theory of planned behavior dan minat wirausaha … · theory of planned behavior dan minat...

17
THEORY OF PLANNED BEHAVIOR DAN MINAT WIRAUSAHA PADA MAHASISWA ILMU INFORMATIKA DI PONTIANAK Irawan Wingdes Jurusan Sistem Informasi, STMIK Pontianak Jl. Merdeka No. 372, Pontianak Email : [email protected] Abstrak Pengangguran hingga saat ini tetap menjadi salah satu masalah sosial ekonomi bagi negara. Salah satu solusi bagi masalah pengangguran adalah dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Lapangan pekerjaan hanya bisa diciptakan apabila ada bisnis baru yang dikembangkan oleh wirausaha dan menyerap lapangan kerja. Lulusan perguruan tinggi merupakan salah satu penyumbang pengangguran dan merupakan fokus dari penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki niat wirausaha mahasiswa ilmu informatika di Pontianak dengan menggunakan theory of planned behavior / TPB. TPB terbukti dapat menjelaskan niat wirausaha pada penelitian-penelitian sebelumnya dan pada penelitian ini juga berhasil menjelaskan bahwa niat wirausaha mahasiswa ilmu informatika di Pontianak dipengaruhi secara signifikan dan positif oleh attitude towards behavior dan perceived behavioral control, sedangkan subjective norms tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap niat wirausaha. Model valid dan reliabel dengan menggunakan persyaratan dan pengujian sesuai metode analisis structural equation modeling berbasis partial least square. Model berhasil menjelaskan varians niat wirausaha (R 2 ) sebesar 58%. . Kata kunci: Entrepreneurial Intention, Theory of Planned Behavior, PLS SEM. 1. Pendahuluan Badan Pusat Statistik (BPS) melansir jumlah pengangguran Indonesia dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebanyak 530.000 orang pada Agustus 2016 [1]. Pengangguran mempunyai dampak yang serius terhadap ekonomi negara, pengangguran dapat mengakibatkan depresi pada anak muda angkatan kerja yang berujung pada meningkatnya tingkat kriminalitas, ataupun putus asa yang dapat menjadi salah satu penyebab meningkatnya penggunaan narkoba. Tingginya pengangguran juga menjadi faktor penyebab standar kehidupan yang rendah karena tidak adanya pekerjaan mengakibatkan tidak cukupnya dana untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak. Tingginya jumlah pengangguran membutuhkan penyerapan tenaga kerja yang lebih baik, pengangguran berkurang pada saat tersedia lapangan pekerjaan [1]. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran, yaitu : angkatan kerja yang lebih besar dari kesempatan kerja, kualifikasi tenaga kerja tidak sesuai dengan persyaratan jabatan, pemutusan hubungan kerja, efektivitas informasi dan mekanisme pasar kerja belum optimal, serta krisis global. Untuk mengatasi pengangguran tersebut, perlu dikembangkan beberapa solusi, salah satunya adalah mendukung kegiatan kewirausahaan mikro, terutama di kalangan generasi muda. [2] Perkembangan ekonomi sangat ditentukan oleh inovasi dan perkembangan dari wirausaha di sebuah negara [3], perkembangan ekonomi juga membuka lapangan pekerjaan sehingga wirausaha menjadi sangat penting, dengan ber-wirausaha pengangguran dapat dikurangi [4][2][5]. Didukung oleh program pemerintah dan berkembangnya wirausaha, menjadi seorang wirausaha menjadi pilihan karir yang populer sejak beberapa tahun lalu [6]. Penelitian-penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa seorang wirausaha dapat dilatih dan bukan dilahirkan atau faktor genetik [7][8]. Kegiatan wirausaha pada dasarnya adalah lahir dari dimulainya niat atau entrepreneurial intention [9]. Entrepreneurial intention juga dipengaruhi oleh banyak faktor lainnya yang telah diteliti dengan mendalam pada penelitian sebelumnya mulai dari faktor budaya, gender, pengaruh keluarga, persepsi kemampuan individu, kepercayaan, halangan masuk, pengetahuan dan keahlian, pendidikan, sampai dengan pengaruh orang tua. [3][10][11][12]. Di Indonesia, intensi untuk melakukan wirausaha lebih tinggi dibandingkan dengan Jepang dan Norwegia. Persepsi akan hambatan untuk memulai usaha baru juga lebih rendah dikarenakan lebih mudahnya memulai usaha baru di sektor informal yang menghindari aturan-aturan formal dibandingkan jepang dan norwegia. Peraturan yang lebih ketat, bank yang lebih konservatif mengucurkan dana usaha sampai tingkat pengangguran lebih rendah membuat niat wirausaha di Jepang dan Norwegia lebih rendah dibandingkan Indonesia. Khusus untuk Indonesia, latar belakang pendidikan tidak menentukan niat untuk wirausaha walaupun dengan latar belakang pendidikan ekonomi dan bisnis sekalipun, karena orientasi pendidikan dan kurikulum pendidikan ekonomi

Upload: phamphuc

Post on 06-Jun-2019

251 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

THEORY OF PLANNED BEHAVIOR DAN MINAT WIRAUSAHA PADAMAHASISWA ILMU INFORMATIKA DI PONTIANAK

Irawan Wingdes

Jurusan Sistem Informasi, STMIK PontianakJl. Merdeka No. 372, Pontianak

Email : [email protected]

Abstrak

Pengangguran hingga saat ini tetap menjadi salah satumasalah sosial ekonomi bagi negara. Salah satu solusibagi masalah pengangguran adalah dengan menciptakanlapangan pekerjaan baru. Lapangan pekerjaan hanya bisadiciptakan apabila ada bisnis baru yang dikembangkanoleh wirausaha dan menyerap lapangan kerja. Lulusanperguruan tinggi merupakan salah satu penyumbangpengangguran dan merupakan fokus dari penelitian ini.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki niatwirausaha mahasiswa ilmu informatika di Pontianakdengan menggunakan theory of planned behavior / TPB.TPB terbukti dapat menjelaskan niat wirausaha padapenelitian-penelitian sebelumnya dan pada penelitian inijuga berhasil menjelaskan bahwa niat wirausahamahasiswa ilmu informatika di Pontianak dipengaruhisecara signifikan dan positif oleh attitude towardsbehavior dan perceived behavioral control, sedangkansubjective norms tidak mempunyai pengaruh signifikanterhadap niat wirausaha. Model valid dan reliabel denganmenggunakan persyaratan dan pengujian sesuai metodeanalisis structural equation modeling berbasis partialleast square. Model berhasil menjelaskan varians niatwirausaha (R2) sebesar 58%. .

Kata kunci: Entrepreneurial Intention, Theory of PlannedBehavior, PLS SEM.

1. Pendahuluan

Badan Pusat Statistik (BPS) melansir jumlahpengangguran Indonesia dengan Tingkat PengangguranTerbuka (TPT) sebanyak 530.000 orang pada Agustus2016 [1]. Pengangguran mempunyai dampak yang seriusterhadap ekonomi negara, pengangguran dapatmengakibatkan depresi pada anak muda angkatan kerjayang berujung pada meningkatnya tingkat kriminalitas,ataupun putus asa yang dapat menjadi salah satu penyebabmeningkatnya penggunaan narkoba. Tingginyapengangguran juga menjadi faktor penyebab standarkehidupan yang rendah karena tidak adanya pekerjaanmengakibatkan tidak cukupnya dana untuk memenuhikebutuhan hidup yang layak. Tingginya jumlahpengangguran membutuhkan penyerapan tenaga kerjayang lebih baik, pengangguran berkurang pada saattersedia lapangan pekerjaan [1].

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinyapengangguran, yaitu : angkatan kerja yang lebih besar darikesempatan kerja, kualifikasi tenaga kerja tidak sesuaidengan persyaratan jabatan, pemutusan hubungan kerja,efektivitas informasi dan mekanisme pasar kerja belumoptimal, serta krisis global. Untuk mengatasipengangguran tersebut, perlu dikembangkan beberapasolusi, salah satunya adalah mendukung kegiatankewirausahaan mikro, terutama di kalangan generasimuda. [2]

Perkembangan ekonomi sangat ditentukan oleh inovasidan perkembangan dari wirausaha di sebuah negara [3],perkembangan ekonomi juga membuka lapanganpekerjaan sehingga wirausaha menjadi sangat penting,dengan ber-wirausaha pengangguran dapat dikurangi[4][2][5].

Didukung oleh program pemerintah dan berkembangnyawirausaha, menjadi seorang wirausaha menjadi pilihankarir yang populer sejak beberapa tahun lalu [6].

Penelitian-penelitian sebelumnya telah membuktikanbahwa seorang wirausaha dapat dilatih dan bukandilahirkan atau faktor genetik [7][8]. Kegiatan wirausahapada dasarnya adalah lahir dari dimulainya niat atauentrepreneurial intention [9].

Entrepreneurial intention juga dipengaruhi oleh banyakfaktor lainnya yang telah diteliti dengan mendalam padapenelitian sebelumnya mulai dari faktor budaya, gender,pengaruh keluarga, persepsi kemampuan individu,kepercayaan, halangan masuk, pengetahuan dan keahlian,pendidikan, sampai dengan pengaruh orang tua.[3][10][11][12].

Di Indonesia, intensi untuk melakukan wirausaha lebihtinggi dibandingkan dengan Jepang dan Norwegia.Persepsi akan hambatan untuk memulai usaha baru jugalebih rendah dikarenakan lebih mudahnya memulai usahabaru di sektor informal yang menghindari aturan-aturanformal dibandingkan jepang dan norwegia. Peraturan yanglebih ketat, bank yang lebih konservatif mengucurkandana usaha sampai tingkat pengangguran lebih rendahmembuat niat wirausaha di Jepang dan Norwegia lebihrendah dibandingkan Indonesia.

Khusus untuk Indonesia, latar belakang pendidikan tidakmenentukan niat untuk wirausaha walaupun dengan latarbelakang pendidikan ekonomi dan bisnis sekalipun, karenaorientasi pendidikan dan kurikulum pendidikan ekonomi

yang lebih diarahkan untuk bekerja di perusahaan-perusahaan berskala besar dan mapan [10].

