tgas icu

16
2.1 Definisi Infark Miokard Akut Infark Miokard Akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena sumbatan arteri koroner (Hudak & Gallo; 1997). Sumbatan akut terjadi oleh karena adanya ateroksklerotik pada dinding arteri koroner, sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan oto jantung. Aterosklerotik adalah suatu penyakit pada arteri-arteri besar dan sedang dimana lesi lemak yang disebut Plak Ateromatosa timbul pada permukaan dalam dinding arteri. Sehingga mempersempit bahkan menyumbat suplai aliran darah ke arteri bagiuan distal (Hudak & Gallo; 1997) 2.2 Etiologi Infark Miokard Akut Infark miokard akut disebabkan oleh karena atherosclerosis atau penyumbatan total atau sebagian oleh emboli dan atau thrombus Faktor resiko yang menjadi pencetus terjadinya Infark Miokard akut adalah : 1. Faktor resiko yang dapat diubah a) Mayor merokok, hipertensi, obesitas, hiperlipidemia, hiperkolesterolimia dan pola makan (diit tinggi lemak dan tingi kalori). b) Minor stress, kepribadian tipe A (emosional, agresif, dan ambivalen) daninaktifitas fisik. 2. Faktor resiko yang tidak dapat diubah a) Hereditas/keturunan b) Usia lebih dari 40 tahun c) Ras, insiden lebih tinggi orang berkulit hitam. Sex, pria lebih sering daripada wanita. 2.3 Patofisiologi Infark Miokard Akut

Upload: anangsuhandi

Post on 30-Oct-2014

17 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: tgas icu

2.1 Definisi Infark Miokard Akut

Infark Miokard Akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena sumbatan

arteri koroner (Hudak & Gallo; 1997). Sumbatan akut terjadi oleh karena adanya ateroksklerotik

pada dinding arteri koroner, sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan oto jantung.

Aterosklerotik adalah suatu penyakit pada arteri-arteri besar dan sedang dimana lesi

lemak yang disebut Plak Ateromatosa timbul pada permukaan dalam dinding arteri. Sehingga

mempersempit bahkan menyumbat suplai aliran darah ke arteri bagiuan distal (Hudak & Gallo;

1997)

2.2 Etiologi Infark Miokard Akut

Infark miokard akut disebabkan oleh karena atherosclerosis atau penyumbatan total atau

sebagian oleh emboli dan atau thrombus

Faktor resiko yang menjadi pencetus terjadinya Infark Miokard akut adalah :

1. Faktor resiko yang dapat diubah

a) Mayor merokok, hipertensi, obesitas, hiperlipidemia, hiperkolesterolimia dan pola makan (diit

tinggi lemak dan tingi kalori).

b) Minor stress, kepribadian tipe A (emosional, agresif, dan ambivalen) daninaktifitas fisik.

2. Faktor resiko yang tidak dapat diubah

a) Hereditas/keturunan

b) Usia lebih dari 40 tahun

c) Ras, insiden lebih tinggi orang berkulit hitam. Sex, pria lebih sering daripada wanita.

2.3 Patofisiologi Infark Miokard AkutProses terjadinya infark

Thrombus menyumbat aliran darah arteri koroner, sehingga suplai nutrisi dan O2 ke

bagian distal terhambat., sel oto jantung bagian distal mengalami hipoksia iskhemik infark,

kemudian serat oto menggunakan sisa akhir oksigen dalam darah, hemoglobin menjadi teroduksi

secara total dan menjadi berwarna birui gelap, dinding arteri menjadi permeable, terjadilah

edmatosa sel, sehingga sel mati.Mekanisme nyeri pada AMI

Page 2: tgas icu

Hipoksia yang terjadi pada jaringan oto jantung memaksa sel untuk melakukan

metabolisme CO2 (metabolisme anaerob), sehingga menghasilkan asam laktat dan juga

merangsang pengeluaran zat-zatiritatif lainnya seperti histamine, kinin, atau enzim proteolitik

sleuler merangsang ujung-ujung syaraf reseptor nyeri di otot jantung, impuls nyeri dihantarkan

melalui serat sraf aferen simpatis, kemudian dihantarkan ke thalamus, korteks serebri, serat saraf

aferen, dan dipersepsikan nyeri.

