tesis - digilib.uns.ac.id · iv pernyataan keaslian proposal tesis saya menyatakan dengan sebenar...

66
i HUBUNGAN FREKUENSI MAKAN DI LUAR RUMAH DAN JUMLAH UANG JAJAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWI DI SURAKARTA TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Gizi Minat Human Nutrition Oleh ANIS PRABOWO S530908002 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Upload: vuongdan

Post on 16-Jul-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

HUBUNGAN FREKUENSI MAKAN DI LUAR RUMAH DAN

JUMLAH UANG JAJAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA

MAHASISWI DI SURAKARTA

TESIS

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister

Program Studi Ilmu Gizi

Minat Human Nutrition

Oleh

ANIS PRABOWO

S530908002

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN KEASLIAN PROPOSAL TESIS

Saya menyatakan dengan sebenar benarnya bahwa:

1. Tesis yang berjudul: “Hubungan Frekuensi Makan Di Luar Rumah dan

Jumlah Uang Jajan Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Mahasiswi Di

Surakarta” ini adalah karya saya sendiri dan tidak terdapat karya ilmiah yang

diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik, serta tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali

yang tertulis dengan acuan yang disebutkan sumbernya, baik dalam naskah

karangan dan daftar pustaka. Apabila dalam naskah proposal dapat dibuktikan

terdapat unsur unsur plagiasi, maka saya bersedia menerima sangsi, baik tesis

beserta gelar magister saya dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan Tesis pada jurnal atau forum ilmiah harus

menyertakan tim promoter sebagai author dan PPS UNS sebagai institusinya.

Apabila saya melakukan pelanggaran ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia

mendapatkan sangsi akademik yang berlaku.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas menyusun tesis dengan judul

“Hubungan Frekuensi Makan Di Luar Rumah dan Jumlah Uang Jajan Dengan

Kejadian Gizi Lebih Pada Mahasiswi Di Surakarta”. Tesis ini disusun untuk

memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajad Magister Sain pada Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan ini penulis banyak mengalami kesulitan namun berkat

bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan dapat teratasi, untuk itu penulis

sampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan

belajar di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan surat keputusan pengangkatan Dosen Pembimbing tesis mahasiswa

program studi Magister Ilmu Gizi.

3. Dr. Diffah Hanim, Dra, M.Si., selaku Kepala Program Studi Magister Ilmu Gizi

Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus pembimbing I yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Program

Studi Magister Ilmu Gizi dan senantiasa membimbing serta mengarahkan dalam

penulisan tesis ini.

4. Dr. dr. Budiyanti Wiboworini, Sp.GK, M.Kes. selaku pembimbing II yang

senantiasa membimbing dan mengarahkan dalam penulisan tesis ini.

5. Ari Natalia Probandari, dr.,MPH.,PhD selaku penguji tesis yang telah memberikan

masukan demi perbaikan tesis ini.

6. Dr. Ir. Kusnandar, M,Si selaku penguji tesis yang telah memberikan masukan demi

perbaikan tesis ini.

7. Weni Hastuti, S.Kep.,M.Kes., selaku Ketua STIKES PKU Muhammadiyah

Surakarta yang telah memberikan kesempatan penulis untuk menempuh studi lanjut

dan mengizinkan dilakukannya penelitian di STIKES PKU Muhammadiyah

Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

8. Subjek penelitian yang telah bersedia membantu terselesaikannya tesis ini.

9. Istri dan anakku tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan semangat

sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.

10. Teman seperjuangan mahasiswa pasca sarjana program Magister Ilmu Gizi

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menjalin kerjasama dalam

menempuh pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

11. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak

mendukung hingga terselesaikannya tesis ini.

Akhirnya semoga semua kebaikan yang diberikan memperoleh imbalan dari

Tuhan Yang Maha Esa dan dicatat sebagai amal ibadah. Demi kesempurnaan dan

perbaikan usulan penelitian ini sangat penulis harapkan kritik dan saran dari berbagai

pihak. Terima kasih.

Surakarta, Oktober 2015

Penulis

Anis Prabowo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PENGESAHAN .............................................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ............................................................ iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x

ABSTRAK ....................................................................................................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 4

BAB 2 LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka .................................................................. 5

B. Kerangka Berfikir ................................................................ 18

C. Hipotesis Penelitian .............................................................. 19

BAB 3 METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 20

B. Lokasi dan Waktu Penelitan .................................................... 20

C. Populasi .................................................................................. 20

D. Sampel dan Cara Pemilihan Sampel ...................................... 20

E. Protokol Penelitan ................................................................... 22

F. Identifikasi Variabel Penelitian .............................................. 23

G. Definisi Operasional ................................................................ 23

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

H. Instrumen Penelitian ................................................................. 32

I. Etika Penelitian ....................................................................... 25

J. Pengolahan dan Analisis Data ................................................ 25

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................... 27

B. Pembahasan ............................................................................. 36

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................ 40

B. Implikasi .................................................................................. 40

C. Saran ...................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Klasifikasi IMT Penduduk Asia Menurut WPRO (2000) .............. 9

Tabel 2 Karakteristik Perbedaan Berbagai Taksiran Komposisi Tubuh .... 9

Tabel 3 Distribusi Karakteristik Umur Responden . ................................... 28

Tabel 4 Karakteristik Status Gizi Responden .............................................. 28

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Makan Responden ......................................... 28

Tabel 6 Distribusi Frekuensi makan Responden di Luar Rumah ................ 29

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Tempat Membeli makan di Luar Rumah ...... 30

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Jenis Makanan yang Dibeli di luar rumah .... 30

Tabel 9 Distribusi frekuensi waktu membeli makan di Luar Rumah ......... 30

Tabel 10 Asupan Makan Responden/Orang/Hari .......................................... 31

Tabel 11 Hubungan Frekuensi Kebiasaan Makan di Luar Rumah dengan

Kejadian Gizi Lebih........................................................................ 31

Tabel 12 Hubungan Asupan Energi dengan Kejadian Gizi Lebih ................ 32

Tabel 13 Hubungan Asupan Lemak dengan Kejadian Gizi Lebih ................ 33

Tabel 14 Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Kejadian Gizi Lebih ........ 34

Tabel 15 Hubungan Jumlah Uang Jajan dengan Kejadian Gizi Lebih .......... 34

Tabel 16 Hubungan jenis makanan jajan di luar rumah dengan kejadian gizi

lebih ................................................................................................ 35

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Hubungan Kebiasaan Makan di Luar Rumah

dengan Gizi Lebih ................................................................ 18

Gambar 3.1 Protokol Penelitian Hubungan Kebiasaan Makan di Luar rumah

dengan Gizi Lebih ................................................................. 22

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

ANIS PRABOWO. NIM S530908002 “Hubungan Frekuensi Makan Di Luar

Rumah dan Jumlah Uang Jajan Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Mahasiswi Di

Surakarta”. Pembimbing I Dr. Diffah Hanim, Dra, M.Si. Pemimbing II Dr. dr.

Budiyanti Wiboworini, Sp.GK, M.Kes. Tesis : Program Magister Ilmu Gizi

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2015.

ABSTRAK

Latar Belakang : Estimasi global WHO (2008) lebih dari 1,4 milyar orang usia 20

tahun atau lebih mengalami kelebihan berat badan. Terjadinya obesitas pada mahasiswa

sering dihubungkan dengan perubahan gaya hidup dan pola makan. Hal ini seiring

dengan perkembangan zaman yang menuntun mahasiswa lebih cenderung senang

dengan makanan jajanan di luar rumah. Makanan jajanan dalam porsi besar sangat

mudah dijumpai di restoran, tempat makan cepat saji, bioskop, mall, supermarket,

maupun kantin kampus. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan frekuensi

makan di luar rumah dan jumlah uang jajan dengan kejadian gizi lebih pada mahasiswi

di Surakarta.

Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan

menggunakan desain cross sectional. Populasinya semua mahasiswi STIKES PKU

Muhammadiyah Surakarta. Teknik sampling menggunakan consecutive sampling

diperoleh sebanyak 55 mahasiswa. Data status gizi diperoleh dengan mengukur IMT,

kebiasaan makan diukur dengan recal 24 jam, dan data status social ekonomi mahasiswi

dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan uji bivariat menggunakan uji

Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 5%).

Hasil : Frekuensi makan di luar rumah berhubungan nyata dengan kejadian gizi

lebih pada mahasiswi (p= 0,025) dan memiliki nilai OR=3,5. Jumlah uang yang

dikeluarkan untuk membeli makanan di luar rumah memiliki hubungan yang signifikan

dengan kejadian gizi lebih pada mahasiswi di Surakarta (p = 0,001). Jenis makanan di

luar rumah tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian gizi lebih pada

mahasiswi (p= 0,412).

Kesimpulan : Semakin sering frekuensi makan di luar rumah maka semakin besar

risiko kejadian gizi lebih pada mahasiswi di Surakarta. Semakin banyak jumah uang

yang dikeluarkan untuk membeli makanan di luar rumah maka semakin besar risiko

kejadian gizi lebih pada mahasiswi di Surakarta.

Kata Kunci : Makan di luar rumah, gizi lebih.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

ANIS PRABOWO. NIM S530908002 " Relationship Between The Frequency Of

Eating Outside the Home And The Amount Of Pocket Money With The Incidence

Of Overnutrition In Female Students In Surakarta ". Supervisor I Dr. Diffah Hanim,

Dra, M.Sc. Supervisor II Dr. dr. Budiyanti Wiboworini, Sp.GK, Kes. Tesis: Master

Program in Nutritional Sciences, Sebelas Maret University of Surakarta. 2015.

ABSTRACT

Background: Global estimation of WHO more than 1.4 billion people aged 20 years or

more are overweight. The occurrence of obesity in students is often associated with

changes in lifestyle and diet. This is in line with the times that students are more likely

with the street food outside the home. Street food in large portions very easy to find in

restaurants, fast food seller, cinemas, malls, supermarkets, as well as the campus

cafeteria. The purpose of this study was to analyze the relationship between the

frequency of eating outside the home and the amount of pocket money With the

incidence of overnutrition in female students in Surakarta.

Methods: The study was using observational analytic with cross sectional design.

Population were all STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta students. Sampling using

consecutive sampling technique was obtained by 55 students. Nutritional status data

was obtained by measuring BMI, eating habits was measured by recal 24 hours, and the

student socioeconomic status data using questionnaires. Data were analyzed by bivariate

using Chi Square test with a confidence level of 95% (α = 5%).

Results: The frequency of eating outside the home had a significant correlation with the

incidence of overnutrition in female students (p = 0.025) and had a value of OR = 3.5.

The amount of money spent on food take away from home had a significant correlation

with the incidence of overweight in female students in Surakarta (p = 0.001). Type of

food outside the home does not have a significant correlation with the incidence of

overnutrition in female students (p = 0.412).

Conclusion: The more often the frequency of eating outside the home, the greater the

risk of incidence of overnutrition in female students in Surakarta. The more money

spent to bought food outside the home, the greater the risk of incidence of overnutrition

in female students in Surakarta.

Keywords: Eating outside the home, Amount of Pocket Money, Overnutrition.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Obesitas seringkali didefinisikan sebagai suatu kondisi abnormal atau berlebihan

dari akumulasi lemak di dalam jaringan adipose, yang selanjutnya dapat

mempengaruhi kesehatan. Sementara istilah kelebihan berat badan (Overweight)

digunakan ketika berat badan melebihi dari standar untuk tinggi badan (Mahan dan

Stump, 2008). Istilah obesitas lebih tepat dipakai untuk mengungkapkan suatu kondisi

yang serius, yang sangat mendesak, dan membutuhkan tindakan pengobatan yang

segera, dibanding penggunaan istilah overweight (Odgen dan Flegal, 2010).

Obesitas telah menjadi kondisi suatu keadaan epidemik di beberapa negara di

dunia. WHO (2005) telah memberi peringatan akan adanya peningkatan epidemik

obesitas yang dapat menjadikan populasi di beberapa negara berisiko untuk mengalami

penyakit tidak menular (Musaiger, 2011). Prevalensi obesitas meningkat secara

signifikan dalam beberapa dekade terakhir dan dianggap oleh banyak orang sebagai

masalah kesehatan masyarakat yang utama (Bilaver, 2009). Menurut WHO (2013)

obesitas telah menjadi masalah dunia.Kegemukan dan obesitas merupakan risiko

terkemuka kelima untuk penyebab kematian global. Setidaknya 2,8 juta orang dewasa

meninggal setiap tahun sebagai akibat dari kelebihan berat badan dan obesitas.

