tesis - core.ac.uk · perbedaan pengaruh metode pembelajaran dan kecepatan lari terhadap...

115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JANGKIT (Study Eksperimen Pengaruh Metode Pembelajaran Kompetisi dan Drill pada Peserta Didik Putra SMA Negeri 1 Dagangan Kabupaten Madiun Propinsi Jawa Timur ) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan Disusun Oleh : PRAMUJO BUDIARTO NIM : A 120809118 PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: vutram

Post on 24-May-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN

HASIL BELAJAR LOMPAT JANGKIT

(Study Eksperimen Pengaruh Metode Pembelajaran Kompetisi dan Drill pada Peserta Didik Putra SMA Negeri 1 Dagangan

Kabupaten Madiun Propinsi Jawa Timur )

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan

Disusun Oleh :

PRAMUJO BUDIARTO

NIM : A 120809118

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : PRAMUJO BUDIARTO

NIM : A.120809118

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul :

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARA DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JANGKIT (Study Eksperimen Pengaruh Metode Pembelajaran Kompetisi dan Drill pada Siswa Putra SMA Negeri 1 Dagangan kabupaten Madiun Propinsi Jawa Timur )

Adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya tersebut

diberi tanda citasi dan ditunjukkan pada daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, April 2011

Pembuat Pernyataan,

Pramujo Budiarto

Page 5: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

“ Barang siapa yang menghendaki dunia ,maka hendaklah ia berilmu,

dan barang siapa yang menghendaki akhirat ,maka hendaklah ia berilmu,

dan barang siapa yang menghendaki keduanya,hendaklah ia berilmu”.

Page 6: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan

Kepada :

Ibundaku Tarinem Tercinta,

Istriku Tintin Muryani Tersayang,

Anakku, Melin,Zelin dan Nando Tersayang,

Teman-temanku Terkenang,

Almamaterku yang tak Terlupakan

Page 7: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat-Nya, sehingga

penyusunan tesis ini dapat diselesaikan. Penyelesaian tesis mengalami berbagai

kesulitan dan hambatan, berkat bantuan dari berbagai pihak sehingga kesulitan

dan hambatan yang timbul tersebut dapat diatasi. Dalam kesempatan ini

diucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. dr. M. Syamsulhadi, Sp. KJ (K). selaku Rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. selaku Direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta atas pemberian pengarahan dan

bantuannya.

3. Prof. Dr. Sugiyanto selaku Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Program

Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Prof. Dr.H.M. Furqon H, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan pengarahan, saran dan koreksi dalam menyusun tesis.

5. Prof. Dr. Siswandari,M.Stats. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan pengarahan, saran dan koreksi dalam menyusun tesis.

6. Drs. Yayuk Nuryanto,M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Dagangan Kab.

Madiun yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

7. Teman-teman yang telah membantu pelaksanaan penelitian.

8. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan

penulisan tesis ini.

Semoga Allah melimpahkan rahmat,taufik dan balasan-Nya kepada

mereka dengan yang lebih baik. Amin.

Page 8: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Surakarta, April 2011

Penulis

Page 9: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii

PERNYATAAN............................................................................................. iv

MOTTO.............................................................................................. ........... v

PERSEMBAHAN............................................................................... ........... vi

KATA PENGANTAR......................................................................... .......... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. Viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xii

ABSTRAK..................................................................................................... xiii

ABSTRACT .................................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Perumusan Masalah ................................................................... 13

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 13

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 14

BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ............................................... 16

A. Kajian Teori ............................................................................. .. 16

1. Lompat Jangkit ........................................................... .......... 16

a. Pengertian lompat jangkit ............................................... 16

b. Pelaksanaan Lompat Jangkit Bertahap............................ 18

c. Tipe Pelompat Jangkit .................................................... 25

2. Metode Pembelajaran .......................................................... 26

a. Metode Pembelajaran Kompetisi ................................... 28

b. Metode Pembelajaran Drill ........................................... 34

3. Kecepatan dan Hasil Belajar ................................................ 48

a. Kecepatan Lari ................................................................ 48

b. Hasil Belajar Lompat Jangkit .......................................... 52

Page 10: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

B. Penelitian yang Relevan ............................................................. 53

C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 55

D. Perumusan Hipotesis .................................................................. 57

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 59

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 59

1. Tempat Penelitian ................................................................. 59

2. Waktu Penelitian .................................................................. 59

B. Metode dan Rancangan Penelitian ............................................. 60

C. Variabel Penelitian ..................................................................... 64

D. Definisi Operasional Variabel .................................................... 64

E. Populasi dan Sampel .................................................................. 65

1. Populasi ................................................................................ 65

2. Sampel .................................................................................. 66

F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 67

G. Teknik Analisis Data .................................................................. 69

1. Uji Normalitas....................................................................... 69

2. Uji Homogenitas ................................................................... 69

3. Uji Hipotesis ......................................................................... 70

BAB IV. HASIL PENELITIAN.DAN PEMBAHASAN............................ . 75

A. Deskripsi Data....................................................................... ...... 75

B. Pengujian Persyaratan Analisis............................................. ...... 82

1. Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Populasi......................... 83

2. Uji Homogenitas Variansi Populasi ................................ 84

C. Pengujian Hipotesis..................................................................... 85

D. Pembahasan Hasil Penelitian............................................... ....... 89

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN.................................. 97

A. Kesimpulan.................................................................................. 97

B. Implikasi...................................................................................... 98

C. Saran........................................................................................... . 99

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 101

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 105

Page 11: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit ................. 19

Gambar 2.2 Serangkaian Gerakan Langkah pada Lompat Jangkit .............. 20

Gambar 2.3 Serangkaian Gerakan Lompat dan Pendaratan ......................... 23

Gambar 2.4 Rangkaian Gerakan Keseluruhan Lompat Jangkit .................. 23

Gambar 4.1 Histogram Hasil Tes Berdasarkan Metode Pembelajaran ....... 78

Gambar 4.2 Histogram Nilai Rerata Hasil Belajar Lompat Jangkit........... . 80

Gambar 4.3 Bentuk Interaksi Besarnya Peningkatan Hasil Belajar.............. 94

Page 12: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran........................ 34

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Drill .............. 47

Tabel 3.1 Waktu Penelitian............................................................................ 60

Tabel 3.2 Rancangan Faktorial Penelitian ..................................................... 63

Tabel 3.3 Proses Pengumpulan Data Penelitian............................................ 68

Tabel 3.4 Analisis Varians Dua Jalur............................................................. 71

Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Lompat Jangkit ............................... 77

Tabel 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Lompat Jangkit Masing-masing Sel.... 79

Tabel 4.3 Rangkuman Uji Normalitas ........................................................... 83

Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas ............................................. 84

Tabel 4.5 Ringkasan Nialai Rata-rata Hasil Belajar Lompat Jangkit ........... 85

Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Jalan................................ 86

Tabel 4.7 Ringkasan Analisis Kecepatan Lari .............................................. 87

Tabel 4.8 Ringkasan Analisis Dua Faktor ..................................................... 87

Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman- Keuls ............................. 87

Tabel 4.10 Pengaruh Sederhana Faktor A dan B Terhadap Hasil Belajar

Lompat Jauh ................................................................................. 93

Page 13: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Program Latihan Metode Pembelajaran Drill ........................... 105

Lampiran 2. Program Latihan Metode Pembelajaran Kompetisi .................. 109

Lampiran 3. Data Hasil Tes Kecepatan Lari.................................................. 122

Lampiran 4. Data Hasil Kecepatan Lari Beserta Klasifikasinya ................... 125

Lampiran 5. Data Tes Awal Lompat Jangkit ................................................. 127

Lampiran 6. Data Tes Akhir Lompat Jangkit ................................................ 128

Lampiran 7. Rekapitulasi Data Kecepatan Lari dan Klasifikasinya .............. 129

Lampiran 8. Data Pembagian Sampel Per Sel Hasil Lompat Jangkit .......... 130

Lampiran 9. Rekapitulasi Data Hasil Lompat Jangkit dan Kecepatan Lari

Serta Pembagian Per Sel......................................................... 131

Lampiran 10. Data Hasil Belajar Lompat Jangkit Kelompok 1 Metode

Kompetisi ............................................................................... 131

Lampiran 11. Data Hasil Belajar Lompat Jangkit Kelompok 1 Metode

Drill ........................................................................................ 132

Lampiran 12. Tabel Kerja Menghitung Homogenitas dan Analisis Varians . 134

Lampiran 13. Hasil Penghitungan Data Homogenitas dan Analisis Varians 135

Lampiran 14. Uji Normalitas Data Metode Liliefors..................................... 136

Lampiran 15. Uji Normalitas Kelompok Kompetisi Kategori Rendah ......... 137

Lampiran 16. Uji Normalitas Kelompok Drill Kategori Tinggi .................... 138

Lampiran 17. Kelompok Drill Kategori Rendah ........................................... 139

Lampiran 18. Rangkjuman Hasil Uji Normalitas......................................... 140

Lampiran 19. Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet ....................................... 141

Lampiran 20. Analisis Varian ........................................................................ 142

Lampiran 21.Uji Rata-Rata Rentang Newman Keuls.................................... 143

Lampiran 22.Permohonan Ijin Penelitian ...................................................... 144

Lampiran 23. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ....................... 145

Page 14: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

ABSTRAK

Pramujo Budiarto, NIM : A.120809118 , Perbedaan Pengaruh Pendekatan Metode Pembelajaran dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Belajar Lompat Jangkit, pada peserta didik putra SMA Negeri 1 Dagangan, Kabupaten Madiun Propinsi Jawa Timur. Komisi Pembimbing I : Prof.Dr.H.M. Furqon H.,M.Pd. Komisi Pembimbing II : Prof.Dr. Siswandari, M.Stats. Tesis Ilmu Keolahragaan Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya : (1) Perbedaan pengaruh antara pendekatan metode pembelajaran dan kecepatan lari terhadap prestasi belajar lompat jangkit, (2) Perbedaan pengaruh antara kecepatan lari tinggi dan kecepatan lari rendah terhadap hasil belajar lompat jangkit. (3) Pengaruh interaksi antara pendekatan metode pembelajaran dan kecepatan lari terhadap hasil belajar lompat jangkit.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2, terdiri dari tiga variabel yakni variabel bebas manipulatif ( metode pembelajaran ), variabel bebas atributif ( kecepatan lari ) dan variabel terikat hasil belajar lompat jangkit. Besarnya sampel yang digunakan sebanyak 40 peserta didik yang diperoleh menggunakan purposive random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varian dua jalur. Untuk data uji normalitas menggunakan uji Lilliefors dengan taraf signifikansi (α) 0,05 dan uji homogenitas variansi dengan menggunakan uji Bartlett dengan taraf signifikansi ( α 0,05

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Metode pembelajaran kompetisi memiliki peningkatan yang berbeda dengan metode pembelajaran latihan. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 5,436 > Ftabel = 4.11. Metode pembelajaran latihan memiliki peningkatan yang lebih baik dari pada metode pembelajaran kompetisi. (2) Ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok peserta didik dengan kecepatan lari tinggi dan kecepatan lari rendah terhadap peningkatan hasil belajar lompat jangkit. Pada kelompok peserta didik dengan kecepatan lari tinggi mempunyai peningkatan hasil belajar lompat jangkit lebih baik dibanding kelompok peserta didik dengan kecepatan lari rendah. Pada kelompok peserta didik kecepatan lari tinggi memiliki potensi yang lebih tinggi dari pada peserta didik yang memiliki kecepatan lari rendah. (3) Interaksi antara metode pembelajaran dan kecepatan lari sangat bermakna. Karena Fhitung = 10.623 > Ftabel = 4.11.

Kata kunci : Metode kompetisi, metode latihan, kecepatan lari dan lompat jangkit.

Page 15: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

ABSTRACT

Pramujo Budiarto, NIM : A.120809118. The Differences of Effect of Learning Method and Speed on The Improvement The Result of Learning Triple Jump, at Male Student of SMA 1 Dagangan, Madiun, East Java. The main supervisor : Prof.Dr.H.M. Furqon H.,M.Pd. The supervisor : Prof.Dr. Siswandari, M.Stats. Thesis, The Postgraduate Program of Sport Science of Surakarta Sebelas Maret University.

The aim of this research are to find out whether there are : (1) Differences of effect between approach competition learning method and drill learning method to the result of learning triple jump. (2) Differences of effect between high- level speed and low-level speed to the result learn the triple jump.(3) Differences interaction between learning method and speed to the result of learning the triple jump .

The research used experimental method with design was factorial design 2 x 2, involving three variables, those were independent variable ( learning method ) and atribute variable ( speed ), and also for dependent variable ( the triple jump studied result ). The research involved forty (40) students as the sample of the study. The sample was determined by using purposive random sampling. The technique to analysis the data is Two-Way ANAVA. The normality test use Lilliefors test at the α = 0,05 level of significance and the homogeneity variance use Bartlett test with degree of significant α = 0,05

The result of research shows that : (1) Competition learning method has different development from drill learning method. It’s proved by the score F count

= 5,436 F table = 4,11. The fact drill learning method has better development than competition learning method. (2) There are different effects among the group of learners from hig-level speed and low-level speed toward development result of learning triple jump. In learners group with hig-level speed has development result of learning triple jump, better than the learners group with low-level speed. In learners group with high-level speed has a higher potency than the learners with low-level speed. (3) The interaction between learning method and level speed are very adventageous, becouse F count = 10,623 F table = 4,11.

Keyward: competition method, drill method, speed and triple jump.

Page 16: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Atletik adalah aktivitas jasmani yang kompetitif maksudnya dapat diadu,

yang meliputi beberapa nomor lomba yang terpisah berdasarkan kemampuan

gerak dasar manusia seperti berjalan, berlari,melempar dan melompat.

Program atletik selalu dimodifikasi dan diperluas, sehingga olahraga yang

mempunyai banyak pilihan dan event yang berbeda satu sama lain dapat dengan

mudah dilakukan. Adanya suatu tradisi dan perkembangan atletik yang universal

menjangkau dunia luas serta prestasi dan luasnya lingkup ketangkasan mutu yang

harus dituntut oleh atletik, maka atletik merupakan olahraga dasar yang paling

baik dan bersifat manusiawi.

Peran atletik dalam olahraga dan pengembangan jasmani manusia adalah

sangat besar, hal ini juga dinyatakan oleh Ballesteros , Jose, Manuel , ( 1993 : 1 )

bahwa:

Atletik merupakan salah satu unsur penting dalam optimalisasi prestasi bidang olahraga, mengingat betapa besar kontribusi atletik dalam peran sertanya dalam upaya pengembangan kondisi jasmani manusia dan di dalamnya terkandung nilai-nilai edukatif yang tinggi, maka tidaklah berkelebihan jika atletik juga dijadikan sebagai suatu barometer perkembangan suatu negara.

Jarak dan waktu yang menjadi tolak ukur prestasi atletik merupakan hal

yang tidak dapat dimanipulasi hal ini juga dapat membuktikan bahwa betapa

murninya kemampuan seorang atlet diuji dan dikaji dalam dunia atletik. Hal ini

juga membuat cabang olahraga atletik semakin menarik dan berkembang pesat

keseluruh penjuru dunia, termasuk negara Indonesia.

Page 17: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Prestasi atlet atletik Indonesia dewasa ini belum dapat untuk dibanggakan

dan masih jauh dari harapan, belum memberikan kontribusi yang optimal.

Perkembangan olagraga cabang atletik rasanya tertatih-tatih bahkan seakan-akan

jalan di tempat. Sepak terjang, geliat perkembangan atletik menjadi sangatlah

mengkhawatirkan dan sangat memprihatinkan bagi para pecinta, pelatih,pelaku

dan pembina di masa-masa yang akan datang. Semakin banyak permasalahan

yang ditemukan dalam upaya peningkatan prestasi di olahraga cabang atletik,

maka akan semakin syarat beban yang harus dipikul untuk mewujudkan impian,

harapan, dan cita-cita menjadi suatu kenyataan. Permasalahan nyata yang

menyebabkan lambatnya perkembangan olahraga cabang atletik berdasarkan

pengamatan peneliti, antara lain : (1) tujuan dan sasaran pembinaan yang tidak

jelas,(2) pola pembinaan yang tidak mengena,(3) proses dan penetapan atlet yang

kurang selektif,(4) sarana dan prasara serta fasilitas yang kurang mendukung,(5)

terlalu kecilnya dana yang tersedia (6) kurangnya tenaga pelatih dan pembina

yang berkualitas,(7) penyusunan program serta pelaksanaannya yang tidak

tepat,(8) minimnya ajang kompetisi olahraga cabang atletik,(9) kurangnya minat

dari para generasi muda,(10) asumsi yang keliru dalam menanggapi olahraga

cabang atletik sebagai olahraga yang tradisional,(11) adanya campur tangan dari

pihak-pihak yang bertentangan dengan maksud dan tujuan atletik itu sendiri,(12)

kurangnya perhatian dan kecilnya penghargaan ,dan masih banyak lagi

permasalahan yang harus dihadapi untuk mendapatkan perhatian yang serius

sehingga dapat dicari jalan pemecahannya.

Page 18: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Hambatan dan rintangan tersebut adalah bukan permasalahan yang baru

dalam pembinaan olahraga cabang altletik di tanah air, melainkan kendala yang

mendasar dan klasik dalam upaya pengembangan dan peningkatan prestasi

atletik. Hal ini menjadikan tantangan, cambuk bagi seorang pelatih,pembina dan

pecinta olahraga cabang atletik untuk mencari jalan keluar sebagai upaya

pengembangan dan peningkatan prestasi di cabang atletik. Jalur pendidikan

formal dan non formal sebenarnya telah memasukkan pelajaran penjasorkes untuk

menumbuhkembangkan bidang olahraga di cabang atletik pada nomor lompat

jangkit akan tetapi hasilnya masih kurang memuaskan, dengan demikian dunia

pendidikan juga bertanggungjawab atas prestasi olahraga terutama pada nomor

lompat jangkit ini.

Pengemasan pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran sekarang ini belum optimal seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat dengan kekacauan-kekacauan yang muncul di masyarakat bangsa ini, diduga bermula dari apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan. Pendidikan yang sesungguhnya paling besar memberikan kontribusi terhadap kekacauan ini (Degeng dalam Budiningsih, 2005:4)

Pemerintah telah berupaya melalui dinas pendidikan sekolah, yang

merupakan wahana pendidikan yang dipastikan mampu untuk memecahkan

masalah ini, terutama olahraga cabang atletik di nomor lompat jangkit. Hal ini

terbukti bahwa pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional ( OOSN ) nomor lompat

jangkit tidak diserta mertakan, padahal sekolah juga merupakan wahana untuk

menumbuhkembangkan para atlet berbakat. Mengacu pada pernyataan bahwa

pendidikan adalah kunci keberhasilan, pendidikan adalah tumpuan harapan di

masa mendatang adalah merupakan kebenaran yang diyakini oleh khalayak ramai.

Kepercayaan masyarakat yang sangat kuat pada lembaga pendidikan sebagai

Page 19: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kunci perubahan ke arah yang lebih inovatif. Peran sekolah menjadi semakin

penting untuk wahana peningkatan prestasi olahraga.

Sebagai penyandang kepercayaan dari masyarakat yang begitu tinggi, akan

menjadi motivasi para pendidik untuk dapat mewujudkan semua harapan dan

impian itu. Berbagai upaya telah dilaksanakan terutama oleh seorang guru

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bisa menciptakan metode

pembelajaran olahraga cabang atletik yang bertepat guna dan berhasil guna,

walaupun dalam prakteknya masih banyak ketimpangan-ketimpangan yang harus

segera dibenahi dan ditindaklanjuti sehingga dapat memberikan andil dalam

mempermudah pencapaian tujuan.

