tgs psiko sp

18
Jumlah posting: 12 Join date: 21.12.09 Age: 23 Lokasi: Sumedang Subyek: TEORI PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN SULLIVAN Tue Dec 22, 2009 12:13 am a. Pengertian Proses akulturasi merupakan kerangka dari konsep Sullivan mengenai perkembangan kepribadian. Sullivan mengemukakan suatu pandangan yang lebih bersifat psikologi-sosial tentang perkembangan kepribadian yaitu suatu pandangan dimana pengaruh-pengaruh yang unik dari hubungan-hubungan manusia diberi peran yang semestinya, yang menempatkan faktor sosial menentukan perkembangan psikologis. Sullivan tidak menolak faktor-faktor fisiologis sebagai hal yang menentukan perkembangan kepribadian, sebab ia berpendapat bahwa kadang-kadang pengaruh-pengaruh sosial yang berlawanan dengan kebutuhan fisiologis seseorang bisa menyebabkan pengaruh yang merugikan kepribadiannya. Tema sentral teori Sullivan berkisar pada ansietas dan menekankan bahwa masyarakat sebagai pembentuk kepribadian. Sullivan mengemukakan bahwa setiap pribadi membutuhkan adanya hubungan antar pribadi. Hubungan antar pribadi ini merupakan sumber perkembangan pribadi. Maka, salah satu ciri dari kepribadian yang sehat adalah kemampuannya untuk menjalin hubungan antar pribadi. Ciri lainnya yaitu kemampuan untuk mengadakan personifikasi diri secara tepat yang dibangun atas dasar relasi-relasi antar pribadi. Setiap pribadi memiliki konsep diri yang terbentuk berdasarkan pengalaman-pengalaman khasnya dalam hubungan relasinya dengan orang-orang atau dengan dirinya sendiri. Pengalaman- pengalaman tersebut adalah :

Upload: fikri-ulil-albab

Post on 11-Feb-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

s

TRANSCRIPT

Page 1: Tgs Psiko Sp

Jumlah posting: 12Join date: 21.12.09Age: 23Lokasi: Sumedang

Subyek: TEORI PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN SULLIVAN    Tue Dec 22, 2009 12:13 am

a. PengertianProses akulturasi merupakan kerangka dari konsep Sullivan mengenai perkembangan kepribadian. Sullivan mengemukakan suatu pandangan yang lebih bersifat psikologi-sosial tentang perkembangan kepribadian yaitu suatu pandangan dimana pengaruh-pengaruh yang unik dari hubungan-hubungan manusia diberi peran yang semestinya, yang menempatkan faktor sosial menentukan perkembangan psikologis.Sullivan tidak menolak faktor-faktor fisiologis sebagai hal yang menentukan perkembangan kepribadian, sebab ia berpendapat bahwa kadang-kadang pengaruh-pengaruh sosial yang berlawanan dengan kebutuhan fisiologis seseorang bisa menyebabkan pengaruh yang merugikan kepribadiannya.Tema sentral teori Sullivan berkisar pada ansietas dan menekankan bahwa masyarakat sebagai pembentuk kepribadian. Sullivan mengemukakan bahwa setiap pribadi membutuhkan adanya hubungan antar pribadi. Hubungan antar pribadi ini merupakan sumber perkembangan pribadi. Maka, salah satu ciri dari kepribadian yang sehat adalah kemampuannya untuk menjalin hubungan antar pribadi. Ciri lainnya yaitu kemampuan untuk mengadakan personifikasi diri secara tepat yang dibangun atas dasar relasi-relasi antar pribadi. Setiap pribadi memiliki konsep diri yang terbentuk berdasarkan pengalaman-pengalaman khasnya dalam hubungan relasinya dengan orang-orang atau dengan dirinya sendiri. Pengalaman-pengalaman tersebut adalah :1. Pengalaman prototasik yaitu rangkaian peristiwa yang terpisah-pisah yang tidak berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Contoh : pengalaman pada bayi.2. Pengalaman parataksik yaitu pengalaman yang tampaknya mempunyai hubungan kausal (sebab-akibat) tetapi tidak mengalami hubungan yang logis.Contoh : supir yang mengendarai mobil dan menabrak kucik akan mengalami nasib sial.3. Pengalaman sintaksik yaitu pengalaman yang melahirkan bentuk pemikiran tertinggi yang dapat dicapai individu manusia dengan kesepakatan kelompok orang dan berdasarkan susunan logis melahirkan sesuatu. Contoh : kesepakatan masyarakat terhadap huruf-huruf dan angka-angka.Sullivan mengemukakan bahwa diri adalah isi dari kesadaran pada setiap saat jika orang benar-benar senang dengan perasaan harga dirinya, prestise yang diperolehnya di antara sesamanya, serta penghargaan dan hormat yang diberikan mereka kepadanya.

