terkait antara sosial, -...

17
Sedangkan hambatan dalam berkolaborasi dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu keahlian, waktu, biaya, kompetisi, dan kearifan konvens ional. 3. Beberapa kegiatan Kolaborasi dalam aspek kedisabilitasan Salah satu upaya kolaboratif dala;n menangani masalah disabilitas, yaitu mengacu kepada apa yang disebut dengan lJnited Nation Partnership to Promote the Rights of Persons with Disabilities - UNPRPD, yaitu satu upaya untuk mempromosikan Hak-hak Penyandang Disabilitas di dunia termasuk di Indonesia. Beberapa aspek terkait dengan upaya- upaya promosi dapat diuraikan sebagai berikut: a. Tujuan Pembangunan Diadopsinya kebijakan lanjutan terkait hak-hak penyandang disabilitas yang dipromosikan melalui lembaga disabilitas yang lebih kuat dan pengumpulan data yang lebih baik. b. Tujuan Langsung 1) Peningkatan kapasitas kelembagaan dan kerjasama antara organisasi penyandang disabilitas dengan lembaga pemerintah terkait. 2) Peningkatan kapasitas pengumpulan data tentang penyandang disabilitas agar dapat menyusun rencana dan anggaran yang efisien. c. Mitra Kerja Mencakup Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Sosial, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Organisasi Penyandang Disabilitas

Upload: others

Post on 24-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: terkait antara Sosial, - portofolio.stks.ac.idportofolio.stks.ac.id/download-public/buku/Dokumen_Buku_244je.pdfditanggulangi dan disembuhkan agar hambatan yang mereka hadapi di masyarakat

Sedangkan hambatan dalam berkolaborasi dapat dilihatdari beberapa aspek yaitu keahlian, waktu, biaya, kompetisi,

dan kearifan konvens ional.

3. Beberapa kegiatan Kolaborasi dalam aspek kedisabilitasan

Salah satu upaya kolaboratif dala;n menangani masalah

disabilitas, yaitu mengacu kepada apa yang disebut denganlJnited Nation Partnership to Promote the Rights of Persons

with Disabilities - UNPRPD, yaitu satu upaya untukmempromosikan Hak-hak Penyandang Disabilitas di dunia

termasuk di Indonesia. Beberapa aspek terkait dengan upaya-

upaya promosi dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Tujuan Pembangunan

Diadopsinya kebijakan lanjutan terkait hak-hakpenyandang disabilitas yang dipromosikan melaluilembaga disabilitas yang lebih kuat dan pengumpulan

data yang lebih baik.

b. Tujuan Langsung

1) Peningkatan kapasitas kelembagaan dankerjasama antara organisasi penyandangdisabilitas dengan lembaga pemerintah terkait.

2) Peningkatan kapasitas pengumpulan datatentang penyandang disabilitas agar dapatmenyusun rencana dan anggaran yang efisien.

c. Mitra Kerja

Mencakup Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi,

Kementerian Sosial, Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional (Bappenas), KementerianPendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan,

Badan Pusat Statistik (BPS), dan Organisasi Penyandang

Disabilitas

Page 2: terkait antara Sosial, - portofolio.stks.ac.idportofolio.stks.ac.id/download-public/buku/Dokumen_Buku_244je.pdfditanggulangi dan disembuhkan agar hambatan yang mereka hadapi di masyarakat

Pada tahun 2011, enam badan pBB (ILO, WHO,UNDB UHCHR, UNICEF dan UN DESA) membentukUN Partnership on the Rights of persons with Disabilities(UNPRPD)-sebuah dana amanah multi-donor (MDTF)untuk mendukung kerjasama antar lembaga pllBdalam program-program di tingkat negara agar dapatmempromosikan hak dan kesempatan bagi penyandangdisabilitas.

Tujuan UNPRPD adalah mengembangkan kapasitaspemangku kepentingan ierkait di tingkat nasional, terutamapemerintah dan organisasi penyandang disabilitas, untukmelaksanakan secara efektif Konvensi pBB tentang Hak-hakPenyandang Disabilitas (UNCRPD).

