documentth
DESCRIPTION
nktoTRANSCRIPT
Laporan Portofolio KasusTENSION TYPE HEADACHE
Oleh :
dr. Imas Ayu Arjianti Putri
Pendahuluan
• Sebagian besar orang pernah mengalami nyeri kepala (sefalgi) pada sepanjang hidupnya
• prevalensi life time nyeri kepala pria 78% sedangkan wanita 88%
• nyeri kepala primer adalah suatu nyeri kepala tanpa disertai adanya penyebab struktural organik
Pendahuluan
• Klasifikasi International Headache Society tahun 2004, Nyeri Kepala Primer :– Migraine– Tension type Headache– Cluster Headache– other trigeminal-autonomic cephalalgias
• Penelitian berbasis populasi menggunakan kriteria Internasional Headache Society untuk Migrain dan Tension Type Headache (TTH), juga penelitian Headache in General dimana Chronic Daily Headache juga disertakan. Secara global, persentase populasi orang dewasa dengan gangguan nyeri kepala adalah 46% : 11% Migren, 42% Tension Type Headache dan 3% untuk Chronic daily headache (Stovner dkk 2007).
Berdasarkan hasil penelitian multisenter berbasis rumah sakit pada 5 rumah sakit di Indonesia, didapatkan prevalensi penderita nyeri kepala sebagai berikut :
• Migren tanpa aura 10%• Migren dengan aura 1,8%, • Episodik Tension type Headache 31%,
Chronic Tension type Headache (CTTH) 24%
• Cluster Headache 0.5%• Mixed Headache 14%
(Sjahrir, 2004).
LAPORAN KASUS
• Waktu Pemeriksaan : 27 Juli 2015• Identitas
• Nama : Ny. A
• Usia : 44 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Jl. Imam Bonjol Kademangan
• Pekerjaan : IRT
• Pendidikan : SMA
• Agama : Islam
• Suku : Madura
AnamnesisKeluhan Utama : •Nyeri kepala
Riwayat Penyakit Sekarang :• Nyeri kepala dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Nyeri kepala seperti ditekan benda berat, disekitar dahi hingga belakang kepala. Daerah tengkuk, leher dan pundak terasa berat dan kaku. Nyeri dirasakan terus menerus dan tidak hanya pada satu sisi kepala.
• Tidak ada mual muntah. Pasien juga tidak mengeluhkan pandangan ganda ataupun fotophobia dan mata juga tidak sering berair. Tidak ada gangguan pada pendengaran, tidak ada telinga berdengung, tidak ada fonophobia. Pasien sedang tidak menstruasi dan nyeri kepala tidak berhubungan dengan siklus menstruasi.
• Pasien mengaku keluhan ini sering dirasakan sejak 1 tahun yang lalu sejak suaminya meninggal. Hampir tiap bulan nyeri kepala seperti ini muncul 2-3 kali dan lamanya antara 2-4 hari. Pasien mengaku hilang dengan mengkonsumsi obat penghilang nyeri tapi sering kambuh lagi. Pasien juga mengaku sering susah tidur sejak suaminya meninggal.
Riwayat Penyakit Dahulu• Riwayat keluhan serupa sejak ± 1 tahun
yang lalu• Riwayat trauma (-)• Riwayat Hipertensi (-) gastritis (-)
Riwayat Penyakit Keluarga• Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan
serupa
Riwayat Pengobatan• Ibuprofen
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata• KU : cukup• Tanda vital
– Tekanan Darah : 110/70 mmHg– Nadi : 88 x/menit– Pernafasan : 20 x/menit– Suhu : 36,5oC
• Kepala dan leher : tidak ditemukan kelainan• Thorax : tidak ditemukan kelainan• Abdomen : Cembung, BU+N, soepel,
timpani, nyeri tekan ulu hati +• Ekstrimitas: tidak ditemukan kelainan
Status neurologis
• Kesadaran : compos mentis• Meningeal Sign (-)• Nervus Kranialis
Pemeriksaan Kanan Kiri
N. Olfaktorius
Subjektif + N +N
N Optikus
Tajam Penglihatan
Lapangan Pandang
Melihat Warna
+ N
+ N
+ N
+ N
+ N
+ N
N. Occulomotorius
Refleks cahaya + N + N
N. Trochlearis
Pergerakan mata (kebawah-keluar) + N + N
N. Trigeminus
Membuka mulut
Mengunyah
Menggigit
Sensibilitas muka
+ N
+ N
+ N
+ N
+ N
+ N
+ N
+ N
N. Abducens
Pergerakan mata kelateral + N + N
N. Fasialis
Mengerut dahi
Menutup mata
Memperlihatkan gigi
Bersiul
Pengecapan 2/3 ant lidah
+ N
+ N
+ N
+ N
Tdk dilakukan
+ N
+ N
+ N
+ N
Tdk dilakukan
N. Vestibulokoklearis
Detik arloji
Suara berbisik
Tes Garputala, Tes kalori
+ N
+ N
Tdk dilakukan
+ N
+ N
Tdk dilakukan
N. Glosopharingeus
Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang
Tdk dilakukan Tdk dilakukan
N. Vagus
Bicara
Menelan
Nadi
+ N
+ N
+ N
+ N
+ N
+ N
N. Accesorius
Mengangkat bahu
Memalingkan kepala
+ N
+ N
+ N
+ N
N. Hipoglossus
Pergerakan lidah
Tremor lidah
Artikulasi
+ N
+ N
+ N
+ N
