skripsi hasil belajr lompat jauh

42
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani dan olahraga di lembaga pendidikan formal atau sekolah merupakan salah satu bagian kurikulum pendidikan yang pelaksanaannya secara intrakurikuler (pada jam sekolah) dan ekstrakurikuler (di luar jam sekolah). Dengan pelaksanaan pendidikan jasmani, peserta didik dibekali dan dididik secara psikhis (mental dan motivasi), dan dididik secara fisik jasmani (physical exercise). Latihan secara fisik akan memberikan bekal kemampuan dan keterampilan dalam gerak dasar yang dapat dipergunakan dalam masa perkembangan selanjutnya, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam perkembangannya untuk mencapai prestasi di bidang olahraga. Dalam lembaga pendidikan formal, pendidikan jasmani yang diberikan salah satunya adalah pendidikan gerak dan olahraga yang termuat dalam mata pelajaran 1

Upload: minna-tiani

Post on 18-Jan-2016

1.230 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok melalui modifikasi kardus.

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani dan olahraga di lembaga pendidikan formal atau

sekolah merupakan salah satu bagian kurikulum pendidikan yang pelaksanaannya

secara intrakurikuler (pada jam sekolah) dan ekstrakurikuler (di luar jam sekolah).

Dengan pelaksanaan pendidikan jasmani, peserta didik dibekali dan dididik secara

psikhis (mental dan motivasi), dan dididik secara fisik jasmani (physical exercise).

Latihan secara fisik akan memberikan bekal kemampuan dan keterampilan dalam

gerak dasar yang dapat dipergunakan dalam masa perkembangan selanjutnya, baik

dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam perkembangannya untuk mencapai

prestasi di bidang olahraga.

Dalam lembaga pendidikan formal, pendidikan jasmani yang diberikan

salah satunya adalah pendidikan gerak dan olahraga yang termuat dalam mata

pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PENJAS ORKES).

Selain mengajarkan gerak dasar dan pembentukan kemampuan dan keterampilan

gerak bagi peserta didik, pendidikan jasmani dan kesehatan juga memberikan

bekal pengetahuan secara teoritis mengenai peningkatan kualitas kesehatan

kehidupan peserta didik. Salah satu bagian dari pendidikan jasmani di lembaga

formal adalah pendidikan gerak dan olah jasmani yang secara khusus merupakan

pendekatan ke salah satu cabang olahraga tertentu berdasarkan kurikulum yang

berlaku.

1

Page 2: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

Dalam pelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Atas

(SMA) terdapat berbagai pelajaran mengenai cabang olahraga dan salah satunya

adalah pelajaran atletik, pelajaran ini merupakan salah satu cabang olahraga yang

sangat memerlukan kecepatan, kekuatan, kelincahan, kelentukan, daya tahan serta

berbagai komponen fisik lainnya.

Mengingat bahwa olahraga atletik merupakan salah satu dasar

pembinaan olahraga dan gerak jasmani, maka sangat penting peranan

pembelajaran atletik pada peserta didik khususnya di sekolah dasar yang

disesuaikan dengan kemampuan siswa. Pembelajaran atletik di sekolah dasar

merupakan upaya peletakan dasar kemampuan olah tubuh dan olah gerak,

sehingga dalam proses pembelajarannya menekankan pada faktor kegembiraan

pada anak dari permainan gerak dan kegiatan olahraga atletik.

Unsur – unsur dalam pembelajaran atletik meliputi nomor jalan, lari,

lompat dan lempar. Lompat jauh merupakan salah satu bagian dalam pengajaran

atletik di sekolah dasar sesuai dengan muatan materi Kurikulum Tingkat Satuan

Pelajaran (KTSP) tahun 2006. Pembelajaran lompat jauh di sekolah dasar

dilaksanakan dengan melihat pada keberadaan sarana dan prasarana sekolah yang

bersangkutan, kemampuan siswa dan arah pengembangan selanjutnya.

Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat yang mempunyai

karakteristik gerak dan teknik tersendiri. Untuk itu perlu dipelajari dan dilatih

secara baik dan intensif. Lompat jauh juga merupakan salah satu usaha melompat

sejauh mungkin dengan teknik yang benar, sesuai dengan yang diungkapkan

Supradianto (1995) bahwa, lompat jauh adalah salah satu nomor lompat yang

melompat sejauh-jauhnya.

Lompat jauh yang diajarkan di sekolah dasar merupakan latihan bagi

siswa untuk melakukan gerakan melompat dan mencapai jarak lompatan sejauh-

jauhnya yang dimulai dengan gerakan lari sebagai awalan dalam melompat

kemudian menolak pada papan tumpuan / tolakan kemudian gerakan melayang di

udara dan akhirnya mendarat pada titik terjauh ke dalam bak pasir sebagai media

pendaratannya.

2

Page 3: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

Dalam upaya pencapaian jarak lompatan sejauh-jauhnya tersebut

seorang siswa harus memiliki beberapa persyaratan tertentu seperti misalnya

kondisi fisik dan penguasaan teknik dalam lompat jauh yang baik.