Peran sekolah tinggi atau universitas sangat dibutuhkanuntuk menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru sehinggasekolah tinggi sekarang bukan hanya untuk pendidikandan penelitian saja tetapi juga menjadi kontributor utamapada ekonomi negara dengan menjadi penghasil inovasibaru yang menciptakan wirausaha-wirausaha baru yangpada akhirnya berkontribusi pada penciptaan lapanganpekerjaan baru [13][14].

Dengan pertimbangan ini, fokus penelitian / perbedaandaripada penelitian sebelumnya adalah padaentrepreneurial intention mahasiswa khususnya mahasiswailmu informatika. Dengan perkembangan teknologi yangpesat, maka wirausaha berbasis teknologi dapat menjadisalah satu andalan dalam mengembangkan usaha baru.

Intention atau niat merupakan satu faktor yang ditelitisecara mendalam pada penelitian-penelitian sebelumnya.Intention menjadi penyebab utama dalam menjelaskanminat untuk berwirausaha. Theory of planned behaviormemberikan kerangka kerja teoritis yang sangat bergunauntuk memprediksi niat wirausaha karena konsep niatberkaitan dengan kemauan seorang individu atau usahamereka untuk melakukan sesuatu dengan cara tertentu.

Subjective norms (SUNO) adalah salah satu variabel latenyang penting di theory of planned behavior. Konstruk inimendefinisikan persepsi orang lain seperti teman dankeluarga, kepercayaan bahwa seseorang seharusnya atautidak seharusnya melakukan tindakan tertentu. Dengandemikian, konstruk ini juga dapat dijelaskan sebagaitekanan-tekanan sosial atas tindakan atau perilaku yangdilakukan seseorang.

Perceived behavioral control (PBCO) adalah kemampuanyang dipersepsikan seseorang akan tindakan tertentu,apakah tindakan tersebut dipersepsikan mudah atau sulitoleh orang tersebut.

Attitude towards behavior adalah salah satu faktor yangmenjelaskan niat atau nilai atau persepsi yang dianut olehseseorang baik itu positif maupun negatif terhadaptindakan wirausaha.

Sama seperti penelitian sebelumnya [15], dari kerangkakerja TPB, niat wirausaha dipengaruhi oleh 3 konstruk,yaitu attitude towards behavior, subjective norms danperceived behavioral control. Hipotesis yangdikembangkan pada penelitian ini juga merujuk padapenelitian sebelumnya yang menggunakan kerangkateoritis TPB yaitu:

H1: Attitude towards behavior mempengaruhi secarapositif entrepreneurial intention

H2: Subjective norms mempengaruhi secara positifentrepreneurial intention.

H3: Perceived behavioral control mempengaruhi secarapositif entrepreneurial intention.

Sedangkan model penelitian dapat dilihat pada gambarberikut:

Gambar 1. Model Penelitian

Alat ukur yang digunakan menggunakan kuesioner yangtelah digunakan sebelumnya [3][15][16][17]. Skalapengukuran menggunakan skala Likert dengan angka 1-9dimana 1 sangat tidak setuju dan 9 sangat setuju dengannilai tengah 5. Sampling dilakukan dengan conveniencesampling [19] pada mahasiswa yang sedang menempuhpendidikan ilmu informatika di Pontianak.

Pengumpulan data dilakukan dengan survei dimanakuesioner dibagikan di beberapa perguruan tinggi diPontianak yang memberikan jurusan ilmu informatikaselama bulan september 2017. Jumlah kuesioner yangdisebarkan berjumlah 100 dengan 91 lembar yang dapatdigunakan untuk analisis lebih lanjut.

Data dianalisis dengan structural equation modelingmenggunakan metode partial least square / PLS SEM dansoftware SmartPLS 2.0. Skala pengukuran konstrukreflective diuji terlebih dahulu dengan internalconsistency, indicator reliability, convergent validity, dandiscriminant validity,

Konstruk formative dipastikan tidak terdapat colinearitydan uji signifikansi dengan bootstraping dilakukan untukmenerima atau menolak hipotesis yang dikembangkan.Setelah itu keseluruhan model diuji dengan koefisiendeterminasi, predictive relevance, dan effect sizenyadengan blindfolding [20][21][22].

2. Pembahasan

Setelah kuesioner disebarkan dan data diinput, alat ukurdiuji validitas dan reliabilitasnya. Pertama-tama dilihatnilai loading indikator yang menjadi tanda bahwapertanyaan-pertanyaan alat ukur mengelompok danmengukur konstruk yang sama.

Terdapat beberapa indikator yang kurang memenuhi syaratnilai > 0.6 [21][22][23] yaitu indikator E3, E5, P3, dan S5.Setelah melihat lebih jauh efeknya terhadap averagevariance extracted, peneliti memutuskan untukmengeluarkan alat ukur tersebut dari analisis lebih lanjut.Untuk perbandingan nilai loading dan AVE sebelum dansesudah dihilangkan alat ukur, dapat dilihat pada tabel dilampiran (1st run dan 2nd run).

Attitude TowardsBehavior

Subjective Norms

PerceivedBehavioral Control

EntrepreneurialIntention

Untuk uji validitas, convergent validity mensyaratkan nilaiaverage variance extracted / AVE lebih dari 0.5. Padadiscriminant validity, nilai loading dari konstruk harusmelebihi nilai cross loading dari perbandingan konstrukyang satu dengan yang lainnya [21][22].

Nilai AVE pada alat ukur sudah memenuhi syarat sepertiterlihat pada konstruk ATBE sebesar 0.62, Ent 0.73,PBCO 0.53, dan SUNO 0.62. Sedangkan untukdiscriminant validity, nilai loading sudah memenuhi syaratdan lebih besar daripada nilai cross loading konstrukseperti terlihat pada tabel 1 dan 2 berikut ini.

Tabel 1. Convergent validity dan compositereliability

Konstruk AVECompositeReliability

CronbachAlpha

ATBE 0.627 0.87 0.8Ent 0.737 0.893 0.822

PBCO 0.534 0.773 0.564SUNO 0.623 0.868 0.809

Tabel 2. Tabel uji discriminant Fornell Larcker

Konstruk ATBE Ent PBCOATBE 0.933Ent 0.747 0.945PBCO 0.573 0.55 0.879SUNO 0.697 0.559 0.648

Untuk uji reliabilitas, nilai composite reliability (tabel 1)pada konstruk attitude towards behavior (ATBE) sebesar0.87, Entrepreneurial Intention (Ent) 0.89, PerceivedBehavioral Control (PBCO) 0.77, dan Subjective Norms(SUNO) 0.87.

Sedangkan untuk nilai loading pada indikator, semuaindikator memenuhi syarat dengan nilai loading melebihi0.6 dan dapat dilihat pada tabel di lampiran. Dengandemikian dapat disimpulkan bahwa alat ukur yangdigunakan dinyatakan valid dan reliabel [21][22][23].

Setelah alat ukur valid dan reliabel, uji hipotesis dilakukandengan melakukan bootstrap menggunakan 5000 subsample. Dari hasil tersebut, hanya hipotesis H2 yangditolak yaitu subjective norms mempengaruhi secarapositif entrepreneurial intention. Sedangkan H1 dan H3

diterima dengan tingkat kepercayaan untuk H1 di 99% dan95%, untuk H3 di tingkat kepercayaan 95% dan ditolakpada tingkat kepercayaan 99%. Ringkasan penerimaan danpenolakan hipotesis dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:

Tabel 2. Ringkasan penerimaan dan penolakanhipotesis

Path2 t p Ket

H1 ATBE => Ent 6.9904 0.0000 sig 99% TerimaH3 PBCO => Ent 2.2291 0.0283 sig 95% TerimaH2 SUNO => Ent 0.1475 0.8831 NS Tolak

Satu catatan tambahan yang dapat diperhatikan adalahsebelum dihilangkan alat ukur yang tidak memenuhi

syarat, H3 juga ditolak (tabel Path1 kolom PBCO => Entdi lampiran). Bila ditelaah lebih lanjut, alat ukur padakonstruk perceived behavioral control mempunyai nilaireliabilitas yang paling rendah dibanding konstruk lainnya.Composite reliability meningkat dari 0.76 menjadi 0.77setelah alat ukur dikeluarkan, tetapi Cronbach alphamenurun menjadi 0.56 dari 0.62.

Hasil perhitungan dan pengujian hipotesis pada penelitianini menunjukkan bahwa subjective norms tidak signifikanmenjelaskan konstruk entrepreneurial intention atau minatwirausaha sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak.

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, responden padapenelitian ini tidak menganggap tekanan sosial darikeluarga / teman dekat menentukan minat merekamenjalankan usaha baru atau memilih karir sebagaiwirausaha.

Berbeda dengan pandangan atau kecurigaan penelitibahwa mahasiswa sangat memperhatikan apa yang akandikatakan atau pendapat teman-teman mereka pada saatmereka memilih untuk berwirausaha, ternyata hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa yangmenjadi responden penelitian ini tidak mementingkan apapendapat teman-temannya.

Dari rata-rata di ketiga pertanyaan akan pendapat keluargadan teman dekat, semua nilainya tidak melebihi angka 7.Tetapi pada pertanyaan keempat yaitu karir wirausahasangat menarik bagi saya, nilai rata-ratanya diatas 7 yaitu7.4. ini berarti secara umum, mahasiswa memang berminatuntuk wirausaha.

Untuk faktor perceived behavioral control (PBCO), hasilpenelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yangpositif antara perceived behavioral control danentrepreneurial intention sehingga H3 diterima. Tingkatkepercayaan dimana hipotesis diterima adalah 95%sedangkan pada tingkat 99%, hipotesis ditolak.

Hasil ini juga didapatkan setelah menghilangkan 4 alatukur yang tidak memenuhi syarat. Melihat pada koefisiencronbach alpha dan composite reliability pada analisis,peneliti berkesimpulan bahwa alat ukur tidak terlalu stabiluntuk menjelaskan konstruk ini sehingga pertanyaan-pertanyaan alat ukur perlu diperbaiki untuk penelitianselanjutnya.