Salah satu negara pertama yang melaksanakan programUNPRPD ini adalah Indonesia, yang telah meratifikasiUNCPRD pada November 2011. Kendati telah memberikanperhatian yang lebih besar terhadap hak-hak penyandangdisabilitas, pemerintah Indonesia masih perlu melakukanupaya peningkatan kesadaran tentang hak-hak penyandangdisabilitas, serta kelembaga an Cisabilitas yang lebih kuat. Olehkarena itu proyek ini difokuskan pada upaya menciptakanlembaga yang berkemampuan dan inklusif, dan membant.uBPS memperkuat penyediaan data yang lebih akurat terkairtpenyandang disabilitas.

Di Indonesia, proyek ini akan dilaksanakan bersamiloleh ILO, WHO, LINESCO dan UNFpA, meliputi berbagaikegiatan pengembangan sebagai berikut:

a. Pengembangan Kapasitas Organisasi penyandantr;

Disabilitas dan Lembaga Pemerintah (Badan pelaksarra,ILO dan TINESCO)

Page 3: terkait antara Sosial, - portofolio.stks.ac.idportofolio.stks.ac.id/download-public/buku/Dokumen_Buku_244je.pdfditanggulangi dan disembuhkan agar hambatan yang mereka hadapi di masyarakat

5) Mengadakan penelitian kualitatif khususnyamengenai penyandang disabilitas perempuan dankekerasan terhadap perempuan.

b. Pengembangan kapasitas dan pengumpulan data tentimgpenyandang disabiiitas (Badan pelaksana: WHO danUNFPA)

Pengembangan dan peningkatan data dan statistiktentang penyandang disabilitas merupakan kunci daripembuatan kebijakan yang efektif. Untuk membantupembuatan kebijakan, perencanaan dan penyusunananggaran, proyek ini akan membantu BpS meningkatkankemampuan pengumpulan data tentang penyandangdisabilitas.

Metodologi Indonesia saat ini terkait survei penyandangdisabilitas akan dikaji, dan metodologi standar internasionalakan dikembangkan bersama BPS. Bantuan akan diberikandalam bentuk lokakarya antara lain tentang metodologipengumpulan data nasional tentang penyandang disabilitasdan uji lapangan.

Hasil yang dirumuskan adalah Pengembangan KapasitasPengumpulan Data tentang Penyandang Disabilitas, yaitu:

1) Mengintegrasikan satu set pertanyaan urnum tentangdisabilitas ke dalam metodologi survei mendasar;

2) Melaksanakan Pelatihan teknis bagi staf kunci BpStentang hak-hak penyandang disabilitas dan metodologipengumpulan data; dan

3) Melaksanakan uji lapangan dan pelatihan untuk pelatihtentang survei di salah satu provinsi.

4) Di samping itu, penelitian kualitatif khususnya tentang

Page 4: terkait antara Sosial, - portofolio.stks.ac.idportofolio.stks.ac.id/download-public/buku/Dokumen_Buku_244je.pdfditanggulangi dan disembuhkan agar hambatan yang mereka hadapi di masyarakat

penyandang disabilitas mpuan dan kekerasanterhadap perempuan akan di dakan.

Tinjauan Teoritik tentang penyanda Cacat/DisabilitasI. Pengertian penyandangCacatl

ilitasPembahasan mengenai cacat atau disabled

Berbagai literatur yangmerupakan acuan yang

penting sebagai dasar pengkajian, , dan wawasanyang luas tentang penyandang . Badan kesehatan dunia

mukakan oleh Coleridgemendasar mengenai

kecacatan yang mengacu pendekatan medis ataukedokteran yaitu:

Impairmefit : any loss or ally of psychological,

people sangat beraneka ragam.membahas tentang kecacatan,

atau WHO, sebagaimana yang di(1997) mengemukakan tiga defi

Iack (resulting from animpairment) of ability to an activity in the

phsysio-logical, or anatomicalDisablility : any restriction o

or function.

normal for a

keterbatasan atau

Handicap: a disadvantage for afrom an impairment or a disabi

manner or within the rangehuman being.

iven individual, resultingty, that limits or prevents

fulfilment of a role that is (depending on age,sex, and social and culture ) for that individu'lImpairment yaitu ker n adalah ketidaknormalan atau hilangnya st atau fungsi psikologis,fisiologis, atau anatomi. Mi lumpuh di bagianbawah tubuh (paraplegia).