Fenomena yang diungkapkan secara filososfis tentang Homo Ludens

sangat sering dilanggar oleh para pelatih dan guru-guru olahraga dalam sepanjang

kegiatan profesi yang mereka lakukan, yakni pada saat melatih atlet atau pada saat

membina dalam pembelajaran di sekolah terhadap para peserta didiknya.

Kenyataan atas dominasi dari stop-watch (pencatat waktu ) dan pita-ukur dalam

olahraga di sekolah terutama untuk bibit atlet atau atlet muda adalah bukan

sekedar kurangnya inisiatif dan kreatifitas seorang guru , melainkan juga adalah

cara yang ampuh dalam mematikan minat para peserta didiknya terhadap olahraga

cabang atletik yang seharusnya kita banggakan ini.

Pelajaran atletik yang yang berkaitan dengan gerak lokomotor dan non

lokomotor terkesan merupakan pelajaran penjasorkes yang membosankan, hal

tersebut dapat dimengerti karena dunia peserta didik SMA masih tergolong dalam

dunia bermain dan berkompetisi. Pada umumnya masih banyak guru penjasorkes

Page 20: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

dalam menyajikan materi pelajaran atletik lebih banyak menekankan pada

penguasaan teknik dan berorientasi kepada hasil dan prestasi, dengan demikian

unsur bermain dan berkompetisi yang menjadi kesenangan peserta didik menjadi

kurang diperhatikan. Kalau diperhatikan secara seksama, sebenarnya para peserta

didik SMA kegiatan hari-harinya di saat istirahat di sekolah selalu diisi dengan

aktivitas bermain yang dinamis. Dari aktivitas fisik yang mereka lakukan tersebut

nampak jelas bahwa mereka selalu bergerak dengan keterampilan, kecepatan,

kecekatan, kekuatan yang mereka miliki sendiri. Mereka dapat berlari kencang

sedang mengejar bola. Mereka juga dapat beraktivitas berlama-lama seolah tak

kenal lelah, serta tampak terlihat cekatan dalam bermain bola , berkejaran,

menghindar maupun mengejar lawannya. Bila demikian halnya, mengapa

pembelajaran atletik tidak dikemas dalam bentuk permainan kompetisi. Artinya

para peserta didik diajak beraktivitas berlari, berjingkat, melangkah dan melompat

dalam berbagai aktivitas bermain dan berlomba atau berkompetisi.

Alat-alat serta lapangan yang digunakan dalam ativitas tersebut tidak

selalu harus menggunakan alat dan lapangan standard. Karena sasaran yang akan

dicapai adalah agar peserta didik memiliki dan menguasai berbagai kemampuan

gerak dasar lari, lempar dan lompat, atau dapat memiliki kemampuan motorik

dasar seperti kekuatan, kecepatan, daya tahan, keseimbangan, dan kelentukan.

Hal-hal seperti itu yang lebih menarik bagi para peserta didik dibanding mereka

harus mengikuti berbagai tes fisik olahraga dengan penuh kelelahan dan

kejenuhan dengan target waktu dan jarak ukur. Penulis akan mencoba mengubah

atau mengembangkan pola pikir guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

Page 21: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

dalam pembelajaran atletik : dari berorientasi prestasi kepada orientasi proses

belajar mengajar atletik bernuansa bermain kompetisi, dari ketergantungan pada

penggunaan alat-alat standar, menjadi pemanfaatan alat-alat yang dimodifikasi

yakni dengan menggunakan alat-alat yang sederhana, murah dan mudah dicari

,sehingga berbagai aktivitas beberlari, berjingkat, melangkah dan melompat,

tersebut dapat dilakukan dengan beragam variasi kecepatan maupun kekuatan,

sesuai dengan kemampuan serta fasilitas yang tersedia. Melalui kegiatan atletik

bernuansa bermain kompetisi tersebut paling sedikit komponen fisik peserta

didik akan turut terbina secara langsung. Sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan pada umumnya, bahwa tidak semata-mata hanya bertujuan

menyehatkan jasmani saja, akan tetapi perkembangan kesehatan rohani juga

menjadi sasaran dari pendidikan jasmani dan lebih dari itu yang tidak kurang

pentingnya adalah juga mencakup wilayah sehat sosial. Atletik masih tetap

menjadi kegiatan yang sering diberikan kepada peserta didik. Sekolah dapat

dengan mudah untuk menyiapkan fasilitas untuk kegiatan pembelajaran atletik.

Pendidik dituntut memiliki kreativitas dan inisiatif agar dalam penyampaian

materi tentang aletik ini tidak membosankan.

Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran atletik sangat menentukan

hasil belajarnya apabila peserta didik aktif dalam proses belajar dan pembelajaran.

Peserta didik tidak sekedar menerima dan menelan konsep-konsep yang

disampaikan guru,tetapi peserta didik beraktivitas langsung. Pendidik diharapkan

dapat menciptakan situasi yang menimbulkan aktivitas peserta didik. Keterlibatan

langsung, pelibatan langsung peserta didik dalam proses pembelajaran atletik

Page 22: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

adalah penting. Peserta didik yang melakukan kegiatan belajar atletik menjadi

pelaku utama bukan menjadi obyek dalam pembelajaran. Supaya peserta didik

banyak terlibat dalam proses pembelajaran, Pendidik hendaknya memilih dan

mempersiapkan kegiatan-kegiatan pelajaran atletik sesuai dengan tujuan

pembelajaran itu sendiri.Pengulangan belajar, dan penguasaan meteri oleh peserta

didik tidak bisa berlangsung secara singkat. Peserta didik perlu melakukan

pengulangan-pengulangan supaya meteri yang dipelajari dapat dilaksanakan

dengan optimal. Peran pendidik harus melakukan sesuatu yang membuat peserta

didik melakukan pengulangan belajar, terutama materi pelajaran yang merangsang

dan menantang, kadang peserta didik merasa bosan dan tidak tertarik dengan

materi atletik yang sedang diajarkan.

Solusi untuk menghindari gejala yang seperti ini guru harus memilih dan

mengorganisir materi sedemikikan rupa sehingga merangsang dan menantang

peserta didik untuk bersedia tanpa adanya unsur paksaan yang disertai dengan

perasaan senang untuk mempelajarinya. Hal senada juga dinyatakan oleh ahli

psikologi sebagai berikut:

Psikologi kognitif, pembelajaran adalah usaha membantu siswa atau anak didik mencapai perubahan struktur kognitif melalui pemahaman. Psikologi humanistik, pembelajaran adalah usaha guru untuk menciptakan suasana yang menyenangkan untuk belajar (enjoy learning), yang membuat siswa dipanggil untuk belajar (Darsono, 2001: 24-25) Pembelajaran atletik dengan pendekatan berkompetisi merupakan suatu

upaya agar anak menyukai pelajaran atletik yang terkesan sangat membosankan.

Atletik yang dikemas secara bermain dan berkompetisi dapat menggugah

perhatian peserta didik dan dapat memfasilitasi semua tingkat keterampilan yang

Page 23: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

ada pada setiap kelas pada jenjang pendidikan menegah atas yang kita ajar.

Permainan kompetisi atletik tidak berarti menghilangkan unsur keseriusan,

mengabaikan unsur ketangkasan atau menghilangkan substansi pokok materi

atletik, akan tetapi permainan kompetisi atletik berisikan seperangkat gerak dasar

atletik berupa : jalan, lari, lompat dan lempar yang disajikan dalam bentuk

permainan yang berkompetisi dan bervariasi sebagai upaya memperkaya

perbendaharaan gerak dasar peserta didik. Kegiatannya didominasi oleh

pendekatan kompetisi yang dieksplorasi dalam suasana kegembiraan dan

diperkuat oleh pemenuhan dorongan berkompetisi sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik. Bermain kompetisi dalam atletik sebetulnya tidak

dikenal batasan tingkat pendidikan, yang membedakan barangkali adalah jenis

permainan, berat ringannya, bobot permainan serta kemampuan pemahaman

peserta didik untuk melakukannya. Atletik berorientasi bermain dapat

mengembangkan berbagai dimensi seperti diungkapkan oleh Hans

Katzenbogner/Michael Medler dalam Yoyo Bahagia, (2000 : 57), yaitu :

Atletik berorientasi bermain dapat mengembangkan dimensi permainan atletik, mengembangkan berbagai variasi gerakan atletik, dimensi irama atkletik, kemungkinan kompetisi serta mengembangkan dimensi pengalaman atletik. Unsur yang terkandung dalam permainan adalah kegembiraan atau keceriaan.

Selanjutnya menurut Yoyo Bahagia ( 2000 : 57 ), tanda-tanda menuju ke

arah permainan yang menggembirakan tersebut antara lain sebagai berikut:

(1) menempatkan diri pada situasi, gerakan dan irama. (2) menanamkan kegemaran berlomba atau berkompetisi dalam situasi persaingan yang sehat, penuh tantangan dan kegembiraan. (3) unsur kegembiraan dan kepuasan harus tercermin dalam bentuk praktek. (4) memberikan kesempatan untuk memamerkan kemampuan atau ketangkasan yang dikuasainya.

Page 24: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Permainan berkompetisi atletik tercipta manakala unsur kegembiraan

dalam praktek merasuk ke dalam jiwa peserta didik . Dengan demikian maka

aktivitas bermain dan berkompetisi atletik dalam penyajian materi atletik harus

menjadi salah satu alasan bagi guru penjasorkes karena dapat membangun serta

membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran penjasorkes.

Metode kompetisi menjadi salah satu bentuk pembelajaran yang

dikembangkan dalam pembelajaran atletik.Pemanfaatan kesempatan belajar yang

menarik terutama bidang atletik di nomor lompat jangkit yang memerlukan

gerakan anggota tubuh yang sangat kompleks, memungkinkan terciptanya hasil

belajar peserta didik menjadi optimal.

Pada hakeketnya tidaklah susah untuk memotivasi siswa untuk berlari,

berjingkat dan melompat. Sering dijumpai tempat atau arena di lingkungan

sekolah dimana mereka berada dapat digunakan untuk aktivitas ini. Tanpa

disadarinya anak-anak melakukan dalam situasi bermain dan berkompetisi dengan

teman-temannya, akan membawa dampak yang positif kearah bermain dan

berkompetisi atletik yang mengarah pada gerakan yang bermacam-macam.

Berbekal dari arena inilah tinggal sedikit langkah lagi untuk menghadapi

akan lari, berjingkat dan melompat dengan menggunakan peralatan seperti : tali,

simpai , ban sepeda dan benda-benda berkeping lainnya. Sehingga dapatlah

diciptakan suasana yang menarik dan menantang peserta didik untuk

menggunakan, mencoba berlari, berjingkat dan melompat dengan menghalau

semua rintangan dan halangan yang ada.

Page 25: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Penyediaan alat dan sarana disamping mengutamakan faktor yang sifatnya

menantang dan menarik juga harus tetap diperhatikan tentang keselamatan dan

keamanannya, sehingga peserta didik terhindar dari perasaan takut dan

keterpaksaan yang berakibat cidera. Penggunaan rintangan yang rendah

mengggunakan bangku-bangku atau kotak kayu yang kokoh, namun bila

rintangan agak tinggi menggunakan kardus bekas sehingga apabila terpaksa

membenturnya peserta didik tidak akan cidera dan terlepas dari perasaan takut.

Keuntungan alat-alat ini selain mengurangi resiko juga mudah membawanya

murah harganya mudah mencarinya dan praktis dalam penggunaannya.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah mata pelajaran yang

menitikberatkan pada ranah psikomotor, akan tetapi juga tidak mengabaikan pada

ranah kognitif maupun pada ranah afektif, banyak cabang olah raga yang masih

dibagi lagi menjadi berbagai nomor sudah barang tentu banyak yang tidak dapat

dikuasai para peserta didik.

Latihan yang berat dan tingkat kesulitan yang tinggi semakin

memperburuk hasil belajarnya. Hal ini dapat kita lihat pada materi cabang atletik

pada nomor lompat jangkit, tingkat sekolah menengah atas, pencapaian tujuan

pembelajaran masih jauh dari harapan. Hasil seleksi antar sekolah ternyata

memang sangat rendah , hampir semua sekolah tidak mengirimkan atlet lompat

jangkit . Padahal lompat jangkit merupakan lanjutan dari lompat jauh yang mana

telah dipelajari pada kelas tingkatan sebelumnya. Seharusnya peserta didik tingkat

sekolah menengah atas sudah mampu dan terampil melakukan lompat jangkit

dengan benar dan hasil yang optimal. Akan tetapi kenyataan di lapangan tidak

Page 26: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

semudah yang dibayangkan. Kendala yang sifatnya teknis selalu mewarnai

pelaksanaan lompat jangkit diantaranya, cara lari dalam mengambil ancang-

ancang, pada saat langkah, saat jingkat dan pada saat lompat banyak yang

terdiskualifikasi atau hasil lompat yang tidak diukur karena tidak termasuk

lompatan yang syah.

Kondisi dan berbagai kendala yang sering dijumpai dalam pembelajaran

tersebut harus segera dicari solusinya, salah satunya adalah upaya seorang guru

penjasorkes untuk melakukan penerapan metode pembelajaran yang memberikan

kesempatan berkompetisi dan drill sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada cabang atletik di nomor lompat

jangkit secara optimal.

Metode kompetisi adalah suatu pendekatan cara belajar yang berorientasi

pada tujuan melalui berbagai permaian yang menarik yang dapat mengidentifikasi

siapa saja yang melakukan sesuatu yang lebih baik daripada yang lain dalam suatu

perlombaan, berfokus pada sasaran-sasaran yang akan dicapai. Makna bermain

kompetisi menurut Adang Suherman, Yudha M. Saputra, Yudha Endrayana

(2001 : 5) adalah sebagai berikut:

Sebenarnya makna bermain kompetisi adalah sebuah proses dalam menentukan pemenang dan yang kalah yang pada akhirnya akan diperoleh ranking yang bersifat hirarkis dan setiap orang akan selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik untuk dirinya dan untuk orang lain. Pada penelitian ini yang menjadi tujuannya adalah mencapai suatu hasil

belajar lompat jangkit yang optimal, maka model permaian kompetisi yang

diberikan adalah hal-hal yang berhubungan dengan kecepatan , daya ledak dan

Page 27: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

koordinasi gerak. Permainan kompetisi yang diberikan tentunya bisa

meningkatkan kualitas tersebut.

Metode drill adalah suatu pendekatan cara belajar yang berorientasi pada

program latihan yang langsung menuju pada tujuan yang sebenarnya. Jadi pada

penelitian ini menggunakan program latihan lompat jangkit yang sebenarnya,

tanpa adanya faktor bermain. Peserta didik melakukan latihan yang telah

terprogram berdasarkan kemampuan gerak dasar yang telah dikuasai oleh peserta

didik. Pada materi lompat jangkit ada tiga gerakan dasar yang dominan yang harus

dikuasai peserta didik terlebih dahulu. Upaya penguasaan pola gerak dasar lompat

jangkit tersebut disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik.

Mengingat keterbatasan kemapuan peserta didik untuk dapat berhasil

dalam pembelajaran lompat jangkit secara optimal terutama pada kecepatan yang

tinggi, penguasaan kondisi dan teknik , tenaga lompat yang kuat, ketangkasan

,keseimbangan serta koordinasi gerak dari ketiga tahap lompatan, maka akan

penulis teliti salah satu faktor pendukung tersebut yakni kecepatan para peserta

didik yang akan dijadikan variable atributif dalam penelitian ini.

Banyaknya komponen yang mempengaruhi keefektifan proses

pembelajaran, maka pada penelitian ini akan dibatasi pada analisis yang ada

hubungannya dengan metode pembelajaran di sekolah dimana peserta didik

berada, yaitu mengenai perbandingan keefektifan penerapan metode kompetisi

dan metode drill dalam pembelajaran lompat jangkit ditinjau dari kecepatan lari

para peserta didik.

Page 28: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

B . Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan pengaruh antara metode pembelajaran kompetisi

dengan metode pembelajaran drill terhadap hasil belajar lompat jangkit ?

2. Apakah ada perbedaan pengaruh antara kecepatan lari tinggi dan

kecepatan lari rendah para peserta didik terhadap hasil belajar lompat

jangkit ?

3. Apakah ada pengaruh interaksi metode pembelajaran dan kecepatan lari

para peserta didik terhadap hasil belajar lompat jangkit ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1 Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara metode pembelajaran

kompetisi dengan metode pembelajaran drill terhadap hasil belajar lompat

jangkit .

2 Untuk mengetahui perbedaan pengaruh kecepatan lari tinggi dan

kecepatan lari rendah para peserta didik terhadap hasil belajar lompat

jangkit .

3 Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan

kecepatan lari para peserta didik terhadap hasil belajar lompat jangkit

Page 29: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

a. Sekolah, dapatlah kiranya sebagai masukan pada para pendidik untuk

mebuat metode pembelajaran yang lebih efektif, khususnya pada

pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di tingkat SMA.

b. Guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, dapat digunakan sebagai

acuan dalam rangka upaya pengembangan program pembelajaran yang

berbeda sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

c. Peserta didik, agar lebih termotivasi dan berkreasi untuk belajar pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan dengan menggunakan metode

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang mereka miliki

sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.

2. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai :

a. Bahan kajian berbagai pihak di sekolah terutama bagi kepala sekolah

dalam membuat dan mengembangkan metodik pembelajaran pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan yang terkait dengan tujuan instruksional di

mana sekolah berada.

b. Kajian untuk guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di tingkat

SMA, betapa pentingnya dalam memberikan layanan pembelajaran yang

Page 30: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

sesuai dengan karakteristik peserta didiknya terutama pada pembelajaran

lompat jangkit.

c. Pengembangan ilmu, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai

acuan penelitian lebih lanjut, khususnya dalam merancang metode

pembelajaran yang berorientasi pada tujuan pembelajaran yang lebih

efektif dan efisien.

d. Sebagai khasanah ilmu pengetahuan para pembaca dapat dijadikan

referensi untuk para peneliti sejenis atau yang ingin melanjutkannya.

Page 31: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Lompat Jangkit

a. Pengertian Lompat Jangkit

Lompat jangkit menurut Fred Mc Mane (1985 : 39 ) adalah:” Suatu

serangkaian tiga kali lompatan yang disertai dengan jingkat pada gerakan pertama,

langkah dan loncat.”

Pernyataan senada juga disampaikan tentang lompat jangkit oleh Mochamad Djumindar A. Widya ( 2004 : 79 ) sebagai berikut:

Lompat jangkit adalah rangkaian suatu gerak lari,lompat dengan suatu gerakan yang cepat dari lompatan-lompatan atau tumpuan yang telah ditentukan yaitu dua kali jingkat kaki yang sama dan satu kali kaki yang lain dengan gerakan yang tidak terputus. Serangkaian gerakan yang harus dilakukan dengan waktu yang singkat dan

koordinasi gerak yang berkesinambungan yang melibatkan seluruh anggota

badan,sehingga pelaksanaan lompat jangkit harus didahului dengan proses belajar

dan latihan khusus.

Tujuan dari lompat jangkit adalah untuk mencapai jarak lompat yang sejauh-jauhnya. Darmawan Diraatmaja dan Yadianto ( 990 : 17 ) menyatakan :

Lompat jangkit atau hop,step and jump dalam prakteknya tidak berbeda dengan lompat jauh, yang ingin dicapai dalam melakukan lompat jangkit adalah untuk mencapai lompatan yang sejauh-jauhnya dan setinggi-tingginya. Teknik lompat jangkit adalah kelanjutan dari lompat jauh, akan tetapi

tingkat kompleksitas lompat jangkit lebih tinggi, sehingga ada beberapa pendapat

Page 32: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

dari para ahli bahwa mengajarkan lompat jauh setelah lompat jangkit adalah lebih

baik, karena tingkat kemajuannya lebih tinggi daripada lompat jauh sehingga

mendorong antusias peserta didik, namun apabila ditinjau dari aspek metodik

pembelajaran jelas bahwa lompat jauh lebih mudah daripada lompat jangkit

sehingga guru harus mengajarkan dari yang mudah terlebih dahulu ke tingkatan

yang lebih sulit.

