terhadap tingkat atensi pada mahasiswa · bapak susilo dan mas chandra selaku kepala lab. komputer...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PEMAPARAN INVOLUNTARY ATTENTION
TERHADAP TINGKAT ATENSI PADA MAHASISWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Lindi Oktavia Dewi
NIM: 129114121
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“For I know the plans
I have for you, declares the Lord,
plans to prosper you and not to harm you,
plans to give you hope and a future”
Jeremiah 29:11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus
Alam Semesta
Papa Didik, Mama Enny, Dikky
Saudara, Sahabat
dan untuk para Guru yang telah mengenalkanku pada
Ilmu Pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
EFEKTIVITAS PEMAPARAN INVOLUNTARY ATTENTION TERHADAP
PERBEDAAN TINGKAT ATENSI MAHASISWA
Lindi Oktavia Dewi
ABSTRAK
Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemaparan
involuntary attention terhadap tingkat atensi pada mahasiswa. Peneliti memiliki
hipotesis bahwa pemaparan involuntary attention berupa video lanskap vegetasi
dapat membantu peningkatan direct attention pada mahasiswa dibandingkan
video lanskap urban. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah 63 mahasiswa
kategori dewasa awal. Eksperimen kuasi dengan tipe eksperimen laboratorium ini
menggunakan desain within subject dengan dua kelompok eksperimen dan satu
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi pemaparan berupa video lanskap
vegetasi dan video lanskap urban. Data dianalisis menggunakan uji beda Wilcoxon
menunjukkan adanya perbedaan penurunan milisekon pada fungsi atensi executive
control (p = 0,006) dengan demikian hipotesis diterima. Sedangkan pada
kelompok video lanskap urban tidak terdapat berbedaan yang signifikan (p =
0,675).
Kata Kunci : involuntary attention, atensi, eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
EFFECTIVENESS OF EXPOSURE INVOLUNTARY ATTENTION TO
UNIVERSITY STUDENT’S ATTENTION LEVEL
Lindi Oktavia Dewi
ABSTRACK
This experimental study aim to determine the effectiveness of exposure
involuntary attention to university student’s attention level. Researchers have
hypothesized that the exposure of involuntary attention in the form of vegetation
video landscape can help to increase direct attention to the students rather than
urban landscape video. The subjects in this study were sixty-three early-adult-
students. This quasi experiment with type of experiment laboratory used the
design from within subject, with two experimental groups and one control group.
The experimental group was given a presentation in the form of vegetation video
landscape and urban video landscape. The data were analyzed using the
differential test of Wilcoxon which indicate differences in declining milliseconds
within the attention function of executive control (p = 0,006) so that the
hypothesis is accepted. In the group of urban video landscape, there is no
significant difference (p = 0,675).
Keywords : involuntary attention, attention, experiment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan tuntunanNya saya dapat melalui proses penulisan skripsi hingga akhir
dan dapat terselesaikan dengan baik. Atas bimbinganNya melalui perantara Dosen
pembimbing dan orang-orang yang telah membantu bertukar pikiran, saya dapat
menemukan jalan keluar atas segala permasalahan yang saya hadapi selama
proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis
hendak mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si. selaku Kepala Program Studi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Terima kasih atas
waktu dan bimbingan Bapak saat penulis mengalami kesulitan saat proses
penulisan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Hadrianus Wahyudi, M. Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik
selama penulis menempuh studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
4. Bapak TM. Raditya Hernawa, M. Psi., Psi. selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang mau mendengarkan dan meluangkan waktunya untuk membimbing saya
meskipun di luar jadwal yang seharusnya dan Bapak belum resmi menjadi
dosen pembimbing saya. Terima kasih atas motivasi, kepercayaan, dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Terima kasih Bapak bersedia bertukar pikiran saat saya menemui kendala dan
masalah. Terima kasih juga sudah membantu mencari subjek penelitian.
5. Bapak Dr. Yohannes Babtista Cahya Widiyanto M. Si., selaku Dosen mata
kuliah seminar, terima kasih Bapak sudah tertarik dengan judul saya sehingga
saya merasa percaya diri untuk melanjutkan rancangan penelitian saat seminar
hingga menjadi judul skripsi.
6. Ibu Maria Magdalena Nimas Eki Suprawati M. Si., Psi., terima kasih Ibu mau
membantu saya mendapatkan jurnal utama yang sangat saya butuhkan.
7. Dr. A. Priyono Marwan, S.J., yang telah membantu saya telah meluangkan
waktu untuk bertukar pikiran terkait penulisan skripsi saya.
8. Segenap Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan
pengetahuan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
9. Segenap karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta: Pak Gi, Mas Muji, Mas Gandung, dan Bu Nanik dengan ramah
membantu saya selama perkuliahan hingga akhir penulisan skripsi ini.
10. Dr. Terry Hartig selaku pembuat Perceived Restorativeness Scale (PRS) versi
asli dan telah memberikan ijin untuk menggunakan PRS untuk keperluan
skripsi saya. Selain itu, juga memberikan jurnal pendukung skripsi saya.
11. William, selaku native speaker yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
mengoreksi bahasa dari skala PRS asli dan skala PRS adaptasi. Abraham
Muria S. Ked., yang terlebih dahulu menggunakan Attention Network Test
(ANT) sebagai alat pengambilan data. Terima kasih atas informasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
12. Bapak Susilo dan mas Chandra selaku Kepala Lab. Komputer Dasar dan
asisten Lab. Komputer Dasar yang mau bekerja sama dan mendukung
penelitian saya dengan memberikan ijin untuk menggunakan Lab. Komputer
Dasar dengan segala fasilitas di dalamnya.
13. Kedua Orang Tua dan Adikku yang menjadi sumber semangat dan selalu
menemaniku disaat aku menghadapi masalah, tempatku bercerita tentang
permasalahan dan keceriaan yang sedang ku alami selama proses penulisan
skripsi ini.
14. Gabriel Gradi yang telah memberikan ide skripsi yang sedikit gila namun
akhirnya menjadi kenyataan.
15. Rekan saya selama penulisan skripsi Regina Giovanny Sujadiyanto. Terima
kasih atas dukungan, kegilaannya, keluh kesah, deg-degannya, kepanikannya,
keceriaannya. Terima kasih sudah mau menjadi pelanggan perpus bersamaku.
Terima kasih tidak bosan mendengar kata-kata “Pie ki Ge”, “Pusing aku” dll.
16. Sahabat ku Sesilia Pradita yang selalu memberiku semangat dan tidak pernah
meninggalkan ku dalam keadaan suka maupun duka. Sisilia Paulina yang
selalu mengingatkanku untuk membuka laptop dan memberiku semangat saat
mengerjakan skripsi.
17. Teman-teman yang mendukung berjalannya eksperimen ini, terimakasih
Maria Vita yang menjadi teman berbagi dan bersedia menjadi asisten dalam
penelitian ini dan juga Ratna Indraswari, Ari, Shella, Jessica Dhoria, Clara,
dan Maria Karina. Tanpa kalian penelitian ini tidak akan berjalan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACK .................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xix
DAFTAR SKEMA ......................................................................................... xxi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xxii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xxiii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 10
D. Manfaat penelitian ..................................................................................... 10
1. Manfaat Teoritis .................................................................................. 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2. Manfaat Praktis ................................................................................... 11
BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................ 12
A. Atensi ........................................................................................................ 12
1. Definisi Atensi .................................................................................... 12
2. Fungsi Atensi ...................................................................................... 13
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Atensi .......................................... 15
B. Attention Restoration Theory (ART) ........................................................ 17
1. Definisi Attention Restoration Theory (ART) .................................... 17
2. Jenis Atensi dalam Attention Restoration Theory (ART) ................... 19
3. Directed Attention Fatigue (DAF) ...................................................... 20
4. Komponen Lingkungan yang Berdampak Memulihkan Directed
Attention Fatigue (DAF) ..................................................................... 22
5. Video Lanskap Vegetasi dan Video Lanskap Urban .......................... 24
C. Micro-break ............................................................................................... 29
1. Definisi Micro-Break .......................................................................... 29
2. Tipe Micro-Break ................................................................................ 30
D. Mahasiswa dalam Tahap Perkembangan Kognitif .................................... 31
E. Dinamika Penelitian .................................................................................. 33
F. Skema Penelitian ....................................................................................... 38
G. Hipotesis .................................................................................................... 38
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 39
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 39
B. Desain Penelitian ....................................................................................... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
C. Variabel Penelitian .................................................................................... 40
1. Variabel Bebas .................................................................................... 40
2. Variabel Terikat .................................................................................. 41
3. Upaya Kontrol ..................................................................................... 41
D. Definisi Operasional.................................................................................. 43
1. Atensi .................................................................................................. 43
2. Involuntary Attention .......................................................................... 43
E. Subjek Penelitian ....................................................................................... 44
F. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 44
1. Alat dan Bahan Penelitian ................................................................... 44
2. Prosedur Persiapan Penelitian ............................................................. 44
3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 46
4. Tim Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 46
G. Alat Pengumpulan Data ............................................................................ 47
1. Perceived Restorativeness Scale (PRS) .............................................. 48
2. Attention Network Test (ANT) ............................................................ 49
H. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ......................................................... 52
1. Validitas .............................................................................................. 52
2. Reliabilitas .......................................................................................... 56
I. Metode Analisis Data ................................................................................ 60
1. Uji Asumsi .......................................................................................... 60
2. Uji Hipotesis ....................................................................................... 61
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
A. Persiapan Penelitian .................................................................................. 63
1. Persiapan Alat Penelitian .................................................................... 63
2. Persiapan Teknis Penelitian ................................................................ 66
B. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 67
1. Waktu Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 67
2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 68
3. Observasi Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 69
C. Deskripsi Subjek Penelitian ...................................................................... 70
D. Deskripsi Data Penelitian .......................................................................... 71
E. Hasil Analisis Data .................................................................................... 71
1. Uji Normalitas ..................................................................................... 71
2. Uji Homogenitas ................................................................................. 73
3. Uji Hipotesis ....................................................................................... 73
4. Analisis Tambahan .............................................................................. 77
F. Pembahasan ............................................................................................... 79
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 86
A. Kesimpulan ............................................................................................... 86
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 86
C. Saran .......................................................................................................... 87
1. Bagi Penelitian Selanjutnya ................................................................ 87
2. Bagi Mahasiswa .................................................................................. 88
3. Bagi Pemerintah .................................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
LAMPIRAN .................................................................................................... 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Desain Eksperimen Efektivitas Pemaparan Involuntary Attention
terhadap Tingkat Atensi pada Mahasiswa........................................ 40
Tabel 2. Blue print Skala Perceived Restorativeness Scale (PRS) ................ 49
Tabel 3. Reliabilitas Perceived Restorativeness Scale (PRS)
versi adaptasi .................................................................................... 57
Tabel 4. Uji Normalitas Test-retest Attention Network Test
Versi Adaptasi .................................................................................. 59
Tabel 5. Hasil Korelasi Test-retest Attention Network Test
Versi Adaptasi ................................................................................. 59
Tabel 6. Seleksi Video menggunakan Perceived Restorativeness
Scale (PRS) ..................................................................................... 65
Tabel 7. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 68
Tabel 8. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ................................ 70
Tabel 9. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 71
Tabel 10. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Program
Studi ................................................................................................ 71
Tabel 11. Uji Normalitas masing-masing Kelompok Penelitian
Berdasarkan Fungsi Atensi ............................................................. 72
Tabel 12. Uji Homogenitas............................................................................. 73
Tabel 13. Deskripsi Statistik masing-masing Fungsi Atensi pada
Kelompok penelitian tahap pre-test dan post-test ......................... 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Tabel 14. Uji Beda Wilcoxon masing-masing Fungsi Atensi pada Kelompok
Penelitian tahap pre-test dan post-test ............................................ 75
Tabel 15. Uji One Way Anova pada Tiga Kelompok Penelitian ................... 76
Tabel 16. Rata-rata Keakuratan (%) Kelompok Penelitian tahap pre-test
dan post-test .................................................................................... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR SKEMA
Skema 1. Efek Pemulihan dalam Attention Restoration Theory (ART) ........ … 18
Skema 2. Skema Penelitian tentang Efektivitas Pemaparan Video Lanskap
Vegetasi sebagai stimulus Involuntary Attention dan video lanskap
urban terhadap peningkatan Direct Attention pada Mahasiswa ..... 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Area Otak yang berkaitan dengan jaringan tiga fungsi Atensi .... 15
Gambar 2. Proses Eksperimen dalam Attention Network Test (ANT) .......... 49
Gambar 3. Dasar perhitungan dari tiga fungsi atensi dalam Attention
Network Test (ANT) ................................................................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Hasil Uji One Way Anova (seleksi video), Uji Reliabilitas
Perceived Restorativeness Scale (PRS) dan Attention Network
Test (ANT) ............................................................................... . 94
LAMPIRAN 2. Hasil Analisis Attention Network Test (ANT) Pre-test
dan Post-test ............................................................................. 99
LAMPIRAN 3. Hasil Uji Analisis Tambahan ................................................... 106
LAMPIRAN 4. Perceived Restorativeness Scale (PRS) dan instruksi Attention
Network Test (ANT) versi 1.3.0 ............................................... 108
LAMPIRAN 5. Hasil Direct-Translation Perceived Restorativeness Scale (PRS)
dan instruksi Attention Network Test (ANT) .......................... 112
LAMPIRAN 6. Hasil Back-Translation Perceived Restorativeness Scale (PRS)
dan instruksi Attention Network Test (ANT) .......................... 115
LAMPIRAN 7. Hasil Pemeriksaan Perceived Restorativeness Scale (PRS)
dan instruksi Attention Network Test (ANT) ........................... 117
LAMPIRAN 8. Skala Adaptasi PRS dan instruksi Attention Network Test (ANT)
dan tabel hasil ANT ................................................................. 123
LAMPIRAN 9. Lembar Informed Consent........................................................ 130
LAMPIRAN 10. Deskripsi Data penelitian ...................................................... 131
LAMPIRAN 11. Daftar Alamat Video yang diunduh melalui Youtube ........... 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perpindahan penduduk dari desa ke kota atau akrab disebut urbanisasi,
mengalami peningkatan yang pesat diseluruh dunia. Lebih dari setengah umat
manusia kini tinggal di daerah perkotaan. Pada tahun 2050 proporsi ini
diperkirakan akan melebihi 70% (Heilig dalam Bratman, Daily, Levy, &
Gross, 2015). Menurut catatan Divisi Populasi PBB, hampir dua pertiga dari
populasi dunia akan tinggal di daerah perkotaan dalam 30 tahun ke depan
(Vlahov & Galea dalam Maas, Verheij, Groenewegen, Vries, &
Spreeuwenberg, 2006) sehingga membuat lingkungan tempat tinggal semakin
padat dengan berbagai aktivitas dan permasalahan di dalamnya.
Negara berkembang yang mulai mengalami dampak dari urbanisasi adalah
Indonesia. Salah satu ciri dari urbanisasi adalah tingginya aktivitas yang
menuntut mobilitas yang tinggi sehingga kebutuhan akan sarana transpotasi
menjadi penting (Iskandar, 2013). Kepadatan penduduk di Indonesia terlihat
dari meningkatnya pemenuhan sarana transportasi yang ditunjukkan dari data
perkembangan jumlah kendaraan bermotor oleh Badan Pusat Statistik
Indonesia tahun 2013 yang mencapai 104.118.969 buah
(http://bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1413). Jumlah tersebut mengalami
kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sejumlah 94.373.324 buah. Tingginya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
jumlah kendaraan, membuat tingkat kemacetan dan kepadatan lingkungan
semakin bertambah.
Dampak urbanisasi mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan yang
dapat mempengaruhi kesehatan seseorang (Lee, Williams, Sargent, Williams,
& Johnson, 2015). Menurut World Health Organization tahun 1948, definisi
kesehatan adalah seseorang yang memiliki keadaan fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial yang baik bukan hanya diakibatkan oleh penyakit atau
gangguan tertentu (Steg, Van Den Berg, & De Groot, 2013). Kepadatan
penduduk dengan banyaknya aktivitas di lingkungan perkotaan, membuat
keadaan lingkungan tempat tinggal dan tempat bekerja dapat berpengaruh
terhadap kesehatan dan kesejahteraan seseorang.
Lingkungan yang “sakit” dapat mengancam kesehatan secara fisiologis
maupun psikologis (Largo-Wight, Chen, Dodd, & Weiler, 2011). Dampak
fisiologis yang ditimbulkan adalah polusi udara dalam ruangan dan racun yang
dapat menyebabkan penyakit seperti Sick Building Syndrome (Samet &
Spengler dalam Largo-Wight dkk., 2011). Kemudian, dampak psikologis
akibat lingkungan yang tidak sehat, misalnya lingkungan yang padat dan
berisik. Lingkungan yang padat dan berisik dapat mengakibatkan kelelahan
mental dan stres kronis (Brennan, Chugh, & Kline; Raffaello & Maass dalam
Largo-Wight dkk., 2011).
Kelelahan mental yang dialami oleh seseorang yang tinggal di daerah
perkotaan dapat menurunkan fungsi kognitif seseorang sedangkan stres kronis
dapat menjadi stresor yang mengakibatkan kecemasan, frustasi, kepenatan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
ketegangan, kemarahan, kebingungan, dan perubahan perilaku (Liu, Mattson,
& Kim, 2004).
Penelitian terbaru mengatakan bahwa seseorang yang tinggal di daerah
perkotaan dengan segala aktivitas dan permasalahan di dalamnya, membuat
pengolahan sistem informasi yang diterima terlalu banyak (Lee dkk., 2015).
Seseorang yang mengolah informasi terlalu banyak dapat berpotensi
mengalami kelelahan mental sehingga membuat kontrol terhadap atensi
menjadi berkurang (Kaplan, Bardwell, & Slakter, 1993).
Fungsi kognitif khususnya atensi, berkaitan dengan otak sebagai bagian
dari organ dalam tubuh manusia. Otak memiliki fungsi untuk mengontrol
pikiran, emosi, dan motivasi seseorang (Gloor; Rockland; Shephred dalam
Sternberg, 2008). Selain itu, otak memiliki sistem saraf yang digunakan
sebagai dasar kemampuan seseorang untuk memahami, beradaptasi, dan
berinteraksi dengan dunia sekitar (Gazzaniga; Gazzaniga, Ivry, & Mangun,
dalam Sternberg, 2008). Sistem syaraf tersebut membuat seseorang dapat
menerima, memproses, dan merespon informasi dari lingkungan sekitar
(Pinker; Rugg dalam Sternberg, 2008).
Peran atensi dapat dilihat berdasarkan sudut pandang fungsi atensi.
Terdapat tiga fungsi atensi yang didasarkan pada fungsi anatomi otak yaitu
Alerting, Orienting, dan Executive Control (Bratman dkk., 2015; MacLeod,
McConnell, Lawrence, Eskes, Klein, & Shore, 2010; Berman, Jonides, &
Kaplan, 2008; Fan, McCandliss, Sommer, Raz, & Posner, 2002; Emfield &
Neider, 2014). Fungsi alerting berkaitan dengan kesiagaan seseorang dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
menanggapi rangsangan, kemudian fungsi orienting terkait penyeleksian
stimulus dan mengalokasikan perhatian. Terakhir, fungsi executive control
terkait penyelesaian konflik. Dari ketiga fungsi atensi tersebut, fungsi
executive control merupakan fungsi yang paling banyak membutuhkan upaya
mental dibandingkan ketiga fungsi lainnya (Bratman dkk, 2015; Berman dkk,
2008).
Atensi memiliki peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya dalam proses kognitif dan fungsi emosi seseorang (Berman dkk.,
2008). Peran atensi ini membantu seseorang dalam proses belajar di sekolah.
Disisi lain, atensi juga berperan dalam proses penyimpanan memori jangka
pendek (Jonides, Lewis, Nee, Lustig, Berman, & Moore dalam Berman dkk.,
2008).
Pada dasarnya atensi dapat mengalami penurunan akibat proses kognitif
yang dilakukan secara terus menerus sehingga membuat seseorang dapat
mengalami kelelahan mental atau biasa disebut dengan Directed Attention
Fatigue (DAF) (Kaplan & Kaplan, 1989; Kaplan, 1995; Varkovetski, 2015).
Kelelahan mental juga dapat terjadi karena terlalu banyak isyarat atau stimulus
yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Penurunan atensi dapat terjadi akibat
kapasitas neurologis seseorang terbatas untuk dapat mendeteksi jutaan
stimulus yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Seandainya seluruh jutaan
stimulus tersebut dapat terdeteksi, otak tidak akan mampu memproses seluruh
jutaan stimulus tersebut (Solso, Maclin, & Maclin, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Sejak jaman dahulu, unsur alam dipercaya dapat membantu memperbaiki
kesehatan fisik maupun psikis seseorang yang tinggal didaerah perkotaan
(Olmsted dalam Vivi, 2011). Seseorang rela mengeluarkan biaya yang mahal
hanya untuk melihat lautan (Lange & Schaeffer dalam Vivi, 2011). Selain itu,
unsur alam dapat membantu pemulihan pasien paska operasi (Ulrich dalam
Kaplan & Kaplan, 1989). Pengalaman bersinggungan dengan lingkungan alam
atau vegetasi terasa ketika, banyak orang mencari tempat untuk beristirahat
dan berekreasi karena tekanan tugas, lingkungan yang gaduh, dan akibat
stresor lainnya (Knopf; Schreyer dalam Hartig, Evans, Jamner, Davis, &
Garling, 2003).
Respon fisik dan psikis seseorang terhadap vegetasi tidak lepas dari
pandangan estetika berdasarkan pengalaman yang dialami seseorang (Ulrich,
1986). Pandangan estetika menitikberatkan pada beberapa pilihan atau
perasaan suka atau tidak suka yang diasosiasikan dengan emosi dan keadaan
neurofisiologis seseorang (Berlyn; Ulrich dalam Ulrich, 1986). Dari hasil
penelitian berdasarkan pandangan estetika, pengalaman seseorang dengan
unsur alam atau vegetasi membuat seseorang jauh lebih positif, baik secara
emosi maupun fisik.
Dampak negatif dari lingkungan perkotaan dapat membuat seseorang
cenderung mengalami kelelahan mental. Hal tersebut mendorong para peneliti
untuk melakukan penelitian yang memanfaatkan kontak visual dengan
lingkungan alam atau vegetasi sebagai stimulus untuk memulihkan atensi dari
kelelahan mental dan stres yang dialami oleh seseorang (Bratman dkk., 2015;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Kaplan & Kaplan, 1989; Lee dkk., 2015; Lohr, Pearson-Mims, & Goodwin,
1996; Mancuso, Rizzitelli, & Azzarello, 2006; Pasini, Berto, Brondino, Hall,
& Ortner, 2014; Steg dkk., 2013).
