tesis eksitensi resi gudang sebagai jaminan kredit …

107
TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT DALAM PRAKTIK PERBANKAN Disusun dan diajukan oleh A. RESKY IKA SARY SYAHRIR P3600211036 PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014

Upload: others

Post on 06-Apr-2022

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

TESIS

EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT DALAM

PRAKTIK PERBANKAN

Disusun dan diajukan oleh

A. RESKY IKA SARY SYAHRIR

P3600211036

PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 2: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

HALAMAN JUDUL

EKSISTENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT DALAM

PRAKTIK PERBANKAN

Oleh:

B. RESKY IKA SARY SYAHRIR P3600211036

Diajukan sebagai Tugas Akhir dalam Rangka Penyelesaian Studi Program

Magister Kenotariatan

Pada

PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 3: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalamualaikum Wr. Wb.,Puji dan

syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat, hidayah, dan karunia-Nya yang senantiasa memberi petunjuk dan

bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah

satu syarat tugas akhir pada jenjang studi strata dua (S2) pada Program

Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. Penulis

menyadari tesis ini jauh dari kesempurnaan. Dalam proses pembuatannya

penulis mengalami berbagai permasalahan dan tantangan, namun berkat

arahan dan bimbingan dari komisi pembimbing serta pihak-pihak yang

telah memberikan bantuan dan dukungan dalam segala hal sehingga tesis

ini dapat diselesaikan.

Dengan selesainya tesis ini, perkenankanlah penulis

mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :

1. Rektor Universitas Hasanuddin dan segenap jajarannya.

2. Direktur Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin dan segenap

jajarannya.

3. Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin.

4. Ketua Program Studi Magister Kenotariatan, Sekretaris bagian, dan

para dosen di bagian Hukum Perdata khususnya di bidang

kenotariatan, serta para dosen pada Fakultas Hukum Universitas

Hasanuddin.

Page 4: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

5. Bapak Prof. Dr. Anwar Borahima, S.H.,M.H., selaku pembimbing I yang

selalu meluangkan waktu untuk dapat membimbing, berdiskusi dan

menyemangati penulis untuk dapat menyelesaikan tesis ini.

6. Ibu Dr. Nurfaidah Said, S.H.,M.H.,M.Si., selaku pembimbing II yang di

tengah kesibukan dan aktivitas beliau sebagai Ketua Program Studi

Magister Kenotariatan, selalu bersedia membimbing dan berdiskusi

serta menyemangati penulis hingga selesainya tesis ini.

7. Ibu Prof. Dr. Nurhayati Abbas, S.H., M.H., Ibu Prof. Dr. Farida

Patittingi, S.H.,M.H., dan Ibu Harustiati A. Moein, S.H.,S.U., selaku tim

penguji, atas segala saran dan masukan yang sangat berharga dan

bermanfaat dalam penyusunan tesis ini.

8. Para staf akademik, Ibu Alfiah Firdaus, S.T dan Bapak Aksa yang telah

banyak membantu penulis.

9. Orang tua penulis Papi (Alm) H. Andi Syahrir, S.H., dan Mami Hj Andi

Sri Bulan yang telah mendidik, mendoakan, menasehati dan

memberikan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan

tesis ini serta tak pernah lelah mencurahkan segala perhatan dan

kasih sayangnya demi keberhasilan penulis.

10. Suami penulis H. Andi Mario, S.T., S.H.,M.H., yang telah banyak

membantu, mendoakan dan memberi motivasi hingga selesainya tesis

ini, juga untuk anak saya tercinta Andi Maika Imaniratu Mario yang

selalu menemani saya menyelesaikan tesis ini.

Page 5: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

11. Keluarga besar Bapak H. Sutrimansyah Ridwan Bc.Ip.,S.H.,M.H., dan

Mama Hj. Andi Hawatia, S.H., yang selalu memberikan dorongan,

motivasi, dan doa kepada penulis.

12. Saudara-saudara penulis yang telah memberikan dukungan dan doa

kepada penulis khususnya buat Puang Sinar, Lulu dan Viras.

13. Teman-teman angkatan 2011 Magister Kenotariatan Unhas yang telah

berbagi ilmu dan pengetahuan serta bantuan dan kerjasama selama

proses perkuliahan sampai dengan selesainya tesis ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah memberikan bantuan, dukungan, kerjasama, motivasi dan doa

sampai dengan selesainya proses penyusunan tesis ini.

Demikian atas segala kata yang tidak berkenan dalam tesis ini

penulis mohon maaf dan dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih atas selesainya tesis ini. Semoga Allah SWT

senantiasa membalas kebaikan dengan limpahan rahmat dan hIdayah-

Nya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Makassar, Januari 2014

PENULIS

Page 6: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

ABSTRAK

ANDI RESKY IKA SARI SYAHRIR. Eksistensi Resi Gudang Sebagai Jaminan kredit Dalam Praktek Perbankan. (di bimbing oleh Anwar Borahima dan Nurfaidah Said).

Penelitian ini bertujuan : 1) Mengetahui gambaran Undang-undang sistem Resi Gudang sebagai jaminan kredit sudah memenuhi syarat prinsip-prinsip jaminan. 2) Mengetahui bentuk pengikatan sistem Resi Gudang dapat dijadikan sebagai jaminan.

Seluruh data yang diperoleh dalam penelitian baik data primer maupun data sekunder, dikumpulkan dan di analisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif. Setelah itu dideskripsikan dengan menelaah permasalahan yang ada, menguraikan hingga menjelaskan permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini.

Berdasarkan analisis kualitatif dari data tersebut maka disimpulkan bahwa Resi Gudang sebagai lembaga jaminan kredit yang lahir dari Undang-undang Resi Gudang belum memenuhi syarat prinsip-prinsip jaminan karena tidak sesuai dengan prinsip jaminan yaitu asas publisitas sementara lahirnya jaminan adalah pada saat objek tersebut didaftarkan. Sistem Resi Gudang juga tidak mengatur mengenai asas Droit de Suite dan asas Vervalbedding yang dalam sistem lembaga jaminan asas tersebut adalah mutlak. Dalam praktik perbankan sertifikat Resi Gudang dapat dikategorikan sebagai surat berharga sehingga bentuk pengikatannya lebih tepat dalam bentuk Gadai karena dikategorikan sebagai benda bergerak yang tidak berwujud, begitu juga sebagai barang inventory yang dititipkan dalam gudang dapat dikategorikan sebagai benda persediaan yang pengikatannya lebih tepat dalam bentuk Gadai atau Fidusia.

Kata kunci : Resi Gudang, Jaminan Kredit dan Praktik Perbankan.

Page 7: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

ABSTRACT

ANDI RESKY IKA SARI SYAHRIR. Existence of warehouse receipt as collateral for loans in the banking practice. (guided by Anwar Borahima and Nurfaidah Said).

This study aims to: 1) Know the description of the legislation system of warehouse receipts as collateral for loans already qualified insurance principles. 2) Determine the form of the binding system can be used as warehouse receipts as collateral.

All data obtained in the study primary data and secondary data, collected and analyzed using qualitative analysis techniques. After that described by reviewing the existing problems, outlines to explain issues related to this study.

Based on a qualitative analysis of these data, we conclude that the warehouse receipts as collateral the credit institution born of the law of warehouse receipts is not eligible for insurance principles incompatible with the principle that guarantees the principle of publicity as the the birth of a guarantee is when the object is registered. Warehouse Receipt System also does not regulate the Droit de Suite principle and the principle Vervalbeding that the security system is an absolute principle. In banking practice certificate Warehouse Receipt can be categorized as securities that form binding lebig in the form of a pledge right because the moving objects are classified as intangible, as well as an inventory of goods deposited in the warehouse can be categorized as inventory objects In the form of more precise binding fiduciary lien.

Keyword: warehouse receipts, credit guarentees and banking practices.

Page 8: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : A. Resky Ika Sari Syahrir

Nomor Pokok : P3600211036

Program : Magister (S2)

Program Studi : Magister Kenotariatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul

“Eksistensi Resi Gudang Sebagai Jaminan Kredit Dalam Praktik

Perbankan” adalah benar benar merupakan hasil karya saya sendiri,

bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian

atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima

sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, 17 Januari 2014

Yang membuat pernyataan

A.Resky Ika Sari Syahrir

Page 9: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

DAFTAR ISI

SAMPUL

HALAMAN JUDUL……………………………………...………………………ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………...iii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...iv

ABSTRAK………………………………………………………………………vii

ABSTRACT……………………………………………………………………viii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS…………………………………………..ix

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………….……………………………….1

B. Rumusan Masalah………………………………………….....………11

C. Tujuan Penelitian……………………………………………..………..11

D. Manfaat Penelitian……………………………………………………..11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Hukum Jaminan………………………….13

B. Tinjauan Sistem Resi Gudang………………………………..………28

1. Pengertian Resi Gudang…………………………….……………29

2. Penerbitan Resi Gudang………………………………………….34

3. Dasar Hukum Hak Jaminan Resi Gudang……………………...42

C. Kerangka Pikir………………………………………………………….49

D. Definisi Operasional……………………………………………………50

Page 10: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian………………………………………………………….52

B. Lokasi Penelitian………………………………………...…………….52

C. Jenis Dan Sumber Data….………………………………………...…53

D. Teknik Pengumpulan data………………………………………….…55

E. Analisis Bahan Hukum………………………………………………...56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Resi Gudang Sebagai Jaminan Kredit………………………………57

B. Bentuk Pengikatan Resi Gudang Sebagai Jaminan Kredit………79

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………..93

B. Saran…………………………………………...……………………….94

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………......96

Page 11: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai konstisusi UUD 1945, negara bertanggung jawab atas

kesejahteraan sosial yang merupakan esensi dari pembangunan ekonomi

yang berkelanjutan. Itu sebabnya sejak awal kemerdekaan para pendiri

negara kita merancang sistem perekonomian yang berorientasi

kebangsaan dan kerakyatan sesuai Pasal 33 UUD 1945. Oleh karena itu,

pemerataan pembangunan dan peningkatan ekonomi di segala lapisan

masyarakat harus menjadi perhatian khusus dari pemerintah.

Negara Indonesia yang merupakan negara agraris telah

memberikan peluang yang sangat besar bagi penduduk Indonesia untuk

bekerja atau melakukan kegiatan usaha di bidang pertanian. Usaha di

bidang pertanian tidak terbatas hanya pada profesi petani tetapi juga

termasuk pengusaha yang bidang usahanya mencakup bidang pertanian

yang pada umumnya termasuk dalam golongan pengusaha kecil dan

menengah. Namun masih banyak dari para pengusaha kecil dan

menengah tersebut menemui kendala dalam menjalankan usahanya yaitu

masalah permodalan. Dalam memenuhi kebutuhan modal usaha tersebut

banyak yang terlilit oleh hutang piutang pada rentenir sehingga hasil

panen atau hasil usaha dari pertanian tersebut hanya dapat digunakan

untuk membayar utang. Hal ini disebabkan lembaga keuangan perbankan

Page 12: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

kurang atau tidak menyentuh mereka dalam menyalurkan kredit dengan

berbagai alasan antara lain mengenai kelayakan usaha yang akan

dibiayai, kemampuan pengembalian hutang dan masalah jaminan.

Jaminan merupakan salah satu jalan keluar bagi terbatasnya modal

tersebut. Jaminan memungkinkan adanya konstruksi yuridis yang

memungkinkan pemberian fasilitas kredit, dengan menjaminkan benda-

benda sebagai jaminan (H.Salim, 2004: 5).

Pengamat ekonomi dan Komisaris Independen Bank Rakyat

Indonesia, Aviliani mengatakan bahwa sepanjang ada jaminan

kelangsungan usaha dalam bentuk jaminan pasar dan jaminan harga,

perbankan akan berbondong-bondong memberi kredit ke sektor pertanian.

Rendahnya penyaluran kredit ke sektor pertanian disebabkan risiko usaha

tani masih dianggap tinggi. Bank tidak berani mengambil risiko lebih besar

karena bank harus berhati-hati mengelola dana dari masyarakat. Telah

menjadi permasalahan yang klasik bahwa perbankan sangat sulit untuk

menyalurkan dananya pada sektor agribisnis dengan alasan tingginya

risiko kegagalan usaha dan karena usaha agribisnis sangat tergantung

pada faktor alam yang sulit dikendalikan namun dengan melihat fakta

pada masa krisis ekonomi 1997-2002 sektor agribisnis tetap dapat

bertahan hidup tanpa fasilitas pemerintah maka boleh dikatakan

perbankan nasional tidak boleh meremehkan prospek usaha agribisnis

dan usaha mikro/kecil. (Hariyani Iswi & Serfianto, 2010 : 3).

Page 13: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Di dalam pengembangan usaha sarana yang mutlak adalah modal.

Jasa bank berupa kredit telah menjadi urat nadi para pengusaha. Oleh

karena itu, perangkat hukum jaminan yang memadai dan dapat

mengimbangi perkembangan bidang ekonomi sangat dibutuhkan

(Djuhaendah Hasan,1996 : 229).

Pentingnya pengaturan (hukum) lembaga hak jaminan ini

disebabkan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan pada

umumnya dan pembangunan ekonomi pada khususnya. Untuk itu

dibutuhkan tersedianya dana pembangunan yang cukup besar, yang

sebagian besar diperoleh melalui kegiatan perkreditan. Dalam kaitan ini

sudah semestinya jika pemberi kredit (kreditor) dan penerima kredit

(debitor) serta pihak lainnya yang terlibat di dalamnya mendapatkan

perlindungan hukum yang sama dan seimbang melalui suatu lembaga hak

jaminan yang kuat dan memberikan kepastian hukum.

Ketentuan ketentuan hukum jaminan yang ada dan berlaku dewasa

ini, sebagian besar merupakan warisan colonial seperti Gadai dan Hipotek

ternyata kurang mampu menampung kebutuhan dan perkembangan

ekonomi masa kini dan yang akan datang, baik yang bersifat nasional

maupun yang selaras dengan lalu lintas perdagangan internasional.

Selain itu, perkembangan kebutuhan masyarakat, perkembangan

ekonomi, dan perkembangan kredit dalam masyarakat kita sekarang,

memerlukan bentuk bentuk jaminan baru, disamping bentuk jaminan yang

telah diatur di dalam undang - undang (Rachmadi Usman,1999 : 23).

Page 14: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Oleh karena itu, dirasakan sangat mendesak adanya lembaga

jaminan dan hukum jaminan modern. Perlu sekali adanya hukum jaminan

yang mampu mengatur konstruksi yuridis, yang memungkinkan pemberian

fasilitas kredit, dengan menjaminkan benda benda yang akan dibelinya

sebagai jaminan. Peraturan peraturan demikian kiranya harus cukup

meyakinkan dan memberikan kepastian bagi lembaga lembaga pemberi

kredit, baik dari dalam maupun luar negeri (Sri Soedewi Masjchoen

Sofwan,1977 : 8).

Dengan mempertimbangkan bahwa faktor modal merupakan salah

satu penyebab utama dari kurang berkembangnya usaha di bidang

pertanian dan para petani memerlukan tambahan dana segar untuk

pengembangan usahanya, maka pemerintah telah mengeluarkan Undang-

undang Nomor 9 tahun 2006 tentang Jaminan Resi Gudang selanjtnya

disebut UUSRG guna memberikan solusi atas permasalahan kesulitan

biaya pada masa panen yang umumnya menimpa petani kecil di

Indonesia dan jatuhnya harga komoditas agribisnis pada saat musim

panen raya.

Adanya UUSRG telah memberikan harapan kepada petani untuk

tidak terburu-buru menjual hasil panennya dan bisa menyimpan hasil

panennya di gudang - gudang terakreditasi yang telah di tunjuk oleh

pemerintah dan dapat menjadikan dokumen Resi Gudang yang dimilikinya

sebagai jaminan kredit di bank. Melalui Sistem Resi Gudang, petani dan

pengusaha bidang pertanian dapat menjadikan dokumennya sebagai

Page 15: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

salah satu bentuk jaminan dalam mencairkan kredit untuk

mengembangkan usahanya.

Sistem Resi Gudang adalah kegiatan yang berkaitan dengan

penerbitan, pengalihan, penjaminan dan penyelesaian transaksi Resi

Gudang. Pada dasarnya Resi Gudang adalah satu cara komoditi bisa

dijadikan jaminan. Petani ataupun pemilik komoditi tidak perlu menjual

komoditinya sewaktu harga rendah, dan masih dapat mendapatkan dana

dari perbankan untuk dapat memulai kegiatan usaha pertaniannya tanpa

harus terburu-buru menjual hasil panen dalam harga yang belum stabil.

Sistem Resi Gudang mulai dikenal di Indonesia sejak beberapa

tahun terakhir. Seperti yang dikutip di dalam "http://www.bappebti.go.id/

"www.bappebti.go.id, sebelum muncul UUSRG banyak dikenal berbagai

macam terobosan yang ditempuh baik oleh pemerintah maupun pelaku

usaha dalam sistem tata niaga komoditi pertanian seperti Resi Gudang

dengan pola CMA (Collateral Management Asset) yang sudah terlebih

dahulu ada. Perbedaan Resi Gudang dengan pola CMA dengan Resi

Gudang berdasarkan Undang Undang Sistem Resi Gudang yaitu dari

bukti hak nya itu sendiri. Resi gudang CMA hanya merupakan bukti

penyimpanan atas barang dalam gudang, bahwa barang yang tertentu

dengan jumlah, kualitas dan grade tertentu telah disimpan oleh pemilik

barang pada sebuah gudang bukan bukti kepemilikan barang. Lain halnya

dengan Resi Gudang berdasarkan Undang Undang Sistem Resi Gudang

yang diterbitkan oleh pengelola gudang yang terdaftar di Badan

Page 16: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi selanjutnya disebut Bappebti

merupakan bukti kepemilikan dari objek jaminan, merupakan surat

berharga yang dapat diperjual belikan atau dijadikan jaminan untuk

mempermudah fasilitas kredit dari bank.

Dalam Sistem Resi Gudang berdasarkan Undang Undang Sistem

Resi Gudang terdapat jaminan keamanan bagi perbankan karena semua

data penatausahaan Resi Gudang terpusat di Pusat Registrasi dan

diawasi oleh Dewan Pengawas (BAPPEBTI), serta terdapat kepastian

mutu bagi pemilik barang maupun calon pemilik barang karena barang

yang disimpan dikelola dengan baik oleh Pengelola Gudang dan diuji

mutu sebelumnya oleh Lembaga Penilaian Kesesuaian independen yang

telah mendapat sertifikasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan

disetujui oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi

(BAPPEBTI). Perbankan dapat mempercayai nilai komoditi yang

diagunkan. Kualitas komoditi tersebut tidak menurun untuk beberapa

lama. Hal inilah yang merupakan tugas pengelola gudang untuk dapat

memberikan jaminan kepada bank.

Dengan adanya Undang-Undang No. 9 Tahun 2011 sebagai

perubahan dari Undang-Undang No. 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi

Gudang maka terbentuklah lembaga jaminan yang baru dengan nama

Lembaga Jaminan Resi Gudang sebagaimana terdapat pada Pasal 37 (a)

Undang-undang No. 9 Tahun 2011. UUSRG bermaksud untuk membuat

lembaga hukum jaminan baru selain yang sudah di kenal dalam hukum

Page 17: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

jaminan di Indonesia, yaitu hipotik, gadai, fidusia, dan hak tanggungan.