Lompat jangkit atau juga disebut lompat tiga dilakukan dengan memilih

tumpuan kaki yang diarasa kuat dan mudah dilakukan oleh si pelompat, hal serupa

dikemukakan oleh U.Jonath, E. Haag, R. Krempel (1986:221 ) yaitu:

Sejak 1896, pada permulaan Olimpiade moderen peraturan perlombaan Internasional menetapkan urutan loncat kiri-kiri-kanan atau kanan-kanan-kiri. Loncatan bagiannya mendapat nama : hop-step-jump ( jingkat-langkah-loncat ) sejak itu aturannya tidak diubah lagi.

Selanjutnya mereka tegaskan bahwa peloncat tiga bukanlah peloncat jauh yang

gagal , melainkan justru peloncat jauh yang serba bisa.

Jess Javer (1998:50 ) mengemukakan mengenai lompat jangkit sebagai berikut :

Dalam lompat jangkit si pelompat harus mendarat dengan kaki yang sama dengan yang digunakan untuk take-off pada fase pertama ( hop = lompatan dengan satu kaki ), dengan kaki yang berlawanan dari kaki yang digunakan take-off pada fase yang ke dua ( step ) dan dengan kedua kaki pada fase terakhir ( jump ) .

Dari beberapa sumber tersebut , maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa

pada dasarnya lompat jangkit atau juga disebut lompat tiga tidak ada perbedaan

mengenai pelaksanaannya, yaitu serangkaian gerakan melompat yang terdiri dari

ancang-ancang atau awalan, jingkat, langkah, lompat dan diakhiri dengan

pendaratan.

Page 33: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b. Pelaksanaan lompat jangkit secara bertahap

Berdasarkan berbagai sumber yang telah dikemukakan di depan, agar lebih

jelasnya akan penulis berikan gambaran mengenai lompat jangkit, yaitu ada lima

tahap yang harus dilakukan oleh atlet lompat jangkit sebagai berikut :

1 ) Ancang-ancang atau awalan

Tujuan dari ancang-ancang atau awalan untuk mencapai kecepatan optimal

dan mempersiapkan lepas tapak. Lepas tapak adalah pengalihan aktif dari ancang-

ancang ke tahap melayang. Panjang ancang-ancang tergantung pada kecepatan

yang dimiliki peserta didik. Hal ini juga dikemukakan oleh ( U. Jonath, Haag,E.,

Krempel, R.( 1986 : 225) ” Sebagai peraturan yang masih berlaku, atlet puncak

mengambil ancang-ancang dari 35 sampai 42 meter ( yaitu 18 sampai 22 langkah

ancang-ancang ), dan yang lebih muda 10 sampai 15 langkah” .Sifat ancang-

ancang atau awalan yang baik adalah : cepat, tepat dan konsisten juga persiapan

menumpu yang kuat.

2 ) Jingkat atau Hop

Gerakan jingkat atau hop adalah sebuah gerakan yang menumpu pada kaki

yang sama tanpa mengurangi kecepatan lari. Untuk mencapai ketinggian pada saat

jump, gerakan menumpu kaki dipertahankan dalam posisi tergantung, kemudian

secara cepat dihentakkan ke atas sehingga diperoleh ketinggian yang diinginkan.

Jingkat harus dilakukan sedatar mungkin. Sebelum melakukan pendaratan,

kaki lompat dilencangkan jauh ke depan dan dipertahankan sampai dengan si

pelompat sampai di tanah. Titik berat badan harus tetap berada kira-kira sepanjang

kaki di belakang kaki depan. Pendaratan pada tahap ini dilakukan dengan tumit.

Page 34: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Posisi lengan dan kaki ayun yang sebebas mungkin. Sampai sekarang belum ada

ketentuan kaki yang mana digunakan untuk jingkat apabila kedua kaki sama-sama

kuatnya. U. Jonath, Haag,E., Krempel, R. (1986 : 225) juga mengemukakan

bahwa, ” Jika tenaga loncat kedua kaki praktis sama kuatnya, maka kebanyakan

lalu dipilih kaki yang praktis ” ( yang dipakai sebagai kaki loncatan pertama )

Agar lebih jelasnya berikut ini akan disajikan serangkaian gerakan jingkat

pada lompat jangkit berupa gambar :

Gambar 2.1

Serangkaian gerakan jingkat pada lompat jangkit

3 ) Langkah atau Step

Tahap yang ketiga adalah tahap langkah, pada tahap ini merupakan tahap

yang paling sulit dilakukan terutama bagi peserta didik pemula pada lompat

jangkit. Tingkat kesulitan yang relatif tinggi kadang membuat diskwalifikasi.

Gerakan langkah atau step dilakukan setelah gerakan jingkat atau hop. Gerakan

langkah atau step ini dimaksudkan untuk mengubah gerakan jingkat yang

bertumpu pada kaki yang sama, sehingga memberi kesempatan mengangkat beban

tubuh condong ke depan, sebagai persiapan melakukan gerakan lompat atau jump.

Untuk memperoleh ketinggian yang diinginkan, pada saat melakukan langkah,

seorang atlit harus menjaga posisi agar badan tetap tegak. Sementara untuk

Page 35: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

menjaga agar badan tidak turun lebih cepat, seorang atlit harus merentangkan

kedua belah lengan ke atas. Pada saat akan mendapat, pusat perhatian pada kaki

yang diayunkan sejauh mungkin ke arah depan, lutut diangkat ke depan sehingga

sejajar dan kedua lengan digerakkan ke depan membantu gerakan kaki. Hal ini

dilakukan setelah tumit menyentuh pasir.

Pada tahap langkah ini Jess Jarver ( 1986 : 57 ) mengutarakan bahwa,”

Begitu kaki yang dipakai melompat dalam hop menyentuh tanah, kaki yang

sebelah lagi yang saat itu tergantung hendaknya digerakkan , dengan lutut dan

paha dipertahankan tetap tinggi ” Jadi pada tahap ini , paha kaki ayun di tarik ke

atas sampai pada posisi horisontal. Kaki lompat yang semula kencang kemudian

ditekuk dan lutut sampai ketinggian pinggul. Langkah yang panjang dengan kedua

kaki dilencangkan untuk persiapan pendaratan. Beberapa penelitian menyatakan

bahwa kemajuan prestasi, sebagian datang dari perbaikan-perbaikan dalam tahap

langkah.

Agar lebih jelasnya akan disajikan gambar serangkaian gerak langkah pada

lompat jangkit sebagai berikut :

Gambar 2.2

Serangkaian gerakan langkah pada lompat jangkit

Page 36: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

4 ). Lompat

Gerakan terakhir dari lompat jangkit adalah gerakan lompat atau jump.

Gerakan lompat adalah melakukan pendaratan dengan sempurna. Untuk mencapai

pendaratan yang sempurna, maka seorang atlet lompat jangkit harus

memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah ketika melakukan gerakan

langkah atau step, kaki yang tergantung diayunkan ke arah depan dibantu dengan

ayunan kedua tangan. Jarak lompat yang bisa dicapai oleh seorang atlet,

tergantung pada gerakan-gerakan awal. Definisi dari lompat menurut Mochamad

Djumindar A. Widya ( 2004 : 65 ) sebagai berikut:6814

Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu satu kaki dan mendarat dengan kaki/ anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik.

Tujuan tahap yang ke empat ini adalah mengerahkan kecepatan yang

tersisa guna mendapatkan jarak lompat sejauh mungkin. Jauhnya lompatan

tergantung pada pembagian yang praktis dari momentum ke depan pada saat tahap

sebelumnya. Gerakan pada tahap ini juga diuraikan Jess Jarver ( 1986:59 ) sebagai

berikut :

Pemindahan momentum didapat dari pengarahan kaki setelah stepping, yang menyentuh tanah dan gerakan dari kaki sebelahnya serta kedua tangan. Begitu kaki stepping mendarat,kaki sebelahnya yang tergantung bebas diayunkan ke depan dengan lutut terlebih dahulu, punggung selurus mungkin untuk mendapatkan ketinggian.

Karena jauhnya lompatan pada tahap ini tergantung pada distribusi

ekonomis dari momentum ke depan pada fase - fase sebelumnya dan komponen

vertikal dari tenaga yang digunakan sewaktu lepas tapak, maka diharapkan peserta

Page 37: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

didik mampu melakukan pola gerak tertentu yang mendukung keberhasilan suatu

lompatan.

Suatu hal yang penting pada tahap lompat ini ialah saat posisi badan

melayang di udara. Pada saat si pelompat melepas kakinya dari tanah, pusat dari

gaya beratnya bergerak dalam lintasan parabola. Tidak ada pengaruh dan

pengubah kecepatan dari pusat gaya berat badan si pelompat. Pelompat dapat

mengukur gerakan tungkainya yang bertujuan untuk menghindari putaran

sehingga pendaratan dapat dilakukan dengan mudah dan sempurna.

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan pada tahap ini , yaitu :Teknik

jongkok, teknik menggantung dan teknik tendang pukul .

a. Pada teknik jongkok kecepatan menyudut akan bertambah dan tidak ada daya

untuk melawan rotasi, sehingga memaksa tumit jatuh terlampau awal dan

teknik ini jarang digunakan oleh pelompat profesional.

b. Teknik menggantung diperoleh dengan cara merentangkan tubuh setelah lepas

tapak dan tungkai dalam keadaan terseret. Kaki yang memimpin, dijatuhkan

setelah kaki yang lepas tapak selesai menjalankan tugasnya dan digerakkan ke

belakang.

c. Teknik tendang pukul dapat dilakukan dengan cara memutar tungkai dan tangan

pada saat melayang,. Sedangkan tujuan dari teknik ini adalah mendapatkan

keseimbangan dan mengurang rotasi ke depan.

5). Pendaratan

Sebelum mendarat disarankan peserta didik merentangkan kedua tangan

nya di atas kepala. Pada saat ini perhatikan kehendaknya dicurahkan pada kaki

Page 38: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

yang direntang sejauh mungkin dari pinggul.Lutut diangkat dan kedua tagannya

diayun ke bawah untuk membantu rentangan kaki. Pada tahap ini juga

memberikan saran sebagai berikut : ”Usaha untuk memperbaiki posisi jatuh ke pit

tidak ke belakang dengan memperhatikan menekuknya lutut pada waktu kaki

menyentuh tanah.” ( Jess Javer, 1988 : 61 )

Agar lebih jelasnya akan disajikan gambar serangkaian gerak pendaratan pada

lompat jangkit sebagai berikut :

Gambar 2.3

Serangkaian gerakan lompat dan pendaratan pada lompat jangkit

Dari uraian pentahapan untuk melakukan lompat jangkit sesuai dengan

keterangan dan gambar yang telah penulis jelaskan, tahap demi tahap,maka agar

lebih jelasnya disajikan serangkaian gerak lompat jangkit secara keseluruhan

sebagai berikut :

Gambar 2.4

Serangkaian gerakan keseluruhan pada lompat jangkit

Page 39: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Dari berbagai sumber tersebut di depan, dapatlah disimpulkan bahwa pelaksanaan

lompat jangkit adalah sebagai berikut :(1)lari awalan, (2) bertolak, bertumpu, (3).

melayang.

( 1) Lari awalan adalah lari ancang-ancang dilakukan dengan cepat sejauh kurang

lebih 40 meter bagi atlet senior atau 18 sampai 22 langkah lari. Lari awalan pada

lompat jangkit tidak banyak perubahan sikap badan untuk beberapa langkah lari

terakhir. Untuk meningkatkan kecepatan lari dengan tidak menghambat dari

tumpuan-tumpuan tersebut, jarak awalan harus cukup panjang 35 – 40 meter,

supaya kecepatan mencapai titik maksimal pada waktu melakukan tumpuan.

Gerakan lari konstan dan mampu menempatkan kaki tumpu pada balok dengan

tepat.

( 2 ) Bertolak atau bertumpu, ada tiga kali bertolak atau bertumpu yang terpisah,

tolakan pertama pada balok tumpuan melibatkan proyeksi horizontal, dengan

gerakan yang cocok dari kaki yang bebas, tolakan ke dua terjadi dan dilakukan

oleh kaki penolak yang sama dan dengan penekanan yang lebih pada angkatan

dan dorongan dari kaki bebas dan lengan. Tolakan yang ke tiga, menggunakan

kaki yang lain, memiliki sedikit posisi depan dari titik pusat gravitasi dan

angkatan ke atas yang paling besar. Pada tolakan pertama lengan dikoordinasikan

dengan kaki, sedangkan untuk tolakan yang ke dua dan ketiga gerakan

mengangkat lengan bisa digabung.

( 3 ) Melayang

Lompatan pertama adalah suatu jingkat. Sesudah bertolak, kaki bebas secara

wajar berayun ke belakang dan kemudian ditekuk pada saat diangkat pada

Page 40: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

persiapan untuk mendarat secara aktif, gerakan ini menggambarkan suatu gerak

para bola yang paling datar dari ketiganya. Lompatan kedua merupakan langkah

terbesar dari satu kaki ke kaki yang lain semacam langkah melompat. Lulut kaki

bebas diangkat tinggi-tinggi, kedua kaki ditekuk pada titik tinggi, pada tahap ini

sampai kaki bebas mulai diluruskan pada saat berayun ke bawah dan belakang

untuk pendaratan secara aktif. Tahap akhir adalah suatu lompat jauh, dengan

gerak menggantung atau dengan menggunakan tehnik melayang yang sederhana.

Pada tiap-tiap tumpuan, terjadi kehilangan kecepatan horisontal secara

progresif yang tidak dapat untuk dihindari. Seorang pelompat jangkit harus dapat

memperkecil kecepatan horisontal yang hilang dan dapat mengkompensasikan hal

itu dengan angkatan vertikal yang lebih besar. Pada teori, kecepatan vertikal saat

bertumpu harus ditambah secara progresif pada setiap lompatan, tetapi pada para

atlet yang profesional melakukan hal yang sebaliknya, kecepatan vertikal yang

paling tinggi pada saat lompat kemudian pada saat jingkat dan yang paling rendah

pada saat langkah. Untuk praktek melatih pelompat pemula dengan baik adalah

selalu menambah kecepatan vertikal setiap lompatannya dan upaya

menyeimbangkan irama agar berimbang setiap tahap melayang. Pada saat

melayang lengan dan kaki digunakan untuk mempersiapkan suatu pendaratan aktif

dan juga pada saat bertumpu.

c. Tipe Pelompat jangkit

Ada dua tipe dalam pelaksanaan lompat jangkit menurut U. Jonath,

Haag,E., Krempel, R. (1986 : 224), dikemukakan bahwa :

Page 41: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

( 1 ) Tipe Teknik Lompat Terjal, ciri yang jelas pada pelompat ini adalah : sudut

tolak yang terjal pada lompatan yang pertama yaitu jingkat 15 derajat, lompatan

yang pertama jauh dan tinggi ( peran sertanya 38 pesrsen), kehilangan kecepatan

yang agak besar, ayunan lengan rangkap pada langkah dan lompat dan karenanya

badan badan bagian atas sedikit membungkuk ke depan, benturan penghambat tau

pengerem lebih kuat pada tiap lepas tapak, perbandingan jarak antara jingkat,

langkah dan lompat kira-kira 38 : 29 : 33.

(2).Tipe Teknik Lompat Datar

Ciri-ciri dari tipe teknik lompat jangkit datar dapat didefinisikan sebagai

berikut :

Lompatan pertama datar dengan sedikit detakan gerak, sudut tolak yang lebih kecil dari lompatan pertama ( 13 derajat ), tidak banyak kehilangan kecepatan horisontal, ayunan lengan yang berlawanan pada ketiga lompatan, perbandingan jarak antara jingkat, langkah dan lompat kira-kira 35 : 30 : 35. ( U. Jonath, E. Haag., R. Krempel, 1986 : 224 – 225 ) Jadi ternyata ada dua teknik pada atlet lompat jangkit untuk melakukan

yang terbaik, sehingga menjadi pilihan yang sesuai dengan keinginannya, mana

yang lebih menguntungkan untuk berprestasi yang lebih tinggi.

2. Metode Pembelajaran

Metode adalah suatu cara yang dalam fungsinya merupakan alat yang

digunakan untuk mencapai tujuan. Rusli Lutan, (1988:397) mendefinisikan ”

Metode sebagai suatu cara untuk melangsungkan proses belajar mengajar

sehingga tujuan dapat tercapai ”. Hal senada dikemukakan oleh Winarno

Page 42: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Surakhmad (1994:96) bahwa, ” Metode adalah cara yang didalam fungsinya

merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan ”.

Arti secara etimologi dalam kamus bahasa Indonesia ” Metode diartikan

sebagai cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan

dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya ”.

Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu peserta didik, agar mereka

dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Menurut Dick dan Carey

(1990 : 1 ) ”Metode pembelajaran adalah suatu pendekatan dalam mengelola

secara sistematis atau mencapai tujuan seperti yang diharapkan.”

Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan,langkah- langkah, dan cara

yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan

bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan

dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran.Dapat pula dikatakan

bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian

tujuan, maka dapatlah dimaknai arti dari metode pembelajaran adalahlangkah-

langkah taktis yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk

mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Metode pembelajaran harus disusun

dengan tepat sehingga memudahkan proses belajar mengajar.

Metode pembelajaran lompat jangkit dapat didefinisikan sebagai cara yang

ditempuh oleh guru untuk menciptakan bentuk pembelajaran teknik lompat

jangkit yang benar, sehingga para peserta didik dapat menguasai keterampilan

gerak yang diajarkan menuju keberhasilan belajar lompat jangkit dengan optimal.

Page 43: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Pemilihan dan penerapan metode pembelajaran yang tepat akan mempermudah

proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan.

Untuk menentukan berhasil tidaknya metode pembelajaran diberikan juga

memerlukan kejelian dari seorang guru untuk mengetahui karakteristik

keterampilan gerak para peserta didiknya yang dapat dibagai menjadi tiga bagian.

Keterampilan gerak dibagi menjadi tiga bagian yaitu : (1) Siklis (cyclic ) yaitu ketrerampilan karakteristik penampilan geraknya yang diulang-ulang. (2) Asiklis ( acyclic) jenis keterampilan yang karakteristinya menunjukkan kesatuan fungsi, perpaduan rangkaian gerak. (3) Kombinasi Asiklis ( Acyclic Combined ) yaitu jenis keterampilan siklis dan asiklis. (Farel dan Rusli Lutan , 1988 : 7 )

Metode pembelajaran adalah konsep dasar yang mewadahi,

menginsipirasi, menguatkan, dan melatarbelakangi metode pembelajaran dengan

cakupan teoritis tertentu. Pendekatan metode pembelajaran lompat jangkit dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu metode pembelajaran kompetisi dan metode

pembelajaran drill. Metode pembelajaran kompetisi lebih efektif diberikan dalam

jenis keterampilan siklis, dengan melakukan berbagai permainan yang sifatnya

bertahap untuk dapat menguasai gerakan lompat jangkit yang sifatnya diulang-

ulang. Metode pembelajaran drill cenderung lebih efektif diberikan pada jenis

ketrampilan asiklis, yaitu diberikan pada latihan yang langsung menuju pada

materi yang merupakan satu kesatuan rangkaian gerakan.

a. Metode Pembelajaran Kompetisi

Kata kompetisi sering dimaknai dengan persaingan dimana individu yang

bersaing selalu berupaya untuk menjadi yang terbaik dari yang lainnya. Kompetisi

secara umum dimaknai sebuah proses dalam menentukan pemenang dan yang

Page 44: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

kalah dengan mengidentifikasi siapa saja melakukan sesuatu yang lebih baik

daripada yang lainnya dalam suatu perlombaan yang pada akhirnya diperoleh

ranking secara hirarkis. Pembelajaran iklim kompetisi sangat memungkinkan

dilakukan di sekolah melalui pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang

telah diprogram oleh pendidik mengenai prosedur yang telah ditentukan. Metode

kompetisi akan memberikan manfaat terutama sebagai upaya pembentukan

karakter dan mempersiapkan peserta didik dalam bermasyarakat. Metode

pembelajaran kompetisi ini belum terbiasa dilakukan oleh banyak pendidik, tetapi

dengan penelitian ini dapatlah dijadikan dorongan untuk melakukannya dalam

pembelajaran atletik khususnya materi lompat jangkit.