Beberapa estimasi global WHO dari tahun 2008 diantaranya lebih dari 1,4 miliar orang

dewasa, usia 20 tahun atau lebih mengalami kelebihan berat badan. Dari jumlah

penduduk yang mengalami kelebihan berat badan tersebut, lebih dari 200 juta laki laki

dan 300 juta wanita mengalami obesitas.Secara keseluruhan, lebih dari 10% dari

populasi orang dewasa di dunia mengalami obesitas.Dahulu obesitas dianggap sebagai

permasalahan di negara negara dengan pendapatan tinggi, sekarang sudah meningkat di

negara negara berpenghasilan menengah maupun rendah, khususnya di daerah

perkotaan. Overweight dan obesitas terkait dengan kematian di seluruh dunia melebihi

angka yang disebabkan karena kasus underweight.Kurang lebih 65% populasi dunia

tinggal di negara dengan kelebihan berat badan dan obesitas yang membunuh lebih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

banyak orang daripada akibat underweight. Menurut laporan NCHS (National Center

for Health Statistic) selama kurun waktu 2009-2010 terjadi peningkatan angka

obesitas pada usia remaja 12-19 tahun, yaitu pada tahun 1976-1980 sebesar 5% dan

menjadi 18,4% pada tahun 2009-2010 (Fryar, 2012).

Prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas yang tertinggi berada di kawasan

Amerika, 62% untuk kelebihan berat badan, 26% untuk obesitas, dan terendah di

wilayah Asia Tenggara yakni 14% kelebihan berat badan pada kedua jenis kelamin dan

3% untuk obesitas. Prevalensi kelebihan berat badan di negara negara berpendapatan

tinggi dan negara-negara berpenghasilan menengah ke atas lebih dari dua kali lipat dari

negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah bawah. Untuk obesitas,

perbedaannya lebih dari tiga kali lipat, yaitu 7% obesitas pada kedua jenis kelamin di

negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah, menjadi 24% di negara-negara

berpenghasilan menengah ke atas. Wanita obesitas secara signifikan lebih tinggi

daripada laki-laki, dengan pengecualian di negara-negara berpenghasilan tinggi. Di

negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah, obesitas di kalangan

perempuan adalah sekitar dua kali lipat dari kalangan pria (WHO, 2013). Di Afrika,

Mediterania Timur dan Asia Tenggara, perempuan memiliki kira-kira dua kali lipat

prevalensi obesitas. Secara umum kelebihan berat badan mempunyai prevalensi yang

lebih besar daripada obesitas diantara usia remaja laki-laki atau perempuan. Di negara

negara seperti Bahrain, Mesir, Tunisia, Quwait, dan Qatar prevalensi kelebihan berat

badan lebih tinggi di kalangan perempuan daripada laki-laki, demikian pula obesitas.

Di negara lain seperti Libanon dan Uni Emirat Arab prevalensi obesitas dan kelebihan

berat badan lebih besar pada laki-laki daripada perempuan (Musaiger, 2011).

Menurut data RISKESDAS (2013) prevalensi berat badan lebih pada usia 18

tahun ke atas sebesar 13,5% dan obesitas sebesar 15,4%. Berdasarkan jenis kelamin

prevalensi obesitas peduduk perempuan usia di atas 18 tahun 32,9% naik 18,1% dari

tahun 2007 (13,9%) dan 17,5 % dari tahun 2010 (15,5%). Pada laki-laki, prevalensi

obesitas di atas usia 18 tahun 2013 sebanyak 19,7% lebih tinggi dari pada tahun 2007

(13,9%) dan tahun 2010 (7,8%). Studi pendahuluan di STIKES PKU Muhammadiyah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Surakarta pada tahun 2014, menunjukkan 20,8% mahasiswa mengalami obesitas dan

kelebihan berat badan.

Terjadinya obesitas pada mahasiswa sering dihubungkan dengan perubahan gaya

hidup dan pola makan. Hal ini seiring dengan perkembangan zaman yang menuntun

mahasiswa lebih cenderung senang dengan makanan jajanan di luar rumah. Makanan

jajanan dalam porsi besar sangat mudah dijumpai di restoran, tempat makan cepat saji,

bioskop, mal, supermarket, maupun kantin kampus. Makanan jajanan yang dibeli di

luar rumah cenderung mempunyai kandungan yang lebih tinggi dalam energi total,

lemak total, kolesterol, lemak jenuh, dan sodium, tetapi memiliki kandungan kalcium

dan serat yang rendah. Secara keseluruhan di dunia jumlah makanan yang dapat

diperoleh di luar rumah terus mengalami peningkatan baik berupa kemasan makanan

siap saji maupun yang ada di restoran (Musaiger, 2011).

Kejadian obesitas pada remaja selain dipengaruhi oleh kebiasaan makan di luar

rumah juga dipengaruhi oleh faktor lain yaitu genetika dan faktor sedentary life style.

Berdasarkan data RISKESDAS (2013) menunjukkan bahwa pada kelompok umur 15-

19 tahun terdapat 68,6 % dengan aktivitas sedentary 3 – 6 jam. Hal ini menunjukkan

aktivitas sedentary pada remaja masih cukup tinggi. Remaja wanita menunjukkan

aktivitas sedentary 3-6 jam sebesar 66,9 %. Wanita remaja di pendidikan tinggi

menunjukkan aktivitas sedentary 3-6 jam sebesar 65,1 %.

Mahasiswa STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta berasal dari wilayah Solo

dan sekitarnya. Dari wawancara awal pada 10 mahasiswi STIKES PKU

Muhammadiyah Surakarta yang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas, ada 9

mahasiswi yang menjawab memiliki kebiasaan makan jajanan di luar rumah dan hanya

ada 1 yang tidak. Dari 9 mahasiswi yang memiliki kebiasaan makan jajanan di luar

rumah tersebut, ada 6 orang yang menjawab mengkonsumsi makanan jajanan melalui

penjual makanan keliling, dan 3 orang makan di warung makan Jawa.

Berdasarkan penelusuran hasil penelitian terdahulu dan studi pendahuluan yang

telah dilakukan maka penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan frekuensi

makan di luar rumah dan jumlah uang jajan dengan kejadian gizi lebih pada mahasiswi

di Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah penelitian “Apakah ada

hubungan frekuensi makan di luar rumah dan jumlah uang jajan dengan kejadian gizi

lebih pada mahasiswi di Surakarta?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Tujuan Umum

Untuk menganalisis hubungan frekuensi makan di luar rumah dan jumlah uang jajan

dengan kejadian gizi lebih pada mahasiswi di Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mengukur status gizi mahasiswi di Surakarta

b. Menghitung kejadian gizi lebih pada mahasiswi di Surakarta.

c. Menganalisis hubungan frekuensi kebiasaan makan di luar rumah dengan

kejadian gizi lebih pada mahasiswi di Surakarta.

d. Menganalisis hubungan antara jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli

makanan di luar rumah dengan kejadian gizi lebih pada mahasiswi di Surakarta.

e. Menganalisis hubungan jenis makanan di luar rumah dengan kejadian gizi lebih

pada mahasiswi di Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat menjadi bukti empirik adanya hubungan frekuensi

makan di luar rumah dan jumlah uang jajan dengan kejadian gizi lebih pada

mahasiswi di Surakarta

2. Manfaat Praktis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat merekomendasikan kebijakan untuk

mencegah kejadian gizi lebih di kalangan mahasiswi dengan mengatur jasa boga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

yang sehat sesuai gizi seimbang kepada para penjual makanan di sekitar

kampus.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Makanan di Luar Rumah

Makanan di luar rumah atau sering disebut juga sebagai makanan jalanan

adalah makanan dan minuman yang disiapkan dan/ dijual oleh warung makan atau

penjaja keliling terutama di jalan-jalan dan di tempat-tempat lain yang serupa.

Makanan jalanan mewakili bagian penting dari konsumsi pangan di perkotaan untuk

jutaan konsumen masyarakat menengah ke bawah setiap harinya. Makanan jalanan

merupakan cara yang paling murah dan paling mudah untuk mendapatkan makanan

di luar rumah (FAO, 2015).

Menurut Musaiger (2011) di banyak negara jumlah makanan yang dijual di

luar rumah mengalami peningkatan. Di Syria sebagai contoh diperoleh hasil

penelitian 67,4% remaja laki laki usia 13-18 tahun biasa makan di luar rumah

sedangkan pada wanita 54,5%. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara yang

tinggal di perkotaan (60,1%) dan pedesaan (58,9%). Makanan yang dimakan di luar

rumah sebagian besar tinggi dalam total kalori, total lemak, lemak jenuh, kolesterol,

dan natrium tetapi sedikit kalsium dan serat.

Peningkatan frekuensi makan di luar rumah seperti di rumah makan

kemungkinan dipengaruhi beberapa faktor diantaranya

a. Banyak wanita yang bekerja sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk

menyiapkan makan di rumah.

b. Peningkatan income perkapita

c. Kurangnya tempat tempat untuk rekreasi menjadikan restoran sebagai alternatif

favorit untuk menghabiskan waktu di akhir pekan dan hari libur bersama

keluarga.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Hampir di seluruh dunia, ukuran porsi makanan jajanan yang dijual di luar

rumah telah mengalami peningkatan baik pada jenis makanan kemasan yang siap

dimakan maupun makanan yang dijual di warung atau rumah makan, sebagai

contoh pada tahun 1916 botol soft drink dijual dalam kemasan 5-6 oz. Pada tahun

1950 meningkat menjadi 10-12 oz. Sekarang soft drink untuk konsumsi individu

dijual dalam kemasan botol 20 atau 32 oz. Restoran restoran fast food biasanya

ditawarkan dalam ukuran porsi yang beragam. Mulai dari ukuran kecil sampai

ukuran porsi super.Penelitian tentang obesitas dan kebiasaan makan di luar rumah di

Saudi Arabia ditemukan bahwa pada anak-anak sekolah dasar (6-11 tahun) yang

mengalami peningkatan kebiasaan makan di luar rumah, diikuti dengan peningkatan

proporsi obesitas. Proporsi obesitas meningkat hingga 52,7% diantara responden

yang memiliki kebiasaan makan di luar rumah lebih dari 5 kali seminggu. Hasil

penelitian di Iran, Hejazi, dan Mazloom tentang asupan nutrisi makanan yang

diperoleh dari makan di luar rumah pada usia remaja dengan menggunakan recall

24 jam diperoleh hasil ada perbedaan yang signifikan dalam rata - rata intake energi

harian diantara remaja yang memiliki kebiasaan makan di luar rumah paling tidak

satu kali sehari dibanding yang tidak memiliki kebiasaan makan di luar.

1) Obesitas

a. Definisi

Obesitas atau kegemukan adalah suatu keadaan yang terjadi apabila

kuantitas fraksi jaringan lemak tubuh dibandingkan berat badan total lebih besar

dari normal (Subardja, 2004). Obesitas sering didefinisikan secara sederhana

sebagai kondisi abnormal atau penimbunan lemak berlebih pada jaringan

adiposa, sedemikian sehingga mengganggu kesehatan. Penyakit yang mendasari

adalah gangguan proses keseimbangan energi dan kenaikan berat badan yang

tidak diinginkan (WHO, 2000).

Istilah “overweight” dan “obesity” seringkali digunakan secara

bergantian, tapi sesungguhnya berbeda. Overweight digunakan ketika berat

badan melebihi dari standar untuk tinggi badan anak; obesitas adalah suatu

keadaan lemak yang berlebihan (Mahan dan Stump, 2008). Istilah obesitas lebih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

efektif dipakai untuk mengungkapkan suatu kondisi yang serius, yang sangat

mendesak, dan membutuhkan tindakan pengobatan yang segera, dibanding

penggunaan istilah overweight. Istilah obesitas menunjukkan kelebihan lemak

tubuh yang lebih akurat dan menggambarkan suatu hubungan yang serius

dengan risiko kesehatan yang lebih nyata dibanding istilah overweight (Odgen

dan Flegal, 2010).

b. Prevalensi Obesitas dan kelebihan berat badan

Prevalensi global telah meningkat drastis di sebagian besar negara

selama 20 tahun terakhir, kini terdapat lebih banyak orang yang memiliki berat

badan berlebih ketimbang penderita gizi kurang di seluruh dunia. Gabungan

berat badan berlebih dan obesitas kini dialami oleh 65% pria dan wanita

Inggris.Angka tersebut menunjukkan peningkatan prevalensi obesitas dialami

oleh 22% pria dan 23 % wanita di Inggris. Insiden berat badan berlebih dan

obesitas meningkat di kalangan remaja (Barasi, 2009). Menurut laporan NCHS

(National Center for Health Statistic) selama kurun waktu 2009-2010 terjadi

peningkatan angka obesitas pada usia remaja 12-19 tahun, yaitu pada tahun

1976-1980 sebesar 5% dan menjadi 18,4% pada tahun 2009-2010 (Fryar,

2012). Prevalensi kelebihan berat badan di Negara Iran 5,4% Quwait 32 %.

Sedangkan prevalensi Obesitas, Iran 1,6 % dan Quwait 24% (Musaiger, 2011).

