terhadap tindakan moral sisaw abstrakstaffnew.uny.ac.id/upload/132001803/penelitian/12...penalaran...

15
193 PENGARUH PERAN GURU PPKn DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP TINDAKAN MORAL SISWA Marzuki dan Yoga Ardian Feriandi Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta email: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh peran guru PPKn terhadap tindakan moral siswa, pengaruh pola asuh orang tua terhadap tindakan moral siswa, dan pengaruh peran guru PPKn dan pola asuh orang tua secara bersama-sama terhadap tindakan moral siswa. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto. Penelitian dilakukan di semua SMP Negeri di Kabupaten Ngawi Jawa Timur dengan sampel penelitian sebanyak 332 siswa kelas VIII. Pengumpulan data dengan teknik kuesioner dan observasi. Data yang terkumpul dianalisis secara berurutan dengan uji prasyarat analisis data, analisis deskriptif, uji regresi ganda, dan analisis sumbangan relatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru PPKn memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap tindakan moral siswa, dengan sumbangan efektif sebesar 12,3%. Pola asuh orang tua juga memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap tindakan moral siswa, dengan sumbangan efektif sebesar 27,1%. Akhirnya, peran guru PPKn dan pola asuh orang tua secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap tindakan moral siswa, dengan sumbangan efektif sebesar 39,4%. Kata kunci: peran guru PPKn, pola asuh orang tua, tindakan moral siswa THE EFFECT OF THE PPKn TEACHERS’ ROLE AND PARENTING STYLE TOWARD STUDENT’S MORAL ACTION Abstract This study was aimed at determining the influence of PPKn teacher’s role to moral action of the students, the influence of parenting style to moral action of the students, and the influence of PPKn teacher’s role and parenting style together to the students’moral action. This study was an ex-post facto study. This study was conducted in all of state junior high schools in Ngawi Regency, East Java with 332 students of the eighth grade as the samples. Data were collected using questionnaire and observation techniques. Data were analyzed chronologically with a prerequisite test, descriptive analysis, a multi-regression test, and relative contribution analysis. Results of the study indicate that the role of PPKn teacher is significant and gives positive effects on students’ moral actions; the effective contribution of PPKn teacher’s role is 12.3%. Parenting styles has significant and positive influence on students’ moral actions; the effective contribution of the parenting style is 27.1%.In addition, PPKn teacher’s role and parenting style together gives a significant and positive effect on students’ moral actions, with effective contribution of 39.4%. Keywords: the PPKn teacher’s role, parenting style, student’s moral action

Upload: others

Post on 12-May-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TERHADAP TINDAKAN MORAL SISAW Abstrakstaffnew.uny.ac.id/upload/132001803/penelitian/12...penalaran moralnya pada tindakan yang agresif. Dewasa ini mulai muncul kekhawatir-an sebagian

193

PENGARUH PERAN GURU PPKn DAN POLA ASUH ORANG TUATERHADAP TINDAKAN MORAL SISWA

Marzuki dan Yoga Ardian FeriandiProgram Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

email: [email protected]

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh peran guru PPKn terhadaptindakan moral siswa, pengaruh pola asuh orang tua terhadap tindakan moral siswa, danpengaruh peran guru PPKn dan pola asuh orang tua secara bersama-sama terhadap tindakanmoral siswa. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto. Penelitian dilakukan disemua SMP Negeri di Kabupaten Ngawi Jawa Timur dengan sampel penelitian sebanyak332 siswa kelas VIII. Pengumpulan data dengan teknik kuesioner dan observasi. Data yangterkumpul dianalisis secara berurutan dengan uji prasyarat analisis data, analisis deskriptif,uji regresi ganda, dan analisis sumbangan relatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranguru PPKn memiliki pengaruh yang signifi kan dan positif terhadap tindakan moral siswa,dengan sumbangan efektif sebesar 12,3%. Pola asuh orang tua juga memiliki pengaruh yangsignifi kan dan positif terhadap tindakan moral siswa, dengan sumbangan efektif sebesar27,1%. Akhirnya, peran guru PPKn dan pola asuh orang tua secara bersama-sama memilikipengaruh yang signifi kan dan positif terhadap tindakan moral siswa, dengan sumbanganefektif sebesar 39,4%.Kata kunci: peran guru PPKn, pola asuh orang tua, tindakan moral siswa

THE EFFECT OF THE PPKn TEACHERS’ ROLE AND PARENTING STYLETOWARD STUDENT’S MORAL ACTION

AbstractThis study was aimed at determining the infl uence of PPKn teacher’s role to moral actionof the students, the infl uence of parenting style to moral action of the students, and theinfl uence of PPKn teacher’s role and parenting style together to the students’moral action.This study was an ex-post facto study. This study was conducted in all of state junior highschools in Ngawi Regency, East Java with 332 students of the eighth grade as the samples.Data were collected using questionnaire and observation techniques. Data were analyzedchronologically with a prerequisite test, descriptive analysis, a multi-regression test, andrelative contribution analysis. Results of the study indicate that the role of PPKn teacher issignifi cant and gives positive effects on students’ moral actions; the effective contributionof PPKn teacher’s role is 12.3%. Parenting styles has signifi cant and positive infl uence onstudents’ moral actions; the effective contribution of the parenting style is 27.1%.In addition,PPKn teacher’s role and parenting style together gives a signifi cant and positive effect onstudents’ moral actions, with effective contribution of 39.4%.Keywords: the PPKn teacher’s role, parenting style, student’s moral action

Page 2: TERHADAP TINDAKAN MORAL SISAW Abstrakstaffnew.uny.ac.id/upload/132001803/penelitian/12...penalaran moralnya pada tindakan yang agresif. Dewasa ini mulai muncul kekhawatir-an sebagian

194

PENDAHULUANDampak perkembangan ilmu pe-

ngetahuan dan teknologi membuatpersebaran informasi menjadi sangatcepat di seluruh dunia sehingga mendorongterjadinya proses globalisasi di segala aspek.Masyarakat terutama anak muda, mulaimeninggalkan ajaran-ajaran dan patokan-patokan yang mengajarkan manusiahidup dan bertindak di dalam kehidupanbermasyarakat. Salah satu produk dariproses globalisasi adalah berkembangnyainternet. Pada masa sekarang ini sangatmudah untuk mengaksesnya, tanpa terbatasruang dan waktu. Internet juga dapatmenjadi penyebab bergesernya nilai-nilai lokal yang ada, anak remaja yangmelihat nilai-nilai yang berkembang di luarkemudian mengadopsi dan menerapkannyadalam kehidupan bermasyarakat.

