tesis diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh...
TRANSCRIPT
SERTIFIKASI GURU DAN PERMASALAHANNYA
(Studi Terhadap Guru di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta)
TESIS
Diajukan Sebagai salah satu syarat guna memperoleh
Gelar Magister Pengkajian Islam Konsentrasi Pendidikan Agama Islam
Oleh:
Muhammad Aufa Muis
Nim. 13.2.00.1.12.01.0052
Promotor:
Dr. Nurlena Rifai, MA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015/1436
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah swt, penulisan tesis yang
berjudul “SERTIFIKASI GURU DAN PERMASALAHANNYA
(StudiTerhadap Guru di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta)”
ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam ke atas Nabi Muhammad saw
yang telah menunjukkan kepada kita jalan apa yang harus kita tempuh
untuk memperoleh keridhaan-Nya.
Penulis menyadari bahwa upaya penulisan tesis ini mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala hormat dan bangga
penulis sampaikan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada,
MA dan kepada Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Bapak Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA beserta jajarannya.
Selain itu terima kasih juga kepada pembimbing Dr. Nurlena
Rifai, MA yang telah meluangkan waktu untuk memberikan berbagai
masukan dan arahan dalam penyelesaian tesis ini. Begitu juga terima
kasih kepada Prof. Dr. Iik Arifin Mansurnoor, MA, Dr. JM. Muslimin,
MA, Prof. Dr. Bambang Pranowo, MA, M. Zuhdi. M.Ed, Ph.D, Dr.
Sudarnoto Abdul Hakim, MA, Prof. Dr. Mundzier Suparta, MA, yang
memotivasi, membimbing dan memberikan kontribusi terhadap
perkembangan tesis ini.
Selanjutnya kepada para dosen dan karyawan Sekolah Pasca
Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya berterima kasih dan
Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza. Demikian juga terima kasih penulis kepada Bapak Kepala Madrasah,
peserta didik, dan guru-guru di Madrasah Aliyah Pembangunan yang
telah memberikan data dan informasi nya dengan ikhlas guna
penyelesaian tesis ini.
Teristimewa terima kasih yang tak terhingga kepada yang tercinta
Ibunda Fadlun, Ayahanda Abdul Muis Tahir, Wak Yung Fadhlan Tahir,
istri saya Inayatun Najihah yang sedang mengandung anak pertama
kami, yang terus memberikan dukungan semangat, doa, serta dukungan
dana hingga akhir masa studi di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Selanjutnya terima kasih kepada seluruh keluarga besar Bapak H.
Ilyas Marpaung, Ibu Fadhilah Nasution, Wak Ayang Zahri Tahir, Bu
Ninik, Rizkan Fauzi, Adinda Khairum Fika, M. Ikhwanul Huda, Ahmad
Muflih, dan Fadhlan serta seluruh keluarga yang telah mendoakan, dan
mendukung sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Sekolah
Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Atas segala jasa,
kebaikan, bantuan dan motivasinya InsyaAllah diberikan Allah swt
balasan yang lebih baik.
Terima kasih juga saya ucapkan atas dukungan dan motivasi yang
diberikan teman-teman Kos 69 (Adlan Fauzi Lubis, dan Hanafi Zuardi
dll). Selanjutnya terima kasih kepada teman-teman mahasiswa Sekolah
Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan september 2013
(Abdul Aziz, Iredho Fani Reza, Autsaman Thukang, Eko Oktavia, Canra
Lubis), teman-teman FLP Cab. Ciputat, serta teman-teman HmI Cab.
Ciputat (Asri, dan Sadawi).
Terakhir, penulis menyadari bahwa penelitian ini tentunya
memiliki kekurangan dan kelemahan dari segi teoritis, metodologi dan
analisis. Oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati memohon
masukan dan kritikan demi peningkatan kualitas penelitian ini.
MUHAMMAD AUFA MUIS, SPd.I, MA.Pd
i
TRANSLITERATION
Table of the system of transliteration of Arabic words and names used
by
Library of Congress
b = ب
t = ت
th = ث
j = ج
h{ = ح
kh = خ
d = د
dh = ذ
r = ر
z = ز
s = س
sh = ش
s{ = ص
d{ = ض
t{ = ط
z{ = ظ
ع = ‘
gh = غ
f = ف
q = ق
k = ك
l = ل
m = م
n = ن
h = ه
w = و
y = ي
Short: a = ´ ; i = ; u =
Long: a< = ا ; i> = ي ; ū = و
Diphthong: ay = ا ي ; aw = ا و
i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR
PEDOMAN TRANSLITERASI
DAFTAR ISI ........................................................................... i
ABSTRAK .............................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Permasalahan ..................................................................... 8
1. Identifikasi Masalah ...................................................... 8
2. Pembatasan Masalah ..................................................... 9
3. Perumusan Masalah ....................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 10
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan .................................... 11
F. Metodologi Penelitian ........................................................ 13
1. Jenis dan Sifat Penelitian .............................................. 13
2. Metode Pengumpulan Data ........................................... 14
3. Populasi dan Sampel Penelitian .................................... 19
4. Metode Analisis Data .................................................... 21
G. Sistematika Penulisan ........................................................ 22
BAB II
KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI
A. Sejarah dan Perbandingan Pendidikan ............................... 23
B. Kebijakan Terkait Tenaga Pendidik (Guru) dalam
Berbagai Program ............................................................. 31
C. Dialektika Peningkatan Kompetensi Guru ......................... 42
D. Dialektika Tunjangan Profesi Guru ................................... 50
E. Perundang-Undangan Terkait Kompetensi dan Sertifikasi . 58
F. Pendekatan Teori ............................................................... 69
BAB III
KOMPETENSI GURU DI MADRASAH ALIYAH
PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ................................... 79
ii
B. Kompetensi Guru .............................................................. 81
C. Kebijakan Madrasah Aliyah Pembangunan
Terhadap Pengembangan Kompetensi Guru ...................... 86
BAB IV
ANALISIS DAMPAK SERTIFIKASI DI MADRASAH
ALIYAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
A. Analisis 4 Kompetensi Guru .............................................. 99
B. Manfaat Program Sertifikasi Terhadap Peningkatan
Kompetensi Guru .............................................................. 111
BAB V
PENUTUP
C. Kesimpulan ........................................................................ 123
D. Saran ................................................................................. 125
DAFTAR PUSTAKA
INDEKS
GLOSARIUM
BIODATA PENULIS
iii
ABSTRAK
Upaya pemerintah untuk meningkatkan kompetensi guru melalui
program sertifikasi guru dapat terwujud. Pernyataan tersebut
mendukung beberapa penelitian sebelumnya yang menyimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara sertifikasi guru dengan peningkatan
kompetensi guru yaitu penelitian yang dilakukan oleh Andrean Perdana
(2014), Roland J. Quezada (2008), dan Fatma Widyastuti (2014).
Beberapa peneliti lainnya berbeda pandangan yang
menyimpulkan bahwa sertifikasi tidak meningkatkan kinerja guru, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Fatchurrohman (2009), Suarman
Almasdi Syahza (2013) yang menyimpulkan bahwa program sertifikasi
dapat dikatakan tidak efektif karena tidak terjadi peningkatan
kompetensi guru setelah memiliki sertifikat pendidik.
Penelitian ini menguraikan bahwa program sertifikasi guru
meningkatkan kompetensi guru. Perbedaan dengan penelitian yang
pernah dilakukan sebelumnya terkait peningkatan kompetensi guru
melalui program sertifikasi guru adalah penggunaan teori Intervensi
Politik dan Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow untuk menganalisis
data.
Pengumpulan data bersumber dari data primer dan data sekunder.