Penelitian yang telah dilakukan Dr. Damayanti terhadap anak-anak

sekolah di sepuluh kota besar Indonesia periode 2002-2005 diperoleh

prevalensi kegemukan anak sekolah dasar Jakarta (25%), Semarang (24,3%),

Medan (17,75%), Denpasar (11,7%), Surabaya (11,4%), Padang (7,1%),

Manado (5,3%), Yogyakarta (4%), dan Solo (2,1%). Rata-rata prevalensi

kegemukan di 10 kota besar tersebut mencapai 12,2% (Wahyu, 2009).

c. Kriteria Diagnostik Obesitas

Menurut Subardja (2004) untuk mengetahui atau menentukan seseorang

obese atau tidak dapat dilakukan beberapa pendekatan, yaitu: Pertama, dengan

menggunakan cara/teknik yang didapat dan ditetapkan dari individu yang

dianggap normal dan dengan cara ini obesitas didefinisikan secara statistik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

sebagai suatu persentase lemak tubuh diluar rentang normal. Pendapat kedua,

didasarkan pada estimasi tidak langsung lemak tubuh, menggunakan cara-cara

yang telah dikorelasikan dengan pengukuran langsung. Cara ketiga adalah

dengan mendefinisikan obesitas atas dasar risiko kematian yaitu obesitas yang

bermakna adalah level berat badan lebih yang menyebabkan lebih tingginya

mortalitas relatif terhadap berat badan ideal/normal. Cara keempat adalah

dengan mendifinisikan kegemukan secara visual, yaitu seseorang yang tampak

gemuk mungkin ia gemuk dan sebaliknya.

Menurut Hidayati et al.(2005) untuk menentukan obesitas diperlukan

kriteria berdasarkan pengukuran antropometri dan atau pemeriksaan

laboratorik, yang pada umumnya digunakan:

1) Pengukuran berat badan (BB) yang dibandingkan dengan standar dan

disebut obesitas bila BB > 120% BB standar.

2) Pengukuran berat badan dibandingkan tinggi badan (BB/TB). Dikatakan

obesitas bila BB/TB > persentile ke 95 atau > 120% atau Z-score ≥ + 2 SD.

3) Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness (tebal

lipatan kulit/TLK). Sebagai indikator obesitas bila TLK triceps > persentil

ke 85.

4) Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri, hidrometri

yang tidak digunakan pada anak karena sulit dan tidak praktis. DXA (Dual

energy X-ray Absorptiometri) adalah metode yang paling akurat, tetapi tidak

praktis untuk dilapangan.

5) Indeks Massa Tubuh (IMT). Pada tahun 2007 Expert Commitee

Recommendations Regarding the Prevention, Assessment, and Treatment

Adolescent Overweight and Obesity American Academy of Pediatric

merekomendasikan terminologi status gizi sesuai International Obesity Task

Force (tahun 2000) sebagai berikut: seorang anak dikategorikan mengalami

obesitas bila IMT ≥ persentil ke-95, berat badan lebih (overweight) bila IMT

≥ persentil ke-85 dan < persentil ke-95, gizi normal apabila IMT ≥ persentil

ke-5 dan < persentil ke-85, dan gizi kurang apabila kurang dari persentil ke-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

5 dengan memakai kurva Centers for Disiease Control (CDC) 2000 (Spear,

2007; Ogden, 2010).

Tabel. Klasifikasi IMT Penduduk Asia Menurut WPRO (2000)

Kalsifikasi Status Gizi Indeks Masa Tubuh (IMT)

(Kg/m2)

1. Kurus (Underweight)

2. Normal

3. Berat Badan Lebih (Overweight)

4. Obesitas I

5. Obesitas II

< 18,5

18,5 – 22,9

23 – 24,9

≥ 25 – 29,9

> 30

Sumber: Anuurad (2003)

Berbagai metode untuk menaksir massa lemak tubuh dan sejauh mana

masing-masing cara dapat memenuhi kriteria dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

(Subardja, 2004)

Tabel 1. Karakteristik Perbedaan Berbagai Taksiran Kompisisi Tubuh

Metode Kenyama

nan

Keandalan Baku

yang ada

Ketidak

tergantung

an pada

tinggi

Taksiran

distribusi

Korelasi

dengan

morbiditas

Berat badan 4+ 4+ 4+ + + 2+

Indeks Massa

Tubuh

4+ 4+ 4+ 3+ + 2+

Lipatan Kulit 3+ 3+ 4+ 4+ 3 3+

Densitometri + 3+ 3+ 4+ + 3+

Isotopik + 3+ 2+ 4+ + 3+

Konduktivitas

elektris tubuh

total

2+ 3+ 4+ +

Resonansi

magnetis nuklir

2+ 3+ 2+ 4+ 4+ 4+

Keterangan : + = kurang memenuhi kriteria ideal; 4+ = sangat memenuhi kriteria ideal

Sumber: Subarja (2004)

d. Faktor-faktor Penyebab Obesitas

Faktor- faktor yang diketahui mempengaruhi obesitas adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

1) Genetik

Anak dari orangtua obese cenderung 3-8 kali menjadi obesitas

dibandingkan dari orangtua yang memiliki berat badan normal, walaupun

mereka tidak dibesarkan oleh orangtua kandungnya.Parental fatness

merupakan faktor genetik yang berperanan besar. Bila kedua orang tua

obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas; bila salah satu orang tua obesitas,

kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas,

prevalensi menjadi 14% (Syarif, 2003).

2) Jenis kelamin

Meskipun dapat terjadi pada kedua jenis kelamin, tetapi obesitas lebih

umum dijumpai pada wanita (Misnadiarly, 2007).

3) Tingkat sosial dan ekonomi

Penelitian di Pakistan diperoleh hasil adanya peningkatan prevalensi

obesitas seiring dengan peningkatan status sosial ekonomi, baik di

kalangan masyarakat pedesaan atau perkotaan (Musaiger, 2011).

Pendapatan adalah satu hal yang terpenting dari indikator sosial

ekonomi yang dikaitkan dengan obesitas.Berdasarkan pengelompokkan

negara- negara dalam kategori pendapatan negara rendah, menengah dan

tinggi diperoleh fakta obesitas secara umum meningkat baik laki- laki

maupun perempuan seiring dengan peningkatan pendapatan negara yang

meningkat.Kejadian obesitas pada keluarga miskin bisa disebabkan

karena ketidakmampuan membeli makanan yang tinggi kandungan

proteinnya dan cenderung memberikan makanan yang murah yang

cenderung banyak mengandung karbohidrat.

Beberapa studi terkait dengan status pekerjaan menunjukkan bahwa

wanita yang bekerja memiliki angka kejadian obesitas lebih tinggi

daripada yang tidak bekerja. Sebagai contoh penelitian di Saudi Arabia

diperoleh hasil 55,9% wanita tidak bekerja adalah obesitas dan sisanya

44,1% non obesitas.

4) Aktivitas fisik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Obesitas banyak dijumpai pada orang yang kurang melakukan

aktifitas fisik dan kebanyakan duduk. Di masa industri sekarang ini,

dengan meningkatnya mekanisasi dan kemudahan transportasi orang

cenderung kurang gerak atau menggunakan sedikit tenaga untuk aktivitas

sehari hari.

Beberapa studi di negara barat mengindikasikan bahwa terdapat

hubungan positif di antara jumlah waktu yang dihabiskan untuk menonton

TV dengan obesitas. Di negara negara timur tengah paparan iklan

makanan terutama fast food, soft drink, minuman ringan, permen, dan

coklat sangat mempengaruhi pilihan makan para penonton televisi

terhadap makanan-makanan tersebut (Musaiger, 2011).

Diantara penduduk dewasa di Bahrain dijumpai hubungan negatif

yang signifikan antara kebiasaan jalan kaki dan obesitas.Berdasarkan

survey kebiasaan jalan kaki mereka rata rata kurang dari 1 km per hari. Di

Uni Emirat Arab dijumpai 58% laki laki dan 75% perempuan berada pada

kategori tidak aktif atau memiliki gaya hidup sedentary.

5) Kebiasaan makan

a) Makan tinggi energi dan kolesterol

Perkembangan tingkat ekonomi memiliki pengaruh besar

terhadap perubahan pola konsumsi makanan yaitu konsumsi lemak

lebih tinggi terutama lemak jenuh, kolesterol, karbohidrat sederhana

dan rendah asam lemak yang tidak jenuh serta rendah serat.Telah

terjadi peningkatan asupan energi dan lemak per kapita penduduk di

hampir seluruh negara.Secara umum kontribusi karbohidrat pada

suplai energi harian menurun seiring dengan peningkatan

incomeperkapita negara, sebaliknya kontribusi lemak meningkat. Pola

konsumsi makanan tinggi lemak dan kalori dan gaya hidup sedentary

memainkan peranan penting dalam peningkatan kejadian obesitas.

Adanya tren konsumsi makanan siap saji terutama di kalangan anak

dan remaja, turut berkontribusi dalam meningkatkan asupan kalori

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

dan konsekuensinya adalah peningkatan risiko kelebihan berat

badan.Hasil penelitian yang telah dilakukan di antara mahasiswa

Quwait diperoleh kesimpulan konsumsi makanan siap saji secara rutin

merupakan faktor prediktor untuk terjadinya obesitas (Musaiger,

2011). Apapun penyebab dasarnya, faktor etiologi primer dari

obesitas adalah konsumsi energi yang berlebihan dari energi yang

dibutuhkan dalam waktu lama (Hanim, 2004).

b) Kebiasaan makan snack

Snack adalah makanan yang dimakan di antara makan besar,

terutama antara makan pagi dan makan siang dan antara makan siang

dan makan malam. Beberapa studi di negara barat ditemukan indikasi

bahwa dengan peningkatan kebiasaan makan snack, maka total intake

energi juga meningkat. Snack memberikan kontribusi sekitar 20-75%

total intake kalori di negara-negara barat seperti Amerika dan Inggris.

Menurut Musaiger (2011) di Uni Emirat Arab menunjukkan bahwa

kebiasaan mengkonsumsi snack diantara makan pagi dan makan siang

dijumpai pada remaja laki laki (12-17 tahun) 60,5% obes dan

dibanding 39,5% remaja laki laki non obes.

c) Meninggalkan sarapan pagi

Hasil sistematik review terkini dari 16 studi di Eropa menunjukan

bahwa makan pagi berhubungan dengan penurunan risiko menjadi

kelebihan berat badan atau obes dan menurunkan BMI di antara anak-

anak dan remaja. Penelitian di Uni Emirat Arab dijumpai 72,2%

mahasiswi non obes mengkonsumsi makan pagi secara teratur dan

sisanya (25,8%) overweight atau obes (Musaiger, 2011).

d) Minuman ringan yang manis

Studi epidemiologi di negara-negara barat menunjukkan suatu bukti

substansial bahwa mengkonsumsi secara teratur minuman ringan

manis bukan hanya berkontribusi terhadap penambahan berat badan,

tetapi juga meningkatkan risiko DM tipe II dan sindrom metabolik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Penelitian di kalangan orang dewasa oleh Rasheed dalam Musaiger

(2011) dijumpai bahwa mengkonsumsi snack dan minum soft drink

secara rutin signifikan dijumpai pada wanita obes daripada wanita non

obes di Saudi.

e) Makan sambil nonton televisi

Makan sambil menonton TV merupakan faktor yang berkontribusi

terhadap obesitas. Makan sambil menonton TV akan mendorong

seseorang untuk makan berlebih, karena jumlah dan tipe makanan

yang dikonsumsi menjadi kurang diperhatikan.

6) Stunting

Kondisi stunting dapat menyebabkan perubahan serius jangka panjang

seperti energy expenditure yang lebih rendah, suseptibilitas yang lebih

tinggi terhadap efek diet tinggi lemak, oksidasi lemak yang lebih rendah,

dan gangguan pengaturan asupan makanan (Musaiger, 2011).

7) Waktu tidur yang pendek

Bukti bukti yang diperoleh pada dekade yang lalu mendukung peran durasi

tidur yang pendek sebagai faktor risiko baru terhadap penambahan berat

badan dan obesitas. Gangguan tidur kronis menyebabkan perasaan lemas

yang dapat menjadikan penurunan aktivitas fisik. Gangguan juga memiliki

efek neurohormonal yang meningkatkan asupan kalori.

8) Body image

Body image merupakan suatu faktor psikologis yang penting berkaitan

dengan berat badan. Keyakinan yang berlebihan untuk membentuk tubuh

yang ramping di antara remaja akan menuntun kepada praktek diet yang

tidak sehat dan gangguan pola makan. Sementara sikap meremehkan berat

badan akan meningkatkan risiko berkembangnya kelebihan berat badan

dan obesitas. Persepsi terhadap penampilan bentuk tubuh sangat

dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya.