b. Tahapan Perkembangan Menurut Sullivan

Page 2: Tgs Psiko Sp

Menurut Sullivan, kepribadian berkembang dalam tahap-tahap perkembangan tertentu. Ada tujuh tahapan perkembangan yaitu :1. Infancy (masa kelahiran sampai mampu berbicara, usia 18 bulan)2. Childhood (masa kanak-kanak, usia 18 bulan sampai 5 tahun)3. Juvenile (usia 5-11 tahun)4. Preadolescence (masa pradewasa, antara 11-13 tahun)5. Early adolescence (masa dewasa awal, antara 14-17 tahun)6. Late adolescence (masa dewasa akhir, antara 18-20 akhir)7. Adulthood (masa dewasa / sebagai orang tua, setelah usia 20 sampai 30 tahun).

Hal-hal yang Penting dalam Tahap Perkembangan Kepribadian1. Infancy (masa kelahiran sampai usia 18 tahun)Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian.Kematian bayi dibagi menjadi 2 yaitu kematian neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup) dan post neonatal (setelah 27 hari).Daerah oral merupakan daerah utama dalam interaksi antara bayi dan lingkungannya. Segi lingkungan yang menonjol pada masa bayi adalah benda yang menyediakan makanan kepada bayi yang lapar, putting susu ibu atau dot dari botol.Ciri khas dari tahap infantile adalah :a. Munculnya dinamisme apati dan pelepasan dan pelepasan diri dengan cara mengantuk.b. Peralihan dari cara prototaksik ke parataksik.c. Organisasi personifikasi-personifikasi seperti ibu yang baik, tenang, menerima dan memberi kepuasan.d. Organisasi pengalaman melalui belajar dan munculnya dasar-dasar sistem diri.e. Diferensiensi tubuh bayi sendiri sehingga bayi belajar memuaskan tegangannya terlepas dari ibu missal menghisap ibu jari.f. Belajar melakukan gerakan-gerakan terkoordinasi yang melibatkan tangan dan mata, tangan dan mulut serta telinga dan suara.

2. Childhood (usia 18 bulan sampai 5 tahun)Periode ini disebut juga usia prasekolah. Ciri khas perkembangan balita :a. pertambahan berat badan menurun, sebab balita menggunakan banyak energi untuk bergerak.Perkembangan fisik b. terjadi pembedaan diri dengan orang lain.Perkembangan psikologis c. semakin baiknya penguasaan terhadap tangan dan kakinya.Perkembangan psikomotor Cara belajar pada usia ini melalui bermain dan rangsangan dari lingkungannya terutama lingkungan rumah. Ada pula pendidikan di luar rumah yang terprogram dan terstruktur. Contoh permainan yang bisa dilakukan :a. Permainan peran untuk melatih kemampuan pemahaman sosial. Contoh dokter-dokteran.b. Permainan imajinasi untuk melatih kemampuan kreativitas anak.c. Permainan motorik untuk melatih kemampuan motorik kasar dan halus. permainan palang, permainan keseimbanganMotorik kasar

Page 3: Tgs Psiko Sp

mewarnaiMotorik halus

3. Juvenile (usia 5-11 tahun)Pada masa ini anak-anak mulai membandingkan segala sesuatu yang diterima di rumahnya dengan yang ia temui di luar. Norma-norma moral yang tadinya absolut di rumah kini menjadi relatif.