Merujuk pada hasil yang positif dan signifikan padatingkat kepercayaan 95% tersebut dapat ditarikkesimpulan yaitu dengan menjadi wirausaha, respondenpenelitian ini merasa mempunyai kendali akan tindakantersebut. Bila dilihat dari nilai rata-rata pertanyaan,mahasiswa merasa menjadi wirausaha itu tidak mudahdengan nilai mean yang rendah yaitu 4.65. Kemudiankesimpulan lain yang dapat ditarik adalah mahasiswamasih merasa bingung akan karir wirausaha, apakahmemberikan mereka hambatan yang tinggi atau akanmemberikan mereka kendali terhadap hidup mereka dimasa yang akan datang (nilai mean 5.93 dan 6.64).

Untuk attitude toward behavior (ATBO), dari penelitianini didapatkan hasil yang sangat signifikan dan kuatmenjelaskan niat wirausaha, dimana H1 pada tingkatkepercayaan 99% diterima.

Attitude toward behavior mempunyai nilai korelasi yangtinggi (0.65) dengan kemampuan menjelaskan varianssebesar 58%. Bila dilihat dari nilai efeknya atau f2,variabel ini yang memberikan kontribusi terbesar dalammenjelaskan niat wirausaha yaitu 0.479 dibandingkandengan PBCO yang hanya mempunyai efek 0.048.

Dari perubahan nilai R2 dengan menghilangkan salah satuvariabel juga terlihat bahwa hanya variabel ATBE ini yangmengurangi R2 secara signifikan, yaitu R2 berubah dari0.58 menjadi 0.379. Bila dibandingkan dengan variabelPBCO, yang hanya mengubah nilai R2 dari 0.58 menjadi0.56 atau hanya berubah sebesar 0.02 poin.

Responden pada penelitian ini mempunyai niat wirausahayang dapat dijelaskan dengan kuat oleh niat atau nilai ataupersepsi yang mereka anut akan wirausaha. Bila dilihatlebih jauh, nilai mean dari pertanyaan di ATBE tertinggiterdapat pada pertanyaan “jika mempunyai kesempatandan sumber daya, saya akan memulai usaha”. Hasil inimenandakan bahwa responden mahasiswa di penelitian inimempunyai niat yang tinggi untuk berwirausaha tetapimereka mempunyai kendala yaitu sumber daya dankesempatan.

Hal ini dapat dikaitkan dengan dengan usia mereka yangmasih muda dan mungkin masih terdapat ketidak jelasandalam menentukan karir yang akan mereka pilih setelahlulus nanti. Responden juga bahwa merasa menjadiwirausaha itu sangat menarik dengan nilai mean 7.

Responden masih tidak terlalu jelas dengan pilihan karirsebagai wirausaha apakah akan memberikan hidup yangbaik dengan nilai mean 6.47. Kemudian apakah denganmenjadi wirausaha akan memberikan mereka kepuasanhidup dengan nilai mean 6.82. Hasil dan model penelitiandapat dilihat pada gambar 2 berikut ini:

Gambar 2. Hasil Penelitian

Pada PLS SEM tidak digunakan indikator goodness of fitmelainkan kemampuan model untuk memprediksi yangdinilai dari nilai Q2. Sebelum model diuji, faktorcolinearity juga diuji dan memenuhi persyaratan dengannilai VIF dibawah 5, hasil pengujian dapat dilihat padatabel VIF di lampiran.

Pada penelitian ini, model mempunyai kemampuanmemprediksi yang bagus dengan nilai Q2 diatas nol[21][22]. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa padapenelitian ini alat ukur valid dan reliabel dan model fitdengan kemampuan memprediksi yang baik. Datakemampuan prediksi model dapat dilihat pada tabel 3berikut ini:

Tabel 3. Hasil uji model

Konstruk R2 Q2 f2 q2

Ent 0.580 0.373ATBE excluded 0.379 0.222 0.479 0.241PBCO excluded 0.560 0.366 0.048 0.012SUNO excluded 0.580 0.397 0.000 -0.038

Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi yangberarti terutama pada peran pemerintah dan perguruantinggi dalam meningkatkan minat wirausaha mahasiswauntuk melahirkan wirausaha-wirausaha baru.

Pemerintah dapat memberikan motivasi denganmembentuk pola pikir yang positif akan wirausaha.Komunikasi dan peran aktif pemerintah dalam membentuknilai atau budaya berwirausaha akan sangat berpengaruhkepada niat wirausaha mahasiswa karena attitude merekamempengaruhi secara signifikan dan positif terhadap niatwirausaha.

Selain itu, pemerintah juga dapat berperan aktif dalammeningkatkan minat wirausaha dengan mengurangihambatan, baik itu dalam bentuk perijinan usaha yanglebih mudah, insentif pajak, infrastruktur, sampai denganmemberikan fasilitas pembiayaan yang memadai.

Perguruan tinggi mempuyai peran penting dalam halmeningkatkan kapabilitas dan kemampuan mahasiswamelalui pendidikan dan pelatihan, penelitian danpengembangan, sampai dengan pendampingan mahasiswapada wirausaha.

Perguruan tinggi dapat menjadi wadah mendidikmahasiswa mengatasi kesulitan atau pandangan akankekurangan sumber daya yang masih mereka anut.Perguruan tinggi adalah satu-satunya wadah yang dapatmemberikan mahasiswa fasilitas latihan atau role-playuntuk mengatasi rasa takut gagal mereka.

Perguruan tinggi juga merupakan wadah untukmendapatkan ide bisnis baru. Melahirkan ide baru dapatditerapkan pada tugas akhir ataupun tugas pada matakuliah tertentu sehingga mahasiswa terbiasa untuk berpikirdan menciptakan peluang baru.

Stimulasi ide baik itu dari tugas maupun penelitian danlatihan berwirausaha baik itu per individu maupun

berkelompok dapat menghilangkan rasa takut gagal dankombinasi tersebut akan menambah attitude positifmahasiswa akan wirausaha sehingga niat merekaberwirausaha juga meningkat.

3. Kesimpulan

Model penelitian dan theory of planned behavior yangdigunakan berhasil menjelaskan tentang niat wirausahamahasiswa dimana attitude toward behavior signifikan danmempengaruhi dengan kuat dan positif entrepreneurialintention pada tingkat kepercayaan 95% dan 99%.

Perceived behavioral control signifikan danmempengaruhi secara positif entrepreneurial intentionpada tingkat kepercayaan 95%, sedangkan subjectivenorms tidak signifikan mempengaruhi entrepreneurialintention.

Model valid dan reliabel dengan kemampuan memprediksisebesar (Q2) 0.373 dan kemampuan menjelaskan variansR2 sebesar 58%. Mahasiswa ilmu informasi mempunyainiat wirausaha yang tinggi dan dipengaruhi secara kuatoleh pandangan atau niat / nilai yang mereka anut akanwirausaha.

Untuk penelitian selanjutnya dapat digunakan alat ukurlain yang dapat mempengaruhi atau memediasi attitude.Untuk perceived behavioral control perlu dilakukanperbaikan susunan pertanyaan supaya reliability lebihtinggi. Untuk penelitian selanjutnya juga dapat diperluassample supaya dapat dilakukan perbandingan atau melihatpengaruh terhadap demografi yang berbeda.

Daftar Pustaka

[1] Fauzi, Y., 2016, BPS: Jumlah Pengangguran di Indonesia Menciut530 Ribu Orang, http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20161107152144-92-170923/bps-jumlah-pengangguran-di-indonesia-menciut-530-ribu-orang/, diakses 06-07-2017.

[2] Widianto., S., 2015, Dukung Wirausaha, Tekan AngkaPengangguran, http://www.pikiran-rakyat.com/ ekonomi/2015/12/21/354421/dukung-wirausaha-tekan-angka-pengangguran, diakses06-07-2017.

[3] Kristiansen, S., Indarti, N., 2004, Entrepreneurial Intention AmongIndonesian and Norwegian Students, Journal of Enterprising Culture,Vol 12 (1), Hal 55-78.

[4] Tempo.co, 2017, Begini Cara Honda Mengajak Pengangguran JadiWirausaha, https://otomotif.tempo.co/read/news/2017/02/01/295841679/begini-cara-honda-mengajak-pengangguran-jadi-wirausaha, diakses 06-07-2017.

[5] Mulyana, 2016, Kewirausahaan Pemuda Bisa KurangiPengangguran, http://www.antaranews.com/berita/585511/kewirausahaan-pemuda-bisa-kurangi-pengangguran, diakses 06-07-2017.

[6] Schwarz, E.J., Wdowiak, M.A., Almer-Jarz, D.A. and Breitenecker,R.J. 2009, The Effects of Attitudes and Perceived EnvironmentConditions on Students’ Entrepreneurial Intent: An AustrianPerspective, Education + Training Journal , Vol 51(4), hal 272-291.

[7] Boulton, C. and Turner, P., 2005, Mastering Business in Asia:Entrepreneurship, Singapore, John Wiley and Sons, Singapore.

[8] Mellor, R., Coulton, G., Chick, A. Bifulco, A., Mellor, N. and Fisher,A., 2009, Entrepreneurship for Everyone, SAGE Publications.,London.

[9] Krueger, N.F., Carsrud, A.L., 1993, Entrepreneurial intentions: -Applying the theory of planned behavior, Entrepreneurship &Regional Development Journal, Vol 5 hal 315-330.

[10] Indarti, N., Rostiani, R., 2008, Studi Perbandingan antara Indonesia,Jepang, dan Norwegia, Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia, Vol23 (4), hal 1-27.

[11] Maulida, S.R., Dhania, D.R., 2012, Hubungan antara KepercayaanDiri dan Dukungan Orang Tua dengan motivasi berwirausaha padasiswa SMK, Jurnal Psikologi Undip, Vol 11 (2), Hal 1-8.

[12] Mopangga, H., 2014, Faktor Determinan Minat WirausahaMahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas NegeriGorontalo, Trikonomika, Vol 13 (1), Hal. 78–90.

[13] Secundo, G., Elia, G., 2014. A performance measurement system foracademic entrepreneurship: a case study, Measuring BusinessExcellence, Vol 18 (3), hal 23-27.

[14] Dahlstrand, A.L., 2007, Technology-based entrepreneurship andregional development: the case of Sweden, European BusinessReview, Vol. 19 (5), Hal. 373 – 386

[15] Shah et al, 2017, Investigating entrepreneurial intention amongpublic sector university students of Pakistan, Journal of Education +Training, Vol. 59 Issue: 7/8, hal.841-855.