9) Faktor budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Faktor budaya memainkan peranan yang penting terjadinya obesitas di

beberapa Negara.

f. Dampak Obesitas

Gejala-gejala yang berhubungan dengan obesitas pada remaja meliputi

masalah-masalah psikososial, meningkatnya faktor risiko kardiovaskuler,

metabolisme glukosa abnormal, gangguan gastrointestinal, dan komplikasi

ortopaedik.Obesitas pada remaja memiliki konsekuensi psikologi dan kesehatan

yang serius. Beberapa dampak obesitas pada remaja adalah kesulitan sosial dan

psikologis yang biasanya bertahan hingga usia dewasa. Menurut WHO (2005)

pada beberapa kasus obesitas pada remaja memiliki implikasi emosional,

remaja cenderung sensitif tentang body image dan sangat mudah mengalami

diskriminasi sosial. Menurut WHO (2005) harga diri dan gambaran diri yang

jelek sering dijumpai pada remaja yang mengalami obesitas, tetapi tidak

dijumpai pada anak- anak. Hasil penelitian berdasarkan studi longitudinal di

USA pada wanita obesitas pada usia remaja mempengaruhi status pernikahan

dan sosial ekonomi. Masalah kesehatan jangka panjang dengan obesitas pada

remaja akan menetap dalam kehidupan ketika dewasa dan berkaitan dengan

risiko penyakit kardiovaskuler di dalam penyakit selanjutnya (WHO, 2005).

Kegemukan dan obesitas dapat meningkatkan risiko timbulnya pelbagai

keluhan dan penyakit pada anak dan remaja.Obesitas pada anak dan remaja

dikaitkan dengan kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kematian

dini dan kecacatan pada saat dewasa (WHO, 2011). Anak maupun remaja yang

mengalami obesitas sangat berisiko untuk berkembangnya beberapa penyakit

sebagaimana yang dialami oleh orang dewasa yang obese. Studi menunjukkan

bahwa kadar serum glukosa puasa, insulin, trigliserida dan prevalensi gangguan

toleransi glukosa dan hipertensi sistolik meningkat secara signifikan ketika

seorang anak mengalami obesitas (IMT ≥ persentil ke-95) (Spear, 2007).

Secara sederhana, gangguan kesehatan yang terjadi pada anak dan remaja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

penderita kegemukan dan obesitas terbagi tiga, yakni gangguan klinis, mental,

dan sosial (Wahyu, 2009).

Konsekuensi atau morbiditas medis yang diakibatkan oleh obesitas pada

anak meliputi: (Subardja, 2004)

1) Pertumbuhan

Anak berat badan lebih cenderung lebih tinggi dan mengalami proses

maturasi lebih cepat dibanding dengan anak yang berat badannya normal.

2) Hiperlipidemia

Peningkatan lipid darah terjadi pada remaja obes. Pola karakteristik yang

didapatkan berupa peningkatan kolesterol lipoprotein densitas rendah

(LDL) dan trigliserida dan penurunan kadar kolesterol lipoprotein densitas

tinggi (HDL).

3) Intoleransi glukosa

Meskipun sedikit data tersedia mengenai frekuensi intoleransi glukosa pada

anak dan remaja obes, suatu observasi mengenai kasus diabetes melitus di

Amerika Serikat tahun 1996 menunjukkan bahwa sepertiga dari kasus baru

sedikit banyak merupakan efek peningkatan prevalensi obesitas pada

remaja. Insiden Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) pada

remaja ini tampaknya meningkat 10 kali lipat dari angka kejadian pada

tahun 1982.Rata-rata IMT pada penderita remaja dengan diagnosis NIDDM

ini adalah 37.

4) Hipertensi

Hipertensi terjadi pada anak dengan frekuensi relatif rendah.Penelitian

berdasarkan populasi masyarakat yang cukup representatif menunjukkan

bahwa hanya 1% dari anak sekolah berumur 5-8 tahun secara persisten

menderita peninggian tekanan darah.Meskipun demikian, hampir 60% anak

dengan peningkatan tekanan darah persisten memiliki berat badan relatif >

120% median untuk jenis kelamin, tinggi, dan umur.tampaknya merupakan

dua prediktor yang paling kuat untuk nilai tekanan darah pada masa

dewasa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

5) Stroke

Overweight dan obes dapat berisiko untuk terbentunya plak di arteri.

Kadang-kadang area plak dapat mengalami ruptur menyebabkan

pembentukan bekuan darah.Jika bekuan darah terjadi di jaringan otak dapat

menutup aliran darah dan oksigen yang menuju ke otak dan menyebabkan

stroke.Risiko terkena stroke meningkat seiring dengan meningkatnya BMI.

(NHLBI, 2012)

6) Gangguan pernafasan

Sleep apnea merupakan gangguan yang umum terjadi di mana

seseorang mengalami henti nafas ketika tidur. Seseorang yang biasa

mengalami sleep apnea tersebut biasanya karena simpanan lemak atau

timbunan lemak di sekitar leher yang menyebabkan penyempitan jalan

nafas, sehingga mengakibatkan kesulitan bernafas. Apnea pada saat tidur

merupakan konsekuensi gangguan pernafasan pada obes yang karena

mortalitasnya cukup tinggi memerlukan terapi agresif. Diperkirakan

prevalensi apnea saat tidur pada anak dan remaja obes ini berkisar sekitar

7%.

Obesity Hypoventilation Syndrom (OHS) adalah gangguan

pernafasan yang terjadi pada beberapa orang yang mengalami obesitas.

Akibat pernafasan yang jelek tersebut adalah terlalu banyak CO2

(hipoventilasi) dan terlalu sedikit oksigen di dalam darah (hipoksemia).

OHS dapat menyebabkan masalah kesehatan serius dapat menyebabkan

kematian.

7) Komplikasi ortopedik

Karena adanya keterbatasan kekuatan tulang dan kartilago pada seorang

anak untuk dibebani kelebihan berat badan tertentu, maka pelbagai

komplikasi ortopedik dapat menyertai obesitas, baik pada anak maupun

remaja. Komplikasi ortopedik ini misalnya hipertropi dan hiperplasi bagian

medial metafisis tibia proksimal yang dikenal sebagai penyakit Blount

ataubergesernya kaput femur dari sendi panggul. Osteoarthritis merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

suatu permasalahan umum pada persendian terutama pada lutut, panggul

dan punggung bawah.

8) Gangguan reproduksi

Obesitas dapat menyebabkan masalah menstruasi dan infertile pada wanita.

9) Gangguan perkemihan

Gallstone atau batu kandung kemih terjadi karena adanya sedimentasi

material yang menyerupai batu yang biasanya terbentuk sebagian besar dari

kolesterol.Seseorang yang obes dan overweight mempuyai risiko tinggi

terbentuknya batu.Obesitas, diet tinggi purin, kebiasaan konsumsi alkohol

diketahui sebagai faktor risiko gout (WHO, 2005).

Bukti bukti menunjukkan bahwa gaya hidup sedentary dan diet yang

tinggi lemak hewani dan rendah dalam konsumsi lemak nabati dan serat

juga merupakan faktor risiko yang signifikan untuk pembentukan batu

kandung kemih.

3. Remaja

Remaja adalah periode antara pubertas dan kedewasaan, usia yang diperkirakan

12-21 tahun untuk anak gadis dan 13-22 tahun untuk laki laki. (Chaplin, 2005).Masa

remaja merupakan periode transisi secara bertahap dari anak-anak menuju dewasa

yang secara normal dimulai dengan munculnya tanda- tanda pubertas. Masa remaja

dapat dibagi menjadi 3 tahap perkembangan yang berdasarkan perubahan fisik,

psikologis dan social: 1) Remaja awal 10 atau 13 sampai 14 atau 15 tahun; 2) Remaja

tengah 14 atau 15 sampai 17 tahun; 3) Remaja akhir 17 sampai 21 tahun. Remaja

merupakan masa dengan pertumbuhan yang cepat: pertumbuhan tulang hingga 45%,

dan 15-25% tinggi badan orang dewasa dicapai masa remaja (WHO, 2005).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

B. Kerangka berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Hubungan Kebiasaan makan jajanan di luar rumah dengan kejadian gizi lebih

Gizi Lebih (Obesitas dan

Kelebihan Berat Badan)

Kebiasaan Makan di Luar

Rumah

Faktor Internal

- Genetik

- Jenis Kelamin

- Stunting

- Aktfitas Fisik/hari

- Kebiasaan Makan

Snack

- Tidak Sarapan Pagi

- Sedentary life style

- Waktu tidur pendek

- Body Image

- Kebiasaan Pesta

Meningkatnya Asupan

Total Energi

Faktor

- Sosial Ekonomi

- Budaya Makan

- Ketersediaan Makanan

Siap Saji

- Pola makan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

C. Hipotesis Penelitian

1. Semakin sering frekuensi makan di luar rumah, semakin tinggi risiko kejadian gizi

lebih pada mahasiswi di Surakarta.

2. Semakin banyak jumlah uang jajan, semakin tinggi risiko kejadian gizi lebih pada

mahasiswi di Surakarta.

3. Semakin lengkap jenis makanan yang dikonsumsi di luar rumah, semakin tinggi

risiko kejadian gizi lebih pada mahasiswi di Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain

cross sectional. Desain cross sectional merupakan rancangan penelitian yang

pengukurannya atau pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat

(Hidayat, 2007). Metode observasional analitik ini digunakan untuk

menggambarkan hubungan antara kebiasaan makan jajanan di luar rumah dengan

status gizi lebih pada mahasiswi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta yang

memiliki tiga prodi kesehatan, yaitu DIII Keperawatan, D III Kebidanan dan S1 Ilmu

Gizi. Alasan pemilihan lokasi ini adalah: 1) Mahasiswa yang kuliah di STIKES PKU

Muhammadiyah Suarakarta berasal dari daerah di wilayah Surakarta, 2) Pola

pembelajaran yang diterapkan menggunakan waktu dari pagi hingga sore hari dan

memiliki jadwal praktik lapangan dengan menggunakan penjadwalan sistim shift,

sehingga kemungkinan untuk makan di luar rumah cukup tinggi, 3) Pengukuran

prevalensi gizi lebih di kalangan mahasiswa STIKES PKU Muhammadiyah

Surakarta 20,8% dan selama ini belum pernah dilakukan penelitian sejenis.

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April sampai dengan Mei 2015.

C. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua mahasiswi STIKES PKU

Muhammadiyah Surakarta sejumlah 448 mahasiswi.

D. Sampel dan cara pemilihan sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi STIKES PKU Muhammadiyah

Surakarta, yang telah memenuhi kriteria sampel yang ditetapkan. Pengambilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

sampel menggunakan teknik consecutive sampling, yaitu setiap pasien yang

memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu

tertentu, sehingga jumlah pasien yang diperlukan terpenuhi (Nursalam dan siti,

2000). Adapun kriteria responden adalah:

a. Kriteria inklusi

1) Mahasiswi yang berumur 18 – 23 tahun dan tercatat aktif

2) Tidak sedang dalam terapi diet.

3) Berdomisili di Kota Surakarta

4) Dalam keadaan sehat tiga bulan terakhir

5) Mahasiswa yang tidak makan menggunakan jasa katering

b) Kriteria eksklusi

1) Pindah tempat tinggal di luar Kota Surakarta

2) Menderita sakit dalam masa penelitian

3) Keluar sebagai mahasiswa STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta.

Besar sampel dalam penelitian ini adalah 55 orang, dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

n: Besar sampel

N: Besar populasi = 448

Z(1-α/2) : Nilai sebaran normal baku TK 95% = 1,96

P : Proporsi kejadian =0,21 (didapat dari hasil survey awal)

d : Besar penyimpangan : 0,1

448 x (1,96)2 x 0,21(1-0,21)

______________________

448 x (0,1)2 + (1,96)

2 x 0,21 (1-0,21)

448 x 3,842 x 0,166

------------------------------------

(448 x 0,01) + 3,842 x 0,166

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

285,72

--------------------

4,48 + 0,64

285,72

---------------- = 55

5,12

E. Protokol Penelitian

Penelitian ini menggunakan responden mahasiswi STIKES PKU Muhammadiyah

Surakarta yang terdiri dari 3 program studi dengan total mahasiswa sebanyak 448 dan

akan diambil sampel sebanyak 55. Pengambilan sampel di awali dengan penentuan

kriteria inklusi dan ekslusi dilanjutkan dengan pengambilan sampel secara proporsional

random sampling untuk masing masing program studi.

Adapun protokol penelitian secara skematis dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Protokol Penelitian Hubungan Frekuensi Makan di Luar Rumah dan Jumlah

Uang Jajan dengan Kejadian Gizi Lebih pada Mahasiswi di Surakarta

Mahasiswi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta (N=448)

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

Subjek Penelitian (n=55)

1. Pengukuran Antropometri (BB,

TB)

2. Kuesioner Kebiasaan makan di

luar rumah dan sosial ekonomi

3. Food Recall

Pengolahan dan analisis data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

F. Identifikasi variabel penelitian

a. Variabel bebas : Frekuensi makan di luar rumah

Jumlah uang jajan

b. Variabel tergantung : Kejadian gizi lebih

c. Variabel pengganggu/perancu:

1) Sedentary life style

2) Genetik

G. Definisi Operasional

1. Frekuensi makan di luar rumah

Adalah tingkat keseringan dalam makan di luar rumah yang dikategorikan

menjadi 6 menurut Steyn et al.(2011)

1) Tidak pernah

2) 2-3 kali per bulan

3) Sekali seminggu

4) 2-3 kali per minggu

5) Hampir setiap hari

6) Setiap hari

Skala: ordinal

2. Jenis Makanan di luar rumah

Adalah pengelompokkan makanan di luar rumah dikategorikan menjadi:

1) Makanan Lengkap yakni: makanan yang mengenyangkan dan dijual dalam

bentuk porsi seperti nasi, bakso, gado- gado, dan lain- lain

2) Makanan kudapan yakni: makanan berupa makanan tunggal yang dibeli

dalam bentuk satuan sperti kue, gorengan, dan lain- lain.