4. Preadolescence (antara 11-13 tahun)Ditandai dengan masaknya organ-organ produksi sehingga secara fisik-biologis remaja siap untuk beranak pinak. Daya tarik heteroseksual menjadi lebih kuat.Ciri-ciri utama pada periode ini adalah :a. Tumbuh tanda-tanda seksual.b. Tubuh mengalami pertumbuhan yang sangat cepat.c. Perilaku ditandai dengan negativisme yaitu sering menyendiri, bosan dengan berbagai aktivitas, hidup seenaknya antagonistik.

5. Early Adolescence (Masa dewasa awal, antara 14-17 tahun)Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja adalah idealis, ia memandang dunia seperti apa yang dia inginkan bukan sebagaimana adanya. Pada masa ini disebut juga periode pemantapan identitas diri, namun hal tersebut tidak selalu berjalan mulus, tetapi sering mengalami proses yang panjang dan bergejolak. Ciri-ciri perilaku yang menonjol terutama pada perilaku sosialnya.

6. Late Adolescence (Masa dewasa akhir antara 18-20 tahun)Secara umum dapat disebut sebagai umur pemantapan diri terhadap pola hidup baru. Mulai serius belajar demi karir di masa yang akan datang, mulai memilih-milih pasangan yang lebih serius dan cita-citanya menjadi lebih realistis.

7. Adulthood (Masa dewasa)Menggambarkan segala organisme yang telah matang. Seseorang dapat saja dewasa secara biologis, dan memiliki karakteristik perilaku dewasa, tetapi tetap diperlakukan sebagai anak kecil jika berada di bawah umur dewasa secara hukum. Sebaliknya, seseorang dapat secara legal dianggap dewasa, tetapi tidak memiliki kematangan dan tanggung jawab yang mencerminkan karakter dewasa.Dengan demikian kedewasaan dapat diartikan dari aspek biologi, hukum, karakter pribadi atau stat

Page 4: Tgs Psiko Sp

OptionsDisable

Get Free Shots  

Novira08's Weblog Just another WordPress.com weblog

TEORI HUMANISTIK CARL   ROGERS May 29, 2010 putri novira

TEORI HUMANISTIK CARL ROGERS

1. I. SEJARAH

Sepanjang sejarah keinginan manusia untuk mengetahui sebab-sebab tingkah lakunya dan semenjak psikologi menjadi pengetahuan yang otonom, masalah aspek kejiwaan yang mengatur, membimbing dan mengontrol tingkah laku manusia selalu timbul dan menjadi persoalan. Pengertian umum (popular) mengenai inner entity ini barangkali ialah jiwa

Page 5: Tgs Psiko Sp

(soul). Menurut teori  “Jiwa“ gejala-gejala kejiwaan (mental phenomena) dianggap sebagai pencerminan  (manifestasi) substansi khusus yang secara khas berbeda dari substansi kebendaan. Dalam pikiran keagamaan jiwa itu dipandang sebagai abadi, bebas dan asalnya suci.

Dengan berkembangnya psikologi yang positifitas pengertian tentang jiwa atau aspek-aspek kejiwaan yang lain seperti mind, ego, will, self itu cenderung untuk ditolak, terlebih di Amerika Serikat. Tetapi akhir-akhir ini diantara ahli-ahli di Amerika Serikat terdapat perhatian terhadap pengertian self itu. W.James dalam bukunya : Principles of Psychology (1890, chapter X ).