Selain internet, tayangan-tayangan ditelevisi juga ikut memengaruhi pergeserannilai yang dialami oleh generasi mudaIndonesia. Acara-acara televisi di Indonesiabanyak didominasi oleh fi lm bernuansakekerasan dan drama percintaan, padahaltidak semua penontonya merupakan orangyang dewasa tetapi juga terdapat anak-anak dan remaja. Berdasarkan kajian yangdilakukan oleh Santrock (2011, p. 269)didapatkan kesimpulan bahwa kekerasanyang dilihat di televisi memberikanefek kepada anak untuk mempengaruhipenalaran moralnya pada tindakan yangagresif.

Dewasa ini mulai muncul kekhawatir-an sebagian masyarakat akan kemajuanteknologi yang akan membawa dampakburuk pada tindakan moral remaja.Tindakan moral sendiri merupakan bagiankarakter baik (good character) sebagaimanayang disampaikan Lickona (1991, p. 51).Sebelum mencapai tindakan moral (moralaction), seseorang terlebih dahulu memilikipengetahuan moral (moral knowing) dan

kehendak kebaikan (moral feeling). Prosespembentukan karakter anak dilakukandengan diawali pemberian pengetahuandan pemahaman akan nilai-nilai kebaikanyang universal (moral knowing) yangakhirnya dapat membentuk keyakinan(belief). Pendidikan juga harus berperanaktif mendukung dan mengondisikannilai-nilai kebaikan tersebut sehinggasemua anak mencintai nilai-nilai tersebutsebagai sebuah kebaikan untuk dianut(moral feeling). Dari sinilah, anak-anakakan bertindak dengan nilai-nilai kebaikan(moral action) yang dianut sebagai ekspresimartabat dan harga diri mereka (Franciska& Ajisuksmo, 2015).

Dari berbagai pendapat ahli tersebut,dapat disimpulkan bahwa tindakan moralsiswa yang dimaksud dalam kajian ini adalahsuatu perilaku atau tindakan yang dilakukansiswa dengan mempertimbangkan aspekpengetahuan moral dan perasaaan moralyang dimilikinya secara sadar. Artinya,siswa yang memiliki tindakan moral yangbaik memiliki pengetahuan moral, adakeinginan untuk berbuat baik, dan akhirnyadirealisasikan menjadi suatu tindakan.

Di Indonesia, terdapat beberapa faktayang dapat mencerminkan rendahnyatindakan moral remaja. Sebagai contohdi Kabupaten Ngawi, terdapat siswa yangmelakukan tindakan asusila bersama pacar-nya di salah satu SMP di Ngawi. Contoh lainyakni pada tanggal 24 April 2014 terdapatpelajar SMP yang digerebeg warga saatmelakukan tindakan asusila di rumahnya.Sebuah fakta yang mencengangkan adalahhasil penelitian yang dilakukan olehReny Aprillia Pradyanita (2013) yangmenyimpulkan bahwa dari 120 respondendidapatkan 57,50% mempunyai perilakunegatif dan 42,50% mempunyai perilakupositif. Responden penelitian ini adalahseluruh siswa kelas VIII SMP 1 LembeyanKabupaten Magetan, satu kota yang

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 2, November 2016, Halaman 193-206

Page 3: TERHADAP TINDAKAN MORAL SISAW Abstrakstaffnew.uny.ac.id/upload/132001803/penelitian/12...penalaran moralnya pada tindakan yang agresif. Dewasa ini mulai muncul kekhawatir-an sebagian

195

berdekatan dengan Kabupaten Ngawi.Selain itu, terdapat pula kenakalan remajadi Kabupaten Ngawi dengan melakukantindakan pencurian kendaraan motor("Main Layaknya", 2014). Selain faktatersebut, menurut keterangan SatlantasPolres Ngawi ("Rel Madiun Ancam", 2016)banyak juga ditemukan pelaku aksi balapliar (drag race) dan free style sepeda motordi jalan umum yang dilakukan siswa SMP.Hal lain yang ditemukan yakni banyaksiswa SMP yang ke sekolah mengendaraisepeda motor, tanpa memiliki surat izinmengemudi (SIM).

Meskipun dari pihak sekolah telah me-larang siswa untuk membawa kendaraan kesekolah, banyak orang tua yang memberikanfasilitas kendaraan untuk anak merekapergi ke sekolah. Dari hal tersebut dapatdilihat bahwa tidak terjadi koordinasiyang baik antara sekolah dan rumah dalammenanamkan nilai moral kepada siswa.Menurut kajian dari Lickona (1991, p.400) dan Marzuki, (2015, pp. 66-70)untuk menanamkan suatu nilai moral harusada koordinasi yang baik antara rumahdan sekolah. Jika dilihat dari sekolah,kajian dari Doganay (2012, pp. 19 & 33),Samsuri (2011, p. 3), Mrnjaus (2012, p.82), serta Fadil, Ismail, dan Etin (2013, p.3) menunjukkan bahwa guru PendidikanKewarganegaraan memiliki peran pentingdalam mendidik moral siswanya.

Mengenai peran guru, Fadil, Ismail,dan Etin (2013, p. 3) mengartikan peranmerupakan perilaku yang diharapkan olehorang lain terhadap seseorang yang sesuaidengan kedudukannya dalam suatu sistem.De Jager, Mok, & Sipkema menyatakanrole as a cluster of more or less stringentexpectations of the behaviour of a person ina certain position (Lunenberg, Dengerink, &Korthagen, 2014, p. 6). Jadi, peran menurutLunenberg, Dengerink, dan Korthagenadalah harapan seseorang terhadap suatu

posisi tertentu. Jika dihubungkan denganguru, dapat disimpulkan bahwa peran gurumerupakan gambaran pola tingkah laku yangdiharapkan dari berbagai interaksinya baikdengan siswa (yang utama), dengan gurulain, maupun dengan staf lain (Sardiman,2012, p. 143).Advisory Group on Citizenshipdan Crick (1998, pp. 35) menegaskanbahwa salah satu output dari PendidikanKewarganegaraan berupa nilai sepertimoral. Berdasarkan hal tersebut berartiguru PPKn seharusnya mengembangkanperannya untuk membentuk warga negarayang bermoral atau baik.

Jika mengacu pada berbagai kajianteori mengenai peran guru PPKn, dapatdisimpulkan bahwa peran guru PPKnyang dimaksudkan dalam penelitianini adalah gambaran tingkah laku dariguru PPKn untuk memotivasi siswa,mengarahkan siswa, menjadi inisiator,informator, evaluator, dan fasilitator dalampembelajaran siswa. Dengan demikian,guru PPKn sebagai orang tua kedua siswaberperan dalam pembentukan tindakanmoral siswa ke arah yang baik. Guru PPKnharus mampu berperan sebagai modelbagi siswa dalam bersikap dan bertingkahlaku sehari-hari. Guru PPKn juga memilihmetode yang tepat dalam pembelajaran agarhasil belajar PPKn benar-benar tercapaisecara utuh, tidak hanya kognitifnyatetapi sikap dan perilaku (moral action)siswanya. Hadiyanta (2013) membuktikanbahwa pemilihan metode yang tepatdalam pembelajaran PPKn, seperti metodeContextual Teaching and Learning dapatmeningkatkan hasil belajar siswa di MANPopongan Klaten.