3) Minuman yakni: makanan dalam bentuk cair yang dijual dalam satuan gelas,

botol atau kemasan lainnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

3. Gizi Lebih

Adalah suatu keadaan kuantitas fraksi jaringan lemak tubuh dibandingkan berat

badan total lebih besar dari normal. Dalam penelitian ini penentuan gizi lebih

dilakukan dengan pengukuran antropometri Indeks Massa Tubuh. Klasifikasi

Indeks Massa Tubuh yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan

Klasifikasi IMT yang diusulkan untuk penduduk Asia (IOTF, WHO 2000)

Kalsifikasi Status Gizi Indeks Masa Tubuh (IMT)

(Kg/m2)

1. Kurus (Underweight)

2. Normal

3. Berat Badan Lebih (Overweight)

4. Obesitas I

5. Obesitas II

< 18,5

18,5 – 22,9

23 – 24,9

≥ 25 – 29,9

> 30

Sumber: Anuurad et al (2003)

- Alat ukur: Timbangan Berat Badan dengan ketelitian 0,1 kg, dan Microtoa dg

ketelitian 0,1 cm.

Skala: ordinal

4. Jumlah Uang Jajan

Adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli makanan di luar rumah

dalam bentuk kisaran rupiah.

Skala: Ratio

5. Sedentary Life Style

Adalah kebiasaan hidup yang dicirikan dengan tingkat aktivitas fisik yang

rendah (Ackley dan Ladwig, 2011). Aktivitas Sedentary Life style diukur dengan

kuesioner dikategorikan menjadi: (Riskesdas, 2013)

1) Kurang dari 3 jam

2) 3-6 jam

3) > 6 jam

6. Genetik

Adalah faktor yang diturunkan dari gen orang tua. Diukur dengan menggunakan

kuesioner yang dikategorikan menjadi 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

1) Orang tua obesitas

2) Orang tua tidak obesitas

Skala: nominal

H. Instrumen Penelitian

1. Alat pengumpul data berupa kuesioner.

2. Timbangan berat badan injak untuk mengukur berat badan dengan kapasitas 150

kg dan ketelitian 0,1 kg dengan merek Tanita.

3. Microtoise untuk mengukur tinggi badan dengan kapasitas 200 cm dan ketelitian

0,1 cm.

4. Food model dan makanan setempat untuk membantu estimasi besar porsi yang

dikonsumsi oleh responden.

5. Nutri survey

I. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan atas persetujuan responden dengan cara

menandatangani informed consent yang diajukan oleh peneliti, setelah sebelumnya

mendapat penjelasan mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian tersebut.

Penelitian dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Ketua STIKES

PKU Muhammadiyah Surakarta.

J. Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data dikumpulkan, dilakukan editing untuk meneliti kembali semua

daftar pertanyaan sudah terisi semua dan betul penulisannya sesuai dengan keadaan

saat pengumpulan data dilaksanakan.Kemudian dilakukan koding dan pemasukan data

dalam perangkat lunak komputer. Pengolahan data antopometri dan data hasil food

recall menggunakan program Nutrisurvey.

Analisis data dilakukan secara bertahap dengan bantuan software SPSS versi

16, diawali dengan analisis univariat pada variabel penelitian untuk mengeksplorasi

data hasil pengukuran berupa mean, median, standar deviasi, nilai minimum dan nilai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

maksimum. Hasil analisis univariat akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dan grafik.

Berikutnya dilakukan analisis bivariat untuk menghubungkan variabel status

gizi lebih sebagai variabel terikat dengan kebiasaan makan di luar rumah sebagai

variabel bebas dengan menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95%,

α = 5. Selanjutnya dilakukan analisis multivariat untuk mengetahui hubungan variabel

terikat dengan variabel bebas secara bersama sama yang dipengaruhi variabel lain,

dengan menggunakan analisis regresi logistik ganda.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Pengambilan data penelitian mengenai “Hubungan frekuensi makan di luar

rumah dan jumlah uang jajan dengan kejadian gizi lebih pada mahasiswi di

Surakarta” dilaksanakan pada tanggal 15 April 2015 sampai dengan 8 Mei 2015.

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta yang beralamatkan di

Kadipiro Banjarsari Surakarta saat ini mengelola tiga program studi, yaitu D3

Keperawatan, D3 Kebidanan, dan S1 Ilmu Gizi dengan total mahasiswa

sebanyak 524 mahasiswa. Mahasiswa STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

mayoritas berasal dari SMU Negeri maupun swasta dari wilayah se eks

Karesidenan Surakarta.

Subyek dalam studi ini adalah mahasiswa STIKES PKU

Muhammadiyah Surakarta yang berjenis kelamin perempuan sejumlah 55 orang.

Keseluruhan subjek tersebut telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta

bersedia mengisi informed consent untuk menjadi subyek dalam penelitian ini.

Keikutsertaan subyek dalam penelitian ini tergolong sangat

baik.Keseluruhan tahap tahap penelitian dilalui oleh seluruh subyek penelitian

dengan baik, yang meliputi pengisian informed consent, mengisi biodata,

mengerjakan kuesioner, pengukuran berat badan dan tinggi badan, serta

menjawab pertanyaan recall konsumsi makan 24 jam.

2. Karakteristik Subyek Penelitian

Setelah dilakukan pengambilan data dengan menggunakan wawancara

recall konsumsi 24 jam dan lembar kuesioner pada setiap responden sebanyak

55 mahasiswi, hasil analisa univariatnya dapat disajikan dalam bentuk sebagai

berikut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Tabel 3 Distribusi Karakteristik Responden

Sumber: Data Primer (2015)

Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa rata-rata responden berumur 19 tahun,

rata-rata berat badan 57,11 kg, rata-rata tinggi badan 156,42 cm, dan rata-rata

indeks massa tubuhnya 23,29. Rata-rata responden dalam penelitian ini berada

pada tahapan remaja akhir, rentang 17 – 21 tahun (WHO, 2005). Adapun dari

IMT menunjukkan rata-rata berada pada kategori overweight untuk penduduk

Asia (WHO, 2000).

3. Karakteristik Variabel

a. Status gizi mahasiswi

Tabel 4 Karakteristik Status Gizi Responden

Status Gizi Frekuensi Prosentase

Kurus 4 7,3%

Normal 20 36,4%

Overweight 12 21,8%

Obese 1 15 27,3%

Obese 2 4 7,3%

Jumlah 55 100,0

Sumber: Data Primer (2015)

Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa responden dengan Status Gizi

lebih yang merupakan gabungan dari overweight, obese 1 dan obese 2

adalah 56,4%. Hal ini menunjukkan bahwa separoh dari responden

penelitian ini berada pada status gizi lebih.

Karakteristik

Responden

N Minimum Maximum Mean SD

Umur 55 18 23 19,56 1,18

BB 55 39 79 57,11 10,10

TB 55 146 165 156,42 4, 666

IMT 55 16 31 23,29 3,80

Jumlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

b. Frekuensi makan

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Makan Responden

Frekuensi makan Frekuensi %

1 x sehari 1 1.8%

2 x sehari 26 47.3%

3 x sehari 28 50.9%

Jumlah 55 100,0

Sumber: Data Primer (2015)

Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa proporsi terbesar frekuensi makan

responden adalah 3 kali (50,9%).

c. Frekuensi makan di Luar Rumah

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Makan Responden di Luar Rumah

Frekuensi makan Frekuensi %

Tidak pernah 1 1.8%

2 – 3 kali per bulan 3 5.5%

Sekali seminggu 7 12.7%

2-3 kali perminggu 14 25.5%

Hampir setiap hari 24 43.6%

Setiap hari 6 10.9%

Jumlah 55 100,0%

Sumber: Data Primer (2015)

Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa proporsi terbesar frekuensi makan di

luar rumah responden adalah hampir setiap hari (43,6%). Hal ini semakin

menguatkan asumsi bahwa makan di luar rumah cenderung menjadi trend

masyarakat perkotaan. Makanan jalanan mewakili bagian penting dari

konsumsi pangan di perkotaan untuk jutaan konsumen masyarakat

menengah ke bawah setiap harinya. Makanan jalanan merupakan cara yang

paling murah dan paling mudah untuk mendapatkan makanan di luar rumah

(FAO, 2015).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

d. Tempat Membeli makanan Respondendi Luar Rumah

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Tempat Membeli makan di luar rumah

Tempat Membeli Frekuensi %

Pedagang keliling 2 3.6%

Warung makan 49 89.1%

Restoran 2 3.6%

Food court 2 3.6%

Jumlah 55 100,0%

Sumber: Data Primer (2015)

Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa proporsi terbesar frekuensi tempat

membeli makan di luar rumah responden adalah warung makan (89,1%).

Mengingat jadwal perkuliahan yang cukup padat, rata-rata responden

memanfaatkan fasilitas penjual makanan yang berada di sekitar kampus,

yaitu warung makan.

e. Jenis Makanan yang Dibeli di Luar Rumah

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Jenis Makanan yang Dibeli di luar rumah

Jenis Makanan Frekuensi %

Makanan lengkap 30 54.5%

Makanan kudapan 4 7.3%

Minuman 1 1.8%

Campuran 20 36.4%

Jumlah 55 100,0%

Sumber: Data Primer (2015)

Berdasarkan Tabel 8 distribusi bahwa proporsi terbesar frekuensi jenis

makan yang dibeli di luar rumah oleh responden adalah makanan lengkap

(54,5%).

f. Waktu Membeli Makanan di Luar Rumah

Tabel 9 Distribusi frekuensi waktu membeli makan di luar rumah

Waktu Membeli Frekuensi %

Makan Pagi 2 3.6

Makan Siang 13 23.6

Makan Malam 8 14.5

Semua Waktu Makan 22 40

Campuran 10 18.2

Jumlah 55 100,0%

Sumber: Data Primer (2015)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Berdasarkan Tabel 9 distribusi diketahui bahwa proporsi terbesar frekuensi

waktu membeli makan di luar rumah adalah semua waktu makan (40 %).

g. Asupan Makan

Tabel 10 Asupan Makan Responden/Orang/Hari

Sumber: Data Primer (2015)

Berdasarkan Tabel 10 distribusi diketahui bahwa proporsi rata rata asupan

energi responden adalah 1694.44 kkal, asupan protein 52,65 g, asupan

lemak 54,35 g, asupan karbohidrat 249,24 g. Menurut Hardinsah et al.

(2012) pada perempuan kelompok umur 19-29 th, angka kecukupan

energinya adalah 2250 kkal, kecukupan protein 56 g, kecukupan lemak 55

g, dan karbohidrat 309 g. Apabila dibandingkan dengan jumlah asupan

responden, dapat disimpulkan rata-rata responden belum memenuhi angka

kecukupan gizi yang dianjurkan. Hal ini bisa dimungkinkan karena recall

24 jam dilakukan hanya satu hari.

h. Hubungan Frekuensi Kebiasaan Makan di Luar Rumah dengan Kejadian

Gizi Lebih

Tabel 11 Hubungan Frekuensi Kebiasaan Makan di Luar Rumah dengan

Kejadian Gizi Lebih

Frekuensi Makan di

Luar Rumah

Status Gizi Total OR p

value Normal atau

Kurus

Overweight

atau Obese I/II

2-3 kali per

Minggu atau

Jarang

15

60.0%

10

40.0%

25

100%

0.025 3,5

Hampir atau

Setiap Hari

9

30.0%

21

70.0%

30

100%

Total 24

43.6%

31

56.4%

55

100%

Sumber: Data Primer (2015)

Asupan N Minimum Maximum Mean SD

Energy 55 603 kkal 3022 kkal 1694.44 kkal 575.55 kkal

Protein 55 18 g 104 g 52.65 g 21.15 g

Lemak 55 2 g 117 g 54.35 g 24.8 g

Karbohidrat 55 67 g 483 g 249.24 g 88.79 g

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Berdasarkan Tabel 11 distribusi diketahui bahwa pada responden dengan

status gizi normal atau kurus proporsi frekuensi makan di luar rumah 2-3

kali per Minggu atau Jarang (60 %) lebih besar dari proporsi frekuensi

hampir atau setiap hari (30 %). Adapun responden dengan status gizi

Overweight atau Obese I/II proporsi frekuensi makan di luar rumah 2-3 kali

per Minggu atau Jarang (40.0%) lebih kecil dari proporsi frekuensi hampir

atau setiap hari (70 %). Dari uji Chi Square diperoleh nilai p 0,025, yang

berarti ada hubungan yang signifikan antara frekuensi kebiasaan makan di

luar rumah dengan kejadian gizi lebih. Adapun nilai OR 3,5 berarti peluang

untuk makan di luar rumah hampir setiap hari atau setiap hari pada

responden kelompok overweight/obese I dan II adalah 3,5 kali dari

kelompok responden normal atau kurus.