1. II. CARL ROGERS : TEORI HUMANISTIK

Carl Ransom Rogers lahir di Oak Park, Illinois, pada 8 Januari 1902. Pada umur 12 tahun keluarganya mengusahakan pertanian dan Rogers menjadi tertarik kepada pertanian secara ilmiah. Pertanian ini membawanya ke perguruan tinggi, dan pada tahun-tahun pertama Rogers sangat gemar akan ilmu alam dan ilmu hayat. Setelah menyelesaikan pelajaran di University of Wisconsin pada 1924 Rogers masuk Union Theological College of Columbia, disana Rogers mendapat pandangan yang liberal dan filsafat mengenai agama. Kemudian pindah ke Teachers College of Columbia, disana Rogers terpengaruh oleh filsafat John Dewey serta mengenal psikologi klinis dengan bimbingan L. Hollingworth. Rogers mendapat gelar M.A. pada 1928 dan doctor pada 1931 di Columbia. Pengalaman praktisnya yang pertama-tama diperolehnya di Institute for Child Guidance. Lembaga tersebut orientasinya Freudian. Rogers menemukan bahwa pemikiran Freudian yang spekulatif itu tidak cocok dengan pendidikan yang diterimanya yang mementingkan statistik dan pemikiran menurut aliran Thorndike.

Setelah mendapat gelar doktor dalam psikologi Rogers menjadi staf pada Rochester Guidance Center dan kemudian menjadi pemimpinnya. Selama masa ini Rogers dipengaruhi oleh Otto Rank, seorang psychoanalyst yang memisahkan diri dari Freudian yang ortodok.

Pada tahun 1940 Rogers menerima tawaran untuk menjadi guru besar psikologi di Ohio State University. Perpindahan dari pekerjaan klinis ke suasana akademis ini dirasa oleh Rogers sendiri sangat tajam. Karena rangsangannya Rogers merasa terpaksa harus membuat pandangannya dalam psikoterapi itu menjadi jelas. Dan ini dikerjakannya pada 1942 dalam buku Counseling and Psychotheraphy. Pada tahun 1945 Rogers menjadi mahaguru psikologi di Universitas of Chicago, yang dijabatnya hingga kini. Tahun 1946-1957 menjadi presiden the American Psychological Association. Dan meninggal dunia tanggal 4 Februari 1987 karena serangan jantung.

II.1. Aktualisasi Diri

Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide-ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalaman-pengalaman terapeutiknya.

Page 6: Tgs Psiko Sp

Ide pokok dari teori – teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah–masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.

Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang diajukan oleh aliran Freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.

Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu.

Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi -potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak-kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.

Rogers dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada realitas yang berarti bagi individu. Realitas tiap orang akan berbeda–beda tergantung pada pengalaman–pengalaman perseptualnya. Lapangan pengalaman ini disebut dengan fenomenal field. Rogers menerima istilah self sebagai fakta dari lapangan fenomenal tersebut.

II.2. Perkembangan Kepribadian

Konsep diri (self concept) menurut Rogers adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang disadari dan disimbolisasikan, dimana “aku“ merupakan pusat referensi setiap pengalaman. Konsep diri merupakan bagian inti dari pengalaman individu yang secara perlahan dibedakan dan disimbolisasikan sebagai bayangan tentang diri yang mengatakan “apa dan siapa aku sebenarnya“ dan “apa yang sebenarnya harus saya perbuat“. Jadi, self concept adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku.

Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi yaitu:

1. 1. Incongruence

Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin.

Page 7: Tgs Psiko Sp

1. 2. Congruence

Congruence berarti situasi dimana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.