Perangsangan syaraf simpatis yang berlebihan akan menyebabkan :

1. Meningkatkan kerja jantung dengan menstamulasi SA Node sehingga menghasilkan frekuensi

denyut jantunglebih dari normal (takikardi).

2. Merangsang kelenjar keringat sehingga ekresi keringat berlebihan.

3. Menekan kerja parasimpatis, sehingga gerakan peristaltik menurun, akumulai cairan di saluran

pencernaan, rasa penuh di lambung, sehingga merangsangf rasa mual / muntah.

4. Vasokonstriksi pembuluh darah ferifer, sehinga alir balik darah vena ke atrium kanan meningkat,

dan akhirnya yekanan darah meningkat.

2.4 Tanda dan Gejala Infark Miokard Akut

Tanda dan gejala yang timbul pada Infark Mioma akut adalah sebagai berikut.

1. Nyeri hebat pada dada kiri menyebar ke bahu kiri, leher kiri dan lengan atas kiri,

kebanyakan lamanya 30 menit sampai beberapa jam, sifatnya seperti ditusuk-tusuk,

ditekan, tertindik.

2. Takhikardi

3. Keringat banyak sekali

4. Kadang mual bahkan muntah diakibatkan karena nyeri hebat dan reflek vasosegal yang

disalurkan dari area kerusakan miokard ke trakus gastro intestinal

5. Dispnea

6. Abnormal Pada pemeriksaan EKG (pelajari buku tentang EKG).

2.5 Pengobatan Infark Miokard Akut

A. Vasodilatator

Vasodilatator pilihan untuk mengurangi rasa nyeri jantung adalah nitroglycerin, baik secara intra

vena maupun sublingual, efek sampingnya yaitu dapat mengurangi preload, beban kerja jantung

dan after load.

B. Antikoagulan

Heparin adalah anti koagulan pilihan utama, heparin bekerja memperpanjang waktu pembekuan

darah, sehingga mencegah thrombus

Page 3: tgas icu

C. Trombolitik

Untuk melarutkan thrombus yang telah terbentuk di arteri koroner, memperkecil penyumbatan

dan meluasnya infark, teombolitik yang biasa digunakan adalah streptokinase, aktifasi

plasminogen jaringan (5-14) dan amistropletase

D. Analgetik

Pemberian dibatasi hanya untukk pasien yang tidak efektif dengan pemberian nitrat dan

antiloagulan, analgetik pilihan adalah morvin sulfat secara IV

2.6 Fokus Intervensi Keperawatan Infark Miokard Akut

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru.

Setelah dilakukan intervensi diharapkan pola nafas dapat efektif.

Kriteria hasil :

- Dispnea (-), takikardi (-), gelisah (-)

- Sesak nafas hilang

- RR = 18-24 x/menit

- N= 80-100 x/menit

a) Tinggikan kepala semi fowler

b) Berikan O2 tambahan sesuai advis

c) Pasang monitor TD, RR, dan N

d) Catat frekuensi pernafasan

e) Auskultasi bunyi nafas, catat area yang menurun

f) Observasi penyimpangan dada

g) Tekankan menahan dada dengan bantal selama nafas dalam/batuk batuk

2. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard.

Setelah dilakukan intervensi diharapkan klien dapatmengontrol nyeri

Criteria hasil :

- Tampak rileks

- Skala nyeri berkurang

- Klien dapat istirahat

- TD = 110/80 mmHg – 130/90 mmHg

- Hasil EKG normal

- N= 80-100 x/menit

a) Berikan anti angina vasodilatator (nitrogliserin) penyebar adrenergic, antikoagulan, trombolitik,

analgetik

Page 4: tgas icu

b) Istirahatkan klien

c) Berikan O2 tambahan

d) Pantau hasil EKG ulang

e) Pantau dan observasi respon verbal dan non verbal terhadap nyeri.

3. Penurunan COP berhubungan dengan perubahan frekuensi, irama, konduksi elektrikal.

Setelah dilakukan intervensi diharapkan curah jantung adekuat.