1). Manfaat Kompetisi

a). Perkembangan Fisik

Kegiatan kompetisi bermanfaat untuk pengembangan bermacam-macam

aspek yang ada pada diri peserta didik yang mencakup fisik,motorik,sosial,

emosional,kepribadian,kognisi, keterampilan berolahraga dan sebagainya.

Peserta didik memperoleh kesempatan untuk melibatkan banyak gerakan

melalui kegiatan berkompetisi. Kesehatan dapat meningkat, otot tubuh tumbuh

menjadi kuat serta juga dapat menyalurkan energi yang berlebihan sehingga

dapat merasakan perasaan gelisah dan kejenuhan pada diri peserta didik.

Pelaksanaan kompetisi dapat memberi sumbangan yang positif apabila dikemas

dalam suatu program yang konstruktif bagi perkembangan fisik peserta didik.

Page 45: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

b). Perkembangan Motorik

Kegiatan berkompetisi dapat mengembangkan aspek motorik yang bersifat

kasar seperti lempar, lari , lompat dan jalan. Sebagai contoh kita amati peserta

didik berlomba lompat jangkit, mereka pasti berupaya keras menjadi yang

terbaik dan terjauh hasil lompatannya. Pada awalnya mereka belum terampil

untuk berlari, berjingkat,melangkah dan melompat, tetapi dengan seringnya

berlatih peserta didik berminat untuk melakukannya sehingga berhasil menjadi

lebih terampil dalam melakukan lompat jangkit. Dengan beraktivitas yang

teratur, peserta didik dapat meningkatkan kemampuan yang dimiliki yaitu

motorik halus ( fine movement) maupun motorik kasar ( gross movement).

Kedua keterampilan ini tidak mungkin peserta didik miliki tanpa melakukan

aktivitas berkompetisi dengan sungguh-sungguh.

c). Perkembangan Sosial

Pelaksanaan kompetisi yang dilakukan dengan teman sebaya dapat

membentuk perkembangan sosial peserta didik. Perkembangan sosial pada

peserta didik setingkat sekolah lanjutan tingkat atas adalah dalam fase

memasuki pencarian jati diri dan mencari teman dekat dari lawan jenisnya.

Mereka akan selalu mencari teman untuk berafiliasi satu sama lainnya. Melalui

pendekatan berkompetisi sangat membuka peluang untuk memenuhi hasrat

mereka. Desain untuk pengalaman belajar yang tepat akan berbuah hasil

perkembangan sosial yang sehat.

Page 46: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

d). Perkembangan Emosi

Kegiatan berkompetisi adalah kebutuhan bagi peserta didik, melalui

kegiatan dalam suatu event peserta didik mengekspresikan emosinya. Kegiatan

kompetisi yang dilakukan bersama kelompok temannya, peserta didik akan

mempunyai penilaian terhadap dirinya mengenai kelebihan dan kekurangan

yang mereka miliki, sehingga dapat membantu konsep diri ke arah yang lebih

positif. Apalagi di saat krisis multi dimensi dewasa ini, perilaku peserta didik

di sekolah akan terimbas, sebagai contoh nyata adalah banyaknya perkelaian

antar pelajar hal ini dapat dijadikan simbol adanya ketidak harmonisan antara

emosi dan keinginan. Keinginan yang tidak diimbangi dengan fasilitas untuk

menyalurkan hasrat mereka mencari jalan lain untuk mendapatkan perhatian

yang serius dari semua pihak yakni melakukan tawuran pelajar di mana-mana.

Diberlakukannya pendekatan berkompetisi secara sehat merupakan suatu

tindakan preventif perilaku kekerasan peserta didik yang tidak dapat

menyalurkan kelebihan energi yang mereka miliki dan pengunaan waktu luang

mengarah pada kegiatan yang bersifat positif.

e). Pengembangan Prestasi

Kegiatan berkompetisi dapat membawa suatu kepercayaan diri, mampu

melakukan kegiatan dengan tingkat kesulitan gerak yang tinggi, sehingga

peserta didik dapat menguasai gerakan-gerakan yang relevan dalam

mengembangkan prestasi olahraga yang mereka tekuni.

Page 47: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Metode pembelajaran kompetisi adalah cara belajar peserta didik dengan

melakukan berbagai macam permainan yang berorientasi pada peningkatan semua

komponen, keberhasilan belajar yang dikemas dalam suatu perlombaan atau

berkompetisi. Menurut Adang Suherman, Yudha M. Saputra, Yudha Endrayana.

( 2001:25), menyatakan bahwa :

Mengajarkan atletik untuk siswa SLTA sedikit berbeda, untuk anak SD guru harus menekankan pembelajaran atletik melalui pendekatan bermain, di SLTP melalui pendekatan bermain dan berkompetisi sedangkan untuk SLTA guru dapat menggunakan pendekatan yang menekankan performa melalui kompetisi.

Mengingat banyaknya faktor yang harus dipenuhi untuk memperoleh hasil

belajar optimal pada materi pembelajaran lompat jangkit, juga karakteristik

peserta didik yang berbeda baik dalam keterampilan, kemampuan gerak dasar

serta motivasi yang mereka dimiliki, maka metode pembelajaran kompetisi dapat

dijadikan cara untuk mencapai tujuan. Gunter Lange ( 1995 : 04) menyatakan

bahwa:

Kenyataan atas dominasi stop watch dan pita ukur dalam olahraga sekolah dan latihan, terutama pada atlet pemula atau tunas muda adalah bukan sekedar kurangnya inisiatif kreatifitas dan pengetahuan para guru atau pelatih, melainkan juga adalah cara yang ampuh dalam mematikan minat anak-anak terhadap atletik olahraga kesayangan kita. Bahkan selanjutnya juga dipertegas bahwa, motivasi sepanjang hidup untuk berlatih atletik dengan tingkatan prestasi tinggi atau hanya sekedar untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran, hanya dapat dicapai bila latihan sebenarnya olahraga di sekolah-sekolah diganti dengan pendekatan metodik-dikdaktik baru dengan mengutamakan bermain kompetisi atletik atau tegasnya atletik yang penuh kegembiraan bermain dan berlomba. Tujuan bermain kompetisi untuk semua cabang olahraga adalah sama yaitu

menanamkan nilai-nilai kompetisi. Akan tetapi konsep yang sama bukan berarti

bentuk dan jenis medianya sama yang digunakan untuk berkompetisi. Semua

Page 48: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

aktivitas yang berhubungan dengan permainan kompetisi lompat jangkit yang

dibuat oleh seorang pendidik akan selalu dihubungkan dengan perlombaan dalam

lompat jangkit, bukan untuk yang lain. Beberapa bentuk aktivitas yang permainan

kompetisi dalam pembelajaran lompat jangkit harus diarahkan pada unsur

pendukung dalam lompat jangkit, yaitu : kecepatan lari, ketepatan menolak, irama

langkah, interval pada tolakan maupun jarak keseluruhan hasil lompatan atau

dengan dicoba dengan perlombaan yang sebenarnya.

Bentuk permainan kompetisi lompat jangkit yang telah peneliti jadikan

acuan yakni Pedoman Manual Actual Knowledge for Indonesian IAAF Level 1

Coaches (1993:6.47) adalah sebagai berikut :

(1). Lompatan banyak sisi

(2). Taman lompatan

(3). Lompat ganda berirama

(4). Lompat jarak sasaran

(5). Lompat melewati rintangan

6).Lompat terhadap sesuatu

(7). Lomba pertunjukan kuda

(8). Lomba lari estafet

(9). Estafet melompat

10).Estafet Sirkuit

(11).Lomba berkejaran

(12).Memasang jalur rintangan

(13).Sprint dan lompat

Page 49: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

(14).Lompatan dorongan

(15).Lompat sprint berbentuk sebuah bintang

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Kompetisi

Kelebihan Kekurangan

-Sumbangan yang positif terhadap

aspek perkembangan fisik

peserta didik

-Sebagai wahana untuk mengek-

spresikan emosional

-Memenuhi keinginan bersosialisasi

yang sehat

-Sarana pembentukan konsep diri

ke arah yang lebih positif

- Peserta didik yang merasa tidak

sepadan, akan menyerah sebelum

berkompetisi

- Emosi yang tinggi terkadang sulit

terkontrol

- Untuk menjadi yang terbaik, terkadang

melakukan persaingan yang kurang

sehat

- Penyusunan program yang salah

tujuan pembelajaran tidak akan

tercapai.

b. Metode Pembelajaran Drill

Metode pembelajaran drill mempunyai pengertian sebagai berikut:

Metode drill adalah cara pendekatan dalam mengajar dimana pelajar diberi instruksi untuk melakukan gerakan tertentu berulang-ulang sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Guru terus mengontrol secara ketat apakah petunjuk yang diberikan telah dilaksanakan oleh pelajar. ( Sugiyanto, 2007: 100 ).

Page 50: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Drill adalah suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan

terhadap apa yang telah dipelajari peserta didik sehingga memperoleh suatu

keterampilan tertentu. Kata latihan berarti bahwa sesuatu itu selalu diulang. Bila

situasi belajar diubah kondisinya maka responnya akan berubah sehingga

keterampilan akan semakin lebih sempurna.

Metode ini merupakan pendekatan yang berorientasi pada guru dan sangat

cocok untuk menguasai bentuk gerak keterampilan yang bersifat baku.Aspek

motorik kasar seperti jalan,lari lempar dan lompat dapat dikembangkan melalui

kegiatan latihan. Peserta didik pada awalnya belum bisa melakukan semua

gerakan pada cabang olahraga yang sifatnya gerakan baku. Salah satu contoh

adalah peserta didik belum bisa melakukan materi pelajaran atletik di nomor

lompat jangkit, maka mereka harus berlatih lompat jangkit. Untuk memperoleh

hasil lompatan optimal maka komponen - komponen penentu harus terpenuhi.

Lompat jangkit yang terdiri dari gerakan lari, jingkat,langkah dan lompat ini

memerlukan latihan koordinasi gerakan yang tidak mudah, dengan seringnya

mereka berlatih para peserta didik menjadi berminat untuk melakukan lompat

jangkit dan menjadi lebih terampil sehingga hasil belajar lompat jangkit semakin

optimal. Berorientasi pada banyaknya gerakan yang terangkai menjadi apa yang

dinamakan lompat jangkit, maka pendekatan pembelajaran drill ini dilakukan

dengan proses latihan yang sifatnya bertahap, dengan bertujuan untuk menguasai

keterampilan gerak yang melibatkan anggota tubuh dalam porsi yang bebeda-

beda, sehingga terkoordinasi dengan baik dan mencapai hasil belajar yang

optimal.

Page 51: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Menurut Nossek. J (1995:3) “ Latihan adalah suatu proses atau dinyatakan

dengan kata lain, periode waktu yang berlangsung selama beberapa tahun,sampai

siswa tersebut mencapai standar penampilan yang tinggi ”. Menurut Sukadiyanto

(2002:1) menerangkan bahwa,” Pada prinsipnya latihan merupakan suatu proses

perubahan ke arah yang lebih baik, yaitu untuk meningkatkan: kualitas fisik

kemampuan fungsional peralatan tubuh dan kualitas psikis anak latih”. Sedangkan

menurut Harsono, (1988:102) menyatakan bahwa,” Latihan juga bisa dikatakan

sebagai sesuatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang-

ulang yang kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah ”.

Bompa Tudor O. (1990:3) menyatakan pula, “ Latihan adalah merupakan

kegiatan yang sistematis dalam waktu yang lama ditingkatkan secara progresif

dan individual yang mengarah pada cirri-ciri fisiologis dan psikologis manusia

untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan ”. Namun ada pula yang

menyatakan bahwa, “Latihan adalah suatu proses yang sistematis dengan tujuan

meningkatkan fitness/kesegaran seorang siswa dalam suatu aktivitas yang dipilih.

Ini adalah proses jangka panjang yang semakin meningkat (progresif) dan

mengakui kebutuhan individu-individu siswa dan kemampuanya. Program latihan

dilakukan mengunakan latihan atau praktik untuk mengembangkan kualitas yang

dituntut oleh suatu even ”. (Thomson, Peter,J.L. 1993:61)

Latihan secara luas diartikan sebagai suatu intruksi yang diorganisasikan

dengan tujuan meningkatkan kemampuan fisik, psikis serta keterampilan baik

intelektual maupun keterampilan gerak olahraga. Dalam pembinaan olahraga

prestasi latihan didefinisikan sebagai persiapan fisik, teknik, intelektual, psikis,

Page 52: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

dan moral. Selanjutnya dikatakan bahwa, ” Latihan adalah proses persiapan secara

sistematis dalam mempersiapkan siswa menuju kearah tingkat keterampilan yang

paling tinggi ” (Harre D. 1982:11). Melalui latihan kemampuan seseorang dapat

meningkatkan sebagian besar sistem dapat menyesuaikan diri pada tuntutan fungsi

yang melebihi dari apa yang biasa dijumpai dari biasanya. ” Latihan dapat

didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis yang bertujuan untuk

meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan ”. (Pate R., Clenaghan

M.B., 1993:317)

Latihan mental bertujuan untuk menjaga kestabilan emosi dan

meningkatkan motivasi. Harsono (1988:101) mengemukakan bahwa “Latihan

mental adalah latihan yang menekankan pada perkembangan kedewasaan siswa,

emosional, dan impulsif guna mempertinggi efisiensi mental siswa terutama

apabila siswa dalam situasi stress yang kompleks”. Jadi pada prinsipnya latihan

mental adalah untuk menghilangkan atau mengurangi beban psikologis itu mental

peserta didik yang dapat mengganggu penampilan atau prestasi selama berlomba

atau bertanding. Penjiwaan ternyata juga ada hubungannya dengan proses latihan

gerak tubuh seseorang, hal ini dinyatakan oleh Fred Mc Mane ( 1985: 11 ) bahwa,

”Latihan sangat berhubungan dengan pikiran seperti halnya dengan tubuh.

Tujuannya adalah untuk membangun tubuh dan pikiran serta memiliki keyakinan

pada kemampuan tubuh tersebut”. Selain kecepatan,power dan stamina dalam

lompat jangkit juga sebagai komponen penentu pada hasil belajar lompat jangkit,

dengan melakukan tiga kali tolakan berturut-turut dengan efektif untuk

memperoleh jarak yang sejauh-jauhnya. Ditegaskan selanjutnya bahwa

Page 53: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

keberhasilan bukan semata-mata ditentukan pada jumlah jam latihan , akan tetapi

bagaimana cara latihan itu dilakukan dengan sungguh-sungguh. Berpedoman pada

prinsip-prinsip dasar latihan maka program latihan disusun. Dalam penyusunan

program latihan perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

keberhasilan program latihan tersebut dalam meningkatkan prestasi. Faktor-faktor

tersebut adalah:

1). Intensitas latihan

Intensitas pelatihan adalah suatu dosis (jatah) pelatihan yang harus

dilakukan peserta didik secara perorangan menurut program yang telah

ditentukan.

Intensitas pelatihan yang dilakukan setiap kali berlatih harus cukup, apabila intensitas suatu pelatihan tidak memadai, maka pengaruh pelatihan terhadap peningkatan kualitas fisik sangat kecil atau bahkan tidak sama sekali. Sebaliknya apabila intensitas pelatihan terlalu tinggi kemungkinan dapat menimbulkan cidera atau sakit (M.Sajoto, 1995: 133).

2). Lama latihan

Lama latihan atau durasi latihan adalah berapa minggu atau bulan program

latihan itu dijalankan sehingga seorang siswa dapat mencapai kondisi yang

diharapkan. Lama latihan ditentukan berdasarkan kegiatan latihan per minggu, per

bulan atau aktivitas latihan yang dilakukan dalam jangka waktu per menit atau

jam. Lama latihan berbanding terbalik dengan intensitas latihan. Bila intensitas

latihan tinggi maka durasi latihan lebih singkat, sebaliknya bila intensitas latihan

rendah maka durasi latihan lebih panjang. Fox E.L, Mathew, DK dalam M. Sajoto

(1995:70) menyatakan bahwa “ Lama latihan hendaknya dilakukan 4 – 8 minggu

”, sedangkan Harsono (1988:117) berpendapat bahwa “ Untuk tujuan olahraga

Page 54: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

prestasi, lama latihan 45-120 menit dan untuk olahraga kesehatan lama latihan 20-

30 menit dan training zone ”.

Berdasarkan uraian di atas, maka waktu pelatihan pada penelitian ini

adalah 2 bulan atau selama 24 kali pelatihan dengan frekuensi pelatihan 3 kali

seminggu dimana tidak termasuk tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test).

3). Frekuensi latihan

Frekuensi latihan adalah jumlah latihan intensif yang dilakukan dalam satu

minggu. Untuk menentukan frekuensi latihan harus memperhatikan kemampuan

seseorang, Penentuan kemampuan setiap peserta didik tidak berdasarkan

kemampuan secara individu, tetapi berdasarkan tingkat kemampuan kelompok

yang hampir mempunyai kemampuan yang sama dari kemampuan setiap peserta

didik dalam beradaptasi dengan program latihan.Perlu diperhatikan apabila

frekuensi latihan berlebihan dapat mengakibatkan cedera, tetapi bila frekuensi

kurang maka tidak berarti apa-apa karena otot sudah kembali pada kondisi

semula seperti pada saat sebelum latihan.

Latihan beban adalah sebuah metode latihan yang telah diakui akan

keberhasilannya dalam mengembangkan otot dan kekuatan, tetapi harus dalam

pengawasan dan perencanaan khusus.Program latihan harus disusun secara ilmiah

agar menghasilkan manfaat yang terbaik bagi setiap peserta didik.

Metode drill untuk memelihara kemampuan tersebut antara lain latihan

pliometrik yang berbentuk suatu gerakan jingkat, lompat dan kombinasi keduanya

yang dapat dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu tahap persiapan dan

Page 55: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

dilanjutkan dengan latihan teknik lompat jangkit. Proses belajar mengajar lompat

jangkit memerlukan persiapan khusus yang bertujuan memelihara pendaratan aktif

setelah melakukan lompatan dan memelihara keseimbangan serta kecepatan

horisontal melalui beberapa lompatan yang dilakukan secara berturut-turut.

Lompatan yang terkoordinir dengan prosentase yang ideal akan menghasilkan

jarak lompat yang maksimal.

4). Sistematis Latihan.

Pelatihan akan menghasilkan suatu manfaat yang maksimal apabila

mengikuti sistem pelatihan yang tepat. Sistematika pelatihan yang salah akan

menyebabkan terjadinya suatu cidera. Adapun sistematika yang harus

diperhatikan menurut Kanca, (1990:22) adalah sebagai berikut :

a). Pelatihan Peregangan (Streching).