[16] Baughn, C.C. et al, 2006, Normative, Social and CognitivePredictors of Entrepreneurial Interest in China, Vietnam and thePhilippines, Journal of Developmental Entrepreneurship Vol. 11 (1),hal 57–77.

[17] Luthje, C., Franke, N., 2003, The ‘making’ of an entrepreneur:testing a model of entrepreneurial intent among engineering studentsat MITR&D Management vol 33(2), hal 135-147.

[18] Hofstede, G, 2001. Culture’s Consequences (2nd Edition):Comparing Values, Behaviors, Institutions, and OrganizationsAcross Nations, Sage Publications, London.

[19] Sekaran U., 2003, Research methods for business, a skill-buildingapproach fourth edition, John Wiley & Sons, New York.

[20] Ghozali, I., Fuad, 2014, Structural equation Modelling, teori konsepdan aplikasi dengan program lisrel 9.1 edisi 4, Badan PenerbitUniversitas Diponegoro.

[21] Hair, J. F., et al, 2014, A Primer on Partial Least Square StructuralEquation Modeling, Sage, London.

[22] Hair, J. F., et al, 2011, PLS SEM: Indeed a Silver Bullet, Journal ofMarketing Theory and Practice, Vol 19 (2), hal 139-151.

[23] Ghozali, I., 2013, Aplikasi Analisis Multivariate dengan programSPSS 21 update PLS regresi, Badan Penerbit UniversitasDiponegoro, Semarang.

Biodata PenulisIrawan Wingdes, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi(S.E.), jurusan manajemen di STIE Widya DharmaPontianak, lulus tahun 2006. Memperoleh gelar MagisterManajemen (M.M) Program Magister ManajementUniversitas Indonesia Jakarta, lulus tahun 2008. Saat inimenjadi dosen di STMIK Pontianak, Kalimantan Barat.

LampiranPertanyaan alat ukur 1st

Run ATBE Ent PBCO SUNO Mean 2nd

Run ATBE Ent PBCO SUNO

Dari pilihan karir yang ada, saya lebihmemilih menjadi wirausaha A1 0.838 6.47 A1 0.840

Karir sebagai wirausaha sangat menarikbagi saya A2 0.849 7.00 A2 0.855

Jika saya mempunyai kesempatan dansumber daya, saya dengan senang hati akanmemulai usaha mandiri

A3 0.773 7.82 A3 0.772

Menjadi seorang wirausaha akanmemberikan saya kepuasan luar biasa A4 0.700 6.82 A4 0.691

Memulai usaha mandiri sangat menarikbagi saya E1 0.880 7.23 E1 0.915

Saya mempunyai hasrat yang tinggi untukmemulai usaha sendiri E2 0.868 6.99 E2 0.905

Saya lebih memilih menjadi wirausahadaripada karyawan E3 0.756 7.00 E3 0.746

Saya akan memilih karir sebagai pengusaha E4 0.531 6.84 P1 0.631

Saya kemungkinan besar akan memulaiusaha sendiri 5 tahun kedepan E5 0.569 6.82 P2 0.740

Bagi saya, menjadi wirausaha itu mudahsekali P1 0.637 4.65 P4 0.810

Ada faktor eksternal yang diluar kendalisaya yang menghalangi saya menjadiwirausaha

P2 0.729 5.93 S1 0.853

Jika saya mengambil karir sebagaiwirausaha, ada kemungkinan gagal P3 0.468 5.80 S2 0.679

Sebagai wirausaha, saya akan mempunyaikendali terhadap situasi hidup saya. P4 0.802 6.64 S3 0.757

Menurut teman-teman terdekat saya, sayapatut mencoba karir menjadi wirausaha S1 0.828 6.21 S4 0.855

Saya peduli dengan apa pendapat keluarga /orang dekat saya bila saya memutuskanberkarir menjadi wirausaha

S2 0.668 6.86

Saya peduli dengan apa pendapat teman /teman dekat saya bila saya memutuskanberkarir menjadi wirausaha

S3 0.726 6.26

Karir sebagai wirausaha sangat menarikbagi saya S4 0.845 7.14

Menjadi pengusaha mandiri akanmemberikan lebih banyak keuntungankepada saya dibanding kerugian

S5 0.537 6.76

Reliability1AVE

CompR CronA Reliability2 AVE CompR CronA

ATBE 0.6275 0.8701 0.8004 ATBE 0.627 0.87 0.8

Ent 0.5408 0.8497 0.7826 Ent 0.737 0.893 0.822

PBCO 0.4498 0.7594 0.6196 PBCO 0.534 0.773 0.564

SUNO 0.532 0.8473 0.7783 SUNO 0.623 0.868 0.809

CollinearityKonstruk

VIF

ATBE 2.047

PBCO 1.815

SUNO 2.371

Path1 t p Ket Path2 t p Ket

ATBE ->Ent

5.8226 0.0000 sig 99%ATBE-> Ent

6.9904 0.0000 sig 99%

PBCO ->Ent

1.6672 0.0990 NSPBCO-> Ent

2.2291 0.0283 sig 95%

SUNO ->Ent

0.4363 0.6637 NSSUNO-> Ent

0.1475 0.8831 NS

BLOCKCHAIN UNTUK KEAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIKPERUSAHAAN FINANCIAL TECHNOLOGY

(STUDI KASUS PADA PT XYZ)

Maria Dolorosa Kusuma Perdani1), Widyawan2), Paulus Insap Santosa3)

1, 2 ,3) Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Universitas Gadjah Mada YogyakartaJl. Grafika No.2, Sinduadi, Mlati, Yogyakarta 55281

Email : [email protected]), [email protected]), [email protected])

Abstrak

Jenis bisnis online yang mulai banyak tumbuh diIndonesia yaitu financial technology atau lebih dikenaldengan sebutan FinTech Indonesia. Tujuan bisnis iniadalah untuk membuat masyarakat lebih mudahmengakses produk-produk keuangan, mempermudahtransaksi dan juga meningkatkan literasi keuangan.Keamanan TI menjadi tantangan paling besar yangdihadapi dalam menangani perusahaan FinTech. Tidaksedikit perusahaan teknologi yang ada di Indonesiaberada dalam posisi rentan akan serangan kriminalsiber karena rendahnya level keamanan. Bergerak diindustri jasa teknologi keuangan, PT XYZ dituntut untukdapat memastikan kehandalan, efisiensi dan keamanandari transaksi online agar tidak merugikan konsumen,karenanya PT XYZ menerapkan prinsip-prinsip dasardalam keamanan sistem, yaitu: confidentiality, integrity,dan availability. Untuk membangun produk finansialyang inovatif dan aman, PT XYZ menggunakanteknologi kriptografi dan protokol internet sepertiblockchain. Blockchain merupakan buku besar digitalyang terdistribusi secara publik dan dikelola oleh ribuankomputer di dunia dalam waktu bersamaan. Semuatransaksi dan penyimpanan data terjamin keamanannyakarena tereplikasi di seluruh jaringan blockchain.

Kata kunci: Startup, Financial Technology, KeamananSiber, Blockchain

1. Pendahuluan

Beberapa tahun terakhir munculnya fenomena mediasosial dari Facebook, Twitter, Linkedin, Path, dan mediasosial lainnya menandakan kemunculan perusahaanstartup dunia yang merambah hingga Indonesia. Potensipasar e-commerce dan bisnis aplikasi digital yang luaskedepan, mengundang para calon wirausaha untukberlomba-lomba mendirikan perusahaan pemula ataulebih dikenal dengan startup. Startup merujuk padaperusahaan yang belum lama beroperasi dan beradadalam fase pengembangan untuk menemukan pasar yangtepat. Namun pada kenyataannya, startup lebih condongke perusahaan yang bergerak dengan memanfaatkanteknologi informasi dan internet karena biasanyaberoperasi melalui website.Perkembangan startup di Indonesia memang cukuppesat, sekarang ini setidaknya terdapat lebih dari 1500

startup lokal di Indonesia yang tentunya akan bertambahseiring dengan semakin naiknya jumlah penggunainternet di Indonesia. Startup yang tumbuh di Indonesiatidak selalu bergerak dibidang e-commerce (toko online),ada jenis bisnis online lain yang juga mulai banyaktumbuh di Indonesia yaitu financial technology ataulebih dikenal dengan sebutan FinTech Indonesia. Tujuanbisnis ini adalah untuk membuat masyarakat lebihmudah mengakses produk-produk keuangan,mempermudah transaksi dan juga meningkatkan literasikeuangan. FinTech Indonesia memiliki banyak jenis,antara lain startup pembayaran, peminjaman,perencanaan keuangan, investasi ritel, pembiayaan,remitansi, dan riset keuangan. Pada dasarnya, FinTechadalah ‘pengganggu’ akses pada status quo, inklusi, daninteraksi dengan pasar keuangan, pendorong padaperkembangan pasar dan sebuah kompetisi denganmemberikan kesempatan bagi konsumen untukmenikmati customer experience yang lebih baik.Kehadiran FinTech merupakan peluang untuk terusmeningkatkan perkembangan sektor jasa keuangantermasuk mendorong program inklusi keuangan.Karenanya, FinTech harus mampu mengatasi tantanganuntuk senantiasa dapat memastikan kehandalan, efisiensidan keamanan dari transaksi online agar tidak merugikankonsumen.Survei yang dilakukan oleh PwC menunjukkan bahwakeamanan TI menjadi tantangan paling besar yangdihadapi dalam menangani perusahaan FinTech [1].Pakar keamanan internet Indonesia, Alfons Tanujaya,menyebutkan bahwa tidak sedikit perusahaan teknologiyang ada di Indonesia berada dalam posisi rentan akanserangan kriminal siber karena rendahnya levelkeamanan [2]. David Belson dari Akamai Research, jugamenyampaikan bahwa meningkatnya aksi kejahataninternet di Indonesia hingga menempatkan Indonesia diposisi pertama sebagai negara target peretas lebihdikarenakan lemahnya sistem keamanan internet dankomputer di Indonesia [3].Perkiraan kerugian yang disebabkan oleh kejahatan siberdi Indonesia pada tahun 2013 telah mencapai USD895billion yang artinya mencapai 1,2% dari totalkeseluruhan perkiraan kerugian akibat kejahatan sibersecara global yang mencapai USD 71.620 billion [4].Selama tahun 2016, tercatat sebanyak 1207 kasuskejahatan siber yang ditangani oleh Polda Metro Jaya[5]. Kasus terbaru terkait peretasan situs yang merugikan