Sementara itu, orang tua juga memilikipengaruh yang besar terhadap keberhasilansiswa dalam belajarnya. Dalam penelitianyang dilakukan di SMKN 1 Malang,Kusuma, Sutadji, dan Tuwoso (2014)menghasilkan temuan bahwa kontribusi

Marzuki dan Yoga A. F.: Pengaruh Peran Guru PPKn...

Page 4: TERHADAP TINDAKAN MORAL SISAW Abstrakstaffnew.uny.ac.id/upload/132001803/penelitian/12...penalaran moralnya pada tindakan yang agresif. Dewasa ini mulai muncul kekhawatir-an sebagian

196

dukungan orang tua terhadap terhadappencapaian kompetensi siswa cukup besar,yakni secara langsung 22,27% dan secaratidak langsung 23%. Pola asuh memilikiperan yang penting untuk mempengaruhipenalaran moral dan perilaku pada anak danremaja (Lickona, 2004, pp. 36-37; Leman2005, p. 270; Carlo, McGinley, Hayes,Batenhorst, & Wilkinson, 2007, p. 147;Lohaus, Vierhaus, & Ball, 2009, p. 449;Schroeder, 2010, p. 64). Pola asuh orangtua merupakan kombinasi dari sikap orangtua kepada anaknya yang dikomunikasikankepada anak dan pembentukan iklimemosi dapat mempengaruhi kebiasaan dantingkah laku anak. Orang tua yang berbeda,menggunakan pola pengasuhan yangberbeda pula kepada anak-anaknya. Polakepengasuhan orang tua bergantung padastandar budaya dan masyarakat, situasi danperilaku anak-anak pada waktu itu.

Meskipun banyak kajian yang me-nyatakan bahwa guru PPKn dan pola asuhorang tua memiliki pengaruh terhadapmoralitas siswa, belum ada kajian lebihlanjut yang mengungkapkan seberapabesar pengaruhnya terhadap tindakan moralsiswa. Untuk itu, kajian tentang “PengaruhPeran Guru PPKn dan Pola Asuh OrangTua terhadap Tindakan Moral Siswa”menjadi sangat penting untuk menemukanhubungan antarvariabel.

METODEPenelitian ini merupakan penelitian

ex post facto. Desain penelitiannya adalahasosiatif yang mengkaji keterkaitan sebabakibat antara dua fenomena atau lebihsecara mendalam.

Penelitian dilaksanakan di semuaSMP Negeri se-Kabupaten Ngawi, JawaTimur, pada Semester 2 Tahun Ajaran2015/2016. Dari hasil 52 SMP Negeriyang ada di Ngawi, kemudian ditentukan

sampel dengan teknik random samplingmenghasilkan 6 Sekolah yakni SMPN 1Ngawi, SMP Negeri 5 Ngawi, SMP Negeri2 Kedunggalar, SMP Negeri 1 Sine, SMPNegeri 2 Sine, dan SMP Negeri 3 Ngrambe.Responden penelitian yaitu siswa kelasVIII SMP Negeri di Kabupaten Ngawisebanyak 332 siswa. Jumlah tersebutdidapatkan dengan menggunakan tabelIssac & Michael dengan taraf signifi kasi0,05.

Pengumpulan data primer dilakukandengan teknik observasi untuk mencariinformasi awal sebelum melakukanpenelitian lebih lanjut. Informasi awaltersebut berupa kondisi siswa, terutamatindakan moral siswa. Teknik kuesionerdigunakan untuk mengukur peran guruPPKn, pola asuh orang tua, dan tindakanmoral siswa.

Sebelum melakukan penelitian,instrumen penelitian divalidasi terlebihdahulu. Validitas sendiri dibagi menjadi dua.Pertama, validitas ahli yakni proses validitasdengan meminta pertimbangan ahli untukmenilai kesesuaian item-item instrumen.Kedua, validitas dengan melakukan uji cobapada satu sekolah dengan anggota populasi30 responden. Uji validitas menggunakanrumus product moment dari Pearson sebagaiberikut.

2 2 2 2

( )( ) ( )( )

( . ) ( ) ( . ) ( )xy

n XY X Yr

n X X n Y Y

(1)

Keterangan:r

xy= koefi sien korelasi antara x dan

yn = jumlah respondenΣX = jumlah skor butirΣY = total dari jumlah skor yang

diperoleh tiap respondenΣX2 = jumlah dari kuadrat butir

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 2, November 2016, Halaman 193-206

Page 5: TERHADAP TINDAKAN MORAL SISAW Abstrakstaffnew.uny.ac.id/upload/132001803/penelitian/12...penalaran moralnya pada tindakan yang agresif. Dewasa ini mulai muncul kekhawatir-an sebagian

197

ΣY2 = total dari kuadrat jumlah skoryang diperoleh tiap responden

ΣXY = jumlah hasil perkalian antaraskor butir angket denganjumlah skor yang diperolehtiap responden (Arikunto,2010, p. 171)

Setelah melalui proses analisis, di-ketahui r

hitung> 0,30 maka butir pernyataan

tersebut valid. Jika rhitung

< 0,30; butirpernyataan tersebut tidak valid (Sugiyono,2010, p. 178). Analisis ini dilakukandengan menggunakan progam SPSS(Statistical Program for Social Science)21 for windows. Dengan ketentuan jika p

hit

> 0,05; butir soal dinyatakan tidak valid.Ringkasan hasil uji coba validitas instrumendisajikan pada Tabel 1.

Setelah melakkan uji validitas kegiatandilanjutkan dengan uji reliabilitas. Uji inidilakukan untuk mengukur kepercayaanterhadap alat tes. Syarat keandalan terhadap

suatu instrumen menuntut kemantapandan kestabilan antara hasil pengamatandan instrumen. Untuk menguji reliabilitasinstrumen digunakan metode alpha.Cronbach alpha dapat digunakan untukmenguji reliabilitas instrumen skala Likertrumusnya sebagai berikut.

Keterangan:K = Jumlah item

= Jumlah varians skor total= Varians responden untuk item ke-i

Pedoman yang digunakan untukmenentukan tinggi rendah reliabilitasinstrumen berdasarkan rumus Sugiyono(2010, p. 365). Instrumen dikatakan reliabeljika , jika , instrumen tidakreliabel. Analisis reliabilitas penelitian inidilakukan dengan menggunakan progamSPSS (Statistical Program for Social

Tabel 1Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Penelitian

VariabelJumlah

Butir SemulaJumlah

Butir GugurNomor Butir Gugur

JumlahButir Valid

Peran guruPPKn

32 83, 4, 8, 16, 19, 22, 26,

3224

Pola asuh orangtua

26 1134, 36, 38, 39, 43, 47,

48, 49, 51, 55, 5615

Tindakan moral 23 6 61, 64, 65, 72,73, 78 17

Jumlah 81 25 66

Tabel 2Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

No Variabel Koefi sien Alpha Interpretasi1 Peran guru PPKn 0,910 Kuat2 Pola asuh orang tua 0,799 Sangat kuat3 Tindakan moral siswa 0,862 Sangat kuat

Marzuki dan Yoga A. F.: Pengaruh Peran Guru PPKn...