Sebelum melakukan pelatihan yang berat, sebaiknya terlebih dahulu

melakukan pelatihan peregangan karena bermanfaat untuk :

(1).Meningkatkan kelenturan (elastisitas) otot-otot, sendi dan menambah mutu

gerakan.

(2).Mengurangi ketegangan otot dan membantu tubuh merasa rileks, serta

mencegah terjadinya cidera.

(3).Meningkatkan kesiap-siagaan tubuh, serta melancarkan sirkulasi darah.

Peregangan mutlak harus dilakukan, gerakan peragangan tidak boleh

dilakukan secara tiba-tiba harus perlahan - lahan. Peregangan dapat dilakukan

secara aktif dan juga bisa dilakukan secara pasif dengan bantuan orang lain.

Page 56: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

”Pada setiap akhir dari usaha peregangan otot pada satu sendi posisinya

ditahan selama 20-30 detik ”. Ngurah Nala, (1998:51).

b). Pelatihan Pemanasan (Warning-Up).

Pemanasan atau warming-up amat perlu dilakukan oleh setiap siswa baik

sebelum berlatih (pra-latihan) maupun sebelum bertanding (pra-pertandingan).

Warming-up atau sering disebut juga dengan istilah pre- elimenare exercise

merupakan aktivitas fisik yang membantu mempersiapkan performance latihan

baik secara psikologis maupun fisiologis dan juga berfunsi untuk mencegah

terjadinya resiko cidera pada sendi maupun otot. Warming-up sangat berpengaruh

terhadap mental seseorang sebelum melakukan latihan, karena dengan mental

yang siap akan memperlancar peningkatan skill dan koordianasi gerak. Pengaruh

terhadap fisiologis adalah performance latihan itu sendiri yakni akan

meningkatkan aliran darah, otot dan pada temperatur, selain itu Warming-up juga

akan membawa perubahan-perubahan antara lain (1) Meningkatkan kecepatan

kontraksi dan relaksasi otot.(2) Memfasilitasi penggunaan oksigen oleh otot

karena hemoglobin oksigen lebih cepat pada temperatur tinggi.(3) Meningkatkan

aliran darah pada seluruh jaringan yang aktif seperti pada lokal vaskularisasi

akibat dilatasi pada metabolisme pada level yang lebih tinggi dan temperatur

otot.(4) Memfasilitasi transmisi nerve atau saraf dan memetabolisme otot pada

temperatur tinggi. Pada spesific warming-up akan memfasilitasi requitmen motor

unit yang akan diperlukan dalam aktivitas berikutnya. Tubuh dalam keadaan diam

atau istirahat akan pasif sehingga tidak terjadi perubahan pada temperatur tubuh,

sistem energi hanya menyediakan kebutuhan metabolisme yang diperlukan tubuh

Page 57: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

secukupnya .“Sistem tubuh pada saat istirahat berada dalam keadaan tidak begitu

aktif (inersia). Untuk mengaktifkan kembali maka perlu dilakukan pemanasan”.

Ngurah Nala, (1998:49).

Proses pemanasan ini sebenarnya berawal di tingkat lapisan luar otak atau

korteks otak. Untuk mengantisipasi gerakan pada saat pemanasan, saraf simpatis

dirangsang yang menyebabkan terjadinya vasodilatasi atau pelebaran pembuluh

darah diseluruh pembuluh skeletal. Bila aktivitas sesungguhnya dimulai, maka

akan terjadi vasokontriksi di organ otot skeletal yang tidak bekerja dan tetap

terjadi vasodilatasi di otot skeletal yang berkontraksi.Ngurah Nala, (1998: 49)

Selama pemanasan akan terjadi peningkatan intensitas secara progresif,

menaikkan kapasitas kerja organ tubuh serta fungsi saraf, diikuti pula proses

metabolik yang cepat. Akibat pemanasan aliran darah meningkat, suhu tubuh naik,

yang akan merangsang pusat pernapasan untuk meningkatkan pemasokan oksigen

kepada sel otot dan organ tubuh yang lainnya. Peningkatan oksigen dan aliran

darah ini akan berdampak memperbesar potensi kerja organ tubuh sehingga

penampilan dan kinerja peserta didik menjadi lebih efektif.

Fox E.L, Mathew, DK, 1984, (1998:50) Prosedur pemanasan dapat dibagi

menjadi dua bagian yaitu pemanasan aktif dan pemanasan pasif. Senam

pemanasan (calisthenic) merupakan gerakan yang aktif. Sedangkan pemanasan

dengan cara pasif yang bertujuan semata-mata untuk meningkatkan suhu tubuh,

seperti mandi air panas, selimut tebal, infra merah bahan kimia dan pijat. langsung

menyangkut cabang olahraga yang bersangkutan.

Page 58: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Durasi dan intensitas pelatihan sangat bervariasi sesuai dengan cabang

olahraga. Intensitas dan durasi pelatihan menurut Ngurah Nala (1998:50) yang

diambil dari berbagai penelitian ilmiah pakar olahraga, antara lain:

(1).Lama waktu pemanasan untuk menggerakkan seluruh otot tubuh yaitu berkisar

20-30 menit . Fox E.L, Mathew, DK, (1993:54) atau 10-20 menit Ngurah

Nala, (1998:50), dimana 5 menit terakhir dipergunakan untuk pemanasan

khusus sesuai dengan aktifitas yang akan dilakukan.

Dipertegas oleh Ngurah Nala, (1998:49) pemanasan cukup dilakukan 5 menit

saja apabila cuma melatih beberapa otot skeletal atau otot yang erat kaitannya

dengan gerakan khas atau khusus dari cabang olahraga yang akan dilaksanakan.

(a). Pelatihan pemanasan dilakukan antara 5-30 menit tergantung berat ringannya

pelatihan inti yang akan dilakukan (Fox E.L, Mathew, DK, 1984:89).

(b). Ada pula yang menggunakan patokan kenaikan frekuensi denyut nadi. Jika

denyut nadi telah meningkat 20 – 40 denyutan diatas denyut nadi normal

(istirahat). Apabila denyut nadi istirahat yakni 60 denyutan pemanasan cukup

dilakukan apabila denyut nadi mencapai 80 denyutan per menit Ngurah Nala,

(1998: 50).

Banyak faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan untuk

menentukan lama dan tipe gerakan pemanasan. Berapa lama , gerakan yang

bagaimana dan bagian tubuh yang mana, yang harus diutamakan sesuai dengan

pelaksanaan kegiatan pada aktivitas program inti.” Jadi pemanasan itu tidak

selalu lama, bisa berkisar antara 10 – 15 menit ” Ngurah Nala, (1998:50).

Lamanya pemanasan pada pelatihan ini selama 10 menit.

Page 59: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

c). Pelatihan inti.

Pelatihan yang dilakukan merupakan aktivitas pokok dari cabang

olahraga yang dilatihkan. Bentuk pelatihan inti ini adalah pelatihan permainan

kompetisi dan drill lompat jangkit.Sedangkan intensitas pelatihannya adalah 50%

sampai dengan 70% dari denyut nadi minimal.

d).Pelatihan Pendinginan (Cooling-Down),

Pendinginan (Cooling-Down), dilakukan setelah melakukan pelatihan atau

aktivitas fisik. Pelatihan pendinginan yang dimaksud adalah melakukan pelatihan

yang ringan setelah melakukan latihan yang berat. Tujuan dari melakukan

pelatihan pendinginan adalah mempercepat penurunkan derajat keasaman (Ph)

darah, sehingga kelelahan akibat dari pada pelatihan cepat pulih kembali seperti

sediakala. Waktu yang diperlukan untuk pendinginan tergantung berat ringannya

aktivitas yang dilakukan berdasarkan berapa lama asam laktat segera diubah. “

Lamanya pendinginan tergantung cepatnya asam laktat dirubah, maka lama waktu

dibutuhkan untuk pendinginan adalah 10-30 menit”, menurut Ngurah Nala,

(1998:52). Sedangkan pada eksperimen ini menggunakan pendinginan selama 10

menit.

5). Bentuk latihan persiapan khusus

Persiapan khusus pada lompat jangkit antara lain sebagai berikut :

a). Lompat maupun jingkat dari kotak ke kotak

b). Jingkat melewati rintangan dengan kecepatan awalan yang sedang dan

diusahakan agar melewati rintangan dengan mempertahankan kecepatan

tersebut tidak menurun.

Page 60: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

c). Lompat melewati rintangan dengan kecepatan awalan yang sedang dan

jarak rintangan diatur semakin lebih panjang dan diusahakan agar

melewati rintangan dengan mempertahankan kecepatan tersebut tidak

menurun.

`d). Lompat-lompat dua menggunakan dua kaki bersamaan tanpa awalan

e). Latihan jingkat,langkah dan lompat dengan jarak hasil ketiga lompatan

tersebut semakin ditingkatkan.

6). Latihan ketangkasan dan kondisi

a). Latihan lari secara umum dan drill

b). Lari secara khusus

Lari percepatan dengan imitasi lari ancang-ancang tanpa bertolak , berlari

membawa galah dengan gerakan ingkling atau engklek, tumit tending

pantat, angkat lutut tinggi dan lari percepatan dan berlari slalom tanpa

adanya tolakan.

c). Meloncat-loncat bertumpu kedua kaki dan mendarat dengan kaki yang

berbeda yaitu meloncat dari : suatu start berdiri, suatu ancang-ancang

pendek, ancang-ancang yang cepat, meloncat mendaki bukit, meloncat

mencapai jarak dan meloncat dengan kecepatan tinggi.

d). Jingkat-jingkat bertolak dan mendarat dengan kaki yang sama dan

bergantian yang dilakukan dengan jingkat dari start berdiri, dari ancang-

ancang pendek, dari ancang-angang yang cepat, berjingkat mendaki

gunung atau menaiki bukit, berjingkat untuk mencapai jarak dan waktu

Page 61: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

dan berjingkat dengan berirama misalnya : ki,ki,ki, ka.ka,ka ki,ki,ki atau

sebaliknya dan dilakukan berulang-ulang.

7). Latihan teknik lompat jangkit

Teknik lompat jangkit adalah cara kongkret yang dipakai saat proses

pembelajaran materi lompat jangkit berlangsung. Guru dapat berganti- ganti

teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat

diaplikasikan melalui berbagai teknik pembelajaran.Latihan teknik bertujuan

untuk mengembangkan dan membentuk sikap dan gerak melalui pengembangan

motorik dan sistem saraf menuju gerakan otomatis. Kesempurnaan teknik dasar

tiap cabang olahraga akan menentukan kesempurnaan gerak keseluruhan.

Karenanya teknik dasar yang diperlukan oleh tiap cabang olahraga harus

dipelajari dan dikuasai dengan baik oleh peserta didik.

Tujuan utama pelompat dapat melakukan urutan gerak lompat jangkit

dengan irama gerak yang tepat serta pelompat dapat melakukan lompatan yang

cukup jauh dari awalan yang pendek tanpa usaha yang maksimal.Bentuk

latihannya adalah sebagai berikut :

a). Melakukan lompat jangkit dengan jarak pendek dengan awalan berjalan,

bertujuan untuk menguasai gerak dan irama lompat jangkit yang

penekanannya pada ayunan kaki dan irama.

b). Melakukan lompat jangkit dengan awalan dipercepat antara lima sampai

enam langkah, tujuan dari gerakan ini untuk mempelajari gerakan lompat

Page 62: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

dengan kecepatan tinggi yang penekanannya pada perbandingan jarak

pada setiap lompatan.

c). Melakukan awalan sekitar enam langkah untuk lompat jangkit yang

terlebih dahulu diberi tanda pada pada setiap lompatan yaitu pada saat

jingkat,langkah dan lompat, bertujuan agar peserta didik dapat

menggunakan kaki tumpunya dengan kekuatan otot tungkai secara

maksimal khususnya pada saat langkah dan lompat yang penekanannya

pada pendaratan dan tumpuan tolakan yang aktif pada saat melangkah.

d). Meninggikan tempat tolakan pada saat jingkat, tujuannya adalah

meningkatkan kemampuan menolak pada saat melangkah.

e). Meninggikan tempat tolakan pada saat lompat, tujuannya adalah

meningkatkan kemampuan menolak pada saat melompat.

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Drill

Kelebihan Kekurangan

- Konsentrasi belajar peserta didik yang

berpusat pada materi pokok

- Peserta didik yang berpotensi tinggi

cepat berkembang

- Perbedaan potensi peserta didik

mudah untuk diprediksi.

- Pemberian materi yang berurutan

mempermudah peserta didik untuk

melakukannya

- Peserta didik yang merasa tidak

terampil merasa kesulitan

- Peserta didik yang berpotensi rendah

sulit melakukan

- Pemberian materi latihan yang padat

sangat menjenuhkan

- Serangkaian gerakan yang komplek

membuat peserta didik kesulitan

mengkoordinasikan

Page 63: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

- Serangkaian gerakan yang diulang-

ulang peningkatan kecepatan reaksi

dan berarti pula prestasi semakin

cepat didapat.

- Serangkaian gerakan yang diulang-

ulang akan menjemukan dan

melelahkan peserta didik

3. Kecepatantan Lari dan Hasil Belajar Lompat Jangkit

a. Kecepatan lari

Kecepatan merupakan potensi pada tubuh yang merupakan modal dalam

banyak hal yang sehubungan dengan gerak. Nurhasan ( 1986:2.40). menyatakan

bahwa , “Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk menggerakkan tubuhnya

atau bagian-bagian tubuhnya melalui satu ruang gerak tertentu, dalam kecepatan

ada hubungannya antara waktu dan jarak”. Selanjutnya ditegaskan bahwa

kecepatan merupakan intisari yang hakiki dari cabang-cabang atletik.

Harold M. Barrow, Rosemary Mc GEE ( 1979 : 122 ) juga mengemukakan

Sebagai berikut: ” An essential for successful performance in many motor is

speed, Speed may be defined as the capacity of the individual to performance

successive movement of the same pattern at fast rate”

Dangsina Moeloek (1984 : 07 ) juga mendefinisikan tentang kecepatan

bahwa: ”Kecepatan merupakan laju gerak, dapat berlaku untuk tubuh secara

keseluruhan atau bagian-bagian tubuh.” Maksudnya bahwa kecepatan dapat

berlaku seluruh tubuh misalnya aktivitas - aktivitas yang secara keseluruhan

anggota tubuh secara serta merta melakukan gerak, misalnya pada lari atau jalan

cepat dan melompat. Secara bagian-bagian tubuh maksudnya bahwa dalam

Page 64: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

melakukan aktivitas gerak hanya beberapa anggota badan saja yang terlibat

melakukan kecepatan, misalnya gerakan menendang atau memukul.

1). Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan gerak

Kemudian ditegaskan juga ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kecepatan gerak yaitu :

a). Kelentukan ( Fleksibilitas )

Kurangnya kelentukan pada daerah pinggul dan tungkai atas akan mengurangi

kecepatan lari karena hal tersebut meningkatkan tahanan yang dibuat oleh otot

antagonis. Tetapi tidak ada bukti yang menyatakan untuk kecepatan dapat

ditingkatkan dengan menambah kelenturan pada otot tersebut.

b). Tipe tubuh

Sukar untuk menyatakan hubungan gerak dengan tipe tubuh, kecuali pada

penderita obies . Mereka cenderung mempunyai gerak yang lamban dan hal ini

mungkin disebabkan friksi oleh sel lemak yang berada di antara sel otot, serta

beban ekstra yang harus diatasi pada saat melakukan gerak.

c). Usia

Peningkatan kecepatan sesuai dengan pertambahan usia pada wanita rata-rata

mencapai puncaknya pada usia 13-18 tahun dan pada pria pada usia 21 tahun.

Keadaan ini bisa bertahan sampai tiga atau empat tahun dan kemudian

menurun. Penurunan terjadi lebih cepat bila tidak melakukan latihan,

diharapkan selalu berlatih secara teratur sehingga kondisi stamina badan tetap

stabil.

Page 65: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

d).Jenis kelamin

Rekor lari dalam olahraga memperlihatkan, bahwa wanita mempunyai

kecepatan 80 persen dari pria. Perbedaan tersebut disebabkan kekuatan otot

yang mempengaruhi gerak melawan tahanan.

2). Pengaruh kecepatan otot terhadap kecepatan gerak

Faktor yang berpengaruh dari kecepatan gerak ditinjau dari kecepatan otot

adalah sebagai berikut :

a). Histokimia jaringan otot

Fast twitch fiber dengan aktivitas glikolitik yang tinggi akan berkontraksi lebih

cepat daripada slow twicth fiber.

b). Suhu otot

Kecepatan kontraksi akan bertambah dengan meningkatnya suhu. Cara

peningkatan suhu yang paling efektif adalah dengan gerak pemanasan (

warming up )

c). Panjang otot

Otot yang mempuyai serat atau sel yang panjang mempunyai kecepatan

kontraksi lebih tinggi dibandingkan dengan otot yang bersel pendek.

d). Arah sel otot

Sel yang berjalan sejajar atau pararel terhadap sumbu longitudinal mempunyai

kecepatan kontraksi lebih tinggi daripada sel otot yang berjalan diagonal

terhadap sumbu longitudinal.

Pengertian kecepatan dapat didefinisikan oleh beberapa ahli dengan

berbeda-beda, tetapi maksudnya adalah sama. “Kecepatan adalah kemampuan

Page 66: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis dan berturut-turut dalam waktu

yang sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam

waktu singkat.” ( Harsono,1988 : 38 )

Hal senada juga disampaikan oleh Mochamad Sajoto (1988 : 58 )

mendefinisikan bahwa, “ Kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam

melakukan gerakan berkesinambungan, dalam bentuk yang sama dalam waktu

yang sesingkat-singkatnya.

Imam Hidayat (1997:102) mendefinisikan bahwa ,”kecepatan adalah

perbandingan antara jarak ( panjangnya lintasan ) dan waktu (lamanya gerak ),

dengan perkataan lain jarak yang ditempuh dibandingkan dengan lamanya

perjalanan melukiskan betapa cepatnya suatu gerak”. Sedangkan menurut U.

Jonath, E.Haag, R. Krempel (1986 : 20 ) berpendapat bahwa ,”Secara psikologi

kecepatan dapat diartikan sebagai kemampuan yang berdasarkan kemudahan

bergerak, proses sistem saraf dan otot, untuk melakukan gerak dalam suatu waktu

tertentu.”

Kecepatan umumnya diukur dengan lari menempuh jarak pendek. ”Jarak

yang melebihi 100 yard biasanya tidak dianjurkan karena telah tercemar oleh

faktor daya tahan.”( Johnson dan Nelson, 1969). Eckert (1947), menjelaskan

bahwa,”Pengukuran kecepatan pada umumnya adalah lari lurus jarak minimal 30

yard dan maksimal 100 yard.”( Nur Hasan,1986 : 2.41 ). Ahli yang lain

mengemukakan bahwa, “ Generally, speed can be measured by a short dash, of

40 to 60 yard dash” (Harold M.B dan Mc.GEE, Rosemary : 112 )

Page 67: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Pendapat para ahli yang telah dikemukakan di atas, dapatlah ditarik

kesimpulan bahwa kecepatan merupakan potensi yang dimiliki oleh setiap

individu, kecepatan merupakan laju gerak yang berhubungan erat dengan jarak

dan waktu.

Sehubungan dengan penelitian ini membahas kecepatan lari, maka

kecepatan lari yang dimaksud adalah kemampuan peserta tes untuk melakukan

lari secepat-cepatnya menempuh jarak 40 meter yang dimulai dari garis start

sampai dengan garis akhir menggunakan start berdiri.

b. Prestasi asil Belajar Lompat Jangkit

Prestasi menurut M. Furqon H. (2002: 4 ) adalah, “ Puncak penampilan

atlet yang dicapai dalam suatu pertandingan atau perlombaan setelah melalui

berbagai macam latihan ataupun uji coba.”