Adapun data primer dalam penelitian ini meliputi Undang-Undang dan
Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional terkait
sertifikasi guru, hasil angket, wawancara, dan observasi di lokasi
penelitian. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini meliputi buku-
buku, artikel, dan koran cetak maupun on line, serta dokumentasi.
Kata kunci: Guru Kompetensi Sertifikasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemerintah berupaya mewujudkan kecerdasan bangsa sejak awal
kemerdekaan dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi dalam rangka memenuhi
hak-hak sosial ekonomi masyarakat.1 Respon pemerintah di bidang
pendidikan ditunjukkan dengan pemberian tunjangan profesi sekaligus
peningkatan kompetensi guru melalui program sertifikasi.
Terjadi permasalahan yang melibatkan guru bersertifikasi yang
ditunjukkan dengan fakta berbagai kasus di media masa yang
menjelaskan bahwa guru bersertifikasi bekerja hanya sekedar ingin
melaksanakan kewajiban, tuntutan jam mengajarnya saja, tanpa
mengutamakan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Padahal
menurut Asril (2011) keberadaan guru yang berkualitas merupakan syarat
mutlak hadirnya sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas.2
Suarman dan Syahza menyimpulkan bahwa guru yang
bersertifikasi kemampuan pedagogiknya maupun kemampuan
profesionalnya sebagai guru tidak berbeda secara statistik dengan guru
yang belum tersertifikasi. Artinya cara guru mengajar maupun persiapan
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM) belum berbeda nyata.3
Berbeda dengan hasil penelitian Murwati yang menyimpulkan
bahwa ada pengaruh sertifikasi profesi terhadap motivasi kerja guru dan
terhadap kinerja guru.4 Padahal menurut Mulyasa (2007) Sertifikasi guru
merupakan proses uji kompetensi bagi calon guru atau guru yang ingin
memperoleh pengakuan dan atau meningkatkan kompetensi sesuai
profesi yang dipilihnya. Representasi pemenuhan standar kompetensi
yang telah ditetapkan dalam sertifikasi guru adalah sertifikat kompetensi
1Mita Noveria, Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap
Kesejahteraan (Jakarta: LIPI Press, 2011), 12. 2Asril, “Sertifikasi Guru Sebuah Harapan dan Tantangan Menuju Guru
Profesional,” el-Ghiroh Jurnal Studi Keislaman (Lubuk linggau: Volume I,
Nomor 02 September 2011), 88. 3Suarman, Almasdi Syahza, “Dampak Kebijakan Sertifikasi Terhadap
Kinerja Guru di Daerah Riau.”Jurnal Pendidikan, ISSN: 2086-4779, Vol 4, No 2
(2013), 25, http://ejournal.unri.ac.id (diakses pada tanggal 19 Februari 2015). 4Hesti Murwati, “Pengaruh Sertifikasi Profesi Guru Terhadap Motivasi
Kerja dan Kinerja Guru di SMK Negeri Se-Surakarta,” Jurnal Pendidikan Bisnis
dan Ekonomi (BISE), Vol.1 No. 1 (2013), 21, http://eprints.uns.ac.id (diakses
pada tanggal 1 Februari 2015).
2
pendidik. Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru
atau calon guru yang memenuhi standar untuk melakukan pekerjaan
profesi guru pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Dengan kata lain
sertifikasi guru dapat memberikan kebutuhan peningkatan kompetensi
profesional. Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai bagian
esensial dalam upaya memperoleh sertifikat kompetensi sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.5
Guru telah lulus dari uji kompetensi, dan memperoleh bukti
pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi standar
untuk melakukan pekerjaan profesi guru pada jenis dan jenjang
pendidikan tertentu, dapat dikatakan guru tersebut adalah guru yang
ideal. Guru ideal adalah yang memiliki empat kompetensi guru yang telah
ditetapkan di UU terkait pendidikan, yang diupayakan pemerintah
melalui berbagai program, demi kemajuan pendidikan di Indonesia.
Namun berdasarkan berbagai penelitian yang ada, muncul fakta yang
berlawanan terkait ada atau tidaknya peningkatan kompetensi guru yang
memiliki sertifikat pendidik.
Menurut Hamzah (2010) Indonesia belum berhasil membangun
karakter bangsa yang cerdas dan kreatif, apalagi unggul.6 Capaian mutu
pendidikan Indonesia yang masih jauh di bawah capaian negara maju atau
bahkan di bawah negara-negara tetangga Indonesia menjadi catatan
dalam pembenahan mutu pendidikan di Indonesia. Nilai PISA
(Programme for International Student Assessment) Matematika tahun
2012 menunjukan rata-rata capaian kompetensi siswa Indonesia berada
pada level 1. Kondisi ini mendudukkan Indonesia di bawah Singapura,
Malaysia, Thailand, atau bahkan Vietnam.7
Keterpurukan mutu pendidikan di Indonesia juga diuraikan oleh
United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization
(UNESCO)- Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurus bidang
pendidikan. Menurut Badan PBB, peringkat Indonesia dalam bidang
pendidikan pada tahun 2007 adalah 62 di antara 130 negara di dunia.
Education development index (EDI) Indonesia adalah 0.935, di bawah
5E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), 8. 6Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi
Pendidikan di Indonesia (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), 6. 7Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun
2015—2019, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Indonesia (2015), 18.
http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/RenstraKemdikbud2015-2019.pdf (diakses pada
tanggal 22 oktober 2015).
3
Malaysia (0.945) dan Brunei Darussalam (0.965).8 Oleh karena itu salah
satu langkah pemerintah sebagai suatu upaya untuk meningkatkan mutu
Rendahnya profesionalitas guru akan mengakibatkan rendahnya
mutu pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu melalui PLPG9
diupayakan terjadinya peningkatan kompetensinya. Namun guru-guru
bersertifikasi ini memiliki kendala dalam mengembangkan
keprofesiannya karena rendahnya motivasi berprestasi, keterbatasan
waktu, pengetahuan yang kurang dan persepsi terhadap peraturan
pemerintah yang belum tegas.10 Permasalahan tersebut dapat
menyebabkan proses pembelajaran terhadap peserta didik tidak efektif.
Peningkatan kualitas, kompetensi, dan profesionalisme guru masih
harus ditingkatkan karena hingga saat ini tidak terdapat hubungan linier
antara peningkatan kualifikasi dan sertifikasi profesi pendidik terhadap
hasil belajar siswa. Salah satu faktor penting dalam penilaian kinerja guru
adalah tingkat rata- rata ketidakhadiran guru yang pada tahun 2013
mencapai 10% (Studi ACDP (Analytical Capacity Development Program)), disamping itu sekolah di mana angka ketidakhadiran guru
tinggi, tingkat ketidakhadiran murid juga tergolong tinggi.11
Saat ini kondisi bangsa mengalami berbagai permasalahan seperti
korupsi, pergaulan bebas dan berbagai kerusakan moral lainnya.
Ditambah lagi banyak kelompok masyarakat yang benar-benar berada di
bawah garis kelayakan menyelenggarakan pendidikan dan persekolahan.
8Sri Sumarni Stiyati, “Determinan yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas IX di SMP Negeri 5 Yogyakarta dan SMP Negeri 8
Yogyakarta” (Jakarta: Universitas Indonesia, 2010), http://lib.ui.ac.id (diakses
pada tanggal 20 maret 2015). 9Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) merupakan pola sertifikasi
dalam bentuk pelatihan yang diselenggarakan oleh Rayon LPTK untuk
memfasilitasi terpenuhinya standar kompetensi guru peserta sertifikasi.
Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun, Buku 2 Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Sertifikasi Guru di Rayon LPTK 2014, 17,
http://sertifikasirayon5.com/2014/pedoman/Buku%202%20Tahun2014%20Fin
al.pdf (diakses pada tanggal 28 Oktober 2015). 10Kardiyem, “Analisis Kinerja Guru Pascasertifikasi (Studi Empiris pada
Guru Akuntansi SMK Se-Kabupaten Grobogan),” Journal of Economic Education, ISSN 2252-6889, JEE 2 (1) (2013), 22, http://journal.unnes.ac.id
(diakses pada tanggal 17 februari 2015). 11Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Indonesia (2015), 21.
http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/RenstraKemdikbud2015-2019.pdf (diakses pada
tanggal 22 oktober 2015).
4
Terhadap hal ini memang harus ditangani langsung oleh pemerintah.12
Selain itu menurut Soedijarto (2000) pendidikan Nasional yang selama
ini dilaksanakan masih kurang bermakna dipandang dari sudut tumbuh
dan berkembangnya kemampuan, watak, sikap, dan perilaku manusia
Indonesia seperti yang dicita-citakan.13
Guru hendaknya menjadi suri teladan bagi peserta didik agar
menjadi generasi masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu peran guru
dan tenaga pendidikan akan lebih ditujukan kepada meningkatnya
kualitas sikap mereka dalam hal kepribadian, kesolehan dan moral sosial.
Hal itu dilakukan dengan tetap melakukan upaya peningkatan mutu,
kompetensi, dan profesionalisme guru.14 Untuk mendorong tercapainya
seluruh Sasaran Strategis pemerintah maka salah satu arah kebijakan dan
strategi yang diperlukan adalah meningkatkan peran guru.15
Selanjutnya peran guru adalah menjadi pelaksana kurikulum yang
ditetapkan pemerintah. Kurikulum pendidikan di Indonesia beberapa kali
mengalami perubahan, dan berdasarkan Rambu-Rambu Pelaksanaan
Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG) maka guru tidak lagi
menerapkan kurikulum sebelumnya Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) diubah menjadi kurikulum 2013. Dengan
12M. Mastuhu, Sistem Pendidikan Nasional Visioner (Ciputat: Lentera
Hati, 2007), 43. 13Soedijarto, Pendidikan Nasional Sebagai Wahana Mencerdaskan
Kehidupan Bangsa dan Membangun Peradaban Negara-Bangsa (sebuah usaha
memahami makna UUD ‘45) (Jakarta: Center for Information and National
Policy Studies (CEPS), 2000), 34. 14Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2014, Buku 4, Rambu-Rambu
Pelaksanaan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (2014), 39.
http://plpg.undiksha.ac.id/uploaded/content/Buku_4_Sergur_2014.pdf (diakses
pada tanggal 21 Oktober 2015). 15Sebagai pendidik/suri tauladan bagi siswa dengan cara memperbaiki
tingkat kehadiran/partisipasi guru melalui: (i) pemberdayaan guru untuk
mengajar lebih dari satu kelas dan/atau mengajar lebih dari satu mata pelajaran
di sekolah yang sama; (ii) pengurangan tugas-tugas administrasi bagi guru; dan
(iii) menumbuhkan gerakan/kampanye nasional tentang akuntabilitas guru
sebagai pendidik dan panutan di sekolah dan masyarakat. Sertifikasi Guru Dalam
Jabatan Tahun 2014, Buku 4, Rambu-Rambu Pelaksanaan Pendidikan Dan
Latihan Profesi Guru (PLPG), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan (2014), 76.
http://plpg.undiksha.ac.id/uploaded/content/Buku_4_Sergur_2014.pdf (diakses
pada tanggal 21 Oktober 2015).
5
diberlakukannya kurikulum 2013 pada seluruh sekolah mulai tahun 2014,
guru harus mampu mengimplementasikan kurikulum 2013 sesuai dengan
bidang tugas masing-masing.16
Guru oleh pemerintah telah ditetapkan sebagai salah satu
pekerjaan profesi yang setara dengan profesi lainnya seperti dokter,
pengacara, musisi, akuntan, dan sebagainya. Sebagai profesi tentu saja
kesejahteraan guru akan mengiringi tingkat profeionalitas tersebut.17
Kewajiban guru untuk memliki sertifikat pendidik terdapat pada UU No.
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab IV Pasal 8 yang
menyebutkan bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.18 Melalui
program sertifikasi guru diberi kesempatan untuk memiliki sertifikat
pendidik, yang sebelumnya guru tersebut memlalui PLPG yang bertujuan
meningkatkan kompetensi guru. Dengan demikian dapat dipahami bahwa
UU No. 14 Tahun 2005 berpengaruh terhadap guru.
Dalam perspektif Islam, seorang guru menurut al-Ghazali (2001)
adalah seorang yang diserahi menghilangkan akhlak yang buruk dan
menggantinya dengan akhlak yang baik agar para pelajar itu mudah
menuju jalan ke akhirat yang menyampaikannya kepada Allah.19 Seorang
guru yang juga sebagai muslim wajib mematuhi ajaran Islam sesuai
petunjuk Al-Qur’an dan sunah nabi Muhammad SAW agar memiliki
kepribadian yang baik dan berakhlak mulia sebagaimana firman Allah
QS. Al-Qalam ayat 4: “Sungguh engkau (Muhammad) berbudi pekerti
yang luhur.”
Menurut Syafe’i Rachmat (2000) akhlak mulia akan dimiliki setiap
individu jika sunah nabi Muhammad SAW. dilaksanakan, dan Al-Qur’an
16Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2014, Buku 4, Rambu-Rambu
Pelaksanaan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (2014), 3.
http://plpg.undiksha.ac.id/uploaded/content/Buku_4_Sergur_2014.pdf (diakses
pada tanggal 21 Oktober 2015). 17T. Rusman R dan Abd Rahman, Panduan Pengembangan Profesi Guru
dan PTK (Depok: Karima, 2010), 9. 18Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen http://kepri.kemenag.go.id (diakses pada tanggal 23 oktober
2015). 19Imam al-Ghazali, Ayyuba al-Walad (Beiru,: Daar al-Ma’araif, Juz I) 35.
Kutipan ini juga merupakan kutipan dalam buku Abuddin Nata, Perspektif Islam
Tentang Pola Hubungan Guru-Murid (Studi Pemikiran Tasawuf Al Ghazali)
(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2001), 101.
6
dijadikan sebagai petunjuk dalam hidup.20 Akhlak mulia sangat penting
dimiliki seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari karena
pondasi utama dalam pembentukkan pribadi manusia adalah akhlak.21
Menurut Trianto (2006) guru atau dosen yang berjiwa sosial baik
adalah, yang mampu untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif
dan efisien dengan peserta didik, guru lain, orang tua, dan masyarakat
sekitar.22 Menurut William (2014) guru yang memiliki status sosial yang
baik lebih berdampak pada semangat bekerja sehingga meningkatkan
motivasi mereka.23
Dalam pandangan Islam, jika dalam komunikasi dan berinteraksi
tersebut seorang guru menyampaikan dakwah tentang kebaikan berarti
telah menolong agama Allah dan akan mendapatkan pertolongan Allah.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Muhammad ayat 7 yang
artinya: “Hai orang-orang beriman jika kamu menolong (agama) Allah,
niscaya Allah pun menolong kamu semua.” Dengan demikian dapat
dipahami bahwa Allah SWT tidak membutuhkan pertolongan hambanya,
namun hambalah yang membutuhkan pertolongan Allah SWT melalui
ajakan untuk mempelajari dan mengamalkan ajaran agama.
