the house of khilafah1924.org

4
TERORISME: TUDUHAN AS BAGI MUSUH-MUSUHNYA Wednesday, 14 September 2005 Oleh : M. Shiddiq Al Jawi 1. Hakikat Istilah Terorisme Dinas Intelijen Amerika dan Dinas Intelijen Inggris dalam sebuah seminar yang diadakan untuk membahas makna â€oeterorisme― pada tahun 1979 telah menyepakati bahwa â€oeterorisme― adalah: â€oeThe use of violence against civil interests to achieve political objectives.― â€oePenggunaan kekerasan untuk melawan kepentingan-kepentingan sipil guna mewujudkan target-target politis.― (www.khilafah.com). Setelah seminar itu, banyak diselenggarakan konferensi dan seminar internasional, serta ditetapkan berbagai hukum dan undang-undang untuk membatasi aksi-aksi yang dapat digolongkan sebagai terorisme, untuk menerangkan kategori berbagai gerakan, kelompok, dan partai yang melakukan aksi terorisme, serta untuk menentukan negara-negara mana yang men-sponsori terorisme. Semua aturan ini --menurut sangkaan mereka-- adalah dasar untuk mengambil tindakan- tindakan yang diperlukan guna memerangi terorisme dan membatasi gerak-geriknya. (Abdul Qadim Zallum, Mafahim Khatirah, dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir). 2. Stempel Terorisme: Berstandar Ganda, Untuk Yang Melawan Kepentingan AS Dari tinjauan global terhadap berbagai undang-undang dan hukum yang berkaitan dengan terorisme, nampak jelas bahwa semua peraturan itu ternyata tidak mendalam dan tunduk pada orientasi politik dari negara-negara yang membuatnya. Sebagai contoh, kita lihat Amerika menganggap pembunuhan Indira Gandhi sebagai aksi terorisme, sementara pembunuhan Raja Faisal dan Presiden Kennedy tidak dianggap aksi terorisme. Contoh lain, Amerika pada awalnya mencap pemboman gedung Kantor Penyelidikan Federal di Oklahoma sebagai aksi terorisme. Tetapi ketika terbukti bahwa pelaku pemboman adalah kalangan milisi Amerika sendiri, pemboman yang semula dianggap aksi terorisme, kemudian hanya dianggap sebagai â€oeaksi kriminal― belaka. Amerika secara khusus mensifati sebagian gerakan sebagai â€oegerakan perlawanan rakyat―, misalnya gerakan revolusioner Nikaragua (Zapatista), Tentara Pembebasan Irlandia (IRA), dan lain-lain. Para anggota dari gerakan-gerakan ini, ketika ditangkap, diperlakukan sebagai tawanan perang sesuai dengan Protokol Nomor 1 tahun 1977 yang ditambahkan pada Konvensi Genewa. Akan tetapi Amerika mensifati setiap gerakan yang bertentangan dengan kepentingan Amerika atau kepentingan agen-agen Amerika, sebagai gerakan terorisme. Nama gerakan tersebut pun kemudian dicantumkan dalam daftar organisasi teroris yang dikeluarkan secara periodik oleh Departemen Luar Negeri Amerika. Gerakan ini misalnya adalah sebagian besar gerakan-gerakan Islam yang ada di Mesir, Pakistan, Palestina, Aljazair, dan lain-lain. (Abdul Qadim Zallum, Mafahim Khatirah, dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir). 3. UU Anti Terorisme Untuk Yang Melawan Hegemoni AS Sejak dekade 70-an, Amerika memang telah merekayasa opini umum internasional dan regional (di Amerika) untuk melawan terorisme seperti yang kita lihat dan melawan orang yang dicap sebagai teroris. Amerika juga telah mengeksploitir aksi-aksi yang dilakukan untuk merealisasikan target-target sipil, baik yang dilakukan oleh berbagai gerakan politik atau gerakan militer yang tidak mempunyai hubungan dengan Amerika, maupun yang dilakukan oleh berbagai gerakan yang mempunyai hubungan dengan Amerika (CIA), sebagaimana yang ditunjukkan oleh banyak dokumen yang menerangkan, bahwa aksi-aksi yang dicap sebagai aksi terorisme, sebenarnya didalangi oleh intel-intel CIA sendiri, seperti pembajakan pesawat TWA di Beirut pada awal 80-an lalu. Misalnya, Amerika telah mengeksploitir peristiwa peledakan gedung Al-Khubar milik Amerika di Saudi, dengan memaksakan 40 rekomendasi yang berkaitan dengan upaya memerangi terorisme pada Konferensi Negara-Negara G-7 yang diselenggarakan di Perancis tahun 1996. The house of Khilafah1924.org http://www.khilafah1924.org Powered by Joomla! Generated: 9 November, 2006, 12:10