Hal ini terlihat dari pencantuman istilah hak jaminan atas Resi Gudang di

dalam undang undang ini. Hak jaminan yang dibebankan pada Resi

Gudang untuk pelunasan utang yang memberikan kedudukan yang

diutamakan bagi pemegangnya terhadap kreditor lain (Pasal 1 angka 9

Undang Undang Sistem Resi Gudang). Selanjutnya berdasarkan

penjelasan UUSRG, ditemukan juga bahwa Resi Gudang adalah alas hak

(document of title) atas barang dapat digunakan sebagai agunan karena

Resi Gudang tersebut dijamin dengan komoditas tertentu dalam

pengawasan pengelola gudang yang terakreditasi. Sistem Resi Gudang

merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem pemasaran yang telah

dikembangkan di berbagai negara. Sistem ini terbukti telah mampu

meningkatkan efisiensi sektor agroindustri karena baik produsen maupun

sektor komersial dapat mengubah status sediaan bahan mentah dan

setengah jadi menjadi suatu produk yang dapat diperjualbelikan secara

luas. Hal ini dimungkinkan karena Resi Gudang juga merupakan

instrumen keuangan yang dapat diperjualbelikan, dipertukarkan, dan

dalam perdagangan derivatif dapat diterima sebagai alat penyelesaian

transaksi kontrak berjangka yang jatuh tempo di bursa berjangka. Dalam

mengawasi, menilai serta mendaftarkan Resi Gudang, pemerintah

membentuk Badan Pengawas Sistem Resi Gudang, Lembaga Penilaian

Kesesuaian, serta Pusat Registrasi Resi Gudang (Pasal 1 angka 11, 12,

dan 13 UU Sistem Resi Gudang).

Page 18: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Dalam perspektif hukum perdata (Rachmadi Usman,2009 : 46),

pembedaan kebendaan bergerak dan kebendaan tidak bergerak diatur di

dalam Pasal 504 dan Pasal 506 sampai dengan Pasal 518 KUHPerdata.

Suatu benda dikategorisasikan sebagai kebendaan bergerak bisa karena

sifatnya dapat berpindah atau dipindahkan tempat (verplaatsbaar) tanpa

mengubah wujud, fungsi, dan hakikatnya, kebendaan bergerak karena

undang undang. Demikian pula sebaliknya ketegorisasi kebendaan tidak

bergerak bisa karena sifatnya adalah benda yang apabila dipindahkan

tempat mengubah wujud, fungsi, dan hakikatnya atau benda tidak

bergerak karena tujuan atau peruntukannya, atau karena Undang

Undang.

Pembedaan benda bergerak dan benda tidak bergerak ini penting

untuk penguasaan (bezit), penyerahan (levering), pembebanan

(bezwaring) dan kadaluwarsa (verjaring). Sesuai dengan ketentuan dalam

Pasal 1977 ayat (1) KUHPerdata, orang yang menguasai (bezitter) suatu

benda bergerak dianggap sebagai pemilik (eigenaar). Disini berlaku asas

bezit sebagai title yang sempurna (bezit gels als volkomend title). Artinya

siapa yang menguasai (bezitter) suatu benda bergerak dianggap sebagai

pemilik (eigenaar) dari benda bergerak tersebut. Adapun penguasaan

terhadap benda tidak bergerak tidak demikian halnya. Pasal 1977 ayat (1)

KUHPerdata menegaskan: Terhadap benda bergerak yang tidak berupa

bunga maupun piutang yang tidak atas tunjuk, maka bezitnya berlaku

sebagai alasan hak yang sempurna.

Page 19: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Asas di dalam bezit bagi benda bergerak yang tercantum dalam

ketentuan Pasal 1977 KUHPerdata itu, pada saat ini sebenarnya sudah

tidak dapat diterapkan terhadap semua benda bergerak, karena benda

bergerak dalam perkembangannya terdapat klasifikasi atas benda

bergerak atas nama dan tidak atas nama atau dapat pula dalam benda

terdaftar dan tidak terdaftar. Ketentuan Pasal 1977 hanya benda bergerak

tidak terdaftar atau benda bergerak tidak atas nama saja (Djuhaendah

Hasan,1996 : 98).

Sebagai undang undang yang terhitung masih baru dan kurang

dikenal oleh masyarakat, ada beberapa hal yang menarik perhatian untuk

dikaji pada UUSRG ini yaitu tidak terdapat pengaturan mengenai

pendaftaran, seperti yang terdapat pada lembaga jaminan fidusia dan hak

tanggungan dan hal ini tidak sesuai dengan Asas publicitiet yaitu bahwa

semua hak baik hak tanggungan, hak fidusia dan hipotek harus

didaftarkan (H. Salim,2011 : 9), sementara lahirnya hak jaminan adalah

pada saat objek tersebut didaftarkan kecuali dalam penjaminan secara

Gadai yang berlaku asas inbezitstelling. Kemudian dalam hal eksekusi

jaminan, tidak ada klausula mengenai Title Eksekutorial yang memuat

irah-irah dengan kata 'DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN

YANG MAHA ESA'.

Hak kebendaan mengandung asas droit de suite, yang berarti hak

tersebut selalu mengikuti dimanapun benda itu berada, jadi hak

kebendaan itu melekat pada bendanya, sehingga kalau berpindah

Page 20: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

tangan, yang bersangkutan akan terkena pula untuk wajib

menghormatinya ( Moch.Isnaeni,1996 : 47). Di dalam Resi Gudang tidak

ada ketentuan yang menyiratkan adanya asas publiciteit dan asas droit

de suite yang merupakan ciri dari hak kebendaan.

Berhubungan dengan Daluarsa, untuk kebendaan bergerak tidak

dikenal daluarsa sebab bezitter dari kebendaan bergerak dianggap

sebagai Eigenaar dari kebendaan bergerak tersebut. Daluarsa tidak

dikenal pada benda bergerak, hal ini terkait dengan asas bezit yang ada

pada benda bergerak tersebut, kecuali bunga dan piutang yang tidak

dibayar atas tunjuk. Semua benda yang bergerak yang tidak dikecualikan

oleh Pasal 1977 KUHPerdata daluarsanya nol tahun, sehingga hal itu

mempunyai pengaruh terhadap cara mendapatkan hak dan proses

penyerahan (J.Satrio,1991: 21). Daluarsa hanya diperuntukkan untuk

benda tak bergerak dengan batasan waktu tertentu yaitu 20 tahun jika

penguasaan benda yang bersangkutan mempunyai suatu title yang sah,

dan 30 tahun jika tidak mempunyai title yang sah sebagaimana diatur

dalam Pasal 1963 KUHPerdata.

Berdasarkan hal tersebut, ada indikasi bahwa bentuk jaminan Resi

Gudang yang berlaku berdasarkan Undang Undang Sistem Resi Gudang

tidak memenuhi ketentuan dalam Hukum Jaminan di Indonesia. Hal ini

disebabkan UUSRG bermaksud untuk membuat lembaga hukum jaminan

baru selain yang sudah dikenal dalam hukum jaminan di indonesia, antara

lain: Hipotek, Gadai, Fidusia, dan Hak Tanggungan yang mana tidak

Page 21: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

sesuai dengan hukum kebendaan yang terdapat dalam buku II

KUHPerdata yang bersifat tertutup dalam arti bahwa orang tidak dapat

menciptakan atau mengadakan hak - hak kebendaan yang baru

menyimpang dari apa yang telah ditentukan dalam perundang undangan

sehingga keberlakuannya dapat diduga tidak memberikan kepastian

hukum kepada para pihak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka rumusan

masalah dalam penulisan ini adalah seperti berikut:

1. Apakah Resi Gudang sebagai jaminan kredit sudah memenuhi syarat

prinsip-prinsip jaminan?

2. Bagaimana bentuk pengikatan sistem Resi Gudang sebagai

jaminan pada transaksi perbankan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran Undang-Undang Sistem Resi Gudang

sebagai jaminan kredit sudah memenuhi syarat prinsip-prinsip jaminan.

2. Untuk mengetahui bentuk pengikatan Sistem Resi Gudang dapat

dijadikan sebagai jaminan.

Page 22: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini akan berguna pada beberapa aspek, seperti berikut

ini:

1. Dari segi keilmuan diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

memperkaya kajian tentang penjaminan terhadap Resi Gudang dalam

menjalankan peningkatan dan perkembangan ekonomi baik secara

global maupun lokal.

2. Sebagai bahan informasi mengenai: (1) Tingkat penjaminan Resi

Gudang dalam kemajuan perekonomian melalui perkreditan di bank,

(2) Potensi yang dapat dikembangkan pada orang yang berkecimpung

pada Resi Gudang demi kelancaran penjaminan hukum.

Page 23: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Hukum Jaminan

Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

zekerheidsrechten atau security of law. Dalam Keputusan Seminar Hukum

Jaminan yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional

Departemen Kehakiman bekerja sama dengan Fakultas Hukum

Universitas Gadjah Mada tanggal 9 sampai dengan 11 Oktober 1978 di

Yogyakarta menyimpulkan, bahwa istilah “hukum jaminan” itu meliputi

pengertian baik jaminan kebendaan maupun perorangan.

Sehubungan dengan pengertian hukum jaminan, tidak banyak

literatur yang merumuskan pengertian hukum jaminan. Menurut J. Satrio,

hukum jaminan itu diartikan peraturan hukum yang mengatur tentang

jaminan-jaminan piutang seorang kreditor terhadap seorang debitor

(J.Satrio,2007 : 3). Definisi ini difokuskan pada pengaturan pada hak-hak

kreditor semata-mata, tetapi juga erat kaitannya dengan debitor.

Sedangkan yang menjadi objek kajiannya adalah benda jaminan.

Hukum jaminan merupakan himpunan ketentuan yang mengatur

atau berkaitan dengan penjaminan dalam rangka utang piutang (pinjaman

uang) yang terdapat dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang

berlaku saat ini (M.Bahsan, 2008 : 3)

Page 24: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Sementara itu, Salim HS memberikan perumusan hukum jaminan

adalah keseluruhan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan

antara pemberi dan penerima jaminan dalam kaitannya dengan

pembebanan jaminan untuk mendapatkan fasilitas kredit ( Salim HS, 2008

: 6).

Unsur-unsur yang tercantum di dalam definisi ini adalah :

1. Adanya kaidah hukum

Kaidah hukum dalam bidang jaminan, dapat dibedakan menjadi 2

macam, yaitu kaidah hukum jaminan tertulis dan kaidah hukum jaminan

tidak tertulis. Kaidah hukum jaminan tertulis adalah kaidah-kaidah hukum

yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, traktat, dan

yurisprudensi. Sedangkan kaidah hukum jaminan tidak tertulis adalah

kaidah-kaidah hukum jaminan yang tumbuh, hidup, dan berkembang

dalam masyarakat. Hal ini terlihat pada gadai tanah dalam masyarakat

yang dilakukan secara lisan.

2. Adanya pemberi dan penerima jaminan

Pemberi jaminan adalah orang-orang atau badan hukum yang

menyerahkan barang jaminan kepada penerima jaminan. Yang bertindak

sebagai pemberi jaminan ini adalah orang atau badan hukum yang

membutuhkan fasilitas kredit. Orang ini lazim disebut dengan debitor.

Penerima jaminan adalah orang atau badan hukum yang menerima

barang jaminan dari pemberi jaminan. Yang bertindak sebagai pemberi

jaminan ini adalah orang atau badan hukum. Badan hukum adalah

Page 25: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

lembaga yang memberikan fasilitas kredit, dapat berupa lembaga

perbankan dan atau lembaga keuangan nonbank.

3. Adanya jaminan

Pada dasarnya, jaminan yang diserahkan kepada kreditor adalah

jaminan materiil dan imateriil. Jaminan materiil merupakan jaminan yang

berupa hak-hak kebendaan, seperti jaminan atas benda bergerak dan

benda tidak bergerak. Jaminan imateriil merupakan jaminan

nonkebendaan.

4. Adanya fasilitas kredit

Pembebanan jaminan yang dilakukan oleh pemberi jaminan

bertujuan untuk mendapatkan fasilitas kredit dari bank atau lembaga

keuangan nonbank. Pemberian kredit merupakan pemberian uang

berdasarkan kepercayaan, dalam arti bank atau lembaga keuangan

nonbank percaya bahwa debitor sanggup untuk mengembalikan pokok

pinjaman dan bunganya. Begitu juga debitor percaya bahwa bank atau

lembaga keuangan nonbank dapat memberikan kredit kepadanya.

Jaminan merupakan kebutuhan kreditor untuk memperkecil risiko

apabila debitor tidak mampu menyelesaikan segala kewajiban yang

berkenaan dengan kredit yang telah dikucurkan. Dengan adanya jaminan

apabila debitor tidak mampu membayar maka debitor dapat memaksakan

pembayaran atas kredit yang telah diberikannya (Badriyah Harun,2010 :

67).

Page 26: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Hukum jaminan mempunyai peran yang penting dalam praktek

perkreditan, adapun prinsip prinsip yang mendasari hukum jaminan

adalah ( Djuhaendah Hasan, 2011; 46):

1. Prinsip kebendaan bersifat mutlak yaitu dapat dipertahankan terhadap

siapapun juga, jumlah hak kebendaan bersifat terbatas dalam arti

hanya ada hak hak sepanjang yang sudah di tentukan oleh undang

undang .

2. Prinsip mengikuti bendanya (Droit de suite) yaitu asas berdasarkan

hak suatu kebendaan seseorang yang berhak terhadap benda itu

mempunyai kekuasaan atau wewenang untuk mempertahankan atau

menggugat bendanya dari tangan siapapun juga atau dimanapun

benda itu berada.

3. Prinsip hak mendahulu (Droit de Preference) yaitu suatu kedudukan

yang diutamakan atau hak untuk memperoleh pelunasan terlebih

dahulu dari pada kreditor lain.

4. Prinsip khusus atau spesialitas yaitu asas yang mewajibkan bahwa

objek jaminan yang dijaminkan harus mengatur secara spesifik atau

menunjuk kepada barang tertentu yaitu yang telah tercantum dalam

uraian pada perjanjian accessoir.

5. Prinsip terbuka atau publisitas yaitu asas yang mewajibkan agar

seluruh hak hak yang dijaminkan didaftarkan pada instansi yang

memiliki otoritas untuk pendaftaran hak hak tersebut.

Page 27: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

6. Prinsip vervalbeding yaitu asas yang melarang untuk diperjanjikan

yaitu dalam hak debitor cidera janji atau tidak mampu memenuhi

kewajibannya sesuai yang diperjanjikan maka objek jaminan menjadi

milik kreditor.

Dalam suatu lembaga jaminan kebendaan baru dapat dikatakan

sebagai lembaga jaminan apabila memenuhi unsur unsur tersebut diatas.

Jaminan secara umum diatur dalam Pasal 1131 KUHPerdata yang

menetapkan bahwa segala hak kebendaan debitor baik yang bergerak

maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang akan

ada di kemudian hari menjadi tanggungan untuk segala perikatannya.

Dengan demikian, segala harta kekayaan debitor secara otomatis menjadi

jaminan manakala orang tersebut membuat perjanjian utang meskipun

tidak dinyatakan secara tegas sebagai jaminan. Terhadap jaminan ini

akan timbul masalah manakala seorang debitor memiliki lebih dari

seorang kreditor di mana masing-masing kreditor menginginkan hak nya

didahulukan. Hukum mengantisipasi keadaan demikian dengan membuat

jaminan yang secara khusus diperjanjikan dengan hak-hak istimewa

seperti hak tanggungan, fidusia, gadai, maupun cessie piutang. Kreditor

yang memegang hak tersebut memiliki hak utama untuk mendapatkan

pembayaran kredit seluruhnya dari hasil penjualan benda jaminan.

Apabila terdapat kelebihan dalam penjualan benda jaminan terebut dapat

diberikan kepada kreditor lain.

Page 28: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Begitu pula dalam Pasal 1132 KUHPerdata yang mensyaratkan

bahwa tanpa diperjanjikan seluruh harta kekayaan debitor merupakan

jaminan bagi pelunasan hutangnya.

Pasal 1132 KUHPerdata menegaskan bahwa:

“Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama sama bagi semua orang yang mengutangkan padanya, pendapatan penjualan benda benda itu dibagi bagi menurut keseimbangan, yaitu menurut besar kecilnya piutang masing masing, kecuali apabila diantara para berpiutang itu ada alasan alasan untuk didahulukan”.

Dari ketentuan yang diatur dalam Pasal 1131 dan Pasal 1132

KUHPerdata kemudian melahirkan pembagian dan macam macam

jaminan yaitu:

1. Jaminan Umum, yakni suatu bentuk jaminan yang diberikan oleh

debitor kepada setiap kreditor atas jaminan umum ini para kreditor

tidak mempunyai hak untuk mendahului (konkuren) atas hak hak tagih

yang dimilikinya. Jaminan umum diatur dalam Pasal 1131 dan Pasal

1132 KUHPerdata. Menurut Frieda Husni Hasbullah jaminan umum

mempunyai ciri ciri sebagai berikut (2009; 9):

a. Para kreditor mempunyai kedudukan yang sama/seimbang, tidak

ada yang lebih didahulukan dalam pemenuhan piutangnya dan

disebut sebagai kreditor konkuren.

b. Ditinjau dari sudut haknya, para kreditor konkuren mempunyai hak

yang bersifat perorangan, yaitu hak yang dapat dipertahankan

terhadap orang tertentu.

Page 29: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

c. Jaminan umum timbul karena undang undang, artinya para pihak

tidak diperjanjikan terlebih dahulu. Dengan demikian para kreditor

konkuren secara bersama sama memperoleh jaminan umum

berdasarkan undang undang.

2. Jaminan Khusus, suatu jaminan yang muncul untuk mengatasi

kelemahan kelemahan yang terdapat pada jaminan umum sehingga

pengaturannya pada Pasal 1132 KUHPerdata dapat dikatakan

mempunyai sifat mengatur/mengisi/melengkapi (aanvullendrecht)

dimana KUHPerdata memberikan kesempatan bagi para pihak untuk

mengadakan jaminan khusus yang menyimpang dari ketentuan Pasal

1131 KUHPerdata tentang jaminan umum. Pada jaminan khusus

kreditor pemegang jaminan khusus memiliki kedudukan yang

didahulukan dari kreditor lainnya dalam pemenuhan piutangnya.

Kreditor pemegang jaminan khusus disebut sebagai kreditor preferent.

Berdasarkan objek jaminannya, maka jaminan dapat digolongkan

menjadi 2 (dua) bentuk, yaitu:

1. Jaminan perorangan (personal guarantee), yaitu suatu perjanjian

jaminan antara kreditor dengan pihak ketiga yang menjamin

dipenuhinya kewajiban oleh debitor sehingga apabila debitor

wanprestasi maka penjaminlah yang akan menyelesaikan kewajiban

debitor karena penjamin telah memberikan janji dan kesanggupannya

dalam perjanjian penjaminan. Perjanjian jaminan perorangan adalah

hak relatif yaitu hak yang hanya dapat dipertahankan terhadap orang

Page 30: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

tertentu yang terikat dalam perjanjian (H.R.Daeng Naja, 2005 : 210).

Jaminan perseorangan dapat berupa:

a. Penanggungan( borgtocht ) yang dalam Pasal 1820 KUHPerdata

dirumuskan sebagai persetujuan dengan mana seorang pihak

ketiga guna kepentingan yang berhutang (debitor) mengikatkan diri

untuk memenuhi perikatan yang berhutang apabila ia tidak

memenuhi.

b. Bank garansi ( bank guarantee)

c. Jaminan perusahaan ( corporate guarantee)

2. Jaminan kebendaan adalah suatu bentuk jaminan yang memberikan

hak mutlak kepada kreditor atas suatu benda/barang tertentu yang

menjadi objek jaminan. Apabila debitor melakukan wanprestasi atau

cidera janji maka kreditor pemegang jaminan kebendaan mempunyai

hak didahulukan (preferent) dalam pemenuhan piutangnya

dibandingkan dengan kreditor lainnya. Jaminan kebendaan itu dapat

berupa kebendaan bergerak dan jaminan kebendaan tidak bergerak.

