tesisindividu remaja. menurut esteves, jimenes, & moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi...

45
PENGARUH POLA ASUH OTORITER TERHADAP AGRESIVITAS DIMEDIASI OLEH HARGA DIRI ANGGOTA PENCAK SILAT KECAMATAN GEGER KABUPATEN MADIUN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Gelar S-2 Program Studi Magister Psikologi Disusun oleh : ARIF WAHYUDI NIM : 201510440211027 DIREKTORAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Januari 2020

Upload: others

Post on 15-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

PENGARUH POLA ASUH OTORITER TERHADAP AGRESIVITAS

DIMEDIASI OLEH HARGA DIRI ANGGOTA PENCAK SILAT

KECAMATAN GEGER KABUPATEN MADIUN

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Derajat Gelar S-2

Program Studi Magister Psikologi

Disusun oleh :

ARIF WAHYUDI

NIM : 201510440211027

DIREKTORAT PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Januari 2020

Page 2: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

iii

Page 3: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

iii

Page 4: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

iii

Page 5: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

iii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,

taufik serta hidayah-Nya tesis ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam semoga

tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, nabi pembawa rahmat

untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Rasa syukur dan terimakasih

penulis panjatkan kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam proses

penyelesaian tesis ini. Oleh sebab itu penulis tak lupa menyampaikan terima kasih

yang sebesar-besarya kepada :

1. Bapak Drs. H. Fauzan, M.Pd., selaku rector dari Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Akhsanul In’am, Ph.D selaku Direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Dr. Iswinarti, M.Si selaku Ketua Program Studi Pasca Sarjana

Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Bapak Dr. Latipun, M.Kes., selaku dosen pembibing pertama, terimakasih

atas bimbingan dan saran-saran yang bermanfat selama penyusunan tesis ini

dan telah banyak memberikan bantuan selama menjadi mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Ibu Dr. Nida Hasanati, M.Si., sebagai dosen pembimbing pendamping yang

berkenan memberikan bimbingan dengan sabar dan memberikan arahan

serta masukan yang sagat detil sehingga tersusunnya tesis ini menjadi lebih

baik

6. Seluruh staff pengajar Magister Psikologi Universitas Muhammadiyah

Malang dan seluruh staff administrasi dilingkungan program pasca sarjana

Universitas Muhammadiyah Malang atas layanan dan fasilitas yang

diberikan.

7. Ayah, Ibu, Romo terimakasih atas dukungan moral serta moril yang tidak

terhingga kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan semuanya dengan

lancar. Berkat doa kedua orang tua yang terus menerus untuk anakmu ini.

8. Istriku Murtini dan anakku Amira Putri Rosalin, terimakasih atas

semangatnya yang terus menyemangati ayah sehingga ayah mempunyai

Page 6: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

iv

semangat yang luar biasa untuk menyelesaikan tesis ini. Kalian adalah

kekuatan dan alasan ayah untuk dapat menyelesaikan tesis ini.

9. Seluruh keluarga besar Larasati, yang telah memberikan wejangan –

wejangan dan semangat yang tiada henti

10. Seluruh teman-teman seperjuangan psikologi sains angkatan 2015, berkat

kalian yang sudah lulus semua, penulis semakin termotivasi untuk

mengikuti jejak kalian.

11. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya tesis ini yang tidak

bisa dituliskan satu persatu.

Akhir kata semoga karya ini dapat ditemukan sesuatu yang bermanfaat bagi

pembaca dan penulis pribadi.

Malang, Januari 2020

Arif Wahyudi

Page 7: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

v

Daftar Isi

Surat Pernyataan ........................................................................................... ii

Kata Pengantar............................................................................................... iii

Daftar Isi ......................................................................................................... v

Daftar Tabel ..................................................................................................... vii

Daftar gambar................................................................................................... viii

Abstrak ............................................................................................................ ix

Abstract ............................................................................................................ x

Latar Belakang ............................................................................................... 1

Tinjauan Pustaka

Agresifitas ditinjau dari perpektif Islam ................................................... 5

Perspektif Teori ........................................................................................ 6

Hubungan antara pola asuh otoriter dan agresivitas ............................ 8

Hubungan antara pola asuh otoriter dan harga diri .............................. 8

Hubungan antara harga diri dan agresivitas ......................................... 9

Harga diri sebagai variable Mediasi ..................................................... 10

Kerangka berpikir ..................................................................................... 11

Hipotesis penelitian .................................................................................. 11

Metode Penelitian

Desain penelitian ...................................................................................... 12

Subjek penelitian ...................................................................................... 12

Instrumen penelitian ................................................................................. 12

Agression Questionnaire (AQ) ............................................................. 12

Parental Authority Questionnare (PAQ) ............................................. 13

Rosenberg Self Esteem Scale (RSES) ................................................... 13

Prosedur penelitian ................................................................................... 14

Analisis data ............................................................................................. 14

Hasil penelitian dan pembahasan

Deskripsi dan hubungan antar variable .................................................... 14

Korelasi antar variabel penelitian ............................................................. 15

Page 8: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

vi

Uji hipotesis .............................................................................................. 15

Pembahasan .............................................................................................. 17

Simpulan dan saran ................................................................................... 19

Daftar Pustaka ................................................................................................ 20

Indeks .............................................................................................................. 24

Lampiran ........................................................................................................

Lampiran 1 : uji hasil spss ................................................................................ 25

Lampiran 2 : corelasi antar variabel ................................................................. 29

Lampiran 3 : regresi linier ................................................................................ 29

Lampiran 4 : Kuisioner Penelitian ................................................................... 32

Page 9: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Subjek penelitian ................................................................................ 12

Table 2. Mean, Standar Deviasi, dan hubungan antar variable ........................ 15

Tabel 3. Hasil uji hipotesis ............................................................................... 15

Page 10: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hipotesis penelitian ........................................................................ 11

Gambar 2. Hasil Indirect effect ........................................................................ 16

Page 11: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

ix

PENGARUH POLA ASUH OTORITER TERHADAP AGRESIVITAS

DIMEDIASI OLEH HARGA DIRI ANGGOTA PENCAK SILAT

KECAMATAN GEGER KABUPATEN MADIUN

Arif Wahyudi [email protected]

Dr. Latipun, M.Kes (NIDN. 0711026401) Dr. Nida Hasanati, M.Si (NIDN. 0731056401)

Magister Psikologi Sains Universitas Muhammadiyah Malang Malang, Jawa Timur, Indonesia

Abstrak

Agresivitas merupakan perilaku yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain, baik secara fisik maupun secara verbal, sehingga seseorang yang mempunyai agresivitas tinggi tidak baik dalam perkembangan kehidupannya dengan lingkungan dan teman sebaya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pola asuh otoriter terhadap agresivitas yang dimediasi oleh harga diri. Responden dari penelitian ini merupakan anggota pencak silat Kabupaten Madiun yang berjumlah 195 subjek. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Masing-masing instrument pengumpulan data adalah : Pola Asuh Otoriter dengan menggunakan alat ukur Parental Authority Questionnaire (PAQ) Scale By Buri, Agresivitas dengan menggunaan alat ukur Agression Questioner(AQ) oleh Orpinas & Franskowski. Dan Harga diri dengan menggunakan alat ukur Self Estem Scale By Rosenberg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan pola asuh otoriter terhadap agresivitas (β= 1,68; p= 0,00), ada pengaruh yang negatif dan signifikan pola asuh otoriter terhadap harga diri (β= -0,53; p= 0,00), pengaruh yang negatif dan tidak signifikan harga diri terhadap agresifitas (β= -0,20; p= 0,11), dan harga diri tidak mampu menjadi mediator terhadap pegaruh dari pola asuh otoriter dengan agresivitas (β= 0,11; p = 0,55)

Kata Kunci : pola asuh otoriter, agresivitas, harga diri

Page 12: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

x

THE INFLUENCE OF AUTHORITARY PARENTING ON

AGGRESSIVENESS IN MEDIATION BY THE SELF PRICE OF

MEMBERS OF PENCAK SILAT KECAMATAN GEGER MADIUN

DISTRICT

Arif Wahyudi [email protected]

Dr. Latipun, M.Kes (NIDN. 0711026401) Dr. Nida Hasanati, M.Sc (NIDN. 0731056401)

Master of Science Psychology, University of Muhammadiyah Malang Malang, East Java, Indonesia

Abstract

Aggressiveness is a behavior that can harm yourself or others, both physically and verbally, so that someone who has high aggressiveness is not good in the development of his life with the environment and peers. The purpose of this study was to determine the effect of authoritarian parenting on aggressiveness mediated by self-esteem. Respondents from this study were 195 Madiun pencak silat members. The sampling technique used is accidental sampling. Each instrument of data collection is: Authoritarian Parenting using the Parental Authority Questionnaire (PAQ) scale by Buri, Aggressiveness by using the Agression Questioner (AQ) measuring instrument by Orpinas & Franskowski. And self-esteem using the Self Estem Scale By Rosenberg measurement tool. The results showed that there was a positive and significant influence on authoritarian parenting towards aggressiveness (β = 1.68; p = 0.00), there was a negative and significant effect on authoritarian parenting on self-esteem (β = -0.53; p = 0.00), negative and insignificant influence of self-esteem on aggressiveness (β = -0.20; p = 0.11), and self-esteem is not able to be a mediator to the influence of authoritarian parenting with aggressiveness (β = 0 , 11; p = 0.55) Keywords: authoritarian parenting, aggressiveness, self-esteem

Page 13: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

1

Latar Belakang

Usaha remaja untuk mendapat pengakuan dari lingkungan banyak cara.

Salah satunya adalah dengan mengikuti atau menjadi bagian dari kegiatan yang

melekat pada diri remaja. Salah satunya mengikuti beladiri pencak silat. Menarik

untuk dilihat bahwa upaya remaja ini rentan dengan hal-hal yang dapat membawa

konflik. Sehingga merugikan diri sendiri maupun orang lain. Padahal dalam

berinteraksi dengan orang lain diperlukan sikap yang tenang dan respon yang

positif. Hal ini perlu disikapi dengan baik supaya dapat berinteraksi dengan baik

dan perilaku yang negatif dapat dihindari oleh remaja dikehidupannya.

Dalam proses pembelajaran, remaja mempelajari apa yang dilihatnya.

Kondisi sosial atau lingkungan yang membuat seorang remaja memperoleh dan

memelihara respon-respon agresif. Sehingga dalam berperilaku akan

mencerminkan perlakuan-perlakuan yang pernah dialaminya, bahkan perilaku yang

dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Perilaku yang tidak menyenangkan

sehingga mengalami kerugian dari perilaku tersebut disebut dengan agresi

(Anderson & Bussman, 2002). Agresivitas dapat berdampak pada usia dimana

individu berada pada masa peralihan, yaitu masa dari kanak-kanak menuju dewasa

awal, atau biasa disebut masa remaja. masa dimana remaja memiliki piihan dan cara

tersendiri untuk menentukan hidup dan tingkahnya.

Agresivitas dapat dialami individu dengan dampak perilaku yang

merugikan bagi diri sendiri maupun orang lain. Perilaku tersebut seperti perilaku

fisik maupun perilaku verbal (Fares, et al. 2011), sehingga dapat melukai orang lain

baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian Xie & Cairns (2002)

menyebutkan kekerasan sosial seperti membuli cenderung pada individu

perempuan, sedangkan anak laki-laki cenderung menggunakan kekerasan fisik

terhadap anak laki-laki. Individu perempuan terkenal dengan agresi verbalnya

karena cenderung melampiaskan amarah melalui verbal atau perkataan, walaupun

tidak sedikit yang melampiaskan agresinya melalui fisik. Dan sebaliknya individu

laki – laki lebih banyak melampiaskan agresinya dengan tingka laku berupak

fisik, entah itu memecahkan barang merugikan diri sendiri bahkan tingkah laku

yang dapat merugikan orang lain.

Page 14: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

2

Perilaku agresif ini banyak ditemui pada usia remaja, usia yang bisa

dikatakan masih belum stabil dalam menyelesaikan masalah. Penelitian Fares, et al

(2011) mengungkapkan bahwa agresi fisik dan verbal lebih mudah ditemukan pada

individu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif

dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta

komunikasi yang buruk dengan keluarga. Hal ini dapat menjadikan agresi sebagai

alasan untuk individu melampiaskan rasa ketidaknyamanan terhadap sesuatu yang

ada disekelilingnya. Namun peneliti lain berpendapat bahwa perilaku agresif lebih

sering terjadi pada keluarga dan lingkungan sekolah (Lopez, et al, 2008).

Peneliti terdahulu banyak mengungkap faktor – faktor yang menyebabkan

agresivitas remaja, seperti sikap dan kekerasan keluarga (Markowitz. 2001),

terhambatnya perkembangan emosi, sosial dan biologis (Setiawan, 2010), terpapar

media yang berisi kekerasan (Bartholow, Sestir, & Davis. 2005; Restu, Yusri 2013;

Anderson et al. 2003), dan rendahnya komunikasi yang dilakukan oleh orang tuanya

(Minarni, 2017). Tapi tidak sedikit yang menyatakan dalam upaya mengurangi

perilaku agresif remaja. seperti yang diutarakan Ondawati (2009) yang

menyebutkan bahwa upaya untuk mengurangi agresivitas melalui pemberian

layanan konseling kelompok.

Rendahnya komunikasi salah satu penyebab yang berpengaruh pada

agresivitas. Selain kurangnya komunikasi yang dilakukan oleh orang tua dan anak,

faktor lain yang menyebabkan terpengaruhnya agresivitas adalah pola asuh orang

tua. Bardina & Wierson (1997) gaya pengasuhan orang tua berhubungan positif

dengan agresivitas remaja. Hal serupa dikemukakan oleh Azimi, Fahiri & Khasani

(2012) bahwa pola asuh otoriter berhubungan positif dengan agresivitas remaja, dan

perilaku otoritatif tidak memiliki hubungan dengan agresivitas remaja. karena

dalam pola asuh yang otoriter membuat anak menjadi keras dan pemarah sehingga

apabila berada diantara teman sebaya akan mudah tersinggung dan mudah

terprovokasi. Penelitian Moghadam (2014) pola asuh terbaik untuk mengurangi

Agresivitas adalah demokratis, maka pola asuh otoriter dapat bepengaruh aktif

dalam membentuk agresivitas.

Page 15: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

3

Masa remaja adalah periode yang menentukan dalam transisi hubungan

orang tua-anak (Assadi, Smetana, Shahmansouri, & Mohammadi, 2011). Banyak

orang tua menciptakan gaya mereka sendiri dari berbagai kombinasi dan ini dapat

berkembang dari waktu ke waktu sebagai mengembangkan kepribadian mereka

sendiri dan bergerak melalui tahap kehidupan (Laxmi & Kadapatti, 2012). Orang

tua dapat membuat anaknya kedepan lebih berani atau lebih kalem dengan cara pola

asuh yang diberikan orang tua. Orang tua mempunyai peranan sangat penting dalam

membentuk kepribadian anaknya. Apabila pola asuh demokratis cenderung

membuat anak merasa lebih mempunyai kepercayaan, berbanding dengn pola asuh

otoriter yang membuat anak lebih tertekan yang dapat menimbulkan agresivitas

diwaktu yang bersamaan atau diwaktu kemudian.

Pola asuh menentukan sikap individu dan bagaimana perilaku agresif pada

remaja. Perilaku agresif ini dapat meningkat apabila orang tua memberlakukan

sikap atau pola asuh yang otoriter terhadap anaknya. Evalangista, Mendoza &

Malabanan (2014) menyebutkan hasil positif penelitiannya mengenai otoritas orang

tua terhadap agresifitas remaja, kemarahan anak-anak berhubungan positif dengan

gaya pengasuhan orang tua. Hoskins (2014) mengungkapkan hubungan antara pola

asuh terhadap remaja penting karena pengaruh pola asuh selama masa remaja terus

mempengaruhi perilaku hingga dewasa. Komunikasi yang baik juga akan membuat

agresivitas remaja menjadi rendah (Diana & Retnowati, 2009).

Perilaku agresif yang ditimbulkan tidak lepas dari cara pola asuh yang

dberikan oleh orang tua. Anak akan mendapatkan hukuman apabila tidak menuruti

perintah orang tua. Mulai dari hukuman fisik sampai kehukuman psikis yang

membuat anak semakin tertekan. Hukuman fisik juga merupakan bagian dari pola

asuh otoriter orang tua (Hoskins, 2014). Senada dengan penelitian Sarwar (2016)

yang mngungkapkan bahwa gaya pengasuhan yang otoriter menyebabkan anak-

anak menjadi pemberontak dan mengadopsi perilaku bermasalah.

Pola asuh otoriter telah terkait dengan berbagai kondisi remaja pada

pergaulannya dengan teman sebaya. Bahkan penelitian Vijiya, Thomas, &

Ponnusamy (2013) menyatakan gaya asuh otoriter memiliki pengaruh negative

terhadap kompetensi sosial. Senada dengan Penelitian Mohammadi & Firoozi

Page 16: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

4

(2016) menunjukkan ada hubungan yang negatif dan signifikan antara gaya

pengasuhan otoriter terhadap kebahagiaan.

Agresivitas yang terjadi dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti yang

telah dikemukakan beberapa peneliti tersebut. Pengaruh eksternal yang

memperngaruhi agresivitas adalah teman sebaya dan pola asuh orang tua

(Retnowuni, & Yani, 2019). Agresivitas timbul karena adanya pengalaman-

pengalaman pribadi yang selama ini diamati dan diobservasi dari remaja. Sehingga

dalam konteks agresivitas faktor anggapan diri dan pandangan diri juga merupakan

faktor yang dapat mempengaruhi agresivitas remaja.

seperti yang telah dikemukakan oleh penelitian Donnellan (2005) bahwa

anak berusia 11 tahun yang mempunyai harga diri rendah cenderung meningkat

agresinya pada usia 13 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa apa yang

dialaminya pada masa lalu berdampak pada masa yang akan datang karena

anggapan dan pandangan dirinya rendah sehingga tidak dapat mengkuti seperti

yang orang lain bisa lakukan, dan menjadikan agresi dimasa mendatang.

Permatasari (2017) menyebutkan bahwa dukungan orang tua dapat mempengaruhi

harga dirinya.

Remaja yang mempunyai harga diri rendah cenderung memiliki agresi yang

tinggi dan sebaliknya remaja yang memliki harga diri yang tinggi maka agresinya

rendah (Ishak, 2016). Penelitian Baumesiter, Bushman, Campbell (2000)

menjelaskan bahwa kekerasan yang terjadi hasil dari rendahnya harga diri. harga

diri mempunyai peranan dalam mengontrol agresivitas individu. Dengan harga diri

yang tinggi individu dapat mengontrol agresivitasnya.

Harga diri merupakan pandangan diri yang mendukung dan meningkatkan

keyakinan seorang individu (Kumar, Lal, & Buchar, 2014). Harga diri mencakup

kepercayaan diri seperti penilaian terhadap fisiknya sendiri yaitu penampilan,

emosi yang dibawa seorang dan sikap dan perilaku diri yang positif (Kumar, Lal,

& Buchar, 2014).

Penelitian Diamantopoulou, Lisbeth, Henricson (2008) menyebutkan

bahwa rendah atau tinggi harga diri remaja dapat menentukan agresinya. Harga diri

juga dapat mempengaruhi bagaimana seorang remaja menatap masa depannya

dengan optimisnya (Multasih & Suryadi, 2013). Sehingga apa yang dirasakan

Page 17: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

5

remaja mengenai anggapan dirinya tersebut dapat membuat remaja optimis atau

justru pesimis dalam kehidupannya sehari-hari.

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti mempertimbangkan bahwa harga

diri dapat menjadi variable mediator pada pengaruh pola asuh otoriter terhadap

agresivitas. Hal tersebut dikarenakan pola asuh otoriter mempunyai hubungan yang

positif terhadap harga diri dan agresivitas, dan juga pengaruh yang positif antara

harga diri dengan agresivitas. Sehingga peneliti menganggap penting untuk

menjadikan harga diri sebagai variable mediator dan menggunakannya pada

rancangan penelitian ini tentang pengaruh pola asuh otoriter terhadap agresivitas

yang dimediasi dengan harga diri.

Tujuan penelitian ini bermaksud untuk mempelajari mekanisme psikologis

hubungan antara Pola asuh Otoriter dengan Agresivitas yang dimediasi oleh harga

diri dari perspektif teori Social Learning Theori dimana pada saat remaja

melakukan agresivitas karena melakukan pengamatan dan pembelajaran terhadap

apa yang diamatinya untuk diterapkan di kehidupannya.

Hasil yang didapat diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan input

dalam pembinaan anggota pencak silat dan juga orang tua di Madiun serta

menambah wacana dalam perkembangan penelitian Psikologi perkembangan yang

berkaitan dengan pengaruh pola asuh otoriter terhadap agresivitas remaja yang

dimediasi dengan harga diri sehingga dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya

dalam rangka memperoleh pemahaman terkait agresivitas

Tinjauan Pustaka

Agresifitas ditinjau dari perspektif Islam

Allah telah menjelaskan dan menyinggung mengenai agresivitas melalui

Q.S Al-Hujarat :10-11 yang menjelaskan mengenai perintah untuk tidak

merendahkan satu sama lain, tidak suka untuk mencela diri sendiri dan orang lain,

dan tidak memanggil nama yang mengandung ejekan. Itu semua dapat

mengakibatkan kerugian bagi orang lain, dan mengakibatkan keburukan bagi

orang lain.

Page 18: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

6

Dalam perspektif agama Islam dijelaskan untuk dapat mengendalikan

perilaku yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain dan untuk mengnedalikan

agresinya. Dan juga Q.S Al-hujarat menjelaskan bahwa Agama Islam juga

memerintah setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan untuk memperbaiki

hubungan diantara mereka.

Agresivitas dalam perspektif Islam ini suatu perilaku yang disengaja

ataupun tidak disengaja mempunyai niat atau kejahatan mengolok – olok,

memanggil dengan nama yang buruk yang akan menimbulkan efek negatif bagi

dirinya dan orang lain yaitu orang-orang yang tersesat.

Perspektif Teori

Agresifitas merupakan perilaku yang dapat merugikan diri sendiri maupun

orang lain, sehingga agresifitas dapat melukai orang lain secara langsung maupun

secara tidak langsung. Buss & Perry (1992) menyebutkan 4 faktor dari agresivitas,

yaitu: gresi fisik, agresi verbal, kemarahan (anger) dan permusuhan (hostiility).

Anderson & Bushman (2002) berpendapat bahwa agresivitas merupakan

perilaku yang menyebabkan orang lain mengalami kerugian, perilaku memiliki

keyakinan bahwa perilakunya akan melukai orang lain dan korban dapat menjauhi

pelaku. Sedangakan Saputra & Sawitri (2015) menjelaskan agresivitas adalah

segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang baik secara

verbal maupun secara non verbal. Jadi kesimpulan yang didapat agresivitas

merupakan perilaku yang bertujuan melukai orang lain baik secara fisik, verbal

ataupun psikis.

Penelitian ini menggunakan perspektif social learning theori (Bandura

1983). Yang menyatakan bahwa seseorang memperoleh perilaku Agresif dengan

cara yang sama mereka memperoleh bentuk perilaku sosial yang komplek terjadi

pada kehidupannya baik dengan pengalaman langsung atau dengan mengamati

orang lain. Pola asuh otoriter yang didapat menjadi pengamatan yang dapat untuk

ditiru oleh remaja yang memiliki perilaku agresif

Mereette & Ott (1996) menyebutkan bahwa hubungan orang tua adalah

penting, sehingga anaknya kelak terbentuk melalui bagaimana orang tua tersebut

mendidiknya. Ada 2 pola asuh yang akrab dengan kehidupan saat ini yang sering

Page 19: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

7

dibahas adalah pola asuh otoriter dan demokratis. Menurut Tanvir, Bukhari, Khizer

& Fayyaz (2016) Parenting adalah kegiatan kompleks yang mencakup banyak

perilaku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama-sama untuk

mempengaruhi hasil anak.

Tanvir, Bukhari Khizer & Fayyas (2016) menyebutkan macam- macam pola

asuh orang tua, Authoritarian (Otoriter), Authoritative (Demokratif), Permisive.

Menurut Tanvir, Bukhari Khizer & Fayyas (2016) pola asuh otoriter ini menetapkan

aturan ketat dan menjatuhkan hukuman saat aturan dilanggar.

Orang tua dengan pola asuh otoriter memiliki ciri yang khusus untuk

mendidik anaknya. Seperti yang dijelaskan oleh Bibi, et al (2013) bahwa orang tua

yang otoriter cenderung untuk menetapkan standar dan pedoman yang tinggi dan

kepatuhan diperlukan. Anak diharuskan mematuhi orang tua dengan standar yang

ditentukan orang tua.

Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan

memandang dirinya terutama mengenai sikap menerima atau menolak

(Copersmith, 1967). harga diri individu yang dapat berupa pandangan positif

maupun pandangan negatif terhadap dirinya sendiri (Rosenberg, 1965).

kepercayaan diri pada diri sendiri mengenai kondisi fisiknya, kondisi sosial dan

kondisi pisikisnya. Rosenberg menjelaskan 3 Aspek dalam Self esteem :1.

physical self estem yaitu aspek ini berhubungan dengan kondisi fisik yang

berhubungan dengan individu secara penuh. Harga diri dapat ditentukan dengan

jawaban dalam pertanyaan apakah individu dapat menerima keadaan fisiknya,

apabila jika tidak adakah beberapa kondisi bagian dari fisiknya bisa diubah

sehingga dapat menjadi kondisi yang diharapkan. 2. social self esteem yaitu

Aspek ini berhubungan dengan individu untuk dapat melakukan aktivitas sosial

dan apakah individu tersebut membatasi untuk menjadikan orang lain teman atau

menerima berbagai macam orang-orang tertentu untuk dijadikan teman. 3.

performance self esteem yaitu Aspek ini berhubungan dengan performa dan

prestasi yang didapatkan oleh individu. Aspek ini dapat menjawab apakah

individu merasa puas dan dapat percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya

atu sebaliknya.

Page 20: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

8

Hubungan antara Pola Asuh otoriter dan Agresivitas

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Medrano (2015) menunjukkan bahwa

pola asuh yang demokratis menyebabkan agresi yang rendah, sedangkan otoriter

mentebabkan agresi yang tinggi. Azimi, Fahiri & Khasani (2012) mengungkapkan

pola asuh otoriter berhubungan positif dengan Agresivitas remaja, dan perilaku

otoritatif (Demokratis) tidak memiliki hubungan dengan agresivitas remaja.

Moghadam (2014) pola asuh terbaik untuk mengurangi Agresivitas adalah

demokratis, maka pola asuh otoriter dapat bepengaruh aktif dalam membentuk

agresivitas. Pola asuh otoriter mengajarkan anak kekerasan secara tidak langsung,

anak akan cenderung mengikuti atau mengamati perilaku orang tua, sehingga dalam

upaya bergaul dengan teman sebaya akan membuat anak mempunyai agresivitas

yang tinggi.

Dengan ini dijelaskan bahwa pola asuh orang tua sangat berpengaruh

terhadap perkembangan anak dimasa yang akan datang, anak cenderung

memperhatikan dan juga mempelajari disekitarnya setiap hari. Sehingga apa yang

dialaminya akan menjadi dasar untuk dia lakukan dikemudian hari, maka akan

timbul agresif yang tinggi apabila anak secara terus menerus mendapatkan pola

asuh otoriter sehingga pola asuh otoriter memiliki pengaruh terhadap agresivitas

yang dibuktikan secara empiris.

Hubungan antara Pola Asuh Otoriter dan Harga Diri

Masa remaja merupakan masa transisi yang komplek dengan perubahan

fisik. Pengalaman dan pola asuh orang tua sangat mempengaruhi remaja dalam

menentukan bagaimana harga diri nya. Maya, et al (2018) menyebutkan pola asuh

yang baik dalam hal ini demokrasi akan meningkatkan harga diri pada remaja, dan

sebaliknya apabila remaja mendapatkan perilaku yang otoriter.

Driscol (2013) telah meneliti hubungan antara pola asuh dengan harga diri,

dalam penelitiannya terhadap responden dengan umur 11 tahun dan 14 tahun

bahwa pola asuh otoriter memliki hubungan dengan harga diri secara signifikan

lebih rendah. Lingkungan pertama yang didapatkan seseorang adalah orang tua

Page 21: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

9

mereka, mereka adalah faktor-faktor yang paling rentan yang dapat mempengaruhi

harga dirinya (Jadon & Tripathi, 2017).

Pembentukan diri individu tidak luput dari cara orang tua menanamkan pola

asuh terhadap anak. Bagaimana pola asuh orang tua akan menentukan anak dalam

menunjukkan harga dirinya. Harga diri mencakup kepercayaan diri seperti

penilaian terhadap fisiknya sendiri yaitu penampilan, emosi yang dibawa seorang

dan sikap dan perilaku diri yang positif (Kumar, Lal, & Buchar. 2014).

Dengan ini dijelaskan bahwa pola asuh orang otoriter berpengaruh terhadap

harga diri remaja, remaja yang mendapatkan perlakuan otoriter dari orang tuanya

dapat menimbulkan keadaan remaja yang menganggap dirinya tidak dapat

melakukan segala sesuatunya dengan mandiri. Dengan kondisi pola asuh otoriter

yang diterimanya remaja tidak dapat menggali kemampuan atas dirinya sendiri dan

menyebabkan merasa tidak mempunyai pandangan yang baik terhadap dirinya

sendiri sehingga dapat dilihat bahwa pola asuh orang otoriter memiliki pengaruh

terhadap harga diri.

Hubungan antara Harga diri dan Agresivitas

Seorang memiliki harga diri tinggi dapat mengontrol agresivitasnya.

individu yang memilki agresi yang tinggi dapat mengelola emosi dan cara

berperilakunya. Penelitian Diamantopoulou, Lisbeth, Henricson (2008)

menyebutkan bahwa rendah atau tinggi harga diri remaja dapat menentukan

agresinya. Donnellan, et al (2005) menyatakan bahwa rendahnya harga diri

berhubungan langsung dengan agresivitas remaja, perilaku anti sosial dan

kenakalan.

Apabila harga diri individu rendah, kurang dapat mengendalikan emosi

akan memiliki agresi yang tinggi. Seperti penelitian Ishak (2016) remaja yang

mempunyai harga diri rendah cenderung akan memiliki agresi yang tinggi dan

sebaliknya remaja yang memliki harga diri yang tinggi maka agresinya akan

rendah. Perilaku agresi pada remaja cenderung tinggi ketika harga diri yang

dimilikinya rendah.

Dengan harga diri yang tinggi individu akan dapat mengontrol

agresivitasnya, Baumesiter, Bushman, Campbell (2000) menjelaskan bahwa

kekerasan yang terjadi hasil dari rendahnya harga diri. Harga diri mempunyai

Page 22: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

10

peranan dalam mengontrol agresivitas individu. Harga diri yang tinggi perlu

diwujudkan sehingga dapat mengontrol agresivitas remaja.

Dengan ini dijelaskan bahwa harga diri sangat berpengaruh terhadap

agresivitas, remaja cenderung akan melampiaskan apa yang dia tidak bisa lakukan

karena mempunyai anggapan bahwa dia tidak dapat melakukan suatu hal karena

keterbatasan yang dia rasakan. Menjadikan remaja lebih agresif terhadap apa yang

dilakukannya sehingga dapat dilihat bahwa harga diri memiliki pengaruh terhadap

agresivitas.

Harga Diri Sebagai Variable Mediasi

Berdasarkan penelitian sebelumnya dikatakan bahwa pola asuh otoriter

mempunyai hubungan yang signifikan terhadap agresivitas, Moghadam (2014) pola

asuh terbaik untuk mengurangi Agresivitas adalah demokratis, maka pola asuh

otoriter dapat bepengaruh aktif dalam membentuk agresivitas.

Penelitian sebelumnya mengenai fungsi harga diri sebagai mediator

digunakan pada penelitian Lutfiah & Takwin (2018), dimana penelitian tersebut

menyebutkan bahwa harga diri mampu menjadi variable mediator terhadap

hubungan antara kepribadian dan kebahagiaan. Pengaruh dari mediator harga diri

dapat membantu ditemukannya faktor lain yang dapat menambah peran kepribadian

terhadap kebahagiaan.

Penelitian sebelumnya mengenai pola asuh otoriter dan agresivitas secara

signifikan berpengaruh yang telah dibuktikan dengan hasil penelitian terdahulu

secara langsung. Kemudian peneliti mencari pengaruh lain secara tidak langsung

melalui mediasi yang dapat menambah khas dari penelitian ini. Dari hubungan

antara poa asuh otoriter terhadap agresivitas, peneliti menemukan harga diri sebagai

mediasi.

Sharma & Pandey (2015) mengungkapkan bahwa pola asuh otoriter

memiliki korelasi negatif dengan harga diri remaja, artinya pola asuh otoriter dapat

membuat harga diri remaja menjadi rendah. Dan Bushman, Campbell (2000)

menjelaskan bahwa kekerasan yang terjadi hasil dari rendahnya harga diri. Hasil ini

menunjukkan ada pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung dalam

penelitian ini melalui mediasi harga diri.

Page 23: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

11

Dengan menggunakan sosial learning theory dari bandura, penelitian ini

menempatkan pola asuh otoriter sebagai variable dependen dan harga diri sebagai

variable mediasi yang telah dibuktikan oleh peneliti terdahulu yang sudah peneliti

sebutkan dilatar belakang.

Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini menggunakan tiga variable, yaitu pola asuh otoriter sebagai

variable independen, agresivitas sebagai variable dependen dan harga diri sebagai

variable mediasi. Dengan asumsi bahwa pola asuh otoriter berpengaruh langsung

terhadap agresifitas dan berpengaruh secara tidak langsung terhadap agresivitas

melalui mediasi self esteem. Dengan rangka penelitian sebagai berikut:

Gambar 1. Hipotesis penelitian

Hipotesis :

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Hipotesis 1

Hipotesis 2

Hipotesis 3

Hipotesis 4

:

:

:

:

Ada hubungan yang postif antara pola asuh otoriter dengan

agresivitas

Ada hubungan yang negatif antara pola asuh otoriter dan

harga diri

Ada hubungan yang negatif antara harga diri dengan

agresivitas

Ada hubungan antara pola asuh otoriter dengan agresivitas

yang dimediasi harga diri

Pola Asuh Otoriter

(X)

Agresivitas

(Y)

Harga Diri

(M)

Page 24: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

12

Metode Penelitian.

Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian

non eksperimen yang merupakan jenis penelitian yang tidak melakukan kontrol

secara langsung terhadap variable-variabelnya. Bertujuan untuk menemukan dan

menjelaskan relasi antara fenomena satu dengan fenomena yang lain (Kerlinger,

2014)

Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah remaja anggota baru pencak silat di

Kabupaten Madiun yang berada didaerah kecamatan Geger Madiun selatan.

Subjek penelitian berjumlah 195 orang remaja perguruan pencak silat (SH

Terate, SH Winongo, Cempaka Putih, dan Pagar Nusa) masing-masing responden

dari tiap-tiap perguruan pencak silat diambil secara situasional pada saat latihan,

sehingga dalam penelitian ini total responden adalah 195 orang . teknik yang

digunakan adalah Accidental Sampling.

Tabel 1. Subyek penelitian

Karakteristik N %

Usia

10 - 15 tahun

16 - 20 tahun

Organisasi Pencak Silat

SH Terate

SH Winongo

Pagar Nusa

Cempaka Putih

125

70

22

35

30

108

64%

36%

11%

18%

15%

55%

Page 25: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

13

Instrumen Penelitian

Perilaku agresif diukur dengan Aggression Questionnair (AQ) oleh

Orpinas & Frankowski (2001) yang telah diadaptasi oleh Kamarea (2018), aspek-

aspek yang diukur pada skala tersebut adalah, Agresi Fisik, Agresi Verbal,

Kemarahan, dan Permusuhan. terdiri dari 25 item . Kuisioner Agresi memiliki

empat pilihan, pilihan sangat tidak sesuai (1); tidak sesuai (2); sesuai (3); sangat

sesuai (4). Contoh item: terkadang saya tidak bisa mengendalikan dorongan untuk

menyerang orang lain. Instrumen ini terdiri dari item-item yang bernilai 1 sampai

4, semakin tiinggi nilai yang diperoleh berarti semakin tinggi pula Agresivitas

individu. Hasil uji skala diperoleh nilai Cronbach alfa sebesar 0,88 dengan item

valid sebanyak 21 item

Pola asuh otoriter diukur dengan skala Parental Authority Questionnaire

(PAQ) yang dikembangkan oleh Ilhamudin, (2017) namun skala tersebut

dimodifikasi sesuai dengan variabel penelitian yaitu Pola Asuh Otoriter. menjadi

10 item khusus Pola asuh otoriter. Parental Authority Questionnaire (PAQ)

memiliki empat pilihan, pilihan sangat setuju (1); setuju (2); tidak setuju (3); dan

sangat tidak setuju (4). Contoh Item : Ketika orang tua saya menyuruh melakukan

sesuatu apapun itu, saya harus melakukannya tanpa boleh bertanya untuk apa.

Skoring pada Instrumen ini terdiri dari beberapa item yang bernilai 1 sampai

dengan 4, semakin tinggi nilai yang diperoleh maka semakin tinggi pula dukungan

pola asuh yang dimiliki oleh individu. Hasil uji coba skala diperoleh nilai

cronbach alfa sebesar 0,71 dengan 7 item valid

Rosenberg Self Esteem Scale digunakan untuk mengukur harga diri pada

penelitian ini, Instrumen ini terdiri dari 10 item. Aspek-aspek yang diukur antara

lain Phisical Self Estem, Social Self Esteem, Performance Self, Rosenberg Self

Esteem memiliki empat pilihan skala likert, pilihan sangat setuju (1); setuju (2);

tidak setuju (3); dan sangat tidak setuju (4). Contoh item : secara keseluruhan saya

puas dengan diri saya sendiri. Skoring Instrumen ini terdiri atas item yang bernilai

1 sampai 4, semakin tinggi nilai yang dihasilkan berarti semakin tinggi juga Self

esteem yang dimiliki individu. Hasil uji skala diperoleh nilai cronbach alfa

sebesar 0,75 dengan 7 item valid

Page 26: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

14

Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan pada perguruan pencak silat SH Terate, SH Winongo,

Cempaka Putih dan Pagar Nusa di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun. Penelitian

diawali dengan melakukan uji coba skala penelitian dan dilakukan uji validitas serta

reliabilitas. Tahap selanjutnya pengambilan data, dilakukan dengan cara

memberikan instrument yang telah disiapkan kepada remaja anggota pencak silat

pada waktu latihan secara sukarela yang bersedia menjadi subyek. Setelah data

terkumpul, peneliti melakukan analisis. Kemudian tahap terakhir dilakukan entry

data dan analisis data. Dalam proses ini peneliti menggunakan Software

perhitungan spss for windows versi 22 dengan menggunakan teknik Accidental

Sampling.

Analisis Data

Analisis pada data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Mediated Multiple Regression menggunakan program SPSS for Windows versi 22

dan sobel test. Teknik analisis data ini digunakan untuk mengukur pengaruh

variable (X) pola asuh otoriter terhadap variable (Y) agresivitas yang dimediasi oleh

harga diri (M).teknik ini bertujuan untuk menguji pengaruh variable mediasi dalam

memediasi hubungan variable (X) terhadap variable (Y) (Hayes & Preacher, 2013)

Hasil penelitian dan pembahasan

Deskripsi dan hubungan antar variabel

Uji statistik penelitian inimenunjukkan nilai mean, standar deviasi dan

interkorelasi pada setiap variabel penelitian. Pola asuh otoriter memiliki nilai

(Mean=10,9; SD=2,6), harga diri memiliki nilai (Mean=23,7; SD=3,46), dan

agresivitas memiliki nilai (M=34,1; SD=7,3). Hasil uji korelasi menunjukkan

bahwa hubungan antara pola asuh otoriter dengan harga diri memiliki hubungan

yang negatif dan signifikan (r=-0,412; p=0,00), hubungan antara pola asuh otoriter

dengan agresivitas memiliki hubungan yang positif dan signifikan (r=0,655;

p=0,00), dan hubungan antara harga diri dengan agresivitas memiliki hubungan

Page 27: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

15

yang negatif dan signifikan (r=-0,348; p=0,00). Deskripsi dari variabel penelitian

dijelaskan pada tabel 2.

Tabel 2. Mean, Standar Deviasi (SD), dan hubungan antar variabel

Variabel Mean SD 1 2 3

1. Pola asuh otoriter

2. Harga diri

3. Agresivitas

10,9

23,7

34,1

2,6

3,4

7,3

- -0,412**

-

0,655**

-0,348**

Tabel 3. Hasil uji hipotesis

Hubungan antar variabel β Sig.

Pola asuh otoriter dengan agresivitas

Pola asuh otoriter dengan harga diri

Harga diri dengan agresivitas

Pola asuh otoriter terhadap agresivitas dimediasi harga diri

1,68

-0,53

-0,20

0,11

0,000

0,000

0,114

0.557

Korelasi antar variable penelitian

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah hubungan antara pola asuh

otoriter terhadap agresivitas. Hasil penelitian ini diperoleh adanya hubungan yang

positif (β=1,68; p=0,00). Dari hasil nilai ini menunjukkan arti bahwa pada temuan

ini ditemukan hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh otoriter

dengan agresivitas, artinya semakin tinggi pola asuh otoriter pada remaja semakin

tinggi juga agresivitasnya. Dengan demikian hipotesis pertama diterima

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah hubungan antara pola asuh

otoriter dan harga diri. Hasil penelitian ini diperoleh adanya hubungan yang negatif

(β= -0,53; p=0,00). Dari penelitian ini menunjukkan arti bahwa ditemukan

hubungan yang negatif dan signifikan antara pola asuh otoriter dengan harga diri.

Artinya semakin tinggi pola asuh otoriter maka akan semakin rendah harga diri,

dan sebaliknya. Dengan demikian hipotesis kedua diterima

Page 28: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

16

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah hubungan antara harga diri dan

agresivitas. Hasil dari penelitian ini diperoleh adanya hubungan yang negatif dan

tidak signifikan (β= -0,20; p=0,114). Dari hasil penelitian ini menunjukkan arti

bahwa ditemukan hubungan yang negatif dan tidak signifikan antara harga diri

terhadap agresivitas. Artinya semakin tinggi harga diri individu belum tentu

semakin rendah agresivitasnya. Dengan demikian hipotesis ketiga ditolak.

Hipotesis keempat pada penelitian ini adalah hubungan antara pola asuh

otoriter terhadap agresivitas yang dimediasi dengan harga diri. Hasil yang

diperoleh dalam penelitian ini dengan menggunakan sobel test menunjukkan

hubungan antara ketiga variabel (β= 0,11; p = 0,557 ). Hal ini menunjukkan bahwa

harga diri tidak mampu menjadi variabel mediator terhadap hubungan antara pola

asuh otoriter terhadap agresivitas . dengan demikian hipotesis ini ditolak

Gambar 2. Hasil indirect effect

Ket : * p >0,01

** p > 0,05

*** p > 0,000

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan pola asuh otoriter memiliki hubungan yang

positif dan signifikan dengan agresivitas. Hal ini menunjukkan semakin tinggi

pola asuh otoriter maka semakin tinggi agresivitasnya. Hasil yang sama dengan

penelitian Einstein & Indrawati (2016) yang dilakukan pada 85 orang dengan

hasil nilai korelasi R = 0,671 dengan nilai signifikansi 0,000, hasil tersebut

β = -0,531*

Β = 1,678*

β = -0,199

Koefisien mediasi β = 0,105

Pola Asuh Otoriter

(X)

Agresivitas

(Y)

Harga Diri

(M)

Page 29: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

17

menunjukkan bahwa pola asuh otoriter berpengaruh positif terhadap agresivitas.

Penelitian lainnya oleh Saputra & Sawitri (2015) yang dilakukan terhadap 126

siswa menunjukkan hasil yang positif dan signifikan semakin tinggi pola asuh

otoriter orang tua semakin tinggi juga agresivitasnya. Dari beberapa pola asuh

orang tua, otoriter adalah pola asuh yang dapat meningkatkan agresivitas remaja.

sehingga penelitian terdahulu banyak yang mengungkapkan pengaruh yang

signifikan antara pola asuh otoriter terhadap agresivitas. Penelitian ini secara tegas

menunjukkan hasil yang sama dengan peneliti terdahulu. Bahwa ada pengaruh

yang positif dan signifikan antara pola asuh otoriter dan agresivitas.

Tingginya pengaruh pola asuh otoriter terhadap agresivitas merupakan

pengaruh yang timbul dengan bantuan kondisi lingkungan yang mendukung untuk

membentuk agresivitas remaja. lingkungan disini dapat digunakan remaja untuk

dapat menyalurkan agresinya apabila remaja tersebut tidak dapat mengendalikan

emosi dan juga tidak memiliki harga diri atau anggapan diri yang baik.

Penemuan selanjutnya dari penelitian ini adalah pola asuh otoriter

berhubungan negatif dan signfikan dengan harga diri. Penelitian ini menunjukkan

semakin tinggi pola asuh otiruter maka semakin rendah harga dirinya, dan

sebaliknya semakin rendah pola asuh otoriter maka semakin tinggi harga dirinya.

Hal ini sesuai dengan penelitian Mentari & Daulima (2017) yang mengambil 98

sampel dengan menunjukkan hasil penelitian yang negatif dan signifikan antara

hubungan pola asuh otoriter dengan harga dir. Hasil ini menguatkan hipotesis

peneliti mengenai hubungan antara pola asuh otoriter terhadap harga diri, yang

menunjukkan pola asuh otoriter berpengaruh negatif dan signifikan.

Hasil penelitian lainnya oleh Maya et al (2018) yang menunjukkan hasil

semakin tinggi pola asuh demokratis semakin tinggi pula harga dirinya dan

sebaliknya, semakin tinggi pola asuh otoriter semakin rendah harga dirinya. Dari

beberapa penelitian terdahulu terlihat bahwa hasil dari penelitian ini sejalan

dengan adanya penelitian-penelitian terdahulu yang mempunyai hasil yang sama

terkait pengaruhnya antara pola asuh otoriter terhadap harga diri. Pola asuh

otoriter memeiliki pengaruh terhadap rendahnya harga diri dengan nilai 𝑅2 0,170

Page 30: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

18

yang berarti pola asuh otoriter memiliki pengaruh terhadap rendahnya harga diri

sebesar 17%. Sisanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi rendahnya harga diri.

Penemuan berikutnya dari penelitian ni adalah harga diri berhubungan

negatif dan tidak signifikan terhadap agresivitas. Semakin tinggi harga diri maka

belum tentu semakin rendah agresiitasnya, dan sebaliknya semakin rendah harga

dirinya maka belum tentu semakin tinggi agresivitasnya. Hasil penelitian

Oktaviani, Vonna & Caroline (2017) mengambil responden 102 orang

menunjukkan hasil bahwa semakin tinggi harga diri seseorang dapat menjadi

prediktor rendahnya agresivitasnya. Agresivitas yang cenderung merugikan dapat

ditemui pada individu yang memiliki harga diri yang rendah.

Penelitian lainnya oleh Shahen & Jahan (2014) mengambil sampel 200

orang menyatakan hasil penelitiannya bahwa ada korelasi negatif dan signifikan

antara harga diri terhadap agresi. Penelitian lain menunjukkan hubungan yang

negatif dan signifikan, yang artinya apabila harga diri rendah maka agresivitas

akan tinggi dan sebaliknya.

Penemuan terakhir dari penelitian ini adalah harga diri sebagai mediator

pengaruh antara pola asuh otoriter terhadap agresivitas. Dalam penelitian ini nilai

yang dihasilkan tidak signifikan yang berarti harga diri tidak mampu menjadi

variable mediator pada penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan pengaruh yang

besar antara pola asuh otoriter terhadap agresivitas

Besarnya pengaruh pola asuh otoriter terhadap agresivitas terbukti

membuat harga diri tidak dapat menjadi mediator dalam penelitian ini. Pada usia

remaja selain faktor pola asuh otoriter terdapat faktor kuat lainnya yang dapat

membentuk remaja menjadi agresif. Terlebih usia remaja merupakan usia

peralihan dari anak-anak menuju dewasa, sehingga dalam faktor inilah yang

membuat agresivitas tinggi. Pengaruh yang besar dari pola asuh otoriter terhadap

agresivitas juga dapat disebabkan lingkungan subjek yang berada di tengah-

tengah sebaya yang mengikuti bela diri. Tidak banyak ditemukan harga diri dapat

berperan sebagai mediator. Akan tetapi dari semua variable dalam penelitian ini

semuanya memiliki hubungan yang signifikan, hanya saja harga diri sebagai

Page 31: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

19

mediator tidak mampu menjadi mediasi antara hubungan pola asuh otoriter dengan

agresivitas.

Simpulan dan saran

Dalam penelitian ini terbukti bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan

antara pola asuh otoriter terhadap agresivitas, pengaruh pola asuh otoriter terhadap

harga diri berpengaruh negatif dan signifikan, dan pengaruh antara harga diri

terhadap agresivitas negatif dan tidak signifikan. Sementara harga diri tidak

mampu menjadi mediator pada hubungan antara pola asuh otoriter terhadap

agresivitas. Yang artinya pengaruh langsung antara pola asuh otoriter terhadap

agresivitas lebih tinggi dibanding melalui harga diri. Dalam penelitian ini masig-

masing variable mempunyai pengaruh yang signifikan.

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan luas mengenai

variable-variabel lain seperti menggunakan variabel family function, dan untuk

lebih cermat dalam menggunakan variable mediator seperti variable-variabel yang

tidak ada dalam penelitian ini. Implikasi praktis dalam penelitian ini pada bidang

psikologi khususnya psikologi perkembangan yang menangani individu dengan

memperhatikan pola asuh yang lebih baik sehingga dapat menekan agresivitas

remaja. Dan juga dapat memberikan referensi bagi orang tua dalam mendidik

anaknya supaya anak tidak mengalami agresivitas yang berlebih, dan membuat

orang tua mempunyai cara lain dalam mendidik anaknya.

Page 32: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

20

Referensi

AL-Qur,an. (1978). Al-Qur’an dan terjemahan. Yayasan Penyelenggara Penterjemahan/Penafsiran Al-Qur’an, Departemen Agama RI, Jakarta.

Anderson, C.A., & Bushman, B. (2002). Human Agression. Department Of Psychology, Iowa State University, Ames, Iowa. 50011-3180; 53:27–51

Anderson, C.A., Berkowitz, L., Donnerstein, E., Huesmann, L.R., Johnson, J.D., Linz, D., Malamuth, N.M., & Wartella, E (2003). The Influence Of Media Violence On Youth. Psychological Science In The Public Interest. 89-110

Assadi, S.M., Smetana, J., Shahmansouri, N. & Mohammadi, M. (2011). Beliefs About Parental Authority, Parenting Styles, And Parent–Adolescent Conflict Among Iranian Mothers Of Middle Adolescents. International Journal Of Behavioral Development 35(5). 424–431

Azimi, L., Aziri, A., & Kashani, L. (2012). Relationship Between Maternal Parenting Style And Child’s Aggressive Behavior. Procedia Social Behavioral Sciences. 1276 – 1281

Bardina, P., & Wilson, M. (1997). The Relationship Between Parenting Style And Chilren's Anger, Aggressive Behavior, And Perception Of Intention. Modern Psychological Studies. 19-26

Bartholow, BD., Sestir, M.A., & Davis, E.B. (2005). Correlates And Consequences Of Exposure To Video Game Violence: Hostile Personality, Empathy, And Aggressive Behavior. Society For Personality And Social Psychology.PSPB, 31(11). 1573-1586

Baumeister, RF., Bushman, BJ., & Campbell, WK. (2000). Self Esteem, Narcissism, And Aggression : Does Violence Result From Low Self Esteem Or From Threatened Egotism?. Departemen Of Psychology, Case Western Reserve University. 9(1), 26-29

Bibi, F., Chaudry, A.G., Awan, E.A. & Tariq, B. (2013). Contribution of Parenting Style in life domain of Children. IOSR Journal Of Humanities And Social Science (IOSR-JHSS). 12(2), 91-95

Buri, John. F. (1989). An Instrument For The Measurement Of Parental Authority Prototypes. Dokument Resume. ED 306-471

Buss, A. H., & Perry, M. (1992). The Aggression Questionnaire . Personality Processes And Individual Differences. 63(3), 452-459

Berkowitz, L. (1990). On The Formation And Regulation Of Anger And Aggression: A Cognitive-Neoassociationistic Analysis. American Psychologist, 45(4), 494-503

Diamantoupoulou, S. Rydell, A.M, & Henricsson, L. (2007). Can Both Low And High Self-Esteem Be Related To Aggression In Children?. Department Of Psychology, Uppsala University, 1-17

Diana, R. R. (2009). Komunikasi Remaja-Orang Tua Dan Agresivitas Pelajar. Menyoal Problem Kesehatan Masyarakat. Jurnal Psikologi, 141-150

Page 33: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

21

Donnellan, M, B., Trzesniewski, K.H., Robbins, R,W., Moffit, T,E, & Caspi, A. (2005). Low Self-Esteem Is Related to Aggression, Antisocial Behavior, and Delinquency. Psychological Science. 16(4), 328-335

Driscol, L.C. (2013). Parenting Style and Self-Esteem. Claremont Scholarship@Claremont. Scripps Senior Theses

Einstein, G, & Indrawati, E,S. (2016). Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Orangtua Dengan Perilaku Agresif Siswa/Siswi Smk Yudyakaryamagelang. Jurnal Empati, 5(3), 491-502

Esteve, E, Jimenez, T,I, & Moreno, D. (2018). Aggressive behavior in adolescent as a predictor of personal, family, and school adjustment problem. Psicothema. 30 (1), 66-73

Evangalista, K.D., Mendoza, R.AP, & Malabanan, M. G. A. (2014). Parental Authority And Its Effects On The Aggression Of Children. Asia Pasific Journal Of Education, Arts Science. 1(3), 78-80

Fares, N.E., Ramirez, J., Cabera, J.M., Lozano. F., & Salas, F. (2011). Justification Of Physical And Verbal Aggression In Uruguayan Children And Adolescents. The Open Psychology Journal. 4, (Suppl 1-M5) 45-54

Hoskins, D. H. (2014). Consequences Of Parenting On Adolescent Outcomes. Societies. 4, 506–531

Ilhamudin, M. (2017). Tipe Kepribadian Ekstraversi sebagai Variabel Moderator Atas Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kompetensi Sosial Pada Remaja. Tesis Magister Psikologi tidak dipublikasikan, Universitas Muhammadiyah Malang.

Ishak, M. A. M. (2016). Hubungan Antara Kecenderungan Agresi Dan Harga Diri: Peranan Emosi Disregulasi Dalam Memediasi Kecenderungan Agresi Dan Harga Diri. 2nd Psychology & Humanity.263-266

Jadon, P.S, & Tripathi, S. (2017). Effect of Authoritarian Parenting style on self esteem of the Child: A Systematic Review. IJARIIE-ISSN(O)- 2395-4396.

Kamarea, L,B (2018). Kontrol Diri dan Agresivitas Orang Jawa dan Orang Papua. Tesis Magister Psikologi tidak dipublikasikan, Universitas Muhammadiyah Malang.

Kerlinger, F.N. (2014). Asas – asas penelitian behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Kumar. R., Lal, R., & Bhuchar. V. (2014). Impact Of Social Support In Relation To Self-Esteem And Aggression Among Adolescents. International Journal Of Scientific And Research Publications. Volume 4, ISSN 2250-3153

Laxmi, A.H.M.V. & Kadapatti, M. (2012). Analysis Of Parenting Styles And Interpersonal Relationship Among Adolescents. International Journal Of Scientific And Research Publications, 2(8), 2250-3153

Lopez, EE, Perez, S.M, Ochoa, G,M, & Ruiz, D.M. (2008). Adolescent aggression: Effects of gender and family and school environments. Journal of dolescence. 31, 433-450

Page 34: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

22

Lutfiyah, & Takwin, B. (2018). Hubungan antara Kepribadian dan Kebahagiaan dengan Harga Diri sebagai Mediator. Jurnal Psikologi Teori dan Terapan. 9 (1); 17-26

Markowitz, F. E. (2001). Attitudes And Family Violence: Linking Intergenerational And Cultural Theories. Journal Of Family Violence, 16(2), 205-218

Maya, S., Soetjiningsih, Windina, I. T., & Adnyana. I. S. (2018). Korelasi Pola Asuh Orangtua Terhadap Self-Esteem Remaja Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Harapan Denpasar. Sari Pediatri, 20(1), 24-30

Medrano, M.R. (2015). The Association Between Parenting Styles, Aggression, And Acculturation In Mexican American Young Adults. Thesis Texas A&M International University.

Mentari, P & Daulima, H. C . (2017). Hubungan Pola Asuh Orangtua Dan Harga Diri Anak Jalanan Usia Remaja. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 20(3) 158-167

Merette, C., & Ott, J. (1996). Estimating Parental Relationship In Linkage Analysis Of Recessive Traits. American Journal Of Medical Genetics. 63:386-391

Minarni, S. (2017). Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dengan Perilaku Agresif Pada Remaja Anggota Geng Di Samarinda. Psikoborneo. 5 (2) : 301-309

Moghaddam, M. F., Asli, F., Rakhshani, T., & Taravatmanesh. (2016). The Relationship Between Parenting Styles And Aggression In Adolescents Of Zahedan City In 2014. Published Online. 17(7-8), 1-5

Mohammadi. M, & Firoozi. M. (2016). The Relationship between Parenting Styles and Happiness with the Mediating Role ofEmotional Intelligence. International Journal of Medical Research & Health Sciences. 5(95), 667-673

Mutasih, E & Suryadi, B. (2013). Pengaruh Self-Esteem Dan Dukungan Sosial Terhadap Optimisme Masa Depan Anak Jalanan Di Rumah Singgah Jakarta Selatan. Tazkiya Journal of Psychology. 18(1), 67-78

Oktaviani, E.S, Vonna, R, D, & Caroline, Y. (2017). Hubungan Sabar Dan Harga Diri Dengan Agresivitas Pada Supporter Bola. Jurnal Psikoislamedia 2(1); 55-64

Ondawati. (2019). Low Self-Esteem Is Related to Aggression, Antisocial Behavior, and Delinquency. Jurnal penelitian pendidikan. 84-95

Permatasari, D. (2017). Hubungan Dukungan Orangtua dan Harga Diri dengan Harapan sebagai Variabel Mediator. Psikodimensia 16 (1); 20-30

Restu, Y., & Yusri. (2013). Studi Tentang Perilaku Agresif Siswa Di Sekolah. KONSELOR. Jurnal Ilmiah Konseling. 2(1), 243-249

Page 35: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

23

Retnowuni, A, & Yani, A, L. (2019). Faktor- faktor yang Mepengaruhi Perilaku Agresif pada Remaja yang Tinggal di Pesantren. Journal Of Holistic Nursing Science 6(1); 36-43

Rosenberg, M. (1965). Society And The Adolescent Self-Image. Princeton, NJ: Princeton University Press

Saputra, D,K, & Sawitri, D, R. (2015). Pola Asuh Otoriter Orang Tua Dan Agresivitas Pada Remaja Pertengahan Di Smk Hidayah Semarang. Jurnal Empati, 4(4), 320-326

Sarwar, S. (2016). Influence of Parenting Style on Children’s Behaviour. Journal of Education and Educational Development. 3(2), 222-249

Setiawan, A. (2010). Penanganan Perilaku Agresif pada Anak. Jassi. 9 (1), 89-96 Shaheen, F, & Jahan, M. (2014). Role Of Self Esteem In Development Of

Aggressive Behavior Among Adolescents. International Journal Of Education And Psychological Research (IJEPR). 3(4); 54-57

Sharma, G., & Pandey, N. (2015). Parenting Style and Its Effect on Self-Esteem of dolescent. The International Journal of Indian Psychology. 3(1), 28-39

Tanvir, M., Bukhari, F.K., Khizer, U., & Fayyaz, S. (2016). Parenting Style And Its Effects On Academic Achievement Of Children. International SAMANM Journal Of Business And Social Sciences. ISSN 2308-2372, 4(1), 30-42

Vijila, Y, Thomas, J, & Ponnusamy, A. (2013). Relationship between Parenting Styles and Adolescent Social Competence. IOSR Journal Of Humanities And Social Science. 17(3), 34-36

Xie, H., Cairns, R.B., & Cairns, B.D. (2002). The Development Of Social Aggression And Physical Aggression: A Narrative Analysis Of Interpersonal Conflicts. Aggressive Behavior 28, 341–355

Page 36: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

25

Uji Pola asuh otoriter

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,706 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

x1 15,7600 13,861 ,219 ,718

x2 15,8933 15,097 ,076 ,741

x3 16,3067 15,053 ,236 ,702

x4 15,4000 13,054 ,455 ,667

x5 16,3733 13,697 ,431 ,673

x6 16,0800 13,210 ,490 ,662

x7 16,4267 14,518 ,301 ,694

x8 16,2533 12,813 ,594 ,645

x9 16,4400 13,736 ,468 ,669

x10 15,2667 13,090 ,555 ,652

Uji Pola asuh otoriter kedua

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,752 7

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

x1 9,3231 5,467 ,546 ,706

x2 9,3692 5,739 ,403 ,736

x3 9,1744 5,207 ,443 ,732

x4 9,5641 5,948 ,358 ,744

x5 9,4205 5,183 ,625 ,687

x6 9,4974 6,035 ,323 ,751

x7 9,3128 5,134 ,604 ,690

Page 37: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

26

Uji Agresivitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,877 25

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

y1 41,3333 90,766 ,183 ,881

y2 41,3867 91,078 ,159 ,883

y3 41,8400 91,217 ,301 ,876

y4 40,9600 87,552 ,445 ,872

y5 41,8667 86,009 ,585 ,869

y6 41,5467 86,630 ,514 ,871

y7 41,8533 87,884 ,427 ,873

y8 41,7867 85,278 ,673 ,866

y9 41,9733 87,621 ,555 ,870

y10 40,8400 87,785 ,496 ,871

y11 41,3733 91,399 ,154 ,882

y12 41,4000 90,811 ,172 ,882

y13 41,8400 91,217 ,301 ,876

y14 40,9467 86,700 ,479 ,872

y15 41,8933 86,070 ,597 ,868

y16 41,5467 87,089 ,521 ,870

y17 41,8933 89,178 ,392 ,874

y18 41,7867 85,278 ,673 ,866

y19 41,9200 88,075 ,509 ,871

y20 40,8000 86,351 ,608 ,868

y21 41,8533 87,100 ,519 ,871

y22 41,6267 87,399 ,535 ,870

y23 41,9733 89,459 ,419 ,873

y24 41,7867 85,278 ,673 ,866

y25 41,9733 87,621 ,555 ,870

Page 38: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

27

Uji Agresivitas kedua

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,902 21

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

y1 32,5949 49,149 ,475 ,899

y2 32,4154 48,327 ,552 ,897

y3 32,5795 48,554 ,593 ,896

y4 32,3641 50,449 ,317 ,903

y5 32,3692 49,234 ,419 ,900

y6 32,5436 47,136 ,769 ,891

y7 32,6000 49,262 ,532 ,897

y8 31,8513 48,808 ,451 ,900

y9 32,4718 49,189 ,540 ,897

y10 32,6359 49,573 ,483 ,898

y11 32,2256 48,650 ,425 ,901

y12 32,4923 48,839 ,595 ,896

y13 32,5487 48,063 ,738 ,893

y14 32,5846 49,852 ,427 ,900

y15 32,1846 48,986 ,444 ,900

y16 32,5282 49,034 ,482 ,898

y17 32,4974 48,447 ,636 ,895

y18 32,4205 48,987 ,594 ,896

y19 32,4718 48,900 ,569 ,896

y20 32,5846 49,059 ,510 ,898

y21 32,4718 48,714 ,629 ,895

Uji Harga diri

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,746 10

Page 39: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

28

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

m1 28,9067 13,437 ,548 ,708

m2 28,9067 14,059 ,473 ,720

m3 29,0400 14,093 ,219 ,761

m4 29,2000 12,730 ,520 ,707

m5 29,5467 13,521 ,364 ,733

m6 29,1867 13,721 ,414 ,725

m7 30,0533 14,403 ,294 ,741

m8 28,9600 12,985 ,543 ,705

m9 29,4800 12,523 ,535 ,704

m10 28,6800 15,437 ,242 ,745

Uji Harga diri kedua

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,788 7

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

m1 20,0308 9,257 ,625 ,745

m2 20,4000 8,478 ,527 ,761

m3 19,9128 10,719 ,422 ,782

m4 20,2359 8,171 ,746 ,713

m5 20,1077 9,622 ,391 ,784

m6 21,1641 8,746 ,546 ,755

m7 20,3949 8,910 ,447 ,778

Korelasi antar variabel

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

pola asuh otoriter 10,9436 2,68864 195

agresivitas 34,0718 7,32563 195

harga diri 23,7077 3,46435 195

Page 40: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

29

Correlations

pola asuh

otoriter agresivitas harga diri

pola asuh otoriter Pearson Correlation 1 ,655** -,412**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

N 195 195 195

agresivitas Pearson Correlation ,655** 1 -,348**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

N 195 195 195

harga diri Pearson Correlation -,412** -,348** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

N 195 195 195

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Regresi Linier

Pola Asuh Otoriter terhadap harga diri

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,412a ,170 ,166 3,16419

a. Predictors: (Constant), pola asuh otoriter

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 396,003 1 396,003 39,552 ,000b

Residual 1932,336 193 10,012

Total 2328,338 194

a. Dependent Variable: harga diri

b. Predictors: (Constant), pola asuh otoriter

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 29,523 ,952 31,010 ,000

pola asuh otoriter -,531 ,084 -,412 -6,289 ,000

a. Dependent Variable: harga diri

Page 41: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

30

Harga diri sebagai mediasi hubungan pola asuh otoriter terhadap agresivitas

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,660a ,436 ,430 5,52975

a. Predictors: (Constant), harga diri, pola asuh otoriter

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4539,991 2 2269,995 74,236 ,000b

Residual 5871,004 192 30,578

Total 10410,995 194

a. Dependent Variable: agresivitas

b. Predictors: (Constant), harga diri, pola asuh otoriter

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 20,438 4,070 5,022 ,000

pola asuh otoriter 1,678 ,162 ,616 10,352 ,000

harga diri -,199 ,126 -,094 -1,586 ,114

a. Dependent Variable: agresivitas

Page 42: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

31

MAGISTER SAINS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Dengan hormat, Saya adalah mahasiswa program Magister Sains Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang yang sedang melakukan pengambilan data penelitian. Dengan ini peneliti memohon bantuan kepada seluruh anggota baru pencak silat kesediaannya untuk mengisi beberapa pernyataan sesuai dengan petunjuk di bawah ini:

PETUNJUK UMUM

1. Lengkapi terlebih dahulu form identitas 2. Pastikan terdapat skala yang akan anda kerjakan. 3. Baca dan cermati petunjuk masing-masing skala dengan baik. 4. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri anda. 5. Semua jawaban adalah benar. 6. Semua jawaban akan dijamin kerahasiaannya. 7. Periksalah kembali jawaban yang telah anda isi, jangan sampai ada

pernyataan yang belum terisi

SELAMAT MENGERJAKAN

Nama

Perguruan Beladiri

Umur

Lama menjadi anggota

Sekolah

kelas

:

:

:

:

:

:

….………………………………………………….

……………………………………………………..

……………………………………………………..

……………………………………………………..

……………………………………………………..

…………………………………………………….

Page 43: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

32

SKALA -A- Skala pertama ini terdapat beberapa pernyataan tentang orang tua anda masing-masing. Orang tua yang dimaksud adalah orang dewasa dalam keluarga yang paling sering menghabiskan waktu dengan anda, Tugas anda adalah memberi tanda centang (√) yang paling mendekati dengan keadaan anda. Terdapat 4 (empat) pilihan jawaban, yaitu:

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

No

Pernyataan

Pilihan Jawaban Sangat Setuju

Setuju Tidak Setuju

Sangat tidak setuju

1 Orang tua saya selalu merasa bahwa dengan pemaksaan dapat membuat anak-anaknya berperilaku sesuai dan sepantasnya

2 Orang tua saya merasa bahwa orang tua yang bijaksana harus mengajarkan anak-anaknya siapa pemimpin dalam keluarga

3 Orang tua saya akan sangat sedih apabila saya mencoba untuk tidak sependapat dengannya

4 Orang tua saya menginginkan saya berperilaku seperti apa yang dia harapkan untuk saya, dan apabila saya tidak memenuhi harapan-harapan tersebut maka saya akan dihukum

5 Orang tua saya selalu merasa bahwa sebagian besar masalah dalam lingkungan masyarakat akan terpecahkan apabila orang tua secara ketat dan tegas mengawasi anak-anaknya

6 Orang tua saya seringkali mengatakan kepada saya persis seperti apa dan bagaimana yang dia inginkan untuk saya lakukan

7 Saya mengetahui apa yang orang tua saya harapkan dari saya dan dia bersikeras bahwa saya harus menyesuaikan harapan-harapan tersebut untuk menghormati otoritasnya

Page 44: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

33

SKALA –B-

Skala kedua ini terdapat beberapa pernyataan tentang anda. Tugas anda adalah memberi tanda centang (√) yang paling mendekati dengan keadaan anda. Terdapat 4 (empat) pilihan jawaban, yaitu: a. sangat tidak sesuai karakteristik saya b. tidak sesuai dengan karakteristik saya c. sesuai dengan karakteristik saya d. sangat sesuai dengan karakteristik saya

No

Pernyataan

Pilihan Jawaban sangat tidak sesuai

tidak sesuai

sesuai sangat sesuai

1 Saya akan memukul teman saya jika saya merasa kesal kepadanya

2 Ketika saya mendapat hasutan,saya terdorong untuk memukul orang lain

3 Saya tidak akan membalas ketika ada teman yang menghina saya

4 Berkelahi bukan solusi yang baik untuk menyelesaikan masalah

5 Saya sering mengejek teman-temansaya dengan kata-kata kasar

6 Saya akan mengeraskan suara saya, ketika pendapat saya tidak didengar dan tidak dipedulikan

7 Saya akan ikut bergabung dengan teman-teman yang sedang membicarakan kejelekan teman saya

8 Jika teman-teman saya sedang mengejek teman-teman yang lebih kecil, saya akan ikut bergabung karena itu menyenangkan

9 Menurut saya tidak ada gunanya bercanda berlebihan 10 Saya merasa jengkel ketika ada teman yang akan

memukul saya

11 Ketika frustasi, saya menunjukkan kemaraan saya 12 Saya akan cubit adik saya ketika bandel 13 Saya orang yag mudah marah ketika menghadapi

masalah

14 Beberapa teman saya beranggapan bahwa saya orang yang tidak gampang marah

15 Menurut saya bergaul dengan siapapun tidak masalah, karena semua manusia sama

16 Saya berusaha mengalah dari adik-adik saya dengan harus mengusap-sap dada

17 Saya benci ketika melihat teman yang lebih pintar dari saya

18 Saya akan membujuk teman-teman untuk tidak bergaul dengan salah satu teman yang tidak saya suka

19 Saya dan teman saya tidak akan bergaul dengan orang-orang tertentu karena mereka sombong

Page 45: TESISindividu remaja. Menurut Esteves, Jimenes, & Moreno (2018) perilaku agresif dapat terjadi ketika seorang mengalami depresi, perasaan stress dan kesepian serta komunikasi yang

34

20 Saya tahu, iri kepada teman merupakan pertanda bahwa saya tidak mampu lebi baik dari dirinya

21 Saya bersikap biasa saja ketika ada teman bermain ke rumah saya, karena saya tahu teman saya tidak mungkin mengambil barang-barang saya

SKALA -C-

Skala ketiga ini terdapat beberapa pernyataan tentang anda. Tugas anda adalah memberi tanda centang (√) yang paling mendekati dengan keadaan anda. Terdapat 4 (empat) pilihan jawaban, yaitu: a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

No

Pernyataan

Pilihan Jawaban Sangat Setuju

Setuju Tidak Setuju

Sangat tidak setuju

1 Secara keseluruhan, saya puas dengan diri saya sendiri.

2 Kadang-kadang saya pikir saya tidak baik sama sekali.

3 Saya dapat melakukan hal-hal seperti kebanyakan orang lain.

4 Saya merasa tidak perlu banyak dibanggakan. 5 Saya kadang-kadang merasa tidak berguna. 6 Saya berharap bisa lebih menghargai diri

sendiri.

7 Secara keseluruhan, saya cenderung merasa bahwa saya gagal.