i. Hubungan Asupan Energi dengan Kejadian Gizi Lebih

Tabel 12 Hubungan Asupan Energi dengan Kejadian Gizi Lebih

Asupan Energi Mean

+ SD

Status Gizi Total OR p value

Normal atau

Kurus

Overweight atau

Obese I/II

< 2269 kkal 23

48.9%

24

51.1%

47

100%

6,7

0,055

≧ 2269 kkal 1

12.5%

7

87.5%

8

100%

Total 24

43.6%

31

56.4%

55

100%

Sumber: Data Primer (2015)

Berdasarkan tabel 12 distribusi diketahui bahwa pada responden dengan

status gizi normal atau kurus proporsi asupan energi < 2269 kkal(48,9 %)

lebih besar dari proporsi ≧ 2269 kkal (12,5 %). Adapun responden dengan

status gizi overweight atau obese I/II proporsi asupan energi < 2269 kkal

(51,1%) lebih kecil dari proporsi ≧ 2269 kkal (87,5%). Jadi ada

kecenderungan semakin tinggi asupan energinya maka semakin mendekati

status gizi overweight atau obese. Dari penghitungan nilai Odds ratio

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

diperoleh angka 6,7 yang bermakna peluang asupan energy ≥ 2269 kkal

pada kelompok overweight/obes I dan II 6,7 kali dari kelompok normal atau

kurus. Dari uji Chi Square diperoleh nilai p 0,055, yang berarti ada

hubungan yang mendekati signifikan antara asupan energi dengan kejadian

gizi lebih.

j. Hubungan Asupan Lemak dengan Kejadian Gizi Lebih

Tabel 13 Hubungan Asupan Lemak dengan Kejadian Gizi Lebih

Asupan Lemak

Mean + SD

Status Gizi Total OR p value

Normal atau

Kurus

Overweight

atau Obese I/II

< 78 g 22

47.8%

24

52.2%

46

100%

3,2

0.157

≧ 78 g 2

22.3%

7

77.8%

9

100%

Total 24

43.6%

31

56.4%

55

100%

Sumber: Data Primer (2015)

Berdasarkan tabel 13 diketahui bahwa pada responden dengan status gizi

normal atau kurus proporsi asupan lemak dengan mean+SD < 78 g (47,8 %)

lebih besar dari proporsi ≧ 78 g (22,3 %). Adapun responden dengan status

gizi overweight atau obese I/II proporsi asupan lemak mean+SD < 78 g

(52,2 %) lebih kecil dari proporsi ≧ 78 g (77,8 %). Dari penghitungan nilai

Odds ratio diperoleh angka 3,2 yang bermakna peluang asupan lemak

mean+SD ≥ 78 g pada kelompok overweight/obes I dan II 3,2 kali dari

kelompok normal atau kurus. Dari uji Chi Square diperoleh nilai p 0.157,

yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan lemak

dengan kejadian gizi lebih.

k. Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Kejadian Gizi Lebih

Tabel 14 Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Kejadian Gizi Lebih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Asupan

Karbohidrat

Mean + SD

Status Gizi Total OR p value

Normal atau

Kurus

Overweight

atau Obese I/II

< 337 g 21

44.7%

26

55.3%

47

100%

1,3

0,705

≧ 337 g 3

37.5%

5

62.5%

8

100%

Total 24

43.6%

31

56.4%

55

100%

Sumber: Data Primer (2015)

Berdasarkan Tabel 14 diketahui bahwa pada responden dengan status gizi

normal atau kurus proporsi asupan karbohidrat < 337 g (44,7%) lebih besar

dari proporsi ≧ 337 g (37,5 %). Adapun responden dengan status gizi

overweight atau obese I/II proporsi asupan karbohidrat < 337 g (55,3%)

lebih kecil dari proporsi ≧ 337 g (62,5 %). Dari penghitungan nilai Odds

ratio diperoleh angka 1,3 yang bermakna peluang asupan karbohidrat dengan

mean+SD ≥ 337 g pada kelompok overweight/obes I dan II 1,3 kali dari

kelompok normal atau kurus. Dari uji Chi Square diperoleh nilai p 0,705,

yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat

dengan kejadian gizi lebih.

l. Hubungan Jumlah Uang Jajan dengan Kejadian Gizi Lebih

Tabel 15 Hubungan Jumlah Uang Jajan dengan Kejadian Gizi Lebih

Sumber: Data Primer (2015)

Berdasarkan Tabel 15 diketahui bahwa proporsi rata rata IMT 23,29, dan

rata-rata uang Jajan responden adalah Rp.13.809. Dari hasil uji Pearson

Product Moment P value 0,001, hal ini berarti ada hubungan yang signifikan

antara jumlah uang jajan dengan kejadian gizi lebih. Adapun nilai koefisien

korelasi r =0.489 menunjukkan hubungan yang cukup kuat.

Asupan Min Max Mean SD r p

value

IMT 16 31 23,29 3,80 0.489 0.001

Uang Jajan 5000 25000 13809 4954.88

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

m. Hubungan jenis makanan jajan di luar rumah dengan kejadian gizi lebih

Tabel 16 Hubungan jenis makanan jajan di luar rumah dengan kejadian gizi

lebih

Jenis Makanan di

Luar Rumah

Status Gizi Total OR p value

Normal atau

Kurus

Overweight

atau Obese I/II

Kudapan atau

minum

15

40.0%

10

60.0%

25

100%

1,35

0.412

Makanan lengkap 9

46.0%

21

53.3%

30

100%

Total

24

43.6%

31

56.4%

55

100%

Sumber: Data Primer (2015)

Berdasarkan tabel 16 distribusi diketahui bahwa pada responden dengan

status gizi normal atau kurus proporsi jenis makanan lengkap (46 %) lebih

besar dari proporsi jenis makanan kudapan atau minum (40 %). Adapun

responden dengan status gizi Overweight atau Obese I/II proporsi Makanan

lengkap (53.3%) lebih kecil dari proporsi makanan kudapan atau minum (60

%). Dari penghitungan nilai Odds ratio diperoleh angka 1,35 yang bermakna

peluang mengkonsumsi makan di luar rumah dengan jenis makanan lengkap

pada kelompok overweight/obes I dan II 1,35 kali dari kelompok normal

atau kurus. Dari uji Chi Square diperoleh nilai p 0,412, yang berarti tidak

ada hubungan yang signifikan antara jenis makanan jajan di luar rumah

dengan kejadian gizi lebih.

B. Pembahasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

1. Hubungan Frekuensi Kebiasaan Makan di Luar Rumah dengan Kejadian Gizi

Lebih

Dari uji Chi Square diperoleh nilai p 0,025, sehingga Ha diterima dan Ho

ditolak yang berarti ada hubungan yang signifikan antara frekuensi kebiasaan

makan di luar rumah dengan kejadian gizi lebih. Menurut Steyn, Demetre,

Johanna (2011) Status sosial ekonomi berkaitan dengan kebiasaan makan di luar

rumah karena mempunyai peranan penting dalam konsumsi makanan jajan.

Karyawan pekerja memiliki asupan makanan siap saji yang lebih tinggi yang

merefleksikan gaya makanan barat. Jarak rumah para karyawan pekerja dan

tempat bekerja yang mempunyai jarak tempuh jauh menyebabkan

kecenderungan untuk makan di luar rumah dikarenakan mudah di dapat, siap

saji, biaya relatif murah untuk bisa memenuhi kebutuhan.

Seorang yang mempunyai kebiasaan makan di luar rumah yang sering,

maka semakin meningkat kejadian terjadinya obesitas. Penelitian yang

dilakukan oleh Appelhans, dkk (2012) juga diperoleh hasil bahwa pada wanita

yang mengalami overweight dan obesitas memiliki hubungan yang erat dengan

tingginya asupan energy yang diperoleh dari makan di luar rumah dan makanan

siap saji.

Menurut Musaiger (2011) di banyak Negara jumlah makanan yang dijual

di luar rumah mengalami peningkatan. Di Syria sebagai contoh diperoleh hasil

penelitian 67,4% remaja laki laki usia 13-18 tahun biasa makan di luar rumah

sedangkan pada wanita 54,5%. Tidak ada perbedaan yang signifikan diantara

yang tinggal di perkotaan (60,1%) dan pedesaan (58,9%). Makanan yang

dimakan di luar rumah sebagian besar tinggi kalori, tinggi dalam total kalori,

total lemak, lemak jenuh, kolesterol, dan natrium tetapi sedikit calcium dan

serat.

Pola konsumsi makanan tinggi lemak dan kalori dan gaya hidup sedentary

memainkan peranan penting dalam peningkatan kejadian obesitas. Adanya tren

konsumsi makanan siap saji terutama di kalangan anak dan remaja, turut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

berkontribusi dalam meningkatkan intake energi dan konsekuensinya adalah

peningkatan resiko kelebihan berat badan.

Makanan yang dimakan di luar rumah sebagian besar tinggi energi, tinggi

dalam total energi, total lemak, lemak jenuh, kolesterol, dan natrium tetapi

sedikit calcium dan serat. Peningkatan frekuensi makan di luar rumah seperti di

rumah makan kemungkinan dipengaruhi beberapa faktor diantaranya

(1) Banyak wanita yang bekerja sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk

menyiapkan makan di rumah.

(2) Peningkatan income perkapita

(3) Kurangnya tempat tempat untuk rekreasi menjadikan restoran sebagai

alternatif favorit untuk menghabiskan waktu di akhir pecan dan hari libur

bersama keluarga.

Hubungan frekuensi kebiasaan makan di luar rumah dengan kejadian gizi Lebih

yang signifikan juga didukung hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa

semakin tinggi asupan energi yang berlebih ada kecenderungan semakin

mendekati status gizi overweight atau obese, dengan hasil uji Chi Square

diperoleh nilai p 0,055. Apapun penyebab dasarnya, faktor etiologi primer dari

obesitas adalah konsumsi energi yang berlebihan dari energi yang dibutuhkan

dalam waktu lama (Hanim, 2004). Menurut Steyn et al.(2011), makanan di luar

rumah secara umum sangat terjangkau dan memiliki energi yang tinggi sehingga

merupakan pilihan utama bagi masyarakat dengan ekonomi lemah dalam

memenuhi kebutuhan makannya.

Di seluruh dunia ukuran porsi makanan jajanan yang dijual di luar rumah

telah mengalami peningkatan baik pada jenis makanan kemasan yang siap

dimakan maupun makanan yang dijual di warung atau rumah makan, sebagai

contoh pada tahun 1916 botol soft drink dijual dalam kemasan 5-6 oz. Pada tahun

1950 meningkat menjadi 10-12 oz. Sekarang soft drink untuk konsumsi individu

dijual dalam kemasan botol 20 atau 32 oz. Restoran restoran fast food biasanya

ditawarkan dalam ukuran porsi yang beragam. Mulai dari ukuran kecil sampai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

ukuran porsi super. Hasil penelitian yang telah dilakukan di antara mahasiswa

Quwait diperoleh kesimpulan konsumsi makanan siap saji secara rutin merupakan

2. Hubungan Jumlah Uang Jajan dengan Kejadian Gizi Lebih

Dari hasil uji Pearson Product Moment antara jumlah uang jajan dan

Indeks Massa Tubuh, diperoleh p value 0,001, yang berarti bahwa ada hubungan

yang signifikan antara Jumlah Uang Jajan dengan Kejadian Gizi Lebih. Menurut

Aini (2013), dengan uang saku yang cukup besar, remaja sering mengkonsumsi

makanan makanan modern dengan pertimbangan dan harapan akan diterima di

kalangan teman sebayanya. Dengan memiliki kebebasan sendiri makanannya,

remaja cenderung untuk membeli apapun yang disukainya atau yang menarik

menurut mereka tanpa memperhatikan apakah tersebut bergizi seimbang atau

tidak. Pemilihan makan yang salah pada akhirnya dapat berpengaruh pada status

gizi mereka.Pemilihan makanan juga sangat dipengaruhi oleh iklan. Di negara-

negara timur tengah paparan iklan makanan terutama fast food, soft drink,

minuman ringan, permen, dan coklat sangat mempengaruhi pilihan makan para

penonton televisi terhadap makanan-makanan tersebut (Musaiger, 2011).

Penelitian di Pakistan yang dilakukan oleh Monteiro (2004) sebagaimana

dikutip oleh Musaiger (2011) diperoleh hasil adanya peningkatan prevalensi

obesitas seiring dengan peningkatan status sosial ekonomi, baik di kalangan

masyarakat pedesaan atau perkotaan. Pendapatan adalah satu hal yang

terpenting dari indikator social ekonomi yang dikaitkan dengan obesitas.