Benda bergerak dibagi dalam dua golongan yaitu :

a. Benda bergerak yang dapat berpindah sendiri atau dipindahkan

tempatnya (verplaatsbaar). Hal ini diatur dalam pasal 509

KUHPerdata. Memperhatikan redaksi pasal 509 KUHPerdata

tersebut, maka pada hakikatnya terdapat dua jenis benda bergerak

yaitu: benda bergerak yang dapat berpindahkan sendiri dan

bergerak karena dapat dipindahkan.

Page 31: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

b. Benda bergerak karena ditentukan oleh perundang-undangan

sebagaimana diatur dalam Pasal 511 KUHPerdata.

Untuk kebendaan bergerak ada dua jenis jaminan kebendaan yang

mengaturnya yaitu:

1. Gadai

Istilah Gadai bersal dari terjemahan kata pand atau pawn.

Pengertian Gadai tercantum dalam Pasal 1150 KUHPerdata. Menurut

Pasal ini Gadai adalah :

“ Suatu hak yang diperoleh kreditor atas suatu barang bergerak yang

diserahkan kepadanya oleh debitor atau oleh kuasanya, sebagai jaminan

atas utangnya dan yang memberi wewenang kepada kreditor untuk

mengambil pelunasan piutangnya dari barang itu dengan mendahului

kreditor kreditor lain; dengan pengecualian biaya penjualan sebagai

pelaksanaan putusan atas tuntutan mengenai pemilikan atau

penguasaan, dan biaya penyelamatan barang itu, yang dikeluarkan

setelah barang itu diserahkan sebagai gadai dan yang harus

didahulukan”

Pengertian gadai yang tercantum dalam Pasal 1150 KUHPerdata

sangat luas ( Salim.H.S:2004: 34 ), tidak hanya mengatur tentang

pembebanan jaminan atas barang bergerak, tetapi juga mengatur tentang

kewenangan kreditor untuk mengambil pelunasannya dan mengatur

eksekusi barang gadai, apabila debitor lalai dalam pemenuhan

kewajibannya.

Page 32: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Menurut Salim H.S gadai adalah suatu perjanjian yang dibuat

antara kreditor dan debitor, dimana debitor menyerahkan benda bergerak

kepada kreditor, untuk menjamin pelunasan suatu hutang gadai, ketika

debitor lalai melaksanakan prestasinya. Dalam definisi ini di gadai

konstruksikan sebagai perjanjian accesoir (tambahan). Sedangkan

perjanjian pokoknya adalah perjanjian pinjam meminjam uang dengan

jaminan benda bergerak. Apabila debitor lalai dalam melaksanakan

kewajibannya, barang yang telah dijaminkan oleh debitor kepada kreditor

dapat dilakukan pelelangan untuk melunasi hutang debitor.

Dasar hukum gadai yaitu pada Pasal 1150 KUHPerdata sampai

dengan Pasal 1160 KUHPerdata. Berdasarkan Pasal 1150 dan pasal

pasal lainnya dari KUHPerdata, dapat disimpulkan sifat dan ciri - ciri yang

melekat pada gadai adalah (Rachmadi Usman,2009; 108):

a. Objek atau barang – barang yang gadai adalah kebendaan yang

bergerak, baik kebendaan bergerak berwujud maupun kebendaan

bergerak yang tidak berwujud ( Pasal 1150 – Pasal 1153

KUHPerdata );

b. Gadai merupakan hak kebendaan atas kebendaan atau barang –

barang yang bergerak milik seseorang ( Pasal 1152 ayat ( 3 ) juncto

Pasal 528 KUHPerdata ), karenanya walaupun barang barang yang

digadaikan tersebut beralih atau dialihkan kepada orang lain, hak

barang barang yang digadaikan tersebut tetap atau terus mengikuti

kepada siapa pun objek barang – barang yang digadaikan itu

Page 33: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

berada (droit de suite). Apabila objek yang digadaikan tersebut

hilang atau dicuri orang lain, maka kreditor pemegang gadai berhak

untuk menuntut kembali;

c. Hak gadai memberikan kedudukan yang diutamakan (droit de

preference) kepada kreditor pemegang gadai (Pasal 1133, Pasal

1150 KUHPerdata);

d. Kebendaan atau barang barang yang digadaikan harus berada

dibawah penguasaan kreditor pemegang gadai atau pihak ketiga

untuk dan atas nama pemegang hak gadai (Pasal 1150, Pasal

1152 KUHPerdata);

e. Gadai bersifat accessoir pada perjanjian pokok atau pendahuluan

tertentu, seperti perjanjian pinjam meminjam uang, utang piutang,

atau perjanjian kredit (Pasal 1150 KUHPerdata);

f. Gadai mempunyai sifat yang tidak dapat dibagi bagi (ondeelbaar),

yaitu membebani secara utuh objek kebendaan yang digadaikan,

dengan ketentuan bahwa apabila telah dilunasi sebagian dari utang

yang dijamin, maka tidak berarti terbebasnya pula sebagian

kebendaan atau barang barang yang digadaikan dari beban hak

gadai, melainkan hak gadai itu tetap membebani seluruh objek

kebendaan untuk sisa utang yang belum dilunasi (Pasal 1160

KUHPerdata).

Page 34: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Objek gadai adalah benda bergerak. Benda bergerak terbagi

menjadi 2 macam yaitu kebendaan bergerak yang berwujud dan

kebendaan bergerak yang tidak berwujud, yang berupa piutang atau

tagihan tagihan dalam bentuk surat surat berharga.

2. Fidusia

Jaminan Fidusia telah gunakan di Indonesia sejak zaman

penjajahan Belanda sebagai suatu bentuk jaminan yang lahir dari

yurisprudensi, yang semula berasal dari Romawi. Di negeri asalnya

tersebut selain bentuk jaminan, juga sebagai lembaga titipan.

Fidusia yang berasal dari kata fiduciair atau fides, yang artinya

kepercayaan, yakni penyerahan hak milik atas benda secara kepercayaan

sebagai jaminan (agunan) bagi pelunasan piutang kreditor. Penyerahan

hak milik atas benda ini dimaksudkan hanya sebagai agunan bagi

pelunasan utang tertentu, dimana memberikan kedudukan yang

diutamakan kepada penerima fidusia ( kreditor) terhadap kreditor lainnya.

Dengan demikian, arti bahwa dalam fidusia telah terjadi

penyerahan dan pemindahan dalam kepemilikan atas suatu benda yang

dilakukan atas dasar fiduciair dengan syarat bahwa benda yang hak

kepemilikannya tersebut diserahkan dan dipindahkan kepada penerima

fidusia tetap dalam penguasaan pemilik benda (pemberi fidusia). Dalam

hal ini yang diserahkan dan dipindahkan itu dari pemiliknya kepada

kreditor (penerima fidusia) adalah hak kepemilikan atas suatu benda yang

dijadikan jaminan, sehingga hak kepemilikan secara yuridis atas benda

Page 35: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

yang dijaminkan beralih kepada kreditor ( penerima fidusia). Sementara itu

hak kepemilikan secara ekonomis atas benda yang dijaminkan tersebut

tetap berada di tangan atau dalam penguasaan pemiliknya.

Penjaminan melalui lembaga fidusia yang tumbuh dengan pesat di

Indonesia, sebagaimana yang terjadi dalam praktik perbankan, kiranya

dapat dirasakan bagi kedua belah pihak. Bagi debitor menguntungkan,

karena melalui fidusia kebutuhan akan kredit dapat tercapai, dengan

masih tetap dapat menguasai benda jaminan untuk pekerjaannya dan

kehidupan sehari hari. Adapun bagi kreditor, menguntungkan, karena

selain prosedur pemasangan fidusia lebih sederhana, juga karena ikatan

fidusia tidak mensyaratkan berpindahnya benda jaminan dalam

kekuasaan kreditor, maka bank tidak usah menyewakan tempat khusus

bagi penyimpanan benda – benda jaminan ( Sri Soedewi M. sofwan, 1977;

75 ).

Adapun sifat dan ciri – ciri fidusia yaitu antara lain :

a. Perjanjian fidusia merupakan perjanjian obligatoir yang berarti hak

penerima fidusia merupakan hak milik yang sepenuhnya, meskipun

hak tersebut dibatasi oleh hal hal yang ditetapkan bersama dalam

perjanjian. Akan tetapi, pembatasan demikian hanya bersifat

pribadi. Karena hak yang diperoleh penerima fidusia merupakan

hak milik sepenuhnya, ia bebas untuk menentukan cara

pemenuhan piutangnya, terhadap benda yang dijaminkan melalui

fidusia. Hak yang timbul dari perjanjian fidusia adalah hak yang

Page 36: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

bersifat pribadi, yang lahir karena adanya hubungan perutangan

antara kreditor dan debitor. Ketentuan ketentuan yang bersifat

memaksa dari gadai tidak dapat diterapkan terhadapnya. Juga para

pihak bebas untuk menentukan manakala terjadi kepailitan pada

debitor dan kreditor ( Sri Soedewi Masjchoen Sofwan,1977; 23 ).

b. Sifat Accessoir dari perjanjian jaminan fidusia

Ketentuan dalam Pasal 4 Undang Undang Fidusia beserta

penjelasannya menegaskan, bahwa jaminan fidusia merupakan

perjanjian ikutan dari suatu perjanjian pokok yang menimbulkan

kewajiban bagi para pihak untuk memenuhi suatu prestasi yang

berupa memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, atau tidak berbuat

sesuatu, yang dapat dinilai dengan uang.

Sifat Accessoir dari jaminan fidusia ini membawa akibat hukum,

bahwa:

1. Dengan sendirinya jaminan fidusia menjadi hapus karena

hukum, apabila peranjian pokoknya itu berakhir atau karena

sebab lainnya yang menyebabkan perjanjian pokoknya menjadi

hapus;

2. Fidusia yang menjaminnya karena hukum beralih pula kepada

penerima fidusia yang baru dengan dialihkannya perjanjian

pokoknya kepada pihak lain;

3. Fidusia merupakan bagian tidak terpisahkan dari atau selalu

melekat pada perjanjian pokoknya, karena itu hapusnya fidusia

Page 37: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

tidak menyebabkan hapusnya perjanjian pokok. ( Rachmadi

Usman, 2009;165 )

c. Sifat Droit de suite dari Fidusia

Sifat droit de suite, juga dianut jaminan fidusia, disamping jaminan

hipotek dan hak tanggungan. Hal ini ditegaskan oleh ketentuan

Pasal 20 Undang Undang Fidusia, dan pada penjelasannya pun

menyatakan:

“ Ketentuan ini mengakui prinsip “droit de suite” yang telah

merupakan bagian dari peraturan perundang – undangan

Indonesia dalam kaitannya dengan hak mutlak atas kebendaan”

Pemberian sifat hak kebendaan di sini dimaksudkan untuk

memberikan kedudukan yang kuat kepada pemegang hak

kebendaan, yang berarti bahwa benda jaminan tetap menjadi

pemilik pemberi jaminan dan pemberi jaminan pada asasnya

selama penjaminan berlangsung tetap berwenang untuk

mengambil tindakan pemilikan atas benda jaminan miliknya.

Dengan memberikan sifat droit pada fidusia, maka hak kreditor

tetap mengikuti bendanya ke dalam siapa pun ia berpindah,

termasuk terhadap pihak ketiga pemilik baru, yang berkedudukan

sebagai pihak ketiga pemberi jaminan ( J. Satrio, 2001 : 278 – 280)

d. Fidusia memberikan kedudukan diutamakan (sifat Droit de

preference)

Page 38: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Sifat droit de preference atau hak mendahulu atau yang

diutamakan juga melekat pada jaminan fidusia. Hal ini ditegaskan

pada Pasal 27 Undang Undang Fidusia. Dalam ketentuan tersebut

dapat diketahui bahwa penerima fidusia memiliki hak untuk

didahulukan atau diutamakan terhadap kreditor lainnya.

Sebelum Undang Undang Fidusia, pada umumnya benda yang

menjadi objek jaminan fidusia itu benda bergerak yang terdiri atas benda

persediaan, benda dagangan, piutang, peralatam mesin dan kendaraan

bermotor. Dengan lahirnya Undang Undang Fidusia maka objek fidusia

diberikan pengertian yang luas yaitu:

1. Benda bergerak yang berwujud

2. Benda bergerak yang tidak berwujud

3. Benda tidak bergerak, yang tidak dapat dibebani dengan hak

tanggungan.

B. Tinjauan Sistem Resi Gudang

Sistem Resi Gudang memakai kata sistem di depannya karena di

dalam Resi Gudang banyak pihak yang terkait dan ada hubungan antara

pihak yang satu dengan yang lain. Pihak-pihak yang terkait dalam sistem

Resi Gudang ini antara lain adalah petani sebagai pemilik komoditi yang

menyimpan barang di gudang, Pengelola Gudang, Badan Pengawas

Sistem Resi Gudang, Lembaga Penilaian Kesesuaian, dan Pusat

Registrasi Resi Gudang. Pihak-pihak tersebut antara satu dengan yang

Page 39: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

lainnya saling berkaitan/berhubungan. Para pihak tidak bisa berdiri sendiri

sebagai salah satu pihak saja.

1. Pengertian Resi Gudang

UUSRG merupakan landasan hukum untuk kegiatan sistem Resi

Gudang di Indonesia. Undang-undang ini dinamakan Sistem Resi Gudang

karena di dalamnya diatur mengenai sistem yang berhubungan dengan

Resi Gudang.

Resi Gudang berdasarkan Pasal 1 Angka (2) UUSRG didefinisikan

sebagai dokumen bukti kepemilikan atas barang yang disimpan di

gudang yang diterbitkan oleh Pengelola Gudang. Dari pengertian tersebut

ini terdapat beberapa unsur yang didukung dalam Resi Gudang tersebut,

yakni sebagai berikut:

a. Resi Gudang merupakan dokumen bukti kepemilikan (document of

title) yang pada akhirnya menjadi suatu instrument keuangan yang

dalam praktik transaksi perdagangan disebut dengan jaminan

persediaan barang terhadap keuangan (conversion of stock into

financing) di mana suatu barang persediaan yang dalam hal ini

komoditi yang oleh Sistem Resi Gudang telah dikonversi menjadi

surat berharga karena mempunyai nilai ekonomis tertentu sehingga

nilai ekonomis dari Resi Gudang tersebut setara dengan nilai

komoditi yang tercantum dalam Resi Gudang tersebut, dengan

demikian Resi Gudang mempunyai kekuatan hukum untuk menjadi

pengganti atas sejumlah barang komoditi dalam hal ini terjadi

Page 40: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

pengalihan komoditi, penjamin komoditi pada bank serta transaksi

komoditi.

b. Resi Gudang sebagai dokumen bukti kepemilikan menjadi alat bukti

atas barang yang disimpan dalam gudang dengan demikian dapat

sebagai pengganti atas sejumlah barang komoditi yang jenisnya

tercantum dalam Resi Gudang yang diterbitkan tersebut. Barang

komoditi yang dimaksud disini adalah setiap benda bergerak yang

dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu dan diperdagangkan

secara umum dan harus memenuhi persyaratan yang berkaitan

dengan penyimpanan barang di dalam gudang dalam Sistem Resi

Gudang, Pasal 1 angka (1) jo Pasal 3 Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 26/M-DAG/PER/6/2007, selanjutnya disebut

Permendag. Adapun persyaratan tersebut adalah:

1. Memiliki daya simpan paling sedikit 3 (tiga) bulan,

2. Memiliki standar mutu tertentu, dan

3. Jumlah minimum barang yang disimpan.

Berdasarkan Pasal 4 Ayat (1) Permendag tersebut ditentukan

komoditas yang dapat disimpan di dalam gudang dan Sistem Resi

Gudang ini antara lain adalah gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada,

karet, rumput laut di mana penetapan barang komoditi tersebut dapat

berkembang sesuai dengan rekomendasi dari Pemerintah Daerah,

instansi terkait dan asosiasi komoditas dengan syarat harus memenuhi

ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 41: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Gudang tempat menyimpan komoditas sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 1 Angka (4) UUSRG adalah semua ruangan yang tidak

bergerak dan tidak dapat dipindah-pindahkan dengan tujuan untuk tidak

dikunjungi oleh umum, tetapi untuk dipakai khusus sebagai tempat

penyimpanan barang yang dapat diperdagangkan secara umum dan

memenuhi syarat-syarat lain yang ditetapkan oleh Menteri. Resi Gudang

sebagai dokumen kepemilikan ini diterbitkan oleh Pengelola Gudang

sebagai tanda terima atas komoditas yang disimpan di dalam gudang

kepada pihak pemilik. Dengan demikian Resi Gudang baru diterbitkan

setelah pemilik barang yang menyerahkan miliknya ke gudang yang

berada dalam tanggung jawab Pengelola Gudang. Tanda bukti tersebut

dijamin dengan adanya persediaan komoditi tertentu dalam satu gudang

yang dikelola perusahaan pergudangan (warehouse manager) secara

professional.

Dalam penjelasan Pasal 2 Ayat (1) UUSRG dikatakan bahwa sebagai

bukti kepemilikan Resi Gudang adalah surat berharga memiliki unsur-

unsur sebagai Surat Berharga yakni surat bukti tuntutan uang, pembawa

hak dan dapat diperjualbelikan. Unsur-unsur surat berharga yang

terdapat adalah sebagai berikut ini:

1. Surat bukti tuntutan uang, merupakan bukti adanya perikatan yang

harus ditunaikan oleh si penandatangan atau penerbit surat

tersebut dan sebaliknya si pemegang surat tersebut mempunyai

hak menuntut kepada penandatangan/penerbit surat tersebut.

Page 42: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

2. Pembawa hak, adalah hak menuntut sesuatu kepada

penandatangan/penerbit. Surat berharga membawa hak sehingga

bagi pemegang surat berharga mempunyai hak untuk menuntut

sesuatu kepada penandatangan/penerbit.

3. Mudah diperjualbelikan, maka bentuk surat berharga adalah surat

atas pengganti/atas perintah (aan order) atau surat atas bawa (aan

toonder). Bentuk surat tersebut berpengaruh pada pengalihannya

kepada orang lain sehingga mudah untuk diperjualbelikan. Surat

berharga atas pengganti, pengalihannya kepada orang lain atau

pihak lain dengan cara menggunakan endosement, sedang surat

berharga atas bawa penyerahannya cukup dengan penyerahan

fisik dari surat berharga tersebut.

Dalam sistem Resi Gudang, penerbit Resi Gudang bukanlah

pemilik dari barang melainkan adalah pengelola dari gudang, namun

demikian tidak menghilangkan hak dari pemegang Resi Gudang atas

barang yang disimpan di gudang yang tercantum dalam gudang tersebut.

Pasal 3 UUSRG menentukan Resi Gudang adalah Resi Gudang atas

nama dan Resi Gudang atas perintah. Resi Gudang atas nama

peralihannya harus dengan akta otentik, sedangkan Resi Gudang atas

perintah peralihannya cukup dengan endosement yang disertai dengan

penyerahan Resi Gudang sehingga mudah diperjualbelikan.

Dilihat dari sisi keamanannya, Resi Gudang atas nama dan atas

perintah memberikan perlindungan kepada pemilik apabila Resi Gudang

Page 43: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

tersebut jatuh kepada pihak yang tidak berhak, hal ini berbeda dengan

surat berharga atas bawa di mana pihak yang memegang fisik surat

tersebut dianggap sebagai pemilik.