Beberapa pendekatan teoritis terkait dengan psikologi lingkungan
menjelaskan tentang manfaat lingkungan alam bagi kesehatan psikologis
manusia, terlebih dalam memberikan efek pemulihan akibat kelelahan mental
dan menurunkan tingkat stres seseorang (Steg dkk., 2013). Kaitan antara
lingkungan alam atau vegetasi dengan proses kognitif manusia, dikonsepkan
oleh Stephan Kaplan dan Rachel Kaplan dalam Attention Restorative Theory
(ART). ART didasarkan pada terminologi dari William James (1892)
membagi atensi menjadi dua yaitu voluntary attention dan involuntary
attention (Kaplan & Kaplan, 1989). Proses efek pemulihan akibat kelelahan
mental pada ART berfokus pada involuntary attention seseorang (Kaplan &
Kaplan, 1989).
Voluntary attention biasa disebut dengan direct attention. Direct
attention memiliki peranan penting dalam proses kognitif dan fungsi emosi
seseorang (Berman dkk., 2008; Varkovetski, 2015). Kemudian, involuntary
attention adalah pemusatan perhatian seseorang terhadap suatu objek tanpa
membutuhkan upaya mental. Objek dalam Attention Restorative Theory
(ART) adalah lingkungan yang dapat memberikan efek pemulihan (Kaplan &
Kaplan, 1989). Lingkungan yang dimaksud dalam ART adalah lingkungan
dengan adanya unsur tanaman, lanskap alam terbuka, vegetasi atau yang
sering disebut dengan hutan (Kaplan & Kaplan, 1989).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Jika involuntary attention berhubungan dengan objek yang menarik dan
cenderung tidak membutuhkan upaya mental, maka voluntary attention atau
direct attention memiliki potensi untuk mengalami kelelahan atau Directed
Attention Fatigue (DAF) (Kaplan dkk., 1993; Varkovetski, 2015). Jika tidak
disadari, DAF memiliki dampak serius pada kualitas hidup seseorang,
misalnya mudah mengalihkan perhatian, kurang bersabar, mudah marah, dan
cenderung mengambil resiko tanpa memikirkannya terlebih dahulu (Kaplan &
Kaplan, 1989; Kaplan, 1995; Kaplan dkk., 1993).
Dalam Attention Restoration Theory (ART) objek untuk memunculkan
stimulus involuntary attention berupa lingkungan alam atau vegetasi (Kaplan
& Kaplan, 1989). Untuk itu, ART mengkategorikan empat komponen
lingkungan yang dapat memberikan efek memulihkan dari kelelahan mental.
Empat komponen tersebut adalah pesona (fascination), menjauh (being away),
kesesuaian (compatibility), dan luas (extent) (Kaplan & Kaplan, 1989; Kaplan
1995; Berman dkk., 2008; Kaplan dkk., 1993; Steg dkk., 2013). Fascination
merupakan suatu lingkungan yang membuat seseorang terpesona atau kagum.
Selain itu, fascination merupakan komponen utama dalam memunculkan
involuntary attention seseorang. Kemudian being away merupakan gambaran
suatu lingkungan yang berbeda dari kehidupan sehari-hari. Selain itu,
komponen extent yaitu lingkungan yang membuat seseorang dapat
menghabiskan waktu dan bereksplorasi. Terakhir, compatibility yaitu adanya
kesesuaian antara tujuan seseorang dengan manfaat yang diberikan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
lingkungan sehingga tidak memerlukan upaya mental yang berlebihan untuk
memproses infomasi tentang suatu lingkungan (Steg dkk., 2013).
Banyak penelitian yang memanfaatkan lingkungan alam atau vegetasi
untuk memulihkan atensi. Penelitian sebelumnya menggunakan tanaman
hidup, kumpulan foto, dan, video tentang lingkungan alam sebagai media
memunculkan stimulus involuntary attention (Berto, 2014; Berman dkk.,
2008). Seseorang yang melakukan kontak visual, seperti berjalan di taman
dengan durasi 55 menit dan melihat gambar lingkungan vegetasi dengan
durasi 10 menit secara signifikan dapat mengurangi kelelahan mental (Berman
dkk., 2008). Penelitian terbaru mengatakan bahwa dengan melihat screensaver
bergambar taman bunga di atap gedung selama 40 detik dapat meningkatkan
atensi (Lee dkk., 2015). Selain berjalan di taman dan melihat gambar,
menonton video juga dapat menjadi stimulus involuntary attention. Video
dalam penelitian sebelumnya memiliki durasi 10 menit dengan kualitas
rekaman yang kurang memadai, khusunya suara (Hartig, Korpela, Evans, &
Garling, 1997).
Manfaat yang diberikan oleh lingkungan dengan unsur alam berbanding
terbalik dengan dampak visual yang mengaitkan unsur bangunan. Dampak
negatif dari lingkungan perkotaan ini muncul karena persepsi seseorang
tentang aktivitas di lingkungan perkotaan yang ramai dan penuh dengan
keributan (Magi, Rowntree, & Brush dalam Ulrich, 1986). Beberapa fitur
buatan manusia, seperti tiang bangunan dan saluran listrik dapat mengurangi
daya tarik seseorang (Brush & Palmer, Nasar dalam Ulrich, 1986).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Manfaat bersinggungan dengan lingkungan alam atau vegetasi sebagai
media pemulihan, dapat dirasakan tanpa membutuhkan biaya yang banyak
(Berman dkk., 2008; Lee dkk., 2015) dan dapat dilakukan secara efektif.
Berdasarkan sudut pandang ergonomi, beristirahat disela-sela waktu
mengerjakan tugas merupakan aktivitas yang baik untuk dilakukan (Hedge,
2002). Aktivitas yang digunakan untuk beristirahat biasa disebut dengan
micro-break. Micro-break merupakan salah satu jenis istirahat singkat yang
dapat dilakukan oleh seseorang disela-sela waktu mengerjakan tugas (Kim,
Park, & Niu, 2016). Jenis micro-break yang digunakan dalam penelitian ini
adalah relaksasi, karena pada penelitian sebelumnya relaksasi merupakan
salah satu jenis micro-break yang efektif untuk memulihkan diri dari tuntutan
pekerjaan (Kim dkk., 2016).
Penelitian ini akan memanfaatkan perangkat komputer sebagai media
untuk memunculkan stimulus involuntary attention seseorang. Perangkat
komputer dimanfaatkan sebagai media dalam memunculkan stimulus
involuntary attention karena pada era globalisasi ini, aktivitas masyarakat di
perkotaan pada umumnya menggunakan peralatan elektronik seperti
komputer. Khususnya mahasiswa yang menggunakan komputer untuk
mendukung kegiatan perkuliahan, misalnya untuk mengerjakan tugas. Selain
itu, komputer juga digunakan untuk mendukung kegiatan operasional di dalam
perusahaan, sekolah, maupun instansi pemerintahan. Berdasarkan hasil survei
yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
menunjukkan bahwa 92 % perusahaan di Indonesia telah menggunakan
komputer sebagai pendukung kegiatan bisnisnya.
Manfaat berinteraksi dengan lingkungan alam terhadap atensi seseorang,
akan diukur oleh peneliti menggunakan Attention Network Test (ANT) versi
1.3.0 yang dibuat oleh Dr. Jin Fan dari Amerika Serikat pada tahun 2002.
ANT digunakan untuk mengevaluasi tiga fungsi atensi yaitu alerting,
orienting, dan executive control berdasarkan anatomi dan fungsi bagian otak
(Bratman dkk., 2015; MacLeod dkk., 2010; Berman dkk., 2008; Fan dkk.,
2002; Emfield & Neider, 2014).
B. Rumusan Masalah
Apakah secara empiris pemaparan involuntary attention berupa video lanskap
vegetasi dapat meningkatkan atensi mahasiswa ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemaparan involuntary
attention terhadap tingkat atensi pada mahasiswa.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi ilmu
psikologi, khususnya bidang psikologi kognitif, yaitu memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pengetahuan mengenai efektivitas pemaparan involuntary attention dalam
upaya meningkatkan atensi pada mahasiswa.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada pembaca,
tentang keefektifan pemaparan involuntary attention terhadap tingkat
atensi pada mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Atensi
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai atensi sebagai bagian dari proses
kognitif seseorang. Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa atensi
seseorang dapat mengalami penurunan akibat kelelahan mental. Namun, atensi
dapat dipulihkan kembali dengan memanfaatkan lingkungan vegetasi alam.
Sebelum kita mengetahui kaitan antara manfaat lingkungan alam dalam
memulihkan penurunan atensi akibat kelelahan mental, berikut akan
dijelaskan tentang definisi atensi, fungsi atensi, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi atensi.
1. Definisi Atensi
Atensi adalah fokus dan konsentrasi dari usaha mental yang biasanya
menghasilkan kesadaran oleh rangsangan sensorik eksternal, yang
ditangkap melalui panca indra atau pengalaman yang membutuhkan upaya
mental (Hill dalam Brown, 2007). Atensi dapat dipahami sebagai sumber
daya mental yang sangat terbatas (Anderson, 1980). Definisi lain juga
mengatakan bahwa, atensi adalah sumber daya mental yang sangat terbatas
dan hanya dapat dialokasikan paling banyak untuk proses kognitif dalam
satu waktu tertentu (Anderson, 1980).
Atensi adalah cara kita secara aktif memproses sejumlah informasi
yang terbatas dari sejumlah besar informasi yang ditangkap oleh panca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
indra, memori yang tersimpan, dan oleh proses-proses kognitif kita yang
lain (De Weerd; Duncan; Motter; Posner & Fernandez-Duque; Rao dalam
Steinberg, 2008). Atensi merupakan pemusatan upaya mental pada
peristiwa-peristiwa yang membutuhkan upaya mental. (Schneider &
Shiffrin dalam Steinberg, 2008).
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa atensi
adalah suatu cara yang dilakukan seseorang untuk memproses sejumlah
informasi yang ditangkap oleh panca indra dan diproses dengan
menggunakan sumber daya mental yang terbatas, kemudian diolah oleh
proses-proses kognitif lainnya.
2. Fungsi Atensi
Dalam beberapa tahun terakhir, tiga jaringan atensi dijelaskan dari segi
anatomi dan fungsi bagian otak. Fungsi tersebut meliputi alerting,
orienting, dan executive control (Fan dkk., 2002). Berikut akan dijelaskan
mengenai ketiga jenis fungsi tersebut.
a. Siaga (Alerting)
Alerting adalah aktivitas yang melibatkan seseorang dalam
menjaga sensitivitas untuk menanggapi rangsangan yang diberikan
oleh lingkungan (Ishigami, 2011). Alerting juga diartikan sebagai
fungsi untuk mencapai dan mempertahankan perhatian dan terkait
dengan kesiagaan seseorang.
Sistem alerting dikaitkan dengan frontal dan bagian parietal pada
otak bagian kanan. Performa seseorang terus menerus mengaktifkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
berbagai tingkat kewaspadaan sehingga otak mengaktifkan frontal dan
bagian parietal pada otak bagian kanan. Hal ini diduga juga
disebabkan oleh distribusi kortikal sistem norepinefrin otak (NE)
(Coull, Frith, Frackowiak, & Grasby; Marrocco, Witte, dan Davidson
dalam Fan dkk., 2002).
b. Orientasi (Orienting)
Orienting melibatkan aktivitas dalam menyeleksi stimulus dan
mengalokasikan perhatian terhadap rangsangan stimulus yang terjadi
di lingkungan (Ishigami, 2011). Jaringan orienting bertanggung jawab
untuk gerakan berdasarkan stimulus sensorik yang muncul (McLeod,
2009).
Sistem orienting berkaitan dengan kinerja lobus parietal superior
yang berhubungan erat dengan bagian intraparietal lateralis pada
monyet, yaitu untuk menghasilkan gerakan mata (Anderson, Synder,
Bradley, dan Xing dalam Fan dkk., 2002). Ketika atensi berpindah
pada stimulus yang diperhatikan, maka aktivitas otak berpindah pada
junction temporal-parietal (Corbetta dalam Fan dkk., 2002).
c. Kontrol Eksekutif (Executive Control)
Kontrol Eksekutif atau Conflict Effect adalah pemantauan suatu
peristiwa atau kejadian dan meliputi penyelesaian konflik (Ishigami,
2011). Penyelesaian konflik meliputi berbagai jenis tugas dan aktivitas
yang membutuhkan paling banyak usaha mental (Brush dalam Fan
dkk., 2002; Berman dkk., 2008). Fungsi Executive Control termasuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
aktivitas pemantauan dan penyelesaian konflik antara ekspektasi,
stimulus, dan respon (MacLeod dkk., 2010). Kontrol eksekutif
mengaktifkan anterior cingulate dan korteks prefrontal (Bush, Luu, dan
Posner; MacDonald, Cohen, Stenger, & Carter dalam Fan dkk., 2002).
Gambar 1. Area Otak yang berkaitan dengan jaringan tiga fungsi Atensi
diadaptasi dari Ishigami, Y. (2011). The Attention Network
Test (ANT): Individual Differences Components Of Attention
Across The Life Span. 2011. Thesis. Dalhousie University.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Atensi
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi atensi seseorang,
diantaranya faktor usia, lingkungan, dan gangguan pada otak. Berikut
penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi atensi.
a. Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi atensi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jennings, Dagenbach
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Engle dan Funke pada tahun 2007, terdapat perbedaan yang signifikan
antara orang yang lebih tua dengan orang yang jauh lebih muda dalam
hal kesiagaan untuk menanggapi stimulus. Orang yang lebih muda
memiliki kesiagaan yang lebih baik dibandingkan pada orang yang
lebih tua. Dalam penelitian tersebut kategori usia yang lebih tua adalah
61 sampai 87 tahun sedangkan usia yang lebih muda 18-21 tahun
(Jennings, Dagenbach, Engle, Funke, 2007).
b. Lingkungan
Tingkat atensi juga tidak lepas dari faktor lingkungan. Berdasarkan
hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh Lee, Williams, Sargent,
dan Williams tahun 2015, lingkungan yang identik dengan suasana
perkotaan yang padat bangunan dan aktivitas di dalamnya, dapat
menurunkan tingkat atensi seseorang (Lee dkk., 2015). Lingkungan
yang memiliki unsur vegetasi dapat meningkatkan atensi seseorang.
Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Bratman, Daily, Levy, dan Gross pada tahun 2015, yang juga
mengatakan bahwa tingkat atensi seseorang dipengaruhi oleh
lingkungan sekitar (Bratman dkk., 2015).
c. Gangguan pada Otak
Otak adalah pusat fungsi atensi. Jika otak mengalami gangguan
maka akan berpengaruh pada fungsi atensi. Terdapat beberapa
penelitian yang mengatakan bahwa individu gangguan atau kerusakan
otak maka akan mengalami penurunan fungsi atensi yang diukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
menggunakan Attention Network Test (ANT). Misalnya individu
dengan gangguan klinis memiliki kecenderungan lemah pada fungsi
yang lebih spesifik, misalnya lemahnya fungsi executive control terjadi
pada individu yang memiliki gangguan Borderline Personality
Disorder (Posner, Rothbart, Vizueta, Levy, Evans, Thomas, & Clarkin
dalam MacLeod dkk., 2010) kemudian lemahnya fungsi orienting
biasanya terjadi pada individu yang mengalami benturan atau gegar
otak (Donkelaar, Langan, Rodriguez, Drew, Halterman, Osternig, &
Chou dalam MacLeod dkk., 2010).
B. Attention Restoration Theory (ART)
Attention Restoration Theory (ART) merupakan salah satu teori tentang
Psikologi Lingkungan. ART dikonsepkan menjadi sebuah teori oleh Rachel
Kaplan dan Stephan Kaplan dalam bukunya yang berjudul The Experience of
Nature yang terbit pada tahun 1989. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa
lingkungan dapat berpengaruh terhadap sistem kognitif seseorang khususnya
lingkungan dengan vegetasi. Berikut akan dijelaskan mengenai definisi ART,
jenis atensi dalam ART, Directed Attention Fatigue, dan komponen
lingkungan yang memberikan efek memulihkan.
1. Definisi Attention Restoration Theory (ART)
Attention Restoration Theory (ART) merupakan penjelasan tentang
analisis dari berbagai macam lingkungan. Lingkungan dapat mengarahkan
seseorang pada suatu pemulihan terhadap atensi yang membutuhkan upaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
mental (voluntary attention). Voluntary attention dalam ART biasa disebut
dengan direct attention (Kaplan & Kaplan, 1989). ART mengidentifikasi
bahwa atensi sebagai sumber daya mental yang terbatas sehingga dapat
mengalami kelelahan mental. Sedangkan lingkungan alam khususnya
vegetasi dapat menyediakan daya tarik yang lembut (involuntary attention)
untuk memulihkan atensi seseorang dari kelelahan mental (Kaplan, 1995;
Kaplan & Kaplan, 1989; Berman dkk., 2010). ART mengidentifikasi
direct attention sebagai bagian dari mekanisme kognitif dan dapat
dipulihkan oleh interaksi seseorang dengan lingkungan alam (Berman
dkk., 2008).
Berdasarkan beberapa definisi tentang Attention Restoration Theory
(ART), dapat disimpulkan bahwa ART adalah proses atensi yang
membutuhkan upaya mental dan memiliki kecenderungan mengalami
kelelahan mental sedangkan stimulus involuntary attention berupa
lingkungan alam dimanfaatkan untuk memulihkan diri dari kelelahan
mental.
Skema 1. Efek pemulihan dalam Attention Restoration Theory (ART)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2. Jenis Atensi dalam Attention Restoration Theory (ART)
ART didasarkan pada terminologi yang dijelaskan oleh William James
tentang perbedaan atensi pada manusia (Berman dkk., 2008; Kaplan
&Kaplan, 1989). James membagi atensi menjadi dua yaitu voluntary
attention dan involuntary attention. Berikut penjelasan mengenai definisi
voluntary attention, dan involuntary attention dalam ART.
a. Voluntary Attention
Voluntary attention atau direct attention adalah atensi yang
diarahkan oleh kontrol proses kognitif. Direct attention memaksa
seseorang untuk memperhatikan sesuatu yang tidak terlalu menarik
dan memerlukan usaha yang baik dalam proses kognitif (Kaplan &
Kaplan, 1989). Definisi lain mengatakan bahwa direct attention
merupakan proses kognitif bottom-up yang meliputi penyelesaian
masalah ketika seseorang berusaha menekan stimulus yang
mengganggu (Berman dkk., 2008; Lee dkk., 2015). Direct attention
merupakan salah satu pendukung terjadinya kelelahan mental. Hal ini
dapat terjadi karena banyak kegiatan sehari-hari yang menuntut upaya
mental (Hartig, Mang, & Evans, 1991).
Dari beberapa definisi tentang voluntary attention di atas, dapat
disimpulkan bahwa voluntary attention atau direct attention adalah
atensi yang membutuhkan upaya mental berdasarkan proses kognitif
bottom-up yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
berpotensi mengalami kelelahan mental.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b. Involuntary Attention
Involuntary attention merupakan atensi yang tidak membutuhkan
upaya mental dan dipusatkan oleh sesuatu yang berhubungan erat
dengan hal-hal yang menarik atau stimulus yang penting, misalnya
sesuatu yang bergerak, kata-kata, sesuatu berbahan metal, hewan buas,
dll (Kaplan & Kaplan, 1989). Definisi lain menjelaskan bahwa,
involuntary attention merupakan stimulus yang ditangkap oleh atensi
seseorang dan atensi tersebut berhubungan erat dengan sesuatu yang
menarik atau penting (Berman dkk., 2008; Lee dkk., 2015). Selain itu,
involuntary attention merupakan atensi yang terlibat ketika voluntary
attention mengalami kelelahan mental. Involuntary attention juga
merupakan aspek penting dalam upaya pemulihan dari kelelahan
mental dengan memunculkan stimulus yang mempesona (fascination)
(Hartig dkk., 1991).
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
involuntary attention adalah stimulus yang mampu memunculkan
atensi dimana atensi tersebut tidak membutuhkan upaya mental karena
berhubungan erat dengan sesuatu yang menarik dan mempesona untuk
memulihkan direct attention.
3. Directed Attention Fatigue (DAF)
Directed Attention Fatigue atau biasa disingkat dengan DAF berkaitan
dengan penggunaan direct attention untuk mendukung kegiatan sehari-
hari. Penggunaan direct attention secara berlebihan dapat berdampak bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
seseorang. Berikut akan dijelaskan mengenai definisi DAF dan dampak
yang ditimbulkan oleh DAF.
a. Definisi Directed Attention Fatigue (DAF)
Directed Attention Fatigue (DAF) merupakan gejala neurologis
atau biasa disebut dengan kelelahan mental yang menyerang sistem
otak central executive (Steg dkk, 2013). Definisi lain mengatakan
bahwa DAF adalah kelelahan mental yang dialami oleh seseorang
akibat penggunaan upaya mental yang terjadi secara berkepanjangan.
Intensitas mengerjakan tugas atau bekerja yang tinggi merupakan
penyebab dari kelelahan mental (Kaplan dkk., 1993).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kelelahan
mental atau DAF merupakan gejala neurologis yang menyerang sistem
otak central executive karena disebabkan oleh intensitas bekerja yang
tinggi dan berkepanjangan.
b. Dampak Directed Attention Fatigue (DAF)
Directed Attention Fatigue (DAF) memiliki dampak serius pada
kualitas hidup seseorang jika tidak disadari. Gejala yang terlihat adalah
mudah mengalihkan perhatian, kurang memiliki kesabaran, mudah
marah dan cenderung mengambil resiko tanpa memikirkannya terlebih
dahulu (Kaplan dkk., 1993). Seseorang yang mengalami kesulitan
untuk memusatkan perhatian adalah karakteristik dari kelelahan
mental. Kelelahan mental pada seseorang merupakan sesuatu yang
dapat memberatkan serta dapat menurunkan performa seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Dampak lain yang ditimbulkan adalah prestasi yang memburuk,
mudah marah, berperilaku kasar, dan menurunnya tingkat konsentrasi
(Ojobo, Mohamad, & Said, 2014).
Dari beberapa penjelasan tentang dampak DAF di atas, dapat
disimpulkan bahwa DAF memiliki dampak yang serius bagi kualitas
hidup seseorang karena jika seseorang mengalami DAF. DAF dapat
menurunkan performa dan konsentrasi seseorang. Selain itu, DAF
membuat seseorang kurang memiliki kesabaran, mudah mengambil
keputusan tanpa memikirkan resikonya, berperilaku kasar, dan mudah
marah.
4. Komponen Lingkungan yang Berdampak Memulihkan Directed
Attention Fatigue (DAF)
Setiap orang berpotensi mengalami DAF. Seseorang yang memiliki
tugas dan pekerjaan yang berlebihan membuat seseorang ingin beristirahat
(Kaplan & Kaplan, 1989). ART merumuskan empat komponen
lingkungan sebagai stimulus involuntary attention yang dapat memberikan
dampak memulihkan bagi direct attention seseorang. Keempat komponen
tersebut adalah Being Away, Extent, Fascination, Compatibility. Berikut
penjelasan mengenai keempat komponen tersebut.
a. Menjauh (Being Away)
Istilah “melarikan diri” sering digunakan pada orang-orang yang
ingin beristirahat dari tugas dan pekerjaannya. Misalnya ketika
seseorang merasakan kesesakan, kegaduhan, atau kebosanan ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
melakukan rutinitas sehari-hari. Seseorang berupaya untuk berisitirahat
dari kelelahan mental yang dialami akibat proses kognitif saat bekerja.
