Rambut kotjar-katjir untuk memanggil penonton. G erak-gerik ke-gila2an untuk meng-istimewakan diri pada orang2 sekitar. Sikap aneh, — nah lihat baik2, tidak usah malu, dong!, lihat, kaki keatas diatas medja begitu ..binatang d ja lang”jang lazim disebut ,,kurangadjar” hm........ kasar lagi, bukan? ■—■aduh, aduh, terlalu ............. . tapi Bung bisa lihat dan kontrol-selidik-tilik-tindjau diri sendiri, .— dan............. nah, kalau Bung tidak malu,maka tibalah saatn ja bagi sdr2 untuk „dibakar h idup2 o l e h rak ja t",djika sdr. tak bisa ,,m em bakar d ir i send ir i" . D an ........... beginikahpedjuang Irian?

Seniman betulan, ke-gila2an. Tapi ,,seni2an” Indonesia dengan sengadja bersikap ke-gila2an, supaja dianggap seniman. Amboi, ■— sama sad ja dengan pendapat:

kambing berdjenggot; jang berdjenggot, kambing.

Hampir2 aku katakan, ada seniman2 „berdjenggot”, hm.............kambing djugakah dia? Hm ..kekambingan” ini lutju kentara.

T joba sdr. ,,m elawat” kerumah orang jang sakit-ingatan, sdr. akan tertawa, menjaksikan gerak-gerik sdr. jang terpotret pada mereka. Pergi di Grogol (D jakarta), di Tjikeumeuh (Bogor), di Lawang, oh banjak sekali rumah sebegitu.

Apakah Irian bisa merdeka dengan usaha orang2 sedemikian? Betapa berlainan gegap-gempita sdr.2 pemuda2 tahun '45 daripada kedinginan kaw an2 sdr. tahun ’54.Sdr.,

Kita sudah menjimpang banjak2 dari soal Irian. Inilah tjelakan ja, kalau aku mau terus meladeni orang2 seperti sdr! Abd. Saleh ke- tjewa terhadap sdr.

Dan aku?Terus lerang sadja: akupun ketjewa dengan sikap „bikin2an”

dan pura2 mengaku kesalahan ,,bakar-diri” itu dari pihak sdr. Aku tak pertjaja. Kemarin kami adakan rapat kilat tentang sdr. dan

159

Page 162: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

teman2 sematjam sdr. jang dinamakan ,,seniman”, chususnja orang2 jang disebut ,,penjair” ataupun pengarang.

Sdr. jang bersikap guru tadinja, ingin kuberikan pemandangan sedikit untuk memperdjuangkan ,,Irian Bebas”.

Kuharap sdr. bisa tahari nafsu marah sdr.

Begini:Dalam riwajat Nabi Besar Mohammad s.a.w . terdjalin sedjarah

,.Perang Parit” (chandaq):■—■ Musuh mentjari tempat2 lemah dibenteng pertahanan M edi-

nah. Didapatnja tempat perlindungan wanita dan anak2 kaum Muslimin. Kepintu gerbang perlindungan itu, naiklah seorang Jahudi, lalu mentjari djalan untuk memasuki benteng.

Pengawal pintu gerbang itu ia lah seorang penjair. (dengan huruf gemuk A .S .).

B etapa t e r p e ran d ja t ia d em i d i l iha tn ja k ed a h s ja ta n w a d ja h o r a n g Jahud i itu.

S e o r a n g wanita Arab j a n g m e l ih a t m u su h itu s e g e r a m e n g a m b i l t ia n g t en da d idekatn ja d a n d e n g a n s e b u a h ta n g a n n ja d ipuk u ln ja Jahud i itu. Musuh itu djatuh kedalam parit, disambut oleh banjak pendjaga parit jang dengan segera menetak lehern ja.............

Sdr.,Tjoba lihat peranan „ s e o r a n g p e n ja i r" dalam perang habis2an ini!

W anita lebih berani! Si penjair, pendjaga pintu gerbang, pelindung! Amboi, aduhai, tjelaka, sial, (kata orang Ambon); si pelindung, pendjaga pintu d i l in dun g , d i d ja g a o l e h s e o r a n g w an i ta !

Nah, pitjik benar tjontohku ini bukan?Tidak semua penjair begini! T idak sepengetjut, sebetina, sebantji

penjair dari ,,Perang Parit” ini. Malahan wanita jang disebut le­mah, lebih kuat lebih berani lagi dari dia!

Dan sdr? Dan teman2 sdr?Sama sadja! Sami mawon! Angkatan sekarang, bukan Angkatan

’45. Jang kini, Seniman Angkatan ’54! Sebaliknja.Jang kini, betina, bantji seperti sdr. Bantji seperti penjair dari

Perang Parit (Chandaq) itu!

Sdr., sudah hangat? Belum?Aku tetap ulang2i perbandingan semangat, tahun '45 dan tahun

’54 ini! Belum hangat lagi?

160

Page 163: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Memalukan!

Dan sdr.kah jang hendak memberi tjontoh perebutan Irian? Pintjang! - D jangan djual obat-palsu pada kami pemuda2! Ialah pemuda jang bukan sasterawan! Jang bukan-gila-nama! Jang tak me-nondjol2 sastera kosong-ompongnja! Pemuda jang biasa sadja. pun jang butahuruf, dan dari P.B.H. (Pemberantasan Buta Huruf).

Sastera sdr! Obat palsu, oh omong-kosong lebih tjelaka lagi.Dan............. sama sadja dengan ratjun, ratjun djiwa.Pedoman kami hanja satu, ialah: p ida to B u n g K a rn o m en g en a i

Irian. Lagipula beliau Panglima Tertinggi, dan bukan penjair- pengetjut seperti sdr, dan kawan2 matjam sdr.

Aku tidak mau sjair2an seperti sdr. Jang kupentingkan sadjak biasa, jang sederhana, jang tak ada perlentenja, jang lepas dari kata sastera, sastera2 halus: lepas dari halus2an, tegasnja kokoh, biarpun kasar dan djelas dimengerti oleh seorang lepasan butahuruf. ataupun jang masih butahuruf, djika ia mendengarnja dari jang membatjanja.

T a n ga n -h a lu s sd r . sam pa i kiamat, akan tak bisa m e r eb u t Irian kembali. „Tangan~kasar” jang dapat memukul mundur musuh, — itulah jang kupentingkan, itulah jang kami, pemuda2 perlukan. „Tangan~kasar” dari seorang p ek erd ja -b era t . „Tangan-kasar” dari seorang tukang -pa t ju l , tukang pahat, tukang aneka-warna perusa- haan. ,,Tangan-kasar” dari seorang biasa, djelata, sehat-kuat-seder-hana-djudjur, — ia, ia, ialah jang kutjari. Ia ............ d ju d ju r , djudjur,baik dalam kata, maupun dalam perbuatan, dalam segala usaha, ■— dan mau tidak mau orang sedemikian b e r ta n ga n -b e s i djua. —jah ............. tegasnja lebih dari tangan-kasar; memang betul, kamitjari t a n g a n -b e s i bukanlah tangan seorang seniman-tjurang bersikap pura2 pentjinta rakjat seperti sdr. dan teman2 sdr.

T a n gan be s i , ah betapa tolol aku mentjarinja pada orang seperti sdr. jang bertangan-sutera-sastera-pura2 itu.

T an gan be s i , betapa pandir Abd. Saleh mentjarinja dikalangan sdr!

T a n gan b e s i ! Kontak Abd. Saleh dengan sdr. betul2 ,,kegagalan”. Dan aku ta n ta n g tiap2 putera-puteri Indonesia jang mendapat „tjap” seniman atau seniwati untuk membantah pendapat Abd. Saleh dan paham2ku terhadap mereka.

161

Page 164: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Demikianlah kami anggap g o l o n g a n sd r . o r a n g 2 j a n g , ,ga ga l" da lam s e g a la s e g i h idup , d ja u h d a r ip ad a k e s o s ia la n k erak ja tan , ke-bangsaan, kemanusiaan, ja ............. dengan g ed ja la2 jang telah ku-saksikan sendiri, ialah lepas dari K e -T u h a n a n J a n g M a h a Esa, — pendeknja, lepas dari: P an t ja Sila.

Sdr.!D jangan sdr. mengira, bahwa kiraan ini han ja dari Abd. Saleh

dan aku, melainkan dari teman2ku djua. |

Dan sebelum Irian merdeka, sebelum ternjata sum bangan2 tenaga dari pihak sdr2 untuk ,,Irian Bebas", — maka selam a itu tak setitik- pun dari kata2 kami jang kami tarik terhadap sdr, ia lah tetap ,,pengchianat". Kata2 busuk ini jang amat m em b u suk k an kalangan sdr., tentulah sdr. akan simpan-sembunjikan baik2 dilem ari sdr, malu bukan? — djangan2 orang2 lain akan tahu ,,krisis-ach lak” sdr. dan teman2 sdr.

Tapi kalau sdr. masih ada sedikit kedjantanan dalam pribadi sdr., biar hanja setitik sekalipun, maka sdr. akan tak ,,kurungkan” kalimat2 Abd. Saleh dan surat2ku ini, karena sega lan ja adalah berupa api pembakar segala kebusukan2 dalam hati dan d jiw a ka­langan sdr., jah, kata2 kami ini, se-tidak2nja adalah paling kurang berwudjud , ,karbol” untuk membunuh kuman2 krisis a ch lak seni- man2-palsu seperti sdr.

Tjoba perlihatkan sedikit kedjantanan! Setetes sad ja, tjukup!Kami menunggu!

Tjoba sdr. djudjur djuga sedikit tentang diri sendiri! Dan sodor- kan ini pada teman2 sipengchianat sdr.

Sekali lagi. Kami menunggu.Selesai.

Merdeka,Irian Barat Bebas.

Sdr.Ahmad Said.

162

Page 165: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

IRIAN BARAT BEBAS! LEKAS!

D jakarta, 25 Djuni 1954.

KepadaSdr2 Pemuda2 jang tertjinta.

Sdr.2 Ahmad Said , Abd Saleh dan kawan2,

Sesungguhnja perhatian sdr.2 pada diriku dan kawan2ku begitu banjak, sehingga jang ketjil2 sekalipun mendapat minat sebesar2nja dari sdr.2 Aku am at berterimakasih pada sdr.2 T ak dapat tiada kaw an2ku d jika mereka djudjur pun akan bersjukur terhadap usaha sdr.2 meneropong kelemahan2 kami, sehingga se-olah2 agak pintjang bersifat karikatur gambaran sdr.2 terhadap kami,ja ............. sega la lukisan itu akan kutondjolkan djuga pada chalajakramai. H al ini, penondjolan ataupun pameran ini belum dinamakan sifat ataupun setitik atau setetes ,„kedjantanan”, ialah memper- tontonkan kesalahan2, keburukan2 segala gedjala krisis achlakku itu, jang perlu diberantas, dibanteras, dibasmi, dimusna, diamblas, dibakar. Bukan sadja itu, maksud selandjutnja ialah bahwa aku tak bantah apa2 segala kata2 sdr., malahan kuanggap diagnose dari seorang dokter jang memastikan penjakit2 achlak dalam diriku, dan kaw an2ku.

Kawan2ku! Apa mereka semua mau terima ,.diagnose” itu, apa mereka semua mau terima obat sdr. itu, hal itu terserah pada me­reka sendiri, karena banjak o r a n g g i la j a n g tak mau m en gak u , ,g i la" , m alahan ban jak o r a n g j a n g b e rp en jak itan m en d ja u h i d ok t e r a taupun lari d a r i d ok t e r . Orang tolol sedemikian banjak. Dan ketololan itu-pun ada padaku. T ap i............. aku mau sembuh, mau sembuh, sdr!D an............. mungkin masih banjak djenis2 penjakit achlak pandaku.ah aku jakin masih banjak.

Dan selain ,,diagnose” sdr. telah berikan recept padaku, ialah obat mana jang harus kupakai. Aku terima, aku pertjaja pada sdr. Aku turut............. Irian, Irian, Irian!!!!

163

Page 166: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Sungguh benar............ Irian............ hangat, Irian Bebas.............harus lekas.............. dan jang pertama harus „membebaskan’\ ialahkita sendiri, ja .......... kita „bebaskan” djiwa kita sendiri dulu...........itu terang, djelas, tepat, djitu kena sasaran.

M arilah kita bekexdja ber-sama2, untuk kepentingan bersama, untuk Irian Bebas............ Lekas............ Lekas.............. Lekas............

Hidup sdr.2 pemuda.Hidup Irian............Hidup Indonesia Raya,

dari Sabang sampai Merauke!

M e r d e k a !

Tetap sdr. D.

164

Page 167: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

MEMANG HAKNJA

SAHERTIAN dkk. mempertaruhkan njawanja.

(Kisah jang benar2 terdjadi selama dan sesudah perang dunia IIdi Irian)

„Tanjakan sendiri, apakah Alting Sahertian mau” kata v. Eechoud pada orang2 Amerika jang hendak berexpedisi ke peda- laman Irian pada bulan Nopember 1948.

„Kami memerlukan petundjuk2 djalan jang telah berpengalaman untuk keperluan ini. Karena itu, harap Tuan membudjuk dia, agar mau masuk rimba ra ja disini bersama-sama kami”, sahut orang2 Amerika.

„Jah, Tuan2 kalau Sahertian mati, kita pun semua mati sebab lain orang untuk menggantinja tidak ada. Peta2 atau laporan2 tentang hasil expedisi jang sudah2, semua sudah habis hilang dalam arsip k ita di Ambon”. Demikian v. Eechoud.

Sahertian jang selama 12 tahun terus menerus mengikuti setiap expedisi di Irian telah menundjukkan djasa2nja, hingga beberapa Zending dengan selamat dapat sampai kebagian pedalaman dari Irian.

W ak tu Djepang sedang menjerang bagian Timur dari Indonesia ini, Sahertian sedang mengikuti expedisi jang dipimpin oleh v. Eechoud, waktu itu mendjadi komisaris polisi di M anokwari.

Dengan perantaraan radio mereka telah mendengar, bahwa M a­nokwari telah diduduki oleh Djepang. Sekarang mereka sedang berada dekat hulu sungai Membramo, kira2 600 km dari pesisir se- belah U tara didekat puntjak Soekarno, (dulu W ilhelmina Top) dan didekatnja Balliem-vallei dimana terdapat 100.000 djiwa penduduk, waktu itu mereka sedang ber-siap2 untuk meninggalkan tempat ter­sebut, karena rakjat disitu tidak menghendaki mereka berada ditem- patnja. Pemimpin rakjat Balliem beberapa hari j.l. telah memerin- tahkan rakjatnja untuk menjerang rombongan expedisi v . Eechoud.

165

Page 168: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Pertempuran ketjil2an telah terdjadi, dimana v. Eechoud sendiri mendapat luka dipinggangnja karena panah jang dilepaskan oleh rakjat. Berkat kebidjaksanaan Sahertian, dapat diadakan perun- dingan antara rakjat dan rombongn expedisi. Putusan daripada pembitjaraan ialah, bahwa rombongan selekas mungkin harus me- ninggalkan daerah tersebut karena rakjat tidak menghendaki lain warna kulit, terutama kulit putih berada disitu. Setelah itu, v. Eechoud diangkut dengan tandu turun kehulu sungai Membramo.

Selama itu serangan Djepang terus diperhebat. Dua hari sesudah rombongan expedisi mendengar diatuhnja M anokwari, v. Eechoud memerintahkan, supaja H.P.B. *) Sarmi ditolong dan dibawa kedae- rah pedalaman. Selain daripada Sahertian, tidak ada lag i jang dapat mendjalankan perintah jang seberat itu. • M aka Sahertian diserahi kewadjiban tersebut dengan diberi bantuan enam orang agen polisi.

Dja rak dari tempat dimana mereka sekarang berada sampai Sarmi, djika menggunakan djalan potong kompas, maka perdjala- nan akan memakan waktu empat bulan.

Sahertian dengan tenang menerima tugasnja, dan mulailah ia mentjari akal, bagaimana ia dapat sampai di Sarmi selekas2nja. M aka terdapatlah djalan jang sependek2~nja dan setjepat2-nja, tapi jang tidak mudah dilaksanakan. Jaitu, mengikuti djalannja sungai Membramo dengan menggunakan rakit. Tapi mereka harus melalui tiga arus djatuh, air terdjun (waterval) dan melalui dua kampung dimana penduduknja tidak suka pada orang asing dan pasti me- njerang dengan djubinja (panah).

Kepada kawannja, Sahertian menerangkan hal ini semua. Lebih landjut ia tambahkan, bahwa perdjalanannja akan memakan w aktu tudjuh hari dan tudjuh malam, karena air sungai sangat derasnja. Pun tidak disembunjikan kemungkinan2 jang dapat m engakibatkan melajangnja djiwa mereka sendiri, jaitu bahaja jang mengantjam karena adanja tiga arus terdjun tersebut.

Segera Sahertian dengan kawan2nja menebang empat buah po- hon jang besar, jang ,akan didjadikan rakit. Setelah rakit selesai. perbekalan disediakan untuk lima hari.

W aktu matanari sudah mulai terbenam, Sahertian dan kaw an2- nja naik rakitnja dan diperintahkan untuk melepaskan rotan jang selama itu mengikat rakit dengan sebuah pohon dipinggir sungai.

1 H.P.B. = Hoofd van P laatselink Bestuur = K epala D aerah.

Page 169: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

rRakit meiuntjur dengan tjepatnja, dibawa arus air sungai jang

sangat deras. Dalam sekedjap mata, tempat perkemahan hilang dari pandangan mata. Seorang agen polisi bertanja, berapa ketjepatan rakit jang mereka naiki. ,,Seratus mil dalam satu djam”, teriak S a ­hertian kembali.

Selandjutnja Sahertian menerangkan pada kawan2-nja. bahwa mereka berangkat djam 7 malam dan menurut perhitungannja, pada djam 4 paginja mereka sampai ditempat arus djatuh jang pertama.

,,Saja akan djaga, Sdr.2 supaja tidur semua, dan nanti djam 2 akan saja bangunkan semua”, kata Sahertian pada kawan2nja.

Kaw an2nja menurut, tapi mata jang dipedjamkannja tidak djuga dapat membawa mereka kealam mimpi.

Djam dua tepat Sahertian berteriak: ..SediaL Ikat semua perbe- kalan dan badanmu sekuat2nja dengan rakit. Semua berkumpul ditengah2 rakit” . Dengan tjepat kawan2 Sahertian menuruti perintahnja. Suara a ir djatuh suda'h mulai kedengaran. Sungguh menakutkan bagi mereka jang belum pernah mendengarnja. Sungai mulai makin sempit. Kedua tepi sungai kelihatan tjuram. Suasana dapat membangkitkan bulu roma. ,,Ikat kuat2, djangan sampai lepas”, demikian peringatan Sahertian kepada kawan2nja jang penghabisan.

,,A w as” teriakan penghabisan jang terdengar di-tengah2 suara airterdjun jaag gemuruh meliputi alat dteekelilingnja............ Rakitdengan tuwjuh orang diatas djatuh kebawah dibawa arus air su­ngai, sebentar lagi hilang sama sekali dari atas permukaan air dibagian bawah daripada sungai Membramo, jang 6 m lebih rendah daripada bagian atas.

T api rakit jang besar dan kuat tak lama kemudian muntjul kem­bali, terus meluntjur, menudju arah jang ditentukan oleh djalannja air Membramo. Penumpang2nja kelihatan djuga.

,,Hm, satu dua, fciga............ tudjuh. Kita semua masih komplit.Semua masih hidup?” teriak Sahertian kepada kawan2nja. ,,M asih”, sahut tudjuh mulut. ..Lepaskan semua tali pengikat”, perintan S a­hertian. Kawan2nja jang masih belum sadar sama sekali, dengan susah pajah melepaskan dirinja dari ikatannja masing-masing.

,,Beta rasa seperti kepala kena batu” , kata seorang agen polisi. ,,Dimana kita sekarang berada?” tanja lainnja.

. Ditempat jang djauhnja kira2 satu bulan djalan kaki dari tem­pat kita semula” , sahut Sahertian sambil menghampiri kawan2nja

167

Page 170: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

satu per satu. Selandjutnja ia berkata: „Itu tadi adalah arus djatuh jang pertama. Tingginja hanja enain meter. Jang kedua lebih ber- bahaja dari pada jang tadi, karena lebih tinggi lagi dan akan kita djumpai nanti djam 12 siang. Tapi jang paling berbahaja jalah jang ketiga dan jang penghabisan karena tingginja lebih dari 10 meter.

Kalau itu semua dapat kita lalui dengan selamat, maka mungkin sekali lusa kita semua sudah dapat mendarat, sebab djika tidak, kita akan hanjut sampai dilautan Pasifik. Tetapi sekarang masih pagi sekali, djadi marilah kita tidur sadja dengan berselimut-kan............. pakaian jang basah ini”. Semua tertawa, dan karenamereka semua sudah lelah, maka tertidurlah ketudjuh orang tadi.

Hutan, kampung sekali lagi hutan dan kampung mereka lalui semalam itu. W aktu matahari sudah mulai tinggi sekali, kawan2 kita itu baru mulai bangun. Kanan kiri mereka hanja melihat hutan jang lebat sekali, belum pernah kaki manusia mengindjaknia.

,,Siapa mau roti?” Semua ketawa.„Roti ubi kaju? Kita semua tentu mau. Sang perut terlalu kosong,

dan minta pekerdjaan. Air minum? Tjukup banjak, tinggal meng- ulurkan tangan. Air kali tak kan habis kita minum tudjuh orang”.

Rakit dengan ketudjuh orang itu meluntjur, meluntjur terus di- bawa arus sungai Membramo. Matahari hampir mentjapai puntjak ketinggiannja.

Komando Sahertian kedengaran lagi.„Siapkan tali pengikat. Ilcat2 badanmu semua ditengah2 rakit.

Pertjobaan kedua sebentar lagi kita hadapi”.Arus djatuh jang kedua telah kedengaran. Lebih gemuruh dan

lebih menakutkan setiap orang jang mendengarnja dari atas rakit. Dari djauh seperti awan putih kelihatan uap meliputi suatu tempat diatas perm ukaan air. Disitulah terdapat air terdjun jang kedua, fang tingginja ham pir s epu luh m eter .

,,Kita timbul lagi diatas a ir”, kata Sahertian. ,,Satu, dua, tiga ............. tudjuh, kita semua selamat lagi,”' demikian Sahertian me­landjutkan perkataannja sesudah menghitung kawan2nja. Kemu- dian ia menghampiri kawan2-nja satu persatu untuk menolong me­reka dari ikatan masing2. Nah, sekarang mari kita makan dulu, lalu tidur lagi. Kita harus menghemat tenaga kita. Besok sebelum tenoah malam kita harus sudah naik kedarat”.

Hari sudah mulai berachir. Disebelah barat kelihatan kemerah- merahan.

168

Page 171: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

r

Ketudjuh pahlawan rimba njenjak tidurnja, tidak terasa bahwa rakit dimana mereka terbaring melandjutkan perdjalanan terus di­bawa arus kali Membramo jang deras itu.

M ereka terus hidup dalam alam mdmpi, tidak diketahui, bahwa sementara itu sudah gelap gulita disekeliling mereka.

Baru esok harin ja ketudjuh orang itu mulai bangun. Salah se­orang m erasa lapar. Ia membuka bungkusan perbekalan. Tetapi baru sad ja ia pegang ia berteriak ,,Makanan kita sudah basi”. Dengan muka penuh sesal makanan jang ada ditangannja dilihat- nja. „Lebih baik kita buang sadja Sdr. Sahertian, daripada kita sakit atau mati karena makan ini”, sahutnja. ,,Tidakkah sebaiknja, kita kedarat sebentar untuk mentjari makanan, sebab kita tidak bisa melandjutkan perdjalanan dengan badan jang hampir mati karena kelaparan”.

„M engapa si Belanda tidak mau memberikan pada kita makanan dalam kaleng?” tanja seorang lain.

,,Saudara2” demikian Sahertian, ,,sekarang tidak pada tempatnja untuk menggerutu. Biarkan sadja Belanda2 itu. M ereka kelak tidak akan luput dari hukumannja. M ari kita semua ambil galah masing2 dan berusaha supaja rakit kita sedikit kepinggir. Salah satu harus menjiapkan ta li. D jika nanti kita sudah dekat tepi jang pegang tali supaja melomtjat kedaratan dan usaha mengikat rakit kita kepada salah satu pohon. Nah, mari kita mulai semua”.

M asing2 memegang galahnja, ketjuali seorang sadja jang meme­gang ta li pengikat rakit. Tapi pekerdjaan mereka tak mudah. Dalam arus jang begitu derasnja, sungguh sulit sekali untuk menantjapkan galah didalam air. T api waktu kali membelok kekanan, disitulah mereka mendapat kesempatan baik untuk mengemudikan rakitnja ketepi. Semua berusaha sekuat tenaga, hingga achirnja rakit sam­pai ditepi djua.

Tapi apa latjur? Ditepi sungai satu pohonpun tak ada, sedang tak mungkin memberhentikan rakit kalau hanja ditahan oleh manusia sadja. Rakit terus meiuntjur dekat tepi. ,,Ah, djangan kuatir sdr.2” kata Sahertian, „kita sabarkan diri kita. Sebentar lagi kita djumpai satu pohon jang melintangkan dahan2nja diatas kita. Nah, itulah pohonnja”, sambil menundjuk apa jang dimaksudkan. Pohon ma­kin dekat. Ketudjuh orang telah siap. Sebentar lagi seorang jang memegang tali melontjat dipohon jang melintang tsb. dan dengan tjepat ta li diikatkan dipohon. Dengan demikian rakit berhenti.

Satu persatu semuanja melontjat keatas pohon. Paling belaka-

169

Page 172: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

ngan sendiri Sahertian. Sungguh tak mudah untuk mendjaga diri djangan sampai djatuh didalam air, karena dahan terus menerus bergojang. Tapi achirnja ketudjuh orang dengan selamat sampai didarat.

T a li jang mengikat rakit oleh Sahertian dipotong, dan rak it me- landjutkan perdjalanannja sonder muatan lagi.

„Aha, sekarang kita sampai didarat, dan mari kita mentjari tem- pat jang baik bagi kemah kita” kata Sahertian.

Ketudjuh orang, jang sudah beberapa hari ini tidak pernah meng­gunakan kakinja, waktu berdjalan kelihatan seperti orang mabuk.

,,Bagaimana sdr.2, apakah kita sekarang segera membuka kemah, ataukah kita selidiki dulu sekitar tempat jang akan kita diami?”

,,Selidiki dulu”, sahut kawan2 Sahertian.Sahertian meninggalkan kawan2-nja, dia sendiri jang melihat

keadaan disekitar tempat. Menurut pendapatnja tempat tjukup aman, waktu kembali keteman2-nja ia menggali betatas (ta las ), karena mengingat, bahwa untuk hari itu ia dengan kawan2n ja belum djuga makan.

,,Nah, ini betatas kita rebus”, demikian Sahertian setelah sampai ditempat teman2-nja. „Hari ini kita tjukup menerima rangsum beta­tas sadja. Tapi saja ingin mentjoba mengadu keuntungan. Sa ja ingin berburu mentjari kangguru. Sebab disekitar tempat ini banjak kangguru, tapi tidak sebesar jang ada di Australia, sebab disana hawanja lebih dingin. M ari sdr.2 ikut sadja saja dulu”.

Ketudjuh orarig itu berdjalan; satu persatu mengikuti langkah Sahertian. Tidak lama kemudian sampailah mereka disuatu tempat jang agak lapang. Orang dibelakang Sahertian memegang tangannja sa m b il menundjukkan adanja sebuah gubug diatas tiang2.

Per-lahan2 ketudjuh orang itu mendekati gubug. Sahertian naik tangga dan melihat kedalam. Ia sedikit terkedjut, karena dalam gubug berbaring seorang laki2 jang sudah landjut usianja.

Sahertian: ,,M aaf Pak.............. dapatkah Bapak berbitjara bahasaM elaju? Orang itu mengangguk. ,,Ja, nak, sa ja dapat mengerti bahasa M elaju”.

Sahertian: „Perkenankanlah Pak, saja Sahertian............. sa ja se-dang disuruh Belanda............ ”

,,Untuk menangkap saja? tanja orang tua itu sambil bangkit dan kelihatan siap untuk membela diri.

,,Oh tidak Pak, dulu kita ikut Belanda tapi karena mereka tidak adil mereka kita tinggalkan, dan sekarang kita mau pulang. D jadi

170

Page 173: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

datang saja disini hanja ingin menanjakan djalan jang terdekat jang menudju kepesisir” .

Orang Tua: ,,Oh, itu lain halnja nak. Baiklah Bapak tundjukkan djalan jang terdekat. Anak pergi sadja kedjurusan utara, djangan membelok-belok. D idjalanan nanti akan mendjumpai dua kampung. Tapi hatPlah disitu. Penduduknja pasti akan menjerang, sebab se- tiap orang asing jang datang disitu dianggap orang2 jang mau men- djadjah mereka. M ereka tidak akan berhenti menjerang sebelumdapat mengusir law ann ja ............. Tapi kalau maksud anak memangbaik, Bapak sanggup menghantarkan anak sampai meliwati dua kampung tadi. Dan anak bila berangkatnja?”

Sementara itu kawan2 Sahertian djuga turut naik tangga, ,,Besok, kita berangkat pak”, sahut ketudjuh orang. ,,Bapak mempunjai bedil djuga? D arimana Bapak mendapatnja?”

,,Oh, bedil ini Bapak dapat, waktu disini ada berburu agen pulisi bersama2 orang Belanda. Bedil kita rampas dan Belandanja kita suruh kembali ketempat asalnja, sebab kalau tidak akan k ita penggal kepalan ja.”

Keesokan harin ja ketudjuh orang itu sudah siap. Perbekalan untuk didjalan pun telah sedia. Orang tua itupun turut keluar. Mereka semua segera akan berangkat.

Sebelum berangkat orang tua itu berpesan: ,,Djalanlah kamu se­mua dibelakang saja. Kamu semua djangan berbuat apa2 dan supaja tinggal tenang djika nanti kita meliwati dua kampung jang saja maksudkan kemarin. Baru kalau saja suruh lari, larilah sekentjang2- nja kamu semua.

Delapan orang itu mulai melangkahkan kakinja kearah utara. M e- reka berdjalan satu persatu. Setelah berdjalan empat djam lamanja, mulailah dari djauh kelihatan kampung jang pertama. Andjing2 dari kampung mulai menggonggong, tanda kedatangan orang2 asing. Segera kampung itu kelihatan ribut.

Tanda bahaja dengan kentongan dibunjikan. Semua orang laki dan perempuan keluar rumah dengan membawa panr.h dan tombak masing2.

„Bung Ating, daripada kita nanti dipenggal leher kita oleh orang2 itu, lebih baik kita berdjaga2 dan lebih baik kita menjerang lebih dulu dengan senapan kita”, kata seorang agen kepada Sa­hertian.

,,Diam”, kata orang tua. ,,Djangan kuatir, mereka tidak akan melihat kita berada”.

171

Page 174: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dengan selamat kampung jang pertama dapat dilewati. Kedelapan orang itu melandjutkan perdjalanannja. Beberapa djam kemudian dari djauh kelihatan lagi kampung jang kedua. D ari djauh sudah tampak, bahwa kampung itu dalam keadaan siap. Sebab genderang perang dari kampung pertama sampai djuga dikampung ini.

„Awas, penduduk kampung ini lebih berbahaja dari jang tadi dan djumlah penduduuknja lebih banjak”.

Andjing kampung menggonggong terus-menerus. Genderang te­rus dibunjikan. Orang kampung telah diatur untuk menjerang. Beberapa diantaranja kelihatan lari kian kemari, dengan maksud menjelidiki dimana adanja musuh.

W aktu Sahertian melihat ratusan rakjat jang bersendjata panah dan fcombak mengikuti rombongannja, maka kepada kaw an2nja di- perintahkan supaja melenjapkan diri dalam hutan dan supaja lari terus kedjurusan utara.

Dengan demikian rombongan Sahertian dapat menjelamatkan diri dari bahaja jang kesekian kalin ja itu.

Hari berganti malam, maka setelah berdjalan tiga hari terus me- nerus sesudah dapat menjelamatkan diri dari antjaman kampung „buas” itu, jang kedua. Sahertian dengan kawan2nja sampai disebuah kampung ketjil. Letaknja tidak djauh lagi dari Sarmi', tempat tu- djuan mereka. W aktu berdjumpa dengan seorang penduduk tem­pat tadi, Sahertian pertama-tama menanjakan, apakah Sarm i sudah diduduki Djepang. Djawaban jang didapatnja mengetjilkan hatinja, karena Sarmi telah diduduki dan tentera Djepang setiap hari ber- patroli disekitar itu.

Sahertian dengan kawan2nja tinggal dikampung itu pada rumah seorang guru geredja. Tapi malang bagi mereka, karena belum djuga mereka tinggal lama disitu, sekonjong2 rumah jang didiami, didatangi tentera Djepang. M ereka semua ditawan dan setelah di- aniaja sebagaimana biasanja perlakuan Djepang terhadap orano2 jang disangka musuhnja, Sahertian dengan kawan2n ja diangkut ke Biak. M ereka semua dimasukkan dalam pendjara.

Tahun 1944 Imperialis Djepang dapat diusir dari H ollandia dan beberapa kota dibagian Utara dari Irian. Tentara Am erika dan Negro menduduki tempat2 tersebut. Orang2 jang ditaw an Djepang tinggal kl. 60 pCt. dan mereka semua diangkut ke H ollandia se­mua. Demikianpun Sahertian turut dalam sisa tawanan jang d iang­kut. Tidak lama kemudian kita lihat Sahertian kembali sebagai ang- gauta dari Papua Bataljon.

172

Page 175: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

r

Dan dimana V . Eechoud waktu itu? Menurut kabar, ia masih tinggal di A ustralia. Tapi tak lama kemudian, sesudah kota2 diba- gian U tara dari Irian diduduki oleh tentara Sekutu, didatangkan tentera N ICA dari A ustralia ke Irian. Antara rombongan2 tadi jang didatangkan, d juga ikut turut serta V . Eechoud di Hollandia. Se­telah V . Eechoud mendengar bahwa Sahertian telah menggabung- kan diri dalam ketentaraan Sekutu, maka segera ia minta kepada Polisi M iliter Belanda supaja menangkap Sahertian.

W aktu Sahertian berada disalah satu pos, sekonjong2 ia dida- tangi M .P. Belanda, dan dengan tidak diperiksa terlebih dahulu ia dimasukkan dalam pendjara. Kemudian ia mendengar, bahwa ia dituduh sebagai mata2 Djepang. Alasan jang dikemukakan, jalah karena ia tidak memberi kabar apa2 semendjak ia diberi perintah dihulu sungai Membramo. Putusan hukuman bagi seorang colla­borator D jepang jalah : hukuman mati. M aka Sahertianpun jang atas petundjuk V . Eechoud dianggap sebagai collaborator didja- tuhi hukuman mati dengan tiada diperiksa terlebih dahulu.

W ak tu Sahertian mendengar putusan tadi ia berkata: „V. Eechoud, benar2 seorang Belanda jang tak tahu budi. Kalau benar2 saja mau dihukum mati, oleh karena tudu'han jang palsu, maka saja akan mendjadi buaja Hollandia in i.............”

Rupanja v. Eechoud mendjadi takut, hukuman ditjabut kembali, karena alasan2 kurang tjukup. Auditeur M iliter tidak berani ber- tanggung djawab.

Setahun lam anja sesudah Sekutu menduduki Irian, Sahertian te- tap tinggal dalam pendjara. Sesudah waktu tersebut liwat, ia dibe- baskan kembali. Ia menerima budjukan supaja mau kembali lagi kepekerdjaannja dulu dan supaja turut berexpedisi kepedalaman. Sahertian menolak sambil berkata: „Membuat kebadjikan kepada Belanda tidak ada gunanja. Apalagi saja sebagai bangsa Indonesia jang telah memproklamirkan kemerdekaan sedjak 17 Agustus 1945. Saja tetap tidak mau lag i bekerdja sama dengan Belanda. Saja tetap menolak”.

Sahertian hidup sebagai tukang tjukur. Satu2nja tukang tjukur jang sangat laris pada waktu itu.

Pada suatu saat, datanglah beberapa orang Amerika atas petun­djuk v. Eechoud padanja untuk membudjuknja supaja ia turut ke­pedalaman sebagai penundjuk djalan. Sahertian tetap menolak, wa- laupun padanja didjandjikan ribuan dollar.

Lama Sahertian tetap tinggal di Hollandia untuk mentjari peng-

173

Page 176: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

hidupan sebagai tukang tjukur. Menurut pendapatnja jang masih sederhana, semua orang jang kulitnja seperti orang Belanda tentu sama tabiatnja. Pasti tidak akan dapat menghargai kebadjikan orang lain dan pasti akan menghalang-halangi tjita2 bangsanja.

Ia lebih baik hidup sebagai tukang tjukur daripada hidup mewah bersama-sama dengan jang dianggapnja musuh. Sahertian hidup sampai tahun 1949. Kemudian ia djatuh sakit sampai tiba adjaln ja.

Kenalan2 Sahertian di Hollandia jang be-ribu2 turut m e n g a n ta r- kan djenazahnja. Pun dikalangan Belanda ia tetap terkenal se b a g a i salah seorang petundjuk djalan di-daerah2 pedalaman jang asing bagi Belanda.

Sesampainja ditempat pemakaman, maka sebelum peti marhuni Sahertian dimasukkan kedalam liang kubur, diadakan sekedar upa- tjara penghormatan jang terachir oleh pendeta2 dan famili2nja.

Kemudian sebagai salah seorang penjambut, djuga tampil ke- muka v. Eechoud. Antara lain ia berkata: „Saja merasa bahwadengan meninggalnja Alting Sahertian, kita kehilangan satu tena- ga jang sangat berdjasa. Tenaganja jang sangat berguna, s a n g a t kita butuhkan untuk membangun Nieuw Guinea. Marhum Saher- tian sebagai salah seorang penundjuk djalan didaerah2 pedalaman jang masih asing bagi kita sukar ditjarikan gantinja. Selama hidup' nja harus kita akui, bahwa Sahertian telah berdjasa besar sekali dalam penjelidikan2 pulau ini. Saja akui bahwa selama itu sa ja hanja mengekor dia. Sampai saat kami berdua harus berpisahan satu de­ngan lainnja dihulu sungai Membramo, sebagai expedisi jang ter­achir. M aka oieh karenanja saja telah mendapat bintang Ridder van Oranje Nassau dari Seri Ratu. Tapi sekarang saja insjaf, bah­wa ini sebenarnja bukan hak saja. Ini adalah haknja Tuan Sahel-- tian”.

Kemudian v. Eechoud mengambil bintangnja, Ridder van Oranje Nassau dan dilemparkannja kedalam liang kubur. Sesudah itu sele- sailah upatjara penghormatan penghabisart dan badannja Sahertian mulai ditutupi dengan tanah Irian jang selama ini sangat ditjintai- nja.

Bertimbun2 krans2 bunga merupakan bukit ketjil diatas kuburnja. Disana-sini kelihatan air-mata jang menetes. Satu persatu orang mulai meninggalkan tempat Sahertian untuk istirahat s e la m a - la m a - nja itu. Kubur kembali mendjadi sepi sunji............

Dari: M adjalah ..Irian”.

174t

Page 177: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

IRIAN BARAT BEBAS

Irian Barat! Bebas lekas!M adju tangkas, gerak gegas!Irian w ilajah Indonesia,Irian kakak-ad ik kita,R ak jat Irian, asli, intan,A nak tjutju Sang pahlawan.

R efr.: Hajo kawan, untuk IrianKita lawan musuh Irian.

Irian Barat! Bebas lekas!M adju aw as, langkah djelas!N asib Irian, nasib kita,Tanggung djawab seluruh bangsa. Sam a drita, sama bahgia Sam a hina, sama mulja.

Refr.

Irian Barat! Bebas lekas!M adju laras, akal w aras!Irian w ilajah Indonesia H arus wadjib dengan kita.Sabang dan M erauke padu, Bangsa satu, nasib satu.

Refr.

Mars.

1

Page 178: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

v. DEMONSTRASI menuntut pem- bebasan

IRIAN BARAT.

Didepan sekali nona C. Pinon- toan, Direktrise Sekolah Guru Vak.

Sal all satu slogan isi djiwa rakjat INDONESIA.

176

Page 179: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

PERDJUANGAN MENGENJAHKAN PENDJADJAH DARI BUMI IRIAN BARAT, WILAJAH

REPUBLIK INDONESIA

Uraian Menteri Penerangan Sudibyo, pada Sidang Dewan Nasional I Kongres Rakjat Seluruh Indonesia,

tg. 12 Agustus 1956 di Djakarta.

Sidang jang terhormat,Saudara-saudara sekalian,Dalam sidang D ewan Nasional jang pertama Konggres Rakjat

Seluruh Indonesia ini, sa ja diminta untuk bitjara tentang: Perdjua­ngan pembebasan Irian Barat dipandang dari segi2 Pemerintahan. M udah-mudahan uraian saja nanti akan dapat memenuhi permin- taan itu, dan tidak akan lepas pula kiranja, dari petundjuk serta bimbingan A llah s.w .t.

I. Irian Barat adalah wilajah Republik Indonesia.

Saudara-saudara sekalian,Sedjak k ita sadar bahwa untuk hindar dari penindasan dan pe-

merasan pendjadjah itu kita mesti berdjuang, maka sedjak itu pula kita sadar, bahwa perdjuangan kita hanja akan menang, apabila kita lakukan bersama-sama. Andaikata ada perbedaan suku, asal keturunan, adat-istiadat, dan bahkan djuga Agama, tidak sekali- kali mendjadi perighalang untuk berdjuang bersama-sama itu. Se- muanja dapat d iatasi oleh persamaan nasib dan persamaan tudjuan. Nasib: sama-sama menderita penindasan dan pemerasan pendja­djah. Tudjuan: sama-sama ingin hindar dari penderitaan jang su­dah tak .terderita. Karena itulah maka dengan sedar, k ita telah menjatakan bahwa sesungguhnja kita adalah satu bangsa, bangsa Indonesia. Mempunjai tanah air satu, tanah air Indonesia, jang ketika itu seutuhnja didjadjah oleh Belanda dan oleh karenanja de­ngan angkuh mereka namakan ,.Hindia Belanda”. Djauhnja djarak dan sulitnja perhubungan antara satu daerah dengan daerah jang lain, an tara satu pulau dengan pulau jang lain, tidak sekali-kaii mendjadi penghalang. Semuanja itu dapat diatasi oleh persamaan keadaan, jaitu sama-sama dikuasai oleh Belanda.

177

Page 180: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Sedjak saat itu, kesedaran k ita telah diliputi oleh tekad jang bulat, jaitu : semua, seutuh bangsa Indonesia bangkit dan berdjuang untuk seluruh, seutuh tanah air Indonesia. T ak sedjengkalpun jang boleh tertinggal dalam tjengkeraman pendjadjah. Lebih tidak lagi: 22% -nja, jaitu seluas Irian Barat.

Demikianlah, maka kemerdekaan jang diproklam asikan oleh se­luruh bangsa Indonesia pada tgl. 17 Agustus 1945 itu, tidak bisa lain, adalah kemerdekaan seluruh tanah a ir Indonesia. M eliputi seluruh bumf jang dulunja dinamakan N ederlands-Indie. Irian Ba­rat termasuk didalamnja.

II. Belanda-pun mengakui.

Saudara-saudara sekalian,Baik sebelum, maupun sedjak proklamasi Kemerdekaan, Irian

Barat bagi kita adalah djelas: w ilajah Indonesia. Dan bagi Belanda, sebenam ja hal ini djelas pula. M alahan d juga diakuinja.* M arilah kita perhatikan pengakuan-pengakuannja itu.

Jang pertama, ialah pada tgl. 15 November 1946. P ad a waktu itu di L inggardjati telah diparap sebuah naskah perdjandjian Indo- nesia-Belanda, jang didalam pasal 3, terdapat kalim at jang berbu- nji: ,,N egara Indonesia Serikat itu akan meliputi daerah H india Belanda seluruhnja”. Belanda tentu tidak akan mau membubuhi parap pada naskah perdjandjian jang didalamnja terdapat kalim at demikian, apabila tidak mengakui bahwa Irian B arat itu adalah termasuk dalam wilajah Hindia Belanda jang m endjadi w ila jah (diliputi oleh) N egara Indonesia Serikat jang dim aksud dalam perdjandjian itu.

Pada bulan Desember tahun 1946 itu djuga, Dr H. J. van Mook, ketika itu Letnan Gubernur Djenderal Belanda, m engatakan de­ngan tegas bahwa: ,,Sudah pasti Pemerintah Belanda tidak akan memisahkan New Guinea (Irian Barat) dari Indonesia” .

Perkataan itu diutjapkan dalam suatu konperensi non-Republi- kein jang disokong oleh Belanda, di Den Pasar.

Kebenaran pendirian itu, dibuktikan pula pada tgl. 25 M are t 1947 di D jakarta, jaitu dengan menanda-tanganinja bersam a Prof. Schermerhorn dan M. van Poll, naskah Linggardjati jang telah di- parap pada tgl. 15 November 1946 itu.

178

Page 181: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Pada tgl. 17 D januari 1948, jaitu setelah Belanda melanggar perdjandjian L inggard jati dan melantjarkan agressi militernja jang pertama tgl. 21 Djuli 1947, dibawah pengawasan K.T.N. diadakan perundingan lag i. Perundingan ini menghasilkan persetudjuan Renville. P asa l pertama daripada enam dalil jang termasuk pada persetudjuan tersebut, berbanji: „Kedaulatan atas Hindia Belanda seluruhnja ada dan akan tetap berada ditangan keradjaan Neder­land sampai w aktu jang ditetapkan, Keradjaan Belanda akan me- njerahkan kedaulatan ini kepada N egara Indonesia Serikat”. Kalimat ini, djelas menegaskan bahwa Hindia Belanda itulah jang akan d igantikan oleh suatu N egara Indonesia jang merdeka ber- daulat. T ak ada sepatah katapun jang berarti mengurangi dengan Irian Barat.

Pada tgl. 18 Desember 1948, persetudjuan Renville itupun di- langgar oleh Belanda. Dan dilantjarkan agressi militernja jang kedua.

Akan tetapi, apa jang dikatakan oleh Dr van Royen pada tgl. 22 Desember 1948, djadi 4 hari sesudah agressi militernja jang kc II itu dimulai, kepada Dewan Keamanan P.B.B. di Paris, adalah sebagai berikut:

„Seperti sa ja terangkan semula, sengketa ini bukanlah soal akan merdeka atau tidaknja Indonesia. Semua pihak setudju bahwa apa jang dulu bernama Hindia Belanda setjepat mungkin akan men­djadi suatu N egara jang merdeka”.

Demikianlah, m aka hingga saat itu, tak ada selisih pendapat, bahwa Indonesia jang merdeka itu ialah Hindia Belanda jang ter- djadjah dulu.

Seperti k ita masih ingat, setelah kita berbulan-bulan bergerilja dan makin besar kesanggupan serta kepertjajaan kita terhadap diri sendiri, oleh intervensi Dewan Keamanan P.B.B., kita berunding lagi dengan Belanda, dibawah pengawasan UNCI, United Nations Commission for Indonesia. Dan tertjapailah persetudjuan Rum — Royen pada tgl. 7 M ei 1949. Pasal 6 daripada Statement delegasi Belanda jang diutjapkan oleh Dr. van Royen, antara lain berbunji sebagai berikut:

............... perundingan-perundingan akan diadakan tentang tjarabagaimana mempertjepat penjerahan kedaulatan jang sungguh dan lengkap kepada N egara Indonesia Serikat dengan tidak bersjarat sesuai dengan azas2 Renville”.

179

Page 182: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dalam pada itu, Belanda pada laporannja kepada P.B.B. tahun1949, tentang apa jang ia namakan non-self-governing territories, mengatakan, bahwa: Indonesia terdiri dari rangkaian kepulauan dilingkungan Chatulistiwa, terbentang dari daratan Asia sampai ke Australia. Kepulauannja jang penting2 ialah de Grote Sunda Ei- landen, de kleine Sunda Eilanden, de Molukken en New Guinea dari 141 deradjat budjur timur sebelah Barat chatulistiwa.

Jang dimaksud dengan New Guinea itu tentu akan diketawakan orang kalau dikatakan bahwa bukan Irian Barat.

Achirnja, untuk membuktikan lebih djauh pengakuan Belanda. bahwa Indonesia itu adalah Hindia Belanda tanpa dikurangi Irian Barat, baiklah kita kemukakan bahwa dalam Konstitusi Ke- radjaan Nederland sendiri jang semula (pasal 1 Konstitusi tahun 1922) menjatakan: ..Keradjaan Nederland terdiri dari daerah2 (territor2) Nederland, Hindia Belanda, Suriname dan Antillen Be­landa”, kemudian setelah amandemen tahun 1948 mendjadi: ,,Ke­radjaan Nederland terdiri dari daerah2 (territor2) Nederland, In­donesia, Suriname dan Antillen Belanda”.

III. Sedjak K.M.B.

Saudara-saudara sekalian,Djelaslah bagi kita, bahwa sedjak sebelum, maupun sesudah pro-

klamasi Kemerdekaan kita sampai kepada tertjiptanja Rum — Ro­yen agreement, Irian Barat adalah w ilajah kita. T ak ada jang mengganggu gugatnja.

Akan tetapi bagaimana sedjak K.M .B. jang dibuka pada tgl. 23 Agustus 1949 di Den Haag itu?

K.M.B. itu antara lain melahirkan ,,Piagam penjerahan Kedau­latan jang Pasal 1 ajat 1-nja berbunji sebagai berikut: ,,K eradja­an Nederland menjerahkan kedaulatan atas Indonesia jang sepe- nuhnja kepaaa Republik Indonesia Serikat dengan tidak bersjarat iagi dengan tidak dapat ditjabut, dan karena itu mengakui Repu­blik Indonesia Serikat sebagai Negara jang merdeka dan ber- daulat”.

M engingat akan apa jang telah kita bitjarakan tadi, jan g dim ak­sud dengan ,,Kedaulatan atas Indonesia” itu, tentu tidak akan lain daripada ..Kedaulatan atas seluruh Indonesia” . Kedaulatan a tas Nederlands Oost In die dulu. Dan memang, bagi Belanda-pun, se-

180

l

Page 183: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

lama itu d juga tidak ada tafsir lain ketjuali itu. Akan tetapi, disaat itu k iran ja ada tafsir jang sebaliknja jang ditafsirkan oleh Belanda „Kedaulatan atas Indonesia” itu ialah ,,Kedaulatan atas Hindia Belanda minus Irian B arat”.

Sudah barang tentu delegasi Indonesia tak dapat menerima.M aka ketika itu K.M.B. terantjam awan jang tebal menghitam.

M enghadapi kemungkinan deadlock.Bagi k ita, terutam a jang masih berada dimedan gerilja, deadlock

pada K.M.B. itu bukan apa-apa. Kita masih sanggup bergerilja te- , rus dan jak in bahw a achirnja pasti akan menang. Akan tetapi tidak

begitu haln ja dengan UNCI. Ia sementara untuk mengatasi djalan buntu, segera tampil dengan formula compromisnja, jang kemudian mendjadi pasal 2 piagam penjerahan kedaulatan. Bunjinja adalah sebagai berikut:a. disebabkan hal persesuaian antara pendirian masing-masing pi­

hak tentang Irian belum dapat ditjapai, sehingga soal itu masih mendjadi pokok pertikaian;

b. disebabkan keharusan Konperensi M edja Bunder diachiri de­ngan berhasil pada tanggal 2 Nopember 1949;

C. m engingat faktor penting-penting jang harus diperhatikan pada pemetjahan m asalah Irian itu;

a. m engingat singkatnja penjelidikan jang telah dapat diadakan dan d iselesaikan perihal soal-soal jang bersangkutan dengan masalah Irian itu;

e. m engingat sukarnja tugas-kewadjiban jang akan dihadapi de­ngan segera oleh peserta Uni, dan

f. m engingat kebulatan hati pihak-pihak jang bersangkutan hen­dak mempertahankan asas supaja semua perselisihan jang mungkin tern jata kelak atau timbul diselesaikan dengan djalan patut dan rukun, maka status quo keresidenan Irian (Nieuw- Guinea) tetap berlaku seraja ditentukan bahwa dalam waktu setahun sesudah tanggal penjerahan kedaulatan kepada Repu­blik Indonesia Serikat masalah kedudukan-kenegaraan Irian akan diselesaikan dengan djalan perundingan antara Republik Indonesia Serikat dan Keradjaan Nederland.

Memang, berdasarkan kalimat jang berbunji: ,.Status quo kere­sidenan Irian tetap berlaku” itu, dapat ditafsirkan bahwa kekuasa- an atas Irian Barat, de jure ada pada Indonesia, tapi de facto dita- pgan Belanda. Dus bertentangan dengan pasal satu piagam penje-

181

Page 184: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

1

rahan kedaulatan jang bagi saja, sebenarnja lebih tjondong kepada pendirian jang mengatakan bahw a perkataan „pen jerah an” itu salah .

Benarnja ialah ,,pengakuan”, sebab bag i k ita, kedau la tan atas seluruh Indonesia itu telah k ita m iliki sed jak dari proklam asi 1 Agustus 1945. Dalam pada itu, orang hendaknja d jangan berusaha memutar-balikkan makna perkataan2 jang berbunji:

,,seraja ditentukan bahwa dalam w aktu setahun sete lah tanggal penjerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia S e r ik a t (ja itu 27 Desember 1949) masalah kedudukan kenegaraan Irian m aksudnjaIrian Barat) akan d iselesaikan............. ”

M engingat akan perkembangannja dipihak Indonesia, dan meng- ingat pula pengakuan-pengakuan pihak Belanda sendiri, m aka se- w adjarn ja kalim at2 itu mesti bermakna: tgl. 27 Desember 1950 Be­landa harus menjerahkan kekuasaan de facto atas Irian B arat ke­pada Republik Indonesia Serikat. Dan karena pada saa t itu R.I.S. telah mendjadi Republik Indonesia (K esatuan), m aka kepada Re­publik Indonesialah Belanda mesti menjerahkan kekuasaan de fac­to atas Irian Barat itu. Akan tetapi, apa jang kita anggap w adjar itu, oleh Belanda dianggap sebaliknja. Bagi Belanda, penjelesaian tidak harus berarti penjerahan kepada Republik Indonesia. Penga- kuan2 jang dulu2, jaitu bahwa Irian Barat itu tidak terpisah dan tidak akan dipisahkan dari integriteit Indonesia, rupan ja sengadja dilupakannja. Dan pasal 1 piagam pengakuan kedau latan Indone­sia, diberi tafsir jang tak dapat dimengerti oleh fik ir-w ad ja r kita.

IV. Belanda mentjaplok Irian Barat.Saudara-saudara sekalian,Memang, sedjak K.M.B. itu bagi kita mendjadi djelas, Belanda

mempunjai siasat lain mengenai Irian Barat. N iatnja ia lah : akan terus didudukinja. Didjadikan pangkalan pendjadjahannja, dan dari pangkalan mana tentunja akan diusahakan supaja kem egahar kolonialnja jang dulu berdikit-dikit pulih kembali.

Suatu niat, jang dus tidak hanja bagi Indonesia merupakan an- tjaman tapi djuga bagi Asia, bagi Afrika, dan bahkan d juga bagi dunia pada umumnja, djustru karena Kolonialisme adalah sumber gangguan keamanan bagi dunia pada umumnja.

Akan tetapi sebelum terlalu djauh kita melangkah dalam uraian ini, marilah kita perhatikan, bagaimana Belanda berusaha melak-

182

r

Page 185: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

sanakan n iatn ja itu dalam rangka perdjandjian K .M .B . dan bagai- mana pula ia nekat m elakukan suatu perbuatan sefihak jang am at merugikan Indonesia jan g pad a ketika itu merupakan kaw an se- kutu, m erupakan U nie-partner.

Konperensi Uni Indonesia-Belanda jang pertama di D jakarta pada bulan A pril 1950, tak m enghasilkan apa2 bagi Irian Barat, ketjuali d ibentuknja suatu Komisi bersama untuk m engadakan pe- njelidikan (investifa tion ) dan kemudian menjusun laporan. Keingi- nan Indonesia untuk mengirim missi parlementer kesanapun dito- lak oleh B elanda.

Konperensi U ni jang kedua, di Den H aag pada bulan Desember1950, telah g aga l pula. Indonesia menuntut supaja pada tgl. 27 Desember tahun 1950 itu d juga kedaulatan atas Irian B arat dise- rahkan kepada Indonesia. Ini adalah w adjar. Tapi Belanda meno- lak!

Baiklah Indonesia tetap bersabar dan murah hati. Tuntutan di- robah: pen jerahan dilakukan pada hari jang tertentu dipertengahan tahun 1951. T ap i m alahan Belanda minta supaja kedaulatan. dise- rahkan pada U ni Indonesia-Belanda sadja. Dan usul itu disam pai- kan pada tg l. 26 Desember 1950, malam hari.

A pakah m aksud Belanda jang sebenarnja?M aksud B elanda jang sebenarnja makin mendjadi djelas, ketika

d iantara D januari 1951 dan Februari 1952, dalam suatu perundi­ngan ia m engatakan bahwa: mengenai status politik Irian Barat, tak ada sengketa sam a sekali.

A rti ka lim at itu mendjadi djelas pada tgl. 19 Februari 1952, ja ­itu: Belanda memasukkan Irian Barat (w ilajah kita itu) kedalam w ilajah K eradjaannja.

Bukan sekedar dalam nota atau pidato ataupun laporan sadja, malahan ditjantum kan dalam konstitusinja djuga. K iranja tidaklah tadjam kalau tindakan itu dinamakan pentjaplokan”.

V . K ita tetap menempuh djalan damai.

Sau d ara-sau d ara sekalian,Belanda sudah bertindak setjara nekat sematjam itu. M ungkin

oleh karena ia m erasa bahw a akan aman sadja segala perbuatan- nja, seperti d juga aman sadja ia menduduki Irian Barat setjara tidak legaal sedjak 28 Desember 1950 sampai saat ini.

183

Page 186: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

1

Kita bagaimana?Dasar k ita ini memang tjinta kepada perdam aian, m aka meski­

pun Belanda sudah bertindak begitu, k ita masih d juga sanggup mentjari djalan penjelesaian setjara damai. Kita terus sad ja menga- djak berunding.

Dan pada tgl. 24 Djuli 1953, M enteri Luar N egeri Nederland, jang ketika itu hendak berkundjung ke A ustra lia , mengirim nota djawaban kepada Komisaris Agung k ita di Den H aag , sebagai ber­ikut: ..Pemerintah Belanda tak melihat adanja a lasan untuk berun­ding dengan pemerintah Indonesia sebelum perundingan jang di­lakukan oleh pemerintah Belanda dengan A ustra lia , tentang ke- mungkinan2 kerdja-sam a dalam lapangan tehnik dan administrasi jang berhubungan dengan Irian B arat”.

D jaw ab Belanda jang terachir untuk tidak mau berunding, ialah pada tgl. 14 April 1954.

Sebenarnja, adjakan damai itu terus-menerus d ilakukan oleh In­donesia, bukanlah karena Indonesia terlalu tjinta pada perdamaian sadja. Seperti kita maklum, kehendak kita semula ia lah , supaja per- tikaian soal Irian Barat ini, tak usah ditjampuri oleh p ihak ketiga.

Akan tetapi kalau tjara jang ini tetap tak berm anfaat, m aka kita tempuh djalan jang lain.

M asih dalam rangka „damai” itu.

VI. Lewat P.B.B. dan negara2 A sia A frika.

Saudara-saudara sekalian,D jalan lain jang masih dalam rangka damai jang sa ja m aksud itu

ialah, melalui P .B.B . dan N egara-negara A sia-A frika.Seperti kita masih ingat, djalan melalui P.B.B. itu k ita m ulai tem­

puh pada tgl. 17 Agustus 1954, jaitu ketika w akil k ita d isana me- madjukan permintaan kepada Sekretaris D jenderal P.B.B., supaja Irian Barat masuk agenda regular session jang ke-9 S idang Umum Perserikatan Bangsa-bangsa. Dengan melewati sega la prosedurnja dan melewati usaha merintangi dari wakil pihak Belanda disana, permintaan kita itu dapat diterima.

M ulai tgl. 23 November 1954, Dewan Politik pada Perserikatan Bangsa-bangsa membitjarakan rentjana resolusi jang diadjukan oleh Indonesia. Akan tetapi pada waktu debat sedang berdjalan, diadjukan rentjana lain oleh 8 negara, jakni: A rgentina, Costa

184

Page 187: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Rica, Cuba, Ecuador, El Salvador, India, Syria, dan Yugoslavia. Resolusi mereka itu menjatakan harapan: „Supaja pemerintah Indonesia dan pemerintah Nederland melandjutkan usaha mereka mentjari penjelesaian sesuai dengan prinsip2 piagam Perserikatan Bangsa-bangsa tentang sengketa jang sekarang ada diantara mereka”.

Dewan Politik P.B.B. menerima resolusi ini dengan 34 pro lawan 14 contra, dan 10 abstain.

Akan tetapi, pada tgl. 10 Desember 1954, resolusi itu tidak dapat mentjapai 2/3 djumlah suara dalam rapat lengkap (plenary session) S idang Umum P.B.B., dan karenanja ditolak. Djadi usaha lewat P.B.B. untuk dapat menggerakkan Belanda supaja mau be- runding lag i dengan kita tentang Irian Barat, ketika itu gagal! Power policy, memegang peranan, begitulah kata-kata jang ketika itu djadi populer.

M eskipun begitu, djalan masih ada. Pada tgl. 10 Agustus, 15 negara telah minta kepada Sekretaris Djenderal P.B.B., supaja Irian B arat masuk atjara Regular session Sidang Umum P.B.B. jang ke 10.

Dan pada tgl. 3 Oktober 1955, General Assembly menerima.Pada tgl. 15 Desember 1955, Sidang Umum P.B.B. telah mene­

rima dengan suara bulat, resolusi jang diadjukan oleh 5 negara, jaitu: Ecuador, India, New Zealandia, Norwegia dan Syria. Adapun bunji resolusi itu, sebagai berikut: ,,M adjelis umum,a. setelah menindjau atjara jang berkepala ,,soal Irian Barat”,b. mengharapkan bahwa soal itu akan diselesaikan setjara damai,c. memperhatikan pernjataan bersama jang dikeluarkan oleh

pemerintah Indonesia dan pemerintah Nederland pada tgl. 7 Desember 1955, menjatakan harapan, bahwa perundingan jang dimaksud didalam Pernjataan Bersama tersebut diatas akan berhasil”.

Memang, baik Dewan Politik (pada tgl. 12 Desember 1955), maupun Sidang umum P.B.B. (pada tgl. 15 Desember 1955), ataupun kelima negara jang sangat kita harapkan telah membantu kita dengan mengadjukan rentjana resolusi itu, dikala itu tidak perlu dan tidak dapat menjuruh ataupun berharap supaja Belanda mau berunding dengan Indonesia, karena pernjataan bersama Indo­nesia-Belanda tgl. 7 Desember 1955 itu, adalah pernjataan bahwa:,.Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Nederland telahmengambil keputusan untuk mengadakan konperensi, jang akan

185

Page 188: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

7

dimulai pada tgl. 10 Desember 1955 di Den Haag dan akan dilandjutkan di Djenewa”.

Sedang soal Irian Barat dalam perundingan itu, dalam ajat 3 pernjataan bersama tadi dikataknn: ,,Perundingan tentang bebera- pa persoalan mengenai Irian Barat dengan pengertian bahwa berkenaan dengan kedaulatannja tiap-tiap fihak mempertahankan pendiriannja masing-masing”.

Kiranja tak perlu kita bahas kalimat itu. Bukan karena sudah terlalu djelas Belanda hendak kemana. Dan bukan pula karena kita ketahui bahwa toch konferensi Djenewa sudah gagal, akan tetapi hal ini memang sangat dekat berhubungan dengan soal pembatalan perdjandjian-perdjandjian K.M.B..

Saudara-saudara sekalian,Suka-duka menempuh djalan lewat P.B.B., sudah kita katakan

seperlunja. M aka adalah pula djalan lain jang menurut keadaan dan gelagat-gelagatnja akan memberi harapan jang baik djuga bagi perdjuangan kita mengenjahkan pendjadjahan dari w ilajah tanah-air kita Irian Barat itu. Djalan lain lagi ini, ialah djalan lewat negara-negara Asia dan Afrika. Dan kalau saja menjebut Asia Afrika dalam rangka ini, maka sudah termasuk negara-negara jang djadi perintisnja, jang biasa kita namakan negara-negara konperensi Kolombo.

Marilah kita perhatikan kembali, komunike bersama jang bertanggal Kandy 2 Mei 1954, jaitu kominike jang dinjatakan bersama oleh para Perdana Menteri negara-negara Burma, Sailan, India, Indonesia dan Pakistan dari konferensi mereka di Colombo. Pasal 5 komunike itu, berbunji demikian: ,,Para Perdana M enteri membitjarakan soal Kolonialisme, jang mereka sesalkan masih ada diberbagai-bagai bagian dunia. Mereka berpendapat, bahwa terus adanja keadaan seperti itu merupakan pelanggaran terhadap hak- hak azasi manusia dan merupakan antjaman bagi perdamaian dunia”.

Dalam kalimat2 itu tidak terdapat kata-kata jang menjebut atau menjangkut Irian Barat, akan tetapi, baik bagi Belanda, maupun bagi dunia pada umumnja, djelaslah sudah.

Konperensi Pantja Negara, Burma, Sailan, India, Indonesia, Pakistan di Bogor pada tgl. 29 Desember 1954, mentjiptakan sebuah kominike bersama jang dipandang dari segi perdjuangan pembebasan Irian Barat lebih madju daripada jang ditjiptakan di

186

Page 189: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Kandy dulu. P asa l 12 kominike itu, berbunji begini: ,,Para perdana menteri, dalam hubungan dengan sikap mereka terhadap kolonialisme jang sudah terkenal itu, memperhatikan soal Irian Barat. P a ra perdana menteri Burma, Sailan . India dan Pakistan menjokong pendirian Indonesia dalam hal ini.

M ereka m en jatakan pengharapannja jang sungguh-sungguh supaja Pem erintah N ederland membuka kembali perundingan- perundingan guna m elaksanakan kewadjibannja berdasarkan persetudjuan-persetudjuan jang dengan chidmat telah diadakan oleh m ereka dengan Indonesia” .

Achirnja, duapuluh sembilan negara2 Asia dan A frika jang berkonperensi di Bandung pada tgl. 18 sampai 24 April 1955, telah membuat suatu pern jataan mengenai persoalan Irian Barat, dalam kominike terach ir bab E pasal 2, sebagai berikut: Dalam hubungan sikap jang telah din jatakannja mengenai penghapusan kolonialisme, konperensi A sia-A frika menjokong kedudukan Indonesia dalam persoalan Irian Barat jang didasarkan pada persetudjuan jang telah ditjapai antara Indonesia dan Belanda mengenai soal ini.

Konperensi A sia-A frik a mendesak pemerintah Belanda setjepat mungkin memulai lag i perundingan-perundingan, untuk menepati kew adjiban-kew adjiban m ereka seperti jang ditentukan dalam persetudjuan tersebut d iatas tadi dan menjatakan harapannja supaja P.B.B. mau membantu pihak-pihak jang bersangkutan untuk m entjapai pen jelesaian perselisihan ini dengan djalan damai. Dengan diterim anja putusan demikian oleh konperensi Asia Afrika, maka berarti bahw a jang pasti membenarkan dan menjokong tuntutan Indonesia tentang Irian Barat, bukan lagi hanja 4, tapi 28 negara. Sedang P.B.B. d itarik tidak hanja oleh satu negara Indonesia, tapi oleh 29 negara Asia dan Afrika, untuk tjampur tangan dalam urusan sengketa ini. Bukan untuk tjampur tangan dalam mengurusi atau m ewakili Irian Barat, tapi tjampur tangan dalam urusan sengketa tentang Irian Barat antara Indonesia dan Belanda.

VII. Australia tak perlu chawatir, sebenarnja.Sau d ara-sau d ara sekalian,Sa ja telah uraikan usaha2 kita hendak m engadjak R akjat kita

diwilajah Irian B arat untuk bersam a-sam a menghirup udara

187

Page 190: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

merdeka, menikmati angin segar, bebas dari bisa ketakutan dan kemiskinan kolonial jang menjesakkan dada jaitu usaha2 jang langsung kita lakukan terhadap Belanda, jang lew at P.B.B. dan jang lewat negara2 A sia Afrika.

M aka sebelum sampai kepada membitjarakan usaha jang kita laksanakan dari kekuatan Rakjat kita sendiri, baiklah kiran ja saja singgung seperlunja tentang suatu kenjataan jang sebenarnja lajak kita sajangkan jang saja maksud ialah kechawatiran Australia terhadap usaha-usaha kita jang memang w adjar itu.

Lajak kita sajangkan, bukan hanja karena A ustralia itu adalah tetangga kita jang amat dekat, tetapi adalah djuga karena sebe­narnja Australia itu mendapat simpati jang baik dikalangan Rakjat kita. Simpati ini timbul, oleh karena dihari-hari permulaan revolusi kita dulu itu. Australia memang banjak membantu. M engapa ke­mudian djustru membantu Belanda dalam mentjoba berusaha me- miliki 22% dari w ilajah kita, jaitu Irian Barat, untuk tempat berpi- djak kaki kolonialnja?

Apakah chawatir Indonesia akan menjerang Irian Tim ur kalau sudah menguasai kembali Irian Barat? T idak beralasan, kechawa­tiran ini! Pada achir kundjungannja 4 hari ke Indonesia pada bulan Nopember 1955 tempo hari, Menteri Luar Negeri A ustralia Casey telah menjatakan bersama Menteri Luar Negeri Indonesia, bahwa:„ ............. the two countries w ill respect each other’s independenceand t e r r i to r ia l in tegrity .............”, bahwa: ................ kedua negaraakan saling menghormati kemerdekaan dan keutuhan w ilajahnja masing-masing.............

Apakah chawatir kalau-kalau nanti diserbu oleh orang-orang Indonesia jang suka memiliki tanah setjara sesuka hati?

Inipun tak beralasan. Mungkin terpengaruh oleh propaganda- bohong jang dilakukan oleh pihak jang membentji Indonesia. Kalau dikota-kota besar ada apa jang dinamakan w ilde occupaties, maka soalnja bukanlah karena orang2 Indonesia itu kebanjakan suka me­miliki tanah sesuka hati. Tentang ini, ada sebab2 dan ada pula pemetjahannja jang tersendiri. Lagi pula, bumi Indonesia masih tjukup luas untuk memberi hidup rakjatnja setjara sehat, setjara lajak. Lebih dari tjukup malah!

Apakah chawatir karena bahaja Komunis? T idak beralasan ! In­donesia terang bukan negara Komunis. Katakanlah m isalnja pada pemilihan umum jang lalu, Komunis di Indonesia mendapat 20%

188

Page 191: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

dari seluruh suara, belum djadi alasan untuk chawatir kalau diban- ding dengan hasil Komunis 35% dari total suara pada pemilihan umum di negara itu, dan 25% di negara Perantjis. Belum kalau misalnja dilihat dari segi adanja tenaga2 jang membendung penga- ruh Komunis di Indonesia sendiri.

Apakah chaw atir kekuatan pertahanannja akan mendjadi lemah, karena lini depannja ditempati oleh pertahanan suatu negeri jang persendjataannja lemah? Inipun tidak beralasan! Belanda memang lebih kuat persendjataannja, tapi silahkan memperhatikan. Berapa hari dulu m elawan serbuan Djepang? Dan bagaimana hasilnja menghadapi gerilja Indonesia jang lemah itu?

Sa ja k ira, A ustralia harus menindjau lagi sedalam-dalamnja dan seluas-luasnja tentang ini. Tentang sikapnja terhadap tuntutan In­donesia mengenai Irian Barat.

VIII. Kekuatan2 sendiri didalam iNegeri.

Saudara-saudara sekalian,Sampailah sa ja sekarang kepada soal: usaha2 jang menggunakan

kekuatan sendiri, kekuatan2 didalam negeri.Sa ja dapat mengerti kepada pikiran-pikiran jang tidak mau per­

tjaja, bahwa dengan berunding dengan Belanda, meminta bantuan dunia internasional, menjandarkan pada kesempatan-kesempatan jang mungkin ada dan sebagainja itu akan berhasil sebagaimana harapan kita.

Sa ja dapat mengerti, akan tetapi berat untuk dapat membenarkan begitu sadja. Memang, pikiran2 demikian itu, terkadang perlu sekali ada, ia lah untuk mendjadi dasar kesanggupan berusaha sendiri dan kepertjajaan terhadap diri sendiri! Meskipun begitu, mau tak mau, kita mesti mengakui, bahwa sekarang ini, kita tak akan dapat lepas dari sangkut-paut dunia, dimana negara kita berada.

Bagi sa ja, dan sebagaimana djuga didjaiankan oleh pemerintah kita, untuk mewudjudkan kekuasaan de facto kita diw ilajah kita sendiri Irian Barat itu, setelah njata benar bahwa Belanda tetap hendak bersitegang, ialah:a. mengerahkan, menjusun dan memimpin kekuatan2 didalam ne­

geri.b. mengerahkan kekuatan-kekuatan anti kolonialisme dimana-

mana (diseluruh dunia).

189

Page 192: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

c. mengadjak rakjat kita di Irian Barat sendiri untuk lebih giat lagi, berdjuang bersama-sama kita, dengan pembagian tugas jang teratur dan jang tertentu.

Tentang mengerahkan, menjusun dan memimpin kekuatan2 dida­lam negeri itu, baiklah kita ingat kepada Biro Irian jang antara lain bertugas: „mendjalankan koordinasi segala perdjuangan untuk mengembalikan Irian Barat kedalam w ilajah kekuasaan Republik Indonesia”.

Sedang usaha jang lebih njata lagi, ialah jang Undang-undang- nja kini sedang dibitjarakan di Parlemen, Pembentukan propinsi otonoom Irian Barat dengan ketentuan usaha-usahanja. Hal ini saja pertjaja tentu akan mendapat perhatian sepenuhnja dari sau­dara-saudara sekalian, terutama pelaksanaannja nanti.

Tentang mengerahkan kekuatan2 anti kolonialisme di dunia, di­samping lewat saluran P.B.B. dan negara-negara A sia A frika, maka perlu kiranja dipergiat usaha2 lewat segala matjam saluran jang mungkin digunakan, membrantas propaganda-propaganda jang ti­dak benar dan pikiran-pikiran jang keliru didunia mengenai tun­tutan kita.