Page 6: TERHADAP TINDAKAN MORAL SISAW Abstrakstaffnew.uny.ac.id/upload/132001803/penelitian/12...penalaran moralnya pada tindakan yang agresif. Dewasa ini mulai muncul kekhawatir-an sebagian

198

Science) 21 for windows. Hasil perhitungandapat dilihat pada Tabel 2.

Analisis instrumen diawali denganmelakukan uji prasyarat analisis data yangtahapannya seperti berikut. Pertama, ujinormalitas yang menguji dalam suatumodel regresi, variabel dependen, variabelindependen atau keduanya berdistribusinormal. Kedua, uji linieritas dilakukanuntuk melihat hubungan linier antaravariabel bebas dan variabel terikat. Ujilinieritas dilakukan dengan analisi varians.Kriteria pengujian adalah jika nilai F

hasil

analisis lebih besar dari nilai Ftabel

pada tarafsignifi kansi 5%, pengaruh antara variabelbebas dengan variabel terikat bersifat linier.Ketiga, uji multikolinieritas untuk mengujiapakah model regresi ditemukan adanyakorelasi antarvariabel independent. Padamodel regresi yang baik sebaiknya tidakterjadi multikolinieritas.

Proses analisis yang kedua yaituanalisis deskriptif. Dalam penelitian ini,peneliti menghitung skor rata-rata danstandar deviasi untuk setiap skor totalvariabel. Analisis dilakukan pada masing-masing variabel. Kriteria kecenderunganyang digunakan dalam penelitian inisebagai berikut.

Baik : X ≥ M + SDCukup : M – SD ≤ X < M + SDKurang : X< M – SD

Proses analisis yang ketiga adalahanalisis regresi ganda yang digunakan untukmengukur besarnya pengaruh variabelbebas terhadap variabel bergantung danmemprediksi variabel bergantung denganmenggunakan variabel bebas. Prosesanalisis data yang keempat adalah sumbang-an relatif. Sumbangan relatif digunakanuntuk mengetahui sumbangan masing-masing prediktor dalam perbandinganterhadap nilai kriterium. Widhiarso (2008,

p. 4) menyatakan bahwa rumus perhitungansumbangan relatif adalah sebagai berikut.

(3)

Keterangan:SE = sumbangan efektifR Square = perhitungan R square pada

model summary

Proses analisis yang kelima yaitusumbangan efektif yang digunakan untukmengetahui sumbangan masing-masingprediktor dalam menunjang efektivitasgaris regresi untuk keperluan pengadaanpredictor. Rumus perhitungan sumbanganefektif adalah sebagai berikut (Widhiarso,2008, p. 4).

(4)

Keterangan:SE = sumbangan efektifB = betaCross Product = korelasi bivariatR Square = R squareRegresi = perhitungan regresi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANSetelah dilakukan uji prasyarat, data

dianalisis menggunakan regresi ganda untukmengukur besarnya hubungan variabelbebas terhadap variabel tergantung. Tabel3 menyajikan pemaparan hasil analisis datamenggunakan regresi berganda.

Tabel 3Rangkuman Nilai F

hitung Berdasarkan

Analisis Regresi Linier Ganda

ModelSum ofSquares

F Sig.

Regression 6108.327 106.760 ,000a

Residual 9411.947

Total 15520.274

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 2, November 2016, Halaman 193-206

Page 7: TERHADAP TINDAKAN MORAL SISAW Abstrakstaffnew.uny.ac.id/upload/132001803/penelitian/12...penalaran moralnya pada tindakan yang agresif. Dewasa ini mulai muncul kekhawatir-an sebagian

199

Dari Tabel 3 dapat diketahui nilai Fhitung

106,760 lebih besar jika dibandingkandengan nilai F

tabel=3,02. Nilai signifi kansi

0,00 juga lebih kecil dari taraf signifi kansi0,05. Hal ini menunjukkan bahwa peranguru PPKn dan pola asuh orang tuamemiliki pengaruh yang signifi kan secarabersama-sama terhadap tindakan moralsiswa kelas VIII SMP Negeri di KabupatenNgawi. Berikut hasil perhitungan masing-masing koefi sien variabel dapat dilihat padaTabel 4.

Tabel 4Hasil Perhitungan Coeffi cients

Model B T Sig.

(Constant) 11,171 3,188 0,002

Peran guruPPKn

0,264 6,910 0,000

Pola asuhorang tua

0,869 11,170 0,000

Berdasarkan hasil perhitungan dapatdiketahui hasil penelitian sebagai berikut.Pertama, distribusi data tentang peran guruPPKn dapat dilihat pada Gambar 1.

Secara ringkas hasil uji variabel peranguru PPKn yang diisi siswa menunjukkan;72,3% siswa menyatakan bahwa peran guruberada pada kategori baik. Siswa lainnyayang berpendapat peran guru pada kategoricukup sebanyak 27,7%. Tidak ada siswayang menyatakan peran guru masuk dalamkategori kurang. Hasil tersebut menunjukkanbahwa guru telah berperan dengan baik,namun harus ditingkatkan mengingat ada27,7% siswa yang menyatakan peran gurupada kategori cukup.

Hasil analisis dari masing-masingindikator peran guru PPKn menunjukkanperan guru sebagai motivator, frekuensisiswa yang menyatakan peran guru PPKnberada pada kategori baik sebanyak 71,1%siswa. Selain itu, frekuensi siswa yangmenyatakan peran guru PPKn pada kategoricukup sebanyak 27,7% siswa dan sisanya1,2% menyatakan peran guru masuk dalamkategori kurang

Pada peran guru sebagai pengarah,secara keseluruhan hasil dari angket yangdiisi siswa dapat dilihat frekuensi siswayang menyatakan peran guru sebagaipengarah sudah baik sebanyak 73,8%siswa. Siswa yang menggolongkan peranguru sebagai pengarah pada kategori cukupsebanyak 24,4%. Sisanya sebanyak 1,8%siswa menyatakan peran guru masih kurang.

Pada peran guru sebagai inisiator,secara komulatif dari hasil angket yang diisisiswa dapat dilihat frekuensi siswa yangmenyatakan peran guru sebagai inisiatormasuk dalam kategori baik sebanyak 61,7%siswa dan 37% lainnya menggolongkanperan guru sebagai pengarah pada kategoricukup. Sisanya sebanyak 1,2% siswamenyatakan peran guru masih kurang.