Maka lingkungan yang diciptakan adalah lingkungan yang jauh dari
rutinitas sehari-hari.
b. Luas (Extent)
Lingkungan yang memberikan efek memulihkan adalah
lingkungan yang melibatkan bentuk dari sesuatu yang sifatya luas, baik
dalam hal waktu dan tempat. Hal ini dapat dipersepsikan bahwa
seseorang dapat menghabiskan waktu dan dapat berkeliling dan
menjelajahi tempat tersebut. Extent atau luas tidak hanya diartikan
sebagai suatu hal yang bersifat geografis, namun juga interaksi sosial
yang terjadi di lingkungan (Miligram & Jodelet; Stokols & Shumaker
dalam Hartig, Korpela, Evans, & Garling, 1997).
c. Mempesona (Fascination)
Komponen fascination merupakan komponen yang penting dan
utama dalam menciptakan lingkungan yang memberikan dampak
memulihkan. Lingkungan yang dapat memberikan dampak
memulihkan adalah lingkungan yang tidak dapat dipisahkan dari
sesuatu yang menyenangkan, memikat, dan menawan. Lingkungan
yang memberikan efek memulihkan, dikatakan sebagai daya tarik
“lembut”. Misalnya sinar matahari, awan, butiran salju, dan gerakan
dauh yang tertiup angin. Dalam ART konsep daya tarik “lembut” ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
merupakan komponen utama untuk mengistirahatkan direct attention
akibat kelelahan mental.
d. Kesesuaian (Compatibility)
Pengalaman seseorang bersinggungan dengan lingkungan alam
akan memunculkan efek memulihkan jika terjadi kesesuaian antara
tujuan yang dimiliki oleh seseorang dan manfaat lingkungan alam
yang dapat diberikan. Kesesuaian ini tidak membutuhkan usaha yang
besar dalam hal kognitif dan dapat membantu dalam memberikan efek
yang memulihkan. Adanya kesesuaian juga membuat seseorang tidak
memerlukan usaha dalam memproses informasi sehingga mampu
memberikan efek yang dapat memulihkan.
Dari keempat komponen tersebut, lingkungan alam seperti vegetasi
merupakan lingkungan yang dapat menjadi stimulus involuntary attention
seseorang. Unsur tumbuhan yang ada dalam sebuah vegetasi merupakan
unsur yang penting untuk mempersepsikan lingkungan alam (Kaplan &
Kaplan, 1989).
5. Definisi Video Lanskap Vegetasi dan Video Lanskap Urban
Lingkungan yang dapat memberikan efek memulihkan dalam upaya
menciptakan involuntary Attention pada seseorang, akan dihadirkan dalam
bentuk video pada perangkat komputer. Berikut penjelasan mengenai
definisi video lanskap vegetasi, dan video lanskap urban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
a. Definisi Video dan Definisi Lanskap
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, video adalah bagian yang
memancarkan gambar pada pesawat televisi. Video juga dapat
didefinisikan sebagai susunan dari serangkaian gambar-gambar yang
ditampilkan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga gambar
pada layar terlihat hidup (Arsyad, 2014).
Dari kedua definisi video di atas, dapat disimpulkan bahwa video
merupakan bagian yang dapat memunculkan serangkaian gambar-
gambar yang ditampilkan pada pesawat televisi sehingga gambar pada
layar terlihat hidup.
Definisi selanjutnya mengenai lanskap. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, lanskap adalah tata ruang di luar gedung. Definisi
lain menjelaskan bahwa lanskap adalah daerah yang dipersepsikan
oleh banyak orang sebagai hasil dari interaksi dari faktor alam dan atau
manusia (Steg dkk., 2013) dan persepsi merupakan bagian utama dari
definisi lanskap. Lanskap merupakan bagian penting dari kehidupan
seseorang. Lanskap merupakan bentuk yang melatar belakangi
aktivitas seseorang dengan lingkungan alam dan kegiatan manusia
(Antrop; Council of Europe dalam Steg dkk., 2013).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa lanskap
adalah tata ruang di luar gedung yang dipersepsikan oleh banyak orang
sebagai hasil interaksi antara faktor alam atau manusia dan melatar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
belakangi ekspresi yang dinamis dari seseorang dengan lingkungan
alam dan kegiatan manusia.
b. Definisi Video Lanskap Vegetasi
Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di
suatu wilayah atau daerah (Sastroutomo, 1990). Vegetasi merupakan
suatu kumpulan tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari beberapa jenis
tumbuhan yang hidup bersama-sama pada suatu tempat (Arief, 1994).
Tipe vegetasi suatu hutan diperlukan adanya pengetahuan tentang
satuan formasi. Satuan formasi didasarkan pada kenampakan
(fisiognomi) dan komposisi floristiknya (Arief, 1994).
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa video
lanskap vegetasi merupakan serangkaian gambar tata ruang di luar
gedung yang dipersepsikan oleh banyak orang sebagai kumpulan
beberapa jenis tumbuhan yang memiliki ciri khas tertentu sesuai
dengan komposisi floristiknya. yang ditampilkan pada pesawat televisi
sehingga gambar pada layar seakan-akan terlihat hidup.
c. Definisi Video Laskap Urban
Urban menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan
sebagai kota. Kota merupakan suatu ruang yang berisikan pemukiman
dan dihuni sejumlah besar manusia. Aktivitas yang terjadi di dalam
kota terkait fungsi ekonomi, fungsi kesehatan, fungsi kemasyarakatan,
fungsi pendidikan, fungsi bekerja, dll. Dalam memenuhi fungsi-fungsi
tersebut dibutuhkan mobilitas yang dilakukan oleh orang-orang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
tinggal di dalam kota (Iskandar, 2013). Kota pada umumnya adalah
pusat kekuasaan dimana kota menjadi pusat industri, perdagangan, dan
kebudayaan (Sarwono, 1992).
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa urban
atau kota merupakan ruang yang berisikan sejumlah besar manusia
dimana kota sebagai pusat industri, perdagangan, dan kebudayaan
sehingga dibutuhkan mobiltas dalam memenuhi fungsi-fungsi yang
berkaitan dengan aktivitas di dalamnya.
Stres terhadap lingkungan dirasakan oleh seseorang dalam
kehidupan sehari-hari, terutama jika mereka tinggal di kota besar.
Terdapat lima stresor lingkungan urban secara umum (Steg dkk., 2013)
yaitu kebisingan, kesesakan, kualitas pemukiman yang buruk, kualitas
lingkungan yang buruk, dan kemacetan.
Kebisingan didefinisikan sebagai suara yang tidak diinginkan dan
memiliki karakteristik berdasarkan intensitas (decibel), frekuensi
(nada), berkelanjutan dan durasi (akut atau kronis). Intensitas
kebisingan yang tinggi dapat menimbulkan afek yang negatif seperti
kejengkelan (Steg dkk., 2013). Kesesakan adalah keadaan psikologis
yang terjadi ketika kebutuhan akan ruang melebihi dari ruang yang
telah disediakan. Ketika seseorang merasakan kesesakan, mereka akan
menunjukkan afek negatif, ketegangan, kecemasan, dan tanda-tanda
nonverbal seperti gelisah (Evans & Cohen dalam Steg dkk., 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Penelitian menunjukkan korelasi kualitas pemukiman yang buruk
dengan permasalahan kesehatan mental seperti gejala kecemasan
(Hiscock, Macintyr, Kearns, & Ellaway dalam Steg dkk., 2013) dan
depresi (Shenassa, Daskalakis, Liebhaber, Braubach, & Brown dalam
Steg dkk., 2013). Karakteristik fisik dari lingkungan yang dapat
mengasilkan stress kronis adalah kualitas layanan, rekreasi, lalu lintas,
akses transportasi, pemeliharaan sarana dan prasarana yang buruk,
kualitas pendidikan, dan kesehatan, kebisingan, kesesakan, dan polusi
(Steg dkk., 2013). Tingginya angka kemacetan dapat menyebabkan
stes dan memunculkan afek negatif (Kozlowsky, Kluger, & Reich
dalam Steg dkk., 2013). Sebuah Penelitian menunjukkan tingkat
kemacetan berhubungan dengan stres, afek negatif, dan gangguan
motivasi (Novaco, Kliewer, Broquet, 1991 dalam Steg dkk., 2013).
Dari beberapa sumber stres lingkungan urban terdapat kesamaan
bahwa lingkungan urban dapat mengancam kesejahteraan seseorang.
Lingkungan urban juga berpotensi memunculkan afek negatif dan
sumber stres bagi seseorang sehingga dapat mengancam kesehatan
fisik maupun psikologis.
Dari beberapa penjelasan di atas, video lanskap urban merupakan
serangkaian gambar tata ruang di luar gedung yang dipersepsikan oleh
banyak orang sebagai hasil interaksi antara faktor alam atau manusia
dan melatar belakangi aktivitas dari seseorang dengan lingkungan alam
dan kegiatan manusia. Tata ruang tersebut berisi sejumlah besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
manusia dengan aktivitas yang membutuhkan mobilitas sehingga
berpotensi memunculkan stres dan afek negatif bagi seseorang.
Gambar tersebut ditampilkan pada pesawat televisi sehingga gambar
pada layar terlihat seakan-akan hidup.
C. Micro-break
Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tidak lepas dari tuntutan tugas dan
pekerjaan. Terkadang, seseorang tidak sempat untuk beristirahat hingga
membuat mereka mengalami kelelahan mental. Penelitian ini ingin
memanfaatkan micro-break untuk memunculkan stimulus involuntary
attention dalam bentuk video. Berikut akan dijelaskan mengenai definisi
micro-break dan tipe micro-break.
1. Definisi Micro-break
Micro-break adalah istirahat pendek untuk melakukan gerakan,
misalnya berdiri, melakukan peregangan, atau melakukan tugas yang
berbeda. Istirahat singkat yang dapat dilakukan disela-sela waktu bekerja
(Hedge, 2002). Aktivitas micro-break diartikan sebagai aktivitas istirahat
pendek yang dilakukan secara sukarela atas dasar kebutuhan untuk
beristirahat diantara waktu mengerjakan serangkaian tugas yang dilakukan
kurang lebih lima menit (Kim dkk., 2016).
Berdasarkan kedua penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa micro-
break adalah aktivitas untuk beristirahat dengan waktu yang relatif singkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
yaitu kurang lebih lima menit dan dilakukan diantara waktu mengerjakan
serangkaian tugas.
2. Tipe Micro-break
Micro-break memiliki beberapa tipe yang didasarkan dari berbagai
macam cara yang dapat dilakukan untuk melakukan micro-break ini.
Terdapat empat tipe memanfaatkan micro-break (Kim dkk., 2016). Berikut
akan dijelaskan keempat tipe tersebut.
a. Relaksasi
Relaksasi meliputi kegiatan fisik dan psikologis yang dapat
menenangkan pikiran dan tubuh seperti peregangan, berjalan-jalan
singkat, mendengarkan musik, dan memandang jendela ruangan.
b. Aktivitas Mengkonsumsi Asupan Gizi
Aktivitas mengkonsumsi asupan gizi adalah aktivitas Mengkonsumsi
makanan ringan dan minuman atas dasar kebutuhan fisiologis
misalnya, kebutuhan untuk memenuhi rasa lapar atau haus.
c. Aktivitas Sosial
Aktivitas sosial adalah aktivitas yang melibatkan seseorang untuk
bersosialisasi dengan teman atau rekan kerja melalui berbagai interaksi
tentang hal-hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan misalnya,
percakapan face to face, berinteraksi melalui telepon, atau jejaring
sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
d. Aktivitas Kognitif
Aktivitas kognitif adalah waktu istirahat pendek yang memerlukan
proses kognitif dan usaha mental tetapi tidak melibatkan tututan
pekerjaan di dalamnya misalnya seperti membaca Koran, membuat
rencana pribadi, atau googling.
Dari beberapa tipe micro-break, penelitian ini akan menggunakan tipe
relaksasi dalam upaya memunculkan stimulus involuntary attention
dengan media video. Berdasarkan definisi yang telah dijabarkan, relaksasi
meliputi kegiatan fisik sekaligus psikologis yang digunakan untuk
menenangkan pikiran. Hal ini sesuai dengan tujuan dari munculnya
stimulus involuntary attention sebagai unsur yang memberikan efek
pemulihan dari kelelahan mental.
D. Mahasiswa dalam Tahap Perkembangan Kognitif
Penelitian ini akan menggunakan mahasiswa sebagai subjek penelitian.
Berdasarkan hasil observasi, peneliti mengamati bahwa kebanyakan
mahasiswa mengerjakan tugas menggunakan media elektronik komputer atau
laptop. Selain itu, aktivitas mengerjakan tugas menggunakan komputer atau
laptop memiliki proporsi yang cukup tinggi. Hal tersebut yang mendasari
peneliti memilih mahasiswa sebagai subjek penelitian. Berikut akan dijelaskan
mengenai definisi mahasiswa yang termasuk dalam kategori perkembangan
dewasa awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Seseorang yang dikatakan memasuki tahap dewasa awal adalah ketika
seseorang mendapatkan pekerjaan dalam waktu yang penuh atau kurang lebih
tetap. Hal ini biasanya terjadi saat seseorang menyelesaikan sekolah
menengah atas untuk sebagian orang, dan untuk sebagian yang lain
melanjutkan jenjang pendidikan di Universitas atau sekolah pasca sarjana
(Santrock, 1995). Selain itu, dewasa awal dapat diartikan sebagai periode
transisional yang baru diajukan antara masa dewasa, biasanya rentang waktu
antara masa remaja akhir, hingga usia pertengahan dua puluh (Papalia, Olds,
& Feldman, 2009).
Berdasarkan model rentang kehidupan perkembangan kognitif milik K.
Warner Schaei (Schaei & Willis dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2008)
dewasa awal adalah seseorang yang berada pada tahap pencapaian (achieving
stage). Seseorang tidak lagi mendapatkan informasi bagi kepentingan mereka
sendiri melainkan untuk mengejar target seperti karir dan keluarga. Kemudian
ditinjau dari perkembangan kognitif, seseorang yang berada pada tahap
dewasa awal adalah seseorang yang memiliki pikiran yang semakin rumit
serta dapat membuat pilihan pendidikan dan pekerjaan. Berdasarkan
perkembangan neurologis seseorang yang berada pada tahap dewasa awal
adalah mulai terbentuknya hubungan neuron, sinaps, dan dendrite baru
(Papalia dkk., 2009).
Dari beberapa definsi di atas dapat disimpulkan bahwa masa dewasa awal
adalah seseorang yang berada pada tahap transisional antara masa remaja
akhir hingga pertengahan usia dua puluhan dan mulai terbentuknya hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
neuron, sinapsis, dan dendrite baru. Selain itu, seseorang pada tahap dewasa
awal adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk membuat pilihan atas
pendidikan dan karirnya untuk mengejar target seperti karir dan keluarga.
E. Dinamika Penelitian
Penelitian ini didasarkan pada proses pemulihan atau restorasi akibat
kelelahan mental yang dijabarkan dalam Attention Restoration Theory (ART).
ART berpusat pada proses direct attention pada seseorang yang memiliki
sumber daya mental terbatas sedangkan lingkungan alam atau vegetasi
menyediakan daya tarik atau atensi yang tidak membutuhkan upaya mental,
sehingga direct attention dapat dipulihkan kembali.
Berdasarkan terminologi yang dijelaskan oleh William James (1892),
atensi memiliki dua jenis yaitu voluntary attention dan involuntary attention
(Kaplan & Kaplan, 1989). Voluntary attention atau direct attention adalah
atensi yang membutuhkan upaya mental berdasarkan proses kognitif top-down
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga berpotensi mengalami
kelelahan mental.
Kelelahan mental atau Direct Attention Fatigue (DAF) merupakan gejala
neurologis atau kelelahan mental yang menyerang sistem otak eksekutif
sentral dan disebabkan oleh intensitas bekerja yang tinggi dan
berkepanjangan. DAF memiliki dampak yang serius bagi kualitas hidup
seseorang karena jika seseorang mengalami DAF, hal tersebut dapat
menurunkan performa, konsentrasi, kurang memiliki kesabaran, mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
mengambil keputusan tanpa memikirkan resiko, berperilaku kasar, dan mudah
marah.
Menurut definisinya, dewasa awal adalah seseorang yang berada pada
tahap transisional antara masa remaja akhir hingga pertengahan usia dua
puluhan dan mulai terbentuknya hubungan neuron, sinapsis, dan dendrite
baru. Selain itu, seseorang pada tahap dewasa awal adalah seseorang yang
memiliki kemampuan untuk membuat pilihan atas pendidikan dan karirnya
untuk mengejar target seperti karir dan keluarganya.
Kemampuan seseorang yang berada pada tahap dewasa awal dilihat dari
perkembangan otak yang optimal dan kemampuan kognitif seperti
kemampuan dalam membuat pilihan dan memiliki target dalam kehidupannya,
membuat seseorang dapat memiliki performa yang baik dalam mengerjakan
tugas atau bekerja. Namun, kemampuan tersebut juga dibarengi dengan
tuntutan target dan tugas yang cukup tinggi membuat seseorang memiliki
kecenderungan untuk mengalami DAF.
Rachel Kaplan dan Stephan Kaplan memanfaatkan lingkungan alam
sebagai stimulus untuk memunculkan involuntary attention seseorang yang
dapat memberikan efek pemulihan dari kelelahan mental atau DAF.
Involuntary attention adalah stimulus yang mampu memunculkan atensi dan
digunakan sebagai media untuk pemulihan dari kelelahan mental karena
involuntary attention tidak membutuhkan upaya mental serta berhubungan
erat dengan sesuatu yang menarik dan mempesona (fascination).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Attention Restoration Theory (ART) membuat empat komponen tentang
gambaran suatu lingkungan yang dapat memberikan efek pemulihan Direct
Attention Fatigue (DAF). Empat komponen itu adalah menjauh (being away),
Luas (extent), Mempesona (fascination), Kesesuaian (compatibility).
Being away sering dikaitkan dengan istilah “melarikan diri”. Lingkungan
yang memulihkan adalah lingkungan yang sering digunakan pada orang-orang
yang ingin beristirahat dari tugas dan pekerjaannya. Pada komponen extent
Lingkungan yang memberikan efek memulihkan adalah lingkungan yang
melibatkan bentuk dari sesuatu yang sifatya luas dalam baik dalam hal waktu
dan tempat misalnya, seseorang dapat menghabiskan waktu dan dapat
menjelajahi tempat tersebut. Extent juga diartikan sebagai suatu hal yang
bersifat geografis namun, juga interaksi sosial yang terjadi di lingkungan
tersebut. Komponen fascination merupakan komponen utama untuk
mengistirahatkan direct attention akibat kelelahan mental. Dalam menciptakan
lingkungan yang memberikan efek melegakan, dikatakan sebagai daya tarik
“lembut”. Misalnya sinar matahari, awan, butiran salju, dan gerakan daun
yang tertiup angin. Compatibility adalah kesesuaian tujuan seseorang dengan
manfaat yang diberikan oleh lingkungan alam. Adanya kesesuaian membuat
seseorang tidak memerlukan usaha dalam memproses informasi sehingga
mampu memberikan efek yang dapat memulihkan.
Dari keempat komponen tersebut, lingkungan alam seperti vegetasi
merupakan lingkungan yang dapat menjadi stimulus involuntary attention
seseorang. Unsur tumbuhan yang ada dalam sebuah vegetasi merupakan unsur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
yang penting untuk mempersepsikan lingkungan alam atau vegetasi (Kaplan
& Kaplan, 1989).
Stimulus involuntary attention pada penelitian ini akan menggunakan
video lanskap vegetasi, sedangkan video lanskap urban sebagai pembanding.
Berdasarkan definisinya video lanskap vegetasi merupakan serangkaian
gambar tata ruang di luar gedung yang dipersepsikan oleh banyak orang
sebagai kumpulan beberapa jenis tumbuhan yang memiliki ciri khas tertentu
sesuai dengan komposisi floristiknya dan ditampilkan pada pesawat televisi
sehingga gambar pada layar seakan-akan terlihat hidup. Media video lanskap
vegetasi ini akan memunculkan involuntary attention seseorang yang dapat
memulihkan diri dari DAF sehingga direct attention meningkat.
Video lanskap urban memiliki perbedaan dalam definisi maupun
pengaruhnya terhadap direct attention seseorang. Definisi video lanskap urban
adalah serangkaian gambar tata ruang di luar gedung yang dipersepsikan oleh
banyak orang sebagai hasil interaksi antara faktor alam atau manusia dan
melatar belakangi aktivitas seseorang dengan lingkungan alam dan kegiatan
manusia. Tata ruang tersebut berisi sejumlah besar manusia dengan aktivitas
yang membutuhkan mobilitas sehingga berpotensi memunculkan stres dan
afek negatif bagi seseorang. Gambar tersebut ditampilkan pada pesawat
televisi sehingga gambar terlihat seakan-akan hidup. Media video lanskap
urban ini kurang memiliki pengaruh terhadap munculnya involuntary attention
seseorang. Hal tersebut disebabkan oleh tidak terpenuhinya keempat
komponen lingkungan yang memberikan efek melegakan sehingga membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
seseorang yang berpotensi mengalami kelelahan mental atau DAF akan
semakin mengalami penurunan performa direct attention.
Berdasarkan hasil observasi, peneliti mengamati bahwa kebanyakan
mahasiswa mengerjakan tugas menggunakan media elektronik komputer atau
laptop. Selain itu, aktivitas mengerjakan tugas menggunakan komputer atau
laptop memiliki proporsi yang cukup tinggi. Berdasarkan usia mahasiswa
masuk ke dalam kategori dewasa awal.
Maka penggunaan video lanskap vegetasi mampu membantu mahasiswa
untuk memulihkan direct attention akibat memiliki kecenderungan mengalami
DAF saat melakukan kegiatan dengan proses kognitif yang membutuhkan
upaya mental.
Video lanskap vegetasi dan video lanskap urban akan diputar saat micro-
break. Hal ini didasarkan atas pemanfaatan waktu istirahat yang singkat
kurang lebih lima menit selama mengerjakan serangkaian tugas. Dari beberapa
tipe micro-break, penelitian ini akan menggunakan tipe relaksasi dalam upaya
memunculkan stimulus involuntary attention dengan media video.
Berdasarkan definisi yang telah dijabarkan, relaksasi meliputi kegiatan fisik
sekaligus psikologis yang digunakan untuk menenangkan pikiran. Hal ini
sesuai dengan tujuan dari munculnya stimulus involuntary attention sebagai
unsur yang memberikan efek pemulihan dari kelelahan mental.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
F. Skema Penelitian
Skema 2. Skema penelitian tentang Efektivitas pemaparan Video Lanskap Vegetasi
sebagai stimulus Involuntary Attention dan video lanskap urban terhadap
tingkat Direct Attention pada Mahasiswa.
G. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah video lanskap vegetasi dapat membantu
peningkatan direct attention pada mahasiswa dibandingkan dengan video
lanskap urban.