Selanjutnya apabila guru mengajarkan kebaikan dengan ikhlas
maka akan disenangi oleh penduduk bumi dan langit sebagaimana sabda
Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi yang artinya:
“Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya, penghuni-penghuni langit-
Nya dan bumi-Nya termasuk semut dalam lubangnya dan termasuk ikan
paus di lautan, seluruhnya memberikan shalawat kepada orang yang
mengajarkan kebaikan kepada manusia.”24
20Syafe’i Rachmat, Al-Hadis (Aqidah, Akhlaq, sosial dan Hukum)
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000), 80. 21Selly Sylviyanah, “Pembinaan Akhlak Mulia pada Sekolah Dasar (Studi
Deskriptif pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Nur Al-Rahman),” Tarbawi,
Volume 1 No 3 (September 2012): 191-203, http://jurnal.upi.edu (diakses pada
tanggal 17 februari 2015). 22Trianto, Tinjauan Yuridis Hak serta Kewajiban Pendidik Menurut UU
Guru dan Dosen (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2006), 67. 23T. O. William West, “Teachers Motivation: A Study of the
Psychological and Social Factors,” International Journal of Education and
Research, ISSN: 2201-6740, Vol. 2 No. 2 (February 2014), 5,
http://www.ijern.com (diakses pada tanggal 28 juni 2015). 24Imam Abu Zakaria Yahya, Shahih Riyadus Shalihin (terjemahan)
(Kingdom of Saudi Arabia: Dar al-Kitab wa al-sunnah, 2007), 427.
7
Selaras dengan itu Raslullah SAW bersabda bahwa Allah SWT
selalu menolong hamba, selama hamba itu menolong saudaranya.25
Dengan mengajak saudara sesama muslim kepada kebaikan berarti kita
telah saling tolong menolong untuk kebaikan kehidupan di dunia dan di
akhirat. Disamping itu Rasulullah SAW mengumpamakan seorang
mu’min bagi sesama mu’min, bagaikan bangunan yang kuat menguatkan
setengah pada setengahnya.26
Dalam pandangan Islam, seorang guru bertanggung jawab untuk
menguasai materi pembelajaran, melaksanakan tugasnya sepenuh
kemampuan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, karena guru bagian
penting dalam pembelajaran di sekolah.27 Di sekolah anak tidak hanya
mempelajari pengetahuan dan keterampilan, melainkan juga sikap, nilai-
nilai dan norma-norma.28 Oleh karena itu hendaknya guru dapat menjadi
suri teladan bagi peserta didik.
Lebih lanjut dalam pandangan Islam, penguasaan materi
pengajaran secara luas dan mendalam mutlak dimiliki guru yang
profesional. Dengan demikian mereka dapat mentransfer pengetahuan
kepada peserta didik. Seorang guru juga memiliki keterampilan serta
kebiasaan membaca baik secara tekstual maupun kontekstual.
Keterampilan dan strategi membaca dengan pemahaman yang diajarkan
dan disertai dengan latihan-latihan yang banyak dapat membantu seorang
guru dalam mengembangkan kemampuan pemahaman membaca
mereka.29 Dalam pandangan Islam, seorang guru penting untuk memiliki
dan menambah ilmu pengetahuan karena seseorang ditinggikan
derajatnya apabila memiiki ilmu pengetahuan sebagaimana firman Allah
dalam Al-Qur’an Surah. Al–Mujadalah ayat 11:
الهذين آمنوا منكم والهذين أوتوا العلم درجات يرفع الله
25Imam Abu Zakaria Yahya; alih bahasa oleh Salim Bahreisy, Tarjamah
Riaduhus Shalihin I (Bandung: PT. Alma’arif, 1987), 234. 26Imam Abu Zakaria Yahya; Alih bahasa oleh Salim Bahreisy, Tarjamah
Riaduhus Shalihin I (Bandung: PT. Alma’arif, 1987), 223. 27Trianto, Tinjauan Yuridis Hak serta Kewajiban Pendidik Menurut UU
Guru dan Dosen (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2006), 71. 28Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2007),183. 29Martini, “Pengembangan Kemampuan Membaca dengan Pemahaman
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang,” Jurnal Akuntansi & Manajemen, Vol 3 No.2, ISSN 1858-3687 (Desember 2008), 117,
http://download.portalgaruda.org (diakses pada tanggal 17 februari 2015).
8
Artinya: … niscaya Allah akan meninggikan orang – orang yang
beriman di antaramu dan orang–orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa ketika
seseorang beriman kepada Allah SWT. maka ada keyakinan didalam
hatinya bahwa segala yang terjadi adalah atas izin Allah. Diantara contoh
wujud nyata seseorang yang beriman adalah, apabila sesorang
menghadapi suatu permasalahan dalam hidupnya, dan ia berusaha untuk
mendapatkan solusinya, serta bertawakal (berserah diri kepada kehendak
Allah), maka ia akan bersabar atas apapun hasil dari upayanya.
Sedangkan bagi orang yang berilmu, ilmu bukan hanya sekedar untuk
diketahui, dipahami, diajarkan atau disampaikan tapi juga diamalkan
sesuai dengan perintah Allah dan petunjuk Rasul-Nya.
Manusia diberikan kelebihan yang tidak dimiliki oleh ciptaan
Allah yang lainnya yaitu akal. Allah mengangkat dan memuliakan
seseorang dengan ilmu sebagaimana diuraikan dalam surah Al Mujadalah
(58):11.30 Inilah kemuliaan yang hanya diberikan Allah kepada orang-
orang yang beriman dan berilmu. Akan tetapi perlu diingat bahwa orang
yang beriman, tetapi tidak berilmu, dia akan lemah. Oleh karena itu,
keimanan seseorang yang tidak didasari atas ilmu pengetahuan tidak akan
kuat. Begitu juga sebaliknya, orang yang berilmu, tetapi tidak beriman,
ia akan menganggap pengetahuan yang dimilikinya yang paling benar dan
paling baik. Padahal ilmu yang dimiliki bisa jadi tidak untuk kebaikan
sesama.
Sebelum melaksanakan penelitian penting untuk melakukan
perencanaan. Oleh karena itu perencanaan yang penulis lakukan meliputi
perumusan dan pembatasan masalah, serta merumuskan pertanyaan
penelitian yang diarahkan pada kegiatan pengumpulan data, dan semua
itu akan diuraikan berikutnya.31 Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya
maka penting untuk membuat suatu penelitian terkait sertifikasi guru dan
kompetensi guru, sehingga ditetapkan judul yang tepat untuk penelitian
ini adalah “Sertifikasi Guru dan Permasalahannya.”
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan
sebelumnya maka yang menjadi permasalahan adalah program sertifikasi
guru dan kompetensi guru.
30Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Yogyakarta: 1990),
27. 31Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:
P.T. Remaja Rosdakarya, 2008), 114.
9
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang ada, maka hal yang
menjadi fokus utama masalah adalah mengenai program sertifikasi guru
dan kompetensi guru. Oleh karena itu, permasalahan penelitian ini
dibatasi pada penelusuran mengenai pengaruh program sertifikasi guru
dan peningkatan kompetensi guru di Madrasah Aliyah Pembangunan
UIN Jakarta. Pembatasan masalah harus dilakukan agar kita tidak
membahas masalah hingga terlalu jauh. Dengan penetapan fokus yang
jelas dan mantap, seorang peneliti dapat membuat keputusan yang tepat
tentang data mana yang akan dikumpulkan dan mana yang tidak perlu
dijamah ataupun mana yang akan dibuang.32
Selanjutnya untuk memperjelas fokus kajian dalam penelitian ini,
maka peneliti membuat definisi operasional variabel penelitian.