Disability (cacat) adalahketiadaan kemampuan ( akibat dari kerusakan

Page 5: terkait antara Sosial, - portofolio.stks.ac.idportofolio.stks.ac.id/download-public/buku/Dokumen_Buku_244je.pdfditanggulangi dan disembuhkan agar hambatan yang mereka hadapi di masyarakat

tadi) untuk melakukan ivitas dengan cara atau dalambatas-batas yang di p 'normal" bagi manusia.Misalnya, ketidakmam an berjalan dengan dua kaki.Handicap (ketidakm ) adalah keadaan yangmerugikan bagi sebagai akibat "kerusakan/kelemaharf' atau -anl yang membatasi ataumencegahpemenuhan ranan yang normal (tergantungusia, jenis kelamin, faktor sosial budaya). Misalnya,tidak adanya akses

gedung/transportasinaan kursi roda dalam

tidak tersedia jalur landaiyang dilalui kursi roda.

Selanjutnyakecacatan yang

berikut;

Coleridgelebih

Imp airm ent (kerusakan/atau ketidak normalan r

mengalarni perkembanganpengertian penyandangberikut:

fungsi ter'rentu. Misalr, kelumpuhan di bagian bawahrubuh disertai ketidakkedua kaki,

untuk berjalan dengan

Disability /handicap (ckeru gian/keterbatasan

iri mengemukakan def,nisipada model sosial sebagai

han) : Ketidak lengkapandisertai akibatnya terhadap

idakmampuan) : adalahaktivitas tertentu sebagai

akibat faktor-faktor yang hanya sedikit atausama sekali tidak m rhitungkan orang-orang yangmenyandang "ke n/kelemahan' tertentu dankarenanya mengelua orang-orang itu dari arusaktivitas sosial. (1997 :13

Pengertian penyanda cacat diBeberapa

Indonesia terusperkembangan

adalah sebagaidimaksud

Page 6: terkait antara Sosial, - portofolio.stks.ac.idportofolio.stks.ac.id/download-public/buku/Dokumen_Buku_244je.pdfditanggulangi dan disembuhkan agar hambatan yang mereka hadapi di masyarakat

UTI no. 4 tahun 1997 tenta Penyandang Cacat dalamPasal I : Setiap orang yangdan atau mental, yg dapat me

memiliki keterbatasan fisrk,sensorik dalam jangka waktu

4) Full Participation (5) Equal Opportunity6) Aksesibilitas.7) Penghormatankapasitas8) Kesetaraan Gender.

Pergeseran definisi penyanddiuraikan diatas dapat dilihat pada

mpunyai kelainan fisikatau merupakan

nya untuk melakukanterdiri dari cacat fisih

tal, intelektual, atauberinteraksi dengan

i Penuh ).Kesempatan ).

terus berkembang.

cacat, sebagaimana

rintangan dan hambatankegiatan secara selayaknya,

mental, fisik dan mental.

ICF (InternationalDisability and Health)

tion Of Functioning,

Kecacatan diklasifikasikanperspektif tubuh, perspektif

ngan mengacu padaindividu, dan perspektif

sosial yang dibagi pada dua dasar: struktur danfungsi tubuh dan aspek aktivi dan partisipasi.

CRPD: Penyandang disabi mencakup mereka yang

berbagai hambatan yang menyulitkan partisipasipenuh dan efektif dalam atas dasarkesetaraan dengan yang la Aspek-aspek pentingterkait penyandang disabilitas,

1) Diskriminasi berdasarkan2) Reasonable Acco

beralasan ).

(Akomodasi yang

3) Universal Desain (pera universal).

dibawah ini.

Page 7: terkait antara Sosial, - portofolio.stks.ac.idportofolio.stks.ac.id/download-public/buku/Dokumen_Buku_244je.pdfditanggulangi dan disembuhkan agar hambatan yang mereka hadapi di masyarakat

. Diskriminaiiberdasarkan Disabilitas

. ReasonableAccomodation

lAkomodasi yangberalasan

J

. Universal Desain

. Fuil participation

lPartisipasi penuh ,

. EqualOpportunjtyJl(esetaraan

Kesempatan )

. Aksesibilirar

. Penghormatankapasitasyang terus

berkembang

Kesetaraan Gender

,CF

INTERNATTONALCLASSIFICATION OFFUNCTIONING,D'SABIL'TYANDHEALTH }Kecacatandik,asifikasikanmengacu padaperspektif tubuh,perspektif individu,.ran perspektif sosialyang dibagi padaCua asnek dasar istruktur dan fungsitubuh dan aspekaktivitas danpartisipasi

Pasa, , UU No 4tahun l99t ttgPenyandang Cacat:

Setiap orang yangmempunyai kelainah,isik dan atau mental,yg dapdtmengganggu ataumerupakan rjntahoah& hambatan bagrnlyauntuk melakukankeqiatan secaraselayaknya, yangterdiri dari cacat fisik-mental, fisik danmental

Ga

Pergeseran Definisi2. Kategoripenyandang

Peraturan pemerinUsaha Kesejahteraanbahwa "penderita cacatilmu kedokteran di

dalah seseorang yang menurutmempunyai kelainan fisik ataumental yang oleh kare merupakan suatu rintangan atauhambatan baginya untuk kegiatan-kegiatan

secara layak, terdiri dari cacat tubuh, cacat netra, cacatmental, cacat rungu wipenyakit kronis,i

dar, cacat bekas penyandanl3

Nomor 36 tahun 19g0 tentangPenderita Cacat menyatakan

cacat tersebut disempurnakanUndang Nomor 4 tahun 1997

. Kategori penyandangdengan keluarnya Undangtentang Penyandang Undang-Undang tersebut

Page 8: terkait antara Sosial, - portofolio.stks.ac.idportofolio.stks.ac.id/download-public/buku/Dokumen_Buku_244je.pdfditanggulangi dan disembuhkan agar hambatan yang mereka hadapi di masyarakat

memberikan definisi Cacat adalah 'setiap orangyang mempunyai kelainan fisikmengganggu atau merupakan

au mental, yang dapatrintangan dan hambatan

baginya untuk melakukan kegiterdiri dari :

secara selayaknyai' yang

a. Penyandang cacat fisik; adalah kecacatan yangmengakibatkan gangguan fungsi tubuh, antara laingerak tubuh, penglihatan,bicara.

dankemampuan

b. Penyandang cacat mental; kelainan mental dan/atau tingkah laku, baik cacat lryaan maupun akibat daripenyakit.

c. Penyandang cacat fisikseseorang yang menyasekaligus.

mental; adalah keadaandua jenis kecacatan

Kebijakan baru berkaitantertuang dalam UU nomor 19 tah

penyandang cacat,201 I tentang Pengesahan

ngDisabilitas. DalamUU ini orang yang mengalamipenyandang disabilitas. UU ini

, disebut denganmemandang penyandang

disabilitas sebagai warga masya t yang mempunyai hak-hak dan kesempatan yang samalainnya untuk mendapatkan taraf

warga masyarakat

Conyention on The Rights ofKonvensi Mengenai Hak-Hak

Setiap manusia mempusebagai hak dasar yang secaramanusia, bersifat universalharus dilindungi, dihormati,perlindungan dan pemajuanuntuk warga masyarakat,

With Disabilities atau

raan sosial.

hak asasi manusiati melekat pada diri

langgeng. Hak-hak inidipertahankan sehinggaasasi manusia bedaku

kelompok rentan

Page 9: terkait antara Sosial, - portofolio.stks.ac.idportofolio.stks.ac.id/download-public/buku/Dokumen_Buku_244je.pdfditanggulangi dan disembuhkan agar hambatan yang mereka hadapi di masyarakat

Untuk memperm dalam memahami perbedaandeflnisi tentang

khususnya penyanUndang-Undang ini,yang memiliki kesensorik dalam jangkadengan lingkungan danhambatan yang meefektifberdasarkan

beberapa definisi atau

pendekatan medis yangdalam mendefinisikan kr

kecacatan harus diaspek lingkungan ekstsesuai jenis dan derajatJika teknologi semakinberpihak pada penyanmengalami hambatan dalhidup dalam rangka me

disabilitas. Mengacu kepadayandang disabilitas adalah orang

fisik, mental, intelektual, ataulama yang dalam berinteraksi

masyarakatnya dapat menemuin untuk berpartisipasi penuh danan hak.

dang cacat tersebut, disajikanpengertian kecacatan menurut

beberapa ahli, dasar isasi sehingga menghasilkanhasil kategori penyan cacat

erupakansecara lengkap. pihakpendekatan paling tua

Pendekatan ini meli kecacatan dari kegagalan salahsatu fungsi fisik manharus ditujukan padamcmulihkan fungsi tubuh tersebut. Kemudianmuncul pendekatan sosial i reaksi terhadap pendekatanmedik. Pendekatan ini

sehingga penangannnya punilitasi atau pengobatan untuk

rpendapat bahwa permasalaharrdengan menyesuaikan berbagaidari penyandang cacat tersebut

atan yang dimiliki seseorang,,, fasilitas publik memadai dan

cacat, maka mereka tidak akanmelaksanakan berbagai aktivitasnakan fungsionalitas sosialnya.

Page 10: terkait antara Sosial, - portofolio.stks.ac.idportofolio.stks.ac.id/download-public/buku/Dokumen_Buku_244je.pdfditanggulangi dan disembuhkan agar hambatan yang mereka hadapi di masyarakat

Tabel IKategorisasi Penyandang Cacat

NONAMA AHLI/

SUMBERDASAR

KATEGORI

KATEGORIPENYANDANG

CACATI ) 3 4

WHO Pendekatan medisatau kedokteran

a, [mpairmentb. Disabilityc. Handicap

1 Peter Coleredge Pendekatan sosial a. ImpairmentDisability/handicap

a.

3. Manual RBM Fendekatan medis,sosial, pendidikandan keterampilan

a. Gangguan

kejangGangguanBelajarGangguanWicaraCangguanpendengaranGangguanpenglihatanGangguanGerakGangguanperkembanganGangguantingkah laku o

Gangguan lain-lain

b.

c.

h.

Page 11: terkait antara Sosial, - portofolio.stks.ac.idportofolio.stks.ac.id/download-public/buku/Dokumen_Buku_244je.pdfditanggulangi dan disembuhkan agar hambatan yang mereka hadapi di masyarakat

4. UU No. 4 tahun1997

Pendekatan sosial Penyandangcacat fisikPenyandangcacat mentalPenyandang

cacat gandac,

5 UU No. 19 tahun201 1

Pendekatan HakAsasi Manusia

a. Keterbatasanfisik

b. Keterbatasanmental

c. Keterbatasanintelektual atausensorik

Sumber : diolah dari Colore dge (1997),UU Nomor 4 tahun 1997,Manual RBM (1998), dan UU Nomor 19 tahun 2011

3. Permasalahan dan Kebutuhan penyandang Cacat

Pemahaman tentang permasalahan yang dihadapipenyandang cacat dikemukakan oleb Coleridge (1997),yangmernbahasnya berdasarkan tiga model pendekatan yaitumodei tradisional, model medis dan model sosial.

Modei tradisional atau model moral merupakankonstruk yang dibuat oleh agama dan dan budaya ditiapmasyarakat, yang memandang kecacatan sebagai sebuahhukuman, penyandang cacat dianggap sebagai orur,g yurrgtelah berbuat dosa besar, dan akibat kemarahan para leluhur.Penyandang cacat d.alam model ini dipandang sebagai orangyang bernasib sial, berbeda, kotor dan tercela. Model inisangat erat kaitannya dengan kepercayaan yang berkembangdi rnasyarakat dan disebarluaskan oleh para pemimpinkepercayaan (agama) melalui dogma yang disampaikan.

Page 12: terkait antara Sosial, - portofolio.stks.ac.idportofolio.stks.ac.id/download-public/buku/Dokumen_Buku_244je.pdfditanggulangi dan disembuhkan agar hambatan yang mereka hadapi di masyarakat

Perilaku yang umum dilakukan terhadap penyandangcacat pada model ini adalah isolasi, pengucilan, dibuangdan dibunuh. Sejarah mencatat ratusan ribu penyandang

cacat dibunuh oleh pasukan Hitler pada masa kekejaman

Nazi tahun 1940-an. Pada model ini solusi yang dilakukanmasyarakat adalah dengan berusaha memahami danmenerima bahwa penyandang cacat adalah merupakankehendak dari Tuhan, menerima secara pasif sebagai takdir,menghukum diri sendiri, berusaha untuk menghapus dosayang sudah diperbuat (tobat), tunduk dan mentaati doktrin,tuntunan serta ajaran agama yang berlaku.

Model kedokteran atau model medis menganggapkecacatan sebagai suatu abnormalitas, sehingga orangyang mengalami kecacatan harus dinormalkan, dikoreksi,ditanggulangi dan disembuhkan agar hambatan yang merekahadapi di masyarakat dapat diatasi. Pada model ini dokter,perawat kesehatan, dan ahli terapi fisik adalah kelompokyang memiliki kekuasaan dalam menentukan keputusan dankebijakan atas kehidupan para penyandang cacat. Berangkat

dari paradigma ini kemudian muncul pusat rehabilitasimedik untuk penyandang cacatyang dikenal dengan nama

Rehab ilit at i o n C entr e (RC) .

Para pengambil kebijakan percaya bahwa dengandiperbaikinya kondisi fisik nnka kehidupan mereka akan

menjadi lebih baik. Pada saat berkembangnya model inimaka banyak para penyandang cacat dikirim ke RC guna

mendapatkan perawatan fisik, namun ternyata penanganan

di RC pun tidak maksimal, sehingga yang terjadi justrupembangurran eksklusivitas terhadap komunitas penyandangcacat.

Page 13: terkait antara Sosial, - portofolio.stks.ac.idportofolio.stks.ac.id/download-public/buku/Dokumen_Buku_244je.pdfditanggulangi dan disembuhkan agar hambatan yang mereka hadapi di masyarakat

Kebijakan ini sebagai pembatasan terhadap potensi

yang dimiliki oleh para penyandang cacat. Penyembuhan

dan adaptasi terhadap kerusakan fisik melalui pendekatan

medik, rehabilitasi, pendidikan khusus (luar biasa), konseling

dan terapi fisik divakini sebagai cara untuk mengatasi

permasalahan penyandang cacat.

Model sosial disusun berdasarkan pemahaman bahwa

penyatuan diri penyandang cacat diartikan sebagai proses

merobohkan rintangan-rintangan dan menjinakkan

ranjau-ranjau sosial. Model sosial ini menekankan aspek

perubahan sikap masyarakat terhadap penyandang cacat

yang menghambat kemandirian dan pengembangan dirinya.

Model ini juga dikenal dengan post modernism model,

dimana memandang penyandang cacat sebagai persoalan

sosial yang menyangkut masalah sistem ekonomi, kebijakan

dan prioritas terhadap distribusi sumber daya, kemiskinan,

pengangguran dan cara pelayanan medik yang sudah lama

dilakukan oleh masyarakat terhadap penyandang cacat. Aktorkunci dalam paradigma ini adalah para penyandang cacat

sendiri, para pembuat kebijakan, pengacara, politisi, pelakuekonorni/ pebisnis, masyarakat umum, jurnalis/media, aktorfilm dan sebagainya

Masalah mendasar yang dihadapi oleh penyandang

cacat pada paradigma ini adalah rendahnya pengakuan atau

peuerimaan masyarakat terhadap keberadaannya sebagai

bagian integral dari kehidupan masyarakat. Indikator darimasalah ini adalah tidak meratanya distribusi atau akses

teknologi, asistensi terhadap penyandang cacat yang masih

menggunakan paradigma medis, tidak adanya pencitraaan

yang baik dalam media masa <ian penempatan penyandang

cacat pada pusat rehabilitasi.

Page 14: terkait antara Sosial, - portofolio.stks.ac.idportofolio.stks.ac.id/download-public/buku/Dokumen_Buku_244je.pdfditanggulangi dan disembuhkan agar hambatan yang mereka hadapi di masyarakat

Solusi yang ditawarkan dalam menyelesaikan

permasalahan ini adalah memandang penyandang cacatlebih

sebagai persoalan sosial, misalnya Pengangguran daripada

melihatnya sebagai masalah medik yang ujung-ujungnya

adalah melakukan rehabilitasi terhadap Para Penyandang

cacat. Agar tawaran solusi ini dapat menjadi sukses maka

perlu ditakukan beberapa hal misalnya pengenalan terhadap

komunitas penyandang cacat, meningkatkan akses teknologi

dan alaes fasilitas umum, pengembangan kapasitas diri dan

kepemimpinan Para penyandang cacat, penelitian mendalam

tentang akses sosial penyandang cacat dan melakukan

pengembangan masyarakat terhadap penyandang cacat'

Walaupun sosial model masuk dalam paradigma baru,

namun telah rnenciptakan pendekatan baru masyarakat

terhadap komunitas penyandang cacat. Masyarakat melihat

bahwa persoalan penyandang cacat adalah produk interaksi

antara karakteristik individu penyandang cacat itu sendiri

(kondisi fisik dan mental, status sosial ekonomi, kondisi

personal dll) dengan karakteristik alam, masyarakat, budaya

dan lingkungan sosial.

Paradigma ini lebih menekankan pada bagaimana pola

interaksi masyarakat dan penyandang cacat karena dalam

sosial model memandang persoalan penyandang cacat secara

utuh dan menyeluruh. Paradigma sosial model memiliki

dampak yaitu :

. Adanya pendefinisian ulang dan konseptualisasi ulang

terhadap aPa yang dinamakan penyandang cacat'

Area kajian/penelitian terhadap keberadaan penyandang

cacat menjadi lebih luas

Page 15: terkait antara Sosial, - portofolio.stks.ac.idportofolio.stks.ac.id/download-public/buku/Dokumen_Buku_244je.pdfditanggulangi dan disembuhkan agar hambatan yang mereka hadapi di masyarakat

. Fokus kajian/penelitian terhadap penyandang cacatjugaakan berubah dari penyandang cacat sendiri sebagaiobjek kajian/penelitian menjadi hubungan antarapenyan<iang cacat dengan lingkungan sekitar sebagaiobjek.

Satu lagi model kecacatan adalah apa yang disebutdengan model hak azasi atat civil rigltt model. Model inimemandang bahwa penyandang cacat sebagai individu yangmemiliki hak setara sebagaimana warga masyarakat lainuntuk memilih cara hidupnya yang mandiri dan kebebasanuntuk menentukan keputusan terhadap arah hidupnyadengan segala aspek pcnting yang berhubungan dengant<ehidupannya.

Gerakan model hak azasi mencapai puncaknyadi Amerika Serikat ketika Presiden George Bushrrrenandatangani American Disability Acl (ADA) tahuni990. Dalam perkembangannya ADA telah mendorongmunculnya gerakan organisasi politik yang mendorongmunculnya komunitas penyandang cacat di Amerika dandibentuknya standard arsitektur bangunan yang aksesibeluntuk penyandang cacat. Diharapkan kesemua ini mampumendorong terwujudnya integrasi penyandang cacat denganmasyarakat.

Model ini memandang bahwa penyandang cacat sebagaipersoalan masyarakat sehingga cara penyelesaiannya banyakberbentuk advokasi sistem hukum dan sistem sosial. Aktorutama dalam paradigma ini adalah para ahli hukum, aktivisgerakan penyandang cacat dan organisasi masyarakat. Dalamparadigma ini, masalah yang mendasar dari penyandangcacat adalah diskriminasi, prasangka, pengucilan danpengingkaran terhadap hak dasarnya. Kita dapat melihat

Page 16: terkait antara Sosial, - portofolio.stks.ac.idportofolio.stks.ac.id/download-public/buku/Dokumen_Buku_244je.pdfditanggulangi dan disembuhkan agar hambatan yang mereka hadapi di masyarakat

4.

dengan jelas adanya perbedaan perlakuan baik di masyarakat

maupun di tingkat struktur pemerintahan bahwa pelayanan

terhadap difabel selalu lebih rendah dari masyarakat lain,

sehingga mengakibatkan rendahnya akses pendidikan,

ekonomi, kesehatan dan pelayanan lainnya bagi Parapenyandang cacat.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka

paradigma ini dikembangkan beberapa bentuk aktivitas

pelayanan yaitu: sistem advokasi, legislasi terhadap hak

sipil dan beberapa aktivitas politik yang diharapkan dapat

meningkatkan akses di bidang ekonomi, sosial, pendidikan,

kesehatan, pekerjaan dan akses sumber daya lingkungan

lainnya.

Kebijakan dan Peraturan Perundangan-undanganPenyandang Cacat

Menelusuri berbagai perundang-undangan yang

diberlakukan di berbagai Negara Maju seperti di Inggris,

Kanada, Singapura, |epang, Pal<istan dan Amerika Serikat di

dalamnya terkandung makna bahwa untuk memberdayakan

penyandang cacat perlu adanya aturan tersurat dan

pelalaanaan secara konkrit bagi penerima manfaat dari

kebijakan/ perundang-undangan. Dalam pelaksanannya dari

perundang-undangan tersebut mengatur hak penyandang

cacat. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Page 17: terkait antara Sosial, - portofolio.stks.ac.idportofolio.stks.ac.id/download-public/buku/Dokumen_Buku_244je.pdfditanggulangi dan disembuhkan agar hambatan yang mereka hadapi di masyarakat

Tabel 2.

Undang-Undang Kecacatan di Berbagai Negara

NEGARA UU KECACATAN KETER.ANGAN

2 3IInggris

|epang

DkabilityDiscriminationAct1995

Special EducationalNeedsand DisabilitYAct 2001

DisabilityDiscrimination Act

2005

Inggris memiliki UU

yang pelaksanaan dan

pengal^/asannya sangat

serius. Ada kementerian

khusus Yang menangani

masalah PenYandang cacat

yal:ltt MinistrY of DisabilitY

,'PeoPle. Bahkan di kabinet

I Tony Blair, terdaPat seorang

menteri penyandang

tunanetra David Blunkett,

Menteri Urusan Perumahan

dan Perkantoran

Tid"k ada undang-undang I

khusus karena UUD I

|epang sudah menjamin

hak penyandang cacat' Di

Iepang Pula, terdaPat Pantaipertama Yang aksesibel bagi

penyandang cacal untuk

sunbathing

Pakistan National PolicY for Persons

with Disabiltties 2002

Meski tergolong baru,

UU Pakistan sangguP

menamPung asPirasi warga

penyandrng cacat terutama

soal aksebilitaske temPat

ibadah.