Hasil analisis indikator peran guruPPKn sebagai informator, hasil angket yangdiisi siswa dapat dilihat frekuensi siswa yangmenyatakan peran guru sebagai informatormasuk dalam kategori baik sebanyak 70,5%

Marzuki dan Yoga A. F.: Pengaruh Peran Guru PPKn...

Gambar 1. Diagram Pie PernyataanSiswa Mengenai PeranGuru PPKn

Baik72,3%

Cukup27,7%

Page 8: TERHADAP TINDAKAN MORAL SISAW Abstrakstaffnew.uny.ac.id/upload/132001803/penelitian/12...penalaran moralnya pada tindakan yang agresif. Dewasa ini mulai muncul kekhawatir-an sebagian

200

siswa; 28% persen lainnya menggolongkanperan guru sebagai pengarah pada kategoricukup. Sisanya 1,5% siswa menyatakanperan guru masih kurang.

Pada indikator peran guru PPKnsebagai evaluator dapat diketahui, hasilangket yang diisi oleh siswa dapat dilihatfrekuensi siswa yang menyatakan peran gurusebagai evaluator masuk dalam kategoribaik sebanyak 85,2% siswa; 14,5% persenlainnya menggolongkan peran guru sebagaievaluator pada kategori cukup. Sisanya 0,3%siswa menyatakan peran guru masih kurang.

Hasil analisis indikator peran guruPPKn sebagai fasilitator, hasil angketyang diisi siswa dapat dilihat frekuensisiswa yang menyatakan peran guru PPKnsebagai inisiator masuk dalam kategoribaik sebanyak 55,7% siswa. Siswa yangmenggolongkan peran guru PPKn sebagaifasilitator pada kategori cukup sebanyak42,5%. Sisanya sebanyak 6 atau 1,8% siswamenyatakan peran guru masih kurang.

Berdasarkan hasil perhitungan regresiberganda dapat diketahui bahwa nilaithitung

peran guru PPKn sebesar 6,910 nilaitersebut lebih besar daripada nilai t

tabelyaitu

1,980 dengan nilai siginifi kansi < 0,05 dannilai R sebesar 0,123. Hal ini berarti bahwaperan guru PPKn memiliki pengaruh yangsignifi kan dengan tindakan moral siswa.Distribusi data tentang pola asuh orang tuadapat dilihat pada Gambar 2.

Secara ringkas hasil uji kategorisasivariabel pola asuh yang diisi siswa me-nunjukkan 0,9% siswa menyatakan polaasuh orang tua mereka dalam kategorikurang. Persentase terbesar yakni 87,3%siswa menyatakan bahwa pola asuh orangtua berada pada kategori cukup, sisanya11,7% siswa lainnya berpendapat pola asuhorang tua dalam kategori kurang.

Berdasarkan hasil perhitungan regresiberganda dapat diketahui bahwa nilai t

hitung

variabel pola asuh orang tua sebesar 11,170nilai tersebut lebih besar daripada nilaittabel

yaitu 1,980 dengan nilai siginifi kansi< 0,05 dan nilai R sebesar 0,271. Hal iniberarti bahwa pola asuh orang tua memilikipengaruh yang signifi kan dengan tindakanmoral siswa. Gambaran data mengenaitindakan moral siswa dapat dilihat padaGambar 3.

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 2, November 2016, Halaman 193-206

Gambar 2. Pernyataan Siswa MengenaiPola Asuh Orang Tua

Baik87,3%

Cukup11,7%

Kurang0,9%

Gambar 3. Pernyataan Siswa MengenaiTindakan Moral

Baik74,1%

Cukup25,3%

Kurang0,6%

Page 9: TERHADAP TINDAKAN MORAL SISAW Abstrakstaffnew.uny.ac.id/upload/132001803/penelitian/12...penalaran moralnya pada tindakan yang agresif. Dewasa ini mulai muncul kekhawatir-an sebagian

201

Secara ringkas variabel tindakan moralyang diisi siswa menunjukkan 90,4%siswa menyatakan tindakan moralnyaberada pada kategori baik. Adapun 25,3%siswa lain menilai tindakan moralnyapada kategori cukup, sisanya 0,6% siswamenyatakan tindakan moral mereka beradapada kategori kurang. Gambaran mengenaitindakan moral siswa yang ada padaGambar 3, tidak berarti hanya dipengaruhioleh guru PPKn dan pola asuh orang,terdapat faktor lain yang juga memberikansumbangan kepada tindakan moral siswa.Untuk itu, perlu dihitung sumbangan efektifdan relatif masing-masing variabel. Hasilperhitunganya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5Perhitungan Sumbangan Efektif dan Relatif

KontribusiEfektif Relatif

Peran guru PPKn 12,3% 31,2%Pola asuh orang tua 27,1% 68,8%Total 39,4% 100,0%

Dengan demikian, dapat dipahamibahwa pola asuh orang tua memilikiperngaruh lebih besar daripada peran guruPPKn terhadap tindakan moral siswa.Hasil analisis dengan regresi bergandamenunjukkan bahwa peran guru PPKn danpola asuh orang tua memiliki pengaruhterhadap tindakan moral siswa, baik secarabersama-sama maupun secara parsial.Peran guru PPKn memberikan pengaruhyang positif bagi tindakan moral siswa.Hal itu karena Mata Pelajaran PPKn tidakhanya berfokus pada aspek pengetahuansemata melainkan juga pada pembentukanperilaku siswa (Patrick & Vontz, 2001, p.41; Doganay, 2012, p. 19). Senada denganpendapat tersebut, beberapa literaturlain seperti Samsuri (2011, p. 5) danQualifi cation and Curriculum Authority(1998, p. 63) sepakat menyebutkan Mata

Pelajaran PPKn memiliki peran untukmembantu siswa tidak hanya menjadicerdas tetapi siswa juga harus baik.

Hasil analisis membuktikan pendapatWouter (2013, p. 28) yang mengatakanapabila guru PPKn mampu mengoptimalkanperannya dengan baik maka akan dapatmemberikan pengaruh yang positif terhadaptindakan moral siswa. Selain itu, hasilanalisis juga menguatkan hasil penelitianyang dilakukan oleh Fauzi, Arianto, danSolihatin (2013) yang menghasilkansimpulan bahwa guru PPKn memiliki peranuntuk membentuk karakter peserta didik.

Untuk mendidik moralitas guru perlumengoptimalkan semua perannya, tidakhanya peran sebagai pengajar. Untuk mem-bentuk watak seperti tindakan moral tidakhanya cukup untuk diajarkan melainkanjuga ditangkap dari interaksinya denganorang-orang di sekitarnya. Interaksi ter-sebut salah satunya antara siswa dan guru.Di sekolah, guru memiliki posisi yangstrategis sebagai pelaku utama untukmengembangkan tindakan moral siswasehingga peran-perannya memang akanmempengaruhi tindakan moral siswanya(Fauzi, Arianto, & Solihatin, 2013, p. 10).