Upload: asseifff

Post on 18-Jun-2015

95 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

TERORISME: TUDUHAN AS BAGI MUSUH-MUSUHNYA

TRANSCRIPT

Page 1: The House of Khilafah1924.Org

TERORISME: TUDUHAN AS BAGI MUSUH-MUSUHNYAWednesday, 14 September 2005

Oleh : M. Shiddiq Al Jawi

1. Hakikat Istilah Terorisme

Dinas Intelijen Amerika dan Dinas Intelijen Inggris dalam sebuah seminar yang diadakan untuk membahas makna“terorisme― pada tahun 1979 telah menyepakati bahwa “terorisme― adalah:

“The use of violence against civil interests to achieve political objectives.―

“Penggunaan kekerasan untuk melawan kepentingan-kepentingan sipil guna mewujudkan target-target politis.―(www.khilafah.com).

Setelah seminar itu, banyak diselenggarakan konferensi dan seminar internasional, serta ditetapkan berbagai hukumdan undang-undang untuk membatasi aksi-aksi yang dapat digolongkan sebagai terorisme, untuk menerangkan kategoriberbagai gerakan, kelompok, dan partai yang melakukan aksi terorisme, serta untuk menentukan negara-negara manayang men-sponsori terorisme. Semua aturan ini --menurut sangkaan mereka-- adalah dasar untuk mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan guna memerangi terorisme dan membatasi gerak-geriknya. (Abdul Qadim Zallum, MafahimKhatirah, dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir). 2. Stempel Terorisme: Berstandar Ganda, Untuk Yang Melawan Kepentingan AS

Dari tinjauan global terhadap berbagai undang-undang dan hukum yang berkaitan dengan terorisme, nampak jelasbahwa semua peraturan itu ternyata tidak mendalam dan tunduk pada orientasi politik dari negara-negara yangmembuatnya.

Sebagai contoh, kita lihat Amerika menganggap pembunuhan Indira Gandhi sebagai aksi terorisme, sementarapembunuhan Raja Faisal dan Presiden Kennedy tidak dianggap aksi terorisme. Contoh lain, Amerika pada awalnyamencap pemboman gedung Kantor Penyelidikan Federal di Oklahoma sebagai aksi terorisme. Tetapi ketika terbuktibahwa pelaku pemboman adalah kalangan milisi Amerika sendiri, pemboman yang semula dianggap aksi terorisme,kemudian hanya dianggap sebagai “aksi kriminal― belaka.

Amerika secara khusus mensifati sebagian gerakan sebagai “gerakan perlawanan rakyat―, misalnya gerakan revolusionerNikaragua (Zapatista), Tentara Pembebasan Irlandia (IRA), dan lain-lain. Para anggota dari gerakan-gerakan ini, ketikaditangkap, diperlakukan sebagai tawanan perang sesuai dengan Protokol Nomor 1 tahun 1977 yang ditambahkan padaKonvensi Genewa. Akan tetapi Amerika mensifati setiap gerakan yang bertentangan dengan kepentingan Amerika ataukepentingan agen-agen Amerika, sebagai gerakan terorisme. Nama gerakan tersebut pun kemudian dicantumkan dalamdaftar organisasi teroris yang dikeluarkan secara periodik oleh Departemen Luar Negeri Amerika. Gerakan ini misalnyaadalah sebagian besar gerakan-gerakan Islam yang ada di Mesir, Pakistan, Palestina, Aljazair, dan lain-lain. (AbdulQadim Zallum, Mafahim Khatirah, dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir). 3. UU Anti Terorisme Untuk Yang Melawan Hegemoni AS

Sejak dekade 70-an, Amerika memang telah merekayasa opini umum internasional dan regional (di Amerika) untukmelawan terorisme seperti yang kita lihat dan melawan orang yang dicap sebagai teroris.