+ N
+ N
Ekstrimitas
• Kekuatan Reflex fisiologis
• Reflex patologis
• Tonus Atrofi
• Sensibilitas :– Taktil (raba) : Normal / normal
– Nyeri : Normal / normal
• Koordinasi Gait/Keseimbangan :
Cara berjalan normal
5 5
5 5
+ +
+ +
- -
- -
+ +
+ +
- -
- -
Status Psikiatri
• Cara Berfikir : Baik• Tingkah Laku: Baik• Kecerdasan : Baik• Perasaan Hati : Cemas• Ingatan : Baik
DIAGNOSIS
– Diagnosa Klinis :
Frequent episodic tension type headache – Diagnosa Topis :
Myofascial– Diagnosa Etiologi :
Psikis– Diagnosa Penyerta :
Gastritis
Penatalaksanaan Pengobatan non farmakologik• Regulasi lifestyle
– Mengatur dan tidur yang cukup– Makan dan diet yang baik– Mengetahui dan menghindari makan yang dapat
memicu nyeri kepala– Berolahraga teratur
• Hindari stres– Menghindari lingkungan sosial yang dapat
menyebabkan stres– Relaksasi otot– Psikoterapi
• Fisioterapi– Terapi panas, ultrasound– Pijat dan traksi leher– Peregangan otot-otot leher
Pengobatan farmakologis
• Parasetamol 3 x 500 mg• Amitriptilin 1 x 25 mg• Diazepam 3 x 2 mg• Lorazepam 2mg 2 x ½ tab• Antasid Syr 3 x CI• Omeprazole Kaps 1 x 20 mg
TENSION TYPE HEADACHE
Definisi
• Tension Type Headache (TTH) adalah nyeri kepala yang disebabkan oleh tegangnya otot pada wajah, leher atau kulit kepala. Disebut juga muscle-contraction headache.
• HIS tahun 2004, TTH episode yang berulang dari nyeri kepala yang berlangsung bermenit-menit sampai berhari-hari.
Klasifikasi
Etiologi
• TTH ini timbul karena adanya kontraksi yang terus menerus dari otot-otot kepala, wajah, kuduk dan bahu. Kontraksi yang terus menerus ini akan menimbulkan nyeri otot yang di “referred” ke kepala (“muscle contraction headache”).
• “Muscle contraction” ini sering timbul oleh karena adanya ketegangan jiwa anxietas, tension, atau depresi).
Penatalaksanaan
• Prinsip pengobatan adalah pedekatan psiklogik (psikoterapi), fisiologik (relaksasi) dan farmakologik (analgesik, psikofarmakologi, sedativa dan minor transquilizers).
Non farmakologis• Regulasi lifestyle
– Mengatur dan tidur yang cukup– Makan dan diet yang baik– Mengetahui dan menghindari makan yang dapat
memicu nyeri kepala– Berolahraga teratur
• Hindari stres– Menghindari lingkungan sosial yang dapat
menyebabkan stres– Relaksasi otot– Psikoterapi
• Fisioterapi– Terapi panas, ultrasound– Pijat dan traksi leher– Peregangan otot-otot leher
PembahasanFakta Teori
Anamnesa
• Nyeri kepala dirasakan sejak 4 hari sebelum periksa ke poli•Nyeri dirasakan seperti ditekan-tekan.
•Nyeri dimulai dari dahi hingga kepala belakang dan terasa berat terutama di daerah tengkuk, leher dan pundak.•Nyeri dirasakan terus menerus dan tidak hanya pada satu sisi kepala.
•Tidak ada muntah, namun kadang mual dan penurunan nafsu makan
•Tidak ada fotophobia ataupun fonophobia
•Susah tidur
•Pasien mengaku sering seperti ini sejak suaminya meninggal 1 tahun yang lalu
Anamnesa pada TTH sering ditemukan:
Durasi 30 menit sampai 7 hari
Dengan gambaran nyeri seperti "fullness," "tightness/squeezing," "pressure," or "bandlike/viselike”
Bilateral dan occipitonuchal atau nyeri bifrontal
Otot tegang dan seperti terikat pada region leher, occipital serta frontal
Tidak ada mual muntah (kadang terjadi anorexia)
Photophobia dan phonophobia Insomnia
Sering disertai stress emosional dan rasa cemas berlebihan
Fakta Teori
Pemeriksaan Fisik :
• Tidak ditemukan adanya kelainan
• Vital sign dalam batas normal,
kecuali TD= 110/70
• Tidak ada kelainan dalam reflek
fisiologis maupun reflek patologis
Pendekatan diagnosis Tension Type Headache adalah berdasarkan klinis.
Pada pemeriksaan fisik sulit ditemukan penyebab dari nyeri kepala dari TTH.Vital sign normalPemeriksaan neurologis normalOtot tegang dan nyeri pada daerah perikranial atau leher (tidak selalu)
Fakta Teori
Penatalaksanaan:
Non Farmakoterapi :Regulasi lifestyleHindari stresFisioterapi
FarmakoterapiParacetamol 3 x 500Amitriptilin 1 x 25 mgDiazepam 3 x 2mgLorazepam 2mg 2 x 1/2 tabAntasida syr 3 x CIOmeprazole kaps 20 mg 1x1
Prinsip pengobatan adalah pedekatan psiklogik (psikoterapi), fisiologik (relaksasi) dan farmakologik (analgesik, psikofarmakologi, sedativa)
Pengobatan juga efektif dengan pemberian antidepressant dan anti anxietas