terorisme internasional siapa dalang siapa penumpasnya

16
Terorisme Internasional; Siapa Dalang, Siapa Penumpasnya? Mukaddimah Kata ‘terorisme’ sekarang ini diartikan sebagai segala sesuatu yang mengancam kedamaian manusia, menghancurkan harta benda dan membunuh orang-orang tak berdosa. Dengan definisi seperti ini berarti terorisme tak ada bedanya dengan tindak kriminal (al ijrâm). [Adapun menurut asal kata bahasa Arab, teror (al irhâb) berarti takut (khauf) dan menakut-nakuti (takhwîf). Seperti dalam firman Allah, “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah…” (QS. Al Anfaal [ 8]:60)] Kata terorisme kembali menjadi momok pembicaraan sejak beberapa waktu lalu. Pada seperempat terakhir abad 20, media- media massa banyak mengkonsumsi dan memunculkan kata ini. Puncaknya adalah ketika kejadian 11 September 2001 yang menghancurkan gedung WTC dan sebagian gedung Pentagon di Amerika. Sejak saat itu, terorisme menjadi headline setiap berita, koran, majalah, artikel dan buku. Tapi ada satu pertanyaan yang selalu mengusik. Apakah terorisme itu? Apa hakekat dari terorisme itu sendiri? Sepertinya pertanyaan ini sampai sekarang belum bisa dijawab secara proporsional. Begitu juga, sumber-sumber penyebab tindak kriminal pun belum bisa diidentifikasi secara benar. Untuk itu, dalam buku ini penulis sengaja mengetengahkan berbagai contoh tindak terorisme dan kriminal pada sepanjang sejarah manusia. Hal ini dimaksudkan agar kita bisa dengan jelas melihat siapa sebenarnya yang layak disebut teroris. Benarkah Islam agama para teroris? ataukah mereka adalah orang-orang Yahudi, Kristen, orang-orang Arab, atau kaum Komunis? Apakah terorisme bersifat religius? Dalam arti kata apakah pemeluk suatu agama tertentu saja yang bisa disebut teroris? Ataukah terorisme bersifat rasis sehingga golongan ras tertentulah yang pantas disebut teroris? Begitu juga, siapa yang selalu menjadi korban tindak terorisme? Apakah ada segolongan tertentu manusia yang selalu terancam tindak terorisme? Selain itu, buku ini juga berusaha menjawab pertanyaan bagaimana menghentikan tindak terorisme, yaitu bagaimana menciptakan kedamaian dunia. Dalam buku ini penulis berusaha membahas segala tema di atas seringkas-ringkasnya sehingga mudah dibaca dan dimengerti. Penulis juga selalu berusaha menyertakan referensi untuk membuktikan validitas data yang penulis ketengahkan—sehingga mudah diterima pembaca. Adapun maksud penulisan buku ini di antaranya adalah 1. Menjelaskan kebenaran, yaitu dengan cara mengetahui sumber- sumber terorisme sehingga tidak asal tuduh terhadap suatu golongan yang pada dasarnya bersih dari praktik-praktik terorisme. Juga supaya dalam membasmi tindak terorisme tidak salah cara yang malah semakin menambah sakit. 2. Membuat jalan untuk menghancurkan segala tindak terorisme sehingga tercapai stabilitas dan kedamaian dunia. Ini adalah ajakan menuju kebenaran dan keadilan. Semoga Yang Maha Kuasa mau meng-islah-kan satu generasi dengan upaya ini. Hanya taufiq-Nya yang selalu penulis harapkan. Bagian Pertama ~ 1 ~

Upload: anas-wibowo

Post on 12-Apr-2017

359 views

Category:

News & Politics


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Terorisme Internasional Siapa Dalang Siapa Penumpasnya

Terorisme Internasional;

Siapa Dalang, Siapa Penumpasnya?

Mukaddimah

Kata ‘terorisme’ sekarang ini diartikan sebagai segala sesuatu yang mengancam kedamaian manusia, menghancurkan harta benda dan membunuh orang-orang tak berdosa. Dengan definisi seperti ini berarti terorisme tak ada bedanya dengan tindak kriminal (al ijrâm).[Adapun menurut asal kata bahasa Arab, teror (al irhâb) berarti takut (khauf) dan menakut-nakuti (takhwîf). Seperti dalam firman Allah,“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah…” (QS. Al Anfaal [ 8]:60)]

Kata terorisme kembali menjadi momok pembicaraan sejak beberapa waktu lalu. Pada seperempat terakhir abad 20, media-media massa banyak mengkonsumsi dan memunculkan kata ini. Puncaknya adalah ketika kejadian 11 September 2001 yang menghancurkan gedung WTC dan sebagian gedung Pentagon di Amerika. Sejak saat itu, terorisme menjadi headline setiap berita, koran, majalah, artikel dan buku.

Tapi ada satu pertanyaan yang selalu mengusik. Apakah terorisme itu? Apa hakekat dari terorisme itu sendiri? Sepertinya pertanyaan ini sampai sekarang belum bisa dijawab secara proporsional. Begitu juga, sumber-sumber penyebab tindak kriminal pun belum bisa diidentifikasi secara benar.

Untuk itu, dalam buku ini penulis sengaja mengetengahkan berbagai contoh tindak terorisme dan kriminal pada sepanjang sejarah manusia. Hal ini dimaksudkan agar kita bisa dengan jelas melihat siapa sebenarnya yang layak disebut teroris. Benarkah Islam agama para teroris? ataukah mereka adalah orang-orang Yahudi, Kristen, orang-orang Arab, atau kaum Komunis?Apakah terorisme bersifat religius? Dalam arti kata apakah pemeluk suatu agama tertentu saja yang bisa disebut teroris? Ataukah terorisme bersifat rasis sehingga golongan ras tertentulah yang pantas disebut teroris?

Begitu juga, siapa yang selalu menjadi korban tindak terorisme? Apakah ada segolongan tertentu manusia yang selalu terancam tindak terorisme?

Selain itu, buku ini juga berusaha menjawab pertanyaan bagaimana menghentikan tindak terorisme, yaitu bagaimana menciptakan kedamaian dunia.

Dalam buku ini penulis berusaha membahas segala tema di atas seringkas-ringkasnya sehingga mudah dibaca dan dimengerti. Penulis juga selalu berusaha menyertakan referensi untuk membuktikan validitas data yang penulis ketengahkan—sehingga mudah diterima pembaca.

Adapun maksud penulisan buku ini di antaranya adalah1. Menjelaskan kebenaran, yaitu dengan cara mengetahui sumber-sumber terorisme sehingga tidak asal tuduh terhadap suatu golongan yang pada dasarnya bersih dari praktik-praktik terorisme. Juga supaya dalam membasmi tindak terorisme tidak salah cara yang malah semakin menambah sakit.2. Membuat jalan untuk menghancurkan segala tindak terorisme sehingga tercapai stabilitas dan kedamaian dunia.Ini adalah ajakan menuju kebenaran dan keadilan. Semoga Yang Maha Kuasa mau meng-islah-kan satu generasi dengan upaya ini. Hanya taufiq-Nya yang selalu penulis harapkan.

Bagian Pertama

Siapa Pelaku Tindak Terorisme

Melacak Akar Sejarah TerorismeBagi mereka yang mengikuti sejarah perkembangan manusia, pasti mendapati banyak sekali kejadian kriminal yang merupakan tindak terorisme. Kalau diruntut dari pertama, kejadian-kejadian itu adalah sebagai berikut;● Iblis yang sombong dan pembangkang, menghasut serta menyesatkan Adam.● Kabil, salah satu anak lelaki Adam membunuh saudaranya sendiri, yaitu Habil, karena urusan wanita.● Nabi Nuh mendapat kecaman dan siksaan dari kaumnya, karena ia mengajak pada kebenaran.● Nabi Ibrahim dilempar dan dibakar kaumnya sendiri.● Kaum Syuaib berkata, seperti yang disebut dalam Al-Quran,

~ 1 ~

Page 2: Terorisme Internasional Siapa Dalang Siapa Penumpasnya

"Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, kecuali kamu kembali kepada agama kami..." (QS. Al A’raaf [7]:88)● Manusia mengubur anak wanita hidup-hidup, menyalakan api dan membakar orang lain hidup-hidup.● Zakariya dan Yahya, dua utusan Allah yang terbunuh oleh kaumnya.● Nabi Isa selalu dikejar-kejar hendak dibunuh dan disalib.● Kaum Nasrani datang dari Yaman bermaksud untuk menghancurkan Ka’bah, tempat berhaji jutaan manusia.