Dari perannya sebagai motivator,guru dapat meningkatkan motivasi siswauntuk melakukan suatu tindakan yangbaik. Tindakan siswa tersebut kemudiandibimbing guru dengan perannya sebagaidirector. Dengan ditambah peran gurusebagai informator dan inisiator, siswayang telah mendapat informasi dari guruakan mampu memunculkan ide-ide sertagagasannya untuk melakukan suatukebaikan. Guru juga perlu menilai tindakan/sikap yang ditunjukkan oleh siswa denganperannya sebagai evaluator. Penilaianyang dilakukan guru diharapkan dapatmengarahkan siswa kepada perubahankepribadian sehingga menjadi manusiasusila yang cakap (Djamarah & Zain, 2010,

Marzuki dan Yoga A. F.: Pengaruh Peran Guru PPKn...

Page 10: TERHADAP TINDAKAN MORAL SISAW Abstrakstaffnew.uny.ac.id/upload/132001803/penelitian/12...penalaran moralnya pada tindakan yang agresif. Dewasa ini mulai muncul kekhawatir-an sebagian

202

p. 48). Dengan demikian, dapat disimpul-kan bahwa antara hasil analisis hipotesisdan kajian teori ditemukan simpulan yangsama yakni bahwa peran guru memilikipengaruh signifikan terhadap tindakanmoral siswa.

Hal tersebut dapat dipahami karenadi sekolah guru merupakan faktor pentingdalam kegiatan belajar mengajar. Alokasiwaktu terbesar siswa di sekolah digunakanuntuk interaksi belajar mengajar denganguru. Kennedy dan Fairbother (2004, p.298) menegaskan teachers are central whenit comes to the implementation of citizenshipeducation in classroorms. Oleh karena itu,guru PPKn harus dapat memaksimalkanperannya guna menanamkan nilai-nilaimoralitas melalui interaksinya dengansiswa saat mengajar. Lickona (1991, pp.77-88) menjelaskan bahwa moralitasberhubungan dengan relasi cara orangsaling memperlakukan sehingga perlakuanyang ditunjukan oleh guru dan dilihat siswaakan mempengaruhi moralitas siswanya.

Seorang guru PPKn dituntut untukmampu memainkan perannya dalam men-didik moral siswanya. Pentingnya peranguru dalam pendidikan karakter dan moraldapat dilihat dari pernyataan Wouter (2013,p. 28) bahwa dalam pendidikan karakterdan moral, peran guru merupakan sesuatuyang penting. Guru dapat menggunakanperannya untuk mendorong para siswapada kebajikan, keberanian, kesederhanaan,keadilan, kebajikan, dan kasih sayang. Lebihlanjut dijelaskannya bahwa guru harusmampu memperluas dimesi pengajaranmoralnya. Untuk itu, guru dapat mengaitkanpengajarannya pada topik-topik moralitasyang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Peran guru PPKn dalam mendidikmoral siswa akan berbeda dengan peranguru mata pelajaran lain karena moral yangditanamkan oleh guru PPKn adalah moral-moral yang berhubungan dengan aktivitas

siswa dan hubungan siswa sebagai warganegara dengan negara dan dengan warganegara lain. Pada buku Citizenship andMoral Education yang ditulis Halstead danPike (2006, p. 40) dinyatakan whereas thevalues with which Citizenship Education isconcerned are the public values of society,Moral Education is just as concerned withprivate virtues or qualities of character aswith public values. Dari kutipan ini dapatdipahami bahwa moral yang ditanamkanoleh Pendidikan Kewarganegaraan adalahmoral yang berfokus pada nilai-nilaikebaikan bersama, bukan hanya kebaikanindividu. Hal tersebut sama seperti yangdiungkapkan Hoge (2002, p. 106) dalamartikelnya yang berjudul CharacterEducation, Citizenship Education, andthe Social Studies. Pada artikelnya, Hogemenjelaskan perbedaan pendidikan karakterdengan Pendidikan Kewarganegaraanseperti pada Tabel 6.

Dari hal itu dapat dipahami bahwaperan guru PPKn dalam mendidik moraltidak dapat digantikan oleh peran gurumata pelajaran lain, atau guru yang berlatarbelakang pendidikan lain yang mengajarkanPPKn. Jika seorang guru PPKn yangtidak berlatar belakang pendidikan PPKnmengajarkan Mata Pelajaran PPKn,dimensi moral yang ada pada PPKn tidakakan dapat dioptimalkan. Meskipun be-berapa karakter dasar yang ada pada matapelajaran lain dapat menjadi dasar bagiPPKn, Arthur, Davison, dan Lewis (2005,p. 20) menegaskan “... need to understandsomething of what is mean by ethicsand morality in context of teaching...”.Untuk mendidik nilai seorang guruharus memahami etika dan moralitasyang tertuang pada materi pelajaranya,kemudian menyampaikanya bersamaandengan materi pembelajaran. Makadari itu, mendidik moral yang berkaitandengan kewarganegaraan, guru harus

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 2, November 2016, Halaman 193-206

Page 11: TERHADAP TINDAKAN MORAL SISAW Abstrakstaffnew.uny.ac.id/upload/132001803/penelitian/12...penalaran moralnya pada tindakan yang agresif. Dewasa ini mulai muncul kekhawatir-an sebagian

203

benar-benar mengerti yang dimaksuddengan citizenship dan perannya untukdapat mentransferkan pengetahuannyakepada siswanya (Sigauke, 2013, p. 126).

Selain membuktikan dan menguatkanteori bahwa peran guru PPKn mampumemengaruhi tindakan moral siswa, hasilanalisis di atas dapat membuktikan bahwaorang tua memiliki pengaruh yang besarterhadap moralitas anak (Narvaez & Lapsey,2009, p. 159; Hardy, Padilla-Walker, &Carlo, 2008, p. 205) . Hal tersebut terjadikarena orang tua dalam sebuah keluargadijadikan tempat pertama bagi anak untukbelajar tentang nilai-nilai (Lickona, 2004,p. xxiv). Di dalam keluarga, orang tuamulai mengajarkan dasar-dasar nilai moralsebelum anak mulai belajar pada keadaan

Tabel 6Perbedaan antara Pendidikan Karakter dan Pendidikan Kewarganegaraan

No Comparison Focus Character Education Citizenship Education1 Central concern

Content taughtImproved peopleCharacter traits and values

Improved governmentKnowledge of government,law, and politics

2 Pre-eminent values Responsibility; respect forself and others; honesty;kindnedcaring; fairness;cooperation

Freedom; equality; legal rights;justice; citizen participation;patriotism; respect for diversity,authority, property and privacy

3 Fears Bad people; loss oftraditional moral standards

Bad government; loss of freedomand rights

4 Instructionalconcern

The internalization ofestablished prosocial values

The acquisition of citizenshipknowledge and skills

5 Instructional focus Individuals; personalbehavior

Society; social problems

6 Areas ofimplementationand advocates

Implemented mostly inelementary; advocates are adiverse group of educatorswho embrace the need forcharacter education

Implemented mostly in middle andhigh schools; advocates are socialstudies educators, who haveassumed citizenship educationresponsibilites

7 Dominantinstructionalmethods

Trait-of-the-week instruction;slogans; instructivebiography; rewardsprograms

Direct instruction on government,law, and politics; issues-baseddiscussions; mock trials and fi eldtrips

Sumber: Hoge (2002, p. 106).

lain yang ada di luar keluarganya. Modelperilaku orang tua baik secara langsungmaupun tidak langsung akan dipelajaridan ditiru oleh anak. Anak melihat danmenjadikan orang tua sebagai model untukbersikap, bertutur kata, mengekspresikanharapan, tuntutan, dan kritikan satu samalain, menanggapi dan memecahkanmasalah, serta mengungkapkan perasaandan emosinya.