Tentang adjakan terhadap rakjat kita di Irian B arat sendiri, lajak kiranja apabila hal ini terutama mendjadi kompetensi saudara- saudara untuk memikirkannja, djustru dalam sidang Dewan Nasio­nal Kongres Rakjat ini.

Demikianlah, maka pada penutup uraian sa ja tentang perdju­angan pembebasan Irian Barat ini, saja njatakan harapan dan ke- jakinan sa ja bahwa semua usaha kita, baik jang dilakukan oleh pe­merintah maupun jang dilakukan oleh kegiatan rak ja t sendiri, pas- tilah akan lebih lantjar, oleh karena telah dibatalkannja seluruh perdjandjian-perdjandjian K.M.B., dan dengan begitu kita kembali kealam perdjuangan jang segar dan penuh kegembiraan.

Semoga Allah s.w.t. melimpahkan Rachmat dan H idajahnja.Amin!

190

Page 193: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

^KEMERDEKAAN” dapat ditjapai oleh sembarang bangsa.. Tetapi kemerdekaan SEDJATI hanjalah hasil dari pad#

budi pekerti jang luhur. Sedjarah telah menundjukkan djatuh' nja negara2 ,,besar2 oleh karena budi pekertinja tidak luhur,,>

Hari Pahlawan jang sedang kita peringati ini adalah membukti" kan keluhuran budi-pekerti pahlawan2 Bangsa kita, jang telah men- dahului kita, mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Bangs# | dan Negara kita, jang kita alami dan menikmatinja pada saat ini-

Sdr.2 seperdjuangan, sebangsa dan setanah air.Kita semuanja mengetahui, kemerdekaan tanah, air kita beluit

sempurna. Irian Barat sebagian wilajah dari tanah air kita, raasil* didjadjah. Disana masih menetap pendjadjah/imperialisme Belanda, sehingga sebahagian dari sdr.2 Bangsa kita, disana masih berada | dalam rantai belenggu pendjadjah.

Hari peringatan ini, meminta kesadaran dan pertanggungan d ja ' wab kita sekalian dalam persoalan ini. j

Propinsi Perdjuangan Irian Barat telah berdiri dengan resmi !pada tanggal 23 September jang baru lalu dengan maksud memu" puk kekuatan rakjat dalam negeri. Kekuatan itu adalah, djiwa dan semangat jang terkandung dalam Hari Pahlawan jang kita per- ingati pada hari ini.

Hanja djiwa dan semangat peringatan Hari Pahlawan, jang di- timbulkan oleh Proklamasi Kemerdekaan kita inilah, jang periu dunsjafi dan disadari oleh kita sekalian jang dapat memaksakan pendjadjah Belanda meninggalkan Irian Barat, karena sebaqai T nAa uT a “ e ,n9et^ ui dan telah mengalami, dengan bangsa peV

tldaA dapat,klta ^runding, hanja dapat dihadapinja dengan P . , an ! ir,‘ Peristiwa terusan Suez achir2nja ini mem-

fat impLPateme/Llon/a“ ”melU<li SUat“ ba”9 !a b" Si'

itU’ “ f 11? 11 kita Sadari akan hikmat hari Pahlawan ‘ nprW' * 3 an rajakan pada hari ini, dan melandjutka-iiin; J “an9an X1 3j en? an semangat dan djiwa hari jang bersedjai-ah

, ngan eri isi jang njata pada Propinsi Perdjuangan Irianrat ini, sedjalan dengan djiwa konperensi Afro-Azia dan politik

-!ta disampaikan langsung oleh Bapak Kepa-in- 1 a’ Un? J^arno dalam perlawatan keluar negeri baru'mi. ialah ke-negara2 Amerika Serikat, Canada. Eropah Barat dan

192

Page 194: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Timur, R usia dan R R T , jang mendjadi tanggung djaw ab k ita ber- sama.

Se lam a im perialism e/kolonialism e Belanda berada disebagian w ila jah tan ah a ir k ita , Irian B arat, berarti tetap ada antjam an bagi kesem purnaan kem erdekaan dan kedaulatan tanah a ir k ita.

U ntuk m en d jaga sega la kemungkinan jang akan diambil oleh pendjadjah B elanda di Irian B arat terhadap kita, .— ingatlah pen­djadjah B e lan d a te lah memperkuatkan angkatan darat, lau t dan udara di Irian B ara t ■— teristim ewa terhadap Propinsi Irian B arat kita jang te lah dibentuk dengan U .U . No. 15 tahun 1956 dan di- resm ikan p ad a tan gg a l 23 September jang baru lalu di T idore dan daerah2 p erb a tasan n ja , ■— ingatlah peristiw a Suez .— m aka m arilah kita tetap w asp ad a dan menjusun kekuatan kita kembali dalam satu persatuan jan g kokoh kuat sebagaim ana d jiwa hari P ah law an jang kita peringati p ad a hari ini, dan merealisir tugas2 dari Propinsi Irian Barat k ita in i sebagaim ana tertjantum pada pasal 7, 8 dan 9 U .U . Pem bentukan Prop insi Irian B arat tsb. Supaja dengan dem ikian berhasillah ke lak , in s ja A llah , Perdjuangan Pemerintah kita bersa­ma-sam a sah ab a t2 n egara A fro-A zia dan negara2 anti imperialisme/ kolonialisme la in n ja di-forum P.B.B. kembalinja Irian B arat ke- pangkuan Ibu P ertiw i.

Dan se lam a perd juangan kita masih berdjalan di P.B.B. m aka k iia tetap harus w asp ad a dan menjusun kekuatan k ita, karena dasar pikiran tiap 2 pend jad jah dan teristim ewa pendjadjah Belanda, ad a ­lah sbb.:

,.D jika en gk au m engingin i sesuatu barang, dan engkau m erasa ada m em punjai tjukup kekuatan , m aka ambillah barang itu. Kemu- "lian engkau ak an memperoleh seorang adpokaat untuk m entjari alasan buat m em benarkan tindakan engkau .

Sd r.2 sep erd juan gan dan setanah air.Sem oga P er in g a tan hari P ah law an ini tidak s ia2 bagi k ita seka­

lian. D an sek a li lag i kam i u langi utjapan Bung Karno ia lah :

,,H an ja b an gsa jang tinggi budinja dapat m engerti apa jan9 seb en arn ja d im aksud dengan kem erdekaan. ,,K em erdekaan dap at d it jap a i oleh sem barang bangsa. T etap i kemerdekaan SE D JA T I h an ja lah hasil dari pada budi-pekerti jang luhur. S ed ja rah te lah m enundjukkan djatuhnja n egara-n egara B E SA R , o leh k a ren a budi pekertin ja jang tidak luhur."

193

Page 195: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

UTJAPAN GUBERNUR IRIAN BARAT, ZA1NAL ABIDIN SJAH PADA HARI PAHLAWAN, 10 NOPEMBER 1956

Sdr.2 Sebangsa dan setanah air.

Dan kawan2 seperdjuangan di- seluruh tanah air dari Sabang ke Marauke!

Merauke!Dengan kodrat dan perlindung-

an Tuhan Jang M aha Kuasa, hari ini, 10 Nopember 1956, un­tuk ke-XI kalinja kita bangsa Indonesia, berkesempatan untuk memperingati hari Pahlawan kita, dengan penuh hidmat, sesuai dengan kedudukan dan kehor- matan bangsa kita dan semoga dengan perlindungan Allah s.w.t.

Hari Pusaka kita ini tetap men-djadi milik kita kekal abadi.Hari jang bersedjarah dan sungguh tinggi nilainja bagi perdja-

lanan kehidupan bangsa dan negara kita, baik pada masa jang lalu, maupun pada masa sekarang dan masa jang akan datang.

H ari Pahlaw an jang ditimbulkan oleh Proklamasi Kemerdekaan kita jang diutjapkan oleh Bung Karno pada 17 Agustus 1945 jang lalu., Hari Pahlawan inilah semangat djiwa kepahlawanan Bangsa

Indonesia, jang berhasil mentjegah imperialisme dan kolonialisme Belanda dan sekutunja Inggeris pada waktu jang lampau dengan segala a lat perlengkapan perangnja jang modern jang hendak menghantjurkan N egara Proklamasi kita, kemudian harus terpaksa mengakui akan kemerdekaan dan kedaulatan kita, sesuai dengan Proklamasi kita pada tgl. 17 Agustus 1945, dan harus mundur ter- atur dan gulung tikar dari tanah air kita pada achir tahun 1949.

Hari ini mengingatkan kita pula pada kebenaran utjapan Pemim­pin N egara dan Bangsa kita. Bung Karno jang berbunji:

„Hanja bangsa jang tinggi budinja dapat mengerti apa jang sebenarnja dimaksudkan dengan kemerdekaan.

Gubernur Irian Barat. Sultan Zainal Abidin Sjah

191

Page 196: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dan marilah kita melandjutkan sedjarah hari Pahlaw an ini, di- sesuaikan dengan semangat konperensi Afro-Asia sebagai suati benteng pertahanan dimana tiap2 kekuatan imperialisme/kolonial- isme akan menemui kehantjurannja, bila hendak mendekati ata menembus benteng tersebut. Dan semoga PBB dengan sokongc- , dan ban tuan djiwa dan semangat Afro-Azia dapat menegakkr azas2 piagamnja untuk kebahagian bangsa2 dimana tersusun sua;. kerukunan pergaulan hidup jang mendjamin keadilan jang mendjadi pokok suatu perdamaian dan kebahagiaan kita bersama.

Sebagai penutup sa ja sampaikan sebuah sadjak jang pernah di- utjapkan pada hari peringatan Sumpah Pemuda, Hari Indonesia Raya di lbukota Propinsi Irian Barat di Tidore pada tgl. 28 Octo­ber jang baru lalu jang bunjinja sbb.:

la d jaja dan makmur karena usahaHanja ada satu tanah air, jang kunamakan tanah airku danusaha itu adalah usahaku

Sekianlah!

Sekali berdjuang tetap berdjuang.Sekali Sabang sampai ke MeraukeTetap Sabang sampai ke Merauke!

M e r d e k a !

194

Page 197: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

I

K A L IM A T 2 PEN TIN Gf

Kalim at2 penting, jan g berupakan in tisari dari pidato2 Bung

Karno. S e la in k ita d ap at m enangkap slogan2 dan kata2 knat dari

pidato2 itu , m aka ku tip an2 ini m em bajangkan seluruh riw a ja t per­

djoangan ra k ja t Indonesia sed jak Proklam asi Kemerdekaan

Indonesia.

195

Page 198: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

17 Agus tu s 1945.

— Hanja bangsa jang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnja.

P R O K L A M A S I

K a m i b a n g s a I n d o n e s i a d e n g a n i n i m e n j a t a k a n

IK E M E R D E K A A N I N D O N E S I A .

H a I - h a 1 j a n g m e n g e n a i p e m i n d a h a ^ k e k u a s a a n d a n 1 a i n - 1 a i n, d i s e 1 e n g g a r a k a ^ d e n g a n t j a r a s e k s a m a d a n d a l a m t e m p o j a n g s e s i n g k a t - s i n g k a t n j a .

D j a k a r t a , 1 7 A g u s t u s 1 9 4 5.

A t a s n a m a b a n g s a I n d o n e s i a S O E K A R N O - H A T T A .

— Tidak ada satu ikatan lagi jang mengikat tanah air kita dan bangsa kita!

Mulai saat ini kita menjusun Negara kita! Negara M erdeka, Negara R ep u b lik Indonesia — merdeka kekal dan abadi.

Insja Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu!

17 Agustus 1946.

— Proklamasi kita menderu-deru diudara menggetarkan djiwa bangsa kita. Rakjat menjambut itu dengan penuh k eg em b ira a n .

— Meskipun keadaan dunia masih dalam gelap jang mengelilingj kita, tapi pada bathin kita nampak tjahaja jang terang .— m enjala api kemerdekaan, api kebangsaan jang dengan kehendak bulai: m e^. djadi satu ketetapan, djadi satu tudjuan.

Page 199: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Seluruh bangsa k ita kaja, miskin, tua, muda, laki2, pcrempuan, terpelad jar atau buta huruf serentak bangkit berdjuang untuk m endjaga proklam asi kita tanggal 17-8-1945.

— Kepada Belanda kita pertjaja, kalau tidak dihalangi kita mau damai.

— Ribuan rumah telah hantjur, gedong2 jang indah telah binasa dan beberapa banjak rak jat mendjadi korban, tapi semua itu kita anggap sebagai tebusan kehormatan bangsa jang harus dibajar.

— H asil perusahaan jang semestinja dimiliki oleh negara banjak jang diurus oleh orang2 tukang tjatut, demikianpun gudang2. Orang2 inilah jang tidak baik, bikin rugi dan chianat pada negara harus d id jaga.

— Dalam revolusi pembangunan diperlukan tenaga jang positif dan berguna, hal ini Pemerintah ichtiarkan tidak berhentinja me- ngad jak tenaga buat susun dan asuh negara.

— H anja dengan kedudukan pemerintah jang kuat dapat di~ serahi kew adjiban besar sebagai pengasuh negara.

Pemerintah bukannja party, bukannja golongan, tapi pengurus negara, kuasa negara , harus bertindak sebagai kuasa negara.

— T erhadap negeri2 lain, terutama negeri tetangga kita, kita tetap bersahabat.

— Kita m enjintai perdamaian, dan mentjintai kemerdekaan. Kita memelihara perdam aian, kita berani terhadap perkosaan jang akan merusak bangsa dan Republik Indonesia. Kalau Republik kita akan dihantjurkan, m aka perdamaian akan hantjur, demokrasi hantjur, pengadilan dunia hantjur, moral manusia hantjur, dan gantinja akan datang kekatjauan terus-menerus dalam dunia.

Kita. m endirikan Republik, karena kita tjinta demokrasi, untuk kebaikan sendiri dan untuk kebaikan dunia. Kjta tahu bahwa soal Indonesia sam a pentingnja dengan soal perdamaian dunia menarik perhatian seluruh dunia. Kita ingin ikut serta dalam usaha perda­maian dunia dan membereskan dunia, dari itu kita berseru pada bangsa2 jang m entjintai demokrasi dan mempunjai tanggung djawab dalam perdam aian dunia 'supaja Republik Indonesia lekaslah diakui.

Kita tjin ta perdam aian, tetapi kalau kita diperkosa oleh Belanda, k ita akan m elawan, sebab Tuhan jang M aha Kuasa dan M aha Adil adalah D jendral kita.

— M arilah k ita berd jalan terus, Insja Allah kalau bisa 1 tahun2 tahun 3 tahun 30 tahun 300 tahun, dan seterusnja sampai pada achir zaman.

197

Page 200: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Kita memproklamirkan negara ada gampang, tapi mempertahankan negara, memiliki negara ada sukar. Hanja rakjat jang mempunjai rasa penuh tanggung djawab tadi, tidak bosanan, itulah jang men- dapat negara jang abadi. Barang siapa ingin mutiara harus berani terdjun dilautan jang dalam. Djangan lembek, mohon kepada Tuhan supaja bangsa Indonesia mendjadi satu bangsa jang d ja ja didunia. mendjadi bangsa kuat dan tabah.

■— Hidup ke Tuhanan jang M aha Esa. hidup persaudaraan Dunia, hidup Demokrasi, hidup Kesedjahteraan Sosial. Kepada Tuhan saja mohonkan taufik dan hidajat.

17 A gu s tu s 1947.

— Lebih dahulu, berhubung dengan 'Idul Fitri dihari besok, sa ja minta ma’af kepada segenap rakjat untuk semua kesalahan2 saja, sebagai seorang-manusia dan sebagai kepala-N egara. Ampuni- lah semua kesalahanku itu!

— Memang Revolusi adalah dynamika m asjarakat! Kemadjuan jang dynamis itu membawa konsolidasi jang lebih besar lagi di- segala lapangan. Lapangan kenegaraan, lapangan m asjarakat- sendiri, —■ semuanja meregistir konsolidasi! Siapa jang dengan hati djudjur dapat memungkirinja? Malahan Komisi jang dikepalai oleh Dr. Koets sendiri, jang datang menindjau daerah kita, terpaksa mengakui sangat nampaknja proses kedjurusan konsolidasi itu! Mereka dapat menjaksikan dengan mata kepala sendiri, bahwa di Republik tidak ada rasa-kebentjian terhadap bangsa asing, djuga tidak terhadap bangsa Belanda. Mereka menjaksikan, bahwa In­donesia jang mereka djumpai pada bulan September 1946, bukan lagi bangsa Indonesia sebelum tahun 1941. M ereka menjaksikan, bahwa bangsa Indonesia didalam tingkah-lakunja telah menjatakan dirinja merdeka, seolah beban djiwa jang berat telah dilemparkan djauh-djauh dari dirinja. Mereka menjaksikan, bahwa pemuda- pemuda kita didalam suasana merdeka haus akan pengetahuan. Mereka menjaksikan, bahwa paberik-paberik berdjalan baik dan bahwa kaum buruhnja diberi peladjaran membatja dan menulis serta tergabung dalam serikat-serikat buruh jang besar artinja.

— Demikianlah, sesudah pada tanggal 11 Nopember 1946

Page 201: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

mengadakan perundingan penghabisan dilereng gunung Tjiremai. maka pada tanggal 11 Nopember 1946 djam 18.10 dapat diparaf persetudjuan L inggardjati.

Diparaf! Belum ditanda tangani! Sebab Komisi Djenderal masih akan membawanja naskah itu ke kabinet dinegeri Belanda dan bila sudah disetudjui disana, akan membawanja pula kehadapan par-lemen. Komisi D jenderal berangkat kenegeri Belanda, dan.............sungguh............... banjak kekuatiran dikalangan kita, bahwa berang­kat mereka itu akan sama dengan berangkatnja Dr. van Mook ke Hooge Veluwe, jaitu kembali dengan tangan kosong, Adakah alasan buat kekuatiran kita ini? A da alasan itu! Sebab, sesudah naskah itu diumumkan dalam tiga bahasa, maka suara rakjat Belanda jang reaksioner dan malahan golongan jang ada wakilnja didalam Komisi Djenderalpun, mulai mengeluarkan tjelaan jang bukan-bukan. He- batlah pertikaian faham diantara rakjat Belanda sendiri tentang naskah itu!

— Didalam suasana pantjaroba jang sulit itu, gerakan buruh kita mendapat kemadjuan pesat. Dari gabungan-gabungan jang terbesar. dapat didirikan satu Sentrale untuk seluruh Indonesia. SOBSI ber- diri, dan didalam sedjarah SOBSI jang masih pendek itu, telah nampaklah betapa insjafn ja buruh Indonesia akan sifatnja per­djuangan kita pada masa sekarang. Buruh menuntut Negara jang merdeka, buruh berdiri tegak membela N egaranja jang telah mer­deka. Sebab hanja dalam N egara jang merdeka, buruh dapat ber- gerak dan bertindak sepenuh-penuhnja, menurut azas-azas dan dasar-dasar gerakan buruh jang sedjati.

— Tekanan jang dilakukan atas pemerintah kita oleh fihak Be­landa supaja kita menerima tafsiran Belanda, dapat kita lawan de­ngan tegas dan fihak Republik menjatakan hanja bersedia menanda tangani naskah dengan tidak terikat kepada apapun, melainkan kepada apa jang kita telah setudjui. Bagi Republik pada waktu itu djalan L inggardjati masih tetap djalan jang dapat ditempuh, walaupun dari tindakan tentara Belanda difront Surabaja itu terang kurang-adanja-tanggung-djawab dikalangan mereka itu, dengan penjerbuan mereka ke Krian, ke Sidoardjo dan ke Gempol. Dan di Palembang pun pada permulaan tahun 1947, pula difront Medan, difront Padang, banjak insiden-insiden jang mendjadi pertempuran.

Tetapi walaupun demikian. w a l a u p u n d e m i k i a n , tetap Republik berpendapat, bahwa djalan damai adalah djalan jang sempurna. Pada tanggal 15 Pebruari 1947 djam 24.00 saja perintahkan penghentian tembak-menembak.

199

Page 202: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Pada waktu itu masih kita pertjaja, bahwa dengan penjelesaian soal politik, soal-soal lainpun dapat diselesaikan!

M aka untuk menghadapi penanda-tanganan naskah Linggardja- ti, dirantjangkanlah mengadakan sidang Komite Nasional Indone­sia Pusat jang ke V di M alang. Paduka Tuan sendiri jang memim- pin sidang itu. Sebelum sidang itu, nampak adanja perbedaan fa- ham antara Presiden dan Badan Pekerdja dalam soal menjempur- nakan keanggautaan K.N.I. Pusat. Peraturan Presiden No. 6, jang dibuat oleh saja dengan bantuannja W ak il Presiden serta fihak luaran jang diminta pemandangannja, ditolak oleh Badan Pekerdja itu. Saja berpendapat, bahwa soal itu sebaiknja diputuskan oleh K.N.I.P. sendiri, dan usaha saja untuk menjempurnakan keanggau­taan K.N.I.P. itu diteruskan dengan seksama. Alhamdullilah, putusan sidang K.N.I.P. di M alang ialah demikian, sehingga Per­aturan Presiden No. 6 itu dapat dipakai untuk bersidang terus dengan K.N.I.P. baru.

Jang amat penting ialah, bahwa pada sidang itu dapat diambil keputusan menjetudjui pimpinan Pemerintah, sehingga naskah Linggardjati dapat dipakai selandjutnja untuk mendjadi dasar politik Pemerintah, keluar dan kedalam.

Dengan demikian, maka dapatlah dilangsungkan pembitjaraan dengan Belanda.

Pada 25 M aret 1947, ditanda-tanganilah Naskah L inggardjati!Tetapi sajang sekali! Penanda tanganan itu tidak berlaku dalam

suasana gembira, penanda tanganan itu berlaku dalam sausana luka hati difihak kita. Sebab beberapa hari sebelum itu, fihak Belanda telah menjerbu Modjokerto. Dengan sekonjong2, dengan memakai tank-tank, kapal-kapal-terbang, artillerie-berat dan lain- lain sendjata jang modern, Belanda menjerang kedjurusan M odjo­kerto dan walaupun mereka kemudian menjetudjui akan adanja demilitairisatie daerah kabupaten Modjokerto, — tetap rasa bang­sa Indonesia terluka, tetap kita sukar mempertjajai djandji-djandji Belanda.

Tetapi bagi fihak kita, ada djuga akibat peristiwa Modjokerto itu berguna: pengalaman di Modjokerto itu seolah-olah memba- ngunkan rakjat kita, menggugah rakjat kita, jang sangat meminta penjusunan pertahanan di D jawa Timur jang lebih sempurna. Se­bab, tetap masih ada ingatan rakjat itu kepada hebatnja pos per­tempuran di Surabaja dan peristiwa Modjokerto itu mendjadi tanda pembangkitan kembali, — Tentara, Lasjkar, D jawatan, Rakjat,

200

Page 203: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

bergeraklah kembali, M ark as Besar Pertempuran D jaw a T imur mendjelma dan g iat m embangkitkan kembali semangat perdjoangan kita.

Sega la pertjobaan kita untuk membela perdamaian, jang kita usahakan dengan djudjur dan dehlas, gagal. Pada tanggal 21 Djuli 1947, pada perm ulaan Bulan Sutji, meriam Belanda mulai meng- geledek dan mengguntur! Pada tanggal 21 Djuli itu, djam 2.30, Perdana M enteri Beel m enjatakan, bahwa akan diadakan „tinda- kan kepolisian” dan pagi-pagi Dr. van Mook pun menjatakan jang demikian pula. T etap i beberapa djam s e b e l u m n j a , -kita t e l a h diserang. T en tara Belanda jang berlapis w adja dan bersendjata hebat itu, telah m elangkahi garis demarkasi. Serangan kepada kemerdekaan kita itu, sungguhpun sudah lama kita duga akan da- tangnja, adalah serangan jang sekonjong-konjong. Dari fihaknja sendiri Belanda m enjatakan, bahwa mereka tidak terikat lagi ke­pada perdjandjian gentjatan perang. dan perdjandjian lain.

Didalam pidato sa ja pada hari 21 Djuli itu, sa ja katakan, bahwa Belanda sebenarnja menjerang peri-kemanusiaan, menjerang ke- adilan. M ereka m elepaskan diri dari perdjandjian-perdjandjian, jang sebenarnja ia lah perdjandjian peri-kemanusiaan. Perdjan­djian an tara dua bangsa jang mengutamakan damai, perdjandjian antara dua bangsa jang berkebudajaan. Fihak Belanda kini mele­paskan kebudajaan m ereka itu. Kebudajaan ialah: tjinta kepada kem erdekaan-sendiri dan kepada harga-diri-sendiri, tetapi djuga mengh'ormat milik, fik iran, perasaan, djiwa orang lain! Fihak Be­landa bersikap tidak berkebudajaan lagi!

Kita d i s e r a n g , sudah tentu kita melawan! Berpuluh-puluh kali, barangkali beratus-ratus kali, kita selalu mengichtiarkan per­damaian.

— Jah, k ita jang tjinta damai itu, kita pada tanggal 21 Djuli itu d ipaksa mulai beranggar mati-matian mempertaruhkan darah dan d jiw a kita. A pa boleh buat! Sedjarah njata menghendaki de­mikian! ,,Kita tidak dapat melepaskan diri dari sedjarah”, .— w e c a n n o t e s c a p e h i s t o r y — demikianlah perkataan Lin­coln.

Satu fase baru dalam perdjoangan kebangsaan kita, telah mulai!

P e r a n g telah mulai! Ja , sa ja katakan perang, sebab tidak ada kata-kata lain. B elanda m e n g a t a k a n , bahwa ini, ialah satu aksi polisionil, tetapi m ereka mengetahui, bahwa ini ialah satu

2 0 1

Page 204: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

perang. Dan kita kata: perang kolonial, perang pendjadjahan, pe­rang imperialis, dengan segala kebuasannja, dengan segala keke- djiannja, dengan segala ketidak-adilannja! Sa ja mengutjapkan sju- Kur, — sjukur kepada Engkau, ja A llah Robbul’alam in! — bahwa didalam peperangan dni kita bersatu. Sa ja ketahui, bahwa belum segala-galan ja telah sempurna didalam usaha pertahanan kita. M a­sih ada orang-orang jang belum mengerti betul-betul, bahwa perang ini menentukan hidup-matdnja Republik jang mereka tjintai. Masih ada orang-orang, jang belum sedar benar-benar bahw a Republik kita ini, ialah satu-satunja djalan ■— dan tidak ada djalan lain ■—, untuk mentjapati kesedjahteraan dan kemerdekaan bagi seluruh bangsa Indonesia.

Baiklah mereka itu merenungkan hal ini sedalam -dalam nja dulu!Tetapi Alhamdulillah, pada umumnja, tentara kita dan rak jat kita

telaih membuktikan, bahwa klita insj'af, akan arti perdjonaan kita sekarang ini. Rakjat mengerti dan oleh sebab itupun rak ja t mem­bantu usaha pertahanan dengan semangat jang sebaik-baiknja.

Sa ja minta kepada semua orang jang bertanggung djawab, kepada pegawai-pegawai sipil, kepada orang-orang tentara, kepada pe- mimpin-pimimpin, supaja insjaf benar-benar, bahwa sebagai rakjat jang berperang, kewadjiban kita bertambah besar dan bertambah berat. Bukan sadja karena kita harus memasangkan segenap tenaga untuk pertahanan, memeras tiap-tiap keringat untuk pertahanan, tetapi djuga bertambah berat dan bertambah besar oleh karena kita, didalam peperangan itu, tetap harus mendjamin keamanan djiwa dan keamanan benda dari semua penduduk, kalau benda itu memang tidak perlu kita ambil atau k ita binasakan guna keperluan pertahanan. Dengan istimewa sa ja tandaskan disini, bahwa kita sebagai satu bangsa jang sopan, tetap berkewadjiban mendjamin keselamatan djiwa dan benda segala penduduk itu, ■—■ baik pendu­duk bangsa Indonesia, maupun penduduk bangsa Tionghoa, mau­pun penduduk bangsa lain. T iap-tiap perang membawa penderita- an, tiap-tiap perang adalah penderitaan, tetapi kita mesti sedia meringankan, ■— bukan menambah dengan tidak perlu ■—■, pende­ritaan penduduk itu. Buat apa kita berperang? Djustru buat mem- bela keselamatan Negara, membela keselamatan penduduk, mem- bela keselamatan rakjat! Ingatlah kepada apa jang saja katakan tentang arti kebudajaan dimuka tadi.

M aukah kita berkebudajaan? Ingatlaih kepada Tuhan. T jarilah pimpinan Bangsa jang tidak dipimpin Tuhan, dip.erintah oleh

2 0 2

Page 205: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

orang^orang jang zalirn! ,,men must be governed by God, or they will be governed by tyran ts” . Ingatlah akan hal ini, setiap waktu!

'— D e m o k r a s i b e r h a d a p a n d e n g a n f a s ­c i s m e ! Tetap i d ja lann ja peperangan tidak mengetjewakan kita, walaupun dibeberapa tempat ada kurang hati-hati difihak kita. Bahwa musuh dengan persendjataannja jang hebat, dengan motori- sasinja jang tjepat, dengan kapal-terbangnja dan armada-lautnja jang tidak dapat kita ganggu itu, dapat menduduki kota-kota- besar, ■— itu memang sudah kita ketahui lebih dahulu. Kita tidak usah malu-malu mengakui hal ini. Jang harus malu, ialah fihak Belanda, jang menjombong-njombongkan kemenangan tank-tank- nja dan meriam-meriamnja itu, ■— sama dengan kaum Nazi jang djuga menjombong-njombongkan, baihwa mereka dengan persendja­taannja jang menggemparkan-bumi dapat menjapu bersih negeri Belanda dalam tempo empat harli sadja.

Tetapi didudukinja kota-kota oleli tentara Belanda itu tidak ber­arti, bahwa tenaga-perang kita telah patah! Djauh dari pada Stu! Tenaga T .N .I. buat 98% masih wutuh. T idak ada satu pertempu­ran, dimana sesuatu pasukan T.N .I. dibinasakan. Garis perhubu- ngan tentara Belanda, ketjuali jang dilaut dan diudara, dapat kita kuasai atau k ita serang saban waktu. Semangat kemerdekaan kita masih m enjala-njala, h o v e of l i b e r t y kita masih berapi-api. Dan kita mempertahankan kemerdekaan kita dengan djalan apa sadja jang oleh hukum-hukum boleh didjalankan. Kalau kita tidak dapat terbang, k ita merajap!

.— A langkah sala!h fikiran Belanda, alangkaih salah rabaan me­reka, dengan m elakukan peperangan kolonial ini! Kedudukan Be­landa merosot sama sekali diluar negeri! Kaum buruh, kaum aga- ma, kaum pemuda, kaum progressif aneka-warna, diberbagai-bagai negeri telah mendjatuhkan hukuman berat atas tindakan agressi Belanda itu. Dan bukan sadja hukuman berat!

— Bukan sad ja hantaman moreel jang hebat! Tindakan-tindakan rieel, seperti m isalnja boikot, dikerdjakan oleh mereka untuk mem- bantu kita. Dan bukan sadja perkumpulan-perkumpulan atau ge- rombolan-gerombolan jang membantu kita! Negara-negarapun mendjatuhkan hukuman pahit kepada Belanda, memberikan soko- ngannja kepada kita. menjelenggarakan tindakan-pentjegahnja kepada agressi jang sewenang-wenang itu. Dewan Keamanan Per- serikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan resolusi untuk menghenti- kan permusuhan dan untuk mentjapai djalan damai. Kitapun minta

203

Page 206: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

komisi arbitrage internasional didatangkan disini. Dan kitapun membukakan pintu kita buat siapapun jang hendak menindjau ke­adaan disini. Kita dalam kebenaran, k ita tidak chawatir ditindjau oleh siapapun djuga. Jang segan ditindjau, jang chawatir ditindjau, hanjalah fihak jang bersalah. ,,S iapa mempunjai penjakit busuk, malu kepada dokter”. Demikianlah peribahasa Tionghoa.

Sungguh, bantuan moreel dan bantuan rieel dari luar negeri amat banjaknja. A tas nama Republik, atas nama segenap Rakjat Indonesia, sa ja mengutjapkan terimakasih kepada semua mereka itu, kepada semua pemerintah negara, kepada semua kaum buruh, kepada semua golongan dan perserikatan, kepada semua pemuda-, jang dengan djitu dan tepat telah menghukum agressi Belanda itu dan berlindak pula menurut azas penghukuman itu.

Andjuran Dewan Keamanan untuk menghentikan permusuhan telah k ita setudjui dan telah kita kerdjakan; akan tetapi kitapun telah mengetahui, bahwa tentara Belanda selalu akan mentjari d ja­lan untuk meniadakan putusan Dewan Keamanan itu. KedjadianJ sesudah 4 Agustus pukul 24.00, menjatakan dengan tegas, tidak tunduknja tentera Belanda terhadap perintah jang telah diberikan oleh Dr. V an Mook.

Kita tidak akan berhenti mempertahankan kemerdekaan kita.Kita benar, kita difihak keadilan. Apa sadja akan kita kerdjakan,

untuk membela kebenaran dan keadilan itu.Dan segala usaha kita untuk menjelesaikan soal Indonesia itu.

tetap akan kita lakukan didua front, .— front didalam Republik dan diluar Republik. Pertikaian belum selesai dan kita b e r h a k mempertahankan hidup kita sebagai N egara, terhadap siapapun djuga. T idak seorangpun didunia ini berhak melarang k ita tjinta kepada kemerdekaan dan membela kepada kemerdekaan, dengan djalan apapun djuga. Segala usaha, jang menurut hukum-hukum boleh kita lakukan, a k a n kita lakukan, dengan segiat-giatn ja, setangkas-tangkasnja, sehebat-hebatnja. Sekali kita telah merdeka, tetap kita harus merdeka!

Seluruh rak jat Indonesia, baik didaerah Republik, maupun di­luar daerah Republik seluruh rak jat Indonesia dari Sabang sampai ke Papua, seluruh Rakjat Indonesia jang merantau dimantja-nega- r a . s a j a p a n g g i l k a m u , untuk meneruskan perdjoangan kita mempertahankan Republik sebagai pelopor dari pada perdjoa­ngan seluruh bangsa Indonesia, sebagai lambang kemenangan revo­lusi Indonesia terhadap imperialis Belanda.

204

Page 207: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Jakinlah, saudara-saudara d iluar D jawa dan M adura dan Suma- tera, — dengan h ilangn ja Republik akan hilang pula dibasmi oleh Belanda pergerakan kem erdekaan diluar Republik. Kita jang 70.000.000 d jiw a ini, k ita bangsa jang satu. Dan kita bangsa — jang — satu ini mempunjai tjita-tjita-bangsa, mempunjai tjita-tjita kebangsaan bersam a-sam a: Ialah, supaja bangsa jang satu ini hidup sebagai bangsa jang m erdeka tersusun didalam satu N egara jang merdeka, bernaung dibaw ah satu Bendera Sang M erah Putih jang M erdeka. Empat puluh tahun hampir, kita bersama-sama berdjo- ang, bersam a-sam a menderita, bersama-sama berkorban, untuk mentjapai tjita-tjita kebangsaan kita itu. Dan hasil pertama jang besar daripada perdjoangan-bersam a kita itu ialah Republik Indo­nesia ini! Republik Indonesia, jang kini hendak dihantjurkan oleh Belanda.

Republik adalah m ilik k ita bersama, milik seluruh bangsa Indo­nesia. Republik bukan m iliknja orang Indonesia jang berdiam di Djawa dan Sum atera sad ja, Republik adalah djuga milik saudara- saudara jang berdiam di Borneo, Sulawesi, dikepulauan Sunda- Ketjil, di M aluku , di Papua. Darah saudara-saudara ikut mem- basahi tanah, ta tka la k ita mendjelmakan Republik ini! Republik harus kita anggap sebagai modal kita sekalian, untuk meneruskan perdjoangan kita m engedjar tjita-tjita-kebangsaan kita, ja ’ni N e­gara Kesatuan Indonesia.

Adalah beberapa orang bangsa kita, jang berkuasa atas saudara- saudara, jang m enjetudjui tindakan Belanda ini, — mereka adalah berchianat kepada tjita-tjita-kebangsaan Indonesia. Sebab sekali lagi saja katakan : Republik adalah milik kita bersama, untuk mene­ruskan perdjoangan k ita bersama, guna mentjapai tjita-tjita-ke­bangsaan k ita bersam a, ja itu N egara Kesatuan Indonesia jang merdeka.

M arilah k ita semua, semua, seluruh bangsa Indonesia, memper- tahankan keselam atan Republik ini. D jangan sampai modal ini hantjur. D jangan sam pai agressi Belanda berhasil! Djangan sam­pai Republik tenggelam ! A pakah jang akan terdjadi, djikalau Repu­blik tenggelam? D jikalau Republik tenggelam, maka akan tinggal hanja negara-negara-ketjil sad ja buatan Belanda, negara-negara- ketjil boneka, jang diperintah oleh segerombolan ketjil orang-orang bangsa kita jang m endjadi kaki-tangan pendjadjah Belanda, sedang rakjat tidak d ibaw a-baw a. Dan sebagai jang tepat setahun jang lalu didalam pidato-ulang-ta'hun Republik jang pertama djuga su-

205

Page 208: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

dah sa ja katakan: D jikalau Republik binasa, maka keadilan akan binasa, maka demokrasi akan binasa, maka moraal akan binasa, maka keamanan dan ketenteraman akan binasa, kesedjahteraan akan binasa, maka perekonomian dunia akan binasa! Dan sebagai gantinja, akan datang kekatjauan terus-menerus.

Karena itu, pertahankanlah keselamatan modal ini! Dan difront luar Indonesia pun, kita akan berdjoang terus dan saja serukan kepada semua kawan d iluar negeri: — Colonglah! T e t a p t o - l o n g l a h perdjoangan kita jang adil ini!

— Kita ketahui, fihak Belanda dan alat-alatn ja akan m'enentang hal ini dengan segala djalan jang dapat mereka pakai. Pengalaman tentang hal ini telah ada pada kita: Kapal-terbang seorang sahabat dari India, dikemudikan oleh sahabat dari A ustralia dan sahabat dari Inggeris, jang membawa obat-obatan sebagai tanda-kasih ke­pada sesama manusia jang menderita, ditembak djatuh oleh Be­landa dan masih berani mereka berkata, bahwa kapal-terbang itu t i d a k ditembak djatuh oleh mereka, melainkan hanja diberi „tem- bakan peringatan” sadja!

Paduka Tuan Ketua Komite Nasional Indonesa Pusat! Seluruh bangsaku jang kutjintai!

Pertikaian kita dengan Belanda belum selesai. Cease fire sudah saja perintahkan, — tetapi pertikaian kita dengan Belanda belum selesai! Pada hari ulang'-tahun Republik jang sekarang ini, kita menjatakan tekad kita bersama jang laksana w adja, untuk mene- ruskan, sekali lagi: m e n e r u s k a n , perdjoangan kita ini sampai tjita-tjita kita tertjapai. Sudaih beribu-ribu pahlawan k ita sedjak 17 Agustus 1945 mati dimedan pertempuran, sudah beribu-ribu pemu­da kita ditangkap dan disiksa oleh Belanda, sudah berpuluh-puluh ribu rakjat kita di Sulawesi Selatan dibunuh setjara kedjam, sudah ratusan ribu rak jat kita terusir dari halaman perumahannja. Kepa­da pahlawan-pahlawan kita jang gugur itu dan kepada rak ja t kita jang dibunuh itu, kita menjatakan hormat kita jang sedalam-dalam- nja, terimakasihnja bangsa jang abadi. Moga-moga^ Tuhan jang M aha Penjajang mem'berikan Icelapangan kepada mereka diaohirat selama-lamanja.

Kita berdjuang terus. Djalan lain tidak ada. Kita, jang memang Belanda dapat merampas tanah kita dengan tank dan meriamnja,.— tetapi perdamaian jang atas d a s a r k e b e n a r a n , a t a s d a s a r k e-h o r m a t a n atas dasar satu Republik jang tjukup memberi djaminan bagi perdjoangan kita untuk menjelesaikan revo­lusi Indonesia.

206

Page 209: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Apa, apakah jang dikehendaki Belanda itu dengan agressinja, kalau tidak untuk m enguasai daerah-daerah Republik jang paling kaja, jang paling gemuk, dengan bruut geweld? „Kepolisian” un­tuk m endatangkan ,,keam anan”. T idak ada keamanan, tidak ada ketenteraman, kalau kemerdekaan kita dilanggar. Bajonet adalah baik sekali untuk bertempur, tetapi bajonet tidak baik untuk duduk diatasnja. Seluruh rak ja t Republik sudah tahu rasanja merdeka dua tahun, seluruh rak ja t Republik akan tetap berichtiar dengan djalan apapun djuga untuk merebut kembali kemerdekaan itu sepenuh- penuhnja. Dan sebelum kemerdekaan ini terdapat kembali sepenuh- penuhnja, -—• tidak ada keamanan, tidak ada ketenteraman, tidak ada perdamaian!

T idak ada perdam aian, sebelum ada damai d i h a t i k i t a !Dan hati k ita itu akan tetap tidak damai, akan tetap memberon-

tak, selama kem erdekaan negara kita belum kembali sepenuh2nja. Belanda dapat merampas tanah kita dengan tank dan meriamnja, dapat merampas rumah kita dapat merampas kekajaan kita, ja, dapat merampas d jiw a kita, membunuh kita, tetapi ia tidak dapat merampas hati k ita jang tjinta kepada kemerdekaan itu. Kemer­dekaan adalah bersemajam dalam h a t i manusia, — f r e e d o m d w e l l s i n t h e h e a r t s o f m e n —, dan tidak ada satu sendjata duniawipun dapat menaklukkan dia ditempat itu!

— R akjat Indonesia jang kutjinta! Peliharalah persatuan! Sesu­dah Belanda menggempur kita dengan bom dan meriamnja, sesudah ia menjerbu beberapa daerah kita, sesudah ia membunuh menge- drel pemuda-pemuda kita, maka segera mulailah ia dengan politik- nja devide et impera, politiknja memetjah-metjah, politiknja verdeel en heers! — politiknja v e r d e e l e n b e h e e r s ! Negara- negara-boneka-ketjil hendak didirikannja, kaki-tangan-kaki-ta- ngannja telah tersedia laksana serigala menunggu daging. D jaga- lalh persatuan, sekali lag i d jagalah persatuan! Djangan kena diabui mafca oleh kaki-tangan-kaki-tangan imperialis itu! Ingatlah kepada pesanan jang telah kusampaikan ratusan, ribuan kali kepada sege­nap rak jat Indonesia: M anakala fihak imperialis mendjalankanpolitik memetjah-belah, m anakala mereka bersembojan divide et impera, verdeel en heers!, verdeel en beheers!, maka kita bangsa Indonesia jang 70.000.000 itu harus bersembojan . . v e r e e n i g en r e g e e r ” ! b l e r s a t u d a n b e r k u a s a ! dan men­djalankan apa jang disembojankan itu dengan tjara jang setabah2- nja.

207

Page 210: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dua tahun kita telah merdeka. Dua tahun Republik telah berdiri berkat persatuan itu dan walaupun Republik pada saat ini mengalami pertjobaan jang terhebat dalam hidupnja, — dengan persatuan jang lebih erat dan dengan bantuannja kawan-kaw an diluar negeri, sa ja pertjaja: k i t a a k a n m e n a n g !

Gemblengkanlah segala kemauan-kemauan individuil mendjadi satu M aha-Kemauan-Bangsa dan M aha-Kemauan-Bangsa ini ha­rus digembleng lebih kuat dari pada penderitaan apapun, daripada bahaja apapun, dan bilamana Maha-Kemauan ini lebih kuat dari­pada penderitaan apapun dan bahaja apapun, m aka ia achirnja akan m e m a t a h k a n penderitaan apapun dan bahaja apapunl

R a w e - r a w e r a n t a s , m a l a n g - m a l a n g p u - tu n g !

Dua tahun kita telah merdeka!Pintu-gerbang tahun ketiga, dimuka kita!M ari berdjalan terus! Dengan gigi menggigit, m a r i b e r ­

d j a l a n t e r u s ! Tuhan beserta kitalHidup Republik Indonesia!Hidup demokrasi!Sekali merdeka, tetap merdeka!

Bung Kamo menikmati pe- mandangan? irrdah di -Maluku.

208

Page 211: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

17 AG USTUS

Apa akan kukerdjakan untukmu? Langit memerah guntur gemuruh. Apakah itu?Kudengar suara bahana rabana. N am aku terpanggil?Terpanggil, terpanggil!Pekak telingaku, bising suara.Aku terpanggil untuk memanggil! T anggal 17 Agustus.D jiwa Indonesia mendjelma. Mendjelma mendjadi djiwa perkasa. Perkasa, praw ira pradjurit.Ajo, kawan, saudara, teman.Pikiran kutenangkan.

T ap i gelora gelegak djiwaku, Berdjalan, merambah,M eruak, merebahkan, —Demikian kulihat djiwa pemuda. S iasat menerang, meliput pedjoang. Lan^kah-m elangkah.R ak jat Indonesia,M erdeka, berdaulat.M endjadi bangsa terhormat.

D.

209

Page 212: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

17 A G U S T U S 1948

■— Saudara-saudara! M arilah kita semua, seluruh rak jat Indo­nesia, pada hari ini mengarahkan ingatan kita kepada Tuhan Seru Sekalian Alam, mengutjapkan sjukur dan terima-kasih kepa- daNja, bahwa Dia telah memberikan kepada kita merajakan hari 17 Agustus ini buat keempat kalin ja: Republik kita pada hari inimentjapai usia tiga tahun! Padahal.............. apakah jang tidak iaalami didalam tiga tahun itu! Samudera-samudera rintangan harus ia hariingi, gunung2, kesulitan harus ia liwati, taufan dan badainja kegentingan2 harus ia lalui, dan didalam tahun jang lalu malahan sambarannja geledek dan halilintar peperangan imperialis-pacis harus ia alami! Tidakkah wadjib kita merebahkan badan dan djiwa kita dihadapan hadlirat Allah Seru Sekalian Alam itu, untuk menja- takan terimakasih kita kepadaNja?

G aga tn ja L in gga rd ja t i .Ja. Republik kita, jang sebentar sesudah diproklamirkannja

banjak orang jang mengirakan segera musna'h lagi dari permuka-an bumi,............. Republik kita itu kini berusia tiga tahun! Tetapimasih sadja perdjoangannnja belum habis. M asih sad ja soalnja belum selesai. M asih sadja perundingan dengan Belanda belum mentjapai satu hatsil jang tertentu. Padahal sedjak persetudjuan Linggardjati, pokok-pokoknja sudah sama disetudjui. Bukankah Belanda sndah menjetudjui kemerdekaan Indonesia seluruhnja, jang akan terselenggara dengan bentuk N egara Indonesia Serikat pada tanggal 1 D januari 1949? Bukankah pula sudah sama dise­tudjui mendirikan satu Uni Indonesia-Belanda, sebagai satu per- ikatan negara jang sama-sama merdeka, sama-sama berdaulat, sa- ma-sama souverein, untuk mengurus hal-hal jang mengenai kepen- tingan-bersama antara Indonesia dan Belanda?

Naskah Linggardjati! Belanda menanda-tangani Naskah itu. Ia menandatangani Naskah itu dengan penanja. Tetapi ia tidak me-

210

Page 213: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

nandatangani N askah itu dengan hatinja. Ia bersitegang-urat leher m engadakan dan mengemukakan — interpretasinja sendiri, jang berlainan dengan tekst dan notulen pembitjaraan-pembitjara- an tentang fatsa l-fa tsa l N askah itu sendiri.

Memang reaksi d inegeri Belanda terhadap Naskah Linggardjati itu hebat sekali. Komisi D jenderal jang menanda-tangani Naskah itu djadinja seakan-akan didesavoueer oleh Pemerintahnja dinegeri Belanda, jang menentukan sikapnja sendiri tentang makna dan maksud N askah itu. Dalam keadaan jang sematjam itu dengan sendirinja terd jad ilah perbedaan faham jang hebat antara Delegasi Republik dan Komisi-D jenderal tentang menjelenggarakan Naskah itu. Achirnja Belanda mentjoba memaksakan kemauannja kepada Republik dengan kekerasan sendjata. Meriamnja dan bomnja di- suruh b itjara, .—- bukan rasa-kead ilan dan pengartian tentang se~ djarah. Usui Republik supaja keputusan tentang perselisihan itu diserahkan kepada suatu arb itrage sebagai jang dengan tegas dan njata dimaksudkan oleh fatsal 17 Linggardjati, ditolak mentah- mentah oleh Belanda dengan alasan jang dibuat-buat dan ditjari- tjari, jang oleh seorang bangsa Amerika dengan djitu sekali dina- makan ..hairsplitting sophistory” . Belanda lebih pertjaja kepada hatsil kekuatan sendjatan ja, daripada kepada hatsil kebidjaksana- annja sesuatu arb itrage. Apakah ia sefaham benar dengan methode-nja. Frederik II dari P russia ............. jang diagungkan djuga olehHitler.............. jang berka'ta: ,,Kalau engkau ingin memiliki sesuatudaerah, dan engkau mempunjai tjukup sendjata, serbu sadjalah daerah itu. N anti, sesudah berbuat demikian, toh mudah sekali men- dapatkan beberapa orang advokat jang mentjarikan alasan-alasan buat penjerbuan itu”?

P e ra n g k o lon ia l p e t ja h . Apakah akibatnja?Entah! T ap i sesuai dengan resep itu, digerakkannjalah segenap

angkatan-perangnja pada 21 Djuli tahun jang lalu. Daerah kita diserbunja. Bedilnja memuntahkan peluru, meriamnja menggeledek dan mengguntur, m itrailleurnja dan bomnja diamukkan kepada pe­muda dan rak ja t k ita jang hanja bersendjata ringan dan bambu- runtjing. Ratusan, ribuan pemuda dan rakjat kita itu mati-binasa, oleh karena mempertahankan kebenaran dan keadilan.

Disinilah saja m engadjak saudara-saudara sekalian menunduk- kan kepala sebentar untuk menjatakan hormat dan terima-kasih

211

Page 214: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

kita kepada mereka jang telah mati itu, mati ag ar supaja Republik terus hidup. M oga-m oga A llah subhanahu w a ta ’ a la jang M aha Adil memberkati arwah dan perdjoangan mereka itu, jang mati membela keadilan .

— Tetap i sebaliknjapun, politik bumi-hangus jang kita djalan- kan, tidak sedikit merugikan kepada Belanda. Kita sebagai satu bangsa jang mati-matian tjinta kepada kemerdekaan, jang teiah bersumpah ,,sekali merdeka tetap m erdeka” .—■ kita sebagai satu bangsa jang telah ratusan tahun terhisap dan tertindas. kita jang telah gandrung kepada kemerdekaan itu dengan passi jang berko- bar-kobar dan m enjala-njala, kita jang biasa tidur berkandang langit berselimut mega — kita mendjalankan tjara-pertahanan jang l o g i s (dan akan kita djalankan pula tiap-tiap kali kalau perlu) bagi bangsa jang diserang kemerdekaannja tetapi kekurangan alat-sen- djata, k ita m endjalankan taktik bumi-hangus jang sehebat-hebat- nja, dan taktik gerilja jang seulet-uletnja. Apa sadja jang mung- kin akan djatuh ditangan musuh dan menguntungkan kepada mu- suh, kita binasakan , k ita ledakkan, kita bakar habis-habisan: ,,"Wij hebben niets te verliezen doch alles, publik dan rak jat itulah, njata tidak sedikit merugikan Belanda dan pasukan-pasukan gerilja Re­publik jang dibantu oleh rakjat selalu mengantjam tentara Belanda dimana-mana, jang kekuasaannja tidak lebih dari lima atau sepu- luh kilometer timbal-balik djalan-besar jang dikuasainja atau lima atau sepuluh kilometer keluar kota jang didudukinja. D aerah diluar itu, tetaplah dalam kekuasaan Republik, dari daerah itulah tetap perlawanan berdjalan, tetap gerilja berkobar, tetap senapan dan bambu-runtjing mentjari mangsa.

Apakah semua orang Belanda begitu bodoh untuk tidak menge- tahui lebih dulu, bahw a aksi militer tidak boleh tidak pasti mem- bawa ketjele, pasti merupakan fiasco? T idak, sebab banjaklah golo- ngan-golongan dikalangan rakjat Belanda sendiri jang dari tadi- nja memang tidak setudju dengan aksi militer itu. Ada jang tidak setudju karena principe ja ’ni mengutarakan perundingan diatas pembunuhan principe menganggap pembunuhan satu perbuatan jang menjalahi perikemanusiaan; ada jang tidak setudju oleh kare­na dari sebelumnja telah dapat menduga bahwa aksi m iliter pasti akan merupakan satu fiasco jang amat besar. Komisi Djenderal sendiri sebenarnja berpendapat demikian! Sa ja membatja tulisannja bekas-anggauta Komisi Djenderal M ax van Pol jang berkepala „Het Indie-Beleid” jang dikutip oleh M adjallah „T ijdsein’' bulan

212

Page 215: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Djuni jang lalu, dan saja kagum atas keterus-terangannja tuan itu mcmbuka tabir jang menutupi pertikaian faham dikalangan bangsa Belanda itu.

— D jadi difihak Belanda ada jang tahu betapa akibat daripada aksi militer jang mereka akan djalankan! Toh mereka djalankan! Toh mereka terdjun pula kedalam api! Toh mereka perbuat djuga apa jang bahasa kita menamakan ,,ilang-ilangan”! Analisa kita tentang sikap jang sematjam itu ta' dapat lain, melainkan bahwa fihak Belanda memang kekurangan. kekuatan-d jiwa, dan berada dalam putusan dan serta kebimbangan mengingat controverse dalam kalangan sendiri, dan ■— mereka pada waktu itu memang benar ~ benar „in de pu t" . M iliter mereka pada waktu itu sedang sekuat- kuatnja, tetapi ekonomis sebaliknja sedang sekempes-kempesnja. Maka lantas ditjobanjalah „er op of er onder”. Lantas ditjobanja- lah ,,ilang-langan”! Lantas dikerdjakannjalah apa jang melukai hati kita itu, mengisi hati kita itu dengan rasa sakit jang ta ’akan kita lupakan turun-temurun, melukai hati seluruh ummat Islam di Indonesia dan dimuka bumi, oleh karena menghina kesutjiannja bulan Ramadan!

Siapa, siapa pertjaja bahwa agressi Belanda -itu benar-benar satu aksi ..kepolisian” untuk mendatangkan „keamanan’’ dan bukan satu aksi militer-ekonomis, dan imperialistis, untuk merebut kem­bali jang paling kaja, jang paling subur daerah2 jang paling gemuk? Advokat-advokat jang berkewadjiban mentjari-tjarikan alasan untuk membenarkan perlunja z.g. politionele actie itu — sesuai dengan resep Frederik II rupanja buat sekali ini tidak berhatsil samasekali. Seluruh dunia jang progressif mentjela aksi itu, seluruh Asia mengutuknja di Lake Success, Dewan Keamanan mengang- kat d jarinja dan membentuk ..berhenti!”

Memang sampai sekarang fihak resmi Belanda belum mampu mengemukakan alasan-alasan politik jang tidak bertentangan satu samalain, apa sebab dianggapnja perlu mengadakan aksi militer itu. Keterangan Dr. van Mook tidak sesuai dengan keterangan Dr. Beel! R .V .D . bertentangan dengan M r. van Kleffens. Dr. van Mook didalam memorandumnja pada tanggal 20 Djuli mengatakan bahwa aksi M iliter itu diadakan untuk membangun keadaan ketertiban dan keamanan untuk memungkinkan penjelenggaraan program jangtermaksud di L inggardjati, tetapi............. bahwa pemerintah Belandadalam perhubungannja dengan Republik ta'dapat lagi menganggap dirinja masih terikat oleh persetudjuan Linggardjati itu, — Dr. Beel

213

Page 216: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

didalam pidato radionja pada 20 Djuli mengatakan bahwa peme- rintahnja tetap memegang kepada azas-azas Linggardjati dan bahwa azas-azas ini t e ta p berarti penuh dalam hubungannja dengan Republik!

Kalau dua keterangan ini harus dinamakan terang, entah barang- kali kitalah jang kurang mengertinja!

Tetapi manakala alasan politik jang dikemukakan mereka adalah tidak terang, maka tudjuan m ili t e r - ek on om is perang mereka itu ada­lah terang seterang-terangnja: hendak membinasakan angkatan perang kita, hendak menghantjurkan Republik strategis dan ekono- mis, hendak menguasai daerah-daerah deviezen!

Tetapi sebagaimana semua orang telah mengetahui: angkatan perang kita belum binasa. Republik kita masih berdiri, deviezen dan alat-alat pembuat deviezen kita bakar sebanjak-banjaknja! Dan — semangat-kemerdekaan didaerah pendudukan tetap membara, dibe- berapa daerah tetap berkobar dan menjala-njala! Keuntungan apa jang Belanda tjapai dengan agressinja itu? Djuga sekarang setelah tentara Republik ditarik kembali dari daerah pendudukan djuga sekarang ternjata bahwa Belanda ta ’ sanggup mengadakan ke^ma- nan dalam daerah jang mereka kuasai, ta ’ sanggup menindas-mati semangat kemerdekaan jang malahan meniup meluap melompat mendjadi tekad membalas, tekad menjerang, sehingga pegawai pemerintahnja jang berkedudukan djauh dari kota besar, tidak aman sama-sekali! Sungguh benar peribahasa Tionghoa bahwa orang dapat membinasakan djenderal dengan tentaranja, tetapi ti­dak dapat membinasakan kemauan jang bersemajam didalam kalbu!

Apakah akibat aksi militer itu lagi!Kedua, aksi militer Belanda itu tidak menghantjurkan Republik'

seperti mereka kehendaki, tetapi malahan meletakkan perdjoangan Republik ketingkat jang lebih tinggi! Ketingkat internasional! Soal Indonesia mendjadi perhatian Dewan Keamanan Serikat Bangsa- Bangsa, mendjadi pokok perundingan medja hidjau di Lake Suc­cess. Soal Indonesia mendjadi lebih menghikmati perasaan-perasaan di New Delhi, di Cairo, disemua N egara-N egara Arab, di Kong- res-Kongres Internasional. T idak lagi ia semata-mata soal antara Indonesia dengan Belanda sadja. T idak lagi ia dapat diputar-putar- kan dengan alasan-alasan juridis sebagai soal ,,dalam negeri”. M e­mang demikianlah kehendak kita dari semulanja. Memang soal In­donesia adalah soal dunia, soal jang djauh melangkahi perhubu- ngan antara Indonesia dengan Belanda sadja — soal jang dengan

214

Page 217: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

njata „affects the whole world”, sebagai Pandit Jawaharlal Nehru mengatakannja. Resolusi Dewan Keamanan tanggal 1 Agustus 1947 jang memerintahkan kedua belah fihak untuk meletakkan sendjata, resolusi itu mematahkan sam a-sekali pendirian Belanda itu bahwa soal Indonesia adalah suatu soal ,,dalam negeri” semata-mata.

— Tetap i disamping itu, kita mempunjai tekad dan moreel ksatria terhadap nasib kita sendiri. Berpuluh-puluh kali, ja beratus-ratus kali kita tad in ja telah berkata, dan selalu akan berkata, bahwa benar kita tjinta damai, tetapi kita lebih tjinta lagi kepada kemerdekaan. Kalau kemerdekaan kita d ilanggar, kita melawan mati-matian, dan kita mempertahankan kemerdekaan kita itu dengan segala sekali lagi: segala: ■— d jalan dan usaha jang boleh kita lakukan dan jang dapat kita lakukan: gerilja , bumi-hangus, sabotage, boikot, pemogokan ja apa lagi itulah memang haknja. sesuatu bangsa untuk mempertahan­kan kemerdekaannja kalau diserang.

Belanda telah menjerang kita, dan Indonesia jang tadinja me­mang telah masuk gelanggang internasioal karena adanja ekonomi- dunia dan politik-dunia itu. Indonesia sekonjong-konjong melompat kepusat perhatian interna&ional itu. Sungguh satu plus bagi Repu­blik, satu keuntungan bagi Republik, — akibat agressi Belanda, jang tidak d isangka-sangka oleh Belanda itu! Malah kita diakui dalam sidang D ewan Keamanan sebagai suatu partai dalam „dis- pute”. Dengan demikian kita mendapat tempat jang sederadjat berhadapan dengan Belanda dalam Dewan Keamanan ‘itu. Utusan kita kesana Sutan Sjahrir, diakui sebagai Ambassador at large. Simpati jang kita peroleh dalam Dewan Keamanan itu dari berba- gai fihak memberikan kepuasan bagi kita, mengisi kalbu kita de­ngan rasa terimakasih. Dan simpati diluar Dewan Keamananpun tidak ketjil pula; sebagian besar dari pers internasional menum^. pahkan simpatinja kepada kita. Dan perhatian negeri-negeri lain kepada kita, terutam a India dan Negara-Negara Arab, bertambah besar pula. A tasnjapun kami mengutjapkan terima-kasih.

Dewan Keamanan tidak sadja memerintahkan perletakan sendjata kepada kedua belah fihak, ia mengangkat pula suatu K om is i K o n - suler , terdiri dari enam orang Konsol-djenderal jang ada di D ja­karta, untuk m engawasi djalannja gentjatan sendjata dtu dan me- ngirimkan laporannja ke Lake Success. Dengan keputusan ini ter- njata sekali lag i, bahwa souvereiniteit Belanda litu, jalah selalu di- pakai sebagai alasan Belanda, untuk mengisolir soal Indonesia, dapat ditembus, — ditrobos , karena ada kepentingan interna-

215

Page 218: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

si'onal jang lebih besar. Teori Belanda bahw a soal Indonesia ada­lah soal dalam-negeri bagi Belanda, teori bahwa hanja Belanda sen- dirilah jang bertanggung djaw ab tentang keam anan di Indonesia— kedua-dua teori itu kini tumbang djebol hantjur-berantakan dengan keputusan D ewan Keamanan itu!

S oa l In te rna s iona l .Ja, soal kemerdekaan Indonesia mendjadi soal internasional, soal

kemerdekaan k ita tidak lag i satu soal an tara Belanda dengan Indo­nesia belaka, .— tidak lag i satu soal jang dapat diputus setjara uni­lateral oleh Belanda sadja. T jam kanlah hai saudara-saudara selu­ruh bangsa Indonesia, terutam a jang berada dikepulauan Indonesia diluar daerah Republik, tjam kanlah hal ini, tjam kanlah kenaikan soal kita ketingkatan jang lebih tinggi itu, tingkatan jang tidak dapat diturunkan lag i oleh fihak Belanda, meski dengan daja-upa- ja jang bagaim ana djuga pun!

Tjam kanlah hal kenaikan inri, supaja saudara-saudara tidak mengarahkan pandangan saudara-saudara kepada Belanda sadja,— tjamkanlah, agar supaja saudara-saudara teguh didalam kalbu, teguh didalam usaha, menentang imperialisme Belanda, teguh di­dalam penderitaan, — sebagai pegangan bahwa saudara-saudara tidak sia-sia bertjita-tjita, tidak sia-sia berkorban untuk tjita-tjita itu!

Keputusan jang ketiga jang diambil oleh Dewan Keamanan ialah mengangkat suatu K o m i t e D ja sa Baik , suatu „ C om m it t e o f G ood o f f i c e s ” , jang dikalangan bangsa kita lebih terkenal dengan nama ,,Komisi T iga N egara” atau singkatnja K.T.N. Kewadjibannja ia­lah mendjadi Badan Perantara untuk menolong menjelesaikan per- sengketaan Republik dengan Belanda dengan djalan damai. Ang- gauta-anggautanja jang mula-mula, Professor Dr. Graham, Paul van Zeeland, Justice Kirby, datang disini pada penghabisan bulan Oktober 1947. Kinii mereka telah kembali kenegeri mereka masing2, tetapi ketiga-tiganja meninggalkan kesan jang baik kepa­da kita dan kepada mereka kita menjatakan terimakasih.

„Komite D jasa Baik", ..Committee of Good Offices” sekadar goodoffices, sekadar ..mengantara”! Bukan untuk memberi arbi­trage, bukan untuk memutus-. Tiiadanja kekuasaan untuk memutus itu tidak memuaskan kita, — utusan kita di Lake Success berulang- ulang meminta diadakannja badan arbitrage ■— tetapi untuk me- nundjukkan goodwill, adalah lain pertimbangan pula: -— kita jakin:

Page 219: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

r:apabila soal Indonesia sudah mendjadi urusannja sesuatu badan internasional (sebagai mitsalnja K.T.N. itu), maka lambat-laun dunia internasional makin mengerti benarnja tuntutan-tuntutan kita, berkat kegiatan kita berusaha, keuletan kita berdjoang. Ja, kita tidak naif tidak dungu untuk mengharapkan bahwa kebenaran dan keadilan akan berlaku sekaligus terhadap kita; tidak naif dan tidak dungu untuk mengharapkan bahwa dunia-luaran akan sekali pun mengerti perkara kita. Kebenaran dan keadilan hanjalah dapat ditjapai dengan perdjoangan jang sehebat-hebatnja, ichtiar dan usaha jang seulet-uletnja, penjerahan djiwa-raga jang semutlak- mutlaknja, pengorbanan kalau perlu jang seichlas-ichlasnja. Inilah kepertjajaan kita. Tetap i kita pertjaja pula, dengan kesutjian tudju- an, dengan kedjudjuran perdjoangan dengan keuletan perdjoangan jang djudjur, itu jang pantang patah didjalan, kebenaran pasti akan berlaku terhadap kita, keadilan past i akan mendjelma!

Lahivnja R en v i l l e .M aka sedjak datangnja K.T.N. di Indonesia, mulailah masa pe­

rundingan jang pertama dibawah suasana ,,cease fire”. M asa ini berdjalan sampai penanda-tanganan Naskah Renville.

Aman sam asekali masa itu tidak. Betapa dapat aman? Sebab seka­lipun ada ,,cease fire” ............. ” berhenti tembak-menembak” .............tidak ada garis demarkasi jang memisahkan kedua tentara jang berhadapan. D idalam daerah2 jang katanja dikuasai oleh Belanda, terdapatlah bertebar-tebar ,,daerah2-kantong” jang dikuasai oleh T.N.I. Betapa djuga keinginan untuk mendjundjung tinggi putusan cease fire, namun pertumbukan pasukan jang terpentjar-pentjar dibelakang garis pertahanan Belanda dan bersilang-silang letaknja itu, ta ’dapat dih indarkan. T a ’ mungkin tertjapai satu cease fire jang mutlak. T a ’ mungkin mengelakkan pertempuran kalau berte­mu dua pasukan jang sama-sama bersendjata, sama-sama masih dendam dalam hati, sama-sama tadinja bermusuhan mati-matian. Selalu terdjadilah tembak-menembak, jang sudah barang tentu fihak Belanda selalu pula mengartikannja sebagai pelanggaran cease fire oleh fihak kita. seolah-olah fihak mereka semuanja ada­lah non-non dari klooster.* Dalam menghadapi keadaan sematjam itu, maka timbullah keja-

kinan, bahwa harus diadakan satu ga r i s d em arkasi , jang memisah- kedua tentara itu. Tetap i, — garis jang mana? Ja, — garis jang mana?

217

Page 220: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Setjara keadiJan, Republik menghendaki supaja tentara Belanda mundur kegarisnja jang Jama, garis 20 Djuli, garis sebelum mereka mengchianati Linggardjati. Itu sesuai dengan semangat penghuku- man agressi Belanda oleh dunia. Tetapi Belanda menghendaki supaja tentera kita mundur terbelakang, suatu garis jang ditetapkan oleh V an Mook pada tanggal 29 Agustus 1947, jang letaknja lebih djauh dalam daerah Republik daripada jang telah ditjapai oleh tenteranja pada waktu itu.

Dalam usulnja pada Hari N atal, K.T.N. mengambil djalan te~ ngah: Pada permulaannja, ditetapkan garis V an Mook sebagai garis demarkasi, jang nanti pada kanan-kiri garis itu diadakan daerah jang didemiliterisir, jang luasnja makin lama akan makin diperbesar. Kemudian, sesudah nanti tertjapai suatu persetudjuan politik maka pegaw ai sipil jang mendjabat pada tanggal 20 Djuli 1947 dikembalikan pada djabatannja seperti sed iakala, dengan ketentuan bahwa hal ini harus selesai dalam tiga bulan sesudah ditanda-tangani persetudjuan politik itu. Demikian djuga dengan tentara Belanda. Dalam tiga bulan sesudah menanda-tangani perse­tudjuan politik tersebut, ia harus telah dikembalikan kedalam dae­rah jang diduduki Belanda sebelum 20 Djuli.

Tetapi, lag i-lag i goodwill harus berhadapan dengan illw ill. Dan oleh karena K.T.N. sekedar hanja satu badan pengantara sadja, iapun tak dapat mematahkan illw ill itu. Fihak kita menerima Usui Natal K.T.N. itu, fihak Belanda meno lakn ja mentah-mentahan. ..Rudjak sentul, ndiko ngalor, kulo ngidul!” K.T.N. mengalami ke- sulitan-besarnja jang pertama! Tetapi dengan giat ia mentjari djalan lain. Achirnja ia menjampaikan kepada kita usul Belanda jang menetapkan garis V an Mook itu sebagai garis demarkasi, te­tapi dengan kenjataan, bahwa garis itu tidak berarti suatu pene- tapan pembagian daerah. D jikalau kita menerima usul itu, maka akibatnja ialah, bahwa tentara kita jang berada dalam ,,daerah- daerah kantong” dibelakang garis pertahanan Belanda, harus di- tarik kembali kedalam daerah Republik.

A langkah beratnja bagi kita, menerima usul itu. Karena dengan menerimanja itu, kita melepaskan kedudukan jang sangat strategis, dari kedudukan mana pasukan-pasukan gerilja kita jang gagah- berani itu, tidak berhenti-henti, zonder memberi ampun dan zonder memberi respijt dapat senantiasa mengantjam. mengharselir gerakan-gerakan tentara Belanda dan djalan-djalan perhubungan- nja. Dari djurusan jang strategis itu, pasukan-pasukan gerilja kita dapat melemahkan gerakan tentara Belanda, kalau tentara Belanda

218

Page 221: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

itu mengadakan ,,doorstoot” ke Jogjakarta. Haruskah kita melepas- kan posisi kita jang menguntungkan itu? Menerima? Menolak? Rasa keadilan menentang kepada menerima, rasa ksatria — jang — me- rasa ■— belum — kalah berdiri tegang untuk menolaknja. Rasa harga diri, rasa kehormatan, rasa pertanggungan djawab kepada rakjat jang daerahnja diduduki Belanda, rasa sedia berdjuang mati-matian untuk tjita-tjita, meski dalam hutan dan rimba sekalipun, dan meski buat berpuluh-puluh tahun pula, — perhitungan taktik gerilja — semua, semua ini memberontak dalam kalbu kita, menentang kepada ,,menerima”. Tetapi pemerintah, dalam mempertimbangkan djalan jang sebaik-baiknja untuk menjelesaikan soal Indonesia se lu ruhn ja— sekali lagi; s e lu r u h n ja —, Pemerintah berpendirian bahwa se­lama ada djalan damai untuk mentjapai tudjuan bangsa kita, kita harus mengutarakan djalan damai itu dan menghindarkan perang. Djikalau daerah jang diduduki oleh Belanda itu dapat dikembali- kan kepada Republik dengan djalan plebisit, djalan itulah harus ditempuh. M emang satu fatsal daripada pokok-pokok Renville jang harus mendjadi dasar untuk mentjapai persetudjuan politik menjebutkan hal plebisit itu. Pemerintah Republik jang mengenai ■

| semangat rak jat dan kesetiaan rakjat kepada Republik pertjaja — bahkan lebih dari pertjaja — mengetahui —- bahwa djikalau diada-

j kan pemungutan suara itu rakjat tidak boleh tidak sebagian besar tentu akan memilih Republik. Tentu tidak mau memili'h Pemerintah Belanda. Tentu tidak mau pula memilih sesuatu negara bikinan atau andjuran Belanda. R akjat tjinta kepada kemerdekaan, tjinta kepada kemerdekaan jang tidak palsu, tjinta kepada kemerdekaan tjiptaan perdjoangan sendiri, tjinta kepada kemerdekaan jang sedjati. Rak- jat meski rakjat M arhaen atau rakjat Kromo W ongso jang didesa- desa dan digunung-gunung sekalipun — pertjaja mengetahui atau merasa instinktif bahw a z.g. kemerdekaan negara-negara jang telah dibuat oleh Belanda atau jang akan dibuat oleh Belanda, bukanlah kemerdekaan jang sedjati. Kemerdekaan jang diperoleh dengan ke- tidak kemerdekaan. ja ’m dengan tergantung kepada orang lain, bukanlah kemerdekaan jang sedjati. Rakjat mengetahui atau mera- sakan setjara instinktif akan hal ini, dan rakjat bentji akan tiap- tiap matjam imperialisme dan kolonialisme, — oleh karena itulah maka Pemerintah Republik mengetahui dan jakin, bahwa dalam sesuatu plebisit Republik pasti menang. Dengan djalan plebisit itu. jang pada hakekatnja ialah penjelesaian sengkata setjara damai. Republik akan memperoleh kembali semua daerah-daerahnja jang telah dirampas oleh Belanda dengan tjara-tjara jang anti-demokra-

219

Page 222: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

tis, ja ’ni dengan kekuasaan sendjata, dengan bedil, meriam, bom, dan dinamit.

Dengan pertimbangan sematjam itu Pemerintah Republik mene­rima rentjana gentjatan perang (truce agreement) jang didasarkan kepada garis Van Mook sebagai garis status quo. Akibat daripada penerimaan itu ialah, bahwa kita harus ,,menghidjrahkan” anak- anak kita jang berada didalam ,,kantong”.

