tes laseque

20
BAGIAN NEUROPSIKIATRI REFERAT FAKULTAS KEDOKTERAN APRIL 2015 UNIVERSITAS HASANUDDIN REFARAT : PENILAIAN FONTANEL , TANDA PATRICK DAN KONTRA PATRICK , TANDA CHVOSTEK , TANDA LASEQUE DISUSUN OLEH: Latifah Husna Binti Zulkafli C 111 11 871 PEMBIMBING: dr. Derfiani DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 1

Upload: latifah-husna-zulkafli

Post on 14-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

LASEQUE

TRANSCRIPT

Page 1: Tes Laseque

BAGIAN NEUROPSIKIATRI REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN APRIL 2015

UNIVERSITAS HASANUDDIN

REFARAT : PENILAIAN FONTANEL , TANDA PATRICK DAN KONTRA

PATRICK , TANDA CHVOSTEK , TANDA LASEQUE

DISUSUN OLEH:Latifah Husna Binti Zulkafli

C 111 11 871

PEMBIMBING:dr. Derfiani

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKPADA BAGIAN PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2015

1

Page 2: Tes Laseque

DAFTAR ISI

Halaman Judul 1

Lembar Pengesahan 2

Daftar Isi 3

Bab I. Pendahuluan 4

Bab II. Pembahasan

A. Tes Laseque 7

B. Tes Patrick 9

C. Tes Kontra Patrick 10

D. Tanda Chvostek 10

E. Penilaian Fontanel 11

Bab III.

Kesimpulan 13

Daftar Pustaka 14

Lampiran Referensi 15

2

Page 3: Tes Laseque

3

Page 4: Tes Laseque

BAB I

PENDAHULUAN

Suatu penyakit umumnya mempunyai manifestasi subjektif dan manifestasi objektif.

Manifestasi subjektif ialah hal – hal yang dirasakan oleh pasien yang tidak dapat di

dinyatakan secara objektif, misalnya nyeri kepala, rasa puyeng, rasa semutan, dada seolah

ditekan, rasa mual dan badan rasa ditusuk tusuk. Adanya keluhan atau manifestasi subjektif

dapat diketahui dari keluhan pasien. Kata lain untuk manifestasi subjektif ialah ‘simptom’.

Menegakkan diagnosis mungkin lebih tepat bila didasarkan atas manifestasi yang

objektif. Dalam hal ini, kita mempunyai bukti yang nyata mengenai adanya kelainan. Namun

demikian hal ini tidak selalu dapat diperoleh. Manifestasi objektif (yang disebut juga dengan

istilah : tanda atau sign) tidak selalu ada dan kadang – kaadang sulit ditemukan. Untuk

menyatakannya kadang – kadang dibutuhkan beberapa tindakan atau percobaan (tes). Untuk

membuktikan adanya penyakit umumnya tidak cukup dengan menemukan satu gejala (tanda).

Suatu gejala dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit. Penyakit biasanya diketahui

dari kombinasi gejala – gejala.

Adanya nyeri (tenderness) pada kulit bisa menunjukkan adanya kemungkinan suatu

keadaan psikologis di bawahnya (psychological overlay). Kadang-kadang bisa ditentukan

letak segmen yang menyebabkan nyeri dengan menekan pada ruangan intervertebralis atau

dengan jalan menggerakkan ke kanan ke kiri prosesus spinosus sambil melihat respons

pasien. Pada spondilolistesis yang berat dapat diraba adanya ketidak-rataan (step-off) pada

palpasi di tempat/level yang terkena. Penekanan dengan jari jempol pada prosesus spinalis

dilakukan untuk mencari adanya fraktur pada vertebra. Pemeriksaan fisik yang lain

memfokuskan  pada kelainan neurologis.

4

Page 5: Tes Laseque

Refleks yang menurun atau menghilang secara simetris tidak begitu berguna pada

diagnosis NPB dan juga tidak dapat dipakai untuk melokalisasi level kelainan, kecuali pada

sindroma kauda ekuina atau adanya neuropati yang bersamaan. Refleks patella terutama

menunjukkan adanya gangguan dari radiks L4 dan kurang dari L2 dan L3. Refleks tumit

predominan dari S1.

Harus dicari pula refleks patologis seperti babinski, terutama bila ada hiperefleksia

yang menunjukkan adanya suatu gangguan upper motor neuron (UMN). Dari pemeriksaan

refleks ini dapat membedakan akan kelainan yang berupa UMN atau LMN.

Pada pemeriksaan motoris harus dilakukan dengan seksama dan harus dibandingkan

kedua sisi untuk menemukan abnormalitas motoris yang seringan mungkin dengan

memperhatikan miotom yang mempersarafinya.

Pada pemeriksaan sensorik akan sangat subjektif karena membutuhkan perhatian dari

penderita dan tak jarang keliru, tapi tetap penting arti diagnostiknya dalam membantu

menentukan lokalisasi lesi HNP sesuai dermatom yang terkena. Gangguan sensorik lebih

bermakna dalam menunjukkan informasi lokalisasi dibanding motoris.

Terdapat empat teknik pengkajian yang secara universal diterima untuk digunakan

selama pemeriksaan fisik tulang belakang yaitu: inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

Teknik-teknik ini digunakan sebagai bingkai kerja yang menfokuskan pada indera

penglihatan, pendengaran, sentuhan dan penciuman. Data dikumpulkan berdasarkan semua

indera tersebut secara simultan untuk membentuk informasi yang koheren. Teknik-teknik

tersebut secara keseluruhan disebut sebagai observasi/pengamatan, dan harus dilakukan

sesuai dengan urutan di atas, dan setiap teknik akan menambah data yang telah diperoleh

sebelumnya. Dua perkecualian untuk aturan ini, yaitu jika usia pasien atau tingkat keparahan

gejala memerlukan pemeriksaan ekstra dan ketika abdomen yang diperiksa.

5

Page 6: Tes Laseque

Langkah pertama pada pemeriksaan pasien adalah inspeksi, yaitu melihat dan

mengevaluasi pasien secara visual dan merupakan metode tertua yang digunakan untuk

mengkaji/menilai pasien. Langkah kedua adalah palpasi, yaitu menyentuh atau merasakan

dengan tangan, adalah langkah kedua pada pemeriksaan pasien dan digunakan untuk

menambah data yang telah diperoleh melalui inspeksi sebelumnya. Langkah ketiga

pemeriksaan pasien adalah perkusi, yaitu menepuk permukaan tubuh secara ringan dan tajam,

untuk menentukan posisi, ukuran dan densitas struktur atau cairan atau udara di bawahnya.

Langkah ke empat adalah Auskultasi mencakup mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh

organ dalam. Teknik ini memberikan informasi mengenai patofisiologi suatu organ.

6

Page 7: Tes Laseque

BAB II

PERBAHASAN

A . Tes Laseque

Secara klinis tanda Laseque dilakukan dengan fleksi pada lutut terlebih dahulu, lalu di

panggul sampai 900 lalu dengan perlahan-lahan dan graduil dilakukan ekstensi lutut dan

gerakan ini akan menghasilkan nyeri pada tungkai pasien terutama di betis (tes yang positif)

dan nyeri akan berkurang bila lutut dalam keadaan fleksi. Terdapat modifikasi tes ini dengan

mengangkat tungkai dengan lutut dalam keadaan ekstensi (stright leg rising). Modifikasi-

modifikasi tanda laseque yang lain semua dianggap positif bila menyebabkan suatu nyeri

radikuler. Cara laseque yang menimbulkan  nyeri pada tungkai kontra lateral merupakan

tanda  kemungkinan  herniasi diskus. Pada tanda laseque, makin kecil sudut yang dibuat

untuk menimbulkan nyeri makin besar kemungkinan kompresi radiks sebagai penyebabnya.

Demikian juga dengan tanda laseque kontralateral. Tanda Laseque adalah tanda pre-

operatif yang terbaik untuk suatu HNP, yang terlihat pada 96,8% dari 2157 pasien yang

secara operatif terbukti menderita HNP dan pada hernia yang besar dan lengkap tanda ini

malahan positif pada 96,8% pasien. Harus diketahui bahwa tanda Laseque berhubungan

dengan usia dan tidak begitu sering dijumpai pada penderita yang tua dibandingkan dengan

yang muda (<30 tahun). Tanda Laseque kontralateral (contralateral Laseque sign) dilakukan

dengan cara yang sama, namun bila tungkai yang tidak nyeri diangkat akan menimbulkan

suatu respons yang positif pada tungkai kontralateral yang sakit dan menunjukkan adanya

suatu HNP.

7

Page 8: Tes Laseque

Prosedur Pemeriksaan

Pasien diminta untuk berbaring terlentang di atas tempat tidur

Pemeriksa melakukan fleksi pada sendi panggul pasien dengan cara :

Salah satu tangan memegang tumit pasien dan mengangkatnya sementara tangan yang

lain menekan lutut supaya tetap lurus (straight leg raising test)

Pemeriksa mencatat pada sudut berapa fleksi pasif tersebut menimbulkan rasa nyeri.

Tes laseque positif jika sewaktu dilakukan gerakan fleksi pasif yang membentuk

sudut < 60’ telah menimbulkan rasa nyeri yang menjalar sepanjang perjalanan

n.ischiadikus, Hernia Nukleus Pulposus , atritis sakroiliaka atau koksitis.

8

Page 9: Tes Laseque

B. Tes Patrick

Tes Patrick atau tes Faber (untuk Fleksi, abduksi , dan eksternal rotasi) dilakukan

untuk mengevaluasi patologi sendi panggul atau sendi sacroiliac. Pengujian ini dilakukan

dengan kaki di fleksi, abduksi, dan eksternal diputar. Jika rasa sakit ini ditimbulkan pada sisi

ipsilateral anterior, itu adalah sugestif dari gangguan sendi panggul pada sisi yang sama. Jika

rasa sakit ini ditimbulkan pada sisi kontralateral posterior sekitar sendi sacroiliac, itu adalah

nyeri dimediasi oleh disfungsi pada sendi tersebut. Tindakan pemeriksaan ini dilakukan untuk

membangkitkan nyeri di sendi panggul yang terkena penyakit.

Prosedur pemeriksaan

Pasien diminta berbaring di atas tempat tidur

Pemeriksa menempatkan tumit (maleolus eksterna) tungkai yang sakit pada lutut

tungkai yang lain.

Pemeriksa melakukan penekanan pada lutut tungkai yang difleksikan tadi.

9

Page 10: Tes Laseque

Tes Patrick positif apabilan pasien merasakan nyeri di sendi panggul yang terkena

penyakit. Hal ini tersebut berarti pasien mengalami gangguan pada sendi panggul.

Pada ischialgia diskogenik, tes Patrick ini biasanya negatif.

C. Tes Kontra Patrick

Pemeriksaan ini dilakukan untuk membangkitkan nyeri di sendi sakroiliaka. Tes

kontra Patrick biasanya dilakukan untuk menentukan lokasi patologik yang tepat apabila

terdapat keluhan nyeri di daerah bokong , baik yang menjalar sepanjang tungkai maupun

yang terbatas pada daerah gluteal dan sakral saja. Tes ini bertujuan menentukan lokasi

patologi dengan memfleksikan tungkai yang sakit ke sisi luar, kemudian dilakukan endorotasi

serta aduksi. Jika nyeri di garis sendi sacroiliaka maka hasilnya positif.

Prosedur pemeriksaan

Pasien diminta berbaring terlentang di atas tempat tidur

Dilakukan fleksi tungkai yang sakit ke sisi luar,kemudian dilakukan endorotasi serta

aduksi.

Pemeriksa melakukan penekanan sejenak pada lutut tungkai tersebut.

Tes kontra Patrick positif apabila timbul nyeri di garis sendi sakroiliaka.

D. Tanda Chvostek

Tanda Chvostek merupakan tanda klinis hipereksitabiliti saraf yang ada (tetani)

terlihat pada hipokalsemia. Hal ini mengacu pada reaksi normal terhadap stimulasi saraf

wajah. Ketika saraf wajah ditekan pada sudut rahang (otot masseter), otot-otot wajah pada

sisi yang sama dari wajah akan berkontraksi sesaat (biasanya kedutan dari hidung atau bibir)

karena hipokalsemia (yaitu dari hipoparatiroidisme, pseudohipoparatiroidisme ,

hypovitaminosis D) karena hipereksitabiliti saraf . Meskipun ini tanda klasik dalam

hipokalsemia, tanda ini juga dapat ditemui dalam alkalosis pernapasan, seperti yang terlihat

10

Page 11: Tes Laseque

pada hiperventilasi, yang sebenarnya menyebabkan penurunan serum Ca2 + dengan tingkat

kalsium yang normal karena pergeseran Ca2 + dari darah ke albumin yang telah menjadi

lebih negatif karena alkalosis.

Prosedur pemeriksaan

Tanda chvostek menunjukkan hasil positif apabila pengetukan yang dilakukan secara

tiba-tiba di daerah nervus fasialis tepat di depan kelenjar parotis dan di sebelah

anterior telinga menyebabkan spasme atau gerakan kedutan di mulut, hidung, dan

mata

E. Penilaian Fontanel

Raba sepanjang garis sutura dan fontanel , apakah ukuran dan tampilannya normal.

Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm, moulding yang buruk atau

hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang

tindih yang disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari

sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior

harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau

hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol,

11

Page 12: Tes Laseque

hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi

akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal

ini terjadi karena adanya trisomi 21.

Prosedur pemeriksaan

Adanya fontanel dengan cara palpasi dengan menggunakan jari tangan. Fontanel

posterior akan dilihat proses penutupan setelah umur 2 bulan dan fontanel anterior menutup

saat usia 12-18 bulan.

12

Page 13: Tes Laseque

BAB III

KESIMPULAN

Tujuan umum pemeriksaan adalah untuk memperoleh informasi mengenai status

kesehatan pasien. Terdapat empat teknik pengkajian yang secara universal diterima untuk

digunakan selama pemeriksaan fsik: inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan

fisik tulang belakang meliputi inspeksi tulang belakang, palpasi tulang belakang dan

pemeriksaan fungsi tulang belakang dilakukan untuk mengetahui keadaan umum tulang

belakang, mendiagnosis,mengetahui derajat penyakit dan merujuk kepada penatalaksanaan

yang tepat.

Untuk mengetahui apakah ada gangguan fungsi dari tulang belakang dapat dilakukan

beberapa pemeriksaan yang bisa memberikan hasil positif atau negatif. Juga beberapa

pemeriksaan seperti pemeriksaan tanda patrick dan tanda kontrapatrick untuk melihat

masalah dan kelainan pada persendian sakroiliaka dan tanda laseque untuk mengetahui

masalah atau kelainan pada plexus lumbosakral.

Diagnosis klinik kepala yang membesar diarahkan kepada apakah terdapat

peninggian TIK. Karena penonjolan fontanel adalah pertanda peninggian TIK pada bayi,

pemeriksaan fontanel anterior sangat penting pada neonatus dan bayi. Kepala yang besar

dengan penonjolan fontanel, atau makrosefali hipertensif, adalah indikasi untuk dekompresi

13

Page 14: Tes Laseque

dengan shunting pada kebanyakan kasus. Hematoma subdural kronis, hidrosefalus tekanan

normal, tumor basal, dan sejenisnya tak selalu menyebabkan penonjolan fontanel. Fontanel

bayi normal adalah datar atau sedikit cekung dan berdenyut, namun bayi normal dapat

memperlihatkan penonjolan fontanel saat menangis atau berbaring. Karenanya fontanel

harus dipalpasi saat bayi duduk dan tenang.

REFERENSI

1. Lumbantobing, M.S. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental.

ed. 15. 2015. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

2. Priguna, Sidharta. Neurologi Klinis Dasar. ed. 5. 2003. Jakarta: Dian

Rakyat.

3. Gaetano P. Monteleone Jr MD. Physical Exam Skills. Rotation

Handout. 2011. West Virginia University School of Medicine.

4. Joseph Kiesler MD, Rick Ricer MD. The Abnormal Fontanel. Vol 15.

2003. Cincinnati. Ohio. American Family Physician.

5. K. Jeffrey Miller, Craig Camidge, Mathew Marry. Piriformis

Syndrome: A Textbook Description. 2012. Journal Of the American

Chropractic Association.

6. Mohammad Maleki Md. An Overview of Back Pain and Sciatica. The

Canadian Journal Of Diagnosis. 2009. Montreal.

7. Devin P. McFadden, Peter H. Seidenberg. Chapter 2 : Physical

Examination of the Hip and Pelvis. 2010. Ohio.

8. Frank L Urbano. Review of Clinical Signs Signs of Hypocalcemia :

Chvostek’s and Trousseau’s Signs. 2010. NJ.

14