Video Lanskap
Vegetasi
Video Lanskap
Urban
Direct Attention
meningkat
Kecenderungan mengalami
Kelelahan mental (Directed
Attention Fatigue) pada
Mahasiswa
Penurunan sumber
daya mental mental
Direct Attention
menurun
Saat micro-
break
Direct Attention
(Voluntary Attention )
pada Mahasiswa
Involuntary
Attention dengan 4
komponen
lingkungan dalam
ART
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode kuasi
eksperimen. Penelitian eksperimen meneliti hubungan kausal atau hubungan
sebab-akibat antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat (Seniati, Yulianto &
Setiadi, 2005). Tipe eksperimen ini menggunakan tipe eksperimen
laboratorium yaitu dengan cara mengasingkan penelitian dari kehidupan
sehari-hari dengan memanipulasi satu atau lebih perlakuan terhadap variabel
bebas dan dalam kondisi yang sudah ditetapkan (Kerlinger, 2006).
B. Desain Penelitian
Desain penelitian dalam penelitian ini adalah whithin-subject design atau
whithin-participant. Penelitian ini menggunakan desain antar kelompok
karena adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, pengaruh ini
dapat diketahui dari perbedaan skor variabel tergantung antar kelompok
subjek yang diberikan perlakuan berbeda serta memperhatikan adanya
perubahan setelah melakukan manipulasi (Seniati dkk., 2005). Teknik kontrol
terhadap variabel dalam penelitian ini adalah random assignment.
Teknik random assignment ini digunakan untuk memasukkan subjek ke
dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara acak. Desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test dan post-test control group
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
design. Desain ini akan membantu penelitian ini untuk melihat pengaruh
sebelum ada manipulasi dan setelah ada manipulasi. Manipulasi yang
diberikan akan berbeda antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Tabel 1.
Desain Eksperimen Efektifitas Pemaparan Involuntary Attention terhadap
Tingkat Atensi pada Mahasiswa
Pre-test Perlakuan Post-test
Kelompok
Kontrol
Skor Attention
Network Test
(ANT)
Tanpa
Video
Skor
Attention
Network Test
(ANT)
Kelompok
Eksperimen
Skor Attention
Network Test
(ANT)
Video
Lanskap
Urban
Skor
Attention
Network Test
(ANT) Perceived
Restorativeness
Scale (PRS) Skor Attention
Network Test
(ANT)
Video
Lanskap
Vegetasi
Skor
Attention
Network Test
(ANT)
C. Variabel Penelitian
Penelitian eksperimen ini memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian eksperimen berkaitan dengan
variasi dan manipulasi yang akan mengakibatkan perbedaan pada variabel
terikat. Penelitian eksperimen ini juga mengupayakan kontrol. Berikut akan
dijelaskan mengenai variabel bebas, variabel terikat, dan upaya kontrol yang
dilakukan dalam penelitian eksperimen ini.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang berpengaruh terhadap
variabel terikat. Maka variabel bebas sering juga disebut sebagai
antecedent atau penyebab sehingga variabel bebas dapat dimanipulasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
memiliki variasi dalam penelitian eksperimen (Seniati dkk., 2005).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah involuntary attention berupa
video lanskap vegetasi. Manipulasi dalam penelitian ini menggunakan
manipulasi kondisi. Subjek akan diberikan variasi yang berbeda pada
variabel bebas (Seniati dkk., 2005). Manipulasi yang akan dilakukan pada
kelompok eksperimen yaitu kelompok video lanskap vegetasi dan
kelompok video lanskap urban. Pada kelompok kontrol tidak diberikan
manipulasi.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan respon subjek yang diukur sebagai suatu
akibat yang timbul dari manipulasi variabel bebas (Seniati dkk., 2005).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah atensi yang akan diukur
menggunkan Attention Network Test (ANT).
3. Upaya Kontrol
Dalam penelitian eksperimen ini, peneliti melakukan upaya kontrol
untuk memperjelas hubungan sebab akibat dari varibel bebas dan variabel
terikat. Selain menggunakan teknik kontrol random assignment, peneliti
juga menggunakan teknik konstansi.
Teknik konstansi juga disebut sebagai teknik balancing (McGuigan
dalam Seniati dkk., 2005). Teknik konstansi dilakukan untuk
menyetarakan kondisi penelitian dan konstansi terhadap karakteristik
subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Peneliti mengatur suhu ruangan, cahaya dan tingkat kebisingan pada
laboratorium yang akan digunakan. Selain itu, peneliti mengatur tingkat
kecerahan dan intensitas warna pada komputer yang hendak digunakan.
Tingkat kecerahan dan intensitas warna diatur pada angka 50 % atau
dalam keadaan standar. Upaya kontrol terhadap kondisi ruangan dilakukan
atas dasar pertimbangan bahwa atensi seseorang dapat memproses
sejumlah informasi yang ditangkap oleh panca indra. Video juga diputar
dengan menggunakan aplikasi pemutar video yang sama, yaitu MPC-HC.
Maka peneliti mengupayakan kondisi ruangan yang digunakan relatif
sama. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya mewujudkan kondisi
penelitian yang konstan.
Upaya kontrol lain yang dilakukan oleh peneliti adalah terkait
karakteristik subjek. Dalam penelitian ini, karakter subjek adalah faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi atensi, diantaranya usia, lingkungan, dan
gangguan pada otak. Pada penelitian ini, peneliti mengontrol usia subjek
penelitian yaitu pada usia 18-25 tahun. Kemudian lingkungan yang terdiri
dari dua jenis lingkungan yaitu, lingkungan alam dan perkotaan. Terakhir
adalah gangguan pada otak. Dalam penelitian ini, peneliti memilih subjek
penelitian dengan kategori normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
D. Definisi Operasional
1. Atensi
Atensi merupakan kemampuan mahasiswa dalam mengelola sumber
daya mental yang terbatas untuk memproses sejumlah informasi yang
ditangkap oleh panca indra dan diolah oleh proses-proses kognitif lainnya.
Atensi akan diukur menggunakan alat ukur Attention Network Test (ANT)
yang mengukur alerting, orienting, dan executive control atau conflict
effect. Ketiga fungsi yang diukur menghasilkan data berupa waktu reaksi
atau time reaction dalam satuan milidetik.
2. Involuntary Attention
Involuntary Attention merupakan kemampuan mahasiswa dalam
merespon stimulus yang dapat memunculkan atensi dimana atensi tersebut
tidak membutuhkan upaya mental dan stimulusnya berhubungan erat
dengan sesuatu yang menarik dan mempesona. Stimulus involuntary
attention dalam penelitian ini berupa video lanskap vegetasi, yang ditinjau
dari empat komponen yang memberikan efek memulihkan yaitu being
away, fascination, coherence (extent), dan compatibility. Selain itu,
peneliti juga menyiapkan video lanskap urban sebagai pembanding.
Video lanskap vegetasi akan diperoleh melalui media sosial Youtube
(terlampir) sedangkan video lanskap urban, peneliti akan merekam
kawasan kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Masing-masing
video memiliki durasi selama lima menit dan memiliki kualitas High
Definition (HD). Video akan diputar pada masing-masing komputer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
menggunakan aplikasi MPC-HC. Terdapat masing-masing tiga video
lanskap vegetasi dan tiga video lanskap urban yang akan diseleksi
menggunakan Perceived Restoraviness Scale (PRS). Dari enam video
tersebut akan dipilih satu video lanskap vegetasi dan satu video lanskap
urban yang akan digunakan sebagai manipulasi dalam penelitian
eksperimen ini. Seleksi tersebut berdasarkan skor PRS paling tinggi dan
skor PRS paling rendah (Pasini dkk., 2014).
E. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sampel yang dianggap dapat mewakili bagian
dari suatu populasi (Kerlinger, 2006). Subjek penelitian ini adalah Mahasiswa
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang tergolong dalam kategori dewasa
awal, yaitu berusia 18-25 tahun.
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dipilih dan dibagi
secara acak menjadi tiga kelompok, yaitu dua kelompok eksperimen dan satu
kelompok kontrol. Jenis sampel dalam penelitian ini adalah sampel
probabilitas. Sampel probabilitas menggunakan sampling acak (Kerlinger,
2006). Sampling acak adalah metode penarikan sebagian atau seluruh dari
sebuah populasi sehingga setiap anggota populasi memiliki peluang yang
sama untuk terpilih (Kerlinger, 2006).
F. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini bekerja sama dengan pihak Laboratorium Fakultas Teknik
Informatika sebagai tempat dilaksanakannya penelitian eksperimen. Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
penelitian merupakan mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang sedang
mengikuti perkulihan semester satu, tiga, lima, atau tujuh. Oleh karena itu,
peneliti akan menyesuaikan antara waktu perkuliahan dengan waktu
dilaksanakannya eksperimen.
1. Alat dan Bahan Penelitian
a. Informed consent
b. Komputer
c. Speaker
d. Video Lanksap Vegetasi dan Video Lanskap Urban
e. Skala PRS
f. Ballpoint
g. Kertas HVS ukuran A4 yang berisi instruksi dan tabel isian skor ANT
h. Skala Perceived Restorativeness Scale (PRS)
i. Daftar hadir
2. Prosedur Persiapan Penelitian
a. Peneliti memilih subjek penelitian dengan cara random sampling.
b. Peneliti mempersiapkan alat ukur Attention Network Test (ANT) pada
komputer yang hendak digunakan.
c. Peneliti membagikan video lanskap vegetasi dan video lanskap urban
yang telah diseleksi menggunakan Perceived Restorativeness Scale
(PRS) pada komputer yang telah ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
a. Subjek mengisi daftar hadir dan mengambil nomor undian yang telah
disediakan sebelum memasuki ruangan.
b. Peneliti membagi subjek ke dalam kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen secara random. Pada setiap komputer akan ditempel
sebuah nomor yang menandakan kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen.
c. Peneliti memberikan instruksi untuk mengisi inform consent kepada
subjek setelah ia berada ditempat duduk sesuai dengan nomor undian.
d. Sebelum melakukan eksperimen, peneliti melakukan rapport kepada
subjek kemudian memberikan instruksi pengerjaan ANT. Peneliti tidak
memberitahu tujuan penelitian diawal penelitian kepada subjek, agar
subjek tidak memberikan respon yang dibuat-buat saat manipulasi
dilakukan.
e. Attention Network Test (ANT) akan dilaksanakan selama kurang lebih
20 menit tahap pre-test dan post-test. Kemudian subjek diberikan
waktu beristirahat selama satu menit. Setelah satu menit berlalu,
peneliti memberikan instruksi untuk memutar video yang telah
disiapkan selama lima menit dan kembali memberikan instruksi untuk
mengerjakan ANT. Pada kelompok kontrol saat jeda mengerjakan
ANT, peneliti memberikan instruksi untuk beristirahat selama lima
menit namun tetap di dalam ruangan dan tidak melakukan
aktivitasapapun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
f. Setelah subjek selesai mengerjakan ANT, subjek diberikan instruksi
untuk mengisi tabel hasil ANT yang sudah didapatkan. Proses yang
sama akan dilakukan pada saat post-test dilakukan.
g. Pada akhir eksperimen, kelompok eksperimen diminta untuk mengisi
Perceived Restorativeness Scale (PRS).
h. Pada akhir penelitian, peneliti akan memberitahu tujuan penelitian dan
memberikan ucapan terima kasih atas partisipasi dari subjek.
i. Pelaksanaan penelitian akan berjalan dengan waktu yang bersamaan
dengan suhu yang sama.
4. Tim Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini akan didukung oleh tim penelitian agar dapat berjalan
dengan baik. Tim penelitian ini terdiri dari satu orang peneliti dan dua
orang asisten peneliti. Peneliti akan memberikan rapport, instruksi, dan
menutup aktivitas penelitian. Kemudian dua orang asisten bertugas untuk
mengawasi dan mengobservasi selama kegiatan penelitian berlangsung.
Dua orang asisten peneliti terdiri dari satu mahasiswa Fakultas Teknik
Informatika dan satu orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma.
G. Alat Pengumpulan Data
Penelitian ini akan menggunakan dua alat ukur untuk pengambilan data.
Alat ukur yang pertama adalah Perceived Restorativeness Scale (PRS) yang
akan digunakan untuk yang akan digunakan untuk mengukur persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
seseorang terhadap suatu lingkungan. Alat ukur yang kedua adalah Attention
Network Test (ANT) yang akan digunakan untuk mengukur tingkat atensi
mahasiswa. Berikut penjelasan mengenai PRS dan ANT.
1. Perceived Restorativeness Scale (PRS)
PRS pertama kali diaplikasikan tahun 1996 oleh Terry Hartig (Rennit
& Maikov, 2015) yang bertujuan untuk mengukur persepsi seseorang
terhadap suatu lingkungan. Skala PRS dibuat berdasarkan teori ART
tentang empat komponen lingkungan yang memberikan efek memulihkan.
Empat komponen tersebut adalah being away, extent, fascination, dan
compatibility. Keempat komponen tersebut dibuat menjadi 17 item
(Hartig, Korpela, Evans, & Garling, 1997). Pada skala ini subjek diminta
untuk menilai suatu lingkungan berdasarkan keempat komponen tersebut.
PRS menyediakan lima pilihan jawaban yaitu “Sangat Setuju” hingga
“Sangat Tidak Setuju” dengan menyertakan pilihan jawaban “netral”.
Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan empat pilihan
jawaban yaitu “Sangat Tidak Setuju” akan diberi nilai 1,”Agak Setuju”
akan diberi nilai 2,”Agak Tidak Setuju” akan diberi nilai 3, dan ”Sangat
Setuju” akan diberi nilai 4. PRS dalam penelitian ini tidak menyediakan
jawaban netral untuk menghindari penilaian terhadap gejala utama yang
dapat mempengaruhi tingkat validitas. Berikut ini merupakan blue print
skala Perceived Restorativeness Scale (PRS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 2.
Blue print Skala Perceived Restorativeness Scale (PRS)
Komponen Item Proporsi Jumlah
Being Away 1,2 11,8 % 2
Fascination 3,4,5,6,7,8 35,3% 6
Coherence (Extent) 9,10,11,12 23,6% 4
Compatibility 13,14,15,16,17 29,4% 5
Total 100% 17
2. Attention Network Test (ANT)
Penelitian menggunakan metode pengambilan data berupa tes atensi
yaitu dengan menggunakan Attention Network Test (ANT) version 1.3.0.
Attention Network Test dibuat oleh J. Fan, B. D. McCandilss, T. Sommer,
A. Raz, & M. I. Posner yang berasal dari Amerika Serikat. ANT dibuat
pada tahun 2002. ANT dapat diprogram pada komputer yang sudah
diinstal aplikasi Java Environment 1.2 sehingga ANT dapat dijalankan.
ANT mengukur tiga fungsi atensi yaitu fungsi alerting, orienting, dan
executive control. Berdasarkan definisinya tes adalah salah satu dari jenis
asesmen yang menggunakan serangkaian prosedur yang terstandar untuk
memperoleh informasi dan mengubah informasi tersebut dalam
serangkaian skor (Supratiknya, 2014).
Banyak penelitian tentang atensi atau gangguan psikologi yang
menggunakan ANT sebagai alat untuk mengukur atensi. ANT dapat
diakses melalui situs (http://www.sacklerinstitute.org/users/jin.fan/).
Attention Network Test merupakan kombinasi antara flanker task atau
tugas yang melibatkan anak panah ke kanan dan ke kiri (Eriksen &
Eriksen dalam MacLeod dkk., 2010; Fan dkk., 2002) dengan cued reaction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
time task (Posner dalam MacLeod dkk., 2010; Fan dkk., 2002). Beberapa
peneliti tertarik untuk menggunakan Attention Network Test untuk
memeriksa perbedaan jaringan dalam otak berdasarkan masing-masing
fungsi atensi (MacLeod dkk., 2010).
Gambar 2. Proses Eksperimen dalam Attention Network Test (ANT). Pada kolom
sebelah kanan merupakan jenis cue atau tanda dan jenis target yang
akan muncul dalam satu kali percobaan. Pada kolom sebelah kiri
merupakan rentang waktu antara fiksasi atau keadaan tanpa cue dan
target hingga muncul target dalam satuan milidetik. Diadaptasi dari
MacLeod dkk, 2010. Appraising the ANT : Psychometric and
Theoretical Consideration of the Attention Network Test.
Neuropsychology 24 (5). 637-651.
Masing-masing fungsi atensi memiliki perhitungan yang berbeda-beda.
Hasil perhitungan dalam ANT berupa milidetik. Perhitungan dilakukan
secara otomatis oleh program ANT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Gambar 3. Dasar perhitungan dari tiga fungsi Atensi dalam Attention Network
Test (ANT). Diadaptasi dari Fan, J., McCandliss, B. D., Fossella, J.,
Flombaum, J. I., & Posner, M. I. (2005). The activation of attentional
networks. NeuroImage 26. 471-479.
Program Attention Network Test (ANT) digunakan karena memiliki
efisiensi waktu dan cukup mudah dilakukan karena memanfaatkan sistem
komputer. ANT telah diprogam sebagai alat tes dengan kelengkapan
seperti mengisi identitas, adanya instruksi secera keseluruhan tentang isi
tes, dan instruksi saat pergantian blok. Namun, karena instruksi berbahasa
inggris, peneliti mengubah instruksi tersebut dalam Bahasa Indonesia. Hal
ini dilakukan untuk membantu subjek memahami isi tes sehingga dapat
mendukung nilai validitas dalam penelitian ini.
ANT memiliki empat blok. Satu blok untuk tahap percobaan dan tiga
blok lainnya adalah blok eksperimen. Pada blok percobaan subjek dapat
mengetahui apakah ia merespon dengan benar (correct), salah (incorrect),
atau tidak merespon (no response) sehingga subjek dapat memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
instruksi tes. Untuk tiga blok lainnya subjek tidak dapat mengetahui
apakah ia dapat menjawab dengan benar atau salah atau tidak merespon.
Tes ini dilakukan selama 30 menit dengan total 288 percobaan dalam
sekali pengetesan. 288 percobaan ini terdiri dari 96 target congruent, 96
target incongruent, 72 spatial cue, 72 center cue, 72 no cue, 72 double
cue, dan 96 netral (Beman dkk., 2008).
H. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas
Instrumen yang mampu menghasilkan data akurat sesuai dengan tujuan
pengukurannya, diperlukan suatu proses pengujian validitas (Azwar,
2012). Kesesuaian tujuan pengukuran instrumen dengan dasar konstruk
teoritik merupakan upaya terbentuknya suatu instrumen yang valid
(Azwar, 2012). Pada penelitian ini peneliti akan menguji validitas
Perceived Restorativeness Scale (PRS) yang diadaptasi dengan tujuan
untuk melihat sejauh mana kesesuaian skala PRS dalam mengukur
persepsi seseorang terhadap suatu lingkungan. Uji validitas juga akan
dilakukan pada Attention Network Test (ANT) dengan tujuan melihat
kesesuaian isi dari alat tes atensi dalam mengukur tingkat atensi seseorang.
a. Validitas Perceived Restorativeness Scale (PRS)
Metode penerjemahan skala dalam penelitian ini adalah back-
translation. Back-translation merupakan pengambilan tata cara dalam
bahasa tertentu, kemudian diterjemahkan dalam bahasa lain dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
meminta orang lain untuk menerjemahkan ke dalam bahasa yang asli
(Masumoto & Juang, 2008). Metode ini digunakan untuk menekan
adanya bias akibat perbedaan budaya (Matsumoto & Juang, 2008).
Tahap pertama skala PRS dalam Bahasa Inggris diterjemahkan ke
dalam Bahasa Indonesia. Proses penerjemahan bahasa dilakukan
dengan menggunakan jasa penerjemah dari Lembaga Bahasa LIA.
Tahap kedua, peneliti menerjemahkan kembali (back-translation)
skala PRS versi Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris. Back-
translation juga menggunakan jasa penerjemah yang sama yaitu
Lembaga Bahasa LIA. Tahap ketiga adalah membandingkan skala
PRS yang asli dalam Bahasa Inggris dengan skala PRS setelah melalui
tahap back-translation dalam Bahasa Inggris juga. Proses ini dilakukan
dengan menggunakan jasa seorang native speaker untuk melihat
generalisasi konsep dan bahasa dari kedua budaya (decentring)
(Matsumoto & Juang, 2008). Native Speaker dalam penelitian ini
adalah William seorang mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis dari
Groningen University, Belanda
Setelah ketiga tahap tersebut dilakukan, peneliti melakukan
validasi oleh dosen pembimbing. Setelah melakukan validasi tersebut,
peneliti akan melakukan uji coba skala pada kriteria subjek yang telah
ditentukan yaitu mahasiswa yang memasuki usia 18-25 tahun atau
golongan dewasa awal. Uji coba skala dilakukan untuk melihat
pemahaman dan kesesuaian kalimat pada item yang digunakan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
skala PRS. Evaluasi hasil uji coba skala akan diperbaiki. Kemudian
skala yang telah memasuki tahap akhir akan digunakan sebagai alat
untuk mengambil data.
b. Validitas Attention Network Test (ANT)
Pada alat ukur ANT, peneliti juga menggunakan metode back-
translation. Metode back translation digunakan untuk menerjemahkan
instruksi pada alat ukur ANT yang menggunakan Bahasa Inggris.
Setelah melewati ketiga tahap tersebut, peneliti melakukan validasi
terhadap instruksi dengan dosen pembimbing. Tahap yang terakhir
peneliti melakukan uji coba instruksi dengan melakukan pengetesan
ANT pada kriteria subjek yang telah ditentukan, yaitu mahasiswa yang
berusia 18-25 tahun.
Selain validitas isi, peneliti juga melakukan validitas tampang
terhadap ANT seperti yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
Validitas tampang pada alat ukur ANT dapat dikatakan baik, karena
adanya gabungan antara flanker task atau berbagai jenis anak panah
yang muncul (Eriksen & Eriksen, 1974 dalam MacLeod dkk, 2010)
dan waktu reaksi dari tanda bintang atau cue (Posner, 1980). Keduanya
merupakan kombinasi yang sesuai untuk memeriksa sistem atensi.
Performa saat mengerjakan tugas menggambarkan pergerakan dari tiga
sistem syaraf pada otak juga terlihat melalui Functional Magnetic
Resonance Imaging (FMRI) (Fan, McCandilss, Fossella, Flombaum &
Posner, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Attention Network Test (ANT) digunakan untuk mengukur atensi
seseorang berdasarkan tiga fungsi atensi, yaitu alerting, orienting, dan
executive control. Fungsi alerting berkaitan dengan kesiagaan
seseorang. Pada penelitian sebelumnya, seseorang yang jauh lebih
muda (18-21 tahun) memiliki fungsi alerting yang lebih baik
dibandingkan seseorang yang lebih tua (61-87 tahun) (Jennings dkk.,
2007). Dalam penelitian ini, peneliti memilih subjek dengan usia 18-25
tahun sehingga cenderung memiliki kesiagaan yang baik. Jenis tugas
dalam ANT yang berkaitan dengan fungsi alerting adalah kecepatan
seseorang dalam merespon panah atau di atas atau di bawah
tanda (+) tanpa adanya tanda petunjuk atau (*). Fungsi orienting lebih
kepada kemampuan seseorang dalam mengalokasikan perhatian
terhadap rangsangan stimulus yang ada di lingkungan. Kemampuan ini
membuat seseorang menghasilkan gerakan mata. Aktivitas pada fungsi
orienting digunakan dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Dalam ANT,
fungsi orienting meliputi kemampuan seseorang dalam memilih anak
panah atau di atas atau di bawah yang sebelumnya muncul
petunjuk tanda bintang di tengah tanda plus (+*). Terakhir fungsi
executive control, fungsi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang
dalam menyelesaikan suatu konflik. Fungsi executive control
membutuhkan paling banyak usaha menta. Fungsi execituve control
digunakan dalam kehidupan sehari-hari terutama ketika sedang
mengahadapi konflik. Fungsi executive control dalam ANT meliputi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
seseorang dalam memilih satu anak panah yang sejajar
dengan tanda plus (+) baik yang sebelumnya didahului oleh tanda
bintang (*) atau tidak.