Rangkaian gerakan pada lompat jauh ini terdiri dari beberapa teknik

yang harus dikuasai oleh para pelompat jauh. Khusus pada teknik sikap badan di

udara ini dapat menggunakan beberapa macam gaya, salah satunya adalah gaya

jongkok. Gaya ini selalu diajarkan disekolah karena umumnya gaya ini mudah

dipelajari siswa.

Dalam kaitannya dengan penguasaan teknik lompat jauh gaya jongkok

dalam pembelajaran di sekolah dasar, terdapat beberapa aspek yang perlu

diperhatikan di antaranya : 1) Awalan yang baik dan tepat, 2) Macam gaya atau

sikap tubuh pada saat melayang di udara yang telah umum digunakan oleh atlet

profesional dalam lompat jauh untuk dapat mencapai jarak pendaratan yang

optimal. 3) Sikap pendaratan yang baik (Soegito dkk, 1992 : 143).

Berdasarkan hasil pengamatan penulis yang ditemui di SD NEG 108293

Perbaungan bahwa pelaksanaan pembelajaran atletik nomor lompat jauh gaya

jongkok kurang maksimal. Hal ini disebabkan karena guru hanya mengandalkan

teori saja dalam pelaksanaan pembelajaran, tidak adanya modifikasi alat/media

yang digunakan pada pelaksanaan pembelajaran sehingga tidak adanya

peningkatan hasil belajar siswa tentang pembelajaran atletik khususnya di nomor

lompat jauh gaya jongkok.

Oleh karena itu, penulis menuangkan gagasan pemikiran ke dalam

tulisan ini untuk meneliti pelaksanaan pembelajaran atletik di nomor lompat jauh

gaya jongkok dengan menggunakan alat bantu sederhana.

Belajar lompat jauh yang menggunakan modifikasi alat bantu kardus ini

akan dibuat sedemikan rupa sehingga cocok untuk dimainkan siswa SMA kelas X

dan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan hasil belajar lompat jauh yang

terdiri dari beberapa tahap yaitu sikap awalan, tolakan, melayang dan pendaratan

dengan baik.

3

Page 4: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian secara ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul :

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Melalui

Penggunaan Alat Bantu Sederhana Pada Siswa Kelas X SMA Neg 11 Kec.

Medan Tembung Kota Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : Mengapa hasil belajar

lompat jauh gaya jongkok siswa kelas X SMA Neg 11 Medan Kec Medan

Tembung Kota Medan Tahun Ajaran 2013/2014 rendah? Faktor - faktor apa saja

yang menyebabkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas X SMA

Neg 11 Medan Kec Medan Tembung Kota Medan Tahun Ajaran 2013/2014

rendah? Bagaimana caranya agar hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa

kelas X SMA Neg 11 Medan Kec Medan Tembung Kota Medan Tahun Ajaran

2013/2014 dapat meningkat? Apakah dengan menggunakan alat bantu sederhana

dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas X SMA

Neg 11 Medan Kec Medan Tembung Kota Medan Tahun Ajaran 2013/2014?

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda – beda terhadap masalah dalam

penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti. Adapun

batasan masalah tersebut adalah mengenai Upaya meningkatkan hasil belajar

lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu sederhana pada siswa

kelas X SMA Neg 11 Medan Kec Medan Tembung Kota Medan Tahun Ajaran

2013/2014.

4

Page 5: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah tersebut

diatas dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut : Apakah melalui

penggunaan alat bantu seerhana dapat meningkatan hasil belajar lompat jauh gaya

jongkok pada siswa kelas X SMA Neg 11 Medan Kec Medan Tembung Kota

Medan Tahun Ajaran 2013/2014 ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Tujuan Umum : untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh

gaya jongkok pada siswa kelas X SMA Neg 11 Medan Kec Medan

Tembung Kota Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

2. Tujuan Khusus : untuk meningkatkan hasil belajar lompat

jauh gaya jongkok pada siswa kelas X SMA Neg 11 Medan Kec Medan

Tembung Kota Medan Tahun Ajaran 2013/2014 melalui penggunaan alat

bantu sederhana.

F. Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

• Manfaat Bagi Siswa :

Diharapkan melalui penggunaan alat bantu sederhana siswa dapat

meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok.

• Manfaat Bagi Guru :

Diharapkan guru dapat lebih aktif lagi dalam menggunakan suatu alat/media

berdasarkan kemampuan/pertumbuhan anak.

5

Page 6: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Kajian Teoritis

1. Hakikat Lompat Jauh Gaya Jongkok

Menurut pendapat dari Aip Syarifuddin (1992 : 2), atletik adalah satu

cabang olahraga yang diperlombakan dan meliputi nomor - nomor jalan, lari,

lempar, lompat dan loncat. Gerakan - gerakan yang dilakukan dan terdapat pada

semua cabang olahraga, pada intinya merupakan gerakan dasar yang berasal dari

gerakan pada olahraga atletik. Oleh karena itu, tidak berlebihan kiranya jika

dikatakan bahwa atletik merupakan ibu dari semua cabang olahraga (Aip

Syarifuddin, 1992 : 1). Atletik merupakan rangkaian aktivitas jasmani yang

efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan individu. Atletik

juga merupakan sarana bagi pendidikan jasmani bagi peserta didik dalam upaya

meningkatkan daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan dan lain sebagainya.