Sertifikasi guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses
pemberian sertifikat pendidik kepada guru.33 Sedangkan kompetensi
adalah kemampuan seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan,
dan sikap, yang dapat diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang
bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.34
Selain itu didalam buku Tinjauan Yuridis Hak serta Kewajiban
Pendidik Menurut UU Guru dan Dosen dikatakan bahwa kompetensi
adalah kemampuan, kecakapan, dan keterampilan seseorang berkenaan
dengan tugas, jabatan maupun profesinya.35 Lebih lanjut kompetensi
menurut Usman (2005) merupakan kemampuan dan kewenangan guru
dalam melaksanakan profesi keguruannya.36
Berikutnya kompetensi menurut Abdul Khobir (2007) diartikan
sebagai pengetahuan, keterampilan, yang dikuasai oleh seseorang yang
telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan prilaku-
prilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.37
32Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: P.T.
Remaja Rosdakarya, 2000), 63. 33Suyatno, Panduan Sertifikasi Guru (Jakarta: Indeks, 2007), 2. 34Musfah Jejen, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan
Sumber Belajar Teori dan Praktik (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011), 29. 35Trianto, Tinjauan Yuridis Hak serta Kewajiban Pendidik Menurut UU
Guru dan Dosen (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2006), 62. 36Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005), 14. 37Khobir Abdul,“Profil Guru Pendidikan Agama Islam di Kota
Pekalongan”, Jurmal Penelitian, Volume 4, Nomor 1, Mei 2007, 31.
10
Dengan demikian kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki untuk
mencapai keberhasil suatu kegiatan.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah, seberapa besar pengaruh sertifikasi guru terhadap
peningkatan kompetensi guru?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan
penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sertifikasi guru
dapat meningkatkan kompetensi guru.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat yang bisa
didapatkan dari penelitian ini terdiri dari manfaat secara teoritis dan
praktis:
1. Manfaat Teoritis
Terdapat beberapa manfaat teoritis melalui penelitian ini yaitu
Pertama, agar bertambahnya kajian tentang program sertifikasi guru;
Kedua, sebagai kerangka acuan strategi penelitian tentang tema yang
sama; Ketiga, dapat dibuktikan efektif atau tidaknya program sertifikasi
guru; Keempat, sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah melalui
pihak-pihak yang terkait38 untuk mengevaluasi dan merubah konsep yang
dilakukan sehingga guru-guru memiliki peningkatan kompetensi serta
terjadi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
Konsep perubahan penting dimiliki oleh guru ataupun lembaga
pendidikan untuk menjadi lebih baik. Sertifikasi guru sesungguhnya
38Yaitu: a) Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, merupakan kepanjangan tangan pemerintah, bertugas
menyiapkan perangkat kebijakan yang berkaitan dengan kuota sertifikasi guru
dan proses pelaksanaan sertifikasi; b) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
bertugas menyiapkan perangkat kebijakan berkaitan dengan penetapan
perguruan tinggi penyelenggaraan sertifikasi guru dan pelaksanaan pendidikan
profesi, dan peningkatan penilaian sertifikasi guru; c) Perguruan Tinggi
penyelenggara sertifikasi guru yang telah ditetapkan pemerintah, sebagai
penyelenggara sertifikasi guru bertugas melaksanakan proses penelitian guru
secara objektik, transparan, dan akuntabel sesuai dengan standard dan indikator
penilaian yang telah ditetapkan, dan mengeluarkan sertifikat pendidik bagi guru
yang telah memenuhi persyaratan. E. Mulyasa, Kurikulum berbasis kompetensi (Bandung: Remaja Rosyada Karya, 2002), 204-205.
11
dilaksanakan sebagai proses pendidikan untuk menghasilkan perubahan39
terutama perubahan kearah peningkatan kompetensi guru.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini diharapkan dapat
bertambahnya ilmu pengetahuan guru-guru sehingga dapat
meningkatkan kompetensinya. Selain itu penelitian ini diharapkan
menjadi inspirasi terhadap guru, sehingga setiap permasalahan yang
mungkin terjadi dapat diatasi, demi tercapainya tujuan pendidikan yang
diamanatkan oleh UU pendidikan Republik Indonesia.
Guru bersertifikasi hendaknya memiliki harapan di masa yang akan
datang agar pelaksanaan sertifikasi ini lebih baik karena jika seseorang
memiliki harapan yang tinggi terhadap suatu pekerjaan dan disertai
dengan usaha (effort) yang tinggi pula maka akan menghantarkan
seseorang pada penilaian kinerja yang baik.40
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan terkait sertifikasi
guru adalah penelitian yang dilakukan oleh: Mark John Pogliano dalam
program penelitiannya yang menyatakan bahwa program Career and technical teacher education (CTE) “Karir dan pendidikan teknis guru”
sebagai persiapan guru bisa memberikan dampak positif pada
pengalaman pendidikan siswa.41
Selain kesimpulan Pogliano di atas, juga diuraikan beberapa hasil
penelitian terkait pengaruh positif dari program sertifikasi guru sebagai
berikut:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Fatma Widyastuti yang
berbicara tentang kinerja guru dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Kemudian melalui penelitiannya memperoleh kesimpulan bahwa kinerja
39Nunu Nuchiyah, “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja
Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa,” Jurnal Pendidikan Dasar, Volume: V, Nomor: 7 (April 2007), http://file.upi.edu (diakses pada tanggal 18
februari 2015). 40Kardiyem, “Analisis Kinerja Guru Pascasertifikasi (Studi Empiris pada
Guru Akuntansi SMK Se-Kabupaten Grobogan),” Journal of Economic Education, ISSN 2252-6889, JEE 2 (1) (2013), 22, http://journal.unnes.ac.id
(diakses pada tanggal 17 februari 2015). 41Mark John Pogliano, “The Preparation And Certification Of Career And
Technical Education Teachers: A Descriptive Case Study,” UMI Dissertations
Publishing, ISBN 9781109064650 (Oktober 2008): 1-182,
http://search.proquest.com (diakses 25 agustus 2014).
12
guru di pengaruhi oleh faktor internal guru, faktor internal dari motivasi,
kepuasaan dan penghargaan, hal ini tidak lepas dari pemberian
kompensasi berupa tunjangan profesi dari serttifikasi.42
Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh I Wayan yang
menyimpulkan bahwa guru berkualitas yang terbukti dari hasil sertifikasi
dijadikan dasar untuk memberikan tunjangan profesi. Guru yang
memperoleh tunjangan profesi dikategorikan sebagai guru yang
profesional.43
Ketiga, hasil penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan oleh
Bianca Elizabeth Montrosse yang berbicara tentang program sertifikasi
guru dan kinerja guru serta prestasi peserta didik. Selanjutnya
disimpulkan bahwa adanya hubungan antara sertifikasi guru dengan
kinerja guru di lapangan dan prestasi siswa.44
Di sisi lain beberapa penilitian menunjukkan kesimpulan yang
berbeda dan menyatakan bahwa program sertifikasi tidak berpengaruh
terhadap peningkatan kompetensi guru, yaitu: Pertama, Fatchurrohman
yang menyimpulkan bahwa dampak negatif dari penentuan peserta
sertifikasi oleh Dinas Pendidikan kota Salatiga adalah: (a) Guru yang
terpilih menjadi peserta sertifikasi belum tentu guru yang terbaik; (b)
Semakin berkembang dan berkuasanya birokrat di lembaga pendidikan;
(c) Menciptakan iklim kerja yang tidak harmonis, jika proses penentuan
calon peserta tidak fair dan transparan.45 Kedua, Kardiyem
menyimpulkan bahwa kinerja guru tersertifikasi tidak baik.46
42Fatma Widyastuti, “Pengaruh Diklat, Sertifikasi, dan Kompetensi
Terhadap Kinerja Guru” (19 Mei 2014), http://bdksemarang.kemenag.go.id
(diakses 21 Juni 2014). 43I Wayan Santyasa, “Dimensi-Dimensi Teoretis Peningkatan
Profesionalisme Guru,” Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, ISSN
0215–8250, Edisi Khusus TH. XXXXI (Mei 2008), 473,
http://pasca.undiksha.ac.id, (diakses pada tanggal 6 April 2015). 44Bianca Elizabeth Montrosse, “Estimating The Effects Of Teacher
Certification On Theacademic Achievement Of Exceptional High School
Students In North Carolina,” ProQuest LLC, ISBN: 78-1-1094-6811-3 (2009),
http://media.proquest.com (diakses 25 agustus 2014). 45Fatchurrohman, “Pengaruh Sertifikasi Bagi Peningkatan Kinerja Guru
SMP Negeri 1 Salatiga”, Vol. 1 No. 2. ISSN 2085-2061 (2009), 18,
http://eprints.stainsalatiga.ac.id (diakses pada tanggal 9 februari 2015). 46Kardiyem, “Analisis Kinerja Guru Pascasertifikasi (Studi Empiris pada
Guru Akuntansi SMK Se-Kabupaten Grobogan),” Journal of Economic Education, ISSN 2252-6889, JEE 2 (1) (2013), 22, http://journal.unnes.ac.id
(diakses pada tanggal 17 februari 2015).
13
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti
terdahulu yang relevan terkait program sertifikasi guru maka ditemukan
beberapa perbedaan dengan penelitian ini di antaranya: Pertama,
Perbedaan dari segi metodologi jenis penelitian, bahwa penelitian yang
akan dilakukan ini jenisnya adalah penelitian kualitatif, data diambil
melalui angket dan wawancara terstruktur47 di lembaga pendidikan MAP
UIN Jakarta. Kedua, perbedaan lainnya adalah, untuk menganalisis
program sertifikasi guru digunakan teori Hierarki Kebutuhan (Abraham
Maslow)48 dan teori intervensi pemerintah yang akan diuraikan di bab
berikutnya.
Disebabkan belum adanya penelitian terkait program sertifikasi
guru yang dihubungkan dengan teori Intervensi Politik secara singkat
serta teori Hierarki kebutuhan (Abraham Maslow) yang dilakukan di
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta, maka dapat disimpulkan
bahwa penelitian ini layak untuk dilaksanakan.
F. Metodologi Penelitian
Adapun beberapa uraian tentang metode dalam penelitian ini
yaitu:
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Setiap penelitian memiliki kriteria khas masing-masing, adapun
jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian kualitatif.49 Selanjutnya penelitian ini juga dilaksanakan
dengan rancangan konsep penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan
suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang
fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi dan atau perbandingan
47Wawancara terstruktur adalah teknik pengumpulan data yang dalam
melakukan wawancara, pewawancara telah menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Deni Riza Kurniawan dkk, “Persepsi
Pedagang Kaki Lima Terhadap Kebijakan Penataan Kawasan Taman Poci Kota
Tegal,” Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 2 Nomor 3 (2013),
http://id.portalgaruda.org (diakses pada tanggal 6 Juni 2015). 48A. H. Maslow, “A Theory of Human Motivation,” Classics in the
History of Psychology, ISSN 1492-3713 (August 2000), 10.
http://joomlacode.org/gf/download/trackeritem/23742/58799/AbrahamH.Maslo
w-ATheoryOfHumanMotivation.pdf (diakses pada tanggal 27 mei 2015). 49yaitu suatu proses penelitian yang dilakukan secara wajar dan natural
sesuai dengan kondisi objektif dilapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis
data yang dikumpulkan terutama data kualitatif. Zainal Arifin, Penelitian
Pendidikan Metode dan Paradigma Baru (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011), 140.
14
berbagai variabel.50 Dalam hal penelitian ini fenomena yang diuraikan
adalah sertifikasi dan kompetensi guru.
Selain itu menurut Arikunto (2010) melaksanakan penelitian salah
satunya dengan cara penelitian deskriftif51 dengan berjenis penelitian
korelasi serta bersifat korelasi sebab akibat. Berdasarkan uraian tersebut
maka penelitian ini untuk mengetahui bagaimana korelasi antara program
sertifikasi guru terhadap peningkatan kompetensi guru. Dalam penelitian
ini penyelidikian dilakukan terhadap kondisi kompetensi guru setelah
bersertifikasi.
Sifat penelitian ini adalah studi kasus yaitu menggambarkan sifat
sesuatu yang sedang berlangsung pada saat riset dilakukan dan
memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu secara rinci mengenai
suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup
mendalam dan menyeluruh.52 Dalam penelitian ini yang diuraikan adalah
kompetensi guru setelah memiliki sertifikat pendidik dilihat
perbedaannya antara sebelum dan sesudah bersertifikat.
Melalui hasil penelitian sebelumnya dan menganalisa teori53-
teori54 terkait peningkatan kompetensi guru, serta berita media masa,
maka hipotesis awal penelitian ini kompetensi guru meningkat setelah
mengikuti program sertifikasi guru.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
Tringulasi data. Dalam teknik pengumpulan data triangulasi diartikan
sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
50Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), 54. 51Maksudnya adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki
keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain. Suharsimi Arikunto,
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010),
3. 52Husein Umar, Metode Riset Perilaku Organisasi (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2003), 78. 53Teori merupakan pendapat yang didasarkan pada penelitian dan
penemuan, didukung oleh data dan argumentasi. KBBI, http://kbbi.web.id/teori
(diakses pada tanggal 16 Mei 2015). 54Teori memiliki dua kriteria, yaitu cocok dengan situasi empiris, dan
melakukan fungsi teori, yaitu meramalkan, menerangkan, dan menafsirkan. Lexy
J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: P.T. Remaja
Rosdakarya, 2000), 17.
15
berbagai teknik pengumpulan data55 dan sumber data yang ada.56 Data
dicari di lokasi penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,
kondisi atau hal lain-lain.57 Data bersumber dari informan yang terdiri
dari, Kepala madrasah, wakil kepala madrasah bidang kurikulum, dan
lima orang guru yang belum bersertifikasi.
Agar lebih meyakinkan, maka perlu diambil data dari informan
lainnya. Bukan karena ketiga informan tidak dapat dipercaya, namun
ketiga jenis informan tersebut manusia yang mempunyai sifat-sifat ingin
menceritakan angan-angan lebih banyak dibandingkan fakta.58 Oleh
karena itu perlu diwaspadai dengan mengambil sumber data lain, yaitu
peserta didik yang mengalami atau mengenal perubahan kompetensi guru
bersertifikasi. Adapun pengumpulan data penelitian ini dengan beberapa
sumber yaitu:
Pertama, a) Undang-ndang No. 14 tahun 2005;59 b) Undang-ndang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;60 c)
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005;61 d) Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2008;62 e) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
55Teknik pengumpulan data Angket, wawancara, observasi, dokumentasi
dan buku panduan PLPG. 56Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
(Mixed Method) (Bandung: Alfabeta, 2014), 327. 57Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta: PT. Rineka Cipta , 2010), 3. 58Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta: PT. Rineka Cipta , 2010), 184. 59Muh. Ilyas Ismail, “Kinerja dan Kompetensi Guru Dalam
Pembelajaran,” Lentera Pendidikan, Vol. 13 No. 1 (2010), 57,
http://www.uinalauddin.ac.id (diakses pada tanggal 15 Juni 2014). 60Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
BAB I Ketentuan Umum, http://eprints.dinus.ac.id (diakses pada tanggal 25
November 2015). 61Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan, http://www.telkomuniversity.ac.id
(diakses pada tanggal 30 maret 2015). 62Departemen Pendidikan Nasional, “Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2008 Tentang Guru,” Materi Pelatihan KTSP 2009,
http://www.slideshare.net (diakses pada tanggal 26 Februari 2015).
16
Nomor 16 Tahun 2007;63 f) Permendiknas No. 18 Tahun 2007;64 g)
Permendiknas No. 40 Tahun 2007.65
Kedua, Buku pedoman pelaksanaan sertifikasi guru: a) 4,66 Rambu-
Rambu Pelaksanaan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG), yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan (2014); b) Buku 267 Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Sertifikasi Guru di Rayon LPTK 2014.
Ketiga, Wawancara.68 Untuk mengumpulkan data melalui
wawancara maka harus ditetapkan informan. Informan yang dipilih
adalah yang sesuai dengan kriteria yang penulis tetapkan yaitu mereka
yang berperan dan pengetahuannya luas tentang daerah atau lembaga
tempat penelitian, dan yang suka bekerja sama untuk kegiatan penelitian
yang sedang dilakukan.69 Sebagian data hasil wawancara akan
dinarasikan dan sebagian lagi disajikan dalam bentuk grafik batang,70
63Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tanggal
4 Mei 2007 Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru,
http://sdm.data.kemdikbud.go.id (diakses pada tanggal 25 november 2015). 64Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan,
http://luk.staff.ugm.ac.id (diakses pada tanggal 25 November 2015). 65Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2007, http://psg15.um.ac.id (diakses pada tanggal 31 maret 2015). 66Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2014, Buku 4, Rambu-Rambu
Pelaksanaan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (2014), 6.
http://plpg.undiksha.ac.id (diakses pada tanggal 21 Oktober 2015). 67Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun, Buku 2 Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Sertifikasi Guru di Rayon LPTK 2014,
http://sertifikasirayon5.com/2014/pedoman/Buku%202%20Tahun2014%20Fin
al.pdf (diakses pada tanggal 28 Oktober 2015). 68Informasi digali lebih dalam apabila jawaban informan kurang
memuaskan karena masih bersifat terlalu umum, kurang mengkhususkan dan
inilah yang disebut menggali informasi lebih dalam (probing). Irawati
singarimbun, Metode Penelitian Survai (Jakarta: Pustaka LP3ES, 2008), 198. 69Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: P.T.
Remaja Rosdakarya, 1998), 199. 70Grafik batang merupakan deskriptif statistik yaitu statistik yang
berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang
diteliti terhadap data yang diperoleh sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Sugiyono,
“Statistika Untuk Penelitian” (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), 29.
17
Penggunaan beberapa infoman dalam pencarian data ini untuk
menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagai macam sumber dan
bangunannya. Dengan demikian tujuannya bukanlah memusatkan diri
pada adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya dikembangkan ke
dalam generalisasi. Tujuannya untuk merinci kekhususan yang ada dalam
konteks yang unik.71 Berdasarkan uraian tersebut maka wawancara
dilakukan terhadap kepala madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta,
guru yang belum bersertifikat, guru yang bersertifikat serta peserta didik.
Keempat, Angket72 yang diisi oleh guru yang bersertifikat, peserta
didik, dan guru yang belum bersertifikat. Angket berisi pertanyaan terkait
indikator-indikator empat kompetensi guru. Dalam hal penelitian ini,
setelah diketahui indikator-indikator yang dapat dimiliki guru
bersertifikasi, maka akan dapat dipahami apa saja kompetensi guru
bersertifikasi yang telah meningkat ataupun belum mengalami
peningkatan. Jika semua bagian yang kecil sudah bagus, semua dapat
menjelaskan untuk unsur-unsur yang lebih besar-barulah kita dapat
menyimpulkan.73 Dalam pengukuran kompetensi guru bersertifikasi
dilakukan dengan cara, membagi empat kompetensi menjadi indikator-
indikator yang disusun menjadi angket dalam bentuk Rating Scale dan
kemudian diajukan kepada guru yang bersertifikasi dan peserta didik.
Kelima, Observasi. Jenis observasi yang digunakan adalah
observasi terus terang atau tersamar.74 Melalui observasi pada proses
pembelajaran di kelas akan diketahui bagaimana kompetensi guru
bersertifikat.
Keenam, Dokumen.75 Adapun dokumen yang dikumpulkan adalah
kurikulum madrasah, absensi peserta didik, buku harian peserta didik,
71Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: P.T.
Remaja Rosdakarya, 1998), 224. 72Kuesioner (angket) merupakan reknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011) dalam Sugiyono, Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Method) (Bandung:
Alfabeta, 2014), 193. 73Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta: PT. Rineka Cipta , 2010), 39. 74Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan
terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Tetapi
dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Method) (Bandung: Alfabeta, 2014), 312. 75Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
18
raport peserta didik, buku profil madrasah, buku kegiatan peserta didik,
data jumlah peserta didik dan guru, serta prestasi yang telah diraih
peserta didik dalam berbagai kegiatan. Keenam sumber data tersebut
sebagai sumber data primer76 dalam penelitian ini.
Sedangkan sumber data lainnya untuk melengkapi penelitian ini
adalah kajian-kajian terdahulu yang relevan, yaitu tulisan-tulisan para
ahli dalam bentuk tesis, disertasi, jurnal. Sedangkan berita-berita media
masa cetak dan online terkait sertifikasi guru bertujuan untuk
memperdalam, dan memperkaya data yang ada, semua data tambahan
tersebut sebagai sumber data sekunder.77
Terjadi atau tidaknya peningkatan kompetensi guru di Madrasah
Aliyah Pembangunan UIN Jakarta setelah bersertifikasi bisa diketahui
melalui instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen
akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan
mengahasilkan data kuantitatif, maka setiap instrumen harus mempunyai
skala.78 Dengan skala pengukuran ini, maka data yang dikumpulkan
melalui angket akan dapat mengukur peningkatan kompetensi guru yang
dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga lebih akurat, efisien, dan
komunikatif.79 Oleh karena itu dalam penelitian ini, skala yang digunakan
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya, sejarah, ceritera, peraturan
kebijakan. Sedangkan dokumen yang berbentuk gambar misalnya, foto. Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif. Sugiyono, Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Method) (Bandung: Alfabeta,
2014), 326. 76Definisi sumber data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Method) (Bandung: Alfabeta, 2013), 308.
Menurut KBBI Off Line sumber data primer adalah sumber data pokok
atau utama, sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data tambahan. 77Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi Dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003),
195. 78Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
(Mixed Method) (Bandung: Alfabeta, 2014), 135. 79Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
(Mixed Method) (Bandung: Alfabeta, 2014), 136.
19
adalah Rating Scale80. Skala ini digunakan untuk mengetahui kompetensi
guru sebelum dan sesudah bersertifikasi, sehingga ada atau tidaknya
peningkatan kompetensi guru setelah bersertifikasi dapat diketahui.
3. Populasi dan Sampel Penelitian
a) Populasi Penelitian
Menurut Arikunto populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.81
Oleh karena itu maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh guru di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta berjumlah
25 orang yang terdiri dari 15 orang laki-laki, dan 10 orang perempuan.
Selain itu populasi dari peserta didiknya berjumlah 370 yang terdiri dari
kelas X 129 orang, kelas XI 117 dan kelas XII 124 orang (kelas XII terbagi
menjadi empat kelas)82
b) Sampel Penelitian
Dikatakan Arikunto (2010) bahwa sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti.83 Menurut Emzir (2008) sampel untuk studi
korelasional dipilih dengan menggunakan metode sampling yang dapat
diterima, dan 30 subjek dipandang sebagai ukuran sampel minimal yang
dapat diterima.84 Oleh karena itu sampel dalam penelitian ini mewakili
dari guru dan peserta didik yang telah memenuhi ukuran sampel minimal,
karena angket diberikan kepada 36 peserta didik, dan lima orang guru
bersertifikasi. Ditambah dengan wawancara terhadap dua orang kepala
madrasah,85 empat orang peserta didik,86 satu orang guru bersertifikasi,
serta satu orang guru yang belum bersertifikasi.
Adapun teknik dalam penentuan sampel penelitian ini
menggunakan teknik sampel purposive sampling87 yang pengambilan
80Data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam
pengertian kualitatif. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Kombinasi (Mixed Method) (Bandung: Alfabeta, 2014),141. 81Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), 173. 82Wawancara dengan Kepala Madrasah Aliyah Pembangunan UIN
Jakarta, di ruang kepala Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta, Drs. Rusli
Ishaq, M.Pd, 19 Agustus 2015, pukul 15.00 WIB. 83Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), 174. 84Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif
(Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2008), 41. 85Ketika melakukan penelitian terjadi pergantian kepala madrasah 86Perwakilan dari setiap kelas XII yang terdiri dari empat kelas. 87Walaupun cara seperti ini (Sampel Bertujuan atau Purposive Sample)
diperbolehkan, yaitu peneliti bisa menentukan sampel berdasarkan tujuan
20
subjeknya bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu.88 Selain itu teknik ini dipilih
karena memiliki beberapa alasan.89
Walaupun peneliti bisa menentukan sampel berdasarkan tujuan
tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu: a)
Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat, atau
karakteristik tertentu sesuai ciri-ciri pokok populasi; b) Subjek yang
diambil sebagai sampel benar-benar subjek yang paling banyak
mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi; c) Penentuan
karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi
pendahuluan.90 Berdasarkan uraian tersebut penulis menentukan
beberapa kriteria sampel sebagai berikut: 1) Guru Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Jakarta yang bersertifikasi dan yang belum
bersertifikasi, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan karena dapat
mewakili berbagai kategori; 2) Guru yang telah mengajar di MAP UIN
Jakarta lebih dari lima tahun91 karena guru tersebut telah memiliki
banyak pengalaman dan pengetahuan tentang Madrasah Aliyah
Pembangunan. 3) Kepala Madrasah, Wakil Kepala Madrasah Bidang
Kurikulum atau guru yang bersedia menjawab pertanyaan wawancara.
tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu: a) Pengambilan
sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat, atau karakteristik tertentu,
yang merupakan ciri-ciri pokok populasi; b) Subjek yang diambil sebagai sampel
benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang
terdapat pada populasi; c) Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan
cermat di dalam studi pendahuluan. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Rineka Cipta , 2010), 183. 88Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), 183. 89Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya
alasan keterbatasan waktu, tenaga, dana, sehingga tidak dapat mengambil
sampel yang besar dan jauh. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), 183. 90Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), 183. 91Salah satu persyaratan sebagai peserta PLPG adalah dengan
menyerahkan fotokopi SK mengajar dari Kepala Sekolah dalam 5 tahun terakhir
yang disahkan oleh atasan. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2014, Buku 4,
Rambu-Rambu Pelaksanaan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG),
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (2014),
4. http://plpg.undiksha.ac.id/uploaded/content/Buku_4_Sergur_2014.pdf
(diakses pada tanggal 21 Oktober 2015).
21
Sedangkan Kriteria sampel dari populasi peserta didik adalah: 1)
Peserta didik kelas XII Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta yang
diambil dari empat kelas. Pemilihan kriteria sampel dari peserta didik di
kelas ini karena mereka telah lebih lama berinteraksi dengan guru-guru
bersertifikasi dibanding peserta didik di kelas X dan XI; 2) Peserta didik
yang bersedia menjawab angket dan diwawancarai, karena tidak baik jika
dipaksa untuk memberikan informasi.
Guru yang diukur kompetensinya melalui angket yang diajukan
kepada peserta didik adalah guru yang bersertifikasi antara tahun 2014-
2015, karena peserta didik dapat melihat kondisi kompetensi guru
sebelum dan sesudah bersertifikat. Namun guru yang bersertifikasi
ditahun 2013 (disaat peserta didik dikelas X) tidak dapat diukur
kompetensinya melalui angket atau wawancara karena peserta didik tidak
mengetahui kompetensi guru tersebut ketika belum bersertifikasi.
Berdasarkan kriteria sampel yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat ditentukan bahwa sampel yang sesuai dengan kriteria dari
populasi guru ada lima orang guru bersertifikasi. Sedangkan dari 124
orang peserta didik kelas XII, maka sampel yang sesuai dengan kriteria
ada 31 orang (25%) .
4. Metode Analisis Data
Metode anaisis data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi.
Dalam pengujian kredibilitas triangulasi diartikan sebagai pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.
Selanjutnya untuk menguji kredibilitas data dalam penelitian ini
digunakan triangulasi sumber. Untuk melakukan pengujian kredibilitas
data tentang kompetensi guru bersertifikat, data diperoleh dari peserta
didik, kepala madrasah, dan sesama guru. Semua informan tersubut
adalah orang-orang yang dapat melihat langsung perubahan kompetensi
guru bersertifikat.
Selanjutnya data dari ketiga sumber tersebut dideskripsikan,
dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana
spesifik dari tiga sumber data tersebut. Dengan demikian maka data yang
telah dianalisis akan menghasilkan suatu kesimpulan.92 Lebih lanjut,
untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi
teknik, yaitu pengujian kredibilitas data dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.93 Disamping itu
92Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
(Mixed Method) (Bandung: Alfabeta, 2014), 370. 93Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
(Mixed Method) (Bandung: Alfabeta, 2014), 371
22
untuk menganalisis data terkait kompetensi guru bersertifikat di
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta, digunakan teori Hierarki
Kebutuhan Abraham Maslow.
G. Sistematika Penulisan
Agar penulisan tesis ini sistematis, terarah, dan setiap babnya
memiliki hubungan yang terkait maka penulisan tesis ini diklasifikasikan
kedalam lima bab. Bab pertama pendahuluan, bab kedua sampai keempat
pembahasan, dan bab kelima penutup, berikut ini rinciannya:
Bab I, merupakan pendahuluan yang menguraikan landasan umum
penelitian ini. Pada bab ini diuraikan latar belakang yang menjadi faktor
pentingnya penelitian ini. Disamping itu terdapat pula rincian
permasalahan yang dimulai dengan diidentifikasinya masalah, kemudian
dibatasi pada poin tertentu dan selanjutnya dirumuskan dalam suatu
bentuk pertanyaan yang merupakan operasional dari pembatasan
masalah.94
Setelah diuraikan landasan umum dalam Bab I maka pada bab II
dibahas kajian teoritis dan empiris yang dilaporkan dalam jurnal, situs
internet, buku teks atau laporan penelitian terdahulu, sejalan dengan
rumusan dan hipotesis. Selanjutnya pada bab III penelitian ini diuraikan
materi-materi hasil penelitian yang dihubungkan dengan teori yang
digunakan pada bab II serta materi-materi95 yang memperkuat laporan
hasil penelitian.
Berikutnya pada penulisan bab IV berisi tentang analisis empat
kompetensi guru dan manfaat program sertifikasi terhadap peningkatan
kompetensi guru. Isi dari bab IV ini sesuai dengan tujuan penelitian ini
sehingga terbuka kesempatan untuk menarik pengertian dan penafsiran
secara tepat dan signifikan. Akhirnya pada bab V penelitian ini diuraikan
secara ringkas jawaban atas masalah penelitian, dan tindakan yang dapat
dilakukan untuk pemecahan masalah tersebut berupa saran atau tindak
lanjut yang diuraikan berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan
dilapangan selama tindakan dilakukan.96
94Pedoman Akademik Program Magister Dan Doktor Pengkajian Islam
Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2011-2015, 68-71. 95Materi adalah sesuatu yang menjadi bahan untuk dijelaskan,
dibicarakan, atau difikirkan. KBBI off line. 96Mulyasa H.E., Praktik Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: P.T.
Remaja Rosdakarya, 2009), 118.