2. Reliabilitas
Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang bersifat reliabel, yaitu
menghasilkan skor yang cermat dengan eror pengukuran kecil (Azwar,
2012). Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi atau kestabilan dari hasil
pengukuran ketika dilakukan pengetesan berulang (Reksoatmodjo, 2009).
Pendekatan tes ulang (tes-retest) merupakan salah satu metode yang sering
digunakan untuk mengukur reliabilitas (Azwar, 2012). Metode ini
dilakukan dengan cara mencobakan instrumen dan responden yang sama
untuk beberapa kali dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2008) atau
mencari nilai Chronbach’s Alpha (α). Berikut akan dijelaskan reliabilitas
dari Perceived Restorativeness Scale (PRS) dan Attention Network Test
(ANT).
a. Reliabilitas Perceived Restorativeness Scale (PRS)
Penelitian ini akan menggunakan teknik Chronbach’s Alpha untuk
melihat konsistensi antar item. Koefisien nilai reliabilitas berada pada
rentang 0 hingga 1,00. Jika nilai koefisien Chronbach’s Alpha (α)
mendekati nilai satu maka skala tersebut memiliki nilai reliabilitas
yang sangat baik (Riadi, 2015). Pada penelitian sebelumnya,
didapatkan Chronbach’s Alpha (α) sebesar 0,75 (Hartig dkk., 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Hasil tersebut mengindikasikan bahwa item-item dalam PRS memiliki
nilai reliabilitas yang baik.
Meskipun dalam penelitian sebelumnya diketahui memiliki nilai
reliabilitas yang baik, peneliti melakukan pengujian kembali untuk
mencari nilai reliabilitas dalam PRS dengan mencari Chronbach’s
Alpha (α). Dari hasil pengujian nilai reliabilitas Chronbach’s Alpha (α)
menggunakan SPSS for window version 16.0 oleh peneliti, didapatkan
nilai reliabilitas skala PRS sebesar 0,895. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa skala PRS yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai
reliabilitas yang baik.
Tabel 3.
Reliabilitas Perceived Restorativeness Scale (PRS) versi adaptasi
b. Reliabilitas Attention Network Test (ANT)
Pada penelitian sebelumnnya, Attention Network Test memiliki
nilai reliabilitas yang baik pada tiga fungsi atensi yaitu alerting,
orienting, dan executive control dengan jumlah subjek 40 yang
dilakukan pada dua sesi atau metode test-retest sebesar 0,87. Pada
penjabarannya, fungsi alerting memiliki nilai reliabilitas paling rendah
yaitu 0,52 kemudian fungsi orienting memiliki nilai reliabilitas 0,61
dan fungsi executive control memiliki nilai reliabilitas yang paling
tinggi yaitu 0,77 (Fan dkk., 2002).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.895 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Penelitian selanjutnya mengatakan bahwa dengan jumlah subjek
1.129 dengan metode split-half fungsi alerting tetap memiliki
reliabilitas yang paling rendah yaitu 0,38 kemudian fungsi orienting
sebesar 0,55 dan executive control memiliki reliabilitas paling tinggi
yaitu 0,81. Peneliti tidak dapat memastikan rendahnya pengukuran
reliabilitas pada fungsi orienting dan fungsi alerting sebagai
kelemahan alat ukur ANT atau justru benar-benar menginterpretasikan
kondisi atau permasalahan jaringan pada otak sehingga perbedaan
setiap individu dapat terlihat melalui tiga fungsi atensi tersebut
(MacLeod dkk, 2010).
Meskipun pada penelitian sebelumnya telah diketahui nilai
reliabilitas tergolong baik, peneliti akan melihat nilai reliabilitas ANT
dalam penelitian ini. Dalam upaya memenuhi nilai reliabilitas
Attention Network Test, peneliti melakukan pengujian test-retest untuk
melihat korelasi hasil pre-test dan post-test seperti yang telah
dilakukan pada penelitian sebelumnya (Fan dkk, 2002). Nilai
reliabilitas menggunakan teknik test-retest akan diuji menggunakan
SPSS for window version 16.0 dengan 40 subjek.
Tahap pertama yang dilakukan adalah uji normalitas yaitu melihat
data memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada
penelitian ini menggunakan Shapiro-Wilk karena data yang digunakan
kurang dari 50 (Riadi, 2015). Cara membaca tabel normalitas adalah
jika nilai signifikasi atau p > 0,05 maka data dapat dikatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
terdistribusi secara normal sedangkan p < 0,05 maka data tidak
terdistribusi secara normal (Riadi, 2015). Uji normalitas menentukan
pengujian selanjutnya menggunakan analisis statistik parametrik atau
nonparametrik (Riadi, 2015).
Tabel 4.
Uji Normalitas Test-retest Attention Network Test Versi Adaptasi
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Alerting Pre-test 0.955 40 0.116
Orienting Pre-test 0.91 40 0.004
Conflict Pre-test 0.968 40 0.317
Alerting Post-test 0.979 40 0.669
Orienting Post-test 0.82 40 0
Conflict Post-test 0.883 40 0.001
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan tabel 4, Terdapat tiga fungsi yang memiliki data tidak
normal atau p < 0,05. Maka analisis test-retest dilakukan dengan
menggunakan analisis nonparametrik.
Tabel 5.
Hasil Korelasi Test-retest Attention Network Test Versi Adaptasi
Correlations
Spearman's
rho
Alerting Pre-
test
Alerting Post-
test
Correlation
Coefficient .332*
Sig. (2-tailed) 0.036
N 40
Orienting
Pre-test
Orienting
Post-test
Correlation
Coefficient 0.161
Sig. (2-tailed) 0.321
N 40
Conflict Pre-
test
Conflict Post-
test
Correlation
Coefficient .520**
Sig. (2-tailed) 0.001
N 40
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat ketiga fungsi atensi yaitu
alerting, orienting, dan executive control atau conflict effect memiliki
korelasi yang baik dengan koefisien korelasi > 0,05 (Riadi, 2015).
Walaupun fungsi orienting memiliki nilai koefisien korelasi paling
rendah yaitu 0,161 kemudian fungsi alerting memiliki nilai koefisien
korelasi 0,332 dan fungsi executive control memiliki nilai koefisien
korelasi 0,520.
I. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
Uji asumsi dilakukan untuk menentukan data dapat diolah berdasarkan
statistik parametrik atau statistik non parametrik. Jika suatu varibel tidak
memenuhi syarat analisis parametrik yaitu data tidak terdistribusi secara
normal dan homogen maka data dapat diolah menggunakan statistik non
parametrik (Riadi, 2015). Berikut penjelasan mengenai uji normalitas dan
uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas digunakan untuk menguji apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan uji
normalitas Shaphiro-Wilk Test karena jumlah data yang didapatkan
kurang dari 50. Data dapat terdistribusi secara normal jika nilai sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
atau nilai p > 0,05. Sebaliknya data tidak terdistribusi secara normal
jika nilai sig. atau nilai p < 0,05.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah data varians
dalam sebuah kelompok relatif homogen. Data dapat dikatakan
homogen jika nilai signifikan atau nilai p > 0,05. Sebaliknya data dapat
dikatakan tidak homogen jika nilai signifikan atau nilai p < 0,05
(Riadi, 2015).
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini mengggunakan Paired Sample Test.
Uji hipotesis ini digunakan untuk menguji rata-rata sampel yang
berpasangan yaitu pre-test dan post-test. Jika nilai p < 0,05 maka ada
perbedaan yang signifikan antara nilai pre-test dan nilai post-test
sebaliknya jika nilai p > 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan
antara nilai pre-test dan post-test (Riadi, 2015). Jika pada tahap uji
normalitas, data tidak terdistribusi secara normal, maka uji hipotesis
menggunakan analisis statistik nonparametrik yaitu uji beda Wilcoxon
(Riadi, 2015).
Selain menggunakan uji beda Wilcoxon untuk tahap pre-test dan post-
test, peneliti juga melakukan uji hipotesis menggunakan One Way Anova,
guna melihat kemampuan variabel bebas merubah variabel terikat yang
dilihat dari perbedaan rata-rata setiap kelompok penelitian. Jika nilai p <
0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antar kelompok penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
sebaliknya jika nilai p > 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan
antar kelompok penelitian (Riadi, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
Peneliti melakukan beberapa persiapan sebelum melaksanakan penelitian,
diantaranya alat penelitian yang akan digunakan dalam proses pengambilan
data dan teknis selama penelitian berlangsung. Berikut akan dijelaskan proses
persiapan alat penelitian dan teknis penelitian.
1. Persiapan Alat Penelitian
Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Attention Network Test (ANT) dan Perceived Restorativeness Scale (PRS).
ANT dapat diproses secara offline atau tanpa menggunakan internet.
Program ANT tersebut diperbanyak pada setiap komputer yang berada di
Laboratorium Komputer Dasar. Proses skoring dilakukan secara otomatis
oleh program ANT.
Laboratorium Komputer Dasar memiliki empat ruangan yang dapat
digunakan. Empat ruangan tersebut terdiri dari Lab. Komputer Dasar A, B,
C, dan LGM. Lab Komputer Dasar A, B, dan C memiliki 30 perangkat
komputer, sedangkan ruang LGM terdapat 20 perangkat komputer.
Masing-masing terdiri dari layar monitor, CPU, mouse, dan keyboard.
Selain itu, setiap ruangan tersebut memiliki satu komputer induk yang
memiliki speaker, papan tulis, proyektor dan Air Conditioner (AC).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Dalam program ANT, terdapat instruksi pengerjaan yang sudah
tersedia pada layar komputer. Pada lembar instruksi juga disertakan tabel
ANT sehingga subjek dapat langsung mengisi hasil yang sudah didapatkan
ke dalam tabel tersebut.
Lembar instruksi dan tabel hasil ANT memiliki empat rangkap untuk
kelompok video lanskap vegetasi dan kelompok video lanskap urban.
Empat rangkap tersebut terdiri dari lembar Informend Consent, lembar
instruksi dan tabel hasil Attention Network Test (ANT) tahap pre-test,
post-test, dan skala Perceived Restorativeness Scale (PRS). Kemudian
untuk kelompok kontrol hanya terdapat lembar informend consent dan
lembar instruksi dan tabel hasil Attention Network Test (ANT) tahap pre-
test dan post-test. Untuk membedakan tahap pre-test, post-test dan ketiga
kelompok penelitian, peneliti membuat kode yang diletakkan di pojok kiri
atas. kode V-e untuk vegetasi pre-test, V-o untuk vegetasi post-test, U-e
untuk urban pre-test, U-o untuk urban post-test, N-e untuk netral pre-test,
dan N-o untuk netral post-test.
Lembar instruksi dan tabel ANT dicetak kurang lebih 70 paket untuk
mengantisipasi kurangnya lembar tersebut. Selain itu, peneliti juga
menyediakan ballpoint yang dibutuhkan agar dapat digunakan untuk
mengisi identitas, hasil ANT dan skala PRS. Lembar instruksi dicetak
menggunakan kertas A4 70 gramm.
Selain mempersiapkan ANT, peneliti juga telah mempersiapkan video
lanskap vegetasi dan video lanskap urban sebagai manipulasi. Sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
pengambilan data, Peneliti menyeleksi enam video yang telah disiapkan
sebelumnya yaitu tiga video lanskap vegetasi dan tiga video lanskap urban.
Peneliti membagi subjek penelitian berdasarkan enam kelompok video
secara acak atau diundi. Selain proses seleksi yang dilakukan dengan
memberikan Perceived Restorativeness Scale (PRS), peneliti juga
mengukur nilai reliabilitas dan validitas dari PRS.
Proses seleksi video melibatkan 54 subjek yang terdiri dari 39
perempuan dan 15 laki-laki dengan rentang usia 18 sampai 23 tahun.
Proses seleksi dilakukan di Ruang Observasi I pada tanggal 14 dan 17
Oktober 2016. Video yang memiliki nilai rata-rata PRS tertinggi dan
terendah akan dijadikan sebagai manipulasi dalam penelitian ini. Dari
keenam video yaitu video lanksap vegetasi 1, 2, 3 dan video lanskap urban
1, 2, 3, video lanskap vegetasi 3 memiliki nilai rata-rata PRS tertinggi
yaitu 51,44 dengan durasi 5 menit 10 detik dan video lanskap urban 3
memiliki nilai rata-rata PRS terendah 37,22 dengan durasi 5 menit.
Tabel 6.
Seleksi Video menggunakan Perceived Restorativeness Scale (PRS)
Descriptive Statistics
N Mean
Video Laskap Vegetasi 1 9 50.89
Video Lanskap Vegetasi 2 9 48.67
Video Lanskap Vegetasi 3 9 51.44
Video Lanskap Urban 1 9 37.22
Video Lanksap Urban 2 9 40
Video Lanskap Urban 3 9 37.22
Valid N (listwise) 9
Peneliti juga melakukan uji beda menggunakan uji One Way Anova
untuk melihat perbedaan rata-rata antar video sehingga peneliti dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
mengetahui apakah antar video memiliki perbedaan atau tidak. Setelah
dilakukan uji One Way Anova didapatkan hasil nilai p > 0,05 dengan p =
0,999. Karena nilai 0,999 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa rata-rata keenam video tidak memiliki perbedaan nilai rata-rata
(tabel terlampir). Maka, keenam video dapat digunakan sebagai stimulus.
Namun, peneliti menentukan video yang memiliki rata-rata terendah dan
tertinggi untuk dijadikan stimulus involuntary attention saat pengambilan
data.
2. Persiapan Teknis Penelitian
a. Role play
Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan persiapan
dengan beberapa rekan untuk melakukan uji coba terhadap rancangan
tata cara dan kesesuaian peraturan yang telah dibuat oleh peneliti. Dari
hasil percobaan tersebut didapatkan estimasi waktu eksperimen yaitu
kurang lebih selama satu jam dan adanya kesesuaian antara peraturan
dan proses eksperimen.
b. Penataan Ruangan dan Persiapan Alat Penelitian
Penataan ruangan dilakukan dua hari sebelum pelaksanaan
penelitian. Namun, ruangan tidak mengalami banyak perubahan karena
sudah diatur sedemikian rupa oleh pengelola Lab. Komputer Dasar.
Peneliti hanya mengatur kecerahan dan intensitas warna pada
komputer yang akan digunakan sehingga setiap komputer memiliki
tingkat kecerahan dan intensitas warna yang sama yaitu 50%. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
itu, peneliti juga mengatur program untuk memutar video sehingga
video yang diputar memiliki proses pemutaran yang sama. Persiapan
juga dilakukan satu jam sebelum pelaksanaan penelitian. Persiapan
yang dilakukan diantaranya menyiapkan daftar hadir, undian tempat
duduk untuk subjek penelitian dan memberikan petunjuk pengisian
identitas program Attention Network Test (ANT) di papan tulis.
c. Pembagian Kelompok Penelitian
Sebelum penelitian berlangsung, peneliti mencari subjek penelitian
melalui media sosial dan berkeliling Kampus III Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Kemudian subjek menentukan hari dan jam serta
mengambil undian untuk menentukan kelompok. Namun subjek yang
tidak sempat mengambil undian dapat disediakan saat penelitian
berlangsung.
B. Pelaksanaan Penelitian
Peneliti menjabarkan tiga hal yang berkaitan dengan pelaksanaan
penelitian, yaitu waktu pelaksanaan, prosedur pelaksanaan penelitian, dan
observasi pelaksanaan penelitian. Berikut penjelasan menganai ketiga hal
tersebut.
1. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama satu minggu, yaitu
hari Senin tanggal 24 Oktober 2016 sampai hari Jumat tanggal 28 Oktober
2016 dilanjutkan hari Senin tanggal 1 November 2016. Waktu pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
penelitian dan tempat penelitian mengikuti jadwal pemakaian Lab.
Komputer Dasar. Peneliti dapat menggunakan Lab. Komputer Dasar pada
pagi, siang, atau sore hari. Namun, peneliti memilih pelaksanaan penelitian
pada sore hari, setelah jam perkuliahan selesai dengan harapan situasi dan
kondisi subjek dalam keadaan yang sama. Berikut tabel jadwal
pelaksanaan eksperimen.
Tabel 7.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
HARI JAM RUANG KELOMPOK
Senin, 24 Oktober 2016 16.30-17.30 LDK A Urban
LDK B Vegetasi
LDK C Kontrol
Selasa, 25 Oktober 2016 16.30-17.30 LDK C Kontrol
LGM Vegetasi
Rabu, 26 Oktober 2016 16.30-17.30 LDK C Kontrol
LGM Vegetasi
Kamis, 27 Oktober 2016 15.30-16.30 LDK A Urban
LDK B Vegetasi
LDK C Kontrol
Jumat, 28 Oktober 2016 15.30-16.30 LDK C Urban
LGM Vegetasi
Senin, 8 November 2016 16.30-17.30 LDK C Kontrol
LGM Vegetasi
2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
a. Sebelum penelitian dimulai, peneliti dan asisten peneliti terlebih
dahulu mempersiapkan ruangan misalnya, mengatur cahaya dan suhu
ruangan. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan komputer yang akan
digunakan. Peneliti dan asisten peneliti telah menyiapkan tabel isian
identitas pada program Attention Network Test (ANT) dan video
lanskap vegetasi dan urban sehingga subjek dapat langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
mengoperasikan program ANT dan memutar video sesuai dengan
instruksi yang diberikan.
b. Peneliti memberikan instruksi untuk mengisi daftar hadir. Kemudian
Subjek mengambil undian tempat duduk sesuai dengan ruangan yang
akan digunakan. Setiap ruangan terdapat satu orang yang memberikan
instruksi dan satu orang sebagai asisten. Sebelum penelitian
berlangsung peneliti tidak memberikan informasi tentang tema ataupun
tujuan dari penelitian.
c. Peneliti membacakan instruksi secara bergantian. Namun, peraturan
dan teknis pelaksanaan ANT, peneliti dibantu oleh asisten peneliti.
Misalnya dalam membagi lembar instruksi dan tabel ANT, saat
mengoperasikan Attention Network Test dan pemutaran video.
3. Observasi Pelaksanaan Penelitian
Ruang yang digunakan untuk penelitian memiliki pencahayaan yang
baik, artinya kondisi ruangan tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang
sehingga dapat membantu subjek melihat layar komputer dengan cukup
baik. Selama proses eksperimen terdapat beberapa subjek yang mengalami
kendala pada program ANT. Misalnya saat tahap percobaan, keyboard
tidak berfungsi. Maka subjek harus pindah ke komputer lain dan
mengulang dari awal. Hal tersebut membuat subjek lain mengalihkan
pandangan pada subjek yang komputernya mengalami kerusakan. Saat hari
pertama pelaksanaan penelitian, tidak kondusif karena sedang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
pembersihan Air Conditioner (AC) sehingga suara bising cukup
mengganggu proses eksperimen.
Selama mengerjakan ANT, subjek terlihat tegang dan suasana ruangan
hening. Subjek fokus selama ANT berlangsung. Ketika ada instruksi jeda
saat perpindahan blok subjek menggoyangkan kepala dan melakukan
peregangan sejenak. Rata-rata dari subjek mengeluh ketika harus
mengulang proses ANT untuk post-test.
C. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Mahasiswa yang berada pada
rentang usia 18 sampai 25 tahun. Jumlah keseluruhan subjek adalah 67 yang
terdiri dari 16 laki-laki dan 51 perempuan. Namun empat subjek tidak
digunakan karena mendapatkan nilai negatif pada hasil Attention Network Test
yang didapatkan. Maka total subjek yang digunakan adalah 63 Berikut tabel
distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, dan Program
Studi.
Tabel 8.
Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
USIA/Kelompok Urban Vegetasi Kontrol Total
18 tahun 5 2 5 12
19 tahun 2 4 1 7
20 tahun 4 4 2 10
21 tahun 3 2 4 9
22 tahun 6 5 8 19
23 tahun 0 4 1 5
24 tahun 1 0 0 1
Total 21 21 21 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 9.
Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Kelompok
Jenis Kelamin
Laki-laki Urban 3
Vegetasi 5
Kontrol 6
total 14
Perempuan Urban 18
Vegetasi 16
Kontrol 15
total 49
Tabel 10.
Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Program Studi
Program Studi jumlah
Psikologi 48
Farmasi 3
Teknik Informatika 2
Teknik Elektro 1
Akuntansi 7
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia 2
63
D. Deskripsi Data Penelitian
(Terlampir)
E. Hasil Analisis Data
Hasil eksperimen yang telah didapatkan akan uji dengan beberapa tahap
sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data berdistribusi
normal atau tidak, sehingga analisis selanjutnya dapat ditentukan
menggunakan statistik parametrik atau statistik nonparametrik (Riadi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
2015). Uji normalitas data dengan Shapiro-Wilk karena jumlah data
kurang dari 50 (Riadi, 2015). Data dapat dikatakan normal jika p > 0,05,
sebaliknya data dikatakan tidak normal jika p < 0,05 (Priyatno, 2010).
Data diolah menggunakan SPSS for Windows version 16.0.
Tabel 11.
Uji Normalitas masing-masing Kelompok Penelitian Berdasarkan
Fungsi Atensi
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
Alerting Vegetasi Pre-test 0.967 21 0.667
Orienting Vegetasi Pre-test 0.978 21 0.897
Conflict Vegetasi Pre-test 0.895 21 0.028
Alerting Vegetasi Post-test 0.965 21 0.631
Orienting Vegetasi Post-test 0.961 21 0.527
Conflict Vegetasi Post-test 0.945 21 0.27
Alerting Urban Pre-test 0.928 21 0.128
Orienting Urban Pre-test 0.963 21 0.586
Conflict Urban Pre-test 0.833 21 0.002
Alerting Urban Post-test 0.921 21 0.091
Orienting Urban Post-test 0.866 21 0.008
Conflict Urban Post-test 0.897 21 0.03
Alerting Kontrol Pre-test 0.969 21 0.711
Orienting Kontrol Pre-test 0.949 21 0.32
Conflict Kontrol Pre-test 0.925 21 0.109
Alerting Kontrol Post-test 0.95 21 0.347
Orienting Kontrol Post-test 0.936 21 0.185
Conflict Kontrol Post-test 0.931 21 0.147
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan Tabel 11 beberapa kelompok penelitian berdasarkan tiga
fungsi atensi tahap pre-test dan post-test. dari 18 kelompok, terdapat 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
kelompok penelitian yang memiliki p > 0,05 maka data pada 14 kelompok
penelitian terdistribusi secara normal. 4 kelompok penelitian yang
memiliki nilai p < 0,05 maka 4 kelompok penelitian tersebut memiliki data
yang tidak terdistribusi secara normal. Karena beberapa data tidak
terdistribusi secara normal, maka peneliti penggunakan analisis
nonparametrik, yaitu uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan mean dari
tahap pre-test dan post-test (Riadi, 2015).