Lompat jauh merupakan salah satu cabang dalam olahraga atletik. Sebagai

cabang dari olahraga atletik, gerakan-gerakan yang dilakukan dalam lompat jauh

merupakan gabungan dan pengembangan dari gerakan-gerakan dasar atletik yaitu

gerakan lari dalam menempuh awalan untuk memberikan daya tolakan yang

6

Page 7: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

maksimal dan gerakan melompat sebagai kelanjutannya untuk mencapai

jarak lompatan sejauh-jauhnya.

Berdasarkan pengertian dari Aip Syarifuddin (1999 : 60) lompat jauh

didefinisikan sebagai suatu bentuk gerakan melompat dengan mengangkat kedua

kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di

udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan jalan melakukan tolakan pada

satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya.

Sasaran dan tujuan dari lompat jauh adalah untuk mencapai jarak lompatan

sejauh mungkin di sebuah tempat pendaratan atau bak lompatan. Jarak lompatan

ditunjukkan dengan ukuran panjang dari tepi papan lompatan yang paling dekat

dengan bak lompatan sampai pada titik pendaratan paling dekat dengan papan

tolakan yang ditandai dengan bekas sentuhan bak lompatan dengan tubuh atlet.

Berdasarkan teknik dalam olahraga lompat jauh terdapat beberapa macam

gaya yang biasanya digunakan, terutama oleh atlet profesional. Gaya yang

digunakan tersebut merupakan gaya yang telah terbukti dapat memberikan hasil

lompatan yang maksimal sesuai dengan kondisi fisik dan kemampuan atletnya.

Beberapa macam gaya yang digunakan tersebut antara lain adalah 1) Gaya

Jongkok, 2) Gaya Lenting dan 3) Gaya Berjalan di udara. Perbedaan dari ketiga

gaya lompat jauh tersebut adalah pada posisi tubuh pada saat melayang di udara

(Aip Syarifuddin, 1999 : 60).

Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor lompat yang

mempunyai gerak dan teknik tersendiri. Adapun gerakan lompat jauh gaya ini

tingkat kesulitannya kecil dan mudah untuk dilakukan siswa karena pada saat di

udara tubuh seperti orang yang sedang duduk, dan tidak ada gerakan lain yang

menyebabkan keseimbangan tubuh pada saat di udara menjadi terganggu, untuk

itu perlu dipelajari dan dilatih dengan benar.

Menurut Syarifuddin ( 1992 : 90 ) mengatakan bahwa ”gerakan lompat jauh

dapat dibagi menjadi awalan, tumpuan atau tolakan, melayang di udara serta

mendarat di bak pasir dengan kaki bersama-sama”.

7

Page 8: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

a. Awalan

Awalan merupakan suatu gerakan permulaan dalam bentuk lari. Kosasi

(1985 : 67 ) mengungkapkan ”jarak awalan biasanya 30 – 50 m”. Hal ini

dilakukan dengan cara berlari pada kecepatan penuh, adapun tujuannya adalah

untuk kepastian pelompat sudah mendapat kecepatan optimal sebelum sampai

pada saat melakukan tolakan. Awalan merupakan suatu unsur penting untuk

mendapatkan daya dorong. Dengan cara berlari dengan sekencang-kencangnya

diharapkan tubuh terdorong ke depan dan titik berat badan dapat dipertahankan

selama mungkin pada saat di udara setelah melakukan tolakan nantinya.

Lebih lanjut Basuki ( 1997 : 99 ) mengungkapkan bahwa ”guna awalan

pada lompat jauh adalah untuk mendapatkan kecepatan yang setinggi – tingginya

sebelum mencapai balok tumpuan”. Dengan demikian awalan merupakan faktor

penting dari awal dalam melakukan lompat jauh.

Beberapa syarat untuk melakukan awalan yang baik menurut Yusuf

Adisasmita (1992 : 67) adalah : 1) Jarak lari yang disesuaikan dengan kemampuan

pelompat, 2) Jarak awalan relatif cukup jauh (untuk anak sekolah dasar antara

15 – 20 meter), 3) Kecepatan lari dan irama langkah harus ajeg (rata), 4) Langkah-

langkah terakhir diperkecil untuk menolak dengan lebih sempurna, 5) sikap lari

seperti lari jarak pendek.

b. Tolakan

Tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerak horisontal ke gerakan

vertikal yang dilakukan secara cepat sebagai lanjutan dari gerakan lari pada

awalan untuk sampai pada gerakan melayang. Dimana dengan melakukan tolakan

yang baik dan benar akan menghasilkan lompat jauh gaya jongkok yang

sempurna. Tolakan dapat dilakukan dengan kaki kanan ataupun kaki kiri, yang

terpenting adalah kaki tolak merupakan kaki yang terkuat sehingga tolakan dapat

dilakukan dengan baik. Kosasih (1985 : 67) ”tolakan yaitu menolak sekuat-

kuatnya pada papan tumpuan dengan kaki yang terkuat ke atas dan setinggi –

tingginya ke depan”. Dengan demikian tolakan harus dilakukan secara eksplosif

agar kecepatan lari pada awalan dapat berguna dengan maksimal.