Bentuk Resi Gudang sebagai surat berharga sebagaimana diatur

dalam UUSRG, ada dua yaitu sebagai berikut.

a. Resi Gudang atas nama, yaitu Resi Gudang yang mencantumkan

nama pihak yang berhak menerima penyerahan barang.

Pengalihan Resi Gudang jenis ini dapat dilakukan dengan Akta

Otentik dan harus dilaporkan kepada Pusat Registrasi. Konsep ini

serupa dengan Resi Gudang jenis Non Negotiable Warehouse

Receipt yakni Resi Gudang yang memuat ketentuan bahwa barang

yang dimaksud hanya dapat diserahkan kepada pihak yang

namanya telah ditetapkan.

b. Resi Gudang atas perintah, yaitu Resi Gudang yang

mencantumkan perintah pihak yang berhak menerima penyerahan

barang. Pengalihan Resi Gudang jenis ini dilakukan dengan cara

endosement yang disertai dengan penyerahan Resi Gudang dan

harus dilanjutkan dengan melaporkan perihal pengalihan tersebut

kepada Pusat Registrasi. Konsep Resi Gudang ini serupa dengan

jenis Resi Gudang Negotiable Warehouse Reciept yakni Resi

Gudang yang memuat perintah penyerahan bahan kepada siapa

saja yang memegang Resi Gudang tersebut atau suatu perintah

pihak tertentu.

Page 44: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

2. Penerbitan Resi Gudang

Resi Gudang sebagai bukti kepemilikan atas barang yang disimpan

di gudang diterbitkan oleh Pengelola Gudang harus memenuhi

persyaratan dan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala

BAPPEBTI Nomor 07/BAPPEBTI/PER-SRG/3/2008 Tahun 2008 tentang

Pedoman Teknis Penerbitan Resi Gudang, di mana sebelum pemilik

barang menitipkan barangnya kepada Pengelola Gudang untuk

menyimpan barang miliknya. Antara Pengelola Gudang dan pemilik

barang atau kuasanya membuat Surat Perjanjian Pengelolaan Barang, di

mana setelah pemilik atau kuasanya memasukkan barang, Pengelola

Gudang mengajukan permohonan penilaian kesesuaian kepada Lembaga

Penilaian Kesesuaian untuk melakukan penilaian kesesuaian untuk

barang sesuai dengan surat permintaan kesesuaian barang. Lembaga

Penilaian Kesesuaian menyampaikan hasil penilaian tersebut kepada

Pengelola Gudang melalui Sistem Resi Gudang-Online dan mengirimkan

sertifikat untuk barang dalam gudang dibuat dan ditandatangani Berita

Acara Barang Masuk. Pengelola Gudang melakukan verifikasi atas nilai

atas barang yang disimpan dengan menggunakan acuan harga yang

tersedia dan juga memasukkan data jumlah barang yang disimpan sesuai

dengan Berita Acara Barang Masuk dan juga memverifikasi data sertifikat

untuk barang melalui SRG-Online.

Pengelola Gudang wajib mengasuransikan barang yang disimpan

yang dapat meliputi asuransi kebakaran, kecurian, dan kebanjiran, sesuai

Page 45: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

dengan kebutuhan bisnis. Setelah melakukan penyimpanan barang,

Pengelola Gudang berdasarkan Pasal 6 UUSRG jo Pasal 4 PP Nomor 36

Tahun 2007 Pengelola Gudang wajib memberikan Resi Gudang, dengan

tata cara sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Kepala BAPPEBTI

Nomor 07/BAPPEBTI/PER-SRG/3/2008 Tahun 2008 (Indrawan, 2009: 37)

dijelaskan seperti berikut:

a. Pengelola Gudang menginput data untuk Resi Gudang melalui

SRG-Online dan menerima registrasi untuk Resi Gudang kepada

Pusat Registrasi melalui SRG-Online.

b. Dalam hasil verifikasi data untuk Resi Gudang memenuhi syarat,

maka Pusat Registrasi menerbitkan kode registrasi, dan verifikasi

data untuk Resi Gudang tidak memenuhi syarat, maka Pusat

Registrasi menolak menerbitkan kode registrasi dan menerbitkan

alasan penolakan penerbitan kode registrasi. Pusat Registrasi

melakukan verifikasi terhadap:

1) Legalitas Pengelola Gudang;

2) Legalitas Lembaga Penilai Kesesuaian;

3) Legalitas Gudang;

4) Jenis Barang;

5) Polis Asuransi;

6) Jangka waktu Resi Gudang; dan

Page 46: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

7) Nilai Barang, nilai barang dicantumkan dalam Resi Gudang

tidak melebihi toleransi harga sesuai informasi harga yang

tersedia atau harga pasar.

c. Pengelola Gudang mengirimkan bukti konfirmasi telah diterimanya

kode registrasi melalui SRG-Online.

d. Pengelola Gudang mencetak Resi Gudang dengan bentuk dan isi

yang telah ditentukan dan menandatangani Resi Gudang bersama-

sama dengan pemilik barang atau kuasanya.

e. Pengelola Gudang menyerahkan Resi Gudang kepada pemilik

barang atau kuasanya.

f. Pengelola Gudang memberitahukan telah diterbitkanya Resi

Gudang melalui SRG-Online kepada Pusat Registrasi.

g. Pusat Registrasi melakukan penatausahaan Resi Gudang atas

dasar pemberitahuan dari Pengelola Gudang Melalui SRG-Online.

h. Pusat Registrasi memberikan identitas pemakai (user id) dan kode

akses rahasia (password) langsung kepada setiap Pemegang Resi

Gudang.

Berdasarkan Pasal 7 UUSRG jo Pasal 7 PP Nomor 36 Tahun 2007

dimungkinkan diterbitkannya Resi Gudang pengganti. Penerbitan Resi

Gudang penganti terjadi sebagai akibat rusak atau hilangnya Resi Gudang

sehingga atas Resi Gudang tersebut harus dibuat Resi Gudang Penganti.

Penerbitan Resi Gudang Pengganti dilakukan dengan tata cara yang telah

Page 47: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

ditentukan dalam Peraturan Kepala BAPPEBTI tersebut di atas dijelaskan

seperti berikut.

a. Pemegang Resi Gudang atau Penerima Hak Jaminan dalam hal

Resi Gudang dibebani Hak Jaminan, mengajukan permohonan

penerbitan Resi Gudang Pengganti dengan menggunakan formulir

yang telah ditentukan.

b. Berdasarkan permohonan penerbitan Resi Gudang Pengganti yang

diterima Pengelola Gudang. Pengelola Gudang melakukan

verifikasi keabsahan pemohon.

c. Setelah melakukan verifikasi, Pengelola Gudang menyatakan Resi

Gudang yang rusak atau hilang tidak berlaku lagi dengan

membubuhkan tanda “Resi Gudang Tidak Berlaku” pada Resi

Gudang yang rusak atau hilang dan menyimpannya selama 3 (tiga)

tahun.

d. Resi Gudang yang telah disimpan selama 3 (tiga) tahun

sebagaimana dimaksud pada butir 3 di atas dimusnahkan dengan

menandatangani Berita Acara Pemusnahan Resi Gudang yang

bentuk dan isinya telah ditetapkan dalam peraturan Kepala

BAPPEBTI ini.

e. Pengelola Gudang meminta kode registrasi yang baru kepada

Pusat Registrasi.

Page 48: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

f. Pusat Registrasi menerbitkan kode registrasi yang baru setelah

melakukan verifikasi data Resi Gudang serta mencatat bahwa Resi

Gudang yang akan diganti tidak berlaku lagi.

g. Pengelola Gudang menyampaikan konfirmasi kepada Pusat

Registrasi bahwa kode registrasi telah diterima kode registrasi

dengan baik.

h. Pengelola Gudang mencetak dan menerbitkan Resi Gudang

Pengganti yang bentuk dan isinya telah ditentukan atau dibakukan

dalam Peraturan Kepala BAPPEBTI ini.

i. Pengelola Gudang memberitahukan telah diterbitkannya Resi

Gudang Pengganti kepada Pusat Registrasi melalui SRG-Online.

j. Pusat Registrasi melakukan penatausahaan Resi Gudang

Pengganti atas dasar pemberitahuan dari Pengelola Gudang.

k. Pengelola Gudang menyerahkan Resi Gudang Penganti kepada

pemegang Resi Gudang yang mengajukan permohonan

pengantian atau penerima hak jaminan yang mengajukan

permohonan pengantian atau penerima hak jaminan dalam Resi

Gudang dibebani hak jaminan.

Pada penerbitan Resi Gudang dapat saja terjadi kesalahan

ataupun kekeliruan penulisan, maka berdasarkan Pasal 27 UUSRG

Pengelola Gudang harus bertanggung jawab atas kesalahan penulisan

tersebut. Dalam hal terjadi kesalahan penulisan Pengelola Gudang wajib

segera mengganti dengan menerbitkan Resi Gudang baru. Penerbitan

Page 49: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Resi Gudang baru ini dilakukan dengan tata cara yang telah ditentukan

dalam peraturan Kepala BAPPEBTI tersebut di atas adalah sebagai

berikut:

a. Dalam hal Pengelola Gudang menemukan kesalahan penulisan

setelah Resi Gudang mendapatkan kode registrasi dan dicetak

namun belum ditandatangani dan/ataubelum diserahkan kepada

pemilik barang, Pengelola Gudang wajib memberitahukan adanya

kesalahan penulisan kepada Pusat Registrasi dan Badan

Pengawas.

b. Dalam hal Pengelola Gudang menemukan kesalahan penulisan

setelah Resi Gudang dicetak, ditandatangani, dan diserahkan

kepada pemilik barang, Pengelola Gudang wajib meberitahukan

adanya kesalahan penulisan kepada Pemegang Resi Gudang

terakhir, penerima hak jaminan, Pusat Registrasi, dan Badan

Pengawas.

c. Pengelola Gudang bersama pihak terkait melakukan verifikasi atas

kesalahan penulisan Resi Gudang tersebut dengan mengacu

kepada dokumen-dokumen yang dipergunakan dalam menerbitkan

Resi Gudang dan dituangkan dalam Berita Acara hasil verifikasi

dan dipergunakan sebagai dasar peneribitan Resi Gudang baru.

d. Pengelola Gudang wajib segera memperbaiki kesalahan penulisan

tersebut dengan menerbitkan Resi Gudang baru dengan tata cara

dalam Peraturan Kepala BAPPEBTI ini.

Page 50: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

e. Dalam hal terjadi kerugian akibat kesalahan penulisan, menjadi

tanggung jawab Pengelola Gudang.

f. Resi Gudang yang mengandung kesalahan dinyatakan tidak

berlaku dan dibatalkan oleh Pengelola Gudang serta wajib

melaporkan kepada Pusat Registrasi dan BAPPEBTI.

g. Dalam hal Resi Gudang dibebani dengan hak jaminan, Pengelola

Gudang wajib melaporkan Resi Gudang yang dinyatakan tidak

berlaku dan dibatalkan oleh Pengelola Gudang kepada Pusat

Registrasi, BAPPEBTI, dan penerima hak jaminan keabsahan

pemohon.

h. Pusat Registrasi melakukan pemutakhiran data berdasarkan

laporan pengelola Gudang.

Pasal 1 angka 14 UUSRG menyatakan bahwa Lembaga Jaminan

Resi Gudang yang selanjutnya disebut Lembaga Jaminan badan hukum

Indonesia yang menjamin hak dan kepentingan pemegang Resi Gudang

atau penerima hak jaminan terhadap kegagalan, kelalaian, atau ketidak

mampuan Pengelola Gudang dalam melaksanakan kewajibannya dalam

menyimpan dan menyerahkan barang. Dengan adanya pembentukan

Lembaga Jaminan Resi Gudang yang diatur dalam UUSRG, pengelola

gudang diwajibkan untuk menjadi anggota Lembaga Jaminan Resi

Gudang dan membayar sejumlah uang iuran ke Lembaga Jaminan Resi

Gudang, yang nantinya apabila terdapat pengelola gudang yang

melakukan wanprestasi terhadap pemegang Resi Gudang ataupun

Page 51: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

memegang hak jaminan Resi Gudang, Lembaga Jaminan Resi Gudang

inilah yang akan bertindak sebagai penjamin.

Berdasarkan Pasal 37A ayat (1) UUSRG dibentuk Lembaga

Jaminan yang bernama Lembaga Jaminan Resi Gudang. Lembaga ini

melaksanakan tugas dan wewenangnya secara independen, transparan,

dan akuntabel. Salah satu tujuan dibuatnya Lembaga Jaminan Resi

Gudang adalah untuk menampung kebutuhan pemegang Resi Gudang

yang menyimpan barang komoditasnya di gudang untuk memperoleh

pembiayaan dengan jaminan Resi Gudang yang dimilikinya.

Lembaga Jaminan Resi Gudang ini memiliki fungsi (UUSRG Pasal

37D) sebagai berikut:

a. Melindungi hak pemegang Resi Gudang dan/atau penerima hak

jaminan apabila terjadi kegagalan, ketidakmampuan, dan/atau

kebangkrutan Pengelola Gudang dalam menjalankan

kewajibannya.

b. Memelihara stabilitas dan integritas Sistem Resi Gudang sesuai

dengan kewenangannya.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai pelindung dari hak

Pemegang Resi Gudang atau penerima hak jaminan apabila terjadi

kegagalan, ketidakmampuan, dan/atau kebangkrutan Pengelola Gudang

dalam menjalankan kewajibannya, Lembaga Jaminan Resi Gudang ini

(UUSRG Pasal 37E ayat (1)) memiliki tugas sebagai berikut:

Page 52: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjamin

pengelolaan barang oleh Pengelola Gudang.

b. Melaksanakan penjaminan pengelolaan barang oleh Pengelola

Gudang.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai pemelihara stabilitas dan

integritas Sistem Resi Gudang sesuai dengan kewenangannya, Lembaga

Jaminan Resi Gudang ini (UUSRG Pasal 37E ayat (2)) memiliki tugas

sebagai berikut:

a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka memelihara

stabilitas dan integritas Sistem Resi Gudang.

b. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan

penyelesaian Pengelola Gudang gagal yang tidak berdampak luas

(sistemik), dan:

c. Melaksanakan penanganan Pengelola Gudang gagal yang

berdampak luas (sistemik).

3. Dasar hukum hak jaminan Resi Gudang

Hak-hak jaminan, mempunyai ciri bahwa selain ia bersifat lebih

memberikan jaminan atas pemenuhan suatu piutang, sebagian besar juga

memberikan hak untuk didahulukan di dalam mengambil pelunasan. Hak

jaminan memberikan 2 (dua) keuntungan (Satrio, 2002; 13 ), yakni seperti

berikut ini:

Page 53: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

a. Jaminan yang lebih baik atas pemenuhan tagihan kreditor

dan/atau:

b. Hak untuk lebih didahulukan di dalam pengambil pelunasan atas

hasil penjualan barang-barang debitor.

Maka hal ini berarti pemegang/penerima hak jaminan mempunyai

kedudukan yang lebih baik dan lebih didahulukan daripada kreditor yang

tidak mempunyai jaminan khusus yaitu para kreditor konkuren. Pasal 1

angka 9 UUSRG menjelaskan definisi hak jaminan atas Resi Gudang

untuk pelunasan utang yang memberikan kedudukan untuk diutamakan

bagi penerima hak jaminan terhadap kreditor yang lain. Hak jaminan

dalam UUSRG tersebut juga meliputi klaim asuransi dalam hal barang

sebagaimana tersebut dalam Resi Gudang yang menjadi objek hak

jaminan diasuransikan (Penjelasan Pasal 12 ayat (1) UUSRG ).

Tujuan memberlakukan UUSRG ini adalah untuk memberikan dan

meningkatkan akses masyarakat terhadap kepastian hukum, melindungi

masyarakat dan memperluas akses mereka untuk memanfaatkan fasilitas

pembiayaan. Undang-undang tersebut menjawab kebutuhan akan suatu

instrument yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang selama ini

terkendala untuk memperoleh pembiayaan usaha.

UUSRG memberikan manfaat terutama bagi perusahaan kecil dan

menengah, petani dan kelompok tani, perusahaan pengelola gudang,

perusahaan pemberi pinjaman dari bank, untuk mengakses permodalan

Page 54: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

guna meningkatkan usahanya. Ketentuan yang mengatur Resi Gudang

adalah sebagai berikut:

a. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang.

b. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011 tentang perubahan Atas

Undang Undang Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi

Gudang.

c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2007

tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang

Resi Gudang.

d. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 26/M-

DAG/PER/6/2007 tentang Barang yang dapat disimpan di gudang

dalam Penyelenggaraan Sistem Resi Gudang.

e. Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/6/PBI/2005 tentang Penilaian

Kualitas Aktiva Bank Umum.

Ketentuan-ketentuan penunjang Undang-Undang Nomor 9 Tahun

2006 tentang Sistem Resi Gudang dan peraturan pelaksanaannya

diterbitkan oleh BAPPEBTI selaku Badan Pengawas. Surat

Keputusan/Peraturan Kepala BAPPEBTI mengenai Sistem Resi Gudang

adalah sebagai berikut:

a. Nomor 13/BAPPEBTI/PER-SRG/5/2009 tentang Tata Cara

Pemeriksaan Teknis Dalam Sistem Resi Gudang.

Page 55: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

b. Nomor 12/BAPPEBTI/PER-SRG/5/2009 tentang Tata Cara

Penyampaian Laporan Pengelola Gudang, Lembaga Penilai

Keseuaian, dan Pusat Registrasi.

c. Nomor 11/BAPPEBTI/PER-SRG/5/2009 tentang Tata Cara

Pemeriksaan Teknis Dalam Sistem Resi Gudang.

d. Nomor 10/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2008 tentang Pedoman Teknis

Penyelesaian Transaksi Resi Gudang.

e. Nomor 9/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2008 tentang Pedoman Teknis

Penjaminan Resi Gudang.

f. Nomor 8/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2008 tentang Pedoman Teknis

Pengalihan Resi Gudang.

g. Nomor 7/BAPPEBTI/PER-SRG/3/2008 tentang Pedoman Teknis

Penerbitan Resi Gudang.

h. Nomor 6/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 tentang Penetapan Hari

Kerja dalam Sistem Resi Gudang.

i. Nomor 5/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 tentang Persyaratan dan

Tata Cara untuk Memperoleh Persetujuan Sebagai Pusat

Registrasi.

j. Nomor 4/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 tentang Persyaratan dan

Tata Cara Untuk Memperoleh Persetujuan Sebagai Lembaga

Penilai Kesesuaian dalam Sistem Resi Gudang.

k. Nomor 3/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 tentang Persyaratan Umum

dan Persyaratan Teknis Gudang.

Page 56: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

l. Nomor 2/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 tentang Peryaratan dan

Tata Cara untuk Memperoleh Persetujuan Sebagai Gudang dalam

Sistem Resi Gudang.

m. Nomor 1/BAPPEBTI/PER-SRG/5/2009 tentang Persyaratan dan

Tata Cara untuk Memperoleh Persetujuan Sebagai Pengelola

Gudang.

Dasar hukum penggunaan Resi Gudang sebagai jaminan kredit

tertera pada Pasal 4 UUSRG yang menyatakan bahwa Resi Gudang

dapat dialihkan, dijadikan jaminan utang, atau digunakan sebagai

dokumen penyerahan bahan, dan Resi Gudang sebagai dokumen

kepemilikan tersebut dapat dijadikan jaminan utang sepenuhnya tanpa

dipersyaratkan adanya jaminan lainnya Pasal 16 ayat (1) PP Nomor 36

Tahun 2007 juga menyatakan bahwa Resi Gudang dapat dibebani hak

jaminan untuk pelunasan utang.