2. Uji Homogenitas
Uji asumsi yang kedua adalah uji homogenitas. Uji homogenitas
digunakan untuk melihat apakah data memiliki variansi kelompok yang
homogen. Data dapat dikatakan homogen jika nilai p > 0,05, sedangkan
data dapat dikatakan tidak homogen jika p < 0,05 (Riadi, 2015).
Tabel 12.
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Pre-test 2.82 8 180 0.006
Post-test 2.842 8 180 0.005
Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat uji Levene menunjukkan nilai p <
0,05 yaitu p = 0,006 pada kelompok pre-test dan p = 0,005 pada kelompok
pre-test. berdasarkan nilai p dari kedua kelompok tersebut tidak memiliki
variansi data yang homogen.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji beda Wilcoxon
karena data tidak terdistribusi secara normal. Uji beda Wilcoxon memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
fungsi yang sama dengan uji Paired Sample Test yaitu untuk menguji data
yang saling berhubungan (Riadi, 2015) dalam penelitian ini adalah data
pre-test dan post-test setiap kelompok penelitian. Jika nilai p < 0,05 maka
terdapat perbedaan signifikan. Sebalikanya jika p > 0,05 maka tidak ada
perbedaan yang signifikan (Riadi, 2015). Uji beda dalam penelitian ini
dianalisis menggunakan SPSS for windows version 16.0.
Tabel 13.
Deskripsi Statistik masing-masing Fungsi Atensi pada Kelompok
Penelitian tahap pre-test dan post-test
Descriptive Statistics
N Mean Std.
Deviation Min Max
Alerting Vegetasi Pre-test 21 51.29 24.175 13 109
Alerting Vegetasi Post-test 21 36.38 21.465 1 79
Orienting Vegetasi Pre-test 21 48.71 23.641 2 100
Orienting Vegetasi Post-test 21 42.48 19.284 3 73
Conflict Vegetasi Pre-test 21 119.57 23.838 64 153
Conflict Vegetasi Post-test 21 106.14 23.374 64 142
Alerting Urban Pre-test 21 44.57 24.724 11 111
Alerting Urban Post-test 21 49.38 19.482 10 75
Orienting Urban Pre-test 21 42.00 23.660 2 94
Orienting Urban Post-test 21 43.76 17.609 26 86
Conflict Urban Pre-test 21 114.43 39.343 71 194
Conflict Urban Post-test 21 112 38.449 64 228
Alerting Kontrol Pre-test 21 50.29 19.126 12 80
Alerting Kontrol Post-test 21 49.86 20.328 21 94
Orienting Kontrol Pre-test 21 47.19 14.038 12 74
Orienting Kontrol Post-test 21 47.33 16.662 18 75
Conflict Kontrol Pre-test 21 111.43 24.328 80 160
Conflict Kontrol Post-test 21 102.67 32.747 56 193
Berdasarkan tabel 13 dapat diketahui mean tiga fungsi atensi pada
setiap kelompok penelitian tahap pre-test dan post-test. Data mean dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
membantu peneliti untuk melihat jika ada perbedaan yang signifikan maka
dapat diketahui perbedaan mean yang didapatkan.
Tabel 14.
Uji Beda Wilcoxon masing-masing Fungsi Atensi pada Kelompok
Penelitian tahap pre-test dan post-test
Test Statistics(b)
Nama Kelompok Z
Asymp.
Sig. (2-
tailed)
Alerting Vegetasi Post-test – Alerting Vegetasi Pre-test -2.486a 0.013
Orienting Vegetasi Post-test – Orienting Vegetasi Pre-test -1.006a 0.314
Conflict Vegetasi Post-test – Conflict Vegetasi Pre-test -2.764a 0.006
Alerting Urban Post-test – Alerting Urban Pre-test -.870a 0.385
Orienting Urban Post-test – Orienting Urban Pre-test -.678a 0.497
Conflict Urban Post-test – Conflict Urban Pre-test -.299a 0.765
Alerting Kontrol Post-test – Alerting Kontrol Pre-test -.101a 0.92
Orienting Kontrol Post-test – Orienting Kontrol Pre-test -.104a 0.917
Conflict Kontrol Post-test – Conflict Kontrol Pre-test -.104a 0.073
Berdasarkan tabel 14 terdapat perbedaan yang signifikan pada dua
fungsi atensi kelompok vegetasi yaitu fungsi alerting dan conflict effect,
dimana nilai p < 0,05. Pada fungsi orienting kelompok vegetasi dan tiga
fungsi lainnya pada kelompok urban dan kelompok kontrol tidak memiliki
perbedaan yang signifikan yaitu p > 0,05. Kelompok vegetasi pada fungsi
alerting tahap pre-test dan post-test memperoleh nilai p = 0,013. Pada
tabel 13 menunjukkan mean fungsi alerting kelompok video lanskap
vegetasi tahap post-test lebih kecil 36,38 sedangkan tahap pre-test yaitu
51,29. Kemudian kelompok vegetasi pada fungsi conflict effect tahap pre-
test dan post-test juga memiliki perbedaan dengan p = 0,006. Dapat dilihat
pada tabel 13 mean fungsi conflict Effect kelompok video lanskap vegetasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
tahap post-test sebesar 106,14 lebih kecil dari tahap pre-test dengan mean
119,57.
Tabel 15.
Uji One Way Anova pada Tiga Kelompok Penelitian
ANOVA
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Pretest alerting
Between
Groups 551.143 2 275.571 .529 .592
Within
Groups 31.229.714 60 520.495
Total 31.780.857 62
Posttest alerting
Between
Groups 2.455.841 2 1.227.921 2.939 .061
Within
Groups 25.070.476 60 417.841
Total 27.526.317 62
Pretest orienting
Between
Groups 520.413 2 260.206 .593 .556
Within
Groups 26.315.524 60 438.592
Total 26.835.937 62
Posttest orienting
Between
Groups 266.000 2 133.000 .416 .662
Within
Groups 19.191.714 60 319.862
Total 19.457.714 62
Pretest conflict
Between
Groups 712.286 2 356.143 .395 .676
Within
Groups 54.159.429 60 902.657
Total 54.871.714 62
Posttest conflict
Between
Groups 934.508 2 467.254 .453 .638
Within
Groups 61.939.238 60 1.032.321
Total 62.873.746 62
Berdasarkan tabel 15 tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari
hasil uji beda antar fungsi atensi dari tiga kelompok penelitian yaitu
kelompok vegetasi, urban, dan kontrol dengan p > 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
4. Analisis Tambahan
Analisis tambahan dilakukan untuk melengkapi hasil analisis yang
telah dilakukan sebelumnya. Analisis tambahan berisi hasil analisis Rata-
rata Keakuratan, dan analisis data Perceived Restorativeness Scale (PRS)
kelompok eksperimen yang terdiri dari kelompok urban dan vegetasi.
a. Rata-rata Keakuratan (Mean Accuracy)
Attention Network Test (ANT) tidak hanya mengukur tiga fungsi
atensi namun juga rata-rata keakuratan (%) dari ketiga fungsi atensi
yaitu alerting, orienting, dan executife control atau conflict effect.
Berikut rata-rata keakuratan setiap kelompok penelitian tahap pre-test
dan post-test. Jika rata-rata keakuratan mencapai angka 100 % maka
subjek dapat merespon semua stimulus dengan tepat.
Tabel 16.
Rata-rata Keakuratan (%) Kelompok Penelitian tahap pre-test dan
post-test
Descriptive Statistics
N Mean
Kontrol mean accuracy pretest 21 97.76
Kontrol mean accuracy posttest 21 98.52
Vegetasi mean accuracy pretest 21 98.00
Vegetasi mean accuracy posttest 21 98.38
Urban mean accuracy pretest 21 97.19
Urban mean accuracy posttest 21 98.71
Valid N (listwise) 21
Berdasarkan tabel 15 rata-rata keakuratan lebih dari 97 % dan kurang
dari 99 % untuk ketiga fungsi atensi pada tiga kelompok penelitian
tahap pre-test dan post-test. Pada tahap post-test rata-rata subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
merespon stimulus dengan tepat untuk tiga fungsi atensi pada tiga
kelompok penelitian rata-rata berada pada angka 98 %.
b. Analisis hasil Perceived Restorativeness Scale (PRS)
Setelah melakukan analisis terhadap data mean reaction time for
correct trials, peneliti melanjutkan analisis terhadap Perceived
Restorativeness Scale (PRS). Peneliti melakukan tahap-tahap analisis
mulai dari uji normalitas dan uji beda. Seluruh tahap analisis statistik
diolah dengan menggunakan SPSS for windows version 16.0.
i. Uji Normalitas Perceived Restorativeness Scale (PRS)
Setelah menguji data pada ketiga fungsi atensi, peneliti
melakukan uji normalitas kembali untuk data yang telah didapat
dari Perceived Restorativeness Scale (PRS). Karena PRS hanya
dibagi pada kelompok eksperimen dengan tujuan melihat persepsi
subjek terhadap manipulasi video yang diberikan, maka hanya ada
40 data yang didapatkan yaitu 20 untuk kelompok video lanskap
vegetasi dan 20 untuk kelompok video lanskap urban. Oleh karena
itu, peneliti menggunakan Shapiro-Wilk dengan dasar pengambilan
keputusan sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Pada penelitian PRS memiliki data yang tidak terdistribusi
secara normal yaitu p < 0,05 pada kelompok video lanskap urban
dengan p = 0,038. Pada kelompok video lanskap vegetasi memiliki
distribusi secara normal dengan p > 0,05 yaitu p = 0,123 (tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
telampir). Maka analisis selanjutnya peneliti menggunakan analisis
nonparametrik (Riadi, 2015).
ii. Uji Mann Whitneyy Perceived Restorativeness scale (PRS)
Uji Mann Whitney memiliki fungsi yang sama dengan
Independent Sample Test yaitu untuk menguji dua data yang tidak
berhubungan. Uji Mann Whitney digunakan ketika data dapat
terdistribusi secara normal (Riadi, 2015). Dasar pengambilan
keputusan adalah jika p > 0,05 maka tidak ada perbedaan antara
dua data tersebut sebaliknya jika p < 0,05 maka terdapat perbedaan
yang signifikan dari dua data tersebut.
Berdasarkan hasil analisis terhadap data PRS terdapat
perbedaan antara kelompok video lanskap vegetasi dan kelompok
video laskap urban yaitu p < 0,05 dengan p = 0,000 (tabel
terlampir). Bila dilihat berdasarkan mean rank, kelompok vegetasi
memiliki mean rank yang lebih tinggi yaitu 28,81 dari pada
kelompok video lanskap urban dengan mean rank 14,19 (tabel
terlampir). Maka video lanskap vegetasi memiliki nilai Perceived
Restirativeness Scale (PRS) lebih tinggi dibandingkan kelompok
video lanskap urban.
F. Pembahasan
Atensi merupakan kemampuan mahasiswa dalam mengelola sumber daya
mental yang terbatas untuk memproses sejumlah informasi yang ditangkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
oleh panca indra dan diolah oleh proses-proses kognitif lainnya. Atensi dapat
diukur dengan menggunakan Attention Network Test (ANT). ANT mengukur
atensi berdasarkan tiga fungsi atensi yaitu alerting, orienting, dan executive
control atau conflict effect. Namun, pada dasarnya atensi seseorang dapat
mengalami penurunan dan memiliki kecenderungan mengalami Directed
Attention Fatigue (DAF). Penelitian terbaru mengatakan seseorang yang
bertempat tinggal di daerah perkotaan semakin berpotensi mengalami DAF.
Dalam upaya untuk mengatasi masalah DAF, Attention Restoration Theory
(ART) salah satu teori tentang Psikologi Lingkungan menjelaskan bahwa
melalui lingkungan dengan unsur vegetasi dapat memulihkan direct attention
dari DAF, maka penelitian ini memiliki hipotesis bahwa video lanskap
vegetasi dapat membantu peningkatan direct attention pada mahasiswa
dibandingkan dengan video lanskap urban. Untuk membuktikan hipotesis
tersebut, peneliti melakukan beberapa uji statistik untuk menentukan hipotesis
diterima atau tidak. Hipotesis diuji menggunakan uji Wilcoxon karena data
tidak terdistribusi secara normal dan tidak homogen.
Berdasarkan hasil analisis statistik yang telah dilakukan pada tiga fungsi
atensi kelompok urban, vegetasi, dan kontrol tahap pre-test dan post-test pada
mahasiswa. Terdapat peningkatan direct attention yang diukur melalui fungsi
conflict effect pada kelompok yang diberi manipulasi video lanskap vegetasi
dibandingkan kelompok yang diberi manipulasi video lanskap urban dan
kelompok kontrol. Namun dengan catatan, data dalam penelitian ini tidak
memiliki sebaran data yang homogen pada tiga kelompok penelitian. Uji beda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Wilcoxon dalam penelitian ini menunjukkan perbedaan yang signifikan pada
fungsi conflict effect pada kelompok video lanskap vegetasi tahap pre-test dan
post-test dengan p < 0,05 yaitu p = 0,006 dengan rata-rata keakuratan dalam
merespon stimulus sebesar 98 %. Selain melakukan uji beda Wilcoxon,
peneliti juga melakukan uji beda One Way Anova dengan tujuan melihat
kemampuan dari manipulasi yang diberikan. Dari ketiga kelompok penelitian
(Vegetasi, Urban, Kontrol) tidak ada perbedaan yang signifikan pada tahap
pre-test dan post-test dengan p > 0,05. Artinya, ketiga kelompok penelitian
pada masing-masing fungsi sebelum diberi manipulasi memiliki kondisi yang
relatif sama. Namun, setelah diberi manipulasi data rerata masing-masing
kelompok penelitian juga tidak memiliki perbedaaan yang signifikan atau
relatif sama.
Perfoma direct attention dilihat melalui fungsi executive control atau
conflict effect dapat dikatakan mengalami peningkatan jika memiliki milidetik
lebih rendah pada tahap post-test daripada tahap pre-test (Emfield & Neider,
2014; Berman dkk., 2008). Pada penelitian ini mean rank fungsi conflict effect
kelompok vegetasi tahap post-test yang mengalami penurunan dengan
dibandingkan pada tahap pre-test yaitu 106,14 < 119,57. Maka dapat
dikatakan performa direct attention pada kelompok video lanskap vegetasi
dalam penelitian ini mengalami peningkatan. Selain itu, dalam penelitian ini
fungsi alerting kelompok vegetasi juga terdapat perbedaan yang signifikan p <
0,05 yaitu p = 0,013, dengan mean rank pada tahap post-test lebih rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
daripada tahap pre-test 36,38 < 51,29. Sedangkan kelompok urban dan
kelompok kontrol tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang mengatakan
bahwa direct attention yang membutuhkan upaya mental dan Attention
Restorative Theory (ART) mengindentifikasi bahwa direct attention sebagai
bagian dari fungsi kognitif dapat dipulihkan melalui interaksi dengan alam
dibandingkan urban (Berman dkk., 2008; Emfield & Neider, 2014).
Pengalaman bersentuhan dengan alam walaupun hanya melalui gambar
berdurasi 10 menit dapat meningkatkan atensi dilihat dari berkurangnya
milidetik atau lebih cepat pada tahap post-test pada kelompok vegetasi pada
fungsi conflict effect dibandingkan kelompok urban (Berman dkk, 2008).
Fungsi conflict effect merupakan fungsi atensi yang lebih banyak
membutuhkan upaya mental dibandingkan dua fungsi alerting dan orienting
(Jin Fan dkk., 2002; Berman dkk., 2008).
Pada penelitian sebelumnya juga mengatakan bahwa direct attention
melibatkan penyelesaian konflik ketika seseorang berusaha menekan stimulus
yang mengganggu (Berman dkk, 2008) dan Attention Network Test (ANT)
merupakan salah satu alat ukur yang mampu mengukur direct attention
seseorang yang dilihat dari hasil fungsi conflict effect. Fungsi conflict effect
atau fungi executive dalam ANT merupakan kemampuan seseorang dalam
memilih satu anak panah yang searah dengan tanda plus (+) dari lima arah
anak panah yang muncul kemudian dihitung rata-rata waktu reaksi dalam
milidetik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Perceived Restorativeness Scale (PRS) mengukur persepsi seseorang
terhadap lingkungan berdasarkan empat komponen dalam Attention
Restorative Theory. Hasil yang didapatkan dari data Perceived Restorativeness
Scale (PRS) mendukung bahwa video lanskap vegetasi dipersepsikan sebagai
lingkungan yang memberikan efek pemulihan dari atensi yang membutuhkan
upaya mental. Dari data PRS dapat terlihat dari perbedaan antara kelompok
dengan manipulasi video lanskap vegetasi dan video lanskap urban. Video
lanskap vegetasi memiliki nilai mean PRS lebih tinggi dibandingkan dengan
video lanskap urban, hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
mengatakan bahwa pengalaman berinteraksi dengan alam memiliki nilai PRS
tinggi dibandingkan dengan suasana industri dan perkotaan (Pasini dkk.,
2014). Hasil data PRS ini juga mendukung adanya kesesuaian antara proses
seleksi video yang dilakukan sebelum penelitian berlangsung.
Video lanskap vegetasi sebagai stimulus involuntary attention dengan
memanfaatkan micro-break pada penelitian ini juga mendukung penelitian
sebelumnya yang memanfaatkan waktu micro-break dengan berinteraksi
dengan lingkungan alam atau vegetasi untuk memulihkan fungsi kognitif
seseorang (Lee dkk., 2015). Walaupun micro-break pada penelitian ini
dilakukan dengan durasi lima menit sedangkan pada penelitian sebelumnya
dilakukan selama 40 detik dengan media gambar. Namun, penelitian ini
memiliki durasi lebih cepat dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh
Berman, Jonides, dan Kaplan yaitu dengan durasi 10 menit (Berman dkk.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
2008). Namun, durasi lima menit merupakan durasi yang standar untuk
melakukan micro-break (Kim dkk., 2016).
Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi atensi, peneliti
mengupayakan kontrol terhadap usia dari subjek penelitian, yaitu mahasiswa
yang termasuk kategori dewasa awal dengan usia 18-25 tahun. Dimana
berdasarkan penelitian sebelumnya, usia dapat mempengaruhi fungsi atensi
seseorang (Jennings dkk, 2007). Selain itu, pada usia dewasa awal mulai
terbentuknya hubungan neuron, sinapsis, dan dendrite baru pada otak yang
dapat mendukung kinerja otak. Selain itu, penelitian ini juga memilih subjek
penelitian yang sehat secara fisik dan psikologis. Namun, dalam penelitian ini
tidak menggali informasi tentang riwayat gangguan kesehatan khususnya yang
berkaitan dengan otak.
Dalam penelitian ini tidak ada perbedaan yang signifikan pada fungsi
atensi khusunya fungsi conflict effect ataupun fungsi alerting dan orienting
pada kelompok urban pada tahap pre-test dan post-test. Peneliti menemukan
kecenderungan adanya ketidaksesuaian subjek penelitian, pada penelitian
sebelumnya mengatakan bahwa seseorang yang tinggal dan beraktivitas
dilingkungan yang padat dan terlalu banyak aktifitas, dapat membuat
pengolahan informasi semakin banyak dan membuat kelelahan mental (Lee
dkk., 2015). Pada penelitian ini sebagian besar subjek penelitian merupakan
mahasiswa Psikologi, Farmasi, Teknik Informatika, dan Teknik elektro
dengan jumlah total 54 mahasiswa yang sebagian besar beraktivitas seperti
mengikuti perkuliahan dan kegiatan mahasiswa di Kampus III Universitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Sanata Dharma. Secara demografis, lingkungan kampus III Universitas Sanata
Dharma tidak berada ditengah kota yang penuh dengan aktivitas dan
permasalahan tentang lingkungan. Maka video lanskap urban tidak terlalu
memberikan dampak bagi perubahan fungsi atensi subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan adanya efektivitas pemaparan involuntary
attention berupa video lanskap vegetasi terhadap perbedaan tingkat atensi
yang dapat dilihat melalui uji beda Wilcoxon. Pada kelompok eksperimen
dengan manipulasi video lanskap vegetasi terdapat penurunan mean dalam
milidetik antara tahap pre-test dengan post-test pada fungsi atensi alerting dan
executive control dengan p = 0,013 < 0,05 dan p = 0,006 < 0,05. Efektivitas
pemaparan involuntary attention didukung oleh hasil Perceived
Restorativeness Scale (PRS) dengan uji beda Mann Whitney yang menyatakan
bahwa video lanskap vegetasi memiliki perbedaan yang signifikan terhadap
video lanskap urban. Perolehan rata-rata PRS pada video lanskap vegetasi jauh
lebih tinggi dibandingkan video lanskap urban. Hal ini berarti video lanskap
vegetasi dalam penelitian ini dapat menjadi stimulus involuntary attention
yang memenuhi empat komponen lingkungan yang memberikan efek
memulihkan direct attention seseorang.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, pemilihan subjek
penelitian yang kurang spesifik dalam hal demografi, khususnya lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
tempat tinggal. Seseorang yang memiliki aktivitas di lingkungan perkotaan
dapat mempengaruhi tingkat atensi seseorang. Kedua, peneliti tidak
melakukan pilot study dan hanya mengandalkan percobaan alat ukur Attention
Network Test saat test-retest dan percobaan video saat proses seleksi dengan
menggunakan Perceived Restorativeness Scale. Hal tersebut membuat peneliti
kurang mendapat gambaran tentang penelitian yang akan dilakukan sehingga
kurang mendapat evaluasi sebelum pengambilan data yang sesungguhnya.
Selain keterbatasan yang telah dijelaskan sebelumnya, perlu diperhatikan pula
bahwa data pada penelitian ini tidak homogen, artinya kondisi data pada
ketiga kelompok penelitian dari tiga fungsi atensi sebelum manipulasi tidak
berada pada keadaan yang sama. Peneliti juga kurang maksimal dalam
melakukan upaya kontrol tehadap salah satu faktor yang mempengaruhi atensi
yaitu gangguan pada otak.
C. Saran
1. Bagi Penelitian Selanjutnya
Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, peneliti memberikan saran
untuk penelitian selanjutnya untuk menentukan subjek penelitian dengan
tepat khususnya mempertimbangkan lingkungan tempat tinggal atau
tempat beraktivitas sehari-hari dari subjek penelitian. Penelitian
selanjutnya juga disarankan untuk melakukan pilot study dengan tujuan
mendapat gambaran hasil dan membuat evaluasi sebelum pengambilan
data eksperimen. Penelitian selanjutnya juga diharapkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
menyetarakan faktor atensi khususnya gangguan pada otak dengan cara
melakukan asesmen yang dapat diketahui dengan cara melakukan
pemeriksaan pada otak atau menggali informasi pada subjek penelitian
terkait riwayat sakit yang pernah atau sedang dialami, khususnya terkait
pada kelainan pada otak. Selain itu, penelitian selanjutnya dapat
mengembangkan bentuk stimulus involuntary attention yang lebih
inovatif.