Menurut Rogers, para orang tua akan memacu adanya incongruence ini ketika mereka memberikan kasih sayang yang kondisional kepada anak-anaknya. Orang tua akan menerima anaknya hanya jika anak tersebut berperilaku sebagaimana mestinya, anak tersebut akan mencegah perbuatan yang dipandang tidak bisa diterima. Disisi lain, jika orang tua menunjukkan kasih sayang yang tidak kondisional, maka si anak akan bisa mengembangkan congruence-nya. Remaja yang orang tuanya memberikan rasa kasih sayang kondisional akan meneruskan kebiasaan ini dalam masa remajanya untuk mengubah perbuatan agar dia bisa diterima di lingkungan.

Dampak dari incongruence adalah Rogers berfikir bahwa manusia akan merasa gelisah ketika konsep diri mereka terancam. Untuk melindungi diri mereka dari kegelisahan tersebut, manusia akan mengubah perbuatannya sehingga mereka mampu berpegang pada konsep diri mereka. Manusia dengan tingkat incongruence yang lebih tinggi akan merasa sangat gelisah karena realitas selalu mengancam konsep diri mereka secara terus menerus.

Contoh:

Erin yakin bahwa dia merupakan orang yang sangat dermawan, sekalipun dia seringkali sangat pelit dengan uangnya dan biasanya hanya memberikan tips yang sedikit atau bahkan tidak memberikan tips sama sekali saat di restoran. Ketika teman makan malamnya memberikan komentar pada perilaku pemberian tipsnya, dia tetap bersikukuh bahwa tips yang dia berikan itu sudah layak dibandingkan pelayanan yang dia terima. Dengan memberikan atribusi perilaku pemberian tipsnya pada pelayanan yang buruk, maka dia dapat terhindar dari kecemasan serta tetap menjaga konsep dirinya yang katanya dermawan.

Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Perkembangan diri dipengaruhi oleh cinta yang diterima saat kecil dari seorang ibu. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).

• Jika individu menerima cinta tanpa syarat, maka ia akan mengembangkan penghargaan positif bagi dirinya (unconditional positive regard) dimana anak akan dapat mengembangkan potensinya untuk dapat berfungsi sepenuhnya.

• Jika tidak terpenuhi, maka anak akan mengembangkan penghargaan positif bersyarat (conditional positive regard). Dimana ia akan mencela diri, menghindari tingkah laku yang dicela, merasa bersalah dan tidak berharga.

Page 8: Tgs Psiko Sp

Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.

1. III. POKOK-POKOK TEORI ROGERS

Konsepsi-konsepsi pokok dalam teori Rogers adalah:

1. Organism, yaitu keseluruhan individu (the total individual)

Organisme memiliki sifat-sifat berikut:

1. Organisme beraksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal dengan maksud memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

2. Organisme mempunyai satu motif dasar yaitu: mengaktualisasikan, mempertahankan dan mengembangkan diri.

3. Organisme mungkin melambangkan pengalamannya, sehingga hal itu disadari, atau mungkin menolak pelambangan itu, sehingga pengalaman-pengalaman itu tak disadari, atau mungkin juga organisme itu tak memperdulikan pengalaman-pengalamannya.

4. 2. Medan phenomenal, yaitu keseluruhan pengalaman (the totality of experience)

Medan phenomenal punya sifat disadari atau tak disadari, tergantung apakah pengalaman yang mendasari medan phenomenal itu dilambangkan atau tidak.

1. Self, yaitu bagian medan phenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar daripada “I” atau “me”.

Self mempunyai bermacam-macam sifat:

1. Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungan.2. Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam

cara (bentuk) yang tidak wajar.3. Self mengejar (menginginkan) consistency (keutuhan/kesatuan, keselarasan).4. Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras (consistent) dengan self.5. Pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan stuktur self diamati sebagai

ancaman.6. Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan (maturation) dan belajar.

1. IV. DINAMIKA KEPRIBADIAN

Rogers mengemukakan lima sifat khas dari seseorang yang berfungsi penuh:

1. Keterbukaan pada pengalaman

Page 9: Tgs Psiko Sp

Yang berarti bahwa seseorang tidak bersifat kaku dan defensif melainkan bersifat fleksibel, tidak hanya menerima pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan lahirnya persepsi dan ungkapan-ungkapan baru.