Pasal 14 UUSRG menegaskan bahwa pembebanan hak jaminan

terhadap Resi Gudang dibuat dengan akta perjanjian hak jaminan.

Perjanjian hak jaminan tersebut sekurang-kurangnya meliputi hal-hal

berikut ini:

a. Identitas pihak pemberi dan penerima hak jaminan.

b. Data perjanjian pokok yang dijamin dengan hak jaminan.

c. Spesifikasi Resi Gudang yang digunakan.

d. Nilai jaminan utang.

Page 57: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

e. Nilai barang berdasarkan harga harga pasar pada saat barang

dimasukaan ke dalam gudang.

Berdasarkan ketentuan pasal tersebut, tidak dicantumkan adanya

kewajiban pembebanan hak jaminan terhadap Resi Gudang dibuat secara

notariil. Bebeda dengan hak jaminan kredit lainnya seperti jaminan fidusia,

hipotek, dan hak tanggungan yang ada kewajiban untuk dibuat secara

notariil. Penjelasan Pasal 12 ayat (2) menyatakan bahwa Resi Gudang

yang dijadikan jaminan disimpan oleh kreditor yang menerima jaminan

sedangkan barang yang tercantum dalam Resi Gudang yang menjadi

dasar penerbitan Resi Gudang tetap dikelola dan disimpan di gudang oleh

pengelola gudang. Hal inilah yang membedakan hak jaminan atas Resi

Gudang dengan hak jaminan fidusia, karena dalam jaminan fidusia objek

jaminannya dipegang oleh pemberi jaminan fidusia, sedangkan dalam hak

jaminan atas Resi Gudang objek jaminannya dipegang oleh pihak ketiga,

yaitu pengelola gudang.

Selain diatur dalam Undang-Undang Sistem Resi Gudang,

penggunaan Resi Gudang sebagai jaminan atau yang dalam bidang

perbankan disebut agunan juga diatur dalam Peraturan Bank Indonesia

(PBI) Nomor 9/6/PBI/2007 disebutkan bahwa mesin yang merupakan

kesatuan dengan tanah diikat dengan Hak Tanggungan, sedangkan Resi

Gudang diikat dengan Hak Jaminan Atas Resi Gudang

(Haryani&Serfianto, 2010: 60).

Page 58: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Berdasarkan Pasal 46 PBI Nomor 9/6/PBI/2007, dinyatakan bahwa

agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam

pembentukan PPA (Penyisihan Penghapusan Aktiva) ditetapkan sebagai

berikut:

a. Surat berharga dan saham yang aktif diperdagangkan di bursa efek

di Indonesia atau memiliki peringkat investasi dan diikat secara

gadai.

b. Tanah, gedung, dan rumah tinggal yang diikat dengan hak

tanggungan.

c. Mesin yang merupakan satu kesatuan dengan tanah diikat dengan

hak tanggungan.

d. Pesawat udara atau kapal laut dengan ukuran 20 meter kubik yang

diikat dengan hipotek.

e. Kendaraan bermotor dan persediaan yang diikat secara fidusia.

f. Resi gudang yang diikat dengan hak jaminan Resi Gudang.

Penjamin Resi Gudang juga diatur dalam Peraturan Kepala

BAPPEBTI Nomor 09/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2008 tentang Pedoman

Teknis Penjaminan Resi Gudang. Pembebanan hak jaminan dan

pemberitahuan pembebanan hak jaminan dalam Sistem Resi Gudang

harus mengikuti tata cara yang diatur dalam peraturan tersebut.

Page 59: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

C. Kerangka Pikir

D. gka Pikir

Eksistensi Resi Gudang Sebagai Jaminan Kredit Dalam Praktik Perbankan

- Kitab Undang Undang Hukum Perdata Tentang Gadai Pasal 1150 – 1160

- Undang Undang Nomor 42 tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia - Undang–Undang Nomor 9 tahun 2011 Tentang Perubahan atas

UndangUndang Nomor 9 tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang. - Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 36 Tahun 2007 tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Resi Gudang.

- Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 26/M-DAG/PER/6/2007 tentang Barang Yang Dapat Disimpan dalam Gudang Dalam Penyelenggaraan Sistem Resi Gudang

Prinsip – Prinsip Hukum Jaminan

Prinsip kebendaan bersifat mutlak

Prinsip terbuka atau Publisitas

Prinsip mengikuti bendanya (Droit de suite)

Prinsip hak mendahulu (Droit de preference)

Prinsip Khusus (spesialitas)

Prinsip vervalbeding

Bentuk Pengikatan Jaminan

.Gadai

Fidusia

Terwujudnya Perlindungan Hukum Atas Pengikatan Resi Gudang Sebagai Jaminan

Page 60: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

D. Definisi Oprasional

1. Resi Gudang adalah dokumen bukti kepemilikan atas barang

bergerak yang dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu dan

dapat di perdagangkan secara umum yang disimpan dalam gudang

diterbitkan oleh pengelola gudang.

2. Hak jaminan atas Resi Gudang adalah hak jaminan yang

dibebankan pada Resi Gudang untuk pelunasan utang yang

memberikan kedudukan untuk diutamakan bagi penerima hak

jaminan terhadap kreditor lain.

3. Prinsip kebendaan bersifat mutlak adalah KUH Perdata telah

mengatur bahwa untuk benda bergerak jaminannya diikat dengan

Gadai dan Fidusia dan untuk benda tidak bergerak diatur dengan

Hak Tanggungan dan hipotek. Sesuai dengan objek jaminan Resi

Gudang hanya dimungkinkan dua pengikatan yaitu gadai dan

fidusia.

4. Prinsip kebendaan bersifat terbuka atau publisitas yaitu

pendaftaran yang berbentuk pengumuman yang berkaitan dengan

Resi Gudang sebagai jaminan.

5. Prinsip Specialitas yaitu spesifikasi dari benda benda yang akan di

ikat dengan jaminan Resi Gudang sesuai Permendag nomor 26/M-

DAG/PER/6/2007.

Page 61: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

6. Prinsip hak mendahului adalah dengan dibuatnya Resi Gudang

sebagai hak jaminan maka akan membuat kedudukan kreditor

untuk didahulukan

7. Prinsip vervalbeding yaitu adalah dengan semua benda yang diikat

dengan jaminan Resi Gudang tidak mengakibatkan pengalihan

kepemilikan kepada kreditor.

8. Gadai adalah lembaga jaminan atas benda bergerak, sesuai

Permendag nomor 26/M-DAG/PER/6/2007 objek pengikatan bisa

dengan gadai tetapi penguasaan objek jaminan harus di tangan

kreditor.

9. Fidusia adalah lembaga jaminan atas benda bergerak yang

penguasaannya oleh debitor sementara hak milik tetap dikuasai

oleh kreditor yang diatur berdasarkan Undang undang Jaminan

Fidusia.

10. Perlindungan hukum adalah perlindungan atas pemegang jaminan

Resi Gudang yang diwujudkan oleh Undang undang sistem Resi

Gudang.

Page 62: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif

dengan jenis pendekatan yang dipakai adalah pendekatan undang-

undang (statute approach) dan pendekatan konseptual (conceptual

approach). Pendekatan undang-undang dilakukan dengan menelaah

semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu

hukum yang sedang ditangani, seperti: Undang-Undang Nomor 9 Tahun

2006 tentang Sistem Resi Gudang, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011

tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang

Sistem Resi Gudang, Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2007

tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang

Sistem Resi Gudang, dan peraturan lain yang berhubungan dengan objek

penelitian ini. Sedangkan pendekatan konseptual yaitu dengan menelaah

dan menganalisis warkah warkah yang berkaitan dengan jaminan Resi

Gudang. Penelitian yuridis empirik adalah melakukan penelitian langsung

pada Bank yang melakukan pengikatan Resi Gudang.

B. Lokasi Penelitian

Pada penulisan tesis yang berjudul “Eksistensi Resi Gudang

Sebagai Jaminan Kredit Dalam Praktik Perbankan” penulis akan

Page 63: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

melakukan penelitian pada Bank kantor cabang BRI kabupaten Sidrap,

Karena kabupaten ini yang menerapkan sistem Resi Gudang.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan digunakan oleh penulis dalam proses

pelaksanaan penelitian ini yaitu :

a. Data primer berupa data yang penulis peroleh dilapangan melalui

wawancara. Wawancara dilakukan kepada narasumber terkait

dengan penelitian ini yaitu Muhammad Yusran, Supervisor

Pelayanan Bisnis Bank BRI cabang Sidrap, Suciadi sebagai

pengelola gudang PT.Pertani kabupaten Sidrap, dan Kepala

Bagian Perekonomian kabupaten Sidrap, Yarham Yasmin.

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui penelitian

kepustakaan berupa bahan bahan tertulis berupa warkah warkah

yang berkaitan dengan jaminan Resi Gudang, yaitu:

1. Model formulir nomor: SRG - OPR.012 perihal Permohonan

verifikasi Resi Gudang yang akan dibebani Hak Jaminan

kepada Pusat Registrasi.

2. Model formulir nomor: SRG – OPR. 13 perihal Bukti konfirmasi

Resi Gudang dapat/tidak dapat dibebani hak jaminan.

3. Model formulir nomor: SRG – OPR. 14 perihal Perjanjian hak

jaminan atas Resi Gudang.

Page 64: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

4. Model formulir nomor: SRG – OPR. 15 perihal Pemberitahuan

pembebanan hak jaminan atas Resi Gudang.

5. Model formulir nomor: SRG – OPR 16 perihal Bukti konfirmasi

pemberitahuan pembebanan hak jaminan telah diterima dan

pencatatannya telah dilakukan.

6. Model formulir nomor: SRG – OPR 17 perihal pemberitahuan

perubahan pembebanan hak jaminan atas Resi Gudang.

7. Model formulir nomor: SRG – OPR 18 perihal Bukti konfirmasi

pemberitahuan perubahan pembebanan Hak jaminan telah

diterima dan pencatatannya telah dilakukan.

8. Model formulir nomor: SRG – OPR 19 perihal Pelaporan

hapusnya hak jaminan.

9. Model formulir nomor: SRG – OPR 20 perihal Bukti konfirmasi

pemberitahuan hapusnya pembebanan Hak jaminan telah

diterima dan pencatatannya telah dilakukan.

10. Model formulir nomor: SRG – OPR 21 perihal Surat

pemberitahuan rencana penjualan objek Hak jaminan karena

pemberi Hak jaminan cidera janji.

11. Model formulir nomor: SRG – OPR 22 perihal Surat

pemberitahuan pengalihan Resi Gudang kepada pembeli Resi

Gudang akibat penjualan objek hak jaminan karena cidera janji

pemberi hak jaminan kepada penerima hak jaminan.

Page 65: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

12. Model formulir nomor: SRG – OPR 23 perihal Bukti konfirmasi

pencatatan pemindahan catatan kepemilikan Resi Gudang dari

rekening pemberi Hak jaminan Resi Gudang kepada rekening

pembeli Resi Gudang yang dijual karena cidera janji pemberi

hak jaminan.

D. Teknik pengumpulan Data

Dalam rangka pengumpulan data primer dan sekunder, maka

penulis menggunakan jenis pengumpulan data yaitu dengan :

1. Penelitian lapangan dengan Teknik Wawancara

Wawancara yaitu usaha pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengadakan tanya jawab berkaitan dengan kegiatan penelitian.

Wawancara dalam pengumpulan data primer dilakukan terhadap para

nara sumber yaitu Supervisor Pelayanan Bisnis Bank Rakyat Indonesia

cabang kabupaten Sidrap, Pengelola gudang yang memiliki izin dari

Badan Pengawas untuk menerbitkan Resi Gudang dan debitor yang

berkompeten terkait masalah dalam penelitian penulis.

2. Penelitian Kepustakaan

Yaitu dengan menelaah bahan bahan tertulis berupa warkah

warkah, yang berkaitan dengan jaminan Resi Gudang.

Page 66: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

E. Analisis Bahan Hukum

Seluruh data yang diperoleh dalam penelitian, baik data primer dan

data sekunder, dikumpulkan, dianalisis dengan menggunakan analisis

kualitatif. Setelah itu di deskripsikan, dengan menelaah permasalahan

yang ada, menguraikan hingga menjelaskan permasalahan permasalahan

yang berkaitan dengan penelitian ini dengan menekankan dan

memperhatikan pandangan dari sisi hukum perdata dan hukum jaminan.

Page 67: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Resi Gudang Sebagai Jaminan Kredit

Adanya Undang Undang nomor 9 tahun 2011 tentang Sistem Resi

Gudang sebagai perubahan dari Undang undang nomor 9 tahun 2006

selanjutnya disebut UUSRG berikut peraturan pelaksanaannya yaitu PP

nomor 36 tahun 2007 tentang pelaksanaan Undang Undang nomor 9

tahun 2006 merupakan upaya untuk memberikan solusi pembiayaan

usaha terutama bagi pengusaha yang termasuk didalam golongan

pengusaha Usaha Kecil Menengah (UKM) dan petani untuk

mengangunkan hasil usahanya walaupun pada kenyataannya lembaga

keuangan perbankan dalam negeri yang telah menerima Resi Gudang

sebagai jaminan atas fasilitas kredit yang diberikan kepada pengusaha

UKM dan petani masih dapat dihitung jari. Bank Jatim adalah bank yang

pertama kali menggunakan Resi Gudang sebagai jaminan, dan inilah yang

menjadi Pilot Project kepercayaan perbankan terhadap Resi Gudang

sebagai salah satu instrument penjaminan di Indonesia.

Sebagai salah satu jaminan kebendaan, Sistem jaminan Resi

Gudang harus memenuhi prinsip prinsip dari hukum jaminan. Menurut

Mahadi (1989; 119 ) kata prinsip atau asas identik dengan principle dalam

bahasa Inggris erat kaitannya dengan istilah principium (kata latin) yang

berarti permulaan, awal, mula sumber, asas, pangkal, pokok, dasar,

Page 68: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

sebab. Adapun prinsip atau asas adalah sesuatu yang dapat di jadikan

alas, sebagai dasar, sebagai tumpuan, sebagai tempat untuk

menyandarkan, untuk mengembalikan sesuatu hal. Dalam arti tersebut,

kata principle dipahamkan sebagai sumber yang abadi dan tetap dari

banyak hal, aturan atau dasar bagi tindakan seseorang, suatu pernyataan

(hukum, aturan, kebenaran) yang di pergunakan sebagai dasar untuk

menjelaskan sesuatu peristiwa (Herowati Poesoko, 2013; 62).

Pada asasnya janji menimbulkan perikatan (J.Satrio, 2001;7),

terutama adanya kesepakatan kehendak yang dilakukan oleh para pihak

dalam suatu perjanjian akan menimbulkan suatu hubungan hukum yang

mempunyai akibat hukum bagi para pihak tersebut. Akibat hukumnya bagi

masing masing pihak selain terikat kepada janjinya, juga menimbulkan hak

dan kewajiban bagi pihak secara timbal balik. Hak kreditor yang bentuknya

prestasi sebagai kewajiban debitor dalam menyerahkan pengembalian

hak beserta bunganya kepada kreditor, seandainya debitor tidak

memenuhi kewajibannya untuk menyelesaikan prestasinya kepada

kreditor, maka posisi kreditor menjadi rawan akan kerugian. Terlebih lagi

perjanjian kredit hanya sebagai suatu perikatan yang hanya melahirkan

hak perseorangan, yang sifatnya relatif dan kedudukan kreditor hanya

sebagai kreditor konkuren. Posisi perjanjian kredit demikian ini hanyalah

jaminan umum yang diatur dalam Pasal 1132 KUHPerdata, oleh karena itu

perlu mendayagunakan ketentuan ketentuan tentang lembaga jaminan,

guna mengantisipasi risiko apabila debitor wanprestasi.

Page 69: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Ada beberapa prinsip yang berlaku bagi hak jaminan, seperti pada

Gadai, Hipotek, Hak Tanggungan dan Fidusia. Hukum jaminan merupakan

bagian dari hukum benda yang juga mengacu pada hak kebendaan

sebagai asas organik yang bersifat umum konkrit, terdiri atas asas sistem

tertutup, asas absolut, asas mengikuti benda, asas publisitas, asas

spesialitas, asas totalitas, asas asensi perlekatan, asas konsistensi, asas

pemisahan horizontal dan asas perlindungan hukum (Mariam Darus

Badrulzaman, 2000; 12).

Berdasarkan UUSRG, Resi Gudang yang dijaminkan menghasilkan

hak jaminan atas Resi Gudang, Pada Pasal 37A ayat (1 ) Undang

Undang Sistem Resi Gudang menegaskan bahwa “ Berdasarkan Undang

Undang ini dibentuk Lembaga Jaminan “. Kedudukan Lembaga jaminan

Resi Gudang ini memang memiliki objek penjaminan yang sama dengan

jaminan Gadai dan jaminan Fidusia yaitu benda bergerak, namun untuk

menjadi suatu lembaga jaminan, lembaga jaminan atas Resi Gudang

harus memenuhi unsur unsur dari prinsip jaminan itu sendiri.

Dalam pelaksanaan dari sistem jaminan Resi Gudang terdapat

beberap tahapan yang telah diatur oleh Bappebti nomor

09/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2008 mengenai Pedoman Tekhnis Penjaminan

Resi Gudang. Diawali dengan tahap permohonan pemasukan barang oleh

debitor sampai dengan tahap penghapusan pembebanan oleh pihak bank

yang dilaporkan kepada pusat registrasi melalui SRG – Online.

Page 70: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Surat perjanjian utang piutang yang disebut juga sebagai perjanjian

kredit yang dibuat oleh kedua belah pihak sebagai tanda perikatan bahwa

si debitor dan kreditor mengakui adanya kesepakatan pelaksanaan suatu

prestasi oleh debitor dan pemenuhan suatu hak si kreditor, lalu terbit akta

pembebanan yang merupakan adanya agunan yang dibebankan terhadap

suatu benda merupakan perjanjian ikutan dari perjanjian kredit tersebut.

UUSRG bermaksud membentuk sebuah lembaga jaminan baru namun

dapat dikatakan sebagai lembaga jaminan jika memenuhi prinsip prinsip

jaminan, yaitu:

1. Prinsip yang bersifat mutlak, yang dapat dipertahankan terhadap

siapapun juga. Menurut Sri Soedewi M. Sofwan (1980; 24) yang

dimaksud dengan hak kebendaan ( Zakelijkrecht ), ialah hak mutlak

atas sesuatu benda dimana hak itu memberikan kekuasaan langsung

atas sesuatu benda dan dapat dipertahankan terhadap siapapun juga.

Hak kebendaan inilah yang absulut yang artinya dapat dipertahankan

terhadap siapapun juga, pemegang hak itu dapat mempertahankan

haknya, dan orang lain wajib menghargai hak tersebut. Hak jaminan

atas Resi Gudang juga merupakan hak yang mutlak, dimana Resi

Gudang merupakan dokumen bukti kepemilikan atas barang yang

disimpan dalam gudang, oleh karena itu pemilik barang yang disimpan

di gudang tersebut atau pemilik Resi Gudang yang sah dapat

mempertahankan haknya dengan Resi Gudang miliknya tersebut. Hal

ini tersirat dalam akta pembebanan hak jaminan Resi Gudang atas

Page 71: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Resi Gudang pada ayat E yang menyatakan “ bahwa Pihak Pertama

menjamin bahwa Resi Gudang yang diberikan sebagai jaminan

dengan akta perjanjian Hak Jaminan ini adalah benar benar hak Pihak

Pertama, bebas dari sitaan, tidak sedang dijaminkan atau

dipertanggungkan secara apapun juga kepada orang atau pihak lain

terlebih dahulu, tidak tersangkut dalam suatu perkara atau sengketa

dan oleh karenanya Pihak Kedua dibebaskan dari segala tuntutan

apapun juga dari pihak lain”

2. Prinsip asas Preferent (droit de preference), yaitu hak untuk

memperoleh pelunasan piutang terlebih dahulu dari kreditor lain

bilamana debitor cidera janji, kreditor berhak atas penjualan barang

jaminan melalui pelelangan umum atau sesuai ketentuan peraturan

perundang undangan yang bersangkutan, dengan hak mendahulu dari

pada kreditor kreditor lain. Dalam akta pembebanan Resi Gudang

Pasal 3 yaitu “ Dalam hal PIHAK PERTAMA lalai membayar hutangnya

sebagaimana tersebut pada butir d Perjanjian ini di atas kepada PIHAK

KEDUA, maka PIHAK KEDUA berhak mencairkan atau menjual RESI

GUDANG dengan tata cara sebagaimana diatur dalam peraturan

perundang-undangan dan untuk itu PIHAK KEDUA berhak mengambil

hasil penjualan RESI GUDANG tersebut sebagai pembayaran atas

seluruh hutang PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA”. Pasal ini

memaknai bahwa hak jaminan atas Resi gudang mengandung asas

preferent yaitu dalam hal pelunasan utang, pihak kreditor berhak atas

Page 72: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

hak mendahulu untuk mengambil hasil penjualan Resi Gudang

tersebut sebagai pembayaran atas seluruh hutang debitor terhadap

kreditor. Dalam UUSRG tercantum dalam Pasal 1 ayat (9) yaitu hak

jaminan atas Resi Gudang yang selanjutnya di sebut hak jaminan,

adalah hak jaminan yang dibebankan pada Resi Gudang untuk

pelunasan utang, yang memberikan kedudukan untuk diutamakan bagi

penerima hak jaminan terhadap kreditor lain. Maka Resi Gudang

memenuhi prinsip asas Doit de Preference.

3. Prinsip Spesialitas yaitu asas yang mewajibkan objek jaminan harus

diatur atau dicantumkan secara spesifik dalam uraian pada perjanjian

accessoir. Berdasarkan akta pembebanan hak jaminan atas Resi

Gudang tercantum dengan jelas spesifikasi dari Resi gudang, yaitu:

a. nomor penerbitan;

b .kode registrasi;

c. jenis Resi gudang;

d. nama dan alamat pemilik barang;

e. nama dan lokasi pengelola gudang;

f. nomor dan tanggal surat perjanjian pengelolaan barang;

g. nama barang yang disimpan;

h. jenis barang;

i. mutu barang;

j. kelas barang;

k. tanggal barang di terima dan disimpan;

Page 73: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

l. nomor dan tanggal sertifikat;

m. nama penerbit sertifikat;

n. biaya penyimpanan;

o. nilai barang;

p. jumlah barang;

q. lokasi gudang;

r. jenis asuransi barang serta nama perusahaan asuransi serta nomor

polisnya;

s. tanggal keberlakuan Resi Gudang.

Berdasarkan uraian di atas jelas adanya asas Spesialitas dalam

akta pembebanan hak jaminan atas Resi Gudang, karena di dalam Resi

Gudang harus memuat terinci informasi mengenai barang dan nilai barang

yang disimpan dalam gudang tersebut. Dalam UUSRG Pasal 5 yaitu ”Resi

Gudang harus memuat sekurang-kurangnya:

a. Judul Resi Gudang

b. Jenis Resi Gudang, yaitu Resi Gudang Atas Nama atau Resi

Gudang Atas Perintah

c. Nama dan alamat pihak pemilik barang

d. Lokasi gudang tempat penyimpanan barang

e. Tanggal penerbitan

f. Nomor penerbitan

g. Waktu jatuh tempo;simpan barang

h. Deskripsi barang

Page 74: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

i. Biaya penyimpanan

j. Tanda tangan pemilik barang dan pengelola gudang”.

4. Prinsip Publisitas atau prinsip keterbukaan. Untuk mencapai tujuan

kepastian hukum perlu adanya prinsip publisitas atau pendaftaran.

Didalam akta pembebanan hak jaminan atas Resi Gudang tidak

mengatur adanya pendaftaran, dalam Pasal 2 ayat (2) “ Atas

pembebanan Hak Jaminan tersebut dalam Pasal 1, Pihak Kedua wajib

memberitahukan kepada Pusat Registrasi setelah melakukan verifikasi

dengan hasil sesuai persyaratan, menerbitkan konfirmasi bahwa

Pembebanan Hak Jaminan tersebut telah ditatausahakan pada Pusat

Registrasi paling lambat 1 (satu) hari setelah tanggl pejanjian ini. Pasal

ini hanya mengatur mengenai kewajiban untuk memberitahukan ke

Pusat Registrasi untuk kepentingan verifikasi bukan merupakan suatu

pendaftaran. Surat konfirmasi ke Pusat Registrasi menurut penulis

tidak dapat memaknai pendaftaran karena hanya berupa surat

permohonan verifikasi Resi Gudang yang akan dibebani hak jaminan,

dalam hal ini kreditor yang meminta verifikasi kepada Pusat Registrasi

yaitu dapat atau tidak Resi gudang tersebut dibebani hak jaminan.

Setelah itu Pusat Registrasi akan menerbitkan konfirmasi kembali yang

berbentuk surat pemberitahuan hasil verifikasi dapat atau tidak Resi

Gudang tersebut dibebani dengan hak jaminan bukan berbentuk

sertifikat jaminan. Dalam Peraturan Pemerintah nomor 36 tahun 2007

tentang pelaksanaan Undang Undang nomor 9 tahun 2006 tentang

Page 75: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Resi Gudang pada Pasal 17 ayat (1) hanya mencantumkan “penerima

Hak Jaminan harus memberitahukan perjanjian pengikatan Resi

Gudang sebagai Hak Jaminan kepada Pusat Registrasi dan pengelola

Gudang”. Jika dibandingkan dengan jaminan Fidusia, pada Undang

Undang Jaminan Fidusia dengan tegas mengatur mengenai asas ini.

Pendaftaran pada jaminan Fidusia diatur pada Pasal 11 ayat (1) yaitu “

Benda yang dibebani dengan Jaminan Fidusia wajib didaftarkan” lalu

dalam Pasal 14 ayat (3) yang menegaskan kembali bahwa “Jaminan

Fidusia lahir pada tanggal yang sama dengan tanggal dicatatnya

Jaminan Fidusia dalam buku daftar Fidusia “. Ketika terjadi

pendaftaran maka akan terbit sertifikat fidusia yang mempunyai

kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang

mempunyai kekuatan hukum tetap. Pada Hak Tanggungan juga

dengan tegas mengatur mengenai pendaftaran yaitu pada Pasal 13

ayat (1) “Pemberian Hak Tanggungan wajib didaftarkan pada Kantor

Pertanahan”. Pendaftaran pada Hak Tanggungan merupakan syarat

mutlak untuk lahirnya Hak Tanggungan tersebut dan mengikatnya Hak

Tanggungan terhadap Pihak ketiga (Penjelasan Pasal 13 ayat (1)

UUHT). Pada gadai tidak ada pendaftaran karena gadai menganut

asas inbezitstelling. Dalam UUSRG tidak mengatur adanya kewajiban

pendaftaran atas pembebanan jaminan tersebut. Menurut penulis

dalam hal pemberitahuan terhadap Pusat Registrasi tidak dapat

dimaknai sebagai asas Publisitas karena tidak ada akibat hukum yang

Page 76: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

timbul bilamana akta tidak di daftarkan. Tidak seperti pada Undang

undang Hak Tanggungan dan Undang undang jaminan Fidusia yang

dengan tegas mengatur mengenai pendaftaran tersebut lengkap

dengan konsekuensi hukum bilamana akta jaminan tersebut tidak

didaftarkan. Namun wawancara penulis dengan Supervisor Pelayanan

Bisnis BRI cabang Sidrap yaitu Muhammad Yusran (wawancara

tanggal 23 Oktober 2013 di Bank Rakyat Indonesia cabang Sidrap)

menurut beliau pemberitahuan ke Pusat Registrasi dapat dimaknai

sebagai asas Publisitas karena dengan melakukan verifikasi sertifikat

Resi Gudang ke Pusat Registrasi menjadi salah satu persyaratan bagi

financing bank untuk mengucurkan pembiayaan kepada pihak debitor

karena bilamana Pusat Registrasi menolak untuk memberikan

persetujuan maka pihak Bank tidak akan bisa untuk memproses

pembiayaan tersebut.

5. Prinsip Droit de Suite, yang berarti hak tersebut selalu mengikuti

dimanapun benda itu berada. Asas kebendaan merupakan asas yang

melekat setiap bentuk perjanjian yang objeknya adalah suatu benda,

baik benda bergerak maupun tidak bergerak. Pada akta pembebanan

hak jaminan atas Resi Gudang tidak ada suatu pasal pun yang

menyiratkan adanya asas Droit de Suite ini, begitu pun dalam UUSRG

tidak ada ketentuan yang menyiratkan adanya asas Droit de Suite,

yang berarti Hak jaminan atas Resi Gudang tidak mengandung asas

Droit de Suite, yang merupakan salah satu indikator bahwa hubungan

Page 77: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

hukum suatu perjanjian jaminan adalah dengan memberlakukan

prinsip prinsip jaminan kebendaan dalam hak jaminan atas Resi

Gudang. Pada Undang undang Fidusia sangat tegas diatur pada

ketentuan Pasal 20 yang mencantumkan bahwa “Jaminan Fidusia

tetap mengikuti benda yang menjadi objek jaminan Fidusia dalam

tangan siapapun benda tersebut berada, kecuali pengalihan atas

benda persediaan yang menjadi objek jaminan Fidusia” . Begitu pula

pada Undang Undang Hak Tanggungan Pada Pasal 7 tampak jelas

bahwa sifat Hak Tanggungan itu tetap mengikuti objeknya dalam

tangan siapapun objek tersebut berada. Dalam Gadai Droit de Suite

tidak berlaku karena dalam Gadai berlaku Bezit yaitu penguasaan

barang jaminan ada pada kreditor, walaupun Pasal 1152 ayat (3)

KUHPerdata mencerminkan adanya sifat droit de suite, karena hak

gadai terus mengikuti bendanya di tangan siapapun.

6. Prinsip Vervalbeding yaitu asas yang melarang untuk diperjanjikan

yaitu dalam hak debitor cidera janji atau tidak mampu memenuhi

kewajibannya sesuai yang diperjanjikan maka objek jaminan menjadi

milik kreditor. Pada Undang Undang jaminan Fidusia dengan tegas

diatur mengenai prinsip ini yaitu pada Pasal 33 yang menegaskan

“setiap janji yang memberikan kewenangan kepada penerima fidusia

untuk memiliki benda yang menjadi yang menjadi objek jaminan

Fidusia bila debitor cidera janji adalah batal demi hukum” begitu pula

pada gadai pada Pasal 1154 ayat 1 dan 2 KUHPerdata dengan tegas

Page 78: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

mengatur mengenai hal ini yaitu larangan untuk menjanjikan klausul

beding namun pada Undang Undang Sistem jaminan Resi Gudang

tidak ada ketentuan yang dengan tegas mengatur mengenai prinsip

Vervalbeding. Dalam akta pembebanan hak jaminan atas Resi Gudang

hanya menyatakan dalam Pasal 4 yaitu “ Apabila hasil dari pencairan

atau penjualan atas Resi Gudang sebagaimana dimaksud dalam Pasal

3 lebih besar dari jumlah fasilitas yang diterima oleh debitor, ditambah

dengan biaya bunga dan biaya administrasi dan/atau biaya pencairan

agunan, maka yang dapat diambil oleh kreditor adalah sebesar jumlah

yang dimaksud; sedang kelebihannya harus dikembalikan oleh kreditor

kepada debitor” .

UUSRG Pasal 14 menegaskan bahwa pembebanan hak jaminan

terhadap Resi Gudang dibuat dengan akta perjanjian hak jaminan.

Perjanjian hak jaminan tersebut sekurang kurangnya memuat:

a. Identitas pihak pemberi dan penerima hak jaminan;

b. Data perjanjian pokok yang dijamin dengan hak jaminan;

c. Spesifikasi Resi Gudang yang diagunkan;

d. Nilai jaminan utang;

e. Nilai barang berdasarkan harga pasar pada saat barang

dimasukkan ke dalam gudang.

Berdasarkan ketentuan Pasal tersebut, tidak disebutkan adanya

kewajiban pembebanan hak jaminan terhadap Resi Gudang dibuat secara

Page 79: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

notariil. Berbeda dengan hak jaminan kredit lainnya seperti jaminan

fidusia, hipotek dan hak tanggungan yang ada kewajiban secara notariil.

Sejak tahun 2010 sejak dijalankan Sistem jaminan Resi Gudang di

Kabupaten Sidrap menurut Muhammad Yusran, Supervisor Pelayanan

Bisnis BRI cabang Sidrap (wawancara tanggal 23 Oktober 2013, di kantor

Bank Rakyat Indonesia kabupaten Sidrap), perjanjian kredit dibuat

dibawah tangan tidak dalam bentuk akta notaril demikian halnya dengan

akta pembebanannya tidak dalam bentuk grosse akta. Hal ini terjadi

karena didalam UUSRG tidak mewajibkan membuat akta secara notariil,

akta pembebanannya dibuat sesuai dengan format yang telah di tetapkan

oleh Bappebti. Dengan akta dibawah tangan, menurut penulis akan

membuat posisi kreditor lemah karena tidak mempunyai kekuatan

pembuktian yang sempurna baik itu dari segi formil maupun materil. Akta

dibawah tangan kekuatan pembuktiannya akan sangat bergantung pada

kebenaran atas pengakuan atau penyangkalan para pihak atas isi dari

akta dan masing masing tanda tangan, apabila suatu akta dibawah tangan

diakui isi dan tanda tangan oleh masing masing pihak maka kekuatan

pembuktiannya hampir sama dengan akta otentik. Perbedaannya terletak

pada kekuatan pembuktian keluar, yang tidak secara otomatis dimiliki oleh

akta dibawah tangan.

Pada eksekusi objek hak jaminan atas Resi Gudang, tidak dapat

dieksekusi berdasarkan title eksekutorial seperti halnya jaminan Fidusia,

karena hak jaminan atas Resi Gudang tidak mengandung title

Page 80: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

eksekutorial. Dalam akta pembebanan hak jaminan atas Resi Gudang

tidak tercantum mengenai title eksekutorial begitupun dalam UUSRG tidak

mengatur mengenai kewajiban pendaftaran hak jaminan yang diikuti

dengan penerbitan sertifikat yang mempunyai title eksekutorial (Arief R

Permana dan Yulita Kuntari , 2006; 55). Dalam penjualan lelang agunan

hanya diatur berdasarkan kaidah adanya wanprestasi dan tidak mengatur

mengenai adanya penjualan lelang agunan berdasarkan adanya irah irah

“Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa“ yang

seharusnya hal ini dituangkan dalam akta pembebanan jaminan hak atas

Resi Gudang sehingga penjualan lelang dapat berdasarkan perjanjian

pembebanan hak jaminan yang bertitel eksekutorial, yang langsung dapat

dilaksanakan tanpa melalui pengadilan dan bersifat final serta mengikat

para pihak untuk melaksanakan putusan (Try Widiono, 2009; 249), sama

halnya dengan sertifikat Resi Gudang yang diterbitkan oleh pengelola

gudang hanya berupa sertifikat yang merupakan bukti kepemilikan barang

yang berada dalam gudang.

Pasal 26 Undang Undang Sistem Resi Gudang menegaskan:

“Dalam hal pemegang Resi Gudang cidera janji, pengelola gudang dapat

menjual Resi Gudang secara langsung atau melalui lelang umum

berdasarkan peraturan perundang undangan dengan persetujuan Badan

Pengawas”

Page 81: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Hal ini menunjukan bahwa dalam UUSRG hanya mengatur

eksekusi dengan parate eksekusi saja melalui lelang umum dan penjualan

langsung di bawah tangan.

Menurut keterangan dari Suciadi, operasional manager pengelola

gudang PT.Pertani (wawancara pada tanggal 24 oktober 2013,

wawancara dilakukan pada Kantor PT. Pertani cabang Sidrap), bahwa

untuk memberikan perlindungan kepada bank bilamana debitor

melakukan wanprestasi dalam pemenuhan prestasinya maka pihak bank

meminta pengelola gudang dalam hal ini PT. Pertani untuk membuat surat

pernyataan akan membeli barang jaminan milik debitor apabila terjadi hal

yang sekiranya akan membawa kerugian pada pihak bank salah satunya

yaitu bila debitor tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada bank hal ini

merupakan salah satu upaya bank agar memperoleh perlindungan

hukum. Walaupun kecenderungan perjanjian membeli kembali ini dapat

dikatakan menyerupai buy back guarantee namun tidak dapat

memberikan implikasi hukum karena perjanjian buyback guarantee juga

tidak dengan tegas diatur dalam buku II KUHPerdata tidak seperti dengan

lembaga jaminan yang telah ada. Dalam KUHPerdata hanya mengatur

mengenai hak untuk membeli kembali pada Pasal 1519 KUHPerdata yaitu

“Kekuasaan untuk membeli kembali barang yang telah dijual diterbitkan

dari suatu janji, dimana si penjual diberikan hak untuk mengambil kembali

barang yang di jualnya, dengan mengembalikan harga pembeli asal

dengan disertai penggantian yang disebutkan dalam Pasal 1532”. Tidak

Page 82: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

adanya ketentuan yang mengatur mengenai buyback guarantee ini akan

memberikan konsekuensi hukum bahwa penggunaan pernyataan dengan

buyback guaraante hanya sekedar pelengkap dari berbagai macam akta

penjaminan yang sudah ada dan memiliki kekuatan eksekutorial. Hal ini

menurut penulis nantinya dapat mengakibatkan melemahnya posisi

kreditor dalam pelaksanaan perintah akta karena asumsi negatif dari

penjamin bahwa bila debitor wanprestasi maka barang jaminan debitor

tersebut akan dilelang atau dieksekusi. Hal ini tentu saja tidak diharapkan

oleh para pihak yang terkait atas penggunaan buyback guarantee karena

keberadaan akta yang semestinya dapat memberikan perlindungan

hukum para pihak khususnya bagi lembaga perbankan terhadap risiko

kerugian dalam pemberian fasilitas pinjaman. Hasil wawancara dengan

bapak Yusran (Supervisor Pelayanan Bisnis BRI cabang Sidrap) pada

tanggal 23 Oktober 2013 di kantor Bank Rakyat Indonesia cabang Sidrap,

buyback guarantee ini hanya berbentuk surat pernyatan kesangggupan

untuk membeli kembali oleh pihak pengelola gudang, dan tidak dalam

bentuk akta notarill serta tidak dituangkan sebagai kewajiban didalam akta

perjanjian kredit antara debitor dan kreditor. Didalam surat pernyatan

tersebut tidak dicantumkan apabila terjadi wanprestasi oleh pihak debitor

maka pengelola gudang berkewajiban untuk membeli semua objek

jaminan milik debitor, menurut penulis jelas hal ini semakin memperjelas

bahwa pernyataan buyback guarantee yang dibuat oleh pengelola gudang

Page 83: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

ini tidak mempunyai implikasi hukum apapun sebagai perlindungan hukum

bagi pihak kreditor.