Amerika juga telah mengeksploitir aksi-aksi yang dilakukan untuk merealisasikan target-target sipil, baik yang dilakukanoleh berbagai gerakan politik atau gerakan militer yang tidak mempunyai hubungan dengan Amerika, maupun yangdilakukan oleh berbagai gerakan yang mempunyai hubungan dengan Amerika (CIA), sebagaimana yang ditunjukkanoleh banyak dokumen yang menerangkan, bahwa aksi-aksi yang dicap sebagai aksi terorisme, sebenarnya didalangioleh intel-intel CIA sendiri, seperti pembajakan pesawat TWA di Beirut pada awal 80-an lalu. Misalnya, Amerika telahmengeksploitir peristiwa peledakan gedung Al-Khubar milik Amerika di Saudi, dengan memaksakan 40 rekomendasiyang berkaitan dengan upaya memerangi terorisme pada Konferensi Negara-Negara G-7 yang diselenggarakan diPerancis tahun 1996.

The house of Khilafah1924.org

http://www.khilafah1924.org Powered by Joomla! Generated: 9 November, 2006, 12:10

Page 2: The House of Khilafah1924.Org

Kemudian Amerika juga memanfaatkan peristiwa peledakan gedung Pusat Perdagangan Dunia (WTC) di New York danKantor Penyelidikan Federal di Oklahoma --bahkan sebelum diketahui siapa pelakunya-- dengan mengeluarkan Undang-Undang Perlawanan Terhadap Terorisme yang disetujui oleh Senat Amerika tahun 1997.

Berdasarkan rekomendasi dan undang-undang tersebut, Amerika dapat memata-matai siapa pun dan di mana punterhadap orang yang dituduh sebagai teroris. Amerika berhak untuk menangkap atau menculiknya, serta berhak pulamenjatuhkan sanksi yang dianggap cocok baginya seperti penahanan, penyitaan, deportasi, atau pencabutankewarganegaraan, tanpa memberikan hak kepada pihak tertuduh untuk membela diri, atau untuk hadir di hadapanpengadilan atau lembaga hakim juri.

Amerika pun lalu melakukan generalisasi sifat terorisme terhadap negara-negara yang merintangi kepentingan-kepentingan Amerika, seperti Korea, China, Irak, dan Libya; juga terhadap banyak gerakan Islam seperti TanzhimulJihad, Hammas, dan Jamaah Islamiyah di Mesir, serta FIS di Aljazair, dengan memanfaatkan peristiwa-peristiwapemboman yang terjadi di Palestina untuk melawan Yahudi, dan aksi-aksi yang terjadi di Aljazair tak lama setelahpembatalan hasil pemilu untuk anggota legislatif oleh kalangan militer.

Berdasarkan undang-undang, keputusan, dan rekomendasi yang ada, Amerika bisa memata-matai dan menghantamsiapa saja yang dicapnya sebagai teroris, baik itu individu, organisasi, partai, ataupun negara, dengan menggunakankekuatan militernya, atau pengaruh politiknya untuk melakukan blokade ekonomi, seperti yang dilakukannya terhadapIrak dan Libya. Hal ini telah diungkapkan oleh mantan Menlu Amerika George Schultz yang berkata, “Para teroris itu,bagaimana pun juga mereka berusaha melarikan diri, tetap tak akan dapat menyembunyikan diri.―

Karena Islam telah dinominasikan oleh Amerika untuk menjadi musuhnya setelah robohnya Komunisme, maka negeri-negeri Islam menjadi wilayah terpenting yang akan menjadi sasaran Amerika dalam penerapan undang-undangterorisme. Tujuannya adalah untuk mengokohkan cengkeraman Amerika di negeri-negeri Islam itu serta melestarikannyaagar tetap ada di bawah hegemoni Amerika. Sebab, kaum muslimin memang telah mulai merintis jalan menujukebangkitan untuk mengembalikan Khilafah, yang telah dimengerti betul oleh Amerika dan negara-negara kafir lainnya,bahwa Khilafah itulah satu-satunya negara yang berkemampuan untuk meluluhlantakkan ideologi kapitalisme yangdipimpin oleh Amerika.

Oleh karena itu, hampir-hampir tak ada satu pun gerakan Islam yang ada saat ini, kecuali harus siap-siap dicap sebagaiteroris oleh Amerika. Begitu pula cap ini pun bahkan tak dapat dihindarkan oleh gerakan-gerakan dan partai-partai Islamyang sama sekali tidak menggunakan kekerasan untuk mencapai target-targetnya. Sebab Amerika telah menganggapbahwa aktivitas tiap gerakan, partai, atau negara yang menyerukan kembalinya Islam, adalah aksi teroris yangbertentangan dengan Undang-Undang Internasional.