Contoh-contoh di atas merupakan sejumlah tindakan teroris yang terjadi pra Islam. Tapi di sini, penulis akan lebih berkonsentrasi pada tindak terorisme yang terjadi setelah munculnya agama Islam, khususnya pada masa-masa sekarang ini.

Terorisme Masa Nabi Muhammad Saw.

1. Teror Yang Dilakukan Kaum Kafir Musyrik Terhadap Umat IsamNabi Saw. diutus untuk menyeru manusia agar mengesakan dan menaati Tuhannya. Ia juga diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia menaati syariah. Terhadap tugas yang terakhir ini, Nabi Saw. memulai dari diri sendiri. Nabi Saw. tampil sebagai manusia terbaik, pilihan dan pantas menjadi suri tauladan. Ia tidak pernah menyakiti seseorang baik dengan perkataan maupun perbuatannya. Sebaliknya, Nabi Muhammad merupakan pemimpin terbaik bagi seluruh manusia. Semua ini diakui baik oleh musuh maupun sahabat.

● Nabi pernah berkirim surat kepada kaisar Romawi untuk mengajak kaisar beserta rakyatnya memeluk Islam. Isi dari surat itu adalah sebagai berikut;“Dari Muhammad, hamba dan utusan Allah. Kepada Heraclius, kaisar agung Romawi. Keselamatan bagi mereka yang mengikuti petunjuk-Nya. Aku mengajak Anda menuruti ajakan Islam. Masuklah ke dalam agama Islam niscaya anda akan selamat. Dengan begitu, Tuhan akan memberimu pahala dua kali. Jika Anda menolak maka dosa-dosa rakyatmu juga menjadi tanggungan anda. Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Ilah selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah,

bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)” [Imam Bukhari, hadits nomor 7]

● Nabi Muhammad juga pernah mengirim surat pada kaisar Kisra bin Harmuz, raja Persia. Isi surat itu sebagai berikut;“Dari Muhammad utusan Allah. Kepada Kisra, kaisar agung Persia. Keselamatan bagi mereka yang mengikuti petunjuk, mengimani Allah, mengimani Rasul-Nya dan bersaksi tiada Tuhan selain Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan Muhammad adalah hamba serta utusan-Nya. Aku mengajak anda atas nama ajakan Allah. Aku adalah utusan Allah untuk seluruh manusia. Memperingatkan mereka yang masih hidup dan memberikan yang benar kepada golongan kaum kafir. Jika anda menyerah dan masuk Islam, maka anda akan selamat. Jika menolak, maka dosa semua orang Majusi menjadi tanggungan anda." [Ibnu Jarir at Thabari, At Taarikh]

Tampak jelas betapa mulia kepribadian Nabi Muhammad sebagai kepala daulah Islam. Kaisar Heraklius ketika membaca surat dari Nabi Saw., kaisar ini memanggil sejumlah orang Arab untuk dimintai keterangan. Setelah mendengar keterangan langsung dari orang-orang Arab sendiri, dia berkata, “Jika keterangan yang anda berikan ini benar, ia pasti akan memperoleh kekuasaan yang ada di bawah dua telapak kakiku ini. Saya kira, dulu ia bukanlah segolongan dengan kalian. Kalau saja tahu, saya pasti akan segera menemuinya dengan cara apapun. Kalau berada bersamanya, pasti saya akan mencuci kedua telapak kakinya.” [Imam Bukhari, op.cit.]

Tapi dasar keburukan manusia. Kebanyakan orang musyrikin, kaum Yahudi, Nasrani dan umat-umat lain saling bahu membahu, berkomplot melawan Nabi Saw. Mereka menipu Nabi Muhammad dengan berbagai cara.

Allah Swt. berfirman,“Sesungguhnya, Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat ayat Allah.” (QS. Al An’aam [6]:33)

”Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu, atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.” (QS. Al Anfaal [8]:30)

Nabi Saw. pernah bersabda sebagai berikut,

~ 2 ~

Page 3: Terorisme Internasional Siapa Dalang Siapa Penumpasnya

“Aku telah banyak disakiti karena ingin meninggikan agama Allah. Tak ada seorangpun di dunia ini yang merasakan sakit melebihi rasa sakitku [ketika ingin meninggikan agama Allah] itu. Aku juga telah banyak ditakut-takuti dan diancam karena hendak meninggikan agama Allah. Dan tak ada seorangpun di dunia ini yang merasa takut dan diancam melebihi aku [ketika ingin meninggikan agama Allah].” (HR. Turmudzi, Ibnu Majah dan Ahmad). [Sunan Turmudzi, al qiyamah, bab haddatsana hunaad akhbarana mu-awiyah 7/170. imam Turmudzi mengatakan bahwasanya hadits ini hasan dan sahih. Sunan Ibnu Majah, muqoddimat bab 11. Sunan Ahmad, 19/245, 21/443]

Musuh-musuh Nabi Saw. berusaha merusak citra Islam dengan segala cara. Bukan hanya itu. Bahkan mereka juga berusaha merusak citra Nabi Muhammad sendiri secara membabi buta.Kaum kafir selalu menyiksa umat Islam dengan berbagai siksaan. Mereka merampas harta, mengusir, menyiksa dan membunuhi umat Islam. Karena menghadapi siksaan dari kaum musyrik berikut persekongkolan kaum Yahudi serta Nasrani, umat Islam terpaksa meninggalkan tanah kelahiran mereka, Makah, berhijrah ke Habasyah. Tapi kelakuan kaum musyrik tidak hanya berhenti sampai di sini. Setelah umat Islam berhijrah ke Habasyah, mereka pun lantas mempengaruhi raja Habasyah agar menentang umat Islam. Tapi Allah Maha Pemberi Kedamaian dan menenangkan hati raja tersebut. [lihat al bidayah wa an nihayah]

Selain berhijrah ke Habasyah, umat Islam juga terpaksa berhijrah ke Madinah. Semua ini adalah dalam rangka lari dari ancaman teror orang-orang musyrik. Rasulullah terpaksa meninggalkan kota Makah, tanah kelahiran dan nenek moyangnya menuju Madinah setelah adanya usaha pembunuhan atas diri beliau.Meskipun kota Mekah sudah ditinggalkan Rasul Saw. dan kaum muslimin, tetap saja orang-orang musyrik tidak membiarkan Nabi Saw. dan pemeluknya hidup damai begitu saja. Bahkan, kaum musyrik melakukan agresi militer ke daulah Islam di Madinah untuk menghancurkan umat dan daulah Islam. Hal ini terjadi pada saat perang Badar.

Setelah itu terjadilah perang Uhud. Dalam perang ini, kaum musyrik menjadi begitu sombong dan beringas. Nabi Saw. sempat menderita luka-luka. Semakin giranglah hati kaum musyrik. Mereka berusaha sebisa mungkin membunuh Nabi Saw. dalam perang ini. Tapi Allah menjaganya dari kematian.

Selanjutnya terjadilah perang Khandaq. Dalam perang ini, pasukan kaum musyrik begitu

banyak. Jumlah yang belum pernah tercatat dalam sejarah perang di jazirah Arab. Pasukan yang begitu banyaknya ini dikerahkan untuk menghancurkan umat Islam dan Nabinya. Tapi dalam perang ini musuh pun kerepotan dan kalang kabut.

Semua ini menunjukkan bahwa yang melakukan teror adalah orang-orang musyrik. Merekalah para terorisnya. Dan umat Islam-lah yang menjadi sasaran teror.

2. Teror Yang Dilakukan Kaum Yahudi Terhadap Umat IslamPada masa Nabi Saw., kaum Yahudi banyak melakukan tipu daya dan fitnah terhadap Islam, di antaranya adalah seperti berikut ini;● Mengeluarkan berbagai fitnahan tentang Islam kepada penduduk Makah.● Meyakinkan para kaum musyrik bahwa agama kufur mereka jauh lebih baik daripada Islam.

Ketika berhijrah ke Madinah, Nabi Saw., sebagai kepala negara dan pemimpin umat Islam menandatangani perjanjian dengan kaum Yahudi. [Teks perjanjian ini bisa ditemukan dalam buku Muhammad Hamidullah, al Watsa-iq as siyasiyyah, halaman 57, 59. Teks-teks semacam ini juga mudah ditemukan dalam buku-buku hadits, sirah dan sejarah]

Pasal ke 16 dari perjanjian ini berbunyi, bahwa umat Yahudi yang ikut melakukan hijrah akan memperoleh kedamaian, ketentraman, tidak disakiti ataupun dimusuhi. Adapun pasal ke 44 berbunyi bahwa antara umat Islam dan Yahudi harus saling bantu ketika ada pihak musuh yang menyerang Yatsrib (Madinah).

Begitulah. Setiap pasal dalam perjanjian itu sangatlah jujur dan adil. Perjanjian adalah piagam bijaksana antara negara Islam dan Yahudi.● Tapi kaum Yahudi tidak menepati perjanjian ini. Mereka malah selalu menyakiti umat Islam dengan berbagai cara.

● Kaum Yahudi pernah berusaha membunuh Nabi Saw. dengan cara melemparinya dengan batu dari atas bangunan ketika Nabi Saw. sedang duduk. Huyai bin Akhtab, seorang pemuka Yahudi berkata kepada para pengikutnya, “Kalian tidak akan bisa melihat Muhammad sedekat seperti saat ini. Maka manfaatkan kesempatan ini. Lempari Muhammad dengan batu-batu. Bunuh. Dengan begitu, kalian tak akan melihat keburukan yang ditimbulkan olehnya lagi.” Mendengar ini, orang-orang itu lantas menghampiri dua batu besar tempat menumbuk biji-bijian. Seorang perkasa di antara mereka hendak melemparkan batu itu kepada Nabi Saw. Tapi

~ 3 ~

Page 4: Terorisme Internasional Siapa Dalang Siapa Penumpasnya

Allah Swt. menahan tangan mereka. Akhirnya malaikat Jibril datang menghampiri Nabi Saw. dan menyuruhnya berdiri, meninggalkan tempat itu. Turunlah ayat Allah,“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertaqwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mu'min itu harus bertawakkal.” (QS. Al Maidah[5]:11) [Hal ini dikatakan oleh Ibnu Jarir at Thabari 6/144, 145 ketika menafsiri ayat tersebut. Hal ini juga terdapat dalam sunan Baihaqi 9/200, kemudian juga dalam ad dalaail 2/446]

Juga ayat setelahnya yang berbunyi,“…dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka…” (QS. Al Maidah[5]:13)

● Kaum Yahudi pernah berusaha membunuh Nabi dengan cara meracuni daging kambing.Diceritakan dari Anas,Seorang wanita Yahudi menghadap Rasul Saw. dengan membawa daging kambing yang telah dibubuhi racun. Nabi Saw. memakan daging kambing yang beracun itu. Pada kesempatan lain, wanita itu lantas dipanggil dan Rasul Saw. bertanya perihal perbuatannya ini. Wanita Yahudi itu menjawab, “Aku ingin membunuhmu.” Nabi Saw. berkata, “Hampir saja Tuhan memberimu kekuasaan untuk itu.” Kemudian para sahabat berkata, “Mengapa kita tidak membunuh saja wanita ini?” Nabi Saw. menjawab, “Jangan.” Anas berkata, “Saya masih melihat bekas pengaruh racun itu di uvula Rasulullah.” (HR. Bukhari-Muslim). [Bukhori, hadits no 2617. Muslim, hadits no 2190] [Uvula adalah bagian langit-langit mulut dekat tenggorokan yang menonjol ke bawah]

Dari Abu Hurairah ra. berkata,”Ketika pembebasan Khaibar, Nabi Saw. diberi persembahan berupa daging kambing yang telah dibubuhi racun. Kemudian Nabi Saw. berkata, "Aku minta agar semua orang di sana yang beragama Yahudi dikumpulkan.” Para sahabat pun sibuk mengumpulkan orang-orang Yahudi tersebut. Setelah berkumpul Nabi Saw. bersabda, “Aku ingin bertanya sesuatu kepada kalian. Apakah kalian mau berkata jujur perihal itu? Orang-orang Yahudi menjawab, “Ya.” Lantas Nabi Saw. bertanya pada mereka, “Siapakah adanya orang tua kalian?”Mereka menjawab, “Si fulan ini.”Kemudian Nabi berkata, “Kalian bohong. Orang tua kalian adalah si fulan itu.”Mereka menjawab, “Engkau benar, Muhammad.”

Nabi Saw. bertanya lagi, “Apakah kalian mau jujur menjawab apa yang akan aku tanyakan?”Orang-orang Yahudi itu menjawab, “Baik, Abu Qasim. Toh kalau kami berbohong, engkau pun tahu kebohongan kami, seperti engkau tahu kebohongan yang ada pada orang-orang tua kami.”Mendengar itu, Nabi Saw. lantas bertanya, “Siapakah penghuni neraka?”Mereka menjawab, “Kami akan berada di sana sebentar. Setelah itu, kalian yang akan menggantikan kami.”Nabi Saw. berkata, “Takutlah pada Allah mengenai hal ini. Demi Allah, kami tidak akan pernah menggantikan kalian di neraka.” Kemudian Nabi Saw. bertanya sekali lagi, “Apakah kalian mau jujur menjawab pertanyaanku?”Orang-orang Yahudi itu menjawab, “Ya, wahai Abu Qasim.”“Apakah kalian membubuhi daging kambing ini dengan racun?”Mereka pun menjawab, “Benar.”Lantas Nabi Saw. bertanya, “Apa yang menyebabkan kalian berbuat seperti itu?”“Karena jika engkau ternyata seorang pembohong, kami akan terbebas dari kebohonganmu. Dan jika engkau benar-benar Nabi, tentu racun itu tidak akan bisa mencelakakanmu. (HR. Bukhari). [Bukhari, Hadits no 3169]

Kejadian ini tentu saja sangat bertentangan dengan perjanjian-perjanjian yang ada antara Yahudi dan umat Islam. Hal ini merupakan bukti kuat atas pengkhianatan dan bahayanya orang Yahudi. Oleh karena itu, Nabi Saw. mengambil keputusan untuk mengusir mereka dari Madinah.

Inilah di antara sikap kaum Yahudi pada zaman Nabi Saw. Dari sini membuktikan bahwa Rasul Saw. merupakan sosok yang paling adil dan jujur menerapkan syariat Islam. Sementara itu, orang-orang Yahudi adalah pengkhianat-pengkhianat besar. Dari sini juga menunjukkan bahwa orang Yahudilah terorisnya. Umat Islam selalu mendapat teror dari orang-orang macam ini.

3. Teror Yang Dilakukan Kaum Majusi Terhadap Umat IslamKerajaan Persia yang memeluk agama Majusi sikapnya juga tak jauh beda dengan kaum Yahudi dan Nasrani.

Raja Kisra mengutus orang untuk menculik Rasul Saw. Ia memerintahkan Badzan, penguasa wilayah Yaman yang waktu itu berada di bawah kekuasaan Persia, agar mengirim dua orang untuk menemui Nabi Saw. Dalam surat perintahnya ini, raja Kisra

~ 4 ~

Page 5: Terorisme Internasional Siapa Dalang Siapa Penumpasnya

menyuruh Badzan untuk mengirim dua orang tukang pukul pada Nabi Saw. Nanti setelah menemui Rasul Saw., dua tukang pukul ini diharuskan membawa Nabi Saw. menghadap raja Kisra.Diutuslah Nabuh, seorang penulis dan ahli ilmu hitung. Selain itu, Badzan juga mengutus seorang Persia yang bernama Khurkhusrah. Tak lupa, Badzan juga menulis surat yang akan dibawa oleh dua tukang pukul ini. Isinya memerintahkan Nabi Saw. untuk mau menghadap raja Kisra dengan dikawal Nabuh dan Khuskhusrah.

Mendengar berita ini, orang-orang kafir Qurays merasa girang sekali. Di antara mereka ada yang berkata, “Bersenang-senanglah. Raja Kisra telah mengetahui keadaan. Raja itu pasti akan membunuh Muhammad. Kalian sebentar lagi akan terbebas.”

Berangkatlah dua orang utusan itu. Akhirnya mereka sampai juga menghadap Rasul Saw. dengan jenggot tercukur bersih dan kumis dibiarkan panjang tebal. Melihat penampilan seperti ini timbul kesan tidak suka pada diri Nabi Saw. Ia lantas bertanya kepada dua utusan itu, “Celakalah kalian. Siapa yang menyuruh kalian untuk berpenampilan seperti ini?” Kedua utusan itu menjawab, “Tuhan Kami.” [yang mereka maksud adalah Kisra]. Lalu Nabi Saw. berkata, “Akan tetapi, Tuhanku menyuruh untuk mencukur kumis dan memanjangkan jenggot. Dan bukan sebaliknya." Kedua utusan ini lantas memberitahu maksud tujuan mereka. Keduanya berkata, “Jika kamu mentaati, Badzan akan membawamu menghadap Kisra. Tapi jika menolak, kamu akan dihancurkan beserta semua pengikutmu.” Kemudian Rasul Saw. berkata kepada mereka, “Kembalilah kalian menghadap besok pagi.”

Setelah itu, datanglah kabar dari langit yang memberitahu bahwa Allah Swt. telah mengutus Syirawaih, anak lelaki Kisra sendiri untuk membunuh ayahnya. Mendengar berita ini, Rasul Saw. lalu memanggil dua utusan itu dan memberitahukan perihal terbunuhnya raja Kisra. Kemudian Nabi Saw. berkata kepada mereka, “Agama dan kekuasaanku akan mencapai kerajaan Kisra dengan sangat cepat dan mudah. Katakan pada Badzan untuk menyerah. Apabila dia mau menyerah, aku akan mengakui kekuasaannya dan menjadikan raja (pejabat) di antara kaumnya.” Nabi lalu memberi Kharkhasrah emas dan perak.

Kedua utusan itu lalu pergi menghadap Badzan dan memberitahu perihal apa yang dikatakan Nabi Saw. Mendengar ini, Badzan berkata, “Demi tuhan. Ini bukan ucapan raja. Saya

melihat Muhammad itu laksana Nabi. Baiknya kita tunggu. Jika yang diucapkannya benar maka ia benar-benar seorang Nabi yang diutus. Tapi jika tidak benar, kita lihat saja nanti hukuman apa yang akan kita berikan kepadanya.” Tak lama kemudian Badzan mendapat surat dari Syirawaih yang memberitahu terbunuhnya raja Kisra. Dalam surat itu, Syirawaih mengaku telah membunuh raja Kisra, ayahnya sendiri, karena merasa marah terhadap kerajaan Persia yang menyuruh seseorang untuk membunuh Nabi. Selain itu, Syirawaih juga menyuruh Badzan agar mentaati permintaan Nabi dan tidak lagi mengganggu Rasul Saw.Ketika membaca surat dari Syirawaih ini, Badzan langsung menyerah dan masuk Islam, diikuti oleh para kaumnya. [Ibnu Atsir, Al Kamil fit Taarikh bab dzikru mukatabat Rasulullah al muluk 2/94. Juga dikeluarkan oleh Thabrani dan Barraz seperti termuat dalam Majma’ az Zawa-id, 8/287, 5/309]

Begitulah kelaliman raja Kisra. Memerintahkan orang untuk menculik Rasul Saw. dan memaksa agar mau menghadapnya. Raja Kisra mengancam Rasul Saw. dan kaum muslimin. Dari sini tampak jelas tindak teror yang dilakukan orang Persia pemeluk agama Majusi terhadap umat Islam.

Memang begitulah adanya. Masa Nabi Saw. telah dipenuhi oleh tindak kriminal dan teror dari orang-orang musyrik, Yahudi, juga Nasrani. Semua tindakan teror ini diarahkan kepada umat Islam, Rasul Saw. dan daulah Islam.

Terorisme Setelah Masa Nabi Saw.

Tindakan teror-meneror masih terus berlangsung sepeninggal Nabi Saw. Bahkan lebih kejam dan lebih marak. Meskipun para sahabat menerapkan syariah Islam yang memang adil, tapi tetap saja orang-orang non muslim semisal kaum Yahudi, Nasrani dan lain-lain masih terus berusaha menghancurkan Islam, negara dan pemeluknya. Dalam melakukan semua ini, mereka menggunakan cara apa saja.

●Kematian khalifah Umar bin KhattabUmar bin Khattab terkenal sebagai seorang khalifah yang adil menerapkan syariat Islam dalam segala keputusannya. Ia selalu berlaku adil kepada siapapun baik terhadap umat Islam maupun lainnya. Khalifah Umar sangat memuliakan setiap penduduk baik yang Islam maupun yang selain Islam berikut anak-anaknya. Pernah ada seorang kakek Yahudi meminta-minta di pintu masuk kota, maka oleh Umar, ia menjelasan bahwa maksud dari firman Allah, “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin…”

~ 5 ~

Page 6: Terorisme Internasional Siapa Dalang Siapa Penumpasnya

(QS. At Taubah[9]:60) adalah bersifat umum termasuk orang tua Yahudi ini. Kakek Yahudi yang meminta-minta ini masuk dalam gologan fakir miskin ahlul kitab. [Hayat as Aahabat bagian adlun Nabi wa ashabuhu bab adlu Umar 2/109, 110. Tarbiyatul Aulaad fil Islam 1/133]

Dengan metode syariah Islam yang begitu mulia inilah khalifah Umar memimpin umat Islam. Ia benar-benar tahu dan mengerti hak-hak non muslim dalam hidup, juga dalam beragama. Tapi khalifah yang sangat adil ini menjadi korban konspirasi orang-orang Yahudi yang merenggut nyawa beliau. Muslihat ini didalangi seorang pemuda Nasrani bernama Abu Lu’luah Fairuz, dibantu seorang panglima perang Persia bernama Marzaban yang sebenarnya adalah seorang tawanan perang ketika pembebasan kota Al-Madain. Marzaban ini dibawa ke Madinah pada masa khalifah Umar.

● Kematian Khalifah Utsman bin AffanKembali kaum Yahudi bersekongkol terhadap Islam. Sekarang giliran Abdullah bin Saba’, seorang yang beragama Yahudi. Orang ini selalu berpindah-pindah dari Kufah, ke Bashrah, menuju Mesir hanya untuk menghasut manusia agar membenci kekhalifahan Utsman. Akhirnya terkumpullah para pemberontak. Khalifah Utsman berhasil mereka bunuh.

● Kematian Khalifah Ali bin Abu ThalibAli bin Abu Thalib salah satu khulafaur rasyidin yang selalu jujur dan berkata benar.Suatu hari khalifah Ali pergi ke pasar dan menemukan baju perangnya di situ bersama seorang Nasrani. Toh begitu, sebagai khalifah ia tidak langsung merampasnya dari orang Nasrani tersebut. Sebaliknya, khalifah Ali melaporkan kejadian ini pada pengadilan yang waktu itu dipimpin oleh Syarih untuk menuntut haknya, padahal yang menunjuk Syarikh sebagai qadhi juga ia sendiri. Meskipun begitu, seorang hakim dalam Islam selalu menjalankan apa yang diperintahkan Allah, tanpa memihak siapapun. Begitu juga, khalifah Islam tak ingin mendapatkan hak-hak khusus dan pembelaan. Dalam pengadilan ini, akhirnya Syarih memutuskan bahwa baju perang tersebut milik si Nasrani karena tuduhan khalifah Ali tersebut tanpa disertai bukti apapun.Mendengar putusan ini, khalifah Ali berkata, “Qadhi Syarih memang benar.” Kemudian si Nasrani berkata, “Aku bersaksi bahwa inilah hukum para Nabi. Seorang khalifah datang ke pengadilan menuntut haknya, tapi putusan hakimnya sendiri tidak berpihak kepadanya. Demi Tuhan, wahai Amirul mukminin, ini memang baju perang Anda. Waktu itu aku mengikuti Anda dan baju perang Anda jatuh dari unta lalu aku mengambilnya. Saya benar-

benar bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah.” Mendengar pengakuan ini khalifah berkata, “Jika kamu masuk Islam maka baju perang ini untukmu dan akan kamu pakai ketika menunggang kuda (berperang). [Al Baihaqi, 10/136]

Khalifah yang sangat jujur-adil ini pun tak lepas dari persekongolan kaum Yahudi dan mereka yang membenci Islam. Orang-orang ini membentuk golongan dan partai yang saling bertentangan. Di antaranya adalah golongan Khawarij yang bertanggung jawab atas terbunuhnya khalifah Ali bin Abu Thalib.

Konspirasi Global

Mereka yang mengerti akan sejarah pasti bisa melihat jelas bahwasanya pada awal abad hijriyah atau abad ke tujuh masehi, umat Islam begitu disiplin menjalankan hukum Islam yang begitu mulia. Kemuliaan yang mencakup segala lini kehidupan. Itu terjadi di saat bangsa-bangsa lain tenggelam dalam keegoisan mereka, yang hanya mementingkan keuntungan-keuntungan materi dan kesesatan belaka.

Dari sini, bangsa-bangsa lain selalu berusaha menipu dan menghancurkan umat Islam. Usaha mereka tergantung dengan keadaan. Kalau umat Islam sedang kuat dan berjaya, mereka berusaha secara samar-samar. Tapi apabila umat Islam sedang lemah, mereka melakukan usahanya ini dengan terang-terangan. Inilah lagu lama yang terajadi dalam setiap sejarah manusia.Kaum Yahudi dan Nasrani bersekongkol melawan umat Islam. Mereka memunculkan opini-opini yang merusak.

Sementara itu, untuk memecah belah dan membuat lemah kekuatan daulah Islam, orang-orang ini membantu mendirikan berbagai aliran sesat. Mereka selalu menyulut api peperangan diantara aliran-aliran ini. Bahkan ada yang dengan terang-terangan mengumumkan perang terhadap suatu aliran. Sebenarnya, tujuan mereka hanya satu, yaitu menyelewengkan umat Islam dari disiplin menjalankan syariah dari Allah Swt. dalam semua aspek kehidupan. Persekongkolan seperti ini sangat banyak dijumpai dan bermacam bentuknya. Di antaranya seperti berikut;

1. Dari Zaid bin Aslam, ia berkata,“Syas bin Qais, seorang kakek yang sudah begitu tua, sangat kufur, begitu benci dan iri terhadap umat Islam melewati sekelompok sahabat Rasul Saw. dari suku Aus dan Khazraj

~ 6 ~

Page 7: Terorisme Internasional Siapa Dalang Siapa Penumpasnya

yang sedang berkumpul dan saling berbincang. Melihat rasa kasih sayang dan kebersamaan yang ada pada dua suku ini, ia menjadi tidak suka, marah serta iri hati. Ia tidak suka melihat dua suku ini dapat berdamai dalam naungan Islam setelah sebelumnya, pada masa jahiliyah, kedua suku ini saling bermusuhan. Maka ia berkata, “Keluarga bani Qailah sudah berkumpul di negeri ini. Demi tuhan, kami tidak akan setuju saat mereka mengambil keputusan bersama.” [Qailah adalah kekek dari Aus dan Khazraj. Kakek Yahudi ini sengaja menyebut dengan memakai nama kakek mereka untuk menghina]

Setelah itu, kakek ini menyuruh seorang pemuda Yahudi yang dahulu pernah bersahabat dengan mereka. Ia lalu berkata, “Datangi dan berkumpul-lah dengan mereka. Ingatkan mereka perihal hari Bu’ats dan pertentangan-pertentangan antar mereka sebelumnya. Nyanyikan lagu-lagu kebanggaan kedua suku itu.” [Buats adalah nama sebuah pertempuran yang terjadi antara suku Aus dan Khazraj. Peperangan ini terjadi setahun sebelum hijrah Nabi]

Lalu pemuda itu pergi dan melakukan segala apa yang diperintahkan kakek tersebut. Terjadilah perbincangan seru yang menjurus pada percekcokan. Kedua suku saling membanggakan kebaikan masing-masing. Sampai ada dua orang yang sudah melompat ke punggung kudanya. Dua orang ini adalah Aus bin Qaida, anak Haritsah bin Harits dari suku ‘Aus, dan seorang lagi bernama Jabbar ibn Sakhr, anak Salmah dari suku Khazraj. Keduanya saling beradu mulut. Kemudian salah satu dari mereka berkata kepada teman-temannya, “Jika kalian berkehendak, kita bisa saja mengumumkan perang besar terhadap suku ini. Maka marahlah dua suku tersebut dan berkata, “Waktunya untuk angkat senjata!”

Kabar ini pun sampai di telinga Rasul Saw. Nabi lekas mendatangi orang-orang itu bersama para sahabat muhajirin dan berkata, “Wahai umat Islam. Ingatlah Allah. Ingatlah Allah. Apakah kalian hendak menuruti ajakan jahiliyah sementara aku ada di antara kalian? Apakah kalian hendak menuruti ajakan jahiliyah setelah Allah memberi petunjuk Islam, memuliakan kalian semua dengan agama ini, memutuskan segala pertikaian di zaman jahiliah, menyelamatkan kalian dari kufur dan menumbuhkan rasa kasih sayang di antara kalian?" Mendengar ini, sadarlah mereka bahwa semua itu hanyalah hasutan setan dan tipu daya musuh. Akhirnya, mereka terharu, menangis dan saling berpelukan. Damailah suku Aus dan Khazraj. Mereka lalu meninggalkan tempat itu bersama-sama Rasul Saw. dengan penuh taat.

Allah telah mematikan tipu daya musuh-Nya, Syas bin Qais. Kelakuan Syas bin Qais inilah yang menyebabkan turunnya ayat berikut;“Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan. Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan". Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (QS. Ali Imraan[3]:98-99)

Adapun mengenai sikap Aus bin Qaidi dan Jabbar bin Sakhr beserta orang-orang yang terhasut oleh Syas bin Qais, turunlah ayat berikut ini; “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. Bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu. Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.” (QS. Ali Imraan[3]:100-105) [Cerita ini terdapat dalam Sirah Ibnu Hisyam 1/555. Juga dalam Tafsir at Thabari mengenai ayat 100-105 surat Ali Imraan]

Begitulah. Orang Yahudi merasa jengkel dan iri hati melihat keakraban umat Islam, bersatu dengan ukhuwah Islam, bersatu dengan ideologi Islam (akidah dan syariah Islam) semata. Mereka lalu bersekongkol untuk

~ 7 ~

Page 8: Terorisme Internasional Siapa Dalang Siapa Penumpasnya

menanam benih perpecahan dengan paham kufur tribalisme/sukuisme (termasuk kebangsaan/nasionalisme). Makar mereka sudah tercipta. Tapi Rasul Saw. cukup menumbangkannya dengan mengingatkan umat Islam terhadap ikatan wajib bagi umat yaitu ideologi Islam serta melarang ikatan-ikatan lain.2. Orang Yahudi memang pandai melakukan intrik. Kali ini mereka mempergunakan orang-orang munafik untuk mencapai tujuan. Di antara kelicikan mereka, ada yang bersepakat untuk pura-pura masuk Islam beberapa jam dan setelah itu murtad dan kembali memeluk agama Yahudi. Hal ini mereka lakukan untuk menimbulkan kesan bahwa sebenarnya agama Yahudi lebih baik. Maka turunlah ayat Al Quran yang mengungkap kelicikan mereka ini. Allah Swt. berfirman, “Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya): "Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mu'min) kembali (kepada kekafiran). (QS. Ali Imraan[3]:72)Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Abbas berkata, "Segolongan Yahudi berkata, “Jika kamu bertemu dengan sahabat-sahabat Muhammad pada permulaan siang maka berimanlah kalian. Kemudian jika sudah pada akhir siang maka beribadahlah sesuai cara beribadah kalian dalam agama Yahudi. Siapa tahu mereka akan berkata, “Itu adalah para ahul kitab. Mereka lebih tahu dari kita.” Siapa tahu para sahabat Muhammad akan berpindah agamanya.” [Tafsir At Thabari 3/312]

Begitulah persekongkolan kaum Yahudi terhadap Islam. Dari sini tampak jelas betapa bencinya mereka terhadap Islam dan kebenaran.3. Suatu ketika terjadilah konflik antara khalifah Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah bin Abu Sufyan yang waktu itu menjabat wali di Syam. Kaisar Romawi ingin mempengaruhi Muawiyah. Penguasa Romawi itu menggerakkan pasukannya mendekati daerah-daerah perbatasan negara Islam. Ia ingin menguasai wilayah Islam. Melihat gelagat seperti ini, Muawiyah segera menulis surat kepada kaisar tersebut yang berbunyi, “Demi tuhan, wahai orang terkutuk, jika perbuatanmu ini tidak segera kamu sudahi dan engkau kembali ke negaramu, aku dan anak pamanku akan bersepakat mengusirmu dari seluruh wilayah yang kamu kuasai dan menghimpit bumi yang dulunya menyambutmu dengan penuh hormat." Seketika takutlah kaisar

Romawi mendengar ancaman ini. Ia kapok dan meminta perdamaian.Kasus seperti ini menjelaskan betapa besarnya keinginan Romawi yang beragama Nasrani untuk merusak kekhalifahan Islam dan menguasai sumber-sumber strategisnya seperti waktu zaman jahiliyah. Hal seperti ini sangat sering terjadi ketika negara khilafah Islam sedang lemah.Dari ketiga kasus di atas jelas bahwa1. Syas bin Qais melakukan intrik untuk

memecah belah umat Islam.2. Orang Yahudi melakukan tipu daya

terhadap umat Islam dengan cara pura-pura masuk Islam untuk kemudian murtad supaya umat Islam meragukan agamanya.

3. Kaum Nasrani berusaha mencampuri urusan dalam negeri kekhalifahan Islam.

Semua ini menunjukkan bahwa permusuhan kaum Nasrani dan Yahudi terhadap Islam adalah permusuhan lama yang tak kenal lelah. Dan bahwa yang melakukan teror adalah kaum Yahudi beserta Nasrani untuk terus berbuat kerusakan di muka bumi menindas umat Islam. Lagi-lagi umat Islam yang terkena teror dari orang-orang yang tidak suka terhadap kebenaran Islam.

Futuhat Islamiah (Pembebasan oleh Islam)

Seseorang bisa saja berkata bahwasanya umat Islam berperang dan melakukan penaklukan/pembebasan terhadap banyak negara. Apa yang dilakukan umat Islam setelah berhasil menguasai negara Persia dan Romawi, misalnya? Bahwasanya umat Islam mengetahui keagungan Islam dan wajib menerapkan syariah Islam sebagai rahmat. Inilah agama yang membuat hidup begitu bahagia dan menjadikan manusia saling mengasihi hingga di Akhirat. Oleh karena itu, umat Islam menyebarkan segala kebaikan dan keagungan ini kepada seluruh umat manusia.

Waktu itu akidah, akhlak, dan hukum begitu rendah dan hina. Maka umat Islam datang untuk menghapus semua itu sehingga tersebarlah rasa saling menghormati, keadilan dan peradaban.Futuhat Islam tidak dimaksudkan untuk membunuh atau mencelakakan manusia, tetapi untuk menegakkan keadilan dan kebaikan.

Bagi yang cermat membaca sejarah futuhat Islam bisa menemukan berbagai karakter berikut ini;

~ 8 ~

Page 9: Terorisme Internasional Siapa Dalang Siapa Penumpasnya

● Futuhat Islamiah dimaksudkan untuk menyebarkan keadilan syariah Islam dan dakwah.Seorang muslim tidak pernah mengganggu siapapun. Perbuatan zalim ditolak mentah-mentah dalam Islam. Tidak ada kezaliman antar sesama umat Islam. Begitu juga, mereka tidak pernah menzalimi orang kafir. Militer penghalang dakwah disingkirkan, penduduk diselamatkan dan dimuliakan dengan rahmat syariah Islam. Itu karena perbuatan dzalim dibenci jiwa dan dilarang syariat Allah Swt. Sementara keadilan adalah suatu yang disenangi.

Seorang orientalis asal Inggris, Steven Ransman, menulis, ”Umat Islam menyebut peperangan-peperangan baru yang mereka lakukan atas dasar keadilan. Hal ini sangat jelas ketika ternyata, penduduk yang wilayahnya berhasil dikuasai tentara Islam tidak berusaha mengusir orang-orang pendatang ini. Sebabnya sederhana, yaitu para penduduk menemukan bahwasanya kepemimpinan umat Islam lebih baik dibanding para penguasa sebelum mereka. Umat Islam pendatang ini menyebarkan toleransi beragama, menghilangkan perbedaan kelas-kelas sosial dan menghapuskan hak-hak istimewa.” [Dairat al maarif al amrikiyyah, terjemah Prof. Dr Muhammad Ali Muhammad. Juga lihat, Syaikh Abdullah al Ghawabi, as Shura’ ar Rahiib Haulal Bait al Atiq, hal. 154]

Gustaf Lopon berkata, “Kecerdikan khalifah-khalifah pertama Islam dalam berpolitik tak jauh berbeda dengan kelihaian mereka dalam strategi berperang sehingga secara singkat telah bisa memenangkan perang. Hal itu karena sejak pertama, pihak penguasa Islam telah melakukan kontak dengan penduduk-penduduk asli yang tersingkir dan yang selalu diburu para penguasa Persia dan Romawi sejak berabad-abad lamanya. Para penduduk ini selalu siap menanti dengan tangan terbuka dan penuh bahagia bagi yang mau meringankan beban kehidupan yang mereka alami. Jalan yang harus ditempuh para khalifah sangat jelas. Mereka tahu bahwasanya memaksa seseorang untuk meninggalkan agamanya dengan kekerasan sangat sulit. Mereka juga tahu bahwa tidak harus menggunakan tangan besi dalam menghadapi orang-orang yang tak mau masuk Islam. Malah para khalifah ini selalu memberitahukan bahwasanya mereka sangat menghormati keyakinan setiap masyarakat…. Mereka hanya mengambil semacam pajak (jizyah) yang sangat kecil nilainya sebagai ganti atas perlindungan mereka terhadap para penduduk tersebut. Jumlah pajak ini jauh lebih sedikit dibanding pajak-pajak yang harus mereka bayar pada

para penguasa sebelum mereka. [Hadlarat al Arab hal. 134]

● Kebijaksanaan Dan Kelemahlembutan Para Pemimpin Islam Sangat TinggiGustaf Lopon menyebut beberapa kebesaran para pemimpin Islam. Ia berkata, “Pada tahun 18 H/639 M, panglima Amru bin ‘Ash, seorang pembantu khalifah Umar bin Khatab, membuka wilayah Mesir. Kami telah menyebut kelihaian panglima Amr bin Ash dalam menghadapi penduduk Mesir. Ia tidak menggangu keyakinan penduduk.... Ia hanya meminta pajak (jizyah) yang harus dibayar penduduk dalam setiap tahunnya. Pajak yang harus dibayar itu sejumlah lima belas frank, sebagai ganti atas keselamatan mereka. Tentu saja penduduk Mesir setuju dan sangat berterimakasih. Tak ada penduduk yang membangkang. Hanya para bangsawan Romawi saja, yaitu para tentara, pegawai negara dan pemuka agama yang membangkang dan tak mau tunduk di bawah kekuasaan Islam. Orang-orang ini lalu mengambil markas di Iskandariah yang segera dikepung tentara Islam. Pengepungan ini berlangsung sampai empat belas bulan dan mengorbankan dua puluh tiga ribu tentara Arab.Meskipun kerugian besar yang ia derita dalam pengepungan ini, Amr bin ‘Ash tetap saja bersikap ramah terhadap penduduk Iskandariah. Ia sama sekali tidak melakukan tindak anarkisme kepada penduduk…. [Hadlarat al Arab. Hal 215]

Menurut Gustaf, panglima ‘Amr bin ‘Ash ketika mengatur Mesir meniru cara yang dilakukan khalifah Umar bin Khattab ketika mengatur Palestina. Keberagamaan orang Nasrani dilindungi. Para kaum Koptik diperbolehkan meneruskan cara pemilihan Patrik mereka seperti kebiasaan yang ada. Ia mengijinkan orang Nasrani membangun Gereja di kota Islam yang ia dirikan, yaitu Kairo.Ketika semakin banyak penduduk Mesir yang masuk Islam sementara Masjid-Masjid tak kuat menampung jamaah shalat lagi, panglima ‘Amr bin ‘Ash mendirikan Masjid indah meniru gaya Masjidil Haram di Makah. Masjid yang sangat terkenal ini sampai sekarang masih kokoh berdiri sementara pemerintahan Mesir terkesan kurang begitu memperhatikan kerusakan yang terjadi. [Hadlarat al Arab, Hal 216. Sampai sekarang, Masjid Amr bin Ash penuh sesak dengan para jamaah. Juga telah mendapat perhatian cukup dari pemerintahan Mesir diwakili oleh pihak kementerian wakaf]

Begitulah perkataan ilmuwan Perancis, Gustaf Lopon. Ini menjelaskan bahwa futuhat Islamiah bertujuan untuk menyebar keadilan dan kebaikan.

~ 9 ~

Page 10: Terorisme Internasional Siapa Dalang Siapa Penumpasnya

Umat Islam tidak memaksa penduduk setempat untuk masuk Islam. Kenyatannya, kaum Yahudi dan Nasrani tidak hanya diberi kebebasan beragama saja. Selain itu, jika punya kecakapan, mereka pun bisa diangkat untuk menjadi pegawai dalam departemen negara.

Seperti itulah keadilan dan penghormatan yang diberikan para khalifah Islam terhadap para penduduk. Bagi orang-orang Barat yang jujur, mereka sangat kagum melihat apa yang ada dalam agama Islam. Mereka menganggap bahwasanya futuhat Islamiah adalah dalam rangka mengkampanyekan risalah dari Yang Maha Tinggi.

Edwin Kalgarly berkata, “Ketika melakukan futuhat, Islam tidak pernah memaksa seorang Masehi atau Yahudi untuk masuk Islam. Umat Islam membiarkan para ahlu kitab menjalankan ritual keagamaan mereka asal patuh membayar pajak (jizyah). Yang diinginkan umat Islam hanyalah agar mereka mau mengakui kedaulatan sipil-politis daulah Islamiah.” [Anggota missionaris arab di Gereja Amerika Serikat tahun 1909-1930. Pengajar di sekolah Kennedy For Missionaris. Lihat buku Madza Qalu Anil Islam, hal 216]Ia juga mengatakan bahwasanya pihak negara Islam menjaga hak dan keistimewaan-keistimewaan kaum minoritas.Menurutnya lagi, dalam Al Quran ada satu ayat yang penuh dengan kebijaksanaan. Ayat ini juga harus diketahui oleh orang-orang non muslim. Yaitu ayat;“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)…” (QS. Al Baqarah [2]:256). [Dari buku Madza Qalu Anil Islam, hal 301. Diambil dari As Syarqil Adna Mujtamauhu Wa Tsaqafatuhu, hal 163, 164]

Mitz, Seorang sejarawan asal Jerman berkata, “Islam sangat toleran terhadap agama-agama lain. Tidak hanya terhadap agama Yahudi maupun Masehi, tetapi juga terhadap agama Majusi. [Shira’ Haulal Baitil Atiq, hal 154, terjemahan dari Dairatul Maarif Al Amrikiyyah]

Dari sini jelas bahwasanya futuhat Islamiah adalah demi tegaknya keadilan rahmat Islam. Tak ada seorang pun yang dipaksa untuk masuk Islam. Futuhat Islamiah adalah pembebasan yang mulia. Pekerjaan agung, untuk memperkembangkan umat manusia yang telah terbebas.

Futuhat Islam sudah tampak hasilnya terhadap wilayah negeri-negeri yang didatangi. Tak ada lagi kesewenang-wenangan tuan terhadap hambanya. Islam memuliakan manusia. Bertindak elegan. Menghapus segala

perbedaan kelas sosial. Menghormati semua manusia dan menyayangi segala makhluk.

● Futuhat Islamiah Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Dan PeradabanFutuhat Islamiah tidak demagogig ataupun barbarian. Bukan juga mendegradasi atau membodohkan orang. Bahkan sebaliknya, futuhat Islam menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan peradaban. Meninggikan negeri-negeri yang didatangi. Dengan ini, manusia kenal akan kebebasan dan kemuliaannya. Mengenal cara-cara hidup terhormat, dan sikap yang beradab.

Morris Bokay berkata, “Kita harus mengingat masa kejayaan Islam, yaitu masa antara abad ke delapan dan abad ke dua belas masehi. Ketika aktivitas keilmuan di negara-negara kita yang Kristen masih begitu terbatas, saat itu universitas-universitas Islam telah menghasilkan banyak riset dan penemuan. Pada masa itu, seorang peneliti di universitas-universitas keislaman sudah mendapatkan berbagai fasilitas kebudayaan yang tinggi. Di Kordova, misalnya, perpustakaan khalifah menampung empat ratus ribu jilid buku. Banyak orang dari berbagai negara Eropa mengunjungi perpustakaan tersebut untuk melakukan studi…. Betapa kita berhutang banyak pada kebudayaan Arab mengenai ilmu matematika. Al Jabar berasal dari Arab. Begitu juga ilmu astronomi, fisika, geologi, botani, kedokteran, dan lain sebagainya. Universalitas ilmu pertama kalinya terdapat di universitas-universitas Islam abad pertengahan. Pada masa itu, orang-orang lebih besar terpengaruh dengan semangat religius dibanding sekarang. Toh demikian tidak mencegah mereka untuk menjadi seorang ulama sekaligus ilmuwan. Waktu itu ilmu merupakan saudara kembar agama. Betapa ilmu memang harus selalu seperti itu.” [Al Quran Al Karim wat Taurat wal Injil Wal Ilm. Hal 140, 141]

Begitulah adanya futuhat Islamiah. Persis seperti yang dikatakan Dr. Morris Bokay, seorang ilmuwan beragama Kristen. Futuhat Islamiah menyebarkan ilmu dan kebudayaan Islam. Diperuntukkan demi kemaslahatan penduduk setiap negeri yang didatangi. Ilmu-ilmu memenuhi negri yang sudah dibebaskan. Sungguh sangat banyak ilmu dan peradaban Islam yang disebarkan negara khilafah Islamiyah.

Ilmu dalam Islam adalah saudara kandung agama. Keduanya Tidak saling bertentangan. Islam mewajibkan dan mendorong umat untuk memperoleh ilmu sebanyak mungkin dan memanfaatkan ilmu tersebut pada jalan kebenaran, demi kemaslahatan manusia.

~ 10 ~

Page 11: Terorisme Internasional Siapa Dalang Siapa Penumpasnya

D. Putter berkata, “Sebenarnya bukan Roger B. atau orang-orang Eropa sesudahnya yang menemukan metode empiris. Roger B. hanyalah murid dari mereka yang mengambil ilmu-ilmu keislaman dan yang menganut metodologi keilmuan Islam. Setelah itu ditransfer ke Eropa-Kristen. Ia sendiri selalu menyatakan bahwa jalan satu-satunya bagi yang ingin mendapatkan pengetahuan orisinil adalah mempelajari bahasa dan ilmu-ilmu Arab.” [Madza Qalu Anil Islam, hal.347]

Horten juga berkata, “Arab pada abad pertengahan sampai tahun 1500 M adalah ibarat tuan bagi dunia Eropa. Asumsi yang mengatakan bahwasanya Islam tidak mungkin bisa sejalan dengan peradaban modern sebenarnya berasal dari mereka yang buta tentang akidah Islam. Kami menemukan bahwasanya dalam Islam, Agama dan ilmu saling berdampingan. Islam adalah satu-satunya agama yang berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan.” [Terjemah dari Dairat al Maarif. ShiraHaulal Baitil Atiq, hal.156]

Gostaf Lopon juga berkata, “pembebasan oleh Arab memiliki corak khusus yang tak dimiliki para liberator yang datang setelahnya. Buktinya, Barbar yang mampu menguasai Romawi, Turki dan lain sebagainya meskipun mampu mendirikan negara yang maha besar, tidak bisa membangun sebuah peradaban. Paling-paling yang mereka lakukan hanyalah mengambil begitu saja budaya penduduk setempat. Kenyataan ini sangat bertolak belakang dengan Arab. Dengan cepat mereka mampu membuat peradaban yang jauh berbeda dengan peradaban-peradaban sebelumnya. Hal inilah yang berhasil menarik simpati masyarakat lain terhadap agama dan bahasa pembebasan oleh Arab. Lebih-lebih terhadap peradaban yang masih baru ini. Penduduk-penduduk yang berbudaya kuno, seperti Mesir dan India, melakukan kontak dengan Arab. Akhirnya kedua masyarakat ini menganut keyakinan, adat kebiasaan, watak, dan seni bangunan dunia Arab. Setelah itu, Arab mengambil alih peran peradaban negara-negara yang ditaklukkan. Maka wibawa dan kekuatan arab selalu eksis. Wibawa dan kekuatan ini tertanam untuk selama-lamanya pada seluruh benua Asia dan Afrika yang pernah ditaklukkan. Memanjang sampai ke India. Hanya Spanyol yang mampu melepaskan diri dari peradaban Arab. Tapi hal itu malah menyebabkannya mengalami kemunduran yang rumit.” [Hadlaratul Arab, hal.135, 136]

Demikianlah futuhat Islamiah menurut kacamata orang lain. Yaitu futuhat dilakukan oleh orang-orang berperadaban tinggi,

bekewajiban untuk menyebar keadilan, kemajuan serta peradaban Islam kapan dan di mana saja.

● Peradaban IslamPeradaban Islam adalah peradaban universal. Artinya, peradaban untuk seluruh manusia dan peradaban yang mengatur semua tata cara hidup. Dengan ini, peradaban Islam melebihi peradaban-peradaban lain. Itu karena peradaban-peradaban lain bersumber dari akal manusia yang sangat terbatas sehingga menimbulkan banyak ketidakadilan, ketimpangan, dan pertentangan.

Peradaban Islam menjunjung tinggi manusia dengan sangat sempurna. Peradaban ini membentuk manusia yang memenuhi kebutuhan dan naluri manusia dengan pengaturan terbaik bagi individu maupun kolektif. Manusia yang saling bekerja sama, menyayangi, berbuat dengan jujur, dan rela terhadap yang benar. Yaitu manusia berakhlak mulia yang bersumber dari akidah Islam yang kuat. Dari sini, para pembebas dari umat Islam beserta institusi wajibnya yaitu khilafah menerapkan syariat Islam yang sangat berharga. Mereka sangat jujur dan ikhlas. Mereka dari masyarakat yang baik, benar dan berperadaban tertinggi.

Hal ini saja telah cukup sebagai bukti, betapa Islam menghormati manusia. Siapa saja, lepas dari status dan embel-embel sosial. Tidak karena apa-apa. Tapi karena manusia memang pantas dan wajib dihormati. Islam menghormati manusia baik yang hidup maupun yang sudah mati. Islam menghormati manusia meskipun berbeda agama.

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al Baqarah[2]:190)

Suatu ketika Rasul Saw. berpesan kepada tentara muslim. Beliau bersabda, “Berangkatlah dengan menyebut nama Allah, bersama Allah dan dalam agama Rasulullah. Jangan membunuh kakek yang sudah renta. Juga anak kecil. Juga wanita. Jangan pula berlebih-lebihan. Kumpulkan hasil rampasan perang. Berdamailah dan berbuat baik. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (HR. Abu Dawud)

Rasul Saw. juga bersabda;“Jangan berkhianat, berlebihan, atau menyerupai. Jangan pula membunuh anak-anak dan orang-orang yang beribadat di tempat-tempat peribadatan.” (HR. Ahmad)

~ 11 ~

Page 12: Terorisme Internasional Siapa Dalang Siapa Penumpasnya

Suatu ketika khalifah Umar melewati perkampungan Nasrani yang penduduknya terserang penyakit lepra. Melihat ini, khalifah memberi mereka dana dari baitul mal negara khilafah. [Akhbar al Qudlat, 2/200]

Penduduk Samarqand mengadu kepada khalifah Umar bin Abdul Aziz perihal tentara Islam yang memperlakukan mereka secara tidak layak. Maka khalifah mengangkat seorang hakim untuk memutuskan persoalan ini. Hakim yang ditunjuk khalifah kebetulan seorang tentara muslim pula. Tentu saja penduduk Samarqand khawatir kalau hakim ini akan berpihak kepada atasannya. Tapi ternyata kekhawatiran mereka tidak benar. Hakim ini memberi putusan secara adil sesuai syariat Islam. Ia menghukum panglimanya sendiri beserta para tentara muslim. Hal ini membuat penduduk Samarqand berbondong-bondong masuk Islam. [Ibnul Atsir, Al Kamil, 4/115]

Di sini bukan tempatnya untuk menyebut semua hal-hal seperti di atas. Kiranya hal di bawah ini cukup mewakili sebagai bukti mulianya futuhat Islamiah;

● Kecintaan Penduduk Negara Taklukan Terhadap Umat IslamBagi yang menyimak sejarah futuhat Islamiah menemukan bahwasanya penduduk negara taklukan sangat cinta kepada umat Islam. Sampai penduduk setempat lebih memilih dipimpin umat Islam daripada orang seagama mereka.

■ Orang-orang Masehi di Syam menulis surat kepada Abu Ubaidah yang waktu itu sedang berada di kamp tentara di Fikhl, sebuah daerah dekat Syam. Mereka menulis, “Wahai umat Islam. Kami lebih mencintai kalian daripada orang-orang Romawi, meskipun mereka orang seagama dengan kami. Kalian lebih bisa dipercaya dan menepati janji. Kalian lebih bersikap halus dan tidak mencelakakan kami. Kalian menjadi pemimpin yang baik bagi kami. Adapun mereka, orang-orang Romawi, menindas dan merampas harta benda kami.” [Al Azdi Al Bashri, Futuhat as Syam, hal.97]

■ Penduduk Homs di Syam menutup gerbang kota mereka sehingga tentara Heraclius tak bisa masuk. Penduduk kota itu memberitahu bahwasanya mereka lebih suka dipimpin umat Islam daripada harus menghadapi arogansi dan kediktatoran Romawi. [Al Azdi, Futuhul Buldan, hal.137]

■ Pada pertempuran Jasr tahun 13 H, umat Islam hampir saja menderita kekalahan berat. Saat itu umat Islam sudah terkepung antara

sungai Efrat dan tentara Persia. Tiba-tiba pemimpin Masehi dari kabilah Thayyi’ bergabung dengan Al Mutsanna, panglima perang muslim waktu itu. Pemimpin masehi itu bahu membahu dengan tentara muslim sehingga memenangkan perang.

■ Seorang panglima khalifah Al Mu’tashim (218-237 H/733-842 M) menyuruh menghukum cambuk seorang imam dan muadzin karena keduanya telah menghancurkan tempat peribadatan kaum Majusi yang setelah dihancurkan batu-batunya dipergunakan untuk membangun Masjid.

■ Tentara Islam setelah menaklukkan suatu daerah segera meninggalkan daerah tersebut untuk menaklukkan daerah lain. Mengapa penduduk kota yang ditinggalkan ini tidak melakukan kudeta? Jawabnya adalah karena mereka menemukan agama mulia dan tingkah laku yang luhur. Karena mereka menemukan keadilan dan kesempurnaan penerapan syariat Islam di sana.

■ Thomas Arnold berkata, “Umat Kristen begitu sukses dan memperoleh kekayaan melimpah pada masa daulah Islam. Hal itu karena Islam menjamin kebebasan keyakinan dan hak milik bagi orang Kristen. [Thomas Arnold, Intisyar Al Islam, edisi terjemah, hal.60]

Futuhat seperti ini dilakukan untuk menyebar keadilan syariat Islam dan mendakwahkan Islam. Setiap mereka yang masuk Islam tak ada bedanya dengan para pembebas yang sudah lama masuk Islam —karena bagaimanapun juga sudah sama-sama Islam. Islam adalah agama dari Allah Swt. Siapa yang mengimani kebenarannya, ia patut berbangga dan membelanya. Tak ada bedanya antara mereka yang baru masuk Islam dengan yang sudah lama. Juga, setiap mereka yang berbahasa Arab seringkali disebut orang Arab.

Futuhat Islamiah tidak mengenal pembunuhan dan pertumpahan darah kecuali terhadap militer penghalang dakwah. Tidak pula pembunuhan wanita, tawanan, anak-anak dan orang tua. Futuhat Islamiah tidak mengenal politik tangan besi dan pembumi hangusan. Futuhat Islamiah penuh dengan toleransi dan keadilan.

Profesor Adam Mitz, seorang guru besar bahasa-bahasa Timur di salah satu universitas Austria tahun 1917 berkata, “Sejak abad pertama Islam telah berlaku kebiasaan yang tidak memanggil budak dengan sebutan budak. Budak lelaki disebut pemuda dan budak perempuan disebut pemudi… Dalam Islam, di antara bukti ketakwaan dan kemuliaan

~ 12 ~

Page 13: Terorisme Internasional Siapa Dalang Siapa Penumpasnya

seseorang adalah tidak boleh memukul budaknya… Suatu ketika, pada masa pertama daulah Islam Umawiyah, seorang wanita Arab yang tinggal di Mesir memotong hidung budak perempuannya. Maka Abdurrahman bin Hujair, hakim untuk wilayah Mesir memutuskan untuk membebaskan budak perempuan tersebut.” [Al Hadlarah Al Islamiah Fil Qarni ar Rabi al Hijri. Jilid I, hal.306, 307]

Profesor Mitz juga berkata, “Toleransi umat Islam terhadap kaum Yahudi dan Nasrani menyebabkan umat Islam masuk dalam pembahasan ilmu-ilmu teologi. Suatu yang sama sekali bukan karakter abad-abad pertengahan, yaitu ilmu perbandingan agama. Toleransi seperti ini tak ada bandingnya pada masa abad pertengahan." Profesor Mitz juga menambahi bahwasanya dalam hukum Islam, lapangan kerja bagi ahlu dzimmah sangat terbuka lebar. Mereka bekerja di perusahaan-perusahaan yang bermodal besar. Orang-orang ahlu dzimmah menjadi akuntan, pedagang juga dokter. [Al Hadlarah Al Islamiah Fil Qarni ar Rabi al Hijri. Jilid I, hal.86]

Profesor Mitz juga berkata, “Di antara hal yang sangat mengagumkan adalah, jumlah pekerja non muslim di dunia Islam justru yang paling dominan dibanding pekerja muslim.” [Al Hadlarah Al Islamiah Fil Qarni ar Rabi al Hijri. Jilid I, hal.105]

Ini contoh realistis dari sikap toleransi pembebasan oleh muslim. Semoga pembaca bisa melihat sendiri perbedaan yang mencolok antara perang yang dilakukan umat Islam dengan perang yang dilakukan orang non muslim. Umat Islam sangat jauh dari terorisme! Mereka adalah pemilik agama yang benar yang penuh kasih sayang terhadap setiap makhluk.

Diolah dari bukunya Prof. Dr Abdul Mahdi Abdul Qadir Abdul Hadi: Terorisme Internasional; Siapa

Dalang, Siapa Penumpasnya? Kairo

~ 13 ~