Munculnya perjanjian buyback guarantee ini di dalam praktik hukum

jaminan merupakan konsekuensi dari sifat terbukanya hukum perikatan

pada buku III BW yang di dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata yang

menganut asas kebebasan berkontrak yang memberikan kebebasan

seluas luasnya kepada setiap orang atau badan hukum untuk membuat

dan menentukan sendiri kontraknya, sepanjang tidak bertentangan

dengan undang undang, kesusilaan dan ketertiban umum yang berlaku.

Prinsip kebebasan berkontrak ini yang mendasari lembaga perbankan

untuk menerapkan prinsip kehati hatian pada pengikatan kredit dan

jaminan, sehingga selain yang telah ditentukan oleh undang undang

jaminan pihak bank memerlukan alternatif cara penyelesaian masalah

bilamana terjadi kredit kredit bermasalah atau macet dalam hal terjadi

wanprestasi.

Bila ditinjau dari akibat hukum dalam hal terjadi wanprestasi

debitor, maka hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian atau

pernyataan buyback guarantee ini mirip dengan subrogasi yang dikenal

dalam Pasal 1400 KUHPerdata. Oleh karena baik dalam buyback

guarantee maupun pada subrogasi terjadi penggantian hak hak oleh

seorang pihak ketiga atau penjamin yang membayar kepada kreditor,

bedanya buyback guarantee hanya timbul berdasarkan perjanjian

sedangkan subrogasi diatur dalam undang undang.

Page 84: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Terkait dengan objek jaminan Resi Gudang yang berupa komoditi

pertanian, penulis mencoba mengidentifikasi dan menganalisis

permasalahan yang dihadapi oleh pemegang hak jaminan Resi Gudang

sehubungan dengan objek jaminan Resi Gudang.

Dalam penerbitan Resi Gudang, pengelola gudang tidak

bertanggung jawab atas kebenaran atau keabsahan cara memperoleh

barang yang disimpan dalam gudang tersebut. Saat wawancara dengan

pengelola gudang PT.Pertani kabupaten Sidrap yaitu Suciadi (wawancara

pada tanggal 23 Oktober 2013, pada kantor PT. Pertani kabupaten

Sidrap), mengungkapkan bahwa siapapun yang bermohon untuk

menyimpan barang dan barang tersebut memenuhi syarat untuk disimpan

di dalam gudang untuk diagunkan itu dianggap pemilik. Hal ini yang akan

menjadi permasalahan bagi bank karena dapat terjadi barang yang

menjadi objek jaminan yang disimpan dalam gudang itu belum dibayar

lunas harga perolehannya, sehingga bank harus berhati hati dalam

menerima jaminan ini dan harus ada bukti lunas atas pembelian objek

jaminan tersebut. Suciadi menambahkan “ karena barang yang

dijaminkan ini adalah barang komoditi pertanian yang berasal dari alam

maka akan sulit untuk melakukan verifikasi terhadap keabsahan barang

barang tersebut kerena tidak ada pencatatan, pendaftaran, bukti

kepemilikan ataupun legalitas formal lainnya” akan tetapi menurutnya

kebanyakan dari para debitor itu adalah petani yang umumnya masih baik

dan jujur dan sejauh ini belum pernah ada permasalahan seperti tersebut

Page 85: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

diatas. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1977 ayat (1) KUHPerdata,

orang yang menguasai (bezitter) suatu benda bergerak dianggap sebagai

pemilik (eigenaar). Disini berlaku asas bezit sebagai title yang sempurna

(bezit gels als volkomend title). Artinya siapa yang menguasai (bezitter)

suatu benda bergerak dianggap sebagai pemilik (eigenaar) dari benda

bergerak tersebut. Pasal 1977 ayat (1) KUHPerdata menyatakan:

Terhadap benda bergerak yang tidak berupa bunga maupun piutang yang

tidak atas tunjuk, maka bezitnya berlaku sebagai alasan hak yang

sempurna.

Dalam proses eksekusi jaminan hal yang timbul yaitu, didalam

pasal 16 ayat (1) UUSRG ditegaskan bahwa:

“ Apabila pemberi hak jaminan cidera janji, penerima hak jaminan

mempunyai hak untuk menjual objek jaminan atas kekuasaan sendiri

melalui lelang umum atau penjualan langsung”

Di dalam Pasal 21 ayat (1) PP Nomor 36 tahun 2007 menegaskan

mengenai kekuasaan untuk melakukan parate executie ini,bahwa :

“ Dalam hal pemberi hak jaminan cidera janji terhadap kewajibannya

kepada penerima hak jaminan,maka penerima hak jaminan mempunyai

hak untuk melakukan penjualan objek hak jaminan atas kekuasaan sendiri

tanpa memerlukan penetapan pengadilan setelah memberitahukan secara

tertulis mengenai hal itu kepada pemberi hak jaminan”

Dalam rangka penjualan objek jaminan Resi Gudang, penerima hak

jaminan melakukan pemberitahuan tentang rencana penjualan objek hak

Page 86: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

jaminan akibat cidera janjinya pemberi hak jaminan dengan menggunakan

model formulir yang telah ditentukan. Pemberitahuan dilakukan melalui

SRG-Online dan disampaikan melalui pos tercatat kepada pemberi hak

jaminan, Pusat Registrasi, dan Pengelola Gudang paling lambat 3 (tiga)

hari sebelum pelaksanaan penjualan langsung atau lelang umum

(Peraturan Kepala BAPPEBTI Nomor 09/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2008

tanggal 24 Juli 2008 tentang Pedoman Teknis Penjaminan Resi Gudang

yang mengatur teknis dari pelaksanaan eksekusi jaminan melalui

penjualan objek jaminan).

Permasalahan dapat muncul apabila kreditor/penerima hak jaminan

yang tidak beritikad baik, dengan dalih telah melakukan pemberitahuan

secara tertulis kepada pemilik barang, maka kreditor merasa berhak untuk

melakukan eksekusi hak jaminan, begitu pula sebaliknya pemilik

barang/pemberi hak jaminan karena alasan belum menerima

pemberitahuan dari kreditor maka debitor dapat melakukan gugatan atas

dasar pemegang hak jaminan telah melakukan perbuatan melanggar

hukum.

Pasal 1365 KUHPerdata:

“Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada

seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan

kerugian itu,mengganti kerugian tersebut”

Disatu sisi kreditor atau penerima hak jaminan berhak untuk

melakukan Parate executie tetapi di sisi lain apabila ia menjalankan

Page 87: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

haknya maka dia harus menerima risiko untuk digugat oleh debitor karena

alasan melakukan tindakan main hakim sendiri (eigenrichting) dan

melakukan perbuatan melanggar hukum berdasarkan Pasal 1365

KUHPerdata tersebut.

Permasalahan yang lain juga karena masih terbatasnya prasarana,

infrastruktur dan jumlah lembaga yang menunjang kegiatan sistem Resi

Gudang, yaitu dapat dilihat pada sedikit daerah yang memiliki gudang

yang telah terakreditasi sesuai dengan kriteria sistem Resi Gudang yang

pada kenyataanya belum seluruh gudang dilengkapi dengan sarana SRG-

Online yang bertujuan untuk mengatur mekanisme sistem Resi Gudang

yaitu mengenai penerbitan, pengecekan keabsahan pendaftaran dan

penghapusan pembebanan.

Menurut Supervisor Pelayanan Bisnis BRI cabang Sidrap,

Muhammad Yusran (tanggal 23 Oktober 2013, wawancara di kantor Bank

Rakyat Indonesia cabang Sidrap), salah satu hambatan yang mereka

hadapi dalam pelaksanaan sistem jaminan Resi Gudang yaitu karena

masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman petani ataupun

pengusaha yang menjadi debitor utama mereka sehingga masih sebagian

kecil dari para petani ataupun pengusaha yang hendak melakukan

jaminan dengan sistem tersebut. Walaupun telah seringkali diadakan

sosialisasi antara PT.Pertani sebagai Pengelola Gudang dan Bank Rakyat

Indonesia sebagai financial banking yang difasilitasi oleh pemda

kabupaten Sidrap. Hal ini juga dibenarkan oleh Kepala Bagian

Page 88: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Perekonomian Yarham Yasmin ( wawancara tanggal 22 Oktober 2013, di

kantor Pemerintah Kabupaten Sidrap), bahwa tahun lalu telah diadakan

sosialisasi tentang sistem jaminan Resi Gudang yang difasilitasi oleh

Pemda kabupaten Sidrap. Tujuannya yaitu agar para petani atau calon

debitor lebih paham akan kegunaan fasilitas dari Resi Gudang. Adapun

kendala atau hambatan adalah sosialisasi mengenai Resi Gudang belum

menyentuh masyarakat, Infrastruktur penunjang kegiatan Resi Gudang

belum memadai, sumber daya masyarakat pengolahan Resi Gudang

masih rendah. Harga gabah sebagai produksi unggulan Kabupaten

Sidenreng Rappang saat ini memiliki nilai jual yang relatif tinggi sehingga

petani cenderung menjual langsung ke pedagang besar (usaha pabrik),

selain itu juga karena keterbatasan jenis komoditi yang menjadi objek

jaminan Resi Gudang, menyebabkan para pelaku usaha atau petani

dengan komoditi pertanian yang belum termasuk dalam jenis barang yang

yang dapat disimpan dalam penyelenggaraan Sistem Resi Gudang

sebagai barang agunan pembiayaan modal kerja berdasarkan UUSRG

atau jenis barang yang telah diatur dalam Permendag nomor 26 tahun

2007, sehingga hal tersebut semakin memperkecil ruang lingkup

pembiayaan.

Page 89: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

B. Bentuk Pengikatan Resi Gudang sebagai Jaminan Kredit

Kewajiban untuk menyerahkan jaminan hutang oleh pihak

peminjam dalam rangka pinjaman uang sangat terkait dengan

kesepakatan di antara pihak pihak yang melakukan pinjam meminjam

uang. Pada umumnya pihak pemberi pinjaman mensyaratkan adanya

jaminan hutang sebelum memberikan pinjaman uang kepada pihak

peminjam. Fungsi jaminan secara yuridis adalah kepastian hukum

pelunasan hutang di dalam perjanjian hutang piutang atau kepastian

realisasi suatu prestasi dalam suatu perjanjian, dengan mengadakan

perjanjian penjaminan melalui lembaga lembaga yang dikenal dalam

hukum Indonesia (Djuhaendah Hasan, 1998: 68)

Lembaga jaminan untuk benda bergerak hanya ada dua (2) yaitu

Gadai dan Fidusia, namun dengan terbitnya UUSRG ini seolah

mengisyaratkan bahwa Undang Undang Resi Gudang bermaksud untuk

membuat lembaga hukum jaminan baru selain yang telah dikenal seperti

Hak Tanggungan yang lahir dari Undang Undang Pokok Agraria nomor 5

tahun 1960 yang selanjutnya diatur dalam Undang Undang Hak

Tanggungan, Fidusia yang lahir dari Yurisprudensi selanjutnya diatur

dalam Undang Undang Jaminan Fidusia, dan yang diatur dalam buku II

KUHPerdata yakni Hipotek dan Gadai.

Pengertian Gadai tercantum pada Pasal 1150 KUHPedata:

“Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu

barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang lain atas

Page 90: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

namanya, dan yang memberikan kekuasaannya kepada si berpiutang itu

untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan

daripada orang orang yang berpiutang lainnya”

Gadai merupakan lembaga hak jaminan kebendaan bagi kebendaan

bergerak. Gadai adalah suatu perjanjian yang dibuat antara kreditor

dengan debitor, dimana debitor menyerahkan benda bergerak kepada

kreditor untuk jaminan pelunasan suatu hutang Gadai, ketika debitor lalai

melaksanakan prestasinya. Dalam definisi ini gadai dikonstruksikan

sebagai perjanjian accessoir, sedang perjanjian pokoknya adalah

perjanjian pinjam meminjam uang dengan jaminan benda bergerak.

Apabila debitor lalai dalam melaksanakan kewajibannya, barang yang

telah dijaminkan oleh debitor kepada kreditor dapat dilakukan pelelangan

untuk melunasi hutang debitor. Unsur unsur pokok dalam Gadai yaitu:

1. Adanya penyerahan kekuasaan atas barang gadai dari pihak

debitor (pemberi gadai) kepada kreditor (pemegang hak Gadai)

2. Penyerahan kekuasaan itu dapat dilakukan oleh debitor (pemberi

Gadai) atau oleh orang lain atas nama debitor.

3. Barang yang menjadi objek Gadai atau barang Gadai adalah

barang bergerak.

4. Adanya kewenangan kreditor berhak untuk mengambil pelunasan

dari barang Gadai lebih dahulu daripada kreditor lainnya.

Dasar hukum Gadai yaitu Pasal 1150 sampai dengan Pasal 1160

KUHPerdata. Gadai atas kebendaan yang bergerak dan berwujud pada

Page 91: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

umumnya dilakukan dengan cara membawa objek gadainya dan

menyerahkan secara fisik kepada pihak kreditor, sedangkan Gadai atas

kebendaan bergerak yang tidak berwujud pada dasarnya dilakukan

dengan cara memberitahukan kepada orang yang berkewajiban

melaksanakan pemenuhan atas pembayaran suatu utang tersebut dan

pihak pemberi Gadai juga harus ada bukti tertulis yang mana

memberikan hak kepada kreditor untuk mengambil hak haknya seperti

yang sudah di perjanjikan sebelumnya.

Dimungkinkan Gadai atas kebendaan bergerak yang tidak berwujud

atau bertubuh ini dinyatakan dalam ketentuan Pasal 1150 KUHPerdata

dihubungkan dengan ketentuan Pasal 1152 ayat (2), Pasal 1152 bis dan

Pasal 1153 KUHPerdata. Dari ketentuan di atas dapat diketahui bahwa

kebendaan bergerak yang tidak berwujud berupa hak tagihan atas piutang

dan surat surat berharga. Gadai atas surat surat berharga yang

digadaikan berupa piutang piutang atas pembawa (tunjuk) (aan toonder,

to bearer), seperti cek, sertifikat deposito, saham obligasi, yang

memungkinkan pembayaran uang kepada siapa saja yang

memegangnya, maka penggadaiannya dilakukan dengan cara membawa

dan menyerahkan secara fisik surat surat berharga yang akan digadaikan

kepada kreditor pemegang hak Gadai.

Dikaitkan dengan lembaga hak jaminan Resi Gudang keduanya

memiliki kesamaan yaitu antara lain objeknya sama yaitu benda

bergerak, sama sama memberikan hak istimewa atau kesempatan

Page 92: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

pertama kepada kreditor untuk mengambil pelunasan piutangnya atas

penjualan barang jaminan jika debitor terbukti wanprestasi serta sama

merupakan perjanjian ikutan (accessoir) dari suatu perjanjian utang

piutang sebagai perjanjian pokok. Sertifikat Resi Gudang yang merupakan

bukti kepemilikan hak atau tanda terima yang diterbitkan oleh pemilik atau

pengelola gudang yang diberikan sebagai tanda bukti kepemilikan barang

yang dititipkan/diletakkan di dalam gudang kepada penyimpan atau

pemilik barang tersebut menurut penulis dapat dikategorikan sebagai

surat berharga karena memenuhi unsur unsur dari surat berharga.

Pembagian Resi gudang atas nama dan Resi Gudang atas perintah

(Pasal 3 ayat (1) UUSRG) juga memperkuat pemikiran penulis bahwa

Resi Gudang adalah sejenis surat berharga. Definisi keduanya dapat

dilihat pada Pasal 3 ayat (2) UUSRG. Sebagai surat berharga, maka Resi

Gudang dapat dialihkan, dijadikan jaminan utang, atau dokumen

penyerahan barang ( Pasal 4 ayat (1) UUSRG).

Surat berharga adalah surat yang oleh penerbitnya sengaja diterbitkan

sebagai pelaksanaan pemenuhan suatu prestasi yang berupa

pembayaran sejumlah uang, tetapi pembayaran ini tidak dilakukan dengan

menggunakan mata uang, melainkan dengan menggunakan alat bayar

lain. Alat bayar itu berupa surat yang didalamnya mengandung suatu

perintah kepada pihak ketiga atau pernyataan sanggup membayar

sejumlah uang kepada pemegang surat itu ( Abdulkadir Muhammad,1984;

4). Sedangkan surat surat yang mempunyai harga atau nilai bukan alat

Page 93: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

pembayaran, penerbitan tidak untuk diperjualbelikan, melainkan sekedar

sebagai alat bukti diri bagi pemegang bahwa dia sebagai orang yang

berhak atas apa yang disebutkan atau untuk menikmati hak yang

disebutkan dalam surat itu. Bahkan bagi yang berhak, apabila surat bukti

itu lepas dari penguasaannya, ia masih dapat memperoleh barang atau

haknya itu dengan menggunakan alat bukti lain (Abdulkadir

Muhammad,1984; 6)

Surat berharga menurut H.M.N.Purwosutjipto (H.M.N. Purwosutjipto,

1994; 5-6) adalah surat bukti tuntutan utang, pembawa hak, dan mudah

diperjual belikan, sedangkan surat yang berharga adalah surat bukti

tuntutan utang yang sukar diperjual belikan.

Pasal 8 ayat (1) UUSRG menegaskan bahwa pengalihan Resi Gudang

atas nama dilakukan dengan akta otentik, sedangkan Pasal 8 ayat (2)

juga menegaskan Resi Gudang atas perintah dilakukan dengan

endosemen yang disertai penyerahan Resi Gudang. Resi Gudang juga

dapat diperdagangkan di bursa dan dijelaskan sifat jaminan Resi Gudang

sebagai perjanjian berkarakter accessoir ( Pasal 12 ayat (1)UUSRG).

Resi Gudang dapat diterbitkan dalam bentuk warkat atau tanpa warkat.

Resi Gudang dengan warkat adalah surat berharga yang kepemilikannya

berupa sertifikat, baik atas nama maupun atas perintah, sedangkan Resi

Gudang tanpa warkat adalah bukti kepemilikan secara elektronis seperti

layaknya perdagangan saham melalui bursa efek Jakarta saat ini

(Bappebti.go.id/media/brochures_2012-11-16_17-42-51_brochures.pdf).

Page 94: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa surat berharga mempunyai

tiga (3) ciri utama yaitu:

1. Sebagai alat pembayaran ( alat tukar uang)

2. Sebagai alat untuk memindahkan hak tagih ( diperjualbelikan

dengan mudah dan sederhana)

3. Sebagai surat bukti hak tagih (surat legitimasi) (Abdulkadir

Muhammad, 1984; 5).

Tujuan penerbitan surat berharga itu ialah sebagai pemenuhan

prestasi berupa pembayaran sejumlah uang. Apabila suatu surat telah

memenuhi tiga (3) ciri tersebut, maka surat itu dapat digolongkan sebagai

surat berharga karena hal ini sesuai dengan ciri ciri yang ditetapkan dalam

Pasal KUHD.

Sebagai surat berharga, menurut penulis Resi Gudang dapat

dikategorikan sebagai surat kebendaan (zakenrechtelijke papieren), yaitu

surat yang berisikan perikatan untuk menyerahkan barang barang, seperti

konosemen, dan sebagainya. Tentu saja Resi Gudang dapat dialihkan

dan tunduk pada Pasal 613 KUHPerdata. Ketentuan ini mengatur

penyerahan piutang atas nama dan barang lain yang tidak bertubuh

dengan jalan membuat akta otentik atau dibawah tangan dan penyerahan

tersebut diberitahukan kepada orang yang berutang.