Selanjutnya berdasarkan justifikasi ini dan berdasarkan ketentuan yang harus dijalankan oleh negara-negarapenandatangan Undang-Undang Terorisme, Amerika dapat menghimpun kekuatan negara-negara tersebut di bawahkepemimpinannya untuk memukul gerakan, partai, atau negara tersebut. (Abdul Qadim Zallum, Mafahim Khatirah,dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir). 4. Sikap Kaum Muslimin Menghadapi Stempel Terorisme

Dari sinilah, maka kaum muslimin yang kini tengah berjuang mengembalikan Khilafah, yang menjadi sasaran langsungdari langkah politik yang disebut dengan “melawan terorisme―, berkewajiban membentuk opini umum Dunia Islam danopini internasional dengan membongkar hakikat dari apa yang dinamakan Undang-Undang Terorisme, dan hakikatpolitik Amerika yang digunakan untuk menciptakan hegemoni atas dunia melalui undang-undang itu, sertamembeberkan bahwa Amerikalah sebenarnya yang berada di balik aksi-aksi terorisme yang banyak terjadi di dunia,meski pun tuduhannya dilemparkan kepada orang-orang Islam.

Kaum muslimin berkewajiban pula untuk menjadi representasi Islam dalam segala perbuatan dan tindakannya. SebabIslam mempunyai metode khusus untuk merealisasikan berbagai target dan tujuan, yang di antaranya adalahmelanjutkan kehidupan Islam dengan cara mendirikan kembali negara Khilafah. Berpegang teguh dengan metode ini --yang bertumpu pada pertarungan pemikiran (ash-shira’ul fikri) dan perjuangan politik (al-kifahus siyasi) serta menjauhkandiri dari penggunaan senjata (kekerasan)-- hakikatnya adalah berpegang teguh dengan metode syar’i yang dituntut olehIslam. Jadi ini bukan karena takut atau melarikan diri dari cap terorisme.

The house of Khilafah1924.org

http://www.khilafah1924.org Powered by Joomla! Generated: 9 November, 2006, 12:10

Page 3: The House of Khilafah1924.Org

Mereka juga wajib menjelaskan bahwa tugas Daulah Islamiyah setelah dia berdiri, tetap terikat dengan syara’, baik tugasdalam negeri seperti mengatur beraneka ragam urusan rakyat dan menerapkan hudud, maupun tugas luar negeri sepertimengemban risalah Islam dengan cara jihad fi sabilillah kepada seluruh umat manusia dan memusnahkan penghalang-penghalang fisik yang merintangi penerapan Islam.

Kemudian, mereka wajib pula menerangkan bahwa penerapan Islam oleh kaum muslimin untuk diri mereka sendiriataupun untuk yang beragama lain, tidaklah berdasarkan hawa nafsu kaum muslimin atau untuk mewujudkankepentingan pribadi mereka, tetapi semata-mata karena menjalankan perintah-perintah Allah SWT, yang telahmenciptakan alam semesta, manusia, dan kehidupan ini, yang telah menuntut manusia untuk menata hidupnya sesuaidengan hukum-hukum Islam yang diturunkan-Nya kepada Muhammad Rasulullah SAW.

Cap yang diberikan oleh Amerika dan negara-negara lain bahwa Islam adalah terorisme dan bahwa kaum musliminadalah para teroris, sesungguhnya adalah predikat yang tendensius.

Predikat itu tidak sesuai dengan fakta yang ada dan juga tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah dariajaran Islam. Allah SWT berfirman:

“Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.― (Qs. al-Anbiyaa' [21]: 107).

Allah SWT berfirman pula:

“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dankabar gembira bagi orang-orang muslim.― (Qs. an-Nahl [16]: 89).

Rahmat tersebut sesungguhnya akan terwujud dengan penerapan hukum-hukum Islam. Tak ada bedanya antara sholatdan jihad, antara do’a dan menggentarkan musuh, antara zakat dan pemotongan tangan pencuri, antara menolong orangyang dianiaya dan menghukum mati orang yang melanggar kehormatan kaum muslimin. Tak ada bedanya, sebabsemuanya adalah hukum-hukum syara’ semata, yang wajib diterapkan oleh individu muslim atau oleh institusi negara,masing-masing sesuai dengan faktanya dan pada waktunya secara tepat. (Abdul Qadim Zallum, [i]Mafahim Khatirah,dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir). 5. Menyikapi Penghancuran Gedung WTC

Hukum-hukum risalah Islam telah mengharamkan permusuhan terhadap masyarakat sipil yang tidak melancarkanperang; mengharamkan pembunuhan atas anak-anak, orang tua, dan para wanita yang tidak terlibat dalampeperangan—meskipun mereka berada di dalam wilayah peperangan; mengharamkan upaya pembajakan pesawat-pesawat sipil yang membawa penumpang; serta mengharamkan upaya penghancuran rumah-rumah dan perkantoran-perkantoran yang dihuni masyarakat sipil.