hingga hampir Rp4,1 miliar dialami oleh PT GlobalNetwork yang mengelola situs Tiket.com. Dalam kasusini, pelaku berhasil mencuri username dan passwordagen perjalanan Tiket.com untuk melakukan loginterhadap server maskapai Citilink dengan tujuanmendapatkan kode pemesanan tiket pesawat Citilinkuntuk dijual. Layanan digital yang didukung denganfasilitas perbankan dan keuangan memang menjadiincaran karena perputaran uang yang begitu cepat disana[2].Hasil riset yang dilakukan oleh Communication andInformation System Security Research (CISSReC) [6],menemukan bahwa adanya kecenderungan masyarakatIndonesia enggan untuk melakukan pengamanan siber.Kesadaran masyarakat akan pentingnya keamananmenjadi pangkal persoalan. Hal ini bisa dikarenakanmasyarakat belum merasakan dampak langsung dariserangan siber maupun dorongan dari pemerintah yangharus lebih kuat lagi. Kejahatan di internet yang tidakterlihat dan terjadi begitu cepat menjadi ancaman yangtidak bisa dianggap enteng. Karenanya, faktor privasidan keamanan ini menjadi aspek yang penting untukdiperhatikan mengingat implementasi bisnis berbasiselektronik akan terganggu jika terjadi masalah yangmenyangkut confidentiality, integrity, dan availibility.Presiden Joko Widodo telah menetapkan PeraturanPresiden No.74 Tahun 2017 tentang Peta Jalan SistemPerdagangan Nasional Berbasis Elektronik (Road Map e-Commerce) Tahun 2017-2019 [7] yang mendukungindustri berbasis elektronik agar dapat tumbuh denganmanfaat yang dapat menetap di Indonesia, dimana salahsatu poin strategis yang disasar dalam peta jalan iniadalah keamanan siber (cyber security). Ini menjadibukti komitmen pemerintah dalam mendorong perluasandan peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat diseluruh Indonesia secara efisien dan terkoneksi secaraglobal. Namun tentu saja kebijakan ini juga harusdidukung oleh kesadaran seluruh masyarakat akanpentingnya keamanan.Rendahnya level keamanan internet di Indonesia menjaditantangan bagi pelaku startup terlebih yang mendukungfasilitas perbankan dan keuangan seperti perusahaan-perusahaan FinTech. Dalam penelitian ini akan dianalisasecara kualitatif penerapan keamanan siber pada salahsatu startup digital yang bergerak di bidang FinTech.Tujuannya adalah untuk mengetahui kehandalankeamanan siber yang diterapkan guna menciptakankepercayaan pelanggan untuk bertransaksi keuangan.Terciptanya kepercayaan pelanggan terhadap keamananinternet untuk bertransaksi keuangan merupakan kuncibagi keberhasilan bisnis ini.

Tinjauan PustakaKeamanan siber merupakan kumpulan alat, kebijakan,konsep keamanan, perlindungan keamanan, pedoman,pendekatan manajemen resiko, tindakan, pelatihan,jaminan dan teknologi yang saat digunakan untukmelindungi lingkungan siber dan organisasi serta aset

pengguna [8]. Secara teoritis, keamanan siber harusmemenuhi tiga poin penting [9]:

1. Tindakan untuk melindungi teknologi informasi– komputer, jaringan komputer, perangkatkeras, termasuk perangkat lunak terkait dandata serta informasi yang dikandung dandikomunikasikan - dari serangan, gangguan,atau ancaman lainnya.

2. Tingkat perlindungan yang dihasilkan daripenerapan tindakan perlindungan tersebut.

3. Bidang usaha profesional yang terkait.Deris [10] menyatakan bahwa keamanan komputer yangjuga dikenal sebagai keamanan siber atau keamanan TImerupakan keamanan informasi yang diterapkan padakomputer atau jaringan. Keamanan siber bertujuan untukmembantu pengguna untuk mencegah penipuan ataumendeteksi setiap percobaan penipuan dalam sisteminformasi yang memiliki makna realitas. Park dan Kim[11] mendefiniskan keamanan dalam transaksi onlinesebagai kemampuan suatu toko online dalammengendalikan dan memelihara keamanan transaksidata. Disampaikan oleh mereka bahwa keamananberperan penting dalam pembentukan kepercayaan untukmengurangi kekhawatiran konsumen tentangpenyalahgunaan data pribadi dan data transaksi yangdapat rusak dengan mudah.Sistem keamanan siber semakin dibutuhkan saat iniseiring dengan meningkatnya penggunaan internet disegala aspek kegiatan masyarakat. Keamanan siber lebihlanjut dimaknai sebagai suatu mekanisme yangdilakukan untuk melindungi dan meminimalkangangguan terhadap:a. Confidentiality, biasanya terkait dengan data yang

diberikan ke pihak lain dengan tujuan tertentu.Layanan ini dimaksudkan agar pesan tidak bisadibaca oleh pihak yang tidak berhak.

b. Integrity, merupakan suatu keutuhan yang berkenaandengan konsistensi informasi yang terdapat pada datayang ada pada jaringan komputer. Dimana modifikasiatau penghancuran data mengakibatkanketidaktahuan data yang dihasilkan oleh kodeberbahya. Untuk menjaga integritas data, sistemharus memiliki kemampuan untuk mendeteksiadanya manipulasi pesan oleh pihak yang tidakberwenang, antara lain seperti adanya penyisipan,pemindahan, dan penggantian data lainnya ke dalampesan yang sebenarnya. Sehingga untuk mendukungaspek ini sering digunakan metode enkripsi misalnyatanda tangan digital.

c. Availability, berkaitan dengan ketersediaan informasiketika dibutuhkan. Sebuah server yang diserangsampai mati, akan mengakibatkan pengguna tidakbisa lagi mengakses informasi yang terkandung didalamnya.

Menurut National Research Council, terdapat tiga kelasserangan yang ditujukan ke internet, yaitu [12]:1. Service disruption; hilangnya layanan yang

diakibatkan karena adanya penonaktifan jaringanmelalui berbagai serangan seperti denial of service(DoS) dan penghancuran informasi.

2. Theft of assets; penyalahgunaan informasi pentingdalam skala yang cukup besar dan memiliki dampakbesar.

3. Capture and control; melibatkan penguasaan duniamaya dan menggunakan sebagai senjata.

Kelas-kelas serangan tersebut kemudian diklasifikasikansebagai kejahatan siber dan telah dimodifikasi dalamberbagai modus. Untuk menangani dan mencegahkejahatan siber tersebut, keamanan siber berperanpenting dalam menjamin seseorang untuk menggunakaninternet dengan aman.Keamanan dan privasi memainkan peran penting dalammenjamin dan menjaga pelaku dan konsumen bisnisonline karena tingginya pergerakan di dunia pelayananonline [13][11][14][15][16][17]. Memastikan privasiinformasi dan keamanan data pelanggan merupakansalah satu kekhawatiran konsumen paling umum dalammelakukan transaksi online [18][17]. Agarwal dan Wu[13] menyebutkan bahwa integritas dari suatu transaksimerupakan kriteria yang paling penting yang akanmenentukan keberhasilan e-commerce, terutama dinegara berkembang dimana konsumen tidak memilikimodal kepercayaan yang dibangun sebelumnya.Park dan Kim [11], Novitasari [15], serta Ariani [16]menyampaikan bahwa keamanan berperan pentingdalam pembentukan kepercayaan untuk mengurangikekhawatiran konsumen tentang penyalahgunaan datapribadi dan data transaksi yang dapat rusak denganmudah. Ketika suatu tahap keamanan diterima dan sesuaidengan ekspektasi konsumen, maka konsumen mungkinakan bersedia untuk membuka informasi personalmereka dan akan melakukan transaksi dengan rasa aman.Hasil penelitian Alharbi [17] juga menunjukkanpentingnya menjaga privasi informasi pelanggan danmemastikan keamanan data untuk melindungi danmeningkatkan reputasi perusahaan dan hubungan denganpelanggan serta untuk meningkatkan kepercayaanpelanggan. Karenanya, untuk membangun hubunganjangka panjang dengan pelanggan, perusahaan harusmenyadari pentingnya membangun dan menjagakepercayaan pelanggan dengan menjaga informasipribadi mereka.

2. Pembahasan

PT XYZ merupakan perusahaan startup digital yangbergerak dibidang FinTech dan didirikan oleh 3 orangfounder dengan latar belakang pendidikan berbeda-beda.Berdiri di tahun 2015, startup ini memfokuskan padausaha dompet digital untuk aset digital atau lebih dikenaldengan sebutan cryptocurrency. Keunggulan utamacrytocurrency seperti Bitcoin, Ripple dan yang lainnyadibanding mata uang tradisional adalah kecepatan dankemudahan pengiriman kemanapun di seluruh dunia,bahkan mata uang digital ini dapat menjadi alternatifkartu kredit untuk membeli barang secara online.Startup ini sedang membangun suatu aplikasi sebagaigateway yang menjalankan smart wallet untukmenciptakan cara terbaik untuk melakukan peer-to-peerpayment. Untuk membangun produk finansial yang