8

Page 9: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

Cara bertumpu pada balok tumpuan harus dengan kuat. Tumit bertumpu

terlebih dahulu diteruskan dengan seluruh telapak kaki. Pandangan mata tetap

lurus ke depan agak ke atas, pelompat jauh yang baik harus mempunyai

kepercayaan pada diri sendiri bahwa pada saat bertumpu sudah tepat pada balok

penumpu hal ini harus ditunjang dengan keajegan dan ketepatan setiap langkah

yang dilakukan oleh seorang atlet lompat jauh (Sudarminto, 1998 : 239).

Gerakan menolak dimulai dengan meluruskan lutut dan kaki tumpu,

kemudian kaki ayun diangkat dengan tinggi setara dengan paha kaki ayun dan

bagian tungkai bawah bergantung lurus ke bawah. Pada saat menolak, titik berat

badan tidak tepat di atas kaki tumpu tetapi lebih sedikit ke depan seperti

ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 1

(Sikap dan Gerakan dalam Melakukan Tolakan)

(Aip Syarifuddin, 1992 : 92)

Menurut Gunther Bernard (1993 : 23) untuk mendapatkan hasil yang

memuaskan dalam melompat maka harus memiliki daya tumpu yang kuat. Oleh

karena itu harus memiliki otot kaki yang kuat agar dapat menghasilkan daya ledak

yang kuat. Bentuk latihan yang mengarah pada daya ledak antara lain : lompat-

lompat di tempat dengan satu kaki bergantian, loncat di tempat dengan dua kaki,

squat jump, dan lari sambil melompat gawang.

9

Page 10: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

c. Melayang

Melayang atau sikap badan di udara merupakan kelanjutan dari tolakan

pada papan tumpuan dan berakhir saat tumit menyentuh atau mendarat pada bak

pasir. Untuk dapat melintas suatu garis parabola, dibutuhkan kecepatan dan

kekuatan tekanan, karena tubuh dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Pada saat badan

melayang di udara ada beberapa gaya yang dapat digunakan, salah satunya adalah

gaya jongkok.

Menurut Soegito, dkk (1994 : 62) yang dimaksud gaya jongkok adalah

gerakan lompat jauh di mana setelah kaki menolakkan tubuh dari balok tumpu,

kaki diayunkan ke depan atas untuk membantu mengangkat titik berat tubuh ke

atas. Kemudian diikuti kaki tolak menyusul kaki ayun dan pada saat melayang

kedua kaki sedikit ditekuk sehingga posisi badan berada dalam sikap jongkok.

Kemudian pada saat akan mendarat kedua kaki dan kedua tangan diluruskan ke

depan bersamaan.

Bentuk gerakan dalam lompat jauh gaya jongkok ini dapat dilihat pada

gambar berikut :

Gambar 2

Gerakan dalam Lompat jauh Gaya Jongkok

(Sunaryo Basuki, 1979 : 101)

10

Page 11: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

d. Mendarat

Pada saat melayang dan kemudian mendarat diperlukan tinggi lompatan

konsentrasi pada gaya lompatan dan dilakukan dengan pendaratan yang mulus

artinya posisi saat mendarat tidak terjadi kesalahan mendarat dan tangan tidak

menyentuh tanah atau pasir di belakang kaki mendarat.

Pada waktu akan mendarat di bak lompatan, diperlukan gerakan

pendaratan yang dimulai dengan meluruskan kaki ke depan dan merapatkan kedua

kaki, kemudian membungkukkan badan ke depan dan mengayunkan kedua tangan

di depan sehingga berat badan dapat dibawa ke depan. Selama pelaksanaan

gerakan ini harus diusahakan untuk jatuh atau menyentuh bak lompatan pada

kedua ujung kaki yang dirapatkan kemudian sesegera mungkin melipatkan kedua

lutut di bawah dagu merapat ke dada sambil mengayunkan kedua tangan ke

bawah arah belakang untuk segera mungkin dibawa ke depan badan.

Menurut Gunther (1993 : 42) terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam hal pendaratan, di antaranya adalah : 1) Posisi pendaratan.

Pendaratan terbaik adalah sebagai gerakan lanjutan dari pola melayang pusat gaya

berat; 2) Posisi tubuh bagian atas. Posisi setegak mungkin dengan tungkai yang

terjulur lurus ke depan; 3) Posisi tangan. Posisi tangan yang sebelumnya terletak

di belakang tubuh, sesaat sebelum pendaratan tangan harus segera dilempar ke

muka juga saat kaki menyentuh pasir, tangan segera membantu untuk memberikan

tumpuan badan di samping kaki; 4) Efisiensi posisi landing. Efisiensinya

tergantung pada teknik yang digunakan pada saat melayang yaitu untuk

mengurangi atau memperlambat rotasi sewaktu mulai melayang / setelah kaki

tumpu melakukan tolakan.