1. Kehidupan eksistensial

Orang yang tidak mudah berprasangka ataupun memanipulasi pengalaman melainkan menyesuaikan diri karena kepribadiannya terus-menerus terbuka kepada pengalaman baru.

1. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri

Yang berarti bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman yang sangat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan yang lebih dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual.

1. Perasaan bebas

Semakin seseorang sehat secara psikologis, semakin mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak.

1. Kreativitas

Seorang yang  kreatif bertindak dengan bebas dan menciptakan hidup, ide dan rencana yang konstruktif, serta dapat mewujudkan kebutuhan dan potensinya secara kreatif dan dengan cara yang memuaskan.

V. APLIKASI

Carl Roger sebenarnya tidak begitu banyak memfokuskan kepribadian. Teknik terapi lebih banyak mewarnai berbagai karya akademiknya. Mula-mula corak konseling ini disebut  non-directive therapy, kemudian digunakan Client Centered therapy dengan maksud individualitas konseling yang setaraf  dengan individualitas konselor. Menurut Rogers, dalam teknik ini ingin diciptakan suasana pembicaraan yang permisif.

Dalam dunia psikologi Rogers selalu dihubungkan dengan metode psikoterapi yang dikemukakan dan dikembangkannya. Terapi yang dikemukakannya itu dinamakan: non-directive therapy atau client centered therapy.

Non-directive therapy ini menjadi popular karena:

1. Secara historis lebih terikat kepada psikologi daripada kedokteran2. Mudah dipelajari3. Untuk mempergunakannya dibutuhkan sedikit atau tanpa pengetahuan mengenai

diagnosis dan dinamika kepribadian

Page 10: Tgs Psiko Sp

4. Lamanya perawatan lebih singkat jika dibandingkan misalnya dengan terapi secara psikoanalistis.

Dasar dari teknik ini adalah manusia mampu memulai sendiri arah perkembangannya dan menciptakan  kesehatan dan menyesuaikannya. Sebab itu, konselor harus mempergunakan teknisnya untuk memajukan tendensi perkembangan klien tidak secara langsung tetapi dengan menciptakan kondisi perkembangan yang positif dengan cara permisif. Konselor sebanyak mungkin membatasi diri dengan tidak memberikan nasihat, pedoman, kritik, penilaian, tafsiran, rencana, harapan, dan sebagainya.

Dengan cara ini, konselor dapat membantu klien untuk mengemukakan pengertiannya dan rencana hidupnya. Untuk memungkinkan pemahaman ini konselor diharapkan bersifat dan bersikap:

1. Menerima (Acceptance)

Sikap terapis yang ditujukan agar klien dapat melihat dan mengembangkan diri apa adanya.

1. Kehangatan (Warmth)

Ditujukan   agar  klien   merasa  aman   dan memiliki penilaian yang lebih positif tentang dirinya.

1. Tampil apa  adanya (Genuine)

Kewajaran yang perlu ditampilkan oleh terapis agar klien memiliki sikap positif.

1. Empati (Emphaty)

Menempatkan diri dalam kerangka acuan batiniah (internal frame  of reference),  klien   akan memberikan manfaat besar dalam memahami diri dan problematikanya.

1. Penerimaan tanpa  syarat (Unconditional positive  regard)

Sikap penghargaan tanpa tuntutan yang ditunjukkan terapis pada klien, betapapun  negatif perilaku atau sifat klien, yang kemudian sangat bermanfaat dalam pemecahan masalah.

1. Transparansi (Transparancy)

Penampilan  terapis  yang transparan atau tanpa topeng pada   saat  terapi   berlangsung    maupun  dalam kehidupan keseharian merupakan   hal yang penting  bagi klien untuk mempercayai dan menimbulkan rasa aman terhadap segala sesuatu yang diutarakan.