Hasil analisis data juga menguatkantemuan dari penelitian Baumrind padatahun 1991 yang menyebutkan bahwamodel perilaku orang tua memberikandampak bagi perkembangan kepribadiananak. Dari penelitian Baumrind (1991),diketahui terdapat tiga pola asuh utamayang digunakan orang tua. Pertama,

Marzuki dan Yoga A. F.: Pengaruh Peran Guru PPKn...

Page 12: TERHADAP TINDAKAN MORAL SISAW Abstrakstaffnew.uny.ac.id/upload/132001803/penelitian/12...penalaran moralnya pada tindakan yang agresif. Dewasa ini mulai muncul kekhawatir-an sebagian

204

pengasuhan otoriter (authoritarian parent-ing) merupakan gaya mengasuh denganmembatasi dan menghukum anak, polaasuh ini biasanya terjadi ketika orang tuaingin memaksa anak untuk mengikutiarahan mereka dan menghormati pekerjaanserta upaya mereka. Kedua, pengasuhanotokratif (authoritative parenting) polaasuh ini orang tua mendorong anaknyauntuk menjadi mandiri, tetapi masihmenempatkan batasan dan kontrol atastindakan anaknya. Ketiga, pola asuhpermisif (permisive parenting), pada polaasuh ini orang tua cenderung memberikanbanyak kebebasan kepada anaknya dankurang memberikan kontrol.

Pada beberapa literatur Baumrind(1966, p. 887), Lickona (2004, p. 67), danSantrock (2011, p. 78) menyebutkan bahwapola asuh otokratif dianggap memiliki efekpaling bagus dalam perkembangan moralremaja. Otokratif memberikan kebijakanbatas terhadap tindakan yang dilakukanoleh anak. Akan tetapi, penelitian dariChan, Bowes, dan Wyver (2009, pp. 631-632) menunjukkan fakta bahwa pemilihanmodel pola asuh orang tua di Hongkongdidasarkan pada tujuan orang tua kepadaanak, ketika seorang ibu menggunakangaya otoriter sebenarnya menunjukkanperasaannya guna merespons anak ketikatidak patuh terhadapnya. Dari hal inidapat diketahui bahwa meski otokratifdianggap baik bagi perkembangan moralanak, namun ada saat ketika orang tuamemang harus menggunakan model polaasuh otoriter. Pola asuh permisif akanmendorong anak untuk melakukan sesuatuberdasarkan keinginannya sendiri sehinggaketika dewasa anak tidak akan mematuhinilai-nilai moralitas yang sekiranya tidakdisukainya. Dengan demikian, hasil analisispada penelitian ini memiliki kesesuaiandengan teori para ahli.

SIMPULANPeran guru PPKn memiliki pengaruh

siginifi kan dan positif terhadap tindakanmoral siswa kelas VIII SMP Negeri diKabupaten Ngawi yakni sebesar 12,3%,artinya jika peran guru semakin baik,tindakan moral siswa juga akan semakinbaik. Beberapa peran yang dapat dilakukanguru PPKn untuk dapat mempengaruhitindakan moral siswa yakni seperti,memotivasi, mengarahkan, menjadiinisiator, menjadi informator, menjadievaluator, dan menjadi fasilitator yangbaik bagi siswa. Pola asuh orang tua jugamemiliki pengaruh signifi kan dan positifterhadap tindakan moral siswa kelas XIIISMP Negeri di Kabupaten Ngawi yaknisebesar 27,1%. Artinya, semakin baik polaasuh orang tua semakin baik juga tindakanmoral siswa. Beberapa pola asuh yangdigunakan orang tua siswa SMP Negeridi Kabupaten Ngawi seperti permisif,otoriter, dan otokratif. Terdapat pengaruhyang signifi kan dari peran guru PPKn danpola asuh orang tua secara bersama-samaterhadap tindakan moral siswa kelas VIIISMP Negeri di Kabupaten Ngawi dengankontribusi sebesar 39,4%.

Dengan semakin banyaknya hal negatifyang mampu mempengaruhi moral siswa,guru harus siap mengoptimalkan peran yangdimilikinya untuk mendidik moral siswa.Guru PPKn tidak boleh terlalu berfokuspada pengetahuan semata, melainkan jugapada perilaku penerapan dari pengetahuanyang diberikan. Hendaknya orang tuamengasuh anaknya dengan baik dan tidakmenampilkan hal-hal tidak terpuji yangdapat ditiru oleh anak. Orang tua hendaknyatidak hanya menyerahkan tangung jawabpendidikan moral kepada guru semata,melainkan juga harus ikut berperan secarabersama-sama dan bersinergi dengan yangdiajarkan guru di sekolah.

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 2, November 2016, Halaman 193-206

Page 13: TERHADAP TINDAKAN MORAL SISAW Abstrakstaffnew.uny.ac.id/upload/132001803/penelitian/12...penalaran moralnya pada tindakan yang agresif. Dewasa ini mulai muncul kekhawatir-an sebagian

205

DAFTAR PUSTAKAAdvisory Group on Citizenship, & Crick, B.

(1998). Education for citizenship andthe teaching of democracy in schools:fi nal report of the advisory group oncitizenship. London: Qualificationsand Curriculum Authority.

Arikunto, S. (2010). Manajemen penelitian.Jakarta: Rineka Cipta.

Baumrind, D. (1991). Effective parentingduring the early adolescent transition.Dalam P. E. Cowan dan E.MHetherington (Eds.), Advances inFamily Research (pp. 111-163).Hillsdale, N.J.: Lawrence ErlbaumAssociates.

Baumrind, D. (1991). The influenceof parenting style on adolescentcompetence and substance use. Journalof Early Adolescence, 11(1), 56-95.

Carlo, G., McGinley, M., Hayes, R.,Batenhorst, C., & Wilkinson, J. (2007).Parenting styles or practices: Parenting,sympathy, and prosocial behaviorsamong adolescents. The Journal ofGenetic Psychology: Research andTheory on Human Development, 168(2), 147-176.