11

Page 12: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

Gerakan yang dilakukan seefisien mungkin tetapi memberikan dorongan

secara optimal maka hasil yang dicapai melalui lompatan gaya jongkok akan

maksimal. Untuk lebih jelas posisi-posisi badan yang benar dalam melakukan

pendaratan lompat jauh gaya jongkok dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3

Sikap Tubuh pada saat Pendaratan

(Bernhard, Gunther, 1993 : 42)

Dengan melihat mekanika gerak suatu pendaratan maka dapat dilihat

bahwa kedua kaki akan menyentuh landasan / tempat mendarat pada kedua tumit

dan posisi kaki yang lurus ke depan dengan diikuti ayunan kedua tangan ke depan.

Gerakan ini dimaksudkan sebagai suatu perpindahan posisi proyeksi titik berat

badan yang sebelumnya berada di belakang kedua kaki dipindahkan ke depan

sehingga moment reaksi kerjanya sesuai dengan arah lompatan.

Dengan moment yang mengarah ke depan maka tubuh akan terdorong ke

depan sehingga akan membantu dalam pencapaian jarak lompatan yang optimal

dan menghindarkan terjadinya pendaratan dengan posisi terduduk yang

mengakibatkan sentuhan bagian tubuh atlet pada bak lompatan di belakang tubuh

pelompat jauh dan akan sangat merugikan bagi pelompat dengan berkurangnya

jarak lompatan.

12

Page 13: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

2. Hakikat Hasil Belajar

Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang

melalui penguatan ( reinforcement), sehingga terjadi perubahan yang bersifat

permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman (Learning is a

change of behaviour as a result of experience), demikian pendapat John Dewey,

salah seorang ahli pendidikan Amerika Serikat dari aliran Behavioural Approach.

Ada empat unsur utama proses belajar mengajar, yakni tujuan-bahan-

metode dan alat serta penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar-mengajar

pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapakan dapat dikuasai

oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya. Bahan

adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari kurikulum untuk

disampaikan atau dibahas dalam proses belajar-mengajar agar sampai kepada

tujuan yang telah ditetapkan. Metode dan alat adalah cara atau teknik yang

digunakan dalam mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah upaya atau

tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai

atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui

keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.

Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai

tujuan pengajaran, sedangkan menurut ( Nana Sudjana, 1989 : 22) Hasil belajar

adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar,

yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap

dan cita-cita. Masing – masing jenis belajar dapat diisi dengan bahan yang telah

ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil

belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektua, (c) strategi

kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik

tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil

belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga

ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.

13

Page 14: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

Ranah konitif berkenaan dengan hasil belajar inteletual yang terdiri dari

enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan denga sikap yang terdiri dari lima

aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasidan

internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan

dan kemempauan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni

(a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perceptual,

(d) keharmonisan atau ketetapan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f)

gerakan ekspresif dan interpreatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian

hasil belajar.

3. Hakikat Modifikasi

Modifikasi adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang

menekankan kepada kegembiraan, kecakapan jasmani dan pengayaan gerak anak

(Ngasmain, 17). Modifikasi juga diartikan sebagai perubahan dari keadaan semula

menjadi keadaan baru. Perubahan ini dapat berupa bentuk, fungsi, cara

penggunaan dan manfaat tanpa sepeuhnya menghilangkan karaktristik semula.

(FPOK UPI, 1996/1997).

Pengertian modifikasi olahraga dalam pendidikan jasmani tidak

menunjuk kepada salah satu metodologi atau model pembelajaran tertentu, tetapi

ia menunjukan pada berbagai keterampilan mengajar yang diadaptasikan secara

tepat oleh guru selama proses pengajaran. Dalam pendidikan jasmani, modifikasi

olahraga sama sekali tidak mengubah isi kurikulum yang telah ditetapkan. Justru

dengan pendekatan modifikasi yang menyesuaikan materi dengan kemampuan

siswa, merupakan upaya agar kurikulum pendidikan jasmani dapat dilaksanakn

secara intensif dan efektif.

Lutan (1988) menyatakan, modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan

jasmani diperlukan, dengan tujuan agar :

1. Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran.

2. Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berprestasi

3. Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

14

Page 15: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

Modifikasi Alat Bantu Kardus

Lompat jauh yang diajarkan di sekolah dasar merupakan latihan bagi

siswa untuk melakukan gerakan melompat dan mencapai jarak lompatan sejauh-

jauhnya.

Dalam nomor lompat jauh dimulai dengan gerakan lari sebagai

awalan dalam melompat kemudian menolak pada papan tumpuan / tolakan

kemudian gerakan melayang di udara dan akhirnya mendarat pada titik terjauh ke

dalam bak pasir sebagai media pendaratannya.

Untuk mencapai hasil belajar mengenai materi lompat jauh tersebut,

maka akan dibuat modifikasi alat bantu kardus. Yang mana tujuan dari modifikasi

alat bantu kardus ini adalah untuk melatih gerak dasar anak dalam melompat.

Modifikasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan belajar mengajar lompat jauh menggunakan alat – alat yang

tersusun seperti 5 buah kardus. Tujuannya untuk melatih melatih kaki dalam

variasi dalam melompat kardus tersebut.