Gagne dan Briggs ( 1978 : 49-50 ), mengatakan bahwa ,”prestasi belajar

adalah gambaran kemampuan yang diperoleh seseorang setelah mengikuti proses

belajar yang dapat diklasifikasikan ke dalam lima kategori yaitu: keterampilan

intelektual,strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik dan sikap”.

”Prestasi belajar dapat diartikan sebagai tingkat kualitas kemampuan yang

dicapai melalui usaha belajar dan berlatih.” ( Sugiyanto,dkk, 1998 :358)

Prestasi belajar adalah merupakan hasil dari proses belajar dan berlatih, prestasi

belajar dapat meningkat apabila terjadi proses belajar dan berlatih pada setiap

individu. Peningkatan prestasi belajar setiap individu tidak sama, ada yang cepat

dan ada yang lambat, hasilnya ada yang lebih tinggi, sedang dan ada pula yang

Page 68: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

rendah. Prestasi belajar merupakan indikator penilaian keberhasilan program

pengajaran. Pada pengajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan , pada

materi lompat jangkit prestasi belajarnya adalah seberapa tinggi prestasi yang

diperoleh para peserta didik pada akhir proses belajar mengajar lompat jangkit.

Prestasi belajar terbaik yang dicapai oleh peserta didik setelah melakukan latihan

secara intensif. Jadi prestasi belajar lompat jangkit peserta didik akan baru dapat

dinilai setelah proses belajar dan berlatih selang beberapa waktu kemudian. Perlu

juga diketahui panjang dan pendeknya waktu istirahat setelah belajar atau berlatih

setiap siswa juga berbeda-beda, tergantung pada tingkat ketrampilan yang mereka

miliki. Waktu istirahat untuk mencapai prestasi belajar terbaik tersebut dinamakan

reminisensi, sehingga dengan ini dapatlah ditentukan kapan peserta didik tersebut

harus menjalani tes dengan kondisi yang prima. Kemampuan mengulang-ulang

melakukan gerakan lompat jangkit sebanyak mungkin dalam waktu yang telah

ditentukan atau dengan melakukan secara gerakan sebagian-sebagian yang

dilakukan dengan permainan dan kompetisi tentunya akan dapat meningkatkan

prestasi belajar lompat jangkit.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh :

1.Toni Barhana dan kawan-kawan, pada mahasiswa program D-2 tahun 1989,

dengan judul Pengaruh Daya Eksplosif Ekstremitas Bawah dan Kecepatan Lari

Terhadap Prestasi Lompat Jauh. Dalam penelitian tersebut mendapatkan hasil

bahwa kecepatan para mahasiswa program D-2 1989 Pendidikan Olahraga

Page 69: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

FPOK IKIP Surabaya, berpengaruh dan nyata terhadap prestasi lompat jauh,

dengan koefisien korelasi 0,67 dan koefisien determinasinya 48,83 %.

2. Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd.dengan judul penelitian Pengaruh Aktivitas Bermain

Atletik Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Penjas yang disampaikan

pada acara Seminar Nasional Keolahragaan Indonesia di Bali, 26 Mei 2007

Sampel penelitian sejumlah 25 peserta didik kelas V SDN Padasuka II,

Kelurahan Pasirlayung Kotamadya Bandung. Metoda penelitian adalah metoda

eksperimen, dengan alat pengumpulan data berupa angket yang diisi sebelum

dan setelah perlakuan.

Dari pengolahan dan analisis data yang dilakukan, diperoleh hasil

peningkatan motivasi bermain sebesar 13.25 % yaitu dari semula 84.25 %

menjadi sebesar 97.50 %, motivasi belajar atletik menunjukkan peningkatan

sebesar 32.60% yaitu dari semula sebesar 65.70 % menjadi 98.30 %, motivasi

belajar penjas menunjukkan peningkatan sebesar 16.38 % yaitu semula 78.31

% menjadi 94.69 %. Selanjutnya setelah dilakukan Uji t didapat t-hitung

sebesar 2.5, sedangkan t-tabel pada tingkat kepercayaan 95 % adalah 1.71.

Dengan demikian maka t-hitung>t-tabel artinya peningkatan tersebut

signifikan. Dengan kata lain bahwa aktivitas bermain atletik dalam pelajaran

penjas dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran

pendidikan jasmani secara signifikan.

Penelitian di atas yang telah peneliti sebutkan , ternyata ada relevansinya

dengan penelitian penulis lakukan, yaitu tentang : kecepatan lari, hasil belajar

lompat dan bermain atletik terhadap hasil belajar pendidikan jasmani.

Page 70: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

C. Kerangka Berfikir

1.Pengaruh Metode Pembelajaran Kompetisi dan Metode Pembelajaran Drill

Terhadap Hasil Belajar Lompat Jangkit.

Metode pembelajaran kompetisi dan metode pembelajaran drill merupakan

suatu upaya seorang pelatih atau guru untuk melatih atau mengajar kepada atlet

atau peserta didiknya dengan tujuan dapat mempermudah proses latihan atau

pembelajaran yang bertujuan pada pencapaian prestasi atau hasil belajar yang

optimal. Pembuatan materi atau bahan ajar harus disusun secara sistematis,

dengan pertimbangan tingkat kompleksitas dan kesulitannya. Pada

pelaksanaannya juga harus dilakukan dari yang mudah ke tingkat yang sulit, dari

yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks.

Agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan dapat mencapai

tujuan yang sebenarnya, maka pendekatan metode kompetisi dan latihan dapat

diterapkan sebagai metode pembelajaran yang dipilih oleh guru yang mampu

mengkondisikan suasana pembelajaran yang lebih menarik minat peserta didik.

Metode kompetisi yang pada intinya peserta didik untuk peningkatan hasil belajar

lompat jangkit melalui cara bermain dan berlomba baik secara kelompok maupun

secara perorangan, sehingga penggunaan metode ini akan memberikan

kesempatan pada peserta didik untuk bertindak secara aktif dengan menggunakan

kesempatan yang sebanyak-banyaknya untuk mencoba melakukan berbagai

perlombaan yang mengarah pada satu sasaran tujuan yaitu peningkatan hasil

belajar lompat jangkit. Sedangkan metode drill yang pada dasarnya pembelajaran

searah yang berpusat pada guru dengan materi pembelajaran yang mengandung

Page 71: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

unsur-unsur gerakan yang telah dibakukan untuk diulang-ulang dengan cara yang

sama dan waktu yang lama berdampak pada kondisi pembelajaran yang kurang

efektif dan kurang menarik minat peserta didik yang pada akhirnya hasil materi

pelajaran yang diperoleh menjadi rendah.

Penyampaian suatu materi pelajaran dengan menggunakan metode yang

berbeda akan menimbulkan hasil yang tidak sama pada peserta didik dalam pokok

bahasan lompat jangkit, atau dapat diasumsikan bahwa penggunaan metode

pembelajaran yang berbeda diduga terdapat perbedaan pengaruh terhadap hasil

belajar lompat jangkit sehingga perlu diadakan penelitian.

2. Pengaruh Antara Kecepatan Lari Tingi dan Kecepatan Lari Rendah

Terhadap Hasil Belajar Lompat Jangkit.

Kecepatan adalah komponen yang penting dalam menentukan hasil belajar

lompat jangkit, di samping power otot tungkai dan pengkoordinasian gerak yang

terampil. Jadi peserta didik yang mempunyai kemampuan kecepatan lari tinggi ,

secara nyata hasil belajar lompat jangkit mereka dapat dipastikan lebih berhasil,

mengingat faktor kecepatan sangat dominan sebagai penentu keberhasilan lompat

jangkit. Perlu diketahui bahwa kecepatan masing-masing peserta didik bukanlah

penentu tinggi dan rendahnya minat untuk melakukan lompat jangkit sebagai

upaya mencapai tujuan yang lebih optimal. Maka dari ini semua penelitian ini

dengan tidak mengesampingkan pada hak yang sama masing-masing peserta didik

yang berbeda - beda kemampuannya dalam hal kecepatan untuk mendapat

perlakuan layanan yang sama meskipun menggunakan metode yang bebeda

Page 72: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

dalam proses pembelajaran sehingga pencapaian hasil yang optimal dapatlah

diraih. Maka dengan segala keberadaannya menggunakan metode yang mana,

yang sekiranya lebih efektif dan efisien sehingga perlu diadakan penelitian.

3. Interaksi Antara Metode Pembelajaran Kompetisi dan Metode Belajar

Drill Terhadap Hasil Belajar Lompat jangkit.

Pada pemberian perlakuan baik dengan menggunakan pendekatan metode

kompetisi maupun dengan pendekatan metode drill dimungkinkan akan memberi

dampak yang berbeda terhadap peningkatan hasil belajar lompat jangkit pada

peserta didik yang mempunyai kemampuan kecepatan lari tinggi maupun

kecepatan lari rendah. Pemberian pembelajaran lompat jangkit menggunakan

metode pembelajaran kompetisi dan drill akan berdampak lebih baik dan lebih

mudah untuk mencapai hasil belajar lompat jangkit yang optimal bagi para peserta

didik. Namun siapa yang lebih cocok, dan sejauh mana dampak dari penggunaan

masing-masing metode tersebut digunakan atau dipadukan dalam pelaksanaan

pembelajaran lompat jangkit, tentunya dengan penelitian ini semua akan terjawab.

C. Perumusan Hipotesis

Hipotesis yang akan penulis ajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Ada perbedaan pengaruh antara pemberian metode pembelajaran

kompetisi dengan metode pembelajaran drill terhadap hasil belajar lompat

jangkit

Page 73: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

2. Ada perbedaan peningkatan hasil belajar lompat jangkit pada peserta didik

yang berkecepatan lari tinggi dan yang berkecepatan lari rendah setelah

diberi perlakuan metode pembelajaran yang berbeda.

3. Ada pengaruh interaksi antara perbedaan metode pembelajaran dan

kecepatan lari terhadap hasil belajar lompat jangkit.

Page 74: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Dagangan, Kabupaten Madiun ,

Propinsi Jawa Timur.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan eksperimen dalam penelitian ini dengan melakukan pelatihan

yang telah terprogram. Latihan dilakukan 3 kali dalam satu minggu untuk

memberi kesempatan bagi kondisi tubuh peserta didik untuk beradaptasi dengan

beban latihan.

M.Sajoto (1995:35) mengemukakan bahwa: ” Program latihan yang

dilaksanakan 4 kali setiap minggu selama 6 minggu cukup efektif, namun para

pelatih cenderung melaksanakan 3 kali setiap minggu untuk menghindari

terjadinya kelelahan yang kronis, dengan lama latihan yang dilakukan selama 6

minggu atau lebih ”.

Penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 ( dua ) bulan lebih, mulai

tanggal 5 Oktober sampai dengan 31 Desember 2010, dengan frekuensi latihan

tiga kali seminggu, yaitu pada hari selasa, kamis dan sabtu. Lamanya latihan 90

menit setiap kali pertemuan, yang dimulai pukul 15.15 sampai dengan pukul

16.45 WIB. Adapun jadwal selengkapnya ada pada tabel sebagai berikut :

Page 75: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tabel 3.1. Waktu Penelitian

No. Tanggal Kegiatan

1 5 Oktober 2010 Tes Lari 40 Meter

2 7 Oktober 2010 Tes Awal Lompat Jangkit

3 9 Oktober s.d 30 Desember

2010 Pelaksanaan Eksperimen

4 31 Desember 2010 Tes Akhir Lompat jangkit

B. Metode dan Rancangan Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

eksperimen dengan rancangan faktorial 2 X 2. ”Eksperimen faktorial adalah

esperimen yang hampir atau semua taraf sebuah faktor dikombinasikan atau

disilangkan dengan semua taraf tiap faktor lainnya yang ada dalam eksperimen.”

(Sudjana, 1996 : 82 ). Agar mendapatkan suatu keyakinan dari hasil perlakukan

yang berupa skor lompat jangkit yang dapat digeneralisasikan ke populasi yang

ada, maka diadakan kontrol terhadap beberapa kemungkinan yang dapat

mempengaruhi hasil penelitian, yaitu berupa validitas internal dan validitas

ekternal. Validitas internal dan validitas eksternal yang dikontrol dalam penelitian

ini ialah :

Page 76: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

a.Validitas Internal

Validitas Internal sebagai pengendali terhadap variabel-variabel luar yang

dapat menimbulkan interprestasi lain, sedangkan variabel yang dikontrol

meliputi:

1) Pengaruh masa yang telah berlalu

Selama mengikuti program latihan yang telah ditentukan, sampel tidak

dibenarkan untuk beraktivitas latihan lompat jangkit di luar jam eksperimen.

Jadi sampel tidak diberi materi atletik terutama pada nomor lompat jangkit,

dan juga tidak diperkenankan untuk melakukan latihan lompat jangkit pada

saat-saat waktu senggang.

2). Pengaruh dari pertumbuhan, perkembangan dan kematangan

Supaya tidak terlalu dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan , perkembangan dan

kematangan motorik, maka dalam eksperimen seyogyanya tidak memakan

waktu yang panjang, yaitu sekitar 24 kali pertemuan atau kurang lebih dua

bulan lamanya.

3). Testing

Hasil sebuah percobaan berurutan dengan pengambilan dari tes yang sama.

4). Pengaruh instrumen

Tes sebagai instrumen alat ukur harus telah teruji kevaliditasannya dan

reliabelitasnya.

5). Penagaruh pemilihan sampel

Penempatan subyek penelitian yang memiliki potensi awal yang sama dan

berimbang terhadap kelompok eksperimen

Page 77: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

6). Pengaruh semakin berkurangnya peserta yang dijadikan eksperimen

Dikontrol terus dengan memberi motivasi dan juga dimonetor untuk

kehadirannya sejak awal sampai selesainya eksperimen.

7). Pengaruh perlakuan

Dikontrol dengan perlakuan yang sama terhadap kelompok eksperimen

8).Penurunan statistik

Kelompok yang terpilih berdasarkan penyekoran yang tergolong kecepatannya

tinggi sebenarnya tidak mempunyai tinggi skor yang sama dalam percobaan

selanjutnya.

9). Dugaan dan harapan

Kontrolnya adalah dengan cara mengantisipasi pelaku percobaan terhadap

penampilan partisipan – partisipan tertentu yang mungkin upaya ini akan

menghasilkan sesuatu yang terbaik.

b. Validitas Eksternal

Validitas eksternal adalah sebagai pengendalian beberapa faktor agar hasil

penelitian dapat digeneralisasikan. Ada 4 ( empat ) perlakuan dalam validitas

eksternal menurut Thomas dan Nelson ( 2001 : 314 ), yaitu :

1). Pengaktifan kembali atau efek balik dari percobaan

Pre tes merupakan sesuatu yang membuat partisipan akan lebih waspada

terhadap perlakuan yang akan mereka terima kemudian, sehingga perlakuan

tidak efektif bila diadakan tes awal.

Page 78: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

2). Interaksi terhadap prasangka dan perlakuan percobaan

Ketika kelompok terpilih berdasarkan beberapa karakteristik percobaan

mungkin hanya berlaku pada kelompok mereka yang terpilih.

3). Efek balik penyusunan percobaan

Perlakuan yang efektif dalam situasi yang bebas dan dalam seting yang

leluasa seperti suatu kenyataan.

4). Gangguan percobaan yang berlipat

Ketika partisipan mendapatkan lebih dari satu perlakuan efek yang diterima

terlebih dulu akan mempengaruhi pada percobaan-percobaan berikutnya.

2 . Rancangan Penelitian

Tabel 3.2. Rancangan Penelitian Faktorial 2 x 2

Metode Pembelajaran

( A )

Pendekatan Metode (A)

Kecepatan Lari ( B )

Kompetisi ( a1 )

Drill ( a 2 )

Tinggi ( b 1 )

( a1, b1 )

( a2, b1 )

Rendah ( b 2 ) ( a1, b2) ( a2, b2 )

Hasil Belajar Lompat Jangkit

Page 79: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Keterangan :

a1b1 : Metode pembelajaran kompetisi dengan kecepatan lari tinggi.

a1b2 : Metode pembelajaran kompetisi dengan kecepatan lari rendah

a2b1 : Metode pembelajaran drill dengan kecepatan lari tinggi

a2 b2 : Metode pembelajaran drill dengan kecepatan lari rendah.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri dari :

a. Variabel bebas yang dimanipulasikan, yaitu metode pembelajaran kompetisi

dan metode pembelajaran drill.

b. Variabel bebas yang dikendalikan, yaitu kecepatan lari tinggi dan kecepatan

lari rendah

c. Variabel terikat yaitu , hasil belajar lompat jangkit.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk memperoleh penafsiran yang sama terhadap variabel-variabel dalam

penelitian, maka akan dijelaskan definisi operasional variabel-variabel penelitian

sebagai berikut :

Metode Pembelajaran merupakan tindakan nyata dari guru dalam

melaksanakan pengajaran dengan cara tertentu, yang dinilai lebih efektif dan

efisien.

Page 80: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

1. Belajar dengan menggunakan metode pembelajaran kompetisi adalah cara

pemberian materi pelajaran kepada peserta didik melalui pendekatan

berkompetisi, yakni bermain dan berlomba secara sehat antar peserta didik

yang dilakukan baik secara perorangan maupun berkelompok.

2. Belajar dengan menggunakan metode pembelajaran drill adalah cara

pemberian materi pelajaran kepada peserta didik dengan aktivitas gerak

lompat jangkit yang dimulai dari tahap yang mudah ke yang sulit

dilakukan secara bagian dan dilanjutkan dengan rangkaian keseluruhan

dan diulang-ulang.

3. Kecepatan lari adalah seberapa cepat peserta didik mampu melakukan lari

cepat sejauh 40 meter.

4. Hasil belajar lompat jangkit adalah tingkat keberhasilan peserta didik

dalam mempelajari tehnik dasar lompat jangkit sehingga dapat melakukan

lompatan yang sejauh-jauhnya dengan benar.

5. Keterampilan dasar lompat jangkit terdiri dari gerakan lari awalan,

melangkah, berjingkat , melompat dan mendarat.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah himpunan sampel atau anggota yang akan diamati sampel

merupakan sebagian anggota populasi.( Siswandari,2009:5)

Penelitian ini menggunakan populasi peserta didik putra kelas XI SMA

Negeri 1 Dagangan tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 85 peserta didik.

Page 81: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

2. Sampel

Suharsimi ( 1998: 117 ) menyatakan bahwa,”Sampel adalah sebagian dari

populasi yang dapat mewakili populasi tersebut.” Jadi sampel yang dimaksud

adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat yang sama yang dijadikan

obyek penelitian. Mengingat suatu hal yang harus diperhatikan untuk penelitian,

bahwa sampel yang diambil harus representatif, artinya bahwa sampel tersebut

harus bisa mencerminkan keadaan yang sebenarnya dari populasi. Untuk

pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Random Sampling.

Kreteria-kreteria pengambilan sampel adalah :

a. Jenis kelamin laki-laki

b. Berminat untuk mengikuti kegiatan ekstra atletik

c. Sehat jasmani dan rohani

d. Bersedia menjadi sampel dalam penelitian

e. Memiliki potensi gerak lompat jangkit yang baik.

Sampel yang diuji coba ini dilakukan tes lari 40 meter, setelah diranking

berdasarkan urutan waktu tercepat akan diambil 40 orang dijadikan subyek

sampel, yaitu peserta didik yang menduduki urutan 20 peserta didik tertinggi dan

20 dari urutan terendah. Sehingga diperoleh sejumlah sampel 40 peserta didik.