Berdasarkan pengelompokkan negara-negara dalam kategori pendapatan negara

rendah, menengah dan tinggi diperoleh fakta obesitas secara umum meningkat

baik laki- laki maupun perempuan seiring dengan peningkatan pendapatan

negara yang meningkat. Kejadian obesitas pada keluarga miskin bisa disebabkan

karena ketidakmampuan membeli makanan yang tinggi kandungan proteinnya

dan cenderung memberikan makanan yang murah yang cenderung banyak

mengandung karbohidrat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Persentase energi harian yang diperoleh dari makanan yang disiapkan di

rumah telah menurun dari77% pada akhir tahun 1970-an menjadi sekitar 65%

pada pertengahan 1990-an, sedangkan persentase energi dari restoran dan

makanan cepat saji lebih dari dua kali lipat dari5% sampai 14% selama periode

ini sama. Sembilan puluh lima persen orang dewasa muda saat ini makan di

tempat penjual makanan atau layanan cepat saji setidaknya sekali per minggu.

Sekitar 40% dari individu mengkonsumsi makan jajan di luar rumah setidaknya

tiga kali setiap minggu (Appelhans dkk, 2012).

3. Hubungan jenis makanan jajan di luar rumah dengan kejadian gizi lebih

Dari uji Chi Square diperoleh nilai p 0,412, yang berarti tidak ada hubungan

yang signifikan antara jenis makanan jajan di luar rumah dengan kejadian gizi

lebih. Pada penelitian ini responden baik yang status gizinya normal atau kurus

dengan yang obesitas atau overweight, mempunyai kesamaan distribusi jenis

makanan jajan yang dibeli di luar rumah.

Walaupun secara statistik hubungan antara antara jenis makanan jajan di

luar rumah dengan kejadian gizi lebih tidak dapat dibuktikan, namun proporsi

responden obesitas dan overweight cenderung lebih besar pada responden yang

menyukai kudapan dan minuman dibandingkan dengan yang menyukai

makanan lengkap. Ada sebanyak 60% responden obesitas dan overweight yang

lebih menyukai jenis minuman dan kudapan dan sebanyak 53,3% responden

menyukai jenis makanan lengkap.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Semakin sering frekuensi makan di luar rumah maka semakin besar risiko kejadian

gizi lebih pada mahasiswi di Surakarta (OR=3.5).

2. Semakin banyak jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli makanan di luar

rumah maka semakin besar risiko kejadian gizi lebih pada mahasiswi di Surakarta

(p=0.001).

3. Jenis makanan di luar rumah tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan

kejadian gizi lebih pada mahasiswi (p=0.412)

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Frekuensi mkan di luar rumah memiliki implikasi teori bahwa makanan siap saji di

warung lebih banyak diolah dengan bahan makanan yang kurang kandungan gizi

seimbangnya (memiliki risiko tinggi kolesterol, tinggi karbohidrat sederhana, tinggi

Natrium, tinggi gula). Akibatnya semakin sering frekuensi makan di luar rumah

akan berisiko menyebabkan status gizi lebih pada mahasiswi di Surakarta. Namun

demikian, jenis makanan yang dikonsumsi di luar rumah tidak berhubungan dengan

kejadian gizi lebih pada mahasiswi. Hal ini sesuai dengan hukum ekonomi gizi

yaitu kebutuhan gizi seseorang ditentukan oleh energi yang dikeluarkan untuk

aktifitas dan metabolisme dasar (Basal Metabolisme Rate).

2. Implikasi Praktis

Semakin banyak jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli makanan di luar

rumah, semakin besar risiko kejadian gizi lebih pada mahasiswi. Artinya semakin

banyak uang untuk konsumsi makanan, semakin berisiko untuk kejadian gizi lebih.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

C. Saran

1. Bagi institusi pendidikan (a) perlu melakukan pemantauan status gizi pada

mahasiswinya secara periodik sebagai usaha untuk mengendalikan jumlah

mahasiswa yang mengalami gizi lebih. (b) perlu menyediakan kantin yang menjual

makanan maupun minuman yang memperhatikan keseimbangan gizi dan membatasi

penjualan makanan dan minuman yang tidak memiliki nilai gizi.

2. Bagi Mahasiswi

Bagi mahasiswi diharapkan dapat melakukan pemantauan status gizi secara mandiri

dan dapat mengurangi frekuensi makan di luar rumah, sebagai upaya pengendalian

gizi lebih.

3. Bagi Penulis selanjutnya

Bagi penulis selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian tentang kontribusi

makanan jajan dalam pengendalian obesitas pada mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Ackley, B.J and Gail B. Ladwig. 2011. Nursing Diagnosis Handbook. Elseiver.

Aini, 2013, Faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada remaja di

perkotaan, Unnes Journal of Public Health,

http://Journal,Unnes.ac.id/sju/index.php/ujph.2013 , diakses 12 September 2015

Anuurad, E. 2003.The New BMI Criteria fo Asian by the Regional Office for the Western

Pasific Region of WHO are Suitable for Screening of Overweight to Prevent

Metabolic Syndrome in Elder Japanese Workers. Journal of Occupational Health

2003: 45: 335-343.

Appelhans, B.M. 2012. Delay discounting and intake of ready-to-eat and away-from-home

foods in overweight and obese woman, NIH Public Access Author Manuscript

Accepted for publication in a peer reviewed journal.

Barasi, M.E. 2009. Ilmu Gizi. Erlangga, Surabaya

Barlow, S.E. 2007.Expert Committee Recommendations Regarding the Prevention,

Assessment, and Treatment of Child and Adolescent Overweight and Obesity:

Summary Repport. Pediatrics;120;S164-S192

Bilaver, L.A. 2009. The Causal Effect of Family Income on Childhood Obesity.Health

Economics Workshop May 14. Colorado

Chaplin. 2005. Kamus lengkap psikologi. terjemahan kartini kartono., PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta

Hanim, D. 2004. Cost Effectiveness of Medical Nutrition Therapy = Nutrition Related

Diseases Condition and Their Cost = (Case Study : Obesity and this Complication).

Program Studi Gizi Masyarakat Sekolah Pasca Sarjana Institute Pertanian Bogor.

Hardinsah et al. 2012. Kecukupan Energi, Protein, Lemak, dan Karbohidrat. Departemen

Gizi Masyarakat FEMA IPB. Bogor.

Hidayati, Nurul, Irawan, Hidayat. Obesitas Pada Anak. Divisi nutrisi dan Penyakit

Metabolik Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RS. Dr. Soetomo Surabaya.

Manurung, Katharina. 2009. Pengaruh Karakteristik Remaja, Genetik, Pendapatan

Keluarga, Pendidikan Ibu, Pola Makan dan Aktifitas Fisik Terhadap Kejadian

Obesitas di SMU Tri Sakti Medan 2008. USU Repository © 2009.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Mexitalia.Komposisi Tubuh, Cairan dan Obesitas Masa Anak. Bagian Ilmu Kesehatan

Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Misnadiarly. 2007. Obesitas Sebagai Faktor Risiko Beberapa Penyakit. Jakarta: Pustaka

Obor.

Misra, Anop and Lokhesh K. 2008.Obesity and the Metabolic Syndrome in Developing

Countries. J Clin Endocrinol Metab, November 2008, 93(11):S9-S30.

Murti, B. 2010.Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di

Bidang Kesehatan.Edisi 2. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta:

Musaiger, A.O. 2011.Overweight and Obesity in Eastern Mediterranean Region:

Prevalence and Possible Causes, Hindawi Publishing Corporation Journal of

Obesity Volume 2011, article ID 407237, 17 pages

Nursalam dan Siti P. 2000. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. CV.

Sagung Seto. Jakarta.

Ogden, C.L and Katherine M.F. 2010.Change in Terminology for Childhood Overweight

and Obesity. U.S. Departement of Health and Human Services.Centers for Disease

Control and Prevention. National Center For Health Statistic.

Podojoyo, Susyani dan nuryanto.Konseling Gisi Terhadap Penurunan Berat Badan Remaja

Overweight dan Obes di Kota Palembang. Jurnal Pembangunan Manusia

Subardja, D. 2004. Obesitas Primer Pada Anak: Diagnosis, Patogenesis dan Patofiologi.

Kiblat Buku Utama.Bandung.

Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta:

Skasvig, B. 2005.A Pilot School-Based Healthy Eating and Physical Activity Intervention

Improves Diet, Food Knowledge, and Self-Efficacy for Native Canadian Children. J

Nutr. 135: 2392-2398, 2005.

Spear. 2007. Recommendations for Treatment of Child and Adolescent Overweight and

Obesity. Pediatrics 2007;120;S254-S288

Steyn, N.P, Demetre dan Johanne. 2011. Factors which Influence The Consumption of

Street Foods and Fast Foods in South Africa-A National Survey, Nutrition Journal,

volume 10: 104, Cape Town.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Syarif D.R. 2002.Obesitas Pada Anak dan Permasalahannya. Balai Penerbit FKUI.

Jakarta.

Taylor, R.W.2007. APPLE Project: 2-y findings of a community-based obesity prevention

program in primary school–age children Am J Clin Nutr;86:735–42

Wahyu, G. 2009. Obesitas Pada Anak. B Fisrt.Yogyakarta.

Wijayanti, S.P. 2007. Hubungan antara Tingkat Pendapatan Keluarga dan Tingkat

Pengetahuan Gizi Ibu dengan Kejadian Obesitas Anak pada Siswa SD Islam

Terpadu Ihsanul Fikri Magelang Tahun Ajaran 2006/2007.Under Graduates thesis,

Universitas Negeri Semarang.

Wiramihardja, K.K. 2004.Obesitas dan Penanggulangannya. Granada. Bandung.

WHO. 2000. Obesity: Preventing and Managing The Global Epidemic. WHO Technical

Report Series 2000. Genewa.

WHO. 2005. Nutrition and Adolescence Issues and Challenges for the Health Sector,

World Health Organisation. Genewa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Perihal : Permohonan pengisian angket

Lampiran : Satu berkas

Judul Tesis : Hubungan Kebiasaan Makan di Luar Rumah dengan

Kejadian Gizi Lebih Pada Mahasiswi di Surakarta

Kepada Yth. Sdr

Mahasiswi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Dengan Hormat,

Dalam rangka penulisan Tesis di UNS sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Magister Gizi (M.Gz), maka saya memohon dengan sangat kepada Sdr mahasiswa

STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta untuk mengisi angket yang telah disediakan.

Angket ini bukan tes psikologi dari atasan atau dari manapun. Maka dari itu Saudara

tidak perlu takut atau ragu- ragu dalam memberikan jawaban yang sejujurnya. Artinya

semua jawaban yang diberikan adalah benar dan jawaban yang diminta adalah sesuai

dengan kondisi yang Saudara rasakan selama ini.

Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang tidak ternilai harganya bagi

penelitian ini., atas perhatian dan bantuannya, saya mengucapkan terima kasih.

Surakarta, .................................... 2015

Hormat Saya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Lampiran 2

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN

Hubungan Kebiasaan Makan di Luar Rumah dengan Kejadian Gizi Lebih Pada

Mahasiswi di Surakarta

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : .…………………………………………………..

Umur : …..….....................................................................

Prodi : ...............................................................................

Alamat : …………………………………………………..

No. Telp........……………………………………

Bersedia .dan menyetujui ikut berpartisipasi menjadi responden/subjek penelitian

yang akan dilakukan oleh Anis Prabowo, dari Prgram Pascasarjana Program Studi

Ilmu Gizi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, ……………… 2015

Petugas/Saksi Responden

(................................) (.........................................)

Lampiran 3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

FORMULIR ISIAN PENELITIAN DAN KUESIONER

Hubungan Kebiasaan Makan di Luar Rumah dengan Kejadian Gizi Lebih Pada

Mahasiswi di Surakarta

Jawab atau isilah jawaban dari pertanyaan di bawah ini yang sesuai dengan keadaan anda

saat ini.

Identitas Responden

1. Nama Lengkap : ...............................................................................

2. Tanggal Lahir : ...............................................................................

3. Alamat Rumah : ...............................................................................

4. Telephone : ...............................................................................

5. Umur : .............................tahun ...............................bulan

6. Berat Badan : .........................................................................kg

7. Tinggi Badan : .........................................................................Cm

8. IMT : ................................ Persentil ...............................

9. Status Gizi : Gizi Lebih/ Tidak Gizi Lebih

Identitas Keluarga

A. Ayah

1. Nama Lengkap : ...............................................................................

2. Umur : ......................................................................tahun

3. Berat Badan : .........................................................................kg

4. Tinggi Badan : .........................................................................Cm

5. IMT : ................................ Persentil ...............................

6. Status Gizi : Gizi Lebih/ Tidak Gizi Lebih

B. Ibu

1. Nama Lengkap : ...............................................................................

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

2. Umur : ......................................................................tahun

3. Berat Badan : .........................................................................kg

4. Tinggi Badan : .........................................................................Cm

5. IMT : ................................ Persentil ...............................

6. Status Gizi : Gizi Lebih/ Tidak Gizi Lebih

Kebiasaan Makan di luar rumah

1. Berapa kali anda makan dalam sehari ?

a. 1 kali

b. 2 kali

c. 3 kali

2. Berapa sering makan di luar rumah?

a. Tidak pernah

b. 2-3 kali per bulan

c. Sekali seminggu

d. 2-3 kali per minggu

e. Hampir setiap hari

f. Setiap hari

g. Lainnya………………………..