Seperti gambar yang di bawah ini

Gambar 4

Koordinasi gerakan jalan,lari,lompat melalui kardus

(Mochamad Djumidar A. Widya, 2002 : 66)

15

Page 16: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

2. Kordinasi gerakan jalan, lari dan lompat melalui kotak – kotak yang

tersusun dua-dua setiap jarak ditempuh dengan irama satu langkah.

Ditambah menggunakan tali sebagai batasan untuk melompat, serta

abu/lakban sebagai tanda papan tolakan.

Seperti gambar yang berikut ini.

Gambar 5

Lompat melalui kotak-kotak yang tersusun dua-dua setiap jarak

(Mochamad Djumidar A. Widya, 2002 : 66)

B. Kerangka Berpikir

Seorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila terdapat perubahan

dalam diri siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Salah satu faktor yang

dapat mendukung keberhasilan tersebut adalah penggunaan model pembelajaran

bervariasi dengan tujuan yang ingin dicapai. Seperti yang telah diuraikan

sebelumnya bahwa masalah yang selama ini dialami dalam belajar lompat jauh

gaya jongkok adalah guru hanya mengandalkan teori saja dalam pelaksanaan

pembelajaran, tidak adanya modifikasi alat/media yang digunakan pada

pelaksanaan pembelajaran sehingga tidak adanya peningkatan hasil belajar siswa

tentang pembelajaran atletik khususnya di nomor lompat jauh gaya jongkok.

Oleh karena itu diperlukan strategi dalam pembelajaran lompat jauh, salah

satunya adalah menggunakan alat bantu sederhana yang cocok untuk dimainkan

oleh siswa X dan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan hasil belajar

16

Page 17: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

lompat jauh yang terdiri dari beberapa tahap yaitu sikap awalan, tolakan,

melayang dan pendaratan dengan baik.

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut di atas

diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :

Melalui penggunaan alat bantu sederhana dapat meningkatkan hasil

belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas X SMA Neg 11 Medan Kec Medan

Tembung Kota Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

17

Page 18: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Neg 11 Medan Kec Medan

Tembung Kota Medan yang beralamat di Jalan Pertiwi no 93.

Waktu penelitian ini telah dilaksana pada tanggal 21 s/d 28

September 2013.

B. Subjek Penilaian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 11

Medan Kota Medan Tahun Ajaran 2013/2014 yang sebanyak 10 kelas dengan

jumlah 350 orang.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah siswa kelas X 1 SMA NEG 11 Medan

Tahun Ajaran 2013/2014 sebanyak 40 orang, dengan teknik pengambilan sampel

Total Sampling.

Adapun persyaratan sampel yang harus dipenuhi populasinya adalah

sebagai berikut :

1. Berbadan sehat

2. Mempunyai waktu dan bersedia mengikuti sampel.

3. Jenis kelamin putra dan putri.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan pengembangan metode dan strategi

pembelajaran. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan

kelas (Class Action Research) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama

sama untuk peneliti dan decision maker tentang variable yang dimanipulasikan

dan dapat digunakan untuk melakukan perbaikan.

18

Page 19: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

D. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas

diawali dengan perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action),

mengobeservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation dan

evaluation) dan melakukan reflexi (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan

atau peningkatan yang diharapkan tercapai (Kriteria keberhasilan).

Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau aktifitas

siswa saat mata pelajaran pendidikan jasmani dengan pendekatan modifikasi alat

bantu kardus untuk mengetahui tingkat kemajuan hasil belajar lompat jauh gaya

jongkok siswa yang sudah disebutkan diatas.

Sesuai dengan jenis penelitian ini, yaitu penelitian tindakan kelas maka

penelitian terdiri dari beberapa tahap yang berupa suatu siklus sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan Tindakan I ( Alternatif Pemecahan I )

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan tindakan

berupa membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Salah satunya

mempersiapkan konsep materi yang akan dijadikan bahan pembelajaran, yaitu

belajar lompat jauh dengan menggunakan modifikasi alat bantu kardus. Kegiatan

yang lain dilakukan adalah membuat tes hasil belajar I

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan I

Setelah perencanaan disusun maka dilakukan tindakan terhadap kesulitan

siswa. Pada akhir tindakan diberikan tes hasil belajar I kepada siswa untuk

melihat hasil belajar yang dicapai setelah pemberian tindakan.

c. Observasi dan Evaluasi I

Pada tahap ini dilakukan observasi dan evaluasi terhadap pelaksanaan

tindakan yang telah dilakukan. Melakukan observasi dengan memakai format

observasi yang sudah disiapkan yaitu dengan melakukan modifikasi alat bantu

kardus untuk belajar lompat jauh. Dan menilai hasil tindakan yang dilakukan.

19

Page 20: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

d. Tahap Refleksi I

Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasai

mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan. Memperbaiki pelaksanaan

tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya.