Chan, S. M., Bowes, J., & Wyver, S. (2009).Parenting style as a context for emotionsocialization. Early Education andDevelopment, 20(4), 631-656.

Djamarah, S. B., & Zain, A. (2010). Strategibelajar mengajar. Jakarta: RinekaCipta.

Doganay, A. (2012). A curriculum frame-work for active democratic citizenshipeducation. Dalam M. Print & D. Lange(Eds), Schools curriculum and civiceducation for building democraticcitizens (pp. 19-39). Rotterdam: SensePublisher.

Fauzi, F. Y., Arianto, I., & Solihatin, E.(2013). Peran guru pendidikan Pan-casila dan Kewarganegaraan dalam

upaya pembentukan karakter pesertadidik. Jurnal Ilmiah Skripsi PPKNUNJ, 1(2), 1-15.

Francisca, L., & Ajisuksmo, C. R. P. (2015).Keterkaitan antara moral knowing,moral feeling, dan moral behaviorpada empat kompetensi dasar guru.Jurnal Kependidikan, 45(2), 211-221.

Hadiyanta, N. (2013). Penerapan modelpembelajaran contextual teaching andlearning (CTL) untuk meningkatkanhasil belajar PKn.Jurnal Kependidikan,43(1), 32-38.

Halstead, M., & Pike, M. (2006). Citizenshipand moral education: Values in action.London: Routledge.

Hardy, S. A., Padilla-Waker, L.M., & Carlo,G. (2008). Parenting dimensions andadolescents internalisation of moralvalues. Journal of Moral Education,37(2), 205-223.

Hoge, J. D. (2012). Character eduction,citizenzhip education, and the socialstudies. Journal of Moral Education,93(3), 103-108.

Kennedy, K. J., & Fairbrother, G. P. (2004).Asian perspectives on citizenshipeducation in review: Postcolonialconstructions or precolonial values?In W. O. Lee, D. L. Grossman, K. J.Kennedy, & G. F. Fairbrother (Eds.).Citizenship education in Asia andthe Pacifi c: Concepts and issues (pp.289-301). Hong Kong: University ofHong Kong Comparative EducationResearch Centre/Kluwer AcademicPublisher.

Kusuma, F. I., Sutadji, E., & Tuwoso.(2014). Kontribusi dukungan orangtua, penguasaan pengetahuan dasar,dan motivasi berprestasi terhadappencapaian kompetensi kejuruan.Jurnal Kependidikan, 44(1), 1-14.

Leman, P. J. (2005). Authority in moralreasons: Parenting style and children’s

Marzuki dan Yoga A. F.: Pengaruh Peran Guru PPKn...

Page 14: TERHADAP TINDAKAN MORAL SISAW Abstrakstaffnew.uny.ac.id/upload/132001803/penelitian/12...penalaran moralnya pada tindakan yang agresif. Dewasa ini mulai muncul kekhawatir-an sebagian

206

perceptions of adult rule justifi cations.International Journal of BehavioralDevelopment, 29(4), 265-270.

Lickona, T. (1991). Educating for character.New York: Bantam Books.

Lickona, T. (2004). Character matters:How to help our children develop goodjudgment, integrity, and other essentialvirtues. New York: Bantam Books.

Lohaus, A., Vierhaus, M. & Ball, J.(2009). Parenting styles and health-related behavior in childhood andearly adolescence. Journal of EarlyAdolescence, 29(4), 449-475.

Lunenberg, M., Dengerink, J., & Korthagen,F. (2014). The professional teachereducator: Roles, behaviour, andprofessional development of teachereducators.Amsterdam: Sense Publisher.

Marzuki. (2015). Pendidikan karakterIslam. Yogyakarta: Amzah.

Mrnjaus, K. (2012). Teacher competencesfor educat ion for democrat iccitizenship. Dalam John J. Patrick danRobert S. Leming (eds.). Principlesand practices of democracy in theeducation of social teacher (pp. 39-64).Blomington in: ERIC Clearinghousefor social Studies/Social ScienceEducation, ERIC Clearinghouse forInternational Civic Education, andCivitas.

Narvaez, D. & Lapsey, D.K. (2009). Moralidentity, moral fungtioning, and thedevelopment of moral character.Burlington: Academic Press.

Pradyanita, R. A. (2013). Perilakusiswa dalam pergaulan bebasdi SMPN 1 Lembeyan (Laporanpenelitian). Diunduh dari UniversitasMuhammadiyah Ponorogo situs: http://

digilib.umpo.ac.id/files/disk1/10/jkptumpo-gdl-renyaprill-459-1-abstrak,-a.pdf.

Rel Madiun ancam pengendara motor.(2016, 20 Januari). Madiun Pos, p. 1.

Samsuri. (2011, Januari). Mengapa (perlu)pendidikan karakter? Kaji ulangpengalaman di FISE UniversitasNeger i Yogyakar ta . Maka lahdipresentasikan pada Sosialisasi MataKuliah Pendidikan Karakter di FISEUNY di Wonosobo.

Santrock, J . (2011). Educat ionalpsychology. New York: The Mc GrawHill Companies.

Sardiman. (2012). Interaksi dan motifasibelajar mengajar. Jakarta: RajawaliPers.

Schroeder, R. (2010). Parenting and adultcriminality: An examination of directand indirect effects by race. Journalof Adolescent Research, 25(1), 64-98.

Sigauke, A. T. (2013). Citizenshipeducation in the social sciencesubjects: An analysis of the teachereducation curriculum for secondaryschools. Australian Journal of TeacherEducation, 38(11), 126-139.

Main layaknya suami isteri, pelajar SMPdigerebeg warga. (2014, 24 April).Sinar Ngawi, p. 1.

Sugiyono. (2010). Statistik untuk penelitian.Bandung: Alfabeta.

Widhiarso, W. (2008). Menghitungsumbangan efektif terhadap variabeldependen . Yogyakarta: FakultasPsikologi UGM.

Wouter, S. (2013) The meaning of rolemodelling in moral and charactereducation. Journal of Moral Education,42(1), 28-42.

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 2, November 2016, Halaman 193-206

Page 15: TERHADAP TINDAKAN MORAL SISAW Abstrakstaffnew.uny.ac.id/upload/132001803/penelitian/12...penalaran moralnya pada tindakan yang agresif. Dewasa ini mulai muncul kekhawatir-an sebagian

INDEKS SUB-JEK

Symbols

A

B

C

D

Eex-post facto, 193

F

Ggood character, 194

H

I

J

K

L

Mmoral feeling, 194moral knowing, 194

N

O

P

peran guru PPKn, 193, 195-197, 199-204PERAN GURU PPKn, 193pola asuh orang tua, 193, 196,197, 199-201, 204POLA ASUH ORANG TUA, 193

Q

R

S

Ttindakan moral siswa, 193-197, 199-204TINDAKAN MORAL SISWA, 193

U

V

W

X

Y

Z