Jumlah sampel 40 ini termasuk sampel besar sesuai dengan pendapat Suharsimi

Arikunto ( 2003:125) bahwa,” Untuk penelitian yang sifatnya experimental,

jumlah sampel lebih besar dari tiga puluh merupakan sampel besar”.

Page 82: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Kemudian dari 40 sampel terpilih, dilakukan matching subject dengan cara

oridinal pairing , yakni membentuk dua kelompok belajar yang memiliki

kemampuan kecepatan lari yang relatif sama.

Dua kelompok yang telah terbentuk kemudian setiap taraf akan dibagi

menjadi dua kelompok lagi sehingga jumlah keseluruhan menjadi empat

kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 10 subyek sampel. Kemudian

dijadikan dua kelompok lagi yang mana setiap kelompoknya terdiri dari sampel

yang berkemampuan lari berkecepatan tinggi dan yang berkecepatan rendah.

Berikutnya diadakan undian untuk diadakan perlakuan dengan

pendekatan metode pembelajaran yang berbeda, yaitu kelompok yang

mendapatkan metode pembelajaran kompetisi dan kelompok yang mendapatkan

pembelajaran drill.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data

Persiapan pelaksanaan dan analisis, data-data yang diperlukan diambil

dengan melakukan tes dan pengukuran. Fungsi pengukuran adalah untuk

mengetahui tingkat kemampuan kecepatan lari yang datanya digunakan sebagai

dasar dalam penentuan kelompok sampel.

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini, meliputi tes awal,

pemberian latihan dan tes akhir, dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :

Page 83: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel 3.3. Proses Pengumpulan Data Penelitian

Tes Awal Kemampuan

Kecepatan lari Perlakuan/ treatmen Tes Akhir

Rendah 1 2 Lompat Jangkit Tes

Kecepatan lari Tinggi 1 2 Lompat Jangkit

Keterangan : 1 : Pemberian metode pembelajaran kompetisi 2 : Pemberian metode pembelajaran drill 2. Instrumen Penelitian

a. Tes Hasil Belajar Lompat Jangkit

Metode untuk mengumpulkan data pada penelitian ini menggunakan tes

dan pengukuran dalam penguasaan materi pembelajaran lompat jangkit.

Pengambilan data tes hasil belajar lompat jangkit dengan cara melakukan lompat

jangkit sebanyak tiga kali dan lompatan terjauh dipakai sebagai indikator dari

hasil belajar peserta didik dalam lompat jangkit.

b. Tes Kecepatan Lari 40 meter

Pengumpulan data kemampuan kecepatan lari dengan cara melakukan lari

menempuh jarak 40 meter dengan start berdiri, menggunakan aba-aba ” siap -

ya” dihitung sampai seperseratus detik , dilakukan sebanyak dua kali dan waktu

tercepat dijadikan sebagai indikator kecepatan lari. Alat bantu dan fasilitas yang

digunakan adalah stop-watch, roll meter, peluit ,bendera start dan lapangan lari.

Page 84: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

I. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat

Penganalisaan data dilakukan uji persyaratan varians populasi terlebih

dahulu. Uji persyaratan digunakan untuk mengetahui normalitas dan homogenitas

varians populasi agar Analisa Varians ( Anava ) dapat digunakan. Uji normalitas

ini digunakan untuk mengetahui apakah data sampel yang digunakan dalam

penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.

Sedangkan uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah antar

kelompok perlakuan memiliki varians yang homogen.

a. Uji normalitas

Perubahan yang akan diuji sebaran datanya adalah sekor hasil belajar lompat

jangkit. Untuk pengujian ini menggunakan uji Lilifors ( Lo ) pada taraf

signifikan α = 0.05 (Sudjana, 1996 : 446 – 448 ). Kreteria pengujian yang

digunakan jika Lo < Lt, maka data tersebut memiliki distribusi normal adapun

rumusnya adalah sebagai berikut :

Sxx

z-

=1

( x dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sempel).

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan varians antara dua

kelompok yang dibandingkan. Untuk menguji homogenitas varians populasi

Page 85: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

digunakan uji Bartlett pada taraf signifikan α = 0.05 (Sudjana, 1996 : 261 –

263).

Kriteria pengujian yang digunakan apabila X2 hitung < dari X2 tabel pada taraf

signifikan α = 0.05 yang berarti data bersifat homogen. Adapun rumusnya

adalah :

( )

1

2

2

21 -

-=å å

nn

xx

S

Setelah dilakukan pengujian prasyarat hipotesis maka dilakukan dengan uji

hipotesis untuk mengetahui perbedaan keefektifan metode kompetisi dengan

metode drill dalam hasil belajar lompat jangkit ditinjau dari kemampuan

kecepatan lari peserta didik, selanjutnya digunakan ANAVA.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk mengolah data hasil penelitian yang berupa

angka, sehingga dapat menghasilkan kesimpulan atau dapat memberikan jawaban

rumusan masalah yang diajukan secara logis dan sistematis. Pengujian hipotesis

dilakukan dengan menggunakan teknik Anava pada taraf signifikansi α = 0.05.

Selanjutnya untuk membandingkan pasangan rata-rata perlakuan dipergunakan uji

Newman Keuls, untuk membuktikan perlakuan manakah yang paling besar

pengaruhnya terhadap hasil belajar lompat jangkit yang dicapai peserta didik.

Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1 ) 21:1 AAHo mm =

21:1 AAHi mm >

Page 86: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

2 ) 21:2 BBHi mm =

21:2 BBHi mm >

3 ) 0:3 =BAxHi mm

0:3 ¹BAxHi mm

Keterangan:

A1 = Metode pembelajaran kompetisi.

A2 = Metode pembelajaran drill.

B1 = Kelompok siswa yang memiliki kecepatan lari tinggi

B2 = Kelompok siswa yang memiliki kecepatan lari rendah

A = Metode Pembelajaran

B = Kecepatan Lari

Kemudian untuk mengetahui langkah-langkah Anava dua jalur maka

Welkowitz, Even dan Cohen (1982 : 271 ) merinci prosedur Anava sebagai

berikut :

Tabel.3.4. Analisis Varians Dua Jalur

Sumber Varians SS dk MS Fh Ft

Efek Utama

A

B

Interaksi AB

Dalam Kelompok

Total

SSB

SS1

SS2

SS1X2

SSE

SST

dk B

dk 1

dk 2

dk 1X2

dk E

dk T

MS B

MS 1

MS 2

MS 1X2

MS E

Fh B

Fh 1

Fh 2

Fh 1X2

Page 87: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Langkah-langkah Perhitungan :

a. Jumlah Kuadrat

1) Jumlah Kuadrat Total (SSr)

( )å å-=

N

XXSSr

2

2

2) Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (SSB)

( ) ( ) ( ) ( )N

X

N

X

N

X

N

XSS

k

kB

22

2

2

2

1

2

1 åååå +++=

3) Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok (SSE)

SSE = SSr - SSB

4) Jumlah Kuadrat Kolom (SS1)

( ) ( )tot

tot

N

X

N

XSS åå -=

2

1

21

1

5) Jumlah Kuadrat Baris (SS2)

( ) ( )tot

tot

N

X

N

XSS åå -=

2

1

21

2

6) Jumlah Kuadrat Interaksi (SS1x2)

SS1x2 = SSB – SS1 – SS2

b. Derajat Kebebasan

dfr = N – 1

dfE = N – K

dk1 = k – 1

dk2 = b – 1

dk1x2 = (k-1)(b-1)

dkb = k – 1

Page 88: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

c. Mean Kuadrat

1) MSB

B

BB dk

SSMS =

2) MSE

E

EE dk

SSMS =

3) MS1

1

11 dk

SSMS =

4) MS2

2

22 dk

SSMS =

5) MS1x2

21

2121

x

xx dk

SSMS =

d. Menghitung Nilai Fo masing-masing varians

1) FB

E

BB MS

MSF =

2) F1

1

11 MS

MSF =

3) F2

Page 89: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

2

22 MS

MSF =

4) F1x2

21

2121

x

xx MS

MSF =

Penggunaan Anava harus memenuhi persyaratan : (1) observasi untuk

masing-masing, kelompok independen, (2) setiap kelompok perlakuan memiliki

variansi yang sama (Homogen), (3) populasi berdistribusi normal. Namun

demikian analisis variansi (Anava) tetap tegar (Robust) dan akan tetap

memberikan hasil yang akurat walaupun variansi tidak homogen (Welkowitz,

Ewen dan Cohen, 1982:251). Selanjutnya untuk menguji perbedaan pengaruh

perlakuan kita menggunakan uji beda mean sebagaimana yang terdapat dalam

bukunya Siswandari (2002:70)

nMSE

qHSD alpha=

Keterangan :

qalpha : Nilai kritis, “Studentized Range “ untuk α tertentu

MSE : estimasi dari α2

n : Banyaknya cacah untuk masing-masing kelompok

Tα = Qα (p,f) S y

Keterangan :

qα (p,f) = Nilai kritis satistik q ( Studentized Range ) pada α tertentu

S y = Standar error ( s.e ) yang dihitung dari n

MSE

Page 90: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya.

Penyajian hasil penelitian dilakukan pada tes awal dan tes akhir hasil belajar

lompat jangkit. Penyajian hasil penelitian berdasarkan hasil analisis statistik yang

dilakukan dengan manual dan agar lebih yakin tentang kebenaranya dari hasil

yang diperoleh dilanjutkan dengan uji statistik dengan bantuan software MINITAB

(Siswandari, 2009 : 202).

Secara berurutan berikut ini akan disajikan mengenai deskripsi data, uji

persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.

A. Deskripsi Data

Data penelitian ini diperoleh dari peserta didik putra SMA Negeri 1

Dagangan, Kabupaten Madiun Propinsi Jawa Timur, pada jenjang kelas X1 tahun

pelajaran 2010 /2011 yang berjumlah 40 peserta didik.

Data yang digunakan dalam analisis penelitian ini berupa skor nilai yang

dicapai peserta didik setelah dan sebelum mengikuti pembelajaran, data yang

diperoleh melalui tes sebelum mengikuti pembelajaran akan dijadikan sebagai

pembanding dengan data yang diperoleh setelah mengikuti pembelajaran yang

juga disebut hasil belajar peserta didik .

Data hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari hasil tes materi

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada pelajaran atletik di nomor

Page 91: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

lompat jangkit dengan menerapkan metode pembelajaran kompetisi dan metode

pembelajaran drill.

Data yang diperoleh dari selisih tes awal dan tes akhir yang berupa skor-

skor dari hasil tes materi lompat jangkit yang berupa hasil tes lompat jangkit

sebanyak tiga kali dan hasil lompatan terjauh diambil dijadikan data sebagai skor

para peserta didik yang juga disebut sebagai hasil belajar lompat jangkit, yang

akan dijadikan sebagai dasar dalam mengasumsikan sejauh mana keberhasilan

yang telah dicapai peserta didik dari program pemberian perlakuan metode

pembelajaran kompetisi dan metode pembelajaran drill. Deskripsi hasil tes dapat

dilihat dalam lampiran penelitian ini .

Peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi pelajaran lompat

jangkit dengan menggunakan metode pembelajaran kompetisi dan drill diketahui

dari hasil yang dicapai melalui skor rata-rata yang diperoleh peserta didik dengan

asumsi bahwa semakin besar skor rata-rata yang diperoleh ini berarti bahwa

semakin tinggi pula peningkatan hasil belajar peserta didik dan juga akan berlaku

sebaliknya, semakin kecil rata-rata hasil belajar berarti pula semakin rendah

peningkatan hasil belajar para peserta didik.

Standar deviasi (SD) atau simpangan baku digunakan untuk mengetahui

homogenitas varians, semakin kecil skornya maka semakin tinggi tingkat

homogenitasnya, dan juga sebaliknya semakin besar skor yang diperoleh maka

semakin rendah tingkat homogenitasnya.

Deskripsi hasil analisis data hasil tes hasil belajar lompat jangkit yang

dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan disajikan sebagai berikut:

Page 92: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 4.1. Deskripsi Data Hasil Belajar Lompat Jangkit Tiap Kelompok

Berdasarkan Penggunaan Metode Pembelajaran Dan Kecepatan Lari

sebagai berikut :

Perlakuan Kecepatan

Lari

Statistik Hasil

Tes

Awal

Hasil

Tes

Akhir

Peningkatan

Jumlah 96,03 101,59 5,56

Rerata 9,603 10,159 0,556

Tinggi

SD 0,678 0,621 0,104

Jumlah 80,58 86,32 5,74

Rerata 8,058 8,632 0,574

Metode

pembelajaran

kompetisi

Rendah

SD 0,527 0,459 0,138

Jumlah 96,34 104,19 7,85

Rerata 9,634 10,419 0,785

Tinggi

SD 0,710 0,558 0,173

Jumlah 80,18 85,54 5,36

Rerata 8,018 8,554 0,536

Metode

Pembelajaran

Drill

Rendah

SD 0,524 0,479 0,086

Gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata hasil belajar lompat jangkit maka

dapat dibuat histogram perbandingan nilai-nilai sebagai

Page 93: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

berikut:

Gambar 4.1. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir Hasil

Belajar Lompat Jangkit Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan

Metode Pembelajaran dan Kecepatan Lari

PK = Kelompok metode pembelajaran kompetisi

PD = Kelompok metode pembelajaran drill

KL T = Kelompok kecepatan lari tinggi

KL R = Kelompok kecepatan lari rendah

= Hasil tes awal

= Hasil tes akhir

Page 94: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Agar lebih jelas dalam memahami tabel 4.1 diatas, gambaran menyeluruh

dari nilai rata-rata hasil belajar lompat jangkit awal latihan (pre-test) dan sesudah

latihan (Post-test) dari keempat kelompok, maka dapat dibuat histogram

perbandingan nilai-nilai yang ditunjukan pada gambar 4.2

Masing-masing sel (kelompok perlakuan) memiliki peningkatan hasil

belajar lompat jangkit yang berbeda. Nilai peningkatan hasil belajar lompat

jangkit masing-masing sel (kelompok perlakuan) dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2. Nilai Peningkatan Hasil Belajar Lompat Jangkit Masing-Masing Sel

(Kelompok Perlakuan)

No Kelompok Perlakuan

(Sel)

Nilai Peningkatan Hasil

Belajar Lompat Jangkit

1

A1B1 (KP1) 0,556

2

A1B2 (KP2) 0,574

3

A2B1 (KP3) 0,785

4

A2B2 (KP4) 0,536

Page 95: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Nilai rata-rata peningkatan hasil belajar lompat jangkit yang dicapai tiap

kelompok perlakuan disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:

Gambar 4.2. Histogram Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil belajar Lompat

jangkit Pada Tiap Kelompok Perlakuan

Keterangan :

KP1 = Kelompok peserta didik dengan kecepatan lari tinggi yang mendapat

perlakuan metode pembelajaran kompetisi

KP2 = Kelompok peserta didik dengan kecepatan lari rendah yang mendapat

perlakuan metode pembelajaran kompetisi

KP3 = Kelompok peserta didik dengan kecepatan lari tinggi yang mendapat

perlakuan metode pembelajaran drill

KP4 = Kelompok peserta didik dengan kecepatan lari rendah yang mendapat

perlakuan metode pembelajaran drill

Page 96: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Jika antara kelompok peserta didik yang mendapat metode pembelajaran

drill dengan metode pembelajaran kompetisi dibandingkan, maka dapat diketahui

bahwa kelompok perlakuan metode pembelajaran drill memiliki peningkatan hasil

belajar lompat jangkit sebesar 0.10 meter lebih tinggi dari pada kelompok metode

pembelajaran kompetisi.

Jika antara kelompok peserta didik yang memiliki kecepatan lari tinggi dan

rendah dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok peserta didik yang

memiliki kecepatan lari tinggi memiliki peningkatan hasil belajar lompat jangkit

sebesar 0.12 meter lebih tinggi dari pada kelompok peserta didik yang memiliki

kecepatan lari rendah.

Jika antara kelompok peserta didik yang mempunyai kecepatan lari tinggi

yang mendapat perlakuan metode pembelajaran kompetisi dan metode

pembelajaran drill dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok peserta

didik yang mendapatkan perlakuan metode drill memiliki peningkatan hasil

belajar lompat jangkit yang lebih tinggi dari kelompok peserta didik yang

mendapatkan perlakuan dengan metode kompetisi sebesar 0,229 meter.

Jika antara kelompok peserta didik yang mempunyai kecepatan lari rendah

yang mendapat perlakuan metode pembebelajaran kompetisi dan metode

pembelajaran drill dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok peserta

didik yang mendapatkan perlakuan metode kompetisi memiliki peningkatan hasil

belajar lompat jangkit yang lebih tinggi dari kelompok peserta didik yang

mendapatkan perlakuan dengan metode pembelajaran drill sebesar 0,038 meter.

Page 97: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Jika antara kelompok peserta didik yang mendapat perlakuan metode

pembebelajaran kompetisi antara yang memiliki kecepatan tinggi dan rendah

dibandingkan, maka peserta didik yang mempunyai kecepatan rendah memilki

peningkatan hasil belajar lompat jangkit lebih tinggi sebesar 0,018 meter.

Jika antara kelompok peserta didik yang mendapat perlakuan metode

pembebelajaran drill antara yang memiliki kecepatan tinggi dan rendah

dibandingkan, maka peserta didik yang mempunyai kecepatan tinggi memiliki

peningkatan hasil belajar lompat jangkit lebih tinggi sebesar 0,249 meter.

B. Uji Persyaratan Analisis

Tindakan pertama sebelum menganalisis data terlebih dahulu dilakukan

pengujian persyaratan, agar pengujian analisiss varians dapat dilakukan.Uji

persyaratan itu meliputiu uji normalitas distribusi frekuensi dan uji homogenitas

variansi terhadap semua kelompok yang akan dibandingkan.

Uji normalitas distribusi frekuensi dengan menggunakan uji Liliefors,

sedangkan untuk uji homogenitas variansi dari populasi digunakan uji Bartlet.

Pengujian persyaratan analisis dilakukan pada hasil tes lompat jangkit.

Asumsi-asumsi bahwa populasi berdistribusi normal dan homogenitas

varians telah melancarkan teori dan latihan, sehingga banyak persoalan yang dapat

diselesaikan dengan lebih mudah.

Page 98: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

1. Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Populasi

Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya.

Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode Lilliefors. Dalam hal

ini yang diuji adalah hipotesis nol yang menyatakan bahwa sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal. Penolakan atau penerimaan didasarkan pada

perbandingan antara harga hasil perhitungan (L0) dengan harga tabel (Lt) pada

taraf signifikan (α) : 0,05. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada tiap

kelompok adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi

Populasi

Kelompok

Perlakuan

N

M D

Lhitung

Ltabel 5%

Kesimpulan

KP1 10 0,556 0,104 0,1389 0.258 Berdistribusi Normal

KP2 10 0,574 0,138 0,1972 0.258 Berdistribusi Normal

KP3 10 0,785 0,173 0,1664 0.258 Berdistribusi Normal

KP4 10 0,536 0,086 0,1753 0.258 Berdistribusi Normal

Keterangan:

KP1 = Kelompok peserta didik dengan kecepatan lari tinggi yang mendapat perlakuan metode pembelajaran kompetisi

KP2 = Kelompok peserta didik dengan kecepatan lari rendah yang mendapat perlakuan metode pembelajaran kompetisi

KP3 = Kelompok peserta didik dengan kecepatan lari tinggi yang mendapat perlakuan metode pembelajaran drill

KP4 = Kelompok peserta didik dengan kecepatan lari rendah yang mendapat perlakuan metode pembelajaran drill

Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP1 diperoleh nilai Lo =

0.1389. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf

Page 99: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data

pada KP1 termasuk berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan

pada KP2 diperoleh nilai Lo = 0.1972, yang ternyata lebih kecil dari angka batas

penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP2 termasuk berdistribusi normal.

Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP3 diperoleh nilai Lo =

0.1664.Di mana nilai tersebut lebih kecil lari angka batas penolakan menggunakan

signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data

pada KP3 termasuk berdistribusi normal.

Adapun dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP4 diperoleh nilai

Lo = 0.1753, yang ternyata juga lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis

nol menggunakan signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data pada KP4 juga termasuk berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Variansi Populasi

Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians antara

kelompok 1 dengan kelompok 2. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan

dengan teknik uji Bartlet. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan

kelompok 2 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Variansi Populasi

∑ Kelompok Ni SD2gab χ2

o χ2tabel 5% Kesimpulan

4 10 0.017 5.020 7.81 Varians homogen

Page 100: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Dari hasil uji homogenitas diperoleh nilai χ2o = 5.020. Sedangkan

dengan K - 1 = 4 – 1 = 3, angka χ2tabel 5% = 7,81, yang ternyata bahwa nilai χ2

o =

5.020 lebih kecil dari χ2tabel 5% = 7.81. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara

kelompok dalam penelitian ini memiliki varians yang homogen.

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan hasil analisis data.

Data hasil belajar lompat jangkit yang telah terkumpul dilakukan pengujian

dengan menggunakan teknik Analisis Varians (ANAVA) dua jalur dengan desain

faktorial penelitian 2 x 2 , apabila hasilnya menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan dilanjutkan dengan uji rentang Newman-Keuls yang ditempuh sebagai

langkah-langkah uji rata-rata setelah ANAVA

Berkenaan dengan hasil analisis varians dan uji rentang Newman-Keuls, ada

beberapa hipotesis yang harus diuji. Urutan pengujian disesuaikan dengan urutan

hipotesis yang dirumuskan pada bab II.

Hasil analisis data, yang diperlukan untuk pengujian hipotesis sebagai

berikut:

Tabel 4.5. Ringkasan Nilai Rata-Rata Hasil belajar Lompat jangkit Berdasarkan

Jenis Metode pembelajaran dan Kecepatan lari

Page 101: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

A1

A2

Variabel

Rerata

Hasil Belajar

Lompat Jangkit

B1 B2 B1 B2

Hasil tes awal 9,603 8,058 9,634 8,018

Hasil tes akhir 10,159 8,632 10,419 8,554

Peningkatan 0,556 0,574 0,785 0,536

Keterangan :

A1 = Metode pembelajaran kompetisi. A2 = Metode pembelajaran drill. B1 = Kelompok peserta didik yang memiliki kecepatan lari tinggi B2 = Kelompok peserta didik yang memiliki kecepatan lari rendah

Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan Metode

Pembelajaran (A1 dan A2)

Sumber Variasi dk JK RJK Fo Ft

A 1 0,0912 0,091 5,4362 * 4,11

Kekeliruan 36 0,6040 0,017

Page 102: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Tabel 4.7. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Kecepatan Lari (B1 dan B2)

Sumber

Variasi dk JK RJK Fo

Ft

B 1 0,1334 0,133 7,9515 * 4,11

Kekeliruan 36 0,6040 0,017

Tabel 4.8. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor

Sumber

Variasi dk JK RJK Fo

Ft

Rata-rata

Perlakuan 1 15,0185 15,019

A 1 0,0912 0,091 5,4362 * 4,11

B 1 0,1334 0,133 7,9515 *

AB 1 0,1782 0,178 10,6231 *

Kekeliruan 36 0,6040 0,017

Total 40 16,0253

Tabel 4.9. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis varians

KP A2B2 A1B1 A1B2 A2B1 RST

Rerata 0,536 0,556 0,574 0,785

A2B2 0,536 - 0,020 0,038 0,249 * 0,1184

A1B1 0,556 - 0,018 0,229 * 0,1425

A1B2 0,574 - 0,211 * 0,1573

A2B1 0,785 -

Page 103: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Keterangan ;

Yang bertanda * signifikan pada P £ 0,05.

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat dilakukan pengujian hipotesis

sebagai berikut:

1. Pengujian Hipotesis I

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran kompetisi

memiliki peningkatan yang berbeda dengan metode pembelajaran drill. Hal ini

dibuktikan dari nilai Fhitung = 5,436 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol

(H0) ditolak. Yang berarti bahwa metode pembelajaran kompetisi memiliki

peningkatan yang berbeda dengan metode pembelajaran drill dapat diterima

kebenarannya. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata metode

pembelajaran drill memiliki peningkatan yang lebih baik dari pada metode

pembelajaran kompetisi. Peserta didik yang mendapatkan metode pembelajaran

kompetisi memiliki rata-rata peningkatan hasil belajar lompat jangkit sebesar

0.565 meter, sedangkan peserta didik yang mendapatkan metode pembelajaran

drill memiliki rata-rata peningkatan hasil belajar lompat jangkit sebesar 0.661

meter.

2. Pengujian Hipotesis II

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik yang memiliki

kecepatan lari tinggi memiliki peningkatan hasil belajar lompat jangkit yang

berbeda dengan siswa yang memiliki kecepatan lari rendah. Hal ini dibuktikan

dari nilai Fhitung = 7.951 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol (H0)

ditolak. Berarti bahwa peserta didik yang memiliki kecepatan lari tinggi memiliki

Page 104: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

peningkatan hasil belajar lompat jangkit yang berbeda dengan peserta didik yang

memiliki kecepatan lari rendah dapat diterima kebenarannya.

Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata peserta didik yang memiliki

kecepatan lari tinggi memiliki peningkatan hasil belajar lompat jangkit yang lebih

baik dari pada peserta didik yang memiliki kecepatan lari rendah. Peserta didik

yang memiliki kecepatan lari tinggi memiliki rata-rata peningkatan hasil belajar

lompat jangkit sebesar 0.671 meter, sedangkan peserta didik yang memiliki

kecepatan lari rendah memiliki rata-rata peningkatan hasil belajar lompat jangkit

sebesar 0.555 meter.

3. Pengujian Hipotesis III

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara metode

pembelajaran dan kecepatan lari sangat bermakna. Karena Fhitung = 10.623 >

Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesis nol ditolak. Yang berarti terdapat

interaksi yang signifikan antara jenis metode pembelajaran dan kecepatan lari.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut

mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan

pengujian hipotesis telah menghasilkan dua kelompok kesimpulan analisis yaitu :

1).Ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara faktor-faktor utama

penelitian.

Faktor utama yang diteliti meliputi:

a.Perbedaan jenis metode pembelajaran

Page 105: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

b.Perbedaan kecepatan lari

2).Perbedaan Pengaruh Metode Pembelajaran Kompetisi dan Metode

pembelajaran Drill Terhadap Hasil Belajar Lompat Jangkit

Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan pengaruh

yang nyata antara kelompok peserta didik yang mendapatkan metode

pembelajaran kompetisi dan kelompok peserta didik yang mendapatkan metode

pembelajaran latihan terhadap peningkatan hasil belajar lompat jangkit. Pada

kelompok peserta didik yang mendapat metode pembelajaran drill mempunyai

peningkatan hasil belajar lompat jangkit yang lebih baik dibandingkan dengan

kelompok peserta didik yang mendapat metode pembelajaran kompetisi.

Metode pembelajaran drill mengembangkan kondisi fisik yang sesuai dengan

karakteristik kebutuhan fisik hasil belajar lompat jangkit.

Metode pembelajaran drill memiliki karakteristik yang lebih spesifik ke

arah pengembangan pola gerak keterampilan sesuai dengan kebutuhan. Pada

pembelajaran drill peserta didik langsung diarahkan kepada gerakan-gerakan

keterampilan lompat jangkit. Peserta didik mendapatkan pengalaman yang

lebih banyak melakukan gerakan lompat jangkit, sehingga keterampilan gerak

lompat jangkit lebih dikuasai. Dengan penguasaan keterampilan gerak yang

baik maka hasil belajar lompat jangkit dapat meningkat lebih tinggi.

Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan

bahwa perbandingan rata-rata peningkatan persentase hasil belajar lompat

jangkit yang dihasilkan oleh metode pembelajaran drill lebih tinggi 0.10 meter

dari pada dengan metode pembelajaran kompetisi.

Page 106: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

3). Perbedaan Pengaruh Kecepatan Lari Terhadap Hasil Belajar Lompat

Jangkit

Berdasarkan pengujian hipotesis ke dua ternyata ada perbedaan pengaruh

yang nyata antara kelompok peserta didik dengan kecepatan lari tinggi dan

kecepatan lari rendah terhadap peningkatan hasil belajar lompat jangkit. Pada

kelompok peserta didik dengan kecepatan lari tinggi mempunyai peningkatan

hasil belajar lompat jangkit lebih baik dibanding kelompok peserta didik

dengan kecepatan lari rendah. Pada kelompok peserta didik kecepatan lari

tinggi memiliki potensi yang lebih tinggi dari pada peserta didik yang memiliki

kecepatan lari rendah. Kecepatan lari merupakan komponen penting untuk

pembentukan daya lompat dan unsur penting untuk melakukan awalan pada

lompat jangkit. Kecepatan lari merupakan modalitas untuk memperoleh hasil

belajar yang tinggi. Dengan kecepatan lari yang baik, maka peningkatan hasil

belajar lompat jangkit lebih mudah dicapai.

Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan

bahwa perbandingan rata-rata peningkatan hasil belajar lompat jangkit pada

peserta didik yang memiliki kecepatan lari tinggi 0.12 meter yang lebih tinggi

daripada kelompok peserta didik yang memiliki kecepatan lari rendah.

4).Pengaruh Interaksi Antara Metode Pembelajaran dengan Kecepatan Lari

Dari tabel ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa faktor-

faktor utama penelitian dalam bentuk dua faktor menunjukkan interaksi yang

nyata.

Page 107: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Jika antara kelompok peserta didik yang mendapat metode pembelajaran

drill dengan metode pembelajaran kompetisi dibandingkan, maka dapat

diketahui bahwa kelompok perlakuan metode pembelajaran drill memiliki

peningkatan hasil belajar lompat jangkit sebesar 0.10 meter lebih tinggi .

Jika antara kelompok peserta didik yang memiliki kecepatan lari tinggi

dengan rendah dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok peserta

didik yang memiliki kecepatan lari tinggi memiliki peningkatan hasil belajar

lompat jangkit sebesar 0.12 meter lebih tinggi. Jika antara kelompok peserta

didik yang mempunyai kecepatan lari tinggi yang mendapat perlakuan metode

pembebelajaran kompetisi dan metode pembelajaran drill dibandingkan, maka

dapat diketahui bahwa kelompok peserta didik yang mendapatkan perlakuan

metode drill memiliki peningkatan hasil belajar lompat jangkit yang lebih

tinggi sebesar 0,229 meter. Jika antara kelompok peserta didik yang

mempunyai kecepatan lari rendah yang mendapat perlakuan metode

pembebelajaran kompetisi dan metode pembelajaran drill dibandingkan, maka

dapat diketahui bahwa kelompok peserta didik yang mendapatkan perlakuan

metode kompetisi memiliki peningkatan hasil belajar lompat jangkit yang lebih

tinggi sebesar 0,038 meter.

Jika antara kelompok peserta didik yang mendapat perlakuan metode

pembebelajaran kompetisi antara yang memiliki kecepatan tinggi dan rendah

dibandingkan, maka peserta didik yang mempunyai kecepatan rendah memiliki

peningkatan hasil belajar lompat jangkit lebih tinggi sebesar 0,018 meter.

Page 108: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Jika antara kelompok peserta didik yang mendapat perlakuan metode

pembebelajaran drill antara yang memiliki kecepatan tinggi dan rendah

dibandingkan, maka peserta didik yang mempunyai kecepatan tinggi memiliki

peningkatan hasil belajar lompat jangkit lebih tinggi sebesar 0,249 meter.

Untuk kepentingan pengujian bentuk interaksi AB terbentuklah tabel

dibawah ini.

Tabel 4.12. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A

dan B Terhadap Hasil Belajar Lompat Jangkit.

Faktor A = Metode pembelajaran

Taraf

A1 A2 Rerata A1 – A2

B1 0,556 0,785 0,671 0,229

B = Kecepatan

lari

B2 0,574 0,536 0,555 0,038

Rerata 0,565 0,661 0,613

0,116

B1 – B2 0,018 0,249

0,096

Page 109: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Interaksi antara dua faktor penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.3 Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Hasil belajar

Lompat jangkit

Page 110: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Keterangan :

: A1 = Metode pembelajaran kompetisi.

: A2 = Metode pembelajaran drill

: B1 = Kecepatan lari tinggi

: B2 = Kecepatan lari rendah

Atas dasar gambar di atas, bahwa bentuk garis perubahan besarnya nilai

hasil belajar lompat jangkit adalah tidak sejajar dan bersilangan. Garis perubahan

peningkatan hasil belajar antar kelompok memiliki suatu titik pertemuan atau

persilangan. Antara jenis metode pembelajaran dan kecepatan lari memiliki titik

persilangan. Berarti terdapat interaksi yang signifikan diantara keduanya. Gambar

tersebut menunjukkan bahwa kecepatan lari berpengaruh signifikan terhadap

penggunaan metode pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, ternyata peserta didik yang

memiliki kecepatan lari tinggi dengan metode pembelajaran drill, memiliki

peningkatan hasil belajar lompat jangkit yang lebih baik dibandingkan peserta

didik dengan kecepatan lari rendah dan mendapat perlakuan metode pembelajaran

drill. Peserta didik yang memiliki kecepatan lari rendah memiliki peningkatan

hasil belajar lompat jangkit yang besar jika dilatih dengan metode pembelajaran

kompetisi. Keefektifan penggunaan metode pembelajaran dipengaruhi oleh

klasifikasi kecepatan lari yang dimiliki peserta didik. Peserta didik dengan

kecepatan lari tinggi lebih cocok jika mendapatkan metode pembelajaran drill,

Page 111: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

sedangkan peserta didik dengan kecepatan lari rendah lebih cocok jika

mendapatkan metode pembelajaran kompetisi.

Berdasarkan hasil penelitian, ternyata ada interaksi antara metode

pembelajaran dengan kecepatan lari, hal ini terlihat bahwa arah perubahan

peningkatan hasil belajar tidak sejajar dan memiliki titik pertemuan. Peserta didik

dengan kecepatan lari tinggi memiliki peningkatan hasil belajar yang tinggi, jika

mendapat metode pembelajaran drill, sedangkan peserta didik dengan kecepatan

lari rendah memiliki peningkatan hasil belajar yang tinggi, jika mendapat metode

pembelajaran kompetisi. Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai kecepatan lari

memiliki pengaruh interaksi terhadap hasil metode pembelajaran.

Page 112: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,

dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran

kompetisi dan drill terhadap hasil belajar lompat jangkit. Pengaruh metode

pembelajaran drill lebih baik dari pada metode pembelajaran kompetisi.

2. Ada perbedaan hasil belajar lompat jangkit yang signifikan antara peserta

didik yang memiliki kecepatan lari tinggi dan rendah. Peningkatan hasil

belajar lompat jangkit pada peserta didik yang memiliki kecepatan lari tinggi

lebih baik dari pada peserta didik yang memiliki kecepatan lari rendah.

3. Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran dan

kecepatan lari terhadap hasil belajar lompat jangkit.

a. Metode pembelajaran drill lebih cocok bagi peserta didik dengan

kecepatan lari tinggi.

b. Metode pembelajaran kompetisi lebih cocok bagi peserta didik dengan

kecepatan lari rendah.

Page 113: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

B. Implikasi

Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide

yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar

kesimpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut:

1. Secara umum dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran dan kecepatan lari

merupakan variabel-variabel yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar

lompat jangkit.

2. Metode pembelajaran drill ternyata memberikan pengaruh yang lebih tinggi

dalam meningkatkan hasil belajar lompat jangkit. Kebaikan metode

pembelajaran drill ini dapat dipergunakan sebagai solusi bagi pengajar dan

pelatih dalam upaya meningkatkan hasil belajar lompat jangkit.

3. Berkenaan dengan penerapan kedua bentuk penggunaan metode pembelajaran

dapat meningkatkan hasil belajar lompat jangkit, masih ada faktor lain yaitu

kecepatan lari. Hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan peningkatan

hasil belajar lompat jangkit yang sangat signifikan antara kelompok kecepatan

lari tinggi dan kecepatan lari rendah. Hal ini mengisyaratkan kepada pengajar

dan pelatih, upaya peningkatan hasil belajar lompat jangkit hendaknya

memperhatikan faktor kecepatan lari.

Page 114: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran ditujukan kepada siapa saja

yang berkompeten di dalam dunia pendidikan terutama cabang olahraga atletik

pada nomor lompat jangkit sebagai berikut:

1. Sebagai pengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekolah

menengah atas (SMA) sebaiknya dapat menerapkan metode pembelajaran

kompetisi dan metode drill dengan harapan sebagai berikut :

a. Dapat memotivasi belajar peserta didik sehingga dengan tugas yang

harus dilakukan tanpa adanya beban atau paksaan dari seorang

pendidik, sehingga dapat dilaksanakan dengan suasana yang penuh

persahabatan, ketenangan, kesenangan dan rasa tanggung jawab yang

tinggi.

b. Mampu memanfaatkan sarana dan prasarana yang sangat terbatas

dengan cara memodifikasinya tanpa mengurangi arti dari permainan itu

sendiri dan tujuan pembelajaran yang sebenarnya.

c. Memilih media sesuai dengan metode yang digunakan sehinga kegiatan

belajar mengajar menjadi lebih menarik lebih efisien dan efektif

d. Mendorong peserta didik untuk berfikir secara dewasa, bersikap

membantu dengan memberi saran dan arahan, membimbing peserta

didik yang sedang proses pencapaian tujuan dan bersifat demokratis

yang penuh dengan keharmonisan.

c. Penerapan metode drill lebih bersifat pengembangan prestasi terutama

bagi peserta didik yang berpotensi sebagai atlet lompat jangkit.

Page 115: TESIS - core.ac.uk · PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN ... Gambar 2.1 Serangkaian Gerakan Jingkat pada Lompat Jangkit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

2. Berorientasi pada peserta didik, dalam kegiatan belajar mengajar seyogyanya

seorang pendidik harus memahami keunikan karakteristik , potensi serta daya

kreativitas peserta didik.

3. Kepada sekolah agar mengupayakan kelengkapan sebagai sarana dan

prasarana olahraga agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

4. Kepada PASI, sebagai induk olahraga cabang atletik mau dan mampu

menjembatani dalam pencarian dan pembinaan calon atlet yang berpotensi

dengan cara mengadakan even untuk perlombaan di cabang atletik terutama

nomor lompat jangkit .

5. Untuk para peneliti yang sejenis disarankan lebih berani untuk mencoba dan

mengembangkan lebih lanjut penelitian ini sehingga dapat digeneralisasi pada

nomor lompat yang lain.

6. Pengajar dan pelatih harus cakap untuk menerapkan kedua metode

pembelajaran ini, dalam upaya meningkatkan hasil belajar lompat jangkit

peserta didiknya. Metode pembelajaran drill memiliki pengaruh yang lebih

baik dalam meningkatkan hasil belajar lompat jangkit bagi peserta didik yang

mempunyai kecepatan tinggi, sedangkan yang memiliki kecepatan rendah

lebih cocok menggunakan metode pembelajaran kompetisi, sehingga

7. Penerapan penggunaan metode pembelajaran untuk meningkatkan hasil

belajar lompat jangkit, perlu memperhatikan faktor kecepatan lari.