2. Bagi Mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat efektivitas pemaparan
involuntary attention dalam bentuk video lanskap vegetasi terhadap
peningkatan direct attention dengan memanfaatkan waktu micro-break
atau waktu istirahat sejenak. Mahasiswa dapat memanfaatkan video
lanskap vegetasi disela-sela waktu mengerjakan tugas untuk memulihkan
atensi dari kelelahan mental yang dialami saat mengerjakan tugas atau
belajar.
3. Bagi Pemerintah
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi referensi bagi
pemerintah daerah dalam membangun dan memelihara lingkungan hidup,
khususnya dalam penambahan ruang terbuka hijau di lingkungan
perkotaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, J. R. (1980). Cognitive Psychology and Its Implication. United State of
America: The Maple-Vail Book Manufacturing Group.
Arief, A. (1994). Hutan Hakikat dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran ed. revisi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi ed .2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Pusat Statistik. (2014). Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor
Menurut Jenis tahun 1987-2013. Diunduh dari
http://bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1413
Berman, M. G., Jonides, J & Kaplan, S. (2008). The Cognitive Benefits of
Interacting With Nature. Psychological Science 19 (12). 1207-1212.
Berto, R. (2014). The Role of Nature in Coping with Psycho-Physiological Stress:
A Literature Review on Restorativeness. Behavioral Science 4. 394-409.
Bratman, G. N., Daily, G. C., Levy, B. J & Gross, J. J. (2015). The benefits of
nature experience: Improved Affect and Cognition. Landscape and Urban
Planning. 138 (2015), 41-50.
Brown, C. (2007). Cognitive Psychology. New Delhi: C&M Digitals.
Emfield, A. G., Neider, M. B. (2014). Evaluating Visual and Auditory
Contribution to the Cognitive Restoration Effect. Frontiers in Psychology.
Fan, J. (2002). Download ANT. Diunduh dari
http://www.sacklerinstitute.org/users/jin.fan/
Fan, J., McCandliss, B., Sommer, T., Raz, A & Posner, M. I. (2002). Testing
Efficiency and Independence of Attention Networks. Journal of Cognitive
Neuroscience 14(3). 340-347.
Fan, J., McCandliss, B. D., Fossella, J., Flombaum, J. I., Posner, M. I. (2005). The
activation of attention networks. NeuroImage 26. 471-479.
Hartig, T., Evans, G. W., Jamner, L. D., Davis, D. S & Garling, T. (2003).
Tracking restoration in natural and urban field settings. Journal of
Environmental Psychology 23. 109-123.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Hartig, T., Mang, M & Evans, G. W. (1991). Restorative Effect of Natural
Environment Experiences. Environment and Behavior 23 (3). 3-26.
Hartig, T., Korpela, K., Evans, G. W & Garling, T. (1997). A Measure of
Retorative Quality in Environments. Scandinavian Housing & Planning
Research 14. 175-194.
Hedge, A. (2002). Ergonomics: Friend or Faux?. GPSolo 19 (8). 11, 16-17.
Ishigami, Y. (2011). The Attention Network Test (ANT): Individual Differences
Components Of Attention Across The Life Span. Thesis. Dalhousie
University. Diunduh dari
https://dalspace.library.dal.ca/bitstream/handle/10222/13307/Ishigami_Yo
ko_PhD_Psych_March2011.pdf?sequence=3
Iskandar, Z. (2013). Psikologi Lingkungan. Bandung: Refika Aditama.
Jennings, M. J., Dagenbach, D., Engle, C. M., Funke, L. J. (2007). Age-Related
Changes and the Attention Network Task: An Examination of Alerting,
Orienting, and Executive Function. Aging, Neuropsychology, and Cognitif
14. 353-369.
Kaplan, S. (1995). The Restorative Benefits Of Nature: Toward An Integrative
Framework. Journal of Environmental Psychology 15. 169-182.
Kaplan, S., Bardwell, L. V & Slakter, D. B. (1993). The Restorative Experience as
a Museum Benefit. The journal of Museum Education, 18 (3), 15-18.
Kaplan, S & Kaplan, R. (1989). The Experience of Nature. United States of
America: Cambridge University Press.
Kementrian Komunikasi dan Informatika. (2011). Hasil Survei Penggunaan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Di Sektor Bisnis Indonesia
2011. Diunduh dari
https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/Hasil%20Survei%20TIK%20
Sektor%20Bisnis%202011.pdf
Kerlinger, F. N. (2006). Asas – Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Kim, S., Park, Y & Niu, Q. (2016). Micro-break activities at work to recover from
daily work demands. Journal of Organizational Behavior, J.
Largo-Wight, E., Chen. W. W., Dodd, V & Weiler, R. (2011). Healthy
Workplaces: The Effect of Nature contact at Work on Employee Stress
and Health. Public Health Reports (1974-) 126. 124-130.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Laumann, K., Garling, T & Stormark, K. M. (2001). Rating Scale Measures Of
Restorative Components Of Eenvironment. Journal of Environmental
Psychology 21. 31-44.
Lee, K. E., Williams, K. J. H., Sargent, L. D., Williams, N. S. G & Johnson, K. A.
(2015). 40-second green roof views sustain attention: The role of micro-
breaks in attention restoration. Journal of Environmental Psychology, 42.
182-189.
Liu, M., Mattson, R. H., Kim, E. (2004). Influence of lavender fragrance and cut
flower arrangements on cognitive performance. The International Journal
of Aromatherapy 14. 169-174.
Lohr, V. I., Pearson-Mims, C. H & Goodwin, G. K. (1996). Interior Plants May
Improve Worker Productivity and Reduce Stress in a Windowless
Environment. Journal of Environmental Horticulture 14 (2). 97-100.
Maas, J., Verheij, R. A., Groenewegen, P. P., Vries, S. D & Spreeuweberg. P.
(2006). Green space, urbanity, and health: how strong is the relation ?.
Journal of Epidemiology and Community Health (1979-) 60 (7). 587-592.
McLeod, J. W. (2009). Psychometric Consideration of The Attention Network
Test. Thesis. McMaster University. Diunduh dari
https://macsphere.mcmaster.ca/bitstream/11375/9022/1/fulltext.pdf
MacLeod. J. W., McConnell M. M., Lawrence, M. A., Eskes, G. A., Klein, R. M
& Shore, D. I. (2010). Appraising the ANT: Psychometric and Theoritical
Consideration of the Attention Network Test. Neuropsychology 24 (5).
637-651.
Mancuso, S., Rizzitelli, S & Azzarello, E. (2006). Influence of green vegetation
on children’s capacity of attention: a case study in Florence, Italy.
Advances in Horticulture Science 20 (3). 220-223.
Mastumoto, D & Juang, L. (2008). Culture & Psychology 4th
ed. Canada: Nelson
Education, Ltd.
Ojobo, H. I., Mohamad, S & Said, I. (2014). Validating the Measures of Perceived
Restorativeness in Obudu Mountain Resort, Cross River State, Nigeria.
Open Journal of Social Science 2. 1-6.
Papalia, D, E., Old, S, W., & Feldman, R, D. (2008). Human Development
(Psikologi Perkembangan) ed. 9. Jakarta: Prenada Media Group.
Papalia, D. E., Olds, S. W & Feldmen, R. D. (2009). Human Development.
Jakarta: Salemba Humanika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Pasini, M., Berto, R., Brondino, M., Hall, R & Ortner, C. (2014). How to
Measurement The Restorative Quality of Environments: The PRS-11.
Procedia – Social and Behavioral Science 159. 293-297.
Posner, M., I. (1980). Orienting of Attention. The Quarterly Journal of
Experimental Psychology 32. 3-25.
Reksoatmodjo, T., N. (2007). Statistika - untuk Psikologi dan Pendidikan.
Bandung: Refika Aditama.
Rennit, P & Maikov K. (2015). Perceived restoration scale method turned into
(used as the) evaluation tool for parks and open green spaces, using Tartu
city parks as an example. City, Territory and Achitecture. 2-11.
Riadi, E. (2015). Statistika Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Santrock, J. W. (1995). Life-Span Development ed .5. Jakarta: Erlangga.
Sarwono, S,W. (1992). Psikologi Lingkungan. Jakarta: Grasindo.
Sastroutomo, S. S. (1990). Ekologi Gulma. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Seniati, L., Yulianto, A & Setiadi, B. (2005). Psikologi Eksperimen. Jakarta:
Indeks.
Solso, R. L., Maclin, O. H & Maclin M. K. (2007). Psikologi Kognitif. Jakarta:
Erlangga.
Steinberg, R. J. (2008). Psikologi Kognitif ed. 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Steg, L., Van Den Berg, A. E & De Groot, J. I. M. (2013). Environmental
Psychology. Oxford: BPS Blackwell.
Sugiyono. (2008). Statistika untuk penelitian. Bandung: CVAlfabeta.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Penerbit USD.
Ulrich, R. S. (1986). Human Response to Vegetation and Landscapes. Landscape
and Urban Planning 13. 29-44.
Varkovetski, M. (2015). The reduction of direct attention fatigue through
exposure to visual nature stimuli. Studies by undergraduate researchers at
Guelph. 5-13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Vivi, A. L., (2011). When the going gets tough, will nature get you going ? the
effect of water, natural and urban landscapes on cognitive control. Thesis.
University Of Oslo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 1
Hasil Uji One Way Anova (seleksi video), Uji
Reliabilitas Perceived Restorativeness Scale (PRS)
dan Attention Network Test (ANT)
A. Uji One Way Anova untuk Seleksi Video Lanskap Vegetasi dan Video
Lanskap Urban menggunakan Perceived Restorativeness Scale (PRS)
Tabel 1.1.
Uji beda One Way Anova
Descriptives
rataratavide
o
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval
for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
video1 2 44.0550 9.66615 6.83500 -42.7919 130.9019 37.22 50.89
video2 2 44.3350 6.13062 4.33500 -10.7464 99.4164 40.00 48.67
video3 2 44.3300 10.05506 7.11000 -46.0111 134.6711 37.22 51.44
Total 6 44.2400 6.81507 2.78224 37.0880 51.3920 37.22 51.44
Test of Homogeneity of Variances
rataratavideo
Levene Statistic df1 df2 Sig.
6.242E14 2 3 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
ANOVA
rataratavideo
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .103 2 .051 .001 .999
Within Groups 232.123 3 77.374
Total 232.226 5
B. Uji Reliabilitas Perceived Restorativeness Scale (PRS)
Tabel 1.2.
Cronbach’s Alpha PRS
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.895 .896 17
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ITEM1 2.70 .838 54
ITEM2 2.91 .917 54
ITEM3 2.59 .836 54
ITEM4 3.35 .781 54
ITEM5 2.67 .890 54
ITEM6 2.72 .920 54
ITEM7 2.74 .678 54
ITEM8 2.39 .998 54
ITEM9 2.48 .818 54
ITEM10 2.56 .816 54
ITEM11 2.46 .770 54
ITEM12 2.41 1.055 54
ITEM13 2.37 .996 54
ITEM14 2.44 1.058 54
ITEM15 2.20 .919 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
ITEM16 2.37 .831 54
ITEM17 2.37 .896 54
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ITEM1 41.04 74.036 .731 .667 .883
ITEM2 40.83 75.538 .559 .533 .889
ITEM3 41.15 78.204 .432 .324 .893
ITEM4 40.39 79.299 .387 .324 .894
ITEM5 41.07 75.164 .605 .601 .887
ITEM6 41.02 74.660 .616 .640 .887
ITEM7 41.00 79.472 .443 .478 .892
ITEM8 41.35 75.213 .524 .504 .890
ITEM9 41.26 78.686 .409 .473 .894
ITEM10 41.19 75.135 .670 .645 .885
ITEM11 41.28 77.186 .555 .462 .889
ITEM12 41.33 72.717 .637 .588 .886
ITEM13 41.37 72.464 .698 .629 .883
ITEM14 41.30 76.439 .418 .412 .895
ITEM15 41.54 77.536 .427 .488 .893
ITEM16 41.37 75.219 .651 .588 .886
ITEM17 41.37 75.823 .555 .494 .889
C. Uji Reliabilitas Attention Network Test (ANT)
Tabel 1. 2.
Uji Normalitas Attention Network Test (ANT)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Alerting Pre-test .101 40 .200* .955 40 .116
Orienting Pre-test .144 40 .037 .910 40 .004
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Conflict Pre-test .106 40 .200* .968 40 .317
Alerting Post-test .073 40 .200* .979 40 .669
Orienting Post-test .169 40 .006 .820 40 .000
Conflict Post-test .156 40 .015 .883 40 .001
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Tabel 1.3.
Test-retest Attention Network Test (ANT)
Correlations
Alertin
g pre
Orientin
g pre
Conflict
pre
Alerting
post
Orientin
g post
Conflic
t post
Tim
e for
corr
ect
trial
pre
Time
for
corre
ct
trial
post
Spearman
's rho
Alertin
g pre
Correlation
Coefficient 1.000 -.085 .176 .332
* .155 .167 .131 .076
Sig. (2-
tailed) . .600 .277 .036 .338 .303 .419 .640
N 40 40 40 40 40 40 40 40
Orienti
ng pre
Correlation
Coefficient -.085 1.000 -.250 -.315
* .161 -.244
-
.029 -.058
Sig. (2-
tailed) .600 . .120 .047 .321 .129 .861 .724
N 40 40 40 40 40 40 40 40
Conflic
t pre
Correlation
Coefficient .176 -.250 1.000 .046 .016 .520
** .295 .290
Sig. (2-
tailed) .277 .120 . .780 .924 .001 .065 .070
N 40 40 40 40 40 40 40 40
Alertin
g post
Correlation
Coefficient .332
* -.315
* .046 1.000 .350
* .127
.363
*
.400*
Sig. (2-
tailed) .036 .047 .780 . .027 .436 .021 .010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
N 40 40 40 40 40 40 40 40
Orienti
ng
post
Correlation
Coefficient .155 .161 .016 .350
* 1.000 -.098 .205 .248
Sig. (2-
tailed) .338 .321 .924 .027 . .549 .204 .122
N 40 40 40 40 40 40 40 40
Conflic
t post
Correlation
Coefficient .167 -.244 .520
** .127 -.098 1.000 .267 .245
Sig. (2-
tailed) .303 .129 .001 .436 .549 . .096 .128
N 40 40 40 40 40 40 40 40
Time
for
correct
trial
pre
Correlation
Coefficient .131 -.029 .295 .363
* .205 .267
1.00
0 .770
**
Sig. (2-
tailed) .419 .861 .065 .021 .204 .096 . .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40
Time
for
correct
trial
post
Correlation
Coefficient .076 -.058 .290 .400
* .248 .245
.770
** 1.000
Sig. (2-
tailed) .640 .724 .070 .010 .122 .128 .000 .
N 40 40 40 40 40 40 40 40
*. Correlation is significant at
the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at
the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
LAMPIRAN 2
Hasil Analisis Attention Network Test (ANT) Pre-test
dan Post-test
1. Uji Normalitas
Tabel 2.1.
Uji Normalitas ANT Pre-test dan Post-test
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Alerting vegetasi pretest .095 21 .200* .967 21 .667
Orienting vegetasi pretest .089 21 .200* .978 21 .897
Conflict vegetasi pretest .208 21 .018 .895 21 .028
Alerting vegetasi posttest .127 21 .200* .965 21 .631
Orienting vegetasi posttest .109 21 .200* .961 21 .527
Conflict vegetasi posttest .137 21 .200* .945 21 .270
Alerting urban pretest .160 21 .167 .928 21 .128
Orienting urban pretest .147 21 .200* .963 21 .586
Conflict urban pretest .249 21 .001 .833 21 .002
Alerting urban posttest .153 21 .200* .921 21 .091
Orienting urban posttest .181 21 .070 .866 21 .008
Conflict urban posttest .136 21 .200* .897 21 .030
Alerting kontrol pretest .104 21 .200* .969 21 .711
Orienting kontrol pretest .180 21 .072 .949 21 .320
Conflict kontrol pretest .159 21 .175 .925 21 .109
Alerting kontrol posttest .136 21 .200* .950 21 .347
Orienting kontrol posttest .197 21 .033 .936 21 .185
Conflict kontrol posttest .122 21 .200* .931 21 .147
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
2. Uji Homogenitas
Tabel 2.2.
Uji Homogenitas (Levene Test) ANT Pre-test dan Post-test
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Pretest 2.820 8 180 .006
Posttest 2.842 8 180 .005
3. Uji Hipotesis
Tabel 2.3.
Deskripsi Statistik Uji Wilcoxon ANT Pre-test dan Post-test
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Alerting vegetasi pretest 21 51.29 24.175 13 109
Alerting vegetasi posttest 21 36.38 21.465 1 79
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Orienting vegetasi pretest 21 48.71 23.641 2 100
Orienting vegetasi posttest 21 42.48 19.284 3 73
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Conflict vegetasi pretest 21 119.57 23.838 64 153
Conflict vegetasi posttest 21 106.14 23.374 64 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Alerting urban pretest 21 44.57 24.724 11 111
Alerting urban posttest 21 49.38 19.482 10 75
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Orienting urban pretest 21 42.00 23.660 2 94
Orienting urban posttest 21 43.76 17.609 26 86
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Conflict urban pretest 21 114.43 39.343 71 194
Conflict urban posttest 21 112.00 38.449 64 228
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Alerting kontrol pretest 21 50.29 19.126 12 80
Alerting kontrol posttest 21 49.86 20.328 21 94
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Orienting kontrol pretest 21 47.19 14.038 12 74
Orienting kontrol posttest 21 47.33 16.662 18 75
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Conflict kontrol pretest 21 111.43 24.328 80 160
Conflict kontrol posttest 21 102.67 32.747 56 193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Tabel 2.4.
Uji Beda Wilcoxon ANT pre-test dan post-test
Test Statisticsb
Alerting vegetasi posttest – alerting vegetasi pretest
Z -2.486a
Asymp. Sig. (2-tailed) .013
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Test Statisticsb
Orienting vegetasi posttest – orienting vegetasi pretest
Z -1.006a
Asymp. Sig. (2-tailed) .314
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Test Statisticsb
Conflict vegetasi posttest – conflict vegetasi pretest
Z -2.764a
Asymp. Sig. (2-tailed) .006
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Test Statisticsb
Alerting urban posttest – alerting urban pretest
Z -.870a
Asymp. Sig. (2-tailed) .385
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Test Statisticsb
Orienting urban posttest – orienting urban pretest
Z -.678a
Asymp. Sig. (2-tailed) .497
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Test Statisticsb
Conflict urban posttest – conflict urban pretest
Z -.299a
Asymp. Sig. (2-tailed) .765
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Test Statisticsb
Alerting kontrol posttest – alerting kontrol pretest
Z -.101a
Asymp. Sig. (2-tailed) .920
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Test Statisticsb
Orienting kontrol posttest – orienting kontrol pretest
Z -.104a
Asymp. Sig. (2-tailed) .917
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Test Statisticsb
Conflict kontrol posttest – conflict kontrol pretest
Z -1.790a
Asymp. Sig. (2-tailed) .073
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Tabel 2.5.
Uji Beda One Way Anova Kelompok Vegetasi, Urban, dan Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
pretestalerting .333 2 60 .718
posttestalerting .288 2 60 .751
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
pretestorienting 2.670 2 60 .077
posttestorienting .039 2 60 .962
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
pretestconflict 2.884 2 60 .064
posttestconflict 1.052 2 60 .356
ANOVA
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
pretestalerting Between Groups 551.143 2 275.571 .529 .592
Within Groups 31229.714 60 520.495
Total 31780.857 62
posttestalerting Between Groups 2455.841 2 1227.921 2.939 .061
Within Groups 25070.476 60 417.841
Total 27526.317 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
ANOVA
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
pretestorienting Between
Groups 520.413 2 260.206 .593 .556
Within Groups 26315.524 60 438.592
Total 26835.937 62
posttestorienting Between
Groups 266.000 2 133.000 .416 .662
Within Groups 19191.714 60 319.862
Total 19457.714 62
ANOVA
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
pretestconflict Between Groups 712.286 2 356.143 .395 .676
Within Groups 54159.429 60 902.657
Total 54871.714 62
posttestconflict Between Groups 934.508 2 467.254 .453 .638
Within Groups 61939.238 60 1032.321
Total 62873.746 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LAMPIRAN 3
Hasil Uji Analisis Tambahan (Mean Accuracy dan
Analisis hasil Perceived Restorativeness Scale)
A. Mean Accuracy
1. Deskripsi Statistik
Tabel 3.1.
Deskripsi Statistik Mean Accuracy
Descriptive Statistics
N Mean
Kontrol mean accuracy pre-test 21 97.76
Kontrol mean accuracy post-test 21 98.52
Vegetasi mean accuracy pre-test 21 98.00
Vegetasi mean accuracy post-test 21 98.38
Urban mean accuracy pre-test 21 97.19
Urban mean accuracy post-test 21 98.71
Valid N (listwise) 21
B. Perceived Restorativeness Scale (PRS)
1. Uji Normalitas
Tabel 3.2.
Uji Normalitas (Shapiro-Wilk) PRS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Skor total Video
Lanskap Vegetasi .169 21 .120 .928 21 .123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Skor total Video
Lanskap Urban .226 21 .007 .902 21 .038
a. Lilliefors Significance Correction
2. Uji Hipotesis (Mann Whitney)
Tabel 3.3.
Ranks PRS
Ranks
Skor Total N Mean Rank Sum of Ranks
Skor total Video Lanskap
Vegetasi-Urban
Vegetasi 21 28.81 605.00
Urban 21 14.19 298.00
Total 42
Tabel 3.4.
Hasil Uji Mann Whitney PRS
Test Statisticsa
Skor total Video Lanskap Vegetasi-Urban
Mann-Whitney U 67.000
Wilcoxon W 298.000
Z -3.870
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Grouping Variable: SkorTotal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
LAMPIRAN 4
Perceived Restorativeness Scale (PRS)
(Hartig, Korpela, Evans, & Garling, 1997)
dan instruksi Attention Network Test (ANT)
versi 1.3.0 (Fan, McCandliss, Sommer, Raz,
&Posner, 2002)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Keterangan Ijin penggunaan Perceived Restorativeness Scale (PRS) kepada Dr.
Terry Hartig
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
A. Perceived Restorativeness Scale (PRS)
Component Item
Being Away It is an escape experience
Spending time here gives me a good break from my
day-to-day routine
Fascination The setting has fascinating qualities
My attention is drawn to many interesting things
I would like to get to know this place better
I want to explore the area
There is much to explore and discover here
I would like to spend more time looking at the
surroundings
Coherence
(Extent)
There is too much going on
It is a confusing place
There is a great deal of distraction
It is chaotic here
Compatibility I can do things I like here
I have a sense that I belong here
I have s sense oneness with this setting
Being here suits my personality
I could find ways to enjoy myself in a place like
this
Experiencing the given reactions and feeling at the moment using 5-point
scales (1 = Not at all, 5 = Very much)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
B. Instruksi Attention Network Test (ANT) versi 1.3.0
Instruction
This is an experiment investigating attention. You will be shown an arrow
the screen pointing either to the left or to the right (for example or).