Saudara-saudara! Kita semua dapat merasakan, betapa lukanja hati anak-anak kita jang berada didalam ,,kantong2” itu, waktu mendengar putusan Pemerinta'hnja. Kedudukan jang sangat strate- gis digunung-gunung, dihutan-<hutan, didjorok-djorok jang me- ngantjam , dari mana mereka dengan semangat pahlawan jang gilang-gem ilang, dapat meneruskan perang gerilja berbulan- bulan, ja bertahun-tahun dengan bantuan rakjat sepenuhnja — kedudukan jang sebaik itu akan dilepaskan begitu sadja dengan ta ’ada tukarannja jang njata menurut siasat militer? Alangkab sedihnja perasaan anak-anak kita itu! Tetapi djiwa-militer mereka jang murni itu, djiwa jang mendjundjung tinggi kepada disiplin, djiwa semi’na wu atha’na, djiwa gilang gemilang itu thaat kepada keputusan Pemerintahnja! T iga puluh lima ribu pradjurit T.N.I. jang tempat mereka pada waktu itu sukar dapat diketahui orang keluar serentak dengan teratur dari ,,kantong-kantong” ■— ada jang dari hutan, ada jang dari desa, ada jang dari rumah-rumah jang letaknja tepat dibelakang markas-markas Belanda. Sami’na wa atha’na — tunduk tha’at kepada komando pimpinaii jang atas! Sungguh Republik merasa bangga mempunjai pemuda-pemuda se­matjam itu, mengutjapkan terimakasih kepada mereka itu dengan tjara jang seichlas-ichlasnja!

Menurut dugaan umum, Republik tidak akan sanggup menjeleng- garakan pekerdjaan jang begitu sulit dalam tempo jang begitu sempit. Sedikit sekali diantara penindjau-penindjau-militer KTN jang mau pertjaja, bahwa insiden-insiden dapat dihindarkan dalam menarik-kembali pradjuri-pradjurit T.N.I. dari ,,kantong-kantong” tersebut. Pihak Belanda sendiri diam-diam telah menggosok ta- ngannja karena kesenangan, jakin bahwa Republik tidak akan sang­gup menarik-kembali tentaranja dengan teratur — satu demon- strasi jang onbetaalbaar daripada ketiadaan disiplin dan keburu- kan organisasi dikalangan Republik dan tentaranja. Tetapi apa ka- bar? Het wonder is geschied! Penghidjrahahn tentara kita itu dapat berdjalan dengan teratur; waktu jang ditentukan, tidak kita liwati;

220

Page 223: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

I

insiden2 jang dikuwatirkan tidak terdjadi samasekali. Kepada kita, fihak K.T.N. m enjatakan: ,,You have accomplished a wonderful task”.

T en tan g N askah R en v i l l e .Orang sering menjebut dengan ringkas ,,Naskah Renville”. Apa­

kah sebenarnja, jang disebut ,,Naskah Renville” itu? Dua matjam dokumen ditanda-tangani diatas geladak kapal Renville pada tanggal 17 D januari 1948:

P er tam a dokumen tentang gentjatan perang. jaitu dokumen ,,truce agreem ent”.

K edua , dokumen jang berupa dasar2 untuk mentjapai persetu- djuan politik.

Dokumen jang kedua ini barulah berupa da sa r2 sad ja untuk m en ­tjapai p e r s e t u d ju a n po li t ik — sekali lagi: da sa r2 sad ja untuk men­tjapai persetudjuan politik. Ia terdiri atas 2 golongan. Golongan pertama jang berdjumlah 12 fatsal berisi hal2 jang sesuai dengan apa jang diusulkan oleh Belanda, dan pula beberapa dasar-pokok daripada persetudjuan L inggardjati.

Golongan kedua jang berdjumlah 6 fatsal adalah pokok2-dasar jang ditambahkan oleh K.T.N., dan jang terkenal sebagai ,,the six additional principles” . Golongan jang kedua inilah jang paling di- kemukakan dalam perundingan2 terutama sekali fatsal I, dimana tertulis bahwa kedaulatan Belanda atas Hindia Belanda tetap di- tangan Belanda sebelum diserahkan kelak kepada Negara Indo­nesia Serikat.

Kedua-dua dokumen itu dalam penerimaannja adalah satu, me­rupakan „one integrated balanced whole", jang harus sekali diterima, kedua-duanja diterima. Tetapi sungguhpun begitu, dalam penje- lenggaraannja adalah terpisah. Namun toch satu sama lain ber- sangkut paut djuga. M itsaln ja, soal kemerdekaan dagang dan lalu lintas. Soal ini ditentukan dalam Persetudjuan Gentjatan Sendjata, tetapi didalam prakteknja toh tidak dapat diselesaikan djuga, se­belum tertjapai persetudjuan politik. En toh sebenarnja, sebenarnja bisa soal kemerdekaan dagang dan lalu lintas itu diurus tersendiri, berdasarkan Persetudjuan Gentjatan Sendjata itu. Tetapi Belanda lagi2 -— lagi2 m erangkaikan pendiriannja tentang soal ini kepada persetudjuan politik................ jang belum tertjapai.

Saudara-saudara! Dengan persetudjuan Renville itu kita me- nempuh fase baru dalam perundingan dengan Belanda, fase baru

221

\

Page 224: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

memperdjuangkan nasib s e lu r u h bangsa Indonesia dikemudian hari dengan djasa-baikn ja K.T.N. Sampai sekarang perundingan dengan djasa-baik K.T.N. itu mengenai soal gentjatan sendjata dan daerah R epub lik sadja. Tetapi dari itu keatas, dengan dasar2 Renville pe­rundingan itu akan mengenai Indonesia seluruhnja.

P.J.M . W ak il Presiden telah menerangkan hal ini dengan tegas dimuka sidang Badan Pekerdja pada tanggal 16 Februari jang lalu. Kata beliau:

..Persetudjuan Renville tak lebih daripada d a sa r untuk menje- lesaikan soal Indonesia, jang mendjadi persengketaan antara kita dengan Belanda. Penjelenggaraan persetudjuan Renville itu tak lain melainkan meratakan djalan untuk mentjapai selekas-lekasnja terbentuk N egara Indonesia Serikat jang merdeka dan berdaulat. Dari mulai sekarang titik-berat perdjoangan politik kita harus di- alihkan dari mempertahankan Republik semafa2 kepada pembentu­kan N egara Indonesia Serikat jang merdeka dan berdaulat, jang mendjadi tjita-tjita dan tudjuan bangsa kita selama ini. Oleh ka­rena pembentukan N egara Indonesia Serikat perlu ditjapai dengan melalui pembentukan Pemerintah Sementara jang meliputi seluruh Indonesia maka kita bersedia turut aktief dalam Pemerintah Se­mentara itu”.

Demikianlah P.J.M . W ak il Presiden. Memang inilah tudjuan kita, idam-idaman kita, buah perdjoangan kita selama ini: Negara Indonesia M erdeka jang merdeka semerdeka2nja, jang meliputi seluruh tanah tumpah darah bangsa Indonesia meliputi seluruh tanah-djadjahan Hindia Belanda jang dahulu. Buat tudjuan ini kita selalu berdjoang, buat tudjuan ini kita selalu berkorban. Dan tu­djuan ini N egara Indonesia M erdeka jang meliputi seluruh daerah Hindia Belanda jang dulu itu, harus tertjapai pada tanggal 1 Dja­nuari 1949!

S a ja katakan harus . Sebab kalau Belanda benar2 djudjur untuk memerdekakan Indonesia seperti telah diakuinja dalam Naskah Linggardjati, kalau Belanda benar2 djudjur untuk memerdekakan Indonesia sebagaimana selalu dikatakannja dimuka umum diwaktu2 jang achir ini, kalau Belanda benar2 djudjur hendak menjatakan bahwa ,,Colonialism is dead” sebagai dikatakan oleh Ratunja pada3 Pebruari 1948, dan bukan ,,Colonialism w ill die” — kalau Belanda benar2 mengerti isi-pertanggungan-djawab daripada apa jang kita bangsa Timur namakan „Sabdo pendito ratu” — maka ta ’patut diadakan tawar-menawar l a g i tentang waktu jang t e la h ditetapkan.

222

Page 225: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

tak patut tanggal jang t e la h dipastikan itu diulur2 lagi dengan 1001 alasan. H arus d itjari d ja lan sepakat dengan mudah, harus dibuang segala rintangan formalisme, supaja persiapan benar2 selesai sebelum tahun 1949 mengetok pintu. Harus diadakan ,,omschakeling des geesten” dalam d jiw a Belanda, harus dihindari semua hal jang dapat melukai hati rak ja t Indonesia. T iap2 pengunduran daripada penglaksanaan kemerdekaan Indonesia pada 1 Djanuari itu me- nimbulkan satu reaksi psychologis dalam kalbunja rakjat Indonesia, menimbulkan kesangsian terhadap ,,goede trouw"-nja Belanda. jang achirnja nanti tidak baik buat Belanda sendiri.

Sudah hati seluruh rak ja t Indonesia dilukai sepedih2nja dengan perang kolonial jang ditudjukan kepada buah-hatinja jang bernama Republik, sudah luka jang satu itu sadja ta’ akan dilupakannja turun-temurun — sekarang hendak pula hati itu dilukai lagi buat kedua kalin ja dengan menelan-kembali djandji?

Sungguh, sa ja kenal akan bangsaku, saja kenal akan djiwa rak- jatku! Lebih lekas orang Indonesia diberi tanggung-djawab sepe- nuhnja tentang nasibnja lebih baik akibatnja, — djuga terhadap perhubungan Indonesia .— Belanda dikemudian hari. Perhubugan berdasar kepada kepertjajaan , berdasar kepada simpati. Perhubu­ngan berdasar kepada korban-korban-ketjil-timbal-balik, — „good relationship is built up of petty sacrifices” , demikianlah Emerson berkata.

Kenapa Belanda tidak mau mendjalankan politik jang benar- benar luas-pandangan kalau benar-benar ia ingin kekalnja Uni- Indonesia-Belanda dikemudian hari? Apa ia misih menaroh ha- rapan akan dapat mengelakkan datangnja Indonesia Merdeka jang merdeka penuh dan lantas mentjoba-tjoba mengadakan Indonesia Merdeka jang m erdekanja tidak penuh, sehingga Uni Indonesia- Belanda toh masih sematjam hervormd Rijksverbond? Kalau Be­landa masih mengira bahwa ia dapa t mengelakkan datangnja Indo­nesia M erdeka jang merdeka penuh itu, ■— ja, penuh, entah besok entah lusa, ■— kalau ia mengira bahwa soal Indonesia Merdeka itu adalah satu soal jang ia dapat ulur-ungkret-ulur-ungkret setjara unilateral dan bukan satu soal politiek-historische en sosiaal-histo- rische noodwendigheid, .— ia adalah lebih sjekti daripada Ardjuna dari M ahabarata jang t idak dapat mengelakkan terbitnja matahari. Tidak! Indonesia M erdeka-Penuh pa s t i datang. Indonesia Merdeka- Penuh pa s t i d itjapai oleh perdjuangan rakjat Indonesia jang me- mang telah gandrung kepada kemerdekaan itu, sebagaimana djuga semua bangsa-bangsa Asia jang lain masing-masing mentjapai ke-

223

Page 226: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

merdekaannja. „Sturm iiber Asien” telah meniup dan tidak ada satu kekuatan duniawipun mampu mentjegah angin taufan itu meniup-musnah segala pendjadjahan dan segala pembudakan. In­donesia M erdeka-Penuh pasti datang, — dan sungguh orang-orang Belanda boleh tinggal disini sebagai sahabat jang kita hormati, tetapi mereka tidak akan da pa t tinggal disini sebagai tuan. Dan baik-buruknja ja ada- tidak-adanja perhubungan antara Indonesia M erdeka-Penuh itu dengan keradjaan Belanda, itu buat sebagian besar tergantunglah daripada sikap Belanda sekarang: membangun- kan rasa simpati, atau membangunkan rasa bentji? Simpati ada­lah bersarang didalam batin; ia ta ’dapat dibeli dengan emas dikedai atau dipasar, ta ’dapat pula dipaksakan dengan tikaman bajonet. Ia tumbuh karena budi. Ia harus dibeli dengan hati. K a lau Belanda ingin mendapat hati kita, ia harus memberikan hatinja kepada kita pula. Kalau hati dengan hati telah bertukar-tukaran artin ja kalau telah ada tjukup simpati, tjukup kepertjajaan pada kedua belah fihak, perhubungan antara dua fihak itu akan baik djalannja, sekalipun tidak didasarkan kepada matjam-matjam peraturan jang mengikat. M alahan berbagai matjam peraturan jang mengikat itu m elem ahk an rasa perikatan, m elem ahk an moril kerdja-sam a, me/e- m ahkan perhubungan itu sendiri. Perhubungan jang baik hanjalah dapat didasarkan kepada simpati kepada goodwill, kepada saling pertjaja. Dan inilah jang harus diperkuat, inilah jang harus ditanam dalam djiwa masing-masing, supaja kedua-dua fihak dapat harga- menghargai satu sama lain dengan hati jang tulus ichlas. Harga- menghargai jang dipaksakan, tidak ada gunanja bahkan pada satu ketika pasti membalikkan mendjadi bentji. Sedarkah bangsa Belanda, bahwa baik-buruknja, langgeng-tidaknja bahkan ada-tidaknja per­hubungan Uni Indonesia-Belanda itu tergantung daripada faktor psychologis ini?

Sa ja membatja tulisan seorang penulis bangsa Am erika dan tuli- san itu dengan djitu dan tetpat sekali mengemukakan faktor psycho- logis itu pula: ,,The United States of Indonesia and the Republic can no more — be kept within the Netherlands-Indonesian Union against their w ill, then India and Pakistan can be kept within the Britis'h Commonwealth against their desires. If a real cooperativefeeling and trust have noi evolved to bind the Union together........the Republic and perhaps other parts of the United States of Indo­nesia m ay be in a position to break aw ay of their own w ill”.

Artinja: ,,Indonesia Serikat dan Republik dengan tiada kemauan mereka sendiri tidak akan dapat ditetapkan duduk terus dalam Uni

224

Page 227: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Indonesia-Belanda, sebagaim ana India dan Pakistan pun tidak dapat ditetapkan duduk dalam Commonwealth Inggeris dengan tiada kemauan m ereka sendiri. D jikalau rasa kerdja-sama jang murni, dan rasa pertjaja-m em pertjajai, tidak tumbuh untuk me- ngikat 'hubungan dalam Uni itu, maka Republik, dan barangkali djuga lain-lain bagian dari N egara Indonesia Serikat, akan keluar, dengan kehendaknja sendiri".

Pantas tulisan ini d irenungkan betul-betul oleh politici Belanda jang bertanggung-djaw ab. M aka sekali lagi saja menanja: buat apa tanggal 1 D januari 1949 itu d itaw ar-taw ar lagi, diputar-putar, diulur-ulur? S a ja sebagai salah seorang pemimpin Indonesia jang mengenai betul-betul d jiw a rakjatn ja oleh karena berpuluh-puluh tahun hidup d itengah rak ja t itu, sa ja berkata dengan terus-terang; alangkah kurang kebidjaksanaan orang Belanda dalam soal-soal sematjam ini, djauh berlainan dengan sikap bangsa Inggeris jang pandai mengambil hati. King George V sendiri berkata: „The key to the Indian problem is sym pathy” — kuntji untuk menjudahi soal India ia lah simpati. Ja, benar sebagaimana orang Belanda, orang Inggris d juga keras. Tetapi pada saat jang tepat ia berani mengakui keadaan jang n jata, berani mengaku ,,facts”. Pada saat jang tepat, ia berani m engadakan ..omsdhakeling des geesten” jang sehebat-hebatnja pada dirinja sendiri. Orang Belanda terlalu mengemukakan formalisme, terlalu menahan-nahan hal jang pada dasarnja sudah mesti diberikan, terlalu mengulur-ulur, sehingga timbul rasa d jengkel pada rak ja t Indonesia. Padahal, ia harus mengetahui bahwa, entah besok entah lusa — vroeg of laat, Negara Indonesia M erdeka jang meliputi seluruh kepulauan Indonesia itu toh pa s t i akan datang, p a s t i akan mendjelma, — met of zonder formalisme itu, met of zonder ulur-uluran itu. Kalau Belanda tidak segera merobah mukanja sekarang, sa ja chawatir mereka nanti akan kehilangan mukanja sama sekali!

Alangkah m udahnja Inggeris menjelesaikan soal India! Inggeris mengadakan suatu masa peralihan dimana Pemerintah Sementara India dapat bertindak dengan penuh tanggung-djawab. Sebaliknja alangkah sukarnja Belanda menjelesaikan soal Indonesia!

M asa peralihan jang mestinja berarti peralihan ke N ega ra In ­don es ia S er ik a t j a n g b e rd a u la t mau didjadikannja masa p e n g em - balian Pemerintah Hindia Belanda jang sediakala!

Tabiat jang sem atjam itulah jang menambah ketjurigaan bangsa Indonesia terhadap politik Belanda, ketjurigaan jang memang sudah

Page 228: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

berakar-kedalam sedjak berpuluh-puluh tahun. Aturan semestinja menghilangkan pokok-pokok ketjurigaan itu, -— sikap Belanda ma- lahan menghidupkan ketjurigaan itu kembali! Sering orang Belanda mengatakan bahwa kita ini belum masak untuk Indonesia Merdeka, tetapi kalau saja melihat kepitjikan-kepitjikan politik Belanda itu, maka saja menanja: apakah bangsa B e la n d a telah masak untuk Indonesia M erdeka? (Is Nederland rijp voor Indonesia M erdeka?)

Sungguh saja andjurkan kepada bangsa Belanda dan pemerintah Belanda, supaja memakaikan alam jang luas, pandangan jang djauh, berhati jang agung, — mendjauhkan pendirian jang pitjik — agar supaja ketjurigaan bangsa Indonesia terhadap Belanda berangsur hilang, pengertian dan penghargaan timbal-balik djadi tertanam.

K esu l i ta n P e ru n d in ga n .Saudara2! Marila'h saja meneruskan uraian saja tentang perun­

dingan. Dalam perundingan politik jang telah berminggu-minggu, ja berbulan-buian lamanja itu, karena samasekali tidak lantjar, ternjata adalah 4 fatsal jang mendjadi pokok jang sentral:

P e r t a m a : Hal pembentukan N egara Indonesia Serikat.K ed u a : Hal pembentukan Pemerintah Interim.K e t i g a : H al Uni Indonesia-Belanda.K e em p a t : Hal plebisit.Tentang bentuknja N.I.S. •— ketjuali sudah barang tentu tentang

soal negara-negara-bagian , jang tiap-tiap orang, telah mengetahui apa jang dikehendaki Belanda — tidak terlalu besar perbedaan faham. Rupanja, orang Belanda mengerti d juga bahwa soal ini terutama sekali adalah soal orang Indonesia dengan orang Indone­sia, bukan soal orang Indonesia dengan orang Belanda.

Tetapi terhadap fatsal kedua, k e t iga dan k eem pa t , jaitu fatsal P em e r in ta h In ter im , fatsal Uni, fatsal P leb is i t , faham sangat ber- tentang-tentangan.

Jang paling disulitkan rupanja ialah memetjah soal Pemerintah Interim. Soal ini antara lain mengenai kedudukan T .N .I. dan per­hubungan Republik dengan luar negeri. M aunja Belanda kedua- duanja ini harus dihapuskan, kedua-duanja ini harus dibubarkan. M aunja Belanda dasar pengakuan souvereiniteit Belanda itu harus berakibat pula ditiadakannja sekarang-djuga tentara k ita dan per- wakilan-perwakilan kita diluar-negeri.

226

Page 229: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Kita berpendapat, bahwa T .N .I. harus dipakai sebagai sum ban gan Republik kepada pembangunan tentara federal N egara Indonesia Serikat jang akan datang, dan bahwa perhubungan Republik dengan luar-negeri harus diteruskan oleh P em er in ta h In ter im . Dan diten- tang hal ini pendirian k ita tidak akan gojang. Apa jang telah kita bangunkan dengan bersusah-pajah pada masa jang lampau ini. dengan keringat, dengan menderita, ja bahkan dengan darah, jang selama ini mendjadi sendi pertahanan- Republik tidak dapat dile- njapkan dengan begitu sadja. Kepada salah seorang tamu asing. saja berhubungan dengan ini pernah berkata: ,,it would be against the very law of nature, against the very law of life” .

Lagi pula, djalan sedjarah selalu menudju kemuka, selalu menaik, tidak berbalik kebelakang, tidak menurun. Djalan sedjarah selalu menudju kekemadjuan, dan kemadjuan berarti meningkat kepada kedudukan jang lebih tinggi.

Apa, apa jang belum terang bagi Belanda tentang idee masa interim? Bagi kita, masa interim itu ialah masa pera l ihan , — pera­lihan dari H india Belanda ke N egara Indonesia Serikat, dari dja- djahan kekemerdekaan. M asa interim berarti likwidasi berangsur- angsur dari pada bangunan Hindia Belanda beserta mendirikan sendi-sendinja N egara Indonesia Serikat. M asa interim adalah satu masa jang dinamis, bukan satu masa berhenti, bukan satu masa mundur. Dan Pem erintah Interim musti disesuaikan sifatnja dengan itu. Bukan d idasarkan kepada bentukan pemerintah Hindia Belanda jang telah silam! Ini hanja melambatkan sadja djalannja peralihan itu! T egasn ja: Pemerintah Interim bertugas ■— usaha terutama sekali: menjiapkan selekas-lekasnja alat pemerintah Negara Indo­nesia Serikat jang M erdeka!

Republik, Republik bersedia berkorban menempuh masa per­alihan, jang d juga bagin ja berarti peralihan dari kedudukannja sekarang sebagai satu negara jang berdaulat-keluar-dan-kedalam kepada kedudukannja dimasa datang sebagai negara-bagian sadja dalam N.I.S. T etap i Republik minta djaminan, berhak minta dja- minan, atas nam a perdjoangan ■— kemerdekaan jang telah berpu­luh-puluh tahun k ita d jalankan, atas nama keringat jang telah kita tjutjurkan dan atas nama darah jang telah kita tumpahkan. — Re­publik minta djam inan, bahwa masa peralihan itu tidak diperguna- kan oleh Belanda untuk menindas dan membinasakan Republik, — pelopor daripada perdjoangan kemerdekaan seluruh rakjat Indone­sia itu.

227

Page 230: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

D jikalau didalam masa peralihan itu ada sesuatu fihak jang ber­korban, maka Republiklah jang akan berkorban, untuk mentjapai terbentuknja N egara Indonesia Serikat, jaitu N egara Merdeka daripada seluruh bangsa Indonesia.

228Felantikan Gubernur Irian Barat.

Page 231: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

GUBAHAN ACHIR

Kami achiri gubahan2 ini, jang mendjundiung tinggi perdjuangan patriot2 kita. jang dilambangkan pada D w i - tu n g g a l kita. B u n g Karno dan B u n g H atta , dengan soneta Bung Hatta sendiri:

BERAN TA INDERA

Lihatlah timur indah berwarna,F ad jar menjingsing haripun siang;Sjam su memantjarkan sinar jang terang,C hajal tersenjum berpantja indera

A ngin sepoi bertiup dari angkasa,M erem bus ketanah, ranting diguntjang M argasa tw a melompat keluar sarang,M elihat beranta indera indah semata.

Langit lazuardi teranglah sudah,Bintang pun hilang berganti-ganti;T jah a ja Z uhari mulai muram

H aiw an menerima selawat alam,Hatipun girang tiada terperi;M elihat kekajaan Subhan Allah.

M .H A T T A (Jong Sumatera 1921)

Dengan tjatatan , bahw a betul2:

„Fad ja r m e n j i n g s i n g h a r ipun s i a n g ”, telah tiba untuk nusa- bangsa Indonesia, dengan kejakinan penuh, bahwa Irian Barat harus turut mengetjap nikmat,

„S jamsu m em a n t ja rk an s in a r j a n g t e r a n g ”.

PROF. DR. PRIJONO

M . R. DAJOH

229

Page 232: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

MENJELAMATKAN REPUBLIK PROKLAMASI

^ C o n d e -p A i 3 ^ .a m o

TJATATAN STENOGRAFIS DARI PIDATO PRESIDEN SOEKARNO TGL. 21 PEBRUARI 1957 DJAM 20.05 DI ISTANA MERDEKA.

Saudara-saudara sekalian.

DALAM saat-saat jang N egara k ita didalam kesulitan-kesulitan, maka baiklah rasan ja k ita berkumpul bersama-sama, k ita Pemimpin- pemimpin R akjat dengan Kepala N egara untuk bersama-sama menjadari dan m eresapkan rasa kekuatiran hati k ita berhubung dengan kesulitan-kesulitan jang dlhadapi oleh N egara kita itu.

Pada malam ini Insja-A llah akan sa ja kem ukakan kepada Saudara-saudara sekalian apa jang dinamakan konsepsi saja.

G aris-garis besar daripada konsepsi itu telah diketahui oleh banjak Pemimpin-pemimpin kita. Tetapi oleh karena kon­sepsi ini adalah menurut pendapat saja, satu hal jang mengenai seluruh N egara kita, mengenai seluruh m asjarakat kita, maka pada ini malam konsepsi sa ja itu Insja-A llah sa ja umumkan bukan sadja dihadapan Saudara-saudara sekalian jang berhadlir di Istana N egara ini, tetapi dengan perantaraan radio djuga kepada seluruh R akjat Indonesia sedjak dari Sabang sampai ke M erauke.

Saudara-saudara, bahwa N egara kita didalam kesulitan, tak perlu sa ja uraikan lagi kepada Saudara-saudara. Semua Saudara- saudara, bukan jang hadir didalam Istana M erdeka ini sadja, tetapi djuga segenap R ak jat Indonesia menginsjafi akan hal itu. Dan kesulitan jang dihadapi N egara kita itu bukanlah satu kesulitan dari beberapa hari jang achir-achir ini sadja, tetapi kesulitan jang telah lam a jang sekedar memuntjak diwaktu jang achir-achir.

Sebagaim ana djuga Saudara-saudara sekalian jang masing- masing tentu mentjintai N egara, ingin menjelamatkan Negara, berfikir-fikir siang dan malam bagaim ana tjaran ja k ita mengatasi segenap kesulitan-kesulitan itu, maka sa ja pun Alhamdulillah lama sekali berfikir-fikir sambil memuhun kepada A llah s.w .t. hendaknja diberi petundjuk olehNJA bagaim ana kita dapat mengatasi ke­sulitan-kesulitan ini.

230

Page 233: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dan achirn ja sam pailah sa ja kepada kebulatan fikiran, kebulatan fikiran jang sa ja nam akan Konsepsi, jang pada malam ini dengan resmi sa ja persem bahkan kepada Saudara-saudara sekalian dan kepada R ak ja t Indonesia untuk. mendjadi pertimbangan jang se- masak-masaknja, untuk mendjadi bahan bagi Saudara-saudara,untuk bersam a-sam a memikirkan, mentjari djalan, agar supaja kita dapat m engatasi kesulitan-kesulitan itu.

Beberapa hari jang lalu , pada tanggal 15 Pebruari, datanglahkepada sa ja di Istana Bogor, delegasi daripada lima partaiPemerintah. D elegasi jang terdiri daripada w akil-wakil dari P.N.I.. N ahdlatul U lam a, P .S.I.I., Parkindo dan Katholik.

Didalam pertem uan jang diadakan antara Kepala Negara dengan delegasi itu, dikemukakanlah usul-usul dan fikiran-fikiran, permintaan-permintaan daripada partai masing-masing. P.N.I.mengemukakan kehendaknja, Nahdlatul Ula'ma mengemukakan kehendaknja, P .S .I.I. mengemukakan kehendaknja, Parkindo me­ngemukakan kehendaknja, Katholik mengemukakan kehendaknja.

Semuanja m enghendaki agar supaja kita dapat berichtiar menga­tasi kesulitan-kesulitan. Sem uanja mengemukakan isi hatinja jang sutji, semuanja m engem ukakan kehendaknja jang mulia dan luhur.

Ada d ian tara m ereka menghendaki agar supaja Kabinet jang sekarang ini direshuffle dalam arti, agar supaja lowongan-lowong- an M enteri segera diisi, termasuk kursi M enteri Pertahanan jang sekarang ad interim , term asuk kursi M enteri Luar Negeri jang sekarang sedang non-aktif.

Ada pula jang mengemukakan kehendak, agar supaja diadakan reshuffle in tegra l, satu penindjauan kembali daripada susu- nan Kabinet ini seluruhnja; seluruhnja, dengan tidak dike- tjualikan apa jang oleh P arta i itu dinamakan ,,soko-guru” daripada Kabinet ini. Sem ua tiang-tiang daripada Kabinet ini harus dire­shuffle setjara in tegra l. Demikianlah kehendak partai jang saja maksudkan itu.

Saudara-saudara, ta tka la sa ja mendengarkan permintaan-per- mintaan ini, usul-usul ini, kehendak-kehendak ini. maka terbaiang- bajanglah dimuka chaial pandanqan saja segenap perdjuangan Rakjat Indonesia jang telah berpuluh-puluh tahun.

Terbajang dimuka chajal ingatan saja, betapa Bangsa Indonesia ini telah berpuluh-puluh tahun berdjuang, menderita, berkorban untuk satu tjita -tjita jang luhur, bukan sadja didalam gerakan jang

231

Page 234: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

dinamakan gerakan nasional sedjak tahun 1908, bahkan sebelum daripada itu, tetapi d juga penderitaan-penderitaan, korbanan- korbanan jang telah diadakan oleh Bangsa Indonesia, terutama sekali sesudah kita memproklamirkan kemerdekaan kita pada tanggal 17 Agustus 1945. Terbentang dimata sa ja segenap lukisan sedjarah daripada Bangsa Indonesia, terbentang dimuka mata sa ja segenap lukisan sedjarah daripada Republik Indonesia jang telah lebih daripada sebelas tahun umurnja ini, bahkan terbentang dimuka mata saja, Saudara-saudara, bahwa ketenteraman hati Bangsa Indonesia, kegembiraan hati Bangsa Indonesia didalam sebelas tahun ini sering-sering sekali terganggu oleh keadaan- keadaan didalam negeri. Terbentang dimuka mata sa ja gambaran, bahwa sedjak kita memiliki Republik Indonesia, sed jak kita mem- proklamirkan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, hati Bangsa Indonesia jang tadinja mengira, bahwa proklamasi dan N egara itu akan membawa ketenteraman, kebahagiaan dan kesenangan, sebelas tahun lam anja tiap-tiap kali terganggu, hampir-hampir boleh sa ja katakan terganggu permanent.

M aka sa ja djawablah kepada Anggota-anggota delegasi jang menghadap sa ja di Istana Bogor itu, bahwa menurut kejakinan saja jang kuat, kejakinan sa ja sebagai hasil pemikiran jang berbulan- bulan lamanja, kita tak dapat mentjapai ketenteraman hati, kesta- bilan pemerintahan, keselamatan N egara, d jikalau kita sekedar mengadakan reshuffle dari pada Kabinet sekarang sadja, bahkan djikalau kita sekedar mengadakan reshuffle integral dari pada Kabinet sekarang sadja.

S a ja kemukakan kepada W ak il-w ak il jang menghadap kepada sa ja itu, bahwa sa ja berpendapat, kita sama sekali harus mendirikan satu gedung pemerintahan baru, satu sistim pemerintahan baru atau sebagai jang sa ja katakan pada itu malam, kita mengadakan stijl baru sama sekali.

Salah seorang pembitjara tadinja menghendaki agar supaja tiang- tiang daripada rumah, tiang-tiang daripada gedung itulah diganti diperbaharui, diperkuat.

Inilah gambaran jang beliau kemukakan dengan perkataan reshuffle integral. S a ja mendjawab, bahwa menurut kejakinan sa ja jang teguh, tidak tjukuplah kita dengan sekedar mengganti tiang-tiangnja, tetapi kita harus merombak gedung ini sama sekali.

Bukan sad ja merombak tiang-tiangnja, peratapannja, dinding- dindingnja, tetapi kita rombak sama sekali sampai kefondamen-

232

Page 235: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

r

fondamennja dan kita mengadakan fondamen baru, mendirikan gedung baru sama sekali, jaitu gedung ketatanegaraan Republik Indonesia stijl baru sebagai jang saja sebutkan pada malam itu.

Gedung baru, stijl baru ini, Saudara-saudara, itulah inti daripada apa jang sa ja namakan konsepsi. Konsepsi jang pada garis besarnja, Saudara-saudara jang hadir disini telah mengetahuinja, tetapi jang pada malam ini dengan resmi saja persembahkan kepada segenap Rakjat Indonesia dari Sabang sampai ke Merauke, oleh karena gedung inipun adalah milik bukan dari kita sadja jang hadir disini, tetapi daripada segenap Bangsa Indonesia dari Sabang sampai ke M erauke itu.

Saudara-saudara, apa sebab saja mengusulkan agar supaja kita membongkar sama sekali gedung dan fondamennja? Sebabnja ialah, Saudara-saudara, bahwa menurut pengalaman saja, menurut kejakinan sa ja didalam sedjarah Republik Indonesia jang telah lebih daripada sebelas tahun ini, kita tidak pernah mentjapai kestabilan pemerintahan. Tiap-tiap pemerintahan jang memerintah selalu menghadapi kesulitan-kesulitan, kesulitan jang ada orang menamakannja kurang kewibawaan, kesulitan jang dinamakan pula santemja opposisi jang selalu menghadapinja.

T iap-tiap kabinet jang berdiri didalam waktu sebelas tahun ini, Saudara-saudara, mengalami kesulitan jang demikian itu. Ke- kurangan kewibawaan dan selalu menghadapi opposisi jang santer, sehingga tiada satu Kabinet jang dapat tahan terlalu lama, dan tiap- tiap Kabinet achirnja gugur, krisis dan harus diganti dengan Kabinet jang lain.

Sebelas tahun lam anja kita mentjoba mengatasi kesulitan- kesulitan itu dengan segenap kedjudjuran hati, dengan segenap keichlasan hati, tetapi tiap-tiap kali lagi kita mengalami peng­alaman jang sama.

Oleh karena itulah, maka saja, Saudara-saudara, memikir- mikir apa sebabnja k ita selalu mengalami pengalaman jang tidak njaman ini? M aka achirnja sa ja sampai kepada kejakinan, bahwa kita telah memakai satu sistim jang salah, satu stijl pemerintahan jang salah, ja itu stijl jang kita namakan demokrasi Barat.

Sedjak k ita m engadakan gerakan nasional, lebih-lebih lagi se~ sudah kita memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, memang k ita selalu gandrung kepada demokrasi dan ingin menjelenggarakan demokrasi itu, oleh karena memang demokrasi-

233

Page 236: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Iah jang mendjadi api pembakar dari pada hati kita, api pewahju dari pada segenap tindakan-tindakan kita.

T etap i menurut kejakinan sa ja sebagai hasil pengalam an jang sebelas tahun ini, demokrasi jang k ita ambil, demokrasi jang kita pakai adalah demokrasi jang tidak tjotjok dengan d jiw a Bangsa Indonesia; jaitu apa jang sa ja namakan demokrasi Barat, namakan- lah ini demokrasi parlementer, tetapi tegas bagi saja,dem okrasi jang k ita pakai sebelas tahun ini adalah satu demokrasi import, demokrasi jang bukan demokrasi Indonesia. Dan oleh karena demokrasi ini adalah demokrasi import, bukan demokrasi Indonesia, bukan demo­krasi jang tjotjok dengan djiwa kita sendiri, m aka k ita mengalami segenap ekses-ekses dari pada penjelenggaraan demokrasi jang bukan demokrasi jang sesuai dengan keperibadian k ita sendiri.

Didalam demokrasi Barat itu, Saudara-saudara, demokrasi parle­menter a la Barat, maka adalah begrip jang dinam akan begrip oppo­sisi dan inilah, begrip opposisi inilah, Saudara-saudara , jang telah membuat k ita sebelas tahun lam anja menderita. Oleh karena begrip opposisi ini k ita maknakan dan kita artikan dengan djalan jang tidak tjotjok dengan djiwa Indonesia.

Pernah sa ja b itjara dengan salah seorang pemimpin, pemimpin daripada opposisi. Sa ja tegaskan, bukanlah opposisi diwaktu jang sekarang ini.

Beberapa tahun lalu sudah ini, sa ja b itjara dengan salah seorang pemimpin daripada opposisi. S a ja katakan kepadanja: ,,T indakan Pemerintah jang berdjalan ini adalah baik, kenapa saudara tidak dengan terang-terangan pula mengatakan, bahwa tindakan Peme­rintah sekarang ini adalah baik?”

D jawab saudara daripada opposisi itu ialah : ,,Bukan kewadjiban daripada opposisi untuk mengatakan bahwa Pemerintah berbuat baik .”

Djadi n jata opposisi diartikan didalam arti jang demikian itu. N jata opposisi d iartikan dalam arti mengkritik Pemerintah hebat- hebatan, coute que coute! N jata opposisi diartikan sedapat mungkin menumbangkan Pemerintah jang ada, diganti dengan Pemerintah dari opposisi itu sendiri. M aka oleh karena itulah, Saudara- saudara, sa ja sekarang hendak mengadjak kepada segenap Bangsa Indonesia untuk menindjau kembali sistim ketatanegaraan kita jang telah lalu, menindjau kembali dan menjetudjui — djikalau

234

Page 237: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Saudara-saudara setudju — akan konsepsi jang hendak saja uraikan.

Apakah konsepsi sa ja itu, Saudara-saudara? Konsepsi saja terdiri daripada dua hal: Satu hal mengenai Kabinet, hal jang kedua m engenai satu D ew an jang sa ja namakan Dewan Nasional.

Bagaim ana jang m engenai Kabinet? Jang mengenai Kabinet Saudara-saudara, ia lah hendaknja diadakan Kabinet Gotong- rojong. Dan sa ja dengan sengad ja memakai perkataan „gotong- rojong” oleh karena perkataan gotong-rojong ini adalah perkataan asli Indonesia jang m enggam barkan djiwa Indonesia semurni- murninja. Kabinet jang didalam nja duduk semua partai-partai atau fraksi-fraksi d idalam Parlem en jang tjukup mentjapai kiesquotient.

Sekarang ini, Saudara-saudara , k ita mempunjai Kabinet jang terdiri daripada sebagian daripada partai-partai atau fraksi-fraksi. M arilah k ita sekarang mentjoba menjusun satu Kabinet jang ter­diri daripada semua fraksi-fraksi atau partai-partai didalam Par­lemen.

Dengan utjapan sa ja ini, Saudara-saudara, tegas dan njata bahwa sa ja tidak m engganggu gugat Parlemen. Ada orang tadinja mengira bahw a sa ja hendak membubarkan Parlemen atau mem- bekukan Parlem en. T idak ! Parlemen tetap berdjalan terus dan Parlemen sekarang ini memang adalah hasil daripada pemilihan umum, hasil daripada pemilihan umum jang telah didjalankan oleh segenap R ak ja t Indonesia. T etap i Kabinet jang hendak kita susun djanganlah Kabinet stijl tua sebagai jang kita alami sebelas tahun lamanja, tetapi satu Kabinet stijl baru. Kabinet stijl baru jang Menteri-menterinja terd iri daripada orang-orang daripada partai- partai, semua parta i-partai atau semua fraksi-fraksi didalam Par­lemen jang m entjapai kiesquotient.

Disini tern jata sa ja tidak pandang bulu, Saudara-saudara, tidak pandang bulu parta i apakah jang harus duduk didalam Kabinet itu, tetapi semua parta i-parta i dan semua fraksi-fraksi hendaknja duduk didalam Kabinet. Dan oleh karenanjalah saja sebutkan Kabinet ini Kabinet Gotong-Rojong,

Didalam bahasa asing sa ja katakan: Alle leden van de familie aan tafel, a lle leden van de familie aan de eettafel en aan de werktafel dengan tiada perketjualian seorangpun. Ini adalah pen- djelmaan daripada gotong-rojong Indonesia, pendjelmaan dari­pada djiwa Indonesia.

235

Page 238: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

D jikalau k ita ingin selamat, Saudara-.saudara, m arilah kembali kepada d jiw a kita sendiri. T jobalah ingatkan, Saudara-saudara. Apa jang mendjadi tjita-tjita kita sedjak berpuluh-puluh tahun? Apa tjita -tjita jang dikobar-kobarkan oleh pemimpin-pemimpin kita jang telah berkorban berpuluh-puluh tahun jang lalu? T ak lain tak bukan ialah agar supaja Bangsa Indonesia ini hidup sebagai satu ke luarga besar jang merdeka dan berdaulat, tidak sebagai satu keluarga jang terpetjah-belah.A pa jang d iikrarkan pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928?

Satu Bahasa, Satu Tanah Air, Satu Bangsa.A pa inti daripada ik rar Pemuda ini?Inti daripada ik rar Pemuda ini, tak lain tak bukan ia lah agar

supaja Bangsa Indonesia hidup kembali sebagai satu keluarga jang besar, jang utuh, jang tidak terpetjah-belah.

A pa jang mendjadi inti-djiwa daripada Proklam asi 17 Agustus 1945? Inti-d jiw a daripada Proklam asi 17 Agustus 1945 ialah ag ar supaja Bangsa Indonesia ini sebagai satu keluarga besar jang tidak terpetjah-belah, hidup didalam satu rumah besar jang bernama Republik Indonesia, jang berw ilajah kekuasaan dari Sabang sam pai ke M erauke. M endjadi saja, d jikalau sa ja meng- usulkan agar supaja kita menjusun satu Kabinet gotong-rojong ini, sebenarnja sekedar kembali kepada inti-djiwa kita sendiri.

Apa jang mendjadi inti-d jiwa daripada pemuda-pemuda jang telah berkorban, telah menumpahkan darahnja untuk ter- tjapain ja tjita-tjita Republik Indonesia? T ak la in tak bukan, ialah satu keluarga ini jang hidup merdeka, aman dan sedjahtera.

A pa jang mendjadi inti-d jiwa kita, tatkala k ita mendirikan TN I atau AU RI atau ALRI? T ak lain tak bukan ia lah agar supaja Bangsa Indonesia ini selamat hidup merdeka sebagai satu keluarga jang besar.

M aka oleh karena itu, djikalau saja mengusulkan tjita-tjita ini, jang sa ja namakan konsepsi, sebenarnja sa ja m engadjak kepada segenap Bangsa Indonesia: M ari kita kembali kepada d jiw a kita sendiri, kepada keperibadian k ita sendiri.

Bagaim anakah menurut usul saja pembentukan daripada Kabi­net gotong-rojong itu? T adi sa ja katakan: M arilah k ita tidak pandang bulu lagi, tidak menanja lagi: Hai, engkau Masjumi- kah atau engkau P.K.I.-kah, engkau P.N.I.-kah, engkau Nahdlatul U lam a-kah, engkau Protestan-kah, engkau Katholik-kah? Tidak!

236

Page 239: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Semua parta i d idalam Parlemen marilah kita beri hak untuk ikut duduk didalam Kabinet. Sekian anggota didalam Parlemen, sekian Menteri didalam Kabinet. Ini ad il Saudara-saudara. Adil oleh ka­rena tidak pandang bulu lag i, adil oleh karena kita memandang kita sebagai •— tak la in tak bukan ■— orang-orang Indonesia djuga, meski p arta in ja apapun, achirnja ia toch orang Indonesia. Dan sebagai tadi telah sa ja katakan didalam bahasa asing: A lle leden van de familie aan tafel, aan de eettafel, en aan de werktafel.

Sa ja belum sam pai kepada kebulatan berapa kiesquotient itu. Ah itu soal pen jelenggaraan . Jang saja kemukakan kepada Saudara-saudara ia lah prinsipnja, prinsip kekeluargaan, prinsip gotong-rojong. D jikalau prinsip ini didjalankan, hilanglah apa jang dinamakan opposisi didalam arti sebagai jang kita artikan sebelas tahun lam anja, m usjaw arah berdjalan dengan kekeluargaan, musjawarah berd jalan didalam suasana kegotong-rojongan. Dan opposisi sebagai jang k ita artikan sebelas tahun lamanja itu akan lenjaplah. Ja benar, perlainan pendapat selalu ada, malahan per- lainan pendapat itulah jang membawa kita kepada kemadjuan, „Du choc des opinions ja illit la verite”, kata orang Perantjis. Daripada pergosokan perlainan pendapat inilah timbul kebenaran. Peribahasa Perantjis inilah peribahasa jang benar dan tepat sekali. Tetapi perlainan pendapat tidak berarti, tidak harus berarti bagi kita ini coute que coute menentang, coute que coute mentjoba mendjatuhkan Kabinet.

Saudara-saudara, kiesqoutient entah sepuluh, entah duabelas, terserah kepada penjelenggaraan nanti. Dan disampingnja kies­quotient besar hendaknja nanti untuk partai-partai jang ketjil diadakan kiesqoutient jang ketjil, agar supaja partai-partai jang ketjilpun mempunjai kesempatan duduk didalam Kabinet meski didalam bentuk sekedar W akil-M enteri sadja. Djikalau Kabinet jang demikian ini dapat disusun, Saudara-saudara, maka Kabinet jang demikian ini akan lebih selamat daripada Kabinet-kabinet jang sudah-sudah.

Disamping Kabinet ,,Gotong-rojong” ini saja mengusulkan di- bangunkan satu Dewan, satu Dewan jang tadinja hendak saja namakan ,,D ewan Revolusioner”. Tetapi achirnja saja lebih me- njukai perkataan ,,Dewan N asional” , djusteru oleh karena perka­taan ,,N asional” adalah berarti kekeluargaan jang besar, Nasional berarti meliputi sekudjur badannja natie. M aka Dewan ini saja namakan Dewan N asional, oleh karena didalam Dewan Nasio-

\ 237

Page 240: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

nalpun sa ja ingin mengadakan susunan jang meliputi segenap Bangsa Indonesia dengan tiada memandang bulu dari mana golongan itu. Dewan Nasional ini hendaknja a n g g o t a - a n g g o t a n j a terutama sekali ialah wakil-wakil atau orang-orang daripada golongan-golongan functioneel didalam m asjarakat kita. Didalam Dewan Nasional ini duduk menurut usul konsepsi saja wakil-wakil atau orang-orang dari kaum buruh, oleh karena dunia buruh ada­lah satu golongan functioneel jang hebat; wakil atau orang dari golongan tani, oleh karena golongan tani adalah satu g o l o n g a n functioneel jang hebat pula; dari golongan intelligensia, k a u m tjendekiawan, oleh karena pembangunan tak dapat berdjalan de­ngan tiada bantuan dan aktiviteit kaum tjendekiawan; wakil atau orang dari golongan pengusaha nasional, oleh karena pengusaha nasionalpun amat penting fungsinja didalam m asjarakat kita; wakil atau orang daripada golongan Protestan; wakil atau orang dari golongan Katolik; dua wakil daripada Alim Ulama; wakil atau orang dari golongan W anita; wakil atau orang dari g o l o n g a n Pemuda; wakil atau orang dari golongan Angkatan '45; wakil a t a u orang dari golongan jang dapat v e r t o l k e n / m e n g e m u k a k a n persoalan-persoalan daerah. Dan disamping itu, S a u d a r a -s a u - dara, sa ja menghendaki duduk didalam Dewan Nasional ini Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Laut, Kepala Staf Angkatan Udara, Kepala Kepolisian Negara, D jaksa Agung, beberapa Menteri jang penting, dan Saudara-saudara, Dewan Nasional ini I n s j a - A l l a h akan sa ja pimpin sendiri.

Apa sebab, Saudara-saudara, sa ja usulkan satu Dewan Nasional dan apakah fungsi daripada Dewan Nasional ini?

Fungsi daripada Dewan Nasional ini ialah memberi n a se h a t kepada Kabinet, nasehat jang diminta atau nasehat jang tidak diminta. Dan oleh karena Dewan Nasional ini, S a u d a r a -s a u d a r a , tersusun daripada orang-orang, wakil-wakil atau orang-orang dari golongan-golongan jang funktioneel didalam m asjarakat, maka saja anggap Dewan ini adalah pentjerminan daripada m asjarakat se­bagaimana Kabinet adalah pentjerminan daripada Parlemen.

Disatu fihak Parlemen laksana diperas mendjadi Kabinet, dilain fihak masjarakat jang hidup, masjarakat jang bergelora, m a s j a r a k a t jang dynamisch actief, diperas mendjadi Dewan Nasional.

Dewan Nasional dan Kabinet berdiri berdamping-dampingan satu sama lain. Dewan Nasional memberi nasehat dan advies

238

Page 241: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

kepada Kabinet, advies jang diminta dan advies jang tidak diminta. Inilah fungsi daripada Dewan Nasional ini, Saudara-saudara.

Disamping itu oleh karena kita telah mengalami bahwa tiap- tiap Kabinet jang lalu kekurangan-kewibawaan, maka saja mak- sudkan dengan Dewan Nasional ini memberi kewibawaan kepada Kabinet, oleh tja ra bekerdja memberi advies jang diminta dan jang tidak dim inta itu, Saudara-saudara maka adalah hubungan erat an tara Kabinet dan Dewan Nasional, tersusunlah satu djembatan jang hebat an tara Parlemen disatu pihak lewat Kabinet m asjarakat jang hidup bergelora lewat Dewan Nasional, sehingga boleh d ikatakan tiap-tiap tindakan Pemerintah adalah bersam- bungan dengan kehendak masjarakat jang hidup.

Sebaliknja semua keinginan-keinginan fikiran-fikiran daripada _ m asjarakat jang hidup ini masuk didalam Kabinet; Inilah djembat­an jang hebat, kataku; djembatan jang hebat, jang akan, menurut kejakinan sa ja , membawa kita kepada dapat mengatasi segala kesulitan-kesulitan jang kita alami sekarang ini.

Saudara-saudara , d jikalau konsepsi saja ini berdjalan, maka kita sebenarnja, Saudara-saudara, berdjabatan tangan satu sama lain lag i. P ihak jang duduk didalam sesuatu partai berdjabatan tangan dengan pihak lain partai.

Sering k ita didalam sebelas tahun jang lalu ini memakai per­kataan ,,perdam aian nasional”. Inilah perdamaian nasional, Saudara-saudara, jang sa ja maksudkan didalam konsepsi ini.

S iapa d ian tara Saudara-saudara tidak gandrung akan per­damaian nasional? D engan konsepsi ini, Saudara-saudara, perda­maian nasional terselenggara.

Jah, s a ja tahu, Saudara-saudara, misalnja terhadap kepada P.K.I., ad a beberapa Saudara-saudara atau fihak jang berkebe- ratan d ia duduk dalam Kabinet.

S a ja bertan ja dengan tenang setenang-tenangnja, Saudara- saudara, apakah k ita dapat terus-menerus mengabaikan satu go- longan jang didalam pemilihan umum mempunjai suara enam djuta manusia?

Sungguh, Saudara-saudara , sa ja tidak memfihak, saja sekedar menghendaki adan ja perdamaian nasional, saja sekedar ingin mengadakan tja ra pemerintah gotong-rojong dengan tidak mem­fihak sesuatu fihak. ’

Sa ja bertan ja lag i kepada Saudara-saudara, tidakkah kita ini menghendaki pembangunan jang sehebat-hebatnja?

239

Page 242: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dan djikalau kita benar-benar menghendaki pembangunan jang sehebat-hebatnja, Saudara-saudara, tidakkah kita memerlukan segenap tenaga jang ada didalam m asjarakat ini agar supaja tenaga- tenaga itu ditumpahkan didalam pembangunan? Dan tidakkah suatu kenjataan, Saudara-saudara, bahwa P.K.I. mempunjai banjak pengikut dikalangan kaum buruh?

Sekali lag i sa ja katakan, Saudara-saudara, sa ja tidak memfihak sa ja sekedar vertolken/mengemukakan apa jang mendjadi isi djiwa daripada m asjarakat kita, isi d jiw a daripada pemuda-pemuda tat- ka la pemuda pada tgl. 28 Oktober 1928 m engatakan ikrar Satu Bangsa, Satu Tanah A ir, Satu Bahasa. Isi d jiw a daripada kita semua tatkala k ita mengadakan proklamasi pada tanggal 17 A gustus 1945. Pada waktu itu tidak ada, tidak ada, tidak ada, sekali lag i sa ja katakan tidak ada perpetjahan didalam kalbunja Bangsa Indonesia. H anja kemudian, perpetjahan ini mendjadi djadi, Saudara-saudara. Kemudian laksana kita merobek-robek dada k ita sendiri.

M ari, mari kita kembali, Saudara-saudara, kepada tjita-tjita kita jang dahulu, tjita-tjita kita jang asali.

Ada orang jang berkata, Bung Karno mengusulkan konsepsi ini untuk membawa Kabinet ke-aliran kiri. T idak, Saudara-saudara, buat sa ja tidak ada istilah „kiri”, tidak ada istilah ,,kanan”. Saja sekedar menghendaki Bangsa Indonesia utuh kembali, N egara utuh kembali, sa ja tidak memandang bulu, Saudara-saudara. Sajalah jang sering mensitir utjapan seorang pemimpin besar dari luar negeri jang berbunji: A nation divided against itself cannot stand, satu bangsa }ang terpetjah-belah, (divided against itself cannot stand) tidak dapat berdiri terus.

Apakah kita mau tetap mendjadi satu nation jang divided against itself? Apa kita mau gugur, mau runtuh? Karena itu, Saudara-saudara, mari, mari, mari sekali lag i mari kita atasi segala perpetjahan ini. Sa ja , sekali lagi sa ja katakan, sa ja tidak berfihak, sa ja ingin mengusulkan satu hal jang sesuai dengan d jiw a Indonesia, d jiwa asali Bangsa Indonesia, jaitu d jiw a ke- keluargaan. Oleh karena itulah sa ja namakan Kabinet gotong- rojong, oleh karena itulah saja namakan Dewan ini Dewan N asional.

240

Page 243: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Kabinet Gotong-rojong, bantu-membantu satu sama lain dengan Dewan N asional ini, djembatan jang besar, jang kuat antara Pemerintah dengan de levende krachten van de maatschappij (tenaga-tenaga jang hidup didalam m asjarakat).

Djembatan ini, Saudara-saudara, akan membuat Negara kita mendjadi N egara jang Insja-A llah , kuat.

Inilah, Saudara-saudara , jang sa ja usulkan kepada Saudara- saudara resmi pada ini malam. Sa ja bukan juris, terus terang saja bukan juris, tetapi sa ja , Saudara-saudara, sedikit banjak mengerti perasaan-perasaan R ak ja t Indonesia. Sa ja sedikit banjak Saudara- saudara, m endjadi vertolker daripada kehendak-kehendaknja Bangsa Indonesia.

Sa ja mengusulkan satu idee, satu pinsipe. Ah, djikalau idee atau prinsipe ini Saudara-saudara membutuhkan juridische formuler- ingen, kw alifikasi-kw alifikasi juridis, sa ja serahkan kepada Sau­dara-saudara juris, sa ja serahkan kepada Saudara-saudara ahli- hukum. S a ja sekedar penjambung lidah daripada Bangsa Indonesia. Benar, penjambung lidah, oleh karena Saudara-saudara, saja ada­lah salah seorang manusia d iantara sedikit orang manusia di Indo­nesia ini jang paling ban jak contact dengan Rakjat.

Dimana-mana sa ja datang keluhan daripada Rakjat jang ketjil ialah: ,,Bapak, apakah Bapak tidak dapat mengadakan Perdamaian Nasional? Apakah Bapak tidak dapat mengadakan satu sistim agar supaja k ita ini semuanja bergotong-rojong?” Dan inilah Saudara-saudara, jang sa ja persembahkan kepada Saudara-saudara sekalian. S a ja b itjara dengan hati sa ja jang penuh, dengan otak saja jang pitjik Saudara-saudara, tetapi jakinlah dengan hati saja sepenuh-'penuhnja.

Lebih daripada 35 tahun Saudara-saudara, saja telah menjum- bangkan tenaga sa ja ini kepada perdjuangan Bangsa Indonesia, tenaga jang ketjil tetapi toch sa ja menjumbangkan. Lebih daripada 35 tahun bersama-sam a dengan Rakjat Indonesia saja ikut ber- senang, ikut menderita dan memang permohonan saja kepada Allah Subhanahu W a ta ’a la ialah agar supaja seterusnja sampai saja masuk lubang kubur .diberi oleh Tuhan selalu mengabdikan tenaga sa ja jang ketjil ini kepada Rakjat Indonesia.

Saja ulangi, Saudara-saudara, mungkin konsepsi saja ini memer- lukan penjelidikan-penjelidikan juridis jang lebih halus daripada kemampuan otak sa ja , mungkin. Tetapi toch hati kejakinan saja berkata, hanja sistim baru inilah achirnja dapat menjelamatkan

241

Page 244: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

N egara kita. Kejakinan saja jang teguh, djerit daripada hati saja ia lah bahwa sistim jang kita pakai sebelas tahun lamanja adalah sistim jang salah. Bukan salah an sich, tidak, tetapi tidak tjotjok dengan d jiwa Indonesia. T jotjok mungkin bagi rak jat-rak jat dine­geri lain. T jotjok mungkin bagi rakjat jang berdiam di Eropah, tetapi tidak tjotjok dengan Rakjat jang berdiam diantara Sabang dan M erauke.

Kejakinan ini, Saudara-saudara, membawa sa ja kepada pemi- kiran berbulan-bulan. M ari kita sekarang mentjoba meninggalkan sistim jang tidak tjotjok bagi kita itu, meng-creeer satu sistim sendiri. Ah, apakah arti kemerdekaan, Saudara-saudara, kan sa ja selalu berkata: ,.Kemerdekaan berarti kembali kepada ke- peribadian sendiri”. M ari kita kembali kepada keperibadian kita sendiri; b iar orang luaran berkata ini atau berkata itu. Biar orang luaran berkata: „Sistim ini adalah sistim salah”. Biar! Tetap i tjotjok dengan d jiwa Indonesia.

Saudara-saudara, sa ja tidak hendak berbitjara pandjang-pan- d jang. Inilah konsepsi saja.

S a ja minta Saudara-saudara pemimpin-pemimpin partai m enindjaunja sedalam-dalamnja. Ini adalah tanggal 21 Pebruari. N anti pada tanggal 28 Pebruari — satu minggu lag i —- Insja- A llah sa ja akan persilakan wakil-wakil daripada partai-partai atau fraksi-fraksi dalam Parlemen datang menemui sa ja di Istana M erdeka.

S a ja hendak tan ja kepada mereka, bagaimanakah pendapat Saudara-saudara tentang konsepsi saja. Dan sebagai hasil daripada apa jang sa ja dapat nanti pada tanggal 21' Pebruari jang akan datang. Insja-A llah kita menempuh satu keadaan jang baru.

Sekian, terima kasih.

242

Page 245: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

5r. ^ o e k a rn o ^

D ilahirkan di Su rab a ja pada tanggal 6 Djuni 1901. Ajahnja adalah seorang' pengaw as sekolah Djawa dan ibunja seorang wanita Bali dari kasta Brahma. Sesudah sekolah Rendah ia lulus dari H .B.S. untuk se landjutn ja menjelesaikan peladjarannja pada sekolah Tehnik T ingg i di Bandung, dimana ia mentjapai idjazah sipil Insinjur. Se lag i mahasiswapun ia sudah mengambil bagian jang aktip dalam politik.

Ia adalah anggauta perkumpulan ,,Jong Java” jang telah didiri- kan pada tahun 1915 dan pada tahun 1927 ia mendjadi ketua Algemene-Stud^eclub di Bandung, jang pada dasarnja berpendirian non-koperatip.

Pada tahun itu d juga bersama-sama dengan M r Iskaq Tjokro- hadisurjo, Dr T jipto Mangunkusumo, M r Budiarto dan M r Sunarjo didirikannja ,, P erserikatan Nasional Indonesia” (P.N.I.) jang

243

Page 246: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

non-koperatip di Bandung jang dalam bulan M ei 1928 diubah mendjadi „Partai N asional Indonesia”. Dalam bulan Desember 1929 Ir Soekarno ditangkap oleh Pemerintah Hindia-Belanda, tetapi kemudian dibebaskan lagi. Pada tahun 1933 ia ditangkap lag i dan dipindahkan ke Endeh. Dari tempat itu pada tahun 1937 ditundjukkan Bengkulen bagi tempat kediamannja. Dalam bulan Djuli 1942 ia dipindahkan oleh Djepang ke D jawa.

Selam a pendudukan Djepang Ir Soekarno tetap memainkan rol jang aktip dalam lapangan politik. Pada w aktu kapitu lasi Djepang tanggal 14 Agustus 1945 didirikan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia' dengan Soekarno sebagai Ketua dan H atta sebagai W k . Ketua. Pagi hari 17 Agustus 1945 oleh Panitia ini diprokla- mirkan Republik Indonesia dengan Ir Soekarno sebagai Presiden. Pokok pikiran Republik jang telah diproklam irkan pada tanggal 17 Agustus 1945 itu adalah pembentukan suatu N egara Persatuan (U n itaristis), dalam mana hanja satu partai akan berdiri. Sesudah dalam bulan Djuni 1946 P.M . Sutan S jahrir d ilarikan oleh Tan M alakka c.s., maka Presiden menarik kembali sega la kekuasaan- kekuasaan Pemerintah untuk dipegang sendiri. Sesudah gagalnja perebutan kekuasaan oleh T an M alakka maka Pemerintah diktatur sementara dari Presiden dihapuskan pada Oktober 1946. Pada w aktu dimulainja aksi polisionil kedua Ir Soekarno ditangkap di Jogjakarta dan dipindahkan ke Prapat (kemudian di Bangka). Pada tanggal 6 Djuli 1949 Presiden kembali ke Jogjakarta. Pada tanggal 17 Desember 1949 beliau dinobatkan sebagai Presiden R .I.S. jang kemudian pada tanggal 15 Agustus 1950 mendjadi N egara Kesatuan R.I.

Berhubung dengan djasa beliau dalam menjusun ,,Pantjasila”, U niversitet Gadjah M ada memberikan gelar Dokter Honoris Causa. U patjara penerimaan gelar Dokter dilakukan pada tanggal 19 September 1951.

(Almanak Kempen 1952).

244

Page 247: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

PIDATO PRESIDEN DI UNIVERSITET „GADJAH MADA” DI JOGJAKARTA PADA TANGGAL 19 SEPTEMBER 1951.

W A K T U PENERIMAAN GELARAN "DOCTOR HONORIS CAUSA".

ILMU DAN AMAL. (GEEST-WIL-DAAD).

Pidato Presiden Sukarno pada waktu menerima gelaran Doctor Honoris C ausa pada U niversitet Gadjah M ada 19 September 1951, di D jokjakarta.

Tuan-tuan dan N jon ja-n jon ja sekalian,Saudara-saudara ,S a ja m engutjap terimakasih kepada Universitet Gadjah M ada

atas kem urahan-hatinja, memberikan kepada saja gelaran Doctor Honoris Causa.

T atkala beberapa waktu jang lalu oleh fihak Gadjah M ada di- beritahukan kepada sa ja akan niatnja hendak memberikan gelaran itu kepada sa ja , dan ditanjakan kepada saja apakah saja mau menerimanja, m aka sebenarnja buat sedjurus waktu timbullah be­berapa keraguan didalam hati sa ja, apakah pantas saja menerima predikat jang setinggi itu.

Sa ja bukan ah li pengetahuan. Sa ja bukan jang orang namakan „een geleerde”. S a ja bukan pernah menulis sesuatu buku jang pan­tas orang namakan satu prestasi wetenschappelijk. Sa ja belum per- nah menjusun satu teori atau mengupas sesuatu teori setjara analitis dalam2. Bahkan pembawaanku bukan pembawaan wetenschappelijk. Pembawaanku bukan pembawaan jang ,,bespiegelend”. Pembawa­anku adalah jang djustru kurang puas dengan ilmu-an-sic/z. Pantas- kah aku menerima derad jat doctor honoris causa?

Tetapi kemudian djatuhlah tekanan-kata kepada perkataan2 honor is c a u sa . Pertim bangan, apakah sa ja ini seorang ahli-penge- tahuan atau tidak, seorang wetenschapsman atau tidak, mendjadilah lebih ringan bagi sa ja . S a ja lantas ingat kepada lain2 orang, jang bukan orang2 ahli-pengetahuan, jang toh diberi dan mau menerima deradjat doctor honoris causa. Sa ja misalnja ingat kepada Ramsay Mac-Donald dan Ratu W ilhelm ina; kepada Herbert Hoover dan Ralph Bunch; kepada W illem Drees dan Eduard Anseele; kepada lain2 orang doctor-doctor honoris causa lagi, jang bukan „ahli- pengetahuan” , tetapi jang dianggap telah berbuat sesuatu jang di-

245

l

Page 248: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

anggap sebagai satu d jasa, terutama sekali d ja s a jang bermanfaat b a g i h id u p n ja d a n su b u rn ja ilmu p e n g e t a h u a n .

Sudahkah sa ja pernah berdjasa besar? A pa lag i berdjasa, jang m anfaat bagi hidupnja dan suburnja ilmu-pengetahuan? Universitet G adjah M ada menganggap ja , dan Tuanku Promotor tadipun me- ngemukakan hal2 jang dikatakan d jasa sa ja . S a ja menganggap bah w a sa ja belum pernah berdjasa besar. Tetap i sa ja terima kemurahan- hati U niversitet Gadjah M ada dan pern jataan2 Tuanku Promotor itu sebagai satu p e n g h a r g a a n , satu ap p r e s ia s i , atas apa2 jang telah sa ja perbuat untuk tanah-air dan bangsa, dan atas itulah saja me- ngutjap ban jak2 terimakasih!

Sekali lag i, tuan2 dan njonja-njonja, sa ja bukan ahli-pengetahuan dan belum pernah menulis sesuatu jang pantas dilihat dengan mata sebelah oleh orang2 jang ahli-pengetahuan. Segenap tindak-tan- dukku sekadar sa ja arahkan kepada perdjoangan, dan pengabdian kepada tanah-air dan bangsa. Ja , benar, sa ja telah banjak sekali membatja buku2. Tetapi sebagai tadi sa ja katakan: p em baw aank u tidak p u a s d e n g a n i lm u -a n - s i ch . Bagi sa ja , ilmu-pengetahuan hanja- lah berharga-penuh djika ia d ip e r gu n ak an untuk mengabdi kepada praktek-hidupnja manusia, atau praktek-hidupnja bangsa, atau prak- tek-hidupnja dunia-kemanusiaan.

M em ang sedjak muda, sa ja ingin mengabdi kepada praktek-hidup manusia, bangsa dan dunia-kemanusiaan itu. Itulah sebabnja ‘saj=» selalu mentjoba m en gh u b u n gk a n ilmu d e n g a n am a l; menghubungkan pengetahuan dengan perbuatan, sehingga pengetahuan ialah untuk perbuatan, dan perbuatan d ip im p in oleh pengetahuan. Ilmu dan amal, kennis dan daad, harus ,,wahju-mewahjui” satu-sama-lain „Kennis zonder daad is doelloos. Daad zonder kennis is richting- loos” , demikianlah seorang sardjana pernah berkata.

S a ja dinamakan seorang pemimpin-politik. Apakah kewadjiban- ku? Kewadjibanku, bahkan kewadjibannja tiap2 pemimpin-politik bukanlah menghanjutkan diri dalam perenungan2 teoritis, tetapi ia lah : mengaktivir kepada pe rbua tan . M engaktivir golongan ■— jang- ia-pimpin, kepada perbuatan; mengaktivir kelas-jang-ia-pim pin, ke­pada perbuatan; mengaktivir bangsa-jang-ia-pimpin, kepada per­buatan. Kalau tidak untuk mengaktivir kepada perbuatan, ■— buat apa orang mendjadi pemimpin? Tetapi perbuatan adalah suatu aki- bat. Akibat daripada kemauan. Akibat dari w il. T iada perbuatan zonder kemauan, tiada perbuatan zonder wil. Dus: ,.mengaktivir kepada perbuatan” berarti: harus mengaktivir lebih dulu kepada wil.

246

Page 249: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dan djika kebenaran ini ditransformirkan kepada soal2 jang menge­nai peri-kehidupan bangsa atau perikehidupan m asjarakat, maka ia berarti: harus m engaktivir lebih dulu kepada collectieve wil. M eng- gugah, membangkitkan, menggerakkan, menghebatkan collectieve wil. Untuk apa? U ntuk melahirkan collectieve daad; untuk men­tjapai collective daad. Itulah stram innja segala perbuatan2ku sedjak muda sampai sekarang. Itulah artin ja trilogie jang sa ja dengungkan pada tahun 1932: n a t i o n a l e g e e s t — na t io n a l e w i l —• na t ion a ls daad . Orang lain menjusun wetenschap, mengupas, menganalise, mem- bongkar dan menghimpun teori, ■— saja berbahagia kalau dapat mengerdjakan bahagian jang ditugaskan kepada saja, jaitu mem­bangkitkan kepada am al, mengaktivir kepada daad! Dan sekali lagi saja katakan: untuk m engaktivir kepada daad, maka saja mentjoba mengaktivir kepada w il, mengaktivir kepada collectieve w il <— men­tjoba membangunkan, menghebatkan, bahkan „membakar'’ kepada collectieve w il!

Banjak orang2 jang kurang mengerti artinja kemauan dalam proses2 historis. Bahkan ada orang2 M arxis jang, karena pernah membatja bahw a M arx tidak mengakui adanja kemauan-merdeka atau vrije w il, tetap i sebalikn ja selalu menjebut „kepastian-kepas- tian” atau „N otwendigkeiten” dalam pertumbuhan masjarakat, lan­tas berkata bahw a kemauan-manusia tidak ada artin ja dalam proses2 historis. T etap i bagaim anakah keadaan ang sebenarnja? Keadaan sebenarnja ia lah , bahw a kita harus membedakan setjara tegas an­tara kemauan, dan k em a u a n -m erd ek a . Baik falsafah idealis maupun falsafah historis-m aterialis (M arx ) berkata, bahwa kemauan-ma­nusia adalah penting artin ja dalam proses2 historis. M arx benar membantah ad an ja k em a u a n -m erd ek a , tetapi ia tidak pernah mem- bantah artin ja kem auan-an-sich. T idak pernah membantah artinja persoonlijkheid, bahkan pernah menjebutkan „die Riesenrolle der menschliechen Personlichhkeit”.

Ambillah m isaln ja teori ekonomi. Segenap teori ekonomi itu akan mendjadi satu begrips-Spielerei jang kosong-melompong dari orang2 wetenschap, kalau m ereka itu tidak mengakui lebih dahulu bahwa motornja semua kem adjuan ekonomi ialah kemauan manusia. Sudah tentu, menurut M arx bukan kemauan-merdeka, bukan vrije wil, tetapi satu kemauan jang d it en tukan , d ite tapkan oleh keadaan. Tetapi bagaim anapun d juga, diakuilah oleh M arxis dan non-Marxis, bahwa pada achirn ja Kemauan-untuk hiduplah, — d e w il to t l e v e n— jang mendjadi dasarn ja semua ekonomi, dasarnja semua kema-

247

Page 250: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

djuan, dasarn ja semua usaha, bahkan dasarn ja semua tindak-tanduk- n ja machluk2 apa sad ja jang berdjiwa. A ntara instinctnja binatang dan intelligensinja manusia, sekadar adalah perbedaan tingkat- pertumbuhan, tetapi kedua-duanja, instinct dan intelligensi itu, mem­punjai dasar-m utlak jang satu, — oergrond jang satu .—■, jaitu Ke- mauan-untuk-hidup, de \Vil tot leven.

Binatang mau hidup sebagai b iasanja ia hidup; ia tidak ingin berobah, tetapi ia mau hidup. M anusia mau-hidup, tetapi intelligen­sinja, jang memampukan dia membuat a lat2 untuk ,,melebih-enak- kan” iapunja hidup itu, membuat manusia itu madju setingkat- demi-setingkat. Verhoudingnja terhadap kepada alam (natuur) berobah setingkat demi setingkat. M akin tumbuh kemampuannja membuat a la t2-teknis. makin berobahlah Kemauan-untuk-hidup itu mendjadi Kemauan-untuk-hidup- l eb ih -enak . Kemauan-untuk-hidup- l e b ih - en ak inilah salah satu tandanja M anusia-Kultur.

Tetapi, a lat2-teknis itu tidak sad ja merobah setapak demi se­tapak verhoudingnja manusia terhadap kepada alam atau natuur, ia merobah pula verhoudingnja manusia terhadap kepada s e sam a - m anusia . M anusia adalah machluk sosial, dan kemauan-untuk- hidupnja berbentuklah pula kemauan untuk hidup b e r sam a -sam a dengan manusia-manusia lain, terutama sekali dengan manusia2 lain jang sama alat2-hidupnja dalam arti jang seluas-luasnja. Maka dengan demikian tumbuhlah collectieviteiten, dengan kemauan2 jang kolektif. Dengan demikian tumbuhlah kelas2, dengan klassew il2 jang kolektif. Dengan demikian tumbuhlah bangsa2, nationale collec- tiviteiten, dengan nationale w il-nationale w il jang kolektif. Jang dinamakan pertentangan2 kelas tidak lain adalah pertentangan2 kemauan. Dan jang dinamakan pertentangan2 nasionalpun tidak lain daripada pertentangan2 kemauan. Dan kita mengetahui, per­tentangan2 inilah, jang masing2 dapat dipulangkan kepada kemau­an m anusia , pertentangan2 inilah jang mendatangkan perobahan2 hebat dalam susunan dunia dizaman-histori.

Demikianlah, Tuan-tuan dan N jonja-njonja, sa ja melihat ke­mauan manusia itu sebagai motornja semua proses2 ekonomi dan semua proses2 historis. Ia adalah pokok-pangkalnja, inti-sebabnja semua kedjadian2 dalam m asjarakat, ia menjerapi semua kedjadian2 dalam m asjarakat. Jang dinamakan ,,okonomische Notwendigkeit” atau ,,historische Notwendigkeit” , atau Notwendigkeit apapun dalam proses kehidupan manusia, bukanlah berarti tidak adanja kemauan manusia, *— bukanlah berarti ,,W illenlosigkeit”. Bukan; ,,Oko-

248

Page 251: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

nomische N otw endigkeit" atau ,,Historische Notwendigkeit” itu bersumber kepada N otw endigkeitnja tiap2 machluk untuk mau hidup, Notwendigkeitnja w il-tot-leven, dan sebagai akibat daripada itu — Notwendigkeitnja keharusan untuk mempergunakan keadaan jang ada, a g a r s u p a ja hidup.

Oleh karena itu, m aka menurut anggapan saja, kewadjiban tiap2 pemimpin Indonesia ia lah mengaktivir kemauan manusia Indonesia dan m engaktivir kem auan national Indonesia, sampai kepuntjak jang setinggi-tingginja. Zonder kemauan tidak bisa ada kemauan nasio­nal, zonder kemauan nasional tidak bisa ada perbuatan nasional. Kemauan nasional ada lah W ah ju T jakran ingrat satu2nja jang dapat menggerakkan bangsa k ita ini untuk mendjelmakan perbuatan2 na­sional. Dan kemauan nasional itu d a p a t diaktivir, selama oergrond- nja semua ked jad ian dialam m anusia ini masih dapat diaktivir, jaitu wil-tot-leven. So aln ja bukanlah dapat atau tidaknja kemauan na­sional diaktiv ir; soaln ja ia lah tjakap atau tidaknja pemimpin meng­aktivir!

Bagaim ana kemauan diaktivir? Dengan pengaruhnja fikiran, de­ngan pengaruhnja kennis, dengan pengaruhnja „weten”. Sebab antara kemauan dan fikiran (weten) adalah perhubungan jang njata. Benar adan ja kemauan-untuk-hidup itu adalah sesuatu hal jang „oer”, ja ’ni sesuatu hal jang l e p a s dari fikiran, tetapi fikiran adalah ikut menentukan bentuk kemauan itu dan ikut menentukan keras- lemahnja kemauan itu.

Dengan pengaruh fik iran (kennis, weten) kita dus dapat memberi bentuk kepada kemauan itu, dan memberi kekerasan atau kelemahan kepada kemauan itu. M aka pada sesuatu manusia, pada sesuatu kelas, pada sesuatu bangsa, bentuk dan kekerasan, kemauan itu (vorm dan in tensiteitn ja kemauan itu) tidak sedikit tergantunglah daripada p e n g e t a h u a n n j a ( k enn isn ja ) tentang perbandingan2- keadaan jang ad a dalam kalangannja, dan perbandingan2 — keada­an jang m engelilingi kalangannja. Karena itulah maka salah satu kewadjiban pemimpin ialah memberi penerangan; memberi penge- tahuan; memberi kennis; memberi weten!

Tuan-tuan dan N jon ja-n jonja, kita dimasa jang lampau hidup dalam alam perdjoangan. Kita masih hidup dalam alam perdjoangan. Dan kita tetap akan hidup dalam alam perdjoangan itu, dalam arti jang luas. U ntuk dapat berdjoang, maka sesuatu bangsa harus mempunjai k em auan un tuk b e r d j o a n g , dan pemimpin berkewadjiban menghidupkan kemauan untuk berdjoang itu. Pemimpin harus meng-

249

Page 252: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

aktivir kemauan massa untuk berdjoang. M aka, T uan2 dan Njonja2, sedari alam-mudaku, hanja satu ambisi itulah menggelora didalam kalbuku: mengaktivir kemauannja m assa untuk berdjoang. Hanja satu f e u s a c r e m enjala tak-padam-padam didalam djiwaku: meng­aktivir nationale w il untuk berdjoang, mengaktivir kemauan nasional untuk berdjoang, ja ibarat hendak m en g g em p a k a n h im m ah nas iona l untuk b e rd jo a n g ' , agar supaja lahirlah perbuatan2 nasional, jang memang hanja perbuatan2lah kuntji membuka pintu-gerbang kearah kebahagiaan.

Dapatkah kemauan untuk berdjoang diaktivir? Dapatkah strijd- lust, strijdwil, diaktivir? Dapatkah digerakkan dan dikerahkan ke- mauan-berdjoang pada sesuatu bangsa, h ingga ia mau bergerak, mau membanting-tulang, mau mem eras keringat, mau bergulet, mau berkorban, mau menderita, mau masuk lautan api, untuk mentjapai sesuatu hal? Sedjarah dunia membuktikan bahwa jang demikian itu dapat. Sed jarah dunia tak kosong dari adanja gerakan2 nasional jang hebat, jang ja benar dilahirkan oleh faktor2 objektif, tetapi jang m assa-w iln ja n jata diaktivir oleh pimpinan jang tjakap.

Dari apakah tergantung besar-ketjilnja kemauan massa untuk berdjoang?

Besar-ketjiln ja kemauan massa untuk berdjoang ditentukan oleh t i g a hal. P e r t a m a oleh menarik-tidaknja tudjuan atau tjita2 jang memanggil-melambai massa itu untuk berdjoang. K ed u a oleh rasa- mampu, rasa-b isa, rasa-sanggup dikalangan massa itu. K e t i g a oleh tenaga jang sebenarnja-ada dikalangan massa itu. Dus pertama oleh p r i j s ; kedua oleh k ra c h t s g e v o e l ; ketiga oleh w erk e l i jk e k rach t. Pe­mimpin jang tjakap menggambarkan indahnja prijs-perdjoangan kepada massa; jang tjakap membesar-besarkan rasa-mampu dika­langan massa untuk mentjapai prijs-perdjoangan itu; dan jang tjakav pula dengan riil menjusun tenaga-massa jang sebenarnja untuk men­tjapai prijs-perdjoangan itu, pemimpin jang demikian itulah dapat mengaktivir kemauannja massa untuk berdjoang. T idaklah benar kemauan berdjoang makin besar, kalau prijs makin menarik. T idak­lah benar kemauan berdjoang makin keras, kalau rasa mampu — mampu mentjapai prijs itu .— makin kuat? T idakkah benar kemauan berdjoang makin menjala, kalau tenaga-sebenarnja, jang perlu untuk merebut prijs itu, makin njata?

Bagaimana menjelenggarakan tridharma ini? Tuan-tuan dan N jonja-njonja, selama sa ja mendjadi pemimpin, sa ja selalu mentjoba mempergunakan ketjakapanku jang sedikit itu untuk memenuhi tridharma itu.

250

Page 253: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

1) S a ja selalu membanting tulang untuk menggambarkan prijs perdjoangan k ita kepada massa, dengan penerangan2-biasa, dengan kursus2, dengan tu lisan2, dengan pidato2 dirapat-rapat-besar, — de- tnikian seringn ja, dan demikian ,,melambaikannja” prijs itu, sehingga kadang2 d ikatakan orang bahwa sa ja mengutjapkan djandji2.

2) S a ja se la lu mentjoba membesar-besarkan rasa-mampunja rakjat dengan m enggugah dan memperkuat kepertjajaannja kepada diri sendiri, dengan mengupas sumber2 kekuatan kita dan mengupas sumber2 Icelemahan musuh, dan terutama sekali dengan membawa rakjat dalam p rak tek n ja perdjoangan, ja dalam prak tekn ja perdjo­angan, oleh karena prakteknja perdjoangan itulah, dengan iramanja kemenangan2 ketjil dan kemenangan2 besar, adalah sumber rasa- mampu jang lebih berharga daripada seribu teori dan seribu an- djuran.

3) S a ja selalu mentjoba membesar-besarkan rakjat jang sebe narnja, dengan ichtiar memperkuat dan menjempurnakan organisasi2 rakjat itu, dengan membantu terelaknja perpetjahan2, dengan ber­usaha tiada henti-hentin ja menjusun persatuan, persatuan, dan se­kali lag i persatuan. Dan semua itu, Tuan-tuan dan Njonja-njonja telah m engarti, untuk mengaktivir kemauan berdjoang, untuk mengaktivir kem auan2 nasional, dan ini lagi untuk melahirkan perbuatan2 nasional, jang crescendo, membawa kita kepada kemer dekaan, kepada N egara jang berdaulat, kepada Negara jang ber- dasarkan P an tja S ila . Dan d jikalau sekarang Universitet Gadjah Mada m emanggil sa ja untuk menerima kehormatannja doctor honoris causa, maka sa ja berkata: sa ja bukan ahli limu-pengetahuan, saja- pun tidak ingin disebut orang ahli pengetahuan, saja djuga tidak merasa berd jasa, oleh karena apa jang telah kita tjapai ini bukan djasa sa ja sendiri tetap i d jasa kita bersama-sama, — saja sekedar orang jang tidak m au b e r h e n t i k epada ilmu p e n g e t a h u a n , tetapi se­lalu mempergunakan ilmu-pengetahuan jang sedikit ada padaku itu untuk membangkitkan kepada w il dan kepada daad, dan jang sen­diri, A lham dulillah, tidak kurang2 pula w il dan tidak kurang2 pula daad.

D jikalau ini jang T uan-tuan hargakan, djikalau ini jang Tuan- tuan apprecieer, m aka penghargaan atau appresiasi Tuan-tuan atas djerih-pajah jang telah sa ja persembahkan dengan ichlas kepada perdjoangan tanah-air dan bangsa itu, sa ja terima dengan rasa ter-

251

Page 254: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

haru dan rasa terimakasih. T idak lain! Sungguh tidak lain! Pantja S ila jang Tuanku Promotor sebutkan sebagai d jasa sa ja itu, bukan­lah d jasa sa ja , oleh karena sa ja , dalam hal Pantja S ila itu, sekadar- lah mendjadi ,,perumus” daripada perasaan2 jang telah lama ter- kandung-bisu dalam kalbu rak ja t Indonesia, .— sekadar mendjadi ,,pengutara” daripada keinginan2 dan isi-d jiw a bangsa Indonesia turun-temurun.

Ja , Tuan-tuan dan N jonja-njonja, benar Pantja S ila itu resmi mendjadi dasarn ja N egara Republik Indonesia, sebagai tertjantum dalam mukadimah U ndang2-D asarnja, tetapi sa ja menganggap Pan tja S ila itu telah lama tergurat pada d jiwa bangsa. Indonesia. Saja menganggap P antja-S ila itu tjorak karaktern ja bangsa Indonesia. Sebagaim ana tiap2 individu mempunjai w atak dan pembawaan sen- diri, maka tiap2 bangsapun mempunjai w atak sendiri dan pemba­waan2 sendiri. T iap2 bangsa mempunjai ,,thema sentral” sendiri jang menentukan segala sesuatu jang mengisi hidupnja mempunjai ,,toon” sendiri jang menentukan segenap lagu fikirannja dan segenap lagu tingkahnja, mempunjai kepribadian sendiri jang memberi tjap atau tjorak kepada segala angan2n ja dan segala kelakuan2nja. Ada bang­sa jang keperibadiannja ialah haus-kekuasaan dan haus-menguasai orang lain, bangsa jang keperibadiannja imperialistis; ada bangsa jang t o o n lagunja ialah selalu t o o n kesenian, bangsa jang artistik. Bangsa kita ialah satu bangsa jang t o o n lagunja ialah Pantja Sila. T idakkah benar bangsa kita pada hakekatnja re l i g i e u s ? Tidakkah benar bangsa kita pada hakekatnja berdjiwa k eba n g sa an ? Tidakkah benar bangsa kita selalu h a lu s b u d i -p ek er t in ja t e r h a d a p s e sam a m anusia? T idakkah benar k edau la tan rak ja t atau d em ok ra s i bukan b a ra n g baru b a g i kita? T idakkah benar kead ilan s o s ia l , ■—■ didesa- desa orang sebutkan pemerintahannja Ratu Adil >—■, dianggap oleh bangsa kita sebagai puntjaknja k eb id jak sanaan? Telaahlah siapa jang mau mentelaah: bangsa Indonesia berthema-sentral kepada thema jang lima itu, berwatek-watek jang lima itu, berke-peribadian2 jang lima itu, berroman-muka roman-muka jang lima itu! Adakah saja berdjasa kalau sa ja m el ih a t roman-muka Ibuku sendiri, dan lan- tas m en ga tak an bagaim ana roman-muka Ibuku itu?

Tetapi, Tuan-tuan dan N jonja-njonja, djuga disini sa ja hendak mengemukakan element p e r d j o a n g a n . Bangsa kita berkeperibadian Pantja Sila, tetapi itu belum berarti bahwa Pantja S ila telah men- djelma-wadag disegala bagian2 dan sudut2 m asjarakat kita, — telah gematerialiseerd disegala lapangan2 hidup kita! A da orang2 jang

252

Page 255: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

berkata: Buat apa P an tja S ila , sedangkan masih banjak kemiskinan dikalangan rak ja t? Buat apa P antja S ila , sedangkan perikemanusiaan masih sering d ilan ggar orang? A i, Tuan2 dan N jonja2, adakah Christendom jan g bersalah kalau masih banjak orang jang tidak Christelijk, dan adakah Islam jang bersalah kalau belum semua adjarannja terse langgara? A dakah satu defect kepada Pantja Sila, kalau masih ad a orang2 Indonesia jang tiada ber-Tuhan, kalau masih ada perpetjahan dan provincialisme, kalau masih ada orang2 jang kedjam dan n a s i o n a l - c h a u v in i s , kalau masih belum berdjalan sem- purna kedau latan rak ja t, kalau masih ada kemiskinan dan kemela- ratan?

T idak, sa lah n ja ia lah bahw a kita, d juga dalam hal Pantja Sila ini, melupakan element p e r d j o a n g a n . D juga dalam hal Pantja Sila ini orang harus berfik ir dalam istilah geest -— wil -— daad! Bangsa Indonesia harus berdjoang terus, berdjoang dalam arti jang luas berdjoang terutam a dalam arti membangun, — membangun materiil dan membangun moril -—•, ag ar supaja toon-hidupnja jang bernama Pantja S ila itu benar2 mend j elm a-wadag diatas segala lapangan- hidupnja. Sebab, sebagaim ana tiap2 individu dilingkungi oleh ke­adaan2 jang m em pengaruhi dan menentukan hidup djasmani indi­vidu itu, m aka bangsapun dilingkungi oleh keadaan2 jang mem­pengaruhi dan menentukan hidupnja bangsa itu. Perdjoangan indi­vidu ialah perd joangan mempergunakan atau mengalahkan keadaan agar supaja Z ijn -n ja (luar-dalam ) tumbuh dan berkembang, maka perdjoangan bangsapun harus perdjoangan mempergunakan atau mengalahkan keadaan ag a r supaja Z ijn-nja (luar-dalam ) tumbuh dan berkembang. A m billah sebuah benih sawo. Tanamlah benih sawo itu. D imanapun ia ditanam, benih sawo akan mendjadi pohon sawo, — tidak akan benih sawo itu mendjadi pohon mangga.

Keperibadiannja tetap . W atek n ja tetap. Toon-hidupnja tetap Tetapi ada perbedaan besar, apakah sawo itu ditanam ditanah tjengkar ataukah d itanah subur. D itanah tjengkar ia mendjadi pohon sawo jang kurus. D itanah subur ia mendjadi pohon sawo jang subur. K eadaan , dan t ja ra m em p e r g u n a k a n keadaan atau menundukkan keadaan itu, membu&t d ia m endjadi pohon sawo jang kurus-kering atau pohon sawo jang daunn ja rindang dan buahnja banjak. Bangsa Indonesia pun harus berdjoang, terus berdjoang, ■— terus berdjoang oleh karena hidup adalah berdjoang —, m em p ergunak an k eadaan dan m en u n du k k a n k ea d a a n , agar supaja Zijn-nja subur dan ber­kembang. Berdjoang terus, ag a r supaja keperibadiannja mendjelma-

253

Page 256: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

w adag dimana-mana toon-hidupnja gematerialiseerd disegala la- pangan, -— Pantja S ila mendjadi kenjataan-jang-dapat-djraba-, mendjadi tastbare werkelijkheid, diseluruh m asjarakat tanah-air kita.

Berdjoang, bekerdja, berdjoang buat tanah-air dan bangsa, geest- w il-daad buat tanah-air dan bangsa, — itulah tetap mendjadi seruan sa ja , dari zaman sa ja masih muda, sampai kezaman sekarang. Geest -— w il ■— daad buat tanah air dan bangsa itupun mendjadi seruanku pada saat sekarang ini kepadamu, hai mahasiswa2, hai pemuda2 dan pemudi2 jang sedang meminum air-pengetahuan dari sumbernja Alma M ater Gadjah M ada! T jam kanlah intisarinja pi- datoku sekarang ini, bahwa pengetahuan, bahwa ilmu, bahwa kennis, bahwa wetenschap, bahwa teori adalah tiada-guna, tiada udjud, doelloos, d jika tidak dipergunakan untuk mengabdi kepada praktek- n ja Hidup. Buatlah ilmu berdwitunggal dengan amal! Malahan angkatlah deradjat kemaha-siswaanmu itu kepada deradjat maha­siswa Patriot, jang sekarang mentjari ilmu, untuk kemudian ber- amal terus-menerus dihadlirat wadjah Ibu Pertiwi!

Tahukah kamu apa sebab aku sekarang ini bangga? Bukan ter­utama karena mendjadi doctor honoris causa. Tetapi aku bangga karena Alma Matermulah jang memanggil aku, •— Alma Mater- mu! .— Universitet Gadjah M ada jang dilahirkan diatas persada- n ja A m al bagi Ibu Pertiw i, ■— dilahirkan dalam kantjahnja Per~ d j o a n g a n untuk Ibu Pertiw i. Didalam kantjah tempat menggumpal- n ja kemauan2-nasional mendjadi amal2-nasional, didalam kantjah tempat menggumpalnja nationale w il mendjadi nationale daad, di­dalam kantjah tempat menggumpalnja uknum2 konstruktif daripada Revolusi kita jang glorieus ini, didalam kantjahnja perdjoangan, pengorbanan, pengabdian, ■—• didalam kantjah jang demikian itulah Gadjah Madamu ini dilahirkan, didalam kantjah jang demikian itu­lah Gadjah Madamu ini mendjelma dan bertumbuh, dan aku sung­guh terharu bahwa Universitet jang demikian itulah jang menjatakan appresiasinja atas sumbanganku kepada Ibu Pertiwi. Dan engkau, engkau adalah m aha-siswa-maha-siswa pada Universitet Putera- Amal dan Putera-Perdjoangan itu, engkau adalah asuhan2nja, eng­kau adalah laksana anak-anak-radjaw ali, adelaarsjong-adelaarsjong,-— maka tetap-setialah kepada djiwa dan tjita2 indukmu ini, seka­rang dan kelak djikalau engkau telah meninggalkan ruangan-ru- angan-kuliahnja dan telah masuk kedalam prakteknja menjarakat dan prakteknja Hidup. Hidupkanlah terus garis-pahlawan geest —

254

Page 257: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

w il■— daad, h idupkanlah terus garis-perdjoangan geest -— wil -— daad, hidupkanlah terus garis-perdjoangan geest ■— wil — daad! Gadjah M ada adalah mata-airm u, Gadjah M ada adalah sumber airmu, tinggalkan lah kelak Gadjah M ada ini bukan untuk mati- tergenang dalam raw an ja ketiada-am alan atau rawanja kemuktian diri-sendiri, tetap i m engalirlah kelaut, tudjulah kelaut, tjapailah laut,— Lautnja Pengabdian kepada N egara dan Tanah-Air, jang ber- irama bergelombang, bergelora!

Ambillah, hai m aha-sisw a2 Gadjah M ada, utjapan seorang revolusioner Peran tjis m endjadi sembojan-hidupmu dimasa depan: „Door de zee op te Zoeken, blijft de rivier trouw aan haar bron”. „Dengan. menudju kelaut, m aka sungai setia kepada sumbernja”.

Sekianlah! M erdeka! H idupkan terus garis g e e s t -w i l - d a a d !

255

Page 258: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

<Q iw ajat ^ iidup

<5Dr«>. clT lo A. ^ i a t t a

Dilahirkan pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukit Tinggi (buxnatera).Ia lulus sekolah-sekolah Rendah dan M enengah di i'adang dan D jakarta dan bertolak pada tahun 1922 ke Nederland, dimana ia mengikuti peladjaran pada sekolah Ekonomi Tinggi

, menjelesaikan peladjarannja pada tahun 1938. Sudah diwaktu mendjadi mahasiswa Drs Moh. H atta adalah anggauta jang aktipi dari pelbagai perhimpunan mahasiswa nasio­nal. Pada tahun 1926 ia menghadiri ..Congres Democratique Inter- nasional d. Bierville (Pans) dan pada tahun 1927 Congres Leagueran'np' ? ^ <Kon9r« Lembaga penentang Peratu-

“ ' P; raptUra" w ? na, ULntU,C Pertama kalin ja ia bertemudengan Pandit Nehru. Sebaga, akibat kegiatan politiknja ia ditang-Pl da bulan September 1927 di Den Haag, tetapi setengah

tahun kemudian dibebaskan kembali.

256

Page 259: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Pada tahun 1931 ia mendjadi Ketua P.N.I. dan sekembalinja di Indonesia memimpin O rgaan P.N.I. ,,Daulat Rakjat”.

Dalam tahun-tahun sesudah 1934 Drs Hatta beberapa kali telah d iin tern ir oleh Pem erintah Hindia Belanda, a.i. di Irian dan Bandaneira. P ad a tahun 1942 bersama-sama dengan Sutan Sjahrir ia dipindahkan ke Sukabum i untuk tidak lama kemudian dibebaskan oleh D jepang.

Selam a pendudukan D jepang ia mendapat kesempatan untuk dengan b ek e rd ja sam a dengan Soekarno, Ki Hadjar Dewantoro dan H adji M a s M an sju r m engorganisir pergerakan nasional. Pada pengumuman kem erdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Hatta mendjadi W ak il-P re s id e n . Sesudah pertjobaan perebutan kekuasa­an oleh kaum komunis pada tahun 1948, ia mendjadi Perdana M enteri pu la m erangkap M enteri Pertahanan. Pada waktu dimulai- nja aksi po lis ion il kedua Drs Moh. Hatta termasuk dalam rombongan pem uka-pem uka Indonesia jang ditawan oleh pasukan- pasukan B e lan d a dan kemudian dipindahkan ke Bangka. Pada pemulihan Pem erintah. Republik dalam bulan Djuli 1948 ia kembali ke Jogja untuk m enerim a sekali lag i djabatan Perdana Menteri. Dalam bu lan A gustus 1949 ia bertolak sebagai pemimpin Delegasi Reoublik ke K .M .B . di Den H aag.

Pada ta n g g a l 20-12-’49 Drs Moh. Hatta mendjadi P.M. R.I.S., kemudian dalam bulan Oktober tahun 1950 mendjadi W akil- Presiden R .I., sam pai k in i tahun 1952.

257

Page 260: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

KOOPERASI DAN PEMBANGUNAN

Pidato RadioP.J.M. W akil Presiden pada tanggal 11 Djuli 1956 pada Hari Kooperasi Indonesia ke-VI

(Kem. Pen.).S idang Pendengar jang terhormat,

A pab ila saudara-saudara pendukung kooperasi diseluruh Indo­nesia besok, tanggal 12 D juli, memulai serentak melalcsanakan „Pekan M enabung 1956”, hati saudara akan m erasa lega melihat hasil gerakan k ita ^elama lima tahun jang lalu . D ari am anat saja jang akan d ibatjakan besok dalam tiap-tiap rapat H ari Kooperasi, saudara akan m endengar sebutan angka-angka jang menundjukkan kemadjuan jang melompat-lompat. A pabila k ita pada H ari Koope­rasi pertama dapat menjimpan k ira-k ira Rp. 538.000,—, pada Hari Kooperasi kelima, tahun jang lalu, djumlah simpanan sepekan itu sudah lebih dari Rp. 12.500.000,■—■, jaitu hampir 24 ka li lipat. Dan sa ja jakin , bahwa saudara-saudara mempunjai hasrat untuk men­tjapai hasil jang meningkat lag i pada Pekan M enabung 1956. Djumlah anggota kooperasipun sudah djauh bertambah banjak. A pabila pada tahun 1951 kooperasi djumlahnja 5.770 dengan ang­gota k ira-k ira 1.000.000 orang, pada achir tahun 1955 djumlah kooperasi sudah hampir 11.400 buah; djumlah anggota sudah lebih dari 2.000.000 orang.

Dan, apabila k ita memperhatikan banjaknja uang jang tersimpan didalam kooperasi, jang pada achir tahun 1955 sudah berdjumlah k ira-k ira Rp. 268.000.000,.— ditambah pula dengan uang tjadangan jang sudah mendekati djumlah Rp. 46.000.000,—, m aka ada alasan bagi gerakan kooperasi Indonesia untuk merasa bangga. Bangga, karena hasil jang telah tertjapai dalam w aktu jang begitu singkat. Bangga, karena keinsafan berkooperasi semangkin besar, karena semuanja ini adalah hasil dari pada auto-aktvitet, dari pada ge-

258

Page 261: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

rakan dan kesanggupan send iri. Sudah ada kooperasi 11.400 buah, sudah ada an ggo ta 2.000.000 orang, dan sudah ada kapital jang terkumpul Rp. 300 d ju ta lebih.

Dan tidak itu sad ja . R a sa pertja ja pada diri sendiri bertambah kuat, rasa so lidaritet, se tiakaw an , begitu pula. Ini ternjata, bahwa penunggakan utang ham pir tak ada. Dan inilah pula, jang mendjadi k r e d i t m o r i l d ari p ad a gerakan kooperasi Indonesia. Dan belum selang berapa lam a, seorang penindjau luar negeri berkata kepada sa ja : ,,S a ja kagum m elihat kemadjuan kooperasi sekarang di Indonesia. Ia m adju a tas ak tiv itet sendiri. tidak karena didorong dan dib iajai oleh Pem erintah. S a ja kagum melihat semangatnja jang begitu baik, m elihat perasaan demokrasi jang begitu luas, jang dimiliki oleh an ggo ta-an ggo tan ja” . Penindjau jang tersebut itu men- tjeriterakan kepada sa ja , bahw a ia pernah mengundjungi sebuah kooperasi pada sebuah desa di D jaw a Barat, jang sedang mengada­kan rapat. B an jak seka li anggo ta jang memadjukan pertanjaan atas berita tahunan dan keteran gan jang diberikan oleh pengurus, jang semuanja d id jaw ab dengan tenang oleh pengurus. Ia merasa, bahwa dalam kooperasi k ita benar-benar ad a demokrasi, ada musjawarat antara pengurus dan anggota, ad a kemauan untuk bersama-sama bertanggung d jaw ab . D isitulah , katan ja, terletak pangkal demo­krasi ekonomi. K ed jad ian-ked jad ian jang dipersaksikan oleh pe- nindjau-penindjau lu ar negeri itu menimbulkan kesan jang baik terhadap gerakan dan o rgan isasi kooperasi Indonesia. Namanja jang harum ke lu ar negeri itu akan menarik penindjau-penindjau jang semangkin lam a ak an sem angkin banjak djumlahnja. Inipun akan menghendaki tanggung d jaw ab jang lebih besar pada organi­sasi kita. Sebab, ap ab ila kebetulan sipenindjau mempersaksikan sesuatu hal jang kurang baik , sekalipun suatu keketjualian, kesan jang buruk itu mudah mempengaruhi pandangannja terhadap keseluruhannja. K arena itu, gerakan kooperasi kita harus awas senantiasa, harus menudju perbaikan selalu, dan djangan lupa, dimana perlu, m em bersihkan d iri kedalam . Anggota jang tjurang harus d ikeluarkan , pengurus jang tak djudjur lekas diberhentikan, dengan memberi kesem patan padan ja untuk membela diri. Kontrole dari pihak anggo ta dan tudjuan untuk berbuat baik senantiasa dari pihak pengurus, beserta dengan sistim bermusjawarat dan institut pendidikan, sem uanja itu perlu untuk memelihara nama baik dan kred it moril kooperasi Indonesia.

259

Page 262: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

A pabila k ita memandang kem asa jang lalu , jang baru beberapa tahun sad ja lam anja, k ita boleh m erasa lega dan m erasa bangga. Sungguhpun sedikit baru d iantara kooperasi jang sebanjak itu memperoleh pengakuan sebagai badan hukum, pelanggaran keper- tja jaan jang tidak dapat dituntut, sedikit sekali jang terdjadi. Suatu tanda, bahw a moral kooperasi k ita ada tinggi tingkatn ja. Tentang ketjakapan, memang banjak jang kurang. Kurang ketjakapan dapat ditjukupkan dengan pengalaman, kurang kesanggupan dapat dipe- nuhi dengan latihan, tetapi kurang kedjudjuran susah memper- baikinja

Sebab itu, m endjaga kedjudjuran itu adalah suatu usaha jang terpenting bagi kooperasi. Karena itu pula, menanam tjita-tjita koopersi dalam djiwa anggota harus dilakukan selalu . Ini adalah salah satu anasir pendorong kedjalan djudjur. A nggota jang tidak djudjur dan tidak mempunjai. perasaan setia-kaw an , lambat-laun akan tersingkir sendirinja dari kooperasi. Ia tidak akan merasa senang lag i dalam suasana kooperasi jang bersem angat kekeluarga- an. Karena itu pula, gerakan kooperasi Indonesia tak usah merasa rugi> kalau ada segolongan anggotanja memisahkan diri dan men- dirikan an tara mereka organisasi N .V . atau lainn ja. S iapa jang berdjiw a N .V ., bersemangat individualisme, b iarlah mereka keluar dari kooperasi. Ini lebih baik dari pada kooperasi dipergunakan untuk keperluan lain dari jang sesuai dengan tjita-tjita kooperasi. S iapa jang mempunjai tjita-tjita kooperasi dan bersem angat koo­perasi, tinggallah tetap didalam kooperasi, sekalipun kooperasi ini sewaktu-waktu mendapat gentjetan dari berbagai pihak. Djalan menudju tjita-tjita, apalagi tjita-tjita tinggi sebagai jang tertanam dalam U ndang-Undang D asar negara kita, tidaklah ra ta dan tidak pula mudah. M aunja ditempuh dengan perdjuangan dan dengan hati jang bersedia dan jakin untuk memperoleh kemenangan. ..Perdjuangan itu adalah bapak dari segala-galan ja , rad ja dari sega la-galan ja” — ka ta £ilosoi Grik H e r a k l e i t o s . Sebab itu, untuk melaksanakan seruan Undang-Undang D asar negara kita, supaja ..perekonomian disusun sebagai usaha bersama berda­sar atas asas kekeluargaan , jaitu berdasarkan k o o p e r a s i , kita harus berdjuang, dan berdjuang dengan hati jang murni. Hati jang murni ialah setia dan tjinta kepada tjita-tjita kooperasi, dan tidak bentji kepada tudjuan jang berlainan. Hanja tindakan jang positif jaitu tjinta kepada kooperasi, dengan kesediaan d jiwa bekerdja

260

Page 263: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

segiat-giatnja untuk m em perbesarnja, hanja ituiah jang akan mem- bawa kem enangan kooperasi.

Seperti telah atjap k a li sa ja bentangkan, membangun kooperasi tidaklah mudah. Ia m enghendaki kerdja terus-menerus, latihan semangat dan d id ikan tjita -tjita dan akan memakai waktu sampai berpuluh-puluh tahun. K ooperasi tidak akan tumbuh kalau tidak ada tjita-tjita kooperasi. Sebab itu pendidikan tijta-tjita kooperasi, dengan d ja lan penerangan dan latihan dan organisasi sangat diper- lukan. H anja dengan tumbuhnja sem angat kooperasi, organisasi kooperasi dapat berkem bang.

Tetapi seba likn ja d juga benar! D engan berkembangnja organisasi kooperasi, t jita -tjita dan sem angat bertambah kuat. Sebab organi­sasi adalah tem pat untuk m elaksanakan tjita-tjita . Semangkin baik organisasi kooperasi, sem angkin besar kepertjajaan bahwa tjita- tjita kooperasi ak an te rlak san a . T jita -tjita kooperasi menimbulkan organisasi-organisasi kooperasi, dan perkembangan organisasi kooperasi m em perkuat tumbuhnja tjita-tjita kooperasi. Karena itu dapat d ikatakan , b ahw a d idalam kooperasi t j i t a - t j i t a dan o r g a n i s a s i sa lin g memupuk, hidup-menghidupkan. Sebab itu pula, gerakan kooperasi selalu mempunjai dua matjam tugas, menghidupkan sen an tiasa tjita -tjita kooperasi dan menjempurnakan organisasi kooperasi.

Kedua-dua tugas in i harus d ikerd jakan seiring. Kealpaan kepada jang satu m erugikan jang la inn ja . Kebenaran ini djangan dilupakan, tetap hendaknja m elekat dalam kalbu kita. Istimewa pada Hari Kooperasi, d im ana k ita m erenungkan sedjenak masa jang lampau dan masa jang akan datang .

Apabila k ita sekaran g m embalik muka, melepaskan pandangan jang menghadap kebelakang dan menolehkan perhatian kepada masa depan, kem asa jang terbentang dimuka kita, maka perasaan lega tadi akan berganti dengan rasa beratnja tanggung djawab jang kita pikul. K esadaran timbul kembali, bahwa apa jang telah diperbuat dim asa jang la lu ketjil sekali artin ja djika dibandingkan dengan apa jang harus d ikerd jakan dimasa datang. Kita insaf, bahwa pekerd jaan dim asa jang akan datang djauh lebih berat dan lebih sukar dari p ekerd jaan dim asa jang lalu. Dimasa jang akan datang harus d iperbaik i dan disempurnakan mana jang salah dan jang kurang dim asa jang la lu . D isebelah itu harus dibangun usaha- usaha baru. O rgan isasi d isesuaikan dengan kemadjuan, lingkungan

261

Page 264: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

kerdja diperluas, agar kooperasi tumbuh terus-menerus sebaga badan pelaksana kemakmuran rakjat.

Kita masih djauh dari tudjuan bangsa jang terpantjang dalan LI.II.D. negara kita. Kita mentjiptakan bagi bangsa k ita keadilai dan kemakmuran, supaja rakjat kita hidupnja bahagia, sedjahtera damai dan merdeka. T jita-tjita itu kita kuatkan dengan menaroknjc didalam Mukaddimah U.U.D. Republik Indonesia. Dan untuk melaksanakan tjita-tjita itu sebaik-baiknja dan dengan sekuat-kuaf tenaga, kita mengaku berpegang kepada pantjasila, mengakui Tuhan Jang Maha-Esa, mengakui dasar peri-kemanusiaan, kebang- saan, kerakjatan dan keadilan sosial. D asar-dasar tinggi dan besar ini perlu bagi kita sebagai pimpinan dan pegangan untuk xnelak- sanakan tugas kita jang berat itu.

Disebelah dasar pbkok itu, kita mempunjai pegangan lagi dalam U.U.D. negara kita. Kita harus membajangkan selalu dimuka kita pasal 38, jang menegaskan:

„Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kejkeluargaan.

„Tjabang-tjabang produksi jang penting bagi N egara dan jang menguasai hadjat hidup orang banjak dikuasai oleh N egara.

„Bumi dan air dan kekajaan alam jang terkandung didalamnja dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk s e b e s a r - b e s a r ke­makmuran rak jat”.

M alang sungguh saja tidak dapat mengatakan, bahwa inti-sari dari pada pasal 38 ini tjukup meresap dalam d jiw a peminipin- pemimpin kita. Sebab, selagi pasal ini, beserta beberapa pasal lainnja, umpamanja pasal 26 ajat 3, mempunjai semangat anti- kapitalisme, semangat kapitalisme nasional membuat sarang jang semangkin luas dalam partai-partai kita jang berpengaruh. Setelah pergerakan rakjat mentjapai tudjuannja menegakkan Indonesia merdeka dan berdaulat, partai-partai itu digontjengi oleh orang- orang jang mengedjar kepentingan diri sendiri, jang sebenarnja bukan tempatnja disana. Dalam pergolakan masa peralihan ini pimpinan partai rupanja tidak tjukup kuat untuk menolak arus jang merusak dasarnja sendiri itu.

Tetapi, betapapun djuga, bagi gerakan kooperasi tidak ada alasan untuk menjimpang, sekalipun sementara, dari patokan jang ditentukan oleh U.U.D. negara kita. O rganisasi dan semangat kooperasi kita, memang, masih djauh dari sempurna, tetapi tudjuan

262

Page 265: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

k ita m estilah senan tiasa mau memperbaikinja dan menjempurna- kan n ja . U ntuk m entjapai perbaikan itupun perlu kerukunan, keja­k in an serta kesab aran . Betapa djuga sulitnja pekerdjaan ini, sekali k ita b ergerak d ilapangan kooperasi, perdjalanan itu harus diterus- k a n sam pai ach irn ja , sam pai terlaksana kooperasi jang sebenar- benarn ja , jan g m anaburi tam an perekonomian rakjat seluruhnja. P e rg e rak an kooperasilah jang selalu harus insaf, bahwa ia sen- d ir ilah jan g patu t m e n g a m b i l in isiatif jang tidak berkeputusan untuk m em perkuat dan m em perluas dasar-dasar kooperasi dalam masja­rak a t.

O rang jan g p ertja ja tid ak mundur ditengah djalan, tidak patah h a tin ja m elihat h a lan gan dan kesukaran. Djauh didepan, dimuka- nja* terba jang sen an tiasa tudjuannja, tjita-tjita jang mengubik dan m em anggil. O rang jang pertjaja tidak pernah putus asa, tidak pernah h ilan g kesab arann ja . Kejakinan inilah jang saja harapkan ak an sem angkin tebal tertanam dalam dada anggota-anggota ge- rak an kooperasi seluruh Indonesia. Seperti saja katakan tadi, dja­la n k ita m enudju tjita -t jita masih pandjang, sangat pandjang. T e tap i tud juan jan g diperdjuangkan dengan kejakinan pasti akan tertjapa i. H asil jang d itjapai dimasa jang lalu tjukup kuat untuk mendjad i d asa r b ag i harapan kita.

T adi sa ja ka takan , dalam tjinta kita kepada tjita-tjita kooperasi, k ita tidak boleh bentji kepada tudjuan jang berlainan. Biasanja tjin ta dan bentji ad a lah a liran jang serangkai. Karena tjinta akan gerakan send iri, o rang bentji akan gerakan atau pendirian jang berlainan . T etap i bentji adalah sikap jang negatif. Orang-orang pendukung kooperasi harus berdiri senantiasa diatas dasar jang positif. P erkuatlah tjin ta kepada kooperasi dan pusatkan pikiran pada pem bangunannja. D janganlah pikiran dibiarkan bertjabang dengan m enghiraukan jang la in jang tidak disukai itu. Sebab itu sa ja katakan , g erakan kooperasi harus mendidik djiwa jang murm, tahu m enghargai pada tempatntja pendirian jang berlainan. Koope­ras i ada lah pula tem pat untuk mendidik dan memperhalus perasaan demokrasi. Ini d jangan dilupakan!

A pabila d iperhatikan benar-benar semangat U.U.D. negara kita, tern jata lah , b ah w a pembangunan ekonomi nasional t e r u t a m a harus d ilak san akan dengan dua tjara. t

Pertam a, pem bangunan jang besar-besar dikerdjakan oleh Pem erintah atau dipertjajakan kepada badan-badan hukurn jang

263

Page 266: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

tertentu dibawah penguasaan atau pengawasan Pemerintah. Pedoman bagi segala usaha ialah mentjapai ,,sebesar-besar kemakmuran rak ja t”.

Kedua, pembangunan jang ketjil-ketjil dan sedang besarnja d ikerdjakan oleh rak jat setjara kooperasi. Kooperasi dapat ber­kembang berangsur-angsur, dari ketjil, sedang, mendjadi besar, dari pertukangan atau keradjinan mendjadi industri.

D iantara medan jang dua ini, usaha Pemerintah sendiri dan usaha kooperasi, sementara waktu masih luas medan usaha bagi in isiatif partikulir dengan berbagai bentuk: perusahaan sendiri, firma, P .T . dan lain-lainnja.'

A pabila k ita sanggup berpikir dengan melepaskan dogma dan terutama melihat realitet hidup, maka njatalah bahwa muntjulnja in isiatif partikulir itu tidak dapat dielakkan. M ana jang tidak di­kerd jakan oleh Pemerintah dan mana jang belum tergig it oleh kooperasi, mau tak mau mendjadi medan mereka dalam masa pembangunan ini. Revolusi nasional k ita tidak sad ja menanam paham kolektivisme, tetapi menghidupkan djuga semangat indi- vidualism e ekonomi. Ini dapat dipahamkan. Setelah kemerdekaan ditjapai dan belenggu pendjadjahan lenjap, semangat ,,merdeka” berkobar-kobar dan meluap-luap. Orang mau merdeka dalam segala-galan ja : politik, ekonomi, sosial. Individualisme ekonomi muntjul dengan membawa pandji-pandji „ekonomi nasional”. Berlomba-lomba datang ,,new comers”, menuntut bagiannja dalam lapangan perekonomian.

Salahn ja ialah, bahwa jang terbanjak tidak tjukup mempunjai kap ital sendiri untuk mengerdjakan objek jang begitu besar. Untuk mengatasi kekurangan kapital itu dimintakan kredit kepada bank- bank Pemerintah, jang djumlahnja berlipat ganda dari kapital sendiri. Sekarang timbul pertanjaan: Kalau kapitalnja bagian jang terbesar harus disediakan oleh Pemerintah, apakah tidak lebih benar apabila perusahaan itu didirikan dengan bentuk „usaha- tjampuran”, dimiliki oleh Pemerintah bersama-sama dengan orang- orang partikulir?

Dengan berkembangnja perusahaan negara kelak, jang berdasar- kan prinsip komersil jang sehat serta memenuhl segala tuntutan peri-kemanusiaan dan djaminan sosial terhadap pekerdjanja, serta dengan berkembangnja kooperasi, medan ketiga ini akan semang- kin kurang luasnja. H ilang sama sekali tidak. Surutnja berangsur-

264

Page 267: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

angsur d jangan hendaknja karena peraturan Pemerintah jang sewenang-wenang dengan berdasarkan dogma, melainkan karena kelebihan perusahaan Pemerintah dan kooperasi. Sekarang tergan- tung kepada kooperasi untuk menjatakan kelebihannja dari per­usahaan partikulir. Dukungan moril dan juridis dan sosial ada, dari U.U.D. negara k ita, sekarang tinggal menundjukkan ketjakapan kita m elaksanakan.

Kelebihan perusahaan partikulir pada permulaannja banjak sekali. Umpam anja keahlian , kekuatan modal, ketjepatan bertin- dak dan mengambil in isiatif dan lain-lainnja. Tetapi ada tendens dalam m asjarakat jang mendorong perusahaan partikulir jang besar-besar m endjadi perusahaan masjarakat. Dorongan itu timbul dari sifatn ja sendiri, jang telah menjerupai suatu ma­sjarakat. Dalam suatu m asjarakat tidak dapat lagi dibenarkan, bahwa buruk-baik nasib keseluruhnja diputuskan oleh segolongan ketjil jang niemimpin. Ini bertentangan dengan dasar-dasar demo­krasi. A palag i ka lau pimpinan itu bertanggung djawab kepada mereka jang berdiri d ilu ar perusahaan, tetapi tidak kepada mereka jang bersam a-sam a bekerd ja didalam perusahaan.

M ereka jang d iluar perusahaan itu jang memiliki saham-saham- nja juridis memang jang empunja, tetapi hubungannja dengan perusahaan longgar sekali dan bersifat sementara. Longgar sekali, karena kontaknja dengan perusahaan hampir tak ada, dan per- hatiannja han ja tertudju kepada pembagian keuntungan habis tahun. Sem entara, karena apabila sahamnja didjualnja, maka sangkut-pautnja dengan perusahaan itu putus.

Lain duduknja m ereka jang bekerdja didalam perusahaan, p'im- pinan maupun kaum buruh. M ereka sehari-hari membanting tul^ng untuk memadjukan perusahaan , karena buruk-baik nasibnja ter- gantung kepada perusahaan itu. Karena pembagian pekerdjaan jang banjak sekali tjabangn ja dan rantingnja, pekerdjaan dalam perusahaan itu satu sam a la in bersangkut-paut, sambung-bersam- bung dan sa ling m enentukan. Sebab itu perusahaan besar, jang didalamnja bekerd ja beribu-ribu orang, sudah merupakan suatu m asjarakat tersendiri, jang buruk-baik hidupnja lambat-laun tidak mau lagi diputuskan oleh orang-orang jang berdiri diluar, sekalipun mereka jurid is bernam a jang-em punja. Sebab itu pula, suatu N.V. selalu memeluk dalam pangkuannja pertentangan kelas, jaitu antara sipemilik jang tidak bekerdja tetapi memungut keuntungan

265

Page 268: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

dan sioekerdia jang hanja menerima upah. Dengan berbagai per­aturan tentang djaminan sosial dan kesedjahteraan bekerdja dan perm usjawaratan antara pimpinan dan buruh dalam paberik, serta dengan perembukan tentang upah sew aktu-waktu antara orga- nisasi madjikan dan organisasi buruh, pertentangan kelas itu dapat tenang sementara, tetapi lenjap sam a sekali tidak. Kaum buruh akan menuntut senantiasa ..medezeggenschap” — ikut serta me­nentukan, dan achirnja berkehendak menguasai sendiri perusahaan itu. D isitu bisa djuga timbul pertentangan an tara tudjuan sosialis- me dan sindikalisme, jang mendjadi m asalah buruh sendiri.

P ada kooperasi tidak ada pertentangan kelas itu, sebab semuanja m adjikan dan semuanja pekerdja, bersam a-sam a bertanggung d jaw ab tentang djalannja pekerdjaan dan hasilnja. H anja kooperasi jang belum sempuma, jang masih dalam pertumbuhan dan asuhan, jang masih ada didalamnja kerdjasam a dalam hubungan madjikan dan buruh, mengandung dalam pangkuannja bibit pertentangan kelas. Sebab itu selalu sa ja peringatkan, supaja keadaan jang pin- tjang itu diatasi setjepat-tjepatnja. T iap orang jang mengerdjakan pokok usaha pada kooperasi harus mendjadi anggotanja. Memang, seringkali, karena tak mau susah dan tak mau ikut serta memikul risiko dan tanggung djawab, orang lebih suka bekerdja dalam perusahaan kooperasi sebagai buruh-sadja dari pada mendjadi anggota. D ipaksa mendjadi anggota mereka tidak dapat, karena kooperasi adalah persekutuan sukarela. Ini suatu kesulitan! T etap i dengan petundjuk, penerangan dan pendidikan tentang tjita-tjita kooperasi, maksud itu lambat-laun dapat ditjapai. Djuga dalam hal ini pendukung kooperasi harus bersikap sabar. Meme- gang tetap tudjuannja: mendirikan m asjarakat jang tidak berkelas.

Jang mendjadi perintang pada kooperasi ialah Kekurangan modal permulaan. Kooperasi umumnja dimulai oleh orang-orang biasa jang tidak punja modal. Sebab itu pembangunan kooperasi di In­donesia dimulai dengan kooperasi simpan-pindjam. Menjimpan terkemuka, memindjamkan pada tingkat kedua. Dengan sedikit demi sedikit dibentuk kapital, jang lambat-laun dapat mendjadi besar. Ini ternjata dari sedjarah dan pengalaman kooperasi kita. Kooperasi simpan-pindjam adalah sendi bagi pembangunan koope­rasi lainnja dan seterusnja. Apabila modal sudah-mulai kuat, dapat- lah dilakukan bantu-membantu dalam pembangunan berbagai matjam. Selangkah demi selangkah dapat berkembang kooperasi

266

Page 269: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, keradjinan, per- tukangan, kooperasi w arung, kooperasi pengangkutan dan lain- lainnja, Sem uanja ini dapat berkembang, berangsur-angsur dari perusahaan ketjil m endjadi kooperasi industri. Kemadjuan koope­rasi batik, dari kerad jinan biasa sampai memiliki paberik-paberik tenun m enjatakan, bahw a djuga di Indonesia ini dapat dibangun perusahaan industri jang berbentuk kooperasi. Kemudian, perkem- bangan kooperasi w arung dan toko, jang sekarang masih sadja pada taraf perm ulaan, akan memberikan dasar jang kuat bagi perkembangan kooperasi konsumsi.

Djuga daerah import dan export lambat laun dapat didjeladjah oleh kooperasi, berdasarkan spesialisasi, pertalian produksi serta hubungan produksi dan pasar didalam dan diluar negeri. Tetapi untuk menempuh daerah ini perlu ada kekuatan modal dan keahlian lebih dahulu. Kooperasi m elakukan ekonomi bukan terutama untuk mentjari keuntungan, m elainkan untuk memberikan djasanja ■— service ■—■ bagi anggo tan ja dan masjarakat.

Apabila k ita perhatikan , bahw a sekarang ada berbagai tanaman rakjat jang ongkos m enghasilkannja lebih besar dari pada harganja dipasar dunia, m aka terdapatlah disini suatu masalah, jang tidak sadja harus dipetjah oleh Pemerintah, melainkan djuga oleh gerakan kooperasi! Pokok penjelesaiannja ialah: Bagaimana memperbesar produktivitet kerd ja didalam negeri dan tjara bagaimana mentjapai pendjualan jang rasionil?

Malam ini sa ja tidak akan mentjoba mendjawab pertanjaan ini. Masalah ini tjukup pentingnja untuk mendjadi buah pikiran kita dihari-hari jang akan datang. Mudah-mudahan, dalam perdjalanan- nja tahun dimuka ini gerakan kooperasi kita dapat memberikan sumbangan dalam pem etjahan masalah ini dan banjak lainnja, jang begitu penting artin ja bag i kemakmuran rakjat.

Sebagai penutup pidato sa ja malam ini, saja do’akan mudah- mudahan Tuhan memberi petundjuk dan hidajah kepada gerakan kooperasi kita, supaja senantiasa bergerak diatas djalan jang benar dan lurus, d iatas s h i r a t h a l m u s t a k i m, dan moga-moga atas kurnia A llah jang Pengasih dan Penjajang Pekan Menabung 1956 jang saudara mulai beresok lebih meningkat lagi hasilnja dari jang sudah-sudah.

Sekianlah, M erdeka!

i 267

Page 270: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

BUNG H A T T A ,BAPAK K O PERASI.

BUN G KARNOBAPAK PA N T JA SILA .

o l e h :M a p a 1 u s.

Motto:M anusia bahag ia sed jahtera dan susila men­djadi tudjuan negara . (D r. Mohammad H atta: Lampau dan D atang halam an 17).Bung K am o:,,Jang penting, sdr2 baik Soekarno, maupun H atta menjumbangkan tenaga bersama-sama untuk kepentingan N egara R .I.” (diutjapkan dalam rapat raksasa ,,Bhinneka Tunggal Ika” di T andjungkarang M inggu 24 Maret 1957).

I.

D w i-tunggal d ianggap ,,ideaal” oleh m asjarakat Indonesia, se­d jak Proklam asi kemerdekaan Indonesia 17-8-1945.

Pengaruh pada rak ja t d je la ta ...............pengaruh pada kaum tjendekia...............

tegasn ja pengaruh pada seluruh rak ja t Indonesia.Pengaruh, karena djasa2, karena keb id jaksanaan , bukti-bukti. Pemimpin !Politik !T idak ada djenis politik jang lebih ,,berpengaruh” daripada

tjin ta-rak jat.Am atlah tidak bidjaksana untuk m engatakan , ataupun mengi­

ngat, ■— apalagi mempropagandakan, bahwa D wi-tunggal tidak lagi ..se -ideaa l” daripada semula.

Untuk rak jat Indonesia, jang penting ia lah kemakmuran, kese- d jahteraan, pemerintahan jang stabil.

D W I T U N G G A L .

268

Page 271: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dwi-tunggal Sukarno-IIatta sedang berdjabat tangan, setelah Ikrar Bersama ditanda tangani.

Dwi-tunggal adalah lambang, dan siapa orang2-nja adalah secundair.

Rakjat tidak mengabdi kepada orang seorang, melainkan pada nusabang.sanja;, pada keberesan masjarakatnja.

Bung Karno — Bung Hatta, dwi-tunggal, dan kepada dwi-tung- ga l ini rakjat mempertaruhkan, malahan mempertarungkan nasib- nja menghadapi pendjadjah.

Nasib sedemikian memakai sembojan jang lumrah dipakai1 dewasa ini dari Shakespeare: ,,To be or not to be,” ........... (hidup

atau mati, ataupun ,,ada” atau ,,tiada” ).Dan rakjat jang insjaf, jakin, pertjaja akan ,,adanja” (to be),

tetap mempertahankan ,,dw i-tunggal”-nja dalam hubungan sem- bojan tersebut tadi.

Djika ada jang kiri, maka pasti ada jang kanan, — dan djika kaki kiri menendang kaki kanan atau sebaliknja, maka merasa sakitlah kedua’-nja, malahan seluruh badan!

' Kiranja perumpamaan ini diinsjafi!

269

Page 272: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

D jika Bung H atta di Indonesia ban jak memperhatikan soal pendidikan rak jat, Pendidikan N asional Indonesia, disingkatkan dengan P.N .I. (bukan P artai N asional Indonesia), m aka sepak- terd jang Bung H atta itu berdjalan paralle l (sed jad jar) dengan politik dalam dan luar negeri Bung Karno.

Dan djika Bung H atta, selaku Ketua Perhimpunan Indonesia di Nederland, sekitar tth 1927, — mendobrak si kolonial-imperialis dalam sarangn ja sendiri, Bung Karno tgl. 4 Juli 1927, djadi tahun itu djuga bersama kaw an2 lainnja, m endirikan P.,N.I. (P arta i Na­sional Indonesia) untuk mematahkan kaki sipendjadjah, jang mengindjak nusabangsa Indonesia.

D jika Bung Karno dengan sega la keahlian seorang orator, ulung menggerakkan massa, — demikianlah Tan M alaka, — maka Bung H atta dengan tenang memperhitungkan hasil2, contra dan pro, buruk-baik dari kemenangan kemerdekaan kini.

T idak ada manusia jang sempurna 100%, dan dalam suatu karangan tentang Erasmus, pudjangga besar, m aka seorang penghimpun ,,Bunga Ram pai” mengenai tu lisan2 dan usaha2 Erasmus tsb, —■ berkata, bahwa segala jang d ianggap ,,sa lah” atau ..p intjang’ atau ,,buruk” dalam sepak-terdjang Erasmus, -—• adalah akibat ..benarnja” atau „lurusnja” atau ,,indahnja” tindakan2-nja;— demikian D wi-tunggal!

Lepas dari pro atau contra terhadap Bung Karno & Bung Hatta,— lepas dari segala usaha2 politik kedua beliau itu, — ingin benar sa ja kemukakan sedikit pandangan seorang jang sa ja anggap berhak ..memandang” ■— menilik Bung H atta, menurut pengalaman-pen- dapatnja; sa ja sebutkan namanja:

Dr G .S.S.J. Ratu Langie.M enurut Dr R. L., jang dulu sering berdiskusi dengan penulis

ini, m aka Bung H atta adalah salah seorang tokoh sard jana, tokoh ekonoom, tokoh pendidik, tokoh politik, tokoh nasional, jang mem- beri harapan banjak2 untuk kebesaran Indonesia. (Ini, kita tjatat. th 1943, waktu D jepang).

Bukan maksud penulis menderetkan dalam daftar, akan djasa2 Bung H atta, — hal ini adalah usaha ahli-sedjarah, dan pengarang ini, tidak ber-pretensi untuk menjebut diri ,,ahli sed jarah”. Maksud pokok, ialah mengutarakan-menghargai patriot, sesuai dengan bakat dan pekertinja, usahanja dan hasil usahanja. Apakah perlu itu pada masa ini? (T jatatan th 1956, bulan D juni).

270

Page 273: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Seorang pem uka rak ja t jang masih hidup, dan jang memegang pimpinan selaku W a k il Presiden, N egara Republik Indonesia —- apakah perlu t ja ta tan penghargaan baginja? Belum ^jukupkah penghargaan d itudjukan pada beliau? Pertanjaan ini, mengenai pula Bung Karno.

Belum tjukupkah pengutaraan tjinta-rakjat pada Bung Karno ■— Bung H atta?

Lebih dari tjukup!Dan orang akan m enanja, mengapakah tjatatan2 demikian dike-

mukakan?!Djawab, ia lah , b ahw a keadaan sekarang:

a. mulai m elupa d jasa2 patriot;b. mulai melupa unsur2 asas dan tudjuan kemerdekaan;c. mulai m elupa in tipati hakekat d jiwa Indonesia;d. mulai melupa, m alahan se-olah2 dengan sengadja hendak

m eninggalkan d jiw a gotong-rojong Indonesia;e. mulai melupa dan m engchianati pegangan3 ataupun susila ke~

m asjarakatan Indonesia;f. mulai melupa sega la kebadjikan linuhung2 Indonesia, malahan

hendak m endesakkan m ereka kelatar-belakang sedjarah Indo­nesia; tegasn ja hendak menghantjurkan segala warisan nenek- mojang Indonesia, jan g am at berguna untuk pembangunan Indonesia k in i.

Demikianlah seg a la usaha ,,Patriot, Irian dan Perdamaian ’, ini ditudjukan pada tjita2 saling menghargai, tahu menghargai dan menghormati k aw an -law an .

Bangsa Indonesia, — k iran ja kembali mendjadi bangsa Indonesia tulen! Dengan menghimpun, mempraktekkan unsur2, dasar2 kebu- dajaan2-n ja , jang telah m endjadi perisai-pelindung kemasjarakat- annja. Dan m entjipta lag i kebudajaan baru menurut djiwa baru.

Balik k ita pada usaha Bung H atta!M endjadi pokok tudjuan beliau, mendidik rakjat berhemat,

bergotong-rojong, berkoperasi, simpan-pindjam menurut kebutuh- annja se-haria.

Dalam hal in i beliau berhasil baik.Satu2-n ja d ja lan untuk menghadapi segala kuasa dan pengaruh

modal-asing, satu2n ja sendjata untuk menangkis serangan2 kapitalisme, ■— ia lah koperasi. Satu2-nja sendjata untuk melum- puhkan tekanan dan lab rakan pengatjauan ,,asing” jang sengadja

271

Page 274: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

melumpuhkan ekonomi dalam negeri, — ialah koperasi:a. Dimana ada koperasi jang kuat, disitulah pengaruh asing dalam

segala seginja, gulung tikar.b. Dimana ada koperasi jang kuat, disitu ada keamanan, kese-

djahteraan.c. Dimana ada koperasi jang kuat, disitu tak sempat gerofflbolan

melakukan kekedjamannja.d. Dimana ada koperasi jang kukuh, disitu rakjat dapat mem-

pertahankan kedaulatannja dalam segala segi dan sendi-Paham koperasi mengandung ber-bagai2 element pendidikan,

dan sangat mempertinggikan nilai2 kedjiwaan, susila, moral- Dan Bung Hatta, dengan djulukan ,,Bapak Koperasi” sangat ber­

djasa dalam hal ini.Koperasi! .................Pantja S ila ! ................. 'Gotong-rojong ! .................Kerdja-sama ! .................

Bung Karno, bapak, Pantja Sila !Bung Hatta, bapak Koperasi !

Sama sad ja ! ............Sami mawon ! .................Podo wae ! ......................Setali tiga uang ! .................Sebutlah Koperasi, sama sadja dengan Pantja Sila, dengan go­

tong-rojong, dengan kerdja-sama !Demikianlah, - Dwi-tunggal, sehaluan, seasas, setudjuan ! Sepaham ! vSe-sepak-terdjang !Tapi tugas beliau2 itu telah di-bagi2. M asing2 dengan usahanja,

sesuai dengan bakat dan pendapat masing2.Bung Hatta sering ditempatkan pada „sajap kanan” — oleh

orang2 jang inginkan „sajap” tsb. Tapi sebelum Perang Dunia II, beliau dianggap „kiri”, ataupun „merah” oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Beliau berpaham ,,sosialis menurut m asjarakat jang menjukai, supaja beliau beraliran sedemikian, — dan karena Bung Hatta. seorang hadji, maka beliau dianggap amat tjondong pada parta i2 ke-Islam-an, chusus Masjumi.

272

Page 275: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Sesu n ggu h n ja pendapat2 orang tentang Bung Hatta, dulu dan kini bersim pang-siu r d ja lann ja . Segalan ja bersifat „Wishful T h ink ing” .

D engan se -en ak 2~nja sad ja orang memberi tjap ini-itu pada be­liau .

D alam tiap 2 ru m ah tan gga jang besar keluarganja, — selain dari­pada ad a b ed a kelam in , umur, badan, tenaga, tentulah ada pula selisih paham dan pendapat.

Dan a jah -b u n d a jan g b id jaksana pasti senantiasa mengatasi se­g a la ,,se lis ih ” dan ,,b ed a” dalam rumahtangga itu.

K eb id jaksanaan sedem ikian ternjata dalam usaha Dwi-tunggal. Beri-m em beri, to leran si satu dengan jang lain. ‘ dan semuanja untuk k ep en tin gan keutuhan ,,rumahtangga Negara Republik In­donesia, r a k ja t , n u sab an gsa Indonesia.

D jika ,,a ja h ” m endam prat seorang ,,anaknakal , maka ,,dampra- tan” itu t id ak b e ra rti ,,bentji” , meskipun jang kena damprat itu sa- kithati dan m ungkin mendendam.

D em ikianpun, d jik a „bunda” menjajangi seorang anak. agak lebih dari jang la in , — in ipun belum berarti, bahwa sengadja disknmi- nasi” d iad ak an ; — seorang ibu menjajangi semua anaknja.

„Teori ! In i h an ja teo ri!” demikian kata jang tak setudju akan perum pam aan in i.

Sesun gguh n ja lah , perum pam aan ini agak pintjang djua, --- tapi d jika ad a goodw ill, — d e m i p e rd a m a ia n nas iona l, — jah, djika ada goodwill un tuk m em bulatkan persatuan kita, djika ada rasa-gotong rojong jan g b e sa r dalam kalbu kita, ■—• djika ada toleransi, asi suka-m engerti dalam d jiw a kita, — maka ..berhentilah , ataupun buntulah d ja la n 2 p ik iran j a n g bukan2 terhadap Dwi-tunggal kita.

D ew asa in i, (th 1956), — belum kita ketahui, siapakah jang melebihi D w i-tu n gga l ini.

Ingin s a ja am bil perumpamaan lain, tentang „sajap kiri” dan ,,sajap k an an ” .

Lambang N eg ara , .— G aruda.17 d ik iri d an 17 dikanan bulu-kepaknja!Ini berarti, k iri-kan an sama kuat, — dan djika tidak, <— Garuda

terbang ber-p u sin g2 sad ja tidak keruan, bukan? Atau tidak terbang sama sekali!

Sesudah Pem ilihan Umum, sjukur alhamdulillah, tanda2 kestabilan negara sudah nam pak. Jang membahajakan hanjalah usaha2 pen- tjam puran-tangan lu ar (subversief), dan ,,front nasional” jang di-

273

Page 276: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

tjiptakan sebelum Perang Dunia II, dan jang tumbuh subur sedjak 17-8-1945,.—’ kini gontjang.

D ewasa ini (Juni 1956) soal kedaerahan amat hangat ataupun amat „dihangatkan”. Sebut sadjalah otonomi daerah!

Ini sebenarnja bukan soal baru lagi jang harus ,,dihangatkan”!Otonomi daerah, -— menurut pendapat Bung Hatta, -—• akan di-

laksanakan. Dan „akan” ini, maksudnja, „ditempatkan” dalam Konstitusi. Bagaimana bentuknja, .—■ para Konstituante-lah jang akan mewudjudkannja.

Tapi bukan soal ini jang (menurut pendapat sa ja ) dipentingkan, dipikirkan oleh Bung Hatta, melainkan kestabilan negara jang harus meng-harmoni-kan daerah2 dan Pusat, ■— Daerah Seberang dan Dj awa. W ah , perkataan ,,Daerah Seberang” ini adalah warisan kolonial.

Dalam ,,arti” Indonesia M erdeka, tidak ada ,,Daerah Seberang”,-— melainkan persatuan sukubangsa2 Indonesia dalam arti: Bhinneka Tunggal Ika. Soal basi, bukan?

T jelakan ja , ialah bahwa pendapat Bung H atta tentang ,.otonomi daerah”, hendak dibengkokkan artin ja oleh jang sengadja hendak atau disuruh untuk membengkokkannja.

S a ja jakin, tentang „otonomi-daerah” itu ,,goal” ataupun pasti diwudjudkan. Dan ketika Bung H atta memberikan pendapatnja tadi ituj maka beliau dengan sendirinja ditempatkan oleh orang2 jang mengingini beliau selaku „ p en t j in ta d a e r a h ”, „dimasukkan” dalam golongan ,,orang2-daerah”.

Politik itu sering membikin ,,capriolen”, artin ja lontjat2 tidak keruan, — dengan singkat ,,politieke capriolen”, ■—'.demikian pu- d jangga Dr H. Roland Holst pernah tulis tentang usaha2 Eropah dalam mengembangkan kebudajaannja.

Kini Indonesia dengan kemerdekaannja sering mengalami „poli- tieke capriolen” itu, malahan masih meneruskannja dalam negeri sendiri.

Berebutan pengaruh adalah soal lumrah dalam kepartaian, dan dilandjutkan dalam kepegawaian. Tapi s a ja n g , „po l i t i ek e cap r io len" itu s e r i n g m e lupakan a taupun d e n g a n s e n g a d ja m en g en jam p in gk an p e r i -k em anu s iaan , keadilan, kerakjatan, sam pa i2 p a d a pen jin gk iran a g a m a dan k ebang saan , — m alahan ada kalanja m en in g ga lk a n prin- c i p e s e n d i r i untuk m en g - g o a l -k a n sua tu k eun tun gan .

Dalam hal sedemikian terpaksa Bung Karno ataupun Bung Hatta, selaku ,,a jah” dalam rumahtangga tjampur-tangan.

W ah , soal ataupun perumpamaan basi lagi ini, bukan?

274

Page 277: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

D wi-tunggal hingga kini ada. (Djuni 1956). Tapi menurut Bung Hatta sendiri, menurut M erd ek a 26-4-1956, maka „W k. P re s . Hatta letakkan d ja b a ta n bu lan A gu stu s" , ■— dan harian itu melandjutkan:

,,Dalam sebuah tanjadjawab dengan koresponden Belanda ,,E lsevier” , V/k. Presiden Moh. Hatta membenarkan kabar2 angin jang sudah lama tersiar bahwa dia dalam waktu dekat akan me- letakkan djabatannja. Ini akan dilakukannja sesudah pelantikan Konstituante. W ak il Presiden menaksir bahwa waktu jang di- perlukan oleh Konstituante untuk menjusun UUD baru adalah satu atau paling lama dua tahun. Berdasarkan ini tentu akan diadakan pemilihan presiden jang baru.

Selandjutnja w akil presiden menerangkan bahwa menurut pen- dapatnja, Indonesia tidak memerlukan wakil presiden. Perantjis umpamanja d juga tidak mempunjai wakil presiden, sedang di Amerika kedudukan wakil presiden djauh berbeda dari disini, demikian Hatta.

M endjawab pertanjaan apakah jang akan dikerdjakannja se­telah meletakkarr djabatan, oleh wakil Presiden Hatta didjawab, bahwa dia akan melandjutkan usahanja dalam memperkembang- dunia koperasi. Sekarang ini terdapat 1.700.000 anggota dalam lebih dari 10.000 koperasi. Dalam waktu jang kurang dari 5 ta­hun anggota koperasi itu telah dapat menabung 5 djuta rupiah. Dunia koperasi, kata wakil presiden, mempunjai kepertjajaan terhadap diri sendiri, dan bila koperasi dapat melakukan tugasnja dengan baik, dia tidak akan menimbulkan masalah madjikan la- wan buruh, jang masa belakangan ini telah merun t j in g m end jad i perdjuangan kelas. Menurut wakil presiden Hatta masih dibu- tuhkan ber-puluh2 tahun untuk memberi hidup bagi koperasi dikalangan rak jat seluruhnja. W ak il presiden berpendapat bah­wa sistem ini adalah jang terbaik untuk rakjat Indonesia, hal mana d juga sudah ,,mulai diinsjafi oleh para pengusaha .

D jakarta achir Djuni 1956.

II.Balik kita pada soal Dwi-tunggal. Kini, M are t 1957, — dan

kenjataannja ialah Bung Hatta ,,resmi” tidak lagi W ak il Presiden,— dan dengan sendirinja interpretasi orang, ialah bahwa Dwi- tunggal telah „petjah”.

Kami tidak berpaham demikian!Istilah ,,petjahnja” Dwi-tunggal terlalu ,,di-lebih2kan .

275

Page 278: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

B erp isa ha t i tidak b e ra r t i p e t ja h . Berhentinja H atta selaku W akil Presiden tidak berarti berhentinja ,,kawan” Bung Karno dalam arti ,,D w i-tunggal”. D wi-tunggal dalam ,.politik” mempunjai arti jang amat luas, jah politik, dan djika-pun Bung Karno berhenti selaku Presiden, apakah betul2 sudah petjah-berantakan Dwi-tunggal?

K iranja dipahami s ek a li la g i :Bung Karno bapak Pantja S ila alias Gotong-rojong.Dan Bung Hatta bapak Koperasi, dan itupun ,,gotong- rojong”!

Pantja S ila = Gotong-rojong = Koperasi.Demikian kami ulangi sekali lagi, interpretasi kami semula.Politik, siasat tidak menjatakan maksud jang terkandung dalam

hati; sering berlainan dengan kenjataan. Sering!Hal sedemikian lumrah!Sedjak th 1927, —■ sepakterdjang Bung Karno selaku Ketua

P.N.I. di Indonesia, dan aktiviteit2 Bung Hatta selaku Ketua Per- himpunan Indonesia di Nederland, berdjalan parallel.

Berdjauhan tempat, — seorang aktivis di Indonesia dengan se­ga la derita kepedihan merasakan luka2 kena api imperialisme-kolo- nialisme ditanah air sendiri (Bung Karno), dan jang lain dengan siasat dari seorang mathematicus ekonoom, menjusun nilai2, manfaat2 perdjoangan selaku ..crediet” dan ,.debet” kechilafan2 perdjoangan itu djuga, lantas menapis-menjaringnja dari usaha2 kolonial-imperial Belanda dkk, memperhitungkan ,,dosa2 kapitalis- me” mereka, setjara ilmiah, — kemudian mengadakan tjeramah2, propaganda, penerangan terhadap anti — peri kemanusiaan si- pendjadjah, di Eropah, dengan segala ketenangan seorang jang ..overtuigd” dan ,,nekat”, jang telah komplit mempertaruhkan dji- wanja dalam gelanggang, dalam kantjah perdjoangan nasional, — ah semuanja itu djanganlah dilupa oleh generasi sekarang dan jang akan datang! D jan gan d i lu pa !

Tjuma kedua tokoh ini b e rb ed a a n p em ba w aan . P em b a w a a n !Begitulah.Bung Karno pemimpin massa, orator ulung, dem ik ian kami u lang i ,

penerang-pendidik massa, jang bergerak di-tengah2 rakjat, jang hidup bersama rakjat dengan ups-and-downs-nja dalam kesengitan pertarungan melawan pendjadjah, — Bung Hatta adalah sering merupakan Sph inx M esir, jang masjhur itu, p a tu n g j a n g te lah m en ­d ja d i s y m b o o l da r i s e g a l a pem ik ir u lung .

Sph inx ! djulukan itu bagi seorang negarawan sungguh suatu penghargaan se-besar2-nja jang bisa diberikan padanja.

276

Page 279: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Itupun, k ira2 sedemikian, djulukan jang diberikan pada negarawan Belanda, P r in s W i l l em v a n O ra n j e , „ W i l l em d e Z w i j g e r ’.

Sphinx! D jangan kaget dengan perbandingan sebentar, jang menjebut S ta l in d juga Sph inx . Ini bukan berarti, bahwa kami anggap Bung H atta sepaham dengan Stalin! Amboi, — tersenjum kawan2 dari golongan ,,M arxism e”! Dan ... Masjumi!Dan . . . dari lain golongan beraliran „Ketuhanan”.

Hai, apa sa lahn ja , d jika penghargaan itu jang berwudjud appre- siaSi politik, siasat, pun ditudjukan pada Bung Hatta?

Partai M urba, .M arx istis !P.K.I., M arx istis !P .S .I., M arx istis !

Sukarni, A idit, S jah rir bisa berlainan usaha, — bisa berbedaan paham, bisa berbedaan siasat, bisa berselisihan ,,politik”, — jah semuanja ,,politik” ! — tapi saudara2 itu segolongan djuga! Dalam usaha politis!

T idak terima akan persamaan kenegarawanan Bung Hatta dan Stalin? — ah, lin tjir am at memangnja ,,persamaan” ini.

Orang lebih suka menerima persamaan ,.W illem de Zwijger” dengan Bung H atta, .— tapi kita bisa dinamakan lagi ,,pemudja” Belanda! Amboi!

Sesungguhnja mempersamakan seseorang dengan jang lain, riskant! M ultatu li amat keberatan dipersaxnakan dengan pudjangga2 besar la inn ja, atau filsuf2 ulung di Eropah, — dan ia menfataArazt. ,,Ik wens niets anders dan op mezelf te lijken!” (,,Tak lain tak bu­kan sa ja han ja ingin bersamaan dengan diriku sendiri!” )

Dan Bung H atta?Jang dimaksudkan M ulfatuli dengan „ingin bersamaan dengan

diriku sendiri” , ia lah berusaha m enu ru t kodratn ja send ir i , wataknja, p em b a w a a n n ja , p r ib a d in ja s end ir i .

Demikianpun Bung Hatta, — dan dalam hal inipun Bung Karno, jang mengerti akan arti „m en u ru t kodra t s en d ir i”, hingga beliau tidak m enghalang-halangi Bung Hatta akan permintaannja berhen- ti selaku W a k il Presiden.

K iranja d jangan di-spekulasi-kan dengan ber-bagai2 dugaan dan interpretasi akan berhentinja Bung Hatta selaku W k . Presiden itu.

Politik! Kami berusaha se-dapat2-nja mengertinja, dengan melepaskan sega la prasangka.

Untuk lebih menegaskan understanding gotongrojong antara Bung H atta dan kawan2 jang kini berpengaruh besar terhadap konstellasi R .I. kini, silahkan lihat gambar (foto) dalam buku

277

Page 280: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

„ B u n g K a rn o d ihukum 4 ta h u n ”, halaman 83. (Penerbit E.M . Dach- lan ). Tertulis:

Pengurus Perhimpunan Indonesia pada th 1927 di Negri Belanda: G u n a w a n M an gu n k u su m o , D rs M oh . H atta, M r I w a K usum asu - m antr i , M r S a s t r om u l jo n o dan M r S a r ton o .

Orang akan berkata: ,Nah, ini, tigapuluh tahun la lu !"Betul, 30 th lalu! D an... waktu itu belum ada kemerdekaan. Belum ada ,,N egara Republik Indonesia”. Dan k in i..., jah, tentu­

lah orang bisa mengatakan:„Kini waktu pembagian rezeki! W aktu presentir rekening, waktu

penjodoran d jasa2 jang harus dihonorir!”Benar! Benar! Itu lumrah, dan memang banjak jang demikian,

jang dengan d jasa tak seberapa menuntut ,,hadiah” pangkat, kedu- dukan jang „bukan2”.

Tapi, permintaan hadiah dari' d jasa sedemikian, begitu amat djauh dari Bung Hatta, malahan djustru sebaliknja! Jang sebaliknja, ialah:■—■ D aripada beliau tinggal selaku W ak il Presiden, beliau djustru minta berhenti! .—Apakah artinja?Sebenarnja, tidak sulit djawabnja.Amat sederhana, ialah:Kita batja halaman 22 dan 23: Lampau dan D a tan g .Pidato diutjapkan pada penerimaan gelar doctor honoris causa dari Universitas Gadjah M ada pada 27 Nopember 1956 oleh Moham­mad H atta.

„Parta i j a n g p a d a hakekatn ja a la t untuk m en ju s u n p en dap a t um um s e t j a ra t e ra tu r , a g a r su p a ja rakjat b e la d ja r m era sa i tang- g u n g d ja w a b n ja s e b a g a i p em an gk u n e g a r a da n a n g g o t a m as ja ­rakat, — pa rta i itu d id jad ikan tud juan d a n n e g a r a m end jad i ala tn ja . D en g a n itu dilupakan, b a hw a ada la h im ori l dan b e r t e n ta n g a n d e n g a n Pan tja s i la , i s t im ew a d e n g a n dasar K e tu h a n a n J a n g M aha-E sa , apab ila rak ja t d i ru g ik an untuk ke- p e n t in g a n parta i, ja i tu g o l o n g a n .

D ju g a da lam ha l m en em pa tk an p e g a w a i p a d a d ja ba ta n umum d ida lam d a n d i lu a r n e g e r i s e r in gk a l i k ea n g g o ta a n pa r ta i m en d ja d i ukuran, bukan d a sa r „ th e r e i g h t m an in t h e r e i g h t p l a c e ’’. P e g a w a i j a n g tidak b e rpa r ta i a tau p a r ta in ja duduk d ib a n gk u o p o s i s i m era sa k eh i lan gan p e g a n g a n d an m en d ja d i pa tah hati. In i m eru sak ke- t en t e r am an d j iw a b ek erd ja , m en u n d a o r a n g k ed ja la n t ju r a n g dan korups i m en ta l . A turan m em p erk ua t bud i p ek er t i , karakter p e g a ­wai, d e n g a n politik keparta ian itu o r a n g m en gh id u p k a n ja n g

278

Page 281: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

s eb a l ik n ja , m en g a s u h o r a n g lun tur karakter. A chirn ja , o r a n g masuk pa r ta i bukan karena kejakinan, melainkan karena in g in m em p e r o l e h d jam inan .Partai2 terlalu banjak; terlalu banjak orang2 „bukan p e d ju a n g " ;

terlampau banjak „sok~nasionalis”; teramat banjak avonturir , hendak memegang kendali kekuasaan!

Realisir-lah!Sudah mereka mulai bagi2~kan rezeki, padahal ,,kemerdekaan” itu

bagi Bung Karno, baru berupa ,,djembatan-emas” untuk mentjapai kemakmuran.

M arilah k ita batja bersama selandjutnja pidato Bung Hatta tersebut tadi „Lampau dan Datang” halaman 23.

„ M e l ih a t p e rk em b a n g a n k eadaan da lam n e ga ra dan masja ra ­kat da lam m a sa j a n g a ch ir ini, kita m em p e r o l eh kesan, bahw a s e s u d a h te r lak sana In d o n e s ia M erd ek a d e n g a n kurban j a n g tidak sed ik it , p em im p in d a n p e d ju a n g id ea lis t e r tunda kebelakangO .W . - e r s po li t ik dan ek on om i s e r ta manusia p r o f i t i r mad ju kemuka. S e g a l a p e r g e r a k a n dan s em b o ja n nas iona l diperalatkan m erek a untuk m en t ja p a i k ep en t in gan m ereka send ir i.

M aka t im bu llah an a r ch i da lam politik dan ekonomi.K e la n d ju ta n n ja , k orupsi dan d em ora l isa s i m erad ja le la .D em ik ian lah w a d ja h I n d on e s ia s ek a ran g s e t e la h sekian tahun

m erd eka . N ja ta lah , b a hw a bukan In d on e s ia M erd eka j a n g s em a - t jam ini, j a n g d it j ip takan o l e h p e d ju a n g -p e d ju a n g dahulu.

D im ana -m ana s ek a ra n g o r a n g m era sa tak puas.Sekian Bung Hatta.

Kami landjutkan:,,Kemakmuran” belum tiba, orang2 ,,ambitieus” sudah berebutan

pengaruh, kedudukan, rezeki ber-matjam2, berupa lisensi, — nah, inilah jang, menurut pendapat kami, membikin Bung Hatta, me- ngambil keputusan untuk minta-diri, berhenti selaku W ak il Presiden, dimana beliau merasa ,,terbelenggu” untuk berusaha mengabdi lebih luas, lebih leluasa kepada tanah air.

T jon to h , tidak m au pan gka t2~an sedem ikian, s e sua i b enar d e n g a n u saha p em im p in s ed ja t i .

G andh i sa m a seka li tidak mau „menduduk i" s e sua tu „kursi-resm i” .III.

Belakangan ini sibuk orang mempertjakapkan „konsepsi Bung Karno”. '

279

Page 282: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Djika kita batja tak sadar, sekedar batja sad ja akan suratkabar2, m aka Bung Hatta ,,menolaknja”.T api ,,menolak” itu bukan berarti tidak setudju 100%, melainkan

dengan diplomasi seorang politikus nasionalis, — ah hampir kami katakan siasat seorang gadis, jang ,,pura2 tidak mau, belum ditanja sudah menjahut! (= lagu Ambon jang lutju segar!).

Dalam membatja suratkabar2 mengenai politik, almarhum Dr Ratu Langie mengadjari kami:

„Saudara batjalah apa jang tak te r tu l is antara baris2, kalimat!” Dan kami landjutkan, kami „batja” sepakterdjang Bung Hatta dari usaha2-n ja jang „tak d iu sahakann ja" , artinja, — kami batja maksud- n ja dibalik „ g e ra k - g e r ik n ja ” dan tulisannja.

Dalam ..Indonesia R aya”, Senen 4 M aret 1957, — berkepala „Dr M oh . H atta B aha s K o n s e p s i B u n g K a r n o ”, kami batja, achir uraian (P ia ) :

— Sem uanja itu harus diatasi dengan suatu pemerintah jang mempunjai kewibawaan, terletak ditangan orang2 jang djudjur dan tjakap dibawah pimpinan Presiden Soekarno.•—■ S ed ja r a h p em er in ta h an n e g a r a kita t e la h berkali-kali m em- buktikan, bahwa menempatkan orang2 jang djudjur dan tjakap sebagai menteri tidak tertjapai dengan d jalan „koehandel” partai2.”Kami berikan aksentuasi pada:„m en em pa tk an o r a n g 2 j a n g d ju d ju r dan t jakap s e b a g a i m en ter i tidak ter t ja pa i d e n g a n d ja lan „ k o eh a n d e l” pa rtaP .”Kalimat ini sudah sesuai dengan isi pidato Bung Karno pada hari

„S um pah P em u d a ” tg l . 28 O k tob e r 1956, jang mengemukakan pen­dapat:

— „M arilah , s ek a r a n g ini b e r sa m a - sam a kita m en gu bu rk an s e ­m ua p a r t a i ! ! ! ! ”

Balik k ita pada „pembahasan” Bung H atta tadi:— Untuk m em p e r o l e h s e b u a h p em e r in ta h s e p e r t i itu, (kami ulangi: menempatkan orang2 jang djudjur dan tjakap sebagai m enteri), -— tidak p e r lu sua tu k on s ep s i j a n g an s i c h baik dan id ea l i s , t e ta p i tidak d a p a t di laksanakan d ida lam praktek.—• Tetapi muntjulnja konsepsi Bung Karno itu ada pula baiknja. Ia membuka mata terhadap keburukan penghidupan politik kita, terhadap p e rb u a ta n2 pa rta i j a n g m en ja la h i m ora l .”

Kami ulangi: — P erb u a ta n 2 parta i j a n g m en ja la h i m o ra l .”Dan inipun sesuai dengan pidato Bung Karno tgl. 28 Oktober J956:

280

Page 283: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

— B erd a u la t la h p e m u d a d a n d ja n g a n m em b eb ek p a d a parta i!Kami jakin , realisir, bahwa amatlah banjak orang jang tidak

setudju dengan uraian kami ini, kami-jang-bukan politikus, dan bukan ahli-penindjau-politik, .— dan bahwa akan banjak orang pula berkata:

„Ini s e o r a n g n a i e f ! ”Tapi tuduhan naieveteit itupun telah pernah dilemparkan. pada

pudjangga Noto Soeroto, ditanah Belanda pun ditanah air kita sen­diri, dengan utjapan: „Hm, ini orang jang baik hati sadja, dan semua orang jang ,,baik-hati” sedemikian, lazimnja naief alias bodoh-tolol!”

Ja, naief ataupun kekanak-kanakan, ataupun buta, kira2 tolol- edan-gila, ■—- w ahai, .— tapi tahukah sdr, bahwa pepatah asing dari rakjat d je lata berkata:

— Dwazen spreken de waarheid.(O rang2 tolol berb itjara benar).

Dan jang lain lagi:-—- Kinderen spreken de waarheid.

(Kanak2 berb itjara benar).Dan kami aksentuir kebenaran perkataan Noto Soeroto, jang antara lain mengutjapkan:

,,Indonesia zal verscheurd worden door partijbelangen.”(Indonesia akan di-kojak2 oleh kepentingan2 partai).M aka ketika kalim at2 ini, diumumkan o l e h N o to Soeroto tsh„

beliau dianggap ,,naief”.Dan kini sungguh benarlah utjapannja jang berbarengan dengan

pendapat Bung H atta:— p e r b u a ta n 2 pa r ta i j a n g m en ja la h i moral."Kami terima tuduhan naief, tolol, edan-gila, kekanak-kanakan

dalam uraian kami ini, tapi jang tak bisa dibantah oleh siapapun, ialah bahwa tiap2 orang ada intuisi; dan kamipun berhak menjata­kan intuisi sedemikian; dan intuisi itu menjatakan bahwa Bung Hatta dan Bung Karno masih tetap ..Dwi-tunggal”.

Kata achir Bung H atta dalam pembahasan konsepsi Bung Karno:— M o g a 2 m a ta j a n g terbuka itu dapa t pu la m eliha t d ja lan j a n g

pa tu t d i t em p u h d a n d a p a t d id ja lan i untuk m en t japa i perbaikan.

281

Page 284: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

„ZAKELIJK”

oleh: M apalus.

Kepada B u n g Hatta.Tenang,rata,tak menjatakan gelombang,-—■ demikian kesan,W aktu bertemu:„Tabik, ia dan tidak”.Sekian kata2 diutjapkan.T iga kata.Sungguh „zakelijk”!M inta bantuan dari Saudara.— Ja — Baik!Itu sadja.Dan pada waktu singkat.Terlaksana djandji.Demikian pribadi pendiam.Diam — berbuat.Pikir, pikir!Sesudah masak-pikir, kerdja.

D jakarta 4 M aret 1957.

Sad jak ini „digerakkan” oleh kenang2an mengenai pertemuan kami tahun 1943 (aw a l), ialah antara: B u n g H atta , Hanak H agun g B a r a ja n g W a n g s a (P u t e ra M ahk o ta R ad ja L om bok ) dan kami. W ak tu berkuasanja Djepang, dengan bidjaksana, ditolongnja Ba­ra jang W an g sa tersebut (jang pada waktu m udanja berperang dengan tentara Hindia Belanda, lantas d ib u a n g 50 tahun lamanja). Bung H atta berhasil memulangkan Barajang W an gsa itu, pulang ketanah airn ja. Dan djawab pada B .W . jang banjak tjeritanja itu, hanjalah : „Tabik , tidak, ia."

IV.

282

Page 285: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Begitupun ketika kami membawa Bapak M ahm ud R um age san , R ad ja Al A lam U ga r S ekar, Ir ian Barat, djagotua pedjuang Irian, umur 64 tahun, (lebih muda lagi dari „Putera Mahkota Radja Lombok” jang ketika berkenalan dengan Bung Hatta berumur 70 tahun). D jawab Bung H atta selaku W ak il Presiden hanjalah: „Irian-Barat daerah sengketa”. Lain tidak!

HIDUP DW I-TUNGGAL

oleh: Mapalus.

Pertentangan bukan perseteruan.

Kerdjasama Gotongrojong itulah: ,,Dwitunggal”.

Kaki-kiri,kaki-kanan,satu depanjang lain belakang,ber-gilir2, ber-tukar2 tempat.

Kedua kaki, kiri-kanan,M adju,madju,madju,dan seluruh badan, seluruh R.I. madju.

S iapa depan, siapa belakang, bukan soal!Kiri-kanan, Dwi-tunggal.

D jalan terus:— Satu, Dua ... !T u . . . ua . . . !Tetap madju.

283

Page 286: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

madju,madju,madju,

Terus, selalu,Tetap ... untuk nusa, untuk bangsa,UntukBhinneka Tunggal ’Ika.

Hidup, hidup terus Dwi-tunggal.

Sekali merdeka Tetap merdeka.

Hidup D wi-tunggal!

D jakarta 4 M aret 1957.

5 M a r e t 1957.

Sementara menjusun ini, „Su luh I n d o n e s ia ” , Se lasa 5 M aret 1957, membentangkan didepan halamannja:

-—’ U saha u tuhkan Dwitunggal kembali:

Surat Presiden untuk HattaP M , KSA D & wakiln ja m en g h a d a p P r e s .S ed iakah H atta kembali?

Penjusun, dengan menghormati akan isi daripada pengumuman tersebut diatas bersama uraiannja, jang berisi „ taw a ran P re s id en s e su a tu fu nk s i p a d a B u n g . H atta”, — menunggu hingga ........

284

Page 287: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

8 Maret 1957.

Pada ,.Indonesia R aya”, Djum’at 8 M aret 1957, tertera:

I. W a n g s a w id ja ja :Tak b e n a r P r e s i d e n T aw arkan S esua tu Funksi P d . B u n g H atta .Pertemuan Sukarno-H atta D iren tjanakan S e la sa S ia n g Jl. T ap i D i tunda O l e h B u n g K arno .

•—■ K ep a d a KSA D d a n wk. KSAD itu B u n g Hatta m en ja takan k e s ed ia a n n ja untuk b e r t em u d e n g a n P r e s id e n Soekarno .

Jang penting2 sad ja dikemukakan disini untuk menganalisa usaha2 D wi-tunggal chususnja dan kedjadian2 sekitar beliau2 itu umumnja, dengan memperhitungkan faktor2, facta2 jang lampau dan jang be- lakangan ini, dan ramalan terhadap jang akan datang.

Sungguh lantjang memberanikan diri demikian, berusaha „me-mandang”, ■— „menimbang”, dan ........ untuk pendjelasan ini adabaiknja, malahan lebih terang menjuguhkannja dalam bentuk dis- kusi, jang dialam i oleh penjusun ini atas pertanjaan2 kawan2, dari ber-bagai2 aliran atau partai.

V .

D W I-TUN G G AL Ke-Djiwa Indonesia jang Asli.

-—• Hebat d juga pertentangan antara kedua djagoan ini.— Saudara turut ..menghebatkannja”.— Apa maksud sdr?—■ Sdr tjuma mau melihat pertentangan, mau jang ber- sifat , , h e b o h ” sadja; dengan demikian sdr2 turut „meng- hebohkan” soal2 sederhana.•— T ap i sdr toh bisa membatja isi suratkabar2 jang be­gitu „meruntjing” itu?■—• Kalau sdr2 pertjaja akan ,,meruntjingnja” semuanja itu, sdr2 tu ru t m erun t j in gkann ja .— T ap i jang njata, ialah jang runtjing, jang heboh, dari pertentangan2 kini!—■ K iranja sdr2 beladjar membatja bukan jang t e r s l l r a t

AKamiBKami

A

Kami

C

Kami

285

Page 288: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

D

Kami

A

Kami

D

Kami

AKamiAKami

B

Kami

dalam suratkabar2, melainkan jang t e r s i r a t dalamnja. Jah, jah, s u r a t dan s irat. Terang sdr2?— Nah, apakah jang tersirat? Sdr bisa melihat „siluman2” dan dewa2 dan segala matjam „chajalan” dalam segala jang tersurat itu, bukan, hahaha! Dan m alaikat -—• chajalan itu bersama dewata, semuanja be­rupa „ s i ra t” jang t e r s i r a t atau terdjerat dalam surat? Hahahaha!— Terserah pada sdr! Tapi apa maksud sdr2 sebenarnja menanjakan hal2 ini?— Jah, sdr, kami dengar sdr telah turut2an dalam politik nasional sedjak tahun 1927 di Bandung.

Lebih duluan, Bung? Di Ambon tahun 1924, selaku siswa dari Sekolah jang dinamakan guru bahasa „Me~ la ju ” kami, „Sekolah R ad ja” (Kweekschool), selaku anak „feodal”, hahaha, „anak feodal” jang „djembel”, hm menertawakan bukan?, ■— nah kami, sudah amat su­ka mendengar M r S in g g i h , di Ambon, Hakim, jang amat tidak disukai Pemerintah Hindia Belanda karena paham nasional-nja.— Oh, M r Singgih terkenal, t okoh na s iona l ! D an........apa itu sudah politik? Berkenalan demikian? Hahaha?— Jah, berkenalan dengan M r. Singgih berarti buat kami „berkenalan dengan politik”.— Dengan siapa lagi?— Dengan Dr Douwes Dekker alias Dr Setiabudi..— Oh, ia di Bandung waktu itu! A tau ........ dimana..........?— Tahun 1926, kami di Bandung, tapi sekedar mem- batja-batja suratkabar2 sadja, dari pihak pendjadjah dan nasional. W ah dan jang ,.nasional” itu dilarang.— Dan karena dilarang, bagaimana Bung bisa lebihtahu politik, atau berkenalan dengan........— Hm, sdr ’kan tahu: Lebih dilarang, lebih menarik, dan lebih d ilanggar djustru, haha! *)

i) Tentang' hal ini penjusun. telah berpidato dirumah Walikota dalam rapat Gappis achir tahun 1956, — dan dirumah Perdana Menteri (Mr Ali Sastroamidjojo) Djanuari 1957, pun dalam suatu rapat ga- bungan dari Gappis dan KRIS.Gappis (Gabungan Pemuda Progressip Indonesia Sulawesi), Ketua J.R. Andu.

Page 289: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

C : ■— Haha, seperti larangan terhadap Adam dan Hawa,tidak boleh memakan buah appel?

Kami : — Begitulah, dan sa ja „makan appel Hindia Belanda”,di-import Belanda kedjadjahannja.

D : — Apa maksud, Bung?Kami : ■—■ M akan „appel Belanda” artinja gondol pengetahuan-

n ja, gondol gerak-gerik kebudajaannja, dan ........B : •—• H ahaha dan meniru, membeo, membetet padanja,

lantas berchianat pada nusabangsa? Hahaha!C : ■—■ Jah, dan mendjadi lebih Belanda lagi daripada

Belanda, lebih kolonial dari pada si-kolonial!D : ■—■ Dan mendjual djiwa, meremuk segala inti dan isi

d jiw a nasional.Kami : •—■ Sesungguhnja sdr mengira melabrak saja demikian,

pada hal sdr2 persis menjalur seqalanja ketudjuan saja! H aha!

A : Tudjuan omongkosong, si sok-nasionalis!D jangan marah, Bung. Aku mau berdebat sadja!

Kami : ■— Ah debat begini, sa ja amat sukai!B : — Hm, djangan pura2 toleran!C : — J311? pokok, dengan Dr Douwes Dekker (Dr Setia-

budi) sdr berkenalan. Dan ... Bung Kamo?Kami : —' Sabar sdr! Berkenalan dengan paham atau usaha

Douwes Dekker, he, sama sadja Bung memba t j a karya2 M ultatuli. Itu lebih tepat, lebih ...

C : — Saudara, d jangan menjimpang dari pokok. Bungberkenalan dengan D.D. lantas ...

Kami : D engan paham Bung Karno djuga, jah ... waktuitu ada Dr Tjipto Mangunkusumo. Dan ... pemberon-takan orang2 Komunis .. . dan .. .

C : ■— N ah, apa Dr Tjipto, Bung Kamo, Douwes Dekkerkomunis?

Kami : ■—■ Bukan! M ereka semua nasionalis tulen, — dan me­m akai 1001 djalan untuk mentjapai Kemerdekaan tanah air.

B : ■—■ Dan bagaim ana sdr berkenalan dengan beliau2 itu?Kami : ■— T ja ra lisan dan tulisan?C : Surat-men jurat?Kami : — T idak , Bung! Selain itu berbahaja buat s i -h id jau

seperti sa ja jang tak berarti ini, <— pun Bapak2 itu pasti tidak ada tempo untuk surat-menjurat dengan saja.

287

Page 290: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Kami

AKami

BKamiD

Kami

AKami

ABCDKamiAKami

Tapi bagaimanapun, dari umpamanja Dr Soetomo al­marhum, sa ja betul2 surat-menjurat.•— Jang penting, pandangan Bung terhadap kedjadian2 sekarang. S a ja dari Sulawesi, dan sering anak2 dari U tara dianggap pendjilat Belanda. Bagaimana pan­dangan Bung? Pun dengan proklamasi T .T . VII, 2 M aret ini!■— Bung, soal berat ini, tapi akan sa ja berusaha memberi pandangan. Jang amat menarik sa ja istilah „pendj i lat B e lan d aItu hasil politik-tinggi Belanda kolonial!— Jang bagaimana?— Jah, saja balik kesedjarah. Tahun 1926 di Bandung, hm lebih 30 tahun lalu, dan anak2 M inahasa, sudah mulai dianggap „anak2 Tw aalfde Provincie” alias anak- mas Belanda, bukan?•—• Jah, jah sajang! Apa betul?-— Betul atau tidak, dengar dulu riwajat!•—■ W ah , menarik ini! Hm, soal kolonial, pendjilat atau pengchianat, hahaha! D jangan marah, Bung!— T idak marah! Samasekali tidak! Sebab tjatjian, tu­duhan pada seorang pahlawan sering2 didahului dengan makian „pengchianat”. R iw ajat telah membuktikannja.— Nah, riwajatnja?— Bung2 tentu telah sering mendengar dan membatja usaha-nasional dari aim. Dr G .S.S.J. Ratu Langie, bukan?— Ja, ja ...!•—■ Dan Najoan?— Oh, dia komunis!•— Sdr kira! Pada kulitnja. Dan dia orang jang mungkin lebih beragama dari jang dinamakan „Kyai” Belanda, jaitu Prof. Dr Snouck Hurgronje. Dan Najoan, salah seorang pedjoang jang pandai berchotbah, menurut In- djil. Hm, komunis berchotbah? Dengan Buku Indjil? Dan A l Quran sering di-,,citeer” oleh almarhum itu..—■ Almarhum?

l) oleh Ventje Sumual, Pd. Panglima T.T. VII atas nama: Panitia Pendu- kung Piagam Perdjuangan Semesta. (Permesta 2 Maret).

288

Page 291: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

KamiBKami

ABCD : Kami :

ABCDKamiABCDKami

A

B.D.KamiAKami

AKami

ABKami

AKami

DKami

AKami

— Jah, sudah meninggal ...— Di Manado?— Di ... Tanah Merah, Boven Digul di Irian, .— neraka terkenal itu, untuk menganiaja tiap2 nasionalis jang ter- tangkap.•— Hebat!— Nah dan Najoan bersama kawan2 putera2 Minahasa lainnja, telah berteguh-teguhan djandji dengan Dr T jipto Mangunkusumo. Dan ...— T idak sekongkol?— Ja Belanda kolonial menjebutnja ,,s ek on gk o l ’'I ■— Itu benar, logis!— Dan .. . jah ... maksudnja dengan seluruh serdadu2 M anado Knil, meledakkan gudang mesiu sendjata di Bandung atau merampas segala sendjata dari tangan Hindia Belanda.— Nah, apa itu „Twaalfde Provincie” pendjilat Belanda lagi, hai kawan2?-— W ah , hebat!.— Sajang, ketahuan!—• Akibatnja?— Jah, beberapa tertangkap. Ketahuan. Dan ... dihu- kum tembak-mati, seperti W o l t e r MongisidV.■— Siapa2 itu?— Kolonial Belanda tidak gila member i tahukan nama2 itu! D ikatakannja „h i l an g" .■— H ilang, hilang! K urang...e ... a ........!— T ap i suratkabar2 Indonesia, reaksinja?■— Reaksinja? Hahaha! Semua pendapat nasional di- borgol, Bung! Hahaha, djangan bersifat ,,naief ..— Selandjutn ja ... !■— Nah, mulailah kampanje pendjadjah membudjuk anak2 M inahasa, untuk menghantjurkan pengaruh Dr Ratu Langie, Najoan dll.•— Budjukan berupa ...?— Bud jukan d e n g a n nama , ,T waa l f d e P r o v in c i e ” j a n g diu t j apkan o l e h G ub e r nu r Djend era l , dan harus s e r i n g . .d ib e t e tkan" o l e h p e g a w a i 2 (P a n g r e h P rad ja ) .■— Dan sedjak itu putera2 Minahasa dianggap pendjilat?

: — Lebih lagi! Dianggap pengchianat.

289

Page 292: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

A : ■— Lebih lagi! Dianggap ,,andjing Belanda”! Terlalu!Kami : — Lebih lagi! Dipakai selaku alat untuk melabrak suku2

lain! Begitupun halnja, dengan suku Ambon, (Maluku), suku Batak (Tapanuli).Bung batjalah, nah, ini, brosur:memperingati hari wafatnja aim. A lexand e r J a c o b Patty, Pahlawan Indonesia dari M aluku, dan .. . batjalah, ini, halaman 7:„Setelah memimpin rapat raksasa jang diselenggarakan oleh „radicale concentratie” pada aw al 1923, dalam mana non-cooperatie terhadap Belanda diumumkan ma­ka bertolaklah Oom Patty ke M aluku untuk menjedar- kan suku bangsanja dikepulauan itu.Selandjutnja: — Dapat dikatakan bahwa ,,batu Oranje” jang telah „berakar” disana ber-abad2 lamanja segera dapat dihantjurkan oleh palu Nasional. Banjak sekali pengikut Serikat Ambon dan pergerakan ini tersebar dikebanjakan tempat dikepulauan Ambon dan Lease.

D : — Hai, mana hubungan interpretasi ini dengan istilahsaudara: alat untuk melabrak suku2 lain? Ini ’kan rakjat Maluku, jang memberontak! Kalau serdadu2 Knil dipa- kai, ah lumrahlah!

Kami : -— Sabar Bung, sa ja batja halaman 6, bawah sekali.Nah, ini: „Serikat Ambon dan Ina Tuni mengembang- kan sajapnja dan hampir seluruh putera Maluku jang m e m a n g g u l s e n a p a n p a da t en ta ra p e n d j a d j a h a n serta pa ra wan i tan ja m en d j a d i a n g g o t a . Kegontjangan hebat timbul dikalangan suku Maluku jang telah merasa ke- pahitan empedu jang diberikan pada mereka oleh kaum kolonial Belanda. Pemberontakan hampir timbul dengan digerakkan oleh s e r d a d u 2 suku Maluku , tetapi sajang sekali pada waktu itu serdadu2 suku lain belum mengerti akan tudjuannja, sehingga usaha ini tidak mendapat bantuan dari mereka. Banjak pemimpin dikalangan ser­dadu suku Maluku dihukum, pangkatnja ditjabut atau diberentikan dengan mendapat tjap merah dari dinas ketentaraan kolonial.”Dan ... selandjutnja sdr2 serdadu itu dipakai untuk ... diadu dengan suku lain.

B — Jah, tapi itu kita sudah tahu toh, taktik si pendjadjah!Mengadu-domba.

290

Page 293: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Kami : ■— Jah, adu-domba! Saja pegang istilah ini erat2!B : .— M aksudnja?Kami : — U saha kini mengadu-domba „Dwi-tunggal” satu

sama lain, sdr2!C : <—■ Apa itupun dari si kolonial?Kami : —■ Djitu! Benar, betul 100 % dari si kolonial.D : — Pun dari Belanda? Kan dia tak ada lagi!Kami : ■— Ah, sebut nama tidak t epat . Sebut sadja kolonial-

imperial-feodal-kapitaal!B : ■— Eh, hahaha, kalau mau al, aal, ■— nah, fataal , ko los -

saal , brutaa l , dan ... s c handaal .C : •— Segalanja, sundaal ! M aaf!ABD &Kami : ■— Hahaha, djangan kasar. Bung!A : ■—■ Tapi soal Dwi-tunggal, Bung. Bagaimana pengadu-

dombaan?Kami : ■—■ Jah, j a n g adu d om ba bukan lag i s i ko lonial- imper ial -

m oda l , me lainkan ... kita s endir i ! S isa2 kolonial ! Eh, eh, „s i sa2 kolonia l" ini d ju s t ru l eb ih kolos saa l lagi ! Dan ... hahaha, s chandaal -b ru taa l - f a taa l ! Hahaha. Sebab, sudah m as saa l !

B : — Hai, timbangan-pandangan aneh ini, Bung! Ini ber-sifat ,,chianat”! M aaf, Bung!

C : ■—’ Dan betul2 kurang hormat! Hampir „kurangadjar”.Dan apakah bisa masuk akal itu?

D : — Dan perdjuangan kita s ed jak Proklamas i Kemerde­kaan 17-8-1945?

Kami : —■ Sabar, sdr2! Tenang, tenang kita kupas!Tjoba pikir! A n g g a p a n s eka ran g :Blok kiri memilih Bung Karno selaku djagoannja, — nah, itu p e n d a p a t umum, Bung2!Dan Blok-kanan memeluk Bung Hatta.

A : — Nah, ini 'kan soal kemauan, sympathie, tjinta!Kami : — Ja, itu baik! Asal sadja, djangan seperti anak-ketjil

di Sekolah Rakjat, jang satu sama lain membangga2~kan djagonja:kawannja, sobatnja, pamannja, pamilinja, — dan ... sam­pai timbul perkelahian! Dan siapakah jang salah?

B : -—’ Hm ...C : — Dan maksud Bung, ialah partai2?

291

Page 294: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Kami

DA

Kami

A

Kami

AKami

DKami

BCDKami

A

Kami

BC

292

— Jah, itulah! S e h i n g g a B u n g K a r n o m em imp ikan pe - n g u b u r a n par ta i !Ja, logisch!— Dan soal proklamasi dari T .T . I, kolonel Simbolon, Letnan Kolonel Husein, dan T .T . II . . . Letnan Kolonel Barlian, dan .. . ha .. . jang aneh pula, tjoba analisir jang dari T .T . VII dengan panglim anja V en tje Sumual itu?— Oh, Bung kenal sobat kita jang achir itu, ja Bung menjebut nama populernja! V entje!

: —■ Jah, itu teman seperdjuangan sa ja , di D jocja. Beliauitu dalam aksi militer Belanda mempertahankan Djocja, melindung Bung2 Besar, memukul mundur tentara Nica, dan dengan demikian kira2 ,,anak~mas” Bung Karno & Bung Hatta.

: .— Dan apa hubungannja dengan proklamasi dari Ven­tje Sumual dkk itu?

: — Sa ja chawatir dia di-tjap dengan tjap ...: — Pengchianat? Bersama ,,proklamator2” lain? Djangan

terlalu lekas mendjatuhkan hukuman, Bung! Semuanja ,,anakmas” Bung Karno, jah anakmas D witunggal, ’kan akan tidak lekas mengchianat?!

: ■— Hm, siapa tahu?!: ■— Kejakinan saja, sama sekali tidak! S a ja kira . .tersirat

di sini po l i t ik - t ingg i , jang tak dapat ditjapai oleh ,,the men on the streat”.

: — Dan dengan Dewan Banteng, umpamanja?: ■— Dan dengan Sumatera U tara, Kolonel Simbolon?: ■—’ Jah dengan segala sangkut-paut di Sumatera?: — Sdr2, harap djangan mengira bahwa sa ja pemberi

kuliah disini! Pertama-tama sa ja minta sdr men ja r i ng be tu l2 perkataan saja. Dan d j a n g a n l ekas t e r ima p e n da ­pa t saja. Sa ja bukan ahl i pol i t ik dan bukan peramal u lung .

'■ ■— Tapi saudara teramat banjak bergaul dengan Bapak3politisi, dan telah sering turut berpidato dimana-mana, dan ...

: — Itu belum berarti, bahwa sa ja ulung! Bahwa sajaahli! S a ja pitjik! Tapi saja mau kebenaran.

: — Tiap2 kebenaran relatief! Nisbi!: — Ja ..., nisbi, Bung!

Page 295: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

: —■ Dan soal pengadu-dombaan Dwi-tunggal oleh blok2kiri-kanan itu sa ja belum mengerti benar, meskipun saja akui, bahw a kata2 pedas dari pengikut2 keduabelah pi­hak serang-m enjerang Dwi-tunggal itu.

: —’ N ah, dan apakah kata2 p e d a s itu m em p an ? Dan t e lahm em etjahkan D wi-tunggal?

: — N ah, ken jataann ja Bung Hatta 1 Desember 1956,berhenti selaku W k . Presiden.

: — A tas permintaan sendiri!• —■ N ah, berarti sudah ,,petjah”.: — Jah , berantakan!: •—■ Buat sa ja , d j u s t r u l eb ih e ra t ! Lebih kompak, l eb ih

m e n g a b d i ! Leb ih nas iona l , l e b ih ,,d w i t u n g g a l "!• ■— Aneh betul! Dan teramat gaib! Teramat ,.rahasia

a lias tak dapat dipahami. Hahaha!: ■— O rang2 besar dan tinggi, nabi2, pudjangga- besar,

jah sebut sad ja lah , orang2 jang dalam hidupnja tidak dim engerti oleh orang2 sekitarnja, jang menganggapnja ,,g ila” , ,,tolol” , kemudian ternjata orang2 jang paling w aras otaknja!

: —■ Dan saudara mempersalahkan partai2?: —■ Dan sam a2 hendak menguburkannja?: ■—■ M enghantjurkannja?: — Oh, d jangan sdr melihat apa jang tersurat,. tapi j a n g

,,t e r s i r a t d a l am kata? B u n g K a rn o ! Sd r t jukup t j cndekia, untuk m en-distilir kebenaran dari kata2 „mengubu rkan p a r t a i ” itu.

: — Berarti partai jang salah toh, bukan?: ■— Tidak a d a pa r t a i j a n g salah, Bun g ! D jangan sa lah

p a h a m !: —■ Dan kalau tidak ada partai jang salah, mana logika

dari kehendak Bung Karno untuk menguburkannja?■—’ J a n g s a l a h bukan par ta i me la inkan usaha mut lak2- an. J a n g kiri t idak d i sukai si~kanan, jang kanan tak mau „ m e m b e r i s e s u a t u ” pa da si-kiri. Pendeknja tak ada usaha ,,take and give”, tak ada to le rans i . Itulah soalnja!

: ■—■ Oh, gotongrojong, maksud sdr, bukan?: — Presis, Bung! Biar ada s e d ju t a pa r ta i s ekalipun,

b ia r a d a 80 d j u t a partai , jah semua manusia berlainan paham, rasa! — jah, biar kita s em u a b a n g s a Indon e s ia ,

293

Page 296: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

DKami

A

Kami

DKami

CKami

A

KamiA

B

Kami

C

D

294

be r l a inan i d e o l o g i e , tap i kalau kita s e m u a b e r g o t o n g - r o j o n g , — wah, segalanja b e r e s , s e g a l a n j a s empurna!Understanding, toleransi, gotongrojong, bersaudara.......haha__mau apa lagi?

: .— Bung seorang pengchajal.: .— Kalau begitu Bung Karno dan Bung Hatta pun,

tetap pengchajal sad ja pada mata, Bung?!: .— Jang pokok, ialah: kenapa B u n g Hatt a b e vh en t i s e ­

laku Wk. P r e s i d e n ?: — Pertanjaan jang amat bagus! Nah, ini berarti,

bapak2 kita tidak g i l a pan gka t ! Dan p a n gk a t ba g i mere ­ka han ja alat p emakmurkan n e g a r a . Ada jang mengira bahwa Bung Hatta mau lebih ka ja selaku partikelir. Tapi menurut segala usaha beliau sedjak perdjuangannja di Eropah sampai kini, maka Bung H atta memakai siasat politik, j a n g ama t t i n gg i .

: .—• Jang bagaimana?: ■—■ Bukan kompetensi sa ja mendjelaskannja. Dan masih

amat ,,pagi” untuk mendjelaskannja didepan umum, demi kepentingan siasat itu supaja berhasil.

: ■—■ Djadi, kira2 main sandiwaralah, bukan?: —■ Semua, kita s em u a main sand iwa ra . J a n g sa tu lebih

panda i d a r i pada j a n g lain. Dan da lam w a j a n g , dengan kira2 144 watak manus i a di s i tu , t iap2 t okoh memainkan p e ranann ja . Dan jang saja hendak ichtisarkan dalam sandiw ara saja sendiri „Menudju G elanggang”.

: — Saja sudah saksikan. Dan sa ja masih kurang me-ngertinja.

: — Dimana menjaksikannja?: ■— Di M akassar, sekali di Gedung Harmoni, selaku

mahasiswa jang turut memainkannja; pun dua kali di Gedung Kesenian di D jakarta.

: ■— Kiranja sdr mempertundjukkannja sekali lagi atau... mentjetaknja.

: ■— Akan saja persembahkan pada seluruh Patriot, padachalajak ramai. Dan saja jakin, banjak jang akan tak dapat ..menangkap” isi sebenarnja.

: — Kalau begitu apa gunanja sdr perkenalkannja padaumum?

: — Dan apa tidak rugi penonton melihatnja?

Page 297: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Kami

BKami

C

Kami

BKamiC

DKami

ABC

D

KamiB

Itu terserah! Nasib Shakespeare, ialah bahwa waktu hidupnja dia dianggap ,,remeh”, tapi 300 tahun kemu­dian ........ ' '~ Hahaha, kau kira kau Shakespeare? Hahaha!• Bukan Shakespeare, ,,zieke pier”, ,,dode pier” , kata orang Belanda, alias t ja t j ing- saki t atau mati! Saja me- ngaku berderadjat ,,tjat;ing mati” dalam sastera seka­rang ini. Hahaha!— Dan Bung gambarkan Dwi-tunggal disitu, dalam sandiwara, Bung?— Bukan m e lu lu D w i - t u n g ga l . Hanja kupersembahkan pada Pa t r i o t ! Istimewa pada Pemuda , ja ... Pemuda! Pemuda Patriot! Sebab pemuda jang sehat adalah Pa­triot, Bung! Dan dia berkemungkinan besar djadi Pemim­pin. Ja, sa ja persembahkan ,.Menudju Gelanggang” itu pada Patriot, Pemimpin! Pada tiap2 pemimpin! Tiap2 pemuda jang mau djadi pemimpin, untuk mengetahui sedikit penderitaan dalam perdjuangan, dengan pahit- getirnja, dalam pengchianatan berwudjud ..peladjaran hidup”, jang pada hakekatnja berguna untuk kemadju- an diri sendiri, djustru itulah maksudnja! Selain dari pada itu ,,Menudju Gelanggang” itu adalah usaha s y m b o l i s tiap2 manusia! T iap2 djiwa!— W ah , wah, chajal, Bung!

Dan m e m a n g mula i d e n g a n si Chajal , sand iwara itu.‘— Sa ja k eb er a tan d e n g a n perkataan „C/iafa/“, p e lkan p a d a p em im p in2!■ Dan s a ja a n g g a p s and iwa ra s edemikian menjesatkan.• ’ Saudara2 b e lum mel ihat sudah menghukum. Inilah sering ,.penjakit” kita. Tapi sa ja tidak keberatan sdr m en g hu k u m b e g in i ; ini m em a n g g e d ja la keadaan seka­ran g . M alahan tiap2 zaman!■ ■ Oh, sdr t idak t e r s i n g g u n g ?■ Tidak d j e n g k e l dengan pertanjaan2 kami?

Jah, kami djauh lebih muda dari Bung, tapi kamipun ada pendapat dan paham, dengan ber-bagai2 aliran!■ Demikianlah, dan Bung dari partai kiri, alias M arxis­tis, bukan?■ ’ Sa ja tidak berpar tai !• Hola! Sdr sudah dua kali ke Eropah, melulu Are-

295

Page 298: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

n e g a r a 2 , , b e lakang tivai be s t ", ke Tjekoslowakia, ke Sovjet Uni dan ... sering diundang oleh organisasi2 jang banjak sangkut-pautnja dengan blok kiri. Hm, tamu istimewa dari ... !

Kami : ■—• Djadi kalau sudah turut2 ke-negara2 kiri, pasti kiribukan? Dan bapak2 dan ibu2, anggota2 Parlemen, dari Masjum i, dari Nahdatul Ulama, dari P.S.1.1., dari Perti, dari Parkindo, dan seluruh anggota ,,rombongan- Presiden”, apa semuanja pun ,,kiri” karena beliau2 itu sudah melawat ke-negara2 ,,belakang tirai besi” itu? Haha, Dr Sukiman dari M asjumi kiri?Dan Dr Leimena, dari Parkindo kiri? Dan Pak Arudji Kartawinata dari P.S.1.1, kiri? Dan Pak Siradjuddin Abbas dari Perti, kiri?Dan sa ja ke Praha, ke Moskou. Dan djuga ke London, ke Amsterdam, ke Roma, ke Helsinki .— hm negeri2 kiri, bukan? London kiri? Helsinki kiri? Dan sa ja sobat ken- tal dari Prof. M r Takdir A lisjahbana, jang terkenal tjondong pada ,,Barat” itu, tapi jang ..Marxistisch” djuga dengan P .S.I.-n ja! Dan s a j a tahu be l iau itu akan tidak s e t u d j u d e n g a n sand iwa raku j a n g „t imur" itu. ket jua l i kalau B u n g namakan j a n g ,,t imur” itu adalah , ,Blok-kiri” . Dengan demikian kabur bagi saja maksud Bung dengan ,,Blok-kiri” itu!

C : — Sesungguhnja memang sulit menempatkan orangatau kita bangsa Indonesia, dalam sesuatu blok.

Kami : — Djustru karena memang politik kita, poli t ik bebas!Dan D w i t u n g g a l pandai , mah ir mema inkan peranan mer eka da lam „polit ik b e b a s ” itu. Nah, dengan demikian. kiranja sdr2 bisa mengerti betapa sulit tugas beliau2 itu.

B c — Bung Hatta tjondong kekanan.C : — Bung Karno tjondong kekiri.D : — Djadi, tidak bisa bertemu!Kami : — Amboi, sudah lebih djauh lagi kita dari „gotong

rojong”! Tapi kalau benar2 mau gotong rojong maka ,,ketjondongan” itu mendjadi s jarat penting djustru untuk ,,bertemu”. K iranja sdr2 sabar mendengar analisa saja! Untuk menelaah, memahami usaha2 sepak-ter- djang, siasat Bung2 Besar itu, perlu kita memandang segalanja dalam globaliteit. Nah, dalam kebulatan

296

Page 299: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

globaliteit, kebulatan seluruh bumi, dus internasional, sdr, dus „ in t e rna t i onaa l denken" , un iv e r s i e e l denken, bukan „H o l l a n d s d e n k e n ” — kata Bung Karno!, „maka Bung H atta kekanan terus-menerus, dan Bung Karno kiri terus-menerus, a ch i r n ja b e r t emu d j ua da lam satu i d e o l o g i e nas ional . Dari Indonesia kekiri seorang, dan jang lain kekanan, m en g e l i l i n g i bumi, dengan kekuatan sama, dengan tenaga sama, ach i rn ja b e r t emu d i I n d o ­n e s i a d j u g a . Nah, analisa begini hasil ,,primitief denken” djuga, Bung! Tapi, hahaha, jang lahir dari hati jang ichlas. Jang memandang segalanja dengan kasih-sa- jang. Dan pudjangga Henriette Roland Holst berkata:,.Kasih sajang melulu satu2nja hukum.”Itulah: universeel denken dalam lingkungan nationaal denken, Bung2! G o t o n g - r o j o n g , pu l a n g k ed j iwa kita s end ir i . P u l a n g k epangka lan , ketanah air kita sendir i , p r ibad i s end ir i , dan biarlah selaku hasil „primitief den- ken ’ sekalipun; tapi jang berdasarkan „kasihsajang”, persaudaraan, jang menudju ke ... ke ...

A : ■— Ke Konsepsi Presiden?B : — Ke Dwitunggal?C : — Ke Kabinet Gotongrojong?D : —■ Ke Dewan Nasional?Kami : — Ke Semuanja!

Ke „D j iwa I n d o n e s i a " j a n g asli!

Djakarta 25 M a r e t 1957

Selaku komentar achir, mengenai siaran Radio R.I. Djakarta, malam ± djam 20.00, mengenai pendjelasan Bung Karno dalam rapat raksasa ,,Bhinneka Tunggal Ika” di Tandjungkarang (Su­matera Se la tan ); M inggu pagi 24 M aret 1957, — kami tambahkan:

Bung Karno mendjelaskan, bahwa D w i tun g g a l (Bun g Karn o •— Bung Hatt a ) t e t a p s e p e r t i p a da mulanja , s ed jak Proklamasi K e m e r ­dekaan 17-8-1945.

Dengan kabar ini, maka kami (penjusun) ini lekas2 mendapatkan pendebat2 tadi, sdr2 A.B.C.D.A : — Aha, sdr tentu datang memberitahukan kemenangan

sdr, bukan?

297

Page 300: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

: .— Kemenangan bagaimana?: .— Jah, bahwa Dwi-tunggal tetap seperti pada mulanja,

sedjak Proklamasi Kemerdekaan 17-8-1945, bukan? Itu ’kan pendapat, Bung?

: — Ih, dan sdr datang melulu untuk menondjolkan,bahwa sdr menang dalam debat, bukan?

: .— Biarlah, hahaha, biarlah dia menang kali ini, tapiaku belum pertjaja! Ini pendjelasan Bung Karno, — be­lum penegasan Bung Hatta.

: ■— Hahaha! M aafkan sdr2, sa ja s ed ik i t k e tawa!: — Hm, s d r a n g g a p kami bot j ah , anakketj i l , bukan?: — Itu betul; s d r agak m e n j i n g g u n g kami d e n g a n ketawa

demikian!: ■— Dan diskusi beberapa hari lalu itu, bagiku masih

bernilai, omongkosong!: ■— W ah , nanti dulu sdr2! Berarti djuga, bahwa sdr

D, C, B, semua djual omongkosong?: ■— M aaf, sdr2! Saja k e tawa sekal i lagi , bukan untuk

m en e r t awakan s d r 7, bukan menganggap Bung2 botjah alias anak ketjil, melainkan m en g g e l ak k an keadaan. Sdr2 mau mutlak2an, padahal tidak ada jang mutlak dalam dunia ini! Segalan ja nisbi, relatif!

: — Hm, sdr samar2 adakan interpretasi. Dan hasil analisadengan demikian kabur.

: — Dan sdr A sudah mulai tjondong pada Bung!Hahaha, pantas, A memang terhisab kiri, bukan? Partai kiri, a lias ... tak bertuhan.

: ■— Hm, P.N.I. pun kiri, tapi ber-tuhan, saudara2!: — Kalau begitu, sdr B anggap Nahdatul Ulama djuga

tak bertuhan? Karena P.N.I. bisa kerdja sama dengan jang ,,kiri” itu?

: — Memang, kalau s d r 2 ing in m e n a n g d e b a t sad ja , jah,jang kiri m e s t i d j a d i kanan, dan kanan m e s t i d j a d i kiri. Pokro l - p ok ro l an ! Pokro l - bambu .

; — Jah, memang! B u n g a n g g a p pa r t a i2, p em im p in2 mainpokro l - pokro lan , bukan?•— M ana sa ja katakan begitu!— Tudjuan bitjara sdr kesana, bukan?■— Nah, ini djuga pokrol-pokrolan, Bung!■— Soalnja, sdr pembela hal D w i t u n g g a l j a n g tak retak

Page 301: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Kami

DC

BA

Kami:

AB

CD

KamiA

BCDKami

ini, datang pada kita untuk presentir rekening keme- nangannja, bukan?— Bukan maksud saja menjinggung sdr2 dengan kesan se-olah2 saja presentir rekening kemenangan debat be­berapa hari lalu itu. Soal sebenarnja hal2 sedemikian tidak usah banjak2 diperdebatkan. Malahan tak usah diperdebatkan! D eba t h an ga t antara be b er apa aliran t e t a p m engha s i lkan „nihil” alias , ,no l - besar”, djika tidak ada t o l e r an s i sa tu sama lain.

Ketawa saja tadi, sdr2 mengandung maksud lain!— Jaitu ...?— Jah, harap stop dengan idee pokrol-pokrolan! Saja t e t ap ho rmat i adan ja partai2, ket j i l -besar!— Jah, kita semua hormatinja, bukan?— Tapi, harus bermora l , dong- demikian kata Bung ' Hatta.■— Kalau begitu, saja amat gembira dengan hasil dis-

kusi kita sekarang ini. Kita mendapat titik persetudjuan. Dan ... Dwitunggal ... e ...e .—- H idup ... j ah ... h idup D w i - t u n g ga l !— M e m a n g !H idup D w i - t u n g g a l !— Akor! Hidup DwitunggaJ.■— P a l i n g Akor!

Hidup Dwitunggal!— Hidup ,,D j iwa In d on e s ia”!— Dengan sendirinja, terlaksanalah:

Konsepsi Presiden.— Jah, dengan Kabinet Gotongrojong.— Jah, pun Dewan Nasional.— Hm, National Planning Board, bagus!■— Dan terwudjudlah:

Dj iwa Indon e s ia j a n g asli.

Hidup Negara Republik Indonesia!

Tamat 25 Maret 1957.

299

Page 302: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Komentar selandjutnja jang „pal ing ach ir dari j a n g a c h i r ”: Tang­gal2 jang ^kami tjantum, hanja sekadar menjatakan waktu2 ,,mengupas soal Dwitunggal ini, sesuai dengan fakta2 jang terdjadi hingga tanggal2 tersebut.

Sesuai pula dengan pendapat penulis waktu itu; dan djika sdr pembatja menelaahnja kini, maka kesan pasti timbul, bahwa „ra- malan ' kami sudah basi; mungkin djuga dianggap, bahwa karangan mengenai „tetap utuhnja Dwitunggal” dibuat se-olah2 sesudah kenjataan kebenaran ,,utuhnja Dwitunggal” itu atas pcnegasan Bung Karno, tgl 24 Maret 1957.

Demikianlah tanggal2 (data) ini dibubuhkan, pun untuk me- ngontrol visie kami sendiri, berdasarkan pengalaman2-pandangan- mata politik, sedjak ,,ke-siswaan kami tahun 1925. *—• Ini bukan berarti ,,mutlak , bahwa pandangan-politik-kami benar, ■—■ djauh daripada itu; ■ hanjalah karena kami djustru agak „luar” gelang- gang politik, maka dapatlah kami menjaksikan pergolakannja setjara globaal. Tapi jang sering dipergimakan oleh tiap2 orang

' .m e lan t j on g dalam g e l a n g g a n g sas t era , kesusas t e raan, ialah , ,intuitie[ s c h o u w en , (istilah pud janqqa Henriette Roland Holst-van der Schalk). 9y

Dan ,,intuitief schouwen (menilik dengan intuisi) itulah jang sering tidak melesefc ,,ramalannja , Inipun bisa menimbulkan salah- paham se-olah2 si-sasterawan „lebih benar” daripada si-politicus!

o lit i cus kaliber Gandhi ,,d jauh lebih b e n a r” laqi! Ialah dengan moral : djudjur.

Demikian penghargaan kami pada Dwitunggal, dan atas ke- kanak an, kechilafan2, kesalahan2 kami dalam v i s i e - p e n g a r a n g - pandi t mi. kami minta maaf se-ichlas2nja pada pembatja.

Saluut D w i t u n g g a l !

M.R.D.Djakarta 25 M aret 1957.

300

Page 303: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

^ r . ^ la d / ar<zL)ewantoro

v ’' *•' , **'Y

PID A TO PA D A PEM BERIAN GELAR DOCTOR HONORIS C A U SA OLEH UN IVERSITAS GADJAH MADA

KEPADA KI HADJAR D EW ANTARA

pada h ari D ies N ata lis jang ke-VII tg. 19 Desember 1956

diutjapkan oleh Prof. Dr. M . Sardjito Presiden U niversitas Gadjah Mada.

Saudara Ki H ad jar D ewantara.Pada D ies N ata lis Universitas Gadjah M ada jang ke-VII ini,

a tas nam a Senat U niversitas, berdasarkan atas kekuasaan jang tertinggi, jan g diberikan kepadanja, sebagaimana tertjantum dalam Statut U n iversitas tersebut dalam Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1950 pasal 20 a ja t 2, dan putusan rapatnja, setelah dipertim- bangkannja bahw a Saudara dengan telah mengamalkan djasa jang sangat besar terhadap nusa dan bangsa Indonesia dalam lapangan

301

Page 304: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

kebudajaan, amat berdjasa dalam arti pasal 20 ajat 2 tersebut, kami mengangkat Saudara mendjadi Doctor honoris causa dalam ilmu Kebudajaan, sehingga Saudara memperoleh segala hak-wadjib serta kehormatan jang menurut hukum dan adat terlekat pada deradjat itu.

Sebagai bukti tanda, Saudara akan menerima dari Presiden U niversitas surat tanda promosi honoris causa, jang ditanda tangani oleh Presiden Universitas dan Sekretaris Senat Universi­tas, dan dibubuhi lambang Universitas serta dilekati meterai besar Universitas.Saudara Dr. Ki H adjar Dewantara.

Menurut adat kebiasaan jang djuga kami semua djundjung tinggi, maka diperkenankanlah kami mengadakan uraian sebagai pertang- gungan djawab atas tindakan Senat Universitas itu.

M engingat hakekatnja Balai nasional Ilmu pengetahuan dan Kebudajaan merupakan pendidikan dan pengadjaran tinggi, me­nurut pasal 1 dari Statutnja, maka lima belas bulan jang lalu pada tanggal 19 September 1955 Universitas Gadjah M ada atas usul Senat U niversitas memperoleh kekuasaan djuga untuk mem­berikan doctoral dalam ilmu kebudajaan, jang sungguh suatu novum didalam sedjarah pendidikan dan pengadjaran tinggi di­tanah air kita, sehingga lebih lengkap lagi s jarat2 jang ada padanja untuk menunaikan pula tugasnja ikut serta dalam membangun, memelihara dan mengembangkan hidup kem asjarakatan dan kebu­dajaan, sebagaimana tertjantum dalam pasal 3 huruf c dari Statut­nja, dengan berdasarkan atas tjita-tjita Bangsa Indonesia jang termaksud dalam Pantjasila, kebudajaan Indonesia seluruhnja dan kenjataan.

Dalam hubungannja jang satu dengan jang lain, maka Ketu- hanan jang M aha Esa, perikemanusiaan, kebangsaan, kerakjatan dan keadilan sosial diambilnja sebagai asas filsafat dan pendirian hidup, sedangkan kebudajaan Indonesia sebagai pendjelmaan daripada asas filsafat dan pendirian hidup itu didalam . bentuk keseimbangan perkembangan pribadi manusia Indonesia, ialah daripada bakat, kesanggupan dan kekuatanni?1 lahir dan batin, serta pula hasil daripada pendjelmaan dan perkembangan itu jang berudjud nilai-n ilai hidup, kerohanian dan kedjasmanian, jang digunakan sebagai pedoman hidup dan selandjutnja selalu diingin- kan meningkat keluhurannja. Adapun kedua2nja diletakkan atas

302

Page 305: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

kenjataan, dalam bentuk dapatnja ditjapai oleh manusia maupun dalam ob jektiv itanja, sebagai dasar mutlak daripada ilmu penge- tahuan dan djuga sebagai dasar kemanusiaan umum. Dengan pengertian jang demikian terdapatlah bagi Universitas Gadjah M ada kem ungkinan dan kesempatan membentuk ilmu kebudajaan, jang m enghasilkan pengetahuan analitis, kritis dan sintetis sebagai bekal k reatif dalam ikut sertanja membangun, memelihara dan mengembangkan hidup kebudajaan.

Dalam pada itu perlu diingat, bahwa kebudajaan, baik menge­nai pelbagai lingkungan hidup maupun dalam lingkungan tempat dan w aktu , merupakan keutuhan dan dipandang dari sudut susun- annja terd iri atas bagian2 jang mewudjudkan heterogenita mengan­dung perbedaan2.

Seh ingga keutuhan itu tidaklah hanja mendjadi pendjumlah daripada bag ian2nja, tetapi sesungguhnja diantara bagian2nja itu terdapat kesatuan atau paling sedikit kesamaan dalam dasar, perangai dan tjoraknja. Lain dari itu memang ada suatu kenjataan didalam sed jarah kemanusiaan. bahwa dalam semua kebudajaan terdapat ketunggulan , jang t e r ikat kepada suatu bangsa dan djuga kepada keadaan m asjarakat serta kencgaraannfa. Demikianlah asa? jang m enjatakan adanja kebudajaan nasional Indonesia tadi, dapat d ipertanggungdjaw abkan sebagai suatu keutuhan, tersusun atas bagian2 jang disamping sifat2 perbedaannja sebagai pendjc\iwaat\ d a r i p a d a perbedaan2 sepertinja waktu. tempat tinggal, keadaan kehidupan, kepertjajaan , sifat2 chusus suku2 bangsa, serta pula pel­bagai lingkungan usaha hidup, kesemuanja mempunjai dasar ke­satuan atau kesam aan dasar, perangai dan tjorak, jang mutlak bagi seluruh bangsa, jang sekarang telah djuga memenuhi asas2 sjarat kem asjarakatan dan kenegaraan jang selajaknja. Soalnja ialah mentjari dan m endapatkan unsur2 tersebut, dan mendjadikannja bekal bagi usaha pembangunan, pemeliharaan dan perkembangan hidup kebudajaan Indonesia.

D idalam diri Saudara Dr. Ki Hadjar Dewantara, Senat Uni­versitas m enganggap menemukan periintis hidup kebudajaan dalam arti jang luas isin ja dan luas lingkungannja, terutama hidup kebu­dajaan Indonesia dan djuga hidup kebudajaan umumnja, dengan dasar-dasar jang sekarang djuga ternjata ada ketjotjokannja dengan jang berlaku bagi Universitas Gadjah M ada. Jang demikian itu m endjadikan Senat Universitas merasa sukur, karena Saudara

303

Page 306: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

sedjak berdirin ja Universitas Gadjah M ada mendjabat anggauta D ewan Kurator. Dapat kami kemukakan pula, bahwa putusan Senat U niversitas dalam hal pemberian doctor honoris causa dalam ilmu Kebudajaan kepada Saudara ini dengan persetudjuan Dewan Kurator djuga.

M ula2 sebagai tokoh perdjuangan nasional dengan djalan politik, dan setelah mengalami penderitaan akibat reaksi pendja- djah, jang sebaliknja daripada maksudnja menumbuhkan dasar kerohanian jang mumi dan leluasa untuk m elaksanakan hasrat me- m erdekakan nusa dan bangsa, maka Saudara memperoleh kebidjak- sanaan djiwa, jang memberi kesadaran akan tertjakup tudjuan kemerdekaan politik bagi nusa dan bangsa dalam terbangunnja kebudajaan pribadi bangsa Indonesia.

A tas kebidjaksanaan djiwa itu, djuga sesuai dengan peladjaran sedjarah kemanusiaan jang menundjukkan hubungan mutlak antara kebudajaan dan pendidikan, maka Saudara dengan ketjerdasan p ikir dan metodis menempuh djalan perdjuangan baru, ialah pen­didikan dalam pengadjaran sebagai bentuk pokok.

Perintjian uraian selandjutnja untuk djelasnja akan kami ben- tangkan dalam ranqkaian jang banjak sedikit djuga menggambar- kan riw ajat hidup Saudara.

M u la2 kami ingat pada hari2 jang sudah setengah abad jang lampau, waktu Saudara sebagai Senior dengan nama R. M. Soe- w ardi Soerjaningrat, dan kami sebagai junior sisw a dari Stovia.

D iwaktu itu gambaran jang kami dapat membuat dari Saudara berbentuk sebagai Nojorono. pemuda, senantiasa gembira hati, dan tangkas, tidak sepi humor.

Kami ketika itu sudah tertarik kepada hasrat Saudara terhadap beberapa kesenian, sepertinja tidak sadja terhadap gamelan, tetapi d juga'terhadap seni musik Barat, dengan sandiw ara dan operanja. Dengan sendirinja kesusasteraan dapat perhatian sepenuhnja dari Saudara tentu sadja djuga kesusasteraan Belanda, jang diwaktu itu digemari.

Semua-semuanja memperlihatkan tanda2, bahw a djiwa Sau­dara menginsjafi rasa keindahan budaja, dari Timur dan dari Barat.

M elainkan itu pada hari tanggal 20 M ei 1908, perkumpulan Budi Utomo didirikan didalam rapat, digedung Stovia jang ber- sedjarah, oleh sisw a2 Kedokteran, dengan pengurusnja jang per- tama ja lah almarhum2 Sdr. Soetomo sebagai Ketua, Sdr. Goenawan

304

Page 307: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

sebagai w akil ketua, Sdr. Soewarno sebagai penulis I, almarhum Sdr. Moh. Saleh penulis Ii, Sdr. Slamet sebagai bendahari, almar- hum Sdr. Moh. Soelaiman, dan Sdr. Soeradji sebagai anggauta. (D iwaktu Bapak doktor W ah id in datang di D jakarta untuk mem- bitjarakan hal studifonds, perkumpulan Budi Utomo sudah berdiri).

Kedjadian jang sangat menggemparkan ini, dan jang djuga memberi getaran hebat dalam perasaan kebangsaan jang kembali dihati sanubari para pemuda peladjar diseluruh Indonesia, memberi djuga kepada Sdr. Soewardi Soerjaningrat getaran djiwa jang luhur ini, jang akan memberi tjorak seterusnja dalam perkembangan djiwa Saudara.

Sebelum tahun 1908 keinsjafan perasaan kebangsaan masih belum merata dan belum berorganisasi; meskipun disana sini ada djiwa pribadi jang mengandungnja, seperti Pangeran Diponegoro, Imam Bondjol, Teuku Umar, Hasan Nuddin, R. A. Kartini dll.

Budi Utomo mematjak didalam anggaran dasarnja tudjuan akan mentjari d jalan untuk mempertinggi deradjad hidup rakjat Indo­nesia. Dengan ini m aka kita semua sebagai rakjat baru mendjadi bangun dan insjaf akan kedudukan kita sebagai rakjat jang di­djadjah.

Dengan m eratanja perasaan itu, maka muntjullah djiwa jang mentjari djalan lain atas tjorak pribadi sendiri2 dengan maksud selaras dengan tudjuan Budi Utomo, seperti Serekat Dagang Islam(S.I.)

Sdr. Soew ardi Soerjaningrat jang berdjiwa progress// S&n agresif bersam a2 dengan almarhum Sdr. Dokter Tjipto Mangoen- koesoemo dan Sdr. Douwes Dekker terkenal sebagai ,,Tiga Se- rangkai”, m endirikan partai politik di Indonesia dengan sembojan „Rawe-rawe rantas, malang-malang putung”, beraksi untuk Indo­nesia merdeka dan berdaulat.

Pertumbuhan d jiw a Sdr. Soewardi Soerjaningrat mendjadi semakin djelas ketangkasannja didalam menjerang fihak Belanda Kolonial. T itik puntjaknja jalah berudjud buku siaran dengan kepala: „Als ik eens een Nederlander was”, dalam bahasa Indo- nesianja ,,Seandain ja aku seorang Belanda” Tulisan itu berupa reaksi terhadap rentjana Gubernemen Belanda jang akan menga­dakan ditanah djadjahannja Indonesia, pada tanggal 15 September 1913 peringatan besar2-an oleh semua penduduk, dari hal 100 tahun kemerdekaan negeri Belanda sesudah didjadjah Perantjis dibawah Napoleon.

305

Page 308: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Buku brosur jang dulu sangat menggontjangkan itu menjatakan tidak setudjunja, tidak selajakn ja bangsa Indonesia turut2 meraja- kan kem erdekaan orang lain, dari bangsa jang menindas kita. Disitu digam barkan menjolok matanja peringatan jang direntjana- kan itu, dan lag i menusuk kedalam perasaan kebangsaan kita, perasaan mana baru bertumbuh kembali.

D idalam tulisannja Sdr. Soewardi Soerjan ingrat sebagai Nojo- rono memberi tamparan jang hebat kepada siangkara murka pen­djadjah. Tetap i tjaran ja tidak kasar, tidak dengan maki2, senan- tiasa tetap sebagai ksatria, memberi ka ta2 jang tepat, djitu, indah susunannja ada humornja, ada sinisnja, tertjampur edjekan jang pedas, jang dilemparkan kepada sipendjadjah, tetapi selandjutnja djuga memberi pandangan2, jang dapat direnungkan untuk fihak sana, dan djuga untuk fihak kita.

Brosur itu dikeluarkan oleh ,,Panitija Bumiputera” dimana duduk almarhum Sdr. Dokter Tjipto Mangoenkoesoemo.

Karena sebelum terbitnja brosur itu belum pernah ada suatu orang Indonesia jang berani mengeritik tindakan Pemerintah Be­landa dimuka umum, maka reaksi dari Pemerintah itu sangat kerasnja, dan tangan besinja segera berdjalan dengan memanggil dan memeriksa panitia tersebut diatas.

Reaksi Pemerintah Belanda ini mendjadi saran untuk dibahas habis2-an oleh almarhum Sdr. Dokter Tjipto Mangoenkoesoemo.

D juga almarhum Douwes Dekker menjokong sepenuh-penuhnja aksi dari Saudara2-nja seperdjuangan dengan menulis ,,Onze Helden : Tjipto Mangoenkoesoemo en R. M . Soew ardi Soerja­n ingrat” (Pah law an2 kita : Tjipto Mangoenkoesoemo dan R. M. Soew ardi Soerjan ingrat).

K edjadian pahlawan2 kita itu mendjadi pelopor, mengenai penangkapan dan disimpan dipendjara.

A chirnja pada tanggal 18 Agustus 1913, Pemerintah Belanda mendjatuhkan putusan menginternir R. M . Soew ardi Soerjaningrat, sekarang Ki H adjar D ewantara ke Bangka, almarhum Dokter T jipto Mangoenkoesoemo ke Banda N eira dan almarhum Sdr. Douwes Dekker alias Dr. Danu Dirdjo Setiabudhi ke Timor Kupang. D jala djaring rantai besi akan mengikat T ig a Serangkai, tetapi karena tangkasnja dan tepatnja siasatn ja ksatria2 perdjuangan tadi, ketetapan dapat diubah mendjadi diexternir kenegeri Be­landa. D jadi prakteknja keputusan, jang diantjam kan oleh Peme-

306

Page 309: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

rintah Belanda sebagai hukuman berubah mendjadi bepergian ke- negeri Belanda, jang dapat dirasakan sebagai perdjalanan untuk bersenang-senang.

Panah rantai besi hilang sifatnja mendjadi hudjan bunga.Untuk Ki H adjar Dewantara bepergian itu suatu kesempatan

dan kemungkinan untuk memperkembangkan djiwanja dengan dasar jang lebih luas. Keputusan externiran ditjabut pada tanggal 17 A gustus 1917. Dan kita dapat menggambarkan karena putusan itu, kem balinja perasaan merdeka jang dialami oleh Sdr. Ki Hadjar D ewantara, jang menjiapkan diri untuk kembali kemedan per­djuangan.

Baru pada tanggal 6 September 1919 Sdr. Ki Hadjar Dewantara dapat pulang di Indonesia dan terus menggabungkan diri dipartai politik ,,Indische P arta i”, tidak sebagai anggauta biasa, tetapi pe~ gang tapuk pimpinan, mula-mula sebagai penulis, lalu mendjadi ketuanja.

D juga Sdr. Ki H adjar Dewantara mempunjai kesempatan sepenuhnja untuk mengeluarkan tjita-tjitanja, karena memegang redaksi dari harian ,,De Expres”.

Sekem balinja dari negeri Belanda djiwa agresif bersendjata-pe- nanja tetap tinggal, dan karcnan;a seringkali dilus-lus tangan besi Pemerintah Kolonial Belanda, jang diwaktu itu s a n ga t kedjamnja.

Karena sendjata-pena tidak dapat mengimbangi sendjata rantai besi dan pendjara, maka pergantian siasat hatUS d\d}a\ankan,

Dengan ini tjorak perdjuangan Sdr. Ki Hadjar Dewantara mendjadi lain dan menjeburkan diri didalam perguruan menurut bakatnja.

D asarnja perubahan tindakan itu jalah djuga kejakinan dari Sdr. Ki H ad jar D ew antara, bahwa : „Keadaan jang berdjiwa ko­lonial itu tidak akan lenjap, djika hanja dilawan dengan pergerak­an politik sad ja . Oleh karena itu djanganlah kita hanja melulu mementingkan perlaw anan terhadap pada luar sadja, akan tetapi harus djuga mementingkan menjebar benih hidup merdeka dika­langan rak ja t k ita sendiri dengan djalan pengadjaran, jang disertai pendidikan nasional” .

Sedjarah Sdr. Ki H adjar Dewantara dilandjutkan dengan masuk mendjadi guru disekolah ,,Adidarma”, kepunjaan kakaknja R.M. Soerjopranoto pada tahun 1921. Sesudahnja berpraktek satu tahun lamanja, m aka Ki H adjar Dewantara bertjantut tali wondo dimulai dengan m engangkat pekerdjaan jang mendjadi besar, pekerdjaan

307

Page 310: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

pembangunan jang menakdjubkan, ja lah pada tanggal 3 Djuli 1922 d id irikan Perguruan Kebangsaan Taman S isw a”. Pendirian ini d isertai suatu niat jang ditaati jalah : Dalam satu windu, atau 8 tahun k ita harus bertapa diam serta bekerdja sekuat-kuatnja ; tidak boleh berpropaganda dengan rapat2 umum, tjukup dengan bermu- pakatan an tara satu dengan lainnja jang setudju sad ja”.

Sungguh pendirian ini harus diambil sebagai tjontoh oleh kita semua djuga didalam djaman jang serba tidak memuaskan ini. D idjaman pembangunan ini djanganlah senantiasa berkongres, dengan tuntutan2 dan ber-resolusi; disudahilah tempo berbitjara2 itu, dan dimulailah dengan berdiam untuk bekerdja keras.

D jadi meskipun tjorak perdjuangan berlainan, sungguh hakekat- n ja tidak berubah, ja lah dengan mendidik rak ja t untuk mendapat d jiw a nasional dan merdeka, dengan sendirin ja dikemudian hari. kader2 itu akan menentang kolonialisme. Dari itu Taman Siswa selain merupakan badan pembangunan djuga mempunjai sifat badan perdjuangan.

D idalam menindjau asas2 Taman S isw a itu dapat diambil sebagai dasar demikian.

Berikan kemerdekaan dan kebebasan kepada anak2 k ita ; bukan kemerdekaan jang leluasa, namun jang terbatas oleh tuntutan kodrat alam jang chak atau n jata dan menudju kearah kebudajaan, ja lah keluruhan dan membahagiakan hidup dan penghidupan dari m asjarakat, maka perlulah dipakainja dasar kebangsaan, akan tetapi djangan sekali2 dasar ini m elanggar atau bertentangan dengan dasar jang lebih luas, jaitu dasar kemanusiaan.

Dengan dasar ini Sdr. Ki H adjar D ew antara mentjiptakan sistim dalam arti technis-paedagogis dan dalam arti organisatoris ekonomis.

Didalam mendirikan Perguruan Kebangsaan, asas-asas Taman S isw a antara lain jalah, hak mengurus keadaan sendiri, selaras dengan perhubungannja pergaulan-hidup jang sempurna. Tidak setudju dengan pendidikan jang membangun w atak anak dengan sengadja, dengan djalan perintah, paksaan batin dan paksaan akan ketertiban dan kesopanan.

Didjundjung tinggi pendidikan jang berarti m endjaga dengan suka-tjita , jaitu sjarat terpenting untuk membuka kekuatan anak, baik kekuatan w atak dan fikirannja, maupun badannja. Pendidikan ini dinamakan „Among Systim ” jang mengemukakan dua d asar:

308

Page 311: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

a. Kem erdekaan sebagai sjarat untuk menghidupkan dan meng- gerakkan kekuatan lahir dan batin anak, sehingga dapat hidup merdeka (berdiri sendiri) ;

b. Kodrat alam, sebagai sjarat untuk mentjapai kemadjuan dengan setjepat-tjepatnja dan sebaik-baiknja menurut hukum evolusi.

Disini dibebankan dipundak guru2 Taman Siswa suatu beban jang lebih berat bila dibandingkan dengan tugasnja guru2 dari sekolah Gubernemen,

T ugas para pemimpin Taman Siswa ialah terdjun kedalam kalangan rak ja t, menjeburkan diri dalam hidup dan penghidupan rak jat, serta m enggerakkan rakjat kearah kemadjuan, tidak sebagai penuntun-penuntun jang dengan paksaan menarik-narik dari depan, namun sebagai pendorong-pendorong jang berdiri dibelakang.

Tepat djuga sembojannja: ,„toet woeri andajani” bermaksud mendorong para pengikut untuk mentjari djalan sendiri, djangan selalu menanti „aba” perintah-perintah dari sipemimpin. Dalam pada itu sipemimpin djangan melepaskan perhatian dan pengawas- annja terhadap para jang dipimpin dan tetaplah ia berwadjib mem­beri pengaruh-pengaruh dari belakang. ,

Seterusn ja asas Taman Sisw a berbunji : „Bebas dari segala ikatan, dengan sutji hati mendekati sang Anak; tidak untuk me- minta sesuatu hak, namun untuk berhamba kepada sang anak”.

Didalam asas2 da r i T a m a n S isw a 1922 t e r t jan tum djuga dasar kerakjatan, dengan maksud mempertinggi pengadjaran dan menje- barkan pendidikan dan pengadjaran untuk seluruh masjarakat mur- ba, lag i pula supaja dilapisan jang besar lambat laun dapat men- desak d jiw a kolonial jang djuga tumbuh dimasjarakat kita Indonesia.

Dalam lapangan pengadjaran ditjiptakan olehnja sistim paeda- gogik dan metodik baru. Sistim pendidikan nasional Indonesia dipertimbangkan olehnja dalam teori dan praktik, didasarkan atas kodrat dan alam Indonesia. Sistim itu sekarang masih dapat dipakai. M asja rak at mengetahui hal ini. T inggal terserah kepada ahli2 daripada generasi sekarang dan jang akan datang untuk melandjutkan sistim itu sesuai dengan bentuk masjarakat jang akan datang.

Sistim pendidikan Tam an Sisw a besar pengaruhnja dalam per­djuangan nasional. Ini dapat dibuktikan d a r i:

309

Page 312: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

a. berkembangnja Taman Sisw a meskipun mendapat rintangan hebat dari Pemerintah kolonial diwaktu itu ;

b. badan pendidikan Taman Sisw a mempengaruhi masjarakat serta organisasi2 rak jat dalam perdjuangan nasional diwaktu itu ;

c. banjaknja pedjuang2 nasional jang dihasilkan atau dipengaruhi oleh Taman Sisw a dalam perdjuangan kemerdekaan.

Didalam perdjuangan itu tokoh dan pribadi Sdr. Ki Hadjar D ewantara merupakan pusat lebih2 waktu menghadapi Ordonansi Sekolah liar ditahun 1932. Bukti njata bahwa perdjuangan meng- hadapi ordonansi itu adalah perdjuangan nasional, ialah bahwa seluruh pergerakan nasional, politik, agama, maupun sosial, seren- tak berdiri disekeliling Sdr. Ki H adjar Dewantara.

Bahwa asas2 sistim pendidikan Sdr. Ki H adjar D ewantara tidak sadja dapat dipakai dalam lapangan pendidikan, tetapi djuga dapat dipakai sebagai dasar dalam hidup kem asjarakatan, dapat didje- laskan antara lain sebagai berikut :a. asas „cultureel nationalisme” dapat dipakai kedalam sebagai

dasar kesatuan bagi bar.gsa Indonesia jang tjorak kebudajaan- nja beraneka-warna, dan keluar sebagai titik pertemuan dengan kebudajaan2 dunia ;

b. asas ,,among atau ,,toet woeri andajan i” dapat dipakai sebagai dasar hubungan pihak penguasa dengan rakjat, hingga timbul pengertian timbal-balik dalam hidup demokrasi ;

c. asas „zelfbeschikkingsrecht”, hak untuk menentukan nasib diri sendiri ; ini adalah pengakuan hak pribadi tiap2 orang untuk mengembangksn setjara bebas bakatnja dan sw adajan ja : asas ini sekarang penting bagi bangsa kita sebagai keseluruhan maupun bagian2 Indonesia sebagai satuan2 sw atantra ;

d. asas demokrasi, jang oleh Sdr. Ki H adjar D ewantara diartikan ,,democratic met leiderschap”, ialah bahwa tiap2 kebebasan ada batasnja dan perlu disalurkan dan dipimpin ; pembatasan ini mentjegah ketelandjuran2 (exces2, anarchie, dsb.) dan meng- haruskan adanja keseimbangan serta tata dan tertib;

e. asas ,,zel£bedruiping", ialah membiajai diri sendiri dari sumber3 sendiri ; asas ini mengharuskan adanja perhitungan dan kese- derhanaan, jang penting djuga bagi pelaksanaan swatantra ;

310

Page 313: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

f. asas kekeluargaan , jang tidak sadja berguna bagi alam pen­didikan, tetapi d juga bagi penghidupan ekonomi, sosial dan politik ; asas ini akan lebih memperbesar iklim saling-mengerti dan kerd jasam a d iantara pihak2 jang berkepentingan ;

g. asas ,,tricon” (concentraciteit, convergentie, continue) adalah pengakuan, bahw a an tara orang-orang dan dunia sekitarnja selalu ada pertim bangan, persatuan dan persambungan; asas ini penting bag i hubungan kita sebagai bangsa dengan bangsa2 lain dalam dunia internasional, dan dapat memperbesar keru- kunan an tara bangsa2.

Sistim pendidikan jang ditjiptakan Sdr. Ki Hadjar Dewantara itu dikehendaki m erupakan a la t untuk mentjapai tudjuan jang besar, jaitu kebudajaan nasional.

Dalam pada itu bermaksud menjuburkan kesenian, sehingga kesenian ini benar2 mendjadi milik rakjat, dan- mengembangkan kebudajaan daerah2 dengan maksud untuk membentuk kebudajaan nasional, kebudajaan Indonesia, jang merupakan „puntjak2 dan sari2 kebudajaan jang bernilai diseluruh kepulauan, baik jang lama maupun jang tjip taan baru, jang berdjiwa nasional”.

Kebudajaan bangsa sendiri perlu, karena sesuatu bangsa hanja dapat kuat dan b a h a g i a dalam pergaulan dunia, djika bangsa itu mempunjai tjorak jang sesuai dengan kodrat dan wafaJc pembawa- annja, jang terlah ir berupa kebudajaan. Kebudajaan nasionai m en - djamin tetap adan ja kesatuan bangsa dan negara Indonesia. Kebudajaan bangsa dapat dipergunakan sebagai perisai dalam menghadapi cultuur-imperialisme negara2 asing.

Dalam pada itu pemeliharaan kebudajaan tidak berarti asal memelihara kebudajaan s'^dja, tetapi pertama2 membawa kebuda­jaan kebangsaan itu kearah kemadjuan jang sesuai dengan ketjer- dasan zaman, kem adjuan dunia dan kepentingan hidup rakjat lahir dan batin dalam tiap2 zaman dan keadaan.

Dalam lapangan kesusasteraan Sdr. Ki Hadjar Dewantara djuga menundjukkan ketjakapannja dalam tjara meletakkan buah pikirannja itu dalam tulisan, menundjukkan perasaannja akan ke­senian bahasa. A langkah pandainja serta indah kata2nja dalam tjara beliau menjusun buah fikirannja. Dalam ini saja mengulangi hundjukan sa ja pada bukunja ,,Als ik eens een Nederlander w as”. Susunan kalim at dalam bukunja itu mengandung arti semua. Pe-

311

Page 314: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

ristiw a2 jang dikemukakan itu benar2 terdjadi, bukan chajalan dan djuga tidak mengandung fantasi.

Sekarang dapat kami njatakan, bahwa Sdr. Ki H adjar Dewan­tara berdjiw a sebagai perintis dalam 3 lapangan, perintis kemerde­kaan nasional, perintis pendidikan nasional dan perintis kebudajaan nasional.

Pada achir kata2 kami, perlulah kiran ja kami ulangi perumusan dasar pikiran bagi pemberian gelar Doctor honoris causa itu. K arena d jiw a dari Sdr. Ki H adjar D ewantara seperti berlian jang inaah mempunjai banjak facet2nja, maka mendjadi soal untuk Senat U niversitas memilih gelar keilmuan apa jang akan disadjikan.

Jang sekarang dilihat m asjarakat ja lah buah pekerdjaan jang sungguh besar (extensif, intensif dan berpengaruh) itu dari per­guruan Tam an Sisw anja, maka ada jang menitik beratkan kepada keahliannja dalam hal pendidikan.

Tetap i bila kita merenungkan apa jang dikerdjakan oleh Sdr. Ki H adjar Dewantara, dengan tjontoh2nja jang kami singgung diatas, pemberian penghargaan atas djasan ja didalam hal pendi­dikan (pedagogik) akan hanja mengenai satu facet sadja, dan dengan sendirinja belum tepat.

Dari itu diambil dasar seperti dimuka, kami terangkan lagi untuk djelasnja, ja lah :

Soal-soal mutlak bagi pendidikan, seperti hakekat, isi, batas lingkungan dan tudjuannja. Saudara letakkan dalam suatu sistim, jang mengandung kesatuan dan harmoni. H akekatnja adalah ,,among” dalam perumusan „toet woeri andajan i”, isinja adalah pemberian kemerdekaan dan kebebasan kepada anak didik untuk mengembangkan bakat dan kekuatan lahir dan batin, batas ling- kungannja ialah kemerdekaan dan kebebasan jang tidak leluasa, terbatas oleh tuntunan kodrat alam jang chak, dan tudjuannja ialah kebudajaan, jang diartikan sebagai keluhuran dan kehalusan hidup manusia, termasuk pula tentunja kemerdekaan politik. Lebih landjut dipakain ja dasar kebangsaan agar supaja kebudajaan dapat menje- lam atkan dan membahagiakan hidup dan penghidupan dari masja­rakat. Adapun kebangsaan diartikan jang tidak m elanggar atau bertentangan dengan dasar perikemanusiaan. D asar2 kerohanian dalam konsepsi tersebut menurut pendapat Senat Universitas tiada mungkin lain daripada merupakan unsur2 jang terkandung didalam sanubari Saudara sebagai filsafat hidup dan pendirian hidup, jang

312

Page 315: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

diliputi kesadaran religieus, ternjata pula dalam asas tuntunan kodrat alam jang chak. Dan karena itu dasar2 kerohanian bagi sistim pendidikan dan pengadjaran itu tentu meliputi konsepsi Sdr. mengenai kebudajaan, jang Sdr. maksudkan melingkungi seluruh kebudajaan manusia sebagai perseorangan, dan via kehidupan per- seorangan ini menjakup seluruh kehidupan bangsa dan kemanu­siaan. Konsepsi mulia ini demi kepentingan nusa dan bangsa, tidak tinggal tjiptaan, tetapi dengan ketabahan hati membelokkan garis hidup Saudara telah mulai djuga pelaksanaannja dengan hasil sebegitu rupa, sehingga sungguh besar djasa2 nasional Saudara.

Dengan dasar demikian, jang tertjipta dan terkandung sebagai unsur2 daripada filsafat dan pendirian hidupnja, maka bagi Sdr. Dr. Ki H adjar D ewantara kebudajaan sebagai tudjuan adalah luas dan melingkungi pula kemerdekaan dan pendidikan nasional.

Dari itu atas asas inilah pelaksanaannja dalam usahanja sebagai perintis kemerdekaan nasional, perintis pendidikan nasional dan perintis kebudajaan nasional, dipandang oleh Senat Universitas Gadjah M ada jang paling tepat sebagai penghargaannja terhadap djasa-djasa Saudara terhadap nusa dan bangsa jang sangat besar itu, adalah dengan gelar Doctor honoris causa dalam ilmu Kebu­dajaan.

PIDATO SAMBUTAN KI HADJAR DEWANTARA

Saudara Ketua Sidang Senat terbuka!Perkenankanlah saja membuka kata sambutan kami ini dengan

utjapan terima kasih jang se-ichlas2-nja kepada Dewan Senat Universitas, jang dalam sidangnja tanggal 7 Nopember 1956 telah memutuskan akan pemberian gelar Doctor Honoris Causa kepada kami.

U tjapan terima kasih itu saja tudjukan pula kepada Sdr. Prof. Dr. Sardjito jang selaku Presiden Universitas telah berhasil me- ngumpulkan berbagai unsur, jang dianggap tjukup penting, untuk dipakai sebagai dasar atau alasan guna mempertanggungdjawab- kan putusan Senat tersebut.

Saudara Ketua!Dari pidato Prof. Sardjito, jang penting ringkas serta tegas itu,

dapatlah sa ja menangkap dua buah kesan utama.

313

Page 316: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Pertam a: beliau tidak sadja menindjau object penjelidikannjasetjara exclusief, namun. memasukkan pula ,,penjandra” mengenai pribadi kami kedalam uraiannja. Kedua: dengan tegas beliau meng- hubung-hubungkan, bahkan menjatukan tiga lapangan pekerdjaan kami, jaitu : 1. perdjoangan kemerdekaan nasional, 2. perdjoangan pendidikan dan 3. perdjoangan kebudajaan, mendjadi suatu „tri- tunggal” .

M engenai kesan jang pertama, jaitu bahwa disamping pengu- taraan dasar2 jang pokok serta garis2 besam ja, Prof. Sardjito masih menganggap perlu menjandra sifat pribadi kami, itu menundjukkan ketelitian beliau dalam menjelidiki soal jang sedang beliau hadapi. M emang, kebaikan sifat2 dasar serta kebaikan garis besar atau bentuknja, ataupun organisasinja, belum mendjamin pasti adanja isi serta. irama atau tjara m elaksanakan jang baik. Dalam pada itu harus kita sadari, bahwa ,,sifat” dan ,,bentuk” adalah unsur jang timbul karena pengaruh kodrat-alam , sedangkan „isi” dan ,,iram a” sangat lekat hubungannja dengan djamannja dan pribadi- n ja seseorang jang bersangkutan. Empat ukuran ini. S.B.I.I. (Sifat, Bentuk, Isi dan Irama) sungguh perlu dipakai untuk mendapatkan nilai jang lengkap dan benar.

Saudara Ketua!T jara pernilaian dengan memakai 4 ukuran tersebut, sungguh

perlu digunakan, lebih2 didjaman sekarang, berhubung dengan kerap-kalinja kita harus menghargai dan menilai anasir-anasir kebudajaan jang datang dari dunia-luar, terutama dunia Barat. Disini sampailah kita pada saat baik untuk mulai menjinggung- njinqgung so’al kebudaiaan, jang termasuk dalam kesan jang ke-dua. Kini kita berada dalam diaman ..akulturasi” atau per- tukaran kebudajaan dengan dunia Barat. ,,S ifa t” pokok dari tiap2 kebudaiaan adalah universal, jang boleh dianocrap sebagai pembe- rian Tuhan Janq M aha M urah kepada machluk manusia untuk mempertinggi hidup dan penghidupannja. Adapun ,.bentuk” dari kebudaiaan tadi terdjadi karena penqaruh kodrat-alam . iana d;du- nia ini ber-lain2an matjam dan rupanja. Adapun ..isi” dari hidup kebudajaan itu timbul karena pengaruh djaman, sedangkan djaman itu tidak lain darioada waktu jang ditempati m asjarakat, jang b iasanja menundjukkan sifat2 dan tjorak w arna hidup-kedjiwaan janq agak chusus dan iang terus-menerus berganti-ganti isinja. Achirnja tentang „iram a” harus dipahami, bahwa tjara mengguna-

314

Page 317: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

kan segala unsur kebudajaan itu mendjadi tanggung-djawab tiap2 orang atau m asjarakat jang berpribadi.

Ada sembojan jang mengandung filsafat dalam so’al akulturasi jang telah kita masukkan didalam rangkaian azas2 ke-Tamansis- waan. Jaitu ,,A zas Tri-con” jang mengadjarkan, bahwa didalam pertukaran kebudajaan dengan dunia-luar harus kontinuiteit dengan alam kebudajaannja sendiri, lalu konvergensi dengan kebudajaan* lain jang ada dan achirnja, djika kita sudah bersatu dalam alam universil, kita bersam a mewudjudkan persatuan dunia dan manusia jang konsentris. Konsentris berarti berkritik-pusat satu dengan alam2 kebudajaan sedunia, tetapi masih tetap memiliki garis-ling- karan sendiri. Inilah suatu bentuk dari sifat ,,Bhixmeka Tunggal Ika”.

Dalam keterangan tentang sifat dasar dan bentuk diatas, istilah „bentuk” ini sa ja gam barkan sebagai ,,organisasi”. Dalam hal ini haruslah k ita ingati, bahwa tiap2 organisasi, agar bermanfaat, harus bersifat ,,organis” jang berarti hidup, djangan sampai sesuatu bentuk organisasi m enghalang-halangi terlaksananja kenjataan2 jang mendjadi tudjuan organisasi itu. Memang benar organisasi perlu untuk tata-tertibnja keadaan lahir, akan tetapi djangan organisasi itu bertentangan dengan hakekatnja sesuatu kenjataan. Ingatlah sa ja akan suatu peladjaran jang dipentingkan dalam filsafat Islam, j a n g berbunii: „S jari'a t tidak dengan hakekatadalah kosong", sebaliknja ,,H akekat tidak d e n g a n s/ari’-ai adalah batal”.

Dengan sendiri teringatlah saja akan petuah sutji, berasal dari Sultan A gung M ataram , jang terkenal sebagai Aulia, sebagaiPudjangga dan Pemimpin negara di-abad iang ke-17. Menurut Sultan Agung. kalau s ja ri’at sembahjang tidak dituntun oleh ke-sutjian d jiw a (jang disebut ,,gending” olehnja) maka batallahsjolatnja orang terhadap Jang M aha Kuasa. Tak ada perlunja orang memelihara hidup kebatinan, djika tidak berisikan penglu- huran Dhat A llah, jang M aha Sutji.

Bagi mereka jang ingin mengetahui wedjangan Sang Sultan Agung mengenai hal tersebut, baiklah disini saja sadjikan naskah jang orisinil, terkutip dari ,,Serat Sastra Gending”, tjiptaannja:

Pram ila gending jen bubrah.Gugur sembahe mring W iddhi,Batal w isesaning salat,

315

Page 318: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

7'anpa gaw e ulah gending.Dene ngran tambang gending:T uk ireng sw ara linuhung,Araudji asmaning Dhat,Sw ara saking osik wadhi,Osik mulja w^ntarring tjipta surasa.

Saudara Ketua!Dalam pidatonja maka Prof. Sardjito menjatakan, bahwa

hidup dan pekerdjaan kami menundjukkan banjak facet2nja, jang tidak memudahkan bagi Senat untuk memilih keilmuan gelar apa jang akan disadjikan. Ada jang menitik beratkan penghar- gaannja kepada keachlian kami dalam soal ,.pendidikan”, karena menurut Prof. Sardjito jang sekarang dilihat oleh masjarakat sebagai pekerdjaan jang sungguh besar, extensif dan intensif. ialah dilangsungkan perguruan Tam an-Sisw a. Sebaliknja ada jang beranggapan, bahwa hal itu hanja mengenai satu facet sadja dan dengan sendirin ja dianggap belum tjukup. Achirnja oleh Dewan Senat ditetapkan, bahwa penghargaan serta pernilaian terhadap apa jang oleh Prof. Sardjito disebut ,,d jasa-d jasa” kami. ialah dengan memandang pribadi kami sebagai perintis kemerde­kaan nasional, perintis pendidikan nasional dan perintis kebuda­jaan nasional.

Sa ja sendiri dapat memahami sepenuhnja apa jang dinjatakan oleh Dewan Senat itu. Bahkan kami dapat membenarkan pula pernilaian tersebut. Seperti berulang-ulang telah saja njatakan sendiri, pendidikan adalah tempat persem aian sega la benih-benih kebudajaan jang hidup dalam m asjarakat kebangsaan. Dengan maksud agar segala unsur peradaban dan kebudajaan tadi dapat tumbuh dengan sebaik-baiknja. Dan dapat k ita teruskan kepada anak-tjutju kita jang akan datang. Dalam pada itu sudah pada wak­tu berdirinja Tam an-Siswa saja beranggapan (dan ini disinggung- singgung pula oleh Prof. Sard jito ), bahwa kemerdekaan Nusa dan Bangsa untuk mengedjar keselamatan dan kebahagiaan rakjat, tidak mungkin tertjapai hanja dengan djalan politik. Terhadap pergerakan politik. orang tahu akan gam baran chajal kami, jang kerapkali djuga sudah kami djelaskan, bahw a untuk dapat bekerdja disawah dan ladang dengan tenteram dan seksama ( ja ’ni tugas para pendidik dan para pedjuang kebudajaan) sangat kita perlukan adanja pagar jang kokoh dan kuat, untuk menolak segala bahaja

316

Page 319: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

jang mengantjam dari segala kekuasaan dan kekuatan jang mung­kin dapat merusak sawah dan ladang serta tanaman2-nja, jang kita pelihara. ,,P agar” tadi tak bukan dan tak lain ialah pergerakan politik rak jat. Itulah sebabnja selalu adanja hubungan jang baik dan erat antara pergerakan pendidikan dan kebudajaan Taman- Siswa dengan pergerakan politik.

Ada suatu hal didalam pidato Prof. Sardjito jang perlu kami beri sedikit pendjelasan. Saudara Sardjito menganggap ,,aneh”, bahwa dari pemimpin2 kita sekarang ini sebagian terbesar adalah buah dari pendidikan dan pengadjaran didjaman Belanda itu, namun begitu toch tidak dapat dikatakan, bahwa mereka itu ter- asing dari dan kehilangan dasar2 nasionalnja.

Saudara Ketua! Dalam hal ini harus kita insjafi, bahwa para penguasa bangsa Belanda di Indonesia sebenarnja samasekali tidak memperhatikan soal pendidikan kebudajaan. Mereka semata- mata mementingkan pengadjaran, jang intelektualistis serta mate- rialistis; karenanja pendidikan disitu semata-mata berupa pendi­dikan intelek. Dalam keadaan jang sedemikian anak2 dan pemuda2 kita, jang dirumah keluarganja masih dapat mengetjap suasana kulturil (ondanks m eradjalelanja sistim pendidikan dan penga­djaran jang intelectualistis, mater ia l i s t i s d an kolonial itu) tetap mendapat pengaruh dari segala apa jang teras hidup di da t em berbagai tradisi kebudajaan, sekalipun dalam lapangan ini belum ada pendidikan jang modern. Keuntungan daripada keadaan ter­sebut ialah, bahw a banjak pemimpin2 didjaman sekarang itu tidak . terasing dari atau kehilangan dasar2 nasionalnja. Ini bukan barang „aneh”, sebaliknja hal jang ,,logisch” jang dapat dimengerti, hal biasa, hal jang semestinja. Sa ja sendiri adalah product dari pendi­dikan dan pengadjaran Barat, karena diwaktu ketjil saja belum ada perguruan nasional. Semoga soal ini kita perhatikan setjukupnja, jaitu bahwa disamping pendidikan ketjerdasan fikiran harus ada pendidikan jang kulturil. Djangan sampai kita hanja me- niru sistim pendidikan dan pengadjaran jang sepi pengaruh kebudajaan, seperti jang k ita alami didjaman Belanda denganpendidikannja jang intelektualistis, materialistis dan............ kolonialitu.

Baiklah disini k ita sadari, bahwa pendidikan dan pengadjaran setjara Barat tidak boleh setjara mutlak kita anggap djelek. Banjak ilmu pengetahuan jang harus kita kedjar, sekalipun dengan melalui sekolah2 Barat. Kita mengerti, bahwa djuga di Indonesia kini masih

317

Page 320: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

banjak pendidikan dan pengadjaran jang dilakukan setjara sistim Barat. Ini tidak mengapa, asalkan kepada ‘ anak2 kita diberi pen- didikan jang kulturil dan nasional, jang semua-muanja kita tudju- kan kearah keluhuran manusia nusa dan bangsa, tidak dengan me- misahkan diri dari kesatuan peri-kemanusiaan. Untuk dapat men­tjapai tudjuan ini tjukuplah disini saja nasehatkan: didiklah anak2 kita dengan tjara jang sesuai dengan tuntutan alam dan djamannja sendiri. Disamping itu peladjarilah hidup kedjiwaan rakjat kita, dengan adat istiadatnja jang dalam hal ini bukannja untuk kita tiru setjara mentah-mentah, namun karena bagi kita adat istiadat itu merupakan petundjuk2 jang berharga.

Tentang pengertian „Keluarga” jang baru sadja kami singgung sebagai lingkungan jang melindungi keselamatan dan kebahagiaan anak2 dalam hidup kebudajaannja, perlulah disini diketahui, bahwa didalam sistim Tam an-Siswa hidup Keluarga itu mendapat tempat jang luhur dan istimewa. Sebagai m asjarakat jang paling ketjil namun jang paling sutji dan murni dalam dasar2 sosialnja, ling­kungan Keluarga itu merupakan suatu pusat pendidikan jang ter- mulia. T jinta kasih, semangat tolong-menolong, rasa kewadjiban berkorban dan ikut bertanggungdjawab d.1.1., pendek kata segala unsur2 dari budi sosial dan kesusilaan dalam sifat2 pokoknja terdapat lengkap didalam hidup Keluarga. Selain itu, seperti sudah tersiuggung diatas, lingkungan Keluarga inilah jang me- neruskan segala tradisi, baik jang mengenai hidup kemasjara- katan, keagamaan, kesenian, ilmu pengetahuan dan lain2 unsur dari pada budi kesusilaan. Berpisahnja anak2 dengan keluarga- nja seperti kehilangan tuntunan ataupun pedoman untuk laku hidupnja dan membahajakan keselamatan dan kebahagiannja sebagai manusia jang susila dan bertanggung-djawab. Tak usah saja djelaskan disini, bahwa menurut statistik setjara modern dapat dibuktikan, bahwa kedjahatan-kedjahatan kriminil sebagian besar dilakukan oleh orang2 jang tidak mempunjai hidup kekeluar- gaan dan atau berasal dari keluarga jang rusak kesusilaannja. Semoga hal jang amat penting ini djangan dilupakan oleh pim­pinan2 perguruan kita seluruh Indonesia.

N asehat2 serupa jang saja utjapkan itu adalah perlu, karena sudah sedjak lama rakjat kita boleh dikata keputusan tradisi. Kita tidak tahu lagi bagaimana sifat dan bentuk serta isi dan irama pendidikan dan pengadjaran didjaman dahulukala. Rakjat kita sekarang berhasjrat besar untuk mengadakan pembangunan, djuga

318

Page 321: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

dilapangan kebudajaan dan pendidikan. Saja peringatkan disini, bahwa hingga sekarang kita kenal istilah2 jang berhubungan de­ngan pem eliharaan pendidikan dan kebudajaan didjaman dulu. Pudjangga2 k ita dan Ki Dalang dari dibawah blentjong hingga kini masih m entjeriterakan adanja tjantrik, tjekel, mengunju, dje- djanggan, malah sebutan2 untuk student2 puteri, seperti mentrik, sontrang, dahjang, bidang dll. Pula nama2 untuk guru2 besarnja, seperti:’ dw id jaw ara, hadjar, pendita, wiku, begawan dsb. Adanja istilah2 itu membuktikan, bahwa didjaman dahulu sudah pernah ada perguruan2 luhur, dengan aturan2 tata-tertib jang berdiffe- rensiasi, dimana terbukti para wanita dibolehkan mengikuti pe- lad jaran d ipaw iyatan2 luhur. (Barang tentu kita semua tahu, bahwa di Nederland m isalnja, didjaman seratus tahun jang lalu, kaum perempuan dilarang untuk mendjadi student. Dr. Aletta H. Jacobs marhum, jang pernah hidup didjaman kita ini, adalah student perempuan jang untuk pertama kali dibolehkan mengikuti pela- djaran tinggi, sampai menempuh udjian terachir dan memperoleh deradjat „m edica").

Jang sa ja u tarakan ini adalah termasuk pengetahuan ..spekula- tif”, tetapi tjukup penting kira saja untuk diselidiki setjara ilmiah „positif” oleh para achli sed ja rah dan kebudajaan kita.■ S a ja mempunjai kejakinan, Saudara Ketua, bahwa seaa'da/nfa bangsa k ita tidak keputusan naluri atau tradisi, tidak kehilangan ,,garis kontinu” dengan djaman jang lampau, maka sistim pendidi­kan dan pengadjaran dinegeri kita, jang sekarang sudah mendjadi negara jang merdeka dan berdaulat, didjaman jang kita tempati sekarang ini, pasti akan mempunjai bentuk serta isi dan irama, jang lain dari pada jang kita lihat sekarang; mulai di Taman- Kanak2 sampai di Universitas2. Saja mengerti, bahwa bentuk, isi dan irama jang kita dapati didjaman sekarang ini, baik jang men­djadi milik badan2 perguruan partikelir maupun jang dipelihara oleh Kementerian P. P. & K., pada umumnja masih merupakan „doordruk” (sekalipun doordruk jang sudah dikoreksi disana-sini) dari sekolah2 jang terpakai dalam sistim Belanda. Malah kadang2 masih nampak djuga, sekalipun suram2, tendens2 jang materialistis dan............. kolonial.

Sa ja mengerti, Saudara Ketua, bahwa rakjat kita merasa wa- djib, segera atau dalam waktu jang singkat melakukan pemba­ngunan dilapangan pendidikan dan pengadjaran. Akan tetapi tidak ada tjontoh2 jang positif, jang lebih baik dan dapat kita tiru. Kita

319

Page 322: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

lihat didjaman sekarang masih dipakainja bentuk2 rumah sekolah. daftar2 peladjaran jang tidak tjukup memberi semangat mentjahari ilmu pengetahuan sendiri, karena tiap2 hari tiap2 tri-wulan, tiap2 tahun pelad jar2 kita terus-menerus terantjam oleh sistim pernilaian dan penghargaan jang intelektualistis. A nak2 dan pemuda2 kita sukar dapat beladjar dengan tenteram, karena di-kedjar2 oleh udjian2 jang sangat keras dalam tuntutan2nja. M ereka beladjar tidak untuk perkembangan hidup kedjiwaannja; sebaliknja mereka belad jar untuk dapat n ilai2 jang tinggi dalam ,,school-rapport’ -nja atau untuk dapat idjazah. Dalam soal ini sebaiknjalah kita para pemimpin perguruan, bersama-sama dengan Kementerian P.P.&K. mentjahari, bagaimana tjaranja kita dapat memberantas penjakit ,,examen cultus” dan ,,diploma jacht” itu.

Saudara Ketua, sa ja sendiri sebagai pemimpin perguruan menja- dari, bahwa maksud2 jang baik dari para perintis atjapkali gagal, tidak berdaja untuk mempengaruhi m asjarakat jang sudah terlan- djur dalam batinnja terikat oleh bentuk, isi dan irama jang ada didalam sistim pendidikan dan pengadjaran setjara Barat, sekali- pun m asjarakat tadi insjaf benar2, bahwa sistim Barat tsb. sebe­narnja tidak tjotjok dengan kebutuhan hidup kita, baik lahir mau- pun batin. Sjukurlah sedjak tertjapainja kemerdekaan nusa dan bangsa kita, tampak adanja keinginan, kehendak, bahkan hasjrat dari berbagai golongan rakjat, untuk memperbaiki segala apa jang tidak atau kurang beres itu. Sjukurlah pula, bahwa Kementerian P.P.&K. kita, jang berturut-turut dipimpin oleh orang2 jang ber- achli, makin lama makin nampak keinsjafannja dan kesadarannja untuk mengadakan perubahan2 jang perlu2.

Saudara Ketua, djanganlah sekali-kali orang mengira, bahwa kita harus menolak pengaruh2 kulturil dari dunia-luar umumnja, dunia Barat chususnja. Djangan sekali-kali! Sebaliknja djanganlah kita memasukkan bentuk, isi dan iram a dari luar jang tidak perlu. Dalam hal ini kita wadjib menundjukkan kepada dunia, bahwa kita tjukup bebas dan merdeka serta berdaulat, untuk memilih sendiri segala apa jang kita perlukan. Indonesia bukan Nederland, bukan Inggris, bukan Amerika. D jakarta, Bandung, Jogjakarta,Surabaja, M akassar, M edan, P adang............. bukan Amsterdam,Leiden, Utrecht, Groningen, bukan djuga London Cambridge, bukan djuga kota2 Universitas Amerika. M emang benar, kita harus meniru segala apa jang baik dari negeri manapun. Ambillah sifat2 dasar jang ada diseluruh dunia, jang dapat memperkembang

320

_____d

Page 323: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

atau memperkaja kebudajaan nasional kita. Sebaliknja rakjat kita harus berani, sanggup dan mampu untuk mewudjudkan bentuk sendiri, isi sendiri, iram a sendiri, seperti jang lajak boleh diharap- harapkan dari b angsa jang telah memasuki Dunia Internasional, tetapi sebagai B an gsa jang Berpribadi.

M arilah sekarang k ita menindjau setjara singkat berturut-turut soal2 Politik P end id ikan Kolonial didjaman V.O.C., serta rumusan dalil2 mengenai Pend id ikan dan Pendidikan Nasional, serta Kebu- dajaan.

POLITIK PENDIDIKAN KOLONIAL DI DJAMAN

V .O .C . D AN HINDIA BELANDA

Pada djaman bera lihn ja V .O .C . (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) m endjadi pemerintah „Hindia Belanda”, maka sebe­narnja seka li-ka li tidak ada perubahan sikap dan tindakan terha­dap sega la urusuan tanah-air kita. Pada hakikatnja pemerintahH.B. merupakan konsolidasi, dari segala apa jang tadinja dilaku­kan oleh V .O .C . tersebut. Baru sesudah nampak adanja kebangun- an nasional pada perm ulaan abad ke-XX, bersamaan waktu de­ngan mulai tumbuhnja a liran ,,kolonial modern, jang disebut ,,ethi- sche koers” atau ,,ethische politiek” di Nederland, barulah nampak adanja perubahan dalam sikap pemerintah kolonial. Sajang hanja mengenai sem entara hal; a.i. jang bertali dengan pendid ikan <**» pengadjaran bag i rak jat, hal mana kini akan kami djelaskan lebih landjut.

Seperti diketahui m aka dalam djaman O.I.C. (Oost-Indische Compagnie) bangsa Belanda menganggap tanah-air kita semata- mata sebagai objek perdagangan. Mentjahari dan mendapat keun­tungan m ateriil jang sebesar-besarnja, itulah maksud dan tudjuan dari pada sega la usahanja dalam segala lapangan. Tidak lebih dan tidak kurang. Pendidikan dan pengadjaran diserahkan sama sekali kepada para pendeta Kristen. Kemudian ada instruksi jang mene- gaskan, bahw a kepada fihak rakjat hendaknja diberi pengadjaran membatja, menulis dan berhitung, akan tetapi hanja setjukupnja sadja dan melulu untuk mendidik orang2 pembantu dalam beberapa usahanja. D jadi semata-m ata guna memperbesar keuntungan peru- sahaan2nja sendiri.

Page 324: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

P ada djaman Napoleon Bonaparte djatuh kekuasaannja, dan pemerintah Nederland dibentuk kembali (th. 1816) maka dinegeri k ita Indonesia oleh pemerintah H.B. d iadakan beberapa perubahan. D iantaranja pada th. 1818 diadakan peraturan pemerintahan pokok, sematjam „undang2 dasar” (jang disebut ..Regeeringsreglement”, s ingkataji dari ,,Reglement op het beleid van de Regeering van N ederlands Indie” ). Dalam R .R 1818 itu mulai disebut-sebut ten­tang pemeliharaan pengadjaran, akan tetapi tidak pernah dilaku­kan. Pada th. 1836 R.R. diubah dan dalam R .R . 1836 tadi sama sekali tidak di-sebut2 lag i tentang pengadjaran. Baru dalam R.R. 1854 terdapat pasal-pasal jang mengenai pendidikan dan penga- d jaran. D iantaranja ditjantumkan pasal 125 jang berbunji: „Het openbaar onderwijs vormt een voorwerp van aanhoudende zorg van den gouverneur-generaal” (Pengadjaran negeri adalah hal jang senantiasa mendjadi perhatian gobnordjenderal). Ketetapan ini sungguh baik, akan tetapi pasal2 berikutnja membuktikan djiwa kolonialnja pemerintah H.B. Pasal 126 m isalnja menetapkan, bahwa pemberian pengadjaran kepada anak2 bangsa Eropa dibolehkan se- tja ra bebas (Het onderwijs aan Europeanen is v r ij) . Pasal 127 ber­bunji selengkapnja: „Voldoend openbaar lager onderwijs moetworden gegeven overal, w ar de behoefte der Europese bevolking dit vordert en de omstandigheden het toelaten”, jang artinja jalah sedapat-dapat harus ada pemberian pengadjaran rendah dari peine- rintah, jang mentjukupi kebutuhan penduduk bangsa Eropah.

Teranglah disitu maksudnja: d jangan sampai anak2 bangsa Eropah tidak dapat pengadjaran. Bagaim anakah sikap pemerintahH.B. terhadap anak2 Indonesia? Pasal 128 dalam soal itu menje- butkan: De gouverneur-generaal zorgt voor de oprichting van scholen tendienste van de Inlandse bevolking”, dan ini berarti untuk rak jat gobnor-djenderal diserahi untuk m endirikan sekolah2. Lain tidak; lebih dari pada mendirikanpun tidak. T ak ada disebut2 disitu tentang keharusan, tentang kebutuhan, tentang perlunja ada usaha jang mentjukupi d.1.1. sebagainja.

Pada waktu itu ada beberapa bupati mendirikan „sekolah2 kabupaten”, tetapi hanja untuk mendidik tjalon2 pegawai. Kemu­dian lah ir „Reglement voor het Inlands onderw ijs”; la lu didirikan sekolah guru di Solo, jang kemudian pindah ke M agelang, lain ke- Bandung (1866). Dengan berangsur-angsur dapat didirikan „seko- lah-sekolah bumiputera”, jang hanja mempunjai 3 kelas, sedang gurunja seorang dari Kweekschool dan la in2-nja (pembantu) ber-

322

Page 325: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

!

asal dari ,,sekolah-bum iputera” itu djuga, sesudah mendapat didi- kan tambahan.

Maksud dan tudjuan dari sega la usaha itu, tetap untuk men­didik tjalon2 pegaw ai negeri dan pembantu2 perusahaan2 kepunjaan

i Belanda. M aksud dan tudjuan tersebut tidak berubah, ketika peme­rintah memberi kelonggaran kepada anak2 Indonesia, untuk mema-

| suki „Europeesche Lagere School”, karena jang dibolehkan ialah | hanja tjalon2 murid ,,Dokter D jaw a”, murid „Hoofdenschool” dan

,,Kweekschool” . Suatu bukti, bahwa pemerintah Belanda semata- mata mementingkan pendidikan tjalon2 pegawai negeri, jalah ada­nja udjian, jang sangat digem ari oleh anak2 bumi-putera, jang dise- but „Kleinambtenaarsexamen”.

D JAM AN ETHIK DAN KEBANGUNAN NASIONALHaluan dari pada sistim pendidikan, jang diadakan oleh fihak

Belanda seperti tergam bar d iatas semua itu, tetap terus mempenga- ruhi segala usaha pendidikan. D juga jang dilakukan sesudah aiiran „Ethische politiek' atau ..Ethische koers” timbul, pada permulaan abad ke-XX (dan sebenarnja sebagai akibat „kebangunan nasio­nal” pada permulaan abad ke-X X ). Haluan tadi boleh digambar- kan sebagai haluan ,.kolonial lunak”, jang dalam sistim pendidikan- nja tetap menundjukkan sifat ..intellectualistis”, pula „individualis- tis” dan ,,m aterialistis”. Sekali-ka li tidak mengandung tjita2 kebu­dajaan. Pada hal pendidikan dan pengadjaran itu sebenarn/a bersifat pem iliharaan tumbuhnja benih2 kebudajaan. Djuga seko­lah2 jang didirikan oleh bangsa kita sendiri (sesudah kita mengin- djak kedalam djaman „Kebangunan nasional”) tidak dapat mele- paskan diri dari belenggu intellectualisme, individualisme, material- isme dan kolonialisme tadi. Sungguhpun tjita Raden Adjeng Kartim (1900) sudah mulai mengandung djiwa nasional dan tjita2 Doktet W ahidin Sudirohusodo (1908) sudah membajangkan aiiran kul- turil, namun organisasi tehnik pendidikan dan pengadjaran tetap tak berubah. M asuknja anasir kebudajaan kedalam sekolah2 jang bermaksud mewudjudkan perguruan kebangsaan, pula masuknja anasir2 agam a kedalam sekolah2 Islam, tidak dapat menghapuskan tjorak-warna d jiwa kolonial dengan sekaligus.

D JA M A N BANGKITNJA D JIW A MERDEKABaru pada tahun 1920 timbullah tjita2 baru, jang menghendaki

323

Page 326: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

pcrubahan rad ikal dalam lapangan pendidikan dan pengadjaran. T jita2 baru tadi se-akan merupakan gabungan kesadaran kulturil dan kebangkitan politik. Idam-idaman kemerdekaan nusa dan bangsa, sebagai djaminan kemerdekaan dan kebebasan kebudajaan bangsa, itulah pokoknja sistim pendidikan dan pengadjaran, jang pada tahun 1922 dapat tertjipta oleh „Tam an S isw a” di Jogjakarta. Bahw a aliran Taman Sisw a itu sebenarnja sudah terkandung da­lam djiwa rak jat diseluruh tanah-air kita, adalah terbukti dengan berdirin ja perguruan2 Tam an-Siswa diseluruh kepulauan Indone­sia, di D jawa, Sumatra, Borneo, Sulawesi, Sunda-ketjil dan Ma­luku. D juga sekolah2 jang berdasarkan ,,keagam aan” (Islam, Kris­ten, Katholik), asalkan berani berdiri sebagai sekolah partikelir jang tidak mendapat subsidi dari pemerintah Hindia Belanda, disamping dasar2 keagam aannja masing2; memasukkan djuga dasar2 kebuda­jaan bangsa, bahkan dengan sendiri berdjiwa politik nasional dan bersemangat revolusioner. Dengan begitu maka gerakan pendi­dikan berlaku sedjalan dengan gerakan politik, dan inilah jang menjebabkan amat banjaknja orang2 bekas murid nasional tadi (tidak hanja jang terdidik dalam perguruan Tam an-Siswa sadja) kini setjara bermanfaat dan efficient dapat ikut serta dalam segala usaha kenegaraan, baik dalam gerakan revolusi maupun dalam usaha pembangunan bangsa dan negara.

TENTANG PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN NASIONAL

Pendidikan umumnja berarti daja-upaja untuk memadjukan perkembangan budipekerti (kekuatan batin), fik iran (intellect) dan djasmani anak2. M aksudnja ialah supaja kita dapat memadju­kan kesempurnaan hidup, ja ’ni kehidupan dan penghidupan anak2, selaras dengan alam nja dan m asjarakatnja. Karena itulah fasal- fasal dibawah ini harus kita pentingkan:

1. Segala sjarat, usaha dan tjara pendidikan harus sesuai dengan kodratnja keadaan.

2. Kodratnja keadaan tadi ada tersimpan dalam adat-istiadat masing2 rakjat, jang karenanja ber-golong2 mendjadi ,,bangsa- bangsa” dengan sifat perikehidupan sendiri2, sifat2 mana ter- djadi dari tjampurnja semua daja-upaja untuk mendapat hidup tertib-damai.

324

Page 327: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

3. Adat-istiadat, sebagai sifat daja-upaja akan tertib-damai itu, tiada terluput dari pengaruh ,,djaman” dan ,,alam”; karena itu tidak tetap, tetap i senantiasa berubah, bentuk, isi dan iramanja.

4. Akan mengetahui garis hidup jang tetap dari sesuatu bangsa, perlulah k ita m engetahui djaman jang telah lalu, mengetahui mendjelmanja djaman itu kedalam djaman sekarang, menge­tahui djaman jang berlaku ini, lalu dapat insjaflah kita akan djaman jang akan datang.

5. Pengaruh baru adalah terdjadi dari bergaulnja bangsa jang satu dengan jang la in , pergaulan mana pada sekarang mudah sekali, terbawa dari adan ja perhubungan modern. Haruslah kita awas, akan dapat memilih mana jang baik untuk menambah kemuliaan hidup kita, m ana jang akan merugikan pada kita, dengan selalu mengingati bahw a semua kemadjuan ilmu dan pengetahuan dan segala perikehidupan itu adalah kemurahan Tuhan untuk se­genap ummat m anusia diseluruh dunia, meskipun hidupnja ma- sing2 menurut garis sendiri jang tetap. Djika kita tidak boleh menolaknja.

Pendidikan N asional ia lah pendidikan jang berdasarkan garis- hidup bangsan ja (kultureel-nasional) dan ditudjukan untuk keper- luan perikehidupan (m aatschappelijk), jang dapat mengangkat deradjat negeri dan rakjatntja, sehingga bersamaan kedudukan dan pantas bekerdja-sam a dengan lain2 bangsa untuk kemuliaan segenap manusia diseluruh dunia.

Pendidikan budipekerti harus menggunakan sjarat2 sepuai d e n tin roch kebangsaan, menudju kearah keluhuran dan kesutjian hidup batin, serta ketertiban dan kedamaian hidup lahir; baik sjarat2 jang sudah ada dan baik, maupun sjarat2 baru jang berfaedah untuk maksud dan tudjuan kita.

Teristim ewa haruslah kita mementingkan pangkal kehidupan kita jang terus hidup dalam kesenian, peradaban dan keagamaan kita; atau terdapat dalam kitab tjeritera (dongeng2, mythen, legenden, babad d ll.) . Semua itu adalah ..archief nasional”, dalam mana ada tersimpan pelbagai „kekajaan batin” dari bangsa kita. Dengan mengetahui segalan ja itu, nistjajalah langkah kita menu­dju kearah djaman baru akan berhasil tetap dah kekal, karena djaman baru k ita ,,djodohkan” sebagai ,,mempelai” dengan djaman jang lalu.

325

Page 328: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Berhubung dengan apa jang tersebut d iatas itu perlulah anak-’ k ita dekatkan hidupnja dengan perikehidupan rak ja t, agar mereka tidak hanja dapat ,.pengetahuan” sad ja tentang hidup rakjatnja, namun djuga dapat ,,m engalam i” sendiri dan kemudian tidak hidup berpisahan dengan rak jatn ja .

Karena itu sejogyan jalah k ita m engutam akan tjara „pondok- systeem ”, berdasarkan hidup kekeluargaan , untuk mempersatukan pengadjaran-pengetahuan dengan pengad jaran budipekerti, sistim mana d a lan sedjarah kebudajaan bangsa k ita bukan barang asing. Dahulu bernama „asram a”, kemudian didjam an Islam mendjelma djadi „pondok-pesantren”.

Pengad jaran pengetahuan, adalah sebagian dari pendidikan, jang terutama dipergunakan untuk m endidik fik iran ; dan ini perlu sekali, tidak sad ja untuk memadjukan ketjerdasan batin, namun pula untuk m elantjarkan hidup pada umumnja. Sejogyanjalah pendidikan fik iran ini dibangun se-tingg i2-n ja , se-dalam2-nja dan se-lebar2-nja, agar anak2 kelak dapat membangun perikehidupannja lah ir dan batin dengan se~baik2-nja.

Pendidikan djasm ani jang pada djaman dahulu ka la djuga tidak asing, harus dipentingkan untuk kesehatan d iri sendiri dan untuk mendapatkan turunan jang kuat.

TENTANG KEBUDAJAAN

Kebudajaan, jang berarti buah budi-m anusia ada lah hasil per­djuangan m anusia terhadap dua pengaruh jang kuat, ja ’ni alam dan djaman (kodrat dan m asjarakat), dalam perdjuangan mana terbukti ked ja jaan hidup m anusia untuk m engatasi berbagai-bagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannja, guna mentjapai keselam atan dan kebahagiaan jang pada lah irn ja bersifat tertib dan damai.1. Sebagai buah perdjuangan m anusia jang berada didalam satu

alam dan satu djaman, m aka kebudajaan itu selalu bersifot kebangsaan (nasional) dan m ewudjudkan s i f a t atau w a t a k . ja ’ni kepribadian bangsa. Dan in ilah s ifa t kemerdekaan kebang­saan dalam arti kulturil.

2. T iap2 kebudajaan menundjukkan indah dan tingginja adab- kemanusiaan pada hidupnja m asing2 bangsa jang memilikinja;

326

Page 329: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

dalam hal ini keluhuran dan kehalusan hidup manusia selalu dipakainja sebagai ukuran.

3. T iap2 kebudajaan sebagai buah kemenangan manusia terhadap segala kekuatan alam dan djaman, selalu memudahkan dan m elantjarkan hidup serta memberi alat2 baru untuk meneruskan kemadjuan hidup; sedang memudahkan serta memadjukan ber­arti pula m em faedahkan dan mempertinggi hidup.

Hidup tumbuhnja kebudajaan, sebagai buah-budi manusia kebu­dajaan tidak terluput d ari sega la kedjadian dan tabiat jang ada pada hidup m anusia:1. Lahir, bertumbuh, madju, berkembang, berbuah, sakit, mendjadi

tua, mundur dan mati.2. Kawin dan berketurunan:

a. Se tja ra ,,asosiasi”, ja ’ni berkumpul tetapi tidak bersatu, kerapkali menurunkan ,,bastaard’\ ja ’ni bersifat tjampuran dan kadang2 menundjukkan kemunduran atau dekadensi.

b. S e tja ra ,,asim ilasi”, ja ’ni bersatu-padu atau „manunggil” dan b iasan ja menurunkan „angkatan baru jang murni”.

3. M engalam i se leksi: apa jang kuat terus hidup, jang lemah mati. Seterusnja hukum-evolusi lain2nja tak dapat dihindari didalam hidup kebudajaan .

M aksud kebudajaan (cultura, cultivare, colere) ialah memelihara serta memadjukan hidup manusia kearah keadaban. Dalam pada itu termasuk pula pengertian ,,memudja-mudja” (cultus.-vereering) dan inilah jang kerapkali menjebabkan hidup-bekunja (verstarring) kebudajaan. K arena itu haruslah selalu diingati:1. Pem eliharaan kebudajaan harus bermaksud memadjukan dan

m enjesuaikan kebudajaan dengan tiap2 pergantian alam dan djaman.

2. Karena pengasingan (iso lasi) kebudajaan menjebabkan kemun­duran dan m atinja, m aka harus selalu ada hubungan antara kebudajaan dengan kodrat dan m asjarakat.

3. Pembaruan kebudajaan mengharuskan pula adanja hubungan dengan kebudajaan la in jang dapat m en g e m b a n g k a n (memadjukan, menjempurnakan) atau m e m p e r k a j a (ja'ni menambah) kebudajaan sendiri.

327

Page 330: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

4. Kemadjuan kebudajaan harus berupa landjutan langsnng darin kebudajaan sendiri (continuiteit), menudju kearah kesatuan kebudajaan dunia (convergence) dan tetap terus mempunjai sifat kepribadian didalam lingkungan kemanusiaan sedunia (concentriciteit).

Kebudajaan Indonesia jang sekarang masih berupa kumpulnja segala kebudajaan daerah, harus mulai sekarang kita galang men­djadi kesatuan kebudajaan untuk seluruh rakjat.1. Berhubung dengan tetap adanja kesatuan alam dan djaman,

kesatuan sedjarah (dulu dan sekarang), kesatuan masjarakat dan lain2nja, maka Kesatuan Kebudajaan Indonesia hanja soai waktu.

2. Sebagai bahan untuk membangun kebudajaan kebangsaan Indonesia perlulah segala s a r i - s a r i serta p u n t j a k - p u n t j a k kebudajaan jang terdapat diseluruh daerah Indo­nesia dipergunakan untuk mendjadi modal isinja.

3. Dari luar lingkungan kebangsaan perlu pula diambil bahan2 jang dapat memperkembangkan dan/atau memperkaja kebuda­jaan kita sendiri.

4. Dalam memasukkan bahan2, baik dari kebudajaan daerah2 maupun dari kebudajaan asing, perlu senantiasa diingati sjarat- sjarat continuiteit, convergence dan concentriciteit, tersebut dimuka.

5. Djangan dilupakan, bahwa kemerdekaan bangsa tidak tjukup hanja berupa kemerdekaan politik, tetapi harus berarti pula kesanggupan dan kemampuan mewudjudkan kemerdekaan ke­budajaan bangsa, ja ’ni kechususan dan kepribadian dalam segala sifat hidup dan penghidupannja, d iatas dasar adab'kema- nusiaan jang luas, luhur dan dalam.

Sekianlah Saudar$ Ketua, 'kata sambutan kami atas uraian Presiden Universitas Sdr. Prof. Dr. Sardjito. Pidato kami tadi tidak semata-mata berudjud „dank-rede” tetapi kami maksudkan sebagai pendjelasan dan sementara tambahan jang perlu2, supaja para ang- gauta Senat, Dewan Kurator, para Guru-besar dan Dwidjawara lainnja, pula para Sardjana dan Sisw a2 U niversitas dapat mengeta- huinja. Djika ada perkataan2 jang djanggal, kami minta maaf se- banjak-banjaknja.

Page 331: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Sa ja tutup kata penjam butan kami ini dengan sekali lagi mengu- tjapkan b an jak2 terim a kasih, atas kemurahan hati Senat Univer­sitas G a d j a h - M a d a jang telah memberikan g e l a r Doktor Honoris Causa kepada kam i. K epada Saudara Prof. Dr. Sardjito pula saja menjatakan ra sa penghargaan jang se-dalam2nja untuk pidatonja jang telah beliau utjapkan setjara tulus-ichlas tadi.

Sem oga T uhan membalas segala budi baik itu.

329

Page 332: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

KONTAK DENGAN PAK TOM (DR. SOETOMO)(Kepada saudara2, saudari2 Gerakan Angkatan Muda Indonesia).

Untuk pemimpin2 rakjat kita chususnja dan bangsa Indonesia umumnja pada masa ini, maka menurut paham saja tak ada salah- nja djika kita mengetahui seluk-beluk sepak terdjang pemimpin2 dulu. Tjontoh2 djasa2 pemimpin2 dulu, baik didjadikan bahan riwa- jat perdjoangan untuk mendjadikan pula ,,tjermin” guna menilik dan menjelidiki perdjoangan sendiri.

Pun ada baiknja untuk rakjat, djika kenang2an terhadap pahla­w an2 negeri, baik kaum diplomasi, maupun kaum pemberontak (dalam arti jang baik) dikemukakan, untuk memberikan haluan pasti pada kita semuanja.

Haluan pasti ini memberikan tjorak pekerti dan paham kebang­saan pada kita untuk menempuh djalan kemerdekaan guna nusa dan bangsa kita.

330

i

Page 333: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Jang sa ja maksudkan, ialah sekedar menghormati pula pahlawan2 kita, jang telah menjusun batu2 djasa untuk dasar mahligai kedau- latan Ibu Pertiw i, Nusantara.

Salah satu pemimpin jang hendak saja ..hidupkan” usahanja, ia­lah Dr. Soetomo almarhum, Pemimpin Besar Parindara „Partai Indonesia R a ja” , jang sangat besar pengaruhnja sebelum petjah perang achir ini.

M aksud sa ja menggubah ini bukan untuk membentangkan selu­ruh riw ajatn ja Dr. Soetomo itu, jang dinamakan „Pak Tom”,melain­kan sedikit kenang2an sadja, jang menghubungkan diri saja dengan beliau. Inipun tak penting, ialah ,,diri sa ja” itu: hanja jang penting jaitu paham ,.TE RIM A KASIH SAJA” terhadap perhubungan saja dengan beliau, jang memberikan tjorak perdjoangan pada saja, jang saja berikan pula pada teman2 seperdjoangan. Saja merasa, bahwa perhubungan ini m enghasilkan pelebaran gelanggang perdjoangan kaum muda Indonesia pula, karena oleh tulisan2 dan pidato2 kami pemuda2 jang ,,TAK T A W A R M EN AW AR”, maka sifat dan se- pak terdjang kami mendjadi sangat DINAMIS dan PROGRESSIP.

„Kami” jang sa ja maksudkan, ialah seperti dikatakan tadi kaum Indonesia M uda, jang pada masa ini telah bertanggung djawab besar terhadap pada nasib tanah air kita.

T anggung djawab itulah jang saja hendak tjanangkan seluas2 dan setinggi-tinggi sekitar dan sepersada Indonesia, seluruh Nu­santara.

Kaum M uda Indonesia dulu, lama kelamaan, pada masa ini, te­lah bertambah umurnja dan sudah tentu telah memetik banjak pengalaman, akan tetapi mereka belum suka dipanggil-disebut „kaum tua”, karena sifat perdjoangan mereka masih tetap bcrsc- mangat muda, ber-ap i2, berlestrik kuat.

Tadi sa ja kem ukakan terima kasih saja terhadap pada perhubu­ngan Dr. Soetomo (P ak Tom) almarhum dengan saja, ketika saja ada di Bangil (D jaw a T im ur).

Pertemuan pertam a didesa penuh malaria itu memberikan pil isti- mewa pada sa ja , bukan pil kina anti malaria, tapi PIL PERDJOA­NGAN A N TI „PA RIA ” PENDJADJAHAN ALIAS KOLO­NIALISME.

M asih berdengung2 dalam telinga saja penghinaan seorang paria pendjadjahan jang m elabrak saja di Bandung dengan perkataan: „U BENT EEN VERPERSOONLIJKING VAN EEN TRAGE

331

Page 334: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

INDOLENTE INLANDER. („Tuan adalah perlambang „inlan- der” = djongos, kuli, jang malas, bebal, dungu”).

Kita bisa mengerti, betapa deras dan kuat djalannja listrik kema- rahan dalam dada seorang pemuda jang ,,terpilih” melandjutkan peladjarannja, ketika mendengar perkataan sedemikian. Inipun telah menerbitan SENJUM pada saja sekarang ini, meskipun dulu hal ini telah mendjadi ,,benih” keinsjafan, betapa ,,hina” bangsa Inlander pada mata pendjadjah.

„Nah, pukul genderang!” kata hati saja. Dan dalam memukul genderang sehebat itu dalam ,,Indonesia M uda”, bertemulah saja dengan Dr. Soetomo, jang ramah tamah mentjeritakan haluan per- djoangan nasional bangsa Indonesia.

Perlu diadakan siasat, kata beliau. Listrik semangat boleh ber- djalan deras, pidato2 dan tulisan2 boleh ber-api2, boleh bergelagak gemetar berdebur menghantjur, tapi kenjataan kebesaran sendjata serta pintar busuk si Kant/il ,,p aria” pendjadjah, amat terang dan besar”. Tapi si Kantjil ini boleh hantjur, asal kita lepaskan sifat2 kedaerahan, sifat perpetjahan, sifat2 mementingkan diri sendiri, tegasnja bangsa Indonesia M ESTI BERSATU DALAM SEGA- LA-GALANJA!

Surat2 beliau pada saja, menjatakan betapa insjaf beliau terhadap kenjataan bahaja kepintar-busukan si Kantjil jang dimaksudkan tadi. Dengan sendirinja haruslah kita aw as se-aw asnja. Dan salah satu sendjata kita bangsa Indonesia jang amat kuat ialah peradaban, kesopanan kita.

Kita bangsa Indonesia mesti insjaf, bahwa kebudajaan kita amat besar, agung, luhur. Kita mesti tahu, bahwa kekuatan bathin kita amat besar pula. Kita mesti resapkan paham dalam djiwa kita se- dalam2-nja, bahwa hak kita selaku bangsa Indonesia terletak da­lam peninggalan dan pusaka leluhur2 kita jang mengaruniakan kita tanah persada Ibu Pertiwi.

Bagaim anakah sekarang sikap kita? Ditilik dari pihak kebudaja­an, maka kita bangsa Indonesia telah merdeka. Batin kita telah dilebur mendjadi wadja, jang bisa menantang pelor keserakahan pendjadjah, jang djahanam.

Pemuda-pemudi kita telah mentjium bau kemenangan dalam perdjoangan dan sinar usaha pengorbanan berpendar2 dimata me­reka jang bernjala2 pandangnja. Dan Pak Tom, bagaimanakah paham Dr. Soetomo almarhum itu?

332

Page 335: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Sekali lag i k ita mesti A^VAS, ^VASPADA! Kita menghadapi orang jang tak segan2 memakai segala alat dan siasat, buruk baik, kotor nadjis bersih, djahanam sutji, ja apa sadja!

Lawan k ita sering tak memakai peri kemanusiaan.Dan bagaim anakah W A SP A D A KITA?Haruskah k ita membalas kebinatangan musuh?_ Haruskah kita

menaruh dendam? H aruslah kita melabrak dengan labrakan jang sama kedjam, sam a ,,ib lis”, sama kotor nadjis-djahanam? Tidak! Sama sekali tidak! Seribu kali tidak, haruslah kita memperlihatkan kepada mata dunia, bahw a perdjoangan kita berdasar pada KESU- TJIAN dan KEBENARAN.

Dan memang k ita ada dalam kebenaran. T iap2 jang didjadjah lantas berdjoang, tetapi, senantiasa ADA dalam kebenaran. Balik kita pada surat2 Dr. Soetomo. Jang saja hendak umumkan, ialah sifat pemimpin besar jang suka merendahkan diri (bescheiden), jang tak mau m entjanang-tjanangkan djasanja.

Sedikit keterangan :Pada tahun 1935, bulan September, saja bertjita-tjita membikin

buku riw ajat perdjoangan Dr. Soetomo. Pada waktu itu telah saja mengetahui bahw a minat (Prof.) Dr. H. Kraemer, paderi jang sa- ngat masjhur, mementingkan kemerdekaan Indonesia, ja pada w ak­tu itu Dr. Kraemer tersebut menaruh minat besar pada Dr. Soeto­mo terhadap pada usaha beliau itu jang berdasarkan pada peri- kemanusiaan. Kedua, beliau ini ..berkontak” pula d e n g a n penga­rang ini, dan oleh karena itu maka tjita2 membikin buku riwwjai perdjoangan Pak Tom pada waktu itu berkobar2 adanja.

M aka sa ja minta beberapa keterangan bahan, (gegevens) riwa­jat beilau untuk gubahan buku tersebut pada beliau.

Tapi apakah djaw ab beliau?.Demikianlah:

Surabaja, 14 Sept. 1935.Zeergeachte Heer,Dank voor U w brief. U mag dit voor mij gerust doen, mits U

van anderen z.a. de H. H. Soedjono, Imam Soepardi en anderen om inlichtingen vroeg, ’t zou de schijn kunnen wekken als zoude ik, zij het ook INDIRECT „VOOR MIJ ZELF” ..RECLAME” maken, wanneer ik U inlichtingen gaf.

Bovendien ik ben in Surabaja slechts een nietig onderdeel van mijn vereniging, en mijn vrienden en kennissen, zonder welke ik

333

Page 336: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

onmogelijk ,,IE T S” tot stand kan brengen. Ik zou dus de grote vendiensten van andere werkers kunnen schaden als ik mij op de VOORGROND plaatste.

Succes toegewenst Uw

SOETOMO.

Surabaja, 14 Sept. 1935.Tuan Jth.Terima kasih terhadap surat tuan. Tuan boleh se-senangnja mem-

bikinnja, asal tuan meminta keterangan2 pada jang lain2, seperti tuan2 Soedjono, Imam Soepardi dan lain2, karena seolah2 saja mem- bangunkan kesan, meskipun ,,INDIRECT” mengadakan „UNTUK DIRI SAJA SENDIRI”, ..RECLAM E”, djika saja memberikan keterangan2 pada tuan. Lagi pula, sa ja di Surabaja hanja sebaha- gian ketjil sekali dari perkumpulan saja, dan sahabat2 serta kena- lan2 saja, dan djika tidak dengan mereka saja tak bisa laksanakan APA2 sama sekali.

S a ja tentu akan mengetjilkan kelak d jasa2 pengerdja2 lain djika saja MENGEMUKAKAN diri.

H arap berhasil, SOETOMO.

Demikianlah isi dan inti perangai, sifat orang jang berbatin lu­hur. Memang dalam perdjoangan, djangan k ita melupa djasa2 ka­wan jang turut m elaksanakan hasil usaha. Seorang pahlawan tak boleh melupa bahwa keselamatan perdjoangannja sebagian besar terletak pada pradjurit2nja.

T iap2 pemimpin kiran ja insjaf, bahwa tenaga2 jang dipakainja bukanlah hanja tenaganja sendiri, melainkan sebagian besar tena­ga kaw an2-nja.

Dalam surat ini teranglah, bahwa Pak Tom almarhum LEPAS DAN SU TJI dari keserakahan kebanjakan pemimpin JANG TJU- M A M AU ,,TJARI N A M A ” atau „TJARI PANGKAT” sadja.

Kedua sifat achir ini ialah sifat djahanam dan terkutuk pada pemimpin. R iw ajat telah membuktikan keserakahan sedemikian. Kita tak usah djauh2. Lihat keadaan sekarang! Kiranja surat ini mengeram sifat2 itu! Sa ja katakan semula. bahw a kejakinan kita terhadap kemerdekaan telah besar. A kan tetapi kemerdekaan jang

334

Page 337: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

paling penting, ia lah KEMERDEKAAN BATIN KITA SENDIRI. Djangan ..M EN G E M U K A K A N DIRI SENDIRI”!

M arilah k ita kutip pesan jang terachir, dari buku ,,KATA PE- NINGGALAN” Dr. Soetomo, dihimpun oleh IMAM SOEPARDI:

..Saudaraku , pesanku padamu dan pada saudara2 lain semuanja jang akan ku tin ggalkan , pesanku padamu sekalian, bekerdjalah te­rus untuk kem adjuan pergerakan kita. Ketahuilah olehmu saudara, bahwa pergerakan bangsa k ita masih harus berkembang, harus bersemi dan harus se la lu madju. Oleh karena itu, saudara, sampai- kanlah pesanku pada saudaraku semuanja jang tidak dapat me- ngundjungi sa ja kem ari (d i C .B .Z .) bersama2-lah bekerdja lebih giat dan kuat guna kem adjuan pergerakan k ita”. (Diutjapkan pada saudara Soedirm an ketika sak it keras sebelum w afat).

Kita berikan SA L A M „BERISTIRAH AT” pada pahlawan, jang w afat dalam perdjoangannja. Kenang2an untuknja tetap mengha- rumkan m elati-d jasa jang semerbak.

Kita tetap teruskan usaha beliau untuk membulatkan, memateng- kan tugas, buah usaha pentjapaian kedaulatan pribadi. Tanah Air kita, jang sega la2-n ja jang mengenai pelaksanaan kesedjahteraan, keselam atan, kebahag iaan kita.

(D ik u tip dari M adjalah Bulanan B U D A JA N o . 7 tii. IX. F e b r u a r i 1 9 4 8 ).

Concept Pidato Radio Bahasa dan Susanstra ( ± th. 1943).

DR. R . SO E T O M O A LM ARH U M SELAKU PUDJANGGA

PENGHARGAAN BESAR PADA MARHAEN.

Dalam sed jarah kebangsaan Indonesia tak bisa dibantah lagi, bahwa Dr Soetomo almarhum terhisab seorang nasionalis jang ber- kedudukan tinggi dengan nama jang termasuk digolongan interna­sional.

Umum tentu telah tahu itu, tapi jang belum lazim diketahui ialah kedudukan beliau dikalangan kesusasteraan. Meskipun nama men- diang Dr. Soetomo tak termasuk dalam daftar pudjangga2 Indone­

335

\

Page 338: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

sia, tak mungkin kita memastikan bahwa w atak ke-pudjanggaan tak ada pada beliau.

Barang siapa membatja tulisan2 beliau jang berhubungan dengan suasana sanubari kita, tak dapat tiada ia bertemu dengan beberapa kalimat jang berwudjud kepudjanggaan mendiang Dr. Soetomo itu,

Kita beralih dan bertandang dalam pikiran kita sedjurus ini, di- kota ketjil bernama (D jawa T im ur). D isanalah beliau bermain-main selaku kanak2. D isanalah beliau bersekolah tammat sekolah Be­landa rendah, djadi boleh dikatakan, kota Bangil itu ditjintai sa­ngat oleh beliau. Sedjarah Bangil harum oleh nama beliau dan dju­ga oleh Soerapati jang tetap memerangi Pemerintah Belanda pada djaman Kompeni 200 tahun jang lalu. D isanalah saja bertemu dan berkenalan dengan beliau; pertemuan itu berakibat rasa persauda- raan dan persahabatan jang dibentuk oleh tjita2 jang sama.

Beliau amat menghiraukan kesusasteraan dan saja menghiraukan kebangsaan persatuan dan persaudaraan jang dipropagandakau beliau dengan giat dan sangat menarik hati. Tapi bukan sadja tjara propaganda jang menarik hati orang jang melihat dan berkenalan dengan beliau! Rama-tamahnja dan w atk jang tak mau meninggi- kan diri itulah, jang mendjadi buah mulut orang, jang amat mem­beri beliau kedudukan populer, dan djuga karena pandainja men- duga djiwa dan sanubari orang, jang bertjakap-tjakap dengan dia.

Tua, muda, tinggi, rendah dihargainja dan menghargai dia. Ba­ngil, kota jang pada tahun2 achir ini sangat terbelakang, amat di- kasihi beliau.

Pada tahun 1933 meradjalelah kelaparan dj Bangil dan seki- tarnja, bahkan dinegeri-negeri lain. T ak usah saja bentangkan aki- bat hongerodeem (penjakit kelaparan) jang bertjabul pada beribu- ribu rakjat, karena ini tak berhubungan dengan pembentangan ke­susasteraan disini. Tapi saja anggap, bahwa kepudjanggaanlah jang menerbitkan perasaan jang maha halus pada beliau untuk mengambil tindakan terhadap bahaja penjakit kelaparan ini. Kepu­djanggaan inilah jang memperistimewakan beliau ini terhadap te­man2 sedjawatnja; dan w atak itulah jang memberi keberanian dan tjita2 berkorban kepadanja.

Dari seperti inilah jang menggandengkan hati penjusun gubahan ini pada beliau, sehingga dengan penuh gembira saja mengamat- amati dan menurut teladan beliau.

336

Page 339: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

!*-V

D engarlah iram a pidato beliau ketika ia hendak membentuk Ru- kun T an i di Bangil, ia lah tindakan paling pertama terhadap pem- basmian kelaparan dan kelobaan lintah2 darat, kutu2 masjarakat kita!

Kata beliau an tara lain pada anggota2 partai jang ,,lumajan" hidupnja: ,,S a ja ini sudah tua, sudah ompong dan merasa sering2 demam, karena banjak meladeni orang2 sakit dan mengurus peker­djaan2 lain . T ap i kewadjiban memanggil saja, saudara-saudara! Djadi b iarpun remuk badan, saja datang disini menurut undangan d jangan2 saudara mengira, bahwa saja tidak berani berkorban. Tapi lain dari pada itu sa ja mengambil tjontoh pada kaum tani. Lihatlah dan selid ik ilah pekerdjaan dan penghidupan mereka, saudara2! T ilik lah , betapa berat mereka mentjahari nafkah! Dan bandinglah dan persam akanlah hidup mereka dengan hidup saudara2!

,,Hidup sa ja ini, meskipun sudah tua dan ompong begini (beliau tertaw a ram ah-tam ah serta memperlihatkan mulut jang kedjatuhan dua g ig i bagian m uka), ja hidup saja jang sakit ini, djauh lebih en- teng dari pada hidup kaum miskin kita itu. Adakah lagi perasaan angka pada kita, terhadap kaum kita kelaparan itu? Tiadakah kita merasa penderitaan saudara2 jang miskin-melarat itu jang mem- bantingkan tulang mentjari nafkah untuk keperluan kita sehari- hari?”

Pidato ini d id jelaskan beliau pada bulan Pebruari 1938 didalam ,,Suara P arin d ra”, jang berbun j i b e g i n i :

,,K ita harus memalingkan muka dan segala kemauan HcMza h&pa- da massa,' rak ja t mutba jang nasibnja begitu djelek adanja. Djika kita dapat bekerdja bagi mereka, mendjundjung mereka dari ke- sengsaraannja tahulah kawan separtai nanti, kesenangan rasa hati, kepuasan hati, dan melupakan apa jang kita derita sendiri .

P idato jang dikemukakan beliau itu teramat mengharumkan se~ hingga tak lupa2 sa ja lagi akan isinja dan tak lupa2 lagi saja akan wadjah, roman-muka dan perawakan beliau.

Perkataan beliau tepat benar menangkap hati pendengar2. Ada tukang pidato jang tjuma suka mengemukakan kata2 jang rantjak penuh perhiasan, bahkan banjak jang tjuma hendak bermain-main dengan perkataan sadja, tapi mendiang Dr. Soetomo senantiasa memakai k a ta2 jang sederhana sadja, jang gampang dipahamkan umum.

Sembojan Pak Tom, ialah:,,Sadjikan lah perkataan sesederhana-sederhananja, mau dalam

337

Page 340: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

karangan, mau dalam pidato, supaja maksud kita meresap dalam sanubari pembatja atau pendengar2. Itulah djalan sebaik-baiknja untuk menjebarkan maksud k ita”.

Terbajang pada pikiran saja sosok tubuh M ax Havelaar (Multa- tuli) ketika pudjangga kita membela rakjat murba jang melarat. Terbajang pada angan2 saja kelaliman Bupati Lebak dulu jang pada masa Multatuli, turut mengindjak rakjat jang dibiarkan sadja oleh suapan Pem. Belanda almarhum, jang dikemudi oleh Gubernur Djenderal Duymaer van Twist.

Hati pendengar berketuk-ketuk, berdebar-debar mendengar irama kata Pak Tom, jang sejakin-jakinnja, dengan penuh belas kasihan, membawa kata penuh masjgul kepada hadlirin. Sunji-se- senjap rupanja rapat jang memandang beliau. Pak Tom, jang me­nerima nama Pak Ompong pula, menjerupakan Gandhi (di India) dalam kejakinannja membela rak jat paria, rakjat jang serendah- rendah deradjatnja.

Atas nama keagamaan, atas nama kemanusiaan, tak lajak kaum berada, kaum tjendekia, kaum pegawai mengindjak saudara2nja atau sesamanja manusia, demikianlah seru Pak Tom.

Saja maklum benar, bahwa Pak Tom sangat meneladani Gandhi dan amat radjin mempeladjari kesusasteraan India serta sangat memudja Rabindranath Tagore, teristimewa pudjangga nasional- filsuf V ivekananda, murid Ramahkrisna.

Pernah diuga beliau bertukar-tukaran pikiran dengan pudjangga Henriette Roland Holst-van der Schalk dan Prof. Dr. H. Krae­mer, jang kami sama2 kenal dan amat hargai, sehingga mendjadikan hal ini perhubungan besar antara kami berempat menurut tjita2 jang kami usahakan.

Kita terus selidik dan peramat-amati pudjangga Pak Tom dalam kesenian dan kesusasteraan pidatonja dan tjara membawa — kata: jang penuh irama itu, disertai gelombang wahju jang maha bersih dan sederhana.

Tampak didepan rapat seorang jang tidak mau memperistime- wakan diri, jang sangat ramah dan bersahadja sikapnja, Ia berpa- kaian seperti kaum rendah dengan sedikit memperolok-olokkan diri sendiri, tapi dengan sejakin-jakinnja mempersatukan diri de­ngan kaum M arhaen, jang kita sebut di D jakarta: Abang2.

Ja, sedikit aneh melihat seorang doktor jang tersohor, jang ber- kedudukan tinggi, baik dalam kebangsaan, mau dalam kepegawai-

338

Page 341: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

an, mau dalam pengetahuan, mau dalam kesosialan dsbnja, — ber- pakaian seperti abang sad ja , ia lah : ,,pitji tua dan bobrok jang mi­ring, sarung murah jang m elilit pinggang setjara tani, badju jang bersahadja.

Kaget dan kagum orang melihat beliau sedemikian, tapi keka- guman dan kekagetan tadi terus mendjelma mendjadi penghorma­tan dan penghargaan besar terhadap beliau.

Dengan sekedjap m ata sad ja kemudian, hadlirin tertarik dan me- nepuk tangan dengan gembira, sehingga riuh rendah rapat.

S a ja m enanjakan pada diri sendiri: ..Begitukah berkorban? Begi- tukah memberi tenaga untuk nusa dan bangsa? Untuk keluarga k ita?”

Besar benar pengorbanan! Besar benar tjita2 pemimpin ini! Saja m erasa diri sa ja ketjil sekali, bahwa dan kedudukan tjita2 saja jang masih am at rendah dan miskin tenaganja, ketika saja melihat Pak Tom itu dengan tidak malu2 mempertundjukkan diri seperti abang, seperti p aria m asjarakat, jang ditendang, disepak golongan2 di- atasn ja.

M erasa malu sa ja melihat pakaian saja jang djauh lebih mahal hargan ja dari pakaian P ak Tom itu.

T erb itlah dan tetaplah anggapan saja pada saat itu djuga, bahwa Pak Tom tak la in tak bukan pudjangga djua, jang mempersahadja- kan hidupnja seperti Gandhi, Tolstoi, V ivekananda, Ramahkrish- na. K a r e n a bukankah p u d j a n g g a 2 itu mengusahakan dan meng- ichtiarkan hidup sederhana?

Sederhana hidupnja, sederhana pula katanja, sederhana pula i ce- seniannja.

T ap i, d jangan salah faham, djika saja katakan bahwa Pak Tom itu pudjangga! Itu bukan berarti, bahwa beliau hanja menindjau- nindjau dan merenung-renung atau meramal-amal sadja seperti sasteraw an2 belakangan ini dengan tidak menjingsing lengan badju!

Bukan!Kita semua maklum, bahwa amat banjak manfaat dan pahala

jang d iam anatkan dan dipusakakan beliau kepada kita. Ia bukan pudjangga tukang-mimpi atau seniman tukang-obral-sadjak!

Disemua golongan, lingkungan, kalangan, beliau mentjampuri diri dengan rasa penuh minat, jang senantiasa mendalam dan me- luas d isanubarin ja.

339

Page 342: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Inilah bukti. jang senjata-njata pula, bahwa beliau pudjangga djua, artinja memperhatikan masalah m asjarakat disegala-galanja untuk mempeladjarinja, menjelidikinja bakal menjokong dan mem- bela rakjat atau membentuknja, supaja mendjadi masjarakat jang sehat keadaannja.

M engapakah saja umumkan itu bulat2? M engapakah saja persa- tukan dan peristimewakan bahkan perchususkan kepudjanggaan Pak Tomo itu?

Ialah, karena maksud saja, supaja pudjangga2 kita pada masa ini, mengambil teladan pada mendiang Dr. Soetomo itu terhadap kesederhanaan dan kegiatannja membawa kita kepada kemakmu­ran. Jaitu: djanganlah pudjangga2 kita sekarang ini, tjuma suka main perkataan sadja dengan memakainja selaku perhiasan sadja untuk mengemukakan namanja supaja mendjadi terpudji atau ter- pudja oleh kepandaiannja dalam karang-mengarang!

Karena bukankah pada tahun2 jang silam banjak pudjangga kita hampir semua membentuk s ja ’ir dan karangan jang tjuma dipa- hamkan oleh barang dua atau tiga orang sadja atau olehnja sadja? Karena bukankah dalam banjak madjalah, diruangan kesusastera- an, amat banjak s ja ’ir jang hanja memberi kebingungan sadja? Dan seperti Sanusi Pane katakan dalam sja ’irnja di M adah Kelana:

O, bukannja dalam kata jang rantjak,Kata jang pelik kebagusan sadjak.O, pudjangga, buang segala kata,Jang ’kan tjuma mempermainkan mata,Dan hanja dibatja sepintas lalu,Karena tak keluar dari sukmamu,

Seperti matahari mentjintai bumi,Memberi sinar selama-lamanja,T idak meminta sesuatu kembali,Harus tjintamu senantiasa.

Ja, bukannja dalam kata jang rantjak, kata jang palik kebagusan sadjak. Benarlah pendirian dan anggapan Sanusi Pane itu.

Demikianlah pula pendapat mendiang Dr. Soetomo terhadap sadjian s ja ’ir, karangan dan pidato. Pudjangga besar2 senantiasa memakai perkataan jang paling sederhana.

340

Page 343: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dalam sad jak Sanusi Pane jang sederhana, tapi pelik ini tersisip tjita2 kepudjanggaan jang dilakukan dan diusahakan terus-menerus oleh Pak Tomo selam a hidupnja dalam kalangan politik dan sosial.

,,Seperti m atahari menjintai bumi,,.Memberi sinar selama-lamanja,,,T idak meminta sesuatu kembali,,,H arus tjintamu senantiasa”.

Ja, inilah tjita2 Pak Tomo! Inilah „garis” perdjuangannja.Inilah atjara kepudjanggaannja. Inilah anggaran-dasar kemanu-

siaannja dengan:

„Tidak meminta sesuatu kembali,„Harus tjintamu senantiasa”.

Usulan jang bersangkutan dengan tjita2 Pak Tomo, berbunji begini:

,,Baik ke N eraka bersama-sama dengan Rakjat dari pada badan sendiri di S u rg a”. (K atanja dalam buku Perajaan interinsulair, 11 Juli, tahun 1925).

Seterusnja:„Menghamba kepada keadilan dan kebenaran itu bermaksua’ b e - ,,kerdja dan berusaha dengan seterusnja dengan ketetapan hati „dan melintasi djalan jang membawa kita ke Indonesia Mulia ada- „nja” . D idalam pidato Kongres Indonesia Raya 1 Januari 1932).

Selandjutnja:,,Pada w aktu kemenangan, haruslah kita djangan tinggal berse- ,,nang-senang” dan lupa akan kewadjiban kita. Kemenangan itu „adalah berarti mendekati setingkat dari anak tangga jang harus ,,kita naiki lag i. M aka tingkat itu adalah sebuah fondament, guna „meneruskan pem andjatan kita naik terus keatas”. (Dari bukunja „„Pelita Buruh” ). T idak ada suatu kekuasaan jang bisa merombak ,.persatuan”. (Dalam buku ..Perajaan interinsulair 11 Juli th. 1925” ).

Kepada pudjangga2 k ita jang mentjintai kesusasteraan, ketinggi- an kebudajaan k ita Indonesia, terletak beban jang berat dan mulia jang pernah dipikul Pak Tomo.

Djaman ,,S i T jin ta manis terbajang-bajang” disja’ir kita, telah kolot dan busuk baunja. Djaman ,,si Indung nona lief” telah tua

341

Page 344: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

dan djelek. „Djaman edan alias g ila” seperti pudjangga Rangga W ars ita katakan, telah lapuk dan bobrok! Benarkah?

M arilah kita susun dunia baru, jang dibimbing dan didjamin tin- dakan jang sehat dan penuh tenaga, ia lah dengan perkataan Pak Tomo terhadap tjita2 kebangsaan:

...............sudahlah semestinja apabila orang2 jang berilmu, pu-„djangga2, pendeta, kaum politikus, anggota2 dari madjelis wakil ,,rakjat, pers dan lain2nja dari golongan jang berpengaruh didunia ,,ini, menetapkan kejakinan dengan menaburkan kepertjajaannja, ,,bahwa kemerdekaan itu hendaknja haruslah mendjadi pedoman „lahir dan batin dari sekalian bangsa adan ja”. (Pidato Dr. Soeto­mo didalam Kongres Indonesia R aya, 1 Januari 1932).

T idak bosan2 kita mendengar kata2 Pak Tomo jang senantiasa berdjiwa itu dan tidak bosan2 kita mengulanginja, karena teramat bersih-gelombang tjita2nja jang disutjikan oleh kerdja jang giat dan jang bertjita-tjita mulia.

Kepudjanggaan wataknja, muntjul pula terang2 disini apabila be- liau berpidato di Kongres Partai Indonesia R aya pada 1 Djanuari 1932, katanja:

„Dengan rabuk ini, dengan badja ini pastilah pohon kemerdeka­an akan berkembang-kembang tumbuhnja; akan berbuah, berbuah dengan buah jang berwarna elok, rupa jang tjantik serta molek, ganda jang harum, dan jang amat lezat tjinta rasan ja”.

Oleh pidato ini teranglah, bahwa mendiang Soetomo itu seniman jang penuh perasaan, penuh kehalusan djiwa. Hanja pudjangga se­djati jang dapat menggubah perkataan tersebut dipidato tadi. Ha­nja pudjangga sedjati jang faham menjusun perkataan jang halus demikian. Hanja pudjangga sedjati jang mungkin memakai peri­bahasa persamaan jang berhubungan dengan hal2 jang tepat dipa- hamkan demikian dengan lekas.

Tadi kita terangkan, bahwa kepudjanggaan mendiang Dr. Soe­tomo itulah dasar jang amat besar untuk beliau itu guna memben- tang dan mengusahakan tjita2nja.

Tetapi ada pula sjarat jang besar pula jang sangat mengokohkan tjita2 itu. S jarat itu, jalah seperti kita telah bentangkan, „kerelaan berkorban” dan „kesudian berbakti”.

Untuk mendjelaskan dan membuktikan hal ini sa ja umumkan su­rat Dr. Soetomo almarhum kepada saja jang dituliskannja dalam ba­hasa Belanda, pada 17 Sept. 1935, begini:

342

Page 345: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

„W e hebben voor de ontw ikkeling en verdediging van ons Volk ons dagblad So eara Oemoem en Ons Volksblad Panjebar Sema­ngat. Bij beide kan U U w e krachten er om geven, doch omdat wij alien voor niets om den opbouw van ons land werken, kunnen we U ook om een honorarium niet helpen. W e zijn thans nog in het stadium van ,,offer”.

Met hartelijke groeten en U nogmaals succes toewenschend tee- ken

ik mijUw Soetomo".

Artinja:Kita mempunjai w arta H arian Soeara Oemoem dan Koran Rak­

jat Panjebar Sem angat untuk pembangun dan pembela Rakjat kita. Pada keduanja bolehlah Saudara membentangkan tenaga Sdr., tapi oleh karena k ita bekerd ja dengan tjuma2 untuk kemadjuan Nusa kita, m aka tak dapatlah kami menggandjarkan Saudara. Kita ma­sih dalam d jangka pengorbanan. Hormat banjak dan sekali lagi harap usaha Sdr. berbuah.

Sdr.Soetomo.

Demikianlah su rat mendiang Dr. Soetomo kepada saja dan saja kira isin ja itu masih berharga untuk kita semua pada djaman ini, ialah d jangka pengorbanan, bahkan kebaktian. Pengorbanan itulah suatu bahag ian d isanubari k ita jang amat penting untuk memben- tang d jasa, untuk m entjapai pahala.

Pesan m endiang Dr. Soetomo jang terachir, jang diutjapkannja pada saudara Soedirm an, ketika sakit keras, sebelum wafat (Ku- tipan ini asa ln ja dari buku ,,Kata peninggalan Dr. Soetomo”, jang dihimpunkan oleh Imam Soepard i):

,,Saudaraku, pesanku padamu dan pada saudara2 lain semuanja „jang akan kutinggalkan , pesanku padamu sekalian, bekerdjalah „terus untuk kem adjuan pergerakan kita. Ketahuilah olehmu sau- „dara, bahw a pergerakan k ita. Ketahuilah olehmu saudara, bahwa „pergerakan bangsa k ita masih harus berkembang, harus bersemi „dan harus selalu madju. Oleh karena itu, saudara, sampaikanlah ..pesanku pada sau d ara2ku semuanja jang tidak dapat mengun- ..djungi sa ja kem ari (d i C .B .Z .), bersama-samalah bekerdja lebih ..giat dan kuat guna kemadjuan pergerakan kita”.

343

Page 346: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Pesan ini sangat mengharukan hati kita, pesan jang terachir. pada djaman Pemerintahan Belanda almarhum, jang terus-menerus menjusah2kan, merintang-rintangi kemadjuan rakjat. Pesan jang sutji kudus ini jang berwudjud penuh pengharapan, tapi penuh kesedihan terhadap wafatntja mendiang Dr. Soetomo pada djaman jang teramat kalut, kita djundjung lagi sekarang.

Kita djundjung dan hargakan tinggi lagi, ialah terhadap tjita- kita bakal kemakmuran negara kita dengan penuh kesukaan seka­rang, karena waktu pembentangan kemakmuran itu telah tiba.

Achirnja saja utjapkan dengan girang: Hiduplah djiwa dan se­mangat mendiang Dr. Soetomo, hiduplah tjita2nja jang mendjadi tjita2 kita semua.

344

Page 347: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

<~ Y f 2 o k a m m a c i %toe&ni ^ k am rin

, KENANG-KENANGAN PADA DAN DENGAN

A LM A R H U M MOH. H. THAMRIN

Presiden Soekarno dalam sambutan beliau terhadap ber- d irinja B alai Pekape mengemukakan perkataan seorang fil- suf Djerman: „H anja bangsa jang dapat menghargai djasa1pah law annjalah jang dapat mendjadi bangsa jang besar”, daa berharap ag a r m asjarakat Indonesiapun berbuat demikian. Dengan alasan ini kami adakan uraian berikut:

Telah banjak jang menulis tentang politikus besar, Mohammad Husni Tham rin almarhum, umpamanja tentang riwajat hidupnja, tentang perdjoangannja. Tetapi kesan2 jang sekaligus menggam- barkan d jiw a beliau itu, kami kira belum ada ataupun belum ba­njak.

Kesan2 jang kami maksudkan, ialah jang selajang pandang me-

Page 348: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

mandang wudjud kekuatan peribadi bapak Thamrin itu. Pengarang ini bertemu dengan beliau itu dirumahnja di Sukabumi pada th. 1939, — dengan perantaraan aim. M r. Samsuddin, ex. Menteri R.I. (D jok ja), jang pada w aktu itu anggota pengurus besar Par- indra dan anggota V olksraad (P erw akilan R ak ja t).

Perkenalan biasanja berlangsung dengan ramah-tamah, sesudah didjelaskan oleh M r. Samsudin akan maksud dan tudjuan kami mengundjungi rumah beliau.

Seperti telah dipaparkan semula, didepan tjorong Radio ini Dr. Soetomo almarhum, pemimpin besar Parindra, adalah sering ber- kontak dengan kami. Oleh sebab itu m aka pokok pembitjaraan dengan lantjarn ja, maklumlah d jasa Pak Tom adalah besar, dan Pak Tom adalah satu2nja nama jang mendorong kaum politik me- ngolah tenaga m engadakan penjedaran politik (politieke bewust- heid) pada anggauta2 partain ja.

Perhatian bapak Thamrin itu diarahkan pada penjedaran politik. D jika k ita membatja reportage2 d i-suratkabar2 kolonial tentang Pak Thamrin sebelum datangnja Djepang, m aka k ita mendapat kesan seolah-olah beliau adalah orang jang ribut2 sadja, debat disini de­bat disana, dengan sikap ruwet penuh sentimen atau senewen.

Bukan semata-mata, dan sama sekali tidak!Pak Thamrin adalah seorang jang paling tenang sikapnja dari

kaum politik jang kami kenal w aktu itu. D jika ada suasana pem- berontakan dalam debatnja di V o lksraad ataupun Dewan Perwa­kilan R akjat djaman Pemerintahan H india Belanda, — maka sua­sana itu berwudjud exact, tjara pengetahuan, berdasar pada bahan2 dokumen, jang djitu m elabrak kepintjangan2 pemerintahan Kolo­nialisme.

Sekali lagi, .— Pak Thamrin adalah satu2n ja politikus jang paling tenang dari pemimpin2 jang kami kenal.

W aktu kami bersilaturahim di Sukabumi, hadir djuga pemimpin2 lain seperti Dr. M urdjani aim., Sukardjo W irjopranoto (sekarang duta V atican ), Dr. Slamet Sudibyo, -— m aka sikap Pak Thamrin adalah seperti seorang pudjangga jang menindjau djauh2 akan sua­sana dan keakanan Indonesia. Seolah-olah dahi beliau bertuliskan kalimat:

„Kapankah Indonesia djadi merdeka?”„Djalan manakah jang sebaiknja mengambrukkan pendjadjahan?"Beliau adalah sobat kental dari aim. Dr. G. S . S. J. Ratulangie. —

346

Page 349: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

dan kedua beliau ini sering berembuk, sering bertukaran pikiran, sehingga dalam perdjoangan politik kedua beliau itu, kentara ba­njak paham2, tindjauan2, tjara2 dan tindakan2 politik jang bersa­maan.

Dari kedua beliau, malahan dengan jang lain2 dari fraksi nasional di Pedjambon, di Volksraad, — ada ,.teamwork” jang rapi, ada kerdja-sama jang erat, jang merantjangkan program2-penggempur pendjadjahan Belanda.

Balik k ita pada pertemuan silaturahim dari pemimpin2 politik dirumah Pak Thamrin itu di Sukabumi.

Sungguh kami merasa berbahagia dapat mengetjap suasana per- saudaraan pemimpin2 itu, jang dihiasi dengan perdjamuan jang sepantasnja.

Tapi djangan dikira, bahwa hanja politik jang dipertjakapkan dalam rumah Pak Thamrin itu!

Humor, kelakar, jang memberi sinar dan kelegahan dalam per­djoangan adalah lampu penerang djiwa pemimpin itu, sehingga rasa tanggung djawab mereka dibimbing oleh pemandangan luas, jang lepas dari hati dendam.

W aktu itu maka nama2 kaum pergerakan adalah harum umum­nja dan mereka membentangkan siasat politik tinggi, — jaitu ker­dja-sama dengan sipendjadjah untuk mengetahui sendjata2 si pen­djadjah itu. Telah diakui, bahwa sipendjad/ah amat litjin. dan ke- litjinan itu harus dipeladjari betul2 dengan memakai banjak dipio- masi.

Lain sekali tjaran ja dengan waktu revolusi ketika pemuda2 me- rebut sendjata dari Djepang, dari Nica, dari Sekutu.

Orang jang kerdja-sam a dengan pendjadjah bernama cooperator, dan jang contranja, ia lah non-cooperator. Itu kita telah lama tahu. Dan siapakah jang benar?

Hal itu bukan soal disini, jang njata ialah, bahwa Pak Thamrin dengan palu godam debatnja sering memalukan anggauta Belanda di Volksraad, atau lebih djitu mendjengkelkan, tapi mereka mesti mengakui kebenaran dan kenjataan paham dan pendapat Pak Thamrin itu. Perubahan nasib rakjat Indonesia dilaksanakan Peme­rintah H india Belanda, meskipun dengan terpaksa.

Perubahan nasib, <— ja, banjak sekali, tapi ini hanja permulaan pengembangan sepak terdjang sadja! Jang mendjadi pokok benar2, ialah bahwa si pendjadjah harus dipermalukan pada mata seluruh dunia.

347

Page 350: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

348

Page 351: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Kita mesti m endapat sympathie dari negara2 luar jang berkuasa, dari n egara2 besar.

Paham itu sering dibisikkan djuga Dr. Ratu Langie aim. pada kami dulu. T ap i kami, pemuda2 waktu itu, lebih suka mengamblas, melabrak si-pendjadjah itu dengan sendjata habis2-an, daripada berunding-runding dengan tidajc habis2an. Dan kami dapat djawa- ban: „M an a send jata kamu?”

Kami bungkem, tak dapat mendjawab. Memang rakjat Indonesia waktu itu seolah-olah dikebiri dan dibelenggu, dan siapakah jang dipakai untuk menindas diri kita sendiri?

T idak la in dari pada bangsa k ita sendiri, — ialah dari golongan jang dinam akan oleh sdr. Soekardjo Wirjopranoto di Volksraad „Babu B esar”.

Babu Besar? A pakah masih ada golongan itu hingga sekarang?Ja, ja , tapi dengan bentuk lain, ialah jang disogok oleh sipendja-

djah jang tak kelihatan, jang hendak meruntuhkan negara Indone­sia k ita ini.

Ah, tap i in; la in soal, bukan? Dalam suatu rapat di Sukabumi berbitjara saudara2 M r. Samsudin, Sun'^&ap-vtra, P ie t de Quelju, Dr. S la m e t Sudibjo dan Pak Thamrin.

Sungguh berlainan tja ra2 beliau itu berpidato.Dan P ak Tham rin bagaim ana? Tak banjak irama dalam pidato,

tapi jang diutjapkan, hanjalah jang penting2 sadja, jaitu netto dari penerangannja.

Kadang ad a keplokan tangan, tak ada hasutan apa2, tak ada usaha jang dinam akan setjara demagogie tapi jang tadjam2, djitu2 menusuk kalbu pemerintah Hindia Belanda dengan tuduhan2 jang beralasan.

Beliau berb itjara , memandang keluar, dengan mata menindjau, sementara menjusun dan menjebut kalimat2 pidato.

Dan meskipun dengan tenang demikian, beliau mendapat djuga ketokan dari polisi, begitupun Dr. Samsudin, Sukardjo W irjopra­noto dan pengarang ini.

Tapi ketokan2 polisi itu kami terima dengan gembira, karena ini­lah satu2nja kesem patan menondjolkan kepitjikan2 Pemerintah Hin­dia Belanda terhadap pada tjaran ja memerintah.

Pudjangga E. du Perron turut tjampur dalam hal ini, ketika sja’ir Asib jang dipudji d jasan ja oleh Pemerintah Hindia Belanda

349

Page 352: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

didjaman Gubernur Djenderal de Jonge, dilarang membatjanja di­depan umum oleh pengarangnja sendiri.

W ah, surat2 kabar Indonesia geger. Pak Thamrin diketok, jaitu djagoan kita. Dan sja ’ir Asib jang tetek bengek-pun diketok hingga pengarangnja ditjap pemberontak. Inilah jang menarik perhatian pudjangga Du Perron (w arga negara Belnada) jang mempermalu- kan polisi Hindia Belanda dalam karangannja di ..Kritiek en Op- bouw” th. 1939. Pak Thamrin mentjatat kedjadian2 ini selaku bukti kegoblakan polisi Hindia Belanda, — dan beliau mengemukakaanja disidang Volksraad.

W ah , geger lagi koran2 Indonesia. Dan Belanda sampai2 pada „Java-Bode”, jang dulu begitu kolonialistis dengan djiwa djurnahs Zentgraaf, terpaksa mengakui kesalahan2 tindakan2 polisi Hindia Belanda.

Ja, malu, malu, semua djiwa pendjadjah. Pak Thamrin berdebat dengan tidak tanggung2, dan replik, duplik lahir, serangan2, ban- tahan2 anggauta Belanda, dipukul mundur.

Ah, mereka tak berdaja djuga, karena Pak Thamrin memakai bahasa Indonesia, dan anggauta2 Belanda bungkem karang me­ngerti akan bahasa Ibu Pertiw i kita. Sungguh lutju sekali! Ja lutju! Tapi Pak Thamrin ketika berdebat, tenang sadja, tersenjumpur. tidak. Dan tuduhan2 beliau djatuh seperti bom pada kepala ang- gauta2 Belanda, jang memandang satu sama la in dengan mata ta- nja-menanja, tak tahu apa2. Dan publik tertawa. Disini letak ke­menangan Pak Thamrin jang terbesar.

Diperdjoangkan beliau pemakaian bahasa Indonesia di Volks- raad. — Kemudian labrakannja pada tjara2 Pemerintah Hindia Be­landa memperbudak rakjat. Dan beliau tak kenal senjum, tapi djuga tak menjatakan gelora seorang jang marah. Tenang, tenteram sadja, berdjoang dengan pikiran w aras tenang, dengan systeem pasti, se- olah2 dia matimatikus, exact, — ja , sungguh la jak didjadikan tjontoh!

Kiranja djasanja tetap dihargai, w aktu demi waktu, dengan ala­san seperti semula, jang kami utjapkan sekali lag i:

„Hanja bangsa jang dapat m enghargai d jasa2 pahlawannjalah jang dapat mendjadi bangsa jang besar”'.

Sekian.

350

Page 353: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

&

c-JJ-mir iS ja r iju d d in

MR. A M IR SJARIFU D D IN GELAR SUTAN SOAL AN BER- A SA L M A RG A HARAHAP, TAPANULI.

„D arah Kristen bertjampur baur dengan darah Is­lam dalam perdjoangan pendobrakan pendjadjahan, dan darah gabungan itu adalah darah-Patriot, darah-Indo- nesia, darah-kem erdekaan, darah-gemblengan pahlawan tanaha ir Indonesia”.

(Bung Karno).

„Seorang jan g berhati teguh, berpendirian tetap. Djiwa kuat”,— demikian an tara la in perkataan seorang pendeta Belanda jang tinggal di Sukabumi, datang bertamu dirumah Mr. R. Samsuddin. *) Ini sebelum perang, kl. th. 1939, dan penjusun ini telah beberapa

*) Waktu Itu, Anggota Volksraad.Belakangan, Duta Besar di Pakistan.

351

V

Page 354: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

lama serumah dengan keluarga M r. Samsuddin tersebut, Gestichtsweg, disekitar „daerah” Panaragan , Bogor.

Jang mendjadi pokok pembitjaraan berwudjud ramahtamah, ia­lah mengenai teman-sekerdja, teman-seperdjoangan, se-nasionalis dari M r. Samsuddin itu.

Lebih dahulu Njonja Samsuddin memperkenalkan pendeta Belanda itu (kalau saja tidak salah tn Arps) dengan agak mem- propagandakan „oom” jang menggendong baji-Ahmad, anak sulung M r. R. Samsuddin.

,,N ah”, demikian njonja Artinah Samsuddin, „Oom D. ber- kirim2an surat dengan sosialis-besar, pudjangga besar HenrietteRoland Holst. Dan .............”, demikian tambah njonja Samsuddinitu, „pun dengan Dr. Soetomo dan Njonja de Jonge-Baronesse van W assen aer”.

Ah, ini adalah hanja sedikit pembukaan kata, alias introduksi biasa, untuk menghangatkan „perkenalan” dengan pendeta Be­landa tersebut, jang meskipun bersikap sahabat, toh rupanja masih „berbau” sedikit kolonial, jang „keliw at” baik pada tiap2 „Inlan- der”; jang dimaksudkan dalam bahasa Belanda „neerbuigende vriendelijkheid”. Sungguh sulit sekali menterdjemahkan istilah ini. Baiklah, untuk pendjelasannja disebut sad ja: .—■ ramahtamah ke­pada bawahan.

Sama sadja dengan sikap seorang guru jang baik hati, jang me-nepuk2 bahu muridnja dari Sekolah R akjat jang disajanginja. Djadi, ,.propaganda” tadi mengenai pengarang ini, hanja bermak- sud untutk mentjegah „neerbuigende vriendelijkheid” dari tiap2 orang Belanda jang menganggap ,,enteng” akan tiap2 ,,Inlander”. Dan ............. diskusi mengenai M r. Amir Sjarifuddin, jang men­djadi ,,lawan kolonialisme jang amat berbahaja”, dengan sendirinja bersifat ber-sungguh2 oleh ,.propaganda” tersebut, jang se-waktu2 dapat memakai pengarang ini selaku „law an-debat” (djika perlu!) contra pendeta tersebut.

M emang sikap tiap2 nasionalis w aktu itu, ditegaskan djelas2 oleh seorang pemimpin di Bogor dengan perkataan:

„Kami tak pertjaja seorang Belanda pun, w aktu ini. Lebih ramah ia. lebih berbahaja dia bagi kami”.M aka diskusi jang berwudjud ber-sungguh2 tadi itu, mengenai M r. Amir Sjarifuddin, (antara Njonja dan M r. Samsuddin, pen­deta Arps, pengarang) mentjapai ,,n ila i”, jang am at menghargai

352

Page 355: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

pribadi pedjoang M r. Am ir Sjarifuddin tersebut.Sudah pada tem patnja bahw a pendeta Kristen-Protestant Arps

mengambil „ukuran2” dengan dasar2 agamanja dengan memper- hitungkan d juga „pengaruh” pudjangga H.R. Holst jang „religieus socialis” itu, pada pengarang ini.

T etap i m enurut pendapat penjusun ini, bukanlah kontaknja dengan pud jangga ..H enriette Roland Holst jang penting bagi pendeta tersebut, m elainkan ke-Kristen-an Mr. Amir Sjarifuddin dan kam i in i. B erarti: pendeta itu selain mesti ber-sungguh2 ber- b itjara, haruslah aw as dan w aspada pula terhadap perkataannja jang akan ditim bang2 oleh seorang Kristen, pengarang, jang se- w aktu2 m ungkin mengumumkan pendapatnja. Dan njonja Samsud­din, seorang pemimpin „Isteri Sedar”, berpengalaman banjak dalam pergerakan w an ita , dan guru, jang menerima dengan kritis akan„uraian2” pendeta itu, jah ............. njonja Samsuddin tersebut,dengan ram ahtam ah tetap i jang dengan „opmerking” tadjam, mahir benar mengontrol perkataan2 pendeta Arps itu.

D em ikianlah, m aka dengan fakta2 jang terang, Arps mengemuka- kan sifat2 M r. A m ir Sjarifuddin.

K atanja a .i.: „Tuan Am ir itu, waktu ia mahasiswa, memimpin suatu su ra t-kabar. Buat suatu karangan jang tidak ditulisnja dia mendapat delict, selaku penanggung-djawab suratkabar {madja- lah) tersebut. D iminta pengadilan padanja supaja menjebut nama pengarang jang menimbulkan delict itu. Tetapi tuan Amir hanja m endjawab bahw a d ialah jang harus menanggung risico dari segala tulisan dalam su rat kabarn ja itu, djadi tak usahlah dia menjebut nama si-pengarang jang dimaksudkan itu. Akibatnja, tuan Amir didjebloskan dalam pendjara. Jah, hanja orang jang berperibadi kuat dapat mem pertahankan pendirian sedemikian. Berani me­nanggung akan kesalahan2 orang lain, djarang terdapat dalam dunia in i” .

Pendapat pendeta ini sungguh tjotjok dengan usaha Mr. Amir pada sek itar tahun itu (1939). Beliau adalah salah seorang pem- bentuk Gerindo, (G erakan Rakjat Indonesia) jang menurut Dr. Ratu L angie aim . (Pemimpin Umum & Redaktur ..Nationale Commentaren” ), ada lah satu2nja pergerakan nasional jang paling progressif di Indonesia, dan jang berani benar memikul konse- kwensi2 berat terhadap panggilan tanahair. Terdengar dikalangan itu nama2 seperti M r. W ilopo, Dr, Adnan Gani. Mr. Sartono, Sanusi Pane (p u d jan gga ), M r. St. Moh. Sjah.

353

Page 356: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dalam suatu ,,obrolan” dengan Mr. Moh. Sjah (dulu Sekretaris „Pudjangga Baru”), kami ,,menangkap” pendapat jang penting sekali ditjatat disini, ialah: „Amir is de vrije geest”, (Amir adalah pemikir — berdjiwa merdeka).

Utjapan M r. St. Moh. Sjah ini, dihiasi beliau dengan suatu tjerita mengenai „djalan pikiran” Mr. Amir Sjarifuddin, jang mem­punjai bakat-besar karang-mengarang, baik dalam bahasa Belanda maupun dalam bahasa Indonesia. Karangan M r. Amir tentang pu­djangga Perantjis Moliere, dalam madjalah Pudjangga Baru th 1937, tjukup membuktikannja (dalam bahasa Indonesia). Dalam Bahasa Belanda dinjatakan oleh seorang jurist, bahwa pada waktu senggangnja, ia membatja konklusi2 mengenai pembelaan2-nja se­laku Advocaat, ialah untuk menikmati bahasa Belanda Mr. Amir Sjarifuddin jang „brilliant” itu. Sekian utjapan M r. St. Moh. Sjah, salah seorang jurist Indonesia jang paling banjak berketjimpung dalam kebudajaan sedjak Pudjangga Baru hingga sekarang (Ketua Dewan Redaksi M adjalah Indonesia dari ,,Badan Musjawarat Kebudajaan Nasional).

Kedengaran suatu persdelict lagi terhadap M r. Amir Sjarifuddin jang mengakibatkan kedjengkelan Pemerintah Kolonial.

Memang kuat benar aa ja pena beliau, menurut ukuran peme­rintah Hindia Belanda, jang merasa ,,tergontjang” „akar2nja", sehingga terpaksa ia memakai kekerasan. Style, gajabahasa Mr. Amir Sjarifuddin bukan sadja menggontjang „akar2” kewibawaan Pemerintah kolonial, melainkan „memotong” akar2 itu djuga, jah, bahasapun bisa amat tadjam, bukan?

Pendjaralah salah satu sendjata Pemerintah kolonial untuk mem-bungkemkan suara-patriot; itu, lumrah, dan ............ berbitjara-menulis tentang kemerdekaan dengan kepintjangan2 dalam peme- rintahan pendjadjahan, dan menundjukkan tak adanja peri-kema- nusiaan didalamnja, segalanja benar2 „tidak enak” buat kuping Pemerintah Hindia Belanda itu, dan betul2 menurunkan kewibawa­an Pemerintah tersebut.

A da ,,bisikan” jang tersiar bahwa M r. Amir Sjarifuddin hendak disogok dengan pangkat jang tinggi sekali, tapi dengan sjarat bahwa ia harus „tutup mulut” , jah demikian istilah pembungkeman suara waktu itu!, tetapi bagi M r. Amir Sjarifuddin jg. tegas, tetap patriot jang tak berobah, — usaha-sogokan itu malahan lebih menghangatkan, kegiatannja dalam pendobrakan pendjadjahan.

354

I

Page 357: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Orang sering sa lah paham, bahwa nasionalis seperti Mr. Amir Sjarifuddin, begitupun Dr. Ratu Langie, Dr. Soetomo, Dr. Tjipto Mangunkusumo, jah semua nasionalis jang radjin2 dan panas2 me­njerang kolonial Belanda, „anti-Belanda”-lah adanja.

Itu tidak benar! Anti perbuatan Belanda bukan berarti anti Belanda! Bukan berarti anti rakjatn ja! Systeem jang dibentji! Pe­merintahan kolonial jang dibentji, dan bukanlah rakjat Belanda! Tuduhan kolonial Belanda, bahwa nasionalis Indonesia pembentji Belanda, sama n ilain ja dengan tuduhan Spanjol pada Willem van Oranje, jang menghendaki kemerdekaan rakjat Belanda, jang me-merangi Spanjol dengan lagu: ,,W ilhelmus van Nassauwe ............jang memuat bait: Den Koning van Hispanjen

Heb ik altijd ge-eerd.(R ad ja Spanjol senantiasa sa ja horm ati).

Tuduhan sedem ikian lumrah ditudjukan pada Bung Karno djuga; tapi jang senantiasa selalu menghormati rakjat Belanda jang ber- djiwa besar. Konsekwensi p e la d j a rxn2 tj inta p a d a tanah-air harus dipraktelckan Belanda sendiri dengan lagu-rakjatnja, 'jan-g. s&tog&z populer: ,,’t Is plicht dat iedere jongen

aan d’ onafhankelijkheid van zijn geliefde vaderland zijn beste krachten wijdt Hoezee, Hoezee voor Nederland Hoezee”.

Dalam bahasa Indonesia:W ad jib lah tiap2 pemuda untuk kemerdekaan tanahairnja m entjurahkan segala tenaga-djiwaraganja Hidup, hiduplah! Nederland, Hidup!

(terdjemahan ini disesuaikan dengan suasana th 1940) di Indone­sia.

Nah ini berarti: Bolehlah menjanji lagu2 Belanda jang bersema­ngat kem erdekaan tanah air, tapi jang tidak boleh dilaksanakan oleh jang d idjadjah : si putera-puteri Hindia-Belanda!

Logika ini sungguh pintjang, — dan kepintjangan ini amat me- malukan si-kolonial-im perial Belanda itu, karena ditondjol oleh pena2 progressif patriot pengarang Indonesia.

355

Page 358: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dan ............. rakjat Belanda? Banjak intelektuil Indonesia kawmdengan wanita Belanda, — apakah kawin itu „bentji” dju9a - pertanjaan anakketjil, bukan? Pernah kami batja keterangan u r . Soetomo almarhum, Ketua Umum Parindra, bahwa aktivitei* nja mengenai politik anti kolonialisme djustru diilhamkan oleh isten beliau, wanita Belanda!

Dan . . . . . . . . . Mr. Amir Sjarifuddin! Jah ............. prinsip haniaanti pendjadjahan, anti kolonialisme, bukan anti rak jat dari pen­djadjah; bukanlah anti rakjat Belanda, atau anti rak ja t Inggeris> atau anti-rakjat Perantjis dari negara2 kolonial itu.

Prinsip iai amat kentara pada aim. Dr. Tjipto M a n g u n k u s u m o . Ketika^ Belanda diserbu ditekan-diindjak habis2an oleh »,Djennan- Hitler , maka ,,sibuangan” Dr. Tjipto, sekaligus memihak kepada Belanda jang diperlakukan se-wenang2 itu.

W ah, - sajang sekali! Ini disalahpahami oleh kaum muda. api untung. Dr. Ratu Langie dalam Nationale Commentar-nja,

mengerti benar2 akan ,,djalan-pikiran" ataupun prinsip teguh Dr. •Ijipto tersebut.

Dr. Ratu Langie berkata: ,,Dr. Tjipto telah menderita dan ber- tiap2 ganggu-gugatan generasi muda padanja inenun-

ju an ,,tidak-mengerti akan djiwa besam ja”. Demikian setjara r. Ratu Langie menambahkan pendapatnja pada pengarang

ini mengenai pribadi Dr. Tjipto tersebut, waktu penjusun ini men- aisk^ikan dengan Dr. Ratu Langie itu perdjuangan Dr. Tjipto itu, dirumah beliau (Laan Wichert, lingkungan Kramat, th 1940). j-arallel dengan usaha Dr. Tjipto Mangunkusumo itu. jaitu memi- Mr a P c janfg JdlJd,ad,ah (Belanda didjadjah D jerm an!), -difa j “ ir Sjanfuddm Pu? “ emihak pada Belanda di Indonesia jang ™ « d,ang se-wenang2 oleh Djepang. Dan ............. sesuai pula de-denaa rirf-,p ltU’ ^ r-,Amir Sjarifuddin tidak mau kerdjasamakolon . S W ’ ............ sekali lagi, ~ prinsip anti-kolonial Dr. TjiptoMangunkusumo dan M r. Amir Sjarifuddin ini!fu d d f patr,° t’1ka1Lber besar! Betapa konsekwen M r. Amir S jari- d e n l men? alanka,n Prins|Pnja itu! Terus-menerus ..berdjalan1',

ngan Usaha ondergrondsche actie”. ataupun „bekerdja-diba-bekerd 5 3r Dan ............. bukankah T an M alakaselaku , ! ndemLk,a,?I ? a n : ........ •, “ enurut ..bisikan” menjainar diriDienan I , .. ^ ePangO untuk menghantjurkan tentara

JePang! Sajang sekali, „ondergrondsche actie” itu diketahui oleh

Page 359: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

D jepang, d an M r . A m ir S jar ifu d d in ditangkap, ............. kemudiand ia d ili .............. d an d ihukum m ati. T ap i hukuman mati itu diubahm end jad i „hukum an seum ur h idup” atas djaminan Bung Karno d an Bung H a tta , ■— dem ik ian tja ta t Kementerian Penerangan Re­pub lik Indonesia , b a g ian D okum entasi (D jakarta).

S ek ian ten tan g w a ta k M r. A m ir Sjarifuddin.Se laku illu s tra s i la in dari pada w atak itu, jang kami hendak

kem ukakan se laku bukti „kesaksian” sendiri, ialah ketika Djepang sesudah b eb erap a bu lan m enduduki Indonesia dan meng-organisasi- k an ,,ini~itu” untuk m enanam kekuasaannja. Tak ada ,.partai n a s io n a l”-pun jan g d iid jinkan untuk berdjalan. Segala jang bersi- f a t po litik d it iad ak an a tau setidak-tidakn ja dibungkemkan; dengan a la sa n , b ah w a , .Indonesia toh sudah merdeka”! Demikian propa­g an d a D jep an g , dan ten tu lah han ja anak ketjil kemarin jang dapat ..m en gerti” d an ,,m enerim a” lelutjon ini. Hanja, jang bersifat so s ia l b isa ,,b e rg e ra k ” dengan pengertian: tidak boleh „digerakkan” begitu rupa, seh in gga berpengaruh. Pendeknja, hanja balatentaraD ai N ippon-lah jan g boleh ,,berpengaruh”. T ap i............. kaumpo litik Indonesia b u kan lah ,,anak kem arin” lagi! „Seribu satu djalan m enudju p ad a kem erdekaan” , demikian sembojan Bung Karno jang m en d ja lar d a r i p loksok keploksok, sed jak sebelum Perang Dunia II, langsung ked jam an pendudukan D jepang dan ............. seterusnja.

D an .............. M r . A m ir S jarifuddin , kami lihat bekerdjasama eratdengan D r. G .S .S .J . R atu Langie, ujata^njata !

„K erd jasam a n ja ta2” in i „dibimgkus” dengan usaha »>***/. am at actief-p rogressif. D engan sendirinja ..pembungkusan mi d it ju r ig a i o leh D jepang sebesar-besarnja.

T a p i.............. M r . A m ir S jarifuddin dan Dr. Ratu Langie, — bu­kanlah orang jan g begitu takut pada „momok Djepang” karena maklum lah ................... ,momok” jang lebih tjerdik telah dihadapi me­reka. P en ga lam an m ereka di ,,dunia politik Eropah”, pun didalam ..liang s in ga H ind ia -B elanda” alias pendjadjahan „politiestaat” (istilah E. Du Perron dalam ,.Indies Memorandum” no. 13), jah, pengalam an patrio t-patrio t ulung itu bersama jang lain-lain lebih dari tjukup untuk bertand ing dengan kaum politik Djepang.

Balik k ita p ad a ..bungkusan” usaha sosial tadi, jang dalam bahasa asing d isebut cam ouflage ! Dengan sendirinja Djepang jakin benarakan ,.cam ouflage” itu. T ap i ............. jah ............. manakah bukticam ouflage, jan g begitu ,.litjin”, begitu ,,tidak kentara dibungkus- kan kepada m aksud po litik pemimpin2 itu?

357

Page 360: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

M r. Amir Sjarifuddin, seorang Kristen-Protestant. Pun ...........Dr. G.S.S.J. Ratu Langie! Dan............ salahkah mereka djika me­reka berusaha dengan alasan peri kemanusiaan (usaha sosial) untuk menolong anak2 Kristen jang terlantar, dikalangan Knil? (Koninklijk Nederlands Indisch Leger). Semua serdadu Knil telahditangkap, diinternir oleh Djepang, — dan............. bagaimanakahnasib isteri-isteri dan anak-anak serdadu-serdadu Knil itu?

Dr. Ratu Langie berusaha! Mr. Amir Sjarifuddin bergiat...........dan ............. aduhai................janSf pertama, mendapat „hadiah” tern-peleng dari seorang korporal D jepang,............ dan Mr. Amir Sjarif­uddin jang kemudian mengadakan activiteit jang memisahkan diri dari ,,kemauan” Djepang, (menolak kerdjasama, seperti diterang- kan semula), digandjari hukuman mati.

Lihatlah, nasib Patriot! Untuk kepentingan generasi-generasi kemudian! Untuk ,,Indonesia M erdeka!”

W ah , illustrasi tadi masih kurang terang mengenai Mr Amir- Sjarifuddin. Potret pribadi beliau baiklah kita lihat dalam tjaranja berbitjara, berdjalannja!

Tahun pertama, pendudukan Djepang, dan Hari R aya Natal.......jah inilah kesempatan baik untuk menghimpunkan „anak2-domBa’’ jang tertjetjer. Kaum Kristen memakai istilah „gembala” dan ,,anak-domba” sesuai dengan adjaran mengenai „jang dipimpin” (anak-domba) dan „jang memimpin” (gem bala).

Dan Mr. Amir Sjarifuddin, salah seorang pengchotbah jang pandai, disebut gembala. Beliau mengetuai rapat orang-orang Kristen di Kramat Raya. Duduk dalam ,,urusan” ini Dr. G.S.S.J. Ratu Langie dan pemimpin-pemimpin lain dari kalangan Kristen.

Bung Karno diundang menghadiri ,,pertemuan-Kristen-Kristen" itu dan diminta pula memberikan wedjangan. Suasana waktu itu amatlah ,,serem” terhadap keluarga2 Knil chususnja dan orang- orang Kristen umumnja, jang mulai „dikedjar-kedjar” tenfara Djepang atas hasutan beberapa „gelintir” manusia, demikian istilah waktu itu mengenai usaha pengadu-dombaan suku-suku bangsa Indonesia.

T iga pemimpin besar, Bung Karno, Dr. Ratu Langie, Mr. Amir Sjarifuddin, — bertemu — bergabung disini, bukan melulu untuk kaum Kristen sadja, melainkan guna mejakinkan chalajak ramai, bahwa kaum Kristen adalah „m atarantai” penting djuga dalam „schakel” (perhubungan) persatuan-persahabatan kemerdekaan untuk mentjiptakan kemerdekaan Indonesia.

358

Page 361: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Lihatlah betapa bersinar-sinar mata Mr. Amir Sjarifuddin me- megang palu-keketuaannja! Badan tegap-tampan, rambut ,,ber- ombak”, sikap tegas, jang jakin dan mejakini akan adanja ditiap- tiap sudut m ata-m ata Djepang, polisi militer Djepang (Ken Pei T a i) ; demikian kesan jang kami „tangkap” terhadap beliau, waktu membuka pertemuan dan menjambut tamu-tamu jang . „telah membuang tempo untuk menghadiri malam persaudaraan” itu.

Istilah ataupun sebutan ,,membuang tempoh untuk menghadiri malam persaudaraan” itu bukanlah kata-kata jang basi! Betul-betul berarti! Karena: Dalam suasana penekanan djiwa dan perlakuan sewenang-wenang oleh ,,anak-anak Dewa-Matahari” itu, jang m abuk-kuasa, mabuk kemenangan dan gila hormat, maka berbaha- jalah m enghadiri rapat sedemikian, apalagi memimpinnja! Dan betul-betul ,.membuang waktu" wudjudnja, kalau orang tidak mau ,,menjusahkan” diri, tegasnja: tidak rela diperhatikan polisi militer Djepang jang tersohor kedjamnja.

M alam persaudaraan! H anja sedikit sekali jang mengundjungi- nja. T ap i jang ..sedikit” ini tjukup untuk „menjusahkan” Djepang; jang pada m ulanja ramahtamah, kemudian „matagelap” karena terus-menerus ka lah diplomasi; orang-orang Indonesia jang dise- butnja ..gendjum in”, (dalara bahasa Belanda Inlander), makin lama makin „d jauh”, dari mereka, malahan makin ben t j i pada anak D ew a”, „Pelindung" Asia itu...Pelindung A sia” !..T jahaja A s ia” ! Sindiran?Sungguh lutju nam a2 nuluk2 ini untuk saudara2 kita se-Asia ini: M udah2an pe lad jaran jang telah lalu jang sedih itu diinsjaEi kita bersama, untuk m entjegah pengadu-dombaan antara bangsa2 Asia ............. dan A frika jang masih terdjadjah.

T jatatan :Untuk maksud ,,Damai" kami dalam usaha tjatatan2 ini, kiranja

direalisir, bahw a Kebudajaan Djepang jang tinggi itu, oleh penga­ruh beberapa gelintir fascis-m ilitaris Djepang, hampir2 temoda. Dalam hubungan ini marilah kita hargai bangsa Dai Nippon dalam kw alite it-n ja jang tinggi, dan kita berusaha melupakan segala tindakan2 kedjam nja di Indonesia, waktu Perang.

Jah, P erang lah jang senantiasa memusnakan unsur2 kemanusiaanluhur. D an ............. oleh karena tu maka usaha2 kami ini, tak laintak bukan, m endjauhkan Perang itu.

359

Page 362: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

T api apakah sebenarnja jang dikehendaki M r. Amir Sjarifuddin? Untuk mengetahui maksud sebenarnja M r. Amir Sjarifuddin dan Dr. Ratu Langie, pun Bung Karno, jah seluruh pemimpin2, nasio­nalis2 Indonesia, baiklah kita dengar pidato Bung Karno, jang di- utjapkan beliau pada malam itu. Perlu dijakini, bahwa waktu itu kedudukan Bung Karno, belumlah selaku Ketua Tjuo Sangi In (Ketua Perw akilan R ak ja t), melainkan untuk sementara waktuPenasehat Bala Tentara Dai Nippon. D jadi ............. nilai pidatoBung Kamo bukanlah selaku hasil usaha „propaganda-Djepang”. ■— seperti jang dituduhkan Sekutu pada beliau, — melainkan se- mata2 selaku buah usaha seorang nasionalis, pemimpin rakjat, patriot besar, jang senantiasa men-dengung2kan persatuan suku- bangsa2 Indonesia.

„Saudara2!” -— demikian Bung Karno memulai pidatonja, per- lahan2, tenang-terang-tegas, „Tuhan jang M aha Esa dari Umat2 Kristen, adalah Tuhan jang M aha Esa djuga daripada kaum Mus- limin. A da suara jang menuduh, bahw a orang2 Kristen itu bukan- lah nasionalis, bukanlah orang Indonesia! D jika tuduhan itu betul2 telah dilantjarkan, dengan perkataan pula, bahwa orang2 Kristen itu pengchianat terhadap pada usaha kemerdekaan Indonesia, maka saja njatakan disini, bahwa djustru penuduh itulah pengchia- nat se-besar2nja, penghasut, pemetjah-belah persaudaraan, keke- luargaan, persatuan bangsa Indonesia. Banjak benar dari kaum Kristen jang telah mengorbankan darahnja, hartanja, njawanja un­tuk tanahair, dan kawan2 sa ja seperdjuangan se-Patriot berdiri, duduk ber-sama2 kita pada pertemuan ini .............” .

Kalimat2 ini diselingi oleh tepuktangan2 jang ria-gembira, jang memberikan banjak2 semangat pertjaja-diri dan sympathie terha­dap pembitjara.

Pengarang ini jang duduk berdekatan dengan Dr. Ratu Langie, mendengar bisikan beliau, mengenai pidato Bung Kamo:

,,W ah , wah, dia sungguh2 mempunjai kuasa-kata !” Diutjapkan dalam bahasa Belanda: ,,Hij heeft de macht van het woord”, demikian djelasnja.

Dan M r. Amir Sjarifuddin didekat kami meng-angguk2 ter- senjum2 menjetudjui uraian Bung Karno jang „membakar” dan „mentjairkan” segala ketakutan dan ke-ragu2an terhadap kuasa B alatentara Djepang.

,,Darah Kristen bertjampur baur dengan darah Islam dalam

360

Page 363: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

perdjoangan pendobrakan pendjadjahan, dan darah-gabungan itu, adalah darah-Patrio t, darah-Indonesia, darah-kemerdekaan, darah-gem blengan-pahlawan tanahair Indonesia” demikian antara lain Bung Karno m elandjutkan pidatonja.

Gemuruhlah gedung pertemuan di Kramat Raya itu, dan bebe­rapa opsir D jepang jang hadir, turut tertawa, tapi jang kelihatan . .meringi s ataupun , ,m e n j e r i n g a i”. Apa ketawa itu keluar dari hati sanubari mereka, entahlah tapi ketawa sedemikian nampaknja tidak aesthetis!

Dan untuk m elengkapi tjerita, baiklah didjelaskan, bahwa pi­dato Bung Karno ini, diutjapkan sebelum Dr. Ratu Langie ditem- peleng korporal D jepang, dan sebelum Mr. Amir Sjarifuddin dihukum mati oleh tentara Djepang.

Dan Bung Karno lebih ..dipersempit” gerak-geriknja, malahan seperti telah diumumkan semula (Pidato Radio, Kenang-kenangan pada dan dengan Bung K arno), ada desas-desus untuk membuang (internir) Bung Karno dan Bung Hatta; jang satu di Taiwan, jang lain di Shonanlo (S ingapura).

Tapi, bagaim anapun usaha pemetjah-belahan Djepang, usaha adu-domba Islam contra Kristen, telah ,,patah-gigi-biasanja’ oleh aktivitet-aktivitet pemiinpin-pemimpin besar mulai pada malam per­temuan itu. M r. Amir Sjarifuddin, Dr. Ratu Lanyre,' Jr. Soekarno. tak dapat dilupa d jasa mereka itu pada malam tersebut.

Berlainan tja ra -tja ra mereka berdjuang, tapi tudjuan, tjita-tjita mereka sama, ialah menegakkan kedjajaan Indonesia, jang merdeka berdaulat. Ketiganja, dengan segala siasat, segala pengalaman dan ilmu mereka, menghadapi pendjadjah baru jang lebih kuat, lebih besar, lebih banjak rak jatn ja daripada pendjadjah dulu. Segalanja lebih, ketjuali b idjaksana!

Bung Karno masih ,,segar” dari pembuangan, — artinja, barusan lolos dari pembuangan pemerintah Hindia Belanda, kini berada di tengah2 pendjadjah lagi jang hanja ,,tahu~paksa, dalam pemerin- tahannja, — dan M r. Amir Sjarifuddin jang tak kenal compromis menjatakan ..d jid jikn ja” terhadap si-pemerkosa peri-kemanusiaan, lalu tegas2 menolak untuk tunduk pada ,,kerdjapaksa” Balatentara Dai Nippon Teikoku, — demikian nama lengkap tentara Djepang.

,,Ondergrondsche actie” (kerdja dibawah-tanah) ataupun spion- nage, penjuluhan, ataupun usaha-mata2 musuh, timbul di-mana2 tempat, dan menurut berita, Tan Malalca berada di-tengah2 rorriusha (kuli) selaku mata2-musuh-anti Djepang; — sajang benar, usaha Mr. Amir sedemikian lekas ketahuan. Beliau sungguh sial dalam

361

Page 364: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

usahanja ini, ■— tapi bagaimanapun risico pembunuhan terhadap di- rinja telah lebih dulu di-realisirnja! Ataupun telah diperhitungkan- nja semula.

Seperti telah diterangkan semula, Mr. Amir Sjarifuddin atas kebidjaksanaan Bung Karno dan Bung Hatta, hukuman mati bagi- nja, oleh Tentara Djepang dirobah mendjadi hukuman-seumur- hidup. Ditambahkan disini, untuk mendjelaskan wudjud „penga- dilan” tentara Djepang itu: hukuman mati pula pada Mr. Soema- nang (lihat Pidato Radio, Kenang2~an pada dan d e n g a n ^Bung Karno oleh pengarang in i), dengan alasan jang begitu ,.ketjil bagi kita bangsa Indonesia, jaitu menempatkan potret Tenno Heika disuratkabar „Pemandangan” pada tempat jang salah; kekeliruan M r. Soemanang itu dianggap usaha-anti-Djepang, lebih2 lagi, pcng- chianatan, usaha-mata2-musuh.

Tetapi seperti telah diterangkan semula djuga, atas djaminan Bung Karno, Bung Hatta dan pemimpin2 lainnja serta penasehat: Djepang, bangsa Djepang djuga, maka Mr. Soemanang tidak djadi dihukum-mati.

Sedjarah berdjalan terus. Djepang kalah perang bersama kawan— nja, Djerman-Hitler, Italia-Mussolini. Fascisme djatuh se-remuk- nja. T jinta-tanah-air jang ber-lebih2~an, dengan kata chauvinisme, jang lahir dari fascisme imperialisme, jang dilantjarkan oleh Hitler, Mussolini, Togo tak dapat diterima oleh dunia demokrasi (kerak- ja tan ), dunia sosial, dunia kebangsaan manapun jang mau mcm- pertahankan kedaulatannja, dan........ dunia ke-Tuhanan.

Dengan pengalaman jang pahit2, dengan derita jang penuh azab- sengsara, tapi dengan kejakinan jang mateng, jang hidup-hangat, maka bangkitlah pemuda2, pemimpin2 Indonesia dengan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Indonesia bangkit dengan ilham sebesar dunia, artinja ia jakin. pertjaja, insjaf akan kekuatannja, akan tenaganja, jang dapat menentang dunia pendjadjah-penindas-penekan sesaxna manusia.

Kumandangnja proklamasi itu menggontjangkan seluruh dunia. Dunia djudjur-merdeka gembira mendengarnja; dunia pendjadjah marah-heran, mengapakah rak jat jang tak ada niodalnja apa2 beru­pa sendjata, (haha, hanja bambu runtjingnja! sungguh menertawn- kan ), mengapakah „si-tjatjing Indonesia" itu begitu berani mem- proklamirkan kemerdekaan?

Semangat!M aka gegar hantjurlahSegala ketjabaran.

362

Page 365: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dan tam pillah Pem uda dan Pemimpin.R untjingkan bambu T ad jam kan kaju N ja lakan api,Revolusi! Revolusi!M erdeka ! M erdeka!

M aka bergeraklah Berombong-rombong,Berbondong-bondong,M end jad i Pasukan,M end jad i Bataljon,M end jad i B rigade ........ Tentara........ !H idup, hidup Indonesia........T en ta ra ......... seluruh rak ia t........B ergerak, .bergerak!

H antjur-rem uklahsekali lag i lambang2 pendjadjahdipersada Indonesia.

Sekali lag i,Labrak si kedjam Tum bangkan sisombong kolonial.

Seka li lagi,Bakar, goreng, rebusT iap 2 usaha si penekan, pendjadjahPenghisap darah rakjat,demikian teriak pemudajang diilhami api-kemerdekaan.

★ ★

Dan dalam keadaan ini, maka dengan sendirinja Mr. Amir S ja ­rifuddin turut actief mengambil bagian. Ia ,,lolos” dari hukuman se-umur-hidup, lalu merantjang-merentjanakan selaku pemimpin siasat2 jang menguntungkan Republik Indonesia.

Sekian mengenai satu facet usahanja dan peribadinja, dan jang lain2 jang bersangkut-paut dengan soal2 politik tentang jang dina­makan ,,Reinville agreement” dan ,,peristiwa Madiun" kami serah-

363

Page 366: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

kan pada ahli sedjarah dan Sang W aktu jang dapat menimbang dengan se-objektiF-nja n ilai2 K arya Patriot •— M r. Amir Sjari­fuddin ini.

D an........ semua Patriot, tidak ada ketjualin ja, terdorong olehrasa peri-kemanusiaan, rasa harga diri terhadap sesamanja ma­nusia umumnja, dan terhadap bangsanja chususnja, untuk memper- djuangkan hak2 humanity untuk mentjapai keseimbangan didunia ini, jang dinamakan ,.perdamaian”.

H anja dengan penghormatan dari „kiri-kanan” terhadap hak2 itu, dapatlah tertjapai keseimbangan hidup bangsa2. Benarlah, bahwa ada pepatah jang mengatakan dalam bahasa Belanda: ,,Vrede op aarde zal wel alleen tot de vrome wensen behoren . (Perdamaian dunia akan hanjalah tinggal harapan kudus belaka ad an ja ). Sjukurlah isi dari pepatah ini tidak dihiraukan oleh kaum Idealist. Dan Patriot, pentjinta Damai, sekalipun ia terpaksa mema­kai kekerasan karena ,,kena” provokasi, namun segala usahanja ,,dikuduskan” oleh tjita2-nja jang mulia itu, dengan risico salah- paham dari pihak kawan2.

Ini bukan berarti bahwa kita mesti menganut sembojan: „Het doel heiligt de middelen” (M aksud baik menguduskan alat2 atau tjara2), jah, djika jang sedemikian dipertahankan, maka mendjadi teramat kotorlah segala ,,alat2 atau tjara2” dari maksud itu, dan turut kotorlah djadinja maksud itu........ , dan akibatnja; tjita2 sede­mikian mendjadi milik Iblis, serta ,,Iblislah” pula djadinja si- penganutnja, si-pelaksananja.

M arilah kita bersihkan pikiran2 kita terhadap Patriot2 jang telah w afat itu, — dengan lebih memandang sinar2 usahanja itu daripada bajangan2 hasil kerdjanja jang „ditjiptakan” oleh sinar2 tjita2nja itu. T ak ada pedjoang matjam M r. Amir Sjarifuddin, Dr. Tjipto Mangunkusumo, Dr. Ratu Langie, Moh, Husni Thamrin, Hadji Agus Salim, Dr. Soetomo, Dr. Setiabudi, jang kami sebut2 itu, —- jang ,,tak ada salahnja”.

Sinar dan bajangan karya pemimpin2 itu bersatu-padu dalam ge­langgang, dalam alam kepemimpinan mereka.

D jakarta, 7 Djuli 1957.

Tambahan I:Dalam membahas usaha2 Patriot Mr. Amir Sjarifuddin ini, kami

teringat akan bahan2:1. A idit M enggugat Peristiwa Madiun.

364

Page 367: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

365

Page 368: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

2. D.N. Aidit •— Konfrontasi Peristiwa Madiun (1948). Peristiwa Sumatera (1956).

3. Buku Putih tentang Peristiwa Madiun. disusun dan diterbit- kan Departemen Agitprop C.C.P.K.I.

Kami kutip beberapa jang sepecifik menggambarkan nilai djiwa, dasar bathin Mr. Amir Sjarifuddin:

— Saja kira Amir Sjarifuddin tidak kalah Bataknja daripada orang Batak jang mana djuapun, malahan jang tidak kalah Keristennja daripada kebanjakan orang Kristen.Amir Sjarifuddin meninggal sesudah ia menjanjikan lagu Internasioriale (lebih dulu dinjaniikannja Lagu Indonesia R aya! M.R.D. Lihat Aidit M enggugat Peristiwa Madiun: halaman 32 !), lagu kesajangannja Kitab Indjil ditangannja. Amir Sjarifuddin adalah seorang putera Batak jang baik, jang patriotik, dan karena itu djuga ia adalah seorang putera Indo­nesia jang baik. (D.N. Aidit, Konfrentasi Peristiwa Madiun- 1948).

Tambahan II:

M r. Amir SjarifuddinDalam tragik hidup saudara, oleh bentjanapertentangan ,,pro dan contra”dalam politikpihak kiri dan kanan,Saudara tetap Patriot.Kanan, kiri, tengah, semua pada tempatnja.Gabungan seluruhnja a d a la h pemikul Beban Kehormatan:Indonesia Merdeka.Nama Saudara tetap terhormatoleh Lawan dan Kawan politik.

D jakarta, 8 Djuli 1957.

366

Page 369: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

367

Page 370: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dr. G.S.S.J. RATU LANGIE dan

WOLTER MONGINSIDI

„Ia mempunjai kuasa-kata !” demikian kata Dr G .S.S.J. Ratu Langie kepada saja, ■— dalam pertemuan umat Kristen di Kramat R aya, jang dipimpin ojeh M r Amir Sjarifuddin.

Siapakah jang „mempunjai kuasa-kata" itu?Bung Karno masih mengutjapkan wedjangannja dalam pertemuan

itu, dengan penuh semangat.Sa ja menganggukkan kepala, dengan tidak me-njangka2, bahwa

dua pemimpin besar (umat Kristen) itu (Dr G .S.S.J. Ratu Langie dan M r Amir Sjarifuddin) akan tak lama berpulang dengan hanja sedikit mengetjap nikmat kemerdekaan Indonesia.

Pendjara, pembuangan, — itulah tempat pertapaan semua Patriot. Semuanja kenjang tamparan, baik dari musuh, maupun dari se­

kitar kenalan, keluarga, sedaerah.M ereka guru, gurubesar, dari m asjarakat, dari nusabangsa, —

dan ,,keguruan” itulah jang hendak saja bentangkan selaku ,,murid”. Dan hingga kini penulis masih tetap berguru pada beliau2 itu; sering makan-minum ber-sama2, berkelakar, sampai2 pada dompratan2 pada penulis ini, jang harus dididik begitu rupa, agar dapat menolak segala matjam siulan merdu alias sogokan pendjadjah.

Inginlah, penulis membentangkan kenang2-an tentang guru-poli- tiknja, kemasjarakatan dsbnja.

M ula2 tentang koreksi Dr G .S.S.J. Ratu Langie berwudjud pen­didikan pada penulis, aw al th. 1939:

,,Se-baik2-nja seorang dari kalangan pendjadjah, ia tetap pen­djadjah.Kebaikan si-pendjadjah padamu, — hahaha, — memang pemuda lekas pertjaja! Bakal disogok djadi Inspektur Pengadjaran? Kenapa tidak djadi Direktur Departemen Pengadjaran *) sekali- gus?Hm, diperlakukan baik2 oleh Pembesar2 Belanda? Dan pudjang- ga2-nja! Hm, sampai2 keluarga Gubernur-Djenderal, menerima kau selaku tamu terhormat! Hahaha! Pudjangga!

i) Kini Kementerian P.P. & K.

368

Page 371: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Mau bagi harta? H arta-rakjat!Djangan marah, ini lelutjon sadja, bukan?Hargai dirimu selaku pemuda Indonesia!Pergunakanlah penamu untuk nusa dan bangsa! Untuk kemer­dekaan!Kau akan tidak menjesal kemudian!”Demikianlah antara lain sari nasihat, jang sering terdengar dari

mulut Dr R.L. dialamatkan pada tiap2 pemuda jang mengundjungi rumahnja.

Pengaruh.Besar pengaruh beliau pada pemuda2 Indonesia, chususnja pada

pemuda2 Sulawesi.Untuk mengukur ,,pengaruh” itu, sebaiknjalah djika dibentangkan

sedikit riw ajat beliau, dengan keterangan2-nja sendiri. Sebelum menguraikannja, baiklah ditjatat lebih dulu (untuk menjatakan con­tact antara kam i), bahwa penulis adalah mula2 redaktur ,,Suara Selebes” (Su law esi), dan Direkturnja Dr G.S.S.J. Ratu Langie sen­diri; pun pembantu ,.Nationale Commentaren”, madjalah mingguan dalam bahasa Belanda, dipimpin oleh Dr R.L. dan jang sangat ber- pengaruh dalam kalangan tjendekiawan Indonesia. Pembantu beliau jang terpenting dalam mengasuh madjalah ini, ialah sdr A.B.H. W awo Runtu.

Pengaruh Nationale Commentaren (Komentar Nasional) pada kaum tjendekia inilah jang memastikan pula pengaruh Dr R.L. pada pemuda2 Sulawesi, jang mengagumi pendekar ini, jang berasal dari daerahnja sendiri, dan jang chusus untuk Perserikatan Minahasa mendjabat ,.anggota V olksraad” untuk daerah itu.

Pengaruh buat daerah meluas pada seluruh Indonesia ketika beliau kena ,,sabotase” dari Pern. Hindia Belanda berwudjud tu- duhan jang di-bikin2, bahwa beliau menggelapkan f 200,— ialah untuk melumpuhkan keanggotaannja dalam Volksraad, jang ..suaranja” amat membahajakan kolonialisme Belanjla. Pentjopotan dari V olksraad ini mengakibatkan lahirnja ,.Nationale Commen­taren” tsb., jang membentangkan kepintjangan2 tindakan kolonia- listis dari Pem. Hindia Belanda.

M ahasiswa.Dalam pergaulan se-hari2, pernah Dr R.L. mentjeritakan tentang

usahanja di Eropah, selaku mahasiswa jang aktif dalam pergerakan

369

Page 372: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

kenasionalan, mulai dari tanah Belanda, langsung ke Swis (ke Universitas Z urich), hingga mentjapai titel Doctor disana dalam Ilmu Pasti & Ilmu Alam.

Beliau mendjadi pemimpin m ahasiswa A sia di Eropah, dan jang pertama mengutjapkan didepan tjorong Radio di Sw is tentang nilai- kekuatan kebudajaan A sia dan A frika; jang kemudian akan menun- tut kemerdekaan sepenuhnja dari kaum pendjadjah, jang akan menghantjurkan belenggu kolonial dengan tenaga batinnja jang besar itu. U tjapan ini dilakukan tak lama sesudah Perang Dunia I. demikian taksiran penulis, •— karena waktu itu Eropah sibuk meng­adakan pembangunan, tapi sajang sekali, dengan mengabaikan ke- pentingan2 Asia-Afrika, jang didjadjah itu.

Bung Karno djauh lebih muda dari Dr R. L., ke-dua2-nja ahli Ilmu Pasti, tapi b iasanja si muda tak mau kalah dengan si-tua, — dan dengan demikian keduabelah pihak bekerdja berlumba2, saling- isi, menurut tenaga dan kodrat masing2, dengan achlak-timur, jang mengurniakan mereka budi-hormat-menghormati.

Jang muda dengan sifat timur tsb pandai menghormati jang lebih tua, dengan perkataan, bahwa si-tua adalah guru si-muda. Ini sifat luhur kita!

Kenjataan sekarang, —■ balik kita pada pidato Radio tentang kekuatan2 kebudajaan A sia dan A frika oleh ,,m ahasisw a” Ratu Langie di Sw is, jang meramalkan pematahan belenggu kolonialisme itu, — jah kenjataan sekarang ialah, bahwa Bung Karno telah me- wudjudkannja dalam praktek, jang mengagumkan, malahan meng- gentarkan seluruh dunia barat, chususnja negara2 pendjadjah.

Segala jang di-idam2-kan, di-impi2-kan oleh Dr R. L. dan kawan2 oleh pemimpin2 sebelum mereka, dan jang dengan sendirinja pun oleh Bung Karno, — mendapat bentuk pasti kini, se-olah2 telah dihitung m atang2, dialectisch ataupun setjara matematica menurut ilmu-pasti; (ingatlah, Bung Karno adalah insin jur!).

M arilah kita terus ,,hangatkan” soal A sia-A frika ini! Biar me- njimpang sedikit dari tjerita tentang Dr G. S. S. J. Ratu Langie.

Bung Karno, selain theoriticus, pun practicus, — dan dilihat dari sudut itu, maka Dr R.L. ,,si-guru” telah selesai tugasnja; dan ,,si- murid” membesarkan a c t i v i t e i t -n ja l eb ih da r i pada g u run j a , h in g g a j a n g , ,muda” ini mun t j u l s e laku kampiun, m e t am pau i s e m u a gurunja .

Bung Karno sendiri tak lupa me-ngenang2-kan d jasa2 Bapak2 (guru2) pemimpin pergerakan di Indonesia, dengan me-njebut’ nama2 seperti Dr W ahid in , Dr Soetomo, Dr Tjipto Mangunkusu-

370

Page 373: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

ma, Dr Setiabudi, Dr Ratu Langie dll, — dan tidak lupa beliau, me-njebut2 kepahlaw anan Pangeran Diponegoro, Teuku Umar, Tjik Di T iro, Sultan H asan Udin, Pattimura.

Djika seorang w artaw an mengambil kesimpulan, bahwa undang­an pada Bung Karno ke Am erika Serikat, berdasarkan djasanja ter­hadap lah irn ja Konperensi A sia-A frika, dengan segala suksesnja itu, maka penulis menambahkan disini, bahwa pendapat w arta ­wan itu selain daripada amat benar, — pun mengandung ramalan, bahwa peranan Bung Karno dalam pergolakan dunia akan lebih meluas daripada jang di-idam 2-kannja semula, dan akan lebih lebar lagi daripada jang diutjapkan ,,m ahasiswa” Ratu Langie di Eropah, selaku Ketua M ahasisw a2 A sia-A frika disana.

Tawaran pangkat, gadji besar.

Balik kita pada riw a ja t Dr R. L. jang d ja san ja t e l ah diakui oleh Bung Karno, selaku sebagian dari ,,fundament” kemerdekaan Indo­nesia.

Beliau telah pernah mendapat tawaran untuk memimpin suatu perusahaan besar Belanda dengan gadji ailUlt bcScir, tapi beliau me- nolaknja; sudah itu pangkat2 tinggi waktu beliau masih berada da- lam tahanan, tapi itupun ditolak.

Ah, betapa nikmat hidup seorang pegawai-tinggi djaman kolo­nial!

Tapi betapa rendah derad jat orang sedemikian pada mata kaum nasional!

Soal basi, bukan? Ja, basi waktu dulu! Tapi tak basi sekarang. (kita tjatat th. 1956, bulan M e i!) . Basi, dulu, tapi hangat sekarang! Karena apa? Kini djustru ada perlumbaan antara pemimpin2 palsu untuk merebut kursi2 empuk, melalui partai2, — dan inilah jang amat d isesalkan oleh Bung Karno chususnja dan seluruh rakjat djelata (m arhaen, djembel) umumnja. Korupsi? ■— baiklah, diurung- kan disini soal ini, jang m endjadi tanggungan rak jat seluruhnja un­tuk memba sm i t i j a .

T aw aran pada Dr R. L. mendjadi professor ataupun pedjabat urusan perbintangan (sterrew acht) di Buenos Aires ditolak, — ka­rena beliau ingin m engabdi pada tanahair di-tengah2 nusa dan bangsanja sendiri.

371

Page 374: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Sega la „penolakan” itu diketahui oleh pemuda2 Sulawesi, — de­ngan demikian pengaruh moril Dr R. L. bertambah dalam lingku- ngannja, dan jang meluas ke-mana2 sedjak terbitnja ,,Nationale

„ Commentaren”.Sega la jang telah diutjapkan beliau di Pedjambon (Volksraad)

d i-analisa se-tegas2-nja dalam madjalah itu, — demikian pun pida­to2 anggota2 V olksraad , segalan ja mendapat sorotan tepat dalam ,,N ationale Commentaren” itu.

Front Nasional.

Bersama nasionalis2 lain Dr R. L. membentuk ,,G api” (Gabung- an P arta i2 Indonesia). Disitu bergabung semua aiiran politik na­sional, berwudjud ,,front nasional” untuk mendobrak pengaruh Belanda.

Pokok penting, ialah ,,I n d on e s i a b e r p a v l em en ”, itulah jang diper- djuangkan, karena V olksraad tak ada kuasanja apa2, hanja ber­wudjud ,,penasihat”.

W ak tu itu Bung Karno masih meringkuk di Bengkulu, kota ter- pentjil, djauh dari ,,pusat”, tapi ,,b isikan” beliau tentang siasat2 tertangkap oleh bathin nasionalis2. Beliau mendjadi lambang per- djuangan. Sering di-sebut2. T api hanja dalam rapat tertutup, bukan pada ,,rapat-raksasa” jang amat ditakuti oleh Belanda itu, — arti­nja, — amat dilarang menjebut2 nama pemimpin2 jang ,,dikurung". Tapi ini djustru memberikan inspirasi besar untuk mengukuhkan ,,front nasional”.

Propaganda Djepang sebelum perang dunia II pandai mendje- lek2~kan pendjadjah, dan me-mudji2 diri sendiri, jah dengan tjontoh jang baik! — sehingga seluruh Asia memertjajai, bahwa Djepang akan melindung-membela-memerdekakan A sia dari tjengkeraman pendjadjah2 seperti Inggeris, Perantjis, Belanda d.1.1.

Jang sebaliknja kita telah ketahui, bahwa D jepang tak kurang kedjamnja daripada pendjadjah lain.

Kurban.

Kita tahu, bahwa banjak benar jang mendjadi ,,kurban” Dje­pang, — dan Dr R.L. tidak terketjuali. Dalam usaha beliau untuk membela kaum lemah, ialah anak-isteri jang ditinggalkan oleh suami2~nja, ialah serdadu2 Knil, jang ditawan oleh Djepang, —

372

\

Page 375: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

maka Dr R.L. mendapat t e m p e l e n g dari seorang serdadu Djepang. Tapi tempilingan ini tidak mengetjilkan semangat beliau, untuk melaksanakan pertolongannja.

D jasa Dr R.L. terhadap anak-isteri, djanda2 militer jang terlantar itu amat besar. Beliaulah jang memperdjuangkan tundjangan2 bagi mereka.

Kemudian „lapangan” tundjangan di-bagi2, dan lahirlah „Pekase” (Persatuan. Kaum Selebes) ataupun Persatuan Kaum Sulawesi; dan dari ,,Pekase” tsb, setibanja Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, maka lahirlah K.R.I .S. (Kebak t ian Rakjat I n d on e s i a Su la ­w e s i ) .

Perlu d itjatat, peranan Dr R. L. di M akassar, waktu Djepang. Beliau mendjadi Penasehat tentara-laut Djepang disana. Tapi ,,si- penasehat” begitu d itjurigai, sehingga merupakan tawanan djua dia; m alahan ketika Balikpapan direbut oleh Sekutu, dan sehari sebelumnja seluruh kaum intelektuil dibunuh habis* oleh Djepang,— maka jang kemudian harus ,,disapu” bersih djuga, ialah M akas­sar; ialah, bahwa jang nomor satu harus dibunuh dari intelektuil2 di M akassar, ia lah Dr R. L. sebelum Sekutu mendarat.

Bom Atom.Akan t e t a p i ........ . na s i b kami , ialah p enu l i s djuga, jang berada

di Makas sa r waktu itu, ■— jah riw ajat kailli belliHI W3 tuDjepang, ■— karena bom atom Amerika telah lebih dulu djatuil (ll Hiroshima, jang memaksakan Tenno Heika, memaklumkan pada tentaranja, m e n j e r a h seluruhnja dengan tak bersjarat.

Djadi, bom-atom A m erika-lah , jang mentjegah penjembelihan landjut oleh D jepang.

Tanpa bom-atom Am erika di Hiroshima, pasti Dr R.L., jah kami semua jang memegang pimpinan di M akassar, ■— pasti telah di- sembelih habis2an oleh D jepang. Lubang2 (kuburan) telah digali di W otu , d ek a t Mal i l i , d i S u l a w e s i T e n g a h , disudut Utara sekali dari Te luk B o n e .

Tentang pendjatuhan bom-atom tsb, menurut berita, PresidenTruman, tak ada penjesalan apa2 terhadap instruksinja itu, dan........menurut hasil jang diperoleh „pendjatuhan” itu, jaitu m en j e r a h n j a Djepang , — sa ja kira, tak seorangpun dari rak jat Indonesia jang menjesalinja.

Tapi pem akaiannja dalam suasana damai kini, djauh ,,letaknja” daripada peri-kem anusiaan , — dan apabila seluruh D.P.R.S. Indo­

373

Page 376: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

nesia serentak menolaknja, maka ini berarti, bahwa rakjat Indone­sia dewasa ini, ,,meletakkan” kekuatan2 budi-tingginja dalam pim- pinan, dengan mendjauhkan segala kekedjaman, jang telah diala- minja d i-w aktu2 pendjadjahan.

Sekutu mendarat.Djepang kalah! — ah riw ajat tentang Dr R. L. kita langsungkan

di M akassar! Sekutu mendarat dengan megahnja. Orang2 Ausis, A ustralia!

Kemudian, Nica!W ah ,,barabe”! T jelaka!Penulis diangkut oleh Djepang, — diketemukan dengan Dr R. L.,

dengan M r Tadjudin Noor, dengan Nadjamudin DaEng Malewa (terkenal kemudian selaku Perdana M enteri pertama-tama di N .I.T .).

Kami ber t i ga , t e c p i sah sedikit dari pemimpin2 lainnja, — kemudian didjadjarkan ber-sama2 pemimpin2 lainnja, a.i.: Lanto DaEng Pa- sewang, M anai Sophiaan, kuhitung. ± 20 orang!

Disuruh berdjadjar di Hotel Empress, ■— oleh seorang Major Nica, -— wah-wah, apakah nasib kami?

Kami „diserahkan mentah2” oleh Djepang pada N ica. Dan jang memimpin ,,jang mentah2” ini, Dr R. L.

Djika waktu Djepang dengan tenang kami telah alam i pemboman2 hebat, dan sering2 masuk dalam ,,bokungo” (liang perlindungan), maka kali ini dengan tenang pula kami hadapi kemungkinan2 dari pihak Nica.

Dan, wah ..ketenangan” ini agak mendjengkelkan M ajor Nica tsb tadi. Per-tam a2 ia berkata: „Tuan2, saja maklumkan, bahwa jang berkuasa sekarang ialah Sekutu, dan untuk sementara waktu, N ica pegang pimpinan.”

Tapi seorang dari kami bertanja: ,,Dan jang kami kerdjakan?”Rupanja pertanjaan jang begitu tenang diutjapkan itu menim-

bulkan kemarahan besar pada M ajor tsb, sehingga dengan kasar- nja ia berkata:

,,Kamu, (w ah si Belanda mabuk kuasa !), hm kamu mesti kerdja­kan apa jang kuperintahkan! M engerti?”

Sebentar, akan amat bermanfaat sekali, perkataan2 ,,mabuk- kuasa” itu, karena dengan demikian, maka mendjadi amat actieflah pemimpin2 Indonesia dengan banjak2 initiatief djuga dari pemuda- dan pemudi2.

374

Page 377: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Kekasaran2 Djepang masih dapat membungkemkan rakjat Indo- nesia, .— tapi N ica, jang lemah itu, — jang sangat bergantung pada A ustralia, Inggeris, Amerika, — hm, hantam! hantam! •—demikian pekik pemuda-pemudi, <— dan............. dari Djokja seringberkumandang suara R.R.I. dengan wedjangan2 Bung Karno.

Mentega.

Dr R.L., kami ketahui, telah diangkat mendjadi Gubernur Sula­wesi, tapi beberapa pemimpin, terang2-an memihak pada Nica de­ngan m eninggalkan Dr R. L.

Nica mengobral pangkat2 tinggi, pengikut2 Dr R. L. makin ber- kurang.

O rang2 federal a lias N ica makin mengetjap mentega, tapi „anak2 Republik” sering makan singkong sadja.

Bapak2 jang kenjang mentega, hingga kini masih dapat mendja- bat pangkat2 ,,M enteri” , ■— meninggalkan Dr R.L. ,,mentah2-ma- suk-pendjara”.

Bapak2 jang pandai ,,berbunglon”, hingga kini ,,tetap bunglon”!■— tetap makmur badani! Badani, ja, makmur badani! Dan rochani? W allah u alam!

Bapak2 jang memproklamirkan diri selaku pemimpin, ■— dengan m eninggalkan Dr R. L. dan kaw an2-nja dalam pendjara, langsung ke-pembuangan di Serui, salah sebuah pulau disebelah utara Irian Barat, — ah bapak2 itu dikenali rakjat scJakll p e n g c h i a n a t t e r l a k n a t . Tapi rak ja t belum ambil perhitungan dengan mereka. Pci'i'kCfflfl- nusiaan!

Dimaafkan! T ap i apakah Bapak2 tsb itu bisa mendjadi „bapak tulen”?

,,Nafsu besar tenaga ku rang !” kata rakjat.Tapi ini lelutjon-edjekan! Dan ini menundjukkan kebentjian jang

terpendam, dan jang pada suatu kali akan muntjul djuga dengansegala keburukannja. D an............. , kini th 1956, — ,,keburukan” itusudah teram at kentara, teram at berbahaja l^ebentjian itu meluap.

Bukanlah soal kedaerahan ataupun provincialisme jang ber-ko- bar2 sekarang, m elainkan ak ibat tersebut tadi!

M arilah k ita balik lag i pada riw a ja t Dr R. L. di M akassar itu!K iranja penting m engetahuinja, untuk menilik-menindjau-menje-

lidiki keadaan sekarang !

375

/

Page 378: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

r

Dr R. L. ber-sama2 sdr2 Latumahina, Suwarno, Pondaag, Tobing, Saleh, Lanto Dg Pasewang, dibuang ke Serui, diangkut dengan kapalterbang ,,non-stop” dari M akassar hingga tempat pembuang- an itu. Keluarga menjusul kemudian.

Sepeninggal Dr R. L.

Tahun ruwet, th 1946!Beberapa sdr jang betul2 nasionalis ditinggalkan; tapi jang belum

tjukup pengalamannja untuk memimpin rakjat.Pemuda seperti W olter Mongisidi memisahkan diri dari masja­

rakat Nica, jang disebut ,,masjarakat-mentega”.,,M asjarakat-m entega” itu mendjadi tulang-punggung Belanda

untuk mempersempit habis2-an akan segala usaha Republik Djokja. Belanda makin besar pengaruhnja oleh mereka; tapi Dr R. L. telah menempatkan ,,anak2-buahnja” selaku mata2 dikalangan Nica.

M r Zainal Abidin, M anai Sophiaan, Henk Rondonuwu segera memisahkan diri dari ,,masjarakat-mentega” itu; mereka adalah ,,anak2-buah” Dr R. L. jang setia; tak dapat terus-menerus men­djalankan peranan mata2. Tersisalah penulis, dengan beberapa kawan, dengan tugas tertentu; gerak-gerik ditjurigai oleh kedua belah pihak.

Pemuda golongan Republik menganggap kami pengchianat, dan Nica menganggap kami orang2 jang tak bisa dipertjajai.

Dan bahaja sedemikian segera timbul djuga, karena rumah kami didatangi diserbu pemuda2, sesudah mereka mengirim surat-kaleng.

Jang tadinja amat marah, berbalik mendjadi ,,pemudji”, setelah mendengar dan melihat keterangan, bukti, bahwa kami ,,sama-tu- gas”. ■— (Lihat Pidato R.R.I. D jakarta ,,Kenang2~an pada dan de­ngan Bung Karno).

Satu demi satu pembesar Nica gugur. Hampir setiap bulan ben­dera Belanda berkibar setengah tiang. Petugas2, pembesar2 Belanda itu hantjur oleh ,,extrimis2”. '

Jang ,,extrim is”, ■— siapakah?Extreem-nasionalis! Katanja, ,,pendjahat2-perampok2-pembunuh2”

jang dilatih dari Djokja, pada hal rakjat Sulawesi sendirilah de­ngan pemuda2-nja, jang melaksanakan „penghantjuran” itu.

376

Page 379: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Woltcr Mongisidi.

i W o l t e r M o n g i n s i d i dengan pasukannja tak tertahan lagi. Kebe-ranian luar biasa membawa mereka kedalam mulut Nica.

Pada suatu petang gerimis, k ira2 djam 5 (lima) sore, berpakaian ,,seragam kapten. dengan djas-hudjan menutupi segala tanda2 kepangkatannja, W o l t e r M o n g i s i d i d a t a n g d i rumah penul i s , lalu bertanja:

,,Engku, — manakah rumah H adji K?” j Perkataan ,,engku” ini, lazim dipakai oleh murid2 Seko lah M e n e -

n gah P e r t a m a N a s i o n a l di M akassar, jang didirikan dan dipimpin I oleh Dr R. L. Dan penulis ini adalah salah seorang g u r u Sekolah

Menengah tsb; dan W o lte r M ongisidi salah seorang murid disitu, pentjinta sastera, dalam asuhan penulis.

..Engkau! T iap2 pengchianat harus hantjur!” demikian W olter Mongisidi dengan suara jang m enjatakan kejakinan besar.

„Gampang benar memberikan tjap itu !’’ djawab penulis, „dan se- andainja demikian, m aka Bung harus berterimakasih bahwa orang seperti H adji K. berguna d juga buat tanahair. O r ju j sc-Je-xuiidan membangkitkan kedjengkelan ; tapi djustru kedjengkelan itulah

1 jang mendorong Bung untuk m engadakan activiteit2 besar. Ingat- lah akan perikem anusiaan, recept Pak Dr R. L.!"

W aktu itu belum meresap benar paham Pantja Sila, tapi wedja- ngan2 Bung Karno, m elalui Radio jang amat dilarang Nica itu, te­lah tjukup m enggetarkan ban jak2 pedjuang.

Tapi bagaim anakah dapat membentangkan banjak2 perikemanu­siaan, d jika orang seperti W e s t e r l i n g dengan s e - e n ak 7-n ja dapa t m en j em b e l i h 40.000 rakja t S u l a w e s i ?

Bagaim anakah m engekang pemuda2 pedjuang jang telah naik- darah, jang telah m engalam i kekedjaman2 Nica?

Bagaimanapun, p e n u l i s d a p a t m e n t j e g a h p embunuhan t e r hadap Hadji K . itu.

W olter mongisidi dapat mengerti akan paham peri-kemanusiaan tsb tadi. T ap i kaw an2 W o lter M . tak dapat menahankan geramnja. D jend e l a d a n p in tu d e p a n rum ah H ad j i K . rusak, d i l empar i m er eka d e n g a n g r a n a a t . H al ini disesali benar, dan pemuda2 jang djengkel tadi itu m endapat koreksi seperlunja dari sdr Alex Supit, salah se­orang ..ad judan” Dr R. L., pembantu penulis.

Kini, bagaim anakah nasib H adji K. tersebut?

377

Page 380: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Sehat w al'a fia t! Dengan pangkat lumajan! Sjukur alhamdulillah!Apakah ia setudju dengan Pantja Sila?T ak dapat k ita pastikan se~terang2~nja. Kepada jang lain kita

berikan kehormatan untuk meniliknja!Dan W olter Mongisidi? R iw ajatn ja gilang-gem ilang, dengan

k ep a h l a w an an j a n g m en d j a d i t j o n t o h bua t pemuda?-.T ap i bukan maksud penulis membentangkan seluruh riwajatnja

disini; pun bukan tentang Dr R. L.H anja „ s ek e l um i t ” k en a n g2an , j a n g d i a lami p e n u l i s ber sama

mer eka.Pendek-pandjangnja karangan bergantung pada pendek-pan-

d jangnja kenang2-an itu pula, dimana penulis sendiri turut „ber- gerak”, .— dengan usaha ,,kontak” dari hati kehati,

Didjundjung oleh rakjat.

Sesudah berpisahan dari M akassar, Dr R. L. dan penulis tak pernah ..berkontak” lag i. Beliau w afat di-tengah2 daerah „Repu- blik-D jokja” , dan djenazahnja dengan segala penghormatan rak jat seluruhnja, dibawah ketempat kelahiran beliau di Tondano (M anado), melalui pelabuhan M akassar. D ikapal, dipelabuhan M akassar djenazah beliau dipertontonkan pada rak jat, jang sangat terharu, melihat „sisa2 d jasad” pemimpin besar itu, jang dengan resmi dari pihak pemerintah N egara Indonesia Timur, mendapat penghormatan setjukupnja djuga.

Keluarga Dr R. L., istimewa djanda beliau,, didjundjung tinggi2 oleh rak jat; banjak jang mentjurahkan airm ata-keharuan, melihat derita mereka.

T ak terhitung karangan bunga jang „membandjiri” djenazah Dr R. L. itu, dan kapal K.P.M. jang memuatnja, bersama pengundjung2 agak tjondong-miring kedarat. Begitu banjak-berat rakjat, jang ber-ganti2 datang mendjabattangan keluarga Dr R. L. ,,memper- sembahkan” bela-sungkawa.

Kabar landjut membentangkan penghormatan jang „menggern- parkan” di M inahasa, — dan segalan ja ini, adalah bukti, bahwa rak jat mengetahui benar2 siapa pemimpinnja jang tulen.

378

Page 381: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

S a d j a k :

untuk arwah Dr R. L.

Patriot, hidup abadi,

selaku ,,almarhum” (terhorm at),

Pun pengchianat, bisa hidup abadi,

tapi selaku ..a lm al’un” (terkutuk!)

R ak jatlah jang memastikan

siapa ..almarhum”

dan siapa ,,a lm al’un”.

Sed jarah berdjalan terus,

dan bagaim anakah nanti „perhitungan rakjat , terhadap Bapak2,

jang menjalah gunakan kedudukan mereka?

D jakarta M ei 1956.

Page 382: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

KYAI HADJI AGUS SALIM

............ Dan ketika tiba adjalnja,maka beliau mengigau:,.Aduhai, Tuhan,bagaimanakah nanti,Nasib nusa dan bangsa,Nasib N egara,............ ?”

Sungguh besar Djiwa Patriot!Pada saat terachir, berhadapan dengan Keabadian, tidak pentingkan diri, tidak sesalkan keluarga!

Page 383: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

III. .K ata te rach ir untukR ak ja t!U ntuk nasib T an ah -a ir !

IV . A p akah sebenarn ja jan g m eraw ankan , memas j g u lk an , m en gchaw atirkan , m enjedihkan , m enggun tjangkan , m enggelo rakan , m em badai-tofankan hati be liau?

V . C h ianat!Pem im pin2 p a lsu d isesali, berebutan kedudukan !

V I. K aw an2 sa lin g sem belih!F ron t n asio nal dalam bahaja !

VII. M un t j u l s e g a l a buih-bandjir,dengan seg a la ko tor-keruhn ja!M un tju l s e g a la na£su keheiw anan, m en gertikan sa lah sega la hukum!S iap a sau d ara?S ia p a k aw an ?

■ Sesudah m erdeka, sem ua serakah !serakah !serakah !

Amboi, — w ah a i!S e g a la h as il d e rita perd juangan , d igondol hab is pengadu-dom baan.

K ita sam a k ita bertengkar, — nah, in ilah sebabn ja ,P a tr io t patah , — patah d jasad ! Patah!

Patah !

Page 384: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Tapi, biarlah „patah” badani, asa l tegak abadi tjinta-tjita, Patriot, m engulang-ulangi kata:„ Aduhai, Tuhan, bagaim anakah nanti,Nasib nusa dan bangsa,Nasib N egara.............. ?”

2-6-1956.

382

Page 385: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

D JENDRAL SOEDIRM AN & K.S.A.D.

A. Dari DJENDRAL SOEDIRM AN sampai DJENDRAL M A ­JOR N A SU TIO N .Dari keadaan PERANG sampai keadaan DARURAT PE­RANG (S .O .B .).

B. M U S J A ' W A R A H .

M o t t o :

.— Djalan Tuhan adalah adjaib (Guido Gezelle).— Ingatlah, bahwa jpradjurit Indonesia bukanlah

pradjurit sewaan.Bukan pradjurit jang mendjual tenaganja, ka­rena hendak merebut sesimp nasi. Dan bukan pula pradjurit jang mudah dibelokkan haluan- nja karena tipu dan nafsu kebendaan.

— Tetapi pradjurit Indonesia adalah dia jang masuk kedalam TdltPLTfl lUlTCnfl ]jeinsja.fan djiwanja atas panggilan Ibu Pertiwi, dengSIl sedia membaktikan raga dan djiwanja bagi Keluhuran, Bangsa dan Negaranja

(Djendral Soedirman).

Buat orang jang beragam a terpateri dalam djiwa suatu kejaki­nan, bahw a:

„Gods w ege zijt w onder” = D jalan Tuhan adalah adjaib (Guido Gezelle).

Pudjangga B elg ia , Guido Gazelle ini, seorang pendeta Katholik, jang bahasan ja sed ik it berlainan dengan jang lazim dipakai oleh orang Belanda, ia lah bahasa V lam inga (het V laam s), tak me- ngira-ngira w aktu ia m entjurahkan isi hatin ja ataupun kejakinan- nja pada kertas berupa sad jak , bahw a hasil usahanja itu akan amat masjhur nanti.

383

Page 386: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Djendral Soedlrman.

Letnan Djendral Oerlp Djendral MajorSoemohardjo. A.H. Nasution.

384

Page 387: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

r

Saja tak ragu2, bahw a kejakinan sedemikian jaitu ,,D jalan Tuhan adalah ad jaib” tertanam djuga dalam kalbu almarhum Soedirman, selaku orang jang beriman.

Kejakinan jang dinamis, jang produktif, tumbuh subur mendjadi „T e k a d". Tekad , jang ,,d ibakar” oleh ilham membuahkan karja jang nilainja meluari batas dugaan; melebihi jang di-idam2-kan.

T ak seorang bangsa Indonesiapun jang mengira-ngira, men- duga2 dengan otak w arasn ja , bahwa Indonesia, sesudah Prokla- masi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, akan lekas mengachiri pepe­rangan kem erdekaannja dan akan diserahi kedaulatannja pada tgl. 27 Desember 1949.

Ketjuali kepertjajaan pada ram alan Djojobojo, tak ada intelek­tuil jang ,,sanggup” mengukur lekas tibanja ,,penjerahan kedaulat­an” tersebut tadi; bukan sad ja Belanda jang mengakui kedaulatan kemerdekaan k ita (te rp aksa !), melainkan negara2 besar djuga, jah seluruh dunia.

j Tapi ini mengenai diplomasi, bukan? Dan bukan soal sedemi-i kian jang k ita m aksudkan disini.j Jang k ita tindjau, ia lah usaha Pak Dirman, Djendral Besar Soe­

dirman, jang m elawan tentara Belarfda, lengkap dengan alat2-nja jang modern.

Jang m elawan dengan a la t2 primitif penjerbu2 jang membawa bendera Sekutu. M elaw an dengan tentara rakjat jang belum terla- tih sampurna memakai sendjata. Jang membulatkan tekad perdjoa- ngannja dalam pertahanan dengan bamburuntjing sadja.

B a m b u r u n t j i n g !Sungguh m enertaw akan! Jah, musuh ketawa.Tapi ,,k e taw a” musuh ini d idjaw ab oleh Pak Dirman dengan

segala ketenangan pendirian seorang K yai tulen jang tebal iman- nja:

— ,,D jalan T uhan adalah ad ja ib” .Jah, bolehlah musuh ketaw a se-enak2-nja, seperti raksasa dalam

wajang, dalam tjerita M pu K anw a, bernama „Ardjuna W iw ah a”, dimana si Ketjil (A rd juna) jang tenang-taat menghantjurkan si Ga- nas-K edjam -Raksasa.

! Tapi, betapa besar pemusatan pikiran Ardjuna pada usaha pe- njutjian d jiw an ja!

385

Page 388: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dan betapa banjaknja pengabaian keenakan keduniaan olehnja untuk mentjapai kemurnian djiw anja itu!

Demikianlah halnja dengan P ak Dirman.Ardjuna bertapa memupuk kekuatan bathin, — dan Pak Dirman

jang berperangai pendiam dengan sendirin ja se-olah2 saban hari bertapa, dengan konsentrasi pikiran sepenuhnja pada tugasnja; de­ngan kontemplasi ataupun renungan jang penuh tanggung djawab terhadap tugasnja!

Sekali lag i, — musuh boleh ketaw a se-enak2-nja, mentjemooh „kekuatan" P ak Dirman, mengedjek „si Inlander”, jang tak terdidik untuk berperang!

Berperang! Haha, siguru, dari Sekolah R akjat, jang tjuma tahu ..men-dril” anak2 ketjii, guru desa jang „pitjik” pemandangannja,dan pengetahuannja jan g ............. sama sekali berlainan daripada„tugas bertempur”........... Jah, beberapa pengetahuannja selaku„Dai Dantjo”, kepala pasukan didjaman Djepang, — wah berapa- kah pengalaman sedemikian dibanding dengan kesanggupan opsir1 Sekutu, opsir Belanda jang dididik lengkap dengan siasat2 perang dari Akademi M iliter jang bertaraf ..internasional”?

Jah, Pak Dirman, adalah jang dinamakan „opsir darurat” sadja, dan kalau Djepang tak datang menjerbu di Indonesia, pasti Pak Dirman terus mendjadi guru, pendidik jang dengan penuh keima- nan, membawa inurid2nja kedjalan sempurna dalam masjarakat. Jah, guru!

N ah............. memang dasar guru............. dan seorang guru biasadimata orang barat. terlebih lagi Belanda, jah ,,pendeknja”.......hanjalah seorang djembel, jang ,,boleh” dipandang enteng.

Jah, memang beralasan benar tjemooh — edjekan si-musuh Be­landa, jang berpengalaman V/i abad memetjah hantjur bangsa In­donesia.

Dan anak2 Indonesia, jang sebagian besar butahuruf, jang kaku2 memegang bamburuntjing, se-olah2 hendak menangkap babx-hutan sad ja! Kasihan! i.

D an............. musuh jang lengkap dengan meriam modem, dengankapal-terbang-pembdm, dengan tank2, —* aduh, seluruhnja serba modern; — baik serdadu2-nja jang terlatih lengkap dengan membi- d ik — menembak djitu, —■ maupun perbekalan makanan dan sen­d jata jang mewah!

386

Page 389: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

M ew ah............. , dengan panglima2-nja jang berpengalaman luasinternasional!

Dari Sekutu, jang telah menang perang melawan raksasa2 nega­ra2 militer, seperti Djerman, Djepang!

Sungguh m enertawakan „S i Buta Perang” Pak Dirman dan ka­wan, dan „S i — Buta Huruf — Inlander”, Tentatra Rakjat, jang begitu berani menantang tentara Sekutu.

T ap i: S iapakah jang tidak mengetahui kedjadian 10 Nopember 1945, di Surabaja, — dimana „Arek Suro im Bojo” membawa gra- nat2 lalu menjerbu menghantam tank2 raksasa Sekutu (Brigadir D jendral M a llab y ) dengan mengorbankan njawanja sekaligus?

S iapakah jang tidak mendengar perdjoangan gadis2 K.R.I.S. da­lam P alang M erah Indonesia, jang tak gentar menghadapi pelor2 musuh untuk menolong m erawat orang2 luka?* )

S iapakah tidak mengenai akan Emmy Saelan (M akassar), jang dengan n ek a d n j a menghantam serdadu2 Belanda. madju, bersamakawan2 terpelad jar la inn ja, terus m adju............ pang.............! ^dis Patriot ini tew as untuk menghebatkan semangat kawan2-nja jang belum bertempur. Emmy, gadis manis, peladjar Sekolah Me- nengah, m ew ariskan sedjarah , bahwa pemudi tak kalah dengan pemuda!

*) No ta : Untuk kepentingan „ketelitian” uraian riwajat, baik disebut disini pengalaman puteri pertama aim. Dr. G. S. S. J. Ratu Langie,, bemama Suze Ratu Langie, mahasiswa fakultas Kedokteran (kini te­lah lulus, di Eropah).

Knil sedang ber-sedla2 menembak, ketika Suze dan kawari^ beliau, Stans Palilingan, zuster Senduk, Esther Wowor (kini telah lulus men­djadi dokter), melakukan tugas mereka.Dan— — wah, ini sentimen dari keluarga^ KNIL asal Minahasa, berbitjara: ,,Awas, kalau tembak jang putih2 itu”.

Jang dimaksudkan dengan „putih2” itu, ialah jang putib kulitnja jaitu Suze, bersama kawan2 beliau. Dengan sendirinja Knil terpetjah- belah karena tak mau menembak ,,kawan2"-nja”.

Keterangan pemimpin perg. K.R.I.S., Sdr. Lapiaji (Djakarta). K.R.I.S. = Kebaktlan Rakjat Indonesia Sulawesi.

387

Page 390: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Ia sedjaman dengan W o lter M ongisidi + ), kaw an seperdjua- ngan.

Nah, dengan semangat sedemikian, dari pemuda2 dan pemudi2 terpelad jar Indonesia, ■—■ dengan „Arek2 Suro im Bojo” dan pe­ngorbanan besar-besaran di kota2 seluruh Indonesia antara lain di Djokja, Soio, D jakarta, Bandung, Sem arang, Padang, M edan, M a­kassar (ingat akan kekedjam an Kapten W esterling jang menjem- belih 40.000 penduduk Su law esi!), dan aksi2 rak ja t d jelata „dari'Sabang sampai ke M erauke” (istilah Bung K arno), — jah ............sekali lag i, dengan ilham — Patriot Soedirman sebegitu besar di- gabung dengan pidato2 ber-api2 dari Bung Karno, bolehlah mu­suh tertawa!

Pak Dirman dengan tentara-peladjarn ja dan rak ja t djelata „pemegang-bambu-runtjing”, artin ja jang hanja memakai a lat2 pri- mitif seperti: tumbak, pentung, badik dll untuk menghantam musuh,— semuanja bersatu. Bersatu mempertahankan kehormatan Dwi- w am a (M erah Putih).

„DEMIKIAN M ENANG ABADI JANG H ALAL PADA JANG H A RA M ”.

Untuk kesekian kalin ja kita ulangi:—' D jalan Tuhan adalah adjaib

Si M ewah sendjata,S i Besar Pengetahuan,Si Kaja Pengalam an Perang,Si Banjak Perbekalan

Persendjataan, —

K A L A H dengan Si M iskin,Si M elaratS i Sedikit dalam se-gala2-nja.

-f) Nama Mongisidi sering „dikelirukan” dengan „MmgiNsidi” oleh pem- b e rita® Wolter Mongisidi adalah bekas murid pengarang di Sekolah Menengah Nasional di Makassar, (th. 1945, 1946)., Riwajat hidupnja diserahkan oleh keluarganja pada tangan pengarang (M.R.D.) leng­kap dengan sjair^nja jang se-waktua akan diterbitkan.

338

Page 391: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

M aka teringat sa ja akan impian saja, selaku Pemuda jang meng- gambarkan perang — dahsjat, perang antara Perompak contra Bu- miputera (Indonesia).

Inginlah pengarang mempersembahkannja pada arwah P ak Dir- Jang D idjadjah, .— tapi jang ,,dirumuskan” dalam sadjak, dengan maksud menjindir pendjadjah Belanda chususnja, dan Kolonialisme (pendjadjahan seluruhnja) umumnja.

Inginlah pengarang mempersembahkannja pada arwa Pak Dir- man jang m elaksanakan, mewudjudkan ,,impian’ saja itu, dan jang hasilnja d ikonsolidasikan oleh tiap2 panglima Indonesia, sesudah Pak Dirman. D engan sendirinja sadjak ini dipersembahkan djuga pada D jendral M ajo r K.S.A.D. Nasution dan kawan2 (rekan2).

Pak Dirman dan panglim a2 lainnnja sekarang, mahir berbahasa Belanda, dan sad jak jang pada mulanja disadji dalam bahasa Be­landa (tahun 1931) kita suguhkan selengkapnja.

Sebentar k ita terdjem ahkan dalam bahasa Indonesia.Supaja S aud ara pembatja sebentar tidak salah faham terhadap

penggunaan dalam bahasa Belanda, baik dikemukakan disini ala­san, bahw a menulisnja ia lah dengan maksud bahwa kita hendaknja belad jar „menghorm ati” law an .

Sebab law an dulu, b isa kemudian mendjadi kawan, — demi ke­pentingan politik, demi kepentingan „Damai” djuga. Pun demi ke- w aspadaan dalam perdjoangan.

STRIJD TEGEN ZEEROVERS (K rijgszang)

Dipersembahkan pada:a. Arwah Pak Dirmanb. Panglima2 Indonesia lainnja.Tanggal 17 Agustus. 1957.

Regen, regen! Druppels, druppels, vallen, bersten.Spatten. 'W aa r komt gij vandaan? Zeg zijt gij resten.V an producten van vernieling of verzuchting?Z ijt gij vruchten van verwoesting en g weldpleging.Z ijt gij bloed soms, w it, heel veel, heel wreed vergoten Bij de strijd van licbt en lucht, des aardrijks oroten?Felle stralen kliefden net de grauw e luchten Z igzaglijnen, vlammend rood, die schichtige lichten.

389

Page 392: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

W aren zij soms w aap ’nen, die U neder stortten?W a s het hels gedruis daar boven hoog de strijdkreten?O sterk, verp lett’rend moest toch zijn gew eest de botsing,Dat vonken spatten van moordtuig en wapenrusting.

De wind, d ’orkaan, het licht, dat trilt, die bondgenoten, V liegen, schieten; schudden, scheuren der wolken groten. Sarians ! ) , rijk gedost in oorlogskleed, die sneven,Hun zwarte zwaarden vallen en hun lijven beven.

Dat zijn zeerovers zw art van ziel en hart. Hun lijven,Kleren somber-zwart en grauw , ze vallen, ploffen Neer, geheel verminkt, verscheurd aan fijne flarden.,,Zo overw inn’ de goede in eeuwigheid de kw aden”.

M. R. DAJOH Malang, Djuli 1931.

(Ult: De Macht der Eendracht, door Schr.).

*) Sarians = veldheren.Dikutip dari:

Streven naar ontplooitng van do Minahasische Cultuur Deel I door M. R. Dajoh, met Voorwoord van Dr. G. S. S. J. Ratu-Langie opgedragen aan de „Jongeren^vereeniging M A E S A”. 1937.

%T erdjemahan:

NJANJI PERANG

(Perang dengan Perompak).

Hudjan, hudjan! Tetes, tetes, gugur, kempos, tempias. M ana asalmu? Hai, apakah kau puing hasil musnaan ataw a lantaran keluh-kesahan? ataw a akibat perusakan dan perkosaan?

D arahkah kau gerangan, putih, ganas heibat tertumpah dalam perang Terang dan Awang, penguasa dunia?

390

Page 393: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Sinar dahsjat barusan terobos angkasa kelabu, siku-siku keluang, merah .— menjala, panah sinar, ■—

apakah semuanja sendjata, jang gugurkan djasadmu? dan deru ka jak kiamat, diatas itu pekik-perang?W a h gempar-menghantjur rasan ja bentrokan tadi, sehingga tampias api k ilat dari alat pembunuh!

Angin, topan, sinar getar jang berserikat, terbang, tembak, gontjang, robek raksasa awan. Panglim a mewah a la t perang, tertumpas —- mampus, Pedang-hitam nja djatuh dan djasadnja gemeletak.

Itulah perompak, busuk achlak, djiwa. Badannja, badjunja seram -keruh-ngeri, djatuh membeledos, seantero tjatjat, robek, berantakan habis-habisan.

,.Demikianlah menang abadi Jang H alal pada Jang Haram”.

Buah usaha P ak D irman adalah „peristiwa sedjarah”.T api disini bukan melulu seorang djenderal jang ,,bersedjarah . P ak D irman dikurniai bakat guru, bakat Kyai, jang ,,dituangi

dengan pengalam an pahit sqjaku anak jang serba kekurangan, ia ­lah dari ke luarga :

— S i M iskin S i Ketjil S i M e la ra tS i Sed ik it dalam se-gala2-nja.

Dan orang jang telah menelan pil —• hidup — pahit asam se­demikian, ,,A bad i” m engalahkan:

— S i M ew ah sendjata S i B esar Pengetahuan,S i K aja Pengalam an Perang,S i Banjak Perbekalan j

Persendjataan, —

391

Page 394: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

melalui: djalan2Tuhan jangadjaib. ■—

Dan akibatnja:Panglima2 (musuh) mewah alat-perang. terfumpas .— mampus Pedang — hitamnja djatuh dan djasadnja gemeletak.Itulah perompak, busuk achlak, djiwa,

------------------- s

Sad jak belakangan ini, dari d jiwa pemuda, (pengarang waktu itu, th. 1931, adalah pemimpin sebuah gerakan pemuda) ■—■ sesuai dengan alam dan iklim pemberontakan Indonesia terhadap peme­rintah H india-Belanda Kolonial, — demikian tulis pudjangga Dr. Henriette Roland Holst — van der Schalk pada pengarang ini. *)

Ini hanja sadjak. H anja teori.Pak Dirman mewudjudkannja; dengan kekuatan dan ilham se~

orang jang menghimpunkan segala tenaga Patriot dalam teori dan praktek, jang dibarengi dengan seluruh derita seorang Pemimpin «— Bapak — Pendidik, hingga achir hidupnja.

— Djiwa Republik itu ada didalam tiap2 orang Indonesia.(Chaidir Ghazali).

Sedjarah Indonesia berkembang terus, dengan perhatian dunia, jang ditudjukan pada Indonesia.

,,Sungguh mengagumkan perebutan kemerdekaan oleh rakjat Indonesia”, — demikian kawan2 dari ber-bagai2 „sudut” dunia

N o t a *)Pudjangga tersebut amat jakin membantu perdjoangan kemerdekaan Indonesia baik dalam organisasi politiknja maupun dalam karangana. nja, hingga wafatnja.Beliau adalah sahabat pengarang dan nasionalis® Trd Tip-qia. (Lihat „Pelangi” karangan Prof. Mr. S. Takdir Alisjahbana).

392

Page 395: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

katakan pada kami anggota Delegasi Perdamaian Indonesia, di Praha, tahun 1952, bulan Desember, — pun di Helsinki (F inlan­d ia), tahun 1955 bulan Djuni, Kongres Perdamaian Sedunia, sesu­dah tertjipta Konperensi A s ia—A frika.

Kentara, bahw a bangsa Indonesia mendapat banjak2 sympathie dari pihak seluruh penjinta kemerdekaan (progressif).

Jah, siapakah jang tidak mentjintai kemerdekaan?Tapi bukanlah m erdeka sendiri sad ja jang diperdjuangkan, me­

lainkan menghormati kem erdekaan orang lain djuga. Demi kese- imbangan (perdam aian) dunia.

Dan menghormatinja, berarti ,,mendukung” segala konsekwensi moral dan paham kem erdekaan itu.

Berb itjara tentang mentjinta dan ,,mendukung” kemerdekaan itu, maka tibalah k ita dengan sendirin ja pada ideologic „pendukung kemerdekaan Indonesia” , dimana dalam hubungan ini kita sebut person Abdul H arris N asution.

T ugas jang telah dirintis oleh Pak Dirman, ber-sama2 dengan pedjoang — N asution dan kaw an2 panglima2 lainnja dalam waktu2 kesengitan pertarungan, kini harus dilangsungkan oleh sdr. Nasu­tion tsb. selaku K epala S taf A ngkatan Darat.

Dengan menghormati Bapak2 lainnja, dengan fungsi masing2 se­laku Panglim a, — kami alihkan perhatian kami pada tugas K.S.A.D. kini (tja ta t A gustus 1957), jang penuh keruwetan dengan soal2 pelik, dalam keadaan S.O .B. (D arurat Perang) dan dinamik p'oli- tik jang ber-belit2.

Pak D irman m engalam i ban jak2 pertentangan antara suatu par­tai dengan parta i la in , dengan perubahan2 kabinet.

Demikianpun Sdr. N asution, selain „mewarisi” perobahan2 kabi­net dengan perebutan2 pengaruh partai2, pun menderitakan sengit- nja pertentangan an tara D aerah2 dan Pusat. Lebih ruwet.

Pak Dirman sak it oleh keadaan2 luar-biasa sedemikian, dan sdr. Nasution d ikabarkan m endapat operasi.

B arang siapa telah m engalam i sesuatu tanggungdjawab, biar ha­nja selaku kepala kelompok, b iar hanja selaku kepala seksi dari suatu instansi ketjil, — pasti dapat merasakan pahit-getirnja tang­gungdjawab pimpinan.

M engendalikan sebuah kelas sad ja di Sekolah Rakjat, dengan aneka w arn a w atak m asing2 murid, sudah agak sulit buat seorang guru-muda. A pa lag i sebuah tentara, satu bataljon, satu regiment,

Page 396: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

brigade, seluruh ten tara............. ! Dari Indonesia jang harus mem-pertahankan ribuan pulau! Dengan aneka-w arna, adat-istiadatnja, bahasanja dan sukunja!

D janganlah dipersam akan tentara k ita sekarang ini dengan jang sebelum revolusi, sebelum 17 Agustus 1945!

Dalam „O rder H ari an, Panglim a B esar A ngkatan Perang Repu­blik Indonesia

kepadaSegenap A nggota A ngkatan Perang Republik Indonesia, Jogjakarta, tanggal 5 Oktober 1949, tertanda Letnan D jendral Soe- dirman tertulis pada fasal 6.

— INGATLAH, B A H W A PRA D JU RIT INDONESIA BU­KANLAH PRA D JU RIT SE W A A N .BUKAN PRAD JURIT JANG M EN D JUAL TENAGANJA KARENA HENDAK M E REBU T SE SU A P NASI.DAN BUKAN PU LA PRAD JU RIT JANG M UDAH DI- BELOKKAN H ALUAN NJA KARENA T IPU DAN NAF- SU KEBENDAAN.

- TAPI PRAD JU RIT INDONESIA ADALAH DIA JANG M ASU K KEDALAM TE N TA RA KARENA KEINSJA- FAN D JIW A N JA A T A S PANGGILAN IBU PERTIW I. DENGAN SEDIA MEMBAKTIKAN RAGA DAN DJI­W A N JA BAGI KELUHURAN BANGSA DAN NEGA- RANJA.

(Buku: Djendral SoedirmanPahlawan Sedjati

diterbitkan oleh Kementerian Penerangan Republik Indonesia, Jogjakarta 17 April 1950.)

Dengan demikian maka nilai pradjurit Indonesia, adalah betul2 „bapak”, „pelindung” rakjat.

Dia bukan penggentjet, penendang penjembelih rak ja t seperti serdadu kolonial, melainkan pembela, pendukung rak jat djuga. Pengatur keamanan, kesedjahteraan rak jat.

394

/

Page 397: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dan dalam „G erakan Hidup Baru” dewasa ini, dengan istilah asing „N ew L ife M ovement”, m aka mendapat aksentuasi besar se­kali a rti pradjurit-Indonesia tersebut diatas.

Dan pada w aktu Perang, maka tiap2 w arga negara Indonesia adalah pradjurit!

M arilah k ita rea lis ir benar2 akan keadaan Perang! Keadaan Darurat Perang (S .O .B .) adalah k ira2 latihan untuk „menghadapi Perang jang sebenarnja.

Sekali lag i, m arilah k ita realisir akan bahaja perang umumnja, dan bahaja jang ,,m endekati” negara Indonesia sekarang ini chu- susnja.

Kita balik lag i pada perdjoangan sengit di Djokja! Pada saat genting!

Pada w aktu2 hampir hantjurnja Republik kita!Tertulis dalam karangan C haid ir Ghazali di Almanak 1950 (Pus-

taka D jaja Bandung).

Kenang-kenangan:

Istana Djokja.

— Republik tidak dapat dihantjurkan.

Keinginan dari pihak lawan politik sedjak lahimja, adalah ^ njapkan Republik.. Tambah hebat perdjuangan Republik, tamban -inginan kaum reaksioner menghantjurkannja. Mereka ingin tanu jang tersimpan di Mark as Republik itu. ■

Dokumen apa jang mereka dapat djika dengan tibaa diserbu mar as republik, kota Djokjakarta. . .

Dengan segala alat2 dan persiapan militer jang lama, 1 engkap (je_ bang pelempar bom, pesawat pengangkut, kajpal pendarat, dan ______ngan barisan tentara dengan tank2, pantserwagen, karena djiwa qp itu ada didalam djiwa tiap2 kanon dan mortir. mereka serbulan J ngan lebih kurang 4 divisi tentara.

Djokja djatuh, mereka tidak mendjumpal apa£, selain hanja ker aji pemimpin- Republik jang djudjur. Lain tidak.

Kita realisir untuk kesekian kalin ja: .............mereka (musuh) ti­dak mendjumpai apa2, selain hanja kertas2 dan pemimpin Republik jang djudjur.

395

Page 398: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

— Mereka (musuh! tjatatan M.R.D.,) hanja berhasil menduduki kantor5 Republik, tapi belum tentu dan tidak bisa menghantjurkan Republik Indo­nesia itu, karena djiwa Republik itu ada didalam djiwa tiap orang Indo­nesia (huruf tebal M.R.D.).

— Karena itulah sesudah mereka bertempur 5 bulan, toh Republik tidak bisa lenjap, dan tambah hebat di-hutan2 bergerilja. Serta kedudukan Re­publik di-tengah- dunia internasional makin kuat.

Sekian uraian w artaw an Chaidir Ghazali, selaku ,,kenang2-an , tapi jang kini „hangat” lagi.

Republik Indonesia kembali berada dalam bahaja. (17 Agustus 1957).

Dan tanggung djawab jang dipikulkan pada Panglim a Tertinggi, pada semua kepala2 staf: Angkatan Laut, (Sdr. Soebyakto), Ang­katan lid a r a (Sdr. Soeryadharm a), Angkatan Darat, kembali ,,hangat” seperti di Djokja.

Dan karena sdr. A . H. Nasution diwadjibkan menunaikan tugas paling ,.hangat” dalam S.O.B. ini, m aka „beratn ja” status beliau adalah k ira2 sama dengan jang ..dipikul” oleh almarhum Djendral Besar Soedirman.

Dan ber-kali2 k ita harus realisir keadaan k ita dewasa ini. (Agus­tus 1957).

Kita kutipsekali lagi:— D jiw a Republik itu ada didalam d jiw a tiap2 orang Indonesia.Tanggungdjaw ab Panglima2 k ita adalah tanggungdjawab

k ita bersama, seluruh bangsa Indonesia. T idak ada jang terketjuali. Jaitu : Tanggungdjaw ab „djiwa Republik jang ada didalam djiwa tiap2 orang Indonesia”.M udah-mudahan Tuhan tetap melindungi dan memberkati per­

djuangan k ita jang sutji dan mulia in i. Amien.(D jendral Soedirm an).

Sedjarah perdjoangan dulu jang dialam i oleh P ak Dirman ber­laku hangat2 lag i, tapi dengan tjorak lain: dan tidak kurang baha- jan ja; jang sekarang ini dihadapi oleh sdr. Nasution dan kepala2 Staf lainnja:

Pak Dirman menulis:

M ari kita teruskan:

396

Page 399: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Berita ResmiOrder Marian Panglima. Besar Angkatan Perang iElepublik Indonesia

Kepada

Segenap Xnstansi Militer dan. Sipil Diseluruh Republik Indonesia.

1. Pada dewasa ini ada usaha^ dari luar dan dalam jang hendak meme- tjah belah persatuan Angkatan Perang Republik Indonesia dengan Pemerintah dan Rakjat, dengan menjatakan pertentangan diantara ins tansi2 Pimpinan Negara dan Angkatan Republik Indonesia, seperti antara Panglima Besar dengan Panglima Tertinggi, antara Panglima Besar dengan Pemerintah Darurat Republik Indonesia, antara Pang­lima Besar dengan Markas Besar Komando Djawa, antara Panglima Besar dan Badani perdjoangan dan sebagainja.

2. Kepada semua instansis Militer dan Sipil dan Warga Negara pada umumnja kami peringatkan dengan tegas, bahwa Negara dan Ang­katan Perangnja adalah susunan jang teratur dan tertip jang mempu­njai pembagian pekerdjaan dan hierarchie jang selajaknja.Negara Republik Indonesia hanja bertindak satu sebagai Angkatan Perang Negara, dan tidak boleh ada jang bersikap dan b ertin d ak sen­diri'-1, karena jang sedemikian itu melanggar kedaulatan disiplin oan hierarchie Negara dan Tentara.Pada saatS jang sangat penting bagi Negara kita seperti dewasa uu, maka titik berat perhatian wad jib diletakkan pada .Persa u£ulp ^ 1-_t tertib Negara dan Tentara, pula tata-tertib Pemerintah dan i . er0. Tiap2 usaha memetjah belah. berarti membantu musuh, un bohkan kemerdekaan dan kedaulatan Negara dan Rakjat Ki telah banjak memakan korbani. , nprln-

3. Kepada semua instansi Militer dan Sipil kami p e r in g a t k a n dan p tahkan supaja dengan tegas dan tepat membela persatuan, keaa dan disiplin Negara dan Tentara terhadap siapapun djuga. Tjur lah segala tenaga dan fikiran dalam melaksanakan order harian agar supaja keselamatan Nusa dan Bangsa dapat b e n a r ® terdjamin.

4. Mudah—an Tuhan tetap melindungi dan memberkati p e r d jo a n g a n jang sutji dan mulia ini. Amien.

Dikeluarkan : ditempat.Tanggal : 17 Djuni 1949.Disini • 10*00Panglima Besar Angkatan Perang

Republik Indonesia.

Letnan Djenderal Soedirman.

397

Page 400: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Tjam kanlah k iran ja pasal 1 (satu) jang begitu menundjukkan persam aan keadaan, an tara 17 Djuni 1949 dengan kini, 17 Agustus 1957.

D aerah2, dewan2, masing2 dengan persoalanuja, — dan djika k ita persoalkan semuanja sendiri2 terus dengan sega la kekuatan a lasan2nja sendiri, m aka tak habis2-nja k ita „bersoal”.

D jangan dilupa, bahw a tiap2 alasan pasti kuat argumentasinja, ■— dan dengan sendirin ja masing2 mempertahankannja dengan se­ga la dasar kepentingan sendiri, jang dianggapnja sjah.

Oh, segalanja, sendiri-sendiri.Nah, inilah, jang ruwet.Egoisme orang — seorang, egoisme golongan, partai, — egoisme kasta, suku, ■—■ egoisme daerah, — egoisme ideologie, —wah egoisme apakah lag i jang hendak k ita kemukakan untuk

menambahkan keruwetan nusa dan bangsa kita?Memang, tiap2 egoisme jang berarti „mempertahankan diri dan

menjuburkan d iri” jang bisa dirumuskan dalam istilah ,,struggle for life” beralasan hidupnja, — tapi dengan batas2 tertentu. Batas2 dalam hidup bersama.

Djika tidak dibatasi, — maka mendjadi raksasa — penghantjur- lah egoisme itu; jang besar menelan-membunuh si-ketjil-lemah.

T api lain lagi dengan egoisme terbatas, dengan mengakui kedau- latan masing2, mengakui kekuatan2, tenaga2 jang berharga dari tiap2 orang, dengan menghimpunkan semuanja itu mendjadi suatu samudera kekuasaan bersama.

Demikianlah, — memang berupa samudera-lah tenaga2 ketjil jang tergabung itu, seperti tetes2 a ir jang berkumpul, m engalir dari se­mua puntjak2 gunung2 dan pegunungan, — hanjalah dengan suatu tudjuan, — kebawah, kebawah, kedasar, lantas bersatu, bersatu, bersama.

M arilah k ita ikuti filsafat „a ir” ini, jang di-m ana2 tempat senan­tiasa mentjari ..tempat-kebawah”; .— nah apakah „filsafat-seder- hana” ini tak bisa dilakukan dalam halangan bangsa Indonesia? Ialah bangsa kita jang dianggap berkebudajaan halus, dengan sifat2 gotongrojongnja? Jang berachlak ramah-tamah? Berbudi, le- mah-lembut?

398

Page 401: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Jaitu berusaha: sederhana, merendahkan diri, beri-memberi, bergabung laksana a ir jang senantiasa mentjari „tempat-kebawah”?

W ah a i, as jik k ita menulis-memandang-menindjau-menilik, se­hingga agak lantjang suara ini ber-moral. Bukan demikian maksud. „Suara” ini han ja sekedar untuk memohonkan ,,pengestu” pada sdr.2 guna keselam atan kemerdekaan kita.

Ah, maksud k ita hanjalah memohonkan saling mengerti, — beri- memberi, ambil-mengambil hati, .— bergotongrojong menurut adat asli k ita.

Dengan paham2 tersebut tadi tibaluh kita pada suara2 kini jang berkum andang meminta ,,M U SJA W A R A H ”.

K iranja tak lam a lag i d iadakan; dan setibanja tulisan ini pada sdr. pembatja, insja A llah , telah berhasillah usaha ..M usjawarah” jang dim aksudkan itu. (17-8-1957).

K ekuatan n egara k ita dew asa ini, k iran ja dapat ..didjernihkan” oleh petugas2 S.O .B. chususnja, oleh seluruh bangsa Indonesiaumumnja. D an.............. senantiasa dengan segala kebidjaksanaan,jang dibimbing dan dilindung oleh kebudajaan ,,gotongrojong tersebut tadi.

D jakarta, 17 Agustus 1957.

SU A R A M U SJA W A R A H

Sebut sad ja lah ,,M u sjaw arah ” keluarga, desa, kampung, ketja- matan, kabupaten, propinsi, daerah.

T iap 2 m usjaw arah pasti ada hasilnja, dalam hubungan kepenti­ngan nasional dengan usaha ..m ufakat”.

D ikatakan bahw a sdr. K .S.A.D . tidak boleh berpolitik, begitu- pun instansi2 m iliter seluruhnja bersam a sipil, ■—■ itu adalah benar, tapi dengan tja ta tan bahw a m endjalankan tugas politik pemerintah, adalah usaha diplom asi jang tak kurang beratnja dengan usaha politik dari kab inet pem erintah. Disini jang dimaksudkan, ialah soal keb id jaksanaan ; jang memegang peranan penting dalam tiap2 tugas.

399

Page 402: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Kita tidak ingin berdebat tentang pendapat ini, tapi jang pokok, jang kita pegang ialah (k ita kutip ber-kali2 ,,Order H arian” Djen­dral Soedirman, 5 Oktober 1949):

— Ingatlah bahwa pradjurit Indonesia bukanlah pradjurit se- waan.Bukan pradjurit jang mendjual tenaganja karena hendak me- rebut sesuap nasi.Dan bukan pula pradjurit jang mudah dibelokkan haluannja karena tipu dan nafsu kebendaan.Tetapi pradjurit Indonesia adalah dia jang masuk kedalam T entara karena keinsjafam djiwanja atas panggilan Ibu Per­tiwi, dengan sedia membaktikan raga dan djiwanja bagi Ke- luhuran bangsa dan Negaranja.

Jang dimaksudkan, ia lah bahwa tiap2 ..M usjaw arah” dari pihak M iliter chususnja, pun pada sipil, jah seluruh bangsa Indonesia umumnja, — mengokohkan persaudaraan; memupuk understanding; menginsjafi kepentingan bersama selaku bangsa Indonesia (nasio­nal) jang bernegara.

Ini adalah hasli adat kita, bangsa Indonesia.T ibalah kita pada „M usjaw arah N asional".Initiatief ini tidaklah melulu timbul karena „maunja” Gerakan

Hidup Baru (N ew Life M ovem ent), melainkan karena memang tnilah lazim dilakukan oleh leluhur kita. Tapi jang ratusan tahun lamanja dilemahkan, dilumpuhkan begitu rupa, sehingga hampir hilanglah urat2 kekeluargaan kita, jang dirumuskan dalam istilah:g o t o n g r o j o n g .

Dan djika kita bisa samakan usaha ,,gotong rojong” tsb. itu de- ngan pohon-besar, m aka seperti pohon-sambar-lah rupanja, jang memberi k ita perlindungan.

Tua-muda, kaja-m iskin, jah segala lapisan m asjarakat berlindung disitu.

Bapak Presiden den Bung Betjak, Mbok Inem, Panglim a2 dan pradjurit biasa, menikmati kesegaran perlindung pohon-sombar itu.

T ap i.............. apakah kita bisa dapat perlindungan, djika pohonitu rontok daunnja?

Ataupun didiami oleh ular2-bisa, mendjadi sarang binatang2 buas?

400

Page 403: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

POHON MUSJAWARAH

T ingg i, besar, rimbun,dem ikian pohon —• M U S J A W A R A H,sebelum pendjadjah tiba.Rontok, lemah, lumpuh,dem ikian pohon -— M U S J A W A R A H,selam a pendjadjah rad ja.

Kini k ita pupuk,bersam a gotong-rojongsehatkan pohon — M U SJA W A RA H .

B angsa Indonesia itu,berdjoang terus-m enerus.............b e r m u f a k a t ,s e d j a h t e r a k a n

pohon ~ M U S J A W A R A H .

D jakarta, 31 Agustus 1957.

Tjatatan:

..M usjaw arah N asional” telah berlangsung baik, dan selesai dengan hatsil2 jang benar2 berwudjud ..sepakat”, „ s e -m u fa k a t «— Sedjahrah ,,utuhnja kem bali" D wi-tunggal, dengan ramalan kita se- mula, kini berd jalan terus, dan dengan ..suguhan” peladjaran pada kita semua, betapa su litn ja memegang kendali pemerintahan, apa­bila k ita tidak memegang erat inti kebudajaan kita jang hidup da­lam d jiw a rak ja t k ita, jang telah k ita sebut, ialah „kebudajaan go­tong-rojong” dengan paham ,,m u s j a w a r a h’\

D jakarta, 17 September 1957.

401

Page 404: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

R IW A JA T HIDUP SO EDIRM AN

1. D ilahirkan pada tahun 1915 *) d idesa Bodaskarangdjati, ke- tjam atan dan Kabupaten Rembang.A jahn ja bernama Karsid K artaw iradji, mandor tebu pada pa- brik gu la didaerah Purwokerto.Ibunja bernama Sijem, dari desa T ipal, ketjam atan Rawalo, kewedanan D jatilaw ang, Purwokerto.

2. Sed jak ketjil diambil sebagai anak angkat, d iraw at, dibesar- kan dan dididik sampai dew asa oleh R. Tjok.rosoenarjo, T ja- mat Rembang. Ialah jang memberi nam a Soedirman kepadanja. R. T jokrosoenarjo adalah ipar ibu pemuda Soedirman. T uriw ati, begitulah nama ketjil R. N ganten Tjokrosoenarjo, adalah saudara tua dari ibu pemuda Soedirman.Besar kemungkinan, titel ,,Raden” jang digunakan oleh Soe- dirman didapatnja dari ajah angkatn ja itu.

3. Pendidikan Soedirman ja lah H .I.S. pada tahun 1925—-1931 di Purwokerto.

' M elandjutkan ke Tam an D ewasa, Tam an S isw a Purwokerto pada tahun 1932—1933, hanja sampai k las II.M enilik angka2 jang didapati dari udjian, Soedirman hanja ter­masuk murid b iasa sadja.

4. P aka ian Soedirman dalam se-hari2, sungguh sederhana. Perangain ja pendiam, tapi keras hati.M engikuti dengan sungguh2 segala pelad jaran jang diberikan padanja.

5. Pada achir tahun 1932 pindah ke Perguruan ,,W iw oro Tomo". Di ,,W iw oro Tomo” Soedirman mendapat pelad jaran bahasa Inggris, ketatanegaraan, Sedjarah Dunia dan Indonesia dan Agam a.Disini Soedirman kelihatan ada kemadjuannja.Dalam soal agam a Islam S. sangat fanatik, h ingga mendapat nama edjekan „kadjine”.Pada tahun 1934 selesailah pelad jarannja di ,,W iw oro Tomo”.

6. Pekerdjaan S. se-hari2 dirumah setelah pulang dari sekolah membantu orang tuanja, seperti: menjirami tanam2-an, mengisi

*) Tahun 1915, jalah menurut ibu kandung Soedirman; menurut adik Soedirman jang- bernama Samingan, tanggal lahimja jalah Hari Senen Pan tgl., 7 Pebruari 1916.

402

Page 405: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

kam ar mandi, tempat air didapur dan sebagainja. T idurnja biasa dengan tikar d iatas bale2.D jika ad a tamu datang bermalam, maka S. harus „mengalah” dan tidur d ibawah. B ila makan djarang duduk depan medja, b iasan ja didapur.

7. Sesudah tam at dari ,,W iw oro Tomo” S. melandjutkan pela-d jarannja pada H.I.K. Muhammadijah di Solo, tetapi hanja 1tahun, karena ibu angkatn ja tidak dapat membiajainja (R . T jo- krosoenarjo m eninggal tahun 1934).Tahun 1935 S. ke T jila tjap , mendjadi guru sekolah H.I.S. M u­hammadijah di Kota T jilatjap .

8. Pada tahun 1936 S. menikah dengan Alfiah, anak Hadji Dju-baedi di P lasen T jila tjap .Isteri S. adalah bekas murid „W iworo Tomo" djuga.

9. M asih sekolah, S. mendjadi anggota Muhammadijah.M endjad i anqqota dan kemudian memimpin Kepanduan Hiz- bul W ath an .D ikalangan Hizbul W ath an dia disegani dan ditjintai, karena usahanja dan pengaruh pimpinannja.Kemudian dipilih mendjadi anggota M adjelis Pemuda Muham­madijah seluruh Banjumas.

10. Pernah d iadakan Djamboree Hizbul W athan di Batur, kaki gunung Slam et, jang terkenal sangat dingin dipegunungan D ieng, keresidenan Banjumas. S. turut memimpin.Setelah malam larut, banjak kaw an2-nja berlindung kerumah penginapan, tidak tahan dingin.A kan tetap i S. tetap tinggal diperkemahan karena disiplin dan dia berkata :

,.Inilah latihan untuk dikemudian hari boleh djadi kita m engalam i jang lebih dingin dari pada in i” .

11. S . gem ar pada o lahraga.P aling digem ari sepak bola; sebagai back.

12. W ak tu B elanda mengumumkan perang kepada Djepang, S. turut barisan L.B.D. (Luchtbeschermingsdienst •—' Pendjagaan dalam B ahaja l id a r a ) . T g l. 3 dan 4 M aret 1942 S. mengalami pemboman D jepang di T jila tjap .

13. W ak tu D jepang, S . membuka kembali Sekolah Muhamma­dijah.D iperhatikan S. d juga soal2 ekonomi.

403

Page 406: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

D apat mendirikan „Perbi”, suatu koperasi dagang.Kemudian ..Persatuan Koperasi Indonesia” (PERK I).Turut membentuk B .P.M .R . (Badan Pengurus M akanan Rak­ja t ) .Anggota Perw akilan Keresidenan (D jepang) bernama .,Syu San g ika i”, daerah T jilatjap .Anggota „Syu Sang ika i” di Purwokerto th. 1943—1944, dan bekerdja di D jawa Hokokai, Keresidenan Banjumas.Dalam T entara Pembela T anah A ir (P eta) S. mengikuti Iati- han angkatan ke II. M endjadi Dai Dantjo.W ak tu pemberontakan Peta di T jilatjap , S. dapat mentjegah pertumpahan darah dari anak buahnja.Djuli 1945 S. diasingkan di Bogor oleh Djepang, ber-sama2 dengan Sugeng dan beberapa opsir2 Peta lainnja. Sesungguhnja S. dan kaw an2-n ja bakal dibunuh, tapi karena Proklam asi 17 Agustus 1945 mereka dibebaskan.Setibanja di Banjumas S. dengan Syudantyo Abimanju dan opsir2 Peta lainnja mengumpulkan semua opsir Peta Kereside­nan Banjumas untuk merebut kekuasaan dari tangan Djepang. Ini berdjalan baik, dengan tidak memakan korban. Terbentuk- lah satu Resimen T .K .R ., d ikepalai oleh S.

14. S. kemudian oleh aim. Let. D jendral Oerip Soemohardjo di- angkat mendjadi Komandan Divisi V daerah Banjumas. Dalam merebut Am barawa, bertempur m elawan tentara Ing­gris, S. memimpinnja.Oleh sukses itu S . atas persetudjuan pemimpin2 Kesatuan, di- angkat oleh Presiden Republik Indonesia mendjadi Panglima Besar A ngkatan Perang pada tgl. 18 Desember 1945.

15. Pada tgl. 19 December 1948, Belanda m engadakan aksi mili- ternja jang ke II. Ibu Kota Republik Indonesia di Jogjakarta diserang dari udara. Terang bahw a maksud Belanda hendak menduduki Ibu Kota Jogjakarta.Panglim a Besar pada ketika itu dalam keadaan sakit. Sudah tiga bulan dia tidak dapat bangun dari tempat tidum ja. Setelah mendapat laporan, bahwa Belanda sudah memulai se- rangannja, Pak Dirman se-akan2 mendapat kekuatan baru. Dia tetap memegang pendiriannja, tidak suka ditangkap Be­landa.

404

Page 407: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Kesehatan badannja tidak dipikirkannja, ditinggalkannja kota Jogja.D itinggalkann ja isterin ja jang sedang mengandung bersama 6 orang anakn ja, digedung Mangkubumen, jang sekarang diper- gunakan oleh fakultas Kedokteran Perguruan T inggi ..Gadjah M ad a”.M u la i saat itu d ia memimpin perlawanan terhadap Belanda se­tja ra gerilja .D i-ked jar2 musuh 7 bulan lamanja.D ialam inja be-rupa2 penderitaan, oleh karena itu keadaan ke- sehatann ja m akin buruk.T ap i P ak D irman tetap tabah teguh, terus bertahan.D ia tidak ad a disamping isterinja ketika isterinja melahirkan an akn ja jang ke 7 digedung Mangkubumen pada tgl. 17 Mei 1949. A nak itu diberi nama Mohammad Teguh Bambang T jah jad i. N am a itu dikirimkan oleh Pak Dirman dari tempat- n ja memimpin gerilja .

16. Persetud juan Roem-van Royen tertjapai. Pemerintah Rep. In­donesia d ipulihkan kembali ke Jogjakarta.S r i Su ltan H am angku Buwono IX mendjadi Koordinafor Ke­am anan; beliau m em anggil P ak Dirman dari pegunungan supa­ja kem bali ke Ibu Kota Republik Indonesia.P ak D irm an tiba di Jogja dalam keadaan sakit. Badannja bertam bah kurus, tapi mukanja tetap ber-seri2, matanja tetap ber-n ja la2.N egara Republik Indonesia Serikat berdiri. Tentara Nasional Indonesia d iserahkan kepada R.I.S.P ak D irman d iangkat mendjadi Kepala Staf Umum Angkatan P erang R .I.S . W ak tu pengangkatannja itu Pak Dirman masih dalam istirahat.Pernah ia sem entara w aktu beristirahat di Sanatorium Pakem, Jogja U tara . T ap i karena haw a tidak tjotjok dipindahkan ke M age lan g .W a k tu di M age lan g banjak pembesar militer dan sipil me- ngundjungi beliau . Selam a ia istirahat dilarang keras oleh dokter membatja buku2 atau surat2 kabar. Tapi Iarangan2 itu bag i orang seperti P ak Dirman susah dapat dipenuhi.

17. P ada tgl. 29 D januari 1950 djam 18.30 Letnan Djendral Soe- dirman w afa t di M agelang . Pada ketika wafatnja Letnan

405

Page 408: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

D jendral Soedirman dinaikkan pangkatnja mendjadi Djendral oleh Presiden Republik Indonesia Serikat.D jendral Soedirman w afat dengan m eninggalkan seorang is- teri dan 7 orang anaknja. Jang terketjil baru berumur 8 bu­lan.D ari M agelang djenazah d ibaw a ke Jogja. P ada tgl. 30 Dja- nuari 1950, P ak Dirman diistirahatkan untuk se-lam a2-nja di M akam Kusuma N egara, Semaki, Jogjakarta b^rdampingan dengan almarhum Letnan D jendral Oerip Soemohardjo.

(Buku: Djendral Soedirman Pahlawan Sedjati diterbitkanoleh Kementerian Penerangan Republik Indonesia, Jogjakarta, 17 April 1950).

406

i

I

Page 409: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

ACHIR IILKAL AM

Banjak benar hal2 jang terdjadi sedjak Prof. Dr. Prijono „meni lik” naskah ..Patriot, Irian, Damai” ini.

Istilah ..m enilik” dengan tanda kutipan mengandung arti luas, bahwa beliau m elakukan penilikan ini dengan saksama untuk me- nulis kata pendahuluan.

Ber-minggu2 Bapak Prijono mentjurahkan perhatiannja pada naskah ini, djustru pada waktu jang sebenarnja harus dipakai oleh beliau untuk beristirahat.

Tapi, sesudah selesai kata pengantar itu, dan sementara men- tietak naskah ini sedikit demi sedikit, maka lahirlah ..Kongres R ak ja t” jang berusaha mempersatukan semua aliran atau partai di­tanah a ir k ita.

M aka Prof. Prijono dan Pengarang mempersembahkan didepan para peserta Kongres akan naskah ini, jang bertudjuan seperti jang di-tjita2kan ,,Kongres R ak ja t” tersebut.

Saudara Penerbit, melihat keadaan, sesudah Kongres itu, penuh dengan ber-bagai2 kegontjangan dalam perekonomian, — sangat ber-hati2 m elantjarkan usaha penerbitannja.

Pergo lakan dalam matjam2 hal, terutama dalam politik mengaki- batkan suatu tindakan Kepala N egara jang „menggemparkan ; ia­lah usaha Presiden jang dianggap drastis oleh orang2 jang tidak menjetudjuinja, dan dipandang „geniaal” oleh jang menjukainja (een meesterstuk, kata Prof. M r. Moh. Yam in).

KABINET KARYA D E W AN NASIONAL

Penerbit meminta pada pengarang menambahkan hasil2 usaha Bunq Karno ini, jang dalam rangka pembentangan „Karya” Patriot Soekarno. tjotiok benar dengan isi kata pengantar Prof. Prijono. Diadi, tak salah lah k iran ja, djika ditambah disini fakta2 tersebut tadi.

Baik penerbit, maupun pengarang jakin bahwa „tambahan” ini akan tidak m engurangi nilai daripada kata pendahuluan itu.

Dan memang ,,delicaat” djugalah agaknja bagi Prof. Prijono untuk turut ..m enilaikan” suatu Kabinet, dimana beliau sendiri du­duk selaku M enteri P .P . & K.

407

Page 410: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Bapak Prijono menilai naskah ini selaku Guru Besar Sastera, terutam a selaku Penjinta Damai dari Patriot, .— jaitu mengenai u raian h ingga sad jak „A nta B eranta" (tjiptaan Dr. Moh H atta); dan jang seterusnja adalah atas usaha pengarang sendiri.

Perlu d itjatat disini, bahwa sebelum Kabinet K arya terbentuk, banjak tokoh- nasional, seniman, pengusaha, pedjabat dll. telah di- undang ke Istana M erdeka, untuk m endengarkan pidato Presiden, jang memberitahukan maksud beliau untuk m entjiptakan Dewan N asional.

Prof. Prijono dan pengarang, jang sam a2 diundang ke Istana un­tuk maksud tersebut (Pebruari 1957) bertemu disalah sebuah rua- ngan, lalu dengan kontan Pengarang mengusulkan pada beliau (Prof. Prijono), supaja naskah* ,,'Patriot Irian, D am ai”, pun diper- sembahkan pada ,,Dewan N asional”.

,.Setudju”, demikian djaw ab beliau.Segala kedjad ian hingga dengan ,,M usjaw arah N asional” (10

s/d 14 September 1957) berdjalan lan tjar dengan bukti2 proses ke- sedaran berw arganegara rak jat Bhinneka T unggal Ika. Dan dalam kesibukan Kabinet K arya dewasa ini seganM ah pengarang meng- ganggu banjak2, penjusun kata pendahuluan ini; tjukuplah kiranja alasan bagi penqarang untuk menulis segala sesuatu selaku ,,tam~ bahan dalam N askah ini, jang sesuai dengan isi kata pengantar Prof. Prijono.

Achirulkalam kami utjapkan banjak terim akasih pada Prof. P ri­jono, pun pada sdr. K. \Verdojo atas kerelaan beliau2 itu memberi ..pengestu (restu) pada naskah ini, demikianpun pada sdr. Soe­tomo D jauhar Arifin, sdr. R . O. Simatoepang, sdr. R . Soetedjo Dirdjosoebroto, jang telah ,,memupuk sem angat” pengarang menju­sun ,,Patriot, Irian, Damai” ini. Dan kami tak lupa djuga memper- isembahkan salam dan terimakasih pada sdr.2 jang telah memberi- Ikan sambutan2 hangat mengenai pidato R .R .I.-D jakarta kami ten- 1tang Patriot2 dan perdjoangan pahlaw an2 itu, chususnja pada Dr. ,M ohammad H atta jang menulis surat pada kami (21 Agustus 1957): ,,M udah-m udahan usaha saudara untuk kemadjuan Tanah A ir d iberkati Tuhan.”

M . R. D A J O H & Penerbit.

D jakarta, 17 September 1957

408

Page 411: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

I S I B U K U

Halaman:Kata Pendahuluan ................................................................. .............. 3Sumbangsih Saja ...................................................... ..................... . g7 Pidato Radio/KENANG-KENANGAN pada dan dengan Bung

Karno sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus1945. Pidato Radio: I, II, in , IV, V, VI, VH .............................. 8_39

Bung Karno dan „Damai” .......... ...................................................... 43Saduran pantun Bu Kamo, buat Bung Kamo ............................... 50„Lagu Damai”- ............... ................................................................... 52Bung Karno dengan Pengarang jang bersifaJt „Malu-xnalu Kutjing” 54 Radja Al Alam Ugar Sekar dari Irian Barat tentang Bung Kamo 60Mengapa dan Siapa M. Rumagesang ? ............. ............................. 6411 Pebruari 1954 ............................................................................... 69Pidato P.J.M. Presiden Republik Indonesia pada tanggal 17 Agus­

tus 1950 (jang chusus mengenai Irian) • ...................................... 90..Bandjir” Chalajak Ramai di Istana Merdeka ............................... 99Kanak- Gadis2 Berdemonstrasi „Irian Barat Harus Merdeka” ... 112Irian ke P.B.B............................................................... ......................... 117Masalah Irian Barat dan Agressi Kolonial ................................... 120Bung Karno dan Biro Irian ..................................................... ....... 123Surat ...................................................................................................... 131.Pantja Sila Menuntut ........................................................................Banteng Tanduk Matjan ....................................................................Ke Geser. Dekat Irian — Pendjadjah Mesti „Geser” .................... 1^6Getah — Kolonial — Imperial ......................................................... Ijj*Bakar Diri ...........................................................................................Irian Barat Bebas! Lekas! ................................................................ 1®Memang haknja .......................................................................... ......... 1®5Mars. Irian. Barat Bebas .................................................... ................ 175Perdjuangan Mengenjahkan pendjadjah dari Bumi Irian Barat,

Wilajah Republik Indonesia ......................................................... 177Utjapan Gubernur Irian Barat, Zainal Abidin Sjah pada Hari Pah­

lawan, 10 Nopember 1956 ............................................................. I®1Kalimat-kalimat Penting ................................................................. I9517 Agustus 1948 .................................................................................... 210Gubahan Achir .................................................................................... 229Menjelamatkan Republik Proklamasi (Konsepsi Bung Karno) ... 230Riwajat Hidup Ir. Soekarno ............................................................. 243Pidato Presiden di Universitet „Gadjah Mada” di Jogjakarta pada

tanggal 19 September 1951. Waktu penerimaan gelaran ..DoctorHonoris Causa” ................................................................................ 245

Riwajat Hidup Drs. Moh. Hatta ................ ..................................... 256Kooperasi dan Pembangunan ..................... ........................................ 258Dwi Tunggal. Bung Hatta Bapak Koperasi. Bung Karno Bapak

Pantja Sila ............................................................... ......................... 268Dr. Ki Hadjar Dewantoro ................................................................. 301Dr. Soetomo ......................................................................................... 330Mohammad Hoesni Thamrin .............................................................. 345Mr. Amir Sjarifuddin ....................................................... .................. 351

Page 412: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

Dr. G. S. S. J. Ratu Langie dan Wolter Mongisidi ..................... . 3 * 3 .Kyai Hadji Agus Salim .......................................................................... 3 S iDjendral Soedirman dan K.S.A.D........................................... .............. 3 8 -Riwajat Hidup Soedirman' .................................................................. 4 0 ;Achirulkalam *.........................................................................................

Page 413: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah
Page 414: t'H.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot irian... · /W*,/0”6373 P 3 WMktii sekat&nq ini, jang sifatnja berbelit-belit dan /Tfflinatarif.ja agak kurang kasar it(i, ialah

P e r p u s t a k a a n U l

0-05016134