Criteria hasil:

- Status hemodinamik

- Tidak ada sianosis

- Akral hangat

G.  Pathway dan Masalah Keperawatan

                 Download Pathway Dibawah

H. Penatalaksanaan

1.  Penatalaksanaan medis

                 Menurut Smetlzer (2002:790) : Tujuan dari penatalaksanaan medis adalah memperkecil

kerusakan jantung sehingga mengurangi terjadinya komplikasi. Kerusakan jantung diperkecil

Page 5: tgas icu

dengan cara, segera mengembalikan keseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen jantung

tetapi obat-obatan, pemberian oksigen dan tirah baring dilakukan secara bersamaan untuk tetap

mempertahankan fungsi jantung. Obat-obatan dan oksigen digunakan untuk mengurangi

kebutuhan oksigen, sementara tirah baring dilakukan untuk mengurangi kebutuhan oksigen.

Hilangnya nyeri merupakan indikator utama bahwa kebutuhan dan suplai telah mencapai

keseimbangan.

                 Ada tiga kelas obat-obatan yang biasa digunakan untuk meningkatkan suplai oksigen

Smeltzer dan Bare, 2002:791-802).

a.  Vasodilator

                 Vasodilator pilihan untuk mengurangi nyeri jantung adalh nitrogliserin. Nitrogliserin

menyebabkan dilatasi arteri dan vena, sehingga menurunkan jumlah darah yang kembali ke

jantung (pre load) dan mengurangi beban kerja (viorkload) jantung.

b.  Antikoagulan

                 Heparin digunakan untuk membantu mempertahankan integritas jantung. Dengan

memperpanjang waktu pembekuan darah dapat menurunkan kemungkinan pembentukan trombus

dan akan menurunkan aliran darah.

c.  Trombosit

                 Tujuan trombosit untuk melarutkan setiap trombus yang telah terbentuk di arteri koroner,

memperkecil penyumbatan dan juga luasnya infark, contohnya steptokinase atau anti streptease,

selain itu pemberi analgetik juga bisa diberikan. Morfin dapat menurunkan tekanan dalam

kapiler paru, mengurangi perembasan cairan ke jaringan paru dan menurunkan kecepatan napas.

Diuretik bisa diberikan untuk vasodilatasi dan penimbunan darah di pembuluh darah perifer,

contohnya furosemide (lasix).

2.  Penatalaksanaan keperawatan

Page 6: tgas icu

                 Menurut Doenges et alll (2000;84) dasar data pengkajian yang perlu diperhatikan pada

pasien dengan infark miokard adalah sebagai berikut :

a.  Aktivitas

                 Pasien sering mengalami kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur. Ditandai adanya

takikardia dan dispnea pada saat istirahat maupun beraktivitas.

b.  Sirkulasi

                 Adanya riwayat infark miokard sebelumnya, penyakit arteri koroner, gagal jantung

kronis, masalah tekanan darah dan diabetes mellitus perlu ditanyakan pada pasien. Ditandai

dengan tekanan darah dapat normal atau naik atau turun, nadi dapat normal penuh atau tak kuat

juga bisa lemah tapi kuat, dan disritmia.

c.  Nyeri atau ketidaknyamanan

                 Nyeri dada yang timbulnya mendadak atau tidak berhubungan dengan aktivitas, tida

hilang dengan istirahat skala nyeri 1-10. Hal ini ditandai dengan wajah meringis, menangis,

merintih. Perubahan frekuensi atau irama jantung, tekanan darah, pernapasan, warna kulit,

kesadaran.

d.  Pernapasan

                 Pada pasien infark dapat terjadi dispnea, batuk dengan atau tanpa produksi sputum,

riwayat merokok dan pernapasan kronis, ditandai dengan peningkatan frekuensi pernapasan,

napas sesak, pucat, sianosis.

                 Tindakan keperawatan utama pada paisen infark meliputi sebagai berikut (Corwin,

2001:371) :

1)  Diberikan oksigen untuk meningkatkan oksigen darah sehingga beban atau jantung berkurang dan perfusi sistemik meningkat.

2)  Pembahasan aktivitas fisik untuk mengurangi beban kerja jantung membantu membatasi luas

kerusakan.

Page 7: tgas icu

3)  Obat untuk menghilangkan nyeri untuk menenangkan pasien juga sebagai vasodilator yang

bekerja menurunkan preload dan afterload, contohnya morfin.

4)      Diberikan diuretik untuk mencegah kelebihan volume serta timbulnya gagal jantung kongestif.

.                                  

I.  Fokus Intervensi

                 Diagnosa dan fokus intervensi menurut Doenges et all (2000:86) pada infark miokard adalah :1.  Nyeri (akut) berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner :

Tujuan    :   tidak ada keluhan nyeri dada atau nyeri dapat terkontrol

Kritera hasil :

a.  Menyatakan nyeri dada hilang atau terkontrol

b.  Menggunakan penggunaan tehnik relaksasi

c.  Menunjukkan menurunnya tegangan, rileks dan mudah bergerak

Intervensi :

a.  Pantau dan catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal dan non verbal, respon hemodinamix.

b.  Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri, lokasi, intensitas (0-10), lamanya, kualitas dan

penyebaran.

c.  Berikan lingkungan yang tenang, aktivitas perlahan dan tindakan nyaman.

d.  Bantuk melakukan tehnik relaksasi, misalnya nafas dalam.

e.  Periksa tanda vial sebelum dan sesudah obat narkotik.

f.  Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.

g.  Berikan obat sesuai dengan indikasi, contoh analgetik.

2.  Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan

kebutuhan, adanya iskemia/nekrosis jaringan miokard.

Page 8: tgas icu

Tujuan    :   meningkatkan tingkat aktivitas untuk perawatan diri.Kriteria hasil :

a.  Mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur dengan tekanan darah

dalam batas normal.

b.  Kulit hangat, merah muda dan kering.

Intervensi :

a.  Catat frekuensi jantung, irama dan perubahan tekanan darah sebelum, selamat, sesudah aktivitas

sesuai indikasi

b.  Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas pada dasar nyeri.

c.  Anjurkan pasien menghindari peningkatan tekanan abdomen, contoh mengejar saat defekasi.

d.  Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas, contoh bangun dari kursi bila tidak

nyeri, ambulasi dan istirahat selama 1 jam setelah makan.

e.  Kaji ulang tanda gejala yang menunjukkan tidak toleransi terhadap aktivitas.

3.  Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi,

irama dan konduksi elektrikal; penurunan preload atau peningkatan tahanan vasukeler sistemik,

otot infark.

Tujuan    :   kecepatan atau irama jantung mampu mempertahankan curah jantung adekuat

Kiteria hasil :

a.  Mempertahankan stabilitas hemodinamik, contoh tekanan darah dan curah jantung.

b.  Melaporkan penurunan episode dispnea.

c.  Mendemonstrasikan peningkatan toleransi.

Intervensi :

a.  Auskultasi tekanan darah dan evaluasi kualitas dan kesamaan nadi sesuai indikasi.

b.  Pantau adanya murmur atau gesekan dan auskultasi bunyi nafas.

Page 9: tgas icu

c.  Pantau frekuensi jantung dan irama, catat adanya disritmia.

d.  Catat respon terhadap aktivitas dan peningkatan istirahat dengan cepat.

e.  Berikan makanan kecil, mudah dikunyah, batasi asupan kafein; contoh : kopin, coklat.

f.  Pantau data laboratorium, contoh enzim jantung, GDA dan elektrolit.

4.  Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah

sekunder akibat vasokontriksi, pembentukan tromboembali.

Tujuan    :     perfusi jaringan perifer tetap adekuat.

:Kriteria hasil :

a.  Mendemonstrasikan perfusi adekuat secara individual, contoh kulit hangat dan kering.

b.  Nadi perifer kuat, tanda vital dalam batas normal.

c.  Tidak ada edema, bebas nyeri atau ketidaknyamanan.

Intervensi :

a.  Lihat pucat, sianosis, kulit dingin atau lembab, catat kekuatan nadi perifer.

b.  Dorong latihan kaki aktif atau pasif.

c.  Pantau pernafasan, catat kerja pernafasan.

d.  Pantau pemasukan dan perubahan haluaran urine.

e.  Pantau dan laboratorium, contoh : GDA, BUN, kreatinin, elektrolit.

5.  Resiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan perfusi

organ (ginjal), peningkatan natrium atau retensi air, peningkatan tekanan hidrostatik atau

penurunan protein plasma

Tujuan :    mempertahankan keseimbangan cairan dan biokimia.

Kritera hasil :

a.  Mempertahankan keseimbangan cairan dengan tekanan darah dalam batas normal.

b.  Tidak ada distensi vena perifer dan edema dependen, paru bersih.

Page 10: tgas icu

c.  Berat badan stabil

Intervensi :

a.  Auskultasi bunyi nafas untuk adanya krakels.

b.  Catat DVJ, adanya edema dependen.

c.  Ukur masukan atau haluaran, catat penurunan pengeluaran, hitung keseimbangan cairan.

d.  Timbang berat badan tiap hari.

e.  Berikan diet natrium rendah.

f.  Berikan diuretik, contoh furosemid (lasex).

6.  Ansietas berhubungan dengan perubahan kesehatan, ancaman kehilangan atau kematian.

Tujuan    :   ansietas berkurang atau teratasi

Kriteria hasil :

a.  Mengenal perasaannya, mengidentifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi.

b.  Menyatakan penurunan ansietas.

c.  Mendemonstrasikan pemecahan masalah positif.

Intervensi  :

a.  Dorong mengekspresikan dan jangan menolak perasaan marah, kehilangan dan takut.

b.  Orientasikan pasien atau orang terdekat terhadap prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan.

Tingkatkan partisipasi pasien bila mungkin.

c.  Dorong pasien atau orang terdekat untuk mengkomunikasikan dengan seseoarang berbagai

pertanyaan dan masalah.

d.  Berikan periode istirahat, lingkungan tenang.

e.  Jawab semua pertanyaan secara nyata, berikan informasi konsisten.

f.  Dorong kemandirian, perawatan sendiri dan pembuatan keputusan dalam rencana pengobatan.

g.  Dorong keputusan tentang harapan setelah pulang.

h.  Berikan anti cemas sesuai indikasi.

Page 11: tgas icu

                 Diagnosa dan fokus intervensi menurut Smeltzer dan Bare (2002:800) yaitu :

1.  Pola pernapasan tidak efektif berhubungan dengan kelebihan cairan.

Tujuan : tidak terjadi kesulitan pernapasan.

Kriteria hasil.

a.  Tidak merasakan sesak napas.

b.  Kecepatan pernapasan tetap dibawah 20 x/menit pada aktivitas fisik dan    16 x/menit saat

istirahat.

c.  Warna kulit normal, PaO2 dalam batas normal.

d.  Tekanan darah normal, frekuensi jantung 60-100 kali/menit.

Intervensi :

a.  Kaji bunyi jantung, bunyi napas tidak normal (terutama crackels) dan intoleransi aktivitas

tertentu dan setiap nyeri dada.

b.  Memperbaiki kenyamanan fisik dengan memberikan asuhan keperawatan kepada pasien,

pastikan bahwa istirahat sudah cukup.

c.  Memberikan pengajaran untuk mematuhi diet yang dianjurkan, misalnya mengenai diet rendah

garam, rendah kalori.

d.  Berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi.

2.  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.

     Tujuan : meningkatkan masukan nutrisi

     Kriteria hasil :

a.  Menunjukkan berat badan meningkat mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal.

b.  Bebas tanda mal nutrisi.

Intervensi :

Page 12: tgas icu

a.  Catat status nutrisi pasien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan, integritas mukosa

oral, kemampuan atau ketidakmampuan menelan, riwayat mual muntah.

b.  Pastikan pola diit biasa pasien.

c.  Awasi masukan atau pengeluaran dan berat badan periodik.

d.  Selidiki anoreksia, mual dan muntah.

e.  Dorong dan berikan periode istirahat siang.

f.  Rujuk ke ahli diit untuk menetapkan komposisi diit.