inovatif, PT XYZ menggunakan teknologi kriptografidan protokol internet seperti blockchain. Blockchain inisemacam buku besar terdistribusi yang aman yangmenggunakan proses konsensus untuk menyelesaikantransaksi. Dengan teknologi ini, orang dimanapun dapatmempercayai satu dengan yang lainnya, dapatmelakukan transaksi secara langsung, dan kepercayaanini dijamin bukan oleh institusi besar tapi olehkolaborasi melalui kriptografi dan kode cerdas.Transaksi menggunakan teknologi blockchain bersifatpeer-to-peer, dalam arti dimana sebuah data dapatdipindahkan dari satu pengguna ke pengguna lain tanpabantuan pihak ketiga untuk memprosesnya. Keuntunganlain yang didapat dengan memanfaatkan teknologiblockchain ini adalah perusahaan tidak harus bergantungpada satu server karena seluruh transaksi akan tereplikasike seluruh jaringan sehingga terhindar dari berbagaibentuk penipuan karena adanya data yang dimodifikasi,server down, maupun adanya kejahatan peretasan akunpengguna.Cara kerja teknologi yang muncul di tahun 2008 inicukup sederhana, aset digital misalnya uang, biasanyatidak disimpan di satu lokasi pusat namun biasanyaterdistribusi di dalam buku besar global yangmenggunakan kriptografi tingkat tinggi. Ketika suatutransaksi terlaksana, maka data transaksi ini akan dikirimsecara global ke jutaan komputer. Diluar, terdapatsekelompok orang yang disebut “miners” yang memilikikekuatan komputerisasi yang besar, 10 hingga 100 kalilebih besar dari Google diseluruh dunia. Setiap 10 menit,sebuah block tercipta dan punya data seluruh transaksidari 10 menit terakhir. Miners ini bekerja dan berusahamemecahkan berbagai masalah. Mereka saling bersaing,miners pertama yang menemukan solusi dan berhasilmemvalidasi block akan mendapat hadiah dalam bentukmata uang digital. Block tersebut terhubung denganblock sebelumnya dan block sebelumnya lagi untukmembuat rangkaian block.Semua transaksi dan penyimpanan data terjaminkeamanannya karena tereplikasi di seluruh jaringanblockchain. Semisal 1 block akan diretas, katakanlahmembayar 2 orang dengan menggunakan uang yangsama, maka harus meretas block tersebut, blocksebelumnya dan seluruh sejarah transaksi dalamrangkaian block tersebut dan bukan hanya pada 1komputer tapi jutaan komputer secara bersamaan yangsemuanya menggunakan metode enkripsi level tinggi.Teknologi ini sudah pasti aman daripada sistemkomputer yang ada sekarang karena semua transaksibersifat transparan dan bisa dicek oleh semua orangsehingga kredibilitasnnya terjamin.Bergerak di industri jasa teknologi keuangan, PT XYZdituntut untuk dapat memastikan kehandalan, efisiensidan keamanan dari transaksi online agar tidak merugikankonsumen, karenanya PT XYZ menerapkan prinsip-prinsip dasar dalam keamanan sistem, yaitu:

1. ConfidentialityFounder PT XYZ menganggap bahwakeamanan dan privasi pelanggan itu penting,namun pada dasarnya keamanan itu sendiri

bagai makan buah simalakama. Data daninformasi yang dikumpulkan oleh PT XYZakan terjaga kerahasiaannya, tapi ketika sudahmenyangkut masalah hukum, maka perusahaanpun akan tunduk pada hukum yang berlaku. Halini berkaca dari kasus yang menyandungperusahaan teknologi besar dari Amerika,ketika smartphone hasil produksinya digunakanoleh terduga teroris akan ‘dibuka’ untukkeperluan penyidikan, pihak perusahaan tidakbersedia untuk ‘membuka’ kode penguncinya.Hal ini tentu saja justru menghambatpenyelesaian suatu kasus. Bagaimanapun, wajibhukumnya untuk menyampaikan data daninformasi apapun bila hal tersebut dapatmempengaruhi kepentingan masyarakat luas.Dijelaskan lebih lanjut, data dan informasi yangnantinya terkumpul menjadi sebuah big datamemang akan ada kemungkinan menjadi saranakomoditi, namun komitmen PT XYZ tetap akanmenjaga privasi data pelanggan yaitu denganmemilih data dan informasi tertentu saja yangakan dibagi misalnya data pola jelajahpelanggan saat menggunakan aplikasi.

2. IntegritySebagai upaya pencegahan dari akses yangtidak sah, PT XYZ menerapkan sistem loginmenggunakan otentifikasi username danpassword untuk masuk kedalam sistem. Tidakhanya itu, PT XYZ juga menerapkan metodeenkripsi dalam proses transaksi dan kedepanakan memberlakukan digital signature sebagaitanda keabsahan suatu transaksi. Teknologiblockchain diadopsi sebagai teknologi untukmemastikan keamanan transaksi karena dapatmenghindarkan dari berbagai bentuk penipuanyang disebabkan adanya data yang dimodifikasiatau peretasan akun pengguna.

3. AvailabilityPT XYZ menjamin ketersediaan data daninformasi saat diakses oleh pelanggan. Proseduryang digunakan untuk menjamin ketersediaandata dan informasi adalah dengan menggunakanmulti server. Pada prinsipnya, teknologiblockchain muncul untuk merevolusi teknologidengan sistem kerja yang lebih instan,transparan, dan efisien tanpa perlu bergantungpada server yang tersentralisasi. Namun untuksaat ini, guna meminimalisir terjadinya resikoketika satu server down dan taat pada peraturanPemerintah yang menghendaki bahwa server-server yang digunakan sebagai data centerberlokasi di Indonesia, maka PT XYZ tetapmenggunakan 2 server, 1 cloud serverdigunakan sebagai server operasional berlokasidi luar Indonesia dan 1 server cadangan sebagaidata center berlokasi di Indonesia.

Prosedur-prosedur yang diterapkan oleh PT XYZ dalammenjamin keamanan data dan informasi memang sudahmenerapkan teknologi keamanan sistem level tinggi danhingga saat ini merasa belum perlu melakukankonsolidasi dengan vendor keamanan jaringan diluar timTI yang dibentuk perusahaan. Hal ini juga dikarenakanbiaya operasional yang akan semakin melambungapabila harus melakukan konsolidasi dengan pihakketiga. PT XYZ masih mengandalkan kemampuan timTI untuk dapat terus mengembangkan diri mempelajariteknologi-teknologi keamanan sistem terbaru.Pemilihan teknologi blockchain untuk merekam datastatis maupun data dinamis (transaksi) juga merupakansolusi dari tingginya biaya operasional yang dihabiskanuntuk pengamanan data. Perusahaan yang memprosespembayaran secara terpusat bisa menghabiskan jutaanper tahun untuk perangkat keras, perangkat lunak,karyawan, penelitian maupun pengembangan untukmengkomunikasikan kepada pelanggan bahwa datamereka aman dalam setiap transaksi. Semua kartu kreditmewajibkan pedagang e-commerce memenuhi standarkeamanan data industri kartu pembayaran yangmencakup keamanan jaringan, pemantauan dan beberapastandar lain yang juga berbiaya mahal. Memprosespembayaran pada blockchain pada dasarnya dapatmenghindari biaya-biaya semacam ini.Kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan sertadampak kejahatan siber menjadi perhatian pemerintah.Peningkatan literasi keamanan dalam transaksi onlinemenjadi salah satu program dalam implementasi petajalan e-commerce. PT XYZ sudah menerapkan kebijakanprivasi sebagai bentuk perjanjian/kesepakatan penerapanprosedur keamanan dengan pelanggannya, namun PTXYZ tidak secara khusus memberikan edukasi kepadapelanggannya agar memahami pentingnya prosedurkeamanan. Hal ini dikarenakan sasaran pelanggan PTXYZ adalah generasi milenial yang memang sudahmenyadari pentingnya keamanan dalam bertransaksi diinternet.

3. Kesimpulan

Memastikan keamanan data dan informasi pelangganuntuk melindungi dan meningkatkan reputasi perusahaanserta hubungannya dengan pelanggan dapat menciptakankepercayaan pelanggan. Pemilihan teknologi yangefisien dan aman untuk bertransaksi keuangan menjadituntutan bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasateknologi keuangan. Teknologi blockchain dibangununtuk memecahkan masalah pembelanjaan ganda danmemverifikasi transaksi tanpa otoritas server pusat.Teknologi ini mampu mencegah adanya perubahan ataupemalsuan transaksi sehingga pengguna dapatmelakukan perdagangan langsung satu sama lain secaraaman. Sistem buku besar yang terdistribusi dantransparan ini, kiranya dapat juga menjadi solusi untukbisa diterapkan pada pencatatan transaksi yang dilakukanoleh instansi pemerintah guna meminimalisir adanyaupaya tindak korupsi.

Daftar Pustaka

[1] PWC, “83% dari Institusi Keuangan tradisional khawatirbisnis mereka akan direbut oleh FinTech,” www.pwc.com,2017. [Online]. Available:https://www.pwc.com/id/en/media-centre/press-release/2016/indonesian/83--dari-institusi-keuangan-tradisional--khawatir-bisnis-mereka-.html. [Accessed: 29-Dec-2017].

[2] A. Bintoro, “Ekonomi Digital Meningkat, Keamanan SiberDiperketat,” CNN Indonesia, Jakarta, 09-May-2017.

[3] S. S. Alia, “Ketika Hacker Lebih Menakutkan KetimbangTeroris – VIVA,” www.viva.co.id, 2014.

[4] K. Andreasson, “Meeting the cyber security challenge inIndonesia An analysis of threats and responses,” Jakarta,2013.

[5] M. Amelia, “1207 Kejahatan Cyber Terjadi di JakartaSelama 2016,” detikInet, Jakarta, 31-Dec-2016.

[6] CISSReC, “HASIL SURVEY LEMBAGA RISET CISSReC‘Tingkat Kesadaran Masyarakat Tentang KeamananInformasi.,’” Jakarta, 2017.

[7] “Peraturan Presiden No.74 Tahun 2017 tentang Peta JalanSistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (RoadMap E-Commerce) Tahun 2017-2019.” Jakarta, pp. 1–5,2017.

[8] H. Ardiyanti, “Cyber-Security dan TantanganPengembangannya di Indonesia,” J. Polit., vol. V, no. 1, pp.95–110, 2014.

[9] E. A. Fischer, “Creating a National Framework forCybersecurity

[10] S. Deris, Sistem Keamanan Komputer. Jakarta: PT ElexMedia, 2005.

[11] C.-H. Park and Y.-G. Kim, “The Effect of InformationSatisfaction and Relational Benefit on ...,” J. Electron.Commer. Organ., vol. 4, no. 1, pp. 70–90, 2006.

[12] Maskun, A. Manuputty, S. M. Noor, and J. Sumardi,“CYBER SECURITYSAFELY Procedia - Soc. Behav. Sci., vol. 103, pp. 255–261, 2013.

[13] J. Agarwal and T. Wu, “Factors Influencing GrowthPotential of E-Commerce in Emerging EconomiesInstitution-Based N-OLI Framework and ResearchPropositions,” Thunderbird Int. Bus. Rev., vol. 57, no. 3, pp.197–215, 2015.