Setelah dilaksanakan siklus I dan hasil belum sesuai terhadap tingkat

penguasaan yang telah ditetapkan, maka dalam hal ini dilaksanakan siklus II

dengan tahap – tahap sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan Tindakan II (Alternatif Pemecahan II)

Dari hasil analisis data pada refleksi I maka dibuat kembali rencana

tindakan II untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada siklus I. Pada tahap

ini kegiatan yang dilakukan masih tetap memuat perencanaan tindakan sebagai

upaya mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok

melalui pendekatan modifikasi alat bantu kardus. Kegiatan yang lain dilakukan

adalah menyusun tes hasil belajar II.

b. Pelaksanaan Tindakan II

Pemberian tindakan II ini merupakan pengembangan dan pelaksanaan dari

program perencanaan yang telah disusun. Pada tahap ini diakhiri dengan

pemberian tes hasil belajar II yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

peningkatan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan.

c. Observasi dan Evaluasi II

Observasi II dilaksanakan untuk melihat apakah kondisi belajar mengajar

dikelas sudah terlaksana sesuai program pengajaran ketika tindakan diberikan.

Setelah tes hasil belajar II diberikan kepada siswa maka diperoleh sejumlah

informasi dari hasil tes siswa tersebut. Selanjutnya peneliti menganalisis hasil

penelitian yang telah didapat. Dari sini diperlihatkan hasil belajar lompat jauh

gaya jongkok siswa setelah dilakukan pembelajaran melalui pendekatan

modifikasi alat bantu kardus.

d. Refleksi II

Seluruh data yang diambil dianalisis dan ditarik kesimpulan dari tindakan

perbaikan yang telah dilakukan. Dan dapat ditarik kesimpulan hasil belajar siswa

dari siklus ke siklus.

20

Page 21: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

Siklus yang terdiri dari beberapa tahap tersebut dapat dilihat pada skema

berikut :

(Gambar 6. Spiral penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993))

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dipergunakan adalah berupa lembar penilaian

tes hasil belajar I dan II. Tes hasil belajar diberikan setelah pengajaran melalui

pendekatan modifikasi alat bantu kardus dilakukan. Dalam tes ini siswa diminta

untuk melakukan rangkaian teknik lompat jauh gaya jongkok (awalan, tolakan,

sikap melayang dan mendarat) dan peneliti menilai setiap proses pelaksanaan

rangkaian teknik lompat jauh gaya jongkok yang dilakukan siswa.

1. Alat – alat perlengkapan test :

Perencanaan

Pengamatan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Refleksi Pelaksanaan

PelaksanaanRefleksi

?

21

Page 22: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

- bak lompat 1 buah

- pacul 1 buah

- alat pengukur 1 buah

- alat pencatat (alat tulis)

2. Bentuk Tes

Tes hasil belajar bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar

lompat jauh gaya jongkok siswa akan meningkat setelah menggunakan alat bantu

sederhana.

Bentuk tes yang dilakukan adalah lompat jauh gaya jongkok dengan

tahapan awalan, tolakan, melayang dan mendarat.

Aspek penilaian dan besaran skor yang diperoleh dari setiap item

disesuaikan berdasarkan kriteria – kriteria yang telah dibuat, dimana jumlah skor

tertinggi adalah 3 dan terendah adalah 1, dan total skor maksimum dari semua

item adalah 36. Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah.

3. Pelaksanaan Tes

Dalam pelaksanaan tes, telah dilaksanakan hal – hal sebagai berikut :

a. Sebelum tes dimulai, kepada siswa diberikan penjelasan

tentang tes yang akan mereka lakukan, dengan melakukan peragaan

(contoh).

b. Sebelum tes dilaksanakan maka melakukan pemanasan

terlebih dahulu.

22

Page 23: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

Tabel 3.1 Lembar Penilaian Tes Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok

No Aspek PenilaianSkor / Nilai

1 2 3

1 Sikap Awalan :

1. Titik Awalan

2. Sudut Awalan

3. Percepatan langkah awalan

2 Sikap Tolakan :

1. Posisi badan saat akan bertumpu

2. Cara menapakkan kaki pada saat tumpuan

3. Posisi kaki ayun saat melakukan tumpuan

3 Sikap Melayang :

1. Posisi kaki tumpuan dan kaki ayun saat melayang

2. Posisi badan saat melayang

3. Posisi kaki ayun dan kaki tumpuan menjelang pendaratan

4 Sikap Mendarat :

1. Posisi kaki saat mendarat

2. Posisi badan saat mendarat

3. Arah badan saat mendarat

Keterangan Aspek Penilaian :