1. Kongruensi (Congruence)

Page 11: Tgs Psiko Sp

Konselor   dan  klien  berada pada hubungan yang sejajar dalam   relasi  terapeutik  yang   sehat. Terapis  bukanlah  orang  yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari kliennya.

Kondisi-kondisi yang memungkinkan klien mengubah  diri secara konstruktif mengharuskan klien dan terapis berada dalam kontak psikologis. Dengan demikian, akan dapat dilihat perubahan yang terjadi dalam proses terapi antara lain :

1. Klien akan mengekspresikan pengalaman dan perasaannya tentang kehidupan, dan problem yang dihadapi.

2. Klien akan berkembang menjadi orang yang dapat menilai secara tepat makna perasaannya.

3. Klien mulai merasakan self concept antara dirinya dan pengalaman mereka.4. Klien sadar penuh akan perasaan yang mengganggu.5. Klien mampu mengenal konsep diri dengan terapi yang tidak mengancam.6. Ketika terapi dilanjutkan, konsep dirinya menjadi congruence.7. 7. Mereka mengembangkan kemampuan dengan pengalaman yang dibentuk oleh

unconditional positive regard.8. Mereka akan mengevaluasi pengalaman-pengalamannya sehingga mampu

berelasi sosial dengan baik.9. Mereka menjadi positif dalam menghargai diri sendiri.

Setelah terapi, klien akan mendapatkan insight secara mendalam terhadap diri dan permasalahannya.

1. Mereka menjadi terbuka terhadap pengalaman dan perasaannya sendiri.2. Dalam pengalamannya sehari-hari mereka bisa mentransendensikan, jika

diperlukan.3. Mereka menjadi kreatif. Mereka merasa dalam hidup menjadi lebih baik, juga

dalam hubungan dengan orang lain.

Kelemahan atau kekurangan pandangan Rogers terletak pada perhatiannya yang semata – mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang lain. Rogers berpandangan bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya tampaknya merupakan pusat dari dunia, bukan seorang partisipan yang berinteraksi dan bertanggung jawab di dalamnya.

Selain itu gagasan bahwa seseorang harus dapat memberikan respon secara realistis terhadap dunia sekitarnya masih sangat sulit diterima. Semua orang tidak bisa melepaskan subjektivitas dalam memandang dunia karena kita sendiri tidak tahu dunia itu secara objektif.

Rogers juga mengabaikan aspek-aspek tidak sadar dalam tingkah laku manusia karena ia lebih melihat pada pengalaman masa sekarang dan masa depan, bukannya pada masa lampau yang biasanya penuh dengan pengalaman traumatik yang menyebabkan seseorang mengalami suatu penyakit psikologis.

Page 12: Tgs Psiko Sp

Entry Filed under: Uncategorized

Leave a CommentName Required

Email Required, hidden

Url

Comment

Notify me of follow-up comments via email.

Notify me of site updates

Some HTML allowed:<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <pre> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>

Trackback this post  |  Subscribe to comments via RSS Feed

Page 13: Tgs Psiko Sp

Pages

Home About

Categories

Uncategorized

Calendar

May 2010M T W T F S S« Apr      1 23 4 5 6 7 8 910 11 12 13 14 15 1617 18 19 20 21 22 2324 25 26 27 28 29 3031  

Most Recent Posts

TEORI HUMANISTIK CARL ROGERS FILSAFAT BARAT ABAD PERTENGAHAN DAN ZAMAN MODERN Kepribadian dan cara mengatasinya ‘120’ Kemampuan Manusia Menurut Guilford Bunuh Diri Tips Mengobati Jerawat dengan Cara Alami Tips Belajar Efektif anak indigo Kasus Anak ADHD dan pendidikan yang tak terpenuhi kasus anak ADHD

Theme: Sweet Blossoms by TalkXHTML.Blog at Wordpress.com.