[14] M. M. Yenisey, A. A. Ozok, and G. Salvendy, “Perceivedsecurity determinants in e-commerce among Turkishuniversity students,” vol. 24, no. 4, pp. 259–274, 2005.

[15] S. Novitasari, “PERAN KEPERCAYAAN KONSUMENPADA BISNIS ON LINE TERHADAP BELI ULANGPADA KONSUMEN DI MAGANDA,” J. Gema Ekon., vol.5, no. 1, pp. 75–92, 2016.

[16] M. Ariani and Zulhawati, “Effect of Easy Transaction,Cosumer Interests, and Systems Security Level MeasuresAgainst Fraud Online Shopping in Lazada,” vol. 10, no. 12,pp. 187–206, 2016.

[17] I. M. Alharbi, S. Zyngier, and C. Hodkinson, “Privacy byDesign and Customers’ Perceived Privacy and SecurityConcern in the Success of e-Commerce,” J. Enterp. Inf.Manag., vol. 26, no. 6, pp. 702–718, 2013.

[18] J. Godwin, “Privacy and Security Concerns as Major Barriersfor e-Commerce Inf. Manag. Comput.Secur., vol. 9, no. 4, pp. 165–174, 2001.

Maria Dolorosa Kusuma Perdani, memperoleh gelarSarjana Teknik (S.T), Jurusan Teknik InformatikaUniversitas Atma Jaya Yogyakarta, lulus tahun 2007.Sedang menempuh Magister Engineering (M.Eng)Program Pasca Sarjana Chief Information OfficerMagister Teknik Elektro Universitas Gajah MadaYogyakarta. Saat ini menjadi Peneliti di BPSDMPKominfo Yogyakarta Kementerian Komunikasi danInformatika.

Widyawan, memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T),Jurusan Teknik Informatika Universitas Gadjah MadaYogyakarta, lulus tahun 1999. Memperoleh gelarMagister of Science (M.Sc.) dari Erasmus UniversityRotterdam Netherlands, tahun 2003 dan gelar Doctor ofPhilosophy (Ph.D.) dari Cork Institute of TechnologyIreland tahun 2009. Saat ini menjadi Dosen diUniversitas Gajah Mada Yogyakarta.

Paulus Insap Santosa, memperoleh gelar Insinyur (Ir),Jurusan Teknologi Sistem Komputer, lulus tahun 1984.Memperoleh gelar Magister of Science (M.Sc.) dariUniversity of Colorado, lulus tahun 1991 dan gelarDoctor of Philosophy (Ph.D.) dari National University ofSingapore, lulus tahun 2006. Saat ini menjadi Dosen diUniversitas Gajah Mada Yogyakarta.

EVALUASI SISTEM INFORMASI “NEW KRS” DI UNIVERSITAS AMIKOMMENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

Ria Andriani1), Arief Setyanto2), Asro Nasiri3)

1,2,3) Fakultas Ilmu Komputer, Universitas AMIKOM YogyakartaJl. Ring Road Utara, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281

Email : [email protected]), [email protected]), [email protected])

AbstrakSistem “New KRS” merupakan sebuah sistem informasiberbasis website yang mendukung terhadap sistemperkuliahan di Universitas Amikom Yogyakarta. Setiapawal semester mahasiswa diwajibkan untuk mengisiKRS secara online. Mahasiswa mengisi KRS dengancara melakukan login terlebih dahulu menggunakan iddan password masing-masing yang telah diberikan olehpihak kampus.Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasiterhadap sistem informasi “New Krs” menggunakanTechnology Acceptance Model guna mengetahui tingkatpenerimaan mahasiswa terhadap sistem yang telahdiimplementasikan. Adapun variabel yang digunakanpada penelitian ini adalah Perceived Ease Of Use,Perceived Usefulness, Attitude Toward Using danAcceptance Of Technology. Hasil dari penelitian iniberupa rekomendasi sehingga dapat menjadi tolak ukurpengelola dalam meningkatkan kualitas pelayananterhadap mahasiswa kedepannya.

Kata kunci: Evaluasi, New Krs, Technology AcceptanceModel.

1. Pendahuluan

Amikom merupakan salah satu Universitas swasta yangberalamatkan di jl. Ring Road Utara Condong CaturDepok Sleman Yogyakarta. Dalam penyelenggaraankegiatan akademik, setiap awal semester Amikommewajibkan mahasiswa untuk melakukan pengisianKRS. KRS atau Kartu Rencana Studi merupakan sebuahkartu yang digunakan untuk memproses mata kuliahyang akan diambil oleh mahasiswa pada semester yangbersangkutan. Universitas Amikom Yogyakartamengimplementasikan sistem informasi KRS berbasiswebsite sejak tahun 2003, mahasiswa mengisi KRSdengan cara login menggunakan id dan passwordmasing-masing yang telah diberikan oleh pihak kampus.Meskipun sistem informasi KRS online tersebut telah diimplementasikan, namun dalam beberapa kasuspemanfaatannya di rasa belum optimal sehinggaUniversitas Amikom Yogyakarta beralih ke sisteminformasi “New KRS” yang mulai di implementasikansejak januari 2017. Sejauh ini dalam pemanfaatan sisteminformasi New KRS, Universitas Amikom Yogyakartabelum pernah melakukan evaluasi pada sistem tersebut.Proses evaluasi dirasa sangat penting dilakukan untukmengetahui kinerja dari sistem informasi yang telah di

implementasikan tersebut, selain itu evaluasi dilakukanuntuk mengetahui seberapa baik sistem tersebutmemenuhi tujuannya atau untuk melakukan perbaikanpelayanan kedepannya.Salah satu indikator yang dapat digunakan untukmengevaluasi sistem tersebut adalah melalui penerimaanpengguna. Salah satu teori mengenai pemakaian sistemteknologi informasi yang dianggap sangat berpengaruhdan umumnya digunakan untuk menjelaskan penerimaanindividual terhadap penggunaan sistem teknologiinformasi adalah Model Penerimaan Teknologi(Technology Acceptance Model). TechnologyAcceptance Model (TAM) atau Model PenerimaanTeknologi merupakan salah satu teori tentangpenggunaan sistem teknologi informasi yang dianggapsangat berpengaruh dan umumnya digunakan untukmenjelaskan penerimaan individual terhadappenggunaan sistem teknologi informasi (Jogiyanto,2008: 111). TAM pertama dikembangkan oleh Davis(1985) berdasarkan model Theory of Reasoned Action(TRA). Kelebihan TAM yang paling penting adalahTAM merupakan model parsimoni, yaitu model yangsederhana tetapi valid. Selain itu, TAM juga telah diujidengan banyak penelitian yang hasilnya TAMmerupakan model yang baik khususnya jikadibandingkan dengan model TRA dan TPB.Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukanevaluasi guna mengukur sejauh mana tingkat penerimaanpengguna dalam hal ini adalah mahasiswa terhadappenggunaan Sistem KRS serta bagaimana hubungananatara variabel-variabel yang digunakan dalampenelitian ini terhadap penerimaan sistem KRS diUniversitas Amikom Yogyakarta. Hasil dari evaluasidiharapkan dapat menjadi tolak ukur bagi pengeloladalam mengembangkan layanan yang dapat memenuhikebutuhan informasi bagi pengguna.Sayekti & Putarta melakukan penelitian terhadappenerimaan Sistem Informasi Keuangan Daerahmenggunakan 3 variabel yaitu kemudahan, kegunaandan penerimaan dari SIPKD yang menyimpulkan bahwakesuksesaan penerimaan sebuah sistem tergantung padapersepsi user apabila user menganggap bahwa SIPKDmudah digunakan dan bermanfaat maka akan lebihmudah menerima sistem tersebut dalam pekerjaan(Sayekti & Putarta, 2016). Selanjutnya pada penelitianMonalisa & Setia pada penerimaan Sistem InformasiPengolahan Data Statistik Rutin dengan menggunakanvariabel Perceived Ease Of Use, Perceived Usefulness

dan Acceptance Of Technology mengatakan bahwafaktor yang mempengaruhi tingkat penerimaan sistemSISR adalah faktor Perceived Usefulness ataukebermanfaatan akan sistem tersebut. (Monalisa &Setia,2016). Berdasarkan temuan-temuan pada penelitianyang telah dilakukan maka penelitian ini akan mencobamenggali faktor-faktor apa saja yang mempengaruhitingkat penerimaan sistem New KRS di UniversitasAmikom Yogyakarta menggunakan 4 variabel yaituPerceived Ease Of Use, Perceived Usefulness, AttitudeToward Using dan Acceptance Of Technology.

1. Perceived Ease Of Use (PEU), yaitu tingkat dimanaseseorang percaya bahwa mengguanakanteknologi/sistem tidak diperlukan usaha apapun(Free of effort). Dalam hal ini menggambarkanpersepsi mahasiswa terhadap kemudahanpenggunaan sistem N ew KRS dalam kegiatanpengisian KRS setiap semester.

2. Perceived Usefulness (PU), yaitu tingkat dimanaseseorang percaya bahwa menggunakanteknologi/sistem tertentu dapat meningkatkankinerjanya. Dalam hal ini menggambarkan persepsimahasiswa terhadap manfaat penggunaan sistem NewKRS dalam kegiatan pengisian KRS setiap semester.

3. Attitude Toward Using (ATU), yaitu perasaan positifatau negatif dari seseoang jika harus melakukansuatu perilaku tertentu, dalam hal ini adalah perasaanpostif atau negatif mahasiswa dalam menggunakansistem New KRS.

4. Acceptance Of Technology (AOT), yaitu meliputivariabel intensitas perilaku penggunaan sisteminformasi dan penggunaan sistem informasi secaraaktual. Dalam hal ini sistem New KRS benar-benarditerima oleh pengguna (mahasiswa).

Model Penerimaan PenggunaPenggunaan teknologi informasi yang tersedia berkaitandengan perilaku individu yang menggunakannya.Jogiyanto (2008: 16) menyatakan bahwa diperlukanmodel dan teori untuk menjelaskan interaksi anataraindividu dengan sistem informasi. Teori dan modeltersebut anatara lain:Theory Of Reasoned Action (TRA) atau tindakanberalasan merupakan teori perilaku manusia yang palingmendasar dan berpengaruh serta telah banyak diterapkandi beberapa bidang pemasaran dan sistem informasi(Jogiyanto, 2008: 17). TRA dikembangkan oleh Fishbeindan Ajzen pada tahun 1975. Teori ini diturunkan daripenelitian-penelitian yang mengkaji teori sikap danperilaku. TRA muncul karena penelitian-penelitian yangmenguji teori sikap dianggap kurang berhasil. Pada riset-riset selanjutnya, TRA merupakan acuan untukmengembangkan teori perilaku manusia yang lain,seperti Theory of Planned Behavior dan TechnologyAcceptance Model. Model TRA ditunjukkan padaGambar 1.

Gambar 1. Model Theory of Reasoned Action [4]

Theory of Planned Behavior (TPB) disebut juga teoriperilaku rencanaan merupakan pengembangan lebihlanjut dari theory of reasoned action (TRA). Model TPBdikembangkan oleh Ajzen pada tahun 1988. TPBmemiliki asumsi dasar, yaitu banyak perilaku tidaksemuanya dibawah kontrol penuh individual, sehinggaperlu ditambahkan konsep kontrol perilaku atauperceived behavioral control (PBC) (Jogiyanto, 2008:63). Tambahan konsep tersebut merupakan perbedaanutama antara model TPB dan TRA. Model TPBditunjukan pada gambar 2.

Gambar 2. Model Theory of Planned Behavior

Technology Acceptance Model (TAM) atau ModelPenerimaan Teknologi merupakan salah satu teoritentang penggunaan sistem teknologi informasi yangdianggap sangat berpengaruh dan umumnya digunakanuntuk menjelaskan penerimaan individual terhadappenggunaan sistem teknologi informasi (Jogiyanto,2008: 111). TAM pertama dikembangkan oleh Davis(1985) berdasarkan model Theory of Reasoned Action(TRA). Kelebihan TAM yang paling penting adalahTAM merupakan model parsimoni, yaitu model yangsederhana tetapi valid. Selain itu, TAM juga telah diujidengan banyak penelitian yang hasilnya TAMmerupakan model yang baik khususnya jikadibandingkan dengan model TRA dan TPB. ModelTAM ditunjukan pada Gambar 3.

Gambar 3. Model Theory of Planned Behavior

AcceptanceAcceptance adalah kondisi nyata penggunaan sistem.dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadapfrekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi (davis,1989: 322) seseorang akan puas menggunakan sistemjika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudahdigunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka,yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan. iqbaria(1994) menyebutkan bahwa secara individu maupunkolektif penerimaan penggunaan dapat dijelaskan darivariasi penggunaan suatu sistem, karena diyakinipenggunaan suatu sistem yang berbasis ti dapatmengembangkan kinerja individu atau kinerja organisasi.beberapa penelitian lain telah mengidentifikasi indikatorpenerimaan ti, dimana secara umum diketahui bahwapenerimaan ti dilihat dari penggunaan sistem danfrekuensi pengunaan komputer (delone,1981; soh.et.al,1992). penelitian yang dilakukan oleh adam.et.al (1992);davis.et.al (1989); szajna (1996), thompson.et.al (1991)dalam iqbaria.et.al (1997) menjadikan penggunaansistem sebagai indikator utama penerimaan pengguna(dalam nasution, 2004).

2. Pembahasan

Adapun model konseptual yang digunakan padapenelitian ini terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Model konseptual penelitian

Dari permasalahan yang telah di identifkasi makahipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Perceived Ease Of Use berpengaruh signifikanterhadap perceived usefulness

2. Perceived Usefullnes berpengaruh signifikanterhadap Attitude Toward Using

3. Perceived Ease Of Use berpengaruh signifikanterhadap Attitude Toward Using.

4. Attitude Toward Using berpengaruh signifikanterhadap Acceptance Of Technology.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakanwawancara dan kuesioner. Wawancara di lakukan untukmengetahui lebih lanjut permasalahan dari sistem NewKRS yang ada di Universitas Amikom Yogyakarta.Sedangkan kuesioner di gunakan untuk pengumpulandata dari pengguna dalam hal ini adalah mahasiswa.Pengambilan datanya dengan teknik random samplingdengan jumlah sampel 100 responden. Pengumpulandata dari responden dilakukan dengan mengisi jawabankuesioner yang di ukur berdasarkan skala likert.

Tabel 1. Skala Likert

Item Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasiterhadap sistem New Krs di Universitas AmikomYogyakarta, hasil mean dan standar deviasi dapat dilihatpada tabel 2.

Tabel 2. Deskripsi data responden

Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation

Perceived Ease Of Use 100 3.05 .744

Perceived Usefullness 100 3.02 .778

Attitude Toward Using 100 3.09 .877

Acceptance Of

Technology100 3.22 .690

Valid N (listwise) 100

Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa nila mean masing-masing variabel mendekati angka 3, yang artinya rata-rata responden menjawab setuju terhadap masing-masingvariabel. Sehiingga dapat disimpulkan bahwa tanggapanresponde terhadap Sistem Informasi New KRS berbasisWebsite adalah baik.

Uji ValiditasHasil pengujian validitas setiap variabel dapat di lihatpada gambar 5.

Gambar 5. Hasil Uji Validitas

Berdasarkan gambar 5 dapat dijelaskan bahwa semuaitem dalam kuisioner menghasilkan data yang dapatmewakili objek atau nilai yang dibutuhkan oleh variabelperceived Ease Of Use, Perceived Usefullnes, AttitudeToward Using dan Acceptance Of Technology padapenelitian ini.

Uji ReliabilitasHasil uji reliabilitas mencerminkan dapat dipercaya dantidaknya suatu instrument penelitian berdasarkan tingkatkemantapan dan ketetapan suatu alat ukur dalampengertian bahwa hasil pengukuran yang didapatkanmerupakan ukuran yang benar dari sesuatu yang diukur.Apabila nila Cronbach’s Alpa setiap variabel ≤ 0.7 makavariabel dapat dinyatakan relabel (Budiyono, 2003: 70).Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.809 16

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa semuavariabel dalam kuesioner dinyatakan reliable. Sehinggadapat disimpulkan bahwa semua dibutuhkan padapenelitian ini akurrat, stabil atau konsisten dalammengukur nilai yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Analisis RegresiAnalisis regresi dilakukan terhadap model persamaanregresi yang telah ditetapkan. Model persamaan regresiuntuk penelitian ini yaitu:Model persamaan regresi tersebut dianalisismenggunakan besaran-besaran sebagai berikut:a. Analisis KorelasiAnalisis koefisien korelasi pad penelitian ini dilakukandengan membandingkan nilai F hitung (ANOVA)dengan F tabel. Nilai F tabel untuk penelitian ini adalah2,65. Apabila nilai F hitung lebih besar daripada Ftabel (2,65), maka dapat dinyatakn terdapat pengaruhvariabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil F hitungdapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 4. Hasil Uji Korelasi

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai F hitung(ANOVA) lebih besar dari 2.65, yaitu 3.007. sehinggadapat dinyatakan terdapat pengaruh variabel bebasterhadap variabel terikat dengan kata lain variabelPerceived Ease Of Use, Perceived Usefullnes danattitude toward using memiliki pengaruh terhadap nilaivariabel Acceptance Of Technology.

b. Koefisien DeterminasiAnalisis koefisien determinasi pada penelitian inidilakukan menggunakan nilai R Square. Apabiola nilaiR Square semakin mendekati angka 1,maka dapatdinyatakan semakin kuat variabel-variabel bebas dapatmemperediksikan variabel terikat, hasil uji determinasidapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 5. Hasil Uji Determinasi

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai RSquare mendekati nilai 1. Sehingga dapat dinyatakanbahwa semakin kuat variabel-variabel bebas dan dapatmemprediksikan variabel terkait. Dengan kata lainvariabel Perceived Ease Of Use, Perceived Usefullnesdan attitude toward using dapat memprediksi nilaivariabel penerimaa pengguna.

3. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaansistem New KRS berbasis Website dengan menggunakanTecynology Acceptance Model (TAM) di UniversitasAMIKOM Yogyakarta. Variabel pada penelitian iniadalah Perceived Ease Of Use, Perceived Usefullnes dan

ANOVAb

ModelSum ofSquares df

MeanSquare F Sig.

1 Regressi

on4.476 3 1.492 3.007 .034a

Residual 47.634 96 .496

Total 52.110 99

a. Predictors: (Constant), Attitude Toward Using,

Perceived Usefullness, Perceived Ease Of Use

b. Dependent Variable: Acceptance Of

Technology

attitude toward using dan Acceptance Of Technology.Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, dapatdisimpulkan bahwa penerimaan pengguna dari sistemNew KRS berbasis website di Universitas AMIKOMYogyakarta adalah baik. Perceived Usefullnesmempunyai pengaruh yang signifikan terhadappenerimaan pengguna sistem New KRS berbasis web.Dengan kata lain, pengguna percaya bahwamenggunakan sistem tersebut tidak perlu bersusahpayah, sehingga dapat mempengaruhi penerimaanpengguna.

Daftar Pustaka

[1] Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktik. Edisi Revisi 6. Jakarta: Rineka Cipta

[2] Azwar, Saifuddin, 1997. Reabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar.Yogyakarta.

[3] Jogyanto, HM. 2007 Sistem Informasi Keperilakuan, Andi Offset,Yogyakarta

[4] Jogyanto. (2008). Sistem Infrmasi Keperilakuan Edisi RevisiYogyakarta: Penerbit ANDI

[5] Chuttur, Mohammad. Overview of the technology acceptancemodel : Origins, Developments and future directions, sprouts:Working papers on information system, 2009.

[6] Dede Putra, 2016. Analisis Penerimaan Aplikasi DenganMenggunakan Technology Acceptance Model Di Jurusan IlmuKomunikasi Universitas Riau. JOM FISIP Vol. 3 No.2

[7] Davis, Fred D, Richard P. Bagozzi, Paul R. Warsaw. UserAcceptance Of Computer Technology: A Comparisson of twotherical models, Journal of management Science Vol. 35, No. 8,Agustus 1989

Biodata Penulis

Ria Andriani, Saat ini menjadi Mahasiswa di MagisterTeknik Informatika Universitas AMIKOM Yogyakarta.

Arief Setyanto, Saat ini menjadi Dosen di UniversitasAMIKOM Yogyakarta.

Asro Nasiri, Saat ini menjadi Dosen di UniversitasAMIKOM Yogyakarta.