23

Page 24: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

1. Sikap Awalan

a. Titik Awalan

Skor 1 : Jarak awalan kurang dari 15 meter

Skor 2 : Jarak awalan 15 – 29 meter

Skor 3 : Jarak awalan 30 – 40 meter

b. Sudut Awalan

Skor 1 : Sudut awalan kurang dari 400

Skor 2 : Sudut awalan lebih dari 500

Skor 3 : Sudut awalan 400 - 500

c. Percepatan langkah pada awalan

Skor 1 : Memperlambat langkah pada saat mendekati papan

tumpuan

Skor 2 : Kecepatan langkah tetap dari awal sampai papan tumpuan

Skor 3 : Meningkatkan dan memelihara langkah untuk percepatan

lari

2. Sikap Tolakan

a. Posisi badan saat akan menumpu

Skor 1 : Badan condong ke depan

Skor 2 : Badan tegak

Skor 3 : Badan sedikit condong ke belakang

b. Cara menapakkan kaki pada saat tumpuan

24

Page 25: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

Skor 1 : Menapakkan menggunakan tumit kaki

Skor 2 : Menapakkan menggunakan telapak kaki

Skor 3 : Menapak menggunakan kaki bagian depan

c. Posisi kaki ayun saat melakukan tumpuan

Skor 1 : Tungkai ayun ( yang berada di belakang ) tidak diangkat

ke depan atas

Skor 2 : Tungkai ayun diangkat ke depan atas sedikit

Skor 3 : Tungkai ayun diangkat cukup tinggi ke depan atas

dengan maksimal

3. Sikap Melayang

a. Posisi kaki tumpuan dan kaki ayun saat melayang

Skor 1 : Kaki tumpuan dibiarkan tinggal di belakang setelah kaki

ayun diangkat ke depan atas

Skor 2 : Kaki tumpuan ditarik ke depan sedikit mengikuti kaki

ayun.

Skor 3 : Kaki tumpuan ditarik ke depan atas mengikuti kaki ayun

secara maksimal

b. Posisi badan saat melayang

Skor 1 : Posisi badan tegak

Skor 2 : Posisi badan dicondongkan ke depan

25

Page 26: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

Skor 3 : Posisi badan dicondongkan ke depan dan kedua kaki

diluruskan ke depan

c. Posisi kaki ayun dan kaki tumpuan menjelang pendaratan

Skor 1 : Tungkai kaki ditarik ke belakang

Skor 2 : Tungkai kaki dijulurkan ke depan

Skor 3 : Tungkai kaki dijulurkan ke depan sejauh mungkin dan

menundukkan kepala

4. Sikap Mendarat

a. Posisi kaki saat mendarat

Skor 1 : Mendarat dengan satu kaki

Skor 2 : Mendarat menggunakan dua kaki

Skor 3 : Mendarat dengan dua kaki dengan menjulurkan tungkai ke

depan sejauh mungkin

b. Posisi badan saat mendarat

Skor 1 : Berat badan dicondongkan ke belakang

Skor 2 : Berat badan dalam posisi tegak

Skor 3 : Berat badan berada di depan atau condong ke depan

c. Arah badan saat mendarat

Skor 1 : Arah badan berbalik ke belakang

Skor 2 : Arah badan ke samping

Skor 3 : Arah badan lurus ke depan secara horizontal

26

Page 27: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

F. Teknik Analisis Data

1. Reduksi Data

Proses reduksi data dilakukan dengan cara menyeleksi,

menyederhanakan dan mentransformasikan data yang telah disajikan

dalam transkip catatan lapangan. Kegiatan reduksi data ini bertujuan untuk

melihat kesalahan atau kekurangan siswa dalam pelaksanaan tes dan

tindakan apa yang dilakukan untuk perbaikan kesalahan tersebut.

2. Paparan Data

Dalam kegiatan ini data yang diperoleh dari hasil belajar siswa

dipaparkan dalam bentuk table dengan menggunakan rumus yang telah

ditetapkan. Untuk mengetahui perkembangan ketuntasan hasil belajar

lompat jauh pada siswa kelas X (SMA Neg 11 Medan) dipergunakan nilai

KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran PENJASKES

Tingkat SMA Kurikulum KTSP.

Tabel 3.2 KKM Penjas Orkes SMA Kurikulum KTSP

Indikator Deskriptor

Sikap Awalan 3 2 1

Gerakan Tolakan 3 2 1

Sikap Melayang 3 2 1

Sikap Mendarat 3 2 1

Jika indicator memiliki criteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi

dan intake siswa sedang, maka nilai KKM –nya adalah :

KKM = Indikator 1+ Indikator 2+Indikator 3+Indikator 4. X 100 Jumlah Deskriptor (12)

Dengan kriteria : Kriteria ketuntasan belajar.

27

Page 28: Skripsi Hasil Belajr Lompat Jauh

1. Mendapat nilai sangat baik = 91 – 100% = Tuntas

2. Mendapat Nilai Baik = 80 – 90 % = Tuntas

3. Mendapat Nilai Cukup = 70 – 79 % = Tuntas

4. Mendapat Nilai Kurang = 60 – 69 % = Tidak Tuntas

Sumber : KTSP Depdiknas ( 2008 )

Dari uraian diatas dapat diketahui siswa yang belum tuntas dalam belajar

dan siswa yang sudah tuntas dalam belajar secara individu. Selanjutnya didapat

juga diketahui apakah ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat tercapai,

dilihat dari persentase siswa yang sudah tuntas dalam belajar dapat dirumuskan

sebagai berikut :

PKK = Banyak siswa yang KKM 70%

Banyak siswa keseluruhan

Keterangan : Persentase Ketuntasan Klasikal

Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar, jika dikelas telah tercapai 85 %

yang telah mencapai presentase penilaian hasil 70 % maka ketuntasan belajar

secara klasikal telah tercapai. ( Suryosubroto, 1997:129)

28