3. Di manakah anda biasa membeli makan di luar rumah?

a. Pedagang keliling

b. Warung makan

c. Restoran

d. Food Court

e. Lainya ……………………………….

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

4. Kapankah anda biasa membeli makan di luar rumah?

a. Makan pagi

b. Makan siang

c. Makan malam

d. Semua waktu makan

e. Campuran

f. Lainnya ………………………………..

5. Jenis makanan yang biasa anda beli di luar rumah?

a. Makanan lengkap

b. Makanan Kudapan (snack)

c. Minuman

d. Campuran

e. Lainnya ……………………………….

6. Berapakah uang yang anda keluarkan untuk membeli makan di luar rumah?

Jawab: Rp. ........................................................

5. Bersama siapa saja anda biasanya (paling sering) makan di luar rumah?

a. Teman

b. Keluarga

c. Saudara

d. Sendiri

e. Lainnya ………………………………….

6. Apa yang mendorong anda makan di luar rumah?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

a. Tidak tersedia makanan di rumah

b. Senang makan bersama-sama

c. Makanannya lebih enak

d. Sebagai variasi

e. Lainnya .......................................................

7. Dimanakah anda tinggal saat ini?

a. Di rumah kost

b. Di Asrama

c. Di rumah bersama orang tua

d. Di rumah bersama saudara

e. Lainnya …………………………………..

8. Berapa lama anda menghabiskan waktu untuk kegiatan yang tidak banyak bergerak

seperti menonton TV, atau duduk duduk saja, berbaring di luar waktu istirahat yang

utama di malam hari?

a. Kurang dari 3 jam

b. 3-6 jam

c. > 6 jam

d. Lainnya ……………………………………….

9. Apakah anda suka main di mall?

a. Ya

b. Tidak

10. Apakah anda melakukan aktivitas olah raga setiap hari?

a. Ya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

b. Tidak

11. Apakah anda merokok aktif?

a. Ya

b. Tidak

12. Apakah anda memiliki kebiasaan main di mall?

a. Ya

b. Tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Lampiran 4

Recall Konsumsi 24 jam yang lalu

Hari ke : .............

Waktu

Makan

Nama Makanan Bahan Makanan URT Sisa Berat

(gr)

Pagi

Jam :

Selingan Pagi

Jam:

Siang

Jam :

Selingan Siang

Jam :

Sore/malam

Jam :

Menjelang

Tidur Malam

Jam :

No

Nama Anak : .......................................................

Umur : ...........bln/ .....................tahun

Dusun : ......................................................

Desa/RT/RW : ......................../................../..........

Kecamatan : ......................................................

Pewawancara : .......................................................

Pukul : .....................s.d ............................

Tanggal : ......................................................

Peneliti : ......................................................

Paraf Peneliti : ......................................................

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

NO UMUR BB TB IMT Status GiziFrek

Makan

Frek

Makan di

Luar

rumah

Tempat

Jajan

Waktu

Jajan

Jenis

Makan di

Luar

Rumah

jumlah

uang

jajan

Yang

Menema

ni Jajan

Alasan

Makan di

luar

Rumah

Tempat

Tinggal

Saat ini

Lama

Waktu

Sedentar

y

Kesukaa

n Main di

Mall

Kebiasaa

n Olah

raga

Kebiasaa

n

Merokok

Kebiasaa

n main di

Mall

Energy Protein Lemak Karbohidrat

1 20 44,2 1,55 155,00 18,52 2,00 3 4 4 2 1 7500 1 4 3 2 2 2 2 2 1448,7 53,8 54,3 198,3

2 19 50 1,51 151,00 22,07 2,00 2 3 2 5 4 10000 1 4 2 1 1 2 2 1 1350,6 51,7 49,1 180,4

3 19 65,5 1,63 163,00 24,65 3,00 2 5 2 1 4 7500 1 4 1 2 1 2 2 2 1444,2 52,9 44,8 208,4

4 19 79,8 1,60 160,00 31,06 5,00 3 2 2 2 1 20000 2 3 3 1 2 1 2 2 2457,6 46,7 117,3 314,1

5 23 72,2 1,63 163,00 27,17 4,00 3 4 2 5 1 10000 1 3 3 1 2 2 2 2 934,7 25,1 23,1 158,5

6 19 58,8 1,54 154,00 24,96 3,00 2 4 2 3 4 20000 1 4 1 2 2 1 2 2 906,1 18,8 2,0 200,8

7 22 54 1,532 153,00 23,01 3,00 2 4 2 3 2 10000 1 1 3 2 1 2 2 2 2863,9 104,0 88,7 408,2

8 21 53 1,532 153,00 22,58 2,00 3 4 1 4 2 10000 1 3 2 2 1 2 2 2 1854,8 58,2 49,5 291,2

9 19 40,4 1,53 153,00 17,26 1,00 3 5 2 2 4 10000 1 2 3 3 1 2 2 1 2584,5 81,7 60,5 425,3

10 19 55,2 1,528 153,00 23,64 3,00 3 6 2 4 1 10000 1 1 1 2 2 2 2 2 2828,6 88,3 58,1 483,0

11 19 72,1 1,611 161,10 27,78 4,00 2 5 2 4 2 20000 1 4 3 3 2 1 2 2 604,2 21,8 27,1 67,7

12 19 75 1,54 154,00 31,62 5,00 2 5 2 5 4 20000 1 4 1 2 1 2 2 1 1774,6 51,0 42,2 295,7

13 20 51,5 1,58 158,00 20,63 2,00 3 4 2 4 1 15000 1 1 1 2 1 2 2 2 1990,0 57,9 57,3 312,5

14 22 46,4 1,558 155,80 19,12 2,00 3 4 2 4 4 10000 1 4 3 2 1 1 2 2 1232,5 40,3 44,4 169,4

15 21 49,9 1,5 150,00 22,18 2,00 2 2 2 4 4 20000 2 2 3 1 2 2 2 2 1190,2 26,0 30,6 200,7

16 19 54,8 1,565 156,50 22,37 2,00 3 5 2 5 4 9000 1 4 1 1 2 2 2 2 1675,8 40,6 43,6 278,0

17 18 48,7 1,54 154,00 20,53 2,00 2 4 2 4 1 10000 1 4 1 3 1 2 2 2 1079,4 32,7 36,1 157,9

18 19 53,2 1,534 153,40 22,61 2,00 3 5 2 3 1 15000 1 1 3 1 2 2 2 2 1890,9 70,3 76,3 243,4

19 19 49 1,497 150,00 21,87 2,00 3 4 1 4 1 10000 1 4 1 2 1 2 2 1 1837,8 50,0 60,1 278,6

20 19 66 1,518 151,80 28,64 4,00 3 5 3 3 1 100000 2 4 3 1 1 1 2 2 1100,0 30,9 30,8 178,9

21 19 61 1,49 149,00 27,48 4,00 3 6 2 2 4 15000 1 4 3 1 2 2 2 2 2045,5 65,3 78,3 273,3

22 22 66 1,635 163,50 24,69 3,00 2 5 2 2 1 10000 1 1 3 3 2 2 2 2 1634,2 49,3 58,6 235,8

23 19 62,9 1,59 159,00 24,88 3,00 3 3 2 3 1 25000 2 4 1 2 1 2 2 1 2179,5 66,0 75,1 317,6

24 18 47 1,615 161,50 18,02 1,00 2 3 2 5 1 10000 1 1 1 1 1 2 2 1 1968,4 50,8 36,1 358,2

25 20 60,6 1,518 151,80 26,30 4,00 3 6 2 2 1 15000 1 3 3 2 1 2 2 2 2654,4 87,2 80,1 401,1

26 20 46,4 1,485 148,50 21,04 2,00 3 4 2 4 4 15000 1 2 4 1 1 2 2 2 1865,9 58,2 62,7 272,0

27 18 46,4 1,51 151,00 20,35 2,00 2 5 2 4 1 10000 1 3 1 3 1 1 2 2 1367,3 30,1 22,0 257,6

28 20 59,7 1,5 150,00 26,53 4,00 2 5 2 2 1 15000 1 1 3 3 1 2 2 1 1554,9 60,8 52,8 210,9

29 20 60,6 1,575 157,50 24,43 3,00 3 4 2 3 1 20000 1 3 1 1 1 2 2 2 1681,2 36,4 51,9 266,9

30 20 61,4 1,56 156,00 25,23 4,00 3 4 2 5 4 10000 1 4 2 1 2 2 2 2 2519,1 97,4 115,4 278,8

31 19 61 1,5 150,00 27,11 4,00 3 5 2 5 4 15000 1 4 3 1 2 2 2 2 3022,3 88,3 111,0 417,6

32 20 64,6 1,592 159,20 25,49 4,00 3 5 2 4 4 15000 1 4 1 2 2 2 2 2 2103,3 81,3 65,4 302,5

33 18 46,8 1,57 157,00 18,99 2,00 2 6 2 4 4 10000 1 1 2 2 2 2 2 2 1851,8 60,0 53,8 285,1

34 18 65,8 1,619 161,90 25,10 4,00 2 5 2 2 4 15000 1 1 3 2 2 2 2 2 2229,9 81,0 89,3 282,7

35 19 46,9 1,63 163,00 17,65 1,00 2 3 2 4 1 10000 1 1 1 3 1 2 2 2 2057,6 69,3 84,0 261,7

36 20 44 1,52 152,00 19,04 2,00 3 5 2 5 1 10000 1 4 1 3 2 2 2 2 1754,8 51,6 36,4 302,9

37 21 52 1,49 149,00 23,42 3,00 2 5 2 4 1 20000 1 1 1 1 2 2 2 2 2280,6 70,5 50,7 386,6

38 19 58,1 1,58 158,00 23,27 3,00 2 4 2 4 4 15000 1 2 3 1 1 2 2 1 2060,2 56,7 63,3 319,9

39 20 47 1,55 155,00 19,56 2,00 3 5 2 4 1 20000 1 1 2 1 1 2 2 2 1732,2 65,6 59,3 234,5

40 20 65 1,55 155,00 27,06 4,00 3 5 2 2 1 20000 1 1 3 2 1 2 2 1 1941,9 71,8 72,0 251,8

41 18 68,2 1,584 158,00 27,18 4,00 3 5 2 2 1 10000 1 2 3 1 2 2 2 2 1276,4 56,6 48,2 156,6

42 19 62,2 1,65 165,00 22,85 2,00 2 5 2 3 1 5000 1 1 1 1 2 1 2 2 1711,3 73,1 79,4 184,3

43 20 67,6 1,553 155,00 28,03 4,00 1 6 2 3 1 15000 1 1 3 2 2 1 2 2 754,1 21,7 13,4 135,4

44 19 61,8 1,622 162,20 23,49 3,00 2 6 2 2 3 10000 1 2 3 2 2 2 2 2 603,7 24,9 25,9 71,4

45 19 52 1,46 146,00 24,39 3,00 2 5 2 4 5 20000 1 1 1 3 1 2 2 1 1495,2 40,9 54,3 217,9

46 19 77 1,555 156,00 31,84 5,00 2 5 3 2 4 15000 1 4 3 1 1 1 2 2 1066,5 34,0 30,0 164,2

47 18 56,1 1,62 162,00 21,38 2,00 2 4 2 5 4 10000 1 4 1 2 1 2 2 1 1543,5 50,1 51,7 216,1

48 18 50,5 1,59 159,00 19,98 2,00 3 5 2 4 1 10000 3 1 1 2 2 2 2 2 1933,4 34,8 49,1 339,1

49 19 39,2 1,56 156,00 16,11 1,00 2 1 2 4 1 15000 1 1 1 2 2 2 2 2 1233,4 58,1 49,8 137,2

50 21 63 1,585 158,50 25,08 4,00 3 5 2 4 1 25000 1 1 1 2 1 2 2 1 1542,6 35,2 50,8 239,2

51 20 76 1,588 158,80 30,14 5,00 3 4 2 5 2 20000 1 4 3 1 1 2 2 1 975,9 20,5 24,1 168,8

52 21 55,1 1,5 150,00 24,49 3,00 2 5 2 4 1 8000 1 1 1 3 2 2 2 2 2074,9 59,5 101,8 237,4

53 18 73,3 1,587 159,00 29,10 4,00 2 3 2 1 4 20000 1 1 3 1 2 2 2 2 817,4 30,4 32,4 99,1

54 21 49,9 1,5 150,00 22,18 2,00 2 2 2 4 4 10000 2 2 3 1 2 2 2 2 1190,2 26,0 30,6 200,7

55 21 44 1,50 150,00 19,56 2,00 3 3 4 2 1 7500 1 4 3 2 2 2 2 2 1448,7 53,8 54,3 198,3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user