Semua itu merupakan bentuk permusuhan yang diharamkan Islam, dan karenanya tidak boleh dilakukan oleh kaumMuslim. (Nasyrah/selebaran Hizbut Tahrir tertanggal 1 Rajab 1422 H/18 September 2001 M, www. al-islam.or.id) 6. Sikap Terhadap Tuduhan AS Kepada Osama bin Laden

Amerika Serikat memiliki sikap kebencian dan permusuhan yang nyata kepada Islam dan kaum muslimin. Hal ininampak dengan sikapnya yang tergesa-gesa tanpa didukung bukti konkret dan secara sengaja menuduh kelompokmuslim Osama bin Laden sebagai dalang penghancuran gedung WTC dan Pentagon.

Tuduhan yang sama pernah dilontarkan AS pada saat pemboman Gedung Federal Alfred Murrah di Oklahoma tahun1994, yang ternyata pelakunya adalah warga AS sendiri. Dari 19 nama dan foto yang diedarkan FBI dan dipastikansebagai pembajak pesawat yang menubrukkan ke gedung WTC dan Pentagon, sejauh ini sudah 4 orang yang diketahuikekeliruannya (ternyata masih hidup dan segar bugar) (Nasyrah Hizbut Tahrir Indonesia, 3 Rajab 1422 H / 21 September2001).

The house of Khilafah1924.org

http://www.khilafah1924.org Powered by Joomla! Generated: 9 November, 2006, 12:10

Page 4: The House of Khilafah1924.Org

7. Seruan Jihad Kepada Kaum Muslimin

Hizbut Tahrir Indonesia menyerukan kaum muslimin Indonesia untuk:

Pertama, Bersikap waspada terhadap segala bentuk manuver politik Amerika Serikat di dunia Islam; danmemperlakukan AS sebagai musuh (negara kafir harbi fi’lan). Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang kafir itu betul-betul merupakan musuh nyata bagi kalian― (Qs. an-Nisaa’ [4]: 101).

Kedua, melawan dan mengusir negara-negara kafir (kafir harbi fi’lan) yang menyerang dan menduduki negeri-negerikaum muslimin. Firman Allah SWT:

“Telah diijinkan (berperang ) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dansesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu― (Qs. al-Hajj [22]: 39).

“Hai orang-orang yang beriman perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kalian itu, dan hendaklah mereka menemuikekerasan dari padamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.― (Qs. at-Taubah [9]:123).

Ketiga, membela dan menjaga eksistensi/kemaslahatan kaum muslimin, termasuk negeri-negeri mereka dari seranganAmerika dan sekutu-selutunya. Sabda Rasulullah saw:

“Perumpamaan kaum mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi di antara mereka bagaikan satutubuh. Apabila satu anggota tubuhnya merasa sakit (menderita), maka (hal itu) akan menjalar ke anggota tubuh lainnyadengan rasa demam dan panas.― [HR. Bukhari dan Muslim] (Nasyrah Hizbut Tahrir Indonesia, 3 Rajab 1422 H / 21September 2001). 8. Peringatan Kepada Penguasa Kaum Muslimin

Kami menyerukan penguasa kaum muslimin untuk memutuskan semua bentuk hubungan diplomatik, ekonomi danperdagangan dengan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya (Australia dan Inggris); menutup kedutaan-kedutaan besarmereka, menghentikan perdagangan dan berbagai transaksi dengan mereka, mengusir para diplomat, atase militer danperdagangan mereka; membekukan seluruh harta kekayaan mereka dan mengambil alih perusahaan-perusahaanmereka yang ada di negeri-negeri Islam; membatalkan seluruh kesepakatan militer maupun politik; menutup seluruhpangkalan militer mereka di tanah-tanah kaum muslimin; serta wajib menutup laut, daratan dan udara bagi masuknyaatau lewatnya musuh yang akan menyerang negeri-negeri Islam.

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yangmemberi kehidupan kepada kamu.― (Qs. al-Anfal [8]: 24). [Nasyrah Hizbut Tahrir Indonesia, 3 Rajab 1422 H / 21 September 2001]

The house of Khilafah1924.org

http://www.khilafah1924.org Powered by Joomla! Generated: 9 November, 2006, 12:10