Berdasarkan wawancara penulis dengan Supervisor Pelayanan

Bisnis BRI cabang Sidrap, Muhammad Yusran (wawancara dilakukan

pada tanggal 23 oktober 2013 pada kantor Bank Rakyat Indonesia cabang

Page 95: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Sidrap) dalam melakukan penjaminan sistem Resi Gudang yang dijadikan

jaminan adalah barang komoditasnya akan tetapi yang menjadi bukti

kepemilikan dari barang tersebut atau yang dijadikan alas hak dari barang

yang berada di dalam gudang adalah Resi Gudang, dalam hal ini Resi

Gudang adalah bukti kepemilikan hak. Didalam akta pembebanan hak

jaminan atas Resi Gudang tertuang bahwa yang dibebankan hak jaminan

adalah Resi Gudang itu sendiri. Akta perjanjian kredit dibuat di bawah

tangan, tidak di notarilkan begitu juga dengan akta pembebanannya

semua dibuat di bawah tangan, jadi kekuatan hukumnya hanya terletak

pada undang – undang, dan pernyataan untuk buyback guarantee oleh

pihak pengelola gudang serta jaminan kerugian yang diakibatkan oleh

kebakaran termasuk dalam kewajiban pengelola gudang untuk

mengasuransikan jaminan tersebut. Pernyataan buyback guarantee yang

dibuat oleh pihak bank (kreditor) berisi surat pernyataan dari pengelola

gudang bahwa bersedia membeli barang milik debitor manakala terjadi

wanprestasi dari pihak debitor dibuat untuk melindungi kepentingan

kreditor. Namun menurut penulis konsekuensi hukum dengan dibuatnya

akta perjanjian kredit, akta pembebanan jaminan, serta pernyataan

buyback guarantee secara di bawah tangan dan secara notaril itu

berbeda. Hal ini akan membuat posisi kreditor tidak mempunyai kekuatan

hukum yang sempurna, akan sulit bagi mereka untuk melakukan eksekusi

benda jaminan, apalagi jika terjadi penjualan secara langsung baik itu

melalui pelelangan umum ataupun secara dibawah tangan.

Page 96: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Lembaga jaminan Fidusia merupakan lembaga jaminan untuk

kebendaan bergerak selain Gadai. Jaminan Fidusia telah digunakan di

Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda sebagai suatu bentuk jaminan

yang lahir dari yurisprudensi, yang semula berasal dari zaman Romawi.

Dalam hukum Romawi dikenal ada dua (2) yaitu Fiducia cum creditore dan

Fiducia cum amico. Dalam hal Fiducia cum creditore pemberi Fidusia

tetap menguasai benda yang dijadikan sebagai jaminan utang, pemberi

Fidusia dapat menggunakan benda dimaksud dalam menjalankan

usahanya (Fred B.G Tumbuan, 1999; 14 dan 2000; 18), sedangkan

Fiducia cum amico adalah kepercayaan yang diberikan kepada seseorang

untuk mengurus kepentingan yang memberikan kepercayaan atau

mengurus benda milik yang memberikan kepercayaan itu. Disini jelas

perbedaan antara fiducia cum creditore dan Fiducia cum Amico. Di

Indonesia yang sering di gunakan adalah Fiducia cum creditore yang

terkait dengan jaminan utang atau kredit. Fiducia cum creditore

merupakan hubungan hukum yang memberikan jaminan pada seorang

kreditor berupa penyerahan hak milik suatu benda bergerak secara

kepercayaan milik debitor. Lembaga jaminan Fidusia adalah lembaga

jaminan yang hadir karena kebutuhan dalam praktek. Lembaga jaminan

Hipotek dan Gadai tidak dapat mengakomodir keinginan debitor untuk

memperoleh modal dengan benda jaminan tetap dalam kekuasaannya, (

Nurfaidah Said, 2008; 36 ). Proses lahirnya perjanjian penjaminan

termasuk Fidusia, baik yang ditentukan dalam Undang Undang maupun

Page 97: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

yang terjadi dalam praktik sesuai akta akta notaris, merupakan tahap

tahap terjadinya suatu perjanjian dengan jaminan kebendaan atau

perorangan secara utuh (integriteit). Lembaga jaminan sebagai bagian

dari sistem hukum jaminan harus pula memenuhi tahap tahap tertentu

yang diatur dalam Undang Undang Fidusia yang terjadi dalam praktek.

Dengan berlakunya Undang Undang Fidusia maka tahap tahap perjanjian

fidusia menjadi 4 ( empat) yaitu (Nurfaidah Said,2008; 37):

1. Tahap perjanjian pinjam meminjam uang;

2. Tahap perjanjian penjaminan;

3. Tahap penyerahan kembali objek fidusia kepada debitor;

4. Tahap pendaftaran perjanjian jaminan fidusia.

Pada umumnya yang dapat menjadi objek jaminan Fidusia adalah

benda benda bergerak, baik yang sudah ada maupun yang akan ada.

Barang barang bergerak yang dapat digunakan sebagai jaminan Fidusia

misalnya: perkakas rumah tangga (mebel, radio, lemari es, mesin jahit,

kendaraan bermotor (sepeda motor, mobil, truk), alat alat pertanian, alat

alat inventaris perusahaan, timbunan tembakau dalam gudang,barang

barang persediaan dalam perusahaan, barang barang persediaan di toko

toko dan barang barang persediaan pada pengecer (R.Subekti,1982; 75-

76). Barang yang masih akan ada yang dapat menjadi objek jaminan

Fidusia adalah barang yang pada saat terjadinya Fidusia masih belum

ada, tetapi barang tersebut akan diperoleh kemudian. Fidusia atas barang

barang yang masih akan ada sering dipakai sebagai jaminan atas kredit

Page 98: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

dalam rekening yang berjalan, atau digunakan untuk membiayai barang

barang persediaan perdagangan dan tagihan tagihan. Debitor yang belum

menjadi pemilik benda benda tersebut pada saat membuat akta jaminan

harus menyatakan bahwa benda benda yang telah ada dan yang akan

diperolehnya akan ditambahkan sebagai jaminan atas utangnya

(R.Subekti, 1982; 75-76 ).

Sebelum berlaku Undang Undang Fidusia Nomor 42 tahun 1999

pada umumnya benda yang menjadi objek jaminan Fidusia adalah benda

bergerak yang terdiri atas benda dalam persediaan (inventory), barang

dagangan, piutang, peralatan mesin, dan kendaraan bermotor, Setelah

berlakunya Undang undang jaminan Fidusia nomor 42 tahun 1999, maka

pengertian objek jaminan Fidusia menjadi lebih luas, yaitu meliputi benda

yang berwujud maupun benda tidak berwujud, dan benda tidak bergerak

yang tidak dapat dibebankan dengan Hak Tanggungan (H.R. Daeng Naja,

2005;278).

Ketentuan mengenai benda yang dapat menjadi objek jaminan

Fidusia diatur dalam Undang Jaminan Fidusia nomor 42 tahun 1999 yaitu

pada Pasal 1 ayat (4), Pasal 9, Pasal 10, dan Pasal 20.

Pada Pasal 1 angka 4 Undang Undang Fidusia menegaskan

bahwa yang dimaksud dengan benda yang menjadi objek dari jaminan

Fidusia adalah sebagai berikut :

“ Benda adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki dan

dialihkan,baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang terdaftar

Page 99: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

maupun tidak terdaftar, yang bergerak maupun tidak bergerak, yang tidak

dapat dibebani Hak Tanggungan dan Hipotek”.

Dari perumusan benda dalam Pasal 1 angka 4 Undang Undang

Fidusia diatas, objek jaminan fidusia itu meliput benda bergerak dan tidak

bergerak tertentu yang tidak dapat dibebani dengan Hak Tanggungan

atau Hipotek, dengan syarat bahwa kebendaan tersebut “dapat dimiliki

dan dialihkan “ ( Rachmadi Usman,2008).

Berdasarkan uraian di atas bila dilihat dari objek jaminannya, antara

Fidusia dan Resi Gudang memiliki kesamaan yaitu sama sama

menjadikan barang persediaan (inventory) sebagai objek jaminan.

Khususnya barang barang hasil panen pertanian, perkebunan, dan

perikanan. Seperti halnya Jaminan Fidusia, jaminan Resi Gudang juga

lebih mengutamakan aspek kepercayaan antara debitor dan kreditor.

Perjanjian jaminan Resi Gudang dan Fidusia merupakan perjanjian ikutan

( accessoir ) dari suatu perjanjian utang piutang yang merupakan

perjanjian pokok.

Wawancara penulis dengan Supervisor Pelayanan Bisnis Bank

Rakyat Indonesia bapak Muhammad Yusran (wawancara pada tanggal 23

Oktober 2013, dilakukan di Kantor Bank Rakyat Indonesia cabang Sidrap)

bahwa bentuk pengikatan jaminan Resi Gudang adalah pengikatan

dengan sistem Resi Gudang, menurut Yusran jaminan dengan Sistem

Resi Gudang hampir menyerupai jaminan Fidusia jika dilihat dari objek

penjaminannya dan mengutamakan aspek kepercayaan karena dalam

Page 100: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

jaminan sistem Resi Gudang kreditor tidak menguasai barang jaminan

melainkan dititip kepada pengelola gudang hanya saja perbedaannya

pada jaminan Fidusia khususnya untuk benda persediaan bila terjadi

penyusutan harga dari objek jaminan maka debitor wajib menambah atau

mengganti jaminan sesuai dengan nilai jaminan sebelum dijaminkan,

namun pada Resi Gudang tidak ada penambahan objek jaminan bila

terjadi penyusutan harga karena sertifikat Resi Gudang hanya boleh terbit

satu kali dengan objek dan jaminan yang sama. Perbedaan lainnya yaitu

bila dalam jaminan Resi Gudang dan Fidusia benda jaminan ada pada

pihak lain, sementara dalam Gadai benda jaminan ada pada kreditor

(inbezitstelling). Menurut penulis hal ini merupakan salah satu kelemahan

dari sistem Resi Gudang.

Wawancara dengan Muhammad Yusran (Supervisor Pelayanan

Bisnis BRI cabang Sidrap, wawancara dilakukan pada tanggal 23 oktober

2013 pada kantor Bank Rakyat Indonesia cabang Sidrap) pada sistem

jaminan hak atas Resi Gudang, walaupun benda jaminan dititipkan pada

pihak ketiga yaitu pada pengelola Gudang namun tidak ada kesepakatan

khusus yang berdiri sendiri ataupun yang tertuang dalam perjanjian kredit

antara pihak bank dan pengelola gudang menitipkan benda jaminan

tersebut kedalam gudang yang dapat memaknai asas inbezitstelling.

Menurut penulis berdasarkan uraian di atas jelas bahwa objek dari

Gadai, Fidusia dan Resi Gudang sama yaitu sama sama benda bergerak

bila dilihat dari objek jaminannya yaitu benda inventory dan sertifikat Resi

Page 101: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Gudang yang merupakan surat berharga. Resi Gudang sebenarnya bukan

hal yang asing, bila dilihat dari objek jaminannya baik itu merupakan

barang komoditas boleh dijadikan objek dalam Gadai dan Fidusia maupun

itu sertifikat Resi Gudangnya yang dapat dijadikan sebagai jaminan Gadai.

Dalam KUHPerdata sudah mengatur mekanisme tentang penjaminan

dalam Gadai, begitupun dengan Jaminan Fidusia yang lahir berdasarkan

Yurisprudensi lalu diatur dalam Undang Undang Jaminan Fidusia.

Resi Gudang sebagai surat berharga dapat dijadikan jaminan

utang. Cara peralihan pun telah diatur dalam KUHPerdata. Sebenarnya

KUHPerdata dan Undang Undang Jaminan Fidusia masih bisa

mengakomodir penjaminan dengan Resi Gudang tinggal memaksimalkan

aturan yang sudah ada. Pencantuman istilah Lembaga Jaminan Hak Atas

Resi Gudang dalam undang undang ini, tidak sesuai dengan buku II

KUHPerdata yang bersifat mutlak dan tertutup yang berarti tidak

diperbolehkan mengadakan hak hak kebendaan selain yang telah diatur

dalam ketentuan perundang undangan.

Page 102: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Jaminan Resi Gudang berdasarkan Undang Undang Sistem Resi

Gudang tidak memenuhi syarat umum prinsip prinsip hukum

jaminan, karena didalam Undang Undang Sistem Resi Gudang

tidak terdapat asas Publisitas, asas Droit de Suite, dan tidak

dengan tegas mengatur asas Vervalbeding sementara dalam suatu

lembaga jaminan syarat ini adalah mutlak. Bila dilihat pada

konsideran Undang Undang Sistem Resi Gudang yaitu membentuk

sebuah lembaga jaminan baru yakni Lembaga Jaminan Resi

Gudang namun pada beberapa pasalnya tidak memuat hal hal

yang seharusnya ada dalam suatu undang undang jaminan.

Undang Undang Sistem Resi Gudang tidak memberikan suatu

kepastian hukum terhadap kreditor.

2. Lembaga Jaminan Resi Gudang merupakan lembaga jaminan baru

untuk kebendaan bergerak. Dalam hal ini yang dijaminkan adalah

sertifikat Resi Gudang yang merupakan tanda bukti kepemilikan

hak yang berada dalam gudang. Dilihat dari objek jaminannya

sertifikat Resi Gudang dapat dikategorikan sebagai surat berharga

karena memenuhi unsur unsur dari surat berharga, sebagai surat

Page 103: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

berharga Resi Gudang lebih tepat pengikatannya dalam bentuk

Gadai karena di kategorikan sebagai benda bergerak yang tidak

berwujud. Begitupun sebagai barang inventory yang dititipkan

dalam gudang dapat dikategorikan sebagai benda persediaan yang

pengikatannya lebih tepat dalam bentuk Gadai ataupun dengan

Fidusia. Lembaga jaminan Resi Gudang bukan sebagai suatu

bentuk pengikatan jaminan melainkan suatu Badan Hukum

Indonesia yang menjamin hak dan pemegang Resi Gudang atau

penerima hak jaminan terhadap kegagalan, kelalaian atau ketidak

mampuan pengelola gudang dalam melaksanakan kewajibannya

dalam menyimpan atau menyerahkan barang.

B. SARAN

1. Untuk memberikan perlindungan hukum terhadap pemegang

jaminan Resi Gudang, perlu untuk di revisi kembali Undang

Undang Sistem Resi Gudang tersebut. Dengan menggunakan

lembaga jaminan yang telah ada sebelumnya lebih efektif dan

efesien dibanding membuat suatu undang undang baru.

2. Terdapat inkonsistensi dalam batang tubuh pada Undang Undang

Sistem Resi Gudang, yaitu dalam konsideran yang menegaskan

mengenai lembaga jaminan namun pada pasal pasalnya tidak

memuat hal hal yang seharusnya ada dalam suatu undang undang

jaminan atau tidak memberikan pengikatan yang pasti tentang

Page 104: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

suatu jaminan, Pada pasal pasal Undang Undang Resi Gudang

lebih mengatur mengenai mekanisme atau administrasi Resi

Gudang sebagai jaminan bukan lembaga jaminan Resi Gudang.

Substansi dalam suatu jaminan harus jelas baik itu kedudukan para

pihak, objeknya, peraturan mengenai pendaftaran yang terbuka

untuk umum, dan bentuk pengikatannya. Pengikatan Jaminan Resi

Gudang lebih tepat dalam bentuk Jaminan Gadai atau Jaminan

Fidusia.bukan dalam bentuk pengikatan jaminan Hak atas Resi

Gudang.

Page 105: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir Muhammad,1984, Hukum Dagang Tentang Surat Berharga. Bandung:Citra Aditya Bakti.

Abdul R. Saliman, dkk. 2005. Hukum Bsnis Untuk Perusahaan; Teori Dan Contoh Kasus. Jakarta:Prenada Media.

Arief R Permana dan Yulita Kuntari. 2006. Selayang Pandang Undang-undang Sistem Resi Gudang. Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan Vol 4 no 2.

Badriyah Harun, 2010, Penyelesaian Sengketa Kredit Bermasalah, Pustaka Yustisia.

Fred B.G Tumbuan. 2000. Mencermati Pokok-Pokok Undang-Undang Fiducia. Jakarta: Media Notariat.

Herowati Poesoko. 2013. Dinamika Hukum Parate Executie Objek Hak Tanggungan. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

H.M.N. Pirwosutjipto. 1994. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Jilid 7 “ Hukum Surat Berharga “.Jakarta: Djambatan

H.R. Naja.. 2005. Hukum Kredit dan Bank Garansi: The Banker Hand Book. Bandung: Cipta Aditya Bakti.

Indrawan Florentinus. 2009. Perlindungan Hukum Bagi Hak Jaminan Resi Gudang. Tesis Tidak Diterbitkan. Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Iswi Hariyani, & Serfianto, R. 2010. Resi Gudang sebagai Jaminan Kredit

dan Alat Perdagangan. Jakarta: Sinar Grafika. J. Satrio. 2002. Hukum Jaminan: Hak Jaminan Kebendaan Fidusia.

Bandung: Citra Aditya Bakti. -------------2007. Hukum Jaminan: Hak Jaminan Kebendaan Bandung: Citra

Aditya Bakti. ------------.1991.Cessie,Subrogarie,Novatie,Compensatie dan Percampuran

Utang. Alumni,Bandung.

-------------.2001. Hukum Perikatan, Perikatan Yang Lahir dari Perjanjian. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Mahadi. 1989. Falsafah Hukum Suatu Pengantar. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Page 106: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Mariam Darus Badrulzaman. 1987. Bab-Bab tentang Creditverband, Gadai, danFiducia. Cetakan 4. Bandung: Alumni.

Marzuki Peter Mahmud,. 2008. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Kencana.

Moch Isnaeni,Hak Tanggungan sebagai lembaga jaminan dalam kerangka tata Hukum Indonesia, Jurnal Hukum Ekonomi, Edisi V, Agustus 1996.

Muhammad. Djumhana, 1993. Hukum Perbankan di Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Munir Fuady. 2000. Jaminan Fidusia. cetakan 1 Bandung :Citra Aditya Bakti.

Nisa Mulia. 2012. Resi Gudang Sebagai Lembaga Jaminan. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya: Universitas Airlangga.

Nurfaidah Said. 2008. Prinsip Penyerahan Objek jaminan atas Dasar Kepercayaan Dalam Perjanjian Fidusia. Disertasi Tidak Diterbitkan. Surabaya: Universitas Airlangga.

Oey Hoey Tiong. 1984. Fidusia sebagai jaminan unsur unsur perikatan. cetakan pertama. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Prof. R.Subekti.,SH. 1982. Hukum Acara perdata Indonesia. Jakarta: Bina Cipta.

R. Subekti. 2001. Pokok-pokok Hukum Perdata. Jakarta: Intermasa.

Rachmadi, Usman.1999. Pasal Pasal Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah. Jakarta: Djambatan.

--------------.2009. Hukum Jaminan Keperdataan. Jakarta: Sinar Grafika.

Salim.HS. 2004. Hukum Jaminan di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sofwan Sri Soedewi Masjchoen. 1980. Hukum Jaminan di Indonesia; Pokok-Pokok Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan. Yogyakarta: Liberty Offset.

------------ . 1981. Hukum Perdata; Hukum Benda. Yogyakarta: Liberty Offset.

Try Widiyono. 2009. Anggunan Kredit dalam Financial Engineering. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Page 107: TESIS EKSITENSI RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN KREDIT …

Jurnal jurnal

Bappebti.go.id/media/brochures_2012-11-16_17-42-51_brochures.pdf

Legalbanking.wordpress.com

Hukumonline.com/berita/baca/hol17277/Analisis resi gudang sebagai surat berharga

Lontar.ui.ac.id/file=digital/136535-T%2028198- Prosedur%pelaksanaan-literatur.pdf