Your task is to press the left or the right on your keyboard when the
central arrow points left and the right arrow key when the central arrow
points right. On some trials, the central arrow will be flanked by two
arrows to the left and two arrows to the right, for example:
OR
Your task is to respond to the direction only of the CENTRAL arrow. Use
your left index finger for the left arrow key and your right index finger for
the right arrow key. Please make your response as quickly and accurately
as possible. Your reaction time and accuracy will be recorded.
There will be a cross (“+”) in the screen and the arrows will be appear
either above or bellow the cross. You should try to fixate on the cross
throughout the experiment. Please do not move your eyes to the target.
On some trials there will be asterisk cues indicating when or where the
arrow will occur. If the cue is at the center or both above and bellow
fixation it indicates only that the arrow will appear shortly. If the cue is
only above or bellow fixation it indicates both that the trial will occur
shortly and where it will occur. Try to maintain fixation at all the times.
The experiment contains four blocks. The first block is for practice and
takes about two minutes. The other three blocks are experimental blocks
and each takes about five minutes. After each block there will be a
message “take a break” and you may take a short rest. After it, you can
press the space bar to begin the next block. The whole experiment takes
about twenty minutes. If you have any question, please ask the
experimenter. If you understand this instruction, you may start the practice
session.
Start practice
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LAMPIRAN 5
Hasil Direct-Translation Perceived Restorativeness
Scale (PRS) dan instruksi Attention Network Test
(ANT)
A. Surat keterangan Translate
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
B. Perceived Restorativeness Scale (PRS)
Komponen Item
Bepergian Ini merupakan pengalaman tentang kebebasan
Menghabiskan waktu ditempat ini, membuat saya
sejenak berhenti dari kegiatan rutin sehari-hari
Ketertarikan Penetaannya memiliki kualitas yang menarik
Perhatian saya tertuju pada beberapa hal yang
menarik
Saya ingin lebih mengenal tempat ini
Saya ingin menjelajahi tempat ini
Ada banyak hal yang bisa dijelajahi dan ditemukan
di sini
Saya ingin menghabiskan waktu lebih banyak untuk
memandangi sekeliling dari tempat ini
Keterpaduan
(luas)
Terlalu banyak kegiatan yang terjadi di tempat ini
Tempat ini membingungkan
Ada banyak hal yang menggangu konsentrasi
Di sini keadaanya kacau
Kesesuaian Saya bisa melakukan banyak hal yang saya sukai di
sini
Saya merasa betah di sini
Saya merasa menyatu dengan penataan ruang
seperti ini
Berada di sini cocok dengan kepribadian saya
Saya bisa menemukan banyak cara untuk
menikmati tempat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
C. Instruksi Attention Network Test (ANT)
INSTRUKSI
Ini merupakan sebuah eksperimen untuk mempelajari perhatian. Anda akan
ditunjukan sebuah tanda panah di layar komputer yang menunjukan ke kiri atau ke
kanan (misalnya atau ). Tugas anda adalah menekan tombol panah kiri pada
keyboard sewaktu panah di tengah menunjukan ke kiri dan menekan tombol
panah kanan sewaktu panah di tengah menunjukan ke kanan. Pada beberapa uji
coba, panah di tengah akan diapit oleh dua tanda panah di kiri dan dua tanda
panah di kanan, contohnya :
ATAU
Tugas anda adalah merespon arah dari tanda panah di TENGAH saja. Pastikan
respon anda secepat dan seakurat mungkin. Waktu reaksi dan akurasi anda akan
dicatat.
Akan ada tanda plus (“+”) pada layar dan tanda panah akan muncul entah di atas
atau di bawah tanda plus tersebut. Anda harus berusaha memusatkan perhatian
pada tanda plus. Jangan alihkan pandangan dari sasaran tersebut.
Pada beberapa percobaan, akan ada petunjuk berupa tanda asterisk (*) yang
menunjukan di mana tanda akan muncul. Jika petunjuk (*) berada di tengah atau
di atas dan di bawah pusat perhatian, ini hanya menandakan bahwa tanda panah
akan segera muncul. Jika petunjuk (*) hanya muncul di atas atau di bawah pusat
perhatian, ini menandakan bahwa percobaan akan segera dimulai dan di mana
tanda panah akan muncul. Pertahankan pandangan pada pusat perhatian setiap
saat.
Eksperimen ini terdiri dari empat blok. Blok pertama digunakan untuk latihan dan
berlangsung sekitar dua menit. Ketiga blok lainnya adalah blok eksperimental dan
masing-masing berlangsung selama lima menit. Setelah selesai masing-masing
blok, akan ada pesan “rehat sejenak” dan anda bisa beristirahat selama satu menit.
Setelah itu, anda bisa menekan tombol spasi pada keyboard untuk memulai blok
selanjutnya. Keseluruhan eksperimen membutuhkan waktu dua puluh menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
LAMPIRAN 6
Hasil Back-Translation Perceived Restorativeness
Scale (PRS) dan instruksi Attention Network Test
(ANT)
A. Perceived Restorativeness Scale (PRS)
Component Item
Being Away This is a liberting experience
Spending some time here gives me a distraction
from my daily routines
Fascination The setting has some interesting qualities
My attention is drawn to several interesting things.
I want to know more about this place
I want to explore the area
There are many things that can be explored and
discovered around here
I want to spend more time looking around the place
Coherence
(Extent)
There are too many things going on
This place is confusing
There are many things that distract my attention
It‟s a mess around here
Compatibility I can do many things that I like here
I feel at home here
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
I feel united with the current setting
Being here matches with my personality
I can find many things to enjoy being in this place
B. Instruksi Attention Network Test (ANT)
Instruction
This is an experiment to study attention. You will be shown an arrow on the
screen pointing to the left or the right (for example or ). Your task is to
press the left arrow button on your keyboard when the arrow in the middle
points to the left; and press the right arrow button when the arrow in the
middle points to the right. On several trials, the arrow in the middle will be
flanked by two arrows on the left and two arrows on the right, for example:
OR
Your task is to respond to the direction of only the MIDDLE arrow. Use your
left index finger for the left arrow button and your right index finger for the
right arrow button. Make sure that your response is as fast and accurate as
possible. Your reaction and accuracy will be recorded.
There will be a cross (“+”) shown on the screen, and the arrow will appear
either above or under the cross. You must focus your attention on the cross.
Do not look away from the target.
On several trials, a prompt will be given in the form of an asterisk indicating
where the mark will immediately appear. If the prompt appears in the middle
or above and below the focus target, this only indicates that the arrow will
appear shortly. If the prompt only appears above or below the focus target,
this indicates that the experiment is about to begin and where the arrow will
appear. Keep your attention on the focus target at all time.
This experiment consists of four blocks. The first block is for practice and it
takes two minutes. The other three blocks are the experimental blocks and
each takes five minutes. After each block there will be a message “take a short
break” and you can rest for a while. After that, you can press the space button
to start the next block. The whole experiment takes twenty minutes to finish.
If you have questions, ask the administrator. If you understand this instruction,
you can begin with the practice session.
Begin the practice.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
LAMPIRAN 7
Hasil Pemeriksaan Perceived Restorativeness Scale
(PRS) dan instruksi Attention Network Test (ANT)
A. Perceived Restorativenes Scale
No Item Appropri
ate
Not
appropri
ate
Information
1 It is an escape experience
This is a liberating experience
Liberating is
more
intense..
And more
enduring!
Which is
good
feeling.
Escape is
worrying ,
stressful,
and
exhausting!
2 Spending time here gives me a
good break from my day-to-day
routine
Spending some time here gives
me a distraction from my daily
routines
3 The setting has fascinating
qualities
The setting has some interesting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
qualities
4 My attention is drawn to many
interesting things
My attention is drawn to
several interesting things
5 I would like to get to know this
place better
I want to know more about this
place
6 I want to explore the area
I want to explore the area
7 There is much to explore and
discover here
There are many things that can
be explored and discovered
around here
8 I would like to spend more time
looking at the surroundings
I want to spend more time
looking around the place
9 There is too much going on
There are too many things
going on
10 It is a confusing place
This place is confusing
11 There is a great deal of
distraction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
There are many things that
distract my attention
12 It is chaotic here
It‟s a mess around here
13 I can do things I like here
I can do many things that I like
here
14 I have a sense that I belong here
I feel at home here
15 I have a sense of oneness with
this setting
I feel united with the current
setting
16 Being here suits my personality
Being here matches with my
personality
17 I could find ways to enjoy
myself in a place like this
I can find many things to enjoy
being in this place
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
B. Instruksi Attention Network Test (ANT)
Approp
riate
Not
appropriat
e
information
Instruction
This is an experiment investigating
attention. You will be shown an arrow
the screen pointing either to the left or
to the right (for example or). Your
task is to press the left or the right on
your keyboard when the central arrow
points left and the right arrow key when
the central arrow points right. On some
trials, the central arrow will be flanked
by two arrows to the left and two
arrows to the right, for example:
OR
Your task is to respond to the direction
only of the CENTRAL arrow. Use your
left index finger for the left arrow key
and your right index finger for the right
arrow key. Please make your response
as quickly and accurately as possible.
Your reaction time and accuracy will be
recorded.
There will be a cross (“+”) in the screen
and the arrows will be appear either
above or bellow the cross. You should
try to fixate on the cross throughout the
experiment. Please do not move your
eyes to the target.
On some trials there will be asterisk
cues indicating when or where the
arrow will occur. If the cue is at the
center or both above and bellow
fixation it indicates only that the arrow
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
will appear shortly. If the cue is only
above or bellow fixation it indicates
both that the trial will occur shortly and
where it will occur. Try to maintain
fixation at all the times.
The experiment contains four blocks.
The first block is for practice and takes
about two minutes. The other three
blocks are experimental blocks and
each takes about five minutes. After
each block there will be a message
“take a break” and you may take a short
rest. After it, you can press the space
bar to begin the next block. The whole
experiment takes about twenty minutes.
If you have any question, please ask the
experimenter. If you understand this
instruction, you may start the practice
session.
Start practice
Instruction
This is an experiment to study
attention. You will be shown an arrow
on the screen pointing to the left or the
right (for example or ). Your task
is to press the left arrow button on your
keyboard when the arrow in the middle
points to the left; and press the right
arrow button when the arrow in the
middle points to the right. On several
trials, the arrow in the middle will be
flanked by two arrows on the left and
two arrows on the right, for example:
OR
Your task is to respond to the direction
of only the MIDDLE arrow. Use your
left index finger for the left arrow
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
button and your right index finger for
the right arrow button. Make sure that
your response is as fast and accurate as
possible. Your reaction and accuracy
will be recorded.
There will be a cross (“+”) shown on
the screen, and the arrow will appear
either above or under the cross. You
must focus your attention on the cross.
Do not look away from the target.
On several trials, a prompt will be
given in the form of an asterisk
indicating where the mark will
immediately appear. If the prompt
appears in the middle or above and
below the focus target, this only
indicates that the arrow will appear
shortly. If the prompt only appears
above or below the focus target, this
indicates that the experiment is about to
begin and where the arrow will appear.
Keep your attention on the focus target
at all time.
This experiment consists of four
blocks. The first block is for practice
and it takes two minutes. The other
three blocks are the experimental
blocks and each takes five minutes.
After each block there will be a
message “take a short break” and you
can rest for a while. After that, you can
press the space button to start the next
block. The whole experiment takes
twenty minutes to finish. If you have
questions, ask the administrator. If you
understand this instruction, you can
begin with the practice session.
Begin the practice.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
LAMPIRAN 8
Skala Adaptasi PRS dan instruksi
Attention Network Test (ANT) dan tabel
hasil ANT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
SKALA PENELITIAN
Disusun Oleh:
Lindi Oktavia Dewi
129114121
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
SKALA
Jenis Video : (lingkari yang sesuai) VG1 / VG2 / VG3 / UB1 /UB2/ UB3
Nama :
Umur :
Prodi :
Jenis Kelamin : (lingkari yang sesuai) P / L
Petunjuk Pengisian
Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan cermat dan beri tanda silang (X)
pada kolom pilihan jawaban yang sesuai dengan diri anda saat ini. Tidak ada
jawaban benar atau salah. Jika anda ingin mengganti jawaban, berikan tanda
sama dengan (=) pada jawaban tersebut dan berikan tanda silang (X) pada
jawaban yang sesuai dengan diri anda saat ini.
Contoh:
No. Pernyataan Sangat
Setuju
Setuju Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
1. Saya menyukai pemandangan
alam
X X
Jawablah sesuai dengan diri anda sekarang dan jangan sampai ada yang
terlewati. Terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
No. PERNYATAAN Sangat
Setuju
Setuju Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
1. Ini merupakan
pengalaman lepas dari
rutinitas.
2. Menghabiskan waktu di
tempat ini, membuat
saya sejenak berhenti
dari kegiatan rutin
sehari-hari.
3. Penataan ruangnya
memiliki kualitas yang
menarik.
4. Perhatian saya tertuju
pada beberapa hal yang
menarik.
5. Saya ingin lebih
mengenal tempat ini.
6. Saya ingin menjelajahi
tempat ini.
7. Ada banyak hal yang
bisa dijelajahi dan
ditemukan di tempat ini.
8. Saya ingin
menghabiskan waktu
lebih lama untuk
memandangi sekeliling
dari tempat ini.
9. Terlalu banyak kegiatan
yang terjadi di tempat
ini.
10. Tempat ini
membingungkan saya.
11. Ada banyak hal yang
mengganggu konsentrasi
saya.
12. Di sini keadaannya
kacau.
13. Saya bisa melakukan hal
yang saya sukai di sini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
14. Saya ingin lebih lama
berada di sini.
15. Saya merasa nyaman dan
menyatu dengan
penataan tempat seperti
ini.
16. Berada di sini cocok
dengan kepribadian saya.
17. Saya bisa menemukan
banyak cara untuk
menikmati tempat ini.
Terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Instruksi dan Tabel Hasil Attention Network Test (ANT)
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin : lingkari (P / L)
Prodi :
INSTRUKSI
Ini merupakan sebuah eksperimen untuk mempelajari perhatian. Anda akan
ditunjukan sebuah tanda panah di layar komputer yang menunjukan ke kiri atau ke
kanan (misalnya atau ). Tugas anda adalah menekan tombol panah kiri pada
keyboard sewaktu panah di tengah menunjukan ke kiri dan menekan tombol
panah kanan sewaktu panah di tengah menunjukan ke kanan. Pada beberapa uji
coba, panah di tengah akan diapit oleh dua tanda panah di kiri dan dua tanda
panah di kanan, contohnya :
ATAU
Tugas anda adalah merespon arah dari tanda panah di TENGAH saja. Pastikan
respon anda secepat dan seakurat mungkin. Waktu reaksi dan akurasi anda akan
dicatat.
Akan ada tanda plus (“+”) pada layar dan tanda panah akan muncul entah di atas
atau di bawah tanda plus tersebut. Anda harus berusaha memusatkan perhatian
pada tanda plus. Jangan alihkan pandangan dari sasaran tersebut.
Pada beberapa percobaan, akan ada petunjuk berupa tanda asterisk (*) yang
menunjukan di mana tanda akan muncul. Jika petunjuk (*) berada di tengah atau
di atas dan di bawah pusat perhatian, ini hanya menandakan bahwa tanda panah
akan segera muncul. Jika petunjuk (*) hanya muncul di atas atau di bawah pusat
perhatian, ini menandakan bahwa percobaan akan segera dimulai dan di mana
tanda panah akan muncul. Pertahankan pandangan pada pusat perhatian setiap
saat.
Eksperimen ini terdiri dari empat blok. Blok pertama digunakan untuk latihan dan
berlangsung sekitar dua menit. Ketiga blok lainnya adalah blok eksperimental dan
masing-masing berlangsung selama lima menit. Setelah selesai masing-masing
blok, akan ada pesan “rehat sejenak” dan anda bisa beristirahat selama satu menit.
Setelah itu, anda bisa menekan tombol spasi pada keyboard untuk memulai blok
selanjutnya. Keseluruhan eksperimen membutuhkan waktu dua puluh menit.
V-e
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
TABEL HASIL ANT
ALERTING EFFECT (MS)
ORIENTING EFFECT (MS)
CONFLICT EFFECT (MS)
MEAN RT FOR CORRECT
TRIALS (MS)
MEAN ACCURACY (%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
LAMPIRAN 9
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Lembar ini dibuat terkait dengan penelitian tentang tes mengenai atensi yang
dilakukan oleh:
Nama : Lindi Oktavia Dewi
NIM : 129114121
Yang akan berperan dalam tindakan psikologis untuk pengumpulan data
sehubungan dengan tes atensi yang akan dilakukan,
Nama :
Pekerjaan :
Peneliti akan menjamin kerahasiaan semua data yang anda berikan selama tes
berlangsung dan anda diberi kesempatan untuk bertanya mengenai penelitian ini.
Berdasarkan penjelasan di atas, saya selaku subjek penelitian, BERSEDIA untuk
berpartisipasi dalam melakukan tes dan mendapat perlakuan terkait eksperimen
yang diberikan kepada saya.
Yogyakarta, …………………………..2016
Menyetujui,
(…………………….)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
LAMPIRAN 10
Deskripsi Data Penelitian
VEGETASI
PRE-TEST
Inisial Alerting Orienting Conflict Mean RT for
Correct Trial
Mean
Accuracy
CY 42 36 133 577 99
TE 57 44 139 593 93
RI 28 47 131 484 97
IN 13 32 117 592 99
YU 69 42 123 592 97
AM 109 100 146 585 99
AG 65 25 132 601 100
DO 50 54 132 556 98
KE 26 48 136 641 99
CL 34 36 153 581 98
VA 57 2 103 608 98
NP 78 64 103 520 98
GA 60 63 69 583 97
YA 18 70 125 454 99
LI 23 57 64 562 97
NI 57 37 106 482 97
KA 47 61 137 487 98
TH 39 21 104 573 99
JO 50 93 131 540 100
AN 62 22 137 594 98
MA 93 69 90 521 98
rata-
rata 51.28571 48.71429 119.5714 558.381 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
VEGETASI
POST-TEST Skor
Total
PRS Alerting Orienting Conflict Mean RT for
Correct Trial
Mean
Accuracy
31 54 108 585 100 54
58 57 130 600 98 51
55 30 142 578 98 47
1 33 68 574 99 45
57 46 115 586 96 57
46 46 128 564 99 43
32 44 122 655 99 45
55 73 109 577 99 56
45 57 119 633 98 54
21 28 126 626 98 53
61 26 81 641 99 47
79 57 122 542 98 58
27 42 82 597 98 46
16 70 97 483 98 44
3 52 64 597 98 51
29 5 78 467 98 43
40 33 128 507 98 51
7 23 89 595 99 44
54 44 86 554 99 53
11 3 136 656 98 52
36 69 99 542 99 52
36.38095 42.47619 106.1429 579 98.38095 49.8095
URBAN
PRE-TEST
Inisial Alerting Orienting Conflict Mean RT for Correct
Trial
Mean
Accuracy
ST 51 37 160 547 97
YU 40 37 78 561 100
ZE 27 7 101 524 99
PU 54 53 96 576 98
CH 33 26 182 557 100
NP 39 94 116 614 96
RI 42 23 175 641 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
RE 65 46 71 575 97
YO 11 60 109 519 99
BT 42 2 194 534 97
MA 73 40 76 570 99
DE 34 27 183 592 98
IL 41 19 98 612 98
RID 27 26 109 465 97
EL 50 38 92 555 97
AUR 88 34 88 575 98
NE 15 73 94 574 97
PRA 111 85 111 571 99
NUG 22 67 85 664 77
RYA 14 43 75 630 99
NON 57 45 110 630 100
rata-
rata 44.57143 42 114.4286 575.5238 97.19048
URBAN
POST-TEST Skor Total
PRS Alerting Orienting Conflict Mean RT for
Correct Trial
Mean
Accuracy
75 31 117 530 99 37
54 31 78 530 100 43
46 33 113 508 100 36
57 54 164 530 98 43
18 39 228 679 100 42
44 75 126 698 100 42
10 31 124 579 99 57
60 41 99 612 99 40
74 86 75 570 99 41
57 26 130 543 98 42
49 31 101 553 99 42
30 51 128 551 100 37
44 26 64 613 98 41
51 36 97 445 96 42
68 59 82 518 98 52
36 28 93 553 99 40
10 70 79 520 99 46
51 44 155 546 98 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
65 62 66 594 96 47
70 37 97 601 99 48
68 28 136 571 99 40
49.38095 43.7619 112 564 98.71429 43.1429
KONTROL
PRE-TEST
Inisial Alerting Orienting Conflict Mean RT for
Correct Trial
Mean
Accuracy
PRI 47 46 97 545 99
YU 78 23 101 604 100
LE 12 47 80 446 99
ALD 34 28 130 500 96
WDY 28 54 80 538 99
MAR 60 60 103 507 91
PRA 73 74 91 557 99
ELA 64 57 124 597 99
DS 59 62 121 554 100
VIT 36 38 95 485 94
INA 72 47 130 549 99
YOK 18 47 91 751 98
KA 54 38 95 707 99
TA 49 51 138 562 97
ST 80 57 113 611 99
YO 60 12 83 623 96
BY 62 51 92 590 100
GA 41 49 123 683 99
NP 28 49 160 504 96
MO 52 60 134 569 97
ERA 49 41 159 588 97
rata-
rata 50.28571 47.19048 111.4286 574.7619 97.7619
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
KONTROL
POST-TEST
Alerting Orienting Conflict Mean RT for
Correct Trial Mean Accuracy
70 68 69 517 100
94 63 120 557 99
49 34 56 416 98
34 33 109 476 98
41 68 74 535 100
57 67 113 515 94
56 52 85 530 99
28 36 73 603 100
67 38 97 651 100
46 39 79 491 95
88 75 193 536 99
47 18 58 649 99
38 41 127 688 100
26 57 99 538 98
67 41 124 547 99
21 26 68 569 100
49 59 105 618 100
41 39 111 640 99
24 42 130 577 96
34 70 132 559 99
70 28 134 558 97
49.85714 47.33333 102.6667 560.4762 98.52381
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
LAMPIRAN 11
Daftar Alamat Video yang diunduh melalui Youtube
Beautiful Nature Video & Relaxing Music – Echoes of the Forest (HD)
https://www.youtube.com/watch?v=mZb_gat5YCY
“Timeline” Musical & Visual Nature Experience HD Relaxation Video
1080p
https://www.youtube.com/watch?v=gpm7lJoiZr8&t=4s
Beautiful Nature Video & Relaxing Music – Flower (HD)
https://www.youtube.com/watch?v=3zDMsoEj_gU
Skyline trail, Mt. Rainer 20140809 1080p HD
https://www.youtube.com/watch?v=AhSSWZ0dKQc&t=8s
From the album „A walk in the Rainforest‟ – Beautiful nature sounds
https://www.youtube.com/watch?v=wlB-RsJoOkY&t=1s
The sounds of spring – bird songs
https://www.youtube.com/watch?v=NU9RO_v52e4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI