thermoregulasi

Upload: rullz-dslombokxlallu-rastaman

Post on 09-Jul-2015

545 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

by : Nurul Mawaddah, S.Kep.,Ns.

Thermoregulasi adalah kemampuan tubuh dalam

mempertahankan kestabilan suhu inti normal terhadap suhu lingkungan

Panas yang diproduksi

Pengeluaran panas

Suhu Tubuh

Suhu Tubuh

Hipotalamus Anterior

Hipotalamus Posterior

Mengontrol Pengeluaran Panas

Mengontrol Produksi Panas

Panas tubuh melebihi set point

Suhu tubuh meningkat

Hipotalamus anterior

Pengeluaran panas meningkat

Darah didistribusi kembali ke PD permukaan

* Aktivasi mekanisme pengeluaran panas * Vasodilatasi PD * Hambatan produksi panas

Suhu tubuh menurun / kembali normal

Panas tubuh lebih rendah dari set point Hipotalamus posteriorAktivasi mekanisme konservasi panas

VasokonstriksiAliran darah ke kulit dan ekstremitas berkurangMenghambat Pengeluaran panas

Kontraksi otot Volunter dan getaran pada otot

Tubuh mulai menggigil

Suhu tubuh kembali normal

Produksi panas diproduksi didalam tubuh melalui metabolisme 1. Metabolisme basal menghasilkan panas yang diproduksi saat istirahat. rata-rata laju metabolik basal (BMR) bergantung pada luas permukaan tubuh Faktor yang mempengaruhi laju BMR : * hormon tiroid * stimulasi sistem saraf simpatis oleh norepinefrin dan epinefrin * hormon seks pria (testosteron) 2. Gerakan volunter, seperti aktivitas otot selama latihan 3. Menggigil respon tubuh involunter terhadap suhu yang berbeda dalam tubuh

1. Radiasi Perpindahan panas dari permukaan suatu obyek kepermukaan obyek lain tanpa bersentuhan Mis. melepaskan pakaian atau selimut, mengganti pakaian yang tebal dengan yang tipis 2. Konduksi Perpindahan panas dari satu obyek ke obyek lain dengan kontak langsung Mis. Memberikan kompres es, memandikan klien dengan air dingin

3. Konveksi Perpindahan panas karena gerakan udara Mis. Kipas angin4. Evaporasi Perpindahan energi panas ketika cairan berubah menjadi gas 600 ml 900 ml sehari menguap dari kulit dan paru-paru

Kemampuan individu untuk mengontrol suhu tubuh

bergantung pada : 1. Derajat ekstrem suhu 2. Kemampuan individu untuk merasakan kenyamanan / ketidaknyamanan 3. Proses pikir / emosi 4. Mobilitas / kemampuan individu untuk melepaskan /menambah pakaian

1.

Usia Mekanisme kontrol suhu pada bayi baru lahir masih imatur Pada bayi baru lahir pengeluaran lebih dari 30 % panas tubuhnya melalui kepala Lansia sensitif terhadap suhu yang ekstrem karena kemunduran mekanisme kontrol

2.

Olahraga Segala jenis olahraga dapat meningkatkan produksi panas sehingga meningkatkan suhu tubuh

3. Kadar hormon wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar dibandingkan pria 4. Irama Sirkadian Suhu tubuh berubah secara normal 0,5 0C 10C selama 24 jam 5. Stress Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh 6. Lingkungan Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh Bayi dan lansia paling sering dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena mekanisme suhu merekakurang efisien

DemamHiperpireksia atau demam terjadi karena mekanisme pengeluaran panas tidak mampu untuk mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas yang mengakibatkan peningkatan suhu tubuh abnormal

Bakteri dan virus masuk kedalam tubuh Pembetukan Interleukin (pirogen endogen) oleh sel darah putih

Pirogen telah dihilangkan (destruksi bakteri oleh antibiotik)

Fase stabil

Menggigil hilang

Pelepasan sustansi prostaglandinMerangsang set point di hipotalamus Peningkatan suhu tubuh Fase menggigil Mekanisme kontrol panas tidak efektif Tubuh menggigil, gemetar, merasa kedinginan karena suhu yang meningkat Set point hipotalamus turun Respon pengeluaran panas melalui vasodilatasi

Fase febris

Diaforesis Fase afebris

Demam turun

HipertermiaHipertermia / peningkatan suhu tubuh merupakan ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas / menurunkan produksi panas Etiologi : penyakit dan trauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas

HipotermiaPengeluaran panas akibat paparan terus menerus terhadap dingin dan mempengaruhi tubuh untuk memproduksi panas

Kelelahan akibat panasTerjadi bila diaforesis yang banyak menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan

HeatstrokePajanan yang lama terhadap sinar matahari / lingkungan dengan suhu tinggi yang dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas Tanda dan gejala : konfusi, delirium, sangat haus, mual, kram otot, inkontinensia, hipertermia, takikardia, hipotensia

Pengkajian

1.

Pengukuran tanda vital : suhu, nadi, pernafasan

Batasan suhu tubuh normal : Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36C Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5C Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 - 40C Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40C Tempat pengukuran suhu ; Suhu inti ; rektum, membran timpani, esofagus, arteri pulmoner, kandung kemih suhu permukaan: kulit, aksila, oral Termometer yang digunakan : Termometer air raksa kaca Termometer elektronik Termometer sekali pakai

2. Observasi penampilan dan perilaku pasien Gelisah Tampak kemerahan Sianosis 3. Eliminasi Masukan dan haluaran urin : urin pekat 4. Pemeriksaan integumen (kulit) Pemeriksaan kulit : kulit hangat Pengisian kapiler dan tekanan : takikardia, hipotensi Turgor kulit : penurunan turgor kulit, masukan cairan berkurang 5. Pemeriksaan laboratorium Kadar natrium, kalium, klorida

1. Hipertermia berhubungan dengan : Peningkatan laju metabolik Pakaian tidak sesuai Paparan terhadap lingkungan yang panas Medikasi Aktivitas banyak dan berat Proses infeksi 2. Hipotermia berhubungan dengan ; Penurunan kecepatan metabolik Paparan terhadap lingkngan dingin Inaktivitas Penuaan 3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan : Hipertermi

3. Risiko terhadap perubahan suhu tubuhBerhubungan dengan kerusakan kontrol suhu tubuh : Koma/peningkatan tekanan intrakranial Tumor otak/trauma kepala Cedera Serebrovaskular Infeksi/inflamasi Berhubungan dengan penurunan sirkulasi : Anemia Penyakit neurivaskular/penyakit vaskular perifer Vasodilatasi/syok Berhubungan dengan penurunan kemampuan berkeringat : Tindakan Berhubungan dengan efek pendinginan : Infus cairan parenteral/transfusi darah Dialisis Selimut pendingin Ruangan operasi Situasional Berhubungan dengan pemajanan terhadap hujan, angin, pemajanan terhadap panas matahari Berhubungan dengan kelembaban yang berlebihan Berhubungan dengan pakaian yang tidak sesuai Berhubungan dengan mengkonsumsi alkohol Berhubungan dengan dehidrasi/malnutrisi Maturisional Berhubungan dengan regulasi suhu tak efektif : Bayi baru lahir Bayi prematur Lanjut usia

5. Termoregulasi tak efektifBerhubungan dengan fluktuasi suhu lingkungan Berhubungan dengan benda-benda yang basah dan dingin (pakaian, tempat tidur) Berhubungan dengan permukaan tubuh yang basah Berhubungan dengan pakaian yang tidak sesuai dengan cuaca Berhubungan dengan terbatasnya regulasi kompensasi metabolik Usia lanjut Bayi baru lahir

TINDAKAN KEPERAWATAN HIPERTERMI1. 2. 3.

1. 2.

3.

4.

5.

6.

Tujuan terapi : Menurunkan produksi panas Meningkatkan pengeluaran panas Mencegah komplikasi Intervensi : Pantau TTV, haluaran dan masukan Ajarkan pentingnya peningkatan masukan cairan selama cuaca panas dan latihan Lakukan terapi nonfarmakologis untuk meningkatkan pengeluaran panas : radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi Anjurkan pasien untuk istirahat dan mengurangi aktivitas yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigen Ajarkan tanda-tanda awal hipertermia atau serangan panas : Kulit kemerahan, keletihan, sakit kepala, kehilangan nafsu makan. Kolaborasi pemberian obat penurun panas (antipiretik) dan antibiotik ynag

TINDAKAN KEPERAWATAN HIPOTERMI

1.

2. 3.

4.5.

Tujuan ; Mencegah penurunan suhu tubuh lebih lanjut Intervensi Jelaskan pada anggota keluarga bahwa neonatus, bayi dan lanjut usia lebih rentan terhadap kehilangan panas. Ajarkan tanda-tanda awal hipotermia : kulit dingin, pucat, menggigil. Jelaskan perlunya minum air 8-10 gelas setiap hari Ajarkan untuk mengenakan pakaian ekstra. Ajarkan klien untuk mengurangi pemajanan terhadap lingkungan dingin yang lama.

TINDAKAN KEPERAWATAN HEATSTROKE1. 2.

3. 4.

1.2. 3. 4.

5.

Tindakan pencegahan Hindari latihan yang berat dalam cuaca yang panas dan lembab Minum cairan seperti jus buah yang jernih sebelum, selama dan setelah latihan fisik Gunakan pakaina yang terang, longgar dan bewarna cerah Gunakan penutup kepala jika berada diluar rumah Tindakan pengobatan Pindahkan klien ketempat yang lebih dingin Kurangi pakaian yang menutu tubuh Taruh handuk basah pada kulit Gunakan kipas untuk meningkatkan pengeluaran panas melalui konveksi Berikan cairan intravena dan selimut hipotermi